perbankan syariah

25
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini lembaga keuangan berlabel syariah berkembang dalam skala besar dengan menawarkan produk-produknya yang beraneka ragam mulai dari kemudahan dan keuntungan yang menguntungan sampai istilah-istilah produk dengan menggunakan bahasa Arab untuk lebih meyakinkan nasabahnya, seperti mudahrabah, murabahah, musyarakah. Kebebasan perbankan dalam melakukan Market product sangat terlindungi untuk mendapatkan profitabilitas lbih keuangan syariah yang nantinya akan mendukung rill sector ekonomi nasional. Hal tersebut sejalan dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Berdasarkan Jurnal bank Indonesia tentang “PERKEMBANGAN IMPRESIF iB (ai-Bi) PERBANKAN SYARIAH” tahun 2008-2011, profitabilitas perbankan syariah tercatat relatif cukup tinggi sebagaimana yang ditunjukkan oleh rata-rata pencapaian rasio Return on Equity (ROE) perbankan syariah yang mencapai 45,92% pertahun (periode tahun 2007 s.d. tahun 2008). Semua gambaran diatas menunjukkan bahwa perbankan syariah di Indonesia

Transcript of perbankan syariah

Page 1: perbankan syariah

BAB I

PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang

Dewasa ini lembaga keuangan berlabel syariah berkembang dalam skala besar dengan

menawarkan produk-produknya yang beraneka ragam mulai dari kemudahan dan keuntungan

yang menguntungan sampai istilah-istilah produk dengan menggunakan bahasa Arab untuk

lebih meyakinkan nasabahnya, seperti mudahrabah, murabahah, musyarakah. Kebebasan

perbankan dalam melakukan Market product sangat terlindungi untuk mendapatkan

profitabilitas lbih keuangan syariah yang nantinya akan mendukung rill sector ekonomi

nasional. Hal tersebut sejalan dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional

semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya

secara lebih cepat lagi.

Berdasarkan Jurnal bank Indonesia tentang “PERKEMBANGAN IMPRESIF iB (ai-

Bi) PERBANKAN SYARIAH” tahun 2008-2011, profitabilitas perbankan syariah tercatat

relatif cukup tinggi sebagaimana yang ditunjukkan oleh rata-rata pencapaian rasio Return on

Equity (ROE) perbankan syariah yang mencapai 45,92% pertahun (periode tahun 2007 s.d.

tahun 2008). Semua gambaran diatas menunjukkan bahwa perbankan syariah di Indonesia

merupakan industri keuangan yang berbasis sektor riil merupakan sektor usaha yang cukup

menjanjikan bagi para investor, pengusaha dan masyarakat.

Dan berdasarkan data mentah yang kami peroleh dari bank muamalat cabang

Jombang. Dapat dibuktikan minat nasabah terhadap produk yang disajikan bank muamalat,

yang paling menonjol yakni produk murabahah. Melihat banyaknya minat nasabah dalam

melakuakan pembiayaan murabahah, menggelitik saya beserta teman-teman untuk lebih

mengetahui alasan dan proses dalam pengajuan hingga pencairan dana melalui studi kasus

yang akan kami sajikan selengkapnya

Page 2: perbankan syariah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

1) Pengetian Pembiayaan

Pembiayaan secara umum sudah dikenal oleh masyarakat.Dan produk inilah yang

sangat diminati oleh nasabah.Karena pembiayaan sangatlah membantu untuk kelancaran

usaha yang dilakukan oleh nasabah. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang

diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan

adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

2) Jenis-jenis Pembiayaan

Pembiayaan Modal kerja

Pembiayaan yang digunakan untuk pembiayaan pembelian persediaan dan

pembiayaan piutang.Jangka waktu pembiayaan adalah jangka pendek dan menengah atau

berumur kurang dari satu tahun. Contoh pembiayaan modal kerja adalah :

a) Pembiayaan untuk pembelian bahan baku

b) Pembiayaan untuk pembelian bibit padi, apel dan sebagainya

c) Pembiayaan sebagai pengganti dana yang mengendap pada piutang

Pembiayaan Investasi

Pembiayaan yang digunakan untuk pembiayaan pembelian mesin, bangunan,

gudang, dan peralatan produktif (asset usaha).Jangka waktu kredit adalah jangka panjang

atau lebih dari satu tahun.

Page 3: perbankan syariah

Contoh pembiayaan investasi adalah :

a) Kredit untuk pembuatan pabrik

b) Kredit untuk pembelian mesin

c) Kredit untuk pembuatan gedung/ gudang

Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan yang digunakan untuk pembiayaan pembelian rumah, kendaraan dan

alat-alat lain Jangka waktu pembiayaan adalah jangka pendek dan menengah atau

berumur kurang dari satu tahun. Contoh pembiayaan konsumtifadalah :

a) Kredit kepemilikan rumah (KPR)

b) Kredit kepemilikan kendaraan (KPM)

c) Kartu kredit

Menurut prinsip syariah, jenis pembiayaan dibagi menjadi beberapa akad, yaitu :

a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik.

c) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’.

d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

e) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk

mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa

imbalan, atau bagi hasil.

3) Pengertian Murabahah

Dalam daftar istilah himpunan fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) dijelaskan bahwa

yang dimaksud dengan murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan

harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih

sebagai laba.

Page 4: perbankan syariah

Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan prinsip akad ini mendominasi

pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank Islam. Dalam Islam, jual

beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia yang diridhai oleh

Allah Swt

4) Jenis-Jenis Murabahah

1. Murabahah tanpa pesananMaksudnya, ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah

menyediakan barang dagangannya, penyediaan barang tidak terpengaruh terkait langsung

dengan ada tidaknya pembeli.

2. Murabahah berdasarkan pesanan

Maksudnya bank syariah baru akan melakukan transaksi atau jual beli apabila ada

nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada

pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Bersifat mengikat, yaitu apabila telah dipesan maka harus dibeli,

2. Bersifat tidak mengikat, yaitu walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi

nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau membelikan barang tersebut.

5) Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah

Rukun dan Ketentuan Murabahah, yaitu :

1. Pelaku

Pelaku cakap hukum dan baligh (berakal dan dapat membedakan), sehingga jual beli

dengan orang gila menjadi tidak sah sedangkan jual beli dengan anak kecil dianggap sah,

apabila seizin walinya.

2. Objek Jual Beli, harus memenuhi:

1. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal, Hal ini sesuai dengan hadist ini :

“Sesungguhnya Allah mengharamkan menjualbelikan khamar, bangkai, babi,

patung.” (HR. Bukhari Muslim)

Page 5: perbankan syariah

a) Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai,

dan bukan merupakan barang-barang yang dilarang diperjualbelikan, misalnya : jual

beli barang yang kadaluwarsa.

b) Barang tersebut dimiliki oleh penjual

Jual beli atas barang yang tidak dimiliki oleh penjual adalah tidak sah karena bagaimana

mungkin ia dapat menyerahkan kepemilikan barang kepada orang lain atas barang yang

bukan miliknya. Jual beli oleh bukan pemlik barang seperti ini, baru akan sah apabila

mendapat izin dari pemilik barang.

a) Barang tersebut dapat diserahkan tergantung dengan kejadian tertentu di masa

depan barang yang tidak jelas waktu penyerahannya adalah tidak sah, karena dapat

menimbulkan ketidakpastian (gharar), yang pada gilirannya dapat merugikan salah

satu pihak yang bertransaksi dan dapat menimbulkan persengketaan.

b) Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diindentifikasikan oleh

pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian).

c) Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas, sehingga

tidak ada gharar. Apabila suatu barang dapat dikuantifisir/ditakar/ditimbang maka atas

barang yang diperjualbelikan harus dikuantifikasir terlebih dahulu agar tidak timbul

ketidakpastian (gharar)

2. Harga barang tersebut jelas

Harga atas barang yang diperjualbelikan diketahui oleh pembeli dan penjual berikut cara

pembayaran tunai atau tangguh sehingga jelas dan tidak ada gharar.

3. Barang yang diakadkan ada di tangan penjual

Barang dagangan yang tidak berada di tangan penjual akan menimbulkan ketidakpastian

(gharar). Hakim bin Hizam berkata :

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku membeli barang dagangan, apakah yang halal

dan apa pula yang haram daripadanya untukku?” Rasulullah bersabda :”Jika kamu

telah membeli sesuatu, maka janganlah kau jual sebelum ada di tanganmu”.

Page 6: perbankan syariah

4. Ijab Kabul

Peryataan dan ekpresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan

secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi

modern.

5. Aplikasi Murabahah Dalam Perbankan

Page 7: perbankan syariah

BAB III

HASIL PENELITIAN

1. Struktur organisasi bank muamalat cabang Jombang

Keterangan :

Branch Manager

Merupakan pemimpin yang mengatur semua aktifitas di bank tersebut.

Head Financing

merupakan pimpinan yang mengatur tentang keuangan Bank.

Operation Manager

merupakan pimpinan mengatur operasional.

Marketing/Relationship

bertugas untuk menganalisa kemampuan nasabah dan membuat usulan

pembiayaan nasabah.

Langkah proses Murabahah

Mu’amalah jual beli murabahah melalui beberapa langkah tahapan, diantara yang terpenting

adalah:

Branch Manager

Head Financing

Operation Manager

Marketing / Relationship

Manager

Page 8: perbankan syariah

1.      Pengajuan permohonan nasabah untuk pembiayaan pembelian barang.

a. Penentuan pihak yang berjanji untuk membeli barang yang diinginkan dengan

sifat-sifat yang jelas.

b. Penentuan pihak yang berjanji untuk membeli tentang lembaga tertentu dalam

pembalian barang tersebut.

2.      Lembaga keuangan mempelajari formulir atau proposal yang diajukan nasabah.

3.      Lembaga keuangan mempelajari barang yang diinginkan.

4.      Mengadakan kesepakatan janji pembelian barang.

a. Mengadakan perjanjian yang mengikat.

b. Membayar sejumlah jaminan untuk menunjukkan kesungguhan pelaksanaan janji

c. Penentuan nisbat keuntungan dalam masa janji

d. Lembaga keuangan mengambil jaminan dari nasabah ada masa janji ini.

5.      Lembaga keuangan mengadakan transaksi dengan penjual barang (pemilik pertama).

6.      Penyerahan dan kepemilikan barang oleh lembaga keuangan.

7.      Transaksi lembaga keuangan dengan nasabah.a. Penentuan harga barang.

b. Penentuan biaya pengeluaran yang memungkinkan untuk dimasukkan kedalam

harga.

c. Penentuan nisbat keuntungan (profit).

d. Penentuan syarat-syarat pembayaran.

e. Penentuan jaminan-jaminan yang dituntut.

Page 9: perbankan syariah

2. Proses Kegiatan Murabahah

a. Syarat pengajuan pembiayaan mudharabah

Pembiayaan dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh Bank untuk

Anda kelola dalam usaha yang telah disepakati bersama. Selanjutnya dalam

pembiayaan ini Anda dan Bank sepakat untuk berbagi hasil atas pendapatan

usaha tersebut.Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali

kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan

penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan

penyalahgunaan.

Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain perdagangan,

industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak, dan lain-lain berupa modal

kerja dan investasi.

b. Persyaratan Umum (Pembiayaan Rupiah dan US Dollar)

Pembiayaan

Perorangan

dengan

pengajuan

minimal Rp, 50

juta (plafond)

Usia 21-54 tahun (tidak melebihi usia pensiun)

Masa kerja minimal dua tahun

Foto kopi KTP suami istri sebanyak dua buah

Foto kopi Kartu Keluarga

Foto kopi Surat Nikah

Surat persetujuan suami/istri

Slip gaji asli selama 3 bulan terakhir

Surat keterangan/rekomendasi dari perusahaan

Foto kopi NPWP (bagi pengajuan diatas Rp. 100 juta)

Rekening bank selama 3 bulan terakhir

Foto kopi jaminan (tanah, bangunan atau kendaraan

Page 10: perbankan syariah

yang dibeli)

Angsuran tidak melebihi 40% dari gaji pokok

Pembiayaan

Koperasi

Surat Permohonan

Foto kopi NPWP

Foto kopi SIUP

Foto kopi TDP

AD/ART Koperasi dan perubahannya

Surat pengesahan dari Departemen Koperasi

Susunan pengurus koperasi yang disahkan oleh

Departemen Koperasi

Laporan Keuangan 2 tahun terakhir

Laporan Rapat Anggaran Tahunan (RAT) selama 2

tahun terakhir

Cash flow projection selama masa pembiayaan

Data jaminan

Dokumen-dokumen lain yang menunjang usaha

Nasabah harus melakukan mutasi keuangan di Bank

Muamalat

Pembiayaan

Korporasi

(PT/CV)

Surat Permohonan

Foto kopi NPWP

Foto kopi SIUP

Foto kopi TDP dan kelengkapan izin usaha lainnya

Foto kopi KTP Direksi

Company Profile

Page 11: perbankan syariah

Akta pendirian dan perubahannya

Surat pengesahan dari Departemen Kehakiman

Foto kopi rekening koran 3 bulan terakhir

Laporan Keuangan 2 tahun terakhir

Cash flow projection selama masa pembiayaan

Data jaminan

Dokumen-dokumen lain yang menunjang usaha

Nasabah harus melakukan mutasi keuangan di Bank

Muamalat

3. Alur pengajuan pembiayaan murabahah

pengisian aplikasi

verifikasi

disetujui

pengikatan

pembayaran biaya-biaya

pecairan

angsuran

tidak disetujui

Page 12: perbankan syariah

1) Nasabah yang ingin memperoleh pembiayaan dapat langsung

mengajukan permohonan pembiayaan secara tertulis yang dilampiri

dengan proposal singkat mengenai perusahaaan pemohon.

2) Proposal yang diterima BMI akan dipelajari guna melihat kelayakan

dari proyek yang diajukan pemohon. Apabila permohonan tersebut

dinilai layak untuk mendapatkan pembiayaan, maka bank akan

mencatat data-data yang diperlukan.

3) Data tersebut meliputi:

a. Nama dan alamat perusahaan

b. Badan hukum perusahaan

c. Susunan pengurus

d. Kepemilikan perusahaan

e. Permodalan

f. Hubungan dengan bank lain

g. Hubungan dengan perusahaan lain

h. Jumlah pembiayaaan yang dimohonkan

i. Tujuan penggunaan

j. Jangka waktu pengembalian yang diinginkan

k. Rencana kerja

l. Neraca dan Laporan Laba-Rugi 2 tahun terakhir

m. Data penjualan 3 bulan terakhir

n. Data agunsn

o. Copy rekening koran 3 bulan terakhir

p. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)

q. Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP)

r. Kartu keluarga (KK)

s. Izin Usaha

Page 13: perbankan syariah

4) Sebagai tambahan dari data tersebut di atas, Bank Muamalat

Indonesia mensyaratkan pembiayaan hanya diberikan kepada

pengusaha yang sudah menggeluti usahanya selama minimal 2 tahun

secara kontinyu.

5) Pihak bank dengan teliti akan mencari data yang berkenaan dengan

diri pemohon guna mengetahui kredibilitas calon debitur lebih dalam

tindakan pertama yang dilakukan Bank Muamalat adalah meminta

informasi mengenai calon debitur kepada Bank Indonesia dan bank lain

(Bank Checking). Jika dianggap perlu, bank meminta informasi kepada

rekanan usaha pemohon, dan lembaga terkaiat yang dapat

memberikan informasi mengenai calon debitur.

6) Pihak bank juga melakukan kunjungan langsung ke lokasi proyek (on

the spot) yang bertujuan untuk mengetahui secara global

mengenaikelayakan proyek tersebut. Kunjungan tersebut misalnya

untukmengetahui sarana ekonomi, bagaimana perusahaan

mendapatkanbahan baku yang dibutuhkan, keadaan lingkungan,

teknis penjualandan sebagainya.

7) Untuk menunjang kelancaran aktivitas keuangan, calon debitur

diwajibkan untuk membuka rekening koran.

8) Data yang diterima oleh Bank Muamalat akan diproses oleh divisi

pembiayaan disesuaikan dengan usaha calon debitur.

9) Apabila permhonan pembiayaan tersebut ditolak dengan berdasarkan

pertimbangan tertentu, maka pihak Bank Muamalat akan

memberitahukan secara tertulis kepada pemohon.

10) Apabila permohonan itu disetujui, pihak bank akan membuat

surat pemberitahuan persetujuan pembiayaan.

11) setelah diberikan surat persetujuan, maka dilakukan transaksi

dengan akad yang mengikat

Page 14: perbankan syariah

12) setelah dipastikan akad selesai maa dengan persetujuan kedua

belah pihak dimulai transaksi pembiayaan dengan biaya administrasi

awal.

13) dengan berakhirnya pembayaran biaya administrasi maka dana

pembiayaan yang diajukan dapat diterima langsung oleh nasabah

14) setelah pemberian dana pembiayaan maka, nasabah mempunyai

kewajiban untuk mengangsur dana pembiayaan yang diajukan

sebelumnya.

Analisis Kualitatif

a) Character

Karakter merupakan aspek yang terpenting. Hal ini terutama

berhubungan dengan kemauan dari calon debitur untuk melakukan

kewajiban-kewajibannya.Bank selalu ingin kredit yang diberikannya dapat

kembali (dilunasi) pada waktunya. Bank akan berusaha memberi kredit

hanya kepada debitur yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap

persetujuan yang dibuat. Analisis ini lebih cenderung merupakan analisa

kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang disajikan.Tanpa

itikad yang baik dari debitur lebih baik kredit tidak diberikan.

Untuk memperoleh informasi tersebut seorang Relationship Manager (RM)

dapat melakukannya dengan mencari informasi melalui:

Sesama account officer baik dari bank yang sama maupun bank yang

berbeda. Seringkali nasabah bercerita tentang pihak lain yang berhubungan

kepada RM yang memegang account-nya .

Nasabah bank yang memiliki bidang usaha yang sama dengan calon debitur.

Misalnya sama-sama pedagang mobil bekas, perusahaan tekstil dan lain-lain.

Supplier atau mitra dagang dari pemohon.Dengan mencari informasi dari

supplier RM dapat mengetahui sistem pembelian yang diperoleh pemohon

Page 15: perbankan syariah

dan ketetapan membayar dari calon debitur.Dengan demikian RM dapat

mengetahui sejauh mana calon debitur mampu memenuhi kewajibannya.

b) Capacity

Pada analisa ini bank berusaha mengetahui kemampuan manajemen

mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi kewajibannya

terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo.

Kapasitas ini menunjukkan kemampuan riil dari perusahaan untuk

merealisasikan rencana yang telah dibuatnya. Sebagian aspek ini dapat

dibaca dari laporan keuangan yang disediakan perusahaan seperti kondisi

likuiditas (kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka

pendek maupun solvabilitas atau kebutuhan jangka panjang yang jatuh

tempo), rentabilitas (kemampuan perusahaan untuk mencapai laba dari hasil

operasinya), dan aspek keuangan lain yang merupakan refleksi kemampuan

manajemen. Di samping angka-angka, aspek kapasitas ini juga harus

dianalisis secara kualitatif, yaitu kemampuan manajemen meliputi umur,

pengalaman di bidangnya, dan pendidikan.Untuk mengukur kemampuan ini

maka sering kali RM meminta daftar riwayat hidup dari calon debitur atau

manajemennya apabila calon debitur adalah perusahaan.

c) Capital

Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangan-

cadangan dan laba yang ditahan dalam struktur keuangan

perusahaan.Besarnya modal sendiri ini menunjukkan tingkat resiko yang ikut

dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek. Capital merupakan

sumber equity dari peminjam dana. Mengapa hal ini menjadi sangat penting

bagi bank? dengan sumber modal yang baik maka peminjam dana /

perusahaan memiliki penopang yang baik dalam menghasilkan cash flow,

sebagai contoh, jika perusahaan mulai tidak menghasilkan profit, maka

modal akan dilikuidasi oleh perusahaan / peminjam dana kedalam cash flow.

Page 16: perbankan syariah

Bank tidak pernah tertarik kepada perusahaan yang tidak memiliki modal

yang cukup, karena jika perusahaan tersebut mengalami kerugian maka

perusahan tersebut tidak memiliki modal yang cukup untuk merecover atau

merehabilitasi dirinya sendiri. Untuk pengukuran modal, tidak ada satuan

ukuran yang tepat untuk mengukur ukuran tersebut., tetapi lebih ke kondisi

keuangan peminjam dana, biasanya untuk mengakali hal ini bank melihat

dari ratio debt equity ratio dengan rumus total debt perusahaan/total equity

perusahaan, dan biasanya untuk mendapatkan syarat peminjaman dari

aspek permodalan debt to equity ratio perusahaan harus kurang dari 2 atau

3 kali.

d) Condition

Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel ekonomi

makro yang melingkupi perusahaan baik variabel regional, nasional, maupun

internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variabel ekonomi

(walaupun tidak terlepas juga bank memperhatikan variabel lainnya seperti

kondisi politik, perundang-undangan, dan lain-lain)

e) Collateral

Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur

sebagai pengaman kredit yang diberikan bank. Penilaian tersebut meliputi

kecenderungan nilai jaminan di masa depan dan tingkat kemudahan

mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability). Pada bank

Muamalat, ketentuan jaminan haruslah mencapai 110% untuk mengcover

besar pembiayaan yang diajukan.

Page 17: perbankan syariah

Analisa KuantitatifPT. Tirta Agriaraya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri air mineral,

membutuhkan 2 unit truk tangki karena permintaan yang meningkat.  Kemudian PT. Tirta

Agriaraya mengajukan pembiayaan ke Bank BTN Syariah dan ditawarkan produk Murabahah

Investasi.  Harga 1 unit truk tangki adalah Rp 200.000.000,- dan CV Mustika membutuhkan 2

unit. Maka dari pengajuan pembiayaan tersebut diperoleh data sebagai berikut :

Fasilitas : Murabahah dengan Akad Wakalah

Harga 2 Unit Truk Tangki : Rp. 400.000.000,-

Margin yang disepakati : Rp. 29.750.000,-

Harga Jual : Rp. 429.750.000,-

Uang Muka : Rp. 50.000.000,-

Harga Jual – Uang Muka : Rp. 379.750.000,-

Porsi Pembiayaan Bank : Rp. 350.000.000,-

Jangka Waktu : 12 Bulan

Angsuran / Bulan : Rp. 31.645.833,-

Dokumen Pengikatan : - Akad Wakalah

- Akad Murabahah

- Akta Pembebanan Hak Tanggungan

- Tanda Terima Barang

- Tanda Terima Uang

- Surat Kesanggupan Membayar

- Jadwal Angsuran

Page 18: perbankan syariah

Dalam akad murabahah bank harus membeli terlebih dahulu secara resmi barang yang

dipesan.  Kemudian bank menawarkan kepada nasabah dan nasabah harus menerima

(membelinya).  Oleh karena itu bank diperkenankan meminta nasabah membayar uang muka

sebagai tanda jadi.  Namun dalam prakteknya bank tidak secara langsung membeli aset,

melainkan memberi kuasa (wakalah) kepada nasabah.

Uang muka menjadi bagian pelunasan Piutang Murabahah, jika akad murabahah disepakati.    Di

sini, uang muka diakui sebagai angsuran pokok pertama, sehingga hutang murabahah PT. Tirta

Agriaraya yang digunakan oleh bank dalam menghitung angsuran adalah sejumlah Harga Jual

dikurangi dengan uang muka.

Dari data-data tersebut di atas, maka dapat diperoleh perhitungan angsuran per bulan sebagai

berikut :

(Harga Jual – Uang Muka) / Jangka waktu

= (429.750.000 – 50.000.000) / 12

= 379.750.000 / 12

= 31.645.833,-

Angsuran yang dibayarkan oleh PT. Tirta Agriaraya setiap bulannya terdiri dari dua komponen,

yaitu Pokok dan Margin. Perhitungan angsuran menggunakan metode anuitas.

Metode anuitas adalah modifikasi dari metode efektif. Prinsip metode anuitas hampir sama

dengan metode efektif yaitu menggunakan perhitungan metode yang fair, yaitu metode dihitung

dari sisa pokok yang belum dibayar. Dalam metode anuitas angsuran dibuat sedemikian rupa

agar sehingga tiap bulannya jumlahnya tetap.

Rumus Metode Anuitas :

Keterangan :

Page 19: perbankan syariah

A : Besar Anuitas

M : Besar Pinjaman

i : Margin dalam %

n : Banyaknya Anuitas

Berikut tabel perhitungan angsuran Pt. Tirta Agriaraya dengan menggunakan metode Anuitas