PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK...

91
PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK APLIKASI MODEM POWER LINE COMMUNICATION MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA SKRIPSI OLEH DIENZA ARIESANDY 04 03 03 030 6 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL 2007/2008

Transcript of PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK...

Page 1: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM

UNTUK APLIKASI MODEM POWER LINE COMMUNICATION

MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA

SKRIPSI

OLEH

DIENZA ARIESANDY

04 03 03 030 6

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

GANJIL 2007/2008

Page 2: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM

UNTUK APLIKASI MODEM POWER LINE COMMUNICATION

MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA

SKRIPSI

OLEH

DIENZA ARIESANDY

04 03 03 030 6

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN

PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

GANJIL 2007/ 2008

i

Page 3: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK

APLIKASI MODEM POWER LINE COMMUNICATION

MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan sebagai Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Indonesia, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau

duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Indonesia maupun di

Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, kecuali bagian yang merupakan sumber

informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya .

Depok, 2 Januari 2008

Dienza Ariesandy

NPM 04 03 03 030 6

iiPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 4: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK

APLIKASI MODEM POWER LINE COMMUNICATION

MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA

dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Indonesia. Skripsi ini telah diujikan pada sidang skripsi pada tanggal

27 Desember 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai skripsi pada

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Dosen Pembimbing I

Ir.Gunawan Wibisono. M.Sc., Ph.D

NIP. 131 944 411

Depok, 2 Januari 2008

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Arman Djohan Diponegoro, M.Eng

NIP. 131 476 472

iiiPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 5: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada:

Ir. Gunawan Wibisono, M.Sc, Ph.D

Dr. Ir. Arman Djohan Diponegoro, M.Eng

selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan saran, diskusi, pengarahan, dan bimbingan serta persetujuan sehingga

skripsi ini dapat selesai dengan baik.

ivPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 6: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

ABSTRAK

Dienza Ariesandy Dosen Pembimbing NPM 04 03 03 030 6 Ir. Gunawan Wibisono, M.Sc, Ph.D Departemen Teknik Elektro Dr. Ir. Arman Djohan Diponegoro, M.Eng

PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK APLIKASI MODEM POWER LINE COMMUNICATION

MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA

ABSTRAK

Pada skripsi ini dibuat sebuah rancangan modulator 16-QAM yang efisien untuk diaplikasikan pada sistem komunikasi data melalui kabel listrik. Berbeda dengan rangkaian modulator pada umumnya yang menggunakan komponen analog, rangkaian modulator 16-QAM pada sistem ini menggunakan rangkaian digital diskrit berupa komponen logika yang diimplementasikan dengan IC TTL Perancangan modulator 16-QAM dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak simulasi MultiSim versi 10.0.1. Rangkaian utama modulator dipecah menjadi 11 rangkaian sub sistem berdasarkan fungsi. Rangkaian sub sistem terdiri atas, pembangkit gelombang squarewave, counter, pemisah data, kanal I dan kanal Q, pembangkit carrier, identifikasi bit data, selektor carrier, modulasi, penguat, filter, dan rangkaian penjumlah linier. Rangkaian modulator 16-QAM yang dibuat, bekerja menggunakan carrier berbentuk gelombang squarewave yang kemudian diubah menjadi gelombang analog sinusoidal pada rangkaian filter sebelum ditransmisikan pada kabel listrik. Pengujian untuk melihat kinerja tiap-tiap rangkaian sub sistem dan rangkaian modulator secara keseluruhan. Analisis yang dilakukan meliputi cara kerja setiap sub-sistem dan unjuk kerja rangkaian modulator 16-QAM secara keseluruhan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah modulator yang dirancang pada skripsi ini telah memenuhi prinsip dasar modulasi 16-QAM yang berlaku dan memenuhi karakteristik frekuensi dan kecepatan data untuk dapat diterapkan sebagai modulator pada sistem PLC. Kata kunci : PLC, Modem PLC, Modulator 16-QAM, IC TTL, MultiSim

vPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 7: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

ABSTRACT

Dienza Ariesandy Counselor NPM 04 03 03 030 6 Ir. Gunawan Wibisono, M.Sc., Ph.D. Electrical Engineering Departement Dr. Ir. Arman Djohan Diponegoro, M.Eng

16-QAM MODULATOR CIRCUIT DESIGN FOR POWER LINE COMMUNICATION MODEM APPLICATION WITH LOGIC

COMPONENTS

ABSTRACT

This paper describes the design of efficiently 16-QAM modulator which is proposed for data communication over power line system. Differently with conventional modulator which was use analog components, 16-QAM modulator circuit in this design uses discrete digital components which are implemented with Logic TTL ICs Designing 16-QAM modulator had done by using MultiSim version 10.0.1 sinulation software. Modulator main circuit was divided into 11 sub system circuits based on function. Sub system circuits consist of, squarewave generator, counter, data splitter, I channel and Q channel, carrier generator, data selector, carrier selektor, modulation, amplifier, filter dan linear summing circuit. 16-QAM modulator circuit worked with squarewave as carrier and then converted into sinusoidal analog wave at filter circuit before transmitted at power line cables. Test was given for evaluate sub system and modulator main circuit performance. Analysis was made based on how each sub system circuit works and performance 16-QAM main modulator circuit as whole. The conclusion about this paper are, this modulator design has full filled basic principle of 16-QAM modulation and full filled frequency and data rate characteristic as modulator PLC system.

Keywords : PLC, PLC modem, 16-QAM Modulator, Logic TTL IC, MultiSim

viPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 8: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

PENGESAHAN iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

DAFTAR SINGKATAN xiv

DAFTAR ISTILAH xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 PERUMUSAN MASALAH 2

1.3 TUJUAN PENELITIAN 3

1.4 BATASAN MASALAH 3

1.5 METODOLOGI PENELITIAN 3

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN 3

BAB II DASAR TEORI 5

2.1 POWER LINE COMMUNICATION 5

2.1.1 Arsitektur Jaringan PLC 6 2.1.1.1 Struktur Jaringan Akses PLC 7 2.1.1.2 Jaringan PLC in-home 8

2.1.2 Perangkat PLC 9

2.2 QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION (QAM) 10

2.2.1 Prinsip Modulasi QAM 11 2.2.2 Modulasi 16-QAM 12 2.2.3 Proses Mapping 16-QAM (16 QAM Natural Binary Code) 15

viiPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 9: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

BAB III PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM

MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA 17

3.1 KONSEP PERANCANGAN MODULATOR 16-QAM 17

3.2 SIMULASI MODULATOR 16-QAM 19

3.2.1. Rangkaian Sub-sistem Pembangkit Gelombang Squarewave 21 3.2.2. Rangkaian Sub-sistem Counter 24 3.2.3. Rangkaian Sub-sistem Pemisah Data 26 3.2.4. Rangkaian Sub-sistem Kanal I dan Kanal Q 27 3.2.5. Rangkaian Sub-sistem Pembangkit Carrier 29 3.2.6. Rangkaian Sub-sistem Identifikasi Bit Data 30 3.2.7. Rangkaian Sub-sistem Selektor Carrier 33 3.2.8. Rangkaian Sub-sistem Modulasi 35 3.2.9. Rangkaian Sub-sistem Penguat (Amplifier) 36 3.2.10. Rangkaian Sub-sistem Filter 37 3.2.11. Rangkaian Sub-sistem Rangkaian Penjumlah (Summing Circuit) 38

BAB IV HASIL UJI COBA DAN ANALISIS RANGKAIAN 41

4.1 HASIL UJI COBA SUB-SISTEM 41

4.1.1 Sub-sistem Pembangkit Gelombang Squarewave 41 4.1.2 Sub-sistem Counter 42 4.1.3 Sub-sistem Pemisah Data 44 4.1.4 Sub-sistem Kanal I dan Kanal Q 45 4.1.5 Sub-sistem Pembangkit Carrier 47 4.1.6 Sub-sistem Identifikasi Bit Data 49 4.1.7 Sub-sistem Selektor Carrier 51 4.1.8 Sub-sistem Modulasi 52 4.1.9 Sub-sistem Penguat (Amplifier) 52 4.1.10 Sub-sistem Filter 53 4.1.11 Sub-sistem Rangkaian Penjumlah (Summing Circuit) 54

4.2 UNJUK KERJA SISTEM MODULATOR 16-QAM 55

4.2.1 Sistem Modulator 16-QAM 55 4.2.2 Pergeseran Fasa 59 4.2.3 Kecepatan Transfer Data 61

BAB V KESIMPULAN 65

DAFTAR ACUAN 66

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 68

viiiPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 10: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Arsitektur jaringan PLC 6

Gambar 2.2 Struktur jaringan akses PLC [4] 7

Gambar 2.3 Fungsi base station PLC [4] 8

Gambar 2.4 Fungsi modem PLC [4] 8

Gambar 2.5 Struktur jaringan PLC in-home [4] 9

Gambar 2.6 Diagram blok perangkat PLC secara umum [3] 9

Gambar 2.7 Perbandingan modulasi digital [11] 11

Gambar 2.8 Konstelasi sinyal QAM rectangular dengan berbagai nilai M [7] 13

Gambar 2.9 Block diagram pemancar 16 QAM [7] 13

Gambar 2.10 Block diagram penerima 16 QAM [7] 14

Gambar 2.11 Konstelasi sinyal 16 QAM rectangular dengan natural binary code

[7] 16

Gambar 3.1 Blok diagram modulator 16-QAM 18

Gambar 3.2 Diagram alir program simulasi modulator 16-QAM 19

Gambar 3.3 Diagram hierarki modulator 16-QAM 20

Gambar 3.4 Rangkaian sub-sistem pembangkit gelombang squarewave 700 KHz

21

Gambar 3.5 Konfigurasi IC LM555 astabil [9] 22

Gambar 3.6 Rangkaian sub-sistem counter 24

Gambar 3.7 Timming diagram 4-bit binary counter 24

Gambar 3.8 Rangkaian sub-sistem pemisah data 26

Gambar 3.9 Rangkaian gerbang logika D flip-flop 27

Gambar 3.10 Rangkaian sub-sistem kanal I 28

Gambar 3.11 Rangkaian sub-sistem kanal Q 29

Gambar 3.12 Rangkaian sub-sistem pembangkit carrier 30

Gambar 3.13 Rangkaian sub-sistem identifikasi bit data 31

Gambar 3.14 Rangkaian demultiplexer 1 to 4 32

Gambar 3.15 Rangkaian sub-sistem selector carrier 34

ixPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 11: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 3.16 Rangkaian sederhana BJT sebagai switch 34

Gambar 3.17 Rangkaian sub-sistem modulasi 35

Gambar 3.18 Rangkaian sub-sistem penguat 36

Gambar 3.19 Rangkaian penguat bukan pembalik sederhana 37

Gambar 3.20 Rangkaian sub-sistem filter 38

Gambar 3.21 Rangkaian sub-sistem penjumlah 39

Gambar 3.22 Rangkaian penjumlah bukan pembalik sederhana 39

Gambar 4.1 Tampilan osiloskop keluaran rangkaian pembangkit gelombang

squarewave 41

Gambar 4.2 Keluaran rangkaian sub-sistem counter 43

Gambar 4.3 Keluaran rangkaian sub-sistem pemisah data 44

Gambar 4.4 Ilustrasi pemisahan serial data 44

Gambar 4.5 Keluaran rangkaian sub-sistem kanal I 45

Gambar 4.6 Keluaran rangkaian sub-sistem kanal Q 45

Gambar 4.7. Keluaran rangkaian kanal I dan Q sebelum menggunakan buffer 46

Gambar 4.8. Keluaran rangkaian kanal I dan Q setelah menggunakan buffer. 47

Gambar 4.9. Keluaran rangkaian sub-sistem carrier dengan pergeseran fasa 90°

47

Gambar 4.10. Keluaran rangkaian sub-sistem carrier dengan pergeseran fasa

180° 48

Gambar 4.11 Ilustasi penguatan sebelum komponen logika 49

Gambar 4.12 Ilustasi penguatan setelah komponen logika 49

Gambar 4.13 Keluaran rangkaian sub-sistem identifikasi bit data 50

Gambar 4.14. Keluaran rangkaian sub-sistem selektor carrier 51

Gambar 4.15. Keluaran rangkaian sub-sistem modulasi 52

Gambar 4.16 Keluaran rangkaian sub-sistem penguat 53

Gambar 4.17 Tampilan osiloskop keluaran rangkaian sub-sistem filter 53

Gambar 4.18. Keluaran rangkaian sub-sistem penjumlah 54

Gambar 4.19 Tampilan rangkaian simulasi modulator 16-QAM 56

Gambar 4.20 Gelombang squarewave hasil modulasi 56

Gambar 4.21 Ilustrasi proses seleksi rangkaian selektor data 57

Gambar 4.22. Gelombang sinusoidal hasil modulasi 58

xPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 12: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 4.23. Tampilan rangkaian simulasi modulator 16-QAM 59

Gambar 4.24 Pergeseran fasa gelombang hasil modulasi saat transisi bit data 60

Gambar 4.25 Perbandingan pergeseran fasa 180° 61

Gambar 4.26 Tampilan frequency counter 63

xiPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 13: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Output Kanal Q dan Kanal I Pada Natural Binary Code [7] 15

Tabel 3.1 Karakteristik IC LM555 [9] 22

Tabel 3.2 Karakteristik Fungsi IC 74LS163D 25

Tabel 3.3 Tabel kebenaran AND 27

Tabel 3.4 Karakteristik D flip-flop 28

Tabel 3.5 Mapping Natural Binary Code 31

Tabel 3.6 Tabel kebenaran XOR 32

Tabel 3.7 Tabel Karakteristik Demultilexer 33

Tabel 4.1 Kecepatan Transfer Data Sesuai Nilai Parameter 62

Tabel 4.2 Kecepatan Transfer Data Rangkaian Modulator 16-QAM 64

xiiPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 14: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Gambar Diagram Hierarki Modulator 16-QAM 68

1.1.Gambar Rangkaian Clock 69

1.2.Gambar Rangkaian Counter 69

1.3.Gambar Rangkaian Splitter 69

1.4.Gambar Rangkaian I_Channel 70

1.5.Gambar Rangkaian Q_Channel 70

1.6.Gambar Rangkaian Carrier 71

1.7.Gambar Rangkaian Identifikasi_Data 71

1.8.Gambar Rangkaian Selector_Carrier 72

1.9.Gambar Rangkaian ModulasiI 72

1.10.Gambar Rangkaian Amplifier 72

1.11.Gambar Rangkaian Filter 73

1.12.Gambar Rangkaian Summing_Modulated_Signal 73

Lampiran 2 Gambar Rangkaian Modulator 16-QAM 74

xiiiPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 15: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

DAFTAR SINGKATAN

ASK Amplitude Shift Keying

BJT Bipolar Junction Transistor

BPL Broadband Power Line

Bps bit per second

BPSK Binary Phase Shift Keying

BS Base Station

CP Clock Pulse

EMC Electromagnetic Compatibility

FSK Frequency Shift Keying

IC Integrated Circuit

LLC Logical Link Control

LSB Least Signifikan Bit

MAC Medium Access Control

MSB Most Signifikan Bit

OFDM Orthogonal Frekuensi Division Multiplexing

PAM Pulse Amplitude Modulation

PLC Power Line Communication

QAM Quadrature Amplitude Modulation

QPSK Quadrature Phase Shift Keying

RCO Ripple Carry Output

TTL Transistor Transistor Logic

WAN Wide Area Network

Wimax Wireless Interoperability for Microwave Access

xDSL x Digital Subsciber Line

xivPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 16: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

DAFTAR ISTILAH

Amplifier Rangkaian yang berfungsi untuk menguatkan sinyal

Backbone Jaringan komunikasi utama yang menghubungkan berbagai

jenis jaringan komunikasi berbeda

Bandwidth Rentang frekuensi yang digunakan pada sistem komunikasi

Baud Menyatakan kecepatan perubahan simbol tiap detik di kanal

komunikasi dari sinyal suatu hasil modulasi

Bit rate Jumlah bit yang diproses tiap detik pada suatu sistem

komunikasi

Broadband Sistem komunikasi yang menggunakan frekunsi dengan

rentang besar

Carrier Gelombang yang dimodulasi oleh data

Clock pulse Sinyal berbentuk gelombang squarewave dengan frekuensi

tertentu yang digunakan untuk mengatur pewaktuan

operasional komponen digital

Demapping Proses pengenalan informasi yang terdapat pada sebuah

simbol

Demodulator Rangkaian yang digunakan untuk memisahkan sinyal

informasi dari sinyal pembawa

Discharge Pelepasan muatan dari komponen penyimpan muatan saat

tegangan terminalnya lebih kecil dari tegangan sumber

Dummy bit Bit yang tidak berisi informasi

Duty cycle Perbandingan durasi high dan low sebuah sinyal

End user Tempat dimana terdapat terminal pelanggan

Filter Rangkaian yang hanya melewatkan sinyal sesuai dengan

karakteristik yang diinginkan

Frekuensi cut off Suatu nilai frekuensi tertentu yang digunakan sebagai batas

kerja rangkaian filter

Gardu distribusi Gardu tempat terjadinya penurunan tegangan listrik

xvPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 17: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

menengah ke tegangan listrik rendah

Interferensi Proses terganggunya sinyal informasi oleh sinyal lain

Kanalisasi Proses pembentukan kanal komunikasi pada media transmisi

Konstelasi Diagram yang menggambarkan pembentukan simbol yang

mewakili nilai bit data

Kopling Rangkaian yang digunakan untuk mengirimkan data pada

kabel listrik

Mapping Metode yang digunakan dalam menentukan pembentukan

diagram konstelasi simbol pada modulasi digital

Modem Perangkat yang menjadi penghubung antara media pengirim

dan media penerima informasi

Modulasi Proses menumpangkan sinyal informasi pada sinyal

pembawa

Modulated Signal Sinyal pembawa yang telah dimodulasi oleh sinyal data

Modulator Rangkaian yang digunakan untuk memodulasikan sinyal

pembawa dengan sinyal data

Narrowband Sistem komunikasi yang menggunakan frekunsi dengan

rentang kecil

Next State Hasil keluaran komponen digital setelah diberi clock

Noise Sinyal yang tidak diinginkan yang umumnya menyertai

sinyal informasi

Pass-band Rentang frekuensi sinyal yang dilewatkan pada filter

Positive edge Transisi nilai low ke high

Present State Hasil keluaran komponen digital sebelum diberi clock

Receiver Rangkaian penerima sinyal

Transceiver Term yang digunakan untuk menyatakan transmitter dan

receiver

Transmitter Rangkaian pengirim sinyal

Sinkronisasi Menselaraskan proses yang dilakukan suatu sistem

Stop-band Rentang frekuensi sinyal yang tidak dilewatkan pada filter

Switch Rangkaian pengatur nilai keluaran

xviPerancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 18: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam beberapa dekade terakhir ini, penggunaan sistem telekomunikasi

dan informasi mengalami peningkatan yang sangat cepat. Hal ini didasari

perkembangan kebutuhan masyarakat yang kini tidak hanya terbatas pada fungsi

dasar dari komunikasi saja, namun juga berbagai layanan-layanan tambahan

sesuai perubahan gaya hidup. Berbagai teknologi terus dikembangkan guna

memenuhi kebutuhan masyarakat, akan layanan broadband, layanan berkecepatan

tinggi, penetrasi luas ke seluruh wilayah, mudah dalam penggunaan serta biaya

yang murah. Beberapa layanan yang ada saat ini, seperti serat optik, xDSL

ataupun wimax sebenarnya telah dapat memberikan layanan broadband

berkecepatan tinggi. Teknologi seperti serat optik dan xDSL membutuhkan biaya

investasi infrastruktur jaringan telekomunikasi yang tinggi. Sedangkan peralatan

pendukung penggunaan teknologi wimax masih dianggap mahal. Sehingga

muncul gagasan untuk mengembangkan jaringan telekomunikasi baru dan

teknologi transmisi dengan memanfaatkan jaringan infrastruktur saluran distribusi

listrik. Teknologi ini dinamakan Power Line Communication (PLC) [1].

Konsep dasar teknologi PLC, yaitu dengan menumpangkan informasi pada

kabel listrik kemudian melakukan transmisi melalui jaringan distribusi listrik

umum [2]. PLC dianggap memiliki keunggulan dari segi biaya investasi karena

memanfaatkan infrastruktur jaringan distribusi listrik yang telah ada, tanpa perlu

membangun jaringan baru . Teknologi ini sangat cocok diterapkan pada daerah

yang belum memiliki penetrasi jaringan telekomunikasi dengan baik. Kemajuan

teknologi dalam dunia telekomunikasi, juga membawa perubahan pada teknologi

PLC. Hingga kini PLC telah dapat dimanfaatkan untuk komunikasi data

kecepatan tinggi. Prinsip kerja dasar PLC terdapat pada rangkaian kopling dan

filter yang memungkinkan sinyal pengirim dapat dikirimkan melalui jaringan

listrik dan sampai ke receiver tanpa terinterferensi oleh tegangan dan noise

jaringan listrik tersebut. Karakteristik jaringan listrik pada dasarnya tidak

1Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 19: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

dirancang sebagai media transmisi data sehingga terdapat banyak noise pada kanal

komunikasi. Terkait banyaknya interferensi, noise dan berbagai gangguan

komunikasi lainnya, penggunaan beberapa metode komunikasi seperti carrier,

teknik modulasi, teknik filter dan teknik kanalisasi menjadi hal yang sangat

penting demi memperoleh jaringan komunikasi yang efisien [3]. Berbagai metode

tersebut diterapkan pada perangkat modem PLC, yang merupakan media

penghubung antara sistem pengirim dan sistem penerima informasi.

Design modem PLC merupakan tantangan dalam menghasilkan

komunikasi yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan. Berbagai teknologi terkait

parameter dalam mendesign sebuah modem PLC, seperti teknik kopling,

penentuan frekuensi carrier yang digunakan, metode teknik modulasi yang sesuai,

filterisasi dan penentuan teknik kanalisasi yang efisien. Pemilihan teknik modulasi

yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kanal komunikasi merupakan hal

yang penting. Tiap teknik modulasi memiliki keunggulan masing-masing. Salah

satu teknik modulasi yang dapat diterapkan pada PLC ialah 16 Quadrature

Amplitude Modulation (16-QAM). 16-QAM merupakan suatu teknik modulasi

digital yang mengkombinasikan modulasi amplitudo dan fasa. Dibandingkan

QPSK dan FSK, 16-QAM memiliki nilai efisiensi bandwidth yang lebih baik.

Dalam implementasi teknologi PLC di Indonesia dengan frekuensi listrik 50/60

Hz, diharapkan modulator 16-QAM yang dibuat mampu bekerja pada sistem

narrow band PLC dengan frekuensi 100 KHz – 1 MHz [3]. Karena frekuensi yang

terlalu tinggi akan menyebabkan kanal komunikasi rentan interferensi radio,

sedangkan frekuensi yang terlalu rendah akan membatasi kemampuan transfer

data. Perancangan modulator 16-QAM dilakukan dengan menggunakan rangkaian

komponen logika

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan diteliti pada skripsi ini adalah bagaimana perancangan

modulator 16-QAM dengan menggunakan rangkaian komponen logika serta

unjuk kerja dari rangkaian modulator tersebut. Alasan perancangan modulator

menggunakan rangkaian komponen logika karena dianggap lebih tahan terhadap

gangguan dibandingkan rangkaian dengan komponen analog. Sehingga dengan

2Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 20: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

meminimalkan proses dengan komponen analog diharapkan dapat meningkatkan

kinerja sistem modulator. Dipilihnya teknik modulasi 16-QAM, karena teknik

modulasi ini memiliki tingkat efisiensi penggunaan bandwidth yang lebih baik

dibandingkan FSK atau QPSK. Diharapkan dapat memaksimalkan kecepatan

transfer data pada penggunaan bandwidth yang terbatas

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan skripsi ini ialah sebagai berikut : (1) Penguasaan teknologi dasar

perancangan modulator 16-QAM berbasiskan rangkaian komponen logika. (2)

Mampu menganalisis unjuk kerja rangkaian modulator 16-QAM dalam

pemanfaatannya sebagai modulator pada sistem PLC.

1.4 BATASAN MASALAH

Pembahasan dalam skripsi ini, dibatasi pada perancangan modulator 16-

QAM dengan menggunakan IC (integrated circuit) TTL sebagai implementasi

dari gerbang-gerbang logika dengan frekuensi kerja 350 KHz dan data rate 45

Kbps – 700 Kbps

1.5 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan membuat rancangan modulator 16-QAM

menggunakan rangkaian komponen logika dengan memenuhi karakteristik

frekuensi dan kecepatan data untuk diimplementasikan sebagai modulator pada

sistem PLC. Kemudian dilakukan analisis terhadap cara kerja serta performansi

dari rangkaian modulator 16-QAM yang dibuat.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini terdiri atas 5 bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini terdiri atas latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

3Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 21: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

BAB II LANDASAN TEORI

Menjelaskan dasar teori mengenai Power Line Communication, prinsip

kerja, elemen dasar dan arsitektur PLC. Menjelaskan teknik modulasi 16-

QAM, prinsip kerja dan diagram konstelasi.

BAB III PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM

MENGGUNAKAN KOMPONEN LOGIKA

Menjelaskan algoritma dasar perancangan rangkaian. Menguraikan proses

perancangan rangkaian dengan menjelaskan prinsip kerja yang dilakukan

tiap-sub-sistem penyusun rangkaian utama.

BAB IV ANALISIS UNJUK KERJA RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM

Menganalisis hasil uji coba pada tiap sub-sistem bagian penyusun

rangkaian utama modulator. Menganalisis cara kerja dan unjuk kerja

keseluruhan rangkaian modulator 16-QAM.

BAB V KESIMPULAN

Bagian ini berisi kesimpulan dari keseluruhan isi skripsi

4Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 22: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

BAB II

DASAR TEORI

2.1 POWER LINE COMMUNICATION

Power line communication (PLC) merupakan teknologi yang

memanfaatkan saluran distribusi listrik untuk melakukan komunikasi data.

Dengan memanfaatkan jaringan listrik yang sudah ada sebagai media komunikasi,

maka akan diperoleh fleksibilitas dan peningkatan nilai ekonomis karena tidak

perlu melakukan penyediaan infrastruktur dasar untuk media komunikasi. Dengan

kondisi yang terdapat di Indonesia, dimana jaringan listrik memiliki penetrasi

yang telah menyebar ke pelosok wilayah. Sehingga memungkinkan pemanfaatan

teknologi PLC untuk pengembangan akses internet dan telepon tetap di daerah

menjadi lebih ekonomis [3]. Dengan adanya layanan komunikasi broadband

melalui jala-jala listrik ini memberikan keuntungan karena biaya penyelenggaraan

yang dibutuhkan menjadi lebih efektif. Namun teknologi ini juga memiliki

kekurangan, seperti diketahui bahwa jaringan jala-jala listrik sebenarnya tidak di

rancang untuk komunikasi. Sehingga terdapat beberapa kelemahan, misalnya

seperti besarnya loss yang terjadi, noise, atenuasi, karakteristik kanal, dan yang

banyak mandapat sorotan, radiasi medan magnet atau Electromagnetic

Compatibility (EMC) [4].

Dari waktu ke waktu teknologi PLC terus mengalami perkembangan, hal

ini dapat dillihat dari bit rate yang mulanya hanya ribuan bits per detik kini dapat

mencapai puluhan mega bits per detik, bahkan sebuah vendor di jepang

mengklaim dapat mencapai 45 Mbps [5]. Beberapa teknolgi pada narrowband

PLC menggunakan modulasi Amplitude Shift Keying (ASK), Binary Phase Shift

Keying (BPSK) dan Frequency Shift Keying (FSK) [6]. Selain untuk kebutuhan

narrowband, PLC dengan kapasitas data rate yang lebih besar juga terus

mengalami perkembangan. Selanjutnya broadband PLC ini umum dikenal dengan

nama Broadband Powerline Communication (BPL). BPL ini dapat menghasilkan

data rate yang lebih besar (lebih dari 2 Mbps) dari sistem narrowband PLC. Agar

5Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 23: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

dapat diperoleh broadband PLC diperlukan penggunaan metode kanalisasi yang

lebih efisien. Dan dari hasil penelitian, dinyatakan terdapat dua jenis metode yang

cocok diterapkan untuk BPL. Yang pertama Orthogonal Frequency Division

Multiplexing (OFDM), selanjutnya metode Spread Spectrum [4]. Terdapat

beberapa kelompok standar perkembangan PLC seperti, ETSI PLT, Home Plug

Powerline Alliance, IEEE, OPERA, POWERNET, PLCforum dan Universal

Powerline Association (UPA). Perbedaan standar yang digunakan umumnya

berkaitan dengan kepentingan, tujuan dan karakteristik jaringan distribusi listrik

yang digunakan.

2.1.1 Arsitektur Jaringan PLC

Jaringan PLC menghubungkan terminal komunikasi yang berada pada end

–user dengan jaringan penyedia layanan komunikasi melalui jaringan distribusi

kabel listrik. Arsitektur sederhana jaringan PLC dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Arsitektur jaringan PLC

Konsep dasar jaringan PLC adalah dengan menumpangkan sinyal data dan suara

(informasi) pada jaringan listrik. Jaringan listrik umumnya menggunakan

frekuensi 50 Hz / 60 Hz. Sedangkan frekuensi data yang ditransmisikan jauh lebih

besar, misalnya berkisar antara 300 kHz – 600 kHz. Namun frekuensi ini tidak

dapat terlalu tinggi karena kabel listrik sangat buruk mengantarkan sinyal dengan

frekuensi tinggi. Listrik yang memiliki tegangan tinggi juga sangat tidak stabil

dan dapat merusak data yang dikirimkan sehingga hingga saat ini data hanya

6Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 24: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

dapat dikirimkan melalui jaringan listrik tegangan menengah dan jaringan listrik

tegangan rendah.

Secara umum dalam mempelajari jaringan transmisi PLC dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian utama :

2.1.1.1 Struktur Jaringan Akses PLC

Jaringan ini merupakan jaringan yang terhubung langsung dengan

backbone jaringan telekomunikasi. Jaringan akses PLC menggunakan jaringan

tegangan rendah yang dinamakan “last mile communication network”. Jaringan

akses PLC ini terhubung dengan jaringan backbone komunikasi WAN melalui

base/master station (BS) yang berada dekat dengan transformator unit atau

umumnya diletakkan pada gardu distribusi. Ilustrasi ini dapat dilihat pada Gambar

2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Struktur jaringan akses PLC [4]

Dari Gambar 2.2 terlihat, bahwa proses menumpangkan informasi dari

jaringan backbone komunikasi pada jaringan distribusi listrik terjadi pada

base/master station (BS). Proses ini terjadi di gardu distribusi, yaitu saat tegangan

tinggi diturunkan tegangannya. Infrastruktur jaringan backbone komunikasi yang

digunakan, dapat berupa serat optik, kabel koaksial, jaringan nirkabel, maupun

jaringan satelit. Base station PLC (master station) digunakan sebagai koneksi

antara jaringan komunikasi backbone dan powerline transmisi medium, seperti

ditunjukkan Gambar 2.3.

7Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 25: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 2.3 Fungsi base station PLC [4]

Pada sisi pelanggan yang akan menggunakan jaringan PLC ini dapat

menggunakan perangkat konversi, berupa modem PLC. Modem PLC digunakan

untuk menghubungkan berbagai perangkat komunikasi dengan media transmisi

kabel listrik, seperti ditunjukkan Gambar 2.4. Fungsi modem PLC melakukan

konversi sinyal yang di terima dari jala-jala listrik menjadi bentuk sinyal standar

yang dapat di gunakan dalam komunikasi konvensional, pada arah sebaliknya juga

mengubah sinyal agar dapat di transmisikan melalui jala listrik. Dengan demikian

komunikasi antara perangkat dengan jaringan backbone dapat terjadi. Modem

PLC melakukan semua fungsi fisikal layer, termasuk modulasi dan codding.

Layer komunikasi data tingkat dua termasuk MAC dan LLC juga menjadi fungsi

modem ini.

Gambar 2.4 Fungsi modem PLC [4]

2.1.1.2 Jaringan PLC in-home

Jaringan ini menjelaskan bagaimana sistem PLC menggunakan

infrastruktur listrik internal dalam sebuah bangunan sebagai media transmisi,

sehingga memungkinkan membentuk jaringan lokal PLC. Dengan

menghubungkan beberapa perangkat, seperti misalnya, komputer, printer

perangkat video, telephone dll. Pada jaringan PLC in-home ini juga terdapat BS

8Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 26: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

yang berguna mengontrol jaringan PLC in-home serta memungkinkan terjadinya

koneksi dengan jaringan listrik tegangan rendah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 2.5 di bawah ini :

Gambar 2.5 Struktur jaringan PLC in-home [4]

Jaringan PLC in-home ini dapat digunakan untuk melingkupi satu rumah atau

bangunan. Dengan menggunakan jaringan ini, pengendalian sebuah perangkat

menjadi lebih terintegrasi. Jaringan in-home PLC ini sangat mendukung

penerapan konsep home automation. Kekurangan sistem ini, pada kemampuan

transfer ratenya yang terbatas, sehingga hanya dapat digunakan untuk transfer data

kecepatan rendah.

2.1.2 Perangkat PLC

Modem merupakan perangkat yang bertanggung jawab pada proses

pengiriman dan penerimaan data, berfungsi sebagai transceiver. Secara umum

diagram blok perangkat PLC terdapat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Diagram blok perangkat PLC secara umum [3]

Diagram PLC

User’s terminal Jala2 listrik

9Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 27: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Terdapat beberapa fungsi yang terlihat dalam Gambar 2.6, seperti microprocessor

yang berfungsi menterjemahkan aplikasi user pada sistem PLC. Digital Signal

Processing sebagai interface yang mengkonversi sinyal informasi menjadi data

digital. Modulator/Demodulator untuk proses modulasi/demodulasi data, amplifier

pada bagian Tx/Rx dan sirkuit kopling sebagai interface yang memungkinkan data

dilewatkan pada kabel listrik.

2.2 QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION (QAM)

Pemilihan teknik modulasi sangat penting agar dapat mengatasi gangguan

kanal komunikasi, seperti noise, interferensi, atenuasi, dll. Terdapat banyak teknik

modulasi digital yang dapat digunakan, dimana tiap teknik modulasi tersebut

memiliki kelebihan. Umumnya pemilihan teknik modulasi, didasarkan pada

kondisi kanal komunikasi, kebutuhan transfer data, efisiensi kanal dan tingkat

kerumitan rangkaian.

Modulasi merupakan suatu proses dimana sebuah sinyal informasi

dikonversi menjadi gelombang sinusoidal. Jika pada modulasi analog, sinyal

informasi secara langsung dikonversikan ke suatu gelombang sinusoidal dengan

frekuensi lebih tinggi. Namun pada modulasi digital, sinyal informasi akan

dikonversi terlebih dahulu kedalam simbol digital untuk kemudian dilakukan

proses modulasi. Sehingga pada modulasi digital suatu gelombang sinusoidal pada

durasi T digunakan sebagai acuan terhadap sebuah simbol digital.

Terdapat tiga parameter utama sebagai identitas yang membedakan suatu

gelombang dengan gelombang lainnya. Parameter tersebut ialah, amplitudo,

frekuensi dan fasa. Sehingga proses modulasi, merupakan suatu proses melakukan

variasi terhadap amplitudo, frekuensi, atau fasa pada suatu gelombang carrier

sesuai dengan informasi yang dikirim atau dapat juga merupakan kombinasi

terhadap ketiga parameter tersebut [7]. Bentuk umum gelombang carrier :

s(t) = A(t) cos θ(t) ............................................................................... (2.1)

dimana A(t) dan θ(t) merupakan amplitudo dan sudut yang bervariasi terhadap

fungsi waktu. Sehingga dapat dituliskan :

θ(t) = ωo + Φ(t) .................................................................................. (2.2)

Dengan demikian didapatkan :

s(t) = A(t) cos [ ωo + Φ(t)] ................................................................. (2.3)

10Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 28: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Dimana ωo adalah frekuensi carrier dalam radian dan Φ(t) merupakan fasa.

Sedangkan jika kita berbicara mengenai frekuensi (f) yang dinyatakan dalam

besaran hertz, dapat diperoleh dari hubungan ω = 2πf.

2.2.1 Prinsip Modulasi QAM

Berdasarkan tiga parameter yang menjadi identitas gelombang, sistem

modulasi digital dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu ASK, FSK dan PSK.

Perkembangan selanjutnya memunculkan berbagai teknik modulasi yang

merupakan kombinasi diantara ketiga sistem modulasi dasar tersebut. Misalnya

mengkombinasikan antara modulasi amplitudo dan fasa, yang kemudian dikenal

sebagai QAM. Agar lebih jelas mengenai perbedaan diantara ketiga teknik

modulasi digital tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7

Gambar 2.7 Perbandingan modulasi digital [11]

Dapat dilihat perbedaan antara ASK, PSK dan FSK dalam mewakili bit 1 atau 0.

Jika dibandingkan dengan ASK dan FSK, PSK memiliki keunggulan karena lebih

tahan terhadap noise. Noise pada kanal komunikasi dapat mempengaruhi

ampiltudo atau frekuensi gelombang hasil modulasi, akibatnya ASK dan FSK

rentan terhadap noise.

QAM merupakan suatu teknik modulasi digital yang mengkombinasikan

modulasi amplitudo dan fasa. Dalam modulasi M-ary PSK, amplitudo dari

gelombang penyusun konstelasinya memiliki nilai amplitudo yang sama,

akibatnya informasi yang dibawa hanya dapat dibedakan berdasarkan fasa awal

11Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 29: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

gelombang yang ditransmisi. Misalnya dalam kasus QPSK, maka gelombang

yang mewakili tiap simbol dibedakan dengan beda fasa sebesar π/2 atau 45o,

sedangkan jika menggunakan 8-PSK maka setiap gelombang memiliki beda fase

π/4 atau 22,5o. Masalah muncul jika menggunakan M-ary PSK orde tinggi, karena

perbedaan fasa tiap gelombang menjadi sangat kecil. Sehingga akan sulit

membedakan gelombang yang satu terhadap gelombang yang lain, terlebih

dengan adanya gangguan pada kanal komunikasi yang dapat menyebabkan

terjadinya kesalahan dalam mengolah informasi.

Modulasi QAM, pada dasarnya juga melakukan modulasi fasa sama

dengan teknik modulasi QPSK. Namun pada QAM selain fasa, modulasi juga

dilakukan pada amplitudo. Hal ini dapat dilakukan dengan memodifikasi

gelombang pada kanal in-phase (I) dan quadrature (Q). Sehingga gelombang

yang menyusun konstelasinya selain memiliki fasa yang berbeda juga amplitudo

yang bervariasi. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa gelombang QAM merupakan

kombinasi antara PSK dan PAM, sehingga fungsi dasar dari gelombang QAM

memiliki kemiripan dengan sinyal PSK :

( ) 2( ) m cj jm m

ms t A e g t mT eθ π= −∑ f t

( ) ( ) ( )cos 2 sin 2m c m cA g t f t f tπ θ π θ= + +⎡ ⎤⎣ ⎦m+ ............................ (2.4)

Dengan Am = ( AI2 + AQ

2 )1/2, dimana AI dan AQ ialah informasi yang dibawa

gelombang pada masing-masing kanal yang berupa sinyal PAM, sedangkan g(t)

merupakan gelombang pulsa baik dengan bentuk gelombang persegi ataupun

gelombang segitiga. Parameter Amg(t) dapat disederhanakan menjadi Am(t) yang

menggambarkan modulasi amplitudo. Dan indikasi modulasi fasa ditunjukkan

oleh parameter θm dengan nilai :

1tan Qm

I

AAθ − ⎛= ⎜

⎝ ⎠⎞⎟ .............................................................................(2.5)

2.2.2 Modulasi 16-QAM

Pada M-ary QAM, nilai M menunjukkan jumlah gelombang kombinasi

amplitudo dan fasa yang digunakan untuk mewakili tiap simbol informasi. Nilai

M ini dapat merupakan kombinasi M1 level PAM dan M2 level PSK dalam

membentuk suatu konstelasi gelombang QAM, dengan ketentuan M = M1 M2

12Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 30: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

level [7]. Gambar diagram konstelasi rectangular dengan berbagai kombinasi

nilai level M dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Konstelasi sinyal QAM rectangular dengan berbagai nilai M [7]

Teknik modulasi 16-QAM artinya digunakan 16 variasi simbol dalam

menterjemahkan bit-bit data, dimana tiap simbol terdiri atas empat bit. Dengan

mengirim empat bit tiap simbol maka penggunaan bandwidth menjadi lebih

efisien dibandingkan QPSK yang mengirim dua bit tiap simbolnya [8]. Pada 16

QAM terdapat beberapa cara pembentukan konstelasi. Satu diantaranya model

konstelasi rectangular atau pada beberapa sumber dinamakan konstelasi square.

Konstelasi ini memiliki beberapa keuntungan dalam pembentukkannya serta nilai

efisiensi daya yang dihasilkan nilainya juga tidak terlalu jauh jika dibandingkan

dengan konstelasi optimalnya.

Secara umum diagram blok pemancar dan penerima 16 QAM dengan

konstelasi rectangular akan dijelaskan secara singkat. Untuk blok diagram dari

pemancar 16 QAM seperti terlihat pada Gambar 2.9 berikut :

Gambar 2.9 Block diagram pemancar 16 QAM [7]

13Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 31: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Pada blok diagram pemancar 16 QAM, dibuat asumsi umum bahwa input

merupakan sinyal informasi yang telah diubah dalam bentuk bit data. Input ini

kemudian dipisahkan pada proses serial to parallel convertion untuk

menghasilkan pasangan dua bit pada kanal I dan kanal Q. Kanal Q diisi dengan

dua bit MSB dan dua bit sisa pada kanal I. Selanjutnya pasangan dua bit paralel

dikodekan dengan metode mapping, dalam hal ini digunakan gray coding.

Pasangan bit informasi pada tiap kanal yang telah dikodekan ini kemudian akan

memodulasi amplitudo gelombang carrier. Pada proses modulasi fasa, kanal Q

memodulasi gelombang sinusoidal yang memiliki fasa awal radian (sin 2πfct) yang

disebut sebagai kanal quadrature, dan kanal I memodulasi gelombang sinusoidal

dengan fasa awal –π/2 radian (cos 2πfct) yang disebut sebagai kanal in-phase.

Carrier yang telah termodulasi ini kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan

16 macam simbol yang diwakilkan oleh 16 kombinasi gelombang dengan

amplitudo dan fasa bervariasi yang siap ditransmisi.

Untuk blok diagram dari penerima 16 QAM dengan konstelasi rectangular

seperti terlihat pada Gambar 2.10

Gambar 2.10 Block diagram penerima 16 QAM [7]

Secara umum blok diagram penerima pada 16 QAM mirip seperti pada penerima

QPSK, hanya pada sistem 16 QAM masing-masing kanal tersusun atas dua bit

informasi. Seperti halnya pada blok diagram pemancar, pada bagian penerima

proses pembentukan konstelasi ditentukan pada proses demapping. Untuk lebih

mudahnya pada bagian demapping ini diberikan asumsi bahwa proses

pembangkitan carrier lokal yang dihasilkan oleh penerima bekerja sempurna,

artinya memiliki amplitudo dan fasa yang tepat sama dengan sinyal termodulasi

14Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 32: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

dari pemancar. Sebelum dilakukan proses demapping, gelombang yang diterima

harus melalui tahapan filtering dengan menggunakan lowpass filter, gelombang

PAM pada masing-masing kanal dideteksi berdasarkan levelnya. Pada proses

demapping yang dilakukan ditentukan bagaimana proses mapping yang digunakan

pada bagian pemancar. Beberapa diantaranya seperti, natural binary code, 2 D

gray code, sum of QPSK, sum of DQPSK. [7]. Sehingga metode demapping yang

dipilih harus sesuai dengan metode mapping yang digunakan bagian pemancar.

2.2.3 Proses Mapping 16-QAM (16 QAM Natural Binary Code)

Proses mapping menentukan bagaimana menempatkan informasi input

dalam bentuk konstelasi yang dalam hal ini konstelasi rectangular. Salah satu

metode mapping yang dapat digunakan ialah 16 QAM natural binary code. Pada

metode mapping ini, pasangan dua bit pada kanal Q dan dua bit kanal I dikodekan

secara alami [7]. Dua pasangan bit yang dikodekan pada masing-masing kanal

dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini Tabel 2.1 Output Kanal Q dan Kanal I Pada Natural Binary Code [7]

Pasangan Bit

Input Natural Binary Code

Q I Q Output Kanal Q I Output Kanal I

00 00 00 -3 Sin (2πfct) 00 -3 Cos (2πfct)

01 01 01 -1 Sin (2πfct) 01 -1 Cos (2πfct)

10 10 10 +1 Sin (2πfct) 10 +1 Cos (2πfct)

11 11 11 +3 Sin (2πfct) 11 +3 Cos (2πfct)

Dari Tabel 2.1, baik pada kanal Q maupun kanal I masing-masing memiliki empat

variasi gelombang keluaran. Output modulator pada kanal Q adalah : +1sin(2πfct)

; +3sin (2πfct); -3sin (2πfct) dan -1sin(2πfct). Sedangkan output modulator pada

kanal I adalah +1cos(2πfct); +3cos(2πfct); -3cos(2πfct) dan -1cos(2πfct).

Kombinasi dari empat nilai gelombang di I dan empat nilai di Q inilah yang

kemudian menghasilkan 16 macam kombinasi gelombang untuk mengirimkan

simbol. Dimana tiap 1 simbol informasi yang dikirim akan diwakilkan dengan

empat bit. Dengan demikian modulasi 16-QAM memiliki tingkat efisiensi

bandwidth yang lebih baik dibandingkan dengan modulasi QPSK, yang tiap

15Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 33: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

simbolnya hanya diwakili dengan dua bit. Gambar konstelasi sinyal pada Gambar

2.11 dapat memberi gambaran lebih jelas.

Gambar 2.11Konstelasi sinyal 16 QAM rectangular dengan natural binary code [7]

Konstelasi sinyal antara dua titik yang berdekatan mungkin terjadi

perbedaan dua bit, sehingga penerima melakukan kesalahan dalam

menerjemahkan suatu informasi dapat menyebabkan kesalahan dua bit. Misalnya

pemancar mengirimkan informasi 0101, namun karena kesalahan dipenerima

maka dapat diterjemahkan sebagai 0110, sehingga terjadi kesalahan dua bit. Ini

dapat terjadi terkait letak kedua simbol yang berdekatan dalam konstelasi sinyal,

pada kondisi real kedua simbol tersebut memiliki amplitude yang sama hanya

dibedakan oleh fasa sebesar π /2 radian.

16Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 34: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

BAB III

PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR

16-QAM MENGGUNAKAN KOMPONEN

LOGIKA

3.1 KONSEP PERANCANGAN MODULATOR 16-QAM

Modulator 16-QAM dibuat menggunakan rangkaian yang berbasiskan

komponen logika. Dalam hal ini komponen logika di implementasikan dengan IC

TTL. Komponen logika dianggap memiliki kelebihan karena memiliki tingkat

presisi yang baik, namun disisi lain proses sinkronisasi merupakan tantangan

tersendiri dalam menyusun sebuah rangkaian berbasisikan komponen logika.

Perbedaan utama modulator konvensional dengan modulator yang berbasiskan

komponen logika terletak pada sinyal carrier yang memodulasi data. Jika pada

modulator konvensional gelombang carrier yang dimodulasi berupa gelombang

analog sinusoidal. Pada modulator berbasiskan komponen logika ini gelombang

carrier yang dimodulasi ialah gelombang squarewave, baru diubah menjadi

gelombang analog sinusoidal saat akan ditransmisikan pada saluran komunikasi

[10].

Dalam merancang rangkaian modulator 16-QAM, algoritma modulasi 16-

QAM konvensional mengalami beberapa penyesuaian agar dapat

diimplementasikan pada rangkaian logika. Penyesuaian diperlukan karena pada

komponen logika terdapat beberapa keterbatasan. Satu diantaranya ialah

ketidakmampuan komponen logika untuk melakukan variasi amplitudo dalam

menggambarkan bit informasi ”1” yang umumnya hanya digambarkan dengan

satu nilai tegangan. Sedangkan prinsip dasar modulasi 16-QAM ialah adanya

variasi amplitudo dalam menggambarkan sinyal informasinya. Penyesuaian yang

dilakukan tetap tidak menghilangkan prinsip dasar dari teknik modulasi 16-QAM.

Blok diagram dari modulator 16-QAM yang dibuat terdapat pada Gambar 3.1

17Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 35: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 3.1 Blok diagram modulator 16-QAM

Blok diagram pada Gambar 3.1 menjelaskan urutan tahapan proses pada

modulator 16-QAM berbasiskan komponen logika. Secara umum tidak terdapat

banyak perbedaan dengan modulasi 16-QAM konvensional. Perbedaan hanya

terdapat pada penggunaan gelombang squarewave sebagai carrier. Juga proses

peningkatan amplitudo carrier yang dilakukan setelah carrier dimodulasi oleh bit

data, dimana pada sistem konvensional peningkatan amplitudo carrier dilakukan

sebelum gelombang tersebut dimodulasikan. Selain itu blok diagram juga

menjelaskan penggunaan natural binary code sebagai metode mapping yang

digunakan. Serial data biner diubah menjadi data paralel untuk kemudian

dipisahkan masing-masing dua bit untuk kanal I dan kanal Q. Data pada masing-

masing kanal dikodekan menurut natural binary code yang telah didefinisikan

terlebih dahulu. Bit-bit data tersebut kemudian akan memodulasi carrier

squarewave sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan natural binary code. Hasil

modulasi yang berbentuk gelombang squarewave ini selanjutnya diubah menjadi

gelombang analog sinusoidal agar dapat dilewatkan pada medium transmisi kabel

listrik. Bagian terakhir merupakan rangkaian penjumlah sinyal dari kedua kanal

dan amplifier agar modulated signal yang dikirim memiliki level tegangan

tertentu.

18Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 36: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

3.2 SIMULASI MODULATOR 16-QAM

Untuk merancangan modulator 16-QAM digunakan program simulasi.

Simulasi rangkaian dibuat menggunakan perangkat lunak NI Multisim Power Pro

10 versi 10.0.1 yang dijalankan pada sistem operasi operasi Microsoft Windows

XP SP2. Perangkat lunak ini berisi berbagai komponen logika, analog, alat ukur,

display sinyal dan sumber sinyal. Diagram alir perancangan simulasi modulator

16-QAM berbasiskan komponen logika ditunjukkan Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram alir program simulasi modulator 16-QAM

19Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 37: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Diagram alir tersebut dibuat untuk menterjemahkan blok diagram pada

Gambar 3.1. Input pada rangkaian modulator diasumsikan sudah berupa serial bit

biner. Tiap pasangan dua bit data kemudian dipisahkan pada rangkaian splitter

data untuk diteruskan pada kanal I dan kanal Q. Operasi yang dilakukan pada

masing-masing kanal sama, hanya terdapat perbedaan pada jenis carrier yang

memodulasi. Sebelum proses modulasi, terjadi proses identifikasi nilai pasangan

bit data. Proses identifikasi ini bertujuan untuk mengenali nilai pasangan bit data

agar dapat diproses sesuai ketentuan yang ditetapkan. Pemilihan akan membagi

pasangan bit data kedalam dua kelompok. Kelompok pertama pasangan bit

dengan nilai 00/11, sedangkan kelompok kedua 01/10. Untuk pasangan bit dengan

nilai 01/10 dilakukan proses penguatan level gelombang setelah proses modulasi,

hal ini untuk menerapkan variasi amplitudo pada modulasi 16-QAM. Setelah itu

tiap gelombang dilewatkan pada rangkaian filter dan terakhir dijumlahkan untuk

kemudian diteruskan pada medium transmisi.

Untuk mempermudah pemahaman prinsip kerja modulator digunakan

diagram hierarki, dimana penyusunan hierarki tersebut didasarkan pada fungsi

kerja tiap sub-sistem. Diagram hierarki ini dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Diagram hierarki modulator 16-QAM

Berdasarkan Gambar 3.3, terdapat 11 jenis blok hierarki dengan fungsi kerja yang

berbeda. Berdasarkan fungsi tiap blok, sistem ini dibagi menjadi beberapa sub-

sistem yang bertanggung jawab terhadap fungsinya masing-masing. Sub-sistem

terdiri atas :

20Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 38: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

1. Sub-sistem pembangkit gelombang squarewave (clock)

2. Sub-sistem counter

3. Sub-sistem pemisah data (splitter)

4. Sub-sistem kanal I dan kanal Q (I_channel dan Q_channel)

5. Sub-sistem pembangkit carrier (carrier)

6. Sub-sistem identifikasi data (Identifikasi_Data)

7. Sub-sistem selektor carrier (selector_carrier)

8. Sub-sistem modulasi

9. Sub-sistem penguat (amplifier)

10. Sub-sistem filter

11. Sub-sistem rangkaian penjumlah (summing_modulated_signal)

Tiap sub-sistem akan dijelaskan untuk memahami prinsip kerjanya.

3.2.1. Rangkaian Sub-sistem Pembangkit Gelombang Squarewave

Rangkaian ini berfungsi untuk menghasilkan gelombang squarewave.

Gelombang squarewave yang dihasilkan pada rangkaian ini digunakan sebagai

pewaktu utama (master clock) timming operasional tiap komponen dalam

menjalankan keseluruhan proses. Penerapan master clock secara terpusat

bertujuan agar operasi tiap bagian sistem berjalan sinkron. Perancangan rangkaian

pada sub-sistem ini ditujukan untuk menghasilkan gelombang squarewave dengan

frekuensi 700KHz dan duty cycle sebesar 50 %. Skematik rangkaian pembangkit

gelombang squarewave ditunjukkan pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Rangkaian sub-sistem pembangkit gelombang squarewave 700 KHz

21Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 39: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Sebagai trigger gelombang squarewave digunakan IC LM555 yang menggunakan

sistem konfigurasi astabil. Konfigurasi rangkaian pembangkit gelombang

squarewave ini mengacu pada konfigurasi rangkaian IC LM555 astabil, Gambar

3.5

Gambar 3.5 Konfigurasi IC LM555 astabil [9]

Dengan karakteristik IC LM555 terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Karakteristik IC LM555 [9] No Kaki IC Karakteristik

1 Ground (GND)

2 Trigger (TRI)

3 Output (OUT)

4 Reset (RST)

5 Control Voltage (CON)

6 Threshold (THR)

7 Discharge (DIS)

8 + Vcc (VCC)

Persamaan yang digunakan dalam menentukan besarnya nilai hambatan dan

kapasitor yang diperlukan untuk menghasilkan bentuk gelombang squarewave

berdasarkan konfigurasi Gambar 3.5.

Nilai frekuensi ditentukan dengan rumus [9] :

1.44( 2 )A B

fR R C

=+

……......................................................................................(3.1)

dan duty cycle ditentukan dengan rumus [9] :

22Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 40: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

2B

A B

RDR R

=+

...….....….…………....….......………………………………....(3.2)

Dengan memasukkan nilai frekuensi, duty cycle dan kapasitansi C yang

dibutuhkan pada persamaan (3.1) dan persamaan (3.2), akan diperoleh nilai RA

dan RB.

Jika ingin memperoleh duty cycle sebesar 0.5, berdasarkan persamaan

(3.2) akan mengakibatkan nilai RA yang digunakan bernilai 0, kondisi tidak

diperkenankan.

0.52B

A B

RR R

=+

0.5 A B BR R R+ = , sehingga nilai RA :

0AR = ................................................................................................................(3.3)

Sehingga pada rangkaian digunakan nilai duty cycle yang mendekati 50 %, yaitu

sebesar 45 %. Perhitungan untuk duty cycle 45 % berdasarkan persamaan (3.2) :

0, 452B

A B

RR R

=+

.

sehingga diperoleh nilai Rb :

4,5B AR R= ........................................................................................................(3.4)

dengan mensubtitusi persamaan (3.4) ke persamaan (3.1), diperoleh :

( )1,44

10 A

fR C

atau dapat ditulis :

1, 4410AR

f C=

× ×..................................................................................................(3.5)

dengan memasukkan nilai frekuensi (f) = 700 KHz dan nilai C = 10 pF ke

persamaan (3.5), diperoleh :

5 11

1, 44 20,5710 7 10 10AR K−= =

× × ×Ω

dengan mensubtitusi nilai RA ke persamaan (3.4), diperoleh nilai RB :

4,5 20,57 92,57BR K K= × Ω = Ω

Untuk memudahkan, nilai RA dan RB dibulatkan. Seperti terdapat pada Gambar

3.4, digunakan nilai RA = 20 KΩ dan RB = 90 KΩ.

23Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 41: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

3.2.2. Rangkaian Sub-sistem Counter

Rangkaian sub-sistem counter ini bertanggung jawab dalam mengatur

pewaktuan pada beberapa proses seperti, clock pada D Flip-flop, clock pemisah

data dan juga digunakan dalam menganalogikan serial bit data input. Prinsip kerja

rangkaian ini dengan memanfaatkan fungsi counter yaitu membagi frekuensi

gelombang input. Rangkaian ini terhubung dengan rangkaian pemisah data dan

rangkaian sampling bit yang membagi aliran bit data pada kanal I dan kanal Q.

Diagram skematik rangkaian sub-sistem counter ini ditunjukkan oleh Gambar 3.6

Gambar 3.6 Rangkaian sub-sistem counter

Rangkaian tersusun atas dua buah IC counter 74LS163D yang disusun seri. IC

counter 74LS163D merupakan komponen 4-bit binary synchronous counter.

Rangkaian 4-bit binary synchronous counter berfungsi untuk melakukan

perhitungan biner dari 0000 hingga 1111 secara berulang. Pada Gambar 3.7 dapat

dilihat timming diagram karakteristik 4-bit binary synchronous counter.

Gambar 3.7 Timming diagram 4-bit binary counter

Sedangkan karakteristik IC counter 74LS163D terdapat pada Tabel 3.2

24Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 42: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Tabel 3.2 Karakteristik Fungsi IC 74LS163D INPUT OUTPUT

~CLR CLK ENP ENT ~LOAD A-B-C-D QN RCO MODE

L

H

H

H

H

X

X

H

L

X

X

X

H

X

L

X

L

H

H

H

X

M

X

X

X

0

M

C

q

q

0

(1)

(1)

(1)

0

Reset

Parallel Load

Count

Hold

Hold

Keterangan :

L = Low state condition (0)

H = High state condition (1)

↑ = Low to High Transition

X = Don’t Care

M = Variable

C = Count

q = Present State (tidak berubah dari kondisi semula)

(1) = High saat counter mencapai akhir perhitungan (QN = HHHH)

Gelombang input berasal dari rangkaian master clock. Dengan demikian

gelombang pada QA memiliki frekuensi ½ kali frekuensi gelombang input,

frekuensi gelombang QB ¼ kali gelombang input, frekuensi gelombang QC 1/8

kali gelombang input dan frekuensi gelombang QD 1/16 kali gelombang input.

Berdasarkan Gambar 3.6 data di analogikan dengan keluaran QD dari IC counter

74LS163D yang pertama, yang memiliki frekuensi 1/16 kali frekuensi master

clock. Karena satu frekuensi gelombang squarewave yang digunakan sebagai

clock (hertz) menggambarkan dua nilai bit, bit 1 dan bit 0 maka frekuensi bit data

(bit per second) dalam hal ini dua kali lipat dari frekuensi clock yang digunakan

untuk menganalogikan bit data. Konfigurasi sesuai Gambar 3.6 diperoleh agar

frekuensi carrier (Hz) menjadi empat kali lebih tinggi dari frekuensi bit data

(bps). Sedangkan carrier yang dibangkitkan oleh rangkaian pada sub-sistem

pembangkit carrier memiliki frekuensi ½ kali frekuensi master clock. Keluaran

QA dari IC counter 74LS163D yang kedua digunakan sebagai clock rangkaian

sub-sistem pemisah data, frekuensinya 1/4 kali frekuensi bit data (bps). Ini

25Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 43: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

dimaksudkan agar dapat memisahkan tiap dua bit. Agar saat diteruskan ke kanal I

dan kanal Q tidak ada data yang hilang, frekuensi clock yang digunakan pada D

flip-flop (Hz) harus memiliki frekuensi sama dengan frekuensi bit data (bps), yang

artinya diperoleh dari keluaran QC IC counter 74LS163D yang pertama.

3.2.3. Rangkaian Sub-sistem Pemisah Data

Rangkaian yang terdapat pada sub-sistem ini berfungsi dalam melakukan

proses pemisahan tiap dua bit data. Pada modulasi 16-QAM tiap simbol

diwakilkan oleh empat bit. Tiap pasang bit dari empat bit tersebut dipisahkan

untuk kemudian secara bergantian dikirimkan pada kanal I dan kanal Q. Kanal Q

berisi pasangan bit MSB sedangkan pasangan bit LSB pada kanal I. Rangkaian

yang digunakan sebagai splitter ini ditunjukkan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Rangkaian sub-sistem pemisah data

Rangkaian pemisah data yang digunakan terdiri atas gerbang logika AND dan

NOT. Gerbang AND menggunakan komponen IC 74LS08J dan komponen

gerbang NOT menggunakan IC 74LS04N. Prinsip kerja rangkaian pemisah data

ini memanfaatkan karakterisitk gerbang logika AND, seperti dapat dilihat pada

Tabel 3.3.

26Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 44: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Tabel 3.3 Tabel kebenaran AND x y F

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

Dengan memanfaatkan prinsip karakteristik gerbang AND pada rangkaian

pemisah, dapat dijelaskan bahwa proses pemisahan bit data ditentukan oleh nilai

clock sebagai salah satu input pada gerbang AND. Satu kaki dari gerbang AND

dihubungkan ke serial data, sedangkan kaki lainnya dihubungkan ke clock yang

dihasilkan dari rangkaian sub-sistem counter dengan penambahan gerbang logika

NOT pada salah satu AND. Pemberian clock dan adanya gerbang logika NOT

yang membuat gerbang AND bergantian aktif secara periodik. Sebagaimana yang

telah dijelaskan rangkaian sub-sistem counter pada sub-bab 3.2.2, agar dapat

memisahkan tiap dua data pada kanal I dan kanal Q maka frekuensi clock yang

diberikan pada gerbang AND (Hz) harus sama dengan frekuensi bit data (bps).

3.2.4. Rangkaian Sub-sistem Kanal I dan Kanal Q

Rangkaian ini memanfaatkan karakteristik kerja sebuah komponen D

flip-flop dimana data baru akan disampel jika pada clock terjadi transisi.

Rangkaian dasar yang menyusun IC D flip-flop 74LS74D pada Gambar 3.9

S

R

QD

CP

Gambar 3.9 Rangkaian gerbang logika D flip-flop

Nilai input D baru akan disampel jika pada clock terjadi kondisi possitive edge

triggering (“0” ke “1”). Tabel 3.4 menjelaskan variasi present state / next state D

flip-flop.

27Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 45: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Tabel 3.4 Karakteristik D flip-flop CP D Q

0

1

1

X

0

1

No Change

Q=0 (Reset)

Q=1 (Set)

Setelah melalui rangkaian pemisah data, aliran bit data menuju masing-

masing kanal. Kanal I merupakan kanal yang lebih dulu menerima aliran bit data

karena bit data yang masuk pada kanal ini merupakan pasangan bit LSB.

Rangkaian pada sub-sistem ini terdiri atas empat buah IC D flip-flop 74LS74D

yang disusun serial. Skematik rangkaian sub-sistem ini ditunjukkan Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Rangkaian sub-sistem kanal I

Hanya komponen IC D flip-flop pertama yang menerima input bit data dari hasil

keluaran rangkaian pemisah data, sedangkan komponen IC D flip-flop selanjutnya

menerima input yang berasal dari keluaran IC D flip-flop sebelumnya. Keempat

IC menerima clock dengan frekuensi sama dari keluaran rangkaian sub-sistem

counter, dimana clock yang digunakan pada D flip-flop memiliki frekuensi sama

dengan frekuensi aliran bit data. Dua buah komponen IC D flip-flop pertama

28Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 46: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

bertujuan sebagai buffer, agar aliran bit data pada kanal I dapat sinkron dengan

aliran bit data kanal Q. Sehingga bit data yang diproses selanjutnya dari kanal I

berada pada dua komponen IC D flip-flop terakhir, yang pada Gambar 3.10

ditunjukkan sebagai keluaran I_1 dan I_2.

Prinsip kerja rangkaian pada sub-sistem kanal Q sama seperti pada sub-

sistem kanal I. Rangkaian ini juga menggunakan komponen IC D flip-flop

74LS74D. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah D flip-flop yang digunakan.

Rangkaian kanal Q hanya membutuhkan dua buah D flip-flop. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Rangkaian sub-sistem kanal Q

Bit data yang dilewatkan pada kanal Q berasal dari pasangan bit MSB sebuah

simbol, sehingga proses sampling kanal Q dilakukan setelah proses sampling

kanal I. Ini yang menyebabkan pada rangkaian kanal I dibutuhkan dua buah D

flip-flop tambahan sebagai buffer. Pada Gambar 3.11 pasangan bit keluaran kanal

Q ditunjukkan sebagai Q_1 dan Q_2.

3.2.5. Rangkaian Sub-sistem Pembangkit Carrier

Rangkaian ini berfungsi sebagai penghasil gelombang carrier untuk proses

modulasi. Perbedaan utama rangkaian modulator digital konvensional dengan

rangkaian modulator digital berbasiskan komponen logika terdapat pada

rangkaian sub-sistem ini. Tujuan utama rangkaian ini untuk menghasilkan carrier

berbentuk gelombang squarewave. Jika pada rangkaian modulator konvensional,

data akan memodulasi carrier yang berbentuk gelombang sinusoidal dengan

perbedaan fasa tertentu. Pada rangkaian modulator berbasiskan komponen logika

ini, data akan memodulasi carrier berbentuk gelombang squarewave yang juga

29Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 47: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

telah disesuaikan fasanya. Modulasi 16-QAM menggunakan empat macam variasi

fasa gelombang. Pada perancangan, empat fasa gelombang yang digunakan ialah

0 rad, 1/2 π rad, 3/2 π rad, π rad (0°, 90°, 270°, 180°). Dengan demikian terdapat

dua macam pergeseran fasa, yaitu pergeseran sebesar 90° dan 180°

Konfigurasi skematik rangkaian pembangkit carrier ini ditunjukkan pada

Gambar 3.12

Gambar 3.12 Rangkaian sub-sistem pembangkit carrier

Rangkaian terdiri dari dua buah IC counter yang disusun paralel. Perbedaan fasa

sebesar π/2 rad diperoleh dengan menambahkan komponen IC 74LS04N yang

merupakan gerbang logika NOT pada clock salah satu IC counter. Untuk

perbedaan fasa 180° dapat dilakukan dengan mengatur timming nilai high dan low

gelombang squarewave. Dengan mengasumsikan keluaran dari counter yang tidak

menggunakan komponen NOT sebagai gelombang dengan fungsi sin, maka

gelombang keluaran counter yang menggunakan NOT memiliki fungsi cos.

3.2.6. Rangkaian Sub-sistem Identifikasi Bit Data

Pada modulasi 16-QAM tiap kanal I dan kanal Q menggunakan empat

variasi gelombang carrier dengan variasi fasa dan amplitudo sesuai dengan nilai

bit data yang memodulasi. Dengan menggunakan metode mapping natural binary

code tiap pasangan bit dapat di kodekan secara natural. Mapping natural binary

code yang digunakan pada sistem modulasi 16-QAM yang dibuat dapat dilihat

pada Tabel 3.5. Terdapat penyesuaian dibandingkan mapping natural binary code

30Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 48: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

yang telah dijelaskan pada sub-bab 2.2.3 (Tabel 2.1). Namun penyesuaian ini

tanpa menghilangkan prinsip dasar modulasi digital 16-QAM.

Nilai amplitudo minus diimplementasikan dengan perbedaan fasa sebesar

π rad pada carrier berbentuk gelombang squarewave. Perbedaan jenis gelombang

(sin atau cos) digambarkan dengan perbedaan fasa sebesar π/2 rad pada carrier

gelombang squarewave.

Tabel 3.5 Mapping Natural Binary Code Pasangan Bit

Input Natural Binary Code

Q I Q Output Kanal Q I Output Kanal I

00 00 00 +15 Cos (2πft) 00 +15 Sin (2πft)

01 01 01 +5 Cos (2πft) 01 +5 Sin (2πft)

10 10 10 -5 Cos (2πft) 10 -5 Sin (2πft)

11 11 11 -15 Cos (2πft) 11 -15 Sin (2πft)

Rangkaian sub-sistem selektor data ini berfungsi melakukan proses

pengenalan nilai pasangan bit data, apakah bernilai 00, 01, 10 atau 11 agar dapat

dikodekan dengan carrier yang sesuai seperti terdapat pada Tabel 3.5. Skematik

rangkaian selektor ini ditunjukkan dengan Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Rangkaian sub-sistem identifikasi bit data

Terdapat tiga komponen logika yang menyusun rangkaian selektor data. Gerbang

logika XOR menggunakan jenis IC 74LS386D, komponen IC 74LS155D

merupakan IC demultiplexer dan gerbang logika NOT menggunakan IC

74LS04N. Karakteristik gerbang logika XOR terdapat pada Tabel 3.6.

31Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 49: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Tabel 3.6 Tabel kebenaran XOR A B A ⊗ B

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Berdasarkan Tabel 3.6, keluaran XOR akan bernilai 0 ketika kedua inputnya

memiliki nilai yang sama dan bernilai 1 jika terdapat perbedaan antara nilai

inputnya. Dengan membandingkan kedua bit dari tiap pasang bit data, maka

pasangan bit dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama bit dengan

nilai 00 atau 11 (menggunakan carrier dengan amplitudo ± 15 V) dan kelompok

kedua bit dengan nilai 01 atau 10 (menggunakan carrier dengan amplitudo ± 5

V). Data biner hanya terdiri atas bit 1 dan bit 0, kedua bit ini diwakilkan dengan

gelombang squarewave yang berbeda fasa sebesar π rad. Pada gelombang analog

sinusoidal, perbedaan fasa sebesar π rad menunjukkan perbedaan amplitudo

gelombang yang saling berlawanan (misalnya gelombang +5sin(2πft) dengan

gelombang -5sin(2πft)). Bit 0 diasumsikan sebagai identitas penggunaan

gelombang carrier dengan amplitudo positif, sedangkan bit 1 diasumsikan sebagai

identitas penggunaan gelombang carrier dengan amplitudo negatif. Sehingga

sesuai Tabel 3.5 hanya dibutuhkan satu bit dari tiap pasangan bit (bit ke-1) dalam

menentukan penggunaan gelombang carrier dengan amplitudo positif atau

negatif.

Keluaran IC XOR ini kemudian digunakan sebagai masukkan selektor

pada komponen IC 74LS155D yang merupakan IC demultiplexer. Prinsip kerja

komponen ini ialah ditunjukkan Gambar 3.14.

Y0

Y1

Y2

Y3

B

A

input

Selector Line

Gambar 3.14 Rangkaian demultiplexer 1 to 4

32Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 50: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

data yang masuk pada kaki 1 (1C) akan diteruskan dan keluar melalui kaki-kaki 4

(1Y0), 5 (1Y1), 6 (1Y2), 7 (1Y3) sesuai dengan variasi nilai yang terdapat pada

selektor kaki 3 (B) dan 13 (A). Dengan karakteristik terdapat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Tabel Karakteristik Demultilexer

B A Output

0 0 1Y0

0 1 1Y1

1 0 1Y2

1 1 1Y3

Karena hanya menggunakan dua keluaran, maka selektor B diberi nilai 0 dan

variasi hanya dilakukan pada selektor A. Kelompok data pertama akan

mengakibatkan XOR bernilai 0 sehingga selektor A bernilai 0 dan bit data akan

dilewatkan pada pin output 1Y0. Sebaliknya kelompok data kedua berakibat XOR

mempunyai nilai 1 sehingga selektor A bernilai 1 dan bit data akan dilewatkan

pada pin output 1Y1. Bit data yang dilewatkan pada demultiplexer hanya satu bit,

yaitu bit ke-1 dari tiap pasangan bit (hanya melewatkan bit 1 pada pasangan bit

(10) karena sudah cukup dapat mewakili nilai bit data yang digunakan dalam

memodulasi carrier. Komponen gerbang logika NOT (IC 74LS04N) digunakan

untuk mengembalikan data kepada nilainya semula, karena karakteristik dari IC

demultiplexer 74LS155D, data keluaran pada output mengalami inverse.

3.2.7. Rangkaian Sub-sistem Selektor Carrier

Jika pada sub-sistem sebelumnya proses seleksi dilakukan untuk

mengidentifikasi bit data. Sub-sistem ini bertujuan menentukan carrier mana yang

aktif saat akan dilakukan proses modulasi oleh bit data sesuai ketentuan mapping

natural binary code yang ditetapkan. Skematik rangkaian sub-sistem dapat dilihat

pada Gambar 3.15.

33Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 51: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 3.15 Rangkaian sub-sistem selector carrier

Rangkaian ini memanfaatkan fungsi BJT sebagai switch. Komponen BJT yang

digunakan jenis IC 2N2222A NPN BJT. Nilai tegangan input yang diberikan pada

base digunakan untuk mengendalikan kondisi switch antara collector dan emitter.

Fungsi BJT sebagai switch dapat dijelaskan pada Gambar 3.16. Ketika

nilai Vs ≤ 0, dioda emitter-base dan dioda collector-base direverse-biased

sehingga BJT cut-off dan tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian. Akibatnya

Vo = VCC dan ic = 0 kondisi ini dinamakan open switch, Sebaliknya ketika nilai

Vs ≥ 0, BJT saturasi kondisi ini merupakan closed switch. Pada kondisi ini

tegangan Vo sesuai dengan tegangan pada emitter, sesuai Gambar 3.15 Vo akan

bernilai nol.

+Vs_

+ VCC

+Vo_

Rb

Ra

ib

ic

Gambar 3.16 Rangkaian sederhana BJT sebagai switch

34Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 52: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Fungsi BJT sebagai switch ini dimanfaatkan untuk menentukan kapan

carrier dikirim untuk memodulasi data sesuai dengan nilai data yang

bersangkutan. Seperti telah dijelaskan pada sub-sistem selektor data, tiap kanal

(kanal I dan Q) mempunyai dua jenis kelompok data (data 00/11 dan data 01/10).

Kedua kelompok data ini tidak secara bersamaan memodulasi carrier, hanya ada

salah satu kelompok jenis data yang aktif tiap saat. Oleh karena itu diperlukan

pengaturan carrier yang aktif sesuai dengan kelompok data yang akan

memodulasi. Sesuai Gambar 3.15, sinyal yang digunakan sebagai selektor berasal

dari rangkaian pada sub-sistem selektor data. Ketika sinyal select bernilai 0,

output yang dihasilkan merupakan carrier, sedangkan jika sinyal select bernilai 1

output rangkaian menjadi 0. Pada rangkaian sub-sistem ini BJT disusun paralel

dengan tambahan komponen IC 74LS04N yang merupakan gerbang logika NOT

pada salah satu rangkaian, sehingga fungsi kedua rangkaian menjadi

berkebalikkan.

3.2.8. Rangkaian Sub-sistem Modulasi

Proses modulasi ialah proses perkalian antara data dengan gelombang

carrier. Untuk kemudian diperoleh gelombang hasil modulasi (modulated signal).

Sub-sistem ini yang bertanggung jawab melakukan proses modulasi carrier oleh

sinyal data. Untuk bit data dengan nilai 0 akan diwakilkan dengan carrier

gelombang squarewave yang memiliki fasa 0°. Untuk bit data yang bernilai 1

akan diwakilkan oleh carrier gelombang kotak dengan fasa 180°. Pada rangkaian

modulator berbasiskan rangkaian logika ini, proses modulasi dapat dilakukan

dengan bantuan gerbang logika XOR. Pada rangkaian, gerbang logika XOR

diimplementasikan menggunakan IC 74LS386D, seperti ditunjukkan Gambar

3.17. Sebagai input diberikan bit data yang berasal dari keluaran rangkaian

selektor data dan carrier berasal dari keluaran selektor carrier.

Gambar 3.17 Rangkaian sub-sistem modulasi

35Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 53: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Karakteristik dasar dari XOR, akan bernilai 0 ketika kedua inputnya

memiliki nilai yang sama dan bernilai 1 jika terdapat perbedaan pada inputnya.

Berdasarkan karakterisitk gerbang XOR, jika terjadi perubahan nilai sinyal data

maka akan terjadi perubahan fasa carrier sebesar π rad. Artinya bit data 1 dan 0

diwakilkan dengan carrier yang berbeda fasa π rad.

3.2.9. Rangkaian Sub-sistem Penguat (Amplifier)

Sub-sistem ini yang bertanggung jawab dalam melakukan variasi

amplitudo pada modulator yang dibuat. Berdasarkan Tabel 3.5 terdapat dua jenis

amplitudo gelombang carrier, carrier dengan amplitudo 15V dan carrier dengan

amplitudo 5V. Untuk menghasilkan carrier yang berbeda amplitudo, maka

carrier tersebut dinaikkan level tegangannya dengan diperkuat. Skematik

rangkaian penguat ditunjukan Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Rangkaian sub-sistem penguat

Rangkaian ini bertujuan menaikkan level tegangan gelombang input menjadi tiga

kali pada gelombang output. Sehingga tegangan input sebesar 5 V dapat menjadi

15 V. Komponen OpAmp yang digunakan ialah IC 3554AM yang merupakan

wide-band OpAmp.

Untuk menaikkan level tegangan digunakan fungsi OpAmp sebagai

penguat dengan konfigurasi bukan pembalik (non-inverting). Persamaan (3.6)

digunakan dalam menentukkan besar nilai penguatan yang dapat dilakukan

36Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 54: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

R1

R2

Vo

V2

A Vi

R1 R2

VoA

V2

Rangkaian Ganti

Gambar 3.19 Rangkaian penguat bukan pembalik sederhana

Dari rangkaian ganti Gambar 3.19, diperoleh rumus perolehan (gain) :

( ) ( )1 2 212 1VR RVo Vo RA V VA R R

+= = = = + 1 ..............................................(3.6)

Dengan demikian besarnya nilai penguatan (gain) pada rangkaian penguat non-

inverting bergantung pada perbandingan nilai tahanan seri dan tahanan paralel

dari penguat tersebut. Dengan memasukkan nilai tahanan seri dan paralel pada

Gambar 3.18 ke persamaan (3.6) diperoleh penguatan sebesar tiga kali :

( ) ( )2000021 11 10000VRA R= + = + = 3

3.2.10. Rangkaian Sub-sistem Filter

Pada sistem komunikasi PLC, media transmisi yang digunakan berupa

kabel listrik. Sesuai karakteristiknya informasi yang akan ditransmisikan melalui

kabel listik harus dalam bentuk gelombang analog sinusoidal. Semua proses yang

dilakukan pada rangkaian-rangkaian sub-sistem sebelumnya menggunakan

gelombang squarewave. Sebelum gelombang hasil modulasi dari tiap kanal

dijumlahkan dan ditransmisikan pada medium kabel listrik, gelombang tersebut

harus terlebih dahulu di ubah menjadi bentuk gelombang analog sinusoidal dan

dihilangkan frekuensi tingginya.

Pada dasarnya gelombang squarewave adalah hasil penjumlahan

gelombang sinusoidal yang memiliki frekuensi yang berbeda-beda, maka untuk

mengubah gelombang squarewave yang dihasilkan menjadi gelombang sinusoidal

diperlukan lowpass filter. Rangkaian pada sub-sistem ini bertanggung jawab

dalam mengkonversikan gelombang squarewave menjadi gelombang analog

sinusoidal. Skematik rangkaian ditunjukkan Gambar 3.20.

37Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 55: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 3.20 Rangkaian sub-sistem filter

Rangkaian yang digunakan merupakan low pass filter dengan 5-orde. Dengan 5-

orde diharapkan slope antara band pass dan stop band lebih kecil. Pada dasarnya

gelombang squarewave adalah hasil penjumlahan sinyal sinusoidal yang memiliki

frekuensi yang berbeda-beda.

Rangkaian filter didesain untuk melewatkan frekuensi dibawah 350 KHz,

sehingga frekuensi-frekuensi harmonik yang memiliki frekuensi tinggi akan

dihilangkan. Perhitungan filter yang digunakan adalah sebagai berikut :

01

2f

LCπ= .....................................................................................................(3.7)

Nilai L dan C yang digunakan pada tiap orde sesuai komponen nilai frekuensi

yang dilewatkan.

3.2.11. Rangkaian Sub-sistem Rangkaian Penjumlah (Summing Circuit)

Sebelum gelombang hasil modulasi dari kanal I dan kanal Q

ditransmisikan pada medium komunikasi, harus dijumlahkan terlebih dahulu.

Proses penjumlahan menghasilkan gelombang tunggal yang dinamakan

modulated signal. Rangkaian sub-sistem ini memanfaatkan fungsi OpAmp

38Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 56: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

sebagai rangkaian penjumlah non-inverting. Skematik rangkaian penjumlah

ditunjukkan Gambar 3.21.

Gambar 3.21 Rangkaian sub-sistem penjumlah

Rangkaian ini juga menggunakan IC OpAmp 3554AM. Keempat input pada

rangkaian ini berasal dari keluaran rangkaian filter. Rangkaian penjumlah ini

digunakan untuk melakukan superposisi gelombang dan juga fungsi penguatan.

Penguatan yang diberikan pada rangkaian ini kurang lebih 5,25 kali. Hal ini

diperlukan karena rangkaian filter menyebabkan drop tegangan yang cukup besar

sehingga harus dikuatkan kembali. Selain itu pada rangkaian juga ditambahkan

komponen kapasitor dan resistor yang berfungsi mengubah gelombang sinusoidal

DC yang dihasilkan rangkaian menjadi gelombang sinusoidal AC, agar dapat

dilewatkan pada medium transmisi. Prinsip dasar fungsi OpAmp sebagai

rangkaian penjumlah terdapat pada Gambar 3.22 dan persamaan (3.8).

R1

R2

R3

V1

V2

V3

Vn

Vi

R Rf

Vo

Rn Gambar 3.22 Rangkaian penjumlah bukan pembalik sederhana

39Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 57: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Persamaan hasil keluaran rangkaian OpAmp sebagai rangkaian penjumlah non-

inverting berdasarkan Gambar 3.22

( ) ( )1 1 2 3 ......R RfVo V V V Vnn R+⎛ ⎞= + + +⎜ ⎟

⎝ ⎠+ ..............................................(3.8)

Gain

Dengan memasukkan parameter nilai tahanan pada Gambar 3.22 pada persamaan

(3.8), diperoleh penguatan sebesar 5,25 kali :

( ) ( )500 100001 1 2 3 ......4 500Vo V V V Vn+⎛ ⎞= + +⎜ ⎟⎝ ⎠

+ +

Gain = 5,25 kali

40Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 58: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

BAB IV

HASIL UJI COBA DAN ANALISIS RANGKAIAN

4.1 HASIL UJI COBA SUB-SISTEM

Pada bagian ini dilakukan pengujian terhadap kinerja tiap rangkaian sub-

sistem yang menyusun rangkaian utama modulator 16-QAM. Untuk mengetahui

proses yang dilakukan tiap rangkaian sub-sistem, masing-masing rangkaian di uji

secara terpisah. Analisis akan dilakukan dengan menilai hasil keluaran dari tiap

rangkaian sub-sistem, untuk dibandingkan dengan konsep perancangan rangkaian

pada Bab III.

4.1.1 Sub-sistem Pembangkit Gelombang Squarewave

Hasil uji coba rangkaian sub-sistem ini menghasilkan gelombang keluaran

seperti ditunjukkan Gambar 4.1.

Duty cycle 45 %

2 Div

Amplitudo Periode

Gambar 4.1 Tampilan osiloskop keluaran rangkaian pembangkit gelombang squarewave

Amplitudo gelombang sebesar 5 V berdasarkan nilai tegangan VCC yang

diberikan pada rangkaian. Seperti dijelaskan pada sub-bab 3.2.1, rangkaian tidak

41Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 59: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

dapat menghasilkan gelombang squarewave dengan duty cycle 50 %. Nilai duty

cycle 45 % terlihat dengan adanya perbedaan durasi gelombang saat kondisi high

dan kondisi low.

Gelombang squarewave yang dihasilkan pada rangkaian ini ternyata hanya

memiliki frekuensi sebesar 500 KHz. Hal ini dapat dilihat pada tampilan

osiloskop Gambar 4.1, dimana periode untuk satu gelombang yang tercantum

pada osiloskop yakni 2 div, dengan nilai untuk tiap div yakni 1 µs/div. Dengan

demikian frekuensi gelombang squarewave yang dibangkitkan :

6

1 1 500 2 10

f KHzt x −= = =

Sesuai rancangan rangkaian pembangkit gelombang squarewave pada sub-bab

3.2.1, dengan nilai parameter yang digunakan seharusnya dapat membangkitkan

gelombang squarewave dengan frekuensi hingga 700 KHz. Hal ini disebabkan

penggunaan konstanta sebesar 1,44 pada persamaan (3.1) yang menunjukkan lama

waktu charge dan discharge kapasitor, tidak sesuai dengan karakteristik IC

LM555CM yang digunakan pada rangkaian. Persamaan waktu charge dan

discharge kapasitor yang digunakan sebagai acuan [9] :

waktu charge (output high) : ( )1 0,693 A Bt R R= + C ........................................(4.1)

waktu discharge (output low) : ( )2 0,693 Bt R= C .............................................(4.2)

sehingga periode total : ( )1 2 0,693 2A BT t t R R C= + = + …………...................(4.3)

nilai frekuensi osilasi menjadi : 1 1.44( 2 )A B

fT R R C

= =+

Nilai konstanta yang menunjukkan lama waktu charge dan discharge dari

komponen IC LM555 sangat bergantung pada karakteristik komponen IC tersebut.

Karena hasil gelombang squarewave yang dihasilkan pada rangkaian sub-sistem

ini kurang sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Pada rangkaian utama

modulator 16-QAM masih menggunakan pembangkit gelombang squarewave

virtual.

4.1.2 Sub-sistem Counter

Hasil uji coba rangkaian sub-sistem ini ditunjukkan pada Gambar 4.2.

42Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 60: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Master Clock

Clock D flip-flop

Data

Clock Splitter

Gambar 4.2 Keluaran rangkaian sub-sistem counter

Gelombang input rangkaian ini berasal dari master clock (garis merah)

yang memiliki frekuensi 700 KHz. Gambar 4.2 menujukkan pengunaan serial data

berupa clock (garis kuning) dengan frekuensi 43,75 KHz. Sehingga frekuensi bit

data input yang diproses dua kali frekuensi clock atau 87,5 Kbps. Nilai ini

digunakan agar perbandingan frekuensi bit data dengan frekuensi carrier menjadi

¼ kali. Carrier yang digunakan memiliki frekuensi 350 KHz.

Perbandingan frekuensi bit data dan carrier = ( )( )

frekuensi bit data bpsfrekuensi carrier Hz

........(4.4)

untuk nilai frekuensi bit data = 87,5 Kbps dan frekuensi carrier = 350 KHz,

diperoleh perbandingan sebesar = ¼ kali.

Frekuensi splitter (garis biru) harus lebih lambat empat kali dari frekuensi

bit data, dengan demikian frekuensi clock splitter (pemisah data) yang digunakan

sebesar 21,875 KHz. Gelombang yang digunakan sebagai clock D flip-flop (garis

hitam) memiliki frekuensi sama dengan frekuensi bit data yaitu sebesar 87,5 KHz.

Diperlukan proses inisiasi selama satu siklus perhitungan 0000 hingga 1111,

sebelum rangkaian counter dapat dimanfaatkan pada rangkaian utama modulator

16-QAM. Hasil yang diperoleh pada rangkaian sub-sistem ini sesuai dengan

perancangan rangkaian pada sub-bab 3.2.2.

43Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 61: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

4.1.3 Sub-sistem Pemisah Data

Tujuan utama rangkaian sub-sistem pemisah data untuk memisahkan tiap

dua bit dari tiap empat bit data input. Proses pemisahan ini secara lengkap

ditunjukkan pada Gambar 4.3. Serial data (garis merah) dipisahkan tiap dua bit

berdasarkan nilai clock splitter (garis kuning). Saat clock splitter bernilai high,

serial data dikirmkan ke kanal I (garis hijau) sedangkan kanal Q (garis biru)

menerima input data 00. Sebaliknya ketika clock splitter bernilai low, kanal Q

menerima serial data dan kanal I menerima input data 00. Proses ini terjadi secara

periodik, setiap kanal secara bergantian menerima data dengan interval dua

dummy bit (00) yang tidak berisi informasi.

1 0 10

1 0

10 0 0

0 0

00

00

Serial Data

Clock Splitter

Kanal I

Kanal Q

Gambar 4.3 Keluaran rangkaian sub-sistem pemisah data

Sebagai serial data digunakan gelombang clock, sehingga tiap empat bit data yang

akan dipisahkan terdiri atas 0101. Sesuai konsep modulasi 16-QAM pasangan bit

LSB (01) dikirimkan pada kanal I dan pasangan bit MSB (01) ke kanal Q. Konsep

pemisahan data ini di ilustrasikan pada Gambar 4.4. Hasil yang diperoleh pada

rangkaian sub-sistem ini sesuai dengan perancangan rangkaian pada sub-bab

3.2.3.

0101

MSB (01)

LSB (01)

Kanal Q Kanal I

Gambar 4.4 Ilustrasi pemisahan serial data

44Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 62: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

4.1.4 Sub-sistem Kanal I dan Kanal Q

Aliran data dari rangkaian pemisah data secara bergantian menjadi bit data

input pada kanal I dan kanal Q. Untuk mengetahui proses yang dilakukan masing-

masing kanal, kedua kanal diberi bit data input secara terpisah. Hasil keluaran

rangkaian kanal I ditunjukkan Gambar 4.5, sedangkan hasil keluaran kanal Q pada

Gambar 4.6.

1 1

1 1

1 1

I

I_1

I_2

Clock D Flip-flop

Gambar 4.5 Keluaran rangkaian sub-sistem kanal I

Q

Q_1

Q_2

Clock D Flip-flop

1 1

1 1

1 1

Gambar 4.6 Keluaran rangkaian sub-sistem kanal Q

Pada dasarnya prinsip kerja yang dilakukan kedua rangkaian sama. Pasangan bit

data input (garis merah) akan di teruskan secara serial pada tiap komponen D flip-

flop setiap terjadi transisi positive edge pada clock D flip-flop (garis kuning).

Output I_1 / Q_1 (garis hijau) dan I_2 / Q_2 (garis biru) menunjukkan proses

45Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 63: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

transisi pasangan bit input hingga diperoleh hasil keluaran akhir pada grafik I_2 /

Q_2.

Berdasarkan Gambar 4.5 dan Gambar 4.6, dapat dilihat perbedaan transisi

bit yang terjadi pada kanal I dan kanal Q. Kanal I membutuhkan transisi clock

lebih banyak dibandingkan kanal Q untuk dapat memperoleh pasangan bit output

sebagai hasil keluaran rangkaian. Perbedaan diakibatkan pada kanal I terdapat dua

buah komponen D flip-flop tambahan sebagai buffer.

Dalam rangkaian yang dibuat, proses sampling dilakukan terlebih dahulu

terhadap pasangan bit LSB baru kemudian diikuti pasangan bit MSB. Saat

pasangan bit LSB disampling pada kanal I, kanal Q menerima pasangan dummy

bit. Demikian sebaliknya saat kanal Q mensampling pasangan bit MSB, kanal I

menerima dummy bit. Agar pasangan bit kanal I dan Q menjadi sinkron digunakan

buffer pada kanal I selama dua clock. Perbandingan hasil keluaran rangkaian kanal

I dan kanal Q sebelum dan setelah menggunakan buffer saat sistem diberikan

input high ditunjukkan Gambar 4.7 dan Gambar 4.8. Pasangan bit MSB bernilai

11 demikian juga dengan LSB yang bernilai 11, sedangkan dummy bit bernilai 00.

Hasil yang diperoleh pada rangkaian sub-sistem ini sesuai dengan perancangan

rangkaian pada sub-bab 3.2.4

Data input

Pasangan Bit I

Clock D Flip-flop

Pasangan Bit Q

LSB

MSB

Tanpa buffer Dummy Bit

LSB

MSB

Gambar 4.7. Keluaran rangkaian kanal I dan Q sebelum menggunakan buffer

46Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 64: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Data input

Pasangan Bit I

Clock D Flip-flop

Pasangan Bit Q

Dengan buffer Dummy Bit

LSB

MSB

LSB

MSB

LSB

MSB

Gambar 4.8. Keluaran rangkaian kanal I dan Q setelah menggunakan buffer.

4.1.5 Sub-sistem Pembangkit Carrier

Hasil uji coba rangkaian pembangkit carrier ditunjukkan pada Gambar 4.9

untuk pergeseran fasa 90° dan Gambar 4.10 untuk pergeseran fasa 180°. Hasil

yang diperoleh pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 menjelaskan bahwa dengan

mengatur pergeseran fasa gelombang squarewave ternyata prinsip dasar

pergeseran fasa pada gelombang analog sinusoidal tetap dapat diterapkan. Untuk

menunjukkan pergeseran fasa yang dilakukan, gelombang squarewave kemudian

dilewatkan pada sebuah rangkaian filter.

Carrier 0°

Output Filter

Carrier 90°

Gambar 4.9. Keluaran rangkaian sub-sistem carrier dengan pergeseran fasa 90°

47Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 65: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Carrier 0°

Output Filter

Carrier 180°

Gambar 4.10. Keluaran rangkaian sub-sistem carrier dengan pergeseran fasa 180° Untuk mendapatkan perbedaan fasa sebesar 90°, carrier 90° (garis biru)

harus digeser ¼ periode gelombang terhadap carrier 0° (garis merah). Proses

pergeseran ¼ periode gelombang ini diimplementasikan dengan menambahkan

gerbang logika NOT pada input rangkaian counter yang menghasilkan carrier

90°. Sedangkan perbedaan fasa 180° diperoleh dengan menggeser carrier 180°

(garis biru) sebesar ½ periode gelombang terhadap carrier 0° (garis merah). Ini

dapat dilakukan dengan mengatur timming nilai high dan low gelombang

squarewave. Hasil yang diperoleh pada rangkaian sub-sistem ini sesuai dengan

perancangan rangkaian pada sub-bab 3.2.5.

Selain variasi fasa gelombang, carrier pada modulasi 16-QAM juga

menggunakan variasi amplitudo. Jika pada rangkaian modulator konvensional

variasi amplitudo carrier dapat langsung dilakukan dengan menaikkan level

tegangan gelombang carrier tersebut. Hal ini tidak dapat diterapkan pada

rangkaian modulator 16-QAM berbasiskan rangkaian logika yang dibuat. Ini

dikarenakan adanya keterbatasan karakteristik komponen logika, dimana sebuah

komponen logika telah memiliki level tegangan keluaran tertentu. Sehingga sulit

menerapkan variasi amplitudo pada komponen logika. Untuk tetap dapat

melakukan variasi amplitudo pada modulator 16-QAM, peningkatan level

tegangan dilakukan pada bagian akhir rangkaian logika. Artinya setelah

menaikkan level tegangan gelombangnya, tidak boleh masih ada proses yang

48Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 66: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

melibatkan komponen logika. Untuk lebih jelasnya perbedaan hasil penguatan

sebelum dan setelah komponen logika dapat dilihat pada ilustrasi Gambar 4.11

dan Gambar 4.12.

Gambar 4.11 Ilustasi penguatan sebelum komponen logika

Gambar 4.12 Ilustasi penguatan setelah komponen logika

Komponen

Logika (Integrated circuit & Gerbang logika)

Komponen

Logika (Integrated circuit & Gerbang logika)

5 V Penguatan

Penguatan

15 V

5 V

15 V

Jelas terlihat perbedaan penguatan sebelum dan setelah komponen logika.

Jika setelah penguatan, gelombang squarewave masih mengalami proses pada

komponen logika hasil keluarannya akan sesuai dengan karakteristik komponen

tersebut yang umumnya sebesar 5 V. Sehingga berapa pun level tegangan

gelombang input yang diberikan, gelombang keluarannya akan mempunyai level

tetap. Untuk dapat memperoleh level tegangan sesuai kebutuhan, maka proses

penguatan dilakukan pada bagian akhir rangkaian yang menggunakan komponen

logika.

4.1.6 Sub-sistem Identifikasi Bit Data

Hasil kerja rangkaian ini ditunjukkan pada Gambar 4.13.

49Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 67: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Bit pengenal (I_2 / Q_2)

Output_1(ke sistem penguat)

Select

Output_2

1

0

0 1 1 1

Gambar 4.13 Keluaran rangkaian sub-sistem identifikasi bit data

Select (garis merah) merupakan hasil XOR dari tiap pasangan bit data. Select akan

membagi pasangan bit data dalam dua kelompok. Bit data 00/11 yang

menghasilkan nilai select 0 akan dikodekan oleh carrier dengan level tegangan 15

V. Bit data 01/10 yang menghasilkan nilai select 1 akan dikodekan oleh carrier

dengan level tegangan 5 V. Select digunakan sebagai pengendali (selector) pada

komponen demultiplexer dalam menentukan pin output yang akan meneruskan bit

data. Sebagai bit data digunakan variasi bit data 01 dan 11 agar proses seleksi data

dapat terlihat. Bit data yang dilewatkan hanya satu bit saja dari tiap pasangan bit

yang kemudian dinamakan bit pengenal (garis kuning). Bit yang dilewatkan

merupakan bit ke I_2 atau Q_2 dari serial bit, misalnya hanya melewatkan bit 0

dari pasangan bit 01. Kombinasi bit pengenal dan select sudah dapat digunakan

dalam mengidentifikasi nilai pasangan bit yang ingin disampaikan. Berdasarkan

Gambar 4.13, pada saat select bernilai 1, nilai bit pengenal diteruskan pada

output_2 (garis biru), merupakan kelompok data yang dikodekan oleh carrier

dengan level tegangan 5 V. Sebaliknya saat select bernilai 0 maka nilai dari bit

pengenal akan diteruskan pada output_1 (garis hijau), merupakan kelompok data

yang akan dikodekan oleh carrier dengan level tegangan 15 V. Hasil yang

diperoleh pada rangkaian sub-sistem ini sesuai dengan perancangan rangkaian

pada sub-bab 3.2.6

50Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 68: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

4.1.7 Sub-sistem Selektor Carrier

Hasil uji coba pada rangkaian sub-sistem selektor carrier, didapatkan hasil

keluaran yang ditunjukkan Gambar 4.14.

Select

Inverse Select

Sinyal carrierData 00/11

Sinyal carrierData 01/10

Gambar 4.14. Keluaran rangkaian sub-sistem selektor carrier

Sesuai dengan prinsip modulasi 16-QAM, tiap simbol diwakili dengan

empat bit. Satu pasangan bit berasal dari kanal I dan satu pasang lainnya dari

kanal Q. Sehingga pada saat bersamaan seharusnya hanya satu pasangan bit saja

yang diproses pada masing-masing kanal. Seperti telah dijelaskan sebelumnya

terdapat dua kelompok bit data, bit data 00/11 dan bit data 01/10. Select (garis

merah) yang berasal dari rangkaian selektor data digunakan sebagai sinyal

pengontrol tegangan di base BJT. Carrier dari output rangkaian pembangkit

carrier digunakan sebagai sinyal input pada collector BJT, sedangkan emitter

dihubungkan dengan ground. Pada gambar 4.14, carrier untuk bit data 00/11

(garis kuning) akan aktif saat select bernilai 0 pada saat yang bersamaan carrier

untuk bit data 01/10 (garis biru) tidak aktif. Sebaliknya saat sinyal select bernilai

1, carrier untuk bit data 00/11 tidak aktif dan carrier untuk bit data 01/10 yang

menjadi aktif. Untuk memperoleh fungsi berkebalikkan ini digunakan fungsi

sinyal inverse select (garis hijau) pada rangkaian switch kedua. Hasil yang

diperoleh pada rangkaian sub-sistem ini sesuai dengan perancangan rangkaian

pada sub-bab 3.2.7

51Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 69: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

4.1.8 Sub-sistem Modulasi

Hasil keluaran rangkaian modulasi setelah uji coba ditunjukan Gambar

4.15.

.

Data

Sinyal hasil modulasi

Sinyal carrier

Transisi bit data

Signal shift

Gambar 4.15. Keluaran rangkaian sub-sistem modulasi

Transisi nilai sinyal bit data (garis hijau) menyebabkan terjadinya

pergeseran fasa carrier (garis merah) seperti dapat diamati pada carrier

termodulasi (garis biru). Saat transisi sinyal data dari 1 ke 0, terlihat carrier

mengalami pergeseran fasa sebesar 180°. Karena carrier dengan fasa 180° yang

mewakili bit 1 di shift oleh carrier dengan fasa 0° yang mewakili bit 0. Demikian

juga saat transisi sinyal data dari 0 ke 1, pergeseran fasa yang dialami juga sebesar

180°. Kali ini carrier dengan fasa 0° di shift oleh carrier dengan fasa 180°.

Prinsip yang sama juga diterapkan pada kanal yang menggunakan carrier dengan

fasa 90° dan 270°. Hasil yang diperoleh pada rangkaian sub-sistem ini sesuai

dengan perancangan rangkaian pada sub-bab 3.2.8.

4.1.9 Sub-sistem Penguat (Amplifier)

Hasil keluaran rangkaian sub-sistem penguat ditunjukkan Gambar 4.16.

Gelombang squarewave 5 V (garis merah) digunakan sebagai input. Dengan

penguatan sebesar tiga kali diperoleh keluaran gelombang squarewave 15 V (garis

biru). Rangkaian ini dapat menaikkan level tegangan gelombang input sebesar tiga

kali pada gelombang output, sesuai dengan perancangan rangkaian pada sub-bab

3.2.9.

52Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 70: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Sinyal 5V

Sinyal 15V

Gambar 4.16 Keluaran rangkaian sub-sistem penguat

4.1.10 Sub-sistem Filter

Hasil uji coba rangkaian sub-sistem filter ini ditunjukkan tampilan

osiloskop pada Gambar 4.17.

Channel A : Input filter (squarewave) Channel B : Ouput filter (sinusoidal)

Gambar 4.17 Tampilan osiloskop keluaran rangkaian sub-sistem filter

Input filter berbentuk gelombang squarewave (garis merah) pada channel

A osiloskop sedangkan output filter berbentuk gelombang sinusoidal (garis biru)

pada channel B osiloskop. Gelombang output rangkaian filter mengalami

pergeseran fasa dengan adanya komponen kapasitor dan induktor. Selain itu

53Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 71: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

komponen resistor pada filter menyebabkan terjadinya drop tegangan, sehingga

gelombang output filter memiliki level tegangan jauh lebih kecil dari level

tegangan gelombang input filter. Pada Gambar 4.17 dapat dilihat perbandingan

tegangan gelombang input dan gelombang output rangkaian filter. Skala yang

digunakan pada channel A sebesar 5 V / div, sedangkan pada channel B

digunakan skala 500 mV / div. Tegangan drop terbesar terjadi akibat penggunaan

komponen resistor source sebesar 750 Ω, namun komponen ini dibutuhkan agar

dapat mengamati gelombang squarewave hasil modulasi tanpa terpengaruh

rangkaian filter. Hasil yang diperoleh pada rangkaian sub-sistem ini sesuai dengan

perancangan rangkaian pada sub-bab 3.2.10.

4.1.11 Sub-sistem Rangkaian Penjumlah (Summing Circuit)

Untuk memudahkan dalam memberikan ilustrasi perbandingan gelombang

input dan output pada rangkaian ini, saat pengujian hanya digunakan dua

gelombang input seperti di perlihatkan Gambar 4.18.

Sinyal input 0° (Sinusoidal DC)

Sinyal input 90° (Sinusoidal DC)

Sinyal output Summing circuit (Sinusoidal DC)

Sinyal output Modulator

(Sinusoidal AC)

Gambar 4.18. Keluaran rangkaian sub-sistem penjumlah

Input pada rangkaian penjumlah merupakan gelombang sinusoidal DC

karena berasal dari hasil filterisasi gelombang squarewave. Sebagai input

digunakan gelombang sinusoidal dengan fasa 0° (garis hitam) dan gelombang

sinusoidal dengan fasa 90° (garis hijau). Hasil penjumlahan berupa gelombang

sinusoidal DC (garis merah). Agar dapat digunakan pada sistem PLC yang

54Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 72: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

menggunakan kabel listrik sebagai medium transmisi, gelombang ini harus

dikonversikan menjadi gelombang sinusoidal AC (garis biru) dengan penambahan

rangkaian kapasitor dan resistor. Hasil yang diperoleh pada rangkaian ini sesuai

dengan perancangan rangkaian pada sub-bab 3.2.11.

4.2 UNJUK KERJA SISTEM MODULATOR 16-QAM

Pada bagian ini analisis dilakukan untuk mengukur unjuk kerja sistem

modulator 16-QAM secara keseluruhan. Terdapat dua variasi nilai serial bit data

yang dapat digunakan sebagai input. Variasi pertama, mengirimkan serial bit yang

selalu bernilai satu (111111), sedangkan variasi kedua serial bit dari gelombang

squarewave periodik untuk menghasilkan bit data kombinasi nol dan satu

(101010). Pemilihan kedua variasi ini ditentukan dengan penggunaan switch pada

port data input. Karena hasil yang diperoleh pada rangkaian sub-sistem

pembangkit gelombang squarewave tidak dapat memenuhi spesifikasi yang

dibutuhkan, untuk menguji sistem kerja modulator secara keseluruhan ini

digunakan virtual generator clock sebagai master clock.

4.2.1 Sistem Modulator 16-QAM

Untuk mengetahui kerja yang dilakukan sistem modulator 16-QAM secara

keseluruhan, parameter awal yang telah ditentukan dalam menjalankan simulasi :

• Tegangan input yang digunakan sebesar 5 V

• Frekuensi virtual generator clock yang digunakan sebesar 700 KHz

• Data Input berupa serial bit 1

• Frekuensi kecepatan data / frekuensi kecepatan carrier : 1/4

Tampilan program simulasi modulator 16-QAM ditunjukkan Gambar 4.19.

Untuk mengamati hasil output modulator digunakan tiga buah alat ukur osiloskop

empat channel. Osiloskop pertama (XSC1) digunakan dalam mengamati hasil

modulasi masing-masing kanal yang berbentuk gelombang squarewave. Untuk

mengamati hasil modulasi dari tiap kanal yang berbentuk gelombang sinusoidal

digunakan osiloskop kedua (XSC2). Sedangkan osiloskop terakhir (XSC3)

digunakan untuk mengamati gelombang total keluaran rangkaian modulator yang

berasal dari penjumlahan gelombang termodulasi tiap kanal.

55Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 73: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

XSC2 XSC3 XSC1

Gambar 4.19 Tampilan rangkaian simulasi modulator 16-QAM Setelah simulasi diproses, didapatkan gelombang hasil modulasi pada

XSC1 yang ditunjukkan oleh Gambar 4.20. Pasangan Data Bit Real

Gambar 4.20 Gelombang squarewave hasil modulasi

Sinyal hasil modulasi yang diperoleh pada rangkaian modulator, tidak

semua merupakan bit data yang berisi informasi. Diantara bit informasi terdapat

Dummy Bit

I

Q

56Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 74: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

dummy bit yang tidak berisi informasi yang ingin disampaikan. Dummy bit ini

muncul akibat proses yang terjadi di rangkaian pemisah data dan rangkaian

selektor data. Proses sampling yang dilakukan secara bergantian untuk masing-

masing kanal pada rangkaian pemisah data menyebabkan munculnya pasangan

dummy bit dengan nilai 00 diantara tiap pasangan bit data.

Selain itu dummy bit juga muncul akibat proses pada rangkaian selektor

data. Dummy bit muncul dikarenakan proses penentuan nilai tiap pasang bit data.

Penentuan nilai menggunakan gerbang logika XOR dilakukan pada setiap dua bit

data yang tidak semuanya merupakan pasangan bit seharusnya. Antara tiap

pasangan bit data real mempunyai interval sebesar tiga bit data. Atau pada

Gambar 4.20 terlihat interval sebesar 12 carrier, karena frekuensi carrier yang

digunakan empat kali frekuensi bit data. Algoritma ini di ilustrasikan pada

Gambar 4.21.

1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

Pasangan Data Bit Real

Select

Bit data

Gambar 4.21 Ilustrasi proses seleksi rangkaian selektor data

Gambar 4.21 mengilustrasikan proses seleksi data yang dilakukan saat diberi

input serial bit 1. Grafik bit data (garis merah) merupakan sinyal bit data setelah

melalui rangkaian pemisah data. Pasangan bit 11 merupakan pasangan bit yang

ingin diproses, sedangkan pasangan bit 00 merupakan dummy bit. Proses seleksi

dilakukan tidak hanya pada pasangan bit 11 tapi pada tiap dua bit (termasuk 01,

10, dan 00). Sehingga terdapat interval antara pasangan bit data real yang berisi

informasi sebesar tiga bit data. Algoritma yang sama harus diterapkan pada

rangkaian demodulator untuk merekonstruksi sinyal bit informasi dan

menghilangkan dummy bit.

57Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 75: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Setelah dilewatkan pada rangkaian filter, diperoleh hasil modulasi

berbentuk gelombang sinusoidal pada osiloskop XSC2 yang ditunjukkan Gambar

4.22.

Discharge muatan

Gambar 4.22. Gelombang sinusoidal hasil modulasi Secara umum nilai gelombang sinusoidal hasil keluaran rangkaian filter mengikuti

nilai gelombang squarewave hasil modulasi. Pada gelombang keluaran rangkaian

filter juga terlihat adanya discharge muatan listrik saat proses transisi nilai bit

data. Ini diakibatkan adanya komponen penyimpan muatan seperti kapasitor dan

induktor dalam rangkaian filter.

Sebelum ditransmisikan ke kanal komunikasi, gelombang hasil modulasi

kanal I dan kanal Q harus dijumlahkan terlebih dahulu. Gelombang hasil keluaran

rangkaian summing circuit pada osiloskop XSC3 ditunjukkan Gambar 4.23.

Gelombang ini merupakan hasil akhir rangkaian modulator 16-QAM dengan

frekuensi gelombang bervariasi antara 310 KHz - 360 KHz dan tegangan peak to

peak maksimum (Vpp) 5 V. Juga dapat dilihat gelombang hasil modulasi ini

memiliki karakteristik gelombang sinusoidal murni tanpa cacat, seperti terdapat

pada perbesaran gelombang Gambar 4.23. Inilah yang menjadi kelebihan pada

penggunaan komponen logika, karena lebih tahan terhadap gangguan selama

proses. Tiap simbol yang dikirimkan pada gelombang ini mengandung informasi

empat bit.

58Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 76: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 4.23. Tampilan rangkaian simulasi modulator 16-QAM

4.2.2 Pergeseran Fasa

Setelah mengetahui prinsip kerja dari keseluruhan rangkaian, kini

dilakukan analisis apakah gelombang hasil modulasi yang diperoleh rangkaian

simulasi sesuai dengan teori rangkaian modulator 16-QAM. Sistem diberikan

input yang bervariasi agar hasil keluaran rangkaian lebih mudah diamati. Salah

satu hal penting dalam menilai kerja modulator 16-QAM ini, bagaimana

pergeseran fasa gelombang carrier saat terjadi perubahan bit data dibandingkan

teori. Contoh perubahan bit data yang terjadi ditunjukkan Gambar 4.24.

Pergeseran fasa yang diperoleh sesuai dengan rancangan, hanya pada saat transisi

fasa dipengaruhi charge dan discharge muatan.. Ini mengakibatkan terjadi

kenaikkan amplitudo pada saat transisi pergeseran fasa. Pengaruh charge dan

discharge muatan dikarenakan ketidaksempurnaan rangkaian filter. Rangkaian

filter tersusun atas komponen yang mampu menyimpan muatan listrik seperti

kapasitor dan induktor.

59Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 77: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 4.24 Pergeseran fasa gelombang hasil modulasi saat transisi bit data

Untuk melihat kesesuaian pergeseran fasa, dilakukan perbandingan gelombang

hasil modulasi saat terjadi pergeseran fasa 180°. Hasilnya dapat dilihat pada

Gambar 4.25

60Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 78: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Gambar 4.25 Perbandingan pergeseran fasa 180°

Dapat dilihat pada Gambar 4.25 walaupun terjadi kenaikkan level amplitudo saat

transisi nilai bit, ternyata pergeseran fasa yang dilakukan sesuai yakni 180°.

Dengan demikian dapat disimpulkan charge dan discharge muatan hanya

mempengaruhi saat proses transisi, namun prinsip dasar pergeseran fasa tetap

dapat diterapkan.

4.2.3 Kecepatan Transfer Data

Hal lain yang menjadi parameter dalam menilai performa modulator ialah

kemampuannya dalam melakukan transfer data. Kecepatan transfer data ini

umumnya diukurnya dengan satuan baud (simbol/detik) dan bit rate (bit/detik).

Tiga faktor yang menentukan kecepatan transfer data pada sistem modulasi :

1. Jenis modulasi yang digunakan

2. Frekuensi carrier yang digunakan

3. Perbandingan kecepatan bit data input dengan kecepatan carrier

Variasi nilai kecepatan data sesuai parameter yang digunakan ditunjukkan pada

Tabel 4.1

61Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 79: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Tabel 4.1 Kecepatan Transfer Data Sesuai Nilai Parameter

NO Modulasi

Frekuensi

Carrier

(Khz)

ƒ data

ƒ carrier Ilustrasi Baud

(Ksimbol/s)

Bit

Rate

(Kbit/s)

1 16-QAM 350 1/2

175 700

2 16-QAM 350 1/4

87,5 350

3 16-QAM 350 1/8

43,75 175

4 16-QAM 350 1/16

21,875 87,5

5 16-QAM 350 1/32

10,9375 43,75

Sesuai Tabel 4.1 variasi diberikan pada parameter perbandingan kecepatan bit

data input dengan kecepatan carrier. Sedangkan parameter jenis modulasi dan

frekuensi carrier dibuat tetap. Nilai baud dan bit rate diperoleh berdasarkan

persamaan referensi yang digunakan [8]:

( ) f dataBaud frekuensi carrier x

f carrier⎛

= ⎜⎝ ⎠

⎞⎟ .......................................................(4.5)

sedangkan untuk nilai bit rate diperoleh berdasarkan persamaan :

( ) ( ) bitBit rate Baud x simbol= ......................................................................(4.6)

modulasi 16-QAM menghasilkan 4 bit / simbol.

Sehingga persamaan (4.5) untuk jenis modulasi 16-QAM dapat disederhanakan :

62Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 80: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

( ) Bit rate Baud x= 4 .......................................................................................(4.7)

Sebagai contoh untuk data kedua, saat menggunakan kecepatan carrier empat kali

kecepatan bit data. Nilai baud dan bit rate yang diperoleh sebagai berikut :

( ) 1350 87,5 4

simbolBaud KHz x K s⎛ ⎞= =⎜ ⎟⎝ ⎠

( ) 87,5 4 350 350 simbol bitBit rate K x K Kbpss s= = =

Untuk menguji kecepatan transfer data pada rangkaian modulator 16-

QAM, dilakukan pengamatan terhadap frekuensi gelombang hasil modulasi yang

diperoleh. Untuk mengamati nilai frekuensi gelombang hasil modulasi digunakan

frequency counter, seperti terdapat pada Gambar 4.26.

Gambar 4.26 Tampilan frequency counter

Dilakukan pengambilan sampel untuk data dengan menggunakan

parameter perbandingan ƒdata / ƒcarrier = ¼ . Hasil yang diperoleh menunjukkan

dengan penggunaan carrier 350 KHz, frekuensi akhir gelombang hasil modulasi

ternyata tidak stabil 350 KHz. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kecepatan

transfer data yang diperoleh. Hasil selengkapnya terdapat pada Tabel 4.2. Sepuluh

data hasil sampel yang diperoleh pada Tabel 4.2 menunjukkan kecepatan transfer

data sebesar 313,295 Kbps - 353,238 Kbps, dengan kecepatan rata-rata 336,663

Kbps.

63Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 81: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Tabel 4.2 Kecepatan Transfer Data Rangkaian Modulator 16-QAM Sample Frekuensi Hasil Modulasi (Khz) Baud (Ksimbol/s) Bit Rate (Kbit/s)

1 352,793 88,199 352,793

2 314,716 78,678 314,716

3 320,396 80,099 320,396

4 345,555 86,389 345,555

5 326,216 81,554 326,216

6 313,295 78,324 313,295

7 347,239 86,810 347,239

8 347,687 86,922 347,687

9 345,518 86,380 345,518

10 353,238 88,310 353,238

Dengan demikian dapat disimpulkan untuk mendapatkan kecepatan

transfer data yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan meningkatkan frekuensi

carrier, menggunakan teknik modulasi yang lebih efisien dan memperbesar

perbedaan kecepatan bit data dengan kecepatan carrier. Kecepatan frekuensi

carrier yang dapat digunakan ditentukan oleh kemampuan media transmisi. Untuk

sistem komunikasi PLC, digunakan asumsi frekuensi carrier 200 KHz - 600 KHz.

Dengan semakin memperkecil perbedaan kecepatan data terhadap carrier

memang dapat meningkatkan kecepatan transmisi data, namun sistem ini akan

semakin rentan terhadap terjadinya error akibat noise di kanal komunikasi. Sistem

yang ideal menggunakan kecepatan carrier lebih tinggi dari 5 kali kecepatan bit

data.

64Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 82: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

BAB V

KESIMPULAN

Setelah melakukan perancangan rangkaian dan analisis terhadap kinerja

rangkaian modulator 16-QAM berbasiskan komponen logika maka diperoleh

beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Rangkaian modulator 16-QAM berbasiskan komponen logika yang

dirancang telah dapat menerapkan prinsip dasar modulasi 16-QAM.

2. Kelemahan dari rangkaian modulator 16-QAM yang dibuat terdapat pada

rangkaian sub-sistem pembangkit gelombang squarewave yang tidak

dapat menghasilkan gelombang squarewave dengan frekuensi 700 KHz

sesuai yang diharapkan, juga nilai duty cycle yang tidak 50%. Selain itu

proses transisi saat terjadi pergeseran fasa ketika transisi nilai bit

dipengaruhi discharge muatan dan beberapa proses yang menghasilkan

dummy bit akan menurunkan performa sistem modulator.

3. Kelebihan rangkaian modulator 16-QAM yang dibuat menggunakan

komponen logika dibandingkan rangkaian modulator berbasiskan

komponen analog, lebih tahan terhadap kemungkinan munculnya noise

selama proses, memiliki tingkat presisi yang lebih baik dalam

menterjemahkan nilai bit data dan tingkat stabilitas sistem yang lebih

baik.

4. Dengan menggunakan parameter frekuensi carrier 350 KHz dan

parameter perbandingan ƒdata / ƒcarrier = ¼, rangkaian modulator 16-

QAM mampu menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 313,295

Kbps - 353,238 Kbps, dengan kecepatan rata-rata 336,663 Kbps.

Berdasarkan parameter frekuensi carrier dan kecepatan data yang

digunakan, rangkaian modulator 16-QAM ini dapat digunakan sebagai

modulator pada sistem PLC.

65Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 83: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

DAFTAR ACUAN

[1] A. Mori, Y. Watanabe, M. Tokuda, “The Power Line Transmission Characteristics for An OFDM Signal,” Jurnal PIER (Progress In Electromagnetics Research) 61 (2006), hal. 279-280.

[2] Kevin Wade Ackerman, “Timed Power Line Data Communication,” Tesis,

Master of Science Program Department of Electrical Engineering University of Saskatchewan, Kanada, Januari 2005, hal. 5..

[3] Gunawan Wibisono, “Pembuatan Prototipe Modem Power Line

Communication (PLC) Dengan Metoda Orthogonal FDM”, Usulan Riset Unggulan Universitas Indonesia Tahun 2007 Bidang ICT Dengan Kode UG-ICT-11 (2007), hal. 3-5.

[4] Halid Hrasnica, Abdelfatteh Haidine, Ralf Lehnert, Broadband Power Line

Communications Network Design (England : John Wiley & Sons, 2004), hal.19-23, 32-35, 83.

[5] Yasunori Abe, et al.,”Development of High Speed Power Line

Communication Modem “ Juni 2004, hal 30. [6] M. Indra Irsyad, “Mari Gunakan Kabel Listrik Untuk Akses Internet”.

Diakses 10 Desember 2007, dari Kompas 15 Februari 2006 http://kompas.com/kompas-cetak/0602/15/telkom/2439362.htm

[7] _________, “Digital Modulation,” Bahan Kuliah Modulasi Digital (Jakarta :

Departemen Teknik Elektro UI), Bab 5.NX [8] _________, “Digital Modulation in Communication System An

Introduction,” Application Note 1298 (Hewlett-Packard Company, 1997), hal 7, 12, 16-17.

[9] _________, “LM555 / LM555C Timer,”. Diakses 10 Desember 2007, dari

National Semiconductor (Juli 2006) http://www.national.com/ds.cgi/LM/LM555.pdf

[10] Djamhari Sirat, Arman Djohan, “Error Rate Performance Untuk Sistem

Komunikasi Satelit Untuk Stasiun Bergerak (Mobile) Dengan Menggunakan Teknik Modulasi DQPSK,” Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, Februari 1993.

[11] Phil Sutterlin, Walter Downey, “A Power Line Communication Tutorial

Challenges and Technologies”. Diakses 10 Desember 2007, dari Echelon Corporation http://www.viste.com/LON/tools/PowerLine/pwrlinetutoral.pdf

66Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 84: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

67

DAFTAR PUSTAKA

_________, “Power Supplies Goes Digital” White paper : Ericsson, Oktober 2006.

Purroy, et al, “Research Areas for Efficient Power Line Communication Modem”,

Departement of Electronics and Communication Engineering University of Zaragoza. Diakses 10 Desember 2007 http://www.isplc2004.unizar.es/Research%20Areas%20for%20Efficient%20Power%20Line%20Communication%20Modems.pdf

Heo, Kyung L, et al, “Design of High Speed OFDM System for Power Line

Communications” Jurnal IEEE, 2002. Ho, Sam W, “Adaptive Modulation (QPSK, QAM)”. Diakses 10 Desember 2007,

dari Intel Corporation (2004) http://www.intel.com/netcomms/technologies/wimax/303788.pdf

J. Anatory, M.M. Kissaka, N.H. Mvungi, “Broadband Services Provision in

Power Line Communications of Developing Countries,” Jurnal IEEE, 2005 Kuphaldt, Tony R, Lesson In Electric Circuits, Volume IV- Digital, (Open Book

Project, Januari 2006.) Mano, M.Morris, Digital Design Second Edition (New Jersey : Prentice-Hall,

1984) Millan, Jacob, Arvin Grabel, Microelectronics Second Edition (Singapura :

McGraw-Hill Book Company, 1987) R. Struzak, “Radiocommunication Channel and Digital Modulation : Basics”.

Diakses 10 Desember 2007 http://wireless.ictp.trieste.it/school_2005/lectures/struzak/R_Chnnl_Digit_Modulat.pdf

R.W.McCaughern, “Consultation Paper on Broadband over Power Line (BPL)

Communication System” Gazette Notice SMSE-005-05, Juli 2005. Shanmugam, K.Sam, Digital and Analog Communication Systems (Canada : John

Wiley & Sons Inc, 1979) Sutanto, Rangkaian Elektronika Analog dan Terpadu (Jakarta : Universitas

Indonesia-Press, 1997) _________,, Integrated Circuits TTL ‘84/85. Binatronika

Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 85: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

68

LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Diagram Hierarki Modulator 16-QAM L

ampi

ran

1 G

amba

r D

iagr

am H

iera

rki M

odul

ator

16-

QA

M

LA

MPI

RA

N

Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 86: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

1.1.Gambar Rangkaian Clock

1.2.Gambar Rangkaian Counter

1.3.Gambar Rangkaian Splitter

69Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 87: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

1.4.Gambar Rangkaian I_Channel

1.5.Gambar Rangkaian Q_Channel

70Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 88: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

1.6.Gambar Rangkaian Carrier

1.7.Gambar Rangkaian Identifikasi_Data

71Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 89: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

1.8.Gambar Rangkaian Selector_Carrier

1.9.Gambar Rangkaian ModulasiI

1.10.Gambar Rangkaian Amplifier

72Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 90: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

73

1.12.Gambar Rangkaian Summing_Modulated_Signal

1.11.Gambar Rangkaian Filter

Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008

Page 91: PERANCANGAN RANGKAIAN MODULATOR 16-QAM UNTUK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/123835-R030801.pdf · perancangan rangkaian modulator 16-qam untuk aplikasi modem power line communication

Lampiran 2 Gambar Rangkaian Modulator 16-QAM

L

ampi

ran

2 G

amba

r R

angk

aian

Mod

ulat

or 1

6-Q

AM

74

Perancangan rangkaian..., Dienza Ariesandy, FT UI, 2008