PERANCANGAN SISTEM PRESENSI KARYAWAN BERBASIS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
-
Upload
truongkhuong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of PERANCANGAN SISTEM PRESENSI KARYAWAN BERBASIS … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 1
PERANCANGAN SISTEM PRESENSI KARYAWAN
BERBASIS PENGENALAN CITRA WAJAH DI SOLO
TECHNO PARK
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
HENRY WIJAYA
I 1308516
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR VALIDASI
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xiii
xiv
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.5 BATASAN MASALAH
1.6 ASUMSI PENELITIAN
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 IMAGE PROCESSING
2.2 KONSEP DASAR DIGITAL IMAGE PROCESSING (DIP)
2.3 CIRI SUATU GAMBAR
2.4 PENDETEKSIAN WARNA KULIT
2.5 YCrCb COLOR SPACE
2.6 MIKROKONTROLER ATMEGA8535
2.6.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATMega8535
2.6.2 Fitur ATMega8535
2.6.3 Konfigurasi Pin ATMega8535
2.6.4 Peta Memori
I-1
I-1
I-2
I-2
I-3
I-3
I-3
I-3
II-1
II-1
II-2
II-3
II-3
II-4
II-5
II-5
II-7
II-7
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 3
2.7 LCD (LIQUID CRYSTAL DISPLAY) 16 x 2 KARAKTER
2.7.1 Pengendali modul LCD
2.7.2 Deskripsi Fungsi
2.8 KOMUNIKASI RS232
2.9 KONSEP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
2.9.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
2.9.2 Unsur-unsur Sistem Informasi Sederhana
2.9.3 Kemampuan Sebuah Sistem Informasi Manajemen
2.9.4 Kemampuan Pelaporan
2.9.5 Pengembangan Sistem Informasi
2.10 METODE PENGENALAN WAJAH
2.10.1 Metode Face-ARG
2.10.2 Jaringan Syaraf Tiruan
2.10.3 Metode Back Propagation
2.10.4 Algoritma Eigenface
2.11 PENELITIAN TERDAHULU
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 TAHAP STUDI PENDAHULUAN
3.1.1 Studi Pustaka
3.1.2 Studi Lapangan
3.1.3 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
3.2 TAHAP ANALISA, PERANCANGAN ALAT DAN
PENGUJIAN
3.2.1 Analisa Sistem Awal
3.2.2 Identifikasi Kebutuhan Sistem
3.2.3 Perancangan Alat
3.2.4 Perancangan Basis Data
3.2.5 Perancangan Interface Aplikasi
3.2.6 Pengujian
3.3 TAHAP ANALISIS DAN KESIMPULAN/SARAN
3.3.1 Analisis Hasil Rancangan
3.3.2 Kesimpulan dan Saran
II-9
II-10
II-12
II-14
II-14
II-15
II-16
II-16
II-17
II-18
II-20
II-20
II-20
II-21
II-21
II-22
III-1
III-2
III-2
III-2
III-2
III-3
III-3
III-4
III-6
III-6
III-6
III-6
III-7
III-7
III-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 4
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 ANALISA SISTEM AWAL
4.1.1 Kelemahan dan Kelebihan Sistem Sekarang
4.2 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SISTEM
4.2.1 Kerangka kerja
4.2.2 Input dan Output Sistem
4.2.3 Kebutuhan Perangkat Keras dan Lunak
4.2.4 Struktur Biaya
4.3 PERANCANGAN ALAT
4.4 PERANCANGAN BASIS DATA
4.5 PERANCANGAN INTERFACE APLIKASI
4.5.1 Menu Utama
4.5.2 Menu Daftar Nama
4.5.3 Menu identifikasi
4.5.4 Menu face test
4.5.5 Close
4.6 PENGUJIAN
4.6.1 Skenario Pengujian
4.6.2 Hasil Pengujian
4.6.3 Pengujian Akurasi Pengenalan Wajah
BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL PERANCANGAN
5.1 PENGUJIAN FUNGSI IDENTIFIKASI WAJAH PADA
MENU FORM PRESENSI
5.2 ANALISIS APLIKASI
5.3 ANALISIS EVALUASI APLIKASI
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
IV-1
IV-1
IV-2
IV-3
IV-3
IV-4
IV-5
IV-6
IV-7
IV-8
IV-14
IV-14
IV-14
IV-15
IV-16
IV-17
IV-17
IV-18
IV-20
IV-22
V-1
V-1
V-3
V-4
VI-1
VI-1
VI-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 5
DAFTAR TABEL
T
abel
2.1
T
abel
2.2
T
abel
2.3
T
abel
2.4
T
abel
4.1
T
abel
4.2
T
abel
4.3
T
abel
4.4
T
abel
4.5
T
abel
4.6
Tabel
Keterangan fungsi dari tiap pin LCD
Daftar instruksi kontroler modul LCD
Daftar keterangan tabel instruksi kontroler
LCD
Pemilihan Register
Kelemahan dan Kelebihan Sistem Lama
Kelemahan Sistem Sekarang
Daftar harga komponen
Tabel Lengkap Rancangan Fisik
Database
Tabel Skenario Presensi Karyawan
Tabel Informasi Data Presensi
Tabel Rekap Kehadiran dan Gaji
Karyawan
Syarat Valid Dan Tidak Valid Untuk
Tabel ms_person Mode Pengujian
Identifikasi Wajah
Hasil Pengujian Untuk Tabel
ms_person Mode Pengujian Identifikasi
Wajah
I-
11
I-
11
I-
12
I-
13
V-
3
V-
3
V-
6
V-
13
V-
19
V-
19
V-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 6
DAFTAR GAMBAR
4.7
T
abel
5.1
T
abel
5.2
21
-2
-2
Ga
mbar
2.1
Ga
mbar
2.2
Blok diagram fungsional
ATMega8535
Pin ATMega8535 dengan 40 kaki
Memori ATMega8535
Lapisan penyusun LCD
LCD Dot Matrix 16 x 2 karakter
I-6
I-7
I-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 7
Ga
mbar
2.3
Ga
mbar
2.4
Ga
mbar
2.5
Ga
mbar
2.6
Ga
mbar
2.7
Ga
mbar
3.1
Ga
mbar
4.1
Ga
mbar
4.2
Ga
mbar
4.3
Ga
mbar
4.4
Ga
mbar
4.5
Ga
mbar
Hubungan antara alamat DDRAM
dan posisi pada LCD
Rangkaian koneksi RS232 dengan
mikrokontroler
Metodologi Penelitian
Kerangka kerja
Rangkaian elektronik piranti keras
(hardware)
Aplikasi Proses Pengambilan Citra Wajah
Relasi Karyawan Melakukan
Presensi
Relasi Karyawan Memiliki Jabatan
Relasi Karyawan Punya Bagian
Relasi Jabatan Menentukan Gaji
Relasi Presensi Menghasilkan Gaji
Relasi Karyawan Mengambil Izin
Relasi Karyawan Melakukan
Lembur
Relasi Seluruh Entitas
Menu utama
Menu daftar nama
Tampilan tambah nama
Menu identifikasi
Menu face test
Menu Daftar Bagian
Menu Daftar Jabatan
Menu Data Karyawan
Grafik Hasil Pengenalan Wajah
Percobaan Individual
Alur Logika Untuk Data Valid
Alur Logika Untuk Data Tidak
Valid
Hasil Pengujian Pada Aplikasi
Untuk Data Valid
Hasil Pengujian Pada Aplikasi
I-9
I-
10
I-
13
I-
14
II-
1
V-
4
V-
5
V-
7
V-
9
V-
10
V-
10
V-
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 8
4.6
Ga
mbar
4.7
Ga
mbar
4.8
Ga
mbar
4.9
Ga
mbar
4.10
Ga
mbar
4.11
Ga
mbar
4.12
Ga
mbar
4.13
Ga
mbar
4.14
Ga
mbar
4.15
Ga
mbar
4.16
Ga
mbar
4.17
Ga
Untuk Data Tidak Valid
V-
10
V-
10
V-
11
V-
11
V-
14
V-
15
V-
15
V-
16
V-
16
V-
17
V-
18
V-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 9
mbar
4.18
Ga
mbar
4.19
Ga
mbar
4.20
Ga
mbar
5.1(a)
Ga
mbar
5.1(b)
Ga
mbar
5.2(a)
Ga
mbar
5.2(b)
18
V-
23
-1
-1
-3
-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 10
DAFTAR LAMPIRAN
Lam
piran 1
Lam
piran 2
Perangkat Keras (Hardware) Sistem
Presensi Pengenalan Wajah
Listing Program Mikrokontroler
ATMega8535 Dengan Code Vision
AVR PRO V2.03.9
-1
-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem presensi yang digunakan pada instansi umumnya digunakan untuk
mencatat kehadiran karyawan. Pencatatan presensi secara teliti dan akurat
merupakan hal penting karena menjadi sumber penghitungan gaji karyawan.
Selain itu, presensi berkaitan erat dengan data produktivitas yang dapat digunakan
untuk pemberian reward atau punishment kepada karyawan.
Solo Techno Park (STP) merupakan pusat pendidikan dan pelatihan
yang didirikan tahun 2004 oleh Pemerintah Kota Surakarta bekerja sama
dengan ATMI. Bidang yang ditangani oleh STP adalah pelatihan di bidang
manufaktur, pusat pendidikan dan teknologi, pusat riset, pusat inkubasi
produk baru, serta pusat industri dan perdagangan. Selain sebagai pusat
pelatihan, STP juga memiliki bengkel produksi.
Saat ini, STP menggunakan sistem presensi sidik jari dan presensi
manual. Presensi sidik jari hanya digunakan di bagian kantor untuk
pencatatan kehadiran karyawan kantor. Sistem presensi manual
menggunakan punching card digunakan oleh bagian bengkel. Data kehadiran
karyawan kemudian direkap secara manual oleh staf administrasi.
Penggunaan sistem manual pada bagian bengkel karena penggunaan sidik
jari seringkali tidak berfungsi secara baik diakibatkan tangan karyawan
bengkel yang tidak bersih. Adanya dua sistem ini cukup merepotkan bagian
administrasi dalam merekap kehadiran karyawan. Oleh karena itu,
diperlukan aplikasi baru untuk menangani presensi karyawan STP.
Penelitian ini mengembangkan sistem presensi karyawan STP
menggunakan pengenalan wajah atau face recognition. Sistem seperti ini telah
dikembangkan oleh beberapa pihak, salah satunya oleh Riyanto (2005). Identitas
karyawan diidentifikasi melalui wajah, kemudian program membandingkan pola
citra wajah karyawan dengan pola citra foto wajah karyawan yang disimpan di
komputer. Mekanisme presensi ini tidak jauh berbeda dengan konsep penggunaan
finger print. Teknologi ini dapat mengatasi kelemahan finger print, khususnya
untuk presensi di pabrik-pabrik dimana keadaan tangan pekerja sering kotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 12
Meskipun demikian, teknologi ini sangat dipengaruhi oleh kualitas alat pengambil
gambar (kamera digital) dan algoritma pengenalan wajah yang digunakan.
Sejumlah kamera digital di pasaran saat ini telah memiliki kualitas yang baik
sehingga kualitas alat pengambil gambar tidak menjadi masalah lagi.
Beberapa metode pengenalan wajah saat ini telah banyak dikembangkan
untuk beragam aplikasi. Metode-metode pengenalan wajah yang ada seperti
metode Face-ARG, Jaringan Syaraf Tiruan, metode Back Propagation, dan
algoritma Eigenface memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk
proses pengenalan wajah. Pada sistem pengenalan wajah ini digunakan algoritma
Eigenface. Adapun alasan penggunaan algoritma Eigenface karena algoritma
Eigenface secara keseluruhan cukup sederhana, kompleksitas komputasi lebih
sederhana, lebih sensitif terhadap pencahayaan dan teknik ini menghasilkan hasil
yang memuaskan (Brooks, 2004).
Selain diperlukan pengembangan sistem presensi menggunakan
pengenalan wajah, sistem presensi di STP juga memerlukan sejumlah
perbaikan. Sistem presensi saat ini hanya mencatat waktu kehadiran dan
jumlah jam kerja karyawan, belum memberikan kemudahan kepada bagian
administrasi untuk langsung menghitung gaji atau honor karyawan. Oleh
karena itu, sistem presensi yang dikembangkan juga mencakup penghitungan
gaji termasuk insentif lembur dan potongan gaji akibat ketidakhadiran.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang
sistem presensi dengan menggunakan identifikasi citra wajah untuk
mendukung penghitungan jam kerja dan upah karyawan di Solo Techno Park.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merancang alat yang dapat mengidentifikasi pola citra wajah.
2. Merancang sistem presensi karyawan dengan menggunakan alat identifikasi
pengenalan wajah.
1.4. Manfaat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 13
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Memberikan keakuratan presensi karyawan.
2. Memberi kemudahan dalam pembuatan laporan kehadiran dan upah
karyawan.
1.5. Batasan Masalah
Beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam
merancangbangun sistem presensi dengan menggunakan pengenalan citra
wajah antara lain :
1. Data pengujian menggunakan data contoh, bukan data karyawan Solo Techno
Park.
2. Tidak membahas tingkat akurasi algoritma eigen face.
1.6. Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Satu sampai tiga kali proses recognizing dianggap wajar dalam sistem
pengenalan wajah.
1.7. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
asumsi-asumsi dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori-teori yang dipakai untuk mendukung
penelitian, sehingga perhitungan dan analisis dilakukan secara teoritis.
Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang berkaitan langsung
dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara
umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai
dengan permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan, analisa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 14
perancangan alat dan pengujian sampai dengan analisis hasil dan
kesimpulan/saran.
BAB IV : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi proses analisa sistem yang diperlukan untuk penyelesaian
masalah dan perancangan sistem untuk merancang database sistem presensi
karyawan. Data yang diperoleh hasil dari penelitian di lapangan baik melalui
observasi maupun literatur.
BAB V : VALIDASI DAN ANALISIS HASIL PERANCANGAN
Bab ini memuat uraian mengenai validasi basis data dan aplikasi hasil
perancangan sistem yang dilakukan untuk memperoleh kesimpulan.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan
kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah. Bab ini juga
menguraikan saran dan masukan bagi kelanjutan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan teori-teori yang diperlukan dalam
mendukung penelitian, sehingga pelaksanaan eksperimen, pengolahan
data dan analisis permasalahan dapat dilakukan secara teoritis.
2.1. Image Processing
Image Processing adalah pemrosesan citra, khususnya dengan
menggunakan computer, menjadi citra yang kualitasnya lebih baik.
Umumnya operasi-operasi pengolahan citra (Awaludin, 2006) dilakukan
bila:
1. Perbaikan atau modifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung
dalam citra.
2. Elemen dalam citra perlu dicocokan, dikelompokkan atau diukur.
3. Sebagian citra perlu digabung dengan citra yang lain.
Terminologi yang berkaitan dengan image processing adalah
computer vision. Pada hakikatnya computer vision mencoba meniru cara
kerja visual manusia (human). Human vision sesunngguhnya sangat
kompleks, manusia melihat objek dengan indra penglihatan mata lalu citra
objek diteruskan ke otak untuk di interpretasi sehingga manusia mengerti
objek apa yang tampak dalam pandangan matanya. Hasil interpretasi
mungkin digunakan untuk mengambil keputusan.
Computer vision merupakan proses otomatis yang
mengintegrasikan sejumlah besar proses untuk persepsi visual, seperti
akuisisi citra, pengolahan citra, klasifikasi, pengenalan (recognition) dan
membuat keputusan.
Computer vision terdiri atas teknik-teknik untuk mengetimasi ciri-
ciri objek di dalam citra, pengukuran citra yang berkaitan dengan geometri
objek dan menginterpretasi informasi geometri tersebut.
Proses-proses dalam computer vision dapat dibagi menjadi tiga proses
1. Memperoleh atau mengakuisisi citra digital
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 16
2. Melakukan teknik komputasi untuk memproses atau memodifikasi data citra
(operasi-operasi pengolahan citra)
3. Menganalisis dan menginterpretasi citra dan menggunakan hasil pemrosesan
untuk tujuan tertentu.
2.2. Konsep Dasar Digital Image Processing (DIP)
Citra atau image adalah angka (image is just a number), dari segi
estetika, citra atau gambar adalah kumpulan warna yang bisa terlihat
indah, memiliki pola, berbentuk abstrak dan lain sebagainya. Citra dapat
berupa foto udara, penampang lintang (cross section) dari suatu benda,
gambar wajah, hasil tomografi otak dan lain sebagainya. Dari segi ilmiah,
citra adalah gambar 3- dimensi (3D) dari suatu fungsi, biasanya intensitas
warna sebagai fungsi spatial x dan y. Di komputer, warna dapat dinyatakan,
misalnya sebagai angka dalam bentuk skala RGB. Karena citra adalah
angka, maka citra dapat diproses secara digital (Awaludin, 2006).
Image adalah sebuah gambar, foto yang ditampilkan atau bentuk
lain yang memberikan representasi visual tentang sebuah obyek atau
pemandangan. Pada DIP sebuah gambar bilangan array 2 dimensi, yang
setiap barisnya adalah representasi piksel pada gambar setiap barisnya.
Ukuran gambar biasanya 256X256, 512 X 512, 1024 X 1024. minimum nilai
piksel = 0 (hitam), maksimum = 255 (putih) dan bilangan antara 0 s/d 255
merepresentasikan derajat keabuan. Gambar berwarna dapat
direpresentasikan dengan array 2D Red, green dan blue 3D.
Komputer membutuhkan memori lebih banyak untuk data ini rata-
rata 3kali data storage. Cara untuk menyimpan piksel, yaitu sebagai 1 bit
(0/1) yang lebih umum sebagai 1 byte = 8 bit (maksimum nilai piksel 255).
Pada format byte hanya menggunakan integer. Dasar-dasar piksel yaitu
neighbors of pixel (piksel ketetanggaan), Connectivity, relation,
equivalences and transitive closure, ukuran jarak dan ALU operation(
operasi aritmatik/logic).
Sebuah gambar digitasi untuk mengkonversinya dalam bentuk yang
dapat disimpan dalam memori komputer atau beberapa bentuk media
penyimpan. Proses digitasi gambar dapat dilakukan dengan scanner,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 17
kamera digital, video recorder. Sekali gambar sudah didigitasi, dia dapat
dioperasikan dengan bermacam-macam teknik image processing.
2.3. Ciri Suatu Gambar
Ciri merupakan suatu tanda yang khas, yang membedakan antara
satu dengan yang lain. Ciri – ciri dasar dari gambar :
1. Warna
Ciri warna suatu gambar dapat dinyatakan dalam bentuk histogram dari
gambar tersebut yang dituliskan dengan: H(r,g,b), dimana H(r,g,b) adalah jumlah
munculnya pasangan warna r (red), g (green) dan b (blue) tertentu.
2. Bentuk
Ciri bentuk suatu gambar dapat ditentukan oleh tepi (sketsa), atau besaran
moment dari suatu gambar. Pemakaian besaran moment pada ciri bentuk ini
banyak digunakan orang dengan memanfaatkan nilai-nilai transformasi fourier dari
gambar.
Proses yang dapat digunakan untuk menentukan ciri bentuk adalah deteksi
tepi, threshold, segmentasi dan perhitungan moment seperti (mean, median dan
standard deviasi dari setiap lokal gambar).
3. Tekstur
Ciri tekstur dari suatu gambar dapat ditentukan dengan menggunakan filter
Gabor. Ciri tekstur ini sangat handal dalam menentukan informasi suatu gambar
bila digabungkan dengan ciri warna gambar.
2.4. Pendeteksian Warna Kulit
Pendeteksian wajah serta menetukan lokasi daripada wajah secara
otomatis adalah salah satu masalah yang sangat kompleks dan masih
menjadi bahan penelitian hingga saat ini. Hal ini dikarenakan banyaknya
aplikasi yang menggunakan sistem berbasis face detection. Misalnya untuk
aplikasi pengidentifikasi seseorang pada alat-alat keamanan, aplikasi
pengenalan gender, dan pengidentifikasian ekspresi wajah. Semua aplikasi
tersebut bertujuan sama agar hubungan antara mesin dan manusia bisa
berjalan lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 18
Pada tahun-tahun terakhir, penelitian terhadap pendeteksian wajah
menjadi lebih kompleks lagi. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan
berdasarkan warna kulit. Warna sangat ampuh untuk pendeteksian wajah
dalam sebuah gambar yang kompleks karena proses segmentasi pada
gambar berwarna lebih cepat perhitungannya dan lebih presisi, terutama
untuk mengetahui iluminasi, shading, dan background yang kompleks
dibandingkan dengan proses segmentasi pada gambar grayscale (Awaludin,
2006).
Kepresisian yang tinggi dapat dicapai apabila dalam pengambilan
colorspace ada pemisahan antara chrominance dan luminance dari gambar
aslinya dan penentuan distribusi chrominance sample warna kulit manusia
sebagai nilai tresholdnya diperhitungkan secara tepat.
Colorspace yang bisa digunakan sangat beraneka ragam dan
tentunya dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Berikut ini
adalah macam-macam colorspace yang bias diterapkan untuk memodelkan
warna kulit dengan memisahkan factor iluminasi: HSV(atau HIS), YIQ, YCrCb
yang ampuh untuk identifikasi kulit orang-orang asia. Pemilihan
chrominance space yang tepat harus menjadi perhatian utama bila
menginginkan proses pengidentifikasian warna kulit berjalan sempurna,
karena distribusi dari chrominance kulit bergantung pada chrominance
space.
Pemodelan warna kulit dibuat dengan cara memadukan berbagai
macam warna dan jenis kulit manusia yang sudah ada dalam database.
Biasanya, para ahli mempunyai gambar-gambar wajah dari minimum 40
orang model. Gambar-gambar tersebut dikumpulkan dari berbagai macam
ras, suku, umur, dan jenis kelamin dan tentu saja dengan berbagai macam
situasi pencahayaan. Pandangan umum yang harus diperhatikan benar-
benar adalah bahwa setiap orang mempunyai warna kulit yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya meskipun masih tergolong dalam satu ras
yang sama.
2.5. YcrCb Color Space
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 19
Gambar yang diperoleh dari kamera memiliki struktur warna
menggunakan sistem Red-Green-Blue (RGB). Untuk memodelkan warna
kulit sistem warna RGB ini ditransformasikan ke sistem warna YCrCb untuk
memisahkanintensitas Y dengan chromaticity yang dinyatakan dalam dua
variabel Cr dan Cb. Harga Cr membedakan warna antara jarak intensitas
terhadap unsur warna merah sedangkan Cb menyatakan jarak intensitas
terhadap unsure warna merah.
Dalam memodelkan warna kulit hanya informasi Cr dan Cb yang
dipakai, sehingga pengaruh perubahan intensitas dapat dihilangkan. Pada
daerah saturasi dari cahaya yang tertangkap kamera, harga Cr dan Cb
sangat stabil, sehingga nilai Cr dan Cb merupakan informasi handal untuk
proses klasifikasi warna.
Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matrik
masing-masing r, g dan b menjadi citra warna YCrCb dapat dilakukan
dengan menghitung seperti pada persamaan di bawah ini:
Y = 0.59G + 0.31R + 0.11B
Cr = 0.713 * (R-Y)
Cb = 0.564 * (B-Y)
2.6. Mikrokontroler ATMEGA8535
Mikrokontroler adalah suatu terobosan teknologi mikroprosesor
dan mikrokomputer, yang mana teknologi ini adalah teknologi
semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak, namun
hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara masal
(dalam jumlah banyak) sehingga harganya menjadi lebih murah.
Mikrokontroler ini kemampuan digitalnya menirukan fungsi otak
manusia, sehingga meliputi fungsi atau instruksi aritmatika (berhitung),
logika (mempertimbangkan suatu kondisi), dan memori. Mikrokontroler ini
berbeda halnya dengan mikroprosesor yang hanya pemrosesannya terdiri
dari Central Processing Unit (CPU) dan register-register, tanpa memori,
tanpa I/O, dan peripheral yang dibutuhkan oleh suatu sistem supaya dapat
bekerja.
2.6.1. Arsitektur Mikrokontroler AVR ATMega8535
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 20
Mikrokontroler ATMega8535 adalah sebuah mikrokontroler yang
terdiri dari 40 pin, 8 bit dengan low power dan performa tinggi. Termasuk
dalam mikrokontroler AVR yang memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana
semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock.
Gambar 2.1. Blok diagram fungsional ATMega8535
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki
bagian sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan isolator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 21
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART(Universal Asynchronous Synchronous Transmitter) untuk
komunikasi serial dengan piranti lain.
2.6.2. Fitur ATMega8535
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz.
2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.6.3. Konfigurasi Pin ATMega8535
Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.
Gambar 2.2. Pin ATMega8535 dengan 40 kaki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 22
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi
pin ATMega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, komparator analog dan SPI
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator.
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.6.4. Peta Memori
AVR ATMega8535 memiki ruang pengalamatan memori data dan
memori program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu 32 buah register umum, 64 buah register I/O dan 512 byte SRAM
Internal.
Register keperluan umum menempati space data pada alamat
terbawah, yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk
menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64 alamat
berikut, yaitu mulai dari $20 hingga $5F. Register tersebut merupakan
register khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai
peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register, timer/counter, fungsi-
fungsi I/O dan sebagainya.
Memori program yang terletak dalam Flash PEROM tersusun dalam
word atau 2 byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit.
AVR ATMega8535 memiliki 4K Byte X16-bit Flash PEROM dengan alamat
mulai dari $000 sampai $FFF. AVR tersebut memiliki 12-bit Program
Counter (PC) sehingga mampu mengalamati isi Flash.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 23
Gambar 2.3. Memori ATMega8535
Selain itu, AVR ATMega8535 juga memiliki memori data berupa
EEPROM 8-bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000
sampai $1FF.
2.7. LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2 Karakter
Penampil kristal cair adalah sebuah alat penampil tipis. LCD
tersusun atas: lapisan penapis vertikal (no.1), kaca yang mengandung
elektroda indium timah oksida, (no.2), kristal cair nematik (no.3), kaca yang
mengandung elektroda (no.4), lapisan penapis horizontal (no.5),
permukaan yang memantulkan cahaya (no.6).
Gambar 2.4. Lapisan penyusun LCD
Setiap piksel dari LCD terdiri dari sebuah lapisan dari molekul yang
tersusun diantara dua buah elektrode transparan dan dua buah filter
pengkutuban. Bidang mendatar dari tiap piksel tegak lurus satu sama lain.
Tidak adanya kristal cair antara filter pengkutuban, cahaya akan melewati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 24
penapis pertama akan dihentikan oleh pengkutuban kedua. Permukaan
dari elektroda yang bersentuhan dengan kristal cair diperlakukan supaya
molekul kristal cair dalam arah tertentu. Ketika sebuah tegangan diberikan
di antara elektroda, sebuah gaya bekerja untuk mengatur molekul kristal
cair sejajar dengan medan listrik. Ini akan mengurangi rotasi dari
pengkutuban cahaya yang masuk, sehingga piranti berwarna abu-abu. Bila
tegangan masukannya terlalu besar, molekul kristal cair pada layar tengah
hampir sepenuhnya tidak berputar dan pengkutuban dari cahaya tidak
berputar, melainkan menembus lapisan kristal cair. Cahaya ini akan
terpolarisasi tegak lurus pada filter kedua, sehingga piksel berwarna hitam.
2.7.1. Pengendali modul LCD
Modul LCD ini mempunyai pengendali tampilan alpha numerik,
karakter kana jepang, dan simbol. Pengunaan LCD dot matrik dapat diatur
untuk penggunaan dengan antar muka 4 bit atau 8 bit. Semua fungsi yang
tesedia seperti RAM tampilan, pembuat karakter, serta pengendali kristal
cair yang digunakan dalam pengendalian LCD dot matrix sudah terintegrasi
menjadi satu chip, sehingga LCD ini dapat dikendalikan oleh sistem yang
sederhana.
Gambar 2.5. LCD Dot Matrix 16 x 2 karakter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 25
Tabel 2.1. Keterangan fungsi dari tiap pin LCD
u
n
g
s
i
Deskrip
si
a
t
u
d
a
y
a
GND
a
t
u
d
a
y
a
+ 5 V
e
n
g
a
t
u
r
(-2) 0 - 5 V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 26
k
o
n
t
r
a
s
e
r
i
n
t
a
h
Pilih Register
e
r
i
n
t
a
h
Baca / Tulis
e
r
i
n
t
a
h
Enable (Strobe)
/Data LSB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 27
O
/
O
Data
/
O
Data
/
O
Data
/
O
Data
/
O
Data
/
O
Data
/
O
Data MSB
n
o
d
a
+4,2V untuk LED
a
t
o
d
a
Catu daya untuk
BL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 28
Tabel 2.2. Daftar instruksi kontroler modul LCD
W 7 6 5 4 3 2 1
/D
/C /L
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 29
L
Alamat CGRAM
Alamat DDRAM
F Alamat Penghitung
Data
Data
Tabel 2.3. Daftar keterangan tabel instruksi kontroler LCD
D
on't
care
/
C
G
eser
laya
r
/
K
enaik
K
urs
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 30
D an or
pin
dah
P
enuru
nan
/
L
G
eser
kan
an
G
eser
layar
otom
atis
G
eser
kiri
L
A
ntar
mu
ka 8
bit
L
ayar
hidup
A
ntar
mu
ka 4
bit
L
ayar
mati
2
gari
s
K
ursor
hidup
1
gari
s
K
ursor
mati
5
x 10
titik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 31
K
ursor
berke
dip
5
x7
titik
2.7.2. Deskripsi Fungsi
2.7.2.1. Register
Pengendali modul LCD ini mempunyai dua buah register 8 bit, yaitu
register perintah (IR) dan register data (DR). Register perintah menyimpan
kode perintah seperti hapus layar, geser data dan alamat informasi RAM
data penampil (DDRAM) dan RAM pembangkit karakter (CGRAM). Data
Register menyimpan data sementara untuk dituliskan ke DDRAM atau
CGRAM dan menyimpan semetara data yang dibaca dari DDRAM atau
CGRAM. Data yang ditulis ke DR akan secara otomatis disimpan dalam
DDRAM atau CGRAM oleh sebuah operasi internal. DR juga digunakan
untuk menyimpan data ketika membaca data dari DDRAM atau CGRAM.
Ketika informasi alamat ditulis ke IR, data dibaca dan kemudian disimpan
ke DR dari DDRAM atau CGRAM. Melalui pemilihan register (RS) kedua
register ini dapat dipilih.
2.7.2.2. Bendera Sibuk (BF)
Ketika bendera sibuk bernilai 1, pengendali modul ini sedang bekerja,
instruksi selanjutnya tidak akan diterima. Ketika R/S = 0 dan R/W = 1,
bendera sibuk akan ditampilkan pada DB7.
2.7.2.3. Penghitung Alamat (AC)
Penghitung alamat menuliskan alamat ke DDRAM dan CGRAM. Ketika
sebuah alamat dari sebuah instruksi dituliskan ke IR, informasi alamat
dikirimkan dari IR ke AC. Setelah menulis ke atau membaca dari DDRAM
atau CGRAM, AC secara otomatis meningkat satu atau menurun satu.
Tabel 2.4. Pemilihan Register
R
/S
R
/W
Operasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 32
0 0 IR menulis sebagai operasi internal
0 1 Baca bendera sibuk (DB7) dan AC
(DB0-DB6)
1 0 DR menulis sebagai operasi internal
(DR ke DDRAM atau CGRAM)
1 1 DR membaca sebagai operasi
internal (DDRAM atau CGRAM ke DR)
2.7.2.4. RAM data penampil (DDRAM)
RAM penampil data (DDRAM) menyimpan data penampil yang
direpresentasikan dalam kode karakter 8 bit. RAM pada DDRAM yang tidak
dipergunakan dapat digunakan sebagai RAM yang bersifat umum.
Hubungan antara alamat DDRAM dan posisi pada LCD ditunjukkan pada
gambar 2.6.
Gambar 2.6. Hubungan antara alamat DDRAM dan posisi pada LCD
2.7.2.5. ROM pembangkit karakter (CGROM)
CGROM menghasilkan 5 x 8 titik atau 5 x 10 titik pola karakter dari
karakter 8 bit. Pola karakter dapat ditentukan oleh pengguna yang
disediakan oleh ROM terprogram.
2.7.2.6. RAM pembangkit karakter (CGRAM)
Pada CGRAM, pengguna dapat menulis ulang pola karakter. Untuk 5 x
8 titik, delapan pola karakter yang dapat ditulis dan untuk 5 x 10 titik,
empat pola karakter yang dapat ditulis.
2.8. Komunikasi RS232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 33
Komunikasi serial RS232 digunakan sebagai antarmuka antara komputer
dengan mikrokontroler. Agar level tegangan data serial dari mikrokontroler setara
dengan level tegangan komunikasi port serial PC, diperlukan MAX232 untuk
mengubah ke tegangan TLL/CMOS logic level RS232. .
Ada tiga hal pokok yang diatur standard RS232, antara lain bentuk sinyal dan
level tegangan yang dipakai, penentuan jenis sinyal dan konektor yang dipakai, serta
susunan sinyal pada kaki-kaki di konektor, penentuan tata cara pertukaran informasi
antara komputer dan alat-alat pelengkapnya. Gambar 2.7. berikut menunjukkan
rangkaian koneksi RS232 dengan mikrokontroler.
C5
1 uF
RXD
VCC
C6
1 uF
C7
1 uF
U4
MAX232/SO
138
1110
134526
129147
R1INR2INT1INT2IN
C+C1-C2+C2-V+V-
R1OUTR2OUTT1OUTT2OUT
P1
CONNECTOR DB9
594837261
C4
1uF
TXD
Gambar 2.7. Rangkaian koneksi RS232 dengan mikrokontroler
2.9. Konsep Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi
keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat
dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek
utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan
sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan
memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi
yang gagal membangun SIM karena :
1. Kurang organisasi yang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 34
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer
dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan
memotivasi seluruh personil yang terlibat.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan
manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya,
meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi
yang sangat bermanfaat. Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak
bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa
bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan
SIM adalah SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas
utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan
informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam sub unit
organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai
dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model
matematika.
2.9.1. Definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem
informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu
yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat
serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan
gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal,
perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan
atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu,
apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan
khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan
oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka
membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 35
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan
sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada
beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara
lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang
semakin rumit. Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis.
Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama
dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan
yang memadai.
2.9.2. Unsur-unsur Sistem Informasi Sederhana
Semua sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu
menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan
melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran dan
lain-lain, akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).
DATA : fakta-fakta atau sesuatu yang dianggap (belum mempunyai
arti)
INFORMASI : data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi.
Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, non-
komputer atau kombinasi keduanya.
2.9.3. Kemampuan Sebuah Sistem Informasi Manajemen
Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang
dikomputerisasi akan memungkinkan seorang manajer secara sistematis
menganalisis masing-masing tugas organisasi dan menyesuaikannya
dengan kemampuan komputer. SIM secara khusus memiliki beberapa
kemampuan teknis sesuai yang direncanakan baginya. Secara kolektif
kemampuan ini menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin
penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer
tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih cepat. Sistem
informasi komputer dapat memiliki sejumlah kemampuan jauh diatas
sistem non komputer. Dan kemampuan ini telah merevolusikan proses
manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
telah ada. Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer
:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 36
1. Pemrosesan data batch
2. Pemrosesan data tunggal
3. Pemrosesan on-line, real time
4. Komunikasi data dan switching pesan
5. Pemasukan data jarak jauh dan up date file
6. Pencarian records dan analisis
7. Pencarian file
8. Algoritma dan model keputusan
9. Otomatisasi kantor.
2.9.4. Kemampuan Pelaporan
Semua sistem informasi memiliki kemampuan pelaporan dan
laporan harus dirancang agar sesuai dengan bentuk tertentu. Prinsip
pelaporan :
1. Laporan harus menonjolkan informasi terpenting
2. Harus seringkas mungkin
3. Harus disediakan dukungan
4. Sistem pelaporan manajemen biasanya dalam transisi
5. Setiap laporan harus berformat keputusan
6. Terstruktur untuk melaporkan suatu kinerja
Jenis-jenis laporan :
1. Laporan periodik
Laporan yang secara rutin dikerjakan
2. Laporan indikator kunci
Merupakan variasi laporan periodik, laporan ini secara khusus
memberikan beberapa statistik kritis kegiatan operasi harian kepada manajer.
3. Laporan siap panggil
Jenis laporan yang ditetapkan oleh manajer agar tersedia sebelum
berakhirnya satu periode, mungkin karena masalah operasi yang tidak
diharapkan atau adanya ancaman.
4. Laporan khusus
Laporan ini sering disebut juga laporan ad-hoc adalah jenis laporan lain
dari jenis laporan tidak terjadwal yang dapat diminta oleh manajer.
5. Laporan perkecualian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 37
Yaitu laporan yang berisi hanya informasi yang dibutuhkan oleh manajer.
2.9.5. Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan sistem tentunya harus
didukung oleh personal-personal yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim
biasanya terdiri dari :
1. Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan
dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil,
maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Sistem lama
yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang
lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
- Ketidakberesan sistem yang lama
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem
yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
- Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang
lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua
kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau
efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan
dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 38
untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-
instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah.
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
- Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses
pengembangan sistem
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6. Jangan takut membatalkan proyek
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal
:
1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.
Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat
tertentu
Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
2. Kualitas informasi yang disajikan
3. Keuntungan (penurunan biaya).
Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan.
4. Kontrol (pengendalian)
5. Efisiensi
6. Pelayanan
Beberapa penyebab kegagalan pengembangan sistem :
1. Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
2. Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 39
3. Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya
4. Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan
5. Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan
dan pemasangan teknologi tidak sesuai
6. Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara
7. Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik
2.10. Metode Pengenalan Wajah
Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan citra,
penelitian tentang pengenalan wajah telah banyak dikembangkan untuk
beragam aplikasi dan algoritma. Proses yang diberikan dari masing-masing
metode dapat dilihat bagaimana kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing metode untuk proses pengenalan wajah.
2.10.1. Metode Face-ARG
Park (2005), mengusulkan sebuah metode baru dalam proses
pencocokan gambar dari dua buah wajah dengan tingkat keberhasilan lebih
baik dibandingkan dengan metode lainnya. Metode yang digunakan adalah
Attributed Relational Graph (ARG) yang mentransformasikan suatu gambar
wajah menjadi bentuk graph yang terdiri dari himpunan node dan edge
yang saling berhubungan. Proses dari metode ARG ini memiliki kelemahan
tersendiri karena setiap image wajah yang masuk harus dilakukan
pencocokan dengan semua wajah yang ada dalam basis data, semakin
besar data yang disimpan dalam basis data maka waktu untuk proses
pencocokan yang diperlukan akan semakin besar selain itu perbedaan
ukuran image, berbagai variasi dan latar dari suatu image juga
mempengaruhi proses tersebut.
2.10.2. Jaringan Syaraf Tiruan
Metode yang dapat mengadopsi pengenalan wajah dengan lebih
cepat adalah dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST), dimana
dalam JST pola dikenali melalui proses pembelajaran dari suatu image yang
telah dipolakan kemudian diboboti untuk menghasilkan pola tertentu bagi
masing-masing image. Dalam JST image tidak perlu disimpan dalam satu
basis data tertentu tetapi cukup melihat bobot dari setiap pola image yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 40
masuk, dimana pola-pola image ini sebelumnya telah diberikan sebagai
pelatihan bagi JST. Pembangunan suatu sistem yang didasarkan pada
pendekatan JST, secara umum akan meliputi langkah-langkah berikut ini
(Park, 2005):
1. Memilih model JST yang sesuai didasarkan pada sifat dasar permasalahannya.
2. Membangun JST sesuai untuk karakteristik domain aplikasinya.
3. Melatih JST dengan prosedur pembelajaran dari model yang dipilih.
Menggunakan jaringan yang telah dilatih sebagai pembuatan
inferensi atau pemecahan masalah. Jika hasilnya tidak memuaskan maka
kembali ke langkah sebelumnya.
2.10.3. Metode Back Propagation
Back Propagation adalah salah satu algoritma dalam JST yang
menggunakan multi layer, karena semakin banyak layer yang digunakan
diharapkan jaringan akan menghasilkan hasil yang lebih akurat. Metode
Backpropagation (propagasi balik) merupakan metode pembelajaran lanjut
yang dikembangkan dari aturan perceptron. Hal yang ditiru dari perceptron
adalah tahapan dalam algoritma jaringan. Salah satu hal yang
membedakan antara back propagation dengan perceptron adalah pada
arsitektur jaringannya. Perceptron memiliki jaringan lapis tunggal
sedangkan backpropagation memiliki lapisan lapis jamak.
2.10.4. Algoritma Eigenface
Eigenface adalah salah satu algoritma pengenalan wajah yang
berdasarkan pada Principle Component Analysis (PCA) yang dikembangkan
di MIT. Algoritma Eigenface secara keseluruhan cukup sederhana. Training
Image direpresentasikan dalam sebuah vektor flat (gabungan vektor) dan
digabung bersama-sama menjadi sebuah matriks tunggal. Eigenface
kemudian diekstraksi dan disimpan dalam file temporary atau database.
Adapun algoritma Eigenface yang digunakan dalam penelitian ini
dijalankan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Buat MakeFlatVectors(ImageList, N, M): Image List adalah kumpulan dari N
training image, dimana setiap image adalah W x H pixel. M adalah ukuran
flatvector yang harus dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 41
2. Gabungkan setiap image dalam WH elemen vektor dengan menggabungkan
semua baris. Buat ImageMatrix sebagai matrik N x WH berisi semua gambar
yang digabung.
3. Jumlahkan semua baris pada ImageMatrix dan bagi dengan N untuk
mendapatkan rataan gambar gabungan. Kita namakan vektor elemen WH ini
dengan ψ.
4. Kurangi ImageMatrix dengan average image ψ. Kita namakan matriks baru
ukuran N x WH sebagai Ф.
5. Jika pada elemen-elemen dari matriks Ф ditemukan nilai negatif, ganti nilainya
dengan nilai 0.
Kemudian identifikasi dilakukan dengan proyeksi dengan algoritma
sebagai berikut:
1. Buat projectToFaceSpace(test_image): image berukuran W x H pixel
2. Kita gabung elemen vektor WH dan kita sebut img
3. Load nilai rataan ψ dari database atau file
4. Kurangi img dengan ψ, kita dapatkan img’
5. Jika pada img’ ditemukan elemen dengan nilai negatif, ganti dengan nilai 0,
untuk mendapatkan vektor ukuran img’’.
Proses terakhir adalah identifikasi, yaitu memproyeksikan test image
ke face space dan menghitung score.
1. Load semua wajah yang sudah diproyeksikan dari database
2. Proj=projectToFaceSpace(test_image)
3. Lakukan operasi pengurangan, proj dengan semua wajah yang telah
diproyeksikan. Ambil nilai absolutnya dan jumlahkan, hasilnya adalah score.
4. Ambil score terkecil sebagai hasil dari wajah yang telah diproyeksikan, wajah
ini sebagai hasil identifikasi.
2.11. Penelitian Terdahulu
Sistem presensi yang diterapkan di berbagai instansi/perusahaan
saat ini sudah banyak menggunakan sistem digital seperti fingerprint,
barcode, pengenalan wajah dan menggunakan iris mata sebagai identitas
dalam melakukan input data presensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 42
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melakukan inovasi-
inovasi terbaru, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Syamsiar
(2005) dengan judul Sistem Identifikasi Scan Iris Mata Menggunakan
Metode JST Propagasi Balik Untuk Aplikasi Sistem Pengamanan Brankas.
Sistem scanning iris merupakan pengembangan dari sistem biometrik,
dimana sistem ini menggunakan anggota tubuh manusia untuk
diidentifikasi sebagai ciri unik manusia. Iris sendiri memiliki ciri yang dapat
bertahan lama hingga seumur hidup sama halnya dengan DNA pada tubuh
manusia dan sidik jari manusia. Pada proyek akhir ini dibuat suatu sistem
untuk identifikasi pola iris mata seseorang yang keluaran dari sistem ini
digunakan untuk pengamanan brankas. Proses yang dilakukan meliputi
pengambilan citra secara video capture, kemudian citra dikonversi dari
skala RGB ke grayscale. Setelah itu citra diproses melalui preprocessing
image dan dilakukan deteksi pupil dan iris, lalu disegmentasi agar dapat
diambil area irisnya saja. Kemudian citra dibagi menjadi 64 area untuk
menyederhanakan pemrosesannya. Tahap terakhir adalah identifikasi
dengan metode NN, tetapi sebelumnya sistem dilatih untuk mengenali
referensinya dengan merubah nilai epoch, laju belajar, dan toleransi error
hingga dihasilkan output yang sesuai dengan nilai referensi yang sudah
ditentukan. Sistem dapat bekerja optimal pada range : learning rate (laju
belajar) sebesar 15, jangkauan epoch (looping) sebanyak 100000 kali
dengan toleransi error 0,001 dan momentum 0,1. Tingkat keberhasilan
sistem dalam mengenali user adalah 80,1%.
Menurut Awaludin (2006) Face Recognition atau pengenalan wajah
sejauh ini dilakukan untuk mengenali wajah seseorang dari suatu foto atau
video. Dari hal tersebut dicoba mengembangkan proses pengenalan wajah
atau face recognition tersebut dengan membandingkan foto dengan citra.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat lebih mempermudah proses
pengenalan wajah, yang awalnya harus menggunakan foto atau rekaman
video orang yang dicari, tetapi dengan proyak akhir ini kita dapat
mengenali seseorang hanya dengan mengetahui ciri-cirinya saja yang
digambarkan dengan media citra. Pengenalan wajah manusia merupakan
salah satu bidang penelitian yang penting. Penelitian tersebut telah banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 43
dilakukan dengan kelebihan dan kekurangan tertentu. Dari sebuah wajah,
banyak informasi yang didapat baik secara statis maupun dinamis, misalnya
saja warna kulit, struktur tulang wajah, dan ekspresi wajah. Dalam hal ini
bidang keamananpun tak luput untuk memanfaatkan teknologi ini. Dengan
perangkat lunak face recognition, penegak hukum dapat mencari dan
mengidentifikasi wajah seorang kriminal. Jika semula polisi hanya
berpedoman pada ilustrasi gambar wajah dan sidik jari penjahat secara
manual, kini teknologi komputer dapat melakukan tugas tersebut dengan
lebih cepat dan akurat. Hal ini memungkinkan kepolisian dapat mengenali
wajah seorang penjahat melalui sketsa, serta mendapatkan informasi
tentang orang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian menggambarkan langkah-langkah penelitian yang
akan dilakukan dalam pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah
penyelesaian masalah adalah seperti dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Metodologi
Tahap studi
pendahuluan
Tahap
analisa,
Tahap analisis
dan
Studi
Pustaka
Perumusan Masalah dan Tujuan
Penelitian
Analisa
Sistem Awal
Identifikasi kebutuhan sistem
1. Kerangka kerja 2. Input dan Output sistem 3. Kebutuhan perangkat keras dan lunak 4. Struktur biaya
Peran
Peran
cangan
Analisis Hasil
Rancangan
Kesimpulan
dan Saran
Pengu
jian
Peranc
angan
Studi
Lapangan
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 45
Secara umum, metode penelitian dibagi dalam tiga tahapan, yaitu. ; (1)
tahap studi pendahuluan , (2) tahap analisa, perancangan alat dan pengujian
(3) tahap analisis dan kesimpulan/saran.
3.1. Tahap Studi Pendahuluan
3.1.1. Studi Pustaka
Langkah awal pada penelitian ini adalah dilakukannya studi pustaka
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-teori dan
konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
yang diteliti dan untuk mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat
dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi literatur
dilakukan dengan mengeksplorasi buku-buku, jurnal, penelitian-penelitian
dan sumber-sumber lain yang terkait dengan eksperimen dan pengenalan
citra wajah. Literatur yang digunakan adalah buku-buku tentang sistem
pengenalan wajah, pemrograman visual basic, basis data dan
pemrograman bahasa C untuk mikrokontroler ATMEGA 8535.
3.1.2. Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan adalah mengadakan penelitian di
suatu instansi tentang sistem presensi yang diterapkan. Penelitian
dilakukan di Solo Techno Park pada tanggal 3 Mei 2010 dengan
mengamati proses presensi karyawan dan mekanisme penghitungan upah
karyawan disana. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
perbandingan dengan sistem yang akan dirancang nantinya tentang
kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem. Dalam hal ini,
mekanisme kegiatan presensi karyawan pada perusahaan
industri/perbengkelan seperti di Solo Techno Park sangat sesuai untuk
dilakukan riset.
3.1.3. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Rumusan masalah yang terjadi pada sistem presensi yang ada
sekarang adalah sistem belum mampu melakukan penghitungan gaji
karyawan secara otomatis sehingga perlu dirancang sistem presensi
dengan menggunakan identifikasi citra wajah untuk mendukung
penghitungan jam kerja dan upah karyawan di Solo Techno Park. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 46
sistem presensi manual biasa, seseorang bisa saja melakukan akses
terhadap data orang lain. Sedangkan sistem presensi sidik jari mempunyai
kelemahan pada sensor optik dan kaca akan mudah tergores jika
diterapkan pada industri perbengkelan.
Wajah merupakan salah satu ciri yang dimiliki seseorang yang
memiliki karakteristik yang berlainan, bahkan wajah seorang kembar
identikpun memiliki perbedaan. Untuk itu pada penelitian ini menggunakan
citra wajah sebagai identitas dalam sistem presensi yang akan dirancang
dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisa tingkat akurasi pengenalan dengan
menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Hasil akhir yaitu berupa
akurasi dari berbagai macam citra wajah dan program dapat
membedakannya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu merancang bangun
aplikasi yang dapat mengenali citra wajah seseorang sebagai input dalam
sistem presensi. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu memberikan hasil bahwa dengan adanya sistem presensi yang
menggunakan citra wajah tingkat manipulasi data dapat dihindari.
3.2. Tahap Analisa, Perancangan Alat dan Pengujian
3.2.1. Analisa Sistem Awal
Langkah dari tahap ini adalah melakukan pengumpulan data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan tersebut
kemudian akan dilakukan analisis sistem awal dan analisis kebutuhan sistem.
Pengumpulan Data yang meliputi :
1. Pola wajah
Sampel pola citra wajah ada dua yaitu wajah berdasar jenis kelamin.
Pengambilan sampel citra wajah dapat dilakukan untuk laki-laki dan perempuan.
2. Dokumen
Data diperoleh dengan wawancara terhadap instansi yang menggunakan sistem
presensi otomatis untuk mendapatkan gambaran mengenai dokumen presensi yang
dihasilkan serta rekap gaji karyawan di instansi terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 47
Dari pengumpulan data yang telah di dapat dari tahap pengumpulan
data kemudian dilakukan analisis sistem awal. Tahap Analisis sistem awal
dilakukan untuk mengidentifikasikan permasalahan - permasalahan yang ada
dalam sistem, sehingga dapat diusulkan metode - metode yang efektif.
Analisa sistem awal dilakukan pada proses pengolahan data pada sistem.
3.2.2. Identifikasi Kebutuhan Sistem
1. Kerangka kerja
Kerangka kerja sistem yang akan dirancang ini berdasarkan
kebutuhan akan adanya sistem presensi yang akurat dan mudah dalam
pengoperasian serta mampu menghasilkan rekap gaji karyawan secara
otomatis. Sesuai kebutuhan tersebut, maka dipilih sistem presensi
menggunakan pengenalan citra wajah karyawan yang dapat mencatat jumlah
jam kerja dan menghitung gaji karyawan secara otomatis. Untuk merancang
sistem tersebut dibutuhkan hardware dan software untuk mendukung sistem
presensi pengenalan wajah secara otomatis. Sistem presensi ini akan tercatat
secara otomatis dalam program Visual Basic di komputer dan hasil laporan
sistem presensi ini dapat dicetak (print out). Untuk komunikasi antara
program Visual Basic di komputer dengan hardware menggunakan
komunikasi serial (RS 232). Sedangkan hardware sebagai alat bantu dari
sistem ini hanya berfungsi memproses perintah dari sistem utama (program
Visual Basic) dan mengontrol input yang berupa kamera serta output berupa
LCD.
2. Input dan Output sistem
Alat masukan (input device), adalah alat yang digunakan untuk
menerima masukan yang dapat berupa masukan data ataupun masukan
program. Adapun input yang dibutuhkan pada sistem ini adalah data
identitas karyawan. Data yang dibutuhkan sebagai masukan (input) ke dalam
sistem informasi ini adalah :
1. Data nama karyawan
2. Data alamat karyawan
3. Data jabatan karyawan
4. Data nomor kepegawaian
5. Data gaji karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 48
Sedangkan output pada sistem ini adalah informasi tentang
kehadiran karyawan melalui pengenalan wajah beserta rekap perhitungan
gajinya berupa laporan yang dapat dicetak (print out).
3. Kebutuhan perangkat keras dan lunak
Tahapan selanjutnya adalah membuat kriteria alat bantu untuk
pengaturan pendeteksian citra wajah yang akan dibuat. Dan untuk
merealisasikan dibuat alat pengaturan pendeteksian dan program yang
diperlukan untuk menentukan seberapa cocok citra wajah dapat dikenali
oleh sistem, kriteria yang harus ada pada alat ini adalah dapat memberikan
informasi bahwa pengenalan citra wajah cocok atau tidak ditampilkan ke LCD
atau ada bunyi peringatan melalui buzzer. Berdasarkan kriteria dari
kebutuhan alat tersebut yang telah disebutkan di atas, ditentukanlah hal-hal
yang harus dibutuhkan untuk merealisasikan pembuatan alat, dimana hal-hal
yang dibutuhkan adalah:
1. buzzer
2. PC digunakan untuk membuat program.
3. multitester
4. Mikrokontroler ATMEGA 8535
Mikrokontroler menggunakan AT MEGA 8535 karena telah memiliki internal
memori, ADC, timer yang dibutuhkan dalam perancangan.
5. LCD
Untuk kebutuhan perangkat lunak, digunakan software
pemrograman visual basic 6.0 dan MySQL sebagai data basenya. Software
tersebut untuk pembuatan program aplikasi dari sistem informasi yang
dirancang.
4. Struktur Biaya
Dalam merancang sistem presensi karyawan berbasis pengenalan wajah
dibutuhkan biaya untuk pembuatan alat yang meliputi biaya komponen-
komponen seperti kamera, Mikrokontroler ATMEGA 8535, LCD, kabel data
dan komponen pendukung lain. Selain biaya komponen, dapat ditambahkan
biaya training bagi staf administrasi yang diterapkan di lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 49
3.2.3. Perancangan Alat
Sistem ini dirancang dengan menggunakan komponen-komponen
yang beberapa jenisnya telah disebutkan sebelumnya, komponen-komponen
tersebut kemudian disusun sesuai dengan fungsinya masing-masing. Secara
global, sistem pengenalan wajah manusia dimulai dari citra wajah diambil
melalui sebuah kamera dengan posisi wajah frontal menghadap kamera.
Untuk mendeteksi wajah, mikrokontroler akan mengirim data yang diambil
melalui kamera (input) ke komputer untuk proses identifikasi oleh program
visual basic. Hasil proses identifikasi akan dikirim balik oleh komputer ke
mikrokontroler, guna menampilkan data lewat LCD (output). Komunikasi
yang digunakan antara mikrokontroler dengan Visual Basic memakai
komunikasi serial (RS 232). Buzzer digunakan sebagai indikator bunyi dalam
proses pengambilan gambar dan identifikasi data.
3.2.4. Perancangan Basis Data
Pada tahap ini akan dirancang database yang nantinya digunakan
untuk menampung data wajah karyawan yang diinput ke program. Tahap-
tahap dalam perancangan database yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :
analisis kebutuhan database, tahap perancangan model konseptual
database, tahap perancangan model logis database dan tahap perancangan
fisik database. Sedangkan untuk database yang digunakan adalah MySQL.
3.2.5. Perancangan Interface Aplikasi
Yang dimaksud dengan perancangan interface adalah aplikasi yang
dipakai untuk menampilkan dan penulisan kode program berdasarkan pada
database yang telah di buat. Untuk pembuatan program aplikasi sistem
informasi ini, digunakan software pemrograman visual basic dan MySQL
sebagai data basenya.
3.2.6. Pengujian
Metode pengujian dipilih berdasarkan fungsi operasional dan
beberapa parameter yang ingin diketahui dari sistem tersebut. Data yang
diperoleh dari metode pengujian yang dipilih tersebut dapat memberikan
kegunaan yang optimal untuk keperluan penyempurnaan sistem. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 50
penelitian ini dipilih dua macam metode pengujian, yaitu pengujian
fungsional dan pengujian akurasi pengenalan wajah.
1. Pengujian Fungsional
Pengujian fungsional digunakan untuk membuktikan apakah sistem
yang diimplementasikan dapat memenuhi persyaratan fungsi operasional
seperti yang direncanakan sebelumnya. Ada dua macam metode pengujian
fungsional yang dilakukan. Metode pertama adalah pengujian fungsional
bagian demi bagian dari program yang dibangun sedangkan yang kedua
adalah pengujian sistem secara keseluruhan.
Pengujian dilakukan dengan menjalankan program aplikasi yang
telah dibuat dengan melakukan input data contoh kemudian memeriksa
apakah output yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian
dilakukan pada proses presensi dan proses identifikasi wajah. Pada proses
pengelolaan data, validasi dilakukan pada fungsi penambahan, pengurangan
dan pengubahan data untuk proses pengarsipan data karyawan, rekap
kehadiran karyawan, dan data master gaji karyawan.
2. Pengujian Akurasi pengenalan wajah
Pengujian akurasi pengenalan wajah bertujuan untuk menganalisa
tingkat akurasi pengenalan yang dilakukan oleh sistem berdasarkan
algoritma Eigenface dan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi
pengenalan tersebut. Dengan penggunaan dua metode pengujian di atas,
diharapkan pada sistem dapat ditemukan kelebihan dan kekurangannya,
sehingga memudahkan jika dilakukan pengembangan nantinya.
3.3. Tahap Analisis dan Kesimpulan/Saran
3.3.1. Analisis Hasil Rancangan
Pada tahap ini dilakukan perbandingan pola citra wajah yang telah
dijadikan sampel untuk mengukur tingkat akurasi antara citra dengan wajah
asli. Spesifikasi sistem presensi hasil rancangan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Ketepatan pengenalan citra wajah karena sistem dirancang sesuai dengan ketentuan
yang ada pada setiap jenis pola citra wajah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 51
2. Hasil sistem presensi berbasis pengenalan citra wajah ditampilkan dalam bentuk
yang lebih mudah dalam pengoperasian program.
3. Program dapat disetting sesuai dengan yang diinginkan.
4. Sederhana dan praktis
3.3.2. Kesimpulan dan Saran
Tahap terakhir penelitian yaitu membuat kesimpulan yang menjawab
tujuan akhir dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data
yang telah dilakukan serta saran yang disampaikan untuk dapat memberikan
informasi sistem presensi yang efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 52
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mulai dari identifikasi sistem sekarang
sampai perancangan sistem (software dan hardware). Pengumpulan data
dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara. Dari data yang ada
kemudian dilakukan analisis terhadap sistem sekarang untuk
mengidentifikasi kebutuhan sistem yang nantinya akan digunakan sebagai
pedoman dalam pengembangan sistem yang baru.
4.1. Analisa Sistem Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 53
Sistem sekarang yang digunakan pada pencatatan
kehadiran karyawan di Solo Techno Park menggunakan
finger print yang berarti sistem pencatatan hanya
memberikan informasi kehadiran dari karyawan. Sebagai
contoh finger print, dengan meletakkan jari kita ke alat
maka identitas kita akan mencatat jam kehadiran dan
kepergian, yang kemudian akan memberikan laporan
setiap bulannya dan hasil laporan hanya berupa data jam
kehadiran dan kepergian serta jumlah total jam kerja.
Tetapi alat tersebut beresiko terhadap kebersihan jari
pada setiap karyawan, apabila kotor maka alat sulit
mendeteksi sehingga sering terjadi kesalahan pencatatan.
Untuk proses perhitungan gaji karyawan masih dilakukan
secara manual dengan mencatat jumlah jam kerja reguler
dan jam kerja lembur beserta potongan telat maupun
absen yang sudah ditetapkan.
Aplikasi presensi pengenalan wajah dibentuk oleh data-data yang
diperoleh dari data pendukung lain (data penelitian). Data ini kemudian
diolah menjadi basis data yang kemudian ditampilkan sebagai sistem
informasi manajemen. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
perancangan sistem presensi karyawan sesuai hasil identifikasi kebutuhan
sistem, seperti berikut:
1. Aturan Jam Kerja Reguler
Untuk aturan jam kerja reguler, jam masuk dan jam keluar kerja
dapat diatur pada program aplikasi sesuai kebutuhan. Tetapi normalnya
delapan jam kerja untuk bisa dihitung sebagai satu hari. Sebagai contoh, jam
kerja reguler dimulai pukul 08.00 s/d 16.00. Dalam sistem ini tidak ada
pembagian shift dalam kerja.
2. Aturan Jam Kerja Lembur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 54
Untuk aturan jam kerja lembur, jam mulai dan jam selesai lembur
juga dapat diatur sesuai kebutuhan lewat program aplikasi. Perhitungan jam
kerja lembur biasanya dimulai satu jam setelah jam kerja reguler berakhir.
Sebagai contoh, jam kerja lembur dimulai pukul 17.00 s/d 23.00. Dalam
sistem ini tidak ada pembatasan jam maksimal untuk lembur dan
perhitungan upah lembur dihitung per jam dimana seorang karyawan harus
memiliki durasi lembur minimal satu jam untuk mendapatkan upah lembur.
Besarnya upah lembur didasarkan jabatan tiap karyawan dan dapat diatur
pada program aplikasi sesuai kebutuhan.
3. Aturan Cuti/Izin
Jenis cuti/izin yang ada dalam sistem yaitu Alpa, Izin, dan Sakit.
Ketidakhadiran karyawan akan tercatat dalam aplikasi sistem presensi sesuai
jenis absen dan keterangan tidak hadir karyawan yang bersangkutan. Jenis
ketidakhadiran dengan Izin tidak terkena potongan absen, sedangkan Alpa
dan Sakit tetap dikenai potongan absen dalam perhitungan gaji.
4. Potongan
Jenis potongan yang ada dalam sistem yaitu potongan telat dan
potongan absen. Potongan telat dihitung per setengah jam dimana seorang
karyawan dikatakan terlambat jika melakukan presensi setelah satu menit
dari jam masuk kerja reguler. Potongan absen dihitung per hari dan
dikenakan jika seorang karyawan tidak hadir tanpa adanya izin. Besarnya
potongan telat dan potongan absen dipengaruhi jabatan dan nilainya dapat
diatur pada program aplikasi sesuai kebutuhan.
5. Perhitungan Total Gaji
Untuk perhitungan total gaji tiap karyawan
meliputi gaji pokok ditambah tunjangan (upah lembur)
dan dikurangi potongan yang ada.
4.1.2 Kelemahan dan Kelebihan Sistem Sekarang Dari analisa sistem yang telah dilakukan maka didapat kelemahan-kelemahan sistem lama dalam
hal ini adalah absensi sidik jari sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Solo Techno Park yang di
tunjukan pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1. Kelemahan dan Kelebihan Sistem Lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 55
No Kelemahan Kelebihan
1 Hardware sukar dibersihkan jika kotorTidak ada lagi karyawan yang titip absen
2Susah terdeteksi jika jari basah (dikarenakan sensor akan lembab)
Tidak ada lagi manipulasi jam lembur
3Sistem informasi presensi belum mampu menghitung gaji karyawan secara otomatis
Akurat dan mudah dalam pengoperasian
Adapun hasil analisa sistem terkait permasalahan yang terjadi dan
kelemahan dari sistem lama yang di tunjukan pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Kelemahan Sistem Sekarang
No Permasalahan No Kelemahan Penyebab/Kelemahan Sistem
1Masih sulit untuk menentukan kebutuhan proses perhitungan gaji karyawan.
1Sistem informasi presensi yang telah ada belum mampu menghitung gaji karyawan secara otomatis.
2Terjadi kesalahan dan inkonsistensi data karena kemungkinan terjadi kesalahan input dalam proses presensi.
2Sensor pada hardware susah mendeteksi jika jari basah atau dalam keadaan kotor. Apabila tergores akan mudah rusak.
3
Untuk mencari informasi – informasi yang dibutuhkan dalam rangka pengelolaan suatu kegiatan presensi karyawan maupun perhitungan gaji sulit dan membutuhkan waktu lama.
3Data presensi karyawan masih disimpan dalam dokumen, sehingga sorting dan searching data dilakukan secara manual sangat menyusahkan karena sangat banyak.
4 Sistem kurang informatif 4
Sistem sekarang belum dapat menampilkan data karyawan dan laporan data gaji tiap karyawan dalam sebuah sistem presensi karyawan. Sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dari sistem presensi tersebut.
4.2. Identifikasi Kebutuhan Sistem
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada maka perlu dibuat
suatu sistem informasi yang dapat memberikan informasi tentang
pencatatan kehadiran yang lebih efektif dan efisien dibanding dengan sistem
yang lama, dalam membangun sistem informasi tersebut, maka perlu
dilakukan perancangan sistem.
4.2.1 Kerangka Kerja
Kerangka kerja sistem ini dimulai dari user yang diambil gambar
wajahnya melalui kamera, kemudian data wajah tersebut diolah program
dalam komputer untuk proses identifikasi. Hasil proses identifikasi akan
tampil pada LCD berupa identitas dari user jika wajah dikenali. Sebaliknya jika
wajah tidak dikenali, maka akan muncul pesan tidak dikenali di LCD. Sistem
presensi ini akan tercatat secara otomatis dalam program Visual Basic di
komputer dan hasil laporan sistem presensi ini dapat dicetak (print out).
Untuk komunikasi antara program Visual Basic di komputer dengan
hardware menggunakan komunikasi serial (RS 232). Sedangkan hardware
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 56
sebagai alat bantu dari sistem ini hanya berfungsi memproses perintah dari
sistem utama (program Visual Basic) dan mengontrol input yang berupa
kamera serta output berupa LCD.
Rancangan desain sistem ini dapat dilihat pada gambar berikut:
4.2.2. Input dan Output Sistem
Penelitian yang dilakukan pada perusahaan Solo Techno Park dimana
sistem presensi yang digunakan adalah finger print (sidik jari). Data yang
dibutuhkan sebagai masukan (input) ke dalam sistem informasi ini adalah :
1. Data nama karyawan
2. Data alamat karyawan
3. Data jabatan karyawan
4. Data nomor kepegawaian
5. Data gaji karyawan
Sedangkan output pada sistem ini adalah informasi tentang
kehadiran karyawan melalui pengenalan wajah beserta rekap perhitungan
gajinya berupa laporan yang dapat dicetak (print out).
4.2.3 Kebutuhan Perangkat Keras dan Lunak
k
Gambar 4.1 Kerangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 57
Pembuatan perangkat keras pada alat tambahan yang berfungsi sebagai
input data dan pendeteksian apakah data yang diinput sesuai dengan data yang ada
pada komputer maka tahapan pembuatannya yaitu merangkai rangkaian
elektronik.
Pada pembuatan rangkaian elektronik ini berfungsi sebagai unit
pengontrol dan pengolah data seluruh rangkaian alat. Rangkaian dari piranti keras
yang dipergunakan untuk membuat alat penginput data dan mendeteksi
perbandingan pada data yang sudah ada pada komputer ditunjukkan pada skema
elektronik berikut ini :
Gambar 4.2 Rangkaian elektronik piranti keras (hardware)
1. Power Supply dibangun dari batere dengan bantuan kapasitor 1000uF, 100uF , IC
7805, keluaran dari bagian ini adalah tegangan sebesar 5V yang dipergunakan
untuk memberikan tenaga kepada seluruh rangkaian elekronika yang
dipergunakan.
J4
OK
12
C310uF
OK
DB5
DB6
R6
470
U1
ATmega8535
9
12
13
11
32
30
31
10
12345678
2223242526272829
1415161718192021
4039383736353433
RST
XTAL2
XTAL1
GN
D
AREF
AVCC
GND
VC
C
PB0 (XCK/T0)PB1 (T1)PB2 (INT2/AIN0)PB3 (OC0/AIN1)PB4 (SS)PB5 (MOSI)PB6 (MISO)PB7 (SCK)
PC0 (SCL)PC1 (SDA)
PC2PC3PC4PC5
PC6 (TOSC1)PC7 (TOSC2)
PD0 (RXD)PD1 (TXD)
PD2 (INT0)PD3 (INT1)
PD4 (OC1B)PD5 (OC1A)PD6 (ICP1)PD7 (OC2)
PA0 (ADC0)PA1 (ADC1)PA2 (ADC2)PA3 (ADC3)PA4 (ADC4)PA5 (ADC5)PA6 (ADC6)PA7 (ADC7)
Q2TIP41
BUZZER
DB8
C4
3300uF/25V
DB7
RX
J3
LCD
12345678910111213141516
R510K
SW1reset
12
RS
R1
10K
R4470
Y1
4MHz
J6
AC
12
DB5
VCC
VCC
U27805
1
2
3VIN
GN
D
VOUT
DB7
J1
BUZZER 5V
12
C5100uF/16V
VCC
CONTRAST
VCC
FOTO
C61000uF/16V
D3
1N4148
DB8
TX
R2
4K7
EN
-+ D1
5A1
2
3
4
Q1NPN BCE
RX
DB6
RS
BUZZER
TX
FOTO
EN
VCC
J2
FOTO
12
RD
OK
D2
LED
J5
UART
1234
C2
22pF
R3
10K
RD
VCC
VCC
C1
22pF
VCC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 58
2. Sistem mikrokontroler dibangun oleh sebuah mikrokontroler ATMEGA8535, kristal
4MHz, kapasitor 22pF, kapasitor 10uF dan resistor 10KOhm. Input bagian ini
berasal dari tuas , perubahan posisi tuas akan mengakibatkan tegangan masukan
analog pada mikrokontroler berubah-ubah. Perbedaan tegangan inilah yang
dideteksi sebagai perubahan kekuatan genggaman tangan dalam satuan kilogram.
3. Display atau penampil dibangun dengan mempergunakan sebuah LCD yang terdiri
dari 2 baris dengan masing-masing sejumlah 16 karakter tiap barisnya. Tampilan
pada LCD adalah tingkat keakuratan pengenalan wajah.
Untuk kebutuhan perangkat lunak, digunakan software
pemrograman visual basic 6.0 dan MySQL sebagai data basenya. Software
tersebut untuk pembuatan program aplikasi dari sistem informasi yang
dirancang.
4.2.4 Struktur Biaya
Dalam mewujudkan piranti yang dibangun dibutuhkan biaya untuk
melakukan pembuatan alat, berikut ini data biaya alat tiap komponen :
Tabel 4.3. Daftar harga komponen
o
Daftar
Komponen
Ju
mlah
Harga
Mikrokont
roler
1 Rp
52.500,00
Resistor
10Kilo Ohm
1 Rp
30,00
Resistor
470 Ohm
1 Rp.
30,00
Resistor
330 Ohm
1 Rp.
30,00
Transistor
TIP 41
1 Rp.
3.000,00
IC 7805 1 Rp.
3.000,00
Dioda
1N4148
1 Rp.
200,00
Kapasitor 1 Rp.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 59
1000uF/16V 1.500,00
Kapasitor
100 uF/16V
1 Rp.
500,00
0
Kapasitor
3300uF/16V
1 Rp.
2.000,00
1
LCD
M1632
1 Rp.
67.000,00
2
Kristal 4
MHz
1 Rp.
5.000,00
3
Kapasitor
22pF @Rp
500,00
2 Rp.
1.000,00
4
PCB Fiber 1 Rp
21.000,00
5
Casing 1 Rp
20.000,00
6
Web
Kamera
1 Rp.
250.000,0
0
7
Kabel
serial RS232
1 Rp.
60.000,00
8
Tenol 1 Rp.
5.000,00
9
Kabel 1 Rp.
10.000,00
JUMLAH
Rp
501.790,0
0
Sedangkan untuk biaya selain komponen adalah biaya training sistem
presensi pengenalan wajah bagi staf administrasi yang diterapkan di
lapangan adalah sebesar Rp. 250.000,00. Biaya ini diperlukan untuk
mengetahui nilai ekonomis dari alat yang dibuat jika dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 60
melakukan pembelian alat yang sudah jadi. Dari referensi yang ada diperoleh
bahwa harga alat Automatic FacePresence Machine sebesar Rp 8.998.000,-
sedangkan untuk harga mesin absensi sidik jari harga di pasaran sebesar Rp.
950.000,- maka terlihat jelas bahwa alat yang dibuat memiliki nilai ekonomis
yang jauh lebih baik karena berada jauh di bawah harga alat tersebut.
4.3. Perancangan Alat
Pembuatan perangkat keras diperlukan untuk mendukung sistem
presensi karyawan berbasis pengenalan wajah. Alat yang dirancang terdiri
dari kamera, mikrokontroler ATMega8535 dan display LCD. Kamera berfungsi
sebagai pengambil gambar dalam proses input sistem. Mikrokontroler
berfungsi sebagai kontroler antara input dan output dalam sistem.
Sedangkan LCD hanya sebagai penampil untuk menunjukkan proses output
dari sistem presensi. Untuk komunikasi antara perangkat keras dengan
aplikasi sistem di komputer menggunakan kabel serial RS232. Untuk
pemrograman mikrokontroler ATMega8535 menggunakan bahasa C.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan aplikasi sistem
presensi ini, seperti berikut:
1. Mekanisme Tempat Pengambilan Citra Wajah
Gambar 4.3 Aplikasi Proses Pengambilan Citra Wajah
Untuk pengambilan citra wajah yang akan distandarisasi, dilakukan
standarisasi kondisi sebagai berikut :
· Pose wajah lurus ke depan, ekspresi standar
· Background adalah tembok dengan warna putih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 61
· Pencahayaan untuk pengambilan semua citra karyawan dibuat sama
· Jarak kamera dan wajah yang dicapture dibuat konstan (± 30 cm)
· Sudut α sekitar 20º-30º
· Sudut β sekitar 40º-60º
· Resolusi kamera yang dipilih adalah 320 x 240
2. Mekanisme Penggunaan Face Recognizing
Berdasarkan cara kerja sistem presensi karyawan berbasis
pengenalan wajah, terlebih dahulu dilakukan pengambilan gambar wajah
karyawan melalui kamera untuk melengkapi data identitas karyawan. Data
semua wajah karyawan akan disimpan di path folder Images yang terletak
pada folder program aplikasi hasil install (sebagai contoh: C:\Program
Files\Face Recognition\Images). Data-data wajah karyawan yang disimpan
dalam format Bitmap Image (*.bmp;*.jpg). Untuk proses identifikasi wajah
dilakukan dengan membandingkan foto yang akan diidentifikasi dengan
sampel wajah pembanding dari data wajah yang sudah ada. Kemudian
menghitung total selisih kode warna masing-masing pixel dari kedua image
dan nilai selisih diubah menjadi persen. Lakukan dengan wajah pembanding
berikutnya, hingga semua data wajah yang ada sudah dibandingkan semua.
Wajah yang paling mirip adalah wajah yang prosentase selisih pixel hasil
perbandingannya paling mendekati 100%.
4.4. Perancangan Basis Data
Pada tahap ini akan dirancang database yang nantinya digunakan
untuk menampung data karyawan yang maksimal. Desain database ini
terdiri dari empat tahapan yaitu tahap analisis kebutuhan database, tahap
perancangan model konseptual database, tahap perancangan model logis
database dan tahap perancangan fisik database.
1. Tahap analisis kebutuhan database
Pada tahap analisis kebutuhan database, entitas yang dibutuhkan
oleh Entity Relationship Diagram (ERD) yang akan dirancang sebelumnya
dikumpulkan dan dikelompokkan. Entitas tersebut yang nantinya digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 62
untuk menentukan tabel awal sistem presensi pengenalan wajah. Terdapat
tujuh entitas yang terlibat dalam perancangan ERD, antara lain:
1. Karyawan
2. Bagian
3. Jabatan
4. Presensi
5. Gaji
6. Izin
7. Lembur
2. Tahap perancangan model konseptual database
Pada perancangan konseptual diperlukan suatu pendekatan yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan antar data. Hubungan tersebut
dapat dinyatakan dalam bentuk model E-R. Model E-R adalah suatu model
yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut,
dan hubungan antar entitas. Model E-R tidak mencerminkan bentuk fisik
yang akan disimpan dalam database, melainkan hanya bersifat konseptual.
Itulah sebabnya model E-R tidak bergantung pada produk DBMS yang
digunakan.
Langkah pertama dalam menggambarkan model E-R adalah
menentukan entitas yang berhubungan dalam sistem. Kemudian dibuat
hubungan (relationship) antara entitas yang menyatakan keterkaitan antara
tipe entitas. Berikut penggambaran relasi yang terjadi:
1. Relasi Karyawan Melakukan Presensi
Gambar 4.4 Relasi Karyawan Melakukan Presensi
2. Relasi Karyawan Memiliki Jabatan
e
e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 63
Gambar 4.5 Relasi Karyawan Memiliki Jabatan
3. Relasi Karyawan Punya Bagian
Gambar 4.6 Relasi Karyawan Punya Bagian
4. Relasi Jabatan Menentukan Gaji
Gambar 4.7 Relasi Jabatan Menentukan Gaji
5. Relasi Presensi Menghasilkan Gaji
Gambar 4.8 Relasi Presensi Menghasilkan Gaji
6. Relasi Karyawan Mengambil Izin
Gambar 4.9 Relasi Karyawan Mengambil Izin
7. Relasi Karyawan Melakukan Lembur
Gambar 4.10 Relasi Karyawan Melakukan Lembur
u
a ae
e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 64
8. Relasi Seluruh Entitas
Gambar 4.11 Relasi Seluruh Entitas
3. Tahap perancangan model logis database
Dalam merancang model logis database digunakan teknik
normalisasi. Normalisasi merupakan salah satu cara dalam membangun
desain logika database relasional. Tujuan normalisasi adalah untuk
menghasilkan struktur database yang mampu menampung data yang
diperlukan secara lengkap dan meminimalkan terjadinya duplikasi.
4. Tahap perancangan fisik database
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 65
Setelah dilakukan normalisasi, akan didapatkan menghasilkan tabel-
tabel baru. Tabel-tabel tersebut akan diwujudkan secara fisik yaitu dengan
merancang tabel tersebut di dalam DataBase Management Systems (DBMS).
Tujuan utama dari perancangan fisik adalah untuk mendapatkan efisiensi
dalam pemrosesan data. Rancangan yang dilakukan meliputi nama tabel, tipe
tabel dan ukuran tabel. Untuk database nya di gunakan MySQL, karena
database ini memiliki kapasitas yang cukup besar, mudah dalam konfigurasi,
dapat di fungsikan sebagai database server-client dan bersifat gratis.
Berikut adalah hasil perancangan fisik database pada MySQL :
Tabel 4.4 Tabel Lengkap Rancangan Fisik Database
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 66
Tabel Field Type Size1 variable varchar 602 profile varchar 303 value text -1 kdbagian small integer 12 nmbagian varchar 301 kdjabatan small integer 12 nmjabatan varchar 303 gaji_pokok integer 14 pot_telat integer 15 pot_absen integer 16 ins_lembur integer 11 rowid integer unsigned 12 tanggal datetime -3 f_tahunan small integer 14 keterangan varchar 801 rowid integer unsigned 12 kdperson varchar 103 nmperson varchar 304 kdbagian small integer 15 kdjabatan small integer 16 alamat varchar 801 rowid integer unsigned 12 tanggal datetime -3 kdperson varchar 104 jam_masuk datetime -5 jam_keluar datetime -6 durasi double -7 telat double -8 telat_ef double -9 status small integer 11 rowid integer unsigned 12 bulan small integer 13 tahun small integer 14 kdperson varchar 105 jml_izin small integer 16 jml_alpa small integer 17 jml_telat double -8 jml_lembur double -9 gaji_pokok double -
10 pot_telat integer 111 pot_absen integer 112 ins_lembur integer 11 rowid integer unsigned 12 tanggal datetime -3 kdperson varchar 104 status small integer 15 keterangan text -1 rowid integer unsigned 12 kdperson varchar 103 mulai datetime -4 selesai datetime -5 durasi double -6 efektif double -
tr_gaji
tr_izin
tr_lembur
global_config
ms_bagian
ms_jabatan
ms_libur
ms_person
tr_absensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 67
4.5. Perancangan Interface Aplikasi
Pada tahap ini dilakukan perancangan bentuk interface program
aplikasi sistem presensi pengenalan wajah yang dibuat, dengan tujuan
supaya pemakai mudah mengerti. Perancangan interface ini adalah desain
menu perangkat lunak. Desain menu perangkat lunak meliputi desain menu–
menu yang akan di tampilkan dalam aplikasi yang dibuat.
Menu sistem informasi presensi pengenalan wajah terdiri dari Daftar
nama, Identifkasi, Face test dan Close
Form masukan pada sistem informasi ini berupa form – form isian
yang akan disimpan dalam database. Form masukan dirancang berdasarkan
kebutuhan database yang dirancang. Berikut ini adalah form– form masukan
yang dirancang.
4.5.1. Menu Utama
Pada menu ini merupakan awal dari dimulainya program dengan
menekan menu maka program bisa dijalankan dengan opsi yang tersedia
yaitu sub menu seperti pada gambar berikut:
Gambar 4.12 Menu utama
4.5.2. Menu Daftar Nama
Menu daftar nama adalah membuat tampilan yang harus diisi data
kode dan nama karyawan dengan pilihan button tambah, ubah, hapus,
refresh dan close. Adapun hasil tampilan tersebut ditunjukkan pada gambar
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 68
Gambar 4.13 Menu daftar nama
Pada menu daftar nama dapat digunakan untuk penambahan daftar
nama jika dikehendaki oleh user dengan cara menekan control N atau
Tambah maka akan muncul implementasi sebagai berikut:
Gambar 4.14 Tampilan tambah nama
4.5.3. Menu identifikasi
Implementasi sub menu identifikasi merupakan tampilan yang
menghasilkan untuk pencocokan pola citra wajah dengan 6 button yaitu
kamera, ambil foto, identifikasi, simpan wajah, ukuran dan close, seperti
pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 69
Gambar 4.15 Menu identifikasi
4.5.4. Menu face test
Tampilan sub menu face test menampilkan perbandingan antara dua
wajah yang perlu dilakukan untuk membandingkan tingkat keakuratan,
implementasi program adalah sebagai berikut:
Gambar 4.16 Menu face test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 70
4.5.5. Close
Untuk mengakhiri aplikasi ini dengan menekan button close dan
display program sistem absensi karyawan akan kembali ke program
windows.
4.6. Pengujian
Pada tahap ini dilakukan proses pengujian terhadap program aplikasi
sistem presensi pengenalan wajah yang telah dibuat. Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memasukan data-data yang dibutuhkan pada form
menu Daftar Bagian dan Daftar Jabatan beserta gaji, potongan, tunjangan
tiap jabatan karyawan. Berikut ini adalah tampilan form-form untuk menu
Daftar Bagian dan Daftar Jabatan:
Gambar 4.17 Menu Daftar Bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 71
Gambar 4.18 Menu Daftar Jabatan
Langkah berikutnya adalah memasukan data personal tiap karyawan
melalui form menu Data Karyawan beserta gambar citra wajah dari tiap
karyawan. Data-data karyawan yang telah dimasukan akan tercatat seperti
pada gambar berikut:
Gambar 4.19 Menu Data Karyawan
4.6.1. Skenario Pengujian
Setelah data-data karyawan terkumpul, selanjutnya tinggal
melakukan proses presensi untuk tiap karyawan menggunakan sistem
presensi pengenalan wajah yang telah dirancang. Disini untuk pengujian,
setting waktu kerja mulai pukul 08.00 s/d 16.00 dan jam kerja lembur mulai
pukul 17.00 s/d 23.00 serta pengujian dilakukan untuk periode 10 hari kerja.
Berikut adalah skenario proses presensi karyawan yang terjadi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 72
Tabel 4.5 Tabel Skenario Presensi Karyawan
Periode 10 hari kerja
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk KeluarHenry 7:51:24 20:05:18 7:54:13 16:03:55 8:02:53 16:15:08 7:55:07 16:05:24 7:52:54 16:04:43 7:54:09 12:05:14 7:45:21 16:03:27 7:50:15 16:03:44 7:48:50 16:05:17Gamma 7:53:18 20:03:45 7:50:35 16:05:12 7:55:08 16:05:17 7:51:21 16:07:16 7:55:23 16:06:11 7:52:22 12:06:37 7:50:23 16:06:12 7:52:23 16:05:34 7:46:24 20:05:30Ridho 7:54:26 16:32:20 7:53:22 16:08:15 7:50:35 21:15:05 7:56:34 16:08:54 7:59:04 16:01:36 7:50:32 12:08:11 7:55:40 16:08:10 7:54:48 22:10:07Tian 7:55:39 16:40:08 7:57:43 16:10:24 7:48:33 16:10:06 7:58:40 21:07:13 8:13:07 16:09:15 7:48:18 12:10:26 7:53:35 16:12:30 7:58:31 16:11:57 7:56:35 16:12:47
6 7 8 9 10
LIBUR SAKIT
Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu1 2 3 4 5Pekerja
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Dari skenario presensi karyawan di atas, dapat diperoleh informasi sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Informasi Data Presensi
No Pekerja Total Jam Kerja Reguler Total Jam Lembur Total Telat Total Absen1 Henry 68 jam 3 jam 1 kali -2 Gamma 68 jam 6 jam - -3 Ridho 60 jam 9 jam - 1 hari4 Tian 68 jam 4 jam 1 kali -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 73
4.6.2. Hasil Pengujian
Dari informasi data-data terkait presensi yang didapat melalui
skenario presensi karyawan, langkah berikutnya adalah melakukan proses
penghitungan gaji tiap karyawan sebagai hasil dari pengujian. Perhitungan
total gaji karyawan dipengaruhi oleh gaji pokok, potongan telat, potongan
absen dan tunjangan lembur. Sebagai contoh, dilakukan perhitungan secara
manual untuk satu karyawan yaitu Henry. Berdasarkan informasi data
presensi yang dilakukan Henry, dapat diketahui total jam lembur sebanyak 3
jam dan total telat sebanyak 1 kali. Jadi perhitungan total gajinya sebagai
berikut:
Total Gaji = Gaji pokok – ( potongan telat + potongan absen ) + Insentif
lembur
= 5.000.000 – ( 20.000 + 0 ) + 150.000
= 5.000.000 - 20.000 + 150.000
= 5.130.000
Untuk pengujian terhadap sistem presensi yang dirancang, proses
perhitungan gaji akan secara otomatis dilakukan oleh program dan hasil
laporan perhitungan gaji ditampilkan dalam Rekap Gaji Karyawan.
Hasil dari pengujian terhadap sistem yang dilakukan dapat ditunjukkan
pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 74
Tabel 4.7 Tabel Rekap Kehadiran dan Gaji Karyawan
Periode 10 hari kerja
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk KeluarHenry 7:51:24 16:30:23 7:54:13 16:03:55 8:02:53 16:15:08 7:55:07 16:05:24 7:52:54 16:04:43 7:54:09 12:05:14 7:45:21 16:03:27 7:50:15 16:03:44 7:48:50 16:05:17 5,000,000 20,000 150,000 5,130,000(Jam Lembur) 16:38:12 20:05:18Gamma 7:53:18 16:24:47 7:50:35 16:05:12 7:55:08 16:05:17 7:51:21 16:07:16 7:55:23 16:06:11 7:52:22 12:06:37 7:50:23 16:06:12 7:52:23 16:05:34 7:46:24 16:08:27 3,000,000 90,000 3,090,000(Jam Lembur) 16:44:48 20:03:45 16:55:12 20:05:30Ridho 7:54:26 16:32:20 7:53:22 16:08:15 7:50:35 16:02:24 7:56:34 16:08:54 7:59:04 16:01:36 7:50:32 12:08:11 7:55:40 16:08:10 7:54:48 16:02:25 1,500,000 40,000 90,000 1,550,000(Jam Lembur) 16:58:42 21:15:05 16:59:18 22:10:07Tian 7:55:39 16:40:08 7:57:43 16:10:24 7:48:33 16:10:06 7:58:40 16:09:46 8:13:07 16:09:15 7:48:18 12:10:26 7:53:35 16:12:30 7:58:31 16:11:57 7:56:35 16:12:47 2,500,000 15,000 80,000 2,565,000(Jam Lembur) 17:01:25 21:07:13
Rabu10
LIBUR
Senin1
Senin8
Selasa9
Kamis
SAKIT
4Rabu
3Selasa
2Jumat
5Pekerja Gaji Pokok Pot.Telat Pot.Absen Ins.Lembur Total GajiSabtu
6Minggu
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV - 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Berdasarkan hasil pengujian diatas, proses identifikasi wajah pada
sistem presensi pengenalan wajah ini sudah cukup baik. Posisi pengambilan
gambar wajah pada saat melakukan presensi harus tepat guna mendukung
hasil face localization yang baik sebagai acuan. Untuk proses pencatatan
waktu presensi sudah berjalan baik, dengan identifikasi wajah sebagai input.
Hasil penghitungan gaji ditentukan oleh jumlah jam kerja beserta potongan
dan tunjangan tiap karyawan. Disini hasil penghitungan gaji sudah sesuai
dengan data masukan proses presensi. Secara keseluruhan sistem presensi
pengenalan wajah yang diuji sudah cukup baik dan mampu memberikan hasil
yang optimal bagi sistem presensi karyawan pada sebuah instansi atau
perusahaan.
4.6.3. Pengujian Akurasi Pengenalan Wajah
Untuk menentukan akurasi dari pengenalan wajah dengan algoritma
Eigenface ini, terlebih dahulu ke dalam database dimasukkan citra wajah dan
data dari karyawan. Citra wajah yang disimpan adalah citra wajah dengan
pose menghadap ke depan dan ekspresi standar (tidak tersenyum atau
tertawa). Untuk pose standar yang dimaksud, idealnya citra wajah yang
disimpan ke dalam database posenya harus menghadap lurus ke depan
dengan pencahayaan yang cukup dan background yang berwarna
putih/terang. Sedangkan pengujian menggunakan foto dari citra wajah
karyawan yang dilakukan, sejauh ini belum mampu dikenali oleh sistem.
Untuk melakukan pengetesan sistem presensi ini, dilakukan proses presensi
dengan 8 kondisi:
· Kondisi 1: pencahayaan tinggi, pose standar
· Kondisi 2: pencahayaan tinggi, pose ekspresif
· Kondisi 3: pencahayaan tinggi, pose miring ke kiri
· Kondisi 4: pencahayaan tinggi, pose miring ke kanan
· Kondisi 5: pencahayaan normal, pose standar
· Kondisi 6: pencahayaan normal, pose ekspresif
· Kondisi 7: pencahayaan normal, pose miring ke kiri
· Kondisi 8: pencahayaan normal, pose miring ke kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Kondisi-kondisi diatas dipilih dengan pertimbangan bahwa
pengenalan wajah untuk keperluan presensi, sangat dipengaruhi oleh pose
dan pencahayaan pada saat presensi dilakukan, sehingga perubahan kondisi
bisa mempengaruhi akurasi pengenalan wajah. Untuk Pengetesan, dilakukan
percobaan individual dengan menggunakan database yang terdiri dari citra
wajah yang telah disimpan sebelumnya. Pada percobaan ini jarak kamera
dengan subjek dibuat konstan sebesar 30 cm. Adapun grafik hasil percobaan
dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.20 Grafik Hasil Pengenalan Wajah Percobaan Individual
Dari percobaan ini didapatkan beberapa analisa sebagai berikut:
1. Perubahan pose tidak terlalu mempengaruhi akurasi pengenalan, terlihat pada
prosentase pengenalan yang relatif sama.
2. Pengenalan pada pencahayaan yang kurang ternyata memberikan hasil yang
lebih baik, ini disebabkan pada pencahayaan yang tinggi, detail dari wajah lebih
jelas, sehingga kompleksitas warna wajah lebih tinggi. Kompleksitas ini
menyebabkan sensitifitas pengenalan meningkat karena algoritma Eigenface
menitikberatkan pada ciri warna dari objek.
3. Pengenalan wajah pada subjek pria dan wanita tidak menunjukkan perbedaan
yang menyolok, sehingga bisa disimpulkan algoritma Eigenface tidak terlalu
dipengaruhi gender dari citra wajah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL PERANCANGAN
Sistem informasi presensi karyawan yang telah dibuat perlu diuji
untuk mengetahui apakah bisa berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan
pada basis data dan juga form aplikasi. Dengan menggunakan form yang
berasal dari perangkat lunak maka basis data dapat ditambah, dihapus dan
diedit. Adapun hal utama yang divalidasi yaitu fungsi identifikasi wajah yang
merupakan inti dari program aplikasi yang dibuat. Pada bab ini juga
membahas tentang analisis hasil perancangan dalam penelitian yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya. Analisis yang dibahas dalam penelitian ini
terdiri dari 2 sub bab, yaitu analisis aplikasi dan analisis evaluasi aplikasi.
4.5. Pengujian Fungsi Identifikasi Wajah Pada Menu Form
Presensi
Pengujian fungsi identifikasi wajah dilakukan pada tabel ms_person
dan form presensi. Pengujian tersebut mengikuti alur logika sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Gambar 5.1 (a) Alur Logika Untuk Data Valid
(b) Alur Logika Untuk Data Tidak Valid
Sebelum diambil sampel data, terlebih dahulu tentukan syarat valid
dan tidak valid dari tabel ms_person :
Tabel 5.1 Syarat Valid Dan Tidak Valid Untuk Tabel ms_person Mode
Pengujian Identifikasi Wajah
Atrib
ut Data Valid
Data
Tidak Valid
rowi
d
<> capture
image wajah
karyawan
sesuai/cocok
= capture
image wajah
karyawan tidak
sesuai
kdpe
rson = varchar kosong
nmp
erson = varchar = integer
kdba
gian
= small
integer = integer
kdjab
atan
= small
integer = integer
alam
at = varchar = integer
Setelah diketahui syarat valid dan tidak valid dari menu form
presensi, ambil data untuk diuji pada aplikasi. Data dan hasil dari pengujian
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Hasil Pengujian Untuk Tabel ms_person Mode Pengujian
Identifikasi Wajah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Atribut Contoh Data ValidContoh Data Tidak
ValidHasil Data
ValidHasil Data
Tidak ValidStatus
rowidwajah karyawan teridentifikasi
wajah karyawan tidak teridentifikasi TRUE FALSE OK
kdperson 001 kosong TRUE FALSE OKnmperson Henry 1234 TRUE FALSE OKkdbagian 2 1234 TRUE FALSE OKkdjabatan 1 1234 TRUE FALSE OK
alamatJl.Ki Hajar Dewantara 13 Surakarta
1234 TRUE FALSE OK
Hasil dari pengujian pada form presensi aplikasi sistem presensi
karyawan berbasis pengenalan wajah dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 5.2 (a) Hasil Pengujian Pada Aplikasi Untuk Data Valid
(b) Hasil Pengujian Pada Aplikasi Untuk Data Tidak Valid
Gambar 5.2(a) menunjukan hasil pengujian pada form presensi
dengan data valid, data tersebut berhasil dimasukan ke dalam tabel
ms_person dan dimunculkan kembali pada aplikasi. Sedangkan gambar 5.2(b)
menunjukan pengujian pada form presensi dengan data tidak valid, sistem
akan memberikan peringatan kesalahan dan data tersebut tidak berhasil
dimasukan ke dalam database.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
4.6. Analisis Aplikasi
Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis dan perancangan
sistem, mulai dari penggambaran alur aktivitas sistem sampai perancangan
sistem. Dari analisis dan perancangan tersebut bisa diketahui kebutuhan-
kebutuhan yang dijadikan acuan dalam pengembangan sistem aplikasi yang
akan dibuat. Dengan demikian, sistem yang dirancang dapat memenuhi
kebutuhan dari sistem informasi presensi karyawan di Solo Techno Park.
Hasil analisis sistem sekarang menunjukkan bahwa belum ada suatu
sistem untuk mencatat aktivitas kehadiran karyawan dan menyimpan data-
data karyawan untuk proses penyusunan laporan kerja karyawan dan
terutama penghitungan gaji karyawan dalam periode tertentu. Kebutuhan
sistem informasi presensi karyawan yang berhasil diidentifikasi dari analisis
yang telah dilakukan, sebagai berikut:
A. Program mampu mempermudah proses pengenalan pola citra wajah pada sistem
presensi karyawan secara otomatis.
B. Program dapat membedakan jenis pola citra wajah yang berbeda-beda pada masing-
masing karyawan secara otomatis.
C. Aplikasi ini juga mempunyai menu administrator yaitu berupa aplikasi yang
dipergunakan untuk melaksanakan pengaturan terhadap seluruh sistem seperti
menambahkan data karyawan dan menu tambahan lainnya.
D. Mendukung proses penghitungan gaji karyawan secara otomatis.
Dari kebutuhan sistem tersebut, kemudian dilakukan perancangan
sistem informasi presensi karyawan usulan untuk memenuhi semua
kebutuhan yang telah disebutkan di atas. Setelah sistem informasi selesai
dibuat, aplikasi tersebut dianalisis lagi. Dari sini bisa diambil beberapa hasil
analisa, keberhasilan pengenalan dipengaruhi beberapa hal diantaranya:
1. Jarak antara subjek dan kamera.
Untuk pengenalan yang baik, jarak antara subjek dan kamera saat pengisian
data dan proses presensi sebaiknya dibuat konstan.
2. Pencahayaan.
Pencahayaan yang terlalu tinggi akan membuat detail dari gambar lebih
rumit, akibatnya matriks dari gambar juga lebih kompleks, akibatnya pengenalan
jadi lebih sensitif dan menurunkan kualitas pengenalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Pose wajah.
Untuk perubahan pose dari diam ke ekspresif tidak terlalu mempengaruhi
hasil pengenalan. Distorsi pose (miring ke kiri atau ke kanan) jika sudut
kemiringan cukup banyak akan menurunkan kualitas pengenalan.
4.7. Analisis Evaluasi Aplikasi
Penelitian dan perancangan yang dilakukan ini menghasilkan suatu
sistem aplikasi presensi karyawan. Program tersebut diberi judul ‘Sistem
Presensi Karyawan Berbasis Pengenalan Citra Wajah’. Yang mana program
aplikasi ini telah terintegrasi dengan basis data sistem aplikasi ini sendiri.
Selain itu, sistem aplikasi ini juga memberikan kemudahan administrasi
dalam menyusun data perhitungan gaji karyawan dan mencetak laporannya.
Selain itu, data pencatatan presensi karyawan tersebut dapat dikelola lagi
oleh administrasi untuk proses penyusunan laporan dan pengamatan riwayat
kerja karyawan.
Untuk proporsi nilai, variabel dan konstanta pada sistem aplikasi ini
sudah tetap dan tidak dapat dilakukan perubahan. Apabila ingin
mengubahnya maka perlu melakukan perubahan pada program sistem
aplikasi tersebut pada source code dan basis datanya.
Supaya diperoleh program aplikasi atau perangkat lunak yang baik dan
dapat digunakan sesuai tujuannya, dilakukanlah evaluasi. Evaluasi dilakukan
dengan menguji coba tiap komponen yang menyusun program, baik
komponen yang terlihat dari luar maupun komponen kode untuk
menjalankan program. Hasil evaluasi menyatakan bahwa program sudah bisa
dijalankan dengan baik dan sesuai tujuan yang diharapkan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan keberhasilan program saat meng-input, menyimpan,
mengedit, menampilkan output dan menghasilkan output sesuai perintah
program.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Sistem presensi karyawan menggunakan pengenalan wajah yang telah dirancang
dapat menghasilkan laporan kehadiran dan rekap gaji karyawan.
2. Alat yang dibuat telah dapat menunjukkan sistem presensi karyawan dengan
menggunakan pengenalan wajah dapat dilakukan secara otomatis.
3. Sistem yang dibangun telah dapat mengidentifikasi citra wajah dari beberapa
subjek.
6.2. Saran
Untuk pengembangan sistem maka peneliti dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan akurasi pengenalan wajah pada pengembangan sistem
berikutnya, maka diharapkan adanya penambahan fitur-fitur lain seperti fitur
morphologi wajah sehingga akurasi pengenalan wajah bisa ditingkatkan.
2. Komunikasi data yang dihasilkan pada port serial masih berkecepatan sangat
rendah sehingga perlu dipergunakan sistem lain yang berkecepatan lebih tinggi.
3. Dalam pemilihan kamera sebaiknya kita mengunakan kamera yang tidak
berubah-ubah hasilnya saat kondisi yang berbeda (intensitas cahaya kurang
atau lebih).