PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti...

88
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan dengan adanya perubahan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pokok- Pokok Pemerintahan Nagari maka perlu ditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun 2001 yang mengatur penyelenggaran Pemerintahan Nagari di Kabupaten Pesisir Selatan; b. bahwa untuk maksud poin a tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pemerintahan Nagari; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah Jis Undang-Undang Nomor 21 Drt.Tahun 1957

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti...

Page 1: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN PESISIR SELATAN

NOMOR : 8 TAHUN 2007

TENTANG

PEMERINTAHAN NAGARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PESISIR SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan dengan

adanya perubahan Peraturan Daerah Propinsi

Sumatera Barat Nomor 02 Tahun 2007 tentang

Pokok- Pokok Pemerintahan Nagari maka perlu

ditindaklanjuti dengan perubahan Perda

Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24

Tahun 2001 yang mengatur penyelenggaran

Pemerintahan Nagari di Kabupaten Pesisir

Selatan;

b. bahwa untuk maksud poin a tersebut diatas,

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang

Pemerintahan Nagari;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah Jis Undang-Undang Nomor 21 Drt.Tahun 1957

Page 2: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

2.

Jo Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958;

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4389);

3.. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, yang

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Nomor4437);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000,

tentang Kewenangan Pemerintah dan

Page 3: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 54);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4587);

7.

8

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005

tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593) ;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27

Tahun 2006 tentang Penetapan dan Penegasan

Batas Desa;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28

Tahun 2006 tentang Pembentukan,

Penghapusan, Penggabungan Desa dan

Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29

Tahun 2006 Pedoman Pembentukan dan

Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30

Page 4: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Tahun 2006 Tata Cara Penyerahan Urusan

Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun 2006 Pedoman Administrasi Desa;

13. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat

Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan Nagari;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN PESISIR SELATAN

dan

BUPATI PESISIR SELATAN

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

TENTANG PEMERINTAHAN NAGARI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas perbantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Page 5: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah ;

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga

Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten

Pesisir Selatan;

5. Nagari adalah Kesatuan Masyarakat Hukum adat dalam Kabupaten Pesisir Selatan

Propinsi Sumatera Barat yang mempunyai wilayah dengan batas-batasnya tertentu,

mempunyai harta benda kekayaan sendiri, berwenang mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri;

6. Pemerintahan Nagari adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari (BAMUS

NAGARI);

7. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkatnya;

8. Perangkat Nagari adalah Pembantu Wali Nagari dalam pelaksanaan tugasnya;

9. Kampung adalah Wilayah Administrasi Pemerintahan yang merupakan bagian

wilayah Pemerintahan Nagari;

10. Badan Permusyawaratan Nagari yang selanjutnya disebut BAMUS NAGARI adalah

lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah

Nagari sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Nagari;

11. Kerapatan Adat Nagari (KAN) adalah Lembaga Kerapatan Adat yang telah ada dan

diwarisi secara turun temurun sepanjang adat dan berfungsi memelihara kelestarian

Page 6: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

adat serta menyelesaikan perselisihan Sako dan Pusako dalam Nagari;

12. Penataan Pemerintahan Nagari adalah Pembentukan, Penghapusan dan

Penggabungan Pemerintahan Nagari;

13. Pembentukan Pemerintahan Nagari adalah tindakan mengadakan Pemerintahan

Nagari baru diluar wilayah Pemerintahan Nagari yang sudah ada atau kegiatan

pemekaran wilayah Pemerintahan Nagari yang sudah ada;

14. Penghapusan Pemerintahan Nagari adalah tindakan meniadakan Pemerintahan

Nagari yang sudah ada;

15. Penggabungan Pemerintahan Nagari adalah Penggabungan dua Pemerintahan

Nagari atau lebih menjadi satu Pemerintahan Nagari baru;

16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari selanjutnya disebut APB

Nagari adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Nagari yang dibahas dan

disetujui bersama oleh Pemerintahan Nagari dan BAMUS NAGARI yang ditetapkan

dengan Peraturan Nagari;

17. Pengawasan Sumber Pendapatan dan Kekayaan Pemerintahan Nagari yang

selanjutnya disebut Pengawasan adalah pertanggungjawaban yang dilakukan oleh Wali

Nagari kepada Badan Permusyawaratan Nagari dalam bentuk Laporan keterangan

pertanggungjawaban dan laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui camat;

18. Peraturan Nagari adalah Produk Hukum Pemerintahan Nagari yang ditetapkan oleh

Wali Nagari bersama dengan Badan Permusyawaratan Nagari sesuai dengan

Peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 7: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

BAB II

PENATAAN, PERUBAHAN STATUS

DAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN NAGARI

Bagian Kesatu

Pembentukan, Penghapusan Dan Penggabungan

Pemerintahan Nagari

Pasal 2

(1) Untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dibentuk Pemerintahan

Nagari.

(2) Tujuan pembentukan Pemerintahan Nagari adalah untuk menyelenggarakan

Pemerintahan secara berdayaguna dan berhasilguna serta memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

(3) Pemerintahan Nagari terdiri dari Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan

Nagari.

(4) Wilayah Pemerintahan Nagari terdiri dari beberapa Kampung yang masing-masing

kampung dipimpin oleh seorang Kepala Kampung.

(5) Pembentukan Kampung-kampung dalam wilayah Pemerintahan Nagari ditetapkan

dengan Peraturan Bupati.

(6) Dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan Pemerintahan Nagari maka

dapat dilakukan Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Pemerintahan

Nagari.

(7) Pembentukan, Penghapusan dan atau Penggabungan Pemerintahan Nagari

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Page 8: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 3

(1) Pembentukan, Penghapusan dan atau Penggabungan Pemerintahan Nagari dilakukan

setelah memperhatikan asal usul dan atas prakarsa masyarakat Nagari berdasarkan

musyawarah.

(2) Pembentukan Pemerintahan Nagari baru atau Pemekaran Wilayah Pemerintahan

Nagari yang sudah ada dari satu menjadi dua atau lebih dapat dilakukan setelah

penyelenggaran Pemerintahan Nagari berjalan sedikitnya 5 (Lima) tahun.

(3) Tata cara Pembentukan, Penghapusan dan atau Penggabungan Pemerintahan

Nagari diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Batas Wilayah Dan Syarat Pembentukan

Pemerintahan Nagari

Pasal 4

(1) Setiap Pemerintahan Nagari mempunyai batas-batas wilayah yang jelas.

(2) Penentuan batas-batas wilayah Pemerintahan Nagari berdasarkan musyawarah dan

kesepakatan masyarakat di Nagari dan atau unsur-unsur yang ada di Nagari.

(3) Kesepakatan yang dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam suatu berita acara yang

selanjutnya disampaikan kepada Bupati melalui Camat.

Pasal 5

Pembentukan Pemerintahan Nagari harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikuit ;

Page 9: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

a. Penduduk : Jumlah Penduduk untuk pembentukan

Pemerintahan Nagari paling sedikit 2.500

Jiwa dan atau 600 Kepala Keluarga.

b. Luas Wilayah : Memiliki batas-batas wilayah yang jelas.

c. Sosial Budaya : Tetap terciptanya suasana kerukunan

hidup bermasyarakat dan adat istiadat.

d. Potensi Wilayah : Tersedianya sumber daya alam dan

sumber daya manusia dalam pengelolaan

Pemerintahan Nagari dalam menunjang

Pembangunan Nagari.

e. Sarana dan

prasarana

: Tersedianya sarana dan prasarana yang

mendukung kelancaran kegiatan

Pemerintahan Nagari.

Bagian Ketiga

Perubahan Status

Pasal 6

(1) Pemerintahan Nagari dapat dirubah atau disesuaikan statusnya menjadi Kelurahan

berdasarkan prakarsa Pemerintah Nagari bersama Badan Permusyawaratan Nagari

dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat.

(2) Perubahan status Pemerintahan Nagari menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud

ayat (1) memperhatikan persyaratan yaitu :

Page 10: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

a. Luas Wilayah;

b. Jumlah Penduduk;

c. Prasarana dan Sarana Pemerintahan;

d. Potensi Ekonomi; dan

e. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat.

(3) Pemerintahan Nagari yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi

dari Pegawai Negeri Sipil.

(4) Tata cara pedoman terhadap perubahan status Pemerintahan Nagari menjadi

Kelurahan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kabupaten tersendiri dengan

berpedoman kepada Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri.

(5) Perda Kabupaten sebagaimana dimaksud ayat (4) wajib menghormati hak asal usul,

adat istiadat, dan sosial budaya masyarakat setempat.

Pasal 7

(1) Pemerintahan Nagari yang berubah statusnya menjadi Kelurahan, kekayaannya

menjadi Kekayaan Daerah dan dikelola oleh Kelurahan yang bersangkutan untuk

kepentingan masyarakat

(2) Pendanaan sebagai akibat perubahan status dimaksud ayat (1) dibebankan kepada

APBD Kabupaten.

Bagian Keempat

Kewenangan Pemerintahan Nagari

Pasal 8

Kewenangan Pemerintahan Nagari mencakup :

Page 11: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

a. Urusan Pemerintahan yang sudah ada berdasarkan asal usul Nagari;

b. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang diserahkan

pengaturannya kepada Pemerintahan Nagari;

c. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah

Kabupaten ; dan

d. Urusan Pemerintahan lainnya yang oleh Peraturan Perundang-Undangan diserahkan

kepada Pemerintahan Nagari.

Pasal 9

Penyerahan kewenangan dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintahan Nagari diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB III

PEMERINTAH NAGARI

Bagian Kesatu

Susunan Organisasi Dan Tata Kerja

Pemerintah Nagari

Pasal 10

(1) Pemerintah Nagari terdiri dari Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai pelaksana

tugas–tugas Pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

(2) Perangkat Pemerintah Nagari terdiri dari Sekretaris Nagari dan Perangkat lainnya.

(3) Perangkat lain Pemerintah Nagari terdiri dari ;

Page 12: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

a. Kepala Urusan Pemerintahan;

b. Kepala Urusan Pembangunan;

c. Kepala Urusan Kemasyarakatan; dan

d. Kepala Kampung.

Pasal 11

(1) Wali Nagari sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 (sepuluh) ayat (1) dipilih langsung

oleh Penduduk Nagari.

(2) Masa Jabatan Wali Nagari adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan

dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

Bagian Kedua

Kedudukan, Tugas, Kewenangan Dan

Kewajiban Pemerintah Nagari

Pasal 12

(1) Wali Nagari adalah pemimpin penyelenggaran Pemerintahan Nagari yang merupakan

alat Pemerintah dan Pelayanan Masyarakat di Nagari.

(2) Wali Nagari mempunyai tugas menyelenggarakan Pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua), Wali Nagari

mempunyai wewenang :

a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Nagari berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BAMUS NAGARI;

b. Mengajukan rancangan Peraturan Nagari;

c. Menetapkan Peraturan Nagari yang telah mendapatkan persetujuan bersama

Page 13: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

BAMUS NAGARI;

d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Nagari mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari untuk dibahas dan ditetapkan bersama BAMUS NAGARI;

e. Membina kehidupan masyarakat nagari;

f. Membina perekonomian nagari;

g. Mengkoordinasikan pembangunan nagari secara partisipatif dan menumbuh kembangkan semangat kegotong-royongan masyarakat nagari;

h. Mewakili Nagarinya di dalam dan di luar Pengadilan dan dapat menunjuk Kuasa Hukum sesuai Peraturan Perundang-Undangan; dan

i. Melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 13

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

(dua belas) Wali Nagari mempunyai kewajiban :

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c. Memelihara ketentraman dan ketertiban;

d. Melaksanakan kehidupan berdemokrasi;

e. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja Pemerintahan Nagari;

g. Menaati dan menegakkan seluruh Peraturan Perundang-Undangan;

h. Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Nagari yang baik;

i. Melaksanakan dan mempertanggung-jawabkan pengelolaan Keuangan Nagari;

Page 14: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan Nagari;

k. Mendamaikan perselisihan masyarakat Nagari;

l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan Nagari;

m. Membina dan mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat;

n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di Nagari; dan

o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud ayat 1(satu) Wali Nagari berkewajiban menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada Bupati, memberikan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) kepada BAMUS NAGARI serta menginformasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada masyarakat.

(3) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua), disampaikan kepada Bupati melalui camat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

(4) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BAMUS NAGARI sebagaimana dimaksud ayat 2(dua) disampaikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dalam musyawarah BAMUS NAGARI.

(5) Menginformasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada masyarakat sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua), dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat, radio komunitas atau media lainnya.

Pasal 14

Wali Nagari dilarang :

a. Menjadi pengurus Partai Politik;

b. Merangkap jabatan ketua atau anggota BAMUS NAGARI dan lembaga

kemasyarakatan di Nagari bersangkutan;

c. Merangkap Jabatan sebagai anggota DPRD;

d. Terlibat dalam kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden dan Pemilihan

Page 15: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Kepala Daerah baik langsung maupun tidak langsung;

e. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan

mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;

f. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang atau jasa dari

pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

g. Menyelahgunakan wewenang; dan

h. Melanggar sumpah/janji jabatan.

Bagian Ketiga

Kedudukan Dan Tugas Pokok Perangkat Pemerintah Nagari

Pasal 15

(1) Perangkat Pemerintah Nagari membantu Wali Nagari dalam pelaksanaan Tugas dan

wewenangnya.

(2) Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

Perangkat Pemerintah Nagari bertanggung jawab kepada Wali Nagari.

Pasal 16

(1) Sekretaris Nagari adalah unsur staf yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Wali Nagari.

Page 16: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(2) Sekretaris Nagari mempunyai tugas membantu Wali Nagari dalam melaksanakan

tugas-tugas pokoknya serta mengkoordinasikan tugas-tugas Kepala Urusan.

(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas,

Sekretaris Nagari mempunyai fungsi sebagai berikut ;

a. Melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan dan laporan;

b. Melaksanakan administrasi Pemerintahan, Pembangunan, dan kemasyarakatan; dan

c. Melaksanakan tugas dan fungsi Wali Nagari apabila Wali Nagari berhalangan melakukan tugasnya.

(4) Dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas Sekretaris Nagari

dibantu oleh Kepala-kepala Urusan.

Pasal 17

(1) Kepala Urusan bertugas melaksanakan administrasi dan memberikan pelayanan

kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing dan bertanggung

jawab kepada Wali Nagari melalui Sekretaris Nagari.

(2) Kepala Kampung bertugas menyelenggarakan tugas-tugas Pemerintahan,

pembangunan dan sosial kemasyarakatan serta tugas lain yang dibebankan dalam

wilayahnya dan bertanggung jawab kepada Wali Nagari melalui Sekretaris Nagari,

yang dalam pelaksanaan tugasnya berkoordinasi dengan Kepala-kepala Urusan.

Pasal 18

Page 17: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Susunan Organisasi Pemerintahan Nagari adalah sebagaimana terlampir dan merupakan

bagian yang tidak terpisah dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat

Pengangkatan Dan Pemberhentian

Perangkat Pemerintah Nagari

Pasal 19

(1) Sekretaris Nagari sebagaimana dimaksud Pasal 16 (enam belas) ayat (1) diisi dari

Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan yaitu;

a. Berpendidikan paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas;

b. Mempunyai pengetahuan tentang teknis Pemerintahan;

c. Mempunyai kemampuan dibidang administrasi perkantoran;

d. Mempunyai pengalaman dibidang Administrasi Keuangan;

e. Memahami sosial budaya setempat; dan

f. Bersedia tinggal di Nagari bersangkutan.

(2) Sekretaris Nagari sebagaimana dimaksud ayat (1) diangkat oleh Sekretaris Daerah

Kabupaten atas nama Bupati.

Pasal 20

(1) Perangkat Nagari lainnya sebagaimana dimaksud Pasal 10 (sepuluh) ayat 3 (tiga)

diangkat oleh Wali Nagari dari Penduduk Nagari yang bersangkutan.

(2) Pengangkatan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Wali

Nagari.

(3) Pengangkatan Perangkat Nagari memenuhi persyaratan sebagai berikut ;

Page 18: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT;

b. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah;

c. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas berijazah;

d. Berumur sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;

e. Sehat jasmani dan rohani;

f. Berkelakuan baik, jujur dan adil;

g. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan Tindak Pidana Kejahatan;

h. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Putusan Pengadilan yang mempunyai Kekuatan Hukum Tetap;

i. Mengenal Daerahnya dan dikenal oleh Masyarakat Nagari setempat;

j. Bersedia dicalonkan menjadi Perangkat Nagari;

k. Tidak pernah dihukum karena melakukan pelanggaran terhadap adat;

l. Terdaftar sebagai penduduk yang bertempat tinggal tetap di wilayah Pemerintah Nagari yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak teputus-putus kecuali Putra Nagari yang berada di luar Pemerintahan Nagari yang bersangkutan; dan

m. Memenuhi persyaratan lain yang sesuai dengan sosial budaya dan adat-istiadat setempat.

Pasal 21

Perangkat Pemerintah Nagari dilarang :

a. Menjadi Pengurus Partai Politik;

b. Merangkap Jabatan Ketua atau anggota BAMUS NAGARI;

c. Merangkap Jabatan sebagai anggota DPRD;

d. Terlibat dalam kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden dan Pemilihan

Page 19: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Kepala Daerah;

e. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan

mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;

f. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang atau jasa dari

pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

dan

g. Menyalahgunakan wewenang.

Pasal 22

Perangkat Nagari berhenti atau diberhentikan oleh Wali Nagari karena sebab-sebab :

a. Meninggal dunia;

b. Mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri;

c. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku dan atau norma yang hidup dan berkembang dalam

masyarakat Nagari;

d. Tidak melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Perangkat Nagari.

Bagian Kelima

Page 20: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Kedudukan Keuangan Wali Nagari Dan

Perangkat Pemerintah Nagari

Pasal 23

(1) Wali Nagari dan Perangkat Pemerintah Nagari diberikan penghasilan tetap setiap

bulan dan tunjangan lainnya sesuai Kemampuan Keuangan Pemerintahan Nagari.

(2) Wali nagari diberikan bantuan santunan dalam bentuk dana purna bakti, kecelakaan

yang berakibat cacat dan meninggal dunia yang besarnya disesuaikan kemampuan

Keuangan Daerah.

Pasal 24

Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pasal 23 dibebankan kepada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari dengan ketentuan paling sedikit sama dengan

Upah Minimum Regional Daerah.

Pasal 25

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kedudukan Keuangan Wali Nagari dan Perangkat Nagari

diatur dengan Peraturan Daerah.

Page 21: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

BAB IV

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

DAN PEMBERHENTIAN WALI NAGARI

Bagian Kesatu

Yang Dapat Dipilih dan Yang Berhak Dipilih

Pasal 26

(1) Yang dapat dipilih menjadi Wali Nagari adalah Warga Negara Republik Indonesia

yang merupakan Penduduk Nagari yang bersangkutan dengan memenuhi persyaratan ;

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;

b. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah;

c. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) berijazah ;

d. Berumur sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) Tahun

e. Sehat jasmani dan rohani;

f. Berkelakuan baik, jujur dan adil;

g. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan Tindak Pidana Kejahatan dengan Hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;

h. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Putusan Pengadilan yang mempunyai Kekuatan Hukum Tetap;

i. Mengenal Daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Nagari setempat;

j. Bersedia dicalonkan menjadi Wali Nagari;

k. Memahami, menghayati dan mengamalkan adat istiadat dalam Pemerintahan Nagari yang bersangkutan;

l. Tidak pernah dihukum karena melakukan pelanggaran terhadap adat; dan

m. Terdaftar sebagai penduduk yang bertempat tinggal tetap di wilayah

Page 22: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pemerintahan Nagari yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus kecuali Putra Nagari yang berada diluar wilayah Pemerintahan Nagari yang bersangkutan.

(2) Pegawai Negeri yang dicalonkan sebagai Wali Nagari selain harus memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), juga harus memiliki surat

keterangan persetujuan atasannya yang berwenang untuk itu.

(3) Bagi Pegawai Negeri atau Putra Nagari yang terpilih dan diangkat menjadi Wali

Nagari harus bertempat tinggal di wilayah Pemerintahan Nagari yang bersangkutan.

(4) Pegawai Negeri yang dipilih atau diangkat menjadi Wali Nagari dibebaskan untuk

sementara waktu dari jabatan organiknya selama menjadi Wali Nagari tanpa kehilangan

hak dan statusnya sebagai Pegawai Negeri.

Pasal 27

Yang berhak memilih Wali Nagari adalah Warga Negara Republik Indonesia yang merupakan

Penduduk Wilayah Pemerintahan Nagari yang bersangkutan, dengan syarat-syarat sebagai

berikut;

a. Penduduk Wilayah Nagari yang bersangkutan secara syah terdaftar sekurang-

kurangnya 6 (enam bulan) dengan tidak terputus-putus;

b. Sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun pada saat pendaftaran dilaksanakan dan atau

telah pernah menikah/kawin;

c. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai

Page 23: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Kekuatan Hukum Pasti.

Pasal 28

(1) Wali Nagari dipilih langsung oleh Penduduk Nagari dari calon yang memenuhi syarat.

(2) Pemilihan Wali Nagari bersifat Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.

(3) Pemilihan Wali Nagari dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan pemilihan.

Bagian Kedua

Tata Cara Pencalonan

Pasal 29

(1) Badan Permusyawaratan Nagari melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon

Wali Nagari;

(2) Untuk pencalonan dan Pemilihan Wali Nagari, Badan Permusyawaratan Nagari

membentuk Panitia Pemilihan yang terdiri unsur Perangkat Pemerintah Nagari,

Pengurus lembaga kemasyarakatan dan tokoh masyarakat.

(3) Panitia Pemilihan terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota, dibentuk serta ditetapkan

dengan Keputusan Badan Permusyawaratan Nagari.

(4) Apabila Panitia Pemilihan dicalonkan sebagai Wali Nagari maka yang bersangkutan

tidak dibenarkan untuk duduk dalam keanggotan Panitia Pemilihan dan digantikan oleh

orang lain.

Page 24: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 30

Panitia Pemilihan Wali Nagari mempunyai tugas sebagai berikut ;

a. Melakukan pendaftaran pemilih untuk selanjutnya disahkan oleh Ketua Panitia

Pemilihan;

b. Melakukan pemeriksaan berkas identitas mengenai calon Wali Nagari berdasarkan

persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan pada Pasal 31 (tiga puluh satu) huruf

c;

c. Melakukan kegiatan teknis pemilihan bakal calon Wali Nagari;

d. Menjadi penanggung jawab penyelenggaraan Pemilihan calon Wali Nagari; dan

e. Membentuk dan Menetapkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)

dan Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Pasal 31

Tata cara Penjaringan dan Penyaringan bakal Calon Wali Nagari adalah sebagai berikut:

a. Bakal Calon Wali Nagari dapat diusulkan oleh anggota Badan Permusyawaratan

Nagari dari masing-masing unsur atau diusulkan oleh kelompok masyarakat, dengan

tata cara dan jadwal yang telah ditentukan;

b. Bakal Calon Wali Nagari yang diusulkan sebagaimana dimaksud poin a, oleh Panitia

Pemilihan dihimpun untuk selanjutnya dilakukan proses penjaringan;

c. Bakal Calon Wali Nagari yang sudah melalui proses penyaringan sebagaimana

dimaksud pada huruf b, untuk penetapannya sebagai Calon yang berhak dipilih harus

melampirkan persyaratan masing-masing dalam rangkap 3 (tiga) sebagai berikut ;

Page 25: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

1. Surat pernyataan beriman kepada Allah SWT;

2. Surat Pernyataan setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah;

3. Foto copy/salinan ijasah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang;

4. Foto copy Akta Kelahiran atau Kartu Tanda Penduduk atau kartu tanda pengenal lainnya;

5. Surat Keterangan Kesehatan yang dikeluarkan oleh Dokter Pemerintah atau Puskesmas;

6. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian Negara Republik Indonesia;

7. Surat Pernyataan tidak pernah di Hukum Penjara karena melakukan Tindak Pidana;

8. Surat Keterangan tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai Kekuatan Hukum yang Tetap;

9. Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Wali Nagari;

10. Surat pernyataan tidak pernah dihukum karena melakukan pelanggaran terhadap adat yang dikeluarkan oleh Kerapatan Adat Nagari setempat;

11. Daftar riwayat hidup;

12. Pas photo ukuran 4 x 6 Cm sebanyak 3 (tiga) lembar dan ukuran 10 R 2 (dua) lembar;

13. Bagi calon Wali Nagari yang berasal dari Pegawai Negeri, selain syarat sebagaimana dimaksud angka 1 sampai angka 13 harus melampirkan izin tertulis dari atasannya yang berwenang; dan

14. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi.

d. Bakal calon yang memenuhi persyaratan sebelum ditetapkan oleh BAMUS NAGARI,

persyaratan tersebut disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk dilakukan

Verifikasi Administrasi;

e. Bakal calon yang telah memenuhi persyaratan dan telah melalui Verifikasi dapat

ditetapkan oleh Badan Permusyawaratan Nagari sebagai calon yang berhak dipilih;

f. Penetapan atau penentuan calon yang berhak dipilih dilaksanakan dalam rapat

Page 26: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

paripurna Badan Permusyawaratan Nagari;

g. Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud pada huruf d, ditetapkan dengan

keputusan Badan Permusyawaratan Nagari dengan jumlah calon sekurang-kurangnya

2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) Orang;

h. Dalam proses penetapan calon dan pemilihan Wali Nagari tidak dibenarkan KKN

(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan jika terbukti maka BAMUS NAGARI dapat

membatalkan calon yang ditetapkan melalui sidang paripurna.

Pasal 32

(1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa Jabatan Wali Nagari,

BAMUS NAGARI telah melaksanakan proses Penjaringan.

(2) Penyaringan bakal calon Wali Nagari yang berhak dipilih dilaksanakan pada hari dan

tempat yang telah ditentukan dalam suatu Rapat yang dipimpin oleh Ketua BAMUS

NAGARI dengan dihadiri oeh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga ) dari jumlah seluruh

anggota BAMUS NAGARI.

(3) Apabila pada saat Rapat Penyaringan bakal calon Wali Nagari sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), jumlah anggota BAMUS NAGARI belum mencapai quorum,

pimpinan rapat mengundurkan rapat paling lama 3 (tiga) jam dengan ketentuan quorum

tetap 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BAMUS NAGARI.

(4) Apabila sampai batas waktu pengunduran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

quorum belum juga tercapai, pelaksanaan rapat penyaringan bakal Calon Wali Nagari

diundur oleh pimpinan rapat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dengan ketentuan

Page 27: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

quorum 1/2 (setengah) jumlah anggota BAMUS NAGARI, dan apabila qourum tidak

tercapai maka rapat diundur selama 1(satu) jam.

(5) Pengunduran rapat bakal calon Wali Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

diumumkan dalam rapat oleh pimpinan dan dituangkan dalam berita acara penundaan

penyaringan.

(6) Apabila qourum sebagaimana dimaksud ayat (4) tidak juga tercapai maka

pelaksanaan rapat diundur 1(satu) jam lagi dan selanjutnya penyaringan bakal calon

Wali Nagari tetap dilaksanakan tanpa memperhatikan quorum.

(7) Quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dapat ditentukan

pada saat perhitungan suara akan dimulai.

Pasal 33

(1) Calon yang berhak dipilih yang telah ditetapkan oleh Badan Permusyawaratan Nagari

tidak dibenarkan mengundurkan diri, dan apabila yang bersangkutan mengundurkan diri

maka secara administrasi dianggap tidak mengundurkan diri

(2) Apabila calon yang berhak dipilih sebagimana dimaksud pada ayat (1) dalam

pemilihan ternyata memperoleh suara terbanyak, perolehan suara terbanyak tersebut

dinyatakan batal.

(3) Atas pembatalan perolehan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka calon

yang berhak dipilih yang mendapatkan dukungan suara terbanyak kedua dinyatakan

sebagai calon terpilih

Pasal 34

Page 28: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(1) Dalam rangka sosialisasi para Calon Wali Nagari yang ditetapkan oleh BAMUS

NAGARI, dapat dilaksanakan kampanye untuk menyampaikan visi dan misi serta

program-programnya.

(2) Biaya penyelenggaran kampanye sebagaimana dimaksud ayat 1 ( satu) berasal dari

calon dan bantuan dari pihak lainnya yang bersifat tidak mengikat serta melaporkannya

kepada panitia pemilihan.

(3) Tata cara, Jadwal dan Lokasi Kampanye ditentukan oleh Panitia Pemilihan dengan

mempedomani Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Bagian Ketiga

Pelaksanaan Pemilihan

Pasal 35

(1) Setelah calon yang berhak dipilih ditetapkan oleh Badan Permusyawaratan Nagari,

maka Panitia Pemilihan melaksanakan rapat untuk menetapkan waktu dan tempat

pelaksanaan pemilihan Wali Nagari.

(2) Panitia Pemilihan memberitahukan kepada masyarakat yang berhak memilih untuk

menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Wali Nagari pada waktu dan tempat

sebagaimana tersebut pada ayat (1)

(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk tertulis atau

dalam bentuk lain dengan syarat bahwa yang berhak memilih dapat mengetahuinya.

Pasal 36

Page 29: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Panitia Pemilihan yang mempunyai hak pilih serta calon yang berhak dipilih dalam pemilihan

Calon Wali Nagari tetap mempunyai hak untuk menggunakan hak pilihnya.

Pasal 37

(1) Seorang Pemilih hanya dapat memberikan suaranya kepada 1(satu) orang calon

yang berhak dipilih.

(2) Seorang Pemilih yang berhalangan hadir karena suatu alasan tidak dapat diwakilkan

dengan cara apapun.

(3) Seorang calon Pemilih yang belum terdaftar dapat melaporkan dirinya kepada

Panitia Pemilihan selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum hari pemilihan dengan

menunjukan identitas diri sebagai penduduk setempat.

Pasal 38

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan, Panitia Pemilihan menyediakan

kelengkapan sebagai berikut :

a. Papan tulis yang memuat nama dan gambar atau photo ukuran 10 R calon yang berhak dipilih;

b. Surat Suara;

c. Kotak Suara berikut kuncinya yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan;

d. Bilik Suara atau tempat khusus tempat pelaksanaan pemberian suara; dan

e. Alat atau kelengkapan lain yang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan.

(2) Bentuk dan model surat suara, kotak suara, bilik suara serta kelengkapan lainnya

Page 30: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 39

Sebelum melakukan pemungutan suara, Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan

memperlihatkan kepada para Pemilih yang hadir bahwa kotak suara dalam keadaan kosong

serta menutupnya kembali, mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang

dibubuhi cap atau stempel Panitia Pemilihan.

Pasal 40

(1) Pemilih yang hadir diberikan selembar surat suara oleh Panitia Pemilihan/KPPS

melalui pemanggilan berdasarkan urutan daftar hadir.

(2) Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa atau meneliti dan apabila surat

suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih berhak meminta ganti surat

suara yang cacat atau rusak tersebut kepada Panitia Pemilihan/KPPS.

Pasal 41

(1) Pemilihan dilaksanakan dalam bilik suara dengan menggunakan alat yang telah

disediakan oleh Panitia Pemilihan/KPPS.

(2) Pemilih yang masuk kedalam bilik suara adalah pemilih yang akan menggunakan hak

pilihnya.

(3) Pemilih yang keliru dalam menggunakan hak pilihnya pada surat suara dapat meminta

Page 31: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

surat suara baru setelah menyerahkan surat suara yang keliru kepada Panitia

Pemilihan/KPPS.

(4) Setelah Pemilih memberikan suaranya dalam bilik suara, Pemilih memasukan surat

suara dalam keadaan terlipat kedalam kotak suara yang disediakan yang disaksikan

oleh panitia pemilihan/KPPS.

(5) Pemilih yang cacat seperti buta, lumpuh dan lain-lain dalam memberikan suaranya

dapat dibantu oleh orang yang dipercayakannya.

Pasal 42

Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Pemilihan/KPPS berkewajiban untuk

mewujudkan pelaksanaan pemungutan suara dengan aman, tertib dan lancar.

Bagian Keempat

Pelaksanaan Penghitungan Suara

Pasal 43

(1) Setelah selesainya pemberian suara, kelompok penyelenggara pemungutan suara

melaksanakan perhitungan suara dihadapan saksi pada lokasi tempat pemungutan

suara.

(2) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Badan

Permusyawaratan Nagari berdasarkan usul tertulis dari masing–masing calon yang

berhak dipilih melalui Panitia Pemilihan.

(3) Setiap lembar surat suara diteliti dan dibaca untuk mengetahui suara yang diberikan

kepada calon yang berhak dipilih serta mencatatnya di papan tulis.

Page 32: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 44

(1) Surat suara dianggap tidak sah apabila :

a. Tidak memakai surat suara yang telah ditentukan;

b. Tidak terdapat tanda tangan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara;

c. Ditandatangani atau membuat tanda yang menunjukan identitas Pemilih;

d. Memberikan suara untuk lebih dari 1 (satu) calon yang berhak dipilih;

e. Dalam memberikan suara atau pilihan tidak tepat pada kolom yang telah disediakan.

(2) Alasan–alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah diumumkan kepada Pemilih

pada saat sebelum pelaksanaan pemilihan.

Bagian kelima

Penetapan Calon Terpilih

Pasal 45

(1) Calon yang berhak dipilih yang memperoleh dukungan suara terbanyak dinyatakan

sebagai calon terpilih.

(2) Apabila calon yang berhak dipilih mendapatkan jumlah dukungan suara yang sama

maka dilaksanakan pemilihan ulang.

(3) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) hanya untuk calon yang

mendapatkan dukungan suara yang sama.

(4) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) dilaksanakan

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) sejak penandatanganan berita acara hasil

pemilihan pertama.

Bagian keenam

Page 33: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Penetapan, Pengesahan, Pelantikan

Dan Pembiayaan

Pasal 46

(1) Calon Wali Nagari yang telah terpilih ditetapkan menjadi Wali Nagari dengan

Keputusan Badan Permusyawaratan Nagari berdasarkan laporan dan Berita Acara

Hasil Pemilihan dari Panitia Pemilihan Wali Nagari.

(2) Wali Nagari yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud ayat (1) oleh Badan

Permusyawaratan Nagari diusulkan kepada Bupati melalui Camat untuk Pengesahan.

(3) Pengesahan Wali Nagari terpilih paling lama 15 (lima belas) hari terhitung dari tanggal

diterimanya hasil pemilihan dari Camat.

Pasal 47

(1) Wali Nagari terpilih dilantik oleh Bupati atau Pejabat lain yang ditunjuk selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya Keputusan Bupati.

(2) Sebelum memangku jabatannya, Wali Nagari yang bersangkutan mengucapkan

sumpah/janji.

(3) Susunan kata–kata sumpah/janji Wali Nagari adalah sebagai berikut :

“ Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Wali Nagari dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara serta melaksanakan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah/adat salingka nagari ; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan Demokrasi dan Undang–Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Nagari, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Page 34: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 48

(1) Pelantikan Wali Nagari dilaksanakan tepat pada akhir masa jabatan Wali Nagari yang

sebelumnya.

(2) Apabila pelaksanaan pelantikan Wali Nagari jatuh pada hari libur, maka pelantikan

dilaksanakan pada hari kerja berikutnya atau sehari sebelum hari libur

(3) Biaya pemilihan dan pelantikan Wali Nagari dibebankan kepada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari, bantuan dari Pemda, dan dana lainnya

yang sah.

Pasal 49

Pelantikan Wali Nagari yang tidak dapat dilaksanakan tepat pada waktunya karena alasan -

alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, dapat ditunda selambat-lambatnya 1 (satu)

bulan sejak tanggal berakhirnya masa jabatan Wali Nagari yang bersangkutan atas

Persetujuan Bupati dengan ketentuan bahwa Wali Nagari yang bersangkutan tetap

melaksanakan tugasnya selama masa penundaan tersebut.

Pasal 50

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 46 (empat puluh enam) berlaku juga bagi Wali

Nagari yang dijabat oleh Penjabat Wali Nagari.

Bagian Ketujuh

Pemberhentian Wali Nagari

Page 35: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 51

(1) Badan Permusyawaratan Nagari memberitahukan kepada Wali Nagari secara tertulis

mengenai akan berakhirnya masa jabatan Wali Nagari 6 (enam) bulan sebelum

berakhirnya masa jabatan Wali Nagari.

(2) Pemberitahuan BAMUS NAGARI sebagaimana dimaksud ayat 1(satu), Wali Nagari

mengajukan permohonan berhenti secara tertulis kepada Badan Permusyawaratan

Nagari.

(3) Tiga bulan sebelum berakhir masa jabatannya, Wali Nagari menyampaikan laporan

keterangan pertanggungjawaban akhir masa jabatan kepada Badan Permusyawaratan

Nagari

(4) Selambat-lambatnya dua bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Wali Nagari,

Badan Permusyawaratan Nagari segera memproses pemilihan Wali Nagari yang baru.

Pasal 52

Wali Nagari diberhentikan oleh Bupati atas usul Badan Permusyawaratan Nagari, karena :

a. Meninggal dunia;

b. Mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri;

c. Tidak lagi memenuhi syarat dan atau melanggar sumpah Wali Nagari;

d. Berakhir masa jabatan dan telah dilantik Wali Nagari yang baru;

e. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku dan atau norma yang hidup dan berkembang dalam

masyarakat Nagari;

Page 36: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

f. Melanggar larangan bagi Wali Nagari sebagaimana dimaksud pada Pasal 14; dan

g. Tidak melaksanakan kewajiban sebagai Wali Nagari.

Pasal 53

(1) Wali Nagari yang melalaikan tugasnya sehingga merugikan Negara atau Daerah dan

Nagari, dikenakan tindakan Administratif berupa teguran, pemberhentian sementara

dan atau pemberhentian oleh Bupati atas usul Badan Permusyawaratan Nagari.

(2) Wali Nagari yang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku atau norma-norma yang hidup dan berkembang

dalam kehidupan masyarakat nagari dapat dikenakan tindakan administratif berupa

teguran, pemberhentian sementara dan atau pemberhentian oleh Bupati atas usul

Badan Permusyawaratan Nagari.

(3) Tindakan Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

dilaksanakan oleh Bupati setelah sebelumnya dilakukan penelitian secara seksama

oleh BAMUS NAGARI, dilakukan pemeriksaan dan evaluasi oleh Bupati, baik diminta

ataupun tidak diminta.

(4) Tindakan administratif berupa teguran atau pemberhentian sementara dan atau

pemberhentian terhadap Wali Nagari dapat dilaksanakan langsung oleh Bupati tanpa

adanya usulan BAMUS NAGARI, apabila setelah pemeriksaan dan evaluasi

dilaksanakan oleh Bupati, Wali Nagari terbukti telah memenuhi maksud Pasal 52 huruf

c, e, f dan g serta Pasal 53 ayat (1) dan (2).

(5) Dalam melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap Wali Nagari sebagaimana yang

dimaksud ayat 3 (tiga), Bupati dapat membentuk Tim Kabupaten.

Page 37: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 54

(1) Apabila Wali Nagari berhalangan dalam pelaksanaan tugas, dapat ditunjuk Sekretaris

Nagari dan apabila Sekretaris Nagari berhalangan dapat ditunjuk Perangkat lainnya,

dan penunjukan tersebut disampaikan secara tertulis kepada Badan Permusyawaratan

Nagari.

(2) Bagi Wali Nagari yang tidak dapat menjalankan tugas, Wewenang dan kewajibannya

karena sakit atau mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugasnya atau karena

alasan lain sampai 6 (enam) bulan berturut-turut maka atas usul Badan

Permusyawaratan Nagari, Sekretaris Nagari atau perangkat lainnya ditetapkan oleh

Bupati untuk menjalankan hak, wewenang dan kewajiban Wali Nagari.

(3) Setelah 6 (enam) bulan berikutnya, Wali Nagari tersebut belum dapat melaksanakan

tugas, wewenang dan tanggung jawab, maka atas usul Badan Permusyawaratan

Nagari serta saran dan pertimbangan Camat, Bupati dapat memberhentikan dengan

hormat Wali Nagari yang bersangkutan dari jabatannya.

(4) Pemberhentian sebagaimana dimaksud ayat 3 (tiga), selanjutnya Bupati dapat

menunjuk Pejabat Wali Nagari berdasarkan usul Camat kepada Bupati dengan

memperhatikan pertimbangan dan saran BAMUS NAGARI.

Pasal 55

(1) Wali Nagari diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BAMUS

NAGARI apabila dinyatakan melakukan Tindak Pidana yang diancam dengan Pidana

penjara paling singkat 5 (lima)tahun berdasarkan Keputusan Pengadilan yang belum

memperoleh Kekuatan Hukum Tetap

Page 38: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(2) Wali Nagari diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BAMUS NAGARI apabila

terbukti melakukan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan

Putusan Pengadilan yang telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap.

Pasal 56

Wali Nagari diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BAMUS NAGARI

karena berstatus sebagai tersangka melakukan Tindak Pidana korupsi, asusila, terorisme,

makar, dan atau Tindak Pidana terhadap Keamanan Negara.

Pasal 57

(1) Wali Nagari yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55

ayat (1) dan Pasal 56, setelah melalui Proses Peradilan ternyata terbukti tidak bersalah

berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap,

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan Putusan Pengadilan, Bupati harus

merehabilitasi dan mengaktifkan kembali Wali Nagari yang bersangkutan sampai akhir

masa jabatannya.

(2) Apabila Wali Nagari yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud ayat (1)

telah berakhir masa jabatannya Bupati hanya merehabilitasi Wali Nagari yang

bersangkutan.

Pasal 58

Apabila Wali Nagari diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pasal 55 ayat (1) dan

pasal 56, Sekretaris Nagari dan atau pejabat lain yang ditunjuk sebagai Penjabat Wali Nagari

untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Wali Nagari.

Page 39: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 59

Apabila Wali Nagari diberhentikan sebagaimana dimaksud Pasal 55 ayat (2) dan Pasal 56,

Bupati mengangkat Penjabat Wali Nagari dengan tugas pokok penyelenggaraan pemilihan

Wali Nagari paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Putusan Pengadilan yang telah

memperoleh Kekuatan Hukum Tetap

Pasal 60

Wali Nagari yang berstatus Pegawai Negeri yang belum berakhir masa jabatannya, tidak

dapat diberhentikan karena alasan bahwa yang bersangkutan memasuki usia pensiun atau

sudah pensiun sebagai Pegawai Negeri.

Pasal 61

Wali Nagari yang berstatus Pegawai Negeri, yang belum berakhir masa jabatannya tidak

dapat dicalonkan dalam jabatan Struktural atau Fungsional atau untuk menjadi calon Wali

Nagari di nagari lain.

Pasal 62

Wali Nagari yang berstatus Pegawai Negeri,yang berhenti atau diberhentikan oleh Bupati

sebagai Wali Nagari dikembalikan ke Instansi induk.

Page 40: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 63

Pedoman dan Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Wali Nagari

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedelapan

Tindakan Penyidikan Terhadap Wali Nagari

Pasal 64

(1) Tindakan penyidikan terhadap Wali Nagari dilaksanakan setelah adanya persetujuan

tertulis dari Bupati.

(2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaiman dimaksud ayat (1) adalah ;

a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;

b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.

(3) Tindakan penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberitahukan secara

tertulis oleh atasan penyidik kepada Bupati paling lama 3 (tiga) hari.

Bagian Kesembilan

Pengangkatan Penjabat Wali Nagari

Pasal 65

(1) Pengangkatan Penjabat Wali Nagari ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul

Camat setelah memperhatikan usulan dan saran Badan Permusyawaratan Nagari.

(2) Penjabat Wali Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Sekretaris Nagari

yang bersangkutan atau Penjabat lain yang ditunjuk.

Page 41: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(3) Masa Jabatan Penjabat Wali Nagari sebagaimana dimaksud ayat (2) selama-lamanya

6 (enam) bulan terhitung mulai tanggal pelantikannya.

(4) Penjabat Wali Nagari diambil sumpah/janjinya dan dilantik oleh Bupati atau pejabat

lain yang ditunjuk.

Pasal 66

Hak, Wewenang dan kewajiban Pejabat Wali Nagari adalah sama dengan hak, wewenang

dan kewajiban Wali Nagari sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.

BAB V

PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS NAGARI)

Bagian Kesatu

Kedudukan, Fungsi, Dan Keanggotaan

Badan Permusyawaratan Nagari

Pasal 67

Badan Permusyawaratan Nagari berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan

Nagari.

Pasal 68

Page 42: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(1) Badan Permusyawaratan Nagari berfungsi menetapkan Peraturan Nagari bersama

Wali Nagari, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

(2) Masa jabatan anggota Badan Permusyawaratan Nagari adalah 6 (enam) tahun dan

dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Pasal 69

Yang dapat dipilih menjadi anggota Badan Permusyawaratan Nagari adalah dari Masyarakat

Nagari dengan syarat sebagai berikut :

a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT;

b. Setia kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;

c. Pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama berijazah;

d. Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun;

e. Sehat jasmani dan rohani;

f. Berkelakuan baik, jujur dan adil;

g. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana;

h. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Putusan Pengadilan yang mempunyai

kekuatan hukum yang tetap;

i. Mengenal daerah serta memahami dan mengamalkan syarak, adat dan Undang serta

dikenal masyarakat setempat; dan

j. Bersedia dicalonkan/diangkat menjadi anggota BAMUS NAGARI.

Page 43: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 70

Jumlah anggota BAMUS NAGARI dalam satu Pemerintahan Nagari ditetapkan dengan

jumlah ganjil, sedikitnya 5 (lima) orang dan sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang, dengan

ketentuan yaitu :

a. Jumlah penduduk s/d 3.000 jiwa, maksimal 7 orang anggota;

b. Jumlah penduduk lebih dari 3.000 s/d 6.000 jiwa, 9 orang anggota; dan

c. Jumlah penduduk lebih dari 6.000 jiwa, 11 orang anggota.

Bagian kedua

Mekanisme Pemilihan Anggota Badan

Permusyawaratan Nagari

Pasal 71

(1) Anggota Badan Permusyawaratan Nagari adalah wakil dari penduduk nagari

bersangkutan yang dipilih dari unsur Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo

Kanduang dan Pemuda yang yang memenuhi syarat serta memperhatikan keterwakilan

wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat .

(2) 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan anggota BAMUS NAGARI, Wali

Nagari memfasilitasi proses pemberhentian anggota BAMUS NAGARI.

(3) Pemilihan anggota BAMUS NAGARI dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan yang

dibentuk dan difasilitasi oleh Pemerintah Nagari.

Page 44: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(4) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) terdiri dari kalangan Niniak

mamak, Alim Ulama, Cadiak pandai, generasi muda dan Bundo kanduang serta

perangkat Nagari yang ditetapkan oleh Wali Nagari dan dilaporkan kepada Bupati

melalui Camat.

Bagian Ketiga

Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Badan

Permusyawaratan Nagari

Pasal 72

(1) Pimpinan Badan Permusyawaratan Nagari terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1(satu)

orang Wakil Ketua dan 1 (satu) orang Sekretaris.

(2) Pimpinan Badan Permusyawaratan Nagari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dipilih dari dan oleh anggota BAMUS NAGARI secara langsung dalam rapat BAMUS

NAGARI yang diadakan secara khusus.

(3) Rapat pemilihan Pimpinan BAMUS NAGARI untuk pertama kalinya dipimpin oleh

anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.

Pasal 73

(1) Anggota BAMUS NAGARI terpilih diajukan oleh Wali Nagari kepada Bupati melalui

Camat untuk disahkan.

Page 45: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(2) Ketua, Wakil Ketua dan anggota BAMUS NAGARI terpilih dilantik oleh Bupati atau

Pejabat lain yang ditunjuk.

(3) Sebelum memangku Jabatan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BAMUS NAGARI,

mengucapkan sumpah/janji sebagai berikut yang berbunyi ;

“ Demi Allah kami bersumpah/berjanji, bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Ketua, Wakil Ketua, Anggota BAMUS NAGARI dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan Adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar negara dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara serta segala Perundang-Undangan yang berlaku bagi Nagari, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia “.

Pasal 74

Tugas dan Kewenangan Badan Permusyawaratan Nagari adalah sebagai berikut :

a. Mengayomi yakni menjaga nilai–nilai syarak dan kelestarian adat istiadat yang hidup

dan berkembang di pemerintahan Nagari yang bersangkutan;

b. Membahas Rancangan Peraturan Nagari bersama Wali Nagari;

c. Melaksanakan pengawasan terhadap Peraturan Nagari dan Peraturan/Keputusan

Wali Nagari;

d. Mengusulkan Pengangkatan dan Pemberhetian Wali Nagari;

e. Membentuk Panitia Pemilihan Wali Nagari;

f. Menggali, menampung, menghimpun dan merumuskan serta menyalurkan aspirasi

masyarakat; dan

g. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Nagari.

Page 46: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 75

Badan Permusyawaratan Nagari mempunyai hak, yaitu ;

a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Nagari;

b. Menyatakan pendapat.

Pasal 76

(1) Anggota Badan Permusyawaratan Nagari mempunyai hak yaitu ;

a. Mengajukan Rancangan Peraturan Nagari;

b. Mengajukan pertanyaan;

c. Menyampaikan usul dan pendapat;

d. Memilih dan dipilih; dan

e. Memperoleh tunjangan.

(2) Anggota Badan Permusyawaratan Nagari mempunyai kewajiban yaitu ;

a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Udang Dasar 1945 dan mentaati segala Praturan Prundang-Udangan;

b. Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari;

c. Mempertahankan dan memelihara Hukum Nasional serta Kutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. Memproses Pemilihan Wali Nagari;

e. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;

f. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat setempat;

g. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.

Pasal 77

Page 47: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(1) Rapat BAMUS NAGARI dipimpin oleh Pimpinan BAMUS NAGARI.

(2) Rapat BAMUS NAGARI sebagaimana dimaksud ayat 1(satu) dinyatakan sah apabila

dihadiri sekurang-kurangnya 1/2 (satu perdua ) dari jumlah anggota BAMUS NAGARI

dan keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak

(3) Dalam hal tertentu rapat BAMUS NAGARI dinyatakan sah apabila dihadiri oleh

sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BAMUS NAGARI, dan

keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 1/2 (satu perdua)

ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BAMUS NAGARI yang hadir

(4) Hasil rapat BAMUS NAGARI ditetapkan dengan Keputusan BAMUS NAGARI dan

dilengkapi dengan Notulen Rapat yang dibuat oleh Sekretaris BAMUS NAGARI.

Bagian Keempat

Kedudukan Keuangan Badan

Permusyawaratan Nagari

Pasal 78

(1) Pimpinan dan anggota BAMUS NAGARI menerima tunjangan sesuai kemampuan

Kuangan Nagari, yang selanjutnya ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Pemerintahan Nagari

(2) Dalam melaksanakan kegiatan BAMUS NAGARI disediakan Biaya Operasional sesuai

kemampuan Keuangan Nagari yang dikelola oleh Sekretaris BAMUS NAGARI, yang

ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan

Nagari.

Bagian Kelima

Page 48: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Larangan Bagi Pimpinan dan Anggota

Badan Permusyawaratan Nagari

Pasal 79

Pimpinan dan Anggota BAMUS NAGARI dilarang untuk ;

a. Menduduki jabatan rangkap sebagai Wali Nagari dan atau Perangkat Pemerintahan

Nagari;

b. Melakukan hal–hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat BAMUS

NAGARI yang bertentangan dengan norma syarak dan adat;

c. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan

mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;

d. Melakukan Korupsi, Kolusi, Nepotisme dan menerima uang, barang dan atau jasa dari

pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

e. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat

berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya sehingga

mengakibatkan kerugian pihak yang dilayani;

f. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan

tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lainnya;

g. Melakukan usaha atau pekerjaan yang biayanya berasal dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Pemerintahan Nagari;

h. Sebagai pelaksana proyek nagari; dan

i. Melanggar sumpah/janji jabatan.

Bagian Keenam

Page 49: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Tata Tertib Badan Permusyawaratan Nagari

Pasal 80

(1) Anggota BAMUS NAGARI secara musyawarah mufakat menetapkan Tata tertib

BAMUS NAGARI.

(2) Apabila musyawarah mufakat tidak dapat dicapai diambil Keputusan dengan suara

terbanyak.

(3) Bentuk dan pedoman dalam pembuatan tata tertib BAMUS NAGARI diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketujuh

Penggantian Pimpinan dan Anggota Badan

Permusyawaratan Nagari

Pasal 81

(1) Penggantian Pimpinan dan Anggota BAMUS NAGARI antar waktu dapat dilakukan

apabila :

a. Meninggal dunia dan berhalangan tetap;

b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;

c. Melanggar sumpah/janji dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku; dan

d. Berhalangan tetap karena sakit lebih dari 6 (enam) bulan tidak bisa melaksanakan tugas.

(2) Penggantian Pimpinan Badan Permusyawaratan Nagari dilaksanakan melalui

Pemilihan dari dan oleh anggota BAMUS NAGARI.

(3) Untuk mengganti anggota BAMUS NAGARI yang berhenti antar waktu sebagaimana

dimaksud dalam ayat 2 (dua) diusulkan beberapa calon untuk dipilih dari unsur anggota

Page 50: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

yang berhenti dan atau wakil wilayah yang bersangkutan.

(4) Tata cara pemilihan anggota BAMUS NAGARI antar waktu lebih lanjut diatur dalam

Tata Tertib BAMUS NAGARI, dengan mempedomi Peraturan Perundangan-Undangan

yang berlaku.

BAB VI

PRODUK HUKUM NAGARI

Pasal 82

(1) Produk Hukum Nagari terdiri dari :

a. Peraturan Nagari;

b. Peraturan Wali Nagari; dan

c. Keputusan Wali Nagari.

(2) Peraturan Nagari ditetapkan oleh Wali Nagari bersama BAMUS NAGARI.

(3) Peraturan Nagari dibentuk dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Nagari.

(4) Peraturan Nagari sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan penjabaran lebih lanjut

dari Peraturan Daerah dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat

Nagari.

(5) Untuk melaksanakan Peraturan Nagari, Wali Nagari menetapkan Peraturan Wali

Nagari dan atau Keputusan Wali Nagari.

(6) Peraturan Nagari, Peraturan Wali Nagari dan Keputusan Wali Nagari sebagaimana

dimaksud ayat (1) dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan atau

Peraturan Perundang-Undangan lebih tinggi.

Pasal 83

Page 51: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(1) Produk Hukum Nagari disampaikan oleh Wali Nagari kepada Bupati melalui Camat

sebagai bahan pembinaan dan pengawasan, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah

ditetapkan.

(2) Bupati dapat membentuk Tim Validasi Produk Hukum Nagari yang diajukan oleh Wali

Nagari.

(3) Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima Produk Hukum Nagari yang diajukan

oleh Wali Nagari, Bupati harus memberikan tanggapan terhadap Produk Hukum Nagari.

(4) Apabila dalam waktu sebagaimana dimaksud ayat (3), Bupati tidak atau belum

memberikan tanggapan maka Peraturan Nagari tersebut dapat dilaksanakan.

(5) Bupati dapat membatalkan Produk Hukum Nagari yang bertentangan dengan

Peraturan Perundang-Undangan lebih tinggi, kepentingan umum dan adat istiadat.

(6) Pembatalan Produk Hukum Nagari sebagaimana dimaksud ayat (5) diberitahukan

kepada Pemerintah Nagari yang bersangkutan dan BAMUS NAGARI dengan

menyebutkan alasan-alasannya.

(7) Bagi Pemerintah Nagari yang tidak dapat menerima pembatalan Produk Hukum

Nagari sebagaimana dimaksud ayat (6), dapat mengajukan keberatan kepada

Pemerintah Daerah.

Pasal 84

Pedoman dan tata cara penyusunan Produk Hukum Nagari diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

Page 52: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

BAB VII

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NAGARI

Pasal 85

(1) Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Nagari disusun Perencanaan

Pembangunan Nagari sebagai satu kesatuan dalam sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten.

(2) Perencanaan pembangunan Nagari sebagimana dimaksud ayat (1) disusun secara

partisipatif oleh Pemerintahan Nagari sesuai dengan kewenangannya dan wajib

melibatkan lembaga kemasyarakatan yang ada di Nagari.

Pasal 86

(1) Perencanaan Pembangunan Nagari sebagaimana dimaksud Pasal 86 (delapan puluh

enam) disusun secara berjangka yang meliputi :

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMN) untuk jangka waktu lima Tahun;

b. Rencana Kerja Pembangunan Nagari (RKPN) merupakan penjabaran dari RPJMN untuk jangka waktu 1 (satu) Tahun

(2) RPJMN sebagaimana dimaksud ayat 1 ( satu ) huruf a ditetapkan dengan Peraturan

Nagari dan RKPN ditetapkan dalam Keputusan Wali Nagari yang berpedoman kepada

Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati

Pasal 87

Page 53: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pedoman dan tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana

Pembangunan Nagari diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII

KEUANGAN PEMERINTAHAN NAGARI

Bagian Kesatu

Sumber Pendapatan dan Kekayaan

Pemerintahan Nagari

Pasal 88

(1) Sumber Pendapatan Pemerintahan Nagari terdiri dari :

a. Pendapatan asli Pemerintahan Nagari meliputi ;

1) Hasil Usaha Pemerintahan Nagari;

2) Hasil Kekayaan Pemerintahan Nagari;

3) Hasil swadaya dan partisipasi/sumbangan masyarakat;

4) Hasil Gotong Royong masyarakat;

5) Retribusi Pemerintahan Nagari;

6) Iuran Pemerintahan Nagari;

7) Lain-lain Pendapatan Asli Pemerintahan Nagari yang sah.

b. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten yang meliputi ;

1) Bagian dari perolehan Pajak dan Retribusi Daerah;

2) Bagian dari Dana Perimbangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh

Pemerintah Kabupaten dalam bentuk Dana Alokasi Umum untuk

Pemerintahan Nagari.

Page 54: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

c. Bantuan dari Pemerintah Pusat serta Propinsi;

d. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat;

e. Pinjaman Pemerintah Nagari.

(2) Sumber Pendapatan Pemerintahan Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari.

(3) Sumber Pendapatan Pemerintahan Nagari yang telah dimiliki dan dikelola oleh

Pemerintahan Nagari tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah atau Pemerintah

Daerah.

(4) Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten yang dialokasikan untuk Pemerintahan Nagari

sedikitnya 10 % (sepuluh perseratus) dan dari Retribusi Kabupaten sebagian

diperuntukan bagi Pemerintahan Nagari.

(5) Bagian dari dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh

kabupaten dialokasikan pada Pemerintahan Nagari sedikitnya 10 % (sepuluh

perseratus) yang pembagiannya untuk setiap Pemerintahan Nagari secara

proporsional.

Pasal 89

(1) Kekayaan Pemerintahan Nagari terdiri dari ;

a. Tanah Kas Pemerintahan Nagari;

b. Pasar Pemerintahan Nagari;

c. Bangunan Pemerintahan Nagari;

d. Objek Rekreasi yang diurus oleh Pemerintahan Nagari;

e. Pemandian umum yang diurus oleh Pemerintahan Nagari;

f. Tempat-tempat pemancingan di sungai;

g. Perairan/pantai yang diurus oleh Pemerintahan Nagari;

Page 55: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

h. Pelelangan ikan yang dikelola oleh Pemerintahan Nagari;

i. Jalan Pemerintahan Nagari;

j. Aset ex Desa yang ada dalam wilayah Pemerintahan Nagari;

k. Lain-lain kekayaan Milik Pemerintahan Nagari.

(2) Pengurusan dan Pengelolaan Kekayaan Pemerintahan Nagari sebagaimana

dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintahan Nagari.

Pasal 90

(1) Sumber Pendapatan Daerah yang berada di Wilayah Pemerintahan Nagari baik Pajak

maupun Restribusi yang sudah dipungut oleh Kabupaten tidak dibenarkan adanya

pungutan tambahan oleh Pemerintah Nagari.

(2) Sumber Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan

kepada Pemerintahan Nagari yang bersangkutan dengan pembagian secara

proporsional dan adil.

Bagian Kedua

Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari

Pasal 91

(1) Untuk meningkatkan Pendapatan Pemerintahan Nagari dapat dibentuk Badan Usaha

Milik Pemerintahan Nagari.

(2) Pembentukan Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari sebagaimana dimaksud ayat

(1) ditetapkan dengan Peraturan Nagari dengan berpedoman kepada Peraturan

Page 56: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Perundang-Undangan.

(3) Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari sebagaimana dimaksud ayat (1) harus

memiliki Badan Hukum.

(4) Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari dapat berkedudukan di wilayah

Pemerintahan Nagari atau diluar wilayah Pemerintahan Nagari.

Pasal 92

(1) Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari dapat dibentuk atas kerja sama dengan

pihak ketiga.

(2) Permodalan badan usaha milik Pemerintahan Nagari dapat berasal dari ;

a. Pemerintahan Nagari;

b. Tabungan masyarakat;

c. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten;

d. Pinjaman dan atau penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan.

(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sepanjang menguntungkan

untuk Pemerintahan Nagari dan tidak merusak keutuhan adat dan syarak di Nagari.

(4) Kegiatan Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari harus sesuai dengan maksud dan

tujuannya serta tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan, ketertiban

umum dan atau kesusilaan.

(5) Jenis Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari dibentuk berdasarkan Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku.

(6) Tata cara dan Pedoman Pembentukan Badan Usaha Milik Pemerintahan Nagari lebih

lanjut diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 57: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Bagian Ketiga

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Pemerintahan Nagari

Pasal 93

(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari terdiri atas bagian

penerimaan/pendapatan dan bagian pengeluaran/belanja.

(2) Bagian pengeluaran/belanja terdiri atas pengeluaran/belanja rutin dan

pengeluaran/belanja pembangunan.

Pasal 94

(1) Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari meliputi

Penyusunan Anggaran, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan, dan Perubahan serta

Perhitungan Anggaran.

(2) Pengelolaan Keuangan dilaksanakan oleh Bendaharawan Pemerintah Nagari yang

diangkat dengan Keputusan Wali Nagari .

Bagian Keempat

Tata Cara Penyusunan Anggaran

Pasal 95

Setiap awal Tahun Anggaran Bupati memberikan Pedoman Penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari kepada Pemerintahan Nagari dengan

Peraturan Bupati.

Page 58: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 96

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari dilaksanakan pada

awal Tahun Anggaran setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

ditetapkan.

Pasal 97

(1) Wali Nagari bersama Badan Permusyawaratan Nagari menetapkan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari setiap Tahun dengan Peraturan Nagari,

selambat-lambatnya satu bulan setelah ditetapkan APBD Kabupaten.

(2) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari terlebih dahulu

dibahas dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nagari.

Bagian Kelima

Perubahan Anggaran

Pasal 98

(1) Apabila terjadi perubahan Anggaran Pendapatan/Penerimaan dan

Pengeluaran/Belanja Pemerintahan Nagari yang telah memperoleh pengesahan,

dilakukan perubahan anggaran dengan Peraturan Nagari.

(2) Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari sepanjang tidak

Page 59: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

menyangkut Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah segera diajukan

kepada Badan Permusyawaratan Nagari dan melaporkan kepada Bupati melalui

Camat.

Bagian Keenam

Pertanggungjawaban Keuangan

Pemerintahan Nagari

Pasal 99

(1) Pertanggung jawaban Pengelolaan Keuangan oleh Wali Nagari dilaksanakan

selambat-lambatnya 3 (tiga bulan ) setelah Tahun Anggaran berakhir.

(2) Pertanggung jawaban sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

sejalan dengan pelaksanaan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban tugas-tugas

Wali Nagari lainnya kepada BAMUS NAGARI dan menyampaikan laporan kepada

Bupati melalui Camat.

BAB IX

KERJA SAMA PEMERINTAHAN NAGARI DAN

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 100

(1) Pemerintahan Nagari dapat mengadakan kerjasama untuk kepentingan Nagari yang

diatur dengan Keputusan Bersama dan dilaporkan pada Bupati melalui Camat.

(2) Kerjasama antar Pemerintahan Nagari dan Pemerintahan Nagari dengan pihak ketiga

sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan Persetujuan BAMUS NAGARI.

Page 60: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

(3) Untuk pelaksanaan Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) dapat

dibentuk Badan Kerjasama.

(4) Bentuk dan Tata Cara Kerjasama Pemerintahan Nagari lebih lanjut diatur dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 101

Kerjasama sebagaimana dimaksud pasal 100 ayat (1) meliputi bidang

a. Peningkatan perekonomian masyarakat Nagari;

b. Peningkatan Pelayanan Pendidikan;

c. Kesehatan;

d. Sosial Budaya;

e. Ketenteraman dan Ketertiban;

f. Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna dengan memperhatikan

kelestarian Lingkungan.

Pasal 102

Bila terjadi Perselisihan antar Nagari dalam Kecamatan, Nagari antar Kecamatan

diselesaikan secara bersama sesuai dengan Pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah

Kabupaten.

Page 61: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

BAB X

HUBUNGAN KERJA PEMERINTAH NAGARI

DENGAN KECAMATAN

Pasal 103

(1) Dalam penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Sosial

Kemasyarakatan oleh Pemerintah Nagari diselenggarakan dibawah Koordinasi Camat.

(2) Penyelenggaraan tugas-tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) berdasarkan

kewenangan yang diberikan Bupati.

BAB XI

LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Pasal 104

(1) Di wilayah Pemerintahan Nagari dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan yang

ditetapkan dengan Peraturan Nagari dengan berpedoman kepada Peraturan

Perundang-Undangan.

(2) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud ayat (1) bertugas membantu

Pemerintahan Nagari dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat dan

pembangunan Nagari.

(3) Susunan dan jumlah pengurus lembaga lainnya di Nagari sebagaimana dimaksud

ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Kemasyarakatan diatur dengan Peraturan

Bupati dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat.

Page 62: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 105

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bagi Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 104, Ayat (1) dan (2), pembiayaannya dapat berasal dari Iuran

Anggota atau Swadaya Masyarakat, bantuan dari Pemerintah Nagari, Pemda Kabupaten,

Pemda Propinsi dan Pemerintah, serta bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

BAB XII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 106

(1) Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan berkewajiban melakukan pembinaan dan

pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari.

(2) Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud ayat (1)

meliputi:

a. Menetapkan pengaturan kewenangan Kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada Pemerintah Nagari;

b. Memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah kabupaten Kepada Pemerintah Nagari;

c. Memberikan pedoman penyusunan Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari;

d. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan;

e. Memberikan pedoman penyusunan Perencanaan Pembangunan Partisipatif;

f. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Pemerintah Nagari;

g. Melakukan Evaluasi dan Pengawasan Peraturan Nagari;

h. Menetapkan Pembiayaan Alokasi Dana Perimbangan untuk Pemerintahan Nagari;

i. Mengawasi pengelolaan Keuangan dan Pendayagunaan Asset Pemerintahan

Page 63: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Nagari;

j. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan Lembaga Kemasyarakatan;

k. Memfasilitasi keberadaan kesatuan Masyarakat Hukum Adat, Nilai Adat Istiadat, lembaga Adat serta Hak-hak trasdisionalnya dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari;

l. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur Pemerintahan Nagari dan Lembaga Kemasyarakatan;

m. Menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Wali Nagari, Perangkat Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari sesuai kondisi dan sosial budaya masyarakat;

n. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan Lembaga Kemasyarakatan;

o. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Wali Nagari sebagaimana diatur dalam Perundang-Undangan;

p. Melakukan upaya-upaya percepatan atau akselarasi Pembangunan Nagari

q. Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:

r. Memfasilitasi Penyusunan Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari;

s. Memfasilitasi Administrasi Tata Pemerintahan Nagari;

t. Memfasilitasi pengelolaan Keuangan dan Pendayagunaan asset Pemerintahan Nagari;

u. Memfasilitasi pelaksanaan urusan Otonomi Daerah kabupaten yang diserahkan kepada Pemerintahan Nagari;

v. Memfasilitasi penerapan dan penegakkan Peraturan Perundang-Undangan;

w. Memfasilitasi pelaksanaan tugas Wali Nagari dan Perangkat Pemerintah Nagari;

x. Memfasilitasi upaya Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum;

y. Memfasilitasi Pelaksanaan Tugas, Fungsi dan Kewajiban Lembaga Kemasyarakatan;

z. Memfasilitasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Partisipatif;

aa. Memfasilitasi Kerjasama antar Pemerintah Nagari dan kerjasama Pemerintah Nagari dengan Pihak Ketiga;

bb. Memfasilitasi Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Nagari;

Page 64: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

cc. Memfasilitasi Kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga;

dd. Memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan; dan

ee. Memfasilitasi koordinasi unit kerja Pemerintahan dalam pengembangan lembaga kemasyarakatan

BAB XIII

TUGAS PEMBANTUAN

Pasal 107

(1) Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten dapat memberikan

tugas pembantuan kepada Pemerintah Nagari yang disertai dengan pemberian sarana,

prasarana dan sumber daya manusia serta pembiayaannya.

(2) Pemerintah Nagari dapat menolak tugas pembantuan bila mana tidak disertai dengan

pemberian sarana, prasarana dan sumber daya manusia serta pembiayaannya.

BAB XIV

KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN)

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi KAN

Pasal 108

Kerapatan Adat Nagari (KAN) berkedudukan sebagai Lembaga Perwakilan Permusyawaratan

dan Pemufakatan adat tertinggi yang telah ada dan diwarisi secara turun temurun sepanjang

adat ditengah-tengah masyarakat Nagari di Sumatera Barat.

Page 65: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 109

Tugas pokok dan Fungsi Kerapatan Adat Nagari disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi

yang telah ada dimasing-masing Nagari.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi Dan Keanggotaan KAN

Pasal 110

Susunan organisasi Kerapatan Adat Nagari disesuaikan dengan susunan yang telah ada dan

hidup ditiap-tiap Nagari

Bagian Ketiga

Pembinaan Dan Hubungan Kerja

Pasal 111

(1) Pembinaan Kerapatan Adat Nagari dilakukan oleh Lembaga Kerapatan Adat Alam

Minangkabau (LKAAM) Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Gubernur,

Bupati/Walikota serta Camat.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dalam bentuk:

a. Pembinaan administrasi dan fasilitasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi KAN;

b. Bantuan Keuangan

(3) KAN sebagai mitra Pemerintahan Nagari, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

saling berkoordinasi dan berkonsultasi.

Page 66: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

BAB XV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 112

(1) Masa Jabatan Wali Nagari dan Dewan Perwakilan Nagari yang ada pada saat ini tetap

berlaku sampai habis masa jabatannya.

(2) Sekretaris Nagari yang ada selama ini yang bukan Pegawai Negeri Sipil tetap

melaksanakan tugas sampai ada kebijakan Pemerintah tentang pengisian formasi

Sekretaris Nagari dari Pegawai Negeri Sipil.

(3) Lembaga Badan Musyawarah Adat dan Syarak Nagari (BMASN) yang selama ini

merupakan kemitraan Pemerintahan Nagari dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya, dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka dengan sendirinya

ditiadakan.

BAB XVI

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 113

(1) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah nomor 17 s/d 24

Tahun 2001 yang mengatur Penyelenggaran Pemerintahan Nagari di Kabupaten Pesisir

Selatan dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai

pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Page 67: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 114

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.

Ditetapkan di Painan

Pada tanggal 26 April 2007

BUPATI PESISIR SELATAN

Ttd

NASRUL ABIT

Diundangkan di Painan

Pada tanggal : 23 Agustus 007.

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

Ttd

Drs. H. A D R I L

Page 68: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

NIP. 010087271.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

TAHUN 2007 NOMOR 8 SERI E.1

PENJELASAN PERATURAN DAERAH

KABUPATEN PESISIR SELATAN

NOMOR : 8 TAHUN 2007

TENTANG

PEMERINTAHAN NAGARI

I. U M U M .

Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari di Kabupaten Pesisir Selatan sebelumnya diatur dengan Peraturan Daerah nomor 17 sampai dengan 24 Tahun 2001 yang didasari dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 09 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari. Dengan terjadinya Perubahan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 menjadi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan direvisi/dirubah dengan Undang-Undang Nomor 08 tahun 2005, yang selanjutnya oleh Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat juga melakukan perubahan Peraturan Daerah Nomor 09 tahun 2000 dengan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari.

Page 69: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Sebagai konsekwensi dari perubahan-perubahan Peraturan yang berlaku diatas dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Nagari di Kabupaten Pesisir Selatan, maka dilakukan perubahan terhadap Peraturan Daerah Nomor 17 sampai dengan 24 tahun 2001 (delapan buah Perda) yang isinya meliputi tentang : 1) Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari, 2) Pembentukan Dewan Perwakilan Nagari, 3) Pembentukan Badan Musyawarah Adat dan Syarak Pemerintahan Nagari, 4) Tata cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Wali Nagari, 5) Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Nagari, 6) Tata Cara Pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Pemerintahan Nagari, 7) Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintahan Nagari, 8) Keuangan Pemerintah Nagari, menjadi 1 (satu) buah Peraturan Daerah yang mengatur tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari di Kabupaten Pesisir Selatan.

Mempedomani pengertian Desa atau yang disebut dengan nama lainnya dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian dirubah dengan Undang-Undang Nomor 08 tahun 2005 dan disesuaikan dengan Perda Propinsi Sumatera Barat Nomor 02 tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Nagari maka Nagari adalah Kesatuan masyarakat Hukum Adat dalam Daerah Propinsi Sumatera Barat yang mempunyai batas-batas wilayah tertentu, mempunyai harta kekayaan tersendiri dan berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dibentuk Pemerintahan Nagari, dimana Pemerintah Daerah dapat memberikan penugasan dan pendelegasian urusan kepemerintahan tertentu. Dengan demikian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Nagari mencakup urusan Pemerintahan yang sudah ada berdasarkan asal usul Nagari, urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada Pemerintahan Nagari, tugas Pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah Kabupaten serta urusan Pemerintah lainnya yang oleh Peraturan Perundang-Undangan diserahkan kepada Pemerintahan Nagari.

Untuk melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Nagari dan dalam rangka peningkatan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat, Pemerintahan Nagari memiliki sumber pendapatan yaitu terdiri dari Pendapatan Asli Nagari, bagi hasil pajak dan retribusi daerah Kabupaten, bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah yang diterima kabupaten, bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.

Wali Nagari dipilih langsung oleh dan dari penduduk nagari yang bersangkutan yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam) tahun dan dapat dipilih

Page 70: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

kembali hanya untuk 1(satu) kali masa jabatan berikutnya.

Dalam rangka perwujudan demokrasi di Nagari dibentuk Badan Permusyawaratan Nagari (BAMUS NAGARI) yang berfungsi menetapkan Peraturan Nagari bersama Wali Nagari, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, dan melakukan pengawasan terhadap Peraturan Nagari. Keanggotaan BAMUS NAGARI berasal dari wakil penduduk yang bersangkutan yang terdiri dari unsur Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan Pemuda yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat, dimana masa jabatan BAMUS NAGARI adalah 6 (enam) tahun dan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1(satu) kali masa jabatan berikutnya.

Dalam Perda Kabupaten Pesisir Selatan nomor 17 s/d 24 Tahun 2001 belum memuat dan mengatur tentang keberadaan Kerapatan Adat Nagari (KAN), dengan mempedomani Perda Propinsi Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Nagari, maka dalam perubahan Perda dimaksud telah memuat dan diatur keberadaan Kerapatan Adat Nagari sebagai mitra Pemerintah Nagari dalam penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan Nagari, yang berfungsi menjaga dan melestarikan adat dalam Nagari.

Sekretaris Nagari sebagai unsur staf yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Wali Nagari mempunyai tugas membantu Wali Nagari dalam melaksanakan tugas pokoknya serta mengkoordinasikan tugas- tugas Kepala Urusan, dimana dengan perubahan Peraturan Perundang-Undang dimaksud maka Sekretaris Nagari diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Ayat (1) s/d (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Tata cara pembentukan, Penggabungan dan Penghapusan kampung-kampung dalam wilayah Pemerintahan Nagari diatur dengan Peraturan Bupati

Ayat (6) s/d (7)

Cukup Jelas

Page 71: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Bagi Pemerintahan Nagari yang telah melaksanakan pembentukan Pemerintahan Nagari, pembentukan atau pemekaran yang dimaksud dapat dilaksanakan setelah 5 (lima) Tahun berjalannya roda Pemerintahan Nagari dengan terpenuhinya ketentuan yang berlaku.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 4

Penentuan/penetapan batas wilayah Pemerintahan Nagari dengan mempedomani batas-batas yang sudah ada atau batas-batas baru yang disepakati secara musyawarah mufakat dari unsur Pemerintahan Nagari, kelembagaan yang ada di nagari dan unsur masyarakat serta Pemerintahan Nagari perbatasan.

Apabila kesepakatan dengan musyawarah mufakat dimaksud tidak bisa tercapai, maka Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menfasilitasi penyelesaian batas wilayah Pemerintahan Nagari.

Apabila upaya fasilitasi penyelesaian/kesepakatan masalah batas wilayah Pemerintahan Nagari tersebut tidak juga bisa tercapai, maka Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan batas wilayah Pemerintahan Nagari yang bersangkutan dengan mempedomani fakta-fakta/dokumen yang ada.

Pasal 5

Pembentukan atau Pemekaran Wilayah Pemerintahan Nagari harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditentukan kecuali atas pertimbangan jarak dari Pusat Pemerintahan, letak secara geografis yang terpisah, pertimbangan asal usul dan kondisi sosial budaya, dsb, dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pemekaran wilayah Pemerintahan Nagari yang bersangkutan dengan jumlah penduduk paling sedikit 1500 jiwa, dan atau 400 KK.

Pasal 6

Ayat (1)

Page 72: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Yang dimaksud dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat adalah usulan perubahan status paling sedikit disetujui 2/3 (dua pertiga) dari masyarakat yang mempunyai hak pilih.

Ayat (2)

Huruf e

Perubahan status Pemerintahan Nagari menjadi Kelurahan tidak mengganggu atau tetap mempertahankan nilai sosial budaya dan adat-istiadat masyarakat.

Ayat (3)

Pengisian Jabatan Lurah dan Perangkatnya diambilkan dari Pegawai Negeri Sipil yang tersedia di Kabupaten dan Kecamatan.

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 6

Ayat (2)

Perubahan Status Pemerintahan Nagari menjadi Kelurahan memperhatikan persyaratan yang telah ditentukan dan Perubahan tersebut dimungkinkan berlaku untuk wilayah Perkotaan di Ibukota Kabupaten

Pasal 7

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan dikelola oleh Kelurahan adalah dalam bidang Perencanaan, Pelaksanaan dan Pemanfaatan dengan melibatkan masyarakat Kelurahan.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 8

Huruf a

Kewenangan berdasarkan hak asal usul Nagari adalah hak untuk mengatur dan megurus kepentingan masyarakat sesuai dengan asal usul, adat istadat yang

Page 73: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

berlaku dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan. Pemerintah Daerah mengidentifikasi jenis kewenangan berdasarkan hak asal-usul yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Huruf b

Pemerintah Kabupaten melakukan identifikasi dan penetapan jenis-jenis kewenangan yang diserahkan pengaturannya kepada Pemerintahan Nagari sesuai dengan bidang-bidang yang telah diatur dengan Peraturan Bupati.

Huruf c dan d

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas.

Pasal 10

Cukup Jelas.

Pasal 11

Cukup Jelas.

Pasal 12

Ayat (1)

Cukup Jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan urusan Pemerintahan adalah pengaturan kehidupan masyarakat sesuai kewenangan Pemerintahan Nagari.

Yang dimaksud dengan urusan Pembangunan adalah pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas umum.

Yang dimaksud dengan urusan kemasyaratakan adalah pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Ayat (3)

Huruf a s/d f

Page 74: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Cukup Jelas

Huruf g

Yang dimaksud dengan mengkoordinasikan pembangunan Nagari secara partisipatif adalah memfasilitasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengembangan dan pelestarian pembangunan di Nagari

Huruf h s/ d i

Cukup Jelas

Pasal 13

Ayat (1)

Huruf a s/d J

Cukup Jelas

Huruf k

Dalam mendamaikan perselisihan masyarakat Wali Nagari berkoordinasi dengan Kecamatan dan dapat bekerja sama dengan Lembaga Adat serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya.

Huruf l s/d o

Cukup Jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari adalah laporan semua kegiatan Pemerintahan Nagari berdasarkan kewenangan yang sudah ada serta tugas-tugas dan bantuan keuangan yang berasal dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten.

Yang dimaksud dengan memberikan keterangan pertanggung jawaban adalah seluruh proses pelaksanaan Peraturan Nagari dan termasuk Anggaran Belanja dan Pendapatan Nagari.

Yang dimaksud dengan mengimformasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada masyarakat adalah memberikan informasi kegiatan yang pokok-pokok.

Ayat (3)

Cukup Jelas

Page 75: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Ayat (4)

Badan Permusyawaratan Nagari dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan atas laporan Keterangan pertanggung jawaban Wali Nagari, tetapi tidak dalam kapasitas menolak atau menerima.

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup Jelas

Pasal 16

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Sekretaris Nagari diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atas nama Bupati atas usul Camat setelah memperhatikan saran dan pendapat Wali Nagari yang bersangkutan

Pasal 20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Page 76: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Huruf a dan b

Cukup jelas

Huruf c

Perangkat Nagari dapat diberhentikan langsung oleh Wali Nagari dan atau atas usul masyarakat Nagari karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan atau norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat nagari.

Huruf d

Cukup Jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26

Ayat (1) s/d (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Wali Nagari yang terpilih harus bertempat tinggal di wilayah Pemerintahan Nagari dengan tujuan untuk adanya konsentrasi/keseriusan dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab serta memudahkan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 27

Cukup Jelas

Page 77: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 28

Cukup Jelas

Pasal 29

Cukup Jelas

Pasal 30

Cukup Jelas

Pasal 31

Cukup Jelas

Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 33

Cukup Jelas

Pasal 34

Cukup Jelas

Pasal 35

Cukup Jelas

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37

Yang dimaksud dengan Identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), SIM, Karpeg bagi PNS, Kartu Anggota bagi TNI/Polri, Kartu keanggotan Organisasi Parpol/LSM/Lembaga Kemasyarakatan atau Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Wali Nagari atau Kepala Kampung bahwa Seorang/calon pemilih tersebut adalah penduduk setempat (Kartu/Surat Keterangan Identitas asli).

Pasal 38

Cukup Jelas

Pasal 39

Cukup Jelas

Page 78: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 40

Cukup Jelas

Pasal 41

Cukup Jelas

Pasal 42

Cukup Jelas

Pasal 43

Cukup Jelas

Pasal 44

Cukup Jelas

Pasal 45

Cukup Jelas

Pasal 46

Cukup Jelas

Pasal 47

Cukup Jelas

Pasal 48

Cukup Jelas

Pasal 49

Cukup Jelas

Pasal 50

Cukup Jelas

Pasal 51

Cukup Jelas

Pasal 52

Wali Nagari diberhentikan atas usul Badan Permusyawaratan Nagari kepada Bupati melalui Camat

Pasal 53

Ayat (1) s/d Ayat (3)

Page 79: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Cukup Jelas

Ayat (4)

Pemeriksaan dan Evaluasi dilaksanakan oleh Bupati melalui Tim Kabupaten dilaksanakan setelah melalui monitoring dan informasi dari kelembagaan/unsur masyarakat di Nagari (tertulis/tidak tertulis), dan sementara BAMUS NAGARI tidak melaksanakan tugas / kewajibannya untuk melakukan pengawasan dan meminta keterangan pertanggungjawaban serta tidak mengusulkan pemberhentian Wali Nagari pada Bupati.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan Tim Kabupaten adalah Tim yang dibentuk oleh Bupati untuk melakukan evaluasi dan pemeriksaan terhadap Wali Nagari yang telah melalaikan tugas dan tanggung jawabnya, melanggar larangan bagi Wali Nagari, pelanggaran/penyimpangan pelaksanaan APBPN dan pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang oleh Wali Nagari, dst.

Pasal 54

Cukup Jelas

Pasal 55

Cukup Jelas

Pasal 56

Cukup Jelas

Pasal 57

Cukup Jelas

Pasal 58

Cukup Jelas

Pasal 59

Cukup Jelas

Pasal 60

Cukup Jelas

Page 80: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 61

Cukup Jelas

Pasal 62

Cukup Jelas

Pasal 63

Cukup Jelas

Pasal 64

Ayat (1) s/d (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Pemberitahuan secara tertulis dapat didahului dengan pemberitahuan lisan melalui alat komunikasi

Pasal 65

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Penjabat lain yang ditunjuk dapat berasal dari Perangkat Nagari lainnya dan atau Aparatur Kecamatan.

Ayat (3) s/d (4)

Cukup Jelas

Pasal 66

Cukup Jelas

Pasal 67

Cukup Jelas

Pasal 68

Cukup Jelas

Page 81: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Pasal 69

Cukup Jelas

Pasal 70

Cukup Jelas

Pasal 71

Cukup Jelas

Pasal 72

Cukup Jelas

Pasal 73

Cukup Jelas

Pasal 74

Cukup Jelas

Pasal 75

Cukup Jelas

Pasal 76

Ayat (1)

Huruf a,b dan c

Anggota BAMUS NAGARI dalam menggunakan haknya, diatur dan sesuai dengan Tata Tertib yang telah ditetapkan BAMUS NAGARI.

Ayat (2)

Huruf a s/d c

Cukup Jelas

Huruf d

Yang dimaksud dengan memproses Pemilihan Wali Nagari adalah membentuk Panitia Pemilihan, Menetapkan Calon Wali Nagari yang berhak dipilih, menetapkan calon Wali Nagari terpilih dan mengusulkan calon Wali Nagari terpilih untuk disahkan menjadi

Page 82: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Wali Nagari.

Huruf e s/d g

Cukup Jelas

Pasal 77

Ayat (1) s/d (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan hal tertentu adalah Rapat BAMUS NAGARI yang akan membahas dan memutuskan kebijakan yang bersifat prinsip dan strategis bagi kepentingan masyarakat Nagari seperti; usul pemberhentian Wali Nagari dan melakukan pinjaman.

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 78

Cukup Jelas

Pasal 79

Cukup Jelas

Pasal 80

Cukup Jelas

Pasal 81

Cukup Jelas

Pasal 82

Dalam hal pembentukan Peraturan Nagari sebelum pembahasan dengan BAMUS NAGARI, Wali Nagari harus melaksanakan konsultasi publik/pembahasan dengan kelembagaan atau unsur masyarakat lainnya yang ada di Nagari.

Pasal 83

Ayat (1)

Cukup Jelas

Page 83: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Ayat (2)

Tim Validasi Produk Hukum Nagari dibentuk oleh Bupati yang bertugas menganalisa dan memberikan saran serta merekomendasikan persetujuan dan atau pembatalan terhadap Produk Hukum Nagari.

Ayat (3) s/d (7)

Cukup Jelas

Pasal 84

Cukup Jelas

Pasal 85

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan partisipatif adalah melibatkan pihak terkait dan lembaga kemasyarakatan yang ada di Nagari dalam Penyusunan Perencananan Pembangunan Nagari.

Pasal 86

Cukup Jelas

Pasal 87

Cukup Jelas

Pasal 88

Ayat (1)

Huruf a

Cukup Jelas

Huruf b dan c

Bantuan dari Pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan Wali Nagari dan Perangkat Nagari. Bantuan dari Propinsi dan Kabupaten digunakan untuk percepatan pembangunan Nagari.

Page 84: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Alokasi dana Perimbangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh kabupaten dan bagi hasil pajak dan retribusi dialokasikan untuk Pemerintahan Nagari secara proposional yang penetapannya dengan Peraturan Bupati.

Huruf d

Yang dimaksud sumbangan dari pihak ketiga dapat berbentuk hadiah, donasi,wakaf dan atau lain-lain sumbangan, dimana pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang.

Huruf e.

Cukup Jelas

Ayat (2) dan (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Dari hasil Pajak Daerah Kabupaten paling sedikit 10 % (sepuluh perseratus) diberikan langsung kepada Pemerintahan Nagari dan retribusi kabupaten sebahagian diperuntukan bagi Pemerintahan Nagari yang dialokasikan secara proporsional dan bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah.

Ayat (5)

Yang dimaksud bahagian dari dana pusat kepada daerah adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam ditambah dana alokasi umum setelah dikurang belanja pegawai.

Pasal 89

Ayat (1)

Harta kekayaan nagari yang sebelumnya dikelola oleh KAN dengan berlakunya Perda ini pengelolaannya dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari.

Asset eks desa yang ada dan dikelola oleh mantan Kepala Desa atau Aparat Desa seperti Tanah Kas Desa, Kantor Kepala Desa, Inventaris

Page 85: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Kantor, dan sebagainya diserahkan dan dikelola oleh Pemerintahan Nagari.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 90

Cukup Jelas

Pasal 91

Ayat (1) dan (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Yang tergolong badan hukum dapat berupa lembaga bisnis yaitu unit usaha yang kepemilikan sahamnya berasal dari Pemerintah Nagari seperti usaha kecil dan menengah, lembaga keuangan mikro di nagari ( Usaha Ekonomi Simpan Pinjam, Badan Kredit Nagari, Lembaga Simpan Pinjam Berbasis Masyarakat, Lumbung Pitih Nagari dan sebagainya).

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 92

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan permodalan dari Pemerintahan Nagari adalah penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Nagari dari kekayaan Pemerintah Nagari yang dipisahkan.

Huruf b,c,d

Page 86: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Cukup Jelas

Ayat (3) sd (6)

Cukup Jelas

Pasal 93

Cukup Jelas

Pasal 94

Cukup Jelas

Pasal 95

Cukup Jelas

Pasal 96

Cukup Jelas

Pasal 97

Cukup Jelas

Pasal 98

Cukup Jelas

Pasal 99

Bagi Wali Nagari yang tidak/belum menyampaikan LKPJ paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Tahun Anggaran berakhir, Bupati dapat memberikan sanksi berupa : 1) teguran lisan 2) teguran tertulis dan 3) menunda realisasi DAUN dan bantuan keuangan lainnya kepada Pemerintahan Nagari.

Pasal 100

Ayat (1)

Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan dengan membentuk perjanjian bersama atau membentuk peraturan bersama.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Pembentukan badan kerjasama disesuaikan dengan kebutuhan dan

Page 87: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

memperhatikan cakupan objek kerjasama, pembiayaan atau kompleksitas jenis kegiatan

Pasal 101

Cukup Jelas

Pasal 102

Cukup Jelas

Pasal 103

Cukup Jelas

Pasal 104

Ayat (1)

Lembaga kemasyarakatan dalam ketentuan ini seperti LPMN, MUIN, Ikatan Cendekiawan Nagari, Majelis Ta’lim, Ikatan Pemuda, PKK, dan lain sebagainya, kecuali KAN.

Yang dimaksud dapat dibentuk adalah didasarkan atas pertimbangan bahwa lembaga tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maksud dan tujuan jelas, dan kegiatannya tidak tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada.

Ayat (2), (3), dan (4)

Cukup Jelas

Pasal 105

Cukup Jelas

Pasal 106

Cukup Jelas

Pasal 107

Page 88: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 8 TAHUN ... · PDF fileditindaklanjuti dengan perubahan Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 17 s/d 24 Tahun ... 7. 8 Peraturan

Cukup Jelas

Pasal 108

Cukup Jelas

Pasal 109

Cukup Jelas

Pasal 110

Cukup Jelas

Pasal 111

Cukup Jelas

Pasal 112

Cukup Jelas

Pasal 113

Cukup Jelas

Pasal 114

Cukup Jelas