Peraturan Perusahaan

33
PERATURAN PERUSAHAAN DEPOT IQRO’ “AMM” YOGYAKARTA Berlaku 2015 - 2017 DEPOT IQRO’ “AMM” Yogyakarta| Peraturan Perusahaan 1

description

Menjelaskan rincian peraturan perusahaan yang telah disesuaikan dengan peraturan kemenakertrans

Transcript of Peraturan Perusahaan

PERATURAN PERUSAHAAN

DEPOT IQRO AMMYOGYAKARTABerlaku

2015 - 2017BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Pengertian

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Perusahaan adalah CV. DEPOT IQRO AMM YOGYAKARTA yang berkedudukan di Selokraman RT 46 RW 11 Purbayan Kotagedhe Yogyakarta dan bergerak di bidang percetakan, yang didirikan berdasarkan akta nomor: 05, tanggal 05 mei 2012 dibuat dihadapan, Notaris Siti Asmaul Khusnah, SH Jl HOS Cokro Aminoto 115 Telp (0274) 619112 Yogyakarta 55253 SH, dan Akta Perubahan Anggaran Dasar CV Depot Iqro AMM Yogyakarta nomor 07 tanggal 09 Mei 2014 dengan notaris Notaris Ny Pandam Nurwulan SH. Jl Gambiran No. 10 Yogyakarta 55161. Telp/Fax (0274) 415362.2. Direksi adalah terdiri dari Direktur sebagaimana tertuang di dalam akta pendirian perusahaan yang diangkat dan diberhentikan oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan bertanggung jawab kepada RUPS.3. Sekretaris Perusahaan adalah pembantu direksi yang bertugas membantu direksi untuk mengelola administrasi perusahaan, membuat laporan manajemen dan mengkoordinasi para manajer perusahaan.4. Manajemen adalah terdiri dari Manajer dan yang diberikan kewenangan oleh Direksi untuk menjalankan kebijakan-kebijakan perusahaan.

5. Karyawan adalah tenaga kerja yang diterima dan dikaryawankan di perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Direksi (SK Pengangkatan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Pasal 2

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari Peraturan Perusahaan ini adalah untuk menciptakan hubungan kerja yang baik, mengatur, kewajiban dan hak karyawan terhadap perusahaan ataupun sebaliknya sehingga terwujud ketenangan kerja dan produktivitas kerja yang optimal yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Pasal 3

Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan

Peraturan Perusahaan ini mengatur hal-hal yang bersifat baik. Yang bersifat khusus dan hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur dengan Surat Keputusan Direksi.

Sepanjang suatu hal tidak diatur dalam Peraturan Perusahaan ini atau dalam peraturan lain yang dikeluarkan oleh perusahahan, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

BAB IIHUBUNGAN KERJA

Pasal 4

Perjanjian Kerja

1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara perusahaan dan karyawan.

2. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis rangkap 2 (dua), 1 (satu) rangkap untuk perusahaan dan 1 (satu) rangkap untuk karyawan

3. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Ada 2 (dua) jenis perjanjian kerja yaitu:

a. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu (Karyawan tetap)b. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu (Karyawan tidak tetap)Pasal 5

Perjanjian Kerja Karyawan Waktu Tidak Tertentu1. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu diberikan kepada karyawan yang dinilai perusahaan telah memenuhi kriteria untuk menjadi karyawan tetap, antara lain telah bekerja dalam kurun waktu tertentu, memiliki keahlian khusus, menunjukkan kinerja yang bagus dan memiliki komitmen yang tinggi.

2. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu mensyaratkan adanya Masa Percobaan kerja selama minimal 3 (tiga) bulan.

3. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu tidak memberikan batasan jangka waktu 4. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu hanya dibuat untuk karyawan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan karyawanannya bersifat tetap dan jangka panjang, yaitu:

a. Karyawan yang menduduki posisi manajerial, atau;

b. Karyawan yang pekerjaannya bersifat vital untuk menjaga keberlangsungan proses bisnis utama atau pelayananan terhadap customer maupun, atau;

c. Karyawan yang memiliki keahlian atau profesi khusus

5. Ketentuan tentang pemberian pesangon untuk kasus pemutusan hubungan kerja hanya berlaku untuk karyawan tetap yang diberhentikan secara hormat oleh perusahaan.

6. Evaluasi kinerja untuk karyawan tetap akan dilakukan secara rutin untuk menentukan kebutuhan training terhadap karyawan bersangkutan maupun untuk kepentingan analisa karir.

7. Karyawan tetap yang ingin mengundurkan diri dari Perusahaan harus memberikan pemberitahuan tertulis 1 (satu) bulan sebelumnya.

Pasal 6

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (karyawan Kontrak)1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas jangka waktu dan atau selesainya suatu pekerjaan tertentu.

2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat tidak mensyaratkan adanya Masa Percobaan 3 (tiga) bulan.

3. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang dan atau diperbaharui.

4. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan karyawanannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu:

d. Karyawanan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya, atau;

e. Karyawanan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan atau paling lama 3 (tiga) tahun, atau;

f. Karyawanan yang bersifat musiman, atau;

g. Karyawanan yang berhubungan dengan produk baru dan atau kegiatan baru dan atau produk tambahan yang masih dalam percobaan.

5. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan hanya boleh diperpanjang sebanyak-banyaknya 1 (satu) kali dengan jangka waktu selama-lamanya sama dengan masa kontrak pertama.

6. Selama karyawan terikat dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu dihitung sebagai masa kerja karyawan.

7. Masa kerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dihitung sebagai masa kerja karyawan.Pasal 7Ketentuan Penerimaan Karyawan

1. Penerimaan karyawan disesuaikan dengan rencana kebutuhan dan penambahan tenaga kerja yang disetujui oleh Direktur.

2. Penerimaan karyawan dilakukan melalui prosedur rekrutmen yang ditetapkan oleh perusahaan.

3. Calon karyawan yang diterima adalah yang memenuhi persyaratan usia, pendidikan, pengetahuan, kompetensi, dan karakter pribadi sesuai dengan persyaratan jabatan dan atau divisi atau departement dan atau perusahaan.

4. Calon karyawan yang dinyatakan lolos seleksi rekrutmen akan diterbitkan Surat Penawaran Kerja sebelum dinyatakan diterima sebagai karyawan perusahaan.

5. Calon karyawan yang telah menandatangani Surat Penawaran Kerja dinyatakan sepakat dengan penawaran yang diajukan perusahaan, dan akan diterbitkan Perjanjian Kerja.

6. Karyawan dihitung resmi bekerja di perusahaan berdasarkan tanggal Surat Perjanjian Kerja yang ditandatangani oleh karyawan bersangkutan dan Direktur.

BAB III

HAK KARYAWAN DAN KEWAJIBAN KARYAWAN

Pasal 8Hak Karyawan

1. Setiap karyawan berhak mendapatkan tugas dan karyawanan sesuai dengan posisinya yang ditetapkan berdasarkan Perjanjian Kerja dan/atau Surat Keputusan.

2. Setiap karyawan berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan atau pendapatan lain yang ditetapkan sesuai dengan jabatan, karyawanan dan tanggung jawabnya yang tertuang dalam Perjanjian Kerja dan/atau Surat Keputusan.

3. Setiap karyawan berhak atas waktu dan hari istirahat kerja yang dialokasikan dalam cuti.

4. Setiap karyawan yang terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh yang berwajib dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan oleh perusahaan yang dapat dibuktikan secara sah sebagai penugasan, berhak memperoleh pembelaan hukum dari perusahaan atas biaya perusahaan.

5. Setiap karyawan berhak memperoleh Tunjangan Kelebihan Jam Kerja dan/atau Tunjangan Lembur untuk beberapa fungsi tertentu, yang perhitungan dan pengaturannya akan diterbitkan kemudian, mengacu pada perhitungan normative sesuai Undang Undang Ketenagakerjaan yang berlaku, dengan mekanisme pengajuan dari manajer divisi atau Departemen terkait, yang disetujui oleh Direksi.

Pasal 9Kewajiban Melaksanakan Tugas

1. Melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, mengacu pada uraian tanggungjawab, indikator keberhasilan dan perilaku yang dapat diterima.

2. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, akurat dan bersemangat untuk kepentingan bersama.

3. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan sesama karyawan perusahaan.

4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.

5. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan dengan sebaik-baiknya.

6. Membimbing, memberdayakan dan sebagai panutan dan/atau contoh bawahan secara optimum dalam melaksanakan tugasnya.

7. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan karir bagi bawahan.

BAB IV

JABATAN

Pasal 10Penetapan Jabatan

1. Perusahaan memiliki kewenangan untuk menetapkan jabatan-jabatan yang diasumsikan perlu ada sesuai dengan kebutuhan dan atau pengembangan perusahaan yang dituangkan dalam struktur organisasi.

2. Persyaratan dan ruang lingkup setiap jabatan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan usulan dari Manajer Divisi / Departemen / Bagian terkait.

3. Direksi menempatkan karyawan dalam suatu jabatan tertentu sesuai dengan kualifikasinya agar karyawan dapat bekerja sesuai dengan minat, kompetensi, dan karakter pribadinya.

Pasal 11Perubahan Jabatan

1. Perusahaan memiliki kewenangan untuk mengalihtugaskan karyawan setelah berkonsultasi dengan Manajer Departemen yang bersangkutan dan sesuai dengan data hasil penilaian prestasi.

2. Adapun perubahan jabatan yang memungkinkan terjadi di perusahaan adalah sebagai berikut:

Promosi:

Yaitu perubahan jabatan ke jenjang yang lebih tinggi berdasarkan pertimbangan prestasi yang baik dan posisi yang tersedia.

Mutasi atau Rotasi:

Perubahan jabatan pada jenjang yang setara di divisi dan/atau Departemen lain, didasarkan pada pertimbangan kebutuhan organisasi dan kelancaran usaha.

Demosi:

Yaitu perubahan jabatan ke jenjang yang lebih rendah, berdasarkan pertimbangan turunnya prestasi berdasarkan data hasil penilaian kerja yang bersangkutan.

Pasal 12Ketentuan Perubahan Jabatan

1. Promosi, mutasi dan demosi diusulkan oleh atasan yang bersangkutan dan atau manajer dan atau atas inisiatif dari Direksi yang kemudian ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi.

2. Usulan diajukan menggunakan Form Promosi / Mutasi Rotasi / Demosi, dengan kelengkapan data prestasi dan kinerja karyawan.

BAB V

DISIPLIN KERJA, TATA TERTIB DAN SANKSI-SANKSI

Pasal 13Hari Kerja, Jam Kerja dan Sanksi - Sanksi

1. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang waktu kerja ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, waktu kerja 7 jam 1 (satu) hari.

b. Dengan pertimbangan kondisi, jenis dan/atau status kekaryawanan dan efisiensi serta produktivitas perusahaan, manajemen berhak dan berwenang penuh menentukan fleksibiltas waktu kerja.

2. Setiap karyawan wajib mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh manajemen terkait dengan hari kerja.

3. Jam Kerja perusahaan diatur sebagai berikut:

Jam kerja non shift

Adalah jadwal waktu kerja yang efektif berlangsung tanpa terbagi menjadi 2 (dua) atau lebih jadwal waktu kerja.

Karyawan wajib hadir selambat-lambatnya 15 (limabelas) menit sebelum jam kerja efektif dan atau siap di area kerja masing-masing.

Pimpinan perusahaan berhak dan berwenang penuh untuk menentukan jam kerja baik jam kerja shift maupun non shift sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi perusahaan.

4. Jam Kerja Lembur

a. Jam Kerja Lembur dialokasikan untuk jenis pekerjaan tertentu.

b. Manajemen memiliki hak prerogative untuk menentukan jenis pekerjaan dan/atau penugasan yang membutuhkan kerja lembur

c. Kerja Lembur yang diakui adalah yang diajukan oleh Manajer masing-masing Bagian yang telah diketahui dan disetujui oleh Direkturd. Pengajuan lembur menggunakan Form Pengajuan Lembur yang disediakan Departemen.

e. Perhitungan upah lembur mengikuti ketentuan perusahaan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi.

5. Waktu Istirahat:

Perusahaan memberikan istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya 1 (satu) jam dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja, yang diatur sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi Perusahaan.

a. Karyawan yang mendapatkan fasilitas makan, makan di tempat yang telah ditentukan, sedangkan bagi Karyawan yang sifat maupun jenis dan/atau status kekaryawanannya tidak dapat ditinggalkan, maka waktu istirahat makannya diatur secara bergantian.

b. Karyawan yang bermaksud meninggalkan lokasi perusahaan pada waktu melebihi jam waktu istirahat harus melalui ketentuan ijin keluar perusahaan.

Pasal 14Disiplin Kerja

Selama melaksanakan tugas dan karyawanan sehari-hari, karyawan wajib:

a. Bekerja tepat pada waktunya, tidak diperkenankan datang terlambat atau pulang lebih awal tanpa alasan yang sah dan tanpa seijin terlebih dahulu dari atasannya atau pimpinannya.

b. Melakukan pencatatan kehadiran menggunakan absensi untuk dirinya sendiri pada waktu masuk kerja dan pulang kerja. Karyawan yang tidak melakukan ketentuan ini akan dianggap sebagai mangkir dan gajinya akan mengalami pemotongan berdasarkan peraturan perusahaan.

c. Mematuhi peraturan dan petunjuk atau perintah yang layak dari atasannya atau pimpinan perusahaan.

d. Menjalankan tugas dan karyawanannya dengan mengutamakan kualitas dan produktivitas secara efektif dan efisien.

e. Masuk bekerja pada hari-hari yang telah ditentukan. Apabila karyawan berhalangan hadir di tempat kerja dikarenakan yang sifatnya tidak bisa direncanakan maka pemberitahuan dapat dilakukan secara lisan (SMS, telpon, atau dengan mekanisme lainnya) yang selanjutnya 1 (satu) hari setelah masuk kerja wajib membuat pemberitahuan ketidakhadirannya dalam bentuk tertulis atas sepengetahuan atasan langsung dan tembusan ke Manajer masing-masing departemen (surat keterangan dokter/surat cuti).

f. Memperlakukan barang-barang milik perusahaan dengan sebaik-baiknya serta dengan penuh tanggungjawab. Apabila karyawan mengetahui hal-hal yang tidak wajar atau kesalahan tatacara kerja yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, maka karyawan wajib melaporkan kepada atasannya.

g. Membuang sampah di tempat yang telah disediakan dan diwajibkan memelihara kebersihan lingkungan perusahaan.

h. Memelihara dan atau berupaya ikut memelihara serta mengutamakan terciptanya suasana lingkungan kerja yang tertib, aman, tenang dan kondusif, dengan berperilaku yang sopan dan menjunjung tinggi norma-norma hukum agama, susila dan etika pergaulan kerja.

i. Menjaga dan melaksanakan tugas atau karyawanan, dengan sikap dan berperilaku yang sopan, jujur, rajin, tertib, serta mencegah terjadinya kemerosotan hasil kerja, penghamburan biaya dan waktu.

j. Berseragam kerja seperti yang telah ditentukan dengan rapi dan bersih serta bersepatu pada waktu bekerja.

k. Menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri maupun teman sekerja di dalam lokasi perusahaan.

l. Segera melaporkan bila mengetahui adanya bahaya yang mengancam atau mendatangkan kerugian bagi orang lain dan atau harta benda milik perusahaan.

m. Menggunakan alat keselamatan kerja/alat pengaman yang diberikan oleh perusahaan. Misalnya: masker penutup hidung, sarung tangan, kaca mata, dan lain sebagainya.

n. Memperhatikan dan menjaga serta memelihara dengan sebaik-baiknya mesin, alat-alat kerja, alat-alat keselamatan kerja atau alat pengaman.

Pasal 15Tata Tertib Kerja

Setiap karyawan dilarang:

a. Menerima komisi, hadiah dan atau pemberian dalam bentuk apapun dari pelanggan perusahaan untuk kepentingan pribadi. Bilamana terjadi pemberian dari pelanggan perusahaan tanpa atas permintaan karyawan, maka karyawan wajib menginformasikan kepada atasan langsung dan tembusan ke Departemen untuk penentuan langkah selanjutnya.

b. Meninggalkan tempat kerjanya atau menghentikan tugas pekerjaannya tanpa ijin atasan.

c. Tidur pada jam-jam kerja.

d. Menggunakan semua fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi baik pada waktu jam kerja maupun diluar jam kerja kecuali telah mendapatkan persetujuan tertulis dari pimpinan perusahaan.

e. Menyalahgunakan alat-alat kerja yang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain.

f. Bercakap-cakap/ngobrol yang tidak perlu, bergurau dan berolok-olok pada waktu kerja.

g. Sengaja memperlambat cara atau mekanisme kerja (slow down).

h. Mengadakan atau menghadiri rapat atau pertemuan yang berhubungan dengan permasalahan perusahaan baik di luar maupun di dalam lingkungan perusahaan tanpa ijin dari perusahaan atau pimpinan perusahaan.

i. Menempelkan pengumuman-pengumuman maupun poster-poster dalam bentuk apapun juga, tanpa ijin dari pengusaha atau pimpinan perusahaan.

j. Melakukan kegiatan politik praktis atas nama partai/ golongan tertentu pada jam kerja dan atau di lingkungan perusahaan.

k. Melakukan corat-coret berupa tulisan maupun membuat gambar pada benda-benda milik perusahaan, yang dapat dinilai mencemarkan keaslian benda tersebut.

l. Merokok di dalam lingkungan kerja atau pada kawasan tertentu yang terdapat peringatan DILARANG MEROKOK.m. Mengabaikan kewajibannya untuk memperhatikan kepentingan perusahaan menurut kemampuan yang ada, walaupun untuk itu tidak diberikan tugas yang terperinci.

n. Keluar lokasi perusahaan/meninggalkan tempat kerja pada waktu jam kerja, tanpa seijin atasan atau wakilnya serta tanpa mengisi formulir ijin yang tersedia.

o. Melakukan kegiatan bisnis di dalam perusahaan selain bisnis perusahaan.

p. Memberikan kepada pihak lain keterangan yang menyangkut kecelakaan, kekayaan, proses, hasil produksi, penjualan, keuangan, statistik dan lain-lain, tanpa sepengetahuan dan ijin Direksi.

q. Membawa barang-barang masuk ke dalam perusahaan dan atau menyimpan tanpa seijin perusahaan atau pimpinan perusahaan, kecuali barang-barang yang di anggap perlu dan yang ada kaitannya dengan kepentingan perusahaan;

r. Melakukan perbuatan asusila, mabuk, perjudian, penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan atau uang milik perusahaan dan atau karyawan lain.

s. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan.

t. Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja.

u. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

v. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara yang diperkuat dengan surat dan atau keputusan yang sah dari pengadilan.

w. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan ataupun sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

x. Membawa keluar barang-barang yang menjadi milik perusahaan, bila tidak disertai Surat ijin Keluar Barang (SIKB) yang telah disetujui oleh pimpinan.

y. Pelanggaran terhadap ketentuan diatas dapat dianggap sebagai pencurian. Bilamana dipandang perlu petugas yang ditunjuk oleh perusahaan, berhak memeriksa atau menggeledah setiap karyawan. Untuk karyawan wanita, penggeledahan badan akan dilakukan oleh petugas wanita.

Pasal 16Sanksi - Sanksi

Sanksi

a. Macam-macam Sanksi

Setiap karyawan yang tidak mentaati disiplin, tata tertib kerja dan atau melakukan kesalahan/ pelanggaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja bersama ini, akan dikenakan sanksi sebagai berikut:

a. Peringatan lisan

b. Peringatan tertulis I, II, III.

c. Sanksi, berupa pelepasan jabatan, penundaan kenaikan Gaji atau pencabutan fasilitas tertentu termasuk mutasi, dan atau demosi.

d. Sanksi ganti rugi (denda), apabila karyawan yang karena kecerobohan atau kelalaiannya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

e. Pemberhentian sementara (Skorsing).

f. Pemutusan hubungan kerja.b. Peringatan tersebut tidak harus diberikan secara berurutan, melainkan disesuaikan dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan.c. Jangka waktu berlakunya masing-masing surat peringatan adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal dikeluarkannya surat peringatan tersebut, dan apabila yang bersangkutan dalam masa 6 (enam) bulan tidak melakukan pelanggaran lagi, maka surat peringatan itu dianggap gugur, namun tetap dicatat sebagai data konduite karyawan .d. Bila setelah penerimaan surat peringatan tersebut (dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan selama 6 (enam) bulan), karyawan yang bersangkutan ternyata masih melakukan pelanggaran lagi, maka dalam hal ini kepadanya langsung diberikan surat peringatan/sanksi tingkat yang lebih tinggi tingkatannya sampai dengan pemutusan hubungan kerja.e. Pelanggaran khusus absensi dapat diberikan sanksi berupa Surat Peringatan, apabila karyawan tersebut tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari tanpa ijin atau tanpa ada alasan yang sah (mangkir). Dalam hal ini, surat peringatan/sanksi tingkat berikutnya dapat langsung diberikan apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa ijin atau tanpa alasan yang sah (mangkir) lebih dari 2 (dua) hari.f. Keabsahan Surat Peringatan;

Setiap karyawan yang menerima surat peringatan wajib menandatangani tanda terima atas pemberian surat peringatan tersebut dan apabila tidak bersedia menerima dan atau menandatangani tanda terima tersebut, maka sanksi surat peringatan tetap dinyatakan sah dan berlaku sejak tanggal ditanda tanganinya surat peringatan tersebut.

BAB VI

PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA

PASAL 17CUTI

1. Setiap karyawan memiliki hak untuk mengajukan cuti.

a. Pengambilan hak cuti karyawan dapat dilakukan atas ijin atasan langsung dan atau Manajer masing-masing bagian yang memiliki hak prerogative penuh mempertimbangkan kegiatan dan atau operasional divisi atau department atau perusahahan.

b. Setiap karyawan yang akan cuti berkewajiban mengajukan kepada atasan langsung menggunakan form yang telah ditetapkan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelumnya.

c. Bilamana karyawan tidak dapat hadir di kantor dan tanpa ijin dari atasan dan atau Dept, maka akan dikenakan sanksi berupa pemotongan hak cutinya sejumlah ketidakhadiran tanpa ijin dan bilamana karyawan yang bersangkutan belum memiliki hak cuti maka akan diperhitungkan sebagai hutang cuti, dan/atau pemotongan secara finansial berdasarkan perhitungan gaji bulanan, dan/atau penerbitan Surat Peringatan.

d. Form pengajuan Cuti yang telah diisi dan disetujui atasan langsung, disampaikan ke Departemen untuk proses pencatatan dan pendataan.

e. Cuti yang telah mendapat persetujuan dalam pasal ini, perusahaan akan memberikan Gaji penuh.

2. Dalam melaksanakan hari-hari libur pihak perusahaan akan selalu mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu terdiri dari:

a. Hari libur mingguan atau istirahat mingguan.

b. Hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah.

Pada hari libur dalam pasal ini perusahaan akan memberikan Gaji penuh.

3. Cuti tahunan adalah ijin / istirahat pada hari kerja dengan mendapatkan Gaji penuh, yang diberikan kepada Karyawan setelah mempunyai masa kerja 6 (enam) bulan berturut-turut tanpa terputus sejak karyawan terikat perjanjian kerja dengan perusahaan sebanyak-banyaknya 12 (dua belas) haria. Dengan pertimbangan kelancaran operasional perusahaan maka pimpinan perusahaan berhak dan berwenang penuh mengatur dan menjadwalkan pengambilan hak cuti Karyawan.

b. Pimpinan perusahaan dapat memanggil untuk bekerja kembali kepada Karyawan yang sementara dalam istirahat cuti, bilamana ada suatu Karyawanan yang sifatnya penting dan hak cuti tersebut digantikan dengan hari kerja lainnya.

c. Hak atas cuti tahunan dinyatakan gugur, bilamana dalam batas waktu 24 bulan setelah timbulnya hak cuti, Karyawan tersebut tidak menggunakannya, kecuali atas permintaan dari pimpinan perusahaan untuk menundanya.

d. Bagi karyawan yang tidak mengambil hak cuti sebelum batas waktu 24 bulan, setelah 12 bulan memiliki hak untuk meminta reimburse cuti dengan nilai yang akan diatur dalam Surat Keputusan Direksi sesuai dengan golongan masing-masing karyawan.

e. Karyawan yang tanpa ijin sebelumnya dari pimpinan perusahaan memperpanjang waktu istirahat cuti maka tidak masuk kerjanya tersebut dianggap mangkir atau alpa dan akan dipotong Gajinya, kecuali Karyawan tersebut dapat memberikan alasan atau bukti-bukti yang dapat diterima dan disetujui oleh pimpinan perusahaan.

f. Bagi Karyawan yang cutinya melebihi dari hak cuti tahunannya maka pada saat batas akhir kelebihan hak cuti (hutang cutinya) akan dilakukan pemotongan Gaji dengan perhitungan 1/26 Gaji sebulan untuk perharinya.

g. Bilamana karyawan kemudian terputus hubungan kerjanya maka hutang cuti akan diperhitungan secara finansial dengan perhitungan GP/25 = upah per hari X jumlah hutang cuti.

h. Untuk sisa cuti yang belum digunakan akan diperhitungkan secara finansial selama sesuai dengan Pasal 14 Ayat 3 poin c di atas.

4. Cuti Bersama

a. Pada hari-hari tertentu perusahaan menetapkan cuti bersama

b. Cuti bersama yang ditetapkan oleh perusahaan maupun pemerintah akan diperhitungkan dengan pengurangan hak cuti tahunan atau dikompensasikan setelah hak cutinya timbul bagi Karyawan yang belum mempunyai hak cuti.

c. Untuk Karyawan tertentu yang sifat maupun jenis Karyawanannya tidak dapat ditinggalkan pada saat cuti bersama maka kepada Karyawan tersebut tetap diwajibkan masuk kerja dan masuk kerjanya disamakan dengan masuk kerja hari biasa dikarenakan hak cuti tahunannya tidak terkurangi sehingga tidak diperhitungkan sebagai kelebihan jam kerja pada waktu hari libur.

d. Karyawan yang sedang melakukan cuti bersama, dan pada saat yang bersamaan Karyawan melakukan pernikahan, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan maka tidak masuk kerjanya dianggap menjalani cuti bersama dan secara otomatis hak cuti khusus yang berkaitan dengan hal tersebut dinyatakan tidak berlaku kecuali untuk peristiwa kematian, kelahiran, atau keguguran maka yang berlaku adalah hak cuti khusus.

5. Cuti Bagi Karyawan Wanita

a. Cuti melahirkan / gugur kandung : bagi Karyawan wanita yang hamil berhak atas cuti melahirkan selama 3 (tiga) bulan, diambil minimal 2 minggu sebelum HPL (Hari Perkiraaan Lahir), sedangkan bagi Karyawan wanita yang mengalami gugur kandung diberikan istirahat dengan mempertimbangkan kondisi dan dilampiri surat keterangan dokter yang sah.

b. Karyawan wanita yang hendak menggunakan hak cuti melahirkan wajib mengajukan surat permohonan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum istirahat cuti disertai dengan surat keterangan dokter/bidan yang merawat kecuali persalinan mendadak.

6. Cuti Khusus (mengacu pada UU Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003)

Karyawan diberikan Cuti khusus meninggalkan Karyawanan dengan tetap mendapat Gaji jika ada keperluan sebagai berikut:

a. Karyawan menikah..3 hari

b. Karyawan menikahkan anaknya..2 hari

c. Karyawan mengkhitankan anaknya 2 hari

d. Karyawan membaptiskan anaknya..2 hari

e. Istri Karyawan melahirkan / gugur kandung...2 hari

f. Suami/ Istri /Orang tua/ mertua/ anak / menantu dari karyawan

(keluarga inti) meninggal dunia ..........3 hari

g. Anggota keluarga dalam satu rumah dari Karyawan meninggal

dunia..................................................................................2 hari

Apabila jumlah hari cuti khusus yang diambil melebihi ketentuan di atas maka akan diperhitungkan dengan sisa cuti tahun berjalan atau pemotongan secara finansial secara proporsional.

Ketentuan tersebut diatas diberikan apabila disertai dengan bukti-bukti sah yang dapat dipertanggung jawabkan dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

7. Ketentuan mengenai ijin meninggalkan kantor Karyawan dengan mendapat Gaji penuh adalah 3 hari sebelumnya kecuali cuti karena kematian dengan menunjukkan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan seperti : surat keterangan RT/ RW atau instansi yang berwenang.

8. Ijin meninggalkan kantor Karyawan dengan mendapat Gaji penuh diatas tidak bisa digeser pada hari lain atau dikompensasikan dalam bentuk apapun.

9. Ibadah Haji.

Untuk menunaikan ibadah haji, kepada Karyawan diberikan dispensasi meninggalkan tugas dengan Gaji penuh selama waktu yang diperlukan, tetapi tidak melebihi 40 (empat puluh) hari (normative)

a. Pengertian selama waktu yang diperlukan ialah 1(satu) hari sebelum meninggalkan rumah untuk perjalanan menunaikan ibadah haji sampai dengan satu hari setelah datang di rumah dari perjalanan menunaikan ibadah haji tetapi tidak melebihi 40 (empat puluh) hari.

b. Dalam hal Karyawan yang menjalankan ibadah haji lebih dari 1 (satu) kali maka pengusaha tidak diwajibkan membayar Gaji.

c. Ijin cuti sebagaimana dimaksud dalam pasal ini hanya diberikan kepada Karyawan yang mempunyai masa kerja pada perusahaan ini minimal 3 tahun.

d. Ketentuan mengenai ijin meninggalkan Karyawanan dengan mendapat Gaji penuh pada pasal ini adalah minimal 1 bulan sebelum cuti dilaksanakan dan harus mendapatkan ijin dari atasannya terlebih dahulu.

10.Ijin meninggalkan pekerjaan Yang Dikarenakan Panggilan Instansi Pemerintah

Apabila Karyawan mendapat panggilan resmi dari instansi pemerintah yang tidak dapat dilakukan diluar waktu jam kerja dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain yang jika tidak dilaksanakan ada sanksi hukumnya, maka pimpinan perusahaan dapat memberikan ijin kepada Karyawan itu setelah yang bersangkutan memperlihatkan atau menyerahkan surat panggilan dari instansi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Ijin Karyawan akan mendapatkan Gaji penuh jika: panggilan tersebut semata-mata menjalankan tugas negara dan atau yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan.

b. Jika panggilan tersebut dikarenakan Karyawan memenuhi kewajiban panggilan berkaitan dengan urusan pribadi Karyawan maka tidak masuk kerjanya tidak mendapatkan Gaji dan/atau mengalami pemotongan secara finansial secara proporsional.

BAB VII

PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN

Pasal 18PENGGAJIAN

1. Perusahaan memiliki hak penuh untuk menetapkan sistem dan peraturan Penggajian yang berlaku di perusahaan, dan diatur dalam ketentuan tersendiri, meliputi juga mengenai kebijakan kenaikan Gaji secara berkala tahunan.

2. Gaji Karyawan dibayarkan setiap tanggal 02 (dua) pada bulan berjalan, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka Gaji dibayarkan 1 (satu) hari sebelumnya.

3. Kenaikan Gaji berkala adalah hak prerogatif pengusaha yang akan diberikan kepada semua Karyawan dengan mempertimbangkan inflasi dan kemampuan perusahaan.

4. Gaji tidak dibayar bila Karyawan tidak melakukan pekerjaan pada hari kerja resmi perusahaan (sebagaimana yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku).

5. Gaji tidak dibayar bila Karyawan melakukan cuti tahunan ataupun khusus yang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.

6. Gaji tidak dibayar bila Karyawan istirahat karena sakit yang tidak disertai salah satu surat antara lain :

Surat keterangan istirahat dokter perusahaan.

Surat keterangan istirahat dokter luar (puskesmas atau rumah sakit umum pemerintah) yang sewaktu-waktu dapat diuji kebenarannya.

7. Pemotongan Gaji ditetapkan dengan perhitungan 1/26 per hari.

Pasal 19KOMPONEN GAJI

1. Komponen Gaji karyawan terdiri atas:

a. Gaji Pokok

b. Tunjangan Tetap meliputi :

Tunjangan Jabatan

Yang diberikan kepada karyawan yang menempati jabatan struktural dalam perusahaan

c. Tunjangan Tidak Tetap / Insentif meliputi :

Uang makan dan uang transport (No work o Pay) diberikan apabila karyawan hadir di tempat kerja. Tunjangan Kelebihan Jam Kerja dan/atau Tunjangan Lembur untuk beberapa fungsi tertentu

Tunjangan Komunikasi dan/atau Tunjangan Operasional

Tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang menjalankan tugas tertentu yang pelaksanaan kerjanya membutuhkan banyak komunikasi dan atau hubungan dengan klien dan atau relasi perusahaan, dan besarannya tergantung dari kebijakan perusahaan.

Insentif diberikan untuk memberikan penghargaan atas kontribusi karyawan terhadap penugasan yang diberikan perusahaan kepada pihak yang bersangkutan.

Tunjangan Pendidikan untuk anak.2. Tunjangan Hari Raya Keagamaan

Tunjangan Hari Raya (THR) untuk setiap tahunnya diberikan kepada Karyawan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Untuk masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan tidak mendapat THR

b. Untuk masa kerja 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari 1 (satu) tahun diberikan secara proporsional;

c. Untuk masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih diberikan sebesar 1 (satu) bulan gaji pokok dan tunjangan jabatan.

THR diberikan kepada Karyawan selambat lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari raya.

Pasal 20BONUS

1. Perusahaan dapat memberikan Bonus Tahunan maupun Bonus lainnya kepada karyawan apabila perusahaan melampaui target yang ditetapkan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan.

2. Besarnya pemberian bonus tahunan sepenuhnya merupakan kebijakan perusahaan dan berdasarkan pada kinerja karyawan yang dinilai melalui Program Penilaian Kinerja tahunan.

Pasal 21

GAJI SELAMA SAKIT BERKEPANJANGAN

Yang dimaksud dengan gaji selama sakit berkepanjangan adalah gaji yang dibayarkan pada karyawan yang mengalami sakit yang lama dan atau terus menerus yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter dari Rumah Sakit yang sah dengan perhitungan sebagai berikut:

a. Untuk 1 (satu) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah.

b. Untuk 1 (satu) bulan kedua, dibayar 75% (tujuhpuluhlima perseratus) dari upah.

c. Untuk 1 (satu) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah.

d. Untuk 1 (satu) bulan keempat, dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan.

BAB VII

FASILITAS KERJA

Pasal 22

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Perusahaan menyediakan peralatan dan perlengkapan untuk menunjang produktivitas pekerjaan masing-masing karyawan.

2. Karyawan wajib mentaati dan mematuhi semua ketentuan dan syarat penggunaan peralatan dan perlengkapan kerja:

a. Karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan baik semua peralatan kerja dan semua barang milik perusahaan.

b. Karyawan wajib menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja untuk pekerjaan yang berhubungan dengan tugas perusahaan.

c. Karyawan wajib memelihara lingkungan kerja, kebersihan dan kesehatan diri.

d. Karyawan yang dengan sengaja mengabaikan ketentuan pemakaian peralatan dan perlengkapan kerja, maka atasan Karyawan berkewajiban untuk memperingatkan secara lisan terhadap Karyawan dan berkewajiban memberikan peringatan tertulis jika kejadian tersebut terulang kembali.

Pasal 23

JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

1. Perusahaan mengikutsertakan Karyawan Tetap dalam Program Badan Penjamin Jaminan Sosial Ketenaga Kerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) dan Badan Penjamin Jaminan Sosial kesehatan (BPJS Kesehatan)2. Perusahaan dan Karyawan wajib mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan program Jamsostek.

3. Teknik serta prosedur pembayaran premi program BPJS Ketenagakerjaan dan kesehatan diatur oleh perusahaan.

Pasal 24

PENINGKATAN KETRAMPILAN

Untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan keahlian Karyawan serta memperhatikan kebutuhan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengadakan program pendidikan atau pelatihan berupa ceramah ilmiah, kursus, lokakarya, pelatihan, seminar dan pendidikan formal maupun non formal, yang mekanismenya akan diatur tersendiri.

BAB VIIIHUBUNGAN INDUSTRIAL

Pasal 25

PENYELESAIAN KELUH KESAH

1. Setiap masalah atau pengaduan akan diselesaikan sebaik-baiknya.

2. Karyawan dapat menyampaikan secara langsung masalah yang dihadapinya kepada atasan langsung untuk mendapatkan penyelesaian, dengan tetap memperhatikan batasan kewenangan yang diberikan oleh perusahaan kepada atasan tersebut.

3. Apabila Karyawan tersebut belum mendapatkan penyelesaian yang diharapkan, maka Karyawan dapat menyampaikan masalahnya kepada Manajer Operasional atau sekretaris perusahaan.

4. Apabila penyelesaian seperti point 3 belum juga mendapatkan penyelesaian maka akan diteruskan kepada Direksi.

5. Demikian tata cara penyelesaian keluh kesah dan pengaduan ini dibuat untuk dilaksanakan dan dipatuhi sebagaimana mestinya, sehingga tidak dilakukan pemogokan dan atau slow down di perusahaan.

Pasal 26

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dan Karyawan dapat dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:

a. Berakhirnya hubungan kerja waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam perjanjian kerja waktu tertentu.

b. Karyawan mengajukan permintaan mengundurkan diri secara tertulis atas kemauan sendiri.

c. Karyawan meninggal dunia.

d. Pemutusan hubungan kerja yang dikarenakan perusahaan tidak bisa menjalankan usahanya atau dikarenakan perusahaan merugi, atau dikarenakan keadaan memaksa (force majeur) atau dikarenakan penutupan perusahaan (lock out) atau efisiensi.

e. Karyawan dianggap tidak sanggup bekerja lagi karena kelainan jiwa.

f. Karyawan melakukan pelanggaran disiplin, tata tertib kerja dan atau PHK dengan kesalahan alasan mendesak sebagaimana surat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13/MEN/2005

g. Karyawan yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 (lima puluh lima) tahun.h. Bila telah mencapai usia pensiun tetapi perusahaan membutuhkan maka Karyawan dapat dikaryakan kembali dan dilakukan Perjanjian karyawan di Karyakan.i. Hubungan kerja yang tidak harmonis antara pimpinan perusahaan dengan Karyawan dan Karyawan bersedia menerima PHK.

j. Karyawan yang sakit dan tidak dapat melaksanakan tugasnya (sakit berkepanjangan) karena masih perawatan dokter atau poliklinik.

2. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Karyawan karena memasuki usia pensiun yaitu 55 (limapuluh lima) tahun dengan ketentuan yang diatur sebagai berikut:

a. Bagi Karyawan yang masuk kerjanya pada usia 45 tahun atau lebih maka akan diberikan uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan yang berlaku, dengan mempertimbangkan keadilan dan supaya ada perbedaan dengan Karyawan yang memiliki masa kerja di atas 10 tahun.

b. Bagi Karyawan yang masuk kerjanya dibawah usia 45 berlaku seperti ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

c. Berdasarkan pertimbangan kebutuhan perusahaan dan kesepakatan Karyawan, maka Karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja karena usia pensiun dapat dikaryakan kembali sesuai ketentuan yang diatur oleh perusahaan.

3. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja pada Karyawan yang ditahan oleh pihak berwajib baik atas pengaduan maupun bukan pengaduan pimpinan perusahaan berpedoman pada ketentuan perundangan yang berlaku.

4. Dalam hal Karyawan mengundurkan diri atas kehendak sendiri maka harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Surat pengunduran diri kepada perusahaan harus diajukan secara tertulis paling sedikit 30 hari sebelum hari pengunduran diri.

b. Karyawan harus tetap hadir dan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, kecuali bagi Karyawan yang masih memiliki hak cuti.

c. Karyawan harus melakukan serah terima kepada pejabat pengganti atau pejabat yang ditunjuk.

d. Bilamana saat terputusnya hubungan kerja, karyawan berkewajiban menyelesaikan segala tanggung jawab pekerjaan, segala tanggung jawab keuangan, segala tanggung jawab kekaryawanan dan segala tanggung jawab hukum yang timbul selama ikatan masa kerja.

e. Pengunduran sesuai dengan ketentuan di atas maka akan diberikan uang pisah dengan ketentuan sebagai berikut:

Masa Kerja (tahun)Uang Pisah Karena Mengundurkan Diri

6 - < 8Rp. 3.000.000,00

8 - < 10Rp. 7.000.000,00

10 -