Perancangan Dan Penerapan Ipv6 Sebagai Identitas …...Mahasiswa. Setiap mahasiswa memiliki unsur...

14
1 1. Pendahuluan Pendidikan yang telah masuk ke dunia maya memaksa mahasiswa menggunakan internet untuk mencari informasi demi menunjang kegiatan belajar mengajar. Dengan mengakses Internet mahasiswa bebas untuk mendapatkan informasi secara luas. Koneksi internet yang dapat diakses mahasiswa terutama di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Satya Wacana sekarang tergolong belum aman. Metode otentifikasi yang gunakan adalah satu username dan password untuk kelompok pengguna tertentu. Dengan menggunakan metode user belum dapat identifikasi dengan baik. Untuk dapat mengakses internet semua mahasiswa harus login dengan username dan password yang sama. Hal ini menyebabkan pengguna yang login tidak dapat dikonfirmasi apakah termasuk dalam kelompok yang ditentukan atau tidak, sehingga metode otentifikasi yang digunakan kurang aman. Menggunakan satu username dan password untuk banyak pengguna juga menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi setiap pengguna layanan internet. Kesulitan mengidentifikasi pengguna dapat menimbulkan munculnya pengguna asing yang menggunakan akses internet sebagai contoh kelompok mahasiswa dapat menggunakan username dan password yang diperuntukkan dosen. Dilain sisi kelompok pengguna asli dapat merasa terganggu dengan adanya pengguna asing. Kenyamanan pengguna asli juga bisa terancam dengan adanya pengunduhan file yang berlebihan oleh pengguna asing yang tidak teridentifikasi. Pertumbuhan Internet yang begitu cepat mengakibatkankan hampir habisnya alamat terutama alamat IPv4 (Internet protocol versi 4). Router yang menangani Backbone Internet kini harus menangani routing tables yang sangat besar akibat pertumbuhan Internet yang sangat cepat. Kebutuhan pengguna untuk konfigurasi yang lebih mudah, support yang lebih baik untuk pengiriman paket data yang secara real-time, pada IPv4 pengiriman paket yang berukuran besar akan difregmentasi bila salah satu paket yang di fragmentasi error maka harus dilakukan pengiriman ulang. Pada IPv4 sangat rawan terhadap masalah keamanan, di mana IPv4 sangat mudahterkena serangan packet sniffing, IP spoonfing, connetion hijacking dan sebagainya. Untuk itu dibangunlah sebuah protocol dan standar yang dikenal sebagai IPv6 (Internet Protocol versi 6) untuk meminimalkan dampak atau kelemahan dari protokol versi sebelumnya, untuk itu harus dapat membiasakan dan membedakan baik dari segi kehandalan, fitur, kelemahan,dari dua macam Internet protokol utama ini yang akan diterapkan pada penggunaan kedepan yang semakin global. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, perlu dirancang sistem yang memungkinkan pengguna layanan internet dapat diotentifikasi mengenai hak aksesnya sekaligus dapat diidentifikasi identitasnya. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dirancanglah IPv6 ( Internet Protocol version 6) yang dikombinasikan dengan identitas umum yang digunakan mahasisiwa yaitu NIM (Nomor Induk Mahasiswa) sehingga akan mengghasilkan IPv6 yang mengandung identitas mahasiswa berupa NIM yang dapat digunakan mahasiswa sebagai sarana otentifikasi dan identifikasi ketika mengakses internet. Pemilihan menggunakan alamat IPv6 dari pada alamat IPv4 sebagai solusi memecahkan masalah berdasarkan beberapa kelebihan IPv6. Kelebihan IPv6

Transcript of Perancangan Dan Penerapan Ipv6 Sebagai Identitas …...Mahasiswa. Setiap mahasiswa memiliki unsur...

  • 1

    1. Pendahuluan

    Pendidikan yang telah masuk ke dunia maya memaksa mahasiswa

    menggunakan internet untuk mencari informasi demi menunjang kegiatan belajar

    mengajar. Dengan mengakses Internet mahasiswa bebas untuk mendapatkan

    informasi secara luas. Koneksi internet yang dapat diakses mahasiswa terutama di

    Fakultas Teknologi Informasi Universitas Satya Wacana sekarang tergolong

    belum aman. Metode otentifikasi yang gunakan adalah satu username dan

    password untuk kelompok pengguna tertentu. Dengan menggunakan metode user

    belum dapat identifikasi dengan baik.

    Untuk dapat mengakses internet semua mahasiswa harus login dengan

    username dan password yang sama. Hal ini menyebabkan pengguna yang login

    tidak dapat dikonfirmasi apakah termasuk dalam kelompok yang ditentukan atau

    tidak, sehingga metode otentifikasi yang digunakan kurang aman. Menggunakan

    satu username dan password untuk banyak pengguna juga menyebabkan

    kesulitan dalam mengidentifikasi setiap pengguna layanan internet. Kesulitan

    mengidentifikasi pengguna dapat menimbulkan munculnya pengguna asing yang

    menggunakan akses internet sebagai contoh kelompok mahasiswa dapat

    menggunakan username dan password yang diperuntukkan dosen. Dilain sisi

    kelompok pengguna asli dapat merasa terganggu dengan adanya pengguna asing.

    Kenyamanan pengguna asli juga bisa terancam dengan adanya pengunduhan file

    yang berlebihan oleh pengguna asing yang tidak teridentifikasi. Pertumbuhan

    Internet yang begitu cepat mengakibatkankan hampir habisnya alamat

    terutama alamat IPv4 (Internet protocol versi 4). Router yang menangani

    Backbone Internet kini harus menangani routing tables yang sangat besar akibat

    pertumbuhan Internet yang sangat cepat. Kebutuhan pengguna untuk konfigurasi

    yang lebih mudah, support yang lebih baik untuk pengiriman paket data yang

    secara real-time, pada IPv4 pengiriman paket yang berukuran besar akan

    difregmentasi bila salah satu paket yang di fragmentasi error maka harus

    dilakukan pengiriman ulang. Pada IPv4 sangat rawan terhadap masalah keamanan,

    di mana IPv4 sangat mudahterkena serangan packet sniffing, IP spoonfing,

    connetion hijacking dan sebagainya. Untuk itu dibangunlah sebuah protocol

    dan standar yang dikenal sebagai IPv6 (Internet Protocol versi 6) untuk

    meminimalkan dampak atau kelemahan dari protokol versi sebelumnya, untuk itu

    harus dapat membiasakan dan membedakan baik dari segi kehandalan, fitur,

    kelemahan,dari dua macam Internet protokol utama ini yang akan diterapkan pada

    penggunaan kedepan yang semakin global.

    Berdasarkan pada permasalahan tersebut, perlu dirancang sistem yang

    memungkinkan pengguna layanan internet dapat diotentifikasi mengenai hak

    aksesnya sekaligus dapat diidentifikasi identitasnya. Untuk menyelesaikan

    permasalahan tersebut maka dirancanglah IPv6 (Internet Protocol version 6) yang

    dikombinasikan dengan identitas umum yang digunakan mahasisiwa yaitu NIM

    (Nomor Induk Mahasiswa) sehingga akan mengghasilkan IPv6 yang mengandung

    identitas mahasiswa berupa NIM yang dapat digunakan mahasiswa sebagai sarana

    otentifikasi dan identifikasi ketika mengakses internet.

    Pemilihan menggunakan alamat IPv6 dari pada alamat IPv4 sebagai solusi

    memecahkan masalah berdasarkan beberapa kelebihan IPv6. Kelebihan IPv6

  • 2

    mempunyai selain alokasi alamat IP (Internet Protocol) yang sangat banyak, IP

    sebagai identitas. Dukungan terhadap IPsec memberikan dukungan terhadap

    keamanan jaringan dan menawarkan interoperabilitas antara implementasi IPv6

    yang berbeda. IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull,

    seperti konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless

    yang tanpa menggunakan server DHCP. IPv6 lebih mudah mengenali perangkat

    yang berdekatan sehingga proses integrasi ke jaringan menjadi lebih mudah dan

    efisien, host secara otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat

    IPv6 untuk link yang disebut dengan alamat link-lokal dan alamat yang diturunkan

    dari prefix yang ditransmisikan oleh router local. Dilain sisi struktur IPv6 dapat

    dimodifikasi dan juga dapat dikombinasikan dengan nomor identitas seperti NIM,

    sedangkan IPv4 untuk dikombinasikan dengan NIM hanya dapat menampung

    angka maksimal 255 sehingga untuk mahasiswa dengan no urut lebih dari 255

    tidak akan bisa mendapatkan IP yang dikombinasikan NIM. Ada sedikit

    permasalahan bahwa belum banyak ISP (Internet service provider ) yang

    memberikan layanan internet IPv6 di Indonesia, namun dapat dipecahkan dengan

    menggunakan metode Tunneling IPv6 over IPv4 yang mengunakan IPv4 sebagai

    jalan untuk mengakses internet IPv6. Dengan menggunakan metode Tunneling

    IPv6 over IPv4 dapat sementara melakukan akses internet IPv6 bisa dilakukan

    dengan alamat IPv4 yang sekarang sudah tersedia sambil menunggu implementasi

    secara luas dari beberapa ISP di indonesia.

    2. Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya telah memberikan berbagai sudut pandang tentang

    subjek penelitian yang sedang diteliti. Misalnya penelitian tentang teknologi

    Otentifikasi Hotspot Berbasis Web Sevice oleh Yesi Novaria Kunang (2012).

    Penelitian tersebut membahas tentang sistem otentifikasi pada hotspot akademis

    terpusat yang berbasis web service[3].

    Otentifikasi adalah proses dimana suatu sistem memverifikasi identitas

    pengguna yang ingin mengaksesnya. Karena akses kontrol berdasarkan pada

    identitas pengguna yang meminta akses ke resourse. Otentifikasi sangatlah

    penting dan efektif untuk keamanan. Otentifikasi dapat diimplementasikan dengan

    menggunakan identitasnya, yang masing-masing terdiri dari User ID dan

    Password. Selain itu Otentifikasi dapat diimplementasikan dengan Smart Card,

    sebuah Server otentifikasi bahkan Public Key Infrastructure[5].

    IPv6 adalah satu set spesifikasi dari Internet Engineering Task Force

    (IETF) yang pada dasarnya merupakan upgrade dari IP versi 4 (IPv4). Dasar-dasar

    dari IPv6 mirip dengan IPv4. Perangkat dapat menggunakan IPv6 sebagai alamat

    sumber dan tujuan untuk melewatkan paket melalui jaringan dan tools seperti ping

    untuk pengujian jaringan seperti yang dilakukan di IPv4, dengan sedikit variasi.

    IPv6 menyediakan alamat IP yang lebih panjang dari versi sebelumnya yaitu

    hanya 32 bit menjadi 128 bit. Perpanjangan ini untuk mengantisipasi pertumbuhan

    di masa depan yang cukup besar dari Internet dan memberi bantuan kepada apa

    yang dianggap sebagai kekurangan akan datang dari alamat jaringan. IPv6 juga

    mendukung auto-konfigurasi untuk membantu memperbaiki sebagian besar

    kekurangan dalam versi 4 pengalamatan secara stateless dan statefull dan telah

  • 3

    terintegrasi fitur keamanan dan mobilitas IPv6 dapat dengan mudah ditambahkan

    fitur baru dengan menambahkan header ekstensi setelah header IPv6. Ukuran dari

    header ekstensi IPv6 ini hanya terbatasi oleh ukuran dari paket IPv6 itu sendiri

    [10].

    Nomor Induk Mahasiswa (NIM) merupakan suatu identitas nyata bagi

    mahasiswa di setiap universitas. Setiap NIM mempunyai keunikan tersendiri,

    karena NIM terbagi menjadi beberapa unsur sebagai contoh kode program studi,

    tahun angkatan, dan no urut pada saat pendaftaran ulang.

    3. Metode Penelitian Metode yang dipakai yaitu metode PPDIOO yang didalamnya terdapat

    beberapa tahap yaitu Prepare, Plan, Design, Implementation, Operate, Optimize.

    Rangkaian dari metode PPDIOO dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1 Metodologi penelitian PPDIOO Network Life Cycle. [Sumber : Teare, 2008]

    Fase Prepare dan Planing adalah tahap analisis kebutuhan merupakan

    proses identifikasi dan meneliti permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga

    sistem yang akan dibangun nanti sesuai dengan kriteria kebutuhan yang telah

    ditetapkan. permasalahan yang ada adalah sulitnya melakukan identifikasi kepada

    mahasiswa yang mengakses jaringan internet.

  • 4

    Gambar 2 Monitoring Client yang pengguna Jaringan Hotspot FTI UKSW

    Semua mahasiswa mengakses jaringan internet menggunakan user sama

    yaitu guest sedangkan user fti adalah untuk dosen. Pada Gambar 2 semua

    pengguna yang sedang mengakses internet sulit untuk diketahui apakah semua

    user adalah pengguna asli atau ada pengguna asing, karena tidak dapat diketahui

    secara detail siapa saja yang sedang mengakses internet. Dengan begitu Pengguna

    asing atau pengguna di luar Fakultas yang bersangkutan juga dapat mengakses

    jaringan internet. Perbedaan otorisasi ditemukan hanya antara user fti yaitu user

    untuk dosen dan user guest yaitu user untuk mahasiswa. Pada saat ini antara

    username guest dan fti tidak memiliki perbedaan dalam otorisasi ini disebabkan

    karena adanya mahasiswa yang sering menggunakan jaringan dengan username

    fti. Dengan adanya kejadian ini maka diputuskan antara guest dan fti disamakan

    otorisasinya.

    Saat ini kebutuhan mahasiswa akan kualitas layanan kecepatan membuka

    halaman website, traffic mail dan jaringan dengan lalu lintas file-file besar seperti

    download atau upload. Salah satu alasan untuk berpindah ke IPv6 adalah ketika

    pengguna yang lain telah berpindah ke IPv6. Saat suatu komunitas telah

    mengadopsi IPv6, secara alami akan membuat komunitas lain untuk

    menggunakan IPv6 juga agar kedua komunitas tersebut dapat berkomunikasi,

    Tetapi dimungkinkan juga seorang pengguna akan berkomunikasi dengan dua

    orang pengguna dengan melewati router dengan tipe lama tanpa mengubah

    struktur jaringan dengan mengunakan Mekanisme Transisi Automatic Tunneling

    yang mempunyai keuntungan lebih mudah dalam implementasi. Dalam

    implementasi tidak memerlukan banyak komputer, cukup menggunakan komputer

    yang sudah ada. Khusus untuk gateway tunnel, sistem operasi perlu diupgrade

    menjadi sistem operasi yang dualstack mendukung IPv6 dan IPv4. Lebih mudah

    dalam hal konfigurasi pada sistem operasi. Dalam konfigurasi tidak diperlukan

    script konfigurasi yang rumit, cukup dengan konfigurasi interface tunnel dan

    konfigurasi tabel routingnya saja. Tidak memerlukan server yang melayani

  • 5

    transisi. Dalam implementasi tidak memerlukan server khusus yang melayani

    mekanisme transisinya.

    Pada tahap prepare dan plan ini, membutuhkan beberapa perangkat keras

    dan perangkat lunak pada komputer maupun jaringan untuk merancang dan

    menerapkan IPv6 yang dikombinasikan dengan NIM sebagai identitas. Kebutuhan

    perangkat keras tersebut antara lain:

    Tabel 1 Spesifikasi Hardware

    Hardware Spesifikasi

    Router Board

    951Ui-2HnD

    - 600 MHz CPU frequency - 1 CPU core count - 128 MB Size of RAM - 5 10/100 Ethernet ports - AR9344-DC3A Wireless chip model - 802.11b/g/n Wireless standards - 1 USB ports 1 - Power Jack 1 - PoE - RouterOS Operating System - License level 4 - Antenna gain DBI 2.5 - AR9344-DC3A CPU

    Device Client Laptop Windows 7

    Perangkat

    Tambahan 1 Kabel UTP straight

    Penelitian ini menggunakan spesifikasi perangkat keras seperti dijelaskan

    pada Tabel 1. Selain perangkat keras juga dibutuhkan IPv4 public. IPv4 public

    digunakan untuk melakukan tunnelling IPv6 melalui internet IPv4 supaya dapat

    nantinya dapat mengakses internet IPv6. IPv4 public yang digunakan adalah

    103.26.128.93.

    Sebelum melakukan perancangan IPv6 yang nantinya akan digabungkan

    dengan NIM dilakukan pendaftaran IPv4 public ke dan pendaftaran Hurricane

    Electric Free IPv6 Tunnel Broker. Tunnel Broker akan memberikan beberapa alokasi IPv6 yang nantinya bisa digunakan sebagai identitas mahasiswa. Alokasi

    IPv6 yang dapat digunakan untuk mengakses internet IPv6 adalah

    2001:470:36:12f::/64 yang sudah dialokasikan secara default dan

    2001:470:ec57::/48 yang dialokasikan secara khusus oleh Hurricane Electric Free

    IPv6 Tunnel Broker. Pada perancangan ini alokasi yang memiliki prefix /48

    adalah yang digunakan, karena memiliki alokasi IPv6 yang lebih luas.

    Fase Design adalah tahap melakukan perancangan berdasarkan kebutuhan

    dalam pembentukan sebuah identitas. Pertama-tama yang dikulakukan adalah

  • 6

    melakukan pembagian klasifikasi alamat IPv6, kemudian NIM akan dimasukkan

    kedalam susunan IPv6.

    Tabel 2 Struktur IPv6 sebagai ID Mahasiswa

    0011 0000 0000 0001:

    0000 0100 0111 0000

    (2001:470)

    1110 1100

    0101 0111

    (ec57)

    0000 1111

    0111 001

    (F71)

    0000 0000

    0000 0000

    (::)

    Progdi : Angkatan : Nomor

    (No Induk Mahasiswa)

    32 bit 16bit 16bit 16bit 48bit

    Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa Identitas dengan IPv6 akan

    terdiri dari lima bagian yaitu 32bit (2001:470) Alokasi IPv6 global milik

    Hurricane Electric, 16bit merupakan alokasi dari Hurricane Electric yang

    diberikan kepada pengguna Tunnel Broker dengan IPv4 Public 103.26.128.93,

    16bit merupakan kode dari fakultas sebagai contoh FTI yang dituliskan dengan

    F71, 16bit berikutnya adalah kosong dan 48bit terakir berisikan Nomor Induk

    Mahasiswa. Setiap mahasiswa memiliki unsur NIM yang unik. Perbedaannya

    terdiri dari jenis jurusan, tahun angkatan dan nomor urut, maka dari itu penjelasan

    tentang model IPv6 yang dirancang untuk identitas mahasiswa terdapat pada

    Gambar 3.

    Gambar 3 Klasifikasi Identitas dengan IPv6

    Klasifikasi IPv6 yang dirancang dibagi menjadi 3 bagian, bagian pertama

    merupakan alokasi IPv6 global dari Hurricane Electric,bagian kedua adalah kode

    untuk FTI yang ditulis F71 dan 16 bit alokasi kosong yang bisa digunakan untuk

    alokasi tambahan lainnya. Bagian ketiga adalah bagian dimana Nomor Induk

    F71

    (FTI)

    67

    (TI)

    68

    (SI)

    69

    (DKV)

    70

    (PTIK)

    20xx

    (Tahun Angkatan)

    20xx

    (Tahun Angkatan)

    20xx

    (Tahun Angkatan)

    20xx

    (Tahun Angkatan)

    Nomor Urut

    Mahasiswa

    Nomor Urut

    Mahasiswa

    Nomor Urut

    Mahasiswa

    Nomor Urut

    Mahasiswa

    00002001:470:f9ab

    (IPv6 Hurricane Electric)

    Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3

  • 7

    Mahasiswa di letakkan. Pada bagain 3 juga masih dibagi menjadi tiga klasifikasi

    seperti klisifikasi pada NIM yaitu, Kode Program Studi, tahun angkatan dan

    nomor urut mahasiswa.

    Fase Implementation adalah tahap dibangunnya Jaringan IPv6 yang akan

    digunakan mahasiswa untuk mengakses internet, Konfigurasi akan dimulai

    dengan mendaftar dan membuat Tunneling IPv6 Menggunakan Tunnel Broker

    kemudian melakukan konfigurasi firewall untuk validasi client yang dalam hal ini

    mahasiswa.

    Gambar 4. merupakan topologi jaringan yang sudah disiapkan untuk

    diterapkan dalam sistem Identitas mahasiswa menggunakan IPv6. Sedangkan

    perangkat lunak yang digunakan merupakan winbox dan aplikasi untuk mendesain

    web.

    Gambar 4. Topologi Jaringan untuk penerapan identitas dengan IPv6

    Berdasarkan topologi jaringan pada Gambar 4 maka diperlukan sebuah

    pengalamatan jaringan pada tiap perangkat yang terhubung dalam jaringan yang

    tedapat pada Tabel 3.

    Tabel 3 Konfigurasi IP Setiap Mesin

    Mesin IP Address

  • 8

    Router Mikrotik

    Interface Public

    Interface Sit1

    Interface Wlan1

    103.26.128.93

    2001:470: 35:12f::2/64

    2001:470:ec57:f71::1/64

    Device Client 2001:470:ec57:f71:: /128

    Fase operate adalah tahap dimana Identitas dengan IPv6 yang telah

    dirancang dan sistem jaringan secara keseluruhan diterapkan berdasarkan tahap

    design yang telah dibuat. Pada tahap ini juga dilakukan pengecekan apabila timbul

    suatu permasalahan dalam sistem selama dijalankan secara nyata. Dalam

    menjalankan tahap operate ini akan dilakukan pengujian menggunakan laptop

    sebagai pengguna device yang digunakan mahasiswa untuk mengakses. Untuk itu

    mahasisiwa perlu mendaftar melalui web dalam jaringan LAN yang telah

    disediakan dan kemudian mengisikan data berupa nama, NIM dan MAC Address

    Laptop untuk mendapatkan IPv6 yang telah dirancang dan mendapatkan akses ke

    jaringan internet dari router. Semua user yang telah mengirimkan nama, NIM dan

    MAC Address secara benar bisa di-monitoring dengan winbox yang terkoneksi ke

    Mikrotik RB951Ui-2HnD.

    Gambar 5 Flowchart pendaftaran client

    Gambar 5 merupakan flowchart tentang tahap-tahap pendaftaran identitas

    IPv6 mahasiswa. Tahap awal menjelaskan bahwa calon pengguna jaringan harus

    Mulai

    Client mendaftarkan

    Nama, NIM dan MAC

    Address

    Client Mendapat

    identitas IPv6

    konfigurasi identitas

    IPv6 pada Device

    yang terdaftar

    Client dapat

    mengakses jaringan

    Selesai

    Data validTidak

    NIM diproses menjadi IPv6

    Ya

    mengijinkan IPv6 pada MIkrotik

    untuk mengakses jaringan

    Mengirim pemberitahuan

    melalui e-mail mahasiswa

  • 9

    mendaftarkan nama, NIM, dan MAC address dari device yang akan digunakan

    pada sebuah web berbasis LAN yang telah disediakan. NIM dan MAC Address

    akan divalidasi apabila telah terdaftar atau format dari NIM dan MAC Address

    salah, apabila data valid NIM akan di dikombinasikan dengan IPv6 sehingga

    menjadi alamat IPv6 milik pengguna sesuai dengan rancangan yang ada, setelah

    itu alamat IPv6 yang telah kombinasikan dengan NIM dan MAC Address akan

    ditambahkan IPv6 pada Mikrotik supaya diijinkan mengakses jaringan.

    Mahasiswa yang mendaftar akan mendapatkan identitas IPv6 yang akan muncul

    setelah pendaftaran dan dikirimkan ke e-mail @student.uksw.edu, kemudian

    alamat IPv6 disetting secara manual ke dalam device dengan MAC Address yang

    telah didaftarkan. Untuk dapat mengakses Jaringan internet IPv6 diperlukan

    menghilangkan random dan temporary IPv6 pada device apabila masih ada, bila

    tidak terdapat random dan temporary IPv6 device akan langsung terkoneksi

    langsung ke jaringan internet IPv6. Untuk memudahkan melakukan konfigurasi

    pada device pengguna telah disediakan aplikasi sederhana menggunakan aplikasi

    sederhana yang digunakan untuk konfigurasi alamat IPv6 yang dikombinasikan

    dengan NIM pada device yang telah didaftar.

    Fase optimize adalah tahap terakhir dalam metode PPDIOO. Fungsi dari

    tahap ini sebenarnya adalah melakukan optimalisasi dalam sistem jaringan apabila

    terjadi permasalahan dalam sistem jaringan yang menyebabkan kinerjanya tidak

    optimal. Dalam penelitian ini, tahap optimize tidak akan dibahas lebih lanjut

    karena selama penelitian dilakukan belum ditemukan permasalahan yang

    menganggu kinerja sistem, serta yang menjadi tujuan utama dalam penelitian saat

    ini merancang dan menerapkan IPv6 sebagai identitas mahasiswa.

    4. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini dihasilkan rancangan alamat IPv6 yang telah

    dikombinasikan dengan NIM. Untuk dapat menggunakan alamat IPv6 mahasiswa

    diharuskan melakukan pendaftaran melelui form web sederhana yang telah

    disiapkan. Mahasiswa diwajibkan mengirimkan Nama, NIM dan MAC Address

    dari device yang digunakan.

    Gambar 6 Form pendaftaran mahasiswa untuk mendapatkan IPv6 yang dikombinasikan

    dengan NIM.

    Setelah melakukan pendaftaran dengan benar maka mahasiswa akan

    mendapatkan alamat IPv6 yang telah dikombinasikan dengan NIM. Sebagai

    contoh pada Gambar 6 mahasiswa dengan nama Franciscus Satriya W, NIM

  • 10

    672009130 dan device yang akan digunakan untuk mengakses internet dengan

    MAC Addres 20:68:9D:FF:15:56 akan mendapatkan alamat IPv6

    2001:470:ec57:f71::67:2009:130. Pemberitahuan kepada mahasiswa bahwa telah

    alamat IPv6 adalah ketika setelah melakukan submit data seperti pada Gambar 7

    disertai dengan dikirimnya e-mail pemberitahuan registrasi beserta keterangannya.

    Gambar 7 Pemberitahuan bahwa mahasiswa telah mendapatkan alamat IPv6 untuk mengakses

    internet.

    Pada Gambar 7 menandakan sebuah pemberitahuan bahwa calon pengguna

    layanan internet yaitu mahasiswa telah memasukan data yang valid yang belum

    terdaftar, sehingga data yang berisikan nama, NIM dan MAC Address dikirimkan

    ke ruoter Mikrotik untuk diberikan ijin akses.

    Gambar 8 Random IPv6 Address dan temporary IPv6 Address pada client yang didapat

    setelah terkoneksi ke internet IPv6

    Secara automatis bila sebuah device terhubung dengan jarigan IPv6 akan

    muncul dua alamat IPv6 yaitu Random IPv6 Address dan Temporary Address ,

    inilah salah satu kelebihan IPv6 yaitu mendukung konfigurasi pengalamatan

    secara secara stateless yang tanpa menggunakan server DHCP seperti pada

    Gambar 8. Dengan menggunakan Random IPv6 Address dan Temporary Address

    secara langsung device akan terhubung dengan jaringan IPv6. Dalam sistem ini

    alamat IPv6 akan divalidasi menggunakanlah firewall yang sudah tersedia pada

    router mikrotik tidak akan diberi jalan untuk mengakses internet kepada alamat

    IPv6 dan MAC Address yang tidak sesuai dengan yang telah terdaftar. Oleh sebab

    itu apabila Random IPv6 Address dan Temporary Address tidak dinonaktifkan

    device tidak akan diperbolehkan mengakses internet.

  • 11

    Sebaiknya Setelah melakukan pendaftaran dan telah terdaftar di firewall hal

    yang pertama dilakukan adalah menonaktifkan Random IPv6 Address dan

    Temporary Address, karena walaupun identitas IPv6 dan MAC Address terdaftar

    di firewall dan alamat IPv6 device telah disetting sesuai dengan alamat IPv6 yang

    didapat, device tetap tidak dapat mengakses ke jaringan internet. Hal ini

    disebabkan Temporary IPv6 Address atau Random IPv6 Address IPv6 lebih

    diprioritaskan dari pada alamat IPv6 static untuk terhubung ke jaringan IPv6. Cara

    untuk menonaktifkan Temporary IPv6 Address dan Random IPv6 Address

    menggunakan command prompt open as Administrator dan mengetikkan

    command seperti pada Gambar 9, kemudian restart Operating System.

    Gambar 9 command untuk menonaktifkan Temporary IPv6 Address dan Random IPv6

    Address pada command prompt open as Administrator.

    Gambar 10 Address IPv6 setelah menonaktifkan Temporary IPv6 Address dan Random

    IPv6 Address

    Gambar 10 merupakan hasil setelah Temporary IPv6 Address dan Random

    IPv6 Address dinonaktifkan,kemudian alamat IPv6 akan berubah menjadi IPv6

    interface identifier. Client dapat mengkonfigurasi Address IPv6 pada device

    menggunakan identitas IPv6. Untuk dapat mengakses internet mahasiswa harus

    melakukan konfigurasi pada device dengan MAC Address yang terdaftar.

    Konfigurasi yang dilakukan adalah mengganti alamat IPv6, gateway IPv6 dan

    DNS IPv6 pada device secara manual dengan alamat IPv6 yang telah dirancang

  • 12

    yaitu 2001:470:ec57:f71:0:67:2009:130, prefix 128, alamat gateway

    2001:470:ec57:f71::1 dan DNS Server 2001:4860:4860::8888 .

    Gambar 11 Form Firewall IPv6 pada winbox yang me-remote Router Mikrotik.

    Administrator dapat melakukan monitoring alamat IP yang masuk dengan

    menggunakan winbox. Dalam tampilan winbox pada Gambar 11 akan muncul

    semua alamat IPv6 yang telah terdaftar pada form IPv6 firewall. Dengan begitu

    administrator dapat lebih mudah untuk melakukan monitoring dan kontrol pada

    semua user yang telah terdaftar.

    Gambar 11 Hasil pengujian koneksi dua device client ke internet IPv6

    melalui website ipv6-test.com

    Gambar 11 menunjukkan Identitas IPv6 pada device sudah bisa mengakses internet dan dilakukan test melalui website ipv6-test.com. Pada website ipv6-

    test.com tertera bahwa Device Client sudah support IPv6 connectivity dan

    menggunakan Addess Public 2001:470:ec57:f71::67:2009:130. Device Client

    yang telah melakukan proses awal konfigurasi identitas Address IPv6, pada proses

    koneksi berikut hanya perlu menghubungkan device client dengan jaringan dan

    secara langsung device client akan dapat terkoneksi internet.

  • 13

    Gambar 12 Hasil pengujian kecepatan membuka web menggunakan IPv4 dan IPv6

    dikombinasikan NIM.

    Pada Gambar 12 dapat dilihat dengan menggunakan kecepatan akses

    internet dan router yang sama IPv6 dikombinasikan dengan NIM lebih cepat

    dibandingkan menggunakan IPv4 untuk membuka website yang sama dalam 7

    kali pengujian. Dengan Header IPv6 yang berukuran lebih kecil dari pada IPv4

    serta ditiadakannya fragmentasi, sehingga pengiriman paket-paket IPv6 akan

    menjadi lebih ringan.

    5. Kesimpulan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

    menggunakan IPv6 sebagai identitas dapat meningkatkan sistem terotentifikasi

    lebih baik. Pengguna asing yang di khawatirkan tidak akan dapat mengakses

    internet karena perlu dilakukan pendaftaran dan otentifikasi berdasarkan alamat

    IPv6 yang telah dirancang serta MAC Address device yang telah didaftarkan.

    Untuk mengakses internet mahasiswa hanya cukup mendaftar dan melakukan

    konfigurasi awal pada device saja, kemudian menghubungkan device dengan

    jaringan kampus untuk mengakses internet yang telah ada tanpa harus melakukan

    otentifikasi berulang kali pada koneksi berikutnya. Menggunakan sistem ini

    mahasiswa juga akan mendapatkan global IPv6 address yang unik, sehingga bisa

    dilakukan melalui berbagai klasifikasi berdasarkan program studi dan angkatan.

    Menggunakan identitas alamat IPv6 dapat mengetahui mahasiswa yang sedang

    terkoneksi jaringan secara lebih mendetail untuk kemudahan dalam monitoring

    dan kontrol. Dilain sisi menggunakan IPv6 memberikan banyak kemudahan

    dalam melakukan konfigurasi pada sistem, tidak diperlukan tambahan resourse

    untuk dapat menggunakannya. Melakukan akses ke jaringan juga menjadi lebih

    mudah dan cepat, dikarenakan Header IPv6 dan Packet yang memiliki ukuran

    yang lebih kecil dari pada IPv4.

    Sebagai saran bagi pengebangan penelitian agar lebih mengoptimalkan

    keamanan walaupun pada saat ini menggunakan IPv6 sudah cukup aman dengan

    adanya IPsec sebagai Extension Header pada IPv6.

    6. Daftar Pustaka

    [1] Rafiudin, Rahmat., 2005, IPv6 Addressing, Jakarta: PT Elex Media

    Komputindo.

    0

    2

    4

    6

    8

    1 2 3 4 5 6 7d

    eti

    k

    IPv6+NIM

    IPv4

  • 14

    [2] Williams Zavada, James R., 2012, Configuring a Mikrotik RB750G Router for an IPv6 HE Tunnel, http://www.jrwz.net/technical/mikrotik-ipv6/,

    diakses pada tanggal 2 Februari 2014.

    [3] Kunang, Yesi Novaria., 2012, Pengembangan Sistem Autentikasi Hotspot Akademis Terpusat Berbasis Teknologi Web Service, Universitas Bina Darma

    [4] Cox, Andrew., 2010, IPv6 and Mikrotik – Using 6to4, http://www.mikrotik-routeros.com/2010/09/ipv6-and-mikrotik-using-6to4/, diakses pada tanggal

    24 Juli 2014.

    [5] Inc, Hitachi ID System., 2012,: Definition of Authentication, http://hitachi-

    id.com/concepts/authentication.html /, diakses pada tanggal 24 Juli 2014.

    [6] Apnic., APNIC eLearning: IPv6 Addressing and Subnetting, https://training.apnic.net/docs/eIP602_IPv6-AaS.pdf , diakses pada

    tanggal 19 Februari 2014.

    [7] Davies Joseph, 2008, Understanding IPv6, Microsoft Prss.

    [8] Simpson, W., "IP in IP Tunneling", RFC 1853, October 1995.

    [9] R. Hinder, and S. Deering, “Internet Protocol, Version 6 (IPv6) Addressing

    Architecture,” RFC3513, 2003.

    [10] SpirentComunications. “PASS Test Methodologies”. Spirent Journal of

    IPv6, Febuary 2011: 3-4.