Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

91
PERBEDAAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA MAHASISWA S1 YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2004/2005 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Strata 1 (S1) untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan Oleh ANIK WIDAYANTI 1314000048 BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

description

PERBEDAAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA MAHASISWA S1YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI ORGANISASIKEMAHASISWAAN DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANGTAHUN AKADEMIK 2004/2005

Transcript of Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Page 1: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

PERBEDAAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA MAHASISWA S1

YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI

KEMAHASISWAAN DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2004/2005

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Strata 1 (S1)

untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ANIK WIDAYANTI

1314000048

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

ABSTRAK

Anik Widayanti. 2005. Perbedaan Interaksi sosial antara Mahasiswa S1 yang

Mengikuti dan Tidak Mengikuti Organisasi Kampus di Fakultaas Ilmu Pendidikan

universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2004/2005. Bimbingan dan Konseling.

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semaranng.

Organisasi merupakan tempat berlatih berinteraksi sosial, kegiatan yang

dilaksanakan menuntut individu untuk saling berhubungan. Interaksi sosial sangat

penting dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan pengamatan

pendahuluan diperoleh temuan bahwa mahasiswa S1 FIP UNNES baik yang

mengikuti maupun tidak mengikuti organisasi kampus ada yang kemampuan

interaksinya baik tetapi ada yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi. Melihat

fenomena yang ada penulis tertarik meneliti apakah interaksi sosial mahasiswa S1

yang mengikuti organisasi lebih baik dari mahasiswa S1 yang tidak mengikuti

organisasi kampus. Tujuan dari penelitian ini untuk mendiskripsikan interaksi sosial

antara mahasiswa S1 yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kampus serta

untuk mengetahui apakah interaksi sosial mahasiswa S1 yang mengikuti organisasi

lebih baik dari mahasiswa S1 yang tidak mengikuti organisasi kampus di FIP UNNES

tahun akademik 2004/2005.

Populasi penelitian adalah mahasiswa S1 semester III, V dan VII FIP UNNES

tahun akademik 2004/2005 sebanyak 562 mahasiswa terdiri dari 155 mahasiswa

mengikuti organisasi kampus dan 407 mahasiswa tidak mengikuti organisasi

kampus. Pengambilan sampel dengan teknik Stratified Proporsional Random

Sampling. Berdasarkan tujuan penelitian diperoleh 236 mahasiswa sebagai sampel

dengan rincian 66 mahasiswa yang ikut organisasi kampus dan 170 mahasiswa tidak

ikut organisasi kampus. Variabel dalam penelitian adalah organisasi sebagai variabel

bebas dan interaksi sosial sebagai veriabel terikat. Metode pengumpulan data dengan

skala psikologi yaitu skala interaksi sosial. Analisis data hasil penelitian

menggunakan tes U Mann-Whidney.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa interaksi sosial mahasiswa S1

yang mengikuti organisasi termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata skor 3,85

sedangkan yang tidak mengikuti organisasi dalam kategori cukup baik dengan rata-

rata skor 3,36. bedasarkan uji Mann-Whidney diperoleh harga Z 10,416 dengan

signifikansi 0,00. Harga signifikansi yang peroleh lebih besar dari batas kesalahan

yang digunakan (5%), maka menunjukkan bahwa interaksi sosial mahsiswa S1 yang

mengikuti organisasi kampus lebih baik dari mahasiswa S1 yang tidak mengikuti

organisasi kampus di FIP UNNES tahun akademik 2004/2005.

Mengacu pada hasil penelitian, disarankan kepada mahasiswa hendaknya dapat

memanfaatkan organisasi-organisasi yang ada di kampus agar kemampuan dalam

menjalin hubungan timbal balik menjadi lebih baik. Dalam upaya meningkatkan

kemampuan berkomunikasi, dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan

kemahasiswaan yang ada di kampus. Melalui HIMA para mahasiswa dapat belajar

Page 3: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

menyesuaikan diri yaitu dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

HIMA yang bersangkutan.

Page 4: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 23 Februari 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Siswanto, M.M. Dra. Ninik Setyowani

NIP. 130515769 NIP. 130788543

Anggota Penguji

Pembimbing I 1. Penguji I

Drs. Sugiyo, M.Si. Drs. Eko Nusantara

NIP. 130675639 NIP. 1322055934

Pembimbing II 2. Penguji II

Drs. Supriyo, M.Pd. Drs. Sugiyo, M.Si.

NIP. 130783045 NIP. 130675639

3. Penguji III

Page 5: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Drs. Supriyo, M.Pd.

NIP. 130783045

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini merupakan hasil karya saya

sendiri dengan dosen pembimbing Drs. Sugiyo, M.Si. selaku dosen pembimbing I

dan Drs. Supriyo, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II, bukan jiplakan dari karya

tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Februari 2005

Anik Widayanti

Page 6: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Beorganisasi untuk pengalaman dan berinteraksi untuk kepentingan, semakin banyak

pengalaman semakin mudah untuk melangkah, perbanyak interaksi menambah relasi

dan kebutuhan terpenuhi.

PERSEMBAHAN

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu

mengiringi langkahku dengan doanya

2. Kakakku Sunardi yang aku sayangi,

senantiasa memberikan semangat dan

keyakinan

3. Sahabat-sahabatku, “Komunitas 46” dan

rekan-rekan BK seperjuangan terima

kasih atas support dan doanya

Page 7: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan

Interaksi Sosial antara Mahasiswa S1 yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti

Organisasi Kampus Di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Tahun Akademik 2004/2005”, guna memenuhi salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari peran serta dan kerjasama dari berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Ari Tri Soegito, SH., M.M, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan

di UNNES.

2. Bapak Drs. Siswanto, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang atas ijin dan rekomendasi yang telah diberikan sehingga

penelitian ini dapat dilaksanakan.

3. Bapak Drs. Suharso, M.Pd, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah

membantu kelancaran dalam penelitian ini.

4. Bapak Drs. Sugiyo, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan

arahan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

Page 8: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

5. Bapak Drs. Supriyo, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang juga telah

memberikan arahan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Mahasiswa S1 semester III, IV, V dan VII tahun akademik 2004/2005 atas

informasi, partisipasi dan kerja samanya dalam penelitian ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2000 yang telah

memberikan dorongan dan dukungannya selama ini.

8. Rekan-rekan KSR, HIMA BK dan sivitas akademika yang telah bekerja sama

dan berbagi pengalaman serta dukungannya selama ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penulisan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak sangat diharapkan guna memperbaiki dan melengkapi penulisan skripsi ini.

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi bahan informasi dan kajian

dalam bidang yang terkait.

Semarang, Februari 2005

Penulis

Page 9: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................. i

Abstrak ............................................................................................................. ii

Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii

Pernyataan........................................................................................................ iv

Motto dan Persembahan................................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................ vi

Daftar Isi .......................................................................................................... viii

Daftar Tabel ..................................................................................................... x

Daftar Bagan .................................................................................................... xi

Daftar Lampiran ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah..................................................................... 5

C. Penegasan Istilah ......................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

E. Manfaat ....................................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ........................................... 10

A. Organisasi Kemahasiswaan............................................................ 10

1. Pengertian ............................................................................... 10

2. Elemen Organisasi................................................................... 12

3. Karakteristik Organisasi .......................................................... 14

4. Fungsi Organisasi .................................................................... 16

5. Organisasi Kemahasiswaan di UNNES................................... 18

6. Kedudukan dan Tugas Pokok Organsasi Kemahasiswaan...... 20

Page 10: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

7. Mekanisme Organisasi Kemahasiswaan ................................. 21

8. Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemahasiswaan 22

9. Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan...................................... 23

10. Organisasi Kemahasiswaan di FIP .......................................... 24

B. Interaksi Sosial ............................................................................... 26

1. Pengertian Interaksi Sosial ...................................................... 27

2. Macam-macam Interaksi Sosial .............................................. 28

3. Bentuk-bentuk Interaksi sosial ............................................... 30

4. Faktor-faktor Interaksi Sosial .................................................. 31

5. Aspek-aspek yang Mendasari Interaksi Sosial ........................ 34

6. Komponen Interaksi Sosial...................................................... 38

7. Karakteristik Interaksi Sosial Mahasiswa yang Mengikuti

Organisasi ................................................................................ 40

8. Karakteristik Interaksi Sosial Mahasiswa yang Tidak

Mengikuti Organisasi ............................................................... 42

C. Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa S1 yang Mengikuti

dan Tidak Mengikuti Organisasi Kampus ..................................... 44

D. Hipotesis......................................................................................... 46

BAB III METODE PENILAIAN

A. Populasi dan Sampel ...................................................................

B. Variabel Penelitian ......................................................................

C. Metode Pengumpulan Data .........................................................

D. Validitas dan Reliabilitas ...........................................................

E. Metode Analisis Data ..................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Interaksi Sosial....................................................................

B. Hasil Analisis Data......................................................................

Page 11: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

C. Pembahasan.................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .....................................................................................

B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Populasi Penelitian.................................................................................. 50

2. Sampel Penelitian ................................................................................... 54

3. Kisi-Kisi Instrument Penelitian .............................................................. 57

4. Rata-Rata Interaksi Sosial Antara Mahasiswa Yang Mengikuti

dan Tidak Mengikuti Organisasi Kampus .............................................. 64

5. Kriteria Interaksi Sosial Mahasiswa ....................................................... 65

6. Rata-Rata Skor Sub Variabel Interaksi Sosial ........................................ 67

7. Distribusi Frekuensi Persentase Skor Sub Variabel Interaksi Sosial

Mahasiswa .............................................................................................. 68

8. Ringkassan Hasil Uji Mann-Whidney.................................................... 71

9. Ringkasan Hasil Uji Mann-Whidney Daari Setiap Sub Variabel

Interaksi Sosial Mahasiswa..................................................................... 72

Page 12: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

DAFTAR BAGAN

Halaman

1. Bagan Pola Organisasi Kemahasiswaan Di UNNES............................ 18

2. Bagan Pola Organiasasi Kemahasiswaan Di FIP ................................. 19

3. Bagan Rata-rata Skor Sub Variabel Interaksi Sosial Mahasiswa ......... 68

4. Bagan Distribusi Hubungan Timbak Balik Mahasiswa ....................... 69

5. Bagan Distribusi Komunikasi Mahasiswa............................................ 69

6. Bagan Penyesuaian Diri Mahasiswa..................................................... 70

Page 13: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 82

2. Tabel Penentuan Jumlah Sampel ......................................................... 83

3. Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba.............................................. 84

4. Lembar Jawab instrumen..................................................................... 89

5. Data Hasil Uji Coba Skala Interaksi Sosial ......................................... 90

6. Perhitungan Validitas Skala Penelitian................................................ 96

7. Perhitungan Reliabilitas Skala Penelitian............................................ 98

8. Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba................................................ 99

9. Lembar Jawab Instrumen..................................................................... 103

10. Data Hasil Penskoran Interaksi Sosial Mahasiswa yang Ikut

Organisasi............................................................................................. 104

11. Data Hasil Penskoran Interaksi Sosial Mahasiswa yang Tidak Ikut

Organisasi............................................................................................. 106

12. Analisis Diskriptif Persentase Interaksi Sosial Mahasiswa yang Ikut

Organisasi............................................................................................. 110

13. Analisis Diskriptif Persentase Interaksi Sosial Mahasiswa yang Tidak

Ikut Organisasi ..................................................................................... 112

14. Hasil Perhitungan Tes Mann-Whidney Interaksi Sosial ...................... 115

15. Daftar Nama Mahasiswa Responden Uji Coba ................................... 116

16. Daftar Nama Mahasiswa Responden yang Mengikuti Organisasi ...... 117

17. Daftar Nama Mahasiswa Responden yang Tidak Mengikuti

Organisasi ............................................................................................... 119

Page 14: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang

atau individu yang satu sama lain saling berinteraksi dan berpengaruh untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi merupakan suatu wadah

kegiatan yang dalam pelaksanaannya memerlukan adanya suatu kerja sama dan

saling hubungan antar anggota dalam kelompok itu maupun dengan lembaga

atau organisasi lain.

Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada setiap anggota maka

disusun suatu struktur organisasi, di mana dalam struktur tersebut akan terlihat

jelas pola hubungan antara pemimpin dengan bidang atau departemen yang ada

dibawahnya. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui tugas dari

masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya dalam organisasi

tersebut.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota suatu

organisasi tidak lepas dari adanya hubungan dan kerja sama dengan anggota

yang lain. Bagi anggota yang mudah menyesuaikan diri akan cepat dapat

berinteraksi dengan anggota yang lain sehingga hubungan dapat terjalin. Dalam

suatu organisasi mau tidak mau setiap anggota dituntut untuk saling

Page 15: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

berinteraksi satu sama lain karena dengan berinteraksi antar anggota dapat

bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Organisasi adalah suatu wadah yang menghimpun kegiatan-kegiatan

untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam organisasi individu sebagai

anggota mempunyai hubungan yang mendalam antara yang satu dengan yang

lain. Hubungan itu dapat berupa hubungan pribadi antar anggota, maupun

hubungan secara struktural dan hierarkis, yaitu antara orang atau individu yang

menjadi pemimpin dan staf kelompok serta anggota biasa. Hubungan tersebut

berdasarkan pembagian tugas antar anggota yang menuju ke suatu kepentingan

bersama. Dalam organisasi tersebut terdapat adanya susunan pemimpin dan

pembantunya/stafnya, anggaran dasar dan rumah tangga, yang semua itu

menjadi acuan dan pedoman bagi anggota dalam melaksanakan kegiatan.

Untuk dapat mencapai tujuan diperlukan suatu tata cara untuk bekerja.

Organisasi merupakan keadaan tata cara untuk memobilisasikan dan

mengkoordinasikan usaha-usaha yang mencapai tujuan berdasarkan bagian-

bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Hubungan antar anggota dalam

organisasi dan semua kegiatan didasarkan pada aturan yang sebelumnya sudah

ditetapkan.. Dengan berpedoman pada anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga, struktur organisasi dan program kerja yang telah dibuat, para anggota

secara bekerja sama dapat melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi

tersebut.

Page 16: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Anggota dalam organisasi yang terdiri dari beberapa individu dan dengan

karakter yang berbeda memerlukan adanya komunikasi dan saling hubungan

satu sama lain. Dengan demikian mereka dapat mengadakan interaksi sosial di

dalam organisasi tersebut dan dapat bekerja sama dalam melaksanakan

kegiatan. Kerja sama adalah kunci untuk mencapai tujuan dalam organisasi dan

untuk dapat mengadakan kerja sama antar anggota perlu adanya suatu

komunikasi. Dengan adanya komunikasi para anggota dapat lebih mudah untuk

mengadakan interaksi. Dengan komunikasi memungkinkan kerja sama antar

orang perorangan atau antar kelompok, sehingga dengan adanya komunikasi

dan kerja sama interaksi dalam organisasi dapat terwujud.

Organisasi yang ada di UNNES adalah BEM yaitu organisasi

kemahasiswaan yang ada ditingkat universitas maupun ditingkat fakultas, yang

ditingkat universitas anggotanya mahasiswa secara umum dari berbagai

fakultas sedangkan untuk tingkat fakultas anggotanya dari jurusan-jurusan yang

ada di fakultas tersebut. HIMA adalah organisasi kemahasiswaan yang ada

ditingkat jurusan dan anggotanya khusus mahasiswa dalam jurusan tersebut.

Sedangkan untuk kegiatan mahasiswa yang bersifat kegemaran atau non

akademik dihimpun dalam suatu organisasi-organisasi dalam bentuk UKM

yang jenisnya bermacam-macam, sehingga mahasiswa dapat terjun dalam

organisasi sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

Fakultas Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di

UNNES, para mahasiswanya merupakan bagian dari anggota organisasi yang

Page 17: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

ada baik ditingkat jurusan, fakultas, maupun universitas. Mahasiswa di Fakultas

Ilmu Pendidikan sebagian mengikuti organisasi dan sebagian tidak mengikuti

organisasi. Mahasiswa yang mengikuti organisasi lebih sedikit dari pada

mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Dari jumlah mahasiswa FIP

keseluruhan sebanyak 563 (BAAK Akademik, 2004), yang menjadi

fungsionaris organisasi BEMF dan HIMA di Fakultas Ilmu Pendidikan

sejumlah 150 atau 27,07 % dari jumlah mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu

Pendidikan (BEMF, 2004).

Dengan mengikuti organisasi dapat memperoleh manfaat terutama dalam

menjalin hubungan dengan orang lain karena dalam organisasi setiap anggota

dituntut untuk saling berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain.

Dengan adanya tuntutan tersebut dapat digunakan sebagai wahana untuk belajar

dan pengalaman mahasiswa dalam menjalin hubungan atau berinteraksi dengan

orang lain, sehingga berguna dalam kehidupan bermasyarakat.

Fenomena yang ada di lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa yang

mengikuti organisasi mempunyai kemampuan interaksi sosial yang baik tetapi

masih ada yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi. Sedangkan mahasiswa

yang tidak mengikuti organisasi ada yang mempunyai kemampuan untuk

berinteraksi dengan baik tetapi juga ada mahasiswa yang mengalami kesulitan

dalam mengadakan interaksi sosial dengan lingkungannya.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap

mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan, menunjukkan gejala bahwa mahasiswa

Page 18: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

merasa takut dan enggan bila bertemu dengan dosen, cuek dengan kegiatan

yang ada di kampus dan mereka lebih menyibukkan diri dengan tugas-tugas

kuliahnya. Di samping itu mahasiswa lebih cenderung mengadakan interaksi

dengan teman-teman dalam satu jurusan.

Melihat fenomena yang ada di lapangan belum dapat diketahui dengan

pasti perbedaan kualitas interaksi sosial antara mahasiswa yang mengikuti

organisasi kampus dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi kampus,

hal ini dikarenakan belum ada penelitian mengenai pebedaan kualitas interaksi

sosial antara mahasiswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti organisasi

kampus. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “PERBEDAAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA MAHASISWA S1

YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI KAMPUS

DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2004/2005”.

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, yang menjadi permasalahan

adalah:

1. Bagaimana gambaran interaksi sosial antara mahasiswa S 1 yang

mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan di kampus

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun akademik

2004/2005?

Page 19: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

2. Apakah interaksi sosial mahasiswa S 1 yang mengikuti organisasi

kemahasiswaan di kampus lebih baik dari mahasiswa S 1 yang tidak

mengikuti organisasi kemahasiswaan di kampus Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun akademik 2004/2005?

C. Penegasan Istilah

Sehubungan dengan judul dalam penelitian ini yaitu: Perbedaan Interaksi

Sosial Antara Mahasiswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Organisasi

Kampus di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun

Akademik 2004/2005, maka untuk menyamakan persepsi perlu adanya

pembatasan istilah sebagai berikut:

1. Perbedaan adalah suatu yang membuat berlainan (tidak sama) antara

benda yang satu dengan benda yang lain (Depdikbud. 1990: 90). Dalam

penelitian ini yang dimaksud perbedaan adalah ketidaksamaan interaksi

sosial antara mahasiswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti

organisasi kampus.

2. Interaksi Sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu

manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah,

atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya

(Gerungan. 2000: 57). Interaksi sosial disini adalah interaksi antara

mahasiswa dengan mahasiswa maupun antara mahasiswa dengan dosen.

Page 20: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

3. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang

untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan

fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab (Arni Muhamad.

2000: 23). Organisasi yang dimaksud adalah organisasi kemahasiswaan

yang ada di UNNES terutama di Fakultas Ilmu Pendidikan.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

perbedaan interaksi sosial antara mahasiswa S1 yang mengikuti dan tidak

mengikuti organisasi kampus di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang tahun akademik 2004/2005 adalah suatu perbedaan tingkat interaksi

sosial atau jalinan hubungan antara mahasiswa S1 yang mengikuti dan tidak

mengikuti organisasi atau kegiatan kemahasiswaan baik antara mahasiswa

dengan mahasiswa ataupun mahasiswa dengan dosen yang ada di kampus

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun akadmik

2004/2005.

Dalam penelitian ini yang dimaksud mahasiswa yang mengikuti

organisasi kampus adalah mahasiswa yang menjadi fungsionaris dari organisasi

kemahasiswaan yang ada di tingkat fakultas sedangkan mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi kampus adalah mahasiswa yang tidak menjadi

fungsionaris dalam organisasi kemahasiswaan.

Page 21: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mendeskripsikan interaksi sosial antara mahasiswa S1 yang

mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan kampus di

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun akademik

2004/2005.

2. Untuk mengetahui apakah interaksi sosial mahasiswa S1 yang mengikuti

organisasi kemahasiswaan di kampus lebih baik dari mahasiswa S1 yang

tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan di kampus Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun akademik 2004/2005?

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

peningkatan interaksi sosial melalui kegiatan organisasi.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi

mahasiswa bahwa dengan mengikuti organisasi kampus merupakan

sarana untuk belajar meningkatkan interaksi sosial, meningkatkan

komunikasi dan mahasiswa dapat bergaul dengan siapa saja.

Page 22: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Gambaran secara singkat mengenai seluruh isi skripsi adalah, bagian

pendahuluan berisi: judul skripsi, pengesahan, motto dan persembahan, sari,

kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.

Bagian isi skripsi berisi bab-bab yaitu: Bab I: pendahuluan berisi alasan

pemilihan judul/latar belakang, perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II: telaah pustaka atau landasan teori yang menjelaskan tentang

diskripsi teori yaitu berisi tentang pengertian organisasi, elemen organisasi,

karakteristik organisasi, fungsi organisasi, organisasi di FIP, pengertian

interaksi sosial faktor-faktor interaksi sosial, aspek-aspek yang mendasari

interaksi sosial, dan perbedaan interaksi sosial antara mahasiswa yang

mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan.

Bab III: metode penelitian menjelaskan tentang jenis penelitian, variabel

penelitian, populasi, sampel penelitian, metode dan alat pengumpul data,

validitas, reliabilitas instrumen dan teknik analisis data.

Bab IV: hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V: penutup berisi kesimpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 23: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Teori merupakan unsur penting dalam penelitian yang dapat dijadikan sebagai

landasan teoritis dalam penelitian. Dengan teori dapat dijadikan sebagai kerangka

berfikir dalam memahami dan menerangkan fenomena objek penelitian. Teori dapat

membantu peneliti dalam memecahkan permasalahan. Teori menjadi dasar teoritik

guna memperkuat kerangka teori dan hipotesis yang dibuat sehingga penelitian yang

dilakukan mempunyai dasar yang kokoh dan bukan perbuatan coba-coba. Dalam

penelitian ini berusaha mengkaji perbedaan kualitas interaksi sosial antara mahasiswa

yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kampus.

ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Organisasi kemahasiswaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

oleh mahasiswa di lingkungan kampus. Untuk mengetahui gambaran tentang

organisasi kemahasiswaan berikut diuraikan beberapa hal yang berkaitan

dengan organisasi kemahasiswaan.

Pengertian

Menurut Schein, organisasi adalah suatu koordinasi rasional

kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui

Page 24: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung

jawab (Muhamad, 2000: 23).

Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang

sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri (James, 1996:

6). Organisasi merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdapat sejumlah

komponen (berupa manusia maupun non manusia) yang saling berinteraksi dan

berpengaruh, semuanya bergerak ke arah tujuan yang telah ditentukan.

Organisasi adalah suatu kesatuan yang terdiri atas bagian atau orang-orang dalam

suatu perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat

dikatakan suatu kerjasama antara orang yang satu dengan yang lain dalam suatu

perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama (Depdikbud, 1990: 630).

Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri

mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecerdasan serta integrasi

kepribadian (UNNES, 2003: 65). Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan

mahasiswa yang meliputi penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran serta

upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa di perguruan tinggi (UNNES, 2003:

65).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi

kemahasiswaan merupakan suatu bentuk kelompok dari beberapa orang atau

mahasiswa dengan suatu koordinasi yang melakukan suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan ke arah perluasan wawasan dan

peningkatan kecerdasan. Dalam organisasi terdapat adanya suatu hubungan atau

interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain untuk melakukan

suatu kerjasama demi tercapainya suatu tujuan.

Elemen Organisasi

Elemen yang ada dalam organisasi (Muhammad, 2000: 26-28) adalah sebagai

berikut:

a. Struktur Sosial

Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara

partisipan di dalam suatu organisasi. Dalam suatu organisasi tidak lepas dari

struktur sosial, dimana dalam struktur sosial dapat dilihat susunan dan pola

Page 25: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

hubungan antara anggota dalam organisasi yang menunjukkan tugas yang harus

dilaksanakan dari setiap bagian. Sehingga dengan adanya struktur tersebut tidak

terjadi kerancuan dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban.

b. Partisipan

Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi

kepada organisasi. Organisasi tidak lepas dari individu-individu yang hadir dan

bersedia menjadi anggota dalam organisasi tersebut. Individu-individu tersebut

yang akan melaksanakan tugas dan kegiatan-kegiatan dalam organisasi. Maju

tidaknya dan berkembang tidaknya suatu organisasi tergantung bagaimana

individu sebagai anggota dalam melaksanakan tugasnya. Karena dalam organisasi

membutuhkan individu yang benar-benar berkualitas dan loyal dalam organisasi

sehingga apa yang menjadi tujuan dalam organisasi dapat tercapai.

c. Tujuan

Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat

kontroversial dalam mempelajari organisasi. Tujuan merupakan suatu titik sentral

petunjuk dalam menganalisis organisasi. Dengan adanya tujuan dalam organisasi

yang akan diwujudkan menjadikan arah langkah bagi para anggota dalam

menjalankan kegiatan-kegiatan dalam organisasi tersebut.

d. Teknologi

Teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan

juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Teknologi merupakan

pendukung dari kemajuan organisasi. Dengan kemajuan teknologi seperti

Page 26: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

sekarang ini perlengkapan dan kebutuhan organisasi akan lebih mudah dipenuhi

sehingga dapat membantu para anggota dalam melaksanakan kegiatan. Disamping

itu dengan diimbangi kemampuan para anggota organisasi dalam mengoperasikan

dan menggunakan teknologi yang ada sangat mendukung pencapaian tujuan.

e. Lingkungan

Setiap organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi, kebudayaan

dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi tersebut harus menyesuaikan

diri. Semuanya tergantung kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk

dapat terus hidup.

Suatu organisasi tidak lepas dari elemen organisasi yang mendasari

berjalan dan berkembangnya organisasi tersebut. Karena tanpa adanya

elemen-elemen tersebut organisasi tidak dapat dikatakan organisasi tetapi

hanya suatu perkumpulan.

Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi menurut Arni Muhammad (2000: 29-31) adalah sebagai

berikut:

a. Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami

perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan

perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah

tersebut. Organisasi yang maju adalah organisasi yang dapat mengikuti

Page 27: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

perkembangan sehingga semua kegiatannya tidak kelihatan monoton tetapi

bervareasi mengikuti perkembangan.

b. Memerlukan Informasi

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup, karena tanpa

informasi organisasi tidak dapat jalan. Dengan adanya informasi bahan mentah

dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

c. Mempunyai Tujuan

Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu, oleh karena itu setiap organisasi harus mempunyai

tujuan sendiri-sendiri. Tujuan dalam organisasi akan membawa dan menentukan

langkah para anggota dalam menjalankan tugasnya.

d. Terstruktur

Organisasi dalam usaha mencapai tujuan biasanya membuat aturan-aturan,

undang-undang dan hierarki hubungan dalam organisasi. Hal ini dinamakan

strukutur organisasi. Dalam struktur organisasi dapat dilihat kedudukan dari ketua

sampai dengan para departeman atau seksi yang membawahi organisasi tersebut.

Sehingga dapat dilihat jelas kedudukan dari masing-masing anggota dalam

organisasi.

Karakter dalam organisasi ini menunujukkan bahwa organisasi itu

hidup dan berjalan. Dan dengan karakter tersebut organisasi dapat dilihat

Page 28: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

jenis organisasi apa dan bergerak dalam bidang apa sehingga dapat

membedakan antara organisasi dengan suatu perkumpulan.

Fungsi Organisasi

Fungsi organisasi sebagai berikut (Muhammad, 2000: 32-35):

a. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam

rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Misalnya suatu organisasi

memerlukan gedung sebagai tempat berorganisasi dan modal untuk biaya

pelaksanaan kegiatan organisasi dan lain sebagainya.

b. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab

Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam standar etis tertentu, di

mana standar tersebut memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus

dilakukan oleh anggota organisasi. Setiap anggota dalam organisasi mempunyai

tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu untuk mewujudkan tujuan yang telah

ditetapkan bersama dalam organisasi.

c. Memproduksi barang atau orang

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai

dengan jenis organisasinya, di mana semua organisasi mempunyai produknya

masing-masing. Produksi dalam organisasi ini adalah orang, di mana orang dalam

organisasi itu diproduksi menjadi lebih baik. Produk dari organisasi ini berupa

kemajuan dari setiap anggotanya misalnya yang semula tidak atau kurang bisa

bergaul atau berinteraksi setelah mengikuti organisasi dapat berinteraksi.

Page 29: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

d. Mempengaruhi dan dipengaruhi orang

Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa organisasi,

dipengaruhi oleh organisasi. Sebaliknya organisasi juga dipengaruhi oleh orang.

Suksesnya suatu organisasi tergantung pada kemampuan dan kualitas anggotanya

dalam melakukan aktivitas organisasi.

Dalam suatu organisasi seseorang dituntut untuk dapat berinteraksi satu

sama lain, karena tanpa adanya interaksi suatu kegiatan atau tujuan tidak dapat

diwujudkan. Dengan adanya kebiasaan berinteraksi di dalam suatu organisasi,

maka seseorang akan dapat dengan mudah melaksanakan interaksi sosial dengan

orang lain atau dengan lingkungannya

Setiap kegiatan atau setiap bentuk perkumpulan yang diikuti oleh

berbagai individu mempunyai fungsi masing-masing sesuai jenis dan

bentuk kegiatan yang diikutinya. Seperti yang diuraikan diatas fungsi dari

suatu organisasi tergantung dari bentuk dan jenis oraganisasi itu sendiri.

Fungsi yang utama dari organisasi adalah memberikan pengalaman pada

individu yang ikut didalamnya dan memberi kesempatan bagi individu

untuk lebih maju dengan mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang ada dengan baik.

Organisasi Kemahasiswaan yang di UNNES

Organisasi yang ada di Universitas Negeri Semarang terdiri dari organisasi yang

ada di tingkat universitas dan organisasi yang ada di tingkat fakultas. Organisasi di

tingkat universitas meliputi; Keluarga Mahasiswa Universitas (KMU), Dewan

Page 30: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU), Badan Esekutif Mahasiswa

Universitas (BEMU), dan Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM),

(UNNES, 2003: 65). Adapun pola dari organisasi kemahasiswaan yang ada di

UNNES adalah sebagai berikut:

Keterangan: : garis instruksi

------------------ : garis koordinasi

: garis check and balance

: dilembagakan

: di farumkan

: semesta

Sumber: AD/ART Konggres Mahasiswa UNNES, 2003

Gambar 1: Bagan Pola Organisasi Kemahasiswaan UNNES

Dari struktur organisasi di atas menunjukkan bahwa setiap organisasi yang ada di

UNNES mengadakan suatu kerja sama dan saling koordinasi. Dan setiap

organisasi dapat membentuk suatu unit kerja untuk melaksanakan kegiatan.

Sedangkan untuk organisasi di tingkat fakultas adalah KMF (Keluarga Mahasiswa

Fakultas), DPMF (Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas), BEMF (Badan

Esekutif Mahasiswa), KMJ (Keluarga Mahasiswa Jurusan), dan HIMA (Himpunan

Mahasiswa Jurusan), (UNNES, 2003: 65). Untuk lebih jelasnya berikut

digambarkan bentuk pola organisasi kemahasiswaan yang ada di tingkat Fakultas

sebagai berikut:

etua

Ketua II Ketua I

Page 31: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Ket: : garis instruksi

---------------------- : garis koordinasi

Sumber: buku Agenda BK 2003

Gambar 2: Bagan Pola Organisasi Kemahasiswaan di FIP

Susunan kepengurusan dalam organisasi yang ada di tingkat Fakultas seperti

dalam srtuktur organisasi di atas. Dalam menjalankan tugas seorang ketua dibantu

oleh lima Departemen di bawahnya yaitu departemen A (Penalaran dan

Keilmuan), departeman B (Bakat, minat dan kesejahteraan mahasiswa),

departeman C (Advokasi, Pemberdayaan SDM dan Organisasi), departemen D

(Perekonomian, Penelitian dan Pengembangan Organisasi) dan departemen E

(Kerjasama Kelembagaan dan Pengabdian Masyarakat). Sedangkan untuk

sekretaris, bendahara dan biro-biro merupakan pengurus harian yang secara

otomatis mendampingi ketua dalam melaksankan kegiatan.

Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Kemahasiswaan

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pendidikan sehingga organisasi yang

diuraiakan hanya organisasi yang ada di tingkat Fakultas. Organisasi

kemahasiswaan yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan meliputi Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA).

Seharusnya Keluarga Mahasiswa Fakultas (KMF), Keluarga Mahasiswa Jurusan

(KMJ) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) juga ada, tetapi di

Faklultas Ilmu Pendidikan organisasi tersebut tidak jalan.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) merupakan lembaga tinggi

eksekutif dalam kehidupan lembaga mahasiswa tingkat Fakultas di UNNES

(UNNES, 2003: 69). BEMF berkedudukan di tingkat Fakultas yang merupakan

kelengkapan nonstruktural pada Fakultas (UNNES, 2003: 70).

Tugas pokok dari BEMF ini adalah; menjalankan GBHK (Garis-garis Besar

Haluan Kerja) BEMF, menjalankan keputusan-keputusan yang dianggap perlu

dalam melaksanakan GBHK BEMF hasil kongres, mewakili mahasiswa tingkat

Page 32: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

fakultas ke dalam ataupun keluar sebagai fungsi eksekutif dengan memberitahukan

BEMF, bertugas mengkoordinasikan HIMA, BEMF dapat meminta keterangan

yang dianggap perlu dari HIMA, menjalin hubungan dengan UKM, dan BEMF

dapat membentuk Unit Kerja (UNNES, 2003: 70).

HIMA merupakan lembaga tinggi dalam kehidupan lembaga kemahasiswaan yang

berkedudukan di tingkat jurusan/program studi di UNNES. Adapun tugas pokok

dari HIMA adalah menjalankan GBHK HIMA, membuat keputusan-keputusan

yang dianggap perlu, mewakIli mahasiswa tingkat jurusan ke dalam atau ke luar

sebagai fungsi eksekutif dengan memberitahukan kepada BEMF, menjalin

hubungan dengan UKM, dan HIMA dapat membentuk Unit Kerja (UNNES, 2003:

71).

Mekanisme Organisasi Kemahasiswaan

BEMF dan HIMA merupakan organisasi kemahasiswaan yang ada di tingkat

Fakultas, yang masing-masing mempunyai tugas dan kegiatan sendiri. Untuk

melaksanakan tugas sebagai organisasi kemahasiswaan yang ada di Fakultas,

BEMF dan HIMA membentuk unit kerja yang tersusun dalam struktur organisasi.

Struktur organisasi ini menggambarkan kedudukan dari fungsionaris yang berada

di BEMF dan HIMA yang merupakan wakil dari mahasiswa lain sebagai anggota.

Struktur organisasi yang terdiri dari ketua dan wakil ketua, sekretaris dan wakil

sekretaris, bendahara dan wakil bendahara, dibantu sekurang-kurangnya oleh lima

departemen yaitu departemen penalaran dan keilmuan, departemen bakat, minat,

dan kesejahteraan mahasiswa, departemen advokasi, pemberdayaan SDM dan

organisasi, departemen penelitian dan pengembangan organisasi, dan departemen

pengabdian pada masyarakat.

Dalam melaksakan tugas baik BEMF maupun HIMA saling kerja sama. Setiap

anggota yang ada di dalamnya saling mengadakan interaksi satu sama lain untuk

melaksanakan kewajiban sesuai dengan peran dan kedudukannya di dalam

organisasi tersebut.

Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemahasiswaan

BEMF yang berada ditingkat fakultas mempunyai anggota yaitu seluruh

mahasiswa Fakultas, sedangkan untuk kepengurusan BEMF terdiri dari intern

organisasi. Masa kerja kepengurusan BEMF satu tahun dan sesudahnya dapat

dipilih kembali. Tata kerja kepengurusannya ditetapkan oleh anggota sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Kepengurusan BEMF disahkan oleh Pimpinan

Page 33: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Fakultas. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pengurus BEMF

bertanggungjawab kepada Pimpinan Fakultas.

Organisasi yang ada ditingkat jurusan yaitu HIMA, di mana keanggotaannya

terdiri dari seluruh mahasiswa Jurusan yang ada di Fakultas yang bersangkutan.

Kepengurusan HIMA terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan

departemen-departemen. Masa kerja kepengurusan HIMA satu tahun dan ketua

tidak dapat dipilih kembali untuk kepengurusan berikutnya. Tata kerja

kepengurusan HIMA, ditetapkan oleh rapat anggota sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Kepengurusan HIMA disahkan oleh Pimpinan Fakultas. Dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pengurus HIMA bertanggungjawab

kepada Pimpinan Fakultas yang bersangkutan.

Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan

Program kegiatan kemahasiswaan UNNES merupakan bagian integral dari

kegiatan UNNES. Oleh karena itu dari perencanaan sampai dengan

pelaksanaannya diatur secara terpadu dengan bidang yang lain, terutama dengan

bidang kegiatan akademik dan dibiayai berdasarkan pengelolaan dan terpadu.

Perencanaan program kegiatan yang akan dilakukan melalui tahapan-tahapan

sesuai yang dipaparkan dalam buku Informasi UNNES Yaitu:

Tahap perencanaan, diawali dengan rapat kerja DPMF di

lingkungan UNNES. Raker DPMF bertugas menyusun Program

Kerja Tahunan (PKT) dengan menyerap aspirasi dari bawah

(mahasiswa dan KMJ). Oleh DPMF, PKT diserahkan kepada

BEMF untuk dilaksnakan. BEMF di samping bertugas

melaksanakan PKT juga berkewajiban mengoperasikan program

dalam bentuk Daftar Kegiatan Kemahasiswaan (DKK) yang

didalamnya telah berisi jenis kegiatan, pelaksanaan, tanggal

pelaksanaan, tema, topik, tujuan, hasil yang akan dicapai, jumlah

peserta, anggaran biaya dan lain-lain. DKK pada prinsipnya

menjadi tanggungjawab BEMF, walaupun dalam pelaksanaannya

dapat didelegasikan kepada KMJ, terutama yang menyangkut

kegiatan-kegiatan akademik/profesional sesuai dengan bidang studi

masing-masing (UNNES, 2003: 74-75).

Dalam melaksanakan kegiatan, organisasi-organisasi kemahasiswaan tersebut

tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tetapi mereka harus saling koordinasi dan keja

sama satu sama lain baik dalam satu fakultas maupun dengan fakultas lain bahkan

dengan organisasi kemahasiswaan yang ada di tingkat universitas.

Page 34: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Organisasi Kemahasiswaan Di Fakultas Ilmu Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas

Negeri Semarang mempunyai wadah kegiatan mahasiswa, baik yang ada ditingkat

fakultas maupun ditingkat jurusan. Organisasi yang ada di Fakultas yaitu Badan

Esekutif Mahasiswa (BEM) yang merupakan organisasi kemahasiswaan dalam

tingkat fakultas dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA) yang berada pada

tingkat jurusan. Organisasi ini dibentuk berdasarkan anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga yang telah ditetapkan serta dalam organisasi tersebut ada peraturan-

peraturan yang mengatur dan yang menjadi pengendali dalam setiap langkah

kegiatan yang dilaksanakan dan peraturan bagi para fungsionaris sebagai pengurus

organisasi tersebut juga ada ketentuannya.

Anggota dari Badan Esekutif Mahasiswa ini terdiri dari para mahasiswa dari

jurusan-jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan. Sedangkan untuk anggota

dari HIMA adalah mereka para mahasiswa dalam jurusan tersebut. Mereka diberi

kebebasan untuk menjadi anggota dan berkompeten dalam kegiatan yang ada di

BEM dan di HIMA demi kemajuan jurusan dan fakultas.

Tidak semua mahasiswa bisa masuk menjadi pengurus tetapi dipilih yang benar-

benar peduli dan mempunyai loyalitas yang tinggi sehingga bisa menjadi wakil

dari mahasiswa lain yang tidak menjadi pengurus. Kemampuan dan pengalaman

mereka dalam berorganisasi memang dipertimbangkan karena dalam suatu

organisasi tidak hanya mengandalkan kuantitas saja tetapi lebih mementingkan

kualitas dari anggota sebagai pengurus atau fungsionaris. Dengan demikian apa

yang menjadi tujuan dalam oraganisasi baik BEM ataupun HIMA dapat terwujud.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing organisasi baik BEM atau HIMA

sesuai dengan program kerja yang telah disepakati bersama. Kegiatan yang

dilaksanakan mencakup kegiatan yang bersifat ilmiah, sosial, olah raga dan seni,

serta penalaran yang semua itu sesuai dengan program kerjanya. Sehingga semua

mahasiswa dalam Fakultas Ilmu Pendidikan yang bukan fungsionaris dapat terlibat

dalam semua kegiatan dan dapat menyalurkan bakat dan kemampuannya demi

tujuan bersama.

Dengan adanya organisasi yang ada di tingkat fakultas dan jurusan para

mahasiswa dapat memanfaatkan untuk belajar berorganisasi. Meskipun tidak

menjadi pengurus mereka bisa mengikuti kegiatan dan aktif di dalamnya. Dengan

keaktifan mereka dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan mereka

akan mendapatkan banyak manfaat, pengetahuan dan pengalaman mereka

bertambah. Disamping itu bagi mahasiswa yang aktif dalam kegiatan dapat lebih

luas dalam menjalin hubungan dengan orang lain yang semua itu dapat bermanfaat

dalam kehidupan bermasyarakat kelak setelah lulus.

Page 35: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

INTERAKSI SOSIAL

Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai

makhluk individual mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan

interaksi dengan dirinya sendiri, sedangkan manusia sebagai makhluk sosial

mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. Dengan

adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari

orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi.

Dengan demikian akan terjadi interaksi sosial antara manusia dengan manusia

yang lain.

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial menurut Gerungan yaitu individu yang satu dapat menyesuaikan

diri secara autoplastis kepada individu yang lain, di mana dirinya dipengaruhi oleh

diri yang lain (Gerungan, 2000: 57). Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang

dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara

individu dengan kelompok (Rahman D dkk, 2000: 21).

Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain,

individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi

terdapat adanya hubungan saling timbal balik (Walgito, 2003: 57). Hubungan

manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok atau

hubungan kelompok dengan kelompok disebut sebagai interaksi sosial.

Perkembangan seorang individu tidak akan pernah terlepas dari lingkungannya.

Hubungan itu berkisar kepada usaha dalam menyesuaikan diri dan penyesuaian

diri dapat dilakukan dengan cara autoplastis yaitu seseorang harus menyesuaikan

dirinya dengan lingkungannya, penyesuaian diri dapat juga dilakukan secara

aloplastis yaitu seseorang dapat merubah lingkungan agar sesuai dengan keinginan

dirinya.

Page 36: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial

merupakan suatu hubungan yang dilakukan antara individu atau antara manusia

yang satu dengan manusia atau individu yang lain, di mana dalam interaksi itu

terjadi suatu hubungan yang timbal balik antara kedua belah pihak. Interaksi sosial

juga dapat terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

Interaksi sosial dilakukan dalam kehidupan manusia guna memenuhi kebutuhan

hidupnya, karena pada dasarnya manusia itu merupakan makhluk sosial yang tidak

dapat hidup secara individu dan memerlukan adanya hubungan antara sesamanya.

Interaksi sosial dalam penelitian ini adalah suatu hubungan yang dilakukan baik

antara mahasiswa dengan mahasiswa maupun antara mahasiswa dengan dosen, di

mana hubungan itu dalam konteks perkuliahan maupun dalam mengadakan suatu

kegiatan.

Macam-macam Interaksi Sosial

Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilaksanakan

melalui proses sosial yang disebut interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik

antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok

dengan kelompok dalam masyarakat. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga

macam interaksi sosial (Rahman D dkk, 2000: 21-22).

a. Interaksi antara individu dan individu

Pada interaksi ini individu yang satu memberi pengaruh, rangsangan, atau

stimulus kepada individu yang lainnya. Sedangkan individu yang terkena

pengaruh akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon. Dalam interaksi antara

individu dan individu dapat berwujud dalam bentuk berjabat tangan, saling

menegur, bercakap-cakap atau mungkin bertengkar.

b. Interaksi antara individu dan kelompok

Interaksi antara individu dan kelompok secara konkrit dapat dilihat pada

seorang guru mengajar di dalam kelas. Selain itu dapat dilihat seorang orator

sedang berpidato di depan orang banyak. Bentuk interaksi ini menunjukkan

bahwa kepentingan seorang individu berhadapan dengan kepentingan kelompok.

Page 37: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

c. Interaksi antara kelompok dan kelompok

Bentuk interaksi antara kelompok dan kelompok menunjukkan bahwa

kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan

dengan kepentingan individu dalam kelompok yang lain. Dalam interaksi ini

setiap tindakan individu merupakan bagian dari kepentingan kelompok misalnya

anggota organisasi bekerja sama dengan anggota dari organisasi lain.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk interaksi sosial dapat dibagi menjadi tiga yaitu kerjasama, persaingan dan

pertentangan atau pertikaian (Soekanto, 2002: 70).

a. Kerja sama (Co-operation)

Kerja sama akan timbul jika orang menyadari bahwa mereka mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama, mempunyai pengetahuan dan pengendalian

terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. kerja

sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan

atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

b. Persaingan (Competition)

Persaingan dapat diartikan sebagai proses bilamana perorangan atau

kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang

pada suatu tertetnu menjadi pusat perhatian umum dengan cara usaha-usaha

menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada

tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

c. Pertentangan/pertikaian (Conflict)

Page 38: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau

kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak

lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Walaupun pertentangan

merupakan proses disosiasif yang agak tajam, akan tetapi pertentangan sebagai

salah satu bentuk proses sosial juga mempunyai fungsi positif bagi masyarakat.

Faktor-faktor Interaksi Sosial

Kelangsungan interaksi sosial ini, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana,

ternyata merupakan proses yang kompleks, tetapi padanya dapat di bedakan

beberapa faktor yang mendasarinya, baik secara tunggal maupun bergabung yaitu:

a. Faktor Imitasi

Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang

lain melalui sikap, penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki

orang lain (Rahman D dkk, 2000: 23). Imitasi tidak lain adalah contoh

mencontoh, tiru meniru, ikut mengikuti. Imitasi bukan menjadi dasar pokok dari

semua interaksi sosial seperti yang diuraikan oleh Gabriel Tarde, melainkan

merupakan suatu segi dari proses interaksi sosial, yang menerangkan mengapa

dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku di

antara orang banyak (Gerungan, 2000: 60).

Individu yang hanya mengandalkan perilaku dari meniru dapat

mengakibatkan individu tersebut menjadi tidak berkembang dan menghambat

perkembangan kebiasaan berpikir kritis. Imitasi dalam interaksi sosial dapat

menimbulkan kebiasaan di mana orang mengimitasi sesuatu tanpa kritik, mereka

Page 39: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

melakukan dari apa yang mereka lihat. Adanya peranan imitasi dalam interaksi

sosial dapat memajukan gejala-gejala kebiasaan malas berpikir kritis pada

individu manusia, yang mendangkalkan kehidupannya.

b. Faktor Sugesti

Sugesti dalam ilmu jiwa sosial dapat dirumuskan sebagai suatu proses di

mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman

tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu (Gerungan, 2000: 61).

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau

sesuatu sikap yang berasal dari dirinya kemudian diterima oleh pihak lain

(Soekanto, 2002: 63).

Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun

yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik

dari individu yang bersangkutan. Bimo Walgito menjelaskan:

......... Misalnya seseorang sering merasa sakit-sakit

saja, walaupun secara objektif yang bersangkutan dalam

keadaan sehat-sehat saja. Tetapi karena auto-sugesti orang

tersebut merasa tidak dalam keadaan sehat........ dalam

lapangan psikologi sosial peranaan hetero-sugesti lebih

menonjol bila dibandingkan dnegan auto-sugesti. Dalam

kehidupan sosial banyak individu menerima sesuatu cara,

pedoman, pandangan, norma, dan sebagainya dari orang lain

tanpa adanya kritik terlebih dahulu terhadap apa yang

diterimanya (Wagito, 2003: 59).

Secara garis besar terdapat beberapa keadaan tertentu serta syarat-syarat

yang memudahkan sugesti terjadi yaitu: sugesti karena hambatan berfikir, sugesti

Page 40: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

karena keadaan pikiran terpecah-pecah, segesti karena otoritas, sugesti karena

mayoritas dan sugesti karena “will to believe” (Gerungan, 2000: 61).

c. Faktor Identifikasi

Identifikasi adalah upaya yang dilakukan seorang individu untuk menjadi

sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya (Rahman D dkk, 2000:24).

Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama)

dengan seorang lain. (Gerungan, 2000: 67).

Sebenarnya manusia itu, ketika masih berkekurangan akan norma, sikap-

sikap, cita-cita atau pedoman-pedoman tingkah laku dalam bermacam-macam

situasi dalam kehidupannya, akan melakukan identifikasi kepada orang-orang

yang dianggapnya tokoh pada lapangan kehidupan tempat ia masih

berkekurangan pegangan itu. Demikianlah manusia itu terus menerus melengkapi

sistem norma dan cita-citanya itu, terutama di dalam suatu masyarakat yang

berubah-ubah dan yang situasi-situasi kehidupannya serba ragam.

d. Faktor Simpati

Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu

terhadap orang yang lain (Gerungan, 2000: 69). Di dalam proses simpati perasaan

memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati

adalah keinginan untuk memahami pihka lain dan untuk bekerja sama dengannya

(Soekanto, 2002: 64). Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi

berdasarkan penilaian perasaan, seperti juga pada proses identifikasi. Saling

Page 41: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

mempengaruhi dalam interaksi sosial yang berdasarkan simpati, jauh lebih

mendalam akibatnya daripada yang terjadi atas dasar imitasi atau sugesti.

Dari keterangan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam

interaksi sosial, saling pengaruh atau saling mengubah tingkah laku antara

manusia itu merupakan kelangsungan yang kompleks, tetapi di antaranya dapat

dibedakan faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor imitasi, sugesti, identifikasi

dan simpati yang masing-masingnya, sendiri atau dalam gabungan dengan yang

lain, mempunyai peranannya.

Aspek-aspek yang mendasari interaksi sosial

a. Komunikasi

Menurut Soerjono Soekanto, arti penting komunikasi adalah bahwa

seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud

pembicaraan, gerak gerik badaniah, atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut (Soekanto, 2002: 67). Dalam komunikasi

terdapat empat unsur antara lain; adanya pengirim dan penerima berita, adanya

berita yang dikirimkan, ada media atau alat pengirim berita, ada sistem simbol

yang digunakan untuk menyatakan berita.

Komunikasi baik verbal ataupun nonverbal merupakan saluran untuk

menyampaikan perasaan ataupun ide/pikiran dan sekaligus sebagai media untuk

dapat menafsirkan atau memahami pikiran atau perasaan orang lain (Dayaksini,

2003: 127). Komunikasi tidak lepas dari kehidupan individu karena dengan

Page 42: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

komunikasi individu dapat berhubungan dengan orang lain untuk memenuhi

kebutuhan.

Dalam mengadakan kerja sama untuk mnecapai suatu tujuan individu juga

mengadakan interaksi dan dalam interaksi tersebut terdapat komunikasi.

Komunikasi sangat penting dalam kehidupan dan merupakan unsur yang penting

dalam menjalin interaksi sosial. Dengan adanya komunikasi, sikap-sikap dan

perasaan-perasaan suatu kelompok atau orang perseorangan dapat diketahui oleh

kelompok lain atau orang lain.

b. Sikap

Sikap adalah sesuatu yang dipelajari (bukan bawaan) (Wirawan, 1999: 232).

Sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, dan diubah, dengan

demikian sikap seseorang atau individu tergantung dimana individu tersebut

tinggal. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai

objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan

memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau perilaku

dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2000: 109).

Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu

terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif, dan dapat pula bersifat

negatif. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif terdapat kecenderungan

untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

c. Tingkah laku Kelompok

Page 43: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Menurut tokoh psikologi dari aliran klasik tingkah laku kelompok adalah

hubungan dari tingkah laku individu secara bersama-sama. Tingkah laku individu

tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima

oleh individu yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus

internal. Dalam suatu kelompok seorang individu akan bertingkah laku dengan

individu atau sesama anggota dalam kelompok dengan mengadakan hubungan

dan kerja sama.

Menurut Kurt Lewin, tingkah laku kelompok adalah fungsi dari kepribadian

individu maupun situasi sosial. Tingkah laku individu dapat mempengaruhi

individu itu sendiri, maupun berpengaruh pada lingkungan, demikian pula

lingkungan dapat mempengaruhi individu dan sebaliknya (Walgito, 2000: 17).

Dalam suatu kelompok, tingkah laku individu dapat saling mempengaruhi dan

individu juga dapat membentuk tingkah lakunya sesuai dengan kelompok yang

ada. Tingkah laku yang terjadi dalam suatu kelompok mempengaruhi

terbentuknya kerja sama dalam kelompok tersebut.

d. Norma Sosial

Menurut Gerungan, norma sosial adalah patokan-patokan umum mengenai

tingkah laku dan sikap individu anggota kelompok yang dikehendaki oleh

kelompok mengenai bermacam-macam hal yang berhubungan dengan kehidupan

kelompok yang melahirkan norma-norma tingkah laku dan sikap-sikap itu

mengenai segala situasi yang dihadapi oleh anggota kelompok (Gerungan, 2000:

103).

Page 44: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Norma sosial lebih merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang

dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan individu, kelompok atau

masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial (Rahman D dkk,

2000: 37).

Norma sosial adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok yang

membatasi tingkah laku individu dalam kelompok itu. Norma sosial berbeda-beda

dari satu kelompok orang ke kelompok yang lainnya. Karena norma sosial

berbeda-beda, maka pola tingkah laku pun berbeda-beda.

Komponen Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan suatu hubungan timbal balik yang dilakukan antara dua

orang atau lebih baik secara individu maupun secara kelompok, di mana dalam

interaksi sosial tersebut tidak lepas dari komunikasi dan penyesuaian diri. Adapun

komponen-komponen interaksi sosial dirumuskan sebagai berikut:

a. Hubungan timbal balik

Setiap interaksi sosial sudah barang tentu terjadi karena

adanya hubungan antara individu dengan individu maupun antara

individu dengan kelompok (Santosa, 2004: 11). Dalam suatu

interaksi sosial dikatakan berhasil jika antara kedua belah pihak

terjadi hubungan timbal balik. Untuk memenuhi kebutuhan individu

harus mengadakan hubungan dengan orang lain. Hubungan antar

pribadi dapat terjadi hubungan yang selaras atau kompatibel (orang

yang butuh inklusi berhubungan dengan orang yang dapat memberi

inklusi, orang yang butuh kontrol berhubungan dengan yang dapat

Page 45: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

memberi kontrol, dan yang butuh afeksi berhubungan dengan yang

apat memberi afeksi), (Wirawan, 2001: 14). Dengan adanya

hubungan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut individu akan

mengadakan interaksi sosial.

b. Komunikasi antara kedua belah pihak

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan

penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti, baik yang

berwujud informasi, pemikiran, pengetahuan ataupun yang lainnya

dari penyampai (komunikator) kepada penerima (komunikan),

(Walgito, 1991: 75). Dengan komunikasi seseorang dapat

menyampaikan informasi, ide, ataupun pemikiran, pengetahuan,

konsep dan lain-lain kepada orang lain secara timbal balik. Dengan

komunikasi manusia dapat bekembang dan dapat melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa dalam

organisasi memberikan kontribusi dan latihan pada mahasiswa

dalam berkomunikasi. Tuntutan-tuntutan yang harus dilaksanakan

dalam organisasi mengharuskan mahasiswa untuk berkomunikasi

dengan orang atau anggota yang lain, sehingga memberikan

pengalaman pada mahasiswa dalam berkomunikasi secara baik.

c. Penyesuaian diri dari setiap individu

Page 46: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat

menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian

penyesuaian di sini dalam arti yang luas yaitu bahwa individu dapat

meleburkan diri dengan keadaan disekitarnya, atau sebaliknya

individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam

diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang

bersangkutan (Walgito, 1991:65).

Penyesuaian diri sangat penting dalam membantu individu

mengadakan suatu interaksi sosial dengan lingkungannnya, karena

dengan penyesuaian diri individu dapat menempatkan dirinya sesuai

posisinya. Bergabungnya individu dalam suatu kelompok atau

organisasi membantu individu dalam menyesuaiakan diri dengan

melalui kegiatan-kegiatan yang diikutinya. Mereka juga dapat

belajar memahami diri sendiri dan orang lain dengan berbagai

karakteristik yang berbeda.

Karakteristik Interaksi Sosial Mahasiswa yang Mengikuti Organisasi

Manusia dalam setiap organisasi selain bekerja untuk mencapai

tujuan organisasi juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka

seperti rasa persahabatan, rasa kekeluargaan dan rasa sesama korsa

(Indrawijaya, 2002: 89). Dalam organisasi tersebut anggota mengadakan

interaksi dengan yang lain guna memenuhi kebutuhannya. Kepribadian

Page 47: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

seseorang dipengaruhi oleh pengalamannya termasuk interaksinya dengan

lingkungan, karena interaksi dengan lingkungan merupakan suatu bagian

penting dari proses belajar (Indrawijaya, 2002: 37). Mahasiswa yang

mengikuti organisasi dan aktif dalam kegiatan akan mendapatkan

pengalaman dan terbiasa melakukan hubungan dengan orang lain,

sehingga mereka mempunyai kemampuan lebih baik dalam menjalin

hubungan timbal balik dengan orang lain. Mereka mempunyai teman

lebih banyak, dapat menjalin hubungan dengan dosen secara baik,

hubungannya tidak terbatas pada lingkup tertentu dan dapat menerima

masukan-masukan dari orang lain.

Adanya norma kelompok memberikan pengaruh pada perilaku

seseorang dan pada perilaku kelompok (Indrawijaya, 2002: 135).

Komunikasi antar perorangan merupakan salah satu aspek penting dalam

mempelajari perilaku dalam kelompok atau organisasi (Indrawijaya,

2002: 104). Pola komunikasi yang dilakukan dalam kelompok menuntut

para anggota untuk dapat berkomunikasi secara terarah dan berkualitas.

Mahasiswa yang mengikuti organisasi mempunyai kemampuan

berkomunikasi lebih baik. Mereka dapat menyampaikan pendapatnya

secara lisan maupun tulisan, dapat berbicara di depan orang banyak, dapat

berkomunikasi dengan dosen dan pihak lain secara baik, dapat

menyampaikan informasi kepada orang lain.

Page 48: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Menurut Festinger, orang yang memasuki suatu kelompok pada

hakekatnya mempunyai dorongan untuk mengadakan evaluasi terhadap

dirinya, dengan memasuki kelompok atau organisasi seseorang akan tahu

pendapat orang lain mengenai dirinya, termasuk tentang apa yang baik,

yang boleh, dan yang tidak boleh dikerjakan (Indrawijaya, 2002: 93).

Melalui interaksi dalam kelompok itulah ia dapat mengetahui apakah

pendapatnya, gagasan, dan pertimbangannya sesuai dengan kenyataan

sosial. Mahasiswa yang ikut organisasi dapat beradaptasi dengan

lingkungan secara baik, dapat memahami diri sendiri dan orang lain,

dapat bergabung dengan teman lain, dapat menyadari kekurangan dan

kelebihan yang dimiliki, sehingga mereka dapat membawa dan

menempatkan dirinya sesuai dengan posisi yang sesuai.

Karakteristik Interaksi Sosial Mahasiswa yang Tidak Mengikuti

Organisasi

Disamping kelompok atau organisasi formal tedapat pula kelompok

informal. Kelompok informal berkembang atas dasar perasaan saling

tertarik, karena kebutuhan akan tukar menukar informasi, untuk saling

melengkapi ataupun karena kesamaan sikap (Indrawijaya, 2002: 98).

Mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan mengadakan

interaksi dalam kelompok informal yang dilakukan secara spontanitas,

emosional, dan luwes dalam arti terbatas pada kepentingan tertentu saja

Page 49: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

dan biasanya untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Mahasiswa yang

tidak mengikuti organisasi kampus akan mengadakan hubungan timbal

balik dengan orang lain sesuai dengan kebutuhannya. Mereka tidak aktif

dalam kegiatan kemahasiswaan, cenderung membatasi hubungan pada

lingkup tertentu, merasa canggung dan enggan dalam menjalin hubungan

dengan dosen.

Fungsi dari komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi,

pesan maupun berita. Komunikasi merupakan aspek utama dari perilaku

seseorang dalam suatu kelompok (Indrawijaya, 2002: 104). Mahasiswa

yang tidak mengikuti organisasi tidak memperhatikan pola dan arah

komunikasi yang mereka lakukan, sehingga mereka akan melakukan

komunikasi sesuai dengan kebutuhanya dan mereka bebas dalam

berkomunikasi. Mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi tidak ada

suatu keharusan untuk berkomunikasi secara formal sehingga mereka

cenderung mengurungkan niat dan memendam keinginan untuk

berpendapat karena rasa takut atau takut salah. Mengalami kesulitan

dalam berbicara di depan orang banyak, kurang dapat berkomunikasi

dengan dosen dan merasa malu untuk menyampaikan informasi pada

orang lain.

Proses sosialisasi merupakan suatu proses yang membuat seseorang

atau sekelompok orang menganut suatu sistem nilai tertentu (Indrawijaya,

2002: 39). Dengan adanya sosialisasi seseorang dapat mengadakan

Page 50: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

penyesuaian diri dengan lingkungan, karena tingkah laku seseorang

dipengaruhi oleh lingkungan. Mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi

cenderung mengalami kesulitan dalam beradaptasi terutama pada

lingkungan baru karena mereka lebih suka bergaul dengan teman-teman

yang sekiranya jalan pemikirannya sama. Kurang dapat menempatkan diri

pada situasi tertentu dan mereka cenderung bergerombol dengan

kelompoknya. Disamping itu mereka kurang dapat memahami keadaan

diri sendiri dan orang lain, karena mereka cenderung mengadakan

interaksi sosial dengan lingkungan secara bebas.

PERBEDAAN INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA YANG

MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI

KAMPUS

Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat dari sekelompok

orang untuk melaksanakan suatu kegiatan guna mencapai tujuan bersama

yang telah ditetapkan. Dalam organisasi yang terdiri dari beberapa individu

yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, memerlukan

adanya suatu pemahaman antar individu tersebut untuk dapat bekerja sama.

Untuk itu diperlukan adanya interaksi sosial antar individu dalam organisasi,

sehingga mereka dapat saling memahami dan dapat bekerja sama untuk

mencapai tujuan.

Page 51: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Pembentukan kelompok dan adanya daya tarik antar individu

didasari karena adanya kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Orang

yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hal ini

membuktikan bahwa interaksi antar individu akan menimbulkan adanya daya

tarik, atau daya tarik itu timbul karena adanya interaksi antara orang perorang.

Mahasiswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan organisasi

kemahasiswaan dikampus mempunyai peluang lebih luas dalam melakukan

interaksi sosial dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam

mengikuti kegiatan organisasi. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang aktif

dalam organisasi dapat mengikuti semua kegiatan yang berhubungan dengan

orang lain sehingga mereka melakukan interaksi sosial dengan orang lain.

Berdasarkan penelitian terdahulu tentang hubungan antara interaksi

sosial dalam keluarga mempengaruhi motivasi belajar siswa menunjukkan

bahwa “Interaski sosial dalam keluarga mempengaruhi motivasi belajar

siswa” (Safawi, 2003: 44).

Sesuai dengan penelitian tentang perbedaan interaksi sosial siswa

ditinjau dari perbedaan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan “Ada

perbedaan interaksi sosial siswa di sekolah di pengaruhi oleh perbedaan status

sosial ekonomi dalam keluarga siswa” (Setyowati, 2003: 46).

Penelitian tentang perbedaan kemandirian antara siswa yang aktif

dan tidak aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler menunjukkan bahwa

kemandirian siswa yang aktif lebih tinggi dibandingkan dengan kemandirian

Page 52: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

siswa yang tidak aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler (Rusiaty B Y, 2003:

50). Kegiatan ekstra kurikuler merupakan suatu faktor eksternal yang bisa

mempengaruhi kemandirian siswa.

Hasil penelitian tentang pengaruh keaktifan pengurus OSIS terhadap

kepercayaan diri menunjukkan bahwa “Kepercayaan diri siswa dapat

diperoleh dari banyaknya pengalaman dalam organisasi, karena dalam

organisasi siswa akan terbiasa merencanakan dan melaksanakan sebuah

kegiatan dan melalui kegiatan siswa akan berinteraksi dengan orabng lain”

(Fitrianingsih, 2003: 47).

Interaksi sosial tidak dapat terbentuk begitu saja tetapi perlu adanya

suatu media untuk belajar dan lingkungan tempat tinggal individu juga

mempengaruhi dalam berinteraksi. Dari beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat mempengaruhi aktivitas individu.

Di samping itu dengan melalui organisasi individu dapat meningkatkan

kemampuan dalam berinteraksi.

HIPOTESIS

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah.

Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta

membenarkan (Marzuki, 2001: 35). Dari pembahasan teoritik menunjukkan

bahwa dengan mengikuti kegiatan organisasi dapat meningkatkan interaksi

sosial karena dalam organisasi setiap individu sebagai anggota dituntut untuk

Page 53: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

saling berhubungan dan kerja sama dalam menjalankan tugasnya sehingga

secara tidak langsung mereka megadakan hubungan dengan orang lain.

Mahasiswa yang mengikuti organisasi terlibat dalam semua kegiatan dan

mereka saling berhubungan dengan yang lain, sedangkan mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi kampus cenderung cuek dan tidak mengikuti kegiatan

yang ada.

Berdasarkan pembahasan teoritik, maka hipotesis yang diajukan adalah

“mahasiswa S1 yang mengikuti organisasi kemahasiswaan interaksi sosialnya

lebih baik dari mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan di

kampus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun

akademik 2004/2005”.

Page 54: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang essensial di dalam suatu penelitian

ilmiah. Metode penelitian memberikan garis-garis yang sangat cermat dan

mengajukan syarat-syarat yang sangat keras dengan maksud untuk menjaga agar

pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitan dapat mempunyai harga ilmiah yang

tinggi. Agar hasil penelitian yang ditemukan dapat menjadi pengetahuan yang teruji

maka setiap penelitian harus mengikuti prosedur yang berlaku yaitu suatu penelitian

harus dilakukan dengan cara atau langkah-langkah tertentu dengan peraturan tertentu,

dengan memperhatikan jenis penelitian yang dilakukan.

Ketepatan dalam menggunakan metode dalam suatu penelitian yang

disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dapat memberikan

hasil yang optimal. Oleh karena itu dengan penguasan metodologi penelitian secara

mantap diharapkan penelitian dapat berjalan dengan baik, terarah dan sistematis.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas akan dibahas metode penelitian yang dibatasi

secara sistematis sebagai berikut:

A. Populasi dan sampel penelitian

B. Variabel penelitian

C. Metode penelitian

D. Validitas dan reliabilitas instrumen

E. Metode analisis data

Page 55: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel penelitian merupakan sumber data yang akan

diungkap dalam penelitian. Sehingga jumlah populasi dan sampel sangat

mempengaruhi perolehan data penelitian.

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

1997: 115). Populasi adalah keseluruhan objek yang mungkin terdiri dari

semua kumpulan manusia, hewan, benda-benda, tumbuhan-tumbuhan,

gejala-gejala, peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu (Hadi, 2000: 220). Populasi adalah seluruh data

yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita

tentukan (Margono, 2003: 118).

Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

populasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia, benda-

benda, hewan, tumbuhan-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, atau peristiwa-

peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam

suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah mahasiswa S 1

semester III, V dan VII Fakultas Ilmu Pendidikan yang masih aktif kuliah

pada tahun akademik 2004/2005, dengan alasan mahasiswa semester I

Page 56: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

belum aktif dalam organisasi kemahasiswaan, sedangkan untuk

mahasiswa semester IX sudah tidak aktif dalam kegiatan organisasi

kemahasiswaan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 562 mahasiswa

yang terdiri dari mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan sejumlah 113

mahasiswa, jurusan Pendidikan Luar sekolah 80 mahasiswa, jurusan

Bimbingan Konseling 145 mahasiswa dan jurusan Psikologi 224

mahasiswa. Adapun keadaan pupulasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Populasi Penelitian

Smt III Smt V Smt VII

No. Jurusan Ikut

Org

Tdk

ikut

Ikut

Org

Tdk

ikut

Ikut

Org

Tdk

ikut

Jumlah

1. T P 15 32 12 18 6 30 113

2. PLS 16 17 17 9 5 16 80

3. BK 16 51 13 31 8 26 145

4. Psikologi 21 61 22 40 6 74 224

Jumlah 68 161 64 98 25 146 562

Sumber: Agenda BEM FIP 2004 dan Tata Usaha FIP

2. Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh

(monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu

(Margono, 2003: 121). Sampel yang baik adalah sampel yang

representatif mewakili populasi (Sugiyono, 2003: 11). Sampel adalah

sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara

tertentu (Sudjana, 1996: 161). Sampel adalah sebagian dari populasi atau

Page 57: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi (Hadi, 2000:

221).

Dari pengertian di atas dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa

sampel merupakan bagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

sebagai gambaran dari populasi secara keseluruhan.

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dapat dilakukan dengan

beberapa cara yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling

adalah cara yang digunakan untuk menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data

sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi

agar diperoleh sampel yang representatif (Margono, 2003: 125).

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

Sratifeid Proporsional Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang

dilakukan pada populasi yang berstrata atau bertingkat dengan

memperhatikan proporsi pada setiap tingkat atau strata. Sampel dalam

penelitian ini didasarkan atas kesalahan 5 % dengan taraf kepercayaaan

95 % terhadap populasi. Sesuai dengan tabel dari Krejcie dan Morgan,

populasi sejumlah 562 diambil sampel sebesar 234 mahasiswa (Sugiyono,

2003: 12).

Dari populasi yang ada yaitu 562 orang mahasiswa di mana 155

mahasiswa mengikuti organisasi dan 407 mahasiswa tidak mengikuti

organisasi. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Page 58: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

teknik Sratifeid Proporsional Random Sampling, adapun perhitungan

pengambilan sampel penelitian sebagai berikut:

Sampel mahasiswa yang ikut organisasi:

Semester III : TP = 62,6234562

15==X

PLS = 76,6234562

16==X

BK = 76,6234562

16==X

Psikologi = 97,8234562

21==X

Semester V : TP = 59,4234562

12==X

PLS = 70,7234562

17==X

BK = 54,5234562

13==X

Psikologi = 91,9234562

22==X

Semester VII :TP = 35,2234562

6==X

PLS = 20,2234562

5==X

BK = 33,3234562

8==X

Psikologi = 35,2234562

6==X

Jadi jumlah sampel untuk mahasiswa yang ikut organisasi adalah:

Page 59: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

6 + 7 + 7 + 9 + 5 + 7 + 5 + 9 + 3 + 2 + 3 + 3 = 66

Sampel untuk mahasiswa yang tidak ikut organisasi:

Semester III : TP = 133,,13234562

32==X

PLS = 70,7234562

17==X

BK = 212,21234562

51==X

Psikologi = 253,25234562

61==X

Semester V : TP = 85,7234562

18==X

PLS = 47,3234562

9==X

BK = 139,12234562

31==X

Psikologi = 176,16234562

40==X

Semester VII :TP = 135,12234562

30==X

PLS = 76,6234562

16==X

BK = 118,10234562

26==X

Psikologi = 318,30234562

74==X

Page 60: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Jadi jumlah sampel untuk mahasiswa yang tidak ikut organisasi adalah:

13 + 7 + 21 + 25 + 8 + 4 + 13 + 17 + 13 + 7 + 11 + 31 = 170

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel dalam

penelitian ini sebesar 66 + 170 = 236.

Tabel 2

Sampel Penelitian

Jurusan Semester III Semester V Semester VII Jml

Ikut Smpl Tdk Smpl Ikut Smpl Tdk Smpl Ikut Smpl Tdk Smpl Smpl

Org Org Org Org Org Org

TP 15 6 32 13 12 5 18 8 6 3 30 13 48

PLS 16 7 17 7 17 7 9 4 5 2 16 7 34

BK 16 7 51 21 13 5 31 13 8 3 26 11 60

Psiko 21 9 61 25 22 9 40 17 6 3 74 31 94

Jumlah 68 29 161 66 64 26 98 42 25 11 146 62 236

Untuk menentukan mahasiswa yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian sejumlah sampel yang telah ditentukan maka dilakukan secara

random. Adapun cara untuk menentukan sampel secara random adalah dengan

cara undian yaitu dengan menuliskan nomor subjek pada kertas kecil-kecil yang

digulung, kemudian diambil secara acak sejumlah sampel yang diinginkan.

Untuk pengambilan sampel dilakukan pada tiap semester baik yang mengikuti

organisasi maupun yang tidak mengikuti organisasi.

B. Variabel Penelitian

Page 61: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Variabel adalah pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih

(Margono, 2003: 133). Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian yang bervariasi (Suryabrata, 2003: 25). Jadi variabel

adalah pengelompokan secara logis dari dua atribut atau lebih yang bervariasi

yang akan menjadi objek pengamatan dalam suatu penelitian.

Variabel dalam penelitian ini termasuk variabel ordinal yaitu variabel

yang menunjukkan tingkatan-tingkatan atau dengan kata lain variabel lebih

kurang (Arikunto, 1996: 98).

1. Identifikasi variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

a. Variabel bebas yaitu veriabel yang mempengaruhi variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kegiatan

organisasi.

b. Variabel terikat adalah variabel yang diukur untuk mengetahui

besarnya pengaruh dari variabel lain. Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah interaksi sosial.

2. Definisi operasional

Definisi operasianal adalah suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang

dapat diamati (Azwar, 2004: 74). Definisi operasional variabel pada

penelitian ini adalah:

Page 62: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

a. Organisasi merupakan suatu wadah berkumpulnya orang-orang

yang saling bekerja sama dan berkomunikasi untuk melakukan

suatu kegiatan secara terstruktur dalam upaya mencapai tujuan

tertentu. Organisasi dirumuskan sebagai: wadah kegiatan

sekelompok orang, hubungan dan kerja sama antar individu,

bentuknya terstruktur, dan tujuan yang akan dicapai.

b. Interaksi sosial merupakan suatu hubungan timbal balik yang

dilakukan antara dua orang atau lebih baik secara individu maupun

secara kelompok, di mana dalam interaksi sosial tersebut tidak lepas

dari komunikasi dan penyesuaian diri. Interaksi sosial dirumuskan

sebagai berikut:

1) Hubungan timbal balik yang dilakukan individu ataupun

kelompok

Memberi dan menerima masukan, menjalin hubungan:

dengan teman dan dosen.

2) Komunikasi antara kedua belah pihak

Menyampaikan dan menerima informasi, berbicara lancar,

menyampaikan pendapat: pada teman, dalam diskusi, di

depan umum.

3) Penyesuaian diri dari setiap individu

Beradaptasi, memahami kondisi diri dan menyadari

kekurangan dan kelebihan diri.

Page 63: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

C. Metode pengumpulan data

Cara memperoleh data dalam suatu penelitian dikenal dengan metode

pengumpulan data. Upaya pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan skala psikologi. Instrumen pengukuran psikologi digunakan

untuk mengungkap data mengenai atribut psikologis yang dapat dikategorikan

sebagai variabel kemampuan kognitif dan variabel kepribadian (afektif)

(Azwar, 2004: 99). Data yang diungkap dalam skala psikologi berupa konstrak

atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu

(Azwar, 2000: 5).

Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka

data yang diperlukan adalah interaksi sosial di lihat dari mahasiswa yang

mengikuti organisasi dan yang tidak mengikuti organisasi. Untuk itu skala

psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interaksi sosial.

Pengembangan skala psikologi ini didasarkan pada indikator-indikator dari

variabel interaksi sosial.

Adapun kisi-kisi instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Item Variabel Sub Variabel Indikator + -

Page 64: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Interaksi

sosial

1. Hubungan

timbal balik

2. Komunikasi

3. Penyesuaian

diri

1. a. Dapat memberi dan

menerima masukan

dari orang lain..

1. b. Dapat menjalin

hubungan dengan

teman.

1. c. Dapat menjalin

hubungan dengan

dosen.

2. a. Dapat

menyampaikan dan

menerima informasi

dari dan untuk

orang lain.

2. b. Dapat berbicara

didepan orang

banyak.

2. c. Dapat

menyampaikan

pendapat secara

lisan dalam diskusi.

2. d. Dapat

berkomunikasi

dengan Dosen dan

teman-teman yang

lain.

3. a. Dapat beradaptasi

dengan lingkungan

kampus.

1,2,3

6,7,

8

12,13,

14,15,

19,

20, 21

24,25,

26,27

31,32,

33

36,37,

38,39

44,45,

46

4,5

9,10,

11

16,17,

18

22, 23

28,29,

30

34,35

40,41,

42,43

47,48

Page 65: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

3. b. Dapat bergabung

dengan teman-

teman yang lain.

3. c. Dapat memahami

kondisi diri sendiri

dan orang lain.

3. d. Menyadari

kekurangan dan

kelebihan pada diri

sendiri.

49,50,

51

54,55,

56

59,60

52,53

57,58

61,62

Alternatif jawaban untuk setiap butir/item dibuat lima jawaban pilihan yaitu:

a. Sangat Setuju (SS)

b. Setuju (S)

c. Netral (N)

d. Tidak Setuju (TS)

e. Sangat Tidak Setuju (STS)

Cara penyekoran untuk masing-masing kategori jawaban adalah sebagai

berikut:

Kategori jawaban SS S N TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Page 66: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Untuk dapat mengetahui sejauhmana kepercayaan dapat diberikan pada

kesimpulan penelitian sosial tergantung antara lain pada akurasi dan

kecermatan data yang diperoleh. Akurasi dan kecermatan data hasil pengukuran

tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukurnya.

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1996: 158). Teknik

uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas

internal, dengan menggunakan analisis butir. Kemudian untuk mengetahui

valid tidaknya butir pertanyaan dalam instrumen dengan jalan skor-skor

yang ada pada butir dikorelasikan dengan skor total, kemudian

dikonsultasikan pada taraf signifikan 5 %. Uji validitas pada instrumen ini

menggunakan rumus Korelasi Product Moment.

Rumus Korelasi Product Moment (Arikunto, 1996: 72).

( )( )

( )[ ] ( )[ ]2222xy

YYNXXN

YXXYNr

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

xyr = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Jumlah subjek uji coba

X = Nilai dari X (skor tiap item)

Page 67: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Y = Nilai dari Y (skor tiap item)

2X∑ = Jumlah kuadrat nilai X

2Y∑ = Jumlah kuadrat nilai Y

Instrumen dikatakan valid dan layak digunakan dalam

pengambilan data jika rhitung ≥ rtabel sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel , maka

instrumen dikatakan tidak valid dan tidak layak digunakan untuk

pengambilan data.

Hasil uji coba skala interaksi sosial yang dilakukan terhadap 50

mahasiswa yang terdiri dari 20 mahasiswa yang mengikuti organisasi dan

30 mahasiswa yang tidak ikut organisasi dengan jumlah soal 70 butir

pertanyaan, diperoleh 8 butir pertanyaan tidak valid yaitu pada pertanyaan

nomor 7, 12, 18, 26, 35, 57, 63 dan 66. Sedangkan butir yang valid

sebanyak 62 pertanyaan yang selanjutnya digunakan untuk mengambil

data dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1996: 168). Instrumen dikatakan reliabel jika

instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah uji

reliabilitas internal karena dalam penelitian ini hanya menganalisis data

dari satu kali pengetesan. Sedangkan teknik yang digunakan untuk

mencari reliabilitas dari instrumen adalah menggunakan rumus Alpha.

Rumus Alpha (Arikunto, 1996: 191),

Page 68: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

( )

∑−

−=

2

2

t

b

11 11k

kr

σ

σ

Keterangan:

11r = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

2σ∑ = Jumlah Varians butir

2t

σ = Varians total

Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel. Dari

hasil perhitungan reliabilitas hasil uji coba skala interaksi sosial, diperoleh

rhitung > rtabel, pada α = 5% dengan n = 50 diperoleh rtabel = 0.297. Karena

0.921 > 0.297, maka instrumen skala interaksi sosial tersebut reliabel.

E. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang teramat penting dalam penelitian

ilmiah, karena itu dengan analisislah data tersebut dapat diberi arti dan makna

yang berguna dalam memecahkan masalah (Nasir, 1999: 405). Untuk

membuktikan adanya perbedaan interasi sosial antara mahasiswa S1 yang

mengikuti dan tidak mengikuti organisasi pada mahasiswa S1 FIP UNNES

tahun akademik 2004/2005 adalah dengan menggunakan analisis statistik

nonparametrik yaitu dengan Tes U Mann-Whidney. U-tes ini digunakan untuk

menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya

berbentuk ordinal (Sugiyono, 2003: 60).

Page 69: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Adapun rumus Tes U Mann-Whidney sebagai berikut (Sugiyono, 2003:

61):

( )R

nnnnU −

++=

2

11121

Keterangan:

n1 = jumlah sampel 1

n2 = jumlah sampel 2

U = jumlah peringkat

R = jumlah ranking

Karena dalam penelitian ini n1 + n2 lebih besar dari 20, maka digunakan

dengan pendekatan kurve normal rumus z (Sugiyono, 2003: 63). Adapun rumus

untuk memperoleh harga z adalah (Siegel, 1992: 154):

( )( )( )

12

1

2

2121

21

++

=nnnn

nnU

z

Keterangan:

n1 = jumlah sampel 1

n2 = jumlah sampel 2

U = jumlah peringkat

z = U observasi

Harga U observasi dapat ditetapkan dengan menghitung harga z dan

mengujinya dengan tabel z (tabel kemungkinan yang berkaitan dengan harga-

Page 70: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

harga seektrem harga-harga z observasi dalam distribusi normal), jika harga

observasi mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan atau lebih kecil

dari α maka H0 ditolak dan H1 diterima (Siegel, 1992: 158). Analisis data

dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

10.0 for windows.

Page 71: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini dipaparkan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan, analisis

data beserta pembahasannya. Hasil penelitian ini diperoleh dari penelitian yang

dilaksanakan pada mahasiswa S1 semester III, V dan VII yang mengikuti dan

tidak mengikuti organisasi kampus di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang tahun akademik 2004/2005.

A. Data Interaksi Sosial Mahasiswa

Data skala interaksi sosial antara mahasiswa S1 semester III, V dan VII

yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kampus di Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun akademik 2004/2005 dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Rata-rata interaksi sosial antara mahasiswa yang mengikuti dan tidak

mengikuti organisasi kampus

Sumber variasi n Rata-rata

Mingikuti Organiasai

Tidak Mengikuti organisasi

66

170

3,85

3,36

Skala interaksi sosial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

rentangan skor dari 1-5, adapun kriterianya adalah; 1) tidak baik, 2) kurang

baik, 3) cukup baik, 4) baik, 5) sangat baik. Panjang kelas interval = 4 : 5 = 0,8.

Berdasarkan panjang kelas tersebut maka interval kriterianya dapat dibuat

seperti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5. Kriteria interaksi sosial mahasiswa

Page 72: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Interval Interval % Kriteria

1.0 - 1.8

1.8 - 2.6

2.6 - 3.4

3.4 - 4.2

4.2 - 5.0

20 - 36

36 - 52

52 - 68

68 - 84

84 -100

Tidak baik

Kurang baik

Cukup baik

Baik

Sangat baik

Mahasiswa yang mempunyai interaksi sosial tidak baik berarti mahasiswa

tersebut mempunyai kecenderungan tidak dapat menerima masukan dari orang

lain, tidak dapat menjalin hubungan dengan teman dan dosen, tidak dapat

menerima dan menyampaikan pesan, tidak dapat berbicara di depan forum,

tidak dapat menyampaikan pendapat, tidak dapat berkomunikasi secara baik

dengan teman dan dosen, tidak dapat beradaptasi dalam lingkungan kampus,

tidak dapat bergaul dengan teman, tidak dapat memahami kondisi diri sendiri

dan orang lain serta tidak menyadari kekurangan dan kelebihannya.

Mahasiswa yang mempunyai interaksi sosial kurang baik berarti

mahasiswa tersebut mempunyai kecenderungan kurang menerima masukan dari

orang lain, hubungan dengan teman dan dosen kurang, kurang dapat menerima

dan menyampaikan pesan, kurang lancar berbicara di depan forum, kurang

berkomunikasi secara baik dengan teman dan dosen, kurang dapat beradaptasi

dalam lingkungan kampus, kurang bergaul dengan teman, kurang memahami

kondisi diri sendiri dan orang lain serta kurang menyadari kekurangan dan

kelebihannya.

Mahasiswa yang mempunyai interaksi sosial cukup baik berarti

mahasiswa tersebut mempunyai kecenderungan cukup mampu untuk

berhubungan dengan teman maupun dosen dan cukup mampu memberi dan

menerima masukan orang lain, cukup mampu berkomunikasi, baik dalam

berpendapat secara lisan maupun tulisan di depan forum, serta cukup mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus, memahami kondisi diri sendiri

dan orang lain.

Mahasiswa yang mempunyai interaksi sosial baik berarti mahasiswa

tersebut mempunyai kecenderungan untuk dapat berhubungan dengan teman

maupun dosen, mampu memberi dan menerima masukan orang lain, mampu

Page 73: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

berkomunikasi, baik dalam berpendapat secara lisan maupun tulisan di depan

forum, serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus, memahami

kondisi diri sendiri dan orang lain.

Mahasiswa yang mempunyai interaksi sosial sangat baik berarti

mahasiswa tersebut sangat terampil dalam menjalin hubungan dengan teman

maupun dosen, sangat cakap dalam memberi dan menerima masukan orang lain,

sangat lancar dalam berkomunikasi di depan forum dalam rangka menyampaikan

pendapatnya di depan forum, terampil menyampaikan pendapat secara tulisan,

serta pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus, memahami kondisi

diri sendiri dan orang lain.

Merujuk pada hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor

interaksi sosial mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus sebesar 3,85

termasuk kategori baik sedangkan rata-rata skor interaksi sosial mahasiswa yang

tidak mengikuti organisasi kampus sebesar 3,36 termasuk katogori cukup baik.

Secara lebih rinci rata-rata skor dan distribusi frekuensi interaksi sosial

mahasiswa S1 semester III, V dan VII yang mengikuti dan tidak mengikuti

organisasi kampus di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

tahun akademik 2004/2005, dapat dilihat pada tabel 6 dan 7 berikut ini. Pada tabel

6 berikuti ini disajikan rata-rata interaksi sosial mahasiswa pada tiap-tiap sub

variabel.

Tabel 6. Rata-rata Skor Sub Variabel Interkasi Sosial

Mahasiswa

Mengikuti organisasi Tidak mengikuti organisasi Sub variabel

Rata-rata Kriteria Rata-rata Kriteria

Hubungan

timbal balik

3.88 Baik 3.51 Baik

Page 74: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Komunikasi 3.81 Baik 3.17 Cukup

Penyesuaian

diri

3.88 Baik 3.39 Cukup

Lebih jelasnya perbedadaan interaksi sosial mahasiswa S1 semester III, V

dan VII FIP UNNES yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kampus

tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3. Bagan Rata-rata Skor Sub Variabel Interkasi Sosial Mahasiswa

Hasil analisis deskriptif persentase dari tiap-tiap sub variabel interksi

sosial mahasiswa dapat dilihat pada berikut ini :

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Persentase Skor Sub

Variabel Interaksi Sosial Mahasiswa

Page 75: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Frekuensi (%)

Sub Variabel Kriteria Mengikuti Tidak

Mengikuti

Hubungan timbal

balik

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

Tidak baik

6.06

89.39

4.55

0.00

0.00

0.59

60.00

38.82

0.59

0.00

Komunikasi Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

13.64 75.76 10.61 0.00 0.00

1.18 25.29 68.24 5.29 0.00

Penyesuaian diri Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

13.64 83.33 3.03 0.00 0.00

0.00 52.94 44.71 2.35 0.00

Lebih jelasnya hasil pada tabel di atas dituangkan secara gafis berikut ini:

Gambar 4. Bagan Distribusi Hubungan Timbal Balik Mahasiswa

Page 76: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Gambar 5. Bagan Distribusi Komunikasi Mahasiswa

Page 77: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Gambar 6. Bagan Penyesuaian Diri Mahasiswa

Keempat gambar di atas menujukkan bahwa adanya kecenderungan

bahwa interaksi sosial mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus lebih baik

dibandingkan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi kampus untuk ketiga

sub variabel interaksi sosial yang terdiri dari hubungan timbal balik,

komunikasi dan penyesuaian diri. Secara umum interaksi sosial mahasiswa

yang mengikuti organisasi kampus masuk dalam kategori baik, sedangkan

untuk mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi kampus dalam kategori

cukup baik. Secara statistik, perbedaan tersebut dapat diuji melalui analisis

data berikut ini.

B. Hasil Analisis Data

1. Hasil Uji Mann-Whitney Interasi Sosial Mahasiswa

Page 78: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Hasil uji perbedaan interaksi sosial mahasiswa antara yang

mengikuti dan yang tidak mengikuti organisasi kampus dengan

menggunakan Mann-Whitney Test pada mahasiswa S1 semester III, V

dan VII di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun

akademik 2004/2005 dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada

tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Mann-Whitney

Sumber vasiasi Rata-rata Z Sig (p) Kriteria

Interaksi sosial mahasiswa

yang mengikuti organisasi

kampus

3.85

Interaksi sosial mahasiswa

yang tidak mengikuti

organisasi kampus 3.36

10.416 0.00>0.05 Berbeda

Hasil perhitungan tersebut di atas memperoleh harga Z sebesar

10.416 dengan signifikansi 0,00. Karena harga signifikansi yang

diperoleh lebih besar dari batas kesalahan yang digunakan (5%), hal ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara interaksi

sosial mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus dengan mahasiswa

yang tidak mengikuti organisasi kampus. Rata-rata perolehan skor

interaksi sosial mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus adalah 3.85

sedangkan yang tidak mengikuti organisasi kampus adalah 3.36. Dengan

demikian Ho ditolak, yang berarti “Mahasiswa S1 yang mengikuti

Page 79: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

organisasi kemahasiswaan interaksi sosialnya lebih baik dari mahasiswa

yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan di kampus Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun akademik

2004/2005”.

2. Hasil Uji Mann-Whitney Tiap Sub Variabel Interasi Sosial

Mahasiswa

Perbedaan interaksi sosial antara mahasiswa yang mengikuti

organisasi kampus dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi

kampus dari setiap sub variabel ditunjukkan dari hasil perhitungan yang

terangkum pada tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Mann-Whitney dari Setiap Sub Variabel

Interasi Sosial Mahasiswa

Sub Variabel Z Sig (p) Kriteria

Hubungan timbal balik 7.951 0.00<0.05 Berbeda

Komunikasi 9.507 0.00<0.05 Berbeda

Penyesuaian diri 8.990 0.00<0.05 Berbeda

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

interaksi sosial mahasiswa antara yang mengikuti organisasi kampus

dengan yang tidak mengikuti organisasi kampus untuk ketiga sub variabel

yaitu hubungan timbal balik, komunikasi dan penyesuaian diri.

Page 80: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata interaksi sosial

mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus lebih baik jika dibandingkan

dengan rata-rata interaksi sosial mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi

kampus. Hal ini memberikan gambaran bahwa dengan keikutsertaan mahasiswa

dalam organisasi kampus dapat meningkatkan interasi sosial mahasiswa

tersebut baik interaksi dengan sesama teman mahasiswa, interaksi dengan

dosen maupun interaksi dengan masyarakat lingkungan kampus.

Rata-rata interaksi sosial mahasiswa yang tidak mengikuti oerganisasi

kampus adalah 3.36 dan masuk dalam kategori cukup, sedangkan dengan

keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kampus mampu meningkatkan rata-

rata skor interaksi sosial mahasiswa menjadi 3.85 dan masuk dalam kategori

baik.

Melalui organisasi kampus, mahasiswa dapat berlatih memberikan dan

menerima masukan-masukan dari orang lain. Melalui organisasi kampus

tersebut, para mahasiswa juga dapat menjalin hubungan dengan rekan

mahasiswa yang lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi serta melalui organisasi tersebut mahasiswa juga dapat

menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan dosen-dosen yang memiliki

kompetensi pada organisasi yang diikuti para mahasiswa. Dari perhitungan

pada tiap sub variabel menunjukkan bahwa sub variabel hubungan timbal balik

sama-sama termasuk dalam kategori baik. Melalui organisasi mahasiswa dapat

Page 81: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti LKTM, PKMM dan kegiatan lain

yang semua itu membantu mahasiswa dalam menjalin hubungan timbal balik

yang lebih luas dan berkualitas. Sedangkan untuk mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi melalui proses perkuliahan dengan adanya tanya jawab

antara dosen dengan mahasiswa membantu mahasiswa dalam menjalin

hubungan timbal balik tetapi cakupannya kurang luas. Akan tetapi jika dilihat

dari hasil perhitungan rata-rata menunjukkan adanya perbedaan di mana

mahasiswa yang mengikuti organisasi memiliki rata-rata skor 3,88 sedangkan

pada mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi memiliki rata-rata skor 3,51.

Keikutsertaan mahasiswa pada organisasi kampus juga dapat

meningkatkan kemampuan berkomunikasi mereka. Melalui organisasi kampus

tersebut para mahasiswa dapat belajar menyampaikan dan menerima informasi

dari dan untuk orang lain, para mahasiswa dapat belajar berbicara di depan

forum yang formal dalam rangka menyampaikan pendapatnya secara lisan.

Melalui organisasi kampus tersebut kesempatan mahasiswa untuk

berkomunikasi secara intensif dengan teman-teman dan dosen akan lebih

terbuka. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

rata-rata skor sub variabel komunikasi mahasiswa yang mengikuti organisasi

kampus berada pada ketegori baik sedangkan pada mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi kampus baru dalam kategori cukup. Hasil tersebut

meberikan indikasi bahwa kemampuan berkomunikasi baik secara formal

maupun informal dari mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus lebih

Page 82: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

berkualitas dibandingkan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi

kemahasiswaan di lingkungan kampus. Mahasiswa yang mengikuti organisasi

terlibat dalam semua kegiatan yang menuntut mahasiswa untuk saling

berkomunikasi dan aktif di dalamnya dengan mengutamakan kualitas, sehingga

mereka menjadi biasa dalam berkomunikasi dengan berbagai pihak. Sedangkan

mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi mereka cenderung melakukan

komunikasi pada lingkup yang lebih sempit, dan komunikasi itu dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan merupakan hal yang sangat esensial yang perlu dilatih dan

dikembangkan sepanjang waktu, sebab sudah dikodratkan bahwa manusia

adalah sebagai mahkluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan

orang lain. Usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan

kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam hal ini adalah

lingkungan kampus yaitu dengan mengikuti organisasi-organisasi

kemahasiswaan yang ada di lingkungan kampus tersebut. Melalui organisasi

kemahasiswaan di lingkungan kampus tersebut akan memungkinkan para

mahasiswa menjalin hubungan dengan teman yang lebih banyak lagi yang

berasal dari latar belakang pendidikan yang beragam. Melalui jalinan dengan

orang lain yang semakin banyak tersebut akan dapat membuka cakrawala

pandang dari para mahasiswa akan kemampuan dirinya. Mereka akan

menyadari bahwa pada lingkungan yang lebih luas persaingannya akan semakin

Page 83: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

kompleks. Apa yang mereka miliki saat ini ternyata belum sebanding dengan

apa yang dimiliki orang lain. Dengan kesadaran akan kekurangan-

kekurangannya tersebut, maka akan tumbuh keingingan dari para mahasiswa

tersebut untuk belajar mengembangkan kemampuan dirinya agar mampu

bersaing pada perjalanan hihupnya di masa-masa mendatang. Organisasi terdiri

dari beberapa individu yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda pula

menuntut mereka yang bergabung di dalamnya untuk dapat menyesuaikan diri.

Karena di dalam organisasi perlu adanya kerja sama dan kekompakan untuk

dapat melaksanakan kegiatan dan tujuan bersama. Untuk mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi mereka lebih memilih bergabung dengan teman dekat dan

yang mereka kenal sehingga mereka enggan untuk bergabung dengan orang

yang tidak atau belum mereka kenal.

Dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi

kampus, ternyata mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus memiliki

kesadaran yang lebih baik akan kekurangan dan kelebihan dirinya, dan telah

belajar menutupi kekurangannya lebih awal dengan mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi kampus. Kondisi semacam inilah yang menyebabkan

interaksi sosial mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus lebih baik jika

dibandingankan dengan yang tidak mengikuti organisasi kampus.

Bertolak dari uraian tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

organisasi kampus sangat efektif sebagai media mengembangkan kemampuan

Page 84: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

interaksi sosial mahasiswa. Melalui organisasi kampus tersebut mahasiswa

dapat belajar banyak hal yang tidak mereka dapatkan di bangku perkuliahan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Endah fitrianingsih (2003:

47) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri siswa dapat diperoleh dari

banyaknya pengalaman dalam organisasi, karena dalam organisasi siswa akan

terbiasa merencanakan dan melaksanakan sebuah kegiatan dan melalui kegiatan

siswa akan berinteraksi dengan orang lain.

Teori serupa yang dapat mempertegas hasil penelitian ini adalah dari Bimo

Walgito (2000: 17) yang menyatakan bahwa dalam suatu kelompok, tingkah laku

individu dapat saling mempengaruhi dan individu juga dapat membentuk tingkah

lakunya sesuai dengan kelompok yang ada. Tingkah laku yang terjadi dalam suatu

kelompok mempengaruhi terbentuknya kerja sama dalam kelompok tersebut.

Dengan demikian menunjukkan bahwa kualitas interasi sosial seseorang sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial di mana mereka berada. Semakin

berkualitas kelompok sosial yang membentuk pola tingkah laku individu, maka

akan semakin berkualitas pula interaksinya pada lingkungan sosial di mana

mereka berada.

Page 85: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan

bahwa mahasiswa S1 FIP UNNES, sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang mengikuti organisasi mempunyai kemampuan interaksi

sosial lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti

organisasi kampus. Organisasi kampus dapat memberikan kontribusi dan

pengalaman kepada mahasiswa dalam berinteraksi sosial melalui kegiatan

kemahasiswaan.

2. Mahasiswa yang mengikuti organisasi mempunyai kemampuan menjalin

hubungan timbal balik, komunikasi dan penyesuaian diri lebih baik

dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Hal ini

menunjukkan bahwa organisasi kemahasiswaan dapat membentuk

kepribadian mahasiswa.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran-

saran kepada mahasiswa S1 FIP UNNES sebagai berikut :

Page 86: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

1. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan merupakan wahana dalam menjalin

hubungan timbal balik, diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan

kemampuan hubungan timbal baliknya.

2. Pola komunikasi dalam organisasi mengarahkan mahasiswa untuk dapat

berkomunikasi lebih berkualitas, dengan mengikuti kegiatan-kegiatan

kemahasiswaan yang ada di kampus mahasiswa dapat meningkatkan

kemampuan berkomunikasi.

3. Belajar memahami dan menerima perbedaan orang lain merupakan salah

satu bentuk penyesuaian diri, melalui HIMA para mahasiswa dapat

belajar menyesuaikan diri yaitu dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan oleh HIMA yang bersangkutan.

4. Sebaiknya diadakan penelitian lanjutan dengan mengambil populasi yang

lebih besar sehingga diperoleh simpulan yang lebih luas.

Page 87: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

DAFTAR PUSTAKA

A, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

--------------------. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dayaksini, Tri dan Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang: UMM.

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

DPMU. 2003. Konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Semarang.

Fitrianingsih, Endah. 2003. Skripsi. Pengaruh Keaktifan Pengurus OSIS terhadap

Kepercayaan Diri (Studi tentang Pengurus OSIS SMU Negeri Kutasari

Tahun Pelajaran 2002/2003). Semarang.

Gerungan, WA. 2000. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Eresco.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogyakarta. Andi Offsset.

Indrawijaya, Adam I. 2002. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Offsset.

James L. Gibson. 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Bina Rupa.

Margono, S. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineke Cipta.

Marzuki. 2001. Metodologi Riset. Yogyakarta: PT. Prasetia Widia Pratama.

Muhammad, Arni. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta.: Ghalia Indonesia.

Rahman D, Taufik dkk. 2000. Panduan Belajar Sosiologi. Bogor. Yudhistira.

Rusiaty B Y, Siti. 2003. Skripsi. Perbedaan Kemandirian antara Siswa yang Aktif

dengan yang Tidak Aktif Berpartisipasi dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler Di

Page 88: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Sekolah Menengah Kebangsaan Kundasang, Ranau, Sabah, Malaysia

Tahun Pelajaran 2002/2003. Semarang.

Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Safawi. 2003. Skripsi. Hubungan antara Interaksi Sosial dalam Keluarga dengan

Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri Kaligangsa 4 Kecamatan

Margadana Kota Tegal Tahun Pelajaran 2002/2003. Semarang

Setyowati, Susi. 2002. Skripsi. Perbedaan Interaksi Sosial Siswa Di Sekolah Ditinjau

dari Perbedaan Status Ekonomi Keluarga pada Siswa Kelas II SLTP 19

Semarang Tahun Pelajaran 2001/2002. Semarang.

Siegel, Sidney. 1992. Statistik Nonparametris untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Soekanto, Soejorno. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung. Tarsito.

Sugiyono, 2003. Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

Thoha, Miftah. 2000. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

PT. Raya Grafindo.

UNNES. 2003. Buku Informasi. Semarang: IKIP Semarang Press.

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.

----------------------. 1991. Psikologi Sosial (Individu dan Teori-Teori Psikologi

Sosial). Jakarta: Balai Pustaka.

Wirawan, Sarlito. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

-------------------. 2001. Psikologi Sosial Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan.

Jakarta: Balai Pustaka.

Page 89: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Tabel Penentuan Jumlah Sampel Dari Suatu Populasi Dengan Taraf

Kepercayaan 95 % (Krejcie Dan Morgan 1970)

(N)

Jumlah

anggota

populasi

(S)

Jumlah

anggota

sampel

(N)

Jumlah

anggota

populasi

(S)

Jumlah

anggota

sampel

(N)

Jumlah

anggota

populasi

(S)

Jumlah

anggota

sampel

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

210

10

14

19

24

28

32

36

40

44

48

52

56

59

63

66

70

73

76

80

86

92

97

103

108

113

118

123

127

132

136

220

230

240

250

260

270

280

290

300

320

340

360

380

400

420

440

460

480

500

550

600 650

700

750

800

850

900

950

1000

1100

140

144

148

152

155

159

162

165

169

175

181

186

191

196

201

205

210

214

217

226

234 242

248

254

260

265

269

274

278

285

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

1900

2000

2200

2400

2600

2800

3000

3500

4000

4500

5000

6000

7000

8000

9000

10000

15000

20000

30000

40000

50000

75000

100000

291

297

302

306

310

313

317

320

322

327

331

335

338

341

346

351

334

357

361

364

367

368

370

375

377

379

380

381

382

384

Page 90: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1

Sumber: Sugiyono, 2003: 12

Page 91: Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa s1