Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum...

6
1 Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum Perhutani M. Rachman Adi, dan Andjrah Hamzah. S.T, M.T Jurusan Desain Komunikasi Visual, Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] AbstrakPerhutani berupaya memperluas bisnis hasil hutan non kayu hingga mencapai 50% dari total bisnis hutan yang digeluti selama ini. Sebelumnya porsi bisnis hasil hutan Perhutani lebih besar pada sektor kayu dengan komposisi 80:20 (kayu dan non kayu), namun karena kayu smeakin berkurang, maka Perhutani berharap tahun 2013 dapat terealisasi hasil seimbang antara Kayu dan Non Kayu. Perhutani membutuhkan media prmosi yang memiliki dana terbatas, namun bisa mencakup banyak orang dan wilayah. Madu wanajava sendiri belum dikenal oleh masyarakat. Media- media yang dipakai untuk promosi selama ini hanya sebatas media brosur dan poster yang berada di kawasan Perhutani saja. Konsep pada penelitian ini mengacu pada kemurnian dari Madu untuk keluarga tercinta berdasarkan aspek humanis, yang mengedepankan nilai cinta, keharmonisan dan damai. Keaslian memberikan konsep premium pada media promosi yang dipakai. Metode pada promosi menggunakan sarana pengiklanan, dengan bauran promosi berupa push strategy ,strategi promosi yang menggunakan tanaga penjual dan promosi perdagangan untuk “mendorong” produk lewat saluran distribusi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah adanya media promosi yang dapat mengenalkan produk ini dengan tepat ke target konsumen. Media terbagi dua, yaitu media utama berupa banner, wall banner, media Pop Up, iklan tabloid. Sedangkan media pendukung berupa web dan brosur. Media ini mengacu pada beberapa analisa yang telah dilakukan Kata Kuncimadu, media, strategi promosi, perhutani, wanajava. I. PENDAHULUAN ERUM Perhutani sebagai perusahaan milik negara pengelola hasil hutan lebih banyak berkonsentrasi pada pengembangan Industri kayu olahan dan non kayu, yang diantaranya berupa produk pangan dan kesehatan. Dijelaskan oleh Sukmananto bahwa pada tahun 2013, porsi produksi non kayu diharapkan akan terus berkembang serta dapat menopang 50% kehidupan Perhutani 1 1 . Ditegaskan oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan bahwa seiring dengan penurunan pendapatan sektor kayu olahan maka diharapkan dalam jangka ke depan pendapatan akan didukung dengan 90% non kayu 2 .Potensi hasil hutan nonkayu yang bisa dioptimalkan antara lain lebah madu, wana wisata, sutera alam, air minum dalam kemasan, serta pengembangan produk berbahan bambu. Lebih jauh dijelaskan bahwa pengembangan telah mulai dilakukan tetapi masih memerlukan penguatan 1 http://perumPerhutani.com/2011/12/produksi-kayu-Perhutani-bakal-turun- 30-persen/ 2 http://perumPerhutani.com/2012/03/90-hasil-hutan-ditargetkan-dari- nonkayu/ . Saat ini Perum Perhutani lebih banyak berkonsetrasi pada pengembangan Industri kayu Olahan dan Non Kayu, yang diantaranya berupa produk pangan dan kesehatan. Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto berharap, pada 2013, porsi produksi kayu Perhutani menyusut lagi hingga 50 persen. Produksi non kayu saat ini terus berkembang. Industri Non Kayu pada tahun 2013 akan menopang 50% kehidupan Perhutani, yang dulunya prioritas untuk Industri Non Kayu hanya sekitar 20% saja (Perbandingannya 80:20 dengan Industri kayu Olahan) 3 . Tabel 1 Perbandingan Prosentase Industri Kayu dan Non Kayu Perum Perhutani dalam kurun 2008-2010 Jenis Industri Perbandingan prosentase Industri Kayu dan Non Kayu (2008-2010) 2008 2009 2010 Kayu 74.3% 64.2% 56.5% Non Kayu 25.7% 35.8% 43.5% Perhutani menetapkan rencana kerja ekspansif di industri nonkayu terutama madu sejak 2008, namun belum bisa dilaksanakan pada tahun tersebut dan baru dapat dilaksanakan pada tahun 2011, setelah dikeluarkannya regulasi yaitu PP 72 Tahun 2010. PP ini memudahkan Perhutani bergerak lebih leluasa di nonkayu. Baru pada tahun 2011, perseroan mulai bisa melakukan eksekusi menggenjot kecepatan ekspansi. A. Madu Perhutani Perum Perhutani memproduksi madu dari areal pengelolaan di kebun perlebahan Parung Panjang Bogor, Regaloh dan lokasi lainnya di hutan Jawa Tengah. Produksi madu ditujukan untuk konsumen langsung, maupun untuk industri dan sebagian lainnya diolah menjadi air minum madu dalam kemasan. Madu ini memiliki banyak keunggulan karena murni dari madu tanpa campuran apapun, dan memiliki harga 3 http://perumPerhutani.com/2011/12/produksi-kayu-Perhutani-bakal- turun-30-persen/ P

Transcript of Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum...

Page 1: Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29405-3405100179-Paper.pdf · campuran bahan lain sehingga keaslian citarasa, ... Kekuatan brand

1

Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum Perhutani

M. Rachman Adi, dan Andjrah Hamzah. S.T, M.T Jurusan Desain Komunikasi Visual, Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

Abstrak—Perhutani berupaya memperluas bisnis hasil hutan non kayu hingga mencapai 50% dari total bisnis hutan yang digeluti selama ini. Sebelumnya porsi bisnis hasil hutan Perhutani lebih besar pada sektor kayu dengan komposisi 80:20 (kayu dan non kayu), namun karena kayu smeakin berkurang, maka Perhutani berharap tahun 2013 dapat terealisasi hasil seimbang antara Kayu dan Non Kayu.

Perhutani membutuhkan media prmosi yang memiliki dana terbatas, namun bisa mencakup banyak orang dan wilayah. Madu wanajava sendiri belum dikenal oleh masyarakat. Media-media yang dipakai untuk promosi selama ini hanya sebatas media brosur dan poster yang berada di kawasan Perhutani saja. Konsep pada penelitian ini mengacu pada kemurnian dari Madu untuk keluarga tercinta berdasarkan aspek humanis, yang mengedepankan nilai cinta, keharmonisan dan damai. Keaslian memberikan konsep premium pada media promosi yang dipakai.

Metode pada promosi menggunakan sarana pengiklanan, dengan bauran promosi berupa push strategy ,strategi promosi yang menggunakan tanaga penjual dan promosi perdagangan untuk “mendorong” produk lewat saluran distribusi.

Hasil akhir dari penelitian ini adalah adanya media promosi yang dapat mengenalkan produk ini dengan tepat ke target konsumen. Media terbagi dua, yaitu media utama berupa banner, wall banner, media Pop Up, iklan tabloid. Sedangkan media pendukung berupa web dan brosur. Media ini mengacu pada beberapa analisa yang telah dilakukan

Kata Kunci— madu, media, strategi promosi, perhutani, wanajava.

I. PENDAHULUAN ERUM Perhutani sebagai perusahaan milik negara pengelola hasil hutan lebih banyak berkonsentrasi pada

pengembangan Industri kayu olahan dan non kayu, yang diantaranya berupa produk pangan dan kesehatan. Dijelaskan oleh Sukmananto bahwa pada tahun 2013, porsi produksi non kayu diharapkan akan terus berkembang serta dapat menopang 50% kehidupan Perhutani

1

1. Ditegaskan oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan bahwa seiring dengan penurunan pendapatan sektor kayu olahan maka diharapkan dalam jangka ke depan pendapatan akan didukung dengan 90% non kayu2.Potensi hasil hutan nonkayu yang bisa dioptimalkan antara lain lebah madu, wana wisata, sutera

alam, air minum dalam kemasan, serta pengembangan produk berbahan bambu. Lebih jauh dijelaskan bahwa pengembangan telah mulai dilakukan tetapi masih memerlukan penguatan

1http://perumPerhutani.com/2011/12/produksi-kayu-Perhutani-bakal-turun-30-persen/

2http://perumPerhutani.com/2012/03/90-hasil-hutan-ditargetkan-dari-nonkayu/

.

Saat ini Perum Perhutani lebih banyak berkonsetrasi pada pengembangan Industri kayu Olahan dan Non Kayu, yang diantaranya berupa produk pangan dan kesehatan. Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto berharap, pada 2013, porsi produksi kayu Perhutani menyusut lagi hingga 50 persen. Produksi non kayu saat ini terus berkembang. Industri Non Kayu pada tahun 2013 akan menopang 50% kehidupan Perhutani, yang dulunya prioritas untuk Industri Non Kayu hanya sekitar 20% saja (Perbandingannya 80:20 dengan Industri kayu Olahan) 3 .

Tabel 1 Perbandingan Prosentase Industri Kayu dan Non Kayu Perum Perhutani

dalam kurun 2008-2010

Jenis IndustriPerbandingan prosentase Industri Kayu dan Non

Kayu (2008-2010)2008 2009 2010

Kayu 74.3% 64.2% 56.5%Non Kayu 25.7% 35.8% 43.5%

Perhutani menetapkan rencana kerja ekspansif di industri

nonkayu terutama madu sejak 2008, namun belum bisa dilaksanakan pada tahun tersebut dan baru dapat dilaksanakan pada tahun 2011, setelah dikeluarkannya regulasi yaitu PP 72 Tahun 2010. PP ini memudahkan Perhutani bergerak lebih leluasa di nonkayu. Baru pada tahun 2011, perseroan mulai bisa melakukan eksekusi menggenjot kecepatan ekspansi.

A. Madu Perhutani

Perum Perhutani memproduksi madu dari areal pengelolaan di kebun perlebahan Parung Panjang Bogor, Regaloh dan lokasi lainnya di hutan Jawa Tengah. Produksi madu ditujukan untuk konsumen langsung, maupun untuk industri dan sebagian lainnya diolah menjadi air minum madu dalam kemasan. Madu ini memiliki banyak keunggulan karena murni dari madu tanpa campuran apapun, dan memiliki harga

3 http://perumPerhutani.com/2011/12/produksi-kayu-Perhutani-bakal-turun-30-persen/

P

Page 2: Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29405-3405100179-Paper.pdf · campuran bahan lain sehingga keaslian citarasa, ... Kekuatan brand

2

yang terjangkau. Madu Wanajava merupakan Madu Perhutani yang diproduksi oleh Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Kemasan produk meliputi madu 650 cc, 250 cc, madu 3in1 (madu, bee Pollen & royal jelly), dan air madu dalam kemasan 160 ml.

Gambar 1 Madu Wanajava Perhutani

Madu Wanajava keasliannya sudah tidak diragukan lagi

karena berasal langsung dari Perhutani. Madu Wanajava juga diakui keasliannya dengan memperoleh sertifikat BPOM, MUI dan Sucofindo. Tetapi berdasarkan kuisioner yang telah dibuat, hanya 4% responden saja yang mengetahui produk Wanajava, dimana sebagian responden mengetahuinya dari kerabat atau teman, bukan dari media promosi.

B. Proses Pemasaran Madu Wanajava

Berdasarkan hasil wawancara dengan Heny Rachmawati selaku kepala Humas Industri Non Kayu, Perhutani membutuhkan suatu media promosi untuk memasarkan produknya lebih lanjut.. Ibu Heni menginginkan adanya media promosi yang memiliki cakupan yang luas dengan dana yang tidak terlalu mahal dan media tersebut dapat menampung segala informasi tentang produk Wanajava.4 Gambar 2 Media Poster Perhutani

Perhutani membuat media promosi sebatas poster dan

brosur yang terpasang di area Perhutani saja seperti di koperasi dan kantor. Hal ini merupakan salah satu penyebab 96% responden tidak mengetahui produk Wanajava dan hanya sebesar 4% responden saja yang mengetahui produk Wanajava dari teman dan kerabat bukan dari media promosi.

Website Perhutani (www.perumperhutani.com) lebih memprioritaskan memberikan info mengenai Perhutani secara umum. Dalam website tersebut promosi mengenai produk Wanajava tidak pada headline website. Headline website lebih

di perlihatkan info mengenai berita terkini, berita terpopuler, info publik dan link-link penting untuk ke produk, profil, lingkungan dll.

4Hasil wawancara dengan Ibu Heny Rachmawati selaku Humas Industri

Non kayu Perhutani

C. Proses Distribusi Produk Non kayu Perhutani

Perhutani mendistribusikan produk madu Wanajava melalui retail apotik K24 dengan alasan madu banyak dijual di apotik dan banyak konsumen yang menganggap madu kebanyakan dijual di apotik. Selain itu juga bertujuan supaya dapat bersaing dengan produk produk lain yang sudah ada dipasaran, dengan harapan dapat meningkatkan penjualan dan memberikan informasi mengenai adanya produk Madu.

Pada kenyataannya, media promosi yang sangat kurang, kemungkinan mempengaruhi tingkat penjualan produk Madu Perhutani di Apotik K24 Lidah yang masih rendah dalam lima bulan terakhir .Hal ini karena konsumen belum mengenal produk Wanajava karena masih dianggap sebagai produk baru. Diperlukan sebuah promosi pengenalan merek atau brand Wanajava sehingga mampu mendongkrak hasil, serta membangun image brand sehingga dalam jangka dapat mempunyai loyal costumer.

Produk madu Wanajava yang kalah bersaing dengan produk yang telah memiliki brand yang dijual di Apotik, menunjukkan bahwa reseller yang menjalankan penjualan hanya dengan memberikan produk tanpa memberikan suatu promosi dan penjelasan akan produknya. Kurangnya peminat pada produk Perhutani sehingga kurang mampu bersaing dengan produk lain menurut Martharina disebabkan oleh kurangnya kurangnya promosi melalui media seperti brosur dan poster5.

Di tahun 2013, Perhutani berusaha membidik supermarket besar seperti Carrefour , Hypermart dll , sebagai tempat untuk memasarkan produk madu Wanajava. Dengan alasan supaya masyarakat lebih kenal dengan produk Wanajava. Sehingga diharapkan hasil penjualan dari Madu Wanajava dapat meningkat dan mendongkrak misi Perhutani meningkatkan Industri Non kayu menjadi 50 % di tahun 2013.

D. Identifikasi masalah

Perhutani membutuhkan media promosi yang memiliki cakupan luas dengan dana tidak begitu besar dan memuat semua informasi Madu Wanajava.Prosuk Wanajava sendiri belum dikenal. Sedangkan, masyarakat yang tidak mengenal produk Madu Wanajava sebanyak 96% responden.Dengan penggunaan media terbatas seperti brosur dan poster tidak banyak menjangkau masyarakat. Poster dan brosur yang beredar juga tidak memiliki benang merah antara satu dengan yang lainnya. E. Rumusan Masalah

5Hasil wawancara dengan Ibu Aryza Imanuri Martharina selaku kepala Apotik K24 Lidah

Page 3: Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29405-3405100179-Paper.pdf · campuran bahan lain sehingga keaslian citarasa, ... Kekuatan brand

3

Bagaimana merancang media promosi Madu Wanajava untuk memperkenalkan merek Madu Wanajava. F. Tujuan penelitian Perancangan ini bertujuan untuk menciptakan media yang membangun strategi promosi Madu Wanajava yang efektif.

II. PENELITIAN PERANCANGAN Dalam menyusun strategi promosi yang tepat mengenai

sasaran diperlukan penentuan target segmen secara tepat pula sehingga rancangan strategi promosi Madu Wanajava dapat tepat mengenai sasaran. a. Segmentasi Geografis Kota-kota besar di pulau Jawa Alasan :Merupakan pasar yang dituju sebagai pasar baru produk Madu Wanajava , memiliki kecenderungan memiliki daya beli yang cukup tinggi. b. Segmentasi Demografis Jenis kelamin: Perempuan dan Laki- Laki Alasan : Kebutuhan akan pentingnya madu yang dibutuhkan oleh semua Gender dan mengingat pentingnya untuk kesehatan. Usia : 25 – 50 tahun Alasan : Pada usia ini kesehatan tubuh mulai lebih diperhatikan mengingat usia yang semakin menua dan aktivitas yang semakin padat. c. Pengeluaran : > Rp 2.000.000,- Alasan : Merupakan level kelas menegah ke atas yang dengan kecenderungan kelas ekonomi seperti ini memiliki daya beli yang besar yang berkaitan dengan kesehatan dan tidak sensitif pada harga. d. Pendidikan : Minimal SMA Alasan : Latar belakang pendidikan setingkat ini sudah mengerti tentang manfaat dan keunggulan dari suatu produk bagi dirinya dan keluarga terlebih untuk kesehatan. e. Segmentasi Psikografis Gaya Hidup : Cheerfull Humanist Kepribadian: Orang yg mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yg lebih baik Menghargai pengetahuan dan rasa tanggung jawab. Nilai yang dikedepankan ialah cinta, keharmonisan dan damai. Peduli kesehatan tubuh diri sendiri dan keluarga. Aktif mencari informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan. Terbuka akan ide-ide baru Konservatif, Konsumen yang praktis;Mencari sesuatu yang tahan lama, fungsional dan nilai lebih dari produk.

III. PEMBAHASAN

A. Konsep Desain Konsep desain promosi ini tetap mengacu pada target pasar dan Segmentation, Targeting dan Positioning Produk. A.1 Segmentation Product

1. Jenis kelamin perempuan dan laki-laki 2. Ibu rumah tangga dan pria pekerja 3. Kisaran umur 25 – 50 tahun 4. Pendidikan min SMA 5.SES menengah ke atas

A.2 Targetting Product 1. Menyukai dan memiliki rutinitas meminum madu

yang menjadi kebiasaaan keluarga. 2. Memperhatikan kualitas dan khasiat produk

3. Selalu berusaha memberikan produk rumah tangga terbaik untuk keluarga.

4. Menyukai produk yang memiliki kegunaan menjaga kesehatan

5. Memperhatikan kesehatan keluarga. A.3 Positioning Product

Merupakan produk dalam kategori madu murni dengan kualitas terbaik sesuai dengan standart kesehatan tanpa campuran bahan lain sehingga keaslian citarasa, dan khasiat madu dapat terjaga dengan baik. A.4 USP (Unique Selling Propostion)

Produk Madu Wanajava merupakan madu produksi Perhutani yang memenuhi standart kesehatan tanpa campuran bahan yang lain (100% madu murni) yang khasiatnya tidak diragukan lagi. a. Kekuatan Brand

Kekuatan brand image Perhutani sebagai ahlinya dalam pengelolaan hasil hutan dan sudah berpengalaman selama puluhan tahun. b. Jaminan Keaslian

Madu Wanajava merupakan satu-satunya produk madu yang bersertifikasi POM, MUI dan SUCOFINDO yang menjamin keasliannya

B. Bagan Konsep Desain Konsep keyword merupakan sebuah kesimpulan untuk

mencapai solusi dari permasalahan untuk menciptakan media-media yang tepat dalam membangun citra Madu Wanajava. Proses penentuan konsep dimulai dengan mencari satu titik temu dalam bentuk keyword yang mampu menyimpulkan semua elemen dari internal maupun eksternal dari penelitian ini, keyword dibentuk sebagai ide besar dalam menentukan konsep desain selanjutnya

Page 4: Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29405-3405100179-Paper.pdf · campuran bahan lain sehingga keaslian citarasa, ... Kekuatan brand

4

Gambar 3 Bagan Konsep

Keyword yang didapat : “Kemurnian untuk yang Tercinta” a.Makna Denotasi: Secara harfiah dapat dikatakan kemurnian dari suatu madu layak dikonsumsi untuk orang tercinta seperti keluarga. b. Makna Konotasi Kata tersebut menganalogikan bahwa konsep pada media visual yang akan dirancang menampilkan citarasa khas produk Madu Wanajava yaitu madu murni yang asli tanpa campuran bahan lain apapun sehingga khasiat madu terasa apabila diminum bersama dengan orang tercinta seperti halnya keluarga.

C. Strategi Promosi Strategi promosi yang dilakukan untuk Madu Wanajava ini

adalah strategi bauran promosi iklan, dimana presentasi penjualan yang bersifat non personal yang dikomunikasikan dalam bentuk media atau non media dengan tujuan mempengaruhi sejumlah besar pelanggan. Faktor strategi yang digunakan adalah Push Strategy , strategi promosi yang menggunakan tenaga penjual dan promosi perdagangan untuk “mendorong” produk lewat saluran distribusi. Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar kepada pengecer, dan pengecer mempromosikan kepada konsumen.

D. Media Promosi Madu Wanajava Media promosi Madu Wanajava terdiri dari 2 bagian.yaitu: 1. Media Promosi Utama Madu Wanajava

Media utama berupa beberapa media cetak yang dalam penyampaian info bersifat terbatas, padat dan jelas diantaranya XBanner, Wall Banner, Iklan Tabloid, dan Media Pop Up. 2. Media Promosi pendukung Madu Wanajava

Media promosi pendukung berupa media yang memberikan info lebih lengkap mengenai identitas Madu Wanajava dengan adanya pemberian info menarik seputar madu yang berguna bahgi keluarga, yaitu berupa brosur dan website.

E. Strategi Harga Strategi harga yang digunakan untuk Madu Wanajava

menggunakan price skimming dimana perusahaan meluncurkan dengan menggunakan harga yang tinggi, dikarenakan adanya nilai dan keunikan yang dimiliki produk tersebut.

F. Kriteria Desain 1. Tema

Humanis mengedepankan nilai cinta, keharmonisan dan damai. Humanis juga memiliki pengertian orang yg mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yg lebih baik. Gaya hidup Humanis juga menciptakan konsep keyword “Kemurnian untuk yang Tercinta”. Mengedepankan gambaran kemurnian madu berkualitas terbaik layak untuk diberikan pada orang tercinta seperti keluarga. Kemurnian madu terbaik didapatkan dari alam yang natural dan baik juga.

Gambar 4 Pemakaian Konsep Humanis pada Tema Desain Tagline yang dapat mewakilkan image keaslian madu

dan perhutani sebagai pemroduksinya. Berikut hasil quisioner yg telah diberikan kepada 50 responden dengan beberapa alternatif tagline, yang menurut responden layak menjadi tagline Madu Wanajava:

Gambar 5 Diagram hasil Kuisioner Tagline

Hasil kuisioner menujukkan bahwa responden(40%) lebih menyukai tagline “Madu asli Hutan Indonesia , tagline ini dianggap lebih mencerminkan image Madu Wanajava. 2. Warna

Humanis mencerminkan sisi kemanusiaan dalam diri manusia, yang terbagi dalam empat poin yaitu Cinta, Keluarga, Alami dan Kesehatan.

Page 5: Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29405-3405100179-Paper.pdf · campuran bahan lain sehingga keaslian citarasa, ... Kekuatan brand

5

Gambar 6 Penerapan warna dari sisi Humanis

Warna kemasan Madu Wanajava juga diaplikasikan pada kriteria desain di setiap media promosi. Kesan hangat pada keluarga dapat diambil dari warna kemasan yang hangat seperti oranye, merah, coklat dan kuning tua.

Gambar 7 Penerapan warna dari kemasan produk

3. Gaya Desain Premium Sesuai dengan strategi harga jual yang lebih mahal

daripada madu lainnya (skimming price), maka madu Wanajava ini termasuk madu premium. Media promosi yang dibuat juga harus bisa mengenalkan kepada target pasar bahwa produk ini adalah produk premium. Untuk mendukung terciptanya bentuk desain premium disini, maka media promosi membutuhkan gaya premium diantaranya dari segi warna.

Warna emas yang diambil dari warna logam mulia ini menyimbolkan kemewahan dan kekayaan bagi penggunanya, juga menunjukkan kekekalan dan kesetiaan. Emas sendiri merupakan suatu hal yang berharga. Penerapannya dalam desain memiliki makna madu Wanajava merupakan suatu yang berharga, yang layak dikonsumsi untuk kesehatan keluarga.

4. Gaya Visual Madu identik dengan sarang yang berbentuk segi enam,

banyak produk madu yang menggunakan bentuk segi enam sebagai salah satu unsur gaya visual yang dipakai.

Gambar 8 Aplikasi Bentuk Segi 6 pada Produk Madu

Pemakaian ikon lebah juga sering digunakan pada produk madu, selain menggunakan bentuk segi enam, karena kaitan erat lebah sebagai penghasil madu.

5. Tipografi Penerapan ukuran font media Pop Up menggunakan

Font Stencils dan bernard dengan ukuran 250pt sebagai point utama , dan ukuran 100pt untuk point yang lain. Hal ini juga belaku untuk X Banner. wall banner karena ukuran yang lebih besar, membutuhkan ukuran 250 dan 300pt untuk font yang dipakai, karena peletakan diatas dinding yang membutuhkan ukuran font lebih besar supaya orang lebih mudah dan nyaman untuk melihatnya.

G. Final Desain G.1 Media Utama Madu Wanajava 1. Wall Banner / X Banner

Gambar 9 Desain Final Wall/X banner 2. Media Pop Up

Gambar 10 Media Pop Up 3. Iklan Tabloid

Gambar 11 Iklan Tabloid 4. Brosur

Page 6: Perancangan Media Promosi Madu Wanajava Perum …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29405-3405100179-Paper.pdf · campuran bahan lain sehingga keaslian citarasa, ... Kekuatan brand

6

Gambar 12 Brosur 5. Website Gambar 13 Desain Final Website

KESIMPULAN

Strategi promosi yang dipakai untuk mempromosikan Madu wanajava ini dengan penggunaan Iklan.Untuk bauran promosi dengan cara menggunakan Push Strategy, dimana merupakan strategi promosi yang menggunakan tanaga penjual dan promosi perdagangan untuk “mendorong” produk lewat saluran distribusi.

Berikut diantaranya pertimbangan aktivitas konsumen yang menentukan desain dan konsep media promosi: 1. Kerap berbelanja di mall dan supermarket besar semacam Carrefour 2. Sering menghabiskan liburan bersama dengan keluarga 3. Keluarga yang sangat memperhatikan kesehatan 4. Pembelian madu banyak dilakukan oleh orang tua (terutama ibu/wanita) 5. Mengutamakan keaslian produk yang terpercaya 6. Banyak aktivitas diluar ruangan yang dilakukan bersama dengan keluarga 7. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, terutama yang berhubungan dengan kepentingan keluarga Aktivitas konsumen diatas banyak mempengaruhi bentuk dan desain dari media yang digunakan. Lokasi belanja target pasar menjadi salah satu tujuan penempatan produk Madu

Wanajava. Desain yang memberikan nilai positif di hati konsumen, yaitu desain yang mencerminkan harga premium yang dibawakannya, yang menunjukkan kualitas dan keaslian produk dengan mengusung perusahaan Perhutani didalamnya, sehingga dapat dipercayai oleh konsumen. Strategi promosi yang dilakukan ini tentu memiliki tujuan kedepannya ,dengan rencana pengembangan kedepannya bisa masuk ke tahap brand awarenes.

UCAPAN TERIMAKASIH Penulis M.R.A mengucapkan terima kasih sebesar–

besarnya kepada dosen pembimbing akhir Andjrah Hamzah. S.T, M.T. Humas Industri Non Kayu Heny Rachmawati, serta banyak pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam jurnal ilmiah ini. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan jurnal ilmiah ini, semoga jurnal ini dapat berguna bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Durianto ,Darmadi.,2003, Invasi Pasar dengan Iklan yang

Efektif: Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran, Garmedia, Jakarta.

[2] Joseph P. Guiltinan, 1990 Manajemen Pemasaran, Terjemahan, Edisi kedua, Airlangga, Jakarta.

[3] Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Terjemahan, edisi ketujuh, 1993

[4] Rangkuti, Freddy, 2009, Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis kasus integrated marketing communication. Gramedia, Jakarta.

[5] Rangkuti, Freddy, 2004, Flexible Marketing . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[6] Soemanagara, Rd, 2006, Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan, Penerbit Alfabeta, Bandung.

[7] Sihombing, Danton, 2001, Tipografi dalam Desain Grafis, Jakarta.