Peraturan Menteri : tentang Wali pemasyarakatan

4
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I NOMOR: M. 01 PK.04.10. Tahun 2007 TENTANG WALl PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan berdaya guna dan berhasil guna perlu menyertakan petugas Pemasyarakatan sebagai pendamping; b. bahwa untuk keperluan tersebut perlu diangkat Wali Pemasyarakatan yang berperan sebagai fasilitator, komunikator, dan motivator selama berlangsungnya proses pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tentang Wali Pemasyarakatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3845); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3846);

Transcript of Peraturan Menteri : tentang Wali pemasyarakatan

Page 1: Peraturan Menteri : tentang  Wali pemasyarakatan

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.INOMOR: M. 01 PK.04.10. Tahun 2007

TENTANG

WALl PEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan berdaya guna dan berhasil guna perlu menyertakan petugas Pemasyarakatan sebagai pendamping;

b. bahwa untuk keperluan tersebut perlu diangkat Wali Pemasyarakatan yang berperan sebagai fasilitator, komunikator, dan motivator selama berlangsungnya proses pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tentang Wali Pemasyarakatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614);

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3845);

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3846);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja Sama Penyelengaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857);

5. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.03.PR.07.10 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG WALl PEMASYARAKATAN.

Page 2: Peraturan Menteri : tentang  Wali pemasyarakatan

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan Wali Pemasyarakatan adalah petugas Pemasyarakatan yang melakukan pendampingan terhadap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan selama menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan.

Pasal2

(1) Wali Pemasyarakatan melaksanakan tugas pendampingan selama Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan menjalani proses pembinaan, baik dalam berinteraksi dengan sesama penghuni, petugas, keluarga maupun anggota masyarakat.

(2) Wali Pemasyarakatan berkewajiban:a. mencatat identitas, latar belakang tindak pidana, latar belakang kehidupan

sosial, serta menggali potensi Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan untuk dikembangkan dan diselaraskan dengan program pembinaan;

b. memperhatikan, mengamati, mencatat perkembangan pembinaan, perubahan perilaku yang positif, hubungan dengan keluarga dan masyarakat, serta ketaatan terhadap tata tertib LAPAS atau RUTAN;

c. membuat laporan perkembangan pembinaan dan perubahan perilaku sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk kepentingan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam menetapkan program pembinaan lebih lanjut;

(3) Wali Pemasyarakatan berwenang :a. mengusulkan kepada Tim pengamat Pemasyarakatan agar Narapidana dan

Anak Didik Pemasyarakatan dapat diberikan program pembinaan berdasarkan bakat, minat dan kebutuhan mengenai program pembinaan sesuai dengan tahapan dan proses pemasyarakatan;

b. menerima keluhan dan melakukan konsultasi jika Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan mengalami hambatan, baik dalam berinteraksi dengan sesama penghuni dan petugas maupun dalam mengikuti program pembinaan.

Pasal 3

Wali Pemasyarakatan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kepala LAPAS atau Kepala RUTAN.

Pasal 4

(1) Wali Pemasyarakatan diangkat dan diberhentikan oleh Kepala LAPAS atau Kepala RUTAN.

(2) Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi Wali Pemasyarakatan adalah :a. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah

Atas atau yang sederajad;b. sehat jasmani dan rohani;c. mempunyai pengalaman bekerja di lingkungan Pemasyarakatan paling

kurang 5 (lima) tahun; dand. tidak sedang menjalani hukuman disiplin.

Page 3: Peraturan Menteri : tentang  Wali pemasyarakatan

(3) Wali Pemasyarakatan dapat diberhentikan apabila lalai terhadap tugas dan kewajibannya serta menyalahgunakan wewenangnya.

(4) Pemberhentian sebagai Wali Pemasyarakatan dilakukan setelah mempertimbangkan dan memperhatikan tata cara pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 5

(1) Wali Pemasyarakatan wajib mendapat pendidikan dan pelatihan tentang dasar-dasar sistem pemasyarakatan, proses pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan serta pedoman umum perwalian dalam rangka pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.

(2) Sebelum Wali Pemasyarakatan mendapatkan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud ayat (1), Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memberikan bimbingan teknis tentang tugas dan kewajiban Wali Pemasyarakatan.

Pasal 6

(1) Tugas Wali Pemasyarakatan dapat dimulai sejak seseorang masih berstatus sebagai tahanan.

(2) Tugas perwalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpegang pada asas praduga tidak bersalah dan tidak mencampuri hal-hal yang berkaitan dengan teknis yudisial atas tahanan yang bersangkutan.

Pasal 7

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 16 Agustus 2007

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ANDI MATTALATTA