PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA -...
Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA -...
BUPATI GOWA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA
NOMOR 12 TAHUN 2012
TENTANG
PAJAK PARKIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GOWA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2ayat (2) huruf g UndangUndangNomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan RetribusiDaerah, maka Pajak Parkirmerupakan jenis Pajak Daerah;
b. bahwa untuk memungut Pajaksebagaimana dimaksud padahuruf a di atas, maka perlumembentuk Peraturan Daerahtentang Pajak Parkir.
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 29 Tahun1959 tentang Pembentukan
1
DaerahDaerah Tingkat IIdi Sulawesi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1959Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 1822);
2 UndangUndang Nomor 17 Tahun2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
3 UndangUndang Nomor 32 Tahun2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubahterakhir dengan UndangUndangNomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);
4 UndangUndang Nomor 33 Tahun2004 tentang PerimbanganKeuangan antara PemerintahPusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor
2
126, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);
5 UndangUndang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 130, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5049);
6 UndangUndang Nomor 22 Tahun2009 tentang Lalu Lintas danAngkutan Jalan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5025);
7 UndangUndang Nomor 12 Tahun2011 tentang PembentukanPeraturan Perundangundangan(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);
8 Peraturan Pemerintah Nomor 58Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);
9 Peraturan Pemerintah Nomor 38Tahun 2007 tentang Pembagian
3
Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan PemerintahanDaerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);
10 Peraturan Pemerintah Nomor 69Tahun 2010 tentang Tata CaraPemberian dan PemanfaatanInsentif Pemungutan PajakDaerah dan Retribusi Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010Nomor 119);
11 Peraturan Daerah KabupatenGowa Nomor 3 Tahun 2008tentang Urusan Pemerintahanyang Menjadi KewenanganPemerintah Kabupaten Gowa(Lembaran Daerah KabupatenGowa Tahun 2008 Nomor 3).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GOWA
dan
BUPATI GOWA
4
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATENGOWA TENTANG PAJAK PARKIR
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1 Daerah adalah Kabupaten Gowa;2 Pemerintah Daerah adalah Bupati Gowa beserta
Perangkat Daerah sebagai unsur PenyelenggaraanPemerintahan Daerah Kabupaten Gowa;
3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yangselanjutnya disingkat DPRD adalah DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowasebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah;
4 Bupati adalah Bupati Gowa;5 Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu
di bidang Retribusi Daerah sesuai denganPeraturan Perundangundangan yang berlaku;
6 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikaadalah Dinas Perhubungan, Komunikasi danInformatika Kabupaten Gowa;
7 Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh DPRD KabupatenGowa dengan persetujuan bersama Bupati Gowa;
8 Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Gowa;9 Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak
adalah kontribusi wajib kepada daerah yang
5
terutang oleh orang Pribadi atau Badan yangbersifat memaksa berdasarkan UndangUndang,dengan tidak mendapatkan imbalan secaralangsung dan digunakan untuk keperluan daerahbagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat;
10 Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraantempat parkir di luar badan jalan, baik yangdisediakan berkaitan dengan pokok usahamaupun yang disediakan sebagai suatu usaha,termasuk penyediaan tempat penitipankendaraan bermotor;
11 Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatukendaraan yang tidak bersifat sementara;
12 Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modalyang merupakan kesatuan, baik yang melakukanusaha maupun yang tidak melakukan usaha yangmeliputi Perseroan Terbatas, PerseroanKomanditer, Perseroan lainnya, Badan UsahaMilik Negara (BUMN), atau Badan Usaha MilikDaerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentukapapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, OrganisasiMassa, Organisasi Sosial Politik, atau Organisasilainnya, Lembaga dan bentuk Badan lainnyatermasuk Kontrak Investasi Kolektif dan bentukUsaha Tetap;
13 Subjek Pajak adalah orang Pribadi atau Badanyang dapat dikenakan pajak;
14 Wajib Pajak adalah orang Pribadi atau Badanmeliputi pembayar pajak, pemotong pajak, danpemungut pajak yang mempunyai hak dankewajiban perpajakan sesuai dengan PeraturanPerundangundangan Perpajakan yang berlaku;
6
15 Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulankalender atau jangka waktu lain yang diaturdengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga)bulan kalender, yang menjadi dasar bagi WajibPajak untuk menghitung/menyetor danmelaporkan pajak yang terutang;
16 Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajakmenggunakan tahun buku yang tidak samadengan tahun kalender;
17 Pajak yang terutang adalah pajak yang harusdibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak,dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian TahunPajak, sesuai dengan Ketentuan PeraturanPerundangundangan Perpajakan Daerah;
18 Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatanmulai dari penghimpunan data objek dan subjekpajak penentuan besarnya pajak yang terutangsampai kegiatan penagihan pajak kepada WajibPajak serta pengawasan penyetorannya;
19 Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yangselanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yangoleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkanpenghitungan dan/atau pembayaran pajak, obyekpajak dan/atau bukan obyek pajak, dan/atauharta dan kewajiban sesuai dengan KetentuanPeraturan Perundangundangan PerpajakanDaerah;
20 Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnyadisingkat dengan SSPD, adalah bukti pembayaran
7
atau penyetoran pajak yang telah dilakukandengan menggunakan formulir atau telahdilakukan dengan cara lain ke Kas Daerahmelalui tempat pembayaran yang ditunjuk olehBupati;
21 Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yangselanjutnya disingkat dengan SKPDKB adalahsurat ketetapan pajak yang menentukan besarnyajumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlahkekurangan pembayaran pokok pajak, besarnyasanksi administratif, dan jumlah pajak yangmasih harus dibayar;
22 Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang BayarTambahan, yang selanjutnya disingkat SKPDKBT,adalah surat Ketetapan pajak yang menentukantambahan atas jumlah pajak yang telahditetapkan;
23 Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yangselanjutnya disingkat SKPDN, adalah suratketetapan pajak yang menentukan jumlah pokokpajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajakatau pajak tidak terutang dan tidak ada kreditpajak;
24 Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yangselanjutnya disingkat SKPDLB adalah suratketetapan pajak yang menentukan jumlahkelebihan pembayaran pajak karena jumlahkredit pajak lebih besar daripada pajak yangterutang atau seharusnya tidak terutang;
8
25 Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnyadisingkat STPD, adalah surat untuk melakukantagihan pajak dan/atau sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda;
26 Surat Keputusan Pembetulan adalah suratkeputusan yang membetulkan kesalahan tulis,kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalampenerapan ketentuan tertentu dalam PeraturanPerundangundangan Perpajakan Daerah yangterdapat dalam Surat Pemberitahuan PajakTerutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, SuratKetetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, SuratKetetapan Pajak Daerah Kurang BayarTambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil,Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, SuratTagihan Pajak Daerah, Surat KeputusanPembetulan atau Surat Keputusan Keberatan;
27 Surat Keputusan Keberatan adalah Suratkeputusan atas keberatan atas surat keberatanterhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang,Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat KetetapanPajak Daerah Kurang Bayar, Surat KetetapanPajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, SuratKetetapan Pajak Daerah Nihil, Surat KetetapanPajak Daerah Lebih Bayar terhadap pemotonganatau pemungutan oleh pihak ketiga yangdiajukan oleh Wajib Pajak;
28 Putusan Banding adalah putusan badanperadilan pajak atas banding terhadap surat
9
Keputusan Keberatan yang diajukan oleh WajibPajak;
29 Banding adalah upaya hukum yang dapatdilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggungpajak terhadap suatu keputusan yang dapatdiajukan banding, berdasarkan PeraturanPerundangundangan Perpajakan yang berlaku;
30 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yangdilakukan secara teratur untuk mengumpulkandata dan informasi keuangan yang meliputi harta,kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, sertajumlah harga perolehan dan penyerahan barangatau jasa, yang ditutup dengan menyusunlaporan keuangan berupa neraca dan laporanlaba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut;
31 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data, keterangan,dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektifdan profesional berdasarkan suatu standarpemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban perpajakan daerahdan/atau untuk tujuan lain dalam rangkamelaksanakan Ketentuan Peraturan Perundangundangan Perpajakan Daerah;
32 Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakandaerah adalah serangkaian tindakan yangdilakukan oleh penyidik untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itumembuat terang tindak pidana di bidang
10
perpajakan daerah yang terjadi serta menemukantersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK PAJAK
Pasal 2
Dengan Nama Pajak Parkir dikenakan pajak atasjasa penyelenggaraan Parkir.
Pasal 3
1 Objek Pajak Parkir adalah Penyelenggaraantempat parkir di luar badan jalan, baik yangdisediakan berkaitan dengan pokok usahamaupun yang disediakan sebagai suatu usahatermasuk penyediaan tempat penitipankendaraan bermotor.
2 Tidak termasuk Objek Pajak Parkir sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah:a. penyelenggaraan tempat Parkir oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah;b. penyelenggaraan tempat Parkir oleh
perkantoran yang hanya digunakan untukkaryawan sendiri; dan
c. penyelenggaraan tempat Parkir oleh kedutaan,konsulat dan perwakilan negara asing denganasas timbal balik.
Pasal 4
11
1 Subjek Pajak Parkir adalah orang Pribadi atauBadan yang melakukan Parkir kendaraanbermotor.
2 Wajib Pajak Parkir adalah orang Pribadi ataubadan yang menyelenggarakan tempat parkir.
BAB IIIDASAR PENGENAAN TARIF DAN DASAR
PERHITUNGAN PAJAKPasal 5
(1) Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah jumlahpembayaran atau yang seharusnya dibayarkepada penyelenggara tempat Parkir.
(2) Dasar pengenaan Pajak Parkir sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkan denganPeraturan Daerah.
(3) Jumlah yang seharusnya dibayar sebagaimanadimaksud pada ayat (1) termasuk potongan hargaParkir dan Parkir CumaCuma yang diberikankepada penerima jasa parkir.
Pasal 6
Tarif Pajak Parkir ditetapkan sebesar 30% (tiga puluhpersen) dari Dasar Pengenaan Pajak Parkir.
Pasal 7
Besaran pokok Pajak Parkir yang terutang dihitungdengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6 dengan dasar pengenaan pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
12
BAB IV
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 8
Wilayah pemungutan Pajak adalah di KabupatenGowa.
BAB VMASA PAJAK
Pasal 9
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya1 (satu) bulan kalender.
Pasal 10
1 Setiap Wajib Pajak mengisi SPTPD.2 SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap sertaditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya.
3 SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus disampaikan kepada Bupati selambatlambatnya 15 (lima belas) hari setelah tanggalditerimanya SPTPD oleh Subjek Pajak.
4 Bentuk, isi, dan tata cara pengisian SPTPD diaturdengan Peraturan Bupati.
BAB VITATA CARA PEMUNGUTAN
13
Pasal 11
(1) Pemungutan Pajak dilarang diborongkan.(2) Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang
terutang dibayar sendiri oleh Wajib Pajakberdasarkan Peraturan PerundangundanganPerpajakan.
(3) Wajib Pajak yang memenuhi kewajibanperpajakan sendiri dibayar dengan menggunakanSPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.
Pasal 12Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saatterutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan:(1) SKPDKB dalam hal:
a. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atauketerangan lain, pajak yang terutang tidak ataukurang dibayar;
b. jika SPTPD tidak disampaikan kepada Bupatidalam jangka waktu tertentu dan setelahditegur secara tertulis tidak disampaikan padawaktunya sebagaimana ditentukan dalam suratteguran;
c. jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi,pajak yang terutang dihitung secara jabatan.
(2) SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/ataudata yang semula belum terungkap yangmenyebabkan penambahan jumlah pajak yangterutang.
(3) SKPDN jika jumlah pajak yang terutang samabesarnya dengan jumlah kredit pajak ataupajak tidak terutang dan tidak ada kreditpajak.
14
Pasal 13
1 Tata cara penerbitan SPTPD, SKPDKB, danSKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.
2 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapengisian dan penyampaian SPTPD, SKPDKB danSKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam Pasal11 ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB VII
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 14
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan pajakdapat diberi insentif atas dasar pencapaiankinerja.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Kabupaten Gowa.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Bupati.
BAB VIII
SURAT TAGIHAN PAJAK
Pasal 15Bupati dapat menerbitkan STPD jika:a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang
dibayar;
15
b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekuranganpembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atausalah hitung;
c. wajib Pajak dikenakan sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda.
BAB IX
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN
Pasal 16
1 Bupati menentukan tanggal jatuh tempopembayaran dan penyetoran pajak yang terutangpaling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saatterutangnya pajak.
2 SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat KeputusanPembetulan, Surat Keputusan Keberatan danPutusan Banding, yang menyebabkan jumlahpajak yang harus dibayar bertambah merupakandasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalamjangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejaktanggal diterbitkan.
3 Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelahmemenuhi persyaratan yang ditentukan dapatmemberikan persetujuan kepada Wajib Pajakuntuk mengangsur atau menunda pembayaranpajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (duapersen) setiap bulan.
4 Persyaratan untuk dapat mengangsur danmenunda pembayaran serta tata carapembayaran angsuran dan penundaansebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkandengan Peraturan Bupati.
16
Pasal 17
(1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligusatau lunas.
(2) Pajak yang terutang berdasarkan SKPDKB,SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan,Surat Keputusan Keberatan dan PutusanBanding, yang tidak atau kurang bayar olehWajib Pajak pada waktunya dapat ditagih denganSurat Paksa.
(3) Penagihan pajak dengan Surat Paksadilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang berlaku.
Pasal 18
(1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atautempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuaiwaktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPDKB,SKPDKBT, dan STPD.
(2) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempatlain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harusdisetor ke Kas daerah selambatlambatnya 1 x 24jam atau dalam waktu yang ditentukan olehBupati.
(3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) dilakukan denganmenggunakan SSPD.
Pasal 19
1 Setiap pembayaran pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 18 ayat (1) diberikan tanda buktipembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.
17
2 Bentuk jenis, isi ukuran tanda bukti pembayarandan buku penerimaan pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1), diatur dengan PeraturanBupati.
Pasal 20
1 Surat Teguran atau Surat Peringatan atau suratlain yang sejenis sebagai awal tindakanpelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
2 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggalSurat Teguran atau Surat Peringatan atau suratlain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasipajak yang terutang.
3 Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lainyang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikeluarkan oleh pejabat.
Pasal 21
1 Apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidakdilunasi dalam jangka waktu sebagaimanaditentukan dalam Surat Teguran atau SuratPeringatan atau surat lain yang sejenis, jumlahpajak yang harus dibayar ditagih dengan SuratPaksa.
2 Pejabat menerbitkan Surat Paksa setelah lewat 21(dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat Teguranatau Surat Peringatan atau surat lain yangsejenis.
Pasal 22
18
Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasidalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggalpemberitahuan Surat Paksa, pejabat segeramenerbitkan Surat Perintah MelaksanakanPenyitaan.
Pasal 23
Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belumjuga melunasi utang pajaknya, setelah lewat10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan SuratPerintah Melaksanakan Penyitaan, pejabatmengajukan permintaan penetapan tanggalpelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
Pasal 24
1 Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan haritanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang, jurusita memberitahukan dengan segera secaratertulis kepada Wajib Pajak.
2 Setelah jadwal pelelangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan, maka pejabatmenetapkan lelang.
3 Tata cara pelelangan diatur oleh ketentuan yangberlaku.
Pasal 25
Bentuk, jenis dan isi formulir yang dipergunakanuntuk pelaksanaan penagihan pajak daerahditetapkan dengan Peraturan Bupati.
19
BAB X
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 26
1 Hak untuk melakukan penagihan pajak, menjadikedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnyapajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukantindak pidana di bidang perpajakan daerah.
2 Kedaluwarsa penagihan pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:a diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa
atau;b ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak,
baik langsung maupun tidak langsung. 3 Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat
Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejaktanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.
4 Pengakuan utang Pajak secara langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf badalah Wajib Pajak dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Pajak danbelum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
5 Pengakuan utang secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bdapat diketahui dari pengajuan permohonanangsuran atau penundaan pembayaran danpermohonan keberatan oleh Wajib Pajak.
Pasal 27
(1) Piutang pajak yang tidak mungkinditagih lagi karena hak untuk melakukanpenagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
20
(2) Bupati menetapkan keputusanpenghapusan Piutang Pajak yang sudahkedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat(1).
(3) Tata cara penghapusan Piutang Pajak yang sudahkedaluwarsa diatur dengan peraturan Bupati.
BAB XI
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN PAJAK
Pasal 28
(1) Bupati berdasarkan permohonan Wajib Pajakdapat memberikan pengurangan, keringanan, danpembebasan pajak;
(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan,dan pembebasan pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XII
PEMBETULAN, PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSANSANKSI ADMINISTRATIF DAN PENGURANGAN ATAU
PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK
Pasal 29
1 Atas permohonan Wajib Pajak atau karenajabatannya, Bupati dapat membetulkan SKPDKB,SKPDKBT atau STPD, SKPDN, atau SKPDLB yangdalam penerbitannya terdapat kesalahan tulisdan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruanpenerapan ketentuan tertentu dalam PeraturanPerundangundangan Perpajakan Daerah.
21
2 Bupati dapat:a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi
administratif berupa bunga, denda, dankenaikan pajak yang terutang menurutPeraturan PerundangUndangan PerpajakanDaerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakankarena kehilafan Wajib Pajak atau bukankarena kesalahannya;
b. mengurangkan atau membatalkan SKPDKB,SKPDKBT, atau STPD, SKPDN atau SKPDLByang tidak benar;
c. mengurangkan atau membatalkan STPD;d. membatalkan hasil pemeriksaan atau
ketetapan pajak yang dilaksanakan atauditerbitkan tidak sesuai dengan tata cara yangditentukan; dan
e. mengurangkan ketetapan pajak terutangberdasarkan pertimbangan kemampuanmembayar Wajib Pajak atau kondisi tertentuobjek pajak.
3 Permohonan pembetulan, pembatalan,pengurangan ketetapan dan penghapusan sanksiadministrasi atas SKPDKB, SKPDKBT, dan STPDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdisampaikan secara tertulis oleh Wajib Pajakkepada Bupati, atau pejabat selambatlambatnya30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimaSKPDKB, SKPDKBT atau STPD denganmemberikan alasan yang jelas.
BAB XIII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
22
Pasal 30
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajakkepada Bupati atau pejabat secara tertulisdengan menyebutkan sekurangkurangnya:a. nama dan alamat pajak;b. masa Pajak;c. besarnya kelebihan pembayaran pajak;d. alasan yang jelas.
(2) Bupati atau pejabat dalam jangka waktu palinglama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanyapermohonan pengembalian pembayaran pajaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilampaui, Bupati atau pejabat tidakmemberikan keputusan, permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajakdianggap dikabulkan dan SKPDLB harusditerbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu)bulan.
(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajaklainnya, kelebihan pembayaran pajaksebagaimana dimaksud pada ayat (3) langsungdihitung untuk melunasi terlebih dahulu utangpajak dimaksud.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajakdilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua)bulan sejak diterbitkannya SKPDLB denganmenerbitkan Surat Perintah Membayar KelebihanPajak (SPMKP).
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaranpajak dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua)bulan sejak diterbitkan SKPDLB, Bupati atau
23
pejabat memberikan imbalan bunga sebesar2% (dua persen) setiap bulan atas keterlambatanpembayaran kelebihan pajak.
Pasal 31
Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkandengan utang pajak lainnya, sebagaimana dimaksuddalam Pasal 30 ayat (4), pembayarannya dilakukandengan cara memindahbukukan dan buktipemindahbukuan juga berlaku sebagai buktipembayaran.
BAB XIV
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 32
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanyakepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atassuatu:a. SKPDKB;b. SKPDKBT;c. SKPDLBd. SKPDN; dane. pemotongan atau pemungutan oleh pihak
ketiga berdasarkan ketentuan PeraturanPerundangUndangan Perpajakan Daerah.
(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus disampaikan secara tertulisdalam bahasa Indonesia dengan disertai alasanalasan yang jelas.
24
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktupaling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat,tanggal pemotongan atau pemungutansebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jikaWajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangkawaktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaandiluar kekuasaannya.
(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajaktelah membayar paling sedikit sejumlah yang telahdisetujui Wajib Pajak.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),ayat (3) dan ayat (4) tidak dianggap sebagai SuratKeberatan sehingga tidak dipertimbangkan.
(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikanoleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk atau tandapengiriman surat keberatan melalui surat postercatat sebagai tanda bukti penerimaan suratkeberatan.
Pasal 33
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (duabelas) bulan sejak tanggal surat keberatanditerima, harus memberi keputusan ataskeberatan yang diajukan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupamenerima seluruhnya atau sebagian, menolak,atau menambah besarnya pajak yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidakmemberi suatu keputusan, keberatan yangdiajukan tersebut dianggap dikabulkan.
25
Pasal 34
1 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonanbanding hanya kepada Pengadilan Pajak terhadapkeputusan mengenai keberatannya yangditetapkan oleh Bupati.
2 Permohonan banding sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diajukan secara tertulis dalambahasa Indonesia, dengan alasan yang jelasdalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejakkeputusan diterima, dilampiri salinan dari suratkeputusan keberatan tersebut.
3 Pengajuan permohonan banding menangguhkankewajiban membayar pajak sampai dengan1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan PutusanBanding.
Pasal 35
(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonanbanding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,kelebihan pembayaran pajak dikembalikandengan ditambah imbalan bunga sebesar2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama24 (dua puluh empat) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud padaayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampaidengan diterbitkannya SKPDLB.
BAB XV
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 36
26
(1) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalamSKPDKB sebagaimana dimaksud pada Pasal 12ayat (1) huruf a dan huruf b dikenakan sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan dihitung dari pajak yang kurangatau terlambat dibayar untuk jangka waktupaling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitungsejak saat terutang pajak.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalamSKPDKBT sebagaimana dimaksud pada Pasal 12ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupakenaikan sebesar 100% (seratus persen) darijumlah kekurangan pajak tersebut.
(3) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKBsebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1)huruf c dikenakan sanksi administratif berupakenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen)dari pokok pajak ditambah sanksi administratifberupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan, dihitung dari pajak yang kurang atauterlambat dibayar untuk jangka waktu palinglama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejaksaat terutangnya pajak.
(4) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalamSTPD sebagaimana dimaksud pada Pasal 15huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2% (duapersen) setiap bulan untuk paling lama 15 (limabelas) bulan sejak saat terutangnya pajak.
(5) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak ataudikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksiadministratif berupa denda sebesar 50% (limapuluh persen) dari jumlah pajak berdasarkankeputusan keberatan dikurangi dengan pajak
27
yang telah dibayar sebelum mengajukankeberatan.
(6) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonanbanding, sanksi administratif berupa dendasebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimanayang dimaksud pada ayat (5) tidak dikenakan.
(7) Dalam hal permohonan banding ditolak ataudikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksiadministrasi 100% (seratus persen) dari jumlahpajak berdasarkan Putusan Banding dikurangidengan pembayaran pajak yang telah dibayarsebelum mengajukan keberatan.
(8) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak dikenakan jika Wajib Pajak melaporkansendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 37
(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidakmenyampaikan SPTPD atau mengisi dengantidak benar atau tidak lengkap atau melampirkanketerangan yang tidak benar sehingga merugikankeuangan daerah dapat dipidana dengan pidanakurungan paling lama 1 (satu) tahun atau pidanadenda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajakterutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidakmenyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidakbenar atau tidak lengkap atau melampirkanketerangan yang tidak benar sehingga merugikankeuangan daerah dapat dipidana dengan pidanapenjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana
28
denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajakterutang yang tidak atau kurang dibayar.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) merupakan penerimaan Negara.
Pasal 38
Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidakdituntut setelah melampaui jangka waktu 5 (lima)tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnyaMasa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajakatau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.
BAB XVII
PENYIDIKAN
Pasal 39
1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentudi lingkungan Pemerintah Daerah diberiwewenang khusus sebagai penyidik untukmelakukan penyidikan tindak pidana di bidangperpajakan daerah sebagaimana dimaksud dalamUndangUndang Hukum Acara Pidana.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah:a. menerima, mencari, mengumpulkan dan
meneliti keterangan atau laporan berkenaandengan tindak pidana di bidang perpajakandaerah agar keterangan atau laporan tersebutmenjadi lengkap dan jelas.
b. meneliti, mencari dan mengumpulkanketerangan mengenai orang Pribadi atauBadan tentang kebenaran perbuatan yang
29
dilakukan sehubungan tindak pidanaperpajakan daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti orangPribadi atau Badan sehubungan dengantindak pidana di bidang perpajakan daerah;
d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lainberkenaan dengan tindak pidana di bidangperpajakan daerah.
e. melakukan penggeledahan untukmendapatkan bahan bukti pembukuan,pencatatan dan dokumen lain, sertamelakukan penyitaan terhadap bahan buktitersebut.
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadi bidang perpajakan daerah.
g. menyuruh berhenti, melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung danmemeriksa identitas orang dan/atau dokumenyang dibawah sebagaimana dimaksud padahuruf e.
h. memotret seseorang yang berkaitan dengantindak pidana di bidang perpajakan daerah.
i. memanggil orang untuk didengarketerangannya dan diperiksa sebagaitersangka atau saksi.
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidanadi bidang perpajakan daerah sesuai denganPeraturan Perundangundangan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepada
30
Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat PolisiNegara Republik Indonesia, sesuai denganketentuan yang diatur dalam UndangUndangHukum Acara Pidana.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Halhal yang belum diatur dalam Peraturan Daerahini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diaturlebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 41
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenGowa.
Ditetapkan di Sungguminasapada tanggal 5 April 2012
BUPATI GOWA,
H. ICHSAN YASIN LIMPO
Diundangkan di Sungguminasa
31
pada tanggal 5 April 2012
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN GOWA,
H. MUH. YUSUF SOMMENG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GOWA TAHUN 2012 NOMOR 12
32