PERBANDINGAN EFEK ANALGESIA EPIDURAL PASCABEDAH …
Transcript of PERBANDINGAN EFEK ANALGESIA EPIDURAL PASCABEDAH …
PERBANDINGAN EFEK ANALGESIA EPIDURAL PASCABEDAH ANTARA BUPIVACAIN 0,125% + FENTANYL 25 µg DENGAN BUPIVACAIN 0,125% + MORFIN 1 MG PADA
PASIEN LAPARATOMI GINEKOLOGI
COMPARISON OF POSTOPERATIVE EPIDURAL ANALGESIA EFFECT BETWEEN 0.125% BUPIVACAINE WITH 25 µG FENTANYL AND
0.125% BUPIVACAINE WITH 1 MG MORPHINE AFTER GYNECOLOGIC LAPARATOMY
JUSMAN HANDAYANI Y.
KONSENTRASI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU
PROGRAM STUDI BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PERBANDINGAN EFEK ANALGESIA EPIDURAL PASCABEDAH ANTARA BUPIVACAIN 0,125% + FENTANYL 25 µg DENGAN BUPIVACAIN 0,125% + MORFIN 1 MG PADA
PASIEN LAPARATOMI GINEKOLOGI
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi Biomedik
Pendidikan Dokter Spesialis Terpadu
Disusun dan diajukan oleh
JUSMAN HANDAYANI Y.
kepada
KONSENTRASI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU PROGRAM STUDI BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
TESIS
PERBANDINGAN EFEK ANALGESIA EPIDURAL PASCABEDAH ANTARA BUPIVACAIN 0,125% + FENTANYL 25 µg DENGAN BUPIVACAIN 0,125% + MORFIN 1 MG PADA
PASIEN PASCA LAPARATOMI GINEKOLOGI
Disusun dan diajukan oleh :
JUSMAN HANDAYANI Y.
Nomor Pokok : P1507212061
telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada tanggal 08 Mei 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui ,
Komisi Penasihat
Ketua Anggota
Prof. Dr. dr. Ramli Ahmad, Sp.An-KAP-KMN Dr. dr. Syafri K. Arif, Sp.An-KIC-KAKV
Ketua Program Studi Biomedik Dekan Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Dr. dr. Andi Mardiah Tahir,Sp.OG Prof. Dr. H. Muhammad Ali, SE, MS
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : JUSMAN HANDAYANI Y.
No.Stambuk : P1507212061
Program Studi : Biomedik
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, Mei 2017
Yang menyatakan
Jusman Handayani Y.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
berkat dan limpahan karunia kepada penulis mulai dari awal timbulnya ide
pemikiran, pelaksanaan sampai penyelesaian TESIS ini penulis tidak
kekurangan sesuatu apapun. Pada kesempatan ini saya mengucapkan
banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah berperan dalam
penyusunan TESIS ini sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan di
Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif,
dan Manajemen Nyeri Universitas Hasanuddin.
Terimakasih saya ucapkan kepada Rektor Universitas Hasanuddin,
Dekan Fakultas Kedokteran, Ketua Bagian Ilmu Anestesi, Ketua Program
studi Ilmu Anestesi, Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas
Kedokteran dan Ketua Konsentrasi program pendidikan dokter spesialis
dan combine degree Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin atas
kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan PPDS dan Combine Degree Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Terimakasih saya ucapkan para Guru Besar dan seluruh staf
pengajar bagian Ilmu Anestesi atas segala bimbingan dan arahannya
selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis anestesi.
Semoga ilmu yang saya dapatkan selama pendidikan ini dapat saya
amalkan dan manfaatkan sebaik baiknya untuk kepentingan masyarakat
luas.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pembimbing saya,
kepada Prof. DR. Dr. Muh Ramli Ahmad, Sp.An-KAP-KMN, DR. Dr. Syafri
K. Arif, Sp.An-KIC-KAKV, DR. dr. Syamsul Hilal Salam, Sp.An, Prof (em)
dr. A.Husni Tanra,Ph.D, Sp.An-KIC-KMN, DR.dr. AM Takdir Musba,
Sp.An-KMN, dr. Syafruddin Gaus, Ph.D,Sp.An-KMN-KNA dan DR. dr.
vi
Burhanuddin Bahar, M.Si atas bimbingannya dalam menyelesaikan TESIS
ini. Tak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan rekan
residen anestesi yang telah membantu dalam menyelesaikan TESIS ini
hingga selesai tepat pada waktunya.
Terimakasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada istri saya
dr.Dewi Pertiwi, ayahanda Muh.Yunus dan Drs.Abidin Said,M.Si, ibunda
Muhayyang dan Hasnah Tahir serta anak saya Aimar Anesthesio Zayn.
Terimakasih juga untuk saudara seperjuangan saya (grup F5ntanyl) kak
Ode, Reza, Ryan dan Dicha. Kalian adalah pemberi semangat saya,
terimakasih atas kasih sayang, kesabaran dan kesediaan kalian dalam
mendampingi saya dalam suka maupun duka selama saya menjalani
proses pendidikan ini. Semoga saya dapat menebus semua waktu yang
hilang selama saya menjalani pendidikan spesialis dan combine degree
ini.
Terimakasih juga kepada seluruh staf pegawai bagian Ilmu
Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin terutama kepada
Kak Nining, Kak Zuqni dan Kak dewa yang selalu siap sedia menolong,
semoga kalian selalu mendapat lindungan Yang Maha Kuasa dan
memperoleh rejeki dan kebahagian yang penuh berkah. Rekan-rekan
sejawat, perawat serta staf kamar operasi dan penata anestesi yang telah
banyak membantu selama proses pendidikan ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
TESIS ini dan tidak menutup kemungkinan penulis mempunyai khilaf dan
salah terhadap saudara saudara yang turut serta dalam penyusunan
TESIS ini, untuk itu saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya.
vii
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih banyak kepada semua
pihak yang turut berperan serta dalam penyelesaian TESIS ini yang tidak
bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Semoga Tuhan memberikan
rahmat, kesehatan dan berkat yang melimpah serta semoga kita dapat
dipertemukan kembali dalam suasana bahagia dan semoga TESIS ini
dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Makassar, Mei 2017
JUSMAN HANDAYANI Y.
viii
ABSTRAK JUSMAN HANDAYANI Y. Perbandingan Efek Analgesia Epidural Pascabedah Antara Bupivacain 0,125%-Fentanyl 25 µg Dengan Bupivacain 0,125%-Morfin 1 Mg Pada Pasien Laparatomi Ginekologi (dibimbing oleh Muhammad Ramli Ahmad, Syamsul Hilal Salam, dan Syafruddin Gaus) Penelitian ini bertujuan membandingkan efek analgesia epidural pascabedah antara bupivakain 0,125% (kelompok B), kombinasi bupivakain 0,125%-fentanyl 25µg (kelompok BF) dan bupivakain 0,125%-morfin 1 mg (kelompok BM) pada laparatomi ginekologi. 60 pasien perempuan yang menjalani operasi elektif laparotomi ginekologi di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan teknik epidural secara acak dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing 20 orang pada kelompok B, kelompok BF, dan kelompok BM. Semua pasien pada ketiga kelompok mendapatkan Bupivakain 0,5% 14cc via kateter epidural sebelum operasi. Pada akhir operasi atau terjadi regresi dua segmen epidural, diberikan loading regimen epidural Bupivakain 0.125%, Bupivakain 0.125%-Fentanyl 25 µg dan Bupivakain 0.125%-Morfin 1 mg dengan volume masing-masing 8cc. Data disajikan dalam mean dan SD menggunakan uji ANOVA, uji Eksak Fisher, dan Uji Independent t-test dengan nilai P < 0,05 dinyatakan bermakna. Kelompok BM memiliki durasi bolus intermitten yang paling lama (526.00 ± 83.250 menit) dibandingkan dengan kelompok B (229.75±54.39 menit) dan kelompok BF (260.85 ± 54.442 menit). Didapatkan mual muntah 5% dan hipotensi 10% pada kelompok BF. Didapatkan mual muntah 5% pada kelompok BM. Kata kunci : Bupivakain, analgesia epidural, fentanyl, morfin, laparotomi ginekologi.
ix
ABSTRACT
JUSMAN HANDAYANI Y. Comparison Of Postoperative Epidural Analgesia Effect Between 0.125% Bupivacaine With 25 µg Fentanyl And 0.125% Bupivacaine With 1 Mg Morphine After Gynecologic Laparatomy
(supervised by Muhammad Ramli Ahmad, Syamsul Hilal Salam, and Syafruddin Gaus). The research aimed at comparing the postoperative epidural analgesia effect between 0.125% (group B), the combination of 0.125%
bupivacaine-25 G fentanyl (group BF) and 0.125% bupivacaine - 1 mg morphine (group BM) on the gynecological laparotomy. Samples were 60 female patients undergoing the elective surgery of GL in Dr. Wahidin Sudirohusodo Central General Hospital, Makassar. The samples were taken by the randomized epidural technique and they were divided into three groups. Every 20 patients were put in each group of B, BF, and BM. All patients in the three groups obtained 0.5% 14cc bupivacaine via the epidural catheter prior to the surgery. After the surgery or the incident of the regression of two epidural segments, the epidural
loading regiments of 0.125% bupivacaine, 0.125% bupivacaine - 25 G fentanyl, and 0.125% bupivacaine - 1 mg morphine were given with the volume of 8 ml for each group. The data were presented in the mean scores and Standard Deviation using ANOVA, Fisher exact test, and Independent t-test with the significance level of P < 0.05. The research result indicates that BM group has the longest intermittent duration (526.00 ± 83.250 minutes) compared with group B (229.75±54.39 minutes), and group BF (260.85 ± 54.442 minutes). The nausea - vomiting and hypotension are 5% and 10% respectively on group BF. The nausea- vomiting is 5% on group BM. Keywords: Bupivacaine, epidural analgesia, morphine, gynecological laparatomy.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .................................................. iv PRAKATA ....................................................................................... v ABSTRAK ....................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK ........................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 7
C. Hipotesis .................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ...................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 9 A. Nyeri Pascabedah .................................................... 9
B. Analgesia Epidural ..................................................... 15
C. Bupivakain ................................................................. 18
D. Adjuvan Neuraksial .................................................... 21
E. Numeric Rating Scale (NRS) ..................................... 30
F. Kerangka Teori .......................................................... 33
BAB III. KERANGKA KONSEP .................................................. 34 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 35
A. Desain Penelitian ...................................................... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 35 C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................... 35 D. Perkiraan Besar Sampel ............................................ 35 E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ....................................... 36 F. Ijin Penelitian dan Kelayakan Etik .............................. 37 G. Metode Kerja ............................................................ 38 H. Alur Penelitian ........................................................... 40 I. Analisa dan Pengolahan Data ................................... 41 J. Identifikasi Variabel dan Klasifikasi Variabel .............. 41 K. Definisi Operasional ................................................... 42 L. Kriteria Objektif .......................................................... 45 M. Jadwal Penelitian ....................................................... 48
xi
N. Personalia Penelitian ................................................. 49
BAB VI. HASIL PENELITIAN ...................................................... 50 A. Karakteristik Sampel ................................................. 50
B. Durasi Bolus Intemitten .............................................. 51
C. Efek Samping ............................................................ 55
BAB VII. PEMBAHASAN ............................................................. 57 BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 63
A. Kesimpulan ................................................................ 63
B. Saran ......................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 64 LAMPIRAN .................................................................................... 65
xii
DAFTAR TABEL Nomor Halaman Tabel 1. Perbandingan sebaran ASA PS pada ketiga kelompok .. 50 Tabel 2. Perbandingan umur dan BMI ketiga kelompok ............... 51 Tabel 3. Perbandingan BMI ketiga kelompok................................ 51
Tabel 4. Perbandingan durasi ketiga kelompok ............................ 51
Tabel 5. Rasio perbandingan durasi ketiga kelompok .................. 52
Tabel 6. Perbandingan durasi KB dan KBF .................................. 52
Tabel 7. Perbandingan durasi KBF dan KBM ............................... 53
Tabel 8. Perbandingan durasi KB dan KBM.................................. 53 Tabel 9. Perbandingan sebaran efek samping pada ketiga
kelompok ......................................................................... 55
xiii
DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Gambar 1. Perjalanan Nyeri ......................................................... 12
Gambar 2. Sensitisasi Perifer ....................................................... 13
Gambar 3 Sensitisasi Sentral ...................................................... 14
Gambar 4. Kerangka Teori .......................................................... 33
Gambar 5. Kerangka Konsep ...................................................... 34
Gambar 6. Alur Penelitian ............................................................ 40
xiv
DAFTAR GRAFIK Nomor Halaman Grafik 1. Perbandingan mean durasi bolus intemitten ketiga
kelompok ......................................................................... 54 Grafik 2. Perbandingan sebaran efek samping pada ketiga
kelompok ......................................................................... 56
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
AE : Analgesia Epidural
AV : Atrioventrikular
α : alpha
β : beta
BB : Berat Badan
cAMP : cyclic Adenosine MonoPhosphate
CCB : Calcium Chanel Blocker
EKG : Elektrokardiografi
ET CO2 : End Tidal Karbondioksida
HDL : High Density Lipoprotein
IVFD : Intra Venous Fluid Drip
iv : intravena
IMT : Indeks Massa Tubuh
Kg : Kilogram
LJ : Laju Jantung
LG : Laparatomi Eksplorasi
mg : milligram
mcg : microgram
PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik
PS ASA : Physical Status American Society of Anaesthesia
RPP : Rate Presure Product
RL : Ringer Laktat
SD : Standar Deviasi
SSP : Sistem Saraf Pusat
TAR : Tekanan Arteri Rerata
TB : Tinggi Badan
1
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman Lampiran 1. Naskah Penjelasan Untuk Mendapat Persetujuan Dari
Subyek Penelitian ....................................................... 65
Lampiran 2. Persetujuan Sebelum Persiapan Dimulai.................... 67
Lampiran 3 Format Status Subjek Penelitian ................................. 69
Lampiran 4. Lembar Pengamatan .................................................. 70
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyeri merupakan salah satu efek dari operasi yang dapat
diantisipasi. Penanganan nyeri yang efektif yang dilakukan baik saat
sebelum operasi (preemptive analgesia), intraoperatif maupun pasca
operatif akan meningkatkan tingkat kenyamanan pasien sehingga efek
sistemik dari nyeri dapat diatasi dengan baik. Efek nyeri yang timbul
terhadap sistemik antara lain terhadap sistem kardiovaskular, pasien akan
mengalami takikardi. Jika hal ini terjadi pada pasien dengan kelainan
jantung, akan meningkatkan kebutuhan konsumsi oksigen sehingga akan
memperberat kerja jantung.1,2
Diperkirakan nyeri tidak ditangani secara adekuat pada setengah
dari semua prosedur pembedahan. Sekitar 80% pasien yang menjalani
pembedahan mengalami nyeri akut. Beauregard tahun 2000 melaporkan
bahwa 40% pasien mengalami nyeri sedang hingga berat selama 24 jam
pertama pascabedah. Sommer dkk pada tahun 2007 melaporkan
prevalensi nyeri pascabedah di University Hospital Maastrict Belanda
pada 1490 pasien pascabedah yang menerima penatalaksanaan nyeri
sesuai standar protokol, hasilnya adalah 41% mengalami nyeri sedang
dan berat pada hari 1-4. Prevalensi nyeri pascabedah abdominal
kelompok nyeri sedang dan berat pada hari 0-1 adalah 30-55%.
Prevalensi nyeri pascabedah ekstremitas kelompok nyeri sedang dan
3
berat pada hari 1-4 adalah 20-71% dan 30-64% pada operasi tulang
belakang.3,4
Salah satu metode yang banyak digunakan baik untuk nyeri akut
maupun nyeri kronis adalah dengan multimodal analgesia. Multi modal
analgesia merupakan suatu step ladder dari obat anti nyeri yang
digunakan berdasarkan tingkat nyeri. Pada nyeri yang akut, kombinasi
regional analgesia obat golongan morfin dan obat golongan lainnya
seperti NSAID diperlukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan nyeri
yang timbul. Salah satu regional analgesia yang banyak digunakan untuk
menghilangkan nyeri adalah epidural. 5,6
Dari beberapa modalitas dalam penanganan nyeri akut pascabedah,
analgesia epidural merupakan salah satu modalitas yang paling banyak
dilakukan. Pada kasus pascabedah laparatomi ginekologi dengan
penilaian nyeri berat pascabedah umumnya diberikan penanganan nyeri
dengan teknik analgesia epidural. Analgesia epidural saat ini secara luas
diterima sebagai salah satu pemberian tekhnik analgesia untuk
penatalaksanaan nyeri akut pascabedah. Dibandingkan dengan
pemberian opioid parenteral, secara umum analgesia epidural
memberikan analgesia yang lebih superior dan keuntungan fisiologis
tertentu, yakni mengurangi respon stress neuroendokrin akibat
pembedahan. Analgesia epidural juga lebih superior dibandingkan blok
saraf perifer maupun PCA dalam hal menumpulkan respon stress pada
pembedahan orthopedi. Epidural akan menghilangkan sensitisasi sentral
4
terhadap nyeri karena bekerja langsung di sentral . Obat yang
dikombinasikan pada multimodal analgesia adalah obat yang berasal dari
golongan yang berbeda. Jika kombinasi obat pada golongan yang sama
akan timbul suatu ceilling effect dimana penambahan suatu obat yang
telah mencapai dosis maksimal dengan obat dari golongan yang sama
tidak akan meningkatkan efek obat untuk mengatasi nyeri tetapi malah
akan berakibat timbulnya efek samping yang lebih besar. 5,6,7
Dari beberapa penelitian mengenai penatalaksanaan nyeri akut
pascabedah dengan teknik epidural intermitten, Karnawat R pada tahun
2013 dengan menggunakan volume bupivakain 0,125% 10 cc didapatkan
durasi waktu pemberian bolus intermittent rata-rata 3,5 jam memberikan
proteksi nyeri yang adekuat setelah pembedahan. Ferdinand tahun 2014
melakukan penelitian yang membandingkan intensitas nyeri akut setelah
pembedahan ekstremitas pada pasien yang mendapat regional analgesia
epidural dengan teknik intermitten dibandingkan dengan teknik kontinyu
dimana pada kelompok epidural intermitten diberikan bupivacaine 0,125%
dengan volume 8 cc dengan pemberian bolus intermittent setiap 4 jam
memberikan hasil penanganan nyeri yang baik dalam 24 jam setelah
pembedahan. Yang terbaru adalah penelitian M. Reza Noor pada tahun
2016 menyatakan bahwa pemberian volume bupivakain 0,125% 8 cc pada
analgesia epidural dengan bolus intermittent memberikan efek durasi
waktu yang lebih baik dibandingkan dengan volume 6 cc dan 10 cc. 8,9,10
Dari beberapa pengalaman empirik yang dilakukan dalam
5
penanganan nyeri pascabedah dengan menggunakan epidural analgesia
dengan volume 6-8 cc secara intermittent dengan durasi waktu bolus
intermittent tiap 6 jam didapatkan banyaknya keluhan nyeri yang ditandai
dengan rescue yang diberikan sebelum 6 jam. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian tentang penanganan nyeri pascabedah dengan menggunakan
epidural analgesia dengan volume 8 cc secara intermittent dengan atau
tidak ada penambahan adjuvan. 8,9,10
Opioid sendiri merupakan golongan obat yang banyak digunakan
sebagai adjuvan neuraksial dalam hal ini fentanyl dan morfin. Opioid yang
ditambahkan pada anestetik local, cenderung menambah kualitas efek
epidural anesthesia dan memperpanjang durasi dari blok. Beberapa
penelitian tentang penatalaksanaan nyeri post operasi menggunakan
fentanyl dan morfin. Penelitian Nayna Solanki pada tahun 2014 yang
membandingkan fentanyl 2 mcg/cc dengan larutan salin dan kombinasi
bupivacain 0.1% + fentanyl 2 mcg/cc pada epidural continous untuk
penanganan nyeri post operasi. Pada penelitian ini didapatkan bahwa
fentanyl sebagai adjuvan neuraksial bekerja dengan mekanisme berbeda
jika di kombinasikan dengan bupivacain extradural dan akan memberikan
kualitas analgesia yang tinggi dan durasi analgesia yang lama. Kombinasi
dua obat dapat menurunkan dosis obat tunggal dan meminimalkan
komplikasi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kombinasi fentanyl +
bupivacain, 68% tidak mendapatkan rescue analgetik, durasi analgetik
rata-rata 3-6 jam, dan kurang efek samping berupa nausea,vomiting dan
6
hipotensi. Sedangkan yang mendapatkan fentanyl ada 73 % mendapatkan
rescue analgetik dan durasi 2-3 jam serta efek samping yang banyak.
Pada tahun 2013, Karnawat membandingkan efek bupivacain 0.125 % 10
cc dan kombinasi bupivacain 0.125% 10 cc + Fentanyl 50 mcg. Pada
penelitian ini didapatkan bahwa VAS lebih baik pada golongan bupivacain
+ fentanyl, pada golongan bupivacain mendapatkan rescue analgetik
sebanyak 12 % tetapi didapatkan 52 % nausea, vomiting dan pruritus
pada golongan bupivacain + fentanyl. 10,11,12
Pada tahun 2000, Egon Lanz, dkk melakukan penelitian tentang
penggunaan epidural morfin untuk penanganan nyeri post operasi
ekstremitas bawah. Pada penelitian ini menggunakan bupivacain 0.75%
dengan atau tanpa morfin dengan dosis 1,2,3,4 dan 5 mg. Didapatkan
bahwa pemberian morfin 2-5 mg pada bupivacain 0.75% akan
menurunkan intensitas nyeri post operasi dengan durasi sampai 12 jam.
Efek samping berupa pruritus,retensi urin, nausea, vomiting dan sakit
kepala akan didapatkan secara bermakna pada pemberian morfin 2-5mg
dan depresi napas didapatkan pada pengunaan morfin di atas 5 mg. Pada
tahun 2001 Jargensen, dkk melakukan penelitian tentang efek bupivacain
+ morfin terhadap fungsi gastrointestinal dan analgesia post operasi
ginekologi. Didapatkan bahwa penambahan bupivacain + morfin pada
epidural akan menambah durasi waktu analgesia tapi tidak berbeda
bermakna dan didapatkan peningkatan waktu untuk penyembuhan fungsi
gastrointestinal. Dijelaskan bahwa menambah morfin atau opoiod lainnya
7
dapat menunda pengosongan lambung. Penambahan bupivacain saja
lebih baik dalam meningkatkan motiltas gastrointestinal dibanding
menambah morfin. Pada tahun 2007, Rajib Bhattacharyya,dkk melakukan
penelitian tentang penggunaan bupivacain + morfin pada analgesia post
operasi ekstremitas bawah. Pada penelitian ini mendapatkan bahwa
bupivacain 0.125% + morfin 2.5 mg mendapatkan durasi anestesi sekitar
8.45 jam dengan efek samping nausea, vomiting, pruritus dan retensi urin.
Pada tahun 2013, Varprasad, dkk melakukan penelitian tentang
penggunaan epidural analgesia dengan bupivacain + morfin pada operasi
ginekologi. Didapatkan bahwa penggunaan bupivacain 0.125% + morfin
0.25mg/cc mendapatkan durasi analgesia kurang lebih 6.25 jam dengan
efek samping pruritus dan retensi urin yang minimal.13,14,15,16
Untuk itu dilakukan penelitian berikutnya mengenai apakah perlu
pemberian adjuvan neuraksial dengan dosis yang minimal pada anestesi
epidural pascabedah. Kami akan meneliti tentang perbandingan
bupivakain 0,125%, kombinasi bupivakain 0,125% + fentanyl 25µg dan
bupivakain 0,125% + morfin 1 mg dengan volume masing-masing 8 cc
pada analgesia epidural pascabedah laparatomi ginekologi, dengan
pertimbangan durasi analgetik yang lama dan efek samping yang minimal.
8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut : Apakah kombinasi bupivakain
0,125% + morfin 1 mg memiliki efek analgesia epidural pascabedah yang
lebih baik dibandingkan dengan bupivacain 0.125% dan kombinasi
bupivakain 0,125% + fentanyl 25µg pada laparatomi ginekologi.
C. HIPOTESIS
Efek analgesia epidural pascabedah kombinasi bupivakain 0,125%
+ morfin 1 mg lebih baik dibandingkan dengan bupivakain 0,125% dan
kombinasi bupivacain 0,125% + fentanyl 25 µg pada laparatomi
ginekologi.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Membandingkan efek analgesia epidural pascabedah antara bupivakain
0,125%, kombinasi bupivakain 0,125% + fentanyl 25µg dan bupivakain
0,125% + morfin 1 mg pada laparatomi ginekologi.
Tujuan Khusus
1. Menghitung durasi waktu pemberian bolus intemitten epidural
kelompok yang mendapatkan bupivakain 0,125% , kombinasi
bupivakain 0,125% + fentanyl 25µg dan bupivakain 0,125% +
morfin 1 mg pada pascabedah laparatomi ginekologi.
2. Membandingkan durasi waktu pemberian bolus intemitten epidural
kelompok yang mendapatkan bupivakain 0,125% , kombinasi
9
bupivakain 0,125% + fentanyl 25µg dan bupivakain 0,125% +
morfin 1 mg pada pascabedah laparatomi ginekologi.
3. Mengamati kejadian efek samping yang timbul pada kelompok yang
mendapatkan bolus intemitten epidural bupivakain 0,125%,
kombinasi bupivakain 0,125% + fentanyl 25µg dan bupivakain
0,125% + morfin 1 mg pada pascabedah laparatomi ginekologi.
4. Membandingkan kejadian efek samping yang timbul pada
kelompok yang mendapatkan bolus intemitten epidural bupivakain
0,125% , kombinasi bupivakain 0,125% + fentanyl 25µg dan
bupivakain 0,125% + morfin 1 mg pada pascabedah laparatomi
ginekologi.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi ilmiah tentang durasi waktu dan efek
samping pada pemberian bolus intermitten pada analgesia epidural
pacabedah bupivakain 0,125% dengan atau tanpa adjuvant
laparatomi ginekologi.
2. Dapat diterapkan secara klinis pada penggunaan analgesia
epidural intermittent pada penanganan nyeri pascabedah
laparatomi ginekologi .
3. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut
sehubungan dengan pengelolaan nyeri pascabedah dengan teknik
epidural analgesia.