Perbankan Agar Lebih Aktif -...

1

Transcript of Perbankan Agar Lebih Aktif -...

F I N A N S I A L Sabtu, 30 April 20164

REVIEW PASAR

Rupiah Menguat, IHSG Terkoreksi

JAKARTA — Meski nilai tukar rupiah menguat tipis, indeks harga saham ga -bungan (IHSG) justru turun 1,55% se iring dengan larinya investor asing dari lan tai bursa.

Pekan ini, nilai tukar rupiah menguat tipis 0,14% atau naik 12,3 poin hingga penutupan perdagangan Jumat (29/4) ke level Rp13.180 per dolar AS. Dengan de mi-kian, sepanjang tahun berjalan 2016 mata uang Garuda sudah menguat 5,73%.

Kemarin, rupiah berhasil meningkat 10 basis poin setelah bergerak di kisaran Rp13.174–Rp13.239 per dolar AS dengan kurs tengah Rp13.204 per dolar AS.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan faktor internal yang meno-pang kinerja rupiah ialah lelang Surat Utang Negara pada Selasa (27/4) yang ber -hasil menyerap Rp13,4 triliun di atas tar get indikatif sebesar Rp12 triliun. Total pe na-waran masuk mencapai Rp24,4 triliun.

Tingginya minat investor terhadap le -lang obligasi turut mengimbangi tingginya permintaan dolar AS. Selain itu, belanja konsumen terbilang masih solid sehingga me nutupi sentimen pelemahan ekspor aki bat lesunya pertumbuhan global.

Dari sisi eksternal, rebound harga ko -mo ditas turut menambah sentimen positif. Di sisi lain, banyaknya tekanan negatif membuat dolar melemah terendah sepan-jang tahun berjalan. Bloom berg Dollar Index pada Jumat pukul 18:48 WIB me-nunjukkan posisi 93,472. Sepanjang tahun

ini, dolar sudah terkoreksi 5,26%.Namun, pada pekan depan data-data

dari AS justru bisa menjadi penjegal lang-kah rupiah. Secara keseluruhan, minggu depan rupiah tetap berpotensi menguat di kisaran Rp13.130-Rp13.215 per dolar AS.

IHSGDari data Bloomberg, IHSG pekan ini

ter koreksi 1,55% sebesar 76,15 poin dari 4.914,73. IHSG mening gal kan level 4.900 yang telah dicapai pada pekan lalu.

Bursa saham dunia dan regional Asia Pasifik selama sepekan juga tertekan. Bah-kan, lantai bursa Jepang rerata tertekan le bih dari 3% selama sepekan.

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (29/4), IHSG ditutup turun 0,2% sebesar 9,8 poin ke level 4.838,58 dari hari sebe-lumnya 4.848,39. Sepanjang hari, investor asing mencatatkan pelepasan portofolio de ngan jual bersih Rp385,29 miliar.

Memang, investor asing terus melakukan profit taking dengan melepas por to folio di lan tai bursa selama sepekan. Me reka membukukan net sell Rp1,94 triliun pe kan ini. Padahal, pembe lian oleh in ves tor asing selama sepekan mencapai Rp13,16 triliun.

William Surya Wijaya, analis teknikal PT Asjaya Indosurya Securities, mengata-kan aksi net sell investor asing tidak me-nunjukkan adanya capital outflows yang masif dari Indonesia. IHSG memasuki fase kon solidasi sementara setelah menembus level resistance 4.900 pada pekan sebelum-nya. (Hafiyyan/Sukirno)

KERJA SAMA PENGAJUAN KREDIT

Presiden Direktur Adira Finance Willy Suwandi Dharma (tengah), berbincang dengan Direktur Pengembangan Alfamart Hans Haris Chandra (kiri), dan VP Adira Finance Marwoto Soebiakno (kanan), seusai penandatanganan kerjasama penerimaan fasilitas pengajuan kredit di Jakarta, Jumat (29/4). Adira Finance menggandeng Alfamart Alfamidi serta DAN+DAN untuk peneri-maan fasilitas pengajuan kredit pembiayaan.

Bisnis/Rahmatullah

FUNGSI INTERMEDIASI

Perbankan Agar Lebih Aktif

Surya [email protected]

Muliaman D. Hadad, Ketua De wan Komisioner Otoritas Jasa Ke uangan (OJK), menyebutkan ha sil surveillance yang dilakukan pi haknya menunjukkan aktivitas pro prietary tradings dalam pasar va luta asing oleh perbankan cu -kup dominan dibandingkan de-ngan fungsi intermediasi.

“Saya meminta komitmen per-bankan untuk lebih aktif dalam merealisasikan fungsi interme-diasi, terutama untuk membiayai ber bagai sektor prioritas yang te lah digagas pemerintah dalam men capai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan,” ujarnya dalam acara 55 tahun ACI 2016 World Congress, Jumat (29/4).

Menurut data Statistik Per bank-an Indonesia OJK sampai Februari 2016, pendapatan dan beban bank

dari transaksi spot dan derivatif mencatatkan kenaikan drastis.

Kelompok bank asing mencatat-kan pertumbuhan paling agresif dari pendapatan dan beban trans-aksi spot dan derivatif itu. Sam-pai dua bulan pertama tahun ini, pertumbuhan pendapatan dari spot dan derivatif sebesar 62,75% menjadi Rp18,06 triliun, diban-dingkan periode sama pada tahun lalu. Sedangkan beban dari trans-aksi itu juga melonjak 71% men-jadi Rp17,81 triliun dibandingkan periode sama pada tahun lalu.

Untuk kelompok bank persero, bank umum nasional swasta devi-sa, dan bank pembangunan dae-rah rata-rata mencatatkan pertum-buhan pendapatan dari transaksi spot dan derivatif sekitar 40%.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk., mengakui transaksi treasury dila-kukan untuk memenuhi kebutuh-an nasabah juga. Misalnya, na -sa bah membutuhkan lindung nilai atau hedging dalam dolar AS, maka diperlukan transaksi trea sury.

“Jadi, bukan mencari keuntung-

an dari berspekulasi di pasar,” ujar nya.

Jahja menggambarkan treasury ibarat jantung dalam tubuh ma -nusia yang bertugas melakukan netralisir. Treasury, lanjutnya, menetralisir tiga hal yaitu likui-di tas, suku bunga, dan foreign ex change (Forex).

“Memang benar, ada beberapa bank asing yang melakukan spe-kulasi bisa untung juga, asal baca timing-nya bisa benar, tetapi kalau bagi kami itu bukan core bisnis,” ujarnya.

KRISIS GLOBALMuliaman memaparkan bebe-

rapa faktor yang menyebabkan kri sis keuangan global beberapa pe riode ke belakang. Dalam studi empiris International Monetary Fund (IMF) pada 2014, terdapat empat faktor yang menyebabkan krisis keuangan global.

Pertama, tingkat pertumbuhan

kredit yang drastis tidak diiringi dengan standar penyaluran yang baik sehingga menciptakan kredit bermasalah dalam jumlah besar. Kedua, apresiasi nilai aset yang berlangsung cepat, khususnya aset properti, sering digunakan se ba gai agunan kredit.

Ketiga, berhubungan dengan penciptaan instrumen-instrumen keuangan baru yang sering kali kompleks dan memiliki risiko yang kurang dipahami. Akhirnya, tidak terkelola dengan baik.

Keempat, terkait dengan libera-lisasi dan deregulasi sektor keu-angan yang antara lain memung-kinkan terjadinya pembauran antara bisnis bank investasi atau investment bank dengan bank ko mersial atau commercial bank. Adopsi model internal dalam ma-najemen risiko yang belum sepe-nuhnya seimbang dengan pening-katan kapasitas pengawas untuk pengujinya.

Aktivitas perbankan di pasar valas cukup do-minan dibandingkan de -ngan fungsi intermediasi.

JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan meminta komitmen perbankan untuk lebih aktif merea-lisasikan fungsi intermediasi. Regulator jasa keuangan itu menilai selama ini kegiatan

perbankan lebih dominan pada aktivitas di pasar valuta asing.

Pendapatan dari Keuntungan Transaksi Derivatif

2012 2013 2014 2015 feb-2015 feb-2016 %Bank Persero 3.734 6.235 5.639 7.864 1.354 1.896 40,02BUSN Devisa 4.710 13.849 10.428 20.628 4.173 6.097 46,1BUSN non-Devisa 2 3 2 2 0 0 -BPD 90 130 204 251 38 54 42,1Campuran 4.975 9.480 7.609 8.291 2.268 2.710 19,48Asing 18.751 28.911 26.874 70.663 11.098 18.063 62,75

Beban dari Kerugian Transaksi Derivatif

2012 2013 2014 2015 feb-2015 feb-2016 %Bank Persero 2.940 3.595 3.567 5.008 904 1.683 86,17BUSN Devisa 2.993 12.051 9.416 18.504 4.153 5.134 23,62BUSN non-Devisa 0 1 0 1 0 0 -BPD 75 92 178 210 32 50 56,25Campuran 3.821 7.395 5.973 6.827 1.982 2.542 28,25Asing 16.216 25.555 24.738 65.572 10.394 17.817 71,41

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK, diolah

Perkembangan Transaksi Spot dan Derivatif Perbankan Periode 2012 – 2016 (Rp Miliar)

BISNIS/HUSIN PARAPAT

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 30 April 2016