PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR …...PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI DAN EKSPLORASI...
Transcript of PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR …...PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI DAN EKSPLORASI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI DAN
EKSPLORASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT
BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA
SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
ARING NUGROHO
NIM. K 4606019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI DAN
EKSPLORASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT
BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA
SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
ARING NUGROHO
NIM. K 4606019
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. H. Sunardi, M. Kes
NIP. 19581121 199003 1 004
Pembimbing II
Drs. Waluyo, M. Or
NIP. 19660307 199403 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Mulyono, M.M. .......................
Sekretaris : Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or. ......................
Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes. .......................
Anggota II : Drs. Waluyo, M.Or. ......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Aring Nugroho. PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI
DAN EKSPLORASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT
BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA
MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi.
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh
gaya mengajar inklusi dan eksplorasi terhadap hasil belajar lay up shoot bola
basket pada siswa putra kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun
pelajaran 2010/2011. (2) Gaya mengajar yang lebih baik pengaruhnya antara gaya
mengajar inklusi dan eksplorasi terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket
Sejalan dengan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode
ekperimen. Subjek penelitian adalah semua siswa putra kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah 1 Sragen tahun pelajara 2010/2011 berjumlah 40 orang. Jadi
penelitian ini adalah penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan lay up shoot bola basket dari
Imam Sadikun. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf
signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Ada
perbedaan pengaruh antara gaya mengajar inklusi dan eksplorasi terhadap hasil
belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra kelas XI IPA SMA
Muhammadyah 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dengan nilai perhitungan
hasil tes akhir masing-masing kelompok adalah thit sebesar 2.9388 dan nilai
ttabel5% sebesar 1.729. (2) Gaya mengajar inklusi lebih baik pengaruhnya terhadap
hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra kelas XI IPA SMA
muhammadyah 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan kelompok 1
(K1) sebesar 82.65%, lebih besar dari pada kelompok 2 (K2) yaitu 66.67%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Aring Nugroho. DIFFERENCES INFLUENCE THE INCLUSION AND
EXPLORATION OF TEACHING STYLES ON LEARNING OUTCOMES
LAY UP SHOOT A BASKETBALL STUDENT-SON CLASS XI SCIENCE
MUHAMMADIYAH 1 HIGH SCHOOL SRAGEN STUDY YEAR
2010/2011, Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education March
Eleven University of Surakarta, June 2011
The purpose of this study was to determine: (1) The differences influence
the inclusion and exploration of teaching styles on learning outcomes lay up shoot
basketball student-son class XI SCIENCE Muhammadiyah 1 High School Sragen
Study Year 2010/2011. (2) style of teaching is better teaching style influence
between inclusion and exploration of learning outcomes lay up shoot basketball .
In line with the research, this study using experimental methods. Research
subjects are all sons of class XI students-son SCIENCE Muhammadiyah 1 High
School Sragen Study Year 2010/2011 amounted to 40 people. So this research is
the study population. Data collection techniques used were a test and
measurement capabilities shoot a basketball lay-up of Imam Sadikun. Analytical
techniques used by the t test at 5% level sisnifikansi.
Conclusion Based on the research results obtained as follows: (1) There is
a difference between teaching styles influence the inclusion and exploration of
learning outcomes shoot a basketball lay up in class XI student son SCIENCE
Muhammadiyah 1 High School Sragen Study Year 2010/2011. By calculating the
value of the final test results of each group is tcount of 2.9388 and ttable of 1.729. (2)
inclusion style of teaching is better effects on learning outcomes shoot a
basketball lay-up on students' grade son XI SCIENCE Muhammadiyah 1 High
School Sragen Study Year 2010/2011. Increase in group 1 (K1) of 82.65%, greater
than in group 2 (K2) which is 66.67%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesunggunhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
( QS; Al- Insyroh, 94: 5)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan
berhasil jika tidak mencoba. Dan kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda.
( Beverly Sills)
Selalu pendang kedepan jangan selalu pandang kebelakang, karena kalau
kita pandang kebelakang hanya ada penyesalan yang membuat kita putus
asa dan kesenangan yang membuat kita terlena
(Penulis)
Hadapi semua ini dengan tenang, sabar, semangat, ikhlas serta selalu
tawakal kepada Allah SWT.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan
Kepada
SMA MUH 1 Sragen
Ibu dan alm Bapak Tercinta
Kedua Kakakku Tersayang
KMS Menwa 905 UNS
Temen-temen koz
Rekan Prodi Penjaskesrek ’06
Dan Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapakan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan,
tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Prof.Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
3. Waluyo, S.Pd, M.Or. sebagai Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Sunardi, M.Kes. sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. Waluyo, M.Or. sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala SMA MUH 1 Sragen, yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Siswa putra kelas XI IPA SMA MUH 1 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011,
yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
8. Rekan POK ”06 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini
dapat bermanfaat.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................ i
PENGAJUAN ..................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Bola Basket ........................................................................... 7
2. Teknik Dasar Menembak Bola Basket .................................. 8
3. Tembakan Lay Up ................................................................. 13
4. Pembelajaran Penjasorkes...................................................... 17
5. Hakikat Mengajar.................................................................. 20
6. Gaya Mengajar ...................................................................... 25
7. Mengajar Lay up Shoot Bola Basket dengan Gaya Inklusi.... 27
8. Mengajar Lay up Shoot Bola Basket dengan Gaya Eksplorasi.. 30
B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Perumusan Hipotesis .................................................................. 34
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 35
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 35
C. Metode dan Rancangan Penelitian .............................................. 35
D. Variabel penelitian ...................................................................... 37
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 41
A. Deskripsi Data ............................................................................. 41
B. Mencari Reliabilitas .................................................................... 42
C. Uji Prasyarat Analisis Data ......................................................... 42
D. Hasil Analisis Data ..................................................................... 44
E. Pengujian Hipotesis...................................................................... 47
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 49
A. Simpulan ..................................................................................... 49
B. Implikasi ...................................................................................... 48
C. Saran ............................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51
LAMPIRAN ........................................................................................................ 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Lay up shoot Bola
Basket Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2) ........................................... 41
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data .......................................................... 42
Tabel 3 Tabel Range Katagori Reliabilitas ............................................................... 42
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ........................................................ 43
Tabel 5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ............................................................. 43
Tabel 6 Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2 ..... 44
Tabel 7 Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K1........................ 45
Tabel 8 Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K2........................ 45
Tabel 9 Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Akhir Antar Kelompok ...................... 46
Tabel 10 Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan Lay up shoot Bola Basket Dalam Persen Pada K1 dan K2 ...... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Rangkaian Gerakan Lay up shoot Bola Basket .......................................... 15
Gambar 2 Lapangan Tes Lay up shoot Bola Basket ................................................... 71
Gambar 3 Pelaksanaan pemansan................................................................................. 82
Gambar 4 Pelaksanaan Tes Awal Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket................ 83
Gambar 5 Pelaksanaan Pembelajaran Lay Up Shoot dengan Gaya Mengajar
Inklusi......................................................................................................... 83
Gambar 6 Pelaksanaan Pembelajaran Lay Up Shoot dengan Gaya Mengajar
Eksplorasi..................................................................................................... 84
Gambar 7 Pelaksanaan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket................ 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Tes Awal Kemampuan Lay – Up Shoot Bola Basket……….......... 53
Lampiran 2 Uji Relibialitas Data Tes Awal Kemampuan Lay - Up Shoot Bola
Basket…………………………………………………………………………. 54
Lampiran 3 Rengking Data Tes Awal Kemampuan Lay – Up Shoot Bola
Basket....................................................................................................... 56
Lampiran 4 Pengelompokan Sempel Penelitian Dengan Teknik Ordinal Pairing
Berdasarkan Urutan Rengking…………………………………………... 57
Lampiran 5 Uji Normalitas Kelompok 1 dan Kelompok 2………………………….. 58
Lampiran 6 Uji Homogenitas Data Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2…......... 60
Lampiran 7 Data Tes Akhir Kemampuan Lay – Up Shoot Bola Basket..................... 61
Lampiran 8 Uji Relibialitas Data Tes Akhir Kemampuan Lay - Up Shoot Bola
Basket....................................................................................................... 62
Lampiran 9 Rekapitulasi Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan Kemampuan
Lay – Up Shoot Bola Basket..................................................................... 64
Lampiran 10 Rekapitulasi Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan Kemampuan
Lay – Up Shoot Bola Basket………………………………...................... 65
Lampiran 11 Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 Dan Kelompok 2................. 66
Lampiran 12 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1...................... 67
Lampiran 13 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2...................... 68
Lampiran 14 Uji Perbedaan Data Tes Akhir Kelompok 1 dan Kelompok 2................. 69
Lampiran 15 Menghitung Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket
dan persen Kelompok 1 dan Kelompok 2.................................................. 70
Lampiran 16 Petunjuk pelaksanan Tes dan Pengukuran Lay Up Shoot Bola
Basket......................................................................................................... 71
Lampiran 17 Program Mengajar Lay Up Shoot Bola Basket dengan Gaya
Inklusi........................................................................................................ 72
Lampiran 18 Program Mengajar Lay Up Shoot Bola Basket dengan Gaya
Eksplorasi................................................................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum yang berlaku saat ini mempersyaratkan mata pelajaran
pendidikan jasmani harus dipelajari oleh setiap siswa di sekolah. Pembelajaran
pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah terdiri atas cabang olahraga dan
pendidikan kesehatan. Cabang olahraga yang diajarkan di sekolah, di
antaranya olahraga atletik dan permainan. Cabang olahraga atletik meliputi
nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Adapun cabang olahraga permainan di
antaranya permainan bola voli, bola basket, dan sepak bola.
Tujuan pendidikan jasmani diajarkan untuk mencapai perkembangan
total dari kepribadian siswa yang mencakup perkembangan fisik, intelegensi,
emosi, sosial, aspek moral dan spiritual. Oleh karena itu, pendidikan jasmani
di dalamnya terdapat kegiatan kompetitif, terpilih sedemikian rupa, dan
dilaksanakan dengan memerhatikan kaidah-kaidah kesehatan, kesiapan, dan
kematangan peserta didik dan sistem nilai di masyarakat. Untuk mencapai
tujuan tersebut, dibutuhkan materi yang perlu untuk diajarkan kepada para
siswa sebagai subjek sekaligus objek disertai metode pengajaran yang tepat.
Ditinjau dari segi materi pendidikan jasmani, cabang olahraga
permainan termasuk materi pokok yang wajib diajarkan untuk mencapai
kebulatan kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani. Materi pokok
pendidikan jasmani adalah materi yang harus dipelajari oleh siswa sebagai
sarana untuk mencapai kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran. Materi
pokok pendidikan jasmani di antaranya permainan dan olahraga baik
terstruktur maupun tidak yang dilakukan secara perorangan maupun beregu
(Depdiknas, 2004: 19).
Berkaitan dengan cabang olahraga permainan dalam pendidikan
jasmani. Penelitian ini akan mengkaji dan meneliti permainan bola basket.
Perlu diketahui, permainan bola basket termasuk materi pokok yang harus
dipelajari dalam pendidikan jasmani. Materi tersebut berkaitan dengan teknik-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
teknik dasar yang harus dipelajari dalam olehraga permainan bola basket.
Materi tersebut berkaitan dengan peningkatan keterampilan siswa dalam
bermain bola basket. Oleh karena itu, teknik dasar bola basket antara lain: (1)
melempar dan menangkap (passing and catching), (2) dribbling (menggiring
bola), (3) menembak (shooting), (4) pivot atau olah kaki, dan (5) rebound.
Salah satu teknik dasar bermain bola basket yang terpenting adalah
menembak atau shooting. Dapat dikatakan, menang dan kalahnya sebuah tim
dalam permainan bola basket ditentukan oleh banyaknya tembakan yang
masuk ke dalam ring lawan. Semakin banyak tembakan yang masuk, semakin
banyak angka yang diperoleh, dan peluang untuk memenangkan permainan
semakin besar pula. Berdasarkan pelaksanaannya, tembakan dalam permainan
bola basket dibedakan menjadi beberapa macam di antaranya menembak
dengan berlari, menembak dengan meloncat, dan menembak dengan diam di
tempat. Bentu pelaksanaan menembak ini sudah sesuai dengan pendapat
Soebagio Hartoko (1993: 23 – 24) yang menyatakan, ”Ditinjau dari
pelaksanaannya, menembak dapat dilakukan dengan berhenti, memutar,
melompat, dan berlari.”
Teknik dasar menembak yang dapat dilakukan dengan
penggabungan teknik memutar, melompat, dan berlari dalam menembak
adalah lay up. Gerakan lay up sangat kompleks, dapat dilakukan dengan
awalan berlari, melompat, dan lain sebagainya tergantung dengan situasi
permainan di lapangan. Lay up shoot merupakan salah satu bentuk tembakan
yang menuntut keterampilan yang tinggi. Oleh karena itu, untuk dapat
melaksanakan lay up shoot dengan sempurna, peserta didik harus menguasai
teknik bermain bola basket dengan benar terlebih dahulu. Gerakan lay up
shoot merupakan bentuk keterampilan bermain bola basket yang gerakannya
terdiri atas perpaduan beberapa teknik dasar bola basket, yaitu diawali dengan
dribbling atau menangkap bola, kemudian dilanjutkan dengan melangkah dan
meloncat untuk memasukkan bola ke dalam ring lawan. Untuk meningkatkan
kemampuan lay up shoot basket, maka perlu diterapkan cara mengajar yang
tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pada prinsipnya, mengajar bertujuan mengantarkan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dalam proses belajar
mengajar, guru sangat berperan penting untuk menyampaikan materi. Dalam
menyampaikan materi pelajaran, guru dapat menerapkan beberapa metode
atau cara mengajar di antaranya gaya mengajar. Gaya mengajar, menurut
Muhammad Ali (2004: 57) diartikan sebagai ”Aneka ragam perilaku guru
mengajar bila ditelusuri aka diperoleh gambaran tentang pola interaksi antara
guru, isi, atau bahan pelajaran dan siswa. Pola umum interaksi guru, isi, atau
bahan pelajaran dan siswa diistilahkan dengan gaya mengajar atau teaching
style.”
Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000: 28 – 32) membagi macam
gaya mengajar menjadi tujuh, yaitu ”(1) Gaya mengajar komando; (2) Gaya
mengajar praktik; (3) Gaya mengajar resiprocal; (4) Gaya mengajar inklusi;
(5) Gaya mengajar ekslorasi; (6) Gaya mengajar guided discovery; dan (7)
mengajar divergent production.” Masing-masing gaya mengajar yang sudah
disebutkan di atas, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Menurut
fungsinya, gaya mengajar adalah cara untuk memberi kemudahan dalam
penguasaan tugas ajar. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan
dalam menyajikan bahan pelajaran, sehingga siswa harus memiliki
kemampuan dalam menyajikan kemampuan, sehingga siswa menjadi tertarik
dan ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar yang diadaka guru.
Semakin banyak partisipasi siswa dalam belajar mengajar, akan
mempermudah guru dalam memberikan evaluasi nantinya. Untuk membuat
siswa semakin berpartisipasi di setiap pertemuan, maka bermacam-macam
gaya mengajar di atas dapat dipilih oleh guru agar tujuan yang ingin dicapai
dalam mengajar dapat terpenuhi.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan menggunakan gaya
mengajar inklusi dan eksplorasi terhadap hasil belajar lay up shoot bola
basket. Dari kedua macam gaya tersebut, yang memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Sebagai pengantar, gaya mengajar inklusi adalah
metode mengajar dengan memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
inklusi memberikan tugas yang berbeda-beda tingkatannya. Metode ini
mendorong siswa untuk menentukan tingkat penampilannya. Adapun gaya
eksplorasi adalah metode mengajar di mana guru melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dari beraneka sumber. Untuk mengetahui gaya mengajar mana yang
lebih baik pengaruhnya untuk meningkatkan hasil belajar lay up shoot, maka
perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori maupun praktik
melalui eksperimen.
Gaya mengajar inklusi dan eksplorasi dieksperimenkan pada siswa
putra kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
Dari pembelajaran permainan bola basket termasuk lay up shoot di kelas XI
IPA SMA Muhammadiyah I Sragen belum menunjukkan hasil yang
maksimal. Tidak semua siswa putra kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I
Sragen mampu melakukan lay up shoot dengan baik dan benar. Kemampuan
lay up shoot bola basket putra kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Sragen
tahun pelajaran 2010/2011 yang belum maksimal disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain: waktu pembelajaran yang relatif singkat 2 x 45 menit dan
diberikan satu atau dua kali pertemuan tidak memungkinkan untuk
meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket siswa secara maksimal.
Beragamnya metode pembelajaran menuntut seorang guru untuk
selalu mengembangkan pengetahuannya. Setiap guru banyak yang sudah tahu
beragamnya metode pembelajaran tersebut, tetapi karena keterbatasan waktu;
guru belum bisa menerapkan model mengajar secara inklusi dan eksperimen
sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan melakukan lay up shoot bola
basket. Pembelajaran yang diterapkan dalam pendidikan jasmani pada
umumnya dilaksanakan secara global, tanpa merancang pembelajaran yang
rinci, termasuk di dalamnya memilih gaya mengajar. Oleh karena itu, guru
dituntut mempunyai strategi mengajar yang baik dan tepat, di antaranya gaya
mengajar inklusi dan gaya mengajar eksplorasi. Untuk mengetahui pengaruh
gaya mengajar inklusi dan eksplorasi terhadap hasil belajar lay up shoot bola
basket, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul ”Perbedaan Pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Gaya Mengajar Inklusi dan Eksplorasi terhadap Hasil Belajar Lay up Shoot
Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Sragen
tahun pelajaran 2010/2011.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, dalam
penelitian ini perumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut.
1. Adakah perbedaan pengaruh gaya mengajar inklusi dan eksplorasi
terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra kelas
Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Sragen tahun pelajaran 2010/2011?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara gaya mengajar inklusi dan
eksplorasi terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra
kelas Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Sragen tahun pelajaran
2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh gaya mengajar inklusi dan eksplorasi terhadap hasil
belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra kelas Kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah I Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
2. Gaya mengajar yang lebih baik pengaruhnya antara gaya mengajar inklusi
dan eksplorasi terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa
putra kelas Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Sragen tahun pelajaran
2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan
dapat memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket yang dijadikan
objek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman guru penjaskes di SMA
Muhammadiyah I Sragen tahun pelajaran 2010/2011, khususnya peranan
gaya mengajar untuk meningkatkan pengusaan teknik bola basket,
terutama lay up shoot bola basket.
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Bola Basket
a. Permainan Bola Basket
Bola basket diciptakan oleh James A. Smith, orang Amerika
Serikat, pada tahun 1891. Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan lima
pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan
memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal
serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan
tangan atau dengan men-dribble-nya (batting, pushing, atau tapping)
beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara
bersamaan.
Permainan bola basket dapat dilakukan dengan bola tiap pemain
boleh mendorong bola, memukul bola dengan telapak tangan terbuka,
melemparkan, menggelindingkan atau menggiring bola ke segala arah
dalam lapangan permainan. Keterampilan terpenting dalam permainan
bola basket adalah kemampuan untuk shooting atau menembakkan bola ke
dalam keranjang yang merupakan inti dari strategi permainan bola basket.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bola Basket
Teknik dasar permainan bola basket yang harus dikuasai oleh
setiap pemain adalah (1) melempar dan menangkap (passing dan
catching), (2) menggiring (dribbling), (3) menembak (shooting), (4) pivot
atau oleh kaki, dan (5) merayah (rebound) (A. Sarumpaet dkk, 1992:
223).
Secara umum, teknik bola basket dapat dikelompokkan menjadi
dua macam, yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola.
Kedua teknik dasar tersebut merupakan komponen-komponen dalam
permainan bola basket yang saling berkaitan terhadap keterampilan
bermain bola basket. Dengan menguasai teknik dasar, maka akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
membantu penampilannya baik secara individu maupun secara kolektif;
sehingga mempunyai peluang untuk memenangkan pertandingan.
2. Teknik Dasar Menembak Bola Basket
a. Pentingnya Menembak dalam Bola Basket
Menurut Soebagio Hartoko (1993: 38), salah satu teknik dasar
terpenting dalam bola basket adalah keahlian menembak, karena
kemenangan suatu pertandingan ditentukan dengan jumlah tembaka yang
dibuat oleh satu regu. Berdasarkan pendapat di atas, menembak sangat
penting karena kemenangan suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan
yang masuk. Semakin banyak tembakan yang masuk, semakin banyak
pula angka/nilai yang diperoleh sebuah regu. Untuk menciptakan
penembak-penembak yang baik, pemain bola basket harus tahu situasi
yang dihadapi. Artinya, dalam situasi seperti apa, pemain bola basket
harus menembak dengan menggunakan teknik apa.
Keberhasilan tembakan dalam permainan bola basket
dipengaruhi oleh banyak faktor. Penguasaan teknik yang baik dan rasa
percaya diri. Menurut Wissel, hubungan antara percaya diri dalam
menembak dan keberhasilan dalam menembak adalah faktor yang paling
konsisten dalam diri penembak-penembak andal. Oleh karena memiliki
rasa percaya diri, penembak dapat mengatasi tekanan dari lawan, mampu
mengontrol pikiran dan perasaan serta memiliki penguasaan teknik yang
baik saat melakukan tembakan adalah sesuatu mutlak dimiliki oleh pemain
bola basket. Untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dalam menembak
serta keberhasilan menembak diperlukan latihan terus-menerus secara
rutin dan sungguh-sungguh.
b. Mekanisme Menembak
Menurut Wissel, mekanika dasar tembakan bebas terdiri atas: ”1)
Pandangan, 2) Keseimbangan, 3) Posisi Tangan, 4) Pengaturan Siku, 5)
Irama tembakan, dan 6) Followtrough.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Pandangan
Pusatkan mata pada ring, tujukan hanya pada sisi muka
lingkaran untuk semua jenis tembakan kecualai untuk tembakan pantulan
(bank shoot). Gunakan tembakan samping jika anda pada posisi 45
derajatdari papan ring. Sudut 45 derajat ini terbentuk dari jarak antara
kotak dan tanda di tengah lane line. Jarak sudut sisi yang disebut 45-
degree funnel melebar ketika bergerak keluar. Untuk tembakan sisi,
tunjukan pada puncak dekat sudut kotak pada papan ring.
2) Keseimbangan
Berada dalam keseimbangan memberikan tenaga dan kontrol
irama tembakan. Basis atau posisi kaki adalah dasar keseimbangan, dan
menjaga kepala segaris kaki (basis) sebagai kontrol keseimbangan.
Rentangkan kaki selebar bahu dan arahkan jari kaki ke depan.
Kakin pada posisi tangan yang menembak harus di depan(kaki kanan
untuk tembakan tangan kanan). Jari kaki yang di belakang harus sejajar
dengan tumit dari kaki yang menembak.
Tekuk kaki. Ini akan memberikan tenaga penting untuk
tembakan. Pemain pemula dan yang sudah kecapaian sering gagal
menekuk lututnya hingga kekuranagan tenaga untuk melontarkan bola
dengan tenaga kaki, mereka cenderung melempar bola dari belakan g
kepala atau pinggul sehingga melakukan kesalahan.
Kepala harus segari pinggang dan kaki. Kepala mengontrol
kaki dan harus nsedikit lebih maju ke depan membuat garis menanjak
antara bahu dan tubuh bagian atas dengan ring. Bahu harus rileks.
3) Posisi Tangan
Posisi tangan paling disalah artikan. Untuk menembak adalah
penting menempatkan tangan tepat di belakang bola. Juga penting
menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola sebagai
penjaga keseimbangannya.posisi ini disebut block in tuck. Tangan untuk
menembak bebas dan tak perlu menjaga keseimbangan bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Letakkan tangan cukup rapat dengan rileks dan jari-jari
terentang secukupnya. Jaga ibu jari penembak rileks dan tidak terentang
lebar (menghindarkan tegangan pada tangan dan lengan atas). Posisi
tangan yang rileks akan menjadi alami, bola berada pada jari, jadi tidak
pada telapak tangan.
Tempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola.
Seimbangkan paling tidak oleh dua jari (jari manis dan kelingking).
Lengan dari tangan yang tidak menembak pada posisi leluasa dengan
siku menunjuk ke belakang dan ke samping.
Tempatkan tangan yang menembak secara langsung di
belakang bola, jari telunjuk pada posisi tengah: Bola dilepaskan dari jari
telunjuk. Pada lemparan bebas harus ada tempo jari telunjuk tepat berada
dikatup atau tanda lain pada bagian tengah bola, agar kontrol dan
sentuhan ujung jari yang sudah terbangun dapat menghasilkan lemparan
yang lembut tapi tepat.
4) Pengaturan Siku
Pegang bola di depan dan di atas bahu untuk menembak,
antara telinga dan bahu. Pertahankan siku-siku tetap di dalam. Saat siku
penembak di dadlam, bola sejajar dengan basket. Beberapa pemain tidak
memilikim kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak di
belakang bola saat siku di dalam. Pada kasus seperti ini, pertama-tama
letakkan tangan anda di belakang bola dan kemudian gerakkan siku ke
dalam sejauh mana mereka mampu.
5) Irama Tembakan
Menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu,
siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola
yang halus, berbarengan dengan gerakan mengangkat yang ritmis.
Kekuatan inti dan ritme tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki.
Awali lutut sedikit lentur: Tekuk lutut dan kemudian rentangkan
sepenuhnya di dalam gerakan naik-turun. Saat kaki terentang
sepenuhnya, punggung danbahu terentang ke arah atas. Ketika tembakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dimulai bola ditata kembali mulai dari tangan penyeimbang ketangan
menembak. Saat terbaik menyinggungkan bola adalah dengan menarik
pergelangan tangan sasmpai terlihat lipatan kulit. Sudut ini memberi
pelepesan yang cepat dan follow through yang konsisten. Arahkan
lengan, pergelangan tangan dan jai lurus pada ring dengan sudut
kemiringan 45 sanpai 60 derajat, rentangkan tangan selurusnya sampai
siku. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari pelenturan
pergelangan tangan dan jari k depan dan ke bawah. Lepaskan bola dadri
jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat
putaran sisi belakang bola danmemperhalus tembakan. Pertahankan
tangan keseimbangan pada bola sampai titik pelepasan.
Jumlah dorongan yang harus diberikan pada bola bergantung
dari jarak tembakan. Untuk jarak dekat lengan pergelangan tangan dan
jari memberi dorongan yang besar. Tembakan jarak jauh memberikan
tenaga/dorongan kaki, punggung dan bahu. Ritme yang lancar dan follow
through yang sempurna juga akan meningkatkan jarak tembak.
Jump shoot harus disertai dengan lompatan dan kemudian pada
titik puncak lompatan tembakan bola dengan lengan, pergelangan dan
jaro dengan seluruh tenaga pada one-hand set shoot, angkat bola serentak
dengan kaki, punggung danj bahu terentang ke atas.
6) Followtrough
Setelah melepaskan bola dari jari tengah, pertahankan lengan
untuk tetap di atas dan terrentang sepenuhnya dengan jari yengah
menunjuk lurus pada target.telapak tangan seharusnya menghadap ke
bawah, dan telapak tangan keseimbangan menghadap ke atas.
Pertahankan mata pada sasaran, dan lengan anda tetap di atas pada posisi
pemyalesaian follow-through sampai bola menyentuh ring lalu bersiap
kembalui untuk rebound atau masuk padad posisi bertahan.
c. Macam-Macam tembakan (Shooting) dalam Bola Basket
Pelaksanaan menembak dalam bola basket dapat dilakukan
dengan beberapa macam. Soebagio Hartoko (1993: 23 -24) menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bahwa, ”bila dilihat dari posisi badan saat menembak, tembakan dalam
permainan bola basket dapat dibedakan menjadi (1) menghadap papan, (2)
membelakangi papan. Ditinjau dari pelaksanaannya, menembak dapat
dilakukan dengan berhenti, memutar, melompat, dan berlari. Adapun
jenis-jenis menembaj dalam permainan bola basket menurut Soebagio
Hartoko (1993: 24) sebagai berikut.
1) Menghadap papan dengan sikap berhenti
a) Tembakan dua tangan dari dada (two handed set shoot)
b) Tembakan dua tangan dari atas kepala (two handed overhead
set shoot)
c) Tembakan satu tangan (one handed set shoot)
d) Tembakan satu tangan dari atas kepala (one hand over head
shoot)
2) Menghadap papan dengan sikap melompat
a) Tembakan lompat dengan dua tangan kanan atau tangan kiri
(right/left hand lay up shoot)
b) Tembakan lompat dengan satu tangan (one handed jump shoot)
3) Menghadap papan dengan sikap lari
a) Tembakan lay updengan tangan kanan atau tangan kiri
(right/left hand lay up shoot)
b) Tembakan lay updengan dua tangan dari bawah (two hand
under hand lay up shoot)
c) Tembakan lay updengan dua tangan dari atas kepala (two hand
over head lay up shoot)
d) Tembakan lay updengan satu tangan dari bawah (one hand
under head lay up shoot)
e) Tembakan lay updengan satu tangan running (one hand shoot)
4) Membelakangi papan dengan sikap berhenti
a) Tembakan memutar lurus di bawah keranjang (straight trun
shoot under basket)
b) Tembakan melangkah di bawah keranjang (stop away shoot
under basket)
c) Tembakan kaitan (the hook shoot)
d) Tembakan setengah gaetan (the half hook shoot)
e) Tembakan ayunan di abwah keranjang dengan satu tangan (two
hand under hand sweep shoot)
f) Tembakan ayunan di bawah keranjang dengan satu tangan (one
hand under hand sweep shoot)
5) Membelakangi papan dengan sikap melompat
a) Tembakan melompat di bawah keranjang (up an under shoot)
b) Tembakan melompat memutar dengan satu tangan (one hand
jump twist shoot)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c) Tembakan melompat dengan dua tangan (two hand jump twist
shoot)
3. Tembakan Lay Up
a. Lay upShoot Bola Basket
Lay up shoot merupakan jenis tembakan yang paling efektif,
karena jarak tembakan sangat dekat dengan ring. Seperti dikemukakan Vic
Ambler (1990: 36) menyatakan lay up adalah tembakan yang paling aman
dan efektif kalau pemain yang memegang bola tidak dibayangi lawan. Lay
up akan aman dan efektif bila dilakukan dalam posisi yang bebas dari
hadangan lawan. Bagi pemain yang sudah mahir dan terampil melakukan
lay up shoot dapat digunakan untuk menerobos pertahanan lawan dan
untuk mencetak angka. Hal terpenting dan harus diperhatikan pada waktu
melakukan lay up shoot adalah pada situasi yang betul-betul
menguntungkan.
b. Prinsip-Prinsip Dasar Lay up Shoot Bola Basket
Menurut Arma Abdoellah (1981: 103) bahwa hal-hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan tembakan, yaitu (1) saat menerima bola, (2)
saat melangkah, dan (3) saat melepaskan bola. Ketiga prinsip tersebut
harus dirangkaikan secara luwes, lancar, dan harmonis dalam satu gerakan
yang utuh. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip lay up shoot dijelaskan
secara singkat sebagai berikut.
1) Saat menerima bola
Keberhasilan dalam melakukan lay up shoot harus didukung
tangkapan yang baik dan mantap. Berdasarkan peraturan bola basket
bahwa seorang pemain setelah menangkap bola diperbolehkan
menambah langkahnya sebanyak dua langkah, baru kemudian bola
ditembakkan ke ring. Namun bagi siswa pemula seringkali saat
menerima dan melangkah terjadi kelebihan langkah (lebih dari dua
langkah). Hal ini mengakibatkan pelanggaran atau kemungkinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
setelah menerima bola langsung meloncat dan menembak, sehingga
gerakan ini bukan termasuk gerakan lay up. Akan tetapi, gerakan yang
dilakukan seperti gerakan tembakan meloncat.
2) Saat melangkah
Gerakan melangkah dalam tembakan lay up sebagai berikut.
a) Langkah pertama harus lebar dan badan condong ke
depan untuk memelihara keseimbangan untuk
memperoleh jarak maju sejauh mungkin.
b) Langkah kedua pendek dengan maksud mempersiapkan
diri agar dapat menolakkan kaki sekuat-kuatnya supaya
memperoleh lompatan yang setinggi-tingginya.
c) Lompatan terakhir harus setinggi-tingginya dengan
maksud mendekatkan diri dengan basket, serta
mengurangi kecepatan ke depan (Arma Abdoellah, 1981:
104)
3) Saat lepasnya bola
Pada saatnya melepaskan bola dari gerakan lay up harus
dilakukan dengan tepat dan akurat. Dalam hal ini seorang pemain
harus mampu menjaga keseimbangan tubuh, dan ketepatan saat
pelepasan bola pada papan pantul, sehingga bola dapat mudah masuk
ring. Menurut Hal Wissel (2000: 61), teknik pelepasan bola dalam
tembakan lay up shoot adalah mengarahkan lengan, pergelangan, dan
jari-jari tangan lurus ke arah ring basket dengan sudut antara 45 sampai
60 derajat dan lepaskan bola dari telunjuk jari dengan sentuhan yang
halus. Pertahankan posisi tangan penyeimbang pada bola sampai
terlepas.
Untuk melakukan lay up shoot bola basket dapat dilakukan
dengan dua cara. Dalam hal ini A. Sarumpet dkk.(1992: 234)
menyatakan,”Tembakan lay up dapat dilakukan berkat kemahirannya
dalam menggiring bola, menerobos pertahanan lawan, atau melalui
bantuan temanseregunya memberi umpan sedemikian rupa sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dapat ditangkap sambil melayang, diteruskan gerakan lay up shoot”.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan ilustrasi gambar rangkaian
gerakan lay up shoot sebagai berikut:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot
(A. Sarumpaet dkk., 1992:234)
Gambar di atas menunjukan bahwa, rangkaian gerakan lay up
shoot diawali dari tangkapan. Pada saat akan melakukan lay up shoot
pemain harus dalam posisi menguntungkan yaitu telah siap menarima
operandan menangkapnya. Setelah menangkap bola dilanjutkan
dengan gerakan melangkah. Pada saat langkah pertama harus lebar
atau jauhdengan tetap memelihara keseimbangan. Kemudian untuk
langkah kedua adalah pendek untuk memperoleh awalan tolakan yang
kuat agar meloncat setinggi-tingginya. Loncatan setinggi-
tingginyadimaksudkan agar saat menembak dapat sedekat mungkin
dengan rig basket. Pada saat melepas bola untuk tembakan, bola harus
dilepas (dilecutkan) dengan kekuatan lecutan ujung jari, sebaiknya
memantul pada papan pantuldi sekitar garis tegak sebelah kananpada
petak kecil di atas ring basket bila dilakukan dari sebelah kanan ring
basket. Bila dilakukan sebelah kiri ring basket, maka pantulan bola
juga pada papan sebelah kiri ring basket dekat garis tegak di samping
kiri ring basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Pelanggaran yang Sering terjadi dalam Lay up Shoot Bola Basket
Menurut Hal Wissel (2000: 62 – 63), pelanggaran yang
sering terjadi dalam lay up shoot adalah
1) Pada saat mengambil ancang-ancang menggunakan
lompatan jauh (imbang ke depan atau ke samping)
ketimbang melompat tinggi.
2) Sebelum melakukan tembakan memutar bola ke arah
dalam, sehingga gampang dihalangi dan dicuri lawan.
3) Kehilangan perlindungan dan kontrol pada bola, karena
terlalu cepat menarik tangan penyeimbang pada bola.
4) Tembakan berputar dari samping menghasilkan gerakan
bola yang memutar menjauhi ring.
5) Bola memantul rendah pada papan dan keluar. Dengan
sedikit sentuhan tangan, tembakan jatuh rendah.
6) Setelah melakukan lay up tidak siap merebutnya kembali
atau gagal melakukan rebound.
Lay up shoot dapat dilakukan dengan baik. Jika pelanggaran-
pelanggaran seperti diatas dapat dihindari. Kesalahan dari gerakan lay
up shoot akan merugikan, karena bola akan menjadi hak lawan. Usaha
untuk mengahindari pelanggaran-pelanggaran dalam gerakan lay up
shoot Hal Wissel (2000: 63) menyarankan sebagi berikut
1) Jaga posisi kepala tagak dan fokus pada target. Jalan
beberapa langkah sebelum memulai (take off) sehingga
dapat cepat menekuk lutut take off dan memperoleh
momentum gaya angkat. Sewaktu take off angkat lutut yang
satu lagi lurus bersama dengan melompat bola ke dalam
keranjang. Kombinasi dari mengangkat lutut ke atas dan
gerakan tangan akan mendorong tubuh melompat tinggi.
2) Angkat bola lurus ke atas ketika menembak.
3) Jaga tangan penyeimbang pada bola sampai melepasnya.
4) Tembak dengan tangan yang berada di belakang bola agar
diperoleh spin dan selanjutnya masukkan bola ke dalam
keranjang.
5) Tembakan bola lebih tinggai dari papan sehingga bola
terpantul masuk ke dalam keranjang. Walaupun tidak tepat
tetapi ada kemungkinan bola akan masuk.
6) Mendarat di tempat yang sama-posisi kaki dengan lutut
dibengkokkan dan siap melakukan rebound.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam
gerakan lay up shoot harus segera dibetulkan dan diberi contoh
gerakan yang benar. Kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola
gerak yang salah, sehingga kualitas lay up shoot yanng dihasilkan
tidak sesuai yang diharapkan.
4. Pembelajaran Penjasorkes
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses
pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang
ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk.
Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang
diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan
yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang
kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial,
dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Meskipun penjas
menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk
mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak-
anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah
pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran ”selingan”, tidak
berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik. Pendidikan
jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan
bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu,
pelajaran penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain
seperti; Matematika, Bahasa, IPS dan IPA, dan lain-lain. Namun demikian
tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga banyak
anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini
tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas,
mulai dari kelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak
bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil pembelajaran, seperti
kebugaran jasmani yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Di kalangan guru penjas sering ada anggapan bahwa pelajaran
pendidikan jasmani dapat dilaksanakan seadanya, sehingga
pelaksanaannya cukup dengan cara menyuruh anak pergi ke lapangan,
menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli untuk perempuan.
Guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan. Kelemahan ini berpangkal
pada ketidakpahaman guru tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di
sekolah, di samping ia mungkin kurang mencintai tugas itu dengan
sepenuh hati. Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya
adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain
adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak
secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan
dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak didik. Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup
dalam pemaparan di atas yaitu memberikan kesempatan kepada anak
untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk
mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya.
Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru penjas dalam
melaksanakan tugasnya. Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui
kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara matang, dengan
berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan demikian, hal terpenting untuk
disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus menganggap dirinya
sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur
kegiatan. Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajaran
yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor. Perkembangan
pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan sekedar dampak pengiring yang
menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk dalam perencanaan
dan skenario pembelajaran. Kedudukannya sama dengan tujuan
pembelajaran pengembangan domain psikomotor. Dalam hal ini, untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mencapai tujuan tersebut , guru perlu membiasakan diri untuk mengajar
anak tentang apa yang akan dipelajari berlandaskan pemahaman tentang
prinsip-prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam
adegan yang bersifat mendidik itu dimanfaatkan secara sengaja untuk
menumbuhkan berbagai kesadaran emosional dan sosial anak. Dengan
demikian anak akan berkembang secara menyeluruh, yang akan
mendukung tercapainya aneka kemampuan.
a. Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut
Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa: “Perubahan
akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetauhan, melainkan juga
dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat,
penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi
seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri
siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa,
maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa
sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar
yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Tahapan Belajar Keterampilan
Proses belajar gerak keterampilan membahas tentang apa yang
terjadi pada diri pelajar, apa yang diperbuat oleh pelajar serta tingkat
penguasaan yang dicapai pada setiap tahapan atau fase belajar. Di sini
waktu berperan dalam proses atau tahapan belajar keterampilan.
Sugiyanto (1996: 45-47) mengemukakan bahwa proses belajar
keterampilan dibagi dalam 3 fase:
1) Fase Kognitif
Merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan. Pada fase
kognitif, proses belajar diawali dengan aktif berfikir tentang
gerakan yang dipelajari.
2) Fase Asosiatif
Fase asosiatif desebut juga fase menengah. Pada fase asosiatif ini
menerangkan bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan
secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai
gerakan keterampilan.
3) Fase Otonom
Fase otonom bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak.
Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerak dimana pelajar
mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis.
Proses belajar yang berulang-ulang serta pendalaman materi
dapat mempercepat tahapan belajar keterampilan. Dari ketiga fase atau
tahapan belajar di atas dapat tercapai dengan cepat atau lambat,
tergantung ketekunan pelajar serta dukungan dari guru pendidik.
5. Hakikat Mengajar
Mengajar merupakan proses yang kompleks. Guru berperan tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga
berusaha agar siswa mau belajar. Oleh karena, mengajar sebagai upaya
yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan
yang akan disajikan kepada siswa. Upaya yang dilakukan guru tersebut
agar tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai. Berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mengajar Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000, 3) menyatakan,
”Mengajar adalah upaya guru dalam memberikan rangsangan bimbingan,
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Arah
yang akan dituju dalam proses belajar adalah tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan guru dan diketahui oleh siswa.”
Ada banyak jalur untuk belajar. Guru pasti mengenal metod
mengajar dan kegiatan belajar yang umum digunakan. Biasanya guru
menyajikan informasi kepada sejumlah siswa dengan menggunakan
metode ceramah, berbicara secara informal, menulis di papan tulis,
memperagakan, dan menggunakan bahan pandang dengar.
Siswa belajar mandiri sesuai dengan kecepatannya dengan cara
membaca, mengerjakan tugas pada lembar kerja, memecahkan masalah,
menulis laporan praktikum, dan barabg kali menonton film dan
menggunakan bahan pandang dengar lainnya. Interaksi antara guru dengan
siswa dan antarasiswa terjadi melalui tanya jawab, diskusi, kegiatan
kelompok kecil, tugas yang harus diselesaikan, dan laporan.
Ketiga pola ini – penyajian dikelas, belajar mandiri, dan interaksi
guru siswa – adalah katagori yang mengolompokan sebagian besar metode
pengajaran dan pembelajaran. Setiap kegiatan pengajaran, apakah yang
ditentukan guru atau yang diperuntuhkan bagi murid untuk belajr mandiri,
ada hubungannya dengan salah satu dari ketiga pola ini.
Guru tidak dapat menggunakan ketiga pola ini dengan
serampangan ketika merencanakan program pembelajaran. Mengapa? Ada
beberapa alasan.
Pertama, dari pengetahuan tentang gaya mengajar, guru tahu
bahwa baik metode kelompok maupun metode mandiri harus digunakan.
Banyak sisw dapat belajar mandiri, sementara siswa lainnya lebih senang
belajar dalam situasi pengajaran yang beraturan dan terpimpin. Perbedaan
di antara siswa ini mengharuskan guru menggunakan berbagai metode
pengajaran yang berbeda pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kedua, kondisi dan asa belajar menyebabkan guru akan tanggap
akan perlunya memilih metode yang peluang untuk peran serta yang aktif
dari pihak siswa dalam segala kegiatan belajar. Seperti yang akan guru
lihat nanti, beberapa metode nontradisional dapat memenuhi dengan baik
kebutuhan tadi untuk beberapa situasi pengajaran.
Ketiga, bila guru siap untuk menggunakan teknologi pengajaran
yang baru (TV, komputer, dsb), penekanan biasa diberikan pada penyajian
kelompok, atau pada kegiatan belajar mandiri. Pada kedua jenis penyajian
ini, tidak ada kesempatan berinteraksi antara guru-siswa secara tatap
muka. Menyediakan bahan ajaran yang cukup bagi kegiatan kelompok
kecil haruslah diperhatikan.
Keempat, ada persoalan keefisianan dalam penggunaan wakyu
guru dan waktu siswa, sarana, dan peralatan. Untuk tujuan trtentu mungkin
lebih efisien bila guru menyajikan informasi kepada seluruh kelas secara
serempak (dengan jumlah siswa beberapa saja) daripada menugasi siswa
untuk mempelajari bahan secara mandiri. Pengajaran kelimpok yang
seperti itu tidadk hanya menghemat waktu, tetapin juga dapat mengurangi
rusaknya peralatan dan bahan yang disebabkan oleh penggunaan yang
berlabihan. Pengajarn semacam itu juga membarikan kepada guru waktu
maksimal untuk betatap muka dengan siswa, untuk bimbingan dan
konsultan perseorangan, serta untuk merencanakan pengajaran
(Kemp,1994: 140 – 141)
Secara keseluruhan, metode penyajian kepada kelompok dan
belajar mandiri paling berhasil mencapai sasaran dalam ranah kognitif dan
psikomotor. Cara terbaik untuk mancapai sasaran dalam ranah afektif
adalah melalui kegiatan kelompok kerja sama. Ketika menerima dan
mengemukakan pendapat dalam diskusi, siswa dapat terdorong untuk
belajar, membantu menajamkan pertimbangan, dan mengembangkan
kemampuan untuk bedebat.
Pengajaran efektif ditandai oleh berlangsungmya proses belajar.
Proses belajar dapat dikatakan belangsung apabila seseorang sekarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mengetahui atau sekarang dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya
tidak diketahui atau tidak dapat dilakauan olehnya. Jadi, hasil belajar
akabn terlihat dengan adanya tingkah laku baru pada tingkat kemampuan
berfikir atau kemampuan jasmaniah.
Karena tujuan proses perancangan pengajaran adalah membantu
terjadinya proses belajar, guru harus menyadari dan memanfaatkan kondisi
dan asas yang telah terbukti mendukung proses belajar itun dengan baik.
Setiap teori belajar yang penting (misalnya, teori kognitif atau
behaviorisme) didasarkan pada sejumlah buktiyang telah terkumpul
melalui pengamatan dan penelitian eksperimental. Ada kesamaan pendapat
di antara teori ini tentang cara memperoleh hasil belajar yang terbaik.
Ditinjau dari pelaksanaannya, unsur pokok dalam proses
mengajar terdiri beberapa elemen, yaitu (1) guru yang berpengalaman dan
terampil, (2) siswa yang sedang berkembang, (3) informasi atau
keterampilan, (4) saluran atau metode penyampaian informasi atau
keterampilan, dan (5) respon atau perubahan perilaku pada siswa.
a. Mengajar yang efektif
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses
belajar. Dalam belajar siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi
dirinya. Untuk itu guru dituntut dapat membantu siswanya, sehingga pada
waktu mengajar dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan
(1988: 381) menyatakan efektivitas pengajaran meliputi beberapa unsur,
yaitu: ”(1) pemanfaatan waktu aktif berlatih, (2) lingkungan yang efektif,
(3) karakteristik guru dan siswa, (4) pengelolaan umpan balik.”
Di antara empat elemen tersebut, elemen yang dominan
pengaruhnya pada efektivitas mengajar adalah pemanfaatan waktu aktif
berlatih. Lebih lanjut Rusli Lutan (1988: 381) mengemukakan ”jumlah
waktu yang dihabiskan siswa untuk aktif belajar, merupakan indikator
utama dan efektivitas pengajaran.” konsep jumlah waktu aktif berlatih erat
dengan kemampuan manajemen guru dalam mengelola proses belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kesediaan serta ketekunan siswa untuk melaksanakan tugas-tugas gerak
yang diajarkan.
b. Unsur-Unsur yang mendukung pencapaian tujuan mengajar
Perencanaan merupakan bagian integral dari belajar mengajar
yang efektif. Efektivitas mengajar akibat adanya perencanaan yang jelas,
jika guru ingin menerapkan model-model atau materi.mengajar yang tidak
diterapkan sebelumnya atau pada saat dihadapkan dengan lingkungan
belajar mengajar yang serba terbatas. Untuk itu kemampuan membuat
perencanaan merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan
kemampuan guru dalam keterampilan mengajarnya.
Perencanaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pelaksanaan belajar mengajar untuk mengembangkan kreativitas
pengajaran. Seorang guru dihadapkan tugas untuk memadukan beberapa
unsur penting dalam mengajar. Perpaduan unsur penting itu memerlukan
pemikiran dan keputusan yang selanjutnya dituangkan ke dalam
perencanaan. Sebagai contoh bagaimana agar pelaksanaan tugas ajar siswa
mendapat kesempatan atau giliran secara merata dengan waktu, alat yang
serba terbatas? Dalam hal ini seorang guru harus mampu menerapkan
metode mengajar, membagi waktu yang tersedia dan membuat formasi
belajar yang baik dan tepat agar semua siswa aktif mengikuti tugas ajar.
Proses belajar mengajar dikatakan suskes, apabila tujuan
mengajar dapat dicapai dengan baik. Tujuan mengajar berkaitan dengan
beberapa bagian yang saling menunjang dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengetahui sejauhmana tujuan belajar mengajar dicapai dapat
dilihat melalui evaluasi. Jika dari hasil evaluasi menunjukkan peningkatan
prestasi, berarti tujuan belajar mengajar berhasil. Namun jika sebaliknya,
yaitu prestasi tetap atau tidak meningkat berarti tujuan belajar tidak
tercapai.
c. Penilaian hasil mengajar
Tujuan akhir dari kegiatan belajar mengajar adalah terjadinya
perubahan pada diri siswa. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Di samping
diukur dari segi prosesnya. Hal ini dimaksudkan untuk menilai seberapa
jauh hasil belajar yang dimiliki siswa. Hasil belajar ini harus tampak jelas
dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab tujuan itulah yang
akan dicapai oleh proses belajar siswa.
Perubahan pada diri siswa akibat dari belajar dapat diketahui
melalui evaluasi atau penilaian. Suharno, Sukardi, Chodijah, dan Suwalni
(1998: 78) bahwa, ”... evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui
seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai”. Sementara menurut Syaiful
Sagala (2005) berpendapat, ”Maksud dan tujuan dari evaluasi adalah
menentukan hasil yang dicapai siswa.”
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
evaluasi merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Melalui evaluasi atau penilaian akan diketahui apakah materi
yang diberikan dapat dikuasai dengan baik atau sebaliknya. Nana Sudjana
(2005: 111) menyatakan penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar
mengajar memiliki fungsi ”(1) untuk mengetahui tercapainya tidak tujuan
pengajaran, (2) untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar
yang telah dilakukan guru.”
6. Gaya Mengajar
a. Pengertian Gaya Mengajar
Gaya mengajar dan belajar merupakan dua hal utama dalam
melangsungkan proses belajar mengajar. Gaya belajar merupakan
personality atau kepribadian dan kesanggupan siswa untuk terlibat dalam
proses belajar mengajar. Adapun gaya mengajar merupakan strategi guru
untuk menyampaikan tugas ajar kepada siswa aktif mengikuti tugas ajar
yang diberikan.
Istilah gaya mengajar sering berganti dengan istilah strategi
mengajar yang pengertiannya dianggap sama sebagai suatu siasat untuk
menggiatkan partisipasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas ajar (Rusli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Lutan, 2000: 29). Pada prinsipnya, gaya mengajar bertujuan untuk
mengaktifkan siswa dalam menjalankan tugas-tugas ajar dari guru.
Berkaitan dengan gaya mengajar Srijono Brotosuryo, Sunardi, dan M.
Furqon (1994: 250) menyatakan ”Gaya mengajar didefinisikan dengan
keputusan-keputusan yang dibuat oleh guru dan dibuat oleh siswa di dalam
atau peristiwa belajar yang diberikan.” Menurut Husdarta dan Yudha M.
Saputra (2000: 21) bahwa, ”Gaya mengajar merupakan interaksi yang
dilakukan oleh guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar
materi yang disajikan dapat diserap oleh siswa.”
Berdasarkan pengertian gaya mengajar yang dikemukan dua ahli
di atas, dapat disimpulkan gaya mengajar adalah seperangkat keputusan
yang diambil dalam pelaksanaan proses pengajaran. Perbedaan gaya-gaya
mengajar ditentukan oleh besarnya pengalihan keputusan dari guru kepada
siswanya. Pada sisi lain dilihat gaya mengajar yang semua keputusannya
dibuat oleh guru, tetapi ada juga gaya mengajar siswa di mana siswa dapat
mengambil keputusan.
b. Macam-macam gaya mengajar
Pada dasarnya, gaya mengajar bersifat kontinum terdiri atas
sebelas gaya, yang masing-masing gaya memiliki kelebihan dan
kelemahan. Untuk memanfaatkan kelebihan dari setiap gaya mengajar
guru harus mampu menggunakan gaya yang bervariasi dalam
pembelajarannya. Artinya, ketika guru mengajar harus mengombinasikan
gaya mengajar yang berbeda-beda untuk mencari kemungkinan terbaik
serta mencari kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Menurut Moston
yang dikutip Agus Mahendra (2000: 108 – 117), mengklasifikasikan gaya
mengajar menjadi sebelas macam, yaitu
1) gaya komando;
2) gaya latihan (practice style);
3) gaya berbalasan (reciprocal style);
4) gaya menilai (self-check style);
5) gaya inklusi (inklusi style);
6) gaya penemuan terbimbing (guided discovery);
7) gaya penemuan konvergen (convergent discovery style);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
8) gaya produksi (divergen production);
9) gaya program rancangan siswa (learner’s individual designed
program);
10) gaya inisiatif (learner initiated);
11) gaya mengajar diri (self teaching).
Kesebelas gaya mengajar tersebut penting untuk diperhatikan dan
dikuasai seorang guru dalam proses pembelajaran. Seorang guru dapat
mengombinasikan antara satu gaya dengan lainnya menurut kebutuhannya,
karena tidak ada satu gaya mengajar yang dianggap paling berhasil. Hal ini
disebabkan bergantung pada situasi yang dihadapi guru dan siswa di kelas
maupun di luar kelas. Seperti dikemukakan Rusli Lutan (2000: 30) alasan
digunakannya beberapa macam gaya mengajar dalam proses pembelajaran
adalah (1) untuk mendorong terciptanya suasana belajar yang mengajarkan
siswa untuk belakar, (2) agar guru dan siswa sama-sama termotivasi dan
giat melaksanakan tugas masing-masing.”
7. Mengajar Lay up Shoot Bola Basket dengan Gaya Inklusi
a. Pengertian Gaya Inklusi
Gaya mengajar inklusi merupakan cara yang diterapkan guru
dengan merancang bentuk-bentuk pembelajaran berdasarkan level-level
tertentu dari cara yang mudah dan cara yang sulit. Dari rancangan
pembelajaran yang dibuat guru, siswa diberi kebebasan untuk mengikuti
tugas ajar sesuai kemampuannya masing-masing. Hal ini sesuai dengan
tujuan gaya mengajar inklusi yang dikemukakan Husdarta dan Yudha M.
Saputra (2000: 30), bahwa ”Tujuan gaya mengajar inklusi adalah
membelajarkan siswa pada level kemampuan masing-masing.” Gaya
mengajar inklusi ini mempunyai pengertian yang hampir mirip dengan
gaya tugas. Adapun pengertian gaya tugas menurut Rusli Lutan (2000: 32)
adalah
Ciri gaya tugas, yaitu guru bertanggung jawab menentukan
tujuan pengajaran memilih aktivitas dan menetapkan tata urut
kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam gaya tugas
ini, siswa turut ikut serta menentukan cepat atau lambatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
tempo belajar. Guru memberi keleluasan bagi setiap siswa untuk
menentukan sendiri kecepatan belajar dan kemajuan belajarnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, menunjukkan gaya mengajar
inklusi merupakan bentuk pembelajaran yang didasarkan pada kemampuan
siswa. Tugas ajar telah dirancang oleh guru dari cara yang mudah sampai
pada cara yang sulit. Seperti dikemukakan Husdarta dan Yudha M.
Saputra (2000: 30) bahwa, ”peranan guru dalam gaya mengajar inklusi
adalah mempersiapkan tugas gerak yang akan dilakukan siswa dan
menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas gerak yang akan diberikan.
Guru harus mempersiapkan kriteria untuk masing-masing tahapan tugas.”
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa gaya mengajar inklusi
menekankan pada tingkat kesulitan gerakan yang dipelajari. Gerakan yang
akan dipelajari digolongkan atau dikelompokkan ke dalam beberapa
kriteria tingkat dari paling mudah menuju paling sulit. Dari tahapan bentuk
pembelajaran yang dirancang guru, siswa dapat memilih tahapan yang
dianggap mampu untuk melakukannya. Peranan siswa adalah mencoba
melakukan gerakan untuk setiap tingkat kesulitan. Siswa dapat memilih
gerakan yang mereka anggap mampu. Siswa dapat melanjutkan pada
tahapan atau aktivitasnya pada level berikutnya yang lebih sulit, jika level
sebelumnya telah dikuasai atau dianggap mampu.
Berdasarkan karakteristik gaya mengajar inklusi tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar yang dilakukan tahap demi tahap memberi
kemudahan bagi siswa untuk bisa berkembang lebih cepat terhadap
penguasaan gerak keterampilan yang dipelajari. Hasil yang dicapai pada
tahap awal bisa menjaid modal untuk mempelajari materi berikutnya yang
lebih sulit atau lebih kompleks. Kemampuan fisik dan gerak akan
berkembang sejalan dengan aktivitas mempraktikkan gerak berulang-
ulang, dengan meningkatnya daya fisik dan gerak akan menjadi lebih siap
untuk mempelajari gerakan-gerakan yang semakin sukar atau berat dan
kompleks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Pelaksanaan Mengajar Lay up Shoot Bola Basket dengan Gaya
Inklusi
Bertolak dari pengertian gaya mengajar inklusi, pelaksanaan lay
up shoot bola basket dengan gaya mengajar inklusi yang dimaksud guru
menjelaskan teknik gerakan lay upshoot bola basket terdiri atas gerakan
dribbling atau menangkap bola, gerakan langkah panjang, gerakan langkah
pendek, meloncat dan melepaskan bola agar masuk ke dalam ring. Setelah
teknik-teknik tersebut dijelaskan, untuk selanjutnya guru
mendemonstrasikannya. Langkah selanjutnya, guru menyusun dan
menentukan macam-macam bentuk pembelajaran lay up shoot bola basket
dari level paling mudah sampai level paling sulit. Sebagai contoh, level 1
lempar tangkap, level 3 gerakan dribbling dengan berjalan, level 3 gerakan
dribbling dengan lari, level 4 gerakan lay up tanpa bola, level 5 lay up
shoot dengan bola diumpan, level 6 lay up shoot dengan diawali dribbling
dan lain sebagainya.
Berdasarkan level-level pembelajaran lay up shoot bola basket
yang telah disusun guru tersebut siswa diberi kebebasan melakukan tugas
ajar sesuai kemampuannya masing-masing.artinya, jika level 1 dianggap
mudah dan bisa langsung pada level berikutnya. Sebaliknya, jika level
yang sulit tidak dapat dilakukan harus melalui level yang mudah terlebih
dahulu.
c. Kelebihan dan Kelemahan Mengajar Lay up Bola Basket dengan
Gaya Inklusi
Gaya mengajar inklusi merupakan bentuk pembelajaran yang
menekankan pada tahapan-tahapan tugas ajar. Tahapan-tahapan tugas ajar
tersebut dirancang dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang sukar.
Dari tahapan-tahapan tugas ajar tersebut, siswa memilih tugas ajar sesuai
dengan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut, gaya mengajar inklusi
dapat diidentifikasikan kelebihan dan kelemahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Kelebihan gaya mengajar inklusi
a) Siswa dapat mengukur tingkat kemampuannya masing-masing,
sehingga dapat menentukan dan memilih tugas ajar sesuai
dengan kemampuannya.
b) Belajar tahap demi tahap mempunyai dampak yang lebih baik,
sehingga akan memberi kemudahan untuk mempelajari tugas
gerak yang lebih sulit atau rumit.
c) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena merasa
tertantang dengan tugas ajar yang semakin sukar dan rumit.
d) Dapat meningkatkan persaingan yang sehat antarsiswa,
sehingga proses belajar lebih kondusif.
2) Kelemahan gaya mengajar inklusi
a) Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam pembelajaran,
karena menuntut kemampuan yang memadai sebelum
mempelajari tahap berikutnya.
b) Waktu yang dibutuhkan lebih lama, bila pada tahap
sebelumnya siswa belum menguasai dengan baik.
c) Kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda-beda, siswa
yang terampil akan semakin berkembang. Adapun yang
kemampuannya rendah, peningkatan kemampuan lay up shoot
bola basket agak lambat.
8. Mengajar Lay up Shoot Bola Basket dengan Gaya Eksplorasi
a. Pengertian Gaya Eksplorasi
Gaya mengajar eksplorasi merupakan gaya mengajar yang
berpusat pada siswa. Dalam gaya mengajar eksplorasi, siswa akan diberi
kebebasan mengeksplorasikan kemampuannya dari tugas ajar yang
diberikan guru. Berkaitan dengan gaya mengajar eksplorasi, Husdarta dan
Yudha M. Saputra (2000: 31) menyatakan, ”Gaya mengajar eksplorasi
memfokuskan proses belajar pada siswa (child centered).” Adapun ciri-ciri
gaya mengajar eksplorasi menurut Rusli Lutan (2000: 41), yaitu ”Tugas
guru ialah menyiapkan pelajaran, materi dan petunjuk umum. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
bertugas untuk menentukan sendiri respon yang sesuai. Gaya ini cocok
untuk pengayaan gerak dan mengembangkan beberapa pola gerak untuk
keterampilan khusus.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
gaya mengajar eksplorasi merupakan cara mengajar yang memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengekplorasikan tugas ajar yang
diberikan. Gaya ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep, ide,
dan memperoleh respon yang original dari siswa. Gaya mengajar
eksplorasi memberikan peluang kepada siswa bekerja mandiri dan
menggali kemampuannya sendiri. Kebebasan gerak dalam mempelajari
keterampilan tanpa ada penekanan khusus dari guru akan menghasilkan
sikap percaya diri yang lebih besar pada siswa.
b. Pelaksanaan Mengajar Lay up Shoot Bola Basket dengan Gaya
Eksplorasi
Pelaksanaan mengajar lay up shoot bola basket dengan gaya
mengajar eksplorasi, artinya guru menjelaskan teknik gerakan lay up shoot
bola basket terdiri gerakan langkah panjang, gerakan langkah pendek,
meloncat dan melepaskan bola agar masuk ke dalam ring. Setelah teknik
lay up shoot bola basket dijelaskan, selanjutnya guru mendemonstrasikan
atau memberikan contoh gerakan lay up shoot bola basket yang baik dan
benar. Pada kesempatan tersebut, siswa harus menerima atau merespon
penjelasan dan memahami contoh gerakan lay up shoot dari guru dan
selanjutnya tugas ajar dari guru sesuai dengan contoh yang diterimanya.
Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya melakukan tugas ajar
yang diberikan oleh guru. Kreativitas dan inisiatif siswa dapat berkembang
dalam gaya mengajar eksplorasi. Dalam gaya mengajar eksplorasi siswa
dituntut mandiri dan menggali kemampuannya sendiri. Gaya mengajar
eksplorasi memungkinkan siswa untuk berlomba-lomba menunjukkan
kemampuannya. Rasa percaya diri akan timbul dengan sendirinya apabila
siswa dapat melakukan tugas ajar dari guru dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Peranan guru dalam gaya mengajar eksplorasi adalah bertindak
sebagai motivator dan memberikan jawaban atas pertanyaan siswa. Hal ini
sesuai dengan prinsip gaya mengajar eksplorasi yang dikemukakan Rusli
Lutan (2000: 43), yaitu
1) Dalam penerapan gaya mengajar eksplorasi tidak berarti guru
tidak aktif. Dalam praktik, ia berkeliling memberikan
dorongan, dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan
secara perorangan.
2) Guru memusatkan perhatiannya untuk memotivasi siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa agar mandiri, dan
kemudian semakin mandiri sesuai dengan perkembangan
anak.
Kemandirian dan kebebasan mengeksplorasikan tugas ajar dari
guru merupakan hal yang diutamakan dalam gaya mengajar eksplorasi.
Tugas guru hanya memberikan dorongan dan menjawab atas pertanyaan
atau kesulitan yang dihadapi siswa.
c. Kelebihan dan Kelemahan Mengajar Lay Up Bola Basket dengan
Gaya Eksplorasi
Penekanan gaya mengajar eksplorasi adalah kebebasan siswa
melakukan tugas gerak dari guru. Siswa mendapat kesempatan seluas-
luasnya untuk mengembangkan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut,
gaya mengajar eksplorasi dapat diidentifikasikan kelebihan dan
kelemahannya.
1) Kelebihan lay up bola basket dengan gaya mengajar eksplorasi
a) Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam melaksanakan tugas ajar dari guru.
b) Kemampuan siswa dapat tergali dengan sendirinya tanpa
bantuan orang lain, sehingga ia akan mengetahui seberapa
besar kemampuan yang telah dicapai.
c) Tugas ajar dapat dilaksanakan dengan senang tanpa ada
penekanan-penekanan khusus dari guru, siswa dapat bergerak
dengan bebas, sehingga motivasi belajar menjadi meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Kelemahan lay up bola basket dengan gaya mengajar eksplorasi
a) Siswa akan sering melakukan kesalahan teknik dan kurang
dapat mencermati kesalahan teknik yang dilakukan.
b) Pelaksanaan pembelajaran kurang terkendali, karena siswa
bebas bergerak tanpa diorganisasi secara teratur.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Perbedaan Mengajar Gaya Pengaruh Inklusi dan Eksplorasi
terhadap Hasil Belajar Lay upShoot Bola Basket
Gaya mengajar dan inklusi dan eksplorasi merupakan gaya
mengajar yang berpusat pada siswa. Namun dari kedua gaya mengajar
tersebut masing-masng dalam pelaksanaannya memiliki karakteristik yang
berbeda . gaya mengajar inklusi merupaka gaya mengajar dengan tugas-
tugas ajar dirancang oleh guru dari level yang mudah sampai pada level
yang sulit. Dari level-level yang telah dirancang dari yang mudah sampai
ke yang sulit siswa diberi kebebasan melakukan tugas ajar sesuai
kemampuannya masing-masing. Sedangkan gaya belajar
eksplorasimerupakan bentuk pembelajaran yang memberi kebebasan
kepada siswa untuk melaksanakan tugas ajar. Dalam gaya mengajar ini
siswa dituntut untuk mandiri dan berkreativitas terhadap tugas ajar yang
diberikan dari guru. Guru hanbya bertindak sebagai motivator dan
bertugas memberi jawab atas pertanyaan dari siswa. Kebebasan bergerak
tanpa ada penekanan-penekanan khusus dari guru merupakan hal yang
ditekankan pada gaya mengajar eksplorasi. Siswa diberi keleluasaan untuk
mengeksplorasi tugas yang diterimanya.
Berdasarkan perbedaan karakteristik dari gaya mengajar inklusi
dan eksplorasi tersebut tentu akan menimbulkan berbeda pengaruh
terhadap hasil belajar lay upshoot bola basket. Perbedaan perlakuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
diberikan kepada siswa akan menimbulkan respon yang berbeda pula.
Dengan demikian diduga bahwa, gaya mengajar inklusi dan eksplorasi
memiliki perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar lay up shoot bola
basket.
2. Gaya Mengajar Inklusi Lebih Baik Pengaruhnya terhadap Hasil
Belajar Lay up Bola Basket
Berdasarkan karakteristik dari gaya belajar inklusi dan eksplorasi
menunjukan bahwa, gaya mengajar inklusi lebih baik pengaruhnya
terhadap hasil belajar lay up shoot bolabasket. Hal ini karena, gaya
mengajar inklusi memilikiciri belajar yang dilakukan secara bertahap.
Siswa dapat mengontrol dirinya sendiri seberapa kemampuannya. Dalam
gaya mengajar inklusi lebih tekendali, karena siswa dapat mengukur
kemampuannya sendiri untuk meningkatkan pada bentuk pembelajaran
yang lebih sulit. Dengan memiliki kemampuan awalyang memadai, akan
lebih cepat beradaptasi menguasai tugas ajar yang lebih sulit. Sedangkan
gaya mengajar eksplorasi pembelajarannya kurang terkendali, siswa
kurang dapat mengenali kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Di samping
itu juga, guru tidak dapat memonitoring secara lebih teliti, karena tugas
gerak yang dilakukan siswa berbeda-beda tanpa ada aturan yang harus
dilaksanakan. Dengan demikian diduga bahwa, gaya mengajar inklusi
diduga lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar lay up shoot bola
basket.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjuan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sabagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh gaya mengajar inklusi dan eksplorasi terhadap
hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra kelas XI IPA SMA
muhammadyah 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
2. Gaya mengajar inklusi lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar lay
up shoot bola basket pada siswa putra kelas XI IPA SMA muhammadyah
1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penalitian
Penalitian ini dilaksanakan di lapangan bola basket SMA
Muhamadyah 1 Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan (6 minggu).
Penelitian dilaksanakan dengan tiga kali latihan dalam satu minggu dan
dilaksanakan bulan april sampai dengan bulan mei 2011.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa putra kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 30 siswa
terbagi dalam 4 kelas. Kelas XI IPA 1 berjumlah 10 orang, Kelas XI IPA 2
berjumlah 8 orang, Kelas XI IPA 3 berjumlah 7 orang, dan Kelas XI IPA 4
berjumlah 5 orang.
C. Metode Dan Rancangan Penelitian
1. Metode Eksperimen
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar
penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan
memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes
dengan mengetahui pengaruh perlakuanyang telah diberikan. Sugiyanto
(1995:21)menyatakan, ”Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti
ada tidaknya hubungan sebab akibat seta besarnya hubungan sebab akibat
tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment)terhadap kelompok
eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang
tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Rancangan Penelitian
Rencana dalam penelitian ini adalah ”pretest-posttest design”. Gambar
rencana penelitian sebagi berikut:
KE 1 Treatment A Postest
S Pretest MSOP
KE 2 Treatment B Postest
Keterangan
S = Subjek
Pretest = tes awal kemampuan lay up shoot bola basket
MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing
KE 1 = Kelompok 1 (K1)
KE 2 = Kelompok 2 (K2)
Treatment A = gaya mengajar inklusi
Treatment B = gaya mengajar eksplorasi
Postest = Test akhir kemampuan lay up shoot bola basket
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan lay up
shoot bola basket pada tes awal. Setelah hasil awal dirangking, kemudian
subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam
kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok
tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila
pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh
perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan
cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal
pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1 2
4 3
5 6
8 7
9 seterusnya
D. Variabel Penelitian
Dalam penalitian ini terdapat dua variabel bebas dan variabel terikat
1) Variabel bebaas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penalitaian ini yaitu:
a. Gaya mengajar inklusi.
b. Gaya mengajar eksplorasi.
2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lay up shoot bola
basket dalam permainan bola basket.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh melalui tes dan pengukuran tes dan
pengukuran kemampuan lay up shoot dengan tes tembakan lay up dalam
permainan bola basket dari Imam Sadikun (1992:202). Petunjuk pelaksanaan
tes terlampir.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji reliabilitas, uji prasyarat
analisis dan pengujian hipotesis. Adapun langkah – langkah dari analisis data
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1. Mencari Reliabilitas
Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan korelasi interklas dengan rumus
sebagai berikut :
R=
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah dari masing-masing uji
prasyarat analisis sebagai berikut :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam data penelitian ini menggunakan metode Liliefors
dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut
:
1) Pengamatan x1, x2,......xn dijadikan bilangan baku z1, z2,......zn dengan
mengunakan rumus:
Zi =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Keterangan :
Xi = Dari variabel masing-masing sampel
= Rata-rata
S = Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,......zn yang lebih kecil atau sama dengan
zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).
Maka S(zi) =
4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlakk selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.
b) Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1988:386)
rumusnya adalah:
Fdbvb:dbvk =
Keterangan :
Fdbvb:dbvk = Derajat Kebebasan K1 dan K2
SD2bs = Standart Deviasi K1
SD2kt = Standart Deviasi K2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari
Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut :
t =
keterangan:
t = Nilai uji perbedaan
md = Mean perbedaan dari pasangan
∑d2
= jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = jumlah pasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENALITIAN
A. Deskripsi Data
Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian besrta interpretasinya.
Penyajian hasil penlitian berdasakan analisis statistic yang dilakukan pada tes
awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket. Berturut-turut berikut
disajikan deskripsi data, uji persyaratan analisis, hasil analisis data dan penggujian
hipotesis.
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Lay Up Shoot Bola Basket
Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)
Kelompok
Latihan Lompat
Jauh
Tes N Hasil
Terendah
Hasil
Tertinggi Mean SD Uji t
Kelompok 1
(Gaya Mengajar
Inklusi)
Awal 20 1 5 2.60 1.14
8.1477
Akhir 20 4 7 4.75 0.91
Kelompok 2
(Gaya Mengajar
Eksplorasi)
Awal 20 1 2 2.55 1.15
13.8039
Akhir 20 3 6 4.25 0.97
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan
kelompok 1 memiliki rerata kemampuan lay up shoot bola basket adalah 2.60,
sedangkan setelah mendapat perlakuan memiliki rerata kemampuan lay up shoot
bola basket adalah 4.75. Adapun rata-rata kemampuan lay up shoot bola basket
pada kelompok 2 sebelum diberi perlakuan adalah 2.55, sedangkan setelah
mendapat perlakuan memiliki rata-rata kemampuan lay up shoot bola basket
adalah 4.25.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Mencari Reliabilitas
Agar data yang dianalisis adalah hasil dari suatu tes atau pengukuran
yang baik, maka perlu uji reliabilitas. Dalam penelitian ini diadakan uji reliabilitas
tehadap hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data
No. Hasil Tes Reliabilitas Katagori
1 Awal lay up shoot 0.6468 Cukup
2 Akhir lay up shoot 0.6208 Cukup
Adapun hasil dari analisis yang dilakukan dengan uji reliabilitas tes
awal diperoleh R = 0.6468 dan uji reliabilitas pada tes akhir diperoleh R = 0.6208.
Hasil tersebut kemudian di konsultasikan dengan tabel kategori reliabilitas tes
termasuk dalam kategori tinggi dan tingkat tinggi, serta dapat digunakan sebagai
alat ukur. Adapun dalam mengartikan katagori koefisien reabilitas tes tersebut
dengan menggunakan pedoman tabel koefisien dari Book Walter seperti dikutip
Mulyono B
Tabel 3. Tabel Range Katagori Reliabilitas
No Kategori Validita Reliabilita Obyektivita
1 Tingkat Tinggi 0,80 – 1,00 0,90 – 1,00 0,95 – 1,00
2 Tinggi 0,70 – 0,79 0,80 – 0,89 0,85 – 0,94
3 Cukup 0,50 – 0,69 0,60 – 0,79 0,70 – 0,84
4 Kurang 0,30 – 0,49 0,40 – 0,59 0,50 – 0,69
5 Tidak Signifikan 0,00 – 0,29 0,00 – 0,39 0,00 – 0,49
C. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum data hasil penelitian dianalisis dengan teknik t-tes, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji reliabilitas, 2) uji
normalitas, 3) uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi sebelum digunakan untuk menganalisis data. Pengujian normalitas data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)
dengan mengikuti uji Liliefors pada taraf = 0,05. Hasil pengujian tersebut
disajikan dalam
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N M SD Lo Lt5%
K1 20 2.60 1.14 0.163 0.190
K2 20 2.55 1.15 0.184 0.190
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada K1 diperoleh nilai Lhitung
sebesar 0.163, dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada
taraf signifikansi 5% yaitu 0.190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
pada K1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan data hasil uji normalitas yang
dilakukan pada K2 diperoleh nilai Lhitung sebesar 0.184, dimana nilai tersebut lebih
kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.190. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada K2 termasuk berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan, maka perbedaan
tersebut dikarenakan oleh perbedaan rata-rata kemampuan lay up shoot bola
basket. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah
sebagai berikut :
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Kelompok N SD2 Fo Ft5%
K1 20 1.3053 0.99 2.16
K2 20 1.3132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dari hasil uji homogenitas varians yang tertera dalam tabel di atas,
diperoleh hasil dengan db = 19 lawan 19, angka F tabel 5% = 2.16, sedangkan harga
F hitung = 0.99. Yang ternyata lebih kecil dari harga F tabel 5%. Karena F hitung < F tabel
5%, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen.
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum dilakukan uji perbedaan dengan t-tes telah diadakan
"Matching", yaitu tes awal yang mempunyai kemampuan setara dipasang-
pasangkan dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok 1 (K1) dan kelompok
2 (K2). Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kedua kelompok
tersebut.
Dalam penentuan kelompok, kelompok 1 mendapat perlakuan latihan
lompat tegak dan kelompok 2 mendapat perlakuan latihan lompat ke depan. Hasil
t-test untuk tes awal antara K1 dan K2 dapat dilihat dalam tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2
Kelompok N Mean to t t5%
K1 20 2.60 1,026 1.729
K2 20 2.55
Dari rangkuman hasil t-test untuk tes awal di atas, pada K1 dapat
diketahui bahwa rata-rata sebesar 2.60 sedangkan K2 diketahui bahwa rata-rata
sebesar 2.55. Dengan derajat kebebasan N - 1 = 20 - 1 = 19 pada taraf
signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 1.729 sedangkan nilai thitung
sebesar 1.026. Ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol.
Maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian antar kelompok sebelum diberi
perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan pada awalnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah dilakukan pembelajaran lay up shoot bola basket, yaitu
kelompok 1 (K1 ) mendapatkan perlakuan gaya mengajar inklusi dan kelompok 2
(K2 ) mendapat perlakuan gaya mengajar eksplorasi, kemudian dilakukan uji
perbedaan, hasil uji perbedaan setelah diberi perlakuan sebagai berikut:
1. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1 (K1) yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1
(K1)
Tes N Mean to t t5%
Awal 20
2.60 8.1477 1.729
Akhir 4.75
Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K1 dapat diketahui bahwa
pada tes awal rata-rata sebesar 2.60 dan tes akhir sebesar 4.75. Dengan derajat
kebebasan 19 (N – 1 = 20 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t
tabel sebesar 1.729, sedangkan nilai to sebesar 8.1477. Berarti to lebih besar
dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes
akhir pada K1 ada perbedaan.
2. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 2 (K2) yaitu:
Tabel 8. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1
(K2)
Tes N Mean to t t5%
Awal 20
2.55 13.8039 1.729
Akhir 4.25
Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K2 dapat diketahui bahwa
pada tes awal rata-rata sebesar 2.60 dan tes akhir sebesar 4.25. Dengan derajat
kebebasan 19 (N – 1 = 20 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t
tabel sebesar 1.729 sedangkan nilai to sebesar 13.8039. Berarti to lebih besar
dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
akhir pada K2 ada perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat
perlakuan K2 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket yang
signifikan.
3. Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Kelompok 1 (K1) dan 2 (K2)
yaitu:
Untuk mengetahui ada perbedaan hasil latihan antara K1dan K2
setelah diberi perlakuan, dapat dilihat pada hasil t-test untuk tes akhir dari
kedua kelompok dalam tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Akhir Antara Kelompok 1 (K1)
dan Kelompok 2 (K2) Yaitu:
Kelompok N Mean to t t5%
K1 20
4.75 3.0915 1.729
K2 4.25
Berdasarkan rangkuman di atas, pada tes akhir pada K1 diketahui
rata-rata sebesar 4.75 dan untuk K2 diketahui rata-rata sebesar 4.25. Dengan
derajat kebebasan 19 (N – 1 = 20 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata
nilai to sebesar 3,0915, sedangkan nilai t tabel sebesar 1.729. Berarti to lebih
besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian pada tes akhir
kemampuan lay up shoot bola basket antara K1 dan K2 terdapat perbedaan
yang signifikan.
4. Perbedaan Prosentase Perbedaan.
Untuk mengetahui kelompok yang memiliki prosentase peningkatan
yang lebih baik, diadakan perhitungan perbedaan prosentase peningkatan tiap-
tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan lay up shoot
bola basket dalam persen pada kelompok 1 (K2)dan Kelompok 2 (K2) adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 10. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan lay up shoot bola basket Dalam Persen Pada K1 dan K2
Kelompok N Mean
Pretest
Mean
Posttest
Mean
Different
Prosentase
Peningkatan
K1 20 2.60 4.75 2.15 82.65%
K2 20 2.55 4.25 1.70 66.67%
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki
peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 82.65 %. Sedangkan
kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket
sebesar 66.67 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1
memiliki prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket yang
lebih besar dari pada kelompok 2.
E. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Pengaruh Gaya Mengajar Inklusi dan Eksplorasi terhadap
Hasil Belajar Lay Up Shoot Bola Basket.
Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara
kelompok 1 dan kelompok 2 dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, karena hasil
pehitumgan dari data tes akhir kedua kelompok diperoleh thitumg sebesar 3.0915.
Dari tersebut menunjukan thitung lebih besar dari ttabel (thit > ttabel),dengan db = 20
– 1 =19 pada signifikansi 0.05 (5%) ttabel sebesar 1.729. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gaya mengajar
inklusi dan eksplorasi tehadap peningkatan hasil belajar lay up shoot bola
basket. Hal ini karena,dari masing-masing gaya mengajar tersebut memiliki
penekanan yang berbeda dan keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan
yang berbada pula. Perbedaan perlakuan yang diberikan pada pelaku akan
memberikan respon yang berbeda pula. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan, ada perbedaan pengaruh gaya mengajar inklusi dan eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
terhadap has ail belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra kelas XI
SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun pelajaraan 2010/2011, dapat diterima
kebenarannya.
2. Gaya Mengajar Inklusi Lebih Baik Pengaruhnya terhadap Hasil
Belajar Lay Up Shoot Bola Basket.
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan hasil belajar
lay up shoot bola basket antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)
menunjukan bahwa kelompok 1 (K1) memiliki peningkatan yang lebih besar
daripada kelompok 2 (K2). Kelompok 1 (K1) memiliki peningkatan
kemampuan hasil belajar lay up shoot bola basket sebesar 82.65%, sedangkan
kelompok 2 (K2) memiliki peningkatan hasil belajar lay up shoot bola basket
sebesar 66.67%. Prosentase peningkatan hasil belajar lay up shoot bola basket
kelompok 1 (K1) (kelompok perlakuan gaya mengajar inklusi) lebih besar
karena, gaya mengajar inklusi memiliki ciri belajar yang dilakukan secara
bertahap. Siswa dapat mengontrol dirinya sendiri seberapa kemampuannya.
Dalam gaya mengajar inklusi lebih terkendali, karena siswa dapat mengukur
kemampuannya sendiri untuk meningkatkan pada bebtuk pembelajaran yang
lebih sulit. Dengan memiliki kemampuan awal yang memadahi, akan lebih
cepat beradaptasi terhadap tugas ajar yang lebih sulit. Sedangkan gaya
mengajar eksplorasi pembelajarannya kurang terkendali, siswa kurang dapat
mengenali kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Disamping itu juga, guru tidak
dapat memonitoring secara lebih teliti, karena tugas gerak yang dilakukun
siswa berbeda-beda tanpa ada aturan yang harus dilaksanakan. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan, gaya mengajar inklusi lebih baik
pengaruhnya terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa kelas
XI SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dapat diterima
kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah
dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima, sehingga dapat
diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh antara gaya mengajar inklusi dan eksplorasi
terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dengan nilai
perhitungan hasil tes akhir masing-masing kelompok diperoleh nilai thitung
sebesar 3.0915 dan sebesar 1.729 dengan taraf signifikasi 5%.
2. Gaya mengajar inklusi lebih baik pengaruhnya dengan gaya mengajar
eksplorasi tehadap hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa putra
kelas XI PUTRA SMA Muhammadiyah Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
Gaya mengajar inklusi memiliki persentase peningkatan hasil belajar lay up
shoot bola basket sebesar 82.65%, sedangkan gaya mengajar eksplorasi
memiliki peningkatan hasil belajar lay up shoot bola basket sebesar 66.67%.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa gaya mengajar inklusi
lebih baik pengaruhnya daripada gaya mengajar eksplorasi terhadap peningkatan
hasil belajar lay up shoot bola basket.
Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini bahwa,setiap gaya mengajar
memiliki efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil belajar lay up shoot
bola basket. Oleh karena itu, dalam menerapkan gaya mengajar yang bertujuan
meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket, harus menggunakan gaya
mengajar yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa. Hasil penelitian dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan
gayamengajar yang tepat, khususnya untuk meningkatkan kemampuan lay up
shoot bola basket.
C. Saran
1. Bagi Guru Penjas SMA Muhammadiyah 1 Sragen
a. Dalam menerapkan gaya mengajar hendaknya perlu dipertimbangkan
kelebihan dan kelemahannya serta tingkat efektivitasnya agar diperoleh
hasil belajar yang maksimal.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar lay up shoot bola basket disarankan guru
langsung menggunakan gaya mengajar inklusi dan eksplorasi, namun gaya
mengajar inklusi lebih baik pengaruhnya sehingga upaya meningkatkan
hasil belajar lay up shoot bola basket dapat diterapkan gaya mengajar
inklusi.
2. Bagi Siswa SMA Muhammadiyah 1 Sragen
a. Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan gaya mengajar
apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri
untuk mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru.
b. Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan
berbagai metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan
dan wawasannya. Belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru
untuk berlatih mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran.
3. Bagi Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Sragen
Disarankan bagi sekolah untuk menambah sarana yang terkait
pembelajaran inklusi dan eksplorasi dalam pendidikan jasmani untuk
memperlancar proses belajar mengajar.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat meneliti lain,
selain lay up shoot bola basket dengan menggunakan gaya mengajar inklusi dan
eksplorasi atau yang lain.