PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur...

78
PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA NORMAL FOOT DAN FLAT FOOT PADA ATLET BASKET SKRIPSI ANDI ISTIMRAR RIDJAL C131 12 254 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Transcript of PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur...

Page 1: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

ANTARA NORMAL FOOT DAN FLAT FOOT

PADA ATLET BASKET

SKRIPSI

ANDI ISTIMRAR RIDJAL

C131 12 254

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

ii

HALAMAN PENGAJUAN

PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

ANTARA NORMAL FOOT DAN FLAT FOOT

PADA ATLET BASKET

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Disusun dan diajukan oleh

Andi Istimrar Ridjal

kepada

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 3: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

iii

Page 4: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Andi Istimrar Ridjal

NIM : C 131 12 254

Program Studi : Fisioterapi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Mei 2016

Yang menyatakan,

(Andi Istimrar Ridjal)

Page 5: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang telah dianugrahkan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perbandingan Kekuatan Otot

Tungkai Antara Normal Foot dan Flat Foot pada Atlet Basket.”

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna

menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Fisioterapi, Fakultas Kedokteran,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Dr. Andi Asad

Ridjal Nur, S.E, M.Si dan Ibunda Andi Nurhaedah Amin yang tak pernah lelah

memberikan motivasi, selalu menghadirkan namaku dalam setiap munajat doa

beliau dengan tulus setiap saat, dan kasih sayang dalam bentuk moril dan materil.

Pada kesempatan ini, secara khusus penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1) Atifa Darwis, S.Ft, Physio, M.Kes dan Bustaman Wahab, S.Ft, Physio,

PO, MM.Kes selaku dosen pembimbing yang menyediakan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

2) Herdin Rusli, S.Ft, Physio, M.Kes dan Nurhikmawaty Hasbiah, S.Ft,

Physio, M.Kes, yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan

memberikan revisi pada penyusunan skripsi ini.

Page 6: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

vi

3) Bapak Dr. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd, M.Kes, selaku Ketua

Program Studi S1 Profesi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas

Hasanuddin, serta segenap dosen dan staf karyawan yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan dalam proses perkuliahan maupun

dalam penyelesaian skripsi ini.

4) Saudara saya Andi Tilka Muftiah Ridjal, S.KM, M.Kes dan Andi

Mawaddah Zakiyah Ridjal yang tak pernah lelah memberikan motivasi,

bantuan, doa dan kasih sayang dalam bentuk moril dan materil.

5) Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Universitas Hasanuddin,

Universitas Muslim Indonesia, Universitas Islam Negeri Alauddin, dan

Politeknik Negeri Ujung Pandang serta segenap anggota tim yang telah

menerima saya dengan sangat baik dan telah memberikan banyak bantuan

selama proses penelitian.

6) Adi Ahmad Gondo S.Ft, Physio, M.Kes selaku senior dan dosen yang

telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan saran, bantuan

serta pikiran selama proses penyusunan proposal, penelitian, dan

penyusunan skripsi ini.

7) Nurfadillah Darwis, Humairah Sahabuddin, Muh. Ridwan Jaenuddin,

Muh. Fathir Ferdian, dan staf sport lab Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Makassar yang senantiasa mendampingi dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan penelitian.

8) Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Profesi Fisioterapi, Fakultas

Kedokteran, Universitas Hasanuddin khususnya angkatan 2012

CA12TILAGE (Anggi, Nesa, Dea, Firdha, Yasmin, Echa, Tonny, Dayat,

Page 7: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

vii

Dul, Anggun, Putry, Fira, Ani, Lia, Pia, Pitto, Rara, dkk.) yang telah

memberikan bantuan ide, semangat, dan doa untuk penulis.

9) Sahabat-sahabat (Rachman, Bena, Riana, Mirandha, Fitrah, Oting, Amel,

Ana, Emma, Muti, dan Ame) yang selalu ada dan telah memberi motivasi

serta bantuan kepada penulis.

10) Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga amal

ibadahnya diterima dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Semoga bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat ganjaran pahala yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Sebagai manusia biasa, maka penulisan skripsi ini

pun tak luput dari kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik

Allah SWT semata. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Aamiin.

Makassar, Mei 2016

Penulis

Page 8: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

viii

ABSTRAK

ANDI ISTIMRAR RIDJAL Perbandingan Kekuatan Otot Tungkai Antara

Normal Foot dan Flat Foot pada Atlet Basket (dibimbing oleh Atifa Darwis dan

Bustaman Wahab)

Kekuatan otot tungkai yang optimal dibutuhkan oleh atlet basket untuk

bermain dengan prima dan memenangkan suatu pertandingan. Salah satu bagian

yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik

pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa penelitian

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ketinggian arkus pedis

dengan kekuatan otot tungkai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbandingan kekuatan otot tungkai antara normal foot dan flat foot pada atlet

basket.

Metode yang digunakan adalah metode cross sectional. Sampel penelitian

berjumlah 60 orang yang dibagi atas 30 orang kelompok normal foot dan 30

orang kelompok flat foot dengan usia 17-24 tahun. Variabel independen yang

diukur adalah arkus pedis melalui wet footprint test. Variabel dependen yang

diukur adalah kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer. Uji

Spearman Correlation digunakan untuk analisis korelatif antara variabel

independen dengan variabel dependen. Uji Mann-Whitney digunakan untuk

analisis komparatif antara dua kelompok variabel independen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara normal foot dan flat foot dengan kekuatan otot tungkai (p > 0,05) nilai p =

0,149 dan r = -0,2 (sangat lemah). Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada

perbedaan kekuatan otot tungkai yang signifikan antara kelompok normal foot dan

flat foot (p > 0,05) nilai p = 0,147. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran

arkus pedis tidak efektif dalam melaporkan variabilitas kekuatan otot tungkai pada

orang dewasa muda.

Kata kunci: Normal foot, flat foot, kekuatan otot tungkai, wet footprint test, leg

dynamometer.

Page 9: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

ix

ABSTRACT

ANDI ISTIMRAR RIDJAL The Comparison Leg Muscle Strength Between

Normal Foot and Flat Foot in Basketball Athletes (supervised by Atifa Darwis

and Bustaman Wahab)

Optimal leg muscle strength needed by athletes to play basketball with

excellence and won the match. One of the most important parts and affect the

musculoskeletal structure and biomechanics of the foot is the arcus pedis or arch

of the foot. Several studies show a significant correlation between the height of

the arcus pedis with leg muscle strength. This study aimed to compare the leg

muscle strength between the normal foot and flat foot on a basketball athlete.

The method used cross sectional study. This study involved 60 male

subjects divided to two groups. The first group was 30 persons with normal foot

and the second group was 30 persons with flat foot, the age group 17-24 years.

The independent variable measured arcus pedis by wet footprint test. The

dependent variable measured leg muscle strength using a leg dynamometer.

Spearman Correlation test used for correlative analysis between the dependent

and independent variables. Mann-Whitney test used for comparative analysis

between two groups of independent variable.

The results showed that there was no significant correlation between the

normal foot and flat foot with leg muscle strength (p > 0.05) p = 0.149 and r = -

0.2 (very weak). There was no significant leg muscle strength difference between

the normal foot and flat foot (p > 0.05) p = 0.147. In conclusion, the results

indicated that the arcus pedis measurement is not effective in reporting the

variability of leg muscle strength in young adults.

Keywords: Normal foot, flat foot, leg muscle strength, wet footprint test, leg

dynamometer.

Page 10: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

A. Tinjauan Umum tentang Kekuatan Otot Tungkai .......................... 6

B. Tinjauan Umum tentang Normal Foot ........................................... 12

C. Tinjauan Umum tentang Flat Foot ................................................. 15

Page 11: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

xi

D. Tinjauan Umum tentang Fisiologi Otot dan Fisiologi

Olahraga ......................................................................................... 23

E. Tinjauan Hubungan Antara Arkus Pedis dengan Kekuatan

Otot Tungkai ................................................................................... 30

F. Kerangka Teori ............................................................................... 32

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ....................................... 33

A. Kerangka Konsep ........................................................................... 33

B. Hipotesis ......................................................................................... 33

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 34

A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 34

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 34

D. Alur Penelitian ................................................................................ 35

E. Variabel Penelitian .......................................................................... 36

F. Prosedur Penelitian ......................................................................... 37

G. Rencana Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 38

H. Masalah Etika ................................................................................. 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 40

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 40

B. Pembahasan ..................................................................................... 43

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 47

A. Kesimpulan ...................................................................................... 47

B. Saran ................................................................................................ 47

Page 12: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

xii

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49

LAMPIRAN ........................................................................................................ 53

Page 13: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Norma Penilaian dan Kategori Kekuatan Otot Tungkai ................................. 12

2. Autogenic Inhibition dan Reciprocal Inhibition.............................................. 26

3. Distribusi Nilai Kekuatan Otot Tungkai ......................................................... 40

4. Distribusi Tingkat Kekuatan Otot Tungkai ..................................................... 41

5. Hubungan Arkus Pedis dengan Kekuatan Otot Tungkai ................................ 42

6. Perbandingan Nilai Kekuatan Otot Tungkai Antara Kelompok

Normal Foot dengan Kelompok Flat Foot ...................................................... 43

Page 14: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai Menggunakan Leg

Dynamometer .................................................................................................. 11

2. Struktur Pendukung pada Arkus Longitudinal Medial ................................... 13

3. Wet Footprint Test .......................................................................................... 22

4. Sidik Tapak Kaki Cavus Foot, Normal Foot, dan Flat Foot .......................... 23

5. Golgi Tendon Organ ....................................................................................... 24

6. Muscle Spindle ................................................................................................ 25

7. Grafik Perkiraan Efek Latihan Daya Tahan yang Optimal untuk

Meningkatkan Kekuatan Otot Selama Masa Latihan 10 Minggu ................... 28

8. Kerangka Teori ............................................................................................... 32

9. Kerangka Konsep ............................................................................................ 33

10. Alur Penelitian ................................................................................................ 36

11. Grafik Distribusi Tingkat Kekuatan Otot Tungkai ......................................... 42

Page 15: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Informed Consent ............................................................................................ 11

2. Lembar Observasi Sampel ..............................................................................

3. Master Tabel ...................................................................................................

4. Surat Keterangan Penelitian ............................................................................

5. Hasil Analisis dan Pengolahan Data ...............................................................

6. Dokumentasi Penelitian ..................................................................................

Page 16: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Flat foot adalah salah satu kondisi yang paling umum ditemui oleh

pediatris, yang dialami sekitar 20% sampai 30% dari populasi di dunia (Santoso,

2011). Flat foot disebut juga pes planus atau fallen arches adalah kondisi dimana

lengkung kaki hilang dan disertai dengan nyeri (Giovanni dan Greishberg, 2007).

Menurut Santoso (2011), flat foot mengacu pada suatu kondisi medis dimana

lengkungan kaki rata atau datar sehingga seluruh bagian telapak kaki menempel

atau hampir menempel pada tanah. Penelitian yang dilakukan di Surakarta

(Seteriyo Wardanie, 2013) menunjukkan bahwa prevalensi kelainan bentuk kaki

dari 1089 siswa, 299 mengalami flat foot dan 790 memiliki normal foot. Menurut

Pande Ketut (2012), hasil observasi yang dilakukan di SDN Coblong 2 Bandung

diperoleh enam dari 33 siswa (18%) memiliki kecenderungan flat foot.

Salah satu bagian yang paling penting dan sering menimbulkan masalah

pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Tahap lengkungan tulang tapak

kaki setiap orang tidak sama. Secara umum, dapat dibagi menjadi tiga yaitu arkus

normal, tinggi, dan rendah. Dua puluh persen orang dewasa mengalami kaki datar

dan hampir semua bayi yang baru lahir tidak mempunyai arkus seperti orang

dewasa normal (Lendra, 2007).

Lengkungan pada kaki menambahkan elastisitas dan fleksibilitas,

membantu kaki dalam menyerap kejutan (absorb shock), mengatur keseimbangan,

berdiri, berjalan, berlari, dan melompat (Lowth M., 2015). Arkus pedis yang tidak

tumbuh normal menyebabkan gangguan keseimbangan, tidak stabil, deformitas

Page 17: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

2

berlanjut, keluhan lelah bila berjalan lama, sepatu bagian tumit cepat aus, cedera

pada permukaan berlebih, dan rasa nyeri. Dampak sosial yang timbul antara lain

kemungkinan tidak dapat diterima sebagai tentara atau keterbatasan dalam

prestasi beberapa cabang olahraga serta pekerjaan yang berdiri dalam waktu lama

dan berjalan jarak jauh (Idris, 2010).

Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot-otot tungkai untuk

menahan beban sewaktu menjalankan aktivitas. Kolaps yang terjadi pada arkus

longitudinal medial kaki pada flat foot mengakibatkan kaki hiperpronasi sehingga

berat badan ditransfer ke depan selama berjalan kaki. Hal ini dapat meregangkan

jaringan lunak di belakang maleolus medial (tendon tibialis posterior dan saraf

tibialis posterior) yang dapat menyebabkan tendinopathy dan jepitan saraf. Kolaps

pada arkus longitudinal medial kaki juga meregangkan ligamen dan plantar fascia

yang dapat mengakibatkan plantar fasciitis. Kedua hal ini akan mempengaruhi

kekuatan otot tungkai.

Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga permainan paling

populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa

olahraga permainan bola basket adalah olahraga yang menyenangkan, kompetitif,

menghibur, dan menyehatkan. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket

beberapa universitas dan sekolah tinggi di Makassar merupakan sarana bagi

mahasiswa dan mahasiswi dalam mengembangkan kemampuannya serta

membuktikan eksistensinya dengan mencetak berbagai prestasi di tingkat kota,

provinsi, dan nasional. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan

oleh penulis melalui metode observasi dan wawancara pada beberapa atlet basket,

ditemukan bahwa tiap anggota memiliki arkus pedis yang bervariasi. Dari 28 atlet

Page 18: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

3

ditemukan 1 orang cavus foot, 7 orang flat foot, dan 20 orang normal foot. Atlet

basket dengan arkus pedis yang bervariasi ini memiliki kekuatan otot tungkai

yang bervariasi pula. Dalam permainan bola basket, kekuatan otot tungkai yang

optimal dibutuhkan untuk bermain dengan prima dan memenangkan suatu

pertandingan.

Sebuah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara ketinggian arkus

pedis atau lengkung kaki dengan kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot

tungkai (Aydog, et al, 2005).

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

perbandingan kekuatan otot tungkai antara normal foot dan flat foot pada atlet

basket.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang memberi informasi tentang

adanya hubungan antara nomal foot dan flat foot dengan kekuatan otot tungkai,

sehingga menjadi landasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang

perbandingan kekuatan otot tungkai antara normal foot dan flat foot pada atlet

basket. Oleh karena itu, dapat dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana distribusi kekuatan otot tungkai pada atlet basket?

2. Apakah ada hubungan antara arkus pedis dengan kekuatan otot tungkai?

3. Apakah ada perbedaan kekuatan otot tungkai antara normal foot dan flat

foot pada atlet basket?

Page 19: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya perbandingan kekuatan otot

tungkai antara normal foot dan flat foot pada atlet basket.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk diketahuinya distribusi kekuatan otot tungkai pada atlet basket.

b. Untuk diketahuinya hubungan antara arkus pedis dengan kekuatan otot

tungkai.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat dalam bidang akademik

a. Sebagai salah satu sumber informasi bagi pembaca mengenai perbedaan

kekuatan otot tungkai antara normal foot dan flat foot.

b. Dapat menjadi bahan acuan atau bahan pembanding bagi orang yang

akan meneliti masalah yang sama.

2. Manfaat aplikatif

a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam

mengembangkan diri dan mengabdikan diri pada dunia kesehatan

khususnya di bidang fisioterapi di masa yang akan datang.

b. Menjadi sebuah pengalaman berharga bagi peneliti dalam

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan praktis lapangan di

bidang kesehatan sesuai dengan kaidah ilmiah yang didapatkan dari

materi kuliah.

Page 20: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

5

c. Memberikan wawasan mengenai pencegahan dan penanganan flat foot,

peningkatan kemampuan fisik, serta menjadi bahan rekomendasi bagi

atlet basket.

Page 21: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kekuatan Otot Tungkai

Menurut Tite Juliantine (2007: 3), kekuatan adalah kemampuan otot untuk

melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.

Menurut M. Sajoto (1988: 58), kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang

menyangkut masalah kemampuan seorang atlet saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu bekerja tertentu.. Sedangkan kekuatan otot sendiri

diartikan kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja, dengan

menahan beban yang diangkutnya (M.Sajoto, 1988: 45), otot yang kuat akan

membuat kerja otot sehari-hari secara efisien seperti, mengangkat, menjinjing,

melempar, menendang, memukul dan lain-lain serta mereka akan membentuk

tubuh menjadi lebih baik.

Menurut M. Sajoto (1988: 58-59), ada 10 macam peningkatan kondisi

fisik, yaitu:

1) Daya tahan (endurance)

Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan

suatu kelompok ototnya, untuk berkontraksi terus-menerus dalam

waktu relatif cukup lama, dengan beban tertentu.

2) Kecepatan (speed)

Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan

yang berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam sesingkat-

singkatnya.

Page 22: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

7

3) Kelincahan (agility)

Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah arah dalam

posisi-posisi tertentu.

4) Kelentukan (flexibility)

Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya

untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-

luasnya, terutama otot dan ligamen di sekitar persendian.

5) Reaksi (reaction)

Reaksi adalah kemampuan seseorang secara bertindak secepatnya,

dalam menanggapi rangsangan yang datang.

6) Daya ledak (muscular power)

Daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mengeluarkan

kekuatan maksimum dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya.

7) Koordinasi (coordination)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan

gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

8) Ketepatan (accuracy)

Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak

bebas terhadap suatu sasaran.

9) Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan otot

selama melakukan gerakan yang cepat, dengan perubahan letak titik-

titik berat badan yang cepat, baik dalam keadaan statis maupun dalam

gerak dinamis.

Page 23: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

8

10) Kekuatan (strength)

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah

kemampuan atlet pada saat mempergunakan otot dan menerima beban

dalam waktu kerja tertentu.

Otot-otot yang tidak terlatih karena sesuatu sebab, karena suatu kecelakaan

misalnya, akan menjadi lemah karena serabutnya mengecil (atropi), dan jika hal

ini dibiarkan dapat mengakibatkan kelumpuhan otot (M. Sajoto, 1988: 45).

Tungkai beserta ototnya merupakan organ yang sangat dominan dalam

pergerakan olahraga. Kekuatan otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan

otot pada saat melakukan kontraksi. Jadi kekuatan otot tungkai adalah

kemampuan otot-otot tungkai untuk menahan beban sewaktu menjalankan

aktivitas.

Berikut ini merupakan tipe kontraksi otot:

1) Kontraksi isometrik adalah kontraksi otot pada saat otot dalam

keadaan memanjang sehingga panjang otot dalam keadaan tetap atau

tidak berubah tetap berkontraksi (Sukadiyanto, 2005: 81). Artinya,

tidak ada gerakan persendian, atau melawan benda atau tahanan dalam

keadaan diam (kontraksi otot bersifat statis).

2) Kontraksi isotonik adalah meningkatnya ketegangan otot pada saat otot

dalam keadaan memanjang dan/ dalam keadaan memendek. Kontraksi

otot bersifat dinamis.

Menurut Ismaryanti (2006: 111), kekuatan adalah tenaga kontraksi otot

yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh

otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan merupakan

Page 24: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

9

unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan

daya penggerak dan pencegah cidera. Selain itu kekuatan memainkan peranan

penting dalam komponen-komponen fisik lainnya seperti kelincahan, kecepatan.

Dengan demikian kekuatan merupakan faktor utama untuk mencapai prestasi

optimal.

Menurut Sukadiyanto (2002: 60), manfaat kekuatan bagi olahragawan

diantaranya untuk :

1) Meningkatkan kemampuan otot dan jaringan

2) Mengurangi dan menghindari terjadinya cidera pada olahragawan

3) Meningkatkan prestasi

4) Terapi dan rehabilitasi cedera pada otot

5) Membantu mempelajari atau menguasai teknik

Di samping faktor-faktor fisologis yang dimiliki seseorang, ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kekuatan otot. Menurut Sajoto (1988: 108-113),

faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan antara lain :

1) Faktor biomekanik

2) Faktor pengungkit

3) Faktor ukuran

4) Faktor jenis kelamin

5) Faktor usia

Menurut Sukadiyanto (2002: 62), tingkat kekuatan otot olahragawan

diantaranya dipengaruhi oleh keadaan panjang pendeknya otot, besar kecilnya

otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan, dominasi

Page 25: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

10

jenis otot merah atau putih, pemanfaatan potensi otot, teknik, dan kemampuan

kontraksi otot.

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan

kondisi fisik secara keseluruhan. Pertama, karena kekuatan merupakan daya

penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan

yang sangat penting dalam melindungi atlet/ orang dari kemungkinan cedera.

Ketiga, oleh karena dengan kekuatan, atlet akan dapat berlari lebih cepat,

melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras,

demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi, (Harsono,

1998: 177).

Dalam bukunya Muhammad Muhyi F (2011:12) dijelaskan bahwa

kekuatan secara umum didefinisikan sebagai banyaknya tenaga yang digunakan

oleh otot atau sekelompok otot saat melakukan kontraksi. Kedua kekuatan dilihat

dari sudut pandang fisiologi adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.

Ketiga kekuatan dilihat dari sudut pandang biomekanika adalah gaya yang dapat

dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kontraksi maksimal.

Kemudian dalam bukunya Santika Rentika H. (2012:13) dijelaskan bahwa

kekuatan adalah potensi atau kemampuan yang dimiliki tubuh untuk melawan

beban atau tahanan. Kemudian Harsono (1988 : 177) menyatakan sebenarnya

strength, power dan daya tahan otot atau endurance otot, ketiga tersebut saling

mempunyai hubungan dengan faktor dominannya yaitu strength. Strength tetap

merupakan dasar atau basis dari power daya tahan otot. Strength yaitu

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.

Page 26: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

11

Tungkai adalah anggota tubuh bagian bawah (lower body) yang tersusun

oleh tulang paha atau tungkai atas, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang

betis, tulang pangkal kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari-jari kaki. Fungsinya

sebagai penahan beban anggota tubuh bagian atas (upper body) dan segala bentuk

gerakan ambulasi. Adapun fungsi tungkai menurut Damiri (2004:5) menyatakan

bahwa tungkai sesuai fungsinya sebagai alat gerak, ia menahan berat badan bagian

atas, ia memindahkan tubuh (bergerak), ia dapat menggerakkan tubuh kearah atas,

dan ia dapat menendang, dan lain sebagainya.

Otot tungkai memiliki karakteristik yang khusus yaitu, exitability adalah

otot dapat menerima dan menjawab rangsang, contractability adalah otot dapat

berubah bentuk sebagai hasil rangsangan memendek dan menebal, extensibility

adalah otot dapat dibentangkan, dan elasticity adalah siap kembali ke ukuran yang

normal, Drs. Santika Rentika Hadi (2012:15).

Gambar 1. Pengukuran kekuatan otot tungkai menggunakan

leg dynamometer

Sumber: Nur Ichsan Halim,2011

Page 27: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

12

Pengukuran kekuatan otot tungkai dilakukan dengan leg dynamometer

test. Skor terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg

dengan tingkat ketelitian 0,5 kg, sebagai hasil akhir peserta tes. Hasil yang

diperoleh dikonversikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Norma Penilaian dan Kategori Kekuatan Otot Tungkai

Kategori Pria Wanita

Baik

Sedang

Kurang

>140

110-140

<110

>120

90-120

<90

Sumber: Nur Ichsan Halim (2011:35)

B. Tinjauan Umum tentang Normal Foot

Secara anatomis, kaki mempunyai tiga arkus plantaris yang terdiri dari

arkus longitudinal medial, arkus longitudinal lateral, dan arkus transversal.

1. Arkus Longitudinal

Arkus longitudinal terdiri dari arkus longitudinal medial dan

longitudinal lateral. Arkus longitudinal medial lebih tinggi dibandingkan

dengan arkus longitudinal lateral (Weissman, 1986).

Arkus longitudinal medial merupakan arkus yang sangat penting

dan menjadi penyebab utama terjadinya flat foot dan cavus foot (McRae,

1998). Arkus ini membentuk tepi medial kaki yang berjalan dari calcaneus

melalui talus, navicular, dan tiga cuneiforme ke arah anterior pada tiga

metatarsal pertama. Talus berada pada puncak arkus dan seringkali sebagai

keystone atau bagian sentral dari arkus (Weissman, 1986). Secara normal,

arkus ini tidak pernah menyentuh tanah/lantai. Arkus ini akan lebih jelas

Page 28: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

13

terlihat pada posisi non-weightbearing dibandingkan pada posisi

weightbearing (Franco, 1987).

Fungsi arkus longitudinal ialah gaya pegas saat berjalan. Arkus

longitudinal tertinggi terletak pada lengkung longitudinal medial pada

sendi midtarsal, antara 1/3 bagian belakang dan 2/3 bagian depan

lengkung yaitu di antara calcaneus dan tulang navicular, menurun ke

lateral dan berakhir pada batas lateral kaki yang leper pada lantai (Idris,

2010).

Arkus longitudinal medial didukung oleh ligamen spring, plantar

aponeurosis, abduktor hallucis, fleksor digitorum brevis, tibialis anterior,

peroneus longus, tibialis posterior, dan fleksor hallucis longus (McRae,

1998). Ligamen spring atau ligamen plantar calcaneonavicular merupakan

pendukung utama dari arkus longitudinal medial. Pada saat weightbearing

(menumpu berat badan), ligamen spring akan memberikan elastisitas dan

gaya pegas pada arkus (Franco, 1987).

Arkus longitudinal lateral didukung oleh ligamen plantar, plantar

aponeurosis, fleksor digitorum brevis, fleksor digitiminimi, abduktor

digitiminimi, peroneus tertius, peroneus brevis, dan peroneus longus

(McRae, 1998).

Arkus longitudinal lateral berjalan dari calcaneus melalui cuboid

ke arah anterior pada metatarsal IV dan V dengan cuboid sebagai keystone

pada arkus ini. Secara normal selama weightbearing, arkus ini menyentuh

tanah/lantai.

Page 29: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

14

Jika dilakukan pengamatan pada seseorang yang kakinya basah dan

berdiri di atas lantai, akan tampak bahwa tumit (calcaneus), tepi lateral

kaki, bagian bawah kaput metatarsal, dan phalanges distalis berkontak

dengan tanah atau lantai. Bagian medial kaki, dari tumit sampai kaput

metatarsal I, melengkung di atas lantai akibat adanya arkus longitudinal

medial yang lebih tinggi dari arkus longitudinal lateral. Bagian lateral kaki

mengenai lantai karena arkus longitudinal lateral letaknya lebih rendah.

Hal ini mengakibatkan tekanan paling berat terjadi pada tumit dan kaput

metatarsal V (Gani dan Pattelongi, 2009).

2. Arkus Transversal

Arkus transversal berjalan dari sisi ke sisi melalui tiga cuneiforme

ke cuboid. Cuneiforme II (medial) merupakan keystone arkus ini. Arkus

transversal melintang pada bidang coronal tapak kaki, dimana arkus ini

tidak memanjang seperti arkus longitudinal (Hodge, 2010; McRae, 1998).

Gambar 2. Struktur pendukung pada arkus

longitudinal medial: 1)tibialis anterior, 2)tibialis

posterior, 3)ligamen spring, 4)plantar aponeurosis Sumber: Franco, 1987

Page 30: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

15

Gerakan yang mempengaruhi salah satu arkus juga akan mempengaruhi

arkus lainnya, karena tulang dan sendi pada pedis cenderung melakukan

fungsi secara bersama-sama. Jika salah satu arkus turun, maka ketiga arkus

akan turun dan jika salah satunya naik, maka ketiganya juga akan naik

(Muscolino, 2005).

Fungsi arkus tergantung pada bentuk kaki, struktur tulang,

stabilitas ligamen, dan kelelahan otot. Faktor ras, alas kaki, umur, dan

jenis kelamin ditemukan sebagai hal yang mempengaruhi pembentukan

arkus longitudinal medial (Nielsen, 2009).

C. Tinjauan Umum tentang Flat Foot

1. Definisi

Flat foot adalah salah satu kondisi yang paling umum ditemui oleh

pediatris, yang dialami sekitar 20% sampai 30% dari populasi di dunia

(Santoso, 2011). Flat foot disebut juga pes planus atau fallen arches adalah

kondisi dimana lengkung kaki hilang dan disertai dengan nyeri (Giovanni dan

Greishberg, 2007). Menurut Santoso (2011), flat foot mengacu pada suatu

kondisi medis dimana lengkungan kaki rata atau datar sehingga seluruh bagian

telapak kaki menempel atau hampir menempel pada tanah.

Flat foot biasa muncul pada bayi dan itu normal, sebagian karena "lemak

bayi" yang menutupi lengkungan yang sedang berkembang dan sebagian

karena lengkungan tersebut memang belum sepenuhnya berkembang. Arkus

longitudinal yang membentuk lengkung pada kaki secara natural akan

berkembang sejak awal dekade kehidupan, yaitu ketika anak mulai berdiri

(Pfeiffer et al., 2006).

Page 31: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

16

Arkus pedis pada anak biasanya menjadi lengkungan yang proporsional

atau lengkungan yang tinggi pada saat anak memasuki masa remaja. Sebuah

survei terhadap 297 anak sekolah di Allahabad, India mengungkapkan bahwa

40,32% anak di bawah 5 tahun, 22,15% anak-anak antara 5 sampai 10 tahun,

dan 15,48% anak berusia lebih dari 10 tahun menderita flat foot bilateral

(Sharma et al., 2005).

Penelitian yang dilakukan Lendra (2007) di Indonesia didapatkan bahwa

dari 58 anak berusia 8–12 tahun terdiri atas 31 anak laki–laki (14 anak dengan

kondisi kaki datar dan 17 anak dengan kondisi arkus kaki normal) dan 27 anak

perempuan (10 anak dengan kondisi kaki datar dan 17 anak dengan kondisi

arkus kaki normal).

2. Etiologi

Etiologi flat foot ada beberapa macam, diantaranya sebagai berikut

(Wilson, 2008; Giovanni dan Greishberg, 2007):

a. Kongenital, yaitu kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi karena

mungkin diturunkan dari keluarga (genetik).

b. Adanya ruptur pada tendon tibialis posterior. Hal ini disebabkan

karena overuse atau aktivitas berlebih.

c. Post-trauma, seperti fraktur pada ankle dengan malunion (gagal

menyambung).

d. Kelemahan atau kelebihan aktivitas pada otot kaki.

e. Penyakit neuromuskular.

f. Penyakit neuropathik.

g. Penyakit inflamasi, seperti arthritis.

Page 32: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

17

h. Obesitas.

Flat foot dapatan memiliki banyak etiologi, dimana disfungsi tendon

tibialis posterior merupakan penyebab yang paling umum. Pada flat foot

dapatan ada tiga kerusakan dimensional, yaitu keadaan valgus pada kaki

bagian belakang, kolapsnya arkus longitudinal, dan kaki bagian depan

mengalami abduksi. Flat foot dapatan, dapat disebabkan karena ketegangan

pada tendon achilles (khususnya komponen gastrocnemius) dan juga bisa

menyebabkan terjadinya kontraktur pada tendon achilles. Flat foot dapatan

memperburuk kontraktur tendon achilles dengan mempertahankan hindfoot

(kaki belakang) dalam keadaan valgus (Giovanni dan Greishberg, 2007).

Selain kontraktur tendon achilles, arthritis dapat menjadi faktor

penyebab ataupun hasil akhir dari adanya kondisi deformitas berat yang

kronik. Perubahan kekuatan reaksi sendi menyebabkan terjadinya beban

abnormal pada sendi subtalar, tibiotalar, dan tarsal transversal sehingga hal ini

dapat menimbulkan arthritis (Giovanni dan Greishberg, 2007).

3. Klasifikasi

Flat foot diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kongenital dan

dapatan. Kongenital terdiri dari fleksibel flat foot dan rigid flat foot,

sedangkan flat foot dapatan merupakan kelainan kompleks yang terjadi pada

orang dewasa dengan gejala yang berbeda dan tingkat deformitas yang

bervariasi (S. Lee et al., 2005; Pfeiffer et al., 2006; Wilson, 2008).

Fleksibel flat foot adalah kondisi dimana arkus atau lengkung kaki akan

terlihat pada posisi non-weightbearing namun menjadi datar ketika berdiri

atau weightbearing. Fleksibel flat foot umumnya bersifat fisiologis, tidak

Page 33: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

18

menimbulkan gejala, tidak membutuhkan penanganan dan muncul pada awal

dekade kehidupan (Franco, 1987; Wilson, 2008; Harris et al., 2004).

Sebagian besar anak-anak mengalami kondisi ini karena lengkung

kakinya belum terbentuk sempurna. Namun, kondisi ini juga dapat

berkembang sampai dewasa. Ketika fleksibel flat foot menimbulkan keluhan

nyeri atau rasa sakit pada kaki, maka harus segera diwaspadai. Biasanya

kondisi seperti ini perlu mendapatkan penanganan karena rasa sakit tentunya

akan menimbulkan keluhan yang berdampak pada terbatasnya aktivitas.

Rigid flat foot merupakan kaki datar patologis yang biasanya

menimbulkan nyeri, keterbatasan, dan membutuhkan penanganan. Pada

kondisi ini, seseorang tidak memiliki lengkung kaki sama sekali, baik ketika

dalam posisi weightbearing ataupun non-weightbearing (Harris et al., 2004).

4. Penanganan

Penanganan flat foot dilakukan berdasarkan etiologi dari kondisi

tersebut. Penanganan lebih awal akan lebih baik untuk mencegah deformitas

berlanjut. Dibutuhkan kerja sama antara fisioterapis, dokter orthopedi,

rehabilitasi medis, dan orthosis untuk menanganinya.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani flat foot, yaitu:

a. Fisioterapi

Fisioterapi memberikan pelayanan untuk menangani kondisi flat foot

dengan cara pemberian program strengthening, yaitu penguatan pada

otot tibialis anterior dan posterior serta otot-otot intrinsik dengan

tujuan meningkatkan dukungan muskular pada arkus, sehingga

memaksa otot untuk mengabsorbsi lebih banyak beban.

Page 34: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

19

Penanganan lainnya seperti arch taping, ultrasound untuk membantu

penyembuhan kerusakan jaringan, stretching atau penguluran pada

grup otot yang mengalami ketegangan, dan alat orthotik (Franco,

1987). Teknik friction untuk mengurangi adhesi pada jaringan serta

pemberian program home care kepada pasien juga dapat dilakukan.

b. Orthotik

Alat bantu orthotik dirancang untuk mengontrol penyelarasan, fungsi

kaki dan anggota tubuh bagian bawah, serta digunakan untuk

membatasi gerakan seperti pronasi berlebihan. Orthotik tidak hanya

bekerja dengan prinsip untuk menopang arkus pedis, tetapi juga

memperbaiki kembali struktur kaki untuk mencegah kelainan pada

tulang, otot, tendon, serta kelelahan ligamen.

Alat ini bekerja untuk meningkatkan efisiensi biomekanis interaksi

antara kaki dengan tanah/lantai. Perangkat ini bertujuan untuk

mengontrol gerakan sendi dengan tepat, memfasilitasi, dan

meningkatkan gerakan pada sendi tertentu sementara membatasi

gerakan sendi yang lain, dengan tujuan keseluruhan untuk

mempersiapkan keselarasan kaki yang optimal dan memfungsikan

setiap tahap dari siklus berjalan. Keselarasan kaki yang optimal juga

akan membantu terciptanya keselarasan tubuh bagian bawah

(Santoso, 2011).

c. Obat anti inflamasi

Obat anti inflamasi bertujuan untuk mengurangi nyeri dan mengatasi

peradangan (Mineo, 2004; Santoso, 2011; S. Lee, 2005).

Page 35: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

20

d. Modifikasi aktivitas

Mengurangi aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri, menghindari

jalan jauh, serta berdiri lama agar arkus dapat beristirahat (Mineo,

2004; Santoso, 2011; S. Lee, 2005).

e. Penurunan berat badan

Seseorang yang menderita flat foot dan memiliki berat badan berlebih

atau obesitas, sebaiknya disarankan untuk menurunkan berat

badannya karena justru akan memperparah kondisinya tersebut

(Mineo, 2004; Santoso, 2011; S. Lee, 2005).

f. Intervensi bedah (operasi)

Tindakan pembedahan dilakukan ketika tindakan non-operasi tidak

mampu mengatasi nyeri dan masalah yang ditimbulkan oleh flat foot

(S. Lee, 2005). Operasi dianggap sebagai jalan terakhir, meskipun

dapat membentuk lengkungan, tetapi biayanya sangat mahal.

Bentuk arkus pedis dapat diketahui melalui beberapa cara, diantaranya

adalah:

a. Inspeksi (observasi)

Melalui pengamatan arkus atau lengkung kaki, baik pada saat non-

weightbearing maupun weightbearing (Giovanni dan Greishberg,

2007).

b. Radiografi, CT scan, MRI, dan bone scan

Memberikan gambaran mengenai anatomi kaki serta membantu

mendiagnosa kelainan pada ankle dan kaki (Harris, et al., 2004)

c. AHI (the arch height index)

Page 36: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

21

AHI (the arch height index) dikembangkan oleh Williams dan McClay

untuk mengukur tinggi arkus dengan menggunakan handheld callipers.

Secara singkat, dalam penelitian yang dilakukan oleh Pohl dan Farr

(2010) menyatakan bahwa AHI dihitung dengan membagi ketinggian

dorsum (punggung kaki) dengan panjang kaki (jarak dari tumit ke

kepala metatarsal pertama).

d. Pemeriksaan sidik tapak kaki

Pemeriksaan tinggi rendahnya arkus atau lengkung kaki longitudinal

dapat dilakukan melalui sidik tapak kaki (footprint) dengan

memperhatikan batas medial kaki (Idris, 2010; Lutfie, 2007). Sidik

tapak kaki dapat dilakukan dengan menggunakan media tinta ataupun

air biasa (wet test). Pada wet footprint test, bentuk arkus kaki diketahui

dengan cara membasahi kaki, lalu menapakkannya pada selembar

kertas sehingga pada kertas tadi akan tertinggal sidik tapak kaki

(Anonim, 2004; Atamturk, 2009; Miller, 2010). Aksis kaki diperoleh

dengan menarik garis dari pertengahan tumit belakang sampai ke

bagian tengah jari kedua melewati bagian paling konveks tumit (Oliver

dalam Lutfie, 2007).

Page 37: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

22

Gambar 3. Wet footprint test

Sumber: Anonim, 2004; Atamturk, 2009; Miller, 2010

Pada Gambar 4, bila diperhatikan gambar tapak kaki dari kanan ke kiri,

terlihat pertumbuhan lengkung kaki berturut-turut ialah flat foot derajat tiga, flat

foot derajat dua, flat foot derajat satu, arkus normal, dan cavus foot. Flat foot

derajat tiga, bila batas medial konveks. Flat foot derajat dua bila batas medial

menurut garis lurus (rectilinier). Flat foot derajat satu atau flat foot ringan ialah

bila lekukan batas medial konkaf namun tidak melewati sumbu kaki. Kaki normal

ialah bila gambaran tapak kontinu dan lekukan batas medial konkaf ke arah

lateral melewati sumbu kaki. Cavus foot, maka gambaran tapaknya terputus pada

sisi lateralnya (Idris, 2010).

1.Isi wadah dengan

menggunakan air

secukupnya.

2. Masukkan kaki ke

dalam wadah yang telah

diisi air.

3. Tapakkan kaki

pada selembar kertas

polos.

4. Angkat kaki,

sehingga akan tertinggal

jejak kaki.

Page 38: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

23

Gambar 4. Sidik tapak kaki pes cavus (cavus foot), normal, pes planus (flat foot)

Sumber: Olivier dalam Idris, 2010

D. Tinjauan Umum tentang Fisiologi Otot dan Fisiologi Olahraga

1. Reseptor Sensorik Otot

Pengaturan fungsi otot yang tepat tidak hanya membutuhkan eksitasi

otot oleh neuron-neuron motorik anterior medulla spinalis, namun juga

membutuhkan informasi umpan balik (feedback) yang dikirimkan secara

terus-menerus dari setiap otot pada setiap otot. Untuk menyediakan informasi

mengenai panjang otot, keadaan tegangan, dan seberapa cepat perubahan

panjang atau tegangannya, otot dan tendonya dipasok secara berlebihan oleh

dua macam reseptor sensorik yang khusus, yakni: (1) muscle spindle yang

tersebar di seluruh bagian perut (belly) otot dan mengirimkan informasi

mengenai panjang otot atau kecepatan perubahan panjang otot menuju sistem

saraf, dan (2) golgi tendon organ yang terletak di tendon otot dan menjalankan

informasi mengenai tegangan dan kecepatan perubahan tegangan.

Sebagian atau seluruh sinyal yang berasal dari kedua reseptor

digunakan untuk pengaturan otot intrinsik itu sendiri. Reseptor tersebut

Cavus foot Normal foot Flat foot I Flat foot II Flat foot III

Page 39: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

24

hampir seluruhnya bekerja secara tak sadar. Walaupun begitu, reseptor-

reseptor ini menjalarkan banyak sekali informasi tidak hanya ke medulla

spinalis tetapi juga ke serebelum dan bahkan ke korteks serebri, membantu

fungsi setiap bagian sistem saraf untuk mengatur kontraksi otot.

Golgi tendon organ (GTO) seperti yang tampak pada Gambar 5

diselubungi oleh reseptor-reseptor sensorik yang dilewati oleh serabut tendon

otot. Rata-rata ada 10 sampai 15 serabut otot yang biasanya berhubungan

dengan tiap GTO, dan organ ini dapat dirangsang oleh otot yang berkontraksi

atau teregang. Jadi, perbedaan utama antara eksitasi GTO dengan muscle

spindle adalah muscle spindle dapat mendeteksi panjang otot dan

perubahannya, sementara GTO dapat mendeteksi tegangan otot seperti

tercermin dari tegangan organ tendon itu sendiri.

Gambar 5. Golgi Tendon Organ

Sumber: Guyton, 2006:712

GTO terletak di antara muscle belly dan tendon yang mendeteksi

tegangan ketika terjadi kontraksi otot atau peregangan. Ketika otot

berkontraksi, GTO diaktifkan dan merespon dengan menghambat kontraksi ini

(reflex inhibition) dan mengaktifkan kelompok otot yang berlawanan

(antagonis). Proses ini dikenal sebagai autogenic inhibition.

Page 40: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

25

Respon GTO memainkan peran penting dalam fleksibilitas. Ketika

GTO menghambat kontraksi otot agonis dan memungkinkan otot antagonis

untuk berkontraksi lebih mudah, otot dapat ditarik lebih jauh dan lebih mudah.

Autogenic inhibition berlangsung selama peregangan statis, selama

kekuatan rendah, peregangan dengan durasi yang lama. Setelah 7 sampai 10

detik, ketegangan otot meningkat dan mengaktifkan respon GTO,

menyebabkan muscle spindle pada otot memanjang untuk dihambat

sementara, yang memungkinkan untuk meregangkan otot lebih lanjut.

Gambar 6 memperlihatkan susunan fisiologi muscle spindle. Setiap

kumparan panjangnya 3 sampai 10 milimeter, dibangun oleh 3 sampai 12

serabut otot intrafusal yang sangat kecil yang ujungnya melingkar dan melekat

pada glikokaliks struktur ekstrafusal besar yang mengelilingi serabut otot

lurik.

Gambar 6. Muscle Spindle

Sumber: Guyton, 2006:712

Muscle spindle terletak dalam muscle belly (perut otot) dan

membentang bersama dengan otot itu sendiri. Ketika ini terjadi, muscle

spindle diaktifkan dan menyebabkan kontraksi refleksif pada otot agonis

Page 41: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

26

(dikenal sebagai stretch reflex) dan relaksasi pada otot antagonis. Proses ini

dikenal sebagai reciprocal inhibition. Reciprocal inibition terjadi selama

peregangan dinamis.

Tabel 2. Autogenic Inhibition dan Reciprocal Inhibition

Autogenic Inhibition Reciprocal Inhibition

Kelompok otot agonis Relaksasi Kontraksi

Kelompok otot antagonis Kontraksi Relaksasi

Sumber: Data Primer, 2016

2. Kekuatan Otot

Dalam perlombaan atletik, penentu akhir kesuksesan adalah apa yang

dapat dilakukan otot bagi tubuh, besarnya kekuatan yang diberikan otot

sewaktu dibutuhkan, daya yang dapat dicapai otot sewaktu melakukan kerja,

dan berapa lama otot dapat melanjutkan aktivitasnya.

Kekuatan sebuah otot ditentukan terutama oleh ukurannya, dengan

suatu daya kontraktilitas maksimum antara 3 dan 4 kg/cm2 pada satu daerah

potongan melintang otot. Jadi, seorang manusia yang disuplai sejumlah

testosteron normal yang telah membesarkan ototnya melalui suatu program

latihan kerja akan memiliki kekuatan otot yang bertambah juga.

Kekuatan yang mempertahankan otot kira-kira 40 persen lebih besar

dari kekuatan kontraksi. Yaitu, bila suatu otot sudah berkontraksi dan

kemudian dikeluarkan gaya untuk mencoba meregangkan otot tersebut, seperti

yang terjadi saat mendarat sesudah melakukan loncatan, keadaan ini akan

membutuhkan gaya kira-kira 40 persen lagi daripada yang dapat dicapai oleh

satu kontraksi pemendekan.

Page 42: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

27

3. Zat Gizi yang Digunakan Selama Aktivitas Otot

Selain pemakaian karbohidrat dalam jumlah besar selama latihan,

terutama selama tahap awal latihan, otot menggunakan sejumlah besar lemak

sebagai energi dalam bentuk asam lemak dan asam asetoasetat dan otot lebih

sedikit menggunakan protein dalam bentuk asam amino.

4. Pengaruh Latihan Atletik pada Otot dan Kinerja Otot

Salah satu prinsip utama perkembangan otot selama latihan atletik

adalah sebagai berikut: Otot yang bekerja tanpa beban, walaupun dilatih

berjam-jam, kekuatannya hanya sedikit meningkat. Pada keadaan ekstrim

yang lain, kekuatan otot yang berkontraksi lebih dari 50 persen gaya kontraksi

maksimum akan berkembang dengan cepat bahkan bila kontraksi dilakukan

hanya beberapa kali setiap harinya. Dengan menggunakan prinsip ini,

percobaan memperbesar otot menunjukkan bahwa enam kontraksi otot yang

mendekati maksimal, yang dilakukan dalam tiga set tiga hari seminggu kira-

kira akan memberikan peningkatan kekuatan otot yang maksimum tanpa

mengakibatkan kelelahan otot yang kronis.

Kurva bagian atas pada Gambar 7 menunjukkan perkiraan peningkatan

persentase kekuatan yang dapat dicapai oleh seorang dewasa muda yang

sebelumnya tidak terlatih dengan program latihan daya tahan ini,

memperlihatkan bahwa kekuatan otot meningkat kira-kira 30 persen selama 6

sampai 8 minggu pertama tetapi hampir mencapai pendataran setelah waktu

tersebut. Bersama dengan peningkatan kekuatan ini, didapatkan perkiraan

peningkatan persentase massa otot yang sebanding, yang disebut hipertrofi

otot.

Page 43: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

28

Pada usia tua, banyak orang menjadi sangat kurang bergerak, sehingga

otot-ototnya menjadi atrofi. Pada keadaan ini, latihan otot sering

meningkatkan kekuatan otot lebih dari 100 persen.

Gambar 7. Perkiraan Efek Latihan Daya Tahan yang Optimal

untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Selama Masa Latihan

10 Minggu

Sumber: Guyton, 2006:1116

Ukuran rata-rata otot seseorang terutama ditentukan oleh hereditas

ditambah kadar sekresi testosteron, yang pada pria, akan menyebabkan otot

yang lebih besar daripada wanita. Akan tetapi, dengan latihan, otot dapat

mengalami hipertrofi, mungkin bertambah sebanyak 30 sampai 60 persen.

Kebanyakan hipertrofi ini lebih disebabkan oleh peningkatan diameter serabut

otot daripada oleh peningkatan jumlah serabut, tapi hal ini tidak semuanya

benar, karena beberapa serabut otot yang sangat membesar diyakini memisah

di tengah, di seluruh panjang otot untuk membentuk serabut-serabut yang

seluruhnya baru, sehingga sedikit meningkatkan jumlah serabutnya.

Perubahan yang terjadi di dalam serabut otot yang hipertrofi itu sendiri

meliputi (1) peningkatan jumlah miofibril, sebanding dengan derajat

hipertrofi; (2) peningkatan enzim-enzim mitokondria sampai 120 persen; (3)

Page 44: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

29

peningkatan komponen sistem metabolisme fosfagen, termasuk ATP dan

fosfokreatin sebanyak 60 sampai 80 persen; (4) peningkatan cadangan

glikogen sebanyak 50 persen; (5) peningkatan cadangan trigliserida (lemak)

sebanyak 75 sampai 100 persen. Akibat semua perubahan ini, kemampuan

sistem metabolik aerob dan anaerob meningkat, terutama meningkatkan

kecepatan oksidasi maksimum dan efisiensi sistem metabolisme oksidatif

sebanyak 45 persen.

Pada manusia, semua otot mempunyai persentase yang bervariasi

antara serabut otot yang berkedut cepat (fast twitch) dan serabut otot yang

berkedut lambat (slow twitch). Contohnya, otot gastrocnemius memiliki

jumlah serabut fast twitch lebih banyak, yang memberi kemampuan untuk

melakukan jenis kontraksi yang sangat kuat dan cepat seperti waktu

melompat. Sebaliknya, otot soleus mempunyai lebih banyak serabut slow

twitch sehingga digunakan untuk aktivitas otot tungkai bawah yang lama.

Perbedaan dasar antara serabut fast twitch dengan slow twitch adalah

sebagai berikut:

1. Serabut fast twitch mempunyai diameter dua kali lebih besar.

2. Enzim yang meningkatkan pelepasan energi secara cepat dari

sistem energi fosfagen dan glikogen-asam laktat pada serabut fast

twitch adalah dua sampai tiga kali lebih aktif daripada serabut slow

twitch, sehingga membuat daya maksimal yang dapat dicapai

dalam waktu sangat singkat oleh serabut fast twitch dua kali lebih

besar daripada serabut slow twitch.

3. Serabut slow twitch terutama dibentuk untuk ketahanan, khususnya

Page 45: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

30

untuk pembentukan energi aerobik. Serabut ini memiliki

mitokondria yang lebih banyak daripada serabut fast twitch. Selain

itu, serabut slow twitch mengandung lebih banyak mioglobin, suatu

protein mirip hemoglobin yang bergabung dengan oksigen dalam

serabut otot; mioglobin tambahan ini meningkatkan kecepatan

difusi oksigen di seluruh serabut dengan membawa oksigen pulang

pergi dari satu molekul mioglobin ke mioglobin yang lain. Selain

itu, enzim sistem metabolisme aerob jauh lebih lebih aktif pada

serabut slow twitch daripada serabut fast twitch.

4. Jumlah kapiler di seluruh serabut slow twitch lebih banyak

daripada di seluruh serabut fast twitch.

Kesimpulannya, serabut fast twitch dapat memberikan tenaga yang sangat

besar selama beberapa detik sampai satu menit atau lebih. Sebaliknya, serabut

slow twitch menyediakan daya tahan, memberikan kekuatan kontraksi yang lebih

lama, lebih dari beberapa menit sampai berjam-jam.

E. Tinjauan Hubungan Antara Normal Foot dan Flat Foot dengan Kekuatan

Otot Tungkai

Lengkungan pada kaki menambahkan elastisitas dan fleksibilitas,

membantu kaki dalam menyerap kejutan (absorb shock), mengatur keseimbangan,

berdiri, berjalan, berlari, dan melompat. Pes planus atau flat foot adalah hilangnya

lengkungan longitudinal medial kaki. Hal ini dapat menjadi fleksibel atau kaku

seumur hidup, atau seiring dengan peradangan ataupun masalah muskuloskeletal.

Pada orang dewasa yang mengalami flat foot sangat sering dijumpai adanya

posterior tibial tendon dysfunction (PTTD). Faktor-faktor yang berperan, antara

Page 46: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

31

lain degenerasi tendon, arthritis, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, dan

rupture pada tendon. Tendon tibialis poterior merupakan dynamic stabilizer utama

arkus medial kaki. Gerakan plantar fleksi dan inversi melibatkan kontraksi tendon

tibialis posterior, lengkungan kaki menjadi meningkat sementara sendi midtarsal

terkunci dan midfoot-hindfoot kaku. Dengan demikian, selama berjalan otot

gastrocnemius bekerja lebih berat. Jika tendon tibialis posterior tidak bekerja

dalam urutan, ligamen kaki lain dan kapsul sendi akan semakin lemah dan flat

foot akan terus berkembang (Kemal Erol, et al, 2015).

Kolaps yang terjadi pada arkus longitudinal medial kaki yang berkaitan

dengan talus mengakibatkan kaki hiperpronasi sehingga berat badan ditransfer ke

depan selama berjalan kaki. Hal ini dapat meregangkan jaringan lunak di belakang

maleolus medial (tendon tibialis posterior dan saraf tibialis posterior) yang dapat

menyebabkan tendinopathy dan jepitan saraf. Kolaps pada arkus longitudinal

medial kaki juga meregangkan ligamen dan plantar fascia yang dapat

mengakibatkan plantar fascitis (Naomi Hartree, 2016).

Beberapa penelitian di dunia menunjukkan adanya hubungan antara

ketinggian arkus pedis dengan kekuatan otot tungkai. Penelitian yang dilakukan

pada 574 subjek di Norwich menunjukkan adanya korelasi antara kekuatan otot

tungkai pada ketinggian lengkung kaki yang berbeda. Selain itu, sebuah penelitian

di Canada menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ketinggian arkus

pedis dengan kekuatan otot tungkai (Nachbauer W., et al, 1993). Sebuah

penelitian menunjukkan adanya hubungan antara ketinggian arkus pedis atau

lengkung kaki dengan kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot tungkai (Aydog,

et al, 2005).

Page 47: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

32

F. Kerangka Teori

Arkus Pedis

Cavus Normal Flat

Ligamen

Tendon

Otot

Faktor usia

Faktor jenis kelamin

Faktor gizi

Faktor pola latihan

Kaki

hiperpronasi

Overstretch

fascia

plantaris

Overstretch

tendon tibialis

posterior

Kerusakan Golgi

Tendon Organ

Penurunan

fleksibilitas

ankle

Biomekanik

Kekuatan

otot tungkai

Gambar 8. Kerangka Teori

Page 48: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

33

- Normal foot

- Flat foot

Kekuatan otot

tungkai

Perubahan biomekanik

- Panjang tungkai

- Intensitas latihan

- Usia

- Jenis kelamin

Variabel independen Variabel dependen

Variabel kontrol

Variabel antara

Variabel perancu

Gambar 9. Kerangka Konsep

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka terdapat hipotesis yaitu:

1. Ada hubungan antara arkus pedis dengan kekuatan otot tungkai pada atlet

basket.

2. Ada perbedaan kekuatan otot tungkai antara normal foot dan flat foot pada

atlet basket.

Page 49: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

34

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif dengan jenis

rancangan cross sectional yang bertujuan mengetahui adanya perbandingan

kekuatan otot tungkai antara normal foot dan flat foot pada atlet Unit Kegiatan

Mahasiswa Basket Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung Pandang,

Universitas Islam Negeri Alauddin, dan Universitas Muslim Indonesia.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Universitas Hasanuddin, Politeknik

Negeri Ujung Pandang, Universitas Islam Negeri Alauddin, dan Universitas

Muslim Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret hingga 12

April 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota Unit Kegiatan

Mahasiswa Basket Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung

Pandang, Universitas Islam Negeri Alauddin, dan Universitas Muslim

Indonesia yang berjumlah 71 orang.

2. Sampel

Untuk menentukan sampel penelitian, maka digunakan teknik purposive

sampling. Teknik pengambilan sampel ini berdasarkan pada kriteria-kriteria

yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria-kriteria yang ditetapkan

mencakup kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Page 50: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

35

Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:

a. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Universitas Hasanuddin,

Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Islam Negeri

Alauddin, dan Universitas Muslim Indonesia.

b. Memiliki usia 17-24 tahun.

c. Jenis kelamin laki-laki.

d. Bersedia menjadi responden dan komunikatif.

e. Hadir untuk mengikuti pemeriksaan arkus pedis dan pengukuran

kekuatan otot tungkai.

Sedangkan kriteria eksklusi yang ditetapkan adalah:

a. Memiliki riwayat penyakit jantung dan pernapasan yang dibuktikan

melalui hasil wawancara.

b. Menderita kecacatan fisik (tulang dan otot) yang dibuktikan melalui

hasil wawancara.

D. Alur Penelitian

Studi pendahuluan dilakukan dengan metode observasi dan wawancara

pada anggota dan pelatih Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Universitas

Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Islam Negeri

Alauddin, dan Universitas Muslim Indonesia. Pemilihan sampel penelitian

diperoleh dari populasi melalui observasi dan wawancara seputar identitas pribadi

dan hal-hal yang terkait dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah itu,

dilakukan pemeriksaan arkus pedis menggunakan wet footprint test.

Page 51: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

36

Kemudian, dilakukan pengukuran kekuatan otot tungkai dengan

menggunakan leg dynamometer. Selanjutnya, dilakukan proses pengolahan dan

analisis data yang hasilnya akan dibahas pada laporan penelitian.

E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen

dan variabel dependen sebagai berikut:

a. Variabel independen adalah normal foot dan flat foot.

b. Variabel dependen adalah kekuatan otot tungkai.

2. Definisi operasional variabel

a. Normal foot atau lengkung kaki normal adalah bila gambaran tapak

kontinu dan lekukan batas medial konkaf ke arah lateral melewati aksis

kaki pada hasil wet footprint test.

Flat foot atau kaki datar adalah bila lekukan batas medial konkaf namun

tidak melewati aksis kaki pada hasil wet footprint test. Aksis kaki

Menentukan

populasi

Menentukan

sampel

Pengukuran

kekuatan otot

tungkai

Pemeriksaan

arkus pedis

Pengolahan

data Analisis

data

Interpretasi

dan menarik

kesimpulan

Menyusun

laporan

penelitian

Gambar 10. Alur Penelitian

Page 52: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

37

diperoleh dengan menarik garis dari pertengahan tumit belakang sampai

ke bagian tengah jari kedua.

b. Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot

untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan

atau beban maksimal.

Adapun kriteria objektif kekuatan otot tungkai, yaitu:

Baik: >140 kg

Sedang: 110-140 kg

Kurang: <110 kg

F. Prosedur Penelitian

1. Pemeriksaan normal foot dan flat foot

Pelaksanaan:

a) Subjek membasahi salah satu sisi telapak kaki dengan air pada wadah

yang telah disediakan.

b) Subjek menapakkan kaki yang telah dibasahi di atas kertas putih.

c) Peneliti memberikan garis tegas pada footprint.

d) Langkah di atas dilakukan kembali pada sisi kaki yang berlawanan.

e) Peneliti memberikan interpretasi hasil tes dengan menggambar garis

aksis kaki pada footprint.

2. Pengukuran kekuatan otot tungkai

Pelaksanaan:

a) Subjek berdiri pada tumpuan leg dynamometer dengan kedua lutut

ditekuk membentuk sudut 130-140 dan tubuh tegak lurus.

Page 53: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

38

b) Panjang rantai dynamometer diatur sedemikian rupa sehingga posisi

tongkat pegangan melintang di depan kedua paha.

c) Belt atau ikat pinggang dililitkan pada pinggang dan tongkat pegangan.

Tongkat pegangan digenggan dengan posisi tangan pronasi (menghadap

ke belakang).

d) Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dengan meluruskan sendi lutut

perlahan-lahan tanpa bantuan otot tangan dan otot punggung.

e) Baca penunjukan jarum skala pada saat nilai maksimum tercapai.

f) Tes ini dilakukan tiga kali dengan selang waktu istirahat satu menit.

Skor tidak dicatat apabila ketika menarik alat dibantu dengan otot

tangan dan otot punggung.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data primer yaitu dari hasil pemeriksaan

arkus pedis dan pengukuran kekuatan otot tungkai. Kemudian data yang diperoleh

dianalisis menggunakan program SPSS 20 dengan teknik analisis bivariat. Hasil

uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal sehingga

dilakukan uji komparasi menggunakan Mann-Whitney Test dan uji korelasi

menggunakan Spearman Correlation. Data disajikan dalam bentuk diagram

batang dan tabel kemudian dijelaskan secara deskriptif.

Page 54: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

39

H. Masalah Etika

Setiap responden akan dijamin tiga hal, yaitu:

a. Informed consent

Informed consent merupakan surat kontrak antara peneliti dengan

responden, dan menjadi bukti atas kesediaan seseorang menjadi

responden.

c. Anonymous

Anonim berarti kesediaan peneliti untuk merahasiakan nama responden,

terkait dengan faktor-faktor tertentu.

d. Confidentiality

Kerahasiaan pasien harus dijamin oleh peneliti, segala hal yang tidak

terkait dengan penelitian harus dirahasiakan, sesuai kesepakatan antara

responden dan peneliti.

Page 55: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

40

BAB V

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa Basket

Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Islam

Negeri Alauddin, dan Universitas Muslim Indonesia pada tanggal 28 Maret

hingga 12 April 2016. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh atlet

Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri

Ujung Pandang, Universitas Islam Negeri Alauddin, dan Universitas Muslim

Indonesia, yaitu sebanyak 71 orang. Dari populasi tersebut ditentukan sampel

berjenis kelamin laki laki yang berusia 17 hingga 23 tahun sebanyak 60 orang.

Data yang diambil merupakan data primer dengan melakukan pemeriksaan

arkus pedis dan pengukuran kekuatan otot tungkai, serta wawancara. Data

yang diperoleh kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Distribusi Nilai Kekuatan Otot Tungkai

Tabel 3. Distribusi Nilai Kekuatan Otot Tungkai

N Minimum Maximum Mean SD

Normal foot

Flat foot

30

30

56

42

219

194

125,37

108,08

36,09

46,61

Sumber: Data Primer, 2016

Pada Tabel 2 menunjukkan hasil dari pengukuran kekuatan otot tungkai

yang dilakukan pada 60 orang sampel dan didapatkan rerata kekuatan otot

tungkai pada subjek normal foot adalah 125,37 kg sedangkan pada subjek flat

foot adalah 108,08 kg. Kekuatan otot tungkai minimum didapatkan pada

Page 56: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

41

subjek flat foot yakni 42 kg, sedangkan kekuatan otot tungkai maksimum

didapatkan pada subjek normal foot yakni 219 kg.

Tabel 4. Distribusi Tingkat Kekuatan Otot Tungkai

Tingkat Kekuatan

Otot Tungkai

Frekuensi Persentase (%)

Normal foot Kurang

Sedang

Baik

10

8

12

33,3

26,7

40

Total 30 100

Flat foot Kurang

Sedang

Baik

17

5

8

56,7

16,7

26,7

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2016

Setelah disesuaikan dalam klasifikasi tingkat kekuatan otot tungkai, Tabel

3 menunjukkan subjek normal foot yang memiliki tingkat kekuatan otot

tungkai kurang sebanyak 10 orang (33,3%), tingkat kekuatan otot tungkai

sedang sebanyak 8 orang (26,7%), dan tingkat kekuatan otot tungkai baik

sebanyak 12 orang (40%). Sedangkan pada subjek flat foot yang memiliki

tingkat kekuatan otot tungkai kurang sebanyak 17 orang (56,7%), tingkat

kekuatan otot tungkai sedang sebanyak 5 orang (16,7%), dan tingkat kekuatan

otot tungkai baik sebanyak 8 orang (26,7%).

Page 57: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

42

Gambar 11. Grafik Distribusi Tingkat Kekuatan Otot Tungkai

Sumber: Data Primer, 2016

3. Hubungan Antara Arkus Pedis dengan Kekuatan Otot Tungkai

Tabel 5. Hubungan Arkus Pedis dengan Kekuatan Otot Tungkai

Arkus Pedis

Kekuatan otot tungkai p 0,149

r -0,2

p = nilai significancy; r = nilai kekuatan korelasi

Sumber: Data Primer, 2016

Pada Tabel 4 menunjukkan hasil korelasi variabel independen dan

dependen berdasarkan uji korelasi dengan menggunakan Spearman

Correlation, diperoleh nilai significancy antara normal foot dan flat foot

dengan kekuatan otot tungkai pada subyek penelitian sebesar p = 0,149 yang

lebih besar dari 0,05 (p > α). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara normal foot dan flat foot dengan kekuatan otot tungkai.

Page 58: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

43

Nilai korelasi Spearman r = -0,2 menunjukkan korelasi negatif dengan

kekuatan korelasi yang sangat lemah.

4. Perbandingan Nilai Kekuatan Otot Tungkai Antara Kelompok

Normal Foot dengan Kelompok Flat Foot

Tabel 6. Perbandingan Nilai Kekuatan Otot Tungkai Antara Kelompok Normal

Foot dengan Kelompok Flat Foot

N Median

(minimum-maksimum)

p

Nilai kekuatan otot

tungkai normal foot 30 133,25 (56-219)

0,147 Nilai kekuatan otot

tungkai flat foot 30 95 (42-194)

p = nilai significancy

Sumber: Data Primer, 2016

Pada Tabel 5 menunjukkan hasil komparatif nilai kekuatan otot tungkai

antara kelompok normal foot dengan kelompok flat foot berdasarkan uji

komparatif dengan menggunakan Mann-Whitney Test, diperoleh nilai

significancy sebesar p = 0,147 yang lebih besar dari 0,05 (p > α). Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai kekuatan otot tungkai yang

bermakna antara kelompok normal foot dan kelompok flat foot.

B. Pembahasan

1. Hubungan Antara Arkus Pedis dengan Kekuatan Otot Tungkai

Hasil penelitian menggunakan Spearman Correlation diperoleh nilai

significancy sebesar p = 0,149 yang lebih besar dari 0,05 (p > α) maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara normal foot

dan flat foot dengan kekuatan otot tungkai.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lizis et al

(2010) yang menyatakan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara

Page 59: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

44

ketinggian arkus pedis dengan kekuatan otot tungkai. Penelitian ini juga

menyatakan bahwa pengukuran arkus pedis tidak efektif dalam melaporkan

variabilitas kekuatan otot tungkai pada orang dewasa muda. Hal ini

dikarenakan kekuatan otot tungkai juga dipengaruhi oleh antropometri kaki

lainnya, seperti panjang tungkai, nutrisi, ukuran otot, teknik latihan, dan

tingkat kelelahan (Sukadiyanto, 2002)

Penelitian yang dilakukan oleh Payne (2014) juga menyatakan hal yang

sama. Hal ini dikarenakan atlet yang menjadi subjek penelitian telah memiliki

pola latihan yang intensif sejak usia dini. Mereka melakukan latihan rutin

sebanyak empat hingga lima kali dalam seminggu. Meskipun ada beberapa

faktor antropometri yang berperan dalam kemampuan olahraga, pengulangan

latihan tertentu dalam waktu yang lama dapat menyebabkan adaptasi khusus

olahraga dalam tubuh. Teori ini dikemukakan oleh Staheli et al (1987) dan ia

juga menemukan bahwa arkus pedis mengalami perubahan yang signifikan

selama hidup.

Studi yang dilakukan oleh Feltner et al (1994) menyatakan bahwa terjadi

perubahan hindfoot pronation atau pronasi kaki belakang pada orang yang

melakukan isokinetic eversion/inversion exercises selama delapan minggu.

Hal ini menunjukkan bahwa latihan strengthening yang intensif dapat

meningkatkan kekuatan otot-otot intrinsik kaki sehingga mendukung

pembentukan arkus atau lengkungan pada kaki.

2. Perbandingan Nilai Kekuatan Otot Tungkai Antara Kelompok

Normal Foot dengan Kelompok Flat Foot

Hasil penelitian menggunakan Mann-Whitney Test diperoleh nilai

significancy sebesar p = 0,147 yang lebih besar dari 0,05 (p > α) maka dapat

Page 60: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

45

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai kekuatan otot tungkai yang

bermakna antara kelompok normal foot dan kelompok flat foot.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Petrovic et al

(2013) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kekuatan dan performa

atletik yang bermakna pada kelompok normal foot dan flat foot. Hal ini terjadi

karena latihan yang dilakukan oleh atlet mempengaruhi kondisi

muskuloskeletal. Latihan-latihan strengthening yang melibatkan kaki dapat

meningkatkan kekuatan otot intrinsik kaki sehingga mendukung pembentukan

arkus pedis. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Takayuki (2014) dengan

metode latihan penguatan yang melibatkan fleksi interphalangeal joint dan

metatarsophalangeal joint terhadap beban seberat 3 kg, 200 repetisi per hari,

tiga kali per minggu, selama delapan minggu menghasilkan perubahan yang

signifikan terhadap peningkatan arkus pedis.

Penelitian ini belum memberikan perbedaan yang signifikan secara

statistik mengenai kekuatan otot tungkai pada kelompok normal foot dan flat

foot, namun tidak berarti bahwa arkus pedis bukan merupakan indikator yang

penting dalam motor task. Seperti yang telah dinyatakan oleh Wenger (1989)

bahwa tidak mudah untuk memecahkan pertentangan mengenai flat foot dalam

satu studi penelitian. Pencegahan cedera pada kaki dan ankle joint harus

dilakukan dengan membentuk arkus dan memperkuat otot-otot tungkai,

tendon serta ligamen karena flat foot dapat menyebabkan serangkaian masalah

mulai dari knee, hip, dan spine. Pencegahan dan diagnosa menjadi hal yang

penting untuk menghindari terjadinya deformitas.

Page 61: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

46

C. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini tidak didukung oleh pemeriksaan arkus pedis yang lebih

akurat seperti radiografi atau bone scan, sehingga peneliti tidak

mengklasifikasikan derajat arkus pedis.

2. Jumlah sampel yang masih kurang, hanya berjumlah 60 orang. Kurangnya

sampel mempengaruhi kekuatan korelasi antara variabel independen dan

variabel dependen.

Page 62: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

47

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak ada hubungan yang bermakna antara arkus pedis dengan kekuatan

otot tungkai (p = 0,149, r = -0,2) pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa

Basket Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung Pandang,

Universitas Islam Negeri Alauddin, dan Universitas Muslim Indonesia

tahun 2016.

2. Tidak ada perbedaan nilai kekuatan otot tungkai yang bermakna antara

kelompok normal foot dengan kelompok flat foot (p = 0,147) pada atlet

Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Universitas Hasanuddin, Politeknik

Negeri Ujung Pandang, Universitas Islam Negeri Alauddin, dan

Universitas Muslim Indonesia tahun 2016.

B. Saran

1. Subjek penelitian yang mengalami flat foot sebaiknya menggunakan alas

kaki korektif dan melakukan latihan-latihan untuk membantu membentuk

lengkungan telapak kaki.

2. Subjek penelitian yang memiliki kekuatan otot tungkai kurang dan sedang

dapat melakukan strengthening exercise untuk meningkatkan kekuatan

otot tungkai dan performa olahraga. Contoh latihan yang dapat dilakukan

adalag squat and leg lunge.

3. Pelatih dapat melakukan screening arkus pedis atau antropometri kaki

lainnya sebagai acuan dalam melakukan latihan dan menghindari cedera

ekstremitas bawah.

Page 63: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

48

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan instrumen yang lebih tepat

mengingat bahwa masih kurangnya data serta penelitian mengenai

masalah ini, khususnya di Indonesia.

Page 64: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

49

DAFTAR PUSTAKA

Atamturk, Derya. 2009. Relationship of Flatfoot and High Arch with Main

Anthropometric Variables. Acta Orthop Traumatol Turc, 2009;43(3):254-

259. Turkey: Department of Archaeology, Faculty of Arts and Sciences,

Gaziantep University.

Aydog, et al. 2005. Relation Between Foot Arch Index and Ankle Strength in Elite

Gymnasts: A Preliminary Study. Turkey: Department of Sports Medicine,

Hacettepe University Medical School.

Bachtiar, Farahdina. 2012. Gambaran Arkus Pedis pada Mahasiswa

Fisioterapi. Makassar: Prodi S1 Fisioterapi, Fakultas Kedokteran,

Universitas Hasanuddin.

Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Dahlan, Sopiyudin. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan, Sopiyudin. 2011. Statistik untuk Kesehatan dan Kedokteran Edisi 5.

Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan, Sopiyudin. 2013. Pintu Gerbang Memahami Statistik, Metodologi, dan

Epidemiologi Seri 13. Jakarta: Sagung Seto.

Dinata, Yekti Lingga. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan Front Cone Hops Dan

Latihan Zig-Zag Drill terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

[Skripsi]. Semarang: Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu

Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Erol, K., 2015. An Important Cause of Pes Planus: The Posterior Tibial Tendon

Dysfunction. Turki: Department of Physical Medicine and Rehabilitation,

State Hospital, Nevsehir.

Feltner ME, MacRae HS, MacRae PG, et al. 1994. Strength Training Effects on

Rearfoot Motion in Running. Med Sci Sports Exercise.

Franco, Abby Herzog. 1987. Pes Cavus and Pes Planus: Analyses and Treatment.

Journal of The American Physical Therapy Association.

Gani, Azis Beru dan Pattelongi, Ilhamjaya. 2009. Hubungan Arcus Pedis dengan

Kemampuan Lari Siswa SMP Negeri 23 Makassar. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Madani, ISSN.1979-2287, Vol.02, No. 03.

Page 65: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

50

Giovanni, et al. 2007. Foot and Ankle: Core Knowledge in Orthopaedics. Elsevier

Mosby.

Guyton, et al. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Halim, Ichsan Nur. 2011. Tes dan Pengukuran kesegaran Jasmani. Makassar:

Universitas Negeri Makassar.

Hartree, Naomi. 2016. Pes Planus (Flat Feet) Article Online, (Online),

(http://patient.info/doctor/pes-planus-flat-feet, diakses 23 Februari 2016)

Hashimoto T., et al. 2014. Strength Training for the Intrinsic Flexor Muscles of

the Foot: Effects on Muscle Strength, the Foot Arch, and Dynamic

Parameters Before and After the Training. Journal of Physical Therapy

USA: National Library of Medicine.

Idris, Ferial Hadipoetro. 2010. Filogeni dan Ontogeni Lengkung Kaki Manusia,

Majalah Kedokteran Indonesia, Vol: 60, Nomor: 2, Februari 2010. Jakarta:

Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo.

Kisner, Carolyn dan Colby, Lynn Allen. 1996. Therapeutic Exercise Foundations

And Techniques, Third Edition. F.A. Philadelphia: Davis Company.

Lendra, Made Dody. 2007. Pengaruh antara Kondisi Kaki Datar dan Kaki

dengan Arkus Normal terhadap Keseimbangan Statis pada Anak Berusia 8

– 12 Tahun di Kelurahan Karangasem Surakarta [Skripsi]. Surakarta:

Jurusan Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Lizis P., et al. 2010. Relationship Between Explosive Muscle Strength and Medial

Longitudinal Arch of The Foot. UK: School of Medicine, Health Policy

and Practice, University of East Anglia.

Lowth, Mary. 2015. Flat Feet Article Online, (Online),

(http://patient.info/health/flat-feet, diakses 23 Februari 2016).

Lutfie, Syarief Hasan. 2007. Hubungan antara Derajat Lengkung Kaki dengan

Tingkat Kemampuan Endurans pada Calon Jemaah Haji. [Hasil

Penelitian]. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN

(Universitas Negeri Islam) Syarif Hidayatullah.

M., Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press.

Page 66: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

51

McRae, Ronald. 1998. Clinical Orthopaedic Examination, Fourth Edition.

Edinburgh: Churchill Livingstone.

Mineo, Michael, et al. 2004. Flexible Flatfoot. Texas: American College of Foot

and Ankle Surgeons.

Mylsidayu, Apta dan Febi Kurniawan. 2015. Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung:

Alfabeta.

Nachbauer W., et al. 1993. Effects of arch height of the foot on ground reaction

forces in running. Canada: Biomechanics Laboratory, University of

Calgary.

Nielsen, Rasmus G, et al. 2009. Determination of Normal Values for Navicular

Drop During Walking: A New Model Correcting for Foot Length and

Gender. Journal of Foot and Ankle Research: BioMed Central, (Online),

(http://www.jfootankleres.com/content/2/1/12., diakses 1 Februari 2016).

Payne, Craig. 2014. Foot Arch Height and Muscle Strength. Foot Biomechanics,

(Online), (http://www.runresearchjunkie.com/foot-arch-height-and-

muscle-strength/, diakses 3 Mei 2016).

Petrovic M. 2010. Differences in indicators of explosive leg strength depending

on foot status. Master thesis: Novi Sad.

Petrovic M. 2013. Jumping Abilities Are Not Related To Foot Shape. United

Kingdom: Institute for Biomedical Research into Human Movement and

Health, Manchester.

Pohl, Michael B dan Farr, Lindsay. 2010. A Comparison of Foot Arch

Measurement Reliability Using Both Digital Photography and Calliper

Methods. Journal of Foot and Ankle Research: BioMed Central, (Online),

(http://www.jfootankleres.com/content/3/1/14., diakses 5 Februari 2016).

Prodi S1 Fisioterapi Unhas. 2016. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:

Prodi S1 Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Rafsanjani, Johan. 2012. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai

Keseimbangan dan Panjang Tungkai dengan Ketepatan Hasil Operan

Tendangan Jarak Jauh pada Siswa Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola di

SMP Negeri 1 Pleret Kabupaten Bantul [Skripsi]. Bantul: Jurusan

Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri

Yogyakarta.

S.Lee, Michael, et al. 2005. Diagnosis and Treatment of Adult Flatfoot. The

Journal of Foot & Ankle Surgery, Vol. 44, No. 2.

Page 67: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

52

Staheli TS, Chew DA, Corbett M. 1987. The longitudinal arch. A survey of eight

hundred and eighty-two feet in normal children and adults. J Bone Joint

Surg.

Sukadiyanto. (2002). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:

PKO FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Wardanie, Seteriyo. 2013. Prevalensi Kelainan Bentuk Kaki (Flat Foot) pada

Anak Usia 6 - 12 Tahun di Kota Surakarta [Skripsi]. Surakarta: Jurusan

Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Wenger D.R., Lieber R.L., Mauldin D., Speck G. 1989. Letter to editor. J Bone

Joint Surg Am 19.

Wilson, Matthew J. 2008. Synopsis of Causation Pes Planus. Ninewells Hospital

and Medical School, Dundee.

Weissman, Sledge. 1986. Orthopedic Radiology. United State of America: W.B.

Saunders Company.

Page 68: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

53

Lampiran 1. Informed Consent

SURAT PERNYATAAN

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang

dilakukan oleh Andi Istimrar Ridjal, yang berjudul “Perbandingan Kekuatan

Otot Tungkai Antara Normal Foot dan Flat Foot pada Atlet Basket”.

Demikian surat pernyataan kesediaan ini saya buat dengan penuh rasa

kesadaran dan sukarela.

Makassar, 2016

Yang membuat pernyataan,

Page 69: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

54

Lampiran 2. Lembar Observasi Sampel

LEMBAR OBSERVASI SAMPEL

No. Nama Usia

(tahun) Arkus Pedis

Kekuatan Otot Tungkai

Skor (kg) Interpretasi

Page 70: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

55

Lampiran 3. Master Tabel

No. Nama Usia

(tahun)

Arkus

Pedis

Kekuatan Otot

Tungkai

Skor

(kg) Interpretasi

1 MS 18 Normal 98 Kurang

2 HP 18 Normal 154 Baik

3 RN 21 Normal 140 Sedang

4 MF 21 Normal 148 Baik

5 WR 20 Normal 157 Baik

6 MF 20 Normal 79 Kurang

7 AH 21 Normal 83 Kurang

8 RR 19 Normal 112 Sedang

9 AS 19 Normal 161 Baik

10 AI 19 Normal 153 Baik

11 AP 19 Normal 84 Kurang

12 WJ 20 Normal 92 Kurang

13 BR 19 Normal 130 Sedang

14 MM 17 Normal 93 Kurang

15 MR 23 Normal 105 Kurang

16 OD 21 Normal 219 Baik

17 SR 21 Normal 152 Baik

18 ZP 18 Normal 143 Baik

19 AR 21 Normal 151 Baik

20 IT 20 Normal 93 Kurang

21 AJ 20 Normal 61 Kurang

22 AA 19 Normal 121 Sedang

23 NN 20 Normal 56 Kurang

24 AB 20 Normal 147 Baik

25 MJ 18 Normal 137 Sedang

26 AK 19 Normal 159 Baik

27 MF 20 Normal 163 Baik

28 AK 22 Normal 122 Sedang

29 MG 23 Normal 139 Sedang

30 SM 21 Normal 114 Sedang

31 MNA 21 Flat 84 Kurang

32 MH 21 Flat 67 Kurang

33 FD 20 Flat 87 Kurang

34 IA 19 Flat 85 Kurang

35 NS 18 Flat 110 Kurang

36 MT 19 Flat 74 Kurang

Page 71: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

56

37 AT 20 Flat 51 Kurang

38 AF 21 Flat 94 Kurang

39 MS 20 Flat 43 Kurang

40 AS 20 Flat 132 Sedang

41 AF 19 Flat 130 Sedang

42 HW 19 Flat 97 Kurang

43 MZ 22 Flat 63 Kurang

44 MG 19 Flat 153 Baik

45 AZ 19 Flat 47 Kurang

46 NM 18 Flat 42 Kurang

47 AZ 21 Flat 119 Sedang

48 FAB 20 Flat 164 Baik

49 MFT 23 Flat 55 Kurang

50 SD 21 Flat 175 Baik

51 RD 20 Flat 165 Baik

52 ASG 22 Flat 180 Baik

53 LM 19 Flat 194 Baik

54 MFF 19 Flat 178 Baik

55 RM 19 Flat 127 Sedang

56 MRA 20 Flat 170 Baik

57 APR 18 Flat 115 Sedang

58 GH 20 Flat 88 Kurang

59 YF 20 Flat 76 Kurang

60 HF 20 Flat 84 Kurang

Page 72: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

57

Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian

Page 73: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

58

Lampiran 5. Hasil Analisis dan Pengolahan Data

Arkus pedis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Normal 30 50.0 50.0 50.0

Flat 30 50.0 50.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Statistics

Skor Kekuatan Otot Tungkai

Normal Foot

N Valid 30

Missing 0

Mean 125.37

Median 133.25

Mode 93

Std. Deviation 36.090

Variance 1302.499

Minimum 56

Maximum 219

Statistics

Skor Kekuatan Otot Tungkai Flat

Foot

N Valid 30

Missing 0

Mean 108.08

Median 95.00

Mode 84

Std. Deviation 46.615

Variance 2173.002

Minimum 42

Maximum 194

Page 74: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

59

Kekuatan Otot Tungkai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 10 33.3 33.3 33.3

Sedang 8 26.7 26.7 60.0

Baik 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kekuatan Otot Tungkai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 17 56.7 56.7 56.7

Sedang 5 16.7 16.7 73.3

Baik 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kekuatan Otot Tungkai .291 60 .000 .749 60 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Correlations

Arkus pedis Skor Kekuatan

Otot Tungkai

Spearman's rho

Arkus pedis

Correlation Coefficient 1.000 -.189

Sig. (2-tailed) . .149

N 60 60

Skor Kekuatan Otot Tungkai

Correlation Coefficient -.189 1.000

Sig. (2-tailed) .149 .

N 60 60

Page 75: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

60

Test Statisticsa

Skor Kekuatan

Otot Tungkai

Mann-Whitney U 352.000

Wilcoxon W 817.000

Z -1.449

Asymp. Sig. (2-tailed) .147

a. Grouping Variable: Arkus pedis

Page 76: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

61

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Pemeriksaan Arkus Pedis

Page 77: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

62

Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai

Page 78: PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI ANTARA … · yang paling penting dan mempengaruhi struktur muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki adalah arkus pedis atau lengkung kaki. Beberapa

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Andi Istimrar Ridjal

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 18 Juni 1994

Alamat : Jl. Toddopuli VI Komp. Puri Taman

Sari Blok A2/3 Makassar

No Telp : 085242091963

Email : [email protected]

Jurusan : Fisioterapi

Fakultas : Kedokteran

Nama Ayah : Dr. Andi Asad Ridjal Nur, S.E, M.Si

Nama Ibu : Andi Nurhaedah Amin

Riwayat Pendidikan :

1. (1999-2000) TK Tutwuri Handayani Makassar

2. (2000-2006) SD Unggulan Puri Taman Sari Makassar

3. (2006-2009) SMPN 8 Makassar

4. (2009-2012) SMAN 17 Makassar

5. (2012-2016) Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran UNHAS

Riwayat Organisasi :

1. (2014-2015) Anggota Divisi Advokasi dan Aspirasi Maperwa Himafisio

FK-UH

2. (2014) Bendahara Umum UKM Renang UNHAS

3. (2015) Anggota Divisi Hubungan Masyarakat UKM Renang UNHAS