PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

120
PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU SUB ASSY SETTING WELDING EXTENTION CHASSIS PADA PRODUK FUEL TRUCK MENGGUNAKAN METODE QFD Oleh Romadhoni Febryantoro NIM : 004201505015 Diajukan ke Fakultas Teknik President University untuk memenuhi persyaratan akademik mencapai gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2019

Transcript of PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

Page 1: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK

MENURUNKAN WAKTU SUB ASSY SETTING

WELDING EXTENTION CHASSIS PADA PRODUK

FUEL TRUCK MENGGUNAKAN METODE QFD

Oleh

Romadhoni Febryantoro

NIM : 004201505015

Diajukan ke Fakultas Teknik President University untuk

memenuhi persyaratan akademik mencapai gelar Sarjana Teknik

pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri

2019

Page 2: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

ii

REKOMENDASI PEMBIMBING AKADEMIK

Skripsi berjudul “Perancangan Alat Bantu Untuk Menurunkan

Waktu Sub Assy Setting Welding Extention Chassis Pada Produk

Fuel Truck Menggunakan Metode QFD” yang disusun dan diajukan

oleh Romadhoni Febryantoro sebagai salah-satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah

ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh

karena itu, Saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 14 Januari 2019

Ir. Adi Saptari. M.Sc Ph.D

Page 3: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyakan bahwa skripsi yang berjudul “Perancangan Alat

Bantu Untuk Menurunkan Waktu Sub Assy Setting Welding

Extention Chassis Pada Produk Fuel Truck Menggunakan Metode

QFD” adalah hasil pengetahuan terbaik saya dan belum pernah

diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian

maupun keseluruhan.

Cikarang, Indonesia, 14 Januari 2019

Romadhoni Febryantoro

Page 4: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK

MENURUNKAN WAKTU SUB ASSY SETTING

WELDING EXTENTION CHASSIS PADA PRODUK

FUEL TRUCK MENGUNAKAN METODE QFD

Oleh

Romadhoni Febryantoro

NIM : 004201505015

Disetujui Oleh :

a

Ir. Andira Taslim, MT

Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

v

ABSTRAK

PT. UTPE merupakan perusahaan manufaktur alat berat untuk memenuhi

permintaan bisnis pertambangan batu bara. Dalam menunjang operasinya, produk

yang diminati adalah Fuel Truck yang memiliki demand produksi paling tinggi

mencapai 35 unit pada tahun 2018. Produk Fuel Truck mengalami permasalahan

tingginya waktu sub assy. Penelitian dilakukan dengan pengambilan waktu aktual.

Penyimpangan tertinggi terjadi pada sub assy setting welding extention chassis

dengan perbandingan waktu standard 480 menit dan waktu aktual 600 menit.

Analisis permasalahan dilakukan menggunakan Process Activity Mapping.

Identifikasi waste waktu assy paling banyak terjadi pada aktivitas NVA yaitu 18

aktivitas. Untuk mengurangi waste maka diperlukan alat bantu. Perancangan alat

bantu dilakukan dengan metode QFD. Berdasarkan hasil HOQ 1 terbentuklah

matrik perencanaan design jig yang pembuatannya dilakukan di internal

perusahaan. Kemudian trial alat bantu dan pengambilan waktu aktual dilakukan.

Analisa perbaikan dilanjutkan dengan pembuatan PAM. Hasil ringkasan PAM,

aktivitas NVA berkurang menjadi 0 aktivitas. Analisa terakhir, dilakukan dengan

membandingkan waktu aktual sebelum dan sesudah perbaikan dalam proses sub

assy setting welding extention chassis. Hasil yang didapat bahwa terjadi

penurunan waktu dari 600 menit menjadi 372,20 menit. Selisih waktu tersebut

adalah 227,80 menit atau dengan persentase penurunan waktu aktual 23%.

Kata Kunci : perancangan alat bantu, waste, Process Activity Mapping, QFD,

HOQ, Fuel Truck

Page 6: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

vi

ABSTRACT

PT. UTPE is a heavy equipment manufacturing company to meet the demand for

the coal mining business. In supporting its operations, the products that are in

demand are Fuel Trucks that have the highest production demand reaching 35

units in 2018. Fuel Truck products have high time sub-assy problems. The study

was conducted by taking actual time. The highest deviation occurred in the sub

setting welding extension chassis with a standard comparison time of 480 minutes

and the actual time of 600 minutes. Problem analysis is done using Process

Activity Mapping. The most important identification of waste time assy occurs in

NVA activities, which are 18 activities. To reduce waste, a tool is needed. The

design of the tool is done by the QFD method. Based on the results of HOQ 1, a

jig design planning matrix was formed in which the manufacturing was carried

out internally. Then trial the tool and take the actual time. Repair analysis is

continued with the making of PAM. The results of the PAM summary, NVA

activity was reduced to 0 activities. The final analysis, carried out by comparing

the actual time before and after repairs in the sub assy setting welding extension

process chassis. The results obtained were a decrease in time from 600 minutes to

372.20 minutes. The difference in time is 227.80 minutes or the percentage of

actual time reduction is 23%.

Keywords: designing tools, waste, Process Activity Mapping, QFD, HOQ, Fuel

Truck

Page 7: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Azza wa Jalla atas segala rahmat, karunia dan

hidayah-NYA, Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil intership

dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

mata kuliah dan merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik industri

di Fakultas Teknik President University. Program internship ini bermanfaat bagi

mahasiswa untuk mengetahui langsung kondisi di lapangan tentang dunia kerja,

agar dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian praktek kerja. Dalam

penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan

semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Dengan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Alloh Azza wa Jalla yang selalu memberikan limpahan karunia,

rahmat dan hidayah-Nya. Yang jika seorang seorang hamba

menghitung nikmat-nikmatNya maka mustahil untuk bisa

menghitungnya.

2. Ibu Sulistiyani, Bapak Sodik (Ayah Tiri) & Bapak Widodo (Ayah

Kandung) selaku Orang Tua saya yang selalu memberikan do’a yang

terbaik serta dukungannya. Jazaakumullohu Khoiron. Semoga Alloh

senantiasa memberikan hidayah & umur yang panjang dalam kebaikan

kepada beliau.

3. Bapak Ir. Adi Saptari. M.Sc Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini. Jazaakallohu khoiron atas bimbingan

yang diberikan.

4. Ibu Ir. Andira Taslim, MT selaku Kaprodi Fakultas Teknik Jurusan

Teknik Industri yang selalu membimbing & memotivasi kami.

Jazaakillahu khoiron. Semoga Alloh menjaga Ibu dalam kebaikan.

5. Bapak Mohammad Alfin Karim selaku pembimbing lapangan dalam

memberikan arahan, saran mengenai kegiatan dalam perusahaan.

Jazaakallohu khoiron atas bimbingan yang diberikan.

Page 8: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

viii

6. Rekan-rekan kerja saya di PT. United Tractors Pandu Engineering

yang telah memberikan saran, kritikan & lain sebagainya yang bersifat

membangun. Jazaakumullohu khoiron untuk kalian.

7. Teman-teman Jurusan Industrial Engineering khusunya batch 2015

yang saling memberikan motivasi. Semoga Alloh mudahkan langkah

kita.

8. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebut satu per satu yang sudah

memberikan semangat & motivasi. Semoga Alloh memberikan

keberkahan kepada kalian semua.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari pembaca sangat

dinantikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya, Aamiin.

Cikarang, 14 Januari 2019

Romadhoni Febryantoro

Page 9: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

ix

DAFTAR ISI

REKOMENDASI PEMBIMBING AKADEMIK ................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

2.1. Latar Belakang....................................................................................... 1

2.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

2.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

2.4. Batasan Masalah .................................................................................... 3

2.5. Asumsi Penelitian .................................................................................. 3

2.6. Benefit Penelitian ................................................................................... 4

2.7. Sistematika Penelitian ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

2.1. Time Study ............................................................................................. 6

2.1.1. Waktu Standard .............................................................................. 6

2.1.2. Waktu Aktual ................................................................................. 7

Page 10: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

x

2.1.3. Metode Kecukupan Data ................................................................. 7

2.2. Lean Manufacturing .............................................................................. 8

2.3. Value Stream Analysis Tools (Valsat) .................................................... 9

2.3.1. Process Acitvity Mapping ............................................................. 10

2.3.2. Supply Chain Response Matrix ..................................................... 12

2.3.3. Production Variety Funnel ............................................................ 13

2.3.4. Quality Filter Mapping ................................................................. 14

2.3.5. Demand Applification Mapping .................................................... 14

2.3.6. Decision Point Analysis ................................................................ 15

2.3.7. Physical Structure......................................................................... 16

2.4. Metode Quality Function Deployment (QFD) ...................................... 16

2.4.1 House of Quality (HOQ) untuk Product Planning Matrix ............. 18

2.4.1.1 Customer Requirement .............................................................. 18

2.4.1.2 Planning Matrix ........................................................................ 19

2.4.1.3 Technical / Design Requirement ................................................ 20

2.4.1.4 Technical Correlation Matrix .................................................... 20

2.4.1.5 Inter Relationship Matrix .......................................................... 21

2.4.1.6 Technical / Target Matrix .......................................................... 21

2.4.1.7 Menggambar House Of Quality (HOQ) ................................... 22

2.5. Software Pro-Engineer (Pro-E) ............................................................ 22

2.6. Jig & Fixture ....................................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 24

3.1. Langkah-Langkah Penelitian ................................................................ 24

3.1.1. Observasi Awal ............................................................................ 25

3.1.2. Identifikasi & Perumusan Masalah................................................ 25

3.1.3. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 25

Page 11: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xi

3.1.4. Pengumpulan & Analisis Data ...................................................... 26

3.1.5. Kesimpulan & Saran ..................................................................... 28

3.2. Kerangka Penelitian ............................................................................. 28

BAB IV PENGUMPULAN & ANALISIS DATA ............................................ 31

4.1. Pengumpulan Data Awal ..................................................................... 31

4.1.1. Profil Singkat Perusahaan ............................................................. 31

4.1.2. Objek Penelitian ........................................................................... 32

4.1.3. Penjelasan Produk Small Supporting Equipment (Suppeq) ............ 33

4.1.4. Demand Produksi Unit Produk Small Supporting Equipment

(Suppeq) ..........................................................................................................34

4.1.5. Penjelasan Produk Fuel Truck 20KL ............................................. 35

4.1.6. Penjelasan Sub Assy Prepare Unit................................................. 36

4.1.7. Proses Setting Welding Extention Chassis ..................................... 37

4.2. Pengumpulan & Analisis Data Waktu Kerja......................................... 39

4.2.1. Penghitungan Waktu & Komparasi ............................................... 39

4.3. Pembuatan Process Activity Mapping .................................................. 42

4.3.1 Rangkaian Proses Mengangkat Ext. Chassis ke End Chassis ......... 49

4.3.2 Rangkaian Proses Menyambung Ext Chassis ke End Chassis ........ 50

4.4. Perancangan Alat Bantu dengan (Quality Function Deployment) QFD . 51

4.4.1. House Of Quality (HOQ) Untuk Product Planning Matrix ............ 51

4.4.1.1 Customer Requirement .............................................................. 51

4.4.1.1.1 Penyebaran Kuesioner Untuk Identifikasi Customer Need ... 51

4.4.1.1.2 Identifikasi Customer Need ................................................. 52

4.4.1.2 Planning Matrix ........................................................................ 53

4.4.1.2.1 Penyebaran Kuesioner Tingkat Kepentingan (Importance to

Customer) ...............................................................................................53

Page 12: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xii

4.4.1.2.2 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Berdasarkan

Importance to Customer....................................................................... 54

4.4.1.2.3 Penyebaran Kuesioner Penilaian Kepuasan Pelanggan

(Customer Satisfaction Performance) ................................................ 56

4.4.1.2.4 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Berdasarkan Customer

Satisfaction Performance ..................................................................... 56

4.4.1.3 Technical / Design Requirement ................................................ 59

4.4.1.4 Technical Correlation Matrix .................................................... 61

4.4.1.5 Inter Relationship Matrix .......................................................... 63

4.4.1.6 Technical / Target Matrix .......................................................... 63

4.4.1.6.1 Competitive Benchmarking ................................................. 63

4.4.1.6.2 Prioritized Requirement ...................................................... 64

4.4.1.6.3 Menentukan Technical Target ............................................. 65

4.4.2. Diagram House of Quality (HOQ) Tahap 1 ................................... 67

4.5. Design Alat Bantu dengan Software Pro-Engieer. ................................ 67

4.5.1. Design Jig Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis 68

4.5.2. Design Jig Proses Menyambung Extention Chassis ke End

Chassis............................................................................................................69

4.5.3. Simulasi Penggunaan Jig Baru ...................................................... 69

4.6. Pembuatan Alat Bantu ......................................................................... 71

4.7. Trial Alat Bantu & Pengambilan Waktu Aktual Setelah Perbaikan ...... 71

4.8. Process Activity Mapping untuk Setting Welding Extention chassis

Setelah Perbaikan ........................................................................................... 73

4.8.1. Summary Hasil Process Activity Mapping Setelah Improvement ... 75

4.9. Perbandingan Waktu Perbaikan Setting Welding Extention Chassis

Sebelum dan Sesudah ..................................................................................... 76

BAB V SIMPULAN & SARAN ....................................................................... 77

Page 13: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xiii

5.1. Simpulan ............................................................................................. 77

5.2. Saran ................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79

LAMPIRAN ...................................................................................................... 81

Page 14: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh Supply Chain Response Matrix (Sumber : Hines & Rich,

1997) ................................................................................................................. 13

Gambar 2. 2 Production Variety Funnel Untuk Pengecoran logam (Sumber :

Girish, dkk, 2013) .............................................................................................. 13

Gambar 2. 3 Contoh Quality Filter Mapping diadpsi dari www.bizbodz.com ..... 14

Gambar 2. 4 Contoh Demand Applification Mapping dalam Produk Makanan

(Sumber : Hines & Rich, 1997) .......................................................................... 15

Gambar 2. 5 Contoh Decision Point Analysis dalam sistem informasi times series

data data mining (Sumber : Froschl,dkk, 2014) .................................................. 15

Gambar 2. 6 Contoh Physical Structure dalam Industri Otomotif (Sumber : Hines

& Rich, 1997) .................................................................................................... 16

Gambar 2. 7 Empat Fase dalam Metode QFD (Sumber Kumar, dkk, hal. 831,

2006) ................................................................................................................. 17

Gambar 2. 8 House of Quality Tahap 1 (Sumber : Tapke, dkk, 2012) ................. 18

Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian .................................................................... 24

Gambar 3. 2 Diagram Kerangka Penelitian Untuk Pengumpulan & Analisis Data

.......................................................................................................................... 28

Gambar 3. 3 Diagram Kerangka Penelitian (Lanjutan) ....................................... 29

Gambar 3. 4 Diagram Kerangka Penelitian (Lanjutan) ....................................... 30

Gambar 4. 1 Product Sector Bisnis di PT. UTPE (Sumber : Data Perusahaan

2018) ................................................................................................................. 32

Gambar 4. 2 Objek Penelitian ............................................................................ 33

Gambar 4. 3 Detail Area Penelitian di PT. UTPE (Sumber : Data Perusahaan

2018) ................................................................................................................. 33

Gambar 4. 4 Group Product Small Supporting Equipment (Suppeq)................... 34

Gambar 4. 5 Gambar Unit Fuel Truck (Sumber : Data Perusahaan, 2018) .......... 36

Gambar 4. 6 Proses Pekerjaan Sub Assy Prepare Unit (Sumber : Data

Perusahaan, 2018) .............................................................................................. 37

Page 15: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xv

Gambar 4. 7 Unit chassis dari truk yang ada (Sumber : Data Perusahaan, 2018) . 37

Gambar 4. 8 Penambahan Extention Chassis (Sumber : Data Perusahaan, 2018) 37

Gambar 4. 9 Diagram Persentase Selisih Waktu Standard vs Waktu Aktual ....... 41

Gambar 4. 10 Flow Diagram Proses Setting Welding Extention Chassis ............ 45

Gambar 4. 11 Rangkaian Beberapa Proses Mengangkat Ext. Chassis ke End

Chassis .............................................................................................................. 49

Gambar 4. 12 Rangkaian Beberapa Proses Menyambung Ex.t Chassis ke End

Chassis .............................................................................................................. 50

Gambar 4. 13 Drawing Jig Bracket Holder Extention Chassis............................ 68

Gambar 4. 14 Gambar 3D Jig Bracket Holder Ext Chassis ................................. 68

Gambar 4. 15 Drawing Jig Bracket Stopper Extention Chassis .......................... 69

Gambar 4. 16 Gambar 3D Jig Bracket Stopper Ext Chassis ................................ 69

Gambar 4. 17 Detail Gambar 3D Untuk Penggunaan Jig Baru ........................... 70

Gambar 4. 18 Drawing Assy Penggunaan Jig Baru ............................................. 70

Gambar 4. 19 Memo Internal Pengerjaan Jig ke Jig & Fixture Section ............... 71

Gambar 4. 20 Penggunaan Jig Baru untuk Proses Setting Welding Extention

Chassis .............................................................................................................. 72

Gambar 4. 21 Diagram Perbandingan Waktu Sebelum dan Sesudah Perbaikan .. 76

Page 16: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jumlah Minimal Pengambilan Sampel Data Penelitian ( Sumber :

Freivalds, dkk, 1999) .......................................................................................... 7

Tabel 2. 2 Jumlah Minimal Pengambilan Sampel Data Penelitian ( Sumber :

Freivalds, dkk, 1999) (Lanjutan) ......................................................................... 8

Tabel 2. 3 Tabel Value Steam Analysis Tools (Valsat) (Sumber : Hines & Rich,

1997) ................................................................................................................. 10

Tabel 2. 4 Contoh Process Activity Mapping dalam Industri Truk (Sumber :

Prabowo dan Aisyati, 2012) ............................................................................... 12

Tabel 2. 5 Simbol Metrik Korelasi ..................................................................... 21

Tabel 2. 6 Simbol Metrik Relasi ......................................................................... 21

Tabel 4. 1 Demand Produksi Unit Small Suppeq Tahun 2018 (Sumber : Data

Perusahaan, 2018) .............................................................................................. 35

Tabel 4. 2 Tools yang digunakan pada Sub Assy Prepare Unit............................ 38

Tabel 4. 3 Pengambilan Waktu Aktual All Sub Assy Unit Fuel Truck 20KL ....... 39

Tabel 4. 4 Perbandingan Waktu Standard Dengan Aktual Proses Assembling Fuel

Truck 20KL ....................................................................................................... 40

Tabel 4. 5 Pengambilan Waktu Aktual Terhadap Sub Assy Prepare Unit ........... 40

Tabel 4. 6 Perbandingan Waktu Standard dengan Waktu Aktul Proses Sub Assy

Prepare Unit ...................................................................................................... 41

Tabel 4. 7 Process Activivity Mapping Setting Welding Extention Chassis

Sebelum Perbaikan ............................................................................................ 44

Tabel 4. 8 Summary Aktivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis ............. 46

Tabel 4. 9 NNVA, NVA, VA Untuk Masing-Masing Akivitas Kerja Setting

Welding Extention Chassis ................................................................................. 46

Tabel 4. 10 Ranking Aktivitas NVA dan NNVA Proses Setting Welding Extention

Chassis Berdasarkan Waktu ............................................................................... 46

Tabel 4. 11 Ranking Aktivitas NVA dan NNVA Proses Setting Welding Extention

Chassis Berdasarkan Waktu (Lanjutan) ............................................................. 47

Page 17: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xvii

Tabel 4. 12 Ranking Aktivitas NVA dan NNVA Proses Setting Welding Extention

Chassis Berdasarkan Waktu (Lanjutan) ............................................................. 48

Tabel 4. 13 Ringkasan Kategori Aktivitas Waste ................................................ 48

Tabel 4. 14 Jumlah Operator Produk Small Supporting Equipment (Suppeq) ...... 51

Tabel 4. 15 Customer Need Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

.......................................................................................................................... 53

Tabel 4. 16 Customer Need Proses Menyambung Extention Chassis ke End

Chassis .............................................................................................................. 53

Tabel 4. 17 Customer Need Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

Berdasarkan Tingkat Kepentingan ..................................................................... 54

Tabel 4. 18 Customer Need Proses Menyambung Extention Chassis ke End

Chassis Berdasarkan Tingkat Kepentingan......................................................... 55

Tabel 4. 19 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Pembanding Proses

Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis .................................................. 56

Tabel 4. 20 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Pembanding Proses

Menyambung Extention Chassis ke End Chassis................................................ 57

Tabel 4. 21 Score Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction

Performance) Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis ................ 58

Tabel 4. 22 Score Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction

Performance) Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis .............. 58

Tabel 4. 23 Score Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction

Performance) Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis (Lanjutan)

.......................................................................................................................... 59

Tabel 4. 24 Respon Teknis untuk Proses Mengangkat Extention Chassis ke End

Chassis .............................................................................................................. 59

Tabel 4. 25 Respon Teknis untuk Proses Mengangkat Extention Chassis ke End

Chassis (Lanjutan) ............................................................................................. 60

Tabel 4. 26 Respon Teknis untuk Proses Menyambung Extention Chassis ke End

Chassis .............................................................................................................. 60

Tabel 4. 27 Respon Teknis untuk Proses Menyambung Extention Chassis ke End

Chassis (Lanjutan) ............................................................................................. 61

Tabel 4. 28 Simbol Metrik Korelasi ................................................................... 61

Page 18: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xviii

Tabel 4. 29 Metrik Korelasi Proses Mengangkat Extention Chassis ke End

Chassis .............................................................................................................. 62

Tabel 4. 30 Metrik Korelasi Proses Menyambung Extention Chassis ke End

Chassis .............................................................................................................. 62

Tabel 4. 31 Simbol Metrik Relasi ....................................................................... 63

Tabel 4. 32 Technical Target Score untuk Alat Bantu Mengangkat Extention .... 66

Tabel 4. 33 Technical Target Score untuk Alat Bantu Menyambung Extention

Chassis ke End Chassis ...................................................................................... 66

Tabel 4. 34 Technical Target Score untuk Alat Bantu Menyambung Extention

Chassis ke End Chassis (Lanjutan) .................................................................... 67

Tabel 4. 35 Hasil Pengambilan Waktu Aktual Setelah Penggunaan Jig Baru ...... 72

Tabel 4. 36 Process Activity Mapping Setting Welding Extention Chassis Setelah

Perbaikan ........................................................................................................... 74

Tabel 4. 37 Jumlah Aktivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis setelah

Improvement Berdasarkan Kategori Aktivitas. ................................................... 75

Tabel 4. 38 Jumlah Aktivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis setelah

Improvement Berdasarkan Kategori Waste ........................................................ 75

Tabel 4. 39 Jumlah Waktu Aktivitas NNVA, NVA, VA Untuk Masing-Masing

Akivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis Setelah Improvement ............ 75

Tabel 4. 40 Perbandingan Waktu Perbaikan Setting Welding Extention Chassis

Sebelum dan Sesudah ........................................................................................ 76

Page 19: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

L- 1 Kuesioner Untuk Mendapatkan Data VoC .................................................. 81

L- 2 Kuesioner Importance to Customer ............................................................ 85

L- 3 Kuesioner Customer Satisfaction Performance .......................................... 89

L- 4 Metrik Relasi Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis ......... 93

L- 5 Metrik Relasi Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis ....... 93

L- 6 Tabel Absolute Weight Proses Mengangkat Extention Chasis ke End Chassis

.......................................................................................................................... 94

L- 7 Tabel Absolute Weight Proses Menyambung Extention Chasis ke End

Chassis .............................................................................................................. 95

L- 8 Tabel Absolute Weight Proses Menyambung Extention Chasis ke End

Chassis (Lanjutan) ............................................................................................. 96

L- 9 House of Quality (HOQ) Tahap 1 Proses Mengangkat Extention Chassis ke

End Chassis ....................................................................................................... 97

L- 10 House of Quality (HOQ) Tahap 1 Proses Menyambung Extention Chassis

ke End Chassis................................................................................................... 98

Page 20: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xx

DAFTAR ISTILAH

Time Study : Suatu cara untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh

seorang operator untuk menyesaikan pekerjaan yang

spesifik pada tingkat pekerjaan normal dengan kondisi

lingkungan.

Waktu

standard

: Merupakan waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja

dengan skill atau kemampuan rata-rata demi

menyelesaikan. suatu pekerjaan. Aspek yang

dipertimbangkan dalam menentukan waktu stadard adalah

kelonggaran waktu kerja berdasarkan situasi maupun

kondisi di lapangan. Waktu standard dalam perusahaan

bisa menjadi acuan untuk merencanakan jumlah

manpower, penentuan kebijakan overtime time ataupun

penentuan lainnya.

Waktu aktual : Waktu rill / waktu sebenarnya yang diperlukan oleh

seorang operator dalam menyelesaiakan pekerjaannya.

Waktu aktual . bisa saja kurang atau melebihi waktu

standard yang telah ditetapkan. Di dalam pekerjaan, jika

waktu aktual dibawah waktu standard maka itu sangat

baik, begitu juga sebaliknya.

Lean

manufacturing

: Sebuah konsep bisnis ramping dalam sebuah perusahaan

baik produk maupun jasa. Dalam prakteknya lean

manufacturing memfokuskan pada identifikasi waste atau

pemborosan dalam setiap aliran proses dengan

memaksimalkan aktivitas yang bernilai tambah sehingga

berdampak pada kepuasan pelanggan.

Fuel Truck : Unit supporting dalam area off road pertambangan yang

mempunyai fungsi sebagai unit penyedia bahan bakar yang

akan mengisi tiap unit alat berat.

Process

Activity

Mapping

(PAM)

: Salah-satu 7 tools yang terdapat di dalam value stream

analysis tools (valsat) yang berfungsi untuk

mengidentifikasi aliran kerja. Berikut konten terdapat

dalam pembuatan PAM, antara lain: (1) penggunaan

mesin, (2) jarak, (3) detail waktu, (4) jumlah operator, (5)

jenis aktivitas (operasi, transportasi, inspeksi, storage &

delay) dan (6) penentuan jenis aktivitas (NVA, NNVA &

VA)

Page 21: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xxi

Waste : Segala sesuatu yang mengakibatkan pemborosan baik itu

di dalam proses produksi. Seperti yang di jelaskan Shigeo

Shingo bahwa terdapat 7 waste dalam proses produksi.

Extention

Chasssis

: Merupakan penambahan komponen berupa chassis

sambungan yang dilas pada end chassis unit. Ini perlukan

untuk memenuhi spesifikasi produk yang telah dsepakati

perusahaan dengan pelanggan.

Necessary but

Non Value

Added

(NNVA)

: aktivitas penting tidak bernilai tambah. NNVA adalah

aktivitas yang sulit dihindari untuk tidak dikerjakan.

Aktivitas yang tergolong NNVA adalah aktivitas penting

yang tidak memberikan nilai / value kepada pelanggaan

akhir maupun perusahaan. Namun terdapat beberapa

aktivitas yang menurut para ahli industri masuk kedalam

aktivitas NNVA tetapi diperlukan yaitu material handling

(transportasi) dan inspeksi.

Non Value

Added (NVA)

: Merupakan aktivitas tidak bernilai tambah . NVA adalah

segala sesutu yang tergolong waste / pemborosan yang

harus diminimalkan bahkan harus dihilangkan dalam

aktivitas produksi. Sebagai contoh motion waste seperti

aktivitas yang berupa gerakan yang tidak efektif, delay dari

proses produksi, dan lain-lain. NVA adalah aktivitas yang

tidak bisa menambah nilai / value kepada pelanggan akhir

maupun perusahaan. Contoh lain dari NVA adalah storage

(penyimpanan) dan segala aktivitas yang ditimbulkan oleh

7 waste atau pemborosan yang diperkenalkan oleh Shigeo

Shingo (1989).

Value Added

(VA)

: Merupakan aktivitas yang benar-benar efektif untuk

dikerjakan, namun perlu diperbaiki aktivitasnya secara

kontinue / berkelanjutan. Aktivitas Value added (VA)

mampu memberikan nilai tambah kepada perusahaan &

pelanggan.

Quality

Function

Deployment

(QFD)

: Metode pengembangan produk, jasa atau lainnya yang

melibatkan pelanggan di dalam pengembangan konsep

hingga implementasi menjadi barang ataupun jasa secara

rill.

House of

Quality

(HOQ)

: Merupakan rangkaian metrik yang merupakan

penggabungan dari tahapan-tahapan pengembangan

produk, jasa atau lainnya. HOQ biasa disebut dengan

rumah kualitas. Di dalam fase QFD memiliki 4 fase HOQ,

antara lain : (1) product planning matrix disebut juga

HOQ 1, (2) Part deployment disebut juga HOQ 2, (3)

process planning matrix disebut juga HOQ 3, dan (4)

product control matrix disebut juga HOQ 4.

Page 22: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

xxii

Product

Planning

Matrix

: Merupakan tahapan penerapan QFD pertama yang

digunakan untuk mengembangkan perencanaan produk.

Metrk ini sering disebut dengan HOQ 1.Pada tahap ini

dilakukan proses dari pengumpulan voice of customer

hingga pe nentuan secara teknis terkait design atau target

yang diberikan. Terdapat 6 tahapan di dalam Product

Planning Matrix antara lain : (1) customer requirement, (2)

planning matrix, (3) technical / design matrix, (4) technical

correlation matrix, (5) inter relationship matrix dan (6)

technical / target matrix.

Customer

Requirement

: Tahapan awal dimana ekspektasi pelanggan mulai

diidentifikasi. Customer Requirement tidak lepas dengan

yang namanya voice of customer. Untuk melakukan

identifikasi voice of customer maka perlu dilakukan survey,

penyebaran kuesioner atau menggunakan cara lain seperti

forum of discussion, dan lain-lain.

Planning

Matrix

: Merupakan tahapan dimana mengukur kebutuhan

pelanggan serta menetapkan performasi kepuasan dari

pelanggan. Ada banyak cara membuat planning matrix

seperti penyebaran kuesiopner untuk mengukur importnce

to customer, menghitung sales point, raw weight, daln lain-

lain.

Technical /

Design Matrix

: Merupakan respon teknis yang dihasilkan dari analisa

customer need berdasarkan translasi / penerjemahan

kebutuhan pelanggan (customer need) ke dalam bahasa

teknis.

Technical

Correlation

Matrix

: Metrik hubungan yang menjelaskan hubungan dari tingkat

kepentingan pelanggan (important to customer) untuk

pengembangan dari sebuah produk ataupun yang lainnya.

Di dalam pembuatan metrik korelasi terdapat 3 simbol

hubungan keterkaitan, antara lain : (1) tidak hubungan, (2)

hubungan kuat dan (3) hubungan sangat kuat.

Inter

Relationship

Matrix

: Adalah metrik yang menjadi penghubung (relation) antara

karakteristik teknis terhadap kebutuhan pelanggan

(customer need).

Technical /

Target Matrix

: Merupakan tahap terakhir HOQ 1 yang berisi informasi

terkait pembobotan dari hubungan spesifikasi respon teknis

yang dihitung melalui absolute weight. Terdapat 3 tahap

untuk tahap ini,antara lain : (1) competitive benchmarking,

(2) prioritized requirement dan (3) technical target.

Page 23: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Pertambangan batu bara menjadi ladang bisnis yang menjanjikan setelah 2 tahun

terakhir mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Membaiknya

perdagangan batu bara berakibat pada permintaan unit-unit operasi pertambangan

batu bara semakin meningkat PT. UTPE yang merupakan perusahaan

manufacturing dan engineering alat berat di Indonesia menyediakan berbagai

jenis transportasi di berbagai sektor bisnis. Antara lain : sektor mining /

pertambangan, sektor minyak dan gas, sektor kehutanan dan perkebunan, sektor

konstruksi dan industrial, peralatan supporting hingga spare parts. Namun 60 %

sektor bisnis PT. UTPE memfokuskan pada sektor mining / pertambangan baik

unit yang terlibat langsung proses pertambangan maupun unit supporting. Produk-

produk yang diproduksi PT. UTPE adalah HD Vessel, Trailer, Fuel Truck, Tower

lamp, dan lain-lain. Berbagai tantangan terhadap tuntutan konsumen yang harus

segera direalisasikan demi menjawab ekpektasi customer. Dengan inovasi

maupun improvement secara berkelanjutan diharapakan bisa menjadi solusi untuk

meningkatan demand dari customer di era yang serba kompetitif ini.

Berdasarkan data perusahaan di tahun 2018 unit Fuel Truck mendapatkan demand

produksi 35 unit. Angka ini merupakan angka tertinggi dari semua produk yang

ada di Group Product Small Support Equipment (Suppeq). Dalam proses

manufaktur, banyak pekerjaan yang dilakukan secara manual & masih

memerlukan alat bantu. Salah-satunya dalam proses assembling unit Fuel Truck.

Fuel Truck adalah salah-satu unit supporting dalam area off road pertambangan

yang mempunyai fungsi sebagai unit penyedia bahan bakar yang akan mengisi

tiap unit alat berat.

Untuk melakukan proses perakitan Fuel Truck diperlukan 9 sub assy yang

dikerjakan dalam proses assembling, antara lain : (1) prepare tanki, (2) prepare

Page 24: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

2

piping & housing, (3) prepare unit, (4) assy tanki & housing, (5) assy hydraulic

system, (6) assy electrical system, (7) test fungsi, (8) assy accessories , dan

terakhir adalah (9) final inspection. Berdasarkan komparasi data manhours

standard dan aktual. Dari 9 sub assy yang ada, proses Prepare Unit yang

memiliki penyimpangan tertinggi yaitu 2340 menit dengan persentase

penyimpangan 50,8 % dari total manhours. Manhours standard merupakan data

yang didapatkan dari Production Engineering Section. Setelah dilakukan studi

lapangan sub assy prepare unit, sub proses setting welding extention chassis

memiliki penyimpangan waktu aktual tertinggi yaitu 600 menit. Jika melihat

manhours standard maka seharusnya 420 menit adalah waktu pengerjaan sub

proses setting welding extention chassis.

Tingginya penyimpangan waktu aktual disebabkan masih banyak waste atau

pemborosan dengan kategori inappropriate processing diantaranya aktivitas-

aktivitas pekerjaan menggunakan peralatan manual yang kurang efektif. Sehingga

banyak aktivitas Non Value Added (NVA) maupun aktivitas Necessary but Non

Value Added (NNVA) dalam pengerjaan Fuel Truck.. Penyimpangan yang

berkelanjutan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dalam mengejar

revenue yang telah ditargetkan.

Bedasarkan uraian di atas peneliti perlu melakukan sebuah penelitian untuk

merancang alat bantu yang mampu meminimalisir aktivitas non value added.

Metode yang peneliti akan gunakan adalah metode Quality Function Deployment

(QFD). Dengan menggunakan metode QFD diharapkan bisa menampung

rancangan alat bantu yang mampu memuaskan pelanggan. Berdasarkan literatur

yang ada metode ini merupakan metode yang cukup populer digunakan di dalam

men-develop sebuah produk atau alat bantu bahkan juga bisa diaplikasikan untuk

lainnya seperti pemilihan supplier, dan lain-lain.

2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka permasalahan yang dihadapi dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana cara mengidentifikasi & meminimalisasi atau menghilangkan

aktivitas Non Value Added (NVA) maupun Necessary but Non Value

Page 25: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

3

Added (NNVA) pada proses sub assembling setting welding extention

chassis Produk Fuel Truck.

Bagaimana merancang alat bantu yang dapat menurunkan waktu assy

pada proses setting welding extention chassis sehingga mampu memuaskan

pelanggan berdasarkan metode Quality Function Deployment (QFD).

2.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan terhadap penelitian ini adalah :

Mencari root cause / akar permasalahan akibat tingginya manhours aktual

dalam sub assembling setting welding extention chassis pada produk Fuel

Truck.

Mengidentifikasi aktivitas Non Value Added (NVA) maupun Necessary but

Non Value Added (NNVA) di dalam pengerjaan sub assembling setting

welding extention chassis pada produk Fuel Truck.

Membuat rancangan alat bantu serta membuat alat tersebut berdasarkan

tahapan Metode Quality Function Deployment (QFD) yang dapat

memuaskan.

Mengetahui benefit terhadap penurunan waktu assembly terhadap

implementasi rancangan alat bantu di line produksi.

2.4. Batasan Masalah

Penelitian dilakukan di PT. UTPE di line produksi untuk assembling unit

Fuel Truck. Dan pembahasan penelitian hanya memfokuskan pada penyimpangan

sub assembling tertinggi.

2.5. Asumsi Penelitian

Perancangan alat bantu dengan metode Quality Function Deployment

(QFD) hanya sampai tahap 1 yaitu diagram House of Quality (HOQ).

Perancangan alat bantu dikerjakan di dalam internal perusahaan.

Page 26: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

4

2.6. Benefit Penelitian

Adapun benefit / keuntungan yang didapat oleh perusahaan terhadap penelitian ini

adalah :

Penurunan waktu aktual dibawah waktu standard untuk proses sub

assembling setting welding extention chassis.

Meningkatkan produktivitas kerja.

2.7. Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran tentang penyusunan tugas akhir skripsi ini, berikut

ini disajikan sistematikanya yang terdiri dari

BAB 1 Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan asumsi

penelitian yang di lakukan di PT. UTPE.

BAB 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas studi literatur / tinjuan pustaka yang berkaitan

dengan penelitian. Seperti teori time study, lean manufacturing,

value stream analysis tools, metode pengembangan produk

menggunakan Quality Function Deployment (QFD), pembuatan

rumah kualitas atau House of Quality (HOQ), sofware design Pro-

Engineer dan teori terakhir landasan teori jig & fixture.

BAB 3 Metodologi Penelitian

Bab ini membahas mengenai diagram alir penelitian mulai dari

tahap awal hingga selesai penelitian dan juga rancangan kerangka

penelitian untuk pengumpulan dan analisis data serta pemecahan

masalah.

BAB 4 Pengumpulan dan Analisis Data

Bab ini berisi mengenai aktivitas-aktivitas pengumpulan dan

analisis data penelitian. Berikut merupakan aktivitas singkat untuk

bab ini yaitu :

Page 27: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

5

(1) pengumpulan data awal berupa pengenalan singkat profil

perusahaan, sektor perusahaan, objek penelitian hingga

produk yang menjadi fokus penelitian.

(2) Pengumpulan dan analisis data waktu kerja seperti

pengambilan waktu aktual, pengumpulan waktu standard &

komparasi antar kedua data waktu.

(3) Tahap analisis & identifikasi aliran kerja sebelum perbaikan

menggunakan Process Activity Mapping.

(4) Perancangan alat bantu menggunakan tahapan QFD.

(5) Design alat bantu mengunakan software Pro-Engineer.

(6) Implementasi alat bantu di internal perusahaan.

(7) Trial alat bantu & Pengambilan waktu aktual setelah

perbaikan.

(8) Tahap analisis & identifikasi aliran kerja setelah perbaikan

menggunakan Process Activity Mapping.

(9) Perbandingan waktu aktual before dan after penelitian.

BAB 5 Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan uraian dari penutup skripsi ini yang terdiri dari

kesimpulan hasil analisis dan pembahasan, serta saran yang

mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan atau peneliti

selanjutnya.

Page 28: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas beberapa tinjauan teori atau literatur yang

mendukung penelitian

2.1. Time Study

Time Study atau pengukuran kerja adalah suatu cara untuk mengetahui waktu

yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyesaikan pekerjaan yang

spesifik pada tingkat pekerjaan normal dengan kondisi lingkungan yang baik pula.

Time Study pertama kali dikembangkan oleh Frederick W. Taylor (1881) ketika

beliau ingin meningkatkan efisiensi kerja untuk perusahaan Midwale Steel.

Berdasarkan praktek di lapangan time study atau pengukuran kerja bisa dilakukan

dengan 2 cara yaitu dilakukan dengan cara langsung maupun secara tidak

langsung.

Pengukuran kerja secara langsung merupakan pengukuran dengan jam mati (

stopwatch time study) dengan melakukan sampling pekerjaaan (work sampling).

Sedangkan pengukuran kerja secara tak langsung dilakukan berdasarkan data

waktu baku (standard data) & yang diukur adalah data waktu gerakan

(predetermined time system).

2.1.1. Waktu Standard

Waktu Standard merupakan istilah lain untuk waktu baku. Menurut Sutaksana

dkk (2006:131) waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh

seorang pekerja normal untuk menyelesaiakan suatu pekerjaan yang dijalankan

dalam keadaan kerja baik.

Secara umum waktu standard atau waktu baku merupakan waktu yang diperlukan

oleh seorang pekerja dengan skill atau kemampuan rata-rata demi menyelesaikan

suatu pekerjaan. Aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan waktu stadard

adalah kelonggaran waktu kerja berdasarkan situasi maupun kondisi di lapangan.

Page 29: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

7

Waktu standard dalam perusahaan bisa menjadi acuan untuk merencanakan

jumlah manpower, penentuan kebijakan overtime time ataupun penentuan lainnya.

Menurut Wingjosoebroto (2008), pentingnya waktu standard atau waktu baku

adalah :

1) Untuk set up manpower planning ( perencanaan jumlah pekerja);

2) Estimasi biaya upah dari karyawan;

3) Sheduling atau penjadwalan produksi atau pengangguran;

4) Perencanaan benefit & insentif karyawan yang berprestasi.

2.1.2. Waktu Aktual

Waktu aktual adalah waktu rill / waktu sebenarnya yang diperlukan oleh seorang

operator dalam menyelesaiakan pekerjaannya. Waktu aktual bisa saja kurang atau

melebihi waktu standard yang telah ditetapkan. Di dalam pekerjaan, jika waktu

aktual dibawah waktu standard maka itu sangat baik. Batas kondisi ideal jika

selisih antara waktu aktual dengan waktu standard adalah impas atau sama.

Namun jika kondisi waktu aktual diatas waktu standard maka perlu dilakukan

improvement guna meminimalisir bahkan menghilangkan waste yang ada.

2.1.3. Metode Kecukupan Data

Di dalam sebuah penelitian perlu adanya pengumpulan & pengujian data. Baik itu

data berupa sample atau populasi. Di dalam buku karangan Benjamin W. Niebel

dan Andris Freivalds yang berjudul “Methods Standard and Work Design”

dijelaskan aturan dalam pengambilan sample data. Aturan tersebut antar lain :

Tabel 2. 1 Jumlah Minimal Pengambilan Sampel Data Penelitian ( Sumber : Freivalds, dkk,

1999)

Man hour

in minutes

Recommended

number of cycles

0,1 200

0,25 100

0,5 60

Page 30: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

8

Tabel 2. 2 Jumlah Minimal Pengambilan Sampel Data Penelitian ( Sumber : Freivalds, dkk,

1999) (Lanjutan)

0,75 40

1 30

2 20

2,00 - 5, 00 15

5,00 - 10,00 10

10,00 - 20,00 8

20,00 - 40,00 5

40,00 - above 3

Berdasarkan tabel 2.1 dan tabel 2.2 maka bisa diambil contoh yaitu proses

penelitian di industri otomotif perakitan mobil. Dalam merakit 1 buah mobil

diketahui cycle time yang ada yaitu 1260 menit. Maka untuk mendapatkan sample

data / kecukupan data yang valid, maka perlu dilakukan pengambilan waktu

sebanyak 3x. Dilakukan sebanyak 3x dikarenakan manhours perakitan 1 buah

mobil diatas 40 menit. Kemudian diambil data waktu rata-ratanya

2.2. Lean Manufacturing

Lean manufacturing adalah sebuah konsep bisnis ramping dalam sebuah

perusahaan baik produk maupun jasa. Dalam prakteknya lean manufacturing

memfokuskan pada identifikasi waste atau pemborosan dalam setiap aliran proses

dengan memaksimalkan aktivitas yang bernilai tambah sehingga berdampak pada

kepuasan pelanggan. Lean manufacturing berasal dari 2 kata yaitu lean dan

manufacturing. Menurut Gaspersz (2008) lean adalah upaya secara berkelanjutan

untuk menghilangkan pemborosan (waste), meningkatkan nilai tambah (value

added) produk dan memberikan nilai kepada pelanggan. Menurut para ahli lainnya

lean adalah sebuah konsep yang menjadi upaya untuk menghilangkan waste atau

pemborosan di dalam sebuah perusahaan sehingga bisa menambah value dari

produk atau jasa. Sedangkan manufacturing adalah proses membuat produk baik

produk jadi maupun setengah jadi.

Terdapat 7 jenis waste yang diungkapkan oleh Shigeo Shingo (1989), antara lain:

1) Overproduction / produksi yang berlebih;

Page 31: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

9

2) Waiting / menunggu;

3) Ineffective Transportation / transportasi yang tidak efektif;

4) Inappropriate processing / proses pekerjaan yang tidak tepat;

5) Unnecessary inventory / inventori yang berlebih;

6) Unnecessary motion / gerakan berlebih;

7) Defects / cacat.

2.3. Value Stream Analysis Tools (Valsat)

Value Steam Analysis Tools (Valsat) adalah salah satu tools di dalam lean

manufacturing yang dikembangkan untuk proses identifikasi Value Steam

Mapping (VSM). Value Steam Mapping (VSM) adalah serangkaian grafik yang

berupa flowchart yang berisikan aliran material dan informasi yang dibutuhkan

pada saat produk berjalan. Dalam grafik Value Steam Mapping (VSM) kita bisa

melihat aliran nilai produk mulai dari raw material hingga menjadi finished good

yang sudah diterima oleh konsumen.

Menurut Hines dan Rich (1997) terdapat 7 tools atau alat untuk memetakan

aliran nilai dalam proses produksi yang bisa menggambarkan sebuah waste atau

pemborosan, antara lain :

1) Process Activity Mapping;

2) Supply Chain Response Matrix;

3) Production Variety Funnel;

4) Quality Filter Mapping;

5) Demand Amplification Mapping;

6) Decision Point Analysis;

7) Physical analysis Mapping.

Dari ketujuh tools tersebut memiliki kelebihan dari masing-masing. Berikut

ditampilkan tabel aplikasi Value Stream Analysis Tools (Valsat) sehingga terlihat

keterkaitannya.

Page 32: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

10

Tabel 2. 3 Tabel Value Steam Analysis Tools (Valsat) (Sumber : Hines & Rich, 1997)

Berdasarkan tabel 2.3 keterkaitan 7 value steam analysis tools (Valsat) maka

menunjukkan bahwa process activity mapping merupakan alat bantu yang mampu

mengidentifikasi waste yang handal. Namun untuk mendukung literatur dalam

penelitian ini. Berikut dijelaskan 7 tools tersebut.

2.3.1. Process Acitvity Mapping

Process Activity Mapping adalah sebuah tools yang dikembangkan berdasarkan

analisis aliran nilai (value steam) dari sebuah proses produksi. Tools ini berfungsi

untuk memetakan keseluruhan aktivitas kerja secara detail. Terdapat 5 aktivitas

aliran produksi yang bisa ditampilkan yaitu operasi, transportasi, inspeksi,

penyimpanan dan delay.

Menurut Monden (1993) terdapat 3 kategori untuk mengelompokkan aktivitas

berdasarkan value / nilai.

1) Non Value Added (NVA) atau aktivitas tidak bernilai tambah . NVA adalah

segala sesutu yang tergolong waste / pemborosan yang harus diminimalkan

Waste / Structure

Pro

cess

Act

ivity

Ma

ppin

g

Su

pp

ly C

ha

in R

esp

on

se M

atr

ix

Pro

du

ctio

n V

ari

ety

Fu

nn

el

Qu

ality

Filte

r M

ap

pin

g

Dem

an

d A

mp

lifi

catio

n M

ap

pin

g

Dec

isio

n P

oin

t A

na

lysi

s

Ph

ysic

al a

na

lysi

s M

ap

pin

g

Overproduction L M L M M

Waiting H H L M M

Transportation H L

Inapropriate Processing H M L L

Unnecassary Inventory M H M H M L

Unnecassary Motion H L

Defect L H

Overall Structure L L M L H M H

Notes :

H : High Correlation & usefullness

M : Medium correlation & usefullness

L : Low Correlation & usefullness

Page 33: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

11

bahkan harus dihilangkan dalam aktivitas produksi. Sebagai contoh motion

waste seperti aktivitas yang berupa gerakan yang tidak efektif, delay dari

proses produksi, dan lain-lain. NVA adalah aktivitas yang tidak bisa

menambah nilai / value kepada pelanggan akhir maupun perusahaan. Contoh

lain dari NVA adalah storage (penyimpanan) dan segala aktivitas yang

ditimbulkan oleh 7 waste atau pemborosan yang diperkenalkan oleh Shigeo

Shingo (1989).

2) Necessary but Non Value Added (NNVA) atau aktivitas penting tidak bernilai

tambah. NNVA adalah aktivitas yang sulit dihindari untuk tidak dikerjakan.

Aktivitas yang tergolong NNVA adalah aktivitas penting yang tidak

memberikan nilai / value kepada pelanggaan akhir maupun perusahaan.

Namun terdapat beberapa aktivitas yang menurut para ahli industri masuk

kedalam aktivitas NNVA tetapi diperlukan yaitu material handling

(transportasi) dan inspeksi

3) Value Added (VA) atau aktivitas bernilai tambah. VA adalah aktivitas yang

benar-benar efektif untuk dikerjakan, namun perlu diperbaiki aktivitasnya

secara kontinue / berkelanjutan. Aktivitas Value added (VA) mampu

memberikan nilai tambah kepada perusahaan & pelanggan.

Menurut Gaspersz (2011) kelompok aktivitas Necessary but Non Value Added

(NNVA) tidak harus segera dihilangkan namun sebisa mungkin dihilangkan atau

dikurangi sedangkan kelompok aktivitas Non Value Added (NVA) harus

diutamakan untuk dihilangkan.

Dalam Process Activity Mapping bisa menggambarkan aliran fisik informasi,

waktu yang diperlukan untuk setiap proses, jarak yang ditempuh hingga pada

tahap kesediaan material untuk tiap tahap produksi. Sehingga terlihat mana saja

aktivitas yang masuk kategori NVA, NNVA, dan VA

Langkah-langkah penyelesaian menggunakan tools Process Activity Mapping,

antara lain :

1) Melakukan studi untuk mengetahui flow prosess;

2) Mengidentifikasi waste atau pemborosan;

Page 34: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

12

3) Mempertimbangkan proses yang bisa dirubah agar lebih efisien;

4) Mempertimbangkan pola aliran yang baik;

5) Mempertimbangkan semua proses, agar hanya aktivitas bernilai tambah lebih

dominan.

Tabel 2. 4 Contoh Process Activity Mapping dalam Industri Truk (Sumber :

Prabowo dan Aisyati, 2012)

2.3.2. Supply Chain Response Matrix

Supply Chain Response Matrix merupakan sebuah tools / teknik penyelesaian

masalah yang tidak murni berasal dari Teknik Industri. Tools ini asal mula

dikembangkan dari proses pemendekan waktu & pergerakan logistik.

Diantara pakar yang mengembangkan tools ini adalah New (1993) dan Firza

(1993) untuk mengatur aliran supply chain / rantai pasok di industri tekstil.

Selain itu Jessop dan Jones (1995) dalam industri elektronik, makanan,

pakaian, dan industri otomotif. Pada intinya Supply Chain Response Matrix

merupakan tools / teknik digunakan untuk mengetahui gambaran lead time

dalam setiap proses & jumlah persediaan.

Page 35: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

13

Gambar 2. 1 Contoh Supply Chain Response Matrix (Sumber : Hines & Rich, 1997)

2.3.3. Production Variety Funnel

Production Variety Funnel adalah pendekatan yang berasal dari ilmu

operation management dan telah diterapkan oleh New (1993) di dalam

industri tekstil. Manfaat dari tools ini adalah membantu untuk menentukan

target dari reduksi inventory, membuat perbaikan perubahan proses

pembuatan produk dan sangat bermanfaat untuk memperoleh gambaran

kondisi perusahaan yang ada atau terhadap rantai pasok yang sedang

dipelajari.

Gambar 2. 2 Production Variety Funnel Untuk Pengecoran logam (Sumber : Girish,

dkk, 2013)

Page 36: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

14

2.3.4. Quality Filter Mapping

Quality Filter Mapping adalah pendekatan tools baru yang dirancang

berdasarkan identifikasi permasalahan dalam rantai pasok. Di dalam rantai

pasok terdapat 3 katogori defect atau cacat yaitu (1) product defect, (2)

quality defect, dan (3) internal scap.

Gambar 2. 3 Contoh Quality Filter Mapping diadpsi dari www.bizbodz.com

2.3.5. Demand Applification Mapping

Demand Applification Mapping merupakan tools yang dikembangkan oleh

Forrester (1958) dan Burbidge (1984). Tools ini sering digunakan dalam

disiplin ilmu sistem dinamik. Berdasarkan riset yang dilakukan Burbidge

(198 4) menghasilkan sebuah teori yaitu “jika inventory dikelola

berdasarkan stock order maka akan menunjukkan amplifikasi dari level

demand / permintaan akan cenderung meningkat dalam setiap transaksi.

Tujuan penting dari Demand Applification Mapping adalah untuk dasar

pengambilan keputusan permintaan berdasarkan kondisi terbaiknya

Page 37: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

15

Gambar 2. 4 Contoh Demand Applification Mapping dalam Produk Makanan (Sumber :

Hines & Rich, 1997)

2.3.6. Decision Point Analysis

Decision Point Analysis merupakan tools yang dikembangkan berdasarkan

titik keputusan. Titik keputusan ini terjadi ketika tarikan permintaan aktual

mendorong terjadinya peramalan (forecast). Namun dalam prakteknya

decision point analysis bisa diterapkan dalam pembahasan yang lebih luas.

Gambar 2. 5 Contoh Decision Point Analysis dalam sistem informasi times series data

data mining (Sumber : Froschl,dkk, 2014)

Page 38: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

16

2.3.7. Physical Structure

Physical Structure merupakan tools baru untuk memetakan aliran rantai

pasok secara komprehensif & mengetahui level dalam industri. Dengan

pemahaman yang baik, maka tools ini sangat berguna untuk menilai kondisi

industri yang sedang diteliti, aktifitas-aktifitas operasi serta kemampuan

perbaikan area-area mana saja yang mengalami bottleneck. Terdapat 2 bagian

yang penting yaitu struktur volume & struktur biaya.

Gambar 2. 6 Contoh Physical Structure dalam Industri Otomotif (Sumber : Hines & Rich,

1997)

2.4. Metode Quality Function Deployment (QFD)

Menurut Oakland J.S (1995) Quality Function Deployment (QFD) adalah sebuah

metode pengembangan produk atau alat yang melibatkan pelanggan / customer

secara berkelanjutan mulai dari pengembangan konsep hingga produk dibuat.

Sedangkan secara umum Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu sistem

untuk mendesain sebuah produk atau jasa berdasarkan permintaan pelanggan,

dengan melibatkan partisipasi fungsi-fungsi yang terlibat dalamnya. Metode

Quality Function Deployment (QFD) pertama kali diperkenalkan oleh seorang

Professor dari Universitas Tamagawa. Dikembangkan & diaplikasikan untuk

pertama kali Mitsubishi di Kobe Shipyard pada tahun 1972.

Page 39: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

17

Gambar 2. 7 Empat Fase dalam Metode QFD (Sumber Kumar, dkk, hal. 831, 2006)

Berdasarkan Gambar 2.7 Metode QFD memliki empat tahapan, antara lain :

1. Matrik Perencanaan Produk (Product Planning). Terdapat 6 sub proses

untuk tahap ini yaitu customer requirement (1), planning matrix (2),

technical / design requirement (3), technical correlation matrix (4), inter

relation matrix (5) dan technical / target matrix (6) Tahap ini merupakan

House of Quality (HOQ) tahap 1.

2. Matrik Perencanaan Parts ( Parts Deployment). Matrik ini untuk

mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang kritis. Kaitannya dengan

membandingkan produk karakteristik ke dalam subsistem tunggal ke dalam

produk secara mendetail. Tahap ini merupakan House of Quality (HOQ)

tahap 2.

3. Matrik Perencanaan Proses (Pocess Planning). Dalam pengerjaannya

berisikan proses yang sifatnya kritis dalam mengawal pengembangkan

produk. Tahap ini merupakan House of Quality (HOQ) tahap 3

4. Process Control atau Qulity Control Chart . Tahap merupakan tahap untuk

inspeksi, parameter quality control dan metode lainnya auyang dipakai

dalam proses manufaktur. Tahap ini merupakan House of Quality (HOQ)

tahap 4

Page 40: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

18

2.4.1 House of Quality (HOQ) untuk Product Planning Matrix

House of Quality (HOQ) adalah sebuah metrik yang memeperlihatkan kebutuhan

pelanggan dan karakteristik teknisnya dari pengembang yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen tersebut (Cohen, 1995). House of Quality (HOQ)

disebut sebagai rumah kualitas. Inti dari metrik ini adalah adanya upaya

pengembang produk atau jasa mengkonversi voice of customer (voc) sebagai

persyaratan teknis melalaui spesifikasi produk atau jasa yang diinginkan . HOQ

product planning matrix merupakan tahap awal dalam implementasi metode QFD

.

Gambar 2. 8 House of Quality Tahap 1 (Sumber : Tapke, dkk, 2012)

Berdasarkan gambar 2.8 tahapan di dalam membuat house of quality (HOQ) tahap

1 antara lain :

2.4.1.1 Customer Requirement

Customer Requirement merupakan tahapan dimana ekspektasi pelanggan mulai

diidentifikasi. Customer Requirement tidak lepas dengan yang namanya voice of

customer. Untuk melakukan identifikasi voice of customer maka perlu dilakukan

survey. Berikut adalah aktivitas dalam identifikasi voice of customer, antara lain :

a) Survey bisa dilakukan dengan melakukan wawancara langsung ke Responden

Page 41: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

19

atau menyebar kuesioner. Pentingnya identifkasi ini diharapkan mampu

menangkap kebutuhan pelanggan. Dalam pembuatan produk yang diinginkan.

b) Identifikasi customer need merupakan tahap dimana proses rekapitulasi hasil

pengumpulan suara pelanggan (voice of customer) dilakukan. Pengumpulan data

ini bisa melalui kuesioner, wawancara atau metode lain.

2.4.1.2 Planning Matrix

Planning Matrix merupakan tahapan dimana mengukur kebutuhan pelanggan serta

menetapkan performasi kepuasan dari pelanggan.

Terdapat 3 informasi utama yang terdapat dalam matrik perencanaan. Antara lain:

a) Quantitative Market Data : Menandakan hubungan yang penting dari

keinginan, kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

b) Stategic Goal Setting : Untuk produk baru / dalam bentuk pelayanan jasa.

c) Perhitungan peringkat berdasarkan keinginan & kebutuhan pelanggan.

Berikut penjelasan beberapa aktivitas di dalam pembuatan matrik perencanaan :

1) Identifikasi importance to customer : bisa didapat dengan survey. baik dengan

wawancara, kuesioner lanjutan, dan lain-lain. Menurut Cohen (1995) terdapat 3

jenis data dalam mengidentifikasi importance to customer ( kepentingan

pelanggan) antara lain:

Absolute Importance : mengukur tingkat kepentingan berdasarkan skala

yang ada. Contoh skala linkert. Terdapat 5 kategori di dalam menjawab

pertanyaan, antara lain : (1) sangat tidak penting, (2) tidak penting, (3)

kurang penting, (4) penting, (5) sangat penting. Kemudian score hasil

responden dihitung menggunakan rumus dibawah.

Skala

kepentingan ∑

.....................................................................(2-1)

Keterangan :

N’ = Nilai tingkat kepentingan atribut

N = Total Responden

Page 42: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

20

Relative Importance : mengukur tingkat kepentingan suatu kebutuhan

dengan kebutuhan lainnya. Contoh skala persentase.

Ordinal Importance : Mengukur tingkat kepentingan menggunakan

kebutuhan mulai dari yang terpenting hingga yang tidak penting.

2) Customer Satisfaction Performance ( performansi kepuasan pelanggan) :

Merupakan penelilain dari pelanggan terhadap produk dari perusahaan

terhadap produk kompetitior. Data ini diperoleh melalui kuesioner tingkat

kepentingan . untuk mengukur Customer Satisfaction Performance rumus

sama dengan identifikasi importance to customer.

Skala kepentingan ∑

...................................................................(2-1)

Keterangan :

N’ = Nilai tingkat kepentingan atribut

N = Total Responden

2.4.1.3 Technical / Design Requirement

Technical / Design Requirement merupakan respon teknis yang dihasilkan dari

analisa customer need berdasarkan translasi / penerjemahan kebutuhan pelanggan

(customer need) ke dalam bahasa teknis. Yang dimaksud bahasa teknis yaitu

mendefinisikan permintaan berdasarkan spesifikasi design, material dan lain-lain.

hubungan sangat kuat.

2.4.1.4 Technical Correlation Matrix

Technical Correlation Matrix adalah metrik hubungan yang menjelaskan

hubungan dari tingkat kepentingan pelanggan (important to customer) untuk

pengembangan dari sebuah produk ataupun yang lainnya. Di dalam pembuatan

metrik korelasi terdapat 3 simbol hubungan keterkaitan, antara lain :

Page 43: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

21

Tabel 2. 5 Simbol Metrik Korelasi

Dari tabel 2.5 menjelaskan 3 simbol korelasi atau hubungan antar karakteristik

teknis. Mulai dari tidak ada hubungan, hubungan kuat hingga

2.4.1.5 Inter Relationship Matrix

Metrik Inter relationship Matrix adalah metrik yang menjadi penghubung

(relation) antara karakteristik teknis terhadap kebutuhan pelanggan (customer

need).relasi memliki 4 simbol dan memliki parameter ukur untuk tiap simbolnya.

Berikut adalah simbolnya, antara lain :

Tabel 2. 6 Simbol Metrik Relasi

Dari tabel 2.6 terdapat 4 simbol dengan arti serta nilai untuk menggambarkan

hubungan yang terjadi.

2.4.1.6 Technical / Target Matrix

Proses di dalam Technical / Target Matrix beberapa aktivitas yang dilakukan,

antara lain :

1. Competitive Benchmarking adalah analisa terhadap produk yang

dikembangkan dengan QFD terhadap produk kompetitor. Competitve

Benchmarking bisa dilakukan dengan penghitungan absolute weight.

Penghitungan Absolute Weight adalah penghitungan terhadap bobot / skor

dalam penentuan prioritas kebutuhan pelanggan (customer need) yang

kemudian akan menjadi acuan implementasi pembuatan produk, alat bantu

No. Simbol Arti

1 Tidak ada hubungan

2 Hubungan kuat

3 Hubungan sangat kuat

No. Simbol Arti Nilai

1 Tidak ada hubungan 0

2 Hubungan lemah 1

3 Hubungan sedang 3

4 Hubungan kuat 9

Page 44: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

22

atau yang lainnya. Berikut rumus dari absolute weight :

∑ ......................................................................(2-3)

Keterangan :

i = Tingkat kepentingan pelanggan

r = relation rating

Note : Tingkat kepentingan (Importance of customer) merupakan hasil

penjumlahan berdasarkan rumus skala linkert & relationship rating

merupakan angka dari 4 hubungan dengan score masing-masing 0 (tidak ada

hubungan), 1 (hubungan lemah), 3 (hubungan sedang) dan 9 (hubungan

kuat).

2. Prioritized requirement adalah melakukan prioritas permintaan berdasarkan

tingkat kepentingan dari produk yang dikembangkan dengan produk

kompetitor atau perbandingan dari produk sebelumnya dengan produk hasil

pengembangan QFD. Prioritised Requirement merupakan hasil ranking dari

penghitungan absolute weight.

3. Technical Target adalah target yang secara teknis diberikan berdasarkan hasil

identifikasi customer need. Dalam penentuan technical target sebuah

perusahaan perlu mempertimbangkan kapabilitas yang dimiliki. Sehingga

komitmen dari realisasi produk bisa tercapai.

2.4.1.7 Menggambar House Of Quality (HOQ)

Setelah semua tahapan di dalam HOQ dikerjakan. Maka langkah terahir adalah

menggambungkan semua elemen sehingga menjadi 1 metrik kualitas / House of

Quality (HOQ).

2.5. Software Pro-Engineer (Pro-E)

Pro-Engineer adalah salah satu software engineering design yang keluarkan

Parametric Technology Corportion yang berbasis gambar 3 dimensi. Ada 22 versi

versi untuk software Pro-Engineer (Pro-E) yaitu versi pertama yang di-develop

tahun 1987 hingga terakhir Pro-Engineer (Pro-E) wildfire 5.0 pada tahun 2009. Di

Page 45: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

23

dalam prakteknya gambar 3D dari software ini bisa langsung diaplikasikan pada

perangkat lunak CAE, CAM (Computer Aided Manufacturing) dan CAD

(Computer Aided Design).

2.6. Jig & Fixture

Di dalam perancangan alat bantu terdapat 2 aspek yang perlu dipertimbangkan

yaitu jig dan fixture. Berdasarkan penjelasan Edgard G. Hoffman (1996) jig &

fixture adalah alat bantu produksi yang digunakan dalam proses manufaktur

sehingga menghasilkan duplikasi / pengulangan hasil produksi komponen yang

mendekati sempurna & akurat. Dengan adanya jig & fixture akan memudahkan

target produksi tercapai, kualitas terjaga dengan schedule yang telah ditetapkan.

Minimnya error akibat ketidakseragam bentuk part yang sedang diproduksi

menjadikan jig & fixure sangat vital di dalam manufaktur. Walaupun mempunyai

peran yang sama di dalam meminimalisir ketidakeragaman bentuk parts. Pada

dasarnya Jig & Fixture memiliki perbedaan fungsi.

Jig adalah alat bantu proses produksi yang berperan untuk memegang, menyangga

& mengarahkan terhadap benda yang akan dikerjakan. Posisi benda kerja tidak

terlalu diperhatikan karena yang sudah diwakili oelh gerkan tools yang konstan.

Sedangkan fixture adalah alat bantu proses produksi yang berfungsi memegang,

menempatkan dan menyangga benda kerja secara kuat. Dalam aplikasinya Fixture

harus dipasang tetap / fix pada meja dimana benda kerja dikerjakan. Tujuan dari

dari Fixture adalah memastikan satu atau lebih part akan selalu menempati posisi

yang sama ketika tools sudah disetting dengan benar.

Ada banyak jenis Jig yang berada di pasaran, kebanyakan jenis jig menyesuiakan

fungsinya seperti contoh boring jig digunakan untuk alat bantu pengeboran

lubang, Templete Jig digunakan untk menitikberatkan pada akurasi benda kerja

yang dikerjakan ada juga Sandwitch Jig, dan sebagainya. Sedangkan untuk fixture

sendiri memiliki berbagai jenis.

Page 46: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Langkah-Langkah Penelitian

Berikut adalah tahapan – tahapan metodologi / kerangka berfikir yang akan

dipakai oleh peneliti untuk menyelesaikan permasalahan

Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian

Page 47: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

25

Adapun pembahasan terkait detail per tahapan, antara lain :

3.1.1. Observasi Awal

Pada tahap observasi awal, pengamatan dilakukan di perusahan terkait yaitu PT.

UTPE selama periode penelitian bulan September hingga Desember 2018.

Pengamatan memfokuskan pada line produksi Small Suppeq unit Fuel Truck.

untuk mengetahui permasalahan di lapangan peneliti melakukan wawancara baik

kepada Atasan, Leader, Foreman dan operator yang terlibat. Setelah terlibat

diskusi yang cukup panjang, permasalahan utama yang dihadapi adalah lamanya

proses sub assembling Prepare Unit. Di dalam proses tersebut terdapat aktivitas

setting welding untuk pemasangan extention chasis. Kemudian peneliti melakukan

pencatatan current conditon di lapangan serta mulai memikirkan topik serta

metode yang sesuai berdasarkan case di line produksi.

3.1.2. Identifikasi & Perumusan Masalah

Di dalam tahapan Identifikasi Masalah. Peneliti mulai melakukan pendalaman

masalah yang terjadi di lapangan. Berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang

ada, peneliti mulai menentukan topik serta metode apa yang sesuai agar bisa di-

implementasikan di dalam penelitian ini. Untuk menunjang penentuan judul &

metode yang relevan. Peneliti melakukan pembelajaran terkait studi literatur baik

melalui journal, buku hingga pergi ke perpustakaaan. Bertanya kepada dosen

pembimbing hingga berdiskusi kepada orang yang expert di bidang ini. Setelah

penentuan topik dan metode penyelesaian matang. Peneliti merancang tujuan dan

batasan yang bisa diterima dengan adanya penelitian ini.

3.1.3. Tinjauan Pustaka

Di dalam tahapan Landasan Teori, peneliti sudah menentukan secara fix landasan

teori / tinjauan pustaka apa yang bisa menjadi literatur di dalam penyelesaian

penelitian ini. Tinjauan Pustaka di dapatkan dari journal, buku maupun internet

yang berasal dari sumber terpercaya. Berikut landasan teori yang peneliti

cantumkan untuk membantu dalam penyelesaian masalah :

1) Landasan teori terkait metode pengambilan waktu standard, waktu aktual,

metode penentuan kecukupan data, dan lain-lain

Page 48: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

26

2) Landasan teori terkait lean manufacturing dan Value Steam Analysis Tools

(Valsat) yang membantu peneliti menganalisa akar permasalahan yang terjadi

di line produksi. Kemudian peneliti menggunkan tools yaitu Prosess Activity

Mapping.

3) Landasan teori terkait Jig & Fixture, dan lain-lain

4) Landasan teori terkait software design yaitu Pro-Engineer.

5) Landasan teori terkait metode di dalam perancangan alat bantu yaitu metode

Quality Function Deployment (QFD).

3.1.4. Pengumpulan & Analisis Data

Di dalam tahapan pengumpulan & analisis data, peneliti melakukan aktifitas

berdasarkan uraian singkat dibawah. Terdapat 9 aktivitas yang peneliti lakukan.

1) pengumpulan data awal dilakukan dengan menjelaskan beberapa informasi

penting terkait perusahaan & mengkerucut pada fokus penelitian. terdapat 7

pengumpulan data awal yaitu (1) profil singkat perusahaan, (2) objek

penelitian, (3) penjelasan produk suppeq, (4) demand produksi produk suppeq,

(5) penjelasan produk Fuel Truck, (6) penjelasan sub assy prepare unit dan (7)

penjelasan sub assy setting welding extention chassis.

2) Pengumpulan dan analisis data waktu kerja, adapun aktivitas yang dilakukan

yaitu : pengambilan waktu aktual & mengkomparasi data dengan waktu

standard dari Production Engineering Section. Data waktu aktual didapatkan

dengan melakukan time study di line produksi yang dilakuakan secara langsung

menggunakan media stopwatch & dilakukan secara sampling berdasarkan sub

assy pekerjaan masing-masing.

3) Identifikasi aliran kerja sub assy setting welding extention chassis . Dilakukan

dengan (1) membuat Prosess Activity Mapping sebelum perbaikan, (2)

membuat flow diagram kerja operator, (3) pembuatan summary dan (4)

descending order untuk aktivitas NVA maupun NNVA.

4) Perancangan alat bantu menggunakan metode Quality Function Deployment

(QFD) tahap 1. Terdapat 6 proses tahapan pengembangan alat bantu

menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) tahap 1 antara lain

:

Page 49: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

27

Customer Requirement Pada tahap ini dilakukan untuk mendapatkan

data voice of customer (voc) yang dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada operator.

Planning Matrix Pada tahap ini dilakukan untuk mengukur kebutuhan

pelanggan serta menetapkan performasi kepuasan dari pelanggan.

Terdapat 2 aktivitas yang dilakukan yaitu dengan menyebar kuesioner

tingkat kepentingan (importance to customer) dan kuesioner penilaian

kepuasan pelanggan (customer satisfaction performance).

Technical / Design Requirement Tahap ini dilakukan untuk mengetahui

respon teknis yang dihasilkan dari analisa customer need berdasarkan

translasi / penerjemahan kebutuhan pelanggan (customer need) ke dalam

bahasa teknis.

Technical Correlation Matrix Tahap dilakukan untuk membuat metrik

hubungan yang menjelaskan hubungan dari tingkat kepentingan pelanggan

(important to customer) untuk pengembangan dari sebuah produk ataupun

yang lainnya.

Inter Relationship Matrix Pada tahap ini dilakukan dengan membuat

metrik yang menjadi penghubung (relation) antara karakteristik teknis

terhadap kebutuhan pelanggan (customer need).

Technical / Target Matrix Pada tahap ini dilakukan dengan menghitung

Competitive Benchmarking / analisa perbandingan terhadap produk

pesaing, pembuatan Prioritized Requirement / prioritas permintaan dan

pembuatan Technical Target / target secara teknis. Setelah 6 tahapan

dikerjakan maka langkah selanjutnya adalah membuat diagram House of

Quality tahap 1.

5) Perancangan alat bantu menggunakan software Pro-Engineer untuk 2 alat

bantu yang sudah di-design.

6) Pembuatan alat bantu di internal perusahaan & implementasi alat bantu di line

produksi.

7) Trial alat bantu dan pengambilan waktu aktual setelah perbaikan yang

dilakuakn sebanyak 3x.

Page 50: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

28

8) Pembuatan peta Process Activity Mapping untuk proses setting welidng

extention chassis setelah perbaikan beserta ringkasan hasilnya.

9) Melakukan evalusi terhadap penelitian dengan melakukan perbandingan waktu

perbaikan proses setting welding extention chassis sebelum dan sesudah.

3.1.5. Kesimpulan & Saran

Di dalam tahapan kesimpulan & saran, penulis menyimpulkan hasil penelitian

berdasarkan improvement atau perbaikan yang dilakukan. Serta membuat saran

kepada perusaahan atau peneliti selanjut agar di dalam penelitian selanjutnya

secara benefit tercapai dengan level yang lebih tinggi.

3.2. Kerangka Penelitian

Berikut adalah kerangka penelitian yang menggambarkan aliran penyelesaian bab

4 yaitu pengumpulan & analisis data.

Gambar 3. 2 Diagram Kerangka Penelitian Untuk Pengumpulan & Analisis Data

Page 51: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

29

Gambar 3. 3 Diagram Kerangka Penelitian (Lanjutan)

Page 52: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

30

Gambar 3. 4 Diagram Kerangka Penelitian (Lanjutan)

Page 53: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

31

BAB IV

PENGUMPULAN & ANALISIS DATA

Pada bab ini menjelaskan terkait pengumpulan & analisis data masalah secara

detail. Sehingga solusi perbaikan bisa diperoleh secara objektif berdasarkan data

dilapangan.

4.1. Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan data awal dilakukan dengan melakukan pembahasan singkat terkait

perusahaan, sektor produk yang diproduksi, penjelasan singkat produk Small

Support Equipment (Suppeq) hingga mengkerucut pada pembahasan produk Fuel

Truck 20KL.

4.1.1. Profil Singkat Perusahaan

PT. UTPE merupakan perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak di

bidang manufacturing & engineering alat berat. PT. UTPE berlokasi di Cikarang,

Jawa Barat. Perusahan ini tergolong perusahaan dengan tipe “mass customization

company”. Mass customization company adalah perusahaan yang memproduksi

unit dengan jumlah yang banyak namun fleksibilitas terkait spesifikasi permintaan

dari customer.

Ada 6 sektor bisnis PT. UTPE ,antara lain : sektor mining / pertambangan, sektor

minyak dan gas, sektor kehutanan dan perkebunan, sektor konstruksi dan

industrial, peralatan supporting hingga spare parts. Namun 60 % sektor bisnis

PT. UTPE memfokuskan pada sektor mining / pertambangan baik unit yang

terlibat langsung proses pertambangan maupun unit supporting. Produk-produk

yang diproduksi PT. UTPE adalah HD Vessel, Trailer, Fuel Truck, Tower lamp,

dan lain-lain.

Page 54: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

32

Gambar 4.1 Merupakan product sector bisnis yang dijalankan oleh PT. UTPE.

Berdasarkan gambar tersebut terdapat 6 product group menjadi fokus bisnis,

antara lain : (1) Mining Sector, (2) Oil & Gas Transportation Sector, (3) Forestry

& Agro Sector, (4) Industrial & Construction Sector, (5) Original Equipment

Manufacturing Sector dan (6) Spareparts & Component Sector.

Gambar 4. 1 Product Sector Bisnis di PT. UTPE (Sumber : Data Perusahaan 2018)

4.1.2. Objek Penelitian

Seperti yang telah disinggung sebelumnya penelitian akan memfokuskan pada

unit produk Fuel Truck 20KL. Gambar 4.2 memperlihatkan struktur organisasi

PT. UTPE.

Page 55: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

33

Berdasarkan gambar 4.2 maka Objek penelitian dilakukan di PT. UTPE pada

Divisi Plant Operation tepatnya pada Deparment Manufacturing II. Department

ini membawahi 2 Section yaitu Painting dan Assembling. Pada penelitian ini

peneliti memfokuskan penelitian pada line Assembling Supporting Equipment

(Suppeq) untuk Produk Small Suppeq Fuel Truck 20KL.

4.1.3. Penjelasan Produk Small Supporting Equipment (Suppeq)

Produk Small Supporting Equipment (Suppeq) merupakan unit yang masuk dalam

sektor produk mining / pertambangan. Produk Small Suppeq merupakan

sekumpulan produk-produk yang di-design dengan kapasitas muat kelas

menengah ke bawah. Sebagai contoh untuk jenis produk Water Truck atau Fuel

Truck dengan kapasitas 35 KL kebawah merupakan jenis produk yang ada di level

Small Supporting Equipment (small suppeq). Produk Small Supppeq merupakan

Gambar 4. 2 Objek Penelitian

Page 56: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

34

unit yang kesemuanya beroperasi secara off road di dalam area pertambangan.

Terdapat 4 jenis produk small suppeq yang dirakit di PT. UTPE produk tersebut

antara lain (1) Lube Truck, (2) Fuel Truck, (3) Water Truck, dan (4) Chargo

Truck. Berikut adalah gambar dari ke-4 dari produk small suppeq tersebut :

Gambar 4. 4 Group Product Small Supporting Equipment (Suppeq)

Unit Small Suppeq tidak terlibat secara langsung untuk proses mining /

pertambangan batu bara. Melainkan terlibat dalam pendukung operasi saja.

Sebagai contoh unit produk Fuel Truck 20KL produk sebagai pengganti SPBU,

unit Water Truck 20KL terlibat dalam mengurangi pencemaran udara dengan

menyiramkan air ke daerah operasi tambang & berperan sebagai penggembur

tanah yang akan dikeruk pada lokasi tambang. Dan lain sebagainya dengan

berbagai fungsi untuk tiap unitnya.

4.1.4. Demand Produksi Unit Produk Small Supporting Equipment (Suppeq)

Meninjau data produksi dari perusahaan, unit Fuel Truck 20KL adalah unit

produk yang paling banyak diproduksi. Berikut data demand produksi produk

Small Suppeq di tahun 2018.

Page 57: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

35

Berdasarkan tabel 4.1 di bawah terdapat total 89 unit Produk Small Suppeq yang

akan diproduksi hingga akhir bulan Desember 2018. Namun yang menjadi

perhatian adalah unit produk Fuel Truck menjadi paling tinggi dengan total

produksi dalam setahun 35 unit.

Tabel 4. 1 Demand Produksi Unit Small Suppeq Tahun 2018 (Sumber : Data

Perusahaan, 2018)

No

Product PN Jumlah

1 Lube Truck 12 D. Cabin R61206-A1000000 17

2 Fuel Truck 20KL RA2030-A1000000 35

3 WT 20 KL RB2016-A1000000 29

4 Cargo Deck HB250E3 RR3N02-A1000000 8

TOTAL 89

4.1.5. Penjelasan Produk Fuel Truck 20KL

Fuel Truck 20KL adalah salah-satu produk small supporting equipment (suppeq)

yang beroperasi dalam area off road pertambangan yang mempunyai fungsi

sebagai unit penyedia bahan bakar yang akan mengisi tiap unit alat berat. Unit ini

memiliki kapasitas muat bahan bakar sebesar 20.000 L jika terisi penuh. Di PT.

UTPE tidak melakukan manufaktur total terhadap truk ini. Melainkan hanya

melakukan proses instalasi tanki diatas unit. Berdasarkan data perusahaan truk di-

supply oleh supplier.

Terdapat 9 proses sub assembling yang terdapat dalam unit Fuel Truck 20KL,

antara lain :

1) Prepare Tanki;

2) Prepare Piping & Housing;

3) Prepare Unit;

4) Assy Tanki & Housing;

5) Assy Hydraulic System;

6) Electrical System;

7) Test Fungsi;

8) Assy Accessories;

9) Final Inspection.

Page 58: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

36

Gambar 4. 5 Gambar Unit Fuel Truck (Sumber : Data Perusahaan, 2018)

4.1.6. Penjelasan Sub Assy Prepare Unit

Sub Assy Prepare Unit adalah sub assy pengerjaan yang ada dalam proses

perakitan Produk Fuel Truck 20KL. Pada intinya pekerjaan pada proses ini adalah

pekerjaan yang dilakukan sebelum tanki di-install atau dipasang diatas. Perlu

diketahui bahwasanya proses perakit unit Fuel Truck 20KL tidak dirakit secara

total di PT. UTPE yang proses perakitannya dari nol hingga menjadi unit finish

good Fuel Truck 20KL , melainkan unit cabin sudah di-supply dari supplier.

Kemudian barulah dilakukan pemasangan Fuel Truck 20KL. Unit cabin yang

biasa di-install adalah merk Scania,

Walaupun unit truk cabin sudah di-supply oleh supplier tidak serta merta

pengerjaan di PT. UTPE bisa langsung menginstalasi Fuel Truck 20KL melainkan

harus melakukan serangkaian proses pelepasan komponen & accessories tertentu.

Ini dikarenakan spesifikasi unit cabin merupakan bawaan dari pabriknya langsung

tanpa ada request khusus spesifikasi truk cabin menyesuaikan permintaan dari

pihak perusahaan. Berikut merupakan sub assy pengerjaan yang ada di proses

Prepare Unit. Gambar 4.6 menunjukkan bahwa ada 4 proses di dalam Sub Assy

Prepare Unit yaitu : (1) disassy accessories, (2) isolation component, (3) setting

welding extention chassis, dan (4) drilling chassis. Penelitian ini akan

memfokuskan pada sub assy setting welding extention chassis saja.

Page 59: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

37

4.1.7. Proses Setting Welding Extention Chassis

Setting Welding Extention Chassis adalah proses dimana penyambungan end

chassis dari unit truk dengan extention chassis kanan & kiri. Proses ini dilakukan

karena panjang chassis unit truk masih kurang panjang. Gambar 4.7 adalah

gambar unit truck yang di-supply dari supplier. Unit truk tersebut masih dalam

bentuk tanpa muatan tanki tambahan.

Gambar 4. 8 Penambahan Extention Chassis (Sumber : Data Perusahaan, 2018)

Gambar 4. 6 Proses Pekerjaan Sub Assy Prepare Unit (Sumber : Data Perusahaan,

2018)

Gambar 4. 7 Unit chassis dari truk yang ada (Sumber :

Data Perusahaan, 2018)

Page 60: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

38

Gambar 4.8 merupakan gambar penambahan extention chassis pada end chassis

namun dalam proses pengerjaannya masih belum selesai.Sedangkan Tools yang

digunakan dijelaskan berdasarkan tabel 4.2

Tabel 4.2 adalah peralatan yang digunakan dalam proses pekerjaan sub assy

setting welding extention chassis. Adapun detailnya seperti yang dijelaskan

dibawah.

Tabel 4. 2 Tools yang digunakan pada Sub Assy Prepare Unit

No Alat Fungsi Gambar

1OHC

(Overhead Crane )

2 Clamp Penjepit

3

Mesin Las GMAW

(Gas Metal Arc

Welding

4Mesin Gerinda

Tangan

5 Lifting Magnet

6 Palu 3 Kg

7 Obeng

8 Waterpass

Overhead Crane adalah alat bantu untuk mengangkat material atau yang lain. Alat bantu angkat ini menggunakan energi listrik. Di dalam perusaahaan menggunakan berbagai kapasitas angkat mulai dari 5 Ton, 10 Ton

Clamp penjepit adalah alat bantu manual yang berfungsi untuk mencepit sebuah benda kerja agar tidak berpindah tempat. Alat ini memudahkan untuk proses instalasi.

Mesin Las GMAW (Gas Metal Arc Welding) adalah salah satu jenis mesin untuk proses pengelasan yang menggunakan wire / kawat las sebagai material penyambung / pengisinya yang kemudian dipadukan dengan gas C02.Selain mesin SMAW, mesin las ini banyak digunakan diperusahaan manufaktur.

Mesin Gerinda Tangan adalah alat bantu untuk proses finishing material hasil pengelasan, hasil cutting, dan lain sebagainya. Tujuannya adakah untuk mempercantik benda kerja dari cacat.

Lifting Magnet adalah jenis magnet yang digunakan untuk alat bantu melekatkan material besi agar mudah diangkat menggunakan OHC / overhead Crane.

Palu adalah alat yang digunakan untuk memberian tumbukan pada benda

Obeng adalah yang digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan sebuah scrup atau bolt

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal

Page 61: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

39

4.2. Pengumpulan & Analisis Data Waktu Kerja

Analisis data dilakukan dengan mulai melakukan time study di line produksi

untuk mendapatkan waktu aktual, kemudian mulai dilakukan komparasi data

dengan waktu standard yang peneliti dapatkan dari Production Engineering

Section. Root cause analysis akan dilakukan guna menemukan permasahan yang

terjadi.

4.2.1. Penghitungan Waktu & Komparasi

Tahap pertama dalam penelitian ini dengan melakukan time study untuk

pengambilan waktu aktual proses assembling unit Fuel Truck 20KL. Proses

pengambilan waktu aktual dilakukan sebanyak 3x berdasarkan literatur kecukupan

pengambilan data di dalam buku Methods, Standards, and Work Design edisi ke-

10 oleh Freivalds et al. (1999). Dari tabel 4.3 memperlihatkan bahwa rata-rata

waktu aktual untuk proses sub assembling Prepare Unit adalah yang paling tinggi

yaitu 2340 menit. Kemudian peneliti melakukan studi perbandingan dengan

waktu standard. Waktu standard diperoleh dari Production Engineering Section.

Tabel 4. 3 Pengambilan Waktu Aktual All Sub Assy Unit Fuel Truck 20KL

Perbandingan waktu standard dengan waktu aktual untuk pengerjaan unit Fuel

Truck 20KL dapat dilihat pada tabel 4.4 merupakan perbandingan waktu standard

No Proses

m/h (menit) aktual

Waktu

Aktual ke-1

Waktu

Aktual

ke-2

Waktu

Aktual ke-

3

rata-rata

1 Prepare Tank 2042 2056 2047 2048

2 Prepare Piping &

housing 3129 3115 3189 3144

3 Prepare Unit 2342 2343 2336 2340

4 Assy Tanki &

Housing 2261 2267 2254 2261

5 Assy Hidrolic

system 1326 1330 1324 1327

6 Assy Electric

system 1001 962 966 976

7 Test Fungsi 1325 1327 1321 1324

8 Assy Accesories 606 610 612 609

9 Final Inspection 304 298 305 302

Page 62: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

40

dengan waktu aktual. Penyimpangan tertinggi terjadi pada sub assy Prepare Unit

dan sub assy Tank & Housing yaitu dengan selisih waktu 300 menit dan 221

menit jika dibandingkan waktu standard. Fokus penelitian ini adalah pada

penyimpangan waktu tertinggi yaitu sub assy Prepare Unit saja.

Tabel 4. 4 Perbandingan Waktu Standard Dengan Aktual Proses Assembling Fuel Truck

20KL

No Proses

Waktu

Standard

(menit)

Waktu

Aktual

(menit)

Selisih

(menit)

Persentase

Penyimpangan

(%)

1 Prepare Tank 2040 2048 8 1,4%

2 Prepare Piping &

housing 3120 3144 24 4,1%

3 Prepare Unit 2040 2340 300 50,8%

4 Assy Tanki & Housing

2040 2261 221 37,4%

5 Assy Hidrolic system 1320 1327 7 1,2%

6 Assy Electric system 960 976 16 2,7%

7 Test Fungsi 1320 1324 4 0,7%

8 Assy Accesories 600 609 9 1,5%

9 Final Inspection 300 302 2 0,3%

Untuk mengerucutkan analisis masalah maka dilakukan time study yang lebih

mendalam pada area sub assy Prepare Unit. Tabel 4.5 merupakan hasil

pengambilan waktu aktual yang dilakukan sebanyak 3x, kemudian dicari rata-

ratanya. Hasilnya adalah waktu proses sub assy setting welding extention chassis

terjadi penyimpangan dengan rata-rata sebesar 600 menit.

Tabel 4. 5 Pengambilan Waktu Aktual Terhadap Sub Assy Prepare Unit

No Proses

m/h (menit) aktual

Waktu

Aktual ke-1

Waktu

Aktual

ke-2

Waktu

Aktual ke-3

rata-

rata

1 Dis assy acessories 126 122,5 123,7 124,07

2 Isolation Component

187 183 186,3 185,43

3 S/W Extntion

Chassis 599,81 604,1 596,1 600

4 Drilling Chasis 528,8 524,46 521,2 525

5 Prepare Mounting 731,8 723,1 724,9 726,60

6 Install Mounting 124 126,55 131,2 127,25

Page 63: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

41

Peneliti melakukan studi komparasi untuk membandingkan data waktu aktual

dengan waktu standard yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Waktu standard

didapatkan dari Production Engineering Section. Berdasarkan tabel 4.6 dibawah

sangatlah jelas bahwa pemborosan waktu yang paling tinggi terjadi pada proses

sub assy setting extention chassis dengan selisih waktu 120 menit. Drill chassis

dengan 105 menit dan sisanya adalah dibawah 10 menit.

Tabel 4. 6 Perbandingan Waktu Standard dengan Waktu Aktul Proses Sub Assy Prepare Unit

No Proses Waktu

Standard (menit)

Waktu

Aktual

(menit)

Selisih

(menit)

1 Dis assy acessories 120 124,07 4,07

2 Isolation Component 180 185,43 5,43

3 S/W Ext.Chassis 480 600 120

4 Drilling Chasis 420 525 105

5 Prepare Mounting 720 726,60 6,60

6 Install Mounting 120 127,25 7,25

Berdasarkan penyimpangan tertinggi yang ada di proses sub assy Prepare Unit

maka bisa divisualisasikan seperti gambar 4.9

Gambar 4. 9 Diagram Persentase Selisih Waktu Standard vs Waktu Aktual

Berdasarkan diagram pada gambar 4.9 menunjukkan bahwa persentase

penyimpangan waktu terbesar adalah 48% di dalam proses sub assy setting

Page 64: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

42

welding extention chassis. Oleh karena itu maka perlu dilakukan analisis yang

lebih mendalam lagi untuk mengurai akar permasalahan yaitu menggunakan peta

Process Activity Mapping.

4.3. Pembuatan Process Activity Mapping

Process Activity Mapping digunakan untuk mengetahui alur pengerjaan untuk

setiap sub process assembly. Dari hasil Process Activity Mapping akan nampak

aktivitas mana saja yang bernilai (value added), aktivitas penting tetapi tak

bernilai (necassary but non value added) & aktivitas tidak bernilai (non value

added). Berikut akan dijabarkan Process Activity Mapping untuk sub assembly

yang ada di proses setting welding extention chassis di dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7 merupakan process activity mapping setting welding extention chassis

yang dilakukan sebelum perbaikan. Tabel tersebut berisikan detail aktivitas dalam

menggunakan mesin, aktivitas operasi, manpower dan klasifikasi aktivitas

berdasarkan VA (Value Added) , NVA (Non Value Added) dan NNVA (Non

Necessary Value Added). Sedangkan untuk parameter penentuan kategori aktivitas

tersebut, peneliti sudah menjelaskan di Bab 2 (Tinjauan Pustaka) pada sub bab

2.4.1.

Adapun ringkasan penentuan kategori tersebuat antara lain :

VA (Value Added) : Pekerjaan bernilai dengan pekerjaan yang

menambah value bagi perusahaan dan pelanggan.

NVA (Non Value Added) : Pekerjaan yang mengandung waste dan tidak

bisa menambah nilai / value kepada pelanggan akhir maupun perusahaan

sehingga harus di-design ulang. Aktivitas yang mengandung waste

adalah seperti yang dijelaskan oleh Shigeo Shingo (1989) yang dikenal

dengan 7 waste. Sebagai contoh penggunaan alat bantu manual

merupakan jenis waste inappropriate processing. Contoh lain dari NVA

adalah aktivitas storage dan delay.

NNVA (Necessary but Non Value Added) : Aktivitas penting tidak

bernilai tambah yang sulit dihindari untuk tidak dikerjakan. Aktivitas

Page 65: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

43

yang tergolong NNVA tetapi diperlukan menurut para ahli industri

adalah inspeksi dan material handling (transportasi).

Untuk melihat gambaran secara detail, maka bisa dilihat pada peta Process

Activity Mapping di tabel 4.7

Page 66: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

44

Tabel 4. 7 Process Activivity Mapping Setting Welding Extention Chassis Sebelum Perbaikan

O T I S D Manpower Proses kerja (NNVA, NVA)

1 Forklift 35 7,56 1 X Operator A transportasi NNVA

2 Troli 40 14,97 2 X Operator A & B transportasi NNVA

3 - 3 12,12 2 X Operator A & B transportasi NNVA

4 Gerinda tangan - 62,5 2 X Operator A & B - VA

5 Mesin las GMAW 5 44,23 1 X Operator B - VA

6 Clamp, obeng - 7,45 1 X Operator A rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

7 Lifting magnet - 1,55 1 X Operator B rangkaian proses mengangkat ext. chassis ke end chassis NVA

8 - 3 46,4 1 X Operator A - VA

9 Overhead crane (OHC) - 0,7 1 X Operator B rangkaian proses mengangkat ext. chassis ke end chassis NVA

10 Overhead crane (OHC) - 21,12 1 X Operator A rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

11 - - 24,21 1 X Operator A rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

12 Clamp, obeng - 3,72 1 X Operator B rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

13 Palu - 14,52 1 X Operator A rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

14 - - 16,54 1 X Operator B rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NNVA

15 Mesin las GMAW - 5,06 1 X Operator A - VA

16 Overhead crane (OHC) - 1,66 1 X Operator A menurunkan tools pengangkat ext chassis NVA

17 Obeng - 2,88 1 X Operator B rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

18 Clamp - 2,16 1 X Operator A rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

19 Lifting magnet - 2,31 1 X Operator B rangkaian proses mengangkat ext. chassis ke end chassis NVA

20 - - 50,1 1 X Operator A - VA

21 Overhead crane (OHC) - 0,95 1 X Operator B menurunkan tools pengangkat ext chassis NVA

22 Overhead crane (OHC) - 22,95 1 X Operator B rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

23 - - 26,12 1 X Operator A rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

24 Clamp, obeng - 4,15 1 X Operator B rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

25 Palu - 14,65 1 X Operator A rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

26 - - 17,1 1 X Operator B rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NNVA

27 Mesin las GMAW - 5,25 1 X Operator B - VA

28 Overhead crane (OHC) - 1,25 1 X Operator A rangkaian proses mengangkat ext. chassis ke end chassis NVA

29 Obeng - 3,87 1 X Operator B rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis NVA

30 - - 1,45 2 X Operator A & B transportasi NNVA

31 - - 5,46 2 X Operator A & B - VA

32 Mesin las GMAW - 88,88 2 X Operator A & B - VA

33 Gerinda tangan - 56,42 1 X Operator A & B - VA

34 Waterpass - 9,74 1 X Operator A & B inspeksi NNVA

VA : 10

NVA : 2

NNVA : 22

Aktivitas

VA : Value Added VA

NVA : Non Value Added NVA

NNVA : Necessary but Non Value Added NNVA

3 0 0

Parameter Kategori

: Aktivitas bernilai dengan pekerjaan menambah value bagi perusahaan & pelanggan, penggunaan alat bantu baru.

: Aktivitas yang mengandung waste, termasuk di dalamnya 7 waste, aktivitas storage & delay. Sehingga harus di-design ulang.

: Aktivitas inspeksi dan material handling (transportasi)

Keterangan

- - 600 2 27 4

Pemasangan doubler pada ext chassis R H & LH

Melakukan pengelasan full weld ext chassis R H & LH

Melakukan finishing ext chassis RH & LH

Melakukan inspeksi hasil finishing ext chassis RH & LH

Jumlah

Mengambil doubler RH & LH

Memasang lifting magnet ke extention chassis LH

Mengoperasikan OHC

Memasang hook OHC ke lifting magnet

Memposisikan ext chassis LH dibawah stopper

Memegang & mengarahkan manual agar posisi ext chassis LH rapat

Memasang clamp yang mengikat stopper & ext chassis LH

Memukul ext chassis LH

Mengamati agar posisi ext chassis LH benar

Melakukan proses take weld ext chassis LH dengan end chassis LH

Menurunkan lifting magnet

Melepas kedua clamp pada stopper & ext chassis LH

Memasang stopper dengan clamp mengikat end chassis LH

Memasang lifting magnet ke extention chassis RH

Mengoperasikan OHC

Memasang hook OHC ke lifting magnet

Memposisikan ext chassis RH dibawah stopper

Memegang & mengarahkan manual agar posisi ext chassis rapat

Memasang clamp yang mengikat stopper & ext chassis R H

Memukul ext chassis RH

Mengamati agar posisi ext chassis RH benar

Melakukan proses take weld ext chassis RH dengan end chassis R H

Menurunkan lifting magnet

Melepas kedua clamp pada stopper & ext chassis RH

Memasang stopper dengan clamp mengikat end chassis RH

No Aktivitas Mesin / AlatJarak

(m)

Waktu

(menit)

Jumlah

Operator

Aktivitas Catatan VA/

NVA/

NNVA

Mengambil ext. Chassis & doubler kemudian meletakkan pada area kerja

Mengambil tools di toolbox

Meletakkan tools pada pallet tools

Proses champering end chassis LH & RH

Prepare & setting mesin las

Page 67: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

45

Untuk memudahkan pembacaan peta PAM di atas maka dibuatkanlah urutan

nomer operasi berupa flow diagram seperti gambar dibawah. Gambar 4.10

merupakan flow diagram yang menggambarkan proses sub assy setting welding

extention chassis yang dikerjakan oleh 2 manpower . Dari gambar akan terlihat

mana saja aktivitas yang berkerjakan secara serial (berurutan) atau paralelel (

bersamaan). Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membuat summary /

ringkasan hasil peta PAM.

Gambar 4. 10 Flow Diagram Proses Setting Welding Extention Chassis

Tabel 4.8 menunjukkan bahwasanya aktivitas yang tertinggi adalah aktivitas

operasi dengan jumlah 27 aktivitas dengan total waktu 520,52 menit dan

presentase total 87 %.

Operator A Operator B Operator A Operator B Operator A Operator B Operator A Operator B

7

9

CC34 CC34

Selesai

32 32

33 33

CC14

12

13

18

16

15

17

19

20

21

Mulai

4

1

4

2 2

3 3

5

6

8

10

11

22

23

25

24

27

28

29

31 31

Page 68: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

46

Tabel 4. 8 Summary Aktivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis

Operasi Transportasi Inspeksi Storage Delay Total

Jumlah aktivitas 27 4 3 0 0 34

Total Waktu

(mnt) 520,52 36,1 43,38 0 0 600

Prosentase (%) 87% 6% 7% 0% 0% 100%

Tabel 4.9 memperlihatkan aktivitas Non Value Added (NVA) dengan jumlah

aktivitas terbanyak yaitu 18 aktivitas dari total 34 aktivitas. Untuk memudahkan

analisis maka perlu dibuatkan ranking urutan waktu terbesar hingga terkecil untuk

melihat lebih dalam aktivitas mana saja yang penting tetapi tidak bernilai

(NNVA) dan aktivitas tak bernilai (NVA).

Tabel 4. 9 NNVA, NVA, VA Untuk Masing-Masing Akivitas Kerja Setting Welding Extention

Chassis

Operasi Transportasi Inspeksi Storage Delay Total

NNVA 0 4 3 0 0 7

NVA 18 0 0 0 0 18

VA 9 0 0 0 0 9

Total 27 4 3 0 0 34

Untuk melihat akar permasalahan, tahap berikutnya adalah menentukan ranking

aktivitas NVA dan NNVA proses setting extention chassis. Penentuan ranking ini

berdasarkan pada waktu terlama dari aktivitas yang diurutkan dengan descending

order. Tabel 4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.12 memperlihatkan hasil ranking.

Tabel 4. 10 Ranking Aktivitas NVA dan NNVA Proses Setting Welding Extention Chassis

Berdasarkan Waktu

No.

Ran

king

No.

Akti

vitas

Aktivitas Proses kerja

Wakt

u

(meni

t)

Kateg

ori

1 23

Memegang & mengarahkan manual agar

posisi ext chassis LH

rapat

rangkaian proses menyambung ext.

Chassis ke end

chassis

26,12 NVA

2 11

Memegang &

mengarahkan manual agar posisi ext chassis rapat

rangkaian proses menyambung ext.

Chassis ke end

chassis

24,21 NVA

Page 69: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

47

Tabel 4. 11 Ranking Aktivitas NVA dan NNVA Proses Setting Welding Extention Chassis

Berdasarkan Waktu (Lanjutan)

3 22 Memposisikan ext chassis LH dibawah stopper

rangkaian proses

menyambung ext.

Chassis ke end chassis

22,95 NVA

4 10 Memposisikan ext chassis RH

dibawah stopper

rangkaian proses

menyambung ext.

Chassis ke end chassis

21,12 NVA

5 26 Mengamati agar posisi ext

chassis LH benar

rangkaian proses menyambung ext.

Chassis ke end chassis

17,1 NNVA

6 14 Mengamati agar posisi ext

chassis RH benar

rangkaian proses

menyambung ext. Chassis ke end chassis

16,54 NNVA

7 2 Mengambil tools di toolbox Material Handling

(transportasi) 14,97 NNVA

8 25 Memukul ext chassis LH rangkaian proses menyambung ext.

Chassis ke end chassis

14,65 NVA

9 13 Memukul ext chassis RH rangkaian proses menyambung ext.

Chassis ke end chassis

14,52 NVA

10 3 Meletakkan tools pada pallet

tools

Material Handling

(transportasi) 12,12 NNVA

11 34 Melakukan inspeksi hasil

finishing ext chassis RH & LH inspeksi 9,74 NNVA

12 1

Mengambil ext. Chassis &

doubler kemudian meletakkan pada area kerja

Material Handling

(transportasi) 7,56 NNVA

13 6 Memasang stopper dengan

clamp mengikat end chassis RH

rangkaian proses

menyambung ext.

Chassis ke end chassis

7,45 NVA

14 24

Memasang clamp yang

mengikat stopper & ext chassis

LH

rangkaian proses

menyambung ext.

Chassis ke end chassis

4,15 NVA

15 29 Melepas kedua clamp pada

stopper & ext chassis LH

rangkaian proses menyambung ext.

Chassis ke end chassis

3,87 NVA

16 12 Memasang clamp yang mengikat stopper & ext chassis

RH

rangkaian proses menyambung ext.

Chassis ke end chassis

3,72 NVA

17 17 Melepas kedua clamp pada

stopper & ext chassis RH

rangkaian proses

menyambung ext. Chassis ke end chassis

2,88 NVA

18 19 Memasang lifting magnet ke

extention chassis LH

rangkaian proses

mengangkat ext. chassis

ke end chassis

2,31 NVA

19 18 Memasang stopper dengan clamp mengikat end chassis LH

rangkaian proses

menyambung ext.

Chassis ke end chassis

2,16 NVA

20 16 Menurunkan lifting magnet menurunkan tools

pengangkat ext chassis 1,66 NVA

Page 70: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

48

Tabel 4. 12 Ranking Aktivitas NVA dan NNVA Proses Setting Welding Extention Chassis

Berdasarkan Waktu (Lanjutan)

21 7 Memasang lifting magnet ke extention chassis RH

rangkaian proses

mengangkat ext. chassis

ke end chassis

1,55 NVA

22 30 Mengambil doubler RH & LH Material Handling

(transportasi) 1,45 NNVA

23 28 Menurunkan lifting magnet

rangkaian proses

mengangkat ext. chassis ke end chassis

1,25 NVA

24 21 Memasang hook OHC ke lifting

magnet

menurunkan tools

pengangkat ext chassis 0,95 NVA

25 9 Memasang hook OHC ke lifting

magnet

rangkaian proses mengangkat ext. chassis

ke end chassis

0,7 NVA

Tabel 4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.12 diketahui bahwa aktivitas “Memegang &

mengarahkan manual agar posisi ext chassis rapat” merupakan kategori aktivitas

Non Value Added (NVA) dengan waste / pemborosan aktivitas terbesar yaitu

26,12 menit. Dikarenakan aktivitas ini dapat dikategorikan sebagai waste yang

berupa over processing / inappropriate process. Kemudian disusul dengan

aktivitas NVA dan NNVA lainnya. Jika dicermati dari hasil diatas maka akar

permasalahan yang menyebabkan penyimpangan waktu standard adalah aktivitas

pekerjaan yang dikerjakan secara manual tanpa ditunjang dengan dengan alat

bantu kerja yang ergonomis & nyaman. Karena banyaknya aktivitas yang bernilai

waste yaitu 25 aktivitas. Maka peneliti meringkas ke dalam 5 kategori waste,

seperti yang dijelaskan pada tabel 4.13.

Tabel 4. 13 Ringkasan Kategori Aktivitas Waste

Proses kerja Jumlah

Rangkaian proses menyambung ext. Chassis ke end chassis 14

Rangkaian proses mengangkat ext. chassis ke end chassis 4

Menurunkan tools pengangkat ext. chassis 2

Inspeksi 1

Material Handling (transportasi) 4

Tabel 4.13 menunjukkan ringkasan pekerjaan untuk proses menyambung,

mengangkat ext. chassis ke end chassis dan proses material handling

Page 71: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

49

(transportasi) memiliki jumlah terbanyak yaitu 14 aktivitas dan 4 aktivitas.

Perbaikan di proses material handling (transportasi) tidak dilakukan karena di

dalam penelitian ini sudah ditentukan batasan masalah untuk perancangan alat

bantu saja. Sehingga peneliti mengambil aktivitas proses menyambung ext.

chassis ke end chassis dan rangkaian proses mengangkat ext. chassis ke end

chassis untuk kemudian dibuatkan alat bantu agar waktu proses sub assy setting

welding extention chassis bisa turun.

Berikut detail aktivitas dari 2 pengelompokan aktivitas menyambung dan

mengangkat ext. chassis ke end chassis. Namun untuk mengurutkan proses sesuai

urutan kerja setting welding extention chassis. Maka peneliti memulai dengan

rangkaian mengangkat kemudian rangkaian proses menyambung ext. chassis ke

end chassis

4.3.1 Rangkaian Proses Mengangkat Ext. Chassis ke End Chassis

Di dalam aktivitas ini dimulai dari operator mengaktifkan lifting magnet pada

extention chassis RH kemudian mamasang hook OHC hingga mengangkatnya.

Aktivitas ini kemudian dilanjut pemasangan untuk extention chassis LH.

Pada Gambar 4.11 menunjukkan beberapa aktivitas manual yang diambil untuk

mewakili proses mengangkat extention chassis ke end chassis. Sedangkan detail

aktivitas sudah dijelaskan di peta activity process mapping.

Gambar 4. 11 Rangkaian Beberapa Proses Mengangkat Ext. Chassis ke End Chassis

Page 72: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

50

4.3.2 Rangkaian Proses Menyambung Ext Chassis ke End Chassis

Di dalam aktivitas ini dimulai ketika extention chassis mulai didekatkan pada end

chassis RH, setting posisi sebelum take weld hingga proses finishing hasil full

weld untuk masing-masing entention chassis. Kemudian dilanjut untuk end

chassis LH.

Pada Gambar 4.12 merupakan beberapa aktivitas manual yang diambil untuk

mewakili proses menyambunng extention chassis ke end chassis. Sedangkan

detail aktivitas sudah dijelaskan di peta activity process mapping.

Gambar 4. 12 Rangkaian Beberapa Proses Menyambung Ex.t Chassis ke End Chassis

Kesimpulan dari gambar 4.11 dan Gambar 4.12 di atas menunjukkan perkerjaan

tambahan tidak perlu dilakukan secara manual jika ada alat bantu yang bisa

menghilangkan pengerjaan manual dalam proses setting welding extention

chassis.

Page 73: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

51

4.4. Perancangan Alat Bantu dengan (Quality Function Deployment) QFD

Dalam perancangan alat bantu ini peneliti memakai metode QFD (Quality

Function Deployment). Metode QFD (Quality Function Deployment) adalah

metode di dalam pengembangan produk, jasa atau yang lainnya dimana

menjadikan respons & kepuasan pelanggan untuk merealisasikannya.

4.4.1. House Of Quality (HOQ) Untuk Product Planning Matrix

House of Quality (HOQ) untuk perencanaan produk merupakan tahap pertama

dalam proses penyelesaian metode QFD.

4.4.1.1 Customer Requirement

Customer Requirement berisikan aktivitas untuk mengidentifikasi kebutuhan

pelanggan berdasarkan voice of customer terhadap alat bantu yang akan

dikembangkan melalui resaerch atau penelitian. tahap awal yang dilakuakan

adalah dengan membuat kuesioner.

4.4.1.1.1 Penyebaran Kuesioner Untuk Identifikasi Customer Need

Pada tahap identifikasi kebutuhan pelanggan maka perlu dilakukan penyebaran

kuesioner untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Yang dimaksud pelanggan di

sini adalah operator yang bekerja dalam area kerja produksi Small Suppeq.

Penyebaran kuesioner dibatasi hanya kepada semua karyawan yang terlibat dalam

proses produksi Fuel Truck 20KL. Tabel 4.14 menunjukkan 17 operator yang

mengerjakan produk Fuel Truck 20 KL dari total 31 operator di line produksi

small suppeq. Dari 17 karyawan tersebut akan melakukan proses sub assy setting

welding extention chassis berdasarkan pos kerja masing-masing.

Tabel 4. 14 Jumlah Operator Produk Small Supporting Equipment (Suppeq)

No Product PN Jumlah

Manpower Keterangan

1 Lube Truck 12 D. Cabin

R61206-A1000000

- sudah selesai,pengerjaan 6 bulan

pertama tahun 2018

1 Fuel Truck

20KL

RA2030-

A1000000 17

Pengerjaan 6 bulan terakhir tahun

2018`

2 WT 20 KL RB2016-

A1000000 14

Pengerjaan 6 bulan terakhir tahun 2018`

4 Cargo Deck

HB250E3

RR3N02-

A1000000 -

sudah selesai,pengerjaan 6

pertama tahun 2018

31

Page 74: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

52

Berdasarkan tabel 4.14 yang berasal dari data perusahaan. Hanya terdapat 2

produk small supporting equipment yang sedang dalam produksi hingga akhir

tahun 2018. Untuk tahun yang akan datang maka perusahaan biasanya melakukan

set up ulang jumlah operator berdasarkan produksi yang berjalan. Untuk

pembuatan kuesioner customer need berikut adalah detail pertanyaan yang

diajukan.

a) Pertanyaan tentang proses mengangkat ext chassis ke end chassis.

1. Kesulitan apa yang anda hadapi ketika melakukan proses sub assy setting

welding extention chasis khususnya dalam proses mengangkat ext chassis ke

end chassis ?

2. Jika alat bantu proses mengangkat ext chassis ke end chassis direalisasikan,

alat seperti apa yang anda inginkan ?

3. Apa harapan anda di jika alat bantu terrealisasikan ?

4. Spesifikasi alat bantu seperti apa yang hendak diinginkan ?

b) Pertanyaan tentang proses menyambung ext chassis ke end chassis.

1. Kesulitan apa yang anda hadapi ketika melakukan proses sub assy setting

welding extention chassis khususnya dalam proses menyambung ext chassis

ke end chassis ?

2. Jika alat bantu proses menyambung ext chassis ke end chassis

direalisasikan, alat seperti apa yang anda inginkan ?

3. Apa harapan anda jika alat bantu terrealisasikan ?

4. Spesifikasi alat bantu seperti apa yang hendak diinginkan ?

4.4.1.1.2 Identifikasi Customer Need

Setelah dilakukan penyebaran kuesioner maka langkah selanjutnya adalah

mencatat jawaban dari Responden. Untuk model kuesionernya terdapat di

lampiran (L-1). Kemudian jawaban dari Responden dirangkum ke dalam daftar

customer need berdasarkan masing-masing proses. Detail dari rangkuman

customer need bisa dilihat pada tabel 4.15 dan tabel 4.16. Pada tabel 4.15

Page 75: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

53

menunjukan hasil rangkuman dari data customer need untuk proses mengangkat

extention chassis ke end chassis.

Tabel 4. 15 Customer Need Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

Mengangkat extention chassis ke end chassis

No. Customer Need

1 Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan

ketika menggenggam extention chassis.

2 Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis & menghilangkan

pemakaian lifting Magnet.

3 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention chassis kiri dan kanan

4 Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri).

5 Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan

Tabel 4.16 menunjukan hasil rangkupan dari data customer need untuk proses

menyambung extention chassis ke end chassis.

Tabel 4. 16 Customer Need Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

No. Customer Need

1 Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis.

2 Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis.

3 Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel kerapatan extention chassis dengan end chassis

4 Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit.

5 Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual.

6 Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention

RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

7 Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

8 Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit.

4.4.1.2 Planning Matrix

4.4.1.2.1 Penyebaran Kuesioner Tingkat Kepentingan (Importance to

Customer)

Kuesioner tingkat kepentingan disebarkan dengan tujuan mengetahui tingkat

kepentingan berdasarkan daftar hasil kuesioner awal di dalam menentukan

customer need. Kuesioner yang disebar ini untuk mengetahui tingkat Importance

to Customer (tingkat kebutuhan pelanggan) dan Customer Satisfaction

Performance (tingkat performansi kepuasan pelanggan).

Page 76: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

54

Kuesioner ini dibuat berdasarkan skala likert. Dalam pembuatan kuesioner skala

likert terdapat 4 kategori di dalam menjawab pertanyaan, antara lain : (1) sangat

tidak penting, (2) tidak penting, (3) kurang penting, (4) penting, (5) sangat

penting. Kemudian kuesioner dibagikan ke 17 operator. Model kuesioner terdapat

di lampiran (L-2).

4.4.1.2.2 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Berdasarkan Importance to

Customer

Tabel 4.17 merupakan hasil kuesioner tingkat kepentingan untuk proses

mengangkat extention chassis ke end chassis. Untuk penghitungan skala hasil

tingkat kepentingan (important scale) sudah dijelaskan di Bab 2 (Tinjuan

Pustaka).

Tabel 4. 17 Customer Need Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

Berdasarkan Tingkat Kepentingan

No. Customer Need

Score Total

Responden

Important

Scale Rank

1 2 3 4 5

1

Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan

ketika menggenggam

extention chassis.

2 15 17 4,882 2

2

Alat bantu yang mampu

menghilangkan aktivitas

angkat manual untuk

memposisikan lifting magnet diatas ext chassis

& menghilangkan

pemakaian lifting Magnet.

2 15 17 4,882 2

3

Alat bantu yang

seimbang mengangkat

extention chassis kiri dan kanan

1 2 14 17 4,588 3

4

Alat bantu yang mampu

mengangkat sekaligus

untuk extention RH

(kanan) dan LH (kiri).

1 16 17 4,941 1

5 Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana &

ringan

2 2 13 17 4,294 4

Page 77: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

55

Tabel 4.18 memperlihatkan hasil kuesioner tingkat kepentingan untuk proses

menyambung extention chassis ke end chassis. Adapun cara penghitungan sudah

dijelaskan di Bab 2 (Tinjuan Pustaka).

Tabel 4. 18 Customer Need Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

Berdasarkan Tingkat Kepentingan

No

. Customer Need

Score Total

Responde

n

Importan

t

Scale

Ran

k 1 2 3 4 5

1

Alat bantu yang kuat

menahan extention chassis menempel di

end chassis.

1 1 15

17 4,824 5

2

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan

extention chassis ke

end chassis.

1 2 1

4 17 4,765 6

3

Alat bantu yang tidak menggunakan

kunci ketika

menyetel kerapatan extention chassis

dengan end chassis

2 3 1

2 17 4,588 7

4

Alat bantu yang

tidak menggunakan clamp penjepit.

2 1

5 17 4,882 4

5

Alat bantu yang

tidak menggunakan

stopper manual.

2 15

17 4,882 3

6

Alat bantu yang

mampu melakukan

proses assy sekaligus untuk

extention RH

(kanan) dan LH

(kiri) ke end chassis.

1 1

6 17 4,941 1

7

Alat bantu yang bisa

menghilangkan

aktivitas memegang, mengarahkan secara

manual & gerakan

dalam memukul

extention chassis.

3 1

4 17 4,824 2

8

Alat bantu yang

sederhana, ringan &

menyesuiakan kontur chassis unit.

2 4 1

1 17 4,529 8

Page 78: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

56

4.4.1.2.3 Penyebaran Kuesioner Penilaian Kepuasan Pelanggan (Customer

Satisfaction Performance)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah penyebaran kuesioner untuk menilai tingkat

kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Performance). Kuesioner ini dibuat

berdasarkan skala linkert. Model Kusioner terdapat dalam lampiran (L-3)

4.4.1.2.4 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Berdasarkan Customer

Satisfaction Performance

Tabel 4.19 merupakan hasil kuesioner tingkat kepentingan untuk menilai tingkat

kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Performance). dari proses

mengangkat extention chassis ke end chassis secara manual maupun

menggunakan alat bantu baru yang diisi oleh 17 operator.

Tabel 4. 19 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Pembanding Proses Mengangkat

Extention Chassis ke End Chassis

No

. Customer Need

Alat bantu

manual Jig Baru

Score

Tota

l

Score

Tota

l

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

Alat bantu yang bisa disetel tingkat

kerapatan

ketika menggenggam extention chassis.

3 1

4 17 2

1

5 17

2

Alat bantu yang mampu

menghilangkan aktivitas angkat

manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis &

menghilangkan pemakaian lifting

Magnet.

15

2 17 3 14

17

3 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention chassis kiri

dan kanan

1

5 1 1 17 1 3

1

3 17

4

Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk

extention RH (kanan) dan LH

(kiri).

1

7 17 3

1

4 17

5 Alat bantu mempunyai bentuk

yang sederhana & ringan

1

4 2 1 17 3 3

1

1 17

Tabel 4.20 merupakan hasil kuesioner tingkat kepentingan untuk menilai tingkat

kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Performance). dari proses

Page 79: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

57

menyambung extention chassis ke end chassis secara manual maupun

menggunakan alat bantu baru yang diisi oleh 17 operator.

Tabel 4. 20 Hasil Kuesioner Tingkat Kepentingan Pembanding Proses Menyambung

Extention Chassis ke End Chassis

No

. Customer Need

Alat bantu

manual Jig Baru

Score

To

tal

Score

To

tal

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

Alat bantu yang kuat menahan

extention chassis menempel di end

chassis.

1 1 15

17 1 2 14

17

2

Alat bantu yang bisa disetel

kerapatan extention chassis ke end chassis.

1 2 1

4 17 2 2

1

3 17

3

Alat bantu yang tidak

menggunakan kunci ketika

menyetel kerapatan extention chassis dengan end chassis

2 3 1

2 17 3 1

1

3 17

4

Alat bantu yang tidak

menggunakan

clamp penjepit.

2 1

5 17 1

1

6 17

5 Alat bantu yang tidak

menggunakan stopper manual. 2

1

5 17 2

1

5 17

6

Alat bantu yang mampu melakukan

proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri)

ke end chassis.

1 16

17 1 16

17

7

Alat bantu yang bisa

menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara

manual & gerakan dalam memukul

extention chassis.

3 1

4 17 4

1

3 17

8 Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis

unit.

2 4 1

1 17 1 5

1

1 17

Tabel 4.21 merupakan hasil penghitungan kuesioner tingkat kepentingan dari

penggunaan alat bantu manual terhadap alat bantu yang akan dibuat berdasarkan

penilaian tingkat kepuasan pelangganm ketika proses mengangkat extention

chassis ke end chassis.

Page 80: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

58

Tabel 4. 21 Score Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Performance) Proses

Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

No. Customer Need

Customer Satisfaction

Performance

Alat

bantu

manual

Jig Baru

1 Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan

ketika menggenggam extention chassis. 1,824 4,882

2

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet

diatas ext chassis & menghilangkan pemakaian

lifting Magnet.

1,118 4,824

3 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention

chassis kiri dan kanan 1,176 4,529

4 Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri).

1,000 4,824

5 Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan

1,235 3,941

Tabel 4.22 dan tabel 4.23 merupakan hasil penghitungan kuesioner tingkat

kepentingan dari penggunaan alat bantu manual terhadap alat bantu yang akan

dibuat berdasarkan penilaian tingkat kepuasan pelanggan ketika proses

menyambung extention chassis ke end chassis.

Tabel 4. 22 Score Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Performance) Proses

Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

No. Customer Need

Customer Satisfaction

Performance

Alat

bantu

manual

Jig Baru

1 Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis.

2,235 4,765

2 Alat bantu yang bisa disetel kerapatan

extention chassis ke end chassis. 2,176 4,647

Page 81: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

59

Tabel 4. 23 Score Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Performance) Proses

Menyambung Extention Chassis ke End Chassis (Lanjutan)

3 Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel kerapatan extention chassis

dengan end chassis

1,059 4,588

4 Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit.

1 4,941

5 Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual.

1 4,882

6

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy

sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH

(kiri) ke end chassis.

1 4,941

7 Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual &

gerakan dalam memukul extention chassis.

1,294 4,765

8 Alat bantu yang sederhana, ringan &

menyesuiakan kontur chassis unit. 1,353 4,588

4.4.1.3 Technical / Design Requirement

Technical / Design Requirement sering disebut respon teknis. Respon teknis

ditentukan berdasarkan kebutuhan pelanggan (customer need) kemudian

diterjemahkan berdasarkan spesifikasi secara teknis. Tabel 4.24 dan tabel 4.25

merupakan respon teknis untuk proses mengangkat extention chassis ke end

chasis. Tabel ini merupakan hasil customer need yang diterjemahkan ke dalam

bahasa teknis. Spesifikasi tersebut didapatkan dengan sebelumnya peneliti

melakukan diskusi dan konsultasi dengan team engineering.

Tabel 4. 24 Respon Teknis untuk Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

Customer Need Category Spesification

Alat bantu yang bisa disetel tingkat

kerapatan

ketika menggenggam extention chassis.

Design

Jig dibuat memiliki adjuster menggunakan bolt M14x80mm qty

2pcs & nut M14 yang dipasang pada

bracket holder extention chassis, di

assy pada plate panjang 388 mm lebar 76mm. Pemasangan Bolt

adjuster pada sisi dalam bracket

holder ext chassis kiri-kanan.

Page 82: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

60

Tabel 4. 25 Respon Teknis untuk Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

(Lanjutan)

Alat bantu yang mampu

menghilangkan aktivitas angkat

manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis &

menghilangkan pemakaian lifting

Magnet.

Design

Jig dibuat dengan memiliki lubang

pengait hook OHC. Lubang dibuat dengan pipa SCH40

diameter 3" , panjang 15mm

Alat bantu yang seimbang

mengangkat extention chassis kiri

dan kanan

Design

Jig dibuat dengan memiliki lubang pengait hook OHC

yang terletak ditengah tuas

penghubung bracket holder extention chassis kiri-kanan

Alat bantu yang mampu

mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH

(kiri).

Fungsi

Jig dibuat dengan dilengkapi tuas

panjang sesuai lebar end chassis

bawaan unit kiri & kanan yaitu lebar 870mm.

Terbuat dari plate UNP

150x50x5x870mm

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan

Material

Jig dibuat berupa bracket holder

extention chassis. Terbuat dari plate

siku 50x50 dengan panjang 388 mm

untuk bagian kaki, sedang untuk bagian alas terbuat dari

plate siku 50x50 dengan panjang

170mm

Tabel 4.26 dan tabel 4.27 menunjukan respon teknis untuk proses menyambung

extention chassis ke end chasis. Tabel ini merupakan hasil customer need yang

diterjemahkan ke dalam bahasa teknis. Spesifikasi tersebut didapatkan dengan

sebelumnya peneliti melakukan diskusi dan konsultasi dengan team engineering.

Tabel 4. 26 Respon Teknis untuk Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

Customer Need Category Spesification

Alat bantu yang kuat menahan

extention chassis menempel di end

chassis.

Design

Jig dibuat memiliki bolt & nut

mengikat pada ext chassis. Memakai

bolt M14x50mm & Nut M14

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end

chassis.

Design jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan ,

yang dilengkapi bolt adjuster M14

Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika

menyetel kerapatan extention

chassis dengan end chassis

Design Jig dibuat dengan adjuster dibuat

seperti kunci T

Alat bantu yang tidak

menggunakan clamp penjepit. Design

jig dibuat dengan mengganti fungsi clamp penjepit mengggunakan

bolt M14x60mm & nut M14 dilas fix

pada stopper bracket kiri & kanan

Page 83: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

61

Tabel 4. 27 Respon Teknis untuk Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

(Lanjutan)

Alat bantu yang tidak

menggunakan stopper manual. Design

jig dibuat berupa bracket stopper

kiri-kanan ,

yang dilengkapi plate kecil panjang 160mm & lebar 78mm yang

berfungsi sebagai stopper

Alat bantu yang mampu

melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan

LH (kiri) ke end chassis.

Fungsi

Jig dibuat berupa bracket stopper

kiri-kanan, yang pemasangannya langsung keduanya dipasang di end

chassis kiri - kanan.

Alat bantu yang bisa

menghilangkan aktivitas

memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam

memukul extention chassis.

Fungsi

Jig dibuat dengan ukuran mini & mampu memposisikan extetion

chassis secara rapat (ada sinergi

fungsi antara bracket stopper

dengan holder bracket extention chassis)

Alat bantu yang sederhana, ringan

& menyesuiakan kontur chassis unit.

Material

Jig dibuat dengan plate SS400 T10,

panjang 160mm, lebar 100mm, dibuat dengan qty 2 pcs (kiri-kanan)

4.4.1.4 Technical Correlation Matrix

Technical Correlation Matrix atau biasa disebut metrik korelasi. Dibuatkan untuk

menggambarkan hubungan antar Important to Customer (kepentingan pelanggan)

terhadap kategori respon teknis yang diinterpretasikan melalui 3 simbul yaitu : (1)

tidak ada hubungan, (2) hubungan kuat dan (3) hubungan sangat kuat. Tabel 4.28

merupakan simbol korelasi yang digunakan untuk membuat metrik korelasi.

Tabel 4. 28 Simbol Metrik Korelasi

Tabel 4.29 dibawah adalah metrik korelasi proses mengangkat extention chassis

ke end chassis. Metrik ini menginterpretasikan hubungan antar customer need

sehingga apa yang diinginkan pelanggan bisa terwujud. Dari tabel 4.29 terlihat

bahwa hubungan antar customer need di dalam tingkat kepentinganya hanya

terjadi hubungan kuat & tidak ada hubungan berdasarkan kedekatan spesifikasi

dari fungsi, design maupun material. ini merupakan hasil setelah berdialog dengan

team engineering.

No. Simbol Arti

1 Tidak ada hubungan

2 Hubungan kuat

3 Hubungan sangat kuat

Page 84: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

62

Tabel 4. 29 Metrik Korelasi Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

Tabel 4.30 dibawah adalah metrik korelasi proses menyambung extention chassis

ke end chassis. Seperti halnya tabel 4.29 metrik ini menginterpretasikan hubungan

antar customer need sehingga apa yang diinginkan pelanggan bisa terwujud.

Tabel 4. 30 Metrik Korelasi Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

Jig

dib

uat

mem

iliki

ad

just

er m

engg

un

akan

bo

lt M

14

x80

mm

qty

2p

cs &

nu

t M

14

yan

g d

ipas

ang

pad

a b

rack

et h

old

er

exte

nti

on

ch

assi

s, d

i ass

y p

ada

pla

te p

anja

ng

38

8 m

m

leb

ar 7

6m

m. P

emas

anga

n B

olt

ad

just

er p

ada

sisi

dal

am

bra

cket

ho

lder

ext

ch

assi

s ki

ri-k

anan

.

Jig

dib

uat

den

gan

mem

iliki

lub

ang

pen

gait

ho

ok

OH

C.

Lub

ang

dib

uat

den

gan

pip

a SC

H4

0 d

iam

eter

3"

, pan

jan

g

15

mm

Jig

dib

uat

den

gan

mem

iliki

lub

ang

pen

gait

h

oo

k O

HC

yan

g

terl

etak

dit

enga

h t

uas

pen

ghu

bu

ng

bra

cket

ho

lder

ext

enti

on

cha

ssis

kir

i-ka

nan

Jig

dib

uat

den

gan

dile

ngk

api t

uas

pan

jan

g se

suai

leb

ar

end

cha

ssis

baw

aan

un

it k

iri &

kan

an y

aitu

leb

ar 8

70

mm

.

Terb

uat

dar

i p

late

UN

P 1

50

x50

x5x8

70

mm

Jig

dib

uat

ber

up

a b

rack

et h

old

er e

xten

tio

n c

ha

ssis

. Te

rbu

at

dar

i p

late

sik

u 5

0x5

0 d

enga

n p

anja

ng

38

8 m

m u

ntu

k

bag

ian

kak

i,

sed

ang

un

tuk

bag

ian

ala

s te

rbu

at d

ari p

late

sik

u 5

0x5

0

den

gan

pan

jan

g 1

70

mm

Imp

ort

an

ce t

o C

ust

om

er

Fungsi MaterialDesign

Jig

dib

ua

t m

em

ilik

i b

olt

& n

ut

me

ng

ika

t p

ad

a

ex

t ch

ass

is.

Me

ma

ka

i b

olt

M1

4x

50

mm

& N

ut

M1

4

jig

dib

ua

t b

eru

pa

b

rack

et

sto

pp

er

kir

i-k

an

an

,

ya

ng

dil

en

gk

ap

i b

olt

ad

just

er

M1

4 X

60

mm

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n

ad

just

er

dib

ua

t se

pe

rti

ku

nc

i T

jig

dib

ua

t d

en

ga

n m

en

gg

an

ti f

un

gsi

cl

am

p p

en

jep

it

me

ng

gg

un

ak

an

bo

lt M

14

x6

0m

m &

nu

t M

14

dil

as

fix

pa

da

sto

pp

er

bra

cke

t

kir

i &

ka

na

n

Jig

dib

ua

t b

eru

pa

b

rack

et

sto

pp

er

kir

i-k

an

an

, y

an

g

pe

ma

san

ga

nn

ya

la

ng

sun

g k

ed

ua

ny

a d

ipa

san

g d

i e

nd

cha

ssis

kir

i -

ka

na

n.

Jig

dib

ua

t b

eru

pa

b

rack

et

sto

pp

er

kir

i-k

an

an

, y

an

g

pe

ma

san

ga

nn

ya

la

ng

sun

g k

ed

ua

ny

a d

ipa

san

g d

i e

nd

cha

ssis

kir

i -

ka

na

n.

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n u

ku

ran

min

i &

ma

mp

u m

em

po

sisi

ka

n

ex

teti

on

ch

ass

is s

eca

ra r

ap

at

(ad

a s

ine

rgi

fun

gsi

an

tara

bra

cke

t st

op

pe

r d

en

ga

n h

old

er

bra

cke

t e

xte

nti

on

ch

ass

is)

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n p

late

SS

40

0 T

10

, p

an

jan

g 1

60

mm

, le

ba

r

10

0m

m,

dib

ua

t d

en

ga

n q

ty 2

pc

s (k

iri-

ka

na

n)

Imp

ort

an

ce t

o C

ust

om

er

MaterialDesign Fungsi

Page 85: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

63

Dari tabel 4.30 terlihat bahwa hubungan antar customer need di dalam tingkat

kepentinganya hanya terjadi hubungan kuat & tidak ada hubungan berdasarkan

kedekatan dari spesifikasi fungsi, design maupun material. ini merupakan hasil

setelah berdialog dengan team engineering.

4.4.1.5 Inter Relationship Matrix

Metrik relasi dibuat dengan 4 simbol hubungan antara lain : (1) tidak ada

hubungan, (2) hubungan lemah, (3) hubungan sedang, dan (4) hubungan kuat.

Tabel 4.31 merupakan penjelasan penggunaan simbol untuk membuat metrik

relasi.

Tabel 4. 31 Simbol Metrik Relasi

Metrik relasi terdapat di dalam lampiran, sebagai berikut : (1) Metrik relasi proses

mengangkat extention chassis ke end chassis pada lampiran (L-4) sedangkan (2)

metrik relasi proses menyambung extention chassis ke end chassis pada lampiran

(L-5). Untuk penentuan simbol metrik korelasi sebelumnya berkonsultasi dengan

team engineering dan memilih kriteria hubungan berdasarkan tingkatan

kecocokan dari product requirement dengan product caracteristic.

4.4.1.6 Technical / Target Matrix

4.4.1.6.1 Competitive Benchmarking

Competitive Benchmarking dihitung melalui analisis tingkat kepentingan yang

membandingkan alat bantu manual dengan alat bantu yang akan dirancang. Atau

perbandingan terhadap produk kompetitor. Seperti yang sudah dijelaskan dalam

bab 2 (Tinjuan Pustaka) Competitive Benchmarking menggunakan perhitungan

absolute weight . Penghitungan absolute weight digunakan untuk mendapatkan

pembobotan dalam menentukan prioritas kebutuhan pelanggan yang kemudian

No. Simbol Arti Nilai

1 Tidak ada hubungan 0

2 Hubungan lemah 1

3 Hubungan sedang 3

4 Hubungan kuat 9

Page 86: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

64

menjadi acuan dalam implementasi alat bantu. Adapun penghitungannya seperti

yang dijelaskan dibawah.

1. Penghitungan absolute weight proses mengangkat extention chasis ke end

chassis terdapat pada lampiran (L-6).

2. Penghitungan absolute weight Proses menyambung extention chasis ke end

chassis terdapat pada lampiran (L-7) dan (L-8)

4.4.1.6.2 Prioritized Requirement

Prioritized Requirement merupakan hasil dari hasil hitungan absolute weight yang

telah di ranking dari nilai terbesar ke nilai terkecil.

Berdasarkan lampiran (L-6) dalam penghitungan absolute weight maka

diperolehlah peringkat prioritas proses mengangkat extention chassis ke end

chasis, antar lain :

1) Jig dibuat dengan memiliki lubang pengait hook OHC yang terletak

ditengah tuas penghubung bracket holder extention chassis kiri-kanan.

2) Jig dibuat berupa bracket holder extention chassis. Terbuat dari plate siku

50x50 dengan panjang 388 mm untuk bagian kaki, sedang untuk bagian alas

terbuat dari plate siku 50x50 dengan panjang 170mm

3) Jig dibuat dengan memiliki lubang pengait hook OHC. Lubang dibuat

dengan pipa SCH40 diameter 3", panjang 15mm.

4) Jig dibuat dengan dilengkapi tuas panjang sesuai lebar chassis bawaan unit

kiri & kanan 870mm. Terbuat dari plate UNP 150x50x5x870mm.

5) Jig dibuat memiliki adjuster menggunakan bolt M14x80mm qty 2pcs &

nut M14 yang dipasang pada bracket holder extention chassis, di assy pada

plate panjang 388 mm lebar 76mm. Pemasangan Bolt adjuster pada sisi dalam

bracket holder ext chassis kiri-kanan.

Seperti halnya diatas, maka hasil lampiran (L-7) dan (L-8) diperolehlah peringkat

prioritas proses mengangkat enxtention chassis ke end chasis, antar lain :

1) Jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan, yang dilengkapi plate kecil

panjang 160mm & lebar 78mm yang berfungsi sebagai stopper.

Page 87: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

65

2) Jig dibuat dengan ukuran mini & mampu memposisikan extention chassis

secara rapat (ada sinergi fungsi antara bracket stopper dengan holder bracket

extention chassis).

3) Jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan, yang pemasangannya

langsung keduanya dipasang di end chassis kiri - kanan.

4) Jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan , yang dilengkapi bolt

adjuster M14X60.

5) Jig dibuat dengan adjuster dibuat seperti kunci T.

6) jig dibuat dengan mengganti fungsi clamp penjepit mengggunakan bolt

M14x60mm & nut M14 dilas fix pada stopper bracket kiri & kanan.

7) Jig dibuat dengan plate SS400 T10, panjang 160mm, lebar 100mm, dibuat

dengan qty 2pcs (kiri dan kanan).

4.4.1.6.3 Menentukan Technical Target

Setelah kebutuhan pelanggan berdasarkan tingkat kepentingan teridentifikasi dan

juga peringkat kepentingannya. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan

nilai target. Nilai target ini berguna untuk menjadi komitmen peneliti agar dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan. Tentunya kebutuhan-kebutuhan yang mampu

diberikan perusahaan. Parameter pengisian nilai target adalah sesuai dengan skala

linkert yaitu 1 s/d 5.

Tabel 4.32 adalah hasil Technical Target untuk alat bantu mengangkat extention

chassis ke end chassis. Tabel ini memuat beberapa spesifikasi alat bantu yang

merupakan hasil dari penafsiran respon teknis yang kemudian berisikan score

Technical Target. Penentuan score merupakan target yang dibuat sendiri oleh

peneliti namun juga mempertimbngkan aspek kemampuan perusahaan untuk

merealisasikannya.

Page 88: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

66

Tabel 4. 32 Technical Target Score untuk Alat Bantu Mengangkat Extention

Chassis ke End Chassis

Spesification Technical

Target

Score

Jig dibuat memiliki adjuster menggunakan bolt M14x80mm qty

2pcs & nut M14 yang dipasang pada bracket holder extention

chassis, di assy pada plate panjang 388 mm lebar 76mm.

Pemasangan Bolt adjuster pada sisi dalam bracket holder ext chassis kiri-kanan.

5

Jig dibuat dengan memiliki lubang pengait hook OHC. Lubang dibuat dengan pipa SCH40 diameter 3" , panjang 15mm

5

Jig dibuat dengan memiliki lubang pengait hook OHC

yang terletak ditengah tuas penghubung bracket holder extention

chassis kiri-kanan

5

Jig dibuat dengan dilengkapi tuas panjang sesuai lebar end chassis bawaan unit kiri & kanan yaitu lebar 870mm.

Terbuat dari plate UNP 150x50x5x870mm

5

Jig dibuat berupa bracket holder extention chassis. Terbuat dari

plate siku 50x50 dengan panjang 388 mm untuk bagian kaki, sedang untuk bagian alas terbuat dari plate siku 50x50 dengan panjang

170mm

4

Tabel 4.33 dan tabel 4.34 adalah hasil technical target untuk alat bantu

menyambung extention chassis ke end chassis. Penentuan score seperti yang telah

dijelaskan di tabel 4.27

Tabel 4. 33 Technical Target Score untuk Alat Bantu Menyambung Extention

Chassis ke End Chassis

Spesification

Technical

Target Score

Jig dibuat memiliki bolt & nut mengikat pada ext chassis. Memakai bolt

M14X50mm & Nut M14 4

jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan , yang dilengkapi bolt

adjuster M14 X 60mm 5

Jig dibuat dengan adjuster dibuat seperti kunci T 5

jig dibuat dengan mengganti fungsi clamp penjepit mengggunakan

bolt M14x60mm & nut M14 dilas fix pada stopper bracket kiri & kanan 5

jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan ,

yang dilengkapi plate kecil panjang 200mm & lebar 30mm yang

berfungsi sebagai stopper

5

jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan , yang dilengkapi plate

kecil panjang 160mm & lebar 78mm yang berfungsi sebagai stopper 5

Page 89: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

67

Tabel 4. 34 Technical Target Score untuk Alat Bantu Menyambung Extention Chassis ke End

Chassis (Lanjutan)

Jig dibuat dengan ukuran mini & mampu memposisikan extetion

chassis secara rapat (ada sinergi fungsi antara bracket stopper dengan

holder bracket extention chassis)

5

Jig dibuat dengan plate SS400 T10, panjang 160mm, lebar 100mm,

dibuat dengan qty 2 pcs (kiri-kanan) 4

4.4.2. Diagram House of Quality (HOQ) Tahap 1

Setelah semua tahapan dalam perancangan alat bantu menggunakan metode

Quality Function Deployment (QFD) maka langkah terakhir adalah membuat

diagram House of Quaility (HOQ) . pembuatan diagram ini dimaksudkan untuk

menampilkan secara utuh customer need, respon teknis , pembuatan matrik

korelasi, relasi hingga pada tahap menentukan prioritas kebutuhan pelanggan yang

paling utama namun tidak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Diagram dari House of Quality (HOQ) proses mengangkat extention chassis ke

end chassis dijelaskan di lampiran (L-8). Sedangkan diagram dari House of

Quality (HOQ) proses menyambung extention chassis ke end chassis juga

dijelaskan di lampiran (L-9). Berdasarkan literatur yang ada proses perancangan

produk / alat bantu dengan metode Quality Function Deployment (QFD) terdapat

empat fase. Dimulai dari fase HOQ tahap 1 sampai dengan fase HOQ tahap 4.

Karena keterbatasan waktu dan sudah ditentukan dalam asumsi penelitian. Maka

pembuatan HOQ hanya sampai HOQ perencanaan produk (Tahap 1). Untuk

selanjutnya akan dilanjut untuk perancangan alat bantu dengan software Pro-E

berdasarkan data dalam HOQ perencanaan produk.

4.5. Design Alat Bantu dengan Software Pro-Engieer.

Pada tahap ini peneliti akan melakukan perancangan alat bantu berdasarkan

kriteria yang sudah di dapatkan dalam perancangan alat bantu berdasarkan metode

Quality Function Deployment (QFD).

Page 90: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

68

4.5.1. Design Jig Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

Gambar 4.13 adalah drawing untuk alat bantu baru yaitu Jig Bracket Holder

Extention Chassis. Alat bantu ini merupakan jig yang digunakan untuk proses

mengangkat extention chassis ke end chassis.

Gambar 4. 13 Drawing Jig Bracket Holder Extention Chassis

Gambar 4.14 adalah model 3D yang menunjukkan model Jig Bracket Holder

Extention Chassis.

Gambar 4. 14 Gambar 3D Jig Bracket Holder Ext Chassis

Page 91: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

69

4.5.2. Design Jig Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

Gambar 4.15 adalah drawing dari alat bantu yang dibuat yaitu Jig Bracket Stopper

Extention Chassis. Alat bantu ini merupakan jig yang digunakan untuk proses

menyambung extention chassis ke end chassis.

Gambar 4. 15 Drawing Jig Bracket Stopper Extention Chassis

Gambar 4.16 adalah gambar 3D yang menunjukkan model Jig Bracket Stopper

Extention Chassis.

4.5.3. Simulasi Penggunaan Jig Baru

Gambar 4.17 merupakan detail gambar 3D yang menjadi gambaran ketika

penggunaan 2 alat bantu secara bersamaan. Pada simulasi ini menunjukan

Gambar 4. 16 Gambar 3D Jig Bracket Stopper Ext Chassis

Page 92: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

70

penggunaan jig bracket holder extention chassis dan jig bracket stopper extention

chassis secara bersama-sama ketika proses setting welding extention chassis.

Gambar 4. 17 Detail Gambar 3D Untuk Penggunaan Jig Baru

Gambar 4.18 merupakan drawing assy penggunaan jig atau alat bantu di dalam

proses setting welding extention chassis unit Fuel Truck.

Gambar 4. 18 Drawing Assy Penggunaan Jig Baru

Page 93: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

71

4.6. Pembuatan Alat Bantu

Di dalam tahap ini, maka untuk merealisasikan alat bantu dilakukanlah order

pengerjaan jig yang dilakukan di dalam internal perusahaan. Pengerjaan alat bantu

atau jig dikerjakan oleh Jig & Fixture Section dengan membuat memo internal.

Secara costing pembuatannya akan dibebankan ke budget Manufacturing

Department. Gambar 4.19 merupakan memo internal pengerjaan alat bantu yang

dilakukan di dalam internal perusahaan.

Gambar 4. 19 Memo Internal Pengerjaan Jig ke Jig & Fixture Section

4.7. Trial Alat Bantu & Pengambilan Waktu Aktual Setelah Perbaikan

Setelah alat bantu dibuat maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba / trial

untuk membuktikan apakah alat bantu yang dibuat secara rill mampu menurunkan

waktu pengerjaan sub assy Prepare Unit pada proses setting welding extention

chassis. Gambar 4.20 merupakan penggunaan jig baru untuk proses setting

welding extention chassis. Berdasarkan gambar dibawah terlihat penggunaan jig

bracket holder extention chassis dan jig bracket stopper extention chassis secara

bersama-sama.

Page 94: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

72

Gambar 4. 20 Penggunaan Jig Baru untuk Proses Setting Welding Extention Chassis

Kemudian dilanjut pengambilan waktu aktual sebanyak 3x. Kemudian dari

pengambilan waktu tersebut akan dicari rata-ratanya. Di dalam tabel 4.35

pengambilan waktu aktual dilakukan sebanyak 3x kemudian diambilah waktu

rata-ratanya. Waktu rata-rata yang terjadi adalah 372,20 menit.

Tabel 4. 35 Hasil Pengambilan Waktu Aktual Setelah Penggunaan Jig Baru

No Proses

M/h (menit) aktual

Waktu

Aktual

ke-1

Waktu

Aktual

ke-2

Waktu

Aktual

ke-3

rata-

rata

1

Setting Welding

Extention

Chassis

373,49 371,95 371,15 372,20

Langkah selanjutnya adalah pembuatan Process Activity Mapping setelah

perbaikan. Dari peta tersebut maka akan terlihat mana saja aktivitas yang

mengalami perbaikan dari aktivitas NVA (Non Value Added) atau NNVA

(Necessary but Non Value Added) menjadi aktivitas VA (Value Added)

Page 95: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

73

4.8. Process Activity Mapping untuk Setting Welding Extention chassis

Setelah Perbaikan

Pembuatan peta Process Activity Mapping proses setting welding extention

chassis setelah perbaikan ditunjukkan di dalam tabel 4.30. Tabel tersebut

berisikan detail aktivitas dalam menggunakan mesin, aktivitas operasi, manpower

dan klasifikasi aktivitas berdasarkan VA (Value Added) , NVA (Non Value

Added) dan NNVA (Necessary but Non Value Added). Sedangkan untuk

parameter penentuan kategori aktivitas tersebut, peneliti sudah menjelaskan di

Bab 2 (Tinjauan Pustaka) pada sub bab 2.4.1. Adapun ringkasan penentuan

kategori tersebuat antara lain :

VA (Value Added) : Pekerjaan bernilai dengan pekerjaan yang

menambah value bagi perusahaan dan pelanggan.

NVA (Non Value Added) : Pekerjaan yang mengandung waste dan tidak

bisa menambah nilai / value kepada pelanggan akhir maupun perusahaan

sehingga harus di-design ulang. Aktivitas yang mengandung waste

adalah seperti yang dijelaskan oleh Shigeo Shingo (1989) yang dikenal

dengan 7 waste. Sebagai contoh penggunaan alat bantu manual

merupakan jenis waste inappropriate processing. Contoh lain dari NVA

adalah aktivitas storage dan delay.

NNVA (Necessary but Non Value Added) : Aktivitas penting tidak

bernilai tambah yang sulit dihindari untuk tidak dikerjakan. Aktivitas

yang tergolong NNVA tetapi diperlukan menurut para ahli industri

adalah inspeksi dan material handling (transportasi).

Untuk melihat gambaran secara detail, maka bisa dilihat pada peta Process

Activity Mapping pada tabel 4.36.

Page 96: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

74

Tabel 4. 36 Process Activity Mapping Setting Welding Extention Chassis Setelah Perbaikan

O T I S D ManpowerProses Kerja

(NNVA, NVA)

1 Forklift 35 6,56 1 X Operator A Transortasi NNVA

2 Troli 40 15,14 2 X Operator A & B Transortasi NNVA

3 - 3 13,65 2 X Operator A & B Transortasi NNVA

4 Gerinda tangan - 58,13 2 X Operator A & B VA

5 Mesin las GMAW 5 38,13 1 X Operator B VA

6 Kunci pas / ring, 11,2 X Operator B VA

7 4,78 X Operator B VA

8 - 24,14 X Operator A VA

9 7,84 X Operator A VA

10 5,54 X Operator A VA

11 - 1,34 X Operator A VA

12 Overhead crane (OHC) 8,56 X Operator A VA

13 2,13 X Operator B Transortasi NNVA

14 5,12 X Operator A VA

15 3,23 X Operator B VA

16 2,12 X Operator B VA

17 Kunci pas / ring 8,32 X Operator A VA

18 Kunci pas / ring 6,14 X Operator A VA

19 - 3.42 X Operator A & B Transortasi NNVA

20 - 4,17 X Operator A & B VA

21 Mesin las GMAW 90,23 X Operator A & B VA

22 Gerinda tangan 46,76 X Operator A & B VA

23 Waterpass 8,97 X Operator A & B Inspeksi NNVA

VA : 15NVA : 0NNVA : 6

Aktivitas

VA : Value Added VA

NVA : Non Value Added NVA

NNVA : Necessary but Non Value Added NNVA

: Aktivitas yang mengandung waste, termasuk di dalamnya 7 waste, aktivitas storage &

delay. Sehingga harus di-design ulang.

: Aktivitas inspeksi dan material handling (transportasi)

Keterangan Parameter Kategori

: aktivitas bernilai dengan pekerjaan menambah value bagi perusahaan & pelanggan,

penggunaan alat bantu baru.

- - 372,2 2Jumlah

Mengambil nozzle las

Mengatur adjuster tools bracket stopper chassis RH & LH rapat

Melakukan proses take weld ext chassis RH dengan end chassis RH

Melakukan proses take weld ext chassis LH dengan end chassis LH

Mengendorkan adjuster & melepas tools bracket holder chassis

Mengendorkan adjuster & m elepas tools bracket stopper chassis

Mengambil doubler RH & LH

Pemasangan doubler pada ext chassis RH & LH

Melakukan pengelasan full weld ext RH & LH

Melakukan finishing ext chassis RH & LH

Melakukan inspeksi hasil finishing ext RH & LH

Mendekatkan ext chassis pada end chassis RH & LH

Mengambil ext. Chassis & doubler kemudian meletakkan pada area

kerja

Mengambil tools di toolbox

Meletakkan tools pada pallet tools

Proses champering end chassis RH & LH

Prepare & setting mesin las

Memasang tools bracket stopper chassis pada end chassis RH & LH

Setting adjuster tools stopper chassis

Mengoperasikan OHC

Memasang Ext Chassis RH & LH pada tools bracket holder chassis

Setting adjuster tools bracket holder ext chassis untuk RH & LH rapat

Memasang hook OHC pada center lubang tools bracket

holder chassis

No Aktivitas Mesin / AlatJarak

(m)

Waktu

(menit)

Jumlah

Operator

Aktivitas Catatan VA/

NVA/

NNVA

Page 97: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

75

4.8.1. Summary Hasil Process Activity Mapping Setelah Improvement

Setelah pembuatan peta Process Activity Mapping proses setting welding

extention chassis setelah perbaikan. Selanjutnya adalah membuat ringkasan. Tabel

4.37 menunjukan aktivitas yang paling dominan adalah aktivitas operasi dengan

total 17 operasi dengan presentase 88 %.

Tabel 4. 37 Jumlah Aktivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis setelah Improvement

Berdasarkan Kategori Aktivitas.

Operasi Transportasi Inspeksi Storage Delay Total

Jumlah aktivitas 17 5 1 0 0 23

Total Waktu

(mnt) 325,75 37,48 8,97 0 0 372,2

Presentase (%) 88% 10% 2% 0% 0% 100%

Tabel 4.38 adalah aktivitas waste yang banyak terjadi adalah aktivitas NNVA

dengan total 6 aktivitas Jumlah Aktivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis

setelah Improvement Berdasarkan Kategori Aktivitas.dari 23 aktivitas. Kemudian

jika diperiksa kembali di Process Activity Mapping maka waste yang terjadi

merupakan kegiatan transportasi dan inspeksi.

Tabel 4. 38 Jumlah Aktivitas Kerja Setting Welding Extention Chassis setelah Improvement

Berdasarkan Kategori Waste

Operasi Transportasi Inspeksi Storage Delay Total

NNVA 0 5 1 0 0 6

NVA 0 0 0 0 0 0

VA 17 0 0 0 0 17

23

Berdasarkan tabel 4.39 maka jumlah waktu terbanyak adalah aktivitas Value

Added (VA) dengan jumlah waktu 325,75 menit. Ini dikarenakan terdapat

perbaikan dengan penggunakan alat bantu baru yang sebelumnya manual.

Tabel 4. 39 Jumlah Waktu Aktivitas NNVA, NVA, VA Untuk Masing-Masing Akivitas

Kerja Setting Welding Extention Chassis Setelah Improvement

NNVA NVA VA

Operasi (menit) 0 0 325,75

Transportasi

(menit) 37,48 0 0

Inspeksi (menit) 8,97 0 0

Storage (menit) 0 0 0

Delay (menit) 0 0 0

Page 98: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

76

4.9. Perbandingan Waktu Perbaikan Setting Welding Extention Chassis

Sebelum dan Sesudah

Setelah pengambilan dan analisis data terkait proses sebelum dan sesudah

perbaikan sub assy welding extention chassis. Pada sub bab ini maka perlu

dilakukan komparasi data sebelum dan sesudah perbaikan. Sehingga terukur

berapa persentase penurunan waktunya.

Tabel 4. 40 Perbandingan Waktu Perbaikan Setting Welding Extention Chassis Sebelum dan

Sesudah

Proses

Sub Assy Setting

Welding

Extention

Chassis Sebelum

Perbaikan

Sub Assy Setting

Welding

Extention

Chassis Sesudah

Perbaikan

Selisih

Waktu (menit) 600 372,2 227,8

Presentase Waktu (%) 62% 38% 23%

Gambar 4. 21 Diagram Perbandingan Waktu Sebelum dan Sesudah Perbaikan

Berdasarkan informasi tabel 4.40 dan gambar 4.21 maka perbandingan waktu

sebelum dan sesudah perbaikan terlihat terjadi penurunan dari 600 menit menjadi

227,80 menit. Penurunan waktu sub assy terjadi sebanyak 23%.

Page 99: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

77

BAB V

SIMPULAN & SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari menganalisa akar permasalahan

sampai dengan perancangan alat bantu & implementasinya di line produksi small

Suppeq (Supporting Equipment) maka diperoleh kesimpulan seperti dibawah :

1) Time study dilakukan untuk mendapatkan waktu aktual kemudian

dibandingkan dengan waktu standard dari Production Engineering Section.

Diperoleh bahwa waktu sub assy setting welding extention chassis mencapai

waktu tertinggi yaitu 600 menit dari yang seharusnya 420 menit mengacu pada

waktu kerja standard. Persentase penyimpanganya adalah 48%.

2) Tahap identifikasi serta menganalisa penyebab waste (pemborosan) yang

berupa aktivitas NVA (Non Value Added) dan NNVA (Necessay but Non Value

Added) pada proses sub assy setting welding extention chassis antara lain:

Pembuatan Process Activity Mapping untuk mengetahui aliran proses

kerja secara detail terhadap aktivitas NNVA, NVA, VA

Evaluasi waste terhadap pemborosan waktu yang terjadi.

3) Kemudian langkah untuk meminimalisasi dan menghilangkan aktivitas

penyebab waste (pemborosan) yang berupa aktivitas NVA (Non Added Value)

dan NNVA (Necessay but Non Value Added) pada proses sub assy setting

welding extention chassis dilakukan dengan :

Perancangan alat bantu menggunkan metode QFD.

Pembuatan alat bantu & implementasinya serta pengambilan waktu kerja

aktual.

Analisis aliran proses kerja setelah perbaikan menggunakan Process

Activity Mapping.

4) Evaluasi terhadap perbaikan yang terjadi setelah penelitian, antara lain :

Page 100: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

78

Turunnya manhours atau waktu kerja dari 600 menit menjadi 372,2 menit.

Penurunan yang terjadi adalah 227,80 menit dengan persentase penurunan

sebesar 23 %. Harapannya dengan adanya penurunan waktu produksi

kedepannya target produksi yang sudah direncanakan bisa tercapai.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil perbaikan terhadap aktivitas produksi Fuel Truck. Peneliti

menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terjadi. Oleh karena itu saran

akan perbaikan sangatlah diperlukan. Berikut saran peneliti terhadap perusahaan

dan peneliti selanjutnya, antara lain :

1) Perusahaan diharapkan mengembangkan jig proses setting welding

extention chassis dengan lebih baik lagi, sehingga akurasi dan waktu lebih

cepat.

2) Perusahaan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap aktivitas produksi

lainnya yang menimbulkan waste secara komprehensif dan konsisten

terhadap perbaikan.

Page 101: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

79

DAFTAR PUSTAKA

Adityo, S. (5 Oktober 2018). Quality Function Deployment (QFD). Diambil 1

November, 2018, dari https://sutrisnoadityo.wordpress.com/quality-function-

deployment-qfd

Arifin, F. (September 2018). Jig and Fixture. Diambil 6 November 2018, dari

https://www.researchgate.net/publication/327418119_Jig_and_Fixture.

Author. (2018). Pro Engineer. Diambil 28 Oktober 2018, dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Pro/ENGINEER

Dewi, Pitri P. (2015). Rancang Bangun Modifikasi Tempat Sampah Kertas

Menggunakan Pendekatan Kano Model dan Metode Quality Function

Deployment (QFD).

Hines Peter dan Nich R. (1997). The seven value stream mapping tools.

International Journal of Operations & Production Management, Vol. 17(No.1),

pp.46-64.

Niebel, Benjamin W, Andris F. (1999). Methods Standards and Work Design

(10th ed.). New York: McGraw Hill.

Prabowo, Aditya Respati, dan A. A. (2012). Identifikasi Waste di PT. Bridgetone

Tire Indonesia Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing. Simposium

Nasional RAPI FT UMS.

Pude, Girish C, dkk (Pebruari 2013). Application of Value Stream Mapping Tools

For Process Improvement a Case Study in Foundry. IOSR Journal of Mechanical

and Civil Engineering (IOSR-JMCE), hal. 07-12.

Page 102: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

80

Ozlem Nadiye, Erdil, Omid M. (2018). Quality function deployment: more than a

design tool. International Journal of Quality and Service Sciences.

Rinawati, Dyah Ika, dkk (3 September 2012). Penentuan Waktu Standar dan

Jumlah Tenaga Kerja Optimal pada Produksi Batik Cap (Studi Kasus : IKM Batik

Saud Effendy, Laweyan). J@TI Undip, Vol.7(No.3 ), Hal. 146

Santosa dan Aa. (21 Januari 2017). Jig & Fixture Petemuan 2(2-6). Perancangan

Jig dan Fixture Sistem Pnuematik Untuk Proses Pemasangan Bearing dan

Absorber pada Velg Rear Wheel, Vol. 2(No. 1).

Sari, Lia Permata dan Desi A. (1 Oktober 2017). Apa yang di maksud dengan lean

enterprise atau lean manufacturing ? Dipetik November 2, 2018, dari

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-lean-enterprise-atau-lean-

manufacturing/4076.

Tapke Jennifer, dkk (10 Desember 2012). Steps in understanding the House of

Quality. Diambil 24 November 2018, dari http://www.public.iastate.edu/-

vardemen/IE361/f01mini/johnson,pdf

Vanany dan Iwan. (2005, Desember). Aplikasi Pemetaan Aliran Nilai di Industri

Kemasan Semen. Jurnal Teknik Industri, 7(2), 127-137.

Vinayak dan Kalluri. (2013). Benchmarking the quality function deployment

models. An International Journal, Vol. 20(No. 6), hal. 825-854.

Wawolumaja Rudi dan Rudianto M. (2012). Diktat Kuliah Rekayasa Kualitas

Universitas Kristen Maranatha, Topik 4 QFD (Quality Function Deployment).

Bandung.

Page 103: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

81

LAMPIRAN

Model Pembutan Kuesioner

L- 1 Kuesioner Untuk Mendapatkan Data VoC

FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PRESIDENT UNIVERSITY Jababeka Education Park, Jl Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka,

Bekasi 17550, Indonesia

Kepada Yth.

Karyawan Manufacturing II line produksi small suppeq PT. UTPE

Di tempat

Berkaitan dengan adanya penelitian tugas akhir saya dalam perancangan alat

bantu di line produksi small suppeq di PT. UTPE. Maka saya mahasiswa

President University a/n Romadhoni Febryantoro bermaksud ingin menyebarkan

kuesioner untuk mendapatkan data kebutuhan pelanggan dalam rancangan alat

bantu. Adapun hasil kuesioner ini murni hanya untuk kepentingan penelitian. Atas

bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Divisi / Department :

Bagian :

Isilah pertanyaan dibawah ini berdasarkan pengetahuan serta pengalaman anda

ketika proses pengangkatan extention chassis di dalam pengerjaan setting

welding extention chassis menggunakan Overhead Crane (OHC).

Page 104: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

82

5. Kesulitan apa yang anda hadapi ketika melakukan proses sub assy setting

welding extention chasis khususnya dalam proses mengangkat ext chassis ke

end chassis ?

6. Jika alat bantu proses mengangkat ext chassis ke end chassis direalisasikan,

alat seperti apa yang anda inginkan ?

7. Apa harapan anda di jika alat bantu terrealisasikan ?

8. Spesifikasi alat bantu seperti apa yang hendak diinginkan ?

Page 105: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

83

FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PRESIDENT UNIVERSITY Jababeka Education Park, Jl Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka,

Bekasi 17550, Indonesia

Kepada Yth.

Karyawan Manufacturing II line produksi small suppeq PT. UTPE

Di tempat

Berkaitan dengan adanya penelitian tugas akhir saya dalam perancangan alat

bantu di line produksi small suppeq di PT. UTPE. Maka saya mahasiswa

President University a/n Romadhoni Febryantoro bermaksud ingin menyebarkan

kuesioner untuk mendapatkan data kebutuhan pelanggan dalam rancangan alat

bantu. Adapun hasil kuesioner ini murni hanya untuk kepentingan penelitian. Atas

bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Divisi / Department :

Bagian :

Isilah pertanyaan dibawah ini berdasarkan pengetahuan serta pengalaman anda

ketika proses penyambungan extention chassis ke end chassis di dalam

pengerjaan setting welding extention chassis menggunakan Overhead Crane

(OHC).

1. Kesulitan apa yang anda hadapi ketika melakukan proses sub assy setting

welding extention chasis khususnya dalam proses penyambungan ext chassis ke

end chassis ?

Page 106: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

84

2. Jika alat bantu proses menyambung ext chassis ke end chassis direalisasikan,

alat seperti apa yang anda inginkan ?

3. Apa harapan anda di jika alat bantu terrealisasikan ?

4. Spesifikasi alat bantu seperti apa yang hendak diinginkan ?

Page 107: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

85

L- 2 Kuesioner Importance to Customer

FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PRESIDENT UNIVERSITY Jababeka Education Park, Jl Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka,

Bekasi 17550, Indonesia

Kepada Yth.

Karyawan Manufacturing II line produksi small suppeq PT. UTPE

Di tempat

Berkaitan dengan adanya penelitian tugas akhir saya dalam perancangan alat

bantu di line produksi small suppeq di PT. UTPE. Maka saya mahasiswa

President University a/n Romadhoni Febryantoro bermaksud ingin menyebarkan

kuesioner untuk mendapatkan data kebutuhan pelanggan dalam rancangan alat

bantu berdasarkan tingkat kepentingan. Adapun hasil kuesioner ini murni hanya

untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan

terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Divisi / Department :

Bagian :

Isilah pertanyaan dibawah terkait kebutuhan pelanggan berdasarkan tingkat

kepentingan (importance to customer) dalam aktivitas “mengangkat extention

chassis ke end chassis pada sub assy setting welding extention chassis dengan

tanda checklist ( ) sesuai tingkat jawaban di bawah.

1. Sangat tidak penting;

2. Tidak penting;

3. Kurang penting;

4. Penting;

5. Sangat penting.

Page 108: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

86

Alat Bantu Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

No. Customer Need Score

1 2 3 4 5

1 Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan ketika menggenggam extention chassis.

2 Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis & menghilangkan pemakaian lifting Magnet.

3 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention chassis kiri dan kanan

4 Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri).

5 Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan

Page 109: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

87

FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PRESIDENT UNIVERSITY Jababeka Education Park, Jl Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka,

Bekasi 17550, Indonesia

Kepada Yth.

Karyawan Manufacturing II line produksi small suppeq PT. UTPE

Di tempat

Berkaitan dengan adanya penelitian tugas akhir saya dalam perancangan alat

bantu di line produksi small suppeq di PT. UTPE. Maka saya mahasiswa

President University a/n Romadhoni Febryantoro bermaksud ingin menyebarkan

kuesioner untuk mendapatkan data kebutuhan pelanggan dalam rancangan alat

bantu berdasarkan tingkat kepentingan. Adapun hasil kuesioner ini murni hanya

untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan

terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Divisi / Department :

Bagian :

Isilah pertanyaan dibawah terkait kebutuhan pelanggan berdasarkan tingkat

kepentingan (importance to customer) dalam aktivitas “menyambung extention

chassis ke end chassis pada sub assy setting welding extention chassis dengan

tanda checklist ( ) sesuai tingkat jawaban di bawah.

1. Sangat tidak penting;

2. Tidak penting;

3. Kurang penting;

4. Penting;

5. Sangat penting.

Page 110: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

88

Alat Bantu Menyambung Extention Chassis ke End Chassis yang Diharapkan

No. Customer Need Score

1 2 3 4 5

1 Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis.

2 Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis.

3 Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel kerapatan extention chassis dengan end chassis

4 Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit.

5 Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual.

6 Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

7

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

8 Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit.

Page 111: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

89

L- 3 Kuesioner Customer Satisfaction Performance

FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PRESIDENT UNIVERSITY Jababeka Education Park, Jl Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka,

Bekasi 17550, Indonesia

Kepada Yth.

Karyawan Manufacturing II line produksi small suppeq PT. UTPE

Di tempat

Berkaitan dengan adanya penelitian tugas akhir saya dalam perancangan alat

bantu di line produksi small suppeq di PT. UTPE. Maka saya mahasiswa

President University a/n Romadhoni Febryantoro bermaksud ingin menyebarkan

kuesioner untuk mendapatkan data kebutuhan pelanggan dalam rancangan alat

bantu berdasarkan tingkat kepentingan. Adapun hasil kuesioner ini murni hanya

untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan

terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Divisi / Department :

Bagian :

Isilah pertanyaan dibawah terkait penilaian kepuasan pelanggan (Customer

Satisfaction Performance) penggunaan alat bantu manual dan jig baru dalam

aktivitas “mengangkat extention chassis ke end chassis pada sub assy setting

welding extention chassis dengan tanda checklist ( ) sesuai tingkat jawaban di

bawah.

1. Sangat tidak penting;

2. Tidak penting;

3. Kurang penting;

4. Penting;

5. Sangat penting.

Page 112: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

90

No. Customer Need

Alat bantu manual

Jig Baru

Score Score

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan ketika menggenggam extention chassis.

2

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis & menghilangkan pemakaian lifting Magnet.

3 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention chassis kiri dan kanan

4 Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri).

5 Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan

Page 113: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

91

FAKULTAS TEKNIK- JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PRESIDENT UNIVERSITY Jababeka Education Park, Jl Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka,

Bekasi 17550, Indonesia

Kepada Yth.

Karyawan Manufacturing II line produksi small suppeq PT. UTPE

Di tempat

Berkaitan dengan adanya penelitian tugas akhir saya dalam perancangan alat

bantu di line produksi small suppeq di PT. UTPE. Maka saya mahasiswa

President University a/n Romadhoni Febryantoro bermaksud ingin menyebarkan

kuesioner untuk mendapatkan data kebutuhan pelanggan dalam rancangan alat

bantu berdasarkan tingkat kepentingan. Adapun hasil kuesioner ini murni hanya

untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan

terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Divisi / Department :

Bagian :

Isilah pertanyaan dibawah terkait penilaian kepuasan pelanggan (Customer

Satisfaction Performance) penggunaan alat bantu manual dan jig baru dalam

aktivitas “menyambung extention chassis ke end chassis pada sub assy setting

welding extention chassis dengan tanda checklist ( ) sesuai tingkat jawaban di

bawah.

1. Sangat tidak penting;

2. Tidak penting;

3. Kurang penting;

4. Penting;

5. Sangat penting.

Page 114: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

92

No. Customer Need

Alat bantu manual

Jig Baru

Score Score

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis.

2 Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis.

3 Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel kerapatan extention chassis dengan end chassis

4 Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit.

5 Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual.

6

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

7

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

8 Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit.

Page 115: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

93

L- 4 Metrik Relasi Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

L- 5 Metrik Relasi Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

Fungsi Material

sco

re

Ra

nk

4,882 2 1,824 4,882

4,882 2 1,118 4,824

4,588 3 1,176 4,529

4,941 1 1,000 4,824

4,294 4 1,235 3,941

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas

angkat manual untuk memposisikan lifting

magnet diatas ext chassis & menghilangkan

Alat bantu yang seimbang mengangkat extention

chassis kiri dan kanan

Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus

untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri).

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana &

ringan

Proses

mengangkat

extention

chasssis ke

end chassis

secara

manual

Jig proses

mengangkat

extention

chassis ke

end chassisProduct Requirement Design

Imp

ort

an

ce t

o C

ust

om

er

Cu

sto

me

r Sa

tisf

act

ion

Pe

rfo

rma

nce

Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan

ketika menggenggam extention chassis.Ji

g d

ibu

at

de

ng

an

me

mil

iki

lub

an

g p

en

ga

it h

oo

k O

HC

.

Lub

an

g d

ibu

at

de

ng

an

pip

a S

CH

40

dia

me

ter

3"

, p

an

jan

g 1

5m

m

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n m

em

ilik

i lu

ba

ng

pe

ng

ait

ho

ok

OH

C

yan

g t

erl

eta

k d

ite

ng

ah

tu

as

pe

ng

hu

bu

ng

bra

cke

t h

old

er

ext

en

tio

n

cha

ssis

kir

i-ka

na

n

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n d

ile

ng

kap

i tu

as

pa

nja

ng

se

sua

i le

ba

r e

nd

cha

ssis

ba

wa

an

un

it k

iri

& k

an

an

ya

itu

le

ba

r 8

70

mm

.

Te

rbu

at

da

ri p

late

UN

P 1

50

x50

x5x8

70

mm

Jig

dib

ua

t b

eru

pa

bra

cke

t h

old

er

ext

en

tio

n c

ha

ssis

. T

erb

ua

t d

ari

pla

te s

iku

50

x50

de

ng

an

pa

nja

ng

38

8 m

m u

ntu

k b

ag

ian

ka

ki,

sed

an

g u

ntu

k b

ag

ian

ala

s te

rbu

at

da

ri p

late

sik

u 5

0x5

0 d

en

ga

n

pa

nja

ng

17

0m

m

Jig

dib

ua

t m

em

ilik

i a

dju

ste

r m

en

gg

un

aka

n b

olt

M1

4x8

0m

m

qty

2p

cs &

nu

t M

14

ya

ng

dip

asa

ng

pa

da

bra

cke

t h

old

er

ext

en

tio

n

cha

ssis

, d

i a

ssy

pa

da

pla

te p

an

jan

g

38

8 m

m l

eb

ar

76

mm

.

Pe

ma

san

ga

n B

olt

ad

just

er

pa

da

sis

i d

ala

m b

rack

et

ho

lde

r e

xt

cha

ssis

kir

i-ka

na

n.

Pro

du

ct C

ara

cte

rist

ic

Simbol Matrik Relasi

= Tidak ada hubungan (0)

= Hubungan lemah (1)

= Hubungan sedang (3)

= Hubungan kuat (9)

Material

sco

re

Ra

nk

4,824 3 2,235 4,765

4,765 4 2,176 4,647

4,588 5 1,059 4,588

4,882 2 1 4,941

4,882 2 1 4,882

4,941 1 1 4,941

4,824 3 1,294 4,765

4,529 6 1,353 4,588

Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel

kerapatan extention chassis dengan end chassis

Alat bantu yang tidak menggunakan

clamp penjepit.

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual.

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang,

mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention

chassis.

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis

unit.

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk

extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

Cu

sto

me

r Sa

tisf

act

ion

Pe

rfo

rma

nce

Proses

menyambun

g extention

chasssis ke

end chassis

secara

manual

Jig proses

menyambung

extention

chassis ke end

chassis

Product Requirement Design Fungsi

jig

dib

ua

t d

en

ga

n m

en

gg

an

ti f

un

gsi

cl

am

p p

en

jep

it m

en

gg

gu

na

ka

n

bo

lt M

14

x6

0m

m &

nu

t M

14

dil

as

fix

pa

da

sto

pp

er

bra

ck

et

kir

i &

ka

na

n

jig

dib

ua

t b

eru

pa

bra

cke

t st

op

pe

r k

iri-

ka

na

n ,

y

an

g d

ile

ng

ka

pi

pla

te k

eci

l p

an

jan

g

16

0m

m &

le

ba

r 7

8m

m y

an

g b

erf

un

gsi

se

ba

ga

i st

op

pe

r

Jig

dib

ua

t b

eru

pa

b

rack

et

sto

pp

er

kir

i-k

an

an

, y

an

g p

em

asa

ng

an

ny

a l

an

gsu

ng

ke

du

an

ya

dip

asa

ng

di

en

d c

ha

ssis

kir

i -

ka

na

n.

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n u

ku

ran

min

i &

ma

mp

u m

em

po

sisi

ka

n

ex

teti

on

ch

ass

is s

eca

ra

rap

at

(ad

a s

ine

rgi

fun

gsi

an

tara

bra

cke

t st

op

pe

r d

en

ga

n h

old

er

bra

cke

t e

xte

nti

on

cha

ssis

)

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n p

late

SS

40

0 T

10

, p

an

jan

g 1

60

mm

, le

ba

r 1

00

mm

,

dib

ua

t d

en

ga

n q

ty 2

pc

s (k

iri-

ka

na

n)

Imp

ort

an

ce t

o C

ust

om

er

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n

ad

just

er

dib

ua

t se

pe

rti

ku

nc

i T

Jig

dib

ua

t m

em

ilik

i b

olt

& n

ut

me

ng

ika

t p

ad

a

ex

t ch

ass

is.

Me

ma

ka

i b

olt

M1

4X

50

mm

& N

ut

M1

4

jig

dib

ua

t b

eru

pa

bra

cke

t st

op

pe

r k

iri-

ka

na

n ,

ya

ng

dil

en

gk

ap

i b

olt

ad

just

er

M1

4 X

60

mm

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end

chassis.

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end

chassis .

Pro

du

ct C

ara

cte

rist

ic

Simbol Matrik Relasi

= Tidak ada hubungan (0)

= Hubungan lemah (1)

= Hubungan sedang (3)

= Hubungan kuat (9)

Page 116: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

94

L- 6 Tabel Absolute Weight Proses Mengangkat Extention Chasis ke End Chassis

No Spesifikasi Alat Bantu

Customer Need (Kebutuhan Pelanggan)

Korelasi Nilai (r) Tingkat

Kepentingan (i)

i x r Absolute Weight

Ranking

1

Jig dibuat memiliki adjuster menggunakan bolt M14x80mm qty 2pcs & nut M14 yang dipasang pada bracket holder extention chassis, di assy pada plate panjang 388 mm lebar 76mm. Pemasangan Bolt adjuster pada sisi dalam bracket holder ext chassis kiri-kanan.

Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan ketika menggenggam extention chassis. Kuat 9 4,882 43,941

61,765 5 Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri). Lemah 1 4,941 4,9412

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan Sedang 3 4,294 12,882

2 Jig dibuat dengan memiliki lubang pengait hook OHC. Lubang dibuat dengan pipa SCH40 diameter 3" , panjang 15mm

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis & menghilangkan pemakaian lifting Magnet. Kuat 9 4,882 43,941

76,235 3 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention chassis kiri dan kanan Lemah 1 4,588 4,5882

Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri). Sedang 3 4,941 14,824

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan Sedang 3 4,294 12,882

3

Jig dibuat dengan memiliki lubang pengait hook OHC yang terletak ditengah tuas penghubung bracket holder extention chassis kiri-kanan

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis & menghilangkan pemakaian lifting Magnet. Sedang 3 4,882 14,647

82,588 1 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention chassis kiri dan kanan Kuat 9 4,588 41,294

Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri). Sedang 3 4,588 13,765

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan Sedang 3 4,294 12,882

4

Jig dibuat dengan dilengkapi tuas panjang sesuai lebar end chassis bawaan unit kiri & kanan yaitu lebar 870mm. Terbuat dari plate UNP 150x50x5x870mm

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis & menghilangkan pemakaian lifting Magnet. Lemah 1 4,882 4,8824

72,824 4 Alat bantu yang seimbang mengangkat extention chassis kiri dan kanan Sedang 3 4,588 13,765

Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri). Kuat 9 4,588 41,294

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan Sedang 3 4,294 12,882

5

Jig dibuat berupa bracket holder extention chassis. Terbuat dari plate siku 50x50 dengan panjang 388 mm untuk bagian kaki, sedang untuk bagian alas terbuat dari plate siku 50x50 dengan panjang 170mm

Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan ketika menggenggam extention chassis. Sedang 3 4,882 14,647

81,706 2

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas angkat manual untuk memposisikan lifting magnet diatas ext chassis & menghilangkan pemakaian lifting Magnet. Sedang 3 4,882 14,647

Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri). Sedang 3 4,588 13,765

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana & ringan Kuat 9 4,294 38,647

Page 117: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

95

L- 7 Tabel Absolute Weight Proses Menyambung Extention Chasis ke End Chassis

No. Spesifikasi Alat Bantu

Customer Need (Kebutuhan Pelanggan)

Korelasi Nilai

(r)

Tingkat Kepentingan

(i) i x r

Absolute Weight

Ranking

1 Jig dibuat memiliki bolt & nut mengikat pada ext chassis. Memakai bolt M14X50mm & Nut M14

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis. Kuat 9 4,824 43,412

71,529 8

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis. Lemah 1 4,765 4,765

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

Lemah 1 4,941 4,941

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Lemah 1 4,824 4,824

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit. Sedang 3 4,529 13,588

2 jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan , yang dilengkapi bolt adjuster M14 X 60mm

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis. Kuat 9 4,765 42,882

104,235 4

Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel kerapatan extention chassis dengan end chassis

Sedang 3 4,588 13,765

Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit. Sedang 3 4,882 14,647

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual. Lemah 1 4,882 4,882

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Sedang 3 4,824 14,471

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit. Sedang 3 4,529 13,588

3 Jig dibuat dengan adjuster dibuat seperti kunci T

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis. Sedang 3 4,765 14,294

93,529 5

Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel kerapatan extention chassis dengan end chassis

Kuat 9 4,588 41,294

Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit. Sedang 3 4,882 14,647

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual. Lemah 1 4,882 4,882

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Lemah 1 4,824 4,824

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit. Sedang 3 4,529 13,588

4 jig dibuat dengan mengganti fungsi clamp penjepit mengggunakan bolt M14x60mm & nut dilas fix pada stopper bracket kiri & kanan

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis. Lemah 1 4,824 4,824

92,176 6

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis. Sedang 3 4,765 14,294

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Sedang 3 4,882 14,647

Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit. Kuat 9 4,882 43,941

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual. Sedang 3 4,824 14,471

5 jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan, yang dilengkapi plate kecil panjang 160mm & lebar 78mm yang berfungsi sebagai stopper

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis. Lemah 1 4,824 4,824

134,353 1

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis. Sedang 3 4,765 14,294

Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel kerapatan extention chassis dengan end chassis

Sedang 3 4,588 13,765

Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit. Sedang 3 4,882 14,647

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual. Kuat 9 4,882 43,941

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

Sedang 3 4,941 14,824

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Sedang 3 4,824 14,471

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit. Sedang 3 4,529 13,588

Page 118: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

96

L- 8 Tabel Absolute Weight Proses Menyambung Extention Chasis ke End Chassis (Lanjutan)

6 Jig dibuat berupa bracket stopper kiri-kanan, yang pemasangannya langsung keduanya dipasang di end chassis kiri - kanan.

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis. Sedang 3 4,824 14,471

121,118 3

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis. Sedang 3 4,765 14,294

Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit. Sedang 3 4,882 14,647

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual. Sedang 3 4,941 14,824

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

Kuat 9 4,941 44,471

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Lemah 1 4,824 4,824

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit. Sedang 3 4,529 13,588

7 Jig dibuat dengan ukuran mini & mampu memposisikan extetion chassis secara rapat (ada sinergi fungsi antara bracket stopper dengan holder bracket extention chassis)

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis. Sedang 3 4,824 14,471

130,235 2

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end chassis. Sedang 3 4,765 14,294

Alat bantu yang tidak menggunakan clamp penjepit. Sedang 3 4,941 14,824

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual. Sedang 3 4,941 14,824

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

Sedang 3 4,941 14,824

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Kuat 9 4,824 43,412

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit. Sedang 3 4,529 13,588

8 Jig dibuat dengan plate SS400 T10, panjang 160mm, lebar 100mm, dibuat dengan qty 2 pcs (kiri-kanan)

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end chassis. Sedang 3 4,824 14,471

74,882 7

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

Sedang 3 4,941 14,824

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang, mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention chassis.

Lemah 1 4,824 4,824

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis unit. Kuat 9 4,529 40,765

Page 119: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

97

L- 9 House of Quality (HOQ) Tahap 1 Proses Mengangkat Extention Chassis ke End Chassis

Fungsi Material

sco

re

Ra

nk

4,882 2 1,824 4,882

4,882 2 1,118 4,824

4,588 3 1,176 4,529

4,941 1 1,000 4,824

4,294 4 1,235 3,941

61,765 76,235 82,588 72,824 81,706

5 3 1 4 2

5 5 5 5 4Technical Target

Alat bantu yang mampu menghilangkan aktivitas

angkat manual untuk memposisikan lifting

magnet diatas ext chassis & menghilangkan

Alat bantu yang seimbang mengangkat extention

chassis kiri dan kanan

Alat bantu yang mampu mengangkat sekaligus

untuk extention RH (kanan) dan LH (kiri).

Alat bantu mempunyai bentuk yang sederhana &

ringan

Absolute Weight

Prioritised Requirement (Ranking)

Proses

mengangkat

extention

chasssis ke

end chassis

secara

manual

Jig proses

mengangkat

extention

chassis ke

end chassisProduct Requirement Design

Imp

ort

an

ce t

o C

ust

om

er

Cu

sto

me

r Sa

tisf

act

ion

Pe

rfo

rma

nce

Alat bantu yang bisa disetel tingkat kerapatan

ketika menggenggam extention chassis.

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n m

em

ilik

i lu

ba

ng

pe

ng

ait

ho

ok O

HC

.

Lu

ba

ng

dib

ua

t d

en

ga

n p

ipa

SC

H4

0 d

iam

ete

r 3

" ,

pa

nja

ng

15

mm

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n m

em

ilik

i lu

ba

ng

pe

ng

ait

ho

ok O

HC

ya

ng

te

rle

tak d

ite

ng

ah

tu

as

pe

ng

hu

bu

ng

bra

cke

t h

old

er

exte

nti

on

ch

ass

is k

iri-

ka

na

n

Jig

dib

ua

t d

en

ga

n d

ile

ng

ka

pi

tua

s p

an

jan

g s

esu

ai

leb

ar

en

d

ch

ass

is b

aw

aa

n u

nit

kir

i &

ka

na

n y

ait

u l

eb

ar

87

0m

m.

Te

rbu

at

da

ri p

late

UN

P 1

50

x5

0x5

x8

70

mm

Jig

dib

ua

t b

eru

pa

bra

cke

t h

old

er

exte

nti

on

ch

ass

is.

Te

rbu

at

da

ri

pla

te s

iku

50

x5

0 d

en

ga

n p

an

jan

g 3

88

mm

un

tuk b

ag

ian

ka

ki,

sed

an

g u

ntu

k b

ag

ian

ala

s te

rbu

at

da

ri p

late

sik

u 5

0x5

0 d

en

ga

n

pa

nja

ng

17

0m

m

Jig

dib

ua

t m

em

ilik

i a

dju

ste

r m

en

gg

un

aka

n b

olt

M1

4x8

0m

m

qty

2p

cs

& n

ut

M1

4 y

an

g d

ipa

san

g p

ad

a b

racke

t h

old

er

exte

nti

on

ch

ass

is,

di

ass

y p

ad

a p

late

pa

nja

ng

3

88

mm

le

ba

r 7

6m

m.

Pe

ma

san

ga

n B

olt

ad

just

er

pa

da

sis

i d

ala

m b

racke

t h

old

er

ext

ch

ass

is k

iri-

ka

na

n.

Pro

du

ct C

ara

cte

rist

ic

Simbol Matrik Relasi

= Tidak ada hubungan (0)

= Hubungan lemah (1)

= Hubungan sedang (3)

= Hubungan kuat (9)

Page 120: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENURUNKAN WAKTU …

98

L- 10 House of Quality (HOQ) Tahap 1 Proses Menyambung Extention Chassis ke End Chassis

Material

sco

re

Ra

nk

4,824 3 2,235 4,765

4,765 4 2,176 4,647

4,588 5 1,059 4,588

4,882 2 1 4,941

4,882 2 1 4,882

4,941 1 1 4,941

4,824 3 1,294 4,765

4,529 6 1,353 4,588

71,529 104,235 93,529 92,176 134,353 121,118 130,235 74,882

8 4 5 6 1 3 2 7

4 5 5 5 5 5 5 4

Absolute Weight

Prioritised Requirement (Ranking)

Technical Target

Alat bantu yang tidak menggunakan kunci ketika menyetel

kerapatan extention chassis dengan end chassis

Alat bantu yang tidak menggunakan

clamp penjepit.

Alat bantu yang tidak menggunakan stopper manual.

Alat bantu yang bisa menghilangkan aktivitas memegang,

mengarahkan secara manual & gerakan dalam memukul extention

chassis.

Alat bantu yang sederhana, ringan & menyesuiakan kontur chassis

unit.

Alat bantu yang mampu melakukan proses assy sekaligus untuk

extention RH (kanan) dan LH (kiri) ke end chassis.

Cu

sto

me

r Sa

tisf

act

ion

Pe

rfo

rma

nce

Proses

menyambun

g extention

chasssis ke

end chassis

secara

manual

Jig proses

menyambung

extention

chassis ke end

chassis

Product Requirement Design Fungsi

jig d

ibu

at d

enga

n m

engg

anti

fu

ngs

i cl

am

p p

enje

pit

men

gggu

nak

an

bo

lt M

14

x60

mm

& n

ut

M1

4 d

ilas

fix

pad

a st

op

per

bra

cket

kir

i & k

anan

jig d

ibu

at

ber

up

a b

rack

et s

top

per

kir

i-k

an

an

, y

an

g d

ilen

gka

pi p

late

kec

il p

an

jan

g

16

0m

m &

leb

ar

78

mm

ya

ng

ber

fun

gsi

seb

ag

ai s

top

per

Jig

dib

uat

ber

up

a b

rack

et s

top

per

kir

i-k

anan

, yan

g p

emas

anga

nn

ya la

ngs

un

g

ked

uan

ya d

ipas

ang

di

end

ch

ass

is k

iri -

kan

an.

Jig

dib

uat

den

gan

uku

ran

min

i & m

amp

u m

emp

osi

sika

n

exte

tio

n c

ha

ssis

sec

ara

rap

at

(ad

a s

iner

gi f

un

gsi

an

tara

bra

cket

sto

pp

er d

eng

an

ho

lder

bra

cket

ext

enti

on

cha

ssis

)

Jig

dib

uat

den

gan

pla

te S

S4

00

T1

0, p

anja

ng

16

0m

m, l

ebar

10

0m

m,

dib

uat

den

gan

qty

2 p

cs (

kiri

-kan

an)

Imp

ort

an

ce t

o C

ust

om

er

Jig

dib

uat

den

gan

a

dju

ster

dib

uat

sep

erti

ku

nci

T

Jig

dib

uat

mem

ilik

i b

olt

& n

ut

men

gika

t p

ada

ext

cha

ssis

. M

emak

ai b

olt

M1

4X

50

mm

& N

ut

M1

4

jig d

ibu

at

ber

up

a b

rack

et s

top

per

kir

i-k

an

an

, ya

ng

dile

ng

kap

i bo

lt a

dju

ster

M1

4 X

60

mm

Alat bantu yang kuat menahan extention chassis menempel di end

chassis.

Alat bantu yang bisa disetel kerapatan extention chassis ke end

chassis .

Pro

du

ct C

ara

cte

rist

ic

Simbol Matrik Relasi

= Tidak ada hubungan (0)

= Hubungan lemah (1)

= Hubungan sedang (3)

= Hubungan kuat (9)