PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK...
Transcript of PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK...
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK
MUAMALAT INDONESIA DAN PT BANK PANIN DUBAI
SYARIAH SETELAH MASUKNYA INVESTASI MODAL
ASING
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Skripsi Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
FAIZAH NISRINA FATIN
1113085000080
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Faizah Nisrina Fatin
Tempat, Tanggal, Lahir : Kepahiang, 28 Januari 1996
Alamat : Jl.Pensiunan RT/RW 008/003 Kel.Pensiunan,
Kec.Kepahiang, Kota Bengkulu
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Asyiah Kepahiang Tahun 2000-2001
2. SD Negeri 02 Kepahiang Tahun 2001-2007
3. SMP Nurul Ikhlas Padang Panjang Tahun 2007-2010
4. SMA Negeri 1 Kepahiang Tahun 2010-2013
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2019
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota SHOT 165 ESQ Tahun 2014-2015.
2. Anggota FOSMA 165 ESQ Tahun 2015-2016.
3. Konsumsi Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Kelompok AMOEBA (Anak Muda Berkarya) Tahun 2017.
4. Alumni Training Support THE AMAZING YOU ESQ ICE BSD
Tangerang Tahun 2018.
vii
ABSTRACT
Faizah Nisrina Fatin. The comparison Bank’s Financial performance Shari’a
After entering The Capital Investment Foreign Direct Investment (case studies
in Bank Muamalat Indonesia and PT Bank Panin Dubai Syariah).
The purpose of this research is to know how much influence Foreign Investment
to the development Bank Financial performance Shari‟a In Indonesia. Another
purpose is to compare the financial performance conditions of Bank Muamalat
Indonesia and PT Bank Panin Dubai Shari‟a after the entry foreign capital
investment. The method is used methods quantitative comparative descriptive with
data is derived from consolidated financial Bank Muamalat Indonesia and PT
Bank Panin Dubai Shari‟a period March 2013 until September 2017. That
accumulated Data analyzed using metods Paired Independent Sampel T-Test and
Mann-Whitney T-test. Trial is done in order to know whether there is significant
difference in financial perfermonce of the company after the capital investment
foreign investment. Results of research that after the Foreign Capital Investment
between Bank Muamalat Indonesia and PT Panin Dubai Shari‟a that have a good
and healthy financial performance is PT Panin Dubai Shari‟a. In addition, there
was difference that significantly in RBBR method after the entry of foreign
investment between Bank Muamalat Indonesia and PT Bank Panin Dubai Shari‟a.
Keyword: Foreign Capital Investment, Islamic Bank Financial Performance.
viii
ABSTRAK
Faizah Nisrina Fatin. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat
Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah Setelah Masuknya Invesasi
Modal Asing.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar pengaruh
Investasi Modal Asing terhadap kinerja keuangan Bank Syariah di Indonesia.
Tujuan lainnya adalah untuk membandingkan kondisi kinerja keuangan Bank
Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah masuknya
Investasi Modal Asing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif komparatif deskriptif dengan menggunakan data yang
bersumber dari data keuangan Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah periode Maret 2013 sampai September 2017. Data yang terkumpul
menggunakan metode Independent Sampel T-Test dan juga menggunakan Uji
Mann-Whitney. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
signifikan pada kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah Setelah masuknya Investasi Modal Asing. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa setelah masuknya Investasi Modal Asing antara Bank
Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah yang memiliki kinerja
keuangan yang baik dan sehat adalah PT Bank Panin Dubai Syariah. Selain itu
terdapat perbedaan yang signifikan pada Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank
Panin Dubai Syariah dilihat dari metode RBBR setelah masuknya Investasi Modal
Asing.
Kata Kunci: Investasi Modal Asing, Kinerja Keuangan Bank Syariah.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah Robbil „Alamiin, Puji serta syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah Subhanahu wata‟ala karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wassalam, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya
hingga akhir zaman. Aamiin.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Program Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul
yang penulis ajukan adalah “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat
Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah Setelah Masuknya Investasi Modal
Asing.” Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah memberikan segala nikmat sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., M.BA selaku Ketua Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan
telah membantu memberikan izin kepada penulis sehingga penulisan skripsi
berjalan dengan lancar.
3. Bapak Dr. Indo Yama, SE, MAB selaku Dosen Pembimbing pertama dan Ibu
Ay Maryani, SE., M,Si selaku Dosen Pembimbing kedua yang selalu sabar,
bijaksana, serta memberikan saran, nasehat dan waktunya selama penelitian
dan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ade Suherlan, M.M selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing selama masa studi.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan dan mengamalkan ilmunya
hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Ayah Faizal Amri dan Ibu Ratni yang telah memberikan kasih sayang dalam
mendidik dan membesarkan penulis, dan selalu memberikan yang terbaik
untuk anak-anaknya. Serta adik kandung dan sepupu-sepupu saya
Fadhlurahman Fikri, M Rasyid Ridho, Fitri Yanti, Suci Lestari, Pepawan Dwi
Setyo, Rahmat Dian Kusuma, Hadi Ananda.
7. Inggi Moh Natsir, Makwo Ningsih, Uni Yanti, Om Muhib, Etek Aci, penulis
ucapkan terimakasih banyak atas dukungan, motivasi dan segala hal yang
telah diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu.
8. Ciwi-ciwi yang selalu mendukung dan menemani penulis selama perkuliahan,
kompre dan skripsi Dewi Wulandari, Dhea Zahriyanih, dan Nadia
Rahmadian.
9. Sahabat solehah yang selalu memberikan dukungan dan menghibur penulis
Dhiya Ul Hafifah, Fathimah Noor Eniya, Zeri Raihanati, Nelsa Dwi
Wahyuni, Rahma Dilla Arnanda, dan Aulia Arliani.
10. Teman-teman Perbankan Syariah Angkatan 2014 yang sama-sama merasakan
perjuangan menjadi mahasiswa baru hingga akhir. Terimakasih banyak.
11. Keluarga besar KKN AMOEBA 038 2017 yang memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis, khususnya Dian Rahmasari. Terimakasih Banyak.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, baik kritik maupun saran yang membangu sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini mampu memberikan
manfaat bagi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama
bagi penelitian yang sejenis.
Jakarta, 31 Maret 2019
Faizah Nisrina Fatin
NIM. 1113085000080
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 9
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 10
D. Perumusan Masalah ................................................................. 11
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Investasi .................................................................................. 13
1. Pengertian Investasi ............................................................ 13
2. Jenis Investasi ..................................................................... 14
3. Investasi Dalam Perspektif Islam ....................................... 16
B. Penanaman Modal Asing ......................................................... 19
1. Pengertian PMA .................................................................. 19
2. Dasar Hukum Penanaman Modal Asing ............................. 21
3. Faktor-faktor Penentu PMA ............................................... 26
4. Manfaat Penanaman Modal Asing ...................................... 27
xii
C. Perbankan Syariah ................................................................... 29
1. Visi dan Misi Perbankan Syariah ....................................... 29
2. Struktur Modal Bank Syariah ............................................. 30
3. Kepemilikan Bank Umum Syariah Melalui Pembelian
Saham ................................................................................. 33
4. Kinerja Keuangan ............................................................... 36
5. Kesehatan Bank Syariah ..................................................... 38
6. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode
CAMELS ........................................................................... 39
7. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RBBR 39
D. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................................... 53
E. Kerangka Penelitian.................................................................. 55
F. Hipotesis Penelitian ................................................................. 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................... 58
B. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 59
1. Jenis Penelitian ................................................................... 59
2. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 60
C. Objek Penelitian ...................................................................... 60
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 60
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 61
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 62
G. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 64
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 66
1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia .................... 66
2. Gambaran Umum PT Bank Panin Dubai Syariah .............. 69
B. Laporan Keuangan Triwulan Bank Muamalat Indonesia dan
PT Bank Panin Dubai Syariah ................................................ 70
1. Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) ................................ 70
2. Rasio ROA (Return On Assets) .......................................... 71
3. Rasio ROE (Return On Equity) .......................................... 72
xiii
4. Rasio NOM (Net Operating Margin) ................................. 73
5. Rasio BOPO (Biaya Operasi Pendapatan Operasi) .......... 74
6. Rasio FDR (Financing To Depocit Rastio) ........................ 75
C. Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 78
D. Uji Normalitas Kolmogolov Smirnov ..................................... 82
E. Uji Mann Whitney Test ........................................................... 83
F. Interpretasi ............................................................................... 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 87
B. Saran ........................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 91
LAMPIRAN ................................................................................................... 94
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Aset Perbankan Syariah ..................................... 5
Tabel 1.2 Komposisi Pembiayaan Menurut Jenisnya .................................. 7
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat Kompenen FDR .............................................. 44
Tabel 2.2 Kriteria Peringkat Kompenen ROA ............................................. 47
Tabel 2.3 Kriteria Peringkat Kompenen ROE .............................................. 48
Tabel 2.4 Kriteria Peringkat Kompenen NOM ............................................ 50
Tabel 2.5 Kriteria Peringkat Kompenen BOPO ........................................... 50
Tabel 2.6 Kriteria Peringkat Kompenen CAR ............................................. 53
Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu .................................................................... 53
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................... 64
Tabel 4.1 Data Rasio CAR Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah .............................................................................. 71
Tabel 4.2 Data Rasio ROA Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah ............................................................................... 72
Tabel 4.3 Data Rasio ROE Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah ............................................................................... 73
Tabel 4.4 Data Rasio NOM Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank
Panin Dubai Syariah .................................................................... 74
Tabel 4.5 Data Rasio BOPO Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank
Panin Dubai Syariah ..................................................................... 75
Tabel 4.6 Data Rasio FDR Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah ............................................................................... 76
Tabel 4.7 Data Keuangan RBBR Bank Muamalat Indonesia ...................... 76
Tabel 4.8 Data Rasio Keuangan RBBR Bank Panin Dubai Syariah ............ 77
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel Bank Muamalat Indonesia .............. 78
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel Bank Panin Dubai Syariah ............. 80
Tabel 4.11 Uji Normalitas Kolmogolov Smirnov .......................................... 82
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data (Uji K-S) ............................................ 83
Tabel 4.13 Uji Mann-Whitney (Test Statistics) ............................................. 84
Tabel 4.14 Hasil Uji Beda Setiap Variabel .................................................... 85
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Sumber Dana dari Modal ................................................ 4
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .................................................................... 55
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Variabel Data Penelitian ............................................................ 94
Lampiran 2: Data Statistik Penelitian ............................................................ 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan dana yang
lumayan besar untuk melaksanakan pembangunan Nasional. Dana yang besar
tersebut harus dipenuhi untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju,
baik di kawasan Nasional maupun Internasional. Dalam hal pembangunan,
diperlukan adanya modal atau investasi besar-besaran. Karena modal merupakan
suatu aspek penting di perusahaan baik dalam pembukuan bisnis maupun
pengembangannya. Oleh sebab itu, perusahaan wajib menentukan seberapa
banyak modal yang diperlukan untuk membiayai bisnisnya. Dana perusahaan
dapat bersumber dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Modal dapat diartikan sebagai suatu kepemilikan yang mewakili
kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Pemegang saham yang memiliki
modal dapat menempatkan modal tersebut pada bank dengan harapan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Jahnson dan
Jahnson, modal bank mempunyai tiga fungsi. Pertama, sebagai penyangga untuk
menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal
memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan
perlindungan terhadap kepentingan para deposan. Kedua, sebagai dasar bagi
penetapan batas maksimum pemberian kredit. Ketiga, modal juga menjadi dasar
perhitungan bagi para partisipan untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank
secara relatif dalam menghasilkan keuntungan (Arifin 2006, 135-136).
2
Sejak tahun 1967 kegiatan penanaman modal di Indonesia telah dimulai,
yaitu sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 1 tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing dan Undang-undang Nomor 6 tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri. Dalam kerjasama investasi pastisipasi asing
melalui suatu perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki secara bersama (joint
venture corporation), relatif lebih kompleks dan diadakan dalam jangka waktu
yang panjang. Modal asing yang berpatungan merupakan modal asing yang
bekerja sama dengan penanam modal Indonesia, dimana saham yang dimiliki oleh
pihak asing maksimal 95%, sedangkan pihak menanam modal Indonesia, minimal
modalnya 5% (Salim dan Sutrisno 2008, 149).
Unsur utama dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu perusahaan
adalah Investasi. Investasi berdasarkan asetnya merupakan salah satu jenis
investasi. Investasi berdasarkan asetnya adalah penggolongan investasi dari aspek
modal atau kekayaannya. Pada umumnya investasi ini dibagi menjadi dua yaitu
real asset merupakan investasi yang berwujud seperti tanah, mesin-mesin, gedung
dan sebagainya, dan financial asset merupakan dokumen (surat-surat), kontrak-
kontrak tertulis seperti saham dan obligasi (Sharpe dkk 1999, 1).
Secara umum, ada beberapa alasan bagi bank untuk go public yaitu dalam
rangka menambah modal, meningkatkan ekspansi kredit, meningkatkan likuiditas
perusahaan, supaya kinerjanya lebih transparan. Selain itu, perusahaan jelas
mencatat beberapa hal positif dalam melakukan penawaran umum (go public),
diantaranya catatan keuangan yang baik, perolehan keuntungan, pembesaran
volume usaha karena membesarnya potensi laba, posisi perusahaan dimasyarakat
(Nasarudin dkk 2008, 214).
3
Sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk
memproyeksikan peluang dana asing yang sangat besar ditahun 2009 terhadap
perbankan syariah di Indonesia. Ketentuan yang memperbolehkan kepemilikan
saham suatu bank oleh pihak asing melalui cara kepemilikan asing dan kemitraan
di Bank Umum Syariah dengan batas kepemilikan maksimal 99%. Sebagaimana
telah di atur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank
Umum Syariah. Peraturan Bank Indonesia No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank
Umum Syariah. Yang berbunyi:
Pasal 6 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa: “kepemilikan oleh warga negara
asing dan/atau badan hukum asing paling banyak sebesar 99% (sembilan puluh
sembilan persen) dari modal disetor Bank.”
Seperti yang diketahui bahwa Bank Syariah merupakan lembaga
intermediary (perantara) yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
(pembiayaan) dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat dengan menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Perbankan
boleh dimiliki pihak asing dengan cara kemitraan karena lembaga keuangan bank
merupakan instrumen yang digunakan dalam proses perekonomian suatu negara
untuk membantu roda perekonomian Indonesia. Di Indonesia mendapatkan
bantuan modal dengan adanya investasi modal asing diperbankan, hanya saja ada
kendala yang mungkin timbul dikemudian hari yaitu karena porsi kepemilikan
saham oleh pihak asing yang telah dikeluarkan terlalu besar, yaitu sebesar 99%.
4
Modal inti (core capital) dan kuasi ekuitas merupakan sumber utama
modal Bank Syariah. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik
bank, yang terdiri dari cadangan, modal yang disetor oleh para pemegang saham
dan laba yang ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas adalah dana-dana yang tercatat
dalam rekening-rekening bagi hasil (mudharabah). Modal inti inilah yang
berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank dan
melindungi kepentingan para pemegang rekening titipan (wadi‟ah). Ketentuan
tentang aspek permodalan bank-bank syariah telah di tetapkan oleh Bank
Indonesia. Bank Syariah wajib menyediakan minimum sebesar 8% dari aktiva
tertimbang menurut resiko, yaitu resiko penyaluran dana dan resiko pasar, dalam
hal ini resiko nilai tukar.
Gambar 1.1
Skema Sumber Dana dari Modal
1. Sektor keuangan
3. Bagi Hasil 2. Pemanfaatan Dana
Dana
Modal yang terbatas merupakan kendala bagi bank-bank syariah untuk
memberikan pembiayaan dalam skala besar. Sehingga masuknya modal atau
investasi asing dapat meningkatkan daya saing bagi bank-bank syariah untuk
pembiayaan yang lebih besar. Tingginya keinginan pihak asing untuk
INVESTOR
Shahibul Sahm
(Pemegang Saham)
BANK
Musyarik
(Partner)
USER
5
menanamkan modal dan investasi di Indonesia, membuktikan bahwa betapa
menggiurkannya potensi pasar Bank Syariah Nasional.
Tujuan masuknya investasi asing di Perbankan Syariah adalah untuk
membantu perkembangan perbankan syariah agar terus meningkat. Dengan
masuknya investasi asing akan mendapatkan tambahan modal dari investor asing
tersebut. Namun dengan masuknya investasi asing akan berdampak positif
maupun negatif. Dampak positifnya yaitu: Penyuntikan dana dari pihak asing
dengan cara investasi maka otomatis modal pada bank syariah tersebut bertambah,
dengan modal yang besar bank syariah dapat leluasa melakukan peningkatan
infrastruktur berupa penambahan ATM dengan berbagai fitur, peningkatan
kapasitas layanan, serta jaringan kantor cabang. Sedangkan dampak negatifnya
adalah timbulnya konflik perbedaan pendapat antara pihak domestik dengan
pemilik saham asing disebabkan adanya perbedaan sistem hukum, karena sistem
hukum di berbagai negara berbeda-beda.
Berikut ini adalah tabel perkembangan aset perbankan syariah:
Tabel 1.1
Perkembangan Aset Perbankan Syariah (Miliar)
Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Bank Umum Syariah 147.581 204.961 213.423 254.184 288.027
Unit Usaha Syariah 47.437 67.383 82.839 102.320 136.154
Total 195.018 272.344 296.262 356.504 424.181
Sumber: Statistik Perbankan Syariah per Desember 2017.
Dapat diperhatikan pada tabel 4 bahwa terjadi peningkatan total aset
perbankan setiap tahunnya. Total aset perbankan telah mencapai angka Rp
296.262 Miliar pada tahun 2015 yang terdiri dari Unit Usaha Syariah sebesar Rp
82.839 Miliar dan Bank Syariah sebesar 213.423 Miliar. Angka tersebut
mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak Rp 47.258 Miliar dari total aset
6
perbankan sebesar 195.018 Miliar pada tahun yang sama. Bank Syariah masih
mendominasi Total Aset terbesar.
Bank Syariah sebagai lembaga intermediary (perantara), menurut penulis
mempunyai tugas pokok yakni menghimpun dana dari masyarakat berupa
simpanan (tabungan) atau dana pihak ketiga, kemudian menyalurkan dana
tersebut dalam bentuk pembiayaan atau kredit. Pembiayaan yang disalurkan
kepada masyarakat mempunyati arti yang sangat penting, baik bagi bank syariah
maupun bagi masyarakat itu sendiri. Dana yang segar dibutuhkan oleh
masyarakat, perolehan dana tersebut yaitu untuk modal usaha. Bagi bank untuk
menggerakkan roda perekonomian Indonesia didapatkan dengan cara memperoleh
pendapatan bagi hasil dan perekonomian secara keseluruhan. Jumlah pembiayaan
yang diberikan oleh suatu bank dapat menunjukkan kemampuan bank tersebut
dalam peranannya sebagai perantara keuangan.
Uang seperti “darah” dalam tubuh manusia sama pentingnnya dengan
peranan bank dalam perekonomian, maka bank adalah “jantung” yang berfungsi
memompa darah keseluruh tubuh manusia. Jika jantung pada manusia sehat maka
dia akan berfungsi baik dengan mengatur sirkulasi darah keseluruh tubuh manusia
sehingga kesehatan tubuh pun terjaga. Namun jika jantung manusia mengalami
gangguan maka kesehatan tubuh akan terganggu. Lembaga keuangan sebagai
salah satu pilar ekonomi penting yang dapat dilihat dari kebijakan pengucuran
dana pada berbagai usaha. Oleh karena itu, bank sebaiknya memperhatikan
berbagai faktor dan aspek apa saja yang harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan terhadap masalah pembiayaan atau penyaluran dana pada
masyarakat.
7
Pada perkembangan pembiayaan perbankan syariah terjadi hal yang positif
dari tahun ke tahun. Tingginya perumbuhan penghimpunan dana telah diimbangi
dengan pertumbuhan penyaluran dana kepada sektor riil berupa pembiayaan
sehingga fungsi intermediasi perbankan dapat relatif terjaga. Jumlah pembiayaan
yang disalurkan berdasarkan jenisnya terlihat pada table berikut ini.
Tabel 1.2
Komposisi Pembiayaan Menurut Jenisnya (Miliar)
Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Musyarakah 39.874 49.387 652.316 774.949 776.696
Mudharabah 13.625 14.354 168.516 156.256 124.497
Murabahah 110.565 117.371 4.491.697 5.058.764 5.904.751
Salam - - 15 14 -
Istishna’ 582 633 11.135 9.428 21.426
Lainnya - - 311.729 515.523 724.398
Total 164.646 181.745 5.635.408 6.514.934 7.551.768
Sumber: Statistik Perbankan Syariah per desember 2017.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan pembiayaan selama 5
tahun cukup menggembirakan. Total pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan
syariah mencapai Rp 164.646 Miliar terjadi pada tahun 2013. Pada tahun 2014
angka tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 17.099 Miliar dari total
pembiayaan yaitu sebesar Rp 181.745 Miliar. Peningkatan total pembiayaan yang
cukup tinggi mencapai Rp 5.453.663 Miliar pada tahun 2015 dari total
pembiayaan tahun 2014 sebesar Rp 5.635.408 Miliar. Pangsa pembiayaan masih
didominasi oleh pembiayaan murabahah sebesar 60% yaitu sebesar Rp 3.908.960
Miliar dari total pembiayaan perbankan syariah pada tahun 2016. Setelah itu
disusul oleh pembiayaan musyarakah 21,65% yaitu sebesar Rp 1.410.483 Miliar
dari total pembiayaan perbankan syariah. Dan peringkat ketiga diduduki oleh
pembiayaan mudharabah 7,39% dari total pembiayaan perbankan syariah.
8
Peringkat terakhir diduduki oleh pembiayaan qardh dan ijarah sebesar 10,57%
dari total pembiayaan perbankan syariah.
Dengan pertumbuhan pembiayaan yang baik di perbankan syariah dapat
membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Sumber dana
pokok yang dimiliki oleh bank bersumber dari dana masyarakat yang biasanya
disebut Dana Pihak Ketiga. Dana tersebut dapat berasal dari simpanan berupa
tabungan, giro dan deposito (Sulistya dan Wirakusuma, 2013). DPK ini
selanjutnya digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
penyaluran pembiayaan.
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral Republik Indonesia (RI) yang
berwenang untuk mengatur dan mengawasi bank-bank yang beroperasi di
Indonesia mengeluarkan peraturan yaitu penilaian kesehatan menurut Peraturan
Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tentang sistem Penilaian Tingkat kesehatan
Bank Umum dan SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan Metode CAMELS
(Falhanawati 2017, 13).
Metode CAMELS mencakup faktor-faktor Capital (permodalan), Asset
(kualitas aset), Management (manajemen), Earning (rentabilitas), Liquidity
(likuiditas) dan Sensitivity to Market Risk (penilaian terhadap risiko pasar).
Penilian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan secara kantitatif dengan
memperhatikan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan
signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta faktor-faktor lainnya (Falhanawati
2017, 13).
9
Kebijakan penilaian tingkat kesehatan bank kembali dipengaruhi oleh
Bank Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2011 dengan mengeluarkan Peraturan
Bank Indonesia No.13/PBI/2011. Peraturan baru ini merupakan penyempurnaan
dari metode CAMELS yang digunakan sebelumnya. Metode baru yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia merupakan metode dengan pendekatan risiko yakni Risk-
Based Bank Rating. Metode Risk-Based Bank Rating atau RBBR merupakan
metode yang terdiri dari empat faktor penilaian yakni Risk Profile, Good
Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital (Widyaningrum dkk, 2014).
Berdasarkan penjelasan diatas penulis ingin mendalami tentang bagaimana
kondisi kinerja keuangan bank syariah setelah masuknya penanaman modal asing.
Dan bagaimana invetasi modal asing bisa mempengaruhi kinerja keuangan bank
atau perusahaan tersebut. Serta adakah beberapa perbedaan yang signifikan atas
kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah
setelah masuknya investasi modal asing. Maka dengan latar belakang diatas
penulis mengangkat sebuat judul “PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN
ANTARA BANK MUAMALAT INDONESIA DAN PT BANK PANIN DUBAI
SYARIAH SETELAH MASUKNYA INVESTASI MODAL ASING”.
B. Identifikasi Masalah
1. Kendala yang timbul dengan adanya Investasi Modal Asing diperbankan
biasanya dikarenakan porsi kepemilikan saham oleh pihak asing yang
telah dikeluarkan terlalu besar, yaitu sebesar 99%.
10
2. Modal asing yang berpatungan dengan penanaman modal Indonesia,
dimana saham yang dimiliki oleh pihak asing maksimal 95%, sedangkan
pihak menanam modal Indonesia, minimal modalnya 5%.
3. Invetasi Modal Asing diperbankan memiliki dampak negatif yaitu
timbulnya konflik perbedaan pendapat antara pihak domestik dengan
pemilik saham asing disebabkan adanya perbedaan sistsem hukum,
karena sistem hukum di berbagai negara berbeda-beda.
4. Bank Syariah wajib menyediakan minimum sebesar 8% dari aktiva
tertimbang menurut resiko, yaitu resiko penyaluran dana dan resiko pasar,
dalam hal ini resiko nilai tukar.
5. Modal terbatas merupakan kendala bagi bank-bank syariah untuk
memberikan pembiayaan dalam skala besar. Sehingga masuknya modal
atau investasi modal asing dapat meningkatkan daya saing bagi bank-
bank syariah untuk pembiayaan yang lebih besar.
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan dalam penelitian ini secara umum adalah mengenai kinerja
perkembangan bank syariah yang berani mengambil dana dari pihak asing.
Dengan ini, peneliti akan membatasi penelitian terhadap bank yang sudah
menerima dana dari investasi modal asing. Saat ini Bank Muamalat dan Bank
Panin Dubai Syariah yang telah berani mengambil suntikan dana dari investasi
modal asing. Bank Muamalat Indonesia dan Bank Panin Dubai Syariah adalah
bank syariah pertama di Indonesia yang sudah menerima suntikan dana dari pihak
asing, dan perkembangan kinerja keuangan yang dimaksud menggunakan rasio-
11
rasio RBBR. Apakah terjadi perbedaan yang signifikan pada rasio-rasio RBBR
tersebut setelah adanya investasi modal asing.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dapat disusun sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat kesehatan Bank Muamalat Indonesia jika dilihat dari
metode RBBR?
2. Bagaimana tingkat kesehatan PT Bank Panin Dubai Syariah jika dilihat
dari metode RBBR?
3. Apakah terdapat perbedaan atas kinerja keuangan Bank Panin Dubai
Syariah dan Bank Muamalat Indonesia setelah masuknya investasi modal
asing?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Muamalat Indonesia jika dilihat
dari metode RBBR.
2. Untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Panin Dubai Syariah jika
dilihat dari metode RBBR.
3. Untuk mengetahui perbedaan atas kinerja keuangan Bank Panin Dubai
Syariah dan Bank Muamalat Indonesia setelah masuknya dana dari pihak
asing.
12
F. Manfaat Penelitian
Apapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada berbagai pihak yaitu:
1. Bagi Penulis
Hasil dari penelitian diharapkan mampu memperluas dan
memperdalam pengetahuan khazanah keilmuan penulis, khususnya apa
saja dampak positif dan negatif terhadap perkembangan kinerja keuangan
Bank Panin Syariah di Indonesia lalu bagaimana kondisi kinerja keuangan
Bank Panin Syariah sebelum dan sesudah adanya investasi dari pihak
asing dan umumnya pengaruh dana pihak asing terhadap perkembangan
kinerja keuangan perbankan syariah secara keseluruhan.
2. Bagi Lembaga Keuangan
Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
manfaat terhadap sektor Lembaga Keuangan terutama Perbankan Syariah
dalam mengahadapi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut, sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan mengenai pengaruh yang terjadi dengan adanya
penanaman modal asing di Bank Syariah.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pihak lain karena bisa
dijadikan sumber referensi saluran pemikiran bagi kalangan akademis dan
praktisi sebagai penunjang penelitian dan bahan perbandingan bagi
peneliti lainnya.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi menurut Kamaruddin Ahmad, adalah menempatkan
uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau
keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Selain itu Komaruddin
memberikan pengertian investiasi dalam 3 bagian, yaitu (Ahmad 2008,
39):
a. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan
lainnya;
b. Suatu tindakan membeli barang-barang modal;
c. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan
dimasa yang akan datang.
Istilah Investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire
(memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment.
Investasi menurut Ensiklopedia Indonesia adalah penanaman uang atau
modal dalam proses produksi (dengan pembelian gedung-gedung,
permesinan, bahan cadangan, penyelenggaraan uang kas serta
pengembangannya) (Ichtiar 1982, 1470). Para ahli mempunyai tanggapan
yang berbeda-beda mengenai teori tentang Investasi.
Berdasarkan definisi diatas, investasi dapat diartikan sebagai
tindakan membeli saham , obligasi, dan barang-barang modal. Ini sangat
14
erat kaitannya dengan pembelian saham di pasar modal, padahal
pembelian saham tidak hanya terjadi dipasar modal tetapi bisa terjadi di
berbagai bidang lainnya.
Investasi menurut Salim dan Budi Sutrisno adalah penanaman
modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun
domestic dalam berbagai bidang usaha terbuka untuk investasi, dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan (Ismanthono 2003, 121). Investasi
dalam kamus istilah ekonomi popular adalah suatu tindakan
menanamkan uang dalam bentuk uang tunai, aset, dan surat-surat
berharga lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang sebagai pendapatan dari investasi tersebut.
2. Jenis Investasi
Pada dasarnya investasi dapat digolongkan dalam empat macam
yaitu (Sutrisno 2008, 36-38):
a. Investasi Berdasarkan Asetnya.
Investasi berdasarlan asetnya merupakan penggolongan
investasi dari aspek modal atau kekayaannya. Investasi berdasarkan
asetnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Real Asset
Real Asset merupakan investasi yang berwujud, seperti
gedung-gedung, kendaraan dan sebagainya.
15
2) Financial Asset
Financial Asset merupakan dokumen (surat-surat) klaim
tidak langsung pemegangnya terhadap aktivitas tiil pihak yang
menerbitkan sekuritas tersebut.
b. Investasi Berdasarkan Pengaruhnya.
Invetasi menurut pengaruhnya merupakan investasi yang
didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi atau tidak
berpengaruh dari kegiatan investasi.
Investasi berdasarkan pengaruhnya dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
1) Investasi autonomus (berdiri sendiri) merupakan investasi yang
tidak dipengaruhi tingkat pendapatan, bersifat spekulatif. Misalnya
surat-surat berharga.
2) Investasi induced (mempengaruhi-menyebabkan) merupakan
investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan akan barang dan
jasa serta tingkat pendapatan. Misalnya, penghasilan transitory,
yaitu penghasilan yang didapat selain dari bekerja, seperti bunga,
bagi hasil dan sebagainya. Teori ini dikembangkan oleh Milton
Friedman.
c. Investasi Berdasarkan Sumber Pembiayaannya.
(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing; Undang-undang 11 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri). Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya
merupakan investasi yang didasarkan pada asal-usul investasi yang
16
berdasarkan pada asal-usul investasi itu diperoleh. Investasi ini dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
1) Investasi yang bersumber dari modal asing (PMA) merupakan
investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri.
2) Investasi yang bersumber dari modal dalam negeri (PMDN)
merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam
negeri.
d. Investasi Berdasarkan Bentuknya.
Investasi berdasarkan bentuknya merupakan investasi yang
didasarkan pada cara menanamkan investasinya. Investasi cara ini
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Investasi portofolio, investasi ini dilakukan melalui pasar modal
dengan instrumen surat berharga, seperti saham dan obligasi.
2) Investasi langsung, investasi ini merupakan bentuk investasi
dengan jalan membangun, membeli total, atau mengakui sisi
perusahaan.
3. Investasi Dalam Perspektif Islam
Islam mengatur hubungan yang sangat kuat dan erat kaitannya
antara aqidah, akhlak, ibadah, dan muamalah. Aspek muamalah
merupakan aturan main bagi manusia dalam menjalankan kehidupan
sosial, sekaligus merupakan dasar untuk membangun sistem
perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
17
Antonio berpendapat bahwa perekonomian yang
menyeimbangkan aspek dunia dan akhirat merupakan karakteristik unik
ekonomi islam. Karena itu, kesejahteraan hidup menurut Islam adalah
kesejahteraan di dunia tanpa melupakan hakikat kebahagiaan di akhirat
(Antonio 2001, 13). Kehidupan sosial dalam ekonomi islam, tidak bisa
terlepas dari prinsip-prinsip syariah. Investasi islam adalah investasi yang
berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada sektor
riil maupun sector keuangan. Islam mengajarkan investasi yang
menguntungkan semua pihak (win win solution) dan melarang manusia
melakukan investasi yang mengandung unsur riba, gharar, maysir (judi),
menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan transaksi lain yang merugikan
salah satu pihak (Nafik 2009, 23).
Investasi syariah tidak melulu membahas tentang persoalan
duniawi sebagaimana telah disampaikan oleh ekonomi sekuler. Ada
unsur lain yang sangat menetukan berhasi tidaknya suatu investasi
dimasa depan, yaitu ketentuan dan kehendak Allah. Islam
memerintahkan umatnya untuk mencapai kesuksesan dan berupaya
meningkatkan hasil investasi. Islam memerintahkan untuk meninggalkan
investasi yang tidak menguntungkan sebagaimana sabda Rasullulah saw:
“Jadilah orang pertama, jangan menjadi orang kedua, apalagi
yang ketiga. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari
kemarin maka ia termasuk golongan yang beruntung. Barang
siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia termsuk
golongan yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih
18
buruk dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang
celaka.” (HR. Thabrani).
Islam sangat mengatur semua perbuatan manusia sebagaimana
yang sudah tertera di Al-Quran dan Hadist termasuk halnya dengan
aktivitas ekonomi dan investasi yang akan mendapatkan hasil (return).
Investasi yang melanggar ketentuan islam akan mendapatkan balasan
yang setimpal di akhirat, begitu pula investasi yang sesuai sengan prinsip
syariah. Return (hasil) investasi dalam islam dilihat dari seberapa besar
sumber daya yang dikorbankan. Selain itu, semua investasi yang
dilakukan dalam rangka beribadah kedapa Allah SWT untuk mencapai
kebahagian lahir batin di dunia dan akhirat baik bagi generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang.
Kewajiban melakukan upaya kerja produktif dan pengembangan
harta kekayaan melalui investasi sangat ditekankan oleh Nabi
Muhammad SAW dan Khalifah Umar pernah menyuruh kaum muslimin
untuk menggunakan modal mereka secara produktif dengan mengatakan:
“siapa saja yang memiliki uang, hendaklah ia menginvestasikannya dan
siapa saja yang memiliki tanah hendaklah ia menanaminya (Rodoni
2009, 30).” Dengan ajaran-ajaran demikian menunjukkan bahwa islam
sangat mengakui peranan modal sebagai suatu faktor produksi.
Dalam islam, investor diharuskan untuk mempertimbangkan dan
melihat aturan atau hukum-hukum yang telah dijelaskan melalui
Al-Quran dan Hadist dimana terdapat larangan dan perintah di dalamnya.
Dan investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau kegiataan usaha
19
halal, tahir, spesifik tidak membahayakan dan bermanfaat. Sebagaimana
sudah dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 168 yang artinya berbunyi
sebagai berikut:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.”
Masih banyak aturan-aturan lain yang terdapat dalam Al-Quran
dan Hadist mengenai aturan yang berkenaan dengan halal haramnya
investasi, riba, kerusakan lingkungan serta kegiatan yang mengandung
unsur judi dan spekulasi.
B. Penanaman Modal Asing (PMA)
1. Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA)
Menurut istilah penanaman modal berasal dari bahasa inggris
“Investment” yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai penanaman
modal atau disebut juga dengan investasi. Kemudian kita dapat mengenal
istilah penanaman modal asing dengan sebutan “foreign investment”.
Dalam kamus istilah ekonomi popular. Investasi asing langsung
(Foreign Direct Investment) yaitu penanaman modal yang dilakukan oleh
investor luar negeri. Modal tersebut biasanya digunakan untuk proyek-
proyek fisik industry, jasa, perdagangan dan lain sebagainya. Foreign
Direct Investment (FDI) masuk ke Indonesia dengan cara penanaman
20
modal asing yang dikoordinasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM).
Pengertian penanaman modal asing pada hakikatnya berarti suatu
modal yang berasal dari luar negeri dan dimasukkan ke dalam wilayah
suatu negara untuk ditanamkan atau dikembangkan lebih lanjut melalui
kegiatan usaha yang bersifat ekonomis (Rakhmawati 2004, 2).
Dalam pengertian yudiris, pasal 1 Undang-undang Nomor 1
Tahun 1967 tentang penanaman Modal Asing, definisi penanaman modal
asing sebagai berikut:
“Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang
ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung
yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan
Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan
Perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara
langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut.”
Selanjutnya yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 1 ayat 3 dan 6 menyatakan
bahwa:
“Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
21
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.” (pasal 1
ayat 3)
“Penanaman modal asing adalah perseorangan warga negara
asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang
melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia.” (pasal 1 ayat 6).
Kegiatan menanam merupakan kegiatan untuk memasukkan
modal atau investasi, dengan tujuan untuk melakukan kegiatan usaha.
Kegiatan penanaman modal ini dilakukan oleh penanam modal asing,
baik yang menggunakan (Sutrisno 2008, 148-149):
a. Modal asing sepenuhnya; dan atau
b. Modal asing berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Modal asing berpatungan merupakan penanam modal asing yang
bekerjasama dengan penanam modal Indonesia, dimana saham yang
dimiliki penanam modal oleh pihak Indonesia dan pihak penanam modal
asing masing-masing akan berbeda di setiap bidang usaha.
2. Dasar Hukum Penanaman Modal Asing
Dimulainya momentum investasi asing di Indonesia adalah sejak
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing. Undang-Undang ini merupakan penompang
yang menjalankan penanaman modal asing di Indonesia. Undang-
Undang ini terdiri dari 13 bab dan 31 pasal. Undang-Undang ini telah
diberlakukan penambahan dan perubahan dengan Undang-Undang
22
Nomor 11 tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Beberapa hal yang ditambah dan diubah adalah Pasal 15-17
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Yang intinya adalah perubahan dan ketentuan itu berkaitan dengan
kelonggaran-kelonggaran perpajakan yang diberikan kepada penanam
modal asing, terutama yang menanamkan modalnya pada bidang-bidang
usaha yang terbuka bagi modal asing.
Selain Undang-Undang diatas berikut adalah dasar hukum
penanaman modal asing lainnya diantaranya:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 tentang Persyaratan
Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1994
tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam
Rangka Penanaman Modal Asing.
c. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha
yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan
Tertentu Bagi Penanaman\ Modal. Keputusan Menteri Negara
Investasi/ Kepala BKPM Nomor 38/SK/1999 tentang Pedoman dan
Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam
Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal
Asing telah diubah dengan Keputusan Kepala BKPM Nomor
57/SK/2004 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman
23
Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam
Negeri dan Penanaman Modal Asing.
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115 Tahun 1998
tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993
tentang Tata Cara Penanaman Modal.
e. Keputusan Menteri Negara Investasi/ Kepala BKPM Nomor
38/SK/1999 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman
Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam
Negeri dan Penanaman Modal Asing telah diubah dengan dengan
Keputusan Kepala BKPM Nomor 57/SK/2004 tentang Pedoman dan
Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam
Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal
Asing.
Dalam hal kepemilikan modal asing yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1967 dan dihubungkan dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1970 dapar terjadi sebagai berikut:
a. Seluruh modal asing artinya tidak bercampur dengan modal nasional
(pasal 1dan 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967).
b. Sebagian modal asing dan sebagian modal nasional (Joint Venture,
pasal 23 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967).
24
Jadi yang dimaksud dengan modal asing adalah (Suhendro
2005, 13):
a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari
kekayaan devisa Indonesia, atas persetujuan pemerintah digunakan
untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan orang
asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke wilayah
Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari devisa
Indonesia.
c. Keuntungan perusahaan yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1967 boleg ditransfer, namun digunakan untuk membiayai
perusahaan di Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3,
penanaman modal asing diartikan sebagai kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha diwilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal
asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal
dalam negeri.
Investasi dari luar negeri dapat dibedakan dalam beberapa bentuk.
Pertama, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yaitu
investasi modal yang dimiliki dan dioperasikan oleh entitas luar negeri.
Kedua, investasi portofolio luar negeri (Foreign Portfolio Investment)
yaitu investasi yang dibiayai oleh luar negeri tetapi dioperasikan oleh
warga domestik.
25
Di Indonesia pun investasi dibagi dalam dua bentuk investasi,
yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio
dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti
saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung atau dikenal dengan
istilah penanaman modal asing langsung (PMA) merupakan bentuk
investasi dengan jalan membangun, mengakui sisi atau membeli total
perusahaan. Jika dibandingkan dengan investasi portofolio, investasi
langsung atau penanaman modal asing langsung (PMA) lebih
mempunyai banyak kelebihan. Karena sifatnya yang permanen atau
jangka panjang, penanaman modal asing memberi andil dalam teknologi,
keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Lapangan
kerja ini sangat penting diperhatikan jika mengingat masalah
menyediakan lapangan kerja merupakan masalah yang lumayan berat
bagi pemerintah.
Pemanfaatan investasi luar negeri bisa untuk menaikkan
pertumbuhan, walaupun sejumlah keuntungan dari investasi
dikembalikan kepada investor asing. Namun investasi asing akan
menaikkan persediaan barang modal yang kemudian menaikkan
produktivitas dan gaji. Investasi luar negeri merupakan suatu cara yang
bisa digunakan negara miskin untuk mempelajari teknologi terkini yang
telah dikembangkan dan dipakai negara-negara kaya.
Indonesia sangat mengharapkan masuknya investasi langsung.
Perekonomian Indonesia belum bisa tumbuh tinggi pada tahun ini jika
tidak maka akan didukung investasi asing. Posisi Indonesia saat ini
26
adalah sebagai basis produksi dari penanaman modal asing yang sudah
melemah. Pemerintah harus membangun kembali citra sebagai negara
aman dan berprospek seperti halnya investasi.
3. Faktor-faktor Penentu Penanaman Modal Asing
Faktor-faktor yang dapat menjadi motivasi bagi investor asing
untuk melakukan penanaman modal asing (PMA) di suatu negara adalah:
a. Access to Mineral / Natural Resources
Orientasi dari penanaman modal asing ini hanyalah untuk
memperoleh sumber daya yang lebih murah dan efisien dimana
sumber daya di negara asalnya sudah tidak lagi mencukupi.
b. Menghindari hambatan tari
Tarif untuk suatu produk yang akan masuk di suatu negara
dapat menghambat jalur perdagangan dan dapat mengurangi tingkat
keuntungan, sehingga mendirikan perusahaan di negara tersebut
merupakan upaya untuk menghindari tarif tersebut.
c. Domestic Market Oriented
Pasar dari negara tuan rumah sengat menjanjikan dan dapat
memperoleh keuntungan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
produksi di negara asalnya sendiri.
d. Tingkat upah pekerja yang relatif rendah
Kebanyakan upah di negara maju sudah terlalu tinggi bilda
dibandingkan dengan kapital dan berkembangnya produk baru yang
lebih intensif modal dan pengetahuan sehingga alternatif untuk
27
membuka atau mendirikan usaha industrinya di negara lain menjadi
lebih menguntungkan. Terlebih jika negara tujuannya mempunyai
upah tenaga kerja yang lebih murah dari negara asalnya.
4. Manfaat Penanaman Modal Asing
Manfaat yang diharapkan dari penanaman modal asing (PMA)
berupa:
a. Penyerapan tenaga kerja
b. Alih teknologi
c. Pelatihan manajerial, dan
d. Akses ke pasar internasional melalui ekspor
Tetapi dalam hal perkembangannya, kehadiran PMA di negara
berkembang ada yang mendukung ada nada juga yang menentangnya.
Berikut adalah manfaat dari adanya penanaman modal asing, yaitu
(Hidayah, 2006: 47-48):
a. Dengan adanya PMA akan memberikan sumbangan positif terhadap
pembangunan nasional di negara penerimanya.
b. PMA berperan dalam mengisi kesenjangan atara target jumlah devisa
yang dibutuhkan dan hasil-hasil akibat devisa dari ekspor ditambah
dengan bantuan luar negeri netto.
c. PMA dapat menambah pendapatan yang diterima oleh pemerintah
yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh perusahaan asing
tersebut sehingga pemerintah memiliki ketersediaan dana finansial
28
untuk membiayai pengeluarannya atau membiayai proyek-proyek
dalam negeri.
d. PMA akan membawa pengetahuan dan teknologi yang canggih dalam
melakukan proses produksinya.
e. Mengurangi tingkat pengangguran di negara tuan rumah bagi
perusahaan asing yang membawa dan melakukan produksi dengan
padat karya.
Sementara itu, pendapat uang menentang adanya PMA antara lain
disebabkan oleh :
a. Adanya PMA ini akan memperburuk ketimpangan kesempatan
ekonomis atar daerah dan akan mendorong terjadinya arus urbanisasi
antar daerah.
b. Adanya perusahaan asing yang memproduksi barang-barang yang
sebenarnya masih belum sesuai dengan kebutuhan pokok penduduk,
maka akan mendorong perilaku untuk berkonsumsi mewah dan
mendorong adanya demonstration effect di kalangan masyarakat.
c. Sumber-sumber daya negara-negara tuan rumah akan dialokasikan
oleh kegiatan produksi yang dilihat secara sosial tidak
menguntungkan sehingga negara tuan rumah merasa dirugikan dengan
adanya peranan perusahaan asing tersebut.
d. Perusahaan-perusahaan asing akan merusak struktur perekonomian
negara tuan rumah, karena dapat menghambat investasi yang
dilakukan oleh usahawan local. Hal ini dikarenakan perusahaan asing
tersebut telah menguasai teknologi, jaringan perdagangan,
29
telekomunikasi, keahlian dan keterampilan dalam manajemen
usahanya.
e. Adanya perusahaan asing di negara tuan rumah dapat mempengaruhi
kondisi politik suatu negara.
C. Perbankan Syariah
1. Visi dan Misi Perbankan Syariah
a. Visi Perbankan Syariah
Visi perbankan syariah berbunyi: “Terwujudnya sistem
perbankan syariah yang kompetitif, efesien dan memenuhi prinsip
kehati-hatian yang mempu mendukung sektor riil secara nyata melalui
kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil (share based financing) dan
transaksi riil dalam rangka keadilan, tolong-menolong menuju
kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat.”
b. Misi Perbankan Syariah
Berdasarkan Visi yang di maksud, misi menjelaskan peran
Bank Indonesia adalah mewujudkan iklim yang kondusif untuk
mengembankan perbankan syariah yang istiqomah terhadap prinsip-
prinsip syariah dan mampu berperan dalam sektor riil, yang meliputi
sebagai berikut (Ali 2008, 8):
1) Melakukan kajian dan penelitian tentang kondisi, potensi serta
kebutuhan perbankan syariah secara berkesinambungan.
30
2) Mempersiapkan konsep dan melaksanakan pengaturan dan
pengawasan berbasis risiko guna menjamin kesinambungan
operasional perbankan syariah yang sesuai dengan karakteristiknya.
3) Mempersiapkan infrastruktur guna peningkatan efisiensi
operasional perbanka syariah.
4) Mendesain kerangka entry dan exit perbankan syariah yang dapat
mendukung stabilitas sistem perbankan.
2. Struktur Modal Bank Syariah
Perekonomian dalam kehidupan yang semakin berkembang dan
terbuka sangat cepat seperti saat ini, dibutuhkannya layanan jasa
perbankan yang semakin luas, baik, dan berkualitas. Sehubungan sengan
itu diperlukan sistem perbankan yang sehat, efisien, tangguh, dan mampu
bersaing. Oleh karena itu, perbankan perlu didorong untuk memperkuat
struktur permodalannya, baik dengan mengupayakan sumber dana dari
dalam maupun dari luar negeri, termasuk dengan meningkatkan kinerja
bank yang bersangkutan. Untuk memperkuat struktur permodalan
perbankan tersebut, maka dibuka kemungkinan yang lebih besar bagi
masyarakat untuk membeli saham Bank Umum yang telah go public baik
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah.
Sebagai lembaga keuangan, masalah utama bank adalah dana.
Tanpa dana yang cukup, maka bank tidak bisa berbuat banyak, atau
dengan kata lain bank tidak akan berfungsi sama sekali. Dana adalah
uang tunai yang dimiliki oleh bank dalam bentuk riil atau tunai, atau
31
aktiva lain yang bisa diubah segera menjadi uang tunai. Uang tunai yang
dimiliki atau yang dikuasai oleh bank bukan hanya milik pemilik bank
itu sendiri, melainkan juga berasal dari titipan atau penyertaan dana
orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu akan di tarik kembali,
baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Sumber dana Bank
Syariah terdiri dari (Arifin 2006, 48-52):
a. Modal Inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal
dari para penegang saham bank, yakni pemilik bank.
Pada umumnya dana modal inti terdiri dari:
1) Modal yang disetor oleh pemegang saham, sumber utama dari
modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan
timbul apabila pemilik penyertaan dananya pada bank melalui
pembelian saham, dan untuk penambahan dana berikutnya dapat
dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan
saham baru.
2) Tambahan Modal Disetor (Rivai dan Arifin 2010, 663-664).
Merupakan tambahan modal bagi bank yang biasanya berbentuk
agio, disagio, dan modal sumbangan.
a) Agio adalah selisih lebih setoran modal yang diterima sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominal.
b) Disagio adalah selisih kurang setoran modal yang diterima
sebagai akibat harga saham yang lebih rendah nilai nominal.
32
c) Modal sumbangan adalah modal yang diterima yang berasal dari
sumbangan.
3) Cadangan, yaitu sebagai laba bank yang tidak dibagi, yang
disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian dikemudian
hari. Cadangan ini dibentuk menurut ketentuan anggaran dasar dan
atau keputusan pemilik atas dasar keputusan RUPS.
a) Cadangan umum yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan
laba yang ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak.
b) Cadangan tujuan yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan
untuk tujuan tertentu.
4) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan
kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham
sendiri (melalui Rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk
ditanam kembali dalam bank. Laba ditahan ini juga merupakan
cara untuk menambah dana modal lebih lanjut.
b. Kuasi Ekuitas (mudharabah account)
Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip
mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul
maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha
bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan
bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya
dengan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya.
Kerugian financial menjadi bahan pemilik dana, sedangkan pengelola
tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan.
33
c. Titipan (wadi‟ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated
deposit).
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada
bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya
motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk
keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik
kembali dananya sewaktu-waktu.
3. Kepemilikan Bank Umum Syariah Melalui Pembelian Saham
Saham Bank Umum Syariah dapat dimiliki oleh perorangan
ataupun badan hukum, baik domestik maupun asing. Kepemilikan saham
Bank Umum Syariah dapat dilakukan melalui pembelian saham secara
langsung maupun dengan pembelian saham bank melalui bursa.
Mekanisme dan tata cara kepemilikan bank, terutama melalui pembelian
saham adalah sebagaimana diuraikan dibawah ini:
a. Ketentuan Umum (Direktorat BI 2007, 22-23)
1) Jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara dan/atau
badan hukum Asing yang diperoleh melalui pembelian secara
langsung maupun melalui bursa efek maksimal sebesar 99% dari
jumlah saham bank.
2) Pihak yang dapat menjadi pemilik bank, adalah pihak yang:
a) Tidak termasuk dalam daftar orang tercela dibidang perbankan
sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan
34
b) Menurut penilaian Bank Indonesia memiliki integritas yang
baik.
3) Persyaratan memiliki intergitas yang baik adalah antara lain
sebagai berikut:
a) Memiliki akhlak dan moral yang baik,
b) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
c) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan
operasional bank yang sehat.
b. Tata Cara Pembelian Saham
1) Pembelian saham bank yang wajib memperoleh izin terlebih
dahulu dari Bank Indonesia adalah:
a) Yang menyebabkan kepemilikan mencapai sebesar 25% atau
lebih dari jumlah saham bank, atau
b) Kepemilikan sahamnya kurang dari 25% dan jumlah saham
bank namun mengakibatkan beralihnya pengendalian bank.
2) Pembelian saham bank melalui bursa efek yang tidak dimaksudkan
untuk dicatatkan dalam kepemilikan bank, tidak perlu izin Bank
Indonesia.
3) Permohonan izin pembelian saham bank bagi perorangan, wajib
dilengkapi dengan:
a) Dokumen identitas (fotokopi paspor/KIMS)
b) Rancangan akta jual beli saham
c) Rencana komposisi pemegang saham bank
d) Surat penyertaan tentang sumber dana
35
e) Surat penyertaan tidak pernah melakukan tindakan tercela
dibidang perbankan/keuangan/usaha lain dan/atau tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.
4) Permohonan izin pembelian saham bank bagi Badan Hukum,
dilakukan oleh Direksi Badan Hukum yang bersangkutan, wajib
dilengkapi:
a) Rancangan akta jual beli saham
b) Akta pendirian termasuk anggaran dasar Badan Hukum berikut
perubahannya, beserta pengesahan instansi berwenang
c) Dokumen identitas (fotokopi paspor/KTP seluruh Komisaris dan
Direksi)
d) Daftar pemegang saham dan besar kepemilikan
e) Neraca Badan Hukum yang diaudit akuntan public, paling
lambat 6 bulan sebelum tanggal pengajuan permohonan
f) Surat penyertaan Direksi dan/atau Komisaris tentang sumber
dana pembelian saham bank surat penyertaan tidak pernah
melakukan tindakan tercela dibidang perbankan/keuangan/usaha
lain dan/atau tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan
tindak pidana kejahatan.
5) Persetujuan atau penolakan atas permohonan pembelian saham
bank dari Bank Indonesia paling lambat 30 hari setelah dokumen
permohonan diterima lengkap.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah pasal 27 menyatakan bahwa:
36
“calon pemegang saham pengendali Bank Syariah wajib
lulus uji kemampuan dan kepatutan yang dilakukan oleh
Bank Indonesia dan pemegang saham pengendali yang
tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan wajib
menurunkan kepemilikan sahamnya menjadi paling banyak
10%.”
Serta ketentuan lebih lanjut mengenai uji kemampuan dan
kepatutan diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang
mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada periode tertentu melalui
aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara
efisien dan efektif, yang dapat diukur perekembangannya dengan
mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam
laporan keuangan (Mulianty 2016, 46).
Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah
kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoprasian bisnis selama periode
tertentu (Joel dan Shim 1994, 93). Kinerja bank secara umum dapat
dilihat dari gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam
operasionalnya. Kinerja keuangan bank adalah gambaran kondisi
keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja dapat
ditunjukkan dengan suatu yang berhubungan dengan kekuatan serta
37
kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dapat dipahami agar
dapat di manfaatkan dan kelemahan dapat dilakukan dengan langkah-
langkah perbaikan (Siegel dan Shim 1994, 94).
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan
mengevaluasi laporan keuangan perusahaan tersebut. Informasi posisi
keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan
sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa
depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti
pembayaran deviden, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendalikan masalah di masa depan maka diperlukannya
informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas. Informasi fluktuasi
kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu
informasi tersebut juga dapat berguna dalam perumusan pertimbangan
tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber
daya.
Rasio adalah alat ukur yang digunakan dalam perusahaan untuk
menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan
atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain.
Dengan menggunakan alat analisa yang berupa rasio keuangan dapat
menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik
38
dan buruknya keadaan atau posisi keuangan dari suatu period ke periode
berikutnya (Kusumo 2007, 111).
5. Kesehatan Bank Syariah
Berdasarkan Pasal 29 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan
usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
kehati-hatian. Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi menjadi
empat kategori yaitu: sehat, sukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat,
namun sistem pemberian nilai dalam menetapkan tingkat kesehatan bank
didasarkan pada “reward system” dengan nilai kredit antara 0 sampai
dengan 100.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia: 6/23/DPNP tanggal 31
Mei tahun 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilain
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau
kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas asset,
manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar.
Dengan demikian semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan
resiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul
dalam operasional bank. Bagi perbankan sendiri, hasil akhir penilaian
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menerapkan
strategi usaha diwaktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia
39
antara lain dapat digunakan sebagai cara penetapan dan implementasi
strategi pengawasannya.
6. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode CAMELS
Berdasarkan Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP tentang Tata Cara
Penilaian dan Peraturan BI No. 13/1/PBI/2011 tentang sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum. CAMELS merupakan salah satu
metode untuk mengukur kinerja bank. CAMELS merupakan alat ukur
resmi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menghitung
kesehatan Bank di Indonesia (Sarasati, 2018).
CAMELS adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap
kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan
bank, CAMELS merupakan objek pemeriksaan bank yang dilakukan
oleh pengawas bank. CAMELS terdiri dari lima kriteria yaitu modal,
aktiva, manajemen, pendapatan, dan kualitas (Sarasati 2018, 23).
7. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RBBR.
PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.13/24/DPNP yang berlaku
per Januari 2012 menggantikan penilaian kesehatan bank dengan metode
CAMELS dengan metode RGEC. Metode CAMELS tersebut sudah
diberlakukan selama hampir delapan tahun sejak terbitnya PBI
No.6/10/PBI/2004 dan SE No.6/23/DPNP. Dengan terbitnya PBI dan SE
terbaru ini, metode CAMELS dinyatakan tidak berlaku lagi, diganti
dngan model baru yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan
40
penilaian sendiri (self-assessment). Tingkat Kesehatan Bank dengan
menggunakan pendekatan risiko RBBR (Risk-based Bank Rating) baik
secara individual maupun secara konsolidasi (Faly 2016, 44).
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah
menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko.
Pada PBI No. 13/I/PBI/2011 dan SE No. 13/24/DPNP tanggal 25
Oktober 2011 yang menjadi indikator adalah:
a. Risk Profile
Penilaian terhadap resiko terbagi menjadi 8 bagian yaitu:
1) Resiko Kredit
Risiko pinajaman tidak kembali sesuai dengan kontrak,
seperti penundaan, pengurangan pembayaran suku bunga dan
pinjaman pokoknya, atau tidak membayar pinjamannya sama
sekali.
Risiko kredit dihitung dengan menggunakan rasio Non
Performing Loan:
x 100
2) Resiko Pasar
Suatu resiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu
investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Rasio pasar
dihitung dengan rasio Interest Rate Risk:
41
x 100
3) Risiko Likuiditas
Likuiditas menunjukkan persediaan tunai dan aset lain yang
dengan midah dijadikan uang tunai. Oleh karena itu, likuiditas
adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan persediaan uang
tunai dan alat-alat likuid lainnya yang dikuasai oleh bank yang
bersangkutan.
Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk membayar
uang jangka pendeknya. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah
kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai,
sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank
untuk memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio
liabilitasnya. Bank yang likuid yakni bank yang mampu membayar
kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat
mencakupi permintaan kredit yang diajukan.
Konsep indicator likuiditas dibagi menjadi dua, yaitu:
konsep persediaan dan konsep arus kas. Untuk memperoleh
penilaian yang wajar atas posisi likuiditas bank, diperlukan hal
berikut:
a) Suatu ramalan kebutuhan uang tunai yang tepat
b) Tingkat aset likuid yang diperkirakan, dan
c) Arus penerimaan uang tunai selama jangka waktu tertentu
42
Oleh karena itu, suatu ukuran likuiditas yang baik harus
memperhatikan dan mempertimbangkan konsep arus uang.
Walaupun demikian, ukuran likuiditas yang paling banyak
digunakan berdasarkan konsep persediaan yaitu FDR dan Cash
Ratio. Semakin besar FDR dan Cash Ratio, semakin baik likuiditas
bank tersebut.
Selain itu, likuiditas merupakan kemampuan bank untuk
memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/simpanan oleh
deposan/penitip. Masuknya suatu bank dikatakan likuid apabila
bank tersebut dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari para
deposan dana maupun dari paran peminjam/debitur. Ada juga yang
mengartikan likuiditas adalah tingkat kemudahan relatif suatu
aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau
tanpa penurunan nilai, serta kepastian tentang jumlah kas yang
diperoleh (Muslich 2003, 48). Likuiditas merupakan suatu yang
sangat penting dalam perbankan, dalam teori manajemen
likuiditasnya menitikberatkan pada pemberian pembiayaan yang
dilakukan dengan unsur “safety” sebagai penunjang utama
(Mulianty, 2016).
Financing to Deposit Ratio (FDR) yang dalam bank
konvensional disebut juga Loan to Deposit Ratio (LDR)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya yang berasal dari permintaan
pembiayaan. Rasio ini dihitung dengan membandingkan kompetisi
43
jumlah pembiayaan yang diberikan dengan jumlah dana pihak
ketiga. Financing to Deposit Ratio menggambarkan kemampuan
bank untuk membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah
penyimpan dengan mengandalkan pinjaman dari sumber likuiditas
bank tersebut. Oleh karena itu, selain mencerminkan kondisi
likuiditas bank, rasio ini juga digunakan untuk mengukur tingkat
resiko yang menjadi beban bank dalam menjalankan usahanya
(Suhirman 2010, 22).
Aspek ini menunjukan kesediaan dana dan sumber dana
bank saat ini dan masyarakat yang akan datang. Pengaturan
likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat
memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar. Pada penelitian
bank syariah digunakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak
ketiga atau DPK yang disebut dengan FDR (Financing to Deposit
Ratio) yaitu perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan
dana masyarakat yang dikumpulkan bank baik berupa tabungan,
giro, maupun deposito. FDR memberikan indikasi mengenai
jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk
pembiayaan besarnya Financing to Deposit Ratio menurut
peraturan pemerintah maksimum adalah 100%. Dengan ditetapkan
batas maksimum pemberian kredit (pembiayaan) dan Financing to
Deposit Ratio yang harus diperhatikab oleh bank syariah, maka
bank syariah tidak dapat secara berlebihan melakukan ekspansi
pembiayaan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang sebesar-
44
besarnya atau bertujuan untuk secepatnya dapat memperbesar
jumlah asetnya, karena hal itu akan membahayakan kelangsungan
bank tersebut dan lebih lanjut akan membahayakan simpanan para
nasabah penyimpan dari bank itu (Sjadeini 2007, 177).
FDR dapat dihitung dengan rumus:
x 100%
Table 2.1
Kriteria Peringkat Kompenen FDR
Rasio Peringkat
FDR 75% 1
75% FDR 85% 2
85% FDR 100% 3
100% FDR 120% 4
FDR 120% 5
Sumber: PBI No. 15/1/PBI/2011
4) Risiko Opersional
Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak
memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai
akibat dari kejadian eksternal.
5) Risiko Hukum
Risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan atau
ketidakpastian dari pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak,
hukum atau peraturan.
45
6) Risiko Stratejik
Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan
pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan
bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap
perubahan eksternal.
7) Risiko Kepatuhan
Risiko yang disebabkan oleh ketidakpatuhan suatu bank
untuk melaksanakan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku, dan
8) Risiko Reputasi
Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder
yang bersumber dari persepsi negative terhadap bank.
Masing-masing bagian dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu
tingkat risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko.
Sehingga penilaian untuk resiko terdapat 16 penilaian. Meninjau
tingkat risiko terbagi atas 5 tingkat. Semakin kecil poin yang
diterima maka kesehatan bank dari sisi risiko tersebut semakin
baik.
b. Good Corporate Governance
Menurut IICG (Indonesian InstituteOf Corporate Governance)
pengertian good corporate governance adalah proses dan struktur
yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Corporate
46
governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk
mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Prinsip-prinsip dasar GCG merupakan kerangka dalam
perumusan praktik GCG itu sendiri. Penerapan GCG yang baik adalah
ketika prinsip-prinsip dasar GCG dapat dilaksanakan semaksimal
mungkin (Riandi dan Siregar, 2011).
Menurut FCGI terdapat lima prinsip utama yang penting dalam
Corporate Governance yaitu Keadilan (Fairness), Transparasi
(Transparancy), Kemandirian (Indenpendency), Akuntabilitas
(Accountability), dan Pertanggungjawaban (Responsibility) (Riandi
dan Siregar 2011).
c. Earning
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu
bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuantungan. Perlu
diketahui bahwa apabila bank selalu mengalami kerugian dalam
kegiatan operasinya, maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut
akan memakan modalnya. Bank dalam kondisi demikian tentu saja
tidak dapat dikatakan sehat.
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu
bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba.
Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu:
1) Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva
47
yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam mengelola aset guna memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Muhamad 2005, 101):
Besarnya nilai untuk laba sebelum pajak dapat dilihat pada
perhitungan laba rugi bank, sedangkan total aktiva dapat dilihat
pada laporan neraca bank. Adapun perhitungan ROA untuk bank
syariah biasanya menggunakan laba sebelum pajak. Laba sebelum
pajak adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan
sebelum dikurangi pajak, sedangkan total aktiva merupakan
kompenen yang terdiri dari kas giro pada BI, penempatan pada
Bank lain, piutang, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil,
pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip
sewa, pinjaman qardh, aktiva tetap, dan lain-lain (Muhamad 2005,
22):
Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut:
Rumus Perhitungan ROA:
x 100%
Tabel 2.2
Kriteria Peringkat Kompenen ROA
Rasio Peringkat
ROA 1,5% 1
1,25% ROA 1,5% 2
0,5% ROA 1,25% 3
0 ROA 0,5% 4
ROA 0% 5
Sumber: PBI No. 15/I/PBI/2011
48
2) ROE
ROE mengindikasi kemampuan bank dalam menghasilkan
laba dengan menggunakan ekuitasnya. Kenaikan dalam rasio ini
berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan
dan selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan
harga saham bank (Dendawijaya 2009, 119).
Rumus Perhitungan ROE:
x 100
Table 2.3
Kriteria Peringkat Kompenen ROE
Rasio Peringkat
ROE 15% 1
12,5% ROE 15% 2
5% ROE 12,5% 3
0 ROE 5% 4
ROE 0% 5
Sumber: PBI No. 15/I/PBI/2011
3) Net Operating Margin (NOM)
Margin laba operasi, suatu ukuran operasi efesiensi operasi
secara keseluruhan, menghubungkan semua beban yang berkenaan
dengan aktivitas bisnis umum. Margin laba bersih mengukur
profitabilitas setelah mempertimbangkan semua pendapatan beban
teemasuk pos bunga, pajak dan non operasi. Net Operating Margin
merupakan ukuran efisiensi dan profitabilitas. Net Operating
Margin mengindikasikan seberapa baik manajemen mampu menaja
pertumbuhan pendapatan dimana sebagian besar bersumber dari
49
kredit yang diberikan atau permbiayaan yang diberikan. Menurut
Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPBS Tahun 2007 Net
Operating Margin (NOM) merupakan rasio utama dalam penentuan
rentabiltas suatu bank syariah. Rentabilitas adalah kemampuan
sebuah bank syariah dalam menghasilkan laba. NOM tidak tersurat
dalam laporan keuangan bank nasional, NOM bersumber dari
pendapatan Operasional bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini
bermanfaat untuk melihat seberapa besar suatu bank mampu
meraih berapa rupiah dari setiap produk atau jasa yang dipasarkan.
Net Operating Margin merupakan salah satu ukuran dari
efisiensi manajemen. Industri yang net operating marginnya tinggi
umumnya akan berjalan dengan baik. Rasio NOM yang tinggi
dapat didapatkan apabila perusahaan (bank) mampu memberikan
produk atau jasa kepada nasabah pada harga yang lebih murah
dibandingkan pesaingnya namun tetap dapat menciptakan
keuntungan (laba) (Fitriyah 2012, 154).
NOM dapat dihitung dengan Rumus berikut:
x 100%
50
Tabel 2.4
Kriteria Peringkat Kompenen NOM
Rasio Peringkat
NOM 3% 1
2% NOM 3% 2
1,5% NOM 2% 3
1% NOM 1,5% 4
NOM 1% 5
Sumber: PBI No. 15/I/PBI/2011
4) BOPO
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan semakin tidak efisien biaya
operasional bank.
Rumus Perhitungan BOPO:
x 100%
Tabel 2.5
Kriteria Peringkat Kompenen BOPO
Rasio Peringkat
BOPO 94% 1
94% BOPO 95% 2
95% BOPO 96% 3
96% BOPO 97% 4
BOPO 97% 5
Sumber: PBI No. 15/I/PBI 2011
d. Capital
Pengertian kecukupan modal tidak hanya dihitung dari jumlah
nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering
disebut sebagai Capital Adequency Ratio (CAR). Rasio tersebut
merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan
51
ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya
sebesar 8%.
CAR adalah perbandingan antara total modal dengan asset
tertimbang menurut resiko Bank Indonesia diterjemahkan menjadi
KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum). CAR adalah rasio
yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang
mengundang risiko (pembiayaan, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) yang diikuti dana modal bank, disamping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat,
pinjaman (uang), dan lain-lain. Dengan kata lain CAR adalah rasio
kinerja bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko,
misalnya pembiayaan yang diberikan.
Rasio CAR merupakan alat pengukuran kinerja keuangan
bank. Selain itu, CAR juga menggambarkan kondisi perbankan di
antaranya:
1) Kemampuan membiayai operasional dan membiayai seluruh aktiva
tetap dan inventaris bank. CAR yang tinggi menunjukan cukupnya
modal untuk melaksanakan kegiatan usahanya dan dapat
melakukan pengembangan bisnis usaha lebih aman.
2) Kemampuan bank dalam meningkatkan profitabilitas. CAR yang
tinggi menunjukan bank tersebut memiliki tingkat modal yang
cuku besar dalam meningkatkan cadangan kas yang dapat
digunakan untuk memperluas pembiayaannya, sehingga akan
52
membuka peluang yang lebih besar bagi bank untuk meningkatkan
profitabilitas.
3) Indikasi permodalan apakah telah memadai untuk menutup risiko
kerugian yang timbul dari penanaman modal dana dalam aktiva-
aktiva produktif karena setiap kerugian akan mengurangi modal.
CAR mengukur kemampuan permodalan bank dalam
mengantisipasi penurunan aktiva dan menutup kemungkinan
terjadinya kerugian dalam pembiayaan. CAR yang tinggi
mencerminkan semakin baiknya permodalan karena modal dapat
digunakan untuk menjamin pemberian pembiayaan. CAR yang
rendah mencerminkan bahwa permodalan bank kurang baik karena
mampu menutup kemungkinan terjadinya kegagalan dalam
pembiayaan.
4) Ketahanan dan efisiensi perbankan. Bila CAR rendah, kemampuan
bank untuk bertahan pada saat mengalami kerugian yang dialami
dan akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu.
Rumus Perhitungan CAR adalah sebagai berikut:
x 100%
Bank Indonesia menetapkan ketentuan modal minimum bagi
perbankan sebagaimana ketentuan dalam standar Bank For
International Settlement (BIS) bahwa setiap bank untuk kewajiban
bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8%
dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Adapun
53
klasifikasi tingkat CAR menurut Bank Indonesia secara rinci adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.6
Kriteria Peringkat Kompenen CAR
Rasio Peringkat
CAR 12% 1
9% CAR 12% 2
8% CAR 9% 3
6% CAR 8% 4
CAR 6% 5
Sumber: PBI No. 15/I/PBI/2011
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Tabel 2.7
Penelitian Terdahulu
Peneliti
dan Tahun Judul Variabel
Metode
Analisis Hasil
Asih
Mulianty
(2016)
Perkembangan
Kinerja Keuangan
PT. Bank Panin
Syariah Sebelum dan
Sesudah Masuknya
Investasi Modal
Asing
1. Likuiditas
2. RGEC
Regresi
Liniear
Berganda
Secara rata-rata
Bank Panin Syariah
menunjukkan
sebuah
peningkatan, ketika
jumlah aktiva
jangka pendek
bank tinggi maka
kemampuan untuk
memenuhi
kewajiban jangka
pendek baik.
Atiek
Rosyadah
(2011)
Kebijakan Bank
Indonesia Terhadap
Investasi Modal
Asing Di Perbankan
Syariah
1. Likuiditas
2. GDP
Regresi
Liniear
Berganda
Semua variabel
ekonomi Growth,
Asset, GDP
mempunyai
hubungan yang
positif dengan
variabel Likuiditas.
Ema
Rindawati
(2007)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Perbankan
Syariah dengan
1. Likuiditas
Regresi
Liniear
Berganda
Rata-rata semua
rasio keuangan
perbankan syariah
lebih baik secara
54
Perbankan
Konvensional
signifikan
dibandingkan
dengan perbankan
konvensional,
sedangkan pada
rasio-rasio lain
perbankan syariah
lebih rendah.
M. Arif
Sambodo
(2003)
Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Penanaman Modal
Asing di Indonesia
1. Likuiditas
Regresi
Liniear
Berganda
Semua penanaman
modal asing di
Indonesia sebelum
krisis dipengaruhi
secara siginifikan
oleh nilai tukar
rupiah dan posisi
dana masyarakat,
sedangkan tingkat
bunga
luar negeri
berpengaruh pada
jangka panjang.
Sarwedi
(2002)
Investasi Asing
Langsung di
Indonesia dan
Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya
1. Firm Growth
2. Firm Wage
3. GDP
4. Ekspor
Regresi
Liniear
Berganda
Semua variabel
ekonomi (GDP,
Growth, Wage, dan
Ekspor)
mempunyai
hubungan positif
dengan FDI atau
PMA
Hodijah
(2000)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank melalui
Pendekatan
Likuiditas,
Solvabilitas dan
Rentabilitas pada
Bank Muamalat
Indonesia, Bank
Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah
1. Profitabilitas
2. Likuiditas
Regresi
Liniear
Berganda
Tidak ada
perbedaan antara
bank syariah
apabila dilihat dari
rasio likuiditas,
solvabilitas, dan
rentabilitas.
55
E. Kerangka Penelitian
Kerangka Penelitian yang didasarkan pada tinjauan pustaka, maka
kerangka penelitian teoritik dijelaskan pada gambar:
Gambar 2.1
Investasi Modal Asing
Bank Panin Syariah
Kinerja Keuangan Bank
RBBR
ROA ROE BOPO NOM CAR
Interpretasi
Bank Muamalat Indonesia
FDR
Uji Mann-Whitney
Kesimpulan
56
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah direncanakan, dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
1. Liquidity / Likuiditas (FDR)
H01 : Tidak ada perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan PNBS
dan BMI, jika dilihat dari rasio Liquidity (FDR) setelah masuknya
investasi asing.
Ha1 : Ada perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan PNBS dan
BMI, jika dilihat dari rasio Liquidity (FDR) setelah masuknya
investasi asing.
2. Earnings / Profitabilitas (ROA, ROE, NOM, BOPO)
H03 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
PNBS dan BMI, jika dilihat dari rasio Earning (ROA) setelah
masuknya investasi asing.
Ha3 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan PNBS
dan BMI, jika dilihat dari rasio Earning (ROA) setelah masuknya
investasi asing.
H04 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
PNBS dan BMI, jika dilihat dari rasio Earning (ROE) setelah
masuknya investasi asing.
Ha4 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan PNBS
dan BMI, jika dilihat dari rasio Earning (ROE) setelah masuknya
investasi asing.
57
H05 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
PNBS dan BMI, jika dilihat dari rasio Earning (NOM) setelah
masuknya investasi asing.
Ha5 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan PNB dan
BMI, jika dilihat dari rasio Earning (NOM) setelah masuknya
investasi asing.
H06 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
PNBS dan BMI, jika dilihat dari rasio Earning (BOPO) setelah
masuknya investasi asing.
Ha6 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan PNBS
dan BMI, jika dilihat dari rasio Earning (BOPO) setelah
masuknya investasi asing.
3. Capital / Permodalan (CAR)
H07 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
PNBS dan BMI, jika dilihat dari rasio Capital (CAR) setelah
masuknya investasi asing.
Ha7 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan PNBS
dan BMI, jika dilihat dari rasio Capital (CAR) setelah masuknya
investasi asing.
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis
dari hubungan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan penelitian
komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua
gejala atau lebih. Penelitian komparatif dapat berupa komparatif deskriptif
(descriptive comparative) maupun komparatif korelasional (correlation
comparative). Komparatif deskriptif membandingkan variable yang sama untuk
sampel yang berbeda. Analisis komparasi atau perbandingan adalah prosedur
statistik guna menguji perbedaan diantara dua kelompok data atau lebih. Uji ini
bergantung pada jenis data (nominal, ordinal, interval/rasio) dan kelompok sampel
yang diuji. Komparasi antara dua sampel yang saling lepas (independen) yaitu
sampel-sampel tersebut satu sama lain terpisah secara tegas dimana anggota
sampel yang satu tidak menjadi anggota sampel lainnya.
59
B. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah PT Bank Panin Syariah Tbk dan Bank
Muamalat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja
keuangan Bank Panin Dubai Syariah dan Bank Muamalat Indonesa setelah
masuknya investasi modal asing dengan menganalisis perkembangan kinerja
keuangan dengan rasio RGEC yang bersifat kuantitatif seteleh masuknya investasi
modal asing.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif komparatif. Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu situasi
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir 2005, 54).
Deskriptif dalam penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana
investasi modal asing dapat mempengaruhi kinerja keuangan pada Bank
Muamalat Indonesia tersebut. Sedangkan komparatif adalah untuk
mengetahui apakah terjadi perbedaan yang signifikan pada tahun 2013
sampai 2017 terhadap masuknya investasi modal asing. Penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus ini dilakukan agar memperoleh
gambaran lebih mendalam mengenai karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang
60
diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan (Rochaety 2009,
16-17).
2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang berjenis kuantitatif. Data bersumber dari laporan
keuangan triwulan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk dan Bank
Muamalat Indonesia yang telah dipublikasi pada periode Maret 2013 dan
September 2017 sebagai pembanding atau perubahan modal PT Bank
Panin Syariah dan Bank Muamalat Indonesia setelah masuknya investasi
modal asing.
C. Objek Penelitian
Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bank Syariah
yang telah melakukan proses Go Public yaitu PT Panin Syariah Tbk. Bank Panin
Syariah merupakan Bank Syariah pertama dan satu-satunya bank syariah yang
hingga saat ini yang telah mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) melalui proses penawaran saham perdananya (IPO), dan pada bulan Mei
tahun 2014 Dubai Islamic Bank (DIB). DIB telah menyelesaikan akuisisi 24,9%
saham di Bank Panin Syariah dengan mengakuisisi 2,427,750,000 saham.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari elemen-elemen yang akan di teliti.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti (J. Supranto
1998, 129). Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universal) dari objek
61
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
digunakan sebagai sumber data penelitian (Bugin, S.Sos., M.Si 2005, 99).
Populasi dalam penelitian ini adalah PT Bank Panin Syariah dan Bank
Muamalat Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan PT Bank Panin Syariah dan Bank Muamalat Indonesia
pada periode Maret 2013 sampai dengan September 2017 yang berjumlah 38
buah.
E. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam data documenter
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Suporno
2002, 147).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Library Research
Pengembangan hipotesis dan landasan teori yang dibentuk
merupakan hasil pencarian dan pengumpulan data dari beberapa
literature, seperti buku, jurnal ilmiah, dan tulisan-tulisan lain yang
berkaitan dengan penelitian. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk
mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan
62
permasalahan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan
literature-literatur ilmiah buku-buku, artikel dan jurnal yang terkait
dengan penelitian.
2. Internet Research
Dalam penelitian ini, data diperoleh dari laporan keuangan
triwulan PT Bank Panin Syariah Tbk dan Bank Muamalat Indonesia
periode Maret 2013 dan September 2017 yang telah di publikasikan
secara lengkap di website www.ojk.go.id www.paninsyariah.co.id
www.bankmuamalat.co.id
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
perbandingan. Analisis perbandingan merupakan teknik analisis laporan keuangan
yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan
membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan mengunjukkan informasi
keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Analisis
perbandingan bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan
atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih
periode yang dibandingkan (Harahap 2010, 227).
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Statistik Deskriptif.
Yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa ada tujuan untuk membuat kesimpulan untuk
63
generalisasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran (pie chart), pictogram,
perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), desil,
persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan
standar deviasi, perhitungan prosentase. Dapat juga dilakukan analisis
korelasi antar variabel, analisis regresi atau membandingkan dua nilai
rata-rata sampel/populasi.
2. Uji Normalitas Kolmogorov Smornov
Uji Kolmogorov Smornov merupakan pengujian normalitas yang
banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang
beredar. Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah data yang
dipakai dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak.
Pedoman pengambilan keputusan:
a. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05. Distribusi
adalah tidak normal.
b. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05. Distribusi
adalah normal.
3. Uji Mann-Whitney
Mann Whitney U Test disebut juga dengan Wilcoxon Rank Sum
Test merupakan pilihan uji non parametris apabila uji Independent T-Test
tidak dapat dilakukan oleh karena asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tetapi meskipun bentuk non parametris dari uji independent t-test, uji
Mann Whitney U-Test tidak menguji perbedaan mean (rerata) dua
64
kelompok seperti layaknya Uji Independen T-Test, melainkan untuk
menguji perbedaan Median (nilai tengah) dua kelompok (Hidayat, 2014).
Tetapi beberapa ahli tetap menyatakan bahwasanya uji Mann
Whitney U-Test tidak hanya menguji perbedaan Median, melainkan juga
menguji Mean. Mengapa seperti itu? karena dalam berbagai kasus, median
kedua kelompok bisa saja sama, tetapi nilai P Value hasilnya kecil yaitu <
0,05 yang berarti ada perbedaan. Penyebabnya adalah karena mean kedua
kelompok tersebut berbeda secara nyata. Maka dapat disimpulkan bahwa
uji ini bukan hanya menguji perbedaan Median, melainkan juga perbedaan
mean (Hidayat, 2014).
G. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian adalah spesifikasi penelitian dalam
mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan indikator dari variabel
peneliti yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
Berikut variabel operasional yang digunakan, dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Pengukuran Variabel Sumber
1 FDR
(Financing to
Deposit Ratio)
FDR merupakan rasio
untuk mengukur
kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya
yang berasal dari
permintaan pembiayaan.
x 100%
Suhirman
(2010)
65
2 ROA (Return
On Assets)
ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan
manajemen bank dalam
memperoleh laba secara
keseluruhan dari total
aktiva yang dimiliki.
x 100% Muhammad
(2005)
3 ROE (Return
On Equity)
ROE mengindikasi
kemampuan bank dalam
menghasilkan laba dengan
menggunakan ekuitasnya.
x 100%
Dendawijaya
(2009)
4 NOM (Net
Operating
Margin)
NOM merupakan salah
satu ukuran dari efesiensi
manajemen. Industri yang
NOM nya tinggi umumnya
akan berjalan dengan baik.
x
100%
Fitriyah
(2012)
5
BOPO (Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional)
BOPO merupakan rasio
antara biaya operasioinal
terhadap pendapatan
operasi.
x 100% Yulianti
(2014)
6
CAR (Capital
Adequency
Ratio)
CAR adalah kecakupan
modal yang menunjukkan
kemampuan bank dalam
mempertahankan modal
yang mencakupi dan
kemampuan bank dalam
mengidentifikasi,
mengukur, dan mengontrol
resiko-resiko yang timbul
serta dapat berpengaruh
terhadap besarnya modal.
x 100%
Rusandy
(2016)
66
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”)
memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia
pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian Bank
Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim
yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia.
Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank
Muamalat Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan produkproduk
keuangan syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan
multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang seluruhnya
menjadi terobosan di Indonesia. Selain itu produk Bank yaitu Shar-e
yang diluncurkan pada tahun 2004 juga merupakan tabungan instan
pertama di Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan
pada tahun 2011 tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip
pertama di Indonesia serta layanan e-channel seperti internet banking,
mobile banking, ATM, dan cash management. Seluruh produk-produk
68
tersebut menjadi pionir produk syariah di Indonesia dan menjadi tonggak
sejarah penting di industri perbankan syariah.
Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan
izin sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang
tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, Bank
dengan percaya diri melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT)
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 5
(lima) kali dan merupakan lembaga perbankan pertama di Indonesia yang
mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi korporasi tersebut
semakin menegaskan posisi Bank Muamalat Indonesia di peta industri
perbankan Indonesia.
Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin
melebarkan sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di
seluruh Indonesia. Pada tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk
membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia dan menjadi bank
pertama di Indonesia serta satu-satunya yang mewujudkan ekspansi
bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, Bank telah memiliki 325 kantor
layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank
juga didukung oleh jaringan layanan yang luas berupa 710 unit ATM
Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, serta lebih
dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia Electronic
Payment (MEPS).
Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat
Indonesia melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin
69
meningkatkan awareness terhadap image sebagai Bank syariah Islami,
Modern dan Profesional. Bank pun terus mewujudkan berbagai
pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara nasional maupun
internasional. Hingga saat ini, Bank beroperasi bersama beberapa entitas
anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah Indonesia
Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah, (DPLK
Muamalat) yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana
Pensiun Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal Muamalat yang
memberikan layanan untuk menyalurkan dana Zakat, Infakdan Sedekah
(ZIS).
Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa
untuk menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan
jangka panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat
Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic
Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence.
2. Gambaran Umum PT Bank Panin Dubai Syariah
PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (“Panin Dubai Syariah
Bank”), berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin
Life Center, Jl. Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Dubai Syariah
Bank, ruang lingkup kegiatan Panin Dubai Syariah Bank adalah
menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi
hasil berdasarkan syariat Islam. Panin Dubai Syariah Bank mendapat ijin
70
usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai
bank umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai
Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.
Sejak awal berdirinya industri perbankan syariah di Indonesia,
Bank Panin Dubai Syariah dengan konsisten menunjukkan kinerja dan
pertumbuhan usaha yang sangat baik. Bank Panin Dubai Syariah telah
bekerja sama dengan Panin Bank di bidang jaringan ATM, sehingga
nasabah giro dan tabungan Bank Panin Dubai Syariah dapat melakukan
transaksi di lebih dari 800 jaringan ATM Bank Panin Dubai Syariah yang
tersebar diseluruh wilayah Indonesia (Mulianty, 2016: 76).
B. Laporan Keuangan Triwulan Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank
Panin Dubai Syariah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio-rasio keuangan dengan
menggunakan RBBR yang bersifat kuantitatif dalam laporan keuangan triwulan
pada Bank Muamalat Indonesia dan Laporan Keuangan Triwulan PT Bank Panin
Dubai Syariah.
1. Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio)
Capital Adequacy Ratio adalah kecakupan modal yang
menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang
mencakupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-resiko yang timbul dan
dapat berpengaruh terhadap besarnya modal (Rusandy, 2016).
71
Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip
bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan
dalam jumlah modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah
penanamannya (Rusandy, 2016).
Berikut adalah rasio CAR pada Bank Muamalat Indonesia dan PT
Bank Panin Dubai Syariah periode Maret 2013 sampai September 2017:
Tabel 4.1
Data Rasio CAR Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah
BANK TRIWULAN
TAHUN
2013
(%)
2014
(%)
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
Bank
Muamalat
Indonesia
Maret 12.08 17.64 14.61 12.10 12.83
Juni 12.52 16.37 14.91 12.78 12.94
September 12.95 14.77 13.71 12.75 11.58
Desember 17.55 14.22 12.36 12.74 -
Panin Dubai
Syariah Maret 27.09 31.15 24.71 19.77 18.04
Juni 23.11 25.52 21.17 19.51 16.41
September 19.75 26.16 21.44 19.89 16.83
Desember 20.83 25.69 20.30 18.17 -
Sumber: Laporan Keuangan Triwulan Bank Syariah, data diolah 2017
2. Rasio ROA (Return On Assets)
ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti
suatu ukuran untuk menilai seberapa besart ingkat pengembalian dari
aset yang dimiliki perusahaan. ROA yang positif menunjukkan bahwa
dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu
memberikan laba rugi perusahaan. Sebaliknya, jika ROA negatif
72
menunjukkan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan
keuntungan/rugi (Fadilla, 2016).
Berikut adalah rasio ROA pada Bank Muamalat Indonesia dan PT
Bank Panin Dubai Syariah periode Maret 2013 sampai September 2017:
Tabel 4.2
Data Rasio ROA Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah
BANK TRIWULAN
TAHUN
2013
(%)
2014
(%)
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
Bank
Muamalat
Indonesia
Maret 1.72 1.44 0.62 0.15 0.12
Juni 1.69 1.03 0.51 0.13 0.15
September 1.68 0.10 0.36 0.22 0.11
Desember 1.37 0.17 0.63 0.15 -
Panin Dubai
Syariah Maret 2.72 1.45 1.56 0.20 0.80
Juni 2.34 1.64 1.22 0.36 0.45
September 2.18 1.82 1.13 0.42 0.29
Desember 1.03 1.99 1.14 0.37 -
Sumber: Laporan Keuangan Triwulan Bank Syariah, data diolah 2017
3. Rasio ROE (Return on Equity)
ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas
yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan. Rasio ini
menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan
nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam
membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang investasi yang
baik dan manajemen biayan yang efektif (Chandra, 2015).
Berikut adalah rasio ROE pada Bank Muamalat Indonesia dan PT
Bank Panin Dubai Syariah periode Maret 2013 sampai September 2017:
73
Tabel 4.3
Data Rasio ROE Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah
BANK TRIWULAN
TAHUN
2013
(%)
2014
(%)
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
Bank
Muamalat
Indonesia
Maret 41.77 21.77 9.78 3.76 1.83
Juni 42.32 15.96 7.94 2.28 2.25
September 41.69 1.56 5.66 1.89 1.70
Desember 32.87 2.13 0.20 3.00 -
Panin Dubai
Syariah Maret 9.97 5.27 7.59 0.97 4.34
Juni 8.92 5.75 5.44 1.77 2.57
September 8.94 6.68 5.16 2.08 1.72
Desember 4.44 7.66 4.94 1.76 -
Sumber: Laporan Keuangan Triwulan Bank Syariah, data diolah 2017
4. Rasio NOM (Net Operating Margin)
Net Operating Margin merupakan rasio utama dalam penilaian
rentabilitas suatu bank yang merupakan perbandingan antara pendapatan
operasional setelah bagi hasil dan beban operasional dengan rata-rata
aktiva produktif. Setiap perbankan akan selalu mengupayakan Net
Operating Margin yang bernilai positif, karena semakin tinggi Net
Operating Margin bank syariah, maka semakin tinggi pendapatan bank
atas aktiva produktif yang dimilikinya (Yulianti, 2014).
Berikut adalah rasio NOM pada Bank Muamalat Indonesia dan
PT Bank Panin Dubai Syariah periode Maret 2013 sampai September
2017:
74
Tabel 4.4
Data Rasio NOM Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah
BANK TRIWULAN
TAHUN
2013
(%)
2014
(%)
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
Bank
Muamalat
Indonesia
Maret 4.61 4.28 4.40 0.30 0.16
Juni 4.60 3.82 0.54 0.01 0.23
September 4.57 3.37 0.42 0.10 0.17
Desember 4.64 3.36 0.27 0.20 -
Panin Dubai
Syariah Maret 6.49 4.1 3.59 0.02 0.50
Juni 6.15 5.5 1.24 0.15 0.10
September 4.97 5.59 0.78 0.14 0.001
Desember 4.26 5.88 0.86 0.05 -
Sumber: Laporan Keuangan Triwulan Bank Syariah, data diolah 2017
5. Rasio BOPO (Biaya Operasi Pendapatan Operasi)
BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan
operasi. Biaya operassi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank
dala rangka menjalankan aktivitas usaha utamanya seperti biaya bunga,
biaya pemasaran, biaya tenaga kerja, dan biaya operasi lainnya.
Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatn
yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan
pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin
efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat
rasio BOPO-nya kurang dari satu sebaliknya bank yang kurang seha,
rasio BOPO-nya lebih dari satu. Menurut ketentuan Bank Indonesia
efisiensi operasi diukur dengan BOPO (Yulianti, 2014).
75
Berikut adalah rasio BOPO pada Bank Muamalat Indonesia dan
PT Bank Panin Dubai Syariah periode Maret 2013 sampai September
2017:
Tabel 4.5
Data Rasio BOPO Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah
BANK TRIWULAN
TAHUN
2013
(%)
2014
(%)
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
Bank
Muamalat
Indonesia
Maret 82.07 85.55 93.37 97.32 98.19
Juni 82.37 89.11 94.84 99.90 97.40
September 82.67 98.32 96.26 98.89 98.10
Desember 85.12 97.33 97.41 97.76 -
Panin Dubai
Syariah Maret 59.42 80.7 79.19 98.14 91.56
Juni 64.34 79.9 88.8 96.51 95.26
September 64.17 72.9 89.57 95.80 96.87
Desember 81.3 68.47 89.29 96.17 -
Sumber: Laporan Keuangan Triwulan Bank Syariah, data diolah 2017
6. Rasio FDR (Financing To Depocit Ratio)
Rasio pembiayaan terhadap pendanaan (Financing To Depocit
Ratio) perbankan syariah dinilai akan efektif untuk mendukung
perolehan imbal hasil tinggi jika berada pada kisaran 95%-98%. Hal itu
berarti 100% dana yang terkumpul dari masyarakat, sebanyak 95%-98%
diantaranya disalurkan dalam bentuk pembiayaan (Muqoddam, 2014).
Berikut adalah rasio FDR pada Bank Muamalat Indonesia dan PT
Bank Panin Dubai Syariah periode Maret 2013 sampai September 2017:
76
Tabel 4.6
Data Rasio FDR Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin
Dubai Syariah
BANK TRIWULAN
TAHUN
2013
(%)
2014
(%)
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
Bank
Muamalat
Indonesia
Maret 102.02 105.40 95.11 97.30 90.93
Juni 106.50 96.78 99.05 99.11 89.00
September 103.40 98.81 96.09 96.47 86.14
Desember 99.99 84.14 90.30 95.13 -
Panin Dubai
Syariah Maret 120.91 112.84 94.27 94.03 90.34
Juni 123.34 140.48 97.58 89.60 92.48
September 112.46 111.79 96.1 84.14 94.25
Desember 90.4 94.04 96.43 91.99 -
Berikut merupakan data rasio keuangan Bank Muamalat Indonesia periode
Maret 2013 sampai September 2017:
Tabel 4.7
Data Rasio Keuangan RBBR Bank Muamalat Indonesia
BULAN CAR
% R
ROA
% R
ROE
% R
NOM
% R
BOPO
% R
FDR
% R
Mar-2013 12.08 1 1.72 1 41.77 1 4.61 1 82.07 1 102.02 4
Jun-2013 12.52 1 1.69 1 42.32 1 4.60 1 82.37 1 106.50 4
Sep-2013 12.95 1 1.68 1 41.69 1 4.57 1 82.67 1 103.40 4
Des-2013 17.55 1 1.37 2 32.87 1 4.64 1 85.12 1 99.99 3
Mar-2014 17.64 1 1.44 2 21.77 1 4.28 1 85.55 1 105.40 4
Jun-2014 16.37 1 1.03 3 15.96 1 3.82 1 89.11 1 96.78 3
Sep-2014 14.77 1 0.10 4 1.56 4 3.37 1 98.32 5 98.81 3
Des-2014 14.22 1 0.17 3 2.13 4 3.36 1 97.33 5 84.14 2
Mar-2015 14.61 1 0.62 3 9.78 3 4.40 1 93.37 1 95.11 3
Jun-2015 14.91 1 0.51 3 7.94 3 0.54 5 94.84 2 99.05 4
Sep-2015 13.71 1 0.36 3 5.66 3 0.42 5 96.26 4 96.09 3
Des-2015 12.36 1 0.63 3 0.20 4 0.27 5 97.41 5 90.30 3
Mar-2016 12.10 1 0.25 4 3.76 4 0.30 5 97.32 5 97.30 3
Jun-2016 12.78 1 0.15 4 2.28 4 0.01 5 99.90 5 99.11 3
Sep-2016 12.75 1 0.13 4 1.89 4 0.10 5 98.89 5 96.47 3
Des-2016 12.74 1 0.22 4 3.00 4 0.20 5 97.76 5 95.13 3
77
Mar-2017 12.83 1 0.12 3 1.83 4 0.16 5 98.19 5 90.93 3
Jun-2017 12.94 1 0.15 3 2.25 4 0.23 5 97.40 5 89.00 3
Sep-2017 11.58 2 0.11 3 1.70 4 0.17 5 98.10 5 86.14 3
Sumber: Laporan keuangan triwulan Bank Muamalat Indonesia
Berikut merupakan data rasio keuangan Bank Panin Dubai Syariah periode
Maret 2013 sampai September 2017:
Tabel 4.8
Data Rasio Keuangan RBBR Bank Panin Dubai Syariah
BULAN CAR
% R
ROA
% R
ROE
% R
NOM
% R
BOPO
% R
FDR
% R
Mar-2013 27.09 1 2.72 1 9.97 3 6.49 1 59.42 1 120.91 1
Jun-2013 23.11 1 2.34 1 8.92 3 6.15 1 64.34 1 123.34 1
Sep-2013 19.75 1 2.18 1 8.94 3 4.97 1 64.17 1 112.46 1
Des-2013 20.83 1 1.03 3 4.44 4 4.26 1 81.3 1 90.4 1
Mar-2014 31.15 1 1.45 2 5.27 3 4.1 1 80.7 1 112.84 1
Jun-2014 25.52 1 1.64 1 5.75 3 5.5 1 79.9 1 140.48 1
Sep-2014 26.16 1 1.82 1 6.68 3 5.59 1 72.9 1 111.79 1
Des-2014 25.69 1 1.99 1 7.66 3 5.88 1 68.47 1 94.04 1
Mar-2015 24.71 1 1.56 1 7.59 3 3.59 1 79.19 1 94.27 1
Jun-2015 21.17 1 1.22 3 5.44 3 1.24 4 88.8 1 97.58 1
Sep-2015 21.44 1 1.13 3 5.16 3 0.78 5 89.57 1 96.1 1
Des-2015 20.30 1 1.14 2 4.94 4 0.86 5 89.29 1 96.43 3
Mar-2016 19.77 1 0.20 3 0.97 4 0.02 5 98.14 5 94.03 3
Jun-2016 19.51 1 0.36 3 1.77 4 0.15 5 96.51 4 89.60 3
Sep-2016 19.89 1 0.42 3 2.08 4 0.14 5 95.80 3 84.14 2
Des-2016 18.17 1 0.37 3 1.76 4 0.05 5 96.17 4 91.99 3
Mar-2017 18.04 1 0.80 3 4.34 4 0.50 5 91.56 1 90.34 3
Jun-2017 16.41 1 0.45 4 2.57 4 0.10 5 95.26 3 92.48 3
Sep-2017 16.83 1 0.29 4 1.72 4 0.001 5 96.87 4 94.25 3
Sumber: Laporan keuangan triwulan Bank Panin Dubai Syariah
Data diatas merupakan data hasil olahan yang diperoleh dari laporan
keuangan triwulan periode Maret 2013 sampai September 2017, data yang
diambil adalah data yang termasuk kedalam kategori rasio RGEC yang
bersifat kuantitatif yaitu CAR, ROA, ROE, NOM, BOPO, dan FDR.
78
C. Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan data diatas dilakukan Uji Statistik Deskriptif untuk melihat
gambaran tentang data yang diperoleh. Berikut adalah hasil Uji Statistik
Deskriptif Bank Muamalat Indonesia:
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Variabel
Bank Muamalat Indonesia
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 19 11.58 17.64 13.7584 1.80358
ROA 19 .10 1.72 .6553 .61912
ROE 19 .20 42.32 12.6505 15.42568
NOM 19 .01 4.64 2.1079 2.05631
BOPO 19 82.07 99.90 93.2621 6.44279
FDR 19 84.14 106.50 96.4037 6.13938
Valid N (listwise) 19
Sumber: Data Statistik yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 19 buah, yang diambil dalam Laporan
Keuangan Bank Muamalat Indonesia dari Maret 2013 sampai Sepember 2017.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai mean atau rata-rata CAR adalah
sebesar 13.7584 dengan standar deviasi 1.80358. Hal ini menunjukkan bahwa
selama periode penelitian, secara statistik dapat dijelaskan bahwa rasio CAR pada
Bank Muamalat Indonesia termasuk kedalam kategori yang cukup baik. Dengan
nilai rata-rata (mean) lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard
deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Rata-rata (mean) dari ROA adalah 0.6553 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0.61912. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode
79
penelitian besarnya ROA sudah memenuhi standar, dan dapat dikatakan bahwa
simpangan data pada ROA baik. Karena standar deviasi sebesar 0.61912 lebih
kecil dibandingkan dengan nilai mean-nya sebesar 0.6553.
Variabel ROE memiliki rata-rata (mean) sebesar 12.6505 dan standar
deviasi variabel ROE adalah sebesar 15.42568. Hal ini menunjukkan bahwa
secara statistik selama periode penelitian besarnya variabel ROE belum
memenuhi standar. Dapat dilihat dari standar deviasi yang lebih besar dari nilai
mean-nya. Dimana jika nilai standar deviasi lebih besar dari nilai mean berarti
nilai mean merupakan representasi yang buruk dari keseluruhan data.
Rata-rata (mean) dari NOM adalah 2.1079 dengan standar deviasi sebesar
2.05631. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian
besarnya NOM sudah memenuhi standar. Dapat dilihat dari standar deviasi yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean-nya, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa simpangan data pada NOM baik.
Nilai mean atau rata-rata BOPO adalah sebesar 93.2621 dengan standar
deviasi 6.44279. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian secara
statistik dapat dijelaskan bahwa rasio BOPO pada Bank Muamalat Indonesia
termasuk ke dalam kategori yang cukup baik. Dilihat dari nilai rata-rata (mean)
lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menunjukkan bahwa data
terdistribusi dengan baik.
Rata-rata (mean) dari FDR adalah 96.4037 dengan standar nilai deviasi
sebesar 6.13938. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode
penelitian besarnya FDR sudah memenuhi standar. Dapat dilihat dari standar
80
deviasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean-nya, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada FDR baik.
Berikut adalah hasil Uji Statistik Deskriptif Bank Panin Dubai Syariah:
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif Variabel
Bank Panin Dubai Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 19 16.41 31.15 21.8705 3.91207
ROA 19 .20 2.72 1.2163 .76561
ROE 19 .97 9.97 5.0511 2.74991
NOM 19 .00 6.49 2.6511 2.56270
BOPO 19 59.42 98.14 83.5979 12.64643
FDR 19 84.14 140,48 101.4458 14.67571
Valid N (listwise) 19
Sumber: Data Statistik diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 19 buah, yang diambil dalam Laporan
Keuangan Bank Panin Dubai Syariah dari Maret 2013 sampai Sepember 2017.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) CAR adalah
sebesar 21.8705 dengan standar deviasi 3.91207. Hal ini menunjukkan bahwa
selama periode penelitian, secara statistik dapat dijelaskan bahwa rasio CAR pada
Bank Panin Dubai Syariah termasuk kedalam kategori yang cukup baik. Dengan
nilai rata-rata (mean) lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard
deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Rata-rata atau mean dari ROA sebesar 1.2163 dengan standar deviasi
adalah sebesar 0.76561. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik selama
periode penelitian besarnya ROA sudah memenuhi standar. Dapat dilihat dari
81
nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata (mean), dengan demikian dapat
dikatakan bahwa simpangan pada data ROA baik.
Rata-rata (mean) dari ROE adalah 5.0511 dengan nilai standar deviasi
sebesar 2.74991. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode
penelitian besarnya ROE sudah memenuhi standar, dan dapat dikatakan bahwa
simpangan data pada ROA baik. Karena standar deviasi sebesar 2.74991 lebih
kecil dibandingkan dengan nilai mean-nya sebesar 5.0511.
Variabel NOM memiliki rata-rata (mean) sebesar 2.6511 dan standar
deviasi variabel NOM adalah sebesar 2.56270. Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistik selama periode penelitian besarnya variabel NOM sudah memenuhi
standar. Dapat dilihat dari standar deviasi yang lebih kecil dari nilai mean-nya.
Dimana jika nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean berarti nilai mean
merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data.
Rata-rata (mean) dari BOPO adalah 83.5979 dengan standar nilai deviasi
sebesar 12.64643. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode
penelitian besarnya BOPO sudah memenuhi standar. Dapat dilihat dari standar
deviasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean-nya, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada BOPO baik.
Nilai mean atau rata-rata FDR adalah sebesar 101.4458 dengan standar
deviasi 14.67571. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian secara
statistik dapat dijelaskan bahwa rasio FDR pada Bank Muamalat Indonesia
termasuk ke dalam kategori yang cukup baik. Dilihat dari nilai rata-rata (mean)
lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menunjukkan bahwa data
terdistribusi dengan baik.
82
D. Uji Normalitas Kolmogolov Smirnov
Uji Kolmogolov Smirnov adalah uji beda antara data yang di uji
normalitasnya dengan data normal buku. Seperti pada uji beda biasa, jika
signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika
signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan
pada Uji Kormogolov Smirnov adalah jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data
yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku,
berarti data tersebut tidak normal, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data
normal baku, artinya berarti data yang diuji normal (Mulianty, 2016). Berikut
merupakan hasil Uji Normalitas Kolmogolov Smirnov:
Tabel 4.11
Uji Normalitas Kolmogolov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR ROA ROE NOM BOPO FDR
N 38 38 38 38 38 38
Normal
Parametersa,b
Mean 17.8145 5.4429 16.6666 18.4019 88.4300 98.9247
Std. Deviation 5.09156 22.65544 48.59658 99.42151 11.04441 11.38604
Most Extreme
Differences
Absolute .137 .495 .371 .521 .193 .204
Positive .137 .495 .371 .521 .150 .204
Negative -.110 -.407 -.367 -.427 -.193 -.113
Test Statistic .137 .495 .371 .521 .193 .204
Asymp. Sig. (2-tailed) .070c .000
c .000
c .000
c .001
c .000
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
83
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Data (Uji K-S)
Variabel Signifikasi Uji K-S Keterangan
CAR 0.070 Tidak Normal
ROA 0.000 Tidak Normal
ROE 0.000 Tidak Normal
NOM 0.000 Tidak Normal
BOPO 0.001 Tidak Normal
FDR 0.000 Tidak Normal
Sumber: Data diolah SPSS, 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov seluruh variable di atas tidak normal dan tidak memenuhi
persyaratan uji normalitas.
E. Uji Mann Whitney Test
Berdasarkan hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogolov-Semirnov), dari
variabel data penelitian tersebut ada enam variabel yang berdistrbusi tidak normal
sehingga untuk tahap selanjutnya akan dilakukan Uji Mann Whitney Test untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel
yang tidak berhubungan dimana:
Jika signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan,
Jika Signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak.
84
Tabel 4.13
Uji Mann-Whitney (Test Statistics)
Test Statisticsa
CAR ROA ROE NOM BOPO FDR
Mann-Whitney U 4.000 93.500 151.000 162.500 80.000 178.500
Wilcoxon W 194.000 283.500 341.000 352.500 270.000 368.500
Z -5.153 -2.540 -.861 -.526 -2.934 -.058
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .011 .389 .599 .003 .953
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b .010
b .402
b .603
b .003
b .954
b
Sumber: Data Diolah
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil dari Uji Mann-Whitney untuk
variabel CAR adalah 4.000 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas < 0,05
dapat disimpulkan bahwa H07 ditolak, atau dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan secara statistik antara Bank Muamalat Indonesia dan
Bank Panin Dubai Syariah setelah masuknya Investasi Modal Asing.
Selanjutnya, variabel ROA adalah 93.500 dengan probabilitas 0,011.
Maka, probabilitas > 0,05 dapat dinyatakan bahwa H03 diterima atau dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
Berikutnya, hasil dari variabel ROE adalah 151.000 dengan probabilitas
0,389. Karena probabilitas > 0,05 maka H04 diterima atau dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Panin Dubai Syariah setelah masuknya Investasi
Modal Asing.
Pada tabel tersebut terlihat hasil dari variabel NOM adalah 162.500
dengan probabilitas 0,599. Karena probabilitas > 0,05 maka H05 diterima atau
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
85
antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
Kemudian pada tabel di atas terlihat nilai variabel BOPO adalah 80.000
dengan probabilitas 0,003. Karena probabilitas < 0,05 maka H06 ditolak atau
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
Pada tabel di atas dapat dilihat nilai variabel FDR adalah 178.500 dengan
probabilitas 0,953. Karena probabilitas > 0,05 maka H01 diterima atau dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
F. Interpretasi
Dari penjelasan di atas dapat diketahui hasil uji beda setiap variabel adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Beda Setiap Variabel
NO VARIABEL NILAI
STATISTIK HASIL UJI BEDA
1 CAR Sig. (2-tailed) =
0,000 < 0,05
Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
dari kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia
dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
2 ROA Sig. (2-tailed) =
0,011 > 0,05
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
dari kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia
dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
3 ROE Sig. (2-tailed) =
0,389 > 0,05
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
dari kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia
dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
86
4 NOM Sig. (2-tailed) =
0,599 > 0,05
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
dari kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia
dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
5 BOPO Sig. (2-tailed) =
0,003 < 0,05
Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
dari kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia
dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
6 FDR Sig. (2-tailed) =
0,953 > 0,05
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik dari kinerja keuangan Bank Muamalat
Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
Beradasarkan keterangan diatas, secara rata-rata Bank Muamalat Indonesia
dan PT Bank Panin Dubai Syariah menunjukkan sebuah peningkatan. Hal ini
disebabkan karena bank syariah tersebut mampu memberikan biaya modal
investasi yang lebih rendah, maka minat nasabah untuk berinvestasi semakin
meningkat dan berpengaruh terhadap pertumbuhan aktiva jangka pendek,
terutama kas. Sehingga, ketika jumlah aktiva jangka pendek bank tinggi maka
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek membaik.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan dalam bab-bab
sebelumnya mengenai “Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Muamalat
Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah masuknya Investasi Modal
Asing” tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kesehatan Bank Muamalat Indonesia dinilai cukup sehat dilihat
dari metode RBBR.
2. Tingkat kesehatan PT Bank Panin Dubai Syariah dinilai sehat dilihat dari
metode RBBR.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan Bank
Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah setelah
masuknya Investasi Modal Asing.
Rasio CAR menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) = 0,000. Hal ini berarti
bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05 sehingga H07 ditolak. Dari hasil uji
tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya Investasi Modal Asing bank tidak
dapat menjaga bahkan menambah permodalannya.
Rasio ROA menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) = 0,010. Hal ini berarti
bahwa probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga H03 diterima, melihat uji
hipotesis dengan masuknya investasi modal asing Bank tetap bisa mengelola aset
dengan baik bahkan memperoleh keuntungan laba yang cukup memuaskan.
88
Pada rasio ROE menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) = 0,389. Hal ini berarti
bahwa probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga H04 diterima, sesuai dengan
hasil yang diuji diatas setelah masuknya investasi modal asing bank menunjukkan
kenaikan laba dan membantu pertumbuhan bank.
Rasio NOM menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) = 0,599. Hal ini berarti
bahwa probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga H05 diterima, sesuai hasil yang
diuji diatas menunjukkan bahwa dengan masuknya investasi modal asing bank
mampu menjaga pertumbuhan pendapatannya.
Rasio BOPO menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) = 0,003. Hal ini berarti
bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05 sehingga H06 ditolak. Sesuai hasil yang
diuji diatas dengan adanya investasi modal asing menunjukkan kurangnya
kemampuan bank dalam meningkatkan kegiatan operasinya secara efesien.
Rasio FDR menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) = 0,953. Hal ini berarti
bahwa probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga H01 diterima. Berdasarkan hasil
uji diatas setelah masuknya invetsasi momdal asing bank mampu memenuhi
kewajibannya yang berasal daari dana pihak ketiga.
Berdasarkan keterangan diatas, secara rata-rata Bank Muamalat Indonesia
dan PT Bank Panin Dubai Syariah menunjukkan sebuah peningkatan yang cukup
baik. Hal ini disebabkan Bank Syariah tersebut mampu memberikan biaya modal
investasi yang lebih rendah, maka minat nasabah untuk berinvestasi semakin
meningkat dan berpengaruh terhadap pertumbuhan aktiva jangka pendek,
terutama kas. Sehingga, ketika jumlah aktiva jangka pendek bank tinggi maka
kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek semakin baik.
89
B. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya masukan mengenaik beberapa hal
diantaranya
1. Bagi Perusahaan
a. Dengan adanya penelitian ini diketahui tingkat kesehatan Bank
Muamalat Indonesia dinilai cukup sehat dibandingkan dengan PT
Bank Panin Dubai Syariah yang tingkat kesehatan bank tersebut
dinilai sehat. Oleh karena itu, Manajeman Bank Muamalat Indonesia
diharapkan lebih menigkatkan kinerjanya agar bisa lebih maju dan
lebih berkembang lagi dan terus dalam keadaan sehat.
b. Dengan adanya penelitian ini diketahui rasio CAR (Capital Adequncy
Ratio) dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, pihak
Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Panin Dubai Syariah
disarankan untuk terus meningkatkan modalnya sehingga kerugian
yang disebabkan oleh risiko pembiayaan dapat ditutupi oleh
modalnya. Namun, pihak Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank
Panin Dubai Syariah juga tetap harus menjaga risiko pembiayaannya
agar tetap stabil dan dalam keadaan sehat.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
perbandingan selanjutnya dan diharapkan untuk dapat melanjutkan
penelitian yang berkaitan mengenai perbandingan kinerja keuangan
perbankan syariah setelah masuknya investasi modal asing sehingga
90
bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan. Untuk penelitian
selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lainnya selain rasio
keuangan, seperti ukuran perusahaan dan menambah rentangan waktu
yang lebih panjang sehingga nantinya bisa diharapkan hasil yang
diperoleh dapat lebih tergeneralisasi.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Rodoni, Investasi Syariah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009).
Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008).
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Bank Indonesia, Panduan Investasi Perbankan Syariah Indonesia, (Jakarta:
Direktorat BI, Juli 2007).
Bugin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi , Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Edisi pertama, Jakarta:
Kencana, 2005.
Denda Wijaya, Manajemen Investasi, Jakarta 2009.
Gemala, Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian
Syariah di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006).
Henricus W. Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi Populer (Jakarta: Kompas,
2013).
Herman, Darmawi, Manajemen Perbankan (Jakarta: Bumi AKSARA, 2011).
Irsan, Nasarudin dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Kencana,
2008).
Kamaruddin, Ahmad, Investasi di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008).
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008).
Kusumo, Yunanto Adi, Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri
Periode 2002-2007 (Dengan Pendekatan PBI No. 9/I/BPI/2007), vol. II,
No. 1, La Riba: Jurnal Ekonomi Islam, 2008.
Moh Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta, EKONISIA, 2005).
Muhamad, Muslich, Manajemen Keuangan Modern : Analisis, Perencanaan dan
Kebijaksanaan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003).
92
Muhammad Syafi dan Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta:
Gema Insani, 2001).
Mulianty, Asih. “Perkembangan Kinerja Keuangan PT Bank Panin Syariah
sebelum dan sesudah masuknya Investasi Modal Asing”, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Nafik, Muhammad, Bursa Efek dan Investasi Syariah (Jakarta: PT. Serambi Ilmu
semesta, 2009).
Oktaviana Kartika, Ulfi Fitriyah, Financial Ratio to Distinguish Islamic Banking,
Islamic Business Units and Conventional Bank in Indonesia, (KEMENAG
RI: 2012).
Peraturan Bank Indonesia No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah Pasal
6 ayat 1 dan 2.
Riandi, Dani dan Hasan Sakti Siregar. “Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Return On Asset, Net Profit Margin, dan Earning
per Share pada perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance
Perception Index” JurnalEkonom, Vol 14, No 3: 2011.
Rindawati, Ema. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
dengan Perbankan Konvensional, Yogyakarta: UII, 2007.
Rosyidah, Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Cetakan Kedua,
(Jawa Timur: Bayumedia Publishing, 2004).
Salim, Budi, dan Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008).
Siegel Joel dan Joel Shim, Kamus Istilah Akuntansi, (Jakarta: PT. Elex
Komputindo, 1994).
Suhirman, Kajian Tentang Perkembangan LDR dan Dampaknya bagi Rentabilitas
Bank, (Jakarta; Institut Bankir Indonesia, 2001).
Sultan, Remy Sjadeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT Pustaka Utama Graiti, 2007).
Veithzal, Rivai dan Arvian Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan
Aplikasi, Edisi I, Cetakan Pertama (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
Widyaningrum, Hening Asih dkk, 2014. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) (Studi
Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dalam IHSG Sub Rektor
Perbankan Tahun 2012)” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 9, No 2: 2012.
93
William F. Sharpe dkk, Investasi (Jakarta: Prenhallindo, 1999).
Zainul, Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alfabet,
2006).
www.ojk.go.id diakses pada tanggal .... 31 Maret 2019
www.bankmuamalat.co.id diakses pada tanggal ....24 Februari 2019
www.paninsyariah.co.id diakses pada tanggal .... 4 Februari 2019
Undang-undang dan Peraturan-Peraturan
Undang-undang Dasar 1945
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1999 Tentang
Pembelian
Saham Bank umum
Peraturan Bank Indonesia No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah
94
LAMPIRAN
Lampiran 1: Variabel Data Penelitian
A. Laporan Keuangan Triwulan Bank Muamalat Indonesia
BULAN CAR
%
ROA
%
ROE
%
NOM
%
BOPO
%
FDR
%
Mar-2013 12.08 1.72 41.77 4.61 82.07 102.02
Jun-2013 12.52 1.69 42.32 4.60 82.37 106.50
Sep-2013 12.95 1.68 41.69 4.57 82.67 103.40
Des-2013 17.55 1.37 32.87 4.64 85.12 99.99
Mar-2014 17.64 1.44 21.77 4.28 85.55 105.40
Jun-2014 16.37 1.03 15.96 3.82 89.11 96.78
Sep-2014 14.77 0.10 1.56 3.37 98.32 98.81
Des-2014 14.22 0.17 2.13 3.36 97.33 84.14
Mar-2015 14.61 0.62 9.78 4.40 93.37 95.11
Jun-2015 14.91 0.51 7.94 0.54 94.84 99.05
Sep-2015 13.71 0.36 5.66 0.42 96.26 96.09
Des-2015 12.36 0.63 0.20 0.27 97.41 90.30
Mar-2016 12.10 0.25 3.76 0.30 97.32 97.30
Jun-2016 12.78 0.15 2.28 0.01 99.90 99.11
Sep-2016 12.75 0.13 1.89 0.10 98.89 96.47
Des-2016 12.74 0.22 3.00 0.20 97.76 95.13
Mar-2017 12.83 0.12 1.83 0.16 98.19 90.93
Jun-2017 12.94 0.15 2.25 0.23 97.40 89.00
Sep-2017 11.58 0.11 1.70 0.17 98.10 86.14
B. Laporan Keuangan Triwulan Bank Panin Dubai Syariah
BULAN CAR
%
ROA
%
ROE
%
NOM
%
BOPO
%
FDR
%
Mar-2013 27.09 2.72 9.97 6.49 59.42 120.91
Jun-2013 23.11 2.34 8.92 6.15 64.34 123.34
Sep-2013 19.75 2.18 8.94 4.97 64.17 112.46
Des-2013 20.83 1.03 4.44 4.26 81.3 90.4
Mar-2014 31.15 1.45 5.27 4.1 80.7 112.84
Jun-2014 25.52 1.64 5.75 5.5 79.9 140.48
Sep-2014 26.16 1.82 6.68 5.59 72.9 111.79
Des-2014 25.69 1.99 7.66 5.88 68.47 94.04
Mar-2015 24.71 1.56 7.59 3.59 79.19 94.27
Jun-2015 21.17 1.22 5.44 1.24 88.8 97.58
Sep-2015 21.44 1.13 5.16 0.78 89.57 96.1
Des-2015 20.30 1.14 4.94 0.86 89.29 96.43
Mar-2016 19.77 0.20 0.97 0.02 98.14 94.03
Jun-2016 19.51 0.36 1.77 0.15 96.51 89.60
Sep-2016 19.89 0.42 2.08 0.14 95.80 84.14
Des-2016 18.17 0.37 1.76 0.05 96.17 91.99
95
Mar-2017 18.04 0.80 4.34 0.50 91.56 90.34
Jun-2017 16.41 0.45 2.57 0.10 95.26 92.48
Sep-2017 16.83 0.29 1.72 0.001 96.87 94.25
96
Lampiran 2: Data Statistik Penelitian
A. Data Statistik Deskriptif Bank Muamalat Indonesia
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 19 11.58 17.64 13.7584 1.80358
ROA 19 .10 1.72 .6553 .61912
ROE 19 .20 42.32 12.6505 15.42568
NOM 19 .01 4.64 2.1079 2.05631
BOPO 19 82.07 99.90 93.2621 6.44279
FDR 19 84.14 106.50 96.4037 6.13938
Valid N (listwise) 19
B. Data Statistik Deskriptif Bank Panin Dubai Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 19 16.41 31.15 21.8705 3.91207
ROA 19 .20 2.72 1.2163 .76561
ROE 19 .97 9.97 5.0511 2.74991
NOM 19 .00 6.49 2.6511 2.56270
BOPO 19 59.42 98.14 83.5979 12.64643
FDR 19 84.14 140,48 101.4458 14.67571
Valid N (listwise) 19
C. Uji Normalitas Kolmogolov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR NPM ROA ROE NOM BOPO FDR
N 38 38 38 38 38 38 38
Normal
Parametersa,b
Mean 17.8145 73.0668 5.4429 16.6666 18.4019 88.4300 98.9247
Std. Deviation 5.09156 28.29621 22.65544 48.59658 99.42151 11.04441 11.38604
Most Extreme
Differences
Absolute .137 .119 .495 .371 .521 .193 .204
Positive .137 .116 .495 .371 .521 .150 .204
Negative -.110 -.119 -.407 -.367 -.427 -.193 -.113
Test Statistic .137 .119 .495 .371 .521 .193 .204
Asymp. Sig. (2-tailed) .070c .192
c .000
c .000
c .000
c .001
c .000
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
97
D. Uji Mann-Whitney (Test Statistics)
Test Statisticsa
CAR ROA ROE NOM BOPO FDR
Mann-Whitney U 4.000 93.500 151.000 162.500 80.000 178.500
Wilcoxon W 194.000 283.500 341.000 352.500 270.000 368.500
Z -5.153 -2.540 -.861 -.526 -2.934 -.058
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .011 .389 .599 .003 .953
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b .010
b .402
b .603
b .003
b .954
b