PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG...

139
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1994 TENTANG POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG TAHUN 1994/1995 1998/1999 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG, Menimbang : a. bahwa sebagai kerangka dasar pelaksanaan pembangunan jangka panjang kedua (PJP II) di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dipandang perlu untuk menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Badung yang merupakan landasan bagi penyusunan Repelita Daerah Tingkat II Badung dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab; b. bahwa Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Badung merupakan penjabaran lebih lanjut dari Pola Dasar Pembangunan daerah Tingkat I Bali sebagaimana diatur dalam Perda Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 5 Tahun 1993, yang disesuaikan dengan potensi, kondisi dan aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; c. bahwa Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tahun 1994/1995 1998/1999 yang merupakan landasan bagi Penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

NOMOR 5 TAHUN 1994

TENTANG

POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DAERAH

TINGKAT II BADUNG TAHUN 1994/1995 – 1998/1999

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG,

Menimbang : a. bahwa sebagai kerangka dasar pelaksanaan

pembangunan jangka panjang kedua (PJP II) di

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dipandang perlu

untuk menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah

Tingkat II Badung yang merupakan landasan bagi

penyusunan Repelita Daerah Tingkat II Badung dalam

rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata,

dinamis, serasi dan bertanggung jawab;

b. bahwa Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II

Badung merupakan penjabaran lebih lanjut dari Pola

Dasar Pembangunan daerah Tingkat I Bali

sebagaimana diatur dalam Perda Propinsi Daerah

Tingkat I Bali Nomor 5 Tahun 1993, yang disesuaikan

dengan potensi, kondisi dan aspirasi masyarakat yang

tumbuh dan berkembang di Kabupaten Daerah Tingkat

II Badung;

c. bahwa Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten

Daerah Tingkat II Badung Tahun 1994/1995 –

1998/1999 yang merupakan landasan bagi

Penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun

Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, perlu

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

2

Mengingat : 1. Ketetapan MPR. RI Nomor II/MPR/1993 tentang

Garis-Garis Besar Haluan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah - Daerah Tingkat II dalam

Wilayah Daerah - Daerah Tingkat I Bali, Nusa

Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1655).

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);

4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3501);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang

Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988

Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3373);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang

Penyelenggaraan Otonomi di Daerah dengan titik berat

pada Daerah Tingkat II;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1993

tentang Pedoman Penyusunan Pola Dasar

Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun

1980 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja

3

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I

dan Tingkat II;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun

1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan

Daerah Perubahan;

10.Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali

Nomor 5 Tahun 1993 tentang Pola Dasar

Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali

Tahun 1994/1995-1998/1999 (Lembaran Daerah

Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 101 Tahun 1994

Seri D Nomor 101).

Dengan Persetujuan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah

Tingkat II Badung

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II

BADUNG TENTANG POLA DASAR PEMBANGUNAN

DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG.

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten

Daerah Tingkat II Badung.

b. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

4

c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah

Tingkat II Badung.

Pasal 2

Pola Dasar Pembangunan Daerah terdiri dari Pembangunan

Daerah Jangka Panjang Kedua Daerah, Pembangunan Lima

Tahun Keenam Daerah dan Pelaksanaannya.

Pasal 3

Untuk dapat memperoleh kebulatan hubungan yang pernah

serta menyeluruh dari pembangunan yang dilaksanakan di

daerah, maka sistematika Pola Dasar Pembangunan Daerah

disusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III : PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

KEDUA DAERAH

BAB IV : PEMBANGUNAN LIMA TAHUN

KEENAM DAERAH

BAB V : PELAKSANAAN

BAB VI : PENUTUP

Pasal 4

Isi beserta uraian perincian sebagaimana tersebut dalam

pasal 3 Peraturan Daerah ini termuat dalam lampiran yang

berupa Naskah Pola Dasar Pembangunan Daerah yang

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah

ini.

5

Pasal 5

Pola dasar Pembangunan Daerah ini menjadi landasan

Pemerintah Daerah dalam penyusunan Rencana

Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah yang ditetapkan

dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah.

Pasal 6

Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam

Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya

akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Kepala

Daerah.

Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

Ditetapkan di : Denpasar Pada Tanggal :21 Januari 1994

KETUA DEWAN BUPATI KEPALA

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TINGKAT II

DAERAH KABUPATEN BADUNG

DAERAH TINGKAT II

BADUNG

ttd. ttd.

I KETUT GARGA I.G.B. ALIT PUTRA

6

Disahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali

Dengan Keputusan Tanggal : 30-3-1995 Nomor : 129 Tahun 1995

Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

Nomor : 24 Tanggal : 16-5-1995 Seri : D Nomor : 23

Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II Badung

T.T.D

Drs. Ida Bagus Yudara Pidada Pembina Tk. I

Nip. 010045843

7

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

NOMOR 5 TAHUN 1994 TENTANG

POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT

II BADUNG TAHUN 1994/1995-1998/1999

I. UMUM

Sebagai penjabaran dari pada Garis-Garis Besar Haluan Negara

maka Pemerintah Daerah mempunyai tugas untuk menetapkan Pola

Dasar Pembangunan Daerah yang merupakan Garis-Garis Besar

Kebijaksanaan dan Arah Pembangunan Daerah dengan

memperhatikan kondisi potensi dan aspirasi masyarakat yang

tumbuh dan berkembang di Daerah.

Pola Dasar Pembangunan Daerah ini memberikan kejelasan arah bagi

perjuangan daerah dan masyarakat yang dewasa ini sedang

membangun agar dapat diwujudkan keadaan yang diinginkan dalam

waktu lima tahun mendatang dan dalam pembangunan jangka

panjang selanjutnya, sehingga secara bertahap dapat mewujudkan

cita-cita masyarakat.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Cukup Jelas

Pasal 2 : Cukup Jelas

Pasal 3 : Cukup Jelas

Pasal 4 : Cukup Jelas

Pasal 5 : Cukup Jelas

Pasal 6 : Cukup Jelas

Pasal 7 : Cukup Jelas

8

NASKAH POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH

B A B I

PENDAHULUAN

A. Pengertian.

Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Badung adalah

Pokok-pokok Kebijaksanaan Pembangunan Daerah Tingkat II

Badung sebagai penjabaran lebih lanjut dari pada Pola Dasar

Pembangunan Daerah Tingkat I Bali disesuaikan dengan kondisi,

potensi dan aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di

Daerah Tingkat II Badung.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Penyusunan Pola Dasar Pembangunan

Daerah Tingkat II Badung yaitu sebagai Pedoman bagi Aparatur

Pemerintah Daerah, Aparatur Pemerintah Pusat di Daerah dan

masyarakat di Daerah dalam menyelenggarakan pembangunan di

Daerah Tingkat II Badung.

C. Landasan

Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Badung

merupakan penjabaran Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat

I Bali dan disusun berdasarkan Pancasila sebagai landasan Idiil,

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan Konstitusional

serta Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai Landasan

Operasional.

D. Ruang Lingkup.

Ruang lingkup Pola Dasar Pembangunan Daerah pada

dasarnya terdiri dari Pembangunan Jangka Panjang Kedua

Daerah dan Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah yang

materinya mencakup seluruh aspek pembangunan yang

9

dilakukan di Daerah serta disusun dengan sistematika sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III : PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

KEDUA DAERAH

BAB IV : PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEENAM

DAERAH

BAB V : PELAKSANAAN

BAB VI : PENUTUP

10

B A B II

PEMBANGUNAN DAERAH

A. Kondisi dan Potensi Wilayah 1. Kondisi

1.1. Kondisi Fisik

a. Letak Astronomi

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung terletak diantara

080 . 14’.13’’ – 080.50’56’’ Lintang Selatan dan 1150.05’.02’’ –

16’27’’ Bujur Timur.

b. Letak Wilayah Administratif

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung berbatasan dengan :

1. Disebelah Utara Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng.

2. Disebelah Timur Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar,

Bali dan Kotamadya Tk. II Denpasar.

3. Disebelah Selatan Samudra Indonesia.

4. Disebelah Barat Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan.

c. Letak Ekonomis

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung terletak di bagian

selatan Pulau Bali. Letak ini merupakan keadaan yang

sangat strategis ditinjau dari segi ekonomis termasuk dari

segi kepariwisataan, karena merupakan pintu gerbang

pariwisata Bali sehingga memungkinkan pertumbuhan

perekonomian berkembang pesat khususnya di bidang

pariwisata.

d. Relief dan Topografi

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung wilayahnya

berbentuk keris, dibagian Utara merupakan daerah

pegunungan dengan ketinggian 2020 m dan di bagian

selatan merupakan wilayah pantai. Sedangkan di bagian

tengah merupakan daerah persawahan Relief Wilayah

tersebut sesuai dengan standard FAO dan Departemen

Kehutanan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

11

1. Ketinggian wilayah dari 0 – 100 meter di atas

permukaan laut dengan kemiringan 0 – 8 %.

2. Ketinggian wilayah dari 100 – 500 meter di atas

permukaan laut dengan kemiringan 8 – 15%.

3. Ketinggian wilayah dari 500 – 800 meter di atas

permukaan laut dengan kemiringan 15 – 45% dan 800 –

2000 meter di atas laut dengan kemiringan di atas 45%.

e. Hidrologi.

Hidrologi dimaksudkan air permukaan dan air tanah.

Sumber air di Kabupaten Badung yang penyebarannya

terbanyak terdapat dibagian Utara (Daerah Pegunungan)

yaitu : Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi.

Hal ini dimungkinkan karena dibagian Utara terdapat

Hutan Negara maupun Hutan Rakyat.

Keadaan air di dalam tanah berdasarkan sumber air dari

mata air sungai yang mengalir di permukaan tanah dan

rawa-rawa serta berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, maka data kandungan air di dalam tanah

seperti berikut :

1. Desa Taman Kecamatan Abiansemal dan sekitarnya

rata-rata antara 9,0 – 12,0 liter per detik dan di Desa

Darmasaba Kecamatan Abiansemal rata-rata antara

16,94 – 30,35 liter perdetik.

2. Kecamatan Mengwi, sekitar Sading rata-rata antara

39,26 liter per detik, Lukluk 24,89 liter per detik, Kapal

16,47 – 30,53 liter per detik, Anggungan 15,27 – 45,46

liter perdetik dan Penarungan rata-rata antara 6,31 –

47,72 liter per detik.

f. I k l i m

Akibat letak Kabupaten Badung yang merupakan bagian

dari Pulau Bali di daerah Tropis, maka iklim Kabupaten

Daerah Tingkat II Badung adalah iklim laut tropis yang

dipengaruhi oleh angin musim, sehingga memiliki keadaan

musim kemarau dan musim hujan dengan diselingi oleh

musim Pancaroba, Suhu udara pada umumnya

ditentukan oleh ketinggian tempat tetapi suhu rata-rata di

Kabupaten Badung adalah sekitar 270 Celcius.

12

Dalam pengamatan curah hujan yang diperoleh dari Balai

Meteorologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar terdapat

curah hujan tahunan rata-rata di Blahkiuh = 2.299 mm.

(periode 1973 – 1992 dengan jumlah rata-rata tahunan di

Ngurah Rai = 1.671 mm (periode 1961 – 1992) dengan

jumlah rata-rata hari hujan 126 hari pertahun.

Dari bulan Desember sampai bulan Pebruari angin bertiup

dari Barat dan Barat Laut, sedang bulan Juni sampai

dengan bulan Agustus angin bertiup dari Timur dan

Tenggara.

Sedangkan pada bulan Mei angin bertiup berubah-ubah

arah. Kelembaban Udara berkisar antara 530 – 980 pada

musim hujan bisa mencapai 100% sedangkan pada musim

kemarau bisa mencapai 53%.

g. T a n a h

Penyebaran jenis-jenis tanah adalah sebagai berikut :

1. Jenis endapan alluvial yaitu dari endapan sungai dan

lapukan tanah Vulkanik muda.

Jenis ini keadaannya sangat subur dan baik untuk

pertanian. Jenis tanah ini banyak terdapat di bagian

tengah sampai ke bagian selatan Kabupaten Daerah

Tingkat II Badung.

2. Jenis tanah Red Mediteran yang kurang peka erosi

terdapat di bagian Selatan yaitu di Wilayah Kuta,

Pecatu, Ungasan dan Benoa.

h. Tata Guna Tanah.

Dilihat dari Tata Guna Tanah pada tahun 1992 terbagi

menjadi :

1. Lahan Sawah ..................... 12.111 Ha.

2. Lahan Kering .................... 12.833 Ha.

3. Lahan Pekarangan ............. 7.279 Ha.

4. Lahan Perkebunan ............. 5.872 Ha.

5. Lahan lainnya .................... 3.757 Ha.

Luas Lahan ............................ 41.852 Ha.

13

i. Luas Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

Luas Kabupaten Daerah Tingkat II Badung adalah sebagai

berikut :

- Kecamatan Kuta ........................... 152,51 Km2.

- Kecamatan Mengwi ........................... 82,00 Km2.

- Kecamatan Abiansemal ..................... 69,01 Km2.

- Kecamatan Petang ............................. 115,00 Km2.

Luas Wilayah ......................................... 418,52 Km2.

j. Flora dan Fauna.

Di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung terdapat berbagai

jenis flora antara lain : Wajangan (Dospiroscau liflora BI),

Bunut (Ficus Strictica Mic) dan Cagar Alam Sangeh

terdapat jenis Badung (Garnicia sp), Beringin (Ficus sp),

Cempaka kuning (Michelia Champaka L), Pala

(Dipterocarpus hatselli BI).

Disamping itu terdapat beberapa jenis fauna di antaranya

yang menonjol adalah sejenis kera abu (Maccairus sp).

k. Mineral dan bahan Galian.

Sampai saat ini belum diketemukan adanya hasil-hasil

tambang/galian dan mineral yang berarti.

Potensi bahan galian yang merupakan sumber daya alam

non hayati sebagian besar adalah bahan galian golongan

“C” seperti : Batu Padas, Gamping/Kapur, Pasir, Kerikil,

tanah liat serta jenis galian golongan “C” lainnya.

Perkembangan pengusahaan bahan galian golongan C ini

di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung intensif, sehingga

perlu ditekankan pada pembinaan dan pengawasan dalam

rangka menjaga mutu lingkungan untuk menunjang “Bali

yang Bersih Aman Lestari Indah (BALI)”.

14

1.2. Kondisi Sosial.

a. Penduduk.

Jumlah penduduk Kabupaten Badung berdasarkan hasil

Sensus Penduduk (SP 1990) sebanyak 274.640 jiwa dengan

kepadatan 656 jiwa/Km2.

Dari jumlah tersebut komposisi umurnya adalah 25,04%

untuk umur di bawah 14 tahun, 69,35% umur 14-64

tahun dan 5,61% untuk umur 65 tahun ke atas.

Selama kurun waktu 1980-1990 laju pertumbuhannya

rata-rata 1,23% per tahun.

Akan tetapi bila jumlah penduduk tersebut dilihat per

tahunnya berdasarkan hasil proyeksi dengan pertimbangan

kondisinya tetap akan menjadi sebagai berikut :

1. Tahun 1993 jumlah penduduk 284.899 jiwa.

2. Tahun 1994 jumlah penduduk 288.904 jiwa.

3. Tahun 1995 jumlah penduduk 291.591 jiwa.

4. Tahun 1996 jumlah penduduk 295.542 jiwa.

5. Tahun 1997 jumlah penduduk 299.177 jiwa.

Dengan bertitik tolak pada data tersebut maka sasaran

dalam Repelita VI adalah pengendalian pertumbuhan

penduduk menjadi 0,99% per tahun sehingga jumlah

penduduk akhir Pelita ini akan menjadi 297,178 jiwa.

Pertumbuhan penduduk tersebut bukan disebabkan oleh

bertambahnya kelahiran tetapi juga disebabkan oleh

adanya perpindahan penduduk, baik antar Kabupaten di

Bali maupun pendatang dari luar Bali.

Oleh karena sarana fisik relatif tetap, maka pertambahan

penduduk tersebut menyebabkan kepadatan yang makin

meningkat, dapat menimbulkan berbagai permasalahan

seperti masalah-masalah sosial, gangguan kamtibnas

demikian pula gangguan terhadap mutu lingkungan dan

sumber daya alam.

Jumlah penduduk di tiap kecamatan (berdasarkan hasil

sensus penduduk tahun 1990) adalah sebagai berikut :

1. Kec. Kuta : 101,589 jiwa

2. Kec. Mengwi : 84,612 jiwa

15

3. Kec. Abiansemal : 65,088 jiwa

4. Kec. Petang : 23,351 jiwa

274,640 jiwa

b. Kesejahteraan Sosial

Usaha Kesejahteraan sosial yang telah terjangkau antara

lain dengan usaha peningkatan kesejahteraan dengan

menitik beratkan pada fungsi pengembangan terhadap

potensi sosial dan kemampuan masyarakat melalui

penanganan daerah kritis, bantuan dan atau rehabilitasi

sosial yang diarahkan kepada kelompok keluarga yang

mengalami hambatan sosial seperti penyandang cacat,

lanjut usia terlantar, anak terlantar, gepeng, WTS dan

sebagainya. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat

dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial perlu

menumbuhkan dan pembinaan terhadap para pekerja

sosial dan organisasi sosial seperti PSM, karang Taruna

serta pilar-pilar kesejahteraan sosial lainnya.

Bantuan serta penghargaan terhadap perjuangan dan

pengabdian para Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan

sebagai perwujudan upaya pemupukan dan pelestarian

nilai-nilai perjuangan terutama bagi generasi muda dimana

untuk itu telah dilaksanakan pemeliharaan terhadap

Taman Makam. Pahlawan disamping pemberian

penghargaan kepada keluarga para Pahlawan Nasional

maupun para Perintis Kemerdekaan.

Suatu kenyataan pula yang dihadapi sampai saat ini

adalah masih perlunya ditingkatkan kesadaran dan taraf

serta mutu partisipasi sosial masyarakat dalam ikut

berperan aktif dalam penanganan masalah sosial, baik

yang berkaitan dengan jangkauan pelayanan maupun

kadar profesionalisme dalam usaha-usahanya.

c. Kebudayaan.

Pembangunan kebudayaan adalah bertujuan

melestarikan warisan budaya bangsa yang bernilai luhur,

memupuk kepribadian bangsa, meningkatkan ketahanan

kebudayaan nasional dalam rangka pembinaan dan

pengembangan wawasan nusantara dan memperkaya

16

kasanah kebudayaan nasional yang sanggup secara

selektif menerima pengaruh kebudayaan asing.

Pembangunan kebudayaan Daerah adalah merupakan

bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembangunan

kebudayaan Bali dan Nasional.

Oleh karena itu kebudayaan Daerah tetap dapat

perhatian dengan menghidupkan lembaga – lembaga

tradisional, serta mengembangkan kreasi-kreasi baru yang

tetap berpegang pada nilai-nilai yang telah ada.

Dalam rangka usaha pembinaan dan pengembangan

kebudayaan di daerah, Pemerintah menempuh pola

program yang terpadu dengan program-program di sektor

lain yang dapat memperkaya seni budaya.

d. Pendidikan.

Berkat usaha-usaha dalam perluasan dan pemerataan

kesempatan belajar dalam pelbagai jenjang pendidikan

sampai dengan tahun 1992 telah dapat dibangun

sebanyak;

TK sebanyak - 93 Swasta

SD sebanyak 298 Negeri 1 Swasta

SLTP sebanyak 13 Negeri 35 Swasta

SLTA sebanyak 4 Negeri 25 Swasta

PTN sebanyak 1 Negeri -

Disamping pendidikan formal tersebut juga telah

dilaksanakan pendidikan yang non formal yaitu

pendidikan yang bersifat kemasyarakatan seperti

kepramukaan, berbagai pelatihan ketrampilan,

pengembangan olah raga yang merupakan bagian dari

upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

kesehatan jasmani dan rohani, pemupukan watak, disiplin

dan sportivitas serta pengembangan prestasi olah raga.

Sesuai pula dengan tujuan pendidikan secara Nasional

yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka

pembangunan pendidikan merupakan kebutuhan yang

sangat vital. Karena pembangunan itu sendiri memerlukan

tenaga – tenaga trampil yang terdidik dan terlatih, oleh

17

karenanya bidang pendidikan mempunyai peranan yang

sangat menentukan bagi keselamatan dan kesinambungan

kehidupan Bangsa dan Negara.

Untuk itu diperlukan pemerataan pembangunan

pendidikan yang menyeluruh untuk dapat menghasilkan

manusia-manusia yang bertanggung jawab baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Dalam pencapaian tujuan

ini maka pendidikan formal maupun non formal harus

terpadu sehingga dapat mencapai sasaran yang tepat,

khususnya menghindari adanya anak-anak wajib belajar

yang putus sekolah.

Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam Pelita-

pelita sebelumnya, maka dana dibidang pendidikan selalu

diusahakan semakin besar untukmemnuhi kebutuhan

sesuai dengan perencanaan, karena perencanaan dibidang

pendidikan tidak saja meliputi sistem semata-mata tetapi

juga yang sangat menentukan adalah sarana dan

prasarana yang menunjang pendidikan itu sendiri.

e. Kesehatan.

Keadaan kesehatan masyarakat secara umum dapat

dikatakan lebih meningkat.

Hal ini dapat dilihat pada pemerataan sarana kesehatan

dan tenaga kesehatan serta beberapa indikator derajat

kesehatan masyarakat.

Dari pemerataan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan

dapat dilihat bahwa untuk pelayanan kesehatan pada

tahun 1992, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung telah

memiliki 3 buah Puskesmas Perawatan, 7 buah

Puskesmas Non Perawatan dan 35 buah Puskesmas

Pembantu.

Untuk lebih meningkatkan lagi derajat kesehatan

masyarakat pada Repelita VI ini Pemerintah dituntun

untuk dapat menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

baik serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik

kepada masyarakat.

Perbaikan sarana kesehatan seperti perbaikan Puskesmas,

Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu dan

18

sarana kesehatan lainnya, penyediaan alat-alat medis dan

obat-obatan akan diusahakan semaksimal mungkin agar

bisa tercapainya derajat kesehatan masyarakat secara

optimal dimasa yang akan datang.

Disamping itu usaha-usaha preventif seperti pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular, kebersihan

lingkungan dan penyediaan air bersih pedesaan, perbaikan

gizi, pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk Keluarga

Berencana (KB), pengembangan Taman Obat Keluarga

(TOGA), pencegahan penggunaan narkotika dan obat-

obatan terlarang, pencegahan dan penanggulangan limbah

industri serta peningkatan status kesehatan masyarakat

akan terus digalakkan dan dikembangkan dalam Repelita

VI.

Berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan diatas

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang tak kalah pentingnya yang perlu

mendapat perhatian kita sekalian adalah masalah

merupakan keperluan pokok penduduk.

Kebutuhan akan air bersih terasa semakin meningkat

terus, oleh karenanya, penyediaan sarana air bersih perlu

dipercepat.

Dengan semakin meningkatnya kegiatan industri,

pertumbuhan penduduk tanpa diikuti dengan kesadaran

masyarakat dan pengawasan aparat yang tegas maka

sudah barang tentu pencemaran air akan lebih meningkat.

Demikian pula penyediaan air bersih saat ini belum

menjangkau seluruh desa/kelurahan yang ada.

Sehingga penyediaan air bersih mutlak diperlukan dan

potensi yang ada sekarang perlu ditingkatkan, terutama

potensi terhadap sumber-sumber air dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan.

f. Keluarga Berencana.

Jumlah penduduk yang banyak akan menjadi beban

dalam pembangunan bila tidak ditangani secara cepat dan

tepat.

19

Secara absolut jumlah penduduk senantiasa bertambah

sehingga kepadatan penduduk akan terus meningkat.

Jumlah penduduk dalam tahun 1988 sebesar 263.576 jiwa

pada tahun 1992 meningkat menjadi 273.768 jiwa.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah

bersama masyarakat seperti program KB, transmigrasi,

maka angka kelahiran dan kematian dapat diturunkan

dimana hal ini mempunyai dampak terhadap turunnya

angka rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun.

g. Anak Remaja dan Pemuda.

Penduduk usia remaja dan yang tergolong dewasa umur

12-20 tahun yang pada umumnya digolongkan generasi

muda, jumlahnya hampir mendekati setengah jumlah

penduduk. Jumlah ini merupakan jumlah yang potensial

untuk menunjang pembangunan daerah.

Pembinaan dan pengembangan generasi muda telah

dilaksanakan dalam rangka menciptakan kader-kader

penerus perjuangan bangsa, yang tangguh, manusia

pembangunan berdasarkan pancasila dengan memberikan

tambahan bekal ilmu pengetahuan, keterampilan

pendidikan politik, P4, yang pelaksanaannya dilakukan

melalui wadah-wadah generasi muda yang telah ada

antara lain Pramuka, KNPI, Karang Taruna, Sekaa Taruna,

Organisasi Siswa Intra Sekolah, Organisasi Mahasiswa

dilingkungan Perguruan Tinggi dan Organisasi fungsional

pemuda lainnya.

h. Peranan Wanita Dalam Pembangunan Daerah.

Bahwa penduduk Indonesia yang jumlahnya cukup

besar, bahwa jumlah kaum wanitanya melebihi dari kaum

prianya adalah merupakan suatu modal dasar dalam

pembangunan untuk dimanfaatkan.

Dalam era pembangunan yang semakin komplek ini kaum

wanita dituntun untuk berperan ganda bahwa

keikutsertaan kaum wanita dalam pembangunan jangan

sampai mengabaikan tugas-tugas kodrati mereka.

20

Guna lebih berperannya wanita dalam pembangunan,

Pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada Ibu-

Ibu untuk meningkatkan aktivitasnya melalui organisasi-

organisasi lainnya. Kita menyadari bahwa peranan wanita

dalam pembangunan dewasa ini semakin kita rasakan

manfaatnya dan semakin mendapat kepercayaan dari

masyarakat luas berkat keberhasilan yang telah dicapai

selama ini. Keberhasilan ini antara lain menurunnya

angka kematian bayi menyukseskan KB,

memasyarakatkan penggunaan air susu ibu,

meningkatkan pelayanan kesehatan melalui Posyandu,

BKB dan lain-lain.

Dan masih banyak kegiatan yang telah dapat dilaksanakan

dalam rangka meningkatkan kemampuan dan

peranannya dalam pembangunan seperti melaksanakan

kursus keterampilan, membentuk kader, mengadakan

pembinaan tentang menu sehat, tata cara berbusana,

mengadakan pembinaan tentang menu sehat, tata cara

berbusana, memberikan ceramah tentang kepribadian dan

lain-lain yang merupakan penjabaran dari pada sepuluh

program pokok PKK.

i. Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam memasuki tahun terakhir Pelita V, kondisi

kehidupan beragama telah menunjukan beberapa

kemajuan yang kondusif untuk memasuki PJPT II yaitu :

1. Telah meningkatnya kadar keimanan dan ketaqwaan

umat beragama serta telah berkembangnya secara

intens tata nilai kehidupan beragama yang mendukung

semangat pembangunan. Kehidupan beragama semakin

semarak, seirama dengan kemajuan yang dicapai dalam

pembangunan Nasional. Namun demikian masih

terkandung suatu harapan agar kesemarakan

kehidupan beragama tersebut disertai dengan

kedalam penghayatan ajaran agama yang esensiil yang

mendorong peningkatan daya tahan terhadap berbagai

ujian tantangan dan kemajuan Iptek serta dampak

negatif pariwisata dan modernisasi.

21

2. Wawasan pengertian umat beragama pada akhir

pembangunan Jangka Panjang I telah semakin luas,

sehingga agama dapat lebih mengembangkan

peranannya sebagai motivator dan dinamisator

kemajuan pembangunan Organisasi keagamaan yang

pada masa sebelumnya lebih memberikan perhatian

kepada aspek pendidikan dan sosial kemasyarakatan

pada akhir Pembangunan Jangka Panjang I telah mulai

memberikan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan aspek kesejahteraan masyarakat.

3. Kerukunan hidup beragama telah terbina secara lebih

mantap, harmonis dan dinamis sehingga mendorong

terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa serta

stabilitas Nasional yang menjamin terlaksananya

kesinambungan pembangunan.

j. Perumahan dan Permukiman

Dengan laju pertumbuhan pendudukan 1,23% per

tahun selama Pelita V maka kebutuhan akan perumahan

dan areal pemukiman terus meningkat.

Pembangunan perumahan khususnya daerah perkotaan

berjalan sangat cepat dengan memanfaatkan lahan-lahan

yang produktif. Hal ini sudah diantisipasi melalui usaha-

usaha pembinaan dan pengendalian antara lain :

a. Perbaikan kampung dan sanitasi lingkungan.

b. Pengaturan penggunaan tanah untuk pemukiman baru

(land condolidation).

c. Penyediaan rumah sederhana dengan fasilitas kredit

(KPR, BTN dan PERUMNAS).

d. Penyuluhan dan pembinaan perumahan agar sesuai

dengan peruntukan lahan, syarat teknis bangunan dan

sanitasi lingkungan.

Dalam kurun waktu dari tahun 1989 s/d 1993 sudah

dikerjakan LC pada 6 (enam) lokasi dengan luas

seluruhnya 551,5440 ha.

22

Pembangunan perumahan oleh masyarakat diluar

kawasan LC dan perumahan dengan fasilitas kredit terus

dibina dan diarahkan sesuai dengan peruntukan lahan

dan fungsi bangunan.

Untuk pembangunan dan perbaikan Perumahan di

Pedesaan ditempuh melalui usaha-usaha ;

a. Pemugaran kampung dan penyehatan lingkungan Desa.

b. Bhakti ABRI dan AMD.

c. Penyuluhan dan pembinaan dalam pembangunan

perumahan agar sesuai dengan syarat teknis bangunan

dan kesehatan.

Usaha-usaha yang telah dilaksanakan selama Pelita V ini

akan terus dilanjutkan pada Repelita VI untuk

mengantisipasi penggunaan lahan akibat desakan

perkembangan perkotaan.

Berdasarkan hasil analisis kecendrungan perkembangan

Kota, analisis potensi lokasi dan analisis sarana dan

prasarana perhubungan, kegiatan perumahan dan

pemukiman akan dikembangkan dikawasan Mengwi.

Konsekwensi logis dengan dijadikannya Wilayah ini

sebagai wilayah pengembangan dikemudian hari adalah

tergusurnya areal pertanian yang sangat potensial

diwilayah ini

Untuk itu akan dilakukan secara bertahan misalnya untuk

tahap pertama pengembangan pertanian akan

dikembangkan secara intensifikasi, sambil mempersiapkan

masyarakat untuk alih fungsi kebidang non pertanian,

tahap berikutnya adalah pemenuhan komoditi diharapkan

pada Wilayah lain di luar Badung.

k. P o l i t i k.

Dalam bidang Politik, kesadaran kehidupan berpolitik

serta kesadaran berbangsa dan bernegara berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 yang mantap perlu dibina dan

dikembangkan secara berkelanjutan karena keberhasilan

pelaksanaan pembangunan banyak ditentukan oleh faktor

23

sosial politik, disamping faktor-faktor lainnya. Upaya

tersebut dimaksud demi kelancaran usaha, untuk

mencapai tujuan nasional, sebagaimana yang termasuk

dalam pembukaan UUD 1945. Dalam usaha untuk

mencapai tujuan tersebut termasuk didalamnya usaha-

usaha menciptakan, mengkonsolitasikan dan

memanfaatkan kondisi serta situasi, yang dapat

menciptakan suatu sistem politik yang berdasarkan

Demokrasi Pancasila. Kehidupan yang demikian, akan

dapat memperkuat sistem kontitusionil dalam

mewujudkan Pemerintahan yang bersih berkemampuan

dan berwibawa dalam rangka mempercepat proses

pencapaian tujuan pembangunan.

l. Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat.

Situasi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat di

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dapat dinyatakan

cukup mantap, namun hal ini perlu dibina dan dipelihara

serta ditingkatkan lagi agar masyarakat betul-betul

merasa tentram dan bergairah dalam mencurahkan

perhatiannya untuk ikut berpartisipasi aktif dalam

pembangunan daerah.

Keadaan Ketentraman dan Ketertiban masyarakat yang

mantap harus selalu diciptakan dan diwujudkan karena

Ketentraman dan Ketertiban masyarakat merupakan

syarat mutlak yang hakiki bagi hidup manusia guna

terjaminnya dan terpeliharanya kewibawaan pemerintah

dan kelangsungan pelaksanaan pembangunan yang

sedang dan akan dilaksanakan yang sangat erat

hubungannya dengan Ketahanan Nasional yang

berdasarkan Pancasila.

Menciptakan situasi yang tentram dan tertib dalam

masyarakat adalah kewajiban kita semua, sebagai

pendukung, pengemban dan pelaksana dari fungsi

keadaan tertib dan tentram.

24

m. Kondisi Ekonomi.

Ditinjau dari sosial ekonomi, maka peranan/

sumbangan dari setiap sektor dalam pembentukan PDRB

Kabupaten Daerah Tingkat II Badung adalah sebagai

berikut :

1. Sektor Pertanian ....................................... 13,68%

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ...... 0,11%

3. Sektor Industri dan Kerajinan .................. 7,63%

4. Sektor Bangunan ...................................... 8,63%

5. Sektor Perdagangan/Hotel dan Restaurant 20,26%

6. Sektor Angkutan dan Komunikasi ........... 25,18%

7. Sektor Listrik, Gas dan Air ....................... 2,98%

8. Sektor Perbankan/Keuangan dan Asuransi 5,99%

9. Sektor Sewa Rumah ................................. 0,49%

10. Sektor Pemerintahan dan Pertahanan ...... 6,35%

11. Sektor Jasa .............................................. 8,70%

Dilihat kontribusi masing-masing sektor terhadap

pembentukan PDRB Daerah (atas dasar harga Konstan)

pada tahun 1991 peranan sektor pertanian sebesar

13,68% dan tahun 1987 sebesar 18,03%.

Dengan demikian terjadi penurunan rata-rata 1,09%

sehingga struktur perekonomian telah mengalami

perubahan kearah yang lebih seimbang. Dari segi

pemerataan pendapatan dapat dikatakan bahwa tingkat

pemerataan semakin merata ini dilihat dari besarnya

pendapatan regional yang diterima oleh 40% kelompok

penduduk yang berpendapatan terendah telah menerima

bagian pendapatan sebesar 18,99% (dimana standar Bank

Dunia adalah diatas 17%).

n. Aparatur Pemerintah.

Sesuai peraturan yang ada dan kemampuan Daerah, telah

dilaksanakan upaya pembinaan aparatur dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan di daerah dengan baik,

tetapi masih perlu adanya peningkatan kualitas dan

kuantitas baik menyangkut administrasi maupun

25

pembinaan aparatur pemerintah untuk mendinamisir

perkembangan pemerintahan di daerah secara totalitas.

2. Potensi.

Berkat Rakhmat dan Karunia Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang

Maha Esa maka Bali dianugrahi sistem sosial budaya yang

menjadi daya tarik wisatawan.

Berkaitan dan sejalan dengan hal tersebut maka tidak bisa lepas

dengan sistem sosial budaya Daerah Bali yang merupakan satu

kesatuan yang tak terpisahkan.

Dengan demikian maka potensi yang akan menjadi dasar dan

akan terus dikembangkan sebagai modal didalam pembangunan

Daerah disamping potensi sumber daya alam yang dalam Repelita

V perlu diteliti untuk menunjang gerak pembangunan selanjutnya

oleh karena itu atas dasar kenyataan yang obyektif, maka

kebudayaan Daerah dapat digolongkan menjadi beberapa potensi

dimana potensi yang satu dengan yang lainnya akan sangat saling

mengkait yaitu :

2.1. Potensi Dasar : Bidang Sosial Budaya

2.2. Potensi Utama : Bidang Ekonomi Produksi.

2.3. Potensi Penunjang : Bidang Sarana/Prasarana.

2.1. Potensi Dasar.

Kehidupan sosial budaya di Bali pada umumnya adalah

merupakan pencerminan pelaksanaan agama Hindu yang

dianut oleh sebagian besar masyarakat di Propinsi Daerah

Tingkat I Bali. Kegiatan Agama menyatu dengan masyarakat

Hindu di Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

Potensi yang demikian ini tercermin dalam setiap aspek

kehidupan masyarakat yang menumbuhkan nilai-nilai dalam

kehidupan pergaulan, kesenian dan aspek-aspek sosbud

lainnya.

Potensi Dasar ini akan menjadi landasan bagi setiap program

pembangunan yang dilaksanakan di Daerah, lebih-lebih

dengan ditetapkannya kebijaksanaan oleh Pemerintah

Daerah Bali bahwa Kepariwisataan di Propinsi Daerah

Tingkat I Bali adalah Pariwisata Budaya dan Propinsi Daerah

26

Tingkat I Bali ditetapkan sebagai Pusat Kepariwisataan

Indonesia Bagian Tengah.

Potensi Dasar menyangkut beberapa aspek kehidupan Sosial

Budaya yang meliputi kegiatan-kegiatan di sektor :

a. Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Penduduk Kabupaten Daerah Tk. II Badung mayoritas

memeluk agama Hindu, sebagai warisan nenek moyang

yang sampai saat ini masih dipegang teguh. Disamping itu

terdapat juga pemeluk agama Islam, Katolik, Protestan

dan Budha serta Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang

Maha Esa. Semakin mantapnya penerimaan masyarakat,

termasuk organisasi kemasyarakatan yang bercirikan

agama terhadap Pancasila sebagai satu-satunya azas

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, merupakan wahana yang subur bagi

pembangunan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Sekalipun perkembangan ekonomi dunia masih

menunjukkan kecendrungan (trend) yang tidak menentu,

namun daya tahan ekonomi Indonesia (khususnya Kab.

Dati II Badung) menunjukkan pertumbuhan yang

memberikan harapan.

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat sebagai akibat

keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi,

memberikan kemudahan dan kemampuan yang

mendorong kesemarakan kehidupan beragama.

Potensi lainnya adalah :

1. Adanya berbagai perangkat peraturan perundangan

yang memberikan jaminan untuk berkembangnya

program-program pembangunan dibidang agama

dalam masyarakat seperti UUD 1945 dan sejumlah

Undang-Undang seperti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1989 tentang Pendidikan Nasional dan lain-lainnya.

2. Adanya Kemauan politik dari pada Pimpinan Daerah

untuk membantu mengembangkan program

pembangunan bidang agama sebagai bagian integral

dari pembangunan Nasional.

27

b. Pendidikan dan Kebudayaan

- Pendidikan.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa maka masalah

pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat vital.

Karena pembangunan itu sendiri memerlukan tenaga

terampil yang terdidik dan terlatih. Oleh karena bidang

pendidikan mempunyai peranan yang sangat

menentukan bagi keselamatan dan kebahagiaan

generasi yang akan datang sebagai penerus kehidupan

bangsa.

Untuk itu diperlukan perencanaan pengembangan

pendidikan yang menyeluruh untuk dapat

menghasilkan manusia yang bertanggungjawab baik

secara kuantitatif maupun kualitatif.

Dalam pencapaian tujuan ini, pendidikan formal

maupun non formal harus terpadu sehingga dapat

mencapai sasaran yang tepat, khususnya menghindari

adanya anak-anak wajib belajar yang putus sekolah.

Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai Pelita-pelita

sebelumnya, maka dana dibidang Pendidikan selalu

diusahakan semakin besar untuk memenuhi

kebutuhan sesuai dengan perencanaan karena

perencanaan di bidang pendidikan tidak saja meliputi

sistem semata-mata tetapi yang sangat menentukan

adalah sarana dan prasarana yang menunjang

pendidikan itu sendiri.

- Kebudayaan

Didalam pembinaan dan pengembangan Kebudayaan

Nasional maka kebudayaan Daerah adalah intinya.

Ini sesuai dengan motto Negara Indonesia yaitu

Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinnekaan itulah yang

mencerminkan adanya unsur-unsur kebudayaan

daerah yang tersebar diseluruh nusantara itu.

Dengan demikian pembinaan dan pengembangan

kebudayaan daerah tidak dapat dipisahkan dengan

kebudayaan nasional.

28

Kehidupan masyarakat Bali yang kepribadiannya

disadarkan pada adat istiadat tradional yang berjiwakan

agama Hindu masih tetap mewarnai kebudayaan

daerah.

Berhubungan dengan itu maka ciri-ciri khas tersebut

dapat mencermikan keseluruhan kebudayaan bangsa

yang berlandaskan Pancasila oleh karena itu harus

dibina dan dibimbing kesadaran masyarakat untuk

menolak nilai- nilai luar atau unsur-unsur kebudayaan

asing yang negatif agar tidak meracuni masyarakat dan

generasi yang akan datang.

Untuk itu harus segera ditumbuhkan kemampuan

masyarakat untuk menyaring nilai-nilai budaya asing

yang masuk, sehingga hanya nilai-nilai positif yang

diserap oleh masyarakat.

c. Kesehatan

Pelita sampai dengan Pelita V telah mengantarkan bangsa

dan masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik.

Keadaan yang demikian akan menimbulkan sikap atau

nilai baru bagi masyarakat, khususnya dibidang

kesehatan. Pada Pelita-pelita sebelumnya pemerintah

mengajarkan apa kesehatan itu dan untuk apa kesehatan

itu bagi masyarakat.

Sekarang dituntut untuk dapat menyediakan fasilitas

kesehatan yang lebih baik dengan memberikan pelayanan

yang lebih baik.

Perbaikan sarana kesehatan seperti perbaikan

Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan,

Puskesmas Pembantu dan sarana kesehatan lainnya,

obat-obatan akan diusahakan semaksimal mungkin agar

bisa mencapai derajat kesehatan yang optimal dimasa

mendatang.

Disamping itu usaha-usaha preventif seperti pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular, kebersihan

lingkungan pedesaan dan perkotaan, penyediaan air

bersih, perbaikan gizi, pelayanan kesehatan ibu dan anak

termasuk KB (Keluarga Berencana), pengembangan

Taman Obat Keluarga (TOGA), pencegahan penggunaan

29

narkotika dan obat-obat terlarang, pencegahan dan

penanggulangan limbah industri serta peningkatan status

kesehatan masyarakat akan terus digalakkan dan

dikembangkan dalam Pelita VI.

2.2. Potensi Utama.

Bidang Ekonomi Produksi.

Pada bidang Ekonomi Produksi terdapat 4 (empat) kegiatan

Pokok yaitu :

a. Pertanian dalam arti luas.

b. Kepariwisataan.

c. Industri kecil/kerajinan.

d. Perdagangan.

Ad.a. Pertanian Dalam Arti Luas.

Pada kegiatan pokok ini Kabupaten Daerah

Tingkat II Badung masih merupakan daerah

dengan struktur ekonomi agraris meskipun relatif

kecil dan terbatas.

Namun kegiatan produksinya masih merupakan

kegiatan yang menunjang kepariwisataan.

Kegiatan ini meliputi sektor Pertanian Tanaman

Pangan, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta

Kehutanan.

1. Pertanian Tanaman Pangan.

Produksi Pertanian tanaman pangan meliputi

padi, palawija serta hortikultura masih perlu

ditingkatkan dengan peningkatan mutu

intensifikasi dan di versifikasi.

2. Perkebunan.

Produksi Perkebunan seperti kopi, vanili,

kelapa, coklat, jambu mete serta tanaman

perkebunan lainnya merupakan komoditas

ekspor non migas yang perlu ditingkatkan guna

meningkatkan pendapatan daerah maupun

pendapatan masyarakat petani serta lebih

meningkatkan devisa negara.

30

3. Peternakan.

Sistem pembinaan peternakan perlu

diupayakan dan ditingkatkan sistem Pola PIR

(Perusahaan Inti Rakyat) dan Laris

(Laboratorium Agrobisnis) guna merangsang

kegairahan petani ternak.

Melihat prospek dari beberapa jenis ternak

seperti sapi, babi merupakan komoditas

perdagangan antar pulau dan ekspor, maka

pada Repelita VI sub sektor ini masih

mempunyai peluang untuk ditingkatkan dengan

penyediaan bibit yang berkualitas baik dan

penerapan paket teknologi yang ada (Teknologi

Reproduksi, Teknologi Pakan Ternak dan

Teknologi Kesehatan Hewan) serta

memperhatikan kelestarian dan kesehatan

lingkungan.

4. Perikanan.

Dalam upaya peningkatan produksi perikanan

pada Repelita VI masih mempunyai potensi

untuk dikembangkan dalam produksi

perikanan, karena cukup kaya akan jenis-jenis

ikan air tawar dan ikan air laut.

Untuk peningkatan produksi dari sub sektor

perikanan, perlu diusahakan ekstensifikasi dan

intensifikasi dari usaha-usaha yang telah ada,

dengan melengkapi sarana dan prasarananya

sehingga akan mampu nantinya menanggulangi

kekurangan protein hewani dikalangan

masyarakat serta untuk mendukung industri

pariwisata.

31

5. Kehutanan.

Luas wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II

Badung 41.852 ha, bila dibandingkan antara

kawasan hutan dengan luas daratan adalah

berkisar kurang lebih 2,07 % dan belum sesuai

dengan luas yang diharapkan untuk

perimbangan Hidrologi yang baik.

Hasil kehutanan dengan sendirinya tidak cukup

besar untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan

baru yang pokok.

Perlu adanya penstrukturan kembali sesuai

dengan kebijakan disamping usaha-usaha

reboisasi, rehabilitasi lahan dan konservasi

tanah serta pencegahan perburuan,

pengerusakan fauna dan flora.

Ad.b. Kepariwisataan.

Posisi Kabupaten Daerah Tingkat II Badung sangat

strategis dan merupakan pintu gerbang utama

masuknya wisatawan ke Bali.

Oleh karena itu mempunyai peranan yang sangat

strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan

kepariwisataan di Bali pada umumnya.

Kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan tidak

lepas dari apa yang telah digariskan oleh Pemerintah

Daerah Tingkat I Bali sebagimana dimaksud oleh

Perda Prop. Dati I Bali sebagaimana dimaksud oleh

Perda Prop. Dati I Bali Nomor 3 Tahun 1973 dan

diperbaharui dengan Perda Nomor 3 Tahun 1990

tentang Pariwisata Budaya.

Terkait dengan kebijaksanaan tersebut diatas melalui

Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Bali Nomor

15 Tahun 1988, di Kabupaten Dati II Badung terdapat

4 Kawasan wisata masing-masing : Kawasan Wisata

Nusa Dua, Kuta, Kedonganan/Jimbaran dan

Kawasan Wisata Sanur, yang saat ini Sanur telah

menjadi wilayah Kotamadya Dati II Denpasar.

32

Perkembangan industri pariwisata yang sangat pesat

dan cepat memungkinkan bermunculan hotel yang

terdapat di sepanjang Pantai Timur dan Barat,

walaupun kualitas pantainya tidak seperti Kuta.

Dengan ditetapkannya kawasan wisata tersebut,

maka lahan bukti kapur yang tidak potensial untuk

pertanian dapat dimanfaatkan.

Selain itu daerah ini terisolasi dari daerah lainnya,

sehingga tidak mendesak lahan persawahan yang

ada, memperkecil dampak negatif dari pariwisata

terhadap penduduk asli pada umumnya.

Dalam kurun waktu Pelita V perkembangan sarana

perhotelan mengalami peningkatan pesat.

Perkembangan itu juga ditunjang dengan adanya

pembuatan jalan alternatif dan peningkatan jalan

lingkar utara yang nantinya dapat mengurangi

kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas di daerah

pariwisata seperti Kuta.

Ad.c. Industri Kecil/Kerajinan Rakyat.

Disamping sektor pertanian, maka sektor industri

dan kerajinan rakyat memegang peranan yang sangat

penting, Industri kecil/kerajinan rakyat serta Aneka

Industri merupakan sektor yang diprioritaskan, telah

tumbuh dan berkembang serta menunjukkan

peranan yang cukup besar dalam mendukung

Pembangunan Daerah.

Sektor ini masih mempunyai potensi untuk

ditingkatkan perkembangannya karena di dukung

oleh faktor-faktor berikut :

- Tersedianya tenaga kerja yang cukup, terampil,

ulet, berjiwa seni dan kreatif.

- Adanya desain yang bercorak khas serta bersifat

luwes terhadap pangsan pasar.

- Adanya pola pengembangan melalui sistem sentra

dan non sentra.

- Adanya peningkatan kunjungan wisatawan yang

mendorong kreasi desain dan tumbuhnya

33

industri kecil dan kerajinan yang memproduksi

berbagai jenis barang-barang souvenir.

Ad.d. Perdagangan

- Prasarana Perhubungan yang makin sempurna

baik antar Pulau maupun Internasional, yang

didukung oleh sarana Perdagangan, Pelabuhan,

Terminal Cargo dan sarana perdagangan lainnya

yang cukup memadai.

- Adanya kebijaksanaan Debirokratisasi dan

Deregulasi dalam perekonomian, khususnya

perdagangan, makin mendorong kemampuan

pengusaha untuk memasuki Pasar.

- Makin meningkatnya mutu, ragam, desain dan

produksi komoditas ekspor, baik komoditas hasil-

hasil pertanian maupun hasil-hasil industri.

2.3. Potensi Penunjang.

2.3.1. Bidang Sarana dan Prasarana.

Secara kuantitatif sesuai dengan kenyataan obyek

dewasa ini menunjukkan bahwa Kabupaten Badung

mempunyai potensi yang cukup menonjol dibidang

Pertanian Pariwisata, Kebudayaan dan Industri

Kerajinan.

Potensi ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya

untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat dan

sampai potensi ini dapat dipertahankan sangat

tergantung dari pada pembangunan dan penyediaan

sarana dan prasarana yang diarahkan untuk dapat

menunjang peningkatan dan pertumbuhan produksi

barang dan jasa serta pemerataan pembangunan dan

hasil-hasilnya. Dalam kaitan dengan potensi

penunjang bidang sarana dan prasarana yang

keadaannya semakin meningkat, tetapi masih perlu

ditingkatkan untuk selanjutnya antara lain :

34

a. Pengairan.

Penyediaan air irigasi secara teratur dan

berencana dan diikuti dengan usaha-usaha

menjaga kelestarian jaringan irigasi adalah

merupakan prasarana yang dibutuhkan untuk

menunjang kegiatan pertanian khususnya

pertanian pangan. Dibidang pengairan dengan

peningkatan daya guna air sedemikian rupa

sehingga dapat dicapai hasil yang lebih baik,

misalnya jaringan air lebih mantap dan merata,

luas tanam serta hasil produksi padi lebih

meningkat dengan diikuti upaya perlindungan

terhadap sumber-sumber air perlu ditingkatkan

pada masa-masa mendatang.

b. Energi.

Tenaga listrik masih dibutuhkan dalam

pengembangan kegiatan Industri, Perhotelan,

Jasa Ekonomi dan kegiatan Rumah Tangga.

Kebutuhan tenaga listrik ini masih dapat

ditingkatkan karena adanya jaringan listrik

Interkoneksi Jawa-Bali dan tersedianya potensi

air sungai sebagai pusat Pembangkit Listrik

Tenaga Air (Mikrohidro) dan pengembangan

sumber energi skala kecil di pedesaan.

Bahwa pembangunan perlistrikan ditujukan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

pedesaan dan perkotaan serta merupakan

perangsang untuk menumbuhkan berbagai

kegiatan ekonomi.

Keadaan perlistrikan pada saat ini hampir

menjangkau seluruh Daerah dan diharapkan

adanya peningkatan jaringan listrik dan

penambahan daya ke seluruh wilayah terutama di

daerah pedesaan dan di perkotaan.

Sehingga tujuan pembangunan perlistrikan dapat

tercapai.

35

c. Perhubungan.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

dalam melaksanakan pembangunan maka

pembangunan prasarana perhubungan terus

dipacu peningkatannya baik kualitas maupun

kuantitasnya.

Prasarana perhubungan mempunyai peranan

yang sangat vital dalam usaha untuk mencapai

sasaran pokok pembangunan. Selain merupakan

salah satu sarana dalam mempercepat proses

pencapaian tujuan berpengaruh juga terhadap

kelancaran bidang ekonomi dan stabilitas

Nasional termasuk juga kelancaran pelaksanaan

roda pemerintahan.

Kondisi dan konstruksi dari keadaan prasarana

perhubungan darat khususnya jalan, dalam

beberapa tahun terakhir menunjukkan banyak

kemajuan dan peningkatan. Perkembangan

kondisi dan konstruksi jalan dari tahun 1987

sampai dengan 1990 terus mengalami

peningkatan dengan rata-rata 6,65%.

Keadaan jalan-jalan Nasional, Propinsi dan jalan

Kabupaten umumnya dalam kondisi mantap dan

baik, disamping adanya peningkatan jalan-jalan

desa/lingkungan melalui swadaya masyarakat.

d. Pos dan Telekomunikasi.

Keadaan sarana/prasarana Pos sudah tersebut ke

seluruh daerah dan pada Repelita VI perlu

ditingkatkan lagi pelayanannya kepada

masyarakat luas.

Selanjutnya kondisi telepon sebagai salah satu

alat komunikasi terasa masih kurang.

Peningkatan Jaringan telepon pada saat ini terus

diupayakan dengan menambah sentral-sentral

telepon otomat, memperbaiki jaringan yang telah

ada dan kondisi ini belum mencukupi kebutuhan

masyarakat.

36

e. Meteorologi.

Prasarana Meteorologi di dalam rangka

melaksanakan fungsinya sebagai penunjang

keselamatan pelayanan, penerbangan serta untuk

kepentingan pertanian, sesuai dengan

perkembangan pembangunan ini diupayakan

dapat terus ditingkatkan sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan.

f. Air Bersih.

Dengan semakin meningkatnya kegiatan industri

dan Pariwisata serta pertambahan penduduk,

maka kebutuhan akan air bersih di daerah

semakin meningkat.

Hal ini perlu diantisipasi dengan menambah dan

mencari sumber-sumber mata air baru yang

nantinya dapat mensuplai kebutuhan/penyediaan

air bersih keseluruh lapisan masyarakat terutama

yang berada dipedesaan sehingga perlu diadakan

pengaturan tata guna air, dengan menetapkan

prioritas penggunaan air atau sumber air,

didalam pola perlindungan, pengembangan dan

penggunaan air atau sumber air pada tiap

wilayah sungai disusun secara terpadu pada

menyeluruh.

2.3.2. Aparatur Pemerintah.

Aparatur Pemerintah didalam pembangunan yang

dilaksanakan dewasa ini adalah merupakan

administrator dan dinamisator pembangunan.

Melihat kenyataan ini, maka pembangunan yang

dilaksanakan sekarang ini telah berhasil dengan

baik, baik di tingkat perencanaan, pelaksanaan

maupun pengawasan/pengendalian.

Dalam hubungan ini mutlak diperlukan aparatur

yang mempunyai dedikasi serta rasa pengabdian

37

dan kesetiaan kepada bangsa dan negara Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.

Untuk pembinaan penyempurnaan dan penertiban

aparatur pemerintah baik tingkat pusat maupun

daerah, dan pendukung lainnya mutlak perlu terus

ditingkatkan guna mampu menjadi aparat yang

berguna dan berhasil guna, bersih dan berwibawa

sehingga mampu melaksanakan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya guna kelancaran tugas-tugas

pemerintahan dan pembangunan.

B. Makna dan Hakekat Pembangunan Daerah.

Pembangunan Daerah Tingkat II Badung merupakan Sub

Sistem dan bagian integral dari Pembangunan Daerah Tingkat I Bali,

dilaksanakan sebagai pengalaman semua sila Pancasila secara serasi

dan merupakan kesatuan yang utuh, yang meliputi :

1. Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang antara lain

mencakup tanggungjawab bersama golongan beragama dan

penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk

secara terus menerus dan bersama-sama meletakkan landasan

spiritual, moral dan etik yang kokoh bagi pembangunan daerah

sebagai pengamalan Pancasila.

2. Pengamalan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang antara

lain mencakup peningkatan martabat serta hak dan kewajiban

asasi warga negara sebagai anggota masyarakat bangsa dan negara.

3. Pengamalan Sila Persatuan Indonesia yang antara lain mencakup

peningkatan pembinaan bangsa disemua bidang kehidupan

masyarakat, bangsa dan negara, sehingga rasa kesetiakawanan

semakin kuat dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan

bangsa.

4. Pengamalan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang antara

lain mencakup upaya makin menumbuhkan dan mengembangkan

38

sistem politik demokrasi Pancasila dan mengembangkan sistem

politik demokrasi Pancasila di daerah yang makin mampu

memelihara stabilitas daerah yang dinamis, mengembangkan

kesadaran dan tanggung jawab pokok serta menggairahkan rakyat

dalam proses politik.

5. Pengamalan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

yang antara lain mencakup upaya untuk mengembangkan

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang dikaitkan dengan

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, menuju kepada

terciptanya kemakmuran yang berkeadilan sosial dalam sistem

ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas

asas kekeluargaan. Berdasarkan pokok pikiran diatas maka

hakekat Pembangunan Daerah adalah pembangunan manusia

seutuhnya dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan,

dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman

Pembangunan Daerah.

C. Tujuan Pembangunan Daerah

Pembangunan Daerah Tingkat II Badung bertujuan untuk

mewujudkan tujuan pembangunan Nasional dan tujuan

Pembangunan Daerah Tingkat I Bali yaitu untuk menuju masyarakat

adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan

berkedaulatan rakyat dalam suasana pri kehidupan bangsa yang

tertib, aman, tentram, dan dinamis.

D. Asas Pembangunan Daerah.

Agar Pembangunan Daerah dapat berlangsung dengan lancar,

maka harus berpedoman pada asas-asas pembangunan yaitu prinsip-

prinsip yang harus dipegang teguh dan diterapkan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

Asas-Asas Pembangunan Daerah meliputi :

1. Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Asas Manfaat.

39

3. Asas Demokrasi Pancasila.

4. Asas Adil dan Merata.

5. Asas keseimbangan Keserasian dan Keselarasan dalam Pri

Kehidupan.

6. Asas Hukum.

7. Asas Kemandirian.

8. Asas Kejuangan.

9. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

E. Matra Ruang Pembangunan Daerah.

Pendekatan dasar penataan ruang dan masalah pembangunan

didasarkan atas 4 asas yang berfungsi sebagai titik tumpu kajian

dalam proses penataan ruang daerah.

Keempat asas tersebut adalah :

1. Demokrasi Ruang.

Penataan Ruang diarahkan menciptakan kemudahan yang

proporsional untuk menikmati fasilitas dan pelayanan sosial

ekonomi bagi segenap masyarakat dan sektor.

Ruang ditata agar tidak merupakan kendala bagi pelaksanaan

sektor dan masyarakat, apalagi menciptakan diskriminasi dalam

pengelolaan sumber daya yang ada.

2. Kesesuaian Pemanfaatan Ruang.

Dalam proses penataan ruang perlu diperhatikan aspek kesesuaian

antara kegiatan usaha disatu pihak dengan kemampuan wilayah

dipihak lain.

Dengan mengacu pada asas kesesuaian, maka secara langsung

maupun tidak langsung dapat dicapai optimasi pemanfaatan ruang

dan sekaligus dapat menghindari konflik antar sektor dalam usaha

pemanfaatan ruang.

Kesesuaian dimaksud meliputi : kesesuaian ekologis dan

kesesuaian sosial ekonomi dan budaya.

40

3. Kelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Pemanfaatan ruang dapat diartikan sebagai tindakan pemberian

fungsi tertentu pada suatu ruang.

Dengan demikian fungsi lindung harus selalu menyertai setiap

fungsi yang dialokasikan pada suatu ruang dengan tujuan menjaga

kelestarian ruang/wilayah, yang berarti penjamin kesinambungan

pembangunan.

4. Sinergi Wilayah.

Sinergi Wilayah adalah keadaan dimana kemampuan wilayah

secara keseluruhan untuk berkembang akibat terciptanya interaksi

wilayah maupun dengan wilayah lainnya.

Interaksi dimaksud antara lain keterkaitan dan atau

ketergantungan antar wilayah yang mendorong berkembangnya

arus pertukaran barang dan jasa.

41

BAB III

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KEDUA DAERAH

A. Umum 1. Pembangunan Jangka Panjang Pertama Daerah Telah

menghasilkan kemajuan diberbagai bidang kehidupan

masyarakat dan telah mampu meletakkan landasan yang cukup

kuat untuk mengantarkan masyarakat dalam memasuki

Pembangunan Jangka Panjang Kedua sebagai awal proses tinggal

landas.

2. Dalam periode Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah

Pemerintah dan masyarakat akan menghadapi banyak perubahan

yang mengandung peluang dan kendala sebagai akibat dari

kemajuan yang telah dicapai dalam Pembangunan Jangka

Panjang Pertama Daerah yaitu kemajuan pesat dari adanya

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping adanya

pengaruh globalisasi yang melanda dunia, juga berakibat kegiatan

pembangunan Daerah Tingkat II Badung makin terpengaruh dan

terkait dengan pembangunan Daerah Tingkat I Bali, Pembangunan

Nasional dan Perkembangan Internasional.

3. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan dapat dicapai

terkait peran serta masyarakat secara menyeluruh, mantapnya

pemerintahan dan kepemimpinan daerah yang didukung oleh

stabilitas daerah yang sehat dan dinamis yang meliputi stabilitas

idiologi politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan dan

ketertiban (IPOLEKSOSBUD dan KAMTIB).

4. Pembangunan diberbagai sektor ekonomi, terutama di sektor

pertanian telah mencapai swasembada pangan khususnya beras

dan di sektor industri khususnya industri kecil dan kerajinan

serta usaha khususnya industri kecil dan kerajinan serta usaha

informasi telah mampu mendorong dan mendukung

pembangunan sektor pertanian dan pariwisata.

Sektor pariwisata yang dikembangkan berlandaskan kebudayaan

daerah secara nyata telah mampu menyerap tenaga kerja,

42

menambah devisa dan sekaligus meningkatkan pendapatan

masyarakat.

Upaya pengembangan kegiatan kepariwisataan ke wilayah Badung

Tengah dan Utara perlu ditingkatkan untuk lebih memeratakan

kesempatan berusaha.

5. Dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama Daerah,

kesejahteraan rakyat telah makin meningkat, tercermin dalam

peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan telah

diselenggarakan secara merata dan menjangkau seluruh lapisan

masyarakat. Upaya pembangunan pendidikan masih perlu terus

dilanjutkan untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga

mampu menghasilkan manusia pembangunan yang berkualitas.

6. Pelayanan kesehatan telah pula meningkat dan telah mampu

menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Pembangunan di bidang Kesehatan, serta Keluarga Berencana

telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup dan telah

menekan laju pertumbuhan penduduk yang didukung oleh

perumahan dan pemukiman yang layak.

Pembangunan Kesehatan masih perlu terus dilanjutkan guna

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta jangkauan

pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat yang

berpenghasilan rendah.

Laju pertumbuhan penduduk masih perlu ditekan terus serta

usaha transmigrasi tetap digalakkan dalam upaya menekan dan

mengurangi kepadatan penduduk.

Pembangunan perumahan dan pemukiman yang layak juga masih

perlu dilanjutkan.

7. Kerukunan hidup inter dan antar umat beragama dan penganut

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, peran serta umat

beragama dalam pembangunan, dan kualitas kehidupan

beragama dalam pembangunan, dan kualitas kehidupan

beragama makin meningkat, tata nilai dan norma kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara makin mantap, serta

pengaruh nilai baru yang positif menumbuhkan dan

43

memperkokoh sikap dan prilaku masyarakat yang makin maju

dan mandiri dan berkepribadian luhur.

8. Kebudayaan yang berakar kuat pada Banjar dan Desa Adat yang

dilandasi oleh falsafah Tri Hita Karana telah mampu

menciptakan keselarasan dan keseimbangan dan hubungan,

antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan manusia,

antara manusia dengan lingkungan dan hasil karyanya, yang pada

akhirnya telah mampu mendukung dan menciptakan stabilitas di

daerah. Dalam hal ini pembinaan kebudayaan harus semakin

ditingkatkan sehingga kebudayaan itu tetap dapat melandasi

segala gerak dan langkah pembangunan.

9. Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah berhasil

memajukan tingkat kecerdasan masyarakat, mengembangkan

kemampuan bangsa serta ikut mendorong proses pembaharuan

kehidupan masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang makin pesat, menuntut penguasaan pemanfaatan

dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih

tepat, cepat dan cermat serta bertanggung jawab, agar mampu

memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang

mandiri maju dan sejahtera.

10. Pembangunan Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan di

Daerah telah dapat menciptakan sistem hukum dan produk

hukum yang dapat mengayomi dan membentuk landasan hukum

bagi kegiatan masyarakat dan pembangunan.

Pembangunan hukum selanjutnya masih perlu dibarengi dengan

peningkatan permasyarakatan hukum, peningkatan pelaksanaan

penegakan hukum secara konsisten dan konsekwen, peningkatan

aparat hukum yang berkualitas dan bertanggung jawab, serta

penyediaan sarana dan prasarana pendukung hukum yang

memadai.

11. Keberhasilan pembangunan politik telah makin memantapkan

tatanan kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan

Demokrasi Pancasila yang mendorong makin berfungsi dan

berperannya lembaga politik mantapnya organisasi

44

kemasyarakatan, serta mendorong meningkatnya kesadaran

politik masyarakat. Organisasi kekuatan sosial politik makin

dituntut untuk lebih berkualitas dan mandiri sehingga lebih

berperan dalam menampung dan memperjuangkan aspirasi

masyarakat.

12. Pembangunan aparatur pemerintah telah diupayakan melalui

berbagai usaha dan pembinaan dalam rangka

pendayagunaannya, yang meliputi kegiatan pendidikan, pelatihan,

penataran, peningkatan disiplin serta peningkatan jiwa

pengabdian dan kesetiaannya terhadap Pemerintah, bangsa dan

Negara. Aparatur Pemerintah sebagai abdi negara dan abdi

masyarakat makin dituntut untuk lebih terbuka dan peka dalam

menanggapi dinamika aspirasi masyarakat.

13. Peranan penerangan, pers, komunikasi dan media massa dalam

pembangunan daerah makin menumbuhkan peran serta

masyarakat Keterbukaan yang bertanggung jawab telah makin

meningkat dan berkembang, sementara komunikasi timbal balik

dan penyaluran aspirasi politik masih memerlukan perhatian.

14. Pembangunan Daerah Tingkat II Badung, sebagai bagian integral

dari Pembangunan Daerah Tingkat I Bali dan Pembangunan

Nasional telah makin mendorong dan meningkatkan stabilitas,

pemerataan, pertumbuhan dan pengembangan daerah, juga

peran serta dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan upaya

Pembangunan daerah harus senantiasa didasarkan pada otonomi

yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, dalam rangka

lebih meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan,

dan mendorong pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

15. Pembangunan ketentraman dan ketertiban masyarakat telah

mampu menciptakan kondisi dan ketertiban serta stabilitas yang

cukup mantap. Kondisi ini dapat dicapai karena adanya

keterpaduan rasa tanggung jawab antara masyarakat adat seperti

lembaga-lembaga adat, sekaa teruna dengan lembaga-lembaga

Pemerintah yang terkait. Walaupun demikian dan mengingat

Daerah Tingkat II Badung letaknya sangat strategis dan terbuka

baik secara Nasional maupun Internasional maka masih perlu

45

adanya peningkatan kewaspadaan dalam upaya menangkal dan

menanggulangi adanya hambatan dan gangguan terhadap

stabilitas ketentraman dan ketertiban itu sendiri.

B. Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah

Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah Tingkat II Badung

bertujuan untuk mengisi Pembangunan Daerah Tingkat I Bali dan

Pembangunan Nasional di Wilayah Kabupaten Dati II Badung dalam

mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri serta sejahtera

lahir dan bathin sebagai landasan bagi tahap pengembangan

berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam wadah

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam mencapai tujuan tersebut tetap memperhatikan keserasian

pembangunan antar Daerah Tingkat II di Bali terutama yang

berbatasan dengan Daerah Tingkat II Badung.

C. Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah.

Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah adalah

terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat yang maju

dan mandiri dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir bathin,

dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang

berdasarkan Pancasila dalam suasana kehidupan yang serba

berkesinambungan dan selaras dalam hubungan antara sesama

manusia, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alami

lingkungannya dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Upaya Pencapaian sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kedua

Daerah diselenggarakan melalui tujuh bidang pembangunan yaitu

Bidang Ekonomi, Bidang Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan dan

Kebudayaan, Bidang Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Bidang Hukum,

Bidang Politik, Aparatur Pemerintah, Penerangan, Pers, Komunikasi

dan Media Masa serta Bidang Ketentraman dan Ketertiban.

46

1. Sasaran Bidang Ekonomi

Terciptanya laju pertumbuhan perekonomian yang cukup

tinggi guna terciptanya peningkatan kemakmuran rakyat yang

makin merata, dan stabilitas daerah yang mantap, bercirikan

industri yang kuat dan maju, pertanian yang maju, efisien dan

tangguh, koperasi yang sehat dan kuat, serta perdagangan yang

maju, didorong oleh kemitraan usaha yang kokoh antara badan

usaha koperasi, negara daerah dan swasta. Iklim usaha yang

sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan

terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

2. Sasaran Bidang Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan dan

Kebudayaan.

Meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan semua rakyat

yang makin merata dan adil, dalam kaitannya dengan

pengentasan kemiskinan terselenggaranya pendidikan dan

pelayanan kesehatan yang makin bermutu dan merata yang

mampu mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,

tangguh, sehat cerdas, patriotik, berdisiplin, kreatif, produktif dan

profesional, serta makin mantapnya budaya daerah yang berakar

kuat pada lembaga adat sebagai bagian dari kebudayaan Daerah

dan Nasional, yang tercermin dalam meningkatnya peradaban,

harkat dan martabat manusia serta memperkuat jati diri serta

kepribadian bangsa.

3. Sasaran Bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

Terciptanya suasana kehidupan beragama dan kehidupan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh

keimanan dan ketaqwaan, penuh kerukunan yang dinamis inter

dan antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa secara bersama-sama makin memperkuat

landasan spiritual, moral, dan etik bagi pembangunan Daerah,

yang tercermin dalam suasana kehidupan yang harmonis, serta

kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa selaras dengan

penghayatan dan pengamalan Pancasila.

47

4. Sasaran Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Adanya kemampuan dalam penguasaan, pemanfaatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan

bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan peradaban, untuk

memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju mandiri,

serta sejahtera, yang dilandasi nilai-nilai spiritual, nilai luhur

budaya daerah.

5. Sasaran Bidang Hukum.

Terbentuk dan berfungsinya sistem hukum Nasional di

Daerah secara mantap bersumberkan Pancasila dan UUD 1945,

dengan memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang

berlaku, yang mampu menjamin kepastian, ketertiban,

penegakan, dan perlindungan hukum yang berintikan keadilan

dan kebenaran, serta mampu mengamankan dan mendukung

pembangunan daerah yang didukung oleh aparatur hukum yang

berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai serta

masyarakat yang sadar dan taat hukum.

6. Sasaran Bidang Politik, Aparatur Pemerintah, Penerangan,

Komunikasi dan Media Massa.

Semakin mantapnya kehidupan politik yang konstitusional

berdasarkan demokrasi Pancasila, dengan kualitas manusia dan

masyarakat yang memiliki kesadaran dan etika politik yang

tinggi, dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa, makin

mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan

bertanggung jawab, dengan didukung oleh aparatur pemerintah

yang bersih dan berwibawa bertanggungjawab, penuh

pengabdian dan profesional, serta diperkuat oleh penyelenggaraan

penerangan, komunikasi dan media massa yang mampu

menggugah peran serta masyarakat dalam pembangunan.

7. Sasaran Bidang Ketentraman dan Ketertiban.

Terciptanya ketentraman dan ketertiban masyarakat yang

cukup mantap, merupakan prasyarat lancarnya pelaksanaan

pembangunan. Kondisi ini dapat dicapai bila dalam

48

perwujudannya ada keterpaduan dan rasa tanggung jawab

bersama antara masyarakat adat seperti lembaga-lembaga ada

sekaa teruna dengan lembaga-lembaga pemerintah yang terkait.

D. Titik Berat Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah.

Titik berat Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah, diletakkan

pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada

pembangunan sektor Pariwisata yang bermodal dasar pada

kebudayaan daerah yang dijiwai oleh Agama Hindu, simultan dengan

pembangunan Sektor Pertanian dalam arti luas terutama untuk

melanjutkan usaha-usaha mempertahankan swasembada pangan

khususnya beras dan meningkatkan sektor Industri terutama yang

berkaitan dengan sektor pariwisata dan sektor pertanian seiring

dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

E. Arah Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah.

1. Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah diarahkan untuk

meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat agar makin

maju mandiri dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Dalam

Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah harus terus

dibangkitkan dan dipelihara semangat pengabdian dan tekad

untuk membangun masa depan yang lebih baik sehingga

berkembang menjadi sikap mental dan sikap hidup masyarakat

yang mampu mendorong percepatan proses pembangunan di

segala aspek kehidupan masyarakat, guna memperkokoh

persatuan dan kesatuan demi terwujudnya tujuan

pembangunan daerah.

2. Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah diarahkan agar

terjadi keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara

pembangunan ekonomi, pembangunan kebudayaan dan

lingkungan hidup. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

diarahkan agar tetap mampu mempertahankan nilai-nilai

budaya dan kelestarian lingkungan hidup.

49

3. Pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah

diarahkan tetap bertumpu kepada Trilogi Pembangunan

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi diperlukan untuk

menggerakkan dan memacu pembangunan di bidang – bidang

lain sekaligus sebagai kekuatan utama pembangunan untuk

mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya

dengan memberi peran kepada masyarakat untuk berperan

serta aktif dalam pembangunan, dijiwai semangat kekeluargaan,

didukung oleh stabilitas daerah yang mantap dan dinamis,

melalui pembangunan yang berkelanjutan, dengan tetap

dilandasi oleh budaya daerah serta dengan memperhatikan

kelestarian fungsi lingkungan hidup.

4. Pembangunan Pertanian terus ditingkatkan dan diarahkan

untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Sektor pertanian diharapkan mampu menghasikan produksi,

baik untuk konsumsi maupun sebagai bahan baku untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan daya

beli masyarakat, serta tetap meningkatkan keterkaitannya

dengan sektor industri menuju terbentuknya jaringan kegiatan

agro industri, wisata agro dan agro bisnis yang semakin

mantap.

5. Pembangunan Kehutanan diarahkan untuk mampu menjamin

peningkatan fungsi tata air kawasan hutan maupun diluar

kawasan hutan guna menjamin kelestariannya sebagai sumber

daya alam dan lingkungan hidup.

6. Pembangunan Industri khususnya industri kecil dan kerajinan

diarahkan untuk mampu menjadi pelaku ekonomi dengan

struktur yang kokoh dan didorong oleh sumber daya manusia

yang berkualitas sehingga mampu menerobos pasaran dalam

maupun luar negeri.

7. Pembangunan Pertambangan, khususnya pertambangan galian

golongan C, diarahkan untuk memanfaatkan potensi yang ada

secara optimal dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi

lingkungan hidup.

50

8. Pembangunan Energi diarahkan untuk pengembangan energi

alternatif sesuai dengan potensi daerah dan kelestarian

lingkungan hidup agar dapat menyediakan tenaga listrik dalam

jumlah yang cukup dan merata, handal dan bermutu serta

terjangkau oleh daya beli masyarakat.

9. Pembangunan Perhubungan yang meliputi transportasi pos dan

telekomunikasi diarahkan agar makin menunjang pertumbuhan

ekonomi, stabilitas daerah, serta upaya pemerataan

pembangunan.

Pembangunan perhubungan juga akan meningkatkan

pengembangan kepariwisataan yang memiliki besar untuk

berkembang.

10. Pembangunan Kepariwisataan yang bermodal dasar

kebudayaan semakin ditingkatkan dan diarahkan untuk

meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan pendapatan

daerah dan masyarakat, menciptakan lapangan kerja,

mendorong kegiatan ekonomi rakyat, dan pelestarian

kebudayaan serta keindahan alam yang tersedia.

11. Pembangunan Perdagangan diarahkan untuk mampu

menunjang kelancaran sistem distribusi barang kebutuhan

masyarakat luas secara efisiensi sehingga merangsang

peningkatan produksi, berkembangnya harga yang wajar dan

persaingan yang sehat, terciptanya kesempatan berusaha dan

kesempatan bekerja dan terlindunginya produsen dan

konsumen.

12. Pembangunan Koperasi diarahkan untuk mewujudkan koperasi

sebagai badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri serta sebagai

soko guru perekonomian rakyat yang merupakan wadah

menggalang kemampuan ekonomi rakyat disemua kegiatan

perekonomian di daerah sehingga mampu berperan utama

dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

51

13. Pembangunan Tenaga Kerja, diarahkan pada peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pembangunan tenaga kerja juga

diarahkan pada penciptaan lapangan kerja dan mengurangi

pengangguran serta pengembangan sumber daya manusia yang

profesional yang mandiri dan beretos kerja tinggi dan produktif.

14. Pembangunan Transmigrasi diarahkan pada usaha peningkatan

kualitas dan kuantitas para calon transmigrasi baik transmigran

umum maupun swakarsa, dalam upaya memperluas

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha guna peningkatan

mutu kehidupan transmigran.

15. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan

harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya

manusia dan memperluas serta mengarahkan pemerataan

kesempatan memperoleh pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui

peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya,

pembaharuan kurikulum, sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, tuntutan zaman dan tahapan

pembangunan serta penyediaan sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai.

Pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan

sedini mungkin merupakan tanggung jawab keluarga,

masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu peran aktif

masyarakat dalam semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan

perlu didorong dan ditingkatkan.

16. Kebudayaan Daerah yang berakar kuat pada desa adat yang

dilandasi oleh falsafah Tri Hita Karana, menginginkan

terciptanya keserasian, keselarasan dan keseimbangan

hubungan, hubungan antara manusia dengan Tuhannya,

manusia dengan manusiannya, manusia dengan alam

lingkungannya dan manusia dengan hasil cipta, rasa dan

karsanya. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan

akan dapat mewujudkan stabilitas, yang merupakan prasyarat

52

dan mampu mendorong lancarnya pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka kebudayaan daerah yang

dijiwai oleh Agama Hindu, diarahkan untuk tetap dibina

dilestarikan dalam rangka meningkatkan harkat, martabat,

derajat dan jati diri serta diharapkan tetap melandasi segala

gerak dan langkah pembangunan daerah.

17. Pembangunan Kependudukan diarahkan pada pengendalian

kualitas dan peningkatan kualitas penduduk, serta perwujudan

keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Upaya penurunan tingkat pertumbuhan penduduk perlu

dilanjutkan dan lebih ditingkatkan, termasuk penyebaran

penduduk melalui transmigrasi.

18. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu dan

kemudahan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat serta meningkatkan gizi dan

membudayakan hidup bersih dan sehat, didukung dengan

pembangunan perumahan dan pemukiman yang layak.

19. Pembinaan anak, remaja dan pemuda, sebagai generasi penerus

bangsa diarahkan untuk mengembangkan sikap menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa, sikap keteladanan dan

disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang

harus dilaksanakan sedini mungkin di lingkungan keluarga, di

sekolah, dan dilingkungan masyarakat.

20. Pembinaan Peranan Wanita, sebagai mitra sejajar pria dalam

pembangunan harus dikembangkan dengan tetap

memperhatikan kodrat serta harkat dan martabatnya.

21. Pembangunan Keluarga Sejahtera, diarahkan pada

pengembangan kualitas keluarga melalui upaya Keluarga

Berencana dalam rangka membudayakan Norma Keluarga Kecil,

Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

22. Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diharapkan

agar pemanfaatan, pengembangan dan penguasaannya dapat

53

mempercepat peningkatan kecerdasan kemampuan masyarakat,

mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan produktivitas

dan efisiensi, memperluas lapangan kerja, meningkatkan

kualitas, harkat dan martabat bangsa, serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pengembangan dan penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi harus di dukung oleh sumber daya

manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan,

penataan sistem kelembagaan, serta penyediaan sarana dan

prasarana penelitian, penerapan dan pengembangan yang

memadai.

Dalam penyelenggaraannya harus senantiasa berpedoman pada

nilai agama, nilai budaya bangsa serta memperhatikan

keterbatasan sumber daya dan kelestarian fungsi lingkungan

hidup.

23. Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa diarahkan untuk mampu meningkatkan

kualitas umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa sehingga tercipta suasana kehidupan

beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

yang penuh keimanan, ketaqwaan dan kerukunan yang dinamis

serta makin meningkatnya peran serta umat dan penganut

aliran kepercayaan dalam pembangunan. Upaya ini

diselenggarakan melalui peningkatan permasyarakatan nilai

keimanan dan ketaqwakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

didukung oleh perluasan sarana dan prasarana kehidupan

beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

24. Pembangunan Hukum diarahkan untuk menghasilkan produk

hukum didaerah yang mampu mengatur tugas umum

pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan didaerah,

didukung oleh aparat hukum yang bersih, berwibawa, penuh

pengabdian, sadar dan taat hukum, mempunyai rasa keadilan

sesuai dengan kemanusiaan, serta profesional, efisien dan

efektif, dilengkapi sarana dan prasarana hukum yang memadai

serta mengembangkan masyarakat yang sadar dan taat hukum.

Penyusunan dan perencanaan hukum didaerah harus dilakukan

secara terpadu.

54

25. Pembangunan Politik diarahkan pada terwujudnya tatanan

kehidupan politik berdasarkan demokrasi Pancasila yang makin

mampu menjamin berfungsinya lembaga politik dan lembaga

kemasyarakatan, mantapnya proses komunikasi politik, baik

antara supra dan infra struktur politik maupun antara sesama

supra dan infra struktur politik dengan masyarakat, serta

mengembangkan suasana dan sikap keterbukaan yang

bertanggungjawab.

26. Pembangunan Penerangan, Komunikasi dan Media Massa lebih

ditingkatkan dan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan hak dan kewajibannya, serta menggerakkan

dan menggairahkan peran serta aktif masyarakat dalam

pembangunan daerah dan dalam seluruh dimensi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

27. Pembangunan Aparatur Pemerintah diarahkan untuk

meningkatkan kualitas aparatur pemerintah serta memiliki sikap

dan prilaku pengabdian, jujur, bertanggungjawab, berdisiplin,

adil dan berwibawa, sehingga dapat memberikan pelayanan dan

pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan tuntutan hati

nurani rakyat. Sejalan dengan ini perlu diupayakan penataan

kewenangan yang rasional diantara jajaran dan peringkat

aparatur pemerintah sehingga terlaksana penyelenggaraan

tugas umum administrasi pemerintahan dan pembangunan

didaerah secara efisien dan efektif.

28. Pembangunan Ketentraman dan Ketertiban diarahkan pada

pengembangan kemampuan masyarakat dibidang ketentraman

dan ketertiban umum, dalam rangka menangkal dan

menanggulangi segala macam gangguan dan hambatan dari

manapun datangnya, dengan memanfaatkan lembaga-lembaga

masyarakat adat yang ada. Pembangunan ketentraman dan

ketertiban ditujukan kepada tercipta dan terpeliharanya

stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis didaerah, untuk

mendorong berkembangnya inisiatif dan kreatifitas masyarakat

dan menyukseskan pelaksanaan pembangunan.

55

29. Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup

diarahkan pada pendayagunaan sumber daya alam bagi

kemakmuran rakyat, dilakukan secara rasional, optimal,

bertanggungjawab dan sesuai dengan kemampuan daya

dukungnya dengan mengutamakan sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat serta tetap memperhatikan fungsi

kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan yang

berkelanjutan.

30. Pembangunan Daerah diarahkan untuk memacu pemerataan

dan hasil-hasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan

rakyat, dan pengentasan kemiskinan menggalakkan prakarsa

dan peran serta aktif masyarakat serta meningkatkan

pendayagunaan potensi Daerah secara optimal dan terpadu

dalam mengisi otonomi daerah secara nyata, dinamis, serasi dan

bertanggungjawab

31. Dana untuk memenuhi pembiayaan pembangunan diusahakan

dari Pendapatan Asli Daerah Bantuan Tk. I Bali bantuan

Pemerintah Pusat, bantuan Luar Negeri dan Dunia

Usaha/Swasta maupun dari Swadaya Masyarakat.

F. Arah Penataan Ruang Daerah.

1. Kedudukan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dalam konteks

Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali, ditinjau dari segi

geografisnya terletak dibagian selatan Pulau Bali dengan luas

41.852 Ha yang meliputi 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Kuta,

Kecamatan Mengwi, Kecamatan Petang dan Kecamatan

Abiansemal.

2. Kabupaten Daerah Tingkat II Badung mempunyai fungsi sebagai

pintu gerbang Pariwisata Bali dan Indonesia bagian tengah dengan

dominasi aktivitas kepariwisataan disamping pertanian dalam arti

luas, industri kerajinan rumah tangga terutama yang terkait

dengan pertanian dan kepariwisataan.

3. Di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung diidentifikasikan sejumlah

wilayah-wilayah pembangunan dengan pusat-pusat

56

pertumbuhannya dalam suatu rangkaian hirarkhi Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

4. Untuk mempercepat pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan

Daerah maka perkembangan dan pembangunan daerah melalui

penciptaan pertumbuhan yang seimbang dan harmonis antara

wilayah – wilayah pembangunan beserta dengan pusat-pusat

pertumbuhannya dengan daerah belakangnya perlu ditingkatkan

dan diperluas dengan penyusunan dan pengembangan rencana

Detail kawasan-kawasan Pariwisata, pengembangan sentra

produksi pertanian dan industri serta pembentukan kawasan-

kawasan Pusat Pertumbuhan.

5. Pengembangan dan pembentukan kawasan-kawasan pusat

pertumbuhan agar tetap memperhatikan kelestarian lingkungan

sesuai dengan fungsi kawasan dan rencana tata ruang dengan

tidak mempergunakan lahan – lahan yang produktif.

6. Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dibagi menjadi 3 wilayah

pembangunan yaitu :

a. Wilayah Pembangunan Badung utara yang meliputi wilayah

Kecamatan Petang dan Abiansemal dengan pusat

pengembangannya di Blahkiuh.

Pada bagian utara wilayah ini bentuk geografisnya menyempit,

kurang adanya aktifitas perhubungan kearah timur barat.

Disamping pembinaan potensi yang telah dimiliki Wilayah

pembangunan Badung Utara ini mempunyai aktifitas seperti :

- Perkebunan yang diarahkan pada komoditi ekspor dan yang

menunjang pariwisata.

- Potensi alam untuk tujuan/obyek atau pengembangan

pariwisata.

- Pertanian pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan

masyarakat.

- Peternakan diarahkan untuk menunjang pariwisata dan

konsumsi masyarakat.

- Konservasi air dan tanah.

- Perikanan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.

57

- Industri kecil dan kerajinan rumah tangga dalam rangka

menunjang pariwisata dan pertanian.

b. Wilayah Pembangunan Badung Tengah yang meliputi Wilayah

Kecamatan Mengwi dengan Pusat pengembangan di Mengwi.

Wilayah Mengwi sangat strategis letaknya dilihat dari segi

geografis untuk pengembangan kota. Juga sangat strategis

ditinjau dari lintas ekonomi disamping wilayah Mengwi sendiri

masih mempunyai aktivitas ekonomi yang cukup kuat untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya dibidang

pertanian. Oleh karena itu wilayah Mengwi dan sekitarnya dapat

ditetapkan sebagai suatu pengembangan wilayah pembangunan

Wilayah Badung Tengah dengan dominasi aktivitas :

- Pertanian pangan yang diarahkan kepada pemenuhan

kebutuhan masyarakat dan menunjang pariwisata.

- Peternakan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan

masyarakat dan menunjang pariwisata.

- Industri kecil dan kerajinan rumah tangga dalam menunjang

pariwisata.

- Perikanan diarahkan pada pengembangan perikanan air

tawar.

- Pariwisata diarahkan pada pariwisata budaya.

- Potensi alam untuk tujuan pariwisata.

- Pengembangan fisik wilayah perkotaan.

c. Wilayah Pembangunan Badung Selatan yang meliputi wilayah

Kecamatan Kuta dengan sub region benoa dan Kerobokan, serta

pusat pengembangan di Kuta yang mempunyai potensi aktivitas

berbagai sektor, ditetapkan sebagai suatu pengembangan

wilayah pembangunan dengan dominasi aktivitas :

- Pariwisata : Peningkatan sarana akomodasi sub region Benoa,

Jimbaran, kedonganan dan Kuta sampai pada batas-batas

dan menciptakan kondisi yang dapat memberikan kesan

positif bagi wisatawan.

- Pertanian pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dan menunjang pariwisata.

- Perikanan laut.

58

- Peternakan besar dan unggas, untuk konsumsi lokal dan

menunjang pariwisata.

- Industri kecil dan kerajinan rakyat.

- Perdagangan biasa dan souvenir.

- Pusat pendidikan.

G. Strategis Pembiayaan Pembangunan.

Untuk mencapai sasaran dan tujuan dalam pelaksanaan

pembangunan disamping faktor manusia, akan sangat tergantung

kepada faktor pembiayaan.

Untuk memenuhi pembiayaan pelaksanaan pembangunan di Daerah

tetap akan diusahakan terutama dari sumber yang berasal dari

sumber Pendapatan Asli Daerah. Disamping bantuan dari Pemerintah

Daerah Tingkat I Bali serta bantuan dari Pemerintah Pusat baik yang

berasal dari sektor Pemerintah maupun yang berasal dari

masyarakat/sektor swasta dan bantuan Luar Negeri.

Kebijaksanaan yang ditempuh untuk meningkatkan sumber-sumber

pembiayaan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan jalan :

a. Intensifikasi sumber-sumber pendapatan yang ada termasuk

penyesuaian-penyesuaiannya.

b. Ekstensifikasi yaitu menggali sumber-sumber pendapatan yang

baru.

c. Mengusulkan pada Pemerintah Daerah Tingkat I Bali untuk :

- Mempertimbangkan penyerahan sumber-sumber

pendapatan baru kepada Daerah untuk lebih mendorong

terciptanya otonomi yang riil dan bertanggung jawab yang

titik beratnya diletakkan pada Daerah Tingkat II.

- Meninjau kembali bantuan P.Pb.I ke Kabupaten lain.

- Menambah jumlah dan jenis bagian pajak (Opsen) kepada

Pemerintah Daerah.

2. Proyek-proyek vital/besar yang sangat mendesak diupayakan

dapat dibiayai oleh Pemerintah Pusat.

59

3. Meningkatkan peranan sektor Perbankan dan lembaga-lembaga

keuangan lainnya didalam pembiayaan pembangunan daerah.

4. Menciptakan iklim yang sehat untuk kelancaran berusaha dengan

maksud untuk meningkatkan partisipasi masyarakat/sektor

swasta didalam pembangunan di daerah melalui penanaman

modal.

5. Mengupayakan peningkatan Bantuan Subsidi/ganjaran dari

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.

6. Mengupayakan peningkatan pinjaman/sumbangan dari Luar

Negeri yang bersifat tidak mengikat baik dari sektor Pemerintah

maupun lembaga-lembaga Internasional lainnya dalam rangka

mempercepat proses pembangunan Daerah.

60

BAB IV

PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEENAM DAERAH

A. U m u m

1. Dalam Pembangunan jangka Panjang Pertama Daerah yang

berakhir pada Pembangunan Lima Tahun Kelima, Kabupaten

Dati II Badung telah berhasil menciptakan kerangka landasan

yang cukup mantap, baik dibidang ekonomi, politik, sosial

budaya maupun stabilitas daerah, sehingga dalam Pelita Keenam

Daerah dapat memasuki proses tinggal landas.

Dibidang ekonomi telah mampu mencapai pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, yang dibarengi dengan perubahan

struktur ekonomi yang semakin seimbang dan peningkatan

kemakmuran masyarakat.

Dibidang politik, proses pembaharuan kehidupan politik yang

didukung oleh makin mantapnya dan dalamnya penghayatan

dan pengamalan Pancasila serta pelaksanaan UUD 1945 telah

mendorong semakin mantapnya stabilitas daerah dan semakin

kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam semangat

kekeluargaan.

Dalam kehidupan sosial budaya, kebudayaan daerah yang

merupakan bagian dari Kebudayaan Nasional yang

berlandaskan Pancasila merupakan potensi dasar yang

melandasi segala gerak dan langkah pembangunan di Daerah

telah semakin berkembang dan semakin berakar kuat di

masyarakat, memiliki ciri terbuka. Selektif dan luwes terhadap

modernisasi, didukung dengan semakin meningkatnya kualitas

sumber daya manusia, keserasian, keselarasan dan

keseimbangan kehidupan lahir maupun bathin.

2. Pembangunan industri khususnya industri kecil dan kerajinan

serta aneka industri, telah dapat mendukung menciptakan

struktur ekonomi yang lebih seimbang, memperluas kesempatan

kerja dan pemerataan pembangunan, bersamaan dengan usaha

peningkatan diversifikasi, intensifikasi dan ekstensifikasi

pertanian serta pengembangan agroindustri, wisata agro dan

agrobisnis.

61

3. Upaya untuk menunjang kelancaran distribusi barang

kebutuhan masyarakat luas secara efisien, telah

memperlancarkan barang dan jasa, merangsang peningkatan

produksi, mendorong ekspor, memperluas kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha sekaligus meningkatkan pendapatan

masyarakat.

4. Pembangunan pertambangan khususnya bahan galian golongan

C telah mampu mendukung pembangunan daerah sehingga

perlu terus dikembangkan dengan tetap memperhatikan

keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Pemanfaatan sumber daya alam bagi peningkatan kesejahteraan

rakyat telah diupayakan secara menyeluruh dan terpadu dengan

memperhatikan keseimbangan dan kelestarian fungsi

lingkungan hidup serta senantiasa memperhitungkan prinsip

pembangunan yang berkesinambungan demi kepentingan

generasi yang akan datang. Penganekaragaman pemanfaatan

sumber daya alam dalam usaha memacu pertumbuhan yang

mendukung pemerataan ekonomi serta peningkatan ketahanan

ekonomi, telah diupayakan sejalan dengan kemampuan alam

Daerah yang beranekaragam dan kebutuhan masyarakat yang

makin beranekaragam

6. Dunia usaha terus berkembang semakin mantap, penanaman

modal baik modal asing maupun modal dalam negeri terus

meningkat.

Dalam Repelita VI perlu terus diupayakan peningkatannya guna

mencapai kondisi yang lebih baik, guna mendukung

peningkatan pembangunan.

7. Dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi yang berdasar

atas asas kekeluargaan, koperasi telah berkembang dan mandiri

sehingga nyata berperan dalam kehidupan ekonomi masyarakat

terutama di pedesaan.

Secara kelembagaan koperasi makin mantap dan sebagai badan

usaha koperasi telah mampu menunjukkan kemandiriannya

dan menjadi mitra usaha yang makin sejajar dengan badan

62

usaha milik negara, swasta dan daerah pada semua bidang

usaha, terutama yang menyangkut kepentingan langsung

masyarakat luas.

8. Dalam rangka pemerataan pembangunan di Daerah, sesuai

pelaksanaan otonomi daerah dengan mempertimbangkan

kemampuan dan potensi daerah. Masih perlu diberikan

perhatian yang lebih besar, khususnya daerah yang terbelakang,

daerah yang padat dan jarang penduduknya serta daerah yang

kritis/minus.

9. Pembiayaan pembangunan yang bersumber dari Pendapatan Asli

Daerah telah semakin meningkat namun belum dapat

mencukupi kebutuhan pembangunan yang semakin meningkat.

Oleh karena itu masih tetap diperlukan pembiayaan

pembangunan yang bersumber dari Bantuan Dati. I dan

Pemerintah Pusat atau sumber-sumber lainnya.

10. Sumber energi yang belum mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat. Sejalan dengan itu telah mulai dirintis

pengembangan sumber energi alternatif dengan skala kecil.

11. Pembangunan yang makin meningkat dan bertambahnya jumlah

penduduk akan dihadapkan pada kondisi sumber daya alam

yang tidak dapat diperbaharui. Pemanfaatan dan pengelolaan

sumber daya alam, air dan lautan serta pola tata ruang masih

belum sepenuhnya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu

sehingga perlu terus diperhatikan bersama dengan pemeliharaan

kelestarian fungsi lingkungan hidup antara lain yang berkaitan

dengan upaya pelestarian daerah dan daerah penyangga air.

12. Pembangunan kesejahteraan rakyat telah meningkat baik mutu

maupun jangkauan pelayanan bagi lanjut usia, anak terlantar,

maupun penyandang cacat, baik yang dilaksanakan melalui

pelayanan dalam panti Pemerintah dan Swasta maupun diluar

panti. Peningkatan kesadaran masyarakat dan memberikan

kesempatan yang lebih luas dan merata dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan sosial dikalangan masyarakat,

khususnya masyarakat yang kurang beruntung.

63

13. Pembangunan pendidikan telah berhasil meletakkan dasar yang

makin mantap bagi terwujudnya sistem pendidikan nasional,

menyediakan sarana dan prasarana pendidikan secara lebih

merata, serta telah berhasil makin meningkatkan peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Jumlah lulusan

pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi dari tahun ke

tahun terus bertambah meskipun mutu pendidikan masih perlu

terus ditingkatkan.

14. Dalam kehidupan sosial budaya, makin berkembangnya

kebudayaan daerah yang dijiwai oleh agama Hindu disamping

makin menguatnya lembaga-lembaga tradisional.

15. Pembangunan kesehatan telah berhasil meningkatkan pelayanan

kesehatan dasar secara lebih merata, sehingga dapat

menurunkan angka kematian bayi dan balita, meningkatkan

kesehatan ibu dan anak, status gizi masyarakat, dan

memperpanjang usia harapan hidup rata-rata penduduk.

16. Pembangunan Keluarga Sejahtera sesuai dengan Norma keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) telah dilaksanakan melalui

program yang menyeluruh dan, terpadu, sehingga selain telah

berhasil menurunkan tingkat kelahiran, juga telah membantu

penurunan angka kematian. Upaya pengendalian pertumbuhan

penduduk telah berhasil dengan baik, namun pertambahan

jumlah penduduk dan perbandingan penduduk usia muda masih

besar serta penyebaran penduduk antar Kecamatan masih belum

merata menimbulkan masalah pengembangan sumber daya

manusia dan penyediaan lapangan kerja.

17. Pembinaan anak remaja sebagaimana tunas bangsa, termasuk

pembinaan untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan budi pekerti,

peningkatan disiplin, peningkatan minat baca, dan semangat

belajar telah mengalami kemajuan yang berarti meskipun masih

perlu ditingkatkan dengan berbagai upaya yang makin terpadu.

18. Pembinaan generasi muda telah dapat meningkatkan kualitas

generasi muda, mengembangkan suasana serta semangat yang

64

sehat, dan menumbuhkan sikap tanggap terhadap tantangan

pembangunan masa depan. Organisasi kepemudaan makin

menghadapi tantangan yang makin besar untuk lebih mampu

melaksanakan fungsinya dalam pembangunan secara optimal,

termasuk pelaksanaan pendidikan politik yang dapat

menjangkau pemuda seluruhnya.

19. Pembinaan peranan wanita sebagai mitra sejajar pria untuk

meningkatkan partisipasinya dan memberikan sumbangan yang

sebesar-besarnya bagi pembangunan daerah harus

dikembangkan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya

sebagai wanita. Peningkatan kualitas dan iklim sosial budaya

untuk mendukung dan mengembangkan dirinya dalam berperan

dibidang pembangunan.

20. Pembangunan olah raga telah berhasil memasyarakatkan olah

raga dan mengolahragakan masyarakat serta meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani masyarakat. Berbagai upaya

masih diperlukan untuk lebih meningkatkan prestasi olahraga

sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa didunia

internasional dan membangkitkan rasa kebangsaan daerah, serta

untuk memupuk watak bangsa dan memasyarakatkan budaya

disiplin dan sportifitas.

21. Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa telah berhasil meningkatkan keimanan

dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

mengembangkan suasana kehidupan beragama yang semakin

semarak, menanamkan dan membina kerukunan inter dan antar

umat beragama serta penganut kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa. Sarana beribadah makin bertambah dan

pemanfaatannya oleh masyarakat makin meningkat, namun

tantangan yang masih dihadapi adalah kedalam pengamalan

ajaran dan nilai-nilai agama serta kemantapan kehidupan

beragama dalam rangka mengukuhkan landasan spiritual,

moral dan etik bagi pembangunan serta landasan persatuan dan

kesatuan bangsa.

65

22. Penguasaan, pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi telah diupayakan dalam rangka meningkatkan

pembangunan dan kemampuan daerah disegala aspek-aspek

kehidupan. Kemampuan yang telah terwujud masih perlu terus

ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan pembangunan guna

menjawab tantangan masa depan.

23. Pembangunan hukum yang bersumber pada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 masih menghadapi berbagai macam

tantangan. Kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum

telah makin meningkat. Dilain pihak tuntutan masyarakat

terhadap kepastian dan pengayoman hukum perlu sungguh-

sungguh diperhatikan.

24. Kondisi penerangan, komunikasi dan media massa sebagai

sarana pembangunan komunikasi sosial di daerah dalam rangka

menumbuhkembangkan partisipasi dan tanggung jawab

masyarakat dalam pembangunan daerah makin meningkat.

25. Pembangunan melalui sistem pertahanan keamanan rakyat

semesta telah berhasil baik, hal ini tercermin dari meningkatnya

kemampuan masyarakat dan aparat dalam menangkal berbagai

bentuk ancaman sehingga mampu mendukung terciptanya

kemantapan stabilitas daerah dalam semua aspek kehidupan

yang mendukung penyelenggaraan pembangunan.

B. Tujuan Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah.

Tujuan Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah adalah :

1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian individu dan

masyarakat daerah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber

daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan

bathin yang selaras adil dan merata.

2. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap

pembangunan berikutnya.

66

C. Sasaran Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah.

Sasaran Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah adalah

tumbuhnya sikap kemandirian individu dan masyarakat daerah

melalui peningkatan peran serta efisiensi dan produktivitas rakyat

dalam rangka meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan

kesejahteraan lahir bathin.

1. Bidang Ekonomi.

Peningkatan dan pemantapan industri kecil/kerajinan,

pertanian dan pariwisata di Daerah Tingkat II Badung yang

mengarah pada peningkatan kemampuan dan keterampilan

untuk mencapai kemandirian dalam usaha, peningkatan

produktivitas dan mutu untuk menerobos pangsa pasar dalam

maupun luar negeri, peningkatan penganekaragaman usaha dan

hasil pertanian melalui peningkatan intensifikasi, rehabilitasi,

diversifikasi dan ekstensifikasi pertanian yang didukung oleh

industri pertanian, penataan dan pemantapan kelembagaan dan

sistem koperasi agar koperasi semakin efisien serta berperan

utama dalam perekonomian rakyat dan berakar dalam

masyarakat, peningkatan peran pasar dalam negeri serta

perluasan pasar luar negeri dengan pola perdagangan dan sistem

distribusi yang makin meluas dan mantap, keseluruhannya

bersamaan dengan upaya peningkatan pemerataan yang meliputi

peningkatan kegiatan ekonomi rakyat, kesempatan usaha,

lapangan kerja serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat.

2. Bidang Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan dan Kebudayaan.

Peningkatan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan

pelayanan umum yang makin adil dan merata serta menjangkau

seluruh lapisan masyarakat, penyediaan sandang, pangan dan

papan yang memadai.

Penataan pendidikan untuk mewujudkan manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,

67

memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki

rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, dengan

mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

dasar serta perluasan pendidikan keahlian dan kejuruan.

Peningkatan penghayatan nilai luhur budaya daerah sebagai

bagian dari budaya nasional yang menjiwai prilaku manusia dan

masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, peningkatan derajat

kesehatan melalui peningkatan kualitas dan pelayanan yang

makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terwujudnya

keserasian, keselarasan dan keseimbangan kuantitas dan

kualitas serta penyebaran penduduk.

3. Bidang Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Penataan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa yang harmonis, yang tercermin dalam

makin meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, makin meningkatnya kerukunan kehidupan

beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, makin meningkatnya peran serta umat dan penganut

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maka Esa dalam

pembangunan melalui pendidikan di lingkungan keluarga, di

masyarakat, dan di sekolah, bersamaan dengan perluasan sarana

dan prasarana sesuai dengan kebutuhan untuk menunaikan

ibadah masing-masing.

Pengembangan sumber daya manusia, sarana dan prasarana

penelitian dan pengembangan yang memadai, peningkatan mutu

peningkatan mutu pendidikan untuk mendukung upaya

penguatan, pendalaman dan perluasan pembangunan disemua

sektor yang berwawasan lingkungan.

4. Bidang Hukum.

Penataan hukum, dengan meletakkan pola pikir yang

mendasari penyusunan sistem hukum yang bersumber pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, penyusunan

kerangka sistem hukum serta penginventarisasian dan

68

penyusunan unsur-unsur tatanan hukum dalam rangka

pembaharuan hukum, peningkatan penegakan sarana dan

prasarana hukum dalam menunjang pemasyarakatan dan

terciptanya tertib hukum.

5. Bidang Politik, Aparatur Pemerintah, Penerangan, Komunikasi dan

Media Massa.

Penataan kehidupan politik yang didukung oleh suasana yang

memungkinkan berkembangnya budaya politik yang mengarah

pada perwujudan sikap keterbukaan yang bertanggungjawab

terhadap tetap utuhnya persatuan dan kesatuan bangsa,

terselenggaranya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan

bertanggung jawab, peningkatan hubungan kerja sama antar

daerah yang saling menguntungkan dan menunjang kepentingan

bersama, penataan manajemen aparatur pemerintah untuk

meningkatkan kualitas, kemampuan, dan kesejahteraan

manusianya serta peningkatan kemampuan dan kegiatan

penerangan, komunikasi dan media massa dalam kegiatan

penerangan, komunikasi dan media massa dalam menggerakkan

dan menggairahkan peran serta aktif masyarakat dalam

pembangunan.

6. Bidang Ketentraman dan Ketertiban.

Sasaran pembangunan ketentraman dan ketertiban adalah

peningkatan kuantitas dan kemampuan segenap komponen

pertahanan sipil dalam rangka penataan sistem pertahanan

keamanan rakyat semesta sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang ada baik produk yang nasional

maupun produk daerah itu sendiri dalam menghadapi dampak

perkembangan pembangunan.

69

D. Prioritas Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah.

1. Dengan ditetapkannya bidang ekonomi sebagai titik berat yang

merupakan penggerak utama Pembangunan Jangka Panjang

Kedua Daerah, seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya

manusia maka prioritas Pembangunan Lima Tahun Keenam

Daerah diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan

titik berat pada sektor Pariwisata yang bermodal dasar pada

kebudayaan daerah yang dijiwai oleh Agama Hindu, simultan

dengan pembangunan Sektor Pertanian dalam arti luas terutama

untuk melanjutkan usaha-usaha mempertahankan swasembada

pangan khususnya beras serta sektor industri dan kerajinan

terutama yang berkaitan dengan Sektor pertanian dan sektor

pariwisata seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya

manusia.

2. Pembangunan sumber daya manusia untuk mendukung

pembangunan ekonomi melalui peningkatan produktivitas

dengan pendidikan yang makin merata dan bermutu, disertai

peningkatan dan perluasan pendidikan keahlian yang

dibutuhkan berbagai bidang pembangunan serta pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin mantap.

3. Pembangunan bidang lainnya terus ditingkatkan selaras dan

serasi serta saling memperkuat dengan pembangunan bidang

ekonomi sehingga keseluruhan pembangunan daerah merupakan

satu kesatuan gerak dalam mewujudkan masyarakat maju,

mandiri dan sejahtera.

E. Kebijaksanaan Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah.

U m u m

1. Sebagai kelanjutan dari kegiatan pembangunan dan hasil

pembangunan sebelumnya, kebijaksanaan pembangunan Lima

Tahun Keenam Daerah diarahkan untuk meningkatkan kualitas

70

manusia dan kualitas kehidupan masyarakat agar makin maju

dan mandiri yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.

Upaya pemerataan pembangunan dan hasil –hasilnya yang makin

meluas pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, penciptaan

dan perluasan lapangan kerja serta lapangan usaha dan

peningkatan pembangunan daerah-daerah kritis, minus, kumuh,

ditingkatkan dan diarahkan agar mampu mewujudkan

kesejahteraan yang makin adil dan makin merata bagi seluruh

rakyat, serta menumbuhkan sikap kemandirian bangsa.

2. Kebijaksanaan pembangunan daerah yang telah menunjukkan

keberhasilan pada pembangunan daerah sebelumnya, tetap

dilanjutkan dalam Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah.

Pertama Kebijaksanaan Dasar.

Kebudayaan Daerah sebagai bagian dari Kebudayaan Nasional

yang berlandaskan Pancasila merupakan potensi dasar, dengan

demikian aspek kebudayaan diarahkan agar melandasi segala

gerak dan langkah dalam Pembangunan Daerah.

Kedua Kebijaksanaan Sektoral.

Prioritas pembangunan diletakkan pada sektor-sektor bidang

ekonomi dengan titik berat pada pembangunan sektor Pariwisata

yang bermodal dasar pada kebudayaan daerah yang dijiwai oleh

Agama Hindu, simultan dengan pembangunan Sektor Pertanian

dalam arti luas terutama untuk melanjutkan usaha-usaha

mempertahankan swasembada pangan khususnya beras serta

sektor industri dan kerajinan terutama yang berkaitan dengan

sektor pertanian dan sektor pariwisata seiring dengan

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Ketiga Kebijaksanaan Regional.

Melalui kebijaksanaan regional diharapkan terjadi keserasian

keselarasan dan keseimbangan pembangunan antar Kecamatan.

3. Dalam kebijaksanaan pembangunan daerah juga diarahkan agar

terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara

71

pembangunan ekonomi, pembangunan kebudayaan dan

lingkungan hidup.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, hendaknya dapat

meningkatkan nilai-nilai kebudayaan daerah dan kelestarian

lingkungan hidup.

4. Dalam Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah,

Kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi

Pembangunan yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya menuju terciptanya kemakmuran yang berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup

tinggi dan stabilitas daerah yang sehat dan dinamis.

Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling dan perlu

dikembangkan secara selaras, terpadu dan saling memperkuat.

Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi harus

diupayakan dengan makin mengandalkan pada peningkatan

efisiensi dan produktivitas yang perwujudannya dilandaskan pada

peran serta aktif dan luas oleh masyarakat yang dijiwai oleh

semangat kemitraan dalam berusaha. Hasil pembangunan harus

dapat dinikmati secara lebih adil dan merata oleh masyarakat

dan stabilitas daerah dapat terpelihara dengan mantap serta

terjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup.

5. Kegiatan produksi barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat

terus ditingkatkan dan diusahakan untuk mengembangkan

produk unggulan yang mampu menerobos pasar internasional,

sejalan dengan itu perlu dikembangkan sumber daya manusia

sebagai tenaga ahli dan terampil yang mampu melaksanakan alih

berbagai jenis teknologi, termasuk mampu memilih teknologi

tepat guna serta menguasai, menerapkan dan

mengembangkannya sebagai teknologi hasil sendiri yang serasi

dengan perkembangan budaya masyarakat agar dapat lebih

mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Daerah dan

pendapatan masyarakat.

6. Pembangunan Industri diarahkan pada peningkatan kemampuan

dan keterampilan sumber daya manusia serta penguasaan

teknologi untuk menuju kemandirian usahanya untuk dapat

72

menghasilkan barang yang bermutu dalam memenuhi

kebutuhan pasar. Peningkatan peranan bapak angkat dalam

pengembangan industri kecil dan kerajinan, peningkatan

kemampuan dan pendayagunaan peranan serta fungsi

kelembagaan, guna peningkatan peranan industri dalam

mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan sektor pertanian

serta pertumbuhan ekonomi daerah.

7. Pertanian dalam arti luas perlu terus dikembangkan agar makin

maju, efisien dan tangguh diarahkan untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas produksi serta keanekaragaman hasil

pertanian, melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi

dan rehabilitasi pertanian dengan memanfaatkan iptek, untuk

memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta kebutuhan bahan

baku industri.

8. Penciptaan dan perluasan lapangan kerja terus diupayakan,

terutama melalui peningkatan dan pemerataan pembangunan

industri pertanian, usaha informal dan jasa yang mampu

menyerap tenaga kerja yang banyak serta meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Upaya tersebut harus didukung oleh keterpaduan kebijaksanaan

investasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian, pengembangan

dan penyuluhan, penerapan teknologi serta pengembangan dan

pemanfaatan pusat informasi pasar dalam dan luar negeri.

9. Perdagangan dalam negeri dan distribusi diarahkan untuk

memperlancar arus barang dan jasa serta melindungi

kepentingan produsen dan konsumen.

Perdagangan luar negeri diarahkan untuk penganekaragaman

komoditas ekspor peningkatan jumlah dan mutu barang serta

jasa, perluasan pasar luar negeri, penyebaran informasi pasar

dan peningkatan promosi.

10. Pembangunan sistem transportasi didaerah yang merupakan sub

sistem dari sistem transportasi nasional diarahkan pada

peningkatan peranannya sebagai urat nadi kehidupan

masyarakat baik dibidang ekonomi, sosial budaya, politik dan

73

ketentraman dan ketertiban melalui peningkatan kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana transportasi serta peningkatan

pengaturan pengelolaannya yang didasari oleh keseimbangan

antara kepentingan daerah dan nasional maupun antar penyedia

dan pengguna jasa transportasi yang dilaksanakan secara

menyeluruh dengan memanfaatkan sebaik-baiknya kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

11. Pembangunan pertambangan rakyat khususnya bahan galian

golongan C, diarahkan pada pemanfaatan sebesar-besarnya bagi

pembangunan daerah yang pengelolanya tetap memperhatikan

keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan serta tetap

berorientasi terhadap pembangunan berlanjut.

12. Pembangunan kehutanan terus ditingkatkan dan diarahkan

untuk menjamin peningkatkan fungsi hutan sebagai salah satu

penentu ekosistem untuk memelihara tata air, plasma nuftah,

kesuburan tanah, dan iklim. Upaya perlindungan, penertiban,

pengamanan, pengawasan, pengendalian serta rehabilitasi lahan

dan konservasi tanah didalam dan di luar kawasan hutan tetap

dilanjutkan dan ditingkatkan untuk menjaga kelestarian hutan.

13. Pengembangan dunia usaha diarahkan pada penciptaan iklim

usaha yang sehat antar pemeran perekonomian untuk mendorong

pengembangan dunia usaha, meningkatkan kemampuan dan

peranan dunia usaha/swasta terutama pengusaha ekonomi

lemah, melalui penyediaan fasilitas dan kemudahan yang lebih

luas, pengembangan lembaga perkreditan sebagai penunjang

aktifitas dunia usaha terutama usaha kecil di pedesaan.

14. Pengembangan kepariwisataan yang didasari oleh pariwisata

budaya yang dijiwai oleh agama Hindu terus ditingkatkan dan

dikembangkan untuk memperluas dan memeratakan kesempatan

berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah

sehingga dapat memperluas kesempatan kerja yang dapat

meningkatkan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan

nasional, meningkatkan pendapatan daerah dan penerimaan

devisa yang dilakukan secara serasi, selaras dan seimbang

sehingga tetap terpelihara, lestari dan seimbangnya

74

perkembangan dan pengembangan budaya dan lingkungan yang

sesuai dengan Tri Hita Karana.

15. Pengembangan pos dan telekomunikasi terus dilanjutkan dan

ditingkatkan lebih mampu mendukung kegiatan pembangunan

yang makin meluas dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

sehingga mampu memperluas jangkauan pelayanan sampai ke

pedesaan dan dapat mempercepat arus informasi dan hubungan

antar daerah nasional maupun internasional.

16. Koperasi merupakan salah satu dari pada pelaku ekonomi baik

sebagai badan usaha maupun gerakan ekonomi rakyat,

pembangunan diarahkan untuk mengembangkan koperasi

menjadi makin maju, makin mandiri dan makin berakar dalam

masyarakat serta menjadi badan usaha yang sehat dan mampu

berperan di semua bidang usaha terutama dalam kehidupan

ekonomi masyarakat.

Pembangunan koperasi dilaksanakan melalui pemantapan

kelembagaan koperasi dan usaha koperasi serta didukung oleh

peningkatan jiwa dan semangat berkoperasi serta pengembangan

sumber daya manusia pengelola koperasi menuju pemantapan

peranannya sebagai soko guru perekonomian daerah dan

nasional.

17. Pembangunan otonomi daerah yang dilaksanakan sesuai dengan

amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan UU No. 5 Tahun 1974

diarahkan untuk lebih meningkatkan pembangunan dan hasil-

hasilnya dengan memperhatikan kemungkinan pengembangan

dan pemanfaatan potensi daerah yang saling mendukung dengan

kemampuan regional.

Pelaksanaan otonomi daerah ditujukan pada perwujudan otonomi

daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab.

18. Pelaksanaan pembangunan memerlukan pembiayaan yang

memadai dan diutamakan sumber penerimaan dari Pendapatan

Asli Daerah.

Komponen-komponen penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah

perlu lebih ditingkatkan melalui intensifikasi penggalian sumber-

75

sumber pendapatan yang telah ada dan ekstensifikasi yaitu

mengembangkan sumber-sumber pendapatan yang baru.

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah perlu

terus disempurnakan agar penerimaan daerah semakin

meningkat sedangkan pengeluaran daerah makin terkendali,

terarah dan efisien. Pengerahan dana tabungan masyarakat

melalui lembaga keuangan seperti Perbankan dan bukan Bank

perlu makin digalakkan sehingga perannya sebagai sumber dana

pembangunan semakin meningkat, mengoptimalisasikan lembaga

keuangan agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat,

penggunaan dana pembangunan diarahkan untuk membiayai

kegiatan-kegiatan yang benar-benar merupakan prioritas serta

lebih ditingkatkan efisiensinya.

19. Pembangunan transmigrasi diarahkan dan ditingkatkan melalui

peningkatan jumlah calon transmigran swakarsa. Untuk itu perlu

diupayakan usaha-usaha untuk memberikan pelayanan informasi

tentang transmigrasi dalam waktu yang cepat dan tepat.

20. Pembangunan energi diarahkan melalui peningkatan sumber-

sumber energi alternatif setempat, sesuai dengan potensi daerah

dalam penyediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, mutu

yang baik dan terjamin kontinuitasnya, serta melanjutkan usaha

listrik masuk desa dan perluasan jaringan.

21. Pembangunan lingkungan hidup diarahkan agar tersedia sumber

daya alam secara berkelanjutan dan terjaminnya kelestarian

lingkungan hidup guna mendukung pembangunan yang

berlanjut.

22. Hasil pembangunan daerah harus dapat dirasakan oleh segenap

rakyat secara makin adil dan merata. Pemberian pelayanan sosial

kepada masyarakat rentan, sebagai tanggung jawab daerah dalam

upaya mewujudkan kesejahteraan sosial, perlu ditingkatkan

sehingga dapat dirasakan makin adil dan makin merata. Peran

aktif golongan masyarakat yang mampu dalam penyelenggaraan

pelayanan sosial perlu digalakkan dan dibudayakan tidak hanya

76

sebagai perwujudan kesetiakawanan sosial, tetapi juga sebagai

upaya memperkecil kesenjangan sosial.

23. Pendidikan yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

diselenggarakan secara terpadu dan diarahkan pada peningkatan

kualitas serta pemerataan pendidikan, terutama peningkatan

kualitas pendidikan dasar, serta jumlah dan kualitas pendidikan

kejuruan, sehingga memenuhi kebutuhan pembangunan daerah

dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Pendidikan yang diselenggarakan dilingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat harus mampu meningkatkan

kualitas manusia Indonesia dan menumbuhkan kesadaran serta

sikap budaya untuk selalu berupaya menambah pengetahuan dan

keterampilan serta mengamalkannya, sehingga terwujud

manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, lebih maju, berkualitas dan

menghargai setiap jenis pekerjaan yang memiliki harkat dan

martabat sesuai dengan falsafah Pancasila.

24. Kebudayaan Daerah diarahkan untuk memberikan wawasan

budaya dan makna pada pembangunan daerah dalam segenap

dimensi kehidupan masyarakat. Kebudayaan Daerah ditujukan

untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, jati diri dan

kepribadian mempertebal rasa harga diri, kebanggaan daerah

serta memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan sebagai

pencerminan pembangunan yang berbudaya. Dalam

mengembangkan kebudayaan daerah perlu ditumbuhkan

kemampuan untuk mengembangkan nilai budaya daerah yang

luhur dan beradab serta menyerap nilai budaya asing yang

positif, untuk memperkaya budaya daerah.

25. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan

kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan

masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

termasuk perbaikan gizi masyarakat. Pelayanan kesehatan

dikembangkan dengan terus mendorong peran aktif masyarakat

dan swasta, pembinaan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat

dan bersih yang berorientasi kepada kepedulian lingkungan terus

ditumbuhkembangkan sehingga menjadi sikap dan budaya

77

masyarakat. Pembangunan kesehatan perlu didukung oleh

sumber daya kesehatan yang cukup memadai dan handal,

termasuk pengembangan dan peningkatan industri farmasi.

26. Pembangunan keluarga sejahtera diarahkan secara terpadu

untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera

khususnya pembudayaan keluarga berencana sistem banjar

dalam rangka pengendalian laju pertumbuhan penduduk yang

menjakau segenap lapisan golongan masyarakat dengan tetap

menjunjung tinggi dan menghargai nilai-nilai agama, moral, etik

dan budaya masyarakat.

27. Pembangunan kependudukan diarahkan untuk meningkatkan

kualitas kehidupan, kemampuan manusia serta masyarakat

sebagai pelaku utama dan sasaran pembangunan. Untuk itu

perlu terus dikembangkan iklim kemasyarakatan yang

mendukung bagi terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya

manusia melalui upaya pembangunan diberbagai bidang dan

sektor. Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan

mempertimbangkan keterkaitannya dengan upaya pelestarian

sumber daya alam dan lingkungan hidup, penciptaan keserasian

antar generasi serta peningkatan kesejahteraan rakyat. Perluasan

usaha-usaha di pedesaan yang mampu memperluas lapangan

kerja, sehingga arus urbanisasi bisa dikurangi. Penduduk usia

lanjut yang memiliki pengalaman luas dan kearifan perlu

diberikan perhatian untuk tetap berperan dalam pembangunan.

28. Pembinaan dan pengembangan anak, remaja dan pemuda

diupayakan melalui pembangunan diberbagai bidang dan sektor

serta didukung iklim yang menunjang terwujudnya masyarakat

belajar. Pembinaan dan Pengembangan anak dan remaja

Indonesia harus dimulai sedini mungkin dan perlu terus

ditekankan pada kedudukan dan fungsi mereka sebagai tunas

bangsa dan penerus cita-cita perjuangan. Pembinaan dan

Pengembangan pemuda diarahkan pada upaya persiapan pada

generasi muda menjadi kader bangsa yang tangguh dan ulet

dalam menghadapi tantangan pembangunan serta bertanggung

jawab terhadap masa depan kehidupan bangsa dan negara.

Pemuda sebagai penerus perjuangan bangsa diarahkan agar

78

mampu mewujudkan cita-cita nasional serta mampu berperan

sebagai insan pembangunan yang berjiwa Pancasila beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir maju,

beridealisme tinggi, patriotik, berkepribadian, mandiri dan

berwawasan masa depan.

29. Pembinaan olahraga sebagai salah satu upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia diarahkan pada peningkatan

kondisi kesehatan fisik, mental dan rohani masyarakat dalam

upaya pembentukan watak, kepribadian disiplin dan sportifitas

serta pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya agar dapat

meningkatkan citra bangsa dan kebanggaan nasional.

Peningkatan prestasi olah raga perlu digalakkan melalui

perencanaan dan pelaksanaan yang mantaf dan terpadu serta

dilakukan merata diseluruh kecamatan, baik oleh Pemerintah

maupun peran serta masyarakat, dibarengi dengan upaya

pembinaan secara dini serta penyediaan sarana dan prasarana

yang memadai.

30. Wanita sebagai mitra sejajar pria, perlu dikembangkan

kemampuannya untuk berperan dalam pembangunan dan

kehidupan bermasyarakat serta melestarikan nilai-nilai Pancasila.

31. Pembangunan perumahan dan pemukiman dilanjutkan dan

diarahkan untuk meningkatkan kualitas hunian, lingkungan

kehidupan pertumbuhan wilayah dengan memperhatikan

keseimbangan antara pengembangan pedesaan dan perkotaan,

memperluas lapangan kerja, serta menggerakkan kegiatan

ekonomi dalam rangka mewujudkan peningkatan dan

pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam pembangunan

perumahan dan pemukiman perlu ditingkatkan kerja sama secara

terpadu antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, koperasi,

usaha swasta dan masyarakat dengan mengindahkan persyaratan

minimum bagi perumahan dan pemukiman yang layak, sehat,

aman, dan serasi dengan lingkungan serta terjangkau oleh daya

beli masyarakat luas dengan memberikan perhatian khusus

kepada masyarakat yang berpenghasilan menengah dan rendah.

79

32. Pembinaan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa diarahkan pada peningkatan kualitas

keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

terpelihara kerukunan inter dan antar umat beragama dan

penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

meningkatkan kesadaran serta peran aktif umat beragama dan

penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan

tenggung jawabnya untuk secara bersama-sama memperkokoh

landasan spiritual, moral dan etik bagi pembangunan nasional

sebagai pengamalan Pancasila.

33. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan

memerlukan kemampuan perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian serta pengawasan manajemen pembangunan dalam

pengembangan sektor-sektor pembangunan yang diarahkan

untuk memanfaatkan perkembangan dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pembangunan ilmu pengetahuan dan

teknologi harus ditunjang oleh kemampuan penguasaan dan

pemanfaatan teknik produksi, teknologi, ilmu pengetahuan

terapan, dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang, dinamis

dan efektif antara pengembangan sumber daya manusia,

pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan

teknologi, pelaksanaan penelitian dan pengembangan.

Peningkatan pengawan ilmu pengetahuan dan teknologi

diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup

dengan tetap berlandaskan pada falsafah hidup masyarakat.

34. Pembangunan hukum yang diarahkan pada semakin terwujudnya

sistem hukum yang bersumber pada Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 yang mencakup pembangunan materi

hukum, peraturan serta sarana dan prasarana dalam rangka

pembangunan negara hukum untuk menciptakan kehidupan

masyarakat yang aman dan tentram. Pembangunan hukum

dilakukan melalui pembaharuan hukum dengan tetap

memperhatikan hukum adat yang berlaku, yang mencakup upaya

untuk meningkatkan kesadaran, kepastian, perlindungan,

penegakan dan pelayanan hukum yang berintikan keadilan dan

kebenaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang

80

makin tertib dan teratur serta penyelenggaraan pembangunan

yang makin lancar.

35. Kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan semangat

kekeluargaan, gotong royong dan kebersamaan merupakan

syarat mutlak bagi mantapnya stabilitas kehidupan politik.

36. Pembangunan Aparatur Pemerintah diarahkan pada semakin

terwujudnya dukungan administrasi pemerintahan yang mampu

menjamin kelancaran, keterpaduan tugas dan fungsi

penyelenggaraan pemerintah umum dan pembangunan daerah

untuk mewujudkan sistem administrasi pemerintahan yang

semakin handal, profesional, efisien, efektif, serta tanggap

terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan lingkungan

strategis. Kebijaksanaan dan langkah pendayagunaan

administrasi pemerintahan perlu terus dilanjutkan, ditingkatkan

dan ditujukan kepada penataan organisasi penyempurnaan

ketatalaksanaan, pemantapan sistem informasi, perbaikan sarana

dan prasarana, serta peningkatakan kualitas sumber daya

manusia dan kesejahteraannya.

37. Pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa

diarahkan pada terlaksananya pembudayaan nilai-nilai Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945, permasyarakatan dasar

pemikiran dan pelaksanaan pembangunan daerah serta hasil-

hasilnya yang berwawasan nusantara dan berketahanan nasional

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan

peran serta rakyat dalam pembangunan memperlancar

keterpaduan gerak pembangunan di segala bidang serta

mendukung kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa.

38. Pembangunan ketentraman dan ketertiban diarahkan pada

pembangunan segenap komponen yang ada dimasyarakat

dilanjutkan sesuai dengan tingkat perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan sistem

pertahanan keamanan rakyat semesta dengan ABRI sebagai

kekuatan inti dengan daya tangkal yang tangguh serta mampu

memelihara stabilitas daerah yang mantap dan dinamis.

81

Ekonomi

1. Industri

a. Pembangunan industri diarahkan untuk menuju kemandirian

perekonomian daerah, meningkatkan kemampuan bersaing untuk

memenuhi pangsa pasar dalam negeri dan luar negeri dengan

selalu memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Pembangunan industri ditujukan untuk memperkokoh struktur

perekonomian daerah dengan keterkaitan yang kuat dan saling

mendukung antar sektor, memperluas lapangan kerja dan

kesempatan berusaha sekaligus mendorong berkembangnya

kegiatan berbagai sektor pembangunan lainnya.

b. Industri kecil dan kerajinan serta aneka industri perlu terus dibina

menjadi usaha yang makin efisien dan mandiri, meningkatkan

pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja dan makin

mampu meningkatkan mutu produksinya dalam memenuhi pangsa

pasar dalam negeri dan luar negeri. Pengembangan industri kecil

dan kerajinan serta aneka industri perlu diberi kemudahan baik

dalam permodalan, perijinan, manajemen maupun pemasaran.

Kemampuan dan peranan koperasi dalam pembangunan industri

khususnya industri kecil dan kerajinan perlu dikembangkan.

c. Untuk mendorong pembangunan industri, masyarakat perlu

didorong untuk meningkatkan kecintaan akan produksi dalam

negeri.

2. Pertanian

a. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, pendapatan, taraf hidup petani dan

nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha,

memperluas pangsa pasar baik dalam maupun luar negeri,

melalui pertanian yang maju efisien dan tangguh sehingga makin

mampu meningkatkan dan menganeka ragamkan hasil,

meningkatkan mutu dan derajat pengolahan hasil serta

82

menunjang pembangunan wilayah. Penataan tata ruang perlu

dilaksanakan secara konsekuen agar perkembangan sektor

industri, pemukiman dan prasarana jalan tidak mengurangi lahan

pertanian yang produktif. Keikutsertaan petani, peternak dan

nelayan dalam pembangunan pertanian melalui koperasi dan

kelompok tani perlu lebih ditingkatkan.

b. Usaha intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi

pertanian perlu dilanjutkan dan ditingkatkan dengan perencanaan

dan pelaksanaan yang makin terpadu dan disesuaikan dengan

kondisi tanah, air dan iklim. Pola tata ruang, upaya pelestarian

lingkungan hidup, pembangunan sektor lain, serta kehidupan dan

kebutuhan masyarakat setempat. Usaha tersebut juga

dikembangkan dengan memperhatikan dan didukung sepenuhnya

oleh aktif petani. Sejalan dengan itu makin ditingkatkan pula

kemampuan dalam pengelolaan usaha pertanian terutama yang

dikaitkan dengan usaha agroindustri, wisata agro dan agrobisnis

untuk makin memperlancar keanekaragaman produksi serta

meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian.

Untuk menjamin kesinambungan pembangunan pertanian, usaha

penelitian dan pengembangan teknologi pertanian yang sesuai

dengan kebutuhan petani perlu dilanjutkan dan ditingkatkan

kemampuan para petani dalam penerapan dan penguasaan

teknologi pertanian terus ditumbuhkan melalui penyuluhan,

pendidikan, dan latihan.

c. Pembangunan pertanian tanaman pangan terus ditingkatkan

untuk melestarikan swasembada pangan, meningkatkan

pendapatan masyarakat dan memperbaiki gizi melalui penganeka

ragaman jenis bahan pangan. Peningkatan produksi tanaman

pangan dilaksanakan antara lain melalui peningkatan

produktifitas dan peningkatan pemanfaatan lahan kering dengan

didukung oleh peningkatan pemanfaatan IPTEK, penyediaan

sarana dan prasarana yang makin memadai, penanganan pasca

panen yang makin efisien.

d.Pembangunan pertanian hortikultura yang meliputi tanaman

sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias terus dikembangkan

83

menjadi agrobisnis dalam rangka memanfaatkan tanah yang

subur, tenaga kerja yang banyak serta lahan yang tersedia.

Produk hortikultura perlu dikembangkan terutama melalui

koperasi agar mampu mencukupi kebutuhan pasar dalam energi

termasuk agroindustri.

e. Pembangunan perkebunan terus dilanjutkan melalui peningkatan

produksi perkebunan secara terus menerus guna peningkatan

pendapatan petani dan penyediaan bahan baku secara kontinyu

untuk meningkatkan ekspor serta memenuhi kebutuhan dalam

negeri terutama keperluan industri melalui kegiatan pokok,

diversifikasi, intensifikasi, rehabilitasi/peremajaan dan

ekstensifikasi areal tanaman dengan memanfaatkan lahan kering,

pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna,

pengembangan hubungan kemitraan usaha antara petani dan

pengusaha serta mendorong peranan swadaya petani dan swasta

dalam pengembangan perkebunan. Disamping itu pembangunan

perkebunan mendorong dan meningkatkan penciptaan

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan melalui

penerapan sistim agrobisnis, agroindustri dan wisata agro yang di

dukung oleh pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Pembangunan

perkebunan dilaksanakan dengan pola partial/swadaya, pola UPP

Perkebunan Inti Rakyat (PIR).

f. Pembangunan perikanan terus dilanjutkan dan lebih diarahkan

pada upaya peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani dan

lebih diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan dan taraf

hidup petani dan nelayan serta melalui usaha intensifikasi,

diversifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi guna memenuhi

kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor dan menunjang

kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. Pembangunan

perikanan dikembangkan melalui pengembangan serta penerapan

teknologi maju dalam berbagai usaha budi daya (Air tawar, air

payau, air laut) serta usaha penangkapan ikan di laut dan lepas

pantai pada wilayah ZEE (Zone Economic Eksklusif). Dalam

pembangunan perikanan perhatian khusus perlu diberikan pada

koperasi bersama dengan usaha perlindungan dan pengembangan

84

perikanan rakyat guna peningkatan pendapatan taraf hidup

nelayan dan petani.

g. Pembangunan peternakan terus dilanjutkan melalui peningkatan

usaha diversifikasi, intensifikasi dan ekstensifikasi ternak,

didukung oleh usaha pengembangan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dalam pembangunan peternakan

perhatian khusus perlu diberikan pada pengembangan peternakan

rakyat dengan meningkatkan fungsi dan peranan koperasi serta

keikutsertaan swasta sebagai bapak angkat. Pembangunan

peternakan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani

ternak mendorong diversifikasi pangan dan perbaikan mutu

meningkatkan pendapatan petani ternak, mendorong diversifikasi

pangan dan perbaikan mutu gizi masyarakat serta

mengembangkan ekspor.

h.Pembangunan pengairan untuk pertanian perlu ditingkatkan untuk

memelihara tetap berfungsinya sumber air dan jaringan bagi

pertanian. Pembangunan pengairan dilanjutkan dengan perluasan

jaringan irigasi untuk lebih menyeimbangkan pemanfaatan air dan

usaha konservasi, melindungi areal produksi dan menghindarkan

kerusakan akibat banjir, abrasi pantai dan kekeringan, serta

mendukung pembukaan dan pemanfaatan areal pertanian baru

dan penyediaan air bagi masyarakat. Pembangunan pengairan juga

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk

pemukiman, industri dan pengembangan kelestarian serta

pariwisata. Pembangunan, pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan

irigasi terus ditingkatkan untuk lebih memantapkan fungsinya

melalui peran aktif masyarakat baik secara swadaya maupun

dengan bantuan pemerintah, terutama bagi irigasi tersier dan

kwartier. Perlu diperhatikan pula pemeliharaan, Perbaikan dan

pengaturan sungai dan pantai serta pemanfaatan air tanah dan air

permukaan. Kemampuan dan peran aktif masyarakat dalam

pemeliharaan saluran dan bangunan irigasi secara swadaya serta

pengaturan penggunaan air secara lebih efisien perlu digalakkan

dan ditingkatkan antara lain melalui peningkatan peranan subak,

pembinaan anggota subak serta pengembangan sistem

pengelolaan sumber air. Jaringan irigasi di jaga agar tetap

85

berfungsi dan sumber air dipelihara agar air bagi pertanian tetap

tersedia secara teratur dan lestari.

3. Tenaga Kerja

a. Pembangunan ketenagakerjaan dalam rangka menciptakan

lapangan kerja dan mengurangi pengangguran serta

pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada

pembentukan tenaga profesional yang mandiri dan beretos kerja

tinggi dan produktif. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

upaya menyeluruh yang ditujukan pada peningkatan,

pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas,

produktif, efisien, efektif dan berjiwa wirausaha sehingga mampu

mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta

kesempatan berusaha. Pengadaan tenaga kerja yang merupakan

bagian dari perwujudan kebijaksanaan perencanaan

ketenagakerjaan daerah harus mendorong pemerataan kesempatan

kerja dengan memperhatikan potensi angkatan kerja setempat.

Dalam pembangunan ketenagakerjaan perlu dibina dan

dikembangkan perbaikan syarat-syarat kerja serta perlindungan

tenaga kerja dalam sistem hubungan industrial Pancasila menuju

kepada peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan didukung

oleh organisasi pekerja dan koperasi tenaga kerja yang dipimpin

dan dikelola para pekerja itu sendiri secara efisien dan efektif

dalam memperjuangkan kepentingan anggotannya. Penyandang

cacat sebagai bagian dari angkatan kerja daerah dibina dan

didorong untuk memperoleh pekerjaan yang layak.

b. Peningkatan kesadaran akan produktivitas, efisiensi efektifitas dan

kewirausahaan serta etos kerja produktif dilaksanakan melalui

berbagai kegiatan motivasi, penyuluh, pendidikan dan pelatihan

dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan kualitas

tenaga kerja berdasarkan rencana ketenagakerjaan daerah yang

harus terus disempurnakan secara terarah, terpadu dan

menyeluruh. Pembinaan, pendidikan, dan pelatihan tenaga kerja

dilaksanakan untuk memajukan nilai kemanusiaan yang

menumbuhkan harkat untuk memajukan nilai kemanusiaan yang

menumbuhkan harkat dan martabat disesuaikan dengan

86

perkembangan kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Penyelenggaraan pendidikan kejuruan

dilakukan di lembaga pendidikan sekolah dan luar sekolah serta

pemagangan dilingkungan kerja baik industri, pertanian maupun

sektor lainnya. Peningkatan kualitas tenaga kerja merupakan

tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat serta

badan usaha yang memakai tenaga kerja diselenggarakan didalam

negeri dan diluar negeri. Kerjasama antara lembaga pendidikan

dan pelatihan serta lembaga pendidikan tinggi dengan koperasi,

usaha negara dan usaha swasta serta organisasi pekerja dan

lembaga kemasyarakatan perlu dikembangkan.

c. Perlindungan tenaga kerja meliputi hak berserikat dan berkumpul

keselamatan dan kesehatan kerja dan jaminan sosial tenaga kerja

yang mencakup jaminan tua, jaminan pemeliharaan kesehatan,

jaminan terhadap kecelakaan dan jaminan kematian serta syarat-

syarat kerja lainnya perlu dikembangkan secara terpadu dan

bertahap dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, kesiapan

sektor terkait, kondisi pemberi kerja, lapangan kerja dan

kemampuan tenaga kerja khusus bagi tenaga kerja wanita perlu

diberikan perhatian dan perlindungan sesuai dengan kodrat,

harkat dan martabatnya.

d. Kebijaksanaan pengupahan dan penggajian didasarkan pada

kebutuhan hidup layak, pengembangan diri dan keluarga tenaga

kerja dalam sistem upah yang tidak menimbulkan kesenjangan

sosial, dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai

kemanusiaan yang menumbuhkan rasa harga diri. Pengupahan

dan penggajian, kondisi kesehatan, keselamatan dalam

lingkungan, pendayagunaan tenaga kerja termasuk tenaga kerja

wanita serta hubungan industrial Pancasila serta syarat-syarat

kerja lainnya, pelaksanaannya perlu ditingkatkan sesuai dengan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Serikat pekerja dan

koperasi tenaga kerja sebagai wadah dan badan kolektif dalam

perekonomian, demikian pula terus dikembangkan agar makin

berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional,

etos kerja produktif serta harkat dan martabat pekerja.

87

e. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri yang pada hakekatnya

merupakan ekspor jasa penghasil devisa diselenggarakan dengan

efisien dan dengan memberikan kemudahan serta perlindungan

yang diperlukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri

sebagai bagian dari perencanaan ketenagakerjaan dengan tetap

memperhatikan harkat dan mertabat serta nama baik bangsa dan

negara. Penggunaan tenaga kerja asing dilakukan secara selektif

dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja secara optimal serta

mendorong alih teknologi.

4. Perdagangan.

a. Pembangunan perdagangan diarahkan untuk menciptakan sistem

tataniaga dan distribusi yang efisien dan efektif sehingga mampu

memperlancar arus barang dan jasa serta dapat memanfaatkan

dan memperluas pasar, dalam rangka meningkatkan pendapatan

produsen, melindungi kepentingan produsen dan konsumen,

memperluas kesempatan berusaha dan kesempatan kerja serta

meningkatkan penerimaan devisa. Pembangunan perdagangan

perlu ditunjang oleh sistem transportasi, telekomunikasi, lembaga

keuangan, organisasi dan penyebaran informasi pasar yang tepat

guna.

b. Sistem distribusi yang selektif, efisien dan efektif diarahkan agar

mampu mendorong penyebaran barang kebutuhan masyarakat

luas, khususnya barang kebutuhan pokok dalam waktu dan

tempat yang tepat berdasarkan harga yang layak dan dapat

dijangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam pemasaran dan

distribusinya perlu didukung oleh pola produksi dan kondisi

masyarakat, sistem transportasi, komunikasi dan pembiayaan.

Peranan koperasi dan pengusaha golongan ekonomi lemah lainnya

perlu terus ditingkatkan dalam pemasaran dan distribusi,

terutama dalam penyediaan barang kebutuhan masyarakat luas.

c. Guna mendorong ekspor dan peningkatan penerimaan devisa

negara perlu dilakukan peningkatan daya saing agar komoditi

yang diekspor lebih maupun menerobos pasar luar negeri dan

bersaing dengan negara-negara yang lain. Untuk itu perlu

88

ditingkatkan efisiensi dan mutu komoditas, jaminan

kesinambungan dan ketepatan waktu penyebaran, serta

penganekaragaman pasar luar negeri dan penganekaragaman

jenis komoditas. Agar upaya-upaya tersebut dapat terlaksana

dengan baik perlu didukung oleh perluasan jaringan informasi

pasar, peningkatan promosi, pengembangan sarana dan prasarana

penunjang ekspor terutama perkreditan, perasuransian dan

transportasi sehingga posisi daerah Badung sebgai pusat

pengembangan industri kecil dan kerajinan Bali Bagian tengah,

dapat berkembang menjadi pusat pemasaran ekspor. Dalam

pelaksanaannya perlu didukung oleh peningkatan kemampuan

eksportir terutama eksportir golongan ekonomi lemah termasuk

koperasi dan kemitrausahaan antara produsen dengan eksportir

serta antara eksportir besar dengan eksportir golongan ekonomi

lemah yang saling menguntungkan.

d. Dalam upaya meningkatkan kemampuan kelembagaan

perdagangan perlu diarahkan untuk mendorong dan

meningkatkan kemampuan pengusaha golongan ekonomi lemah,

pengusaha rumah tangga dan usaha-usaha informasi lainnya.

5. Transportasi

a. Pembangunan transportasi daerah yang merupakan sub sistem

dari transportasi nasional berperan sebagai urat nadi kehidupan

masyarakat dibidang ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan

dan keamanan diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi

didaerah yang handal, berkemampuan tinggi yang diselenggarakan

secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien dalam

menunjang pergerakan dinamika pembangunan, mendukung pola

distribusi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh serta

mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan

antar daerah regional maupun internasional sehingga dapat lebih

memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan

nusantara.

89

b. Sistem transportasi di daerah ditata dan terus disempurnakan

dengan didukung peningkatan kualitas sumber daya manusia

sehingga terwujud kehandalan untuk pelayanan maupun

keterpaduan antar dan inter sistem transportasi, serta

disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan

teknologi, kebijaksanaan tata ruang, pelestarian fungsi

lingkungan hidup dan kebijaksanaan energi nasional agar selalu

dapat memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat

serta kebutuhan perdagangan nasional dan internasional dengan

memperhatikan kehandalan maupun kelayakan sarana

transportasi. Peran serta pihak swasta dan koperasi dalam

penyelenggaraan transportasi perlu didorong dan digalakan

melalui penciptaan iklim yang menumbuhkan kompetisi yang

sehat dan saling menghidupi serta pengembangkan jalur

transportasi yang strategis. Peran serta swasta dan badan usaha

milik negara dalam sistem transportasi baik darat, laut maupun

udara harus terus didorong sehingga mampu memperoleh pangsa

pasar yang wajar dalam transportasi penumpang dan barang.

c. Transportasi ke, dari dan di pedesaan, antar daerah perlu terus

dibangun, dikembangkan, dilembagakan, dan ditangani secara

khusus dalam rangka menunjang pengembangan wilayah dan

agar peningkatan serta pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya dapat dirasakan masyarakat secara lebih profesional. Di

wilayah perkotaan dikembangkan transportasi yang tertib, aman

dan lancar, nyaman dan efisiensi agar dapat memberikan daya

tarik bagi pemakai jasa transportasi serta agar kemacetan dan

gangguan lalu lintas dapat dihindarkan dan kualitas lingkungan

hidup dapat dipertahanan.

d. Pembangunan transportasi darat diarahkan pada pengembangan

secara terpadu antara transportasi jalan raya dan penyeberangan

sehingga tercipta transportasi darat yang tertib, aman dan lancar

nyaman serta efesien melalui pembangunan sarana dan

prasarana peningkatan sumber daya manusia, manajemen dan

pelayanan termasuk pembinaan disiplin pemakai jalan dan

kejelasan informasi lalu lintas agar mampu memacu

pembangunan disemua sektor.

90

e. Pembangunan jalan perlu terus dikembangkan dan diserasikan

dengan perkembangan transportasi jalan raya terutama

keserasian antara beban dan kepadatan lalu lintas kendaraan

dengan kemampuan daya dukung jalan, jaringan jalan dipusat

pertumbuhan, pusat produksi dan yang menghubungkan pusat

produksi dengan daerah pemasaran. Pengembangan dan jalan

alternatif terus diupayakan pembangunannya dalam rangka

mengantisipasi perkembangan yang akan datang, keamanan,

ketertiban dan keselamatan transportasi jalan raya sehubungan

dengan kecanggihan peralatan yang cenderung semakin

meningkatkan kecepatan kendaraan perlu mendapatkan perhatian

khusus.

f. Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional

perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan wawasan

nasional yang mempersatukan seluruh wilayah nasional.

Pembangunan transportasi laut harus mampu menggerakkan

Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional, dengan

mengutamakan ketentuan kunjungan kapal yang dapat

menggairahkan tumbuhnya perdagangan dan pariwisata serta

kegiatan pembangunan umumnya.

g. Transportasi udara termasuk sarana dan prasarananya terus

ditingkatkan agar lebih dapat dihandalkan dalam memenuhi

kebutuhan jasa transportasi udara baik dalam maupun luar

negeri yang mampu beroperasi secara optimal menjangkau

seluruh wilayah Nusantara dan kebutuhan penerbangan luar

negeri yang kompetitif. Peningkatan kualitas sumber daya

manusia dan manajemen usaha termasuk bidang pemasaran,

jangkauan, pola jaringan, armada pesawat terbang, mutu

pelayanan dan daya saing penerbangan nasional rute luar negeri

makin ditingkatkan agar dapat memperbesar pangsa pasar dan

arus wisatawan serta makin mampu berperan untuk memenuhi

keperluan jasa transportasi penumpang dan barang dalam lalu

lintas internasional.

h. Pencarian dan penyelamat manusia sebagai akibat musibah

bencana alam, dan bencana lainnya merupakan tugas nasional

91

yang harus dilaksanakan secara terkoordinasi oleh berbagai pihak

yang ada, perlu terus dimantapkan melalui peningkatan

kemampuan organisasi, kualitas prasarananya agar mampu

menyelenggarakan bantuan penyelamatan dengan cepat dan tepat.

6. Pertambangan

Pembangunan Pertambangan diarahkan untuk memanfaatkan

potensi secara hemat dan optimal serta menjaga kelestarian

lingkungan dengan meningkatkan pengelolaannya melalui bimbingan

dan penyuluh terhadap para penggali, pemetaan dan penataan

kawasan pertambangan, pembinaan dan penyuluhan terhadap para

pemakai air bawah tanah dan permukaan, serta upaya reklamasi

perlu ditingkatkan.

7. Kehutanan

a. Pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat dengan

menjaga kelestariannya sebagai sumber daya alam dan tidak

dikembangkan untuk hutan produksi.

b. Hutan sebagai salah satu penentu ekosistem, pengelolaannya

perlu ditingkatkan secara terpadu guna menjaga fungsi tanah,

air, udara dan iklim. Inventarisasi dan penata gunaan hutan

ditingkatkan untuk memantapkan status kawasan hutan,

konservasi hutan, tanah kering, hutan rawa dan hutan perairan

serta kekhasan alam termasuk flora dan faunanya untuk

melindungi plasma nuftaah, keanekaragaman hayati dan untuk

mengembangkan cagar alam wisata.

c. Upaya rehabilitasi kawasan hutan dan lahan kritis sungai, hutan

bakau, karang laut flora dan fauna langka serta pengembangan

fungsi daerah aliran sungai ditingkatkan dan makin

disempurnakan. Rehabilitasi lahan, konservasi tanah dan

penanggulangan lahan kritis, mata air serta kelestarian daya

92

dukung lingkungan terus ditingkatkan melalui kegiatan

penghijauan dan reboisasi.

d. Pembangunan Kehutanan perlu didukung dengan kegiatan

penyuluhan, pengamanan, pendidikan dan latihan,

penyedia/informasi, serta penelitian dan pengembangan.

8. Dunia Usaha

a. Pengembangan dan pembinaan usaha nasional/ daerah yang

meliputi koperasi, usaha negara/daerah, usaha swasta diarahkan

agar tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu menjadi

penggerak utama pembangunan ekonomi, meningkatkan

pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan kegiatan

pembangunan dan hasil-hasilnya serta memperluas kesempatan

berusaha dan lapangan kerja menuju terwujudnya perekonomian

yang tangguh dan mandiri. Dalam rangka pengembangan dan

pembinaan dunia usaha perlu terus didorong perluasan kerjasama

dan keterkaitan usaha atas sektor, antara usaha besar,

menengah dan kecil berdasarkan kemitraan usaha yang saling

menunjang dan saling menguntungkan dengan semangat

kekeluargaan dan kebersamaan.

b. Kemampuan dan peranan usaha kecil terus dikembangkan

dengan meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana

usaha disertai dengan pengembangan iklim yang mendukung,

termasuk penyediaan kemudahan dalam melakukan investasi,

memperoleh permodalan dan kesempatan berusaha, juga dalam

memperoleh pendidikan pelatihan dan bimbingan manajemen

serta teknologi.

c. Untuk menunjang dunia usaha, penanaman modal oleh

masyarakat perlu lebih digalakkan, terutama penanaman modal

dalam negeri, penanaman modal asing yang merupakan

pelengkap, masih diperlukan dan didorong untuk mendukung

pembangunan di berbagai kegiatan yang belum mampu

sepenuhnya dilaksanakan dengan modal dalam negeri.

93

d. Usaha informal dan tradisional sebagai bagian dari ekonomi

rakyat yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat serta

merupakan kegiatan ekonomi nyata yang makin luas, perlu terus

dibina dan dilindungi handal, mandiri dan maju serta mampu

berperan dalam menciptakan kesempatan berusaha dan lapangan

kerja.

9. Pariwisata

a. Pembangunan kepariwisataan yang dilandasi oleh pariwisata

budaya daerah diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi

sektor handalan yang mampu menggalakan kegiatan ekonomi

termasuk kegiatan sektor lain yang terkait, sehingga

meningkatkan lapangan kerja, pendapatan masyarakat, daerah

dan negara serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya

pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi

kepariwisataan yang ada.

b. Dalam pembangunan kepariwisataan harus dijaga tetap

terpeliharanya budaya dan kepribadian bangsa serta kelestarian

fungsi dan mutu lingkungan hidup kepariwisataan perlu ditata

secara menyeluruh dan terpadu baik antar daerah, antar sektor

maupun antar usaha kepariwisataan baik yang berskala kecil,

menengah maupun besar sehingga dapat mewujudkan

pemerataan dan keseimbangan pengembangannya.

c. Pengembangan pariwisata nusantara dilaksanakan sejalan dengan

upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa serta

menanamkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai luhur bangsa dalam

rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, terutama

dalam bentuk penggalakan pariwisata remaja dan pemuda

dengan lebih meningkatkan kemudahan dalam memperoleh

pelayanan kepariwisataan.

d. Daya tarik Daerah Tingkat II Badung sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari Propinsi Daerah Tingkat I Bali sebagai daerah

tujuan wisata dan pintu gerbang Indonesia Bagian Tengah, perlu

ditingkatkan melalui pengembangan pariwisata budaya yang

94

dijiwai oleh Agama Hindu serta upaya pemeliharaan kebudayaan

daerah yang mencerminkan ketinggian budaya dan kebesaran

bangsa, serta didukung dengan promosi yang memikat.

e. Upaya mengembangkan obyek dan daya tarik wisata serta

kegiatan promosi dan pemasarannya, baik didalam maupun diluar

negeri terus ditingkatkan secara terencana, terarah, terpadu dan

efektif antara lain dengan memanfaatkan secara optimal

kerjasama kepariwisataan regional, nasional dan internasional

guna meningkatkan hubungan antar bangsa sehingga mampu

mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan manca negara

dan nusantara ke Daerah Tingkat II Badung.

f. Pendidikan dan latihan penyuluhan kepariwisataan perlu makin

ditingkatkan, disertai penyediaan sarana dan prasarana yang

makin baik, dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk

menjamin mutu dan kelancaran pelayanan serta penyelenggaraan

pariwisata dengan tetap mempertahankan jati diri.

10. Pos dan Telekomunikasi.

a. Pembangunan pos dan telekomunikasi diarahkan untuk

mendukung peningkatan pembangunan di daerah dengan makin

memperlancar arus surat, barang dan informasi serta makin

memperluas jangkauan jasa ke seluruh daerah, keluar daerah

maupun ke luar negeri serta ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan, efisien dan kehandalannya dalam pemberian jasa

komunikasi, informasi, pos dan giro kepada masyarakat dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi.

b. Pembangunan pos terus ditingkatkan upaya jangkauan jasa pos

dan giro makin luas dan makin memasyarakat serta dapat

mencapai semua desa agar masyarakat luas memperoleh

pelayanan yang mampu menjamin terselenggaranya arus surat,

barang dan jasa giro yang lancar, cepat dan aman.

c. Telekomunikasi terus dikembangkan untuk menjadi wahana yang

dapat dihandalkan untuk terselenggaranya arus berita, informasi

95

dan data baik antar daerah regional, nasional maupun

internasional secara lancar, jelas dan cepat guna mendukung

kelancaran kegiatan ekonomi dan penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan. Jaringan dan jangkauan telekomunikasi

umum terus dikembangkan dan diperbanyak ke daerah-daerah

pertumbuhan sehingga dapat menjangkau masyarakat luas.

d. Pembangunan pos dan telekomunikasi harus didukung oleh

meningkatnya kemampuan sumber daya manusia sesuai dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

11. Koperasi

a. Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat

diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha

yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh

dan berakar dalam masyarakat. Koperasi sebagai badan usaha

yang makin mandiri handal harus mampu mewujudkan

kesejahteraan ekonomi anggotanya. Pembangunan ekonomi juga

diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang didukung oleh

jiwa dan semangat yang tinggi serta tersedianya sumber daya

manusia yang handal sebagai pengelola koperasi sehingga dapat

mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 serta menjadi soko guru

perekonomian yang tangguh. Koperasi perlu dikembangkan mutu

dan kemampuannya dan perlu makin ditingkatnya peranannya

dalam kehidupan terutama di pedesaan.

b. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui

peningkatan semangat kebersamaan dan manajemen yang lebih

profesional. Peran aktif masyarakat dalam menumbuhkan

kembangkan koperasi terus ditingkatkan dengan meningkatkan

kesadaran, kegairahan dan kemampuan berkoperasi diseluruh

lapisan masyarakat melalui upaya penyuluhan, pendidikan dan

pelatihan. Fungsi dan peranan koperasi juga menjadi tanggung

jawab lembaga gerakan koperasi sebagai wadah perjuangan

96

kepentingan dan pembawa aspirasi gerakan koperasi, kerjasama

dengan pemerintah sebagai pembina dan pelindung.

12. Pembangunan Daerah

a. Pembangunan Daerah Tingkat II Badung sebagai bagian dari

Pembangunan Daerah Tingkat I Bali dan Pembangunan Nasional

diarahkan untuk mengembangkan dan menyerasikan laju

pertumbuhan antar Kecamatan antara Kota dan Desa, antara

sektor serta disesuaikan dengan prioritas dan potensi daerah

bersangkutan.

b. Peran aktif masyarakat dalam pembangunan perlu lebih

dikembangkan melalui peningkatan swadaya masyarakat.

Pembangunan daerah bertujuan meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan rakyat didaerah melalui pembangunan yang serasi

dan terpadu baik antar sektor maupun antara pembangunan

sektoral dengan perencanaan pembangunan oleh daerah yang

efisien dan efektif menuju tercapainya kemandirian daerah dan

kemajuan yang merata di seluruh pelosok daerah.

c. Kerjasama antar Kecamatan di Daerah dan dengan Daerah

Tingkat II lainnya di Propinsi Dati I Bali dalam rangka percepatan

pembangunan daerah dan pembangunan wilayah terus

ditingkatkan agar tumbuh secara serasi selaras dan seimbang

guna memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Disamping

itu dalam pembangunan wilayah perkotaan terus dirintis kerja

sama antar kota didalam dan atau luar negeri (twinning and sister

city) khususnya terhadap kota-kota yang mempunyai persamaan

budaya atau geografis untuk mempercepat pembangunan wilayah

perkotaan.

d. Dalam pelaksanaan pembangunan daerah prakarsa dan peran

aktif masyarakat beserta lembaga perencanaan daerah

ditingkatkan, pengawasan dan koordinasi pembangunan makin

dimantapkan serta fungsi lembaga perwakilan daerah lebih

didayagunakan. Kemampuan manajemen pembangunan seluruh

aparat pemerintah daerah ditingkatkan untuk lebih

97

mendayagunakan potensi daerah dan makin mewujudkan otonomi

daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggungjawab.

e. Pembangunan Desa termasuk desa adat dan lembaga tradisional

di pedesaan terus didorong melalui peningkatan koordinasi dan

peningkatan pembangunan sektoral, pengembangan kemampuan

sumber daya manusia, pemanfatan sumber daya alam,

penumbuhan dan pengembangan perkreditan desa pasar desa

usaha ekonomi desa,peningkatan sarana dan prasarana desa serta

penumbuhan prakarsa dan swadaya masyarakat sehingga lebih

memantapkan semua desa swasembada di Daerah Tingkat II

Badung.

f. Pembangunan perkotaan ditingkatkan dan diselenggarakan secara

berencana dan terpadu dengan memperhatikan rencana umum

tata ruang, pertumbuhan penduduk lingkungan pemukiman,

lingkungan kerja serta kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya

agar terwujud pengelolaan perkotaan yang BALI ( Bersih Aman

Lestari dan Indah).

g. Perencanaan tata ruang disemua tingkat harus memperhatikan

pelestarian bangunan dan benda yang mengandung nilai sejarah.

h. Penataan penggunaan tanah perlu memperhatikan hak-hak atas

tanah, fungsi sosial tanah, batas maksimum pemilikan tanah

pertanian, pengendalian penggunaan tanah serta mencegah

penelantaran tanah termasuk berbagai upaya untuk mencegah

perusakan, penguasaan tanah yang merugikan kepentingan

rakyat dengan meningkatkan tertib administrasi pertanahan.

i. Penataan kembali batas wilayah dalam rangka pemekaran dan

penyesuaian status wilayah tertentu perlu terus dilanjutkan untuk

meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan daerah dan

administrasi pemerintahan.

13. Kelautan

Pembangunan kelautan diarahkan pada pendayagunaan sumber

daya laut dengan memperhatikan daya dukung dan kelestariannya.

98

Penguasaan potensi kelautan dengan memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan kelestarian fungsi

lingkungan. Data dan informasi kelautan terus digali, dikumpulkan

dan diolah melalui peningkatan kegiatan survei dan penelitian dalam

rangka inventarisasi kekayaan laut. Dalam upaya mempertahankan

daya dukung dan kelestarian laut perlu ditingkatkan pencegahan

pencemaran laut melalui upaya pembinaan serta peningkatan

pengawasan dan penegakan hukum.

14. Kedirgantaraan

Pembangunan Kedirgantaraan adalah kemampuan memanfaatkan

wilayah dan penggunaan sumber daya udara untuk keperluan

pertanian dan perhubungan dengan memperhatikan aspek

pertahanan dan keamanan negara.

15. Keuangan

a. Pembiayaan pembangunan yang dilaksanakan diusahakan

bersumber dari sektor pemerintah dan swasta/dunia usaha.

Pembiayaan pembangunan dari sektor pemerintah yang

sumbernya dari Pendapatan Asli Daerah akan terus ditingkatkan.

Kegiatan-kegiatan pembangunan yang strategis dan mempunyai

dampak nasional diusahakan pendanaannya dari Pemerintah

Pusat.

b. Peningkatan pendapatan daerah melalui penggalian sumber

Pendapatan Asli Daerah, disamping sumber lainnya dengan

meningkatkan efisiensi pengumpulan dan penggunaannya dengan

berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

c. Meningkatkan peranan perbankan dan lembaga keuangan

lainnya didalam pembiayaan pembangunan daerah optimalisasi

pemanfaatan lembaga keuangan sehingga tidak ada persaingan

yang tidak sehat dan menyehatkan lembaga keuangan yang ada.

99

d. Menciptakan iklim yang sehat untuk kelancaran berusaha dengan

maksud untuk meningkatkan partisifasi masyarakat dan

swasta/dunia usaha dalam pembangunan melalui penanaman

modal.

16. Transmigrasi

a. Pembangunan transmigrasi diarahkan pada peningkatan animo

masyarakat untuk bertransmigrasi baik transmigrasi umum

maupun swakarsa. Untuk itu perlu peningkatan penyuluhan,

penerangan dan pelayanan informasi yang cepat dan tepat

mengenai manfaat dan tujuan dari program transmigrasi. Dengan

masuknya informasi secara lebih merata ke daerah potensial

sumber calon transmigran diharapkan animo masyarakat akan

bangkit untuk ikut bertransmigrasi.

b. Untuk dapat mewujudkan kualitas dan kuantitas calon

transmigran yang lebih baik, perlu dilakukan penyuluhan di

sekolah-sekolah dan pendekatan dengan kelompok generasi muda

seperti KNPI, ZPG, Sekaa Teruna, Karang Taruna dan sebagainya.

Jenis pendidikan dan pelatihan ketrampilan perlu ditambah,

disesuaikan dengan kondisi dan potensi daerah yang dituju. Perlu

dirintis transmigran non pertanian dalam rangka menampung

pencarian kerja terutama yang berasal dari tamatan SMTA.

c. Peningkatan penyelenggaraan transmigrasi dilaksanakan melalui

perencanaan terpadu dengan sektor pembangunan lainnya serta

koordinasi pelaksanaannya dengan instansi yang terkait dengan

Pemerintah Daerah tujuan transmigran.

17. Energi

a. Pembangunan energi diarahkan untuk mendorong kegiatan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta berupaya memenuhi

kebutuhan energi masyarakat baik di perkotaan maupun di

pedesaan dengan penyediaan dalam jumlah yang cukup, merata

serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk menjaga

100

kelestarian sumber energi perlu diupayakan pemanfaatan secara

hemat, penganekaragaman dalam penggunaan berbagai sumber

energi.

b. Pelaksanaan program listrik masuk desa sampai tingkat banjar

terus dilanjutkan dan dikembangkan untuk mendorong kegiatan

ekonomi serta meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan

rakyat di pedesaan. Pengadaan listrik dengan menggunakan

sumber pembangkit lainnya perlu terus dikembangkan dengan

memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat

setempat melalui koperasi untuk melaksanakannya.

18. Lingkungan Hidup

a. Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian penting

dari ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan

seluruh mahluk hidup dimuka bumi diarahkan pada terwujudnya

kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan dan

keserasian dengan perkembangan penduduk agar dapat

menjamin pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan

kuantitas dan kualitas lingkungan serta mencegah pencemaran.

b. Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan lingkungan

hidup dalam kehidupan manusia terus ditumbuh kembangkan

melalui penerangan dan pendidikan di dalam dan di luar sekolah,

pemberian rangsangan, penegakan hukum disertai dengan

rangsangan peran aktif masyarakat untuk menjaga kelestarian

lingkungan hidup dalam setiap kegiatan ekonomi dan kemampuan

sosial sesuai dengan falsafah TRI HITA KARANA.

c. Konservasi kawasan hutan termasuk flora dan faunanya serta

keunikan alam terus ditingkatkan untuk melindungi

keanekaragaman plasma nuftah, jenis spesies dan ekosistem.

Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan potensi kelautan bagi

kepentingan kesejahteraan masyarakat terus ditingkatkan.

Inventarisasi, pemantauan, penghitungan sumber daya alam dan

101

lingkungan hidup terus dikembangkan, untuk menjaga

keberlanjutan pemanfaatannya.

d. Lingkungan hidup yang rusak atau terganggu keseimbangannya

perlu direhabilitasi agar kembali berfungsi sebagai penyangga

kehidupan dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya pengendalian pencemaran dapat digunakan berbagai

perangkat teknologi dengan pemanfaatan teknologi yang sesuai

kualitas lingkungan dapat dipertahankan. Sarana dan prasarana

pengelolaan limbah termasuk limbah berbahaya serta beracun

ditingkatkan agar kemampuan daya dukung lingkungan dapat

terjamin.

e. Dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

dikembangkan pada tata ruang yang menyerasikan tata guna

lahan serta sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata

lingkungan yang harmonis dan dinamis, yang ditunjang oleh daya

dukung lingkungan yang serasi. Setiap perubahan keadaan dan

fungsi lingkungan berikut segenap unsur, perlu terus dinilai dan

dikendalikan secara seksama agar pengamanan dan

perlindungannya dapat dilaksanakan setepat mungkin.

f. Mengembangkan tanggungjawab dan kerjasama antar daerah dan

antar sektor mengenai pemeliharaan dan perlindungan

lingkungan hidup perlu terus ditingkatkan bagi kepentingan

pembangunan berkelanjutan.

Kesejahteraan Rakyat Pendidikan dan Kebudayaan.

1. Bidang Kesejahteraan Sosial.

a. Kesejahteraan rakyat mengandung makna kesejahteraan lahir

dan kebahagiaan batin seluruh masyarakat yang berisikan unsur

kualitas kehidupan yang beragama tingkat pendidikan, kesehatan

jasmani dan rohani serta pelayanan sosial dan pemenuhan

kebutuhan materiil masyarakat pada umumnya.

102

b. Meningkatkan dan mengembangkan peran serta masyarakat

dalam kegiatan usaha-usaha kesejahteraan sosial dengan

peningkatan peranan yayasan/organisasi sosial sebagai mitra

pemerintah.

c. Peningkatan keterpaduan dan kerjasama inter dan antar sektoral

dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial. Meningkatkan

mutu dan memperluas jangkauan pelayanan pelayanan

kesejahteraan sosial dalam rangka memperbaiki dan

meningkatkan taraf kesejahteraan sosial bagi rakyat yang kurang

beruntung dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya,

seperti keluarga miskin, anak terlantar, penyandang cacat, korban

bencana alam dan lain sebagainya.

d. Meningkatkan dan mengembangkan jumlah serta mutu pekerja

sosial dikalangan masyarakat dalam rangka profesionalisasi usaha

kesejahteraan sosial.

e. Menciptakan iklim yang mendorong masyarakat untuk

meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan bidang

kesejahteraan sosial secara berswadaya dengan mendayagunakan

sumber-sumber/potensi yang ada serta dilandasi oleh kesadaran,

tanggungjawab, kepedulian dan kesetiakawanan sosial secara

gotong royong, terpadu dan profesional.

f. Nilai kepeloporan, keperintisan dan kepahlawanan terus

dijunjung tinggi dan dikembangkan melalui pemberian

Penghargaan Pemerintah Daerah kepada mereka yang telah

berjasa.

2. Pendidikan.

a. Pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

Undang-Undang Dasar 1945 yang berdasarkan Pancasila

diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan

martabat bangsa, mewujudkan masyarakat yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri,

sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat

103

sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan

daerah dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

b. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, yaitu beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang

Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju,

tangguh, cerdas, kreatif, trampilan, berdisplin, beretos kerja,

profesional, bertanggung jawab dan produksi serta sehat

jasmani dan rohani. Pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa

patriotik dan mempertebal rasa dan cinta tanah air,

meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial

serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa

para pahlawan serta berorientasi masa depan. Iklim belajar

mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan

budaya belajar dikalangan masyarakat terus dikembangkan

agar tumbuh sikap dan prilaku yang kreatif, inovatif dan

keinginan untuk maju.

c. Pendidikan mengutamakan pemerataan dan peningkatan

kualitas pendidikan dasar wajib belajar 9 tahun, perluasan

peningkatan kualitas pendidikan kejuruan. Upaya itu perlu

didukung peningkatan sumber daya pendidikan secara bertahap,

disertai keterpaduan dan efisiensi pelaksanaannya sehingga

mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan pembangunan.

d. Pendidikan dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antara

berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antar

sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya.

Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-

luasnya berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kualitas pendidikan perlu disesuaikan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta tuntutan perkembangan

pembangunan. Perlu pula terus dikembangkan kerjasama

antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dalam rangka

pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga

yang cakap dan terampil bagi pembangunan sehingga tercipta

keterpaduan dengan pembangunan daerah. Pihak swasta

maupun instansi-instansi agar ikut berperan terhadap

104

pengembangan dan pembibitan tenaga kerja yang mandiri baik

pada sekolah-sekolah kejuruan terlebih-lebih pada sekolah-

sekolah umum.

e. Penyelenggaraan pendidikan harus mampu meningkatkan

memperluas dan memantapkan usaha, penghayatan dan

pengamalan Pancasila serta membudayakan nilai-nilai Pancasila

untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari disegenap lapisan

masyarakat. Oleh karena itu pendidikan Pancasila termasuk

pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

(P4), Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan,

Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa serta unsur-unsur yang

dapat meneruskan dan pengembangan jiwa semangat dan nilai

perjuangan khususnya nilai 1945 dilanjutkan dan ditingkatkan

disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan termasuk pra

sekolah.

f. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan

disemua jenis dan jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh

Pemerintah terus dikembangkan secara merata di seluruh

daerah, dengan memberikan perhatian khususnya kepada

peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu,

penyandang cacat, serta yang bertempat tinggal di daerah sulit.

Peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa perlu

mendapat perhatian lebih khusus agar dapat dipacu

perkembangan prestasinya dan bakatnya.

g. Pembinaan pendidikan dilingkungan keluarga sebagai tempat

pendidikan pertama dan pendidikan pra sekolah disamping

sebagai wahana sosialisasi awal sebelum pendidikan dasar

dikembangkan, agar lebih mampu meletakan landasan

pembentukan watak dan kepribadian, penanaman dan

pengenalan agama dan budi pekerti serta dasar pergaulan.

Dalam hal ini perlu keteladanan dan pengembangan suasana

yang membantu peletakan dasar kearah pengembangan sikap,

pengetahuan, keterampilan dan daya cipta.

h. Pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan yang bersifat

kemasyarakatan seperti kepramukaan, berbagai kursus dan

105

pelatihan keterampilan, perlu ditingkatkan kualitasnya dan

diperluas dalam rangka mengembangkan sikap mental, minat,

bakat, keterampilan dan kemampuan anggota masyarakat

untuk menyiapkan dan memberikan kesempatan kepada warga

belajar agar mampu bekerja dan berwira usaha untuk

meningkatkan martabat dan kualitas kehidupannya.

i. Pendidikan dasar sebagai jenjang awal dari pendidikan di

sekolah, lebih ditingkatkan pemerataan, kualitas dan

pengembangannya agar dapat memberikan dasar pembentukan

pribadi manusia sebagai warga masyarakat dan warga negara

yang berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, serta berkemampuan dan

berketerampilan dasar sebagai bekal untuk pendidikan

selanjutnya atau bekal hidup dalam masyarakat. Pelaksanaan

kurikulum muatan lokal baik pada jenjang pendidikan menengah

ditujukan pada pengajaran bahasa, aksara dan sastra Bali dalam

rangka pelestarian kebudayaan daerah.

j. Pengembangan pendidikan menengah sebagai lanjutan

pendidikan dasar di sekolah ditingkatkan agar mampu

membentuk pribadi manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, serta

untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang memerlukan

tenaga berkemampuan dan berketerampilan. Perlu diadakan

penyesuaian kurikulum dan isi pendidikannya serta penataan

kelembagaan pendidikan menengah, termasuk pendidikan

kejuruan, yang merupakan pembekalan untuk pendidikan tinggi

atau bekal hidup dalam masyarakat.

k. Pendidikan tinggi terus dibina dan dikembangkan untuk

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan atau profesional serta

kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap kebutuhan

pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, berjiwa penuh pengabdian dan memiliki rasa

tanggung jawab yang pesat terhadap masa depan bangsa dan

negara. Sejalan dengan itu pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi dilingkungan Perguruan Tinggi ditingkatkan

106

melalui kegiatan penelitian dan pengembangan yang sesuai

dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa

depan. Kehidupan kampus dikembangkan sebagai lingkungan

ilmiah yang dinamis, berwawasan budaya bangsa, bermoral

Pancasila dan berpribadian Indonesia.

l. Perguruan Tinggi diusahakan agar mampu menyelenggarakan

pendidikan, melakukan penelitian dan pengkajian dibidang ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta memberikan pengabdian

kepada masyarakat yang bermanfat bagi kemanusiaan dan

sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Kegiatan mahasiswa

dan ilmuwan dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu dan

profesional antara lain dengan jalan mendorong pengembangan

wadah disiplin keilmuan. Sehingga para mahasiswa dan ilmu

dapat meningkatkan dan mengembangkan prestasinya untuk

berperan serta dalam pembangunan. Sejalan dengan itu terus

dikembangkan iklim yang demokratis yang mendukung

kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otomatis

perguruan tinggi sebagai lembaga keilmuan agar civitas

akademik secara bertanggung jawab dapat mengembang pikiran

yang konstruktif dan kreatif baik bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan maupun bagi

pembangunan nasional.

m. Perguruan swasta sebagai bagian sistem pendidikan nasional

terus ditingkatkan pembinaannya agar lebih berperan dan lebih

bertanggungjawab dalam upaya peningkatan kualitas serta

perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dengan tetap

mengindahkan ciri khasnya serta memenuhi persyaratan sesuai

dengan perundang-undangan.

n. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional terus

ditingkatkan untuk mempertinggi mutu pemakaian serta sikap

positif terhadap Bahasa Indonesia dan untuk mengembangkan

Bahasa Indonesia agar mampu menjadi bahasa ilmu

pengetahuan dan teknologi perlu terus ditingkatkan dan

diperluas penerapan dan penggunaannya, sehingga menjangkau

seluruh masyarakat tanpa mengabaikan pengembangan bahasa

daerah sebagai salah satu sarana pendidikan dini dan landasan

107

pengembangan Bahasa Indonesia. Perlu pula ditingkatkan

kemampuan penggunaan bahasa asing untuk memperluas

cakrawala berpikir dan memperkuat penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan kemampuan ber

komunikasi dalam masyarakat Internasional. Pembinaan dan

Pengajaran Bahasa, sastra dan aksara daerah, perlu terus

ditingkatkan dan diperluas pada semua jenjang pendidikan.

o. Pendidikan, pengadaan dan pembinaan guru serta tenaga

kependidikan lainnya pada semua jalur jenis dan jenjang

pendidikan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di daerah. Kualitas pendidikannya ditingkatkan dan

diselenggarakan secara terpadu dalam jumlah yang memadai.

Pengembangan karier dan kesejahteraan guru serta tenaga

kependidikan lainnya, termasuk penghargaan bagi yang

berprestasi dan yang bertugas didaerah sulit perlu ditingkatkan

serta penempatannya disebar merata sesuai dengan kebutuhan

pendidikan. Pembinaan dan pengajaran bahasa dan sastra

daerah perlu terus ditingkatkan dan diperluas pada semua

jenjang pendidikan.

p. Sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan,

laboratorium, bengkel kerja, sarana keterampilan dan pelatihan,

media pengajaran, teknologi pendidikan serta fasilitas pendidikan

jasmani dikembangkan dan disebarluaskan secara merata untuk

membantu terselenggaranya dan meningkatnya kualitas

pendidikan serta kebutuhan pembangunan.

q. Penulisan, penerjemahan dan penggandaan buku pelajaran,

buku bacaan khususnya bacaan anak uang berisikan cerita

rakyat, buku ilmu pengetahuan dan teknologi serta terbitan

buku pendidikan lainnya digalakkan untuk membantu

peningkatan pendidikan, kualitas pendidikan dan memperluas

cakrawala berpikir serta menumbuhkan budaya baca. Jumlah

dan kualitasnya perlu terus ditingkatkan serta disebarkan

merata dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat. Bersamaan dengan itu dikembangkan iklim yang

dapat mendorong penulisan dan penerjemahan buku dengan

108

penghargaan yang memadai dan jaminan perlindungan hak

cipta.

3. Kebudayaan.

a. Pembangunan kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari

kebudayaan nasional diarahkan dalam rangka membudayakan

nilai-nilai kemanusiaan yang berlandaskan nilai-nilai kebenaran

dharma, kasih sayang kedamaian dan tanpa kekerasan untuk

menjiwai serta melandasi segala gerak langkah pembangunan di

daerah.

b. Dalam mengembangkan kebudayaan daerah perlu ditumbuhkan

kemampuan masyarakat untuk pemahaman dan pengamalan

nilai budaya daerah yang luhur dan beradab serta menyerap nilai

budaya asing yang positif memperkaya budaya daerah.

c. Dalam pembangunan budaya Nasional perlu diciptakan suasana

yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sikap kerja keras,

disiplin, sikap menghargai prestasi berani bersaing,mampu

menyesuaikan diri dan kreatif. Perlu terus ditumbuhkan budaya

menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, budaya

belajar, budaya ingin maju, dan budaya ilmu pengetahuan dan

teknologi serta perlu dikembangkan pranata sosial budaya yang

dapat mendukung proses pemantapan budaya bangsa.

d. Pembauran merupakan bagian proses pembudayaan bangsa yang

harus dipacu ke arah yang positif dan harus dijiwai sikap mawas

diri, tahu diri, tenggang rasa, solidaritas sosial ekonomi serta

rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap kebersamaan dan

kesetia kawanan dalam upaya memajukan dan mensejahterakan

kehidupan masyarakat, bangsa serta negara Indonesia.

Penyelenggaraannya harus dapat mencegah dan menghilangkan

melebarnya kesenjangan sosial ekonomi dan sikap eksklusif serta

harus memperkokoh persatuan kesatuan bangsa dalam rangka

memantapkan perwujudan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional.

109

e. Pembinaan Bahasa Indonesia terus ditingkatkan sehingga

penggunaannya secara baik dan benar dengan penuh rasa

bangga, makin menjangkau seluruh masyarakat, memperkokoh

persatuan dan kesatuan bangsa, serta memantapkan

kepribadian Bangsa. Penggunaan istilah asing yang sudah ada

pedanannya dalam Bahasa Indonesia harus dihindari.

Pengembangan Bahasa Indonesia juga terus ditingkatkan melalui

upaya penelitian, pembakuan peristilahan dan kaidah bahasa

serta pemekaran perbendaharaan bahasa sehingga bahasa

Indonesia lebih mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan

teknologi. Penulisan karya ilmiah dan karya sastra, termasuk

bacaan karya ilmiah dan karya sastra, termasuk bacaan anak

yang berakar pada budaya bangsa, serta penerjemahan karya

ilmiah dan karya sastra yang memberikan inspirasi bagi

pembangunan budaya daerah perlu digalakkan untuk

memperkaya bahasa, kesusastraan, dan pustaka Indonesia.

f. Pembinaan bahasa sastra daerah perlu terus dilanjutkan dalam

rangka mengembangkan serta memperkaya perbendaharaan

Bahasa Indonesia dan khazanah kebudayaan nasional sebagai

salah satu unsur jati diri dan kepribadian bangsa. Perlu

ditingkatkan penelitian, pengkajian dan pengembangan bahasa

dan sastra daerah serta penyebarannya melalui berbagai media.

g. Kemampuan penguasaan bahasa asing perlu ditingkatkan dan

dikembangkan untuk memperlancar komunikasi dengan bahasa

lain di segala aspek kehidupan terutama penyerapan informasi

ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping memperluas

cakrawala pandang bangsa sejalan dengan kebutuhan

pembangunan.

h. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan kearsipan

terus dilanjutkan dan diupayakan untuk lebih menunjang

pengembangan budaya, mencerdaskan kehidupan bangsa dan

memasyarakatkan budaya gemar membaca dan belajar.

Pembangunan perpustakaan dan kearsipan perlu ditingkatkan

dan disebarluaskan, didukung oleh sarana prasarana yang

memadai.

110

i. Kesenian daerah perlu dipelihara dan dikembangkan untuk

pelestariannya. Upaya itu perlu didukung oleh iklim serta sarana

dan prasarana yang memadai.

j. Nilai, tradisi dan peninggalan sejarah, yang memberikan corak

khas pada kebudayaan daerah serta hasil pembangunan yang

mengandung nilai kejuangan, kepeloran dan kebanggaan

nasional perlu terus digali, dipelihara, serta dibina untuk

memupuk semangat perjuangan dan cinta tanah air.

Perencanaan tata ruang disemua tingkat harus memperhatikan

pelestarian bangunan dan benda yang mengandung nilai

sejarah.

4. Kesehatan

a. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan

kemandirian keluarga dan masyarakat dalam hidup sehat dan

mengatasi sendiri masalah kesehatannya terutama yang bersifat

preventif dan promotif.

b. Pengelolaan kesehatan yang terpadu perlu lebih dikembangkan

agar dapat lebih mendorong peran serta masyarakat, termasuk

dunia usaha, dalam pembangunan kesehatan. Kualitas

pelayanan kesehatan ditingkatkan dan jangkauan serta

kemampuannya diperluas agar masyarakat, terutama yang

berpenghasilan rendah dapat menikmati pelayanan yang

berkualitas dengan terus memperhatikan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran secara serasi dan

bertanggungjawab.

c. Peningkatan upaya kesehatan diarahkan pada peningkatan mutu

dengan tetap memperhatikan pemerataan dan perluasan

jangkauan terutama pada daerah rawan kesehatan dan

permukiman baru. Khusus terhadap tenaga kesehatan,

perhatikan terutama ditujukan pada jumlah mutu serta

penyebarannya.

111

d. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat terus ditingkatkan

antara lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular, penyehatan lingkungan pemukiman, perbaikan gizi,

penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan, serta pelayanan

kesehatan ibu dan anak. Perlindungan terhadap bahaya

penyalahgunaan obat, zat adiktif dan narkotika, terutama bagi

generasi muda, serta pencemaran lingkungan perlu diberikan

perhatian khusus, juga pengawasan ketat terhadap obat,

makanan dan minuman. Penelitian dan pengembangan

kesehatan perlu terus dilanjutkan antara lain untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

e. Pelayanan kesehatan oleh Pemerintah maupun peran serta

masyarakat dan swasta perlu dikembangkan dengan upaya

memasyarakatkan pembiayaan kesehatan berdasarkan prinsip

gotong royong.

f. Pengobatan tradisional yang secara medis dapat

dipertanggungjawabkan terus dibina dan diawasi dalam rangka

perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan.

5. Keluarga Sejahtera.

a. Pembangunan keluarga sejahtera diarahkan kepada terwujudnya

kehidupan keluarga sebagai wadah persemaian nilai-nilai agama

dan nilai-nilai luhur budaya daerah guna meningkatkan

kesejahteraan keluarga agar mampu mendukung kegiatan

pembangunan. Perlu ditumbuhkembangkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera yang dilandasi oleh rasa tanggungjawab,

kesukarelaan, nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya

daerah.

b. Gerakan Keluarga Berencana Nasional sebagai salah satu

kegiatan pokok dalam upaya mencapai keluarga sejahtera

diarahkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk

dengan cara penurunan angka kelahiran untuk mencapai

112

keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan

pertumbuhan peningkatan kesejahteraan keluarga.

c. Gerakan Keluarga Berencana Nasional diupayakan agar makin

membudaya dan makin mandiri melalui penyelenggaraan

penyuluhan keluarga berencana, disertai dengan peningkatan

kualitas dan kemudahan pelayanan dengan tetap

memperlihatkan kesehatan peserta keluarga berencana dan

tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, moral, etik dan

sosial budaya masyarakat sehingga Norma Keluarga Kecil

bahagia dan Sejahtera dihayati dan dilaksanakan oleh semua

lapisan masyarakat dengan kesadaran dan bertanggung jawab.

d. Peran serta pemuka agama, pemuka masyarakat, organisasi dan

lembaga masyarakat lebih ditingkatkan melalui upaya

penerangan bimbingan dan penyuluhan yang menyangkut

seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda agar

Gerakan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera makin

memasyarakat dan membudaya di seluruh daerah.

e. Gerakan Keluarga Berencana Nasional perlu makin ditingkatkan

dan diperluas keseluruh Daerah Tingkat II Badung dengan

pendekatan KB Sistem banjar, lembaga-lembaga masyarakat

serta organisasi-organisasi profesi.

f. Melakukan penelitian dalam bidang KB dan Keluarga Sejahtera

untuk mendukung pembangunan keluarga sejahtera.

6. Kependudukan.

a. Kebijaksanaan Kependudukan diarahkan pada peningkatan

kualitas penduduk sebagai pelaku utama dan sasaran

pembangunan daerah agar memiliki semangat kerja, budi pekerti

luhur, penuh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa sesuai dengan harta martabat kemanusiaan.

Pengelolaan kependudukan juru bertujuan untuk meningkatkan

taraf hidup, kecerdasan, keterampilan, derajat kesehatan,

kesejahteraan dan menciptakan lapangan kerja serta

113

memeratakan pembangunan dan pendapatan. Pembangunan

kualitas penduduk yang meliputi kualitas fisik dan non fisik

serta pelayanan terhadap penduduk terus ditingkatkan dengan

memperhatikan keselarasan, keserasian dan keseimbangan

antara penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung

lingkungan hidup agar potensi penduduk dapat dikembangkan

secara optimal khususnya masyarakat rentan. Kuantitas dan

mobilitas penduduk terus dikendalikan dan diarahkan agar

menjadi kekuatan pembangunan daerah secara efektif.

b. Pengendalian penduduk terutama dilaksanakan untuk lebih

menurunkan angka kelahiran melalui gerakan keluarga

berencana mandiri, menurunkan angka kematian khususnya

kematian anak usia dibawah 5 tahun melalui program

pelayanan kesehatan terpadu serta meningkatkan kesejahteraan

ibu dan anak. Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan juga

melalui langkah yang berhubungan dengan penetapan jumlah,

struktur dan komposisi serta pertumbuhan dan persebaran

penduduk harus memperhatikan kemampuan daya dukung alam

dan harus sesuai dengan tata ruang yang diselenggarakan

melalui transmigrasi, peningkatan sarana dan prasarana yang

menunjang pertumbuhan ekonomi di wilayah sebaran serta

pemberian insentif bagi tenaga kerja sehingga mampu

menggairahkan tenaga terdidik untuk mengabdi di wilayah

pertumbuhan baru. Perluasan usaha-usaha dipedesaan yang

mampu memperluas lapangan kerja sehingga arus urbanisasi

bisa dikurangi.

c. Penerangan pendidikan dan penyuluhan mengenai

kependudukan termasuk keluarga sejahtera perlu makin

ditingkatkan agar menjangkau seluruh lapisan masyarakat

terutama generasi muda serta organisasi dan lembaga

kemasyarakatan lainnya. Administrasi, pencacatan dan statistik

kependudukan terus disempurnakan dalam rangka penertiban

penduduk sehingga menjadi sumber data yang dapat

dihandalkan untuk menunjang perencanaan pembangunan

diberbagai bidang, sektor, wilayah dan daerah, serta menunjang

perkiraan dan sasaran berkala dari perkembangan

114

kependudukan. Upaya tersebut perlu didukung sarana dan

prasana yang memadai.

d. Dengan meningkatnya penduduk usia lanjut dan makin

panjangnya usia harapan hidup sebagai akibat kemajuan yang

telah dicapai dalam pembangunan selama ini, maka mereka

yang memiliki pengalaman, keahlian dan kearifan perlu diberi

kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraan

penduduk usia lanjut yang karena kondisi fisik dan atau

mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam

pembangunan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah

dan masyarakat.

7. Anak dan Remaja.

a. Pembinaan anak dan remaja dilaksanakan melalui peningkatan

mutu gizi, pembinaan perilaku kehidupan beragama dan budi

pekerti luhur, penumbuhan minat belajar, peningkatan daya

cipta, daya nalar serta kreatifitas, penumbuhan kesadaran akan

hidup sehat, serta penumbuhan idealisme dan patriptisme dalam

pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan

peningkatan kemampuan menyesuaikan diri dengan masyarakat

dan lingkungan.

b. Pembinaan anak yang dimulai sejak anak dalam kandungan

diarahkan pada peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak

dengan mempertinggi mutu gizi, menjaga kesehatan jasmani dan

ketenangan jiwa ibu serta dengan menjaga ketentraman suasana

keluarga dan pemenuhan kebutuhan dasar keluarga. Pembinaan

anak usia di bawah lima tahun diupayakan terutama dengan

meningkatkan mutu gizi anak, pembiasaan awal dalam perilaku

kehidupan beragama dan berbudi pekerti luhur serta

memberikan kesempatan bermain bersama dalam rangka

menumbuhkan daya cipta dan hidup bermasyarakat.

c. Pembinaan anak usia sekolah dilaksanakan melalui peningkatan

mutu gizi, peningkatan pembinaan prilaku kehidupan beragama

dan prilaku terpuji, penanaman rasa cinta tanah air, disiplin,

115

kemandirian, penumbuhan minat baca, menulis, berhitung dan

belajar, peningkatan daya cipta, daya analisis, prakarsa dan daya

kreasi, penumbuhan kesadaran akan hidup sehat dan hidup

bermasyarakat serta peningkatan kemampuan menyesuaikan diri

dengan lingkungan.

d. Pembinaan remaja dilaksanakan melalui peningkatan keimanan

dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pembiasaan dan

penghayatan prilaku terpuji, sikap mandiri, berprestasi,

bertanggung jawab, peningkatan budaya baca dan budaya

belajar, penumbuhan kemampuan dan daya nalar, kemampuan

berinisiatif dan berfikir kritis analitis, pengembangan kreativitas

dan keterampilan, peningkatan gizi dan kesehatan jasmani,

penanaman kesadaran akan bahaya penyalahgunaan obat, zat

adiktif, narkotika, kepekaan terhadap lingkungan dan

pemahaman wawasan kebangsaan serta upaya menumbuhkan

idealisme dan patriotisme dalam pembangunan dan negara

sebagai pengamalan Pancasila.

e. Sosialisasi anak dan remaja disiapkan secara dini melalui

pembinaan wadah sekaa teruna dalam Desa Adat dengan

menumbuhkan sikap hormat yang berlandaskan penghargaan

kepada “Catur Guru”.

f. Pembinaan anak dan remaja dilaksanakan bersamaan dengan

peningkatan kesadaran orang tua terhadap tanggungjawab dan

peranannya sebagai pendidik pertama dan utama, serta

peningkatan perhatian terhadap anak sesuai dengan usia dan

tahap perkembangannya. Orang tua juga dituntut untuk lebih

menyadari betapa besar peranannya sebagai panutan dan

teladan bagi anak dan remaja, dengan menciptakan suasana

kekeluargaan yang harmonis, sejahtera lahir batin.

8. Pemuda.

a. Pembinaan dan pengembangan pemuda sebagai generasi

pewaris nilai-nilai luhur budaya dan penerus cita-cita

perjuangan bangsa dan insan pembangunan diarahkan agar

116

pemuda menjadi kader pimpinan bangsa yang berjiwa Pancasila,

disiplin, peka, mandiri, beretos kerja, tangguh, memiliki

idealisme yang kuat berjiwa kebangsaan yang luas, mampu

mengatasi tantangan baik masa kini maupun yang akan datang

dengan tetap memperhatikan nilai sejarah yang dilandasi oleh

semangat kebangsaan serta persatuan dan kesatuan. Pembinaan

dan Pengembangan pemuda ditujukan untuk menumbuhkan

rasa tanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial serta

kepeloporan pemuda dalam pembangunan masa depan bangsa

dan negara.

b. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan pemuda

menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat,

pemerintah dan pemuda itu sendiri melalui upaya peningkatan

pemantapan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang

Maha Esa serta pengalamannya, menanamkan dan

menumbuhkembangkan kesadaran bermasyarakat berbangsa

dan bernegara, memperkokoh kepribadian, meningkatkan

disiplin, mempertinggi budi pekerti, meningkatkan kecerdasan

dan kreatifitas memperkuat semangat belajar dan etos kerja,

serta memiliki keahlian dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani untuk mewujudkan pemuda yang berkualitas.

c. Peningkatan kualitas pemuda dalam kehidupan politik

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk membentuk

insan yang berjiwa, Pancasila, demokratis, patriotik dan

berwawasan kebangsaan diselenggarakan terutama melalui

penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila,

sehingga dapat lebih memantapkan keyakinan pemuda akan

kebenaran. Pancasila sebagai satu-satunya azaz. Peran serta

pemuda dalam kehidupan politik nasional dan kegiatan

internasional terus ditingkatkan melalui keikutsertaannya dalam

organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi kekuatan sosial

politik dan organisasi kemasyarakatan lainnya sebagai upaya

pendidikan politik sehingga proses kaderisasi dapat berlangsung

secara wajar dan berkesinambungan.

117

d. Pengembangan kepeloporan pemuda dalam pembangunan

bangsa dan negara harus diupayakan agar pemuda memiliki

jiwa kejuangan, keperintisan, kepekaan terhadap lingkungan,

disiplin dan sikap mandiri serta memiliki sifat yang

bertanggung jawab, inovatif, kreatif, ulet, tangguh, jujur serta

berani dan rela berkorban dengan dilandasi semangat cinta

tanah air.

e. Pemuda sebagai kader bangsa dan kader pembangunan perlu

terus meningkatkan kebiasaan gemar membaca yang mendorong

semangat kemauan belajar dan bekerja keras untuk

mengembangkan kecerdasan, keahlian dan keterampilan serta

daya nalar, berpikir kritis, analitis dan tanggap terhadap

tantangan dan lingkungan serta menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi.

f. Perlu diciptakan suasana yang lebih sehat, dinamis, dan

demokratis sejalan dengan tuntutan dinamika pembangunan

sehingga terwujud iklim yang mendorong bagi pemuda untuk

dapat lebih berperan dalam pembangunan. Fungsi dan peranan

organisasi kepemudaan, seperti Komite Nasional Pemuda

Indonesia, Organisasi Siswa Intra Sekolah, Organisasi

Kemahasiswaan, Pramuka, Karang Taruna dan Sekaa teruna

terus dikembangkan dan ditingkatkan agar lebih terpupuk

motivasi untuk mandiri, berkualitas dan memiliki semangat

kebangsaan dengan didukung oleh saran dan prasarana yang

memadai.

9. Peranan Wanita Dalam Pembangunan Daerah.

a. Upaya Pembinaan peranan wanita sebagai mitra sejajar pria

ditujukan untuk peningkatan peran aktifnya dalam

pembangunan, guna mewujudkan dan mengembangkan

kehidupan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia termasuk

pengembangan anak remaja dan pemuda.

118

b. Pengembangan kemampuan wanita melalui peningkatan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, serta

ketahanan mental spiritual untuk memanfaatkan kesempatan

berperan aktif disegenap kegiatan pembangunan. Iklim sosial

budaya terus dikembangkan agar lebih mendukung upaya

mempertinggi harkat dan martabat wanita.

c. Upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga perlu makin

digalakkan, antara lain melalui Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga

Sehat Sejahtera (P2WKSS), Latihan Kepemimpinan Wanita (LKW)

dan program nakerwan. Peningkatan peran wanita dalam

kesejahteraan keluarga dilaksanakan bersamaan dengan

pengembangan kesadaran orang tua terhadap peranan dan

tanggung jawabnya dalam pendidikan anak dan remaja yang

bertumpu pada nilai-nilai luhur bangsa.

d. Peranan wanita dalam pembangunan masyarakat baik di

perkotaan maupun di pedesaan, perlu terus ditingkatkan

terutama dalam menangani berbagai masalah sosial dan ekonomi

yang diarahkan pada pemerataan hasil pembangunan,

pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan

pemeliharaan lingkungan.

e. Untuk memenuhi kebutuhan yang makin meningkat akan tenaga

kerja terampil dalam pembangunan, tenaga kerja wanita sangat

diperlukan di berbagai lapangan pekerjaan. Perhatian khusus

perlu diberikan kepada peningkatan keterampilan, produktivitas,

kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja wanita.

10. Perumahan dan Permukiman.

a. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan masyarakat

serta menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga dan

kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk

lingkungan serta persemaian nilai-nilai ketaqwaan dan

keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai budaya bangsa

dan pembinaan watak anggota keluarga. Pembangunan

119

perumahan dan pemukiman, baik pembangunan perumahan

baru maupun pemugaran perumahan di pedesaan dan di

perkotaan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

akan tempat tinggal baik dalam jumlah kualitasnya dalam

lingkungan yang sehat, serta kebutuhan akan suasana

kehidupan yang memberikan rasa aman, damai, tentram dan

sejahtera.

b. Pembangunan perumahan dan permukiman perlu lebih

ditingkatkan dan diperluas hingga dapat makin merata dan

menjangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan

senantiasa memperhatikan rencana tata ruang dan keterkaitan

serta keterpaduan dengan lingkungan sosial di sekitarnya perlu

diperhatikan tentang pengembangan horizontal dan vertikal.

Pembangunan perumahan dan pemukiman harus dapat

mendorong kegiatan pembangunan dengan memperhatikan

prinsip swadaya dan gotong royong, disamping meningkatkan

perkembangan pembangunan disektor lain. Penyuluhan teknis

tentang pembangunan dan pemugaran perumahan perlu

dilanjutkan dan diperluas untuk meningkatkan kualitas

lingkungan dalam kehidupan masyarakat. Pembangunan rumah

di perkotaan dan di pedesaan perlu dilaksanakan dan

dikembangkan tidak saja secara horizontal tetap dimungkinkan

juga secara vertikal dengan memperhatikan lingkungan sosial

dan budaya setempat.

c. Koperasi, LPD, usaha swasta yang melayani pembiayaan

pembangunan perumahan, perlu ditingkatkan dan dikembangkan

peranannya sehingga dapat mendorong terhimpunnya modal

yang memungkinkan pembangunan rumah milik dan rumah

sewa dalam jumlah besar. Perlu diciptakan iklim yang menarik

bagi pembangunan perumahan oleh masyarakat dan

perseorangan antara lain dengan penyediaan kredit yang

memadai, pengaturan persewaan dan hipotek perumahan. Perlu

didorong peran serta aktif masyarakat dalam pemupukan dana

bagi pembangunan perumahan.

120

d. Pembangunan perumahan dan pemukiman yang bercirikan

tradisional Bali harus mampu memperluas kesempatan usaha

dan lapangan kerja serta mendorong berkembangnya industri

bahan bangunan murah yang memenuhi syarat teknis dan

kesehatan serta terbuat dari bahan dalam negeri dengan

mengutamakan penggunaan bahan setempat. Pemanfaatan

sumber daya alam, pengolahan bahan penyuluhan teknis dan

pemasarannya perlu disempurnakan dan makin dikembangkan

kualitas tenaga pembangunan perumahan dan pemukiman

ditingkatkan dan kelembagaannya perlu dimantapkan.

e. Penciptaan lingkungan perumahan dan pemukiman yang bersih,

aman, lestari dan indah perlu terus ditingkatkan antara lain

melalui pembangunan prasarana dan penyediaan air bersih,

fasilitas sosial dan ibadah, fasilitas ekonomi dan transportasi,

fasilitas rekreasi dan fasilitas olah raga serta prasarana

lingkungan termasuk fasilitas penanganan limbah, disertai

upaya peningkatan kesadaran dan tanggung jawab warga

masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotan agar semakin

banyak rakyat mendiami rumah sehat dalam lingkungan

permukiman yang sehat pula.

11. Olahraga.

a. Pembinaan dan pengembangan olahraga termasuk olah raga

tradisional yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas

manusia diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani,

mental dan rohani masyarakat serta ditujukan untuk

pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportifitas

yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan daerah dan

nasional.

b. Gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

masyarakat terus ditingkatkan agar lebih meluas dan merata di

seluruh daerah untuk pemassalan olahraga dan menciptakan

budaya berolah raga dan iklim yang sehat yang mendorong peran

serta aktif masyarakat dalam peningkatan prestasi olahraga.

121

Perlu ditumbuhkan sikap masyarakat yang sportif dan

bertanggung jawab dalam semua kegiatan olahraga.

c. Dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu terus

dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini mungkin melalui

pencarian dan pemantauan bakat, pembibitan, pendidikan dan

pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu

pengetahuan dan teknologi secara efektif dan efisien serta

peningkatan kualitas organisasi keolahragaan di daerah.

d. Perbaikan gizi olahragawan, penyempurnaan metode pelatihan

dan penggunaan peralatan olahraga perlu memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi secara tepat. Perlu pula ditingkatkan

penanaman nilai budaya yang mampu menumbuhkan dan

meningkatkan sportifitas, disiplin, motivasi meraih prestasi, dan

sikap pantang menyerah serta bertanggung jawab dalam

mengejar keuanggulan olahraga untuk menjunjung tinggi nama

dan kehormatan daerah bangsa dan negara.

e. Penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai

dilingkungan sekolah serta dilingkungan pekerjaan dan

permukiman yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun

peran serta masyarakat dilanjutkan dan ditingkatkan pembibitan

olahragawan dan pembinaan olahraga dapat lebih meningkat

dan merata di seluruh pelosok tanah air, serta mencakup

segenap kelompok umur, baik pria maupun wanita meliputi

anak, remaja, pemuda penduduk usia lanjut dan penyandang

cacat. Penyediaan sarana dan prasarana olahraga, termasuk

kesehatan olahraga, penyediaan fasilitas pendidikan guru dan

pelatih olahraga serta penyelenggaraan latihan dan sistem

pembinaan olahraga lebih dikembangkan secara profesional.

f. Olahraga, pelatih dan pembina yang berprestasi perlu diberikan

perhatian khusus dan penghargaan yang wajar untuk

meningkatkan semangat dan motivasi dalam memacu prestasi

yang lebih tinggi. Khusus bagi olahragawan berprestasi perlu

ada penanganan yang mendasar dan melembaga terutama

untuk dapat memberikan jaminan bagi masa depannya.

122

Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

1. Atas dasar keimanan dan ketaqwaan Bangsa Indonesia terhadap

Tuhan Yang Maha Esa maka kehidupan beragama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah selaras dengan penghayatan

dan pengamalan Pancasila.

2. Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa makin dikembangkan sehingga terbina kualitas keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kualitas kerukunan

inter dan antar umat beragama dan penganut kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh

persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk

bersama-sama membangun masyarakat.

3. Dengan semakin meningkat dan meluasnya pembangunan maka

kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa harus makin diamalkan baik didalam kehidupan pribadi

maupun kehidupan sosial kemasyarakatan.

4. Diusahakan agar meningkatkan sarana-sarana yang diperlukan

bagi pengembangan kehidupan beragama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk sarana-sarana

pendidikan agama pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan

termasuk prasekolah, yang pelaksanaannya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Melanjutkan usaha-usaha untuk terus meningkatkan pelayanan

demi kelancaran beribadah bagi umat beragama.

6. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak merupakan

agama, pembinaan terhadap kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dilakukan agar tidak mengarah kepada pembentukan

agama baru. Untuk mengefektifkan pengambilan langkah-langkah

yang perlu agar pelaksanaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa benar-benar sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha

Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

123

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

1. Teknik Produksi.

a. Pengembangan teknik produksi diarahkan pada usaha untuk

meningkatkan produktivitas, kemampuan dan keterampilan

tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa yang

bermutu untuk memacu pengembangan industri kecil/kerajinan

industri pariwisata dan industri agro guna mendukung

pertumbuhan perekonomian daerah.

b. Pengembangan teknik industri yang menghasilkan barang dan

jasa dari luar daerah perlu diikuti, dipelajari dan dipahami yang

dalam penerapannya disesuaikan dengan potensi dan kondisi

daerah.

c. Peningkatan mutu produksi dan prestasi kerja dilaksanakan

melalui peningkatan keterampilan, pemeliharaan persyaratan

kerja, sehingga membentuk sikap dan prilaku masyarakat yang

berbudaya IPTEK.

d. Dalam pengembangan industri daerah perlu peningkatan

kemampuan dalam menghasilkan desain baru, sehingga dapat

menghasilkan barang dan jasa yang bernilai khas daerah dan

akan mampu bersaing di pasar dalam maupun luar negeri.

2. Teknologi.

a. Pembangunan teknologi diarahkan pada usaha penguasaan

IPTEK, sebagai pemacu percepatan terwujudnya kesejahteraan

masyarakat, melalui pengembangan budaya IPTEK dengan tetap

menjaga menjaga keseimbangan pembangunan ekonomi, sosial

budaya dan lingkungan.

124

b. Pengembangan kemampuan penciptaan desain berbagai jenis

produk industri yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

dan mampu bersaing di pasaran dalam negeri dan luar negeri.

3. Ilmu Pengetahuan Terapan.

a. Peranan Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam

pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dasar, serta

kegiatan penelitian dan pengembangannya perlu lebih

ditingkatkan.

b. Pendalaman berbagai disiplin ilmu pengetahuan dilaksanakan

serasi dan terpadu untuk menghasilkan teknologi yang tepat

bagi kegiatan pembangunan daerah, lebih ditingkatkan.

c. Mutu dan jumlah tenaga penelitian, penyediaan tenaga teknis

yang terampil dalam rangka peningkatan pemanfaatan,

pengembangan ilmu pengetahuan terapan, perlu ditingkatkan.

d. Sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan terapan di berbagai lembaga peneliti dan perguruan

tinggi, perlu ditingkatkan dan didayagunakan.

4. Ilmu Pengetahuan Dasar.

a. Pengembangan ilmu pengetahuan dasar diarahkan untuk

meningkatkan mutu dan kemampuan sumber daya manusia

sehingga dapat mempercepat pembangunan daerah.

b. Ilmu pengetahuan dasar perlu terus ditumbuhkembangkan agar

dapat memberi landasan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan alam, sosial dan humaniora yang bersifat dinamis

dan terbuka serta dapat mengantisipasi kebutuhan ilmu

pengetahuan, pengembangan sumber daya manusia dan

peningkatan kesejahteraan umat manusia.

125

5. Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

a. Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi

diarahkan pada usaha untuk meningkatkan produktivitas,

efisiensi dan efektivitas seluruh kegiatan ilmu pengetahuan dan

teknologi dengan melakukan penataan pengelolaannya, yang

mencakup koordinasi, keterkaitan antar lembaga, pembinaan

etika profesi ilmiah, pemanfaatan sistem informasi antar

lembaga, penciptaan iklim yang mendukung serta perlindungan

bagi ilmuwan, penemu dan peneliti melalui hak milik intelektual,

seperti hak cipta dan hak paten baik nasional maupun

internasional, bagi hasil karya ilmiah dan penemuannya.

b. Peran pemerintah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi termasuk pengembangan sumber daya manusia

diarahkan untuk memacu pembudayaan IPTEK di masyarakat.

c. Kegiatan penelitian dan pengembangan perlu

ditumbuhkembangkan baik dilingkungan Pemerintah,

Perguruan Tinggi maupun di Lingkungan dunia usaha melalui

peningkatan koordinasi.

d. Peningkatan kelembagaan IPTEK perlu ditingkatkan sehingga

dapat mendorong peningkatan profesionalisme kemampuan

managemen sehingga dapat memacu produktivitas daerah.

e. Penataan dan peran teknologi informasi perlu ditingkatkan

untuk dapat dimanfaatkan oleh industri informasi dalam rangka

melakukan proses nilai tambah terhadap informasi yang

dihasilkan. Yang pada akhirnya mampu meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia dalam melakukan proses

nilai tambah untuk meningkatkan produktivitas kerja.

f. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat untuk memperoleh

informasi hasil penelitian dengan Pengembangan Pusat

Dokumentasi dan Perpustakaan IPTEK di daerah.

g. Pengembangan perstatiskan ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan memenuhi kebutuhan data yang lengkap dan dapat

126

dihandalkan, bermutu, bermanfaat serta tepat waktu sebagai

sumber informasi yang diperlukan bagi pembangunan.

Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan suatu sistem

perstatistikan yang terpadu yang mencakup penyempurnaan

tata cara pengumpulan dan pengolahan data, konsep dan

definisi, pengembangan kelembagaan, peningkatan penyediaan

dan pemanfaatan sarana dan prasarana.

H u k u m

1. Materi Hukum

a. Materi hukum meliputi aturan baik tertulis maupun tidak

tertulis yang berlaku dalam penyelenggaraan segenap dimensi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bersifat

mengikat bagi semua penduduk. Materi hukum harus dapat

dijadikan dasar untuk menjamin agar masyarakat dapat

menikmati kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang

berintikan keadilan dan kebenaran, menumbuhkan dan

mengembangkan disiplin masyarakat, kepatuhan hukum serta

tanggung jawab sosial pada setiap warga negara, termasuk

penyelenggaraan negara, memberikan rasa aman dan tentram

mendorong kreatifitas dan peran aktif masyarakat dalam

pembangunan, serta mendukung stabilitas masyarakat yang

mantap dan dinamis.

b. Pembangunan materi hukum diarahkan pada terwujudnya

sistem hukum yang mengabdi kepada kepentingan masyarakat

dengan penyusunan awal materi hukum secara menyeluruh yang

bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

khususnya penyusunan produk hukum baru yang sangat

dibutuhkan untuk mendukung tugas umum pemerintahan dan

pembangunan di Daerah.

c. Pembangunan materi hukum yang mencakup perencanaan

pembentukan, penelitian dan pengembangan hukum, serta

penginventarisasiannya disesuaikan dengan unsur-unsur

127

tatanan hukum yang berlaku dan bersumber pada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

d. Perencanaan hukum sebagai bagian penting dari proses

pembangunan materi hukum harus diselenggarakan secara

terpadu dan meliputi semua bidang pembangunan agar produksi

hukum yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam segala

aspeknya.

e. Pembentukan hukum diselenggarakan melalui proses secara

terpadu dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, serta menghasilkan produk hukum hingga

tingkat peraturan pelaksanaannya. Dalam pembentukan hukum

perlu diindahkan ketentuan yang memenuhi nilai filosofis yang

berintikan rasa keadilan dan kebenaran, nilai sosiologis yang

sesuai dengan tata nilai budaya yang berlaku dimasyarakat dan

nilai yuridis yang sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku.

f. Pembinaan dan pengembangan hukum adat yang masih hidup

dan tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan

lainnya yang lebih tinggi tingkatannya, terus ditingkatkan

maupun kuantitasnya.

g. Penelitian dan pengembangan hukum serta ilmu hukum

dilaksanakan secara terpadu yang meliputi semua aspek

kehidupan dan terus ditingkatkan agar hukum senantiasa dapat

menunjang dan mengikuti dinamika pembangunan, sesuai

dengan perkembangan aspirasi masyarakat, serta kebutuhan

masa kini dan masa depan. Dalam rangka pengembangan dan

pemanfaatan hasil penelitian dibidang hukum perlu terus

ditingkatkan kerjasama antar lembaga penelitian hukum

perguruan tinggi, badan penelitian internasional dibidang

hukum dan lembaga lainnya yang terkait secara terkoordinasi.

128

2. Aparatur Hukum

a. Pembangunan aparatur hukum diarahkan pada terciptanya

aparatur yang memiliki kemampuan untuk mengayomi

masyarakat dan mendukung pembangunan serta ditujukan

kepada kelembagaan aparatur hukum dan peningkatan

kemampuan profesional aparatnya.

b. Pembangunan aparatur hukum dilaksanakan melalui pembinaan

profesi hukum serta pemantapan semua organisasi dan lembaga

hukum agar aparatur hukum mampu melaksanakan tugas

kewajibannya yang mencakup penyuluhan, penerapan dan

penegakan serta pelayanan hukum secara profesional dalam

rangka pemantapan fungsi dan peranan hukum sebagai sarana

pengatur dan pengayom masyarakat. Kualitas dan kemampuan

aparat hukum harus dikembangkan melalui peningkatan

kualitas manusia, baik tingkat kemampuan profesionalnya

maupun kesejahteraannya serta didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai. Kualitas aparat hukum harus

tercermin dalam sikap yang menjunjung tinggi kejujuran,

kebenaran dan keadilan, bersih, berwibawa dan bertanggung

jawab dalam prilaku dan keteladanan. Satuan Polisi Pamong

Praja dan Penyidik PNS sebagai salah satu alat penegak hukum

di Daerah perlu ditingkatkan kemampuan profesionalnya.

c. Kemampuan penyuluhan hukum dan keteladanan aparat hukum

terus ditingkatkan agar tercapai kemantapan kadar kesadaran

hukum masyarakat sehingga setiap anggota masyarakat

menyadari dan menghayati secara serasi hak dan kewajibannya

sebagai warga negara serta terbentuk prilaku warga negara

Indonesia yang taat hukum.

d. Penerapan hukum dan penegakan hukum dilaksanakan secara

tegas dan lugas tetapi manusiawi berdasarkan asas keadilan

dan kebenaran dalam rangka mewujudkan ketertiban dan

kepastian hukum, meningkatkan tertib sosial dan disiplin

masyarakat mendukung pembangunan serta memantapkan

129

stabilitas masyarakat, mendukung pembangunan serta

memantapkan stabilitas masyarakat yang dinamis.

e. Pelayanan dan bantuan hukum terus ditingkatkan agar

masyarakat pencari keadilan memperoleh perlindungan hukum

perlu terus diusahakan agar proses peradilan lebih

disederhanakan, cepat dan tepat dengan biaya yang terjangkau

oleh semua lapisan masyarakat.

f. Fungsi dan peranan organisasi hukum, lembaga hukum, profesi

hukum serta badan peradilan perlu ditata kembali agar aparatur

hukum secara terpadu mampu mewujudkan ketertiban dan

kepastian hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran dalam

negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang dasar 1945.

g. Upaya meningkatkan kualitas aparatur hukum menuju aparatur

yang profesional perlu ditunjang oleh sistem pendidikan dan

pelatihan, termasuk kurikulum dan manajemen pendidikan

tinggi hukum, serta pembinaan profesi hukum yang didukung

oleh kelengkapan perpustakaan khususnya dibidang hukum.

3. Sarana dan Prasarana hukum

a. Pembangunan Sarana dan prasarana hukum diarahkan pada

terwujudnya perangkat yang mampu menjamin kelancaran dan

kelangsungan berperannya hukum sebagai pengatur kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta berfungsi

sebagai pengayom masyarakat dan ditujukan pada peningkatan

daya dukungnya secara optimal terhadap pembangunan hukum.

b. Sarana prasarana hukum terus ditingkatkan baik jumlah

maupun kualitasnya agar dapat mendukung upaya

pembangunan hukum secara optimal. Perhatian khusus perlu

diberikan pada peningkatan sarana dan prasarana badan

peradilan yang mendukung kekuasaan kehakiman dalam

menyelenggarakan peradilan yang berkualitas.

130

c. Sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum di Daerah

Tk. II Badung sebagai unsur pendukung fungsi hukum, perlu

dikembangkan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

d. Sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan hukum

terus dikembangkan agar mampu menunjang upaya

peningkatan kualitas penelitian ilmu hukum dan pengembangan

hukum dalam rangka mewujudkan sistem Hukum Nasional.

Politik, Aparatur Pemerintah, Penerangan, Pers, Komunikasi dan Media

Massa.

1. Politik.

Pemasyarakatan dan pembudayaan Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila (P4) terus ditingkatkan dan diperluas melalui

pendidikan, penataran dan keteladanan serta upaya lainnya

disemua lapisan masyarakat. Upaya ini perlu disertai dengan

perbaikan metode dan perluasan materinya dalam rangka

memantapkan pendidikan politik berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 dan sekaligus merupakan upaya untuk menggairahkan

kegiatan penelitian, penulisan dan pengembangan pemikiran yang

positif dan bersifat membangun dalam pengamalan Pancasila

sebagai idiologi terbuka dalam UUD 1945 dengan tetap mengacu

pada nilai-nilai luhur dan jati dirinya serta mendorong

perkembangan sikap, tingkah laku, perbuatan dan keteladanan

dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan itu, Pemerintah

bersama segenap kekuatan sosial politik organisasi kemasyarakatan

dan lembaga masyarakat lainnya perlu terus meningkatkan

program pendidikan politik yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 bagi semua lapisan masyarakat agar setiap anggota

masyarakat sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga

negara serta meningkatkan motivasi dan peran sertanya dalam

Pembangunan Nasional.

131

2. Aparatur Pemerintah.

a. Peningkatan jiwa pengabdian dan kesetiaan segenap aparatur

Pemerintah kepada cita-cita perjuangan bangsa dan negara

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam

hal ini pemahaman dan pengamalan P4 (Eka Prasetya Panca

Karsa), Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis Besar Haluan

Negara terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

b. Pendayagunaan aparatur Pemerintah yang mencakup usaha

pembinaan, penyempurnaan dan penertiban, semakin

ditingkatkan dan dilanjutkan secara terus menerus untuk dapat

menciptakan aparatur yang berdayaguna, berhasil guna, bersih,

berwibawa, berdisiplin dan bertanggungjawab.

c. Peningkatan Pengetahuan dan keterampilan Pegawai melalui

penataran, kursus, pendidikan dan latihan baik yang bersifat

penjenjangan maupun teknis fungsional terus dilanjutkan

sehingga lebih mampu dalam melaksanakan tugas-tugas umum.

Pemerintahan dan menyelenggarakan pembangunan baik

sebagai perencana, pelaksana, pengawas maupun pengendali

pembangunan.

d. Didalam mengemban pelaksanaan Azas Desentralisasi dan

Otonomi Daerah yang dititik beratkan pada Daerah Tingkat II,

perlu dikembangkan/digali sumber-sumber Pendapatan Asli

Daerah yang baru, disamping menyesuaikan dan

mengintensifikasikan sumber-sumber pendapatan yang telah

ada, guna meningkatkan kemampuan keuangan Daerah.

e. Peningkatan kemampuan aparatur di Kecamatan dan

peningkatan kemampuan aparatur dan penyempurnaan

Administrasi Pemerintah Desa/Kelurahan dengan jalan

melakukan pembinaan, pendidikan/latihan dan bantuan

peralatan/perlengkapan Kantor.

f. Penataan dibidang kelembagaan dan ketatalaksanaan sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan pemerintahan dan

pembangunan.

132

g. Penyebarluasan dan pemasyarakatan budaya kerja.

3. Penerangan, Pers, Komunikasi dan Media Massa.

a. Pembangunan penerangan, pers, komunikasi dan media massa

diarahkan untuk makin meningkatkan penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945 dalam semua segi kehidupan Bangsa sehingga makin

meningkat kesadaran rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan Wawasan

Nusantara, memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa,

memperkokoh Ketahanan Nasional dan memelihara stabilitas

nasional yang mantap dan dinamis, sejalan dengan dinamika

pembangunan dan kemajuan teknologi.

b. Pembangunan penerangan, pers, komunikasi dan media massa

harus mampu menciptakan iklim yang dapat mendorong

terjadinya interaksi timbal balik secara terbuka dan bertanggung

jawab inter dan antar sesama warga masyarakat dengan

pemerintah dalam memperoleh informasi tentang pembangunan

dan hasil- hasilnya sehingga makin meningkatkan kualitas,

peranan, peran serta dan tanggung jawab masyarakat dalam

pembangunan dalam rangka menumbuhkembangkan sikap

kemandirian dan ketangguhan bangsa.

c. Pembangunan penerangan, pers, komunikasi dan media massa

terus ditingkatkan kualitas dan jangkauannya agar mendukung

upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat

kepribadian bangsa, serta menggelorakan semangat pengabdian

dan perjuangan bangsa, menggairahkan peran serta masyarakat

dalam rangka memantapkan kehidupan demokrasi Pancasila

sehingga masyarakat siap untuk makin mampu menyerap nilai

positif dan menangkal pengaruh negatif arus informasi dari luar.

Untuk itu, media massa harus makin meningkatkan pengabdian,

tanggung jawab profesional, kemampuan dan kualitas sumber

daya manusianya, serta makin mampu meningkatkan

133

pendayagunaan sarana dan prasarana komunikasi dengan lebih

efisien dan efektif.

d. Pembangunan sarana dan prasarana penerangan, pers,

komunikasi dan media massa perlu makin ditingkatkan dengan

memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

komunikasi, sehingga dapat makin diwujudkan tersedianya

wahana komunikasi dan informasi yang handal serta tersebar

makin merata diseluruh pelosok desa sesuai dengan tuntutan

pembangunan, pengelolaan pengembangan sarana dan

prasarana penerangan, pers, komunikasi dan media massa perlu

terus didorong dan dimantapkan berdasarkan semangat

kebersamaan dan kekeluargaan.

e. Dalam rangka meningkatkan peranan pers yang bebas dan

bertanggungjawab berdasarkan Pancasila perlu terus

diupayakan makin berkembangnya interaksi positif antara pers,

pemerintah dan masyarakat. Dengan demikian akan dapat

diwujudkan peran serta aktif dunia pers dalam mendukung

pembangunan menyebarkan informasi yang obyektif dan

edukatif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif,

menyalurkan aspirasi rakyat serta memperluas komunikasi dan

peran serta masyarakat.

f. Upaya penyebarluasan peran media massa, baik cetak maupun

elektronik seperti Radio, TV, Film, Video, Surat Kabar, Majalah

dan Kantor berita perlu terus ditingkatkan baik dalam jumlah,

mutu, maupun jangkauannya termasuk media tradisional

sehingga makin dapat dicapai tujuan penyebaran informasi yang

efektif sesuai kebinekaan masyarakat Indonesia diperkotaan dan

di pedesaan guna mendukung makin tercapainya persatuan dan

kesatuan yang makin kokoh. Sejalan dengan itu perlu

dikembangkan dan dilindungi kehidupan pers daerah sehingga

mampu berperan secara mandiri dan bertanggung jawab.

g. Meningkatkan peranan pers dan media massa dalam

pembangunan perlu terus didukung oleh peningkatan jumlah

dan kualitas tenaga terdidik dan profesional, yang mampu

mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan ilmu

134

pengetahuan dan teknologi informasi komunikasi, sebagai insan

pers dan media massa yang memiliki idealisme, integritas dan

wawasan kebangsaan serta pengetahuan, keahlian dan

keterampilan dalam pengabdian terhadap profesinya. Lembaga

pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dibidang pers

dan media massa perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Ketentraman dan Ketertiban.

1. Pembangunan, pertahanan sipil/perlindungan masyarakat

ditujukan pada terwujudnya kemampuan dan ketahanan

masyarakat serta kemampuan lingkungan untuk secara swadaya

aktif menanggulangi dan atau memperkecil akibat malapetaka yang

ditimbulkan oleh perang, bencana alam atau bencana lainnya.

2. Pembangunan ketentraman dan ketertiban diusahakan untuk dapat

memperluas pemasyarakatan dan pembudayaan P4 serta

menciptakan/mengembangkan metode yang baru sebagai upaya

peningkatan metode yang telah dilaksanakan.

3. Pembangunan ketentraman dan ketertiban diupayakan dapat

memantapkan stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta

terlaksananya mekanisme Demokrasi Pancasila.

4. Pembangunan ketentraman dan ketertiban mengusahakan untuk

terus membina kesadaran tokoh-tokoh masyarakat serta pegawai

negeri sipil tentang pentingnya pendidikan Pendahuluan Bela

Negara (PPBN).

5. Mengusahakan perbaikan peningkatan kualitas dan kuantitas

tentang kebedaraan anggota Pertahanan Sipil dan Polisi Pamong

Praja.

6. Pembangunan ketentraman dan ketertiban diupayakan untuk terus

mengadakan pembinaan/penyuluhan kepada masyarakat akan

pentingnya penanggulangan kriminalitas termasuk bahaya

penyalahgunaan narkotika serta kesadaran berlalu lintas yang baik

dan benar.

135

F. Kebijaksanaan Penataan Ruang Daerah.

Dalam rangka pemanfaatan Ruang di Daerah dilaksanakan

secara terpadu mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian Rencana Tata Ruang yang dilakukan secara dinamis

dalam memenuhi kebutuhan penggunaan Ruang yang meningkat

terus dari waktu ke waktu dengan cara optimal, berdaya guna,

serasi dan berkelanjutan.

Penataan Ruang Daerah didasarkan atas azas manfaat,

keseimbangan, keserasian dan kelestarian yang berpedoman kepada

falsafah Tri Hita Karana, guna mewujudkan kualitas masyarakat

dan lingkungan secara berkelanjutan.

Struktur Tata Ruang Daerah terdiri dari Kawasan Lindung

dan Kawasan Budi Daya. Yang termasuk dalam kawasan lindung

adalah kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, sempadan

pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, kawasan suaka

alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan

pantai berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya dan

taman wisata alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

dan kawasan rawan bencana alam. Yang termasuk dalam kawasan

budidaya adalah kawasan hutan produksi, kawasan pertanian,

kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan pariwisata,

kawasan tempat beribadah, kawasan pendidikan dan kawasan

pertahanan keamanan.

Disamping itu di dalam Rencana Tata Ruang diatur penataan

kawasan dan aspek kegiatan yang meliputi kawasan pedesaan,

kawasan perkotaan dan kawasan tertentu.

Kawasan pedesaan mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan

sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi, kawasan ini

tersebar di 4 wilayah Kecamatan Dati II Badung.

Kawasan Perkotaan mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

136

pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan ini akan

dikembangkan di Ibukota Kecamatan Kuta dan Mengwi.

Kawasan tertentu adalah kawasan yang ditetapkan

mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan

untuk kegiatan seperti pariwisata beserta prasarana dan sarananya

dan lain-lain yang tingkat penanganannya diutamakan dalam

pelaksanaan pembangunan.

Di Daerah Tingkat II Badung kawasan tertentu untuk

kegiatan Industri Pariwisata dikembangkan pada wilayah Badung

Bagian Selatan.

Pemanfaatan dan pengendalian ruang disesuaikan dengan

arah pembangunan Daerah. Rencana Tata Ruang Wilayah berfungsi

sebagai pedoman dan acuan semua pihak dalam pelaksanaan

pembangunan di Daerah.

137

BAB V

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat

II Badung ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berupa Peraturan

Daerah. Setiap lima tahun sekali, Pola Dasar Pembangunan Daerah

ini akan diperbaiki atau ditinjau kembali dan disesuaikan dengan

kondisi dan perkembangan yang terjadi disegala bidang.

Pola Dasar Pembangunan Daerah ini pelaksanaannya

dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun

Keenam Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan untuk

setiap tahun dituangkan lebih lanjut dalam Rencana Pembangunan

Tahunan Daerah Tingkat II Badung yang dibiaya dengan dana-dana

yang bersumber dari APBD, APDB Tingkat I, APBD Tingkat II,

Bantuan Luar Negeri maupun Swadaya Masyarakat.

Pembangunan daerah diselenggarakan oleh masyarakat

bersama-sama dengan Pemerintah. Dalam hubungan ini Pemerintah

mempunyai kewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta

menciptakan iklim yang mendorong peran serta aktif masyarakat

dalam pembangunan.

B. Pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah.

Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) Keenam Daerah

yang meliputi kurun waktu 1994/1995 – 1988/1999 merupakan

penjabaran dari Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Badung

yang nantinya menjadi landasan dan pedoman bagi Pemerintah

Daerah dan seluruh masyarakat dalam melaksanakan Pembangunan

Lima Tahun Keenam Daerah.

Dalam pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun Keenam

Daerah, Kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi

Pembangunan yang saling mengkait dan perlu dikembangkan

secara selaras, terpadu dan saling memperkuat.

138

Program pelaksanaan kebijaksanaan serta usaha untuk setiap

tahun yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan

Daerah dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Tingkat II Badung.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan

pembangunan Daerah, peranan Lembaga/Instansi yang

melaksanakan Fungsi pemeriksaan, pengawasan dan pengendalian

perlu makin ditingkatkan.

139

BAB VI

PENUTUP

Berhasilnya Pembangunan Daerah Jangka Panjang 25 Tahun

Kedua yang dimulai dengan pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun

Keenam Daerah, sebagai pengamalan Pancasila tergantung pada

partisipasi aktif masyarakat, dan pada sikap mental, dedikasi, tekad,

semangat dan disiplin para penyelenggara pemerintahan serta

seluruh rakyat di Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

Sehubungan dengan itu, semua kekuatan sosial politik, organisasi

kemasyarakatan, dan lembaga kemasyarakatan lainnya perlu

menyusun program menurut fungsi dan kemampuan masing-masing

guna menjabarkan dan melaksanakan Pola Dasar Pembangunan

Daerah ini.

Hasil pembangunan haruslah dapat dinikmati secara lebih

merata dan adil oleh seluruh rakyat di Daerah, sebagai peningkatan

taraf hidup kesejahteraan lahir dan kebahagiaan bathin.

Kesejahteraan rakyat yang merata dan berkeadilan di Daerah

akan meningkatkan ketahanan nasional yang selanjutnya akan

meratakan jalan bagi generasi yang akan datang untuk mencapai

masyarakat maju, sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Pada akhirnya pembangunan-pembangunan Daerah sebagai

bagian integral dari pada pembangunan nasional akan memperkuat

jati diri dan kepribadian manusia, masyarakat dan Bangsa Indonesia

yang tercermin dalam kehidupan yang serba serasi, selaras dan

seimbang.