Perbandingan Beton,-

download Perbandingan Beton,-

of 10

Transcript of Perbandingan Beton,-

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    1/10

    !

    PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN

    MATERIAL BUATAN DAN MATERIAL ALAMI

    Rifadli Bahsuan *)

    Abstract : Concrete consisted of cement, water, Sand and Split

    or Gravel. Quality of concrete compiler material hardly having

    an effect on to quality of concrete, usage of artificial material,

    like break stones , where with level of hardness which have

    been selected through stone destroyer machine also with

    harsher surface in expecting can increase bend power with

    other concrete former material so that quality of concrete is

    expected able to increase. Material applied in this research that

    is harsh aggregate ( gravel ) taken away from Talumolo ( River

    Bone) for break stones in taking away from Sinar Karya

    Cahaya ( SKC) having location in Bongomeme, while sandtaken away from Talumolo ( River Bone). The result from

    research between concretes using artificial material and

    concrete using natural material at FAS 0,35 at the age of 28

    days result of improvement of compressive strength around 14

    %, while at FAS 0,30 improvement 3 % only only. In general

    natural material coming from Talumolo river Bone

    menunjukan good result if applied as concrete former material.

    Kata Kunci : Kuat tekan beton, material alami, material buatan 

    Beton terbentuk dari pengerasan campuran semen, pasir, kerikil dan air.

    Saat ini banyak penelitian diarahkan kepada pembuatan beton dengan mutu tinggi,

    mutu beton tergantung pada kuat tekan. Untuk menghasilkan beton dengan mutu

    yang yang tinggi diperlukan control kualitas bahan yang cukup ketat. Penggunaan

    material buatan ( batu pecah ) dengan tingkat kekerasan dan gradasi yang sudah

    terseleksi dengan sendirinya melalui stone crusher serta permukaan yang lebih

    kasar di harapkan bisa meningkatkan daya ikat dengan material pembentuk betonlainnya sehingga mutu beton yang di harapkan dapat tercapai.

    Selain itu, parameter yang mempengaruhi kekuatan tekan beton,

    diantaranya adalah kualitas bahan- bahan penyusunnya, rasio air semen yang

    rendah dan kepadatan yang tinggi pula. Beton segar yang dihasilkan dengan

    memperhatikan parameter tersebut biasanya sangat kaku, sehingga sulit dibentuk

    atau dikerjakan terutama pada pengerjaan pemadatan ( M.S. Besari, 2003 ).

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    2/10

    !

    Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat membandingkan besar kuat

    tekan beton antara beton yang menggunakan material alam dengan beton yang

    menggunakan material buatan berupa batu pecah. Material yang digunakan yaitu

    Agregat kasar (kerikil ) diambil dari sungai talumolo (bone) untuk batu pecah di

    ambil dari AMP Sinar Karya Cahaya ( SKC). Di Bongomeme. Sedangkan agregat

    halus ( pasir ) diambil dari sungai talumolo ( Bone ).

    Menurut Samekto, dkk   (2001 : 35), beton adalah campuran dari agregat

    dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain) dengan

    semen, yang dipersatukan oleh air dengan perbandingan tertentu. Mutu beton

    ditentukan dengan Kuat Tekan, beton mutu tinggi merupakan sebuah tipe beton

    performa tinggi yang secara umum memiliki kuat tekan 6000 psi ( 40Mpa ) atau

    lebih. Ukuran kuat tekannya di peroleh dari silinder beton 150 mm – 300 mm

    pada umur 28 hari, ataupun umur yang telah di tentukan tergantung pada aplikasi

    yang di inginkan. Produksi beton mutu tinggi membutuhkan penelitian dan

    perhatian yang lebih jauh terhadap kontrol kualitasnya dari pada beton mutu

    normal biasanya.

    Kuat Tekan Beton 

    Sifat paling penting pada beton umumnya ialah kuat tekan beton, dimana

    kenaikan kuat tekan akan diikuti sifat lain dari beton seperti kuat lentur, kuat tarik,

    modulus elastisitas, kuat geser, dll. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh perlakuan

    sebelum, selama dan setelah beton dibuat. Sebelum beton akan meliputi kualitas

    bahan, faktor selama beton dibuat, meliputi faktor-faktor produksi antara lain

    penakaran, pengadukan, pengangkutan, penuangan, dan pemadatan. Setelah beton

    dibuat, yaitu perawatan beton akan mempengaruhi terhadap peningkatan kekuatan

    beton tersebut Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kuattekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Untuk

    menentukan kuat tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan dan

    benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-39 atau kubus dengan

    prosedur BS-1881 Part 115 ; Part 116 pada umur 28 hari. Menurut BS. 1881, rasio

    kubus terhadap silinder untuk semua kelas adalah 1,25.

    Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    APcf'   =

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    3/10

    !

    Dimana : f’c = Kuat Tekan Beton (Mpa)

    P = Beban runtuh/gaya tekan (KN)

    A = Luas Penampang benda uji (cm2)

    Kuat Tekan beton biasanya di uji pada hari – hari tertentu, selanjutnya

    untuk menentukan kuat tekan dan umur beton digunakan rumus regresi sebagai

    berikut:

    Y = a + b * Ln.x

    dimana: y = Kuat Tekan Beton (Mpa)

    x = umur beton (Hari)

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton yaitu :

    a)  Bahan-bahan penyusutan beton : air, semen, agregat, admixture. 

    b)  Metode pencampuran : penentuan proporsi bahan, pengadukan, pengeceron,

    pemadatan.

    c)  Perawatan : Pembasahan/perendaman, suhu dan waktu.

    d)  Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan, yang terutama dipengaruhi oleh

    lingkungan setempat.

    Faktor Air Semen (FAS)

    Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen

    dalam campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi

    nilai FAS, maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang rendah di

    tambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat meningkatkan mutu

    beton. Tapi nilai FAS yang terlalu rendah dapat mengurangi kemudahan pekerjaan

    pada beton itu sendiri.

    Hubungan FAS dengan Kuat Tekan Beton

    Teori Feret

    n

     x Lnb ya

    .*−=

    22 ).().(*

    *.*).(*

     x Ln x Lnn

     y x Ln y x Lnnb

    −=

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    4/10

    !

    Feret, 1896 ( Neville,1975) mengemukakan suatu rumusan umum

    hubungan matematis antara kuat tekan beton dengan volume Absolut semen,

    udara dan air sebagai berikut :

    dimana :

    S = Kuat tekan beton

    K = Konstanta

    c = Volume Absolut semen

    e = Volume absolut air

    a = Volume absolut udara

    Teori Abrams

    Abrams, 1919 ( Neville, 1975) mengemukakan teorinya yang terkenal

    dengan nama Abram’s law. Teori ini dijabarkan dalam bentuk matematis sebagai

    berikut :

    dimana :

    f’c = Kuat tekan beton (kg/cm2)

    A = Konstanta empirik biasanyan diambil 984

    B = Konstanta yang tergantung pada jenis semen dan biasa

    diambil 4

    w/c = Faktor air semen

    Dalam praktek untuk mengatasi kesulitan pekerjaan karena rendahnyanilai FAS maka digunakan bahan tambah “ Admixture Concrete” yang bersifat

    menambah keenceran “Plasticity Plasticilizer Admixture”.

    2)^(aec

    cK s

    ++

    =

    c

    w B

     Ac f 

    5,1^

    '   =

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    5/10

    !

    METODE PENELITIAN

    Secara ringkas langkah-langkah penelitian terdapat dalam gambar 1. :

    Gambar 1 Diagram Alir Langkah-Langkah Penelitian

    Langkah – langkah Penelitian 

    Langkah – langkah penelitian yang dilakukan dijelaskan dibawah ini.

    Mulai

    Studi Pustaka

    Pengujian & Penelitian agregat1.  Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan

    2.  Pemeriksaan gradasi3.  Pemeriksaan kekuatan

    Perencanaan Campuran

    Mix Desi n

    Beton yang menggunakanmaterial alam

    Pengujian kuat tekan beton

    Analisis hasil Analisis hasil

    Dibandingkan & Dibahas

    Kesimpulan dan Saran

    Selesai

    Beton yang menggunakan

    material alam

    Pengujian kuat tekan beton

    Pengambilan Sampel

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    6/10

    !

    1. Mulai.

    Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data – data awal yang

    diperlukan yang berhubungan dengan penelitian ini. 

    2. Studi Pustaka.

    Landasan teori penelitian ini menggunakan literatur – literatur yang

    menyangkut dengan beton, material alami dan material buatan..

    3. Pengambilan Sampel Agregat.

    Tahap awal analisis ini yaitu pangambilan sampel agregat. Agregat kasar

    alami (kerikil) diambil dari sungai Talumolo, unutk material batu pecah di

    ambil dari AMP Sinar Karya Cahaya ( SKC ), Bongomeme. Sedangkan

    agregat halis ( pasir ) diambil dari sungai talumolo ( Bone ).

    4. Pengujian dan Penelitian Agregat.

    Dalam hal ini agregat yang sudah di ambil di lakukan pengujian –

    pengujian dan penelitian agregat meliputi :

    a.  Pemerksaan kadar Lumpur.

    b.  Pemeriksaan berat isi.

    c.  Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan

    d.  Pemeriksaan gradasi ( analisa saringan ).

    e.  Pemeriksaan kekuatan (abrasi)

    5. Perencanaan Campuran.

    Setelah semua agregat yang di periksa memenuhi syarat proses

    sselanjutnya adalah perencanaan campuran ( mix design ). Metode yang di

    pakai dalam hal ini adalah metode SNI / DOE.

    6. Proses Pembuatan

    Setelah mendapatkan hitungan perencanaan campuran (mix design),agregat – agregat yang ada langsung di adakan pencampuran yang

    meliputi campuran untuk agregat alam denagn campuran agregat buatan.

    7. Pengujian Kuat Tekan Beton.

    Setelah beton selesai di campur dan di cetak, beton yang telah mencapai

    umur yang di tetapkan yaitu 3, 7, 14, 21, sampai 28 hari langsung di uji

    kuat tekan betonnya untuk masing – masing hari sebanyak 2 buah.

    8. Analisis Hasil.

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    7/10

    !

    Selesai di uji kuat tekan dianalisis hasilnya.

    9. Dibandingkan dan Dibahas.

    Analisis hasil uji yang telah didapat dibandingkan dan dibahas.

    10. Kesimpulan Dan Saran.

    Dicoba ditarik kesimpulan dari pembahasan yang ada. 

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pemeriksaan Agregat

    Pemeriksaan gradasi agregat halus memenuhi spesifikasi standar

    spesifikasi umum beton beton Departemen Pekerjaan Umum, begitu juga untuk

    gradasi agregat kasar yakni kerikil dan batu pecah. Hasil pengujian keausan

    agregat menunjukkan bahwa besar presentase keausan kerikil adalah sebesar

    19.68 % sedangkan batu pecah adalah sebesar 15.94 %. Hasil pemeriksaan yang

    telah dilakukan menunjukan bahwa berat jenis agregat kasar untuk kerikil adalah

    2.634 dan untuk batu pecah adalah 2.766 sedangkan untuk agregat halus didapat

    sebesar 2.646. dari besaran berat jenis yang ada agregat yang ada termasuk jenis

    agregat normal yaitu agregat yang memiliki berat jenis antara 2.5 – 2.8.

    Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

    y = 70,668Ln(x) + 163,36

    y = 76,3Ln(x) + 200,2

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 5 10 15 20 25 30Umur Beton, hari

       K  u  a   t   T  e   k  a

      n ,

       k  g   /  c  m   2

    Beton Material Alami

    Beton Material Buatan

    Regresi Beton Material Alami

    Regresi Beton Material Alami

     

    Gambar 2. Hubungan Kuat Tekan dan Umur Beton dengan Fas 0,35

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    8/10

    !

    y = 81,049Ln(x) + 198,2

    y = 83,243Ln(x) + 208,89

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 5 10 15 20 25 30

    Umur Beton, hari

       K  u  a   t   T  e   k  a  n ,

       k  g   /  c  m   2

    Beton Material A lami

    Beton Material Buatan

    Regresi Beton Material Alami

    Regresi Beton Material Alami

     

    Gambar 3. Hubungan Kuat Tekan dan Umur Beton dengan Fas 0,30

    Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa beton yang menggunakan

    agregat buatan memiliki kuat tekan karakteristik yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan agregat material alam. Hal ini wajar karena pada pemeriksaan awal telah

    ditunjukan bahwa materila buatan (split) lebih keras jika dibandingkan dengan

    agregat alam. Meskipun demikian beton yang menggunakan agregat alam yang

    berada di sungai Bone hasil perbandingan kuat tekannya nilainya tidak terlalu

    berbeda jauh perbandingannya dengan agregat buatan (Batu pecah) Bongomeme.Secara detail dapat dijelaskan bahwa, beton yang menggunakan material

    alam dengan FAS 0,35 didapat kuat tekan betonnya yakni pada umur 3 hari

    sebesar 241,00 Kg/cm², umur 7 hari sebesar 300,87 Kg/cm², umur 14 hari sebesar

    349.86 Kg/cm², umur 21 hari sebesar 378.51 Kg/cm², dan pada umur 28 hari

    sebesar 398.84 Kg/cm². Sedangkan pada beton yang menggunakan material

    buatan dengan FAS yang sama didapat kuat tekan beton rata – ratanya yakni pada

    umur 3 hari sebesar 284,02 Kg/cm², umur 7 hari sebesar 348,67 Kg/cm², umur 14

    hari sebesar 401,56 Kg/cm², umur 21 hari sebesar 432,50 Kg/cm², dan pada umur

    28 hari sebesar 454,45 Kg/cm². Kenaikannya yakni sekitar 22 % sampai 14 %

    terhadap beton dengan yang menggunakan agregat alami yang cenderung makin

    menurun seiring dengan bertambahnya umur beton.

    Pada beton dengan FAS 0.30 yang menggunakan material alam didapat

    kuat tekan beton pada umur 3 hari sebesar 287,24 Kg/cm², umur 7 hari sebesar

    355,91 Kg/cm², umur 14 hari sebesar 412,09 Kg/cm², umur 21 hari sebesar 444,96

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    9/10

    !

    Kg/cm², dan pada umur 28 hari sebesar 468,27 Kg/cm². Sedangkan pada beton

    yang menggunakan material buatan dengan FAS 0.30 didapat kuat tekan beton

    yakni pada umur 3 hari sebesar 300,34 Kg/cm², umur 7 hari sebesar 370,83

    Kg/cm², umur 14 hari sebesar 428,57 Kg/cm², umur 21 hari sebesar 462,33

    Kg/cm², dan pada umur 28 hari sebesar 486,27. Kenaikannya yakni sekitar 5 %

    sampai 3 % terhadap beton dengan yang menggunakan agregat alami yang

    cenderung makin menurun seiring dengan bertambahnya umur beton.

    Pada nilai kuat tekan yang hampir sama pada beton dengan FAS 0.30

    menunjukan tidak terdapat perbedaan kuat lekat (interlocking) dan daya ikat

    antara material agregat kasar dan spesi beton, sehingga perbedaan sifat bentuk dan

    kemampuan lekat antara agregat alami dan agregat buatan seperti split hampir

    tidak ada pengaruhnya terhadap kuat tekan beton.

    KESIMPULAN

    1)  Hasil perbandingan kuat tekan beton antara beton yang menggunakan

    material buatan dengan beton yang menggunakan material alami pada n

    FAS 0,35 pada umur 28 hari hasilnya adalah terjadi peningkatan kuat

    tekan sekitar 14 %, sedangkan pada FAS 0,30 pada umur 28 hari terjadi

    peningkatan hanya 3 % saja.

    2)  Secara umum dari penelitian yang telah dilakukan material alami yang

    berasal dari Talumolo sungai Bone menunjukan hasil yang baik apabila

    digunakan sebagai material pembentuk beton.

    SARAN

    Perlu dikembangkan perbandingan kuat tekan beton yang menggunakan

    material alam dengan material buatan pada FAS yang lebih tinggi selain itu perlu

     juga dikembangkan pada kemampuan beton yang lain seperti kuat tarik, kuat

    geser dan yang lain. 

    DAFTAR PUSTAKA

    Anomisius, ( 2005 ) Spesifikasi Umum Beton, Departemen Pekerjaan Umum.

    Anonimous, (2002), Metode Spesifikasi Dan Tata Cara, beton semen, perkerasan

    beton semen. Departemen Pekerjaan Umum. Cetakan pertama : Bandung

    Besari, M.S, ( 2003 ), Teknologi Beton, Andi : Yogyakarta

  • 8/18/2019 Perbandingan Beton,-

    10/10

    !

    Mulyono, Tri, (2003), Teknologi Beton, Andi : Yogyakarta

    Nawi, (1985), Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar , Rafika Aditama,

    Bandung

    Sumekto, Wuryati dan Rahmadiyanto, Canrda, (2001), Teknologi Beton,

    Kanisius: Yogyakarta.