Perbedaan Pengaruh Problem Based Learning Dan Guided Discovery Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis...

download Perbedaan Pengaruh Problem Based Learning Dan Guided Discovery Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Pada Materi Limbah

of 5

description

mn

Transcript of Perbedaan Pengaruh Problem Based Learning Dan Guided Discovery Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis...

PERBEDAAN PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATERI VIRUS

JURNAL

Potensi Integrasi Problem Based Learning DenganPembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam MeningkatkanKeterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa

Berpikir kritis adalah kesadaran berpikir sendiri (selfreflection), dan kemampuan (keterampilan dasar) serta kemauan (kemauan untuk bertanya) untuk mengklarifikasi dan meningkatkan pemahaman yang membantu dalam menarik kesimpulan yang tepat dan membuat keputusan terbaik dalam konteks (basis pengetahuan). Keterampilan kognitif yang merupakan inti dari keterampilan berpikir kritis meliputi; interpretasi, analisis , evaluasi, inferensi, penjelasan, dan self-regulation. Potensi Integrasi Problem Based Learning dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi integrasi PBL dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiwa. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan pretest-postest nonequivalent control group Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa baru yang tersebar pada 4 program studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis mahasiswa, sehingga strategi integrasi PBL+Jigsaw lebih berpotensi meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa dibanding strategi pembelajaran konvensional.

Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based learning)Pada Perkembangan Hewan Untuk Peningkatan PenguasaanKonsep Dan Berfikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi Fkip UNRI

Telah dilakukan penelitian perbaikan pembelajaran dalam melalui Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep yang dilihat dari hasil belajar, dan berfikir kritis mahasiswa yang dilihat dari kemampuan pemecahan masalah pada matakuliah perkembangan hewan program studi pendidikan biologi FKIP UNRI pada semeter genap tahun akademis 2008/2009 berjumlah 58 orang, terdiri dari 49 orang wanita dan 9 orang pria. Inti dari pembelajaran berdasarkan masalah adalah pemecahan masalah (problem solving)yang menyebabkan mahasiswa memiliki pengalaman belajar yang menantang, menyenangkan, dan melatih berfikir kritis. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar yang perlu dikembangkan dalam diri mahasiswa. Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui latihan karena dapat melatih mahasiswa ke arah keterampilan berfikir tinggi, mereka dapat menilai dengan bukti dan menemukan alternatif penyelesaian masalah. Menurut Ruggiero berfikir merupakan suatu kegiatan mental yang membantu merumuskan dan memecahkan masalah, membuat keputusan, atau berfikir adalah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna. Secara keseluruhan kemampuan berfikir kritis mahasiswa dari mata kuliah perkembangan hewan tergolong baik. Kemampuan berfikir yang tertinggi pada aspek mengumpulkan data, dan terendah pada aspek menilai pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan mahasiswa telah mampu dalam mengumpulkan data, dalam hal ini mengumpulkan informasi berkaitan dengan tugas yang diberikan dari berbagai sumber. Sebagian besar mahasiswa mengumpulkan informasi melalui internet dan mendownload artikel dan gambar-gambar entang organogenesis dan tentang kelainan perkembangan pada manusi

Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Pada Materi Pemantulan Cahaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis

Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan model pembelajaran guided discovery pada materi pemantulan cahaya terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa SMP. penelitian ini merupakan penelitian eksperimen design control group protest posttest.pengambilan sample penelitan menggunakan teknik simple random sampling dengan dua kelas secara acak. Berfikir kritis merupakan salah stau tahapan berfikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. berfikir kritis didefinisikan sebagai suatu proses kompleks yang melibatkan suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data dengan mempertimbangkan aspek kuantitatif serta melakukan seleksi atau membuat keputusn berdasarkan evaluasi. model pembelajaran discovery merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu secara sistematis, kritis dan lodgis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. pembelajaran discovery dapat menjadikan sisswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa dapat memahami benar konsep yang telah dipelajari, jawaban yan diperoleh dapat meninbulkan rasa puas pada siswa. menurut joolingen discovery learining adalah suatu tipe pembelajaran dimana siswa membangaun pengetahuan mereka sendiir dengan mengadalak suatu percobaan dan menemukan sebuah prinsip dari hasil percobaan tersbut. instrument dalam pemnenlitian diuji menggunakan uji validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebelum digunakan evaluasi. soal evaluasi ynag digunakan adalah berupa soal uraian karena dengan tes ini dapat mengukur kemampuan berfikir kritis siswa. dapat ditarik simpulan bahwa penerapan maodel guided discovery dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa hal ini dpaat dilihat bahwa hasil belajar siswa dimana kelas eksperimen memperoleh rata-rata lebih baik dri pada kelas control.

Efektivitas Dari Metode Guided Discovery Untuk Meningkatkan Kemamppuan Berpikir Kreatif Keterampilan Di Siswa Kelas Kesepuluh SMAN 1 Teras Boyolali Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, dalam pembelajaran biologi siswa tidak hanya diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip saja melainkan merupakan suatu proses penemuan, sehingga dalam mengembangkan pembelajaran biologi di kelas hendaknya ada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi dalam lingkungan Namun kenyataan di lapangan sistem penyampaiannya lebih di dominasi oleh guru, serta proses komunikasinya satu arah. Guru yang memegang kendali, memainkan peran aktif, sementara siswa duduk menerima secara pasif. Menurut Suryosubroto (2002), seorang guru ada yang menerapkan metode penemuan terpimpin (guided discovery), penemuan tidak terpimpin sama sekali dan metode inquiry. Pada penemuan terpimpin (guided discovery) guru mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan membimbing siswa dalam hal mencatat data. Penemuan terpimpin (guided discovery) di rancang untuk mengajarkan konsep dan hubungan antarkonsep. Menurut David dkk (2009), pada saat menerapkan metode discovery terpimpin, guru lebih sedikit menjelaskan dan lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa cenderung aktif dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.Hasil penelitian mengenai pengaruh metode Guided Discovery terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2008) bahwa penerapan metode Discovery berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan tes kemampuan berpikir kreatif, nilai yang tertinggi pada kelas eksperimen adalah pada aspek elaboration, dikarenakan pada aspek ini terdapat aktivitas siswa membuat rancangan eksperimen sendiri tentang pengaruh detergen terhadap kelangsungan hidup ikan. Rancangan eksperimennya meliputi judul rancangan, permasalahan, solusi permasalahan, tujuan, alat dan bahan, cara kerja. Aspek elaboration ini diaplikasikan pada soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berupa pertanyaan essay yang berisi tentang penyusunan suatu rancangan eksperimen untuk mengetahui pengaruh detergen terhadap kelangsungan hidup ikan, sehingga siswa dengan mudah dan benar dalam menjawab soal tersebut.

Pembelajaran Biologi Dengan Guided Inquiry ModelMenggunakan Lks Terbimbing Dan Lks BebasTermodifikasi Ditinjau Dari KreativitasDan Motivasi Berprestasi Siswa

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar kognitif, psikomotor, dan mengukur kreativitas, serta angket untuk motivasi berprestasi dan prestasi belajar afektif. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik, 2) kreativitas memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik, 3) motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi kognitif, afektif, dan psikomotorik, 4) terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif, tetapi tidak pada prestasi belajar afektif dan psikomotorik, 5) tidak terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.Guided Inquiry Model merupakan model pembelajaran yang menekankan dalam proses penemuan konsep.Guided inquiry model berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara metode ilmiah, dan menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri/kelompok untuk memecahkan masalah. Model ini mengembangkan ketrampilan proses sains dan memusatkan perhatian pada pengembangan motivasi, dankemampuan kreatif. Tahapan model pembelajaran Guided inquiry(Kuhlthau, 2007) diawali dengan tahap perumusan masalah (inisiasi), membuat hipotesis (seleksi), merancang percobaan (eksplorasi), melaksanakan percobaan (formulasi), membuat kesimpulan (koleksi), mengkomunikasikan hasil percobaan (presentasi), dan tahap penilaian.