PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI...

68
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI MATERI ELASTISITAS DENGAN SCIENTIFIC APPROACH (Skripsi) Oleh: JIVI ANGGESTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI...

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANFISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN

DEMONSTRASI MATERI ELASTISITAS DENGANSCIENTIFIC APPROACH

(Skripsi)

Oleh:

JIVI ANGGESTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANFISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN

DEMONSTRASI MATERI ELASTISITAS DENGANSCIENTIFIC APPROACH

Oleh

Jivi Anggesta

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran fisika belum berjalan

baik dan kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang

diterapkan di sekolah masih berjalan secara monoton, hanya dilakukan

perpindahan ilmu pengetahuan dari guru ke siswa saja. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar aspek kognitif siswa pada

pembelajaran fisika menggunakan scientific approach dengan metode eksperimen

dan demonstrasi. Proses scientific approach meliputi: Mengamati, Menanya,

Mengumpulkan informasi/ eksperimen dan Mengkomunikasikan. Hasil belajar

siswa dapat ditingkatkan dan lebih baik menggunakan pembelajaran scientific

approach dengan metode eksperimen dan demonstrasi. Hasil belajar diukur dari

nilai N-gain hasil evaluasi pretest dan posttest,

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk Pre-Eksperimental

Design dengan tipe One-Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis data hasil

Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

Jivi Anggestabelajar menggunakan skor N-gain dan pengujian hipotesis menggunakan uji

Independent Sample T Test,

Berdasarkan rerata N-gain hasil belajar siswa pada kedua kelas eksperimen

tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rerata N-gain pada kelas

eksperimen sebesar 0,72 (kategori tinggi) dengan rincian: 23 siswa (77%)

memperoleh kategori tinggi dan 7 siswa (23%) memperoleh kategori sedang. Ada-

pun kenaikan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 63%. Sedangkan pada

kelas demonstrasi, diketahui rerata N-gain sebesar 0,59 (kategori sedang) dengan

rincian: 6 siswa (20%) memperoleh kategori tinggi, 22 siswa (73%) memperoleh

kategori sedang dan 2 siswa (7%) memperoleh kategori rendah. Adapun kenaikan

skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 40%.

Kata kunci: scientific approach, eksperimen, demonstrasi, hasil belajar

Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARANFISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN

DEMONSTRASI MATERI ELASTISITAS DENGANSCIENTIFIC APPROACH

OlehJivi Anggesta

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus
Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus
Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus
Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gisting, Tanggamus pada tanggal 3 September 1992.

Penulis adalah putra dari pasangan Bapak Sumarji dan Ibu Sriwiji. Penulis

memiliki dua orang adik bernama Yogi Angga Prasetya dan Dita Shanda

Putri

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1998 di Sekolah Dasar Negeri 1

Dadapan, Tanggamus. Kemudian melanjutkan pendidikan pada tahun 2004

di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus dan lulus

pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Sumberejo dan lulus tahun 2010. Selanjutnya

pada tahun 2011 penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program

studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan

Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP).

Pada tahun 2014, penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Sumberejo, Kecamatan

Sumberejo Kabupaten Tanggamus dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan

rahmat-Nya dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad shalallahu‘alaihi wasallam. Dengan kerendahan hati, penulis

mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti kasih tulus dan

mendalam kepada :

1. Orang tuaku tercinta, Ibu Sriwiji dan Bapak Sumarji yang telah sepenuh

hati membesarkan, mendidik, mendo’akan, serta mendukung segala

bentuk perjuangan anaknya. Semoga Allah senantiasa menguatkan

langkahku untuk selalu membahagiakan dan membanggakan kalian.

2. Adikku tersayang, Yogi Angga Prasetya dan Dita Shanda Putri yang

telah memberikan doa dan semangatnya untuk segala perjuanganku.

3. Kakaku Mas Sunyamin yang sudah memberika semuanya dan

mensupport penuh perjuanganku.

4. Neneku tercinta beserta seluruh keluarga besarku tersayang yang

senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan motivasi terbaiknya.

5. Para pendidik yang senantiasa memberikan didikan dan bimbingan

terbaik kepadaku dengan tulus dan ikhlas.

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

xi

6. Sahabat seperjuanganku di kampus Andika Prasetya, Ibnu Arifin,

M.Faruq Husein,angkatan 2011 serta adik tingkat. Terima kasih atas

perjalanan kuliah selama ini.

7. Teman KKN sekaligus PPL ku di Simpang Kanan, Kecamatan

Sumberejo, Azhar, Slamet, dkk. Terima kasih untuk segenap cerita dan

perjuangan bersama.

8. Adik-adikku saat KKN sekaligus PPL di SMA N 1 Sumberejo. Terima

kasih telah membuat hari-hari selama di sana sangat menyenangkan dan

mendapatkan berbagai pengalaman.

9. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

MOTTO

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dansesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),

kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang palingsempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala

sesuatu)”.(QS. An Najm : 39-42)

“Aku bertanya kepada Rasulullah saw., ‘Ya Rasulullah, siapakah orang yangpaling berat ujian dan cobaannya?’ Nabi saw. menjawab, ‘Para nabi,kemudian yang menyerupai mereka, dan yang menyerupai mereka.

Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah), diadiuji sesuai dengan itu (ringan); dan bila imannya kokoh, dia diuji sesuai itu

(keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumibersih dari dosa-dosa”

(HR Bukhari)

“Optimis, Kerja Keras, Tawakal dan Ridho Orang Tua adalah kuncikesuksesan Hidup”

(Jivi Anggesta)

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan

rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di

FKIP Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Drs. I Wayan Distrik, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika.

4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc, selaku Pembimbing

Akademik sekaligus Pembimbing I, atas kesabarannya dalam

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama

proses menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Pembimbing II atas

kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi

kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

Page 13: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

6. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan.,M.Pd., selaku Pembahas yang

banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan

membangun.

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang

telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas

Lampung.

8. Almamater tercinta Universitas Lampung.

9. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2011 kelas A.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2011 kelas B.

11. Kepada semua pihak yang telah membantu perjuangan

terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis mendapat pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini

bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, 26 Juli 2018Penulis,

Jivi Anggesta

Page 14: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

A. Metode Mengajar .......................................................................... 7

B. Metode Eksperimen ...................................................................... 8

C. Metode Demonstrasi ..................................................................... 10

D. Elastisitas & Hukum Hooke ......................................................... 12

E. Scientific Approach ...................................................................... 24

F. Kerangka Berfikir ........................................................................ 30

G. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 31

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 33

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian ................................................................. 33

2. Sampel Penelitian ................................................................... 33

B. Desain dan Metode Penelitian

1. Desain Peneltian ..................................................................... 33

2. Metode Penelitian .................................................................. 34

C. Variabel Penelitian ....................................................................... 35

D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 36

E. Analisis Instrumen ........................................................................ 36

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................. 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 45

Page 15: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

A. HASIL PENELITIAN

1. Tahapan Pelaksanaan ............................................................ 45

a. Kelas Eksperimen ........................................................... 45

b. Kelas Demonstrasi .......................................................... 46

2. Hasil Uji Coba Penelitian ..................................................... 48

a. Uji Validitas dan reliabilitas .......................................... 48

3. Data Kuantitatif ..................................................................... 50

a. Data Hasil Belajar Siswa ................................................ 50

B. PEMBAHASAN

Hasil Belajar Siswa (Aspek Kognitif) .......................................... 53

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 60

A. Kesimpulan ................................................................................... 60

B. Implikasi ....................................................................................... 61

C. Saran ............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tegangan ........................................................................................ 14

2. Skema Pertambahan Panjang pada Pegas ..................................... 16

3. Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas ...... 18

4. Grafik F terhadap x ....................................................................... 20

5. Susunan Seri Pegas ....................................................................... 21

6. Susunan Paralel Pegas ............................................................................. 22

7. Susunan Pegas Gabungan Seri dan Paralel ............................................. 23

8. Bagan Kerangka berpikir .............................................................. 30

9. Desain eksperimen One-GroupPretest-Posttest Design ................ 34

10. Alur Penelitian ............................................................................... 35

11. Grafik persentase rata – rata hasil belajar per kelas ....................... 54

Page 17: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterkaitan Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar ........ 26

2. Skor penilaian uji ahli ............................................................................ 37

3. Konversi skor penilaian menjadi pernyataan .................................. 37

4. Nilai Koefisien Alpha...................................................................... 38

5. Pengkategorian Hasil Belajar .......................................................... 40

6. Klasifikasi Interpretasi N-Gain ...................................................... 41

7. Hasil Uji Validitas soal ................................................................... 48

8. Hasil Uji Reliabilitas soal ............................................................... 49

9. Perolehan Skor Hasil Belajar .......................................................... 50

10. Uji Normalitas Rata – rata N-gain .................................................. 51

11. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa ....................................... 52

Page 18: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ............................................................................................. 67

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ...................................... 70

3. LKS .......................................................................................................... 78

4. Kisi – kisi soal Pretest & Posttest.................................................... 84

5. Soal Pretest & Posttest ................................................................... 90

6. Rubrik Penilaian Hasil Belajar ...................................................... 94

7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa metode ekseprimen dengan

scientific approach .......................................................................... 98

8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa metode demonstrasi dengan

scientific approach .......................................................................... 99

9. Hasil Uji Validitas soal ................................................................... 100

10. Hasil Uji Reliabilitas soal ............................................................... 102

11. Hasil Uji Normalitas Rata – rata N – gain ..................................... 103

12. Hasil Uji Independent Sample T Test pada Hasil Belajar Siswa .... 104

Page 19: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

1

I. PENDAHULUAN

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.

Kegiatan belajar tersebut juga dapat dilakukan di luar sekolah seperti di

rumah, perpustakaan, lingkungan sekitar, dan sebagainya. Belajar sebagai

proses perubahan perilaku melalui latihan atau pengalaman. Orientasi

pendidikan selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada penguasaan

materi saja, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa.

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran fisika sudah

berjalan baik namun kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh proses

pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih berjalan secara menoton,

hanya dilakukan perpindahan ilmu pengetahuan dari guru ke siswa saja. Pada

umumnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan

menggunakan metode ceramah. Untuk mengetahui keberhasilan belajar

siswa hanya dilihat dari hasil tes saja, tanpa memperhatikan proses dan sarana

belajar.

A. Latar Belakang

Page 20: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

2

Proses belajar mengajar adalah proses interaksi antar guru, siswa, dan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih

baik. Prinsip utama proses belajar mengajar adalah adanya proses keterlibatan

seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan nonfisik) dan

kebermaknaan bagi dirinya. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk bisa

membawa siswanya ke dalam pembelajaran yang aktif, inovatif, dan

menyenangkan, sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan dapat

menjangkau semua sudut kelas. Bukan merupakan pembelajaran

konvensional yang selama ini berpusat pada guru, akan terkesan merugikan

siswa, terutama siswa yang berkemampuan rendah siswa terlihat cenderung

jenuh dalam pembelajaran.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika untuk

membantu siswa dalam proses pembelajaran adalah scientific approach.

Proses pembelajaran ini menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Scientific approach merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode

ilmiah.

Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Lima pengalaman

belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran,

metode, teknik, maupun taktik yang digunakan. Scientific approach ini dapat

diterapkan untuk semua mata pelajaran dan sangat baik untuk

mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Dari hal tersebut diharapkan

Page 21: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

3

kemampuan siswa dalam proses ilmiah dapat muncul dan digunakan dengan

lebih baik.

Fasilitas yang dimiliki sekolah sangat berpengaruh dalam proses

pembelajaran dan penggunaan scientific approach. SMAN 1 Sumberejo

Tanggamus memiliki laboratorium IPA dengan jumlah alat praktikum yang

memadai sehingga memungkinkan dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan scientific approach. Pembelajaran dengan menggunakan scientific

approach memudahkan siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan

petunjuk dari guru, sehingga siswa dapat menguasai konsep-konsep suatu

materi dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar, digunakan juga metode yang menunjang untuk mendapatkan hasil

yang diinginkankan secara optimal. Model pembelajaran fisika yang

dilaksanakan di SMAN 1 Sumberejo kurang dalam menarik minat siswa

karena siswa hanya melihat dan mendengarkan penjelasan guru sehingga

siswa lebih cepat merasa bosan. Sedangkan pembelajaran scientific dengan

metode eksperimen dan demonstrasi dapat menarik minat siswa karena siswa

melakukan percobaan dan mengamati peragaan guru sehingga siswa

mengalami serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Pembelajaran

dengan metode eksperimen dan demonstrasi memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan mencari kesimpulan

dari proses yang dialaminya. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, maka

telah dilakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Page 22: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

4

Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen dan

Demonstrasi Materi Elastisitas dengan Scientific Approach”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Adakah perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika

menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dengan scientific

approach?

2. Hasil belajar manakah yang lebih tinggi antara pembelajaran fisika

menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dengan scientific

approach?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika

menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dengan scientific

approach

2. Untuk mengetahui hasil belajar yang lebih tinggi antara pembelajaran

fisika menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dengan scientific

approach.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

Page 23: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

5

khususnya dalam bidang ilmu pendidikan serta lebih mambantu

memahami teori-teori tentang penggunaan metode pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang metode

pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran

agar dapat berjalan lebih efektif.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat

untuk menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran khususnya

metode eksperimen dan demonstrasi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah dalam menjawab semua pertanyaan penelitian, maka

permasalahan penelitian ini dibatasi beberapa hal diantaranya :

1. Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran

tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan.

Page 24: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

6

2. Metode pembelajaran yang diterapkan yaitu metode eksperimen dan

demonstrasi.

3. Scientific approach merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

4. Subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI Jurusan IPA SMAN 1

Sumberejo Tahun Ajaran 2018/2019.

5. Materi pokok pada penelitian ini adalah Elastisitas dan Hukum Hooke.

Page 25: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Mengajar

Seorang guru dituntut memiliki siasat atau strategi dalam melaksanakan tugas

mengajarnya. Strategi dalam proses belajar mengajar dimaksudkan untuk

mensiasati siswa agar terlibat aktif belajar. Dalam melakukan pendekatan

dengan siswa, seorang guru tidak bisa mengabaikan peranan metode

mengajar. Hal ini perlu dipahami karena metode mengajar merupakan suatu

cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Surakhmad (1990: 96) yang menyatakan metode adalah cara

yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan

Roestiyah (2001: 1) berpendapat bahwa metode mengajar adalah teknik

penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat

ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Dengan

demikian metode mengajar adalah suatu cara dan alat yang dipergunakan

guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran yang

diharapkan.

Jenis metode mengajar ada bermacam-macam, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Margono (2005: 24) bahwa berbagai metode yang dapat

digunakan dalam pembelajaran fisika antara lain metode ceramah, diskusi,

Page 26: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

8

demonstrasi, eksperimen, penemuan atau discovery, inkuiri, dan karya wisata.

Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tugas guru

adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses

belajar mengajar yang efisien dan efektif.

B. Metode Eksperimen

Banyak metode yang digunakan pada pembelajaran salah satunya metode

eksperimen, menurut Djamarah dan Zain (2006: 136) metode eksperimen

adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan

mengalami serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam

pembelajaran dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati

suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri

mengenai suatu objek, keadaan atau proses tertentu sehingga dengan demikian

siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran dan mencari

kesimpulan atau proses yang dialaminya.

Berdasarkan pemyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen

adalah suatu proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa dalam

melakukan kegiatan menggunakan bantuan alat pembelajaran yang berfungsi

untuk membantu siswa mengetahui perlakuan proses terhadap konsep atau

materi tertentu. Adapun tujuan dari metode eksperimen menurut Sumantri dan

Permana dalam Serumpunilmu21 (2010: 1) adalah

1. Agar siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau

data yang diperoleh

2. Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan

melaporkan percobaan.

Page 27: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

9

3. Melatih siswa menggunakan logika berpikir induktif untuk

menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul

melalui percobaan

Selain memiliki tujuan, metode eksperimen juga memiliki target yang harus

Dicapai. Menurut Hurrahman (2011: 1) target dari metode eksperimen adalah

supaya siswa dapat membuktikan kebenaran dari teori-teori konsep yang

berlaku dan supaya siswa mendapat kepuasan dari hasil belajarnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen

adalah sebagai berikut

1. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.

2. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.

3. Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan

pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen

yang akan dilakukan.

4. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan

percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan

dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.

5. Setiap individu atau kelompok dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara

tertulis.

Metode eksperimen banyak memiliki kelebihan yaitu siswa dituntut aktif untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hal ini didukung oleh pendapat

Roestiyah dalam Djamarah dan Zain (2006: 137) sebagai berikut

1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam

2. menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu

yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang,

sebelum ia membuktikan kebenarannya.

3. Mereka lebih aktifberpikir dan berbuat; hal mana itu sangat dikehendaki

oleh kegiatan mengajar belajar yang modem, dimana siswa lebih banyak

aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.

4. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh

ilmu pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis serta

keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.

5. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran sesuatu teori,

sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-

peristiwa yang tidak masuk akal.

Page 28: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

10

Selain itu, terdapat beberapa penelitian yang mendukung pernyataan bahwa

metode eksperimen memiliki kelebihan dalam hasil belajar ataupun proses

belajar. Hasil penelitian Suliman, dkk (2017) menyatakan metode eksperimen

dan demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran fisika, sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru

melainkan pada siswa. Kemal (2013), menyatakan bahwa metode eksperimen

dan demonstrasi memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Parmono dkk (2013) menyatakan ada pengaruh penggunaan metode

eksperimen dan demontrasi terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan

keterampilan proses siswa.

Melihat kelebihan metode eksperimen menurut pendapat di atas, penerapan

metode eksperimen yang baik akan menunjang tercapainya tujuan pengajaran

pelajaran fisika. Namun, pembelajaran fisika dengan metode eksperimen ini

harus didukung dengan guru yang benar-benar mengerti metode ini sehingga

penangkapan siswa tentang pembelajaran akan maksimal.

C. Metode Demonstrasi

Metode lain yang dapat dipakai dalam pembelajaran adalah metode

demonstrasi. Metode demonstrasi ini diharapkan mampu meningkatkan

pemahaman siswa karena pembelajarannya dengan memperlihatkan proses

atau kondisi yang terjadi secara langsung. Djamarah dan Zain (2006: 102)

menyatakan bahwa

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,

atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenamya ataupun tiruan, yang

sering disertai dengan penjelasan lisan.

Page 29: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

11

Yulianti (2015) menyatakan bahwa penerapan metode demonstrasi pada

pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA.

Sulistyaningsih dkk (2017) Penerapan metode diskusi dan demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Setyaningsih dkk (2015) Rerata prestasi belajar kognitif siswa yang diberi

pembelajaran GDL dengan metode demonstrasi lebih baik daripada rerata

siswa yang diberi pembelajaran GDL dengan metode diskusi.

Dengan metode demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan

lebih baik dan sempurna karena siswa dapat mengamati dan memperhatikan

apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Pada metode

demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses atau kejadian kepada siswa atau

memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada siswa. Adapun tujuan penggunaan

metode demonstrasi ini adalah

1. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang hams dimiliki peserta

didik atau dikuasai siswa;

2. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa;

3. Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan

para siswa secara bersama-sama.

Beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebelum dan pada waktu

mengadakan demonstrai menurut Soekamo dalam Serumpunilmu21 (2010: 1)

adalah

1. Demonstrasi itu harus dicoba terlebih dahulu sebelum dilakukan di depan

kelas.

2. Tujuan demonstrasi ditentukan terlebih dahulu oleh guru.

3. Usahakan agar demonstrasi dapat dilihat oleh siswa.

4. Alat-alat yang digunakan sebaiknya sederhana.

5. Demonstrasi dilaksanakan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.

Pada metode demonstrasi guru menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran,

Page 30: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

12

sehingga guru diharapkan dapat menjaga dan mengkondisikan kelas agar siswa

dapat mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. Adapun langkah - langkah

pada metode demonstrasi ini menurut Hurrahman dalam Serumpunilmu21

(2010: 1) adalah

1. Perencanaan: berupa perumusan tujuan, langkah-langkah pembelajaran,

waktu pelaksanaan, dan menetapkan rencana penilaian

2. Pelaksaannya: memeriksa kembali perencanaan, melakukan demonstrasi

yang menarik perhatian siswa, mengingat pokok materi yang sedang di

demonstrasikan, memperhatikan keadaan siswa,memeberi kesempatan

siswa untuk aktif, dan menghindari ketegangan.

Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, menurut Djamarah

dan Zain (2006: 102) Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut

1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,

sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau

kalimat).

2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3. Proses pengajaran lebih menarik siswa dirangsang untuk aktif mengamati,

menyesuaikan antara teori dengan kenyataan

Melihat kelebihan metode demonstrasi di atas, maka metode demonstrasi yang

berhasil akan mendorong tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Metode demonstrasi juga memiliki kekurangan, antara lain

1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif

fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik.

2. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di

samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa

mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

D. Elastisitas dan Hukum Hooke

1. Elastisitas

Bila sebuah pegas diberi gaya tarik, maka pegas tersebut akan mengalami

perubahan bentuk, yaitu bertambah panjang. Ketika tarikan pada pegas

Page 31: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

13

dilepaskan, pegas akan kembali ke bentuk semula. Hal ini merupakan

salah satu fenomena elastisitas benda. Pengertian elastisitas menurut

Kanginan (2013: 226) adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke

bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu

dihilangkan (dibebaskan).

Kanginan (2013: 226) juga mengatakan bahwa elastisitas adalah suatu

benda yang diberi gaya akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran,

namun setelah gaya dilepaskan, maka benda tersebut akan kembali ke

keadaan semula. Contoh benda elastis adalah karet gelang, balon, panah,

dan lain-lain.

Beberapa benda seperti tanah liat, adonan kue, dan plastisin (lilin mainan)

tidak segera kembali ke bentuk semula setelah gaya luar dibebaskan.

Benda- benda seperti itu disebut benda benda plastis. Pemberian gaya

tekan (pemampatan) dan gaya tarik (penarikan) bisa mengubah bentuk

suatu benda tegar. Jika sebuah benda tegar diubah bentuknya

(dideformasi) sedikit, benda segera kembali ke bentuk awalnya ketika

gaya tekan atau gaya tarik ditiadakan. Jika benda tegar diubah bentuknya

melalui batas elastisnya, benda tidak akan kembali ke bentuk awalnya

ketika gaya ditiadakan, melainkan akan berubah bentuk secara permanen.

Bahkan jika perubahan bentuknya jauh melebihi batas elastisnya, benda

akan patah.

Berdasarkan pendapat Kanginan (2013: 226), dapat disimpulkan bahwa

benda plastis akan mengalami perubahan bentuk jika diberi gaya dan akan

kembali ke bentuk semula jika gaya yang diberikan sedikit, namun benda

Page 32: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

14

plastis tidak akan kembali ke keadaan semula setelah gaya ditiadakan jika

gaya yang diberikan melebihi batas elastisnya.

Benda yang dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk.

Perubahan bentuk bergantung pada arah dan letak gaya-gaya tersebut

diberikan. Terdapat tiga jenis perubahan bentuk yaitu regangan,

mampatan,dan geseran.

a. Tegangan

Seutas kawat dengan luas penampang mengalami suatu gaya tarik pada

ujung-ujungnya. Akibat gaya tarik tersebut, kawat mengalami tegangan

tarik dengan persamaan:

atau ………………………1

Keterangan :

𝞂 = Tegangan ( N/m2)

F = Gaya ( N )

A = Luas Penampang ( m2 )

Gambar 1. Tegangan

Gambar 1. menunjukkan sebuah bidang yang luas penampangnya A ditarik

dengan gaya F pada kedua ujungnya, sehingga dapat dikatakan bahwa

batang berada dalam tegangan. Jadi, tegangan (stress) didefinisikan

sebagai perbandingan besar gaya F dan luas penampang A.

Page 33: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

15

b. Regangan

Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan

panjang ∆L dan panjang mula-mula L0, dengan persamaan:

Atau …………………….2

Keterangan :

= Pertambahan Panjang ( m )

Lo = Panjang Mula – Mula ( m )

c. Modulus Elastis

Perbandingan antara tegangan dengan regangan adalah konstan. Modulus

elastis hanya bergantung hanya pada jenis zat dan tidak pada ukuran dan

bentuknya.Konstanta ini disebut modulus elastisitas atau modulus Young

(Y), dengan persamaan:

Keterangan :

Y = Modulus Elastisitas (N/m2) ∆L= Perubahan panjang benda (m)

σ = Tegangan (N/m2)

Ɛ = Regangan

F = Gaya (N)

A = Luas penampang benda (m2)

L0 = Panjang awal benda (m)

Page 34: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

16

Gambar 4menunjukkan sebuah pegas yang ditarik dengan gaya sebesar F,

2. Hukum Hooke

Hukum Hooke merupakan hukum mengenai gaya dalam bidang ilmu

fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Suatu benda

yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk (volume dan

ukuran). Misalnya, suatu pegas akan bertambah panjang dari ukuran

semula apabila dikenai gaya sampai batas tertentu.Hal tersebut dapat

terjadi karena sifat elastisitas pada sebuah pegas.

Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan

berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar pula

pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas

akan kembali ke keadaan semula.

x

∆x

F

Gambar 2. Skema Pertambahan Panjang pada Pegas

sehingga pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang sebesar

(𝜟x). Semakin besar gaya yang diberikan F, maka semakin besar pula,

pertambahan panjang (𝜟x). Demikian pula sebaliknya

Page 35: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

17

Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan panjang

setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik

setiap pegas. Karakteristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas

(k). Hukum Hooke menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja

sebuah gaya (F), maka pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang

( ) yang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara

matematis, hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan

panjang pegas dapat dituliskan sebagai berikut.

F = k ∆x ……………………………………………………………….4

Keterangan :

F = gaya yang bekerja (N)

k = konstanta pegas (N/m)

∆x = pertambahan panjang pegas (m)

Dari persamaan 4 dapat diketahui bahwa “Jika gaya tarik tidak melampaui

batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus

(sebanding) dengan gaya tariknya”. Pernyataan tersebut dikemukakan

pertama kali oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan untuk

membangun kembali gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran

pada tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan di atas dikenal sebagai bunyi

hukum Hooke.

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa konstanta pegas

menunjukkan perbandingan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang

( 𝜟x ). Selama gaya tidak melampaui titik patah, maka besarnya gaya

sebanding dengan perubahan panjang pegas. Semakin besar gaya yang

Page 36: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

18

dilakukan untuk meregangkan pegas, maka semakin besar pula gaya yang

dikerahkan pegas. Semakin besar kita menekan pegas, semakin besar pula

gaya yang dilakukan oleh pegas.

Sifat pegas seperti yang dinyatakan oleh hukum Hooke tidak terbatas pada

pegas yang diregangkan. Pada pegas yang dimampatkan juga berlaku

hukum Hooke, selama pegas masih pada daerah elastisitas. Sifat pegas

seperti itu banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada

neraca pegas, bagian-bagian tertentu mesin, dan peredam kejut pada

kendaraan bermotor.

Grafik pada Gambar 5. menunjukkan besarnya gaya F yang sebanding

dengan pertambahan panjang x. Pada bagian ini, pegas dikatakan meregang

linier. Jika F diperbesar lagi, hingga melampaui titik A, garis tidak luruslagi.

Hal tersebut menandakan bahwa batas linieritasnyasudah terlampaui, tetapi

pegas masih bisa kembali ke bentuk semula.

titik putus

Gambar 3. Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas

Page 37: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

19

Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B, maka pegas

bertambah panjang dan tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya

dihilangkan. Hal ini disebut batas elastisitas atau kelentingan pegas. Jika

gaya terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka pegas akan putus. Jadi,

batas elastisitas mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan

melebihi batas elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi menahan gaya

sehingga tidak bisa kembali ke bentuk semula atau pegas akan putus.

Untuk menarik pegas dibutuhkan gaya F’ yang sama besar, tetapi

berlawanan arah dengan gaya F yang dilakukan oleh pegas pada kita.

Gaya yang dikenakan pada pegas menjadi F’ = kx dan usaha yang

dilakukan oleh gaya

ini untuk menarik pegas sehingga ujungnya berpindah dari X1 ke X2

adalah:

= = ……………..5

Jika diambil x1 = 0 dan x2, maka diperoleh:

=

Rumus di atas adalah usaha yang dilakukan untuk merentangkan pegas

sehingga ujungnya pindahdari posisi tak terentangkan ke posisi x. Usaha

untuk menekan pegassejauh x sama besar dengan usaha untuk menarik

pegas sejauh x, karena dalam persamaan 6, pergeseran x dikuadratkan,

apapun tanda x akan memberikan harga positif bagi W.

Integral ini dapat juga dipecahkan dengan menghitungluas diantara kurva

gaya pergeseran dan sumbu-x dari x = 0 sampai x = x. Dalam Gambar 2.5

daerah ini digambarkan dengan daerah yang diarsir, bentuknya segitiga

Page 38: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

20

dengan alas x dan tinggi k ∆x, sehingga luasnya sesuai dengan persamaan

6, yaitu:

…………………....................................7

F

FA

F = k ∆x

0 xA Alas = ∆x

Gambar 4. Grafik F terhadap x

Seluruh usaha (W) yang dilakukan oleh gaya F tersimpan menjadi energi

potensial elastisitas pegas karena tidak terjadi perubahan energi kinetik

pegas. Oleh karena itu, sebuah pegas yang memiliki konstanta pegas k dan

terentang sejauh ∆x dari keadaan setimbangnya, memiliki energi potensial

sebesar Ep.

= …………………………………………7

3. Susunan Pegas

Pegas memiliki beberapa macam susunan, diantaranya yaitu:

1. Susunan Seri

Hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan seri yaitu:

Page 39: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

21

a. Gaya yang menarik pegas pengganti sama besar

(F1=F2=F)

b. Pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan jumlah

pertambahan panjang masing-masing pegas (x=x1+x2).

c. Tetapan pegasnya

…………………………………10

Dimana adalah konstanta pegas pengganti susunan seri. Susunan pegas

seri dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 5. Susunan Seri Pegas

2. Susunan Paralel

Hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan pegas paralel

adalah:

a. Gaya yang menarik pegas penganti sama dengan jumlah gaya yang

menarik masing-masing pegas (F =F1+F2).

b. Pertambahan panjang pegas (x=x1=x2).

c. Tetapan penggantinya

Page 40: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

22

Kp = k1 + k2 +k3 +...+kn........................................................11

dimana Kp adalah konstanta pegas pengganti susunan paralel. Susunan

pegas paralel dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 6. Susunan Paralel Pegas

3. Susunan Seri dan Paralel

Hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan

pegas gabungan seri dan paralel adalah:

a. Gaya pengganti (F) adalah F1+F2=F3.

b. Pertambahan panjang pegas (x)

(x=x1)

(x=x1+x2) atau (x=x2+x3)

c. Tetapan peggantinya (ktot)

………………………………………………12

Susunan pegas pengganti seri paralel dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 41: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

23

Gambar 7. Susunan Pegas Gabungan Seri dan Paralel

4. Penerapan Sifat Elastis Bahan

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan elastisitas dalam kehidupan

sehari hari:

a. Alat Ukur Gaya Tarik Kereta Api

Alat ini dilengkapi dengan sejumlah pegas yang disusun sejajar. Pegas-

pegas ini dihubungkan ke gerbong kereta api saat kereta akan bergerak.

Hal ini dilakukan untuk mengukur gaya tarik kereta api sesaat sebelum

meninggalkan stasiun.

b. Peredam Getaran atau Goncangan pada Mobil

Penyangga badan mobil selalu dilengkapi pegas yang kuat sehingga

goncangan yang terjadi pada saat mobil melewati jalan yang tidak

ratadapat diredam. Dengan demikian, keseimbangan mobil dapat

dikendalikan.

c. Peranan Sifat Elastis dalam Rancang Bangun,

Untuk menentukan jenis logam yang digunakan dalam membangun

sebuah jembatan, pesawat, rumah, dan sebagainya, maka modulus

Page 42: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

24

Young, tetapan pegas, dan sifat elastisitas logam secara umum harus

diperhitungkan.

d. Peranan Sifat Elastis dalam Olahraga

Di bidang olahraga, sifat elastis bahan diterapkan, antara lain pada

papan loncatan pada cabang olahraga loncat indah dan tali busur pada

olahraga panahan. Karena adanya papan yang memberikangaya Hooke

pada atlet, maka atlet dapat meloncat lebih tinggi daripada tanpa

papan,sedangkan tali busur memberikan gaya pegas pada busur dan

anak panah.

E. Scientific Approach

Scientific Approach merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan

pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah

Atsnan & Rahmiati, (2014:3). Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

kurikulum 2013 adalah untuk penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan

(tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi, yaitu dikenal

dengan scientific approach. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Scientific approach merupakan

pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun

pengetahuan melalui metode ilmiah.

Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Lima pengalaman

belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran,

metode, teknik, maupun taktik yang digunakan. Scientific approach ini dapat

Page 43: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

25

diterapkan untuk semua mata pelajaran dan sangat baik untuk mengembangkan

kemampuan berpikir siswa.

Proses pembelajaran menurut Kemendikbud (2013: 35) terdiri atas lima

pengalaman belajar pokok yaitu:

1. mengamati,

2. menanya,

3. mengumpulkan informasi,

4. mengasosiasi, dan

5. mengkomunikasikan.

Proses Scientific approach menurut Sani (2014: 53) mengungkapkan bahwa:

Dapat dikembangkan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam

proses pembelajaran antara lain: 1) mengamati; 2) menanya; 3)

mencoba/mengumpulkan informasi; 4) menalar/asosiasi; 5) membentuk

jejaring (melakukan komunikasi).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murjan (2014) diketahui

bahwa scientific approach merupakan pendekatan yang dapat meningkatkan

hasil belajar dan keterampilan proses. Purnama dkk (2015) menyatakan

terdapat perbedaan signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa diajar

melalui scientific approach dengan siswa yang diajar tanpa scientific approach.

Jaya dkk (2014) menyatakan seiring dengan melakukan kegiatan pembelajaran

menggunakan scientific approach dan eksperimen membuat keterampilan

proses sains (KPS) siswa makin berkembang. Suliman, dkk (2017) Pendekatan

saintifik pada pembelajaran fisika dengan metode eksperimen dan demonstrasi,

dapat diterapkan pada siswa yang mempunyai kemampuan berpikir abstrak

tinggi dan rendah. Pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika dengan

metode eksperimen dan demonstrasi, dapat diterapkan pada siswa yang

mempunyai kemampuan analisis tinggi dan rendah.

Page 44: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

26

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran

melalui scientific approach terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan

data, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Dalam aktivitas belajar dengan

menggunakan scientific approach tidak harus dilakukan dengan prosedur yang

kaku. Proses pembelajaran melalui scientific approach dapat meningkatkan

hasil belajar dan keterampilan proses. Oleh karena itu, untuk membantu siswa

memenuhi keterampilan proses dalam bidang sains, perlu dicobakan suatu

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan mereka dapat memahami

materi dalam pelajaran fisika dengan baik

Proses pembelajaran yang berlangsung dapat disesuaikan dengan pengetahuan

yang akan dipelajari. Sani (2014: 54) menjelaskan proses pembelajaran dengan

scientific approach pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan

Maknanya.

Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi Yang

Dikembangkan

Mengamati Membaca, mendengar,

menyimak, melihat (tanpa

atau dengan alat)

Melatih kesungguhan,

ketelitian, mencari

informasi.

Menanya Mengajukan pertanyaan

tentang informasi yang

tidak dipahami dari apa

yang diamati atau

pertanyaan untuk

mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang

diamati (dimulai dari

pertanyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang

bersifat hipotetik).

Mengembangkan

kreativitas, rasa ingin

tahu, kemampuan

merumuskan

pertanyaan untuk

membentuk pikiran

kritis yang perlu untuk

hidup cerdas dan

belajar sepanjang

hayat.

Page 45: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

27

Mengumpulkan

informasi/ eksperimen

melakukan eksperimen

membaca sumber lain

selain buku teks

mengamati objek/

kejadian/aktivitas

wawancara dengan

narasumber.

Mengembangkan

sikap teliti,

jujur,sopan,

menghargai pendapat

orang lain,

berkomunikasi,

menerapkan

kemampuan

mengumpulkan

informasi melalui

berbagai cara yang

dipelajari,

mengembangkan

kebiasaan belajar dan

belajar sepanjang

hayat.

Mengasosiasikan/

mengolah informasi

Mengolah informasi yang

sudah dikumpulkan baik

terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperime

n maupun hasil dari

kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan

informasi.

Pengolahan informasi

yang dikumpulkan dari

yang bersifat menambah

keluasan dan kedalaman

sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat

mencari solusi dari

berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang

berbeda sampai kepada

yang bertentangan.

Mengembangkan

sikap jujur, teliti,

disiplin, taat aturan,

kerja keras,

kemampuan

menerapkan prosedur

dan kemampuan

berpikir induktif serta

deduktif dalam

menyimpulkan.

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau

media lainnya.

Mengembangkan

sikap jujur, teliti,

toleransi, kemampuan

berpikir sistematis,

mengungkapkan

pendapat dengan

singkat dan jelas, dan

mengembangkan

kemampuan berbahasa

yang baik dan benar.

Page 46: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

28

Dalam pelaksanaanya, kelima proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengamati

Dalam melakukan pengamatan siswa harus melibatkan panca indera.

Tujuan dari mengamati yaitu untuk memperoleh informasi secara nyata.

Pada proses mengamati, tidak terlepas dari keterampilan lainnya, antara

lain melakukan pengelompokan atau membandingkan. Suatu pengamatan

yang cermat sangat dibutuhkan siswa untuk menganalisis permasalahan

atau fenomena yang berkaitan dengan apa yang diamati.

2. Menanya

Pada proses pembelajaran, siswa dilatih untuk membuat pertanyaan

berkenaan dengan topik yang akan dipelajari. Kegiatan tersebut bertujuan

untuk meningkatkan keingintahuan siswa dan mengembangkan

kemampuan siswa. Guru berperan sebagai motivator supaya siswa

menyampaikan pertanyaan yang terkait dengan apa yang dipelajari.

3. Mencoba/Memperoleh Informasi

Untuk memperoleh informasi berkaitan dengan apa yang dipelajari, siswa

mengumpulkan berbagai informasi dari sumber-sumber yang ada seperti

buku teks, internet, dan lain-lain. Untuk membantu siswa dalam

melakukan percobaan, guru perlu memberikan beberapa pertanyaan yang

dapat digunakan untuk membangun konsep siswa dan menyediakan LKS

sebagai penuntun siswa dalam mencoba.

Page 47: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

29

4. Menalar/Asosiasi

Menalar merupakan aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi.

Sedangkan inferensi merupakan kegiatan menarik kesimpulan berdasarkan

pendapat (premis). Data, fakta, atau informasi yang terkait fenomena yang

ada. Upaya guru dalam melatih siswa untuk melakukan kegiatan menalar

dapat dilakukan dengan meminta siswa untuk menganalisis data yang telah

diperoleh dari hasil mencoba sehingga siswa dapat menentukan hubungan

antar variable yang ada, menguju hipotesis, menjelaskan mengenai data

percobaan berdasarkan teori yang ada serta dapat menarik kesimpulan.

5. Membentuk Jaringan/Komunikasi

Kemampuan berkomunikasi sangat perlu untuk dimiliki siswa supaya

siswa dapat menyampaikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

kepada teman lainnya. Kemampuan berkomunikasi sama pentingnya

dengan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.

Page 48: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

30

F. Kerangka Berfikir

Gambar 8. Bagan Kerangka berpikir

Secara umum pembelajaran fisika di SMA

a. Kurang memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam

mengembangkan konsep sehingga konsep siswa relative lemah

b. Siswa relative kurang tertarik belajar fisika sehingga proses

pembelajran cenderung pasif

Hasil belajar siswa pada pembelajaran

fisika rendah

( KKM )

Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

fisika, yang memberikan pengalaman langsung dan

mengaplikasikan siswa pada pembelajaran

Implementasi metode yang efektif

Eksperimen :

Siswa melakukan

eksperimen

Siswa mencatat

data

Siswa

menganalisis data

Siswa menarik

kesimpulan

a. Pembentukan konsep Fisika

pada siswa secara langsung

melalui kegiatan belajar

b. Siswa berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran

Hasil belajar siswa pada

pembelajaran fisika

Demonstrasi :

Siswa melihat

peragaan/eksperi

men dari guru

Siswa mencatat

data

Siswa

menganalisis data

Siswa menarik

kesimpulan

Page 49: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

31

Pada metode eksperimen dengan scientific approach, siswa dibimbing untuk

bereksperimen secara langsung sehingga dapat memacu siswa untuk aktif,

kritis, dan ilmiah dalam mengamati sebuah fenomena ilmu fisika. Proses

pembelajaran scientific dengan metode eksperimen ini dimulai dengan siswa

mengamati eksperimen, siswa mencatat data hasil eksperimen, siswa

menganalisis data, dan siswa menarik kesimpulan. Dengan proses ini

diharapkan hasil belajar aspek kognitif pada siswa akan tuntas dan meningkat.

Pada metode demonstrasi dengan scientific approach, siswa dikondisikan

untuk mengamati peragaan/eksperimen yang dilakukan oleh guru, sehingga

siswa mendapatkan informasi secara lebih lengkap dan kongkrit yang dibantu

oleh model yang dibagikan oelh guru kepada siswa. Proses pembelajaran

scientific dengan metode demonstrasi ini dimulai dengan siswa melihat

eksperimen/peragaan dari guru, siswa mencatat data hasil pengamatan,siswa

menganalisis data dan siswa membuat kesimpulan. Dengan proses ini

diharapkan pembelajaran siswa lebih menarik dan kemampuan kognitif siswa

akan meningkat.

G. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis penelitian yang diperoleh dari kajian teori dan kerangka pikir adalah

sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen lebih besar

dari hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi melalui scientific

approach.

Page 50: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

32

2. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan dengan

menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi melalui

scientific approach.

Page 51: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

33

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMAN 1 Sumberejo

Tanggamus pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 yang

terdiri atas 2 kelas.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

Random Sampling. Berdasarkan populasi yang terdiri dari XI kelas diambil

2 kelas sebagai sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas XI1 sebagai

kelompok demonstrasi dan kelas XI2 sebagai kelompok eksperimen.

B. Desain dan Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk Pre-

Eksperimental Design dengan tipe One-Group Pretest-Posttest Design.

Pada desain ini, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest

setelah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui

lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi

perlakuan. Desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.

Page 52: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

34

O1 X1 O2

O1 X2 O2

Gambar 9. Desain eksperimen One-Group Pretest-Posttest Design

Keterangan:

O1 : nilai pretest

O2 : nilai posttest

X1 : pembelajaran scientific metode eksperimen

X2 : pembelajaran scientific metode demonstrasi

(Sugiyono, 2010: 110-111)

2. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Di dalam

penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah

perlakuan (treatment) diberikan. Tes yang dilakukan sebelum perlakuan

disebut pretest dan sesudah treatmen disebut posttest.

Pada penelitian ini dikembangkan alur penelitian dengan langkah-langkah

penelitian seperti pada gambar 3.

Page 53: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

35

Gambar 10. Alur Penelitian

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan

veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran

scientific approach dengan metode eksperimen (X1) dan scientific approach

dengan metode demonstrasi (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil

belajar aspek kognitif (Y1).

Tahap sebelum penelitian

a. Perumusan masalahb. Membuat instrument penelitian dan perangkat

pembelajaranc. Uji coba instrumentd. Analisis dan revisi

Tahap Pelaksanaan

Pretest

Eksperimen denganscientific approach

Posttest

Kelompok Eksperimen 2

Tahap Setelah Penelitian

a. Analisis datab. Kesimpulan

Kelompok Eksperimen 1

Pretest

Demonstrasi denganscientific approach

Posttest

Page 54: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

36

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pada proses pembelajaran

dan soal pilihan ganda hasil belajar fisika siswa pada saat pretest dan posttest.

E. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih

dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas

1. Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya

sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes

tersebut dengan kriterium.

Menurut Jihad dkk (2013: 179) validitas isi dan konstruk, dilakukan untuk

menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang

ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang kita buat. Validitas ini dilakukan

dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi

atau ahli dalam bidang yang sedang diuji. Perangkat pembelajaran yang

akan divalidasi, yaitu silabus, RPP, dan instrumen lainnya.

Penilaian uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan angket.

Angket penilaian ini memiliki empat pilihan jawaban sesuai konten

pernyataan, yaitu “Sangat Sesuai”, “Sesuai ”, “Kurang Sesuai” dan “Tidak

Page 55: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

37

Sesuai”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang

mengartikan tingkat kesesuaian materi dan desain.

Tabel 2. Skor penilaian uji ahli

Uji Ahli SkorSangat Sesuai 4

Sesuai 3Cukup Sesuai 2

Tidak Sesuai 1

Instrumen yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban, sehingga skor

penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Keterangan:P : persentase kelayakanf : skor aspekn : skor maksimum aspek

Tabel 3. Konversi skor penilaian menjadi pernyataan nilai kualitas

Skor Kualitas25% - 43,75% tidak valid

43,76% - 62,50% kurang valid

62,51% - 81,25% valid

81,26% - 100% sangat valid

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada

Page 56: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

38

pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung

reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσ = jumlah varians skor tiap-tiap item

t2 = varians total

( Arikunto, 2008 : 109 )

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.

Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan

SPSS 21.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala

alpha cronbach’s 0 sampai 1.

Menurut Sayuti dikutip oleh Sujianto dalam Saputri (2010: 30), kuesioner

dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan

ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Koefisien Alpha

No Nilai Koefisien Alpha Keterangan

1 antara 0,81 sampai dengan

1,00

Sangat reliabel

2 antara 0,61 sampai dengan

0,80

Reliabel

Page 57: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

39

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel

yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan

skor setiap nomor soal

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

Data diambil dari hasil belajar fisika siswa yang berupa posttest. Untuk

menguji hipotesis yang diajukan maka hasil belajar yang diperoleh dianalisis

terlebih dahulu. Analisis hasil belajar dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 21. Proses analisis untuk data hasil belajar

siswa sebagai berikut:

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor

dari setiap soal

b. Persentase hasil belajar siswa dihitung dengan rumus:

% Hasil Belajar = x 100 %

Kategori hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5.

No Nilai Koefisien Alpha Keterangan

3 antara 0,41 sampai dengan

0,60

Cukup reliabel

4 antara 0,21 sampai dengan

0,40

Agak reliabel

5 antara 0,00 sampai dengan

0,20

Kurang reliabel

Page 58: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

40

Tabel 5. Pengkategorian Hasil Belajar

No. Rentang Keterangan

1 81 – 100 Sangat baik

2 61 – 80 Baik

3 41 – 60 Cukup

4 21 – 40 Kurang

5 <21 Sangat Kurang

(Marnasusanti (2007: 9)

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi

normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-

Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu

hipotesis pengujiannya yaitu:

H0 : data terdistribusi secara normal

H1 : data tidak terdistribusi secara normal

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka

distribusinya adalah tidak normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05 maka

distribusinya adalah normal.

Page 59: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

41

b. Uji N-Gain

Perhitungan N-Gain diperoleh dari skor pretest dan posttest masing –

masing kelas eksperimen dan kelas control. Peningkatan kompetensi yang

terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor

(N-Gain) dengan rumus Meltzer adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Spost = Skor Postest

Spre = Skor Pretest

Smaks= Skor Maksimum

Interpretasi N-Gain Menurut Hake disajikan pada tabel 6 berikut :

Tabel 6. Klasifikasi Interpretasi N-Gain

Besar Persentasi Interpretasig > 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedangg < 0,3 Rendah

c. Uji Hipotesis

Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian

menggunakan statistik parametrik tes.

1) Uji T untuk dua sampel bebas (Independent Sample T Test)

Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda

(bebas). Independent Sample T Test digunakan untuk mengetahui

Page 60: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

42

ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel

yang tidak berhubungan. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah

a) Hipotesis Pertama

- H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika

antara pembelajaran scientific dengan metode eksperimen

dan demonstrasi.

- H1 : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika antara

pembelajaran scientific dengan metode eksperimen dan

demonstrasi.

b) Hipotesis Kedua

- HO : Hasil belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran

scientific dengan metode demonstrasi sama dengan

menggunakan pembelajaran scientific metode eksperimen.

- H1 : Hasil belajar fisika siswa yang menggunakan

pembelajaran scientific dengan metode eksperimen lebih

tinggi dibandingkan metode demonstrasi.

Rumus perhitungan Independent sample t test adalah sebagai

berikut:

Dimana t adalah t hitung. Kemudian t tabel dicari pada

tabel distribusi t dengan α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)

Page 61: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

43

dengan derajat kebebasan (df) n-2. Setelah diperoleh

besar t hitung dan t tabel maka dilakukan pengujian

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Kriteria pengujian

(1) HO

diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤t tabel.

(2) HO

ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t

tabel

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

a) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05 maka HO diterima.

b) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

(Priyatno, 2010:32-41)

2) Uji Data Dua Sampel Tidak Berhubungan ( Independent )

Pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk menguji

data dari dua sampel yang tidak berhubungan menggunakan Uji lain.

a) Hipotesis Pertama

- HO

: Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika

antara pembelajaran scientific dengan metode eksperimen

dan demonstrasi.

Page 62: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

44

- H1

: Ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika antara

pembelajaran scientific dengan metode eksperimen dan

demonstrasi

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai

probabilitas.

(1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05 maka HO

diterima.

(2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO

ditolak.

b) Hipotesis Kedua

- HO : Hasil belajar fisika siswa yang menggunakan

pembelajaran scientific dengan metode demonstrasi sama

dengan menggunakan pembelajaran scientific metode

eksperimen.

- H1 : Hasil belajar fisika siswa yang menggunakan

pembelajaran scientific dengan metode eksperimen lebih

tinggi dibandingkan metode demonstrasi.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai

probabilitas.

(1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05 maka

HO diterima.

(2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka

HO ditolak.

Page 63: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

60

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan rata – rata hasil belajar siswa antara pembelajaran

fisika dengan scientific approach menggunakan metode eksperimen dan

demonstrasi. Rata – rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode

eksperimen dengan scientific approach sebesar 80,67. Sedangkan rata –

rata hasil belajar siswa yang mennggunakan metode demonstrasi dengan

scientific approach sebesar 72,00.

2. Pembelajaran dengan scientific approach dengan metode eksperimen lebih

efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran fisika, dibandingkan pembelajaran dengan scientific

approach menggunakan metode demonstrasi. Hal ini didukung oleh

perolehan skor N-gain rata-rata hasil belajar siswa pada kelas dengan

scientific approach dengan metode eksperimen sebesar 0,72 dan kelas

eksperimen dengan scientific approach dengan metode demonstrasi sebe-

sar 0,59 .

Page 64: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

61

Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran elastisitas & hukum hooke

melalui pembelajaran scientific approach dengan metode eksperimen dan

demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1

Sumberejo Tanggamus, terdapat beberapa implikasi hasil pembelajaran

yang dapat dijadikan referensi bagi para pendidik dalam melaksanakan

proses pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran scientific approach dengan metode demonstrasi dimana guru

memberikan bimbingan dan mendemonstrasikan saat pembelajaran, tidak

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada jenjang SMA secara lebih

efektif.

2. Hasil belajar siswa SMA dapat ditingkatkan secara lebih efektif melalui

pembelajaran scientific approach dengan metode eksperimen dimana

dalam pembelajarannya menuntut siswa lebih aktif dan ikut terlibat dalam

proses pembelajaran, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan

kemampuan siswa secara kognitif (hasil belajar),

C. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan

juga analisis terhadap hasil belajar siswa, maka penulis memberikan saran se-

bagai berikut:

B. Implikasi

Page 65: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

62

1. Pembelajaran scientific approach dengan metode eksperimen dapat

dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu

upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pada pelaksanaan pembelajaran scientific approach dengan metode

eksperimen sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru

hendaknya memperhatikan indikator-indikator yang harus dicapai pada

hasil belajar sehingga siswa dapat benar-benar aktif terlibat dalam proses

pembelajaran dengan baik.

3. Agar pembelajaran scientific approach dengan menggunakan metode

eksperimen dapat berjalan dengan baik, guru harus mempersiapkan diri

dan perlengkapan secara matang. Sehingga secara teknis seluruh proses

pembelajaran akan berlangsung dengan lancar dan baik.

4. Guru hendaknya benar-benar membimbing siswa untuk aktif pada seluruh

proses pembelajaran karena jika siswa aktif dalam seluruh proses

pembelajaran, maka pemahaman siswa terhadap materi akan bertambah

dan pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

5. Kondisi dan fasilitas sekolah harus bisa dimanfaatkan agar mampu

memberikan kontribusi yang positif bagi proses kegiatan belajar mengajar,

sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai dengan baik.

Page 66: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013.Jakarta : Bumi Akasara.(hal.81-95)

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. (298 halaman)

Atsnan dan Rahmita. 2014. Penerapan Pendekatan Scientific Dalam PembelajaranMatematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Jurnal ProsidingSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY2014.

Demircioglu, G. & Yadigaroglu, M. 2011. “The Effect of Laboratory Method onHigh School Students Understanding of the Reaction Rate”. WesternAnatolia Journal of Educational Sciences (WAJES), Dokuz EylulUniversity Institute, Izmir, Turkey.

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: BumiAksara.(252 halaman)

Hamalik, Oemar. 2005. "Interaksi Motivasi Belajar." Bandung : Sinar BaruAlgesindo.(hal 121-125)

Handhika, Jeffry. 2012. "Pembelajaran Fisika Melalui Inkuiri Terbimbing DenganMetode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau Dari Aktivitas DanPerhatian Mahasiswa." Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika (1).

Hurrahman, Fat. 2011. Artikel Pendidikan. Diakses 10 Juli 2018 dari ArtikelPendidikan.http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/

Jaya, Gede Wiratma., Patasik, Boas., Sembel, Eka K.R.N., Subagiyo, Lambang.,dan Yunus. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui MetodeEksperimen Pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas X Mia 3 Sma Negeri 1Tenggarong (Materi Suhu Dan Kalor). Jurnal UNEJ. 16 (2),22 – 29.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: MultiPresindo.(hal 85-92)

Page 67: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

Johari, Marjan. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik TerhadapHasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MAMu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa TenggaraBarat. E-Journal Pendidikan Ganesha. Vol.4.

Kemal,Yurumezoglu. (2013). The Effective Presentation Of Inquiry-BasedClassroom Experiments Using Teaching Strategies That Employ VideoAnd Demonstration Methods. Australasian Journal of EducationalTechnology. 29(3), 450-463.

Kemendikbud, R.I. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013. Jakarta : BumiAksara.(hal.55-57)

Latifah, Siti, Sugiharto dan Agung Nugroho Cs. 2014. Studi KomparasiPenggunaan Praktikum Dan Demonstrasi Pada Metode Problem SolvingTerhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Hidrolisis Garam Kelas XI IlmuAlam SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. JurnalPendidikan Kimia, , 3.3: 111-120.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. RinekaCipta.(hal.25-33)

Marnasusanti .2007. "Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 5Tegal Kelas XI IPA Dalam Sub Pokok Materi Pergeseran KesetimbanganKimia Melalui Metode Praktikum". Semarang. FMIPA Uneversitas NegeriSemarang.

Mudri, M. Walid. 2010. Kompetensi dan Peranan GuruDalam ProsesPembelajaran. Jurnal Filsafat 1(1): 116-121).

Parmono, Sunarno, Widha., dan Suparmi. 2013. Pembelajaran Fisika DenganPendekatan Ctl Melalui Metode Eksperimen Dan Demontrasi DitinjauDari Kreativitas Dan Gaya Belajar Siswa. JURNAL INKUIRI. 2(1), 33-42.

Priyatno, D. 2010. Paham analisa statistik data dengan SPSS. Yogyakarta:Mediakom.(hal. 43-45)

Purnama, Tiara., Haris, Abdul., dan Arsya, Muhammad. 2015. PengaruhPendekatan Ilmiah Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap KeterampilanProses Sains Peserta Didik Kelas X Sman 1 Marioriwawo KabupatenSoppeng. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. 11(2), 155 – 160

Roestiyah, S. 2001. Pembelajaran dengan Menerapkan Metode Eksperimen diSekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.(hal.82-87)

Rosmaini, S., & Suryawati, E. 2014. Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan AktivitasS Siswa

Page 68: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA ...digilib.unila.ac.id/54992/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumberejo, Tanggamus

Kelas 1.7 SLTPN 20 Pekanbaru pada Pokok Bahasan KeanekaragamanHewan TA. 2002/2003. Biogenesis (Jurnal Pendidikan Sains dan Biologi),1(01), 9-14.

Serumpunilmu21. 2010. Pengertian Metode Inkuiri dan Metode Demonstrasidalam pembelajaran sekolah. Artikel Ilmiah. Diakses 11 Juli 2018 darihttp:serumpunilmu21.wordpress.com/Pengertian Metode Inkuiri danMetode Demonstrasi dalam pembelajaran sekolah/

Setyaningsih, Henny., Sunarno, Widha., dan Rahmasari, Lita. 2015. PengaruhGuided Discovery Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau DariSikap Ilmiah Menggunakan Metode Diskusi Dan Demonstrasi Pada MateriSistem Tata Surya Kelas IX SMPN 1 Kauman Tahun Pelajaran 2014/2015.Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6.6 (1), 2302-7827.

Sugiyono, D. R. 2000. Metode Penelitian. Bandung: CV Alvabeta.(hal.15-22)

Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Prestasi Pustaka.Jakarta.

Suliman, Sarwanto, dan Suparmi. 2017. Pendekatan Saintifik Pada PembelajaranFisika Dengan Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau DariKemampuan Berpikir Abstrak Dan Kemampuan Analisis Siswa. JurnalInkuiri. 6(1), 21-30.

Sulistyaningsih, Yayuk., Sunarno, Widha., dan Cari. 2017. Penggunaan MetodeDiskusi Dan Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar DanHasil Belajar Fisika Dengan Pendekatan Saintifik Materi Fluida DinamisKelas Xi Ipa 3 Semester Genap Sma N 4 Madiun Tahun Pelajaran2014/2015. Jurnal Inkuiri. 6(3), 87-100

.Sumantri,Mulyani & Johar Permana.2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :

CV. Maulana.(hal.33-43)

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode danTeknik. Bandung : Tarsito.(hal.20-24)

Venneman, S. S., Westphal, R. M., & Perez, J. K. 2009. “Cheap But Not TooDirty The Value of Chemistry Demonstrations in Teaching NeuronalPhysiology to Psychology Majors”. European Journal of Social Sciences.12 (1).

Yulianti, Nuning. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui MetodeDemonstrasi di SMP Negeri 10 Probolinggo. Jurnal Kebijakan danPengembangan Pendidikan. 3(1), 35-41.