Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

21
PERAWATAN LANJUT USIA DI KOMUNITAS A. PERUBAHAN PADA LANSIA 1. PROSES PENUAAN Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya proses ini menjadi beban bagi orang lain dibadingkan dengan proses lain yang terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang normal dan tidak normal. 2. LANDASAN PENANGANAN LANJUT USIA TINGKAT MASYARAKAT a. Filsafat Negara /P4. b. Undang undang dasar 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34. c. Undang-undang nomer 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan bab 1 pasal 1 ayat 1. d. Undang-undang no 4 tahun 1965, tentang pemberian bantuan penghidupan orangtua. e. Undang-undang no 5 tahun 1974, tentang pokok- pokok pemerintah didaerah. f. Undang-undang no 6 tahun 1974, tentang ketentua-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. g. Keputusan presiden RI no 44 tahun 1974. 1 Perawatan Lanjut Usia di Komunitas Keperawatan Gerontik

description

Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

Transcript of Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

Page 1: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

PERAWATAN LANJUT USIA DI KOMUNITAS

A. PERUBAHAN PADA LANSIA

1. PROSES PENUAAN

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun

proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi

pada kenyataannya proses ini menjadi beban bagi orang lain dibadingkan

dengan proses lain yang terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus

mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang normal dan tidak normal.

2. LANDASAN PENANGANAN LANJUT USIA TINGKAT

MASYARAKAT

a. Filsafat Negara /P4.

b. Undang undang dasar 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34.

c. Undang-undang nomer 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan

bab 1 pasal 1 ayat 1.

d. Undang-undang no 4 tahun 1965, tentang pemberian bantuan

penghidupan orangtua.

e. Undang-undang no 5 tahun 1974, tentang pokok-pokok pemerintah

didaerah.

f. Undang-undang no 6 tahun 1974, tentang ketentua-ketentuan pokok

kesejahteraan sosial.

g. Keputusan presiden RI no 44 tahun 1974.

h. Program PBB tentang lanjut usia anjuran kongres internasional WINA

1983.

i. GBHN 1983/ pelita IV.

j. Keputusan mentri sosial RI no 44 tahun 1974, tentang organisasi dan

tata kerja departemen social propinsi.

1 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 2: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

3. BEBERAPA ALASAN TIMBULNYA PERHATIAN KEPADA LANJUT

USIA

Alasan-alasan tersebut meliputi:

1. Pensiunan dan masalah-masalahnya.

2. Kematian mendadak karena penyakit jantung dan Stroke

3. Meningkatnya jumlah lanjut usia

4. Pemerataan pelayanan kesehatan

5. Kewajiban pemerintah terhadap orang cacat dan jompo

6. Perkembangan ilmu

Gerontology

Geriatri

7. Program PBB

8. Konferensi Internasional di Wina Tahun 1983

9. Kurangnya jumlah tempat tidur di rumah sakit

10. Mahalnya obat-obatan

B. PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA

1. PENDEKATAN FISIK

Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan,

kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya,

perubahan fisik pada organ tubuh,tingkat kesehatan yang masih bias

dicapai dan dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau ditekan

progresivitasnya.

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dibagi atas dua

bagian yakni:

Klien lanjut usia yang masih aktif dimana keadaan fisiknya masih mampu

bergaerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-

hari masih mampu melakukan sendiri.

Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan

fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.Perawat harus mengetahui

dasar perawatan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang

berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan

2 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 3: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

kesehatannya.Kebersihan perorangan (personal hygiene) sangat penting

dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi

dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian.

2. PENDEKATAN PSIKIS

Disini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan

pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai

supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung

rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.Perawat hendaknya

memilikikesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu

yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka

merasa aman.

3. PENDEKATAN SOSIAL

Menagadakan diskusi dan tukar pikiran serat bercerita merupakan salah

satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk

berkumpul bersama sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi

mereka.Jadi pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat

bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk social yang membutuhkan

orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan

social antara werda dengan werda maupun werda dengan perawat sendiri.

Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para werda

untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi misalnya jalan pagi,

menonton film atau hiburan-hiburan lain. Para werda perlu dirangsang untuk

mengetahui dunia luar seperti nonton televise, mendengarkan radio atau

membaca surat kabar dan majalah. Dapat disadari bahwa pendekatan

komunikasi dalam perawatantidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan

medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.

Menurut Drs. H. Manan dalam bukunya Komunikasi Dalam Perawatan

mengatakan: tidak sedikit klien tidak bias tidur karena stress. Setres

memikirkan penyakitnya, biaya hidup, kelurga dirumah, sehingga

3 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 4: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

menimbulkan kekecewaan, rasa katakutan atau kekhawatiran, rasa kecemasan

dan lain sebagainya.

Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian

terhadapsekelilingnya perlu diberi kesempatan kepada mereka untuk antara

lain ikut menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan

dengan dunia luar.

Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka

(terutama bagi yang tinggal di Panti Werda), hal ini dapat diatasi dengan

berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontrak sesame mereka, makan

dan duduk bersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan

sepenanggungan, punya hak dan kewajiban bersama.Dengan demikian

perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun

terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan klien

lanjut usia di Panti Werda.

4. PENDEKATAN SPIRUTUAL

Pearawt harus bias memberikan kepuasan batin dalam hubungannya

dengan Tuhan atau agama yang dianutnya, terutama bila klien lanjut usia

dalam keadaan sakit, atau mendekati kematian.

Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang

menghadapi kematian,DR. Tonny Seyiabudhi mengemukakan bahwa: maut

seringkali menggugah rasa takut. Rasa takut semacam ini disadari oleh

berbagai macam factor, seperti ketidak pastian akan pengalaman selanjutnya,

adanya rasa sakit/penderitaan yang sering menyertai, kegelisaan untuk tidak

berkumpul lagi dengan keluarga/lingkungan sekitarnya dan lain sebagainya.

Dalam menghadapi kematian, setiap klien lanjut usia akan memberikan

reaksi-reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara mereka

menghadapi hidup ini. Sebab itu, perawat harus meneliti dengan cermat,

dimanakah letak kelemahan dan dimana pula letak kekuatan klien, agar

perawatan selanjutnya akan lebih terarah lagi. Bila kelemahan terletak pada

segi spiritual, sudah selayaknya perawatan dengan tim berkewajiban untuk

mencari upaya agar klien lanjut usia ini dapat diringankan penderitaannya.

4 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 5: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

Perawatbisa memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk

melaksanakan ibadahnya, atau secara langsung memberikan bimbingan rohani

dengan menganjurkan melaksanakan ibadahnya seperti membaca kitab atau

membantu lanjut usia dalam menunaikan kewajiban terhadap agama yang

dianutnya.

Peran Perawat Lansia Komunitas

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi

oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran

adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial

tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat

dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan

diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung

keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.

Dalam Prakteknya Keperawatan Gerontik Meliputi Peran Dan Fungsinya

Sebagai Berikut:

1. Sebagai Care Giver /Pemberi Asuhan Langsung Memberikan asuhan

keperawatan kepada lansia yang meliputi intervensi/tindakan keperawatan,

observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai

dengan pendelegasian yang diberikan.

2. Sebagai Pendidik Klien Lansia Sebagai pendidik, perawat membantu

lansia meningkatkan kesehatannya malalui pemberian pengetahuan yang

terkait dengan keperawatan dan tindakan medic yang diterima sehingga

klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang

diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan

pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi,

kadar kesehatan, dan lain sebagainya.

5 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 6: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

3. Sebagai Motivator Sebagai motivator,perawat memberikan motivasi

kepada lansia.

4. Sebagai Advokasi Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai

penghubung antar klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya

pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu

klien memahami semua informasi dan upeya kesehatan yang diberikan

oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.

Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai

narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap

upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran

sebagai advokat, perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi

keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

5. Sebagai Konselor

Memberikan konseling/ bimbingan kepada lansia, keluarga dan

masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling

diberikan kepada individu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman

kesehatan dengan penglaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan

pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kea rah perilaku

hidup sehat.

Fungsi Perawat Gerontik

Menurut Eliopoulous tahun 2005 fungsi dari perawat gerontology adalah :

1. Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat.

2. Menghilangkan perasaan takut tua.

3. Menghormati hak orang dewasa lebih tua dan memastikan yang lain

melakukan hal yang sama.

4. Memantau dan mendorong kualitas pelayanan.

5. Memperhatikan serta mengurangi risiko terhadap kesehatan dan

kesejahteraan.

6. Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan.

6 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 7: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

7. Mendengarkan dan memberi dukungan.

8. Memberikan semangat, dukungan, dan harapan.

9. Menghasilkan, mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam

penelitian.

10. Melakukan perawatan rehabilitatif.

11. Mengoordinasi dan mengatur perawatan.

12. Mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan

individu dan perawatan secara menyeluruh.

13. Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.

14. Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli di

bidangnya.

15. Saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual.

16. Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempat.

17. Memberikan dukungan dan kenyamanan dalam menghadapi proses

kematian.

18. Mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang

optimal.

Tugas-Tugas Perawat Dalam Setiap Teori Penuaan

1. Tugas Perawat dalam Teori Biologi Perawatan yang memperhatikan

kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lansia

semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan

yang masih bisa dicapai dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau

ditekan progresifitasnya.

Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2

bagian yakni :

a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih

mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk

kebutuhannnya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.

b. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan

fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus

mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang

7 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 8: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk

mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat

penting dalam usaha mencegah timbulnya penyakit/peradangan

mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang

mendapat perhatian. Disamping itu kemunduran kondisi fisik

akibat proses penuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh

terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar. Untuk klien

lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan

mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku dan

rambut, kebersihan tempat tidur serta posisinya, hal makan, cara

memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau

sebaliknya. Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar

adalah memperhatikan dan membantu para klien lansia untuk

bernafas dengan lancar, makan (termasuk memilih dan menentukan

makanan), minum melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap

tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah posisitiduran, beristrahat,

kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian,

mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dari kecelakaan.

2. Tugas Perawat Dalam Teori Sosial Perawat sebaiknya memfasilitasi

sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta

bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan

untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia,

yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya

adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hubungan yang

tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda maupun werda

dengan perawat sendiri. Perawat memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada para werda untuk mengadakan komunikasi, melakukan

rekreasi seperti jalan pagi, menonton film atau hiburan-hiburan lain karena

mereka perlu diransang untuk mengetahui dunia luar. Dapat disadari

bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya

dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau

ketenangan para klien lansia. Menurut Drs H. Mannan dalam bukunya

8 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 9: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

Komunikasi dalam Perawatan mengatakan : tidak sedikit klien tidak bisa

tidur karena stres. Stres memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga

yang dirumah, sehingga menimbulkan kekecewaan, rasa ketakutan atau

kekhawatiran, rasa kecemasan dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa

jemu dan menimbulkan perhatian terhadap sekelilingnya perlu diberikan

kesempatan kepada mereka untuk antara lain ikut menikmati keadaan

diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan dengan dunia luar. Tidak

jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka (terutama

bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi dengan berbagai

usaha, antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka, makan dan

duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan

sepenanggungan, mengenai hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian

perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka

maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan

pelayanan klien lansia di panti werda.

3. Tugas Perawat dalam Teori Psikologi Perawat mempunyai peranan

penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat

dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang

asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang

akrab. Perawat hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam

memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima

berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas. Pada dasarnya klien

lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungannya

termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus

menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka

melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobby yang dimilikinya.

Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia

dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa

keterbatasan, sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang

dideritanya, hal ini perlu dilakukan karena : perubahan psikologi terjadi

bersama dengan makin lanjutnya usia. Perubahanperubahan ini meliputi

gejala-gejala seperti menurunnya dayaingat untuk peristiwa yang baru

9 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 10: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan

kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk

tiduran di waktu siang dan pergeseran libido. Perawat harus sabar

mendengarkan cerita-cerita yang membosankan, jangan mentertawakan

atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila melakukan kesalahan. Harus

diingat, kemunduran ingatan akan mewarnai tingkah laku mereka dan

kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu.

Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka

terhadap kesehatan, perawatbisa melakukannya secara perlahan-lahan dan

bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka ke arah

pemuasan pribadi sehingga pengalaman yang dilaluinya tidak menambah

beban, bila perlu diusahakan agar di masa lansia ini mereka tetap merasa

puas dan bahagia.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

TINGKAT MASYARAKAT

1. Tujuan asuhan keperawatan lansia tingkat masyarakat

Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari- hari secara mendiri

Fokus asuhan keperawatan lansia :

1. Peningkatan kesehatan.

2. Pencegahan penyakit.

3. Mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.

pengkajian

Fisik / biologis

Wawancara riwayat kesehatan :

Pandangan lansia tentang kesehatannya.

Kegiatan yang mampu dilakukan lansia.

Kekuatan fisik lansia (otot, sendi, pendengaran, penglihatan).

Kebiasaan lansia merawat diri sendiri.

10 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 11: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur,BAB / BAK.

Kebiasaan gerak badan / olah raga.

Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.

Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat

Masalah-masalah seksual yang dirasakan.

Pemeriksaan fisik

Sistem integumen/kulit

Muskuluskletal

Respirasi

Kardiovaskuler

Perkemihan

Persyarafan

Fungsi sensorik (penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman)

 

Psikologis

Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat,

proses fikir

Perlu dikaji alam perasaan, orentasi terhadap realitas, kemampuan dalam

menyelesaikan masalah

Sosial ekonomi

Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan

lingkungannya dan bagaimana keterlibatkan lansia dalam organisasi social,

penghasilan yang diperoleh, perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial

ekonomi

1. Spiritual

Kenyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana kenyakinan tsb. Dapat

diterapkan dalam:

Kegiatan ibadah setiap hari.

Kegiatan keagamaan

Cara menyelesaikan masalah (Doa)

11 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 12: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

Terlihat sabar dan tawakal

I. Fisik / biologis

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan dari kebutuhan tubuh s.d intake

yang tidak adekuat

Gangguan pesepsi s.d gangguan pendengaran / penglihatan

Kurangnya perawatan diri s.d menurunnya minat dalam merawat diri

Resiko cidera fisik s.d (jatuh) penyesuaiaan terhadap penurunan fungsi

tubuh tidak adekuat

Perubahan pola eliminasi s.d pola makan yang tidak efektif

Gangguan pola tidur s.d kecemasan atau nyeri

Gangguan pola nafas s.d penyempitan jalan nafas dan gangguan mobilisasi

s.d kekakuan sendi

II.Psikologis – sosial

Menarik diri dari lingkungan s.d perasaan tidak mampu

Isolasi sosial s.d perasaancuriga

Depresi s.d isolasi perasaan ditolak

Koping yang tidak adekuat s.d ketidak mampuan mengungkapkan

perasaan secara tepat

Cemas s.d sumber keuangan yang tidak terbatas.

III.Spiritual

Reaksi berkabung / berduka s.d ditinggal pasangan

Penolakan terhadap proses penuaaan s.d ketidak siapan menhadapi

kematian

Marah terhdap tuhan s.d kegagalan yang dialami

Perasaan tidak tenang s.d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Intervensi keperawatan :

1. Makanan porsi kecil tapi sering

2. Banyak minum dan kurangi makan

3. Makanan mengandung serat

12 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 13: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

4. Batasi makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak,

makanan berlemak), kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori dan wanita

1700 kalori :

KH 60 % dari jumlah kalori

Lemak 15-20 %

Protein 20-25 %

Vitamin dan mineral + kebutuhan usia muda

Air 6-8 gelas /hari

Membatasi minum kopi dan teh.

2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia

intervensi :

1. biarkan menggunakan alat bantu

2. latih untuk / mobilisasi

3. menggunakan kaca mata

4. menemani bila berp[ergian

5. ruagan dekat kantor

6. meletakan bel dibawah bantal

7. tempat tidur tidak terlau tinggi

8. meyediakan meja kecil dekat tempat tidur

9. lantai bersih, rata dan tidak licin / basah.

10. Peralatan yang menggunakan roda dikunci

11. Pasang pengaman dikamar mandi

12. Hindari lampu yang redup dan menyilaukan (sebaiknya lampu 70-100

watt)

13. Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet.

3. Memelihara kebersihan diri

Sebagian lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan perawatan

diri secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia muda,

kelemahan dan ketidakmampuan.

Masalah : keringat berkurang kulit lansia bersisik, kering

13 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik

Page 14: Perawatan Lanjut Usia Di Komunitas

Intervensi :

1. Mengingatkan/ membantu

2. Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.

4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur :

Masalah yang sering terjadi : gangguan tidur

Intervensi :

1. Menyediakan tempat tidur yang nyaman

2. Mengatir lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau

3. Melatih melakukan latihan fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll).

 5. Meningkatkan hubungan interpersonal

Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas

marah, mudah tersinggung, curiga dapat terjadi karena hubungan interpersonal

yang tidak adekuat.

Intervensi :

1. Berkomuikasi dengan kontak mata

2. Memberikan stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan

dilakukan

3. Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan

4. Menghargai pendapat lansia.

5. Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan.

Sumber:

http://www.askep-lansia-komunitas.blogspot.com//

Nugroho, wahjudi. 2000. Perawatan Lanjut Usia Edisi ke-2. Jakarta: EGC

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis Edisi

ke-6. Jakarta: EGC

14 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik