PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN DIUMPAN TERUS …lib.unnes.ac.id/7788/1/10245.pdf · dengan diumpan...

85
. PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN DIUMPAN TERUS MENERUS DAN BERGANTIAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIVE PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Andi Fahrur Rozi 6301407028 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Transcript of PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN DIUMPAN TERUS …lib.unnes.ac.id/7788/1/10245.pdf · dengan diumpan...

.

PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN DIUMPAN TERUS

MENERUS DAN BERGANTIAN TERHADAP KEMAMPUAN

DRIVE PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS

JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Andi Fahrur Rozi

6301407028

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

ii

SARI

Andi Fahrur Rozi. 2011. Perbedaan Latihan Drive dengan Diumpan Terus

Menerus dan Bergantian Terhadap Kemampuan Drive Pada Mahasiswa Putra

Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011. Skripsi, Pendidikan

Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri

Semarang.

Permasalahan penelitian adalah apakah ada perbedaan latihan drive

dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada

mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011, jika

ditemukan perbedaan mana yang lebih baik antara latihan drive dengan diumpan

terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra

peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. Tujuan penelitian

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan latihan drive dengan diumpan terus

menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive, jika ditemukan perbedaan

mana yang lebih baik antara latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian

terhadap kemampuan drive.

Populasi penelitian mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK

UNNES tahun 2011 dengan jumlah 22 mahasiswa. Pengambilan sampel

menggunakan teknik random sampling, cara yang digunakan untuk

merandomisasi menggunakan cara undian dengan jumlah sampel 16 mahasiswa.

Variabel penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu latihan drive dengan

diumpan terus-menerus dan bergantian serta variabel terikat yaitu kemampuan

drive. Metode penelitian menggunakan eksperimen. Metode analisis data

penelitian menggunakan statistik dengan t-test menggunakan rumus pendek.

Hasil analisis data diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,090. Nilai t-tabel

dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (d.b) 7 adalah sebesar 2,365.

Karena t-hitung lebih besar t-tabel atau 3,090 > 2,365, maka dapat disimpulkan

ada perbedaan antara latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian

terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan

PKLO FIK UNNES tahun 2011. Dari uji beda mean kelompok eksperimen lebih

besar dari kelompok kontrol atau 20,84 > 17,78, maka dapat disimpulkan bahwa

latihan drive dengan diumpan terus menerus lebih baik dari latihan drive diumpan

bergantian terhadap kemampuan drive.

Saran; 1) Pelatih hendaknya memberikan latihan drive diumpan terus

menerus untuk meningkatkan kemampuan drive pada pemain. 2) Bagi mahasiswa

lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil

penelitian ini dengan metode yang lain agar diperoleh informasi yang semakin

akurat terkait suatu metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan pukulan

drive pada petenis.

ii

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 2011

Andi Fahrur Rozi

NIM. 6301407028

iii

iv

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“ Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma, semua usaha dan doa ”

(Ahmad Dhani)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Ayahku Suratmin dan Ibu Nur Khamilah tercinta,

yang telah memberikan semangat, dorongan serta

do’a.

2. Kakakku Aini Syarifah dan Adnan Rahmadi yang

memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi

ini.

3. Almamater FIK UNNES.

v

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan

dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Soedjatmiko, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah

sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Drs. Nasuka, M.Kes., selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dan

teliti dalam memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas

Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang memberikan bekal

vi

vii

ilmu dan pengetahuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

7. Dosen mata kuliah IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES yang telah

memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Seluruh mahasiswa IKK tenis FIK UNNES tahun 2011 yang telah bersedia

menjadi sampel penelitian dan membantu selama pelaksanaan penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian untuk penulisan

skripsi ini.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis

dan penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang

melimpah dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, 2011

Penulis

vii

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

SARI ............................................................................................................ ii

PERNYATAAN ........................................................................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1

1.2 Permasalahan ............................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

1.4 Penegasan Istilah ...................................................................... 8

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ........................................ 12

2.1 Landasan Teori ......................................................................... 12

2.1.1 Olahraga Tenis .................................................................... 12

2.1.2 Teknik Dasar Permainan Tenis ........................................... 13

viii

ix

2.1.2.1 Teknik Pegangan atau Grip...... .......................................... 13

2.1.3 Pukulan Dalam Tenis ........................................................ 16

2.1.4 Pukulan Drive ................................................................... 17

2.1.4.1 Pukulan Forehand Drive ................................................... 17

2.1.4.2 Pukulan Backhand Drive...................................................... 23

2.1.5 Metode Latihan Drive.......................................................... 25

2.1.5.1 Latihan Drive Diumpan Terus Menerus.............................. 25

2.1.5.2 Latihan Drive Diumpan Bergantian..................................... 27

2.1.6 Kerangka Berfikir................................................................. 28

2.2 Hipotesis............................................................................... 31

BAB III METODELOGI PENELITIAN ...................................................... 32

3.1 Populasi Penelitian................................................................. 32

3.2 Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 33

3.3 Variabel Penelitian................................................................. 34

3.4 Instrumen Penelitian .............................................................. 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36

3.6 Prosedur Penelitian ................................................................ 38

3.7 Analisis Data ......................................................................... 40

3.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian....................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 45

4.1 Hasil Penelitian............................................................................ 45

4.2 Pembahasan................................................................................. 48

ix

x

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 52

5.1 Simpulan ................................................................................... 52

5.2 Saran ......................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 55

x

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Analisis Kelebihan dan Kelemahan Latihan Drive Diumpan Terus

Menerus Dengan latihan Drive Diumpan Bergantian................................ 30

2. Persiapan Perhitungan Statistik ............................................................... 41

3. Deskripsi Kelompok Eksperimen ........................................................... 46

4. Deskripsi Kelompok Kontrol ................................................................... 47

xi

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pegangan Eastern..................................................................................... 15

2. Pegangan Continental............... .............................................................. 15

3. Pegangan Western......................................................………….….....… 16

4. Posisi Siap (Ready Position)................................................................... 19

5. Ayunan Ke Belakang (Backswing)........................................................ 20

6. Ayunan Ke Depan (Forwardswing) ...................................................... 21

7. Gerak Lanjutan (Followtrough) ............................................................. 22

8. Backhand Drive dari Posisi Siap Sampai Gerak Lanjut....................... 25

9. Latihan Drive Diumpan Terus Menerus............................................... 26

10. Latihan Drive Diumpan Bergantian...................................................... 27

11. Tes Kemampuan Drive.......................................................................... 36

xii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Usul Penetapan Pembimbing Skripsi.................................................. 55

2. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ............................................ 56

3. Surat Permohonan Ijin Penelitian Skripsi ................................................. 57

4. Daftar Nama Sampel Penelitian ............................................................... 58

5. Hasil Tes Awal (Pre-Test) Forehand dan Backhand Drive

Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES

Tahun 2011 ............................................................................................. 59

6. Hasil Total Tes Awal (Pre-Test) Kemampuan Drive Mahasiswa Putra

Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ................... 60

7. Rangking Tes Awal (Pre-Test) Kemampuan Drive Mahasiswa Putra

Peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 .................... 61

8. Hasil Tes Awal dan Pembagian Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK

UNNES Tahun 2011 ................................................................................ 62

9. Hasil Tes Akhir (Post-Test) Forehand dan Backhand Drive

Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES

Tahun 2011 ............................................................................................. 63

10. Hasil Total Tes Akhir (Post-Test) Kemampuan Drive Mahasiswa

Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ......... 64

11. Perhitungan Statistik Hasil Tes Awal (Pre-Test) .................................... 65

xiii

xiv

12. Perhitungan Statistik Hasil Tes Akhir (Post-Test) ................................... 66

13. Program Latihan Drive Diumpan Terus Menerus Dan Bergantian

Pada Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK

UNNES Tahun 2011................................................................................. 67

14. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 70

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu pendukung pembentuk manusia Indonesia

yang berkualitas, mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk

melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik,

sosial, ekonomi, dan kultural. Dengan pengaturan, pendidikan, pelatihan,

pembinaan, pengawasan dan pengembangan yang baik maka hakikat dan tujuan

dari olahraga tersebut akan tercapai. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional.

Pasal tersebut menjelaskan bahwa keolahragaan nasional adalah keolahragaan

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai keolahragaan, kebudayaan nasional

Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perkembangan olahraga.

Adapun tujuan keolahragaan nasional itu adalah memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan

nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina

persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta

mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Dalam mencapai tujuan

keolahragaan nasional tersebut ada 3 ruang lingkup pembinaan dan

pengembangan olahraga meliputi : 1) olahraga pendidikan, 2) olahraga rekreasi,

3) olahraga prestasi. Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk

menigkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam meningkatkan harkat

1

2

dan martabat bangsa. Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan

dan pengembangan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan dengan

dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan untuk mencapai prestasi

olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional. Pembinaan dan

pengembangan olahraga prestasi dilakukan oleh induk organisasi cabang

olahraga, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Pembinaan dan pengembangan

olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga,

menumbuhkembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan

daerah, serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan

yang melibatkan olahragawan muda potensial dari hasil pemantauan, pemaduan,

dan pengembangan bakat sebagai proses regenerasi.

Tenis merupakan salah satu olahraga populer yang digemari masyarakat

dunia, termasuk di Indonesia. Olahraga ini dapat dimainkan berbagai usia, dari

anak-anak orang dewasa, sampai orang tua. Bermain tenis dengan baik dan benar

diperlukan penguasaan teknik dasar, kemampuan fisik yang bagus, serta mental

bertanding yang baik pula. Selain itu adanya sarana dan prasarana serta

pembinaan yang baik juga menjadi faktor pendukung. Tenis telah mencapai tahap

perkembangan yang sangat pesat dan menarik perhatian banyak orang.

Pertandingan tingkat dunia banyak diselenggarakan sehingga dapat mendorong

meluasnya permaianan olahraga ini keseluruh dunia hingga banyak yang gemar

bermain tenis. Tujuan setiap orang berbeda dalam bermain tenis misalnya untuk

bisa bergaul, rekreasi, kesehatan, serta prestasi.

3

Tenis seperti yang dikatakan oleh Bey Magethi (1990 : 3) adalah jenis

olahraga yang mencangkup aspek-aspek teknis tertentu. Untuk dapat bermain

tenis baik bagi kaum amatir, lebih-lebih bagi pemain profesional, pemain dituntut

menguasai teknik-teknik memukul bola, langkah serta gerakan tubuh yang sesuai.

Agar dapat bermain dengan baik dan benar serta berprestasi tinggi. Khususnya

bagi petenis pemula, keterampilan dasar dalam bermain tenis harus dikuasai.

Menurut Mottram (1992 : 13) untuk bermain tenis dengan baik, pemain harus

belajar mencurahkan perhatian yang seksama pada bola, memiliki gerak kaki yang

rapi, teratur dan efektif, keseimbangan yang baik, mengontrol ayunan pukulan

raket, mengontrol permukaan raket, berkonsentrasi. Selanjutnya Yudoprasetio

(1981 : 10) mengatakan pula hal-hal yang harus di perhatikan dalam bermain tenis

adalah pemusatan pikiran, memegang raket, mengayunkan raket, footwork,

menggerakan badan, dan pengunaan rasa.

Permainan tenis memerlukan kecepatan kaki, ketepatan yang terkendali,

stamina, antisipasi, ketetapan hati (dertermination) dan kecerdikan. Meskipun

demikian, jika lemah pada salah satu dari segi-segi tersebut, masih ada

kemungkinan untuk menutupinya dengan memperkuat diri pada segi-segi yang

lain (Lardner, 1996 : 7). Untuk dapat bermain tenis dengan baik dan benar serta

dapat berprestasi di tingkat daerah maupun tingkat nasional, memerlukan latihan

yang teratur, benar, sabar dan banyak mengikuti pertandingan-pertandinagan.

Untuk itu peran pelatih sangat diperlukan untuk membimbing dan mengarahkan

agar petenis dapat mencapai prestasi tertinggi.

4

Menurut Scharff (1981 : 24) dalam permainan tenis ada empat jenis

pukulan dasar yang harus dikuasai oleh seorang petenis, yaitu : service, forehand

drive (groundstrokes), backhand drive (groundstrokes) dan volley Dari keempat

kategori pukulan tersebut, kategori groundstrokes yaitu pukulan forehand drive

dan backhand drive. Keduanya adalah pukulan yang amat penting untuk

dipelajari, karena 50-75% dalam permainan tenis akan mempergunakan kedua

pukulan ini. Seorang petenis yang memiliki pukulan drive yang baik

dimungkinkan dapat memegang kendali permainan dan ia juga dapat

mempertahankan bola bahkan bisa memenangkan suatu permainan.

Keseluruhan pukulan yang ada dalam suatu permainan, tiga perempat

pukulan kemenangan ditentukan lewat forehand drive. Menurut Yudoprasetio

(1981 : 73) apabila mengetahui dengan jelas bagaimana cara melakukan

backhand, tentu backhand dapat dilaksanakan sebaik forehand. Terlebih dahulu

memahami bagaimana cara memukul bola backhand, mempunyai kemauan untuk

menerapkan cara-cara pukulan dengan baik dan akhirnya melakukan latihan-

latihan dengan tekun agar dapat menghasilkan backhand yang memuaskan.

Menurut Yudoprasetio (1981 : 40-41) tentang drive adalah sebagai berikut

: 1) To direct the course of..., mengatur jurusannya (atau arahnya) sesuatu. 2) In

some game to propel ( the ball ) by a hard blow, berarti, dalam suatu permainan

mengatur jurusan (arah) bola terbang dalam memukulnya secara keras.

Selanjutnya propel diterangkan sebagai to impel forward or inward, yang berarti

menjuruskan (mengarahkan) ke muka atau kebelakang (ke dalam). Impel

diterangkan sebagai to drive forward yang berarti (dalam permainan tenis)

5

menjuruskan (mengarahkan) bola ke muka dengan memberi pukulan keras

kepadanya. Drive memang dalam garis besarnya terdiri dari tiga gerakan, tidak

terputus-putus, melainkan menjadi suatu gerakan yang serasi (harmonis), yakni :

1) gerakan lengan kebelakang disebut back swing, 2) gerak lengan dari belakang

badan ke muka untuk memukul bola disebut forward swing, 3) forward swing

yang dengan sengaja harus dilanjutkan, gerak lengan ini disebut follow through,

follow through bukan saja lanjutan dari forward swing, melainkan satu gerakan

yang harus dilaksanakan setelah forward swing selesai atau setelah bola dipukul

oleh raket.

Melakukan pukulan drive dengan baik bisa dilakukan dengan beberapa

macam metode latihan, namun seiring perkembangan permainan tenis pelatih

memiliki kemampuan untuk menciptakan variasi metode latihan. Variasi metode

latihan tersebut diharapkan dapat membantu kemampuan dalam menerima dan

memahami apa yang diajarkan dan diharapkan dari pelatih.

Menurut Harsono (1988 : 9) seorang pelatih yang baik adalah orang yang

mempunyai daya imajinasi yang konstrusktif tentang cabang olahraganya. Daya

imajinasi ini penting dimilikinya oleh karena taktik pertahanan dan penyerangan

suatu permainan dari hari ke hari makin berkembang dan makin rumit. Demikian

pula metode-metode latihan yang semakin lama semakin canggih dan semakin

efisien dan efektif. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mangadopsi

latihan dengan diumpan terus menerus dan bergantian yang akan diterapkan

dalam latihan forehand drive dan backhand drive. Penulis mengambil latihan

drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian, karena latihan dengan

6

diumpan terus menerus melatih gerakan teknik dasar pukulan yang sempurna dan

latihan dengan diumpan bergantian melatih koordinasi kedua pukulan tersebut.

Disamping itu berdasarkan pengamatan penulis di lapangan bahwa banyak terjadi

kesalahan dalam memukul bola misalnya dalam permainan saat terjadi rally bola

yang seharusnya masuk dan mendapat point justru keluar atau menyangkut di net

dan menghasilkan point bagi lawan. Hal ini menunjukkan teknik pukulan drive

tidak dapat dikuasai dengan baik oleh pemain, dan salah satu sebabnya adalah

kelemahan metode latihannya.

Adanya uraian di atas, penulis ingin mengetahui manakah yang lebih

efektif diantara keduanya, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian

dengan judul “perbedaan latihan drive dengan diumpan terus-menerus dan

bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis

Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011”.

Sebagai alasan pemilihan judul adalah sebagai berikut :

1.1.1 Drive sering digunakan dalam permainan tenis.

1.1.2 Penguasaan drive dapat dilatih dengan latihan drive diumpan terus

menerus dan bergantian.

1.1.3 Forehand drive dan backhand drive merupakan pukulan yang sangat

penting dalam permainan tenis, sehingga perlu metode latihan yang

efektif.

1.2 Permasalahan

7

Sesuai dengan judul di atas maka dengan demikian timbul suatu pemikiran,

perhatian dan permasalahan bagi penulis untuk meneliti masalah-masalah sebagai

berikut :

1.2.1 Apakah ada perbedaan latihan menggunakan latihan drive dengan

diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada

mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun

2011 ?

1.2.2 Jika ditemukan perbedaan hasil latihan dari kedua metode itu mana yang

lebih baik antara latihan drive dengan diumpan terus menerus dan

bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK

tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan hasil penelitian yang akan dicapai, tujuan pelaksanaan

penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1.3.1 Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan latihan drive dengan diumpan

terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa

putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

1.3.2 Jika ditemukan perbedaan maka akan dicari latihan yang memberikan

pengaruh yang lebih baik antara latihan drive dengan diumpan terus

menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra

peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

1.4 Penegasan Istilah

8

Penegasan istilah dalam judul penelitian untuk menghindari terjadinya salah

pengertian atau salah penafsiran dari istilah yang dipergunakan, sedangkan istilah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Perbedaan

Perbedaan adalah sesuatu yang menjadi berlainan (tidak sama) antara benda

yang satu dan benda yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 119). Jadi

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan antara latihan drive dengan

diumpan terus menerus dan bergantian yang dilakukan oleh mahasiswa putra

peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

1.4.2 Latihan

Latihan adalah belajar dan membiasakan diri mampu atau dapat melakukan

sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 643). Yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah latihan diumpan terus menerus dan bergantian yang

dilakukan mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun

2011 untuk melatih kemampuan drive.

1.4.3 Drive

Drive adalah groundstroke yang dipukul dengan sekuat tenaga dan tajam

jatuh di backcourt lawan (Brown, 2007 : XI). Yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pukulan yang dilakukan baik dengan forehand drive atau backhand drive

setelah bola memantul di lapangan yang dilakukan mahasiswa putra peserta IKK

tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

9

1.4.3 Umpan

Umpan adalah sasaran yang mudah dijadikan korban (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2007 : 1243). yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sasaran terus

menerus dan bergantian untuk melakukan latihan drive yang diberikan kepada

mahasiaswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 agar

tercapai kemampuan yang baik dalam melakukan drive.

1.4.4 Terus menerus

Terus menerus adalah tidak berputusan, tiada henti, bersinambung (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 1186). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

salah satu metode latihan drive yang dilakukan secara terus menerus guna melatih

gerakan teknik dasar pukulan yang sempurna.

1.4.5 Bergantian

Bergantian adalah sesuatu yang menjadi penukar yang tidak ada atau hilang

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 334). Yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah salah satu metode latihan drive yang dilakukan secara bergantian guna

melatih koordinasi kemampuan drive.

1.4.6 Kemampuan

Kemampuan adalah (bisa, sanggup) melakukan sesuatu (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2007 : 707). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kesanggupan mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES

10

tahun 2011 dalam melakukan drive permainan tenis setelah melakukan latihan

drive dengan diumpan terus menerus dan latihan drive diumpan bergantian.

1.4.7 Mahasiswa Putra peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun

2011

Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun

2011 adalah mahasiswa putra yang masuk Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang

mengambil mata kuliah Ilmu Kepelatihan Khusus Tenis pada tahun 2011.

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

1.5.1 Umum

Secara umum manfaat yang diambil dari hasil pelaksanan penelitian

diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah dalam pelatihan cabang

olahraga permaianan tenis. Selain itu hasil penelitian yang diperoleh diharapkan

dapat memberikan sumbangan positif bagi pelatihan tenis baik dalam memilih

atlet, pengembangan pola latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar

permainan tenis, agar latihan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan

efisien. Adapun secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi :

1.5.2 Khusus

11

1.5.2.1 Peneliti sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang

diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.

1.5.2.2 Para pelatih dan pembina untuk dapat dijadikan pengetahuan tentang

pentingnya penerapan metode latihan yang tepat untuk

mengembangkan drive yang paling baik.

1.5.2.3 Mahasiswa yang berminat dapat menambah pengetahuan dan dapat

dijadikan bahan perbandingan untuk mengadakan penelitihan lebih

lanjut.

12

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 LANDASAN TEORI

Untuk memberikan gambaran mengenai teori-teori yang terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini maka diuraikan mengenai tinjauan olahraga

tenis, teknik dasar permainan tenis, metode latihan drive dan analisa kelebihan

dan kelemahan latihan diumpan terus menerus dan latihan diumpan bergantian.

2.1.1 Olahraga Tenis

Tenis adalah permaian olahraga dengan menggunakan raket dan bola.

Dalam olahraga yang juga disebut lawn tennis ini, raket dipukulkan ke bola

sambut menyambut oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan ke

seberang jaring yang sengaja disebing lapangan empat persegi panjang. Semula

sekitar abad ke-16, tenis dimainkan di Italia, Perancis dan Inggris, ketika lapangan

mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana kerajaan.

Lapangan tenis berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 23,77

m dan lebar 8,23 m. lapangan dibagi ditengah oleh sebuah jaring yang tergantung

pada tali atau kabel metal dengan diameter maksimum 0,8 cm, ujung-ujungnya

ditambahkan atau dilewatkan di atas puncak dua buah tiang yang berbentuk empat

persegi dengan sisi tidak melebihi 15 cm atau berbentuk bundar dengan diameter

15 cm (Direktorat Keolahragaan, 1995 : 9).

12

13

Penguasaan teknik dasar dan teknik-teknik pukulan yang baik merupakan

salah satu landasan yang sangat penting agar dapat meningkatkan prestasi dalam

bermain tenis. Untuk dapat bermain tenis dengan baik dan berprestasi optimal,

seorang pemain harus menguasai teknik dasar dan teknik berbagai jenis pukulan

yang ada disamping harus mempunyai kemampuan fisik yang tepat dan mental

bertanding yang kuat (Harsono, 1988 : 100).

2.1.2 Tenik Dasar Permainan Tenis

Bermain tenis yang baik dan benar, teknik dasar dalam bermain harus

dikuasai oleh pemain. Menurut Bey Magethi (1990 : 31) apapun tingkatan

permainan pemain, ada beberapa prinsip dasar yang dikuasai dalam bermain tenis.

Teknik pukulan yang bagus didasarkan pada memukul pada tempat dan waktu

yang tepat. Tetapi yang penting harus berada dalam keseimbangan yang baik,

bergerak dengan arah yang baik ke arah bola, dan mengerti dimana bola dan raket

akan bertemu dan membuat titik pertemuan (titik kontak) sehingga dapat

menghasilkan pukulan yang keras dan terarah.

2.1.2.1 Teknik Pegangan atau Grip

Menurut Bey Magethi (1990 : 42) ada tiga macam pengangan atau grip

yaitu eastern grip, western grip dan continental grip. Yudoprasetio (1981 : 13)

juga berpendapat sama, ada tiga cara memegang raket atau grip yaitu eastern grip,

14

continental grip dan western grip. Sebagian besar dari pemain-pemain tenis di

dunia memegang raketnya dengan eastern grip. Memegang raket dengan eastern

grip adalah cara memegang yang wajar, raket sebenarnya merupakan lanjutan dari

lengan dan pengganti tangan pemain.

2.1.2.1.1 Teknik Pegangan Eastern

Teknik pegangan eastern menurut Lardner (1996 : 35) adalah bahwa

forehand harus mengunakan model timur atau eastern grip. Cara memegang

eastern menurut Bey Magethi (1990 : 42-43) pegang raket pada lehernya dengan

tangan kiri (tangan yang tidak digunakan untuk memukul), tempatkan telapak

tangan yang digunakan untuk bermain di belakang pegangan dan jari-jari

ditempatkan melingkari pegangan raket, rasanya seperti seolah-olah berjabat

tangan dengan pegangan raket. Genggaman ini akan memberi kekokohan dan

posisi telapak tangan di belakang pegangan raket akan memberi kekuatan yang

lebih dalam melakukan pukulan.

Eastern grip diperoleh dengan memegang leher (throat) dari raket dengan

tangan kiri dan merentangkannya ke depan badan anda dengan pangkal gagang ke

jurusan anda. Permukaan raket harus membentuk sudut siku-siku dengan tanah.

Pegangan raket dengan tangan kanan, sehingga ruas belakang dari ibu jari berada

di bagian atas dari raket, sekitar 1/8 inci sebelah kiri dari pertengahannya. Ini

berarti, bahwa bentuk huruf V antara telunjuk dan ibu jari berada pada bagian

atas dari bidang rata pegangan. Telapak tangan harus dekat pada bidang yang rata

15

dari gagang itu. Seumpama kita “berjabat tangan” dengan raket itu (Scharff, 1981

: 26).

Gambar 1 Pegangan Eastern

Sumber : Scharff (1981 : 25)

2.1.2.1.2 Teknik Pegangan Continental

Menurut Scharff (1981 : 26) pada jenis continental, pegangan itu di putar

sekitar seperdelapan putaran (untuk orang biasa arah lawan jarum jam, bagi orang

kidal arah gerak jarum jam).”Continental grip, dengan meletakkan raket pada

sisinya kemudian memungutnya” ( Scharff, 1981 : 27 ).

Gambar 2 Pegangan Continental

Sumber : Scharff ( 1981 : 27 )

16

2.1.2.1.3 Teknik Pengangan Western

Cara memegang raket dengan jenis western yang paling mudah adalah

dengan meletakkan raket tertelungkup di atas tanah, lalu pungut dengan cara

continental (Scharff, 1981 : 28).

Gambar 3 Pegangan western

Sumber : Scharff ( 1981 : 28 )

2.1.3 Pukulan Dalam Tenis

Menurut Lardner (1996 : 9) beberapa macam pukulan dasar dalam tenis

yaitu groundstroke, volley, smash, service, dan lob. Sedangkan menurut

Yudoprasetio (1981 : 43), pukulan-pukulan dalam tenis lapangan digolongkan ke

dalam tiga golongan groundstrokes, volley dan overhead stroke. Pendapat lain,

pukulan yang harus dikuasai dalam permainan tenis menurut Scharff (1981 : 24)

ada empat jenis pukulan dasar yaitu serve, forehand drive, backhand drive dan

volley. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis pukulan

dasar dalam permainan tenis yaitu groundstroke ( forehend drive dan backhand

drive ), volley, serve, smash dan lob.

17

2.1.4 Pukulan Drive

Sesuai pendapat Yudoprasetio (1981 : 59) bahwa pukulan drive adalah

jenis pukulan yang disebut groundstroke, yaitu pukulan yang dilakukan terhadap

bola yang sudah menyentuh tanah (lapangan). Pukulan drive dibagi menjadi dua

yaitu forehand drive dan backhand drive, forehand drive dilakukan dari sebelah

kanan badan dan backhand drive dilakukan dari kiri badan untuk pemain bukan

kidal.

2.1.4.1 Pukulan Forehand Drive

Pukulan forehand drive menurut Scharff (1981 : 24) adalah pukulan yang

paling penting bagi seorang pemula. Tujuannya adalah mengembalikan bola pada

sisi badan sebelah raket ( sebelah kanan bagi orang biasa dan sebelah kiri pada

orang yang kidal ). Sedangkan menurut Lardner ( 1996 : 31 ) forehand merupakan

pukulan stroke yang paling umum dipakai dalam tenis.

2.1.4.1.1 Definisi Forehand Drive

Untuk mengembangkan kemahiran dalam forehand ada prinsip-prinsip

yang digunakan yaitu memandang bola dengan cermat, memperkirakan arah bola

dari lawan, mempersiapkan stroke sejak dini, gerak kaki yang tepat,

keseimbangan yang kokoh, kepekaan dan konsentrasi (Lardner, 1996 : 31).

Menurut Yudoprasetio (1981 : 55) pukulan forehand adalah pukulan yang banyak

dilakukan dalam permainan. Pukulan ini digunakan dalam mendekte lawan karena

forehand adalah stroke yang keras dan dapat membuat lawan lari kesana kemari

selama rally yang panjang atau lama (Lardner, 1996 : 32).

18

2.1.4.1.2 Teknik Pukulan Forehand Drive

Teknik pukulan forehand drive melalui tiga tahap yaitu Backswing,

Forwardswing, Followtrough semua tahap sama pentingnya untuk memperoleh

pukulan keras dan berirama. Pukulan dari mulai sampai berakhir harus berlaku

dengan lancar dan merupakan koordinasi gerak kaki, badan dan tangan (Katili,

1973 : 24). Adapun urutan gerak dari awal hingga akhir tersebut sebagai berikut :

2.1.4.1.2.1 Persiapan drive

Persiapan melakukan teknik pukulan drive yaitu dengan sikap siap harus

diambil waktu menunggu bola, menghadap ke net dengan dua kaki mengangkang

santai dan dengan berat badan sama berat pada kedua kaki. Ayunkan leher raket di

tangan kiri dan arahkanlah kepalanya ke net, mata harus tertuju pada bola, badan

santai dan lutut agak ditekukkan. Begitu bola menuju anda di sebelah kanan,

berputarlah pada kaki kanan, melangkah dengan kaki kiri, sehingga kedua kaki

menjadi sejajar dengan net dan menghadap ke garis kanan atau paling sedikit

diagonal dengan net. Pinggul dan bahu anda harus pula berputar setengah

lingkaran ke kanan, sehingga bahu menghadap ke net. Lengan kanan harus lurus

dan bergantung pada pundak. Siku harus tetap lurus namun tidak kaku. Kepala

raket harus sama tinggi dengan pergelangan atau sedikit lebih tinggi. Ingat pada

saat memukul anda tegak 90 derajat dengan arah kemana hendak membidikkan

bola (Scharff, 1981 : 29).

19

Gambar 4 Posisi siap (Ready Position)

Sumber : Scharff (1981 : 30)

2.1.4.1.2.2 Ayunan ke belakang (Back Swing)

Pada saat bola meninggalkan raket pelatih atau lawan, sambil berdiri

berputar, mulailah ayunan ke belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan

horizontal dari tangan kanan dan pindahkan berat badan berangsur-angsur ke kaki

belakang. Gerakan ini harus serentak dan bersamaan dengan laju bola yang

datang. Ketika raket melanjutkan gerakan ke belakang, berat badan harus terus

berpindah kaki kanan, lutut membengkok sedikit sementara mata menatap bola

yang datang, kalau ada waktu tariklah sejauh mungkin raket ke belakang. Lengan

harus tetap lurus dan hampir sejajar dengan tanah sampai raket mengenai bola.

20

Lengan kiri mempunyai peranan penting dalam ayunan badan untuk

keseimbangan dan harus bergerak bebas (1981 : 30).

Gambar 5 Ayunan ke belakang (Back Swing)

Sumber : Scharff (1981 : 30)

2.1.4.1.2.3 Ayunan ke depan ( Forward Swing)

Forward swing dimulai saat menghentikan ayunan ke belakang dan

memulai gerakan ke depan dengan raket, tergantung pada kecepatan bola yang

datang. Pada waktu akhir rentangan tangan ketika mengayun ke belakang harus

pendek sekali jika perkiraan waktunya tepat dan cocok. Kepala raket harus sedikit

di atas pergelangan dan sedikit di bawah tinggi bola sesudah melambung,

sehingga pada ayunan depan ia sedikit bergerak baik ke atas ataupun ke bawah.

Lutut sedikit ditekuk dan tangan kiri di depan untuk membantu putaran badan.

21

Begitu memulai ayunan ke depan melangkahlah dengan kaki kiri sambil

memiringkan sisi badan ke arah net dan bola yang melayang. Waktu melakukan

ini mulailah memindahkan berat badan dari kaki kanan yang ada di belakang kaki

kiri di depan pada waktu yang sama tangan dengan kepala raket vertikal ke tanah

dan masih di atas pergelangan harus direntangkan jauh ke depan sampai gerakan

badan dan arah raket serentak. Sewaktu raket mengayun ke depan menemui bola,

kepala raket harus pada ketinggian bola dan rata datar pada saat benturan, tepat

pada saat itu raket harus dipegang lebih erat dan terus demikian selama pukulan

bola berlangsung. Selalu usahakan mengenai bola dengan bagian tengah dari raket

pada ketinggian pinggang tetapi kalau bola itu ada di bawah pinggang tekuklah

lutut anda sampai setinggi bola. Jika sebaliknya bola itu melambung tinggi

mundurlah sedikit dan biarkan bola jatuh setinggi pinggang. Bola itu sedapat

mungkin harus dikenakan pada puncak ketinggiannya antara ujung kaki kiri dan

pertengahan pinggang (Scharff, 1981 : 31-32).

Gambar 6 Ayunan ke depan ( forward swing )

Sumber : Scharff (1981:30)

22

2.1.4.1.2.4 Gerak lanjutan ( follow trough )

Waktu melakukan pukulan forehand berat badan berpindah dari kaki

kanan ke kaki ke kiri dan raket bergarak menuju bola kemudian membentur bola

sampai gerakan lanjutannya. Dalam gerakan lanjutan ini beratkan badan ke depan

ke arah bola, selama itu kaki harus selalu berada di tanah. Keseimbangan dapat

dijaga dengan kaki kanan, lengan kiri dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah.

Menekuk lutut sewaktu memindahkan berat badan menyebabkan pukulan menjadi

rata dan dengan demikian tidak menyodok atau mengangkat bola. Gerakan lanjut

itu berakhir jika kepala raket terhenti dengan sendirinya dihadapkan bahu sebelah

kiri dan kaki kiri. Kepala raket berakhir setinggi antara pinggang dan bahu,

tergantung pada tinggi dan kecepatan bola yang dipukul. Pada bola yang lebih

rendah perlu gerak lanjut yang lebih tinggi supaya bola dapat melampaui net,

pada akhir pukulan berat badan harus tetap karena lengan dan raket menarik

badan sebelah kanan kembali ke posisi siap dan tangan kiri berada pada raket lagi

(Scharff, 1981 : 34).

Gambar 7 Gerak Lanjutan (follow trough)

Sumber : Scharff (1981:30)

23

2.1.4.2 Pukulan Backhand Drive

Pukulan backhand drive menurut Lardner (1996 : 44) merupakan stroke

(pukulan) yang lebih alami daripada forehand. Yaitu karena tubuh tidak

menghadap sasaran, bila ini dilakukan dengan tepat, lengan bergerak ke depan dan

mengikuti arah bola dengan gerakan yang bebas dan tubuh berayun di

belakangnya dengan kekuatan wajar yang amat besar. Sedangkan menurut

Yudoprasrtio (1981 : 64) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan terhadap

bola yang berada disamping kiri pemain kalau pemain mempergunakan tangan

kanan.

2.1.4.2.1 Definisi Backhand Drive

Pada dasarnya pukulan forehand dan pukulan backhand tidaklah jauh

berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada posisi pukulannya saja. Kalau pukulan

forehand drive, pemain memukul dengan bagian depan tangan. Sedangkan

pukulan backhand drive, pemain memukul dengan bagian belakang tangan.

Menurut Handono Murthi (2002 : 25), cara back swing dan impact point pukulan

backhand drive sama seperti dalam pukulan forehand kecuali follow trough,

karena tidak mungking ditekuk seperti pukulan forehand, jadi secara otomatis

berakhir dengan posisi tangan lurus (kecuali dua tangan).

2.1.4.2.2 Teknik Pukulan Backhand Drive

Seperti halnya dengan pukulan forehand, menurut Rex Lardner (1996 :

47) dalam melakukan pukulan backhand drive, tekniknya adalah sebagai berikut.

Pertema-tama, melakukan posisi siap dan memperhatikan pada saat bola lepas

24

dari raket lawan. Lakukan grip backhand sambil bergerak kearah bola, gerakan

raket ke belakang dengan tangan kiri pada leher raket. Putar bahu ke kiri ketika

sudah dekat dengan bola, ambil posisi siap untuk melakukan pukulan dengan cara

membebankan berat tubuh pada kaki yang di belakang dan melangkahkan kaki ke

arah sideline sebelah kiri. Setelah sudah siap melakukan stroke ini, kaki kanan

harus berada kurang lebih 60 cm lebih dekat dengan sideline kiri daripada kaki

kiri. Bahu kanan harus diputar sehingga punggung hampir tepat mengarah pada

net, dan berat badan harus lebih ditumpukan pada kaki belakang. Kedua lutut

harus ditekuk. Jika bolanya rendah, maka harus menekuk lutut lebih rendah untuk

mencapai bola.

Dengan raket yang dipegang sejajar dengan baseline tangan kanan pada

ketinggian sama dengan pinggang, mulailah memutar tubuh ke kanan sambil

melepaskan tangan kiri terhadap raket. Raket ke depan sejajar dengan tanah, tubuh

berputar ke depan dan berat beralih ke kaki yang depan, raket diayun memutar,

pemain memukul bola dengan permukaan tegak lurus kira-kira 30 cm di depan

pinggang sebelah kanan, dan berayun dengan gerak menyapu, sedikit naik dalam

gerak follow trough yang lurus. Pada akhir follow trough lengan kanan harus

benar-benar terlentang. Raket harus benar-benar melewati bahu kanan dan pada

ketinggian yang sama dengan kepala. Topspin dihasilkan secara wajar oleh

ayunan lengan dan pergelangan cenderung berputar pada saat raket diayun ke

depan.

25

Gambar 8 Backhand Drive dari posisi siap sampai gerak lanjut

Sumber : Brown (2007 : 35)

2.1.5 Metode Latihan Drive

Petenis dapat terampil dalam menguasai teknik dasar tenis yang dalam hal

ini adalah teknik dasar drive, petenis harus latihan atau dilatih secara baik dan

benar. Ada beberapa teknik atau metode latihan drive antara lain : 1). Latihan

memukul dengan posisi bergerak maju mundur dan ke samping kanan kiri. 2).

Latihan dengan jarak pukul tetap dan jarak pukul bertahap. 3). Latihan dengan

diumpan terus menerus dan diumpan bergantian. Seorang pelatih memilih metode

latihan yang dianggap paling baik dan mengharapkan hasil optimal tentu

mempunyai alasan tersendiri, dalam penelitian ini peneliti memilih latihan drive

diumpan terus menerus yang akan dibandingkan latihan drive diumpan

bergantian.

2.1.5.1 Latihan Drive Diumpan Terus Menerus

Yang dimaksud latihan drive diumpan terus menerus dalam latihan ini

adalah cara melatih pukulan drive (forehand drive, backhand drive) dengan cara

26

pengumpan berdiri dekat dengan net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter (di garis

servis tengah) memberikan bola dengan menggunakan metode drill. Subyek

melakukan pukulan forehand drive dari garis belakang (baseline) secara terus

menerus dengan jumlah pukulan yang telah ditentukan sebanyak 10 pukulan

dengan jumlah bola sebanyak 10 bola. Setelah selesai dilanjutkan dengan pukulan

backhand drive secara terus menerus dengan jumlah bola yang sama.

Hal ini dapat diartikan sama dengan pernyataan Lutan (1988 : 113) bahwa

latihan diumpan terus-menerus sama dengan mass practice, yaitu kegiatan latihan

dilakukan dalam satu rangkaian dengan selang waktu istirahat yang amat kecil di

antara kegiatan mencoba.

Gambar 9 Latihan Drive Diumpan Terus Menerus

27

2.1.5.2 Latihan Drive Diumpan Bergantian

Bentuk latihan ini dilakukan dengan metode drill juga, dengan pengumpan

memberikan bola dari garis tengah dekat net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter.

Dalam metode ini subyek melakukan pukulan forehand drive dari posisi awal di

baseline dengan memukul sekali kemudian kembali ke baseline lalu melakukan

pukulan backhand drive sekali dan kembali ke baseline, begitu seterusnya

bergantian selama 20 bola.

Hal ini diartikan sama dengan penyataan lutan (1988 : 113) bahwa latihan

diumpan bergantian sama dengan distributed practice, yaitu serangkaian kegiatan

latihan melibatkan kegiatan istirahat yang cukup di antara kegiatan mencoba.

Gambar 10 Latihan Drive Diumpan Bergantian

28

2.1.6 Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori tersebut di atas maka kerangka berfikir dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

2.1.6.1 Latihan Drive dengan Diumpan Terus Menerus

Latihan drive dengan diumpan terus menerus adalah bentuk latihan yang

diberikan pelatih dengan metode drill dari garis tengah kepada subyek yang ada di

baseline. Anak melakukan drive (forehand drive, backhand drive) secara terus-

menerus sesuai dengan jumlah bola yang harus dipukul.

Bentuk latihan ini biasa digunakan oleh pelatih, yaitu pengumpan berdiri

dekat dengan net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter (di garis servis tengah)

memberikan bola dengan menggunakan metode drill. Subyek melakukan pukulan

forehand drive dari garis belakang (baseline) secara terus menerus dengan jumlah

pukulan yang telah ditentukan sebanyak 10 pukulan dengan jumlah bola sebanyak

10 bola. Setelah selesai dilanjutkan dengan pukulan backhand drive secara terus

menerus dengan jumlah bola yang sama.

Pada latihan drive diumpan terus-menerus mempunyai kelebihan yaitu

melatih teknik dasar pukulan yang sempurna, subyek dapat mengetahui

kekurangan-kekurangan dalam melakukan pukulan saat latihan, subyek dengan

dapat segera memperbaiki pukulan untuk mendapat bola yang lebih baik dan

akurasi penempatan yang baik. Kelemahannya adalah subyek kurang memiliki

koordinasi pukulan drive yang baik, pada saat permain (game).

29

2.1.4.2 Latihan Drive dengan Diumpan Bergantian

Latihan drive dengan diumpan bergantian adalah bentuk latihan yang

diberikan pelatih dengan metode drill dari garis tengah kepada subyek yang ada di

baseline. Subyek melakukan pukulan forehand drive dari posisi awal di baseline

dengan memukul sekali kemudian kembali ke baseline lalu melakukan pukulan

backhand drive sekali dan kembali ke baseline, begitu seterusnya sesuai dengan

jumlah bola yang harus dipukul.

Bentuk latihan ini dilakukan dengan metode drill juga, dengan pengumpan

memberikan bola dari garis tengah dekat net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter.

Dalam metode ini subyek melakukan pukulan forehand drive dari posisi awal di

baseline dengan memukul sekali kemudian kembali ke baseline lalu melakukan

pukulan backhand drive sekali dan kembali ke baseline, begitu seterusnya

bergantian selama 20 bola.

Sedangkan kelebihan dari latihan drive diumpan bergantian yaitu subyek

dapat cepat melakukan pergantian posisi antara forehand dengan backhand,

sehingga subyek memiliki koordinasi pukulan drive yang baik dalam permainan

(game). Namun latihan ini juga memiliki kelemahan yaitu subyek kurang dapat

mengontrol pukulan karena jenis pukulan yang saling bergantian sehingga subyek

kurang dapat mengetahui kesalahan dalam setiap jenis pukulan dan kurang

berkonsentrasi untuk penempatan yang baik untuk tiap jenis pukulannya.

30

Tabel 1

Analisis Kelebihan dan Kelemahan Latihan Drive Diumpan Terus Menerus

Dengan Latihan Drive Diumpan Bergantian

Latihan Diumpan Terus Menerus Latihan Diumpan Bergantian

Kelebihan :

1. Melatih teknik dasar pukulan

yang sempurna.

2. Subyek dapat mengetahui

kekurangan-kekurangan dalam

melakukan pukulan.

3. Subyek dapat segera

memperbaiki pukulan untuk

mendapat bola yang lebih baik

dan akurasi penempatan yang

baik.

Kelebihan :

1. Subyek cepat melakukan

pergantian posisi antara

forehand dengan backhand.

2. Subyek memiliki koordinasi

pukulan drive yang baik dalam

permainan (game).

Kelemahan :

1. Subyek kurang memiliki

koordinasi pukulan drive yang

baik, pada saat permainan

(game).

Kelemahan :

1. Subyek kurang dapat

mengetahui kesalahan dalam

setiap jenis pukulan, sehingga

subyek kurang dapat

mengontrol pukulan.

2. Subyek kurang berkonsentrasi

untuk penempatan yang baik

pada tiap jenis pukulan.

31

2.2 Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah “suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul”. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2004 : 210) hipotesis

adalah “pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan

kenyataannya”.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan latihan drive dengan diumpan terus

menerus dan latihan drive dengan diumpan bergantian, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.2.1 Ada perbedaan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan

bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta

IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

2.2.2 Latihan drive dengan diumpan terus menerus lebih baik daripada

latihan drive diumpan bergantian terhadap kemampuan drive pada

mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun

2011.

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak di dalam suatu penelitian

ilmiah. Berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung

jawaban metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat

dan mengarah pada tujuan serta dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Sutrisno Hadi (2004 : 4) menyatakan,” metodologi penelitian yang seperti

kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-

syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar penelitian yang dicapai

dari suatu penelitian memiliki harga ilmiah yang setinggi-tingginya.

3.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek

penelitian (2006 : 130). Menurut Sutrisno Hadi (2004 : 182) bahwa yang

dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk

diselidiki. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai satu sifat yang sama. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa putra

peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 dengan jumlah 22

mahasiswa.

32

33

Sifat yang sama populasi penelitian ini adalah : 1). Populasi adalah

mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES 2). Populasi

mendapat materi latihan yang sama dan oleh pelatih yang sama pada waktu dan

tempat yang sama. Dengan demikian populasi yang dimaksud sudah memenuhi

syarat sebagai populasi.

3.2 Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2006 : 231). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra

peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES dengan jumlah 16 mahasiswa.

Sebagai perkiraan, apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 maka sebaiknya

populasi diambil semua sebagai sampel, apabila jumlah subjeknya besar diambil

10%-15%, atau 20%-25% atau lebih, hal ini tergantung dari : 1) kemampuan

peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, 2) sempit luasnya wilayah

pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya

data, dan 3) besar kecilnya resiko yang harus ditanggung oleh peneliti (Suharsimi

Arikunto, 2006 : 134).

Sutrisno Hadi (2004 : 186) bahwa “Salah satu cara yang sangat terkenal

dalam statistik untuk memperoleh sampel yang representatif adalah cara random

sampling. Dengan randomisasi dimaksudkan suatu teknis mengambil individu

untuk sampel dari populasi dan cara random. Suatu cara disebut random kalau

kita tidak memiliki individu-individu yang kita tugaskan untuk mengisi sampel

34

kita. Sampel yang diperoleh dengan cara ini disebut sampel random atau “random

sampling”. Dalam penelitian ini Pengambilan sampel menggunakan teknik

random sampling, cara yang digunakan untuk merandomisasi menggunakan cara

undian dengan melibatkan semua populasi untuk berhak menjadi sampel, dengan

cara semacam ini telah menghindarkan cara memilih-milih sampel. Sampel dalam

penelitian ini adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK

UNNES tahun 2011 yang berjumlah 16 orang.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 118 ). Variabel dalam penelitian

ini adalah :

3.3.1 Variabel bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah latihan drive

diumpan terus menerus dan bergantian.

3.3.2 Variabel terikat

Dalam penelitan ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan

drive.

3.4 Intrument Penelitian

Intrument-intrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

35

3.4.1 Program latihan memukul (drive)

Program latihan yang digunakan dalam penelitian ada dua yaitu program

latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian pada lampiran 13.

3.4.2 Tes kemempuan drive

Tes kemampuan drive adalah suatu tes untuk mengetahui kemampuan

seseorang dalam melakukan pukulan drive. Dalam hal ini penulis menggunakan

Hewits Achievement Test yang disusun kembali oleh james S. Bosco dan William

F. Gustafson (1983 : 217). Tes pukulan drive dari Hewits ini di rancang untuk

digunakan sebagai alat pengelompokan dan penentu tingkat, dengan validitas 0,57

untuk forehand drive dan 0,52 untuk backhand drive, sedangkan reliabilitas 0,75

untuk forehand drive dan 0,78 untuk backhand drive.

Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kemampuan seorang pemain dalam

melakukan pukulan drive. Pada pelaksanaan instrumen ini, semua testee

melakukan pukulan drive sebanyak 20 kali yaitu 10 kali forehand drive dan 10

kali backhand drive. Sebelum pelaksanaan, testee melakukan pemanasan selama

10 menit setelah itu instruktur memperagakan tes. Kemudian setiap anak

melakukan tes, berdiri di belakang baseland dan di titik tengah baseland (center

mark) kemudian memukul bola yang diumpan instruktur. Bola harus masuk di

atas dan di bawah tali yang direntangkan diatas net setinggi 2,13 m dari lantai.

Bola yang melalui di atas tali, tetapi jatuh pada daerah sasaran dihargai setengah

dari harga sesungguhnya. Bola yang jatuh di atas garis dicatat yang harganya

lebih tinggi. Pencatatan hasil berdasarkan petak skor seperti gambar berikut :

36

Gambar 11 Tes Kemampuan Drive

Sumber : James S. Bosco dan William F.Gustafson (1983 : 217)

Keterangan :

1,2,3,4,5 : Sasaran lapangan tes kemapuan drive

A : Pemukul (testee)

B : Pengumpan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menggunakan pre-

test dan post-test untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknik eksperimen adalah metode yang memberikan dan menggunakan suatu

gejala yang disebut latihan atau perlakuan. Dengan adanya latihan tersebut akan

37

terikat adanya hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dan pelaksanaan latihan.

Sutrisno Hadi (2004 : 465) menyatakan bahwa salah satu tugas yang penting

dalam riset ilmiah adalah penetapan ada tidaknya hubungan sebab akibat antar

fenomena dan membuat hukum tentang hubungan sebab akibat. Teknik

eksperimen adalah teknik yang paling jitu untuk meneliti hubungan sebab akibat

tersebut.

Desain atau pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Matched

Subject Desaign” atau pola M-S, matching dilakukan terhadap subyek demi

subyek. Subject matching sudah tentu sekaligus berarti juga grup matching karena

hakikat subject matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan pasangan-

pasangan subyek (pair of subjects) masing-masing ke grup eksperimen dan ke

grup kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua grup itu (Sutrisno

Hadi, 2004 : 511).

Kedua grup tersebut disamakan dengan cara subject matching ordinal

pairing yaitu subyek yang hasilnya sama atau hampir sama pada tes awal

kemudian dipasangkan dengan rumus AB-BA. A disebut kelompok eksperimen

dan B disebut kelompok kontrol, maka terbentuk 2 kelompok yang mempunyai

tingkat kemampuan yang seimbang. Hal ini dapat dilihat dari mean kedua

kelompok tersebut hampir sama.

Kedua kelompok yang memiliki tingkat kemampuan seimbang diundi. Hal

ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama pada kedua kelompok

untuk menjadi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sehingga

38

subyektifitas penelitian tidak akan masuk di dalamnya dan dapat ditentukan mana

yang kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

3.6 Prosedur Penelitian

Untuk mendapatkan populasi dan sampel diperlukan surat izin penelitian

dari fakultas untuk meneliti mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO

FIK UNNES Tahun 2011, setelah mendapatkan surat izin penelitian dari fakultas,

selanjutnya penulis mengambil data dan mengadakan penelitian.

3.6.1 Alat-alat dan fasilitas penelitian

3.6.1.1 Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan Tenis Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Lapangan tenis, diusahakan

yang memenuhi syarat yang sesuai dengan peraturan dan mencukupi bagi

seluruh subyek penelitian.

3.6.1.2 Bola tenis, sebanyak 12 bola untuk pre-test dan post-test berasal dari

peneliti sendiri yang khusus disediakan dalam penelitian ini. Sedangkan

bola untuk latihan berasal dari mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan

PKLO FIK UNNES tahun 2011.

3.6.1.3 Raket tenis, raket tenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah milik

masing-masing mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK

UNNES tahun 2011.

3.6.1.4 Meteran, untuk mengukur petak skor dan ketinggian tali dari lantai.

39

3.6.1.5 Tali rafia, digunakan untuk membatasi bola yang melambung yang diikat

diatas net dengan ukuran tertentu.

3.6.1.6 Lakban, digunakan untuk menempelkan skor di lapangan

3.6.1.7 Formulir penelitian

3.6.1.8 Alat tulis seperti bolpoint untuk mencatat

3.6.1.9 Kamera, digunakan untuk dokumentasi penelitian

3.6.1.10 Tongkat digunakan untuk merentangkan tali

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

3.6.2.1 Tes Awal (Pre-Test)

Tes awal dilakukan untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan

sampel dalam melakukan drive. Pelaksanan tes awal yaitu sampel melakukan

drive sebanyak 20 kali (10 kali forehand drive dan 10 kali backhand drive) yang

sebelumnya diberikan kesempatan untuk melakukan 4 kali pukulan drive masing-

masing 2 kali pukulan sebagai percobaan. Sebelum tes awal dimulai, terlebih

dahulu diadakan persiapan yaitu membuat batas garis untuk penempatan drive,

menyiapkan petugas pelaksana dan formulir pencatatan hasil drive serta alat-alat

lain yang diperlukan. Setelah sampel diberi penjelasan tentang petunjuk

pelaksanaan tes kemampuan drive setelah melakukan pemanasan.

3.6.2.2 Perlakuan atau latihan

Pada prinsipnya perlakuan disini adalah pelaksaan program latihan untuk

meningkatkan kemampuan dalam melakukan drive selama jangka waktu tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan frekuensi latihan sebanyak 3 kali dalam

40

satu minggu. Frekuensi latihan ini sesuai pernyataan E.L Fox yang dikutip oleh

M. Sajoto (1995 : 70), bahwa latihan yang ideal adalah 3 atau 5 kali

perminggunya. Peneliti menetapkan waktu latihan sebanyak 16 kali pertemuan.

3.6.2.3 Tes Akhir (Post Test)

Setelah testee selesai menjalani latihan selama 16 kali pertemuan maka

diadakan tes akhir yang bertujuan untuk mengetahui hasil latihan yang dicapai

testee dari tiap-tiap kelompok setelah melaksaankan program latihan. Sama

halnya pada tes awal, pada tes akhir ini, pengukuran dilakukan dengan

menggunakan tes kemampuan drive dari Hewitt Achievement Test.

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh dari kegiatan penelitian mulai dari tes awal atau tes

untuk matching yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal dan dipakai

untuk memasangkan subyek. Selanjutnya diberi perlakuan yang berupa latihan

dan kemudian subyek diberi tes akhir, yang dilaksanakan seperti tes awal atau tes

untuk matching selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisa dengan teknik

statistik menggunakan tabel kerja sebagai berikut :

41

Tabel 2

Persiapan Perhitungan Statistik

No Pasangan

Subyek

K-E

K E B (K-E) b (B-MB) b2

1 2 3 4 5 6 7

1

2

3

Dst

N ∑ K ∑E ∑B ∑b ∑b2

Keterangan :

Kolom 1 : Nomor urut pasangan

Kolom 2 : Nomor pasangan subyek

Kolom 3 : Nilai kelompok kontrol

Kolom 4 : Nilai kelompok eksperimen

Kolom 5 : Perbedaan dari masing-masing kelompok, yang diperoleh dari selisih

K-E

Kolom 6 : Deviasi perbedaan yang diperoleh dari selisih B-MB

Kelom 7 : Kuadrat dari deviasi perbedaan

Mean perbedaan (MB) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dihitung dengan rumus :

MB = 𝐵

𝑁

b = B-MB

42

Hasil dari perhitingan statistik di cek :

B = K-E dan = 0,0

Untuk menyelidiki signifikansi, selisih perbedaan mean dari sampel-

sampel yang berbeda korelasi menggunakan rumus t-test. Ada dua rumus t-test

yang digunakan dalam rumus statistik, yaitu rumus panjang dan rumus pendek.

Dalam hal ini menggunakan rumus pendek karena lebih praktis dan ringkas. Lebih

mudah dan hasilnya sama dengan rumus panjang, dengan taraf signifikansi 5%

dan derajat kebebasan N-1.

Rumus pendek yang digunakan :

t = 𝑀𝑘−𝑀𝑒

𝑏2

𝑁 (𝑁−1)

Keterangan :

Mk = Mean kelompok kontrol

Me = Mean kelompok eksperimen

∑b2 = Jumlah deviasi dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

(Sutrisno Hadi, 2004 : 230)

3.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

43

Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka diupayakan untuk

memperkecil kendala atau hambatan yang dapat mempengaruhi penelitian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian di cari jalan keluarnya, sehingga

pengaruhnya dapat dihilangkan atau diminimalkan. Faktor-faktor tersebut adalah :

3.8.1 Faktor kesungguhan hati

Kesungguhan hati dari setiap sampel tidak sama, sehingga dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindari hal ini, peneliti berusaha

memberikan motivasi kepada sampel agar pelaksanaan latihan dan tes dengan

sungguh-sungguh. Selain itu juga mengontrol dan mengawasi dalam latihan,

sehingga latihan dapat dilaksanakan dengan baik.

3.8.2 Faktor kemampuan sampel

Masing-masing sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda, baik

penerimaan materi secara lisan maupun kemampuan dalam penggunaan alat tes.

Untuk itu selain peneliti memberikan informasi, peneliti juga berusaha

memberikan koreksi secara individu maupun kelompok, pada saat ataupun setelah

mahasiswa atau kelompok melakukan demostrasi latihan.

3.8.3 faktor pemberi latihan atau pelatih

Pelatih mempunyai peranan yang penting untuk mencapai hasil latihan

yang baik. Dalam penelitian ini, latihan diberikan oleh peneliti dan dosen yang

mempunyai kemampuan melatih yang baik. Sebelum pelaksanaan penelitian atau

44

latihan, pelatih atau yang membantu telah diberi penjelasan mengenai tujuan

penelitihan dan program latihan yang akan dilakukan.

3.8.4 Faktor peralatan sampel

Selama latihan dan pelaksanaan tes, alat yang dipakai dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Dalam penelitian ini selama latihan dan tes,

sampel menggunakan raket milik sendiri, sehingga sudah terbiasa. Bola yang

digunakan selama latihan maupun tes memenuhi syarat.

3.8.5 Faktor lapangan

Latihan menggunakan dua lapangan yang di bagi untuk dua kelompok,

sedangkan untuk tes menggunakan satu lapangan yang sama. Lapangan yang

digunakan adalah lapangan terbuka (out door), sehingga apabila terjadi hujan

maka latihan ditunda.

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan hasil latihan drive dengan diumpan terus

menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta

IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011, maka dalam penelitian ini

dilakukan sebuah eksperimen sehingga data yang diperoleh merupakan

perbandingan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum

dilakukan analisis data dengan uji t (t-test) berikut ini akan disajikan mengenai

deskripsi data hasil penelitian yang meliputi mean (rata-rata), hasil maksimal dan

hasil minimal.

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian

1. Kelompok Eksperimen

Deskripsi data penelitian sampel kelompok eksperimen terbagi dalam dua

perhitungan yaitu hasil perhitungan pre-test dan post test. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

45

46

Tabel 3

Deskripsi Kelompok Eksperimen

No Data Pre-test Post-test

1 N 8 8

2 Mean 14.15 20.84

3 Minimum 8.75 18.75

4 Maximum 23.25 24.25

Berdasarkan tabel 3 menunjukan hasil pre test kemampuan drive pada

kelompok eksperimen diketahui sebanyak dari N (responden) sebanyak 8

diperoleh rata-rata hasil pukulan sebesar 14,15 dan hasil minimal sebesar 8,75 dan

maksimal sebesar 23,25. Sedangkan untuk data pos test diketahui sebanyak dari N

(responden) sebanyak 8 diperoleh rata-rata hasil pukulan sebesar 20,84 dengan

hasil minimal sebesar 18,75 dan maksimal sebesar 24,25.

2. Kelompok Kontrol

Seperti halnya pada kelompok eksperimen, deskripsi data penelitian

sampel kelompok kontrol juga terbagi dalam dua perhitungan yaitu hasil

perhitungan pre test dan post test. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

47

Tabel 4

Deskripsi Kelompok Kontrol

No Data Pre-test Post-test

1 N 8 8

2 Mean 14.13 17.78

3 Minimum 9.25 14.25

4 Maximum 22.50 21.50

Deskripsi data penelitian sampel kelompok kontrol untuk data pre-test

diketahui sebanyak dari N (responden) sebanyak 8 diperoleh rata-rata hasil

pukulan sebesar 14,13 dengan hasil minimal sebesar 9,25 dan maksimal sebesar

22,50. Sedangkan untuk data post test diketahui sebanyak dari N (responden)

sebanyak 8 diperoleh rata-rata hasil pukulan sebesar 17,78 dengan hasil minimal

sebesar 14,25 dan maksimal sebesar 21,50.

4.2.1 Hasil Analisis Data

1. Perbedaan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian

terhadap kemampuan drive.

Untuk mengetahui perbedaan hasil latihan drive dengan diumpan terus

menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta

IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 maka sampel dalam penelitian

ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Setelah dilakukan pembagian kelompok maka langkah selanjutnya adalah

48

memberikan treatment (latihan) yang berbeda pada kedua kelompok.

Perbandingan hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji t.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui thitung sebesar 3,090 dengan N

sebesar 8 dan taraf signifikansi 5% diketahui ttabel sebesar 2,365. Dengan demikian

thitung > ttabel (3,090 > 2,365) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil

latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan

drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun

2011.

2. Perbandingan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan

bergantian terhadap kemampuan pukulan drive.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui Me sebesar 20,84 dan Mk sebesar

17,78. Dengan demikian Me > Mk (20,84 > 17,78) sehingga dapat disimpulkan

bahwa latihan drive dengan diumpan terus menerus lebih baik daripada latihan

drive diumpan bergantian terhadap kemampuan drive mahasiswa putra peserta

IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan hasil latihan menggunakan

latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive.

Selain itu, juga dapat dijelaskan bahwa latihan drive diumpan terus menerus lebih

baik daripada latihan drive diumpan bergantian terhadap kemampuan pukulan

drive.

49

Pukulan drive merupakan pukulan cepat dan mendatar yang cukup

menyulitkan lawan. Tujuannya untuk menghindari lawan menyerang atau

sebaliknya memaksa lawan mengangkat bola dan berada pada posisi bertahan.

Pukulan ini menuntut keterampilan grip, reflek yang cepat dan kekuatan

pergelangan tangan.

Penggunaan latihan drive diumpan terus menerus pada pukulan drive

dilakukan dengan waktu atau jeda yang cukup diantara kedua jenis pukulan drive

(forehand drive dan backhan drive). Sehingga pemain dapat mengkoreksi

kesalahan dari salah satu jenis pukulan dengan cermat.

Latihan drive diumpan bergantian dilakukan dengan suatu rangkaian

selang waktu jeda yang sangat kecil diantara melakukan kedua jenis pukulan

drive. Cepat menyebabkan kelelahan pada pemain. Jika penggunaan latihan ini

tidak didukung dengan kondisi fisik yang baik maka akan cepat menguras energi

pemain. Sehingga mengurangi tingkat konsentrasi pemain dan kurang dapat

mengkoreksi kesalahan dari salah satu jenis pukulan dengan cermat pada saat

latihan.

Meningkatkan kemampuan pukulan drive pemain tenis lapangan juga

harus memiliki kekuatan dan kecepatan reaksi yang baik. Kekuatan otot adalah

komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara

keseluruhan. Kekuatan otot sendiri tersebar diberbagai alat tubuh termasuk pada

lengan. Inti dari kekuatan otot lengan adalah untuk menghasilkan tegangan

50

terhadap tahanan atau bedan, sehingga orang akan lebih cepat mendorong,

melempar lebih jauh dan efisien.

Kecepatan reaksi tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan

mengembangkan keterampilan olahraga, khususnya keterampilan dalam

permainan tenis lapangan seperti melakukan pukulan drive. Kecepatan reaksi

adalah untuk merespon stimuli yang diberikan oleh pengumpan, pukulan drive

yang mempunyai kecepatan reaksi yang tinggi akan dengan mudah menentukan

jawaban kinetis untuk reaksi bola, sehingga akan memungkinkan bagi orang yang

akan melakukan pukulan drive untuk mendapatkan kecepatan dan ketepatan yang

maksimal. Disamping itu pukulan ini menjadi senjata untuk dapat mematikan

lawan.

Pengembangan kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan latihan mereaksi

stimuli yang diberikan oleh pengumpan dan mengotomatisasikan semaksimal

mungkin jawaban motorik yang perlakuan kinetis dalam pukulan drive.

Peningkatan pengembangan unsur tersebut diatas diwujudkan dalam bentuk atau

situasi latihan dan ditunjang dengan metode yang baik dalam usaha

mengembangkan kecepatan reaksi. Pengembangan kecepatan reaksi bisa

dilakukan dengan pertandingan dimana harus mengajar waktu yang secepat-

cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan, contohnya mereaksi aba-aba atau

kode-kode dan harus dikerjakan secepat-cepatnya.

Sewaktu pemain melakukan drive dituntut untuk lebih cepat mereaksi bola

yang bergerak agar dapat mengantisipasi bola yang datang tersebut, juga kalau

51

kecepatan reaksi pemain lambat biasanya hasil dari drive yang dilakukan akan

tidak tepat pada sasaran.

4.2.1 Keterbatasan penelitian

Walaupun berbagai antisipasi sudah dilaksanakan dalam rangka menjaga

kemurnian hasil penelitian, namun dengan adanya keterbatasan maka ada

beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan. Dengan adanya keterbatasan

tersebut maka penelitian ini memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 anak yang

tiap tiap kelompok hanya terdiri dari 8 anak. Hal ini merupakan jumlah

yang sangat kecil untuk digunakan dalam generalisasi yang lebih luas

cakupannya.

2. Variabel lain seperti jenis latihan lain, kondisi fisik dan psikis sampel tidak

dapat dikendalikan oleh peneliti sehingga hal-hal tersebut bisa saja

mempengaruhi hasil penelitian.

3. Penelitian ini berlangsung dalam waktu yang lama sehingga membutuhkan

daya tahan tubuh yang baik. Selama penelitian ini sampel tidak dalam satu

asrama sehingga faktor gizi yang bisa berpengaruh terhadap daya tahan

tubuh tidak dapat dikendalikan.

52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

kesimpulan dalam penelitian ini antara lain :

5.1.1 Ada perbedaan latihan menggunakan latihan drive diumpan terus menerus

dan bergantian terhadap kemampuan drive mahasiswa putra peserta IKK

tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

5.1.2 Latihan drive dengan diumpan terus menerus lebih baik daripada latihan

drive diumpan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa

putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian antara lain :

5.2.1 Pelatih hendaknya memberikan latihan drive diumpan terus menerus untuk

meningkatkan kemampuan drive pada pemain.

5.2.2 Bagi mahasiswa lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat

membandingkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain agar

diperoleh informasi yang semakin akurat terkait suatu metode yang tepat

dalam meningkatkan kemampuan pukulan drive pada petenis.

52

53

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Katili. 1973. Olahraga Tenis. Jakarta : Bumi Restu Offset

Bosco. J. S. And Gustafson. W. F. 1983. Measurement and Evaluation in

Physical Education Fitness and Sports. USA : Prentice-Hall Inc.

Brown, jim. 2007. Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Depdikbud. 1995. Peraturan Permainan Tenis. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, 2009,

Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1,

Semarang : FIK - UNNES

Handono Murti. 2002. Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta : Tyas

Biratno Pallal.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching.

Jakarta : CV. Tambak Kusuma

Lardner, Rex. 1996. Teknik Dasar Tenis Strategi dan Taknik Yang Akurat.

Semarang : Dahara Prize.

Magethi, Bey. 1990. Tenis Para Bintang. Bandung : Pionir Jaya.

Mottram, Tony. 1992. Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan.

Semarang : Dahara Prize.

M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik

dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize.

Rusli Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan

Metode. Jakarta : Dirjen Dikti-Depdikbud.

Scharff, Robert. 1981. Bimbingan Main Tenis Cepat dan Mudah. Jakarta :

Mutiara.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. 2004a. Metodologi Reasearch 1. Yogyakarta: Andi Offset

. 2004b. Metodologi Reasearch 4. Yogyakarta: Andi Offset

54

. 2004c. Statistik II. Yogyakarta: Andi Offset

UU RI No. 3. 2005. Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika

Yudoprasetio. 1981 a. Belajar Tenis Jilid 1. Jakarta : Bhatara Karya

Aksara.

. 1981 b. Belajar Tenis Jilid 2. Jakarta : Bhatara Karya

Aksara.

55

Lampiran 1

56

Lampiran 2

57

Lampiran 3

58

Lampiran 4

DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN

NO NAMA

1 EKO WAHYU SAPUTRO

2 MARTHA ATIKA AYUDI DHARMA

3 MOCHAMMAD FAHMI UMAMI

4 AGUS TRIYONO

5 SUBHAN JULIANTO

6 FERRY CAHYO SETYOHARDANI

7 MUHAMMAD MASYHUDI

8 ADHITYA DWI NUR WICAKSONO

9 SUKUR

10 M.NURUL.HUDA

11 AKHMAD AMIR

12 FAUZUL KHAYYAN

13 YOGA PRATAMA

14 LAZUARDY AKBAR FAUZAN

15 AULIA RIO ROSYADI

16 YULIYANTO

59

Lampiran 5

60

Lampiran 6

HASIL TOTAL TES AWAL ( PRE-TEST)

HASIL TES AWAL (PRE-TEST) PUKULAN DRIVE

NO NAMA SKOR DATA

1 EKO WAHYU SAPUTRO 13,75

2 MARTHA ATIKA AYUDI DHARMA 18,50

3 MOCHAMMAD FAHMI UMAMI 23,25

4 AGUS TRIYONO 11,25

5 SUBHAN JULIANTO 9,25

6 FERRY CAHYO SETYOHARDANI 13,25

7 MUHAMMAD MASYHUDI 9, 50

8 ADHITYA DWI NUR WICAKSONO 19,50

9 SUKUR 12,25

10 M.NURUL.HUDA 13,00

11 AKHMAD AMIR 15,25

12 FAUZUL KHAYYAN 8,75

13 YOGA PRATAMA 10,25

14 LAZUARDY AKBAR FAUZAN 11,00

15 AULIA RIO ROSYADI 22,50

16 YULIYANTO 15,00

61

Lampiran 7

62

Lampiran 8

63

Lampiran 9

64

Lampiran 10

65

Lampiran 11

HASIL TOTAL TES AKHIR ( POST-TEST)

HASIL TES AKHIR (POST-TEST) PUKULAN DRIVE

NO NAMA SKOR DATA

1 EKO WAHYU SAPUTRO 15,75

2 MARTHA ATIKA AYUDI DHARMA 19,50

3 MOCHAMMAD FAHMI UMAMI 24,25

4 AGUS TRIYONO 19,25

5 SUBHAN JULIANTO 14,25

6 FERRY CAHYO SETYOHARDANI 24,00

7 MUHAMMAD MASYHUDI 21,50

8 ADHITYA DWI NUR WICAKSONO 18,50

9 SUKUR 16,00

10 M.NURUL.HUDA 18,75

11 AKHMAD AMIR 12,00

12 FAUZUL KHAYYAN 20,00

13 YOGA PRATAMA 19,00

14 LAZUARDY AKBAR FAUZAN 20,50

15 AULIA RIO ROSYADI 18,00

16 YULIYANTO 19,00

66

Lampiran 12

67

Lampiran 13

68

69

70

Lampiran 14

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lapangan Tempat Penelitian

Sampel Sedang Diberi Pengarahan

71

Sampel Sedang Melakukan Forehand Drive

Sampel Sedang Melakukan Backhand Drive