PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg...

27
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka membentuk kemampuan khusus yang dibutuhkan pegawai negeri sipil untuk melaksanakan tugas di Kementerian Kesehatan, perlu diberikan orientasi terhadap calon pegawai negeri sipil; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4132); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Peraturan . . .

Transcript of PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg...

Page 1: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 56 TAHUN 2013

TENTANG

ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka membentuk kemampuan khusus

yang dibutuhkan pegawai negeri sipil untuk

melaksanakan tugas di Kementerian Kesehatan, perlu

diberikan orientasi terhadap calon pegawai negeri sipil;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Kesehatan tentang Orientasi Calon Pegawai

Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun

1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4132);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 198. Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4019);

4. Peraturan . . .

Page 2: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 2 -

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang

Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2010 tentang

Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5258);

8. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

13 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang

Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2008

tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

510/MENKES/PER/VII/2009 tentang Pemberian Kuasa

dan Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan

Nota/Surat Persetujuan dan Keputusan Mutasi

Kepegawaian Dalam Lingkungan Departemen

Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02./MENKES/076/I/2010;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);

12. Peraturan . . .

Page 3: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 3 -

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 008 Tahun 2012

tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 345);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG ORIENTASI

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah

Warga Negara Indonesia yang melamar, lulus seleksi, dan diangkat

untuk dipersiapkan menjadi Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.

3. Orientasi CPNS yang selanjutnya disebut Orientasi adalah pembekalan

kompetensi untuk CPNS yang akan ditempatkan di unit kerja.

4. Unit Utama adalah unit organisasi yang dipimpin oleh pejabat eselon I

di lingkungan Kementerian Kesehatan.

5. Unit Kerja adalah unit organisasi di lingkungan Kementerian

Kesehatan baik di kantor pusat maupun unit pelaksana teknis vertikal

di daerah yang menyelenggarakan kegiatan Orientasi.

6. Biro Kepegawaian adalah satuan kerja yang memiliki tugas dan fungsi

melaksanakan pengelolaan kepegawaian di lingkungan Kementerian

Kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur adalah satuan kerja yang

memiliki tugas dan fungsi melaksanakan penyiapan dan penyusunan

kebijakan teknis dan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan

sumber daya manusia kesehatan dibidang pendidikan dan pelatihan

aparatur.

8. Narasumber . . .

Page 4: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 4 -

8. Narasumber adalah pejabat struktural/fungsional,

pakar/praktisi/akademisi yang berkompeten sesuai dengan keahlian

dibidangnya untuk memberikan materi orientasi organisasi.

9. Pembimbing adalah pejabat struktural/pejabat fungsional yang

berperan untuk membimbing dan membekali CPNS selama

menjalankan praktik kerja, dan telah mengikuti pembekalan bagi

pembimbing yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Aparatur.

10. Menteri Kesehatan adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan dibidang kesehatan.

Pasal 2

Pengaturan Orientasi bertujuan meningkatkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara

profesional dengan dilandasi disiplin, kepribadian, dan etika PNS sesuai

dengan kebutuhan instansi.

Pasal 3

Pengaturan Orientasi hanya diberlakukan untuk CPNS yang berasal dari

pelamar umum, yang dibuktikan dengan surat keputusan pengangkatan

sebagai CPNS yang diterbitkan oleh Kepala Biro Kepegawaian.

BAB II

PENYELENGGARAAN ORIENTASI

Bagian Kesatu

Perencanaan

Pasal 4

Untuk menyelenggarakan Orientasi yang berkualitas, efektif dan efisien,

Biro Kepegawaian dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

merencanakan dan menetapkan kebutuhan yang meliputi:

a. jumlah CPNS yang akan mengikuti Orientasi;

b. jumlah pembimbing yang disesuaikan dengan jumlah CPNS dalam satu

Unit Kerja;

c. jumlah Unit Kerja tempat praktik kerja CPNS;

d. waktu pelaksanaan Orientasi; dan

e. sistem evaluasi dan kelulusan.

Bagian Kedua . . .

Page 5: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 5 -

Bagian Kedua

Pelaksanaan

(1) Orientasi dilaksanakan pada:

a. Unit Kerja; atau

b. Unit Utama.

Pasal 5

(2) Penetapan tempat pelaksanaan Orientasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh Biro Kepegawaian setelah berkoordinasi dengan

Unit Kerja atau Unit Utama.

(3) Mekanisme pelaksanaan Orientasi ditentukan oleh Unit Kerja atau Unit

Utama setelah berkoordinasi dengan Biro Kepegawaian dan Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Aparatur.

(1) Orientasi terdiri dari:

a. orientasi organisasi; dan

b. praktik kerja.

Pasal 6

(2) Materi orientasi organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a terdiri dari:

a. tugas, fungsi, visi, misi dan kewenangan organisasi;

b. kedudukan dan struktur organisasi;

c. kebijakan bidang tugas instansi;

d. sarana dan prasarana organisasi;

e. standar kinerja/standar pelayanan umum;

f. standar prosedur operasional;

g. budaya kerja/nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi;

h. penulisan kertas kerja; dan

i. materi lain yang khusus sesuai dengan kompetensi jabatan yang

dibutuhkan.

(3) Materi praktik kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

terdiri dari:

a. konsep dan tahapan praktik kerja;

b. uraian tugas/standar kompetensi jabatan;

c. peraturan perundang-undangan yang terkait tugas jabatannya;

d. praktik kerja sesuai tugas jabatan;

e. evaluasi hasil pelaksanaan tugasnya;

f. saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas;

g. penulisan kertas kerja; dan

h. materi . . .

Page 6: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 6 -

h. materi lain yang khusus sesuai dengan kompetensi jabatan yang

dibutuhkan.

(4) Materi orientasi organisasi dan praktik kerja sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dan ayat (3) disusun oleh Pusdiklat Aparatur bersama

dengan Unit Kerja atau Unit Utama terkait.

Pasal 7

(1) Model pembelajaran orientasi organisasi dapat dilaksanakan baik

secara klasikal maupun nonklasikal

(2) Model pembelajaran orientasi organisasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disesuaikan dengan jumlah CPNS.

(3) Model pembelajaran secara klasikal sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat dilaksanakan apabila jumlah CPNS yang ditempatkan dalam

1 (satu) Unit Kerja paling sedikit 5 (lima) orang.

(4) Model pembelajaran secara nonklasikal sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat dilaksanakan apabila jumlah CPNS yang ditempatkan

dalam 1 (satu) Unit Kerja kurang dari 5 (lima) orang.

Pasal 8

Metode pembelajaran praktik kerja dilaksanakan sesuai dengan tugas dan

fungsi jabatan CPNS.

Pasal 9

(1) Pelaksanaan orientasi organisasi dapat dilaksanakan pada Unit Kerja

atau Unit Utama.

(2) Pelaksanaan orientasi organisasi pada Unit Utama dapat dilakukan

apabila materi orientasi organisasi yang disampaikan adalah organisasi

Kementerian Kesehatan dan/atau Unit Utama.

Pasal 10

Pelaksanaan praktik kerja hanya dapat dilakukan pada:

a. Unit Kerja dimana CPNS ditempatkan; atau

b. Unit Kerja yang ditunjuk, yang merupakan pembina dalam bidang

pekerjaan tersebut.

Bagian Ketiga . . .

Page 7: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 7 -

Bagian Ketiga

Narasumber dan Pembimbing

Pasal 11

(1) Dalam pelaksanaan orientasi organisasi, Kepala Unit Kerja menunjuk

Narasumber yang bertugas untuk membekali CPNS mengenai materi

organisasi.

(2) Narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari

internal Unit Kerja maupun eksternal.

Pasal 12

(1) Dalam pelaksanaan praktik kerja, Kepala Unit Kerja menunjuk

Pembimbing yang bertugas untuk membimbing dan membekali CPNS

selama menjalankan praktik kerja.

(2) Penunjukan Pembimbing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan mengacu pada formasi jabatan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

(3) Setiap Pembimbing bertugas untuk membimbing dan membekali paling

banyak 5 (lima) CPNS.

(4) Kriteria Pembimbing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. berbadan sehat, baik jasmani maupun rohani;

b. berkelakuan baik dan tidak diskriminatif;

c. telah mengikuti pembekalan sebagai pembimbing dari Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Aparatur;

d. menguasai tugas dan fungsi instansi Kementerian Kesehatan dan

Unit Kerja masing-masing;

e. kompeten dalam pelaksanaan tugasnya;

f. pangkat dan golongan minimal sama dengan CPNS; dan

g. masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

Pasal 13

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur berkewajiban memberikan

pembekalan kepada Pembimbing sebelum menjalankan tugas.

(2) Pembekalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan:

a. memahami peran, fungsi dan tugas sebagai Pembimbing;

b. menyusun jadwal dan materi praktik kerja;

c. membimbing CPNS dalam praktik kerja;

d. menjadi contoh (role model) dalam pelaksanaan tugas; dan

e. mengevaluasi kelulusan CPNS dalam praktik kerja.

(3) Materi . . .

Page 8: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 8 -

(3) Materi pembekalan kepada Pembimbing terdiri dari:

a. kebijakan teknis praktik kerja;

b. konsep dan teori praktik kerja;

c. merancang jadwal dan materi praktik kerja;

d. komunikasi efektif dalam praktik kerja;

e. evaluasi praktik kerja;

f. kode etik Pembimbing;

g. perumpunan jabatan Pembimbing; dan

h. simulasi pembimbingan.

Pasal 14

Seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

Orientasi menjadi tanggung jawab Unit Kerja dan/atau Unit Utama masing-

masing.

Pasal 15

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Orientasi di lingkungan

Kementerian Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB III

PENILAIAN ORIENTASI

Pasal 16

(1) Setiap CPNS yang mengikuti Orientasi akan diberikan penilaian.

(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek dan

bobot yang meliputi:

a. orientasi organisasi dan praktik kerja (60 %); dan

b. sikap perilaku (40 %).

Pasal 17

(1) Unsur dan bobot yang dinilai pada aspek orientasi organisasi dan

praktik kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a terdiri

dari:

a. tugas dan fungsi organisasi (5%);

b. tugas dan fungsi Unit Kerja (5%); dan

c. pelaksanaan tugas (50%).

(2) Indikator . . .

Page 9: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 9 -

(2) Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur aspek orientasi

organisasi dan praktik kerja terdiri dari:

a. tugas dan fungsi organisasi yang meliputi:

1) tugas, fungsi, visi, misi dan kewenangan organisasinya;

2) kedudukan dan struktur organisasinya;

3) kebijakan bidang tugas instansinya;

4) sarana dan prasarana serta manfaatnya dalam pelaksanaan

tugas;

5) standar kinerja/standar pelayanan umum dan standar

prosedur operasional untuk pelaksanaan tugasnya; dan

6) budaya kerja/nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasinya.

b. tugas dan fungsi Unit Kerja yang meliputi:

1) tugas dan fungsi Unit Kerja;

2) kedudukan dan struktur organisasi Unit Kerja;

3) bidang tugas Unit Kerja;

4) sarana dan prasarana serta manfaatnya dalam pelaksanaan

tugas;

5) standar kinerja/standar pelayanan umum dan standar

prosedur operasional untuk pelaksanaan tugas; dan

6) budaya kerja/nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi.

c. pelaksanaan tugas yang meliputi:

1) konsep dan tahapan praktik kerja yang akan dilaksanakan;

2) uraian tugas/standar kompetensi sesuai dengan jabatan

yang diembannya;

3) peraturan perundangan yang terkait tugas jabatan;

4) pelaksanaan tugas jabatan pada unit organisasi;

5) dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas;

(3) Penilaian unsur aspek orientasi organisasi dan praktik kerja

menggunakan formulir 6 yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 18

(1) Unsur dan bobot yang dinilai pada aspek sikap perilaku sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 huruf b terdiri dari:

a. integritas (10 %);

b. etika (10%);

c. kedisiplinan (10%);

d. kerja sama (5%); dan

e. prakarsa (5%).

(2) Indikator . . .

Page 10: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 10 -

(2) Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur aspek sikap perilaku

terdiri dari:

a. integritas yang meliputi:

1) Kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugas Orientasi;

2) ketegasan dalam menyampaikan ide dan gagasan;

3) konsistensi dalam melaksanakan tugas-tugas Orientasi; dan

4) kepatuhan pada nilai-nilai agama dan moral selama

mengikuti Orientasi.

b. etika yang meliputi:

1) kesopanan dalam berperilaku sehari-hari selama mengikuti

Orientasi;

2) kesantunan dalam bertutur kata;

3) toleransi terhadap keragaman agama, suku, bahasa dan ras;

dan

4) empati dalam pergaulan selama mengikuti Orientasi.

c. kedisiplinan yang meliputi:

1) kerapihan dan kesopanan berpakaian selama mengikuti

Orientasi;

2) ketepatan hadir dalam mengikuti setiap kegiatan Orientasi;

3) kesungguhan dalam mengikuti setiap kegiatan Orientasi; dan

4) kepatuhan terhadap tata tertib Orientasi.

d. kerjasama yang meliputi:

1) berkoordinasi dengan pembimbing, penyelenggara dan

sesama peserta untuk penyelesaian tugas-tugas Orientasi;

2) bersinergi dengan pembimbing, penyelenggara dan sesama

peserta untuk tugas-tugas Orientasi;

3) tidak mendikte atau mendominasi kelompok; dan

4) mau menerima pendapat orang lain.

e. prakarsa yang meliputi:

1) membantu terciptanya iklim Orientasi yang kondusif bagi

lahirnya ide-ide pembaharuan;

2) mampu membuat saran pembaharuan;

3) aktif mengajukan pertanyaan yang menggugah pemikiran;

dan

4) mampu mengendalikan diri, waktu, situasi dan lingkungan.

(3) Penilaian unsur aspek sikap perilaku menggunakan formulir 1 sampai

dengan formulir 5 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 19 . . .

Page 11: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 11 -

Pasal 19

Penilaian Orientasi dilakukan dengan ketentuan:

a. nilai terendah adalah 0 (nol) sedangkan nilai tertinggi adalah 100

(seratus);

b. nilai (antara nol dan 100) dikalikan dengan bobot masing-masing;

c. nilai aspek sikap dan perilaku merupakan jumlah dari masing-masing

nilai dikalikan dengan bobot masing-masing;

d. nilai aspek kemampuan bidang tugas merupakan jumlah dari masing

masing nilai dikalikan dengan bobot masing-masing;

e. jumlah nilai sikap dan perilaku ditambah nilai kemampuan bidang

tugas adalah nilai akhir yang diperoleh peserta yang telah direkap,

dengan menggunakan formulir 7 yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan

f. penilaian terhadap peserta dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh

pejabat pembina kepegawaian.

Pasal 20

Kualifikasi kelulusan Orientasi ditetapkan dengan gradasi penilaian sebagai

berikut:

a. sangat memuaskan (skor : 92,5 – 100);

b. memuaskan (skor : 85,0 - 92,4);

c. baik sekali (skor : 77,5 – 84,9);

d. baik (skor : 70,0 – 77,4); atau

e. tidak lulus (skor : dibawah 70,0).

Pasal 21

(1) Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 sampai dengan Pasal

18 dilakukan oleh Pembimbing, dan akan menjadi rekomendasi bagi

Kepala Unit Kerja dalam menentukan kelulusan.

(2) Kepala Unit Kerja dapat mempertimbangkan rekomendasi Pembimbing

sebelum menetapkan kelulusan.

Pasal 22

(1) CPNS yang telah mengikuti Orientasi diberikan surat keterangan lulus

atau tidak lulus.

(2) Surat keterangan lulus atau tidak lulus sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja dengan

tembusan kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur,

Kepala Biro Kepegawaian, dan Kepala Unit Utama.

(3) CPNS . . .

Page 12: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 12 -

(3) CPNS yang dinyatakan lulus Orientasi oleh Kepala Unit Kerja diberikan

surat keterangan lulus Orientasi dengan menggunakan formulir 8 yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(4) Apabila CPNS dinyatakan tidak lulus Orientasi, wajib mengikuti

pelaksanaan Orientasi berikutnya.

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 23

Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Orientasi dilakukan bersama-

sama antara Unit Kerja, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, serta

Biro Kepegawaian.

Pasal 24

Biro Kepegawaian menyampaikan laporan hasil pelaksanaan Orientasi

kepada seluruh Kepala Unit Utama di lingkungan Kementerian Kesehatan

setelah berkoordinasi dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 25

(1) Menteri Kesehatan melalui Kepala Unit Utama melaksanakan

pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Orientasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan.

(2) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Orientasi secara

fungsional menjadi tanggung jawab Kepala Biro Kepegawaian dan

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur secara bersama-sama.

BAB VI

PENDANAAN

Pasal 26

Pendanaan penyelenggaraan Orientasi bersumber dari anggaran masing-

masing Unit Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII . . .

Page 13: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 13 -

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 Agustus 2013

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NAFSIAH MBOI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 31 OKtober 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1274

Page 14: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 14 -

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR 56 TAHUN 2013

TENTANG

ORIENTASI CALON PEGAWAI

NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah saat ini sedang

melaksanakan reformasi birokrasi dan salah satu bidang yang direformasi

adalah penataan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur yang antara lain

meliputi penataan jumlah dan kualitas serta distribusi Pegawai Negeri Sipil

(PNS). Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka pembentukan

aparatur negara yang bersih, kompeten, dan melayani, perlu dikembangkan

sistem seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang obyektif, transparan,

akuntabel dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dengan perbaikan sistem seleksi CPNS tersebut, diharapkan dapat

diperoleh CPNS yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral dan

memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan diduduki.

Menindaklanjuti hasil seleksi CPNS tersebut, maka perlu dikembangkan

sistem Orientasi dalam rangka pengenalan organisasi dengan memberikan

informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu

organisasi, meliputi tugas, fungsi, visi, misi dan kewenangan organisasi,

kedudukan dan struktur organisasi, kebijakan bidang tugas instansi,

sarana dan prasarana organisasi, standar kinerja, standar prosedur

operasional, budaya kerja/nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi, dan

tanggung jawab bagi CPNS.

Orientasi diarahkan pada pembentukan kemampuan khusus yang

dibutuhkan PNS sesuai golongannya untuk melaksanakan tugasnya dalam

instansi. Mekanisme dan materi Orientasi disusun dan dilaksanakan oleh

Unit Kerja, Biro Kepegawaian, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Aparatur, termasuk menetapkan kelulusan dan pengendaliannya. Orientasi

terdiri atas orientasi organisasi dan praktik kerja.

Orientasi . . .

Page 15: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 15 -

Orientasi organisasi dilakukan melalui pemberian materi dalam rangka

pengenalan organisasi dengan memberikan informasi yang berhubungan

dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi,

budaya, tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi, tanggung jawab dan

wewenang bagi CPNS. Praktik Kerja dilakukan untuk melihat kemampuan

peserta orientasi dalam menjelaskan dan melakukan tugas-tugas sesuai

dengan jabatan yang diembannya.

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) prajabatan merupakan tahapan

lanjutan setelah CPNS menyelesaikan Orientasi dengan baik dan

dinyatakan lulus oleh Pembimbing di masing-masing Unit Kerja, kemudian

diberikan Surat Keterangan Lulus yang ditandatangani oleh Kepala masing-

masing Satuan Kerja dan ditembuskan kepada Kepala Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Aparatur, Kepala Biro Kepegawaian, dan Kepala Unit Utama

sebagai prasyarat untuk mengikuti diklat prajabatan.

Pelaksanaan Orientasi ini akan mendukung kompetensi CPNS yang

telah tergali melalui proses seleksi CPNS tersebut. Sehingga penempatan

pegawai dapat dilakukan secara objektif, tidak hanya didasarkan pada

aspek kompetensi melainkan juga karakter dan pemahaman budaya

organisasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit kerja dimana

yang bersangkutan akan ditempatkan. Secara faktual, para peserta seleksi

yang telah lulus menjadi CPNS memiliki latar belakang yang berbeda, baik

dalam bidang pendidikan maupun asal perguruan tinggi serta karakter dan

lingkungan yang beragam.

Untuk itu, dipandang penting untuk melaksanakan kegiatan Orientasi

guna membekali para CPNS baru tersebut dengan pengetahuan dan

pengalaman yang mendasar tentang organisasi, budaya kerja, tata laksana,

kebijakan, tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang dalam ruang

lingkup Kementerian Kesehatan maupun masing-masing Unit Kerja, untuk

membentuk kemampuan umum yang dibutuhkan PNS untuk

melaksanakan tugasnya sebagai pelayan masyarakat.

BAB II . . .

Page 16: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 16 -

BAB II

ORIENTASI

A. Ringkasan Materi Orientasi

1. Orientasi organisasi

a) Deskripsi Singkat

Mata ajaran ini membekali peserta dengan kemampuan

mempresentasikan tugas, fungsi, visi dan misi, kewenangan,

kedudukan, struktur organisasi, kebijakan bidang tugas,

sarana dan prasarana, standar prosedur operasional, dan

budaya kerja instansinya melalui pembelajaran tugas, fungsi,

visi, misi dan kewenangan organisasi, kedudukan dan

struktur organisasi, kebijakan bidang tugas instansi, sarana

dan prasarana organisasi, standar kinerja/standar pelayanan

umum dan, standar prosedur operasional, dan budaya

kerja/nilai-nilai/prinsip-prinsip organisasi. Pembelajaran

disajikan secara komunikatif yang meliputi ceramah, tanya

jawab, diskusi dan demonstrasi. Keberhasilan pembelajaran

dinilai dari kemampuan peserta menghasilkan lembar kerja

tentang organisasi instansinya.

b) Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu

mempresentasikan tugas, fungsi, visi dan misi, kewenangan,

kedudukan, struktur organisasi, kebijakan bidang tugas,

sarana dan prasarana, standar prosedur operasional, dan

budaya kerja instansinya.

c) Metode

Metode pembelajaran yang dipergunakan adalah:

1) Ceramah;

2) Diskusi;

3) Praktek;

4) Presentasi; dan/atau

5) Penulisan Kertas Kerja.

d) Media

Media pembelajaran yang dipergunakan adalah:

1) Modul;

2) Naskah; dan/atau

3) Slide.

e) Waktu . . .

Page 17: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 17 -

e) Waktu

Alokasi waktu : 11 sesi (33 Jam Pembelajaran/JP)

2. Praktik Kerja

a) Deskripsi Singkat

Mata Ajaran ini membekali peserta dengan kemampuan

melakukan praktik kerja sesuai tugas jabatannya,

mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya dan memberikan

saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas jabatan di

instansinya melalui pembelajaran konsep dan tahapan

praktik kerja yang akan dilaksanakan, uraian tugas/standar

kompetensi sesuai dengan jabatan yang diembannya,

peraturan perundangan yang terkait tugas jabatannya,

mengelola pelaksanaan tugas jabatan pada unit

organisasinya, mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya,

memberikan saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas

kepada atasan. Pembelajaran disajikan secara komunikatif

yang meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi dan

demonstrasi. Keberhasilan pembelajaran dinilai dari

kemampuan peserta menghasilkan lembar kerja tentang

praktik kerja tugas jabatan instansinya.

b) Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu

melakukan praktik kerja sesuai tugas jabatannya,

mengevaluasi hasil pelaksanaan tugasnya dan memberikan

saran perbaikan untuk pelaksanaan tugas jabatan di

instansinya.

c) Metode

Metode pembelajaran yang dipergunakan adalah:

1) Ceramah;

2) Tanya jawab;

3) Diskusi;

4) Praktek; dan/atau

5) Penulisan kertas kerja.

d) Media

Media pembelajaran yang dipergunakan adalah:

1) Modul;

2) Naskah; dan/atau

3) Slide.

e) Waktu . . .

Page 18: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 18 -

e) Waktu

Penetapan waktu untuk Praktek Kerja ini diserahkan kepada

Kepala Satuan Kerja dengan mempertimbangkan kompetensi

yang dibutuhkan oleh CPNS sesuai dengan Kompetensi

jabatannya. Batas waktu pelaksanaan praktik kerja minimal

3 (tiga) minggu dan maksimal 7 (tujuh) minggu.

B. Prinsip Orientasi

1. kemandirian;

2. fokus pada kemampuan;

3. intensif;

4. dukungan pimpinan;

5. keterlibatan aktif;

6. tidak mengganggu pekerjaan rutin;

7. pembelajaran melekat pada pekerjaan;

8. variasi metode pembelajaran; dan/atau

9. memanfaatkan sumber daya yang ada.

C. Alur Orientasi

1. Biro Kepegawaian Kemenkes, melakukan:

pemanggilan peserta Orientasi;

merencanakan penyelenggaraan Orientasi bersama Pusdiklat

Aparatur;

menyusun laporan hasil pelaksanaan Orientasi kepada

seluruh pimpinan Unit Utama; dan

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Orientasi.

2. Pusdiklat Aparatur:

merencanakan penyelenggaraan Orientasi;

berkoordinasi dengan unit kerja dalam menyusun materi yang

akan disampaikan pada pelaksanaan orientasi organisasi;

memberikan pembekalan kepada Pembimbing sebelum

melaksanakan tugas;

melakukan koordinasi dengan Biro Kepegawaian dalam

penyusunan laporan hasil pelaksanaan Orientasi kepada

seluruh pimpinan Unit Utama; dan

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Orientasi.

Page 19: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

- 19 -

3. Unit Kerja, melakukan:

Pembentukan tim Pembimbing (surat tugas/SK Tim);

Pelaksanaan Orientasi di satuan kerja masing-masing;

Penilaian peserta Orientasi oleh Pembimbing;

Penerbitan surat keterangan kelulusan yang ditandatangani

oleh Kepala Unit Kerja dengan tembusan kepada Kepala Pusat

Pendidikan, Kepala Biro Kepegawaian dan Pelatihan Aparatur,

serta Kepala Unit Utama;

Mengusulkan peserta yang dinyatakan lulus untuk mengikuti

diklat prajabatan; dan

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Orientasi.

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NAFSIAH MBOI

Page 20: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 1 : Pengamatan dan

penilaian integritas

PENILAIAN ASPEK SIKAP PERILAKU ORIENTASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

UNSUR INTEGRITAS (BOBOT 10%)

KEGIATAN : ……………………………………. HARI / TANGGAL : …………………………………….

No. Nama Peserta

Indikator

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Kejujuran dalam melaksanakan

tugas-tugas Orientasi

Ketegasan dalam menyampaikan ide

dan gagasan

Konsistensi dalam melaksanakan tugas-

tugas Orientasi

Kepatuhan Pada nilai-nilai moral selama

mengikuti Orientasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

……………………………..,…………………………….

Penilai

(……………………………………………………)

a. Kolom 1 diisi dengan no urut sampai dengan jumlah maksimal peserta yang telah ditetapkan dalam pedoman b. Kolom 2 diisi dengan nama peserta Orientasi

c. Kolom 3 s.d. 6 diisi dengan hasil penilaian dikalikan bobot d. Kolom 7 diisi dengan jumlah nilai pada kolom 3 s.d. 6 e. Kolom 8 diisi nilai rata jumlah nilai pada kolom 3 s.d 6

Page 21: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 2 : Pengamatan dan

penilaian etika

PENILAIAN ASPEK SIKAP DAN PERILAKU ORIENTASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

UNSUR ETIKA (BOBOT 10%)

KEGIATAN

: …………………………………….

HARI / TANGGAL

: …………………………………….

No. Nama Peserta

Indikator

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata

Kesopanan dalam berperilaku sehari-hari selama

mengikuti Orientasi

Kesantunan dalam

bertutur kata

Toleransi terhadap keragaman agama,

suku, bahasa dan ras

Empati dalam pergaulan selama mengikuti

Orientasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

……………………………..,…………………………….

Penilai

(……………………………………………………)

a. Kolom 1 diisi dengan no urut sampai dengan jumlah maksimal peserta yang telah ditetapkan dalam pedoman b. Kolom 2 diisi dengan nama peserta Orientasi

c. Kolom 3 s.d. 6 diisi dengan hasil penilaian dikalikan bobot d. Kolom 7 diisi dengan jumlah nilai pada kolom 3 s.d. 6 e. Kolom 8 diisi nilai rata jumlah nilai pada kolom 3 s.d 6

Page 22: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 3 : Pengamatan dan

penilaian kedisiplinan

PENILAIAN ASPEK SIKAP DAN PERILAKU ORIENTASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI UNSUR KEDISIPLINAN (BOBOT 10%)

KEGIATAN

: …………………………………….

HARI / TANGGAL

: …………………………………….

No. Nama Peserta

Indikator

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata

Kerapihan dan

kesopanan berpakaian selama mengikuti

Orientasi

Ketepatan hadir dalam mengikuti setiap kegiatan

Orientasi

Kesungguhan dalam mengikuti setiap kegiatan

Orientasi

Kepatuhan terhadap tata

tertib Orientasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5

……………………………..,…………………………….

Penilai

(……………………………………………………)

a. Kolom 1 diisi dengan no urut sampai dengan jumlah maksimal peserta yang telah ditetapkan dalam pedoman b. Kolom 2 diisi dengan nama peserta Orientasi

c. Kolom 3 s.d. 6 diisi dengan hasil penilaian dikalikan bobot d. Kolom 7 diisi dengan jumlah nilai pada kolom 3 s.d. 6 e. Kolom 8 diisi nilai rata jumlah nilai pada kolom 3 s.d 6

Page 23: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 4 : Pengamatan dan

Penilaian kerjasama

PENILAIAN ASPEK SIKAP DAN PERILAKU ORIENTASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

UNSUR KERJASAMA (BOBOT 5%)

KEGIATAN : ……………………………………. HARI / TANGGAL : …………………………………….

No. Nama Peserta

Indikator

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata

Berkoordinasi dengan pembimbing,

penyelenggara dan sesama peserta untuk penyelesaian tugas-

tugas Orientasi

Bersinergi dengan pembimbing,

penyelenggara dan sesama peserta untuk penyelesaian tugas-

tugas Orientasi

Tidak mendikte atau mendominasi

kelompok

Mau menerima pendapat orang

lain

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

……………………………..,…………………………….

Penilai

(……………………………………………………)

a. Kolom 1 diisi dengan no urut sampai dengan jumlah maksimal peserta yang telah ditetapkan dalam pedoman b. Kolom 2 diisi dengan nama peserta Orientasi

c. Kolom 3 s.d. 6 diisi dengan hasil penilaian dikalikan bobot d. Kolom 7 diisi dengan jumlah nilai pada kolom 3 s.d. 6 e. Kolom 8 diisi nilai rata jumlah nilai pada kolom 3 s.d 6

Page 24: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 5 : Pengamatan dan

penilaian prakarsa

PENILAIAN ASPEK SIKAP DAN PERILAKU ORIENTASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

UNSUR PRAKARSA (BOBOT 5%)

KEGIATAN : ……………………………………. HARI / TANGGAL : …………………………………….

No. Nama Peserta

Indikator

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Membantu terciptanya

iklim Orientasi yang kondusif bagi lahirnya ide-ide pembaharuan

Mampu membuat saran pembaharuan

Aktif mengajukan pertanyaan yang

menggugah pemikiran

Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi, dan

lingkungan

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

……………………………..,…………………………….

Penilai

(……………………………………………………)

a. Kolom 1 diisi dengan no urut sampai dengan jumlah maksimal peserta yang telah ditetapkan dalam pedoman b. Kolom 2 diisi dengan nama peserta Orientasi

c. Kolom 3 s.d. 6 diisi dengan hasil penilaian dikalikan bobot d. Kolom 7 diisi dengan jumlah nilai pada kolom 3 s.d. 6 e. Kolom 8 diisi nilai rata jumlah nilai pada kolom 3 s.d 6

Page 25: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 6 : Pengamatan dan penilaian

Orientasi Organisasi dan Praktik Kerja

PENILAIAN ASPEK ORIENTASI ORGANISASI DAN PRAKTIK KERJA ORIENTASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

ORIENTASI ORGANISASI DAN PRAKTIK KERJA (BOBOT 60%)

KEGIATAN : ……………………………………. HARI / TANGGAL : …………………………………….

No. Nama Peserta

Indikator

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Tupoksi Organisasi Tupoksi Unit Kerja Pelaksanaan Tugas

5% 5% 50%

1 2 3 4 5 6 7

1

2

3

4

5

……………………………..,…………………………….

Penilai

(……………………………………………………)

a. Kolom 1 diisi dengan no urut sampai dengan jumlah maksimal peserta yang telah ditetapkan dalam pedoman

b. Kolom 2 diisi dengan nama peserta Orientasi c. Kolom 3 s.d. 5 diisi dengan hasil penilaian dikalikan bobot d. Kolom 6 diisi dengan jumlah nilai pada kolom 3 s.d. 5 e. Kolom 7 diisi nilai rata jumlah nilai pada kolom 3 s.d 5

Page 26: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 7

: Rekapitulasi penilaian

Orientasi

REKAPITULASI NILAI PESERTA ORIENTASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PENYELENGGARA : ……………………………………. TEMPAT PELAKSANAAN : ……………………………………. WAKTU PELAKSANAAN : ……………………………………. JUMLAH PESERTA : …………………………………….

No. Nama Peserta

SIKAP PERILAKU ORIENTASI ORGANISASI DAN PRAKTIK

KERJA

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Peringkat

Integritas *)

Etika *)

Kedisiplinan *)

Kerjasama *)

Prakarsa *)

Tupoksi Organisasi

Tupoksi Unit Kerja

Pelaksanaan Tugas

10% 10% 10% 5% 5% 5% 5% 50%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1

2

3

4

5

6

7

8

dst

a.

Kolom 1 diisi dengan no urut sampai dengan jumlah maksimal peserta yang telah ditetapkan dalam pedoman

b. Kolom 2 diisi dengan nama peserta Orientasi c. Kolom 3 s.d. 9 diisi dengan hasil penilaian dikalikan bobot

d. Kolom 11 diisi dengan jumlah nilai pada kolom 3 s.d. 9

e. Kolom 12 diisi dengan predikat kualifikasi sebagaimana ditetapkan dalam pedoman

f.

Kolom 13 diisi dengan angka berdasarkan nilai pada kolom 11, peringkat 1 dengann nilai tertinggi dan selanjutnya diurut ke bawah

Page 27: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK …hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 56 ttg Ped... · peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2013 tentang

Formulir 8

: Surat Keterangan

Telah mengikuti Orientasi

SURAT KETERANGAN

Yang Bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama

: …………………………………….

NIP

: …………………………………….

Tempat/Tanggal Lahir

: …………………………………….

Pangkat/Golongan

: …………………………………….

Jabatan

: …………………………………….

Instansi

: …………………………………….

No. Unsur Nilai Bobot

I SIKAP PERILAKU

a Integritas b Etika c Kedisiplinan d Kerjasama e Prakarsa II ORIENTASI ORGANISASI DAN PRAKTIK KERJA a Tupoksi Organisasi b Tupoksi Unit Kerja c Pelaksana Tugas

Demikian surat keterangan ini dibuat sebagai persyaratan mengikuti Diklat Prajabatan

[NamaKota] , [diisi tanggal]

[Jabatan Pejabat Pembina Kepegawaian]

( NAMA LENGKAP )

NIP …………………………………………………………….