Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten...

42
Halaman 1 dari 42 f BUPATI POHUWATO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 - 2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POHUWATO, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Pohuwato dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah. b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha. c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka perlu penjabaran ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan kedua; 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4060); 3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4269);

description

.

Transcript of Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten...

Page 1: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 1 dari 42

f

BUPATI POHUWATO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO

NOMOR 8 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN POHUWATO

TAHUN 2012 - 2032

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POHUWATO,

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten

Pohuwato dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan

berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah.

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka

rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha.

c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional, maka perlu penjabaran ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato dengan

Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan kedua;

2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4060);

3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4269);

Page 2: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 2 dari 42

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725;

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5432);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5160);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN POHUWATO

Dan

BUPATI POHUWATO

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

POHUWATO TAHUN 2012-2032.

Page 3: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 3 dari 42

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pohuwato.

2. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Daerah adalah Kabupaten Pohuwato

4. Bupati adalah Bupati Pohuwato.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pohuwato.

6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya.

7. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

8. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

9. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki

hubungan fungsional.

10. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan

ruang untuk fungsi budidaya.

11. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

12. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.

13. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

14. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan

dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

15. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

17. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.

18. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

Page 4: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 4 dari 42

19. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

20. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

21. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

22. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

23. Kawasan Peruntukan Pertambangan adalah wilayah yang memiliki

sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair atau gas berdasarkan peta/data geologi dan merupakan tempat dilakukannya

seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi : penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi dan pasca tambang, baik di wilayah darat maupun perairan.

24. Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

25. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

26. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi yang selanjutnya disebut PKWp adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala

kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

27. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan

perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

28. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan

perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

29. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat

permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

30. Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok orang termasuk

masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.

31. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan

tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

32. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut

BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Pohuwato dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan

tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di daerah.

Page 5: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 5 dari 42

BAB II

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu

Tujuan Penataan Ruang

Pasal 2

Penataan ruang Kabupaten Pohuwato bertujuan untuk mewujudkan ruang

wilayah Kabupaten Pohuwato yang aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan berbasis agroindustri dan perikanan guna meningkatkan

perekonomian wilayah menuju masyarakat sejahtera.

Bagian Kedua

Kebijakan Penataan Ruang

Pasal 3

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Pohuwato, terdiri atas :

a. pengembangan pusat-pusat kegiatan Kabupaten secara berhierarki dalam rangka mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan di wilayah

Kabupaten;

b. peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan jaringan prasarana

transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air dan prasarana pengelolaan lingkungan dalam rangka menunjang pengembangan pusat-pusat kegiatan;

c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

d. peningkatan peran dan produktifitas Kabupaten sebagai kawasan minapolitan dan pusat produksi pertanian berbasis agroindustri;

e. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian Kabupaten yang produktif, efisien, dan mampu bersaing;

dan

f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Bagian Ketiga

Strategi Penataan Ruang

Pasal 4

(1) Strategi pengembangan pusat-pusat kegiatan Kabupaten yang berhierarki

selaras dengan perencanaan pusat-pusat kegiatan dalam sistem provinsi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas:

a. meningkatkan fungsi kawasan perkotaan Marisa sebagai PKWp;

b. mengembangkan kawasan perkotaan Paguat dan Popayato yang ditetapkan oleh Provinsi sebagai PKL; dan

c. mengembangkan pusat-pusat kegiatan di tingkat kecamatan berupa PPK yang memiliki keterkaitan dengan pusat-pusat kegiatan di tingkat perdesaan (PPL);

(2) Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air dan prasarana pengelolaan lingkungan dalam rangka menunjang pengembangan pusat-

pusat kegiatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b terdiri atas:

Page 6: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 6 dari 42

a. mengembangkan jaringan jalan lokal yang menghubungkan PKWp dengan kawasan-kawasna perkotaan yang ditetapkan sebagai PPL;

b. mengembangkan terminal pada lokasi yang strategis secara geografis

dan ekonomi, ditunjang dengan rute angkutan yang terintegrasi dengan terminal lain di luar wilayah Kabupaten;

c. meningkatkan aksesibilitas terhadap kota-kota penting di Sulawesi dan Kalimantan Timur melalui peningkatan pelayanan transportasi udara;

d. mengembangkan pelabuhan Bumbulan untuk melayani kegiatan ekspor

komoditi hasil perkebunan dari Kabupaten Pohuwato dan sekitarnya;

e. mengembangkan sumber-sumber energi alternatif yaitu energi mikrohidro dan energi surya;

f. mengembangkan sistem jaringan seluler sebagai sistem jaringan telekomunikasi utama yang melayani seluruh wilayah Kabupaten;

g. memanfaatkan potensi air permukaan yang cukup besar di wilayah Kabupaten sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air minum dan irigasi; dan

h. meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di kawasan perkotaan melalui pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

(3) Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c terdiri atas:

a. melakukan pemantapan kawasan hutan lindung dalam rangka

melindungi dan melestarikan fungsi ekologis kawasan hutan;

b. menetapkan kawasan perlindungan setempat berupa sempadan pantai, sempadan sungai dan sekitar danau/waduk untuk mempertahankan

kelestarian fungsi serta memberikan perlindungan terhadap kegiatan budidaya di sekitar kawasan tersebut;

c. optimalisasi fungsi perlindungan cagar alam yang berpotensi mengalami degradasi akibat kegiatan budidaya di kawasan tersebut;

d. melestarikan keberadaan hutan bakau sebagai tempat berkembang

biaknya berbagai biota disamping sebagai pelindung pantai dari abrasi; dan

e. menetapkan kawasan `rawan bencana dan mengendalikan serta

membatasi kegiatan budidaya di kawasan tersebut.

(4) Strategi peningkatan peran dan produktifitas Kabupaten sebagai kawasan

minapolitan dan pusat produksi pertanian berbasis agroindustri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d terdiri atas:

a. menetapkan Kecamatan Lemito sebagai minapolis dengan pusat di Teluk

Tomini;

b. menetapkan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

c. menetapkan kawasan peruntukan perikanan;

d. mengembangkan pelabuhan perikanan dan kawasan budidaya perikanan sesuai arahan pengembangan kawasan minapolitan;

e. meningkatkan aksesibilitas dari pusat produksi ke pusat pengolahan dan pemasaran;

f. mengembangkan industri karaginan dan pengolahan tuna untuk

mendukung pengembangan koridor ekonomi Sulawesi – Maluku Utara;

g. menetapkan kawasan pertanian pangan berkelanjutan;

Page 7: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 7 dari 42

h. mengembangkan sistem irigasi teknis untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian; dan

i. menciptakan aglomerasi kegiatan produksi di kawasan peruntukan

industri terutama untuk industri hasil pertanian.

(5) Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam

pengembangan perekonomian Kabupaten yang produktif, efisien, dan mampu bersaing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e terdiri atas:

a. mendukung penetapan kawasan strategis provinsi terutama dari sudut

kepentingan ekonomi;

b. menetapkan kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi; dan

c. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana di 13 Kecamatan

(6) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f terdiri atas:

a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi

khusus pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan

d. turut serta memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.

BAB III

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 5

(1) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pohuwato meliputi :

a. pusat-pusat kegiatan;

b. sistem jaringan prasarana utama; dan

c. sistem jaringan prasarana lainnya.

(2) Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat

ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Pusat-Pusat Kegiatan

Pasal 6

(1) Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Pohuwato sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. PKWp;

b. PKL;

c. PPK; dan

Page 8: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 8 dari 42

d. PPL.

(2) PKWp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu Kecamatan Marisa.

(3) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu Paguat dan Popayato.

(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. Kawasan Perkotaan Lemito di Kecamatan Lemito; dan

b. Kawasan Perkotaan Motolohu di Kecamatan Randangan;

(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas :

a. Desa Panca Karsa II di Kecamatan Taluditi;

b. Desa Molosipat Utara di Kecamatan Papayato Barat; dan

c. Desa Wanggarasi Timur di Kecamatan Wanggarasi.

Bagian Ketiga

Sistem Jaringan Prasarana Utama

Pasal 7

Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kabupaten Pohuwato

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. sistem jaringan transportasi darat;

b. sistem jaringan transportasi laut; dan

c. sistem jaringan transportasi udara.

Paragraf 1

Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pasal 8

(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf a, terdiri atas :

a. jaringan jalan;

b. jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;

c. jaringan layanan lalu lintas dan angkutan jalan;

d. jaringan perkeretaapian; dan

e. jaringan sungai, danau dan penyeberangan.

(2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. jaringan jalan arteri primer, yaitu ruas jalan Tabulo –Marisa, Marisa –

Lemito, dan Lemito – Molosipat;

b. jaringan jalan strategis nasional rencana, yaitu ruas jalan Marisa - Tolinggula;

c. jaringan jalan kolektor primer K2 berupa jalan lintas yang menghubungkan Kabupaten Pohuwato dengan Kabupaten Gorontalo

Utara yaitu ruas jalan yang melewati Bandar Udara Imbodu – Kecamatan Taluditi – Kecamatan Patilanggio – Kecamatan Buntulia;

d. jaringan jalan bebas hambatan, yaitu ruas jalan milik Provinsi, Negara,

dan Kabupaten, yaitu ruas jalan Isimu – Marisa, dan Marisa – Molosipat; dan

Page 9: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 9 dari 42

e. jaringan jalan lokal primer, terdiri atas:

1. ruas jalan yang menghubungkan poros Kota Marisa – Kota Molosipat Utara;

2. ruas jalan yang menghubungkan poros Kota Marisa – Wanggarasi Timur; dan

3. ruas jalan yang menghubungkan poros Kecamatan Patilanggio – Taluditi.

(3) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a, yaitu terminal penumpang tipe A yang terdapat di Marisa dan Terminal Penumpang Tipe B terdapat di Popayato.

(4) Jaringan layanan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

yaitu trayek angkutan umum, terdiri atas :

a. TML 42 – Bumbulan, TML 42 – Paguat, TML 42 – Marisa, TML 42 –

Randangan, TML 42 – Lemito, TML 42 – Popayato, TML 42 – Malango, TML 42 – Dudeulo, TML 42 – Molosifat;

b. TML Isimu – Bumbulan, TML Isimu – Paguat, TML Isimu – Marisa, TML

Isimu – Randangan, TML Isimu – Lemito, TML Isimu – Popayato, TML Isimu – Molosifat; dan

c. TML Marisa – Paguat, TML Marisa – Bumbulan, TML Marisa – Randangan, TML Marisa – Lemito, TML Marisa – Popayato, TML Marisa – Molosifat.

(5) Jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. jaringan jalur kereta api umum yang menghubungkan Gorontalo –

Manado – Bitung; dan

b. stasiun kereta api di Kecamatan Marisa.

(6) Jaringan sungai, danau dan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas :

a. pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Bumbulan; dan

b. lintas penyeberangan antar provinsi yaitu Paguat – Wakai – Ampana di Kabupaten Tojo Una-Una.

Paragraf 2

Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pasal 9

(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, meliputi :

a. tatanan kepelabuhanan; dan

b. alur pelayaran.

(2) Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Pohuwato sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu Pelabuhan Bumbulan dengan hierarki sebagai

pelabuhan pengumpann dan Pelabuhan Samudra Popayato.

(3) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu

Bumbulan – Pulau Dolong (Kabupaten Tojo Una-Una) – Ampana (Kabupaten Tojo Una-Una) – Parigi (Kabupaten Parigi Moutong). Dan rencana pengambangan ke Pulau Una-Una (Kabupaten Tojo Una-Una).

Page 10: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 10 dari 42

Paragraf 3

Sistem Jaringan Transportasi Udara

Pasal 10

(1) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf c, terdiri atas :

a. tatanan kebandarudaraan; dan

b. ruang udara untuk penerbangan.

(2) Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu Bandar Udara Imbodu dengan bisa ditingkatkan dari

hierarki bandar udara pengumpan.

(3) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 11

Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. sistem jaringan energi;

b. sistem jaringan telekomunikasi;

c. sistem jaringan sumber daya air; dan

d. sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

Paragraf 1

Sistem Jaringan Energi

Pasal 12

(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a,

meliputi :

a. pembangkit tenaga listrik; dan

b. transimisi tenaga listrik.

(2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :

a. pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang terdapat di Marisa dengan kapasitas 10 MW;

b. pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang berpotensi

dikembangkan di sekitar kawasan Sungai Randangan, Sungai Lemito, Sungai Popayato, Sungai Malango; dan

c. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang berpotensi dikembangkan

di kawasan perdesaan di Kecamatan Popayato, Popayato Timur, Lemito, Wanggarasi, Randangan, dan Taluditi.

(3) Transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:

a. gardu induk, terdapat di Paguat; dan

b. jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 150 KV, yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan

Gorontalo.

Page 11: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 11 dari 42

Paragraf 2

Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 13

(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

huruf b, terdiri atas :

a. sistem jaringan kabel; dan

b. sistem jaringan nirkabel.

(2) Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu berupa stasiun telepon otomat yang akan dikembangkan di Marisa.

(3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu berupa base transceiver station di perkotaan Marisa, Paguat, Popayato, Lemito, Motolohu, Panca Karsa II, Molosipat Utara, Wanggarasi

Timur dan pada setiap ibukota kecamatan yang tidak termasuk dalam pusat - pusat kegiatan.

Paragraf 3

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 14

(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, terdiri atas :

a. Wilayah Sungai (WS);

b. Cekungan Air Tanah (CAT);

c. sistem jaringan irigasi;

d. prasarana air baku untuk air minum;

e. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan

f. sistem pengendalian banjir dan pengamanan pantai.

(2) Sistem jaringan prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direncanakan melalui pendekatan wilayah sungai dan cekungan air tanah serta keterpaduannya dengan pola ruang dengan

memperhatikan keseimbangan pemanfaatan sumber daya air permukaan dan air tanah.

(3) Rencana pengembangan prasarana/jaringan sumber daya air meliputi

aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

(4) WS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. WS strategis nasional yaitu WS Paguyaman mencakup Daerah Aliran Sungai (DAS) Paguyaman, DAS Salilama, DAS Tabulo, DAS

Bumbulan, DAS Libuo, dan DAS Marisa;

b. WS lintas provinsi yaitu WS Kepulauan Randangan mencakup DAS

Dudeulo, DAS Popayato, DAS Milangodaa, DAS Lomuli, DAS Lemito, DAS Suka Damai, DAS Wonggarasi, DAS Sidorukun, DAS Patihu, DAS Dinga Motoluhu, DAS Randangan dan DAS Beringin; dan

c. WS lintas kabupaten yaitu WS Tilamuta.

(5) CAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di Kecamatan Popayato, Lemito, Randangan dan Marisa.

(6) Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas :

Page 12: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 12 dari 42

a. Daerah Irigasi (DI) Produktif, terdiri atas :

1. DI kewenangan provinsi yaitu DI Taluduyunu Seluas 1012Ha; dan

2. DI kewenangan kabupaten yaitu DI Karangetan seluas 238 Ha, DI

Kalimas seluas 56 Ha, DI Iloheluma seluas 143Ha, DI Molosipat seluas 108 Ha dan Bunuyo seluas 160 Ha.

b. Daerah Irigasi (DI) Rencana, terdiri atas :

1. DI kewenangan provinsi yaitu DI Randangna 6040 Ha dan DI Taluduyu Seluas 2523Ha;

2. DI kewenangan kabupaten yaitu , DI Karengetang Seluas 323 Ha, DI Kalimas Seluas 400Ha, DI Iloheluma Seluas 600 Ha, DI Molosipat Seluas 400Ha dan DI Bunuyo 250 Ha.

c. sistem jaringan irigasi teknis bersumber dari Bendungan Sungai Randangan; dan

d. sistem jaringan irigasi di daerah rawa dalam rangka mendukung budidaya air payau terutama pada daerah pesisir Teluk Tomini.

(7) Prasarana air baku untuk air minum sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf d dikembangkan dengan memanfaatkan sumber air tanah dan air permukaan.

(8) Jaringan air bersih ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan di kawasan perkotaan di seluruh distrik di wilayah Kabupaten dengan menggunakan sistem perpipaan.

(9) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, terdiri atas :

a. pengendalian struktural melalui kegiatan rekayasa teknis dalam

penyediaan prasarana dan sarana penanggulangan banjir; dan

b. pengendalian non struktural melalui pengelolaan daerah pengaliran,

pengelolaan kawasan banjir, flood proofing dan sistem peringatan dini.

Paragraf 4

Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Pasal 15

(1) Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d terdiri atas:

a. sistem jaringan persampahan;

b. sistem penyediaan air minum (SPAM);

c. sistem pengelolaan limbah; dan

d. sistem jaringan drainase.

(2) Sistem jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a yaitu berupa tempat pemrosesan akhir sampah seluas kurang lebih 5 Ha yang akan dikembangkan di Desa Botubilotahu di Kecamatan Marissa

dengan metode controlled landfill.

(3) SPAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. SPAM dengan menggunakan jaringan perpipaan, untuk kawasan-

kawasan perkotaan yang ditetapkan sebagai PKW, PPK dan PPL; dan

b. SPAM dengan menggunakan pola swadaya secara komunal dengan

memanfaatkan sumber air tanah berupa sumur-sumur bor, untuk daerah-daerah perdesaan terpencil.

Page 13: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 13 dari 42

(4) Sistem pengelolaan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas :

a. sistem pengelolaan limbah rumah tangga, dilakukan secara on site di

setiap rumah; dan

b. sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

dilakukan secara on site berupa instalasi pengolahan air limbah untuk industri dan rumah sakit di Kecamatan Marisa dan Paguat.

(5) Jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dikembangkan di kawasan perkotaan Marisa dengan sistem terbuka mengikuti jaringan jalan.

BAB IV

RENCANA POLA RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 16

(1) Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya.

(2) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kawasan Lindung

Pasal 17

Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), terdiri atas:

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan perlindungan setempat;

c. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

d. kawasan rawan bencana alam; dan

e. kawasan lindung geologi.

Paragraf 1

Kawasan Hutan Lindung

Pasal 18

Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, yaitu kawasan hutan lindung di Kecamatan Buntulia, Dengilo, Duhiadaa, Lemito,Paguat, Patilanggio, Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur,

Randangan, Taluditi dan Wanggarasi dengan luas kurang lebih 137.605 Ha.

Paragraf 2

Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 19

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c, terdiri atas :

a. kawasan sempadan pantai;

Page 14: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 14 dari 42

b. kawasan sempadan sungai;

c. kawasan sekitar danau/waduk; dan

d. ruang terbuka hijau.

(2) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di sepanjang pantai wilayah Kabupaten Pohuwato, dengan

panjang kurang lebih 160 km dan luas kurang lebih 3.300 ha, dengan ketentuan :

a. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari

titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau

b. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap

bentuk dan kondisi fisik pantai.

(3) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

terdapat di sebagian wilayah Kabupaten Pohuwato dengan luas kurang lebih 2.033 ha, dengan ketentuan :

a. daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling

sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

b. daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar

kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepian sungai; dan

c. daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar

kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepian sungai.

(4) Kawasan sekitar danau/waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c terdapat di Desa Palopo di Kecamatan Marisa, Desa Dudepo di Kecamatan Patilanggio, serta Desa Papayato di Kecamatan Popayato.

(5) Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdapat di kawasan perkotaan yang ada di Kabupaten dengan ketentuan luas minimal 30 % dari luas kawasan perkotaan yang terdiri atas 20 %

ruang terbuka hijau publik dan 10 % ruang terbuka hijau privat.

Paragraf 3

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Pasal 20

(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 huruf d, terdiri atas :

a. kawasan suaka alam laut;

b. kawasan cagar alam;

c. kawasan pantai berhutan bakau; dan

d. kawasan taman wisata alam laut;

(2) Kawasan suaka alam laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

yaitu Taman Laut Pulau Bitila yang ditetapkan sebagai kawasan suaka alam laut Provinsi.

(3) Kawasan cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :

a. Cagar Alam Panua yang meliputi sebagian Kecamatan Marisa, Paguat,

Dengilo, Buntulia, Patilanggio, dan Taluditi dengan luas kurang lebih 36.838 ha; dan

Page 15: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 15 dari 42

b. Cagar Alam Tanjung Panjang yang meliputi sebagian Kecamatan Randangan dan Wanggarasi

(4) Kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c terdapat di timur hingga barat sepanjang pesisir Teluk Tomini yang meliputi sebagian Kecamatan Marisa, Duhiadaa, Lemito, Paguat,

Patilanggio, Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur, dan Kecamatan Randangan

(5) Kawasan taman wisata alam laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d yaitu kawasan wisata alam laut Torosiaje yang terdapat di Kecamatan Popayato.

Paragraf 4

Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 21

Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf e,

yaitu kawasan rawan banjir yang meliputi Kecamatan Marisa, Randangan, Dengilo, Wanggarasi, Lemito, Taluditi, Popayato Timur, Popayato, dan

Popayato Barat.

Paragraf 5

Kawasan Lindung Geologi

Pasal 22

(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf f yaitu berupa kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

(2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu berupa kawasan sempadan mata air

yang terdapat di Kecamatan Popayato barat, Lemito, Buntulia, Randangan, Dengilo, Taluditi, Marisa, dan Paguat.

Bagian Ketiga

Kawasan Budidaya

Pasal 23

Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), terdiri

atas:

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

b. kawasan peruntukan hutan rakyat;

c. kawasan peruntukan pertanian;

d. kawasan peruntukan perikanan;

e. kawasan peruntukan pertambangan;

f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan pariwisata;

h. kawasan peruntukan permukiman; dan

i. kawasan peruntukan lain.

Paragraf 1

Page 16: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 16 dari 42

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 24

(1) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a, terdiri atas :

a. kawasan hutan produksi terbatas;

b. kawasan hutan produksi tetap; dan

c. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.

(2) Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di Kecamatan Popayato Barat, Popayato Timur, Popayato, Lemito, Wanggasari, Taluditi, Patilanggio, Buntulia, dan Randangan

(3) Kawasan hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di Kecamatan Popayato Barat, Popayato Timur, Wanggasari dan

Lemito

(4) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di Kecamatan Popayato, Popayato Barat,

Popayato Timur, Lemito, Wanggasari, Randangan, Taluditi dan Dengilo.

Paragraf 2

Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Pasal 25

Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23

huruf b terdapat di Kecamatan Maisa, Buntulia, Paguat, Dengilo, Patilanggio, Taluditi, Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur dan Lemito.

Paragraf 3

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 26

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan tanaman pangan;

b. kawasan peruntukan hortikultura;

c. kawasan peruntukan perkebunan; dan

d. kawasan peruntukan peternakan.

(2) Kawasan peruntukan tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di Kecamatan Duhiadaa, Taluditi, Randangan,

Dengilo, Patilanggio, dan Buntulia

(3) Kawasan peruntukan hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Pohuwato

(4) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, tersebar di seluruh Kecamatan, dengan komoditas yang

dikembangkan meliputi kopi, kakao, mete, kelapa dalam, kelapa sawit, cengkeh, panili, dan kemiri

(5) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d, terdapat di Kecamatan Dengilo, Popayato Barat, Popayato, Popayato Timur, Randangan, dan Taluditi.

(6) Kawasan pertanian pangan berkelanjutan ditetapkan di Kecamatan

Patilanggio, Randangan dan Taluditi

Page 17: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 17 dari 42

Paragraf 4

Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 27

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf d, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan perikanan tangkap;

b. kawasan peruntukan budidaya perikanan; dan

c. kawasan minapolitan.

(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diarahkan dengan memanfaatkan perairan Teluk Tomini.

(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. budidaya perikanan air tawar di Kecamatan Buntulia, Taluditi,

Patilanggo, Popayato dan Dengilo; dan

b. budidaya perikanan air payau yang tersebar di Kecamatan Popayato Barat, Popayato, Popayato Timur, Lemito, Randangan, Wanggarasi,

Duhiadaa, dan Paguat.

(4) Kawasan minapolitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

ditetapkan sebagai sentra di Kecamatan Lemito dan didukung oleh kawasan Popayato Barat, Popayato, Popayato Timur, Wanggarasi, Taluditi, Randangan, Duhiadaa, Buntulia, Marisa, Paguat, dan Dengilo.

Paragraf 5

Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pasal 28

(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf e terdiri atas :

a. kawasan peruntukan pertambangan batuan; dan

b. kawasan peruntukan pertambangan mineral logam;

(2) Kawasan peruntukan pertambangan batuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. kawasan peruntukan pertambangan pasir dan batu yang terdapat di

sungai di wilayah Kabupaten baik sungai besar maupun sungai kecil yaitu Sungai Molosipat, Sungai Popayato, Sungai Lemito, Sungai Randangan, Sungai Malango, Sungai Marisa, dan Sungai Paguat di

Kecamatan Randangan, Popayato, Buntulia, Lemito, Marisa, dan Paguat;

b. kawasan peruntukan pertambangan batu andesit di Kecamatan

Marisa, Buntulia, dan Taluditi;

c. kawasan peruntukan pertambangan toseki di Kecamatan Patilanggio,

Wanggarasi, Paguat, dan Randangan;

d. kawasan peruntukan pertambangan batu granit di Kecamatan Popayato, Popayato Barat dan Popayato Timur; dan

e. kawasan peruntukan pertambangan toseki di Kecamatan Popayato Timur, Lemito, Wanggarasi, Taluditi dan Randangan.

(3) Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu berupa kawasan peruntukan

Page 18: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 18 dari 42

pertambangan emas di Kecamatan Buntulia dan Patilanggio (Gunung Pani), Taluditi , Popayato Barat, dan Dengilo.

(4) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat 3

diarahkan untuk :

a. Pengembangan Investasi; dan

b. Pengembangan Wilayah Pertambangan Rakyat ( WPR ).

(5) Kawasan Peruntukan Sebagaimana yang dimaksud ayat 4 akan lebih diperjelas pada dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK);

Paragraf 6

Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 29

(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf f, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan industri besar;

b. kawasan peruntukan industri menengah; dan

c. kawasan peruntukan industri kecil.

(2) Kawasan peruntukan industri besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di wilayah Kecamatan Paguat dengan fokus industri

pengolahan hasil pertanian dan perikanan.

(3) Kawasan peruntukan industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di wilayah Kecamatan Randangan; dan

(4) Kawasan peruntukan industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di seluruh Kecamatan.

Paragraf 7

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 30

(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf g, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan pariwisata budaya;

b. kawasan peruntukan pariwisata alam; dan

c. kawasan peruntukan pariwisata buatan.

(2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. kawasan permukiman terapung Suku Bajo di Desa Torisiaje di

Kecamatan Popayato;

b. kawasan perkampungan Suku Sangihe di Desa Karangetan Kecamatan Dengilo dan di Desa Londoun Kecamatan Popayato;

c. kawasan perkampungan Suku Minahasa di Desa Karangetan Kecamatan Dengilo;

d. Kawasan Budaya Gorontalo Kampung 4 (Empat) Di Kecamatan Paguat; dan

e. Kawasan Pemukiman Adat Suku Bali dan suku Jawa di Kecamatan

Randangan Dan Taluditi;

Page 19: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 19 dari 42

(3) Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. Kawasan Wisata Pantai Indah Bumbulan di Kecamatan Paguat;

b. Taman Laut Pulau Bitila di Kecamatan Paguat;

c. Pulau Lahe di Kecamatan Marisa;

d. Pantai Pohon Cinta di Kecamatan Marisa;

e. Danau Delo terletak di Kecamatan Marisa;

f. Tanjung Maleo di Kecamatan Paguat;

g. Pantai Tanjung Bajo Kecamatan Paguat;

h. Pantai Bulili di Kecamatan Duhiadaa;

i. Pantai Lalape di Kecamatan Popayato;

j. Danau Embung di Kecamatan Patilanggio;

k. Danau Telaga di Kecamatan Popayato;

l. Air Terjun Lomuli di Kecamatan Lemito;

m. Air Terjun Kepala Lima di Kecamatan Popayato Timur;

n. Air Terjun Makarti Jaya di Kecamatan Taluditi;

o. Air Terjun Karya Baru di Kecamatan Dengilo;

p. Air Terjun Dudu di Kecamatan Wanggarasi;

q. Pantai Tanjung Maleo Di Kecamatan Paguat; dan

r. Pantai pasir putih Pentadu di Kecamatan Paguat.

(4) Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c yaitu kawasan masjid An’Nida tertua di Kecamatan Paguat dan masjid keramat di Kecamatan Wanggarasi

Paragraf 8

Kawasan Peruntukan Permukiman

Pasal 31

(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf g terdiri atas :

a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan

b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan.

(2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a terdapat di kawasan perkotaan Marisa, Paguat, dan Popayato.

(3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 huruf b terdapat di seluruh wilayah Kabupaten selain kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Kawasan Peruntukan Lain

Pasal 32

(1) Kawasan peruntukan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf h yaitu berupa kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan yang terdiri atas:

a. Kawasan Markas Brimob dan TNI Angkatan Laut terdapat di Kecamatan Paguat;

Page 20: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 20 dari 42

b. Kawasan Markas TNI Angkatan Darat di Kecamatan Marisa dan Popayato; dan

c. Kawasan Markas TNI Angkatan Udara di Kecamatan Randangan.

(2) Kawasan peruntukan lain sebagaimana dimaksud pada pasal 23 huruf h adalah Kawasan Gedung Olah Raga (GOR) yang terdapat di Kecamatan

Paguat dan Marisa

(3) Kawasan Peruntukan lain sebagaimana dimaksud pada pasal 23 huuf h adalah Kawasan TPA Tempat Pemprosesan Akhir di Kecamatan Marisa

Pasal 33

(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32 dapat dilaksanakan apabila tidak

mengganggu fungsi kawasan yang bersangkutan dan tidak melanggar Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari badan atau pejabat yang tugasnya mengkoordinasikan

penataan ruang di Kabupaten Pohuwato.

BAB V

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Pasal 34

(1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Pohuwato, terdiri atas :

a. kawasan strategis provinsi; dan

b. kawasan strategis kabupaten.

(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 35

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang ada di Kabupaten Pohuwato

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. KSP dari sudut kepentingan ekonomi, yaitu Kawasan Marisa dan

Kawasan Randangan;

b. KSP dari sudut kepentingan sosial budaya, yaitu kawasan perkampungan Suku Bajo;

c. KSP dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi yaitu kawasan blok tambang emas Pohuwato dan Pohuwato – Boalemo; dan

d. KSP dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yaitu Kawasan Cagar Alam Panua dan Cagar Alam Tanjung Panjang.

Pasal 36

Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)

huruf b yaitu kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas :

a. kawasan industri di Kecamatan Paguat;

Page 21: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 21 dari 42

b. kawasan perdagangan dan jasa komersial di perkotaan Marisa;

c. kawasan wisata Pantai Bumbulan Indah di Kecamatan Paguat;

d. kawasan wisata Pohon Cinta di Kecamatan Marisa;

e. kawasan Pulau Bitila Di Kecamatan Paguat

f. kawasan Pelabuhan Bumbulan; dan

g. Kawasan Pantai Lalape di Kecamatan Popayato.

BAB VI

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 37

(1) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan

pendanaannya.

(2) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 38

(1) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat

(2) disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan yang ditetapkan dalam Lampiran IV, yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Daerah ini.

(2) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, investasi swasta dan kerja sama pendanaan.

(3) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB VII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 39

(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten menjadi acuan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

kabupaten;

(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. ketentuan umum peraturan zonasi;

b. ketentuan perizinan;

c. ketentuan intensif dan disinsentif; dan

d. arahan sanksi.

Page 22: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 22 dari 42

Bagian Kedua

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Pasal 40

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

39 ayat (2) huruf a, menjadi pedoman bagi penyusunan peraturan zonasi oleh pemerintah kabupaten.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung; dan

b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan budidaya.

Paragraf 1

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung

Pasal 41

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf a, terdiri atas :

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan sempadan pantai;

c. kawasan sempadan sungai;

d. kawasan sekitar danau/waduk;

e. kawasan ruang terbuka hijau;

f. kawasan suaka alam laut;

g. kawasan cagar alam;

h. kawasan pantai berhutan bakau;

i. kawasan taman wisata alam laut;

j. kawasan rawan bencana; dan

k. kawasan sempadan mata air.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf b, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

b. kawasan peruntukan hutan rakyat;

c. kawasan peruntukan pertanian;

d. kawasan peruntukan perikanan;

e. kawasan peruntukan pertambangan;

f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan pariwisata;

h. kawasan peruntukan permukiman; dan

i. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.

Page 23: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 23 dari 42

Paragraf 2

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung

Pasal 42

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan lindung sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf a ditetapkan sebagai berikut :

a. pemanfaatan kawasan pada hutan lindung dilakukan dengan ketentuan :

1. tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya;

2. pengolahan tanah terbatas;

3. tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial

ekonomi;

4. tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat; dan

5. tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang

alam.

b. kegiatan pertambangan di kawasan hutan lindung masih diperkenankan

sepanjang tidak dilakukan dengan pola penambangan terbuka.

c. kawasan hutan lindung dapat dikelola atau dipinjampakaikan sepanjang mengikuti prosedur dan sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

d. pembangunan prasarana wilayah yang harus melintasi hutan lindung

dapat diperkenankan dengan ketentuan :

1. tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut; dan

2. mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 43

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf b ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan sempadan pantai ditetapkan 100 meter dari titik pasang tertinggi;

b. dalam kawasan sempadan pantai yang termasuk dalam zona inti wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya kecuali kegiatan penelitian, bangunan pengendali air, dan sistem peringatan dini (early warning system);

c. dalam kawasan sempadan pantai yang termasuk zona pemanfaatan terbatas dalam wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil diperkenankan

dilakukan kegiatan budidaya pesisir, ekowisata, dan perikanan tradisional; dan

d. dalam kawasan sempadan pantai yang termasuk zona lain dalam wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya sesuai peruntukan kawasan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Pasal 44

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan sungai sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf c ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai

manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai dengan lebar sempadan sebagai berikut :

Page 24: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 24 dari 42

1. bertanggul dan berada dalam kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

2. tidak bertanggul dan berada diluar kawasan permukiman dengan

lebar minimal paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai;

3. tidak bertanggul pada sungai kecil diluar kawasan permukiman

dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.

b. dalam kawasan sempadan sungai tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yang mengakibatkan terganggunya fungsi sungai;

c. dalam kawasan sempadan sungai masih diperkenankan dibangun prasarana wilayah dan utilitas lainnya dengan ketentuan :

1. tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang

budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut; dan

2. dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

Pasal 45

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar danau/waduk

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf d ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan sekitar danau/waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling

waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk, dengan jarak antara 50-100 m dari titik

pasang tertinggi ke arah darat disesuaikan dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk;

b. diperbolehkan untuk kegiatan perikanan, ekowisata, pertanian dengan

jenis tanaman yang diijinkan, pemasangan papan pengumuman, pemasangan fondasi dan rentang kabel, fondasi jalan/jembatan, bangunan

lalu lintas air, pengambilan dan pembuangan air serta bangunan yang mendukung kelestarian kawasan;

c. diperkenankan kegiatan yang berkaitan dengan wisata seperti hotel,

rumah makan, tempat rekreasi dengan tetap mengupayakan pembangunan fisik yang mampu mencegah terjadinya sedimentasi ke dalam waduk/danau;

d. dilarang mendirikan bangunan di kawasan sempadan waduk yang belum terbangun (IMB tidak diberikan);

e. dilarang menyelenggarakan kegiatan yang mengganggu kelestarian daya tampung waduk seperti pendirian bangunan, permukiman dan penanaman tanaman semusim yang mempercepat pendangkalan;

f. penggunaan tanah terus diusahakan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan konservasi atau green belt wajib diusahakan;

g. pada kawasan yang sudah terbangun diadakan program konsolidasi dan pemeliharaan lingkungan;

h. tanah pada kawasan sekitar waduk dikuasai oleh negara dan apabila

dimiliki oleh masyarakat dibebaskan dengan penggantian yang layak dan dapat diberikan Hak Pakai pada Dinas Pekerjaan Umum Pengairan;

i. pemilikan atau penguasaan tanah yang tidak sesuai, dibina untuk

menyesuaikan kegiatannya agar serasi atau sejalan secara bertahap, dengan jalan membebaskan dari pengenaan pajak bumi dan bangunan

atau bentuk sumbangan lainnya yang dikaitkan dengan pemilikan atau penguasaan tanah; dan

Page 25: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 25 dari 42

j. apabila yang bersangkutan tidak mampu melaksanakan penyesuaian dengan sukarela sebagaimana dimaksud pada huruf h, maka pemerintah baik pusat maupun daerah dapat melakukan pembebasan lahan secara

bertahap yang peruntukannya diprogramkan untuk kegiatan sabuk hijau / green belt.

Pasal 46

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan ruang terbuka hijau sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf e ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan ruang terbuka hijau untuk wilayah kabupaten berupa hutan

seluas paling sedikit 30% dari luas DAS;

b. kawasan ruang terbuka hijau tidak diperkenankan dialihfungsikan;

c. dalam kawasan ruang terbuka hijau masih diperkenankan dibangun

fasilitas pelayanan sosial secara terbatas dan memenuhi ketentuan yang berlaku;

d. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan

rekreasi; dan

e. pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai

ekologis, dan estetika kawasan.

Pasal 47

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan suaka alam laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf f ditetapkan sebagai berikut :

a. suaka alam laut dan perairan lainnya adalah daerah berupa perairan laut,

perairan darat, wilayah, muara sungai, pesisir gugusan atol dan karang yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan

ekosistem;

b. diperbolehkan kegiatan ekowisata dan penelitian yang tidak merusak lingkungan;

c. tidak diijinkan melakukan pengambilan terumbu karang, penangkapan ikan bertujuan ekonomis dan penangkapan ikan dalam skala besar, pengerukan pasir, penimbunan pantai yang mengganggu ekosistem, dan

kegiatan sejenis;

d. dilakukan pembagian zona dan kegiatan yang terdiri atas:

1. zona inti, dengan ketentuan :

a) dikelola secara alami dan menghindarkan campur tangan manusia; dan

b) diijinkan aktifitas penelitian dengan persyaratan tertentu;

2. zona perlindungan, dengan ketentuan:

a) dikelola sebagai kawasan suaka margasatwa;

b) dapat dilakukan pembinaan areal dengan tanpa mengganggu fungsi suaka alam; dan

c) diijinkan penelitian yang tidak merusak ekosistem secara intensif.

3. zona pemanfaatan, dengan ketentuan:

a) dikelola sebagai taman wisata dan dimanfaatkan untuk

kepentingan rekreasi dan budaya; dan

b) dikembangkan untuk pendidikan, penyuluhan dan olah raga

selama dalam pelaksanaannya tidak mengganggu fungsi suaka alam.

Page 26: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 26 dari 42

4. zona penyangga, dapat dimanfaatkan secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat.

Pasal 48

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan cagar alam sebagaimana

dimaksud dalam pasal 41 ayat (1) huruf g ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan cagar alam adalah kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistemnya;

b. diperbolehkan kegiatan lain yaitu berupa kegiatan ekowisata yang tidak membutuhkan lahan, penelitian dan kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan yang tidak merusak lingkungan atau pos

pengawas yang pengelolaannya diupayakan sedemikian rupa sehingga ekosistem binatang, ikan, atau tumbuhan langka yang dilindungi tidak

terganggu;

c. dilarang menyelenggarakan kegiatan pembangunan yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan perlindungan plasma nutfah; dan

d. kegiatan yang sudah ada di dalam kawasan cagar alam yang mengganggu fungsi kawasan secara bertahap akan dipindahkan dengan diberi penggantian yang layak oleh pemerintah.

Pasal 49

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (1) huruf h ditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan pantai berhutan bakau dilarang dilakukan kegiatan budidaya yang menyebabkan menurunnya fungsi kawasan;

b. tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya skala besar atau skala

usaha dan eksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan menurunnya potensi biota alam; dan

c. masih diperkenankan dilakukan kegiatan pariwisata alam secara terbatas dan kegiatan penelitian.

Pasal 50

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan taman wisata alam laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf i ditetapkan sebagai

berikut :

a. diperbolehkan kegiatan ekotourisme terbatas dan penelitian yang tidak

merusak taman wisata alam laut;

b. dilarang melakukan kegiatan yang tidak menunjang perlindungan terhadap taman wisata alam laut; dan

c. kegiatan yang sudah ada di dalam kawasan taman wisata alam laut yang tidak sesuai dan mengganggu fungsi kawasan secara bertahap akan

dipindahkan dengan diberi penggantian yang layak oleh pemerintah.

Pasal 51

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf j ditetapkan sebagai berikut :

a. perkembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di dalam

kawasan rawan bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan (building code) sesuai dengan potensi bahaya/bencana alam,

serta dilengkapi jalur evakuasi;

Page 27: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 27 dari 42

b. kegiatan-kegiatan vital/strategis diarahkan untuk tidak dibangun pada kawasan rawan bencana;

c. dalam kawasan rawan bencana masih dapat dilakukan pembangunan

prasarana penunjang untuk mengurangi resiko bencana alam dan pemasangan sitem peringatan dini (early warning system); dan

d. dalam kawasan rawan bencana alam masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya lain seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan, serta bangunan yang berfungsi untuk mengurangi resiko yang timbul

akibat bencana alam.

Pasal 52

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan mata air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf k ditetapkan sebagai berikut :

a. pada kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah tidak diperkenankan adanya bangunan terkecuali bangunan yang terkait dengan sistem jaringan prasarana wilayah dan pengendali air;

b. dalam kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah masih diperkenankan budidaya pertanian, perkebunan dan kehutanan sepanjang

tidak mengganggu fungsi lindung terhadap air tanah;

c. dalam kawasan sempadan mata air tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yang dapat merusak mata air; dan

d. dalam kawasan sempadan mata air masih diperkenankan dilakukan kegiatan penunjang pariwisata alam sesuai ketentuan yang berlaku.

Paragraf 3

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya

Pasal 53

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf a ditetapkan sebagai berikut :

a. pada kawasan hutan produksi diperkenankan pemanfaatan hasil hutan

dengan memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan;

b. dalam kawasan hutan produksi tidak diperkenankan adanya kegiatan

budidaya kecuali kegiatan kehutanan dan pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah dan bangunan terkait dengan pengelolaan budidaya hutan produksi;

c. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dapat dialihfungsikan untuk kegiatan lain di luar kehutanan setelah potensi hutan tersebut dimanfaatkan dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

d. kegiatan kehutanan dalam kawasan hutan produksi tidak diperkenankan menimbulkan gangguan lingkungan seperti bencana alam;

e. kawasan hutan produksi dimungkinkan untuk kegiatan lain di luar kehutanan dengan cara pinjam pakai kawasan hutan; dan

f. sebelum kegiatan pengelolaan hutan produksi dilakukan wajib dilakukan

studi kelayakan dan studi AMDAL yang hasilnya disetujui oleh tim evaluasi dari lembaga yang berwenang.

Page 28: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 28 dari 42

Pasal 54

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf b ditetapkan sebagai berikut :

a. kegiatan pengusahaan hutan rakyat diperkenankan dilakukan terhadap lahan - lahan yang potensial dikembangkan di seluruh wilayah kabupaten;

b. kegiatan pengusahaan hutan rakyat tidak diperkenankan mengurangi fungsi lindung, seperti mengurangi keseimbangan tata air, dan lingkungan sekitarnya;

c. kegiatan dalam kawasan hutan rakyat tidak diperkenankan menimbulkan gangguan lingkungan seperti bencana alam, seperti longsor dan banjir;

d. pengelolaan hutan rakyat harus mengikuti peraturan perundang-

undangan; dan

e. pengusahaan hutan rakyat oleh badan hukum dilakukan harus dengan

melibatkan masyarakat setempat.

Pasal 55

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf c ditetapkan sebagai berikut :

a. kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah dan lahan kering tidak diperkenankan menggunakan lahan yang dikelola dengan

mengabaikan kelestarian lingkungan, misalnya penggunaan pupuk yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan pengolahan tanah yang tidak memperhatikan aspek konservasi;

b. dalam pengelolaan pertanian tanaman pangan lahan basah tidak diperkenankan pemborosan penggunaan sumber air;

c. peruntukan budidaya pertanian tanaman pangan diperkenankan untuk

dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali lahan pertanian pangan berkelanjutan;

d. dalam kawasan perkebunan dan perkebunan rakyat tidak diperkenankan penanaman jenis tanaman perkebunan yang bersifat menyerap air dalam jumlah banyak, terutama kawasan perkebunan yang berlokasi di daerah

hulu/kawasan resapan air;

e. bagi kawasan perkebunan besar tidak diperkenankan merubah jenis

tanaman perkebunan yang tidak sesuai dengan perizinan yang diberikan;

f. dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunan rakyat diperkenankan adanya bangunan yang bersifat mendukung kegiatan perkebunan dan

jaringan prasarana wilayah;

g. alih fungsi kawasan perkebunan menjadi fungsi lainnya dapat dilakukan sepanjang sesuai dan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

h. sebelum kegiatan perkebunan besar dilakukan diwajibkan untuk dilakukan

studi kelayakan dan studi amdal yang hasilnya disetujui oleh tim evaluasi dari lembaga yang berwenang; dan

i. kawasan budidaya peternakan tidak diperkenankan berdekatan dengan

kawasan permukiman;

j. dalam kawasan peruntukan peternakan masih diperkenankan adanya

kegiatan lain yang bersifat mendukung kegiatan peternakan dan pembangunan sistem jaringan prasarana sesuai ketentuan yang berlaku;

Page 29: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 29 dari 42

k. kawasan peruntukan peternakan diperkenankan untuk dialih fungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 56

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perikanan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf d ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan budidaya perikanan tidak diperkenankan berdekatan dengan

kawasan yang bersifat polutif;

b. dalam kawasan perikanan masih diperkenankan adanya kegiatan lain yang bersifat mendukung kegiatan perikanan dan pembangunan sistem

jaringan prasarana sesuai ketentuan yang berlaku; dan

c. kawasan perikanan diperkenankan untuk dialih fungsikan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 57

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (2) huruf e ditetapkan sebagai berikut :

a. kegiatan usaha pertambangan sepenuhnya harus mengikuti ketentuan yang berlaku di bidang pertambangan;

b. kegiatan usaha pertambangan dilarang dilakukan tanpa izin dari instansi/pejabat yang berwenang;

c. kawasan pascatambang wajib dilakukan rehabilitasi (reklamasi dan/atau

revitalisasi) sehingga dapat digunakan kembali untuk kegiatan lain, seperti pertanian, kehutanan, dan pariwisata;

d. pada kawasan pertambangan diperkenankan adanya kegiatan lain yang

bersifat mendukung kegiatan pertambangan;

e. kegiatan permukiman diperkenankan secara terbatas untuk menunjang

kegiatan pertambangan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek keselamatan;

f. sebelum kegiatan pertambangan dilakukan wajib dilakukan studi

kelayakan dan studi amdal yang hasilnya disetujui oleh tim evaluasi dari lembaga yang berwenang.

Pasal 58

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan industri sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 41 ayat (2) huruf f ditetapkan sebagai berikut :

a. untuk meningkatkan produktifitas dan kelestarian lingkungan pengembangan kawasan industri harus memperhatikan aspek ekologis;

b. lokasi kawasan industri tidak diperkenankan berbatasan langsung dengan kawasan permukiman;

c. pada kawasan industri diperkenankan adanya permukiman penunjang kegiatan industri yang dibangun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

d. pada kawasan industri masih diperkenankan adanya sarana dan prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e. pengembangan kawasan industri harus dilengkapi dengan jalur hijau

(greenbelt) sebagai penyangga antar fungsi kawasan, dan sarana pengolahan limbah;

Page 30: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 30 dari 42

f. pengembangan zona industri yang terletak pada sepanjang jalan arteri atau kolektor harus dilengkapi dengan frontage road untuk kelancaran

aksesibilitas;

g. setiap kegiatan industri harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan serta dilakukan studi

AMDAL.

Pasal 59

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf g ditetapkan sebagai berikut :

a. pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyek wisata alam;

b. dalam kawasan pariwisata dilarang dibangun permukiman dan industri yang tidak terkait dengan kegiatan pariwisata;

c. dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana

yang mendukung kegiatan pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

d. pada kawasan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan;

e. pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan adanya bangunan lain

kecuali bangunan pendukung kegiatan wisata alam;

f. pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan serta studi AMDAL.

Pasal 60

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf h ditetapkan sebagai berikut :

a. peruntukan kawasan permukiman diperkenankan untuk dialihfungsikan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. pada kawasan permukiman diperkenankan adanya sarana dan prasarana pendukung fasilitas permukiman sesuai dengan petunjuk teknis dan

peraturan yang berlaku;

c. dalam kawasan permukiman masih diperkenankan dibangun prasarana

wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

d. kawasan permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas sosial termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan dengan luas paling sedikit 30% dari

luas kawsan perkotaan;

e. dalam kawasan permukiman masih diperkenankan adanya kegiatan

industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi lainnya dengan skala pelayanan lingkungan;

f. kawasan permukiman tidak diperkenankan dibangun di dalam kawasan

lindung/konservasi dan lahan pertanian dengan irigasi teknis;

g. dalam kawasan permukiman tidak diperkenankan dikembangkan kegiatan yang mengganggu fungsi permukiman dan kelangsungan kehidupan sosial

masyarakat.

h. pengembangan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai ketentuan

peraturan yang berlaku di bidang perumahan dan permukiman;

Page 31: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 31 dari 42

i. pembangunan hunian dan kegiatan lainnya di kawasan permukiman harus sesuai dengan peraturan teknis dan peraturan lainnya yang berlaku ( KDB, KLB, sempadan bangunan, dan lain sebagainya).

j. pada kawasan permukiman perkotaan harus disediakan prasarana dan sarana dasar pendukung permukiman yang tersambung dengan sistem

prasarana perkotaan yang sudah ada.

Pasal 61

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertahanan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf i ditetapkan sebagai berikut :

a. diizinkan kegiatan dominasi hunian dengan fungsi utama sebagai kawasan pertahanan dan keamanan;

b. diizinkan kegiatan peningkatan akses menuju pusat kegiatan pertahanan dan keamanan baik yang terdapat di dalam maupun di luar kawasan;

c. dengendalian yang disesuaikan dengan kriteria teknik kawasan

pertahanan dan keamanan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dan keamanan.

Bagian Ketiga

Ketentuan Perizinan

Pasal 62

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf b merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang sesuai rencana struktur ruang dan pola ruang yang

ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai

dengan kewenangannya dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur atau mekanisme sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Izin pemanfaatan ruang yang memiliki dampak skala kabupaten diberikan atau mendapat rekomendasi dari Bupati.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan perizinan wilayah kabupaten

diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Ketentuan Insentif dan Disinsentif

Pasal 63

(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian insentif dan pengenaan disinsentif.

(2) Ketentuan pemberian insentif dan pengenaan disinsentif untuk wilayah

Kabupaten Pohuwato terdiri atas:

a. ketentuan umum insentif dan disinsentif; dan

b. ketentuan khusus insentif dan disinsentif.

Page 32: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 32 dari 42

Pasal 64

(1) Ketentuan umum pemberian insentif dan pengenaan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) huruf a berisikan arahan

pemberlakuan insentif dan disinsentif untuk berbagai pemanfaatan ruang secara umum.

(2) Ketentuan khusus pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) huruf b ditujukan untuk pemberlakuan insentif dan disinsentif secara langsung pada jenis-jenis pemanfaatan

ruang atau kawasan tertentu di wilayah Kabupaten Pohuwato.

Pasal 65

(1) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam

Peraturan Daerah ini.

Pasal 66

(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayah dilakukan oleh pemerintah kabupaten kepada tingkat pemerintah yang lebih rendah (kecamatan/desa) dan kepada masyarakat

(perorangan/kelompok).

(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi

berwenang sesuai dengan kewenangannya.

(3) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan menurut prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan pemberian insentif dan disinsentif diatur dengan keputusan bupati.

Paragraf 1

Ketentuan Umum Pemberian Insentif dan Disinsentif

Pasal 67

(1) Pemberian insentif diberlakukan pada pemanfaatan ruang yang didorong perkembangannya dan sesuai dengan rencana tata ruang.

(2) Pengenaan disinsentif diberlakukan bagi kawasan yang dibatasi atau

dikendalikan perkembangannya, atau dilarang dikembangkan untuk kegiatan budidaya.

(3) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. pemberian keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses perizinan;

b. penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;

c. pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan; dan

d. pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif.

Page 33: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 33 dari 42

(4) Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas :

a. pengenaan pajak yang tinggi terhadap kegiatan yang berlokasi di daerah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti pusat kota,

kawasan komersial, daerah yang memiliki tingkat kepadatan tinggi;

b. penolakan pemberian izin perpanjangan hak guna usaha, hak guna

bangunan terhadap kegiatan yang terlanjur tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi;

c. peniadaan sarana dan prasarana bagi daerah yang tidak dipacu

pengembangannya, atau pengembangannya dibatasi; dan

d. penolakan pemberian izin pemanfaatan ruang budidaya yang akan dilakukan di dalam kawasan lindung.

Paragraf 2

Ketentuan Khusus Insentif dan Disinsentif

Pasal 68

(1) Pemberian insentif khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) huruf b ditujukan pada kawasan tertentu yang dinilai harus didorong

pengembangannya, terdiri atas :

a. kawasan perkotaan Marissa, Paguat dan Popayato dalam kerangka

pemantapan Marissa sebagai PKW, Popayato, dan Paguat sebagai PKL;

b. kawasan pertanian lahan basah yaitu persawahaan dalam kerangka pewujudan swasembada pangan untuk Pohuwato;

c. kawasan perkebunan yaitu perkebunan kopi kelapa yang merupakan komoditas unggulan kabupaten;

d. kawasan pesisir dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya

kelautan dan perikanan;

e. kawasan wisata guna peningkatan pendapatan masyarakat dan

pendapatan asli daerah (PAD); dan

f. kawasan pusat agropolitan sebagai pusat pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.

(2) Pengenaan disinsentif khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) huruf b ditujukan pada kawasan tertentu yang dinilai harus

dibatasi dan/atau dikendalikan pemanfaatannya, terdiri atas:

a. kawasan rawan bencana;

b. kawasan suaka alam yang menjadi paru-paru Provinsi Gorontalo,

pelestarian alam, cagar alam dan wisata alam;

c. kawasan pertanian dan perkebunan yang berada pada kawasan hutan lindung; dan

d. kawasan pertambangan yang dalam pemanfaatannya mempunyai dampak penting.

Pasal 69

(1) Insentif khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) terdiri

atas :

a. insentif fiskal; dan

b. insentif non-fiskal.

Page 34: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 34 dari 42

(2) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. penghapusan retribusi;

c. pengurangan atau penghapusan PBB melalui mekanisme restitusi

pajak oleh dana APBD; dan

d. bantuan subsidi, modal bergulir atau penyertaan modal.

(3) Insentif non-fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. kemudahan dalam perizinan bagi pengusaha;

b. penyediaan dan atau kemudahan memperoleh sarana dan prasarana permukiman;

c. bantuan peningkatan keberdayaan pelaku usaha terkait; dan

d. penyediaan prasarana pendukung produksi dan pemasaran produk.

Pasal 70

Disinsentif khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) yaitu berupa disinsentif non-fiskal, terdiri atas :

a. tidak diberikannya sarana dan prasarana permukiman yang memungkinkan pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan atau kegiatan komersial;

b. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman untuk mencegah perkembangan permukiman lebih lanjut;

c. penolakan pemberian prasarana dan sarana permukiman untuk kawasan lindung; dan

d. penyediaan prasarana dan sarana permukiman hanya diperbolehkan

untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang sudah ada saja.

Bagian Kelima

Sanksi

Pasal 71

(1) Pengenaan sanksi merupakan arahan ketentuan pengenaan sanksi

administratif kepada pelanggar pemanfaatan ruang yang akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah kabupaten.

(2) Pengenaan sanksi administratif berfungsi sebagai:

a. perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang;

dan

b. penertiban pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

(3) Pengenaan sanksi administratif ditetapkan berdasarkan:

a. hasil pengawasan penataan ruang;

b. tingkat simpangan implementasi rencana tata ruang;

c. kesepakatan antar instansi yang berwenang; dan

d. peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.

(4) Pengenaan sanksi administratif dilakukan secara berjenjang dalam bentuk:

Page 35: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 35 dari 42

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

d. penutupan lokasi;

e. pencabutan izin;

f. pembatalan izin;

g. pembongkaran bangunan; dan

h. pemulihan fungsi ruang.

Pasal 72

(1) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4) huruf

a diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang melalui penerbitan surat peringatan tertulis

sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.

(2) Penghentian kegiatan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4) huruf b dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. penerbitan surat perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan sementara, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan

menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara secara paksa terhadap kegiatan pemanfaatan ruang;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan

memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan segera dilakukan

tindakan penertiban oleh aparat penertiban;

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat

penertiban melakukan penghentian kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa; dan

e. setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang

berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan tidak beroperasi kembali sampai dengan

terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(3) Penghentian sementara pelayanan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4) huruf c dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

a. penerbitan surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban

pelanggaran pemanfaatan ruang (membuat surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum);

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang

disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian

sementara pelayanan umum kepada pelanggar dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus;

Page 36: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 36 dari 42

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi

penghentian sementara pelayanan umum yang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenis pelayanan umum yang

akan diputus;

d. pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan pelayanan kepada

pelanggar, disertai penjelasan secukupnya;

e. penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanan kepada pelanggar; dan

f. pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikan tidak terdapat

pelayanan umum kepada pelanggar sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis

pemanfaatan ruang yang berlaku.

(4) Penutupan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4) huruf d

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. penerbitan surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang disampaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penutupan lokasi kepada pelanggar;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi

penutupan lokasi yang akan segera dilaksanakan;

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang dengan bantuan aparat penertiban melakukan

penutupan lokasi secara paksa; dan

e. pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi, untuk

memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan

teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(5) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4) huruf e dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran

pemanfaatan ruang;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan

pengenaan sanksi pencabutan izin pemanfaatan ruang;

c. pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar

mengenai pengenaan sanksi pencabutan izin;

d. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang

memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin;

Page 37: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 37 dari 42

e. pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin menerbitkan keputusan pencabutan izin; (6) memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut,

sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang telah dicabut izinnya; dan

f. apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan penertiban kegiatan tanpa izin sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6) Pembatalan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4) huruf f dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. membuat lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara pemanfaatan ruang menurut dokumen perizinan dengan arahan pola

pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang yang berlaku;

b. memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil

langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal akibat pembatalan izin;

c. menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

d. memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan

pembatalan izin;

e. menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan

f. memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dibatalkan.

(7) Pembongkaran bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4) huruf g dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran

bangunan dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pembongkaran

bangunan;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi

pembongkaran bangunan yang akan segera dilaksanakan; dan

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang

berwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.

(8) Pemulihan fungsi ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (4)

huruf h dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-

bagian yang harus dipulihkan fungsinya dan cara pemulihannya;

b. pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang menerbitkan surat pemberitahuan perintah

pemulihan fungsi ruang;

Page 38: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 38 dari 42

c. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi

ruang;

d. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban,

memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu tertentu;

e. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang;

f. apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung

jawab melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang; dan

g. apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai

kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh pemerintah

atas beban pelanggar di kemudian hari.

Pasal 73

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencana tata ruang yang telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

KELEMBAGAAN

Pasal 74

(1) Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antar sektor/antar daerah bidang penataan ruang dibentuk

Badan Koordinasi Penataan ruang Daerah.

(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Badan Koordinasi Penataan ruang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Bupati.

BAB IX

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu

Hak Masyarakat

Pasal 75

Dalam kegiatan mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah, masyarakat berhak:

a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di

wilayahnya;

Page 39: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 39 dari 42

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan

rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

Bagian Kedua

Kewajiban Masyarakat

Pasal 76

Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:

a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;

c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan

d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan

perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 77

(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dilaksanakan dengan mematuhi dan

menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat secara

turun temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur

pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.

Bagian Ketiga

Peran Masyarakat

Pasal 78

Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain melalui:

a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;

b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan

c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 79

Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 pada tahap

perencanaan tata ruang dapat berupa :

a. memberikan masukan mengenai :

1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;

2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;

3. pengidentifikasian potensi dan masalah wilayah atau kawasan;

4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau

5. penetapan rencana tata ruang.

Page 40: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 40 dari 42

b. melakukan kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

Pasal 80

Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 dalam

pemanfaatan ruang dapat berupa:

a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;

b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama

unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang;

c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan

memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta

memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan

f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 81

Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat berupa:

a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi;

b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi:

c. pelaksanaan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

d. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal

menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan

e. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata

ruang.

Pasal 82

(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan secara langsung dan/atau tertulis.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

disampaikan kepada bupati.

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat

disampaikan melalui unit kerja terkait yang ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 83

Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah membangun sistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Page 41: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 41 dari 42

Pasal 84

Pelaksanaan peran masyarakat dilakukan secara bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan dengan menghormati

norma agama, kesusilaan, dan kesopanan.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 85

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato

Tahun 2011-2031 dilengkapi dengan Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato dan peta dengan tingkat ketelitian minimal 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam Album Peta.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 86

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang daerah yang telah

ada dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan

masa berlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan :

1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan

Daerah ini;

2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis masa berlakunya dan

dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan

3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak

memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah

diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggatian yang layak.

c. izin pemanfaatan ruang yang sudaah habis masa berlakunya dan tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian

berdasarkan Peraturan Daerah ini;

d. pemanfaatan ruang di daerah yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai berikut :

1. yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, pemanfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini; dan

2. yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, dipercepat untuk mendapat izin yang diperlukan.

Page 42: Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 - 2032

Halaman 42 dari 42

e. Dalam hal kawasan lainnya yang dibutuhkan dalam pembangunan daerah dan belum diatur dalam Peraturan Daerah ini maka akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati tentang Rencana Detail

Tata Ruang (RDTR).

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 87

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor

07 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Pohuwato dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Pohuwato.

Ditetapkan di Marisa

pada tanggal 27 Desember 2012

BUPATI POHUWATO,

SYARIF MBUINGA

Diundangkan di Marisa

pada tanggal 27 Desember 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN POHUWATO

Hi. HIKMAN KATOHIDAR, SH., MH

Pembina Utama Muda

Nip. 196406201992031004

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 NOMOR 145