PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

36
PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN PENGGUNAAN SESUAI STANDAR KESELAMATAN DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri Disusun oleh: Nama : Alexio Jorgy NPM : 2016610007 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 2020

Transcript of PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

Page 1: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK

MENINGKATKAN KESADARAN PENGGUNAAN

SESUAI STANDAR KESELAMATAN DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar

Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri

Disusun oleh:

Nama : Alexio Jorgy

NPM : 2016610007

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2020

Page 2: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

Scanned by TapScanner

Page 3: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

Scanned by TapScanner

Page 4: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

i

ABSTRAK

Tingkat kecelakaan transportasi di Indonesia sangat tinggi. Kecelakaan tersebut didominasi oleh sepeda motor dengan persentase paling besar mengalami cedera kepala. Hal tersebut dikarenakan sebagian pengguna sepeda motor tidak menggunakan helm sesuai SNI yang dikarenakan beberapa faktor, yaitu kondisi jarak, kondisi waktu, kondisi rambut, kondisi cuaca, kondisi helm (bau, basah, busanya rusak, visor-nya rusak, tali pengikat rusak), ada pemeriksaan (razia) polisi atau tidak, dan perintah orang tua ataupun pihak lainnya.

Pada penelitian ini, perancangan dan pengembangan produk dapat menjadi solusi terbaik untuk mencapai perilaku target. Perilaku target yang hendak dicapai pada produk ini adalah untuk meningkatkan kesadaran penggunaan helm sesuai standar keselamatan di Indonesia secara teratur. Metode pengembangan produk yang digunakan adalah metode persuasive design dengan penerapan user experience yang positif. Penggunaan metode tersebut diterapkan dalam metode perancangan produk untuk menghasilkan model pengembangan produk yang dapat membuat pengguna mencapai perilaku target yang diharapkan. Tahapan pengembangan produk yang dilakukan adalah identifikasi kebutuhan dan perilaku target, pengembangan ide produk, pengembangan konsep produk, perancangan detail produk, prototyping, dan evaluasi.

Pada penelitian ini menghasilkan prototipe produk helm persuasif yang berfungsi sebagai pelindung kepala sekaligus pengingat kepada pengguna untuk menggunakan tali pengikat helm saat menggunakan sepeda motor. Prototipe yang dihasilkan berupa prototipe fisik. Evaluasi prototipe produk dilakukan dengan menggunakan metode task completion, diary, dan interview. Hasil dari metode task completion menunjukan rata-rata keberhasilan kinerja perangkat pengingat adalah 74%. Hasil dari metode diary menunjukan terdapat 24 respon positif dan 10 respon negatif, hasil interview menunjukan keseluruhan helm sudah baik, namun massa helm masih terlalu tinggi (berat). Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan 5 usulan perbaikan rancangan produk.

Page 5: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

ii

ABSTRACT

The level of transportation accidents in Indonesia is very high. The accident was dominated by motorbikes with the largest percentage having head injuries. That is because some motorcycle users do not use helmets according to SNI due to several factors, namely distance conditions, time conditions, hair conditions, weather conditions, helmet conditions (smelly, wet, foam damaged, damaged visor, broken straps), there is a police inspection or not, and orders from parents or other parties.

In this research, product design and development can be the best solution for achieving target behavior. The target behavior to be achieved on this product is to increase awareness of the use of helmets according to safety standards in Indonesia on a regular basis. The product development method used is the persuasive design method with the application of positive user experience. The use of this method is applied in the product design method to produce a product development model that can make users achieve the expected target behavior. The stages of product development undertaken are the identification of needs and target behavior, the development of product ideas, the development of product concepts, the design of product details, prototyping, and evaluation.

In this study produced a prototype of a persuasive helmet product that functions as a head protector as well as a reminder to users to use a helmet strap when using a motorcycle. The resulting prototype is a physical prototype. Evaluation of product prototypes is done using the method of task completion, diary, and interview. The results of the task completion method showed the average success of the reminder device's performance was 86.2%. The results of the diary method showed there were 24 positive responses and 10 negative responses, the interview results showed that the overall helmet was good, but the helmet mass was still too high (heavy). Based on the evaluation results, there were 5 proposed improvements to the product design.

Page 6: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi saya dengan judul ”Perancangan Helm

Persuasif Untuk Meningkatkan Kesadaran Penggunaan Sesuai Standar

Keselamatan di Indonesia” untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai

gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri di Universitas Katolik

Parahyangan telah berhasil diselesaikan. Saya menyadari hasil dari penelitian

yang saya lakukan masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam proses

penyusunan laporan maupun dari hasil penelitian yang dihasilkan. Saya berharap

melalui penelitian ini dapat memberi banyak manfaat bagi para pembaca terutama

target pengguna yang saya tuju, yaitu semua pengguna sepeda motor yang belum

memiliki perilaku untuk menggunakan helm sesuai standar secara teratur dan juga

bagi perkembangan khazanah keilmuan Teknik Industri.

Dalam penelitian yang sudah dilakukan, saya mendapatkan banyak

bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, saya

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sugih Sudharma Tjandra, S.T., M.Si. dan Bapak Yansen

Theopilus, S.T., M.T. yang telah membimbing saya dengan penuh

kesabaran dan sangat baik memberikan masukan dari awal penentuan

topic skripsi saya hingga skriksi saya dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Thedy Yogasara, ST, M.EngSc dan Ibu Paulina Kus Ariningsih,

S.T., M.Sc sebagai penguji proposal saya yang telah memberikan

masukan dan saran yang baik serta pengarahan kepada penelitian saya

sehingga penelitian yang saya lakukan dapat berjalan dengan baik.

3. Ibu Paulina Kus Ariningsih, S.T., M.Sc dan Yani Herawati, S.T., M.T.

sebagai penguji sidang skripsi saya yang telah memberikan masukan dan

saran yang baik serta pengarahan kepada penelitian saya sehingga

laporan akhir penelitian yang saya dapat terselesaikan dengan baik.

4. Kedua orang tua, adik dan kakak saya, Hendro Isvandiana, Marcellina,

Rosselie Callysta, dan Arelio Kevin Dio, S.T., yang telah senantiasa

memberikan bantuan serta dukungan yang luar biasa dalam

Page 7: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

iv

penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, terkhusus ayah dan kakak

saya yang telah memberikan bantuan dalam proses pembuatan prototipe

produk yang saya rancang.

5. Theresia Reviki Ploriska yang memberikan bantuan, dukungan, dan

semangat dalam proses persiapan hingga penyelesaian skripsi sehingga

dapat berjalan dan berhasil dengan baik.

6. Rekan saya, Marcus Alexander, Cleta Odelia Limouswan, Samuel, dan

Michael Alva yang telah membantu saya dalam proses pengembangan

konsep produk yang terlibat sebagai tim pengembangan konsep produk

dalam penelitian saya.

7. Gito Helm, yang telah membantu saya dalam pembuatan prototipe fisik

helm persuasif dari tahapan konsultasi hingga penyempurnaan produk

fisik yang telah dibuat sehingga prototipe dapat berhasil dibuat dengan

baik.

8. Seluruh responden yang telah terlibat dalam penelitian, yang telah

menyediakan waktu dan bisa bekerja sama dengan menjadi responden

dalam penelitian yang saya lakukan.

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat beberapa hal

yang masih sangat kurang berkenan dalam skripsi saya ini. Akhir kata, saya

berharap agar skripsi saya ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bandung, 10 Januari 2020

Penulis,

Alexio Jorgy

Page 8: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... I-1

I.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... I-1

I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah .................................................... I-5

I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian .................................. I-16

I.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. I-17

I.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... I-17

I.6 Metodologi Penelitian ...................................................................... I-18

I.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... I-21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... II-1

II.1 Perancangan Produk ....................................................................... II-1

II.2 Persuasive Design and Behavior Model .......................................... II-3

II.3 User Experience .............................................................................. II-5

II.4 Rich Experience Design Approach .................................................. II-7

II.5 Standar Keselamatan di Indonesia .................................................. II-9

II.6 Arduino .......................................................................................... II-12

II.7 Module Charger ............................................................................. II-13

II.8 Sensor dan Aktuator ...................................................................... II-15

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ................................... III-1

III.1 Identifikasi Kebutuhan dan Perilaku Target .................................... III-1

III.2 Pengembangan Ide Produk ......................................................... III-25

III.3 Pengembangan Konsep Produk .................................................. III-29

III.4 Evaluasi dan Pemilihan Konsep Produk Terbaik.......................... III-37

Page 9: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

vi

III.5 Perancangan Detail Produk Berdasarkan Konsep Terpilih .......... III-48

BAB IV PROTOTIPE DAN EVALUASI PRODUK .......................................... IV-1

IV.1 Prototipe ....................................................................................... IV-1

IV.2 Evaluasi Produk ........................................................................... IV-5

BAB V ANALISIS ............................................................................................ V-1

V.1 Analisis Perilaku Target .................................................................. V-1

V.2 Analisis Pengembangan Ide Produk ............................................... V-2

V.3 Analisis Pengembangan Konsep Produk........................................ V-4

V.4 Analisis Pemilihan Konsep Produk ................................................. V-5

V.5 Analisis Perancangan Detail Produk .............................................. V-6

V.6 Analisis Prototipe Produk ............................................................... V-8

V.7 Analisis Evaluasi Produk Hasil Rancangan .................................... V-9

V.8 Analisis Usulan Perbaikan ............................................................ V-12

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. VI-1

VI.1 Kesimpulan .................................................................................. VI-1

VI.2 Saran ........................................................................................... VI-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Summary Diary Behavior dalam Menggunakan Helm Saat Ini ...... III-19

Tabel III.2 Alternatif Pengembangan Ide ........................................................ III-26

Tabel III.3 Hasil Evaluasi Pemenuhan Kebutuhan Konsep Oleh Tim ............. III-38

Tabel III.4 Hasil Wawancara Evaluasi Konsep ............................................... III-41

Tabel III.5 Spesifikasi Produk Helm Persuasif ................................................ III-56

Tabel III.6 Spesifikasi Produk Helm Pesaing dari SMK Ngawen .................... III-57

Tabel IV.1 Anggaran Biaya Pembuatan Prototipe Produk Helm Persuasif ...... IV-4

Tabel IV.2 Anggaran Biaya Pembuatan Produk Helm Persuasif Minimal

500 Buah ....................................................................................... IV-4

Tabel IV.3 Hasil Evaluasi Metode Task Completion Prototipe Helm

Persuasif ........................................................................................ IV-9

Tabel IV.4 Summary Diary Behavior dalam Menggunakan Helm Persuasif .. IV-11

Tabel IV.5 Hasil Interview Evaluasi Prototipe Helm Persuasif ....................... IV-15

Page 11: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Profil dan Pola Penggunaan Helm Responden ............................... I-7

Gambar I.2 Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Helm ........................ I-8

Gambar I.3 Jawaban Responden Mengenai Tali Pengikat Helm ..................... I-10

Gambar I.4 Preferensi Helm dan Pengunci Helm............................................. I-11

Gambar I.5 Helm Half Face (atas kiri) dan Helm Open Face (atas kanan),

Helm Flip-Up (bawah kiri), Helm Full Face (bawah tengah), dan

Helm Off-Road (bawah kanan) ...................................................... I-12

Gambar I.6 Pengunci Helm Jenis DD Ring (kiri), Pengunci Helm Jenis Micro-

lock (tengah), dan Pengunci Helm Jenis Quick Release Buckle

(kanan) .......................................................................................... I-13

Gambar I.7 Inovasi Alat Pencegah Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Murid-Murid

dari SMK Ngawen, Gunungkidul ................................................... I-15

Gambar I.8 Metodologi Penelitian .................................................................... I-21

Gambar II.1 Enam Fase Proses Perancangan Produk ..................................... II-1

Gambar II.2 Sub-komponen yang Terdapat di Tiga Faktor pada Fogg

Behavior Model ............................................................................. II-4

Gambar II.3 Skema UX Process Overtime ........................................................ II-6

Gambar II.4 Skema Klasifikasi Experience ....................................................... II-7

Gambar II.5 Skema Rich Experience ................................................................ II-8

Gambar II.6 Skema Rich Experience Design Approach .................................... II-9

Gambar II.7 Helm SNI .................................................................................... II-11

Gambar II.8 Gambar dan Spesifikasi Arduino UNO ........................................ II-12

Gambar II.9 Gambar Module Charger ............................................................. II-14

Gambar II.10 Gambar Solar Cell untuk Powerbank ........................................ II-14

Gambar III.1 Rentang Usia Responden ........................................................... III-3

Gambar III.2 Jenis Pekerjaan Responden ....................................................... III-3

Gambar III.3 Jenis Kelamin Responden ........................................................... III-4

Gambar III.4 Posisi Responden dalam Menggunakan Sepeda Motor .............. III-5

Gambar III.5 Frekuensi Responden dalam Menggunakan Sepeda Motor

dalam Seminggu ......................................................................... III-5

Page 12: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

x

Gambar III.6 Lama Penggunaan Sepeda Motor Responden dalam Sehari ...... III-6

Gambar III.7 Jarak Responden dalam Menggunakan Sepeda Motor ............... III-6

Gambar III.8 Jenis Helm Responden yang Digunakan Saat Ini ........................ III-7

Gambar III.9 Frekuensi Responden dalam Menggunakan Helm Ketika

Menggunakan Sepeda Motor ...................................................... III-8

Gambar III.10 Frekuensi Penggunaan Helm Bagi Responden dengan

Posisi Pengendara dan Penumpang ......................................... III-9

Gambar III.11 Alasan Responden Menggunakan Helm ................................. III-10

Gambar III.12 Penuntut Responden dalam Menggunakan Helm ................... III-10

Gambar III.13 Bahaya Ketika Tidak Menggunakan Helm Saat Berkendara

Bagi Responden ...................................................................... III-11

Gambar III.14 Cara Penyimpanan Helm Responden ..................................... III-12

Gambar III.15 Alasan Tidak Suka Menggunakan Helm Bagi Responden ....... III-13

Gambar III.16 Fitur yang Diharapkan Pada Helm Bagi Responden ................ III-13

Gambar III.17 Jenis Pengunci Helm Responden Saat Ini ............................... III-14

Gambar III.18 Frekuensi Responden dalam Mengunci Tali Pengikat ............. III-14

Gambar III.19 Frekuensi Penggunaan Tali Pengikat Bagi Responden

dengan Posisi Pengendara dan Penumpang ........................... III-15

Gambar III.20 Alasan Mengunci Tali Pengikat Bagi Responden .................... III-16

Gambar III.21 Bahaya Tidak Mengunci Tali Pengikat Helm Bagi

Responden .............................................................................. III-17

Gambar III.22 Alasan Tidak Suka Menggunakan Tali Pengikat Helm

Bagi Responden ...................................................................... III-18

Gambar III.23 Kegiatan Pengembangan Konsep ........................................... III-30

Gambar III.24 Hasil Pengembangan Konsep Sketsa Kasar oleh Tim 1 .......... III-31

Gambar III.25 Hasil Pengembangan Konsep Berdasarkan Tampak oleh

Tim 1 ....................................................................................... III-30

Gambar III.26 Hasil Pengembangan Konsep Tim 2 ....................................... III-35

Gambar III.27 Hasil Pengembangan Konsep Akhir ........................................ III-38

Gambar III.28 Diagram Pemetaan Fungsi dari Produk Helm Persuasif .......... III-50

Gambar III.29 Rangkaian Perangkat Pengingat ............................................. III-53

Gambar III.30 Kode yang Diaplikasikan pada Arduino UNO dengan Menggunakan

Software Arduino IDE .............................................................. III-54

Gambar III.31 Konstruksi Helm Half Face Berdasarkan SNI .......................... III-55

Page 13: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

xi

Gambar III.32 Desain CAD Produk Helm Persuasif ....................................... III-58

Gambar III.33 Desain CAD Produk Helm Persuasif dan Ilustrasi Bagian

Dalamnya ................................................................................ III-59

Gambar IV.1 Prototipe Fisik Produk Helm Persuasif ....................................... IV-3

Gambar IV.2 Potongan Video Prototipe Produk Helm Persuasif ..................... IV-3

Gambar IV.3 Styrofoam pada Kebanyakan Helm Saat Ini Beserta Ukuran

dari Tampak Atas (kiri) dan Styrofoam Helm Persuasif

Beserta Ukuran dari Tampak Atas (kanan) ................................ IV-6

Gambar IV.4 Arah Pergerakan Aliran Udara yang Masuk ke Dalam Cangkang

Helm .......................................................................................... IV-7

Gambar IV.5 Lubang Sirkulasi Udara Bagian Depan Atas Tampak Samping .. IV-7

Gambar IV.6 Lubang Sirkulasi Udara Bagian Depan Atas Tampak Depan ..... IV-8

Gambar IV.7 Lubang Sirkulasi Udara Bagian Belakang .................................. IV-8

Gambar IV.8 Contoh Buku Pedoman Produk Helm ...................................... IV-18

Gambar IV.9 Perkiraan Massa Jika Dilakukan Pergantian Bahan Pembuat

Cangkang ............................................................................... IV-19

Gambar IV.10 Contoh Pemasangan Keterangan Pada Helm yang Sudah

Ada ........................................................................................ IV-19

Page 14: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A DIARY BEHAVIOR DALAM MENGGUNAKAN HELM

SAAT INI ................................................................................... A-1

LAMPIRAN B DIARY BEHAVIOR DALAM MENGGUNAKAN HELM

PERSUASIF .............................................................................. B-1

Page 15: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang dilakukannya penelitian

mengenai perancangan helm persuasif untuk meningkatkan kesadaran

penggunaan sesuai standar keselamatan di Indonesia. Berdasarkan latar

belakang masalah, pada bab ini juga dibahas identifikasi dan perumusan masalah,

pembatasan masalah dan asumsi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penggunaan kendaraan

sepeda motor terbesar di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik (2017) sepeda

motor merupakan kendaraan dengan populasi terbanyak dengan angka

138.556.669 unit pada akhir tahun 2017. Sepeda motor sebagai pilihan alat

transportasi utama dikarenakan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam melalui

lalu lintas jalanan yang macet ataupun kendala lainnya yang sering didapatkan

oleh kendaraan roda empat ataupun selain sepeda motor. Selain itu, sepeda motor

merupakan moda transportasi yang cukup mudah untuk didapatkan dan

terjangkau.

Keunggulan dari penggunaan sepeda motor yang telah disebutkan

tersebut tidak menjamin hal utama yang diharapkan pada suatu alat transportasi,

yaitu keselamatan. Diketahui menurut Data Kepolisian Republik Indonesia (2017)

setiap jam rata-rata terdapat 3 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan, yang

disebabkan oleh 61% faktor manusia, 30% faktor prasarana dan lingkungan, dan

9% faktor kendaraan. Kemudian diketahui juga menurut Setiyadi (2018), Direktur

Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, disebutkan bahwa

kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebesar 72-75% melibatkan sepeda motor dan

kecelakaan sepeda motor tersebut mengakibatkan kematian yang sebagian besar

dikarenakan cedera kepala dari pengendara. Selain itu, menurut Setiyadi (2018)

pada tahun 2016, lebih dari 175 ribu sepeda motor mengalami kecelakaan dengan

persentase cedera kepala paling banyak. Korbannya sebagian besar berada pada

Page 16: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-2

rentang usia 20-60 tahun. Pelajar pada rentang usia 10-19 tahun menjadi korban

kecelakaan urutan kedua. Pada tahun 2016 jumlah korban pada usia tersebut

mencapai 14.214 orang. Tahun berikutnya turun tipis menjadi 8.906 orang. Dilihat

dari latar belakang pendidikannya, korban kecelakaan yang mendominasi adalah

pada rentang masa pendidikan SMP hingga SMA. Namun, terdapat juga remaja

hingga usia 25 tahun merupakan usia yang cukup banyak mengalami kecelakaan

dengan penggunaan sepeda motor. Jadi, menurut data tersebut diketahui bahwa

usia yang rawan menjadi korban kecelakaan sepeda motor didominasi pada usia

dengan rentang 17-25 tahun.

Dalam mendalami mengenai penggunaan helm juga perlu diketahui pola

perilaku dari pengguna helm tersebut. Diketahui sebelumnya bahwa terdapat

rentang usia yang rawan menjadi korban kecelakaan sepeda motor. Rentang usia

17-25 tahun merupakan rentang usia yang dapat dikategorikan ke dalam generasi

Z menurut Codrington & Grant-Marshall (2004). Generasi ini merupakan generasi

yang sangat dekat dengan teknologi dan juga sangat cepat dalam persebaran

informasi. Namun, generasi ini lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat instan.

Maka dari itu, jika dikaitkan dengan kejadian yang nyata yang terjadi berdasarkan

data sebelumnya dapat diketahui bahwa penggunaan helm masih banyak yang

menganggap rumit dan hanya membuang waktu saja (tidak instan). Maka dari itu,

banyak generasi Z yang lebih memilih jalan mudah dalam penggunaan sepeda

motor, antara tidak memakai helm ataupun memakai helm dengan tidak

menggunakan fitur keselamatan lainnya.

Untuk mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh cedera kepala

bagi pengguna sepeda motor yang mengalami kecelakaan, pihak pemerintah telah

mengeluarkan peraturan undang-undang yang tercantum pada Undang-Undang

No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam pasal 57 ayat

2 dan pasal 106 ayat 8 dituliskan bahwa pengendara kendaraan roda dua (sepeda

motor), termasuk yang membonceng ataupun yang dibonceng, wajib mengenakan

helm, khususnya helm Standar Nasional Indonesia (SNI). Kemudian hal yang

mengenai helm standar yang dimaksud tercantum pada Keputusan Menteri

Perhubungan No. 72 tahun 1993 tentang Perlengkapan Kendaraan Bermotor

dituliskan bahwa helm adalah bagian dari perlengkapan kendaraan bermotor,

berbentuk topi pelindung kepala yang berfungsi melindungi kepala pemakainya

apabila terjadi benturan, dengan meliputi bagian-bagian sebagai berikut:

Page 17: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-3

tempurung, pelindung muka, lapisan pelindung, lapisan pengaman, tali pemegang,

tutup dagu, pelindung mata, lubang ventilasi, lubang pendengaran, dan jaring

helm. Perlengkapan yang disebutkan tersebut harus terdapat pada helm yang

berstandar nasional Indonesia (SNI). Terhitung sejak tanggal 1 April 2010 aturan

perundang-undangan terkait yang mewajibkan pengendara ataupun yang

menggunakan alat transportasi roda dua (sepeda motor) menggunakan helm SNI

mulai efektif diberlakukan. Dengan demikian kebijakan pemerintah baru tersebut

mendorong peran dari perusahaan-perusahaan helm untuk berlomba

mendapatkan sertifikasi SNI tersebut.

Dalam menyelesaikan masalah dari kecelakaan sepeda motor di

Indonesia tidak dapat hanya dilakukan dengan menggunakan helm setiap

berkendara saja, tetapi juga perlu dilakukan penggunaan helm SNI tersebut sesuai

standar keselamatan berkendara. Berdasarkan Data Kepolisian Republik

Indonesia (2017) disebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya kecelakaan

yang mengakibatkan kematian dikarenakan faktor manusia. Faktor manusia yang

dimaksud adalah hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan yang dikarenakan

oleh aktifitas, ataupun perilaku dari manusia. Oleh karena itu, selain dari

kelengkapan dalam berkendara juga perlu diperhatikan kesiapan serta hal-hal

penting lain yang membutuhkan faktor manusia dalam berkendara, khususnya

sepeda motor. Dalam menggunakan sepeda motor penggunaan helm sesuai

standar keselamatan berkendara merupakan hal yang sangat penting dan utama

untuk dilakukan oleh pengendara tersebut. Menurut Setiyadi (2018), Direktur

Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, terdapat empat penyebab

kecelakaan sepeda motor yang dikarenakan faktor manusia, yaitu berbonceng

lebih dari dua orang, tidak menggunakan helm, tidak menggunakan dan mengunci

sabuk pengikat kepala, serta menggunakan telepon genggam saat berkendara.

Dari keempat hal tersebut, terdapat satu hal yang masih sangat sering terjadi

dalam masalah kecelakaan sepeda motor di Indonesia, yaitu tidak menggunakan

helm (Setiyadi, 2018). Hal tersebut dapat dilihat ketika diadakannya operasi

pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dalam berkendara yang kerap kali

diadakan oleh pihak kepolisian masih banyak orang yang tidak menggunakan

helm ketika menggunakan sepeda motor.

Penggunaan helm ketika berkendara ataupun berboncengan saat-saat ini

sangat gencar dimaksimalkan oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia melalui

Page 18: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-4

beberapa operasi kendaraan bermotor. Salah satu hal yang menjadi fokus dalam

operasi pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dalam berkendara adalah

penggunaan helm. Menurut Setiyadi (2018) masih terdapat 4 dari 10 pengguna

kendaraan bermotor yang tidak menggunakan helm, tidak menggunakan helm

SNI, dan menggunakan helm hanya sekedar dipakai sebagai pelengkap

berkendara agar tidak dilakukan tindakan tilang kepada pengendara tersebut.

Seperti pada operasi keselamatan dari setiap Kepolisian Resor (Polres) di

beberapa kota yang kerap dilakukan didapatkan banyaknya pengendara sepeda

motor masih melakukan kesalahan-kesalahan dalam berkendara yang dapat

menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Namun, pada operasi tersebut tidak hanya

dilakukan penertiban mengenai penggunaan helm, tetapi juga dilakukan imbauan

bagi pengendara yang tidak mengunci pengikat kepala pada helm digunakan yang

merupakan salah satu standar keselamatan dalam menggunakan helm. Hal

tersebut dilakukan untuk mengingatkan bahwa ada salah satu bagian yang penting

dari helm, yaitu tali pengikat beserta penguncinya (Nayazri, 2017). Hal tersebut

penting dikarenakan termasuk ke dalam salah satu kategori helm SNI atau

berstandar keselamatan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 72

tahun 1993 tentang Perlengkapan Kendaraan Bermotor. Dalam melakukan

pengujian helm SNI terdapat juga uji pada tali pengikat beserta penguncinya.

Dengan menggunakan helm dengan benar dan berstandar SNI dapat mengurangi

40% resiko kematian akibat kecelakaan sepeda motor (Setiyadi, 2018).

Untuk meningkatkan kebiasaan dalam menggunakan helm bagi

pengguna kendaraan roda dua atau sepeda motor belum banyak inovasi yang

berkembang di masyarakat. Inovasi-inovasi serupa yang berkembang adalah

perangkat peringatan untuk penggunaan kelengkapan berkendara (STNK, SIM,

dan helm), poster-poster untuk ajakan penggunaan helm dengan sesuai, serta

peringatan ataupun sanksi tilang langsung dari pihak kepolisian saat terdapat

pengguna kendaraan sepeda motor tidak menggunakan helm. Dari inovasi-inovasi

yang sudah ada belum banyak alat yang dapat menjadikan pengendara sepeda

motor menggunakan helm sebelum berkendara sesuai standar keselamatan

secara teratur, khususnya dalam menggunakan helm. Hal tersebut dikarenakan

inovasi-inovasi yang sudah ada hanya berfokus pada kelengkapan berkendara

tanpa diimbangi dengan peningkatan kebiasaan rutin untuk menggunakan helm.

Poster-poster hingga peringatan dari pihak kepolisian saat dilakukan operasi juga

Page 19: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-5

belum dapat sepenuhnya mengubah perilaku secara luas dari pengendara sepeda

motor untuk menggunakan helm.

Namun, tidak hanya dalam penggunaan helm saja yang dijadikan

masalah dalam berkendara, tetapi terdapat hal yang dapat dijadikan masalah

dalam penggunaan helm, yaitu penggunaan fitur dari helm itu sendiri. Selain

pengaruh fisik helm dari bagian luar, fitur pada helm sangat berpengaruh juga

dalam peningkatan kebiasaan pengguna sepeda motor untuk dapat menggunakan

helm secara teratur. Fitur dalam helm yang memiliki standar SNI seperti yang telah

disebutkan pada Keputusan Menteri Perhubungan No. 72 tahun 1993 tentang

Perlengkapan Kendaraan Bermotor masih terdapat beberapa fitur yang belum

terpenuhi standarnya (Nayazri, 2017). Hal tersebut dapat diketahui seperti

penggunaan pengunci di tali pengikat pada helm yang masih banyak dilupakan

saat pengendara ataupun orang yang dibonceng akan menggunakan sepeda

motor (Nayazri, 2017), lubang ventilasi pada helm yang tidak dapat menjadi jalur

ventilasi yang baik sehingga pengguna kerap merasa panas ketika menggunakan

helm, dan tidak terdapatnya pelindung muka yang pada beberapa jenis helm saat

ini. Oleh karena itu, penelitian ini membahas perancangan helm persuasif untuk

mencapai pola penggunaan yang sesuai standar keselamatan di Indonesia agar

dapat meningkatkan keselamatan dalam menggunakan sepeda motor.

I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pemberlakuan wajib untuk penggunaan helm SNI di Indonesia mulai

tanggal 1 April 2010 memiliki efek yang cukup signifikan. Namun, dengan

pemberlakuan kebijakan tersebut masih belum secara menyeluruh masyarakat

paham apa yang dimaksudkan dalam kebijakan tersebut. Untuk mengidentifikasi

masalah yang ada berkaitan penggunaan helm yang ada saat ini, maka dilakukan

pengambilan data dengan menggunakan kuesioner online berupa google form.

Tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah mendapatkan data yang relevan

untuk memenuhi tujuan dari penelitian. Penyebaran kuesioner tersebut dilakukan

secara meluas di seluruh kota Bandung, khususnya kepada pengguna sepeda

motor pada semua umur dan sering menggunakan sepeda motor. Total responden

pada kuesioner ini berjumlah 140 orang. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner

ini meliputi:

1. Berapa usia responden?

Page 20: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-6

2. Apa jenis kelamin responden?

3. Berapa frekuensi penggunaan motor dalam seminggu?

4. Berapa frekuensi penggunaan motor dalam sehari?

5. Berapa frekuensi penggunaan helm dalam berkendara?

6. Apakah dalam menggunakan helm saat berkendara anda mengunci tali

pengikat pada helm Anda?

7. Berapa frekuensi Anda mengunci tali pengikat pada helm anda dalam

seminggu?

8. Apa bahaya yang ditimbulkan jika Anda tidak menggunakan helm?

9. Apa alasan Anda menggunakan helm?

10. Apa hal yang membuat Anda malas untuk menggunakan helm?

11. Apa bahaya yang ditimbulkan jika Anda tidak menguici tali pengikat pada

helm saat berkendara?

12. Apa alasan Anda mengunci tali pengikat pada helm?

13. Apa hal yang membuat Anda malas untuk mengunci tali pengikat pada

helm?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kuesioner tersebut didapatkan pola

perilaku dari responden. Pada Gambar I.1 dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar orang menggunakan helm pada saat berkendara dengan frekuensi

penggunaan pasti maupun sering. Namun, masih terdapat sebagian kecil

responden yang jarang dan tidak menggunakan helm dalam berkendara. Selain

itu, dalam menggunakan helm tersebut terdapat sebagian besar responden

menggunakan pengunci tali pengikat pada helmnya dan sebagian kecil masih ada

yang tidak menggunakannya. Berdasarkan Gambar I.1 juga terdapat lebih dari

sebagian responden telah menyadari untuk menggunakan helm dan

menggunakan pengunci tali pengikat pada helm sebelum berkendara. Namun,

kesadaran dalam penggunaan helm dan kunci tali pengikat pada helm belum

sebanding dengan penggunaan sepeda motor baik dalam seminggu maupun

harian. Maksud dari kalimat sebelumnya adalah dalam menggunakan sepeda

motor baik yang mengemudi ataupun yang dibonceng diwajibkan menggunakan

helm. Dari hasil kuesioner dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

menggunakan sepeda motor setiap hari dan rata-rata penggunaan motor di bawah

6 jam. Namun, dapat diketahui bahwa masih terdapat responden yang memiliki

perilaku tidak teratur dalam penggunaan helm dan juga penggunaan kunci tali

Page 21: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-7

pengikat pada helm. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab kecelakaan

saat berkendara yang dapat dikarenakan dari faktor pengendaranya sendiri tidak

menerapkan sikap teratur dalam penggunaan helm sesuai standar keselamatan

dalam berkendara di Indonesia.

Gambar I.1 Profil dan Pola Penggunaan Helm Responden

Seperti yang telah dibahas pada latar belakang proposal ini menurut

Setiyadi (2018) bahwa tidak menggunakan helm dan penggunaan helm yang tidak

sesuai standar keselamatan akan menyebabkan kecelakaan. Hal-hal yang dapat

menyebabkan kecelakaan tersebut dikarenakan adanya benda yang mengenai

kepala pengendara yang tidak menggunakan helm, benda yang masuk ke dalam

mata dikarenakan tidak menggunakan pelindung muka, dan gangguan suara

kendaraan yang dapat mengganggu konsentrasi berkendara jika tidak

menggunakan helm (Setiyadi, 2018).

87%

12%1%

Frekuensi Penggunaan Motor dalam Sehari

Di bawah 6 jam

6-12 jam

Di atas 12 jam

10%

4%

7%

6%

11%

10%

52%

Frekuensi Penggunaan Motor dalam Seminggu

1 hari seminggu

2 hari seminggu

3 hari seminggu

4 hari seminggu

5 hari seminggu

6 hari seminggu

Setiap hari

66%

34%

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-laki

5%

8%

12%

57%

10%

2%

Usia

16

18

19

20

21

22

23

24

25

26

31

31

33

84%

16%

Persentase Pengguna Helm yang Mengunci Helm

Mengunci helm

Tidak mengunci helm

87%

10%

2%

Frekuensi Penggunaan Helm dalam Berkendara

Pasti menggunakan

Sering menggunakan

Jarang menggunakan

Tidak pernahmenggunakan

Page 22: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-8

Pada Gambar I.2 dibahas mengenai hal bahaya jika tidak menggunakan

helm, alasan menggunakan helm, dan hal yang membuat responden malas untuk

menggunakan helm sebelum berkendara. Dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut

responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban dan boleh juga

menambahkan pilihan yang ada.

Gambar I.2 Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Helm

110

9786

0

20

40

60

80

100

120

Cedera kepala dan leher Kematian Ditilang polisi

Jum

lah r

esponden

Bahaya Jika Tidak Menggunakan Helm

128

56

7

0

20

40

60

80

100

120

140

Demi keamanan saatberkendara

Takut ditilang polisi Melindungi wajah dan mata

Jum

lah r

esponden

Alasan Menggunakan Helm

58

15

61

15

0

10

20

30

40

50

60

70

Kepala terasa panas Malas melakukan Rambut bau Tidak ada

Jum

lah r

esponden

Hal yang Membuat Malas Menggunakan Helm

Page 23: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-9

Berdasarkan jawaban dari responden mengenai bahaya, alasan, dan

faktor yang membuat responden malas untuk menggunakan helm sebelum

berkendara didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar responden dalam

menggunakan kendaraan sepeda motor tanpa helm mengetahui resiko yang akan

terjadi dan responden juga sebagian besar lebih mementingkan keamanan dalam

berkendara walaupun masih ada responden yang dalam menggunakan helm

karena takut ditilang polisi. Namun, terdapat juga alasan orang malas dalam

menggunakan helm sebagian besar dikarenakan dalam hal kenyaman pada helm

yang digunakan, seperti helm yang digunakan dapat membuat rambut menjadi bau

dan kepala menjadi panas.

Selain itu, pada Gambar I.3 ditampilkan grafik mengenai hal bahaya tidak

mengunci tali pengikat helm saat berkendara, alasan mengunci tali pengikat helm

saat berkendara, dan hal yang membuat responden malas untuk mengunci tali

pengikat pada helm sebelum berkendara. Dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut

juga responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban dan boleh juga

menambahkan pilihan yang ada. Berdasarkan jawaban dari responden mengenai

bahaya, alasan, dan faktor yang membuat responden malas untuk mengunci tali

pengikat pada helm sebelum berkendara pada Gambar I.3 didapatkan kesimpulan

bahwa sebagian besar responden dalam menggunakan kendaraan bermotor

tanpa mengunci tali pengikat pada helm telah mengetahui resiko yang akan terjadi

kedepannya dan responden juga sebagian besar lebih mementingkan keamanan

dalam berkendara walaupun masih ada responden yang dalam menggunakan

pengunci tali pengikat pada helm karena takut ditegur polisi. Selain itu, terdapat

juga alasan orang malas ketika menggunakan pengunci tali pengikat helm

sebagian besar dikarenakan dalam hal kemudahan dan daya tahan. Dalam hal ini

yang dimaksudkan adalah waktu yang lama dalam menggunakan pengunci tali

pengikat pada helm dan pengunci yang mudah rusak. Berdasarkan hasil kuesioner

tersebut dapat disimpulkan sebagian besar pengguna sepeda motor sudah paham

akan keselamatan berkendara dan juga resiko yang didapatkan ketika tidak

menggunakan helm ataupun menggunakan helm tetapi tidak memasang pengunci

pada tali pengikat helm yang tersedia. Namun, kesadaran akan keselamatan

tersebut belum diimbangi dengan perilaku yang dilakukan dikarenakan masih

terdapat orang yang jarang dan tidak pernah menggunakan helm ataupun

menggunakan helm tanpa mengunci tali pengikat helmnya.

Page 24: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-10

Gambar I.3 Jawaban Responden Mengenai Tali Pengikat Helm

Selanjutnya peneliti juga mengambil data kuesioner dari responden

berkaitan preferensi helm berkaitan desain ataupun fitur helm yang diharapkan

atau yang dibutuhkan oleh pengguna. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner

bagian ini meliputi:

74

109

0

20

40

60

80

100

120

Kecelakaan Helm lepas saat berkendara

Jum

lah r

esponden

Bahaya Jika Tidak Mengunci Tali Pengikat pada Helm

131

154

0

20

40

60

80

100

120

140

Demi keamanan saatberkendara

Takut ditilang polisi Helm lepas

Jum

lah r

esponden

Alasan Mengunci Tali Pengikat pada Helm

38

63

6

1610

0

10

20

30

40

50

60

70

Malasmelakukan

Pengunci rusak Lupa Tidak ada Waktu yanglama

Jum

lah r

esponden

Hal yang Membuat Malas Untuk Mengunci Tali Pengikat pada Helm

Page 25: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-11

1. Apa jenis helm yang digunakan saat ini?

2. Apa jenis helm yang Anda sukai?

3. Apa alasan Anda menyukai jenis helm tersebut?

4. Apa kebutuhan yang dibutuhkan agar pengguna sepeda motor dapat

selalu teringat untuk menggunakan helm sebelum berkendara?

5. Apa jenis pengunci pada tali pengikat helm yang digunakan saat ini?

6. Apa jenis pengunci pada tali pengikat helm yang Anda sukai?

7. Apa alasan Anda menyukai jenis pengunci pada tali pengikat helm

tersebut?

8. Apa kebutuhan yang dibutuhkan agar pengguna sepeda motor dapat

selalu teringat untuk mengunci pengunci pada tali pengikat helm sebelum

berkendara?

Gambar I.4 Preferensi Helm dan Pengunci Helm

Dari hasil jawaban kuesioner pada Gambar I.4 diketahui sebagian besar

responden menggunakan dan memilih helm jenis half-face. Selanjutnya berkaitan

kuesioner untuk pengunci di tali pengikat pada helm didapatkan data bahwa

sebagian besar responden menggunakan jenis pengunci quick release buckle dan

jenis pengunci microlock. Serupa halnya dengan jenis pengunci di tali pengikat

9%

78%

3%

10%

Jumlah Pengguna Berdasarkan Jenis Helm

Helm full face

Helm half face

Helm modular/flip up

Helm open face

16%

70%

5%

9%

Jenis Helm yang Disukai

Helm full face

Helm half face

Helm modular/flip up

Helm open face

77%

22%

1%

Jumlah Pengguna Berdasarkan Jenis Pengunci Helm

Quick release buckle

Microlock

DD Ring

70%

24%

6%

Jenis Pengunci Helm yang Disukai

Quick release buckle

Microlock

DD Ring

Page 26: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-12

pada helm yang disukai dari responden sebagian besar memilih jenis pengunci

quick release buckle dan sisanya adalah jenis lain dari pengunci tali pengikat pada

helm. Untuk memperjelas pilihan jawaban kuesioner dapat dilihat pada gambar

yang disediakan pada penelitian ini. Gambar dari jenis-jenis helm dapat dilihat

pada Gambar I.5 sedangkan untuk gambar dari jenis-jenis pengunci tali pengikat

helm dapat dilihat pada Gambar I.6.

Gambar I.5 Helm Half Face (atas kiri) dan Helm Open Face (atas kanan), Helm Flip-Up (bawah kiri), Helm Full Face (bawah tengah), dan Helm Off-Road (bawah kanan) (Sumber : https://www.gridoto.com/read/221024298/kenali-lagi-jenis-jenis-sistem-

pengunci-helm-motor#!%2F, Diunduh 4 September 2019)

Selain itu, untuk pertanyaan nomor 3 dan 4 pada kuesioner yang

berkaitan preferensi helm merupakan pertanyaan isian sehingga dijawab dengan

mandiri tanpa pilihan dari peneliti. Untuk jawaban nomor 3 sebagian besar alasan

responden dalam memilih jenis helm tersebut menjadi helm yang disukai adalah

karena jenis helm tersebut mudah, nyaman, ringan, tidak panas, dan aman.

Adapun data kebutuhan yang diharapkan dari sebagian besar responden agar

selalu teringat untuk menggunakan helm sebelum berkendara pada pertanyaan

nomor 4 adalah helm yang terasa dingin saat digunakan, peringatan teman atau

orang sekitar untuk menggunakan helm, desain helm yang lebih baik, peringatan

ataupun imbauan dari pihak kepolisian untuk menggunakan helm, dan kebutuhan

lainnya yang lebih menekankan kepada kesadaran diri sendiri untuk menggunakan

helm sebelum berkendara.

Kemudian untuk pertanyaan nomor 7 dan 8 juga merupakan pertanyaan

isian sehingga dijawab dengan mandiri tanpa pilihan dari peneliti. Untuk jawaban

nomor 7 sebagian besar alasan memilih jenis pengunci tersebut menjadi jenis

Page 27: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-13

pengunci yang disukai adalah karena jenis pengunci tersebut mudah, cepat,

nyaman, kuat, dan aman. Adapun data kebutuhan yang diharapkan dari pengguna

sepeda motor agar selalu teringat untuk mengunci pengunci di tali pengikat pada

helm sebelum berkendara pada nomor 8 adalah desain pengunci yang lebih baik,

peringatan teman atau orang sekitar untuk mengunci pengunci di tali pengikat

pada helm, peringatan ataupun imbauan dari pihak kepolisian untuk mengunci

pengunci helm, cara mengunci yang menarik, dan kebutuhan lainnya yang lebih

menekankan kepada kesadaran diri sendiri untuk mengunci pengunci di tali

pengikat pada helm sebelum berkendara.

Gambar I.6 Pengunci Helm Jenis DD Ring (kiri), Pengunci Helm Jenis Microlock (tengah), dan Pengunci Helm Jenis Quick Release Buckle (kanan)

(Sumber: http://helmpromosi.com/pentingnya-tali-pengikat-helm-untuk-pengendara-motor, Diunduh 1 September 2019)

Berdasarkan keseluruhan hasil kuesioner yang didapatkan peneliti dapat

diketahui perilaku responden dalam menggunakan helm. Untuk perilaku

penggunaan helm, masih terdapat responden yang menggunakan helm

dikarenakan takut ditilang oleh polisi, dan juga dorongan dari orang lain. Dari hal

tersebut disimpulkan bahwa penggunaan helm adalah hal yang masih dipaksakan

bagi sebagian responden dalam berkendara sepeda motor. Di lain sisi, masih

banyak responden mengeluhkan penggunaan helm yang dapat menyebabkan bau

pada rambut, rasa panas di kepala, dan terasa berat di kepala. Kemudian untuk

perilaku selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan helm adalah masih

terdapat sebagian responden yang tidak menggunakan pengunci pada helm.

Kebanyakan dari responden mengunci pengunci tali pengikat pada helm juga

dikarenakan rasa takut untuk ditilang polisi, dan himbauan atau dorongan dari

orang lain. Selain itu, responden masih ada yang tidak menggunakan pengunci tali

pengikat pada helm dikarenakan pengunci yang cepat rusak, dan waktu yang

lama.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, diketahui saat ini sudah

ada inovasi yang berguna untuk menunjang keselamatan dan kelengkapan dalam

Page 28: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-14

berkendara. Inovasi tersebut dikembangkan oleh murid-murid dari SMK Ngawen,

Gunungkidul (Tempo, 2017). Alat penunjang tersebut berupa perangkat yang

dapat mendeteksi kebutuhan keselamatan dan kelengkapan saat menggunakan

sepeda motor. Cara kerjanya adalah alat tersebut harus didekatkan dengan SIM

dan STNK dari pengendara yang hendak menggunakan sepeda motor serta

pengendara harus menggunakan helm hingga terpasang kunci tali pengikatnya.

Jika ketiga hal tersebut telah dilakukan dengan benar, maka pengendara dapat

menyalakan sepeda motor yang akan digunakannya tersebut. Menurut perancang

dengan diaplikasikannya inovasi tersebut diharapkan dapat menekan angka

kecelakaan lalu lintas yang dikarenakan sepeda motor. Hal tersebut dapat terjadi

dikarenakan dengan inovasi tersebut dipastikan orang yang akan menggunakan

sepeda motor adalah orang yang sudah memiliki SIM. Dengan memiliki SIM berarti

orang tersebut telah lulus uji dalam berkendara. Selain itu, dengan inovasi tersebut

juga mengimbau pengguna sepeda motor untuk menggunakan helm sebelum

menggunakan sepeda motor. Dengan menggunakan helm dapat mengurangi

resiko cedera kepala yang dapat terjadi saat berkendara. Namun, di sisi lain

terdapat kekurangan dari inovasi tersebut, yaitu:

1. Motor yang digunakan harus memiliki persediaan battery (aki) yang

cukup. Hal tersebut dikarenakan perangkat sensor dari inovasi ini seluruhnya

terhubung ke aki sepeda motor.

2. Dibutuhkan peranti tambahan (chip) yang harus ditanamkan di dalam SIM

dan STNK. Penanaman dari chip tersebut juga perlu disesuaikan dengan identitas

pengguna sehingga tidak sembarangan orang dapat mengakses sepeda motor

orang lain.

3. Peranti tidak dapat digunakan saat kondisi hujan. Hal tersebut

dikarenakan untuk pendeteksian SIM maupun STNK pengguna sepeda motor

harus mengeluarkan surat-surat tersebut di bawah paparan hujan untuk dilakukan

pendeteksian pada perangkat dan menyebabkan surat-surat menjadi basah.

4. Tidak ada chip sementara. Jika pengendara sedang mengurus SIM

ataupun STNK pengendara sama sekali tidak dapat menyalakan sepeda motor

untuk digunakan.

5. Waktu yang cukup lama untuk melakukan pendeteksian sensor pada SIM

dan STNK.

Page 29: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-15

Gambar I.7 Inovasi Alat Pencegah Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Murid-Murid dari SMK

Ngawen, Gunungkidul (Sumber : https://tempo.co/read/5697/tekan-kecelakaan-siswa-smk-ciptakan-perangkat-

sensor-sim-dan-helm, Diunduh 26 November 2019)

Inovasi tersebut merupakan inovasi yang dapat membuat kebiasaan

seseorang dalam menggunakan sepeda motor menjadi tertib berkendara dengan

semua kelengkapannya. Namun, inovasi tersebut belum seutuhnya dapat

membuat kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam menggunakannya

dikarenakan pengguna kendaraan harus melakukan pendeteksian sensor untuk

keberadaan SIM dan STNK terlebih dahulu serta pada kondisi-kondisi tertentu

yang menyebabkan pengendara akan kesusahan untuk mengakses

kendaraannya sendiri.

Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan kebiasaan keselamatan

dalam berkendara terutama dalam hal menggunakan helm dan fitur

keselamatannya, dalam hal ini kunci tali pengikat helm tidak dapat dilakukan hanya

dengan imbauan ataupun peringatan-peringatan dari teman, orang sekitar, serta

pihak kepolisian saja, tetapi juga diperlukan alat yang dapat menunjang perilaku

tersebut secara persuasif. Dalam upaya untuk menciptakan kebiasaan pengguna

sepeda motor untuk menggunakan helm SNI sesuai standar keselamatan

dibutuhkanlah konsep persuasive design. Persuasive design merupakan konsep

perancangan produk untuk menciptakan produk persuasif yang diharapkan dapat

terwujud pola perilaku yang dituju dalam penggunaan produk yang dimaksudkan

(Fogg, 2009).

Perancangan produk dengan menggunakan konsep persuasive design

juga diharapkan memiliki user experience yang baik dan dapat digunakan oleh

seluruh pengguna helm, terkhusus yang akan ataupun sedang berkendara.

Dengan user experience yang baik dari para pengguna, maka akan mendorong

Page 30: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-16

pengguna untuk dapat menggunakan helm dan mengunci tali pengikat helm

sebelum berkendara secara teratur. Hal tersebut dikarenakan kepuasan dari

pengguna helm terhadap helm yang digunakan akan meningkat sehingga dalam

menggunakan helm pengguna tidak akan keberatan untuk menggunakan helm

dan mengunci tali pengikat helm sebelum berkendara secara teratur. Maka dari

itu, pada penelitian ini bertujuan untuk merancang helm yang dapat menunjang

secara persuasif bagi pengendara sepeda motor untuk dapat menggunakan helm

hingga pengunci tali pengikat pada helm terpasang sesuai standar keselamatan

yang ada dengan teratur.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, dapat

dirumuskan beberapa rumusan masalah yang akan diselesaikan pada penelitian

ini, yaitu:

1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan perubahan perilaku orang

untuk menggunakan helm sesuai standar keselamatan yang ada dengan

teratur?

2. Bagaimana rancangan helm yang persuasif untuk pengguna dalam upaya

memunculkan perilaku menggunakan helm sesuai standar keselamatan

yang ada dengan teratur?

3. Bagaimana evaluasi dari rancangan helm yang persuasif untuk pengguna

dalam upaya memunculkan perilaku menggunakan helm sesuai standar

keselamatan yang ada dengan teratur?

I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Berdasarkan pembahasan masalah pada bagian sub bab sebelumnya,

terdapat batasan-batasan masalah yang digunakan peneliti untuk mempersempit

ruang lingkup pembahasan guna memfokuskan pembahasan agar masalah dapat

menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Berikut merupakan pembatasan

masalah:

1. Perancangan produk yang dibuat ditujukan hanya untuk helm yang

digunakan untuk berkendara dengan sepeda motor.

2. Perancangan produk yang dilakukan dalam penelitian ini hingga

pembuatan high-fidelity prototype.

Selain terdapat batasan dalam masalah yang diteliti, terdapat juga

asumsi-asumsi dalam penelitian ini. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini

Page 31: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-17

adalah pengambilan data kebutuhkan pada penelitian ini dari seluruh responden

dapat mewakili seluruh populasi umum pengguna helm.

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan

perilaku orang untuk menggunakan helm sesuai standar keselamatan

yang ada dengan teratur.

2. Menghasilkan rancangan helm yang persuasif untuk pengguna dalam

upaya memunculkan perilaku menggunakan helm sesuai standar

keselamatan yang ada dengan teratur.

3. Mengetahui evaluasi dari rancangan helm yang persuasif untuk

pengguna dalam upaya memunculkan perilaku menggunakan helm

sesuai standar keselamatan yang ada dengan teratur.

I.5 Manfaat Penelitian

Selain melakukan penelitian, juga diharapkan hasil yang dapat

memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Pertama merupakan manfaat dari

penelitian yang telah dilakukan bagi pengembang keilmuan (pelajar, mahasiswa,

dll). Manfaat tersebut adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai penerapan persuasive design pada helm untuk mengubah

kebiasaan pengendara agar dapat menggunakan helm hingga pengunci tali

pengikat pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur. Selain

itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian-penelitian

serupa.

Manfaat kedua ditujukan kepada pemilik masalah (pengambil keputusan)

dan manfaat jangka panjang dari penelitian ini (outcome). Manfaat tersebut adalah

penelitian ini dapat memberikan hasil berupa rancangan produk berupa helm

dengan penerapan persuasive design yang diharapkan dapat mengubah

kebiasaan pengguna untuk menggunakan helm hingga pengunci tali pengikat

pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur.

Manfaat terakhir merupakan manfaat yang bersifat umum untuk pihak

eksternal. Manfaat tersebut adalah hasil dari rancangan persuasive design alat

penunjang bagi pengendara sepeda motor untuk mengunci tali pengikat helm

Page 32: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-18

sebagai pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan helm dan juga perancang

untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan yang ada sehingga

dapat meningkatkan kebiasaan untuk menggunakan helm hingga pengunci tali

pengikat pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur.

I.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menunjukan tahapan yang dilakukan dalam

melakukan sebuah penelitian. Pada penelitian ini, terdapat tahapan-tahapan yang

dilakukan untuk tercapainya tujuan penelitian dengan proses penelitian yang

sistematis dan mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi penggunanya.

1. Penentuan Topik

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

penentuan topik. Penentuan topik ini dipilih berdasarkan kebutuhan

pengendara sepeda motor untuk menggunakan helm sesuai standar

keselamatan yang ada dengan teratur.

2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah didapatkan berdasarkan hasil dari penyebaran

kuesioner yang berkaitan penggunaan helm dan juga fitur pengunci di tali

pengikat pada helm. Selanjutnya dari hasil identifikasi masalah tersebut,

akan dilakukan perumusan masalah sebagai pengembangan yang

didasari oleh identifikasi untuk menggunakan helm hingga pengunci tali

pengikat pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur.

3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengetahui dasar-dasar teori yang

digunakan untuk melakukan pengembangan produk dengan berfokus

pada persuasive design. Dengen studi literatur juga membantu untuk

menentukan hal yang menjadi kebutuhan yang dapat diterapkan pada

hasil dari penelitian.

4. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode penyebaran kuesioner.

Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data untuk menunjang proses

pengembangan produk. Data yang dikumpulkan dan diolah berkaitan

dengan berbagai aspek pada pengembangan produk. Tahapan dari

pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan merujuk pada

Page 33: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-19

tahapan perancangan produk menurut Ulrich dan Eppiger (2011) adalah

sebagai berikut:

• Concept development

Pada tahapan ini peneliti akan mengambil data dari kebutuhan

kostumer (costumer needs) dengan menggunakan penyebaran

kuesioner. Setelah hasil kuesioner terkumpul, dilakukan

selanjutnya adalah pembuatan need statement. Dari need

statement yang terbentuk, dibuat matriks perbandingan untuk

mengetahui keterkaitan antara what dan how dari need statement.

Pada tahapan ini dilakukan perbandingan dengan produk-produk

serupa. Selain itu, pada tahapan ini juga dilakukan penerapan

konsep persuasive design untuk pengembangan awal dari

rancangan produk yang akan dikembangkan.

• System level design

Pada tahapan ini dilakukan pengembangan ide dan konsep untuk

merealisasikan antara beberapa ide dan juga kebutuhan yang

dapat dikembangkan dalam perancangan desain yang

menerapkan konsep persuasive design. Pada pengembangan ide

dilakukan dengan pengumpulan beberapa konsep ide yang

didapatkan dari hasil workshop.

• Detail design

Setelah terdapat adanya beberapa desain yang dihasilkan dari

pengembangan ide dasar, dilanjutkan dengan pemilihan desain

terbaik dengan evaluasi dengan pros and cons. Evaluasi

dilakukan dengan penilaian konsep oleh user. Dari hasil tersebut

kemudian dilakukan spesifikasi produk untuk selanjutnya

dikembangkan ke dalam bentuk CAD.

• Testing and refinement

Pada tahapan ini dilakukan proses pengujian dan penyempurnaan

dari desain yang telah dipilih. Dari hasil desain terpilih dilakukan

pemeriksaan kembali desain yang terpilih untuk disempurnakan

berdasarkan kebutuhan yang dibutuhkan pada perencanaan

awal.

5. Pembuatan Prototipe

Page 34: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-20

Hasil pengolahan data untuk pengembangan produk digunakan sebagai

dasar untuk melakukan perancangan atau pembuatan prototipe high

fidelity helm persuasif untuk membantu pengguna sepeda motor dapat

menggunakannya hingga pengunci tali pengikat terpasang sesuai standar

keselamatan yang ada secara teratur.

6. Evaluasi dan Usulan

Pada tahapan ini dilakukan pengukuran keberhasilan dari produk yang

dibuat. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah helm untuk

meningkatkan kesadaran penggunaan sesuai standar keselamatan

dengan menerapkan konsep persuasive design. Pengukuran dilakukan

dengan membandingkan hasil dengan harapan awal dari perancangan

produk dan kebutuhan-kebutuhan dari kostumer. Selain itu, dilakukan

juga pengukuran dengan performance test untuk mengetahui bagaimana

perubahan perilaku untuk menggunakan helm secara teratur yang

diharapkan tercapai. Jika masih terdapat kekurangan setelah tahapan ini

maka akan dilakukan pembuatan usulan perancangan hingga

tercapainya tujuan akhir dari penelitian ini. Usulan tersebut berupa

perbaikan terhadap hasil rancangan yang dapat digunakan sebagai dasar

untuk peneletian selanjutnya.

7. Analisis

Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis proses dan hasil penelitian

yang telah dilakukan dalam pengembangan helm persuasif. Hal ini

dilakukan untuk membantu pengguna sepeda motor dapat

menggunakannya hingga pengunci tali pengikat terpasang sesuai standar

keselamatan yang ada secara teratur. Selain itu, analisis ini berguna

untuk memperdalam pokok bahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab

sebelumnya.

8. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari hasil penelitian dibuat untuk menjawab rumusan

masalah yang telah dijelaskan. Selain itu, selanjutnya ada juga saran

yang diharapkan berguna untuk pihak-pihak terkait ataupun untuk

penelitian selanjutnya.

Page 35: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-21

Gambar I.8 Metodologi Penelitian

I.7 Sistematika Penulisan

Pada penelitian yang dilakukan, disusun sebuah sistematika penulisan.

Dalam sistematika tersebut dijelaskan mengenai isi dari masing-masing bab

penelitian sehingga pembaca dapat melihat penelitian secara runtut. Sistematika

penulisan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian yang berisi tentang latar belakang,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tinjauan pustaka mengenai perancangan produk dengan

menggunakan penerapan prinsip persuasive design dan tinjauan pustaka

mengenai standar keselamatan di Indonesia terutama dalam penggunaan helm.

Penentuan Topik

Identifikasi dan Perumusan

Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan dan Pengolahan data 1. Concept Development 2. System Level Design 3. Detail Design 4. Testing dan Refinement

Pembuatan Prototipe

Evaluasi dan Usulan

Analisis

Kesimpulan dan Saran

Page 36: PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK MENINGKATKAN …

BAB I PENDAHULUAN

I-22

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dalam Bab III, terdapat bagian pengumpulan dan pengolahan data. Data yang

dikumpulkan antara lain adalah hasil kuesioner dan diary dari responden untuk

mengetahui pola perilaku saat ini responden dalam menggunakan helm.

Pengolahan data yang dilakukan berdasarkan tinjauan pustaka yang telah

disampaikan pada Bab II, di mana dilakukan beberapa tahapan awal dalam

perancangan produk.

BAB IV PROTOTIPE DAN EVALUASI PRODUK

Dalam Bab IV, dijelaskan hasil dari prototype hingga high-fidelity prototyping. Dari

tahapan tersebut kemudian dilakukan evaluasi terhadap produk yang dihasilkan

dengan menggunakan penerapan teori persuasive design untuk melihat target

behavior yang dicapai.

BAB V ANALISIS

Bab V merupakan analisis dari perancancangan produk yang dihasilkan. Analisis

tersebut bertujuan untuk menganalisis kondisi awal dan menganalisis evaluasi

perancangan produk telah mencapai target behavior dibandingkan dengan kondisi

awal.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab VI, yang merupakan bagian terakhir dari penelitian, terdapat

kesimpulan dan saran. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban akhir dari tujuan

penelitian yang telah dipaparkan pada Bab I, dan juga merupakan ringkasan akhir

dari seluruh penelitian yang dilakukan. Sementara saran merupakan solusi yang

menjadi pertimbangan dari penelitian ini untuk penelitian selanjutnya agar lebih

baik.