peraturan daerah kabupaten banjarnegara nomor 2 tahun 2012 ...
-
Upload
vuongkhuong -
Category
Documents
-
view
268 -
download
6
Transcript of peraturan daerah kabupaten banjarnegara nomor 2 tahun 2012 ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan program Bupati Banjarnegara, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang;
b. bahwa untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 – 2016;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1345);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 01, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578 );
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 );
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penaggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 29, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4832);
23. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2006 Nomor 8 Seri E); 26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 14 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 106);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 114);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 134 );
32. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA dan
BUPATI BANJARNEGARA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Pemerintahan Daerah adalah Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjarnegara.
4. Bupati adalah Bupati Banjarnegara. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjarnegara.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disingkat RPJP Nasional adalah perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025.
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 yang selanjutnya disingkat RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai tahun 2014.
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disingkat RPJPD Provinsi Jawa Tengah adalah perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025.
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disingkat RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 yang selanjutnya disingkat RPJMD Provinsi adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai tahun 2013.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2016 yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai tahun 2016 yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2011-2016 dengan berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD Provinsi Jawa Tengah.
12. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan dari masing-masing SKPD untuk periode tahun 2011-2016 yang substansinya berpedoman pada RPJMD Kabupaten Banjarnegara sesuai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing SKPD.
13. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari RPJMD.
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 3
RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan program pembangunan.
Pasal 4
(1) RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi pedoman penyusunan Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 selanjutnya dijabarkan dalam RKPD.
Pasal 5
RPJMD wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di Daerah.
Pasal 6
Sistematika RPJMD Tahun 2011-2016 disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM
PRIORITAS BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA
DAERAH BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH
PELAKSANAAN
BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 7
(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPJMD. (2) Tata cara pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan Tahun 2016, dan dapat diberlakukan sebagai RPJMD transisi dalam penyusunan RKPD Tahun 2017 sebelum tersusunnya RPJMD Tahun 2016 – 2021 yang memuat Visi dan Misi Bupati.
BAB V KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara.
Ditetapkan di Banjarnegara pada tanggal 30 April 2012
BUPATI BANJARNEGARA,
SUTEDJO SLAMET UTOMO
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 – 2016
I. UMUM
Pembangunan Nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi generasi.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang disusun dalam jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah kebijakan daerah, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung setiap periode lima tahunan juga menjadi pertimbangan utama pentingnya penyusunan rencana pembangunan daerah yang berkesinambungan. Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangka menengah, serta memenuhi ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 maka Kabupaten Banjarnegara menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun (2011 – 2016).
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJMD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RENSTRA SKPD Kabupaten Banjarnegara. RPJMD tersebut dijabarkan lebih lanjut kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan rencana pembangunan tahunandaerah, yang memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomimakro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk
arahkebijakan fiskal, serta program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diKabupaten Banjarnegara.
Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah Tahun 2011 – 2016 adalah untuk : a. mendukung koordinasi antarpelakupembangunan dalam pencapaian
tujuan daerah; b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik
antarbidang, antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan;
d. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; dan
e. mengoptimalkanpartisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KabupatenBanjarnegara Tahun 2011 – 2016.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Dokumen RPJMD Tahun 2011 -2016 ini dapat diberlakukan
sebagai Dokumen RPJMD Transisi untuk pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017 sebelum RPJMD Tahun 2016 – 2021 disusun dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
Pasal 9 Cukup jelas
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ........................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... I-1
1.1. Latar Belakang ..................................................... I- 1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ... ............................... I- 5
1.3. Hubungan Antar Dokumen .................................. I- 9
1.4. Sistematika Penulisan ....................................... ... I-11
1.5. Maksud dan Tujuan .............................................. I-11
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ..................... II-1
2.1. Aspek Geografi dan Demografi .............................. II-1
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat .......................... II-30
2.2. Aspek Pelayanan Umum ....................................... II-65
2.3. Aspek Daya Saing Daerah ..................................... II-178
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN
KERANGKA PENDANAAN ......................................... III-1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu................................. III-2
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ......... III-17
3.3. Kerangka Pendanaan ............................................ III-21
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ................................. IV-1
4.1. Identifikasi Permasalahan .................................. IV-1
4.2. Isu Strategis ....................................................... IV-18
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ........................ V-1
5.1. Visi ....................................................................... V-1
5.2. Misi ...................................................................... V-2
5.3. Tujuan dan Sasaran ............................................. V-9
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 ii
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN .......................... VI-1
6.1. Strategi ................................................................ VI-1
6.2. Arah Kebijakan..................................................... VI-5
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN VII-1
7.1. Kebijakan Umum ................................................ VII-1
7.2. Program Pembangunan Daerah ........................... VII-10
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS ............ VIII-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ............ IX-1
9.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ......................... IX-1
9.2. Aspek Pelayanan Umum ...................................... IX-3
9.3. Aspek Daya Saing ................................................ IX-28
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN .. X-1
10.1 Pedoman Transisi ................................................ X-1
10.2 Kaidah Pelaksanaan ............................................. X-1
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di Kabupaten Banjar-
negara ....................................................................... II-2
Tabel 2.2. Ketinggian Wilayah Kota Kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara ............................................................. II-5
Tabel 2.3. Kemiringan Lahan Wilayah Kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara ........................................... II-6
Tabel 2.4. Nama Sungai yang Panjangnya >10 km di
Kabupaten Banjarnegara ........................................... II-11
Tabel 2.5. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di
Kabupaten Banjarnegara ........................................... II-12
Tabel 2.6. Potensi Energi Panas Bumi di Kabupaten
Banjarnegara ............................................................. II-22
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2011 ............................................................... II-27
Tabel 2.8. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 ...... II-29
Tabel 2.9. Penduduk Menurut Agama dan Aliran
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 ....................... II-30
Tabel 2.10. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2007-2010 ........................................... II-31
Tabel 2.11. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun
2007-2010 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Banjarnegara (dalam jutaan rupiah) .......................... II-34
Tabel 2.12. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun
2007-2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2000 Kabupaten Banjarnegara (dalam jutaan
rupiah) ...................................................................... II-35
Tabel 2.13. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB
Tahun 2007-2010 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb)
dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten
Banjarnegara ............................................................. II-36
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 iv
Tabel 2.14. Rata-Rata Pertumbuhan Sektor PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)
Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2010 ................................................................ II-37
Tabel 2.15. PDRB per Kapita Penduduk Atas Dasar Harga
Berlaku Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2010 ......................................................................... II-41
Tabel 2.16. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per Kapita
Kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2010 ................................................................ II-43
Tabel 2.17. Analisis Tipologi Klassen per Kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 .............. II-44
Tabel 2.18. Banyaknya Kejahatan yang Terjadi di Kabupaten
Banjarnegara Menurut Jenisnya Tahun 2007-
2010 ......................................................................... II-48
Tabel 2.19. Indeks Kinerja Ekonomi Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010 ..................................................... II-50
Tabel 2.20. Data Jumlah Kelompok Kesenian di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2006-2010 ............................... II-63
Tabel 2.21. Rasio Klub dan Gedung Olahraga di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2008-2011 ............................... II-64
Tabel 2.22. Jumlah Sekolah per Kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011 ........................................ II-66
Tabel 2.23. Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan Dasar di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-68
Tabel 2.24. Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan
Menengah Di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ................................................................ II-70
Tabel 2.25. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV (%)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-74
Tabel 2.26. Rasio Posyandu per Satuan Balita Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................... II-75
Tabel 2.27. Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per
30.000 Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ..................................................... II-76
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 v
Tabel 2.28. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-76
Tabel 2.29. Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit diKabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................. II-90
Tabel 2.30. Jenis Jalan di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ................................................................. II-92
Tabel 2.31. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Kabupaten
BanjarnegaraTahun 2007-2011 ................................. II-100
Tabel 2.32. Jumlah Koperasi dan Tenaga Kerjanya di
Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan Jenis
Tahun 2009-2010 ....................................................... II-132
Tabel 2.33. Indikator Pembangunan Urusan Kepemudaan
dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara Tahun
2008-2011 ................................................................. II-137
Tabel 2.34. Cakupan patroli petugas Satpol PP Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-142
Tabel 2.35. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-145
Tabel 2.36. Ketepatan Waktu SKPD dalam Penyampaian
Laporan Kinerja (LAKIP dan TAPKIN) di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 .............. II-146
Tabel 2.37. Indikator Capaian Administrasi Keuangan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-147
Tabel 2.38. Jumlah Lumbung dan Gudang Pangan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 ....................... II-148
Tabel 2.39. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-154
Tabel 2.40. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-159
Tabel 2.41. Produksi Tanaman Pangan, Sayur-Sayuran, dan
Buah-Buahan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ................................................................. II-160
Tabel 2.42. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama
Lokal Lainnya (Kw/Ha) Di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-160
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 vi
Tabel 2.43. Produktivitas Tanaman Buah dan Sayur di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-161
Tabel 2.44. Populasi Ternak Di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ..................................................... II-166
Tabel 2.45. Pertambangan Tanpa Ijin yang Ditertibkan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-168
Tabel 2.46. Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah
Berijin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011 ......................................................................... II-170
Tabel 2.47. Peningkatan Pemanfaatan Potensi Panas Bumi di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-170
Tabel 2.48. Pemanfaatan Potensi Gas Rawa di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................... II-171
Tabel 2.49. Rata-rata Lama Proses Perizinan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................... II-184
Tabel 3.1. Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2006-2010 ............................... III-3
Tabel 3.2. Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 ............... III-5
Tabel 3.3. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-
2010 ......................................................................... III-7
Tabel 3.4. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran
Belanja Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-
2010 ......................................................................... III-8
Tabel 3.5. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 .............. III-10
Tabel 3.6. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010 ...................................................... III-11
Tabel 3.7. Rasio Lancar Kabupaten Banjarnegara Tahun
2008-2010 ................................................................. III-12
Tabel 3.8. Rasio Quick Kabupaten Banjarnegara Tahun
2008-2010 ................................................................ III-12
Tabel 3.9. Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 .............. III-13
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 vii
Tabel 3.10. Rasio Total Hutang terhadap Modal Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................. III-14
Tabel 3.11. Rata-Rata Umur Piutang Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010 ...................................................... III-15
Tabel 3.12. Rata-Rata Umur Persediaan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................ III-16
Tabel 3.13. Perputaran Total Aktiva Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010 ...................................................... III-16
Tabel 3.14. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-
2010 .......................................................................... III-18
Tabel 3.15. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-
2010 ......................................................................... III-19
Tabel 3.16. Defisit Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun
2008-2010 ................................................................. III-19
Tabel 3.17. Komposisi Penutup Defisit Anggaran Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................ III-20
Tabel 3.18. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ............. III-21
Tabel 3.19. Pengeluaran Periodik, Wajib, dan Mengikat serta
Prioritas Utama Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016 ................................................................. III-23
Tabel 3.20. Perbandingan Target dan Realisasi PAD
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 .............. III-24
Tabel 3.21. Estimasi Penerimaan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 (dalam jutaan) ............................... III-25
Tabel 3.22. Kapasitas Riil Kemamupan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Banjarnegara (dalam ribuan rupiah)
Tahun 2012-2016 ...................................................... III-28
Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara 2011-2016 ....... V-15
Tabel 6.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi,
dan Kebijakan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara .............................................................. VI-11
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 viii
Tabel 8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas Berdasarkan
APBD ........................................................................ VIII-2
Tabel 9.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 Aspek
Kesejahteraan Masyarakat ........................................ IX-2
Tabel 9.2. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 Aspek Pelayanan
Umum ...................................................................... IX-3
Tabel 9.3. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 Aspek Daya
Saing ........................................................................ IX-28
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Alur Perencanaan Program dan Penganggaran ..... I-10
Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-26
Gambar 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........................... II-28
Gambar 2.3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
dan Nasional Tahun 2007-2010 ........................... II-33
Gambar 2.4. Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-40
Gambar 2.5. Indeks Williamson Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010 ................................................ II-42
Gambar 2.6. Klasifikasi Kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara Menurut Tipologi Klassen Tahun
2007-2010 ........................................................... II-46
Gambar 2.7. Penduduk di Atas Garis Kemiskinan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-47
Gambar 2.8. Angka Kriminalitas yang Tertangani di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-48
Gambar 2.9. Angka Melek Huruf di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-51
Gambar 2.10. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........................... II-51
Gambar 2.11. Angka Rata-Rata Lama Belajar di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-52
Gambar 2.12. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-53
Gambar 2.13. Angka Partisipasi Murni Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-54
Gambar 2.14. Angka Kematian Bayi Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-55
Gambar 2.15. Angka Kematian Ibu Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-58
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 x
Gambar 2.16. Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 .......................... II-58
Gambar 2.17. Persentase Balita Gizi Buruk Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-60
Gambar 2.18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi
Masyarakat Miskin Non Kuota Jamkesmas/
Jamkesda di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-61
Gambar 2.19. Rasio Penduduk yang Bekerja Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 .......................... II-61
Gambar 2.20. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-67
Gambar 2.21. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap
Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-68
Gambar 2.22. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan
Menengah di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-69
Gambar 2.23. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap
Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Menengah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-69
Gambar 2.24. Ruang Kelas Kondisi Baik Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-70
Gambar 2.25. Angka Partisipasi Kasar PAUD Kabupaten
BanjarnegaraTahun 2007-2011 ........................... II-71
Gambar 2.26. Angka Putus Sekolah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-72
Gambar 2.27. Angka Kelulusan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-73
Gambar 2.28. Angka Melanjutkan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-74
Gambar 2.29. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-77
Gambar 2.30. Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-77
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xi
Gambar 2.31. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ..... II-78
Gambar 2.32. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-79
Gambar 2.33. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-80
Gambar 2.34. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-81
Gambar 2.35. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit TBC BTA di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-82
Gambar 2.36. Angka Kesakitan (Incident Rate) DBD di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-83
Gambar 2.37. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-84
Gambar 2.38. Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-85
Gambar 2.39. Cakupan Puskesmas di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-85
Gambar 2.40. Persentase Cakupan Rawat Jalan di Kabupaten
BanjarnegaraTahun 2007-2011 ............................ II-86
Gambar 2.41. Persentase Cakupan Rawat Inap di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-87
Gambar 2.42. Ketersediaan Pelayanan Spesialis di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-88
Gambar 2.43. Rasio Jaringan Irigasi Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-91
Gambar 2.44. Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi
Baik (>40 km/jam) di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-93
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xii
Gambar 2.45. Irigasi dalam Kondisi Baik di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-93
Gambar 2.46. Persentase Pengendalian Banjir di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-94
Gambar 2.47. Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .... II-95
Gambar 2.48. Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 ........ II-95
Gambar 2.49. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas
Wilayah ber-HPL/HGB di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-96
Gambar 2.50. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-98
Gambar 2.51. Rasio Ijin Trayek di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-99
Gambar 2.52. Angkutan Darat di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-101
Gambar 2.53. Kepemilikan KIR Angkutan Umum di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-101
Gambar 2.54. Pemasangan Rambu-Rambu di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-102
Gambar 2.55. Persentase Penanganan Sampah di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009-2011 .......................... II-103
Gambar 2.56. Persentase Penduduk Berakses Air Minum di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........ II-103
Gambar 2.57. Pencemaran Status Mutu Air di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-105
Gambar 2.58. Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan Longsor
dan Sumber Mata Air di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-106
Gambar 2.59. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan
Amdal di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-106
Gambar 2.60. Penegakkan Hukum Lingkungan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-108
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xiii
Gambar 2.61. Cakupan Pemantauan Terhadap Kualitas
Udara di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011 .................................................................... II-109
Gambar 2.62. Cakupan Terhadap Pengaduan Masyarakat di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-110
Gambar 2.63. Bidang Lahan Bersertifikat Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-111
Gambar 2.64. Penyelesaian Kasus Tanah Negara Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-111
Gambar 2.65. Penyelesaian Izin Lokasi Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-112
Gambar 2.66. Rasio Penduduk ber KTP per Satuan Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-113
Gambar 2.67. Rasio Bayi Berakte Kelahiran di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-113
Gambar 2.68. Rasio Pasangan Berakte Nikah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-114
Gambar 2.69. Kepemilikan Akta Kelahiran per Jumlah
Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-115
Gambar 2.70. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-117
Gambar 2.71. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-117
Gambar 2.72. Rasio KDRT di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2009-2011 ........................................................... II-118
Gambar 2.73. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-119
Gambar 2.74. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan
Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2010 ..... II-119
Gambar 2.75. Rasio Siswa Perempuan terhadap Siswa Laki-
Laki di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2010 .................................................................... II-120
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xiv
Gambar 2.76. Rasio Melek Huruf Perempuan terhadap Laki-
Laki pada Kelompok Usia 15-24 Tahun di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 ........ II-121
Gambar 2.77. Persentase Perempuan di Lembaga Legislatif
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-121
Gambar 2.78. Rasio Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009-2011 .......................... II-122
Gambar 2.79. Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-123
Gambar 2.80. Rasio Akseptor KB di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-123
Gambar 2.81. Cakupan Peserta KB Aktif di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-124
Gambar 2.82. Unmetneed KB di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-124
Gambar 2.83. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
I di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
............................................................................ II-125
Gambar 2.84. Total Fertility Rate di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-125
Gambar 2.85. PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-126
Gambar 2.86. Penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-127
Gambar 2.87. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .... II-128
Gambar 2.88. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-128
Gambar 2.89. Pencari Kerja yang Ditempatkan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-129
Gambar 2.90. Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 .......................... II-130
Gambar 2.91. Keselamatan dan Perlindungan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-130
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xv
Gambar 2.92. Penyelesaian Perselisihan Buruh dan
Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah
Daerah di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-131
Gambar 2.93. Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-133
Gambar 2.94. Jumlah BPR/LKM di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-133
Gambar 2.95. UMKM di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-134
Gambar 2.96. Jumlah Investor di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-134
Gambar 2.97. Nilai Investasi di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-135
Gambar 2.98. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-136
Gambar 2.99. Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................. II-138
Gambar 2.100. Jumlah Kegiatan pembinaan Politik Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-138
Gambar 2.101. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000
penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-139
Gambar 2.102. Rasio Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-140
Gambar 2.103. Rasio Pos Siskamling per Jumlah
Desa/Kelurahan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-140
Gambar 2.104. Penegakan PERDA Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-141
Gambar 2.105. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketertiban,
Ketentraman, Keindahan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-142
Gambar 2.106. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-143
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xvi
Gambar 2.107. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-143
Gambar 2.108. Persentase Cakupan Sarana Prasarana
Perkantoran Pemerintahan Desa yang Baik di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-144
Gambar 2.109. Sistem Informasi Manajemen Pemerintah
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011 .................................................................... II-145
Gambar 2.110. Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-147
Gambar 2.111. Ketersediaan Pangan Utama Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-149
Gambar 2.112. Pola Pangan Harapan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2009-2011 ................................................ II-150
Gambar 2.113. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........ II-151
Gambar 2.114. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-151
Gambar 2.115. Posyandu Aktif di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2011 ................................................ II-152
Gambar 2.116. Swadaya Masyarakat terhadap Program
Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009-2011 .......................... II-152
Gambar 2.117. Jumlah Jaringan Komunikasi di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-154
Gambar 2.118. Rasio Wartel/Warnet per 1000 Penduduk di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-155
Gambar 2.119. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-156
Gambar 2.120. Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-156
Gambar 2.121. Jumlah Web Site Milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-157
Gambar 2.122. Jumlah Jaringan E-Government Pemerintah
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011 .................................................................... II-157
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xvii
Gambar 2.123. Jumlah Pameran/Expo Yang Diikuti Oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-158
Gambar 2.124. Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan
Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-162
Gambar 2.125. Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija)
Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007- 2011 ............................................... II-163
Gambar 2.126. Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras)
Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010 ................................................ II-163
Gambar 2.127. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-164
Gambar 2.128. Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap
PDRB Pertanian di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-165
Gambar 2.129. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-165
Gambar 2.130. Kerusakan Kawasan Hutan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-166
Gambar 2.131. Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-167
Gambar 2.132. Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-167
Gambar 2.133. Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap
PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011 .................................................................... II-169
Gambar 2.134. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-171
Gambar 2.135. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-172
Gambar 2.136. Produksi Perikanan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-173
Gambar 2.137. Konsumsi Ikan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-173
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xviii
Gambar 2.138. Cakupan Bina Kelompok Pembudidaya Ikan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-174
Gambar 2.139. Produksi Perikanan Kelompok Pembudidaya
Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011 .................................................................... II-174
Gambar 2.140. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........ II-175
Gambar 2.141. Ekspor Bersih Perdagangan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-175
Gambar 2.142. Cakupan Binaan Kelompok Pedagang/Usaha
Informal di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-176
Gambar 2.143. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-176
Gambar 2.144. Kontribusi Sektor Industri rumah tangga
terhadap PDRB Sektor Industri Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-177
Gambar 2.145. Pertumbuhan Industri Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-177
Gambar 2.146. Cakupan Kelompok Pengrajin di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-178
Gambar 2.147. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per
Kapita di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2010 ........................................................... II-179
Gambar 2.148. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-179
Gambar 2.149. Jumlah Orang yang Terangkut Angkutan
Umum di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ........................................................... II-180
Gambar 2.150. Jumlah Bank dan Cabang di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-181
Gambar 2.151. Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabang di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-182
Gambar 2.152. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan
Air Bersih di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2007-2011 ............................................................ II-183
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 xix
Gambar 2.153. Angka Kriminalitas di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-183
Gambar 2.154. Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-186
Gambar 2.155. Rasio Ketergantungan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-187
Gambar 2.156. Rasio PNS yang Lulus S1 dan S2/S3 di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-188
Gambar 3.1. Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 ......... III-6
Gambar 3.2. Perkembangan Proporsi Unsur Pendapatan
Daerah Tahun 2006-2010 .................................... III-8
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 1
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
1.1. Latar Belakang
Periode pelaksanaan desentralisasi pemerintahan di
Indonesia telah melewati dasawarsa pertama terhitung sejak
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 (diubah
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004) dan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1999 (diubah dengan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004). Perjalanan waktu selama sepuluh
tahun pertama telah memberikan banyak pembelajaran
khususnya bagi pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
pemerintahan yang lebih demokratis, bersih, transparan dan
akuntabel menuju masyarakat yang sejahtera.
Demi terwujudnya sebuah tatanan kehidupan masyarakat
yang sejahtera diperlukan suatu perencanaan pembangunan
yang strategis, terarah, sesuai dengan aspirasi masyarakat dan
sejalan dengan tugas dan kewenangan yang diamanatkan
undang-undang kepada penyelenggara pemerintahan. Sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) disebutkan bahwa
daerah diwajibkan untuk menyusun 5 (lima) dokumen
perencanaan pembangunan yaitu:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
3. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD)
4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
BAB I
PENDAHULUAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 2
5. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja
SKPD).
Bupati sebagai kepala penyelenggara pemerintahan daerah
di tingkat kabupaten berkewajiban untuk menjabarkan visi,
misi dan programnya dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai acuan pelaksanaan
program pembangunan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan. Berdasarkan surat Menteri Dalam Negeri Nomor:
050/915/II/Bangda Tanggal 3 Maret 2011 Perihal Konsultasi
Rancangan Akhir RPJMD dan RKPD, disebutkan bahwa
Periodesasi RPJMD sesuai dengan masa jabatan Kepala Daerah
terpilih terhitung sejak dilantik dan bukan berdasarkan
hitungan tahun anggaran. Hal ini berarti periode RPJMD saat
ini adalah tahun 2011-2016. Mengingat tahun 2011 adalah
tahun transisi kepemimpinan Kepala Daerah, maka kinerja
pemerintahan yang diukur dimulai pada tahun 2012 sampai
dengan 2016.
Penyusunan RPJMD tersebut berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk periode
20 tahun. Periode RPJMD Tahun 2011-2016 berada pada
tahapan kedua (2009-2014) dan ketiga (2015-2020) pada RPJPD
tahun 2005-2025. Pada tahapan kedua RPJPD, pembangunan
Kabupaten Banjarnegara diarahkan pada peningkatan kualitas
pelayanan dasar, peningkatan daya saing ekonomi rakyat,
peningkatan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, serta
peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam. Tema
yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pembangunan tahap
kedua adalah “Banjarnegara daerah agribisnis dan agrowisata
yang Maju”. Sedangkan pada tahapan ketiga RPJPD,
pembangunan Kabupaten Banjarnegara diarahkan pada
pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang. Hasil ini terutama yang menekankan pada pencapaian
daya saing wilayah dan masyarakat Banjarnegara yang
berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang
berkualitas, pelayanan dasar yang makin luas, infrastruktur
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 3
wilayah yang makin berkualitas, dan kondusivitas wilayah yang
makin mantap serta kemampuan ilmu dan teknologi yang
makin meningkat. Tema yang menjadi dasar bagi pelaksanaan
pembangunan tahap ketiga RPJPD ini yaitu “Banjarnegara
Daerah Agroindustri yang Maju”.
RPJMD yang disusun juga harus memperhatikan Rencana
Tata Ruang agar program pembangunan daerah mendorong
terciptanya keterpaduan, keserasian, keseimbangan laju
pertumbuhan, dan keberlanjutan pembangunan antar wilayah/
antar kawasan. Oleh karena itu, RPJMD tahun 2011-2016
harus diselaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banjarnegara tahun 2011-2031.
RPJMD juga harus selaras dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang merupakan
penjabaran visi, misi dan program Presiden Republik Indonesia
untuk periode 2010-2014. Keselarasan perencanaan
pembangunan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
ditegaskan dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri,
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan
masing-masing dengan Nomor 28 Tahun 2010; 0199/M
PPN/04/2010 dan PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010 – 2014. Dimana pada pasal 3 ayat (1) Peraturan
Bersama tersebut, menerangkan bahwa : “Daerah yang akan
melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah mulai tahun 2010–
2013, dalam penyusunan RPJMD pada kurun waktu 2010 –
2014 harus berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan
RPJMN Tahun 2010–2014”.
Adapun keselarasan yang dimaksud adalah:
a. Strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka
menengah daerah yang selaras dengan strategi, kebijakan
umum, kerangka ekonomi makro, dan prioritas nasional
sebagaimana tercantum dalam Buku I RPJMN 2010 –
2014.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 4
b. Kebijakan umum dan program pembangunan jangka
menengah daerah yang selaras dengan pencapaian sasaran
rencana pembangunan bidang-bidang sebagaimana
tercantum dalam Buku II RPJMN 2010 – 2014.
c. Pencapaian sasaran program pembangunan jangka
menengah daerah yang selaras dengan pencapaian sasaran
dan arah pembangunan kewilayahan sebagaimana
tercantum dalam Buku III RPJMN 2010 – 2014.
Berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Peraturan Bersama tersebut di
atas, maka kepala daerah di seluruh Indonesia diberikan
tanggung jawab untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) secara efisien agar belanja daerah dapat
dioptimalkan mendanai penyelarasan program/kegiatan
pembangunan daerah dalam rangka mencapai prioritas dan
sasaran pembangunan nasional. Keselarasan perencanaan
pembangunan antara pusat dan daerah ini diharapkan mampu
memperlancar percepatan pembangunan baik di daerah
maupun nasional tanpa menghilangkan semangat demokrasi
dalam penyusunan rencana pembangunan di daerah itu sendiri.
Pasal 6 ayat 2 Peraturan Bersama Mendagri, Menteri
PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tersebut di atas
menginstruksikan kepada Kepala Daerah agar pencapaian
sasaran program pembangunan jangka menengah daerah
diselaraskan dengan pencapaian sasaran program dan kegiatan
yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian/lembaga
dan rencana kerja tahunan kementerian/lembaga demi
terwujudnya hasil guna dan daya guna pelaksanaan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta dana perimbangan.
RPJMD yang telah selaras dengan RPJMN ini nantinya
akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP),
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik
yang dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 5
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum penyusunan RPJMD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011–2016 adalah sebagai berikut:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025;
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
Dan Kawasan Permukiman;
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 6
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
23. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan
Perundang-undangan;
24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 –
2014;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 7
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025;
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2013;
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Tengah;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi
Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005–2025;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 15
Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banjarnegara.
35. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri
Keuangan (masing-masing dengan Nomor 28 Tahun 2010 ;
0199/M PPN/04/2010 dan PMK 95/PMK 07/2010) tentang
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 8
Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010–2014;
36. Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target
Millenium Development Goals (RAD-MDG’s) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2011-2015.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2016
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
memperhatikan RPJM Nasional dengan maksud agar mendapat
kesesuaian antar keduanya serta mendukung program-program
pemerintah pusat sehingga RPJMD tetap dalam kerangka
Kabupaten Banjarnegara sebagai bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD,
program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan
rencana kerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif, baik
yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Selanjutnya pemerintah daerah menyusun RKPD yang
merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu satu
tahun.
Bersamaan dengan proses penyusunan RPJMD, maka
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun
Renstra SKPD untuk jangka waktu lima tahun yang memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman
pada RPJMD.
Setelah RKPD ditetapkan, maka kepala SKPD menyusun
Rencana Kerja (Renja) SKPD sesuai dengan Renstra SKPD untuk
jangka waktu satu tahun dan digunakan menjadi pedoman
dalam penyusunan RAPBD.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 9
RKA SKPD
RPJM
NASIONAL
RKP RAPBN APBN
RPJPD RPJMD RKPD
RAPBD APBD
RENSTRA RENJA PENJABARA
N
RENSTRA
KL
RENJA
KL
RKA - KL RINCIAN
APBN
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
PERENCANAAN PROGRAM PENGANGGARAN
KUA
RPJP
NASIONAL
PPAS
Gambar di bawah ini menunjukkan hubungan antara
dokumen-dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran
Gambar 1.1.
Alur Perencanaan Program dan Penganggaran
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2011-2016 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 I - 10
1.5. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Banjarnegara
tahun 2011–2016 adalah:
1. Menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah
Kabupaten Banjarnegara;
2. Memberikan pedoman dalam penyusunan dokumen-
dokumen perencanaan pembangunan lanjutan seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
yaitu Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD;
3. Memberikan pedoman dalam penyusunan instrumen-
instrumen pengendalian, pengawasan dan evaluasi
pembangunan;
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2011-2016 adalah:
1. Sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
dalam menyusun perencanaan jangka pendek (tahunan)/
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD),
sehingga perencanaan lebih terarah;
2. Sebagai media akuntabilitas dalam rangka menciptakan
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Banjarnegara adalah salah satu Kabupaten di
Jawa Tengah bagian barat dengan total wilayah
seluas 106.971,01 ha atau sekitar 3,29% dari luas
wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif
Kabupaten Banjarnegara terdiri dari 20 kecamatan,
266 desa, 12 kelurahan, 953 dusun, 1.312 Rukun
Warga, dan 5.150 Rukun Tetangga dengan pusat
pemerintahan terletak di Kota Banjarnegara.
Kecamatan terluas di Kabupaten Banjarnegara
adalah Kecamatan Punggelan dengan luas sebesar
10.284,01 ha atau 9,61% dari total luas wilayah
Kabupaten Banjarnegara, sedangkan kecamatan
dengan luas terkecil adalah Kecamatan Purwareja
Klampok dengan luas sebesar 2.186,67 ha atau
2,04% dari total luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara.
Wilayah Kabupaten Banjarnegara berbatasan
dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Batas-batas Kabupaten Banjarnegara dapat
dirinci sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten
Batang;
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten
Wonosobo;
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten
Kebumen; dan
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten
Purbalingga dan Kabupaten
Banyumas.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 2
Adapun pembagian wilayah administratif
Kabupaten Banjarnegara menurut kecamatan dapat
dirinci sebagai berikut:
Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif Kabupaten Banjarnegara
Kecamatan Luas (Ha)
Jumlah Desa
Jumlah Kelurahan
Susukan 5.265,67 15 -
Purwareja Klampok 2.186,67 8 -
Mandiraja 5.261,58 16 -
Purwanegara 7.386,53 13 -
Bawang 5.520,64 18 -
Banjarnegara 2.624,20 4 9
Sigaluh 3.955,95 14 1
Madukara 4.820,15 18 2
Banjarmangu 4.635,61 17 -
Wanadadi 2.827,41 11 -
Rakit 3.244,62 11 -
Punggelan 10.284,01 17 -
Karangkobar 3.906,94 13 -
Wanayasa 8.201,13 17 -
Kalibening 8.377,56 16 -
Batur 4.717,10 8 -
Pagentan 4.618,98 16 -
Pejawaran 5.224,97 17 -
Pagedongan 8.055,24 9 -
Pandanarum 5.856,05 8 -
Total 106.971,01 266 12
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
2) Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7o12'–
7o31' Lintang Selatan dan 109o20'10”–109o45'50''
Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di
bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat
yang membujur dari arah barat ke timur.
Berdasarkan pembagian zona fisiografi,
Kabupaten Banjarnegara masuk dalam 3 (tiga) zona
yang berbeda yaitu Zona Pegunungan Serayu Utara
dengan morfologi berupa rangkaian pegunungan
dengan lereng dan lembah yang curam, Zona
Depresi Sentral yang merupakan dataran dengan
lembah Sungai Serayu yang subur, dan Zona
Pegunungan Serayu Selatan yang berupa lereng
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 3
yang terjal dan curam, umumnya tidak subur dan
sering kekurangan air.
3) Topografi
Kabupaten Banjarnegara memiliki relief yang
beraneka ragam, yaitu dataran rendah, dataran
tinggi dan perbukitan dengan pegunungan landai
hingga tinggi dan curam. Berdasarkan bentuk tata
alam dan penyebaran geografisnya, dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) zona, yaitu:
a) Bagian utara yang terdiri dari daerah
pegunungan dengan relief bergelombang dan
curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan
Kalibening, Pandanarum, Wanayasa,
Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur,
Madukara dan Banjarmangu;
b) Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief
datar, merupakan lembah Sungai Serayu yang
subur, mencakup sebagian Kecamatan
Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwareja
Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit,
Wanadadi dan Banjarmangu;
c) Bagian selatan terdiri dari wilayah dengan relief
curam, merupakan bagian dari pegunungan
Serayu Selatan. Bagian ini meliputi Kecamatan
Sigaluh, sebagian Kecamatan Banjarnegara,
Pagedongan, Bawang, Purwanegara, Mandiraja,
dan sebagian Kecamatan Susukan.
Ditinjau dari segi ketinggian yang dihitung
berdasarkan satuan di atas permukaan laut (dpl),
Kabupaten Banjarnegara terbagi menjadi 4 (empat)
wilayah ketinggian, yaitu sebagai berikut:
a). Kurang dari 100 m dpl
Cakupan wilayah ini meliputi luas 9,82% dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara,
meliputi Kecamatan Susukan, Purwareja
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 4
Klampok, Mandiraja, sebagian Purwanegara,
dan sebagian Bawang
b). Antara 100-500 m dpl
Cakupan wilayah ini meliputi luas 37,04% dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara,
meliputi Kecamatan Punggelan, Wanadadi,
Rakit, Mandiraja, Purwanegara, Bawang,
Banjarnegara, Banjarmangu, dan Madukara
c). Antara 500-1.000 m dpl
Cakupan wilayah ini meliputi luas 28,74% dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara,
meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian
Banjarnegara, Pagedongan, Banjarmangu, dan
Pagentan
d). Lebih dari 1.000 m dpl
Cakupan wilayah ini meliputi luas 24,40% dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara
meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur,
Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, dan
Karangkobar.
Tingkat ketinggian wilayah Banjarnegara per
kecamatan disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2. Ketinggian Wilayah Kota Kecamatan
di Kabupaten Banjarnegara
Kecamatan Ketinggian
(m) dpl
Susukan 80
Purwareja Klampok 44
Mandiraja 131
Purwanegara 157
B a w a n g 149
Banjarnegara 289
Pagedongan 639
Sigaluh 600
Madukara 320
Banjarmangu 290
Wanadadi 239
R a k i t 180
Punggelan 374
Karangkobar 1.015
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 5
Kecamatan Ketinggian
(m) dpl
Pagentan 935
Pejawaran 1.130
B a t u r 1.633
Wanayasa 1.135
Kalibening 1.049
Pandanarum 1.245
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
Ditinjau dari segi kemiringan, dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) kemiringan, yaitu:
a) Antara 0–15° meliputi luas 24,61% dari luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi
Kecamatan Susukan, Purwareja Klampok,
Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan, Bawang,
dan Rakit;
b) Antara 15–40° meliputi luas 45,04% dari luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi
Kecamatan Madukara, Banjarmangu,
Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan,
Wanayasa dan Kalibening;
c) Lebih dari 40° meliputi luas 30,35% dari luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi
Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh,
Banjarmangu, Pejawaran dan Batur.
Tabel 2.3. Kemiringan Lahan Wilayah Kecamatan
di Kabupaten Banjarnegara
Kemiringan Luas Kecamatan
0–15° 24,61% Susukan
Purwareja Klampok
Mandiraja
Purwanegara
Bawang
Rakit
15–40° 45,04% Madukara
Banjarmangu
Wanadadi
Punggelan
Karangkobar
Pagentan
Wanayasa
Kalibening
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 6
Kemiringan Luas Kecamatan
Di atas 40° 30,35% Susukan
Banjarnegara
Sigaluh
Banjarmangu
Pagedongan
Pejawaran
Pandanarum
Batur
Sumber: BPS Kab.Banjarnegara 2010
4) Geologi
Berdasarkan Peta Geologi, kondisi geologi
Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:
a. Pembagian Formasi Endapan
Berdasarkan hasil survei nasional tentang
geologi regional, Kabupaten Banjarnegara
termasuk wilayah jalur fisiografi Pegunungan
Serayu Selatan.
Adapun stratigrafi daerah terdiri dari
batuan yang tertua yaitu batuan molion
(metamorf) yang terdiri dari:
(1). Sekis Kristalin;
(2). Sabak;
(3). Serpih Hitam;
(4). Filit;
(5). Kwarsit; dan
(6). Batuan Gamping.
Sedangkan batuan pra tersier termudanya
yaitu lempung serpihan dengan lensa-lensa
batu gampeng orbitulina. Di atas batuan
pratersier terdapat endapan batuan tertier yang
terdiri dari sedimen eosen dan horison
tufanapalon serta horison breksi. Batuan
termudanya yaitu batuan sedimen kwarter
yang terdiri dari breksi lembah dan endapan
baru.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 7
b. Formasi Batuan
Formasi batuan yang ada di Kabupaten
Banjarnegara sebagai berikut:
(1). Batuan Grewake dan lempung hitam
tersingkap di daerah Kalitengah sampai
Merden Kecamatan Purwanegara;
(2). Batuan Metasedimen tersingkap di Desa
Kalitengah Kecamatan Purwanegara
hingga daerah Kebutuhduwur Kecamatan
Pagedongan;
(3). Batuan Filit dan Sekis singkapannya
banyak ditemukan di lereng selatan
Pegunungan Serayu Selatan.
Jenis tanah yang terdapat di wilayah
Kabupaten Banjarnegara meliputi:
(1). Tanah Alluvial dengan asosiasinya,
berwarna kelabu coklat dan hitam,
sifatnya beraneka ragam. Produktivitas
tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk
pertanian. Jenis tanah ini terdapat di
Kecamatan Wanadadi, Batur, Karangkobar
dan Purwareja Klampok. Jenis tanaman
yang tumbuh pada tanah ini tergantung
pada derajat keasaman (pH) tanah, dari
sedikit asam, netral hingga basa. Luas
tanah ini meliputi 5,40% dari seluruh luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara.
(2). Tanah Latosol berasosiasi dengan Andosol,
sifatnya agak asam hingga netral,
warnanya beraneka ragam, yaitu kelabu,
coklat, hitam coklat kemerah-merahan.
Tingkat kesuburan tanah sedang sampai
tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian,
kebun campuran, pertanian sayur-
sayuran dan hutan. Jenis tanah ini
terdapat di Kecamatan Susukan,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 8
Purwareja Klampok, Purwanegara,
Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh,
Madukara, Banjarnegara, Wanayasa,
Pejawaran dan Pagentan. Luasnya meliputi
66,32% dari luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara.
(3). Tanah Andosol dengan asosiasinya
berwarna coklat, coklat kekuning-
kuningan, bersifat netral sampai asam.
Produktivitas tanah sedang hingga tinggi,
cocok untuk tegalan, kebun campuran dan
hutan. Terdapat di Kecamatan Kalibening,
Wanayasa, Pejawaran dan Batur, meliputi
luas 14,50% dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Banjarnegara.
(4). Tanah Grumosol asosiasinya dengan
tanah mediteran, sifatnya agak netral,
warna kelabu hingga hitam, merah
kekuning-kuningan, merah hingga coklat.
Produktivitasnya rendah sampai sedang,
cocok dipergunakan untuk usaha-usaha
persawahan dan tegalan. Meliputi
Kecamatan Purwanegara, Mandiraja,
Punggelan dan Banjarnegara. Luasnya
sebesar 11,72% dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Banjarnegara.
(5). Tanah Argonosol, yaitu tanah yang bersifat
asam, berwarna hitam. Terdiri dari sisa-
sisa rumput/tumbuhan yang membusuk.
Terdapat di sekitar telaga di Kecamatan
Batur, luasnya meliputi 0,50% dari
seluruh luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 9
5) Potensi
Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk
dalam fisiografi zona Pegunungan Serayu Selatan,
zona Pegunungan Serayu Utara, dan sebagian zona
Depresi Jawa yang memisahkan Pegunungan
Serayu Utara dengan Serayu Selatan, serta gunung
api kuarter di sekitar Dieng. Potensi geologis
ditentukan berdasarkan perbedaan karakteristik
dari ketiga zona tersebut, yaitu :
1). Zona Utara
Merupakan wilayah pegunungan yang
termasuk dalam zona Pegunungan Serayu
Utara serta rangkaian Gunung Api Kuarter.
Morfologinya berupa rangkaian pegunungan
dengan lereng dan lembah yang curam. Potensi
tambang utamanya berupa batuan, mineral
non logam dan kemungkinan mineral logam.
Zona ini juga potensial bagi pengembangan
pariwisata dan tenaga listrik panas bumi di
dataran tinggi Dieng.
2). Zona Tengah
Merupakan dataran dengan lembah sungai
Serayu yang subur. Zona ini merupakan
pemisah antara rangkaian pegunungan Serayu
Selatan dengan Pegunungan Serayu Utara.
Zona ini potensinya terletak pada sektor
agraris.
3). Zona Selatan
Merupakan rangkaian pegunungan yang
terjal dan curam, umumnya tidak subur dan
sering kekurangan air. Zona ini termasuk
rangkaian Pegunungan Serayu Selatan. Potensi
bahan mineral meliputi: mineral logam,
marmer, pasir kwarsa, feldspar, asbes, andesit,
pasir dan kerikil.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 10
6) Hidrologi
Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih
kurang 60%) berbentuk pegunungan dan
perbukitan, Kabupaten Banjarnegara memiliki
beberapa sungai. Sungai yang terbesar yaitu Sungai
Serayu dengan anak-anak sungainya antara lain
Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali
Gintung dan Kali Sapi. Sungai-sungai ini
dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat
mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar.
Terdapat 15 (lima belas) sungai di Kabupaten
Banjarnegara yang memiliki panjang lebih dari 10
km dengan Sungai Serayu sebagai sungai
terpanjang yaitu 66 km. Daftar sungai di Kabupaten
Banjarnegara dengan panjang lebih dari 10 km
ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 2.4. Nama Sungai yang Panjangnya >10 km
di Kabupaten Banjarnegara
Nama Sungai Panjang (Km)
Serayu 66
Piasa 49
Sapi 35
Merawu 32
Gintung 30
Pekacangan 20
Tulis 14
Sibebek 13
Kaliurang 12
Mondo 12
Bojong 11
Penaraban 11
Bombong 11
Pager 10
Brukah 10
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
7) Klimatologi
Kabupaten Banjarnegara beriklim tropis.
Musim hujan dan musim kemarau silih berganti
sepanjang tahun, dengan bulan-bulan basah (hujan)
lebih banyak dari pada bulan-bulan kering
(kemarau) dengan curah hujan rata-rata 4.450,53
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 11
mm per tahun. Suhu udara di Kabupaten
Banjarnegara berkisar antara 18°C-29°C dengan
temperatur terdingin yaitu 18,20°C, kecepatan
angin sebesar 6 knot, dan kelembaban udara
berkisar 65%-91%. Sebaran tingkat curah hujan
dan hari hujan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan
di Kabupaten Banjarnegara
Kecamatan Curah Hujan Hari Hujan
2010 2011 2010 2011
Susukan 6.408 2.673 246 144
Purwareja Klampok 4.449 2.861 196 129
Mandiraja 5.044 2.756 239 145
Purwanegara + + + +
B a w a n g + + + +
Banjarnegara 6.408 255
Pagedongan - - - -
Sigaluh - - - -
Madukara 5.525 4.535 351 174
Banjarmangu 6.117 3.434 237 158
Wanadadi 6.211 3.266 342 157
R a k i t - - - -
Punggelan - - - -
Karangkobar - - - -
Pagentan - - - -
Pejawaran 4.531 3.676 292 238
B a t u r - - - -
Wanayasa - - - -
Kalibening - - - -
Pandanarum - - - -
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Ket: 0 = Keadaan Tidak hujan + = Keadaan Alat rusak - = Tidak mengirim data
8) Penggunaan Lahan
a). Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya didefinisikan sebagai
bagian wilayah yang secara langsung
digunakan atau diambil manfaatnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 12
kawasan budidaya bertujuan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna
sumber daya serta untuk menghindari konflik
pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan
hidup.
Kawasan budidaya di Kabupaten
Banjarnegara terdiri atas:
1). Kawasan peruntukan hutan produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi
kurang lebih adalah seluas 15.368 ha,
yang meliputi Kecamatan Banjarmangu,
Banjarnegara, Batur, Bawang, Kalibening,
Karangkobar, Mandiraja, Madukara,
Pagedongan, Pagentan, Pandanarum,
Pejawaran, Punggelan, Purwanegara,
Purwareja Klampok, Sigaluh, Susukan,
dan Wanayasa.
2). Kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat
terdiri dari 20 kecamatan yaitu Kecamatan
Banjarmangu, Banjarnegara, Batur,
Bawang, Kalibening, Karangkobar,
Madukara, Mandiraja, Pagedongan,
Pagentan, Pandanarum, Pejawaran,
Punggelan, Purwanegara, Purwareja
Klampok, Rakit, Sigaluh, Susukan,
Wanadadi, dan Wanayasa.
3). Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan ini meliputi Kecamatan
Banjarmangu, Batur, Banjarnegara,
Bawang, Kalibening, Karangkobar,
Mandiraja, Madukara, Pagedongan,
Pagentan, Pandanarum, Punggelan,
Purwanegara, Purwareja Klampok,
Pejawaran, Rakit, Sigaluh, Susukan,
Wanadadi, dan Wanayasa. Kawasan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 13
peruntukan pertanian tanaman pangan
terbagi menjadi lahan irigasi dengan luas
±13.294 ha dan lahan bukan irigasi
dengan luas ±5.785 ha. Lahan peruntukan
pertanian tanaman pangan diarahkan
menjadi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dengan luas 12.147 ha.
4). Kawasan peruntukan perikanan
Kawasan peruntukan perikanan
berupa perikanan darat meliputi
Kecamatan Rakit, Mandiraja,
Purwanegara, Bawang, dan Wanadadi.
5). Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan
terdiri atas kawasan pertambangan
mineral dan batubara, kawasan
pertambangan panas bumi, dan kawasan
pertambangan minyak dan gas bumi.
Kawasan pertambangan mineral dan
batubara terdiri atas mineral logam
(meliputi Kecamatan Banjarmangu,
Pagentan, Karangkobar, Batur, Pejawaran,
Wanayasa, Kalibening, Pandanarum,
Punggelan, Sigaluh, Pagedongan, Bawang,
Purwanegara, dan Susukan); mineral
bukan logam (meliputi seluruh kecamatan
di Kabupaten Banjarnegara); batuan
(meliputi Kecamatan Karangkobar,
Sigaluh, Wanayasa, Punggelan, Pagentan,
Pejawaran, Bawang, Pagedongan,
Purwanegara, Banjarnegara, Kalibening,
Pandanarum, Banjarmangu, dan
Mandiraja serta sepanjang Sungai Serayu,
Merawu, Pekacangan, Brukah, Sapi,
Bombong, Tulis, dan Bermali); dan
batubara (Kecamatan Karangkobar).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 14
Kawasan pertambangan panas bumi
meliputi Kecamatan Batur, Pejawaran,
Wanayasa, Susukan, dan Kalibening.
Untuk kawasan pertambangan minyak
dan gas bumi di Kabupaten Banjarnegara
terdiri atas Kecamatan Banjarmangu,
Pagentan, Sigaluh, Madukara,
Banjarnegara, Karangkobar, Wanadadi,
Rakit, Batur, Pejawaran, Bawang,
Pagedongan, Wanayasa, Kalibening,
Pandanarum, Purwanegara, Susukan dan
Punggelan.
6). Kawasan peruntukan industri
Rencana pengembangan kegiatan
industri meliputi industri besar, industri
menengah, dan industri kecil dan/atau
mikro. Kawasan peruntukan industri
untuk kegiatan industri besar dan
menengah yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan berlokasi di
Kecamatan Susukan dengan luas ±182 ha.
Kegiatan industri menengah yang tidak
berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan dapat berlokasi di luar
kawasan peruntukan industri di seluruh
kecamatan. Sedangkan industri kecil
dan/atau mikro dikembangkan di seluruh
kecamatan.
7). Kawasan peruntukan pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata
meliputi kawasan pariwisata alam,
kawasan pariwisata budaya, dan kawasan
pariwisata buatan.
Kawasan pariwisata alam terdiri atas
kawasan Dataran Tinggi Dieng, kawasan
Wisata Arung Jeram Sungai Serayu,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 15
kawasan Wisata Gunung Lawe, kawasan
Wisata Alam Curug Pitu, kawasan Wisata
Curug Sikopel, kawasan Wisata Gunung
Mandala, kawasan Wisata Pemandian Air
Panas, kawasan Wisata Hutan Pinus di
Kecamatan Pagedongan, dan kawasan
pariwisata alam lain yang ditetapkan
kemudian. Kawasan pariwisata budaya
terdiri atas kawasan Candi Dieng,
kawasan wisata sentra seni kerajinan
Klampok, kawasan wisata sentra batik di
Kecamatan Susukan, dan kawasan
pariwisata budaya lain yang ditetapkan
kemudian. Sedangkan kawasan pariwisata
buatan terdiri atas kawasan wisata Taman
Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS),
kawasan wisata Waduk Panglima Besar
Jenderal Sudirman, dan kawasan
agrowisata hortikultura, serta kawasan
pariwisata buatan lain yang ditetapkan
kemudian.
8). Kawasan peruntukan permukiman
Luas kawasan peruntukan
permukiman ±14.698 ha meliputi kawasan
permukiman perkotaan (meliputi PKL
Banjarnegara, PKL Purwareja Klampok,
PKLp Karangkobar, PPK Sigaluh, PPK
Pagedongan, PPK Bawang, PPK
Purwanegara, PPK Susukan, PPK Rakit,
PPK Madukara, PPK Banjarmangu, PPK
Wanadadi, PPK Pagentan, PPK Punggelan,
PPK Pandanarum, PPK Wanayasa, PPK
Pejawaran, PPK Batur, PPK Mandiraja, dan
PPK Kalibening) dan kawasan
permukiman perdesaaan (terdapat di
seluruh wilayah Daerah dengan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 16
penyebaran mengikuti pola
perkampungan).
9). Kawasan pertahanan dan keamanan
Kawasan pertahanan dan keamanan
terdiri atas kantor Tentara Nasional
Indonesia (meliputi kantor Komando
Rayon Militer (Koramil) yang berada di
seluruh Kecamatan dan kantor Komando
Distrik Militer (Kodim) yang berada di
Kecamatan Banjarnegara) dan kantor
Kepolisian Republik Indonesia (meliputi
kantor Kepolisian Sektor (Polsek) yang
berada di seluruh Kecamatan dan kantor
Kepolisian Resor (Polres) yang berada di
Kecamatan Banjarnegara).
10). Kawasan peruntukan lainnya.
Kawasan peruntukan lainnya adalah
kawasan yang berupa Ruang Terbuka
Hijau (RTH) kawasan perkotaan. RTH
kawasan perkotaan adalah seluas 3.108
ha yang terdiri atas RTH Kawasan
Perkotaan Banjarnegara, RTH Kawasan
Perkotaan Purwareja Klampok, RTH
Kawasan Perkotaan Karangkobar, RTH
Kawasan Perkotaan Sigaluh, RTH Kawasan
Perkotaan Pagedongan, RTH Kawasan
Perkotaan Bawang, RTH Kawasan
Perkotaan Purwanegara, RTH Kawasan
Perkotaan Susukan, RTH Kawasan
Perkotaan Rakit, RTH Kawasan Perkotaan
Madukara, RTH Kawasan Perkotaan
Banjarmangu, RTH Kawasan Perkotaan
Wanadadi, RTH Kawasan Perkotaan
Pagentan, RTH Kawasan Perkotaan
Punggelan, RTH Kawasan Perkotaan
Pandanarum, RTH Kawasan Perkotaan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 17
Wanayasa, RTH Kawasan Perkotaan
Pejawaran, RTH Kawasan Perkotaan
Batur, RTH Kawasan Perkotaan Mandiraja,
dan RTH Kawasan Perkotaan Kalibening.
b). Kawasan Lindung
Kawasan lindung berfungsi utama
melindungi kelestarian sumber daya alam,
sumber daya buatan, serta nilai budaya dan
sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini tidak
diperkenankan adanya aktifitas atau kegiatan
budi daya yang dapat mengurangi atau
merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan
untuk meningkatkan fungsi lindungnya.
Kawasan lindung yang terdapat di
Kabupaten Banjarnegara adalah:
1). Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan lindung berupa
kawasan hutan yang dikelola oleh negara
dan berfungsi lindung. Luas kawasan
hutan lindung ± 2.363 ha meliputi
Kecamatan Banjarmangu, Batur,
Kalibening, Karangkobar, Mandiraja,
Pandanarum, Purwanegara, dan
Wanayasa.
2). Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya
Kawasan ini berfungsi sebagai
kawasan resapan air dengan luas ± 7.408
ha meliputi Kecamatan Banjarmangu,
Batur, Kalibening, Pejawaran,
Karangkobar, Pagentan, Pandanarum,
Punggelan, Purwanegara, Susukan, dan
Wanayasa.
3). Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat
terdiri atas sempadan sungai, sempadan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 18
saluran irigasi, kawasan sekitar waduk,
dan kawasan sekitar mata air.
Kawasan sempadan sungai terdiri
atas sempadan sungai bertanggul di luar
kawasan perkotaan, sempadan sungai
bertanggul di dalam kawasan perkotaan,
sempadan sungai tidak bertanggul di luar
kawasan perkotaan, sempadan sungai
tidak bertanggul di dalam kawasan
perkotaan, danau paparan banjir, dan
mata air. Kawasan ini meliputi Sungai
Serayu beserta 10 anak sungainya, Sungai
Tulis (kanan) beserta 18 anak sungainya,
Sungai Merawu beserta 31 anak
sungainya, Sungai Kandangwangi beserta
1 anak sungainya, Sungai Blimbing
beserta 4 anak sungainya, Sungai Kalisapi
beserta 34 anak sungainya, dan Sungai
Pekacangan beserta 26 anak sungainya.
Sedangkan sempadan saluran irigasi
meliputi 262 daerah irigasi yang terdapat
di Kabupaten Banjarnegara.
Kawasan sekitar waduk meliputi
Waduk Panglima Besar Jenderal
Sudirman, Telaga Merdada, Telaga Sewiwi,
Telaga Balekambang, dan Waduk, telaga,
situ lainnya. Sedangkan kawasan sekitar
mata air terdiri atas 8 sumber mata air di
Kecamatan Banjarnegara, 21 sumber mata
air di Kecamatan Pagedongan, 10 sumber
mata air di Kecamatan Sigaluh, 21 sumber
mata air di Kecamatan Madukara, 9
sumber mata air di Kecamatan Pagentan,
13 sumber mata air di Kecamatan
Pejawaran, 7 sumber mata air di
Kecamatan Punggelan, 6 sumber mata air
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 19
di Kecamatan Wanadadi, 36 sumber mata
air di Kecamatan Rakit, 10 sumber mata
air di Kecamatan Banjarmangu, 35
sumber mata air di Kecamatan Bawang, 2
sumber mata air di Kecamatan
Karangkobar, 3 sumber mata air di
Kecamatan Kalibening, dan 6 sumber
mata air di Kecamatan Batur.
4). Kawasan suaka alam, pelestarian alam
dan cagar budaya
Kawasan suaka alam, pelestarian
alam dan cagar budaya terdiri atas cagar
alam (seluas ± 104 ha, meliputi Cagar
Alam Pringamba I di Desa Sawal
Kecamatan Sigaluh; Cagar Alam
Pringamba II di Desa Tlagawera,
Kecamatan Banjarnegara; Cagar Alam
Tlogodringo di Desa Pekasiran, Kecamatan
Batur; dan Cagar Alam Tlogosumurp di
Desa Bakal, Kecamatan Batur) dan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan (meliputi
Komplek Candi Dieng di Kecamatan Batur;
Situs Watu Lembu di Kecamatan
Banjarmangu; Makam Sunan Gripit di
Kecamatan Banjarmangu; Makam Ki
Ageng Selomanik di Kecamatan
Banjarnegara; Makam Girilangen di
Kecamatan Susukan; dan kawasan cagar
budaya lainnya yang ditetapkan
kemudian).
5). Kawasan rawan bencana alam
Hampir seluruh kecamatan di wilayah
Kabupaten Banjarnegara merupakan
kawasan rawan bencana. Kawasan rawan
bencana alam terdiri atas kawasan rawan
banjir, kawasan rawan longsor, kawasan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 20
rawan gas beracun, dan kawasan rawan
kekeringan.
6). Kawasan lindung geologi
Kawasan Lindung Geologi terdiri atas
kawasan cagar alam geologi di Kecamatan
Batur dan kawasan imbuhan air tanah
yang meliputi Cekungan Air Tanah
Purwokerto–Purbalingga dan Cekungan Air
Tanah Karangkobar.
7). Kawasan lindung lainnya
Kawasan lindung lainnya berupa
kawasan lindung pasma nutfah yang
terdapat di seluruh wilayah Kabupaten
Banjarnegara.
2.1.2. Potensi dan Pengembangan Wilayah
Struktur perekonomian Kabupaten Banjarnegara
masih bertumpu pada sektor agraris. Namun besarnya
peran sektor ini dalam perekonomian, tidak seharusnya
menjadikan pengembangan potensi sektor lain menjadi
terbengkalai. Potensi wilayah yang layak dikembangkan
di Kabupaten Banjarnegara meliputi bidang energi dan
pariwisata.
Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki potensi
panas bumi yang sangat besar, berdasarkan data
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Kementerian ESDM, potensi panas bumi Kabupaten
Banjarnegara sebesar 905 MW, dengan rincian sebagai
berikut:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 21
Tabel 2.6. Potensi Energi Panas Bumi di Kabupaten
Banjarnegara
Area
Potensi (MW) Diusaha-
kan (MW)
Ket Sumber Daya Cadangan
Spekulatif Hipotesis Terduga Mungkin Terkira
Dieng - 200 185 115 280 60 -
Chandradimuka 25 - - - - - -
Mangunan Wanayasa
- - 92 - - - -
Pejawaran - - - - - - Belum diketahui potensinya
Kalibening - - - - - - Belum diketahui potensinya
Susukan - - - - - - Belum diketahui potensinya
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Potensi panas bumi di Kecamatan Kalibening,
Pejawaran dan Susukan belum diketahui jumlahnya
secara pasti karena belum pernah dilakukan
inventarisasi. Adanya potensi ini ditunjukkan dengan
terdapatnya sumber air panas di daerah tersebut.
Pada tahun 2011 baru diusahakan sebesar 60 MW
dari seluruh potensi yang ada di Dieng oleh PT Geo Dipa
Energi (Dieng Unit I). Arah pengembangan pemanfaatan
panas bumi adalah peningkatan pemanfaatan potensi
panas bumi baik yang sudah ada di sumur-sumur panas
bumi di lapangan panas bumi dataran tinggi Dieng
maupun lapangan panas bumi lain (Mangunan
Wanayasa) serta melakukan inventarisasi lapangan-
lapangan panas bumi lain yang belum pernah dilakukan
eksplorasi untuk mengetahui besar potensinya.
Diharapkan dengan adanya pengembangan pengusahaan
panas bumi, Kabupaten Banjarnegara dapat menikmati
dana bagi hasil panas bumi termasuk rencana
pembangunan Dieng unit II (55 MW Tahun 2015) dan
Dieng unit III (60 MW tahun 2016) yang telah masuk
dalam Program Percepatan tahap II 10.000 MW tahun
2015.
Selain energi panas bumi, Kabupaten Banjarnegara
juga memiliki potensi gas rawa. Kecamatan Pejawaran
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 22
memiliki potensi gas rawa (swamp gas) yang cukup besar
untuk dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat
setempat. Gas rawa ini muncul di Desa Pegundungan
(Dusun Simpar dan Dusun Pegundungan) dan Desa
Sidengok (Dusun Kubang). Potensi gas rawa untuk
Dusun Simpar sebesar ±1,66 juta m³, dengan kapasitas
pemakaian 200 cuft per hari maka akan dapat
dimanfaatkan selama 14,17 tahun (Geologi UPN
Yogyakarta). Sedangkan potensi gas rawa di Dusun
Pegundungan dan Sidengok kecamatan Pejawaran belum
dilakukan penelitian detail, namun dari hasil peninjauan
lapangan ditemukan titik-titik potensi yang cukup besar
di kedua dusun tersebut. Pemanfaatan gas rawa saat ini
sebanyak 25 KK (bantuan dari Provinsi Jawa Tengah)
dan 10 orang swadaya.
Guna pemanfaatan potensi gas rawa secara
maksimal perlu dilakukan penelitian lebih lanjut besar
potensi gas rawa di wilayah tersebut dan membangun
sumur-sumur dan jaringan pemipaan hingga reservoir
untuk dapat didistribusikan kepada masyarakat
setempat guna meningkatkan kesejahteraan dan
produktifitas masyarakat.
Kabupaten Banjarnegara kaya akan potensi
pariwisata. Salah satu potensi yang layak dikembangkan
adalah pengembangan Sungai Serayu sebagai destinasi
pariwisata baru. Sungai Serayu yang membentang
sepanjang 66 km, selain berperan sebagai sumber air
bagi pertanian juga potensial bagi pengembangan
industri kepariwisataan. Saat ini pemanfaatan Sungai
Serayu sebagai obyek wisata adalah melalui wisata arung
jeram di Kecamatan Sigaluh. Selain Sungai Serayu,
potensi pariwisata lainnya yang meliputi wisata alam,
wisata budaya, wisata minat khusus, dan wisata buatan
perlu dikembangkan untuk meningkatkan kunjungan
wisata melalui pengembangan destinasi, pemasaran, dan
kemitraan pariwisata.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 23
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Kriteria kawasan ini adalah semua lokasi yang
diidentifikasikan memiliki potensi tinggi mengalami
bencana alam. Kawasan ini perlu dilindungi agar
kegiatan manusia terhindar dari bencana yang
disebabkan oleh alam maupun yang disebabkan oleh
perubahan pemanfaatan lahan untuk kepentingan
manusia. Daerah rawan bencana di Kabupaten
Banjarnegara dapat dikelompokan menjadi beberapa
kawasan bencana, yaitu:
a). Kawasan Rawan Banjir
Daerah yang termasuk dalam kawasan rawan
bencana banjir di Kabupaten Banjarnegara meliputi
10 Kecamatan yaitu Kecamatan Kalibening,
Punggelan, Sigaluh, Banjarnegara, Bawang,
Wanadadi, Rakit, Mandiraja, Purwareja Klampok,
dan Susukan.
b). Kawasan Rawan Longsor
Kawasan rawan gerakan tanah merupakan
wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah
longsor karena terdapat zona yang bergerak akibat
adanya patahan atau pergeseran batuan induk
pembentuk tanah. Seluruh kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara memiliki potensi bencana longsor.
c). Kawasan Rawan Bencana Gas Beracun
Di wilayah Banjarnegara khususnya di bagian
utara terdapat sisa vulkanisme yang membentuk
dataran tinggi Dieng. Diantara bentuk vulkanisme
yang berpotensi menjadi ancaman adalah gas
beracun. Kawasan rawan bencana gas beracun
meliputi Kecamatan Susukan, Kalibening,
Wanayasa, dan Batur.
d). Kawasan Rawan Kekeringan
Kawasan rawan kekeringan terdapat di seluruh
daerah Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
2.1.4. Demografi
Jumlah
tahun 201
Catatan Sipil
1.087.489
534.41
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun
2010
Kabupaten Banjarnegara dari tahun
dalam grafik berikut ini:
Sumber: Dindukcapil
Jumlah
Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak
merata
Kecamatan Punggelan yaitu sebanyak
(8,65%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di
Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk
23.591
penduduk tahun 2010 adalah sebesar 872 jiwa per
dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan
Banjarnegara yaitu sebanyak 2.323 jiwa per
sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di
wilayah Kecamatan Pandanarum
km².
Laki-laki
Perempuan
Total
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
Jum
lah
Pe
nd
ud
du
k
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Demografi
umlah penduduk Kabupaten Banjarnegara pada
tahun 2011 menurut data Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Banjarnegara se
489 jiwa, terdiri atas 553.076
13 jiwa perempuan, meningkat
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun
sejumlah 1.073.240 jiwa. Jumlah penduduk
Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2007
dalam grafik berikut ini:
Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak
merata. Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah
Kecamatan Punggelan yaitu sebanyak
%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di
Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk
591 jiwa (2,17%). Sedangkan tingkat kepadatan
penduduk tahun 2010 adalah sebesar 872 jiwa per
dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan
Banjarnegara yaitu sebanyak 2.323 jiwa per
sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di
wilayah Kecamatan Pandanarum sebanyak
2007 2008 2009
531.897 537.342 541.157 545.817
Perempuan 514.286 519.370 523.029 527.423
1.046.183 1.056.712 1.064.186 1.073.240
2016 II - 24
Kabupaten Banjarnegara pada
Kependudukan dan
Kabupaten Banjarnegara sebanyak
jiwa laki-laki dan
meningkat 14.249 jiwa bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun
Jumlah penduduk
2007-2011 disajikan
Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak
dengan penduduk terbanyak adalah
Kecamatan Punggelan yaitu sebanyak 94.025 jiwa
%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di
Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk
tingkat kepadatan
penduduk tahun 2010 adalah sebesar 872 jiwa per km²,
dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan
Banjarnegara yaitu sebanyak 2.323 jiwa per km²,
sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di
sebanyak 378 jiwa per
2010 2011
545.817 553.076
527.423 534.413
1.073.240 1.087.489
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 25
Jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara per
kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara per Kecamatan
Tahun 2011
Kecamatan Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
Susukan 33.884 32.959 66.803
Purwareja Klampok 25.580 25.189 50.769
Mandiraja 41.591 40.753 82.344
Purwanegara 44.274 43.464 87.738
Bawang 35.300 34.237 69.537
Banjarnegara 38.312 37.370 75.682
Pagedongan 23.688 22.448 46.136
Sigaluh 17.007 16.448 33.455
Madukara 24.900 23.890 48.790
Banjarmangu 25.806 24.383 50.189
Wanadadi 18.322 17.917 36.239
Rakit 30.136 29.173 59.309
Punggelan 48.244 45.781 94.025
Karangkobar 15.515 14.758 30.273
Pagentan 20.253 19.643 39.896
Pejawaran 27.909 27.416 55.325
Batur 20.203 19.118 39.321
Wanayasa 25.007 23.586 48.593
Kalibening 25.204 24.270 49.474
Pandanarum 11.981 11.610 23.591
T o t a l 553.076 534.413 1.087.489
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Jumlah penduduk secara langsung berhubungan
dengan laju migrasi penduduk yang akan menyebabkan
terjadinya perbedaan jumlah penduduk antara yang
tercatat dalam administrasi kependudukan (de jure)
dengan jumlah penduduk yang relatif tetap tinggal di
dalam wilayah administratif Kabupaten Banjarnegara
selama satu tahun penuh (de facto). Jumlah penduduk
yang secara de facto ada di wilayah Kabupaten
Banjarnegara menurut data BPS tahun 2010 tercatat
sebesar 932.688 jiwa, terdiri atas 466.410 jiwa laki-laki
dan 466.278 jiwa perempuan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 26
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Banjarnegara tahun 2010 adalah sebesar 0,76%,
menurun 0,12% bila dibandingkan dengan angka laju
pertumbuhan penduduk tahun 2009 sebesar 0,88%.
Tingkat laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Banjarnegara tahun 2007-2010 disajikan dalam grafik
berikut ini:
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
Gambar 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010
Komposisi penduduk menurut umur di Kabupaten
Banjarnegara ditampilkan pada tabel 2.8. Dalam tabel
2.8. dapat diketahui bahwa komposisi penduduk
mayoritas berada pada usia produktif (15-64 tahun)
yaitu sebesar 71,94% yang dapat menjadi aset yang
produktif bagi pembangunan Kabupaten Banjarnegara.
Rasio jenis kelamin pada tahun 2010 sebesar 103,49,
yang berarti jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak 3,49% bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk dengan jenis kelamin perempuan.
0,83
0,78
0,88
0,76
2007 2008 2009 2010
Laju Pertumbuhan Penduduk
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 27
Tabel 2.8. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-4 27.717 26.219 53.936
5-9 41.371 39.297 80.668
10-14 47.537 45.410 92.947
15-19 47.363 44.919 92.282
20-24 48.812 48.014 96.826
25-29 53.666 51.485 105.151
30-34 54.242 49.762 104.004
35-39 44.371 42.241 86.612
40-44 40.611 39.583 80.194
45-49 35.177 35.696 70.873
50-54 31.052 30.673 61.725
55-59 24.533 23.235 47.768
60-64 18.890 18.037 36.927
65-69 13.621 14.375 27.996
70-74 11.835 12.253 24.088
>75 12.278 13.214 25.492
T o t a l 553.076 534.413 1.087.489
Sumber:Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Pada tabel 2.9. disajikan komposisi penduduk
Kabupaten Banjarnegara menurut agama dan aliran
kepercayaan. Mayoritas penduduk Kabupaten
Banjarnegara beragama Islam dengan persentase
penganut sebesar 99,29%, diikuti Kristen dan Katholik
dengan persentase penganut masing-masing sebesar
0,40% dan 0,14% dari total penduduk. Adapun pemeluk
agama lain yaitu Hindu dan Budha persentase
penganutnya adalah sebesar 0,01% dan 0,06% dari total
jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 28
Tabel 2.9. Penduduk Menurut Agama
dan Aliran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011
Agama dan Aliran Kepercayaan
Jumlah Penduduk
Persentase (%)
Islam 1.079.789 99,29
Katholik 1.560 0,14
Kristen 4.367 0,40
Hindu 76 0,01
Budha 674 0,06
Konghuchu 145 0,01
Aliran Kepercayaan 878 0,08
Jumlah 1.087.489 100
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Keberhasilan pembangunan di suatu daerah salah satunya
ditunjukan dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang terdiri dari unsur kesehatan (angka usia harapan hidup),
pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah), dan
ekonomi (paritas daya beli masyarakat). Semakin tinggi nilai
IPM mencerminkan semakin tinggi tingkat kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. IPM Kabupaten Banjarnegara dari
tahun 2007 sampai dengan 2010 terus mengalami peningkatan,
dari sebesar 68,54 pada tahun 2007 menjadi sebesar 69,91
pada tahun 2010. Angka IPM Kabupaten Banjarnegara pada
tahun 2010 masih berada di bawah rata-rata IPM Provinsi Jawa
Tengah sebesar 72,49.
Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa Tengah tahun
2007-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 29
Tabel 2.10. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2010
Tahun
IPM
Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah
2007 68,54 71,20
2008 68,99 71,60
2009 69,63 72,10
2010 69,91 72,49
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2011
Selain IPM, tingkat kesejahteraan masyarakat juga dapat
diukur berdasarkan beberapa indikator yang telah menjadi
kesepakatan global dalam rangka pengurangan jumlah keluarga
miskin yang tertuang dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Hakikat MDGs adalah perbaikan kondisi kesehatan dan
pendidikan secara substansial di negara-negara yang ikut
menandatangani kesepakatan tersebut, termasuk Indonesia.
Target-target MDGs yang harus dicapai sampai dengan tahun
2015 adalah:
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan;
2. Tercapainya pendidikan dasar universal;
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita;
4. Mengurangi tingkat kematian anak;
5. Memperbaiki kesehatan ibu;
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya;
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan
8. Mengembangkan sebuah kemitraan global untuk
pembangunan.
Konsep pembangunan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara berusaha sejalan dengan Millenium Development
Goals (MDGs). Selain MDGs, konsep pembangunan juga
mengacu pada konsep pembangunan global yang dipublikasikan
tahun 1990 oleh UNDP dalam Human Development Report
(HDR). Konsep pembangunan global menyatakan bahwa
pembangunan manusia adalah suatu proses untuk
memperbanyak pilihan yang dimiliki manusia, yaitu kebebasan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 30
politik, hak asasi manusia dan harga diri, hidup sehat dan
berumur panjang, berilmu pengetahuan, serta mempunyai
akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat
hidup layak.
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)
Perkembangan perekonomian Kabupaten
Banjarnegara dari tahun 2007-2010 menunjukan
perbaikan dari waktu ke waktu. Membaiknya
kondisi perekonomian salah satunya diindikasikan
oleh meningkatnya nilai Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi yang dilihat
dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan
menggambarkan gerak berbagai sektor
pembangunan dan merupakan juga sumber
penciptaan lapangan kerja. Adanya peningkatan
nilai tambah di perekonomian mengisyaratkan
peningkatan aktivitas ekonomi, baik yang sifatnya
internal di daerah yang bersangkutan, maupun
dalam kaitannya dengan interaksi antardaerah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang
merupakan ukuran nilai uang atas barang dan jasa
akhir yang diproduksi dalam suatu wilayah
merupakan salah satu ukuran produktifitas yang
sering digunakan sebagai salah satu indikator
ekonomi yang penting. PDRB Kabupaten
Banjarnegara tahun 2007 atas dasar harga berlaku
sebesar Rp 4,71 trilyun atau Rp 2,50 trilyun atas
dasar harga konstan 2000. Nilai PDRB ini terus
tumbuh dengan nilai rata-rata pertumbuhan
sebesar 5,00% per tahun. PDRB Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2010 atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 6,70 trilyun atau Rp 2,89
trilyun atas dasar harga konstan tahun 2000. Tren
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 31
pertumbuhan PDRB Kabupaten Banjarnegara pada
periode 2007–2010 menunjukkan peningkatan
walaupun mengalami koreksi di akhir tahun 2008
dan 2010.
*) Angka Sementara
Sumber : BPS, BPS Provinsi Jawa Tengah, dan Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
Gambar 2.3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional
Tahun 2007-2010
Empat tabel berikut ini menggambarkan nilai,
kontribusi, dan pertumbuhan Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banjarnegara
berdasarkan harga berlaku dan harga konstan
tahun 2000.
2007 2008 2009 2010*)
Kab. Banjarnegara 5,01 4,98 5,11 4,89
Prov. Jawa Tengah 5,59 4,83 4,69 5,80
Nasional 6,30 6,10 4,50 6,10
0
1
2
3
4
5
6
7
% P
ertu
mb
uh
an
Pertumbuhan Ekonomi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 32
Tabel 2.11. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Banjarnegara
(dalam jutaan rupiah)
No Sektor 2007 2008 2009 2010*)
Rp % Rp % Rp % Rp %
1 Pertanian 1.907.995,27 40,54 2.186.637,66 39,57 2.374.741,12 39,42 2.564.623,97 38,27
2 Pertambangan & Penggalian 25.095,06 0,53 27.882,11 0,50 30.290,14 0,50 33.383,09 0,50
3 Industri 634.045,05 13,47 788.703,83 14,27 822.843,72 13,66 852.797,29 12,73
4 Listrik,Gas & Air bersih 18.977,50 0,40 23.664,42 0,43 27.447,38 0,46 31.293,10 0,47
5 Bangunan 327.027,92 6,95 362.854,90 6,57 395.925,90 6,57 451.675,39 6,74
6 Perdagangan 617.727,59 13,13 749.109,41 13,55 814.603,67 13,52 909.029,80 13,56
7 Angkutan 199.995,11 4,25 226.166,94 4,09 253.004,49 4,20 302.150,62 4,51
8 Bank & Lembaga Keuangan Lainnya 277.469,33 5,90 310.890,67 5,63 349.820,39 5,81 424.682,20 6,34
9 Jasa-jasa 698.012,12 14,83 850.665,04 15,39 955.204,73 15,86 1.131.836,26 16,89
PDRB 4.706.344,95 100,00 5.526.574,98 100,00 6.023.881,54 100,00 6.701.471,72 100,00
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 33
Tabel 2.12. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara
(dalam jutaan rupiah)
No Sektor 2007 2008 2009 2010*)
Rp % Rp % Rp % Rp %
1 Pertanian 941.666,77 37,73 977.037,17 37,29 1.016.343,12 36,91 1.035.558,72 35,85
2 Pertambangan & Penggalian 13.315,41 0,53 14.018,82 0,54 14.669,27 0,53 15.294,96 0,53
3 Industri 353.362,70 14,16 366.594,77 13,99 374.321,85 13,59 379.955,75 13,15
4 Listrik, Gas & Air bersih 11.289,21 0,45 11.635,50 0,44 12.715,20 0,46 13.789,94 0,48
5 Bangunan 172.080,22 6,89 173.592,07 6,63 185.754,77 6,75 192.240,54 6,66
6 Perdagangan 318.037,76 12,74 333.486,16 12,73 349.819,18 12,70 366.334,84 12,68
7 Angkutan 105.526,17 4,23 108.243,01 4,13 118.822,74 4,31 130.362,23 4,51
8 Bank & Lembaga Keuangan
Lainnya
142.897,38 5,73 151.569,48 5,79 162.948,45 5,92 176.509,23 6,11
9 Jasa-jasa 437.610,20 17,53 483.812,64 18,47 518.541,13 18,83 578.477,91 20,03
PDRB 2.495.785,82 100,00 2.619.989,62 100,00 2.753.935,71 100,00 2.888.524,12 100,00
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 34
Tabel 2.13. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara
No Sektor
2007 2008 2009 2010*)
Hb (%)
Hk (%)
Hb (%)
Hk (%)
Hb (%)
Hk (%)
Hb (%)
Hk (%)
1 Pertanian 40,54 37,73 39,57 37,29 39,42 36,91 38,27 35,85
2 Pertambangan & Penggalian 0,53 0,53 0,50 0,54 0,50 0,53 0,50 0,53
3 Industri 13,47 14,16 14,27 13,99 13,66 13,59 12,73 13,15
4 Listrik, Gas & Air bersih 0,40 0,45 0,43 0,44 0,46 0,46 0,47 0,48
5 Bangunan 6,95 6,89 6,57 6,63 6,57 6,75 6,74 6,66
6 Perdagangan 13,13 12,74 13,55 12,73 13,52 12,70 13,56 12,68
7 Angkutan 4,25 4,23 4,09 4,13 4,20 4,31 4,51 4,51
8 Bank & Lembaga Keuangan Lainnya 5,90 5,73 5,63 5,79 5,81 5,92 6,34 6,11
9 Jasa-jasa 14,83 17,53 15,39 18,47 15,86 18,83 16,89 20,03
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 35
Tabel 2.14. Rata-Rata Pertumbuhan Sektor PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
No Sektor
Pertumbuhan Rata-Rata
Hb Hk
% %
1 Pertanian 12,11 3,46
2 Pertambangan & Penggalian 11,14 4,78
3 Industri 10,71 2,94
4 Listrik, Gas & Air bersih 14,59 5,96
5 Bangunan 11,76 4,97
6 Perdagangan 13,55 4,56
7 Angkutan 13,84 6,79
8 Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
14,85 7,85
9 Jasa-jasa 14,90 8,72
PDRB 12,72 5,00
Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
(diolah)
Luas wilayah yang didominasi lahan produktif
pertanian menjadikan struktur perekonomian di
Kabupaten Banjarnegara didominasi oleh sektor
pertanian yang rata-rata memberikan kontribusi
PDRB tahun 2007–2010 sebesar 39,45%. Pada
subsektor pertanian ini, subsektor tanaman bahan
makanan memiliki kontribusi yang paling besar
terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara dengan
rata-rata kontribusi sebesar 34,46% per tahunnya
untuk periode tersebut.
Sektor ekonomi lain yang memiliki proporsi
yang cukup besar dalam PDRB Kabupaten
Banjarnegara adalah sektor jasa-jasa (15,74%),
sektor industri (13,53%) dan sektor perdagangan
(13,44%) sehingga secara total keempat sektor
tersebut memiliki kontribusi rata-rata per tahun
sebesar 82,17%. Walaupun sektor pertanian
memiliki kontribusi terbesar dalam PDRB
Banjarnegara tetapi rata-rata pertumbuhan sektor
ini termasuk kecil. Sektor pertanian hanya tumbuh
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 36
dengan nilai rata-rata 3,46%, sangat jauh apabila
dibandingkan sektor lain seperti pertambangan dan
penggalian (4,78%); sektor listrik, gas dan air bersih
(5,96%); sektor angkutan (6,79%); sektor bank dan
lembaga keuangan lainnya (7,85%) dan sektor jasa-
jasa dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu 8,72%.
Pada sektor primer seperti pertanian dan
pertambangan & penggalian ternyata kontribusi
sektor pertanian menunjukkan tren yang terus
menurun sejak tahun 2008. Sektor pertanian pada
tahun 2007 memiliki kontribusi sebesar 40,54%
kemudian menurun menjadi 38,27% pada tahun
2010. Sektor pertambangan & penggalian juga
memiliki kecenderungan kontribusi yang semakin
menurun, sektor pertambangan & penggalian
memiliki kontribusi 0,53% pada tahun 2007 dan
terus menurun menjadi 0,50% pada tahun 2010.
Kontribusi sektor sekunder seperti industri;
listrik, gas, dan air bersih; dan bangunan memiliki
karakter yang berbeda tiap tahunnya. Sektor
industri terlihat memiliki tren kontribusi yang
menurun dari tahun ke tahun yaitu 13,47% pada
tahun 2007 menjadi 12,73% pada tahun 2010.
Sektor listrik, gas dan air bersih memiliki tren
pergerakan naik dari tahun 2007 sebesar 0,40%
menjadi 0,47% pada tahun 2010. Sedangkan sektor
bangunan memiliki kecenderungan untuk menurun
tingkat kontribusinya terhadap PDRB pada 2007-
2009, tetapi kemudian meningkat kontribusinya
pada tahun 2010, tingkat kontribusi rata-rata
sektor ini per tahun sebesar 6,71%.
Sektor tersier seperti perdagangan, angkutan,
bank dan lembaga keuangan lainnya dan jasa-jasa
memiliki kecenderungan kontribusi yang fluktuatif
tiap tahunnya. Sektor perdagangan memiliki
kontribusi yang cenderung meningkat dari tahun ke
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 37
tahun yaitu 13,13% pada tahun 2007 menjadi
13,56% pada tahun 2010. Sektor angkutan mulai
melemah pada tahun 2007–2009, tetapi kemudian
meningkat kembali lagi naik pada tahun 2010. Jasa
perbankan dan lembaga keuangan lainnya
memberikan kontribusi yang terus meningkat dari
5,90% di tahun 2007 menjadi 6,34% di tahun 2010.
Sektor jasa memiliki tren kontribusi yang terus
meningkat yaitu 14,83% pada tahun 2007 menjadi
16,89% pada tahun 2010.
Apabila dilihat dari kontribusi PDRB sektoral
ekonomi, perekonomian Kabupaten Banjarnegara
masih mengandalkan sektor pertanian sebagai
penggerak utama perekonomian. Namun, apabila
dilihat dari pergerakan kontribusi per sektor,
terlihat bahwa sektor pertanian justru mengalami
penurunan yang terus menerus.
b. Laju Inflasi
Tingkat inflasi di Kabupaten Banjarnegara
berfluktuatif dari tahun 2007 hingga tahun 2011.
Besaran angka inflasi berada pada kisaran 4-11%
dengan rata-rata angka inflasi sebesar 6,68% per
tahun. Gejolak moneter dan harga minyak dunia
menjadi faktor yang dominan dalam pergerakan
inflasi, selain ketersediaan produk di pasaran.
Tinggi dan berfluktuasinya angka inflasi
menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah
Daerah, khususnya dalam rangka menjaga
kestabilan tingkat harga agregatif untuk pencapaian
kesejahteraan melalui kekuatan daya beli
masyarakat. Pergerakan laju inflasi disajikan dalam
grafik di bawah ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara 2011
Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007
c. PDRB
per
per satu orang penduduk.
indikator makro yang secara agregat dapat
digunakan untuk menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dari
ekonomi di suatu daerah.
menurut harga berlaku
tahun
5.
7.214.067,
tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 16,44%,
sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada
tahun 2007 sebesar 8,07%.
PDRB per kapita untuk setiap tahunnya adalah
sebesar 11,66%.
dan tingkat pertumbuhannya disajikan pada tabel
berikut
6,49
2007
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.4. Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007
DRB per Kapita
Pendapatan Domestik Regional
per kapita berguna untuk mengetahui nilai PDRB
per satu orang penduduk. PDRB per kapita adalah
indikator makro yang secara agregat dapat
digunakan untuk menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dari gerak pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah.
PDRB per kapita Kabupaten Banjarnegara
menurut harga berlaku dari tahun
tahun 2010 terus mengalami peningkatan
.192.555,- pada tahun 2007
7.214.067,- pada tahun 2010.
tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 16,44%,
sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada
tahun 2007 sebesar 8,07%. Rata-rata pertumbuhan
PDRB per kapita untuk setiap tahunnya adalah
sebesar 11,66%.
Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
dan tingkat pertumbuhannya disajikan pada tabel
berikut ini :
6,49
11,09
4,37
2008 2009 2010
Laju Inflasi
2016 II - 38
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara 2011
Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
egional Bruto (PDRB)
apita berguna untuk mengetahui nilai PDRB
PDRB per kapita adalah
indikator makro yang secara agregat dapat
digunakan untuk menggambarkan tingkat
gerak pertumbuhan
Kabupaten Banjarnegara
tahun 2007 hingga
2010 terus mengalami peningkatan, Rp
2007 menjadi Rp
pada tahun 2010. Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 16,44%,
sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada
rata pertumbuhan
PDRB per kapita untuk setiap tahunnya adalah
apita atas dasar harga berlaku
dan tingkat pertumbuhannya disajikan pada tabel
7,134,73
2010 2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 39
Tabel 2.15. PDRB per Kapita Penduduk
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
Tahun PDRB Per Kapita
Nilai Pertumbuhan
2007 5.192.555,- 12,42%
2008 6.046.336,- 16,44%
2009 6.533.983,- 8,07%
2010*) 7.214.067,- 10,41%
Rata-Rata Pertumbuhan 11,66%
*) Angka Sementara Sumber : Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara
2010 (diolah)
d. Indeks Williamson
Pertumbuhan ekonomi secara alami akan
menghasilkan pula ketimpangan ekonomi, meski
besarannya bersifat relatif. Perbedaan sumber daya
antarwilayah, akses, dan tingkat kemudahan
mobilitas barang dan jasa memberi andil dalam
terciptanya ketimpangan tersebut.
Untuk mengukur ketimpangan ekonomi
regional dapat dilakukan dengan menggunakan
indeks ketimpangan Williamson. Indeks ini dihitung
dengan menggunakan data PDRB per kapita dan
jumlah penduduk. Besaran angka Indeks
Williamson (IW) adalah 0≤IW≤1, dimana jika angka
indeks mendekati 0 (nol) maka tingkat kesenjangan
ekonomi rendah dan jika angka indeks mendekati 1
(satu) maka tingkat ketimpangan tinggi.
Dari grafik di bawah, dapat dilihat bahwa
tingkat ketimpangan ekonomi antarkecamatan di
Kabupaten Banjarnegara masih relatif tinggi dengan
angka indeks sebesar 0,53.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
e. Tipologi Klassen
digunakan untuk mengetahui gambaran tentang
struktur dan pola
masing
membagi daerah berdasarkan
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
PDRB per kapita. Melalui analisis ini diperoleh
empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah ce
dan cepat
daerah maju tapi tertekan (
growth
low income
and low income
kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk
tiap kecamatan dirinci dalam tabel di bawah ini
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.5. Indeks Williamson Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010
Tipologi Klassen
Analisis Tipologi Klassen (Klassen Typology
digunakan untuk mengetahui gambaran tentang
struktur dan pola pertumbuhan ekonomi
masing kecamatan. Tipologi Klassen pada dasarnya
membagi daerah berdasarkan
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
PDRB per kapita. Melalui analisis ini diperoleh
empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah ce
dan cepat-tumbuh (high growth and high income
daerah maju tapi tertekan (high income
growth), daerah berkembang cepat (
low income), dan daerah relatif tertinggal (
and low income).
Data laju pertumbuhan ekonomi
kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk
tiap kecamatan dirinci dalam tabel di bawah ini
2007 2008 2009
0,51
0,53 0,53
Indeks Williamson
2016 II - 40
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
Indeks Williamson Kabupaten Banjarnegara
2010
Klassen Typology)
digunakan untuk mengetahui gambaran tentang
pertumbuhan ekonomi masing-
. Tipologi Klassen pada dasarnya
membagi daerah berdasarkan interaksi dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
PDRB per kapita. Melalui analisis ini diperoleh
empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah cepat-maju
high growth and high income),
high income but low
), daerah berkembang cepat (high growth but
), dan daerah relatif tertinggal (low growth
Data laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per
kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk
tiap kecamatan dirinci dalam tabel di bawah ini :
2010
0,53
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 41
Tabel 2.16. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per Kapita
Kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
Kecamatan Pertumbuhan Ekonomi (%) PDRB per Kapita
2007 2008 2009 2010*) 2007 2008 2009 2010*)
Susukan 3,66 2,09 1,82 5,44 1.657.775 1.673.794 1.693.119 1.768.523
Purwareja Klampok
6,66 5,13 2,41 3,45 6.111.971 6.371.214 6.464.489 6.624.800
Mandiraja 6,95 3,60 14,60 5,95 2.137.775 2.213.377 2.532.778 2.670.339
Purwanegara -12,61 9,85 0,64 2,09 2.133.476 2.315.386 2.305.721 2.333.011
Bawang 7,18 3,45 5,79 6,80 1.982.589 2.045.804 2.151.964 2.282.487
Banjarnegara 4,33 9,86 10,07 6,71 5.108.678 5.598.910 6.141.042 6.542.157
Pagedongan -5,38 3,12 3,51 5,10 987.109 1.003.105 1.023.650 1.059.582
Sigaluh 18,10 4,05 3,77 4,68 3.387.545 3.449.402 3.518.564 3.641.374
Madukara 39,66 2,55 3,27 5,20 3.841.116 3.907.867 3.992.213 4.178.494
Banjarmangu 57,86 4,13 4,47 4,08 2.591.475 2.677.874 2.780.342 2.866.164
Wanadadi 0,38 3,45 5,78 3,89 2.515.844 2.585.401 2.722.695 2.831.204
Rakit 1,55 3,38 2,58 6,51 1.769.890 1.806.196 1.830.952 1.929.074
Punggelan 60,12 4,04 4,27 5,28 1.567.143 1.614.941 1.670.770 1.747.047
Karangkobar -13,10 7,28 8,45 3,73 2.611.804 2.822.737 2.780.735 2.859.563
Pagentan -10,58 3,58 4,39 3,00 1.448.657 1.495.184 1.556.745 1.599.944
Pejawaran 22,77 1,42 1,55 5,10 5.019.346 5.043.922 5.078.107 5.273.253
Batur -27,96 7,21 7,41 5,47 4.903.289 5.227.669 5.560.419 5.817.777
Wanayasa 4,67 1,64 2,37 4,63 2.641.240 2.649.208 2.646.978 2.737.982
Kalibening -15,65 6,08 6,05 3,34 1.764.590 1.846.650 1.936.647 1.987.788
Pandanarum 62,44 1,31 1,66 1,41 1.275.918 1.287.257 1.302.696 1.318.826
Kab. Banjarnegara
5,01 4,98 5,11 4,89 2.753.624 2.866.393 2.987.139 3.109.467
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010 (diolah)
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi (r)
dan PDRB per kapita (y) pada tiap kecamatan yang
dibandingkan dengan data pertumbuhan ekonomi
(ŕ) dan PDRB per kapita (ý) Kabupaten
Banjarnegara, maka pembagian daerah dalam
kuadran Klassen adalah sebagai berikut:
Kuadran I : Daerah cepat-maju dan cepat-
tumbuh, kecamatan yang termasuk
dalam kuadran ini memiliki kriteria
r>ŕ dan y>ý;
Kuadran II : Daerah berkembang cepat,
kecamatan yang termasuk dalam
kuadran ini memiliki kriteria r>ŕ dan
y<ý;
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 42
Kuadran III : Daerah maju tapi tertekan,
kecamatan yang termasuk dalam
kuadran ini memiliki kriteria r<ŕ dan
y>ý;
Kuadran IV : Daerah relatif tertinggal, kecamatan
yang termasuk dalam kuadran ini
memiliki kriteria r<ŕ dan y<ý.
Analisis tipologi Klassen per tahun untuk tiap
kecamatan di Kabupaten Banjarnegara adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.17. Analisis Tipologi Klassen per Kecamatan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
Kecamatan 2007 2008 2009 2010
Susukan IV IV IV II
Purwareja Klampok I I III III
Mandiraja II IV II II
Purwanegara IV II IV IV
B a w a n g II IV II II
Banjarnegara III I I I
Pagedongan IV IV IV II
Sigaluh I III III III
Madukara I III III I
Banjarmangu II IV IV IV
Wanadadi IV IV II IV
R a k i t IV IV IV II
Punggelan II IV IV II
Karangkobar IV II II IV
Pagentan IV IV IV IV
Pejawaran I III III I
B a t u r III I I I
Wanayasa IV IV IV IV
Kalibening IV II II IV
Pandanarum II IV IV IV
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
Kecamatan Purwareja Klampok berpindah dari
kuadran I ke kuadran III pada tahun 2009,
disebabkan oleh menurunnya angka pertumbuhan
PDRB menjadi 2,41% atau 2,70% lebih rendah dari
angka pertumbuhan PDRB Kabupaten. Penurunan
angka pertumbuhan Kecamatan Purwareja Klampok
ini disebabkan oleh menurunnya sektor industri.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 43
Pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sigaluh
meningkat sangat signifikan pada tahun 2007
sebesar 18,10% dengan penyumbang pertumbuhan
terbesar adalah sektor pertanian sebesar 67,72%.
Kecamatan Batur menunjukkan tren untuk
berpindah dari kuadran III ke kuadran I untuk
tahun-tahun mendatang, dimana kecamatan ini
menunjukkan angka pertumbuhan yang tinggi
dengan angka PDRB per kapita yang tinggi. Angka
pertumbuhan Kecamatan Pejawaran rata-rata
sebesar 7,71% dengan tingkat pertumbuhan
terutama ditopang oleh sektor pertanian dan
perdagangan.
Gambar di bawah ini memberi deskripsi
pengklasifikasian kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara menurut tipologi Klassen berdasarkan
angka rata-rata tahun 2007 hingga 2010.
Kecamatan Banjarnegara, Sigaluh, Madukara, dan
Pejawaran termasuk dalam klasifikasi daerah cepat
maju dan cepat tumbuh. Lima daerah lainnya
masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat,
yaitu Kecamatan Mandiraja, Bawang, Banjarmangu,
Punggelan, dan Pandanarum. Dua kecamatan yaitu
Kecamatan Purwareja Klampok dan Batur masuk
dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan. Yang
patut menjadi catatan adalah jumlah kecamatan
yang masuk dalam kuadran daerah relatif tertinggal
yang mencakup 9 kecamatan, yaitu Susukan,
Purwanegara, Pagedongan, Wanadadi, Rakit,
Karangkobar, Pagentan, Wanayasa, dan Kalibening
yang berarti tingkat pertumbuhan ekonomi dan
PDRB per kapita penduduk di sembilan kecamatan
dalam kuadran tersebut lebih rendah dari rata-rata
pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita
Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 44
DAERAH CEPAT MAJU DAN CEPAT TUMBUH
(I)
DAERAH BERKEMBANG CEPAT
(II) (High Growth and High Income) (High Growth but Low Income)
Banjarnegara, Sigaluh, Madukara, dan Pejawaran
Mandiraja, Bawang, Banjarmangu, Punggelan, dan
Pandanarum
DAERAH MAJU TAPI TERTEKAN
(III)
DAERAH RELATIF TERTINGGAL
(IV) (High Income but Low Growth) (Low Growth and Low Income)
Purwareja Klampok dan Batur
Susukan, Purwanegara, Pagedongan, Wanadadi, Rakit,
Karangkobar, Pagentan, Wanayasa, dan Kalibening
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.6. Klasifikasi Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara
Menurut Tipologi Klassen Tahun 2007-2010
f. Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan
Angka kemiskinan memberi gambaran
mengenai intensitas penduduk dengan tingkat
pendapatan terendah di suatu daerah. Peningkatan
kesejahteraan suatu daerah, secara logis akan
menurunkan pula angka kemiskinan.
Jumlah penduduk miskin Kabupaten
Banjarnegara tahun 2007 tercatat 232.900 jiwa atau
25,58% dari total jumlah penduduk. Jumlah
tersebut turun menjadi 166.700 jiwa pada tahun
2010 atau 19,17% dari total penduduk. Penurunan
angka kemiskinan, bernegasi dengan angka
penduduk di atas garis kemiskinan, yang berarti
terjadi peningkatan tingkat kesejahteraan yang
ditunjukkan dengan persentase penduduk di atas
garis kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara yang
mengalami peningkatan, dari 74,42% pada tahun
2007 menjadi 80,83% pada tahun 2010. Persentase
penduduk di atas garis kemiskinan di Kabupaten
Banjarnegara ditunjukkan pada grafik di bawah ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 45
Sumber: BPS Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.7. Penduduk di Atas Garis Kemiskinan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
g. Angka Kriminalitas yang Tertangani
Angka kriminalitas yang tertangani merupakan
perbandingan antara jumlah tindak kriminal yang
tertangani dalam waktu satu tahun di Kabupaten
Banjarnegara dengan jumlah penduduk kemudian
dikalikan 10.000. Pada tahun 2007 angka
kriminalitas yang tertangani sebesar 1,97,
sedangkan tahun 2010 terjadi sebesar 3,59.
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.8. Angka Kriminalitas yang Tertangani
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
Kriminalitas yang terjadi di Kabupaten
Banjarnegara rata-rata sebanyak 206,80 kasus per
tahun dengan angka terbesar pada kasus pencurian
dengan rata-rata 93,67 kasus per tahun dan kasus
pencurian kendaraan bermotor dengan rata-rata 35
kasus per tahun. Banyaknya kriminalitas yang
terjadi di Kabupaten Banjarnegara disajikan pada
tabel di bawah ini :
74,4276,66
78,6480,83
2007 2008 2009 2010
Penduduk di atas garis kemiskinan (%)
1,97 1,802,73
3,59
2007 2008 2009 2010
Angka kriminalitas yang tertangani
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 46
Tabel 2.18. Banyaknya Kejahatan yang Terjadi di Kabupaten Banjarnegara
Menurut Jenisnya Tahun 2007-2010
Jenis 2007 2008 2009 2010
Perampokan - - - -
Pencurian 94 56 102 123
Penggelapan 9 7 10 36
Penipuan 9 13 21 33
Pemerasan - 2 - 1
Pengrusakan 1 - 2 2
Pembunuhan 1 2 2 -
Pemerkosaan - 2 1 2
Penganiayaan: 8 6 8 14
Perzinahan - - 1 1
Kebakaran 18 14 19 2
Curanmor 25 30 37 53
Uang Palsu 1 1 1 1
Pengeroyokan 3 4 4 13
Narkotika - - 1 9
KDRT 2 1 4 9
Perjudian 6 18 21 18
Illegal Logging 2 3 5 4
Perlindungan Anak - 2 3 8
Pencabulan - 2 2 -
Penyalahgunaan Sajam - 1 - 1
Trafficking - 1 - 1
Laporan Palsu - - - 1
Perbuatan Tidak Menyenangkan - - - 2
Pertambangan Tanpa Izin - - 3 -
UU No. 23/02 - - 2 -
Ambil Obat Tanpa Izin - - 1 -
Memelihara Satwa Lindung - - 1 1
Lalai Menyebabkan Kematian - - 1 -
Percobaan Pencurian - - 1 -
Jumlah 179 165 253 335
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
h. Indeks Kinerja Ekonomi Daerah
Bappenas dan UNDP dalam sebuah studi
membuat formula untuk mengetahui perkembangan
ekonomi daerah secara umum. Formula tersebut
menggunakan Indeks Kinerja Ekonomi (IKE) daerah
yang merupakan rata-rata tertimbang dari 4 (empat)
indikator ekonomi yaitu: pertumbuhan PDRB non
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 47
Migas, Pertumbuhan PDRB per Kapita, rasio PDRB
Kabupaten terhadap PDRB Provinsi, dan angka
penduduk di atas garis kemiskinan sebagai variabel
pengukurnya.
Dari hasil pengukuran Indeks Kinerja Ekonomi
(IKE) yang dilakukan dari tahun 2007-2010, tampak
bahwa kinerja ekonomi pemerintah menunjukkan
tren yang positif. Indeks pada tahun 2007
menunjukkan angka sebesar 20,03%, dan indeks
kinerja pada tahun 2010 mengalami perbaikan
dengan angka perolehan sebesar 22,84%.
Tabel 2.19. Indeks Kinerja Ekonomi Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010
Tahun
Pertum
buhan
PDRB
non-Migas
Pertum
buhan
PDRB
per Kapita
Rasio PDRB
Kabupaten
Terhadap
PDRB
Propinsi
100-
Angka
Kemis
kinan
Indeks
Kinerja
Ekonomi
(IKE)
2007 5,01% 4,29% 1,57% 72,82% 20,92%
2008 4,98% 4,10% 1,56% 76,66% 21,83%
2009 5,11% 4,21% 1,56% 78,64% 22,38%
2010 4,89% 4,10% 1,54% 80,83% 22,84%
Rata-
Rata 5,00% 4,18% 1,56% 77,24% 21,99%
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
a. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf direpresentasikan oleh
persentase jumlah penduduk usia di atas 15 tahun
sampai usia 44 tahun yang melek huruf. Angka
melek huruf di Kabupaten Banjarnegara dari tahun
2007 hingga 2011 menunjukkan tren yang
meningkat dari 97,55% pada tahun 2007 menjadi
99,96% pada tahun 2011, melebihi target provinsi
sebesar 99,20% dan nasional sebesar 95%. Pada
tahun 2011 masih terdapat 0,80% atau 281 orang
penduduk yang buta aksara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 48
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.9. Angka Melek Huruf di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Angka rata-rata lama sekolah (years of
schooling) adalah sebuah angka yang menunjukkan
lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah
dasar sampai dengan Tingkat Pendidikan Terakhir
(TPT). Angka ini diperoleh dengan menghitung rata-
rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua
jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Angka
rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banjarnegara
mengalami peningkatan tiap tahunnya dari 5,98
tahun pada 2007, menjadi sebesar 6,33 tahun pada
2010.
Sumber: BPS Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.10. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010
c. Angka Rata-Rata Lama Belajar
Angka rata-rata lama belajar merupakan angka
rata-rata lama belajar siswa pada suatu jenjang
pendidikan. Angka rata-rata lama belajar untuk
jenjang SD/MI masih perlu diperbaiki, dimana
97,5598,50
99,64 99,96 99,96
2007 2008 2009 2010 2011
Angka Melek Huruf (%)
5,98 5,98
6,206,33
2007 2008 2009 2010
Angka rata-rata lama sekolah (tahun)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber:
Angka Rata
d.
SD/MI
SMP/MTs
SMU/SMK/MA
Ta
hu
n
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011
waktu penyelesaian jenjang pendidikan SD/MI yang
seharusnya diselesaikan dalam waktu 6 tahun
pada tahun 2011 realisasinya diselesaikan dalam
waktu 6,36 tahun.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.11. Angka Rata-Rata Lama Belajar di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010
. Angka Partisipasi Kasar
Angka partisipasi kasar adalah persentase
siswa yang bersekolah pada suatu jenjang
pendidikan tertentu dari jumlah
tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi
penduduk secara umum di suatu tingkat
pendidikan. APK merupakan indikator sederhana
yang menunjukkan daya serap penduduk usia
sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Pada jenjang SD/MI, A
penurunan dari 101,89% pada tahun 2007 menjadi
97,31% pada tahun 2011, belum
provinsi sebesar 110,00% dan nasional 117,20%.
APK SMP/MTs mengalami pen
pada tahun 2007 menjadi 80,8
belum mencapai target provinsi
nasional 99,30%. Pada jenjang SMA/MA/SMK
terjadi peningkatan dari 44,49% pada tahun 2007
menjadi 52,47% pada tahun 201
belum mencapai target provinsi
nasional 73,00%. Penyebab tid
2007 2008 2009
SD/MI 6,37 6,27 6,39
SMP/MTs 3,01 3,00 3,01
SMU/SMK/MA 3,01 3,00 3,01
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
- 2016 II - 49
waktu penyelesaian jenjang pendidikan SD/MI yang
seharusnya diselesaikan dalam waktu 6 tahun,
realisasinya diselesaikan dalam
Rata Lama Belajar di Kabupaten Banjarnegara 2010
Angka partisipasi kasar adalah persentase
siswa yang bersekolah pada suatu jenjang
pendidikan tertentu dari jumlah penduduk di usia
APK menunjukkan tingkat partisipasi
penduduk secara umum di suatu tingkat
APK merupakan indikator sederhana
yang menunjukkan daya serap penduduk usia
masing jenjang pendidikan.
Pada jenjang SD/MI, APK mengalami
dari 101,89% pada tahun 2007 menjadi
belum mencapai target
110,00% dan nasional 117,20%.
APK SMP/MTs mengalami penurunan dari 92,47%
,83% pada tahun 2011,
target provinsi sebesar 98,00% dan
ada jenjang SMA/MA/SMK
terjadi peningkatan dari 44,49% pada tahun 2007
% pada tahun 2011, namun juga
target provinsi sebesar 70,00% dan
tidak tercapainya target
2009 2010 2011
6,39 6,37 6,36
3,01 3,01 3,00
3,01 3,00 3,00
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
APK
akses pendidikan
SMA/MA/SMK
terpusat pada beberapa kecamatan saja. Dalam
rangka peningkatan APK jenjang SMP/MTs salah
satunya adalah den
sedangkan pada jenjang SMA/MA/SMK dengan
pendirian Unit Sekolah Baru (USB) di beberapa
kecamatan.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Banjarnegara
e. Angka
siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang
sama.
penduduk usia sekolah
pendidikan
daya serap pendidikan berdasarkan usia standar di
setiap jenjang pendidikan.
(APM) jenjang SD/MI mengalami peningkatan dari
93,14% pada tahun 2007 menjadi 9
tahun 201
98,00%
sebesar
SD/MI/Paket A
SMP/MTs/Paket B
SMA/SMK/MA/Paket C
%A
PK
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
APK diantaranya adalah kurang
akses pendidikan khususnya pada jenjang
SMA/MA/SMK dimana pendirian sekolah masih
terpusat pada beberapa kecamatan saja. Dalam
rangka peningkatan APK jenjang SMP/MTs salah
satunya adalah dengan pendirian SMP Satu Atap,
sedangkan pada jenjang SMA/MA/SMK dengan
pendirian Unit Sekolah Baru (USB) di beberapa
kecamatan.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.12. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Angka Partisipasi Murni
Angka partisipasi murni adalah persentase
siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang
sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah
penduduk usia sekolah tertentu
pendidikan tertentu. APM merupakan indikator
daya serap pendidikan berdasarkan usia standar di
setiap jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Murni
(APM) jenjang SD/MI mengalami peningkatan dari
93,14% pada tahun 2007 menjadi 9
tahun 2011, belum mencapai target provinsi
98,00%, tetapi sudah melampaui target
sebesar 95,20%. Pada jenjang SMP/MTs men
2007 2008 2009
SD/MI/Paket A 101,89 102,28 103,88
SMP/MTs/Paket B 92,47 95,21 95,71
SMA/SMK/MA/Paket C 44,49 49,96 50,39
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2016 II - 50
adalah kurangnya pemerataan
khususnya pada jenjang
pendirian sekolah masih
terpusat pada beberapa kecamatan saja. Dalam
rangka peningkatan APK jenjang SMP/MTs salah
gan pendirian SMP Satu Atap,
sedangkan pada jenjang SMA/MA/SMK dengan
pendirian Unit Sekolah Baru (USB) di beberapa
Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Banjarnegara
Angka partisipasi murni adalah persentase
siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang
APM menunjukkan partisipasi sekolah
tertentu di tingkat
APM merupakan indikator
daya serap pendidikan berdasarkan usia standar di
Angka Partisipasi Murni
(APM) jenjang SD/MI mengalami peningkatan dari
93,14% pada tahun 2007 menjadi 96,93% pada
et provinsi sebesar
, tetapi sudah melampaui target nasional
ada jenjang SMP/MTs menurun
2010 2011
103,95 97,31
95,81 80,83
51,06 52,47
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Angka Partisipasi Murni Kabupaten Banjarnegara
f.
SD/MI/Paket A
SMP/MTs/Paket B
SMA/SMK/MA/Paket C
%A
PM
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011
dari 83,46% pada tahun 2007 menjadi
tahun 2011, tetapi sudah melampaui
sebesar 74,00%. Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/MA/SMK mengalami peningkatan dari 40,21%
pada tahun 2007 menjadi 45,
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.13. Angka Partisipasi Murni Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Bayi
kematian bayi (usia 0-11 bulan) di suatu wilayah
pada kurun waktu satu tahun (bayi lahir mati tidak
masuk dalam hitungan). Tren AKB dalam 5 tahun
terakhir fluktuatif dan cenderung
dibandingkan dengan target AKB (SPM
KH), Angka Kematian Bayi di Kabupaten
Banjarnegara tahun 2011 adalah 15,
Kelahiran Hidup, menunjukk
angka bila dibandingkan kondisi tahun 2007,
namun belum mencapai target yang diharapkan
sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Data Angka Kematian Bayi tahun 2007
sebagaimana pada gambar di bawah ini:
2007 2008
SD/MI/Paket A 93,14 96,67
SMP/MTs/Paket B 83,46 83,96
SMA/SMK/MA/Paket C 40,21 43,77
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
- 2016 II - 51
dari 83,46% pada tahun 2007 menjadi 78,76% pada
tetapi sudah melampaui target nasional
sebesar 74,00%. Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/MA/SMK mengalami peningkatan dari 40,21%
pada tahun 2007 menjadi 45,14% pada tahun 2011.
Angka Partisipasi Murni Kabupaten Banjarnegara
1
per 1.000 Kelahiran Hidup
(AKB) adalah jumlah
11 bulan) di suatu wilayah
pada kurun waktu satu tahun (bayi lahir mati tidak
Tren AKB dalam 5 tahun
terakhir fluktuatif dan cenderung lebih tinggi bila
AKB (SPM: 11,90/1.000
an Bayi di Kabupaten
adalah 15,78 per 1.000
kan adanya penurunan
bila dibandingkan kondisi tahun 2007,
namun belum mencapai target yang diharapkan
sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
an Bayi tahun 2007-2011
mana pada gambar di bawah ini:
2009 2010 2011
97,41 98,05 96,93
87,70 88,29 78,76
45,29 45,91 45,14
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Angka Ke
masih tinggi di Banjarnegara
adalah seb
1.
2.
3.
kebidanan tingkat dasar dan rujukan dan komitmen
yang
lintas program dan lintas sektor serta anggaran
Kesehatan Ibu dan Anak sangat menentukan
keberh
Disamping itu kemampuan pemberi pelayanan di
tingkat dasar
pelatihan teknis serta pemenuhan sarana prasara
di
g. Angka Kematian Ibu
seorang perempuan selama kehamilannya sampai
42 hari setelah pengakhiran kehamilan yang
16,03
2007
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.14. Angka Kematian Bayi Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Beberapa faktor yang menyebabkan AKB
masih tinggi di Banjarnegara hingga
adalah sebagai berikut:
. Kejadian kegawatan pada bayi sulit diduga
sebelumnya, sedangkan kemampuan pemberi
pelayanan di tingkat dasar terbatas
. Masyarakat cenderung tidak menganggap
penting melakukan rujukan pada kasus
kegawatan bayi usia muda sehingga seringkali
terjadi keterlambatan penanganan
. Tingginya angka kehamilan pada usia kurang
dari 20 tahun, mengakibatkan kelahiran bayi
risiko tinggi.
Terbangunnya kerja sama antara pelayanan
kebidanan tingkat dasar dan rujukan dan komitmen
yang tinggi dari para personilnya dengan dukungan
lintas program dan lintas sektor serta anggaran
Kesehatan Ibu dan Anak sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya penurunan
Disamping itu kemampuan pemberi pelayanan di
tingkat dasar perlu ditingkatkan deng
pelatihan teknis serta pemenuhan sarana prasara
di PKD dan Puskesmas.
Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Ibu adalah angka kematian
seorang perempuan selama kehamilannya sampai
42 hari setelah pengakhiran kehamilan yang
18,56 19,9015,48
2008 2009 2010
Angka Kematian Bayi
2016 II - 52
Bayi Kabupaten Banjarnegara
faktor yang menyebabkan AKB
hingga tahun 2011
Kejadian kegawatan pada bayi sulit diduga
sebelumnya, sedangkan kemampuan pemberi
pelayanan di tingkat dasar terbatas;
Masyarakat cenderung tidak menganggap
penting melakukan rujukan pada kasus
muda sehingga seringkali
terjadi keterlambatan penanganan;
Tingginya angka kehamilan pada usia kurang
mengakibatkan kelahiran bayi
Terbangunnya kerja sama antara pelayanan
kebidanan tingkat dasar dan rujukan dan komitmen
tinggi dari para personilnya dengan dukungan
lintas program dan lintas sektor serta anggaran
Kesehatan Ibu dan Anak sangat menentukan
asilan dalam upaya penurunan AKB.
Disamping itu kemampuan pemberi pelayanan di
perlu ditingkatkan dengan pelatihan-
pelatihan teknis serta pemenuhan sarana prasarana
per 100.000 Kelahiran Hidup
adalah angka kematian
seorang perempuan selama kehamilannya sampai
42 hari setelah pengakhiran kehamilan yang
15,48 15,78
2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 53
disebabkan oleh berbagai penyebab yang
berhubungan dengan kehamilan atau proses
penanganannya tetapi tidak karena kecelakaan.
Selama lima tahun terakhir Angka kematian
Ibu (AKI) di Kabupaten Banjarnegara cenderung
fluktuatif. Berbagai upaya terus dilakukan untuk
mempercepat penurunan AKI mengingat penyebab
kematian ibu merupakan hal yang bisa dicegah
apabila terdeteksi secara dini. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
1. Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan
melalui pendidikan & pelatihan ((Penanganan
Obstetri Neonatal Esensial Dasar (PONED), LSS
(Life Saving Skill), Manajemen Asfiksia dan
BBLR, pendidikan Bidan minimal DIII, dan
Asuhan Persalinan Normal);
2. Peningkatan kualitas pemeriksaan ibu hamil
(Ante Natal Care) di Puskesmas dan Bidan
Praktek Swasta;
3. Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K);
4. Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat
masyarakat (social) dan institusi (Medis);
5. Advokasi dan komitmen bersama Lintas sektor
dan Lintas Program dalam percepatan
penurunan AKI dan AKB melaui DTPS-MPS
(Distric Team Problem Solving Making Pregnancy
Safer);
6. Memperkuat sistem rujukan dari Puskesmas
dan Jaringannya ke 3 (tiga) Rumah sakit
sebagai pelaksana PONEK (Pelayanan Obstetri
Neonatal Esensial Komprehensif);
7. Membangun Kemitraan antara Bidan dan
dukun bayi;
8. Perawatan Berkala ibu hamil keluarga kurang
mampu non jamkesmas;
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 54
Berbagai upaya tersebut telah menunjukan
keberhasilan. Pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu
menunjukan angka 74,29 per 100.000 Kelahiran
Hidup. Hal ini sudah melampaui target SPM
(100/100.000 KH).
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.15. Angka Kematian Ibu Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
h. Angka Usia Harapan Hidup
Angka usia harapan hidup pada waktu lahir
adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk
dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas
menurut umur. Angka usia harapan hidup
merupakan indikator kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan
pada khususnya.
Angka usia harapan hidup di kabupaten
banjarnegara disajikan dalam tabel di bawah ini:
Sumber: BPS Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.16. Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010
Angka Usia Harapan Hidup di Kabupaten
Banjarnegara mulai tahun 2007 sampai dengan
105,98140,30
125,20
61,18 74,29
2007 2008 2009 2010 2011
Angka Kematian Ibu
68,5168,72
68,8869,04
2007 2008 2009 2010
Usia Harapan Hidup (Tahun)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 55
2010 menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2010,
usia harapan hidup di Banjarnegara mencapai
69,04 tahun. Angka tersebut masih lebih rendah
daripada angka nasional sebesar 69,4 tahun.
Namun demikian, peningkatan angka usia harapan
hidup tersebut menunjukkan adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat Banjarnegara.
i. Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase
balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah
balita keseluruhan. Angka prevalensi gizi kurang
pada anak balita dari tahun 2007-2011 Kabupaten
Banjarnegara mengalami penurunan yang
menunjukkan peningkatan kualitas gizi masyarakat,
khususnya balita. Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh asupan gizi yang terserap dalam
tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh
mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena
gizi memberikan pengaruh yang besar terhadap
kekebalan tubuh. Gizi bukan hanya mempengaruhi
kesehatan tubuh, tetapi juga berperan dalam
peningkatan kecerdasan. Gizi yang diperlukan oleh
otak dan terpenuhi sesuai dengan standar
kecukupannya, akan mampu berkembang secara
optimal sesuai dengan potensi genetiknya.
Peningkatan gizi pada balita ini dipengaruhi
oleh peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi,
melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan,
perbaikan ekonomi keluarga, perbaikan perilaku
pengasuhan, konsumsi makanan yang mengikuti
kaidah gizi dan kesehatan dan peningkatan
kesehatan ibu dan anak. Jumlah balita gizi buruk
sebanyak 54 anak (2008), 36 anak (2009), 32 anak
(2010), dan 22 anak (2011).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 56
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.17. Persentase Balita Gizi Buruk Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
j. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi
Masyarakat Miskin Non Kuota
Jamkesmas/Jamkesda
Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
merupakan salah satu program penanggulangan
kemiskinan dalam rangka pemberian hak dasar,
pengurangan beban hidup, serta perbaikan kualitas
hidup masyarakat miskin. Berdasarkan data kajian
pembiayaan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Banjarnegara menyebutkan
bahwa jumlah masyarakat miskin berdasarkan
kriteria masalah kesehatan berjumlah 593.534 jiwa.
Dari jumlah tersebut sebanyak 443.472 jiwa sudah
masuk kuota Jamkesmas (BPS, 2010), dan
sebanyak 8.642 jiwa tercakup dalam Jamkesda
Pratama, sehingga terdapat 141.420 jiwa penduduk
miskin yang belum masuk kuota Jamkesmas dan
Jamkesda. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
rujukan, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir, seluruh masyarakat miskin non kuota
Jamkesmas maupun Jamkesda yang memerlukan
pelayanan kesehatan rujukan telah dilayani oleh
RSUD Banjarnegara dengan menggunakan
anggaran yang telah disediakan oleh Pemerintah
Daerah. Rata-rata jumlah masyarakat miskin non
kuota yang dilayani adalah sebanyak 1.000-1.500
orang dalam satu tahun.
0,01
0,070,06
0,04
2008 2009 2010 2011
Gizi buruk balita (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 57
Sumber: RSUD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat
Miskin Non Kuota Jamkesmas/Jamkesda di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
k. Rasio Penduduk yang Bekerja (Kesempatan Kerja)
Rasio penduduk yang bekerja merupakan
perbandingan jumlah penduduk usia 15 tahun ke
atas yang bekerja dengan angkatan kerja. Rasio ini
menggambarkan hubungan antara angkatan kerja
dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja,
dengan kata lain rasio ini merupakan gambaran
atas permintaan tenaga kerja (demand for labour).
Capaian pada tahun 2007 adalah 0,95, angka
capaian mengalami kenaikan pada tahun 2010
menjadi 0,97. Hal ini berarti 3% angkatan kerja
belum mendapat pekerjaan.
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.19. Rasio Penduduk yang Bekerja
Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga
a. Kebudayaan
Pembangunan bidang kebudayaan memiliki
peran penting dalam proses pembentukan karakter
bangsa. Nilai-nilai tradisi positif yang diwariskan
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat miskin non kuota
Jamkesmas/Jamkesda (%)
0,950,98
0,95 0,97
2007 2008 2009 2010
Rasio penduduk yang bekerja
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 58
dalam bentuk kearifan lokal harus dikembangkan
dan diperkuat dengan terus meminimalisasi tradisi
dan budaya negatif yang dapat melemahkan
pembangunan karakter.
Sasaran pembangunan bidang kebudayaan
meliputi pengembangan nilai budaya, pengelolaan
kekayaan budaya, perlindungan benda cagar
budaya, pengelolaan keragaman budaya, serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
inovatif. Pembangunan dan pengembangan
kebudayaan di Kabupaten Banjarnegara dilakukan
melalui penyelenggaraan festival dan even budaya,
pemeliharaan benda cagar budaya, fasilitasi
pengembangan budaya daerah, pemberdayaan
pengelolaan museum dan taman budaya, serta
pemberian penghargaan kepada para inovator dan
peneliti melalui kegiatan Riset Unggulan Daerah
(RUD), dan Kreasi dan Inovasi Tepat Guna
(Kreanova).
b. Kesenian
Kesenian di Kabupaten Banjarnegara sangat
kental dengan nuansa Banyumasan. Beragam
produk kesenian mulai dari Tari Geol Banjarnegara,
Tari Topeng Dieng, Tari Aplang, Rodad, Ujungan
hingga produk seni berupa kerajinan seperti
Keramik Klampok, Batik Tulis Gumelem, Kerajinan
Bambu Mandiraja, dan lain-lain memperkaya seni
dan kreasi masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara memberikan
kontribusi terhadap pengembangan dan pelestarian
kesenian melalui penyelenggaraan festival seni dan
pembinaan terhadap kelompok kesenian. Jumlah
kelompok kesenian di Kabupaten Banjarnegara
pada tahun 2010 sebanyak 690 kelompok, yang
terdiri dari kelompok seni tari, seni musik, seni
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 59
pedalangan, seni karawitan, seni rupa, dan seni
teater.
Tabel 2.20. Data Jumlah Kelompok Kesenian di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2006-2010
Tahun
Jumlah Kelompok Kesenian
Jml
Seni Tari Seni Musik
Seni Pedalangan
Seni Karawitan
Seni Rupa Seni
Teater
Tradisional
Modern
Tradisional
Religius
Modern
Lukis
Batik
Keramik
Tradisiona
l
Modern
2006 288 0 40 373 14 50 28 5 5 15 5 0 823
2007 267 0 38 356 12 49 26 5 6 13 4 0 776
2008 261 0 35 347 12 46 25 5 5 12 3 3 754
2009 250 0 29 330 10 41 23 4 4 11 5 3 710
2010 241 0 25 325 8 39 21 3 6 14 4 4 690
Sumber: Dinbudpar Kab. Banjarnegara 2011
c. Pemuda dan Olahraga
Pembangunan kepemudaan memegang
peranan strategis, karena pembangunan
kepemudaan merupakan kaderisasi bagi pelaku
pembangunan di masa depan. Pembinaan terhadap
organisasi kepemudaan dilakukan agar organisasi
kepemudaan sebagai kantong pengkaderan pemuda
dapat memberi sumbangan yang positif terhadap
proses pembangunan.
Pada tahun 2010 terdapat 24 organisasi
kepemudaan, 27 organisasi olahraga, 16 klub
olahraga, 4 gedung olahraga, 46 lapangan olahraga,
7 kegiatan kepemudaan, dan 5 kegiatan olahraga.
Prestasi yang diperoleh di bidang kepemudaan dan
olahraga diantaranya meningkatnya peringkat
Kabupaten Banjarnegara dalam Pekan Olahraga
Provinsi (POPDA SMP/MTs) dari peringkat ke-5
menjadi peringkat ke-3 dengan perolehan 11 medali
emas, 4 perak, dan 4 perunggu. Pada POPDA untuk
tingkat SMA/SMK/MA, Kabupaten Banjarnegara
juga mengalami perbaikan peringkat dari posisi ke-9
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 60
ke posisi 6 dengan perolehan 6 emas, 3 perak, dan 2
perunggu.
Berikut ini disajikan tabel rasio klub dan
gedung olah raga di Kabupaten Banjarnegara:
Tabel 2.21. Rasio Klub dan Gedung Olahraga di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2011
Uraian Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011
Jumlah Klub Olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0016 0,0016 0,0016 0,0016
Jumlah Gedung Olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0003 0,0003 0,0004 0,0004
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
2.3. Aspek Pelayanan Umum
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
Pendidikan memegang peranan strategis dalam
kelanjutan proses pembangunan. Melalui
pendidikan, diharapkan akan tercipta manusia
dengan karakter dan kemampuan yang unggul.
Pembangunan pendidikan seperti yang tertuang
dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan
Nasional memiliki 5 (lima) aspek, yaitu ketersediaan,
keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan
keterjaminan.
Selain berdasarkan Renstra Kemendiknas,
dalam bidang pendidikan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian yang dilakukan
didasarkan pada 3 (tiga) pilar pembangunan
pendidikan, yaitu: 1). upaya pemerataan dan
perluasan akses pendidikan; 2). peningkatan
mutu, relevansi, dan daya saing keluaran
pendidikan; dan 3). peningkatan tata kelola,
akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan
pendidikan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 61
Tabel di bawah ini menunjukkan ketersediaan
sekolah di Kabupaten Banjarnegara pada tahun
2011 dirinci menurut kecamatan :
Tabel 2.22. Jumlah Sekolah per Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2011
Kecamatan Jumlah Sekolah
TK SD/MI SMP/ MTs
SMA/ SMK/MA
Susukan 22 55 5 -
Purwareja Klampok 20 43 6 6
Mandiraja 20 60 10 1
Purwanegara 25 57 9 1
Bawang 14 51 7 5
Banjarnegara 16 42 13 11
Pagedongan 8 39 8 2
Sigaluh 13 29 4 3
Madukara 19 36 7 1
Banjarmangu 18 41 5 1
Wanadadi 11 34 6 3
Rakit 32 53 7 2
Punggelan 25 70 11 1
Karangkobar 8 32 6 3
Pagentan 5 32 6 -
Pejawaran 6 39 8 1
Batur 4 28 4 1
Wanayasa 13 46 7 2
Kalibening 6 40 9 2
Pandanarum 7 23 4 -
Jumlah 292 850 142 46
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
1.1. Pendidikan Dasar
a. Angka Partisipasi Sekolah
Angka partisipasi sekolah merupakan
ukuran daya serap sistem pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah. Secara
sederhana APS adalah jumlah murid usia
pendidikan tertentu yang masih
menempuh jenjang pendidikan tertentu
per 1.000 orang jumlah penduduk usia
pendidikan tertentu tersebut. Perkem-
bangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 62
usia 7-12 tahun mengalami peningkatan
dari 95,49% pada tahun 2007 menjadi
96,95% pada tahun 2011. Sedangkan, APS
usia 13-15 tahun mengalami penurunan
dari 81,77% pada tahun 2007 menjadi
80,57% pada tahun 2011.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.20. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap
Penduduk Usia Sekolah
Rasio ini menggambarkan tingkat
ketersediaan sekolah per jumlah
penduduk usia sekolah. Capaian
ketersediaan sekolah dengan penduduk
usia sekolah mengalami peningkatan
setiap tahunnya seiring dengan
meningkatnya jumlah sekolah. Pada
jenjang SD/MI meningkat dari 79,42%
pada tahun 2007 menjadi 80,37% pada
tahun 2011. Begitu juga pada jenjang
SMP/MTs meningkat dari 23,41% pada
tahun 2007 menjadi 27,95% pada tahun
2011.
95,49 98,26 98,54 99,60 96,95
81,77 87,28 91,82 91,54 80,57
2007 2008 2009 2010 2011
Usia 7-12 th Usia 13-15 th
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 63
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.21. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
c. Rasio Guru terhadap Murid
Rasio ini menggambarkan tingkat
perbandingan guru terhadap murid. Rasio
guru dan murid pada jenjang pendidikan
dasar selama tahun 2007-2011 sudah
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) pendidikan dasar yang
mensyaratkan rasio guru dan murid
sebesar 1:32.
Tabel 2.23. Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan Dasar di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio Guru : Murid SD/MI 1:16 1:14 1:15 1:15 1:15
Rasio Guru : Murid
SMP/MTs
1:19 1:19 1:16 1:17 1:15
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
1.2. Pendidikan Menengah
a. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah pendidikan
menengah (usia 16-18 tahun) mengalami
peningkatan dari 38,54% pada tahun 2007
menjadi 44,66% pada tahun 2011.
79,42 82,67 82,75 82,07 80,37
23,41 25,92 31,50 32,78 27,95
2007 2008 2009 2010 2011
SD/MI SMP/MTs
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 64
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.22. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Menengah
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap
Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah terhadap
penduduk usia sekolah pada jenjang
SMA/MA/SMK meningkat dari 9,52% (42
unit sekolah) pada tahun 2007 menjadi
10,24% (46 unit sekolah) pada tahun
2011.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.23. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk Usia
Sekolah Pendidikan Menengah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. Rasio Guru terhadap Murid
Pencapaian rasio guru dan murid
pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun
2011 adalah sebesar 1:16. Jumlah ini
menunjukkan tren menurun sejak tahun
2007.
38,54 40,1246,45 47,13 44,66
2007 2008 2009 2010 2011
Angka Partisipasi Sekolah Usia 16-18 th
9,528,61
9,75 9,7510,24
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk Usia Sekolah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 65
Tabel 2.24. Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan Menengah
Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio Guru: Murid
SMA/SMK/MA
1:19 1:18 1:17 1:17 1:16
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
1.3. Fasilitas Pendidikan
Capaian pembangunan fasilitas
pendidikan direpresentasikan dengan besaran
ruang kelas dalam kondisi baik. Ruang kelas
yang kondisinya baik pada jenjang SD di tahun
2011 mencapai 66,71% atau terdapat 33,29%
ruang kelas masih dalam kondisi rusak
ringan/berat (1.375 ruang kelas). Pada jenjang
SMP mencapai 80,75% atau terdapat 19,25%
ruang kelas dalam kondisi rusak ringan/berat
(196 ruang kelas). Pada jenjang SMA/SMK
91,56% ruang kelas dalam kondisi baik, atau
masih ada 8,44% ruang kelas dalam kondisi
rusak ringan/berat (45 ruang kelas).
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.24. Ruang Kelas Kondisi Baik Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
1.4. Pendidikan Anak Usia Dini
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) mengalami peningkatan
55,05 59,39 65,64 66,50 66,71
86,22 84,41 82,12 79,70 80,75
87,97 87,92 87,28 90,17 91,56
2007 2008 2009 2010 2011
SD SMP SMA/SMK
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
1.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Angka Putus Sekolah Kabupaten Banjarnegara
0,24
1,92
0,71
2007
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
dari 49,07% pada tahun 2007 menjadi 6
pada tahun 2011, belum mencapai
provinsi sebesar 65,00%
melampaui target nasional sebesar
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.25.Angka Partisipasi Kasar PAUD
Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007
.5. Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah pada tahun 201
pada jenjang SD/MI mencapai
siswa), SMP/MTs mencapai 0,
sedangkan pada jenjang SMA/MA/SMK
mencapai 1,19% (254 siswa)
angka putus sekolah khususnya pada jenjang
SMA/MA/SMK diantaranya karena faktor
ekonomi keluarga. Sedangkan pada jenjang
SD/MI dan SMP/MTs beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya adalah kurangnya
kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan bagi anak dan faktor
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.26. Angka Putus Sekolah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
49,07 51,55 54,36
2007 2008 2009 2010
APK PAUD (%)
0,17 0,19 0,27
2,00
1,14
0,760,71 0,63
1,36
2008 2009 2010
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
2016 II - 66
dari 49,07% pada tahun 2007 menjadi 60,68%
belum mencapai target
65,00% tetapi sudah
sebesar 56,70%.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
. Angka Partisipasi Kasar PAUD
Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011
pada tahun 2011
SD/MI mencapai 0,29% (313
, SMP/MTs mencapai 0,99% (397 siswa),
sedangkan pada jenjang SMA/MA/SMK
(254 siswa). Masih tingginya
angka putus sekolah khususnya pada jenjang
SMA/MA/SMK diantaranya karena faktor
Sedangkan pada jenjang
SD/MI dan SMP/MTs beberapa faktor yang
engaruhi diantaranya adalah kurangnya
kesadaran orang tua akan pentingnya
faktor ekonomi.
Angka Putus Sekolah Kabupaten Banjarnegara
69,05 60,68
2010 2011
0,29
0,760,990,86
1,19
2010 2011
SMA/SMK/MA
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Angka Kelulusan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007
98,00
84,43
95,59
2007
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011
1.6. Angka Kelulusan
a. Angka Kelulusan
Angka kelulusan jenjang SD/MI
mengalami peningkatan dari 96,84%
(17.636 dari 18.212 siswa)
2007 menjadi 99,85%
siswa) pada tahun 201
dengan jenjang SMP/MTs meningkat dari
84,43% (8.708 dari 10.314 sisw
96,44% (11.729 dari 12.162 siswa)
pada jenjang SMA/MA/SMK
kelulusan mengalami peningkatan dari
95,59% (4.685 dari 4.901 siswa)
99,93% (6.129 dari 6.133 siswa)
Angka kelulusan sekolah di
Kabupaten Banjarnegara ditampilkan
dalam tabel di bawah ini
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.27. Angka Kelulusan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007
b. Angka Melanjutkan
Angka melanjutkan dari SD/MI ke
SMP/MTs mengalami peningkatan dari
80,09% (14.125 dari 17.636 siswa)
tahun 2007 menjadi 8
15.678 siswa) pada tahun 201
Sedangkan angka melanjutkan dari
SMP/MTs ke SMA/MA/SMK mengalami
94,29
98,21 97,65
84,86
89,63
95,59 95,5993,23
2008 2009
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
- 2016 II - 67
Angka kelulusan jenjang SD/MI
mengalami peningkatan dari 96,84%
(17.636 dari 18.212 siswa) pada tahun
5% (15.678 dari 15.702
pada tahun 2011. Begitu juga
dengan jenjang SMP/MTs meningkat dari
(8.708 dari 10.314 siswa) menjadi
(11.729 dari 12.162 siswa), dan
pada jenjang SMA/MA/SMK angka
mengalami peningkatan dari
(4.685 dari 4.901 siswa) menjadi
(6.129 dari 6.133 siswa).
Angka kelulusan sekolah di
Kabupaten Banjarnegara ditampilkan
m tabel di bawah ini :
Angka Kelulusan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Angka melanjutkan dari SD/MI ke
SMP/MTs mengalami peningkatan dari
(14.125 dari 17.636 siswa) pada
tahun 2007 menjadi 87,98% (13.794 dari
pada tahun 2011.
Sedangkan angka melanjutkan dari
SMP/MTs ke SMA/MA/SMK mengalami
97,6599,8599,19
96,4497,2799,93
2010 2011
SMA/SMK/MA
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Angka Melanjutkan Kabupaten Banjarnegara
1.
80,0972,57
2007
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
penurunan dari 72,57%
siswa) pada tahun 2007 menjadi 6
(8.100 dari 11.729 siswa)
2011. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian angka
melanjutkan adalah masih kurangnya
kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan bagi anak, faktor ekonomi
keluarga, dan belum meratanya akses
pendidikan khususnya pada jenjang
SMA/MA/SMK, dimana
hanya terpusat pada beberapa kecamatan
saja.
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.28. Angka Melanjutkan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
.7. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4
pada jenjang SD mencapai 49
dari 5.456 guru) pada tahun 201
jenjang SMP mencapai 90,55%
1.999 guru), dan pada jenjang SMA mencapai
96,64% (460 guru dari 476 guru)
SMK guru yang memiliki kualifikasi S1/D4
mencapai 95,60% (630 guru dari 659 guru)
80,6691,44 89,87
68,6176,33
2008 2009 2010
SD/MI ke SMP/MTs SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
2016 II - 68
penurunan dari 72,57% (6.319 dari 8.708
pada tahun 2007 menjadi 69,06%
(8.100 dari 11.729 siswa) pada tahun
. Beberapa faktor yang
pencapaian angka
adalah masih kurangnya
kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan bagi anak, faktor ekonomi
keluarga, dan belum meratanya akses
nya pada jenjang
dimana pendirian sekolah
hanya terpusat pada beberapa kecamatan
Angka Melanjutkan Kabupaten Banjarnegara
Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4
49,63% (2.708 guru
pada tahun 2011, pada
% (1.810 guru dari
pada jenjang SMA mencapai
(460 guru dari 476 guru). Pada jenjang
K guru yang memiliki kualifikasi S1/D4
(630 guru dari 659 guru).
89,87 87,98
67,19 69,06
2010 2011
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 69
Tabel 2.25. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV (%) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
9,06 10,25 11,93 26,71 49,63
Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
77,76 82,92 85,01 89,10 90,55
Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
82,19 91,54 96,18 95,78 96,64
Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
87,59 93,04 94,92 89,89 95,60
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
2. Kesehatan
a. Rasio Posyandu per Satuan Balita
Jumlah posyandu di Kabupaten
Banjarnegara mengalami fluktuasi, berturut-
turut mulai tahun 2007 adalah 1.728; 1.587
pada tahun 2008; 1.493 pada tahun 2009;
1.598 pada tahun 2010, dan 1.592 pada tahun
2011.
Jumlah posyandu yang fluktuatif
disebabkan oleh beberapa hal seperti kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia yang
mengelolanya. Namun demikian proporsi
posyandu dengan jumlah balita di
Banjarnegara sudah sesuai dengan target, yaitu
1 Posyandu untuk 50 balita (20/1000).
Tabel 2.26. Rasio Posyandu per Satuan Balita Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio Posyandu per Satuan Balita
20/1000 20/1000 20/1000 20/1000 20/1000
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
b. Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per
30.000 Penduduk
Jumlah Puskesmas di Banjarnegara
sebanyak 35 buah, terdiri dari 12 Puskesmas
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 70
rawat inap dan 23 Puskesmas rawat jalan. Dari
keseluruhan Puskesmas, sebanyak 15 buah
(42,86%) mengalami rusak berat. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kinerja Puskesmas secara
keseluruhan dan berdampak pada kepercayaan
masyarakat dalam menggunakan Puskesmas.
Sedangkan jumlah Pustu sebanyak 42 unit,
dan poliklinik sebanyak 20 unit. Rasio
Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu di Kabupaten
Banjarnegara adalah sebanyak 1 per 30.000
orang penduduk.
Tabel 2.27. Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per 30.000 Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per 30.000 Penduduk
0,1/1.000 0,1/1.000 0,1/1.000 0,1/1.000 0,1/1.000
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
c. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Jumlah rumah sakit umum di Kabupaten
Banjarnegara sebanyak 3 buah, terdiri dari
RSUD milik pemerintah, RS Islam dan RS
Emanuel. Rasio Rumah Sakit per 1000
penduduk sebesar 0,003, artinya 1 RS
melayani 330.333 jiwa, sedangkan idealnya 1
RS melayani 100.000 penduduk, sehingga
masih membutuhkan 3,3 Rumah Sakit.
Tabel 2.28. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
0,004/ 1.000
0,004/ 1.000
0,004/ 1.000
0,004/ 1.000
0,003/ 1.000
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 71
d. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk
Jumlah dokter di Kabupaten Banjarnegara
berturut-turut sebanyak 122 orang pada tahun
2010, 127 orang pada tahun 2011. Jumlah
tersebut masih jauh dari standar yang ada,
karena rasio dokter dengan jumlah penduduk
hanya 0,129 orang dokter per 1000 penduduk,
atau sebanyak 1 orang dokter melayani 7.751
jiwa, sedangkan rasio standar adalah sebanyak
1 orang dokter melayani per 2500 penduduk:
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.29. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
e. Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
adalah jumlah dokter umum, dokter gigi dan
dokter spesialis, perawat, perawat gigi dan
bidan dibagi jumlah penduduk dalam kurun
waktu yang sama. Rasio ini menunjukkan
seberapa besar ketersediaan tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kepada
penduduk. Rasio tenaga medis per 1000
penduduk pada tahun 2011 tercapai 1,1
artinya 1 orang tenaga medis melayani 909
jiwa.
0,120 0,1200,123
0,125
0,129
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio dokter
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 72
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.30. Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
f. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani adalah ibu dengan komplikasi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang mendapat penanganan
definitif sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas,
Puskesmas PONED, Rumah Bersalin,
RSIA/RSB, RSU, dan RSU PONEK).
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani pada tahun 2011 sebanyak 97,83%,
dengan jumlah komplikasi kebidanan sebanyak
3.181 kasus dan yang berhasil ditangani
sebanyak 3.112 kasus.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.31. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
1,13 1,13 1,131,14 1,14
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio tenaga medis
10090,00
99,30 100 97,83
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 73
g. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan adalah jumlah ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, yaitu tahun 2007 sebesar
75,90%, tahun 2008 sebesar 82,70%, tahun
2009 sebesar 86,60%, tahun 2010 sebesar
87%, dan tahun 2011 sebesar 87,94%. Hal
tersebut disebabkan antara lain Kemitraan
Bidan dan dukun bayi belum terlaksana di
semua kecamatan.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.32. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
h. Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child
Immunization)
UCI (Universal Child Immunization) ialah
tercapainya imunisasi dasar secara lengkap
pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, WUS dan
anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar
lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3
dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B,
75,9082,70
86,60 87,00 87,94
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan pertolongan persalinan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 74
1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2
dosis TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi,
1 dosis DT, 1 dosis campak, 2 dosis TT.
Meskipun cakupan desa UCI tiap tahun
selalu naik, tetapi hal tersebut masih belum
memuaskan karena masih jauh dari target
yang ditetapkan yaitu 100%. Hal tersebut
dikarenakan perhitungan cakupan imunisasi
masing-masing antigen masih berdasarkan
sasaran awal tahun (estimasi), bukan
berdasarkan jumlah sasaran riil. Padahal
biasanya jumlah sasaran riil lebih rendah
daripada estimasinya. Hingga tahun 2011
jumlah cakupan desa/kelurahan UCI sebanyak
259 desa/kelurahan.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.33. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
i. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan
Balita gizi buruk mendapat perawatan
adalah balita gizi buruk yang ditangani di
sarana pelayanan kesehatan sesuai tata
laksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Selama 5 tahun
terakhir, seluruh balita gizi buruk selalu
mendapatkan perawatan kesehatan sesuai
standar. Hal tersebut berarti seluruh kasus
balita gizi buruk selalu ditangani dengan cepat
83,4570,86
88,13 87,76 93,20
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan desa mencapai UCI (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 75
dan tepat sehingga terhindar dari kondisi yang
lebih parah dan berujung dengan kematian.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.34. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
j. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit TBC BTA
Angka penemuan pasien baru TB BTA
positif atau Case Detection Rate (CDR) selama 5
tahun berturut-turut terdapat pada kisaran
37%-43%. Rendahnya angka tersebut
disebabkan oleh:
a. Tidak setiap penderita atau keluarga
memeriksakan penyakitnya ke sarana
pelayanan kesehatan yang ada, sehingga
data status penyakitnya tidak tercatat,
akibatnya tidak bisa ditindaklanjuti
penatalaksanaannya oleh petugas
kesehatan yang berkompeten;;
b. Pencarian penderita oleh petugas kesehatan
belum maksimal;
c. Penderita/keluarga menganggap bahwa
penyakit tersebut adalah biasa, sehingga
upaya penyembuhan yang dilakukan juga
belum maksimal, atau bahkan tidak
melakukan upaya pengobatan sama sekali
karena malu, atau hanya membeli obat
menurut presepsinya sendiri tanpa
menyadari resiko penularan maupun
dampak negatif lain bagi penderita maupun
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 76
keluarga. Angka cakupan disajikan dalam
grafik di bawah ini:
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.35. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
k. Angka Kesakitan (Incident Rate) DBD
Penyakit menular di Kabupaten
Banjarnegara masih menjadi permasalahan
kesehatan dikarenakan wilayah Kabupaten
Banjarnegara merupakan daerah endemis
penyakit menular khususnya penyakit malaria,
sehingga perlu mendapatkan perhatian.
Program ini dilaksanakan dengan tujuan
mengurangi dampak penyakit menular dan
tidak menular yang terjadi di masyarakat
sehingga diharapkan angka kesakitan,
kematian, dan kecacatan akibat penyakit dapat
ditekan. Pelayanan pengendalian penyakit dan
penanggulangan KLB meliputi pertemuan,
sosialisasi dan diseminasi informasi serta
tindak lanjut berupa pengobatan maupun
rujukan perawatan, termasuk diantaranya
penyemprotan rumah penduduk di daerah
endemik malaria dan DBD.
Angka kesakitan DBD selalu mengalami
fluktuasi selama 4 tahun berturut-turut. Pada
tahun 2009 sampai dengan 2010 menunjukkan
peningkatan dari 0,287% (2009) menjadi
0,464% (2010); masih di bawah target 1,86%.
Meski demikian perlu diwaspadai mengingat
43,00
37,00 37,00
42,00 43,19
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 77
penyakit DBD sangat dipengaruhi oleh
mobilitas penduduk. Di samping itu kondisi
iklim dan geografis Kabupaten Banjarnegara
dapat menjadi habitat yang sesuai dengan
nyamuk penyebar DBD, yaitu nyamuk Aedes
aegypti.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.36. Angka Kesakitan (Incident Rate) DBD
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
l. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin
Meskipun mengalami peningkatan, tetapi
cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin di Kabupaten Banjarnegara
masih belum menjangkau seluruh masyarakat
miskin. Jumlah pasien miskin yang dibiayai
Jamkesmas berdasarkan data dari BPS adalah
443.472 orang (2007), 443.492 orang (2008),
443.517 (2009) orang, 443.517 orang (2010),
dan 443.517 orang (2011). Dari pasien miskin
yang terdata tersebut, yang menggunakan
kartu Jamkesmasnya untuk berobat adalah
sejumlah 126.824 orang (28,60%) pada tahun
2007, 118.539 orang (26,73%) pada tahun
2008, 219.524 orang (49,50%) pada tahun
2009, 267.288 orang (60,27%) pada tahun
2010, dan 155.466 orang (35,05%) pada tahun
2011.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin di Kabupaten
3,06
6,25
0,29 0,46
2007 2008 2009 2010
Angka kesakitan DBD
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 78
Banjarnegara tahun 2007-2011 disajikan pada
grafik di bawah ini:
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.37. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat
Miskin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
m. Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah Jumlah
kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu
tertentu dibagi dengan jumlah seluruh bayi
lahir hidup di satu wilayah dalam kurun waktu
yang sama. Dari target 90%, cakupan
kunjungan bayi di Kabupaten Banjarnegara
mulai tahun 2007–2011 selalu berada di atas
angka tersebut. Hal tersebut tidak lepas dari
keberadaan Poliklinik Kesehatan Desa serta
sarana kesehatan lain yang siap memberikan
pelayanan bagi bayi sesuai standar.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.38. Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
28,60 26,7349,50 60,27
100,00
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%)
112,90 116,00
98,64 98,00 97,30
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan kunjungan bayi (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 79
n. Cakupan Puskesmas
Cakupan Puskesmas adalah perbandingan
jumlah puskesmas dengan jumlah seluruh
kecamatan. Jumlah Puskesmas di Kabupaten
Banjarnegara sebanyak 35 buah tersebar di 20
kecamatan. Hal tersebut berarti seluruh
kecamatan sudah terdapat Puskesmas, bahkan
terdapat kecamatan yang memiliki dua buah
Puskesmas, misalnya Kecamatan Wanadadi.
Guna memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara merata, perlu
didirikan Puskesmas pada kecamatan dengan
jumlah wilayah kerja yang luas, misalnya
Pejawaran.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.39. Cakupan Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
o. Persentase Cakupan Rawat Jalan
Rawat Jalan adalah pelayanan
keperawatan kesehatan perorangan yang
meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,
rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang
rawat inap pada sarana kesehatan. Jumlah
pengguna sarana kesehatan, baik Puskesmas,
RSUD, RSI, PKU Muhammadiyah dan RS
Emanuel meningkat setiap tahun. Cakupan
rawat jalan disajikan dalam tabel berikut ini:
175 175 175 175 175
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan Puskesmas
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 80
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.40. Persentase Cakupan Rawat Jalan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
p. Persentase Cakupan Rawat Inap
Rawat inap adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik
dengan menginap di ruang rawat inap pada
sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan
swasta, serta puskesmas perawatan, dan
rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya
penderita harus menginap.
Secara umum terdapat kenaikan cakupan
kunjungan rawat inap dari seluruh sarana
pelayanan kesehatan. Angka cakupan rawat
inap selengkapnya digambarkan dalam grafik
di bawah ini:
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.41. Persentase Cakupan Rawat Inap
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
q. Ketersediaan Pelayanan Spesialis
Dari sisi sumber daya manusia, sampai
saat ini RSUD masih dihadapkan kendala
ketersediaan pelayanan spesialis. Berdasarkan
19,02 21,27 22,06 23,1027,36
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan rawat jalan (%)
1,02 1,07 1,13 1,08
2,82
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan rawat inap (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 81
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
340/Menkes/PER/III/ 2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit, tingkat kemampuan pelayanan
RSUD Banjarnegara sebagai Rumah Sakit
Kelas C sebagian besar telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, ditambah dengan
pelayanan spesialis lain yang seperti mata,
syaraf, kulit dan kelamin, dan THT, yang
merupakan sebagian persyaratan RS Kelas B.
Jika pengembangan Rumah Sakit diarahkan
untuk setara RS kelas B maka tingkat
kemampuan RSUD Banjarnegara sebesar
62,5%, karena sebanyak 10 jenis pelayanan
sudah dimiliki, dari minimal 16 jenis
pelayanan yang dipersyaratkan, di mana
kekuranganya adalah meliputi pelayanan
spesialis anestesi, bedah orthopaedi, jantung-
paru, kesehatan jiwa, orthodonti (gigi spesialis),
dan rehabilitasi medis.
Sumber: RSUD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.42. Ketersediaan Pelayanan Spesialis di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
r. Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit
Tingkat pemanfaatan tempat tidur
merupakan indikator mutu pelayanan Rumah
Sakit, yang terdiri dari 4 item indikator utama,
yaitu: BOR, AvLOs, TOI, dan BTO.
BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat
hunian tempat tidur rawat inap adalah besaran
persentase pemakaian tempat tidur pada satu
57,00 57,00 57,00
62,50 62,50
2007 2008 2009 2010 2011
Ketersediaan pelayanan spesialis (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 82
satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan dari tempat tidur Rumah
Sakit. Dari tabel di bawah menunjukkan bahwa
tingkat hunian tempat tidur RSUD
Banjarnegara selama 5 (lima) tahun terakhir
berkisar antara 60% sampai dengan 73%. Jika
dibandingkan dengan standar yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan, capaian angka
tersebut adalah dalam batas normal dan
efisien. Fluktuasi yang terjadi dari tahun ke
tahun dipengaruhi oleh jumlah tempat tidur RS
yang selalu meningkat dari 100 tempat tidur di
tahun 2006 hingga mencapai 177 tempat tidur
pada tahun 2010. Sesuai dengan parameter
yang ditetapkan tingkat efisiensi pemanfaatan
tempat tidur RS adalah 75%, artinya batas
maksimal yang ditoleransi agar Rumah Sakit
dapat memberikan pelayanan yang bermutu
adalah jika tidak seluruh tempat tidur terisi,
agar ada waktu jeda untuk mengosongkan
tempat tidur guna melakukan tindakan
pencegahan terjadinya infeksi silang
(nosokomial).
Indikator AvLOS memberikan gambaran
tingkat efisiensi dan efektifitas Rumah Sakit
dalam memberikan pelayanan, karena
indikator ini menunjukkan jangka waktu
perawatan yang dibutuhkan oleh pasien untuk
mendapat kesembuhan selama menjalani
perawatan. Standar yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan untuk nilai rata-rata
lama hari perawatan pasien adalah 4–6 hari,
yang merupakan angka maksimal. Tren rata-
rata lama hari perawatan pasien RSUD
Banjarnegara selama 5 (lima) tahun terakhir
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 83
menunjukkan bahwa kecenderungan hari
perawatan yang semakin pendek, yaitu kurang
dari 4 hari, artinya setiap pasien rata-rata
membutuhkan waktu 4 hari selama menjalani
perawatan.
TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata
hari tempat tidur tidak ditempati, yaitu saat
terisi pasien terakhir sampai tempat tidur
tersebut terisi pasien berikutnya. Indikator ini
juga memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Tren yang
ditunjukkan oleh tabel di bawah adalah adanya
kecenderungan penurunan tetapi masih ideal
yaitu dibawah angka 2-3 hari.
Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur dalam satu satuan
waktu tertentu. Parameter ideal yang
ditetapkan adalah dalam satu tahun sebuah
tempat tidur rata-rata dipakai 60 hingga 70
kali. Selama tahun 2006 sampai dengan tahun
2010, frekuensi pemakaian tempat tidur di
Instalasi Rawat Inap menunjukkan tren yang
meningkat. Pada dua tahun terakhir sebuah
tempat tidur dipakai sebanyak 77 kali. Angka
tersebut di atas nilai ideal yang ditetapkan,
yang berarti tingkat efisiensi pemakaian tempat
tidur berada pada area tidak normal, hal ini
disebabkan pada kelas-kelas tertentu (kelas III)
terjadi pemakaian tempat tidur yang di atas
rata-rata, terkait dengan pelaksanaan program
Jamkesmas di mana angka hunian tempat
tidur untuk kelas III mengalami peningkatan
yang cukup signifikan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 84
Tabel 2.29. Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
BOR (Bed Occupancy Rate)
/Pemanfaatan tempat tidur rawat inap
65,40% 68,60% 73,00% 63,90% 65,00%
LOS (Average Length of Stay/Av LOS) / Rata-rata
hari perawatan pasien
4,10 4,00 3,90 3,40 3,80
TOI (Turn Over Interval)/Rata-rata tempat tidur tidak digunakan
1,90 1,80 1,30 1,70 2,20
BTO (Bed Turn Over)
/Frekuensi pemakaian tempat tidur
66,30 69,70 77,60 77,40 58,00
Sumber: RSUD Kab. Banjarnegara 2011
3. Pekerjaan Umum
a. Rasio Jaringan Irigasi
Rasio irigasi merupakan perbandingan
panjang saluran irigasi dibanding dengan luas
areal yang ada dimana saluran-saluran yang
ada merupakan saluran yang sudah permanen.
Rasio jaringan irigasi menggambarkan
kapasitas saluran irigasi dalam menyuplai air
di lahan pertanian yang ada.
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.43. Rasio Jaringan Irigasi Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
b. Rumah Tinggal Bersanitasi
Jumlah rumah tinggal bersanitasi di
Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 menurut
data DPU Kabupaten Banjarnegara sebesar
6,507,60 8,29 8,46 9,09
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio jaringan irigasi (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 85
100.055 unit rumah. Jumlah tersebut
meningkat pada tahun 2011 dengan jumlah
rumah tinggal bersanitasi mencapai 102.411
unit rumah.
c. Tempat Pembuangan Sampah
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di
Kabupaten Banjarnegara jumlahnya tidak
berubah dalam tiga tahun terakhir. Menurut
data DPU Kabupaten Banjarnegara jumlah TPS
tahun 2009-2011 adalah sebanyak 265 unit
TPS dan 4 transfer depo dengan daya tampung
pada tahun 2011 sebesar 364m3.
d. Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi
Baik (>40 km/Jam)
Panjang ruas jalan di Kabupaten
Banjarnegara adalah sepanjang 1.031,261 km,
dari jumlah tersebut ruas jalan yang menjadi
kewenangan nasional adalah sepanjang 58,130
km, kewenangan provinsi sepanjang 84,720
km, dan kewenangan kabupaten sepanjang
888,411 km.
Data jenis jalan yang menjadi kewenangan
Kabupaten Banjarnegara disajikan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 2.30. Jenis Jalan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Jenis Jalan 2007 2008 2009 2010 2011
Hotmix 412,416 434,061 468,226 478,732 484,892
Lapen 280,765 269,275 248,225 247,149 255,209
Batu 126,591 135,036 142,016 133,516 121,616
Tanah 68,639 50,039 29,944 29,014 26,694
Jumlah 888,411 888,411 888,411 888,411 888,411
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Banjarnegara 2011
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi
baik pada tahun 2007 adalah sepanjang 331,26
km atau 37,29% dari total panjang jalan
kabupaten. Jumlah tersebut meningkat dari
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 86
tahun ke tahun, hingga tahun 2011 panjang
jalan kabupaten dalam kondisi baik adalah
sepanjang 455,903 km atau 51,32% dari total
panjang jalan kabupaten.
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.44. Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (>40 km/jam)
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
e. Irigasi dalam Kondisi Baik
Irigasi dalam kondisi baik di Kabupaten
Banjarnegara menunjukkan tren yang terus
meningkat, dari sepanjang 6.486 meter pada
tahun 2007 menjadi 10.801 meter pada tahun
2011. Luas irigasi kabupaten pada tahun 2011
seluruhnya sepanjang 24.711 m.
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.45. Irigasi dalam Kondisi Baik di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
f. Persentase Pengendalian Banjir
Pengendalian banjir merupakan kegiatan
untuk mengendalikan aliran debit air sungai,
aliran yang melebihi kapasitas tampang sungai,
terjadi limpasan keluar badan sungai, terjadi
genangan di kawasan yang tidak seharusnya
tergenang, pengamanan wilayah sekitar sungai
37,29 41,53 41,3550,94 51,32
2007 2008 2009 2010 2011
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/jam)
6.486 7.833 8.547 10.052 10.801
2007 2008 2009 2010 2011
Irigasi dalam kondisi baik (m)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 87
dari ancaman longsoran tebing sungai dan
terjadi kerugian dengan tujuan menurunkan
tingkat risiko ancaman terhadap permukiman,
lahan pertanian, fasilitas umum dan jaringan
irigasi yang ada.
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.46. Persentase Pengendalian Banjir di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
4. Perumahan
Pembangunan urusan perumahan diarahkan
pada penyediaan perumahan yang sehat dan aman
bagi masyarakat. Pada tahun 2010, jumlah keluarga
berumah tak layak huni sebanyak 124.164
keluarga. Jumlah ini mengalami penurunan jika
dibandingkan jumlah rumah tak layak huni pada
tahun 2011 sebanyak 85.288 keluarga. Berikut
capaian pembangunan Pemerintah Daerah
Kabupaten Banjarnegara dalam urusan perumahan:
a. Rumah Tangga Pengguna Air bersih
Rumah tangga pengguna air bersih
merupakan persentase dari rumah tangga
pengguna air bersih dibandingkan dengan
jumlah rumah tangga. Rumah tangga pengguna
air bersih di Kabupaten Banjarnegara tahun
2007 sebesar 35,80%, jumlah ini meningkat
pada tahun 2011 menjadi 49,01% dengan
jumlah pengguna air bersih sebanyak 129.714
rumah tangga.
2,00 5,00
7,00 10,00
15,00
2007 2008 2009 2010 Okt-11
Pengendalian banjir (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 88
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.47. Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
(Rasio Elektrifikasi)
Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik di Kabupaten
Banjarnegara capaiannya meningkat pada
setiap tahunnya. Pada tahun 2008 sebanyak
52% rumah tangga sudah menikmati aliran
listrik, pada tahun 2011 persentasenya
meningkat menjadi 64,70%.
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.48. Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011
5. Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di
Kabupaten Banjarnegara selama lima tahun
terakhir cenderung stabil dengan angka capaian
rasio sebesar 0,267 (26,73%) dari luas wilayah ber
HPL/HGB.
35,80 39,70 42,05 45,40 49,01
2007 2008 2009 2010 2011
Rumah tangga pengguna air bersih (%)
52,00 56,49 59,01 64,70
2008 2009 2010 2011
Rumah tangga yang menggunakan listrik (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 89
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.49. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
ber-HPL/HGB di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
6. Perencanaan Pembangunan
Sinkronisasi perencanaan pembangunan
daerah dengan perencanaan pembangunan nasional
didasarkan pada mulai diberlakukannya UU Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian
diubah beberapa kali, terakhir dengan UU Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara telah memiliki Peraturan Daerah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang
menjadi dasar dalam implementasi perencanaan
hingga evaluasi pembangunan. Pada tahun 2010,
dikeluarkan Surat Edaran Bersama Menteri Dalam
Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas, dan Menteri Keuangan
tentang Penyelarasan RPJM Daerah dengan RPJM
Nasional tahun 2010-2014, terutama pencapaian
sasaran prioritas pembangunan yang telah
tercantum dalam program-program RPJM Nasional.
Sistem perencanaan pembangunan daerah
mencakup perencanaan pembangunan untuk
jangka waktu dua puluh tahunan yaitu Rencana
0,267 0,267 0,267 0,267 0,267
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio RTH per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 90
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah,
perencanaan pembangunan untuk jangka lima
tahunan yaitu Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah, dan perencanaan
pembangunan tahunan dalam bentuk Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
RPJP Daerah Kabupaten Banjarnegara
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2005–2025 yang kemudian direvisi dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2005–2025. RPJMD periode tahun 2006-
2011 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7
Tahun 2007. Penyusunan RPJMD Kabupaten
Banjarnegara periode tahun 2011-2016 didasarkan
pada visi, misi serta program Bupati Banjarnegara
periode 2011-2016. Untuk penyusunan RKPD tahun
2012 masih menggunakan dasar RPJMD tahun
2006-2011 dengan mengakomodir program-program
Kepala Daerah periode 2011-2016. RKPD tahun
2012 ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor
602 Tahun 2011. Program RPJMD semuanya telah
dijabarkan ke dalam RKPD.
Penerapan perencanaan pembangunan
berbasis sistem informasi telah dilakukan melalui
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
(Simrenbangda), Sistem Pengendalian Pembangunan
Daerah (Simdalbangda), dan Sistem Informasi
Geografis (SIG) Kemiskinan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 91
7. Perhubungan
a. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Sumber data diambil dari Terminal Induk
Banjarnegara dari arus penumpang yang naik
maupun turun di terminal Banjarnegara
selama satu tahun. Terjadinya penurunan
penumpang angkutan umum dari tahun ke
tahun disebabkan adanya pergeseran
penggunaan moda transportasi, dari moda
angkutan umum ke angkutan pribadi.
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.50. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Rasio Ijin Trayek
Rasio ijin trayek merupakan perbandingan
antara jumlah ijin trayek yang dikeluarkan
dengan jumlah penduduk. Trayek perkotaan
dan pedesaan dilayani dengan 100 unit
angkutan kota dan 287 unit angkutan
pedesaan. Dari pemantauan saat ini angkutan
perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan
jumlah pengguna, karena masyarakat
pengguna beralih ke kendaraan pribadi.
Angkutan yang ada semua telah memiliki ijin
trayek.
Berikut ini disajikan rasio ijin trayek di
Kabupaten Banjarnegara:
1.097.390 1.045.133
995.364 947.965 928.122
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah arus penumpang angkutan umum
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 92
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.51. Rasio Ijin Trayekdi Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
c. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum
Uji kir angkutan umum merupakan
pengujian setiap angkutan umum yang
diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di
dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan
agar memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan. Jumlah uji kir angkutan umum disajikan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.31. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Kabupaten BanjarnegaraTahun
2007-2011
Angkutan
Umum
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Jumlah
KIR % Jumlah
Jumlah
KIR % Jumlah
Jumlah
KIR % Jumlah
Jumlah
KIR % Jumlah
Jumlah
KIR %
Mobil
penumpang
umum
75 115 0,65 80 156 0,51 72 138 0,52 60 118 0,50 59 98 0,60
Mobil bus 506 879 0,57 496 825 0,60 490 870 0,56 492 914 0,53 506 798 0,63
Mobil barang 4.218 7.233 0,58 4.504 7.493 0,60 4.771 8.213 0,58 5.066 8.945 0,56 5420 7678 0,70
Kereta
gandengan
3 2 1,5 2 5 0,40 2 3 0,66 2 0 0 2 1 2
Kereta
tempelan
5 8 0,62 5 7 0,71 5 5 1 7 13 0,53 7 9 0,77
Jumlah 4.807 8.237 0,58 5.087 8.486 0,59 5.340 9.229 0,57 5.627 9.990 0,56 5.994 8.584 0,69
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
d. Jumlah Terminal Bis
Jumlah terminal bis di Kabupaten
Banjarnegara adalah sebanyak 7 buah dengan
lokasi sebagai berikut:
1). Terminal Induk Banjarnegara;
2). Sub Terminal Mandiraja;
3). Sub Terminal Binorong;
4). Sub Terminal Karangkobar;
0,00043
0,00042 0,00042
0,00041 0,00041
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio ijin trayek (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 93
5). Sub Terminal Kalibening;
6). Sub Terminal Batur dan;
7). Sub Terminal Tunggoro.
e. Angkutan Darat
Indikator angkutan darat menggambarkan
kemampuan angkutan darat dalam melayani
penumpang, dihitung dengan menggunakan
formula jumlah angkutan darat dibagi dengan
jumlah penumpang angkutan darat. Jumlah
angkutan darat saat ini sebanyak 387 unit
dengan jumlah penumpang sebanyak 928.122
orang.
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.52. Angkutan Darat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011
f. Kepemilikan KIR Angkutan Umum
Kepemilikan KIR angkutan umum dihitung
dengan menggunakan formula jumlah
angkutan umum yang memiliki KIR (satu tahun
dilakukan uji KIR sebanyak dua kali) dibagi
dengan jumlah angkutan umum. Dari grafik
dapat diketahui bahwa persentase angkutan
umum yang tidak memiliki KIR cenderung
meningkat, namun angka tersebut masih harus
diperbaiki mengingat uji KIR merupakan uji
kelaikan jalan.
0,035 0,037 0,038 0,040 0,042
2007 2008 2009 2010 2011
Angkutan darat (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 94
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.53. Kepemilikan KIR Angkutan Umum
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
g. Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum
(KIR)
Waktu pelayanan KIR dari pendaftaran
sampai dengan selesainya rata-rata selama 15
menit, hal ini sesuai SOP pelaksanaan
pengujian yaitu selama 10 sampai dengan 15
menit.
h. Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum
(KIR)
Biaya pengujian kelayakan angkutan
umum adalah sebesar Rp 43.500,-, Biaya
tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Nomor
6 Tahun 2011.
i. Pemasangan Rambu-Rambu
Pemasangan rambu-rambu merupakan
persentase dari perbandingan rambu-rambu
yang terpasang pada tahun tertentu dengan
jumlah rambu-rambu yang seharusnya
tersedia. Keterbatasan anggaran menjadi
hambatan dalam penyediaan rambu-rambu
lalu lintas di Kabupaten Banjarnegara. Hingga
tahun 2011 rambu yang telah terpasang adalah
sebesar 24,49% atau sebanyak 673 buah
rambu dari 2.747 rambu yang seharusnya
terpasang.
85,54 85,16 89,68
93,84 96,19
2007 2008 2009 2010 2011
Kepemilikan KIR angkutan umum (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 95
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.54. Pemasangan Rambu-Rambu di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
8. Lingkungan Hidup
a. Persentase Penanganan Sampah
Persentase penanganan sampah
merupakan persentase dari perbandingan
antara volume sampah yang ditangani dengan
volume produksi sampah. Penanganan sampah
menunjukkan tren yang meningkat dari
43,85% pada tahun 2009 menjadi 48,66% pada
tahun 2011 dengan volume sampah yang
ditangani sebesar 73m3 dari volume produksi
sampah sebesar 150m3.
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.55. Persentase Penanganan Sampah
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011
b. Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Persentase penduduk berakses air minum
adalah persentase dari perbandingan antara
penduduk berakses air minum dengan jumlah
penduduk. Pada tahun 2007 penduduk
berakses air minum adalah sebesar 32,85%,
3,49 6,98
10,04 15,98
24,49
2007 2008 2009 2010 2011
Pemasangan Rambu-Rambu (%)
43,8546,15
48,66
2009 2010 2011
Penanganan sampah (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 96
dan angka capaian pada tahun 2010
meningkat menjadi 40,63%.
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.56. Persentase Penduduk Berakses Air Minum
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
c. Pencemaran Status Mutu Air
Pencemaran Status mutu air adalah
persentase dari jumlah kawasan pemukiman
atau industri dan sumber mata air yang
dipantau mutunya, dibagi dengan jumlah
kawasan pemukiman atau industri dan sumber
mata air.
Tahun 2007 hingga tahun 2009 angka
capaian adalah 67%, sumber mata air sungai
yang dipantau adalah Sungai Dolog, Tulis,
Merawu, Serayu, Pekacangan, Sapi, dan
Blimbing, sedangkan Telaga yang dipantau
adalah Sewiwi, Merdada, Balai Kambang.
Perusahaan yang dipantau adalah CV. Menara,
Tabah, Badamita, PO. Bunga Mawar, Sido
Mukti, BBS, Sari Bumi Raya, TS, Gilar,Erni
Setyaningsih, PR Atoom, Bara Snack, Al Baeta,
SAS Bordir, PT. Indonesia Power, Falcata Jaya
Makmur Industri, Cosmoprov Indokarya, dan
UD. Mitra Kirana.
Pada tahun 2010 sampai dengan 2011
angka capaian adalah 95%. Perhitungan
pencemaran status mutu air didasarkan pada
perhitungan dengan titik pantau Sungai Dolog,
Tulis, Merawu, Siwuluh, Parakan, Putih,
32,85 36,15 37,91 40,63
2007 2008 2009 2010
Penduduk berakses air minum (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 97
Singamerta, Pekacangan, Sapi, dan Blimbing,
serta Telaga Sewiwi, Merdada, dan Balai
Kambang. Perusahaan yang dipantau adalah
CV. Menara, Tabah, Badamita, PO. Bunga
Mawar, Sido Mukti, BBS, Sari Bumi Raya, TS,
Gilar, Erni Setyaningsih, PR Atoom, Bara
Snack, Al Baeta, SAS Bordir, PT. Indonesia
Power, Falcata Jaya Makmur Industri,
Cosmoprov Indokarya, dan UD. Mitra Kirana.
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.57. Pencemaran Status Mutu Air
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
d. Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan Longsor
dan Sumber Mata Air
Cakupan penghijauan wilayah rawan
longsor dan sumber mata air merupakan
persentase perbandingan antara jumlah
penghijauan di wilayah rawan longsor dan
sumber mata air dengan jumlah seluruh
wilayah rawan longsor dan sumber mata air. Di
Kabupaten Banjarnegara luas daerah rawan
longsor seluas 64.183 ha, sumber mata air di
daerah rawan longsor sebanyak 1.218 titik
dengan asumsi satu titik mata air 500 m2 maka
luas wilayah sumber mata air adalah 60,9 ha.
Pada tahun 2007 dilakukan penghijauan
dengan cakupan 4,80% sebanyak 1.210.000
pohon. Cakupan penghijauan pada tahun 2011
meningkat dengan angka cakupan sebesar
67 67 67
95 95
2007 2008 2009 2010 2011
Pencemaran status mutu air (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 98
15,60% dengan jumlah pohon yang ditanam
sebanyak 4.000.000 pohon.
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.58. Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan Sumber
Mata Air di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
e. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan
Amdal
Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan Amdal adalah persentase dari
perbandingan antara jumlah perusahaan wajib
Amdal yang diawasi dengan jumlah seluruh
perusahaan wajib Amdal. Pada Tahun 2007
sampai dengan tahun 2011 jumlah perusahaan
wajib Amdal di Kabupaten Banjarnegara
sebanyak 2 (dua) Perusahaan yaitu PLTU Geo
Dipa Dieng dan PLTA Jenderal Soedirman yang
keduanya telah diawasi oleh Pemerintah
sehingga cakupan pengawasan sebesar 100%.
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.59. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
4,80 5,409,70
12,3015,60
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air (%)
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 99
f. Penegakkan Hukum Lingkungan
Pada tahun 2007 hingga 2009 dan tidak
ada kasus yang dapat diselesaikan oleh
Pemerintah karena penurunan kualitas air di
Kali Sapi disebabkan oleh limbah yang dibuang
oleh para pengrajin Tapioka. Upaya-upaya
Pemerintah untuk memfasilitasi mereka untuk
tidak mengalirkan limbahnya ke sungai belum
berhasil karena menyangkut mata pencaharian
masyarakat setempat.
Pada Tahun 2010 jumlah kasus
lingkungan yang diselesaikan oleh Pemerintah
yaitu sebanyak 1 kasus yaitu PT Geo Dipa dan
3 kasus belum selesai yaitu:
a. Pengolahan kayu di Desa Prigi Kecamatan
Sigaluh yaitu telah terjadi penurunan
kualitas udara akibat pembakaran limbah
dan pembuangan limbah padat ke sungai
serayu, sampai sekarang pencemaran
masih terjadi walaupun kuantitasnya
sudah menurun. Hal ini terjadi karena
dari pemrakarsa belum bersedia untuk
melakukan pengelolaan limbah yang
dihasilkan.
b. Kali Sapi masih tercemar limbah dari
pabrik tapioka, permasalahan masih sama
dari tahun-tahun sebelumnya yaitu
pemprakarsa belum bersedia untuk
melakukan pengelolaan limbah cair sesuai
dengan standar lingkungan.
c. Kali Pekacangan juga tercemar dari limbah
pabrik tepung Tapioka yang berasal dari
pabrik di Desa Badamita Kecamatan Rakit.
Pada tahun 2011 kasus pencemaran
lingkungan masih pada kasus lama yaitu
pabrik tapioka di Desa Kebondalem Kecamatan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 100
Bawang, pabrik tapioka di Desa Badamita
Kecamatan Rakit, serta pabrik pengolahan
kayu di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh, karena
belum ada penyelesaian maka capaiannya
masih 0%.
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.60. Penegakkan Hukum Lingkungan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
g. Cakupan Pemantauan Terhadap Kualitas
Udara
Pada Tahun 2007 sampai dengan tahun
2010 jumlah kegiatan usaha yang dipantau
mutu ambient dari sumber tidak bergerak
belum pernah dilakukan oleh Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Banjarnegara
karena belum tersedia alat pengukurnya. Pada
tahun 2011 melalui dana DAK, KLH telah
memantau sebanyak 14 titik dengan lokasi
Desa Prigi (3 titik); Desa Kalibenda (kawasan
industri 3 titik); Dieng Supermarket (1 titik);
Terminal (2 titik); Alun-alun (1 titik); Pasar
Wage (1 titik); Koplak (1 titik); dan sekitar CV
baru bangkit (2 titik) dengan hasil masih
dibawah baku mutu udara ambein. Pada tahun
2011, dalam SPM nilainya 36% dan Kantor
Lingkungan Hidup dapat mencapai 100%
karena telah dimiliki alat untuk memantau
kualitas udara, dengan demikian dapat
diprediksi untuk tahun-tahun kedepan angka
pemantauan 100% dapat dicapai.
0 0 0
25
0
2007 2008 2009 2010 2011
Penegakkan hukum lingkungan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 101
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.61. Cakupan Pemantauan Terhadap Kualitas Udara di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
h. Cakupan Terhadap Pengaduan Masyarakat
Jumlah pengaduan masyarakat akibat
adanya dugaan pencemaran dan atau
perusakan lingkungan tahun 2007, 2008, 2009
dan 2011 tidak ada hingga capaiannya 0%.
Pada tahun 2010 ada dua kasus pengaduan
masyarakat yaitu:
1. Pengaduan masyarakat dari Desa Rakit
kecamatan Rakit yaitu beberapa
masyarakat mengalami gatal-gatal. Dan
dari hasil lab air di daerah tersebut
memang dibawah baku mutu namun
sumber pencemar belum dapat ditemukan
karena banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas air. Namun
dengan bekerjasama dengan puskesmas
setempat gatal-gatal tersebut sudah dapat
diatasi.
2. Pengaduan masyarakat dari Desa
Kebondalem Kecamatan Bawang karena
akibat penggalian pasir kwarsa jalan dari
lokasi penggalian sampai desa Wanadri
rusak dan berdebu, upaya dari Pemerintah
untuk memfasilitasi belum ada hasilnya
karena proses penggalian masih terus
berlangsung.
0 0 0 0
100
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan pemantauan terhadap kualitas udara (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 102
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.62. Cakupan Terhadap Pengaduan Masyarakat
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
9. Pertanahan
a. Bidang Lahan Bersertifikat
Jumlah bidang lahan bersertifikat pada
tahun 2007 sebanyak 2.698 bidang, dan
jumlahnya meningkat hingga tahun 2011
menjadi sebesar 4.388 bidang. Sedangkan
persentase luas Tanah Pemkab bersertifikat
pada tahun 2011 sebesar 48,78% atau seluas
1.420.666 m² dari luas tanah Pemkab
keseluruhan 2.912.672 m².
Bidang lahan bersertifikat di Kabupaten
Banjarnegara ditampilkan dalam grafik di
bawah ini :
Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.63. Bidang Lahan Bersertifikat
Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011
b. Penyelesaian Kasus Tanah Negara
Penyelesaian kasus tanah Negara
ditangani oleh Kantor Pertanahan/BPN
Kabupaten Banjarnegara. Kasus Tanah Negara
tidak setiap tahun terjadi, pada tahun 2009
sebanyak 4 bidang tanah dan tahun 2011
0 0 050
0
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan terhadap pengaduan masyarakat (%)
2.698 2.978 3.364 2.658 4.388
2007 2008 2009 2010 2011
Bidang lahan bersertifikat
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 103
sebanyak 2 bidang, dan kesemuanya telah
diselesaikan.
Sumber: Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.64. Penyelesaian Kasus Tanah Negara
Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011
c. Penyelesaian Izin Lokasi
Penyelesaian izin lokasi dari tahun 2007
hingga tahun 2009 tercapai 100%, dimana
jumlah pemohon pada tahun 2007 sebanyak 6
pemohon, tahun 2008 sebanyak 15 pemohon,
dan tahun 2009 sebanyak 23 pemohon.
Penyelesaian Izin lokasi pada tahun 2010
tercapai 95% dimana jumlah pemohon
sebanyak 20 pemohon dan terealisasi izin
sebanyak 19 izin, 1 izin tidak terealisasi karena
lokasi yang dimohonkan izin tidak sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah. Tahun
2011 jumlah pemohon sebanyak 24 dan
terealisasi izin sebesar 100%.
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.65. Penyelesaian Izin Lokasi
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Rasio Penduduk ber KTP per Satuan Penduduk
Rasio penduduk ber KTP tiap tahunnya
mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 jumlah
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Penyelesaian kasus tanah negara (%)
100 10095
100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Penyelesaian izin lokasi (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 104
pemilik KTP adalah 761.638 orang, sedangkan
jumlah penduduk usia >17 atau telah menikah
pada tahun pada 2011 sebesar 803.638 orang,
sehingga rasio sudah tercapai 94,77%. SPM
pada tahun 2011 sebesar 80%, yang berarti
angka rasio telah mencapai target SPM. Hal ini
menunjukkan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap arti
pentingnya kepemilikan KTP (tertib
administrasi kependudukan).
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.66. Rasio Penduduk ber KTP per Satuan Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Rasio Bayi Berakte Kelahiran
Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah
bayi berakte lahir (maksimal usia 1 tahun)
dengan jumlah bayi lahir hidup. Rasio bayi
berakte lahir menunjukkan tren yang
meningkat pada tiap tahunnya. Pada tahun
2011 jumlah bayi berakte kelahiran adalah
13.518 orang, sedangkan jumlah bayi lahir
hidup sebesar 16.151 orang, sehingga rasio
baru tercapai 83,70%. Angka ini telah melewati
angka target dalam SPM pada tahun 2011
sebesar 75%.
65,40 72,00 84,43 87,87 94,77
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 105
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.67. Rasio Bayi Berakte Kelahiran
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. Rasio Pasangan Berakte Nikah
Rasio ini dihitung dengan menggunakan
formula jumlah pasangan berakte nikah dibagi
dengan jumlah pasangan nikah. Pasangan
nikah berakte (buku nikah bagi yang beragama
Islam dan yang bukan beragama Islam
membuat akte perkawinan yang dibuat oleh
Dindukcapil) jumlah dari tahun sebelumnya
(kumulatif) sebesar 394.144 buah dibanding
jumlah keseluruhan pasangan nikah sampai
dengan tahun 2011 sebanyak 394.148
pasangan, sehingga rasio capaian sebesar
100% dibanding dengan target SPM 75%.
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.68. Rasio Pasangan Berakte Nikah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
d. Kepemilikan Akta Kelahiran per Jumlah
Penduduk
Angka ini dihitung dengan menggunakan
formula jumlah penduduk memiliki akte
kelahiran dibagi dengan total jumlah
penduduk. Pada akhir tahun 2011 pemilik akte
kelahiran secara kumulatif sebanyak 662.599
41,76
70,1681,94 76,27 83,70
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio bayi berakte kelahiran (%)
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio pasangan berakte nikah (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 106
lembar, sehingga angka capaian baru mencapai
60,93%. Bila dibanding dengan target SPM
pada tahun 2011 sebesar 70%, angka capaian
ini masih di bawah target. Rendahnya angka
capaian ini dikarenakan masih banyaknya
penduduk yang belum menyadari pentingnya
tertib administrasi kependudukan.
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.69. Kepemilikan Akta Kelahiran per Jumlah Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
e. Ketersediaan Database Kependudukan Skala
Provinsi
Database kependudukan skala provinsi
baru bisa disediakan pada tahun 2011.
Pemasangan jaringan database dimulai pada
tahun 2009 dengan dimulainya pemasangan
jaringan pada tingkat kecamatan dan
kabupaten.
f. Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK
Penerapan KTP nasional berbasis NIK
dengan metode SIAK mulai dilaksanakan di
Kabupaten Banjarnegara sejak tahun 2009.
Sedangkan penerapan KTP tahun sebelumnya
masih menggunakan SIMDUK.
g. Penerapan E-KTP
Penerapan E-KTP (KTP elektronik) di
Kabupaten Banjarnegara baru dilaksanakan
pada tahun 2012.
41,61 44,32 47,00 58,16 60,93
2007 2008 2009 2010 2011
Kepemilikan akta kelahiran per jumlah penduduk (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 107
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
Ketidaksetaraan posisi perempuan dan laki-laki
antara lain dipengaruhi oleh masih kuatnya kultur
patriarki dalam masyarakat. Konstruksi sosial
budaya ini mengatur peran, atribut, stereotip, hak
dan kewajiban, serta tanggung jawab laki-laki dan
perempuan. Marginalisasi dan subordinasi
perempuan membuat daya saing dan akses
perempuan dalam berbagai aspek kehidupan relatif
tertinggal dibanding laki-laki. Sasaran
pembangunan urusan pemberdayaan perempuan
diarahkan pada peningkatan peran perempuan
dalam pembangunan.
Indonesia meratifikasi Konvensi Hak-hak Anak
(KHA) pada tahun 1990, melalui Kepres Nomor 36
Tahun 1990. Prinsip-prinsip perlindungan anak
yang terkandung dalam konvensi hak-hak anak
yaitu non diskriminasi; kepentingan terbaik bagi
anak; hak hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan; dan penghargaan terhadap
pendapat anak. Undang-Undang tentang
perlindungan anak dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Hak-hak anak berdasarkan UU
ini antara lain hak hidup, hak atas identitas, hak
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
sosial, hak memperoleh pendidikan, hak untuk
memperoleh perlindungan, dan lainnya.
Berikut ini gambaran capaian pembangunan
urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak di Kabupaten Banjarnegara.
a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah
Persentase partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah dihitung dengan jumlah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 108
pekerja perempuan di lembaga pemerintah
dibanding dengan jumlah pekerja perempuan.
Angka partisipasi pada tahun 2007 adalah
72,19% (4.057 orang dari 5.620 orang),
kemudian angka persentase berfluktuasi
hingga tahun 2011 menjadi sebesar 65,58%
(5.049 dari 7.699 orang).
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.70. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta
Persentase partisipasi perempuan di
lembaga swasta dihitung dengan membagi
jumlah perempuan di lembaga swasta dengan
jumlah perempuan yang bekerja. Angka
partisipasi pada tahun 2007 adalah 21,48%
(1.207 orang dari 5.620 orang), sedangkan
angka capaian pada tahun 2011 turun menjadi
sebesar 8,75% (674 dari 7.699 orang).
Angka capaian selengkapnya disajikan
pada grafik di bawah ini:
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.71. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
72,1978,61 78,00
69,2365,58
2007 2008 2009 2010 2011
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%)
21,4817,71
11,29 11,01 8,75
2007 2008 2009 2010 2011
Partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 109
c. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Rasio KDRT merupakan perbandingan
antara data terjadinya KDRT tahun tertentu
dengan jumlah kepala keluarga. Pada tahun
2009 jumlah KDRT yang terjadi sebanyak 5
kasus, tahun 2010 sebanyak 33 kasus, dan
tahun 2011 sebanyak 42 kasus. Rasio KDRT
disajikan dalam grafik di bawah ini:
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.72. Rasio KDRT di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011
d. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
Partisipasi angkatan kerja perempuan
merupakan persentase dari perbandingan
antara jumlah angkatan kerja perempuan
dengan jumlah penduduk perempuan usia 15-
24 tahun. Angka ini menggambarkan angka
partisipasi perempuan dalam mengisi lapangan
kerja. Dari grafik dapat dilihat bahwa terjadi
tren kenaikan angka partisipasi angkatan kerja
perempuan. Pada tahun 2011, sebanyak
95,49% (7.699 orang) perempuan mengisi
lapangan kerja.
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.73. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
0,0019
0,01210,0153
2009 2010 2011
Rasio KDRT
76,41 87,05 74,1988,45 95,49
2007 2008 2009 2010 2011
Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 110
e. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan
Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan
Indikator penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari
tindakan kekerasan menunjukkan
perbandingan antara jumlah penyelesaian
kasus pengaduan kekerasan dengan jumlah
kasus kekerasan yang dilaporkan.
Angka penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari
tindakan kekerasan di Kabupaten
Banjarnegara disajikan dalam grafik di bawah
ini:
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.74. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan
Anak dari Tindakan Kekerasan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011
f. Rasio Siswa Perempuan terhadap Siswa Laki-
Laki
Indikator ini menunjukkan perbandingan
antara siswa perempuan dengan siswa laki-laki
pada dua jenjang pendidikan, yaitu pendidikan
dasar dan menengah. Dari grafik dapat dilihat
bahwa rasio siswa perempuan terhadap siswa
laki-laki pada jenjang pendidikan dasar lebih
besar daripada rasio pada jenjang pendidikan
menengah, hal ini dapat berarti bahwa jumlah
siswa laki-laki yang melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah lebih banyak daripada
siswa perempuan.
90 90
75
2009 2010 2011
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan
kekerasan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 111
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.75. Rasio Siswa Perempuan terhadap Siswa Laki-Laki
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
g. Rasio Melek Huruf Perempuan terhadap Laki-
Laki pada Kelompok Usia 15-24 Tahun
Indikator ini menunjukkan perbandingan
perempuan melek huruf usia 15-24 tahun
dengan jumlah laki-laki melek huruf pada usia
yang sama. Angka rasio disajikan pada grafik di
bawah ini:
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.76. Rasio Melek Huruf Perempuan terhadap Laki-Laki pada Kelompok Usia 15-24 Tahun di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2009-2011
h. Persentase Perempuan di Lembaga Legislatif
Indikator ini merupakan persentase dari
perbandingan antara jumlah anggota legislatif
perempuan dengan jumlah seluruh anggota
legislatif. Angka persentase dalam grafik
menunjukkan tren yang meningkat dari 8,89%
(45 orang) pada tahun 2007 menjadi 16% (50
orang), persentase selengkapnya disajikan pada
grafik di bawah ini:
0,95
0,970,96
0,950,96
0,93
0,90
0,940,93 0,93
2007 2008 2009 2010 2011
Pendidikan dasar Pendidikan menengah
0,99
0,97 0,97
2009 2010 2011
Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-Laki pada kelompok usia 15-
24 tahun
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 112
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.77. Persentase Perempuan di Lembaga Legislatif Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
i. Rasio Kekerasan Terhadap Anak
Indikator ini merupakan perbandingan
antara jumlah kekerasan terhadap anak
dengan jumlah kepala keluarga. Kekerasan
terhadap anak yang terjadi pada tahun 2009
adalah sebanyak 18 kasus, tahun 2010
sebanyak 35 kasus, dan tahun 2011 sebanyak
27 kasus. Rasio disajikan dalam tabel berikut
ini:
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.78. Rasio Kekerasan Terhadap Anak
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Pada tahun 2011, jumlah kelompok Bina
Keluarga Balita (BKB) berjumlah 431 buah dengan
anggota sebanyak 6.465 orang, Bina Keluarga
Remaja (BKR) 254 buah dengan 3.810 anggota, Bina
Keluarga Lansia (BKL) 329 buah dengan 4.935
anggota, Bina Lingkungan Keluarga (BLK) 154 buah
dengan 2.310 anggota, Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) 1.446 buah
8,89 8,89
14,0016,00 16,00
2007 2008 2009 2010 2011
Perempuan di lembaga legislatif (%)
0,007
0,013 0,010
2009 2010 2011
Rasio kekerasan terhadap anak
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 113
dengan 21.690 anggota, dan jumlah kelompok KB
4.388 buah dengan 65.820 anggota. Berikut capaian
pembangunan urusan wajib keluarga berencana
dan keluarga sejahtera:
a. Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga
Salah satu indikator keberhasilan keluarga
berencana adalah penurunan rata-rata jumlah
anak per keluarga. Indikator ini merupakan
perbandingan antara jumlah anak dengan
jumlah keluarga. Angka capaian pada 2011
adalah 2,20 anak per keluarga.
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.79. Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Rasio Akseptor KB
Rasio akseptor KB merupakan persentase
dari jumlah akseptor KB dibanding dengan
jumlah pasangan usia subur. Indikator ini
merupakan gambaran pengendalian jumlah
penduduk. Rata-rata akseptor KB selama lima
tahun terakhir adalah 79,21% per tahun dari
jumlah PUS.
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.80. Rasio Akseptor KB di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
2,28 2,26 2,24 2,22 2,20
2007 2008 2009 2010 2011
Rata-rata jumlah anak per keluarga
81,41 79,79
77,23
81,01
76,59
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio akseptor KB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 114
c. Cakupan Peserta KB Aktif
Cakupan peserta KB merupakan jumlah
peserta KB aktif. Rata-rata akseptor KB di
Kabupaten Banjarnegara selama lima tahun
terakhir adalah 152.509 peserta per tahun.
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.81. Cakupan Peserta KB Aktif di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
d. Unmetneed
Rasio unmetneed adalah merupakan alat
kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah
Pasangan Usia Subur yang tidak KB dengan
alasan tertentu. Rata–rata unmetneed selama
lima tahun terakhir adalah 11,28% dari jumlah
PUS yang menjadi peserta KB.
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.82. Unmetneed KB
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
e. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
Indikator keluarga pra sejahtera dan
keluarga sejahtera I merupakan persentase dari
keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I
dibanding dengan jumlah keluarga. Penurunan
indikator ini merupakan gambaran perbaikan
kesejahteraan masyarakat.
151.111 149.658
155.539 157.614
148.622
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan peserta KB aktif
13,73 12,63 11,07
7,54 7,40
2007 2008 2009 2010 2011
Unmetneed KB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 115
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.83. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
f. Total Fertility Rate (TFR)
TFR adalah rata-rata jumlah anak yang
akan dilahirkan oleh seorang perempuan
selama hidupnya. Indikator ini merupakan
gambaran pengendalian pertumbuhan
penduduk.
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.84. Total Fertility Rate di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
13. Sosial
a. Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti
Jompo dan Panti Rehabilitasi
Sarana sosial yang terdapat di Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut:
1). Panti Al Hidayah, Desa Gemuruh,
Kecamatan Bawang;
2). Panti Al Fatah, Kel. Parakancanggah, Kec.
Banjarnegara;
3). PKU Aisiyah, Desa Blambangan,
Kecamatan Bawang;
4). Panti Al Munawwaroh, Kelurahan
Kutabanjarnegara, Kec. Banjarnegara;
61,36 58,83
55,61 53,72 51,96
2007 2008 2009 2010 2011
Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I (%)
2,20 2,18 2,16 2,14 2,10
2007 2008 2009 2010 2011
Total Fertility Rate
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 116
b. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang Memperoleh Bantuan Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang memperoleh bantuan sosial
adalah perbandingan antara jumlah PMKS
yang diberi bantuan dengan jumlah PMKS yang
seharusnya menerima bantuan. PMKS yang
seharusnya menerima bantuan adalah
perorangan, keluarga atau komunitas yang
mengalami disfungsi secara pisik, psikologis,
ekonomi, sosial atau budaya yang berhak
memperoleh bantuan sosial untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Cakupan pemberian bantuan
sosial pada PMKS masih relatif kecil, hal ini
disebabkan oleh adanya keterbatasan anggaran
daerah.
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.85. PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. Penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
PMKS yang tertangani adalah PMKS yang
mendapatkan penanganan agar dapat
memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam
pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan
taraf hidup yang berkelanjutan dan
memberikan rasa aman bagi kelompok
masyarakat miskin dan rentan. Sedangkan
penanganan PMKS adalah jumlah PMKS yang
tertangani dibagi dengan jumlah PMKS.
1,57
2,75
0,97
2,41 2,64
2007 2008 2009 2010 2011
PMKS yang mendapat bantuan sosial (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 117
Jumlah PMKS pada tahun 2007 adalah
113.803 orang, 82.084 orang (2008), 97.532
orang (2009), 112.961 orang (2010), dan
106.957 orang (2011).
Berikut ini adalah gambaran mengenai
penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten
Banjarnegara:
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.86. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
14. Ketenagakerjaan
a. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun
Angka sengketa pengusaha-pekerja adalah
jumlah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
buruh, karena adanya perselisihan mengenai
hak, kepentingan pemutusan hubungan kerja
dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh dalam satu perusahaan kemudian
dibandingkan dengan jumlah perusahaan.
Angka sengketa pengusaha-pekerja di
Kabupaten Banjarnegara rata-rata adalah 3,98
sengketa per tahun.
1,57
2,75
0,971,39
0,70
2007 2008 2009 2010 2011
Penanganan PMKS (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 118
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.87. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Merupakan perbandingan antara jumlah
angkatan kerja dengan jumlah seluruh
penduduk usia kerja. Angka capaian rata-rata
tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten
Banjarnegara sebesar 71,32% per tahun.
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.88. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
c. Pencari Kerja yang Ditempatkan
Indikator ini menggambarkan
perbandingan antara jumlah pencari kerja yang
ditempatkan dengan jumlah pencari kerja yang
mendaftar. Angka capaian indikator ini rata-
rata sebesar 34,85% per tahun. Jumlah pencari
kerja yang ditempatkan sebesar 1.615 orang
dari 7.607 pendaftar (2007), 1.410 orang dari
9.645 pendaftar (2008), 2.262 orang dari 6.422
pendaftar (2009), 3.479 orang dari 5.338
pendaftar (2010), dan 3.223 orang dari 6.615
pendaftar (2011).
2,24 2,38 2,05
8,13
5,10
2007 2008 2009 2010 2011
Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
68,01
79,39
67,24 69,99 71,97
2007 2008 2009 2010 2011
Tingkat partisipasi angkatan kerja (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 119
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.89. Pencari Kerja yang Ditempatkan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
d. Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingkat pengangguran terbuka adalah
perbandingan antara jumlah penganggur
terbuka usia angkatan kerja dengan jumlah
penduduk angkatan kerja. Sedangkan
pengangguran terbuka adalah orang yang tidak
bekerja, baik suka rela (karena mengharapkan
pekerjaan yang lebih baik) maupun terpaksa.
Jumlah penganggur terbuka usia angkatan
kerja adalah sebanyak 30.563 orang (2007),
22.464 orang (2008), 22.993 orang (2009), dan
14.457 orang (2010).
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.90. Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2010
e. Keselamatan dan Perlindungan
Indikator keselamatan dan perlindungan
diperoleh dengan membandingkan antara
jumlah perusahaan yang menerapkan K3
dengan jumlah perusahaan secara
21,23 14,6235,22
65,1748,72
2007 2008 2009 2010 2011
Pencari kerja yang ditempatkan (%)
6,94
4,34 5,103,10
2007 2008 2009 2010
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 120
keseluruhan. Angka keselamatan dan
perlindungan sudah mencapai 100%, yang
berarti sudah semua perusahaan menerapkan
K3.
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.91. Keselamatan dan Perlindungan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
f. Penyelesaian Perselisihan Buruh dan
Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah
Daerah
Indikator ini dihitung dari jumlah kasus
perselisihan hubungan industrial yang
diselesaikan oleh mediator hubungan industrial
yang berkedudukan di instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
kabupaten yang penyelesaianya sampai pada
tingkat perjanjian bersama (PB). Jumlah
perselisihan pada tahun 2007-2009 sebanyak 1
kasus, 2010 sebanyak 4 kasus, dan pada
tahun 2011 sebanyak 2 kasus dengan angka
penyelesaian sebesar 100%.
Grafik berikut ini menunjukkan tingkat
penyelesaian perselisihan buruh dan
pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
daerah di Kabupaten Banjarnegara.
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Keselamatan dan perlindungan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 121
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.92. Penyelesaian Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Indikator capaian pembangunan urusan wajib
koperasi dan usaha kecil menengah diukur dengan
perhitungan persentase koperasi aktif, Jumlah
BPR/LKM, dan Jumlah UMKM. Tabel di bawah ini
menunjukkan jumlah koperasi di Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan jenisnya.
Tabel 2.32. Jumlah Koperasi dan Tenaga Kerjanya di Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan Jenis Tahun 2009-2010
Jenis Koperasi Unit Koperasi Tenaga Kerja
2009 2010 2009 2010
KUD 19 19 137 148
Pusat 3 3 6 778
Koperasi Fungsional
- KPRI 90 90 254 263
- Koperasi Karyawan 25 28 16 18
- Angkatan Darat 1 1 - -
- Kepolisian 1 1 3 3
- Dll 1 1 - -
Koperasi Industri
- Ukir-ukiran - 3 - -
- Dll 1 1 - -
Koperasi Jasa
- Simpan Pinjam 19 19 149 191
- Pedagang Pasar 4 4 - -
- Konstruksi/Profesi 3 3 - -
Koperasi Konsumsi
- Koperasi Serba Usaha 78 78 16 21
- Kop. Jenis Lain 3 3 - -
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan
pemerintah daerah (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 122
Tabel 2.32. (lanjutan) Jumlah Koperasi dan Tenaga Kerjanya di Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan Jenis Tahun 2009-2010
Jenis Koperasi Unit Koperasi Tenaga Kerja
2009 2010 2009 2010
Koperasi Lainnya
- Wanita 11 11 - 1
- Pemuda 4 4 - -
- Pondok Pesantren 24 24 50 52
- Pensiunan 9 9 6 6
- Veteran 1 1 3 4
- Pertanian 44 44 - 5
- Perkebunan 3 3 - -
- Kehutanan 2 2 - -
- Agrobisnis 3 4 - -
- Agroindustri 5 5 - -
- Perikanan 1 1 - -
- BMT 20 22 91 111
Koperasi Sekolah - 1 - -
Jumlah 375 385 731 1.601
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
a. Persentase Koperasi Aktif
Indikator ini merupakan persentase
perbandingan antara jumlah koperasi aktif
dengan jumlah seluruh koperasi. Persentase
koperasi aktif rata-rata sebesar 78,08%.
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.93. Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
b. Jumlah BPR/LKM
Jumlah Badan Perkreditan Rakyat/
Lembaga Kredit Mikro menunjukkan tren yang
meningkat. Meningkatnya jumlah BPR/LKM
pada tiap tahunnya menunjukkan
79,50 79,50
72,51
79,16 79,75
2007 2008 2009 2010 2011
Koperasi aktif (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 123
berkembangnya sektor UMKM di Kabupaten
Banjarnegara.
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.94. Jumlah BPR/LKM di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
c. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Jumlah UMKM di Kabupaten
Banjarnegara menunjukkan peningkatan tiap
tahunnya, dengan pertumbuhan rata-rata
UMKM sebesar 0,33% setiap tahunnya.
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.95. UMKM di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
16. Penanaman Modal
a. Jumlah Investor
Jumlah Investor disini adalah jumlah
pengusaha yang menanamkan investasinya di
Banjarnegara termasuk di dalamnya
pengusaha mikro, kecil, menengah dan besar.
Namun jumlah tersebut belum dapat
digolongkan investor berskala nasional. Jumlah
Investor yang menanamkan modalnya di
Banjarnegara dari tahun 2007 hingga tahun
2011 jumlahnya terus bertambah.
157 170 188 209 227
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah BPR/LKM
21.127 21.127 21.200 21.394
23.329
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah UMKM
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Jumlah Investor di Kabupaten Banjarnegara
b.
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Nilai Investasi
c.
522
2007
2007
175.115.122.090
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.96. Jumlah Investor di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
. Jumlah Nilai Investasi
Jumlah nilai investasi adalah jumlah
investasi yang ditanamkan oleh investor di
Banjarnegara. termasuk di
Mikro, Kecil, Menengah dan Besar
investasi di Banjarnegara dari tahun 2007
hingga tahun 2010 berfluktuasi
dijelaskan bahwa meskipun jumlah investor
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan tapi
nilai investasi yang ditanamkan
tergantung besar kecilnya perusahaan.
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.97. Nilai Investasi di Kabupaten Banjarnegara
2011
. Daya Serap Tenaga Kerja
Daya serap tenaga kerja dari penanaman
modal di Kabupaten Banjarnegara pada tahun
2010 adalah sebanyak 3.035 tenaga kerja,
640835
2008 2009 2010
Jumlah Investor
20072008
20092010
2011
175.115.122.090
74.550.479.100 140.000.000.000
198.462.036.475
282.686.721.196
Nilai Investasi (Rp)
2016 II - 124
Jumlah Investor di Kabupaten Banjarnegara
nilai investasi adalah jumlah
investasi yang ditanamkan oleh investor di
dalamnya usaha
Mikro, Kecil, Menengah dan Besar. Jumlah
nvestasi di Banjarnegara dari tahun 2007
berfluktuasi hal ini dapat
dijelaskan bahwa meskipun jumlah investor
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan tapi
nilai investasi yang ditanamkan berfluktuasi
tergantung besar kecilnya perusahaan.
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
Daya serap tenaga kerja dari penanaman
modal di Kabupaten Banjarnegara pada tahun
2010 adalah sebanyak 3.035 tenaga kerja,
889685
2010 2011
2011
282.686.721.196
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 125
sedangkan pada tahun 2011 terserap sebanyak
2.927 tenaga kerja.
d. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN
Kenaikan/penurunan nilai realisasi
penanaman modal dalam negeri merupakan
persentase dari kenaikan/penurunan nilai
realisasi PMDN dari tahun sebelumnya.
Persentase kenaikan/penurunan nilai
realisasi PMDN di Kabupaten Banjarnegara
disajikan dalam grafik di bawah ini:
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.98. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
17. Kebudayaan
Festival kebudayaan yang rutin dilakukan di
Kabupaten Banjarnegara meliputi Dieng Culture
Festival dengan salah satu acaranya adalah ruwatan
rambut gimbal dan festival tahun baru. Benda cagar
budaya di Kabupaten Banjarnegara terdiri atas
Makam dan Petilasan Bogem, Makam dan Petilasan
Kedunglumbu, Petilasan Adisara, Masjid Besar
Kauman, Monumen Machlani, Makam Girilangan,
Tugu Banjarnegara, Arca Watu Lembu, Watu Kasur,
Watu Umpak, Petilasan Sunan Giri Pit, Petilasan
Giri Wasiat, Baju dan Celana Keprajuritan A.
Mangunyudo Sedoloji, Watu Ganja, Sarean
Pekuncen, Makam Budha, Watu Gombang, Makam
Adipati Anom, Batu Arca (Yoni), Batu Kupluk, Batu
Umpak, Petilasan Batu Silembu, Punden Medini,
0,92 -1,35 0,88 0,42
44,07
2007 2008 2009 2010 2011
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 126
Watu Siwarak, Batu Umpak, Kubur Budha,
Monumen Wilayah Batas Pendudukan Belanda dan
RI dari Hasil Perjanjian Renville, Makam Raden
Tumenggung Dipoyudo (Bupati I), Makam Raden
Ngabehi Mangunyudo I (Hadipati Mangunyudo Seda
Loji), Makam KRT Diponingrat (Bupati II), Makam
KRT Joyonegoro I (Bupati III), Makam KRT
Joyonegoro II (Bupati IV), Makam KRA Ario Sumitra
Kalapaking (Bupati V), Makam Kyai RN.
Banyakwide, Gedung Kantor Pos, Gedung Balai
Latihan Kerja, Gedung Kantor Kecamatan, Makam
Kyai Ageng Selamanik, Masjid Dagan, Monumen
Pahlawan.
18. Kepemudaan dan Olahraga
Capaian pembangunan urusan kepemudaan
dan olahraga relatif stagnan, dengan fokus pada
pemeliharaan fasilitas. Jumlah fasilitas dan
kegiatan olahraga jumlahnya tetap selama tiga
tahun terakhir.
Data selengkapnya mengenai kepemudaan dan
olahraga disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.33. Indikator Pembangunan Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011
Uraian Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011
Jumlah organisasi pemuda 24 24 24 24
Jumlah organisasi olahraga 27 27 27 27
Jumlah kegiatan kepemudaan 7 7 7 7
Jumlah kegiatan olahraga 5 5 5 5
Gelanggang/balai remaja (selain milik
swasta)
4 4 4 4
Lapangan olahraga 46 46 46 46
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 127
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan
OKP
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas
dan OKP berfluktuasi. Hal ini disebabkan
alokasi dana yang tersedia untuk kegiatan
pembinaan jumlahnya terbatas. Kegiatan
pembinaan rata-rata dilakukan sebanyak 2,2
kali kegiatan per tahun.
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.99. Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan
OKP Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
Kegiatan pembinaan politik daerah pada
tiap tahunnya menunjukkan tren yang
menurun. Tahun 2009 hingga tahun 2011,
hanya dilakukan satu kegiatan pembinaan per
tahunnya.
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.100. Jumlah Kegiatan Pembinaan Politik Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
3
2
3
2
1
2007 2008 2009 2010 2011
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
2 2
1 1 1
2007 2008 2009 2010 2011
Kegiatan pembinaan politik daerah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 128
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
a. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000
penduduk
Rasio jumlah Polisi PP per 10.000
penduduk dihitung dari jumlah polisi PP dibagi
jumlah penduduk dikalikan 10.000. Rasio
jumlah Polisi PP cenderung menurun pada tiap
tahunnya, dari 0,80 pada tahun 2007 menjadi
0,65 pada tahun 2011.
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.101. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk
Rasio Jumlah Linmas terus mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan adanya anggota
petugas Linmas yang meninggal dunia dan
belum ada penggantinya. Jumlah Linmas pada
tahun 2007 sebanyak 9.287 orang, sedangkan
pada tahun 2011 sebanyak 9.251.
Rasio jumlah Linmas per 10.000
penduduk di Kabupaten Banjarnegara
disajikan pada tabel berikut ini :
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.102. Rasio Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
0,80 0,80 0,73 0,69 0,65
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
102,46 101,18 100,42 99,6285,58
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio jumlah Linmas per 10.000 penduduk
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 129
c. Rasio Pos Siskamling per Jumlah Desa/
Kelurahan
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa
mengalami penurunan hal ini disebabkan
adanya pos siskamling yang rusak berat dan
belum dibangun atau direhab kembali. Jumlah
pos Siskamling pada tahun 2007 tercatat
sebanyak 706 pos, jumlah pos menurun pada
tahun 2011 menjadi sebanyak 653 pos. Rasio
pos Siskamling ditampilkan pada grafik di
bawah ini:
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.103. Rasio Pos Siskamling per Jumlah Desa/Kelurahan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
d. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan
Adiministrasi Pemerintah
Sistem Informasi Pelayanan Perizinan dan
administrasi pemerintah di KP2T adalah Sistem
Informasi Manajemen Pelayanan Satu Pintu
(SIMPATU). Simpatu di KP2T baru dibangun
pada tahun 2010 dengan melaksanakan
pelatihan sumber daya manusia yang
menangani proses perizinan. Tahun 2011
dilaksanakan pembangunan instalasi jaringan
Simpatu.Saat ini Simpatu belum dapat
dijalankan di KP2T karena terhambat jumlah
komputer yang ada belum sesuai dengan
jumlah dan spesifikasi yang disarankan serta
belum adanya server guna menyimpan data
perizinan. Namun pada tahun 2012 akan
2,532,44 2,42
2,37 2,34
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 130
direalisasikan dengan menganggarkan untuk
pembelian perangkat dimaksud sehingga
Simpatu dapat direalisasikan. Tahun 2013
hingga tahun 2016 adalah tahap
pengembangan Simpatu.
e. Penegakan Perda
Penegakan Perda dihitung dengan
membagi jumlah penyelesaian penegakan Perda
dengan jumlah pelanggaran perda.
Penyelesaian pelanggaran Perda lewat jalur
pembinaan, yakni dengan membuat surat
pernyataan untuk tidak mengulangi
pelanggaran Perda yang dilakukan sehingga
tingkat pencapaian penyelesaian pelanggaran
Perda mencapai 100%.
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.104. Penegakan PERDA Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011
f. Cakupan patroli petugas Satpol PP
Angka cakupan patroli Satpol PP
(pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3)
dalam 24 jam disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.34. Cakupan patroli petugas Satpol PP Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan patroli petugas
Satpol PP
3 x
dalam
24 jam
3 x
dalam
24 jam
3 x
dalam
24 jam
3 x
dalam
24 jam
3 x
dalam
24 jam
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Penegakan PERDA (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 131
g. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
(Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di
Kabupaten
Angka indikator ini berasal dari jumlah
penyelesaian pelanggaran K3 dibagi dengan
jumlah pelanggaran K3. Angka capaian oleh
Satpol PP sudah mencapai 100%.
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.105. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketertiban,
Ketentraman, Keindahan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
h. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di
Kabupaten
Jumlah Linmas per jumlah penduduk
mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Hal ini disebabkan adanya anggota petugas
Linmas yang meninggal dunia namun belum
ada penggantinya. Penambahan atau kaderisasi
anggota Linmas mengalami kesulitan karena
keanggotaan linmas bersifat sukarela dan
belum adanya perhatian (kesejahteraan) yang
memadai bagi anggota Linmas.
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.106. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas)
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
100 100 100 100 100
2007 2008 2009 2010 2011
Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketertiban, Ketentraman, Keindahan di
Kabupaten (%)
1,024 1,011 1,004 0,996
0,855
2007 2008 2009 2010 2011
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 132
i. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran
Kabupaten
Cakupan pelayanan bencana kebakaran
memberikan gambaran mengenai kemampuan
pemerintah dalam memberikan pelayanan
dalam pemadaman bencana kebakaran.
Indikator ini diukur dari persentase
perbandingan antara jumlah mobil pemadam
kebakaran dengan jumlah penduduk. Jumlah
mobil pemadam kebakaran tahun 2007-2011
sejumlah 2.000 unit mobil.
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.107. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
j. Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran
Pemerintahan Desa yang Baik
Angka cakupan indikator ini merupakan
persentase dari jumlah kantor pemerintahan
desa yang baik dibanding dengan jumlah
seluruh pemerintahan desa. Angka cakupan
ditampilkan pada grafik di bawah ini:
Sumber: Bagian Pemerintahan Desa Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.108. Persentase Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran
Pemerintahan Desa yang Baik di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
0,19 0,19 0,19 0,19 0,19
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten (%)
56,39 60,15 63,9175,19 75,19
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 133
k. Sistem Informasi Manajemen Pemerintah
Daerah
Sistem Informasi Manajemen yang dimiliki
Pemda KabupatenBanjarnegara sebagai
berikut:
• SIM dengan sistem online/Intranet, antara
lain :
LPSE (Layanan Pengadaan Secara
Elektronik), SimrenBangda (Sistem
Informasi Manajemen Perencanaan
Pembangunan Daerah), SimdalBangda
(Sistem Informasi Manajemen
Pengendalian Pembangunan Daerah), SMS
Gateway, dan Sig Kemiskinan.
• SIM dengan sistem WAN/Wide Area
Network, antara lain :
SIMPATU (Sistem Informasi Perijinan)
dan SIAK (Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan)
• SIM dengan sistem LAN/Local Area
Network, antara lain :
SIMPEG (Sistem Informasi
Kepegawaian), SIMKEU (Sistem Informasi
Keuangan Daerah), SIM Penggajian, SimDa
Barang, dan SimRSUD
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.109. Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
3 4 57
12
2007 2008 2009 2010 2011
SIM Pemda (unit)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 134
l. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Survey Indeks Kepuasan Layanan
Masyarakat dilakukan oleh 3 SKPD yaitu KP2T
(layanan perizinan), KPAD (layanan
perpustakaan), dan RSUD (layanan kesehatan).
Tabel 2.35. Indeks Kepuasan Layanan MasyarakatKabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Uraian Indikator TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
- - Ada Ada Ada
Sumber: Bagian Organisasi Setda Kab. Banjarnegara 2011
m. Ketepatan Waktu SKPD dalam Penyampaian
Laporan Kinerja (LAKIP dan TAPKIN)
Persentase ketepatan SKPD dalam
menyampaikan laporan kinerja (LAKIP dan
TAPKIN) dihitung berdasarkan banyaknya
SKPD yang mengumpulkan LAKIP dan TAPKIN
sesuai jadwal yang ditentukan dibagi dengan
jumlah SKPD yang ada.
Berikut ini tabel yang berisi angka capaian
tahun 2007-2010:
Tabel 2.36. Ketepatan Waktu SKPD dalam Penyampaian Laporan Kinerja
(LAKIP dan TAPKIN) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
Uraian Indikator TAHUN
2007 2008 2009 2010
Ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN)
- - 81,50% 90%
Sumber: Bagian Organisasi Setda Kab. Banjarnegara 2011
n. Administrasi Keuangan Daerah
Capaian indikator bidang administrasi
keuangan daerah Kabupaten Banjarnegara
masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal
opini laporan keuangan dan rasio PAD.
Angka capaian indikator disajikan pada
tabel berikut :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 135
Tabel 2.37. Indikator Capaian Administrasi Keuangan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio PAD terhadap pendapatan (%)
7,12 6,75 8,22 7,35 -
Tersedianya laporan asset yang mendukung laporan neraca
Ada Ada Ada Ada -
Opini laporan keuangan
WDP WDP WDP WDP -
Penyusunan APBD Tepat
Waktu
Tepat
Waktu Tepat
Waktu Tepat
Waktu Tepat
Waktu
Peyusunan pertanggungjawaban APBD
Tepat
Waktu Tepat
Waktu Tepat
Waktu Tepat
Waktu -
Sumber: DPPKAD Kab. Banjarnegara 2011
o. Jumlah Peraturan Daerah
Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan
di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2007
hingga 2011 disajikan pada grafik di bawah ini:
Sumber: Bagian Hukum Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.110. Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
21. Ketahanan Pangan
Capaian urusan ketahanan pangan diukur
dengan indikator ketersediaan regulasi ketahanan
pangan, ketersediaan pangan utama, dan skor Pola
Pangan Harapan. Pangan merupakan kebutuhan
pokok yang harus tersedia setiap saat, baik
kuantitas maupun kualitas, aman, bergizi dan
terjangkau daya beli masyarakat. Kekurangan
pangan tidak hanya dapat menimbulkan dampak
922
14 1711
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Peraturan Daerah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 136
sosial, ekonomi, bahkan dapat mengancam
keamanan sosial.
Jumlah lumbung pangan di Kabupaten
Banjarnegara sebanyak 42 unit dengan kapasitas
sebesar 1.142 ton, sedangkan gudang pangan
tersedia seluas 3.073 m2 dengan kapasitas 4.389
ton per bulan. Berikut ini disajikan jumlah lumbung
dan gudang pangan per kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2010:
Tabel 2.38. Jumlah Lumbung dan Gudang Pangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2010
Kecamatan
Lumbung Gudang Pangan
Jumlah
(unit)
Kapasitas
(ton)
Luas
(m2)
Kapasitas/
Bulan (ton)
Susukan 2 25 - -
Purwareja Klampok 4 180 286 1.530
Mandiraja 24 730 1.750 2.450
Purwanegara 2 7 300 160
Bawang 1 30 - -
Banjarmangu 1 5 - -
Wanadadi 3 110 - -
Rakit 2 53 737 249
Pejawaran 3 2 - -
Jumlah 42 1.142 3.073 4.389
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
a. Regulasi Ketahanan Pangan
Regulasi tentang ketahanan pangan pada
tahun 2007 dan tahun 2008 belum dibuat.
Kemudian setelah tahun 2009 dibentuk
Peraturan Bupati tentang ketahanan pangan
seiring dengan pembentukan SOTK Kantor
Ketahanan Pangan. Regulasi yang mengatur
tentang ketahanan pangan di Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut:
1). Peraturan Bupati Nomor 174 tanggal 18
Maret 2009 Tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 137
Jabatan pada Kantor Ketahanan Pangan
Kabupaten Banjarnegara;
2). Peraturan Bupati Nomor 250 Tahun 2010
Tanggal 8 April Tentang Dewan Ketahanan
Ketahanan Pangan (DKP);
3). Peraturan Bupati Nomor 5 Tanggal 28
Januari 2011 Tentang Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal di Kabupaten
Banjarnegara.
b. Ketersediaan Pangan Utama
Ketersediaan pangan merupakan
persentase dari rata-rata jumlah ketersediaan
pangan utama per tahun (kg) dibagi dengan
jumlah penduduk. Ketersediaan pangan utama
pada tahun 2007 sebesar 101,91% dari jumlah
penduduk, dan pada tahun 2011 meningkat
menjadi sebesar 112,67% dari jumlah
penduduk.
Sumber: KKP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.111. Ketersediaan Pangan Utama Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
c. Pola Pangan Harapan
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah
susunan beragam pangan yang didasarkan
pada sumbangan energi dari kelompok pangan
utama baik secara absolut maupun dari suatu
pola ketersediaan atau konsumsi pangan (padi-
padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak
dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-
101,91 106,13134,87 150,59
112,67
2007 2008 2009 2010 2011
Ketersediaan pangan utama (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 138
kacangan, gula, sayur dan buah, dan lain-lain).
Angka capaian skor PPH pada tahun 2009
adalah 81,20 dan skornya meningkat pada
tahun 2011 menjadi sebesar 82,70.
Sumber: KKP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.112. Pola Pangan Harapan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2009-2011
22. Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
merupakan perbandingan antara jumlah
kelompok binaan PKK dengan jumlah PKK.
Jumlah PKK keseluruhan adalah sebanyak 298
unit, terdiri dari 20 unit PKK kecamatan, 266
unit PKK desa, dan 12 unit PKK kelurahan.
Sumber: KPMD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.113. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
b. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat
Keberadaan lembaga swadaya masyarakat
menjadi salah satu indikator pembangunan
demokrasi. Jumlah LSM di Kabupaten
Banjarnegara selama lima tahun terakhir
disajikan pada grafik di bawah:
81,20
82,3082,70
2009 2010 2011
Pola Pangan Harapan
56,14 57,02
47,91
57,10
2007 2008 2009 2010
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 139
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.114. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. PKK Aktif
Jumlah PKK keseluruhan adalah sebanyak
298 unit, terdiri dari 20 unit PKK kecamatan,
266 unit PKK desa, dan 12 unit PKK kelurahan.
Dari 298 unit PKK tersebut semuanya
merupakan PKK aktif sehingga angka
capaiannya adalah 100%.
d. Posyandu Aktif
Angka Posyandu aktif merupakan
persentase jumlah Posyandu aktif dibagi
dengan total Posyandu. Jumlah posyandu di
Kabupaten Banjarnegara adalah 1.587 (2008);
1.493 (2009); 1.598 (2010); dan 1.513 (2011).
Sumber: KPMD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.115. Posyandu Aktif di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-
2011
e. Swadaya Masyarakat terhadap Program
Pemberdayaan Masyarakat
Swadaya masyarakat terhadap program
pemberdayaan masyarakat dihitung dengan
formula jumlah swadaya masyarakat terhadap
program pemberdayaan masyarakat dibagi
5 5 5 5 5
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah LSM
68,46 78,30 81,97100,00
2008 2009 2010 2011
Posyandu aktif (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 140
dengan total program pemberdayaan
masyarakat. Rata-rata jumlah swadaya
masyarakat per tahun adalah 1 kegiatan
swadaya.
Sumber: KPMD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.116. Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan
Masyarakat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011
23. Statistik
Urusan statistik dalam kepemerintahan
ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada
publik dalam hal penyediaan data-data dan
informasi mengenai capaian pembangunan dan
kondisi daerah. Untuk memberikan gambaran
mengenai perkembangan kondisi daerah, setiap
tahun telah diterbitkan buku Kabupaten
Banjarnegara Dalam Angka (BDA) yang merupakan
kerja sama antara Bappeda Kabupaten
Banjarnegara dengan BPS Kabupaten Banjarnegara.
Sedangkan untuk memberi gambaran mengenai
aktivitas perekonomian daerah telah diterbitkan
pula buku Pendapatan Regional Kabupaten
Banjarnegara untuk setiap tahunnya yang berisi
tentang perkembangan PDRB per sektor pada
tingkat kabupaten dan kecamatan. Selain dua buku
tersebut, disusun pula dokumen yang disesuaikan
dengan kebutuhan pencapaian target pembangunan
yang bersifat responsif seperti Rencana Aksi Daerah
(RAD) tentang Percepatan Pencapaian Millenium
Development Goals, dan Rencana Aksi Daerah
tentang Penanggulangan Kemiskinan.
50,00
20,0033,00
2009 2010 2011
Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 141
24. Kearsipan
Pengelolaan arsip secara baku merupakan
perbandingan antara jumlah SKPD yang telah
menerapkan arsip secara baku dibandingkan
dengan jumlah seluruh SKPD. Persentase
pengelolaan arsip secara baku masih perlu
ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari masih
kecilnya angka persentase capaian. Berikut ini
capaian urusan kearsipan :
Tabel 2.39. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Uraian Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Pengelolaan Arsip
Secara Baku
4,55% 4,35% 5,77% 1,79% 2,99%
Peningkatan SDM
Pengelola Kearsipan
- - 1 Keg 1 Keg -
Sumber: KPAD Kab. Banjarnegara 2011
25. Komunikasi dan Informatika
a. Jumlah Jaringan Komunikasi
Sumber data dari 128 menara
telekomunikasi yang terdiri dari 9 BTS yaitu
Telkomsel, Indosat, XL, THREE (3), Esia, Axis,
Smartfren, Ceria dan Flexi. Semakin banyak
jumlah jaringan komunikasi maka
menggambarkan semakin besar ketersediaan
fasilitas jaringan komunikasi sebagai pelayanan
penunjang dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah.
Berikut ini disajikan jumlah jaringan
telepon genggam dan telepon stasioner di
Kabupaten Banjarnegara:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 142
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.117. Jumlah Jaringan Komunikasi di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
b. Rasio Wartel/Warnet per 1000 Penduduk
Posisi sampai dengan tahun 2011 jumlah
wartel sebanyak 50 buah, dan warnet sebanyak
75 buah. Rasio warnet untuk 1.000 penduduk
0,112 warnet. Semakin besar rasio
wartel/warnet per 1000 penduduk akan
menggambarkan semakin besar ketersediaan
fasilitas jaringan internet dan fasilitas jaringan
komunikasi data bagi masyarakat.
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.118. Rasio Wartel/Warnet per 1000 Penduduk
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal
Pada tahun 2011, surat kabar nasional
yang beredar di Kabupaten Banjarnegara
adalah Harian Umum Kompas dan Republika.
Sedangkan surat kabar lokal/regional terdiri
dari Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan
Rakyat, Radar Banyumas, dan Warta Jateng.
81 97 104 113 128
6.600 6.500 6.674 7.000 7.000
2007 2008 2009 2010 2011
Jaringan telepon genggam Jaringan telepon stasioner
0,1750,142
0,103 0,1120,134
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio wartel/warnet per 1000 Penduduk
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 143
Grafik berikut ini menampilkan jumlah
surat kabar yang beredar di Kabupaten
Banjarnegara :
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.119. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
d. Jumlah Penyiaran Radio/TV
Indikator ini menunjukkan jumlah
penyiaran radio/tv yang masuk ke
daerah.Semakin banyak jumlah penyiaran
radio/TV baik lokal maupun nasional di daerah
maka menggambarkan semakin besar
ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi
massa. Radio Lokal: LPPL Suara Banjarnegara,
POP FM dan Prima FM. Radio Nasional: RRI
Purwokerto. TV Lokal: Banyumas TV. TV
Nasional: TVRI, Indosiar, RCTI, SCTV, MNCTV,
ANTV, TV One dan Trans 7. Grafik berikut ini
menyajikan jumlah penyiaran radio/TV di
daerah Kabupaten Banjarnegara:
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.120. Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
e. Web Site Milik Pemerintah Daerah
Internet memiliki peran yang strategis
dalam penyebaran informasi, terutama dalam
7 7 6 7 7
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah surat kabar nasional/lokal
13 13 13 13 13
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah penyiaran radio/tv lokal
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 144
hal luasnya akses informasi bagi pihak yang
membutuhkan. Tahun 2011, Kabupaten
Banjarnegara memiliki situs jaringan dengan
domain http:\\www.banjarnegarakab.go.id,
dengan Sub Domain Bappeda, BKD, DPPKAD,
Dindukcapil, Dinsosnakertrans, RSUD, KP2T,
LPSE, dan JDIH (Produk Hukum).
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.121. Jumlah Web Site Milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
f. Jaringan E-Government
Untuk mendukung sistem administrasi
kepemerintahan berbasis internet, tahun 2011
terdapat 56 client yang meliputi SKPD,
Kecamatan, dan kelurahan.
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.122. Jumlah Jaringan E-Government Pemerintah Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
g. Pameran/Expo
Dalam rangka memperkenalkan dan
menciptakan peluang pasar produk-produk
unggulan Kabupaten Banjarnegara baik berupa
produk makanan, kerajinan dan hasil
pertanian, selama tahun 2007 s/d 2011,
Pemkab Banjarnegara telah memfasilitasi para
perajin dan UMKM di Kabupaten Banjarnegara
1 1 1 39
2007 2008 2009 2010 2011
Web site milik pemerintah daerah
45 45 45 4956
2007 2008 2009 2010 2011
Jaringan e-government
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 145
dengan mengikuti beberapa event
pameran/ekspo yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota
maupun oleh Swasta sebanyak 37 (tigapuluh
tujuh) kegiatan pameran/ekspo antara lain
CJIBF, Inacraft, DP Mall, Jateng Fair, dan
lainnya.
Sumber: Bagian Perekonomian Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.123. Jumlah Pameran/Expo Yang Diikuti Oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
26. Perpustakaan
Indikator capaian urusan wajib perpustakaan
berguna untuk menggambarkan pelayanan
Pemerintah Daerah dalam penyediaan perpustakaan
dan bahan bacaan kepada masyarakat.
Perpustakaan umum daerah di kabupaten
Banjarnegara berjumlah satu unit. Jumlah
pengunjung perpustakaan per tahun diperoleh dari
jumlah kunjungan ke perpustakaan dibagi dengan
jumlah orang yang harus dilayani. Sedangkan
koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
adalah perbandingan antara jumlah judul buku
yang tersedia dengan jumlah koleksi buku.
Jumlah koleksi judul buku hingga tahun 2011
sebanyak 11.124 judul dengan koleksi buku
sebanyak 32.525. Sedangkan jumlah pengunjung
pada tahun 2011 sebanyak 32.821 kunjungan.
Berikut ini capaian indikator urusan kearsipan:
713
1926
36
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah pameran/expo
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 146
Tabel 2.40. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Perpustakaan
1 1 1 1 1
Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun
4,59% 4,02% 4,56% 4,72% 3,51%
Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah
30,56% 31,43% 30,94% 38,47% 34,20%
Sumber: KPAD Kab. Banjarnegara 2011
2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
1. Pertanian
Rata-rata produksi padi selama tahun 2007-
2011 adalah sebesar 149.689,22 ton. Produksi padi
per tahun tidak stabil, hal ini dikarenakan
perbedaan musim tanam yaitu pada tahun ganjil
dilaksanakan tiga kali musim tanam, sedangkan
pada tahun genap dilaksanakan dua kali musim
tanam.
Tabel di bawah ini menyajikan produksi padi
dan tanaman pangan lainnya, tanaman sayur-
sayuran, dan tanaman buah-buahan di Kabupaten
Banjarnegara selama lima tahun terakhir:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 147
Tabel 2.41. Produksi Tanaman Pangan, Sayur-Sayuran, dan Buah-Buahan
Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Padi (ton) 145.624,25 140.940,25 152.773,60 152.085,85 157.022,13
Jagung (ton) 86.842,40 92.859,92 105.631,10 102.004,80 84.344,67
Ubi Kayu (ton) 250.797,92 243.296,75 255.805,55 270.826,95 234.941,05
Ubi Jalar (ton) 3.117,10 3.956,40 2.700,10 3.333,40 2.995,30
Kedelai (ton) 90,30 139,76 505,00 393,03 470,27
Kacang Tanah (ton) 2.158,01 4.917,55 2.154,53 2.015,82 1.627,90
Kacang Hijau (ton) 1,20 10,95 19,75 23,85 1,03
Kentang (kw) 964.677,00 1.334.175,00 1.250.772,00 1.096.132,00 997.563,00
Kobis (kw) 635.758,00 1.532.711,00 935.076,00 948.635,00 1.423.310,00
Wortel (kw) 53.810,00 117.038,00 28.022,00 134.979,00 722.661,00
Tomat (kw) 8.435,00 17.199,00 12.989,00 15.887,00 9.919,00
Sawi (kw) 23.182,00 55.559,00 35.245,00 73.073,00 126.124,00
Cabai (kw) 19.019,92 65.219,00 173.408,00 69.657,50 79.644,00
Durian (kg) 40.555,00 1.586.000,00 3.025.500,00 1.180.855,00 2.849.109,00
Manggis(kg) - 30.700,00 28.500,00 107.891,00 147.155,00
Salak (kw) 2.825.128,00 1.936.621,00 2.158.193,00 2.282.260,78 2.630.288,23
Pisang (kw) 73.084,00 105.662,00 117.247,00 72.788,67 101.634,44
Rambutan (kw) 38.878,00 79.706,00 71.315,00 10.706,90 161.642,42
Duku (kg) 2.502.380,00 306.900,00 593.900,00 1.052.290,00 134.500,00
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Berikut ini capaian pembangunan urusan
pilihan pertanian:
a. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama
Lokal Lainnya per Hektar
Indikator ini digunakan untuk mengukur
tingkat produktivitas lahan dalam
memproduksi bahan pangan utama. Dihitung
dengan membagi jumlah produksi dengan luas
areal tanaman.
Tabel 2.42. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama
Lokal Lainnya (Kw/Ha) Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Padi 53,67 55,41 59,39 55,69 61,14
Jagung 33,68 36,00 40,43 41,88 44,16
Ubi Kayu 215,91 218,36 230,93 223,66 226,76
Ubi Jalar 130,97 135,96 133,67 130,21 142,63
Kedelai 7,78 9,38 9,05 7,84 9,58
Kacang Tanah 9,71 11,51 11,04 11,60 13,10
Kacang Hijau 12,00 10,95 10,97 9,94 10,25
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
b. Produktivitas Tanaman Buah dan Sayur
Indikator ini digunakan untuk mengukur
tingkat produktivitas lahan dalam
memproduksi buah dan sayur. Dihitung
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 148
dengan membagi jumlah produksi dengan luas
areal tanam atau satuan tanaman. Tabel
berikut ini menyajikan tingkat produktivitas
tanaman buah dan sayur pada areal tanam di
Kabupaten Banjarnegara:
Tabel 2.43. Produktivitas Tanaman Buah dan Sayur di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Durian (kg/pohon) 119,75 65,47 67,09 21,63 52,40
Manggis (kg/pohon) - 12,34 12,35 21,42 48,87
Salak (kg/rumpun) 24,20 15,31 16,44 15,36 17,73
Pisang (kg/rumpun) 35,70 45,31 45,85 34,51 43,12
Rambutan (kg/pohon) 70,88 84,05 81,36 36,03 161,49
Duku (kg/pohon) 76,14 30,79 29,14 65,34 47,39
Kentang (kw/ha) 151,65 158,19 138,05 149,36 136,65
Kobis (kw/ha) 197,62 254,77 163,56 149,09 282,12
Wortel (kw/ha) 102,30 139,17 79,61 132,59 138,41
Tomat (kw/ha) 100,42 100,58 78,25 58,19 49,84
Sawi (kw/ha) 70,46 99,78 60,77 94,05 79,03
Cabai (kw/ha) 31,70 49,56 85,72 19,92 23,54
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
c. Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan
Terhadap PDRB
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan
terhadap PDRB diperhitungkan dari jumlah
kontribusi PDRB dari sektor pertanian/
perkebunan dibagi jumlah PDRB dari sektor
pertanian/perkebunan. Kontribusi sektor
pertanian/perkebunan terhadap PDRB dari
tahun 2007 hingga 2011 cenderung turun,
meski nilainya mengalami kenaikan. Angka
kontribusi sektor pertanian/perkebunan
terhadap PDRB adalah rata-rata sebesar
38,39% per tahun.
Perkembangan kontribusi sektor
pertanian/ perkebunan terhadap PDRB
disajikan pada grafik di bawah ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 149
*) Angka Sementara Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.124. Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan Terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
d. Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija)
Terhadap PDRB
Kontribusi sektor pertanian (Palawija)
terhadap PDRB diperhitungkan dari jumlah
kontribusi PDRB dari sektor pertanian
(palawija) dibagi jumlah PDRB dari sektor
pertanian (palawija). Kontribusi sektor
pertanian (palawija) terhadap PDRB dari tahun
2007 hingga 2011 menunjukkan tren yang
menurun.
Berikut ini disajikan grafik perkembangan
kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap
PDRB.
*) Angka Sementara Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.125. Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija) Terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
39,6938,86 38,74
37,51 37,14
2007 2008 2009 2010*) 2011*)
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB (%)
35,3634,65 34,47
33,36 33,03
2007 2008 2009 2010*) 2011*)
Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 150
e. Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras)
Terhadap PDRB
Kontribusi sektor perkebunan terhadap
PDRB diperhitungkan dari jumlah kontribusi
PDRB dari sektor perkebunan dibagi jumlah
PDRB dari sektor pertanian. Kontribusi sektor
perkebunan terhadap PDRB dari tahun 2007
hingga 2010 cenderung turun sejalan dengan
laju pertumbuhannya, meski nilainya
mengalami kenaikan.
*) Angka sementara
Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.126. Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras) Terhadap
PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
f. Populasi Ternak
Populasi ternak merupakan jumlah ternak
yang dibudidayakan di Kabupaten
Banjarnegara dalam satu tahun. Populasi
ternak disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.44. Populasi Ternak Di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Sapi 38.501 40.426 41.638 41.842 34.320
Kambing 149.066 178.879 182.612 184.847 185.056
Domba 93.280 107.272 107.159 108.318 108.915
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
g. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan
Persentase keberhasilan inseminasi
buatan menggambarkan kemampuan Iptek
dalam proses reproduksi hewan secara buatan
4,42
4,26
4,41 4,38
2007 2008 2009 2010*)
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 151
dengan bantuan manusia. Berikut ini capaian
selama lima tahun:
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.127. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan
Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
h. Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap
PDRB Pertanian
Rasio ini menggambarkan kontribusi
kelompok petani terhadap PDRB sektor
pertanian. Kontribusi produksi kelompok tani
terhadap PDRB sektor pertanian dari tahun
2007-2011 disajikan dalam grafik di bawah ini:
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.128. Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap
PDRB Pertanian di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
2. Kehutanan
a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
Persentase rehabilitasi hutan dan lahan
kritis merupakan persentase dari luas hutan
dan lahan kritis yang direhabilitasi dibanding
dengan total luas hutan dan luas lahan kritis.
57,87 64,22 54,79 59,72 69,17
2007 2008 2009 2010 2011
Keberhasilan inseminasi buatan (%)
100 100 10065,00 71,50
2007 2008 2009 2010 2011
Kontribusi produksi kelompok petani terhadap PDRB pertanian (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 152
Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.129. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis dari
tahun 2007 sampai 2011 mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2007 indeks rehabilitasi hutan dan
lahan kritis sebesar 4,02% atau seluas 4.039
ha dari total hutan 41.258,51 ha dan lahan
kritis seluas 55.018,96 ha. Pada tahun 2011,
indeks rehabilitasi hutan mencapai 5,59%
yakni seluas 5.755 ha dari total luas hutan dan
lahan kritis 103.027,35 ha.
b. Kerusakan Kawasan Hutan
Persentase kerusakan kawasan hutan
merupakan persentase luas kerusakan
kawasan hutan dibanding dengan total luas
kawasan hutan. Berikut ini persentase
kerusakan hutan:
Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.130 Kerusakan Kawasan Hutan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Kerusakan kawasan hutan terjadi pada
tahun 2008 dan 2011 disebabkan kebakaran
pada musim kemarau. Indeks kerusakan
4,20
0,51 0,06
3,82
5,59
2007 2008 2009 2010 2011
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%)
0,0
0,14
0,0 0,0
0,34
2007 2008 2009 2010 2011
Kerusakan kawasan hutan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 153
kawasan hutan mencapai 0,14% atau seluas 25
Ha dari luas kawasan hutan 17.263,60 ha pada
tahun 2008 dan 0,34% atau 59 Ha sampai
2011. Partisipasi masyarakat di sekitar
kawasan hutan sangat diperlukan dalam
mengantisipasi bahaya kebakaran sehingga
fungsi Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) perlu dioptimalkan.
c. Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Kontribusi sektor kehutanan terhadap
PDRB diperhitungkan dari jumlah kontribusi
PDRB dari sektor kehutanan dibagi jumlah
PDRB. Kontribusi sektor kehutanan terhadap
PDRB dari tahun ke tahun cenderung turun
sejalan dengan laju pertumbuhannya, meski
nilai PDRB dari sektor ini cenderung naik.
*) Angka Sementara Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.131. Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
d. Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan
Proporsi luas lahan yang tertutup hutan
merupakan persentase luas hutan dibanding
dengan luas wilayah. Luas hutan di
Banjarnegara hingga tahun 2011 adalah seluas
46,46% (49.703,71 ha) dari total wilayah
Banjarnegara. Kondisi tersebut sudah di atas
batas minimal yang ditetapkan dalam Undang-
undang No. 41 tentang Kehutanan yaitu luas
minimal hutan adalah 30% dari luas wilayah.
0,69
0,66 0,660,64
2007 2008 2009 2010*)
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 154
Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.132. Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
a. Pertambangan Tanpa Ijin yang Ditertibkan
Area pertambangan liar adalah area yang
di dalamnya terdapat aktivitas operasi produksi
penambangan tanpa izin (tidak memiliki izin
usaha pertambangan dan atau bentuk izin
SIPD yang belum disesuaikan) dimana pelaku
tidak terikat oleh kewajiban pajak dan
pengelolaan lingkungan sehingga
mengakibatkan kerugian aset pemerintah dan
kerusakan lingkungan. Dalam kurun 5 (lima)
tahun terakhir terdapat angka 80 ha area
pertambangan liar. Dalam area tersebut
terkandung cadangan deposit mineral bukan
logam dan batuan yang tidak sedikit. Di area
tersebut tidak kurang dari 800.000 m³/tahun
terjual tanpa memberikan kontribusi kepada
pemerintah daerah. Oleh karena itu pemerintah
daerah berupaya melakukan penertiban
pertambangan tanpa izin dengan berkoordinasi
dengan SKPD terkait.
38,57 44,29 44,30 44,30 46,46
2007 2008 2009 2010 2011
Proporsi luas lahan yang tertutup hutan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 155
Tabel 2.45. Pertambangan Tanpa Ijin yang Ditertibkan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Pertambangan
tanpa ijin yang
ditertibkan
- - - 0,19% 62,00%
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
b. Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap
PDRB
Kontribusi sektor pertambangan terhadap
PDRB Kabupaten Banjarnegara cenderung
stabil. Angka kontribusi diperoleh dari jumlah
kontribusi sektor pertambangan dibagi dengan
jumlah PDRB.
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.133. Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah
Berijin
Dalam rangka konservasi air tanah di
Kabupaten Banjarnegara untuk menjaga
ketersediaan air bersih terutama air tanah
perlu dilakukan upaya pengendalian, salah
satunya dengan menertibkan perizinan bagi
pemakai/pengusaha air tanah serta
pengawasan dan pengendalian air tanah.
Kondisi saat ini dari jumlah pemakai/
pengusaha air tanah di Kabupaten
Banjarnegara sebanyak 111 pemakai/
0,53
0,50 0,50 0,500,49
2007 2008 2009 2010*) 2011*)
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 156
pengusaha air tanah, baru 29 sumur yang
telah memiliki izin, sehingga perlu ditertibkan.
Dan guna mendukung pencapaian target PAD
bidang air tanah, diperlukan alat ukur
(watermeter), sehingga jumlah yang harus
dibayarkan oleh wajib air tanah sesuai dengan
jumlah pengambilan yang mereka lakukan.
Dalam rangka pengawasan dan
pengendalian air tanah, sangat diperlukan data
teknis akuifer setempat sebagai rekomendasi
teknis konstruksi sumur. Data ini diperoleh
dari hasil pemetaan akifer/eksplorasi air tanah
di setiap kecamatan, disamping itu data ini
juga sangat penting untuk menentukan apakah
dalam mengatasi kerawanan suatu wilayah
dapat dilakukan dengan pembuatan sumur bor
atau harus dilakukan dengan bantuan air
bersih.
Tabel 2.46. Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah Berijin
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah Berijin
- - - 29 29
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
d. Peningkatan Pemanfaatan Potensi Panas Bumi
Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki
potensi panas bumi yang sangat besar,
berdasarkan data Direktorat Inventarisasi
Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM,
potensi panas bumi Kabupaten Banjarnegara
sebesar 905 MW. Pada saat ini baru
diusahakan sebesar 60 MW dari seluruh
potensi yang ada oleh PT Geo Dipa Energi
(Dieng Unit I).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 157
Tabel 2.47. Peningkatan Pemanfaatan Potensi Panas Bumi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi
- - - 60 MW 60 MW
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
e. Pemanfaatan Potensi Gas Rawa
Pemanfaatan potensi gas rawa adalah
pemanfaatan secara langsung sumber daya
alam gas rawa (gas metana) yang muncul di
suatu daerah oleh masyarakat setempat dalam
memenuhi kebutuhan bahan bakar setiap hari
baik untuk konsumsi maupun produksi yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Berikut disajikan tabel pemanfaatan gas rawa
di Kabupaten Banjarnegara:
Tabel 2.48. Pemanfaatan Potensi Gas Rawa di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Uraian Indikator Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Pemanfaatan potensi gas rawa
- - - 25 KK 35 KK
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
4. Pariwisata
a. Kunjungan Wisata
Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek
wisata yang berada di Kabupaten Banjarnegara
menunjukkan tren kenaikan pada tiap
tahunnya. Obyek wisata yang masih menjadi
primadona adalah TRMS Serulingmas dan
obyek wisata dataran tinggi Dieng. Jumlah
rata-rata pengunjung obyek wisata di
Kabupaten Banjarnegara per tahunnya adalah
sebesar 406.551 orang.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 158
Sumber: Dinbudpar Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.134. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB
Kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDRB Kabupaten Banjarnegara cenderung
stabil. Angka kontribusi diperoleh dari jumlah
kontribusi sektor pariwisata dibagi dengan
jumlah PDRB.
*) Angka Sementara Sumber: Dinbudpar Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.135. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
5. Kelautan dan Perikanan
a. Produksi Perikanan
Produksi perikanan merupakan persentase
dari perbandingan antara produksi ikan
dengan target produksi ikan daerah. Produksi
perikanan terus menunjukkan penurunan,
efisiensi biaya produksi menjadi hal yang harus
dilakukan agar profit dari produksi perikanan
meningkat dan kembali menggairahkan sektor
perikanan di Kabupaten Banjarnegara. Jumlah
produksi ikan selama tahun 2011 sebanyak
7.051,00 ton dari target sebesar 6.182,36 ton.
269.297 371.193
472.812 458.161 461.291
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah pengunjung obyek wisata (orang)
0,070,05 0,05 0,05
0,03
2007 2008 2009 2010*) 2011*)
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 159
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.136. Produksi Perikanan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
b. Konsumsi Ikan
Konsumsi ikan merupakan persentase dari
perbandingan antara jumlah konsumsi ikan
dengan target konsumsi ikan daerah. Konsumsi
ikan di Kabupaten Banjarnegara cenderung
stabil dengan angka rata-rata 93,54% per
tahun.
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.137. Konsumsi Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-
2011
c. Cakupan Bina Kelompok Pembudidaya Ikan
Cakupan bina kelompok pembudidaya
ikan merupakan persentase dari perbandingan
antara jumlah kelompok pembudidaya ikan
yang mendapat bantuan Pemda dengan total
jumlah kelompok pembudidaya ikan. Berikut
disajikan grafik cakupan bina kelompok
pembudidaya ikan:
99,6366,84 60,34 55,83
97,75
2007 2008 2009 2010 2011
Produksi perikanan (%)
96,78 94,1087,91
99,42
89,5
2007 2008 2009 2010 2011
Konsumsi Ikan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 160
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.138. Cakupan Bina Kelompok Pembudidaya Ikan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
d. Produksi Perikanan Kelompok Pembudidaya
Ikan
Produksi perikanan kelompok
pembudidaya ikan merupakan persentase dari
perbandingan antara produksi perikanan
kelompok pembudidaya ikan dengan total
produksi ikan. Pada tahun 2011 total produksi
yang dihasilkan kelompok pembudidaya ikan
sebesar 1.257 ton.
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.139. Produksi Perikanan Kelompok Pembudidaya Ikan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
6. Perdagangan
a. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Kontribusi sektor perdagangan terhadap
PDRB terus meningkat dari 13,20% pada tahun
2007 menjadi 13,13% pada tahun 2011.
0,00 1,18
17,8921,25 18,97
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan (%)
78,61 72,45
40,15
71,4350,03
2007 2008 2009 2010 2011
Produksi perikanan kelompok pembudidaya ikan (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 161
*) Angka Sementara Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.140. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Ekspor Bersih Perdagangan
Ekspor bersih perdagangan adalah selisih
antara nilai ekspor dan nilai impor daerah.
Angka ekspor bersih daerah menunjukkan
peningkatan rata-rata 45,84% per tahun.
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.141. Ekspor Bersih Perdagangan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
c. Cakupan Binaan Kelompok Pedagang/Usaha
Informal
Cakupan Binaan Kelompok
Pedagang/Usaha Informal adalah jumlah
kelompok pedagang/usaha informal yang
mendapatkan bantuan Pemda. Cakupan
binaan disajikan pada tabel berikut ini:
13,20 13,13
13,55 13,5213,63
2007 2008 2009 2010*) 2011*)
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
16.028 20.112 23.510 24.775
58.375
2007 2008 2009 2010 2011
Ekspor bersih perdagangan (juta rupiah)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 162
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.142. Cakupan Binaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
7. Perindustrian
a. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB
Kontribusi sektor perdagangan terhadap
PDRB cenderung menurun dari 13,47% pada
tahun 2007 menjadi 11,51% pada tahun 2011
dengan rata-rata kontribusi 13,13% per tahun.
Berikut ini grafik capaian kontribusi
sektor industri terhadap PDRB Kabupaten
Banjarnegara:
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.143. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Kontribusi Industri Rumah Tangga terhadap
PDRB Sektor Industri
Kontribusi industri rumah tangga
terhadap PDRB sektor industri adalah
persentase dari jumlah kontribusi PDRB jasa
industri rumah tangga dibanding dengan
jumlah PDRB sektor industri. Kontribusi sektor
industri rumah tangga masih cenderung kecil
dengan angka rata-rata 1,86% per tahun.
7.691 8.269 8.613 8.726
9.162
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan binaan kelompok pedagang/usaha informal
13,47 14,27 13,66 12,73 11,51
2007 2008 2009 2010 2011
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 163
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.144. Kontribusi Sektor Industri Rumah Tangga terhadap PDRB Sektor Industri Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri di Kabupaten
Banjarnegara rata-rata sebesar 2,49% per
tahun, dengan jumlah pelaku industri sebesar
18.918 pada tahun 2007, dan pada 2011
jumlahnya meningkat menjadi sebesar 20.819.
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.145. Pertumbuhan Industri Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
d. Cakupan Kelompok Pengrajin
Cakupan kelompok pengrajin merupakan
jumlah pengrajin yang mendapatkan bantuan
binaan dari Pemerintah Daerah. Cakupan
binaan disajikan pada tabel berikut ini:
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.146. Cakupan Kelompok Pengrajin di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
1,441,77 1,84 2,02 2,21
2007 2008 2009 2010 2011
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri (%)
0,30% -0,03% 0,65%
9,04%
2008 2009 2010 2011
Pertumbuhan industri
7.724 7.724 7.881
8.041 8.362
2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan kelompok pengrajin
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 164
8. Ketransmigrasian
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk
secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan
dan menetap di kawasan transmigrasi yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Jumlah
Transmigran yang diberangkatkan di Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2007 sebanyak 15 KK,
2008 sebanyak 40 KK, 2009 sebanyak 19 KK, 2010
sebanyak 5 KK, dan 2011 sebanyak 35 KK.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Diukur dengan indikator pengeluaran konsumsi
rumah tangga perkapita pada tahun 2007 sebesar Rp
196.598,-, jumlah ini meningkat pada tahun 2010
sebesar Rp 286.177,-, sedangkan angka pertumbuhan
konsumsi rata-rata adalah sebesar 14,22% per tahun.
Sumber: KKP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.147. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
1. Perhubungan
a. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Indikator ini dihitung dengan membagi
panjang jalan dengan jumlah kendaraan,
dengan rasio ini dapat diketahui tingkat
kepadatan kendaraan di jalan raya. Rasio pada
tahun 2007 adalah 1,26%, angka rasio
menurun pada tahun 2011 menjadi 0,77%
196.598 263.021 261.035 286.177
2007 2008 2009 2010
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (Rp)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 165
yang berarti terjadi penambahan kepadatan
kendaraan.
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.148. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
b. Jumlah Orang yang Terangkut Angkutan
Umum
Jumlah orang yang terangkut angkutan
umum di Kabupaten Banjarnegara mengalami
pernurunan tiap tahunnya, meski angkutan
umum jumlahnya tetap. Penurunan
disebabkan beralihnya pengguna kendaraan
umum ke kendaraan pribadi.
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.149. Jumlah Orang yang Terangkut Angkutan Umum di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
2. Penataan ruang
Aspek ini berguna untuk memberi gambaran
mengenai wilayah dan potensinya ditinjau dari
penataan ruang. Wilayah peruntukan kegiatan
produktif di Kabupaten Banjarnegara adalah seluas
31.306 ha atau 29,27 dari total luas wilayah
Kabupaten Banjarnegara. Luas wilayah kekeringan
1,261,11
0,96 0,86 0,77
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan (%)
1.097.390 1.045.133
995.364 947.965 928.122
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah orang yang terangkut angkutan umum
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 166
adalah seluas 15.956 ha, sedangkan luas wilayah
genangan banjir seluas 10,25 ha.
3. Otonomi Daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian, dan persandian
a. Jumlah Bank dan Cabang
Perkembangan jenis dan jumlah Bank di
Kabupaten Banjarnegara mengalami tren yang
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
pangsa pasar untuk pembiayaan pada UMKM
dan lainnya masih cukup potensial.
Jumlah perbankan di Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2011 sebanyak 26
unit/cabang pembantu, yang meliputi: Bank
BRI Cabang Banjarnegara dengan 18 unit;
Bank Jateng dengan jumlah kantor cabang
pembantu sebanyak satu unit; Bank BCA
cabang Banjarnegara; Bank BII cabang
pembantu Banjarnegara; Bank Mandiri cabang
pembantu Banjarnegara; Bank Danamon
cabang Banjarnegara; Bank BNI cabang
pembantu Banjarnegara; Bank Danamon Letjen
Karjono; Bank BTPN S. Parman; Bank BTPN
Purwareja Klampok; Bank Muamalat Indonesia
(Tbk); PT. Bank Syariah Mandiri; PT. Bank
Danamon Simpan Pinjam di Karangkobar dan
Purwareja Klampok; dan PT. Bank OC BC NISP
(Tbk).
Sumber: Bagian Perekonomian Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.150. Jumlah Bank dan Cabang di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
26 26 30 33 34
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah bank dan cabang
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 167
b. Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabang
Jumlah perusahaan asuransi dan cabang
di Kabupaten Banjarnegara relatif tidak
berkembang. Hal ini dapat berarti belum
luasnya pangsa pasar asuransi di Banjarnegara
sehingga investor belum tertarik menanamkan
modalnya pada bisnis ini.
Sumber: Bagian Perekonomian Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.151. Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabang
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
c. Jenis, Kelas, dan Jumlah Hotel/Penginapan
dan Restoran
Jumlah hotel di Kabupaten Banjarnegara
adalah sebanyak 11 buah, yang terdiri dari
satu buah hotel bintang 1, dua buah hotel
melati 3, lima buah hotel melati 2, dan tiga
buah hotel melati 1.
Restoran yang layak dikunjungi wisatawan
terdapat di Kabupaten Banjarnegara sebanyak
29 restoran, yang terdiri atas tujuh restoran
piring emas, sembilan restoran piring perak,
dan tiga belas restoran yang belum
diklasifikasi.
4. Lingkungan Hidup
Aspek daya saing daerah fokus fasilitas
wilayah/infrastruktur bidang lingkungan hidup
diukur dengan indikator persentase rumah tangga
yang menggunakan air bersih. Angka capaian pada
tahun 2007 adalah sebesar 35,80%, pada tahun
2 2 2 2
3
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah perusahaan asuransi dan cabang
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 168
2010 angka capaian meningkat menjadi sebesar
45,40%.
Persentase capaian rumah tangga yang
menggunakan air bersih di Kabupaten Banjarnegara
disajikan pada grafik di bawah ini:
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.152. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
a. Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas diperoleh dari jumlah
tindak kriminal yang terjadi selama satu tahun
dibagi dengan jumlah penduduk dikali 10.000.
Indikator ini berguna untuk menggambarkan
tingkat keamanan masyarakat. Angka kriminalitas
yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara ditampilkan
pada grafik di bawah ini:
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.153. Angka Kriminalitas di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
35,80 39,70 42,05 45,40
2007 2008 2009 2010
Rumah tangga yang menggunakan air bersih (%)
130 146
251
355
110
2007 2008 2009 2010 2011
Angka kriminalitas
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 169
b. Jumlah Demonstrasi
Jumlah demonstrasi adalah jumlah
demonstrasi yang terjadi dalam periode 1 (satu)
tahun. Jumlah demonstrasi yang terjadi
menunjukkan kestabilan kondisi politik dan sosial
di suatu daerah, semakin sedikit demonstrasi yang
terjadi berarti semakin stabil kondisi suatu daerah.
Demonstrasi di Kabupaten Banjarnegara
selama kurun waktu 2007-2011 sebanyak sembilan
demonstrasi, yaitu lima demonstrasi pada tahun
2010 dan empat demonstrasi pada tahun 2011.
c. Lama Proses Perizinan
Lama proses perizinan rata-rata adalah 3 hari.
Berikut ini disajikan tabel rata-rata lama proses
perizinan:
Tabel 2.49. Rata-rata Lama Proses Perizinan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
Jenis
Perizinan
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
HO 3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
IMB 3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
3 hari
setelah
survei
lokasi
SIUP 1-3 hari
kerja
1-3 hari
kerja
1-3 hari
kerja
1-3 hari
kerja
1-3 hari
kerja
Penggunaan
Alun-alun
3 hari kerja 3 hari kerja 3 hari kerja 3 hari kerja 3 hari kerja
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
d. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah
Jenis dan jumlah pajak yang diterapkan di
Kabupaten Banjarnegara ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara.Secara
keseluruhan terdapat 8 jenis pajak dan 26 jenis
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 170
retribusi yang diterapkan di Kabupaten
Banjarnegara.
Pajak daerah terdiri dari pajak hotel, pajak
restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
penerangan jalan, pajak galian golongan C, pajak
parkir, dan pajak sarang burung. Sedangkan
retribusi terbagi menjadi retribusi jasa umum,
retribusi jasa usaha, dan retribusi perijinan
tertentu. Retribusi jasa umum terdiri dari retribusi
pelayanan kesehatan, pelayanan persampahan/
kebersihan, biaya KTP/akte Capil, parkir di tepi
jalan umum, pelayanan pasar, pengujian kendaraan
bermotor, pemakaian alat pemadam kebakaran,
pelayanan pendidikan, pelayanan leges, dan jasa
PPWP ketenagakerjaan. Retribusi jasa usaha terdiri
dari retribusi pemakaian kekayaan daerah,
terminal, tempat parkir khusus, pengelolaan
tinja/kakus, rumah potong hewan, tempat rekreasi
dan olahraga, penjualan produk daerah, jasa usaha
konstruksi, dan jasa usaha pariwisata. Sedangkan
retribusi perijinan tertentu terdiri dari retribusi IMB,
ijin gangguan/keramaian, ijin trayek, ijin bidang
perindustrian dan perdagangan, ijin pelayanan
kesehatan, jasa usaha konstruksi, dan jasa usaha
pariwisata.
e. Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha
Perda merupakan instrumen kebijakan daerah
yang sifatnya formal, melalui instrumen Perda dapat
diindikasikan adanya insentif maupun disinsentif
terhadap aktivitas ekonomi.
Perda yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara yang mendukung iklim usaha
diantaranya Perda Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Kerjasama Daerah dan Perda Nomor 11 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 171
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia
a. Rasio Lulusan S1/S2/S3
Kualitas tenaga kerja salah satunya ditentukan
oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi
tingkat pendidikan, maka akan semakin baik
kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada
suatu daerah dapat dilihat dari tingkat penduduk
yang telah menyelesaikan pendidikan S1/S2/S3.
Rasio dihitung dengan membandingkan jumlah
lulusan S1/S2/S3 dengan jumlah penduduk,
kemudian dikalikan 10.000. Pada Oktober 2011
jumlah lulusan S1/S2/S3 sebesar 10.163 orang.
Angka rasio per 10.000 penduduk selengkapnya
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.154. Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
b. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk
mengukur besarnya beban yang harus ditanggung
oleh setiap penduduk berusia produktif (15-64
tahun) terhadap penduduk yang tidak produktif
(<15 tahun dan >64). Rasio ini memberikan
gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Angka Rasio diperoleh dengan membandingkan
jumlah penduduk usia <15 tahun dan usia >64
tahun dengan penduduk usia 15-64 tahun.
120,19191,36
109,79 108,97
2007 2008 2009 2010
Rasio lulusan S1/S2/S3
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 172
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.155. Rasio Ketergantungan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2007-2011
c. Rasio PNS yang Lulus S1/S2/S3
Peningkatan kualitas sumber daya manusia)
merupakan kunci keberhasilan pembangunan.
Pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar
mampu dan memiliki etos kerja yang produktif,
terampil, kreatif, disiplin dan profesional, selain itu
juga mampu memanfaatkan kesempatan untuk
mengembangkan ilmu melalui pendidikan formal
dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di
segala bidang. Kualitas SDM ini berkaitan erat
dengan kualitas aparat yang tersedia untuk mengisi
jabatan di jajaran Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara baik jabatan struktural maupun
fungsional, sebab suatu jabatan dengan kualitas
SDM yang semakin tinggi tingkat pendidikannya
diharapkan akan semakin berkualitas dalam
menjalankan tugas yang diamanatkan. Rasio PNS
yang lulus S1 jumlahnya terus meningkat,
sedangkan rasio PNS yang lulus S2/S3 relatif
stabil.
Sumber: BKD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.156. Rasio PNS yang Lulus S1/S2/S3
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
40,60 40,6037,81 39,75
2007 2008 2009 2010
Rasio ketergantungan (%)
25,61 27,2032,19 32,09
36,87
1,39 1,50 1,64 1,56 1,68
2007 2008 2009 2010 2011
Rasio PNS lulus S1 (%) Rasio PNS lulus S2/S3 (%)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 II - 173
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 1
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah, menjadi titik tolak penyelenggaraan otonomi daerah
pada kabupaten/kota. Implikasi dari pemberlakuan kebijakan
otonomi daerah dan desentralisasi fiskal adalah adanya pembagian
kewenangan urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah yang disertai pemberian sumber-sumber
keuangan untuk mendanai urusan yang telah diserahkan kepada
daerah dengan tujuan semakin mendekatkan pelayanan publik
kepada masyarakat, dan meningkatkan aktivitas perekonomian
daerah, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Mengacu pada pasal 2 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, maka prinsip desentralisasi fiskal adalah:
1. Desentralisasi fiskal harus memperhatikan dan merupakan
bagian pengaturan yang tidak terpisahkan dari sistem
keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2. Pemberian sumber keuangan negara kepada pemerintah daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas
penyerahan tugas pemerintah daerah dengan memperhatikan
stabilitas perekonomian nasional dan keseimbangan fiskal
antara pusat dengan daerah dan antar daerah.
3. Perimbangan keuangan negara antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh
dalam rangka pendanaan penyelenggaraan atas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, pengelolaan keuangan
daerah yang merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 2
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah adalah hal
yang sangat penting dalam proses perencanaan suatu daerah
secara keseluruhan. Tahapan-tahapan dalam pengelolaan
keuangan daerah sangat krusial dalam memulai roda
pemerintahan dan pembangunan setiap tahunnya untuk
mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat
dengan lebih baik melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Menurut Abdul Halim (2001) dalam “Bunga Rampai
Manajemen Keuangan Daerah” ciri utama suatu daerah mampu
melaksanakan otonomi adalah (1) kemampuan keuangan
daerah, yang berarti daerah tersebut memiliki kemampuan dan
kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan,
mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan; dan (2)
Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal
mungkin, oleh karena itu, PAD harus menjadi sumber keuangan
terbesar yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
Sampai tahun 2010 Kabupaten Banjarnegara masih sangat
tergantung pada kebijakan Pemerintah Pusat, terutama pada
pendapatan. Tingkat ketergantungan fiskal yang besar ini
sangat berpengaruh pada perencanaan pembangunan sampai
dengan pelaksanaannya. Pemberlakuan Undang-Undang 28
Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah menjadi angin
segar bagi Pemerintah Kabupaten untuk lebih meningkatkan
kerangka pendanaan yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah. Rencana masuknya Pajak Bumi Bangunan (PBB)
perkotaan dan pedesaan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) ke dalam Pajak Daerah perlu disikapi
dengan baik karena dapat menjadi tonggak dalam mencapai
kemandirian daerah dalam era otonomi.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 3
Salah satu indikator kemampuan keuangan daerah
adalah Derajat Desentralisasi Fiskal. Derajat Desentralisasi
Fiskal diukur dengan membandingkan kontribusi realisasi
Pendapatan Asli Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah
APBD. Dengan demikian dapat diketahui persentase kontribusi
Pendapatan Asli Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah.
Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten
Banjarnegara periode tahun 2006-2010, dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.1. Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2006-2010
Tahun Pendapatan Asli Daerah
Total Penerimaan
Daerah
Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah
2006 43.899.815.043 616.796.378.674 7,12%
2007 44.872.943.821 717.479.243.648 6,25%
2008 46.521.396.931 788.924.961.808 5,90%
2009 60.636.814.797 809.652.760.550 7,49%
2010 62.486.768.063 921.076.575.019 6,78%
RATA-RATA 51.683.547.731 770.785.983.940 6,71%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Dari tabel di atas, rata-rata Derajat Desentralisasi
Kabupaten Banjarnegara periode tahun 2006-2010 adalah
sebesar 6,71%. Ini menunjukkan peran pendapatan asli daerah
dalam pendanaan masih terbilang kecil. Meski demikian
Undang-Undang 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi
Daerah memberi harapan bagi Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan peran Pendapatan Asli Daerah dalam era
desentralisasi fiskal ini.
Bappenas dan UNDP dalam “Studi Evaluasi Dampak
Pemekaran Daerah 2001-2007” yang diterbitkan pada Bulan
Juli 2008 menggunakan Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah sebagai salah satu kriteria untuk mengevaluasi kinerja
keuangan pemerintah daerah. Indeks ini merefleksikan kinerja
keuangan pemerintah daerah baik secara mikro maupun makro,
dengan indikator-indikator yang terukur, berimbang, dan
komprehensif. Indikator-indikator tersebut antara lain :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 4
a) Ketergantungan Fiskal (KF)
Indikator ini dirumuskan sebagai persentase dari Dana
Alokasi Umum (yang sudah dikurangi Belanja Pegawai)
dalam Total Pendapatan anggaran daerah.
b) Kapasitas Penciptaan Pendapatan (KPP)
Proporsi PAD tidak dinyatakan dalam total nilai APBD,
namun dinyatakan sebagai persentase dari PDRB Kabupaten
yang bersangkutan. Hal ini diperlukan untuk menunjukkan
kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan
asli daerah berdasarkan kapasitas penciptaan pendapatan
(income generation) masing-masing daerah.
c) Proporsi Belanja Modal (PBM)
Indikator ini menunjukkan arah pengelolaan belanja
pemerintah pada manfaat jangka panjang, sehingga
memberikan efek multiplier yang lebih besar terhadap
perekonomian. Indikator ini dirumuskan sebagai persentase
dari Belanja Modal dengan Total Belanja pada anggaran
daerah.
d) Kontribusi Sektor Pemerintah (KSP)
Indikator ini menunjukkan kontribusi pemerintah
dalam menggerakkan perekonomian. Nilainya dinyatakan
sebagai persentase Total Belanja Pemerintah dalam PDRB
kabupaten yang bersangkutan.
Dari keempat indikator di atas dapat dihitung Indeks Kinerja
Keuangan Pemerintah dengan rumus:
������, � = �100 − ���, �� + ����, � + ����, � + ����, ��
4
Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara periode tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel
berikut.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 5
Tabel 3.2. Indeks Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010
Tahun Ketergan tungan Fiskal
Kapasitas Penciptaan Pendapatan
Proporsi Belanja Modal
Kontribusi Sektor
Pemerintah
Indeks Kinerja
Keuangan Pemerintah
Daerah
2006 68,99% 1,06% 21,52% 12,19% 25,94%
2007 76,78% 0,95% 21,10% 12,97% 27,95%
2008 84,77% 0,84% 19,31% 12,96% 29,47%
2009 88,95% 1,01% 10,53% 12,21% 28,17%
2010 101,27% 0,93% 17,96% 12,89% 33,26% Rata-Rata
84,15% 0,96% 18,08% 12,64% 28,96%
Sumber: - Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
� PDRB Kabupaten Banjarnegara (diolah)
Tabel di atas memberikan informasi mengenai indeks
kinerja keuangan Pemerintah Daerah. Ditinjau dari indikator
ketergantungan fiskal terhadap Pemerintah Pusat selama kurun
waktu 2006-2010 menunjukan bahwa ketergantungan fiskal
semakin tinggi. Bahkan ketergantungan fiskal Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2010 melebihi 100%, ini terjadi
dikarenakan belanja pegawai yang lebih besar dari alokasi DAU.
Kapasitas penciptaan pendapatan diukur dengan
persentase dari perbandingan PAD dengan PDRB harga berlaku.
Rata-rata KPP selama kurun waktu 2006-2010 masih rendah,
yaitu hanya sebesar 0,96%.
Proporsi belanja modal menggambarkan besarnya
persentase belanja daerah yang dialokasikan untuk belanja
modal. Selama kurun waktu 2006-2010, proporsi belanja modal
menunjukkan tren yang menurun. Penurunan tertinggi terjadi
pada tahun 2009, dimana proporsi belanja modal hanya sebesar
10,53% yang dikarenakan adanya perubahan ketentuan dari
Pemerintah Pusat dimana alokasi DAK Pendidikan diubah dari
langsung/modal ke tidak langsung/hibah.
Kontribusi sektor pemerintah diukur dengan persentase
dari total belanja pemerintah dengan PDRB harga berlaku. Rata-
rata kontribusi sektor pemerintah selama kurun waktu 2006-
2010 relatif stabil dengan angka rata-rata sebesar 12,64%.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 6
Indeks Kinerja Keuangan sempat terjadi penurunan pada
tahun 2009, penurunan ini dikarenakan terjadinya penurunan
proporsi belanja modal yang signifikan. Untuk meningkatkan
indeks kinerja keuangan Pemerintah Daerah perlu dilakukan
peningkatan kapasitas penciptaan pendapatan, proporsi belanja
modal, dan kontribusi sektor pemerintah sehingga tingkat
ketergantungan fiskal daerah akan menurun.
Grafik yang menunjukkan Indeks Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah ditampilkan pada grafik di bawah:
Sumber: - Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
� PDRB Kabupaten Banjarnegara (diolah)
Gambar 3.1. Indeks Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara
selalu mengalami peningkatan dalam kurun waktu
2006-2010, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
11,40%. Rata-rata pertumbuhan terbesar ada pada
komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
sebesar 62,30%. Kemudian ditempat kedua adalah
Pendapatan Asli Daerah dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 9,82%. Dana Perimbangan
menjadi komponen dengan rata-rata pertumbuhan
yang terkecil sebesar 4,91%.
Gambaran lengkap pendapatan daerah di
Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel
berikut:
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
2006 2007 2008 2009 2010
IKKPD
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA
Rata-rata Kabupaten Banjarnegara
Sumber: Laporan Realisasi APBD
Sumber: Laporan Realisasi APBD
Perkembangan Proporsi Unsur Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara
No Uraian
1. PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Daerah
1.1.1.Pajak Daerah
1.1.2.Retribusi Daerah
1.1.3.
Hasil Pengelolaan Keuangan
Daerah
1.1.4.Lain�Lain PAD Yang Sah
1.2. Dana Perimbangan
1.2.1.
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
1.2.2.Dana Alokasi Umum
1.2.3.Dana Alokasi Khusus
Dana Perimbangan Dari Provinsi
1.3.
Lain�lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
1.3.1.Hibah
1.3.2.Dana Darurat
1.3.3.
Dana Bagi Hasil Pajak Dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
1.3.4.
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
1.3.5.
Bantuan Keuangan Dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya
1.3.6.
Dana Penguatan Desentralisasi
Fiskal dan Percepatan
Pembangunan Daerah
2006
7,94% 7,12%
92,06%
0,00%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011
Tabel 3.3. rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan DaerahKabupaten Banjarnegara Tahun 2006
Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Berdasarkan tabel di atas, kontribusi
Pendapatan Asli Daerah terhadap
Daerah Kabupaten Banjarnegara mulai tahun 2006
hingga 2010 berada pada kisaran 6,75% s/d 8,22%
hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan
keuangan daerah terhadap bantuan keuangan dari
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi masih
tinggi. Berikut gambaran besaran kom
komponen penyusun Pendapatan Kabupaten
Banjarnegara:
Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Gambar 3.2. Perkembangan Proporsi Unsur Pendapatan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006
2006 (RP) 2007 (RP) 2008 (RP)
552,723,693,987 629,935,525,508 689,085,527,646 737,321,723,389
43,899,815,043 44,872,943,821 46,521,396,931
6,538,705,903 6,810,613,473 7,314,771,313
22,441,045,436 25,215,360,113 27,229,680,471 39,104,932,160
Hasil Pengelolaan Keuangan
1,257,566,505 1,355,836,750 1,747,447,371
13,662,497,199 11,491,133,485 10,229,497,776
508,823,878,944 533,980,012,916 587,833,091,702 609,869,013,184
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
30,491,978,902 37,097,012,916 40,257,528,702 39,151,938,184
422,509,000,000 452,544,000,000 488,707,563,000 504,757,075,000
31,865,000,000 44,339,000,000 58,868,000,000 65,960,000,000
Dana Perimbangan Dari Provinsi 23,957,900,042
Lain�lain Pendapatan Daerah
� 51,082,568,771 54,731,039,013
� � 88,993,419
� 12,000,000,000 3,500,000,000
Provinsi dan Pemerintah Daerah
� 17,953,975,641 22,240,952,344 27,006,718,408
Dana Penyesuaian dan Otonomi
� � 7,844,720,000 14,326,425,000
Bantuan Keuangan Dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya � 21,128,593,130 21,056,373,250 20,553,400,000
Dana Penguatan Desentralisasi
� � �
2007 2008 2009 2010
7,12% 6,75% 8,22% 7,35%
84,77% 85,31% 82,71%72,38%
8,11% 7,94% 9,06%
- 2016 III - 7
Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010
Berdasarkan tabel di atas, kontribusi
Pendapatan Asli Daerah terhadap total Pendapatan
ten Banjarnegara mulai tahun 2006
berada pada kisaran 6,75% s/d 8,22%,
hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan
keuangan daerah terhadap bantuan keuangan dari
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi masih
Berikut gambaran besaran komponen-
ndapatan Kabupaten
Perkembangan Proporsi Unsur Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010
2009 (RP) 2010 (RP)
Rata�rata
Pertumbuh
an (%)
737,321,723,389 849,712,579,681 11.40%
60,636,814,797 62,486,768,063 9.82%
8,161,471,252 9,265,190,711 9.16%
39,104,932,160 39,760,948,541 16.41%
3,619,844,600 3,348,725,471 34.09%
9,750,566,785 10,111,903,340 �6.96%
609,869,013,184 615,050,728,641 4.91%
39,151,938,184 47,313,951,641 12.07%
504,757,075,000 506,783,177,000 4.70%
65,960,000,000 60,953,600,000 19.09%
�100.00%
66,815,895,408 172,175,082,977 62.30%
� 364,627,500 309.72%
� � �70.83%
27,006,718,408 23,556,433,639 10.84%
14,326,425,000 54,621,064,800 181.94%
20,553,400,000 56,442,683,000 57.29%
4,929,352,000 37,190,274,038 654.47%
2010
7,35%
72,38%
20,26%
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 8
b. Belanja Daerah
Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara
periode tahun 2008-2010 mengalami pertumbuhan
rata-rata per tahun sebesar 10,09%. Realisasi
penggunaan belanja daerah proporsi terbesar
digunakan untuk belanja tidak langsung yang
berada di kisaran lebih dari 60%. Proporsi belanja
tidak langsung yang besar ini tidak dapat
dilepaskan dari kontribusi belanja pegawai yang
mencapai kisaran 53% s/d 60% dari total belanja
daerah, dimana kebijakan belanja pegawai
merupakan kebijakan yang sangat tergantung pada
pemerintah pusat. Secara lengkap proporsi realisasi
belanja Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.4 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
3.1.2. Neraca Daerah
Neraca Kabupaten Banjarnegara pada periode
tahun 2008-2010 menunjukkan perkembangan yang
cukup baik, hal tersebut terlihat dari rata-rata
pertumbuhan aset tetap Kabupaten Banjarnegara
dalam kurun waktu tahun 2008-2010 sebesar 3,26%,
atau secara nominal rata-rata penambahan aset tetap
kurang lebih Rp. 100 Milyar. Bila dibandingkan dengan
No Uraian 2008 (Rp.) 2008 (%) 2009 (Rp.) 2009 (%) 2010 (Rp.) 2010 (%)
A
BELANJA TIDAK
LANGSUNG 469,284,101,631 65.52% 547,746,620,246 74.49% 589,664,206,537 68.24%
1 Belanja Pegawai 383,771,807,392 53.58% 423,263,331,708 57.56% 517,565,328,428 59.90%
2 Belanja Bunga 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
3 Belanja Subsidi 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
4 Belanja Hibah 1,143,240,000 0.16% 42,738,640,000 5.81% 2,712,666,500 0.31%
5 Belanja Bantuan Sosial 21,159,710,063 2.95% 14,280,921,715 1.94% 6,468,130,000 0.75%
6 Belanja Bagi Hasil 0 0.00% 0 0.00% 0.00%
7
Belanja Bantuan
Keuangan 62,917,371,526 8.78% 66,645,144,502 9.06% 62,368,717,609 7.22%
8 Belanja Tidak Terduga 291,972,650 0.04% 818,582,321 0.11% 549,364,000 0.06%
B BELANJA LANGSUNG 246,951,830,007 34.48% 187,592,144,966 25.51% 274,398,229,455 31.76%
1 Belanja Pegawai 20,981,558,549 2.93% 25,913,625,091 3.52% 23,220,095,030 2.69%
2 Belanja Barang dan Jasa 87,682,820,344 12.24% 84,278,577,572 11.46% 95,963,246,599 11.11%
3 Belanja Modal 138,287,451,114 19.31% 77,399,942,303 10.53% 155,214,887,826 17.96%
TOTAL 716,235,931,638 100.00% 735,338,765,212 100.00% 864,062,435,992 100.00%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 9
total belanja daerah, maka rata-rata belanja yang
diinvestasikan pada aset tetap sebesar 13%.
Tabel 3.5. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
No. Uraian 2008 2009 2010
Rata-rata Per-tumbuh-an (%)
1 ASET
1.1 ASET LANCAR 86.564.350.088 84.326.465.305 71.141.105.499 -9,11%
1.1.1 Kas 70.181.928.415 69.265.881.309 52.056.274.667 -13,08%
1.1.2 Piutang 4.398.546.622 4.744.134.027 4.258.165.897 -1,19%
1.1.3 Persediaan 11.983.875.051 10.316.449.969 14.826.664.935 14,90%
1.2. ASET TETAP 3.315.572.400.298 3.416.413.956.523 3.535.203.440.117 3,26%
1.2.1 Tanah 1.019.761.191.391 1.020.572.121.191 997.356.878.191 -1,10%
1.2.2 Peralatan dan mesin 141.288.923.437 154.955.233.927 183.398.741.184 14,01%
1.2.3 Gedung dan bangunan
895.024.827.588 961.711.590.418 982.312.611.858 4,80%
1.2.4 Jalan, irigasi, dan jaringan
1.223.056.133.469 1.250.398.327.654 1.323.917.575.408 4,06%
1.2.5 Aset tetap lainnya 19.042.304.583 19.372.955.833 32.668.672.976 35,18%
1.2.6 Konstruksi dalam pengerjaan
17.399.019.830 9.403.727.500 15.548.960.500 9,70%
1.3 ASET LAINNYA 20.994.797.979 1.715.132.829 7.974.785.725 136,57%
1.3.1 Tagihan penjualan angsuran
- - -
1.3.2 Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah
208.920.879 169.820.979 135.020.979 -19,60%
1.3.3 Kemitraan dengan pihak ketiga
19.045.812.500 - - -100%
1.3.4 Aset tak berwujud - 58.041.000 58.041.000 0%
1.3.5 Aset lain-lain (Rusak) 1.740.064.600 1.487.270.850 1.368.624.750 -11,25%
1.3.6 Aset untuk dihibahkan
- - 6.413.098.996 100%
JUMLAH ASET DAERAH
3.423.131.548.365 3.502.455.554.657
3.614.319.331.341
2,76%
2 KEWAJIBAN
2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
206.761.371 193.257.032 237.628.652 8,21%
2.1.1 Utang perhitungan pihak ketiga
193.051.735 162.524.190 237.628.652 15,20%
2.1.2 Uang muka dari kas daerah
- - 0%
2.1.3 Pendapatan diterima dimuka
- - 0%
2.1.4 Utang Belanja 13.709.636 30.732.842 - 12,08%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 10
No. Uraian 2008 2009 2010
Rata-rata Per-
tumbuh-an (%)
3 EKUITAS DANA
3.1 EKUITAS DANA LANCAR
86.357.588.717 84.133.208.273 70.903.476.847 -9,15%
3.1.1 SILPA 69.831.037.161 68.863.995.338 51.686.139.027 -13,16%
3.1.2 Cadangan piutang 4.398.546.622 4.744.134.027 4.258.165.897 -1,19%
3.1.3 Cadangan persediaan
11.983.875.051 10.316.449.969 14.826.664.935 14,90%
3.1.4 Pendapatan yang ditangguhkan
157.839.519 239.361.781 132.506.988 3,50%
3.1.5
Dana Yang disediakan untuk hutang jangka pendek
(13.709.636) (30.732.842) - 12,08%
3.2 EKUITAS DANA INVESTASI
3.389.349.771.378 3.462.003.870.233 3.584.557.710.769 2,84%
3.2.1 Diinvestasikan dalam aset tetap
3.315.572.400.298 3.416.413.956.523 3.535.203.440.117 3,26%
3.2.2 Diinvestasikan dalam aset lainnya
20.994.797.979 1.715.132.829 7.974.785.725 136,57%
3.2.3 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
52.782.573.101 43.874.780.881 41.379.484.927 -11,28%
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
3.475.914.121.466 3.546.330.335.538 3.655.698.816.268 2,55%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Untuk menganalisis neraca Kabupaten
Banjarnegara periode tahun 2008-2010 digunakan
analisis rasio sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.6. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010
NO Uraian 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%)
1 Rasio lancar (current ratio) 41.866,79% 43.634,36% 29.937,93%
2 Rasio quick (quick ratio) 36.070,80% 38.296,16% 23.698,51%
3 Rasio total hutang terhadap total asset
0,006% 0,006% 0,007%
4 Rasio hutang terhadap modal
0,006% 0,005% 0,007%
5 Rata-rata umur piutang - 2,26 1,93
6 Rata-rata umur persediaan - 339,61 444,79
7 Perputaran total aktiva (total assets turn over)
1,40% 1,77% 1,77%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah) Rasio Likuiditas yaitu Rasio yang menunjukkan
hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari
sebuah entitas dengan kewajiban lancarnya untuk
melihat kemampuan entitas dalam memenuhi
kewajiban lancarnya.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 11
a. Rasio Lancar
Tabel 3.7.
Rasio Lancar Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
2008 2009 2010
Aktiva Lancar 86.564.350.088 84.326.465.305 71.141.105.499
Kewajiban
Jangka Pendek 206.761.371 193.257.032 237.628.652
Rasio Lancar
(Aktiva Lancar:
Kewajiban
Jangka
Pendek)
41.866,79% 43.634,36% 29.937,93%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara
(diolah)
Meski terlihat menurun dari 2 tahun
sebelumnya rasio lancar pada tahun 2010 masih
menunjukkan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
masih sangat sehat, karena aset lancarnya lebih
besar daripada kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Quick
Tabel 3.8.
Rasio Quick Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
2008 2009 2010
Aktiva Lancar 86.564.350.088 84.326.465.305 71.141.105.499
Persediaan 11.983.875.051 10.316.449.969 14.826.664.935
Kewajiban Jangka
Pendek 206.761.371 193.257.032 237.628.652
Rasio Quick (aktiva
lancar – persediaan) :
kewajiban jangka pendek
36.070,80% 38.296,16% 23.698,51%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Quick rasio merupakan rasio lancar dengan
mengurangi tingkat persediaan dari current asset-
nya. Pada tahun 2010 rasio ini tampak menurun
namun demikian tergolong masih sangat sehat.
Rasio Solvabilitas atau disebut juga Ratio leverage
yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh suatu entitas dengan dana yang dipinjam dari
kreditur entitas tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 12
mengukur sampai seberapa jauh aktiva entitas dibiayai
oleh hutang, rasio ini menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman. Adapun Rasio
yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah:
a. Rasio total hutang terhadap total aset
Tabel 3.9.
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
2008 2009 2010
Total Hutang 206.761.371 193.257.032 237.628.652
Total Aset 3.423.131.548.365 3.502.455.554.657 3.614.319.331.341
Rasio (Total
Hutang : Total
Aset)
0,006% 0,006% 0,007%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara
(diolah)
Rasio ini pada tahun 2010 mengalami kenaikan
meski demikian dengan besaran 0,007% ini
menunjukkan bahwa nilai total hutang jauh
dibawah nilai total aset.
b. Rasio hutang terhadap modal
Tabel 3.10.
Rasio Total Hutang Terhadap Modal
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
2008 2009 2010
Total Hutang 206,761,371 193,257,032 237,628,652
Ekuitas Dana
Lancar
6,357,588,717 84,133,208,273 70,903,476,847
Ekuitas Dana
Investasi
3,389,349,771,378 3,462,003,870,233 3,584,557,710,769
Total Ekuitas
(Ekuitas Dana
Lancar+ Ekuitas
Dana Investasi)
3,475,707,360,095 3,546,137,078,506 3,655,461,187,616
Rasio (Total
Hutang : Total
Ekuitas)
0,006% 0,005% 0,007%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Rasio ini pada tahun 2010 mengalami kenaikan
meski demikian dengan besaran seperti tersebut di
atas, menunjukkan bahwa nilai total hutang jauh
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 13
dibawah nilai modal yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara.
Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat
aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan Pemerintah
Daerah. Rasio aktivitas yang digunakan antara lain :
a. Rata-rata umur piutang, yaitu rasio untuk melihat
berapa lama, hari yang diperlukan untuk melunasi
piutang (mengubah piutang menjadi kas). Terlihat
dari hasil perhitungan yang menunjukkan waktu
yang dibutuhkan adalah antara 2-3 hari saja.
Berikut perhitungan lengkapnya :
Tabel 3.11.
Rata-Rata Umur Piutang Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010
2008 2009 2010
Saldo Awal Piutang - 4.398.546.622 4.744.134.027
Saldo Akhir Piutang 4.398.546.622 4.744.134.027 4.258.165.897
Rata-rata piutang
pendapatan daerah ((saldo
awal piutang + saldo akhir
piutang) : 2)
- 4.571.340.325 4.501.149.962
Pendapatan Daerah 689.085.527.646 737.321.723.389 849.712.579.681
Perputaran piutang
(pendapatan daerah/rata-
rata piutang pendapatan
daerah)
- 161,2922406 188,7767763
Rata-rata umur piutang
(365 : perputaran piutang)
- 2,26 1,93
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
b. Rata-rata umur persediaan, yaitu rasio untuk
melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk
persediaan (menggunakan persediaan untuk
memberi pelayanan publik). Dari hasil perhitungan
dapat diketahui bahwa rata-rata umur persediaan
tahun 2009 339,61 sedangkan pada tahun 2010
adalah 444,79 hari. Hal ini menunjukkan minimnya
input berupa persediaan yang dimasukkan untuk
menghasilkan output pelayanan publik oleh
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 14
Pemerintah Daerah. Perhitungan lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.12.
Rata-Rata Umur Persediaan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010
2008 2009 2010
Saldo Awal Persediaan - 11.983.875.051 10.316.449.969
Saldo Akhir Persediaan 11.983.875.051 10.316.449.969 14.826.664.935
Rata-Rata Nilai Persediaan
((saldo awal persediaan + saldo
akhir persediaan) : 2)
- 11.150.162.510 12.571.557.452
Nilai Persediaan Yang
Digunakan Dalam Satu Tahun
- 11.983.875.051 10.316.449.969
Perputaran Persediaan (nilai
persediaan yang digunakan
dalam satu tahun: rata-rata
nilai persediaan)
- 1,074771335 0,820618289
Rata-Rata Persediaan (365 :
perputaran persediaan)
- 339,61 444,79
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
c. Perputaran total aktiva (total assets turn over), rasio
ini mengalami kenaikan pada tahun 2009 tetapi
stagnan pada tahun 2010. Dari angka yang
cenderung kecil, menggambarkan bahwa
peningkatan aset tetap yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara tidak mendorong semakin
besarnya PAD yang diterima. Perhitungan lengkap
dapat dilihat pada tebel berikut :
Tabel 3.13. Perputaran Total Aktiva Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010
2008 2009 2010
Pendapatan Asli
Daerah
46.521.396.931 60.636.814.797 62.486.768.063
Aset Tetap 3.315.572.400.298 3.416.413.956.523 3.535.203.440.117
Perputaran Total
Aktiva (PAD/Aset
Tetap
1,40% 1,77% 1,77%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 15
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 16
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Pengelolaan keuangan daerah yang dimulai dari
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah,
perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan
semester, laporan prognosis realisasi anggaran, laporan realisasi
anggaran, neraca hingga catatan atas laporan keuangan
disusun secara otonomi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) sebagai entitas akuntansi yang kemudian diverifikasi
dan dikompilasi oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPPKAD) sebagai entitas pelaporan menjadi
Laporan Keuangan Kabupaten Banjarnegara.
Dalam hal pelaporan dan pengawasan Laporan Keuangan
Kabupaten Banjarnegara dapat dikatakan berhasil. Ini dapat
dilihat dari hasil audit BPK yang memberikan opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) terhadap Laporan Keuangan
Daerah. Diharapkan pada tahun 2014 opini BPK terhadap
Laporan Keuangan Daerah dapat menjadi Wajar Tanpa
Pengecualian dengan fokus membenahi pengelolaan aset
daerah.
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Pemenuhan kebutuhan aparatur periode 2008-
2010 secara total mempunyai rata-rata pertumbuhan
sebesar 14,49%. Dari komponen Belanja Tidak
Langsung rata-rata pertumbuhan mencapai 142,93%
hal ini disebabkan mulai tahun 2010 tambahan
penghasilan guru sertifikasi dan non sertifikasi
ditransfer terlebih dahulu ke kas daerah, dimana
sebelumnya dari pusat langsung ditransfer ke rekening
penerima tunjangan tersebut. Melihat rincian per item
tampak pemenuhan kebutuhan aparatur terbesar
masing-masing tahun adalah belanja pegawai dimana
mencapai 60-75% sehingga pemenuhan kebutuhan
aparatur sangat tergantung pada kebijakan pemerintah
pusat. Secara lengkap realisasi belanja pemenuhan
kebutuhan aparatur dapat dilihat pada tabel berikut :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 17
Tabel 3.14. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Berdasarkan tabel tersebut di atas proporsi
terhadap total pengeluaran daerah, belanja pemenuhan
kebutuhan aparatur Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara besarannya berada pada kisaran 57-64%.
Secara lengkap dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.15. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
No Uraian
Total Belanja Untuk
Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur (Rp.)
Total Pengeluaran (Belanja +
Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.)
Persentase
(a) (b) (a)/(b) x 100%
1 TA 2008 415.719.836.774 719.093.924.647 57,81%
2 TA 2009 455.669.685.823 740.788.765.212 61,51%
3 TA 2010 553.376.135.583 869.390.435.992 63,65%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
No Uraian 2008 (Rp.) 2009 (Rp.) 2010 (Rp.)
Rata�Rata
Per�
tumbuhan
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 383,831,397,392 423,263,331,708 517,565,328,428 16.28%
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 344,963,081,434 391,493,753,852 417,841,774,021 10.11%
2 Belanja Tambahan Penghasilan 28,409,654,269 21,998,126,616 89,845,588,097 142.93%
3
Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional
KDH/WKDH 7,467,224,469 8,103,867,544 8,445,490,369 6.37%
4 Belanja Pemungutan Pajak Daerah 2,991,437,220 1,667,583,696 1,432,475,941 �29.18%
B BELANJA LANGSUNG 31,888,439,382 32,406,354,115 35,810,807,155 6.06%
1 Belanja Honorarium PNS 3,415,540,600 3,137,512,360 4,378,150,400 15.70%
2 Belanja Uang Lembur 617,421,775 748,906,750 843,009,500 16.93%
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 100,750,000 340,810,000 23,600,000 72.60%
4
Belanja Kursus, Pelatihan,
Sosialisasi dan Bimbingan Teknis
PNS 3,227,193,500 2,752,515,181 1,541,366,500 �29.36%
5 Belanja Premi Asuransi Kesehatan 755,060,000 273,236,000 304,324,900 11.38%
6 Belanja Makanan dan Minuman 1,180,745,147 1,005,001,225 1,210,161,545 2.76%
7
Belanja Pakaian Dinas dan
Atributnya 163,050,000 419,055,000 368,395,000 72.46%
8
Belanja Pakaian Khusus dan Hari�
Hari Tertentu 153,972,500 164,637,000 128,580,000 �7.49%
9 Belanja Perjalanan Dinas 13,202,619,860 12,287,988,649 13,599,469,070 1.87%
10 Belanja Perjalanan Pindah Tugas 0 0 0 0.00%
11 Belanja Pemulangan Pegawai 0 0 0 0.00%
12
Belanja Modal (Kantor, Mobil
Dinas, Mebelair, Peralatan dan
Perlengkapan) 9,072,086,000 11,276,691,950 13,413,750,240 21.63%
TOTAL 415,719,836,774 455,669,685,823 553,376,135,583 15.53%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 18
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Kebutuhan pemenuhan dana pembangunan
mengharuskan Kabupaten Banjarnegara memprediksi
pembiayaan pada tahun yang bersangkutan. Pada
kurun waktu tahun 2008-2010 defisit anggaran dapat
ditutup oleh pembiayaan yang diprediksikan. Secara
lengkap defisit anggaran dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.16. Defisit Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Tabel 3.16. menunjukkan bahwa untuk menutup
defisit anggaran pada tahun 2008-2010 pos paling
besar dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
Tahun Angaran Sebelumnya. Persentase paling besar
terjadi pada tahun 2009 dimana mencapai 20 kali lipat
dari defisit anggaran yang ada. Berikut komposisi
lengkap penutup defisit anggaran :
No. Uraian 2008 (Rp.) 2009 (Rp.) 2010 (Rp.)
1 Realisasi Pendapatan Daerah 689,085,527,646 737,321,723,389 849,712,579,681
Dikurangi Realisasi :
2 Belanja Daerah 716,235,931,638 735,338,765,212 864,062,435,992
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2,857,993,009 5,450,000,000 5,328,000,000
A Defisit Anggaran (30,008,397,001) (3,467,041,823) (19,677,856,311)
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan :
4Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun
Angaran Sebelumnya 99,675,184,162 69,831,037,161 68,863,995,338
5 Pencairan Dana Cadangan � � �
6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan � � �
7 Penerimaan Pinjaman Daerah � 1,250,000,000 1,250,000,000
8 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah � 1,250,000,000 1,250,000,000
9 Penerimaan Piutang Daerah 164,250,000 �
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 99,839,434,162 72,331,037,161 71,363,995,338
A�B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 69,831,037,161 68,863,995,338 51,686,139,027
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 19
Tabel 3.17. Komposisi Penutup Defisit Anggaran Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2010
No. Uraian
Proporsi Dari Total Defisit Anggaran
2008 (%)
2009 (%)
2010 (%)
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Angaran Sebelumnya
332,16% 2.014,14% 349,96%
2 Pencairan Dana Cadangan 0,00% 0,00% 0,00%
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
0,00% 0,00% 0,00%
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00% 36,05% 6,35%
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
0,00% 36,05% 6,35%
6 Penerimaan Piutang Daerah 0,55% 0,00% 0,00%
7 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
232,70% 1.986,25% 262,66%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Berdasarkan tabel 3.17. dari SILPA yang ada perlu
dilakukan perhitungan untuk mengetahui darimana
pos-pos APBD yang menyebabkan adanya SILPA
tersebut. Gambaran lengkap penyusun SILPA dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.18. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Pada tahun 2008-2009 pos terbesar penyumbang
SILPA adalah sisa dari belanja pegawai yang berada
pada kisaran 33-43%. Sedangkan pada tahun 2010 sisa
Rp% dari
SiLPARp
% dari
SiLPARp
% dari
SiLPA
1 Jumlah SiLPA 69,831,037,161 100% 68,863,995,338 100% 51,686,139,027 100%
2 Pelampauan penerimaan PAD 3,794,558,931 5.43% 1,624,295,797 2.36% 745,171,063 1.44% �55.66%
3Pelampauan penerimaan dana
perimbangan 11,784,445,702 16.88% 3,224,164,184 4.68% 6,555,800,641 12.68% 15.35%
4Pelampauan penerimaan lain�lain
pendapatan daerah yang sah 10,941,137,013 15.67% 17,797,225,408 25.84% (809,983,023) �1.57% �20.94%
5Sisa penghematan belanja atau
akibat lainnya 17,190,814,557 24.62% 15,313,333,978 22.24% 25,625,860,774 49.58% 28.21%
6 Dana Tidak Terduga yang tidak cair 3,039,043,350 4.35% 681,417,679 0.99% 450,636,000 0.87% �55.72%
7 Sisa Belanja Pegawai 23,081,037,608 33.05% 30,223,558,292 43.89% 19,118,653,572 36.99% �2.90%
8
Kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan
� 0.00% � 0.00% � 0.00% 0.00%
9 Kegiatan lanjutan � 0.00% � 0.00% � 0.00% 0.00%
No. Uraian
2008 2009 2010Rata�rata
per�tumbuh�
an*)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 20
belanja pegawai berada pada urutan kedua dibawah pos
sisa penghematan belanja atau akibat lainnya, pada
tahun ini sisa DAK 2010 yang wajib diluncurkan
kembali mencapai 10 Milyar lebih disebabkan terbitnya
Juknis penggunaan yang terlambat. Perlu dicermati
pelampauan PAD terus menurun dari tahun ke tahun
sebesar 5,43% pada 2008 hingga hanya mencapai
1,44% pada tahun 2010.
3.3. Kerangka Pendanaan
Pendanaan program kegiatan yang akan diakomodir dalam
periode tahun 2012-2016 ini sangatlah penting untuk dikaji.
Berdasarkan dasar analisis gambaran umum pengelolaan
keuangan daerah pada periode tahun 2006-2010, maka dapat
disusun suatu analisis dalam rangka pendanaan program
kegiatan pada periode tahun 2012-2016. Berdasarkan potensi
pendanaan, Kabupaten Banjarnegara mempunyai potensi
pendanaan dari Pendapatan Asli daerah dan juga didukung oleh
Dana Perimbangan.
3.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama
Pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta
prioritas utama merupakan belanja yang wajib untuk
dialokasikan. Analisa pos belanja yang wajib selama
tahun 2008-2010 sangat diperlukan agar dapat
diketahui tren yang berjalan selama ini, disamping itu
dapat digunakan untuk memproyeksikan untuk
kebutuhan wajib selama 5 tahun kedepan.
Berikut gambaran pengeluaran periodik wajib dan
mengikat serta prioritas utama:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 21
Tabel 3.19. Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Sumber: DPPKAD Kab. Banjarnegara Tahun 2011
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan rata-
rata pertumbuhan Pengeluaran Periodik, Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama tahun 2008-2010
sebesar 13,9%. Meski rata-rata pertumbuhan belanja
adalah 13,9%, namun dalam proyeksi belanja untuk
tahun 2012-2016 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
mengambil kebijakan pertumbuhan belanja rata-rata
tiap tahunnya sebesar 4,69%.
3.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu
Keuangan Pemerintah Kabupaten tidak dapat
dilepaskan dari kebijakan peningkatan PAD, yang akan
berdampak pada kemandirian daerah dalam membiayai
pembangunan. Penentuan proyeksi tentunya tetap
memperhatikan ketercapaiannya. Dalam kurun waktu
2008-2010 realisasi target Pendapatan Asli Daerah
secara keseluruhan selalu terlampaui. Secara lengkap
2012 2013 2014 2015 2016
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 560,076,903,898 14.69% 553,765,052,000 581,453,304,600 610,525,969,830 641,052,268,322 673,104,881,738
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 417,841,774,021 10.11% 544,497,100,000 571,721,955,000 600,308,052,750 630,323,455,388 661,839,628,157
2
Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional
KDH/WKDH 8,445,490,369 6.37% 9,267,952,000 9,731,349,600 10,217,917,080 10,728,812,934 11,265,253,581
3 Belanja Bunga - 0.00% 0 0 0 0 0
4 Belanja Bagi Hasil - 0.00% 0 0 0 0 0
5 Belanja Tambahan Penghasilan 89,845,588,097 2.00% 127,506,770,000 133,882,108,500 140,576,213,925 147,605,024,621 154,985,275,852
6 Belanja Pemungutan Pajak Daerah 1,432,475,941 26.56% 2,979,095,000 3,128,049,750 3,284,452,238 3,448,674,849 3,621,108,592
7 Alokasi Dana Desa (ADD) 27,394,575,470 0.74% 16,392,573,000 16,392,573,000 16,392,573,000 16,392,573,000 16,392,573,000
8 Tunjangan TAPD 15,117,000,000 10.00% 18,235,800,000 18,235,800,000 18,235,800,000 18,235,800,000 18,235,800,000
B BELANJA LANGSUNG 136,620,502,097 -3.99% 155,460,521,203 162,237,603,073 169,376,136,682 177,629,670,777 186,377,494,486
1
Belanja Honorarium PNS khusus untuk
guru dan tenaga medis - 0.00% 0 0 0 0 0
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 23,600,000 72.60% 40,733,321 70,305,229 121,345,993 209,441,748 361,493,977
3 Belanja Jasa Kantor (Listrik,air, dlsb) 12,195,223,974 8.55% 13,237,654,912 14,369,191,409 15,597,450,087 16,930,698,624 18,377,911,408
4 Belanja Sewa Gedung 77,150,140 0.00% 77,150,140 77,150,140 77,150,140 77,150,140 77,150,140
5
Belanja Sewa Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 181,870,500 0.00% 181,870,500 181,870,500 181,870,500 181,870,500 181,870,500
6 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 3,657,100,033 6.27% 3,886,472,331 4,130,230,795 4,389,277,722 4,664,572,001 4,957,132,660
7
Penyediaan Jasa Administrasi
Perkantoran (PTT) 3,089,274,450 -29.19% 3,500,000,000 3,500,000,000 3,500,000,000 3,500,000,000 3,500,000,000
8 Dana Alokasi Khusus (DAK) 60,953,600,000 2.23% 67,730,850,000 69,762,775,500 71,855,658,765 74,729,885,116 77,719,080,520
9 Bantuan Keuangan Provinsi 56,442,683,000 86.11% 66,805,790,000 70,146,079,500 73,653,383,475 77,336,052,649 81,202,855,281
C Pembiayaan Pengeluaran 4,078,000,000 22.03% 3,000,000,000 3,060,000,000 3,121,200,000 3,433,320,000 3,501,986,400
1 Pembentukan Dana Cadangan - 0.00% 0 0 0 0 0
2 Pembayaran Pokok Utang 1,250,000,000 0.00% 0 0 0 0 0
3
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah 2,828,000,000 6.70% 3,000,000,000 3,060,000,000 3,121,200,000 3,433,320,000 3,501,986,400
700,775,405,995 13.90% 712,225,573,203 746,750,907,673 783,023,306,512 822,115,259,099 862,984,362,624
TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN
YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS
UTAMA(A+B+C)
ProyeksiTingkat
Per-
tumbuh-
an (%)
2008-2010
No Uraian
DATA TAHUN
DASAR
(2010 dalam Rp.)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 22
rincian proyeksi beserta realisasinya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.20. Perbandingan Target dan Realisasi PAD
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
a. Kerangka Penerimaan
Sesuai dengan analisis-analisis di atas dapat
diestimasi kerangka pendanaan Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2012-2016. Pendanaan
tersebut terbagi kedalam jenis-jenis pendapatan
sesuai dengan aturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam tahun 2012-2016 kebijakan pendapatan
meliputi :
1. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli
Daerah melalui optimalisasi sektor pajak
daerah, retribusi daerah, pendayagunaan aset
daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan.
2. Melakukan upaya peningkatan dana
perimbangan dari Dana Alokasi Umum dan
bagi hasil pajak, serta bukan pajak.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan
prasarana serta sumberdaya manusia yang ada
guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
4. Mengembangankan sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah dengan memanfaatkan
potensi daerah.
5. Meningkatkan kerjasama Pemerintah dan
Swasta.
Target Realisasi % capaian Target Realisasi % capaian Target Realisasi % capaian
1. Pendapatan Asli Daerah 42,726,838,000 46,521,396,931 108.88% 59,012,519,000 60,636,814,797 102.75% 61,741,597,000 62,486,768,063 101.21%
1.1. Pajak Daerah 6,418,980,000 7,314,771,313 113.96% 7,063,500,000 8,161,471,252 115.54% 8,567,000,000 9,265,190,711 108.15%
1.2. Retribusi Daerah 27,485,987,000 27,229,680,471 99.07% 39,722,215,000 39,104,932,160 98.45% 41,754,277,000 39,760,948,541 95.23%
1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah 1,706,121,000 1,747,447,371 102.42% 3,363,892,000 3,619,844,600 107.61% 3,380,569,000 3,348,725,471 99.06%
1.4. Lain-Lain PAD Yang Sah 7,115,750,000 10,229,497,776 143.76% 8,862,912,000 9,750,566,785 110.02% 8,039,751,000 10,111,903,340 125.77%
No Uraian2008 2009 2010
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 23
Tabel 3.21. Estimasi Penerimaan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 (dalam jutaan)
Sumber: DPPKAD Kab. Banjarnegara
Pendapatan Asli Daerah terutama dari pos
pajak daerah mulai tahun 2014 diproyeksikan naik
cukup signifikan dengan memasukkan estimasi
jumlah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) Perkotaan dan Perdesaan serta Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sesuai
amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
Estimasi dana perimbangan tidak terlepas dari
kondisi keuangan negara dalam hal ini Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Jika ada kenaikan
Dana Alokasi Umum (DAU) tidak lebih adalah
dikarenakan adanya kenaikan jumlah pegawai
ataupun kenaikan indeks kemahalan akibat inflasi.
Namun demikian dengan masuknya Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas
2012 2013 2014 2015 2016
Rata-
Rata Per-
tumbuh-
an
1119067.27 1161900.19 1206579.71 1256175.22 1308178.96 3.98%
63548.92 65985.58 81747.92 85017.83 88418.55 8.93%
Pajak Daerah 10529.50 10845.39 24402.12 25378.20 26393.33 34.00%
Retribusi Daerah 19688.50 20476.04 21295.08 22146.88 23032.76 4.00%
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
3917.77 4074.48 4237.46 4406.96 4583.24 4.00%
Lain-Lain PAD Yang Sah 29413.15 30589.68 31813.26 33085.79 34409.23 4.00%
786841.19 824074.34 848344.46 889790.63 933270.27 4.36%
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 37714.41 38845.84 25249.80 26259.79 27310.18 -6.00%
DAU 681395.92 715465.72 751239.01 788800.96 828241.00 5.00%
DAK 67730.85 69762.78 71855.66 74729.89 77719.08 3.50%
268677.17 271840.27 276487.33 281366.75 286490.14 1.62%
Hibah 1262.68 0 0 0 0 0%
Dana Darurat 0 0 0 0 0 0%
Dana Bagi Hasil Pajak Dari
Provinsi dan PEMDA Lainnya
21709.74 22795.23 23934.99 25131.74 26388.32 5.00%
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
178898.96 178898.96 178898.96 178898.96 178898.96 0%
Bantuan Keuangan Dari
Provinsi atau PEMDA
Lainnya
66805.79 70146.08 73653.38 77336.05 81202.86 5.00%
47631.11 48583.73 49555.41 54510.95 55601.17 4.00%Prediksi SILPA
Uraian
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 24
Tanah dan Bangunan (BPHTB) maka Dana Bagi
Hasil Pajak/Bukan Pajak diproyeksikan menurun
pada tahun 2014. Untuk Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang sah diproyeksikan rata-rata naik
sebesar 1,62%.
Melihat kerangka Pendanaan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016 berkisar kurang lebih antara 1,119 s.d.
1,308 trilyun rupiah. Untuk SILPA pada tahun 2010
terdapat SiLPA sebesar Rp. 51 milyar atau 6,08%
dari penerimaan. Dengan demikian pada tahun
2012-2016 SILPA diproyeksikan antara 4,11-4,34%
dari penerimaan atau sekitar Rp. 47-55 milyar.
b. Kerangka Belanja dan Pembiayaan
Dalam tahun 2012-2016 kebijakan belanja
daerah meliputi :
1. Peningkatan proporsi belanja untuk
penanganan isu strategis dan komitmen
nasional.
2. Peningkatan proporsi belanja langsung sebagai
implementasi kebijakan yang berdampak
langsung pada masyarakat.
3. Belanja Langsung digunakan untuk membiayai
program kegiatan dalam urusan wajib dan
pilihan.
4. Penguatan penyusunan anggaran dengan
berbasis kinerja.
Sedangkan arah kebijakan pembiayaan daerah
untuk tahun 2012-2016 adalah :
1. Memperkuat penyertaan modal daerah dalam
BUMD.
2. Meningkatkan besaran SILPA dari sisi
pelampauan pendapatan.
3. Menurunkan besaran SILPA dari sisi belanja.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 III - 25
Dari kebijakan yang diambil Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara dan kerangka pendanaan
untuk tahun 2012-2016 diproyeksikan, maka
selanjutnya perlu dilakukan analisa kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah untuk mendanai
pembangunan daerah. berikut hasil perhitungan
tersebut :
Tabel 3.22. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Banjarnegara (dalam ribuan rupiah) Tahun 2012-2016
Sumber: LRA APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui kapasitas riil
kemampuan anggaran untuk pembangunan berada di
kisaran 454 Milyar pada tahun 2012, yang
diproyeksikan terus naik sampai 500 Milyar pada
tahun 2016 atau dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 3,98%.
2012 2013 2014 2015 2016
1 Pendapatan 1,119,067,272 1,161,900,186.15 1,206,579,714.13 1,256,175,217.94 1,308,178,955.60 3.98%
2 Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) - - - - - 0.00%
3 Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran 47,631,110 48,583,732.20 49,555,406.84 54,510,947.53 55,601,166.48 4.00%
Total penerimaan 1,166,698,382 1,210,483,918 1,256,135,121 1,310,686,165 1,363,780,122 3.98%
4Belanja Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama 712,225,573.20 746,750,907.67 783,023,306.51 822,115,259.10 862,984,362.62 4.92%
Kapasitas riil kemampuan keuangan 454,472,809 463,733,011 473,111,814 488,570,906 500,795,759 2.46%
Rata-Rata
Per-
tumbuh-an
No. Uraian Proyeksi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 1
Analisa isu-isu strategis didapatkan dari hasil analisis kondisi
internal dan eksternal sampai dengan tahun 2011. Isu-isu strategis
ini berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pokok yang
dihadapi, pemanfaatan potensi dan masalah keberlangsungan
(sustainability) pembangunan.
Penentuan isu-isu strategis tersebut yakni dengan menggali
permasalahan-permasalahan pembangunan yang ada dengan
menggunakan metode simulasi dinamik sebab-akibat dengan
mencari keterkaitan masing-masing isu satu sama lainnya.
Kemudian masing-masing isu tersebut dianalisis apakah sebagai
penyebab isu yang lain atau menjadi akibat dari isu tersebut. Metode
brainstorming digunakan dalam analisis sebab-akibat tersebut.
4.1. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan per urusan
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, permasalahan yang
dijumpai adalah sebagai berikut:
4.1.1. Urusan Kewenangan Wajib
a. Pendidikan
1) Rendahnya kualifikasi dan kompetensi guru
khususnya pada jenjang TK/RA dan SD/MI.
2) Tidak meratanya distribusi tenaga pendidik.
3) Banyaknya ruang kelas yang rusak serta
sarana dan prasarana yang belum memenuhi
standar.
4) Rendahnya mutu pendidikan.
5) Kurangnya akses pendidikan.
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 2
b. Urusan Kesehatan
1) Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Banjarnegara (Tahun 2011 adalah
15,78 /1.000 KH dari target 11,90/1.000 KH).
2) Meningkatnya Angka Kematian Ibu dari
61,18/100.000 KH pada tahun 2010 menjadi
74,29/100.000 KH pada tahun 2011.
3) Cakupan Keluarga yang memiliki akses
terhadap jamban memenuhi syarat masih
rendah (56,8%).
4) Cakupan Sarana Pembuangan Air Limbah
(SPAL) yang memenuhi syarat masih rendah
(29,95 %)
5) Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) yang
memenuhi syarat masih rendah (64,67 %)
6) Cakupan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
yang memenuhi syarat masih rendah (59,6 %)
7) Cakupan Rumah Sehat masih rendah (52,9%)
8) Rasio dokter dan tenaga medis terhadap jumlah
penduduk masih rendah
9) Kurangnya sumber daya yang tersedia (sarana-
prasarana, SDM dan biaya) guna meningkatkan
pengelolaan data terintegrasi sehingga
menghasilkan data yang berkualitas
10) Terbatasnya aksesibilitas terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terutama pada kelompok rentan seperti:
penduduk miskin, daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan, dan kepulauan
terdepan
11) Belum terpenuhinya jumlah, jenis,
kualitas, serta penyebaran sumberdaya
manusia kesehatan, dan belum optimalnya
dukungan kerangka regulasi ketenagaan
kesehatan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 3
12) Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan,
dan keterjangkauan obat esensial,
penggunaan obat yang tidak rasional, dan
penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang
berkualitas
13) Masih terbatasnya kemampuan manajemen
dan informasi kesehatan, meliputi pengelolaan
administrasi dan hukum kesehatan.
14) Ketersediaan tenaga dokter spesialis di RSUD
Banjarnegara yang masih kurang.
15) Image masyarakat tentang pelayanan Rumah
Sakit yang masih kurang baik.
16) Sarana fisik gedung RSUD yang kurang
memadai dan tidak memenuhi standar.
c. Urusan Pekerjaan Umum
1) Masih banyaknya jalan dan jembatan dengan
kondisi rusak dan rusak berat
2) Belum optimalnya kondisi drainase dan fungsi
drainase
3) Belum optimalnya sistem informasi/data base
jalan dan jembatan
4) Belum tersedianya jalan alternatif sebagai
pengurai kepadatan lalu lintas dalam kota
5) Belum optimalnya pengelolaan air bersih
6) Belum semua kecamatan sudah dilakukakan
ekplorasi air tanah untuk mengetahui
konfigurasi aviternya yang akan dijadikan
dasar penentu sumur bor
7) Masih banyaknya pengusahaan air tanah yang
belum berijin menyebabkan pendapatan daerah
berkurang
8) Banyaknya jaringan irigasi yang tidak
terpelihara dengan baik.
9) Banyaknya ruas jalan yang berada di daerah
labil.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 4
d. Perumahan
1) Masih banyaknya rumah tidak layak huni.
2) Rendahnya penyediaan rumah, baik oleh
pengembang maupun secara swadaya.
3) Banyaknya rumah yang ada di daerah rawan
bencana.
e. Penataan Ruang
1) Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam
pemanfaatan ruang sesuai dengan tata ruang
wilayah
2) Belum tersusunnya rencana detail tata ruang
3) Masih adanya tumpang tindih kewenangan
dalam pengelolaan dan tata ruang antar sektor
yaitu kehutanan, ruang terbuka hijau,
kebutuhan lahan untuk prasarana wilayah dan
pemukiman
f. Perencanaan Pembangunan
1) Belum optimalnya kapasitas kelembagaan
perencanaan, pembangunan daerah khususnya
dalam penyediaan data pendukung
perencanaan pembangunan.
2) Belum optimalnya pemanfaatan hasil
monitoring evaluasi pembangunan sebagai
umpan balik penyusunan rencana
pembangunan daerah tahun berikutnya.
3) Kurangnya koordinasi antar SKPD dalam
bidang perencanaan.
4) Belum optimalnya upaya pengembangan
kreativitas serta inovasi dalam perencanaan
pembangunan.
g. Perhubungan
1) Kurangnya sarana dan prasarana jalan, berupa
rambu-rambu, penunjuk jalan, marka jalan,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 5
pengaman jalan dan alat pengatur isyarat lalu
lintas (APILL). Sampai dengan tahun 2011
rambu yang terpasang baru 637 rambu atau
24,49% dari kondisi ideal sejumlah 2.747
rambu.
2) Belum optimalnya pelaksanaan uji kendaraan.
Pada tahun 2011 jumlah kendaraan yang
seharusnya uji kir 6.066 X 2 = 12.132,
sedangkan tahun 2011 kendaraan yang uji kir
sejumlah 10.339, masih ada kendaraan yang
tidak uji kir 14,77%.
3) Tingginya laju pertambahan jumlah kendaraan.
h. Lingkungan Hidup
1) Belum optimalnya penanganan sampah
2) Rendahnya upaya pengendalian pencemaran
air
3) Tingginya tingkat pencemaran air di Kali Sapi
4) Masih terbatasnya luasan ruang terbuka hijau
dan belum optimalnya pengelolaan ruang
terbuka hijau.
5) Belum optimalnya perlindungan dan konservasi
terhadap sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
i. Pertanahan
1) Masih rendahnya jumlah bidang tanah yang
terdaftar atau yang sudah diberikan legalitas
berupa sertifikat.
2) Belum optimalnya pengembangan sistem
informasi pertanahan.
3) Belum optimalnya administrasi pertanahan.
j. Kependudukan dan Catatan Sipil
1) Belum optimalnya pengembangan dan
keserasian kebijakan kependudukan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 6
2) Data base Kependudukan sebagai dasar
berbagai penyelenggaraan Pemerintahan masih
perlu ditingkatkan keakuratan dan
validitasnya.
3) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
memperoleh dokumen kependudukan dan
catatan sipil.
4) Belum optimalnya pengelolaan sistem
pendaftaran kependudukan dan pencatanan
sipil.
5) Belum optimalnya pelayanan administrasi
kependudukan.
k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1) Rendahnya dukungan sumber daya dan
kelembagaan terhadap strategi
Pengarusutamaan Gender
(PUG)/Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) dan
program Peningkatan Kualitas Hidup
Perempuan (PKHP).
2) Belum terimplementasinya Kabupaten Layak
Anak dengan baik.
3) Masih rendahnya kompetensi tenaga relawan
pendamping Korban Kekerasan Berbasis
Gender dan Anak (KKBGA).
4) Belum optimalnya peran serta perempuan dan
kesetaraan gender dalam pembangunan.
l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1) Melemahnya daya dukung dan kemampuan
penggerakan program KB sampai lini lapangan
karena jumlah tenaga profesional PLKB yang
semakin berkurang.
2) Belum optimalnya peran Institusi Masyarakat
Pedesaan (IMP).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 7
3) Terbatasnya penguatan modal bagi kelompok
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS), sehingga kelompok menjadi
kurang berkembang.
4) Masih rendahnya partisipasi KB pria.
5) Masih tingginya jumlah perempuan menikah
dibawah usia 20 tahun.
m. Sosial
1) Terbatasnya jumlah lembaga-lembaga
sosial/organisasi sosial dan jumlah tenaga
kesejahteraan sosial/pilar-pilar partisipan/
lurahan yang diharapkan dapat membantu
pemerintah dalam penanganan permasalahan
kesejahteraan;
2) Kurangnya kesadaran masyarakat dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dalam mengatasi permasalahan sosial
yang dihadapi.
3) Belum terwujudnya data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dengan
nama dan alamat yang jelas dan akurat.
4) Belum memadainya sarana dan prasarana
panti sosial baik milik pemerintah maupun
swasta.
5) Belum optimalnya peran serta masyarakat dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
dalam penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
6) Belum optimalnya manajemen pelayanan dan
penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 8
n. Tenaga Kerja
1) Belum optimalnya pelaksanaan peraturan
mengenai Norma kerja, Norma Keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dan Norma jamsostek
pada perusahaan.
2) Masih adanya perusahaan yang belum
membayar upah sesuai dengan Upah Minimum
Kabupaten tetapi tidak mengajukan
penangguhan pelaksanaan Upah Minimum
Kabupaten yang berlaku.
3) Dalam permasalahan PHI/PHK (Perselisihan
Hubungan Industrial/Pemutusan Hubungan
Kerja) masih banyak pengusaha yang
menyelesaikan permasalahannya tidak melalui
prosedur yang benar sesuai ketentuan
perundang-undangan.
4) Masih rendahnya pemahaman para pengusaha
dan pekerja terhadap peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan
5) Belum tersedianya tenaga teknis pengawas
ketenagakerjaan, mediator hubungan
industrial, pengantar kerja, dan instruktur
pelatihan.
6) Belum semua pendaftar pencari kerja bisa
ditempatkan baik melalui Angkatan Kerja Lokal
(AKL), Angkatan Kerja Antar Daerah (AKAD)
dan Angkatan Kerja Antar Negara (AKAN)
karena lowongan kerja terbatas.
7) Belum semua lowongan kerja bisa terisi,
karena tidak sesuainya antara tingkat
pendidikan/ ketrampilan pencari kerja dengan
lowongan kerja.
8) Terbatasnya sarana/prasarana pelatihan kerja.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 9
o. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1) Belum optimalnya upaya peningkatan kualitas
kelembagaan koperasi.
2) Iklim usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
belum terwujud secara kondusif.
3) Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif usaha mikro kecil menengah belum
terwujud secara optimal.
4) Masih rendahnya kualitas SDM, permodalan
dan peralatan.
p. Penanaman Modal Daerah
1) Belum optimalnya pemasaran penanaman
modal.
2) Belum optimalnya pelayanan perijinan
penanaman modal
3) Masih rendahnya realisasi penanaman modal.
4) Belum optimalnya pengkajian dan
pengembangan penanaman modal.
5) Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan
perijinan penanaman modal.
q. Kebudayaan
1) Budaya daerah belum banyak mendapatkan
apresiasi oleh masyarakat nasional dan
internasional
2) Menurunnya nilai – nilai etika, moral, budaya
dan keagamaan pada masyarakat.
3) Belum optimalnya pembinaan dan
pengembangan kesenian tradisional.
r. Pemuda dan Olahraga
1) Belum optimalnya peran organisasi
kepemudaan dalam upaya peningkatan
kapasitas anggotanya, khususnya dalam
memberikan kecakapan hidup.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 10
2) Masih terbatasnya sumber daya manusia
dalam pemasyarakatan olah raga, pembinaan
dan pengembangan olah raga prestasi.
3) Menurunnya nilai-nilai nasionalisme di
kalangan pemuda.
s. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri :
1) Masih rendahnya fasilitasi kemitraan dengan
Ormas, LSM, dan Partai Politik.
2) Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap
pemahaman budaya politik dan menurunnya
nilai-nilai etika moral dalam kehidupan politik.
3) Menurunnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga keamanan dan kenyamanan
lingkungan.
4) Perlunya peningkatan pemahaman generasi
muda terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Bhinneka Tunggal Ika.
5) Meningkatnya kenakalan remaja dan
kecenderungan penyalahgunaan narkoba.
6) Kurangnya personil dan sarana prasarana
pendukung untuk peningkatan kinerja Satpol
PP.
7) Tidak adanya PPNS ( Penyidik Pegawai Negeri
Sipil) dari Satpol PP yang menangani
penyelidikan pelanggaran Perda dan
pelanggaran disiplin PNS.
t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
1) Pelayanan publik belum optimal karena belum
seluruh SKPD menerapkan aturan-aturan
yang ada, seperti SOP (Standar Operasional
Prosedur) dan SPP (Standar Pelayanan Publik).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 11
2) Belum optimalnya penerapan nilai-nilai etika
dan budaya kerja dalam birokrasi sehingga
melemahkan disiplin kerja, etos kerja, dan
produktifitas kerja.
3) Belum optimalnya pengelolaan keuangan desa
dalam rangka peningkatan pembangunan desa.
4) Rendahnya pemahaman tugas dan fungsi
masing-masing lembaga yang ada di Desa.
5) Terhadap desa-desa yang Sekretaris Desa
kosong mengalami kesulitan dalam
pengisiannya.
6) Kerja sama antar pemerintah daerah belum
berjalan optimal dalam rangka menciptakan
hubungan antar daerah yang kondusif dan
meminimalisir konflik antar daerah.
7) Belum optimalnya penegasan dan pemasangan
pilar tanda batas wilayah Kabupaten,
Kecamatan dan Kelurahan/Desa berdampak
pada belum memberikan kepastian hukum
tentang batas-batas wilayah administrasi
Kecamatan dan Kelurahan/Desa serta
menjamin tertib administrasi wilayah.
8) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi
informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
9) Belum optimalnya kinerja beberapa
Perusahaan Daerah (Perusda) sehingga masih
perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan
secara rutin dan periodik untuk meningkatkan
kinerjanya.
10) Belum optimalnya pemahaman peraturan
perundang-undangan.
11) Belum optimalnya profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur pengawasan.
12) Belum efektif dan efisiennya pengelolaan
keuangan daerah.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 12
13) Belum optimalnya pengelolaan dan
pemanfaatan aset daerah.
14) Banyaknya pejabat struktural yang belum
mengikuti Diklatpim dan keterbatasan
anggaran mengakibatkan belum semua pejabat
struktural bisa mengikuti Diklatpim.
15) Kurangnya jumlah PNS, khususnya pelayanan
dasar pendidikan dan kesehatan.
u. Ketahanan Pangan
1) Berkurangnya masyarakat yang melaksanakan
pengelolaan lumbung pangan.
2) Kurangnya penganekaragaman konsumsi
pangan.
3) Adanya wilayah yang mengalami kerentanan
rawan pangan.
4) Adanya pangan segar yang kurang memenuhi
aspek keamanan pangan.
5) Masih rendahnya capaian Pola Pangan
Harapan.
v. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1) Kurang optimalnya peran kelembagaan desa.
2) Masyarakat masih kurang mampu
mengidentifikasi atau menemukan dan
memahami kebutuhan dirinya dan belum
mampu mengaktualisasikan berbagai potensi
yang ada pada dirinya.
w. Statistik
1) Belum optimalnya dukungan data/informasi
statistik dalam perencanaan dan pengendalian
pembangunan daerah.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 13
x. Kearsipan
1) Masih kurangnya jumlah dan kualitas sumber
daya manusia di bidang kearsipan.
2) Sarana dan ruang penyimpan arsip tidak
representatif.
y. Komunikasi dan Informatika
1) Pembangunan TIK dan Layanan Informasi
Publik Belum Optimal, hal ini ditandai dengan
masih kurangnya infrastruktur secara
menyeluruh baik di tingkat pemerintahan
maupun masyarakat, rendahnya penggunaan
TIK dan tingkat masyarakat melek informasi
masih perlu pembenahan dan pengembangan.
z. Perpustakaan
1) Masih rendahnya minat baca masyarakat.
2) Sarana prasarana layanan perpustakaan
kurang memadai.
3) Jumlah koleksi bahan pustaka belum mampu
memenuhi kebutuhan pembaca.
4.1.2. Urusan Kewenangan Pilihan
a. Pertanian
1) Terbatasnya infrastruktur, Sarana Prasarana,
Lahan dan Air Pertanian.
2) Lemahnya status dan kecilnya luas
penguasaan lahan.
3) Sistem Perbenihan dan Perbibitan belum
berjalan optimal.
4) Terbatasnya akses petani terhadap sumber
permodalan, informasi dan pasar.
5) Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani,
peternak, dan penyuluhan pertanian.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 14
6) Pertanian masih bersifat tradisional dan
kurang memperhatikan kaidah pertanian
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
7) Kuantitas dan kualitas produksi pertanian
belum mendukung berkembangnya Agribisnis,
Agrowisata, dan Agroindustri.
8) Makin berkurangnya Sumber Daya Manusia di
sektor pertanian.
9) Belum adanya keterpaduan antar sektor dalam
menunjang pembangunan pertanian
10) Masih tinggi serangan hama dan OPT, hama
dan penyakit tanaman perkebunan, serangan
penyakit pada ternak, serta ancaman
berkembangnya penyakit zoonosis
11) Kebijakan anggaran belum mendukung
berkembangnya usaha pertanian
12) Ketergantungan pada produk pangan tertentu
yang masih besar (beras)
13) Belum berkembangnya diversifikasi produk
pertanian
14) Potensi Produksi komoditas perkebunan masih
60% dari potensi yang ada.
15) Kualitas hasil produksi perkebunan masih
dibawah standar pasar.
b. Kehutanan
1) Masih tingginya laju erosi di wilayah DAS
Serayu, Sub DAS Tulis dan Merawu.
2) Semakin meningkatnya kebutuhan kayu untuk
bahan baku industri.
3) Masih banyak petani melaksanakan tebang
butuh sehingga pengelolaan hutan lestari
belum terwujud.
4) Masih luasnya serangan hama penyakit pada
tanaman berakibat menurunnya kualitas kayu.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 15
5) Belum tertibnya penatausahaan hasil hutan
meliputi perijinan Industri Pengolahan Hasil
Hutan Kayu (IPHHK), peredaran hasil hutan,
dan administrasi pelaporan kepada
dinas/instansi terkait.
c. Energi dan Sumber Daya Mineral
1) Kurangnya sumber daya manusia, sarana
prasarana maupun biaya guna meningkatkan
pengelolaan data terintegrasi sehingga
menghasilkan data yang berkualitas.
2) Masih rendahnya rasio elektrifikasi tingkat
Kabupaten Banjarnegara yaitu 63,06%
dikarenakan belum semua dusun berlistrik.
3) Potensi panas bumi di wilayah Banjarnegara
belum seluruhnya dilakukan inventarisasi dan
belum ditetapkan sebagi WKP.
4) Masih rendahnya pemahaman masyarakat
tentang energi baru terbarukan sebagai bahan
pengganti bahan bakar fosil.
5) Masih banyaknya kegiatan penambangan tanpa
ijin menyebabkan kerugian materiil maupun
kerusakan lingkungan.
6) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung
khususnya di bidang pertambangan serta
jumlah personil lapangan yang minim.
d. Pariwisata
1) Sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB
masih belum optimal.
2) Daya saing dan daya jual destinasi pariwisata
masih lemah.
3) Kemitraan antara pemerintah daerah dengan
dunia usaha pariwisata dan masyarakat masih
belum terjalin dengan baik.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 16
e. Kelautan dan Perikanan
1) Sistem perbenihan belum berjalan optimal
2) Terbatasnya akses pembudidaya ikan terhadap
sumber permodalan, informasi dan pasar
3) Lemahnya kapasitas dan kelembagaan
kelompok pembudidaya ikan dan penyuluhan
perikanan
4) Belum optimalnya pengembangan kawasan
budidaya menjadi sentra-sentra produksi
perikanan.
5) Terbatasnya infrastruktur, sarana prasarana,
ketrampilan pembudidaya ikan.
6) Tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan
masih rendah, disebabkan belum tumbuhnya
usaha-usaha ekonomi alternatif.
7) Rendahnya konsumsi ikan masyarakat Kab.
Banjarnegara.
f. Perdagangan
1) Belum optimalnya pemberdayaan usaha
dagang kecil dan menengah
2) Masih rendahnya capaian ekspor produk
kabupaten Banjarnegara
3) Belum optimalnya perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan.
4) Kurang meratanya kondisi, sarana dan
prasarana perdagangan.
g. Industri
1) Masih rendahnya nilai tambah produksi dan
daya saing produk industri.
2) Sentra atau klaster industri potensial belum
berkembang secara optimal.
3) Rendahnya penguasaan dan penggunaan
teknologi dalam proses produksi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 17
4) Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja
yang belum memadai.
5) Masih rendahnya produktivitas industri.
6) Masih banyaknya industri kecil dan menengah
yang belum memiliki ijin usaha, dan
terbatasnya akses permodalan dan pemasaran.
h. Transmigrasi
1) Terbatasnya jumlah penempatan transmigrasi,
serta kurang mantapnya Kerja Sama Antar
Daerah (KSAD) bidang ketransmigrasian antara
daearah pengirim dan daerah penempatan.
2) Belum optimalnya fasilitasi penyiapan,
penempatan dan pemantapan bagi calon
transmigran. Hal ini disebabkan belum siapnya
lokasi penempatan transmigrasi yang telah
ditargetkan untuk Kabupaten Banjarnegara.
4.2. Isu Strategis
Isu strategis dapat berasal dari permasalahan
pembangunan maupun yang berasal dari dunia internasional,
kebijakan nasional maupun regional. Berdasarkan dari
permasalahan pembangunan yang ada di Kabupaten
Banjarnegara seperti yang telah diuraikan di atas ditambah dari
isu internasional, nasional dan regional maka isu strategis
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya mutu pendidikan pada berbagai jenjang
pendidikan
Hal ini ditandai dengan 1) Masih rendahnya kualifikasi
dan kompetensi guru khususnya pada jenjang TK/RA dan
SD/MI, jumlah dan distribusi pendidik yang belum merata,
kurangnya jumlah tenaga kependidikan; 2) Masih
banyaknya ruang kelas dalam kondisi rusak; 3) Belum
terpenuhinya sarana dan prasarana penunjang pendidikan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 18
(gedung laborat, perpustakaan, buku, alat laborat, alat
peraga, dan media pembelajaran lainnya).
b. Rendahnya pemerataan akses pendidikan
Kurangnya akses pendidikan pada jenjang sekolah
menengah tingkat atas pada wilayah utara atau
pegunungan dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menyekolahkan anak terbukti pada capaian APK dan APM
menurun pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs dan capaian
APK dan APM SMA/SMK/MA yang masih rendah.
c. Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap budaya
daerah
Budaya daerah belum banyak mendapatkan apresiasi
masyarakat dan lunturnya nilai–nilai etika, moral, budaya,
dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.
d. Rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan
Kemampuan ekonomi masih rendah, hal ini
mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk
memanfaatkan/mengakses pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan.
e. Rendahnya rasio dokter dan tenaga medis
Rasio dokter dan tenaga medis terhadap jumlah
penduduk masih rendah dan belum mencapai kondisi ideal
40/100.000 penduduk.
f. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran
Pada tahun 2011, penduduk miskin di Kabupaten
Banjarnegara mencapai 110.707 rumah tangga terdiri dari
kategori sangat miskin, miskin, hampir miskin, dan rentan
miskin. Adapun masih tingginya angka pengangguran
dapat dilihat dari data pengangguran terbuka tahun 2010
berjumlah 14.457 orang atau 3,09%.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 19
g. Luasnya lahan kritis
Kabupaten Banjarnegara memiliki lahan kritis seluas
53.323,67 Ha (dengan rincian agak kritis 39.081,12 Ha,
kritis 13.638,26 Ha, dan sangat kritis 604,27 Ha) dari
106.970,99 Ha atau 49,85%, yang berpotensi menimbulkan
terjadinya bencana alam.
h. Tekanan degradasi dan alih fungsi lahan
Untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia yang
semakin meningkat dibutuhkan upaya peningkatan
produksi dan produktivitas pertanian. Selama beberapa
dekade yang lalu akibat gerakan revolusi hijau penggunaan
pupuk kimia di sektor pertanian secara intensif oleh petani
banyak dilakukan. Lahan pertanian dieksploitasi secara
berlebihan agar target produksi dan produktivitas
komoditas pangan tercapai. Memang cara ini menyebabkan
peningkatan produksi dan produktivitas yang signifikan
namun disisi lain menyebabkan lahan mengalami tekanan
berlebihan. Akibat penggunaan pupuk kimia yang masif
dan dalam waktu yang lama menyebabkan penurunan
kualitas lahan.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan
kebutuhan manusia, maka kebutuhan akan lahan menjadi
semakin bertambah. Sementara luasan lahan adalah
relatif tetap. Adanya peningkatan kebutuhan tersebut
menyebabkan penggunaan lahanpun menjadi berubah.
Lahan pertanian karena berbagai alasan berubah fungsinya
menjadi lahan non pertanian.
Kedua hal tersebut yaitu tekanan degradasi lahan dan
alih fungsi lahan merupakan isu strategis yang penting
dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah.
Sehingga ke depan diperlukan upaya strategis bagaimana
agar target produksi produktivitas, target swasembada,
swasembada berkelanjutan dapat tercapai tetapi tetap
memberikan perlindungan terhadap keberadaan dan
kualitas lahan pertanian melalui perencanaan dan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 20
pengendalian tata ruang, meningkatkan optimalisasi,
rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan, meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usaha pertanian serta
pengendalian pertumbuhan penduduk.
i. Rendahnya tingkat kesejahteraan petani
Sebagai daerah agraris Kabupaten Banjarnegara
sangat bergantung pada sektor pertanian. Berbagai upaya
sudah dan terus dilaksanakan oleh daerah agar pertanian
menjadi sektor yang menjanjikan bagi pemenuhan
kebutuhan manusia dan peningkatan pendapatan. Namun
kenyataannya petani sebagai pelaku utama sektor
pertanian seringkali hanya menjadi obyek saja tanpa
menikmati keuntungan ekonomi yang layak untuk
kehidupannya. Akibatnya kesejahteraan petani menjadi
rendah. Hal ini merupakan isu strategis dan tantangan
sebagai eksistensi pembangunan pertanian di
Banjarnegara. Sehingga kedepan diperlukan langkah-
langkah strategis agar petani tidak hanya menjadi obyek
tetapi juga menjadi subyek pembangunan pertanian di
Kabupaten Banjarnegara. Bagaimana agar sektor
pertanian menjadi sektor yang dapat diandalkan untuk
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan melalui
pengembangan ekonomi produktif di sektor pertanian.
j. Pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan
Saat ini produktivitas beberapa komoditas pertanian
primer sudah mencapai titik jenuh yang diakibatkan oleh
menurunnya kesuburan fisik tanah pertanian, terutama di
lahan sawah. Struktur tanah menjadi semakin pasif akibat
eksploitasi lahan yang berlebihan dan dalam jangka waktu
yang lama. Apabila kondisi ini terus berlanjut, merupakan
ancaman bagi penyediaan pangan yang serius.
Maka tantangan ke depan adalah bagaimana
menjamin agar lahan pertanian masih dapat berfungsi
untuk masa daepan. Selain itu tuntutan pemenuhan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 21
produk pangan yang sehat dan aman dikonsumsi menjadi
salah satu isu strategis yang berkembang. Oleh karenanya
diperlukan upaya pengelolaan lahan yang berorientasi
ketahanan pangan agribisnis dan agroindustri secara
keberlanjutan serta ramah lingkungan yang meliputi aspek
ekonomi, ekologis dan sosial.
k. Rendahnya daya saing dan daya jual destinasi
pariwisata
Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya kualitas
produk dan jasa pariwisata, kurang tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai di lingkungan obyek dan daya
tarik wisata, masih rendahnya kualitas SDM pelaku
pariwisata yang berakibat pada rendahnya kunjungan dan
lama tinggal wisatawan.
l. Rendahnya realisasi investasi daerah
Pada tahun 2011 realisasi investasi di Kabupaten
Banjarnegara sebesar Rp 282.686.720.000,-. Rendahnya
realisasi investasi tersebut berkaitan dengan iklim investasi
yang belum mendukung, seperti regulasi di bidang
investasi dan ketersediaan infrastruktur wilayah,
dukungan sumber daya manusia, serta pelayanan perijinan
yang diberikan kepada investor. Dengan perbaikan iklim
investasi diharapkan akan menggerakkan sektor riil yang
akan bermuara pada pengurangan tingkat pengangguran
dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat kabupaten
Banjarnegara.
m. Rendahnya daya saing produk lokal, Koperasi, IKM dan
UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kabupaten
Banjarnegara yang telah dibina pada tahun 2010 sebanyak
19.084 unit usaha. Kelemahan sebagian besar IKM dan
UMKM adalah daya saing produk lokal yang masih rendah.
Hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan, kemampuan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 22
dan ketrampilan sumber daya manusia. Selain itu, juga
dikarenakan rendahnya akses terhadap permodalan dan
pemasaran.
n. Rendahnya kualitas sarana dan prasarana jalan,
jembatan dan saluran irigasi
Jalan kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011
sepanjang 888,4 km. Kondisi jalan baik sepanjang 455,903
km atau 51,3% dan jalan dalam kondisi rusak, rusak
ringan dan rusak berat mencapai 432,478 km atau 48,7 %.
Kondisi infrastruktur lain adalah daerah irigasi yang
dimiliki kabupaten Banjarnegara seluas 24.691 ha, dalam
kondisi baik sebesar 40,68 % dan kondisi rusak ringan
hingga rusak berat sebesar 59,32 %.
o. Belum tersedianya jalan lingkar
Untuk mengantisipasi peningkatan kepadatan lalu
lintas di jalur kota yang disebabkan laju pertambahan
kendaraan, maka diperlukan jalur alternatif.
p. Pemenuhan kebutuhan energi belum merata
Wilayah kabupaten Banjarnegara masih banyak yang
belum terjangkau jaringan listrik PLN. Rasio elektrifikasi
masih rendah yaitu mencapai 63 %. Hal ini lebih rendah
dari rasio elektrifikasi rumah tangga di Jawa Tengah yang
sudah mencapai 73,48%.
Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, selain
ditempuh dengan pemenuhan jaringan listrik PLN, juga
perlu pembangunan sumber energi alternatif, khususnya
pada daerah terpencil antara lain Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) serta pengembangan potensi energi
baru terbarukan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 23
q. Rendahnya kemampuan keuangan daerah
Kemampuan keuangan daerah berdasarkan APBD
2010 menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 sebesar Rp
61.741.597.000 sedangkan jumlah APBD secara
keseluruhan sebesar Rp 909.085.586.000. Dengan
demikian kemampuan PAD untuk menopang biaya
pembangunan Kabupaten Banjarnegara hanya sebesar
6,79 %.
r. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset
Daerah
Pada tahun 2010 opini BPK masih memandang bahwa
pengelolaan aset masih perlu ditingkatkan
akuntanbilitasnya dan aset daerah yang telah dibangun
masih banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal.
s. Rendahnya daya beli masyarakat
Mendasarkan data Produk Domestik Regional Brutto
(PDRB) harga berlaku tahun 2010, jumlah pendapatan
perkapita masyarakat kabupaten Banjarnegara sebesar
Rp 7.214.067 perkapita per tahun atau Rp 601.172 Per
kapita per bulan dan termasuk rendah. Rendahnya
pendapatan masyarakat berkorelasi secara signifikan
dengan rendahnya daya beli masyarakat.
t. Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang belum terlayani
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010
sebanyak 101.558 orang dan yang mendapat bantuan
sebanyak 2.451 orang atau 2,40%. Dengan demikian
sejumlah 91,6% PMKS perlu mendapatkan perhatian dari
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 IV - 24
u. Belum optimalnya kualitas pelayanan birokrasi dan tata
kelola pemerintahan
Permasalahan yang ada adalah masih rendahnya
kualitas sumber daya aparatur pemerintah sehingga
pelaksanaan tugas belum optimal. Kualitas pelayanan
birokrasi juga masih kurang dikarenakan tidak
dipenuhinya Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan Publik (SPP) pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
v. Rendahnya apresiasi strategi Pengarus Utamaan Gender
(PUG) /Pengarus Utamaan Hak Anak (PUHA)
Strategi PUG/PUHA belum terimplementasi ke dalam
seluruh tahapan perencanaan pembangunan daerah.
Sedangkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 mengamanatkan
seluruh Departemen maupun Lembaga Pemerintah Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota harus melakukan Pengarus
Utamaan Gender yang dikuatkan dengan Permendagri
Nomor 15 Tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan
Pengarus Utamaan Gender.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 1
BAB V
5.1. VISI
Visi yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Banjarnegara tahun 2011-2016 merupakan Visi Bupati/ Wakil
Bupati periode 2011 – 2016 hasil pemilihan langsung, yaitu:
“TERWUJUDNYA BANJARNEGARA YANG MANDIRI DAN
BERDAYA SAING, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA
YANG BERAKHLAK MULIA”
Mandiri berarti suatu kondisi daerah yang mampu
memenuhi kebutuhan dasar dan mengambil keputusan sendiri
tanpa bergantung kepada daerah lain. Oleh karena itu, semua
aktivitas daerah perlu didasarkan atas kemampuan dan inisiatif
masyarakat, baik perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan
maupun evaluasi hasil, dalam menentukan apa yang terbaik
bagi daerahnya, yang tercermin dalam aspek kehidupan (nilai
sosial budaya, ekonomi, taat azas, kelembagaan, keuangan
daerah) sehingga sejajar dan sederajat dengan masyarakat
daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan kemampuan
dan kekuatan sendiri. Dalam konteks ini, konsep kemandirian
yang dimaksud bukan merupakan sebuah kondisi suatu daerah
yang tidak menjalin hubungan dengan daerah lain, namun
sebuah konsep dinamis yang tetap mengenal saling
ketergantungan. Kunci utama dalam mencapai kemandirian
daerah adalah daya saing yang meningkat selama lima tahun ke
depan.
Berdaya saing berarti meningkatnya kemampuan
masyarakat dan pemerintah daerah dalam berkompetisi dari
berbagai aspek, dengan mengembangkan dan memanfaatkan
potensi yang dimiliki sehingga mampu mengikuti dinamika
dan mampu bersaing di era otonomi dan globalisasi
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 2
Masyarakat yang sejahtera merupakan suatu hal yang
ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, yaitu suatu kondisi daerah yang mendukung
pengembangan potensi seluruh individu dalam masyarakat
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan
berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik,
pertahanan dan keamanan. Dengan demikian, diharapkan
seluruh individu masyarakat dapat mencukupi kebutuhan
lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya
kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat karena
terpenuhinya kebutuhan ekonomi, sosial dan religius. Dalam
konteks ini, sektor pertanian sebagai basis perekonomian telah
menyatu dan memiliki peran paling penting di seluruh bidang
tersebut sehingga mampu mensejahterakan masyarakat secara
keseluruhan.
Berakhlak mulia mempunyai arti bahwa disamping
terpenuhinya kebutuhan jasmani masyarakat Kabupaten
Banjarnegara, juga terpenuhinya kebutuhan rohani yang
ditandai dengan sikap dan akhlak mulia yang sesuai dengan
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga
diharapkan seluruh proses pembangunan yang dilaksanakan di
Kabupaten Banjarnegara selalu mengedepankan norma-norma
agama.
5.2. MISI
Misi-misi yang ditetapkan berdasarkan Visi adalah sebagai
berikut :
1. Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Melalui Pembangunan Berbasis Pertanian dan Potensi
Lokal Yang Berdaya Saing.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara akan
memfokuskan sektor pertanian dan pariwisata sebagai
landasan pembangunan daerah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian dan pariwisata
didorong menjadi penggerak kegiatan pembangunan. Hal
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 3
ini tidak berarti sektor selain pertanian dan pariwisata
akan diabaikan namun tetap diperhatikan agar bergerak
secara dinamis. Pembangunan sektor pertanian yang akan
dilaksanakan adalah pembangunan agribisnis yang akan
mengintegrasikan pembangunan pertanian (perkebunan,
peternakan, perikanan, kehutanan) dengan pembangunan
industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa
yang terkait di dalamnya. Sedangkan untuk sektor
pariwisata diarahkan pada pengembangan pariwisata yang
berbasis pertanian (agrowisata).
Selain sektor pertanian, pembangunan daerah juga
diarahkan pada pengembangan potensi lokal yang memiliki
keunggulan komparatif agar menjadi komoditas yang
mempunyai keunggulan kompetitif. Potensi yang dapat
dikembangkan antara lain sektor yang dapat menyerap
tenaga kerja yang banyak (sektor padat karya) seperti
industri, perdagangan, dan pertambangan yang memiliki
multiplier efek terhadap sektor lainnya.
Langkah-langkah atau kebijakan yang dilakukan
dalam mewujudkan misi tersebut adalah dengan
meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan,
pariwisata pertambangan, perdagangan; peningkatan
sarana dan prasarana pertanian; meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi
perdesaan; meningkatkan fasilitasi kerjasama perdagangan
dan perlindungan konsumen; serta mengembangkan
keanekaragaman produk pangan.
Dengan kebijakan ini diharapkan meningkatkan
produksi pangan baik pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, kehutanan dan meningkatkan perekonomian
kerakyatan yang terdiri dari pariwisata, koperasi serta
usaha mikro, kecil dan menengah.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 4
2. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik.
Untuk mencapai pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa atau Good and Clean Governance, maka
penyelengaraan pemerintahan harus dilaksanakan secara
efektif, efisien, bersih, dan berwibawa bagi terwujudnya
kemandirian daerah, antara lain dengan cara
meningkatkan kualitas SDM aparatur sehingga dapat
memberikan pelayanan publik yang terbaik kepada
masyarakat, meningkatan kualitas pengelolaan keuangan
daerah secara transparan dan akuntabel, merumuskan
perencanaan dengan baik dan tertata sehingga
pembangunan dapat dilaksanakan dengan terarah,
meningkatkan kualitas kinerja pengawasan sehingga
terjadinya penurunan jumlah kasus baik di lingkungan
internal pemerintah maupun di masyarakat serta
meningkatnya suasana kehidupan masyarakat yang
kondusif agar tercapai kehidupan yang tenteram dan aman
di masyarakat.
Dalam rangka mencapai kondisi tersebut langkah-
langkah yang perlu ditempuh adalah dengan melaksanakan
pelatihan kepada aparatur daerah secara
berkesinambungan dan terarah, pelaksanakan pengawasan
secara efektif, peningkatan budaya kerja dan etika
birokrasi, perencanaan yang terarah, penyusunan sistem
penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan akuntabel,
dan pemberian rasa aman dan nyaman kepada
masyarakat.
3. Mewujudkan Kondisi Aman, Damai, Demokratis dan
Religius
Kehidupan aman, damai, demokratis dan religius
adalah dambaan seluruh masyarakat Kabupaten
Banjarnegara. Peningkatan kualitas kehidupan yang aman,
damai dan religius merupakan syarat mutlak dalam rangka
mendukung program pembangunan di Kabupaten
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 5
Banjarnegara. Dalam mewujudkan kondisi aman dan
damai dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi
dengan institusi penegak hukum dengan tidak lupa
melibatkan seluruh tokoh masyarakat sehingga kondisi
yang berpotensi merusak kehidupan aman dan damai
dapat diminimalisir.
Dalam rangka mewujudkan kondisi yang demokratis
di Kabupaten Banjarnegara yang pluralis, dapat dilakukan
dengan melakukan pendidikan politik kepada masyarakat,
partai politik atau lembaga politik lainnya, sehingga
demokrasi yang dijalankan dapat berjalan sebagaimana
mestinya tanpa terjadi konflik baik konflik horizontal
maupun vertikal dan meminimalisir terjadinya disintegrasi
dalam masyarakat yang berpotensi memecah belah
persatuan bangsa yang akan mengganggu kondisi stabilitas
nasional.
Untuk meningkatkan kehidupan Banjarnegara yang
religius antara lain adalah peningkatan keimanan umat
beragama dengan pemenuhan sarana dan prasarana
ibadah, serta pembinaan kehidupan beragama melalui
masyarakat maupun terhadap lembaga keagamaan agar
tercipta tolerasi antar umat beragama. Tanpa adanya
toleransi umat beragama yang baik maka niscaya tidak
akan tercipta ketentraman dan kedamaian dalam
masyarakat yang akan mengakibatkan terhambatnya
pembangunan daerah.
4. Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Hidup yang Berkelanjutan
Pada hakikatnya keberadaan pemerintah adalah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui
pelaksanaan pembangunan khususnya penyediaan sarana
prasarana berwawasan lingkungan hidup yang
berkelanjutan. Keberhasilan pemerintah bisa diukur
dengan ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah
tersebut. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk 5
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 6
tahun ke depan 2011-2016 akan memprioritaskan
penyediaan infrastruktur khususnya jalan dan jembatan
untuk membuka akses antar wilayah dan simpul-simpul
perekonomian.
Kuantitas dan kualitas infrastruktur yang memadai
adalah modal bagi peningkatan pertumbuhan
perekonomian rakyat. Dalam penyediaan sarana prasarana
tetap memperhatikan pendayagunaan rencana tata ruang,
peningkatan pelestarian lingkungan hidup serta
Pengelolaan Sumber Daya Alam.
5. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia dengan Prioritas Penegakan Hukum,
Penghargaan Hak Asasi Manusia, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan syarat utama keberhasilan pembangunan
daerah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
tersebut diupayakan dengan peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan, peningkatan layanan sosial,
peningkatan kualitas kehidupan perempuan dan
perlindungan anak, peningkatan kualitas pelayanan
Keluarga Berencana, peningkatan kualitas
ketenagakerjaan serta peningkatan kesadaran dan tertib
hukum masyarakat.
Upaya peningkatan pelayanan pendidikan
dimaksudkan guna memberikan pelayanan pendidikan
yang bermutu untuk seluruh masyarakat yang meliputi
infrastruktur dan fasilitas pendidikan, tenaga kependidikan
yang berkualitas serta ketersediaan perpustakaan yang
memadai.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang terjangkau dan berkualitas dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya ini
ditempuh dengan menyediakan sarana dan prasarana
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 7
kesehatan yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat,
peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan serta
meningkatkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Upaya peningkatan pelayanan sosial ditempuh melalui
penanganan terhadap penyandang masalah sosial yaitu
dengan santunan dan pembinaan terhadap penyandang
cacat, panti asuhan, panti jompo dan penyandang masalah
sosial lainnya.
Upaya peningkatan kualitas kehidupan perempuan
dan anak ditempuh melalui peningkatan pemberdayaan
perempuan serta usaha dalam rangka perlindungan
terhadap anak-anak.
Di bidang keluarga berencana, upaya yang dilakukan
dengan peningkatan kualitas layanan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi serta dengan pelatihan ekonomi
produktif bagi keluarga prasejahtera dan sejahtera satu.
Bidang ketenagakerjaan dimaksudkan untuk
peningkatan kualitas tenaga kerja dengan peningkatan
profesionalisme dan produktivitas tenaga kerja serta
perluasan lapangan kerja.
Bidang penegakan hukum ditempuh dalam rangka
peningkatan kesadaran dan tertib hukum.
Dengan semakin meningkatnya kualitas pendidikan
masyarakat, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,
peningkatan layanan sosial, peningkatan kualitas
kehidupan perempuan dan perlindungan anak,
peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana,
peningkatan kualitas ketenagakerjaan serta peningkatan
kesadaran dan tertib hukum diharapkan akan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
6. Mewujudkan Pembangunan Karakter Bangsa Melalui
Pengembangan Seni Budaya, Penghargaan Tradisi dan
Kearifan Lokal
Generasi muda sebagai tulang punggung bangsa dan
negara memiliki posisi strategis sebagai kader penerus
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 8
pemimpin bangsa dan pelaku pembangunan masa depan.
Untuk itu pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar
memiliki kualitas dan daya saing guna menghadapi
tuntutan, kebutuhan dan tantangan di era globalisasi.
Dalam era globalisasi ini kita dihadapkan suatu
masalah yang serius dimana generasi muda menganggap
budaya asing lebih praktis dan unggul dibanding budaya
sendiri yang kuno dan tradisional. Hal ini merupakan
suatu ancaman dan tantangan yang berat untuk
mempertahankan nilai-nilai seni budaya dan tradisi. Fakta
terjadi di tengah masyarakat yang semakin mengglobal
adalah lunturnya nilai moral, krisis jati diri dan
kepribadian serta kurang menghargai adat istiadat dan
tradisi. Untuk menangkal ancaman tersebut perlu
menempatkan kebudayaan dalam posisi strategis dalam
membangun bangsa. Untuk itu diperlukan langkah yang
nyata dalam rangka pengembangan seni budaya sendiri di
tengah arus globalisasi dengan mewujudkan
pengembangan karakter pemuda yang mandiri, cakap, dan
berjiwa kewirausahaan, peningkatan budaya dan prestasi
olahraga serta penguatan jati diri dan karakter daerah yang
berbasis pada nilai budaya dan tradisi serta kearifan lokal.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Dalam rangka mendukung pencapaian misi-misi tersebut
dijabarkan dalam tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam
tabel sebagai berikut:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 9
Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara 2011-2016
VISI : TERWUJUDNYA BANJARNEGARA YANG MANDIRI DAN BERDAYA
SAING, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERAKHLAK
MULIA
MISI TUJUAN SASARAN
1 Mewujudkan
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat Melalui
Pembangunan
Berbasis Pertanian
dan Potensi Lokal
Yang Berdaya Saing.
1.1
Meningkatkan peran
sektor pertanian dan
pariwisata sebagai
penggerak utama
perekonomian daerah
1.1.1 Meningkatnya
ketahanan pangan
1.1.2 Meningkatnya produksi
dan produktivitas
pertanian yang
berkualitas
1.1.3 Meningkatnya
kesejahteraan petani
1.1.4 Meningkatnya produksi
peternakan
1.1.5 Meningkatnya produksi
perikanan
1.1.6 Meningkatnya produksi
dan produktivitas
perkebunan yang
berkualitas
1.1.7 Meningkatnya
kunjungan wisatawan
1.2 Meningkatkan peran
sektor perdagangan
sebagai pendukung
perekonomian daerah
1.2.1 Meningkatnya kinerja
perdagangan
1.3 Meningkatkan peranan
koperasi, UMKM dan
lembaga ekonomi
perdesaan dalam
perekonomian daerah
1.3.1 Meningkatnya
kapasitas Koperasi,
UMKM dan
kelembagaan ekonomi
pedesaan
1.4
Meningkatkan investasi
dan industri untuk
perluasan lapangan kerja
1.4.1 Meningkatnya jumlah
investasi
1.4.2 Meningkatnya
kesempatan dan
lapangan kerja serta
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 10
MISI TUJUAN SASARAN
kualitas dan
produktivitas tenaga
kerja
1.4.3 Meningkatnya kinerja
usaha pelaku industri
kecil dan menengah
1.4.4 Meningkatnya produksi
pertambangan dan
energi
1.5 Meningkatkan peran
sektor kehutanan dalam
perekonomian daerah
1.5.1 Meningkatnya produksi
hasil kehutanan
2 Mewujudkan
Penyelenggaraan Tata
Kelola Pemerintahan
Yang Baik.
2.1 Meningkatkan kinerja
aparatur pemerintah
daerah
2.1.1 Meningkatnya kualitas
SDM aparatur
2.2
Meningkatkan
perencanaan,
pengendalian, dan
evaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah
2.2.1 Tertata dan
meningkatnya kualitas
perencanaan,
pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan
program, kegiatan dan
anggaran SKPD
2.2.2 Meningkatnya kualitas
pengawasan
pelaksanaan
pembangunan daerah
2.3 Meningkatkan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan
otonomi daerah
2.3.1 Meningkatnya kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
2.4 Meningkatkan Kapasitas
Keuangan dan Aset
Daerah
2.4.1 Meningkatnya
pengelolaan
pendapatan dan asset
daerah serta
meningkatnya kualitas
Laporan Keuangan
Daerah
2.5 Meningkatkan
pengelolaan kearsipan
daerah
2.5.1 Meningkatnya kualitas
pengelolaan kearsipan
daerah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 11
MISI TUJUAN SASARAN
2.6
Meningkatkan pelayanan
komunikasi, informasi,
dan penataan
administrasi
kependudukan
2.6.1 Meningkatnya kualitas
pelayanan
kependudukan dan
catatan sipil
2.6.2 Meningkatnya kualitas
pelayanan informasi
3 Mewujudkan Kondisi
Aman, Damai,
Demokratis dan
Religius
3.1 Meningkatkan keamanan
dan ketertiban lingkungan
3.1.1 Meningkatnya
keamanan dan
ketertiban lingkungan
3.2 Meningkatkan
pencegahan dan
penanggulangan korban
bencana
3.2.1 Menurunya jumlah
korban bencana
3.3 Meningkatkan kehidupan
demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara
3.3.1 Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan
demokrasi
3.4 Meningkatkan kualitas
kehidupan berbangsa dan
toleransi beragama
3.4.1 Meningkatnya
pemahaman
kebangsaan, ajaran
agama, serta norma-
norma lainnya dalam
kehidupan
bermasyarakat
4 Mewujudkan
pembangunan
berwawasan
lingkungan hidup
yang berkelanjutan
4.1
Meningkatkan
ketersediaan dan kualitas
infrastruktur wilayah
penujang perekonomian
4.1.1 Meningkatnya sarana
infrastruktur yang
menunjang iklim usaha
investasi
4.1.2 Meningkatnya sarana
dan prasarana
perumahan yang layak
huni
4.1.3 Meningkatnya
ketersediaan dan
kualitas sarana dan
prasarana
perhubungan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 12
MISI TUJUAN SASARAN
4.1.4 Meningkatnya sarana
dan prasarana
komunikasi
4.1.5
Meningkatnya daya
dukung dan kualitas
infrastruktur pedesaan
4.1.6 Meningkatnya
penanganan daerah
rawan bencana
4.2 Mewujudkan penataan
ruang yang
memperhatikan
keberlanjutan sumber
daya wilayah
4.2.1 Terwujudnya tata
ruang yang selaras
dengan arah
pengembangan
ekonomi unggulan
daerah
4.3 Meningkatkan kelestarian
lingkungan hidup serta
pengelolaan sumber daya
alam yang mendukung
pembangunan
berkelanjutan
4.3.1 Terkendalinya
kerusakan dan
pencemaran
Lingkungan Hidup
4.3.2
Meningkatnya
pengelolaan sumber
daya energi
5 Mewujudkan
peningkatan kualitas
sumber daya manusia
dengan prioritas
penegakan hukum,
penghargaan hak
asasi manusia,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
5.1 Mewujudkan pendidikan
bermutu dan terjangkau
5.1.1 Meningkatnya
perluasan akses
pendidikan dan
partisipasi masyarakat
5.1.2 Tersedianya akses
infrastruktur
pendidikan
5.1.3 Meningkatnya kualitas
tenaga kependidikan
5.1.4 Meningkatnya mutu
pendidikan
5.1.5 Meningkatnya minat
baca masyarakat
5.2 Menjamin dan
meningkatkan Derajat
Kesehatan Masyarakat
yang merata
5.2.1 Meningkatnya akses
dan kualitas pelayanan
kesehatan bagi seluruh
masyarakat
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 V - 13
MISI TUJUAN SASARAN
5.3 Mewujudkan
kesejahteraan sosial
masyarakat
5.3.1 Berkurangnya
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
5.3.2 Meningkatnya
keberdayaan
masyarakat desa
5.4 Meningkatkan peran
masyarakat dalam upaya
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
5.4.1 Meningkatnya kualitas
kehidupan perempuan
dan anak
5.5 Meningkatkan ketahanan
dan kesejahteraan
keluarga
5.5.1 Meningkatnya kualitas
keluarga menuju
keluarga sejahtera
5.6 Meningkatkan kualitas
ketenagakerjaan
5.6.1 Meningkatnya
profesionalisme
angkatan kerja
5.7 Mewujudkan kesadaran
dan tertib hukum
5.7.1 Meningkatnya tertib
hukum
6 Mewujudkan
pembangunan
karakter bangsa
melalui
pengembangan seni
budaya ,
penghargaan tradisi
dan kearifan lokal.
6.1 Meningkatkan prestasi
pemuda dan olah raga
baik nasional maupun
internasional
6.1.1 Meningkatnya peran
aktif pemuda dalam
pembangunan
6.1.2 Meningkatnya
pencapaian prestasi
olahraga
6.2 Mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan
daerah, serta melindungi
bangunan bersejarah dan
cagar budaya sebagai
identitas bangsa
6.2.1. Meningkatnya
pelestarian seni
budaya
6.2.2. Meningkatnya kualitas
bangunan bersejarah
dan cagar budaya
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 1
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang bagaiman pemerintah daerah mencapai tujuan
dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan
yang komprehensif strategi juga dapat digunakan sebagai sarana
untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja
birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktifitas
pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan
menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan
dengan baik, termasuk didalamnya upaya memperbaiki kinerja
dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan
teknologi informasi.
6.1. Strategi
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Strategi dijadikan salah satu rujukan penting dalam
perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed
manajement). Rumusan strategi merupakan pernyataan yang
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang
selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya, maka rumusan strategi berdasarkan dari misi yang
telah dirumuskan dapat diuraikan sebagai berikut:
Misi 1 : Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Pembangunan Berbasis
Pertanian dan Potensi Lokal Lainnya yang Berdaya
Saing
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran :
1. Peningkatan produk dan pengelolaan konsumsi pangan
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 2
3. Peningkatan nilai tukar petani
4. Peningkatan produksi, populasi, pemasaran dan
pengendalian penyakit ternak
5. Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen,
teknologi dan pemasaran perikanan
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk perkebunan
7. Peningkatan pengembangan destinasi, pemasaran dan
kemitraan pariwisata
8. Pengembangan iklim perdagangan yang kondusif
9. Peningkatan akses koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi
pedesaan terhadap sumberdaya produktif
10. Penciptaan iklim investasi yang kondusif
11. Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas
serta perlindungan tenaga kerja
12. Pengembangan akses pelayanan dan sumber pendanaan
koperasi dan UMKM
13. Pengelolaan hasil pertambangan dan energi sesuai daya
dukung lingkungan
14. Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan
Misi 2 : Mewujudkan Penyelenggaran Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran :
1. Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM dan disiplin
aparatur
2. Pengembangan sistem perencanaan yang partisipatif
3. Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP)
dalam peningkatan pengawasan dan pengendalian
4. Peningkatan pelayanan prima
5. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya,
dan terjangkau masyarakat
6. Peningkatan pengelolaan pendapatan, aset daerah dan
penataan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang
transparan dan akuntabel
7. Penataan dan pengembangan sistem kearsipan daerah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 3
8. Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan administrasi
kependudukan dan catatan sipil
9. Penataan, pemutakhiran dan pemasyarakatan informasi
Misi 3 : Mewujudkan Kondisi Aman, Damai, Demokratis
dan Religius
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran :
1. Pemantapan keamanan dan ketertiban lingkungan.
2. Peningkatan mitgasi manajemen bencana.
3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu
4. Meningkatnya peran dan fungsi partai politik dalam Pemilu
5. Mewujudkan suasana aman dan kondusif dalam beragama
dan bermasyarakat
Misi 4 : Mewujudkan pembangunan berwawasan
lingkungan hidup yang berkelanjutan
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran :
1. Peningkatan aksesibilitas dengan memperhatikan prioritas
daya dukungnya bagi pengembangan ekonomi
2. Peningkatan penyediaan kebutuhan perumahan
3. Peningkatan dan pengembangan fasilitas perhubungan
4. Peningkatan pelayanan sarana prasarana informasi dan
komunikasi
5. Peningkatan dan pemerataan infrastruktur pedesaan
6. Peningkatan kualitas jaringan drainase dan pengendalian
banjir
7. Pengendalian dan Pendayagunaan rencana tata ruang
8. Pengendalian kerusakan dan pencegahan pencemaran
lingkungan hidup
9. Optimalisasi potensi sumber energi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 4
Misi 5 : Mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia dengan prioritas penegakan hukum,
penghargaan hak asasi manusia, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran :
1. Perbaikan sistem dan akses pendidikan
2. Perbaikan sistem dan akses pelayanan kesehatan
masyarakat
3. Peningkatan pelayanan, rehabilitasi dan pemberdayaan
kesejahteraan sosial
4. Peningkatan pelayanan ketransmigrasian
5. Peningkatan pembinaan pemberdayaan masyarakat
6. Percepatan pengarusutamaan gender dan
pengarusutamaan hak anak dalam pembangunan
7. Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana
8. Perbaikan sistem ketenagakerjaan
9. Peningkatan penegakan hokum
Misi 6 : Mewujudkan Pembangunan karakter bangsa
melalui pengembangan seni budaya, penghargaan
tradisi dan kearifan lokal.
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran :
1. Pengembangan potensi kepemudaan
2. Peningkatan prestasi olah raga
3. Penguatan jati diri dan karakter daerah yang berbasis pada
nilai budaya dan kearifan lokal
6.2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan
perumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran dari tahun ke tahun selama 5
(lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan
strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan
pelaksanaannya.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 5
Arah kebijakan Kabupaten Banjarnegara merupakan
fokus/tema pembangunan setiap tahunnya selama 5 (lima)
tahun. Pentahapan dan fokus/tema ini mencerminkan urgensi
permasalahan yang hendak diselesaikan berkaitan dengan
pengaturan waktu. Penekanan fokus/tema dalam setiap
tahunnya selama 5 (lima) tahun memiliki kesinambungan dari
satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai visi,
misi tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan strategi diatas, maka arah kebijakan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terkait
dengan pencapaian visi misi Bupati adalah sebagai berikut:
a. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2012)
Pada tahun pertama pembangunan lebih diarahkan
untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan yang bersih,
kualitas pendidikan dan kesehatan penduduk serta
masalah penanganan kesejahteraan sosial.
Selain fokus diatas, pembangunan tahap pertama juga
fokus pada peningkatan ketahanan pangan dan ekonomi
rakyat yang berbasis pertanian, kelautan dan perikanan,
UMKM dan pariwisata serta peningkatan infrastruktur
jalan, jembatan dan drainase dan perhubungan dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama
wilayah pedesaan.
Selengkapnya fokus arah kebijakan tahun pertama
adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan diversifikasi keanekaragaman produk
pangan
2) Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM pertanian
3) Peningkatan kualitas pengelolaan lahan secara optimal
4) Pengembangan agribisnis pertanian
5) Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha
peternakan
6) Meningkatkan sarana prasarana dan pengembangan
jaringan perdagangan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 6
7) Peningkatan sarana dan prasarana penunjang
pariwisata
8) Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM, dan akses
permodalan koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi
pedesaan
9) Pembinaan usaha pertambangan dan energi
10) Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran
pendidikan formal dan diklat
11) Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik, politik,
partisipatif, top down dan bottom up
12) Pengawasan bersifat preventif dalam pencegahan
tindak pidana korupsi
13) Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan publik
14) Intensifikasi dan Ektensifikasi Sumber-Sumber
Pendapatan
15) Peningkatan Sistem kependudukan, SDM Aparatur
dan Sarana Pelayanan Administrasi Kependudukan
dan Catatan Sipil
16) Meningkatkan Kesiapan, Pencegahan dan Partisipasi
Aktif Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
17) Peningkatan dan pengembangan jalan
18) Peningkatan dan pengembangan jembatan
19) Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan
20) Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
yang informatif
21) Rehabilitasi infrastruktur jalan di pedesaan
22) Rehabilitasi jaringan irigasi
23) Normalisasi sistem drainase
24) Peningkatan efektivitas peran rencana tata ruang
sebagai pedoman keruangan dalam pembangunan
daerah
25) Pengembangan manajemen pengelolaan persampahan
26) Pengendalian dan pencegahan pencemaran, polusi dan
kerusakan lingkungan hidup
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 7
27) Peningkatan kapasitas organisasi dan manajerial serta
dukungan infrastruktur data dan informasi
pendidikan
28) Peningkatan dukungan sarana prasarana pendidikan
29) Perluasan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan
bagi masyarakat khususnya bagi warga miskin
30) Peningkatan sarana prasarana serta infrastruktur
bidang kesehatan secara bertahap
31) Fasilitasi pengembangan penanganan, pelayanan dan
rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
32) Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan
perlindungan anak
33) Optimalisasi kualitas pelayanan KB dan Kesehatan
reproduksi
34) Fasilitasi penguatan kelembagaan dan kegiatan
kepemudaan
35) Pengembangan indentitas daerah
b. Arah Kebijakan Tahun Kedua (2013)
Pada tahun kedua disamping melanjutkan arah
pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai,
pembangunan juga diarahkan pada kebijakan sebagai
berikut:
1) Peningkatan sarana prasarana pertanian
2) Peningkatan sarana dan prasarana perikanan
budidaya
3) Pelatihan SDM tenaga kerja
4) Pembinaan usaha kehutanan, kemitraan, dan
mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan
5) Pengembangan SOP, SPP, OSS
6) Pengembangan sistem pemerintahan berbasis
elektronik (e-Gov)
7) Pengembangan sistem informasi manajemen keuangan
daerah dan aset daerah
8) Revitalisasi BUMD
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 8
9) Pemberian pendidikan politik kepada masyarakat
10) Pembangunan jalan lingkar utara
11) Pembangunan wajah kota dengan sungai serayu
sebagai lambang kota
12) Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air
minum
13) Fasilitasi dan pembangunan Sarana Prasarana Sosial
14) Stimulasi pembangunan dan perbaikan jalan pedesaan
15) Peningkatan kapasitas kelembagaan ketataruangan
16) Peningkatan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan
pemulihan SDA LH
17) Perbaikan sistem tenaga pendidik dan kependidikan
dalam rangka peningkatan profesionalisme pelayanan
pendidikan
18) Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
19) Meningkatkan penanganan dan pembinaan PMKS
20) Penguatan kapasitas kelembagaan kesejahteraan
sosial
21) Fasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
22) Fasilitasi dan advokasi perlindungan hak-hak anak
23) Fasilitasi pengembangan ekonomi bagi keluarga pra
sejahtera dan sejahtera I
24) Penegakan PERDA
25) Pembinaan Kesadaran Hukum
26) Fasilitasi pengembangan olahraga masyarakat
27) Perlindungan, pelestarian dan revitalisasi benda dan
bangunan cagar budaya
c. Arah Kebijakan Tahun Ketiga (2014)
Pada tahun ketiga disamping melanjutkan arah
pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai,
pembangunan juga diarahkan pada kebijakan sebagai
berikut:
1) Pengendalian serangan OPT serta antisipasi rawan
bencana alam
2) Pengelolaan even pariwisata
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 9
3) Peningkatan promosi, kerjasama dan pelayanan
investasi/penanaman modal
4) Pemberian Fasilitas permodalan koperasi dan UMKM
5) Pembinaan Ormas, LSM, OKP dalam kehidupan
beragama secara berkesinambungan
6) Meningkatkan fasilitasi penyehatan lingkungan
perumahan dan pemberdaayan komunitas perumahan
7) Pengendalian kelayakan angkutan
8) Fasilitasi dan pengembangan tanggul terpadu
9) Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT)
10) Peningkatan mutu pendidikan
11) Peningkatan kualitas layanan perpustakaan
12) Fasilitasi dan bantuan pengembangan sarana
prasarana pelayanan
13) Fasilitasi dan pembinaan kepada organisasi
perempuan
14) Perbaikan kualitas dan produktivitas serta
perlindungan tenaga kerja
15) Fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana
olahraga berstandar nasional dan internasional (sport
centre).
16) Pengembangan sarana dan prasarana seni dan
kebudayaan
d. Arah Kebijakan Tahun Keempat (2015)
Pada tahun keempat disamping melanjutkan arah
pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai,
pembangunan juga diarahkan untuk kebijakan sebagai
berikut:
1) Peningkatan kualitas SDM perkebunan dan
pengelolaan lahan secara optimal
2) Peningkatan sistem pengarsipan, SDM aparatur dan
sarana kearsipan daerah
3) Peningkatan pelayanan angkutan umum dan
prasarana yang mendukung
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 10
4) Fasilitasi pengembangan sarana prasarana
komunikasi dan informasi berbasis IT
5) Peningkatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
(EBT)
6) Fasilitasi pengerahan dan penempatan transmigrasi
7) Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan
pemberdayaan perempuan dan anak
8) Menggalakkan budaya olahraga dalam kehidupan
sehari-hari melalui pelaksanaan berbagai event olah
raga pada berbagai tingkat dan jenis cabang olah raga.
9) Fasilitasi penyelenggaraan pagelaran seni dan event-
event kebudayaan lokal
e. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2016)
Pada tahun kelima disamping melanjutkan arah
pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai,
pembangunan juga diarahkan untuk kebijakan sebagai
berikut:
1) Penyediaan informasi tenaga kerja
2) Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Informasi
dan Kerjasama Pelayanan Informasi dengan Media
Massa
3) Peningkatan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam
Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
4) Pengembangan dan optimalisasi terminal
5) Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi
SDA LH dan sarana pengelolaan lingkungan hidup
6) Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
7) Pembinaan atlit dan pelaku olahraga
8) Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan
melestarian benda/bangunan cagar budaya
Arah kebijakan ini disusun secara berkesinambungan
selama periode 5 (lima) tahun kedepan, artinya arah kebijakan
ini merupakan prioritas yang harus dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan Visi Misi Bupati yang telah ditetapkan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 11
Secara ringkas keselarasan antara visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan kebijakan dijabarkan dengan strategi dan arah
kebijakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Kabupaten Banjarnegara
VISI : TERWUJUDNYA BANJARNEGARA YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERAKHLAK MULIA.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 12
MISI 1 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTER AAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS
PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL YANG BERDAYA SAING
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan peran sektor
pertanian dan pariwisata
sebagai penggerak
utama perekonomian
daerah
1 Meningkatnya ketahanan pangan 1 Peningkatan produk dan pengelolaan konsumsi pangan
1 Pengembangan diversifikasi keanekaragaman produk pangan
2 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian yang berkualitas
1 Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian
1 Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM pertanian
2 Peningkatan kualitas pengelolaan lahan secara optimal
3 Pengendalian serangan OPT serta antisipasi rawan bencana alam
4 Peningkatan sarana prasarana pertanian
3 Meningkatnya kesejahteraan petani
1 Peningkatan Nilai Tukar Petani 1 Pengembangan agribisnis pertanian
4 Meningkatnya produksi peternakan
1 Peningkatan produksi, populasi, pemasaran dan pengendalian penyakit ternak
1 Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan
5 Meningkatnya produksi perikanan 1 Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran perikanan
1 Peningkatan sarana dan prasarana perikanan budidaya
6 Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan yang berkualitas
1 Peningkatan kualitas dan kuantitas produk perkebunan
1 Peningkatan kualitas SDM perkebunan dan pengelolaan lahan secara optimal
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan
1 Peningkatan pengembangan destinasi, pemasaran, dan kemitraan pariwisata
1 Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata
2 Pengelolaan even pariwisata
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 13
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan peran sektor perdagangan
sebagai pendukung
perekonomian daerah
1 Meningkatnya kinerja perdagangan
1 Pengembangan iklim perdagangan yang kondusif
1 Meningkatkan sarana prasarana dan pengembangan jaringan perdagangan
Meningkatkan peranan
koperasi, UMKM dan lembaga
ekonomi pedesaan dalam perekonomian
daerah
1 Meningkatnya kapasitas Koperasi, UMKM dan kelembagaan ekonomi pedesaan
1 Peningkatan akses koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan terhadap sumberdaya produktif
1
Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM, dan akses permodalan koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan
Meningkatkan investasi dan
industri untuk perluasan
lapangan kerja
1 Meningkatnya jumlah investasi 1 Penciptaan iklim investasi yang kondusif
1 Peningkatan promosi, kerjasama dan pelayanan investasi/penanaman modal
2 Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja
1 Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja
1 Penyediaan informasi tenaga kerja
2 Pelatihan SDM tenaga kerja
3 Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan menengah
1 Pengembangan akses pelayanan dan sumber pendanaan Koperasi dan UMKM
1 Pemberian Fasilitas permodalan koperasi dan UMKM
4 Meningkatnya produksi pertambangan dan energi
1 Pengelolaan hasil pertambangan dan energi sesuai daya dukung lingkungan
1 Pembinaan usaha pertambangan dan energi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 14
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan peran sektor kehutanan
dalam perekonomian
daerah
1 Meningkatnya produksi hasil kehutanan
1 Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan
1 Pembinaan usaha kehutanan, kemitraan, dan mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 15
MISI 2 : MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan
daerah
1 Meningkatnya kualitas SDM aparatur
1 Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM dan disiplin aparatur
1 Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran pendidikan formal dan diklat
Meningkatkan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah
1
Tertata dan meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran SKPD
1 Pengembangan sistem perencanaan yang partisipatif
1 Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik, politik, partisipatif, top down dan bottom up
2 Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Daerah
1
Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) dalam peningkatan pengawasan dan pengendalian
1 Pengawasan bersifat preventif dalam pencegahan tindak pidana korupsi
Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan otonomi daerah
1 Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
1 Peningkatan pelayanan prima
1 Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan publik
2 Pengembangan SOP, SPP, OSS
2 Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya, dan terjangkau masyarakat
1 Pengembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-Gov)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 16
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Kapasitas
Keuangan dan Aset Daerah
1
Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah serta meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah
1
Peningkatan Pengelolaan Pendapatan, aset daerah dan Penataan Administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang Transparan dan Akuntabel
1 Intensifikasi dan Ektensifikasi Sumber-Sumber Pendapatan
2 Pengembangan sistem informasi manajemen keuangan daerah dan aset daerah
3 Revitalisasi BUMD
Meningkatkan pengelolaan kearsipan
daerah
1 Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah
1 Penataan dan Pengembangan Sistem Kearsipan Daerah
1 Peningkatan sistem pengarsipan, SDM Aparatur dan Sarana Kearsipan Daerah
Meningkatkan Pelayanan
komunikasi, informasi, dan
penataan administrasi
kependudukan
1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil
1 Penataan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
1
Peningkatan Sistem kependudukan, SDM Aparatur dan Sarana Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi
1 Penataan, Pemutakhiran dan Pemasyarakatan Informasi
1
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Informasi dan Kerjasama Pelayanan Informasi dengan Media Massa
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 17
MISI 3 : MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Keamanan dan
Ketertiban Lingkungan
1 Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
1 Pemantapan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
1
Peningkatan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
Meningkatkan Pencegahan dan Penanggulangan
Korban Bencana
1 Menurunnya jumlah korban bencana
1 Peningkatan mitgasi manajemen bencana
1 Meningkatkan Kesiapan, Pencegahan dan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
Meningkatkan kehidupan demokrasi
dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
1 Meningkatnya Kualitas Penyelenggaran Demokrasi
1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu
1 Pemberian pendidikan politik kepada masyarakat
2 Meningkatnya peran dan fungsi partai politik dalam Pemilu
Meningkatkan kualitas
kehidupan berbangsa dan
toleransi beragama
1
Meningkatnya pemahaman kebangsaan, ajaran agama, serta norma-norma lainnya dalam kehidupan bermasyarakat
1 Perwujudan suasana aman dan kondusif dalam beragama dan bermasyarakat
1 Pembinaan Ormas, LSM, OKP dalam kehidupan beragama secara berkesinambungan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 18
MISI 4 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur
wilayah penujang
perekonomian
1 Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim usaha investasi
1
Peningkatan aksesibilitas dengan memperhatikan prioritas Daya Dukungnya bagi pengembangan ekonomi
1 Peningkatan dan pengembangan jalan
2 Peningkatan dan pengembangan jembatan
3 Pembangunan jalan lingkar utara
4 Pembangunan wajah kota dengan sungai serayu sebagai lambang kota
2 Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni
1 Peningkatan penyediaan kebutuhan perumahan
1 Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan
2 Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum
3
Meningkatkan fasilitasi penyehatan lingkungan perumahan dan pemberdaayan komunitas perumahan
4 Fasilitasi dan pembangunan Sarana Prasarana Sosial
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 19
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur
wilayah penujang
perekonomian
3 Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan
1 Peningkatan dan pengembangan fasilitas perhubungan
1 Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang informatif
2 Pengendalian kelayakan angkutan
3 Peningkatan pelayanan angkutan umum dan prasarana yang mendukung
4 Pengembangan dan optimalisasi terminal
4 Meningkatnya sarana dan prasarana komunikasi
1 Peningkatan pelayanan sarana prasarana informasi dan komunikasi
1 Fasilitasi pengembangan sarana prasarana komunikasi dan informasi berbasis IT
5 Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur pedesaan
1 Peningkatan dan pemerataan infrastruktur pedesaan
1 Rehabilitasi infrastruktur jalan di pedesaan
2 Stimulasi pembangunan dan perbaikan jalan pedesaan
6 Meningkatnya penanganan daerah rawan bencana
1 Peningkatan kualitas jaringan drainase dan pengendalian banjir
1 Normalisasi sistem drainase
2 Fasilitasi dan pengembangan tanggul terpadu
Mewujudkan penataan ruang
yang memperhatikan keberlanjutan sumber daya
wilayah
1
Terwujudnya tata ruang yang selaras dengan arah pengembangan ekonomi unggulan daerah
1 Pengendalian dan Pendayagunaan rencana tata ruang
1
Peningkatan efektivitas peran rencana tata ruang sebagai pedoman keruangan dalam pembangunan daerah
2 Peningkatan kapasitas kelembagaan ketataruangan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 20
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup serta pengelolaan sumber daya alam yang mendukung
pembangunan berkelanjutan
1 Terkendalinya kerusakan dan pencemaran Lingkungan Hidup
1 Pengendalian kerusakan dan pencegahan lingkungan hidup
1 Pengembangan manajemen pengelolaan persampahan
2 Pengendalian dan pencegahan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan hidup
3 Peningkatan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan pemulihan SDA LH
4 Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi SDA LH dan sarana pengelolaan lingkungan hidup
2 Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi
1 Optimalisasi potensi sumber energi
1 Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT)
2 Peningkatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 21
MISI 5 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM,
PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan pendidikan
bermutu dan terjangkau
1 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan partisipasi masyarakat
1 Perbaikan sistem dan akses pendidikan
1
Peningkatan kapasitas organisasi dan manajerial serta dukungan infrastruktur data dan informasi pendidikan
2 Tersedianya akses infrastruktur pendidikan
2 Peningkatan dukungan sarana prasarana pendidikan
3 Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan
3
Perbaikan sistem tenaga pendidik dan kependidikan dalam rangka peningkatan profesionalisme pelayanan pendidikan
4 Meningkatnya mutu pendidikan 4 Peningkatan mutu pendidikan
5 Meningkatnya minat baca masyarakat
5 Peningkatan kualitas layanan perpustakaan
Menjamin dan meningkatkan
Derajat Kesehatan Masyarakat yang merata
1 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
1 Perbaikan sistem dan akses pelayanan kesehatan masyarakat
1
Perluasan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi warga miskin
2 Peningkatan sarana prasarana serta infrastruktur bidang kesehatan secara bertahap
3 Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 22
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan kesejahteraan
sosial masyarakat
1 Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial
1 Peningkatan pelayanan, rehabilitasi dan pemberdayaan kesejahteraan sosial
1
Fasilitasi pengembangan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2 Meningkatkan penanganan dan pembinaan PMKS
3 Meningkatkan kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial
4 Fasilitasi dan bantuan pengembangan sarana prasarana pelayanan
2 Peningkatan pelayanan Ketransmigrasian
1 Fasilitasi pengerahan dan penempatan transmigrasi
2 Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa
1 Peningkatan pembinaan pemberdayaan masyarakat
1 Fasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan peran
masyarakat dalam upaya
pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak
1 Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak
1 Percepatan pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak dalam pembangunan
1 Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan perlindungan anak
2 Fasilitasi dan pembinaan kepada organisasi perempuan
3 Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak
4 Fasilitasi dan advokasi perlindungan hak-hak anak
5 Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 23
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga
1 Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera
1 Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana
1 Optimalisasi kualitas pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi
2 Fasilitasi pengembangan ekonomi bagi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I.
Meningkatkan kualitas
ketenagakerjaan 1
Meningkatnya profesionalisme angkatan kerja
1 Perbaikan sistem ketenagakerjaan 1 Perbaikan kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja
Mewujudkan kesadaran dan tertib hukum
1 Meningkatnya tertib hukum 1 Peningkatan Penegakan Hukum 1 Penegakan PERDA
2 Pembinaan Kesadaran Hukum
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 24
MISI 6 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA,
PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan prestasi
pemuda dan olah raga baik
nasional maupun
internasional
1 Meningkatnya peran aktif pemuda dalam pembangunan
1 Pengembangan potensi kepemudaan 1 Fasilitasi penguatan kelembagaan dan kegiatan kepemudaan
2 Meningkatnya pencapaian prestasi olahraga
1 Peningkatan Prestasi Olah Raga
1 Fasilitasi pengembangan olahraga masyarakat
2
Fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana olahraga berstandar nasional dan internasional (sport centre)
3
Menggalakkan budaya olahraga dalam kehidupan sehari-hari melalui pelaksanaan berbagai event olah raga pada berbagai tingkat dan jenis cabang olah raga
4 Pembinaan atlit dan pelaku olahraga
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VI - 25
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan daerah, serta melindungi bangunan
bersejarah dan cagar budaya
sebagai identitas bangsa
1 Meningkatnya pelestarian seni budaya
1 Penguatan jati diri dan karakter daerah yang berbasis pada nilai budaya dan kearifan lokal
1 Pengembangan indentitas daerah
2 Meningkatnya kualitas bangunan bersejarah dan cagar budaya
2 Perlindungan, pelestarian dan revitalisasi benda dan bangunan cagar budaya
3 Pengembangan sarana dan prasarana seni dan kebudayaan
4 Fasilitasi penyelenggaraan pagelaran seni dan event-event kebudayaan lokal
5 Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan melestarian benda/bangunan cagar budaya
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 1
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
7.1. Kebijakan Umum
Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan
daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara
bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator
kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program
pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi
dan arah kebijakan yang ditetapkan.
Kriteria suatu rumusan kebijakan umum antara lain:
1. Menjelaskan strategi lebih spesifik, konkrit, operasional
dan fokus.
2. Mengarahkan pemilihan program yang lebih tepat dan
rasional berdasarkan strategi yang dipilih dengan
mempertimbangkan faktor-faktor penentu keberhasilan
untuk mencapai sasaran
3. Mengarahkan pemilihan program agar tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan dan kepentingan
umum.
Untuk menjalankan strategi pembangunan daerah tahun
2012-2016, diperlukan Kebijakan Umum untuk memayungi
pelaksanaan program-program kerja pembangunan. Kebijakan
umum pembangunan daerah tersebut dituangkan dalam bentuk
prioritas-prioritas pembangunan lima tahun ke depan. Dengan
adanya kebijakan ini diharapkan pelaksanaan pembangunan
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Kebijakan umum Pembangunan Daerah Kabupaten
Banjarnegara tahun 2012-2016 meliputi :
1. Kebijakan umum yang terkait peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan
berbasis pertanian dan potensi lokal lainnya yang
berdaya saing
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 2
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu
dikembangkan potensi-potensi ekonomi yang ada antara
lain sektor perekonomian yang dapat menyerap tenaga
kerja yang banyak (padat karya) seperti sektor pertanian
dalam arti luas, sektor perikanan, sektor pariwisata, sektor
industri terutama industri kecil dan menengah serta
perdagangan yang mempunyai kontribusi yang besar dalam
PDRB Kabupaten Banjarnegara, sehingga diharapkan
pengembangan pada sektor tersebut akan dapat
mendorong sektor lain untuk meningkat, agar dapat
meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan kemandirian daerah dalam
pemenuhan kebutuhan pangan, maka diperlukan suatu
sistem ketahanan pangan yang mampu mempertahankan
kuantitas (jumlah pasokan/ketersediaannya) dan kualitas
(gizinya) pada tingkat yang aman dan memadai
Untuk mendorong investasi yang lebih tinggi maka
diarahkan untuk penghapusan ekonomi biaya tinggi,
antara lain dengan menyederhanakan dan mempercepat
prosedur perijinan investasi, termasuk bagi UKM,
menciptakan kepastian hukum yang menjamin kepastian
usaha serta penyediaan infrastruktur yang memadai.
Kebijakan umum yang terkait dengan hal tersebut
adalah meliputi:
a. Peningkatan investasi melalui promosi dan
peningkatan kualitas perijinan.
b. Pembinaan BUMD
c. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
d. Peningkatan Daya saing industri, perdagangan,
koperasi dan UMKM.
e. Penciptaan Obyek Wisata Unggulan.
f. Pembinaan kualitas tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 3
2. Kebijakan umum yang terkait dengan tata kelola
pemerintah yang baik.
Dalam mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan,
dibutuhkan suatu sarana dan lingkungan yang kondusif
bagi seluruh komponen masyarakat Banjarnegara. Dari sisi
aparatur pemerintah Kabupaten Banjarnegara, perlu
dibangun suatu tata pemerintahan yang baik sebagai
sarana untuk mencapai cita-cita yang diharapkan.
Penciptaan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance)
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara,
menjadi suatu keharusan agar kepercayaan masyarakat
dapat diperoleh kembali.
Suatu Kepemerintahan yang Baik akan dapat
terwujud jika dapat dibangun pilar-pilar Good Governance,
yaitu terbangunnya Akuntabilitas yang baik, adanya
Transparansi dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki
dan mengedepankan Partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan, antara lain melalui pengembangan prinsip-
prinsip demokrasi. Pilar-pilar tersebut akan dibangun
secara bertahap pada pemerintah kabupaten Banjarnegara
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku.
Kebijakan umum yang terkait dengan tata kelola
pemerintahan yang baik di kabupaten Banjarnegara adalah
meliputi:
a. Penyusunan perencanaan yang tepat dan terarah
b. Peningkatan kualitas SDM aparatur dan administrasi
daerah.
c. Pengawasan yang efektif dan memadai.
d. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
e. Peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan aset
daerah
f. Pengelolaan arsip yang tertib dan teratur
g. Penyebarluasan informasi secara cepat,tepat dan
merata
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 4
3. Kebijakan umum yang terkait dengan kondisi aman,
damai, demokratis dan religius
Kondisi aman dan damai adalah syarat wajib dalam
rangka pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya rasa
aman dan damai niscaya tidak akan terlaksana
pembangunan secara baik. Kondisi aman dan damai
diwujudkan bukan hanya dari segi keamanan dan
ketertiban, tetapi dari segi penanganan terhadap bencana
alam yang melanda.
Dari segi demokrasi dapat dijelaskan bahwa demokrasi
yang kita terkonsolidasi apabila ia mendapat legitimasi
yang luas dan kuat dari warga sehingga sangat kecil
kemungkinan ia ambruk. Adanya legitimasi yang kuat dari
warga, atau adanya penerimaan sebagai satu-satunya
aturan main dalam membangun dan melaksanakan
pemerintahan tersebut ditandai oleh tidak signifikannya
perilaku menentang demokrasi dari kekuatan-kekuatan
yang ada, tumbuhnya keyakinan yang luas di masyarakat
bahwa demokrasi adalah sistem politik terbaik, dan
berfungsinya negara secara efektif dalam penegakan
hukum. Untuk itu perlu adanya upaya untuk membina
kehidupan demokrasi yang sudah berjalan dengan baik
Dalam melaksanakan pembangunan , setiap
komponen masyarakat, baik aparatur, dunia usaha
maupun masyarakat Kabupaten Banjarnegara diharapkan
dapat bekerja dengan berlandaskan akhlak dan nilai-nilai
agama yang kuat. Perilaku keseharian dalam bekerja
maupun membina keluarga selalu bernafaskan semangat
yang mengedepankan kejujuran, keadilan, profesionalisme
dan mengedepankan penciptaan kedamaian dalam
lingkungan. Dalam rangka menjaga ketentraman dan
ketentraman antar umat beragama juga dibutuhkan
toleransi beragama yag baik, sehingga kehidupan
berbangsa dan bernegara dapat berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Dengan menjaga tolerasi dalam
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 5
kehidupan umat beragama diharapkan membawa
kedamaian dalam kehidupan di masa mendatang.
Untuk itu dalam kebijakan umum yang terkait aman,
damai, demokratis dan religius adalah meliputi:
a. Peningkatan peran serta masyarakat dalam keamanan
dan ketertiban
b. Penegakan produk-produk hukum daerah.
c. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama .
d. Peningkatan kualitas hidup kebangsaan.
e. Peningkatan kehidupan demokrasi dan supremasi
hukum
4. Kebijakan umum yang terkait dengan pembangunan
berwawasan lingkungan yang berkelanjutan
Pembangunan khususnya infrastruktur dalam hal ini
memegang peran yang sangat strategis dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena adanya
infrastruktur yang baik merupakan salah satu faktor kunci
bagi bergeraknya perekonomian suatu daerah.
Ketersediaan infrastruktur Pekerjaan Umum yang
merupakan bangunan fisik untuk kepentingan umum dan
keselamatan umum seperti : jalan, irigasi, air bersih,
sanitasi, dan berbagai bangunan pelengkap kegiatan
pemukiman lainnya, merupakan prasyarat agar
berputarnya roda ekonomi dengan baik. Namun demikian
pembangunan tersebut harus memperhatikan pola tata
ruang yang telah diatur agar arah pembangunan lebih jelas
.Selain itu pembangunan harus berwawasan lingkungan
yaitu harus mengindahkan kemampuan dan daya dukung
lingkungan sehingga merosotnya kualitas lingkungan
sebagai akibat sampingan dari pembangunan dapat
dihindarkan. Ini berarti pembangunan yang dilaksanakan
harus mempunyai konsep pembangunan berkelanjutan
yaitu jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak
melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 6
Pengertian pembangunan berkelanjutan adalah proses
pembangunan yang berprinsip “memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial.
Untuk itu dalam kebijakan umum yang terkait
pembangunan berwawasan lingkungan yang bekelanjutan
adalah :
a. Peningkatan kapasitas dan Kualitas Infrastruktur
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas hunian dalam
rangka penyediaan rumah yang terjangkau oleh
Rumah Tangga Miskin.
c. Peningkatan sistem pengelolaan dalam
penyelenggaraan telekomunikasi.
d. Peningkatan upaya pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan melalui pengembangan
teknologi ramah lingkungan
e. Peningkatan mutu lingkungan hidup, pengelolaan
sumber daya alam dan penataan ruang yang
mendukung pembangunan berkelanjutan
f. Peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat
melalui perbaikan jaringan distribusi dan penelitian
untuk pemanfaatan sumber listrik alternatif serta
perluasan dan peningkatan ketersediaan energi listrik
5. Kebijakan umum yang terkait dengan peningkatan
kualitas Sumber daya manusia dengan prioritas
penegakan hukum, penghargaan hak asasi manusia,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Pembangunan sumber daya manusia merupakan
faktor terpenting dan menetukan bagi keberhasilan
pencapaian tujuan pembangunan karena manusia adalah
pelaku pembangunan itu sendiri. Peningkatan kualitas
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 7
sumber daya manusia dalam hal ini dilakukan melalui
pembangunan bidang pendidikan, kesehatan serta
penganan masalah kesejahteraan sosial. Pembangunan
pendidikan dan kesehatan merupakan investasi dalam
meningkatkan kualitas SDM penting peranya dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan
tingkat kemiskinan. Pembangunan pendidikan diarahkan
untuk meningkatkan harkat,martabat dan kualitas
manusia sehingga mampu bersaing dalam era global
dengan tetap berlandaskan pada norma/nilai kehidupan
masyarakat lokal dan tanpa diskriminasi. Sedangkan
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya
kesehatan pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat
dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
manajemen kesehatan.
Untuk mengatasi permasalahan kesenjangan antara
penduduk laki-laki dan perempuan Indonesia dalam
mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan, serta
meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses
pembangunan diperlukan pembangunan pemberdayaan
perempuan yang disebut dengan pengarustamaan gender.
Penerapan pengarustamaan gender akan menghasilkan
kebijakan publik yang lebih efektif untuk mewujudkan
pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh
penduduk Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan permasalahan terhadap hak-hak anak
mencakup hak hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan, mendapat
perlindungan dari berbagai tindak kekerasan, perdagangan
anak, eksploitasi, dan diskriminasi diupayakan dengan
Pembangunan kesejahteraan & perlindungan anak.
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil
berkualitas merupakan bagian yang penting dalam
pembangunan yang berkelanjutan, baik untuk
mengendalikan kuantitas penduduk maupun untuk
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 8
meningkatkan kualitas insani dan sumberdaya manusia.
Pengendalian pertumbuhan penduduk juga merupakan
faktor penting dalam peningkatan keluarga kecil yang
berkualitas. Permasalahan utama di bidang kependudukan
adalah masih tingginya laju pertambahan penduduk.
Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk
tersebut.
Kebijakan umum yang terkait dengan hal tersebut
adalah meliputi:
a. Pengembangan pemerataan akses dan mutu
pendidikan masyarakat.
b. Peningkatan akses, pemerataan dan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
perorangan/rujukan terutama bagi penduduk miskin.
c. Pembinaan dan perlindungan masalah kesejahteraan
sosial.
d. Pengembangan perpustakaan, media massa dan riset
sebagai sarana penyebaran informasi.
e. Pemantapan pengendalian laju pertumbuhan
penduduk dan pengaturan persebarannya.
f. Peningkatan kesadaran bagi masyarakat akan arti
pentingnya keluarga sehat dan sejahtera melalui
peningkatan program KB.
g. Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender dalam
berbagai bidang kehidupan serta peningkatan
perlindungan anak.
6. Kebijakan umum yang terkait dengan terwujudnya
pembangunan karakter bangsa melalui pengembangan
seni budaya, penghargaan tradisi dan kearifan lokal
Pembangunan Pemuda dan Olah Raga mempunyai
peran yang strategis dalam mendukung peningkatan
sumber daya manusia yag berkualitas. Pemuda merupakan
generasi penerus, penanggungjawab serta pelaku
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 9
pembangunan masa depan. Kekuatan bangsa di masa
mendatang tercermin dari kualitas pemuda saat ini. Untuk
itu pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar
memiliki kualitas dan daya saing guna menghadapi
tuntutan, kebutuhan dan tantangan di era global.
Sedangkan pembangunan keolahrgaan ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas
manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia,
sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan
dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional
serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan
bangsa.
Dalam era globalisasi kecintaan pemuda terhadap
kegiatan seni dan budaya lokal semakin tergerus oleh
budaya asing yang dianggap lebih praktis, unggul dan
modern.Demikian juga dimasa reformasi ini kita sangat
merasakan bahwa semangat integrasi bangsa justru
memudar karena keegoisan daerah. Masyarakat semakin
mengglobal, pengaruhnya apresiasi budaya daerah oleh
masyarakat semakin goyah. Untuk itu diperlukan langkah
yang nyata dalam rangka pengembangan seni budaya
sendiri di tengah arus globalisasi saat ini.
Untuk itu dalam kebijakan umum yang terkait hal
potensi pemuda, olahraga dan seni budaya adalah meliputi:
a. Peningkatan Pembinaan Peran Organisasi
Kepemudaan
b. Peningkatan Budaya dan Prestasi Olah Raga
c. Peningkatan Pelestarian Seni dan Budaya Tradisional
7.2. Program Pembangunan Daerah
Program pembangunan daerah merupakan merupakan
kumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan
dengan capaian sasaran pembangunan daerah. Suatu program
pembangunan daerah dapat berupa pernyataan yang
disamakan atau sekurang-kurangnya mengandung program
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 10
kepala daerah terpilih yang di dalamnya berisi program prioritas
yang bersifat strategis.
Agenda dan program pembangunan daerah berdasar
kebijakan umum adalah sebagai berikut :
1. Revitalisasi Pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan menuju agroindustri terpadu, dilaksanakan
melalui program-program sebagai berikut =
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/
Perkebunan)
b. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/ Perkebunan
d. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
e. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/
perkebunan lapangan
f. Program Peningkatan Teknologi Pertanian/Perkebunan
g. Peningkatan Agribisnis pertanian
h. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Ternak
i. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
j. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
k. Program pengembangan budidaya perikanan
l. Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan
m. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air
payau dan air tawar
n. Peningkatan Produksi produktifitas dan mutu produk
perkebunan, produk pertanian
2. Pengembangan Pariwisata Terpadu
a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
c. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 11
3. Menciptakan iklim investasi yang Kondusif dalam Rangka
Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Perluasan
Lapangan Kerja di Semua Sektor
a. Pogram Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
c. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
4. Implementasi Ekonomi Kerakyatan
a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang
Kondusif
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
d. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
e. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
5. Percepatan Pembangunan Pedesaan
a. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
b. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan
keuangan desa
c. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa
d. Program Peningkatan Keberdayaan masyarakat
e. Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan
6. Penataan Birokrasi Menuju Profesionalisme Aparat
Pemerintah
a. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
b. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
c. Program peningkatan kapasitas kelembagaan
perencanaan pembangunan daerah
d. Pengembangan Data/Informasi
e. Program Perencanaan Sosial Budaya
f. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
g. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 12
h. Program peningkatan profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur pengawasan
i. Program penataan dan penyempurnaan kebijakan
sistem dan prosedur pengawasan
j. Program Penataan Daerah Otonomi Baru
k. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan
Masyarakat
l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
m. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
n. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan
keuangan kabupaten/kota
o. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
p. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
q. Program Penataan Administrasi Kependudukan
7. Meningkatkan Kehidupan Beragama Dengan
Memperbanyak dan Memanfaatkan Sarana Ibadah Secara
Optimal
a. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
b. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
8. Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur di Wilayah
Pedesaan
a. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
b. Program pembinaan dan pengembangan bidang
ketenagalistrikan
9. Penataan Wilayah Perkotaan dengan Arah Kebijakan dari
“Sungai Serayu Sebagai Batas Kota Menjadi Sungai Serayu
Berada di tengah Kota”
a. Program Perencanaan Tata Ruang
b. Program Pemanfaatan Ruang
c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
d. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber
Daya Alam
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 13
10. Perbaikan Kualitas Kesehatan Masyarakat
a. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
b. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Makanan
c. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
d. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
g. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular
h. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
i. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
j. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
Balita
k. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
l. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
m. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
n. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
11. Percepatan Peningkatan Kualitas Pendidikan
a. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
b. Program Pendidikan Menengah
c. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
d. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
e. Program Pendidikan Non Formal
f. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
g. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
12. Peningkatan Pemberdayaan Kaum Perempuan, Generasi
Muda, dan Perlindungan Anak
a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas
Anak dan Perempuan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 VII - 14
b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan
Gender dan Anak
c. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan
Jender Dalam Pembangunan
d. Program Pembinaan Anak Terlantar
e. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan
f. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
13. Pengembangan Kebudayaan, Kesenian Tradisional,
Olahraga, dan Industri Kreatif
a. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
b. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan
Budaya Daerah
c. Program Pengembangan Nilai Budaya
d. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
e. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
f. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
g. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
14. Peningkatan penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
c. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan
Trauma
d. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
e. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial
(Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial
Lainnya)
f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016 VIII - 1
BAB I
P
Indikasi rencana program prioritas Kabupaten Banjarnegara
berisi program-program prioritas baik untuk mencapai visi dan misi
pembangunan jangka menengah maupun untuk pemenuhan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai wujud
kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk
penyusunan program dan kegiatan tahunan. Program-program
prioritas yang telah disertai pagu indikatif selanjutnya dijadikan
sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis
SKPD.
Program prioritas adalah bentuk instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang mendapatkan prioritas dalam
pendanaan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran
dan tujuan pembangunan daerah. Pada akhirnya, keseluruhan
rangkaian perencanaan pembangunan daerah bermuara pada
program prioritas yang selanjutnya harus diterjemahkan oleh tiap-
tiap SKPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan program
prioritas dalam dokumen RPJMD harus dirumuskan dengan
seksama mengingat pentingnya makna program prioritas bagi
rujukan utama dalam pelaksanaan perencanaan tiap tahun
kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Pagu indikatif merupakan ancangan maksimal atas rencana
belanja yang akan dituangkan dalam APBD. Pagu indikatif
dialokasikan ke tiap-tiap program prioritas masing-masing urusan
untuk mencapai tiap-tiap indikator yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, masing-masing pagu menjadi patokan maksimal
bagi SKPD dalam menjabarkan pagu tersebut pada kegiatan
prioritas selama 5 (lima) tahun.
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas Berdasarkan APBD
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 URUSAN WAJIB 338.970.798.500 364.124.555.440 391.088.825.924 414.482.921.768 433.422.442.936 1.929.556.421.439
1 01 xx Pendidikan 173.842.585.000 135.429.700.000 142.268.855.000 149.445.319.000 156.976.134.000 757.962.593.000 DINDIKPORA
1 01 xx 15 Program Pendidikan Anak Usia
Dini
APK PAUD 69,05 60,68 69,15 1.460.000.000 69,2 1.460.000.000 69,25 1.533.000.000 69,3 1.609.650.000 69,35 1.690.150.000 69,35 7.752.800.000 DINDIKPORA
1 01 xx 16 Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun
APK SD/MI/Paket A 103,95 97,31 97,85 143.590.200.000 98,38 105.958.515.000 98,92 111.256.500.000 99,46 116.819.325.000 100 122.660.300.000 100 600.284.840.000 DINDIKPORA
APK SMP/MTs/Paket B 95,81 80,83 83,67 86,5 89,33 92,17 95,00 95,00
APM SD/MI/Paket A 98,05 96,93 97,47 98,01 98,55 99,08 99,62 99,62
APM SMP/MTs/Paket B 95,81 78,76 81,59 84,43 87,26 90,09 92,93 92,93
Angka Partisipasi Sekolah
Usia 7-12 tahun
99,6 96,95 97,49 98,03 98,57 99,11 99,65 99,65
Angka Partisipasi Sekolah
Usia 13-15 tahun
91,54 80,57 83,4 86,23 89,06 91,89 94,72 94,72
Ruang Kelas SD dalam
kondisi baik
66,50 64,16 71,33 74,83 78,49 81,99 85,49 85,49
Ruang Kelas SMP kondisi
baik
79,7 79,97 83,99 85,99 87,99 89,99 91,99 91,99
Angka Putus Sekolah SD/MI 0,27 0,29 0,23 0,21 0,19 0,17 0,15 0,15
Angka Putus Sekolah
SMP/MTs
0,76 0,99 0,66 0,61 0,56 0,51 0,46 0,46
Angka Kelulusan SD/MI 97,65 99,85 99,90 99,95 99,96 99,97 99,98 99,98
Angka Kelulusan SMP/MTs 99,19 96,44 97,56 98,12 98,68 99,24 99,8 99,8
Angka Melanjutkan (AM) dari
SD/MI ke SMP/MTs
89,87 87,98 89,97 91,97 93,97 95,97 97,97 97,97
Angka Melanjutkan (AM) dari
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
67,19 69,06 70,06 71,06 72,06 73,06 74,06 74,06
1 01 xx 17 Program Pendidikan Menengah APK SMA/MA/SMK/Paket C 51,06 52,47 53,24 9.571.600.000 54,01 9.571.600.000 54,78 10.050.180.000 55,54 10.552.689.000 56,31 11.080.350.000 56,31 50.826.419.000 DINDIKPORA
APM SMA/SMK/MA/Paket C 45,91 45,14 45,91 46,68 47,45 48,22 48,99 48,99
Angka partisipasi sekolah
usia 16-18 tahun
47,13 44,66 45,43 46,20 46,97 47,74 48,51 48,51
Angka Putus Sekolah (APS)
SMA/SMK/MA
0,86 1,19 0,76 0,71 0,66 0,61 0,56 0,56
Angka Kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA
97,27 99,93 99,94 99,95 99,96 99,97 99,98 99,98
Ruang Kelas SMA/SMK
kondisi baik
90,17 89,01 91,21 93,41 95,61 97,81 100 100
1 01 xx 18 Program Pendidikan Non Formal Angka melek huruf 99,96 99,96 99,97 2.711.500.000 99,98 3.211.500.000 99,98 3.372.075.000 99,99 3.540.700.000 100 3.717.735.000 100 16.553.510.000 DINDIKPORA
1 01 xx 19 Program Pendidikan Luar Biasa Prosentase anak
berkebutuhan khusus yang
terlayani pendidikannya dari
program inklusi
100 100 100 360.000.000 100 450.000.000 100 540.000.000 100 630.000.000 100 720.000.000 100 2.700.000.000 DINDIKPORA
1 01 xx 20 Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Rasio Guru/Murid SD/MI 1:15 1:15 1:16 14.073.387.000 1:17 13.462.410.000 1:18 14.135.600.000 1:19 14.842.380.000 1:20 15.584.499.000 1:20 72.098.276.000 DINDIKPORA
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program Prioritas Berdasarkan APBD
Kabupaten Banjarnegara
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-2
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Rasio Guru/Murid SMP/MTs 1:17 1:15 1:17 1:18 1:19 1:20 1:21 1:21
Rasio Guru/Murid SMA 1:16 1:16 1:17 1:18 1:19 1:20 1:21 1:21
Guru SD yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV
26,71 49,63 54,63 59,63 64,63 69,63 74,63 74,63
Guru SMP yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV
89,10 90,55 92,10 93,60 95,10 96,60 98,1 98,1
Guru SMA yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV
95,78 96,64 96,78 97,28 97,78 98,28 98,78 98,78
Guru SMK yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV
89,89 95,60 96,60 97,10 97,60 98,60 99,00 99,00
1 01 xx 22 Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan
Jumlah kegiatan penunjang
program pendidikan dan
dokumen perencanaan
pendidikan
10
kegiatan;
5
dokumen
20 kegiatan;
7 dokumen
14
kegiatan;
4 dokumen
2.075.898.000 8 kegiatan;
2 dokumen
1.315.675.000 8 kegiatan;
2 dokumen
1.381.500.000 8 kegiatan;
2 dokumen
1.450.575.000 8
kegiatan;
2
dokumen
1.523.100.000 46
kegiatan;
12
dokumen
7.746.748.000 DINDIKPORA
1 02 Kesehatan 43.545.345.500 85.630.777.190 96.770.428.734 104.286.733.308 108.638.616.725 435.356.325.457 DINKES; RSUD;
Bagian Kesra
1 02 xx 15 Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Persentase ketersediaan obat
sesuai kebutuhan pada 35
puskesmas dan jaringannya
35 35 35 5.552.134.500 35 6.099.577.190 35 6.217.228.734 35 6.342.133.308 35 6.474.335.975 35 30.685.409.707 DINKES
1 02 xx 16 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Angka kematian bayi per
1000 KH
15,09 15,59 10,1 1.182.500.000 10 4.605.000.000 9,8 4.610.000.000 9 4.610.000.000 8,5 4.615.000.000 8,5 19.622.500.000 DINKES; Bagian
Kesra
1 02 xx 17 Program Pengawasan Obat dan
Makanan
Terlaksananya pengawasan
obat dan makanan di 20
kecamatan
- - 20 55.000.000 20 80.000.000 20 100.000.000 20 110.000.000 20 115.000.000 20 460.000.000 DINKES
1 02 xx 18 Program Pengembangan Obat Asli
Indonesia
Jenis obat asli - - 0 - 0 - 2 110.000.000 3 205.000.000 4 240.000.000 9 555.000.000 DINKES
1 02 xx 19 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan masyarakat
Cakupan desa siaga aktif - - 278
desa/kel
75.000.000 278
desa/kel
3.200.000.000 278
desa/kel
3.150.000.000 278
desa/kel
3.150.000.000 278
desa/kel
3.150.000.000 278
desa/kel
12.725.000.000 DINKES
1 02 xx 20 Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Cakupan balita gizi buruk 0,41 0,07 1 300.000.000 1 2.100.000.000 1 2.700.000.000 1 3.300.000.000 1 1.410.000.750 1 9.810.000.750 DINKES
1 02 xx 21 Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
Persentase penduduk yang
memiliki akses terhadap air
minum yang berkualitas
57,3 64 65 - 66 300.000.000 67 400.000.000 68 500.000.000 69 190.000.000 69 1.390.000.000 DINKES
1 02 xx 22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Angka kesakitan DBD 0,46 - 0,30 200.135.000 0,30 786.200.000 0,30 866.200.000 0,30 906.200.000 0,30 906.200.000 0,30 3.664.935.000 DINKES
1 02 xx 23 Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan
Cakupan kunjungan rawat
jalan
23,1 27,36 15 55.000.000 15 445.000.000 15 345.000.000 15 355.000.000 15 355.000.000 15 1.555.000.000 DINKES
1 02 2 24 Program Pelayanan Kesehatan
Penduduk Miskin
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat
miskin (%)
100 100 100 150.000.000 100 1.840.000.000 100 1.845.000.000 100 1.850.000.000 100 1.850.000.000 100 7.535.000.000 DINKES; Bagian
Kesra
1 02 xx 25 Program pengadaan, peningkatan
dan perbaikan sarana dan
prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu dan jaringannya
Cakupan kunjungan rawat
jalan
23,1 27,36 15 2.580.576.000 15 29.540.000.000 15 29.840.000.000 15 31.485.000.000 15 31.040.000.000 15 121.905.000.000 DINKES
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-3
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 02 2 26 Program Pengadaan, Peningkatan
Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit / Rumah Sakit Jiwa /
Rumah Sakit Paru-Paru / Rumah
Sakit Mata
Dukungan pelayanan
kesehatan rujukan di rumah
sakit
2,85 100% 100% 9.035.000.000 100% 8.035.000.000 100% 7.535.000.000 100% 11.285.000.000 100% 11.535.000.000 100% 46.925.000.000 RSUD
1 02 xx 28 Program Kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan
Cakupan pelayanan rujukan
untuk maskin non kuota
jamkesmas
100% 100% 100% 870.000.000 100% 1.050.000.000 100% 1.050.000.000 100% 1.060.000.000 100% 1.060.000.000 100% 5.040.000.000 DINKES; RSUD
1 02 xx 30 Program peningkatan pelayanan
kesehatan lansia
Tercapainya pelayanan
kesehatan bagi usia lanjut di
35 Puskesmas
35 35 35 635.000.000 35 710.000.000 35 5.710.000.000 35 710.000.000 35 710.000.000 35 8.105.000.000 DINKES
1 02 xx 31 Program pengawasan dan
pengendalian kesehatan makanan
Persentase industri
pengolahan makanan yang
memenuhi syarat
- - 0 - 60 120.000.000 60 120.000.000 60 120.000.000 60 120.000.000 60 480.000.000 DINKES
1 02 xx 32 Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan dan
anak
Angka kematian ibu 61,18 73,18 74,25 160.000.000 74 170.000.000 70 190.000.000 60 200.000.000 60 210.000.000 60 930.000.000 DINKES
1 02 2 38 Program Pelayanan Kesehatan
(Operasional BLUD)
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan untuk
masyarakat
100,0% 100,0% 100,0% 22.600.000.000 100,0% 24.860.000.000 100,0% 29.832.000.000 100,0% 35.798.400.000 100,0% 42.958.080.000 100,0% 156.048.480.000 RSUD
1 02 xx xx Program Pengembangan SDM dan
Database
Modul Program SIM 95.000.000 7 1.690.000.000 10 2.150.000.000 10 2.300.000.000 8 1.700.000.000 35 7.920.000.000 DINKES; RSUD
1 03 Pekerjaan Umum 58.993.400.000 61.922.100.000 68.285.510.000 76.433.861.000 73.517.344.600 337.652.215.600
1 03 xx 15 Program Peningkatan Jalan dan
Jembatan
Proporsi panjang jaringan
jalan dalam kondisi baik
0,51 0,52 0,53 10.000.000.000 0,54 11.000.000.000 0,55 12.000.000.000 0,56 13.000.000.000 0,57 14.000.000.000 0,57 60.000.000.000 DPU
1 03 xx 15 Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan
Terbangunnya 3 jembatan
utama yang
menghubungkan wilayah
utara dan selatan sungai
Serayu
- - 8.800.000.000 9.000.000.000 10.000.000.000 14.000.000.000 7.000.000.000 48.800.000.000 DPU
1 03 xx 16 Program Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
Terbangunnya saluran
drainase
2760 m 2.000.000.000 2760 m 2.000.000.000 2760 m 2.000.000.000 2760 m 2.000.000.000 2760 m 2.000.000.000 13800 m 10.000.000.000
1 03 xx 17 Program Pembangunan
turap/talud/brojong
Terbangunnya talud 3880 m 3.000.000.000 3880 m 3.000.000.000 3880 m 3.000.000.000 3880 m 3.000.000.000 3880 m 3.000.000.000 19400 m 15.000.000.000
1 03 xx 18 Program Rehabilitasi /
Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
Proporsi jalan dan jembatan
yang kondisi baik
40 km 10.500.000.000 35 km 11.500.000.000 30 km 12.000.000.000 25 km 13.500.000.000 20 km 15.000.000.000 62.500.000.000 DPU
1 03 xx 19 Program
rehabilitasi/pemeliharaan
talud/bronjong
1 03 xx 20 Program inspeksi kondisi Jalan
dan Jembatan
1 03 xx 21 Program tanggap darurat Jalan
dan Jembatan
1 03 xx 22 Program Pembangunan sistem
informasi/data base jalan dan
jembatan
1 03 xx 23 Program peningkatan sarana
dan prasarana kebinamargaan
Terpeliharanya alat-alat
berat
1.500.000.000
1 03 xx 24 Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya
Rasio Jaringan Irigasi (%) 8,46 9,09 9,23 20.897.400.000 10,36 22.296.500.000 10,99 25.327.350.000 12,15 27.229.885.000 12,26 29.442.971.000 12,26 125.194.106.000 DPSDA ESDM
1 03 xx 25 Program penyediaan dan
pengolahan air baku
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-4
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 03 xx 26 Program Pengembangan,
Pengelolaan dan Konversi
Sungai, Danau dan Sumber Daya
Air Lainnya
1 03 xx 27 Program pengembangan kinerja
pengelolaan air minum dan air
limbah
Jumlah masyarakat yang
terlayani air minum
perpipaan, sanitasi dan
persampahan
52,00% 55,60% 2.000.000.000 59,24% 2.800.000.000 62,80% 3.500.000.000 66,40% 3.000.000.000 70% 2.000.000.000 70% 13.300.000.000 DPU
1 03 xx 28 Program pengendalian banjir Persentase Pengendalian
Banjir %
10 15 20 10.296.000.000 25 11.325.600.000 30 12.458.160.000 35 13.703.976.000 40 15.074.373.600 40 62.858.109.600 DPSDA ESDM
1 03 xx 29 Program pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
1 03 xx 30 Program pembangunan
infrastruktur perdesaaan
1 03 xx 31 Program Rehabilitasi /
Pemeliharaan Jaringan Irigasi
1 03 xx 32 Program Rehabilitasi /
Pemeliharaan Pintu Air
1 03 xx 33 Program Pembangunan dan
Pengawasan Gedung
1 04 Perumahan
1 04 xx 15 Program Pengembangan
Perumahan
Rumah layak huni 45,59 - 2.200.000.000 1.750.000.000 1.600.000.000 1.500.000.000 5.300.000.000 DPU
1 04 xx 16 Program Lingkungan Sehat
Perumahan
1 04 xx 17 Program Pemberdayaan
komunitas Perumahan
1 04 xx 18 Program perbaikan perumahan
akibat bencana alam/sosial
800.000.000 900.000.000 1.200.000.000 1.350.000.000 1.500.000.000 3.750.000.000 DPU
1 04 xx 19 Program peningkatan kesiagaan
dan pencegahan bahaya
kebakaran
1 04 xx 20 Program Pengelolaan Areal
Pemakaman
1 04 xx xx Program peningkatan prasarana
dan sarana perkotaan dan
perdesaan
Terbangunnya gedung
kesenian, convention hall,
dan monumen kota
35,25% 4.800.000.000 55,45% 2.000.000.000 70,30% 1.000.000.000 85,15% 1.000.000.000 100% 1.000.000.000 100% 4.000.000.000 DPU
1 05 Penataan Ruang 125.000.000 1.705.000.000 1.390.000.000 1.440.000.000 1.365.000.000 6.025.000.000 BAPPEDA
1 05 xx 15 Program Perencanaan Tata Ruang Dokumen tata ruang 3
Dokumen
2 Dokumen 1
Dokumen
100.000.000 2
Dokumen
940.000.000 2
Dokumen
870.000.000 2 Dokumen 825.000.000 2
Dokumen
825.000.000 9
Dokumen
3.560.000.000 BAPPEDA dan
DPU
1 05 xx 16 Program Pemanfaatan Ruang Tersedianya standarisasi
pemanfaatan ruang
0,00% - 33,00% 100.000.000 23,00% 70.000.000 30,00% 90.000.000 13,00% 40.000.000 100% 300.000.000 DPU
1 05 xx 17 Program Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Terkendalinya penataan
ruang di Kabupaten
Banjarnegara
1,00% 25.000.000 31,00% 665.000.000 21,00% 450.000.000 24,00% 525.000.000 23,00% 500.000.000 100% 2.165.000.000 DPU
1 06 Perencanaan Pembangunan 4.005.000.000 2.980.200.000 3.187.836.000 3.298.100.500 3.696.202.000 17.167.338.500
BAPPEDA;
Bagian Tata
Pemerintahan;
Bagian
Perekonomian
1 06 xx 15 Program Pengembangan Data /
Informasi
Sistem Informasi Manajemen
Pembangunan Daerah
- 2 SIM 2 SIM 520.000.000 2 SIM 537.700.000 2 SIM 556.411.000 2 SIM 576.199.000 2 SIM 597.135.000 2 SIM 2.787.445.000 BAPPEDA
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-5
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 06 xx 20 Program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Penyelenggaraan dan
Pengiriman diklat, bintek,
workshop, lokakarya
sosialisasi, dan seminar.
1 bintek 1 bintek 1 bintek 110.000.000 1 bintek 115.500.000 1 bintek 121.275.000 1 bintek 127.339.000 1 bintek 133.706.000 5 bintek 607.820.000 BAPPEDA
1 06 xx 21 Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
Tersusunnya dokumen
perencanaan pembangunan
daerah. (RKPD, KUA PPAS,
RPJMD)
3
dokumen
3 dokumen 4 dokumen 1.275.000.000 3 dokumen 371.000.000 3 dokumen 383.100.000 3 dokumen 396.410.000 4
dokumen
686.051.000 17
dokumen
3.111.561.000 BAPPEDA
Ketersediaan dokumen
rencana dan evaluasi
pembangunan daerah
14 (12
Stabilitas
daerah;
LKPj;
LPPD)
15 (12
Stabilitas
daerah; LKPj;
LKPj AMJ;
LPPD)
14 (12
Stabilitas
daerah;
LKPj; LPPD)
14 (12
Stabilitas
daerah;
LKPj; LPPD)
14 (12
Stabilitas
daerah;
LKPj; LPPD)
14 (12
Stabilitas
daerah;
LKPj; LPPD)
15 (12
Stabilitas
daerah;
LKPj; LKPj
AMJ;
LPPD)
71 (60
Stabilitas
daerah; 5
LKPj; 1
LKPj AMJ;
5 LPPD)
Bagian Tata
Pemerintahan
1 06 xx 22 Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
Tersusunnya dokumen
perencanaan pembangunan
bidang ekonomi dan
investasi
2
dokumen
3 dokumen 3 dokumen 810.000.000 2 dokumen 850.000.000 2 dokumen 900.000.000 2 dokumen 930.000.000 2
dokumen
950.000.000 10
dokumen
4.440.000.000 BAPPEDA
1 06 xx 23 Program Perencanaan Sosial
Budaya
Tersusunnya dokumen
perencanaan pembangunan
bidang sosbud
2
dokumen
2 dokumen 1 dokumen 580.000.000 2 dokumen 620.000.000 1 dokumen 630.000.000 2 dokumen 650.000.000 1
dokumen
700.000.000 7
dokumen
3.180.000.000 BAPPEDA
Program Perencanaan prasarana
wilayah dan sumber daya alam
Dokumen perencanaan
pembangunan bidang
prasarana wilayah
2
dokumen
3 dokumen 2 dokumen 185.000.000 1 dokumen 200.000.000 2 dokumen 300.000.000 2 dokumen 310.000.000 1
dokumen
310.000.000 8
dokumen
1.305.000.000 BAPPEDA
Program Kerjasama Pembangunan Kerjasama pembangunan
antar daerah, lembaga,
Perguruan Tinggi,
masyarakat dan swasta
1 paket 1 paket 1 paket 180.000.000 1 paket 240.000.000 1 paket 250.000.000 1 paket 260.000.000 1 paket 270.000.000 5 paket 1.200.000.000 BAPPEDA
Jumlah Investasi dan
Penyerapan TK di daerah
1 1 1 1 1 Bagian
Perekonomian
Program Koordinasi Penyusunan
Masterplan Prasarana
Perhubungan Daerah
Tersusunnya dokumen
perencanaan prasarana
perhubungan daerah
- - 1 dokumen 300.000.000 300.000.000 BAPPEDA
Program perencanaan
pengembangan kota-kota
menengah dan besar
Tersusunya dokumen
perencanaan pembangunan
wilayah perkotaan
1 RDTRK - 1 RDTRK 20.000.000 1 RDTRK 21.000.000 1 RDTRK 22.050.000 1 RDTRK 23.152.500 1 RDTRK 24.310.000 5 RDTRK 110.512.500 BAPPEDA
Program Pengembangan Wilayah
Perbatasan
Tersedianya dukumen nama
rupa bumi
1
dokumen
- 1 dokumen 25.000.000 1 dokumen 25.000.000 1 dokumen 25.000.000 1 dokumen 25.000.000 1
dokumen
25.000.000 5
dokumen
125.000.000 Bagian Tata
Pemerintahan
1 07 Perhubungan 1.303.577.000 4.229.200.000 4.517.700.000 3.512.450.000 2.484.150.000 14.697.077.000 DINHUBKOMINF
O
1 07 01 15 Program Pembangunan Prasarana
dan Fasilitas Perhubungan
Sarana prasarana terminal
yang terbangun
Sarpras
terminal
induk
- Lampu
penerangan
; Papan
Jurusan; 4
kursi
tunggu
60.000.000 Lampu
penerangan
; Papan
nama
terminal
190.000.000 Lampu
penerangan
; Papan
nama
terminal
315.000.000 Lampu
penerangan;
Papan
jurusan;
pembuatan
ruang
tunggu
215.000.000 Lampu
peneranga
n;
perbaikan
ruang
tunggu;
sarpras
kantor
terminal
245.000.000 1.025.000.000 DINHUBKOMINF
O
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-6
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Dokumen kajian
perhubungan
Dokumen
amdal
Lalin;
Dokumen
Profil
Perhubun
gan
- 0 0 Dokumen
rekayasa LL
0 0 3 dokumen
1 07 xx 16 Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
Jumlah terminal dan traffic
light yang terpelihara
2 unit
terminal
1 unit
terminal; 68
rambu
0 unit; 50
rambu
310.000.000 1 unit; 75
rambu
1.161.250.000 1 unit; 75
rambu
947.250.000 1 unit; 50
rambu
677.500.000 1 unit; 50
rambu
727.500.000 4.323.500.000 DINHUBKOMINF
O dan DPU
1 07 01 17 Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan
Dokumen sistem manajemen
angkutan
1 dokumen 110.000.000 145.000.000 150.000.000 165.000.000 172.500.000 742.500.000 DINHUBKOMINF
O
1 07 01 18 Program Pembangunan Sarana
dan Prasarana Perhubungan
Jumlah pembangunan
terminal, halte dan tpr
1
terminal;
1 TPR
1 terminal 250.000.000 4 halte;
2 TPR
640.000.000 4 halte;
2 TPR
940.000.000 5 halte;
2 TPR
470.000.000 5 halte;
2 TPR
170.000.000 1 terminal;
18 halte;
8 TPR
620.000.000 DINHUBKOMINF
O
1 07 01 19 Program Peningkatan dan
Pengamanan Lalu Lintas
Jumlah pengadaan rambu-
rambu Lalu Lintas
1 paket 35 unit rambu 175 lalin;
1 traffic
light
528.577.000 689 lalin;
625 meter
marka;
1000 meter
guard rail;
1 traffic
light;
4 flashing
lamp
2.067.950.000 678 lalin;
625 meter
marka;
1000 meter
guard rail;
1 traffic
light;
4 flashing
lamp
1.965.450.000 677 lalin;
625 meter
marka; 1000
meter guard
rail; 1 traffic
light;
4 flashing
lamp
1.959.950.000 691 lalin;
625 meter
marka;
135 meter
guard rail;
1 traffic
light;
3 flashing
lamp
1.144.150.000 2.910 lalin;
2.500
meter
marka;
3.135
meter
guard rail;
5 traffic
light;
15 flashing
lamp
7.666.077.000 DINHUBKOMINF
O
1 07 xx 20 Program peningkatan kelaikan
pengoperasian kendaraan
bermotor
Jumlah uji KIR 1032 896 1331 45.000.000 1542 25.000.000 1764 200.000.000 1971 25.000.000 2186 25.000.000 2186 320.000.000 DINHUBKOMINF
O
1 08 Lingkungan Hidup 4.769.897.000 6.729.897.000 6.830.000.000 5.730.000.000 5.815.000.000 29.874.794.000
1 08 xx 15 Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
Terkendalinya permasalahan
persampahan di Kabupaten
Banjarnegara
- 1.410.000.000 2.900.000.000 2.900.000.000 1.750.000.000 1.650.000.000 10.610.000.000 DPU
1 08 xx 16 Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Pemantauan kualitas
lingkungan
15
sungai;
3 telaga;
95 %
17 sungai;
3 telaga; 95 %
17 sungai;
5 telaga;
100%
2.454.897.000 17 sungai;
5 telaga;
100%
2.809.897.000 17 sungai;
5 telaga;
100%
2.910.000.000 17 sungai;
5 telaga;
100%
2.910.000.000 17 sungai;
5 telaga;
100%
3.145.000.000 17 sungai;
5 telaga;
100%
14.229.794.000 KLH dan DPU
Kondisi sarana dan
prasarana pemantauan
kualitas air
70% 75% 80% 85% 90% 95% 100% 100%
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam
pengendalian LH
- - sosialisasi
120 orang
sosialisasi
120 orang
sosialisasi
120 orang
sosialisasi
120 orang
sosialisasi
120 orang
sosialisasi
600 orang
1 08 xx 17 Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi Kerusakan Air 0 1 cekdam 0 500.000.000 1 cekdam 615.000.000 1 cekdam 615.000.000 1 cekdam 665.000.000 1 cekdam 615.000.000 4 cekdam 3.010.000.000 KLH;
DINHUTBUN
Terlaksananya rehabilitasi
kawasan dieng
90,00% 95,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-7
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 08 xx 19 Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
Dokumen Data Sumber Daya
Alam dan Neraca Sumber
Daya Hutan (NNSDH)
Nasional dan Daerah
4
dokumen
4 dokumen 4 dokumen 75.000.000 4 dokumen 75.000.000 4 dokumen 75.000.000 4 dokumen 75.000.000 4
dokumen
75.000.000 4
dokumen
375.000.000 KLH
1 08 xx 24 Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Jumlah Hutan Kota yang
terpelihara
- - 2 hutan
kota
330.000.000 2 hutan
kota
330.000.000 2 hutan
kota
330.000.000 2 hutan kota 330.000.000 2 hutan
kota
330.000.000 2 hutan
kota
1.650.000.000 DPU; KLH
1 09 Pertanahan 285.000.000 265.000.000 265.000.000 270.000.000 350.000.000 1.435.000.000
DPPKAD;
Bagian Tata
Pemerintahan
1 09 xx 15 Program pembangunan sistem
pendaftaran tanah
1 09 xx 16 Program Penataan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah
% tanah yang sudah
bersertifikat (dari 532 bidang
tanah milik Pemerintah
daerah)
56,02% 56,02% 72,93% 260.000.000 79,51% 235.000.000 86,09% 235.000.000 92,67% 235.000.000 100,00% 315.000.000 72,93% 1.280.000.000 DPPKAD
Tersedianya dokumen data
tanah
- - 1 dokumen - - - 1
dokumen
2
dokumen
Bagian Tata
Pemerintahan
1 09 xx 17 Program Penyelesaian konflik-
konflik pertanahan
Terfasilitasinya penyelesaian
konflik-konflik pertanahan
- 1 3 25.000.000 3 30.000.000 3 30.000.000 3 35.000.000 3 35.000.000 15 155.000.000 Bagian Tata
Pemerintahan
1 10Kependudukan dan Catatan
Sipil 5.396.000.000 1.405.000.000 1.125.000.000 1.060.000.000 945.000.000 9.931.000.000
DINDUKCAPIL
20 KECAMATAN
1 10 01 15 Program Penataan Administrasi
Kependudukan
KTP Elektronik - - 60% 5.396.000.000 70% 1.405.000.000 80% 1.125.000.000 90% 1.060.000.000 100% 945.000.000 100% 9.931.000.000 DINDUKCAPIL;
20 KECAMATAN
KTP Konvensonal 87,87% 94,77% 94,77% 94,77%
Akta kelahiran 58,53% 60,93% 62,83% 64,64% 66,37% 66,37% 67,93% 69,21%
1 11 Pemberdayaan Perempuan 275.000.000 945.000.000 1.095.000.000 1.110.000.000 1.145.000.000 4.570.000.000 BKBPP; KPMD
1 11 xx 15 Program Keserasian Kebijakan
Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan
PERBUP RAD PKHP dan RAD
KPA
- - 0 50.000.000 1 RAD 275.000.000 1 RAD 275.000.000 2 RAD 280.000.000 2 RAD 310.000.000 2 RAD 1.190.000.000 BKBPP
Terbentuknya Peraturan
RAD PUG, PUHA
- - 0 2 Perbup 1 draf
Perda
2 draf Perda 2 draf
Perda
2 Perda
Menurunnya kasus KKBGA
di masyarakat dan
meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang KKBGA
150
orang;
2.000
leaflet;
90 spot
radio
- 2% 2% 4% 4% 4% 6%
Cakupan KKBGA yang lapor 62 63 naik 2% 2% 6% 8% 10% 10%
1 11 xx 16 Program Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan
Anak
150.000.000 115.000.000 135.000.000 145.000.000 150.000.000 695.000.000 BKBPP
Terfasilitasinya ARG di SKPD
Kabupaten
- 6 10 15 20 30 30 30
MoU dengan pihak layanan
dan PPT
- - 0 1 2 3 4 4
KIE PPPA melalui media
tradisional
- - 0 2 2 4 4 4
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-8
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Pembentukan POKJA PUHA
berbasis masyarakat
- - 0 1 penguatan
1 pokja
PUHA
penguatan 1
pokja PUHA
penguatan
1 pokja
PUHA
penguatan
1 pokja
PUHA
Fasilitasi Kabupaten Layak
Anak
- 1 gugus tugas
KLA
1 gugus
tugas KLA;
workshop
KLA
Perbup
RAD KLA
Penguatan
jejearing
KLA
Penguatan
jejearing
KLA
Banjar-
negara
menuju
KLA
Banjar-
negara
menuju
KLA
Pembentukan dan
Penguatan PPT Kecamatan
5 15 penguatan
20 PPT Kec
penguatan
20 PPT Kec
penguatan
20 PPT Kec
penguatan
20 PPT Kec
penguatan
20 PPT Kec
penguatan
20 PPT Kec
Percepatan pelaksanaan
PUG
1 2 Penguatan
1 PUG
berbasis
Masyarakat
1 Kec.
Melaksana-
kan PUG
2 Kec.
Melaksana-
kan PUG
5 Kec.
Melaksana-
kan PUG
10 Kec.
Melaksana-
kan PUG
10 Kec.
Melaksana-
kan PUG
Tersedianya data SIGA
sekunder dari SKPD secara
berkelanjutan
278 Desa 20 SKPD 30 SKPD 30 SKPD 30 SKPD 30 SKPD 30 SKPD 30 SKPD
Terbentuknya PSWGA - - 1 2 3 3 3 3
1 11 xx 17 Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan
Perempuan
75.000.000 455.000.000 585.000.000 585.000.000 585.000.000 2.285.000.000 BKBPP
Upadting data KKBGA 278 278 278 278 278 278 278 278
Tersusunnya Profil PPPA - - 0 1 1 1 1 1
TOT pendamping KKBGA - - 140 orang 140 orang 200 orang 200 orang 250 orang 250 orang
Tertanganinya korban
kekerasan berbasis gender
dan anak
62% 76% 78% 80% 80% 80% 85% 85%
Forum PKHP - - 1
Jumlah kelompok rentan
yang terlatih
2 2 3 5 5 10 10 10
Jumlah desa prima
terbentuk
1 2 3 4 5 8 8 8
Jumlah korban yang
mendapatkan rujukan
1,60% 3,20% 4% 5% 5% 5% 5% 5%
Jumlah lembaga kearifan
lokal yang terbentuk
2 2 5 7 10 15 20 20
1 11 xx 18 Program Peningkatan Peran Serta
dan Kesetaraan Jender Dalam
Pembangunan
kuota keterwakilan
perempuan di legeslatif
16% 16% 16% - 16% 100.000.000 30% 100.000.000 30% 100.000.000 30% 100.000.000 30% 400.000.000 BKBPP; KPMD
Jumlah kader PKK yang
terlatih
296,00 0% 296 0rg 296 org 296 org 296 org 1184 org
1 12Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera 967.062.500 1.180.876.000 1.270.587.000 1.379.916.000 1.495.245.000 6.293.686.500 BKBPP; KPMD
1 12 xx 15 Program Keluarga Berencana Terlayaninya Maskin untuk
ber-KB
24.616 24.937 27.429 472.062.500 29.468 530.876.000 30.941 545.587.000 32.499 584.916.000 43.035 600.245.000 163.372 2.733.686.500 BKBPP
Kie KB melalui media film 20 kali 35 kali 35 kali 20 kali 20 kali 20 kali 20 kali 115 kali
Radio Spot KB 40 kali 40 kali 40 kali 30 kali 30 kali 30 kali 30 kali 160 kali
Liputan berita KB 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 50 kali
Aneka berita 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 10 kali 50 kali
Billboard/baliho 2 paket 4 paket 30 paket 30 paket 30 paket 30 paket 124 paket
Leaflet 5000
lembar
5000
lembar
5000
lembar
5000
lembar
5000
lembar
25000
lembar
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-9
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 12 xx 16 Program Kesehatan Reproduksi
Remaja
Peningkatan kualitas pik
remaja
85.000.000 110.000.000 115.000.000 115.000.000 145.000.000 570.000.000 BKBPP
1. kategori tumbuh 20 klmpk 20 klmpk 35 klmpk 40 klmpk 40 klmpk 40 klmpk 40 klmpk 40 klmpk
2. kategori tegak 2 klmpk 3 klmpk 5 klmpk 10 klmpk 10 klmpk 10 klmpk 10 klmpk 10 klmpk
3. kategori tegar 1 klmpk 1 klmpk 3 klmpk 5 klmpk 5 klmpk 5 klmpk 5 klmpk 5 klmpk
Peningkatan kelompok KB
Pria
103
klmpk
104 klmpk 104 klmpk 105 klmpk 110 klmpk 110 klmpk 115
klmpk
115
klmpk
1 12 xx 23 Program penyiapan tenaga
pendamping kelompok bina
keluarga
Terlatihnya 5500 tenaga
pendamping kelompok bina
keluarga
200 200 1100 250.000.000 1100 300.000.000 1100 350.000.000 1100 400.000.000 1100 450.000.000 5500 1.750.000.000 BKBPP
1 12 xx 24 Program pengembangan model
operasional BKB-Posyandu-PADU
Meningkatnya lembaga
swadaya dan lembaga
organisasi masyarakat
sebagai pengelola
120 180 556 160.000.000 556 240.000.000 556 260.000.000 556 280.000.000 556 300.000.000 556 1.240.000.000 BKBPP
Peningkatan jumlah kader
posyandu
1.736 1.753 1750 1775 1800 1825 1850 KPMD
1 13 Sosial 845.000.000 1.395.000.000 1.405.000.000 1.600.000.000 1.800.000.000 6.720.000.000
DINSOSNAKER-
TRANS;Bagian
Perekonomian
Bagian Kesra
1 13 xx 15 Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
Meningkatnya kualitas dan
kuantitas pembangunan
bidang kesejahteraan sosial
15 Kube
(200
orang)
43 Kube (150
orang KBS,
6 orang
pendamping)
190 orang 315.000.000 190 orang 375.000.000 190 orang 405.000.000 190 orang 440.000.000 190 orang 470.000.000 950 orang 1.680.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS;Bagian
Perekonomian
1. 13. 01. 16. Program Palayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Jumlah PMKS yang
mendapatkan pelayanan
rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial.
12 orang 16 orang; 100
orang/paket
66 orang;
20 kec; 278
desa
180.000.000 2 paket; 50
tokoh
masy; 50
orang; 20
kec; 278
desa
495.000.000 1 paket; 60
tokoh masy;
60 orang;
20 kec; 278
desa
365.000.000 1 paket; 70
tokoh masy;
70 orang; 20
kec; 278
desa
415.000.000 1 paket;
80 tokoh
masy; 80
orang; 20
kec; 278
desa
455.000.000 5 paket;
260 tokoh
masy; 326
orang; 20
kec; 278
desa
1.910.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
1 13 xx 17 Program pembinaan anak
terlantar
Jumlah anak terlantar yang
mendapatkan pembinaan
agar meningkat kemauan
dan kemampuannya guna
menolong dirinya sendiri
untuk memperbaiki taraf
kesejahteraan sosialnya.
50 anak 110 anak 55 anak 40.000.000 75 anak 100.000.000 85 anak 125.000.000 95 anak 140.000.000 105 anak 165.000.000 415 anak 570.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
1 13 xx 18 Program pembinaan para
penyandang cacat dan trauma
Jumlah penyandang cacat
dan trauma yang
mendapatkan pembinaan
agar meningkat kemauan
dan kemampuannya guna
menolong dirinya sendiri
untuk memperbaiki taraf
kesejahteraan sosialnya.
18 orang 49 orang 45 orang 100.000.000 55 orang 120.000.000 60 orang 140.000.000 65 orang 170.000.000 75 orang 200.000.000 300 orang 730.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-10
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 13 xx 20 Program pembinaan eks
penyandang penyakit sosial (eks
narapidana, PSK, narkoba dan
penyakit sosial lainnya)
Jumlah eks penyandang
penyakit sosial yang
mendapatkan pembinaan
agar Meningkat kemauan
dan kemampuannya guna
menolong dirinya sendiri
untuk memperbaiki taraf
kesejahteraan sosialnya.
15 orang - 55 orang 30.000.000 70 orang; 1
paket
60.000.000 70 orang; 1
paket
70.000.000 70 orang; 1
paket
80.000.000 70 orang;
1 paket
90.000.000 335 orang;
4 paket
330.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
1 13 xx 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Meningkatnya peran serta
masyarakat mendorong
PSKS dalam upaya
peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
9 Karang
taruna (20
orang
TKSK)
15 orang; 300
orang (60 KK)
320 orang;
60 KK;
12
kelompok;
13 lembaga
180.000.000 320 orang;
15
kelompok;
2 lembaga
245.000.000 340 orang;
20
kelompok;
2 lembaga
300.000.000 360 orang;
25
kelompok;
2 lembaga
355.000.000 380
orang; 30
kelompok;
2 lembaga
420.000.000 1720
orang; 90
kelompok;
8 lembaga
1.500.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS; Bagian
Kesra
1 14 Tenaga Kerja 290.000.000 515.000.000 555.000.000 605.000.000 650.000.000 2.615.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
1 14 xx 15 Program Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas Tenaga Kerja
Meningkatkan kualitas dan
daya saing melalui pelatihan
1 paket;
86% dari
KHL; 100
orang
90% dari
KHL; 32 orang
92% dari
KHL; 120
orang
265.000.000 1 paket;
94% dari
KHL; 160
orang
425.000.000 1 paket;
96% dari
KHL; 160
orang
450.000.000 1 paket;
98% dari
KHL; 160
orang
475.000.000 1 paket;
100% dari
KHL; 160
orang
500.000.000 4 paket;
100% dari
KHL; 760
orang
2.115.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
1 14 xx 16 Program Peningkatan Kesempatan
Kerja
Jumlah tenaga kerja yang
mendapatkan kesempatan
kerja
90 orang 90 orang 125 orang 15.000.000 150 orang 20.000.000 150 orang 25.000.000 150 orang 30.000.000 150 orang 35.000.000 725 orang 125.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
1 14 xx 17 Program Perlindungan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
Meningkatnya perlindungan
tenaga kerja meliputi
keselamatan dan kerja,
jaminan sosial tenaga kerja
serta unsur kesejahteraan
tenaga kerja lainnya.
50
perusahaa
n
50
perusahaan
100
perusahaan
10.000.000 25
pengusaha;
25 pekerja;
150
perusahaan
70.000.000 25
pengusaha;
25 pekerja;
175
perusahaan
80.000.000 25
pengusaha;
25 pekerja;
200
perusahaan
100.000.000 25
pengusaha
; 25
pekerja;
225
perusahaa
n
115.000.000 100
pengusaha
; 100
pekerja;
850
perusahaa
n
375.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
1 15 Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
647.152.000 2.115.000.000 2.115.000.000 2.155.000.000 2.160.000.000 9.192.152.000 DININDAGKOP
UMKM
1 15 xx 15 Program penciptaan iklim Usaha
Kecil Menengah yang kondusif
Meningkatnya
kualitas/kuantitas produk
3
kelompok
3 kelompok 35 UMKM 240.000.000 115 orang 450.000.000 115 orang 450.000.000 115 orang 475.000.000 115 orang 475.000.000 35
kelompok;
460 orang
2.090.000.000 DININDAGKOP
UMKM
1 15 1 16 Program Pengembangan
Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Meningkatnya pengetahuan
UMKM
20
koperasi;
10 UMKM
- 50 UMKM 142.852.000 135 orang 390.000.000 135 orang 390.000.000 135 orang 400.000.000 135 orang 400.000.000 50 UMKM;
540 orang
1.722.852.000 DININDAGKOP
UMKM
1 15 1 17 Program Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah
Meningkatnya kualitas
usaha bagi UMKM
50 UMKM 50 UMKM 60 orang;
16 pasar
240.300.000 150 orang;
16 pasar
965.000.000 150 orang;
16 pasar
965.000.000 150 orang;
16 pasar
970.000.000 150 orang;
16 pasar
975.000.000 150 orang;
16 pasar
4.115.300.000 DININDAGKOP
UMKM
1 15 1 18 Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi
Meningkatnya kualitas
pengelola koperasi
20
koperasi
20 koperasi 20 orang 24.000.000 140
koperasi
310.000.000 140
koperasi
310.000.000 140 koperasi 310.000.000 140
koperasi
310.000.000 140
koperasi
1.264.000.000 DININDAGKOP
UMKM
1 16 Penanaman Modal Daerah 377.449.500 422.694.450 494.963.895 362.980.285 379.278.313 1.204.278.313 KP2T; BAPPEDA
1 16 xx 16 Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi Investasi
Jumlah Investor berskala
Nasional
889 523 600 202.449.500 600 222.694.450 600 244.963.895 600 162.980.285 600 179.278.313 600 179.278.313 KP2T; BAPPEDA
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-11
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi
Terlaksananya kegiatan
promosi dan kerjasama
investasi
3 event 4 event 3 event 175.000.000 4 event 200.000.000 5 event 250.000.000 4 event 200.000.000 3 event 200.000.000 19 event 1.025.000.000 BAPPEDA
1 17 Kebudayaan 1.430.000.000 4.405.000.000 3.418.000.000 2.365.000.000 2.295.000.000 13.913.000.000
DINBUDPAR;
DINSOS-
NAKERTRANS;
Bagian Tata
Pemerintahan
1 17 04 15 Program Pengembangan Nilai
Budaya
Terpeliharanya kualitas dan
kuantitas nilai-nilai budaya
di Banjarnegara
1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI
dan Hari
Jadi
Kabupate
n
Banjarneg
ara
1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI dan
Hari Jadi
Kabupaten
Banjarnegara
1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI dan
Hari Jadi
Kabupaten
Banjar-
negara
540.000.000 1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI dan
Hari Jadi
Kabupaten
Banjar-
negara
580.000.000 1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI dan
Hari Jadi
Kabupaten
Banjar-
negara
675.000.000 1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI dan
Hari Jadi
Kabupaten
Banjar-
negara
675.000.000 1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI
dan Hari
Jadi
Kabupaten
Banjar-
negara
665.000.000 1 TMP; 3
Monumen;
kegiatan
peringatan
HUT RI
dan Hari
Jadi
Kabupaten
Banjar-
negara
3.135.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS; Bagian
Tata
Pemerintahan;
DINBUDPAR
1 17 xx 16 Program Pengelolaan Kekayaan
Budaya
Terlestarinya benda cagar
budaya
8 unit 340.000.000 8 unit 930.000.000 8 unit 693.000.000 8 unit 725.000.000 8 unit 680.000.000 40 unit 3.368.000.000 DINBUDPAR
1 17 xx 17 Program Pengelolaan Keragaman
Budaya
Dikenalnya senibudaya
Banjarnegara
2 event 550.000.000 2 event 2.845.000.000 2 event 2.000.000.000 2 event 915.000.000 2 event 950.000.000 10 event 7.260.000.000 DINBUDPAR
1 17 xx 18 Program pengembangan
kerjasama pengelolaan kekayaan
budaya
50.000.000 50.000.000 50.000.000 150.000.000 DINBUDPAR
1 18 Pemuda dan Olah Raga 125.000.000 445.000.000 530.000.000 555.000.000 645.000.000 1.715.000.000
DINDIKPORA;
DINSOSNAKERT
RANS; Bagian
Kesra
1 18 xx 20 Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
125.000.000 445.000.000 530.000.000 555.000.000 645.000.000 1.715.000.000 DINDIKPORA;
DINSOSNAKER-
TRANS; Bagian
Kesra
Jumlah gedung olahraga 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah organisasi pemuda 24 24 24 24 24 24 24 24
Jumlah organisasi olahraga 27 27 27 27 27 27 27 27
Jumlah kegiatan
kepemudaan
7 7 7 7 7 7 7 7
Jumlah kegiatan olahraga 5 5 5 5 5 5 5 5
Gelanggang / balai remaja
(selain milik swasta)
4 4 4 4 4 4 4 4
Lapangan olahraga 46 46 46 46 46 46 46 46
Terwujudnya hubungan
industrial yang harmonis
1 tim
peserta
porseni
- 1 tim
peserta
porseni
1 tim
peserta
porseni
1 tim
peserta
porseni
3 tim
peserta
porseni
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-12
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 18 xx 21 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Olahraga
Terbangunnya komplek
pusat olah raga di Stadion,
Parakancanggah
1 80% (Pem-
bangunan
gedung
bulu
tangkis )
2.500.000.000 85% (Pem-
bangunan
lapangan
Tenis)
3.000.000.000 95 % (Pem-
bangunan
lapangan
basket)
2.500.000.000 100 %
(Pembangu
nan
sarpras
penunjang)
2.000.000.000 1 10.000.000.000 DPU
1 19Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri 15.646.360.000 20.019.500.000 21.636.500.000 20.073.500.000 22.854.000.000 99.909.860.000
Kesbangpolin
mas; SATPOL
PP; Bagian
Kesra
1 19 xx 15 Program Peningkatan Keamanan
dan Kenyamanan Lingkungan
Jumlah Linmas per jumlah
10.000 penduduk
99,618 85,518 86,444 550.000.000 86,444 1.832.000.000 86,760 1.860.500.000 87,070 667.000.000 87,653 2.038.500.000 87,711 6.948.000.000 Kesbangpolin
mas; SATPOL PP
1 19 xx 16 Program Pemeliharaan
Kantrantibmas dan Pencegahan
Tindak Kriminal
Penurunan kasus
pelanggaran Perda,
trantibum dan kriminalitas
1 117.074 1 99.000.000 1 135.000.000 1 156.000.000 1 165.000.000 1 189.000.000 1 744.000.000 SATPOL PP
1 19 xx 17 Program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Jumlah peserta kegiatan
pengembangan wasbang
- - 5 unsur 457.060.000 5 unsur 2.000.000.000 5 unsur 1.505.000.000 5 unsur 1.010.000.000 5 unsur 1.015.000.000 5 unsur 5.667.060.000 Kesbangpolinma
s; Bagian Kesra;
DPU
Pemeliharaan tempat ibadah 35% 78% 83% 85% 90% 90%
1 19 xx 18 Program Kemitraan
Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Jumlah peserta kegiatan
kemitraan pengembangan
wasbang
- - 200 orang 50.000.000 300 orang 95.000.000 300 orang 100.000.000 300 orang 105.000.000 300 orang 115.000.000 1.400
orang
465.000.000 Kesbangpolinma
s
1 19 xx 19 Program Pemberdayaan
Masyarakat Untuk Menjaga
Ketertiban dan Keamanan
Jumlah data situasi dan
kondisi daerah
- - 3 dok 107.800.000 3 dok 131.000.000 3 dok 131.000.000 3 dok 131.000.000 3 dok 131.000.000 3 dok 631.800.000 Kesbangpolin
mas
1 19 xx 20 Program Peningkatan
Pemberantasan Penyakit
Masyarakat (PEKAT)
Persentase penanganan
kasus PEKAT yang terjadi
dan yang ditangani
1 - 100% 159.000.000 100% 228.000.000 100% 258.000.000 100% 263.000.000 100% 288.000.000 100% 1.196.000.000 Kesbangpolin
mas; SATPOL PP
Jumlah peserta sosialisasi
tentang bahaya narkoba
240 orang 500 orang 400 orang 750 orang 750 orang 800 orang 800 orang 3.500
orang
1 19 xx 21 Program Pendidikan Politik
Masyarakat
Jumlah peserta kegiatan
pendidikan politik
masyarakat
100 orang 100 orang 630 orang 256.000.000 630 orang 256.000.000 1.130
orang
356.000.000 1.130 orang 387.500.000 1.130
orang
415.000.000 4.650
orang
1.670.500.000 Kesbangpolin
mas
1 19 xx 22 Program Pencegahan Bencana Tertatanya kawasan rawan
bencana
13 titik 26 titik 30 titik 11.950.000.000 30 titik 12.600.000.000 30 titik 14.225.000.000 30 titik 14.275.000.000 30 titik 15.400.000.000 189 titik 68.450.000.000 BPBD
1 19 xx 23 Program Kesiapsiagaan kesiapsiagaan kawasan
rawan bencana
175 orang 225 orang 500 orang 1.900.000.000 500 orang 2.625.000.000 500 orang 2.890.000.000 500 orang 2.905.000.000 500 orang 3.085.000.000 2.900
orang
13.405.000.000 BPBD
1 19 xx 24 Program Pengelolaan Logistik
Kebencanaan
Terpeliharanya pengelolaan
logistik
- - 1 paket 80.000.000 1 paket 80.000.000 1 paket 80.000.000 1 paket 90.000.000 1 paket 90.000.000 4 paket 420.000.000 BPBD
1 19 xx 25 Program Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
Terlaksananya rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca
bencana
- 23 lokasi 6 lokasi 37.500.000 6 lokasi 37.500.000 12 lokasi 75.000.000 12 lokasi 75.000.000 17 lokasi 87.500.000 63 lokasi 312.500.000 BPBD
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-13
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 20 Pemerintahan Umum 15.042.541.000 17.065.388.900 15.504.723.095 15.587.674.776 15.865.596.698 78.073.965.469
DPPKAD;
DINHUB
KOMINFO ;
DININDAGKOP
UMKM;Bagian
Perekonomian;
Bagian
Pemerintahan
Desa; INSPEK-
TORAT; Bagian
Organisasi;
Bagian Tata
Pemerintahan;
Bagian
Pembangunan;
BKD
1 20 xx 13 Program Pemberdayaan Jasa
Usaha
Terlatihnya 225 orang yang
bergerak dalam bidang
jasa/kontraktor dalam
pengadaan barang/jasa
pemerintah guna menunjang
ketertiban dalam
administrasi pelelangan
kegiatan
62,70% 21,66% 100% 175.000.000 100% 175.000.000 100% 175.000.000 100% 175.000.000 100% 175.000.000 100% 875.000.000 Bagian
Pembangunan
1 20 xx 15 Program peningkatan kapasitas
lembaga perwakilan rakyat daerah
Meningkatnya kapasitas
wakil rakyat
50 orang 50 orang 50 orang 6.390.950.000 50 orang 6.454.859.500 50 orang 6.519.408.095 50 orang 6.584.602.176 50 orang 6.650.448.198 50 orang 32.600.267.969 Sekretariat
DPRD
1 20 xx 17 Program peningkatan dan
Pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
opini laporan keuangan
daerah
WDP WDP WDP 5.659.500.000 WDP 5.372.100.000 WDP 5.119.000.000 WTP 5.093.200.000 WTP 5.119.820.000 WTP 26.363.620.000 DPPKAD;
DINHUB
KOMINFO ;
DININDAGKOP
UMKM;Bagian
Perekonomian
Laba dan Kinerja
Perusahaan Daerah semakin
meningkat
4 Unit 4 Unit 100%
(4 unit)
100%
(4 unit)
100%
(4 unit)
100%
(4 unit)
100%
(4 unit)
100%
(4 unit)
1 20 xx 18 Program pembinaan dan fasilitasi
pengelolaan keuangan
kabupaten/ kota
Laporan APBD tepat waktu tepat tepat tepat 120.000.000 tepat 120.000.000 tepat 120.000.000 tepat 120.000.000 tepat 120.000.000 tepat 600.000.000 DPPKAD
1 20 xx 19 Program Pembinaan dan Fasilitasi
Pengelolaan Keuangan Desa
266 Desa 320.000.000 266 Desa 2.065.000.000 266 Desa 170.000.000 266 Desa 190.000.000 266 Desa 190.000.000 266 Desa 3.135.041.000 Bagian
Pemerintahan
Desa
1 20 xx 20 Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Persentase penanganan
kasus/pengaduan
masyarakat di lingkungan
PEMDA
100% 100% 100% 827.591.000 100% 843.429.400 100% 860.415.000 100% 877.622.600 100% 895.123.500 100% 4.304.181.500 INSPEKTORAT
persentase tindak lanjut
hasil pemeriksaan
71,15% 28,01% 80% 82% 85% 85% 85% 85%
1 20 xx 24 Program Mengintensifkan
penanganan pengaduan
masyarakat
% cakupan pembinaan
pelayanan publik
1 skpd, 67
unit
90.000.000 1 skpd, 37
skpd, 1 dok
90.000.000 1 skpd,
1dok
90.000.000 1 skpd 90.000.000 1 skpd 90.000.000 450.000.000 Bagian
Organisasi
1 20 XX 26 Program Penataan Peraturan
Perundang-undangan
Terwujudnya Produk Hukum
Daerah Berupa Peraturan
Daerah, Sarana dan
prasarana, penyuluhan
hukum, buku himpunan
hukum, dan terwujudnya
pokja RANHAM
80% 80% 40% 265.000.000 40% 310.000.000 40% 470.000.000 50% 360.000.000 60% 410.000.000 60% 623.000.000 Bagian Hukum
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-14
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tersedianya pedoman
penyelenggaraan
pemerintahan desa
3 draft; 798
exp
3 draft;
798 exp
Bagian Pemdes
1 20 xx 27 Program Penataan Daerah
Otonomi Baru
% lembaga perangkat daerah
yang sesuai dengan aturan
yang berlaku
6 raperda,
100%
134.000.000 28 raperda,
100%
260.000.000 10
raperbup,
100%
185.000.000 9 raperbup 125.000.000 9 raperbup 125.000.000 829.000.000 Bagian
Organisasi
Tersedianya Dokumen batas
wilayah Kecamatan
- - - 5 dokumen 5 dokumen 5 dokumen 5
dokumen
20
dokumen
Bagian Tata
Pemerintahan
1 20 30 Program Pembinaan dan
Pengembangan Aparatur
Meningkatkan kinerja
kelembagaan
24 SKPD 24 SKPD 24 SKPD
(100%)
1.060.500.000 24 SKPD
(100%)
1.375.000.000 24 SKPD
(100%)
1.795.900.000 24 SKPD
(100%)
1.972.250.000 24 SKPD
(100%)
2.090.205.000 24 SKPD
(100%)
8.293.855.000 BKD; Bagian
Organisasi
1 21 Ketahanan Pangan 9.151.429.000 11.820.721.900 14.835.222.200 19.499.886.900 26.465.875.600 81.773.135.600
KKP; Bagian
Perekonomian;
DINHUTBUN;
DINTANKANNA
K
1 21 xx 15 Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (Pertanian /Perkebunan)
Ketersediaan pangan utama;
Terlaksananya penambahan
luas areal tanaman
perkebunan (ha)
112,2;
10
112,67;
47.575
114,34;
30
9.151.429.000 116,23;
45
11.820.721.900 118,23;
44
14.835.222.200 120,84;
45
19.499.886.900 122,56;
49
26.465.875.600 122,56;
139.5
81.773.135.600 KKP; Bagian
Perekonomian;
DINHUTBUN
tersedianya / terbangunnya
sarana prasarana dan
infrastruktur pertanian,
alsintan, gedung
JUT,
JIDES, ,
JUT 43
lokasi,
alsintan30
JUT, JIDES, ,
JITUT 36
lokasi,
alsintan 30
unit
JUT 15
unit, JITUT
15 unit,
JIDES
15unit
JUT 17
unit,
JITUT17
unit, JIDES
17 unit
JUT 20
unit, JITUT
20 unit,
JIDES 20
unit
JUT 23
unit, JITUT
25 unit,
JIDES 20
unit alsintan
JUT 25
unit, JITUT
28 unit,
JIDES 23
unit
JUT 25
unit, JITUT
28 unit,
JIDES 23
unit
DINTANKANNAK
1 22Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa 540.000.000 1.395.000.000 1.430.000.000 1.455.000.000 1.615.000.000 6.435.000.000 KPMD
1 22 xx 15 Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan
Jumlah kader pemberdayaan
masyarakat
280 orang - 0 - 500 orang 280.000.000 500 orang 280.000.000 500 orang 280.000.000 500 orang 405.000.000 2000 orang 1.245.000.000 KPMD
1 22 xx 16 Program pengembangan lembaga
ekonomi pedesaan
Jumlah desa yang difasilitasi
dalam pembentukan
BumDes
66 15 20 30.000.000 84 265.000.000 84 285.000.000 74 275.000.000 74 295.000.000 1.150.000.000 KPMD
1 22 xx 17 Program peningkatan partisipasi
masyarakat dalam membangun
desa
Jumlah desa yang di
monitoring dan dievaluasi
266 desa - 266desa 510.000.000 266desa 750.000.000 266desa 765.000.000 266desa 800.000.000 266desa 815.000.000 266desa 3.640.000.000 KPMD; Bagian
Pembangunan
1 22 xx 19 Program peningkatan peran
perempuan di perdesaan
Jumlah Kader PKK yang
terlatih
296 - 0 - 296 100.000.000 296 100.000.000 296 100.000.000 296 100.000.000 296 400.000.000 KPMD
1 23 Statistik
1 23 06 15 Program Pengembangan
Data/Informasi/Statistik Daerah
1 24 Kearsipan 230.000.000 185.000.000 145.000.000 165.000.000 180.000.000 905.000.000 KPAD
1 24 24 15 Program Perbaikan Sistem
Administrasi Kearsipan
Meningkatnya sistem
adminiastrasi arsip daerah
1 set
otomasi
kearsipan
50.000.000
pemelihara
an 1 set
otomasi
5.000.000
pemelihara
an 1 set
otomasi
5.000.000
pemeliharaa
n 1 set
otomasi
5.000.000
pemelihara
an 1 set
otomasi
5.000.000 1 set
Otomasi
arsip yang
handal
70.000.000 KPAD
1 24 xx 16 Program penyelamatan dan
pelestarian dokumen/arsip
daerah
Terselamatkannya
dokumen/ arsip daerah
2 unit AC; 5
unit rak
arsip; 2
SKPD
80.000.000 2 unit AC;
5 unit rak
arsip; 2
SKPD
80.000.000 2 unit
Vacum
Cleaner; 1
SKPD
40.000.000 1 set
perlengkapa
n
pengolahan
arsip; 2
SKPD
60.000.000 2 unit
Vacum
Cleaner; 3
SKPD
75.000.000 4 unit ac;
10 rak
arsip; 2
vacum
clener; 10
SKPD
335.000.000 KPAD
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-15
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 24 24 18 Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi
Meningkatnya kualitas
pelayanan informasi arsip
daerah
200 buku;
25.000
berkas; 50
orang
100.000.000 200 buku;
25.000
berkas; 50
orang
100.000.000 200 buku;
25.000
berkas; 50
orang
100.000.000 200 buku;
25.000
berkas; 50
orang
100.000.000 200 buku;
25.000
berkas; 77
orang
100.000.000 1.000
buku; 125
berkas;
277 orang
500.000.000 KPAD
1 25 Komunikasi dan Informatika 590.000.000 1.365.000.000 1.455.000.000 1.522.500.000 1.460.000.000 3.280.000.000
DINHUBKOM-
INFO; Bagian
Humas
1 25 xx 15 Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan Media
Massa
Desa yang terkoneksi
internet
- - 0,2 370.000.000 10 Desa 730.000.000 10 Desa 725.000.000 10 Desa 865.000.000 10 Desa 750.000.000 40 Desa 2.040.000.000 DINHUBKOMINF
O; Bagian
Humas
Jumlah Sistem Informasi
Managemen Pemda
7 12 12 14 16 18 20 20
1 25 xx 16 Program pengkajian dan
penelitian bidang komunikasi dan
informasi
Program penelitian - - - - Program
USO
20.000.000 Program
USO
20.000.000 - Program
USO
20.000.000 60.000.000 DINHUBKOMINF
O
1 25 xx 17 Program Fasilitasi Peningkatan
SDM Bidang Komunikasi dan
Informasi
Jumlah SDM yang mengikuti
pelatihan bidang Kominfo
20 orang - - - 5 orang 10.000.000 5 orang 10.000.000 5 orang 10.000.000 5 orang 10.000.000 20 orang 40.000.000 DINHUB
KOMINFO
1 25 xx 18 Program kerjasama informasi dan
media massa
Kegiatan penyebaran
informasi pembangunan
Siaran
Radio;
Bintek
PPID;
Sosialisasi
IT di
sekolah
Siaran Radio;
Sosialisasi IT
di sekolah
Bintek
PPID
220.000.000 Siaran
Radio;
Bintek
PPID;
Sosialisasi
IT di
sekolah
335.000.000 Siaran
Radio;
Bintek
PPID;
Sosialisasi
IT di
sekolah
350.000.000 Siaran
Radio;
Bintek PPID;
Sosialisasi IT
di sekolah
365.000.000 Siaran
Radio;
Sosialisasi
IT di
sekolah
390.000.000 Siaran
Radio;
Sosialisasi
IT di
sekolah
850.000.000 DINHUB
KOMINFO;
Bagian Humas
Jumlah surat kabar nasional
dan lokal.
7 7 7 7 7 7 7 7
1 25 xx 19 Program Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Jumlah jaringan E-Gov dan
website Pemkab
Banjarnegara
49 56 56 - 76 270.000.000 88 350.000.000 93 282.500.000 98 290.000.000 98 290.000.000 Bagian Humas
1 26 Perpustakaan 548.000.000 553.500.000 558.500.000 570.000.000 625.000.000 2.855.000.000 KPAD
1 26 1 15 Program Pengembangan Budaya
Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
Meningkatnya Budaya Baca
dan Pembinaan
Perpustakaan
1 unit mobil
perpusling;
juara 3
provinsi; 15
perpus
desa; 50
peserta;
1.500
eksemplar;
2.666 jam
548.000.000 1 unit
mobil
perpusling;
juara 3
provinsi; 15
perpus
desa; 50
peserta;
1.500
eksemplar;
2.666 jam
553.500.000 1 unit mobil
perpusling;
juara 3
provinsi; 15
perpus
desa; 50
peserta;
1.500
eksemplar;
2.666 jam
558.500.000 1 unit mobil
perpusling;
juara 3
provinsi; 15
perpus desa;
50 peserta;
1.500
eksemplar;
2.666 jam
570.000.000 1 unit
mobil
perpusling;
juara 3
provinsi;
15 perpus
desa; 50
peserta;
1.500
eksemplar;
2.666 jam
625.000.000 5 unit
mobil
perpusling;
juara 3
provinsi;
75 perpus
desa; 250
peserta;
1.500
eksemplar;
13.330 jam
2.855.000.000 KPAD
2 Urusan Pilihan - - 66.165.234.000 102.042.500.000 101.947.350.000 103.799.930.000 107.139.972.500 481.084.986.500
2 01 Pertanian 58.067.000.000 83.016.500.000 83.563.150.000 87.475.465.000 90.054.011.500 402.176.126.500
DINTANKANNA
K; DINHUTBUN;
KKP
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-16
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2 01 xx 15 Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
terselenggaranya pelatihan
dan pembinaan kelompok
tani , pelaku agribisnis
dalam pengembangan
perbenihan budidaya dan
peningkatan nilai tambah
produk
190
kelompok
240 kelompok 290
kelompok
575.000.000 340
kelompok
1.825.000.000 390
kelompok
2.770.000.000 440
kelompok
4.230.000.000 490
kelompok
6.554.000.000 1950
kelompok
15.954.000.000 DINTANKAN
NAK;
DINHUTBUN;
KKP
Penganekaragaman
konsumsi pangan
- - 84,00 86,00 88,00 90,00 90,00 90,00
2 01 xx 17 Program peningkatan pemasaran
hasil produksi
pertanian/perkebunan
terfasilitasinya temu bisnis
dan promosi produk
pertanian unggulan
pameran 2
kali
pameran 2
kali
temu bisnis
2 kali,
pameran 2
kali
405.000.000 temu bisnis
2 kali,
pameran 2
kali dan
pembangun
an dan
sarana
prasarana
penangana
n pasca
panen 2
unit
1.050.000.000 temu bisnis
3 kali,
pameran 3
kali dan
pembangun
an dan
sarana
prasarana
penangana
n pasca
panen 2
unit
1.650.000.000 temu bisnis
3 kali,
pameran 3
kali dan
pembangun
an dan
sarana
prasarana
pasca panen
2 unit
2.610.000.000 temu
bisnis 3
kali,
pameran 3
kali dan
pembangu
nan dan
sarana
prasarana
penangana
n pasca
panen 3
unit
4.146.000.000 temu
bisnis 13
kali,
pameran
13 kali,
sarpras
penangana
n pasca
panen 9
unit
9.861.000.000 DINTANKAN
NAK; KKP
Informasi harga dan akses
pangan
- - 60 70 80 90 90 90
2 01 xx 18 Program peningkatan penerapan
teknologi pertanian/perkebunan
Terlaksananya pelatihan
teknologi tepat guna (kel)
5 kel 4 kel 4 kel 227.000.000 5 kel 702.000.000 5 kel 795.000.000 5 kel 844.500.000 5 kel 873.950.000 24 kel 3.442.450.000 DINHUTBUN
terselenggarakannya
pelatihan dan bantuan paket
sarana prasarana teknologi
tepat guna
- - 0 - pelatihan 2
kali dan
paket
srpras TTG
3 unit
pelatihan 2
kali dan
paket
srpras TTG
4 unit
pelatihan 2
kali dan
paket srpras
TTG 5 unit
pelatihan 2
kali dan
paket
srpras TTG
6 unit
pelatihan 8
kali dan
paket
srpras TTG
18 unit
2 01 xx 19 Program peningkatan produksi
pertanian/perkebunan
Terlaksananya peremajaan
areal tanaman perkebunan
(ha)
5 kel 40 110 1.775.000.000 110 6.315.000.000 110 6.879.500.000 110 7.537.450.000 110 8.261.195.000 550 30.768.145.000 DINTANKANNAK;
DINHUTBUN
tersedianya bibit unggul
komoditas pertanian dan
sarpras pertanian
pembinaa
n
pengemba
ngan 4
jenis bibit
komoditas
unggulan
dan 15
paket
infrastrukt
ur
pertanian
pembinaan
pengembanga
n 4 jenis bibit
komoditas
unggulan
dan 20 paket
infrastruktur
pertanian
pembinaan
pengemban
gan 6 jenis
bibit
komoditas
unggulan
dan 20
paket
infrastruktu
r pertanian
pembinaan
dan
pengemban
gan 6 jenis
bibit
komoditas
unggulan
dan 20
paket
infrastrukt
ur
pertanian,
alsintan 20
unit,
peralatan
pasca
panen 20
unit
pembinaan
dan
pengemban
gan 6 jenis
bibit
komoditas
unggulan
dan 25
paket
infrastruktu
r pertanian,
alsintan 25
unit,
peralatan
pasca
panen 20
unit
pembinaan
dan
pengembang
an 6 jenis
bibit
komoditas
unggulan
dan 30
paket
infrastruktu
r pertanian,
alsintan 30
unit,
peralatan
pasca panen
20 unit
pembinaan
dan
pengemba
ngan 6
jenis bibit
komoditas
unggulan
dan 35
paket
infrastrukt
ur
pertanian,
alsintan 30
unit,
peralatan
pasca
panen 30
unit
pembinaan
dan
pengemba
ngan 6
jenis bibit
komoditas
unggulan
dan 130
paket
infrastrukt
ur
pertanian,
alsintan
105 unit,
peralatan
pasca
panen 90
unit
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-17
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2 01 xx 20 Program pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
Terlaksananya pelatihan
penyuluh (orang)
36 - 0 405.000.000 36 824.500.000 36 888.650.000 36 973.515.000 36 1.066.866.500 144 4.158.531.500 DINTANKANNAK;
DINHUTBUN
peningkatan kapasitas
penyuluhan pertanian
87
penyuluh
dan
fasilitasi 2
lomba
87 penyuluh,
240 petani
dan fasilitasi 4
lomba
87
penyuluh,
250 petani
dan
fasilitasi 4
lomba
87
penyuluh,
300 petani
dan
fasilitasi 4
lomba
87
penyuluh,
350 petani
dan
fasilitasi 4
lomba
87
penyuluh,
350 petani
dan fasilitasi
4 lomba
87
penyuluh,
350 petani
dan
fasilitasi 4
lomba
87
penyuluh ,
1590
petani dan
fasilitasi 4
jenis lomba
7 kali
2 01 xx 21 Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak
terlaksananya pemeriksaan ,
pencegahan penyakit ternak
dan keamanan produk
pangan asal hewan
125 ekor 0 2000 ekor,
2 kali
pengawasa
n produk
pangan asal
hewan
28.225.000.000 2000 ekor
3 kali
pengawasa
n produk
pangan
asal hewan
lab
kesmavet 1
unit
37.365.000.000 2000 ekor 3
kali
pengawasa
n produk
pangan asal
hewan RPU
1 unit
36.480.000.000 3000 ekor 3
kali
pengawasan
produk ,
sarapras
RPU
36.840.000.000 3000 ekor
3 kali
pengawasa
n produk ,
RPU dan
sarpras 1
unit
35.722.000.000 pemeriksa
an 12450
ekor,
pengawasa
n
keamnaan
pangan
asal hewan
14 kali , 1
unit lab
kesmavet
dan 2 unit
RPU
174.632.000.000 DINTANKANNAK
2 01 xx 22 Program peningkatan produksi
hasil peternakan
tersedianya bibit ternak
berkualitas
135 ekor 1594 ekor
unggas , 97
ekor ternak
ruminansia
115 ekor
dan
infrastruktu
r pertanian
3 unit
15.500.000.000 225 ekor
dan
infrastrukt
ur
pertanian 5
unit
20.520.000.000 250 ekor
dan
infrastruktu
r pertanian
5 unit
20.020.000.000 300 ekor
dan
infrastruktu
r pertanian
5 unit
20.220.000.000 325 ekor
dan
infrastrukt
ur
pertanian7
unit
19.612.000.000 1.411
ekor dan
infrastrukt
ur
pertanian2
5 unit
95.872.000.000 DINTANKANNAK
2 01 xx 23 Program peningkatan pemasaran
hasil produksi peternakan
terfasilitasinya pemasaran
produk peternakan
91.743 37.884 7.750.000.000 1 unit
pasar
hewan,
fasilitasi
pemasaran
produk 1
kali
10.260.000.000 1 unit pasar
hewan,
fasilitasi
pemasaran
produk 2
kali
10.010.000.000 10.110.000.000 1 unit
pasar
hewan,
fasilitasi
pemasaran
produk 3
kali
9.806.000.000 3 unit
pasar
hewan dan
fasilitasi
pemasaran
produk 6
kali
47.936.000.000 DINTANKANNAK
2 01 xx 24 Program peningkatan penerapan
teknologi petemakan
pelatihan penerapan
tekhnologi tepat guna
peternakan dan bantuan
sarpras peternakan
2 kali
pelatihan
dan 50
ekor
3 kali
pelatihan TTG
dan 196 ekor
ternak
ruminansia
besar/kecil
3 kali
pelatihan
TTG dan
125 ekor
3.205.000.000 3 kali
pelatihan
TTG dan
135 ekor
4.155.000.000 3 kali
pelatihan
TTG dan
142 ekor
4.070.000.000 3 kali
pelatihan
TTG dan 150
ekor
4.110.000.000 3 kali
pelatihan
TTG dan
200 ekor
4.012.000.000 20 kali
pelatihan
TTG dan
748 ekor
19.552.000.000 DINTANKANNAK
2 02 Kehutanan 1.595.000.000 2.255.000.000 2.190.000.000 2.210.000.000 2.092.000.000 10.342.000.000 DINHUTBUN
2 02 xx 15 Program Pemanfaatan Potensi
Sumber Daya Hutan
Penambahn areal
hutan/kebun rakyat (ha)
18 50 30 175.000.000 30 175.000.000 30 190.000.000 30 190.000.000 30 200.000.000 150 930.000.000 DINHUTBUN
2 02 xx 16 Program rehabilitasi hutan dan
lahan
Telaksananya rehabilitasi
lahan kritis dan penghijauan
lingkungan
456,82 434,09 413,64 1.260.000.000 577,27 1.550.000.000 520,45 1.500.000.000 543,18 1.520.000.000 543,18 1.520.000.000 2597,73 7.350.000.000 DINHUTBUN
2 02 xx 17 Perlindungan dan konservasi
sumber daya hutan
Terlindunginya Sumber
Daya Hutan
1
kabupaten
1 kabupaten 1
kabupaten
80.000.000 1
kabupaten
400.000.000 1
kabupaten
370.000.000 1 kabupaten 370.000.000 1
kabupaten
262.000.000 1
kabupaten
1.482.000.000 DINHUTBUN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-18
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2 02 xx 19 Program pembinaan dan
penertiban industri hasil hutan
Terbinanya pelaku
penatausahaan hasil hutan
- 60 80 50.000.000 80 100.000.000 130 100.000.000 130 100.000.000 100 50.000.000 520 400.000.000 DINHUTBUN
2 02 xx 20 Program perencanaan dan
pengembangan hutan
Tersusunnya Dokumen
Perencanaan RHL
1 unit 1 unit 1 unit 30.000.000 1 unit 30.000.000 1 unit 30.000.000 1 unit 30.000.000 2 unit 60.000.000 6 unit 180.000.000 DINHUTBUN
2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral 1.390.000.000 3.295.000.000 3.225.000.000 3.261.500.000 3.224.650.000 14.386.150.000 DPSDA ESDM
2 03 xx 15 Program pembinaan dan
pengawasan bidang
pertambangan
Penertiban Penambang Liar
(%)
26 62 69 170.000.000 76 305.000.000 83 320.000.000 90 340.000.000 97 350.000.000 97 1.475.000.000 DPSDA ESDM
2 03 xx 17 Program pembinaan dan
pengembangan bidang
ketenagalistrikan
Persentase Peningkatan
Rasio Elektrifikasi (RE) %
59 60 1.090.000.000 65 1.265.000.000 70 1.425.000.000 75 1.600.000.000 80 1.810.000.000 80 7.190.000.000 DPSDA ESDM
2 03 xx 20 Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang Air Tanah
Jumlah Pemakai dan
Pengusahaan Air Tanah
Berijin %
29 29 45 40.000.000 61 225.000.000 77 157.500.000 93 175.000.000 111 192.500.000 111 790.000.000 DPSDA ESDM
2 03 xx 21 Program Pengembangan Potensi
Panas Bumi
Peningkatan Pemanfaatan
Potensi Panas Bumi
60 MW 60 MW 60 MW 15.000.000 60 MW 560.000.000 60 MW 567.500.000 115 MW 325.000.000 175 MW 82.500.000 170 MW 1.550.000.000 DPSDA ESDM
2 03 xx 22 Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang Energi
Data Potensi Energi Baru
Terbarukan
6 desa 11 desa 15 desa 75.000.000 20 desa 715.000.000 25 desa 515.000.000 30 desa 565.000.000 35 desa 515.000.000 35 desa 2.385.000.000 DPSDA ESDM
2 03 xx x Program Pengembangan Minyak
dan Gas
Pemanfaatan Potensi Gas
Rawa
25 KK 35 KK 35 KK - 60 KK 225.000.000 85 KK 240.000.000 110 KK 256.500.000 135 KK 274.650.000 135 KK 996.150.000 DPSDA ESDM
2 03 xx Program Mitigasi Bencana Tersusunnya peta risiko
bencana dan terpantaunya
daerah rawan bencana
50 titik 100 titik 150 titik 725.000.000 200 titik 565.000.000 200 titik 1.045.000.000 200 titik 1.045.000.000 200 titik 1.155.000.000 1100 titik 4.535.000.000 BPBD
2 04 Pariwisata 2.094.500.000 6.721.000.000 5.449.200.000 2.692.465.000 2.931.261.000 19.888.426.000 DINBUDPAR
2 04 01 15 Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Jaminan Keselamatan
Wisatawan
- - 500.000
wisatawan
200.000.000 550.000
wisatawan
1.030.000.000 600.000
wisatawan
1.085.000.000 650.000
wisatawan
1.121.000.000 700.000
wisatawan
1.212.600.000 3.000.000
wisatawan
4.648.600.000 DINBUDPAR
2 04 01 16 Program Pengembangan Destinasi
Pariwisata
Meningkatnya pembangunan
Destinasi Pariwisata
- - 1 objek 1.815.000.000 5 objek 5.521.500.000 4 objek 4.185.250.000 0 1.417.515.000 0 1.559.266.000 10 objek 14.498.531.000 DINBUDPAR
2 04 01 17 Program Pengembangan
Kemitraan
Meningkatnya kerjasama
kemitraan Pariwisata
- - 79.500.000 169.500.000 178.950.000 153.950.000 159.395.000 741.295.000 DINBUDPAR
2 05 Kelautan dan Perikanan 2.203.734.000 4.950.000.000 5.705.000.000 6.275.500.000 6.903.050.000 26.037.284.000 DINTANKANNA
K
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-19
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2 05 20 Pengembangan Budidaya
Perikanan
tersedianya sarana
prasarana dan infrastruktur
budidaya perikanan
JIUP 5
titik, rehab
gedung dan
penyempur
naan BBIL
5 paket,
pengadaan
induk 2
jenis,
pengadaan
peralatan 1
paket
2.203.734.000
infrastrukt
ur
perikanan
7 unit,
rehab
/pembangu
nan gedung
pembeniha
n 7 paket,
pengadaan
induk 5
jenis,
pengadaan
peralatan 2
paket
4.630.000.000
infrastruktu
r perikanan
9 unit,
rehab
/pembangu
nan gedung
pembeniha
n 8 paket,
pengadaan
induk 7
jenis,
pengadaan
peralatan 5
paket
5.353.000.000
infrastruktu
r perikanan
9 unit, rehab
/pembangu
nan gedung
pembenihan
/pengolahan
8 paket,
pengadaan
induk 7
jenis,
pengadaan
peralatan 8
paket
5.888.300.000
infrastrukt
ur
perikanan
10 unit,
rehab
/pembang
unan
gedung
pembeniha
n/pengola
han 8
paket,
pengadaan
induk 7
jenis,
pengadaan
peralatan
10 paket
6.477.130.000
infrastrukt
ur
perikanan
40 unit,
rehab
/pembang
unan
gedung
pembeniha
n
/pengolaha
n 36 paket,
pengadaan
induk 7
jenis,
pengadaan
peralatan
26 paket
24.552.164.000 DINTANKAN NAK
2 05 xx 23 Program optimalisasi pengelolaan
dan pemasaran produksi
perikanan
tersedianya sarana
prasarana peningkatan nilai
tambah dan pemasaran ikan
budidaya
- pengadaan
sarpras alat
pengolah abon
ikan 2 unit
- pengadaan
sarpras alat
pengolah
pasca
panen ikan
3 unit
200.000.000 pengadaan
sarpras alat
pengolah
pasca
panen ikan
4 unit
220.000.000 pengadaan
sarpras alat
pengolah
pasca panen
ikan 5 unit
242.000.000 pengadaan
sarpras
alat
pengolah
pasca
panen ikan
6 unit
266.200.000 pengadaan
sarpras
alat
pengolah
pasca
panen ikan
20 unit
928.200.000 DINTANKANNAK
2 05 xx 24 Program pengembangan kawasan
budidaya laut, air payau dan air
tawar
tersebarnya benih ikan
perairan umum
- 3 perairan
umum
600.000 ekor
- 3 perairan
umum
700.000
ekor
120.000.000 4 perairan
umum
750.000
ekor
132.000.000 4 perairan
umum
750.000
ekor
145.200.000 4 perairan
umum
800.000
ekor
159.720.000 18
perairan
umum
800.000
ekor
556.920.000 DINTANKAN NAK
2 06 Perdagangan 450.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 1.220.000.000 1.240.000.000 5.310.000.000
DININDAGKOP
UMKM; Bagian
Perekonomian
2 06 xx 15 Program Perlindungan Konsumen
dan pengamanan perdagangan
Persentase jumlah
konsumen yang dilindungi
- - 20% 20.000.000 50% 50.000.000 50% 50.000.000 50% 60.000.000 50% 70.000.000 50% 250.000.000 DININDAGKOP
UMKM
Tingkat Penyerapan
Penggunaan Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau tepat
sasaran dan tepat manfaat
13 SKPD 14 SKPD 1 1 1 1 1 1 Bagian
Perekonomian
2 06 1 18 Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
Terwujudnya sarana
perdagangan
9 pasar;
10 UMKM
5 pasar;
80 UMKM
5 pasar;
130 UMKM
430.000.000 110 orang 1.150.000.000 110 orang 1.150.000.000 110 orang 1.160.000.000 110 orang 1.170.000.000 5 pasar;
130
UMKM;
440 orang
5.060.000.000 DININDAGKOP
UMKM
2 07 Perindustrian 285.000.000 340.000.000 340.000.000 370.000.000 390.000.000 1.725.000.000
DININDAGKOP
UMKM; Bagian
Perekonomian
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-20
Tahun
2010 Tahun 2011 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2016Kondisi Kinerja Akhir Periode
RPJMD
1
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
Periode RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2 07 xx 15 Program peningkatan Kapasitas
Iptek Sistem Produksi
Jumlah IKM yang
menggunakan teknologi
- - 1 kelompok 70.000.000 1 kelompok 80.000.000 1 kelompok 80.000.000 1 kelompok 90.000.000 1
kelompok
100.000.000 1
kelompok
420.000.000 DININDAGKOP
UMKM
2 07 1 16 Program Pengembangan Industri
Kecil dan Menengah
Tingkat kemajuan IKM - 25 UMKM 1 kelompok 75.000.000 5 kelompok
IKM
100.000.000 5 kelompok
IKM
100.000.000 5 kelompok
IKM
110.000.000 5
kelompok
IKM
120.000.000 5
kelompok
IKM
505.000.000 DININDAGKOP
UMKM
Jumlah Perajin Perorangan
dan Kelompok yang dapat
dibina
4 Perajin 4 Perajin 100% 100% 100% 100% 100% 100% Bagian
Perekonomian
2 07 1 17 Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi Industri
Meningkatnya kemandiriin
usaha
4
Kelompok
4 Kelompok 3
Kelompok
140.000.000 40 orang 160.000.000 40 orang 160.000.000 40 orang 170.000.000 40 orang 170.000.000 800.000.000 DININDAGKOP
UMKM
2 08 Transmigrasi 80.000.000 265.000.000 275.000.000 295.000.000 305.000.000 1.220.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
2 08 xx 15 Program Pengembangan Wilayah
Transmigrasi
Meningkatnya kuantitas dan
kualitas transmigrasi
3 lokasi/
5 KK
3 lokasi 3 lokasi/
10 KK
80.000.000 3 lokasi/
30 KK
265.000.000 3 lokasi/
30 KK
275.000.000 3 lokasi/
35 KK
295.000.000 3 lokasi/
35 KK
305.000.000 15 lokasi/
140 KK
1.220.000.000 DINSOSNAKER-
TRANS
JUMLAH TOTAL - - 405.136.032.500 466.167.055.440 493.036.175.924 518.282.851.768 540.562.415.436 2.410.641.407.939
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016 VIII-21
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 1
BAB V
VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif
dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil,
manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian
kinerja suatu program atau kegiatan. Penetapan indikator kinerja
daerah bertujuan untuk memberi gambaran mengenai ukuran
keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dari sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya
dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan
daya saing. Keberhasilan ditunjukan dari pencapaian target
indikator pembangunan daerah setiap tahun sehingga kondisi
kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan indikator
keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah periode
2012-2016. Keberhasilan indikator kinerja tersebut juga diperlukan
oleh masyarakat dalam rangka perwujudan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Indikator keberhasilan pembangunan daerah yang termaktub
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Banjarnegara periode 2011-2016 terdiri dari 3 (tiga)
aspek, yaitu: Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan
Umum, dan Aspek Daya Saing Daerah.
10.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat adalah gambaran
tentang kondisi kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial,
serta seni budaya dan olahraga.
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 2
Tabel 9.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
I Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 Laju Pertumbuhan Ekonomi
4,89 - 5,39 5,42 5,61 5,89 6,07 6,07
2 Laju inflasi kabupaten 7,13 4,73 7,23 7,17 7,52 7,34 7,03 7,03
3 PDRB per kapita (Rp 000)
7.214,07 - 8.011,94 8.898,06 9.882,1
9
10.975,1
6
12.189,0
1
12.189,01
4 Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)
0,53 - 0,52 0,50 0,49 0,48 0,47 0,47
5 Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
80,83 - 82,11 84,52 86,92 89,32 91,72 91,72
Fokus Kesejahteraan Sosial
I Pendidikan
1 Angka melek huruf 99,96 99,96 99,97 99,98 99,98 99,99 100 100
2 Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A
103,95 97,31 97,85 98,38 98,92 99,46 100 100
3 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B
95,81 80,83 83,67 86,50 89,33 92,17 95,00 95,00
4 Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C
51,06 52,47 53,24 54,01 54,78 55,54 56,31 56,31
5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
98,05 96,93 97,47 98,01 98,55 99,08 99,62 99,62
6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
95,81 78,76 81,59 84,43 87,26 90,09 92,93 92,93
7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
45,91 45,14 45,91 46,68 47,45 48,22 48,99 48,99
8 Angka rata-rata lama sekolah
6,33 6,51 6,65 6,8 6,95 7,10 7,10
II Kesehatan
1 Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
15,09 15,78 10,1 10,0 9,8 9,0 8,5 8,5
2 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
61,18 74,29 74,25 74 70 60 60 60
3 Angka usia harapan hidup
69,04 - 69.22
69,38 69,55 69,77 70,01 70,30 70,30
4 Persentase balita gizi buruk (BB/TB)
0,14 0,07 1 1 1 1 1 1
III Ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja
0,97 0,97 0,97 0,97 0,98 0.98 0,99 0,99
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 3
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
IV
Seni Budaya dan Olahraga
1 Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk
0,069 0,069 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070
2 Gedung kesenian per 10.000 penduduk
0 0 0 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001
3 Pemuda dan Olahraga
a Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0016 - 0,0016
0,0016 0,0016 0,0016 0,0016 0,0016
b Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0003 - 0,0003
0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003
10.2. Aspek Pelayanan Umum
Aspek pelayanan umum adalah gambaran mengenai
pelayanan pemerintah dalam 26 (dua puluh enam) urusan
wajib dan 5 (lima) urusan pilihan.
Tabel 9.2. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Aspek Pelayanan Umum
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Fokus Layanan Urusan Wajib
I Pendidikan
1 Pendidikan dasar:
a Angka partisipasi sekolah:
Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun
99,60
96,95
97,49
98,03
98,57
99,11
99,65
99,65
Angka partisipasi sekolah usia 13-15 tahun
91,54
80,57
83,4
86,23
89,06
91,89
94,72
94,72
b Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
67,56
63,36
67,56
67,56
67,56
67,56
67,56
67,56
c Rasio guru/murid SD/MI
1:15 1:15 1:16
1:17 1:18 1:19 1:20 1:20
d Rasio guru/murid SMP/MTs
1:17 1:15 1:17 1:18 1:19 1:20 1:21 1:21
2 Pendidikan menengah
a Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun
47,13
44,66
45,43
46,20
46,97
47,74
48,51
48,51
b Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
9,75
10,24
10,44
10,64
10,84
11,04
11,24
11,24
c Rasio guru terhadap murid
1:16 1:16 1:17 1:18 1:19 1:20 1:21 1:21
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 4
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
3 Fasilitas Pendidikan:
a Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
66,50 66,71 76,50 81,50 86,50 91,50 96,50 96,50
b Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik
79,70 80,75 85,70 88,70 91,70 94,70 97,70 97,70
c Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
90,17 91,56 92,17 93,17 94,17 95,17 96,17 96,17
4 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil
100 100 100
5 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
100 100 100
6 Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik
100 100 100
7 Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
100 100 100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 5
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
8 Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan , dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan.
100 100 100
9 Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran
100 100 100
10 Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan
100 100 100
11 Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
100 100 100
12 Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
100 100 100
13 Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta.
100 100 100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 6
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
14 Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi.
100 100 100
15 Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik.
100 100 100
16 Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga pulu lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus)
100 100 100
17 Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika , IPA, Bahasa Indonesia ,dan Bahasa Inggris
100 100 100
18 Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
100 100 100
19 Disetiap SMP/MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
100 100 100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 7
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
20 Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.
100 100 100
21 Seetiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.
100 100 100
22 Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.
100 100 100
23 Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.
100 100 100
24 Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester.
100 100 100
25 setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik
100 100 100
26 Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama
100 100 100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 8
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
27 Angka Rata-rata UN
a Angka rata-rata UN SD/MI
7,21 7,33 7,50 7,65 7,75 7,80 7.83 7,83
b Angka rata-rata UN SMP/MTs
6,66 6,99 7,04 7,20 7,35 7,45 7,50 7,50
c Angka rata-rata UN SMA/MA
7,87 8,34 8,42 8,48 8,52 8,56 8,58 8,58
d Angka rata-rata UN SMK
7,42 8,07 8,13 8,18 8,22 8,25 8,27 8,27
28 Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
100 100 100
a Kelas I-II : 18 (delapan belas) jam per minggu;
100 100 100
b Kelas III :24 (dua puluh empat) jam per minggu;
100 100 100
c Kelas IV-VI: 27 (dua puluh tujuh ) per minggu;
100 100 100
d Kelas VII-IX: 27 (dua puluh tujuh) per minggu;
100 100 100
29 Satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai ketentuan yang berlaku.
100 100 100
30 setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
100 100 100
31 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
100 100 100
APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
69,05 60,68 69,15 69,20 69,25 69,30 69,35 69,35
32 Angka Putus Sekolah:
a Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
0,27 0,29 0,23 0,21 0,19 0,17 0,15 0,15
b Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
0,76 0,99 0,66 0,61 0,56 0,51 0,46 0,46
c Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
0,86 1,19 0,76 0,71 0,66 0,61 0,56 0,56
33 Angka Kelulusan:
a Angka Kelulusan (AL) SD/MI
97,65 99,85 99,90 99,95 99,96 99,97 99,98 99,98
b Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
99,19 96,44 97,56 98,12 98,68 99,24 99,80 99,80
c Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
97,27 99,93 99,94 99,95 99,96 99,97 99,98 99,98
34 Angka Melanjutkan
a Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
89,87 87,98 89,97 91,97 93,97 95,97 97,97
97,97
b Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
67,19 69,06 70,06 71,06
72,06 73,06 74,06 74,06
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 9
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
35 Kualifikasi Guru
a Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
26,71 49,63 54,63 59,63 64,63 69,63 74,63 74,63
b Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
89,10 90,55 92,10 93,60 95,10 96,60 98,10 98,10
c Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
95,78 96,64 96,78 97,28 97,78 98,28 98,78 98,78
d Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
89,89 95,60 96,60 97,10 97,60 98,60 99,00 99,00
II Kesehatan
1 Rasio posyandu per satuan balita
20/ 1000
20/ 1000
20/ 1000
20/ 1000
20/ 1000
20/ 1000
20/ 1000
20/ 1000
2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
0,1/ 1.000
0,1/ 1.000
0,1/ 1.000
0,1/ 1.000
0,1/ 1.000
0,1/ 1.000
0,1/ 1.000
0,1/ 1.000
3 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
0,004/1000
0,004/100
0
0,003/1000
0,003/1000
0,003/1000
0,003/1000
0,004/1000
0,004/1000
4 Rasio dokter per satuan penduduk
0,06/ 1000
0,06/1000
0,06/1000
0,06/1000
0,07/1000
0,08/1000
0,09/1000
0,09/1000
5 Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk
1,146/1000
1,146/100
0
1,146/1000
1,170/1000
1,170/1000
1,180/1000
1,180/1000
1,180/1000
6 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
100 100 100 100 100 100 100 100
7 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
100 100 100 100 100 100 100 100
8 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)
87
87,9
90
90
95
95
100
100
9 Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (%)
88,13
93,2
94
95
97
100
100
100
10 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (%)
100 100 100 100 100 100 100 100
11 Kesembuhan penderita TBC BTA Positif
90 89 90 95 97 99 100 100
12 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
0,46 0,87 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
13 Penderita malaria yang diobati
100 100 100 100 100 100 100 100
14 Jumlah penderita malaria baru (API)
0,83 0,87 0,6 0,45 0,35 0,19 0,09 0,09
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 10
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
15 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun
4 6 6 6 6 7 7 7
b. Penemuan penderita pneumonia balita
100 43,2 100 100 100 100 100 100
c. Penemuan pasien baru TB BTA (+)
42 42,3 45 50 60 70 80 80
d. Penderita DBD
yang ditangani
100 100 100 100 100 100 100 100
e. Penemuan
penderita diare
100 56,6 100 100 100 100 100 100
16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten
100 100 100 100 100 100 100 100
17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100 100 100 100 100 100
100 100
18 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 100 100 100 100 100 100 100
19 Cakupan kunjungan bayi
98 97,3 100 100 100 100 100 100
20 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4
90 87,6 95 95 95 100 100 100
21 Cakupan pelayanan nifas
95,52 82,1 90 90 95 100 100 100
22 Cakupan pelayanan anak balita
87,9 77 80 85 85 90 95 95
23 Persentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani
100 100 100 100 100 100 100 100
24 Cakupan pemberian makanan pendam ping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
100 6,4 100 100 100 100 100 100
25 Cakupan puskesmas 175 175 175 175 175 175 175 175
26 Persentase cakupan rawat jalan
23,1 27,36 28 29 30 30 30 30
27 Persentase cakupan rawat inap
1,08 2,82 3 3 4 5 5 5
28 Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100 100 100 100 100 100 100 100
29 Cakupan Desa Siaga Aktif
47,8 34,2 35 40 45 50 50 50
30 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas
57,3 64 65 66 67 68 69 69
31 Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
52,36 53 55 60 70 75 80 80
32 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
13,47 18,17 20 25 30 35 45 45
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 11
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
33 Persentase penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS)
40,08 42,85 45 50 60 75 80 80
34 Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan
67 70 80 82 85 90 90 90
35 Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan
31,48 23,22 30 45 65 85 85 85
36 Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
56 57 60 70 85 100 100 100
37 Balita yang datang dan ditimbang
69,73 70,84 70 70 75 75 80 80
38 Balita yang naik berat badannya
72,39 71,54 73 74 75 77 80 80
39 Balita bawah garis merah
1,48 1,45 <15 <15 <10 <10 <5 <5
40 Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun
99,12 97,72 100 100 100 100 100 100
41 Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun
99,08 97,93 100 100 100 100 100 100
42 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit A
95,52 95,91 96 97 98 99 100 95
43 Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
77,8 85,75 90 90 90 95 95 95
44 Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif
52,36 56,33 65 65 65 70 70 70
45 Persentase desa dengan garam beryodium baik
74,52 79,94 90 90 90 95 95 95
46 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
78 97,1 98 98,5 99 100 100 100
47 Persentase Posyandu Purnama
22,37 22,37
25 30 40 45 55 55
48 Persentase Posyandu Mandiri
11,8 11,8 13 15 18 20 25 25
49 Cakupan Peserta KB Aktif (%)
70 79,4 80 85 90 100 100 100
50 BOR (Bed Occupancy Rate) / Pemanfaatan TT rawat inap (%)
63.90
65
75
75
75
75
75
75
51 LOS (Average Length of Stay/Av
LOS) / Rata-rata hari perawatan pasien (hari)
3,4 3,8 4 sd 6 4 sd 6 4 sd 6 4 sd 6 4 sd 6 4 sd 6
52 TOI ( Turn Over Interval) / Rata-rata TT tidak digunakan (hari)
1.7
2.2
2 sd 3 2 sd 3 2 sd 3 2 sd 3 2 sd 3 2 sd 3
53 BTO ( Bed Turn Over) / Frekuensi pemakaian TT (kali)
77.4 58
60 - 70
60 - 70 60 - 70
60 - 70 60 - 70 60 - 70
54 Kelengkapan jenis pelayanan
spesialis (%/jenis)
62,5 (10
jenis)
62,5 (10
jenis
67 (11
Jenis)
75 (12
Jenis)
92 (14
Jenis)
95 (15
Jenis)
100 (16
Jenis)
100 (16
Jenis)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 12
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
57 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit
80
90
100
100
100
100
III Pekerjaan Umum
1 Persentase rumah tinggal bersanitasi
43,84 44,5 45,00 46,00 47,00 48,00 49,00 49,00
2 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam)
50,94
51,32
55,82
59,75
63,13
65,95
68,20
68,20
3 Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten
30 60 100 100 100 100
4 Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per individu melakukan perjalanan
30 60 100 100 100 100
5 Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat
20 40
60
6 Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
20 40
60
7 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m)
1,80
1,80
2,03
2,21
2,41
2,61
2,81
2,81
8 Tersediannya pedoman Harga Standar Bangunan Negara (HSBGN) di Kabupaten
100 100 100 100 100
100
9 Tersediaanya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam ) dan tidak lebih dari 2 kali setahun
20 30 40 50
10 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada
30 60 100 100 100 100
11 Rasio Jaringan Irigasi (%)
8,46 9,09 9,23 10,36 10,99 12,15 12,26 12,26
12 Jaringan irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
10.052
10.80
1
11.342
12.283
13.025
13.766
14.507
14.507
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 13
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
IV Perumahan
1 Rumah tangga pengguna air bersih
45,40
41,5
55,00
62,00
70,00
80,00
85,00
85,00
2 Rumah tangga pengguna listrik (%)
59,01
64,70
67,00
70,00
73,00
76,00
79,00
79,00
3 Rasio rumah layak huni (%)
45,5 46,5 47,00 48,00 49,00 50,00 51,00 51,00
4 Cakupan layanan rumah layak huni
11 22 33 44 55 55
5 Berkurangnya luasan pemukiman kumuh di kawasan perkotaan
11 22 33 44
55
55
6 Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari
30 60 100 100 100 100
7 Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penye-diaan Air Minum dng jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/ orang/ hari
58 64 70 80
V Penataan Ruang
1 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaaatan ruang sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta rincinya
-
-
33,30
66,60
100% 100% 100% 100%
2 Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten beserta rencana rincian melalui peta analog dan peta digital
33,30 66,60 100 100 100 100
3 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan anak-anak ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang
33,30 66,60 100 100 100 100
4 Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja
33,30 66,60 100 100 100 100
5 Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/ kawasan perkotaan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 14
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
VI Perencanaan Pembangunan
1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok
2 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA
1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok
3 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
1 dok 1 dok 1 dok 2 dok 3 dok 4 dok 5 dok 5 dok
4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%)
100 100 100 100 100 100 100 100
VII Perhubungan
1 Jumlah arus penumpang angkutan umum
947.965 928.122
908.274 882.554 838.427 796.505 756.680 756.680
2 Rasio ijin trayek 0,00041 0,00041
0,00041 0,00041 0,00041 0,00041
0,00041 0,00041
3 Jumlah uji kir angkutan umum
1.032 1.085 1.138 1.188 1.244 1.297 1.351 1.351
4 Jumlah Terminal Bis 7 7 7 7 7 7 7 7
5 Angkutan darat 0,040 0.048 0,043 0,044 0,047 0,050 0,053
0,053
6 Kepemilikan KIR angkutan umum (%)
93,48 96,19 96,97
97,11 97,56 97,83 98,06 98,06
7 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
8 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
43.500 43.500
43.500 43.500 43.500 43.500 43.500 43.500
9 Pemasangan Rambu-rambu (%)
15,98 24,49 39,57 54,64 69,71 84,78 100 100
VIII Lingkungan Hidup
1 Persentase penanganan sampah 43,85 48,66 60 65 70 80 85 85
3 Pencemaran status mutu air
95,00 95,00 100 100 100 100 100 100
4 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air
12,30 15,60 18,00 21,00 24,00 27,00 30,00 30,00
5 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
100 100 100 100 100 100 100 100
6 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0.03 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.08
7 Penegakan hukum lingkungan (%)
25,00 0 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 50,00
8 Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU)
11 22 33 44 55 55
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 15
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
9 Jumlah usaha dan /atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
50 100 100 100 100 100
10 Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
50 100 100 100 100 100
11 Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya
50 100 100 100 100 100
12 jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan /atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti
45 90 100 100 100 100
13 Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai
24 36 48 60
14 Tersedianya sistem air limbah sekala komunitas/ kawasan/ kota
10 20 30 40
15 Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan
10 20 30 40
16 Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan
55 60 70 100 100 100
IX Pertanahan
1 Jumlah bidang lahan bersertifikat
2658 4388 3000 3200 3500 3700 4000 17400
2 Penyelesaian kasus tanah Negara (%)
100 100 100 100 100 100 100 100
3 Penyelesaian izin lokasi (%)
95,00 100 100 100 100 100 100 100
X Kependudukan dan Catatan Sipil
1 Kepemilikan KTP (%) 87,87 94,77 94,76 96,06 97,36 98,66 100 100
2 Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau e-KTP untuk yang pertama kali
60 70 80 90 100 100
3 Rasio bayi berakte kelahiran (%)
76,27 83,70 100 100 100 100 100 100
4 Rasio pasangan berakte nikah
100 100 100 100 100 100 100 100
5 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
58,53 60,93 62,83 64,64 66,37 67,93 69,21 69,21
6 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
Belum Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
7 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
8 Cakupan pelayanan penerbitan akte kelahiran
76,27 83,70
100 100 100 100 100 100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 16
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
XI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%)
69,23
65,58
66,00
66,02
66,20
66,35
66,37
66,37
2 Rasio KDRT 0,0120 0,0091 0,0077 0,0075 0,0074 0,0072 0,0071 0,0071
3 Partisipasi angkatan kerja perempuan
22,21 - 21,91 23,00 24,00 25,00 26,00 26,00
4 Penyelesaian pengaduan perlin dungan perempuan dan anak dari tin-dakan kekerasan (%)
90,00 75,00 80,00 90,00 100,00 100,00 100,00 100,00
5 Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan dasar
0,95 0,96 0,96 0,98 0,98 0,98 0,98 0,98
6 Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan menengah
0,93 0,93 0,92 0,92 0,98 0,98 0,98 0,98
7 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun
0,97 0,97 0,98 0,98 0,98 0,99 0,99 0,99
8 Persentase perempuan di lembaga legislative
16,00 16,00 16,00 16,00 30,00 30,00 30,00 30,00
9 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu ter laksana KIP / A dan PPT / PKT di RS
100 100 100 100 100 100 100 100
10 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang men dapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
64 65 70
85
100
100
100
100
11 Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu
53 55 60
64 75 75 75 75
12 Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu
54 59 60 75 75 75 75 75
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 17
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
13 Cakupan penegakan hukum dan tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan hukum
67 69 40 45 55
14 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum
34 37 40 45 50
15 Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan
35 39 40 45 50
16 Cakupan pelayanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan
64 67 70 80 100 100 100 100
XII Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 Rata-rata jumlah anak per keluarga
2,20 2,20 2,17 2,15 2,13 2,10 2,00 2,00
2 Rasio akseptor KB (%)
81,01 76,59 76,70 77,00 78,00 79,00 80,00 80,00
3 Jumlah peserta KB aktif
157.614 149.575
149.696 150.000 151.000 152.000 153.000 153.000
4 Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah usia 20 tahun
3,60 3,54 3,54 3,52 3,46 3,46 3,46 3,46
5 Cakupan sasaran pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB Aktif
74,10 74,20 74,20 74,20 74,20 74,20
6 Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)
7,54 7,40 7,25 7,00 5,00 5,00 5,00 5,00
7 Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
60,20 60,30 60,50 60,75 70,00 75,00 75,00 75,00
8 Cakupan PUS peserta KB anggota Usia Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
64 69 70,00 75,00 87,00 87,00 87,00 87,00
9 Ratio Penyuluh KB / Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB Desa (PPKBD) setiap desa / kelurahan 2 PPKBD
33,00 24,60 86,00 90,00 100,00 100,00 100,00 100,00
10 Ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap Desa / kelurahan 1 PPKBD
100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
11 Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat
33,30 30
66,60 30
100,00 30
100,00 30
100,00 30
100,00 30
12 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
53,72 53,70 53,00 52,75 52,50 52,25 52,25 52,00
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 18
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
XIII Sosial
1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
4 4 4 4 4 4 4 4
2 Persentase PMKS skala Kabupaten yang memperoleh Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
28 41 53 67 80 80
3 Persentase PMKS skala Kabupaten yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
27,95 40,95 53,95 66,95 80,00 80,00
4 Persentase Panti Sosial skala kabupaten yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial
45 50 60 80
5 Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial
20,90 30,70 60,00
6 Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
14,00 21,00 27,00 34,00 40,00 40,00
XIV Ketenagakerjaan
1 Angka partisipasi angkatan kerja
69,99
71,97
73,95
75,93
77,91
79,89
81,87
81,87
2 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
8,13
5,10
10,01
14,92
19,83
24,74
29,65
29,65
3 Tingkat partisipasi angkatan kerja
69,99
71,97
73,95
75,93
77,91
79,89
81,87
81,87
4 Pencari kerja terdaftar yang ditempatkan
65,17
48,24
50,00
53,00
59,00
62,7
70,00
70,00
5 Tingkat pengangguran terbuka
3,10
3,10
2,83
2,56
2,29
2,02
1,75
1,75
6 Keselamatan dan perlindungan
100
100
100
100
100
100
100
100
7 Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
100
100
100
100
100
100
100
100
8 Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek
40,0 42 44 46 50 50
9 Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama
38 41 44 47 50 50
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 19
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
10 Besaran pemeriksaan perusahaan
24 29 34 39 45 45
11 Besaran pengujian peralatan di perusahaan
22,0 29 36 43 50 50
12 Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
40 50 60 70 75 75
13 Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat
33 40 50 58 60 60
14 Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan
37 41 46 52 60 60
XV Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1 Persentase koperasi aktif
79,16 79,75 80,24 80,72 81,18 81,61 82,02 82,02
2 Jumlah BPR/LKM (buah/unit)
209 227 240 255 267 280 294 294
3 Usaha Mikro dan Kecil (buah/unit)
21.394 23.329 23.562 23.798 24.036 24.276 24.519 24.519
XVI Penanaman Modal
1 Jumlah investor berskala nasional
889 685 719 754 791 830 871 871
2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (Rp 000.000)
198.462,04
282.686,72
296.821,06
311.662,11
327.245,22
343.607,48
360.787,85
360.787,85
3 Daya serap tenaga kerja
3.035 2.927 3.073 3.226 3.387 3.556 3.733 3.733
4 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
O,42 44,07 19,25 21,17 23,29 25,62 28,18 28,18
5 Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap
- 100%
- 100%
33,33
66,66
100% 100% 100% 100%
XVII
Kebudayaan
1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya
66 Kali 66 Kali
66 Kali 70 Kali 75 Kali 80 Kali 85 Kali 85 Kali
2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
0,0002 0,0002
0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002
3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
0,00% 0,00%
0,00% 2,44% 2,44% 4,88% 4,88% 4,88%
XVIII Kepemudaan dan Olahraga
1 Jumlah organisasi pemuda
24 24 24 24 24 24 24 24
2 Jumlah organisasi olahraga
27 27 27 27 27 27 27 27
3 Jumlah kegiatan kepemudaan
7 7 7 7 7 7 7 7
4 Jumlah kegiatan olahraga
5 5 5 5 5 5 5 5
5 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
4
4
4
4
4
4
4
4
6 Lapangan olahraga 46
46
46
46
46
46
46
46
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 20
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
XIX Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
2
1
6
12
18
24
30
30
2 Kegiatan pembinaan politik daerah
1
1
5
10
15
20
25
25
3 Prosentase Bencana yang tertangani dengan baik
95 100 100 100 100 100 100 100
4 Persentase korban bencana skala Kabupaten yang menerima Bantuan sosial selama masa tanggap darurat
5 Persentase korban bencana skala Kabupaten yang dievakuasi dengan menggunakan sarpras tanggap darurat lengkap
- - 27 41 54 67 80 80
6 Jumlah titik rawan bencana yang telah dipantau dalam rangka mengantisipasi bencana
35 50 70 80 80 90 90 90
XX Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
0,69
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
1,10
1,10
2 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
99,62
85,52
86,44
86,76
87,07
87,65
85,71
85,71
3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
2,37
2,34
2,38
2,42
2,45
2,49
2,52
2,52
4 Laju Pertumbuhan PDRB
4,89
-
5,39
5,42
5,61
5,89
6,07
6,07
5 Angka Kemiskinan 19,17
-
17,89
15,48
13,08
10,68
8,28
8,28
6 Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
di-bangun
di- bangun
realisasi Pengem-bangan
Pengem- bangan
Pengem-bangan
Pengem- bangan
7 Penegakan PERDA 100 100 100 100 100 100 100 100
8 Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam)
3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 4 x
9 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (keter tiban, ketentraman, keindahan) di Kab. (%)
100 100 100 100 100 100 100 100
10 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten (%)
0,996 0,856 0,864 0,876 0,871 0,873 0,876 0,876
11 Cakupan petugas Linmas (%)
20 30 40 50 60 60
12 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
0.00187
0.00187
0.003739
0.003739
0.004674
0.004674
0.006544
0.006544
13 Cakupan pelayanan bencana kebakaran (%)
6 13 19 25
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 21
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
14 Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (%)
20
15 Cakupan sarana prasarana perkan toran pemerintahan desa yang baik (%)
75,19 75,19 78,95 82,71 84,59 86,45 88,35 88,35
16 Sistim Informasi Manajemen Pemda
5 5 1 1 1 1 1 5
17 Jumlah clien yang terhubung dengan web Pemda
57 2 32 35 20 32 30 149
18 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
19 Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN)
90 96,4 100 100 100 100 100 100
20 Pembinaan pelayanan publik
0 0 0 15 15 15 14 59
21 Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
22 Meningkatnya jumlah PAD (Rp Milyar)
62,48 71,106
63,548 65,985 81,747 85,017 88,418 88,418
23 Rasio PAD terhadap pendapatan daerah
7,35 6,59 5,68 5,68 6,78 6,77 6,76 6,76
24 Tersusunnya pengelolaan keuangan daerah yang tepat waktu
ya ya ya ya ya ya Ya
25 Opini Laporan Keuangan
WDP WDP WDP WDP WTP WTP WTP
26 Prosentase penyelesaian TLHP Reguler Inspektorat Kab Banjarnegara
85% 85% 87% 89% 91% 93% 95% 95%
27 Prosentase penyelesaian penanganan kasus
90% 92% 92% 94% 94% 96% 96% 96%
28 Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat Propinsi
94% 96% 96% 97% 97% 98% 98% 98%
29 Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPKP
- 81,82 82 84 86 88 90 90
30 Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK
65,22 66 68 70 72 74 78 78
31 Persentase Jumlah SKPD yang ber-SPIP
0 0 0 10 40 70 100 100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 22
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
32 Rasio PNS Lulusan S1
33,51 36,87 40,16 43,00 46,46 49,98 53,57 53,57
33 Rasio PNS Lulusan S2/S3
1,56 1,68 1,79 1,84 1,98 2,07 2,20 2,20
34 Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim
59,39 59,51 60,12 66,26 71,17 76,07 80,98 80,98
35 Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur
64,71 55,81 51,43 69,23 83,33 90,91 100 100
36 Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis
6,80 7,56 8,31 8,96 9,74 10,53 10,87 10,87
XXI Ketahanan Pangan
1 Regulasi ketahanan pangan
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
2 Ketersediaan pangan utama
110,20 112,67 114,34 116,23 118,44 120,84 122,56 122,56
3 Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
82,30 82,70 84 86 88 90
4 Ketersediaan Energi dan protein per kapita
- - 60 70 80 90
5 Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah
- - 60 70 80 90
6 Ketersediaan cadangan pangan
- - 30 40 50 60
7 Stabilisasi harga dan pasokan pangan
- - 60 70 80 90
8 Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
- - 50 60 70 80
9 Penanganan Kerawanan Pangan
- - 30 40 50 60
XXII
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
57,10
65,84
65,90
66,00
66,05
66,10
66,15
66,15
2 Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi
13
13
13
15
17
19
21
21
3 PKK aktif (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
4 Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga di setiap Desa
33,30 66,60 100,00 100,00 100,00
100,00
5 Posyandu aktif 81,97 82 85,80 89 89,42 93,31 97,45 97,45
6 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
20,00 33,00 33,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00
XXIII Statistik
1 Buku ”kabupaten dalam angka”
1 dok 1 dok
1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 5 dok
2 Buku ”PDRB kabupaten”
1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 5 dok
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 23
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
XXIV Kearsipan
1 Pengelolaan arsip secara baku
1,79% 2,99%
1,79% 5,36% 1,79% 5,36% 3,57% 3,57%
2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan
1 keg - - 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg
XXV Komunikasi dan Informatika
1 Jumlah jaringan komunikasi
7,11 7,13 7,13 7,23 7,28 7,29 7,29 7,29
2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
0,0112 0,0134
0,0095 0,009 0,0084 0,0078 0,0078 0,0078
3 Jumlah surat kabar nasional/lokal
6 7 7 7 7 7 7 7
4 Jumlah penyiaran radio/TV lokal
13 13 14 14 14 14 15 15
5 Web site milik pemerintah daerah
3 9 10 11 12 13 14 14
6 Pameran/expo 26 36 41 46 51 56 61 61
7 Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi nasional melalui:
a. Media massa seperti majalah , radio dan televisi
8 10 12
b. Media baru seperti website
setiap hari
c. Media tradisional seperti pertunjukan rakyat
12
d. Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan loka karya
8 10 12
8 Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat di tingkat kecamatan
50
XXVI Perpustakaan
1 Jumlah perpustakaan
1 1 1 1 1 1 1 1
2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (%)
4,72 3,51 4,50 4,55 4,60 4,65 4,70 4,70
3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
38,47 34,20 36,92 37,40 37,59 37,78 37,96 37,96
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 24
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Fokus Layanan Urusan Pilihan
I Pertanian
1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
- Produktivitas padi (kw/ha)
55.69 61.14 61,24 61.50 61.85 62.12 62.47 62.47
- Produktivitas Jagung (kw/ha)
41.89 44.16 45.00 45.85 46.90 47.50 48.20 48.20
- Produktivitas Kedelai (kw/ha)
7.84 9.58 10,00 10,53 11,20 11,65 12,20 12,20
Produktivitas Tanaman Hortikultura
- Durian (kg/pohon) 21.63 52.40 24,98 28,73 33,04 38,00 43,69 43,69
- Salak (kg/pohon) 15.36 17.73 15,67 15,83 15,98 16,14 16,30 16,30
- Pisang (kg/pohon) 34.51 43.12 38,78 41,10 43,57 46,18 48,95 48,95
- Kentang (kw/ha) 149.36 136.65
164.67 172.90 181.55 190.63 200.16 200.16
2 Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB
35,85 35,59 35.23 34.88 34.53 34.19 33.85 33,85
3 Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian
33,36
33,03
32,70
32,37
32,05
31,73
31,41
31,41
4 Jumlah Populasi Ternak
- Sapi
41.842
34.320
34.835
35.357
35.888
36.426
36.972
36.972
- Sapi Perah
42
2.867
2.910
2.954
2.998
3.043
3.089
3.089
- Kambing
184.847
185.056
188.75
7
192.53
2
196.38
3
200.31
1
204.31
7
204.31
7
- Domba
108.318
108.915
110.00
4
111.10
4
112.21
5
113.33
7
114.47
1
114.47
1
5 Prosentase Keberhasilan Inseminasi Buatan
- Perbandingan Jmlh Kelahiran dengan Pemakaian Semen
59,72 69,17 69,86 70,56 71,27 71,98 72,70
72,70
6 Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
4.38% 4.46% 4.46% 4.50% 4.50% 4.60% 4.60%
7 Produktivitas perkebunan
Kopi Robusta (ton/ha) 0,36 0,36 0,36 0,4 0,45 0,5 0,55 0,55
Kopi Arabika (ton/ha) 0,23 0,17 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,4
Kelapa Dalam (ton/ha) 0,77 0,77 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,78
Kepala Deres (ton/ha) 8,4 8,08 8 8,2 8,4 8,6 8,8 8,8
Teh (ton/ha) 1,16 1 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,4
Karet (ton/ha) 0,16 0,19 0,26 0,31 0,31
Tebu (ton/ha) 70 75 80 80 80 80
8 Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB
65,00
71,50
76,51
79,57
81,95
84,41
86,10
86,10
9 Cakupan bina kelompok petani (%) 9,97 12,47 15,06
17,66
20,26
22,86
25,45
25,45
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 25
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
II Kehutanan
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 3.82%
5,59%
4.57% 4.39% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33%
2 Kerusakan Kawasan Hutan
0,00% 2,18%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
3 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
0.64% 0.66% 0.66% 0.67% 0.67% 0.68% 0.68%
III Energi dan Sumber Daya Mineral
1 Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan
26,00 62,00 69,00 76,00 83,00 90,00 97,00 97,00
2 Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
0,53 0,52 0,52 0,52 0,53 0,53 0,54 0,54
3 Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi
60 60 60 60 110 110 170 170
4 Pemanfaatan potensi gas rawa
25 35 35 60 85 110 235 235
IV Pariwisata
1 Kunjungan wisata (%) 126,8 115,3 100 100 100 100 100 100
2 Pendapatan sektor pariwisata (%)
100,58 102,47 100 100 100 100 100
100
V Kelautan dan Perikanan
1 Produksi perikanan (ton)
6.524,95 7.051,00
9.009,95
10.967,94
13.308,93
16.453,66
20.254,07
20.254,07
2 Konsumsi ikan (kg/Kpt/th)
11,93 10,74 11,81
12,88 13,91 14,88 15,77 15,77
3 Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan
21.25 18.97 20.00 20.73 22.05 22.73 24.00
24.00
4 Produksi perikanan tangkap (ton)
1.081,40 1.257,00 1.282,00 1.308,00 1.334,00 1.360,70 1.381,40 1.381,40
VI Perdagangan
1 Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
13,56 13,63 13,56 13,62 13,71 13,76 13,82 13,82
2 Ekspor Bersih Perdagangan (Rp 000.000)
24.775 24.77
5 25.518 26.284 27.073 27.885 28.722 28.722
3 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
8.726 9.162 9.620 10.101 10.660 11.193 11.753 11.753
VII Perindustrian
1 Kontribusi sektor
Industri terhadap PDRB
12,73 11,51 12,74 12,76 12,77 12,78 12,79 12,79
2 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
2,02 2,21 3,41 2,64 2,89 3,16 3,46 3,46
3 Pertumbuhan Industri 19.083 19.273
19.551 19.829 20.107 20.385 20.663 20.663
4 Cakupan bina kelompok pengrajin
8.041 8.362
8.442 9.445 10.673 12.167 13.870 13.870
VIII Ketransmigrasian
1 Jumlah transmigran yang ditempatkan (KK)
5 35 35 35 35 35 35 175
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 26
10.3. Aspek Daya Saing
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi,
kekhasan, dan unggulan daerah. Daya saing (competitiveness)
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan
pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan
yang tinggi dan berkelanjutan.
Aspek daya saing terdiri dari fokus kemampuan ekonomi
daerah, fokus fasilitas wilayah/infrastruktur, fokus iklim
berinvestasi, dan fokus sumber daya manusia.
Tabel 9.3. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Aspek Daya Saing
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
II Pertanian
1 Nilai tukar petani
- NTP Petani Tan. Pangan & Hortikultura
143.97
147.00
147.73
148.47
149.21
149.96
150.71
150.71
- NTP Peternakan 196.67
192.02
192.98
193.94
194.91
195.89
196.87
196.87
- NTP Perikanan 101.02
102.21
102.72
103.23
103.75
104.27
104.79
104.79
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
I Perhubungan
1 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
0,73 0,65 0,59 0,53 0,49 0,45 0,42 0,42
2 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
947.965 928.122 929.005 882.554 838.427 796.505 756.680 756.680
3 Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun
947.965 928.122 929.005 882.554 838.427 796.505 756.680 756.680
II Penataan Ruang
1 Ketaatan terhadap RTRW
100 100 100 100 100 100
III Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 Jumlah bank 33 34 37 39 42 44 46 46
2 Jenis dan jumlah perusahaan asuransi
2 3 3 3 3 3 3 3
3 Jenis, kelas dan jumlah restoran
10,34% 10,34%
10,34% 10,00% 10,00% 9,68% 9,68% 9,68%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 IX - 27
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator
Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Kondisi Kinerja Akhir 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Fokus Iklim Berinvestasi
I Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 Angka kriminalitas 355 225 240 250 270 280 280 280
2 Jumlah demonstrasi 5 5 6 6 8 8 10 10
3 Lama proses perijinan
HO 3 hari 3 hari
3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari
IMB 3 hari 3 hari
3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari
SIUP 1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
Penggunaan Alun-alun
3 hari 3 hari
3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari
4 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
34 34 34 35 35 35 35 35
5 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
2
-
3 4 5 5 5 5
6 Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun
- - 20 40 60 80 100 100
Fokus Sumber Daya Manusia
I Ketenagakerjaan
1 Rasio lulusan S1/S2/S3
108,97 114,17
119,37
124,57
129,77
134,97
140,17
140,17
2 Rasio ketergantungan
39,75
38,90
38,05
37,20
36,35
35,50
34,65
34,65
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 X - 1
BAB X
KAIDAH TRANSISI DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
10.1. PEDOMAN TRANSISI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2016 merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah selama
lima tahun mendatang, yang dalam penyusunannya mengacu
pada RPJMN Tahun 2010-2014 dan RPJPD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2005-2025. RPJMD ini sekaligus
merupakan pedoman, landasan dan rujukan dalam penyusunan
Renstra-SKPD, yang selanjutnya pada setiap tahun dalam
kurun waktu 2011-2016 akan dijabarkan menjadi RKPD
Kabupaten Banjarnegara
Pedoman transisi yang disusun secara terpadu dalam
RPJMD 2011-2016 ini dimaksudkan untuk menjaga
kesinambungan pembangunan daerah dan mengisi kekosongan
dokumen perencanaan pembangunan daerah, khususnya untuk
tahun anggaran 2017. Program pembangunan daerah tahun
transisi (2017) perlu disusun untuk membantu Bupati/Wakil
Bupati terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) masa
jabatan periode 2016-2021, khususnya perencanaan tahunan
pada tahun 2017, baik RKPD maupun APBD Tahun 2017.
10.2. KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2016 yang
telah disusun ini hendaknya dapat dilaksanakan oleh segenap
pemangku kepentingan, terutama unsur pemerintah maupun
unsur non pemerintah, secara konsisten, jujur, transparan,
partisipatif, dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, perlu
kiranya untuk merumuskan beberapa kaidah terkait dengan
pelaksanaan RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-
2016 dalam langkah-langkah strategis sebagai berikut:
1. Seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara dan seluruh pemangku kepentingan
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016 X - 2
(stakeholders) berkewajiban untuk melaksanakan program-
program RPJMD dengan sebaik-baiknya.
2. Seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara, berkewajiban untuk menyusun Renstra-
SKPD dengan berpedoman pada RPJMD yang nantinya
akan menjadi pedoman dalam menyusun Renja-SKPD.
3. Seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara berkewajiban menjamin konsistensi antara
dokumen perencanaan Pusat, Provinsi Jawa Tengah,
Kabupaten Banjarnegara, dan Sektoral. RPJMN Tahun
2010-2014 dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-
2013.
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan
RPJMD, Bappeda Kabupaten Banjarnegara berkewajiban
untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
penjabaran RPJMD kedalam RKPD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012 sampai tahun 2016, baik dalam
mekanisme evaluasi tahunan maupun lima tahunan.
5. Substansi RPJMD digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah,
baik untuk evaluasi akhir tahun anggaran (1 tahun)
maupun evaluasi akhir masa jabatan Kepala Daerah (lima
tahun).
BUPATI BANJARNEGARA
SUTEDJO SLAMET UTOMO