Perbandingan Efektivitas Obat Golongan Statin Atau Fibrat Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

5
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS OBAT GOLONGAN STATIN ATAU FIBRAT DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL *Agustina Aisyah Risna, *Prabowo Wisnu Cahyo, *Widayat Wahyu Komunikasi dan Konseling kefarmasian, farmasi universitas mulawarman, 2015 Kegemukan merupakan salah satu hal yang mengganggu, dan dapat menjadi pemicu berbagai penyakit seperti kardiovaskuler, vesica biliaris, hiperlipidemia, dan diabetes. Penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu pencetus kematian di Indonesia. Dislipidemia atau hiperlipidemia ditandai dengan peningkatan trigliserida, kolesterol, LDL, dan kolesterol total (total plasma cholesterol) dalam darah. Kolesterol dibawa kedalam darah sebagai partikel dengan ukuran dan densitas yang berbeda bergantung dari lipoprotein. Kolesterol dengan densitas rendah ( LDL Kolesterol) disebut sebagai kolesterol “Jahat”, karena peningkatan kadar LDL berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Penumpukan LDL kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri menyebabkan terbentuknya lapisan keras dan tebal yang disebut dengan plak. Plak ini

description

statin dan fibrat

Transcript of Perbandingan Efektivitas Obat Golongan Statin Atau Fibrat Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

Page 1: Perbandingan Efektivitas Obat Golongan Statin Atau Fibrat Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS OBAT GOLONGAN STATIN ATAU FIBRAT

DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL

*Agustina Aisyah Risna, *Prabowo Wisnu Cahyo, *Widayat WahyuKomunikasi dan Konseling kefarmasian, farmasi universitas mulawarman, 2015

Kegemukan merupakan salah satu

hal yang mengganggu, dan dapat menjadi

pemicu berbagai penyakit seperti

kardiovaskuler, vesica biliaris,

hiperlipidemia, dan diabetes. Penyakit

kardiovaskuler termasuk penyakit jantung

koroner (PJK) merupakan salah satu

pencetus kematian di Indonesia.

Dislipidemia atau hiperlipidemia ditandai

dengan peningkatan trigliserida, kolesterol,

LDL, dan kolesterol total (total plasma

cholesterol) dalam darah. Kolesterol dibawa

kedalam darah sebagai partikel dengan

ukuran dan densitas yang berbeda

bergantung dari lipoprotein. Kolesterol

dengan densitas rendah ( LDL Kolesterol)

disebut sebagai kolesterol “Jahat”, karena

peningkatan kadar LDL berhubungan

dengan peningkatan resiko penyakit jantung

koroner. Penumpukan LDL kolesterol pada

dinding pembuluh darah arteri menyebabkan

terbentuknya lapisan keras dan tebal yang

disebut dengan plak. Plak ini lama kelamaan

mengakibatkan dinding pembuluh darah

arteri menjadi menebal dan menyempit,

proses ini disebut Atherosclerosis.

Kolesterol dengan densitas tinggi

(HDL Kolesterol) disebut sebagai Kolesterol

“Baik”, karena HDL kolesterol dapat

mencegah terjadinya Atherosclerosis dengan

cara menarik kolesterol dari dinding

pembuluh darah arteri kemudian dibawa dan

disimpan di dalam hati. Dengan demikian,

jika terjadi kadar LDL (kolesterol Jahat)

tinggi dan kadar HDL (kolesterol Baik)

rendah, merupakan factor resiko terjadinya

Artherosklerosis. Kondisi yang diinginkan

adalah LDL rendah, HDL tinggi.

Trigleserida adalah zat lemak yang terbentuk

dari tiga asam lemak. Seperti kolesterol,

trigleserida didalam darah berasal dari

makanan dan pembentukan di hati.

Page 2: Perbandingan Efektivitas Obat Golongan Statin Atau Fibrat Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

Kondisi hiperlipidemia bila

berkelanjutan memicu terbentuknya

aterosklerosis (hilangnya elastisitas disertai

penyempitan dan pengerasan pembuluh

darah arteri). Aterosklerosis menjadi

penyebab utama terjadinya PJK. Pada

sebagian besar penderita hiperlipidemia

dapat dikontrol dengan diet dan olahraga.

Namun, bisa juga dengan bantuan obat

penurun kadar lipid darah atau

antihiperlipidemia. Untuk menurunkan

kolesterol dan LDL (Low Density

Lipoprotein), meningkatkan HDL (High

Density Lipoprotein) terutama pada pasien

dengan hiperlipidemia berat yang tidak

dapat dikontrol dengan obat tunggal

sehingga dapat mencapai kadar lipid yang

ditargetkan, serta menurunkan resiko

hiperlipidemia seperti infark miokard dan

stroke.

Pengobatan kombinasi

hiperlipidemia mempekerjakan obat

hipolipidemik dari statin dan fibrat

kelompok. The hipertrigliseridemia yang

berhubungan dengan gangguan ini

dipengaruhi oleh obat-obatan yang

menghambat produksi VLDL di hati, seperti

asam nikotinat dan fibrat. Di sisi lain, ada

kemungkinan bahwa dosis efektif statin akan

memiliki tindakan serupa. Kombinasi

pengobatan antara statin dengan golongan

fibrat ini adalah kolesterol , trigliserida dan

LDL (Low Density Lipoprotein).Kombinasi

harus mencakup obat-obat dengan

mekanisme kerja yang berbeda. Obat-obat

golongan fibrat yang tergolong kelompok ini

dapat dianggap sebagai hipolipidemik

berspektrum luas. Selain menurunkan kadar

trigliserida Serum, kelompok fibrat juga

cenderung menurunkan kadar kolesterol-

LDL dan menaikkan kolesterol-HDL.  Fibrat

bekerja sebagai ligan untuk reseptor transisi

nukleus, reseptor alfa peroksisom yang

diaktivasi proliferator, dan menstimulasi

aktivitas lipoprotein lipase. Obat golongan

statin bekerja dengan cara menghambat

secara kompetitif enzim HMG CoA

reduktase, yakni enzim pada sintesis

kolesterol, terutama dalam hati. Obat

golongan statin ini lebih efektif dibanding

resin penukar anion dalam menurunkan

kolesterol-LDL tetapi kurang efektif

dibanding kelompok fibrat dalam

menurunkan kadar trigliserida dan

meningkatkan kolesterol-HDL.

Statin telah terbukti dapat

mengurangi kejadian jantung koroner,

semua kejadian kardiovaskuler pada pasien

dengan umur sampai dengan 70 tahun

dengan penyakit jantung koroner (riwayat

Page 3: Perbandingan Efektivitas Obat Golongan Statin Atau Fibrat Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

angina atau infark miokard akut) dan dengan

kolesterol plasma 5,5 mmol/l atau lebih.

Dari 44 pasien yang berpartisipasi dalam

penelitian CHRISTOS PITSAVOS dalam

jurnal 1st Cardiology Department,

University of Athens, Greece, 21 mengambil

20 mg atorvastatin dan 23 200 mg

fenofibrate hari, agar efek dari dua obat pada

konsentrasi dan distribusi kualitatif subfraksi

LDL bisa dibandingkan. Penentuan

subfraksi LDL membutuhkan metode

khusus analisis di laboratorium khusus.

Seperti yang diharapkan, administrasi

atorvastatin secara signifikan mengurangi

kolesterol total dan LDL sebesar 30% dan

36, sementara kolesterol LDL juga

berkurang secara signifikan (sebesar 19%) di

bawah pengobatan fenofibrate. Temuan

yang paling penting dari penelitian ini

adalah bahwa pemberian atorvastatin dalam

dosis harian 20 mg menyebabkan penurunan

konsentrasi semua subfraksi LDL, termasuk

kecil, LDL padat, ke tingkat yang sama

seperti yang dilakukan 200 fenofibrate.

Berdasarkan penelitian María

Lomas-Lee, dalam studi efek samping

penggunaan statin atau fibrat. Statin dan

fibrat telah terbukti mengurangi kadar LDL-

C pada pasien dengan hiperkolesterolemia.

Dalam studi ini, kami penduduk setelah tiga

bulan pengobatan tidak menunjukkan

peningkatan secara klinis relevan dalam

CPK plasma selama pengobatan dengan

statin dan fibrat. Efek samping otot yang

berhubungan dilaporkan dengan obat

penurun lipid yang langka (0,75%) dengan

dosis efektif terendah dengan pemantauan

yang sesuai gejala dan aktivitas CPK.