Perang paderi

14

Transcript of Perang paderi

Nama Anggota:Bernika Intan Ifada (05)Bondan Nur Cahyo (07)Ilham Ferdianto B. (12)Qorinsyah (20)Rifka Handitasari (23)Septian Adira D. (28)

SMPN 1 BANTUL 2014/2015

Guru pembimbing:

Emi Nuraini, M.pd

Pada awal abad ke-19, muncul kelompok gerakan

wahabi di Sumatra Barat yang bertujuan memurnikan

kehidupan Islam. Kelompok pendukung gerakan ini

dikenal sebagai Kaum Paderi.

Gerakan Kaum Paderi mendapat tentangan dari

kelompok Kaum Adat.

Pemerintah kolonial Belanda berpihak pada

Kaum Adat. Pada tanggal 10 Februari 1821,

diadakan perjanjian antara kaum adat.

Belanda menduduki beberapa daerah di

Sumatra Barat. Peristiwa itu menandai

dimulainya Perang Paderi.

1) Datuk Malim Basa ( Tuanku Imam Bonjol )

2) Tuanku nan Cerdik

3) Tuanku Tambusai

4) Tuanku nan Alahan

5) Datuk Bandoro

6) Tuanku Pasaman

7) Tuanku nan Renceh.

Pada abad ke-19 islam berkembang pesat di daerah minangkabau.

- Tokoh tokoh islam berusaha menjalankan ajaran islam sesuai Al-Quran dan hadits.

- Gerakan itu kemudian dinamakan gerakan paderi.

- Gerakan itu bertujuan memperbaiki masyarakat minangkabau dan mengembalikan mereka ke-ajaran islam.

- Gerakan ini mendapat sambutan baik dikalangan ulama, tetapi mendapat pertentangan dari kaum adat.

Perang pertama antara kaum paderi dan

kaum adat terjadi di kota lawas, kemudian

meluas ke kota lain. Pemimpin kaum padri,

adapun kaum adat dipimpin oleh Dato’sati.

Pada perang tersebut kaum adat terdesak,

kemudian meminta bantuan kepada

belanda.

a. Tahap Pertama (1821-1825)

Pada tahap ini, peperangan terjadi:

Kaum paderi >< kaum adat yang dibantuoleh belanda.

Kaum paderi menggunakan siasatgerilya >< Belanda menggunakan senjatalengkap.

Dan pada saat itu Belanda amat sulit,mereka membujuk kaum paderi berdamai.(15-11-1825) Di Padang diadakanyaperjajian damai >< Tentara belanda ditarikdari Sumatera dipusatkan ke-perlawananDi Ponegoro(menumpas).

b. Tahap Kedua (1830-1837)

Setelah perang di Ponorogo selesai,

Belanda mulai melanggar perjanjian dan perang

paderi berkobar kembali. Pada perang ini, kaum

paderi dan kaum adat bersatu melawan Belanda.

Mula-mula kaum paderi mendapat banyak

kemenangan. Pada tahun 1834 Belanda

mengerahkan pasukan untuk menggempur pusat

pertahanan kaum paderi di Bonjol.

Isi pokok Perjanjian itu adalah soal

gencatan senjata antar kedua belah

pihaK

Pada tanggal 25 Oktober 1837, Tuanku Imam

Bonjol tertangkap, kemudian diasingkan di

Minahasa sampai wafatnya. Dengan menyerahnya

Imam Bonjol bukan berarti perang selesai, perang

tetap berlanjut walaupun tidak lagi

mengganggu usaha belanda untuk menguasai

Minangkabau.

Imam Bonjol dibawa kesana-kemari

sampai meninggal di Kampung

Luta(diasingkan). Dengan berakhirnya

perang Paderi pada tahun 1837,

seluruh Sumetera Barat jatuh ketangan

Belanda.