PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

40
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013

Transcript of PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Page 1: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26

SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013

Page 2: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

SPDN SPLN

1. Pekerjaan;

2. Jasa;

3. Kegiatan

yang dilakukan orang pribadi

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26

Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk

apapun

Page 3: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Pemotong PPh Pasal 21/26

• pemberi kerja yang terdiri dari:

a. orang pribadi dan badan;

b. cabang, perwakilan atau unit, dalam hal yang

melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang

terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang,

perwakilan atau unit tersebut.

• bendahara atau pemegang kas pemerintah

• dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial

Tenaga Kerja dan badan-badan lain

• orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas serta badan yang melakukan

pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa

• Penyelenggara kegiatan

Page 4: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Pemberi Kerja Bukan Pemotong PPh Pasal 21/26

• Kantor perwakilan negara asing

• Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan

Menteri Keuangan

• Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-

mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan

pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam

rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas

Page 5: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Penerima Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26

• pegawai;

• penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnya;

• bukan pegawai;

• anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak

merangkap sebagai pegawai;

• mantan pegawai;

• peserta kegiatan:

– Peserta perlombaan

– Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja

– Peserta/anggota kepanitiaan

– Peserta pendidikan, pelatihan dan magang

– Peserta kegiatan lainnya

Page 6: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26

• penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur • penghasilan penerima pensiun secara teratur

• uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun;

• penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas • imbalan kepada bukan pegawai; • imbalan kepada peserta kegiatan; • imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan

merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama; • imbalan kepada mantan pegawai; • penarikan dana pensiun oleh pegawai.

• Wajib Pajak PPh Final • Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus

Termasuk: Natura/Kenikmatan dari:

Page 7: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Penghitungan Besarnya

Penghasilan

Uang rupiah Uang asing

Natura/kenikmatan

an

sesuai dengan yang

diterima/diperoleh

Kurs Menteri

Keuangan Harga Pasar

Page 8: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Penghasilan yang Tidak Dikenakan PPh Pasal 21/26

• Pembayaran manfaat atau santunan asuransi

kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa

• Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah

• Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah

disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi

kerja

• Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari

badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah

• Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat

(3) huruf l UU PPh

Page 9: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Setiap Masa Pajak,

kecuali Masa Pajak terakhir

PPh Pasal 21: Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala

Masa Pajak terakhir

Perkiraan Penghasilan Neto

yang akan diterima selama

setahun,

Penghasilan teratur

sebulan dikali 12

Selisih antara PPh yang

terutang atas seluruh

penghasilan kena pajak

selama setahun dengan PPh

yang telah dipotong masa-

masa sebelumnya

Page 10: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Disetahunkan Tidak Disetahunkan

1. WP OP DN meninggal

dunia atau meninggalkan

Indonesia selamanya;

2. Orang asing mulai

bekerja di Indonesia

pada tahun berjalan

untuk jangka waktu lebih

dari 6 bulan;

3. Karyawan pindah cabang

1. WP OP DN mulai bekerja

pada tahun berjalan;

2. WP OP DN pindah kerja

ke pemberi kerja yang

lain

Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan

Page 11: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Pegawai tetap

Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi

Dibayar Pemberi Kerja Uang Pensiun Berkala

Dikurangi dengan

1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.

Bruto maks. Rp6.000.000 per

tahun atau Rp500.000 per bulan

2. Iuran pensiun, THT/JHT yang

dibayar sendiri

Dikurangi dengan

Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun atau Rp200.000 perbulan

Penerima pensiun

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17

Penghitungan PPh Pasal 21

Page 12: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Rp24.300.000,- Untuk diri Wajib Pajak

Rp2.025.000,-

Rp2.025.000,-

Tambahan utk WP Kawin

Tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah

semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak

angkat yg menjadi tanggungan

sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun

kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender

PTKP: PMK 162/PMK.011/2012

Page 13: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Hanya untuk

diri sendiri

Kawin

1. Diri sendiri;

2. Tanggungan

maks 3.

Tidak

Kawin

1. Diri sendiri;

2. Status kawin;

3. Tanggungan

maks 3.

Kawin

Suami tidak

berpenghasilan

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat

serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/

memperoleh penghasilan

PTKP Karyawati

Page 14: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

5% Sampai dengan Rp 50 juta

15% Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta

25% Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta

30% Di atas Rp 500 juta

Sesuai

Pasal 17 ayat

(1) huruf a

UU PPh

Tarif

Page 15: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan

Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan

melebihi Rp 7.000.000

Upah/Uang Saku Harian

≤ 200.000 > 200.000

Tidak Dipotong Dikurangi 200.000

Dipotong 5%

Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan

Upah sehari dikurangi PTKP sehari

Tarif PPh 21 = 5%

Dikali 12

Dikurangi PTKP Setahun

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun

Dibagi 12

PPh Pasal 21 Sebulan

PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas

Page 16: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

berkesinambungan Berkesinambungan

Exc. Pasal 13 ayat (1) Tidak

berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)

-

PTKP sebulan,

Dihitung secara

kumulatif

(50 % x Ph Bruto)

Dihitung secara

kumulatif

(50 % x Ph Bruto)

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum

Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik

PPh Pasal 21: Bukan Pegawai

Page 17: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto

PPh Pasal 21: Lainnya

Dewan Komisaris/

Pengawas non

Pegawai tetap

Mantan Pegawai

Peserta program

Pensiun yang masih

Berstatus pegawai

honorarium atau

imbalan yang

bersifat tidak teratur

jasa produksi,

tantiem, gratifikasi,

bonus atau imbalan

lain yang bersifat

tidak teratur

penarikan dana

pensiun

Page 18: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Tarif Pasal 17

UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah

PPh Pasal 21: Peserta Kegiatan

Page 19: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

PEGAWAI

BUKAN PEGAWAI

TIDAK BERKESINAMBUNGAN

BERKESINAMBUNGAN

PENSIUNAN

TETAP

TIDAK TETAP

Ph NETO - PTKP

BULANAN

HARIAN

Ph BRUTO - PTKP

(50% X Ph Bruto) Kumulatif

50 % x Ph Bruto

Ph NETO - PTKP BERKALA

Ph BRUTO – 200 RIBU

Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) –

PTKP Harian

Ph Bruto Kumulatif

BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1)

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif

PESERTA KEGIATAN

Ph BRUTO(>7jt) – PTKP

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

Ph Bruto

Page 20: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Penerima Penghasilan Tidak ber-NPWP

PPh Pasal 21 sebesar 120%

lebih tinggi daripada PPh

Pasal 21 yang seharusnya

(20% lebih tinggi)

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final

Setelah pemotongan

PPh Pasal 21 bulan

Desember

sebelum pemotongan

PPh Pasal 21 bulan

Desember Ber-NPWP

Diperhitungkan oleh

pemotong dengan

PPh Pasal 21 bulan-

bulan selanjutnya

merupakan kredit

pajak dalam SPT

Tahunan PPh

Page 21: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Ketentuan Khusus

1. Uang Pesangon

2. Uang Manfaat Pensiun

3. THT/JHT

yang dibayarkan sekaligus

Penghasilan bersumber dari

APBN/D yang diterima oleh

Pejabat Negara, PNS,

Anggota, TNI/Polri, dan

Pensiunannya

PP 68 Tahun 2010 PP 80 Tahun 2010

Page 22: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

PPh Pasal 26

Tarif Pasal 26: 20 %

Penghasilan Bruto

Memperhatikan Ketentuan P3B

Page 23: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Saat terutang PPh Pasal 21/26

Penerima penghasilan

akhir bulan dilaku-

kannya pembayaran

atau

akhir bulan

terutangnya

penghasilan

Pemotong

Saat dilakukannya

pembayaran

atau

saat terutangnya

penghasilan

Page 24: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Kewajiban Pemotong

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP

• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan

kalender.

• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos

atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.

• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20

hari setelah Masa Pajak berakhir.

• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh

Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak

• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai

Ketentuan

• Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada

Penerima Penghasilan

Page 25: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

• Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:

– dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)

– diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau

pegawai berhenti

• Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala:

– Dibuat setiap kali ada pemotongan

– Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti

potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan

• Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam

SPT Masa PPh Pasal 21

Page 26: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Kewajiban Penerima Penghasilan

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP

• Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai

tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah

Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada

Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri

• Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga

kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai

Pensiun

• Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi

Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum

Mulai Tahun Kalender Berikutnya

Page 27: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Budiyanta pada tahun 2013 bekerja di PT Aman Bahagia dengan gaji sebulan Rp 8.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Budiyanta menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Juli 2013 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp 10.000.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut, Budiyanta menerima rapel sejumlah Rp 12.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2013). Pada bulan Oktober 2013 menerima bonus tahunan sebesar Rp 20.000.000,00.

Page 28: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan

Gaji sebulan Rp 8.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400.000

Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 600.000

Penghasilan Neto sebulan Rp 7.400.000

Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) Rp 88.800.000

PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 62.475.000

PPh Pasal 21 terutang :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000

15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1.871.000

Rp 4.371.000

PPh Pasal 21 sebulan

Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364.250

Page 29: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

B. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Rapel

Gaji sebulan Rp 10.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 10.000.000) = Rp 500.000

Iuran Pensiun = Rp 200.000 Rp 700.000

Penghasilan Neto sebulan Rp 9.300.000

Penghasilan Neto setahun ( 12 x Rp 9.300.000,00 ) Rp 111.600.000

PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 85.275.000

PPh Pasal 21 setahun :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000

15% x Rp 35.275.000,00 = Rp 5.291.000

Rp 7.791.000

PPh Pasal 21 sebulan

Rp 7.791.000,00 : 12 Rp 649.250

PPh Pasal 21 Januari s.d Juni 2013 seharusnya adalah :

6 x Rp 649.250,00 Rp 3.895.500

PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Juni 2013

6 x Rp 364.250,00 (dari perhitungan contoh A) Rp 2.185.500

PPh Pasal 21 untuk uang rapel Rp 1.710.000

Page 30: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Bonus

Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120.000.000

Bonus Rp 20.000.000

Penghasilan bruto setahun Rp 140.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00

*Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000

Iuran Pensiun (12 x Rp 200.000,00) Rp 2.400.000 Rp 8.400.000

Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus Rp 131.600.000

PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 105.275.000

PPh Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000

15% x Rp 55.275.000,00 = Rp 8.291.250

10.791.250

*PPh Pasal 21 setahun dibulatkan Rp 10.791.000

PPh Pasal 21 atas Gaji (dari contoh B) Rp 7.791.000

PPh Pasal 21 atas Bonus Rp 3.000.000

Page 31: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Rifki Zain seorang PNS golongan IVa di Kantor Imigrasi Medan berdasarkan data pada bulan Maret 2013 Rifki Zain memperolah gaji perbulan Rp.2.822.200,00, tunjangan jabatan Rp.540.000,00 perbulan dan mempunyai 3 orang anak.

Pada tanggal 25 Maret 2013 Kantor Imigrasi Medan membayar

honor tim kepada Rifki Zain sebesar Rp.1.200.000,00.

Mendapatkan rapel kenaikan gaji pada bulan Juli 2013 karena

kenaikan gaji berkala sehingga gaji Rifki Zain menjadi Rp.2.906.200,00.

Pada Bulan Agustus 2013 ditugaskan di Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dengan

memperoleh tunjangan jabatan Rp.3.000.000,00 per bulan dan

dari Kantor Imigrasi Medan hanya mendapatkan gaji dan

tunjangan selain tunjangan jabatan.

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Page 32: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

A. PPh Pasal 21 Masa Maret 2013

Gaji Pokok Rp. 2.822.200

Tunjangan Istri Rp. 282.220

Tunjangan anak Rp. 112.888

Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.217.308

Tunjangan Jabatan Rp. 540.000

Tunjangan Beras Rp. 270.000

Pembulatan Rp. -

Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.027.308

Rp.

Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 4.027.308 = Rp. 201.365

Iuran pensiun

4,75% x 3.217.308 = Rp. 152.822 354.188

Rp.

Penghasilan neto: 3.673.120

Penghasilan neto disetahunkan :

12 x 3.673.120 44.077.446

PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000

- Status WP Kawin 2.025.000

- Tanggungan (3 anak) 6.075.000 Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 11.677.446

PKP dibulatkan Rp. 11.677.000

PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 583.850 PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 48.654 Tambahan 20% lebih tinggi karena belum ber-NPWP -

Page 33: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

B. PPh Pasal 21 atas Honorarium di Bulan Maret 2013

= 1.200.000 x 15%

= 180.000

(PPh Pasal 21 atas Honorarium bersifat final)

Page 34: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

C. PPh Pasal 21 atas Pembayaran Rapel Kenaikan Gaji Berkala 2013

Gaji Pokok Rp. 2.822.200

Tunjangan Istri Rp. 282.220

Tunjangan anak Rp. 112.888

Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.217.308

Tunjangan Jabatan Rp. 540.000

Tunjangan Beras Rp. 270.000

Pembulatan Rp. -

Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.027.308

Penghasilan disetahunkan

12 x 4.027.308 = 48.327.696

Jumlah rapel Kenaikan gaji

6 x 95.760 = 574.560

Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp. 48.902.256

Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 48.902.256 = Rp. 2.445.113

Iuran pensiun

4,75% x 38.607.696 = Rp. 1.833.866 Rp. 4.278.978

Penghasilan neto setahun: 44.623.278

PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000

- Status WP Kawin 2.025.000

- Tanggungan (3 anak) 6.075.000 Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 12.223.278

PKP dibulatkan Rp. 12.223.000

PPh Pasal 21 setahun atas seluruh penghasilan 611.150 PPh Pasal 21 setahun tanpa rapel kenaikan gaji berkala 583.850 PPh Pasal 21 atas rapel kenaikan gaji berkala 27.800

Page 35: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kantor Imigrasi Medan (1)

Gaji Pokok Rp. 2.906.200

Tunjangan Istri Rp. 290.620

Tunjangan anak Rp. 116.248

Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068

Tunjangan Jabatan * Rp.

Tunjangan Beras Rp. 270.000

Pembulatan Rp. -

Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.583.068

Rp.

Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 3.583.068 = Rp. 179.153

Iuran pensiun

4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 336.524

Rp.

Penghasilan neto: 3.246.544

Penghasilan neto disetahunkan :

12

x 3.246.544 38.958.526

PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000

- Status WP Kawin 2.025.000

- Tanggungan (3 anak) 6.075.000 Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 6.558.526

PKP dibulatkan Rp. 6.558.000

PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 327.900 PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 27.325

Page 36: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kantor Imigrasi Medan (2)

Penghasilan Bruto Januari s.d. Juli 2013 28.861.476

Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 17.915.340

Pembulatan -

Total Penghasilan Bruto Setahun 46.776.816

Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 46.776.816 = Rp. 2.338.841

Iuran pensiun

4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 4.227.290

Rp.

Penghasilan neto setahun: 42.549.526

PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000

- Status WP Kawin 2.025.000

- Tanggungan (3 anak) 6.075.000 Rp.

32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 10.149.526

PKP dibulatkan Rp. 10.149.000

PPh Pasal 21 setahun 507.450 PPh Pasal 21 Terutang (Jan s.d. Nov)

a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli

7

x 52.975 = 370.825

b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November

4

x 27.325 = 109.300

480.125 PPh Pasal 21 Masa Desember 27.325

Page 37: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November di Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dilakukan

dengan cara:

a. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari

Kantor Imigrasi Medan (sebagaimana slide sebelumnya)

b. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari

Kantor Imigrasi Medan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Sumatera Utara

c. PPh Pasal 21 yang terutang atas tunjangan jabatan yang

dibayarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Sumatera Utara adalah PPh Pasal 21 pada huruf b dikurangi PPh

Pasal 21 pada huruf a

Page 38: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kanwil Agama Medan (1)

1. Penghasilan dari Kantor Imigrasi Medan

Gaji Pokok Rp. 2.906.200

Tunjangan Istri Rp. 290.620

Tunjangan anak Rp. 116.248

Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068

Tunjangan Jabatan Rp.

Tunjangan Beras Rp. 270.000

Pembulatan Rp. -

Jumlah Rp. 3.583.068

2. Penghasilan dari Kanwil Agama Medan

Tunjangan Jabatan 3.000.000

Jumlah Penghasilan Bruto 6.583.068

Rp.

Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 6.583.068 = Rp. 329.153

Iuran pensiun

4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 486.524

Rp.

Penghasilan neto: 6.096.544

Penghasilan neto disetahunkan :

12 x 6.096.544 73.158.526

PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000

- Status WP Kawin 2.025.000

- Tanggungan (3 anak) 6.075.000 Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 40.758.526

PKP dibulatkan Rp. 40.758.000

PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 2.037.900 PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 169.825 PPh Pasal 21 di Kantor Imigrasi Medan 27.325 PPh Pasal 21 di Kanwil Agama Medan 142.500

Page 39: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kanwil Agama Medan (2)

Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 15.000.000

Penghasilan Kantor Imigrasi Medan (Jan-Des) 46.776.816

Pembulatan -

Total Penghasilan Bruto Setahun 61.776.816

Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 61.776.816 = Rp. 3.088.841

Iuran pensiun

4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 4.977.290

Rp.

Penghasilan neto setahun: 56.799.526

PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000

- Status WP Kawin 2.025.000

- Tanggungan (3 anak) 6.075.000 Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 24.399.526

PKP dibulatkan Rp. 24.399.000

PPh Pasal 21 setahun 1.219.950 PPh Pasal 21 Kantor Imigrasi Medan

a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli

7 x 52.975 = 370.825

b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November

4 x 27.325 = 109.300

PPh Pasal 21 Masa Desember 27.325

PPh Psl 21 Kanwil Agama Medan (Agst- Nov)

4 x 142.500 = 570.000 1.077.450 PPh Pasal 21 Desember Kanwil Agama Medan 142.500

Page 40: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ ...

Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012

Batas waktu penyampaian 31 Maret 2013

Besaran PTKP yang digunakan masih menggunakan besaran PTKP sesuai UU Nomor 36 Tahun 2008 (PTKP lama)

Terima Kasih