Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

12
Peranan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Pertemuan 3-4

description

 

Transcript of Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Page 1: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Peranan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan

Pertemuan 3-4

Page 2: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Dalam Encyclopaedia Brittanica (2004) pangan merupakan materi yang mengandung komponen esensial protein, karbohidrat, mineral dan vitamin yang digunakan dalam tubuh suatu organisme untuk melanjutkan pertumbuhan, memperbaiki, proses vital dan mensuplai energi ).

Jadi pangan tidak hanya bersumber dari tanaman pangan dan palawija, tetapi juga hortikultura (buah2an dan sayur2an), peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan, termasuk tanaman obat2an.

Page 3: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Implikasinya, ketahanan dan keamanan pangan berarti beragam, seimbang, tepat jumlah, mutu, dan aman dikonsumsi. Masalah pangan kemungkinan bukan hanya karean mengkonsumsi dalam jumlah terbatas, tetapi juga karena tidak seimbang,, berlebihan mengkonsumsi karbohidrat dan gula tetapi kekurangan dalam mengkonsumsi sayur dan buah.

Menurut UU No 7 Tahun 1996 pasal 1 ayat 17, ketahanan pangan didefinisikan sebaai kondisi terpenuhinya pangan rumah tanggga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Dalam hal ini kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan berlaku prinsip : makanlah apa yang kamu tanam dan tanamlah apa yang kamu makan.

Page 4: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Konsep sedikit berbeda diberikan oleh World Bank (1994) bahwa ketahanan pangan tercapai jika semua rumah tangga memiliki kemampuan untuk membeli pangan. Artinya, jika masyarakat berpendapatan yang tinggi dan memiliki daya beli pangan maka swasembada pangan (self-sufficiensy) dapat dicapai tanpa menanam sendiri karena bias dibeli dengan uang.

WHO (1992) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai akses setiap rumah tangga atau individu untuk dapat memperoleh pangan pada setiap waktu untuk keperluan hidup sehat. Dalam hal ini akses dapat diterjemahkan dalam dua hal, yakni kemampuan menanam atau membeli. Pangan pokok apa yang akan dikonsumsi berbeda-beda sesuai dengan daya beli dan preferensi sosio-budaya dan agama (kepercayaan) masyarakat setempat.

Page 5: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Sistim ketahanan pangan di Indonesia paling tidak memiliki 5 sub-sistem penting yang tidak bisa dipisahkan karena saling terkait satu sama lain:a. Ketersediaan (produksi) b. Distribusi (merata) di tiap wilayah c. Aksessibilitas (mudah dijangkau) hingga di tingkat

rumah tangga dan individu d. Harga (harga terjangkau sesuai daya beli

masyarakat), dan e. Konsumsi pangan yang aman, bermutu dan beragam

sesuai dengan preferensi sosiobudaya masyarakat setempat.

Page 6: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Dalam perencanaan ke depan, pemerintah sedang membangun 6 koridor ekonomi yang disebut sebagai Masterplan of Acceleration and Expansion Economic Development of Indonesia (MP3EI) tahun 2011-2025, di mana Merauke dan Sulawesi dijadikan lokasi pengembangan usaha pangan dan energi (The Jakarta Post, 28 Sept 2011).

Page 7: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Peran Penyuluhan Pertanian Dalam Era Globalisasi

Adanya globalisasi membawa konsekuensi bagi negara2 di dunia. Konsekuensi yang pasti terjadi adalah terjadinya peningkatan tantangan dengan semakin meningkatnya persaingan.

Selain itu, peluang perdagangan semakin terbuka dengan semakin dihapusnya hambatan2 perdagangan.

Manfaat globalisasi secara umum bagi perdagangan bebas adalah meningkatnya total perdagangan dunia.

Page 8: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Dampak yang tidak diinginkan juga muncul jika produk2 yang diperdagangkan pada posisi lemah dan tidak memiliki daya saing.

Selain itu, distribusi perdagangan dunia tergantung dari tingkat kesiapan suatu negara dalam memanfaatkan peluang yang ada.

Page 9: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Peranan utama penyuluhan di banyak negara pada masa lalu dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petanil sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan mereka dan dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing2 pilihan.

Page 10: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyak petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola usaha pertanian skala rumahtangga menengah berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tsb diharapkan dapat berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat lebih dari itu akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah.

Page 11: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Untuk membangun pertanian dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas lebih dari itu tersedianya SDM yang berkulalitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku penggerak (aktor) pembangunan di daerah, karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun SDM.

SDM yang dibangun diantaranya SDM masyarakat pertanian (petani-nelayan, pengusaha pertanian, pedagang pertanian). Agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat karena merekala yang melaksanakan segala kegiatan pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara efeftif dan efisien diantaranya melalui penyuluhan pertanian.

Page 12: Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan

Pergeseran paradigma pembangunan muncul dalam UU no 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Pergeseran paradigma dimaksud menggantikan pendekatan top down dengan mendorong dan memberikan kesempatan seluas2nya bagi partisipasi masyarakat, utamanya dalam kegiatan penyuluhan pertanian.