PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI...

91
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN SALAF DALAM PERSEPSI SANTRI (Studi Kasus Pondok Pesantren Daarul Ahsan dan Pondok Pesantren Al-Musayyadah) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : LIES ZAENIA 106011000008 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI...

Page 1: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK

PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

SALAF DALAM PERSEPSI SANTRI

(Studi Kasus Pondok Pesantren Daarul Ahsan

dan Pondok Pesantren Al-Musayyadah)

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

LIES ZAENIA

106011000008

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK

PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

SALAF DALAM PERSEPSI SANTRI

(Studi Kasus Pondok Pesantren Daarul Ahsan

dan Pondok Pesantren Al-Musayyadah)

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

LIES ZAENIA

106011000008

Mengetahui,,

Dosen Pembimbing

Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA

NIP. 19580112 198803 1 002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lies Zaenia

NIM : 106011000008

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Dengan ini Saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan undang-undang yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Jakarta, 13 Januari 2011

Penulis

Lies Zaenia

Page 4: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

i

ABSTRAK

Lies Zaenia(106011000008)

“Perbandingan Pembelajaran Fiqihdi Pondok Pesantren Modern dengan

Pondok Pesantren Salaf dalam Persepsi Siswa. (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Modern Daarul Ahsan dan Pondok Pesantren Salaf al-

Musayyadah)”

Pendidikan pesantren merupakan pendidikan tertua di Indonesia,

pendidikan ini merupakan pendidikan yang dimulai sejak munculnya

masyarakat Islam di negri ini pada abad ke-13. Pondok pesantren sebagai

lembaga keagamaan pendidikan Islam sejak awal berdirinya telah memberikan

kontribusi nyata dalam upaya mencerdaskan bangsa dan telah memberikan

andil yang besar dalam pembinaan dan pengembangan kehidupan umat Islam

di Indonesia. Hal ini biasa dilihat dari tujuan pondok pesantren yakni bercita-

cita mewujudkan terbinanya warga negara yang berkepribadian muslim,

menciptakan kehidupan yang diridhoi Allah Swt.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan kesimpulan

tentang bagaimana perbandingan pembelajaran fiqih di pondok pesantren

modern Daarul Ahsan dengan pondok pesantren salaf al-Musayyadah. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dan analisis

komparasional bivariat. Yaitu dengan cara mendeskripsikan data,

menganalisa, dan membandingkan data dari hasil angket pembelajaran fiqih

antara santri yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan

pondok pesantren salaf al-Musayyadah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikanpembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari pondok

pesantren modern Daarul Ahsan dengan santri pondok pesantren salaf al-

Musayyadah. Karena t 0 telah kita peroleh sebesar 1,632, sedangkan tt = 2,01

dan 2,68 maka t 0 lebih kecil dari tt , baik pada taraf signifikansi 5 % maupun

pada taraf signifikansi 1 %. Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan

Tidak adanya perbedaan secara signifikan perbandingan pembelajaran fiqih

antara santri yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan

santri pondok pesantren salaf al-Musayyadah diterima atau disetujui dan

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan secara

signifikan perbandingan pembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari

pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan santri pondok pesantren salaf

al-Musayyadah ditolak. Apabila dianalisis lebih lanjut mengapa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara pondok pesantren modern Daarul Ahsan

dengan pondok pesantren salaf al-Musayyadah dalam perbandingan

pembelajaran fiqih, dapat disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi

perbandingan pembelajaran fiqih cukup baik sebagaimana data dari angket

yang telah disebarkan. Santri yang berasal dari pondok pesantren modern

Darul Ahsan dan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf al-Musayyah

rata-rata memiliki pengalaman yang sama dalam pembelajaran fiqih.

Page 5: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahorohmannirrohim…

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kepada Allah Swt, karena

berkat rahman dan rahimnya Allah penulis dapat menyelesaikan hasil karya

tulis dari pikiran ini. Sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat

teriring salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw, serta

keluarga-Nya, sahabat-Nya, pengikut-Nya, terutama kita sebagai umat-Nya

hingga akhir Zaman.

Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar

sarjana strata satu (S1), di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

ialah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk sebuah skripsi. Oleh karena

itu, penulis membuat skripsi dengan judul “Perbandingan Pembelajaran

Fiqih Di Pondok Pesantren Modern Dengan Pondok Pesantren Salaf

Dalam Persepsi Santri (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Modern Daarul

Ahsan Dan Pondok Pesantren Salaf al-Musayyadah)”

Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami

berbagai halangan dan rintangan, akan tetapi karena adanya bantuan dan

partisipasi dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat selesai sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

perlu menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama

kepada:

1. Kedua orang tua ku ayahanda Subagyo dan ibunda Elah soleha yang telah

memberikan kasih sayang dan doa yang tak henti-henti juga membantu

penulis dalam segi moril maupun materil.

2. Prof. Dede Rosyada, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, yang telah memberikan penulis studi di almamater ini.

Page 6: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

iii

3. Bapak Bahrissalim, M.Ag sebagai kepala jurusan Pendidikan Agama

Islam, yang juga selalu memberi kemudahan dalam setiap kebijakan yang

beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswa.

4. Drs. Sapiudin Shidiq, M.ag sebagai Sekretaris Jurusan pendidikan agama

Islam yang telah memberikan pengarahan yang bermanfaat.

5. Bapak Dr. H Abdul Fatah Wibisono, MA sebagai dosen pembimbing

skripsi dan sebagai penasehat akademik yang telah banyak meluangkan

waktu dan memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk-petunjuk

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh staf dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya seluruh dosen jurusan

Pendidikan Agama Islam, yang penuh keikhlasan dalam membimbing dan

mendidik penulis dengan memberi ilmu pengetahuan yang bermanfaat

bagi penulis.

7. Seluruh staf perpustakaan utama Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan penulis dalam

pinjaman buku-buku selama penulis berada di bangku kuliah.

8. Pimpinan pondok pesantren modern Daarul Ahsan Bapak Drs. Maman L

Hakim, MA dan kepada pimpinan pondok pesantren salaf al-Musayyadah

kiyai H. Muhaemin yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan

penelitian.

9. Untuk adikku Ahmad Rifa’I dan Muhammad Amin Syahbani yang telah

memberikan pengertian kepada penulis dan motivasi selama penulis

kuliah.

10. Untuk keluarga besar H. Djohar khususnya untuk uwa ku tersayang ibu

Hj. Sobriyah, Nyai Sutijah, Hj. Sa’diah, Zuhri al-Anshori, Junaedi, dan

yang lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu

memberikan penulis motivasi dan perhatian selama penulis kuliah.

11. Untuk kiyai ku Bapak Dr. H. Khudlori, MA dan guru-guru ku di pondok

pesantren Daarul Falah Serang yang sudah banyak memberikan Tanpa

kalian aku tidak akan sampai disini. .

Page 7: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

iv

12. Keluarga besar alumni Daarul Falah Serang khususnya alumni Daarul

Falah Jakarta yang telah memberikan penulis semangat dan dorongan

dalam proses penulisan skripsi.

13. Untuk sang inspirasiku yang sudah menemani dan membantu penulis

secara moril maupun materil sampai terselesaikannya skripsi ini.

14. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yang

sudah memberikan penulis keindahan dalam persahabatan.

15. Teman-teman angkatan 2006 Pendidikan Agama Islam Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya kepada sohibul alif yang

telah menemani penulis dari awal masuk kuliah hingga saat ini, betapa

kebersamaan kita sangat berarti untuk penulis kenang.

Jakarta 08 Februari 2011

Penulis

Lies Zaenia

Page 8: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

v

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

LEMBARAN PERNYATAAN

ABSTRAKSI .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTARTABEL .................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 5

C. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6

D. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................................... 6

E. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran Fiqih.......................................................................... 8

a. Pengertian Pembelajaran Fiqih ................................................. 8

b. Tujuan Pembelajaran Fiqih ....................................................... 11

c. Fungsi dan Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih ....................... 12

d. Pondok Pesantren ...................................................................... 14

1. Pengertian Pondok Pesantren .......................................................... 14

2. Kurikulum Pendidikan Di Pondok Pesantren ................................. 16

3. Tujuan Dan Ciri Khas Pengajaran Pesantren ................................. 21

Page 9: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

vi

4. Metode Pembelajaran Di Pondok Pesantren ................................... 24

e. Pesantren Khalafi (Modern) ...................................................... 28

f. Pesantren Salaf (Tradional) ....................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ......................................................................................... 35

B. Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................................... 35

C. Metode Penelitian........................................................................................ 35

D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 36

E. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 36

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 37

G. Teknik Pengolahan, Analisis, Dan Interprestasi Data ................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Riil Objek Penelitian ..................................................................... 43

B. Profil Pondok Pesantren Modern Daarul Ahsan ......................................... 43

1. Visi Dan Misi Mts Daarul Ahsan .......................................................... 44

2. Keadaan Guru Dan Karyawan .............................................................. 44

3. Unit Kegiatan Santri .............................................................................. 45

4. Sarana Dan Prasarana ............................................................................ 46

5. Kurikulum ............................................................................................. 47

C. Profil Pondok Pesantren Salaf Al-Musayyadah .......................................... 47

1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Salaf Al-Musayyadah .................... 47

2. Visi dan Misi ......................................................................................... 48

3. Keadaan Santri ...................................................................................... 48

4. Keadaan Guru Di Pondok Pesantren Al-Musayyadah .......................... 49

5. Sarana dan Prasarana............................................................................. 49

D. Deskripsi Data ............................................................................................. 49

E. Analisis dan Interprestasi Data.................................................................... 53

Page 10: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

vii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 73

B. Saran ...................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 83

LAMPIRAN

Page 11: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Pendidikan Agama Islam ......................................... 38

Tabel 2. Keadaan Guru Dan Karyawan Pondok Pesantren Daarul Ahsan ............. 45

Tabel 3. Keadaan Santri Salaf al-Musayyadah ....................................................... 48

Tabel 4. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Salaf al-Musayyadah ................ 49

Tabel 5. Data Nilai Angket Pondok Pesantren Modern Daarul Ahsan ................... 50

Tabel 6. Data Nilai Angket Pondok Pesantren Salaf al-Musayyadah ..................... 51

Tabel 7. Deskripsi Variable X1 dan X2 ....................................................................................................52

Tabel 8. Kurikulum Yang Diterapkan Di Pondok Pesantren .................................. 53

Tabel 9. Pengacuan Kurikulum Yang Diterapkan Di Pondok Pesantren ................ 54

Tabel 10. Pembelajaran Fiqih Yang Diberikan Di Pondok Pesantren .................... 55

Tabel 11. Menyukai Pelajaran Fiqih ....................................................................... 55

Tabel 12. Pelajaran Fiqih Membebani Aktifitas Santri ........................................... 56

Tabel 13. Metode Dalam Penyampaian Materi Fiqih ............................................. 57

Tabel 14. Metode Yang Paling Disukai ................................................................. 57

Tabel 15. Guru Memberikan Kesempatan Bertanya ............................................... 58

Tabel 16. Guru Memberikan Tugas Kepada Santri ................................................ 59

Tabel 17. Santri Memiliki Kitab Fiqih .................................................................... 59

Tabel 18. Penjelasan Guru Dalam Pelajaran Fiqih ................................................. 60

Tabel 19. Penyampaian Pelajaran Fiqih ................................................................. 61

Page 12: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

ix

Tabel 20. Tingkat Penguasaan Guru Dalam Pelajaran Fiqih .................................. 61

Tabel 21. Suasana Belajar Di Pondok Pesantren .................................................... 62

Tabel 22. Sikap Santri Ketika Guru Sedang Menjelaskan Pelajaran ...................... 63

Tabel 23. Yang Dilakukan Santri Ketika Guru Tidak Hadir .................................. 63

Tabel 24. Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren ................................................ 64

Tabel 25. Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Agama Islam Di Pondok Pesantren .. 65

Tabel 26. Pondok Pesantren Memenuhi Kurikulum ............................................... 66

Tabel 27. Guru Fiqih Member Motivasi Kepada Santri ......................................... 66

Tabel 28. Metode Yang Diberikan Oleh Guru Dapat Anda Pahami....................... 67

Tabel 29. Peraturan Pendidikan Agama Islam Di Pondok Pesantren ..................... 68

Tabel 30. Perhitungan Untuk Memperoleh Mean Dan SD ..................................... 69

Page 13: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat, sehingga

mempunyai peranan penting dalam upaya mencerdaskan moral budi bangsa

Indonesia. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengiringi

dakwah Islamiyah di Indonesia memiliki banyak persepsi. Pesantren biasa

dipandang sebagai lembagai ritual, lembaga pembinaan moral, lembaga

dakwah, dan yang paling popular adalah sebagai institusi pendidikan Islam

yang mengalami pembaharuan dalam menghadapi berbagai tantangan internal

maupun eksternal.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri

ratusan tahun, di pesantren diajarkan dan dididikkan kepada santri nilai-nilai

agama. Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap awal adalah

pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama santri lewat kitab-kitab klasik.

Selanjutnya setelah adanya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke

Indonesia, dan turut serta terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan

pesantren yang pada mulanya hanya berorientasi kepada pendalaman ilmu

agama semata-mata, maka mulai diajarkan mata pelajaran umum di pesantren,

Masuknya mata pelajaran umum ini diharapkan untuk memperluas cakrawala

berfikir santri, sebab pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang

Page 14: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

2

bertujuan membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh

potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.

Di tengah pergulatan masyarakat, pesantren dipaksa bersaing dengan

institut pendidikan lainnya, terlebih dengan sangat maraknya pendidikan

berlabel luar negri yang menambah semakin ketatnya persaingan mutu out-put

(keluaran) pendidikan. Kompetensi yang kian ketat itu, memposisikan institusi

pesantren untuk mempertaruhkan kualitas out-put pendidikannya agar tetap

unggul dan menjadi pilihan masyarakat, terutama umat Islam. Ini

menandakan, bahwa pesantren perlu banyak melakukan pembenahan internal

dan inovasi baru agar tetap mampu meningkatkan mutu pendidikannya.

Persoalan ini tentu saja berkolerasi positif dengan konteks pengajaran

di pesantren. Di mana, secara tidak langsung mengharuskan adanya

pembaharuan (modernisasi) dalam berbagai aspek pendidikan di dunia

pesantren. Sebut saja misalnya mengenai kurikulum, sarana prasarana, tenaga

kependidikan (pegawai administrasi), guru, manajemen (pengelolaan), sistem

evaluasi dan aspek-aspek lainnya dalam penyelenggaraan pendidikan di

pesantren. Jika aspek-aspek pendidikan seperti ini tidak mendapat perhatian

yang proporsional untuk segera dimodernisasi, atau minimal disesuaikan

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, tentu akan mengancam

pertahanan pesantren di masa depan. Masyarakat akan semakin tidak tertarik

dan lambat laun akan meninggalkan pendidikan „ala pesantren, kemudian

lebih memilih intitusi pendidikan yang lebih menjamin kualitas out-put-nya.

Pada tahap ini, pesantren berhadapan dengan dilema antara tradisi dan

modernitas.

Dengan begitu, pengembangan pesantren tidak saja dilakukan dengan

cara memasukan pengetahuan non-agama, melainkan agar lebih efektif dan

signifikan, praktek pengajaran harus menerapkan metodologi yang lebih baru

dan modern. Sebab ketika didaktik-didaktik yang diterapkan masih berkutat

Page 15: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

3

pada cara-cara lama yang ketinggalan zaman alias “kuno”, maka selama itu

pula pesantren sulit untuk berkompetisi dengan institusi pendidikan lainya.1

Pada masa sekarang telah banyak model pesantren yang berkembang

di Indonesia: Pertama, pesantren yang masih terikat kuat dengan sistem

pendidikan Islam sebelum zaman pembaharuan yang dicirikan dengan

pengajaran kitab-kitab yang diajarkan dalam bentuk klasik serta menggunakan

metode sorogan dan hafalan. Kedua, pesantren yang merupakan

pengembangan dari pesantren model pertama yakni dengan pengajaran kitab-

kitab klasik yang diajarkan dalam bentuk klasikal dan nonklasikal. Disamping

itu telah diajarkan ekstrakurikuler. Ketiga, pesantren yang di dalamnya

program keilmuan telah diupayakan menyeimbangkan antara ilmu agama dan

umum. Keempat, pesantren yang mengutamakan pengajaran ilmu-ilmu

keterampilan di samping ilmu-ilmu agama sebagai mata pelajaran pokok.

Kelima, pesantren yang mengasuh beraneka ragam lembaga pendidikan yang

tergolong formal dan nonformal.2

Dengan demikian, pesantren diidentifikasi memiliki tiga peranan

penting dalam masyarakat Indonesia: 1) pesantren sebagai pusat

berlansungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional, 2) sebagai penjaga dan

pemelihara keberlangsungan Islam tradisional, dan 3) sebagai pusat reproduksi

ulama.

Adapun pendidikan keagamaan yang dilaksanakan pada pesantren

dibagi ke dalam beberapa mata pelajaran, diantaranya adalah al-Qur‟an

Hadist, aqidah akhlak, fiqih, bahasa arab, dan sejarah kebudayaan Islam.

pelajaran ini berisikan teori hukum Islam yang menyangkut kewajiban

manusia, khususnya kewajiban individual kepada Allah Swt seperti ibadah

shalat.

1 Ahmad El Chumaedy, Membongkar Tradisionalisme Pendidikan Pesantren “Sebuah

Pilihan Sejarah” Dalam Transformasi Pendidikan Pesantren, www.google .com, Tanggal 06

Oktober 2010. 2 Haidar Putra Daulay, MA, Pendidikan Islam “Dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia”, (Jakarta: Prenada Media, 2004), cet. 1, hal. 149

Page 16: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

4

Pada prinsipnya pelajaran fiqih bertujuan untuk membekali siswa agar

memiliki pengetahuan tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya

dalam bentuk amal praktis. Dengan demikian siswa dapat melakukan ritual

ibadah dengan benar sesuai dengan yang dipraktekan dan diajarkan Nabi

Muhammad Saw.

Menurut Kurikulum Madrasah tsanawiyah, pengertian mata pelajaran

fiqih adalah “ salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam, yang

kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan, pengalaman dan pembiasaan”.3

Dari pengertian tersebut, terlihat bahwa sasaran yang diharapkan dari

pembelajaran fiqih tidak hanya pada sisi kognitif, tetapi juga pada

perkembangan ranah afektif dan psikomotorik, dimana siswa harus mampu

bertanggung jawab dalam mengamalkan ajaran Islam yang diterimanya

tersebut.

Dari latar belakang diatas penulis mengambil pondok pesantren

sebagai objek penelitian karena pondok pesantren adalah lembaga pendidikan

Islam satu dari kesekian banyak lembaga pendidikan yang ada, dan cukup

jelas keberadaannya itu tergambar dari tujuannya.

Manfred Zimek menyebutkan bahwa “tujuan formal yang utama dari

pendidikan di pesantren adalah menyampaikan pengetahuan dan nilai-nilai

dasar maupun gambaran akhlak dan keistimewaan kultus, yang dimiliki

seorang kiyai muda, ulama dan ustadz”.4

Pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan misi kedepan, sejak

awal telah merancang sistem pendidikan yang memungkinkan tumbuhnya

pribadi yang soleh dan cerdas serta membawa mereka menyongsong masa

depan yang cerah dengan sentuhan kurikulum “three in one” (kurikulum

pondok modern, salaf, depag). Pondok pesantren Daarul Ahsan ini bertujuan

mempersiapkan kader-kader ulama dan pemimpin umat (Mudzirul Qoum)

3 Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah,

(Jakarta: Direktoral Jendral Keagamaan Agama Islam 2004), hal. 46

4 Manfred Zimek, Pesantren dalam Pembaharuan Sosial, ( Jakarta, P3M, 1986) cet ke-1,

h. 16

Page 17: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

5

yang siap yang mutafaqih fiddin, berwawasan luas dan dapat berkiprah

didunia Internasional (berdakwah degan metode bahasa Dunia) serta

mengimplementasikan fungsi khalifah Allah Swt dimuka bumi yang tercermin

dalam sikap proaktif, inovatif dan kreatif.

Adapun pondok pesantren salaf Al-Musayyadah adalah pondok

pesantren salaf yang hanya mengkaji al-Qur‟an dan kitab-kitab kuning. Dan

bukan suatu lembaga pendidikan yang formal. Akan tetapi tujuannya sama

dengan lembaga pendidikan lainnya yaitu untuk mempersiapkan kader-kader

ulama dan pemimpin umat yang mutafaqih fiddin serta berwawasan luas.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengetahui

dan membandingkan pembelajaran fiqih pada dua pesantren yaitu di pesantren

modern Daarul Ahsan dan pondok pesantren salaf al-Musayyadah. dan

dituangkan dalam sebuah karya ilmiah berupa skripsi dengan judul:

“Perbandingan Pembelajaran Fiqih Di Pondok Pesantren Modern

Dengan Pondok Pesantren Salaf Dalam Persepsi Santri. (Studi Kasus di

Pondok Pesantren Daarul Ahsan dan Pondok Pesantren al-

Musayyadah)”.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pembelajaran fiqih di pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan pondok

pesantren salaf al-Musayyadah.

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Untuk memenuhi syarat dalam mencapai sarjana Strata I di Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Diharapkan dapat memberi informasi kepada pihak sekolah khususnya dan

dapat menjadi bahan bacaan untuk kalangan umum yang menggeluti dunia

pendidikan.

3. Sebagai bahan masukan dalam upaya mencerdaskan santri pondok

pesantren modern Daarul Ahsan dan pondok pesantren salaf al-

Musayyadah Banten.

Page 18: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

6

C. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

timbullah beberapa petanyaan yang diidentifikasikan antara lain sebagai

berikut:

1. Adakah perbedaan yang signifikan pembelajaran fiqih di pondok

pesantren modern dengan pondok pesantren salaf?

2. Bagaimana pembelajaran fiqih di pondok pesantren modern dan pondok

pesantren salaf?

3. Metode apakah yang digunakan pada pembelajaran fiqih di pondok

pesantren modern dan pondok pesantren salaf?

D. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat keterbatasan yang ada pada penulis serta untuk lebih

terarahnya penelitian ini, maka masalah hanya dibatasi pada pembelajaran

fiqih yang ada di pondok pesantren modern dan pondok pesantren salaf yang

penelitiannya penulis tujukan kepada santri karena santri yang ada di pondok

pesantren modern Daarul Ahsan dan pondok pesantren salaf al-Musayyadah

sama-sama memiliki pengalaman belajar.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang

diajukan adalah: “Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran

fiqih” di pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan pondok pesantren

salaf al-Musayyadah.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pondok pesantren memang telah sejak lama

dilakukan. Hal ini menyangkut keterkaitan dengan masuknya Islam di

Nusantara maupun keterkaitannya proses islamisasi yang terjadi sehingga

Islam menjadi agama mayoritas. Penelitian yang terdahulu mengenai pondok

pesantren misalnya.

Page 19: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

7

Zamkhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Study tentang pandangan

hidup kiai. Yang di terbitkan oleh LP3ES Jakarta, merupakan karya tulis

tentang pesantren yang biasa dikatakan sebagai karya klasik tentang pesantren

dan cukup representative sehingga menjadi rujukan yang penting bagi

penelitian tentang pondok pesantren Indonesia.

Dalam tulisannya Zamakhsyari banyak mengupas bangunan dasar

pesantren yang termasuk di dalamnya kurikulum, model pendidikan,

kitab-kitab yang diajarkan, jaringan yang dikembangkan pesantren

serta tradisi keilmuan yang dikembangkan. Pemaparan mengenai

sejarah sebuah pesantren biasanya lahir dari sebuah pengajian di

musholla/ masjid yang cukup sederhana hingga tumbuh dan

berkembang menjadi institusi yang maju dan bahkan menjadi modern

juga menjadi perhatian dalam tulisan tersebut. 5

Menurut Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo pendidikan

pesantren ini semula merupakan pendidikan agama Islam yang

dimulai sejak munculnya Masyarakat Islam di Nusantara. Beberapa

abad kemudian penyelenggaraan pendidikan Islam ini semakin teratur

dengan munculnya tempat-tempat pengajian (“nggon ngaji”). Bentuk

ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap

bagi para pelajara (Santri), yang disebut pesantren meskipun

bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu itu pendidikan

pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang

terstruktur, sehingga pendidikan ini dianggap sangat bergengsi. Di

lembaga pendidikan Islam ini kaum muslimin Indonesia mendalami

doktrin dasar Islam, khususnya menyangkut praktek kehidupan

keagamaan.6

Tulisan lain yang juga penting disebutkan dalam kesempatan ini

adalah karya Karel A Steenbrink berjudul Pesantren, madrasah,

sekolah-sekolah pendidikan Islam dalam kurun modern, dalam

tulisannya memaparkan bahwa kesejarahan awal sejarah pesantren

khususnya di Jawa dan umumnya di wilayah Nusantara kabur, hal ini

seperti yang diungkapkan Steenbrink ketika mempertanyakan tentang

pesantren mana yang dianggap pertama kali ada karena dalam karya

sastra jawa kuno “serat Centini” tidak pernah disinggung-singgung

istilah pesantren, dan belum ditemukan sebuah literatur yang secara

tegas menyebutkan kapan mulai ada istilah pesantren. Kendati

5 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Study Tentang Pandangan Hidup Kiyai,

(Jakarta: LP3ES, 1982) h. 12 6 M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta:

Diva Pustaka, 2003), cet ke-1, hal. 1

Page 20: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

8

Steenbrink juga setuju kalau pesantren merupakan pendidikan yang

berakar tempat agama Islam lahir.7

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini mengenai pembelajaran

fiqih yang ada di dua pesantren yaitu pondok pesantren modern Daarul Ahsan

dan pondok pesantren salaf al-Musayyadah. Penulis ingin mengetahui lalu

membandingkan pembelajaran fiqih di dua pesantren tersebut, penulis

mengambil penelitian pada pesantren modern dan pesantren salaf. Karena

pesantren modern adalah pesantren yang mengadopsi sistem pembelajaran

dari pesantren salaf namun pesantren modern juga memakai kurikulum

Departemen Agama. Maka dari itu penulis tertarik dan ingin mengetahui

apakah ada perbedaan atau tidak pembelajarn fiqih yang ada di dua pesantren

tersebut.

7 Karel A Steenbrink, Pesantren, Madrasah, Sekolah (Pendidikan Islam dalam Kurun

Modern), (Jakarta: LP3ES, 1986)h. 60

Page 21: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

8

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran Fiqih

a. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Untuk memahami arti dari pembelajaran fiqih, maka perlu terlebih

dahulu memahami arti pembelajaran secara tersendiri dan arti dari pelajaran

fiqih secara tersendiri pula. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata

pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses, cara,

menjadikan makhluk hidup belajar.1 Pembelajaran dapat diberi arti sebagai

upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan

kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.2 Sedangkan

menurut Corey “pembelajaran merupakan suatu proses belajar dimana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut

serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situati

itu.3

Berdasarkan pengertian di atas, secara umum pembelajaran merupakan

upaya untuk siswa dalam bentuk kegiatan memilih, menetapkan dan

1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), cet k-7,

hal.53

2 H. D. Sudjana S, Metode Dan Teknik Pembelajaran Partisipasi, (Bandung: Falah

Production, 2001), cet k-4, hal. 8

3 Arif Sodiman, Media Pengajaran, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), cet k-2, hal. 7

Page 22: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

9

mengembangkan metode dan strategi yang optimal untuk mencapai hasil

belajar yang diinginkan.

Sedangkan secara etimologi, fiqih berarti paham yang mendalam.4

Dengan definisi lain dalam buku Zakiah Daradjat , fiqih artinya faham atau

tahu.5 Dan dalam firman Allah SWT surah At-Taubah ayat 122 dijelaskan:

”Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan

untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.6

Tahu dan paham yang dimaksud di atas adalah tahu dan paham tentang

masalah-masalah agama. Pengertian fiqih seperti tergambar pada ayat di atas

merupakan pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut pada

perkembangan selanjutnya mengalami penyempitan makna. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Quraisy Shihab bahwa ”fiqih yang pada

mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama,

mencakup hukum, keimanan, akhlak, al-qur‟an, dan hadits” .7 Tetapi istilah

itu kemudian dipakai khusus menyangkut pengetahuan tentang hukum agama

saja.

Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha),

fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang di

ambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan

4 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 2

5 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1996), hal. 78

6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Dan Terjemahan, (Semarang:CV.

Adi Grafika,1994), h. 301

7 M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 1994), h. 383

Page 23: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

10

yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih itu ialah ilmu

pengetahuan yang membicarakan/membahas/memuat hukum-hukum Islam

yang bersumber pada al-Qur‟an, sunah dan dalil-dalil syar‟i yang lain, setelah

diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaedah-kaedah ushul

fiqih.8 Sementara itu menurut pengikut As-Syafi‟i mengatakan bahwa fiqih itu

adalah:

”Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan

dengan pekerjaan para mukallaf, yang dikeluarkan (istinbatkan) dari dali-

dalil yang jelas (tafshili)”.9

Senada dengan As-Syafi‟i, ulama Hanafiyah memberikan batasan

bahwa fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang

berhubungan dengan amalan para mukallaf. Dari definisi di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa yang dimaksud fiqih yaitu ilmu yang menerangkan

segala hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf yang

diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.

Adapun pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah

Tsanawiyah adalah: 10

a. Mata pelajaran fiqih adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuan-

ketentuan syariat Islam. Materi yang sifatnya memahami, menghayati dan

mengamalkan pelaksanaan syariat tersebut yang kemudian menjadi dasar

pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.

8 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), h. 78

9 Hasbi Ash-Siddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), cet. VI,

h. 25-26

10 Depag RI, GBPP Mts Mata Pelajaran Fiqih, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam, 1993), cet ke-1, h. 1

Page 24: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

11

b. Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan,

tetapi lebih jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi

siswa dan masyarakat lingkungannya. Dengan keteladanan guru

diharapkan para orang tua dan masyarakat membantu secara aktif

pelaksanaan fiqh di dalam rumah tangga dan masyarakat lingkungannya.

Dari penjelasan di atas, dapat penulis pahami tentang pengertian mata

pelajaran fiqh dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah yaitu mata pelajaran

yang diarahkan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman dan bimbingan

kepada siswa mengenai ketentuan-ketentuan syariat Islam untuk diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Sebagai bahan pelajaran yang diberikan pada anak didik dalam proses

belajar mengajar, mata pelajaran fiqih tentu memiliki sasaran dan tujuan yang

ingin dicapai. Untuk memenuhi tujuan tersebut, dalam skripsi ini diuraikan

dan dikomparasikan antar tujuan fiqih dan tujuan mata pelajaran fiqih secara

spesifik. Menurut Aswadi Syukur, tujuan fiqih (ilmu fiqih) adalah

”menerapkan hukum syara pada setiap perkataan dan perbuatan mukallaf.11

Sedangkan rumusan tujaun fiqih menurut Abdul Wahab Kallaf adalah

”menerapkan hukum-hukum syariat Islam bagi seluruh tindakan dan ucapan

manusia.12

Kedua rumusan tujuan fiqih tersebut tidaklah berbeda, keduanya

menghendaki penerapan hukum syara pada setiap tingkah laku dan ucapan

mukallaf ditengah hidup dan kehidupannya.

Tujuan fiqih tersebut mengalami perincian ketika telah menjadi tujuan

mata pelajaran seperti yang tertera dalam Kurikulum Madrasah Tsanawiyah

yang dikeluarkan oleh Departemen Agama RI adalah membekali peserta didik

agar dapat:

11

M. Aswadi Syukur, Pengantar Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, (Surabaya: Bina Ilmu,

1990), cet ke-1, hal. 4

12 Abdul Wahab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Gema Risalah Press, 1996), cet ke-

1, hal.26

Page 25: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

12

1.Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci

dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun aqli. Pengetahuan dan

pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam

kehidupan pribadi dan sosial.

2.Melaksanakan dan mengalamkan ketentuan hukum Islam dengan benar.

Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan

menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang

tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.13

c. Fungsi dan Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih

Mengenai fungsi fiqih, secara umum dapat disebutkan bahwa fiqih

berfungsi: ”sebagai rujukan para mukallaf untuk mengetahui syariat Islam

sehingga pola tingkah lakunya dapat terkendali pada landasan etikan dan

moral yang religius”.14

Fungsi mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah seperti yang

termaktub dalam Kurikulum 2004 Madrasah Tsanawiyah adalah:

1.Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada

Allah Swt sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.

2.Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta

didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Madrasah dan masyarakat.

3.Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di Madrasah

dan masyarakat.

4.Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt serta akhlak

muliam peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang telah

ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.

5.Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial

melalui ibadah dan muamalah.

6.Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

7.Pembekalan peserta didik untuk mendalami fiqih atau hukum Islam pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.15

13

Depag RI, kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), hal. 46

14 Abdul Wahab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqih, …, hal.27

15 Depag RI, kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah,…hal. 47

Page 26: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

13

Fiqih berfungsi sebagai sumber hukum yang menjadi pendorong dan

pembentuk tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum

sehingga terbentuk komunitas masyarakat muslim yang memiliki kesadaran

akan hak dan kewajibannya sebagai prasyarat terwujudnya kondisi hidup dan

kehidupan yang harmonis dan sejahtera. Para pengajar harus memahami

fungsi fiqih ini agar pendidikan dan pembinaan pribadi siswa dapat terarah

sesuai dengan harapan yang ditentukan.

Sedangkan ruang limgkup pengajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah

meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:

a. Hubungan manusia dengan alam

b. Hubungan manusia dengan Allah Swt

c. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan selain manusia dan

lingkungan.

Khusus mengenai ruang lingkup hubungan manusia dengan Allah Swt

yang merupakan bentuk ibadah diantaranya shalat. Shalat merupakan salah

satu materi yang harus diberikan karena selain menjadi ibadah ritual juga

memiliki nilai pendidikan yang berarti.

Shalat mengajarkan seseorang untuk berdisiplin dan mentaati berbagai

peraturan dan etika dalam kehidupan dunia. Hal ini terlihat dari penetapan

waktu shalat harus dipelihara oleh setiap muslim dan tata tertib yang

terkandung di dalamnya. Dari segi sosial kemasyarakatan shalat merupakan

pengukuhan aqidah setiap anggota masyarakat dan kekuatan jiwa mereka yang

berimplikasi terhadap persatuan dan kesatuan umat. Persatuan dan kesatuan

ini menimbulkan hubungan sosial yang harmonis dan kesamaan pemikiran

dalam menghadapi segala problema kehidupan sosial kemasyarakatan.

Dari ruang lingkup maupun fungsi yang tercantum dalam Kurikulum

Mts terlihat ruang lingkup materi pelajaran begitu luans menyangkut

hubungan vertikal dan horizontal siswa didik. Demikian juga dengan fungsi

yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut yang sangat diharapkan sekali

siswa mampu menjadi dirinya sebagai muslim yang memiliki kesadaran

sebagai hamba Allah untuk beribadah secara benar dan melaksanakan syariat

Page 27: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

14

dengan ikhlas. Semuanya itu tidak terlepas dari bagaimana kondisi

pembelajaran fiqih tersebut dalam mencapai fungsi yang diharapkan.

Tujuan, fungsi dan ruang lingkup pembelajaran fiqih di Madrasah

semuanya akan terpenuhi atau tidak jika tergantung kepada upaya yang

diterapkan oleh madrasah yang bersangkutan terutama pada kegiatan

pengelolaan pembelajarannya.

2. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Untuk mengetahui makna dan pengertian pondok pesantren, terlebih

dahulu perlu dipahami maknanya, istilah pondok berasal dari Bahasa Arab

Funduq yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana.16

Sementara itu untuk istilah pesantren terdapat perbedaan dalam makna

khususnya berkaitan dengan asal-usul katanya. Secara etimologi pesantren

berasal dari kata santri yang menjadi awalan “pe” dan akhiran “an”, berarti

tempat tinggal para santri. Istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti

guru mengaji.17

Menurut Nurcholis Madjid ada dua pendapat yang berkaitan dengan

istilah pesantren. pertama,pendapat yang mengatakan bahwa “santri”

berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa sansekerta yang

artinya melek huruf (mengenal huruf). Kedua, pendapat yang

mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa

jawa dari kata Cantrik, berarti seseorang yang selalu mengikuti

kemana guru itu pergi menetap.18

Zamkaksyari Dhofier berpendapat bahwa kata santri berasal dari

bahasa India yang berarti orang yang tahu buku-buku suci agama, atau secara

16

Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000),

h. 33

17 Mansur dan mahfud junaedi, rekonstruksi sejarah pendidikan islam di Indonesia,

(Jakarta: departemen agama RI, 2005), cet k-1, hal. 95

18 Nurcholis Madjid, bilik-bilik pesantren : sebuah potre perjalanan, (Jakarta:

Paramadina, 1997), cet ke-1. Hal. 19-20

Page 28: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

15

umum dapat diartikan buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku

tentang ilmu pengetahuan.19

Pesantren adalah lembaga lokal yang mengajarkan praktik-praktik dan

kepercayaan-kepercayaan Islam. Pesantren merupakan pengembangan sistem

halaqah yang di dalamnya para murid harus mondok dan hidup dalam

zawiyah (kamar penyiapan) syaiknya (guru tarekat).20

Pesantren didefinisikan

sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran

agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat

permanen. Selanjutnya, pesantren adalah sistem pendidikanyang melakukan

kegiatan sepanjang hari, santri tinggal di asrama dalam satu kawasan bersama

guru, kiyai dan senior mereka.21

Menurut Aminudin Rosyad dan Baihaqi AK dalam buku Sejarah

Pendidikan Islam di Indonesia, istilah pondok pesantren merupakan dua

istilah yang menunjukan kepada suatu pengertian, suku jawa menggunakan

sebutan pondok atau pesantren dan sering pula menyebutnya sebagai pondok

pesantren.22

Menurut Sudjako dan Prasojo dalam bukunya profil pesantren

dikemukakan bahwa pengertian istilah pesantren sebagai berikut:

“pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam,

umumnya dengan cara non klasikal, dimana seorang guru atau kiyai

mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-

kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama arab abad

pertengahan”. Para santri biasanya tinggal di dalam pondok (asrama)

dalam pesantren tersebut.23

19

Zamakhsyari Dhofier, tradisi pesantren “studi tentang pandangan hidup kiyai”.

(Jakarta: LP3ES, 1982), cet ke-1, hal. 18

20 Hilmy Muhammadiyah dan Sulthan Fatoni, NU: Identitas Islam Indonesia, (Jakarta:

lembaga studi agama dan sosial, 2004), cet. Ke-1, hal. 109

21 Mujamil Qamar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Intitusi, (Jakarta: PT Erlangga, 2005), hal. 2

22 Aminudin Rosyad dan Baihaqi AK, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:

Departemen Agama RI, 1986), Hal. 53

23 Sudjako, Prasojo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet ke-5, Hal. 82

Page 29: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

16

Menurut M. Arifin pondok pesantren berarti, suatu lembaga

pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar,

dengan sistem asrama (komplek) dimana santri-santri menerima

pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang

sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan leadership seseorang

atau beberapa kiyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta

independent dalam segala hal.24

Pendapat di atas pada dasarnya tidak menunjukan suatu kontradiksi,

melainkan lebih bersifat saling melengkapi. Sehingga, meski terdapat

perbedaan dalam melihat asal usul kata pondok dan kata pesantren, namun

tidak terdapat perbedaan esensial. Oleh karena itu secara sederhana pondok

pesantren dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan Islam untuk

mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-

hari, serta mengajarkan kepada santri membaca kitab-kitab agama Islam, dan

para santrinya tinggal bersama guru atau kiyai mereka. Adapun fungsi dan

kedudukan pesantren pada masa ini belum sebesar dan sekomplek sekarang.

Pada masa awal, pesantren hanya berfungsi sebagai media islamisasi

dan sekaligus memadukan tiga unsure pendidikan, yakni:25

a. Tabligh untuk menyebarkan ilmu

b. Ibadah untuk menanamkan iman

c. Amal untuk mewujudkan kegiatan masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari

Pada masa sekarang ini, pesantren tidak hanya memberikan pelayanan

pendidikan dan keagamaan, tetapi juga membimbing sosial, cultural dan

ekonomi masyarakat lingkungannya.26

b. Kurikulum Pendidikan di Pondok Pesantren

24

Hadimulyo, Dua Pesantren Dua Wajah Budaya, (Jakarta: LP3ES, 1985), Hal. 99

25 Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan,

(Jakarta: Gema Insan Press, 1997), cet ke-1, hal. 71

26 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan,…, hal. 76

Page 30: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

17

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Perancis, yaitu “Courier” yang

berarti to run, maksudnya adalah berlari. Sedangkan dalam bahasa Yunani

kurikulum diartikan sebagai “jarak” yang ditempuh oleh pelari, sehingga

kurikulum dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah pelajaran yang harus

ditempuh atau dsiselesaikan oleh anak didik guna mendapat ijazah.27

Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang

berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang di programkan,

direncanakan dan dirancang serta sistematik atas dasar norma-norma yang

berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga

kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.28

Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia

pendidikan kurang lebih sejak satu abad yang lalu. Istilah ini muncul untuk

pertama kalinya dalam Kamus Webster tahun 1856. pada tahun itu kata

kurikulum dipergunakan dalam bidang olahraga, yaitu suatu alat yang

membawa orang dari start sampai finish. Baru kemudian pada sekitar tahun

1955 istilah kurikulum dipergunakan dalam bidang pendidikan dengan arti

sejumlah mata pelajaran pada suatu lembaga pendidikan. Dalam Kamus

Webster tersebut kurikulum diartikan dua macam, yaitu: 29

1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa pada

lembaga pendidikan sekolah atau perguruan tinggi guna memperoleh ijazah

tertentu.

2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan

atau jurusan.

dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud

dengan kurikulum adalah sesuatu yang harus ditempuh oleh peserta didik

27

Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharauan Pendidikan Pesantren, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 77

28 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dasar-dasar Pendidikan,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet ke-1, hal. 57

29 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor, dan Pembaharuan pendidikan pesantren, …, hal.

78

Page 31: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

18

dalam menyelesaikan suatu program. Sedangkan dalam studi kependidikan

Islam istilah kurikulum menggunakan “manhaj” yang berarti sebagai jalan

yang terang atau jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang

kehidupannya. Jalan terang tersebut adalah jalan yang dilalui oleh pendidik

dan pembimbing dengan orang yang di didik atas bimbingnya guna dapat

mengembangkan pengetahuan keterampilan serta sikap mereka.

Sedangkan kurikulum pesantren sebenarnya meliputi seluruh kegiatan

yang dilakukan di pesantren selama sehari semalam, pada masa sebelum

kemerdekaan istilah kurikulum beluk dikenal dalam sebagaian pesantren

walaupun materinya ada dalam praktek mengajar, bimbingan rohani, dan

latihan kecakapan merupakan kesatuan dalam proses pendidikan di

pesantren.30

Dengan demikian kurikulum di pondok pesantren adalah keseluruhan

usaha lembaga pendidikan pesantren dalamn member pengalaman kepada

santri secara terencana dan terorganisir untuk mempengaruhi kegiatan belajar

mengajar sehingga tercapai tujuan yang telah dirumuskan.

Sedangkan materi pembelajaran yang diberikan di pondok pesantren

mengacu kepada isi materi yang terdapat pada kitab kuning, sehingga

pimpinan pondok hanya menentukan apa yang harus dipelajari oleh santri.

Kitab yang dipelajari biasanya tidak dilengkapi dengan sandangan (syakal),

oleh karena kitab kuning juga kerap disebut oleh kalangan pesantren sebagai

”kitab gundul”. Dan karena itu rentang waktu sejarah yang sangat jauh dari

kemunculannya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki kitab kuning ini

dengan “kitab kuno”.

Pengajaran kitab-kitab ini meskipun berjenjang namun materi yang

diajarkan kadang-kadang berulang-ulang. Hanya berupa pendalaman dan

perluasan wawasan santri. Memang ini menjadi salah satu bentuk

penyelenggaraan pengajaran pondok pesantren yang diselenggarakan

berdasarkan sistem (kurikulum) kitabi. Berdasarkan pada jenjang ringan

30

M. Habib Chirzin, “Agama Ilmu dan Pesantren”, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet ke-5, hal.

87

Page 32: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

19

beratnya muatan kitab. Tidak berdasarkan tema-tema (maudhlu‟i) yang

memungkinkan tidak terjadinya pergulangan namun serta komprehensif

diajarkan permateri pada para santri. Meski diajarkan dengan sistem kitabi

tetap terjaga sistematika kitab berdasarkan pada bidang bahasan.

perjenjangan berdasarkan kitab yang dipelajari santri, dalam

pelaksanaannya di pondok pesantren tidaklah menjadi suatu kemutlakan.

Bahkan dapat saja pondok pesantren memberikan tambahan atau melakukan

inovasi atau pula mengajarkan kitab-kitab yang lebih popular darn efektif.

Adapun alokasi waktu dan mata pelajaran atau kitab yang diajarkan sehari-

hari dapat ditentukan sendiri oleh kiyai atau guru yang bertanggung jawab

dalam bidang pendidikan dengan memperhatikan keadaan atau kondisi

pondok pesantren dari segi penyelenggaraan dan sumber daya manusia.

Untuk mengetahui gambaran kitab yang biasa diajarkan di pondok

pesantren, berikut contoh-contoh kitab beserta kategorinya:31

1. Cabang Ilmu Fiqih

a.Safinat-u „I-Shalah

b.Safinat-u „I-Najah

c. Fath-u „I-Qarib

d. Taqrib

e. Fath-u „I-Muin

f. Minhaju-u „I-Qawim

g. Muthma‟innah

h. Al-Iqna‟

i. Fath-u „I-Wahhab

2. Cabang Ilmu Tauhid

a.‟Aqidat-u „I –Awamm (nazham)

b. Bad‟-u „I- Amal (nazham)

c.Sanusiyah

3. Cabang Ilmu Tasawuf

31

Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan,…, hal. 28-29

Page 33: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

20

a.Al-Nasha „ih-u „I –Diniyah

b. Irsyad-u „I –Ibad

c. Tanbih-u „I –Ghafilin

d. Minhaj-u „I –Abidin

e. Al-Da‟wat-u „I –Tammah

f. Al- Hikam

g. Risalat-u „I –Mu‟awanah wa „I-Muzhaharah

h. Bidayat-u „I -Hidayah

4. Cabang Ilmu Nahwu dan Sharaf

a.Al-Maqsud (nazham)

b. „Awamil (nazham)

c. „Imrithi (nazham)

d. Ajurumiyah

e. Kaylani

f. Mirhat-u „I- I „Rab

g. Ibnu „Aqi

h. Alfiyah (nazham)

sedangkan materi pelajaran umum yang biasa diajarkan di pondok

pesantren sebagai berikut:

a. Bahasa Indonesia

b. Bahasa inggris

c. IPS

- Sejarah

- Geografi

- Ekonomi

d. IPA

- Fisika

- Kimia

- Biologi

- Tata Negara

Page 34: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

21

Waktu pembelajaran di pondok pesantren biasanya adalah setelah

shalat subuh berjamaah di masjid, setelah shalat ashar dan seah shalat „Isya.

Pengajian ini dilakukan secara berjenjang atau keseluruhan. Tergantung

metode dan sistem penyelenggaraan yang dilakukan. Sedangkan waktu pagi

sampai siang biasanya di isi dengan kegiatan mandiri atau keterampilan

khusus yang di selenggarakan oleh pihak pondok pesantren.

c. Tujuan dan Ciri Khas Pengajaran Pesantren

Adapun tujuan didirikannya pondok pesantren pada dasarnya terbagi

kepada dua hal, yaitu:

1) Tujuan Khusus

Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam

ilmu agama yang diajarkan oleh kiyai yang bersangkutan serta mengamalkan

dalam masyarakat.

2) Tujuan umum

Yakni membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang

berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muballigh

Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya. Melihat dari tujuan

tersebut, jelas sekali bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam

yang diharapkan dapat meneruskan missinya dalam dakwah Islam. Adapun

ciri-ciri khas pondok pesantren yang sekaligus menunjukan unsur-unsur

pokoknya, serta membedakannya dengan lembaga-lembaga pendidikan

lainnya adalah sebagai berikut:32

a. Pondok

Definisi singkat istilah “pondok” adalah tempat sederhana yang

merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya. Di Jawa besarnya

pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok yang sangat kecil

dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai pondok yang memiliki tanah

yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga ribu. Tanpa memperhatikan

32

Drs. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta, PT Raja Grafindo

Persada,1996) cet 1. hal. 39

Page 35: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

22

berapa jumlah santri, asrama santri wanita selalu dipisahkan dengan asrama

santri laki-laki.

Kompleks sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari

asrama santri dan rumah kyai, termasuk perumahan ustadz, gedung madrasah,

lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan

peternakan. Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai dan

kadang-kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk mengumpulkan

dana yang dibutuhkan.

Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat

asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk

mengembangkan keterampilan mandiri dalam amsyarakat sesudah tamat dari

pesantren. Santri harus bersikap mandiri, misalnya memasak sendiri, mencuci

pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan pondok.

Sistem asrama ini merupakan cirri khas tradisi pesantren yang membedakan

sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam lain.33

b. Masjid

Secara etimologi menurut M. Quraish Shihab, masjid-masjid berasal

dari bahasa Arab “sajada” yang berarti patuh, taat, serta tunduk

dengan penuh hormat dan takdzim. Sedangkan secara terminologis,

masjid merupakan tempat aktifitas manusia yang mencerminkan

kepatuhan kepada Allah Swt.34

Upaya menjadikan masjid sebagai pusat pengkajian dan pendidikan

Islam berdampak pada tiga hal. Pertama, mendidik anak agar tetap beribadah

dan selalu mengingat kepada Allah. Kedua, menanamkan rasa cinta kepada

ilmu pengetahuan dan menyadarkan hak-hak dan kewajiban manusia. Ketiga,

memberikan ketentraman, kedamaian, kemakmuran dan potensi-potensi

positif melalui pendidikan kesabaran, keberanian, dan semangat dalam hidup

beragama.

33

Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor, dan Pembaharuan pendidikan pesantren, …,hal. 70

34 HM. Amin Haedari dan Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren dalam Tantangan

Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global…hal. 36

Page 36: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

23

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren

merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam yang

pernah diperaktikan oleh Nabi Muhammad Saw artinya, telah terjadi proses

berkesinambungan fungsi masjid sebagai kegiatan umat. Tradisi penggunaan

masjid sebagai pusat aktifitas kaum muslimin diteruskan oleh para sahabat dan

khalifah berikutnya.

c. Santri

Santri adalah siswa atau murid yang belajar dipesantren. Pada

umumnya santri terbagi dalam dua kategori. Pertama, santri mukim yaitu

murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pesanteren

santri mukim yang paling lama tinggal di persantren tersebut biasanya yang

dipercaya untuk memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren

sehari-hari. Santri senior juga memikul tanggung jawab untuk mengajarkan

santri-santri junior tentang kitab-kitab dasar dan menengah.

Kedua, santri kalong yaitu para santri yang berasal dari desa-desa

disekitar pesantren. Mereka bolak balik dari rumahnya sendiri untuk

memenuhi tugas belajar dan aktifitas pesantren lainnya. Apabila pesantren

memiliki lebih banyak santri mukim dari pada santri kalong maka pesantren

tersebut adalah pesantren besar.

Oleh karenanya, hanya seorang santri yang memiliki kesungguhan dan

kecerdasan saja yang diberi kesempatan disebuah pesantren besar. Selain dua

istilah santri diatas ada juga istilah “santri kelana” dalam dunia pesantren.

Santri kelana adalah santri yang selalu berpindah-pindah dari satu pesantren

ke pesantren lainnya hanya untuk memperdalam ilmu agama.

d. Kiyai

Kiyai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang sangat

esensial bagi suatu pesantren. Menurut asal muasalnya.

sebagaimana dirinci Zamakhsyari Dhofier, perkataan kiyai dalam

bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda. Pertama,

sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap sakti dan kramat.

Kedua, sebagai gelar kehormatan bagi orang-orang tua umumnya. Ketiga,

Page 37: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

24

sebagai gelar kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang

ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren. 35

Kiyai dalam bahasan buku ini, mengacu kepada pengertian ketiga

yakni gelar yang diberikan kepada para pemimpin agama Islam atau pondok

pesantren dalam mengajarkan berbagai jenis kitab-kitab klasik (kuning)

kepada para santrinya. Peran penting kiyai terus signifikan hingga kini, kiyai

dianggap memiliki pengaruh secara sosial dan politik karena memiliki ribuan

santri yang taat dan patu serta mempunyai ikatan primordial (patron) dengan

lingkungan masyarakat lainnya.36

e. Kitab-kitab Islam Klasik

Unsur pokok lainnya yang cukup membedakan pesantren dengan

lembaga pendidikan lainnya bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab Islam

klasik atau yang sangat terkenal dengan sebutan kitab kuning. Yang dikarang

oleh para ulama terdahulu, mengenai berbagai berbagai macam ilmu

pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab, pelajaran dimulain dengan kitab-

kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang

berbagai ilmu yang mendalam. Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya,

biasnya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan. Secara garis besar

sistem pengajaran yang dilaksanakan di pesantren, dapat dikelompokan

menjadi tiga macam yaitu: Sorogan, Bandungan, Weton.37

d. Metode pembelajaran di Pondok Pesantren

Secara etimologis, metode berasal dari kata “met” dan “hodes” yang

berarti melalui. Sedang secara istilah, metode adalah jalan atau cara yang

harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sementara itu, pembelajaran

adalah kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara interaktif antara

santri dan kyai atau ustadz sebagai pendidik yang diatur berdasarkan

35

HM. Amin Haedari dan Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren dalam Tantangan

Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global…hal.45 36

HM. Amin Haedari dan Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren dalam Tantangan

Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global…hal. 28-35 37

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam,…hal. 49-52

Page 38: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

25

kurikulum yang telah disusun dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Jadi,

yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah cara-cara yang mesti

ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar antara santri dan kyai atau ustadz

untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Metode pembelajaran di pesantren ada yang bersifat tradisional dan

modern (baru). Tradisional adalah metode pembelajaran yang diselenggarakan

untuk kebiasaan-kebiasaan yang telah lama di pergunakan pada institusi

pesantren atau metode pembelajaran asli (original) pesantren. Sedangkan

pembelajaran baru (modern) merupakan metode pembelajaran hasil

pembaharuan kalangan pesantren dengan mengadopsi metode-metode yang

berkembang di masyarakat modern. Walaupun tidak mesti, penerapan metode

baru juga diikuti dengan pengambilan sistem baru baru, yaitu sistem sekolah

klasikal. Meski pada mulanya pesantren sudah mengenal sistem klasikal,

namun tidak dengan batas-batas fisik yang lebih tegas seperti pada sisitem

klasikal yang diterapkan di sekolah atau madrasah modern.38

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam secara selektif bertujuan

menjadikan para santri sebagai manusia yang mandiri yang diharapkan dapat

menjadi pemimpin umat dalam menuju keridlaan Tuhan. Ada beberapa

metode pengajaran yang dipergunakan untuk mendalami kitab-kitab standar

(Muqarrah) di pesantren., yaitu metode Wetonan, metode sorogan/ bandongan,

metode muhawarah, metode mudzakarah dan metode majlis ta‟lim.

Metode ini sudah diterapkan sejak berdirinya pesantren dan semakin

terjadi perbaikan sejak pesantren mengalami masa perubahan dan kebangkitan

di tahun 1900-an. Sampai sekarang dimana metode itu masih menunjukan

efektivitasnya. Uraian metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode Wetonan

Pelaksanaan metode wetonan ini adalah sebagai berikut: kyai

membaca sesuatu kitab dalam waktu tertentu dan santri membawa kitab yang

sama, kemudian santri mendengarkan dan menyimak tentang bacaan kyai

38

Mahmud, MM, Model-model Pembelajaran di Pesantren, (Tangerang, Media

Nusantara, 2006), cet ke-1, hal, 49-51

Page 39: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

26

tersebut. Metode pengajaran yang demikian adalam metode bebas, sebab

absensi santri tidak ada. Santi boleh datang boleh juga tidak, dan tidak ada

juga sistem kenaikan kelas. Santri yang cepat dalam menamatkan kitab boleh

menyambung ke kitab yang lebih tinggi atau mempelajari kitab lainnya.

Metode ini seolah-olah mendidik anak supaya kreatif dan dinamis.

Dengan metode pengajaran wetonan ini lama belajar santri tidak

tergantung kepada lamanya tahun belajar, tetapi berpatokan pada waktu kapan

murid tersebut menamatkan kitab-kitab pelajaran yang ditetapakan. Apabila

beberapa santri bersama-sama menamatkan satu kitab, maka suatu upacara

yang disebut khataman diselenggarakan, dimana dipertunjukan pencak,

gambus, dan terbang (rebana) sebagai hiburan dan sebagai adu kekuatan

dijadikan sebagai hiburan.

Dalam metode wetonan ini dilakukan dengan cara seorang kyai duduk

dilingkari santri-santri. Kelompok santri itu kemudian mengikuti kyai yang

membaca, menerjemahkan, menjelaskan, mengulas kitab-kitab dalam bahasa

arab itu.

2. Metode Sorogan

Metode sorogan dalam pengajian merupakan bagian yang paling sulit

dari keseluruhan metode pendidikan islam tradisional, sebab metode tersebut

menuntut kesabaran, kerajianan, ketaatan, dan disiplin pribadi dari murid.

Dalam metode ini santri yang pandai mengajukan sebuah kitab kepada kyai

untuk dibaca dihadapan kyai tersebut. Kalau dalam membaca dan memahami

kitab tersebut terdapat kesalahan, maka kesalahan itu langsung akan

dibenarkan oleh kyai. Metode sorogan ini terutama dilakukan untuk santri

yang permulaan belajar atau sebaliknya dilakukan oleh santri-santri khusus

yang dianggap pandai dan diharapkan dikemudian hari menjadi seorang alim.

Kitab-kitab yang dipakai dalam metode sorogan itu adalah kitab yang

ditulis dalam huruf gundul tanpa huruf hidup. Untuk itu seorang murid dalam

membacanya memerlukan bimbingan guru yang dapat mengawasi, menilai

dan membimbing secara maksimal kemampuan murid tersebut dalam bahasa

arab.

Page 40: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

27

3. Metode Muhawarah

Muhawarah adalah suatu kegiatan berlatih bercakap-cakap dengan

bahasa arab yang diwajibkan oleh pesantren kepada para santri selama mereka

tinggal di pondok. Di beberapa pesantren, latihan muhawarah atau muhadasah

tidak diwajibkan setiap hari, akan tetapi hanya satu kali atau dua kali dalam

seminggu yang digabungkan dengan latihan muhadlarah atau khitabah yang

tujuannya melatih anak didik berpidato.39

Khusus untuk santri pemula, kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu

tertentu. Sebelumnya, mereka diberi pembendaharaan kata-kata bahasa ara

yang sering dipergunakan untuk dipergunakan untuk dihafalkan sedikit demi

sedikit sehingga mencapai target sesuai jangka waktu yang ditentukan. Setelah

menguasai kosa kata bahasa arab yang cukup, mereka diwajibkan untuk

menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.

Pada beberapa pesantren, bahasa asing yang dipergunakan sebagai alat

komunikasi untuk para santri, tidak hanya bahsa Arab, tetapi juga bahasa

Inggris. Sehingga percakapan sehari-hari yang dipergunakan santri adalah

bahasa Arab dan Inggris.40

4. Metode Mudzakarah

Mudzakarah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang secara spesifik

membahas masalah diniyah seperti ibadah dan akidah serta masalah agama

pada umumnya. Dalam mudzakarah tersebut dapat dibedakan atas dua tingkat

kegiatan: pertama, mudzakarah diselenggarakan oleh sesama santri untuk

membahas suatu masalah dengan tujuan melatih para santri agar terlatih dalam

memecahkan persoalan dengan mempergunakan kitab-kitab yang tersedia,

salah seorang santri mesti ditunjuk sebagai juru bicara untuk menyampaikan

kesimpulan dari masalah yang didiskusikan. Kedua, mudzakarah yang di

pimpin oleh kyai, dimana hasil dari mudzakarah para santri diajukan untuk

dibahas dan nilai seperti dalam suatu seminar. Biasanya lebih banyak berisi

suatu tanya jawab dan hampir seluruhnya diselenggarakan dalam bahasa arab.

39

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam,…,hal. 15 40

Mahmud, MM, Model-model Pembelajaran di Pesantren,…,hal.78

Page 41: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

28

5. Metode Majlis ta‟lim

Majlis ta‟lim adalah suatu media penyampaian ajaran agama islam

yang bersifat umum dan terbuka. Para jamaah terdiri dari berbagai lapisan

yang memiliki latar belakang pengetahuan bermacam-macam dan tidak

dibatasi oleh tingkatan usia maupun perbedaan kelamin. Pengajian semacam

ini hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu saja.

Ada yang seminggu sekali dan ada yang dua minggu sekali atau

sebulan sekali. Kadang juga kyai mengadakan pengajian khusus untuk wanita.

Materi yang diberikan bersifat umum berisi nasehat-nasehat keagamaan yang

bersifat amar ma‟ruf nahi munkar. Adakalanya materi diambil dari kitab-kitab

tertentu seperti tafsir Qur‟an dan Hadist.41

Dalam metode ini pesantren salaf

dan pesantren modern sama saja hanya disini pesantren modern mengajarkan

pendidikan umum 70 persen dan 30 persen pendidikan agama Islam.

3. Pesantren Khalafi (Modern)

Pembaruan pesantren pada masa kini mengarah kepada pengembangan

pandangan dunia. Dan substansi pendidikan pesantren agar lebih responsif

terhadap kebutuhan tantangan zaman. Selain itu pembaruan pesantren juga

diarahkan untuk fungsionalisasi pesantren sebagai salah satu pusat penting

bagi pembangunan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam kamus bahasa Inggris kata “modern” memiliki makna

pembaharuan, yang terbaru atau tradisinal.42

Pondok pesantren modern adalah

pesntren yang menggunakan sistem modern (baru) dari segi penyampaian dan

pengajaran materinya.43

Pesantren khalaf atau modern adalah: “Pesantren yang telah

memasukan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah-madrasah yang

41

Imran Arifin, Kepemimpinan Kyai, (Malang Kalimasahada Press 1993), cet ke-1 hal.

37-40

42 Jhon M. Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,

2008), cet ke-4, hal. 384

43 Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Depag, 1992), hal. 28

Page 42: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

29

dikembangkannya, atau membuka tipe sekolah-sekolah umum dalam

lingkungan pesantren.44

Hal ini senada dengan Wahjoetomo mengatakan bahwa pesantren

Modern adalah lembaga pesanten yang memasukan pelajaran umum

kedalam pelajaran madrasah yang dikembangkan atau pesantren

menyelenggarakan tipe sekolah umum bahkan perguruan tinggi dalam

lingkungannya.45

Sedangkan Suwendi mengatakan bahwa “Pesantren modern berarti

pesantren yang selalu tanggap terhadap tuntutan dan perubahan Zaman,

berwawasan pada masa depan, selalu mengutamakan prinsip efektifitas dan

efisien dan sejenisnya.” 46

Pondok pesantren modern dapat dikatakan sebagai pondok pesantren

yang mengadopsi sistem madrasah atau sekolah, dengan kurikulum

Departemen Agama, maupun Departemen Pendidikan Nasional. Selain itu

pesantrn modern biasanya memiliki jumlah santri yang banyak, dan tampak

adanya administrasi, manajemen yang baik. Pesantren modern adalah

pesantren yang memberi respon terhadap ekspansi sisitem pendidikan umum

dengan cara merevisi kurikulumnya dengan memasukan semakin banyak mata

pelajaran umum membuka kelembagaan dan fasilitas-fasilitas pendidikannya

bagi kepentingan pendidikan umum.

Selain dengan cara diatas menurut Azumardi Azra pesantren modern

dapat merespon perubahan-perubahan sosial yang berlangsung dengan cara:

1. Pembaruan substansi/ isi pendidikan pesantren dengan memasukan

subyek-subyek umum dan victorial.

2. Pembaruan metodologi, seperti sistem klasik, penjenjangan, dan

kurikulum yang lebih luas.

3. Pembarauan kelembagaan, seperti kepemimpinan pesantren

diversivikasi lembaga pendidikan.

4. Pembaruan fungsi dari fungis kependidikan juga mencakup fungsi

sosial ekonomi.47

44

Zamkarsary Daofier, Tradisi Pesantren, ... hal. 41 45

Wahjoetomo¸ Perguruan Tinggi Pesanten, (Jakarta Gama Insani Press 1997), hal. 41 46

Wahjoetomo¸ Perguruan Tinggi Pesanten …hal. 217 47

Azumardi Azra, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, (Jakarta Rosdakarya 2000),

hal. 102

Page 43: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

30

Dengan demikian semakin jelaslah bahwa pesantren bukan hanya

mampu mengembangkan dirinya. Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu-

ilmu agama Islam tetapi juga mengadopsi sistem pendidikan nasional.

Perkembangan dunia telah melahirkan suatu kemajuan zaman yang modern

begitu pula dengan sistem pesantren. Karena itu, sistem pendidikan harus

selalu melakukan upaya rekonstruksi pemahaman tentang ajaran-ajarannya

agar tetap relevan dan survive. Adapun ciri-ciri pondok pesantren modern

diantaranya:

1. Sekolah Formal

Sekolah formal yang dilaksanakan di pondok pesantren modern

berjalan sebagaimana sekolah-sekolah umum pada umumnya. Pembelajaran

dilakukan di dalam kelas secara klasikal, memakai seragam, menggunakan

kurikulum Depag, Diknas dan juga kurikulum pondok itu sendiri.

Sekolah formal di pondok pesantren modern dilaksanakan secara

berjenjang, mulai dari SD atau MI sampai dengan tingkat MA atau SMA

bahkan ada beberapa pondok pesantren mengadakan perguruan tinggi untuk

melanjutkan pendidikan para santrinya berbeda dengan pesantren tradisional

yang melaksanakan perjenjangan pendidikan berdasarkan pengajian kitab

yang dipelajari.

2. Lembaga Ekonomi Produktif

Lembaga ekonomi prokuktif yang ada di pondok pesantren modern

biasa juga disebut dengan koperasi pelajar. Koperasi pelajar menyediakan

segala kebutuhan santri, mulai dari buku hingga pakaian. Koperasi dikelola

oleh pesantren, santri diajarkan dan dibimbing untuk bermuamalah menurut

ajaran agama Islam.

3. lembaga Pengembangan Masyarakat

lembaga pengembangan masyarakat atau organisasi, pada pesantren

modern organisasi dijalankan oleh santri, organisasi yang mengatur kehidupan

sehari-hari santri. Pengurus organisasi biasanya diambil dari santri yang

kelasnya tertinggi dan berlaku pada satu periode setelah itu diadakan

Page 44: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

31

pergantian pengurus baru, ketua organisasi dipilih oleh seluruh santri secara

demokrasi. Ustadz atau guru biasanya hanya bertindak selaku pembimbing

atau pengasuh. Dalam organisasi terdapat berbagai kegiatan yang diajarkan

kepada santri, hal tersebut guna menyiapkan santri agar dapat terjun

kemasyarakat.

4. Klinik Kesehatan

Di pondok pesantren modern biasanya sudah terdapat klinik kesehatan

atau puskesmas, klinik kesehatan ini melayani guru, karyawan dan santri yang

memerlukan perawatan dan pengobatan. Biaya yang dikeluarkan untuk

pengobatan biasanya relatif murah dibandingkan dengan berobat di luar

pesantren. Klinik kesehatan bisa jadi milik pesantren, atau hasil kerjasama

dengan pihak kesehatan pada umumnya.

5. Manajemen

Segala urusan di pondok pesantren modern sudah terorganisir dengan

baik. Mulai dari urusan bayaran santri atau keuangan sampai hubungan

masyarakat guna mengembangkan pondok pesantren. Kepemimpinan tidak

lagi bersifat absolut pada satu orang kyai sebagai pemimpin dan pengasuh

serta ustadz atau dewan guru juga memilki wewenang masing-masing pada

organisasi pesantren. Semua itu atas kebijakan hasil musyawarah dewan guru

dan pimpinan pondok pesantren.48

Selain ciri-ciri diatas menurut Wahjeotomo bahwa salah satu ciri yang

lain dari pondok modern adalah: “ biaya pembangunan pondok tersebut tidak

hanya didanai oleh kiyai, tetapi juga dari masyarakat”.49

Di pondok pesntren modern kiyai tidak memegang keuangan pondok

justru yang memegang keuangan adalah bendahara, ia mencari rejeki yang lain

yang bukan berasal dari pondok. Selain itu juga kebiasaan pada pondok

pesantren modern umumnya para santri sudah tidak memasak lagi tetapi diberi

langsung secara instant kepada santri-santri.

48

Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor, dan Pembaharuan pendidikan pesantren, …,hal.

172

49 Azumardi Azra, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam…,hal. 102

Page 45: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

32

4. Pesantren Salaf (Tradisional)

Berbicara tentang subyek ini, sejatinya lebih bernuansa teologis

ketimbang pendidikan. Namun, untuk melengkapi pemahaman mengenai

pembahasan yang dibicarakan dalam skripsi ini, term salafi atau salafiyyah

menjadi penting di ungkapkan. Secara etimologis, kata salaf atau salafiyyah

berakar dari kata “salaf” (سلف), yang berarti “orang yang lebih dulu, orang

yang mendahului atau hidup sebelum zaman kita”, antonim dari kata “khalaf”

.yang berarti kemudian atau datang belakangan (خلف)50

oleh Karena itu, secara

terminologis, perkataan “salaf” mengandung pengertian kronologis yang

berarti orang yang hidup pada zaman yang lebih awal.51

Namun Istilah salafi bagi kalangan pesantren mengacu kepada

pengertian “pesantren tradisional”. Pesantren salafi merupakan pesantren yang

mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan.

Sistem madrasah diterapkan untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai

dalam lembaga-lembaga bentuk lama. Tanpa mengenalkan pelajaran umum.

Pada umumnya pesantren salafi masih mempertahankan identitas pesantren

sebagai lembaga pendidikan adalah tafaqquh fi al-Din, atau mempersiapkan

calon-calon ulama bukan untuk kepentingan lain Khususnya pengisian

lapangan kerja.52

sehingga pesantren salafi kurang memiliki kemampuan dalam

mengimbangi dan dan menguasai kehidupan global yang menyebabkan

lembaga pesantren “lagging bahind the time” atau tidak mampu menjawab

tantangan.53

Menurut Nasihin Hasan pesantren salafi adalah: “pesantren yang

biasanya belum mampu menyempurnakan kelemahan yang dirasakan ada

dilingkungannya dan biasanya melekat dari semua sektor dan perangkat

kehidupan pondok pesntren”.54

50

Ibnu Manzhur, Lisan al-„arabi, (Mesir: Dar-al-Maa‟arif, tt) hal. 2068-2069 51

Ensiklopedia Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1996), cet ke-1 h. 119-120 52

Azumardi Azra, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam…hal. 104 53

Nurcholis Majid, Bilik-bilik Pesantren, ... hal. 90 54

Nurcholis Majid, Bilik-bilik Pesantren… hal. 114

Page 46: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

33

Diantara kelemahan-kelemahan tersebut yaitu: kelemahan

administratif, organisatoris, dan manajemen, langkah pemimpin dan dan

tenaga bantu yang memiliki kecakapan menyeluruh, pengajaran berkualitas

tinggi, terbatasnya sumber keuangan, tidak menentukan pola hubungan

keluarga dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Sedangkan menurut Yusuf Hasyim, bahwa pesantren salafi adalah:

“pesantren yang acuan kurikulumnya secara referensial bertumpu pada kitab-

kitab karangan ulama-ulama salafi dan lebih mengutamakan pada aspek

keagamaan dengan metode klasiknya (sorogan dan bandongan)”.55

Pesantren tradisional selain mengacu pada kitab-kitab kepada kitab-

kitab klasik juga berfungsi sebagai transmisi dan transfer ilmu, pemeliharan

tradisional Islam dan memproduksi ulama. Ada beberapa alasan menurut

Nurcholis Majid mengapa banyak pesantren yang mempertahankan pola

salafiyah yang dianggap masih Sophisciated dalam menghadapi persoalan

eksternal diantaranya:

1) Dari segi kepemimpinan pesantren secara kukuh masih terpola

dengan kepemimpinan yang sentralistik dengan hirarkis yang

berpusat kepada satu orang kiyai.

2) Kelemahan dalam bidang metodologi yang akan memberikan

dampak lemahnya kreativitas.

3) Terjadinya disorientasi, yakni pesantren kehilangan kemampuan

mendefinisikan dan memposisikan dirinya ditengah realitas sosial

yang sekarang ini terjadi perubahan yang demikian cepat.56

Adapun ciri-ciri pondok pesantren salaf dari uraian diatas maka dapat

diturunkan bahwa pesantren salafi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pesantren salafi adalah pesantren yang mempertahankan pengajaran

kitab-kitab Islam klasik dengan menggunakan metode non klasik

(bandongan dan sorogan).

b. Masih banyaknya kelemahan baik dalam bidang administratif,

organisatoris, kurangnya tenaga yang profesional dan berkualitas

tinggi, serta masih terbatasnya sumber keuangan.

55

H. M. Yusuf Hasyim, Dinamika Pesantren, (Jakarta P3M 1988) hal.90 56

Nurcholis Majid, Bilik-bilik Pesantren,...hal. 114

Page 47: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

34

c. Kurikulumnya bertumpu pada ulama-ulama salaf.

d. Lebih mengutamakan aspek keagamaan tanpa mengenalkan

pengetahuan umum.

e. Tujuan utamanya adalah refroduksi ulama.

Page 48: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, desain yang digunakan adalah desain

penelitian deskriptif analisis dan analisis komparasional bivariat, yaitu

dengan cara mendeskripsikan data, menganalisa, dan membandingkan data

dari hasil angket pembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari pondok

pesantren modern Daarul Ahsan dan santri yang berasal dari pondok

pesantren salaf al-Musayyadah.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di podok pesantren Modern Daarul Ahsan dan

pondok pesantren Salaf al-Musayyadah Desa Dangdeur kec.Jayanti kab.

Tangerang Banten.

Adapun waktu penelitian yang penulis susun dari hasil konfirmasi

kepada pihak pesantren tersebut yaitu mulai tanggal 1 November s/d 30

November 2010 penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Modern Daarul

Ahsan dan pondok pesantren salaf al-Musayyadah.

C. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah:

35

Page 49: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

36

1. Penelitian lapangan (filed research) dengan menggunakan analisis

komparasional yaitu membandingkan pembelajaran fiqih di pondok

pesantren Modern Daarul Ahsan dan pondok pesantren salaf al-

Musayyadah.

2. Penelitian kepustakaan (book research) yakni dengan melacak buku-

buku yang berkaitan dengan penelitian ini untuk kemudian dibaca,

dikutip sesuai dengan keperluan kemudian dianalisis.

D. Variabel penelitian

Y. W. Best yang disunting oleh Sanapiah Faisal yang disebut Variabel

penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh

peneliti di manipulasikan, dikontrol, atau diobservasi dalam suatu penelitian.

Sedangkan direktorat pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang

dimaksud variabel penelitian adalah suatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian.1

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam variabel

interval, yakni variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam

pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan unit pengukuran yang sama.2

Variabel dalam penelitian ini adalah “ Pembelajaran fiqih” santri yang

berasal dari pondok pesantren Modern Daarul Ahsan dan Pondok Pesantren

Salaf al-Musayyadah.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti,

Dalam pembuatan skripsi ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh

santri tsanawiyah yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan

dan santri tsanawiyah yang berasal dari pondok pesantren salaf al-

Musayyadah.

1 Chalid Narbuko, et. Al, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Cet. Ke-

2, h.118 2 Chalid narbuko, et. Al, Metodologi Penelitian,…h. 129

Page 50: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

37

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

penelitian ini sampel yang diambil adalah santri tsanawiyah pondok pesantren

modern Daarul Ahsan yang berjumlah 109 dan santri sanawiyah pondok

pesantren salaf al-Musayyadah yang berjumlah 39. Jadi jumlah keseluruhan

populasi adalah 148 santri.

Namun penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arkunto yang

menyatakan bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya

jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10% -15% atau 20% -25%.3

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis mengambil 34% dari jumlah

populasi yang ada (148 x 34%= 50 orang).

Dalam penetapan sampel penulis menggunakan teknik Random

Sampling (sampel acak sederhana). Penulis hanya menentukan 50 santri yaitu

25 santri berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan 25 santri

yang berasal dari pondok pesantren salaf al-Musayyadah di Banten.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah “Pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala yang diteliti”.4 Observasi dalam penelitian ini dilakukan

untuk mengamati pembelajaran fiqih, proses kegiatan belajar mengajar

(KBM), lingkungan pesantren sarana dan prasarana pesantren serta keadaan

para siswa dan para guru di lingkungan pesantren.

2. Angket

Angket adalah suatu tehnik pengumpulan data yang mempunyai

kesamaan dengan tehnik wawancara karena keduanya diberikan dalam

3 Suharsimi Arkunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, (Jakarta: PT Rieneka Cipta,

1998), Cet. Ke-4, h. 120

4 Nuraini Usman, Metodologi Penelitian Social, (Jakarta Bumi Askara 2000), Cet. Ke-3,

hal. 54

Page 51: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

38

bentuk pertanyaan. Bedanya kalau wawancara dilaksanakan secara lisan

sedangkan angket secara tertulis.

Alasan penulis menggunakan tehnik angket dalam mengumpulkan

data ini adalah sebagai berikut:

a. Penulis ingin mengumpulkan data sebanyak mungkin dalam waktu

singkat, namun secara penelitian dapat tercapai dengan baik.

b. Untuk memudahkan penganalisaan data yang terkumpul, karena

pertanyaan yang diajukan kepada responden sama.

c. Karena responden jumlahnya cukup banyak.

Angket yang digunakan oleh penulis bersifat tertutup terdiri dari 22

pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban yang berhubungan dengan

pembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari pondok pesantren modern

Daarul Ahsan dan Pondok pesantren salaf al-Musayyadah.

Tabel. 1

Kisi-kisi Instrumen pembelajaran Fiqih

Santri Pondok Pesantren Daarul Ahsan dan pondok pesantren al-

Musayyadah di Banten

No Komponen

penerapan PAI Indikator

Item

Pertanyaan

1 Pembelajaran Fiqih Penerapan kurikulum PAI

pengacuan kurikulum di pondok

pesantren

pondok pesantren sudah

memenuhi kurikulum.

1, 2 dan 19

Pembelajaran Fiqih Yang

Diberikan Di Pondok Pesanten

Pelajaran fiqih Membebani

Aktivitas

Cara Guru Menjelaskan Materi

fiqih

3,5,8,9,11,12,

13 dan 20

Page 52: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

39

Penyampaian guru

Tingkat penguasaan guru

Guru memberikan tugas

Guru memberikan kesempatan

bertanya

Guru fiqih memberikan

motivasi

Menyukai pelajaran fiqih

Memiliki kitab fiqih

Sikap santri ketika guru sedang

menjelaskan

Yang dilakukan ketika guru

tidak hadir

Suasana belajar di pondok

pesantren

Sarana dan prasarana PAI di

pondok pesantren

Peraturan PAI di pondok

pesantren

4,10,15, 16,

14, 17, 18,

dan 22

4 Metode Metode yang digunakan ketika

belajar

Metode yang paling disukai

ketika belajar

Metode yang diberikan dalam

belajar dapat dipahami

6, 7, dan 21

3. Wawancara

Wawancara adalah merupakan suatu alat untuk memperoleh fakta

data atau informasi dari seseorang. Selain wawancara berfungsi untuk

mencari informasi dalam pengumpulan data, dalam pengumpulan data juga

wawancara mempunyai kedudukan tersendiri dalam konseling. Maka dari

Page 53: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

40

wawancara disamping berfungsi sebagai alat untuk memberi informasi,

data dan fakta, juga merupakan alat pokok dalam proses konseling. Untuk

itu wawancara ini penulis akan tujukan kepada guru pelajaran fiqih,

Wawancara terhadap guru fiqih juga terkait pada perberbandingan

pembelajaran fiqih di pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan santri

yang berasal dari pondok pesantren salaf AL-Musayyadah.

G. Teknik Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data

Yang termasuk langkah-langkah dalam pengolahan, analisis dan

interpretasi data adalah: 5

1. Persiapan: Mengecek kelengkapan data dan instrument yang sesuai dengan

data yang akan dikumpulkan.

2. Tabulasi data: Mengajukan data yang diperoleh sebagai hasil penelitian.

3. Analisis data: Menganalisa data yang sudah ditabulasikan dengan

membandingkan antara satu sampel dengan sampel lainnya.

Setelah data-data yang diperlukan telah diperoleh, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. langkah awal melakukan

pengolahan dan analisa data dari angket yang diperoleh. Dalam mengelola

angket, penulis menggunakan rumus distribusi frekuensi, yaitu:

F

P= x 100%

N

Keterangan:

P = tingkat Presentase

F = Frekuensi dari Hasil Jawaban

N = Jumlah Responden

Kemudian penulis melakukan proses tabulasi, yakni menyajikan data-

data tersebut kedalam bentuk tabel. Melalui proses ini, data yang diperoleh di

lapangan akan tampak lebih ringkas sehingga lebih mudah untuk dipahami.

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek...h. 209

Page 54: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

41

Tahap berikutnya mencari komparansional Tes “t” (“t” Test), yaitu

dengan membandingkan nilai angket dari santri yang berasal dari pondok

pesantren modern Daarul Ahsan dan pondok pesantren salaf al-Musayyadah.

Adapun mean Variabel X dengan rumus:

1. Mencari mean Variabel X1 dengan rumus

M¹ = ∑ X¹

2. Mencari mean Variabel X² dengan rumus:

M¹ = ∑ X¹

3. Mean deviasi sekor Variabel X¹, dengan rumus:

X¹ = X¹ - M¹

4. Mencari deviasi sekor Variabel X², dengan rumus:

X² = X²- M²

5. Mengkuadratkan X¹, lalu dijumlahkan maka diperoleh ∑ X12

6. Mengkuadratkankan X22

7. Mencari tό dengan rumus:

tό =

).NN(

)N-N(.

)2NN(

)(

M2-M1

21

21

21

22

1

XX

8. Memberi interprestasi terhadap “tό” yang telah diperoleh dengan

menggunakan tabel nilai “t”, dengan langkah-langkah:

a. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesisi yang diajukan,

dengan jalan membandingkan “tό” yang telah diperoleh dalam

perhitungan “tό” yang tercantum dalam tabel nilai “t” dengan terlebih

dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df)

yang rumusnya sebagai berikut:

df atau db = (N1 + N2)-2

keterangan:

df atau db = Degress of freedom atau derajat bebas

Page 55: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

42

N1 = Banyaknya subjek kelompok 1 (jumlah sampel

kelompok 1)

N2 = Banyaknya subjek kelompok II (jumlah sampel

kelompok II)

Setelah (db) atau (df) diperoleh, maka besarnya “t” yang tercantum

dalam tabel nilai “t” dapat dicari, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%.

Jika tό sama dengan lebih besar dari pada harga kritik “t” yang tercantum

dalam tabel, maka hipotesis nihil ditolak, sebaliknya hipotesa alternatif

diterima berarti perbedaan mean dari kedua sampel itu adalah perbedaan yang

signifikan.

Jika “tό” lebih kecil dari pada “t” tabel, maka hipotesis nihil disetujui

atau di terima, sebaliknya hipotesis alternatif ditolak. Berarti perbedaan mean

dua sampel itu bukanlah perbedaan yang berarti, atau bukan perbedaan yang

signifikan.

Dengan hipotesis sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran fiqih antara

santri di pondok pesantren modern dengan pondok pesantren

salaf.

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran fiqih

antara santri di pondok pesantren modern dengan pondok

pesantren salaf.

Page 56: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Riil Objek Penelitian

Madrasah tsanawiyah pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan

pondok pesantren salaf al-Musayyadah terletak di Jalan Raya Serang Km 31

Desa Dangdeur Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang Banten.

B. Profil Pondok Pesantren Modern Daarul Ahsan

Pondok pesantren lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam di

suatu tempat, sehingga bentuk madrasah telah mengalami perubahan yang

cukup panjang, yaitu dari bentuk yang sangat sederhana sampai dengan bentuk

yang sekarang ini. Disamping itu pondok pesantren selalu muncul dari

masyarakat, artinya lahirnya pondok pesantren karena masyarakat di suatu

tempat memerlukan pendidikan agama, yang kemudian berkembang dengan

tujuan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat.

Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa pondok pesantren sebenarnya

milik masyarakat, dengan besar dan berkembang di masyarakat. Kita tahu

bahwa yang mendirikan pondok pesantren adalah masyarakat, baik melalui

bentuk yayasan maupun pribadi-pribadi dengan melalui cara hibah dan wakaf.

Dengan demikian dana yang terhimpun juga berasal dari masyarakat yang

jumlahnya relatif sangat sederhana.

Page 57: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

44

Dengan dipelopori oleh para ulama, tokoh masyarakat di wilayah Desa

Dangdeur dan sekitarnya maka didirikanlah suatu yayasan yang berorientasi

kepada pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Yayasan tersebut diberi nama

“Yayasan Pendidikan Islam Daarul Ahsan“ pada tahun 2002, yang

mendirikannya adalah H. Madtosi dan di pimpin oleh seorang anak

menantunya bernama Drs. Maman L Hakim, MA beserta istri. Lembaga

pendidikan yang diselenggarakan Rudhotul Athfal (TK) yang didirikan pada

tahun 2002, Madrasah Tsanawiyah (MTs) tahun 2002, dan Madrasah Aliyah

(MA) yang mulai beroperasi pada 2002.

1. Visi dan Misi Mts Daarul Ahsan

Visi Mts Daarul Ahsan Tangerang adalah membentuk warga sekolah

berprestasi gemilang dengan didasari aklhak mulia. Adapun misi Mts Daarul Ahsan

Tangerang sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan prima

b. Meningkatkan kinerja yang sinergis

c. Meningkatkan disiplin

d. Meningkatkan kreativitas dan inovasi

e. Meningkatkan tenaga pendidikan yang berkualitas

f. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan.

2. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru di dalam sistem pendidikan mempunyai peranan yang sangat

penting, sebab guru merupakan pelaksana langsung dalam proses

pembelajaran dan bertanggung jawab dalam ketercapaian pendidikan dengan

berbagai macam tujuan-tujuannya. Adapun staff pegawai sangat berarti sekali

untuk mengendalikan dan melandaskan, serta mengorganisasikan dalam

rangka kontinuitas proses pendidikan. Tabel dibawah ini menggambarkan para

guru dan staff pegawai pondok pesantren Daarul Ahsan. Kepala Madrasah

Tsanawiyah Daarul Ahsan adalah, Drs. Maman L Hakim MA.

Page 58: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

45

Tabel. 2

Keadaan Guru dan Karyawan Pondok Pesantren Daarul Ahsan

No Uraian <D.II D-II D-III S-1 S-2

1

Tenaga guru

Laki-laki 1 10 3

Perempuan 10

2

Tenaga lab

Laki-laki 2

Perempuan -

3

Tenaga

pustakawan

Laki-laki 1

Perempuan

4

Tenaga tata usaha

Laki-laki 1 1

Perempuan 1 1

5

Penjaga sekolah

Laki-laki 2

Perempuan -

jumlah 5 25 3

3. Unit Kegiatan Santri

Untuk menunjang pengembangan prestasi, bakat, dan minat belajar

siswa maka perlu diselenggarakannya kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler.

Intrakurikuler:

1. Pelatihan kader DAI (Muhadlarah)

2. Tahfidzul Qur’an (Juz Amma dan Surat Wirid)

Page 59: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

46

3. Pelatihan operator komputer

4. Keterampilan bahasa Inggris

Ekstrakurikuler

1. Marawis dan Qasidah

2. Olahraga (Voley, Basket, Badminton, dan tenis meja.

3. Marching Band (Gabungan)

4. Pramuka

5. Palang Merah Remaja (PMR)

6. Paskibra

4. Sarana dan Prasarana

Peran sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan formal

maupun non formal sangat penting, guna menunjang proses pencapaian tujuan

pembelajaran dan pendidikan secara umum. Sarana dan prasaran dapat

dikatakan sebagai kebutuhan pokok dalam sebuah lembaga pendidikan, bukan

merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar yang

merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar yang

tentunya tidak bias dipisahkan dari sistem pembelajaran yang efektif dan

efisien. Pondok Pesantren Daarul Ahsan Tangerang memiliki sarana gedung

yang cukup memadai yang terdiri dari:

1. Ruang kelas

2. Ruang kantor kepala sekolah, guru, dan karyawan

3. Ruang Laboratorium

4. Ruang tata usaha

5. Ruang perustakaan

6. Ruang laboratorium komputer

7. Ruang Multi Media

8. Ruang keterampilan

9. Ruang UKS

10. aula serba guna

Page 60: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

47

11. Musholla

12. rumah dinas

13. ruang osis

14. Asrama/pondok pesantren

15. Lapangan olahraga dan upacara

5. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan oleh pondok pesantren Daarul Ahsan

mengacu pada kurikulum yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama dan

Kementrian Pendidikan Nasional dan dikembangkan dengan pedoman pada

visi dan misi madrasah dan pengembangan life-skill. Dengan demikian

diharapkan santri lulusan pondok pesantren Daarul Ahsan memiliki

kompetensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diiringi dasar ke-

Islaman, keimanan, dan ketakwaan yang kokoh dengan mengedepankan

akhlakul karimah. Bagi siswa lulusan yang ingin melanjutkan ke perguruan

tinggi dapat diterima disegala bidang jurusan dan program studi, juga bagi

mereka yang ingin mencari pekerjaan, sudah dibekai dengan kemampuan dan

keterampilan dasar mencari pekerjaan.

C. Profil Pondok Pesantren Salaf al-Musayyadah

1. Sejarah singkat pondok pesantren salaf al-Musayyadah

Pondok pesantren salafi al-Musayyadah sudah sejak lama lahir yaitu

pada tahun 1937, awal berdiri pondok pesantren salaf al-Musayyadah di

pimpin oleh seorang ustadzah yang bernama Hj. Aminah. Awal mula berdiri

pondok ini santri yang mengaji hanya sedikit mereka tidak menetap di asrama

karena pada zaman dahulu tidak ada asrama. Dan pelajaran yang ditekankan

adalah mengaji al-Qur’an dan mempelajari kitab fiqih.

Namun dari tahun ke tahun pondok pesantren salaf al-Musayyadah ini

berkembang mengikuti laju perkembangan zaman. Sekarang santri yang

belajar di pondok pesantren ini ada 109 semuanya menetap di asrama dan

kitab yang dipelajarinya pun banyak diantaranya al-Qur’an, Fiqih, ilmu

Page 61: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

48

Nahwu, dan ilmu akhlak. Pondok pesantren salaf al-Musayyadah ini sekarang

dikelola oleh anak-anak dari almarhumah Hj. Aminah. Salah satunya yaitu

Kiyai H. muhaemin dan Kiyai H. Khudri. Pondok pesantren salaf al-

Musayyadah menggunakan sistem madrasah dari mulai madrasah ibtidaiyah,

madrasah sanawiyah dan madrasah aliyah.

2. Visi dan Misi

Visi dari penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan di pondok

pesantren Al-Musayyadah adalah sebagai berikut : “Pondok Pesantren Al-

Musayyadah Menjadi Pesantren Sebagai Pusat Pendidikan Dan

Pengembangan Ilmu alat dan syari’ah”. Misi pondok pesantren al-

Musayyadah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menghasilkan

lulusan berkualitas dibidang ilmu Al-Qur’an , serta kitab salaf lainnya.

b. Mengembangkan kajian ilmu Al-Qur’an dan hadits untuk di

aplikasikan pada ilmu-ilmu yang lain serta menjadi amaliah sehari-

hari.

c. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pendidikan dan

pengabdian masyarakat.

3. Keadaan Santri

Tabel. 3

Keadaan Santri Salaf al-Musayyadah

Menurut Kelas 2010

No Kelas Jumlah

1

2

3

Ibtidaiyah

Tsanawiyah

Aliyah

40

39

40

Jumlah 119

Page 62: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

49

4. Keadaan Guru di Pondok Pesantren al-Musayyadah

Dalam pendidikan di pondok pesantren salaf ada yang namanya senior

yaitu santri yang sudah lama belajar di pondok dan diperintahkan oleh seorang

kiyai untuk mengabdi menjadi guru di pesantren adapun santri senior yang

mengabdi di pondok pesantren salaf al-Musayyadah ada 7 orang santri. Jadi

jumlah guru yang mengajar di pondok pesantren salaf al-Musayyadah

jumlahnya 14.

5. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren salaf al-

Musayyadah sebagai berikut:

Tabel. 4

No Uraian Jumlah

1 Asrama 12

2 Madrasah 3

3 Koprasi 1

4 Kantor 1

5 Musholla 1

Jumlah 18

D. Deskripsi Data

Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket,

observasi, dan wawancara. Angket di susun berdasarkan pokok penelitian

yang di teliti. Angket yang dibuat terdiri dari 22 item pertanyaan mengenai

penbelajaran fiqih. Kemudian angket tersebut di sebarkan kepada 50 orang

santri yakni 25 santri dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan 25

santri dari pondok pesantren salaf al-Musayyadah.

Tahap selanjutnya mengklasifikasi angket menjadi 2 kelompok yakni

santri yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan santri

Page 63: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

50

yang berasal dari pondok pesantren salaf al-Musayyadah kemudian di cari

prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi:

F

P = x 100%

N

Keterangan:

P = tingkat Presentase

F = Frekuensi dari Hasil Jawaban

N = Jumlah Responden

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah

mengelompokkan data nilai dari angket yang diperoleh dari santri yang

berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan santri yang berasal

dari pondok pesantren salaf al-Musayyadah ke dalam 2 kelompok, maka dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 5

Data Nilai Angket

Pondok Pesantren Modern Daarul Ahsan

No Nama L / P Nilai

1 Ade Firmansyah L 85

2 Ahmad Bahtiar L 80

3 Dian Hayati L 81

4 Dimas Lutut Pinutur P 80

5 Nadrotun Nuha P 82

6 Nila Asfiya Qolba P 85

7 Ni’matul Habibah P 81

8 Habiburrahman L 82

9 Jaelani Sidiq L 80

10 Lira Safitri P 80

11 Nur Azizah P 80

12 Nur Dina P 85

Page 64: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

51

13 Risky Ikhwan L 82

14 Safinah Fartikah Indie Anita P 78

15 Siti Alawiyah P 78

16 Siti Mardiyanty P 82

17 Siti Nurhayati P 80

18 Ibrahim Irsyad L 78

19 Muslihah P 84

20 Wahyu Effendi L 83

21 Nur Azizah P 83

22 Farah Humairah P 78

23 Jihan Azizah P 83

24 Nenden Maulidia Fitria P 83

25 Faaza Nurul Wahdah P 82

Tabel. 6

Data Nilai Angket

Pondok Pesantren Salaf al-Musayyadah

No Nama L / P Nilai

1 Arini Intan P 81

2 Arini Ulfah Mawaddah P 82

3 Ayi Nur Asiah P 80

4 Dwi Nur Fatimah P 80

5 Mellah Fikriyah P 74

6 Mutiah Fanny P 75

7 Nur Lailiyatun Khikmah P 72

8 Rezkiyatun P 79

9 Zahrotun Nufus P 81

10 Siti Nurfiaty P 78

11 Miftah Septia Herman P 78

12 Tati Murnayati P 80

13 Hayatun Nisa P 78

Page 65: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

52

14 Siti Sulaemah P 80

15 Lia Anggraeni P 80

16 Nurlaelatul Fajriyah P 80

17 Siti Mugitoh P 77

18 Siti Aminah P 81

19 Aam Astupah P 82

20 Magfirotul Fatkha P 78

21 Siti Khodijah P 80

22 Ainun Nadroh P 80

23 Riksa Damayanti P 79

24 Ilah Kholilah P 80

25 Nurul Aini p 80

Dari data yang diperoleh dari tabel di atas, maka diperoleh variable X 1

dan X 2 sebagai berikut:

Tabel. 7

Deskripsi Variable X1 dan X

2

No

Siswa yang Berasal dari PP

Modern

(Variable X1)

Siswa yang Berasal dari PP Salaf

( Variable X2

)

1 85 81

2 80 82

3 81 80

4 80 80

5 82 74

6 85 75

7 81 72

8 82 79

9 80 81

10 80 78

11 80 78

12 85 80

Page 66: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

53

13 82 78

14 78 80

15 78 80

16 82 80

17 80 77

18 78 81

19 84 82

20 83 78

21 83 80

22 78 80

23 83 79

24 83 80

25 82 80

E. Analisa dan Interpretasi Data

Dari penelitian yang dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi

sampel, penulis melakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam

metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian.

Dalam menganalisa data langkah pertama yang penulis lakukan adalah

dengan membuat prosentase dari hasil angket yang diperoleh dengan

menggunakan rumus distribusi frekuensi, dalam hal ini disajikan dalam bentuk

tabel agar mudah dipahami.

Tabel 8

Kurikulum yang Diterapkan di Pondok Pesantren

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif

Jawaban F %

No

Alternatif

Jawaban F %

1 a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

d. Tidak baik

8

17

-

-

32

68

-

-

1 a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

d. Tidak baik.

18

6

1

-

72

24

4

-

25 100 25 100

Page 67: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

54

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern mengetahui kurikulum yang di terapkan dipondok pesantren

sangat baik dengan prosentase sebesar 32%, kurikulum yang diterapkan baik

dengan prosentase sebesar 68 %, kurikulum yang diterapkan di pondok

pesantren kurang baik dengan prosentase sebesar 0 % dan kurikulum yang

diterapkan tidak baik dengan prosentase sebesar 0%. Sedangkan santri yang

berasal dari pondok pesantren salaf, kurikulum yang diterapkan sangat baik

dengan prosentase 72 %, kurikulum yang diterapkan di pondok pesantren baik

dengan prosentase 24 %, kurikulum yang diterapkan di pondok pesantren

kurang baik dengan prosentase 4 %, dan kurikulum yang diterapkan di pondok

pesantren tidak baik dengan prosentase 0 %.

Tabel 9

Pengacuan Kurikulum Pondok Pesantren

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

2 a. Kiyai

b. Depag

c. Tidak tahu

d. Tidak semua

15

6

3

1

60

24

12

4

2 a. Kiyai

b. Depag

c. Tidak tahu

d. Tidak semua

25

-

-

-

100

-

-

-

25 100 25 100

Pada tabel 9 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern mengetahui pengacuan kurikulum di pondok pesantren yang

mengacu kepada kiyai dengan prosentase 60 %, pengacuan kurikulum di

pondok pesantren yang mengacu kepada departemen agama dengan

prosentase 24 %, pengacuan kurikulum di pondok pesantren yang tidak tahu

dengan prosentase 12 %, pengacuan kurikulum di pondok pesantren yang

tidak semua dengan prosentase 4 %. Sedangkan menurut santri yang berasal

dari pondok pesantren salaf pengacuang kurikulum di pondok pesantren yang

mengacu kepada kiyai dengan prosentase 100 %, pengacuan kurikulum di

pondok pesantren yang mengacu kepada departemen agama dengan

Page 68: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

55

prosentase 0 %, pengacuan kurikulum di pondok pesantren yang tidak tahu

dengan prosentase 0 %, pengacuan kurikulum di pondok pesantren yang tidak

semua dengan prosentase 0 %.

Tabel 10

Pembelajaran Fiqih yang Diberikan di Pondok Pesantren

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

3 a. Sangat mudah

b. Sangat sukar

c. Biasa-biasa saja

d. Mudah dan sukar

3

3

2

17

12

12

8

68

3 a. Sangat mudah

b. Sangat sukar

c. Biasa-biasa saja

d. Mudah dan sukar

2

-

-

23

8

-

-

92

25 100 25 100

Pada tabel 10 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern menurut santri pembelajaran Fiqih yang diberikan di

pondok pesantren sangat mudah dengan prosentase 12 %, pembelajaran Fiqih

yang diberikan di pondok pesantren sangat sukar dengan prosentase 12 %,

pembelajaran Fiqih yang diberikan di pondok pesantren biasa-biasa saja

dengan prosentase 8 %, pembelajaran Fiqih yang diberikan di pondok

pesantren mudah dan sukar dengan prosentase 17 %, sedangkan menurut

santri yang berasal dari pondok pesantren salaf menunjukan pembelajaran

Fiqih yang diberikan di pondok pesantren sangat mudah dengan prosentase 8

%, pembelajan Fiqih yang diberikan di pondok pesantren sangat sukar dengan

prosentase 0 %, pembelajaran Fiqih yang diberikan di pondok pesantren biasa-

biasa saja dengan prosentase 0 %, pembelajaran Fiqih yang diberikan di

pondok pesantren mudah dan sukar dengan prosentase 92 %.

Tabel 11

Menyukai Pelajaran Fiqih

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

Page 69: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

56

4 a. Suka sekali

b. Suka

c. Biasa-biasa saja

d. Tidak suka

7

14

2

2

28

56

8

8

4 a. Suka sekali

b. Suka

c. Biasa-biasa saja

d. Tidak suka

7

17

1

-

28

68

4

-

25 100 25 100

Pada tabel 11 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern yang suka sekali dengan pelajaran Fiqih dengan prosentase

28 %, santri suka dengan pelajaran Fiqih dengan prosentase 56 %, santri yang

biasa-biasa saja dengan pelajaran Fiqih dengan prosentase 8 %, santri yang

tidak suka dengan pelajaran Fiqih dengan prosentase 8 %, sedangkan santri

yang berasal dari pondok pesantren salaf yang suka sekali dengan pelajaran

Fiqih dengan prosentase 28 %, santri yang suka dengan pelajaran Fiqih

dengan prosentase 68 %, sntri yang biasa-biasa saja dengan pelajaran Fiqih

dengan prosentase 4 %, santri yang tidak suka dengan pelajaran Fiqih dengan

prosentase 0 %.

Tabel 12

Pelajaran Fiqih Membebani Aktifitas Santri

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

5 a. Sangat membebani

b. Membebani

c. Tidak membebani

d. Biasa-biasa saja

-

2

8

15

-

8

32

60

5 a. Sangat membebani

b. Membebani

c. Tidak membebani

d. Biasa-biasa saja

-

-

12

13

-

-

48

52

25 100 25 100

Pada tabel 12 menunjukan santri yang berasal dari pondok pesantren

moden pelajaran Fiqih yang sangat membebani dengan prosentase 0 %,

pelajaran Fiqih yang membebani dengan prosentase 8 %, pelajaran Fiqih yang

tidak membebani dengan prosentase 32 %, pelajaran Nahwu yang biasa-biasa

saja dengan prosentase 60 %, sedangkan santri yang berasal dari pondok

pesantren salaf pelajaran Fiqih yang sangat membebani dengan prosentase 0

Page 70: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

57

%, pelajaran Fiqih yang membebani dengan prosentase 0 %, pelajaran Fiqih

yang tidak membebani dengan prosentase 48 %, pelajaran Fiqih yang biasa-

biasa saja dengan prosentase 52 %.

Tabel 13

Metode dalam Penyampaian Materi Fiqih

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

6 a. Ceramah dan Tanya

jawab

b. Sorogan dan

wetonan

c. Diskusi

d. Semua

10

-

1

14

40

-

4

56

6 a. Ceramah dan

Tanya jawab

b. Sorogan dan

wetonan

c. Diskusi

d. Semua

8

8

-

9

32

32

-

36

25 100 25 100

Pada tabel 13 menunjukan santri yang berasal dari pondok pesantren

modern dalam penyampaian materi Fiqih yang dengan metode ceramah dan

Tanya jawab dengan prosentase 40 %, penyampaian materi Fiqih yang dengan

metode sorogan dan wetonan dengan prosentase 0 %, penyampaian materi

Fiqih yang dengan metode diskusi dengan prosentase 4 %, penyampaian

materi Fiqih yang dengan metode semua dengan prosentase 56 %, sedangkan

santri yang berasal dari pondok pesantren salaf dalam penyampaian materi

Fiqih yang dengan metode ceramah dan Tanya jawab dengan prosentase 32 %

penyampaian dalam materi Fiqih yang dengan metode sorogan dan wetonan

dengan prosentase 32 %, penyampaian materi Fiqih yang dengan metode

diskusi dengan prosentase 0 %, penyampaian materi Fiqih yang dengan

metode semua dengan prosentase 36 %.

Tabel 14

Metode yang Paling Disukai

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

Page 71: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

58

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

7 a. Ceramah

b. Sorogan dan

wetonan

c. Diskusi

d. Semua

14

7

4

-

56

28

16

-

7 A. Ceramah

B. Sorogan Dan

Wetonan

C. Diskusi

D. Semua

9

4

-

12

36

16

-

48

25 100 25 100

Pada tabel 14 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern yang menyukai metode ceramah dengan prosentase 56 %,

yang menyukai metode sorogan dan wetonan dengan prosentase 28 %, yang

menyukai metode diskusi dengan prosentase 16 %, yang menyukai metode

semua dengan prosentase 0 %, sedangkan santri yang berasal dari pondok

pesantren salaf yang menyukai metode ceramah dengan prosentase 36 %, yang

menyukai metode sorogan dan wetonan dengan prosentase 16 %, yang

menyukai metode diskusi dengan prosentase 0 %, yang menyukai metode

semua dengan prosentase 48 %.

Tabel 15

Guru Memberikan Kesempatan Bertanya

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

8 a. Sering sekali

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak pernah

8

11

6

-

32

44

24

-

8 a. Sering sekali

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak pernah

4

2

18

1

16

8

72

4

25 100 25 100

Pada tabel 15 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern menunjukan guru yang memberikan kesempatan bertanya

kepada santri sering sekali dengan prosentase 32 %, guru yang memberikan

kesempatan bertanya kepada santri sering dengan prosentase 44 %, guru yang

memberikan kesempatan bertanya kepada santri jarang dengan prosentase 24

Page 72: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

59

%, guru yang memberikan kesempatan bertanya kepada santri tidak pernah

dengan prosentase 0 %, sedangkan santri yang berasal dari pondok pesantren

salaf menunjukan guru yang memberikan kesempatan bertanya kepada santri

sering sekali dengan prosentase 16 %, guru yang memberikan kesempatan

bertanya kepada santri sering dengan prosentase 8 %, guru yang memberikan

kesempatan bertanya kepada santri jarang dengan prosentase 72 %, guru yang

memberikan kesempatan bertanya kepada santri tidak pernah dengan

prosentase 4 %.

Tabel 16

Guru Memberikan Tugas Kepada Santri

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

9 a. Sering sekali

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak pernah

8

10

7

-

32

40

28

-

9 a. Sering sekali

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak pernah

2

5

17

1

8

20

68

4

25 100 25 100

Pada tabel 16 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern menunjukan guru sering sekali memberikan tugas kepada

santri dengan prosentase 32 %, guru yang sering memberikan tugas kepada

santri dengan prosentase 40 %, guru yang jarang memberikan tugas kepada

santri dengan prosentase 28 %, guru yang tidak pernah memberikan tugas

kepada santri dengan prosentase 0 %, sedangkan santri yang berasal dari

pondok pesantren salaf menunjukan guru yang sering sekali memberikan tugas

kepada santri dengan prosentase 8 %, guru yang sering memberikan tugas

kepada santri dengan prosentase 20 %, guru yang jaran memberikan tugas

kepada santri dengan prosentase 68 %, guru yang tidak pernah memberikan

tugas kepada santri dengan prosentase 4%.

Tabel 17

Santri Memiliki Kitab Fiqih

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

Page 73: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

60

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

10 a. Memiliki semua

b. Memiliki sebagian

c. Tidak memiliki

d. Masa bodo

18

7

-

-

72

28

-

-

10 a. Memiliki semua

b. Memiliki sebagian

c. Tidak memiliki

d. Masa bodo

9

16

-

-

36

64

-

-

25 100 25 100

Pada tabel 17 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern santri yang memiliki semua kitab Fiqih dengan prosentase

72 %, santri yang memiliki sebagian kitab Fiqih dengan prosentase 28 %,

santri yang tidak memiliki kitab Fiqih dengan prosentase 0 %, santri yang

masa bodo dengan kitab Fiqih dengan prosentase 0 %, sedangkan santri yang

berasal dari pondok pesantren salaf yang memiliki semua kitab Fiqih dengan

prosentase 36 %, santri yang memiliki sebagian kitab Fiqih dengan prosentase

64 %, santri yang tidak memiliki kitab Fiqih dengan prosentase 0 %, santri

yang masa bodo dengan kitab Fiqih dengan prosentase 0 %.

Tabel 18

Penjelasan Guru dalam Pelajaran Fiqih

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

11 a. Sangat menarik

b. Menarik

c. Kurang menarik

d. Membosankan

7

11

1

6

28

44

4

24

11 a. Sangat menarik

b. Menarik

c. Kurang menarik

d. Membosankan

12

13

-

-

48

52

-

-

25 100 25 100

Pada tabel 18 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern penjelasan guru dalam pelajaran Fiqih yang sangat menarik

dengan prosentase 28 %, penjelasan guru dalam pelajaran Fiqih menarik

dengan prosentase 44 %, penjelasan guru dalam pelajaran Fiqih yang kurang

menarik dengan prosentase 4 %, penjelasan guru dalam pelajaran Fiqih yang

membosankan dengan prosentase 24 %, sedangkan menurut santri yang

Page 74: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

61

berasal dari pondok pesantren salaf penjelasan guru dalam pelajaran Fiqih

sangat menarik dengan prosentase 48 %, penjelasan guru dalam pelajaran

Fiqih menarik dengan prosentase 52 %, penjelasan guru dalam pelajaran Fiqih

dengan prosentase 0 %, penjelasan guru dalam pelajaran Fiqih membosankan

dengan prosentase 0 %.

Tabel 19

Penyampaian Pelajaran Fiqih

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

12 a. Baik sekali

b. Baik

c. Cukup baik

d. Kurang baik

2

17

6

-

8

68

24

-

12 a.Baik sekali

b. Baik

c. Cukup baik

d. Kurang baik

17

5

3

-

68

20

12

-

25 100 25 100

Pada tabel 19 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih baik sekali dengan

prosentase 8 %, penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih baik dengan

prosentase 68 %, penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih cukup baik dengan

prosentase 24 %, penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih dengan prosentase

kurang baik dengan prosentase 0 %, sedangkan santri yang berasal dari

pondok pesantren salaf penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih baik sekali

dengan prosentase 68 %, penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih baik

dengan prosentase 20 %, penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih cukup baik

dengan prosentase 12 %, penyampaian guru dalam pelajaran Fiqih yang

kurang baik dengan prosentase 0 %.

Tabel 20

Tingkat Penguasaan Guru dalam Pelajaran Fiqih

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

13 a. Baik sekali 3 12 13 a. Baik sekali 15 60

Page 75: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

62

b. Baik

c. Cukup baik

d. Kurang baik

15

6

1

60

24

4

b. Baik

c. Cukup baik

d. Kurang baik

9

1

-

36

4

-

25 100 25 100

Pada tabel 20 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern mengetahui tingkat penguasaan guru dalam pelajaran Fiqih

baik sekali dengan prosentase 12 %, tingkat penguasaan guru dalam pelajaran

Fiqih baik dengan prosentase 60 %, tingkat penguasaan guru dalam pelajaran

Fiqih cukup baik dengan prosentase 24 %, tingkat penguasaan guru dalam

pelajaran Fiqih kurang baik dengan prosentase 4 %, sedangkan santri yang

berasal dari pondok pesantren salaf mengetahui tingkat penguasaan guru

dalam pelajaran Fiqih baik sekali dengan prosentase 60 %, tingkat penguasaan

guru dalam pelajaran Fiqih baik dengan prosentase 36 %, tingkat penguasaan

guru dalam pelajaran Fiqih cukup baik dengan prosentase 4 %, tingkat

penguasaan guru dalam pelajaran Fiqih kurang baik dengan prosentase 0 %.

Tabel 21

Suasana Belajar di Pondok Pesantren

Santri dari PP Modern santri dari PP salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

14 a. Kondusif

b. Kurang kondusif

c. Menyenangkan

d. Membosankan

3

-

22

-

12

-

88

-

14 a. Kondusif

b. Kurang kondusif

c. Menyenangkan

d. Membosankan

10

-

15

-

40

-

60

-

25 100 25 100

Pada tabel 21 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern yang mengetahui suasana belajar di pondok pesantren

kondusif dengan prosentase 12 %, suasana belajar di pondok pesantren yang

kurang kondusif dengan prosentase 0 %, suasana belajar di pondok pesantren

yang menyenangkan dengan prosentase 88 %, suasana belajar di pondok

pesantren membosankan dengan prosentase 0 %, sedangkan santri yang

Page 76: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

63

berasal dari pondok pesantren salaf yang mengetahui suasana belajar di

pondok pesantren yang kondusif dengan prosentase 40 %, suasana belajar di

pondok pesantren yang kurang kondusif dengan prosentase 0 %, suasana

belajar di pondok pesantren yang menyenangkan dengan prosentase 60 %,

suasana belajar di pondok pesantren yang membosankan dengan prosentase

0 %.

Tabel 22

Sikap Santri Ketika Guru Sedang Menjelaskan Pelajaran

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

15 a. Sangat

memperhatikan

b. Memperhatikan

c. biasa-biasa saja

d. Masa bodo

3

21

1

-

12

84

4

-

15 a. Sangat

memperhatikan

b. Memperhatikan

c. Biasa-biasa saja

d. Masa bodo

10

14

1

-

40

56

4

-

25 100 25 100

Pada tabel 22 menunjukan santri yang berasal dari pondok pesantren

modern yang bersikap sangat memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan

pelajaran dengan prosentase 12 %, yang bersikap memperhatikan ketika guru

sedang menjelaskan pelajaran dengan prosentase 84 %, yang bersikap biasa-

biasa saja ketika guru sedang menjelaskan pelajaran dengan prosentase 4 %,

yang bersikap masa bodo ketika guru sedang menjelaskan pelajaran dengan

prosentase 0 %, sedangkan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf

yang bersikap sangat memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan

pelajaran dengan prosentase 40 %, yang bersikap memperhatikan ketika guru

sedang menjelaskan pelajaran dengan prosentase 56 %, yang bersikap biasa-

biasa saja ketika guru sedang menjelaskan pelajaran dengan prosentase 4 %,

yang bersikap masa bodo ketika guru sedang menjelaskan pelajaran dengan

prosentase 0 %.

Tabel 23

Yang Dilakukan Santri Ketika Guru Tidak Hadir

Page 77: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

64

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

16 a. belajar sendiri

b. belajar kelompok

c. bermain

d. mengobrol

5

3

3

14

20

12

12

56

16 a. belajar sendiri

b. belajar kelompok

c. bermain

d. mengobrol

14

6

-

5

56

24

-

20

25 100 25 100

Pada tabel 23 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern santri yang melakukan belajar sendiri ketika guru tidak

hadir dengan prosentase 20 %, santri yang melakukan belajar kelompok ketika

guru tidak hadir dengan prosentase 12 %, santri yang melakukan bermain

ketika guru tidak hadir dengan prosentase 12 %, santri yang melakukan

mengobrol ketika guru tidak hadir dengan prosentase 56 %, sedangkan santri

yang berasal dari pondok pesantren salaf yang melakukan belajar sendiri

ketika guru tidak hadir dengan prosentase 56 %, santri yang melakukan belajar

kelompok ketika guru tidak hadir dengan prosentase 24 %, santri yang

melakukan bermain ketika guru tidak hadir dengan prosentase 0 %, santri

yang melakukan mengobrol ketika guru tidak hadir dengan prosentase 20 %.

Tabel 24

Sarana Prasaran Pondok Pesantren

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

17 a. Sangat memadai

b. Memadai

c. Kurang memadai

d. Tidak memadai

4

17

4

-

16

68

16

-

17 a. Sangat memadai

b. Memadai

c. Kurang memadai

d. Tidak memadai

6

16

3

-

24

64

12

-

25 100 25 100

Pada tabel 24 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren modern mengetahui sarana dan prasarana pondok pesantren yang

sangat memadai dengan prosentase 16 %, sarana dan prasarana pondok

Page 78: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

65

pesantren yang memadai dengan prosentase 68 %, sarana dan prasarana

pondok pesantren yang kurang memadai dengan prosentase 16 %, sarana dan

prasarana pondok pesantren yang tidak memadai dengan prosentase 0 %,

sedangkan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf yang mengetahui

sarana dan prasarana pondok pesantren yang sangat memadai dengan

prosentase 24 %, sarana dan prasarana pondok pesantren yang memadai

dengan prosentase 64 %, sarana dan prasarana pondok pesantren yang kurang

memadaia dengan prosentase 12 %, sarana dan prasarana pondok pesantren

yang tidak memadai dengan prosentase 0 %.

Tabel 25

Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Agama Islam di Pondok

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

18 a. baik

b. tidak baik

c. sangat baik

d. biasa saja

24

-

1

-

96

-

4

-

18 a. baik

b. tidak baik

c. sangat baik

d. biasa saja

15

-

7

3

60

-

28

12

25 100 25 100

Pada tabel 25 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren moden yang mengetahui pelaksanaan evaluasi pendidikan agama

Islam di pondok baik dengan prosentase 24 %, pelaksanaan evaluasi

pendidikan agama Islam di pondok tidak baik dengan prosentase 0 %,

pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam dipondok sangat baik dengan

prosentasr 4 %, pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam dipondok biasa

saja dengan prosentase 0 %, sedangkan santri yang berasal dari pondok

pesantren salaf megetahui pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam di

pondok baik dengan prosentase 60 %, pelaksanaan evaluasi pendidikan agama

Islam di pondok yang tidak baik dengan prosentase 0 %, pelaksanaan evaluasi

pendidikan agama Islam di pondok yang sangat baik dengan prosentase 28 %,

pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam di pondok biasa saja dengan

prosentase 12 %.

Page 79: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

66

Tabel 26

Pondok Pesantren Memenuhi Kurikulum

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

19 a. sudah

b. belum

c. kurang tahu

d. tidak tahu

16

-

9

-

64

-

36

-

19 a. sudah

b. belum

c. kurang tahu

d. tidak tahu

16

1

8

-

64

4

32

-

25 100 25 100

Pada tabel 26 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren moden yang mengetahui pondok pesantren sudah memenuhi

kurikulum dengan prosentase 64 %, pondok pesantren yang belum memenuhi

kurikulum dengan prosentase 0 %, santri yang kurang tahu mengetahui

pondok pesantren memenuhi kurikulum dengan prosentase 36 %, santri yang

tidak tahu pondok pesantren memenuhi kurikulum dengan prosentase 0 %,

sedangkan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf yang mengetahui

pondok pesantren sudah memenuhi kurikulum dengan prosentase 64 %,

pondok pesantren yang belum memenuhi kurikulum dengan prosentase 4 %,

santri yang kurang tahu pondok pesantren memenuhi kurikulum dengan

prosentase 32 %, santri yang tidak tahu pondo pesantren memenuhi kurikulum

dengan prosentase 0 %.

Tabel 27

Guru Fiqih Memberikan Motivasi Kepada Santri

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

20 a. selalu

b. tidak pernah

c. kadang-kadang

d. sering

10

-

8

7

40

-

32

28

20 a. selalu

b. tidak pernah

c. kadang-kadang

d. sering

16

-

4

5

64

-

16

20

25 100 25 100

Page 80: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

67

Pada tabel 27 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren moden mengetahui guru Fiqih selalu memberikan motivasi kepada

santri dengan prosentase 40 %, guru Fiqih tidak pernah memberikan motivasi

kepada santri dengan prosentase 0 %, guru nahwu kadang-kadang

memberikan motivasi kepada santri dengan prosentase 32 %, guru Fiqih

sering memberikan motivasi kepada santri dengan prosentase 28 %,

sedangkan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf mengetahui guru

Fiqih selalu memberikan motivasi kepada santri dengan prosentase 64 %, guru

Fiqih tidak pernah membeikan motivasi kepada santri dengan prosentase 0 %,

guru Fiqih kadang-kadang memberikan motivasi kepada santri dengan

prosentase 16 %, guru Fiqih sering memberikan motivasi kepada santri

dengan prosentase 20 %.

Tabel 28

Metode yang diberikan oleh guru dapat anda pahami

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

21 a. sangat paham

b. paham

c. kadang-kadang

d. biasa-biasa saja

-

7

9

9

-

28

36

36

21 a. sangat paham

b. paham

c. kadang-kadang

d. biasa-biasa saja

4

7

-

14

16

28

-

56

25 100 25 100

Pada tabel 28 menunjukan bahwa santri yang berasal dari, pondok

pesantren modern mengenai sangat paham metode yang diberikan oleh guru

dapat dipahami dengan prosentase 0 %, paham metode yang diberikan oleh

guru dapat dipahami dengan prosentase 28 %, kadang-kadang metode yang

diberikan oleh guru dapat dipahami dengan prosentase 36 %, biasa-biasa saja

metode yang diberikan oleh guru dapat dipahami dengan prosentase 36 %,

sedangkan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf mengenai sangat

paham metode yang diberikan oleh guru dapat dipahami dengan prosentase 16

%, paham metode yang diberikan oleh guru dapat dipahami dengan prosentase

Page 81: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

68

28 %,kadang-kadang metode yang diberikan oleh guru dapat dipahami

dengan prosentase 0 %,biasa-biasa saja metode yang diberikan oleh guru dapat

dipahami dengan prosentase 56 %.

Tabel 29

Peraturan PAI di Pondok Pesantren

Santri dari PP Modern Santri dari PP Salaf

No Alternatif Jawaban F % No Alternatif Jawaban F %

22 a. sangat ketat

b. ketat

c. tidak ketat

d. biasa-biasa saja

6

17

1

1

24

68

4

4

22 a. sangat ketat

b. ketat

c. tidak ketat

d. biasa-biasa saja

7

17

-

1

28

68

-

4

25 100 25 100

Pada tabel 29 menunjukan bahwa santri yang berasal dari pondok

pesantren moden yang mengetahui peraturan PAI di pondok pesantren sangat

ketat dengan prosentase 24 %, peraturan PAI di pondok pesantren ketat

dengan prosentase 68 %, peraturan PAI di pondok pesantren tidak ketat

dengan prosentase 4 %, peraturan PAI di pondok pesantren biasa-biasa saja

dengan prosentase 4 %, sedangkan santri yang berasal dari pondok pesantren

salaf yang mengetahui peraturan PAI di pondok pesantren sangat ketat dengan

prosentase 28 %, peraturan PAI di pondok pesantren ketat dengan prosentase

68 %, peraturan PAI di pondok pesantren tidak ketat dengan prosentase 0 %,

peraturan PAI di pondok pesantren biasa-biasa saja dengan prosentase 4 %.

Langkah berikutnya penulis menggunakan rumus test “t” untuk

mengetahui antara variabel X1 (penerapan pendidikan agama Islam di pondok

pesantren modern) dan variabel X2 (penerapan pendidikan agama Islam di

pondok pesantren salaf), langkah pertama, penulis menyiapkan tabel

perhitungan, guna melakukan perhitungan untuk memperoleh angka “t”.

Page 82: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

69

Tabel. 30

Perhitungan Untuk Memperoleh Mean dan SD

Variabel Deviasi

(x1)

Deviasi

(x2

) (x

1) 2 (x

2) 2

X1 X

2

85 81 .6 +2 12.96 4

80 82 -1.4 +3 1.96 9

81 80 -0.4 +1 0.16 1

80 80 -1.4 +1 1.96 1

82 74 +0.6 -5 0.36 25

85 75 +3.6 -4 12.96 16

81 72 -0.4 -7 0.16 49

82 79 +06 0 0.36 0

80 81 -1.4 +2 1.96 4

80 78 -1.4 -1 1.96 1

80 78 -1.4 -1 1.96 1

85 80 +3.6 +1 12.96 1

82 78 +6 -1 0.36 1

78 80 -3.4 +1 11.56 1

78 80 -3.4 +1 11.56 1

82 80 +0.6 +1 0.36 1

80 77 -1.4 -2 1.96 4

78 81 -3.4 +2 11.56 4

84 82 +2.6 +3 6.76 9

83 78 +1.6 -1 2.56 1

83 80 +1.6 +1 2.56 1

78 80 -3.4 +1 11.56 1

83 79 +1.6 0 2.56 0

83 80 +1.6 +1 2.56 1

82 80 +0.6 +1 0.36 1

Page 83: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

70

1X = 2035 2X = 1975 _ _ 2

1x =116 2

2x = 138

Mencari mean variabel X1 ( M

1) =

N

X1

= 25

2035 = 81,4

Mencari mean variabel X2

( M2

) = N

X 2 =

25

1975 = 79

Mencari deviasi ( x 1 dan x2

) dengan menggunakan rumus x = X -

M x

Mencari SD variabel X1 dengan menggunakan rumus:

SD 1 = N

x2

1 =

25

1164.64

Mencari SD variabel X2

dengan menggunakan rumus:

SD2

= N

x2

2 = 52.5

25

138

Dengan diperolehnya SD 1 dan SD2

maka selanjutnya dapat dicari

standard Error dari M 1 dan standard error dari M2

SE1M= 947.0

8989.4

64.4

24

64.4

125

64.4

11

1

N

SD

SE2M= 126.1

8989.4

52.5

24

52.5

125

52.5

12

2

N

SD

Setelah berhasil diperoleh SE1M dan SE 2M , maka langkah berikutnya

adalah mencari standar error perbedaan antara M 1 dan M 2

470.1163.2267.1896.0126.1947.0 222

2

2

121 MMMM SESESE

Dengan diperolehnya 21 MMSE akhirnya dapat diketahui harga t 0 yaitu:

632.1470.1

4,2

470.1

794.81

21

210

MMSE

MMt

Page 84: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

71

Langkah berikutnya, memberikan interpretasi terhadap t 0

Df = ( N 221 N ) = (25 +25 -2) = 48

Dengan memeriksa tabel nilai “t” ternyata df sebesar 48 tidak terdapat

dalam tabel untuk itu penulis memakai df 50. Dengan berkonsultasi pada nilai

tabel “t”, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1 %.

Ternyata bahwa:

Pada taraf signifikansi 5%, t tabel 2.01

Pada taraf signifikansi 1%, t tabel 2.68

Karena t 0 telah kita peroleh sebesar 1,632, sedangkan tt = 2,01 dan

2,68 maka t 0 lebih kecil dari tt , baik pada taraf signifikansi 5 % maupun pada

taraf signifikansi 1 %. Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan

Tidak adanya perbedaan secara signifikan pembelajaran fiqih antara santri

yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan santri

pondok pesantren salaf al-Musayyadah diterima atau disetujui dan hipotesis

alternatif yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan

pembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari pondok pesantren modern

Daarul Ahsan dengan santri pondok pesantren salaf al-Musayyadah ditolak.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan pembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari

pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan santri pondok pesantren

salaf al-Musayyadah. Apabila dianalisis lebih lanjut hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya adalah pembelajaran fiqih di pondok pesantren

salaf al-Musayyadah baik dan tidak jauh berbeda dengan pondok pesantren

modern Daarul Ahsan. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang telah di

deskripsikan sebelumnya. Karena pondok pesantren salaf al-Musayyadah dan

pondok pesantren modern Daarul Ahsan mempunyai kesamaan dalam

pembelajar fiqih dari segi metode, penyampaian pelajaran fiqih, dan

pengalaman belajar santri. Perbedaannya hanya dalam kurikulum pondok

pesantren salaf al-Musayyadah mengacu kepada kiyai yang memimpin di

pondok tersebut sedangkan pondok pesantren modern Daarul Ahsan mengacu

Page 85: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

72

pada kuriklulum yang sudah dibuat oleh kementrian agama. Pondok pesantren

salaf al-musayyadah adalah pondok pesantren zaman dahulu yang didirikan

oleh seorang ustadzah berawal dari pesantren salaf yang kecil yang

mempunyai sedikit santri kalong dan hanya mempelajari al-Qur’an dan fiqih.

Pesantren salaf al-Musayyadah ini sampai sekarang masih berkembang pesat

sehingga tidak ketinggalan zaman karena pesantren ini sekarang sudah

mempunyai banyak alumni dan santri. Dalam belajar di pondok pesantren

salaf al-Musayyadah sangat ketat dan padat dari subuh sampai malam para

santri terus menerus mengaji karena kitab yang mereka pelajari banyak.

Pondok pesantren modern Daarul Ahsan merupakan sebuah lembaga

pendidikan yang berdiri dibawah naungan pondok pesantren dan hampir 90 %

siswa disana bermukim dan belajar ilmu-ilmu agama di pondok pesantren.

Selain itu sistem pembelajaran di pondok pesantren Daarul Ahsan juga sangat

baik dan di sana juga diajarkan mata pelajaran tambahan yang dapat

mendukung mata pelajaran agama seperti mata pelajaran pendalaman agama,

muhadlarah, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan beberapa faktor eksternal

yang menyebabkan tidak terdapat perbedaan pembelajaran fiqih di pondok

pesantren modern Daarul Ahsan.

Page 86: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

73

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka sampailah kepada

penarikan kesimpulan. Bahwa:

1. pembelajaran fiqih santri pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan

pondok pesantren salaf al-Musayyadah cukup bagus.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran fiqih antara

santri yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan

santri pondok pesantren salaf al-Musayyadah. Karena t 0 telah kita

peroleh sebesar 1,632, sedangkan tt = 2,01 dan 2,68 maka t 0 lebih kecil

dari tt , baik pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi

1 %. Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan Tidak adanya

perbedaan secara signifikan pembelajaran fiqih antara santri yang

berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dengan santri

pondok pesantren salaf al-Musayyadah diterima atau disetujui dan

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan secara

signifikan pembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari pondok

pesantren modern Daarul Ahsan dengan santri pondok pesantren salaf

al-Musayyadah ditolak. Apabila dianalisis lebih lanjut mengapa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pondok pesantren modern

Page 87: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

74

Daarul Ahsan dengan pondok pesantren salaf al-Musayyadah dalam

pembelajaran fiqih, dapat disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi

pembelajaran fiqih cukup baik sebagaimana data dari angket yang telah

disebarkan. Santri yang berasal dari pondok pesantren modern Darul

Ahsan dan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf al-Musayyah

rata-rata memiliki pengalaman yang sama dalam pembelajaran fiqih.

B. Saran

Sebagaimana telah penulis sebutkan pada bagian awal penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pembelajaran fiqih di pondok pesantren moden

Daarul Ahsan dengan pondok pesantren salaf al-Musayyadah dan juga untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pembelajaran fiqih di pondok

pesantren modern Daarul Ahsan dengan pondok pesantren salaf al-

Musayyadah. Selain itu juga dalam rangka mematangkan pengetahuan penulis

serta mempertajam daya analisis terhadap permasalahan yang penulis ajukan.

Selanjutnya penulis hendak memberikan saran atau hasil dari

penelitian yang telah dilakukan kepada beberapa pihak terkait dengan

penelitian ini, antara lain:

1. Pimpinan pondok pesantren atau Kepala Madrasah Daarul Ahsan,

Bapak Drs. Maman L Hakim MA dan pimpinan pondok pesntren salaf

al-Musayyadah Kiyai H. Muhaemin agar lebih meningkatkan supervisi

terhadap proses kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren.

2. Kepada guru Fiqih untuk lebih meningkatkan kualitas pengajarannya

baik dari segi metode, media, pendekatan, serta model pembelajaran

agar peserta didik dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih bagus

dari sebelumnya.

3. Kepada pihak pengelola pesantren agar mempertahankan pembelajaran-

pembelajaran agama yang dapat mendukung pembelajaran fiqih di

sekolah.

4. Untuk para murid agar lebih giat lagi belajar.

Page 88: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

75

5. Kepada pihak yang ingin melakukan penelitian pendidikan, penulis

menyarankan agar mengadakan penelitian yang sejenis dengan

permasalahan yang penulis bahas akan tetapi mencari lokus penelitian

yang bukan lingkungan pesantren.

Page 89: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

76

DAFTAR PUSTAKA

A Steenbrink Karel, Pesantren, Madrasah, Sekolah (Pendidikan Islam dalam

Kurun Modern), Jakarta: LP3ES, 1986.

Arifin Imran, Kepemimpinan Kyai, Malang Kalimasahada Press 1993.

Arkunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: PT Rieneka

Cipta, 1998.

Ash-Siddieqy Hasbi, Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Azra Azumardi, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, Jakarta Rosdakarya

2000.

Chirzin M. Habib, “Agama Ilmu dan Pesantren”, Jakarta: LP3ES, 1995.

Chumaedy Ahmad, Membongkar Tradisionalisme Pendidikan Pesantren “Sebuah

Pilihan Sejarah” Dalam Transformasi Pendidikan Pesantren, www.google

.com, Tanggal 06 Oktober 2010.

Daradjat Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, 1996.

Depag RI, GBPP Mts Mata Pelajaran Fiqih, Dirjen Pembinaan Kelembagaan

Agama Islam, 1993.

Depag RI, kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta:

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Dan Terjemahan, Semarang:

CV. Adi Grafika,1994.

Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah

Tsanawiyah, Jakarta: Direktoral Jendral Keagamaan Agama Islam 2004.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

Ensiklopedia Islam, Jakarta: Depag, 1992.

Ensiklopedia Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1996 M. Yusuf Hasyim, Dinamika Pesantren, Jakarta P3M 1988.

Hadimulyo, Dua Pesantren Dua Wajah Budaya, Jakarta: LP3ES, 1985.

Page 90: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

77

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo

Persada,1996.

M. Echols Jhon dan Shadly Hassan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.

Gramedia, 2008.

Madjid Nurcholis, bilik-bilik pesantren : sebuah potre perjalanan, Jakarta:

Paramadina, 1997.

Mahmud, Model-model Pembelajaran di Pesantren, Tangerang, Media Nusantara,

2006.

Mansur dan Junaedi Mahfud, rekonstruksi sejarah pendidikan islam di Indonesia,

Jakarta: departemen agama RI, 2005.

Manzhur Ibnu, Lisan al-„arabi, Mesir: Dar-al-Maa’arif, tt.

Masyhud Sulthon dan Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva

Pustaka, 2003.

Muhammadiyah Hilmy dan Fatoni Sulthan, NU: Identitas Islam Indonesia,

Jakarta: lembaga studi agama dan sosial, 2004.

Namsa Yunus, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2000.

Narbuko Chalid, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999.

Prasojo Sudjako, Profil Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1995.

Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam “Dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia”, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Qamar Mujamil, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Intitusi, Jakarta: PT Erlangga, 2005.

Rosyad Aminudin dan Baihaqi, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta:

Departemen Agama RI, 1986.

Shihab Quraisy, Membumikan Al-Qur‟an, Bandung: Mizan, 1994.

Sodiman Arif, Media Pengajaran, Jakarta: CV. Rajawali, 1990.

Sudjana, Metode Dan Teknik Pembelajaran Partisipasi, (Bandung: Falah

Production, 2001.

Page 91: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1303/1...PERBANDINGAN PEMBELAJARAN FIQIH DI PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PONDOK PESANTREN

78

Syarifuddin Amir, Ushul Fiqh Jilid I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Syukri Zarkasyi Abdullah, Gontor dan Pembaharauan Pendidikan Pesantren,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Syukur Aswadi, Pengantar Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, Surabaya: Bina Ilmu,

1990.

Usman Nuraini, Metodologi Penelitian Social, Jakarta Bumi Askara 2000.

Wahab Kallaf Abdul, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: Gema Risalah Press, 1996.

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan,

Jakarta: Gema Insan Press, 1997.

Wahjoetomo¸ Perguruan Tinggi Pesanten, Jakarta Gama Insani Press 1997.

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Study Tentang Pandangan Hidup Kiyai,

(akarta: LP3ES, 1982.

Zimek Manfred, Pesantren dalam Pembaharuan Sosial, Jakarta: P3M, 1986.

Zurinal dan Sayuti Wahdi, Ilmu Pendidikan Pengantar Dasar-dasar Pendidikan,

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.