Perawat Sebagai Profesi

28
Perawat Sebagai Profesi Perawat adalah seseorang yang telah lulus dari suatu program pendidikan dasar perawatan, memenuhi syarat di beri wewenang oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan bertanggung jawab. Perawat melakukan tindakan keperawatan kepada klien atau pasien dengan memberikan tindakan yang di fungsikan untuk mengubah keadaan lahiriah atau batiniah yang sakit menjadi lebih baik yang mana tindakan ini memiliki tujuan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat luas, untuk mencegah perkembangan penyakit, melakukan pengobatan/perawatan orang sakit dan untuk merehabilitasi seseorang yang sakit. Realita keperawatan secara islami memberikan tolak ukur untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia, akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan syariah islam yaitu dengan memperhatikan kaidah- kaidah dan aturan-aturan dalam islam. Seorang perawat islam masa kini harus menyadari untuk mewujudkan perawat yang profesional itu haruslah memiliki kualitas sehingga mampu bersaing. Hidup adalah sebuah persaingan (fastabiqul khairat). Itulah sebabnya, untuk menjadikan diri yang berkualitas, perawat tak kenal berhenti untuk terus belajar, belajar dan belajar. Perawatpun harus menyadari bahwa tiga potensi dirinya, yaitu head, heart, dan hand, hanyalah sebuah khayalan bila tidak ditambah dengan sikap yang mutlak diperlukan, yaitu hard working .Kualitas bukan sekedar hasil, melainkan sebuah proses dari keterpanggilan hati. Kualitas adalah gambaran yang menjadi obsesi bagi setiap pribadi muslim yang memiliki etos kerja. Perawat muslim yang beretos kerja memiliki semacam semangat untuk memberikan pengaruh positif kepada lingkungannya. Keberadaan dirinya diukur oleh sejauh mana potensi yang dimilikinya

Transcript of Perawat Sebagai Profesi

Page 1: Perawat Sebagai Profesi

Perawat Sebagai Profesi

Perawat adalah seseorang yang telah lulus dari suatu program pendidikan dasar

perawatan, memenuhi syarat di beri wewenang oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan

yang bermutu dan bertanggung jawab. Perawat melakukan tindakan keperawatan kepada klien

atau pasien dengan memberikan tindakan yang di fungsikan untuk mengubah keadaan lahiriah

atau batiniah yang sakit menjadi lebih baik yang mana tindakan ini memiliki tujuan adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat luas, untuk mencegah perkembangan penyakit,

melakukan pengobatan/perawatan orang sakit dan untuk merehabilitasi seseorang yang sakit.

Realita keperawatan secara islami memberikan tolak ukur untuk pelayanan kesehatan

yang lebih baik. Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia,

akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan syariah

islam yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam. Seorang

perawat islam masa kini harus menyadari untuk mewujudkan perawat yang profesional itu

haruslah memiliki kualitas sehingga mampu bersaing. Hidup adalah sebuah persaingan

(fastabiqul khairat). Itulah sebabnya, untuk menjadikan diri yang berkualitas, perawat tak kenal

berhenti untuk terus belajar, belajar dan belajar. Perawatpun harus menyadari bahwa tiga potensi

dirinya, yaitu head, heart, dan hand, hanyalah sebuah khayalan bila tidak ditambah dengan sikap

yang mutlak diperlukan, yaitu hard working

.Kualitas bukan sekedar hasil, melainkan sebuah proses dari keterpanggilan hati. Kualitas

adalah gambaran yang menjadi obsesi bagi setiap pribadi muslim yang memiliki etos kerja.

Perawat muslim yang beretos kerja memiliki semacam semangat untuk memberikan pengaruh

positif kepada lingkungannya. Keberadaan dirinya diukur oleh sejauh mana potensi yang

dimilikinya memberikan makna dan pengaruh yang mendalam bagi orang lain. Perawat ada

karena banyak orang yang maemerlukan perawatan. Perawat ada karena perawat memberikan

makna bagi kehidupan.

Perawat muslim harus memiliki etos kerja islam yang baik dalam etos tersebut, ada

semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala kerusakan

(fasad) sehingga setiap pekerjaan diarahkan untuk mengurangi bahkan menghilangkan sama

sekali cacat dari hasil pekerjaannya (no single defect). Sikap seperti ini dikenal dengan ihsan,

sebagaimana Allah menciptakan manusia dalam bentuknya yang paling sempurna (fi ahsani

taqwin).

Senada dengan kata ihsan, di dalam Al-quran kita temukan pula kata itqan yang berarti

proses pekerjaan yang bersungguh-sungguh, akurat dan sempurna (an-Naml:88). Akibatnya,

seorang muslim yang mempunyai kepribadian qur’ani pastilah akan menunjukan etos kerja yang

bersikap dan berbuat serta menghasilkan segala sesuatu yang bersungguh-sungguh dan tidak

pernah mengerjakan sesuatu setengah hati (mediocre). Seorang perawat harus memiliki kualitas

Page 2: Perawat Sebagai Profesi

hati (quality of your heart) berkaitan dengan kualitas moral seseorang atau dikenal dengan istilah

Spiritual intelligent

.Seorang perawat muslim yang professional harus bekerja dan pekerjaannya sebagai

aktivitas dinamis, mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan seorang muslim

harus penuh dengan tantangan (challenging), tidak monoton dan selalu berupaya untuk mencari

terobosan-terobosan baru (innovative) dalam melakukan perawatan kepada pasien, bagaimana

cara mengkolaborasi dari ilmu pengetahuan, ilmu keperawatan dan seni dalam merawat serta

tidak pernah merasa puas dalam berbuat kebaikan. Ada motivasi dalam hatinya untuk selalu

meningkatkan kualitas dirinya. Jiwanya gelisah jika berada dalam kondisi statis. Jiwanya

merintih apabila setiap waktu tidak ada perubahan yang bermanfaat. Inilah yang dimaksudkan

sebagai semangat perubahan (spirit of change).

Ibarat meneguk air laut, kian diteguk terasa kian haus pula rasanya. Islam adalah agama

yang dinamis dan penuh energy, tidak pernah mengenal kamus berhenti dalam berbuat kebaikan,

menggapai prestasi Ilahiah. Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita

lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk dapat

melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah

agama yang kita yakini bersama.

Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout banyak sekali

petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi keperawatan.

Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri

terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan

bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di

tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan

perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di

dalamnya. Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia

mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia.

Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang

penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib).

Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan

keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin

Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah

sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu

kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang

mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya. Allah berfirman: Iqra wa rabbukal

akram, alladzi allama bil qalam, allamal insana ma lam ya’lam (Bacalah dan Tuhanmulah yang

paling mulia, yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia

mengajarkan kepada manusia segala apa yang tidak diketahuinya. QS al-Alaq: 3-5). Melalui ayat

Page 3: Perawat Sebagai Profesi

ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap organisme dan anorganisme yang

ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian,

diagnonis, dsb. Ini terbukti dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan

kesehatan, semakin terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya.

Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah perintah agama

kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk

melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang

tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban ini

merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat dalam

berbagai bidang spesialisiasi. Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap

warganegaranya.

Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai cara, pasien adalah

tuan, dokter dan perawat sebagai pelayannya. Peraturan-peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan

pelayanan harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien dan

ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan dan kesenangan yang pantas.

Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak membedakan

siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya dan

bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena itu dokter dan

perawat mengemban tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah

dengan namaTuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa manusia

dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin untuk

menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan.

Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan, siapa saja

yang menolong saudaranya di dunia. Walaupun kematian merupakan hak prerogatif Allah

menentukannya, namun manusia diberi kewenangan yang maksimal untuk mengatasi

penyakitnya dengan bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya terhadap penyakit yang parah

sekalipun, dokter dan perawat tetap melakukan usaha maksimal dan memberi semangat hidup

para pasien bersangkutan.

Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas dasar

teoritis, melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa lalu. Di masa-masa

awal perkembangan Islam dikenal sejumlah wanita yang mengabdikan dirinya di bidang

keperawatan, di antaranya Rufaidah, ia berjasa mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi

Muhammad Saw guna menampung dan merawat orang-orang sakit, baik karena penyakit

maupun terluka dalam peperangan Kalau di Eropa dikenal nama Jean Henry Dunant, dokter

Swiss yang melalui Konferensi Jenewa l864 diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional,

diikuti oleh Florence Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang

dianggap sebagai “Nightingale” dalam Islam.

Page 4: Perawat Sebagai Profesi

Para Khalifah Abbasiyah juga banyak memiliki dokter dan perawat istana yang

mendapatkan kedudukan istimewa turun temurun. Jurjis ibnu Bakhti, Hunain bin Ishak dan

keturunannya merupakan para dokter dan perawat yang handal. Bazmi Alim, bukan saja aktif

dalam dunia keperawatan, tapi juga membangun rumah sakit Yamki Baghcha di Istanbul-Turki,

dan masih banyak lagi. Figuritas Ibnu Sina (Avicenna) dan Abubakar al-Razi (Razez) yang

dianggap pelopor ilmu kedokteran dengan karya-karya tulis monumentalnya di bidang

keperawatan medis, semakin memacu banyaknya masyarakat yang terjun dalam profesi

keperawatan, baik pria maupun wanita.

Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan

menyangkut ketrampilan intelaktual. Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai

suatu karakter, spirit atau metode professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan

diberbagai kelompok okupasi yang angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional

merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah

suatu profesi.

Karakteristik Profesi

1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik

professional sebagai berikut :

a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan

b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis

c. Kemampuan menyelesaikan masalah

d. Pengembangan diri secara berkesinambungan

e. Pendidikan formal

f. System pengesahan terhadap kompetensi

g. Penguatan secara legal terhadap standart professional

h. Praktik berdasarkan etik

i. Hukum terhadap malpraktik

j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat

k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan

praktik yang otonom.

2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger dan

Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam

tatanan praktik keperawatan.

Page 5: Perawat Sebagai Profesi

Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat intuitif.

Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan

banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan

lain-lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik

keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok

bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.

b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.

Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan

kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.

c. Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas.

Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan

kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual,

interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu

dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat

dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.

d. Pengendalian terhadap standart praktik.

Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik

keperawatan menekankan kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi

standart yang telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat

bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.

e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.

Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan

kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan

konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap

konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak

melakukan tindakan pada situasi tertentu.

f. Karir seumur hidup

Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat

bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi

pilihannya sendiri sepanjang hayat.

g. Fungsi mandiri

Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun

kegiatran kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan

kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain.

Kesiapan Mengabdi Masyarakat

Page 6: Perawat Sebagai Profesi

Sekarang sejumlah akademi dan perguruan tinggi semakin banyak membina

mahasiswanya yang berorientasi kepada profesi keperawatan. Kondisi ini tentu patut disambut

gembira, sebab tenaga keperawatan di daerah kita, apalagi di perdesaan dan pedalaman masih

sangat kurang. Untuk lebih memberikan kesiapan fisik dan mental dalam menekuni profesi

keperawatan, kiranya penting digarisbawahi hal-hal mendasar berikut:

Pertama , hendaklah profesi keperawatan yang disandang dijadikan sebagai profesi yang

sebenarnya. Menurut pakar pendidikan, suatu pekerjaan dapat dipandang sebagai pekerjaan

profesional apabila:

1. Memiliki keahlian khusus untuk profesi tersebut, dilengkapi dengan kecakapan

diagnostik dan kompetensi aplikatif untuk membantu klien atau pasien. Ini berarti para

perawat harus terus meningkatkan ilmu, keahlian dan pengalamannya, baik melalui

pembelajaran teoritis maupun praktis. Di tengah semakin majunya dunia kedokteran dan

keperawatan, tentu menuntut setiap orang yang menggelutinya tidak boleh berhenti untuk

menambah ilmu dan skill-nya untuk disumbangkan kepada masyarakat.

2. Profesi dipilih karena panggilan hidup yang akan dijalani sepenuh waktu, jadi bukan

profesi terpaksa yang akan dijalani sambil lalu. Ketika sudah memantapkan hati menjadi

perawat, haruslah all out menggeluti bidang ini sampai akhir dengan motivasi yang tulus

ikhlas dan penuh pengabdian. Dengan motivasi dan dedikasi tinggi, tentu jenjang karier

dan prospeknya akan terus meningkat.

3. Profesi haruslah untuk kepentingan masyarakat, bukan individu dan golongan. Ini berarti

prinsip yang mendasari profesi keperawatan adalah kepentingan masyarakat yang

membutuhkan pertolongan, tanpa boleh membedakan status orang yang diberikan

pelayanan.

4. Profesi juga memiliki organisasi dan kode etik tertentu, ini berarti para perawat mestilah

merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari institusi dan organisasi yang

mewadahinya, sekaligus sadar untuk menaati kode etik yang berlaku.

5. Sebuah profesi pada dasarnya memiliki otonomi, tapi juga tetap terbuka menjalin

kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Ini berarti para perawat, meskipun di satu sisi

yakin akan kemampuannya, tapi untuk efektivitas pekerjaannya, ia harus tertap terbuka

dan proaktif bekerjasama dengan para pihak yang dapat menunjang kesuksesan layanan

keperawatan. Jadi dalam profesi terkandung persyaratan pemilikan kompetensi personal

berupa kepribadian terpuji, kompetensi profesional berupa keahlian, serta kompetensi

sosial berupa semangat pengabdian yang tinggi untuk masyarakat.

Kedua,dalam menjalankan tugas keperawatan hendaknya dibarengi dengan kecermatan,

kehati-hatian dan kewaspadaan guna meminimalisasi risiko negatif yang mungkin timbul.

Seringnya mencuat kasus malapraktik akhir-akhir ini haruslah dijadikan pelajaran bagi segenap

Page 7: Perawat Sebagai Profesi

insan keperawatan, dokter dan paramedis, untuk lebih hati-hati dan cermat dalam melakukan

pekerjaan. Agama menggariskan beberapa sikap waspada yang perlu direnungi bagi para

perawat. Sayyid Sabiq mengatakan, dalam memberikan perawatan medis, hendaknya paramedis

menjalankan tugas sesuai bidang keahliannya.

Para ulama sepakat, bahwa orang yang memberikan perawatan yang di luar keahliannya,

lalu menimbulkan kecacatan atau risiko yang menambah berat penyakit pasiennya, maka dia

harus bertanggung jawab sesuai kadar bahaya yang ditimbulkannya, dan risiko tersebut dapat

ditebus dengan ganti rugi dari hartanya sendiri, bukan harta negara atau institusi. Tetapi jika

paramedis berbuat kekeliruan, sedangkan ia seorang memiliki ilmu dan keahlian cukup, maka

risiko yang timbul, juga harus dibayarkan kepada korban. Dalam hal ini ada yang berpendapat

diambil dari hartanya, ada pula berpendapat diambil dari harta negara atau institusi tempatnya

bekerja. Imam Malik berpendapat, paramedis tidak perlu dituntut apa-apa, karena kesalahan itu

di luar kemauannya, dan perawatan yang diberikan beserta risikonya sudah seizin pasien sendiri

atau keluarganya.

Adanya keharusan bertanggung jawab tidak lain untuk melindungi jiwa manusia dan

mengingatkan paramedis atau perawat agar lebih cermat dan hati-hati dalam menjalankan

pekerjaannnya, sebab pekerjaannya berkaitan langsung dengan jiwa manusia. Ketika seorang

pasien meninggal, tidak hanya keluarga kehilangan anggotanya, tapi bisa pula kehilangan

pengasuh, pengayom dan pemimpin keluarga, penopang ekonomi keluarga, kehilangan orang

tercinta, kehilangan harapan hidupnya dan sebagainya.

Ketiga, para perawat hendaknya lebih proaktif ketika mengabdikan dirinya kepada

masyarakat, tidak pasif menunggu orang sakit datang ke rumah sakit saja. Kita semua

mengetahui bahwa UNDP setiap tahun mengukur peringkat kualitas hidup manusia, human

development index (HDI), di mana HDI rakyat Indonedia selalu yang terendah dibanding

bangsa-bangsa di dunia dan di Asia Tenggara. Rendahnya derajat kesehatan merupakan salah

satu indikator kriteria yang digunakan UNDP. Dipastikan masyarakat yang kualitas

kesehatannya rendah tersebut berada pada level ekonomi menengah ke bawah. Mereka ini baru

berobat atau terpaksa datang ke rumah sakit sesudah penyakitnya parah. Oleh karenanya, para

perawat hendaknya proaktif turun ke lapangan, sehingga potensi penyakit di masyarakat dapat

dihindari. Bukankah dalam pengobatan berlaku prinsip, lebih baik mencegah daripada

mengobati.

Perkembangan Profesionalisme Keperawatan

Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang

diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu

adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang

lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga

tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi pada

Page 8: Perawat Sebagai Profesi

penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada

tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya

tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu

bidang keprofesian.

Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan

perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan

pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan.

Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional pemula,

dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.

Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan tidak

cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi keperawatan untuk terus

mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan

pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).

Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai

cara dan pendekatan antara lain :

1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai

aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi,

dedikasi serta keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.

2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan

organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram

pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.

3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan

yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.

4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat

berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan

atau sector swasta.

5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri,

bukan anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah

yang berpotensi untuk dikembangkan.

Pohon Ilmu ( Body of Knowledge )

Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan

keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu

dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan landasan professional

yang kokoh dan mantap.

Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu

keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu

Page 9: Perawat Sebagai Profesi

keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu

biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan

ilmu keperawatan klinik, yang apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian

masalah secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan

meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia “.

Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab

tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal yang

melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar

tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.

Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan dan

tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat

individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang

juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional

sampai sub seluler atau molekuler.

Cerminan Perawat Profesional

Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam

nilai intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :

1. Nilai intelektual

Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari

a. Body of Knowledge

b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)

c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral

Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik

keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap

masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.

Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :

a. Beneficience

Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan

yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)

b. Fair

Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan

ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan

dengan keunikan yang dimiliki.

c. Fidelity

Page 10: Perawat Sebagai Profesi

Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha

menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan

kebutuhan spiritual klien.

Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Menurut Tuntutan Ajaran

Islam

Keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) “Nursing is based upon art and science

which would the attitudes, intellectual competencies and technical skills of the individual nurse

into the desire and ability to help people sick or well cope with their health needs, and may be

carried out under general of specific medical direction”

Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan

kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan

kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug

proses kehidupan manusia.

Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan

professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada

keimanan, keilmuan dan amal.

Pengertian menurut keislaman nantinya dapat di kaitkan kepada komponen paradigma

keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya paradigma

keperawatan dalam Islam

Pengertian dan Komponen-Komponen Paradigma Keperawatan Dalam Islam

Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai

dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan

sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.

Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat komponen yang

dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:

1. Manusia Dan Kemanusiaan.

Firman Allah SWT:

Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

(QS. At-Tiin: 4)

Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik

bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,

dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada manusia

kecuali Iblis.

Page 11: Perawat Sebagai Profesi

Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas.

Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat

dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan

hidupnya.

An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.

Sebagaimana firman Allah SWT.

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Manusia memiliki tiga komponen antara lain:

a. Jasad (fisik )

Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan

tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )

b. Ruh.

Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh

(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72)

c. Nafs (jiwa)

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-

Ra’d: 28)

2. Lingkungan

Lingkungan Internal:

Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:

Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual.

Lingkungan Eksternal:

Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun tidak

langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi:

Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual

3. Sehat dan Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek

jasmani, rohani dan social.

Page 12: Perawat Sebagai Profesi

Dilandasi oleh Firman Allah SWT:

Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-

Ra’d: 28)

Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya

dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan

kepadanya“

Upaya kesehatan adalah sebagai berikut:

Promotif

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan

dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang berbuat baik.”  (QS. Al-Baqarah: 195)

Prefentif

Firman Allah SWT:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,

dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.” ( QS. At-Tahrim : 6)

Kuratif

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. Asy-Syuara: 80)

Rehabilitatif.

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du: 11)

4. Keperawatan.

Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan

amal.

Prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan

Dalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan.

Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:

Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda umat

manusia

Page 13: Perawat Sebagai Profesi

Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah

Justice

Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi

Pendekatan Holistik Dalam Asuhan Keperawatan

Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang

meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan

suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.

Holistik terkait dengan kesejahteraan. Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang

saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai

kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan

beradaptasi terhadap stimulus. Teori adaptasi Sister Callista Roy dapat digunakan.

Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan

adaptasi dalam menghadapi perubahan kabutuhan dasarnya. Tindakan direncanakan dengan

tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap

stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan dengan melihat kemampuan klien dalam

beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan

adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik bio, psiko maupun sosial (holistik). Sebagai pemberi

asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini merupakan konsep yang harus di pahami

oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien

Bicara tentang konsep holistic dari dulu perawat telah lama mengenal. Dalam literatur

keperawatan dikatakan perawat memandang manusia sebagai makhluk yang utuh bio,psiko,

sosio, spiritual. Karena konsep yang dibahas cukup luas teman ada yang memplesetkan sebagai

“ipolesosbudhankamrata”nya perawat. Saking luasnya jangkauan yang “harus dijangkau” oleh

perawat bahkan ada yang bersikap skeptis.

Peran Perawat Membimbing Klien Yang Sakit

Sebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap ilmu keperawat tersebut.

Peran yang dapat lakukan antara lain:

Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan

Islam mengajarkan beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu terlihat

baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu

keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan

terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.

Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan

Page 14: Perawat Sebagai Profesi

Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai-nilai tersebut

untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.Misalnya ketika seorang perawat mendapati

pasien yang beragama islam, dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air

maka penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan

bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah sakitnya, namun tidak pula

meninggalkan ibadahnya.

Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh

sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan

dari sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari

pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan

spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam

dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas

penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang

dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.

Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama ”Al Asiyah “ dari kata Aasa yang berarti

mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan obat. Pelayanan

kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang perawat wanita

yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat menghargai seorang petugas kesehatan

karna petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang sangat mulia.

Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan kepada orang yang

membutuhkan baik itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan kepada pasien. Hubungan

antara petugas kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa dan pemakai jasa.

Antara petugas kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah. Akad Hijrah adalah suatu akad

dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran dan Keahlian.

Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik, Mental maupun

kesehatan lingkungan.Hak dan kewajiban antara perawat dengan pasien.

kewajiban petugas keperawatan

·       melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah jabatan

·       memberikan pelayanan dengan baik

·       menetapkan tarip yang terjangkau oleh masyarakat

·       mengusahakan keringanan biaya

·       bertanggung jawab atas kematian /penderitaan dan kerugian pasien yang disebabkan oleh

kesalahan perawat

Page 15: Perawat Sebagai Profesi

·        melimdungi pasien dari sasaran propaganda agama lain

·        menyampaikan wasiat pasien yang meninggal kapada keluarganya

·        membantu pemakaman jenazah secepat mungkin

·        menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan ajaran agama.

 

Hak – Hak petugas keperawatan

·        Mendapatkan Gaji dan Honorer

·        Mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah

·        Mendapat perlindungan hukum

·        Melindungi pasien dari ancaman luar kehidupan keselamatan jiwanya.

·        Menolak pelanyanan kesehatan yang bertentangan dengan ajaran Agama

 

Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia.akan

tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syari’ah

islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.dalam Al-

Qur’an disebutkan bahwa:

 ”bertolong-tolonglah kamun dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu bertolong-tolong

dalam hal keburukan atau kejahatan”.

 Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an menganjurkan untuk

membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada keadaan sakit.seperti

yang dicontohkan oleh rufaidah di zaman Rasulullah Saw.sebagai perumpamaan dalam

penerapan asuhan keperawatan yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya

adalah bagaimana cara bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit.

 

Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185:

 

“artinya : allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran

bagimu”(QS.Al-baqarah;185)

Tata Cara Bersuci Bagi Orang Yang Sakit

Diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika berhadats kecil dan mandi jika berhadats

besar

Jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat memperlambat kesembuhan, maka

boleh tayamum

Bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu orang lain

Page 16: Perawat Sebagai Profesi

Jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut maka cukup mengusap balutan tadi

dengan air

Cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya ketanah yang suci sekali pukulan,

kemudian mengusap wajahnya lalu mengusap telapak tangannya

Jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka dibasuh dengan air jika

membahayakan cukup diusap sekali saja jika membahayakan juga maka bias bertayamum

Dibolehkan bertayamum pada dinding yang mengandung debu yang suci

Jika tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding atau tempat lain yang

mengandung debu maka boleh menggunakan sapu tangan

Orang yang sakit juga wajib membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak mungkin maka

ia solat apa adanya, dan solatnya sah

Orang yang sakit wajib menggunakan pakaian yang suci dalam melaksanakan solat jika

tidak memungkainkan maka solat apa adanya dan solatnya sah

Orang yang sakit juga wajib solat ditempat yang suci jika tidak mungkin maka cara sholat

ditempat apa adanya dan sholatnya sah.

Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit

Diwajibkan berdiri meskipun tidak tegak atau bersandar pada dinding atau bertumpu pada

tongkat

Bila tidak mampu berdiri maka hendaklah solat dengan duduk

Bila tidak mampu duduk maka solat dengan berbaring miring dengan bertumpu pada sisi

tubuh sebelah kanan menghadap kiblat

Jika tidak mampu berbaring maka dapat dengan telentang dan kaki menuju arah kiblat dan

kepala agak ditinggikan

Jika tidak mampu juga maka solat dengan menggunakan isyarat tubuh seperti kepala jika

kepala tidak mampu maka dengan mata

Jika memang semua itu tidak mampu maka dapat solat didalam hati

Jika orang sakit merasa kesulitan mengerjakan solat pada waktunya, maka dibolehkan

menjamak

Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa dalam bulan suci rhamadan

 

Orang yang sedang bepergian (musafir)

Page 17: Perawat Sebagai Profesi

Selama bepergian tersebut tidak untuk maksiat dan sesuai dengan ketentuan ukum islam

maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan dapat menggantinya dihari yang lain sesuai

dengan puasa yang ditinggalkannya.

Orang yang sakit

Sakit yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa adalah yang mengakibatkan bahaya bagi

jiwa, atau bertanmbahnya penyakit baginya, atau dikhawatirkan terlambatnya kesembuhan akibat

dari puasa tersebut dan dapat menggantinya dihari yang lain sesuai dengan puasa yang

ditinggalkannya.

Wanita yang haid dan nifas

Wajib mengganti dihari yang lain dan jika wanita tersebut berpuasa maka puasanya tidak

sah.

Orang yang sudah lanjut usia

Orang yang lanjut usia dan perempuan tua yang tidak mampu berpuasa hendaknya

memberi makanan setiap hari, satu orang miskin

Wanita yang hamil dan menyusui

Allah meringankan bagi mereka untuk tidak berpuasa, dan termasuk dari golongan

hambanya yang lemah adalah wanita hamil dan menyusui.

  Para pemimpin rumah sakit-rumah tidak boleh menugaskan seorang perawat laki-laki dan

seorang perawat wanita untuk piket dan jaga malam bersama, ini suatu kesalahan dan

kemungkaran besar, dan ini artinya mengajak kepada perbuatan keji. Jika seorang laki-laki hanya

berduaan dengan seorang wanita di suatu tempat, tidak bisa dijamin aman dari godaan setan

untuk melakukan perbuatan keji dan sarana-sarananya.

Karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

” Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepian dengan seorang wanita (yang bukan

mahramnya) kecuali yang ketiganya setan"

 Menurut islam kesehatan yang bersifat (Prepentif) lebih diutamakan dari pada Kuratif

(pengobatan).

Hak dan kewajiban petugas kesehatan lebih besar dari pada hak dan kewajiban pasien

karna hak dan kewajiban petugas kesehatan bertanggung jawab atas jiwa dan raga pasien.

Menurut islam bahwasan orang sakit wajib melakukan berobat untuk mengobati penyakit

nya.sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

“berobatlah kamu, hai hamba – hamba Allah! Sebab sesungguhnya Allah SWT tidak

membuat penyakit kecuali membuat pula obat nya, selain itu penyakitnya, ialah sakit tua.”(Hadis

riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)

Page 18: Perawat Sebagai Profesi

  Menurut hukum islam, seseorang yang melakukan praktek kedokteran dan pengobatan,

sedangkan ia bukan ahlinya, misalnya, ia “Kunter” (dukun yang melakukan praktek dokter

seperti operasi), atau “Terkun “ (dokter yang melakukan praktek dukun)

Seperti ia tidak memberikan resep obat kepada pasiennya yang sesuai dengan disiplin

ilmu kedokteran yang ia pelajari, tetapi ia harus bertanggung jawab atas kerugian pasien nya,

jiwa/materialnya. Hal ini berdasarkan sabda Hadis Nabi :

“Barang siapa melakukan praktek kedokteran/pengobatan, sedangkan ia bukan ahlinya,

maka ia harus bertanggung jawab menggung kerugian”.

 Kemudian ketika memberikan pelayanan perawatan bagi pasien yang perempuan

hendaknya dirawat oleh perawat perempuan.begitu juga sebaliknya,pasien laki-laki dirawat oleh

perawat laki-laki pula.

 Ruang lingkup itu mencakup berbagai aspek dan keadaan yang sesuai dengan kaidah dan

aturan dalam islam.misalnya :

Tata cara dan aturan tentang alat kontrasepsi atau KB

Proses dan pasca melahirkan

Transplantasi organ tubuh

Tranfusi darah

Aturan dan cara pengadopsian anak

Dan lain sebagainya.

  Sebagai seorang praktisi keperawatan kita bertindak professional sesuai fungsi dan tujuan

dari asuhan keperawatan.dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yan

 

Page 19: Perawat Sebagai Profesi