Perancangan Struktur Beton 1

24
1 ENCV600101 - Perancangan Struktur Beton 1 Sjahril A. Rahim Departemen Teknik Sipil FTUI 2014 Pokok Bahasan Konsep dasar, sifat tegangan-regangan beton dan baja, Kuat tekan karakteristik beton, evolusi kuat tekan beton Konsep kekuatan batas, penyederhanaan blok tegangan Whitney, Keruntuhan berimbang, Tulangan tunggal pada balok biasa Lanjutan tulangan tunggal, rasio tulangan maksimum dan minimum Tulangan rangkap pada balok biasa, peningkatan rasio tulangan maksimum Tulangan pada penampang balok T, Rasio tulangan maksimum Lanjutan, rasio tulangan maksimum balok T 1. Pendahuluan Digunakan secara luas, karena tersedianya secara luas: Baja tulangan Bahan pembuat beton: gravel, sand, dan cement Keterampilan relative sederhana Penggunaan Jembatan Bangunan Bangunan bawah tanah Tangki air Menara televisi Struktur offshore untuk eksplorasi dan produksi minyak Dams Kapal

description

Perancangan Struktur Beton 1

Transcript of Perancangan Struktur Beton 1

  • 1

    ENCV600101 - Perancangan Struktur Beton 1

    Sjahril A. RahimDepartemen Teknik Sipil FTUI

    2014

    Pokok Bahasan

    Konsep dasar, sifat tegangan-regangan beton dan baja, Kuat tekan karakteristik beton, evolusi kuat tekan beton

    Konsep kekuatan batas, penyederhanaan blok tegangan Whitney, Keruntuhan berimbang, Tulangan tunggal pada balok biasa

    Lanjutan tulangan tunggal, rasio tulangan maksimum dan minimum

    Tulangan rangkap pada balok biasa, peningkatan rasio tulangan maksimum

    Tulangan pada penampang balok T, Rasio tulangan maksimum

    Lanjutan, rasio tulangan maksimum balok T

    1. Pendahuluan

    Digunakan secara luas, karena tersedianya secara luas:

    Baja tulangan Bahan pembuat beton: gravel, sand, dan

    cement Keterampilan relative sederhana

    Penggunaan

    Jembatan Bangunan Bangunan bawah tanah Tangki air Menara televisi Struktur offshore untuk eksplorasi dan produksi

    minyak Dams Kapal

  • 2

    Jembatan Bangunan

    Brunswick Building

    Transfer Girder

    Concrete Truss Tube:

  • 3

    Shell Roof Shell Roof

    Menara Televisi Struktur offshore untuk eksplorasi dan produksi minyak

  • 4

    Mechanics of RC

    Concrete strong in compression but weak in tension

    Plain concrete beam, fails very suddenly and completely when the first crack forms

    Reinforced concrete beams Prestressed concrete beams

    (a) Beam and loads

    (b) Stresses in a plain concrete

    (c) Stresses in a rc beam

    (d) PC beam

    (e) Internal forces of PC beamF

    C

    FC

    C

    T

    C

    T

    a

    Reinforcing bars

    Hasil Uji Modul Balok

    24.5 mm 670 mm 670 mm 670 mm 245 mm

    P P

    250 mm

    400 mm

    2 d 10 mm

    2 D 16 + 1 d 10 mm

    Test arrangement

    Hasil Uji Modul Balok

    Mutu beton fc=33.55 MPa rata-rata Mutu baja Fy = 482.683 MPa untuk D 16 mm

    deform Mutu Baja Fy = 240 MPa untuk d 10 mm Peralatan Ukur: 3 Dial gauge Mitoyo dengan

    ketelitian 0.01 mm, 3 LVDT Pembenanan: 2 Hydraulic jack kapasitas a 200 kN Metode pembebanan: Semi Cyclic P ult = 2 x 118 kN

  • 5

    Hasil Uji Modul BalokGrafik Beban Lendutan

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    0 2 4 6 8 10 12 14

    Lendutan Dial 3 [mm]

    Beba

    n [k

    N]

    Balok Utuh

    Test beam after failure Pult=2 x 118 kN

    Elemen Struktur Beton Bertulang Elemen Struktur Beton BertulangStruktur flat plate dan Flat slab

  • 6

    Faktor yang mempengaruhi pemilihanKeuntungan

    Economy Suitability of material for architectural and

    structural function Fire resistance Rigidity Low maintenance Availability of materials

    Faktor yang mempengaruhi pemilihanKerugian

    Low tensile strength Forms and shoring Relatively low strength per unit weight or

    volume Time dependent volume change

    Formworks and shoring 2. Konsep Keamanan & Proses Perancangan

  • 7

    Tujuan PerancanganStruktur harus memenuhi empat kriteria utama:

    Kelayakan (appropriatness):Struktur harus pas dengan lingkungannya dan menjadi bagian estitika

    Ekonomis Struktur harus mampu:

    (a) Struktur menahan beban yang direncanakan(b) Struktur tidak boleh berdefleksi, tilt,vibrasi, atau

    crack yang merusak penggunaan Maintainability: Minimum dan simple maintenance

    Limit States dan perancangan beton bertulangLimit States:

    1. Ultimate limit states2. Serviceability limit states3. Special limit states

    Ketika sebuah struktur atau elemen struktur menjadi tidak layak untukpenggunaannya, dikatakan mencapai limit state.

    Untuk struktur beton bertulang dapat dibagi kedalam tiga grup:

    1. Ultimate limit states: keruntuhan sebuah struktursebagian atau keseluruhan. Kemungkinan terjadinya harus kecil, sebab dapat menyebabkan kehilangan nyawa dan kehilangan finansial(a) Kehilangan kesetimbangan(b) Rupture: flexure, shear failure(c) Progressive collapse(d) Terbentuknya mekanisme plastis(e) Instability(f) Fatigue

    2. Serviceability limit states: Meliputi gangguan penggunaan fungsi struktur tetapi tidak runtuh, tidak menyebabkan kehilangan nyawa, kemunginan terjadinya lebih besar dapat ditoleransi

    (a) Defleksi berlebihan: menyebabkan malfuction dari mesin, secara visual tidak dapat diterima, kerusakan non structural element, tidak berfungsinya drainage di atap sehingga dapat menyebabkan keruntuhan

    (b) Lebar retak berlebihan: kebocoran, korosi dan gradual deterioration beton

    (c) Vibrasi yang tidak diinginkan: Vibrasi pelat lantai, lateral dan torsional vibrasi dari bangunan tinggi dapat mengganggu pengguna

  • 8

    3. Special limit states: damage atau failure akibat kondisi abnormal atau beban abnormal, dan mencakup:

    (a) Kerusakan atau keruntuhan gempa besar(b) Efek struktur akibat kebakaran, ledakan, atau

    tabrakan kenderaan(c) Efek struktur akibat Korosi atau deterioration(d) Long-term physical or chemical instability

    Limit States Design

    Proses perancangan dengan Limit States:

    1. Identifikasi semua moda keruntuhan yang potensial2. Penentuan tingkat safety yang dapat diterima terhadap

    setiap limit states: Code atau peraturan, Load Factor,Loading combination, Resistance factor

    3. Pertimbangan perancang terhadap limit state yang significant:(a) Proporsi member terhadap Ultimate limit states(b) Pengecekan terhadap Serviceability limit states

    Basic Design Relation ship

    LLDPnP

    LLDDnV

    LLDDnM

    n

    PPPVVV

    MMMSSR

    loadeffectcesis

    2211

    tanRewd

    wl

    Bending Moment

    wd

    wl

    Bending Moment

    wd

    wl

    Bending Moment

  • 9

    Keamanan Struktur

    Variability dalam tahanan(a) Variability dalam kekuatan beton dan tulangan(b) Perbedaan dimensi as-built dan gambar(c) Effek penyederhanaan anggapan dalam penurunan tahanan

    Variability dalam beban Konsekwensi keruntuhan

    (a) Biaya pembersihan dan pembangunan kembali dan isinya(b) Potensil kehilangahn nyawa(c) Biaya sosial terhadap kehilangan waktu, revenue dan loss secara

    tidak langsung(d) Type keruntuhan

    Perbandingan momen runtuh balok hasil pengukuran dan perhitungan untuk fc > 2000 psi

    0,80 1,0 1,2 1,4

    x=Mtest/Mn

    10

    20

    30

    40

    50

    Numb

    er o

    f tes

    t

    112 Tests

    x = 1.05

    = 0.105

    Frequency distribution of sustained component of live loads in offices

    0,20

    0,40

    0,60

    0,80

    0 10 20 30 40 50 60

    0,20

    0,40

    0,60

    0,80

    0 10 20 30 40 50 60

    Freq

    uenc

    y

    Freq

    uenc

    y

    Load intensity (psf)Load intensity (psf)

    (a) Area = 151 ft2 (b) Area = 2069 ft2

    Probabilistic calculation of safety factors

    R, distribusi dari populasi tahanan (resistance) S, distribusi maksimum dari efek beban Garis 45 sehubungan dengan efek beban = Kombinasi S dan R yang jatuh diatas garis 45

    meyebabkan keruntuhan S1 dan R1 menyebabkan keruntuhan S2 dan R2 menunjukkan kombinasi yang aman Probability keruntuhan dapat dikurangi dengan

    memperbesar tahanan, meggeser R kekanan atau memperkecil dispersi

  • 10

    Safe and unsafe combinations of loads and resistances

    S = R

    S > R

    : Failur

    e

    S < R

    : Safe

    S1

    S2

    R1

    R2

    1

    2

    Resistance, R

    Load

    eff

    ects

    , S

    Safety margin, probability of failure, safety index

    yy

    0

    Freq

    uenc

    y

    Y = R - S

    P[(R - S) < 0 ] = shaded area = Pf Safety margin

    Y=R-S, Safety margin Keruntuhan terjadi jika bernilai negative, ditunjukkan

    shaded area pada gambar Probabilityof failure, Pf = probability [Y

  • 11

    Beban Terfaktor, Kekuatan Perlu(SNI-2847:2014)

    U=1,4 D (9-1)U=1,2D+1,6L+0,5(Lr atau R) (9-2)U=1,2D+1,6(Lr atau R)+(1,0L atau 0,5W) (9-3)U=1,2D+1,0W+1,0L+0,5(Lr atau R) (9-4)U=1,2D+1,0E+1,0L (9-5)U=0,9D+1,6W (9-6)U=0,9D+1,0E (9-7)

    Note:(a) Faktor beban hidup L dala Pers. (9-3) sampai (9-5) diizinkan direduksi sampai 0,5 kecuali untuk garasi, ruang publik, dan

    semua luasan dimana L > 4,8 kN/m2;(b) Bila W beban angin tingkat layan, 1,6W harus digunakan sebagai pengganti dari 1,0W dalam Pers. (9-4) dan (9-6), dan

    0,8W harus digunakan sebagai pengganti dari 0,5W dalam Pers. (9-3)

    new

    Beban Terfaktor, Kekuatan Perlu(SNI-2847:2013)

    Pengaruh regangan sendiri: 1,0TPengaruh fluida, F: 1,4F pada Pers. (9-1) dan 1,2F pada Pers. (9-2) s/d (9-

    5), dan (9-7)Tekanan tanah lateral(a) Bila H bekerja sendirian atau menambah pada pengaruh beban

    lainnya, harus disertakan dengan faktor beban sebesar 0,9(b) Bila pengaruh H permanen dan melawan pengaruh beban lainnya,

    harus disertakan dengan faktor beban 0,9;(c) Bila pengaruh H tidak permanen tetapi, bila ada, melawan pengaruh

    beban lainnya, H tidak boleh disertakan.Gaya jecking (jecking) gaya prategang:Untuk desain daerah angkur pasca tarik, faktor beban sebesar 1,2 harus

    diterapkan pada gaya jeking (jecking) gaya prategang maksimum.

    new

    Beban(SNI 2847:2013)

    D = beban mati L = beban hidup Lr = beban atap R = beban hujan W = beban angin E = beban gempa H = tekanan tanah F = beban dan tekanan fluida T = perbedaan penurunan pondasi, creep, rangkak,

    ekspansi beton, atau perubahan suhu

    Factor Resistance, Kuat Rencana

    Penampang terkendali tarik (20.3.4) =0,90Penampang terkendali tekan (10.3.3)- Komponen struktur dengan Tulangan spiral 0,75- Komponen struktur lainnya 0,65- Transisi antara terkendali tarik dan tekan:

    new

  • 12

    Spiral

    Lainnya

    Terkontroltekan

    Transisi Terkontrtarik

    Variasi dengan regangan tarik neto dalam baja tarik terluar, t, dan c/dt untuk tulangan Mutu 420 dan untuk baja

    prategang

    0,90

    0,750,65

    =0,65+(t-0,002)(250/3)

    t=0,002 t=0,005c/dt=0,600 c/dt=0,375

    =0,75+(t-0,002)(50)

    Interpolasi pada c/di : Spiral =0,75+0,15[(1/(c/dt)-(5/3)]Lainnya =0,65+0,25[(1/(c/dt)-(5/3)]

    new

    Factor Resistance, Kuat Rencana

    Geser dan Torsi =0,75Tumpuan pada beton 0,65Daerah angkur pasca tarik 0,85Model strat dan pengikat, da strat, pengikat, daerah pertemuan (nodal),

    dan daerah tumpuan dalam model tersebut 0,75Penampang lentur daam komponen struktur pratarik dimana penanaman

    strand kurang dari panjang penyaluran (12.9.1.1)(a) Dari ujung komponen struktur ke ujung transfer 0,75(b) Dari ujung panjang transfer ke ujung panjang penyaluran phi boleh

    ditingkatkan dari 0,75 sampai 0,9

    new

    Factor Resistance, Kuat Rencana

    new new

  • 13

    Untuk struktur yang tergantung pada dinding struktur pracetak menengah dalam KDS D, E, atau F, rangka momen khusus, atau dinding struktur khusus untuk menahan pengaruh gempa, E, harus dimodifikasi sebagaimana yang diberikan dalam (a) sampai (c):(a) =0.60 untuk geser pada komponen struktur penahan E

    gempa yg kuat geser nominalnya < gaya geser yg timbul sehubungan dgn pengembangan kuat lenturnya nominalnya,

    (b) Untuk diafragma, untuk geser harus tidak melebihi minimum untuk geser yang digunakan untuk komponen vertikal sistim penahan gaya gempa utama;

    (c) =0.85 untuk penghubung (joint) dan balok kopel bertulang diagonal

    Dalam pasal 22, harus sebesar 0,60 untuk lentur, tekan, geser, dan tumpuan beton polos struktural

    new

    Kekuatan desain tulangan

    Nilai fy dan fyt yang digunakan dalam perhitungan tidak boleh melebihi 550 Mpa, kecuali untuk baja prategang dan untuk tulangan transversal dala 10.9.3 dan 21.1.5.4;

    Dalam fasal 11.4.2, 11.5.3.4, 11.6.6, dan 18.9.3.2, nilai maksimum fy dan fyt yang boleh digunakan dalam desain adalah 420 Mpa, kecuali bahwa fyt sampai dengan 550 Mpa boleh digunakan untuk tulangan geser yang memennuhi persyaratan ASTM A1064M. Dalam 19.3.2 dan 21.1.5.2, kekuatan leleh disyaratkan maksimum fy adalah 420 Mpa pada cangkang, pelat lipat, rangka momen khusus, dan dinding struktur khusus.

    new

    Perancangan struktur tahan gempaDiatur dalam pasal 23 Struktur Tahan Gempa

    21.2 Rangka momen biasa 21.3 Rangka momen menengah 21.4 Dinding struktur pracetak menengah 21.5 Komponen struktur lentur pada Sistim Rangka Momen Khusus 21.6 Komponen struktur rangka momen khusus yang dikenai beban lentur dan

    aksial 21.7 Joint rangka momen khusus 21.8 Rangka momen khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak 21.9 Dinding struktural khusus dan balok kopel (coupling) 21.10 Dinding struktur khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak 21.11 Diapragma dan rangka batang (truss) struktural 21.12 Fondasi 21.13 Komponen struktur yang tidak ditetakan sebagai bagian sistim penahan

    gaya gempa

    new

    Alternatives

    Start

    ArchitecturalLay out

    Investigasi

    Selected StructuralSystem

    Preliminary size

    StructuralModelling

    Loading Case 1 BC

    1

    SeleksiMaterialSelection

    Design CriteriaAppropriatnessEconomyMaintainability

    Height, Story

    Span, Loading, Soil Cond.

    Code

    Prosedur Analisis dan Perancangan

    2

    PreliminaryStructural Systems

  • 14

    Structural AnalysisStaticDynamic

    LoadingCombinations

    Membersdesign

    Design CriteriaCode

    ?

    CapasityDesign

    ?

    Strong-Column-weak-BeamDuctile

    Tender Documents:DrawingSpecificationsBQ, List, Cost

    Construction

    1

    AestheticsConstrucabilityMaintainability

    2

    Daftar Referensi:

    1. James MacGregor: Reinforced Concrete, Mechanics and Design, Third Edition, Prentice-Hall International, 1997

    2. Syahril A. Rahim: Perancangan Struktur Gedung, 2003, Jurusan Sipil FTUI3. __________, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk

    Bangunan Gedung, SK-SNI-03- 2847-2002, BSN

    3. Material

    Concrete is a composite composed of aggregate, generally sand and gravel, chemically bound together by hydrated portland cement

    Strength of concrete

    Stress-strain curves for concrete loaded in uniaxialCompression (Referensi1)

    Mechanism of Cracking and Failure in Concrete Loaded inCompression

  • 15

    Effect of Sustained Loads

    (Referensi1)

    Effect of Sustained Loads

    (Referensi 1)

    Effect of Sustained Loads

    (Referensi1)

    Compressive Strength of Concrete

    Uniaxial compressive strength as measured by a compression test of a standard test cylinder, because this test is used to monitor the concrete strength for quality control or acceptance purposes

    Standard compressive strength tests: cylinder 150 mm in diameter by 300 mm high, cured, and tested in accordance with ASTM Standards C31 and C39

    Statistical Variations in Concrete Strength

  • 16

    Statistical variations in concrete strength

    n

    xx

    n

    ii

    1

    1

    )(1

    2

    n

    xxs

    n

    ii

    xsV

    Mean value:

    Standard deviation

    Coefficient of variation

    Distribution of Concrete Strength

    n=176 testsMean values=3940 psiStandard deviation s=615 psiCoefficient of variation:V=615/3940=0.156 or 15.5%

    (Referensi1)

    Normal frequency curves for coefficient of variation of 10, 15,

    and 20 percent

    (Referensi1)

    Building code definition of Compressive Strength

    The specified compressive strength, fc, is measured by compression tests on 150 mm x 300 mm, cylinder tested after 28 days of moist curing

    The required mean strength of concrete, fcr must be at least (SNI)

    5,333,234,1

    ''

    ''

    sffsff

    ccr

    ccror

    MPa

  • 17

    Tabel 4 SNI Faktor modifikasi untuk deviasi standar jika jumlah pengujian kurang dari 30 contoh

    Jumlah pengujian Faktor modifikasi untuk deviasi standar

    Kurang dari 15 contoh Gunakan Tabel 5

    15 contoh 1,16

    20 contoh 1,08

    25 contoh 1,03

    30 contoh atau lebih 1,0

    Catatan:Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada di antara nilai-nilai di atas

    Tabel 5 SNI Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan deviasi standar

    Persyaratan kuat tekan, fc MPa

    Kuat tekan-rata-rata perlu, fcr MPa

    Kurang dari 21 fc+7,0

    21 sampai dengan 35 fc+8,5

    Lebih dari 35 fc+10,0

    Factor affecting concrete compressive strength

    Water-cement ratio Type of cement Aggregate Moisture conditions during curing Temperature conditions during curing Age of concrete Maturity of concrete Rate of loading

    Effect of type of cement on strength gain of concrete

    (Referensi1)

  • 18

    Effect of moist-curing condition

    (Referensi1)

    Effect of temperature during the first 28 days on the strength of concrete

    (Referensi1)

    Age of concreteACI Committee 209:Moist cure at 70 F

    btatff ctc

    ')28(

    ')(

    Type I cement: a=4 b=0,85Type III cement a=2,3 b=0,92

    Maturity

    n

    iii tTMmaturity

    110

    Ti = temperature in Fahrenheit during the ith intervalti = number of days curing at temperature

  • 19

    Normalized compressive strength versus maturity

    (Referensi1)

    Tensile strength

    Modulus of rupture:Standard a beam of plain concrete 150 x150 x 750 mmis loaded in flexure at the third point of 600 mm span until it fails due to crack

    26bhMf r

    where: M= momentb = width of specimenh= overall depth of specimen

    Tensile strength

    Split cylinder test:

    ldPfct

    2

    where: P=maximum applied loadin the test

    l=length of specimend=diameter of specimen

    Relationship between compressive and tensile strength of concrete

    (Referensi1)

  • 20

    Relationship between compressive and tensile strength of concrete

    The mean split cylinder test:

    The mean modulus of rupture:

    '4.6 cct ff

    '3.8 cr ff

    ACI sec 9.5.2.3 (SNI 11.5.3) defines the modulus of rupture for use in calculating deflection as

    '5.7 cr ff A lower value is used in strength calculation (ACI Sec. 11.4.2.1) And SNI 13.4.2.1:

    '6 cr ff

    (psi)

    (psi)

    '7,0 cr ff (MPa)(psi)

    '5,0 cr ff (MPa)(psi)

    Strength under biaxial loadingsBiaxial stresses

    Strength under biaxial loadingsStrength and modes of failure of concrete subjected to biaxialstresses

    (Referensi1)

    Strength under triaxial loadings

    (Referensi1)

  • 21

    Mechanical properties of concreteTypical concrete stress-strain curves in compression

    (Referensi1)

    Stress-strain curves for normal-weight concrete in compression

    The initial slope of the curves increase with in increase in compressive strength:

    The rising portion of the stress-strain curves resembles a parabola with its vertex at the maximum stress

    Strain, 0, at maximum stress increase as the concrete strength increases: 0.0015-0.003

    The slope of the descending branch tend to be less than that of the ascending branch for moderate strength concrete. This slope increases with an increase in compression strength

    The maximum strain reached, cu, decreases with an increase in compressive strength

    '

    '5,1

    4700

    043,0

    cc

    ccc

    fE

    fwE

    (MPa)Untuk beton normal

    Mechanical properties of concreteAnalytical approximation to the compressive stress-strain curve for concrete

    (Referensi1)

    Compressive stress-strain curves for cyclic loads

    (Referensi1)

  • 22

    Poissons Ratio

    At stresses below the critical stress: varies from about 0,11 to 0,21 and usually falls in the range 0,15 t0 0,20

    Time-dependant volume change

    Shrinkage Creep Thermal expansion

    Stresses, cracking, or deflection

    Shrinkage of an unloaded specimen

    (Referensi1)

    Elastic and creep strains due to loading at time, t0 and unloading at

    time t

    (Referensi1)

  • 23

    Behavior of concrete exposed to high temperature

    Compressive strength of concrete at high temperatures

    (Referensi1)

    Reinforcement

    Concrete strong in compression but weak in tension

    Steel bars or wires that resist the tensile stresses Type of steel reinforcement:

    - Hot-rolled deformed bars- Hot-rolled un-deform bars- Wire fabrics

    Es=200000 MPa Es=29 x 106 psi

    Hot-rolled deformed bars

    (Referensi1)

    Stress-strain curves for reinforcement

    (Referensi1)

  • 24

    Distribution of mill test yield strength for grade 60 steel

    (Referensi1)

    Strength of reinforcing steels at high temperatures

    (Referensi1)

    Daftar Referensi:

    1. James MacGregor: Reinforced Concrete, Mechanics and Design, Third Edition, Prentice-Hall International, 1997

    2. Constantin Avram, et al: Concrete Strength and Strains, Development in Civil Engineering,3 Elsevier Scientific Publishing Company, 1981

    3. ________________, Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung, SNI 2847:2013, Badan Standarisai nasional