PERBANKAN -...

1

Transcript of PERBANKAN -...

Page 1: PERBANKAN - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/1435/955bfb07_Des15-MahakaRadioIntegraTbk.pdf · JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memangkas suku bunga de po

PERBANKANSelasa, 22 Maret 2016 23P E R B A N K A N

JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memangkas suku bunga de po sitonya sebesar 25 basis poin. Pe -nu runan suku bunga deposito ini mulai diterapkan BCA per 16 Maret 2016.

BCA menurunkan suku bunga depo-sitonya menjadi 5% untuk simpanan deposito di bawah Rp5 miliar dan 5,5% untuk simpanan deposito di atas Rp25 miliar.

Presiden Direktur BCA Jahja Setia at-madja mengatakan penurunan kem ba-li suku bunga deposito BCA. Efek pe -nurunan Giro Wajib Minimum se besar 1% oleh Bank Indonesia, BCA men da pat kan tambahan likuditas sebesar Rp4 triliun.

“Karena dari penurunan GWM kita dapat Rp4 triliun jadi saat ini likuiditas BCA berlebihan,” ujar Jahja saat dihu-bungi Bisnis, pekan lalu.

GWM merupakan instrumen moneter yang digunakan Bank Indonesia sebagai bank sentral untuk mempengaruhi jum-lah uang yang beredar di masyarakat.

Tujuannya agar bank dapat memenuhi kewajibannya terhadap penarikan sim-panan masyarakat jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan penu-runan GWM akan menambah likuiditas

perbankan sekitar Rp34 triliun. Penu run-an BI Rate pada Februari lalu diharapkan bisa efektif mendorong penyaluran kredit oleh perbankan.

Penurunan bunga deposito BCA ini juga sebagai bentuk dukungan atas kebijakan pemerintah yang mengimbau bunga kredit bisa menjadi lebih rendah.

Untuk saat ini, BCA masih belum be -rencana untuk menempatkan kelebihan dana yang dimilikinya pada secondary reserve atau dana cadangan sekunder lantaran kondisi dana cadangan sekunder tersebut sudah lebih dari cukup.

Dana pada cadangan sekunder yang dimiliki BCA saat ini sekitar Rp67,47 triliun atau naik 4,7%. cadangan sekun-der ini terdiri dari penempatan di Bank Indonesia sebesar Rp60,48 triliun dan penempatan pada bank lain sebesar Rp6,98 triliun.

Dalam rencana bisnis bank-nya BCA menyiapkan dana sekitar Rp100 triliun yang digunakan untuk penyaluran kredit per tahun. Tahun ini BCA menargetkan kredit tumbuh 10% atau naik Rp38,76 triliun pada 2016 dari realisasi kredit Rp387,64 triliun per Desember 2015.

Selain untuk pinjaman, BCA juga memberlakukan pencadangan untuk mengantisipasi NPL. (Eka Chandra Septarini)

BIAYA DANA BBCA

Bunga Deposito Dipangkas

Annisa Sulistyo [email protected]

Seperti diketahui, pada tahun ini, regulator menetapkan pertum-buh an kredit sebesar 12%—14% se cara tahunan atau lebih tinggi di -bandingkan dengan realisasi tahun la lu yang sebesar 10,4% year on year.

PT Bank Bukopin Tbk. misalnya. Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan pada tahun ini dalam rencana bisnis bank yang diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per seroan membidik pertumbuhan kredit mikro di atas 20%.

"Kredit mikro kami targetkan tum buh 27% hingga 29% dalam RBB. Semoga realisasinya bisa di atas itu," ujarnya di Jakarta baru-baru ini.

Kredit segmen mikro Bank Bu -ko pin sepanjang tahun lalu meng-alami pertumbuhan yang signi-fi kan. Segmen tersebut menjadi salah satu pendorong penguatan kre dit perseroan selama 2015, yak-ni dengan angka pertumbuhan se -be sar 43,39% menjadi Rp7,9 tri li-un secara y-o-y.

Penyaluran kredit mikro emiten dengan kode saham BBKP pada tahun ini, kata Glen, bakal ber tam-bah dengan ditunjuknya per se roan menjadi salah satu bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR). Glen menyebutkan, bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki PT Bosowa Corporindo ini mendapatkan jatah Rp300 miliar. “Seluruhnya meru-pakan KUR ritel,” katanya.

Direktur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah PT Bank Rak yat Indonesia (Persero) Tbk. Moham-

mad Irfan mengatakan da ri realisasi penyaluran kredit perse ro-an, terlihat bahwa kegiatan eko no-mi domestik saat ini banyak ber ge-rak di segmen kecil ke bawah.

“Realisasi penyaluran kredit mi kro dari Januari ke Februari mu lai merangkak, tumbuh tetapi be lum kencang,” ujarnya.

Sepanjang 2015, BBRI menca-tat kan pertumbuhan kredit mi kro sebesar 16,8% menjadi Rp178,9 triliun. Jumlah nasabah ju ga meningkat menjadi 7,8 juta na -sabah dari 7,3 juta nasabah. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross di segmen mikro tercatat sebesar 1,1%.

Pertumbuhan ini salah satunya di dorong oleh program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dimulai pada Agustus tahun lalu, di mana BRI menyalurkan kredit senilai Rp16,2 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 920.000 nasabah.

Untuk tahun ini, perseroan mem-bi dik pertumbuhan segmen mikro bi sa lebih tinggi dibandingkan de -ngan raihan tahun lalu seiring mem baiknya proyeksi ekonomi dan meningkatnya target penya lur-an KUR, yakni hingga 20% secara tahunan.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasio nal Tbk. tahun ini bakal men jaga pertumbuhan kredit di

seg men mikro sama dengan level per tumbuhan tahun lalu.

Wakil Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana menuturkan kendati pada tahun ini perseroan mendapat mandat sebagai salah satu bank swasta penyalur KUR, hal ini tidak akan mengubah target pertumbuhan mikro BTPN.

“Tambahan KUR masih dalam jumlah yang dapat kami cerna, belum terlalu besar. Kami akan jaga sama dengan level pertumbuhan tahun kemarin,” ujarnya.

FOKUS SASARANSepanjang tahun lalu, BTPN

men catatkan pertumbuhan kredit usa ha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar 23% dari Rp12,73 triliun menjadi Rp15,60 tri liun secara tahunan. Penyaluran to tal kredit perseroan hingga akhir tahun tercatat tumbuh 13% y-o-y menjadi Rp58,6 triliun.

Ongki menyebutkan bank de -ngan fokus menyasar mass market ini mendapat jatah Rp400 miliar yang terdiri dari KUR ritel dan

KUR mikro dengan porsi 50:50. Sedang kan untuk KUR tenaga ker ja Indonesia (TKI) BTPN belum mendapatkan jatah karena belum memiliki layanan untuk para TKI.

Untuk menyalurkan KUR, lanjut-nya, BTPN telah memper siapkan diri, di antaranya memak simalkan kantor cabang yang telah ada saat ini dan menggabungkan agen la -yanan keuangan tanpa kantor per -se roan BTPN WOW! Namun, un tuk menggunakan agen Laku Pan dai, Ongki menyatakan masih me nunggu keputusan izin pihak regulator.

Sementara itu, Statistik Per-bankan Indonesia mencatat sepan-jang tahun lalu kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah yang disalurkan bank-bank Tanah Air sebesar 10,13% secara tahunan dari Rp671,72 triliun menjadi Rp739,80 triliun.

Seiring dengan meningkatnya kredit UMKM yang disalurkan, nominal kredit bermasalah segmen wong cilik ini juga meningkat dari Rp25,15 triliun menjadi Rp29,79 triliun.

Tahun ini, pertum-buhan segmen mikro bisa lebih ting gi di ban-dingkan de ngan tahun lalu sei ring membaiknya pro yek si ekonomi dan me ning katnya target penyaluran KUR.

JAKARTA — Bank-bank penyalur kredit mikro menargetkan pertumbuhan di atas target industri

melihat realisasi sepanjang 2015. Penyaluran Kredit UMKM (Rp Triliun)

458,16

526,39

608,82671,72

739,8

2011(15,67)*

2012(17,01)*

2013(19,51)*

2014(25,15)*

2015(29,79)*

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan Desember 2015Ket: *NPL BISNIS/TRI UTOMO

RENCANA BISNIS

BNLI Perbaiki Kualitas AsetJAKARTA — PT Bank Permata Tbk.

memilih untuk tidak terlalu agre sif dalam ekspansi bisnis tahun ini.

Naiknya rasio kredit bermasalah (non- performing loan/NPL) tahun lalu membuat bank berkode emi ten BNLI ini memilih untuk fo kus memperbaiki kualitas aset kre dit nya pada Tahun Monyet Api ini.

Direktur Utama BNLI Roy Arfan dy mengatakan rasio NPL gross dan net tahun lalu masing-masing na ik dari 1,70% dan 0,63% pada 2014 menjadi 2,74% dan 1,40% pa da 2015. Hal ini di -dorong oleh pe nurunan kredit dalam kre-dit ko mersial di berbagai sektor in dustri.

“Makanya fokus kami tahun ini bagai-mana cara menurunkan NPL ratio dulu. Karena kalau NPL turun kan otomatis kami punya cre dit cost juga turun. Ini salah satu cara untuk mengefisienkan funding cost juga,” ujarnya di Ja karta belum lama ini.

Untuk mengurangi biaya penda na an BNLI meningkatkan porsi da na murah

(current account and saving account/CASA) sebe sar 8% year on year (y-o-y) dan mengurangi pertumbuhan de po sito seba nyak 7% (y-o-y). Oleh karena itu, rasio CASA me ningkat menjadi 38% pa da 2015 dibandingkan dengan 35% pada periode yang sama tahun sebe lum nya.

Roy menjelaskan penyebab NPL tahun lalu meningkat tidak ter fokus di satu sektor industri saja melainkan merata. Beberapa sektor yang menjadi penyum-bang NPL yakni manufaktur, packaging dan transportasi.

Untuk mencegah hal tersebut kem bali terulang di tahun ini, Roy menerapkan strategi close monitor ing yang lebih intensif. BNLI akan melakukan langkah pre ventif dengan pendekatan ke nasabah secara lebih aktif agar bisa dilakukan restructuring atau re scheduling kredit sedini mung kin.

"Jangan sampai dia sudah telat, belum bisa bayar bunga bulan ini baru dia datang ke kami. Itu sudah susah," kata Roy. (Abdul

Rahman)

KREDIT WONG CILIK

Pasang Target Tinggi di Segmen Mikro

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, Republika, 22 Maret 2016