Perbandingan Relasi Antar Subjek Dalam Novel Лолита lolita ...
Transcript of Perbandingan Relasi Antar Subjek Dalam Novel Лолита lolita ...
Perbandingan Relasi Antar Subjek Dalam Novel Лолита /lolita/ Lolita Karya Vladimir Vladimirovich Nabokov Dan Film I Love You, Om... Karya
Aviv Elham: Tinjauan Eksistensialisme
Hendra Yudha Priyanto dan Thera Widyastuti
Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI), Depok 16424, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Artikel ini berisi tentang perbandingan relasi antara tokoh Humbert dan Dolores dalam novel Лолита /lolita/ Lolita Karya Vladimir Vladimirovich Nabokov dengan tokoh Dion dan Gaza dalam film I Love You, Om... Karya Aviv Elham. Metode yang digunakan adalah deskripis-analitis dan mengaitkannya dengan teori tokoh dan penokohan dan teori eksistensialisme. Berdasarkan hasil analisis, telah berhasil dibuktikan bahwa dalam kedua relasi tersebut terdapat proses dominasi yang dipengaruhi oleh status sosial tokoh. Kedua relasi yang terjadi sama-sama menghasilkan proses dominasi, namun Humbert lebih mendominasi Dolores dibandingkan Dion yang mendominasi Gaza. Hal tersebut disebabkan status sosial Humbert lebih tinggi dari status sosial Dion. Kata Kunci: Dominasi; Relasi; Status Sosial
Comparation of Subject Relation in the Novel Лолита /lolita/ Lolita by Vladimir
Vladimirovich Nabokov and I Love You, Om... Movie by Aviv Elham: An Existentialism Critic
Abstract
This article compares about relations of Humbert and Dolores in Лолита /lolita/ Lolita by Vladimir Vladimirovich Nabokov and Dion and Gaza in I Love You, Om… movie by Aviv Elham. This research is using method of descriptive analysisi combined with the association with the character and characterization theory and existentialism theory. Based on the analysis of this mini thesis, it is proved that both relations have domination caused by characters different social status. Both relations have dominations, but Humbert more dominates Dolores than Dion dominates Gaza. This is caused by Humberts higher social status than Dions social status. Keyword: Dominations; Relations; Social Status Pendahuluan Karya sastra merupakan salah satu hasil budaya yang diciptakan oleh manusia. Menurut
Aristoteles, sastra merupakan mimesis atau tiruan1, maka di dalam karya sastra seringkali kita
menemukan apa yang juga kita temukan dalam kehidupan nyata di sekitar kita. Sastra juga
menampilkan gambaran tentang kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan
sosial (Damono, 1979: 1). Secara lanjut, Damono menjelaskan bahwa masyarakat memegang
peran penting dalam suatu karya sastra. Apa yang dituangkan oleh penulis dalam sebuah
1 https://sites.google.com/site/nmeictproject/home/aristotle-s-objection-to-the-theory-of-mimesis. Diakses pada 28 Januari 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
karya sastra tentu saja merupakan penggambaran dari kenyataan yang ada karena setiap
penulis hidup dalam masyarakat dan penulis dipengaruhi oleh latar sosial dan masyarakat
yang ada. Wellek dan Warren menjelaskan bahwa suatu karya sastra menampilkan kehidupan
dari kenyataan sosial serta dunia subjektif manusia. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa relasi adalah bagian dari kenyataan sosial dan bagian dari dunia subjektif
manusia.
Relasi antar manusia atau juga disebut relasi antar subjek, merupakan salah satu hal yang
dikaji dalam filsafat eksistensialisme. Filsafat eksistensialisme sendiri merupakan suatu kajian
yang beranggapan bahwa suatu individu memiliki kebebasan untuk menentukan nasibnya
sendiri dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari pilihannya. Pada awalnya, filsafat
eksistensialisme yang dipelopori oleh Soren Aabye Kierkegaard, kemudian oleh Friedrich
Nietzsche hanya menitikberatkan pada permasalahan individu sebagai subjek yang mandiri
dan memiliki kemauan untuk menjalani hidupnya sendiri. Subjek bukan hanya instrumental
dan hanya bergantung pada zeitgeist atau semangat zaman yang diutarakan oleh Hegel. Pada
perkembangannya, filsuf-filsuf eksistensialisme lain, seperti Martin Buber, Martin Heidegger,
dan Jean-Paul Sartre juga membahas bagaimana subjek berelasi dengan subjek lain melalui
pemahaman atas keberadaan dirinya sendiri. Terkait dengan hal tersebut, filsafat
eksistensialisme tentu mengkaji tentang subjektifitas individu, pemahaman individu tentang
keberadaannya, hingga relasi yang tercipta antar individu atau subjek.
Kesetaraan relasi antar subjek atau adanya dominasi dari salah satu subjek dapat dilihat
dengan beberapa cara. Sartre, dalam kutipannya yang terkenal, “I am condemned to be free”
(1984: 439), mengungkapkan bahwa kebebasan manusia merupakan suatu hal yang sulit
untuk dijalani. Tidak sedikit manusia yang akhirnya masuk ke dalam kondisi bad faith, yaitu
keadaan dimana salah satu subjek secara tidak sadar membiarkan pilihannya dipilihkan oleh
subjek lain (Sartre, 1984). Hal ini merupakan salah satu contoh dimana salah satu subjek
mendominasi subjek lain karena salah satu subjek ‘mengecilkan’ dirinya sendiri sehingga
subjek ini berubah menjadi objek untuk subjek lain.
Martin Buber, dalam bukunya yang berjudul I and Thou (1937) menjelaskan tentang dua
macam relasi yang dikatakan sebagai I-It dan I-Thou. Buber menjelaskan bahwa relasi antar
dua manusia yang terjadi ini dibedakan melalui bagaimana suatu subjek melihat subjek
lainnya. Jika subjek melihat subjek lain hanya dengan pengalaman inderanya dan
mengobjektifikasikan subjek lain berdasarkan atribut yang ada padanya, maka relasi tersebut
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
adalah relasi yang disebut I-It. I-Thou berbeda dengan I-It, I-Thou melihat subjek lain tanpa
melakukan objektifikasi. I-Thou muncul sebagai relasi karena adanya kehadiran subjek lain,
bukan atribut-atribut. Hal ini juga dapat diartikan sebagai relasi antara subjek dengan objek
dan subjek dengan subjek.
Tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme memang banyak yang menuangkan pemikirannya
dalam karya sastra, sebut saja Jean-Paul Sartre, Fyodor Dostoevsky, dan Frans Kafka. Karena
fokus kajian filsafat eksistensialisme adalah manusia, maka karya sastra merupakan salah satu
media yang efektif untuk menjelaskan tentang filsafat eksistensialisme. Melalui sudut
pandang eksistensialisme, dapat dilihat bagaimana satu subjek mendominasi subjek lain, atau
apakah relasi antar subjek tersebut merupakan relasi antar subjek yang setara.
Pandangan tentang eksistensi manusia hanya dapat dikaji dalam karya sastra yang ditulis oleh
seorang tokoh eksistensialisme serta terpinggirkannya karya-karya sastra lain dalam kajian
eksistensialisme membuat penulis tertarik untuk mengkaji karya sastra non-eksistensialisme
dengan tinjauan eksistensialisme. Seperti telah dijelaskan sebelumnya tentang objek kajian
eksistensialisme, maka penulis akan mengulas dua relasi yang mengambil tema percintaan
antara perempuan muda dengan laki-laki yang umurnya terpaut cukup jauh di atasnya.
Dalam artikel ini penulis melakukan perbandingan karya sastra menggunakan dua bentuk
karya sastra yang berbeda. Perbedaan karya sastra ini ditinjau pada tempat dibuatnya karya
sastra, bahasa yang digunakan, serta bentuk karya sastra tersebut. Karya sastra pertama adalah
Лолита /lolita/ Lolita yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1955 di Paris oleh sastrawan
asal Rusia yaitu Vladimir Vladimirovich Nabokov. Karya sastra kedua adalah film I Love
You, Om… karya Aviv Elham yang dirilis pada tahun 2006.
Lolita merupakan mahakarya dari penulis Rusia Vladimir Nabokov. Nabokov lahir pada 23
April tahun 1899 di Saint Petersburg, Rusia. Ia tumbuh besar dalam lingkungan keluarga
bangsawan yang kaya-raya. Pada umur 15 tahun ia menulis sajak pertamanya serta
menerbitkan dua buku puisi sebelum meninggalkan sekolah. Pada tahun 1919, Nabokov dan
keluarganya meninggalkan Rusia dan pergi ke Inggris karena terjadinya Revolusi Bolshevik.
Di sana ia belajar sastra Perancis dan Rusia di Universitas di Cambridge. Novel pertama
Nabokov adalah Машенька /mašen’ka/ Masha yang diterbitkan dalam bahasa Rusia pada
tahun 1926 saat ia berada di Berlin. Setelah menerbitkan novel peramanya, ia menulis novel-
novel lainnya seperti Король, Дама, Валет /korol’, dama, valet/ Raja, Ratu, Penjahat (1928)
dan Защита Лужина /zaščita lužina/ Pertahanan Luzhin (1930) setelah ia pindah ke Paris
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
akibat kebangkitan Nazi di Jerman. Pada tahun 1940, Nabokov terpaksa pindah ke New York
karena terjadi perang dimana ia menerbitkan novel The Real Life Of Sebastian Knight (1941),
dan novel berbahasa Inggris pertamanya, serta maha karyanya, yaitu Lolita (1955). Nabokov
meninggal pada tahun 1977 karena infeksi virus di Montreux, Swiss.
Nabokov adalah salah satu sastrawan Rusia yang muncul pada abad 20. Ia termasuk ke dalam
golongan sastrawan émigré Rusia. Karya yang dihasilkan oleh para sastrawan yang harus
pergi meninggalkan wilayah kekaisaran Rusia sebagai akibat dari revolusi Bolsheviks ini
disebut sebagai sastra émigré. Pada abad tersebut juga muncul sebuah aliran baru dalam dunia
kesusastraan Rusia yang dinamakan aliran realisme sosialis atau sastra Soviet. Sastra Soviet
yang muncul sebagai akibat dari revolusi Bolshevik yang terjadi pada tahun 1917 menjadi alat
propaganda pemerintah. Dalam Lectures on Russian Literature (1981), Nabokov
menunjukkan bagaimana penggunaan sastra dalam penanaman ideologi serta tokoh dalam
karya sastra tersebut dilukiskan:
“…because every turn of the economic and political path implied a turn in
literature: one day the lesson would be “factories”; the next, “farms”; then, “the Red
Army”, and so on (what variety!)…” (1981: 15)
Melalui kutipan di atas dapat dilihat cara pemerintah Uni Soviet menggunakan karya sastra
sebagai alat propaganda. Hal ini mengundang banyak kecaman tokoh yang salah satunya
adalah Vladimir Nabokov. Ia mengatakan bahwa tidak benar-benar terdapat perbedaan antara
sastra Rusia pada era Uni Soviet dengan sastra yang diatur oleh kaum fasis barat (1981: 15).
Setelah dikenal sebagai sastrawan émigré Rusia, pada awal tahun 1950 Nabokov menjelma
menjadi penulis besar Amerika (Nelson, 2005: 1941).
Novel Lolita sendiri mendapatkan banyak penghargaan, serta dikatakan sebagai satu di antara
tiga novel paling berpengaruh di dunia oleh Majalah Time. Salah satu penghargaan yang
dicapai oleh novel Lolita adalah posisi ke empat dalam 100 novel terbaik menurut Modern
Library2. Selain Lolita, Nabokov juga banyak menulis novel lainnya, seperti Подвиг /podvig/
Kejayaan (1932), Отчаяние /otčajanie/ Keputusasaan (1934) dan Дар /dar/ Hadiah (1938)3.
Pada penelitian ini, penulis memilih novel Lolita karena ingin mengkaji tentang relasi antara
perempuan berusia 12 tahun dengan laki-laki berusia 37 tahun yang terdapat dalam novel ini.
2 http://www.modernlibrary.com/top-100/100-best-novels/. Diakses pada 1 Februari 2014. 3 http://www.libraries.psu.edu/nabokov/works.htm. Diakses pada 31 Januari 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Film I Love You, Om… merupakan film yang disutradarai oleh Widi Widjaya dan ditulis oleh
Aviv Elham4.. Selain film I Love You, Om…, Aviv Elham juga menulis naskah film lainnya
seperti Suster Ngesot (2007), Lawang Sewu (2007), dan Akibat Pergaulan Bebas 2 (2011).
Jika ditinjau dari segi kualitas, film I Love You, Om… memang tidak bisa dibandingkan
dengan novel Lolita, namun menurut Hutomo (1993: 8-9) karya sastra yang ingin
dibandingkan tidak terikat pada kualitasnya, tidak seperti sastra dunia yang terikat hanya
dengan karya agung.
Penulis memilih dua karya sastra ini karena adanya dua hubungan yang dihadirkan dengan
posisi perempuan berusia belasan dengan laki-laki berumur tiga puluhan. Tokoh Dolores dan
Dion merupakan anak perempuan berusia belasan tahun yang hidup hanya dengan ibunya.
Kemudian tokoh Humbert dan Gaza merupakan laki-laki yang baru muncul dalam kehidupan
Dolores dan Dion dan mampu menarik perhatian mereka berdua. Tokoh utama dalam kedua
karya ini memang berbeda. Dalam novel Lolita, Humbert sebagai laki-laki menjadi tokoh
utama, sedangkan dalam film I Love You, Om…, Dion sebagai perempuan menjadi tokoh
utama. Meskipun sex dan gender tokoh utama berbeda, namun hal tersebut bukan menjadi
fokus utama dalam penelitian ini.
Dion digambarkan sebagai seorang anak dalam keluarga yang berkecukupan namun tidak
mendapatkan cukup kasih sayang dari ibunya sebagai orang tua tunggal. Kehadiran Gaza
yang menemani Dion yang kesepian karena kesibukan ibunya menumbuhkan perasaan dari
dion untuk Gaza. Hingga pada akhirnya mereka berdua menjalin sebuah hubungan.
Sedangkan Dolores digambarkan sebagai seorang anak yang diasuh oleh ibunya yang
menyewakan kamar di rumahnya. Humbert yang memiliki kelainan orientasi seksual
kemudian mulai mendekati Dolores segera setelah Humbert menetap di kamar yang
disewakan oleh ibu Dolores. Setelah ibu Dolores meninggal, Humbert selaku ayah tirinya
membawa Dolores dan mereka pun menjalin sebuah hubungan yang ‘tidak biasa’.
Selain mendapatkan banyak penghargaan, novel Лолита /lolita/ Lolita juga menuai
kontroversi. Novel ini sempat dilarang beredar di beberapa negara, seperti Perancis, Inggris,
serta Afrika Selatan5 karena menggambarkan gairah seorang laki-laki dewasa kepada gadis
4 http://www.imdb.com/title/tt1059932/. Diakses pada 28 Januari 2014 5 http://www.independent.co.uk/arts-‐entertainment/books/features/banned-‐books-‐you-‐could-‐have-‐been-‐jailed-‐for-‐reading-‐1876200.html?action=gallery&ino=4. Diakses pada 4 Juli 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
berusia dua belas tahun6. Sama seperti Лолита /lolita/ Lolita, film I Love You, Om…juga
menuai kontroversi. Kata ‘Om’ dalam judul film tersebut dinilai memiliki penekanan
tersendiri dan seharusnya disaring melalui sensor7. Film I Love You, Om… juga dinilai hanya
menampilkan ‘kisah cinta tidak biasa’, yaitu tentang seorang anak remaja yang jatuh cinta
kepada laki-laki setengah baya8 dengan alur yang mudah ditebak9. Kedua karya tersebut
menuai kontroversi karena hubungan yang terjadi antara tokoh-tokohnya, namun tentunya
terdapat perbedaan tingkah laku dari tokoh-tokoh tersebut. Dari kisah kedua karya tersebut,
penulis ingin melihat relasi yang tercipta antara tokoh-tokoh yang akan dianalisis. Penulis
juga meyakini bahwa dengan status sosial yang berbeda maka akan terjadi dominasi oleh
salah satu subjek.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan persamaan dan perbedaan relasi antar
subjek tokoh Dolores Haze dengan Humbert Humbert dan Dion dengan Gaza serta untuk
melihat status sosial tokoh-tokoh tersebut menmpengaruhi relasi yang terjadi antara tokoh-
tokoh tersebut. Hal tersebut ditujukan untuk melihat bagaimana individu dengan status sosial
yang lebih tinggi akan mendominasi individu dengan status sosial yang lebih rendah.
Tinjauan Teoritis
Dalam membandingkan novel Lolita dan film I Love You, Om… penulis akan menggunakan
beberapa teori. Untuk mengkaji tentang relasi antar subjek, penulis mengkaji dari para tokoh,
maka teori pertama yang digunakan adalah teori tokoh dan penokohan. Tokoh adalah pelaku
yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita,
sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (Aminuddin, 1984, dalam
Siswanto, 2008: 143).
Latar menurut Hudson (Sudjiman, 1988: 44), terbagi menjadi latar sosial dan latar fisik. Latar
sosial menggambarkan keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat
kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan serta lain-lainnya yang melatari peristiwa. Latar fisik
mengacu pada bentuk fisik dalam sebuah cerita, yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya
(Siswanto, 2008: 150). 6http://www.lib.unimelb.edu.au/collections/special/exhibitions/bannedbooks/exhibition/nabokov.html. Diakses pada 4 Juli 2014. 7 http://tourismnews.co.id/category/movies/ketika-‐lembaga-‐sensor-‐film-‐katakan. Diakses pada 4 Juli 2014. 8 http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/i-‐love-‐you-‐om-‐film-‐baru-‐tentang-‐kisah-‐cinta-‐remaja-‐dmdlauz.html. Diakses pada 4 Juli 2014. 9 http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/i-love-you-om-cinta-itu-tak-punya-mata.html. Diakses pada 28 januari 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Teori sastra bandingan. Menurut Remak, dalam buku Sastera Perbandingan: Kaedah dan
Perspektif (1990:1) sastra bandingan adalah kajian sastra di luar batas-batas sebuah negara.
Kajian sastra bandingan di antaranya seperti karya sastra dengan karya sastra (sastra barat,
sastra timur tengah, dan sastra asia), karya sastra dengan seni lain (seni lukis, seni tari, seni
musik, dan film), dan karya sastra dengan ilmu lain (ilmu agama/filsafat, ilmu
sosiologi/antropologi, ilmu sejarah, dan ilmu psikologi). Ringkasannya, sastra bandingan
membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara lain dan membandingkan sastra
dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan kehidupan.
Teori filsafat eksistensialisme. Filsafat eksistensialisme merupakan salah satu cabang ilmu
filsafat yang membahas tentang eksistensi individu serta nasib individu yang dianggap
memiliki tanggung jawab untuk tindakan atas kehendak bebas tanpa pengetahuan tertentu
tentang apa yang benar atau salah serta baik atau buruk10. Teori eksistensialisme yang akan
digunakan dalam penelitian ini dijelaskan oleh beberapa tokoh, antara lain Martin Buber,
Martin Heidegger, dan Jean-Paul Sartre. Teori-teori filsafat eksistensialisme yang digunakan
dalam penelitian ini berkenaan dengan pemahaman subjek tentang dirinya, serta relasi yang
terjadi antar subjek.
Metode Penelitian dan Pendekatan
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
Metode penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian
dilanjutkan dengan melakukan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti
menguraikan (Ratna, 2006: 53).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik
menurut Wellek (1993: 79) adalah metode yang digunakan dalam analisis dengan melihat hal-
hal yang mempengaruhi karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri seperti alur, latar,
penokohan, tema, dan sebagainya. Sedangkan pendekatan ekstrinsik adalah metode yang
digunakan dalam penganalisisan karya sastra dengan melihat hal-hal dari luar yang
mempengaruhi karya sastra itu, seperti bidang ilmu filsafat yang dalam artikel ini membahas
filsafat eksistensialisme.
10 http://www.merriam-webster.com/dictionary/existentialism. Diakses pada 28 Maret 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Hasil Penelitian
Hal yang terjadi dalam relasi Humbert dan Dolores adalah sebagian besar dominasi dan
objektifikasi dari Humbert yang memiliki status sosial lebih tinggi. Dominasi Humbert
terhadap Dolores juga terjadi karena memang dimaksudkan oleh Humbert untuk
mendominasi Dolores. Dalam relasi ini, karena dominasi Humbert, Dolores tidak dapat
melihat pilihan-pilihan yang seharusnya ia miliki. Jika Dolores tidak dapat melihat
pilihannya, maka ia tidak dapat memilih dan tentu saja akibat dari hal tersebut Dolores tidak
akan bisa bertanggung jawab dan memahami konsekuensi atas pilihan yang ia buat sendiri. Ia
pun tidak bisa bereksistensi karena eksistensinya dibatasi oleh subjek lain.
Selain hal tersebut, sebagai akibat dari objektifikasi Humbert, Dolores tidak dapat
menampilkan diri secara seutuhnya sebagai subjek. Keberadaannya telah terbatasi oleh
prasangka-prasangka dan pengalaman masa lalu Humbert ke dalam atribut-atribut yang ada
pada dirinya. Dominasi yang dilakukan Humbert memang membuat Dolores menjadi objek
dan tidak mampu bereksistensi secara utuh, namun Humbert sebagai pusat relasi terlihat
mampu menunjukkan eksistensinya. Ia mampu memahami subjektifitasnya, hubungan dirinya
dengan waktu, serta konsekuensi atas pilihannya. Ia tidak memungkiri keinginan yang ada
dalam dirinya dan memahami dirinya yang berada dalam tahap estetis, sesuai dengan apa
yang dijelaskan oleh Kierkegaard sebagai tiga tahapan eksistensialisme (Kierkegaard, 2009:
246).
Hal berbeda ditunjukkan dalam relasi Dion dengan Gaza. Dion memang mendominasi Gaza
hampir sepanjang jalan cerita, namun ia mendominasi secara tidak ia sadari karena ia
mendominasi Gaza dengan atribut yang melekat padanya. Dengan kata lain juga dapat
disebutkan Gaza yang ‘mengecilkan’ dirinya sendiri karena tidak bisa bertanggung jawab atas
pilihannya. Selain itu perbedaan lainnya adalah Dion sejak awal menerima keutuhan Gaza,
melalui relasi I-Thou. Sejak awal Dion tidak pernah mereduksi Gaza ke dalam atribut-atribut
yang melekat padanya.
Jika dibandingkan dengan relasi Humbert dan Dolores, dominasi yang terjadi dalam relasi
Dion dengan Gaza dapat dikatakan lebih ‘lunak’, namun proses dominasi pasti menutup
pilihan sujek yang didominasi. Sama seperti Dolores, pilihan-pilihan yang seharusnya dapat
dipilih Gaza diberikan kepada Dion karena Gaza tidak mampu menanggung konsekuensi atas
pilihannya tersebut. Gaza yang tidak dapat memilih tersebut kemudian masuk ke dalam
kondisi bad faith dan membiarkan Dion memilihkan pilihan untuknya. Seperti yang telah
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
dijelaskan pada bab sebelumnya, subjek yang berada dalam kondisi bad faith tidak menyadari
bahwa dirinya berada dalam kondisi tersebut. Gaza merasa bahwa pilihan yang ia pilih adalah
pilihan yang berasal dari dirinya sendiri.
Dominasi Dion memang menyebabkan Gaza tidak dapat memahami eksistensinya dan
mengerti tentang kebebasannya, namun dalam relasi ini ia dapat menampilkan dirinya secara
utuh kepada Dion. Dion yang dari awal tidak mengobjektifikasi Gaza, memberikan
kesempatan kepada Gaza untuk bisa menampilkan dirinya tanpa batasan-batasan yang bisa
menyebabkan ia hanya bisa menampilkan beberapa atributnya. Hal lain yang menarik dari
relasi ini adalah Dion sebagai pusat subjek belum dapat memahami tentang being-nya secara
utuh. Ia belum bisa memahami apa yang dikatakan oleh Heidegger sebagai keterlemparan
subjek di dunianya. Hal tersebut terlihat dari bagaimana ia menyikapi posisinya sebagai
seorang anak dari ibu yang memiliki kesibukan karena harus mencari nafkah. Perbedaan
bentuk dominasi dan cara subjek membuat relasi merupakan hal yang menarik yang
dipengaruhi oleh status sosial tokoh.
Pembahasan
Bandingan Relasi Humbert Dengan Dolores Serta Dion Dengan Gaza.
Novel Lolita karya Nabokov dan film I Love You, Om… karya Aviv Elham memiliki
persamaan dan perbedaan, sehingga menarik untuk dibandingkan. Adanya dua relasi yang
melibatkan dua gadis belia dengan dua laki-laki dengan umur yang terpaut cukup jauh
menjadi hal yang menarik untuk dikaji, namun kedua relasi tersebut ditampilkan secara
berbeda. Hal tersebut terjadi karena perbedaan status sosial tokoh dalam novel dan film yang
telah dibahas di atas.Dalam relasi yang terjadi antara Humbert dengan Dolores serta Dion
dengan Gaza terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan yang sangat terlihat adalah
perbedaan usia antara Humbert dengan Dolores dan Dion dengan Gaza. Dolores dan Dion
sama-sama merupakan perempuan berusia dua belas tahun yang hanya tinggal dengan
ibunya.Dalam relasi yang terbentuk, terdapat perbedaan status sosial antara tokoh-tokoh yang
menjalin relasi . Dalam relasi Humbert dan Dolores, Humbert memiliki status sosial yang
lebih baik daripada Dolores. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“Я обсуждал советские фильмы с американскими литераторами. Я сидел с уранистами в кафе "Des Deux Magots". Я печатал извилистые этюды в малочитаемых журналах”. (29)
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
/”ja obsuždal sovwtskie fil’my s amerikanskimi literatorami. ja sidel s uranistami v kafe "Des Deux Magots". ja pečatal izvilistye ėtjudy v maločitaemyx žurnalax.”/
“Aku mendiskusikan film Soviet dengan penulis Amerika. Aku duduk dengan para uranist di kafe Des Deux Magots. Aku menerbitkan etude yang rumit di majalah dengan sedikit pembaca.
Melalui kutipan di atas dapat dilihat status sosial Humbert yang jelas-jelas lebih tinggi dari
Dolores. Ia adalah seorang kelahiran Prancis yang pernah kuliah di London serta
mendiskusikan film Soviet dengan penulis Amerika. Ia bahkan duduk bersama para utarist
dalam sebuah kafe. Hal itu menunjukkan status sosialnya yang berbeda dengan orang-orang
pada umumnya, sedangkan Dolores digambarkan sebagai seorang anak dari Charlotte Haze
yang menyewakan kamar di rumahnya yang ia akui sendiri sebagai rumah yang tidak rapi.
Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:
"Мой дом не очень опрятен, признаюсь" (85)
/”Moj dom ne očen’ oprjaten, priznajus’”/
“Rumah saya sangat tidak rapi, saya akui”
Kutipan di atas adalah salah satu contoh bagaimana Nabokov menggambarkan keadaan rumah
Dolores yang juga menjadi cerminan status sosialnya. Dolores juga digambarkan sebagai anak
yang biasa-biasa saja dan bahkan dikirim ke sebuah perkemahan musim panas karena
bertengkar dengan ibunya.
Dalam relasi Dion dan Gaza, Dion sebagai tokoh gadis malah memiliki status sosial yang
lebih tinggi daripada Gaza. Ia merupakan anak yang tumbuh dalam keluarga yang
berkecukupan, pernah tinggal di Amerika, serta dalam kesehariannya sering bercakap-cakap
menggunakan bahasa Inggris dengan Astari, ibunya. Hal tersebut dapat dilihat dalam dialog
berikut:
Dialog 1
Astari : Dion, don’t be such a baby!
Dion : Percuma punya mama, you never have time for me. Dion dicuekin. Dion kaya anak terlantar.
Astari : Jadi karena itu?
Dion : Yes!
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Penggambaran tentang status Dion tidak terlepas dari adegan-adegan yang menampilkan
kemewahan dalam hidupnya. Pada acara ulang tahunnya, Astari membuatkan pesta yang
mewah untuk Dion di sebuah kafe, serta mengundang sebuah grup musik. Hal tersebut
berbeda dengan Gaza yang hanya seorang karyawan di sebuah prenyewaan video, dan tinggal
di sebuah rumah susun yang kumuh. Bahkan pada hari ulang tahunnya, Dion yang menghias
kamarnya untuk merayakan ulang tahunnya tersebut.
Humbert dan Dion memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam relasi mereka dibandingkan
Dolores dan Gaza. Permasalahan Humbert adalah tokoh laki-laki dan Dion adalah tokoh
perempuan bukan merupakan masalah utama dalam analisis bandingan relasi ini. Adanya
dominasi akibat dari salah satu pihak yang memiliki status sosial yang lebih tinggi merupakan
hal yang dibahas dalam artikel ini.
Dominasi dalam sebuah relasi merupakan salah satu bahasan dalam filsafat eksistensialisme.
Martin Buber dan Jean-Paul Sartre adalah dua orang yang membahas tentang relasi dalam
pemikiran filsafat eksistensialisme mereka. Mereka percaya bahwa dalam suatu relasi ada dua
kemungkinan yang terjadi, yaitu kesetaraan antara dua individu, atau dominasi dari salah satu
pihak. Dominasi ini dapat menghasilkan relasi berupa subjek dengan objek atau yang disebut
dengan relasi I-It karena subjek tidak dapat memahami subjek lain sebagai keadaan yang
menyeluruh (Buber, 2010: 3). Kesetaraan hanya dapat terjadi apabila kedua subjek
memahami being-nya sendiri dan being subjek lain sebagai pasangan relasinya.
Dalam relasi Humbert dan Dolores, Humbert menjadi tokoh yang mendominasi subjek lain,
dalam hal ini adalah Dolores. Bentuk dominasi yang dilakukan oleh Humbert kepada Dolores
berjalan sejak awal pertemuannya melalui berbagai macam cara. Puncak dominasi tersebut
terjadi ketika Humbert melakukan perjalanannya hanya berdua dengan Dolores. Hal tersebut
dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“В тамошней гостинице у нас были отдельные комнаты, но посреди ночи она, рыдая, перешла ко мне и мы тихонько с ней помирились. Ей, понимаете ли, совершенно было не к кому больше пойти.” (332)
/”v tamošnej gostinice u nas byli otdel’nye komnaty, no posredi noći ona, rydaja, perešla ko mne u my tixon’ko s nej pomirilis’. ej ponimaete li, soveršenno bylo ne k komu bol’še pojti.”/
“Di hotel itu, kamar kami terpisah, tetapi pada tengah malam ia menangis berpaling kepada ku dan kami diam-diam berdamai dengannya. Dia, Anda tahu, benar-benar tidak ada tempat lain untuk pergi.”
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Kutipan di atas adalah puncak pengakuan dominasi Humbert atas Dolores. Humbert yang
merupakan ayah tiri Dolores dan mewarisi semua uang yang dimiliki oleh Charlotte Gaze
menggunakan keuntungannya untuk membuat Dolores merasa bergantung kepadanya.
Humbert dengan cerdik menutupi kemungkinan-kemungkinan Dolores untuk memilih untuk
meninggalkannya, meskipun sebenarnya Dolores dapat melakukan hal tersebut. Dolores
sendiri sebenarnya sudah berusaha mengimbangi dominasi Humbert tanpa ia sadari, namun
kecerdikan Humbert membuatnya bisa tetap memiliki Dolores untuk waktu yang lama. Hal
ini juga tidak terlepas dari rasa cemas Dolores atas konsekuensi pilihan yang bisa ia lakukan.
Kecemasan yang ia alami tidak membuatnya memahami tentang konsekuensi pilihannya,
melainkan mendorongnya mundur dan membiarkan dirinya memilih pilihan yang telah
dipilihkan oleh Humbert. Dengan cerdik, Humbert memanfaatkan kondisi Dolores tersebut
untuk mengarahkannya memilih pilihan yang telah dipilihkan untuknya.
Dalam relasi Humbert dan Dolores, Humbert sebagai subjek yang mendominasi tentu saja
memiliki maksud tersendiri. Ia mengarahkan pilihan Dolores sesuai dengan apa yang ia
inginkan agar ia dapat memiliki Dolores. Di sisi lain, Dolores juga mendapat keuntungan dari
relasi yang terjadi di antara keduanya. Dolores dapat memiliki apa yang ia inginkan dengan
hanya memintanya kepada Humbert. Selain itu, sebagai seorang anak yatim piatu, ia memang
tidak memiliki tempat lain untuk pergi kecuali kepada Humbert.
Berbeda dengan relasi antara Humbert dan Dolores, dalam relasi Dion dengan Gaza, justru
Dion yang mendominasi Gaza. Statusnya sebagai seorang anak yang kesepian karena tidak
memiliki ayah dan sering ditinggal oleh ibunya malah menjadi senjata untuk mempengaruhi
pilihan Gaza. Hal tersebut dapat dilihat dalam dialog berikut:
Dialog 2
Didi : Ya terus sekarang apa yang mau lo lakuin?
Gaza : Itu yang bikin gua bingung. Gua nggak mungkin ngehindarin dia.
Didi : Kenapa?
Gaza : Gua nggak mau nyakitin dia. Dia itu nggak punya siapa-siapa kecuali mamanya yang selalu sibuk dan nggak pernah punya waktu buat dia. Papanya meninggal waktu dia umur lima taun.
Didi : Tapi, kalo lo terus jalanin ini apa nggak lebih bahaya, Za? Nanti lo balik jatuh cinta lagi ke dia.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Dalam kutipan di atas terlihat bagaimana Gaza tidak tahu harus berbuat apa. Ia bahkan merasa
tidak bisa dan tidak boleh meninggalkan Dion, meskipun sebenarnya ia bisa melakukannya.
Berbeda dengan bentuk dominasi yang dilakukan oleh Humbert yang dilakukan secara
disadari, dominasi yang dilakukan oleh Dion terjadi tanpa ia sadari. Pilihan Gaza untuk
meninggalkan Dion seakan tidak ada karena ia terdominasi oleh bayangannya akan sosok
Dion yang kesepian. Pilihan Gaza untuk tidak meninggalkan Dion didorong oleh rasa cemas
taas konsekuensi yang akan muncul sebagai akibat dari pilihannya untuk meninggalkan Dion.
Rasa cemas yang seharusnya bisa menjadi hal positif untuk menyiapkan antisipasi pilihan
berubah menjadi rasa takut atas sosok Dion yang dianggapnya akan merasa tersakiti jika ia
meninggalkannya.
Tujuan Dion mendominasi Gaza tentu saja karena ia mencintai Gaza dan ia ingin Gaza
menjadi kekasihnya. Melalui relasinya dengan Gaza, Dion menemukan sosok yang mampu
menemaninya dengan posisi yang lebih dari sekedar teman. Dion melihat sosok Gaza sebagai
laki-laki yang ia kagumi sekaligus dapat melindunginya. Dalam relasinya dengan Dion, Gaza
menemukan sosok perempuan yang dapat mengubah cara berpikirnya. Dion yang memang
mengagumi Gaza juga sering mengunjungi tempat tinggal Gaza serta membilkan makanan
untuknya.
Melalui tinjauan eksistensialisme tentang relasi yang dijelaskan oleh Martin Buber, penulis
melihat bagaimana proses perubahan bentuk relasi yang terjadi. Humbert pada awalnya
memang menemui sosok Dolores melalui pengalaman indrawi dan pengalaman masa lalunya,
namun pada akhirnya ia menemui sosok Dolores melalui rahmat. Humbert menemui Dolores
yang sudah berusia tujuh belas tahun serta tengah mengandung bayi dan ternyata ia masih
memiliki perasaan yang sama seperti ketika ia mencintai Dolores yang berusia dua belas
tahun. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“Все равно, даже если эти ее глаза потускнеют до рыбьей близорукости и сосцы набухнут и потрескаются, а прелестное, молодое, замшевое устьице осквернят и разорвут роды, − даже тогда я все еще буду с ума сходить от нежности при одном виде твоего дорогого, осунувшегося лица, при одном звуке твоего гортанного молодого голоса, моя Лолита.” (668)
/”vse ravno, daže esli ėti ee glaza potusknejut do ryb’ej blizorkosti i soscy nabuxnut i potreskajutsja, a prelestnoe, molodoe zamševoe ust’ice oskvernjat i razorvut rody, − daže togda ja vse ešče budu s uma sxodit’ ot nežnosti pri odnom vide tvoego gormannogo molodogo golosa moja lolita.”/
“Tidak masalah, bahkan jika matanya akan memudar menjadi ikan yang rabun dan puting payudaranya membengkak dan pecah-pecah, dan stoma lunaknya yang
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
muda dan indah tercemar dan sobek saat melahirkan, bahkan aku masih bisa menggila melalui kelembutan sosok indahmu, wajah lesumu, melalui salah satu suara parau mudamu, Lolitaku.”
Kutipan tentang perasaan Humbert di atas memperlihatkan bahwa ia akhirnya dapat menemui
sosok Dolores dalam relasi I-Thou. Ia merengkuh keseluruhan dari diri Dolores. Bukan lagi
karena persamaannya dengan kekasih masa kecilnya, dengan kulit coklatnya atau pun rambut
coklatnya. Pada tahap ini, Dolores dapat menampilkan diri seutuhnya terhadap Humbert
sebagai pihak I dalam relasi I-Thou. Batasan yang tercipta karena prasangka serta khayalan
Humbert telah hilang dan ia dapat menerima kehadiran Dolores yang ada di depannya.
Berbeda dengan Humbert, Dion sebagai tokoh utama dalam film I Love You, Om… justru
pada awalnya telah menerima sosok Gaza seutuhnya. Ia yang bahkan belum mengenal Gaza
secara dekat sebelumnya, mau mengikuti apa yang dikatakan oleh Gaza untuk pergi ke
sekolah.
Baik novel Lolita maupun film I Love You, Om… sama-sama menyajikan dua relasi yang
tercipta antara gadis berusia dua belas tahun dengan laki-laki yang berusia terpaut cukup jauh.
Kedua karya ini juga menggambarkan perbedaan status sosial yang ada dalam relasi tersebut.
Dominasi dan objektifikasi memang pasti akan terjadi dalam sebuah relasi antar individu,
namun dominasi dan objektifikasi tersebut dapat hilang jika subjek memahami being-nya dan
memahami subjek lainnya secara menyeluruh, tidak hanya secara partikular.
Kesimpulan
Karya sastra merupakan salah satu media untuk mempelajari tentang manusia. Saat ini, dalam
sebuah karya sastra, sosok manusia tidak lagi hanya menjadi sekedar tokoh yang dikaji
penokohannya, melainkan telah berkembang ke dalam berbagai bidang ilmu. Bidang ilmu
filsafat eksistensialisme sebagai bidang ilmu yang mengkaji tentang manusia sering
menggunakan karya sastra sebagai bahan kajiannya. Kajian tentang manusia ini sendiri juga
meliputi relasi yang terjadi antar individu.
Seperti telah dijelaskan dalam pendahuluan, topik penelitian dalam artikel ini adalah
perbandingan relasi yang terjadi dalam novel Lolita dan film I Love You, Om…. Dua karya
yang dibandingkan tentu memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan yang terlihat jelas
adalah relasi yang terbentuk antara dua tokoh dengan perbedaan umur dan status sosial.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Melalui tinjauan eksistensialisme, penulis mencoba melihat proses dominasi yang terjadi
dalam sebuah relasi, serta pihak mana yang mendominasi.
Dalam filsafat eksistensialisme dijelaskan bahwa subjek tidak dapat dikatakan memiliki
eksistensi apabila ia tidak memiliki relasi dengan subjek lain. Relasi yang ideal, dijelaskan
oleh filsafat eksistensialisme merupakan relasi yang setara. Relasi ini merupakan sebuah
relasi dimana subjek yang berelasi memahami being-nya serta being subjek lain yang berelasi
dengannya. Subjek akan menghargai dan memahami pilihan dari subjek lain serta memahami
konsekuensi tentang pilihannya. Jika subjek yang terlibat dalam relasi tersebut tidak dapat
memahami being-nya, kepemilikan atas dirinya, serta konsekuensi dari pilihannya, maka akan
terjadi proses dominasi. Sebenarnya proses dominasi yang terjadi dalam sebuah relasi antar
subjek merupakan hal yang wajar. Setiap individu cenderung mengobjektifikasi subjek lain
dan mendominasinya. Begitu pula yang terjadi dalam relasi Humbert dengan Dolores, serta
Dion dengan Gaza.
Tokoh Humbert dalam novel Lolita mendominasi tokoh Dolores, sedangkan Dion dalam film
I Love You, Om… mendominasi tokoh Gaza, namun proses dominasi yang mereka lakukan
berbeda. Hal tersebut dikarenakan perbedaan posisi status sosial yang lebih tinggi. Humbert
yang memiliki status sosial lebih tinggi dari Dolores adalah sosok laki-laki berusia 37 tahun,
sedangkan Dion yang memiliki status sosial lebih tinggi dari Gaza adalah sosok perempuan
berusia 12 tahun.
Relasi antara Humbert dan Dolores yang ditampilkan oleh Nabokov terjadi karena adanya
ketertarikan Humbert pada sosok Dolores. Ketertarikan ini kemudian memicu sebuah relasi
yang diperjuangkan oleh Humbert melalui berbagai proses dominasi. Dominasi yang
dilakukan oleh Humbert benar-benar dilakukan secara sadar dan memang dimaksudkan untuk
membuat Dolores tidak mampu melihat pilihan-pilihan yang sebenarnya dapat ia pilih.
Humbert sebagai pusat relasi juga pada awalnya selalu mengobjektifikasi sosok Dolores.
Atribut-atribut yang ada pada diri Dolores dicocokan dengan sosok kekasih masa kecilnya,
namun akhirnya Humbert mampu melihat sosok Dolores secara utuh. Ia yang pada awalnya
tertarik pada Dolores karena atributnya sebagai gadis berusia 12 tahun ternyata bisa menerima
Dolores yang telah berusia 17 tahun. Humbert pada akhirnya mampu merengkuh keseluruhan
dari diri Dolores tanpa mengabaikan satu atribut apa pun dalam dirinya.
Hal yang berbeda ditampilkan oleh Aviv Elham dalam relasi Dion dengan Gaza. Relasi ini
terjadi karena ketertarikan Dion kepada Gaza. Sama seperti Humbert, Dion juga melakukan
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
proses dominasi terhadap pasangan relasinya. Perbedaannya adalah bentuk dominasi Dion
yang paling kuat terhadap Gaza bukan bentuk dominasi yang dilakukan secara sadar dan
memang dimaksudkan untuk mendominasi Gaza. Perbedaan lain juga terdapat pada
bagaimana Dion menemui sosok Gaza. Sejak awal, Dion sudah menemui Gaza melalui relasi
I-Thou. Dion sebagai I tidak mereduksi atribut-atribut yang ada pada Gaza. Ia melihat Gaza
sebagai keutuhan subjek dengan melihat kehadirannya.
Kedua karya ini menampilkan dua relasi yang terjadi antara perempuan berusia 12 tahun
dengan laki-laki berusia lebih tua dengan usia yang cukup jauh. Humbert berusia 37 tahun,
sedangkan Gaza berusia 27 tahun. Perbedaan relasi yang terjadi disebabkan oleh perbedaan
posisi status sosial tokoh yang berelasi. Bentuk relasi yang ditampilkan dalam kedua karya ini
juga sangat menarik dengan cara para tokoh bertindak dan menggambarkan pasangan
relasinya. Hal-hal tersebut ditampilkan dengan bentuk berbeda karena perbedaan latar kedua
cerita. Dalam kedua relasi yang terjadi dalam dua karya tersebut terdapat dominasi oleh salah
satu tokoh. Proses dominasi tersebut terjadi karena perbedaan status sosial tokoh, karena itu
penelitian ini membuktikan hipotesis yang ada pada awal penelitian ini.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya penulis berharap agar dapat mendalami pembahasan dalam
artikel ini serta mencari permasalahan lain yang dapat diangkat dalam korpus penelitian ini.
Kemudian, penulis juga berharap permasalahan dalam artikel ini dapat dibahas melalui teori
lainnya yang bersangkutan.
Daftar Referensi Sumber Buku
Alexandrov, Vladimir E. (1995). The Garland Companion to Vladimir Nabokov. Great
Britain: Routledge.
Buber, Martin. (2010). I and Thou. (Ronald Gregor Smith, Penerjemah) New York: Martino
Fone Books.
Friedman, Maurice Stanley. (1955). Martin Buber: The Life of Dialogue. Chicago: The
University of Chicago Press.
Heidegger, Martin. (1996). Being and Time. New York: State University of New York Press.
Kierkegaard, Soren Aabye. (2009). Concluding Unscientific Postcript. (Alastair Hannay,
Penerjemah) New York: Cambridge University Press.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Nabokov, Vladimir Vladimirovich. (2003). Лолита. МОСКВА: АСТ МОСКВА.
------------------------------------------.. (2010). Lolita. New York: Random House, Inc.
------------------------------------------. (1981). Lectures on Russian Literature. San Diego: A
Harvest Book.
Nelson, Emmanuel S. (ed). (2005). The Greenwood Encyclopedia of Multiethnic American
Literature: Volume IV, N-S. Westport: Greenwood Press.
Nietzsche, Friedrich. (2007). On The Genealogy of Morality. (Carol Diethe, Penerjemah).
New York: Cambridge University Press.
Nyoman Kutha Ratna. (2006) Teori, Metode, dan Tekhnik Penelitian Sastra: Dari
Strukturalisme Hingga Poststrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sapardi Djoko Damono. (1979). Sosiologi Sastra : Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sartre, Jean-Paul. (1984). Being and Nothingness. (Hazel E. Barnes, Penerjemah). New York:
Washington Square Press.
Stallnecht, Newton P dan Horst Frenz. (1990). Sastera perbandingan: Kaedah dan perspektif.
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia.
Suripan Sadi Hutomo. (1993). Merambah Matahari: Sastra dalam Perbandingan. Surabaya:
Gaya Masa.
Wahyudi Siswanto (ed). (2008). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.
Wellek, Rene & Austin Warren. (1993). Teori Kesusastraan. (Prof. DR. Melanie Budianta,
Penerjemah). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Film
Widi Widjaya dan Jeremias Nyangoen. (2006). I Love You, Om…. Gunja Film, Jakarta. Sumber Jurnal
Agus. R. Sarjono. (2013). Sastra Bandingan Sebagai Tantangan. JURNALKRITIK No. 4
Tahun III. 2013.
Sumber Internet
Dieter E. Zimmer. (t. thn). Covering Lolita. Diakses dari
http://www.dezimmer.net/Covering%20Lolita/LoCov.html pada 12 Juli 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
Gradesavers. (t. thn). Biography of Vladimir Nabokov (1899-1977). Diakses dari
http://www.gradesaver.com/author/vladimir-nabokov/ pada 1 Februari 2014.
IMDB. (2006). I Love you, Om…. Diakses dari http://www.imdb.com/title/tt1059932/ pada 28
Januari 2014.
Internet Encyclopedia of Philosophy. (t. thn). Existentialism. Diakses dari
http://www.iep.utm.edu/existent/ pada 29 Maret 2014.
Kapanlagi.com. (2006). 'I LOVE YOU, OM..' Cinta Itu Tak Punya Mata.... Diakses dari
http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/i-love-you-om-cinta-itu-tak-punya-
mata.html pada 28 januari 2014.
Kapanlagi.com. (2006). ‘I LOVE YOU, OM..’, Film Baru Tentang Kisah Cinta Remaja.
Diakses dari http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/i-love-you-om-film-
baru-tentang-kisah-cinta-remaja-dmdlauz.html pada 4 Juli 2014.
Literary Theory And Criticsm. (t. thn). Aristotle’s Objection to the Theory of Mimesis.
Diakses dari https://sites.google.com/site/nmeictproject/home/aristotle-s-objection-to-
the-theory-of-mimesis pada 28 Januari 2014.
Merriam-Webster. (t.thn). Existensialism. Diakses dari http://www.merriam-
webster.com/dictionary/existentialism pada 28 Maret 2014.
Modern Library. (t. thn). 100 Best Novel. Diakses dari http://www.modernlibrary.com/top-
100/100-best-novels/ pada 1 Februari 2014.
PennState University Libraries. (t. thn). Сочинения. Diakses dari
http://www.libraries.psu.edu/nabokov/works.htm pada 31 Januari 2014.
Routledge. (t. thn). Nietzsche on Master and Slave Morality. Diakses dari
http://cw.routledge.com/textbooks/alevelphilosophy/data/A2/Nietzsche/NietzscheMast
erSlave.pdf pada 15 Juni 2014.
Sinema Indonesia. (2007). I Love You, Om… (2006). Diakses dari http://sinema-
indonesia.com/neo/2007/04/02/i-love-you-om-2006/ pada 27 Juli 2014.
Stanford Encyclopedia of Philosophy. (2007). Martin Buber. Diakses dari
http://plato.stanford.edu/entries/buber/ pada 29 Maret 2014.
Stanford Encyclopedia of Philosophy. (2010). Existentialism. Diakses dari
http://plato.stanford.edu/entries/existentialism/ pada 29 Maret 2014.
Stanford Encyclopedia of Philosophy. (2011). Martin Heidegger. Diakses dari
http://plato.stanford.edu/entries/heidegger/ pada 29 Maret 2014.
Stanford Encyclopedia of Philosophy. (2011). Jean Paul Sartre. Diakses dari
http://plato.stanford.edu/entries/sartre/ pada 29 Maret 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014
The Independent. (t. thn). Banned: Books You Could have Been Jailed For Reading. Diakses
dari http://www.independent.co.uk/arts-entertainment/books/features/banned-books-
you-could-have-been-jailed-for-reading-1876200.html?action=gallery&ino=4 pada 4
Juli 2014.
The University of Melbourne. (2010). Vladimir Nabokov, Lolita (banned 1958-1965).
Diakses dari
http://www.lib.unimelb.edu.au/collections/special/exhibitions/bannedbooks/exhibition
/nabokov.html pada 4 juli 2014.
Tourismnews.co.id. (t. thn). Ketika Lembaga Sensor Film Katakan. Diakses dari
http://tourismnews.co.id/category/movies/ketika-lembaga-sensor-film-katakan. Pada 4
juli 2014.
Perbandingan relasi antar..., Hendra Yudha Priyanto, FIB UI, 2014