Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku...

6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Abstrak - Jalan Sindang barang-Cidaun terletak di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Jalan tersebut akan menghubungkan Kecamatan Sindang Barang dengan Kecamatan Cidaun..Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan lentur, alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi perkerasan kaku. Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang paling sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang-Cidaun ini. Analisa ekonomi dilakukan setelah kita merencanakan kedua jenis perkerasan tersebut. Kemudian hasil perbandingan terhadap penggunaan setiap jenis konstruksi perkerasan tersebut dievaluasikan sehingga diketahui jenis konstruksi perkerasan jalan yang paling sesuai untuk digunakan berdasarkan kondisi lapangan. Dari hasil perhitungan didapatkan tebal perkerasan lentur dengan susunan Surface Course dari Laston 15 cm, Base Course dari Batu Pecah Kelas B (CBR 80%) 20 cm, dan Sub Base Course dari Sirtu Kelas A (CBR 70%) 25 cm. Tebal konstruksi perkerasan kaku dengan susunan Surface Course dari Pelat Beton K-350 26 cm, Sub Base Course dari Sirtu kelas A (CBR 70%)20 cm, Dowel ϕ 32 – 300 mm, dan Tie Bars D 12 – 780 mm. Dari analisis ekonomi diperoleh B/c untuk perkersan lentur sebesar 155,22 dan B/C untuk perkerasan kaku sebesar 157,13. Sehingga dapat dimbil kesimpulan bahwa akan lebih menguntungkan apabila Jalan Sindang Barang – Cidaun ini menggunakan perkerasan kaku Kata kunci : Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, Analisa Ekonomi, Sindang Barang-Cidaun. I. PENDAHULUAN Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam rangka meningkatkan perkembangan di bidang ekonomi, industri dan perdagangan di Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui dinas terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum merencanakan membangun jalan Sindang Barang-Cidaun. Bila dilihat dari lokasinya, jalan Sindang Barang-Cidaun terletak di tepi laut selatan Pulau Jawa sehingga diperkirakan jalan tersebut di kemudian hari akan terendam air pasang (rob) yang memiliki kandungan keasaman yang tinggi. Semakin tinggi tingkat keasaman air yang merendam, semakin merusak konstruksi jalan dengan perkerasan lentur (Prabowo,2003). Sehingga perlu adanya altenatif lain dalam perencanaan perkerasan jalan Sindang Barang-Cidaun. Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan lentur, alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi perkerasan kaku. Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang paling sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang- Cidaun ini. Analisa ekonomi dilakukan setelah kita merencanakan kedua jenis perkerasan tersebut. Kemudian hasil perbandingan terhadap penggunaan setiap jenis konstruksi perkerasan tersebut dievaluasikan sehingga diketahui jenis konstruksi perkerasan jalan yang paling sesuai untuk digunakan berdasarkan kondisi lapangan II. METODOLOGI Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Metodologi Tugas Akhir Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang – Cidaun, Cianjur. Muhamad Yodi Aryangga, Anak Agung Gde Kartika, ST., MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]

Transcript of Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku...

Page 1: Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-33249-3109100039-paper.pdf · JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 beberapa ketentan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

1

Abstrak - Jalan Sindang barang-Cidaun terletak di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Jalan tersebut akan menghubungkan Kecamatan Sindang Barang dengan Kecamatan Cidaun..Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan lentur, alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi perkerasan kaku. Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang paling sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang-Cidaun ini. Analisa ekonomi dilakukan setelah kita merencanakan kedua jenis perkerasan tersebut. Kemudian hasil perbandingan terhadap penggunaan setiap jenis konstruksi perkerasan tersebut dievaluasikan sehingga diketahui jenis konstruksi perkerasan jalan yang paling sesuai untuk digunakan berdasarkan kondisi lapangan. Dari hasil perhitungan didapatkan tebal perkerasan lentur dengan susunan Surface Course dari Laston 15 cm, Base Course dari Batu Pecah Kelas B (CBR 80%) 20 cm, dan Sub Base Course dari Sirtu Kelas A (CBR 70%) 25 cm. Tebal konstruksi perkerasan kaku dengan susunan Surface Course dari Pelat Beton K-350 26 cm, Sub Base Course dari Sirtu kelas A (CBR 70%)20 cm, Dowel ϕ 32 – 300 mm, dan Tie Bars D 12 – 780 mm. Dari analisis ekonomi diperoleh B/c untuk perkersan lentur sebesar 155,22 dan B/C untuk perkerasan kaku sebesar 157,13. Sehingga dapat dimbil kesimpulan bahwa akan lebih menguntungkan apabila Jalan Sindang Barang – Cidaun ini menggunakan perkerasan kaku

Kata kunci : Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, Analisa Ekonomi, Sindang Barang-Cidaun.

I. PENDAHULUAN Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang

memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam rangka meningkatkan perkembangan di bidang ekonomi, industri dan perdagangan di Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui dinas terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum merencanakan membangun jalan Sindang Barang-Cidaun. Bila dilihat dari lokasinya, jalan Sindang Barang-Cidaun terletak di tepi laut selatan Pulau Jawa sehingga diperkirakan jalan tersebut di kemudian hari akan terendam air pasang (rob) yang memiliki kandungan keasaman yang tinggi. Semakin tinggi tingkat keasaman air yang merendam, semakin merusak konstruksi jalan dengan perkerasan lentur (Prabowo,2003). Sehingga perlu adanya altenatif lain dalam perencanaan perkerasan jalan Sindang Barang-Cidaun. Selain menggunakan Konstruksi Perkerasan

lentur, alternatif lain yang biasa digunakan adalah konstruksi perkerasan kaku.

Dari kedua jenis perkerasan diatas, perlu dilakukan analisa dari segi ekonomi jalan raya (biaya dan perawatannnya). Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis perkerasan apa yang paling sesuai untuk pembangunan jalan Sindang Barang-Cidaun ini. Analisa ekonomi dilakukan setelah kita merencanakan kedua jenis perkerasan tersebut. Kemudian hasil perbandingan terhadap penggunaan setiap jenis konstruksi perkerasan tersebut dievaluasikan sehingga diketahui jenis konstruksi perkerasan jalan yang paling sesuai untuk digunakan berdasarkan kondisi lapangan

II. METODOLOGI Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Metodologi Tugas Akhir

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek

Jalan Sindang Barang – Cidaun, Cianjur. Muhamad Yodi Aryangga, Anak Agung Gde Kartika, ST., MSc.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]

Page 2: Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-33249-3109100039-paper.pdf · JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 beberapa ketentan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

2

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peramalan Jumlah Penduduk, PDRB dan PDRB perkapita Metode yang digunakan pada peramalan ini adalah metode

regresi linier dengan selisih kuadrat terkecil, Regresi linier adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan persamaan garis linier sebagai dasar perhitungan peramalan selama usia rencana. Persamaan regresi linier untuk jumlah pendduduk, PDRB, dan PDRB perkapita dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Persamaan Regresi Linier Data R

Jumlah Penduduk 0.84184

PDRB 0.9979

PDRB Perkapita 0.99338

Persamaan Regresi Linier

Y= 14213.4X-26379409

Y= 336131.071X-667304077.9

Y= 718924.712X - 1426584489 B. Peramalan Jumlah Kendaraan Faktor Pertumbuhan lalu Lintas

Faktor pertumbuhan didapatkan dengan mencari selisih angka perkiraan tahun yang ditinjau dengan angka perkiraan tahun sebelumnya, kemudian dibagi dengan angka perkiraan tahun sebelumnya. Sebagai contoh, dari tabel 5.4 didapatkan jumlah penduduk pada tahun 2014 diramalkan sebanyak 2.246.379 jiwa, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 2.232.165 jiwa. Dengan demikian, perhitungan faktor pertumbuhan angkutan umum dan bus pada 2014 adalah :

Faktor pertumbuhan = = 0,00636

Trip Assignment Perhitungan trip assignment diperlukan untuk mengetahui

prosentase kendaraan yang melalui dan membebani suatu jalan. Metode yang digunakan dalam perhitungan trip assignment ini adalah grafik Diversion Curve . Penggunaan Grafik Diversion Curve cukup sederhana yaitu dengan cara membandingkan 2 kondisi jalan yang memiliki tipe dan kelas jalan yang sama. dilakukan analisa terhadap jarak dan travel time kemudian diplot pada grafik Diversion Curve. Analisa tersebut kemudian disajikan dalam perhitungan berikut :

Rute A = Tasikmalaya – Sukabumi ( Lewat Sindang Barang) Panjang rute A = 312,3 km Kecepatan rencana rute A = 80 km/jam Travel time rute A = 312,3km / 80km/jam

= 3.904 jam = 234,225 menit Rute B = Tasikmalaya – Sukabumi ( Lewat Cianjur)

Panjang rute B = 202 km Kecepatan rencana rute B = 60 km/jam Travel time rute B = 202km / 60km/jam

= 3.367 jam = 202 menit Travel Time Ratio

= Travel time rute A / Travel time rute B = 234,225 / 202 = 1,16

Nilai Travel Time Ratio kemudian diplot pada grafik Diversion curve untuk mendapatkan persebaran kendaraan yang melewati kedua rute tersebut seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.

68 1,16

Gambar 2 Grafik diversion curve Sehingga dari perhitungan diatas didapatkan persebaran sebesar 32% kendaraan melewati rute Selatan (Sindang Barang) dan 68% kendaraan melewati rute utara (Cianjur). Peramalan Volume Kendaraan

Dari Trip Assignment didapatkan prosentase kendaraan yang melewati Sindang Barang – Cidaun sebesar 32% dari jumlah keseluruhan kendaraan. Volume masing-masing jenis kendaraan yang melewati Jalan Sindang Barang – Cidaun dapat dihitung dengan mengalikan prosentase kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan volume jenis kendaraan tersebut.

Sebagai contoh, untuk perhitungan kendaraan yang melewati Jalan Sindang Barang - Cidaun pada tahun 2013, jumlah Small bus (SB), yang lewat diprediksi sebesar 309 kendaraan untuk arah Sukabumi - Tasikmalaya. prosentase jumlah kendaraan yang melewati Jalan Sindang Barang – Cidaun pada arah Sukabumi - Tasikmalaya adalah 32% maka jumlah SB yang melewati Jalan pada arah mojoagung-trowulan pada tahun 2013 adalah:

Vol.SB Jalan Sindang Barang - Cidaun = 32% x 309 = 99 kendaraan

Dengan faktor pertumbuhan kendaraan telah diketahui, maka dapat diramalkan pertumbuhan volume kendaraan yang akan melewati Jalan Sindang Barang - Cidaun selama usia rencana. Jumlah total kendaraan kemudian dikalikan dengan faktor pertumbuhan kendaraan, kemudian ditambah dengan volume kendaraan tahun sebelumnya. Sebagai contoh jumlah sepeda motor yang melewati Jalan Sindang Barang - Cidaun pada tahun 2010 adalah 1213, Sedangkan dari tabel 5.5 didapatkan faktor pertumbuhan kendaraan pribadi pada 2011 adalah 0,01925. Dengan demikian, perhitungan jumlah sepeda motor yang melewati Jalan Sindang Barang – Cidaun pada tahun 2011 adalah:

Jumlah kendaraan = (1213*0,01925) + 1213 = 1343.

C. Perencanaan Perkerasan Lentur Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Dalam perencanaan perkerasan jalan untuk Jalan Sindang Barang - Cidaun ini digunakan perencanaan konstruksi bertahap perkerasan lentur dengan menggunakan Metode Analisa Komponen (Cara Bina Marga). Adapun

Page 3: Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-33249-3109100039-paper.pdf · JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 beberapa ketentan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

3

beberapa ketentan dalam perencanaan tebal perkerasan lentur disini adalah sebagai berikut : Peranan jalan = Jalan Arteri Tipe Jalan = 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD) Umur rencana = 10+10 tahun Jalan direncanakan dibuka pada tahun 2014

Tebal perkerasan direncanakan dengan langkah-langakh berikut : 1. Perhitungan Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan

Contoh perhitungan angka ekivalen kendaraan ditunjukkan sebagai berikut: Kendaraan Pribadi 2 ton (1.1) Sumbu depan : 50 %, Sumbu belakang : 50 %

E = STRT + STRT 44

4.525.0

4.525.0

xx = 0,0023521

2. Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Contoh perhitungan Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) Jalan Sindang Barang - Cidaun : LEP Bus Kecil = LHR Bus Kecil 2014 x C x E = 103 x 0,5 x 0,0758 = 3,905 Total LEP = 1574,6155

3. Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA) Contoh perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA) Jalan Sindang Barang - Cidaun : LEA Bus Kecil = LHR Bus Kecil 2024 x C x E = 109 x 0,5 x 0,0758 = 4,133 Total LEA tahun ke 10 = 2171,764 Total LEA tahun ke 20 = 2769,455

4. Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET) LET umur rencana tahap pertama = ½ . (LEP + LEA tahun ke-10) = ½ (1574,6155 + 2171,764) = 1873,18975 LET umur rencana tahap kedua = ½ . (LEA tahun ke-10 + LEA tahun ke-20) = ½ (2171,764 + 2769,455) = 2470,6095

5. Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER) LER = LET umur rencana . FP Faktor penyesuaian (FP) ditentukan dengan rumus : Fp

10UR dimana UR = umur rencana = 10 tahun

Tahap 1=

1011 URLETtahapLERtahap x1,67

= 1873,18975 (10/10) x 1,67 = 3028,226883. Tahap 2=

1022 URLETtahapLERtahap x 2,5

= 2470,6095 (10/10) x 2,5 = 6176,52375.

6. Penentuan Faktor Regional (FR) Prosentase kendaraan berat ( ≥ 5 ton ) pada Jalan Sindang Barang –Cidaun adalah = 7,2% < 30%. Untuk prosentase kendaraan berat < 30% dengan kelandaian < 6% dan mempunyai iklim untuk curah hujan rata-rata tahunan < 900 mm/tahun, maka berdasarkan Tabel 2.6, Jalan mempunyai Faktor Regional (FR) = 1,5

7. Perencanaan Indeks Permukaan pada awal umur rencana (IP0) Nilai IP0 = 4 untuk jenis lapis permukaan laston yang dipakai dalam perencanaan tebal perkerasan.

8. Perencanaan Indeks Permukaan Akhir (IPt) Dengan harga Lintas Ekivalen Rencana (LER) >1000 dan klasifikasi jalan arteri luar kota, harga Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt) sebesar 2,5.

9. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) Harga CBR yang mewakili untuk Jalan Sindang Barang – Cidaun adalah 5 % koefisien relatif (a) untuk masing-masing lapisan sebagai berikut :

a2 = 0,13

a3 = 0,13 Sehingga perencanaan tebal perkerasan adalah sebagai berikut :

engan LER = 6176,52375 diperoleh ITP3 = 12,97.

menggunakan sirtu / pitrun (kelas A) dengan LER = 6176,52375 diperoleh ITP2 = 7,04. Lapisan pondasi atas (base course) menggunakan batu pecah kelas B dengan LER = 6176,52375 dan FR = 1,5 diperoleh ITP1 = 6,85.

tahap pertama = 3028,226883 dan FR = 1,5 diperoleh ITP3 = 11,66.

Selanjutnya ditentukan tebal masing-masing lapisan dengan rumus sebagai berikut :

ITP1 = a1 . D1 D1 = 6,85/ 0,40 = 17,125 cm > tebal minimum = 7,5 Dipakai D1 sebesar 18 cm.

ITP2 = a1 . D1 + a2 . D2 7,04 = 0,40 . 18 + 0,13 . D2 D2 = 0 cm < tebal minimum = 20 cm Dipakai D2 sebesar 20 cm.

ITP3 = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3 12,97 = 0,40 . 18 + 0,13 . 20 + 0,13 . D3 D3 = 24,4 cm > tebal minimum = 10 cm Dipakai D3 sebesar 25 cm.

Tebal lapisan permukaan (surface course) tahap pertama, Da :

ITP3 = a1 . Da + a2 . D2 + a3 . D3 11,66 = 0,40 . Da + 0,13 . 20 + 0,13 . 25 Da = 14,52 cm > tebal minimum = 5 cm Dipakai Da sebesar 15 cm.

tahap kedua, Db :

D1 = Da + Db Db = 18 – 14,52 = 3,48 cm Dipakai Db sebesar 4cm. Ilustrasi untuk tebal perkerasan rencana Jalan Sindang Barang – Cidaun dapat dilihat pada Gambar 3

Page 4: Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-33249-3109100039-paper.pdf · JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 beberapa ketentan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

4

Gambar 3 Ilustrasi Tebal Perkerasan Rencana Jalan

Sindang Barang - Cidaun

Da = 15cm ; Laston MS 744 Db = 4 cm ; Laston MS 744 D2 = 20 cm ; Batu pecah kelas B (CBR 80%) D3 = 25 cm ; SIRTU kelas A (CBR 70%) Tanah Dasar (CBR 5%)

Perencanaan Perkuatan Jalan Lama (Pelapisan Tambahan/Overlay)

Perencanaan pelapisan tambahan hakikatnya sama dengan perencanaan tebal lapis perkerasan jalan baru. Tebal lapis tambahan diperoleh berdasarkan kinerja sisa dari lapis perkerasan jalan lama yang diperoleh sebagai hasil pemeriksaan visual. Penentuan Tebal Lapis Tambahan

Laston 18 cm = 60% x 18 x 0,4`= 4,32 Batu Pecah kelas B 20 cm = 100% x 20 x 0,13 = 2,6 Sirtu kelas A 25cm = 100% x 25 x 0,13 = 3,25 ITPada= 10,17

Δ ITP = ITP – ITPada = 11,7 – 10,17 = 1,53 1,53 = 0,4 x D1 D1 = 3,825 cm Dipakai D1 sebesar 4 cm

D. Perencanaan Perkerasan Kaku Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku

Dalam perencanaan perkerasan jalan perkerasan kaku untuk Jalan Sindang Barang - Cidaun ini digunakan perencanaan konstruksi perkerasan kaku yang didasarkan atas perencanaan yang dikembangkan oleh NAASRA (National Association of Australian State Road Authorities). Adapun beberapa ketentan dalam perencanaan tebal perkerasan lentur disini adalah sebagai berikut : Peranan jalan = Jalan Arteri Tipe Jalan = 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD) Umur rencana = 30 tahun Jalan direncanakan dibuka pada tahun 2014

1. Mutu Beton Rencana Akan digunakan beton dengan kuat tekan 28 hari sebesar 350 kg/cm2 . f’c = 350/10,2 = 34 Mpa > 30 Mpa fr = 0,62 = 3,6 Mpa > 3,5 Mpa

2. Kekuatan Tanah Dasar Nilai CBR yg mewakili = 5%. Diperoleh nilai k = 36,7 kPa / mm untuk CBR 5%

3. Beban Lalu-Lintas Rencana o Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga

Untuk perencanaan perkerasan kaku, beban kendaraan yang digunakan adalah kendaraan dengan berat ≥ 5 ton. Berikut ini jumlah sumbu kendaraan niaga yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2

Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga

pertama Kedua ketiga keempat Beban Jumlah Beban Jumlah Beban Jumlah

Bus 6 ton 2 4 103 2 206 2 103 4 103

Bus 9 ton 3 6 12 2 24 3 12 6 12

Truk 8,3 ton 2.77 5.53 445 2 890 2.77 445 5.53 445

Truk 18,2 ton 6.07 12.13 269 2 538 6.07 269 12.13 269

Truk 25 ton 6.25 18.75 122 2 244 6.25 122 18.75 122

Truk gandeng

31,4 ton 5.02 11.3 7.54 7.54 17 4 68 5.02 17 11.3 17

7.54 17

7.54 17

Truk trailer 42

ton 7.56 11.76 22.68 34 3 102 7.56 34 11.76 34 22.68 34

Jumlah 1002 2072 1002 914 156

STRT STRG SDRGJenis

Kendaraan

Beban Sumbu (ton) Jumlah

Kendaraan

Jumlah Sumbu

per Kendaraan

Jumlah

Sumbu

Jumlah sumbu kendaraan niaga :

JSKN = 365 x JSKNH x R i = ((% LHR kendaraan pribadi x irata-rata

PDRB perkapita) + (% LHR angkutan umum dan bus x irata-rata jumlah penduduk) + ( % LHR truk x irata-rata PDRB)) / 100% i = ((47% x 0,0476) + (27% x 0,0062) + (26% x 0,0280)) / 100% i = 0,0313

R = = = 49,347

Maka : JSKN = 365 x 2072 x 49,347 = 37320149,16 buah

o Jumlah Repetisi Beban Repetisi beban = JSKN x % konfigurasi terhadap

JSKNH x Cd. Dengan Cd = 0,5 diperoleh harga repetisi kumulatif dari tiap kombinasi konfigurasi / beban sumbu pada lajur rencana seperti ditampilkan pada tabel 4 perhitungan di bawah :

Tabel 4 Perhitungan Jumlah Repetisi Beban

Page 5: Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-33249-3109100039-paper.pdf · JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 beberapa ketentan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

5

4. Kekuatan Pelat Beton

Sebagai langkah awal diperkirakan tebal pelat beton (rencana dengan dowel) = 200 mm > 150 mm (minimum yand disyaratkan). Diperiksa apakah estimasi tebal pelat cukup atau tidak, dari jumlah persentase fatigue yang terjadi (disyaratkan < 100%). Dengan tebal pelat = 20 cm, ternyata jumlah fatigue 65840,563 > 100%, maka perhitungan harus diulang dengan tebal pelat = 24 cm (dicoba). Dengan tebal pelat = 24 cm, ternyata jumlah fatigue 2327,929 > 100%, maka perhitungan harus diulang dengan tebal pelat = 26 cm (dicoba). Dengan tebal pelat = 26 cm, ternyata jumlah fatigue 0 < 100 %, maka tebal pelat yang harus digunakan = 26 cm.

Perencanaan Penulangan Perkerasan Kaku Pada perencanaan perkerasan kaku jalan Sindang Barang –

Cidaun ini, direncanakan menggunakan perkerasan bersambung tanpa tulangan. Tebal pelat beton = 26 cm Lebar pelat beton = 3,5 m Panjang pelat beton = 5 m (jarak antar sambungan) a. Dowel

Dengan tebal pelat perkerasan 26 cm, diperlukan dowel diameter 32 mm dengan panjang 450 mm dan jarak antara dowel 300mm.

b. Tie Bar Jarak terpendek dari tepi adalah 3,5 m. Diperlukan jarak maksimum untuk tie bar diameter 12 mm dengan tebal pelat 260 mm sebesar 780 mm serta panjang 635 mm.

E. Perencanaan Biaya Perkerasan Lentur Perencanaan Biaya Konstruksi Perkerasan Lentur

Hasil Rencana Anggaran Biaya masing-masing lapisan: 1) Surface Course (Laston) = Rp 23.652.327.540 2) Base Course (Batu Pecah Kelas A) = Rp 6.782.041.370 3) Sub Base Course (Sirtu Kelas A) = Rp 4.710.943.062 4) Bahu Jalan = Rp 12.767.768.484 Total biaya konstruksi perkerasan lentur adalah Rp 47.913.080.456 Biaya Pemeliharaan Berkala 1. Biaya Pelapisan Tambahan Perkerasan Lentur

Dalam perencanaan konstruksi perkerasan lentur untuk Jalan Sindang Barang – Cidaun ini digunakan perencanaan konstruksi bertahap sehingga pada tahun 2024 perlu dilakukan pelapisaan tambahan dengan tebal 4 cm seperti yang telah dijelaskan di perhitungan sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2034 direncanakan akan dilakukan Pelapisan tambahan yang berfungsi sebagai perkuatan jalan lama dengan tebal 4 cm.

2. Biaya Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin perkerasan lentur dilakukan setiap tahun. Diasumsikan Jalan Sindang Barang – Cidaun mengalami kerusakan sebesar 5% setiap tahunnya.

Total Biaya Perawatan Perkerasan lentur = Biaya Pelapisan Tambahan + Biaya Perawatan Rutin = Rp. 13.571.177.228 + Rp. 29.963.826.382 = Rp. 43.535.003.610

F. Perencanaan Biaya Perkerasan Kaku Perencanaan Biaya Konstruksi Perkerasan Kaku

Biaya konstruksi dihitung dengan Rencana Anggaran Biaya dengan hasil akhir masing-masing pekerjaan: 1) Sub Base Course (Sirtu Kelas B) = Rp 3.768.754.450 2) Bekisting = Rp 4.512.278.382 3) Beton K-350 = Rp 48.719.757.264 4) Pembesian = Rp 7.349.811.863 5) Bahu Jalan = Rp 12.767.768.484 Total biaya konstruksi perkerasan kaku adalah Rp 77.118.370.444 Biaya Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin dilakukan setiap tahun dengan asumsi jalan mengalami kerusakan 1% setiap tahunnya. Total biaya pemeliharaan rutin selama usia rencana adalah Rp 17.218.977.391

G. Perhitungan User Cost User Cost Perkerasan Lentur

Pada perhitungan BOK perkerasan lentur, yang digunakan adalah dengan cara metode ND Lea. Pada metode ND Lea. Pada perhitungan BOK perkerasan lentur dengan metode ND Lea ini digunakan komponen biaya-biaya dasar tahun 1975. Setelah itu biaya dasar tersebut dikonversikan lagi sesuai dengan IHK yang berlaku dan dikalikan lagi dengan indeks jenis permukaan setiap jenis kendaraan. Kemudian ditambahkan dengan faktor tambahan (Auto : 1% , Bus : 3%, Truk : 6%). Sepeda motor tidak dibahas secara khusus. Sepeda motor dijadikan sebagai biaya tambahan terhadap Auto.

Diasumsikan selama 3 tahun setelah pembangunan maupun setelah dilakukan overlay jalan dalam kondisi good sedangkan pada tahun lainnya dalam kondisi fair.

Perhitungan user cost pada tabel diatas menggunakan IHK nasional, sehingga nilai total user cost nya harus dikalikan dengan koefisien pembanding antara IHK Cianjur dengan IHK Nasional. User Cost perkerasan lentur = Rp 5.737.163.590.478 Koefisien pembanding antara IHK Cianjur dengan IHK Nasional = 1,0034 Total User Cost Perkerasan Lentur = Rp 5.737.163.590.478 x 1,0034 = Rp 5.756.669.946.685 User Cost Perkerasan Kaku

Perhitungan user cost perkerasan kaku tidak berbeda dengan perhitungan user cost perkerasan lentur sebelumnya, tetapi pada perhitungan user cost perkerasan kaku pada 25 tahun pertama kondisi jalan dianggap dalam kondisi good sedangkan pada sisa umur rencana kondisi jalan dianggap dalam kondisi fair. Total User Cost Perkerasan Kaku = Rp 5.128.074.621.651 User Cost Eksisting

Perhitungan user cost eksisting tidak berbeda dengan perhitungan user cost perkerasan sebelumnya, tetapi pada perhitungan user cost eksisting selama 30 tahun kondisi jalan dianggap dalam kondisi poor karena jalan dianggap tidak mengalami perbaikan. Total User Cost Perkerasan Kaku = Rp 19.951.418.184.449

Page 6: Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-33249-3109100039-paper.pdf · JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 beberapa ketentan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

6

H. Evaluasi Ekonomi Evaluasi ekonomi pada Jalan Sindang Barang – Cidaun ini

menggunakan metode Perbandingan Manfaat Biaya atau Benefit Cost Ratio (BCR) metode Net Present Ratio (NPV). Berikut ini perhitungan lebih jelasnya : a. Perkerasan Lentur

Initial Cost = Rp 47.913.080.456 Operational Cost = Rp 43.535.003.610 Total Cost = Rp 91.448.084.066 User Cost = Rp 5.756.669.946.685 User Cost Existing = Rp 19.951.418.184.449 Benefit

= User Cost - User Cost Existing = Rp 19.951.418.184.449 - Rp 5.756.669.946.685 = Rp 14.194.748.237.764

1. Benefit Cost Ratio

= 155,22 > 1

2. Net Present Value Benefit – Cost = Rp 14.194.748.237.764 - Rp 91.448.084.066 = Rp 14.103.300.153.698

b. Perkerasan Kaku Initial Cost = Rp 77.118.370.444 Operational Cost = Rp 17.218.977.391 Total Cost = Rp 94.337.347.835 User Cost = Rp 5.128.074.621.651 User Cost Existing = Rp 19.951.418.184.449 Benefit

= User Cost - User Cost Existing = Rp 19.951.418.184.449 - Rp 5.128.074.621.651 = Rp 14.823.343.562.798

1. Benefit Cost Ratio

= 157,13 > 1 2. Net Present Value Benefit – Cost = Rp 14.823.343.562.798 - Rp 94.337.347.835 = Rp 14.729.006.214.963

Dari hasil perbandingan analisis ekonomi didapatkan B/C dan NPV perkerasan kaku sebesar 157,13 dan Rp 14.103.300.153.698 lebih besar dari B/C dan NPV perkerasan lentur yang hanya sebesar 155,22 dan Rp 14.729.006.214.963 . Maka dipilih alternatif menggunakan perkerasan kaku karena lebih menguntungkan dari segi ekonomi jalan raya.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil perhitungan tebal perkerasan Jalan Sindang

Barang – Cidaun dengan panjang 23,39 km yang terletak di Kabupaten Cianjur, didapatkan hasil dan kesimpulan sebagai berikut.

1. Tebal konstruksi perkerasan lentur menggunakan perencanaan konstruksi bertahap metode Bina Marga, dengan tebal masing-masing lapisan: a. Surface Course (Laston) : 15 + 4 cm. b. Base Course (Batu Pecah Kelas B) : 20 cm. c. Sub Base Course (Sirtu Kelas A) : 25 cm.

2. Tebal konstruksi perkerasan kaku menggunakan metode NAASRA, dengan susunan: a. Surface Course (pelat beton) : 26 cm. b. Sub Base Course (Sirtu Kelas A) : 20 cm. c. Dowel

Ø = 32 mm panjang dowel = 450 mm jarak antar dowel = 300 mm

d. Tie bar D = 12 mm panjang tie bar = 635 mm jarak antar tie bar = 780 mm

3. Dari hasil analisis dan evaluasi ekonomi diperoleh hasil: a. Perkerasan Lentur

Initial Cost = Rp 47.913.080.456 Operational Cost = Rp 43.535.003.610 Total Cost = Rp 91.448.084.066 User Cost = Rp 5.756.669.946.685

b. Perkerasan Kaku Initial Cost = Rp 77.118.370.444 Operational Cost = Rp 17.218.977.391 Total Cost = Rp 94.337.347.835 User Cost = Rp 5.128.074.621.651

c. Dari hasil perbandingan dan evaluasi ekonomi, didapatkan hasil: Perhitungan B/C masing-masing alternatif

- Alternatif A = 155,22 - Alternatif B = 157,13

Perhitungan NPV masing-masing alternatif - Alternatif A = Rp 14.103.300.153.698 - Alternatif B = Rp 14.729.006.214.963

Dengan demikian, dipilih perkerasan kaku untuk Jalan Sindang - Cidaun dengan alasan lebih menguntungkan dari segi ekonomi jalan raya.

DAFTAR PUSTAKA [1] Direktorat Jenderal Bina Marga. 1985. Petunjuk Perencanaan Tebal

Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. Departemen Pekerjaan Umum.

[2] Hendarsin, S.L. 2000. Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan

Raya. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. [3] Kartika, A.A.G. 2006. Buku Ajar Ekonomi Jalan Raya. Jurusan Teknik

Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS. [4] Prabowo, A.H. September 2003. “Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang

(Rob) terhadap kinerja Lataston (HRS-WC) berdasarkan Uji Marhall dan Uji Durabilitas Modifikasi”. PILAR 12,2:89-98.

[5] Prastyanto, C.A., Kartika, A.A.G., dan Buana, C., 2008. Buku Ajar

Teknik Jalan Raya. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS.

[6] Saodang, H. 2009. Konstruksi Jalan Raya : Struktur dan Konstruksi

Jalan Raya. Penerbit Nova. Bandung.