Peraturan Bpjs Kesehatan No.2-2014_linta Meyla Putri
-
Upload
lintameyla -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
description
Transcript of Peraturan Bpjs Kesehatan No.2-2014_linta Meyla Putri
-
TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH ANALISIS KEBIJAKAN
Policy Review
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014
tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Pengaduan Peserta
Oleh :
Linta Meyla Putri
101211131047
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
i
-
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Model .................................................................................................. 2
1.4 Metode ................................................................................................ 2
BAB II RINGKASAN KEBIJAKAN ................................................................ 4
2.1 Tujuan Kebijakan ................................................................................ 4
2.2 Isi Pokok Kebijakan ............................................................................ 4
BAB II KAJIAN DASAR KEBIJAKAN ........................................................... 6
3.1 Sifat Kebijakan .................................................................................... 6
3.2 Metode Pendekatan .............................................................................. 6
BAB IV ANALISIS PASAL .............................................................................. 8
BAB V PEMIKIRAN PENYEMPURNAAN .................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11
ii
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar yang dimiliki oleh manusia. Oleh karena
itu setiap individu seharusnya memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan
yang tinggi, individu membutuhkan pelayanan kesehatan yang memadai. Dalam
Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam
program jaminan kesehatan sosial.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Tentu saja
terbentuknya sistem baru tentang Jaminan Kesehatan ini masih menimbulkan
tantangan dan masalah baru, khususnya terkait dengan pelayanan yang diberikan
dan respon dari peserta, sehingga cukup banyak menimbulkan pengaduan dan
keluhan peserta.
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS Pasal 48 ayat (1)
menyatakan bahwa BPJS wajib membentuk unit pengendali mutu pelayanan dan
penanganan pengaduan peserta1. Menurut NSW 2011 Ombudsmans Effective
Complaint Handling Guidelines disebutkan terdapat kebijakan dan prosedur
penanganan keluhan yang efektif yang dibagi dalam tiga tahap yaitu enabling
complaints, responding complaints, dan Accountability & Learning, yang terdiri
dari variabel commitment, visibility & access, fairness, resolution,
responsiveness, data collection, charges, accountability, review, assistance, dan
service improvement . Penanganan komplain secara efektif memberikan peluang
untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk
-
2
yang puas atau bahkan menjadi pelanggan abadi dan menumbuhkan loyalitas pada
perusahaan itu.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan haruslah mampu
memberikan sebuah pelayanan yang optimal bagi para pelanggannya agar
terciptanya kepuasaan terhadap jasa yang diberikan. Pelayanan keluhan yang
dilakukan secara optimal dapat dijadikan sebuah keunggulan jasa perusahaan,
serta dengan adanya keluhan maka perusahaan dapat terus melakukan perbaikan
terhadap pelayanan yang diberikan.
1.2 Tujuan
1. Tujuan dari analisis ini adalah untuk melakukan review terhadap Peraturan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014
tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Pengaduan Peserta .
2. Untuk mengetahui relevansi isi kebijakan dengan kondisi saat ini dan
keterkaitan dengan kebijakan lain yang mendasari tersusunnya Peraturan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014
tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Pengaduan Peserta.
1.3 Model
Terdapat beberapa model yang digunakan dalam melakukan analisis
kebijakan ini, yaitu:
a. Institusional Model
Analisis kebijakan ini dilakukan dengan melihat sudut pandang
institusi yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan karena melihat
bagaimana dan siapa yang melakukan kegiatan, siapa yang terdampak,
dan apakah mempengaruhi struktur sosial masyarakat dan hubungan
kelompok tertentu.
b. Rational Model
Analisis kebijakan ini juga menggunakan rational model untuk
melihat kesesuaian pelaksanaan kebijakan ini untuk masyarakat
-
3
1.4 Metode
Metode yang dilakukan adalah studi literatur. Kebijakan dikaji
pada tiap pasal dan dianalisis dengan membandingkan dengan beberapa
kebijakan lain yang digunakan sebagai acuan pada Peraturan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014 tentang
Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Pengaduan Peserta ini.
-
4
BAB II
RINGKASAN KEBIJAKAN
2.1 Tujuan Kebijakan
Sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014 tentang Unit Pengendali
Mutu Pelayanan dan Pengaduan Peserta, maka tujuan disusunnya
kebijakan adalah :
a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuaan pasal 48 Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan tentang Unit Pengendali Mutu dan Penanganan Pengaduan
Peserta.
b. Bahwa BPJS wajib membentuk unit pengendali mutu pelayanan dan
penanganan pengaduan Peserta.
2.2 Isi Pokok Kebijakan
a. BAB I KETENTUAN UMUM
Bab ketentuan ini berisikan berbagai definisi yang digunakan
untuk penjabaran dalam Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014 tentang Unit Pengendali Mutu
Pelayanan dan Pengaduan Peserta. Seluruh definisi yang ada adalam
Bab 1 mampu memberi penjelasan hal-hal yang berkaitan dengan isi
Peraturan BPJS ini.
b. BAB II UNIT PENGENDALI MUTU PELAYANAN DAN
PENANGANAN PENGADUAN PESERTA
Pada Bab 2 ini menjelaskan secara rinci tentang organisasi
pelaksana pengendali mutu dan penagduan peserta mulai dari tingkat
pusat, divisi regional dan cabang. Pasal 3 menjabarkan mengenai
mekanisme penanganan pengaduan peserta, jenis pengaduan peserta
baik secara langsung maupun tidak langsung.
-
5
c. BAB III PENYELESAIAN SENGKETA
Pada Bab 3 ini menjelaskan mengenai penyelesaian sengketa
dari hasil pengaduan peserta. Dalm bab 3 ini terdapat 3 pasal:
1) Pasal 4 berisi mengenai proses penyelesaian sengketa, proses
mediasi, dan penunjukan mediator.
2) Pasal 5 berisi mengenai penyelesaian oleh mediator, hasil mediadi
yang disepakati dan hasil mediasi yang tidak disepakati.
3) Pasal 6 berisi mengenai penyelesaian sengketa melalui pengadilan
d. BAB IV KETENTUAN PENUTUP
Berisi tentang penetapan peraturan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan sejak tanggal diundangkan dan ditempatkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
-
6
BAB III
KAJIAN DASAR KEBIJAKAN
3.1 Sifat Kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014 tentang Unit Pengendali Mutu
Pelayanan dan Pengaduan Peserta ini bersifat regulatif karena di dalamnya
bersifat mengatur tata kelola dalam menangani pengaduan peserta BPJS
Kesehatan dan penyelesaian sengketa terkait mutu pelayanan BPJS Kesehatan.
3.2 Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis kebijakan ini meliputi
institutional model dan rational model.
a. Institutional model
Terdapat beberapa institusi yang terlibat pada pelaksanaan Peraturan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 tahun 2014
tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Pengaduan Peserta ini,
beberapa diantaranya adalah:
1) Departemen Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Penanganan
Pengaduan Peserta di tingkat Pusat, Regional maupun Cabang.
BPJS Kesehatan di tingkat Ragional dan Kantor Cabang seharusnya
secara tertulis sudah memiliki visi misi yang berfokus pada pelanggan
sesuai dengan visi misi BPJS Kesehatan Nasional yang ingin
memberikan pelayanan yang prima bagi peserta JKN. Visi ini
diwujudkan dengan menjalin kerjasama kemitraan dengan fasilitas
kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta,
penyediaan teknologi pendukung, dan mendorong partisipasi
masyarakat untuk ikut dalam jaminan kesehatan nasional.
2) Institusi Pengadilan guna menyelesaikan sengketa antara peserta dan
pihak BPJS Kesehatan apabila melalui mediasi atau hasil mediasi tidak
disepakati oleh kedua pihak.
-
7
b. Rational Model
Rational Model menilai kesesuaia kebijakan dengan kondisi di
masyarakat. Dalam hal ini sebenarnya kebijakan yang disusun akan
memberikan dampak bagi masyarakat luas.
Dalam Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Nomor 2 tahun 2014 tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan
Pengaduan Peserta berhubungan langsung dengan masayarakat terkait
dengan penanganan ketidakpuasan yang dialami oleh peserta BPJS
terhadap pelayanan BPJS Kesehatan.
Dalam penelitian Elvita (2015), proses penyelesaian keluhan ini
yaitu peserta menyampaikan keluhannya lalu staf mencatat keluhan
tersebut di formulir keluhan yang telah tersedia. Jika keluhan bersifat
ringan maka keluhan langsung dapat diselesaikan pada hari saat itu juga,
apabila keluhan bersifat berat misalnya terkait dengan pelayanan dari
fasilitas kesehatan yang bekerjasama, maka staf akan menkonfirmasi
terlebih dahulu ke fasilitas pelayanan kesehatan terkait dengan jangka
waktu maksimal yaitu 5 x 24 jam untuk penyelesaiannya. Banyak Peserta
menyampaikan keluhan mereka secara langsung baik itu datang ke kantor
maupun langsung melakukan pengaduan ke staf BPJS center RS terkait
untuk mendapatkan penyelesian lebih mendetail peserta langsung bisa
menghadap kepada staf yang lebih berkompeten dan paham untuk
mendapatkan jawaban atas keluhannya.
-
8
BAB IV
ANALISIS PASAL
Pasal Ayat Bunyi Ayat Analisis Keterangan
1 4 Pengaduan adalah penyampaian
ketidakpuasan peserta atas pelayanan yang
diberikan oleh BPJS Kesehatan.
Belum jelas terkait jenis pelayanan yang
dimaksud disini. Pelayanan ketika
pendafataran ataukah ketika
penggunaan kartu BPJS.
Pelayanan yang dimaksud disini
seharusnya lebih diperjelas, apakah
jenis pelayanan ketika pendaftaran
di Kantor BPJS atau proses
pelayanan ketika menggunakan
kartu BPJS di fasilitas kesehatan.
6 Pusat Layanan Informasi BPJS Kesehatan
(Call Center 500 400) adalah pelayanan
pengaduan dan pemberian informasi
pelayanan yang diberikan selama 24 (dua
puluh empat) jam
Pusat Layanan Informasi hanya terbatas
pada satu nomor call center untuk
dihubungi, yang biasanya memerlukan
pulsa lebih bagi peserta untuk
melakukan panggilan langsung.
Dalam peraturan ini tidak dicantumkan
sms gateway milik BPJS.
Seharusnya setiap divisi regional
atau kantor cabang diberikan
wewenang untuk mendirikan
hotline service-nya sendiri dengan
nomor telepon lokal yang bisa di
jangkau dan diakses dengan telepon
atau sms, sehingga lebih ekonomis
bagi masyarakat.
2 4 Pengendali mutu pelayanan dan
penanganan pengaduan peserta
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) juga
dilakukan melalui:
a.BPJS Kesehatan Center;
b.Kantor Layanan Operasional
Kabupaten (KLOK); dan
Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa
pengendalian mutu pelayanan dan
penanganan pengaduan dilakukan
melalui tiga hal pada poin (a), (b), dan
(c), yang menimbulkan ambiguitas, apa
sebenarnya maksud, peran dan fungsi
dari ketiga hal ini. Padalah dalam ayat
-
9
c.Liaison Office (LO) sebelumnya disebutkan bahwa unit
pengendali mutu pelayanan dan
penanganan pengaduan peserta
dilakukan secara fungsional pada
tingkat Pusat, Divisi Regional, dan
Kantor Cabang.
3 1 Peserta yang tidak puas terhadap
pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan
dapat menyampaikan pengaduan kepada
BPJS Kesehatan
Tidak diperjelas pelayanan yang
dimaksud disini apakah juga mencakup
pelayanan ketika menggunakan kartu
BPJS di fasilitas pelayanan kesehatan.
4 2 Proses penyelesaian sengketa melalui
mediasi sebagaimana dimaksdu pada ayat
(1) dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan mengenai arbitrase
dsn alternatif penyelesaian sengketa.
Dalam konten mengingat pada halaman
awal dokumen peraturan ini tidak
dicantumkan peraturan yang mengacu
mengenai arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa.
4 Penunjukan Mediator sebagaimana
dimaksdu pada ayat (3) dilakuakn secara
tertulis disertai dnegan kesepakatan untuk
meneima hasil mediasi
Seharusnya ditambahkan keterangan
bahwa mediator adalah pihak yang
dirasa cukup netral dan tidak berpihak
atau memliki kepentingan terhadap
Peserta maupun BPJS.
-
10
BAB V
PEMIKIRAN PENYEMPURNAAN
1. Sebaiknya diperjelas kembali definisi pengaduan yang dimaksud oleh peserta
agar tidak menimbulkan ambiguitas.
2. Dalam peraturan seharusnya dicantumkan selengkpa-lengkapnya terkait
dengan saluran komunikasi yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan
keluhan karena meurut Cook (2005) penyediaan sarana dan prasarana menjadi
faktor pendukung yang dapat membantu segera terselesaikannya keluhan
pelanggan, kondisi sarana dan prasana yang baik akan membuat pelanggan merasa
nyaman dan aman dalam melakukan proses keluhan di perusahaan.
3. Seharusnya dicantumkan aturan yang berisi pemberian wewenang kapada
kantor cabang BPJS untuk membetuk hotline service agara proses penanganan
pengaduan bisa lebih cepat dan efektif untuk diselesaikan.
4. Sebaiknya ditambahkan keterangan bahwa mediator adalah pihak yang dirasa
cukup netral dan tidak berpihak atau memliki kepentingan terhadap Peserta
maupun pihak BPJS.
-
11
DAFTAR PUSTAKA
Cook, Sarah. 2005. Customer Care Excellent. Jakarta: PPM
Dunn, W. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Elvita, Meilinda. 2015. Analisis Penanganan Keluhan Peserta Bpjs Kesehatan Di
Kantor Cabang Utama Palembang Tahun 2015. Palembang: Univertsitas
Sriwijaya
NSW Ombudsman. 2010. Effective Complaint Handling Guidelines, 2nd Edition.
Sydney: Serving Parliament westeren Australians.
Republik Indonesia, 2011. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Republik Indonesia, 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Republik Indonesia, 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bnatuan Iuran Jaminan Kesehatan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.