Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten...

44
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAHAT TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Lahat dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu disusun rencana tata ruang wilayah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha; c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka perlu penjabaran ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat Tahun 2012- 2032 Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725;

description

.

Transcript of Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten...

Page 1: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHATNOMOR 11 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAHKABUPATEN LAHAT TAHUN 2012-2032

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAHAT,

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Lahatdengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasilguna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangkameningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan,berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 perlu disusun rencana tata ruang wilayah;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antarsektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayahmerupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakanpemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka perlupenjabaran ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerahtentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang PembentukanDaerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725;

Page 2: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana TataRuang Pulau Sumatera.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 47 Tahun 2012 tentangPedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana TataRuang Wilayah Provinsi dan Kabupaten / Kota.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana TataRuang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4833);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentangPenyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5103);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk danTata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

12.Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 14 Tahun 2008 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten LahatTahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2008Nomor 14);

13.Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 7 Tahun 2009 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lahat Tahun2009-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Lahat Tahun2009 Nomor 7);

14.Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 26 Tahun 2008 tentangUrusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan PemerintahKabupaten Lahat (Lembaran Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2008Nomor 26;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAHAT

dan

BUPATI LAHAT

Page 3: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANGKABUPATEN LAHAT TAHUN 2012-2032

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

2. Provinsi adalah Provinsi Sumatera Selatan.

3. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

4. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Selatan.

5. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lahat.

6. Kabupaten adalah Kabupaten Lahat

7. Bupati adalah Bupati Lahat.

8. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Lahat.

9. Ruang adalah wadah yang terdiri atas ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia danmakhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

10.Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

11.Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

12.Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringanprasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomimasyarakat yang secara hirarki memiliki hubungan fungsional.

13.Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang terdiri atasperuntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

14.Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

15.Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang terdiri atas pengaturan,pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

16.Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruangmelalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, danpengendalian pemanfaatan ruang.

17.Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruangdapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

18.Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruangsesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan programbeserta pembiayaannya.

19.Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

20.Ketentuan perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintahdaerah kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihaksebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakanpembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telahdisusun dan ditetapkan.

Page 4: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

21.Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yangmelakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tataruang yang berlaku.

22.Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat yang selanjutnya disingkat RTRWKabupaten adalah rencana struktur tata ruang wilayah yang mengatur struktur danpola ruang wilayah Kabupaten Lahat.

23.RTRWN adalah singkatan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

24.RTRWP adalah singkatan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi SumateraSelatan.

25.Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurterkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratifdan/atau aspek fungsional.

26.Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

27.Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungikelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber dayabuatan, dan nilai sejarah dan budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yangberkelanjutan.

28.Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untukdibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber dayamanusia, dan sumber daya buatan.

29.Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukanpertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dankegiatan ekonomi.

30.Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yangpenggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuhsecara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

31.Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungaibuatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untukmempertahankan kelestarian fungsi sungai.

32.Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagaitempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,dan kegiatan ekonomi.

33.Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruang diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatannegara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/ataulingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

34.Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadapekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

35.Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadapekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

36.Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun ataudidirikan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

37.Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yangdigunakan untuk kepentingan pertahanan.

38.Konservasi adalah pengelolaan pemanfaatan oleh manusia terhadap biosfersehingga dapat menghasilkan manfaat berkelanjutan yang terbesar kepada generasisekarang sementara mempertahankan potensinya untuk memenuhi kebutuhan danaspirasi generasi akan datang (suatu variasi defenisi pembangunan berkelanjutan).

Page 5: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

39.Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatuwilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapidampak buruk bahaya tertentu.

40.Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaanyang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapakabupaten/kota.

41.Pusat Kawasan Lingkungan yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasanperkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapakecamatan.

42.Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasanperkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapadesa.

43.Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusatpermukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

44.PKLp adalah singkatan dari Pusat Kegiatan Lokal promosi;

45.PPKp adalah singkatan dari Pusat Pelayanan Kawasan promosi;

46.PPLp adalah singkatan dari Pusat Pelayanan Lingkungan promosi;

47.PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap;

48.DI adalah singkatan dari Daerah Irigasi;

49. IPAM adalah singkatan dari Pengolahan Air Minum;

50.TPS adalah singkatan dari Tempat Pembuangan Sementara sampah;

51.Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawahpermukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,jalan lori, dan jalan kabel;

52.Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus yangmemberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasanperkotaan.

53.Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan perananpelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasanperkotaan.

54.Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.

55.Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukumadat atau badan hukum.

56.Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tataruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

57. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatanpemanfaatan ruang di Kabupaten Lahat.

58.Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRDadalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaanUndang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di KabupatenLahat dan mempunyai fungsi membantu tugas Bupati dalam koordinasi penataanruang di daerah.

59.Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, danmakhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhikelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hiduplainnya.

Page 6: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

BAB II

FUNGSI DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) RTRW Kabupaten berfungsi sebagai arahan struktur dan pola ruang, pemanfaatansumberdaya, dan pembangunan daerah serta penyelaras kebijakan penataan ruangNasional, Provinsi, dan Kabupaten. RTRW Kabupaten juga berfungsi sebagaipedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupatendan pedoman penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten;

(2) Kedudukan RTRW Kabupaten adalah:a. sebagai dasar pertimbangan dalam menyusun tata ruang nasional; penyelaras

bagi kebijakan penataan ruang provinsi; dan pedoman bagi pelaksanaanperencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang diKabupaten Lahat; dan

b. sebagai dasar pertimbangan dalam penyelarasan penataan ruang antar wilayahlain yang berbatasan; dan kebijakan pemanfaatan ruang Kabupaten, lintaskecamatan, dan lintas ekosistem.

BAB III

LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN DAN MUATAN RTRW KABUPATEN

Pasal 3

(1) Wilayah Kabupaten Lahat terdiri atas 22 (dua puluh dua) kecamatan dengan luaswilayah kurang lebih 5.398,3 Km2 atau 539.74 hektar.

(2) Batas wilayah Kabupaten terdiri atas :

a. sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten MusiRawas;

b. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim;

c. sebelah selatan berbatasan dengan Kota Pagar Alam dan Kabupaten MuaraEnim; dan

d. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang, Kota Pagar Alamdan Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu.

(3) Lingkup wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Kecamatan Lahat;

b. Kecamatan Gumay Talang;

c. Kecamatan PSEKSU;

d. Kecamatan Kikim Timur;

e. Kecamatan Kikim Tengah;

f. Kecamatan Kikim Selatan;

g. Kecamatan Kikim Barat;

h. Kecamatan Merapi Barat;

i. Kecamatan Merapi Timur;

j. Kecamatan Pulau Pinang;

k. Kecamatan Pagar Gunung;

Page 7: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

l. Kecamatan Kota Agung;

m.Kecamatan Mulak Ulu;

n. Kecamatan Tanjung Sakti PUMI;

o. Kecamatan Tanjung Sakti PUMU;

p. Kecamatan Pajar Bulan;

q. Kecamatan Jarai;

r. Kecamatan Merapi Selatan;

s. Kecamatan Gumay Ulu;

t. Kecamatan Tanjung Tebat;

u. Kecamatan Muara Payang; dan

v. Kecamatan Sukamerindu.

Pasal 4

Ruang lingkup dan muatan RTRW Kabupaten terdiri atas:

a. tujuan, kebijakan dan strategi tata ruang wilayah;

b. rencana struktur ruang wilayah;

c. rencana pola ruang wilayah;

d. penetapan kawasan strategis;

e. arahan pemanfaatan ruang wilayah;

f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah; dan

g. hak, kewajiban dan peran masyarakat.

BAB IV

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Pasal 5

Penataan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat bertujuan untuk mewujudkan ruangwilayah yang produktif sesuai dengan potensinya terutama disektor pertambangan sertapertanian dengan tetap memperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan dalamrangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Pasal 6

(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ditetapkan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten.

(2) Kebijakan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomiwilayah yang merata dan berhierarki;

b. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruhwilayah kabupaten;

c. pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten yang telah ditetapkan dalamRTRWN dan RTRWP dan menambah kawasan lindung dalam kewenanganKabupaten;

Page 8: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

d. pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melaluipengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan,pariwisata, dan industri;

e. perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke kawasanbukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentinganpembangunan Kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku; dan

f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Pasal 7

(1) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2) huruf a, terdiri atas :

a. mengembangkan satu pusat kegiatan utama wilayah kabupaten (PKW) sesuaiarahan RTRWN dan mempromosikan pusat utama lainnya sesuai denganpotensinya;

b. menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai PPK pada masing-masingkecamatan;

c. menetapkan pusat kegiatan/pusat permukiman yang memiliki wilayah layananantar desa dan atau lebih dari satu desa sebagai PPL, selain yang telahditetapkan sebagai PPK; dan

d. menetapkan pusat permukiman yang memiliki tingkat layanan mendekati pusatkegiatan di atasnya, dipromosikan menjadi pusat kegiatan di atasnya yaitu PKLp,PPKp atau PPLp.

(2) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2) huruf b, terdiri atas :

a. peningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduanpelayanan transportasi darat;

b. pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi/kawasan perdesaan;

c. peningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan takterbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaantenaga listrik;

d. peningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistemjaringan sumber daya air; dan pengembangan sistem pengairan pada sektorpertanian; dan

e. peningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, sertamewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi yang optimal.

(3) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2) huruf c terdiri atas:

a. mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan sesuai RTRWN danRTRWP;

b. mengembalikan fungsi lindung untuk kawasan lindung yang telah ditetapkanpada RTRWN dan RTRWP yang telah mengalami perubahan pemanfaatan nonlindung, sepanjang syarat dan ketentuan sebagai kawasan lindung terpenuhisesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. menyediakan Ruang Terbuka Hijau minimal 30 (tiga puluh) persen dari kawasanfungsional perkotaan serta mendorong masyarakat untuk menanam pohon;

d. mempertahankan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air konservasiuntuk perlindungan setempat; dan

e. mengendalikan kegiatan-kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi kawasanlindung

Page 9: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(4) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2) huruf d terdiri atas:

a. mengembangkan kawasan budidaya pertanian didasarkan pada hasil analisiskesesuaian lahan untuk berbagai kegiatan budidaya pertanian sertamemperhatikan adanya produk-produk rencana sektoral serta penggunaan lahanyang ada. Secara umum pengembangan kawasan budidaya pertanian diarahkanuntuk mengakomodasi kegiatan sektor pertanian Provinsi Sumsel melaluiintensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian;

b. mengembangkan kawasan budidaya perkebunan diarahkan untukpengembangan ekonomi produktif wilayah yang memiliki daya dongkrak tinggiterhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah;

c. mengembangkan kawasan pariwisata diarahkan untuk peningkatan kenyamananhidup masyarakat sekaligus menjadi bagian pengembangan ekonomi produktifwilayah yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi produktif di dalam kawasanwisata maupun wilayah yang lebih luas dalam wilayah kabupaten;

d. mengembangkan kawasan peruntukan industri diarahkan untuk industripengelolaan potensi sumber daya alam untuk peningkatan nilai tambah danproduktifitas wilayah, secara berkelanjutan;

e. mengembangkan kawasan permukiman diarahkan untuk mendukungpengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebarsebagaimana Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten;

f. mengembangkan Kawasan budidaya kehutanan diarahkan untuk dapatmenstimulai kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan danpeningkatan produktivitas wilayah kabupaten pada sektor kehutanan; dan

g. mengembangkan kawasan pertambangan untuk pengelolaan potensi sumberdaya alam secara berimbang dan berkelanjutan dengan memprioritaskan aspekkeseimbangan ekosistem dan pelestarian lingkungan hidup.

(5) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat2 huruf e terdiri atas:

a. menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam kawasan budidaya diKabupaten Lahat, sebagaimana dalam RTRWP yang telah disetujui oleh MenteriKehutanan;

b. mewujudkan pengelolaan kawasan yang telah disetujui Menteri Kehutanansebagai kawasan yang dilepaskan statusnya dari kawasan hutan, sebesar-besarnya untuk pengembangan ekonomi produktif masyarakat berbasispertanian, perkebunan, pariwisata dan industri;

c. melakukan pengendalian kegiatan terhadap kawasan yang telah ditetapkanstatusnya dari kawasan hutan agar tidak meluasnya konversi lahan padakawasan sekitar yang statusnya masih termasuk dalam kawasan hutan, baikKawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam maupun Hutan Lindung.

(6) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2) huruf f terdiri atas:

a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasanpertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangundisekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga;dan

d. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

Page 10: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

BAB V

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Pusat Pelayanan

Pasal 8

(1) Rencana sistem pusat perkotaan wilayah yang terdiri atas:

a. PKW;

b. PKLp;

c. PPK; dan

d. PPL.

(2) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu kawasan perkotaan Lahatdi Kecamatan Lahat.

(3) PKLp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. kawasan perkotaan Bunga Mas di Kecamatan Kikim Timur;

b. kawasan perkotaan Jarai di Kecamatan Jarai;

c. kawasan perkotaan Merapi di Kecamatan Merapi Barat;

d. kawasan perkotaan Kota Agung di Kecamatan Kota Agung; dan

e. kawasan perkotaan Pajar Bulan di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI.

(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:

a. kawasan perkotaan Pagar Jati Kecamatan Kikim Selatan;

b. kawasan perkotaan Simpang Tigo Pomo Kecamatan Tanjung Sakti PUMU;

c. kawasan perkotaan Perangai Kecamatan Merapi Selatan; dan

d. kawasan perkotaan Tanjung Tebat Kecamatan Tanjung Tebat.

(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:

a. Kecamatan Gumay Talang;

b. Kecamatan Kikim Barat;

c. Kecamatan Kikim Tengah;

d. Kecamatan Pajar Bulan;

e. Kecamatan PSEKSU;

f. Kecamatan Pagar Gunung;

g. Kecamatan Mulak Ulu;

h. Kecamatan Merapi Timur;

i. Kecamatan Pulau Pinang;

j. Kecamatan Gumay Ulu;

k. Kecamatan Muara Payang; dan

l. Kecamatan Sukamerindu.

Page 11: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Bagian Kedua

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Paragraf 1

Sistem Jaringan Transportasi

Pasal 9

(1) Sistem jaringan transportasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauanpelayanan pergerakan orang , barang dan jasa serta memfungsikannya sebagaikatalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

(2) Rencana sistem jaringan jalan transportasia. sistem jaringan transportasi darat;b. sistem jaringan perkeretaapian; danc. sistem transportasi udara;

Pasal 10

(1) Rencana sistem jaringan jalan transportasi darat yang merupakan jalan arteri primerterdiri atasi:

a. ruas batas Kabupaten – Lebuai Bandung;

b. ruas Lebuai Bandung – Merapi;

c. ruas Merapi – Lahat;

d. ruas Lahat – Sukarame;

e. ruas Sukarame – Bungamas;

f. ruas Bungamas – Tanjung Aur;

g. ruas Tanjung Aur – Saung Naga; Dan

h. ruas Saung Naga – Batas Kabupaten.

(2) Rencana sistem jaringan jalan transportasi darat yang merupakan jalan jalankolektor primer terdiri atas:

a. ruas Lahat – Kedaton;

b. ruas Karang Agung – Muara Tiga;

c. ruas Kedaton – Air Dingin Lama;

d. ruas Air Dingin Lama – Kota Agung;

e. ruas Air Dingin Lama – Perbatasan Kabupaten;

f. ruas Muara Tiga – Kota Agung;

g. ruas Muara Tiga – Perbatasan Kabupaten; Dan

h. ruas Lahat – Sukarame.

(3) Rencana sistem jaringan jalan transportasi darat yang merupakan jalan lokal primerterdiri atas:

a. ruas jalan dalam kota lahat

b. ruas Kedaton – Karang Agung;

c. ruas jalan Manggul – Senabing;

d. ruas jalan Talang Mangkurat – Simpang SP III;

e. ruas jalan Banjar Negara – Kerung;

f. ruas jalan Air Lingkar – Talang Perangai; dan

g. ruas jalan Telatang – Perangai.

Page 12: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(4) Rencana Sistem jaringan jalan tol/bebas hambatan yang menghubungkan Kotabumi-Baturaja-Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau-Sarolangun.

Pasal 11

(1) Rencana pengembangan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan yang merupakanpengembangan terminal penumpang tipe A terletak di Kecamatan Lahat.

(2) Rencana pengembangan terminal penumpang tipe B di Desa Jati Kecamatan PulauPinang.

(3) Rencana pengembangan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan yang merupakanpengembangan terminal penumpang tipe C terletak di desa Tanjung Aur KecamatanKikim Tengah, Kecamatan Kota Agung, desa Tanjung Sakti Kecamatan TanjungSakti PUMI, Kecamatan Jarai dan di desa Merapi Kecamatan Merapi Barat.

Pasal 12

(1) Rencana pengembangan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan angkutan antarpedesaan terdiri atas:

a. Lahat – Kikim;

b. Lahat – Pagar Gunung;

c. Lahat – Muara Lawai;

d. Lahat – Kota Agung;

e. Lahat – Perangai; dan

f. Lahat – Talang Sawah.

(2) Rencana pengembangan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan angkutan antarKota:

a. Lahat – Muara Siban;

b. Lahat – Lembayung;

c. Lahat – Bandar Agung; dan

d. Lahat – PGA – Perumnas.

(3) Rencana pengembangan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan angkutan antarKota/Kabupaten;

a. Lahat – Palembang;

b. Lahat – Pagar Alam; dan

c. Lahat – Tebing Tinggi

Pasal 13

(1) Rencana sistem jaringan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)huruf b, jalur kereta api internal terdiri atas:

a. pembangunan jalur ganda Lahat - Patratani (Kab. Ogan Ilir)- Tanjung Api-api; dan

b. perkuatan jalur ganda Lahat - Lubuk Linggau

(2) Rencana sistem jaringan jalur kereta api regional terdiri atas:

a. pembangunan jalur ganda Lahat – Muara Belida (dermaga);

b. rehabilitasi jalur Lahat - Lubuk Linggau; dan

Page 13: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

c. peningkatan spoor emplasemen lintas Muara Enim – Lahat.

(3) Pengembangan prasarana sinyal kereta (railroad signal) dari sistem mekanik kesistem elektrik dengan jaringan fiber optics/FO terdiri atas:

a. Lahat – Prabumulih; dan

b. Lahat – Lubuk Linggau.

Pasal 14

Rencana pengembangan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat2 huruf c, meliputi pengembangan bandar udara yang berlokasi di desa TanjungMenang Kecamatan Tanjung Tebat yang akan dikembangkan sebagai bandar udaraperintis.

Paragraf 2

Rencana Sistem Jaringan Energi

Pasal 15

(1) Sistem jaringan energi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi masa datangdalam jumlah yang memadai dan dalam upaya menyediakan akses berbagai macamjenis energi bagi segala lapisan masyarakat.

(2) Rencana pembangkit tenaga listrik meliputi :

a. pengembangan PLTU Mulut Tambang di Desa Banjar Sari Kecamatan MerapiTimur dan Desa Kebur Kecamatan Merapi Barat;

b. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di KecamatanTanjung Sakti PUMI dan Desa Tunggul Bute Kecamatan Kota Agung

c. Pengembangan PLTMH di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, PUMU, KecamatanKota Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Kecamatan Pulau Pinang dan KecamatanGumay Ulu; dan

d. Pengembangan Gardu Induk Lahat.

(3) Rencana pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik. dengan menggunakanjaringan kabel mengikuti pola jaringan jalan dan peletakan bangunan yang meliputi :a. jaringan transmisi tenaga listrik 275 kV Lahat – Lubuk Linggau;b. jaringan transmisi tenaga listrik 275 kV Lahat – Muara Enim; danc. jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV antara Lahat – PLTP Lumut Balai, Lahat –

PLTU Keban Agung, Lahat – PLTU Simpang Belimbing, dan Lahat – Pagar Alam.

(4) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan jaringan prasarana energisebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 3

Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 16

(1) Sistem jaringan telekomunikasi dan informatika bertujuan untuk meningkatkanaksesibilitas masyarakat dan dunia usaha terhadap layanan telekomunikasi

(2) Pengembangan jaringan prasarana telekomunikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi :

Page 14: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

a. pengembangan jaringan kabel mikro analog dan digital sebagai bagian darisistem telekomunikasi nasional, yaitu interkoneksi Provinsi Sumatra Selatan danKabupaten Lahat;

b. pembangunan jaringan telepon kabel (terestrial) yang menjangkau seluruh pusatkota kecamatan;

c. pembangunan layanan internet di ibukota Kabupaten Lahat; dan

d. pembangunan serat optik yang menghubungkan setiap kantor pemerintahandengan kawasan strategis lainnya serta ibukota Kabupaten Lahat dengan ibukotakabupaten lainnya.

Paragraf 4

Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 17

(1) Sistem jaringan sumber daya air bertujuan untuk memberikan akses secara adilkepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan air agar dapat berperikehidupanyang sehat, bersih, dan produktif.

(2) Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. wilayah sungai;b. jaringan irigasi;c. prasarana air baku untuk air bersih; dan

Pasal 18

(1) Pengembangan wilayah sungai disusun berdasarkan wilayah sungai yang ada diKabupaten Lahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a, terdiriatas:a. sungai Lematang;b. sungai Air Mulak;c. sungai Endikat;d. sungai Kikim;e. sungai Lingsing ;f. sungai Pangi;g. sungai Serelo;h. sungai Air Keruh; dani. sungai Selangis.

(2) Pengembangan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)huruf b terdiri atas :a. DI untuk mendukung kawasan sentra produksi pertanian yang dilaksanakan

sesuai dengan kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintahkabupaten meliputi :1. DI kewenanganan pemerintah terdiri atas :

a) DI Air Mulak dengan luas 3.500 (tiga ribu lima ratus) Ha;b) DI Masam Bulau dengan luas 3.000 (tiga ribu) Ha;

2. DI kewenangan provinsi terdiri atas:a) DI Air Merendang dengan luas 1.300 (seribu tiga ratus) Ha;b) DI Tebing Panjang dengan luas 1.174 (seribu seratus tujuh puluh empat)

Ha; danc) DI Air Pangi dengan luas 1.000 (seribu) Ha.

3. DI kewenangan kabupaten terdiri atas:a) DI Air Betung Besar dengan luas 400 (empat ratus) Ha;b) DI Air Betung Kecil dengan luas 458 (empat ratus lima puluh delapan) Ha;c) DI Air Dingin dengan luas 245 (dua ratus empat puluh lima) Ha;d) DI Air Gohong dengan luas 616 (enam ratus enam belas) Ha;e) DI Air Lematang II dengan luas 208 (dua ratus delapan) Ha;

Page 15: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

f) DI. Air Lim dengan luas 75 (tujuh puluh lima) Ha;g) DI Air Lingkar dengan luas 150 (seratus lima puluh) Ha;h) DI Air Manna I dengan luas 310 (tiga ratus sepuluh) Ha;i) DI Air Manna II dengan luas 94 (sembilan puluh empat) Ha;j) DI. Air Mengkenang dengan lus 150 (seratus lima puluh) Ha;k) DI Air Nibung Tanjung Bay dengan luas 300 (tiga ratus) Ha;l) DI Air Pagar Ruyung dengan luas 150 (seratus lima puluh) Ha;m) DI Air Payang dengan luas 274 (dua ratus tujuh puluh empat) Ha;n) DI Air Resam dengan luas 216 (dua ratus enam belas) Ha;o) DI Air Saling dengan luas 144 (seratus empat puluh empat) Ha;p) DI Air Segoreng dengan luas 450 (emapt ratus lima puluh) Ha;q) DI Air Selepah dengan luas 150 (seratus lima puluh) Ha;r) DI Air Temiang dengan luas 120 (seratus dua puluh) Ha;s) DI Batu Sarau dengan luas 420 (empat ratus dua puluh) Ha;t) DI Gelung Sakti dengan luas 245 (dua ratus empat puluh lima) Ha;u) DI Kebon Jati dengan luas 100 (seratus) Ha;v) DI Kelampaian dengan luas 120 (seratus dua puluh) Ha;w) DI Lesung Batu dengan luas 125 (seratus dua puluh lima) Ha;x) DI. Lubuk Sepang dengan luas 214 (dua ratus empat belas) Ha;y) DI Muara Payang dengan luas 125 (seratus dua puluh lima) Ha;z) DI Nibung Br. Indah dengan luas 578 (lima ratus tujuh puluh delapan) Ha;aa)DI Pandan Arang dengan luas 250 (dua ratus lim puluh) Ha;bb)DI Perangai dengan luas 143 (seratus empat puluh tiga) Ha;cc) DI Renah Ubar dengan luas 350 (tiga ratus lima puluh) Ha;dd)DI Tanjung Alam dengan luas 75 (tujuh puluh lima) Ha;ee)DI Tanjung Aur dengan luas 750 (tujuh ratus lima puluh) Ha;ff) DI Tanjung Jati dengan luas 230 (dua ratus tiga puluh) Ha;gg)DI Tanjung Ning dengan luas 655 (enam ratus lima puluh lima) Ha;hh)DI Tebat Besar Lintang dengan luas 75 (tujuh puluh lima) Ha;ii) DI Air Dendan dengan luas 35 (tiga puluh lima) Ha; danjj) DI Air Sadan dengan luas 30 (tiga puluh) Ha.

b. rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan jaringan irigasi yang ada;c. pendayagunaan potensi jaringan sumber daya air antar Daerah Aliran Sungai

untuk mendukung ketersediaan air baku untuk jaringan irigasi; dand. pengembangan jaringan irigasi yang ditujukan untuk mendukung ketahanan

pangan dan pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan.

(3) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf e,terdiri atas:a. pendekatan secara struktural yang terdiri atas:

1. upaya mempertahankan kondisi hidrologis daerah tangkapan sungai yangmemungkinkan sebagian besar air hujan dapat terserap kedalam tanah;

2. membangun dam pengendali debit sehingga pada saat terjadi hujan besarmaka sebagain besar volume air dapat ditampung di dalam waduk, yangkemudian akan dilepas secara perlahan lahan ketika kondisi debit sungairelative kecil;

3. membangun tanggul banjir disepanjang sungai sehingga air tidak meluap;4. memperbaiki dan meningkatkan kapasitas penampang sungai;5. membangun polder untuk menampung air banjir dan kemudian mengalirkan air

banjir pada saat memungkinkan dengan cara gravitasi atau menggunakanpompa;

6. mengembangkan sistem drainase yang menyebabkan aliran air lancar; dan7. menyediakan daerah genangan untuk menampung air banjir.

b. pengendalian banjir dengan cara non struktural yang terdiri atas:1. menerapkan penataan ruang secara ketat;2. menerapkan pembangunan perumahan dengan tipe yang sesuai untuk daerah

banjir;

Page 16: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

3. membatasi jumlah penduduk sesuai dengan batas kemampuan daya dukunglahan; dan

4. meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya banjir dan degradasilingkungan.

Paragraf 5

Rencana Sistem Prasarana Lingkungan

Pasal 19

(1) Rencana sistem prasarana lingkungan terdiri atas:a. rencana sistem pengolahan sampah;b. rencana sistem pengolahan air limbah;c. rencana sistem drainase; dand. rencana sistem jaringan air minum.

(2) Rencana pengembangan sistem pengolahan sampah sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a terdiri atas:a. tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Gumay Talang dengan

menggunakan metode sanitary landfill; ditambahkan dalam penjelasan: sanitarylandfill dilaksanakan secara bertahap.

b. TPS di seluruh kawasan permukiman dan pusat kegiatan

(3) Rencana pengembangan sistem pengolahan air limbah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas :a. sistem on-site dengan tangki septik dikembangkan untuk penanganan limbah

domestik;b. sistem off-site dapat direncanakan untuk pusat perkantoran, pasar, kawasan

industri dan terminal dengan kepadatan bangunan yang cukup tinggi;c. pembangunan saluran limbah sistem tertutup dilakukan pada kawasan

perdagangan, perkantoran dan komersil; dand. instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) untuk mengolah air limbah domestik di

kawasan perkotaan.

(4) Sistem drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :a. sistem drainase tertutup akan diterapkan di kawasan pusat pemerintahan,

kawasan perkotaan, komersial dan kepadatan tinggi;b. jaringan drainase sistem terbuka dikembangkan sepanjang tepi jalan dan

kawasan lingkungan permukiman;c. penyediaan kolam retensi pada kawasan permukiman, terutama pada kawasan

permukiman baru skala besar dan kawasan rawan banjir.

(5) Pengembangan jaringan air minum ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d terdiri atas :a. pengembangan sistem jaringan primer dan sekunder dengan mengikuti pola

jaringan jalan dan peletakan bangunan; danb. pembangunan bangunan pengambilan air pada sumber air baku pada Sungai

Lematang dan Sungai Lingsing.

(4) Pengembangan air baku untuk air minum pada ayat (1) huruf c terdiri atas:a. pembangunan sumber dan distribusi air minum untuk memenuhi kebutuhan air

terutama untuk kawasan industri, perdagangan, jasa, fasilitas umum danpermukiman perkotaan; dan,

b. pengembangan IPAM di setiap ibukota kecamatan yang terdiri atas :1. IPAM Pasar Baru terletak di Kecamatan Lahat;2. IPAM Gunung Gajah terletak di Kecamatan Lahat; dan3. IKK PAM Bungamas di Kecamatan Kikim Timur.4. sumber air baku yang direncanakan adalah sumur air baku eksisting dari

Sungai Lematang, Sungai Lingsing dan mata air.

Page 17: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

c. Pengembangan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19ayat (1) huruf d terdiri atas :1. pembangunan sumber dan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air

terutama untuk kawasan industri, perdagangan, jasa, fasilitas umum danpermukiman perkotaan; dan,

2. pengembangan IPAM di setiap ibukota kecamatan yang terdiri atas:3. IPAM Pasar Baru terletak di Kecamatan Lahat;4. IPAM Gunung Gajah terletak di Kecamatan Lahat; dan5. IKK PAM Bungamas di Kecamatan Kikim Timur.6. sumber air baku yang direncanakan adalah sumur air baku eksisting dari

Sungai Lematang dan mata air.

d. Pengembangan jaringan air minum ke kelompok pengguna sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf d, terdiri atas :1. Pengembangan sistem jaringan primer dan sekunder dengan mengikuti pola

jaringan jalan dan peletakan bangunan; dan2. Pembangunan bangunan pengambilan air pada sumber air baku pada sungai

lematang dan mata air.

Paragraf 6

Rencana Sistem Prasarana Lainnya

Pasal 20

(1) Rencana sistem prasarana lainnya terdiri atas :a. sistem pengendalian erosi dan longsor; danb. ruang dan jalur evakuasi bencana.

(2) Sistem pengendalian erosi dan longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, terdiri atas :a. melakukan penghijauan dan/atau penanaman vegetasi yang mampu menahan

erosi pada lahan-lahan berlereng dengan kategori agak curam, curam dan sangatcuram yang memiliki kemiringan mulai 25 persen hingga lebih dari 40 persen;

b. melakukan rekayasa teknik berupa pembangunan tembok penyokong (talud)pada lahan-lahan berlereng dengan kategori agak curam, curam dan sangatcuram yang memiliki kemiringan mulai 25 persen hingga lebih dari 40 persen;

c. melakukan pembangunan konstruksi penahan (tanggul) sebagai pengaman padalokasi-lokasi yang diindikasi memiliki kerawanan terjadinya erosi dan longsor; dan

d. melakukan pelandaian atau penyesuaian tingkat kecuraman lereng pada lokasi-lokasi yang dimungkinkan.

(3) Ruang dan jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,terdiri atas:a. pemanfaatan ruang terbuka hijau dan sarana fasilitas sosial dan umum sebagai

salah satu kawasan evakuasi; danb. mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru

sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistemkota/wilayah secara umum.

Bagian Ketiga

Rencana Penanggulangan Bencana

Pasal 21

(1) Rencana penanggulangan bencana terdiri atas :a. sistem pengendalian banjir;b. sistem pengendalian erosi dan longsor; danc. pemanfaatan ruang terbuka hijau dan sarana fasilitas sosial dan umum sebagai

salah satu kawasan evakuasi.

Page 18: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(2) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri

atas :a. pendekatan secara struktural yang terdiri atas :

1. upaya mempertahankan kondisi hidrologis daerah tangkapan sungai yangmemungkinkan sebagian besar air hujan dapat terserap kedalam tanah;

2. memperbaiki dan meningkatkan kapasitas penampang sungai; dan

3. mengembangkan sistem drainase yang menyebabkan aliran air lancar.

b. pengendalian banjir dengan cara non struktural yang terdiri atas :

1. menerapkan penataan ruang secara ketat;

2. menerapkan pembangunan perumahan dengan tipe yang sesuai untukdaerah banjir; dan

3. meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya banjir dan degradasilingkungan.

(3) Sistem pengendalian erosi dan longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b, terdiri atas :

a. melakukan penghijauan dan atau penanaman vegetasi yang mampu menahanerosi;

b. melakukan rekayasa teknik berupa pembangunan tembok penyokong (talud)pada lahan-lahan berlereng dengan kategori agak curam ,curam dan sangatcuram yang memiliki kemiringan mulai 25 % (dua puluh lima persen) hinggalebih dari 40 % (empat puluh persen);

c. melakukan pembangunan konstruksi penahan (tanggul) sebagai pengaman padalokasi-lokasi yang diindikasi memiliki kerawanan terjadinya erosi dan longsor; dan

d. melakukan pelandaian atau penyesuian tingkat kecuraman lereng pada lokasi-lokasi yang dimungkinkan.

(5) Ruang dan jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,terdiri atas :

a. pemanfaatan ruang terbuka hijau dan sarana fasilitas sosial dan umum sebagaisalah satu kawasan evakuasi ; dan

b. mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambahkan jalan barusebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas pelindungan dan sistemkota/wilayah secara umum.

BAB VI

RENCANA POLA RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 22

(1) Rencana pola ruang wilayah terdiri atas:a. rencana kawasan lindung; danb. kawasan budidaya.

Page 19: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(2) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 :50.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kawasan Lindung

Pasal 23

Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a terdiri atas:a. kawasan hutan lindung;b. kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya;c. kawasan perlindungan setempat;d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan kawasan cagar budaya;e. kawasan rawan bencana; danf. kawasan lindung geologi.

Paragraf 1

Kawasan Hutan Lindung

Pasal 24

Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a, meliputi HutanLindung Bukit Dingin, Bukit Jambul Gunung Patah dan Hutan Lindung Gumai TebingTinggi dengan luas kurang lebih 44.528 (empat puluh empat ribu lima ratus dua puluhdelapan) hektar yang terletak di Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Barat,Kecamatan Jarai, Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Kecamatan Tanjung Sakti PUMU,Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Mulak Ulu.

Paragraf 2

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Pasal 25

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 23 huruf b terdiri atas kawasan resapan air yang terdapat hutanlindung Bukit Dingin, Bukit Jambul Gunung Patah, Gumai Tebing Tinggi, Bukit Serelodan hutan Lindung Bukit Napal.

Paragraf 3

Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 26

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c,terdiri atas :a. kawasan sempadan sungai;b. kawasan sekitar mata air.

(2) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

a. sungai Lematang, sungai Kikim dan sungai Endikat dengan luas kurang lebih7.142 (tujuh ribu seratus empat puluh dua) hektar; dan

Page 20: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

b. ketentuan jarak kawasan sempadan sungai selebar 100 (seratus) meter di kirikanan sungai besar, dan selebar 50 (lima puluh) meter di kiri kanan sungai kecilserta 10-15 (sepuluh sampai dengan lima belas) meter di kiri kanan sungai dikawasan permukiman.

(3) Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berlokasimenyebar di setiap kecamatan dengan ketentuan jarak sekurang-kurangnya denganjari-jari 200 (dua ratus) meter di sekitar mata air.

Paragraf 3

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Pasal 27

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 23 huruf d, meliputi kawasan hutan suaka alam dan hutan wisata denganluas kurang lebih 51.653 (lima puluh satu ribu enam ratus lima puluh tiga) hektar terletakdi Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan PSEKSU, Kecamatan Pajar Bulan,Kecamatan Jarai, Kecamatan Pagar Gunung dan Kecamatan Pulau Pinang.

Paragraf 4

Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 28

(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf eterdiri atas:a. kawasan rawan banjir; danb. kawasan rawan longsor.

(2) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat diKecamatan Kikim Timur, Kecamatan Merapi Timur, Kecamatan Merapi Barat danKecamatan Lahat.

(3) Kawasan rawan longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berlokasi diKecamatan PSEKSU, Kecamatan Pajar Bulan, Kecamatan Jarai, Kecamatan PulauPinang, Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Kecamatan Tanjung Sakti PUMU,Kecamatan Gumay Talang, Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Barat danKecamatan Kota Agung;

Paragraf 5

Kawasan Lindung Geologi

Pasal 29

(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf f terdiri atas:a. kawasan rawan letusan gunung berapi;b. kawasan yang terletak di zona patahan aktif; danc. kawasan rawan gempa bumi.

(2) Kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, berlokasi di Kecamatan Pajar Bulan, Kecamatan Jarai dan Kecamatan TanjungSakti PUMI.

(3) Kawasan yang terletak di zona patahan aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, berlokasi di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kecamatan Tanjung SaktiPUMU.

(4) Kawasan rawan gempa bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,berlokasi di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kecamatan Tanjung Sakti PUMU.

Page 21: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Bagian Ketiga

Kawasan Budidaya

Pasal 30

Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b terdiri atas:a. kawasan peruntukan hutan produksi;b. kawasan peruntukan pertanian;c. kawasan peruntukan perikanan;d. kawasan peruntukan pertambangan;e. kawasan peruntukan industri;f. kawasan peruntukan pariwisata;g. kawasan peruntukan permukiman; danh. kawasan peruntukan lainnya.

Paragraf 1

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 31

(1) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 hurufa, terdiri atas:a. kawasan hutan produksi tetap; danb. kawasan hutan produksi terbatas.

(2) Kawasan hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,dengan luas kurang lebih 51.093 (lima puluh satu ribu sembilan puluh tiga) hektarterdiri atas :a. Kecamatan Kikim Timur dengan luas kurang lebih 23.144 (dua puluh tiga ribu

seratus empat puluh empat) hektar;b. Kecamatan Lahat dengan luas kurang lebih 2.064 (dua ribu enam puluh empat)

hektar; danc. Kecamatan Merapi Barat dengan luas kurang lebih 25.885 (dua puluh lima ribu

delapan ratus delapan puluh lima) hektar.

(3) Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,dengan luas kurang lebih 5.458 (lima ribu empat ratus lima puluh delapan) hektar,terdiri atas :a. Kecamatan Tanjung Sakti PUMU dengan luas kurang lebih 888 (delapan ratus

delapan puluh delapan) hektar;b. Kecamatan Pulau Pinang dengan luas kurang lebih 4.564 (empat ribu lima ratus

enam puluh empat) hektar; danc. Kecamatan Lahat dengan luas kurang lebih 6 (enam) hektar.

Paragraf 2

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 32

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf bterdiri atas:a. kawasan peruntukan tanaman pangan;b. kawasan peruntukan hortikultura;c. kawasan peruntukan perkebunan; dand. kawasan peruntukan peternakan.

(2) Kawasan peruntukan tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, dikembangkan di semua kecamatan dengan luas kurang lebih 38.411 (tiga puluhdelapan ribu empat ratus sebelas) hektar.

Page 22: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(3) Kawasan peruntukan hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,dengan komoditas unggulan berupa durian, duku, manggis, alpukat, kubis, sawi,cabe dan wortel yang dikembangkan di Kecamatan Pagar Gunung, KecamatanPulau Pinang, Kecamatan Gumay Ulu, Kecamatan Gumay Talang, KecamatanLahat, Kecamatan Kikim Selatan dan Kecamatan PSEKSU dengan luas kurang lebih2.968 (dua ribu sembilan ratus enam puluh delapan) hektar.

(4) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,dengan komoditas utama perkebunan karet, kelapa sawit dan kopi yangdikembangkan hampir di seluruh kecamatan dengan luas 145.004 (seratus empatpuluh lima ribu empat) hektar, terdiri atas :a. karet meliputi :

1. perkebunan besar dengan luas kurang lebih 4.335 (empat ribu tiga ratus tigapuluh lima) hektar;

2. perkebunan rakyat dengan luas kurang lebih 37.907 (tiga puluh tujuh ribusembilan ratus tujuh) hektar.

b. kelapa sawit meliputi :

1. perkebunan besar dengan luas kurang lebih 32.589 (tiga puluh dua ribu limaratus delapan puluh sembilan) hektar;

2. perkebunan rakyat dengan luas kurang lebih 5.157 (lima ribu seratus limapuluh tujuh) hektar;

c. lada dengan luas kurang lebih 738 (tujuh ratus tiga puluh delapan) hektar;

d. kopi dengan luas kurang lebih 61.997 (enam puluh satu ribu sembilan ratussembilan puluh tujuh) hektar;

e. kakau dengan luas kurang lebih 1.100 (seribu seratus) hektar;

f. kelapa dengan luas kurang lebih 810 (delapan ratus sepuluh) hektar;

g. kemiri dengan luas kurang lebih 89 (delapan puluh sembilan) hektar;

h. kayu manis dengan luas kurang lebih 161 (seratus enam puluh satu) hektar;

i. cengkeh dengan luas kurang lebih 60 (enam puluh) hektar; dan

j. pinang dengan luas kurang lebih 61 (enam puluh satu) hektar.

(5) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,meliputi peternakan sapi, kambing dan unggas dengan skala rumah tangga yangdiarahkan pada seluruh kecamatan.

Paragraf 3

Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 33

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf cterdiri atas :a. kawasan perikanan tangkap; danb. perikanan budidaya.

(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, meliputi :a. pengembangan kegiatan perikanan darat kolam; danb. pengembangan kegiatan perikanan darat sawah.

Page 23: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(3) Kawasan peruntukan perikanan budidaya sebagaimana pada ayat (1) huruf b,meliputi :a. budidaya perikanan kolam meliputi:

1. Kecamatan Lahat dengan luas kurang lebih 102 (seratus dua) hektar;2. Kecamatan Kikim Timur dengan luas kurang lebih 26 (dua puluh enam)

hektar;3. Kecamatan Kikim Tengah dengan luas kurang lebih 14 (empat belas) hektar;4. Kecamatan Kikim Selatan dengan luas kurang lebih 75 (tujuh puluh lima)

hektar;5. Kecamatan Kikim Barat dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) hektar;6. Kecamatan Merapi Barat dengan luas kurang lebih 23 (dua puluh tiga) hektar;7. Kecamatan Merapi Timur dengan luas kurang lebih 44 (empat puluh empat)

hektar;8. Kecamatan Pulau Pinang dengan luas kurang lebih 23 (dua puluh tiga) hektar;9. Kecamatan Pagar Gunung dengan luas kurang lebih 97 (sembilan puluh

tujuh) hektar;10.Kecamatan Kota Agung dengan luas kurang lebih 119 (seratus sembilan

belas) hektar;11.Kecamatan Mulak Ulu dengan luas kurang lebih 96 (Sembilan puluh enam)

hektar;12.Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dengan luas kurang lebih 196 (seratus

sembilan puluh enam) hektar;13.Kecamatan Tanjung Sakti PUMU dengan luas kurang lebih 83 (delapan puluh

tiga) hektar;14.Kecamatan Pajar Bulan dengan luas kurang lebih 237 (dua ratus tiga puluh

tujuh) hektar;15.Kecamatan Jarai dengan luas kurang lebih 83 (delapan puluh tiga) hektar;16.Kecamatan Merapi Selatan dengan luas kurang lebih 20 (dua puluh) hektar;17.Kecamatan Gumay Ulu dengan luas kurang lebih 11 (sebelas) hektar;18.Kecamatan Tanjung Tebat dengan luas kurang lebih 114 (seratus empat

belas) hektar; dan19.Kecamatan Muara Payang dengan luas kurang lebih 78 (tujuh puluh delapan)

hektar.

b. budidaya perikanan sawah meliputi:1. Kecamatan Lahat dengan luas kurang lebih 63 (enam puluh tiga) hektar;2. Kecamatan Kikim Timur dengan luas kurang lebih 76 (tujuh puluh enam)

ektar;3. Kecamatan Kikim Tengah dengan luas kurang lebih 9 (Sembilan) hektar;4. Kecamatan Kikim Selatan dengan luas kurang lebih 5 (lima) hektar;5. Kecamatan Kikim Barat dengan luas kurang lebih 8 (delapan) Hektar;6. Kecamatan Merapi Barat dengan luas kurang lebih 11 (sebelas) hektar;7. Kecamatan Merapi Timur dengan luas kurang lebih 21 (dua puluh satu)

hektar;8. Kecamatan Pulau Pinang dengan luas kurang lebih 14 (empat belas) hektar;9. Kecamatan Pagar Gunung dengan luas kurang lebih 73 (tujuh puluh tiga)

hektar;10.Kecamatan Kota Agung dengan luas kurang lebih 100 (seratus) hektar;11.Kecamatan Mulak Ulu dengan luas kurang lebih 60 (enam puluh) hektar;12.Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dengan luas kurang lebih 148 (seratus empat

puluh delapan) hektar;13.Kecamatan Tanjung Sakti PUMU dengan luas kurang lebih 60 (enam puluh)

hektar;14.Kecamatan Pajar Bulan dengan luas kurang lebih 191 (seratus sembilan

puluh satu) hektar;15.Kecamatan Jarai dengan luas kurang lebih 77 (tujuh puluh tujuh) hektar;16.Kecamatan Merapi Selatan dengan luas kurang lebih 11 (sebelas) hektar;17.Kecamatan Gumay Ulu dengan luas kurang lebih 11 (sebelas) hektar;

Page 24: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

18.Kecamatan Tanjung Tebat dengan luas kurang lebih 101 (seratus satu)hektar; dan

19.Kecamatan Muara Payang dengan luas kurang lebih 75 (tujuh puluh lima)hektar.

Paragraf 4

Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pasal 33

(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf dterdiri atas:a. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi;b. kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara; danc. kawasan peruntukan pertambangan panas bumi.

(2) Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a, terdapat di Kecamatan Merapi Timur, Kecamatan MerapiBarat, Kecamatan Lahat, Kecamatan Kikim Timur, Kecamatan Kikim Barat,Kecamatan Kikim Tengah, Kecamatan Gumay Talang dan Kecamatan Pulau Pinang.

(3) Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, terdapat di Kecamatan Merapi Timur, Kecamatan MerapiBarat, Kecamatan Merapi Selatan dan Kecamatan Lahat.

(4) Rencana kawasan peruntukan pertambangan panas bumi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c, berlokasi di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI.

Paragraf 5

Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 34

(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf e, terdiriatas:a. kawasan peruntukan industri sedang; danb. kawasan peruntukan industri kecil.

(2) Kawasan peruntukan industri sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,meliputi industri pengolahan batu kali dan krikil yang terletak di Kecamatan Lahat,Kecamatan Merapi Barat dan Kecamatan Pulau Pinang.

(3) Kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b, meliputi industri pengolahan anyaman bambu, tahu, tempe,kerupuk, rotan dan ukiran kayu terletak di Kecamatan Kikim Barat dan KecamatanLahat.

Paragraf 6

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 35

(1) Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf f meliputi :a. kawasan wisata budaya; danb. wisata alam.

(2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa terdiri atas :

Page 25: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

a. Kecamatan Lahat yang memiliki objek wisata budaya batu kepala putri, batunaga, batu orang roboh, batu kodok, batu gajah tidur, batu tapak orang belobang,batu lesung, meja batu dan rumah batu;

b. Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur dan Merapi Selatan yang memiliki objekwisata budaya putri menjemur padi, makam serunting sakti, perahu kuno, batukursi, makam dayang rindu, batu kambing, makam jaga lawang, makam hulubaling dan makam intan permata;

c. Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Tanjung Tebat yang memiliki objekwisata budaya batu ngeri celeng, lobang 3 orang, puri menangis, batu behambingdan batu kerbau;

d. Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kecamatan Tanjung Sakti PUMU yangmemiliki objek wisata budaya batu tiang enam, ngarai, suaka alam danperkebunan kopi bukit timur;

e. Kecamatan Jarai dan Kecamatan Pajar Bulan yang memiliki objek wisata budayabatu lumping gajah, pemandian putri, rumah batu hanebat dan batu langgar; dan

f. Kecamatan Kikim Timur yang memiliki objek wisata budaya makam puyangraden gede dan makam Syekh Salman.

(3) Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bterdiri atas:a. Kecamatan Lahat yang memiliki objek wisata alam taman rekreasi ribang

kemambang, gua sarang walet dan air terjun;b. Kecamatan Merapi Barat dan Kecamatan Merapi Selatan yang memiliki objek

wisata alam bukit serelo, pusat pelatihan gajah;c. Kecamatan Kota Agung yang memiliki objek wisata alam bukit rancing, air terjun,

danau batu dan tebat besar;d. Kecamatan Tanjung Sakti PUMI yang memiliki objek wisata alam air panas, tebat

besar dan air terjun;e. Kecamatan Jarai dan Kecamatan Muara Payang yang memiliki objek wisata alam

air terjun, ngarai, suaka alam dan perkebunan kopi bukit timur; danf. Kecamatan Kikim Selatan yang memiliki objek wisata alam bukit seping tiang.

Paragraf 7

Kawasan Peruntukan Permukiman

Pasal 36

(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf g,terdiri atas:a. kawasan permukiman perkotaan; danb. kawasan permukiman perdesaan.

(2) Permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berada disetiap pusat ibukota kecamatan.

(3) Permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menyebar disetiap kecamatan.

Paragraf 8

Kawasan Peruntukan Lainnya

Pasal 37

Rencana kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf h,adalah kawasan latihan militer terletak di Kecamatan Lahat dengan luas kurang lebih820 (delapan ratus dua puluh) hektar, dan kawasan peruntukan untuk Polres dan

Page 26: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Polsek.di berada di jalan lintas sumatera desa Manggul Kecamatan Lahat dengan luaskurang lebih 1 (satu) Hektar, serta Kawasan Pemerintahan di Kecamatan Lahat danMerapi Barat luas kurang lebih 100 (seratus) Hektar

BAB VII

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 38

(1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Lahat terdiri atas:a. kawasan strategis provinsi; danb. kawasan strategis kabupaten.

(2) Kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalahkawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan ekonomi meliputi kawasan koridorLahat – Muara Enim.

(3) Kawasan strategis kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. kawasan strategis pertumbuhan ekonomi;b. kawasan strategis sosial budaya;c. kawasan strategis lingkungan hidup.

(4) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan skala 1 : 50.000sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kawasan Strategi Pertumbuhan Ekonomi

Pasal 39

(1) Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilaistrategis kabupaten dengan kepentingan pertumbuhan ekonomi kabupaten.

(2) Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan kriteria :a. kawasan yang memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;b. kawasan yang memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan

ekonomi;c. kawasan yang memiliki potensi ekspor;d. kawasan yang didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan

ekonomi;e. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di kota;f. kriteria lainnya pada aspek ekonomi yang dapat ditentukan oleh Kabupaten

sesuai dengan karakteristik dan kepentingan pembangunan Kabupaten.

(3) Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan di :a. kawasan agropolitan;b. kawasan perkotaan yang ditetapkan sebagai PKLp; danc. kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim Selatan

Page 27: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Bagian Ketiga

Kawasan Strategi Sosial dan Budaya

Pasal 40

(1) Kawasan strategis sosial dan budaya adalah kawasan yang memiliki nilai strategisdengan sudut kepentingan sosial budaya Kabupaten Lahat.

(2) Kawasan strategis sudut kepentingan sosial dan budaya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dengan kriteria:a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya

setempat.b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri

kabupatenc. merupakan aset kabupaten yang harus dilindungi dan dilestarikan.d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya.e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya.

(3) Kawasan strategis sosial dan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan di :a. kawasan situs sejarah terdiri atas:

1. megalitikum Tinggi Hari terletak di Kecamatan Gumay Ulu;2. megalitikum Batu Tiang Enam terletak di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI ; dan3. megalitikum Batu Macan terletak di Kecamatan Pulau Pinang.

b. kawasan situs sejarah meliputi 2 (dua) Situs kubur batu terletak di KecamatanPajar Bulan.

c. kawasan budaya sejarah terletak di Kecamatan Lahat, Kecamatan Merapi Barat,Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Kecamatan Jarai, danKecamatan Kikim Timur.

Bagian Keempat

Kawasan Strategis Lingkungan Hidup

Pasal 41

(1) Kawasan strategis lingkungan hidup adalah kawasan yang memiliki nilai strategisdengan sudut kepentingan lingkungan hidup.

(2) Kawasan strategis lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan kriteria :a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;b. merupakan aset kabupaten berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi

perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah ataudiperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

c. memberikan perlindungan keseimbangan tata air yang setiap tahun berpeluangmenimbulkan kerugian bagi Kabupaten;

d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro wilayahkabupaten;

e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup ;f. rawan bencana alam skala kabupaten; ataug. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas

terhadap kelangsungan kehidupan

(3) Kawasan strategis lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan di;a. kawasan hutan lindung yang terletak di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI,

Kecamatan Tanjung Sakti PUMU, Kecamatan Jarai, Kecamatan Kota Agung,Kecamatan Merapi Selatan dan Kecamatan Kikim Selatan;

b. kawasan hutan suaka alam dan cagar budaya yang terletak di Kecamatan KikimSelatan, Kecamatan PSEKSU, Kecamatan Pulau Pinang, Kecamatan PajarBulan dan Kecamatan Pagar Gunung; dan

Page 28: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

c. kawasan Daerah Aliran sungai (DAS) meliputi sungai Lematang, sungai Kikimdan sungai Indikat.

Pasal 42

(1) Untuk operasionalisasi RTRW Kabupaten disusun Rencana Rinci Tata Ruangberupa Rencana Rinci Ruang Kawasan Strategis Kabupaten.

(2) Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB VIII

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 43

(1) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruangdan pola ruang.

(2) Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan danpelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya;dan

(3) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 44

(1) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan danBelanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta dankerja sama pendanaan.

(2) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BAB IX

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 45

(1) Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten digunakan sebagai acuandalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten;

(2) Ketentuan umum pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas:a. ketentuan umum peraturan zonasi;b. ketentuan perizinan;c. ketentuan insentif dan disinsentif;d. arahan pengenaan sanksi.

Bagian Kedua

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Pasal 46

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2)huruf a, digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah kabupaten dalam menyusunperaturan zonasi.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri atas :a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung;

Page 29: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya; danc. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar sistem prasarana

nasional dan wilayah, terdiri atas :1. kawasan sekitar prasarana transportasi;2. kawasan sekitar prasarana energi;3. kawasan sekitar prasarana telekomunikasi; dan4. kawasan sekitar prasarana sumber daya air;

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di dalam lampiran V yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Ketentuan Perizinan

Pasal 47

(1) Ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalampemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruangyang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengankewenangannya.

(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 48

(1) Jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang yang ada di Kabupaten Lahatsebagaimana dimaksud Pasal 45 ayat (2) huruf b terdiri atas :a. izin prinsip;b. izin lokasi;c. izin penggunaan pemanfaatan tanah; dand. izin mendirikan bangunan.

(2) Mekanisme perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai denganhuruf d, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Arahan Insentif dan Disinsentif

Pasal 49

(1) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2)huruf c merupakan acuan bagi Pemerintah kabupaten dalam pemberian insentif danpengenaan disinsentif.

(2) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang,rencana pola ruang dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diatur dalamPeraturan Daerah ini.

(3) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi,atau dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 50

(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayahKabupaten dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat;

Page 30: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi berwenangsesuai dengan kewenangannya.

Pasal 51

(1) Insentif yang diberikan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45ayat (2) huruf c, terdiri atas :a. insentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang mendukung

pengembangan kawasan, yaitu dalam bentuk :1. keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa

ruang, dan urun saham;2. pembangunan serta pengadaan infrastruktur;3. kemudahan prosedur perizinan; dan4. pemberian penghargaan kepada masyrakat, swasta dan/atau pemerintah

daerah.

b. disinsentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang mendukungpengembangan kawasan, yaitu dalam bentuk :1. pengenaan pajak yang tinggi disesuaikan dengan besarnya biaya yang

dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatanruang; dan

2. pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif dan disinsentif diaturdengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Arahan Sanksi

Paragraf 1

Umum

Pasal 52

(1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) huruf d merupakanacuan bagi Pemerintah kabupaten dalam pengenaan sanksi administratif kepadapelanggar pemanfaatan ruang.

(2) Pengenaan sanksi dilakukan terhadap:a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola

ruang;b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan

RTRW Kabupaten;d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan

berdasarkan RTRW Kabupaten;e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan

ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh

peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/ataug. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak

benar.

Page 31: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Paragraf 2

Bentuk – bentuk Sanksi

Pasal 53

(1) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) huruf a,huruf b, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g dikenakan sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara kegiatan;c. penghentian sementara pelayanan umum;d. penutupan lokasi;e. pencabutan izin;f. pembatalan izin;g. pembongkaran bangunan;h. pemulihan fungsi ruang; dan/ataui. denda administratif.

(2) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) huruf cdikenakan sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara kegiatan;c. penghentian sementara pelayanan umum;d. penutupan lokasi;e. pembongkaran bangunan;f. pemulihan fungsi ruang; dan/ataug. denda administratif.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB X

PENYIDIKAN

Pasal 54

(1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintah Kabupaten Lahatdiberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan

(2) Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindakpidana atas pelanggaran Peraturan Daerah ;

b. melakukan tindakan pertama dan melakukan pemeriksaan di tempat kejadian ;

c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diritersangka ;

d. melakukan penyitaan benda atau surat ;

e. mengambil sidik jari dan memotret tersangka ;

f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

g. mendatangkan orang ahli dalam hubunganya dengan pemeriksaan perkara ;

h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari PenyidikPOLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukanmerupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik memberitahukan haltersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya ;

i. melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 32: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Pejabat Penyidik POLRI.

(4) Apabila pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)memerlukan tindakan penangkapan dan penahanan, penyidik pegawai negeri sipilmelakukan koordinasi dengan Pejabat Penyidik POLRI sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(5) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikanhasil penyidikan kepada penuntut umum melalui Pejabat Penyidik POLRI.

BAB XI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 55

Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah inidiancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BAB XII

KELEMBAGAAN

Pasal 56

(1) Dalam rangka mengoordinasikan penataan ruang dan kerjasama lintas sektor/antardaerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Badan Koordinasi Penataan Ruangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati .

BAB XIII

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

DALAM PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu

Hak Masyarakat

Pasal 57

Dalam penataan ruang setiap orang berhak untuk :a. mengetahui rencana tata ruang;b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan

kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang

tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak

sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; danf. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin

apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruangmenimbulkan kerugian.

Page 33: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Bagian Kedua

Kewajiban Masyarakat

Pasal 58

Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang

berwenang;c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang;

dand. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-

undangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 59

(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 59 dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah,baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai denganperaturan perundang-undangan.

(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat secara turuntemurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukunglingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta dapatmenjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.

Bagian Ketiga

Peran Masyarakat

Pasal 60

Peran masyarakat dalam penataan ruang di daerah dilakukan antara lain melalui :a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; danc. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 61

Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud dalamPasal 61 huruf a berupa :a. masukan mengenai :

1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;3. pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan;4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau5. penetapan rencana tata ruang.

b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sesama unsurmasyarakat dalam perencanaan tata ruang.

Pasal 62

Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 61 huruf b, dapat berupa:a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;b. kerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur

masyarakat dalam pemanfaatan ruang;

Page 34: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tataruang yang telah ditetapkan;

d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat,ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifanlokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara danmeningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan

f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 63

Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 61 huruf c dapat berupa :a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan

disinsentif serta pengenaan sanksi;b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi;c. pelaksanaan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;d. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan

dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yangmelanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan

e. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadappembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Pasal 64

(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan secara langsungdan/atau tertulis.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disampaikan kepadaBupati;

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat disampaikanmelalui unit kerja terkait yang ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 65

Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, Pemerintah Kabupaten membangunsistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat diakses dengan mudaholeh masyarakat.

BAB XII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 66

(1) Jangka waktu RTRW Kabupaten berlaku untuk 20 (dua puluh) tahun.

(2) RTRW Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau kembali 1 (satu)kali dalam 5 (lima) tahun.

(3) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alamskala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atauperubahan batas wilayah yang ditetapkan dengan Undang-Undang, RTRWKabupaten dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(4) Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten tahun 2012-2032 dilengkapi denganrencana dan album peta yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.

(5) Dalam hal terdapat penetapan kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan terhadapbagian wilayah kabupaten yang kawasan hutannya belum disepakati pada saat

Page 35: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

peraturan daerah ini ditetapkan, rencana dan album peta sebagaimana dimaksudpada ayat (4) disesuaikan dengan peruntukan kawasan hutan berdasarkan hasilkesepakatan Menteri Kehutanan.

(6) Batas wilayah masih merupakan batas indikatif.

Pasal 67

RTRW Kabupaten menjadi pedoman untuk:a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah.b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah.c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten.d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor.e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 68

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka semua peraturan pelaksanaanyang berkaitan dengan penatan ruang Daerah yang telah ada dinyatakan tetapberlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkanPeraturan Daerah ini.

(2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuanPeraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai denganketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan :

1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikandengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini.

2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, dilakukan penyesuaiandengan masa transisi berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkanuntuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan PeraturanDaerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugianyang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikanpenggantian yang layak.

c. pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin dan bertentangandengan ketentuan Peraturan Daerah ini, akan ditertibkan dan disesuaikan denganPeraturan Daerah ini; dan

d. pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketetentuan Peraturan Daerah ini, agardipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.

Page 36: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 69

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah inidengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lahat.

Ditetapkan di LahatPada tanggal 27 Desember 2012

Diundangkan di LahatPada tanggal 27 Desember 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAHAT,

H. EDDY CHAIRIL ISWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAHAT TAHUN 2012 NOMOR 11

Page 37: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT

NOMOR 11 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN LAHAT 2011-2031

1. UMUM

Dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang, serta ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, maka diperlukan suatu penjabaranimplementasi strategi dan arah kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat. Kegiatan ini selaras denganpelaksanaan pembangunan wilayah Kabupaten Lahat yang membutuhkanketerpaduan pembangunan sektoral dengan pembangunan wilayah kabupatenlainnya serta pembangunan provinsi maka diperlukan adanya keterpaduanpembangunan sektoral dengan pembangunan wilayah yang dapat menjadi wujudoperasional secara terpadu melalui pendekatan wilayah yang tertuang dalamRencana Tata Ruang yang komprehensif dan berhierarki sejak tingkat nasional,provinsi, kabupaten/kota hingga kawasan dalam kabupaten/kota. Rencana TataRuang Wilayah Kabupaten Lahat disusun berasaskan pemanfaatan ruang bagisemua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi,selaras, seimbang dan berkelanjutan setrta mengandung nilai-nilai keterbukaan,persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

Dengan adanya dinamika perkembangan faktor internal maupun eksternal, sesuaidengan fenomena yang terjadi diatas dapat mempengaruhi efektifitas rencana tataruang wilayah, termasuk Rencana Tata Ruang Kabupaten Lahat. UU Nomor 26Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengarahkan perlunya peninjauan ulangterhadap Produk Rencana Tata Ruang Wilayah pada periode pelaksanaan tertentu,sebagai upaya menghindari penyimpangan yang lebih besar sekaligus penyelarasandengan dinamika yang terjadi pada wilayah yang bersangkutan. Pada sisi lain dalamimplementasi RTRW Kabupaten Lahat 2009 - 2029 dimungkinkan telah mengalamiberbagai penyimpangan dalam pemanfaatannya. Hal ini diindikasikan dari semakinpesatnya perkembangan Kabupaten Lahat terutama pada kegiatan di ibukotaKabupaten yang mulai memperlihatkan perkembangan kegiatan perkotaan yangcukup pesat yang nampak dari perubahan dan perkembangan fisik wilayahnya yangtidak sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten Lahat 2009 - 2029. Selain itu jugakurang maksimalnya pengembangan kegiatan pada beberapa sektor kegiatanekonomi.

Peninjauan kembali tata ruang didasari dengan pemikiran bahwa dalam prosesimplementasi produk rencana tata ruang tersebut, dinamika perkembangan wilayahKabupaten dan kawasan-kawasan yang menjadi titik pengembangan kegiatanekonomi dan kegiatan penting lainnya yang berkembang dengan pesat dan intensifsebagai manifestasi dari akumulasi kegiatan perekonomian dan sosial budaya diwilayah Kabupaten seringkali tidak sesuai atau kurang terantisipasi danterakomodasi oleh produk tata ruang yang telah ada. Selain itu, sejalan denganpelaksanaan dan perkembangan yang terjadi terdapat pula indikasi adanya deviasiatau simpangan pada beberapa aspek materi RTRW Kabupaten Lahat, diantaranyapenilaian terhadap kesesuaian dan keabsahan data serta kelengkapan analisisdalam kaitannya dengan pengembangan wilayah. Dengan pertimbangan dari aspekhukum tersebut dan indikasi deviasi yang terjadi terhitung sejak disahkannya RTRW

Page 38: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Kabupaten Lahat, maka sudah selayaknya dilakukan peninjauan ulang terhadapRTRW Kabupaten tersebut.

2. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Ayat (1) huruf a

Yang dimaksud dengan PKW adalah kawasan perkotaan yangberfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapakabupaten/kota. Penetapan PKW merupakan wewenang Pemerintahsebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

Ayat (1) huruf b

Yang dimaksud dengan PKL adalah kawasan perkotaan yangberfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota ataubeberapa kecamatan. Berdasarkan Peraturan Menteri PekerjaanUmum Nomor 15/PRT/M/2009 tentang Pedoman PenyusunanRencana Wilayah Provinsi, penetapan PKL ini merupakan wewenangPemerintah Provinsi dalam RTRW Provinsi.

Ayat (1) huruf c

Yang dimaksud dengan PPK adalah kawasan perkotaan yangberfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapadesa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana WilayahKabupaten, penetapan PPK ini merupakan wewenang PemerintahKabupaten dalam RTRW Kabupaten.

Ayat (1) huruf d

Yang dimaksud dengan PPL adalah pusat permukiman yang berfungsiuntuk melayani kegiatan skala antar desa. Berdasarkan PeraturanMenteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang PedomanPenyusunan Rencana Wilayah Kabupaten, penetapan PPL inimerupakan wewenang Pemerintah Kabupaten dalam RTRWKabupaten.

Page 39: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Ayat (1) huruf a

Yang dimaksud dengan Jaringan Jalan arteri primer adalah merupakanjalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untukpengembangan semua wilayah di tingkat nasional, denganmenghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

Ayat (1) huruf b

Yang dimaksud dengan jaringan jalan kolektor primer adalah jalanyang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatannasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayahatau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

Ayat (1) huruf c

Yang dimaksud dengan jaringan jalan lokal primer adalah jalan yangmenghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional denganpusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusatkegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatanlokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatanlingkungan.

Pasal 11

Ayat (1) huruf a

Yang dimaksud dengan terminal tipe A adalah terminal ini berfungsimelayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi,dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalampropinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Biasanya terminaltipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 50 – 100kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 10 Ha.Terletak di jalan arteri, jarak antara dua terminal penumpang tipe Asekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di pulau Sumateradan 50 km di pulau lainnya.

Ayat (1) huruf b

Yang dimaksud dengan terminal tipe C adalah terminal ini berfungsimelayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan yangdipergunakan dengan tujuan pemberangkatan dan kedatangankendaraan umum untuk angkutan dalam wilayah kabupaten. Biasanyaterminal tipe ini melayani arus minimum kendaraan sebesar 25kendaraan/jam dengan luas kebutuhan ruang lebih kurang 2,5 Haserta terletak di jalan kolektor atau lokal.

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Yang dimaksud dengan bandara perintis adalah kegiatan angkutan udaraniaga dalam negeri yang melayani jaringan rute penerbangan untukmenghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum

Page 40: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belummenguntungkan

Pasal 15

Cukup Jelas

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2) huruf a

Yang dimaksud dengan Mikro Analog adalah sistem telekomunikasiyang dalam pengiriman dan penerimaan sinyal menggunakangelombang mikro dengan frekuensi antara 2 GHz dan 12 GHz. Sinyalmikro analog dapat dikirimkan melalui kawat tembaga, kabel coaxialatau melalui udara sebagai sinyal radio atau gelombang mikro.

Mengirim sinyal analog akan kehilangan tenaganya saat disalurkanmelalui sebuah jaringan. Semakin jauh pipa yang dilalui, semakinbanyak tenaga yang hilang dan aliran menjadi semakin lemah. Sinyalyang bertemu dengan resistan di dalam media pengirimannya (baiktembaga, kabel coaxial atau udara) diperlemah. Pada percakapansuara, suara dapat terdengar lebih pelan. Selain bertambah lemah,sinyal analog juga memungut interferensi elektrik, atau "desah" (noise)dari dalam jalur.

Yang dimaksud dengan Mikro Digital adalah sistem telekomunikasiyang dalam pengiriman dan penerimaan sinyal dalam bentuk bit-bitbiner, artinya hanya ada dua nilai untuk suara dan data yangditransmisikan, yaitu on dan off (1 dan 0). Kenyataan bahwa transmisidigital hanya terdiri dari on dan off adalah suatu alasan mengapalayanan digital dapat lebih akurat dan lebih jernih untuk suara. Sinyaldigital dapat dibuat agar lebih dapat diandalkan. Untuk membuatgelombang yang dapat memiliki banyak bentuk dibandingkan bit yanghanya terdiri dari on dan off saja memang lebih kompleks.

Komunikasi gelombang mikro banyak diterapkan baik pada komunikasisatelit maupun komunikasi teresterial. Sebagai komunikasi teresterialgelombang mikro merambat melalui atmosfer, karena itu gelombangmikro dipengaruhi oleh adanya redaman (pengurangan energi) danpudaran (fading) akibat efek atmosfer dan relief bumi.

Ayat (2) huruf b

Yang dimaksud dengan Sistem Jaringan Kabel adalah yaitu sistemtelekomunikasi dengan menggunakan kabel sebagai saranatransmisi gelombang dari pengirim menuju penerima.

Ayat (2) huruf c

Cukup Jelas

Ayat (2) huruf d

Yang dimaksud dengan Sistem Nirkabel adalah adalah yaitusistem telekomunikasi tanpa menggunakan kabel, melainkanmenggunakan transmisi gelombang ataupun sinyal dari pengirimmenuju penerima.

Page 41: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Pasal 17

Ayat (4) huruf a

Yang dimaksud Sistem Jaringan Primer adalah jaringan utama airbersih yang menghubungkan antara kawasan pemukiman atau antarakawasan pemukiman dengan kawasan lainnya.

Yang dimaksud Sistem Jaringan Sekunder adalah jaringan cabang airbersih dari jaringan primer yang melayani kebutuhan di dalam satusatuan lingkungan pemukiman.

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal 20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Yang dimaksud dengan “rencana pola ruang" adalah gambaran pola ruangyang dikehendaki untuk dicapai pada akhir tahun rencana, yang mencangkuppola ruang yang ada dan yang akan dikembangkan.

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26

Cukup Jelas

Pasal 27

Cukup Jelas

Pasal 28

Cukup Jelas

Pasal 29

Cukup Jelas

Pasal 30

Cukup Jelas

Page 42: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Pasal 31

Ayat (1) huruf a

Yang dimaksud dengan Kawasan Hutan Produsi Tetap adalahkawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, danintensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angkapenimbang mempunyai jumlah nilai di bawah 125, di luar kawasanhutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan tamanburu.

Ayat (1) huruf b

Yang dimaksud dengan Kawasan Hutan Produsi Terbatas adalahkawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, danintensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angkapenimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174, di luar kawasanhutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan tamanburu.

Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 33

Cukup Jelas

Pasal 34

Cukup Jelas

Pasal 35

Cukup Jelas

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37

Cukup Jelas

Pasal 38

Yang dimaksud dengan “rencana penetapan kawasan strategis” adalahpenetapan lokasi-lokasi strategis yang dikehendaki sebagai prioritaspengembangan di wilayah bersangkutan

Pasal 39

Cukup Jelas

Pasal 40

Cukup Jelas

Pasal 41

Cukup Jelas

Pasal 42

Cukup Jelas

Pasal 43

Cukup Jelas

Pasal 44

Cukup Jelas

Page 43: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Pasal 45

Cukup Jelas

Pasal 46

Cukup Jelas

Pasal 47

Cukup Jelas

Pasal 48

Ayat (1) huruf a

Yang dimaksud dengan Izin Prinsip adalah suatu izin yang dikeluarkanoleh pemerintah Kabupaten yang diberikan kepada pengusaha ataubadan usaha yang akan melakukan kegiatan usaha di suatu daerah.

Ayat (1) huruf b

Yang dimaksud dengan Izin Lokasi adalah persetujuan dari Bupatitentang pembebasan tanah yang terletak pada lokasi yang ditentukanperuntukannya sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan.

Ayat (1) huruf c

Yang dimaksud dengan Izin Penggunaan Pemanfaatan tanah adalahizin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten dalam rangkamemanfaatkan ruang pada lokasi tertentu.

Ayat (1) huruf d

Yang dimaksud dengan Izin Mendirikan Bangunan adalah yaitu izinyang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten kepada pemilik bangunandalam rangka mendirikan bangunan gedung yang telah disahkan olehinstansi yang berwenang.

Pasal 49

Cukup Jelas

Pasal 50

Cukup Jelas

Pasal 51

Cukup Jelas

Pasal 52

Cukup Jelas

Pasal 53

Cukup Jelas

Pasal 54

Cukup Jelas

Pasal 55

Cukup Jelas

Pasal 56

Cukup Jelas

Page 44: Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Lahat Tahun 2012 - 2032

Pasal 57

Cukup Jelas

Pasal 58

Cukup Jelas

Pasal 59

Cukup Jelas

Pasal 60

Cukup Jelas

Pasal 61

Cukup Jelas

Pasal 62

Cukup Jelas

Pasal 63

Cukup Jelas

Pasal 64

Cukup Jelas

Pasal 65

Cukup Jelas

Pasal 66

Cukup Jelas

Pasal 67

Cukup Jelas

Pasal 68

Cukup Jelas

Pasal 69

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 4