Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

15
PERATURAN TERBARU MENGENAI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 51 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Pertauran Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara Nomor: PER/200/M.Pan/7/2008 Tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor Melalui Perpindahan Jabatan Dengan Perlakuan Khusus belum dapat menampung perkembangan kebutuhan Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan APIP sehingga perlu mengatur kembali perlakuan khusus pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Auditor melalui penyesuaian/Inpassing Maka diterbitkankan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pengangkatan Ke dalam Jabatan Fungsional Auditor Melalui Perpindahan Jabatan dengan Perlakuan Khusus Di LIngkungan Aparat Pengawasan Interen Pemerintah. Auditor dan Fungsional Auditor Pemerintah Written By inspektorat.padangpariaman on 12/17/2011 | 12/17/2011 07:51:00 PM Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi .

description

yayay

Transcript of Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

PERATURAN TERBARU MENGENAI JABATAN FUNGSIONAL AUDITORPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 51 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Pertauran Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara Nomor: PER/200/M.Pan/7/2008 Tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka KreditnyaPeraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor Melalui Perpindahan Jabatan Dengan Perlakuan Khusus belum dapat menampung perkembangan kebutuhan Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan APIP sehingga perlu mengatur kembali perlakuan khusus pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Auditor melalui penyesuaian/Inpassing Maka diterbitkankan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pengangkatan Ke dalam Jabatan Fungsional Auditor Melalui Perpindahan Jabatan denganPerlakuan Khusus Di LIngkungan Aparat Pengawasan Interen Pemerintah.Auditor dan Fungsional Auditor PemerintahWritten By inspektorat.padangpariaman on 12/17/2011 | 12/17/2011 07:51:00 PM

Auditoradalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukanauditataslaporan keuangandan kegiatan suatuperusahaanatauorganisasi.

Jenis Auditor

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

Auditor Pemerintahadalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. DiIndonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu: Auditor Eksternal Pemerintahyang dilaksanakan olehBadan Pemeriksa Keuangan(BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1)Undang-undang Dasar 1945yang berbunyiUntuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.. ayat (2)Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai dengan kewenangannya.Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikapindependen. Auditor Internal Pemerintahatau yang lebih dikenal sebagaiAparat Pengawasan Fungsional Pemerintah(APFP) atau dikenal dengan istilah lain Aparat Pengawasan Inter Pemerintah (APIP) yang dilaksanakan olehBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan(BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/ LPND, danInspektorat Daerah.

Auditor Internmerupakan auditor yang bekerja pada suatuperusahaandan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

Auditor Independen atauAkuntan Publikadalah melakukan fungsi pengauditan ataslaporan keuanganyang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatuKantor Akuntan Publik(KAP).

Namun, Arens & Loebbecke dalam bukunyaAuditing Pendekatan Terpaduyang diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf, menambahkan satu lagi jenis auditor, yaitu:

Auditor Pajak.Direktorat Jenderal Pajak(DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakanhukumdalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalahKantor Pelayanan Pajak(KPP) danKantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak(Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.

Tanggung Jawab Auditor

The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dariAuditing Practices Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:

Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya. Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional. Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

Opini Auditor

Munawir (1995) terhadap hasil audit memberikan beberapa pendapat sepotong-sepotong auditor, antara lain:

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Pendapat ini hanya dapat diberikan bila auditor berpendapat bahwa berdasarkan audit yang sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan adalah sesuai denganPrinsip Akuntansi Berterima Umum(PABU), tidak terjadi perubahan dalam penerapan prinsip akuntansi (konsisten) dan mengandung penjelasan atau pengungkapan yang memadai sehingga tidak menyesatkan pemakainya, serta tidak terdapat ketidakpastian yang luar biasa (material). Pendapat Wajar Dengan Pengecualian. Pendapat ini diberikan apabila auditor menaruh keberatan atau pengecualian bersangkutan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, atau dalam keadaan bahwa laporan keuangan tersebut secara keseluruhan adalah wajar tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat faktor tertentu yuang menyebabkan kualifikasi pendapat (satu atau lebih rekening yang tidak wajar). Pendapat Tidak Setuju. Adalah suatu pendapat bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil operasi seperti yang disyaratkan dalamPrinsip Akuntansi Berterima Umum(PABU). Hal ini diberikan auditor karena pengecualian atau kualifikasi terhadap kewajaran penyajian bersifat materialnya (terdapat banyak rekening yang tidak wajar). Penolakan Memberikan Pendapat. Penolakan memberikan pendapat berarti bahwa laporan audit tidak memuat pendapat auditr. Hal ini bisa diterbitkan apabila: auditor tidak meyakini diri atau ragu akan kewajaran laporan keuangan, auditor hanya mengkompilasi pelaporan keuangan dan bukannya melakukan audit laporan keuangan, auditor berkedudukan tidak independent terhadap pihak yang diauditnya dan adanya kepastian luar biasa yang sangat memengaruhi kewajaran laporan keuangan. Pendapat Sepotong-sepotong. Auditor tidak dapat memberikan pendapat sepotong-sepotong. Hasil auditnya hanya akan memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan yang diaudit secara keseluruhan.

Auditor Sistem Informasi

Seiring dengan perkembanganteknologi informasimaka berkembang pulalah suatu keahlian dalam profesi auditor, yaitu auditor sistem informasi. Hal ini didasari bahwa semakin banyak transaksi keuangan yang berjalan dalam sebuah sistem komputer. Maka dari itu perlu dibangun sebuah kontrol yang mengatur agar proses komputasi berjalan menjadi baik. Saat ini auditor sistem informasi umumnya digunakan pada perusahaan-perusahaan besar yang sebagian besar transaksi berjalan secara otomatis. Auditor sistem informasi dapat berlatar belakang IT atau akuntansi tentunya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.Fungsional AuditorJabatan Fungsional Auditor muncul pertama kali pada tahun 1996 melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.Instansi Pemerintahyang pertama kali menerapkan JFA adalahBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan(BPKP). Sebelum lahirnya JFA, di BPKP telah dikenal adanya Pejabat Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP) yang telah dirintis sejak tahun 1983.Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ditetapkan sebagai Instansi Pembina JFA di lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Ruang lingkup pembinaan JFA di lingkungan APIP tersebut meliputi BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen,Inspektorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND, dan unit kerja pemerintah lainnya yang melaksanakan tugas pengawasan intern serta Badan Pengawas (Inspektorat) Provinsi/Kabupaten/Kota.Penerapan JFA mulai merambah ke instansi pengawasan lain seperti di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen/LPND pada tahun 2000 dan selanjutnya pada tahun 2003 mulai muncul di lingkungan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda / Inspektorat Daerah). Dengan penerapan JFA tersebut diharapkan akan terciptaprofesionalismedi bidangpengawasan.Jenjang JabatanJenjang jabatan yang ada dalam JFA terdiri dari:1. Auditor Trampil1. Auditor Pelaksana2. Auditor Pelaksana Lanjutan3. Auditor Penyelia2. Auditor Ahli1. Auditor Pertama2. Auditor Muda3. Auditor Madya4. Auditor Utama

Mekanisme PengangkatanPengangkatan seorangpegawai negerike dalam Jabatan Fungsional Auditor dapat dilakukan melalui tiga mekanisme yaitu:1. Pengangkatan pertama2. Pengangkatan perpindahan3. Pengangkatan inpassingSelain harus memenuhi beberapa persyaratan administratif, seorang pegawai negeri yang akan diangkat ke dalam Jabatan Fungsional Auditor diharuskan untuk lulusUjian Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditorsesuai dengan jenjang jabatan yang akan didudukinya.Kompetensi PFASebagai sebuahprofesi, makakompetensiseorang Pejabat Fungsional Auditor diukur dari beberapa aspek yaitu:1. Pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan dan pelatihan yang diikuti.2. Pengalaman pengawasan yang ditunjukkan melalui besaran angka kredit yang berhasil dikumpulkan dalam satu periode waktu. Perolehan angka kredit tersebut akan dinilai secara reguler tiap semester.PFA dalam melaksanakan tugas pengawasan selain ditentukan oleh jenjang jabatan yang didudukinya juga ditentukan oleh peran yang diembannya yaitu peran Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, Ketua Tim atau Anggota Tim. Penentuan peran tersebut disesuaikan dengan sertifikasi yang telah dimiliki Pejabat Fungsional Auditor.Pembinaan atas kompetensi Pejabat Fungsional Auditor dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang meliputi dua jenis diklat, yaitu:1. Diklat sertifikasi auditor yaitu diklat dalam rangka persiapan sertifikasi2. Diklat teknis substantif yaitu diklat yang berkaitan dengan tupoksi Pejabat Fungsional Auditor yang bersangkutan dan kebutuhan organisasiPROFIL JABATAN FUNGSIONAL AUDITORJFA APIP

GAMBARAN UMUMApa Itu Jabatan FungsionalJabatan fungsional PNS atau biasa disebut Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu sertabersifat mandiri.

Jabatan fungsional dibentuk dengan tujuan untuk peningkatan profesionalisme dan pengembangan karier PNS dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

Apa Itu JFAJabatan Fungsional Auditor (JFA)merupakan jabatan fungsional yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi pengawasan instansi pemerintah/aparat pengawasan instansi pemerintah (APIP) yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

JFA dibentuk dengan tujuan untuk menjamin pembinaan profesi dan karier, kepangkatan dan jabatan bagi PNS yang melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah dalam rangka mendukung peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Siapa AuditorPejabat Fungsional Auditor (PFA)atau biasa disebut auditor adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah.

Ada Dimana Auditor APIP BPKP Inspektorat Jenderal Departemen/Kementerian Inspektorat Utama/Inspektorat LPND Badan Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/ KotaJenjang Jabatan Dalam JFA1. Auditor Terampil: Auditor Pelaksana Auditor Pelaksana Lanjutan Auditor Penyelia2. Auditor Ahli: Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Muda Auditor Ahli Madya Auditor Ahli UtamaSejarah JFAJFA dibentuk tahun 1996 dengan Kep MENPAN 19/1996, dan diterapkan pertama kali di BPKP sebagai bentuk pengembangan lebih lanjut dari Pejabat Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP) yang telah dirintis sejak tahun 1983 di lingkungan BPKP. Sejalan dengan adanya tuntutan peningkatan profesionalisme di bidang pengawasan, maka pada tahun 2000/2001 JFA juga diterapkan di lingkungan Itjen Dep/LPND. Sedangkan di lingkungan Bawasda Prov/Kab/Kota, penerapan JFA baru mulai tahun 2003/2004.MENJADI PFA

Mengapa Harus JFA1. Adanya jaminan peningkatan profesionalis memelalui pembinaan, pengembangan profesi,pendidikan dan pelatihan yang terencana,berjenjang dan berkelanjutan. Peningkatanprofesionalisme juga dikembangkan melaluipenugasan yang didasarkan pada kompetensi (keterampilan dan keahlian).2. Kenaikan pangkat dan jabatan yang berorientasi pada penilaian prestasi kerja yang obyektif melalui sistem penilaian angka kredit. PFA dapat menduduki pangkat dan jabatan maksimal sesuai dengan kompetensi dan prestasi kerja yang dimiliki.3. Adanya kepercayaan untuk menghitung sendiri(self assesment) perolehan angka kredit berdasarkan pada pelaksanaan penugasan.4. Adanya pemberian tunjangan sesuai jenjang jabatannya.Siapa Yang Dapat Diangkat Dalam JFASeorang PNS dapat diangkat ke dalam JFA Trampil ataupun Ahli apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:1. Berijazah pendidikan formal minimal SLTA, D II, atau D III dengan kualifikasi yang ditentukan oleh instansi pembina.2. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I (golongan ruang II/b).3. Bekerja di lingkungan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), meliputi: BPKP Inspektorat Jenderal Departemen/ Kementerian Unit Pengawasan LPND Badan Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota4. Memiliki kompetensi di bidang pengawasan dan lulus diklat sertifikasi JFA sesuai dengan pangkat dan jabatan yang akan didudukinya.5. Memiliki Angka kredit minimal yang ditentukan.Mekanisme Pengangkatan Ke Dalam JFAPengangkatan ke dalam JFA dapat dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut:1. Pengangkatan InpassingMerupakan pengangkatan ke dalam JFA pada kurun waktu tertentu.2. Pengangkatan PerpindahanMerupakan pemindahan ke dalam JFA dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lain.3. Pengangkatan PertamaMerupakan pengangkatan pertama kali seorang PNS ke dalam JFA.Berbagai variabel yang harus diperhatikan dalam Pengangkatan JFA meliputi kompetensi, kebutuhan formasi (jumlah dan komposisi peran/jabatan auditor) dan kecukupan beban kerja (200 Hari Pengawasan/HP per auditor per tahun), dan ketersediaan anggaran.

Besar Tunjangan Jabatan Fungsional AuditorBerdasarkan Peraturan Presiden no 66 tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor :1. Auditor Ahli Utama Rp. 1.200.000,-Auditor Ahli Madya Rp. 900.000,-Auditor Ahli Muda Rp. 600.000,-Auditor Ahli Pertama Rp. 300.000,-2. Auditor Terampil Penyelia Rp. 425.000,-Auditor Pelaksana Lanjutan Rp. 265.000,-Auditor Pelaksana Rp. 240.000,-

Penilaian Kinerja Auditor Berbasis Angka Kredit1. Penilaian prestasi dan kinerja auditor dilakukan melalui sistem angka kredit dengan memperhitungkan setiap butir kegiatan dan atau akumulasi butir-butir kegiatan penugasan yang dilaksanakan. Masing-masing kegiatan penugasan dinilai dengan satuan angka kredit sesuai dengan kompleksitas kegiatan dan jenjang jabatan auditor.2. Unsur kegiatan yang dinilai:Unsur Utama: Pendidikan, setiap kegiatan pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijazah serta mengikuti atau lulus pendidikan dan pelatihan kedinasan. Pengawasan, setiap kegiatan dalam proses penilaian terhadap obyek pengawasan dan atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi obyek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengembangan Profesi, setiap kegiatan yang dilakukan untukmeningkatkan kinerja pekerjaan (job performance) melalui keterampilan tertentu,yaitu pelatihan/diklat teknis dan pengembangan pegawai untuk memenuhi kebutuhan organisasi.Unsur Penunjang:Setiap kegiatan yang diarahkan pada pemberdayaan diri pribadi yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas pengawasan, antara lain melalui kegiatan mengajar, mengikuti seminar/ lokakarya, berperan dalam kepanitiaan dan organisasi profesi, serta memperoleh penghargaan/tanda jasa.3. Mekanisme PenilaianMekanisme penilaian angka kredit merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh auditor secara self assesment berdasarkan pada perencanaan kerja dan norma hasil dengan melibatkan Tim Penilai Angka Kredit dan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit4. Perangkat Penilaian Angka Kredit Pelaksana, Auditor, Atasan Langsung, Sekretariat Tim Penilai, Tim Penilai, Tim Penilai Teknis, Pejabat Pengusul Angka Kredit, dan Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit Dokumen, Surat Pernyataan Melaksanakan Kegiatan (SPMK) yang dilengkapi dengan dokumen pendukung, Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK), dan Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (SK PAK) Perangkat Lunak (Software), proses penilaian dan penetapan angka kredit dapat dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan Aplikasi Angka Kredit.

Kenaikan Pangkat Dan JabatanKenaikan pangkat dan jabatan didasarkan pada perolehan angka kredit sesuai dengan komposisi dan jumlah kumulatif minimal yang ditentukan serta peningkatan kompetensi yang dipersyaratkan. Tabel komposisi angka kredit (Trampil/Ahli) dan tabel hubungan pangkat,golongan, angka kredit, peran, sertifikasi (Trampil/Ahli)

Pengembangan Profesi, Diklat Dan SertifikasiUntuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme sejalan dengan tuntutan tugas pengawasan, setiap PFA wajib mengikuti berbagai kegiatan pengembangan profesi, diklat dan sertifikasi. Berbagai jenis kegiatan pengembangan profesi meliputi: Membuat karya tulis/karya ilmiah Menerjemahkan/menyadur karya tulis ilmiah Berpartisipasi dalam penerbitan Melakukan Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS) Berpartisipasi aktif dalam pemaparan Studi bandingDiklat sertifikasi dan diklat teknis substansi dirancang secara berjenjang dan berkelanjutan yang terdiri dari:1. Diklat pembentukanauditor Trampil dan Ahli, adalah diklat yang dirancang untuk menyaring calon auditor dan memberikan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk melaksanakan kegiatan audit secara2. Diklat penjenjanganauditor adalah diklat dalam rangka sertifikasi bagi auditor untuk menyiapkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku auditor sehingga mampu melaksanakan peran sebagai Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Pengendali Mutu.3. Diklat teknis substansimerupakan diklat yang dirancang untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi (keterampilan dan keahlian) di bidang teknis tertentu sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masing-masing APIP.INSTANSI PEMBINA DAN DATA PFAInstansi Pembina JFAInstansi pembina Jabatan Fungsionaladalah instansi pemerintah yang menggunakan jabatan fungsional yang mempunyai bidang kegiatan sesuai dengan tugas instansi tersebut atau instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang tugasnya dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai pembina jabatan fungsional (PP 16/1994 tentang Jabatan Fungsional PNS)Dalam hal pembinaan JFA berdasarkan Kep MENPAN Nomor 19/1996 Pasal 1, BPKP ditunjuk sebagai instansi pembina JFA di lingkungan APIP (BPKP, Itjendep/LPND, dan Bawasda) Tugas-tugas instansi pembina secara umum antara lain: Merumuskan standar kompetensi Merumuskan kurikulum diklat Menyelenggarakan diklat kompetensi Fasilitasi pelaksanaannya Membangun pusat informasi Menyusun pedoman formasi jabatan Melakukan monitoring dan evaluasi

KETENTUAN JFAOrganisasi JFAPelaksanaan tugas-tugas pengawasan dilaksanakan secara mandiri yaitu melakukan tugas dalam suatu tim pengawas mandiri yang merupakan kerja bersama, tetapi tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat kepada masing-masing PFA tersebut. Peran dalam tim mandiri adalah sebagai Anggota Tim, Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Pengendali Mutu.Ketentuan-Ketentuan JFAUntuk memudahkan PFA dan pihak-pihak terkait lainnya, ketentuan-ketentuan pelaksanaan JFA yang meliputi ketentuan umum, petunjuk teknis, diterbitkan dan dikodifikasikan secara periodik dalam bentuk buku himpunan peraturan, pedoman dan standar.Peraturan Tentang JFAPeraturan-peraturan yang terkait dengan jabatan fungsional auditor dapat dilihat selengkapnya:klik disiniDunia audit sebenarnyatidak terlalu asing untuk saya, 8 bulan sebelum benar-benar menjadi auditor saya pernah bekerja sebagai Quality Assurance (QA) auditor internal di bank swasta. Jadi sedikit tahu tentang dunia audit.Suami saya pun seorang auditor, walau spesialisnya di IT Auditor. Sering terlibat, ternyata tetap membuat saya 'kaget' ternyata beginilah dunia audit yang sebenarnya setelah benar-benar turun lapangan.Yang dulu saya hanya tinggal mengevaluasi hasil laporan auditor, sekarang giliran saya yang hanya membuatnya, ternyata rebet juga ya membuat pertanggungjawaban uang dinas.Yang dulu hanya bisa iri lihat teman-teman jalan saat sedang audit, kenyataannya rasanya mau cepet pulang karena kangen anak. Yang dulu dilihat kerjaannya enak, ternyata hari libur tetep kerjaplus lembur di hari biasa. Ini yang saya rasakan nihdi audit pertama saya, catatan auditor pemula: Kumpulkan peraturan. Ketika mengaudit, sebaiknya kita sudah baca-baca tentang hal yang akan kita audit. Karena aktivitas audit itu kan membandingkan antara peraturan dengan yang ada di lapangan. Bagaimana kita bisa menilai bahwa prosesnya sesuai aturan, kalau kita sendiri belum tahu pedomannya. Jadi, sebelum audit konsultasi dulu ke mbah google sebanyak mungkin. Dengan mengumpulkan peraturan, nanti kita bisa paham dan ada gambaran tentang yang akan kita audit. Di audit saya yang pertama, ada anggota tim sebagai kamus berjalan, jadi kalau kita mau nanya peraturan pasti tanya ke dia, padahal paling kecil tapi yang paling gesit. Mungkin pengaruh umur kali ya *emak-emak ngeles. Tips: Kumpulkan folder khusus tentang aturan di komputer. Siapkan bantex dari awal audit. Untuk mengurangi keseliweran dokumen, kalau mau lihat dokumen supayagampang dicari. Aktivitas membantex juga supaya tidak repot saat di akhir audit dengan aktivitas membolong. Hal-hal kecil kadang memakan waktu padahal hari terakhir malah time limit banget kan. Biar rapi dan gampang dicari,peraturan yang penting dibuat filing khusus Update forum. Buat yang ada forum internal atau forum komunikasi seputar audit yang kita jalani, harus update karena akan banyak info terbaru, sharing tentang audit dll. Saat awal audit, sebaiknya langsung minta susunan organisasi, SK dan file-file penting tentang organisasi yang kita audit. Siapkan berita acara peminjaman dokumen supaya tertib administrasi. Biar sama-sama enak baik auditor dan auditee. Hal ini akan membantu supaya tidakmain salah-salahan kalau ada dokumen yang keselip. Pahami PKA (Pedoman Kerja Audit). Supaya tahu langkah-langkah yang harus dilakukan Nyicil buat KKA (Kertas Kerja Audit). Karena setiap anggota tim harus membuat KKA, jadi jangan suka menimbun KKA, biar nggak repot di akhir audit. KKA yang baik itu sebaiknya ada nama instansi asal, nama instansi auditee, judul, tanggal, pembuat, pemeriksa, review tentang KKA yang dibuat, dan kesimpulan Komunikasikan dengan pihak hotel, apakah bill akan tiap hari dibuat atau digabung di akhir kita menginap, Untuk memudahkan saat kita mempertanggungjawabkan biaya dinas. Saat audit, kita akan banyak belajar tentang karaktertistik orang. Karena audit masanyaagak lama,jadikarakter asli seseorang akan muncul, jadi saling tenggang rasa. Ada teman yang cheerful dan gesit, ada yang dewasa, kalau saya kayaknya cuma penggembira aja *sambil bawa pom-pom Ngatur keuangan, jangan sampai disana kita keabisan uang wkwkwk Untuk operasional, karena ketidak jelasan tempat tinggal kita nantinya, bawalah bawaan yang ringkas *padahal seringkas-ringkasnya ibu menyusui tetep aja rempong. Karena nanti disana kita bisa pindah-pindah hotel, repot juga kalau bawa koper gede naik-naik angkot. Terakhir, belajarlah renang, sayang kan kalau kolam renang hotel dianggurin heh