PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES...

14

Click here to load reader

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Ektavianto Nugroho, http://ejournal.unesa.ac.id

Transcript of PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES...

Page 1: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT

(NUMBERED HEAD TOGETHER)DI SMKN 1 NGANJUK

Oleh :Ektavianto Ari Nugroho

065514024

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2012

ABSTRAK

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah rendahnya motivasi siswa dalam belajar, di mana dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi untuk mengembangkan pembelajaran. Alternatif itu antara lain model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dari hal tersebut muncul permasalahan, ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X AV SMK Negeri 1 Nganjuk.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AV SMK Negeri 1 Nganjuk. Dari 2 kelas diambil 1 kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan 1 kelas diberi model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Hasil tes hasil belajar (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas X AV 1 dengan rata-rata nilai siswa 42,523. Untuk kelas X AV 2 adalah 49,08 sedangkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov pretest = 0,482 dan 0,662 lebih besar dari α = 0,05. Sehingga H0

yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima dan H1 ditolak.Dari hasil tes hasil belajar (postest) penerapan metode pembelajaran kooperatif TGT

lebih baik dari metode pembelajaran kooperatif NHT dengan rata-rata nilai siswa 72,764 untuk kelas yang diberi metode pembelajaran NHT dan nilai rata-rata 78,413 untuk kelas yang diberi metode pembelajaran TGT. Analisis uji hipotesis mendapat nilai t test = -2,51 sedangkan ttabel = 2,00. Dengan demikian ttest > ttabel sehingga prioritas H1 diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif NHT berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif TGT dengan taraf signifikan 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan metode kooperatif TGT mempunyai nilai hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan kelas yang menggunakan metode kooperatif NHT

Kata kunci : Perbedaan Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.

1

Page 2: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

2

Page 3: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

3

1. PendahuluanPendidikan sebagai suatu upaya

untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi memerlukan suatu pendukung yaitu mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama yaitu teacher centre (guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang cenderung pasif), tetapi hal ini nampaknya masih banyak diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah praktis dan tidak menyita waktu. Nur (dalam Denis, 2011).

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat, karena metode pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Kejenuhan siswa, khususnya dalam belajar

2. Kooperatif TGT (Teams Games Tournaments)

Model pembelajaran kooperatif TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri tiga sampai lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras,

maupun etnis. Dalam TGT ini digunakan turnamen akademik, dimana siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu lalu. Komponen-komponen dalam TGT adalah penyajian materi, tim, game, turnamen dan penghargaan kelompok. a. Penyajian materi

Dalam TGT, materi mula-mula dalam penyajian materi. Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka menentukan skor kelompok.

b. Tim (Teams)Tim dalam TGT terdiri atas

4-5 siswa dengan prestasi akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi. Fungsi utama kelompok adalah untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok belajar dapat berhasil dalam kuis. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika teman sekelompok membuat kesalahan. Pada anggota kelompok ditekankan untuk menjadi yang terbaik bagi timnya dan tim melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya. Tim memberikan dukungan untuk pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memberikan perhatian, saling menguntungkan dan respek penting sebagai dampak hubungan intergroup, harga diri dan penerimaan dari siswa sekelompok.

Page 4: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

4

c. Game (Games)Game disusun dari

pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi dan latihan tim. Game dimainkan oleh tiga siswa pada sebuah meja, dan masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda yang dipilih secara acak. Kebanyakan game berupa sejumlah pertanyaan bernomor pada lembar-lembar khusus. Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha menjawab pertanyaan yang bersesuaian dengan nomor tersebut.

d. Turnamen (Tournaments)Turnamen merupakan

struktur game yang dimainkan. Biasanya diselenggarakan pada akhir pekan atau unit, setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja. Turnamen 1, guru menempatkan siswa ke meja turnamen, tiga siswa terbaik pada hasil belajar yang lalu pada meja 1, tiga siswa berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang sama ini memungkinkan siswa dari semua tingkat pada hasil belajar yang lalu memberi kontribusi pada skor timnya secara maksimal jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen satu, siswa pindah meja tergantung pada hasil mereka dalam turnamen satu. Pemenang satu pada tiap meja ditempatkan ke meja berikutnya yang setingkat lebih tinggi, misal dari 5 ke 6. pemenang kedua pada meja yang sama, dan yang kalah diturunkan ke meja di bawahnya. Dengan cara ini, jika siswa salah ditempatkan pada mulanya, mereka akan naik atau turun sampai mereka mencapai tingkat yang sesuai.

e. PenghargaanTim dimungkinkan

mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu.

3. Kooperatif NHT (Numbered Heads Together)

Menurut Nur (2008) Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered heads together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagen (dalam Trianto, 2007) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Dalam mengajukan pertanyaan dalam seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut :Tahap-1 : Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 – 5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 – 5.Tahap-2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya ataupun berupa arahan.Tahap-3 : Berfikir bersama

Page 5: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

5

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

4. Metode Penelitiana. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah experiment Desaign dengan pola sebagai berikut :

Keterangan :XTG : Perlakuan, model

pembelajaran kooperatif TGT

Xnh : Perlakuan, model pembelajaran kooperatif NHT

O1 : Pretest (sebelum diberikan perlakuan)

O2 : Postest (setelah diberikan perlakuan)

(Emzir, 2010)b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian experiment, bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT.

c. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X AV SMK Negeri 1 Nganjuk. Sampel

menurut Sudjana (1989) adalah sebagian sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AV-1 (30 siswa) dan X AV-2 (30 siswa) SMK Negeri 1 Nganjuk dengan jumlah seluruhnya 60 siswa.

d. Prosedur penelitianPada penelitian ini dilakukan

beberapa tahap yaitu sebagai berikut :1. Tahap persiapan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen penelitian yang meliputi:a. Melakukan observasi ke

sekolah yang akan digunakan untuk penelitian. Hal ini di maksudkan untuk menentukan sampel dan penggunaan metode pembelajaran yang akan diteliti.

b. Penyusunan proposal penelitian

c. Penyusunan perangkat pembelajaran antara lain :1) Silabus

Silabus merupakan garis besar bahan pengajaran atau program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Dalam silabus memuat tentang semua rencana pembelajaran mulai pertemuan awal sampai akhir meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, media, sumber belajar, evaluasi, dan penilaian.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Terdapat 2 rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat guru dalam setiap pertemuan untuk metode kooperatif NHT dan

O1 XTG O2

O1 XNH O2

Page 6: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

6

TGT. Dalam penelitian ini dilakukan kegiatan belajar mengajar sebanyak empat pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan preetest dengan dilanjutkan menerangkan tentang propagasi gelombang radio dan peran pentingnya dalam komunikasi wireless. Pertemuan ke dua menggambarkan teori bagaimana antena bekerja dan disebutkan beberapa jenis saluran transmisi,. Pertemuan ke tiga menjelaskan tentang polarisasi gelombang, medan-medan elektro magnet dan elektro statik. Pertemuan ke empat menerangkan perbedaan antara radio AM, FM, dan TV, menggambarkan perbedaan antara penggunaan radio komunikasi untuk radio siaran komersial dan radio komunikasi yang lain dan sisa waktu digunakan untuk dilaksanakannya posttest.

3) ModulModul digunakan guru sebagai acuan teori yang disampaikan pada kegiatan belajar mengajar yang berisi tentang materi (Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio).

4) Tes hasil belajarTes digunakan untuk mengukur ketercapaian ketuntasan siswa dalam hal pembelajaran, tes teori berbentuk soal pilihan ganda. Perangkat

tes dibuat mencakup seluruh materi yang sesuai dengan materi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio.

d. Penyusunan instrumen penelitian antara lain :1) Kisi-kisi soal untuk pretes

posttes2) Angket respon siswa

e. Validasi instrumen penelitianValid atau tidaknya tes atau butir soal yang akan diujikan berdasarkan pada hasil validasi yang dilakukan oleh validator ahli.

2. Tahap pelaksanaanPada pelaksanaannnya, sampel penelitian diberikan pengajaran kelompok dengan penerapan pengajaran kooperatif NHT dan TGT. Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dengan 2 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar dan 2 kali pertemuan tes hasil belajar (pretes-postes).

3. Tahap penyajian hasil penelitianKegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:a. Analisis data

Penyusunan laporan penelitian

5. Hasil Analisis DataData diperoleh dari sumber

melalui tes. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data dari hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran. Metode statistika parametrik digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data.

Dari hasil analisis data penelitian diperoleh data sebagai berikut :

Page 7: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

7

Dari data yang telah diketahui di atas, maka dapat langsung dimasukkan ke dalam rumus uji t seperti yang tertulis di atas. Penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

Selanjutnya melihat Gambar 4.3 Distribusi Uji-t tingkat signifikasinya sebesar 5% dengan membandingkan ttest dan ttabel. Diketahui ttest sebesar -2,4388 hasilnya di atas dan nilai ttabel = t(1-α) = t(1-0,05) = t (0,975) dengan derajat kebebasan 70 adalah 2,00,maka hasil t-test signifikan dan ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

6. Hipotesishipotesis penelitian ini dimana

hipotesis yang diuji adalah :

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang diberi model kooperatif TGT dengan kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif NHT.

H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif TGT dengan kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif NHT.

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif NHT dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif TGT pada standar kompetensi memahami sifat dasar sinyal audio dan kompetensi dasar memahami elemen gelombang, jenis-jenis, dan interaksi gelombang. Dari hasil tes hasil belajar (postest) penerapan metode pembelajaran kooperatif TGT lebih baik dari metode pembelajaran kooperatif NHT dengan rata-rata nilai siswa 72,764 untuk kelas yang diberi metode pembelajaran NHT dan nilai rata-rata 78,413 untuk kelas yang diberi metode pembelajaran TGT. Analisis uji hipotesis mendapat nilai ttest = -2,51 sedangkan ttabel = 2,00. Dengan demikian ttest > ttabel sehingga prioritas H1 diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif NHT berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif TGT dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan metode kooperatif TGT mempunyai nilai hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan kelas yang menggunakan metode kooperatif NHT.

7. KesimpulanBerdasarkan hasil asumsi dan

tujuan penelitian maka dapat disimpulkan yaitu :

Kelas N Mean

Std. Deviatio

n

nilai NHT 30 72,7645 10,3242

TGT 29 78,4133 7,2288

Page 8: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

8

1. Hasil validasi untuk perangkat pembelajaran dikategorikan sangat baik dengan rata-rata rating pretes 81,07% serta postes 81,41% dan dari hasil perhitungan analisis validasi modul dapat disimpulkan bahwa hasil validasi modul dikategorikan sangat baik dengan rata-rata rating 80,64 % Maka perangkat pembelajaran dinyatakan layak dipergunakan.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif NHT dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif TGT pada standar kompetensi memahami sifat dasar sinyal audio dan kompetensi dasar memahami elemen gelombang, jenis-jenis, dan interaksi gelombang. Dari hasil tes hasil belajar (postest) penerapan metode pembelajaran kooperatif TGT lebih baik dari metode pembelajaran kooperatif NHT dengan rata-rata nilai siswa 72,764 untuk kelas yang diberi metode pembelajaran NHT dan nilai rata-rata 78,413 untuk kelas yang diberi metode pembelajaran TGT. Analisis uji hipotesis mendapat nilai ttest = -2,51 sedangkan ttabel = 2,00. Dengan demikian ttest > ttabel sehingga prioritas H1

diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif NHT berbeda

signifikan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif TGT dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan metode kooperatif TGT mempunyai nilai hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan kelas yang menggunakan metode kooperatif NHT.

3. Hasil analisis data respon siswa menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif pada penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan TGT itu dilihat dari prosentase jawaban responden dari 30 siswa adalalah 78,9%. Hasil ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran termasuk dalam kategori baik/menarik bagi siswa.

8. Ucapan Terima KasihAlhamdulillah segala puji dan

syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diberi Model Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) dengan NHT (Numnered Head Together) Pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio di Smk Negeri 1 Nganjuk” ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :

Page 9: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

9

1. Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd.,M.T.,

selaku Dekan Fakultas Teknik

UNESA

2. Puput Wanarti Rusimamto, ST., MT

selaku Ketua Jurusan Teknik

Elektro UNESA dan Dosen Penguji.

3. Dr.Euis Ismayati,M.PD., selaku

Dosen Pembimbing Skripsi

4. Dr. I Gusti Putu Asto Buditjahjanto,

S.T, M.T, selaku penguji dan

Validator

5. Nur Kholis., ST., MT., selaku

Validator

6. Ichwan Riyanto, S. Pd, selaku

Validator dari SMKN 1 Nganjuk

7. Drs. Slamet Muljadi, selaku Validator

dari SMKN 1 Nganjuk

8. Seluruh keluarga besar Teknik

Elektro UNESA

9. Orang tua saya yang selalu

memberikan doanya, dan

10. Semua pihak yang tidak dapat saya

tulis satu-persatu

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberi informasi dan sumbangan yang berguna bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Daftar Pustaka

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta

Emzir. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung

Ibrahim & Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru, Bandung

Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran Kooperatif, Unesa University Press, Surabaya

Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Jogjakarta

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Nur, Mohamad. 2008. Pembelajaran Kooperatif, Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa, Surabaya

Rizky, Denis. 2011. perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Jigsaw di Kelas X-2 SMKN 3 Surabaya. Skripsi S1: UNESA

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Page 10: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DENGAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI SMKN 1 NGANJUK

10

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung

Sukmadinata ,Syaodih, Nana. 2005. Landasan Psokologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Tim Penyusun. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang : UM.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: UNESA.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi Pustaka

Wulandari, Rika. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Di Kelas X-2SMA Kemala Bhayangkari Surabaya. Skripsi S1: UNESA