PERANAN PEMBELAJARAN PUBLIC SPEAKING ERA …
Transcript of PERANAN PEMBELAJARAN PUBLIC SPEAKING ERA …
PERANAN PEMBELAJARAN PUBLIC SPEAKING
ERA KONSEPTUAL DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU
(Studi Kasus di Kahfi BBC Motivator School)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan S. Pd
Oleh :
Nisa Amalia
NIM. 13311287
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
1438 H / 2017 M
PERANAN PEMBELAJARAN PUBLIC SPEAKING
ERA KONSEPTUAL DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU
(Studi Kasus di Kahfi BBC Motivator School)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan S. Pd
Oleh :
Nisa Amalia
NIM. 13311287
Pembimbing:
Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I, MCHC.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
1438 H / 2017 M
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Peranan Pembelajaran Public Speaking
Era Konseptual dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru
(Studi Kasus di Kahfi BBC Motivator School)” yang disusun
oleh Nisa Amalia, Nomor Induk Mahasiswa: 13311287 telah
diperiksa dan disetujui untuk diajukan ke sidang Munaqasah.
Jakarta, 7 Agustus 2016
Pembimbing,
Dr. Syarif Hidayatullah, S. S.I MA
iv
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nisa Amalia
NIM : 13311287
Tempat/Tgl Lahir : Sukabumi, 26 Oktober 1994
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peranan
Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual dalam
Meningkatkan Profesionalitas Guru (studi kasus di Kahfi BBC
Motivator School)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali
kutipan-kutipan yang sudah diterbitkan. Kesalahan dan
kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tangung
jawab saya.
Jakarta, 7 Agustus 2016
Nisa Amalia
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Skripsi dengan judul “Peranan Pembelajaran
Public Speaking Era Konseptual dalam Meningkatkan
Profesionalitas Guru ( Studi Kasus di Kahfi BBC Motivator
School)” yang disusun oleh Nisa Amalia, Nomor Induk
Mahasiswa: 13311287, telah diujikan di sidang munaqasyah
Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada
tanggal 19 Agustus 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S. Pd).
Jakarta, 22 Agustus 2017
DekanFakultasTarbiyah
Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta
Dr. Hj. Umi Khusnul Khatimah, M. Ag
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag Wasmini
Penguji I Penguji II
Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag Dr. Esi Hairani, M. Pd
Pembimbing
Dr. Syarif Hidyatullah, S.S.I, MCHC
vi
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di
perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung”. (QS. Ali Imran [3] : 200)
Hidup hanya sekali, hiduplah berarti
~ nisa amalia~
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha
Kuasa, yang telah memberikan nikmat sehat dan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Taufik dan
hidayahNya, senantiasa penulis harapkan agar pejalanan hidup
ke depan semakin baik dan selalu dalam keridhaanNya.
Amiinn...
Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curah
kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah memberikan suri
tauladan yang sempurna bagi umatnya, yang telah menuntut
kita ke jalan kehidupan yang penuh cahaya serta nikmat Iman
dan Islam. semoga kita menjadi umatnya yang beriman dan
mendapatkan syafa’atnya kelak di akhirat kelak. Aamiiin
Tersusunnya skripsi ini yang berjudul “Peranan
Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual dalam
meningkatkan Profesionalitas Guru (Studi Kasus di Kahdi
BBC Motivator School)” tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
arahan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
viii
1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Prof. Dr.
Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA
2. Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta, Ibu Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, MA
3. Bapak Dr. Syarif Hidayatulah, S.S.I. MCHC, pembimbing
skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, arahan, dukungan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.
4. Guru Sehat Kahfi BBC Motivator School Drs. Tubagus
Wahyudi. ST.,MSI., MCHt., CHI, yang telah memberikan
banyak inspirasi dan motivasi juga berbagai ilmu yang
berlimpah yang banyak sekali merubah kehidupan penulis
ke arah yang lebih baik, semoga Allah senantiasa
memberikan balasan atas segala kebaikannya.
5. Kepala Sekolah Kahfi BBC Motivator School, Bapak
Mamduh Nuruddin yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh dosen Kahfi BBC Motivator School yangtelah
berkenan untuk memberikan berbagai informasi dan
berbagai macam bantuan lainnya yang dibutuhkan penulis
mengenai segla sesuatu yang berkaitan dengan Kahfi BBC
Motivator School.
ix
7. Bapak dan Mamah tercinta dan keluarga, terimakasih atas
doa-doa yang selalu terpanjatkan dan dukungan yang tiada
henti, atas semua kebaikan yang tak pernah bisa penulis
bisa balas meskipun dengan dunia dan seisinya. Semoga
Allah selalu memberikan kasih sayang-Nya seperti
bagaimana mereka menyayangku dengan baik.
8. Seluruh teman-teman penulis, teman-teman tarbiyah dan
seluruh angkatan 2013, angkatan 16 Kahfi BBC Motivator
School, terkhusus Siti Nurhayah Dahliana, Faridah,
Luthfiyah Tsani, Ulan Khaeriyah, Vina Dwi Novianti,
Rahmatika, Anes Athoya U. I, Wardiah Aeni, Fitriana
Iman, Novi Nuraeni.
Penulis meminta maaf atas segala kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan untuk kebaikan penulis. Semoga skripsi ini
senantia mendapat ridha dari Allah Swt juga senantiasa
bermanfaat bagi penulis dan juga orang banyak sebagai sumber
inspirasi. Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin.
Jakarta, 7 Agustus 2017
26 Dzulqa’idah
Nisa Amalia
NIM. 13311287
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. iii
PERNYATAAN PENULIS .......................................... iv
LEMBARAN PENGESAHAN..................................... v
MOTTO ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................. x
ABSTRAKSI.................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................... 1
B. Permasalahan ................................................ 9
1. Identifikasi Masalah ................................ 9
2. Pembatasan Masalah ............................... 10
3. Perumusan Masalah ................................. 11
C. Tujuan Penelitian ......................................... 11
D. Manfaat Penelitian ....................................... 12
1. Manfaat Teoritis ...................................... 12
2. Manfaat Praktis ........................................ 13
E. Tinjauan Pustaka .......................................... 13
F. Metode Penelitian ......................................... 18
G. Sistematika Penulisan ................................... 31
xi
BAB II PROFESIONALISME GURU ....................... 33
A. Konsep Guru Profesional ............................. 33
1. Definisi Profesi ........................................ 33
2. Definisi Profesional, Profesionalisme
dan Profesionalisasi ................................. 37
3. Definisi dan Makna Guru ........................ 40
4. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Profesional ............................................... 46
5. Syarat-syarat Guru Profesional................ 51
6. Ciri-ciri Guru Profesional ........................ 56
7. Prinsip Guru Profesional ......................... 65
B. Profesionalisme Guru di Era Konseptual ..... 66
BAB III PUBLIC SPEAKING ERA
KONSEPTUAL ................................................. 75
A. Diskursus Public Speaking ........................... 75
B. Pengertian Public Speaking Era Konseptual 80
C. Perbedaan Talking dengan Speaking ............ 84
D. Metode Pembelajaran Public Speaking Era
Konseptual .................................................... 86
E. Instrument Persuasive dalam Public
Speaking ....................................................... 100
xii
F. Pembelajaran Public Speaking Era
Konseptual bagi Guru Profesional ............... 104
BAB IV KAJIAN ANALISA PEMBELAJARAN
PUBLIC SPEAKING ERA KONSEPTUAL
DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU DI KAHFI
BBC MOTIVATOR SCHOOL ........................ 109
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............. 109
1. Sejarah Berdirinya Kahfi BBC
Motivator School .................................... 109
2. Visi dan Misi Kahfi BBC Motivator
School ..................................................... 112
3. Struktur Organisasi .................................. 113
4. Program-program Sertifikasi ................... 115
5. Unit Kegiatan Mahasiswa........................ 117
B. Urgensi Pembelajaran Public Speaking Era
Konseptual di Kahfi BBC Motivator School
Bintaro dalam meningkakan Profesionalitas
Guru .............................................................. 120
C. Hasil Penelitian Pembelajaran Public
Speaking Era Konseptual di Kahfi BBC
xiii
Motivator School Bintaro dalam
meningkatkan Profesionalitas Guru ............. 122
D. Deskripsi Data .............................................. 124
E. Analisis Data ................................................ 139
F. Interpretasi Data ........................................... 147
BAB V PENUTUP ..................................................... 151
A. Kesimpulan .................................................. 151
B. Saran ............................................................. 153
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 157
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
ABSTRAKSI
Nisa Amalia, NIM: 13311287, judul skripsi “Peranan
Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual dalam
meningkatkan Profesionalitas Guru (studi kasus di Kahfi
BBC Motivator School )”. Jurusan Pendidikan Agama Islam ,
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta 2017. Pembimbing: Dr.
Syarif Hidayatullah, S.S.I, MA.
Latar belakang penelitian ini adalah adanya pembelajaran
public speaking yang dilakukan bagi guru, yang disesuaikan
dengan era pada saat ini yaitu era konseptual. melihat dari
profesionalitas guru yang semakin dibutuhkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: Peranan pembelajaran public
speaking dalam meningkatkan profesionalitas guru di Kahfi
BBC Motivator School. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan penelitian lapangan (field research) dan bukan
penelitian pustaka (library research). Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan penelitian kombinasi (mixed
methods) antara metode kualitatif dengan kuantitatif juga
dengan menggunakan metode deskriptif analisis, dalam
menganalisis data penulis menggunakan data statistik dan non
statistik. Untuk data yang bersifat kualitatif atau non statistik.
xv
Metode kualitatif didapatkan data observasi dan wawancara
yang ana hasilnya akan dituangkan ke dalam tulisan yang
berupa data non statiskik. Sedangkan teknik analisis untuk data
statistik sebagai data kuantitatif peneliti menggunakan teknik
analisis presentatif (statistik sederhana, peneliti menggunakan
teknik yang digunakan untuk mengukur berapa besar
kontribusi yang diberikan oleh Kahfi BBC Motivator School
dengan pembelajaran public speaking dalam meningkatkan
profesionalitas guru. Pertanyaan utama dalam penelitian ini
adalah: bagaimana peranan pembelajaran public speaking era
konseptual dalam meningkatkan profesionalitas guru di Kahfi
BBC Motivator School.
Dari penelitian ini, setelah data berhasil dikumpulkan,
maka dapat disimpulkan bahwaperanan Pembelajaran Public
Speaking Era Konseptual dalam meningkatkan Profesionalitas
Guru (Studi Kasus di Kahfi BBC Motivator School)
menunjukan hasil yang signifikan, hal ini dibuktikan pada bab
IV tabel 4.5 bahwa 90% materi yang disampaikan berpengaruh
pada kehidupan sehari-hari para mahasiswa Kahfi BBC
Motivator School dan hanya 10% yang menyatakan bahwa
materi yang disampaikan kadang berpengaruh pada kehidupan
sehari-hari. Hal ini dapat dilihat ketika para mahasiswa
xvi
menunjukan hal positif seperti terlihat dalam hasil angket yang
diberikan kepada mahasiswa kahfi yang berprofesi guru.
Berdasarkan perhitungkan yang telah dilakukan di atas
maka diperoleh hasil rxy sebesar 0,460 hal ini membuktikan
adanya pengaruh yang signifikan antara Variabe X dan
Variabel Y. Besarnya rxy yang didapatkan yaitu 0,460 ternyata
terletak antara 0,40- 0,70 berdasarkan pedoman yang terdapat
pada tabel 3 menyatakan bahwa hubungan antara variabel X
dan variabel Y merupakan korelasi yang tergolong sedang dan
cukupan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya,
guru merupakan ujung tombak atau pelaksana yang terdepan.
Bila diumpamakan bidang kedokteran, teknik, politik,
ekonomi, pertanian, industri, dan lain-lain adalah untuk
kepentingan manusia, maka guru bertugas untuk membangun
manusianya itu sendiri. Hal ini tentu memerlukan persyaratan
khusus untuk dapat melaksanakan tugas terebut diatas, yaitu
guru sebagai suatu profesi, sebagai perpaduan antara
panggilan, ilmu, teknologi, dan seni, yang bertumpu pada
landasan pengabdian dan sikap kepribadian yang mulia, bahwa
diatas pundak gurulah terdapat beban yang berat dan semakin
menantang.1
Dan pada kenyataannya, pengajaran tentang cara berbicara
yang baikpun tidak diajarkan di sekolah, anak-anak tidak
dilatih bagaimana berbicara yang baik, berdiskusi yang baik,
dan tidak dilatih teknik-tekniknya. Bahkan seorang guru pun
banyak diantara mereka yang tidak mengenyam mata kuliah
1 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012), cet ke 5,
h. 24
2
komunikasi, ilmu yang mengajarkan tentang bicara. Padahal
sebagaimana Firman Allah yang terdapat dalam Q.S Ar-
Rahman ayat 3 dan 4 mengenai kemampuan untuk berbicara
atau berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang:
“Dan menciptakan manusia, yang mengajarinya pandai
berbicara” (Q.S Ar Rahman [55]: 3-4)
Ayat diatas dijelaskan dalam tafsir al- Qurtubi bahwa “
Allah mengajarkan kepada setiap kaum bahasa kepada mereka,
yang mereka gunakan untuk berkomunikasi.2
Hasil survei mengungkapkan bahwa di banyak fakultas
keguruan di universitas-universitas yang dulu di kenal dengan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) atau
Sekolah/Universitas Agama, tidak ada satupun kurikulum yang
membahas tentang bagaimana seseorang pengajar itu berbicara,
bagaimana bergeraknya tangan, bagaimana mimik raut muka,
bagaimana pola pikir, dan bagaimana cara berfikir yang benar
2 Syaikh Imam al Qurtubi, Tafsir al-Qurthubi, (Jakarta: Pusaka
Azzam, 2009) h. 515-517
3
agar dia bisa menyampaikan ilmu kepada siswa atau
mahasiswanya.3
Padahal sejatinya manusia itu sendiri yang memiliki
tanggung jawab untuk dapat berkomunikasi dengan sebaik
mungkin, manusia harus memaksimalkan kemampuannya
dalam berkomunikasi, sebagaimana yang tercantum pula dalam
Q.S An-Nisa ayat 9:
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang
sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah
dibelakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadiida). (QS.
An Nisa [4]: 9).
Dari ayat diatas dapat kita ketahui bahwa Allah Swt telah
menganugerahkan kepada umat manusia kemampuan untuk
berbicara atau berkomunikasi, seorang guru dalam mentransfer
ilmu pengetahuan salah satu caranya yaitu dengan komunikasi
verbal, yang mana guru dituntut dalam menyampaikan
3 Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era Konseptual.
2013 (Jakarta:P.U.B.L.I.S.H.E.R, 2013) cet.1 h.22
4
pembelajarannya dengan benar, yang dalam pembelajarannya
bisa kita kenal dengan Public Speaking.
Kita berada di sebuah era, dimana era ini sudah melewati
beberapa era sebelumnya, era agrikultur, era industri, era
informasi, dan sekarang era konseptual. Public Speaking era
konseptual sudah berubah bentuk dari era informasi, kalau
orang sudah memiliki jabatan dia selalu didengarkan, siapapun
dia kalau pimpinan pasti didengarkan. Tetapi apa yang terjadi
di era konseptual? Seorang walaupun dia seorang direktur
kalau dia tidak mengesankan, maka dia tidak akan didengarkan
oleh bawahannya.4
Pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam
proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang berpotensi di bidang
pembangunan. Profesionalitas seorang guru sangatlah
dibutuhkan agar tercapainya proses pembelajaran yang efektif.
Untuk melahirkan guru yang profesional, setiap perguruan
tinggi dalam lingkup Pendidikan berusaha semaksimal
mungkin memberikan berbagai macam pembelajaran agar
mahasiswanya kelak dapat menjadi guru yang profesional.
4 Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era Konseptual,
cet.1 h.69
5
Seorang Guru Profesional, memiliki keahlian,
keterampilan dan kemampuan sebagaimana filosofi dari KH.
Dewantara5 “Ing Ngarso Sung Tuolo, Ing Madya Mangun
Karso, Tut Wuri Handayani” tidak cukup dengan menguasai
materi pembelajaran akan tetapi mengayomi murid, menjadi
contoh atau teladan bagi murid serta selalu mendorong murid
untuk lebih baik dan maju”6
Seni mengajar merupakan sebuah upaya membingkai
aktivitas pelajaran di dalam kelas dengan nuansa estetis serta
pendekatan yang bersifat humanis dan rasa. Seni belajar
berkaitan dengan seni yang lain seperti berbicara atau retorika
(public speaking), seni berkomunikasi atau persuasive, seni
humor atau selera humor dan seni visual atau teatrikal. Guru
yang memiliki rasa dan jiwa seni yang tinggi, dipadukan
dengan tingkat pemahaman yang mendalam terhadap materi,
5Ki Hajar Dewantara- Pahlawan Indonesia. Tokoh berikut ini dikenal
sebagai pelopor pendidikan untuk masyarakat pribumi Indonesia
ketikamasih dalam masa penjajahan Kolonial Belanda. Mengenai Profil Ki
Hajar Dewantara. Beliau sendiri lahir di kota Yogyakarta, pada tanggal 2
Mei 1889, Hari kelahirannya kemudian diperingati setiap tahun oleh Bangsa
Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau sendiri terlahir dari
keluarga bangsawan, ia merupakan cucu Pakualam III. Terlahir sebagai
bangsawan maka beliau berhak memperoleh pendidikan untuk kaum
bangsawan. 6 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta:
Tim Gunung Persada Press, 2007), cet 1 h. 23.
6
akan memberikan siswa impresi lebih dalam mengajar,
disinilah kemudian, makna guru dalam mengajar dirasa betul
sifat pentingnya.7
Perlu kita ketahui bahwa sebagian ahli memandang bahwa
mengajar adalah seni (art), bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak
semua orang berilmu (termasuk orang yang berilmu pendidikan
) bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar. Memang
sulit disangkal bahwa untuk menjadi guru profesional orang
harus belajar dan berlatih di lingkungan instansi pendidikan
keguruan selama bertahun-tahun. Namun, kenyataan lain
menunjukkan bahwa dalam mengajar terdapat faktor “tertentu”
yang abstrak dan hampir mustahil dipelajari. Bahkan faktor
misterius ini tak dapat diterangkan dengan jelas.8
Sebagian ahli memandang mengajar sebagai ilmu
(science). Oleh karenanya, guru merupakan sosok pribadi yang
memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga profesional
yang memiliki profisiensi (berpengetahuan dan berkemampuan
tinggi) dalam dunia pendidikan yang kompeten untuk
melakukan tugas mengajar. Siapapun, asal memiliki profisiensi
7Ahmad Faidi, Tutorial Mengajar untuk Melejitkan Otak Kanan dan
Otak Kiri Anak, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 18 8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 183
7
dalam bidang ilmu pendidikan akan mampu melakukan
perbuatan mengajar dengan baik. Penguasaan seorang guru atas
materi pelajaran bidang tugasnya adalah juga penting, tetapi
yang lebih penting ialah penguasaannya atas ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan tugas mengajarnya.9
Selanjutnya, latar belakang masalah penelitian yaitu
penulis melakukan penelitian di Kahfi BBC Motivator School,
penulis memilih sekolah ini karena penulis menganggap
sekolah ini menarik untuk diteliti. Kahfi BBC Motivator
School merupakan sekolah yang banyak diminati oleh
masyarakat sekitar karena Kahfi BBC Motivator School
merupakan satu-satunya sekolah motivator yang ada di
Indonesia, selain mendapatkan ilmu yang berkaitan dengan
public speaking Kahfi BBC Motivator School didalamnya
diberikan pembelajaran bukan hanya untuk menjadi pembicara
saja tapi juga menjadi seorang Motivator yang mana hal
tersebut menjadi tugas seorang guru yaitu menyampaikan
pelajaran dan memberikan motivasi sekaligus dalam setiap
pembelajaran. Kegiatan belajar di Kahfi BBC Motivator
School mulai pada sore hari pukul 16.00-07.30 WIB dan pada
9Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h.
184
8
malam hari pukul 19.30-23.00 WIB. Mahasiswa yang belajar
disana merupakan orang-orang dari berbagai kalangan dan
profesi, salah satunya merupakan mahasiswa aktif di berbagai
universitas dan perguruan tinggi lainnya pada siang hari. Hal
tersebut memperudah bagi siapapun dari berbagai profesi untuk
dapat mempelajari Ilmu Public Speaking dengan mudah.
Oleh karenanya, terkait pandangan mengenai apa itu
mengajar, Mengajar sebagai ilmu atau sebagai seni. Maka
timbul pertanyaan aliran pandangan mana yang dapat kita
pedomani? Lalu bagaimana peran adanya lembaga
pembelajaran public speaking di luar kampus seperti dengan
mengikuti pembelajaran di Kahfi BBC Motivator School?
Seberapa besar pengaruh pembelajaran public speaking dalam
meningkatkan profesionalisme seorang guru?
Berdasarkan latar belakang di atas, Judul yang akan
diajukan untuk diteliti yaitu “Peranan pembelajaran Public
Speaking Era Konseptual dalam meningkatkan Profesionalisme
Guru (Studi Kasus di KAHFI BBC Motivator School Bintaro)”
9
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah adalah suatu tahap permulaan dari
penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu
dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah. Tujuan identifikasi masalah yaitu agar kita maupun
pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan
dengan judul penelitian.10
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di
atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
a. Semakin sulit guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran di kelas melihat kebutuhan akan
entertainment manusia yang semakin tinggi.
b. Masih banyak Guru yang belum memahami
pembelajaran Public Speaking Era Konseptual.
c. Adanya pembelajaran Public Speaking yang disesuaikan
dengan era saat ini yaitu Era Konseptual.
d. Adanya perbedaan pandangan mengenai mengajar
sebagai seni dan mengajar sebagai Ilmu.
10
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial,
(PT Bumi Aksara : Jakarta, 2008) h. 12
10
e. Adanya program pembelajaran Public Speaking Era
Konseptual di Kahfi BBC Motivator School yang belum
diteliti seberapa besar peranannya.
f. Banyaknya Guru yang mengikuti perkuliahan
pembelajaran Public Speaking di Kahfi BBC Motivator
School.
2. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan menghindari masalah yang
tidak mengarah pada maksud dan tujuan penulisan skripsi
ini, maka penulis akan membatasi permasalahan dengan
menitik beratkan pada:
a. Peranaan dan program pembelajaran Public Speaking Era
Konseptual dalam meningkatkan Profesionalitas Guru di
Sekolah Motivator, Kahfi BBC Motivator School.
b. Pandangan mengenai mengajar sebagai seni dan megajar
sebagai ilmu jika dikaitkan dengan adanya pembelajaran
Public Speaking di Kahfi BBC Motivator School.
c. Faktor yang mampu mendukung dan menghambat
penggunaan teknik Public Speaking Era Konseptual
dalam pengajaran dan peningkatan profesionalitas
seorang Guru.
11
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini
adalah:
a. Bagaimana peranaan dan program pembelajaran Public
Speaking Era Konseptual dalam meningkatkan
Profesionalitas Guru di Sekolah Motivator, Kahfi BBC
Motivator School?
b. Bagaimana pandangan mengenai mengajar sebagai seni
dan megajar sebagai ilmu jika dikaitkan dengan adanya
pembelajaran Public Speaking di Kahfi BBC Motivator
School?
c. Apa saja faktor yang mampu mendukung dan
menghambat penggunaan teknik Public Speaking Era
Konseptual dalam pengajaran dan peningkatan
profesionalitasseorang Guru?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui informasi tentang apa saja dan
bagaimana peranan yang dilakukan oleh Kahfi BBC
Motivator School dalam meningkatkan profesionalitas guru
dengan pembelajaran Public Speaking.
12
2. Untuk mengetahui identifikasi, mengolah dan menganalisa
data tentang kegiatan dan program yang dilakukan Kahfi
BBC Motivator School dalam meningkatkan profesionalitas
guru.
3. Untuk mengetahui perolehan informasi faktor apa saja yang
menjadi pendukung dan penghambat dalam pembelajaran
public speaking dalam meningkatkan profesionalitas guru
yang dilakukan oleh Kahfi BBC Motivator School.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan berguna
baik secara teoritis maupun praktis, kegunaan penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan pengetahuan dalam memperkaya wawasan
konsep dan teori mengenai Public Speaking Era
Konseptual.
b. Memberikan informasi baru mengenai peranan
pembelajaran Public Speaking Era Konseptual dalam
meningkatkan Profesionalitas Guru.
13
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengetahuan dan
pengalaman secara langsung mengenai pembelajaran
Public Speaking Era Konseptual di Kahfi BBC
Motivator School Bintaro.
b. Bagi Guru dan praktisi pendidikan, dapat
mengaplikasikan Public Speaking era konseptual dalam
pembelajaran sebagai penunjang tercapaikan guru yang
profesional.
c. Bagi masyarakat lainnya sebagai kontribusi berupa
peningkatan kualitas guru, sehingga tercapai pendidikan
yang berkualitas.
d. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan
referensi ilmiah untuk penelitian lanjut dibidang yang
sama di kemudian hari.
E. Tinjauan Pustaka
Dibawah ini penulis paparkan beberapa hasil penelitian
yang berkaitan dengan judul penelitian ataupun yang dapat
menjadi acuan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Sri Daryati, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
14
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. meneliti tentang
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembelajaran yang efektif. (Studi kasus di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Yaqin Semanan Jakarta Barat). Tujuan
penelitian tersebut untuk mendapatkan gambaran
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam
Proses pembelajaran yang efektif di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Yaqin. Serta mengetahui faktor-faktor penghambat
dan pendukung yang dapat meningkatkan profesionalisme
guru pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut.
penelitian tersebut menggunakan metode penelitian
lapangan (field Research), yaitu untuk memperoleh data
atau informasi dari masalah yang diteliti. Selain itu juga
menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu
menggambarkan, mengungkapkan, dan memaparkan data
yang diperoleh secara jelas dan apa adanya, sehingga hasil
dari penelitian dapat tergambar dengan jelas. Yang
membedakan skipsi tersebut dengan skripsi yang akan
ditulis yaitu mengenai variabel yang akan di teliti yaitu
jika skripsi tersebut membahas mengenai profesionalisme
Guru Pendidikan Islam dalam pembelajaran yang efektif,
maka dalam skripsi yang akan saya buat yaitu mengenai
15
profesionalitas guru yang dikaitkan dengan pembelajaran
public speaking.
2. Siti Nur Adilawahdah, Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam skripsinya
yang berjudul “Peran Rumah Singgah dalam Upaya
Peningkatan Akhlak Anak Jalanan” (Studi Kasus di Al
Abror Palmerah Jakarta Barat). 2013. Metode yang
digunakan dalam skripsi tersebut adalah metodedeskriptif
melalui pendekatan analisis fenomenologi, yaitu dengan
menggambarkan fenomena apa yang sesuai dengan data
empiris yang diperoleh secara kualitatif dengan
mengadakan wawancara langsung, serta triangulasi data
penelitian. Penelilitian tersebut mengarahkan pada
gambaran-gambaran kenyataan dan menarasikan tentang
Peran Rumah Singgah dalam Upaya Peningakatan Akhlak
Anak Jalanan. Yang membedakan skripsi tersebut dengan
skripsi yang akan diteliti yaitu berbeda dalam aspek yang
akan di teliti, skripsi yang akan dibahas dalam penelitian
selanjutnya yaitu mengenai peranan pembelajaran public
speaking dalam meningkatkan profesionalitas guru (studi
kasus di Kahfi BBC Motivator School Bintaro)
16
3. Siti Maesaroh (2014) Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, meneliti tentang
“Urgensi Public Speaking terhadap Kinerja Guru”.
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pentingnya
kemampuan Public Speaking yang dimiliki oleh pendidik
terhadap kinerja guru, khususnya dalam perencanaan
pembelajaran dan pelaksaanaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis. Penulis menemukan hasil bahwa
pentingnya Public Speaking terhadap kinerja guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Metode
penelitian yang digunakan dalam skripsi tersebut yaitu
metode penelitian kualitatif yang pemecahan
masalahnyadengan menggunakan data empiris dan
memahami fenomena sosial melalui memperbanyak
pemahaman mendalam makna (meaning). Yang
membedakan antara penelitian tersebut dengan penelitian
yang penulis akan lakukan yaitu dalam variabel Y yang
akan di teliti, jika pada skripsi tersebut pembahasan public
speaking yang berkaitan dengan kinerja guru, maka dalam
skripsi yang akan saya buat yaitu mengenai public
speaking kaitannya dengan peningkatan profesionalitas
17
seorang guru. Dan dalam metode penelitiannya pun
berbeda, penelitian tersebut menggunakan metode
kualitatif sedangkan penelitian yang akan saya teliti yaitu
dengan menggunakan metode kolaborasi antara kualitatif
dengan kuantitatif.
4. Lutfiah Sani, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Ilmu Al Qur’an Fakultas Tarbiyah IIQ
Jakarta. 2016. Dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Pendidikan Karakter Berbasis Metode Hypnoteaching di
Kahfi BBC Motivator School Bintaro”. Hasil penelitian
tersebut menunjukan bahwa pendidikan karakter berbasis
metode hypnoteaching terhadap mahasiswa yang
dilakukan dengan penuh percaya/yakin, berkesan dan
berulang-ulang juga kontinyu (secara terus-menerus) oleh
para dosen dan senior mampu membentuk karakter yang
positif dalam diri mahasiswa seperti kesadaran akan diri
sendiridan lingkungan, disiplin, bertanggung jawab,
peduli, percaya diri, amanah, cerdas dan lain sebagainya.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana proses pembentukan karakter mahasiswa di
Kahfi BBC Motivator School Bintaro, bagaimana sistem
pembelajaran di Kahfi, faktor apa saja yang mendukung
18
terlaksananya pendidikan karakter mahasiswa, bentuk
pengawasan apa saja yang diterapkan dan apa saja nilai-
nilai karakter yang termuat dalam mata kuliah yang
diajarkan di Kahfi BBC Motivator School Bintaro.
Kesamaan penelitian tersebut dengan peneliti yaitu
mengenai obkek yang akan diteliti, dalam hal ini yaitu
Kahfi BBC Motivator School Bintaro, namun perbedaan
mendasar yaitu mengenai bahasan yang diteliti, yang akan
diteliti selanjutnya mengenai pembelajaran public
speaking era konseptual di sekolah tersebutdan bagaimana
peranannya dalam meningkatkan profesionalitas guru yang
sekolah di Kahfi BBC Motivator School.
F. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Motivator
Kahfi BBC Motivator School Bintaro yang bertempat di
Ruko Gandaria Asri D 22 Pondok Aren Bintaro. Penelitian
dilakukan terhitung dari tanggal 11 Juni – 21 Juni 2017.
2. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) dan bukan penelitian pustaka (library research).
19
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
kombinasi (mixed methods) antara metode kualitatif dengan
kuantitatif juga dengan menggunakan metode deskriptif
analisis.
Karena peneliti ingin mendapatkan data yang valid
dan komprehensif maka peneliti menggabungkan antara
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, jadi data yang
diperoleh dan dianalisis tidak hanya berupa data hasil angket
saja, akan tetapi diperkuat dengan data hasil wawancara dan
observasi. Penelitian kombinasi adalah “suatu metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara
bersama-sama dalam sebuah penelitian, sehingga diperoleh
data yang lebih komprehensif, valid, realible dan objektif.11
Menurut Abbas Tashakkori dan Charles Teddies
bahwa metode campuran (mixed methods) adalah
“rangkaian pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam suatu
metodologi penelitian pada kajian tunggal atau kajian
beragam tahapan.”12
11
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta. 2012)h. 114 12
Abbas Tashakkori dan Charles Teddie, Mixed Methodology
(Menggabungkan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif) terj. Budi uspa
Priadi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) cet ke-1 h. 27
20
Disamping itu peneliti juga menggunakan metode
deskripsi analisis Metode deskripsi analisis adalah
“penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,
fakta-fakta atau kejadian secara sistematis dan akurat,
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam
penelitian deskriptip cenderung tidak perlu mencari atau
menerangkan saling berhubungan menguji hipotesa” 13
sedangkan analisis adalah “penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musibah,
duduk perkara, dan lain sebagainya).14
Dengan demikian penelitian akan disajikan dalam
bentuk tabel atau grafik pada data kuantitatif dan dilengkapi
dengan data kualitatif dalam bentuk naratif dan diuraikan
atau digambarkan keadaan dan fakta yang berhubungan
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan tentang peran
pembelajaran public speaking era konseptual di Kahfi BBC
Motivator School dalam meningkatan profesionalitas Guru
di Bintaro dan tentunya akan ditunjang oleh sumber data.
13
Nurul Zuhriah, Methodology Penelitian Sosial dan Pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi Aksar, 2009) cet. Ke-3 h. 47 14
TimPenulis, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahsa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia , ( Jakarta: Balai Pustaka, 1990) h. 32
21
3. Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini
yaitu:
a. Variabel X atau variabel bebas (independent variable)
adalah variabel yang mempengaruhi yaitu peranan
pembelajaran public speaking era konseptual di Kahfi
BBC Motivator School Bintaro.
b. Variabel Y atau variabel terkait (dependent
variable)adalah variabel yang dipengaruhi yaitu
peningkatan profesionalitas guru.
4. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang peneliti peroleh terdiri dari data
primer dan sekunder. Data primer adalah “data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau
perorangan langsung dari objeknya”15
dalam hal ini, karena
ini penelitian lapangan maka sumber dataprimer yang
peniliti peroleh yakni data dari lapangan yang diperoleh
dengan menyebar angket (kuesioner) juga data yang
diperoleh dari observasi dan wawancara melalui purposive
or judgmental sampling yakni “peneliti memilih sampel
15
Media Nur Indah Susanti, Statistik Deskriptif dan
Induktif,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) cet ke-1 h. 15
22
dengan kriteria tertentu yang diharapkan memiliki informasi
yang akurat”16
Selain data primer, peneliti juga melengkapi dengan
data sekunder. Data sekunder adalah “data yang diperoleh
dalam bentuk publikasi.” Dalam hal ini peneliti memperoleh
data sekunder tersebut dari laporan-laporan kegiatan
Kampus Kahfi BBC Motivator School dalam bentuk
rekaman, foto, profil, brosur, berita-berita internet dan lain
sebagainya.
5. Populasi dan Sampel
Populasi untuk penelitian ini diambil dari mahasiswa
yang berprofesi sebagai pengajar atau guru dan yang sudah
mempelajari ilmu public speaking yang telah diprogramkan
yaitu sebanyak 40 mahasiswa.
Menurut Suharsimi Arikunto, apabila subjek yang
diteliti kurang dari 100% lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan populasi. Tetapi jika jumlah
subjeknya besar, bisa diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:
16
Huzaemah T Yanggo, dkk, Pedoman Penelitian Skripsi, Tesis,
dan Desertasi Institut Ilmu AlQur’an(IIQ) Jakarta, (Jakarta : IIQ Press,
2011) cet ke 2 h. 19
23
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek,
karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampel
besar, hasilnya akan lebih besar.17
Karena objek dari penelitian ini kurang dari 100% maka
peneliti mengambil semuanya yaitu mahasiswa yang telah
mengikuti pembelajaran public speaking dan berprofesi
sebagai guru sebanyak 40 orang.
6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah
yang akan dibahas, penulis melakukan penelitian dengan
cara sebagai berikut:
a. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah suatu teknik pengumpulan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.18
Peneliti melakukan
penelitian secara langsung terhadap program sekolah
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992) h. 134 18
Nana Syaodikh Sukmadinata, Motode Penelitian Pendidikan.
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), cet ke 3. h. 216
24
yang mereka lakukan. Disini penulis melakukan
pengamatan secara langsung dengan turut terjun
mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Kahfi
BBC Motivator School dengan tujuan agar penulis
mendapatkan data yang akurat dan kongkret tentang
masalah yang diteliti.
b. Teknik wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik yang menggunakan
wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan
narasumber yang menjadi objek penelitian, pengumpulan
data dengan jalan mengadakan tanya jawab secara lisan
dengan beberapa pengajar dan mahasiswa di Kahfi BBC
Motivator School Bintaro.
c. Teknik Angket.
Angket adalah seperangkat pertanyaan yang harus
dijawab atau dilengkapi oleh responden.19
Angket ini
penulis berikan kepada mahasiswa Kahfi BBC Motivator
School yang berprofesi sebagai guru untuk memperoleh
data tentang sejauh mana peran pembelajaran public
speaking dalam meningkatan profesionalitas guru.
19
M. Subawa Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
(Bandung: Cv Pustaka setia, 2005) h. 135
25
d. Metode dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang serupa catatan transkip, buku, majalah, notulen
agenda dan sebagainya. Studi dokumenter ialah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti
arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil,
atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Peneliti menggunakan metode
dokumentasi untuk memperoleh data tentang sejarah
berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi dan
personalia, keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana
dan sebagainya.
e. Teknik analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian merupakan
suatu bagian yang sangat penting memerlukan ketelitian
kekeritisan dari peneliti “yaitu proses pengrganisasian
dan pengumpulan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat dirumuskan hipotesa
kerja seperti yang disarankan data”20
dalam menganalisis
20
Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT:
Remaja Rosdakarya, 2007), cet 24, h. 6
26
data penulis menggunakan data statistik dan non statistik.
Untuk data yang bersifat kualitatif atau non statistik.
Metode kualitatif didapatkan data observasi dan
wawancara yang analisis hasilnya akan dituangkan ke dalam
tulisan yang berupa data non statiskik. Sedangkan teknik
analisis untuk data statistik sebagai data kuantitatif peneliti
menggunakan teknik analisis presentatif (statistik sederhana,
peneliti menggunakan teknik yang digunakan untuk
mengukur berapa besar kontribusi yang diberikan oleh
Kahfi BBC Motivator School dengan pembelajaran public
speaking terhadap meningkatkan profesionalitas guru.
Untuk memperoleh hasil dari data tersebut penulis
menggunakan rumus presentase dari Mahasiswa yang
menggunakan pembelajaran dengan public speaking di
Kahfi BBC Motivator School, yaitu dengan:
P = F/N X 100%
Dengan ketentuan sebagai berikut:
P = Frekuensi yang akan dicari
F = Frekuensi yang akan dihasilkan
N = Jumlah populasi yang ada.21
21
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakata : Fakultas
Psikologi, UGM), h. 290
27
Setelah peneliti melakukan peritungan dengan
menggunakan rumus presentase, maka kemudian
mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. 100% = Seluruhnya
b. 90-99% = Hampir Seluruhnya
c. 60-89% = Sebagian Besar
d. 51-59% = Lebih Dari Setengahnya
e. 50% = Setengahnya
f. 40-49% = Hampir Setengahnya
g. 10-39% = Sebagian Kecil
h. 1-9% = Sedikit Sekali
i. 0% = Tidak Sama Sekali22
Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam
menghitung hasil angket adalah dengan menggunakan
pengukuran skala likert. Dengan skala likert, maka variabel
yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
22
Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah, metodelogi riset,
(Bandung: IAIN Sunan Gunung Jati Bandung, 1984), cet. Ke 1, h. 52
28
Penulis menggunakan jawaban setiap item instrumen
yang menggunakan skala likert dengan gradasi dari sangat
setuju, setuju dan tidak setuju. Untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor. Seperti pada tabel
tersebut.
Tabel 1.1
Skor Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian
Pernyataan
Positif Negatif
Ya 3 1
Kadang-kadang 2 2
Tidak 1 3
Setelah mengetahui hasil angket maka nantinya akan
diketahui hasil masing-masing variabel X dan variabel Y
yang mana dengan hasil ini penulis akan mencari tahu
hubungan antara kedua variabel ini dengan menggunakan
teknik analisis kolerasional bivariat yaitu teknik analis
kolerasi yang mendasarkan kepada dua buah variabel.
Perhitungan teknik kolerasional bivariat penulis
menggunakan teknik kolerasi produk momen (product
momen correlation). Product Moment correlationadalah
29
suatu teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel yang
kerap kali digunakan.
Rumus ini disebut juga dengan Pearson Product
Moment)
r = nΣxy – (Σx) (Σy)
. √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)
2}
Langkah selanjutnya memberikan interpretasi terhadap
rxy atau ro dengan 2 cara yaitu memberikan interpretasi
secara sederhana dan interpretasi dengan berkonsultasi pada
tabel nilai “r” product moment.
1. Memberikan interpretasi secara sederhana
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana
terhadap angka indeks kolerasi “r” product momentrxy pada
umumnya bergantung kepada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2
Rumus Interpretasi Sederhana
Besarnya “r”
product
moment
Interpretasi
0,00-0,20 antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau
30
sangat rendah sehingga kolerai
itu diabaikan (diangap tidak ada
korelasi antara variabel X dan Y)
0,20-0.40 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang
atau cukupan
0.70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi
0,90-
1,00
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi
2. Interpretasi dengan berkonsultasi pada tabel Nilai “r”
product moment adapun langkah-langkahnya adalah:
Langkah pertama, merumuskan hipotesa yaitu
merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil
(Ho). Hipotesis alternatifnya akan dirumuskan sebagai
berikut: “terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
X dan Y”
Langkah kedua, selanjutnya mencari df atau db dengan
rumus: df=N-nr
31
Langkah ketiga, selanjutnya berkonsultasi pada Tabel
nilai “r” produk moment dan langkah terakhir yaitu
membandingkan bersama “rxy” dengan “rtabel” lalu menarik
kesimpulan.23
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah penjelasan tentang bagian-
bagian yang akan ditulis di dalam penelitian secara
sistematis.24
Hasil akhir dari penulisan ini akan dituangkan dalam
laporan tertulis dengan sistematika, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, Bab ini mencakup pembahasan
mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Profesionalisme Guru, Bab ini membahas tentang
Konsep Guru Profesional, Definisi Profesi,
Profesional, Profesionalisme, juga Profesionalisasi,
23
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 190-203 24
Huzaemah T. Yanggo, MA, Pedoman Penulis Skripsi, Tesis,
Disertasi, (Tanggerang: IIQ Press, 2011), cek. Ke-2, h. 22.
32
Definisi dan Makna Guru, Tugas dan Tanggung
Jawab Guru Profesional, Syarat Guru Profesional,
Ciri-ciri Guru Profesional, Prinsip Guru
Profesional, serta Profesionalisme Guru di Era
Konseptual.
Bab III Public Speaking Era Konseptual, Bab ini
membahas tentang Public Speaking Era
Konseptual, Diskursus Public Speaking, Perbedaan
Talking dengan Speaking, Metode Pembelajaran
Public Speaking Era Konseptual, Instrument
Persuasif dalam Public Speaking, serta
Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual bagi
Guru Profesional.
Bab IV Analisis pembelajaran Public Speaking Era
Konseptual di Kahfi BBC Motivator School serta
peranannya dalam pengajaran dan peningkatan
profesionalitas seorang Guru.
Bab V Penutup, merupakan bab penutup yang terdiri dari
kesimpulan penelitian dan saran-saran.
33
BAB II
PROFESIONALISME GURU
A. Konsep Guru Profesional
1. Definisi Profesi
Kata profesi berasal dari kata “profession” yang berarti
mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan. Namun jika
dilihat secara leksikal, perkataan profesi itu ternyata
mengandung berbagai makna dan pengertian. Pertama,
profesi itu menunjukan dan mengungkapkan suatu
kepercayaan (to procces means to trust) bahkan suatu
keyakinan (to belief in) atas sesuatu kebenaran (ajaran
agama) atau kredibilitas seseorang (Homby,1962). Kedua,
profesi ini dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan
suatu pekerjaan atau urusan tertentu a practicular business
(Homby, 1962).1
Penyandang profesi boleh mengatakan bahwa dia
mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu
asalkan pengakuannya disertai dengan bukti riil bahwa dia
benar-benar mampu melaksanakan sesuatu pekerjaan yang
1Djam‟an Satori, dkk, Profesi Keguruan. (Jakarta: Universitas
Terbuka,2010), h. 3
34
diklaim sebagai keahliannya. Akan tetapi, pengakuan itu
idealnya berasal dari masyarakat atau pengguna jasa
penyandang profesi itu. Pengakuan itu terutama didasari atas
kemampuan konseptual-aplikatif dari penyandang profesi
itu.2
Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai
suatu pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan
pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksudkan
disini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis
sebagai instrument untuk melakukan perbuatan praktis.
Merujuk pada definisi ini, pekerjaan-pekerjaan yang
menuntut keterampilan manual atau fisikal, meskipun
levelnya tinggi, tidak digolongkan dalam profesi. Dengan
demikian, tidak muncul organisasi profesi, seperti Ikatan
Tukang Semen Indonesia, Ikatan Tukang Jahit Indonesia,
Iaktan penganyam Rotan Indonesia, dan sebagainya.
Bandingkan dengan Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan
2Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Pendidikan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2002), h. 22
35
Guru Republik Indonesia, Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia dan sebagainya. 3
Ada 3 pilar pokok yang ditunjukan untuk suatu profesi,
yaitu pengetahuan, keahlian dan persiapan akademik.
Pengetahuan adalah segala fenomena yang diketahui yang
disistematisasikan sedemikian rupa sehingga memiliki daya
prediksi, daya kontrol, dan daya aplikasi tertentu. Pada
tingkat yang lebiih tinggi, pengetahuan bermakna kapasitas
kognitif yang dimiliki oleh seseorang melalui proses belajar
keahlian bermakna pengguasaan substansi keilmuan, yang
dapat dijadikan acuan dalam bertindak. Keahlian juga
bermakna kepakaran dalam cabang ilmu tertentu untuk
dibedakan dengan kepakaran lainnya. Persiapan akademik
mengandung makna bahwa untuk mencapai derajat
profesional atau memasuki jenis profesi tertentu, diperlukan
persyaratan pendidikan khusus, berupa pendidikan
3Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Pendidikan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan., h. 21
36
prajabatan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan
formal, khususnya jenjang perguruan tinggi.4
Memang dalam suatu profesi yang diperlukan adalah
pengakuan masyarakat atau jasa yang diberikannya. Kita
mengenal profesi yang paling tua sebenarnya adalah guru.
Sebab apapun profesi seseorang tidak ada yang tanpa
melakukan pendidikan (bimbingan) guru. Namun di
Indonesia jabatan guru baru diakui setelah keluarnya
undang-undang tentang guru dan dosen.5
Dari berbagai penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa
profesi itu pada hakikatnya merupakan suatu pekerjan
tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istemewa
sehingga memperoleh kepercayaan pihak yang
membutuhkan.6
4 Sudarwan Danim. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Pendidikan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan .h. 22 5 Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, (Padang: The Zaki
Press.2009) h.28 6 Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan (Padang: The Zaki
Press.2, 2009) h.50
37
2. Definisi Profesional, Profesionalisme dan
Profesionalisasi
Kata profesional merujuk pada 2 hal. Pertama, orang
yang menyandang suaru profesi, seperti “Ali adalah seorang
profesional.” Orang yang profesional biasanya melakukan
pekerjaan secara otonom dan dia mengabdikan diri pada
pengguna jasa dengan disertai rasa tanggung jawab atas
kemampuan profesionalnya itu. Istilah otonom disini bukan
berarti menafikan kolegalitas, melainkan harus diberi makna
bahwa pekearjaan yang dilakukan oleh seorang penyandang
profesi itu benar-benar sesuai dengan keahliannya. Otonomi
itu adakalanya berseri, misalnya seorang dosen melakukan
pekerjaan mulai dari mempersiapkan bahan ajar, melakukan
tugas pembelajaran hingga evaluasi, dan menetapkan nilai
akhir untuk mahasiswanya.Kedua, kinerja atau performance
seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya. Pada tingkat tinggi, kinerja itu dimuati unsur-
unsur kiat atau seni yang menjadi ciri tampilan profesional
seorang penyandang profesi. Seni atau kiat itu umumnya
tidak dapat dipelajari secara khusus meskipun dapat saja
diasah melalui latihan. Misalnya seni guru dalam mengemas
38
humor secara tepat selama mengajar. Termasuk disini
adalah kemampuan intuitif, yaitu seorang profesional
sungguhan seringkali tidak perlu mengumpulkan data terlalu
banyak dan lama untuk mengambil kesimpulan atas sebuah
fenomena yang dihadapinya.7
Profesionalisme berasal dari bahasa inggris
profesionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional.
Orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda
dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam
pekerjaan yang sama atau katakanlah berada pada satu ruang
kerja. Tidak jarang pula orang yang berlatar belakang
pendidikan yang sama menampilkan kinerja profesional
yang berbeda, serta berbeda pula pengakuan masyarakat
kepada mereka. Sifat profesional berbeda dengan sifat
profesional atau tidak profesional sama sekali. Sifat yang
dimaksud adalah seperti yang dapat ditampilkan dalam
perbuatan, bukan yang dikemas dalam kata-kata yang
diklaim oleh pelaku secara indivual. Untuk menunjukan
7Sudarwan Danim. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Pendidikan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, hal 23
39
bahwa “saya adalah seorang profesional” bukanlah dengan
kata-kata, melainkan dengan perbuatan.8
Profesionalisme mengacu kepada komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-
strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.9
Prosfesionalisasi merupakan proses peningkatan
kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu
profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari
penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya
itu. Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi utama,
yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan
praktis. Aksentasinya dapat dilakukan melalui penelitian,
diskusi antar rekan seprofesi, penelitian dan pengembangan,
membaca karya akademik kekinian dan sebagainya.
Kegiatan belajar mandiri, mengikuti pelatihan, studi
8 Sudarwan Danim. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Pendidikan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, h.23 9Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, h. 28
40
banding, observasi praktikal dan lain-lain menjadi bagian
integral upaya profesionalisasi itu.10
Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian
proses pengembangan profesional (profesional
development). Baik dilakukan melalui pendidikan/latihan
prajabatan maupun latihan dalam jabatan (inservice
training). Oleh karena itu, profesionalisasi merupakan
proses yang sepanjang hayat (life long) dan tidak pernah
berakhir (never ending), selama seseorang telah menyatakan
dirinya sebagai warga suatu profesi.11
3. Definisi dan Makna Guru
Dalam bahasa inggris ditemukan beberapa kata untuk
sebutan guru, yaitu “teacher” “tutor educator”, dan
instructor. Semua kata ini berdekatan dengan sebutan guru.
Dalam kamus Webster‟s,teacher diartikan seseorang yang
mengajar Tutor diartikan seseorang guru yang memberikan
pengajaran terhadap siswa;seorang guru privat instructor,
diartikan seorang yang mengajar guru. Educator diartikan
10
Sudarwan Danim. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Pendidikan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, h. 23 11
Djam‟an Satori, dkk. Profesi Keguruan. (Jakarta: Universitas
Terbuka,2010) h. 13
41
dengan seseorang yang mempunyai tangung jawab
pekerjaan mendidik yang lain. Sedangkan makna guru
secara terminologi menurut para ahli yaitu:
- Menurut Zakiyah Darajat12
mendefinisikan guru
(pendidik) adalah pendidik profesional, karena secara
implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang
terpikul di pundak orangtua.
- Menurut Ramayulis13
, berpendapat bahwa guru
(pendidik) adalah orang yang memikul tanggungjawab
12
Prof. Dr. Hj Zakiah Darajat lahir di Jorong Koto Maparak, nagari
Lambah, Ampek Angek, Agam, Sumatera Barat, 6 November 1929
meninggal di Jakarta, 15 Januari 2013 pada umur 83 tahun adalah pakar
psikologi Islam. Berkarier di Departemen Agama Indonesia selama 30
tahun sejak 1964, ia menghabiskan sisa umurnya sebagai pendidik dan guru
besar ilmu psikologi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, 13
Prof. DR. H. Ramayulis Tuanku Khatib, lahir di Padang Alai
Pariaman Sumatera Barat, tanggal 4 Maret 1945, adalah dosen IAIN Imam
Bonjol Padang. Menyelesaikan studi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Imam
Bonjol Padang (1972), Studi Purna Sarjana (SPS) IAIN Sunan Kali Jaga
Yogyakarta (1977), menyelesaikan Program S2 pada Fakultas Pasca Sarjana
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1987); dan selanjutnya menyelesaikan
program S3 dan memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam
khususnya Ilmu Pendidikan Islam (1991), dengan Disertasi “Hubungan
Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Keluarga
dengan Sikap Keagamaan Siswa SMA Kodya Padang.
42
untuk membimbing peserta didik menjadi manusia yang
manusiawi.
- Menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal mengatakan
bahwa guru (pendidik) adalah orang dewasa yang
bertanggungjawab memberikan bimbingan kepada
peserta didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan (mampu
berdiri sendiri) memenuhi tugasnya sebagai makhluk
Tuhan, makhluk individu yang mandiri dan makhluk
sosial.
- Menurut Ahmad Tafsir14
, mendefinisikan “guru
(pendidik) adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan dan
perkembangan potensi anak didik, baik potensi kognitif
maupun potensi psikomotoriknya.
14
Ahmad Tafsir, lahir di Bengkulu 19 April 1942. Pendidikannya
diawali disekolah Rakyat (sekarang SD) di Bengkulu, melanjutkan sekolah
di PGA (Pendidikan Guru Agama) 6 tahun di Yogyakarta, selanjutnya
belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Yogyakarta, dan menyelesaikan Jurusan
Pendidikan Umum tahun 1969. Tahun 1975-1976 (selama 9 bulan)
mengambil kursus filsafat di IAIN Yogyakarta. Tahun 1982 mengambil
Program S2 di IAIN Jakarta. Tahun 1987 sudah menyelesaikan S3 di IAIN
Jakarta juga. Sejak tahun 1970, Tafsir mengajar di Fakultas Tarbiyah IAIN
Bandung, sampai sekarang. Tahun 1993, Guru Besar Ilmu Pendidikan ini
mempelopori berdirinya Asosiasi Sarjana Pendidikan Islam (ASPI).Sejak
Januari 1997 diangkat menjadi Guru Besar pada Fakutas Tarbiyah IAIN
Bandung.
43
- Menurut Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa
“pendidik adalah orang karena hak dan kewajibannya
bertanggungjawab tentang pendidikan si terdidik”.15
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa guru adalah
seseorang yang menjalankan tugas utamanya yakni
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi muridnya dalam pendidikan.16
Namun perlu diketahui juga bahwa orang yang
menerima amanat orang tua untuk mendidik anak itupun
disebut guru, yang meliputi guru madrasah atau sekolah,
sejak Taman Kanak-Kanak sampai sekolah menengah,
dosen di perguruan tinggi, kyai di pondok pesantren, dan
sebagainya. Namun, guru bukan hanya penerima amanat
dari orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan dari
setiap orang yang memerlukan bantuan untuk
mendidiknya.17
15
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, h. 24 16
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, h. 25 17
Hery Noer Aly. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Logos
Wacana Ilmu, 2004) cetakan II, h. 93
44
Guru mempunyai tanggung jawab untuk memegang
amanat yang diserahkan kepadanya, Allah menjelaskan:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. An Nisa (4):58)
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa predikat
guru tidaklah didapatkan hanya karena kita mengajarkan
ilmu atau menyampaikan pengetahuan, tetapi predikat guru
yang melekat pada seseorang didasarkan atas amanat yang
diserahkan orang lain kepadanya. Tanpa amanat tersebut
tidaklah seseorang dapat dikatakan seorang guru. Sehingga
keberadaan seorang guru tergantung pada amanat dari
seseorang yang ingin mengamanatkannya.
45
Dalam sejarah kebudayaan Yunani, menurut Reimer,
praktik penyerahan amanat untuk mendidik muncul pertama
kali pada abad pertengahan atas dasar kontrak antara orang
Sophist itulah guru-guru “bayaran” pertama dalam sejarah,
dan tujuan mereka ialah “menjadikan murid-murid mereka
orang-orang yang berhasil”.18
Di zaman sekarang jabatan guru tampaknya sudah
menjadi profesi yang menjadi sumber mata pencaharian.
Guru bukan hanya penerima amanat pendidikan melainkan
juga orang yang menyediakan dirinya sebagai pendidik
profesional. Pemerintah menyediakan sekolah, lalu beberapa
orang dipilih untuk mengelolanya. Atau sekelompok orang
membangun sekolah, lalu iklan dipasang dan para murid
berdatangan. Ini bisa ditafsirkan sebagai salah satu bentuk
kepedulian terhadap pendidikanapabila tanggung jawab
ditegakkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tugas harus
menjadi perhatian utama, dan atas pelaksanaan tugasnya itu
18
Hery Noer Aly. Ilmu Pendidikan Islam. h. 94
46
bisa mendapat imbalan jasa, baik berupa gaji ataupun
honorarium.19
4. Tugas dan Tanggungjawab Guru Profesional
Jabatan pendidik (guru) merupakan suatu jabatan yang
amat strategis dalam menunjang proses dan hasil kinerja
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa pendidik (guru) merupakan gerbang awal
sekaligus sebagai representasi kondisi dan kinerja
pendidikan. Hal ini mengandung makna bahwa kinerja
seorang pendidik akan banyak memperikan pengaruh yang
cukup bermakna bagi perwujudan kinerja pendidikan secara
efektif.20
a. Tugas guru.
Sebagai pemegang amanat orang tua dan sebagai
salah satu pelaksana pendidikan Islam, guru tidak hanya
bertugas melaksanakan pendidikan ilmiah. Tugas seorang
guru hendaknya merupakan kelanjutan sinkron dengan
tugas orang tua, yang juga merupakan tugas pendidik
19
Hery Noer Aly. Ilmu Pendidikan Islam. h. 95 20
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan h. 126
47
muslim pada umumnya, yaitu memberi pendidikan yang
berwawasan manusia seutuhnya.21
Guru juga merupakan figur sentral dalam
mengantarkan manusia (murid) kepada tujuan yang
mulia. Khoe Yao Tung22
menyebutkan guru merupakan
ujung tombak sekaligus faktor kunci dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan
sumber daya manusia. Nana Syaodikh Sukmadinata juga
menyebutkan guru memegang peranan kunci bagi
keberlangsungan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya
berintikan interaksi antara guru dengan murid. Ternyata
eksistensi guru dalam pendidikan menempati posisi kunci
dalam mencapai tujuan pendidikan. Guru dikatakan
21
Hery Noer Aly. Ilmu Pendidikan Islam. h.l 95 22
Khoe Yao Tung, Pendidik,Pembelajar, Guru, Dosen, dan
Penulis, dilahirkan dan besar di Jakarta, sarjana fisika UI, Sarjana
Teknik Elektro Ukrida, Magister Management sekolah tinggi
management PPM, Program magister komputer UI. Sekarang
kandidat doktor pendidikan UNJ. Beliau telah menulis lebih dari
sepuluh buku berskala nasional di bidang managemen, pendidikan,
matematika dan fisika. Bukunya antara lain “Visualisasi dan
Simulasi Fisika dengan program maple”. 2003, serta “Komputansi
simbolik fisika mekanika dengan Maple” 2005.
48
berhasil tidak terlepas dari kesuksesannya menjalankan
tugas-tugasnya secara proporsional dan profesional.23
Dalam kaitan dengan tugasnya, sebagaimana
dikemukakan „Abdurrahman al-Nahlawi, guru hendaknya
mencontoh peranan yang telah dilakukan para Nabi dan
pengikutnya. Tugas mereka pertama-tama, ialah
mengkaji dan mengajarkan ilmu Ilahi, sesuai dengan
firman Allah yang menyatakan:
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah
berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu
dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah".
Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan
dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (Ali
„Imran [3]:79)
23
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, h. 32
49
Allah Swt juga menjelaskan bahwa tugas pokok
Rasulullah Saw ialah mengajarkan al- Kitab dan al-
Hikmah kepada manusia serta mensucikan mereka, yakni
mengembangkan dan membersihkan jiwa mereka. Allah
menjelaskan dalam firmannya:
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang
Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan
kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-
Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana.”(QS. Al-Baqarah[2]:129)
Ayat ini menerangkan bahwa sebagai seorang
pendidik yang agung, beliau tidak hanya mengajarkan
ilmu, tapi lebih dari itu, dimana ia juga mengemban tugas
untuk memelihara kesucian manusia. Untuk
50
mempertahankan kesucian atau fitrah peserta didiknya
sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.24
b. Berdasarkan firman Allah Swt diatas, al-Nahlawi
menyimpulkan bahwa tugas pokok guru dalam
pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1) Tugas Pensucian. Guru hendaknya mengembangkan
dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat
mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkannya dari
keburukan dan menjauhkannya agar tetap tetap berada
pada fitrahnya.
2) Tugas pengajaran. Guru hendaknya menyampaikan
berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta
didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan
kehidupannya.25
c. Tanggung Jawab Guru Profesional
Guru Profesional mempunyai beberapa beberapa
tanggung jawab berupa: (1) tanggungjawab pribadi yang
mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola
dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta
24
Ramayulis. Dasar-Dasar Kependidikan .h. 125 25
Hery Noer Aly. Ilmu Pendidikan Islam. h. 96
51
mengembangkan dirinya. (2) tanggungjawab sosial
diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami
dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaksi
yang efektif. (3) tanggungjawab intelektual diwujudkan
melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-
tugas utamanya. (4)tanggungjawab moral, mental, dan
spiritual diwujudkan melalui penampilan guru sebagai
makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak
menyimpang dari norma-norma agama dari moral.26
5. Syarat-syarat Guru Profesional
Penjelasan ini, merujuk pada pengertian profesional
sebagai sebuah kompetensi. Profesional itu kompetensi yang
dimiliki seeorang dalam memegang sebuah pekerjaan,
sedangkan pekerjaannya itu sendiri profesi. Artinya,
26
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, h. 33
52
pekerjaan yang dilakukan secara profesional merupakan
pekerjaan seorang profesi.27
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang
profesional meliputi:
a. Kompetensi Pedagogik
Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengeaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
(Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3
bulir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan
pembelajaran, mulai dari merencakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus
menguasai dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Guru harus menguasai manajemen kurikulum, dan
mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman
tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap
27
Maman Sudarma, Profei Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013) cet II, h.27
53
kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan
pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.
b. Kompetensi Personal
Adalah kemampun kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian
yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi
bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki
kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu
melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki
Hadjar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tuolo, Ing
Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan
guru memberi teladan/contoh. Di tengah memberikan
karsa, dan dibelakang memberikan dorongan/motivasi)
c. Kompetensi Profesional
Adalah kemampuan penguasan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar Nasional
Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir
c)Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas
54
berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter yang
akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam
arti memiliki pengetahuan konsep teoritis, mampu
memilih model, strategi dan metode yang tepat serta
mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran .
guru pun harus harus memiliki pengetahuan luas tentang
kurikulum dan landasan kependidikan.
d. Kompetensi Sosial
Adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/ wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. (Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d) artinya ia
menunjukan kemampuan berkomunikasi sosial, baik
dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman
guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat
luas.28
28
Rusman, M.pd, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. (Jakarta: PT Raja Raja Grafindo Persada,
2012) cet 5, h. 23
55
Dr. Rusman, M.Pd29
menyebutkan dalam bukunya
yang berjudul “Model-Model Pembelajaran
mengembangkan Profesionalisme Guru” apabila guru
telah memiliki keempat kompetensi tersebut diatas, maka
guru tersebut telah memiliki hak profesional karena ia
telah jelas memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terdapat
batas wewenang keguruan yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-
langkah interaksi edukatif dalam batas tanggung
jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan
pendidikan setempat.
29
Rusman, M.Pd adalah dosen Program Studi Pengembangan
Kurikulum Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan
Indonesia dan Dosen Tetap pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan FIP Univertas Pendidikan Indonesia. Lahir di Kedokan
Agung Indramayu pada tanggal 5 Mei 1972. Riwayat Pendidikan
formal dimulai dari SDN Kedokan Bunder III tahun 1985, SMPN
Krangkeng tahun 1991, Sarjana Pendidikan IKIP, Sarjana
Pendidikan IKIP Bandung pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan Pendidikan Prodi Teknologi Pendidikan tahun 1997.
Magister Pendidikan pada Prodi Pengembangan Kurikulum
Konsentrasi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana UPI tahun
2002. Pada bulan Maret tahun 2007 penulis meraih gelar doktor
dengan predikat cumlaude pad bidang pengembangan Kurikulum
Konsentrasi Teknologi Informasi Pendidikan (TIP) Sekolah
Pascasarjana (SPs) Univesitas Pendidikan Indonesia (UPI).
56
c. Menikmati teknis kepemimpin dan dukungan
pengelolaan yang efektif dan efektif dalam rangka
menjalankan tugas sehari-hari.
d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar
terhadap usaha-usaha dan prestasi yang inovatif dalam
bidang pengabdiannya.
e. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi
profesionalnya secara individual maupun secara
institusional.
6. Ciri-ciri Guru Profesional
Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan
profesional atau tidak, dapat dlihat dari dua prerspektif.
Pertama, Dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar
belakang pendidikan utuk jenjang sekolah tempat dia
menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi
bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola
siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain.
Dilihat dari perspektif latar belakang pendidikan,
kemampuan profesional guru SLTP dan SLTA di Indonesia
57
masih sangat beragam, mulai dari yang tidak berkompeten
sampai yang berkompeten.30
Para ahli merumuskan ciri-ciri guru profesional
dikelompokkan menjadi: (a)ahli (expert), (b) memiliki
otonomi dan rasa tanggung jawab, dan (c) memiliki
kesejawatan (etika profesi)31
Uraian selanjutnya sebagai
berikut:
a) Ahli (expert)
Keahlian yang dimaksudkan disini adalah dalam
bidang pengetahuan yang diajarakan dan ahli dalam tugas
mendidik. Seorang guru tidak hanya menguasai isi
pengajaran yang diajarkan, tetapi juga mampu
menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang
diajarkan. Pemahaman konsep dapat dilakukan bila guru
juga memahami psikologi cara membimbing subjek
belajar dalam memahami psikologi belajar. Psikologi
belajar membantu guru menguasai cara membimbing
subjek belajar dalam dalam memahami konsep tentang
30
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Pendidikan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. h. 31 31
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, h. 43
58
apa yang diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu
menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Guru harus
menguasai prinsip-prinsip ilmu mendidik, nampaknya,
banyak guru hanya ahli dalam mengajar tetapi kurang
memperhatikan segi-segi mendidik. Pemahaman seperti
itu tidak akan bermanfaat bagi guru sebagai pendidik.
Guru yang mampu mengajar saja dan hanya melihat pada
tujuan-tujuan dan materi belaka, mereka ini menerapkan
apa yang oleh Paolo Freire disebut “banking concept”.
Konsep Bank ialah cara guru yang memasukkan uang
kedalam bank dan akan mendapatkan bunga. Guru
mengajar, murid belajar, guru menerangkan, murid
mendengar.
b) Memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab
Guru yang profesional di samping ahli dalam bidang
mengajar mendidik , ia juga memiliki otonomi dan
tanggung jawab. Otonomi adalah suatu sikap yang
profesional yang disebut mandiri yang berdasarkan
keahliannya.Ciri-ciri kemandirian antara lain (1) dapat
menguraikan nilai-nilai hidup. (2) dapat membuat pilihan
nilai. (3) dapat menentukan dan mengambil keputusan
sendiri, dan (4) dapat bertanggung jawab atas keputusan
59
itu. Guru profesional mempersiapkan diri sematang-
matangnya sebelum ia mengajar. Ia betul-betul
menguasai materi yang akan diajarkan dan bertanggung
jawab atas segala tingkah lakunya.
c) Memiliki kesejawatan (etika profesi)
Salah satu tugas dan organisasi ialah menciptakan
rasa kesejawatan sehingga ada rasa aman dan
perlindungan jabatan. Etika profesi ini dikembangkan
melalui organisasi profesi diciptakan rasa sejawat,
semangat korps dikembangkan agar harkat dan martabat
giri dijunjung tinggi baik baik oleh korp guru maupun
masyarakat pada umumnya.
Guru tidak hanya sebagai pengajar, tapi juga
pendidik, yang mampu memberi dan mengembangkan
pengetahuan serta menumbuhkan apresiasi. Serta dapat
membina karakter peserta didik. Guru berfungsi sebagai
pemberi inspirasi, menumbuhkan prakarsa, motivasi,
agar peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya
sendiri. Dalam kaitan ini:
Guru biasa : “mengatakan”
Guru yang baik : “menerangkan”
Guru yang superior : “mendemonstrasikan”
60
Guru yang hebat : “memeberi inspirasi”
Jadi, guru yang ahli mampu menciptakan situasi
belajar yang mengandung makna relasi interpersonal,
sehingga peserta didik merasa menjadi manusia yang
manusiawi dan merasa punya jati keterampilan khusus
saja, tetapi juga memiliki kiat mendidik serta sikap yang
profesional.32
Ciri-ciri lainnya, Ketua Pengaruh Pendidikan
Malaysia, Dato‟ Dr. Abdul Shukor Abdullah 33
menyenaraikan ciri-ciri guru profesioanal (berkisar)
sebagai berikut:
a. Bersikap profesional
b. Mempamerkan ciri-ciri kekural teguh
c. Kaya ilmu
d. Bertindak diatas landasan etika dan tatasusila kerja
e. Bermoral teguh
f. Senantiasa berusaha meningkaatkan kualiti hasil
pengajaran
g. Prihatin dengan kehendak murid dan ibu bapak
32
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, h. 44 33
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan (Padang: The Zaki
Press, 2009) h. 48-51
61
h. Berkebolehan menilai kekuatan dan kelemahan
murid-murid
i. Melengkapkan diri dengan kemahiran yang sejajar
dengan tuntutan semasa
j. Menampilkan watak terpuji, berimej, berpribadi
mulia, berwawasan sebagai pendidik unguul pada
setiap masa.
k. Memastikan situasi “Guru mengajar murid belajar”
wujud di dalam kelas
l. Berupaya melahirkan “Persekolahan berwatak”
supaya pelajar mempunyai kekuataan ilmu,
berpersonaliti sifat dan serba boleh
m. Berupaya membina minat pelajar yang cemerlang
akademik.
n. Berupaya membentuk perwatakan murid dengan
berbagai keteguhan nilai diri (bermoral, berakhlak
mulia, berketerampilan, pandai menyesuaikan diri
dengan situasi tertentu).
o. Taat dan setia terhadap perkhidmatannya,
mempertahankan martabat profesionalnya
p. Menunjukan kesetiaan kepada kerajaan, bebas
pendirian, tidak berbelah bahagi.
62
q. Profesional dan menampakan perhatian kepada P&P
di sekolah.
Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1974 dan
dijelaskan dalam Pidato Pembukaan Kongres PGRI VIII,
disebutkan bahwa ada 10 ciri guru profesional.34
Yaitu:
a. Selalu punya energi untuk siswanya, seorang guru
yang baik menaruh perhatian pada siswa di
percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang
baik juga punya kemampuan mendengarkan dengan
seksama.
b. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran, Seorang guru
yang baik menetapkan tujuan yang jelas utnuk setiap
pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan
tertentu dalam setiap kelas.
c. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif,
Seorang disiplin yang efektif sehingga bisa
mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam
kelas.
d. Punya keterampilan management kelas yang baik,
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan
34
Muhammad Surya dalam Ramayulis, Dasar-dasar
Kependidikan (Padang : The Zaky Press, 2009) h. 63
63
manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan
perilaku siswa yangguru yang baik memiliki
keterampilan
e. baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara
efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat
kepada seluruh komponen di dalam kelas.
f. Bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang tua.
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka
dengan orangtua dan membuat mereka selalu up to
date tentang informasi mengenai apa yang sedang
terjadi di dalam kelas, dalam hal kurikulum, disiplin,
dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu
bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, e-mail
dan sekarang twitter.
g. Punya harapan yang tinggi pada siswanya.Seorang
guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari
siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk
selalu bekerja dan mengarahkan potensi terbaik
mereka.
h. Pengetahuan tentang Kurikulum.Seorang guru yang
baik memiliki pengetahuan mendalam tentang
kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya.
64
Mereka dengan sekuat tenaga memastikan
pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
i. Pengetahuan tentang subjek yang diajarkan.Hal ini
mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang
diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki
pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk
subjek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk
menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan
menarik bagi para siswa. Hadirkan bekerja sama
dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang
kolaboratif.
j. Selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan
proses pengajaran.Serang guru yang baik bergairah
mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka
gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan
mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang
mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang
dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
k. Punya hubungan yang berkualitas yang berkualitas
dengan siswa.Seorang guru yang baik
mengembangkan hubungan yang kuat dan saling
65
hormat menghormati dengan siswa dan membangun
hubungan yang dapat dipercaya.
7. Prinsip Profesionalitas Guru
Profesi Guru di Indonesia menganut prinsip sebagai
berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan berlatar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat.
66
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan guru.35
8. Profesionalisme Guru di Era Konseptual
Jabatan pendidik (guru) merupakan suatu jabatan yang
amat strategis dalam menunjang proses dan hasil kinerja
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa pendidik (guru) merupakan gerbang awal
sekaligus sebagai representasi kondisi dan kinerja
pendidikan. Hal ini mengandung makna bahwa kinerja
seorang pendidik akan banyak memperikan pengaruh yang
cukup bermakna bagi perwujudan kinerja pendidikan secara
efektif.36
Citra guru di masyarakat atau di masyarakat atau di
negara kita berubah dari waktu ke waktu. Perubahan citra
guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi (penilaian
35
Rugaiyah dan Ariek Sismiati, Profesi Keguruan (Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia, 2011) cet.1 h. 12 36
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan, h. 126
67
serta penghargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru,
unutk kerja para guru yang telah berkarya (performance),
dan adanya perubahan persyaratan jabatan guru sebagai
dampak kemajuan ilmu serta teknologi (era profesionalisasi
dan spesialisasi). Oleh karena itu pula dapat dipastikan guru
yang semakin bermutu semakin besar sumbangannya bagi
perkembangan diri siswanya dan masyarakatnya.37
Dalam buku “Menjadi Guru Profesioinal”Dr. Rusman,
M. Pd mengatakan bahwa Guru yang profesional merupakan
faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Untuk
dapat menjadi guru profesional, mereka harus mampu
menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri sesuai
dengan kemampuan dan kaidah-kaidah guru yang
profesional. Mengomentari mengenai rendahnya kualitas
pendidikan saat ini, merupakan indikasi perlunya
keberadaan guru profesional. Untuk itu, guru diharapkan
tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru
harus memiliki interest yang kuat untuk melaksanakan
37
A. Samana, Profesionalisme Keguruan (Yogyakarta: PENERBIT
KANISIUS, 1994) cet I. h. 14
68
tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme guru
yang dipersyaratkan.
Untuk dapat menunjang terbentuknya guru yang
profesional dapat dilakukan dengan cara pendekatan
profesionalisasi. Menurut R.D. Lansbury dalam
Profesionals and Management (1978), dalam konteks
profesionalisasi, istilah profesi dapat dijelaskan dengan tiga
pendekatan (approach), yaitu pendekatan karakteristik,
pendekatan institusional, dan pendekatan legalistik.
a. Pendekatan Karakteristik
Pendekatan karakteristik (the trait approach)
memandang bahwa profesi mempunyai seperangkat
elemen inti yang membedakannya dari pekerjaan lainnya.
Seorang penyandang profesi dapat disebut profesional
manakala elemen-elemen inti itu menjadi bagian integral
dari kehidupannya. Hasil studi beberapa ahli mengenai
sifat atau karakteristik profesi itu menghasilkan
kesimpulan berikut :38
38
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya
Pendidikan Profesionalisme Tenaga Kependidikan hal 25
69
1) Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui
pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah jenjang
pendidikan tinggi. Termsuk dalam kerangka ini,
pelatihan-pelatihan khusus yang berkaitan dengan
keilmuan yang dimiliki seorang penyandang profesi.
2) Memiliki pengetahuan spesialisasi. Pengetahuan
spesialisasi adalah sebuah kekhususan penguasaan
bidang keilmuan tertentu. Siapa saja bisa menjadi
“guru” tetapi guru yang sesungguhnya memiliki
spesialisasi bidang studi (subject matter) dan
penguasaan metodologi pembelajaran.
3) Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan
langsung oleh orang lain atau klaen. Pengetahuan
khusus itu bersifat aplikatif, yaitu didasari kerangka
teori yang jelas dan teruji.semakin spesialis seseorang,
semakin mendalam pengetahuannya dibidang itu, dan
semakin akurat pula layanannya kepada klien.
4) Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan
atau communicatinable. Seorang guru harus mampu
berkomunikasi sebagai guru, dalam makna, apa yang
disampaikannya dapat dipahami oleh peserta didik.
70
5) Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara
mandiri atau self-organitation. Istilahmandiri disini
berarti kewenangan akademiknya melekat pada
dirinya. Pekerjaan yang dia lakukan dapat dikelola
sendiri, tanpa bantuan orang lain, meskipun tidak
menafikan bantuan atau mereduksi semangat
kolegalitas.
6) Mementingkan kepentingan orang lain (altruism).
Seorang guru harus siap memberikan layanan kepada
anak didiknya pada saat diperlukan, apakah dikelas,
lingkungan sekolah, bahkan diluar sekolah.
7) Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-
norma yang mengikat guru dalam bekerja.
8) Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas.
Manakala terjadi “malpraktik”, seorang guru harus
siap menerima sanksi pidana, sanksi dari masyarakat,
atau sanksi dari atasannya. Ketika bekerja, guru harus
memiliki tanggung jawab kepada komunita, terutama
anak didiknya. Replika tanggung jawab ini menjelma
dalam bentuk disiplin mengajar dan disiplin dalam
melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
tugas-tugaa pembelajaran.
71
9) Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang
dimaksudkan disini adalah standar gaji. Dalam dunia
kedokteran, sistem upah dapat pula diberi makna
sebagai tarif yang ditetapkan dan harus dibayar oleh
orang-orang yang menerima jasa layanan darinya.
10) Budaya profesional. Budaya profesi, bisa berupa
penggunaan simbol-simbol yang berbeda dengan
simbol-simbol untuk profesi lain.
b. Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional (the institututional
approach) memandang profesi dari segi proses
institusional atau perkembangan asosiasional.
Maksudnya, kemajuan suatu pekerjaan ke arah
pencapaian status ideal suatu profesi dilihat atas dasar
tahap-tahap yang harus dilalui utuk melahirkan proses
pelembagaan suatu pekerjaan menuju profesi yang
sesungguhnya. H. L. Wilensky (1976) mengemukakan
lima langkah utnuk memprofesionalkan suatu pekerjaan.
1) Memunculkan suatu pekerjaan yang penuh waktu atau
full-time. Bukan pekerjaan sambilan.
72
2) Menetapkan sekolah sebagai tempat menjalani proses
pendidikan atau pelatihan
3) Mendirikan asosiasi profesi
4) Melakukan agitasi secara politis untuk
memperjuangkan adanya perlindungan hukum
terhadap asosiasi atau perhimpunan tersebut.
5) Mengadopsi secara formal kode etik yang ditetapkan.
c. Pendekatan Legatisktik
Pendekatan legalistik (the legalistic approach), yaitu
pendekatan yang menekankan adanya pengakuan atas
suatu profesi oleh negara atau pemerintah. Suatu
pekerjaaan disebut profesi jika dilinduni undang-undang
atau produk hukum yang ditetapkan pemerintah suatu
negara.39
Di zaman sekarang jabatan guru tampaknya sudah
menjadi profesi yang menjadi sumber mata pencaharian.
Guru bukan hanya penerima amanat pendidikan
melainkan juga orang yang menyediakan dirinya sebagai
39
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya
Pendidikan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, h. 25-30
73
pendidik profesional. Pemerintah menyediakan sekolah,
lalu beberapa orang dipilih untuk mengelolanya. Atau
sekelompok orang membangun sekolah, lalu iklan
dipasang dan para murid berdatangan. Ini bisa ditafsirkan
sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap
pendidikanapabila tanggung jawab ditegakkan. Dengan
kata lain, pelaksanaan tugas harus menjadi perhatian
utama, dan atas pelaksanaan tugasnya itu bisa mendapat
imbalan jasa, baik berupa gaji ataupun
honorarium.40
Maka apabila hal tersebut terjadi, ada
kecenderungan bagi guru-guru di zaman sekarang yang
tidak berorientasi pada tercapainya pendidikan yang
berkualitas.
Untuk dapat dikatakan profesional maka guru
tersebut harus mampu dalam kinerja dan performance
nya sesuai dengan profesinya. Pada tingkat tinggi, kinerja
itu dimuati unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi ciri
tampilan profesional seorang penyandang profesi, seni
atau kiat itu umumnya tidak dapat dipeajari secara
khusus meskipun dapat saja diasah melalui latihan.
40
Hery Noer Aly. Ilmu Pendidikan Islam. h. 95
74
Misalnya seni guru dalam mengemas humor secara tepat
selama mengajar.41
Latihan yang dibutuhkan oleh guru tersebut untuk
dapat meningkatkan profesionalitasnya yaitu dengan
public speaking, karena public speaking merupakan salah
satu cara untuk mengejar profesionalitas guru,
sebagaimana yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
41
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya
Pendidikan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, h. 23
75
BAB III
PUBLIC SPEAKING ERA KONSEPTUAL
A. Diskursus Public Speaking
Dalam buku “The Secret of Public Speaking Era Konseptual”
karya Tubagus Wahyudi, dijelaskan bahwa public speaking di
negara-negara maju sangat dijadikan momok, ternyata ada
bentuk-bentuk salah kaprah mengenai public speaking,
diantaranya:1
1. Perbedaan talking dan speaking
Di Indonesia, mereka beranggapan bahwa buat apa saya
belajar berbicara, sementara saya sendiri mulai kecil terbiasa
dengan berbicara. Yang dimaksud itu bukan bicara yang
dilakukan sejak kecil itu adalah ngomong atau ngobrol,
yang jelas kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
diartikan sebagai talking. Mereka melakukan talking tidak
melakukan speaking.
2. Suatu hal yang gampang
Banyak orang yang menganggap ilmu public speaking
adalah ilmu yang sepele, bahkan dianggap sebagai sesuatu
1Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era Konseptual.
(Jakarta:P.U.B.L.I.S.H.E.R, 2013) cet.1. h. 74
76
yang gampang “Sini saya yang bicara” Apa yang terjadi?
Ada seorang yang dia tidak bermasalah ketika tampil di
depan umum karena dia punya rasa percaya diri yang sangat
tinggi. Lucunya, ketika dia disuruh berbicara, bukankah
berbicara yang dia dilakukan, tetapi dia mencoba melakukan
talking, karena dia tidak mampu memilah antara mana
koleksi kata-kata speaking dan mana koleksi kata-kata
talking, bisa saja dia mengatakan“loe loe, gue gue”, atau
untuk menyebut dirinya, dia sebut kata aku, sedangkan dia
menyebut orang lain dengan kalian. Sementara hal ini dalam
ilmu public speaking sesuatu yang melanggar etika.
Bagaimana posisi tubuh ketika berbicara? Dia pun
seenaknya sehingga orang lain yang menyaksikan dia
berbicara, bukannya memahami apa yang dibicarakan, tetapi
mulai pindah berfokus pada cara dia berbicara. Akhirnya
seseorang mulai tersinggung atau tidak suka ketika dia
berbicara. Makanya salah kaprah terhadap public speaking
ini , menyangkut mengentengkan mengatakan bahwa public
speaking adalah sesuatu yang gampang. Inilah yang menjadi
biang kenapa seseorang malas atau tidak tertarik pada public
speaking.
77
3. Aku tidak berbakat
Seseorang yang tumbuh berkembang menjadi seorang
profesional, tetapi dia tetap tidak mengindahkan kondisi
dimana dia tidak bisa berbicara di depan umum. Karena
servo mechanisme2sudah terbentuk pada satu kalimat “aku
tidak berbakat” dan saya bukan seorang yang pandai
berbicara di depan umum. Jadi, menurut orang-orang
tersebut dia mengatakan bahwa public speaking adalah
bakat.
4. Aku orang belakang layar
Ada orang yang mengatakan saya tidak perlu belajar
public speaking, karena saya orang dibelakang layar.
Sebelumnya apa yang dimaksud orang dibelakang layar? dia
menganggap diri dan profesinya adalah seseorang yang
tidak pernah berhadapan dengan orang banyak.
Pekerjaannya cenderung dikerjakan dibelakang meja, atau
mungkin di tempat-tempat yang tertutup.Orang-orang
seperti itu melakukan pembenaran-pembenaran dalam
kondisinya, sampai tua dia bukan orang yang mampu
berbicara di depan umum, lucunya, hal ini juga bisa menjadi
2Servo Mechanism adalah representasi dari vektor atau resultan
dari vektor-vektor kesadaran kita, yaitu: consious Mind, unconsious
mind, dan super consious mind, servo mecanism kecenderungan-
kecenderungan yang telah melekat dan telah menjadi “rola permanen”.
78
penyebab kenapa dia menjadi orang yang tertutup, bahkan
dia akan mendapatkan pengaruh sampai ke area kesehatan
pikirnya, kesehatan fisiknya, dan kesehatan mentalnya.
Orang-orang yang selalu berasumsi seperti ini biasanyadia
memilih menjadi pendiam, dia menghindari pertemuan
dengan orang banyak, karena dia tidak mampu bersikap
apalagi berbicara. Ciri khas suaranya sangat pelan,
gerakannya lamban, dan senyum pun mereka enggan untuk
melakukannya, kadang-kadang mereka tersenyu m kalau
kondisinya terpaksa.
5. Profesi saya tidak menuntut
Hal ini sama dengan orang-orang yang beralasan bahwa
profesi saya tidak menuntut untuk berbicara di depan umum.
Dia tidak pernah sadar bahwa setiap profesi akan
berkembang. Setiap pekerjaan dan jabatan harus
berkembang untuk menuju yang lebih tinggi dan tidak bisa
dipungkiri bahwa setiap profesi itu berkembang, tentu
orang-orang disekitarnya semakin banyak, misalnya saja,
dari posisi ketua RT berkembang menjadi ketua RW. Atau
dalam struktur pemerintahan yang terkecil adalah kelurahan
yang dipimpin oleh seorang lurah. Ketika lurah itu diangkat
menjadi camat maka semakin banyaklah orang yang
dipimpinnya, dan semakin banyak orang yang
79
dikoordinasikannya. Bagaimana dia me-manage
profesionalisme jabatan atau pangkatnya kalau dia sendiri
tidak pernah mau berusaha untuk mengemban dan belajar
ilmu public speaking.
Para ahli menganjurkan pentingnya mempelajari
“public speaking”, apalagi Anda berada yang bergerak di
bidang usaha serta kehidupan sosial lainnya, bahkan
kemampuan Anda yang mempelajari dan mengetahuin
public speaking dapat bertindak pada waktu tertentu untuk
memutuskan sesuatu dengan segera dan dapat diterima.
Setiap kesempatan secara bertahap bahkan seumur hidup
dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara
di depan khalayak.3
6. Bunuh saja saya
Orang-orang mulai pasrah dalam kehidupannya,
terhadap kondisi berbicaranya. Malah dalam point ii saya
beri judul “BUNUH SAJA SAYA”. Apa yang
dimaksudkan dengan hal ini? Orang-orang seperti itu
adalah orang orang-orang yang sudah menelan serrvo
mechanisme di otaknya, ditambah lagi self talk. Apa itu
self talk? self talk adalah kata-kata “jimat” di dalam
3Helena Olii, Public Speaking. (Jakarta:PT Macanan Jaya
Cemerlang) h. 18
80
pikirnya bahwa dia bukan orang yang bisa bicara di depan
umum, dan dia sudah mencoba beberapa kali tetapi selalu
saja ditertawakan orang atau terlihat seperti orang bodoh.
Untuk melindungi diri dan kepribadiannya maka dia
menghindari dan akhirnya dengan mengulang-ulang
menghindari kondisi seperti itu maka dia merasakan
ketakutan-ketakutan yang berlebihan.4
Dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan bahwa
manusia yang tergolong diatas sebenarnya belum
mengenal hakikat public speaking yang sebenarnya,
menganggap public speaking adalah ilmu bagi orang
tertentu saja. Ketidakpahaman tentang public speaking itu
sendiri yang menyebabkan munculnya diskursus tersebut
diatas.
B. Pengertian Public Speaking Era Konseptual
Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika,
yang mengartikan sama yaitu “seni (keahlian) berbicara atau
berpidato yang sudah berkembang sajak abad sebelum masehi.5
4Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 75 5Helena Olii, Public Speaking, h. 2
81
Salah satu atribut yang penting adalah kemampuan
berkomunikasi, yang sangat diperlukan saat berhadapan
dengan orang lain, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak.
Inilah yang saat ini lebih dikenal dengan public speaking.
Menurut Webster Third New International Dictionary, public
speaking memiliki dua definisi, yaitu The act of Proccess of
making speech in public (proses berbicara di depan umum) dan
The art of Science of effective oral communication with an
audience (seni ilmu pengetahuan tentang komunikasi lisan
yang efektif dengan mendengar). Tanpa kita sadari, public
speaking sebenarnya merupakan kebutuhan setiap manusia,
siapapun dan apapun jabatan serta posisi Anda di pekerjaan.6
Kita berada di sebuah era, dimana era ini sudah melewati
beberapa era sebelumnya, yaitu era agrikultur, era industri, era
informasi dan sekarang era konseptual. Apa hubungan era
konseptual dengan public speaking? Tentunya disetiap
perubahan era, semua ilmu harus dikemas, berubah
menyesuaikan dengan eranya. Demikian halnya dengan public
speaking. Public speaking di era konseptual sudah berubah
bentukdari era informasi, era dimana orang-orang yang
memiliki ilmu, orang memiliki pendidikan. Misalnya saja, di
6 Ongki Hijanto, Public Speaking Mastery,16 rahasia meningkatkan
kekayaan dan melejitkan Karier dengan teknik Public Speaking (PT
Gramedia Pusstaka Utama: Jakarta, 2015) cet. 6, h. 21
82
era informasi, kalau seseorang sudah mempunyai jabatan,
siapapun selalu dia selalu didengarkan, siapapun dia kalau
pimpinan pasti didengarkan, tetapi apa yang terjadi di era
konseptual? seseorang walaupun direktur kalau dia tidak
mengesankan makan dia tidak akan didengar oleh bawahannya.
Bawahan dapat memberikan usulan, saran, kritik dan masukan,
bawahan berhak menyampaikan komplain-komplain kepada
atasannya. Hal ini berbeda dengan era sebelumnya, dimana
karyawan sama sekali tidak berani mngungkapkan isi
pikirannya, keluh-kesahnya, segala permasalahannya, tentu
dikarenakan dia takut dipecat. Kondisi sekarang sudah berbeda,
mereka lebih “doyan” demonstrasi, mereka bebas berorasi,
suka unjuk rasa ketika sesuatu hal itu tidak cocok dengan
dirinya, apalagi hal itu berkaitan dengan kepemimpinan bosnya
atau kebijakan perusahaannya.7
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer
informasi” atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai
komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam
proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling
7Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era Konseptual.
h. 70
83
pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang
terlibat dalam proses komunikasi .8
Orang-orang berkounikasi karena mereka harus
beradaptasi dengan lingkungan. Beradaptasi bukan berarti
menyetujui atau mengikuti semua tindakan orang lain,
melainkan mencoba memahami alasan di balik nya tanpa kita
sendiri tertekan oleh situasi. Kebutuhan kita senantiasa
meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kita terus
melakukan komunikasi. Dibutuhkan usaha yang sungguh-
sungguh untuk memahami komunikasi dalam kehidupan kita
sehari-hari dan terampil melakukannya. Dalam era kehidupan
kita saat ini, kita perlu mengembangkan dan menguasai
berbagai keterampilan untuk menghadapi berbagai masalah,
agar kita mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman. Orang-
orang dari budaya lain itu tal mungkin kita hindari untuk
menyelesaikan urusan kita, baik dalam pergaulan sehari-hari,
pendidikan, bisnis, politik, olah raga ataupun pariwisata.9
Hal penting di era konseptual dalam public speaking
adalah seorang public speaking harus memiliki simpati.
Simpati adalah hal yang harus diupayakan, karena simpati
8Tommy Suprapto,Pengantar teori dan Manajemen Komunikasi,
(Jakarta: Media Pressindo, 2009) h.5 9Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif. (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2003) cet 3,h. 10
84
tidak mungkin terjadi dengan sendirinya pada diri seseorang.
Simpati adalah upaya yang harus diikhtiarkan oleh setiap
manusia, siapa pun dia untuk membentuknya didalam
kehidupan sehari-hari, termasuk didalam aktivitasnya sebagai
profesional, atau apapun jenis pekerjaan dan profesinya.Public
speaking era konseptual menekankan pada teknik simpati
dimana seseorang harus menjadi pembicara yang
mengesankan, menyenangkan bagi audience. Dan kita juga
bisa mengambil contoh bagaimana Barack Obama bisa terpilih
menjadi presiden, lihatlah bagaimana Susilo Bambang
Yudhoyono terilih menjadi presiden dan begitupun Joko
Widodo atau Jokowi bisa mempengaruhi warga DKI untuk
memilihnya.10
Dari berbagai penjelasan diatas penulis menyimpulkan
bahwa dalam public speakingharus ada usaha yang bisa
diupayakan sedemikian rupa agar terciptanya komunikasi yang
baik itu sendiri. Karna ternyata public speaking itu bisa
dipelajari bukan sebuah bakat bagi orang tertentu saja.
C. Perbedaan talking dengan speaking.
10
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era Konseptual.
h. 71
85
Semua orang dapat berbicara, tetapi tidak semua orang
dapat berbicara dengan lancar dan menarik di depan umum,
apalagi kalau Anda berbicara dan menjadi pusat perhatian
dalam suatu acara resmi. Anda harus menyajikan isi dari suatu
materi yang akan disajikan atau disampaikan dalam pidato.
Cara mengungkapkannya memerlukan teknik-teknik tersendiri
dan hal tersebut dapat dipelajari.11
Presentasi formal sangat berbeda dengan ngobrol biasa.
Supaya presentasi Anda berhasil. Anda harus melakukan
perubahan penting di dalam wilayah kesadaran Anda.
Perubahan seperti itu sangat penting, supaya Anda bisa
mengendalikan diri, saat peran Anda berubah menjadi
pemimpin dari kelompok pendengar Anda. Kebanyakan orang
tidak terlatih untuk menjalani perubahan tersebut. Sayangnya,
bayak orang lebih mudah mengatasi pertarungan yang terjadi
antara dirinya dengan keolmpok pendengarnya. Jati diri kita
sebagai anggota masyaraat sdah berkembang dengan baik,
sementara jati diri kita sebagai pembicara sama sekali belum
berkembang.12
11
Helena Olii, Public Speaking, h. 2 12
Natalie H Rogers, Berani Berbicara di depan Publik. Diterjemahkan
dari How to Speak without Fear, Kaushal Goyal Gayshaab, 1982. (Nuansa
Cendikia: Bandung,2003) cet 1, h. 25
86
Perbedaan yang cukup mendalam antara talking dan
speaking didasari pola berpikir seseorang. Ketika seseorang itu
ngobrol atau ngomong, kondisi otaknya berada dalam kondisi
bawah sadar, sehingga dia dengan nyaman mengeluarrkan ide-
ide, dengan nyaman mengeluarkan statement. Tidak ada
tekanan sehingga dia tidak pernah terbebani oleh nilai-nilai
etika dan etiket di dalam public speaking. Perbedaan antara
public speaking dan power talking terletak pada pola pikir atau
kondisi pikirnya. Kondisi pikir sadar dan kondisi pikir bawah
sadar itu dengan seperti ini, talking dengan bawah sadar;
speaking dengan sadar. Manusia dalam menjalani kehidupan
sehari-hari sangat dipengaruhi oleh kekuatan bawah sadarnya
sehingga dia lebih banyak ngomong daripada berbicara. Karena
setiap hari manusia melakukan berbagai aktivitasnya dengan
bawah sadar, lebih dari 80% dikuasai oleh bawah sadarnya,
sedangkan 20% oleh sadarnya.13
D. Metode Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual
Untuk mengusai teknik berkomunikasi dengan melalui
teknik komunikasi tertentu dan secara efektif seperti “What is
communication”and “How communicate”, kemudian “I know
13
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era Konseptual. h.
75
87
my people” and “You know your audience”. Melalui teknik
komunikasi tersebut, seperti prosedur menarik perhatian pada
penggiatan komunikasi dalam kampanye, dikenal “ AA
Procedure, from attention to action”atau dengan formula lain
dengan slogan “AIDDA” AIDDA tersebut singkatan dari
Attention, Interest, Desire, Decision, Action.Dengan cara
tersebut maka kampanye itu akan menimbulkan efek dari
proses komunikasi, bisa terbentuk menarik perhatian, simpati,
empati, dan bisa sebaliknya antipati.14
Dalam buku The Secreet of Public Speaking era
konseptual karya Tubagus Wahyudi, 15
dijelaskanbeberapa hal
mengenai bagaimana langkah-langkah untuk menjadi public
speaker di era konseptual yaitu:
1. Mengatasi Nervous, Gugup dan Blank
14
Rosady Ruslan, Public Relation. (PT Raja Gravindo Persada :
Jakarta, 2002) cet 3,h. 35 15
Tubagus Wahyudi terlahir dikota Makassar, 29 Juni 1969, bersaudara
sebanyak 5 (lima) orang dan merupakan anak kedua dari pasangan Bapak
Alm. H. Adjib Ichwan dan Almh. Ibu Siti Morma Yunus Mile. Sejak lahir
hingga SMA berada di Kota Makassar dan memulai pendidikan TK di
KWL Taman Indria, SD Negeri Mangkura, SMP di PGRI Ahmad Yani dan
SMA Neg. 3 Makassar dan menjadi Ketua OSIS. Selama sekolah sering
menjadi Ketua Kelas yang erupakan salah satu penyebab dirinya senang
berbicara di depan umum (public speaking). Sejak kecil hobbynya ialah
peduli sehingga memungkinkannya memahami persuasif dan typologi
manusia. Beliau merupakan seorang Super trainer Public Speaking,
Hypnosis, MC, Presenter dan Motivator/Terapis bidang pikir, komunikasi,
parenting, pendidikan dan keluarga, sembari menjalankan Kampus
Motivator (Gratis) binaannya.
88
Keberanian berbicara adalah modal awal menjadi
pembicara. Dengan berani tampil di depan umum, mudah
bagi Anda untuk berbicara dan mengeluarkan ide serta
pendapat.16
Betapa bagusnya pesan yang Anda sampaikan kepada
audiens tanpa percaya diri dan dapat dipercaya sebagai
komunikator akan kehilangan pengaruh dan pendengar
sekaligus. Gejala-gejala kecemasan dalam berbicara,
merasa tertekan, karena takut dinilai atau diawasi orang
lain.17
Untuk memahami nervous, kita harus emahami
terlebih dahulu apa itu nervous.Nervous adalah kondisi
dimana secara fisik, manusia memproduksi adrenalin yang
berlimpah oleh karena adanya pola berpikir yang kurang
tepat. Termasuk ketakutan-ketakutan, semisal saja orang
takut berhadapan dengan orang yang banyak. Yang
menjadi pertanyaan, siapakah dirinya? Ketika disadari ,
ternyata dirinya juga manusia. Dan dia menghadapi
manusia. Hampir setiap hari manusia bertemu dengan
16
Ongki Hijanto, Public Speaking Mastery,16 rahasia
meningkatkan kekayaan dan melejitkan Karier dengan teknik Public
Speaking (PT Gramedia Pusstaka Utama: Jakarta, 2015) cet. 6, h.23 17
Helena Olii, Public Speaking, h. 25
89
manusia lainnya, tetapi anehnya kenapa ketika untuk
berbicara , dia terserang nervous.18
2. Sensoric power
Beberapa pembicara hanya membuat audiens mereka
tahan mendengarkan mereka bicara selama 15 menit.
Setelah itu, satu persatu tumbang dan berkelana di alam
mimpi,. Jika audiens tertidur saat Anda menyampaikan
pidato, presentasi, atau public speaking, berarti ada yang
salah dalam cara Anda menyampaikannya, entah nada
suara yang monoton, mimik wajah yang datar atau gestur
yang fasif.19
Menurut Jalaluddin Rakhmat20
kesan pertama akan
menentukan sikap. Komunikator harus memulai
pembicaraannya dengan penuh kesungguhan, sehingga ia
kelihatan mantap, berwibawa dan mampu. Ucapan-ucapan
18
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 128 19
Ongki Hijanto, Public Speaking Mastery,16 rahasia
meningkatkan kekayaan dan melejitkan Karier dengan teknik Public
Speaking, h. 35 20
Jalaluddin Rahmat yang lahir di Bandung pada tanggal 29
Agustus 1949, adalah penulis yang kompeten dalam bidang Ilmu
Komunikasi. Kesarjanaannya diraih pada Fakultas Publistik
Universitas Padjajaran, jurusan penerangan (1976). Pada tahun 1980
dikirim ke Amerika Serikat untuk mendalami penelitian komunikasi
pada Departement of Journalism, Lowa State University dan meraih
gelar M. Sc pada tahun 1982
90
meminta maaf atau merendahkan diri semua dihindari
ataupun Anda menepuk dada dan menyombongkn diri.21
Di dalam public speaking, kita harus mengolah alat-
alat sensorik kita itu menjadi sensoric power. Sensosic
Power adalah bagaimana mendaakan mendapatkan
kekuatan dari sistem alat-alat sensor kita. Nah, mengolah
sensoric power berarti mengolah pancaindera kita.
Pancaindra yang diolah tentunya berkaitan dengan public
speaking,mata memiliki peranan yang sangat penting dan
signifikan, karena mata memiliki tiga fungsi. Fungsimata
yang pertama adalah melihat. Fungsi berikutnya yaitu
kabel komunikasi dan jendela pikiran. Yang disebut
dengan kabel komunikasi ialah ketika seseorang berbicara
kepada siapa dia berbicara maka arah pandanganna harus
disambungkan dengan mata lawan bicaranya, kapan mata
ini tidak diarahkan atau kapan mata pembicara tidak
diarahkan kepada mata pendengar maka bisa diprediksi
akan terjadi putus hubungan komunikasi. Misalkan, anda
berbicara kepada orang yang tidak melihat Anda,
bagaimana rasanya, atau sebaiknya. Kalau Anda tidak suka
berbicara dengan orang lain maka Anda pasti akan
21
Helena Olii, Public Speaking, h. 44
91
memalingkan mata Anda. Kabel komonikasi ini dalam
public speaking disebut eye contact.22
Untuk menjadi seorang komunikator yang efektif, kita
harus berusaha menampilkan komuikasi (baik verbal
ataupun non verbal) yang disengaja seraya memahami
budaya orang lain. Tetapi kita harus mengantisipasi bahwa
pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan orang lain
mungkin tidak disengaja, baik dalam arti ia tidak
menggunakan pesan yang sesuai dengan budaya kita. 23
Disamping mata, ketika berkomunikasi kita sadari
mulut juga berfungsi utuk memasukkan makanan makanan
dan mengunyahnya. Tetapi ketahuilah mulut juga fungsi
akhir dari terbentuknya artikulasi. Mulut memproduksi
bentuk bunyi, kta yang kita sampaikan. Oleh karena itu
dalam mengolah sensoric power yang berkaitan dengan
mulut, kita aka mengenal dengan istilah olah vocal.
Bagaimana dengan latihan sensoric power pada telinga.
Ketika kita berbicara tentunya juga mengontrol saat kita
berbicara tentunya juga mengontrol saat kita berbicara.
Kita juga melakukan scanning dengan telinga, apakah ada
22
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h 140-141 23
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif. (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2003) cet 3, h. 5
92
audiens yang masih bercerita sendiri atau audiens yang
ketika kita menyampakan teori dia membantahnya secara
sembunyi-sembunyi. Mulailah dengan peka terhadap
pendengaran Anda.Yang terakhir bagaimana melakukan
peningkatan sensoric power dengan hati dan perasaan.
Sensoric Power hati dan perasaan sangat-sangat
berpengaruh terhadap hubungan, baik kepada audiens, hal
ini bisa memperbaiki kondisi komunikatif antara kita
dengan klien atau audiens.24
3. Memahami hypnopublic speaking
Kata-kata adalah senjata dia bisa membuat anda
terhibur. Agatha Mary Clarissa Chirsty(1890-1976)
tercatat di Guiness book of records sebagai penulis terlaris
sepanjang masa dengan lebih dari 2 milyar buku dicetak
dalam bahasa inggris. Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu
para ilmuan. Mereka ingin mengetahui rahasia Agatha
Christy dan melakukan penelitian terhadap 80 karya sang
novelis. Menurut penelitian itu Christy menggunakan
teknik sastra yang mirip teknik hipnoterapis dan psikolog,
yaitu memiliki efek hipnosis pada pembaca. Kemampuan
Agatha Christy memilih dan merangkai kalimat yang
24
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 143
93
memicu rasa senang di otak pembaca adalah salah satu
penyebab larisnya buku-bukunya.25
Pemenuhan kebutuhan audiens dan cara bersikap
dalam penyampaian materi sama dengan sebuah analogi
bahwa pemenuhan kebutuhan audiens diibaratkan barang-
barang yang akan dipesan oleh konsumen.
a. Teknik meng- hypnonis bagian pertama dengan
memenuhi kekebutuhan audiens, yaitu:
1) Audiens suka dengan kesan pertama yang baik
dan bagus.
2) Audiens suka mendengar hal yang baru
3) Penuhilah kebutuhan audiens, hormatilah audiens,
berikanlah pujian dan ucapkanlah terimakasih di
awal pembicaraan.
4) Audiens percaya kepada public speaking apabila
penampilannya bagus, gerak tubuh dan gestur
yang meyakinkan, materinya dikuasai, dan
problem audiens terpecahkan, serta audiens
bertemu dengan kebutuhannya dengan menjadi
pembicara yang komunikatif dan penuh
25
Ongki Hijanto, Public Speaking Mastery,16 rahasia
meningkatkan kekayaan dan melejitkan Karier dengan teknik Public
Speaking,( PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 20013) h. 129
94
informasi, memulai percakapan dengan
menceritakan pengalaman-pengalaman berkaitan
dengan teori yang disampaikan, lalu bubuhi
dengan persuasi cerita, juga dapat dengan
memberi tips-tips atau bahkan hadiah-hadiah
kecil.
b. Teknik meng-hypnotis bagian kedua, yaitu bersikap
dalam menyampaikan materi. Cara penyampaian
materi ini kita menggunakan teknik simpati, Teknik
simpati awal perjumpaan
1) Mimik ceria, usahakan setiap saat anda senantiasa
memposisikan mimik wajah Anda berada dalam
kondisi ceria.
2) Posisi tubuh terbuka
3) Ucapkan salam dengan fokus26
4. Acting Public Speaking
Kalau kita berbicara tentang komunikasi tentunya kita
harus sadari bahwa komunikasi itu adalah upaya, dan di
dalam public speaking, upaya tersebut yaitu salah satunya
dengan bagaimana mengenal secara baik mengenai acting.
Acting memiliki hal utama atau penting, yaitu:
26
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 144
95
a) Ekspresi
Wajah adalah petunjuk untuk memahami emosi
seseorang. Kita dapat memperkirakan ekspresi-ekspresi
wajah tertentu yang ditampilkan seseorang yang kita
identikkan dengan keriangan, kemarahan, kebencian,
ketakutan, kekaguman, keheranan, keterkejutan,
kegugupan, rasa dipermalukan, kesedihan, dan sejumlah
perasaan lainnya. Ketika kita gagal memahami maksud
pembicaraan seseorang, kita sering mengandalkan diri
para pelaku nonverbalnya, terutama ekspresi wajahnya
seperti senyuman, pelototan, seringai, wajah cemberut,
wajah muram, dan sebagainya, bukan sekadar implikasi
dari gerakan otot-otot, namun menandakan perassaan
atau maksud tersembunyi seseorang, yang sering tidak
disadari oleh pelakunya.27
Ekspresi pun memiliki 3 elemen yaitu yang
pertama elemen suara, disinilah kelihatan bagaimana
kita harus memahami suara yang kita hasilkan dari mult
kita, dari artikulasi kita. Jangan sampai suara ini tidak
kita pahami yang ternyata merupakan sebuah penyebab
orang tidak senang mendengar kita, tidak senang
27
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, h. 201
96
melihat kita, tidak senang menyaksikan kita ketika
bertugas sebagai public speaker. Suata memiliki banyak
karakteristik, suara memiliki banyak elemen pembentuk
suara juga dipengaruhi dengan teknik-teknik intonasi,
teknik-teknik penekanan dan stressing. Yang kedua,
ekspresi memiliki elemen mimik. Disinilah seorang
pembicara dituntut memiliki wajah yang sangat
fleksibel. Dia sangat mudah menyesuaikan maksud dan
tujuan menyampaikan esensi yang diproduksi pula dan
didukung pula oleh mimiknya. Yang ketiga, ekspresi
memiliki elemen gerak. Bagaimana seseorang itu
bergerak, terkadang banyak public speaker atau
pembicara yang gagal menyampaikan maksudnya
dikarenakan malasnya bergerak. Padahal sifat manusia
suka melihat sesuatu yang fleksibel. Dia harus
memberikan pelayanan yang multifungsi. Artinya,
tangannya aitu harus bergerak, pinggangnya harus
bergerak.28
Postur tubuh secara umum menyampaikan banyak
informasi mengenai keadaan individu. Para subjek yang
mengamati foto-foto sejumlah postur tubuh diminta
28
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 179
97
melukiskan nilai ekspresif dan emosi tertentu dari
postur-postur tubuh yang bersangkutan. Mereka
ternyata mampu melakukannya dengan cukup cermat.
Ditemukan lebih jauh bahwa posisi kepala dan batang
tubuh lebih penting dalam komunikasi dari pada kaki
dan tangan. Ketegangan atau pelepasan ketegangan
dapat dideteksi pada postur tubuh yang kaku yang
disebabkan otot-otot yang menegang.29
Banyak diantara kita yang memiliki anggapan
bahwa acting hanya lah milik atau ilmu yang dimiliki
actor saja. Sementara aktor yang sebenarnya adalah
kita sebagai pelaku kehidupan ini yang dituntut untuk
melakukan acting di kehidupan dunia secara langsung
tanpa adanya siaran ulang.Kalau kita mengambil
kesimpulan bahwa di dalam sinetron atau film saja,
acting atau peran tidak boleh salah, padahal kita pahami
bahwa film ataupun sinetron itu tidak ubahnya adalah
contoh kehidupan. Dalam contoh kehidupan saja tidak
boleh salah, apalagi didalam kehidupan ini yang
merupakan kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan
29
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, h. 193
98
yang sebenarnya ini harus didukung oleh acting yang
benar.
Di dalam mempelajari acting public speaking,
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Profesor Albert
Mehrabian, menyatakan bahwa:Visual, voice, dan
verbal adalah tiga hal utama yang harus dimiliki oleh
seorang pembicara yang baik atau public speaker yang
baik. Dan harus disadari pula, diantara 3 elemen V itu,
seseorang harus mampu untuk melakukannya dengan
baik. Atau seorang pembicara harus melakukannya
dengan baik. Rinciannya sebagai berikut:
1) Visual, bagaimana seorang pembicara mampu
menghadirkan mimik, gesture, dan body language-
nya
2) Voice, bagaimana seorang pembicara harus sadar
bahwa dia mengeluarkan suara sesuai dengan
komoditas pesannya yang akan disampaikan.
3) Verbal, yaitu bagaimana seorang pembicara
memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan konsep
99
atau esensi, maksud dan tujuan kita berbicara di
depan umum.30
Ketiga hal ini, visual, vocal dan verbal harus
dilakukan dengan standar selaras.
b) Penghayatan
Penghayatan yang dimaksud adalah bagaimana
seseorang itu jauhlebih memikirkan, jauh lebih
mempersiapkan, jauh lebih memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya untuk dijadikan sarana, untuk dijadikan
wacana yang akan disampaikan. Penghayatan adalah
bagaimana seorang pembicara dengan sadar tampil
mempersiapkan materi-materinya dengan baik. Apa
yang akan disampaikan, dia harus menyadari dengan
penuh. Penghayatan juga adalah bagaimana seorang
pembicara mampu untuk menyampaikan atau ber
acting, menyampaikan kata yang disesuaikan dengan
ekspresinya.31
30
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 180 31
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 181
100
Saat anda berlatih untuk meningkatkan konsentrasi,
mengontrol, dan melakukan koordinai sesuai petunjuk,
Anda akan melihat bahwa dalam waktu yang sangat
singkat, pikiran dan tubuh Anda akan mengerti,
bagaimana beralih peran dari peran sosial menjadi
peran presenter. Anda bisa menghadapi pendengar
tanpa rasa panik, anda mampu memproyeksikna gairah,
sambil tetap bertumpu pada naluri untuk bertahan hidup
yang dikendalikan oleh otak reptil Anda. Pada saat yang
sama, Anda bisa berpikir dan bicara dengan jernih.
Kombinasi yang swimbang inilah ang menjadikan
manusia secara unik mampu saling berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa emosi yang ekspresif.32
E. Instrument Persuasive dalam Public Speaking
Instrument persuasive adalah elemen-elemen yang
merupakan alat-alat dalam membantu seorang public
speakermelakukan persuasi. Ada 3 elemen di dalam
instrument persuasive. Pertama, ice breaker, kedua,
energizer, ketiga, closing power. Pada prinsipnya, ketiga
hal ini merupakan hal yang sama. Hanya perbedaannya
32Natalie H Rogers, Berani Berbicara di depan Publik.
Diterjemahkan dari How to Speak without Fear, Kaushal Goyal
Gayshaab, 1982. (Nuansa Cendikia: Bandung,2003) cet 1, h. 39
101
terletak pada letak pada penyampaian seorang public
speaker. Misalnya, ice breaker biasanya diletakkan di awal
perjumpaan. Ice breaker yang diletakkan di tengah
pertengahan perjumpaan disebut sebagai energizer. Ice
breaker yang digunakan untuk penutup penampilan atau
penutup pembicaraaan kita istilahkan dengan closing
power. 33
Penjelasan masing-masing instrument:
1. Ice breaker.
Ice breaker adalah upaya untuk membuka sebuah
penampilan disaaat kita berbicara dengan membantu
menciptakan suasana yang nyaman, suasana yang
lebih membuat audiens percaya kepada Anda.Ice
breaker bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan
audiens kepada Anda.Bagian awal ini juga berfungsi
untuk menarik minat pendengar dan memperkenalkan
topik yang dibicarakan. Tujuannya supaya pendengar
tertarik untuk mendengar pembicara lebih lanjut.34
Dari penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa
Ice Breakier merupakan sebuah jembatan penghubung
33
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 217 34
Helena Olii, Public Speaking, h. 3
102
bagi pembicara untuk dapat membawa audiens pada
apa yang akan dibahas, dapat berupa motivasi, humor,
cerita atau hiburan, dan sebagainya.
2. Energizer.
Energizer merupakan poin-poin yang sama
dengan ice breaker, hanya berbeda pada peletakannya.
Sekali lagi, energizer diletakkan ditengah-tengah
penampilan Anda disaat menyampaikan materi.
Manfaat adanya energizer diantaranya:
a) Karena kesadaran akan cara kerja otak dimana
fokus manusia disetiap 20 menit akan terjadi
penurunan. Penurunan itu harus distimulus, harus
diberikan semacam suplemen dalam bentuk
energizer sehingga fokus itu kembali membaik.
b) Mempertahankan fokus audiens
c) Menyegarkan suasana
d) Menjaga suasana komunikatif. 35
Pada bagian tengah ini berfungsi untuk
menyajikan, topik yang akan dibicarakan, secara lebih
dalam lagi. Di bagian inilah semua informasi
dituangkan untuk mendukung topiknya. Tujuannya
35
Tubagus Wahyudi, The Secreet of Public Speaking era
Konseptual, h. 218
103
supaya pendengar makin berminat untuk
mendengarkan pembicaraan sampai selesai.36
3. Closing power, yaitu penutup yang berisi:
a) Kesimpulan-kesimpulan
b) Ajakan-ajakan dan motivasi-motivasi
c) Kata-kata bijak atau mungkin Anda bisa mengutip
ayat suci
d) Sebutkan tujuan hihdup yang baik, benar, dan
bagus, yang berkaitan dengan materi yang baru
saja anda sampaikan. Sekaligus mungkin Anda
tambahkan kata-kata mutiara, lalu Anda akhiri
dengan closing power Anda dengan ungkapan
maaf, berterimakasih kepada audiens, dan Anda
menyampaikan salam. Sampaikan pula dimana
dan dengan cara apa audiens bisa menghubungi
Anda di kemudian hari.37
Seperti yang telah dijelaskan diatas dapat penulis
simpulkan bahwa Closing Power merupakan bagian
penutup dalam sebuah penampilan berisikan tentang
kesimpulan, motivasi, saran, ajakan dan ucapan
terimakasih.
36 Helena Olii, Public Speaking, h.3
37 Tubagus Wahyudi, The Secreet of Public Speaking era
Konseptual, h. 218-219
104
F. Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual bagi
Guru Profesional
Di dalam proses belajar, anak-anak sekolah yang
sekarang, berbeda dengan situasi belajar di zaman dulu.
Kondisi anak-anak sekolah zaman dulu, proses berpikirnya
dalam kehidupan sehari-hari belum banyak dipegaruhi hal-
hal lain, karena semisal zaman dahulu anak cukup bermain
dengan mobil-mobilan, bahkan hanya sampai bagaimana
membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk, atau berain kuda-
kudaan dengan pelepah pisang. Anak-anak pun hanya
menonton hiburan yang tidak lain hanalah televisi dengan
satu-satunya saluran televisi pada saat itu adalah TVRI.
Jadi hiburan pada saat itu mempengaruhi rendahnya
kebutuhan masyarakat. Octant entertainment atau
kebutuhan akan hiburan sangat rendah. Sangat berbeda
dengan anak-anak sekolah zaman sekarang. Mereka
melihat tayangan yang sangat beragam, bentuk-bentuk
hiburan yang begitu tinggi. 38
Guru profesional yang dituntut dengan berbagai
macam pencapaian tentunya memperhatikan bagaimana
pentingnya ilmu public speaking untuk mencapai
38
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 40
105
pencapaian tersebut. Karena salah satu syarat untuk
menjadi seseorang yang profesional dalam menjalankan
jabatannya yaitu mampu melakukan konteks public
speaking yang baik. Setiap dia berbicara selalu
menyenangkan, memberikan motivasi, selalu ada solusi,
selalu ada pola pikir yang baik yang disampaikannya.
Dalam buku “Profesi dan Etika Keguruan pun
disebutkan bahwa kecakapan berkomunikasi merupakan
salah satu kompetensi sosial atau interpersonal Skills,
yaitu kemampuan membangun relasi dengan orang
lain.Kecakapan berkomunikasi yaitu keterampilan
seseorang menyampaikan pesan kepada komunikan
dengan media tertentu sehingga bisa dipahami dengan
mudah. Dalam berkomunikasi ada beberapa prinsip yang
harus dipahami oleh pendidik, yaitu:
1. Respect (menghargai orang lain)
2. Empathy(kemampuan untuk mendengarkan mengerti
sebelum didengarkan dimengerti orang lain)
3. Audible (penggunaan media yang dapat dipahami
didengar oleh orang lain)
4. Clarity(kejelasan pesan: tidak multitafsir)
5. Humble(sikap rendah hati: melayani, menghargai, mau
didengar, mau menerimakritik, tidak memandang
106
remeh pihak lain, berani mengakui kesalahan, rela
memafaafkan, lemah lembut, pengendalian diri,
mengutamakan kepentingan lebih besar).39
Melihat dari penjelasan tersebut diatas mengenai
prinsip-prinsip berkomunikasi sangatlah berkaitan erat
dengan public speaking yang dibutuhkan di era konseptual
ini, yaitu public speaking yang tidak hanya mempelajari
bagaimana agar mampu berbicara didepan umum dengan
baik, tetapi di era konseptual seseorang membutuhkan
cara untuk berkomunikasi yang mampu memenuhi
kebutuhan manusia di eranya.
Karena kebutuhan psikologi komunikasi manusia
semakin berkembang, maka seseorang yang ingin menjadi
public speaker profesional harus mampu mempersiapkan
segalanya, mulai dari ilmu, wawasan, cara, hingga
kemasannya. Karena, ketika anda berbicara tentu semua
ini tidak terlepas dari kebutuhan profesi. Misalnya saja
anda seorang pebisnis, maka anda harus memikirkannya
bagaimana bisa menjalankannya secara profesional. Di era
39
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, (Padang: The Zaki
Press.2009) , h. 108
107
konseptual seperti sekarang ini, manusia yang baik adalah
manusia yang memiliki simpati.40
Begitupun bagi seorang guru, guru profesional
harus menyiapkan dengan sebaik mungkin semua yang
dibutuhkan muridnya sehingga murid menjadi simpatik
terhadap guru dan mau mendengarkan apa yang akan
disampaikan oleh seorang guru, bahkan seorang murid
akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh
gurunya.Seseorang harus mampu ketika dia berbicara di
depan umum, dia mampu menjadi seorang personal yang
baik, sebelum berkomunikasi dia harus mampu berpikir
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh audiens.
40
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. h. 31
109
BAB IV
PERANAN PEMBELAJARAN PUBLIC SPEAKING ERA
KONSEPTUAL DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU DI KAHFI BBC
MOTIVATOR SCHOOL BINTARO
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Kahfi BBC Motivator School
Bintaro
Sejarah berdirinya kampus Kahfi BBC Motivator
School yang merupakan program kuliah komunikasi plus
dengan jenjang pendidikan selama tiga tahun tanpa dipungut
biaya, berawal dari rasa prihatin Bapak Tubagus Wahyudi
atau yang biasa mahasiswa Kahfi memanggilnya dengan
sebutan Om Bagus. Beliau merupakan pendiri sekaligus
pengajar di kampus Kahfi BBC Motivator School. Bermula
pada tahun 2003 silam, saat Om Bagus dan Istri beserta
anaknya baru saja pindah dari Makassar ke rumah
mertuanya di Bintaro, tepatnya di BBP (Bumi Bintaro
Permai). Om Bagus merasa prihatin ketika melihat masjid
Al- Karim yang berada di lingkungan tempat tinggalnya
yang baru, sepi tidak ada kegiatan selain sholat 5 waktu dan
tidak ada kegiatan yang dikelola oleh remaja sekitar masjid.
110
Kemudian Om Bagus berinisiatif untuk mengajar para
remaja di lingkungan komplek agar mau menjalankan sholat
5 waktu dan memanfaatkan masjid. Sebagai imbalan bagi
mereka, Om Bagus akan mengajarkan semua keahlian yang
dimiliki tanpa memungut bayaran sepeserpun. Ilmu yang
diajarkan meliputi ilmu menjadi ilmu menjadi pembawa
acara/MC, sulap,hipnosis, penyiar radio, penyiar televisi,
presenter, dubber, acting, bintang iklan dan aktor. Dengan
berbagai ilmu yang dimilikinya itulah Om Bagus berhasil
menarik minat para remaja disekitar kompleks saat itu.
Setelah berjalan beberapa lama, salah satu toko agama
dikomplek Bintaro Bumi Permai yaitu H. Johansyah Riza
menyarankan kepada Om Bagus untuk memberikan nama
pada kegiatannya. Om Bagus pun menyanggupinya, asalkan
Haji Johan mau menjadi ketua kegiatan. Kemudian Om
Bagus menamai kegiatan belajar di masjid Al- Karim
dengan nama Kahfi atau Kelompok Belajar Ikhtiar dan
Dzikir Islami.
Setelah proses belajar di Kahfi berjalan, ternyata para
remaja malah lebih semangat untuk belajar hal yang lain.
Para remaja mengusulkan untuk membuka angkatan kedua,
angkatan ketiga, dan seterusnya. Mereka membuat poster
untuk mensosialisasikan kegiatan kuliah gratis di Masjid
111
dengan tulisan “Menerima pendidikan komunikasi plus
selama tiga tahun, gratis. SPP-nya hanya sholat lima
waktu”
Angkatan kedua, ketiga, dan keempat telah berjalan.
Setelah mengikuti kuliah, banyak orang tua yang baru
menyadari ada perubahan yang terjadi pada anak mereka
yaitu menjadi rajin sholat. Menurut Om Bagus “sebenarnya
mereka belajar komunikasi adalah topeng belaka. Mereka
kuliah disini sebenarnya belajar Agama. Hanya mereka
mempelajarinya secara tidak sadar karena kita punya pola
sendiri.misalkan kalau kita undang mereka ke pengajian,
tidak ada yang mau datang. Beda kalau kita mau
mengajarkan tentang sesuatu yang mereka sukai, barulah
ditengah-tengahnya kita sisipi agama, data akan mudah
masuk”
Banyaknya jumlah angkatan dari tiap kelas membuat
daya tampung di ruangan masjid menjadi tidak memadai,
hingga akhiarnya pada pertengahan tahun 2011 (tepatnya
pada tanggal 15 Mei 2010) Kampus Kahfi Motivator School
pindah ke Ruko Ganda Asri D 25 Pondok Aren Bintaro.
Dengan demikian para pengajar dan mahasiswa dapat lebih
leluasa untuk melakukan praktek.
112
Hingga kini di tahun 2017, kampus Kahfi Motivator
School berkembang pesat, dan telah mencapai angkatan 18,
di mana para mahasisawa berasal dari lingkup yang sangat
luas tidak hanya meliputi lingkup anak-anak remaja di Bumi
Bintaro Permai saja, namun terdiri dari berbagai profesi
seperti dari lulusan SMA, mahasiswa dari kampus sekitar,
Guru, Ustadz, Dosen, dan dari berbagai profesi lainya.
Peminat mahasiswa untuk kuliah di Kahfi semakin
banyak dikarenakan lengkapnya ilmu komunikasi yang
diajarkan. Antara teori dan praktik diajarkan dengan porsi
yang sama. Tiga tahun menempuh pendidikan di Kahfi, para
mahasiswa mendapatkan pelajaran kurang lebih sebanyak
30 mata kuliah. Termasuk mata kuliah magang dan tugas
akhir seperti halnya mata kuliah di universitas formal. Pada
semester pertama mereka belajar Psycho Fundamental,
semester dua belajar Ilmu Pikir, semester tiga Public
Speaking, semester empat Media, semester lima Hypnosis,
dan semester enam Hypnosis Al-Qur’an.
2. Visi dan Misi Kahfi BBC Motivator School Bintaro
Visi dari Kahfi BBC Motivator School adalah
“Membentuk Kahfi Motivator School sebagai lembaga
pendidikan yang mandiri, kredibel, kompetitif secara global,
113
dan kompeten dalam mengintegrasikan nilai-nilai kehidupan
berlandaskan iman dan taqwa.”
Untuk mewujudkan visi dari Kampus Kahfi Motivator
School, misi yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Mendidik dan melatih dengan sabar sehingga
menghasilkan jiwa-jiwa motivator yang unggul serta
kompetitif dalam persaingan global.
b. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas
hidup masyarakat melalui praktik hipnoterapi agar
bermanfaat bagi orang banyak.
c. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang
berkualitas dan mumpuni dalam ilmu Public Speaking
baik secara teori maupun praktek.
d. Melakukan pembinaan akhlak degan menjunjung tinggi
nilai-nilai Islami serta meningkatka kreatifitas mahasiswa
agar dapat menjadi tauladan dan berprestasi ditengah
masyarakat.
3. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan kegiatannya, Kahfi BBC Motivator
School memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
114
Ketua : Rachmatullah Tiflen
Wakil Ketua 1 : Rendy Iskandar Chaniago
Wakil Ketua 2 : M. Yusuf Kurniawan
Wakil Ketua 3 : Ustadz Roma
Wakil Tugas Khusus 1 : M. Priyo Atmojo
Wakil Tugas Khusus 2 : Siti Annisa Gunawan
Sekretaris : Ririn Rindiana Dewi
Bendahara : Siska Utami
Kurikulum
Ketua : Hilda Lisdianti
Anggota : Agung Arabian, Rafida al-
Jihadi, Nurdini, Ekariana, Sopyan Hadi, Selvi
(angkatan 16).
Kemahasiswaan
Ketua : Zaimi Zet
Anggota : Tika Sanguina, Ummi Hafifah,
Neneng, Bunda Yuyun, Wiza, Lala Royna, Upik Icha,
Ustadz Taqin (Kahfi Ustadz), Lutfiah Sani (angkatan 16).
Kedisiplinan
Ketua : Soni Rafsanjani
Anggota : Yudistira, Nurul Witri, Yanto,
Fitria Wulandari, Hani Pertiwi, Bunda Selvi, Nazirullah,
Bunda Hesti.
115
Rumah Tangga
Ketua : Nasarudin
Anggota : Dedi Irawan, Masyuri,
Wahyudin, Aisyah Turahmi, Bahari, Mila Astuti, Dita
Kurnia,Shahidatunnisa, Fitri.
Semi Otonom
Ketua : Abdul Majid
Anggota : Erlin, Titin, Okta, Bunda
Damay, Asnawi, Nike Faradilla, Ikhsan, Syafira, Ria,
Ustadz Ulin.
Humas dan IT
Ketua Website : Satrio
Ketua Jarkom : Surya
Anggota : Intania, Nurul Fauziah,
Fida Afifa, Aini Indah, Mesti, Anis, Ustadz Odik, Ustadz
Etveni.
4. Program-program Sertifikasi
a. Sertifikasi Public Speaking
Program ini merupakan sertifikasi pertama di Kahfi
BBC Motivator School. Untuk mendapatkannya, setiap
mahasiswa harus melewati 3 semester. Hingga di
penghujung semester 3 akan ada ujian sertifikasi public
116
speaking. Jika dalam ujian tersebut seorang mahasiswa
berhasil mendapatkan nilai yang menjadi standar
kelulusan maka dia dinyatakan lulus dan berhak
mendapatkan sertifikat public speaker dan pin public
speaker.
b. Sertifikasi Hypnosis
Program ini merupakan lanjutan dari program public
speaking. Setelah melewati ujian public speaking, para
mahasiswa akan masuk ke dalam semester berikutnya
yang mendalami hypnosis. Semester ini mendalami ilmu
hypnosis untuk therapy, sehingga diharapkan setiap
mahasiswa yang lulus dalam ujian sertifikasi hypnosis
dalam melakukan pelayanan hypnotherapy kepada yang
membutuhkan.
c. Sertifikasi Hypnocommunication
Ini merupakan gelar yang didapatkan jika telah
menyelesaikan studi setara D3 di Kahfi BBC Motivator
School. Untuk mendapatkannya setiap mahasiswa harus
sudah melewati sertifikasi public speaking dan hypnosis
serta menyelesaikan tugas akhir. Bentuk gelarnya ialah
CHC (Certified Hypnocommunication).
117
d. Sertifikasi Islamic Hypnocommunication
Sebenarnya sertifikasi ini mirip dengan program
yang setara dengan D4, namun program ini berjalan lebih
cepat, yakni 2 tahun. Biasa yang menjadi mahasiswa di
program ini berasal dari kalangan Ustadz, Dosen, PNS,
karyawan swasta, TNI, Polri, Mahasiswa, akademisi,
jurnalis, pengusaha, dan lain-lain. Gelar yang diterima
setelah menyelesaikan program ini adalah CIHC
(Certified Islamic Hypnocommunication).
5. Unit Kegiatan Mahasiswa
a. Magic Club, unit ini merupakan kumpulan mahasiswa
Kahfi yang mendalami seni pertunjukan sulap, mereka
mempelajari teknik-teknik sulap dengan atau tanpa
gymmic.
b. Coeva (Editing Media), unit ini merupakan kelompok
mahasiswa Kahfi yang ingin mendalami dunia editing,
baik foto ataupun video. Sebenarnya di semester 4
dipelajari tentang media termasuk editing, namun hanya
terbatas pada kemampuan dasar editing foto dan video
saja, sehingga bagi mereka yang ingin kompetitif diluar
melakukan pendalaman di kelompok ini. Biasanya
118
aplikasi yang digunakan sekitar Adobe Premiere, Ulead
Video Studio, Pinnacle Pro, dan sebagainya.
c. Motivasinger, unit ini merupakan kumpulan mahasiswa
yang memiliki hobi bernyanyi. Selain itu mereka harus
sudah memiliki kemampuan dasar menyanyi, baik dari
notasi ataupun ketika membunyikannya dalam sebuah
lagu. Kelompok ini selalu menjadi bagian dari acara-
acara besar yang diselenggarakan Kahfi sebagai pengisi
acara.
d. Thai Language Club, unit ini memang baru dibuka sejak
awal tahun 2016, namun mendapat respon baik dari para
mahasiswa. Di kelompok ini setiap anggota belajar
bahasa Thailand secara aplikatif (conversation).
Pengajarnya pun memang berasal dari Thailand. Hal ini
berawal dari seorang mahasiswa Thailand yang sedang
belajar di Fakultas Dirasah Islamiyah UIN Jakarta
mendaftarkan dirinya untuk ikut belajar di Kahfi, namun
dia berinisiatif untuk berbagi ilmu juga kepada
mahasiswa Kahfi dalam bidang Bahasa Thailand.
e. Radio MFM (Motivator FM), unit ini mengelola para
mahasisaw yang akan melakukan siaran radio.
Sebenarnya unit ini dibentuk guna mendukung program
public speaking dalam hal latihan vocal, karena dengan
119
siaran radio akan membantu mahasiswa untuk
mendapatkan vocal yang baik dan prima.
f. Entrepreneur Corner (EC). Komunitas ini dobentuk oleh
mahasiswa Kahfi pada tanggal 1 Januari 2010 dan
merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk
mengembangkan praktek mata kuliah kewirausahaan.
Sarana ini sangat bermanfaat untuk membekali jiwa
kemandirian serta rasa percaya diri mahasiswa, mereka
dapat secara mandiri maupun tim menjalankan praktik
berwirausaha selama satu semester di Laboratorium
tersebut, selain dapat memanfaatkan space khusus di
Entrepreneurship Corner peserta juga akan mendapatkan
bimbingan secara langsung dari para dosen pengajar mata
kuliah kewirausahaan.
g. Photography Class. Komunitas ini merupakan kumpulan
mahasiswa Kahfi yang memiliki hobi di bidang
fotography, biasanya mereka berkumpul tidak hanya di
kampus Kahfi, melainkan di tempat-tempat lain untuk
mencari spot pemotretan sebagai media latihan.
h. English Speaking Fastrack. Kelompok ini awalnya
dibentuk oleh seorang Guru Besar Bahasa Inggris di
Pare, yang saat itu memang sedang belajar di Kahfi.
Dalam proses belajarnya mahasiswa diajarkan untuk
120
menanamkan persepsi belajar bahasa Inggris itu mudah.
Jika mahasiswa sudah mengendalikan rasa “takut salah”
dan “malu” dalam belajar bahasa Inggris, maka akan ada
percepatan dalam proses pendalaman bahasa Inggris itu
sendiri.
B. Peranan Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual di
Kahfi BBC Motivator School Bintaro dalam meningkakan
Profesionalitas Guru
Guru profesional yang dituntut dengan berbagai macam
pencapaian tentunya memperhatikan bagaimana pentingnya
ilmu public speaking untuk mencapai pencapaian tersebut.
Karena salah satu syarat untuk menjadi seseorang yang
profesional dalam menjalankan jabatannya yaitu mampu
melakukan konteks public speaking yang baik.
Pembelajaran public speaking juga akan membantu guru
untuk meningkatkan kompetensi sosial dalam memenuhi
profesionalitas guru karena kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. (Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d) artinya ia menunjukan
121
kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-
muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala
sekolah bahkan dengan masyarakat luas.1
Dalam Public speaking ada 3 hal yang menjadi tujuan
utama, yaitu pertama, to inform (untuk memberikan informasi),
kedua, to persued (untuk mempengaruhi) dan yang ketiga, to
entertaint (untuk menghibur/memberikan kesan). Seorang guru
harus mampu dalam menyampaikan pelajaran di sekolah
memenuhi hal-hal tersebut. Dan ketika seorang guru mampu
memenuhi hal tersebut maka menurut saya guru tersebut
berhasil dalam mengajar. Dan dapat dikatakan profesional
dalam konteks keberhasilan kelas. Bahkan ketika seseorang
yang tidak mengenyam bangku perkuliahan namun dia mampu
ketika berbicara di depan memenuhi 3 tujuan public speaking
tersebut maka tidak ubahnya dia telah menjadi guru yang
berhasil. Karena salah satu syarat untuk menjadi seseorang
yang profesional dalam menjalankan jabatannya yaitu mampu
melakukan konteks public speaking yang baik. Setiap dia
berbicara selalu menyenangkan, memberikan motivasi, selalu
1Rusman, M.pd, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. (Jakarta: PT Raja Raja Grafindo Persada, 2012) cet
5, h. 23
122
ada solusi, selalu ada pola pikir yang baik yang
disampaikannya.2
C. Hasil Penelitian Pembelajaran Public Speaking Era
Konseptual di Kahfi BBC Motivator School Bintaro dalam
meningkatkan Profesionalitas Guru
Pembelajaran public speaking era konseptual di Kahfi
BBC Motivator School merupakan salah satu pembelajaran
yang ada di Kahfi BBC Motivator School untuk mencerrak
para motivator di Indonesia, salah satu yang perlu disadari
bahwa pada hakikatnya setiap manusia adalah motivator bagi
dirinya sendiri dan umumnya untuk masyarakat, bagaimana
agar mampu memberikan manfaat bagi umat, berkaitan dengan
profesi guru tentunya ini merupakan hal yang sangat erat
sekali, di mana guru merupakan salah seorang yang tugasnya
menerima amanat masyarakat dalam mendidik anak bangsa.
Tugas mulia tersebutlah yang menuntut seorang guru untuk
menjalankan profesi dengan sebaik baiknya agar mencapai
tujuan yang diinginkan. Penulis berhasil meneliti adanya
pembelajaran public speaking yang di sesuaikan dengan era
nya, yaitu pembelajaran public speaking era konseptual yang
2 Wawancara dengan Dosen pengajar public speaking di Kahfi BBC
Motivator School, kak shofi, Bintaro, 14 Agustus 2017.
123
dilaksanakan di Kahfi BBC Motivator School. Mahasiswa yang
berasal dari berbagai profesi seperti guru, pengusaha, ibu
rumahtangga maupun yang masih menjadi mahasiswa di
universitasnya masing-masing begitu semangat dalam belajar
public speaking di Kahfi BBC Motivator School.
Dengan adanya pembelajaran public speaking di Kahfi
BBC Motivator school menjadi salah satu jalan untuk dapat
memperbaki kualitas dirinya masing-masing yan tentunya
bertujuan pula untuk bagaimana bisa bermanfaat bagi orang
lain. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi pihak
sekolah jika pembelajaran public speaking tersebut dapat
memberikan sumbangsih keilmuan bagi setiap orang, setiap
guru, setiap orang tua yang berkonumikasi dengan anaknya,
setiap karyawan terhadap atasannya dan sebagainya. Selain itu,
tentuya menjadi kebanggaan juga bagi seorang guru dapat
mengupgrade dirinya agar mampu menjadi guru yang
menyenangkan, memberikan motivasi, selalu ada solusi, selalu
ada pola pikir yang baik yang disampaikannya.Adapaun hasil
dari adanya pembelajaran public speaking era konseptual di
Kahfi BBC Motivator School adalah sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran public speaking era konseptual, guru
dapat belajar menciptakan pembelajaran yang mengesankan
dan tidak mudah mengantuk dengan menggunakan ice
124
breaker, energizer dan closing power dan teknik-teknik
public speaking lainnya.
2. Dengan pembelajaran public speaking era konseptual, guru
dapat belajar bagaimana menyampaikan pelajaran di kelas
dengan menyenangkan, memberikan motivasi, selalu ada
solusi, selalu ada pola pikir yang baik yang disampaikannya
Dengan berjalannya program pelaksanaan pembelajaran
pubic speaking tersebut dengan baik, maka terbukti
pembelajaran tersebut mampu meningkatkan profesionalitas
guru sesuai dengan hasil diatas. Terlepas dari itu, tentunya
profesionalitas guru tidak hanya ditingkatkan oleh adanya
pembelajaran public speaking, tetapi hal-hal yang menunjang
profesionalitas guru yang lainnya seperti telah di sebutkan di
penjelasan bab sebelumnya. Namun pembelajaran public
speaking juga bukan hanya dibutuhkan oleh guru saja tetapi
oleh semua profesi, karena profesi apapun itu jika berkaitan
dengan orang lain, maka dibutuhkan ilmu tentang public
speaking terutama seorang guru.
D. Deskripsi Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, pada
hari Sabtu, tanggal 12 Agustus 2017 – Minggu, 13 Agustus
2017 maka diperoleh data mengenai hasil pembelajaran public
125
speaking di Kahfi BBC Motivator School Bintaro. Angket
penelitian terdiri dari 20 pertanyaan yang terdiri dari dua
variabel, X peranan pembelajaran public speaking era
konseptual dan variabel Y peningkatan profesionalitas guru
yaitu dengan menghitung hasil angket dari kedua variabel
tersebut yang peneliti dapatkan dari 40 siswa sebagai sampel.
Setelah mengetahui hasil angket maka hasil yang
didapatkan dari angket tersebut di bentuk ke dalam tabel
deskripsi presentasi dengan menggunakan rumus:
P = F/N X 100%
Dengan ketentuan sebagai berikut:
P = Frekuensi yang akan dicari
F = Frekuensi yang akan dihasilkan
N = Jumlah populasi yang ada.3
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.1
Apakah Anda merasa senang belajar bersama guru di
Kahfi BBC Motivator School?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
3 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakata : Fakultas
Psikologi, UGM), h. 290
126
1. Ya 34 87,5%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 6 12,5%
Jumlah N=40 100%
Dari presentase tabel diatas 87,5% dari para siswa merasa
senang belajar bersama guru-guru, dan 12,5% kadang-kadang
merasa senang.
Tabel 4.2
Apakah Anda merasa semangat untuk belajar di Kahfi
BBC Motivator School?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
1. Ya 30 75%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-
kadang
10 25%
Jumlah N=40 100 %
Dari presentase tabel diatas 75% dari para siswa semangat
untuk belajar di Kahfi BBC Motivator School dan sekitar 25%
kadang-kadang tidak merasa semangat.
127
Tabel 4.3
Apakah Anda sering termotivasi setelah mendengar
penjelasan guru di Kahfi BBC Motivator School?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
1. Ya 40 100%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-
kadang
0 0%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas diketahui bahwa 100% dari
penilaian angket di kahfi menunjukan bahwa mahasiswa
sering termotivasi setelah mendengar penjelasan guru di Kahfi
BBC Motivator School.
Tabel 4.4
Apakah Anda merasa mudah memahami penjelasan dari
guru di Kahfi BBC Motivator School ?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
1. Ya 36 90%
2. Tidak 0 0%
128
3. Kadang-
kadang
4 10%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas 90 % mahasiswa kahfi
merasa mudah memahami penjelasan dari guru di Kahfi
BBCMotivator School. Dan 10% merasa kadang-kadang.
Tabel 4.5
Apakah materi yang disampaikan berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari Anda?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
1. Ya 36 90%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-
kadang
4 10%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan bahwa 90%
materi yang disampaikan berpengaruh pada kehidupan sehari-
hari para mahasiswa Kahfi BBC Motivator School dan 10%
kadang-kadang materi tersebut berpengaruh pada kehidupan
sehari-hari.
129
Tabel 4.6
Menurutmu, apakah pembelajaran yang disampaikan oleh
guru yang telah belajar public speaking begitu
mengesankan dan tidak mudah mengantuk?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
1. Ya 36 90%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-
kadang
4 10%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan 90 %
pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang telah belajar
public speakingmengesankan dan tidak mudah mengantuk.
Dan yang berpendapat kadang-kadang sebesar 10%.
Tabel 4.7
Apakah Anda sering mengikuti apa yang diperintahkan
guru?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
1. Ya 37 92,5%
130
2. Tidak 0 %
3. Kadang-
kadang
3 7,5%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan 92,5 %
mahasiswa sering mengikuti apa yang diperintahkan guru.
Tabel 4.8
Apakah Anda menghormati guru dan menjalin hubungan
berkualitas dengan guru di Kahfi BBC Motivator School?
No Alternatif
Jawaban
Frekwensi %
1. Ya 23 57,5%
2. Tidak 2 5%
3. Kadang-
kadang
15 37,5%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas membuktikan bahwa 57,5%
mahasiswa menghormati guru dan menjalin hubungan
berkualitas dengan guru di Kahfi BBC Motivator School,
sedangkan 5% menunjukan tidak dan 37,5 % kadang0-kadang.
131
Tabel 4.9
Apakah guru di Kahfi BBC Motivator School mengajar
dengan ekspresif?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 37 57,5%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 3 7,5%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas 57,5% guru di Kahfi BBC
Motivator School mengajar dengan ekspresif dan 0% tidak
berekspresif dan 7,5% menunjukan kadang-kadang.
Tabel 4.10
Apakah guru di Kahfi BBC Motivator School dalam
menyampaikan materi membuat jenuh?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 0 0%
2. Tidak 30 75%
3. Kadang-kadang 10 25%
Jumlah N=40 100
132
Dari presentase tabel diatas menunjukan 75% guru di
Kahfi BBC Motivator School dalam menyampaikan materi
tidak membuat jenuh, 25 menunjukan kadang-kadang dan
0% menunjukan ya.
Tabel 4.11
Apakah Guru di Kahfi sering mengajarkan tentang
nilai-nilai kehidupan?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 40 100%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 0 0%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan bahwa 100%
dari 40 mahasiswa yang mengisi angket kuisioner
menyatakan bahwa Guru di Kahfi sering mengajarkan
tentang nilai-nilai kehidupan.
133
Tabel 4.12
Apakah dengan adanya ice breaker dan energizer Anda
lebih bersemangat untuk memperhatikan guru?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 40 100%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 0 0%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan bahwa 100%
responden menyatakan bahwa adanya ice breaker dan
energizer Anda lebih bersemangat untuk memperhatikan
guru.
Tabel 4.13
Apakah dengan closing power penjelasan guru menjadi
lebih jelas dan mudah diingat?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 40 100%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 0 0%
134
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas 100 % responden
menyatakan bahwa closing power penjelasan guru menjadi
lebih jelas dan mudah diingat.
Tabel 4.14
Apakah Anda fokus kepada guru yang sedang
menjelaskan?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 36 90%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 4 10%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan bahwa 90%
mahasiswa kahfi fokus kepada guru yang sedang
menjelaskan.
135
Tabel 4.15
Apakah selama pembelajaran berlangsung guru dapat
menjadikan suasana kelas komunikatif?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 36 90%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 4 10%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan bahwa 90%
selama pembelajaran berlangsung guru dapat menjadikan
suasana kelas komunikatif, 10% menunjukan kadang-
kadang.
Tabel 4.16
Apakah menurutmu acting membantu guru dalam
menyampaikan materi?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 40 100%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 0 0%
136
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan 100% acting
membantu guru dalam menyampaikan materi.
Tabel 4.17
Apakah dengan memainkan voice (suara) penyampaian
materi menjadi lebih menarik?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 40 100%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 0 0%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan 100%
menurut responden dengan memainkan voice (suara)
penyampaian materi menjadi lebih menarik.
Tabel 4.18
Apakah mimik dan gesture membantu memudahkan
pemahaman ketika materi disampaikan?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 38 95%
137
2. Tidak 1 2,5%
3. Kadang-kadang 1 2,5%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan 95% mimik
dan gesture membantu memudahkan pemahaman ketika
materi disampaikan, sedangkan 2,5% mengatakan tidak, dan
2,5% menunjukan kadang-kadang.
Tabel 4.19
Apakah ada perbedaan antara guru telah belajar public
speaking dengan yang tidak belajar public speaking?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 30 75%
2. Tidak 1 2,5%
3. Kadang-kadang 9 22,5%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan 75% ada
perbedaan antara guru telah belajar public speaking dengan
yang tidak belajar public speaking, 2,5% menunjukan tidak,
dan 22,5 menunjukan kadang-kadang ada perbedaan antara
138
guru telah belajar public speaking dengan yang tidak belajar
public speaking.
Tabel 4.20
Apakah guru diakhir perkuliahan menanyakan materi
yang belum dipahami oleh Anda?
No Alternatif Jawaban Frekwensi %
1. Ya 36 90%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 4 10%
Jumlah N=40 100
Dari presentase tabel diatas menunjukan 90% guru
diakhir perkuliahan menanyakan materi yang belum
dipahami, 10% menunjukan kadang kadang guru diakhir
perkuliahan menanyakan materi yang belum dipahami, dan
0% tidak.
139
E. Analisis Data
Tabel 4.21
Nilai (skor) Angket Peranan Pembelajaran Public Speaking
Era Konseptual di Kahfi BBC Motivator School
Nomor Item
No 6 9 12 13 15 16 17 18 19 20 Jumlah
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
5 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
9 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
140
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
15 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
18 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
24 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
25 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 27
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
27 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28
28 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 28
29 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
141
31 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
33 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
35 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 27
36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
37 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
Jumlah 1165
Tabel 4.22
Nilai (skor) Angket Peningkatan Profesionalitas Guru
Nomor Item
No 1 2 3 4 5 7 8 10 11 14 Jumlah
1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27
2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28
142
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29
6 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 28
7 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 28
8 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
9 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28
10 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
11 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28
12 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 28
13 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 28
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
15 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
16 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28
17 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28
18 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
19 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
20 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
21 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
143
22 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28
23 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
24 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
25 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 26
26 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
27 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28
28 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28
29 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
30 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28
31 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 27
32 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27
33 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28
34 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28
35 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 27
36 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28
37 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28
38 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28
39 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 27
144
40 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28
Jumlah 1117
Tabel 4.23
Tabel Perhitungan Product Moment
No Subjek X Y XY X2
Y2
1 A 29 28 812 841 784
2 B 29 27 783 841 729
3 C 30 29 870 900 841
4 D 30 28 840 900 784
5 E 30 30 900 900 900
6 F 29 28 812 841 784
7 G 30 27 810 900 729
8 H 30 28 840 900 784
9 I 29 27 783 841 729
10 J 29 27 783 841 729
11 K 30 28 840 900 784
12 L 30 28 840 900 784
145
13 M 30 27 810 900 729
14 N 30 29 870 900 841
15 O 30 29 870 900 841
16 P 30 29 870 900 841
17 Q 30 27 810 900 729
18 R 30 29 870 900 841
19 S 29 30 870 841 900
20 T 30 27 810 900 729
21 U 30 27 810 900 729
22 V 30 28 840 900 784
23 W 30 28 840 900 784
24 X 29 26 754 841 676
25 Y 30 29 870 900 841
26 Z 30 30 900 900 900
27 AA 30 28 840 900 784
28 BB 30 29 870 900 784
29 CC 28 26 728 841 676
30 DD 30 28 840 900 841
146
31 EE 27 22 594 729 484
32 FF 30 27 810 900 784
33 GG 30 30 900 900 900
34 HH 30 27 810 900 729
35 II 27 29 783 729 841
36 JJ 29 27 783 841 729
37 KK 30 30 900 900 900
38 LL 30 28 840 900 784
39 MM 29 28 812 841 784
40 NN 30 26 780 900 676
11
83
11
15 3299
7
3501
1
3116
7
Selanjutnya hasil penelitian yang telah dimasukan ke
dalam tabel di analisis dengan menggunakan rumus product
moment untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya atau tidak
antara peranan pembelajaran public speaking era konseptual
dalam meningkatkan profesionalitas guru.
r = nΣxy – (Σx) (Σy)
. √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)
2}
147
r = (40x32997) – (1183x1115)
. √{40x35011 – (1183)²} {40x31167 – (1115)2}
r = 1319880 – 1319045
. √{1400440 – 1399489} { 1246680– 1243225}
r = 835
. √{951} {3455}
r = 835
. √3285705
r = 835
. 1812,651373
r = 0,460
F. Interpretasi Data
Setelah mengetahui hasil rxy diatas maka langsung mencari
nilai interpretasi dengan cara pemberian interpretasi secara
sederhana dan dengan menggunakan tabel nilai “r” product
moment.
1. Interpretasi secara sederhana
Berdasarkan perhitungkan yang telah dilakukan di atas
maka diperoleh hasil rxy sebesar 0,460 hal ini membuktikan
adanya pengaruh yang signifikan antara Variabe X dan
Variabel Y.
148
Besarnya rxy yang didapatkan yaitu 0,460 ternyata
terletak antara 0,40- 0,70 berdasarkan pedoman yang
terdapat pada tabel 3 menyatakan bahwa hubungan antara
variabel X dan variabel Y merupakan korelasi yang
tergolong sedang dan cukupan.
2. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product moment
Sebelumnya penulis terlebih dahulu merumuskan
hipotesis alternatifnya (Ha) dan Hipotesis nihil (Ho) sebagai
berikut:
a. Hipotesis alternatif (Ha) : ada pengaruh yang signifikan
antara peranan pembelajaran public speaking era
konseptual dalam meningkatkan profesionalitas guru
b. Hipotesis Nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara peranan pembelajaran public speaking
era konseptual dalam meningkatkan profesionalitas guru.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang diajukan
maka penulis membandingkan antara besarnya rxy dan rtabel
dengan cara terlebih dahulu mencari df (degress of freedom)
menggunakan rumus sebagai berikut:
149
Df = N-nr
Keterangan :
Df= degress of freedom
N= number of casses
Nr= banyaknya variabel yang dikorelasikan
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang
dikorelasikan yaitu variabel X dan variabel Y maka nr = 40-
2 = 38 dengan diperolehnya nilai df maka dapat dicari
besarnya “r” dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r”
product moment pada taraf signifikan 5 % dan 1 %
selanjutnya besarnya rxy dibandingkan dengan rtabel yaitu:
Pada taraf signifikan 5% = 0,349<0,460
Pada taraf signifikan 1% = 0,449<0,460
Berdasarkan perbandingan yang telah dikemukakan di
atas maka penulis dapat mengetahui hasilnya bahwa rxy
lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikan 5% dan taraf
signifikan 1% dengan demikian Hipotesis Alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian
150
maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada pengaruh
positif yang signifikan antara peranan pembelajaran public
speaking era konseptual dalam meningkatkan
profesionalitas guru.
151
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan penelitian yang berjudul
Peranan Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual dalam
meningkatkan Profesionalitas Guru (Studi Kasus di Kahfi BBC
Motivator School Bintaro) maka diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peranan Pembelajaran Public Speaking Era Konseptual
dalam meningkatkan Profesionalitas Guru (Studi Kasus di
Kahfi BBC Motivator School Bintaro) menunjukan hasil
yang signifikan, hal ini dibuktikan pada bab IV tabel 4.5
bahwa 90% materi yang disampaikan berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari para mahasiswa Kahfi BBC
Motivator School dan hanya 10% yang menyatakan bahwa
materi yang disampaikan kadang berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat ketika para
mahasiswa menunjukan hal positif seperti terlihat dalam
hasil angket yang diberikan kepada mahasiswa kahfi yang
berprofesi guru.
Berdasarkan perhitungkan yang telah dilakukan di atas
maka diperoleh hasil rxy sebesar 0,460 hal ini membuktikan
152
adanya pengaruh yang signifikan antara Variabe X dan
Variabel Y. Besarnya rxy yang didapatkan yaitu 0,460
ternyata terletak antara 0,40- 0,70 berdasarkan pedoman
yang terdapat pada tabel 3 menyatakan bahwa hubungan
antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi yang
tergolong sedang dan cukupan.
2. Pembelajaran public speaking dapat dilakukan oleh
siapapun, siapapun dapat menjadi pembicara atau public
speaker yang handal. Pada dasarnya manusia sudah
mampu berbicara, namun terkadang banyak yang belum
menyadari bahwa manusia butuh memahami caranya, agar
apa yang disampaikan dapat mempengaruhi orang lain ke
dalam hal yang baik Penulis berhasil meneliti adanya
pembelajaran public speaking yang di sesuaikan dengan
era nya, yaitu pembelajaran public speaking era konseptual
yang dilaksanakan di Kahfi BBC Motivator School.
Mahasiswa yang berasal dari berbagai profesi seperti guru,
pengusaha, ibu rumahtangga maupun yang masih menjadi
mahasiswa di universitasnya masing-masing. Hal itu
menunjukan bahwa tidk ada bakat dalam public speaking,
yang ada adalah mau atau tidak mempelajarinya.
153
3. Pembelajaran Public Speaking di Kahfi BBC Motivator
School Belajar public speaking sangat ditentukan
keberhasilannya dengan sebarapa sering melakukan
praktik. Semakin sering dilatih maka semakin baik pula
kemampuan public speaking tersebut, begitupun tidak
akan ada perubahan yang besar jika tidak melatih dirinya
untuk public speaking. Faktor yang membantu mendukung
pembelajaran public speking Pembelajaran public speaking
itu sendiri sebenarnya kaitannya dengan ilmu praktik.
Beda dengan belajar matematika atau belajar sejarah yang
bisa diselesaikan dengan rumus dan didapatkan hasilnya
pada saat itu juga, atau dengan menghafalnya sudah cukup.
B. Saran
Pembelajaran public speaking era konseptual dapat
menjadi salah satu upaya untuk dapat meningkatkan
profesionalitas seorang guru, yang akan menjembatani
tercapainya tujuan pembelajaran yang sebenarnya, bukan
hanya menyampaikan ilmu yang dimiliki tapi bagaimana ilmu
yang disampaikannya tersebut mampu dipahami sehingga
mampu mempengaruhi yang mendengarnya.
Pembelajaran public speaking era konseptual di Kahfi
BBC Motivator School merupakan salah satu pembelajaran
154
yang ada di Kahfi BBC Motivator School untuk mencerrak
para motivator di Indonesia, salah satu yang perlu disadari
bahwa pada hakikatnya setiap manusia adalah motivator bagi
dirinya sendiri dan umumnya untuk masyarakat, bagaimana
agar mampu memberikan manfaat bagi umat, berkaitan dengan
profesi guru tentunya ini merupakan hal yang sangat erat
sekali, di mana guru merupakan salah seorang yang tugasnya
menerima amanat masyarakat dalam mendidik anak bangsa.
Tugas mulia tersebutlah yang menuntut seorang guru untuk
menjalankan profesi dengan sebaik baiknya agar mencapai
tujuan yang diinginkan.
Dengan adanya pembelajaran public speaking di Kahfi
BBC Motivator school menjadi salah satu jalan untuk dapat
memperbaki kualitas dirinya masing-masing yang tentunya
bertujuan pula untuk bagaimana bisa bermanfaat bagi orang
lain. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi pihak
sekolah jika pembelajaran public speaking tersebut dapat
memberikan sumbangsih keilmuan bagi setiap orang, setiap
guru, setiap orang tua yang berkomunikasi dengan anaknya,
setiap karyawan terhadap atasannya dan sebagainya. Selain itu,
tentuya menjadi kebanggaan juga bagi seorang guru dapat
mengupgrade dirinya agar mampu menjadi guru yang
155
menyenangkan, memberikan motivasi, selalu ada solusi, selalu
ada pola pikir yang baik yang disampaikannya.
Oleh karena itu, sebenarnya siapapun kita, apapun
profesi kita, membutuhkan ilmu berbicara, yaitu ilmu
public speaking. Karna sabda Rasulullah Saw
menyebutkan “sebaik-baiknya manusia adalah yang
bermanfaat bagi manusia lainnya”. Dan juga “sebaik-
baiknya manusia adalah yang belajar al qur’an dan
mengajarkannya”
157
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Logos
Wacana Ilmu, 2004.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992
Danim, Sudarman. Inovasi Pendidikan dalam Upaya
Pendidikan Profesionalisme Tenaga Kependidikan,
Bandung: CV Pustaka Setia, 2002.
Faidi, Ahmad. Tutorial Mengajar untuk Melejitkan Otak
Kanan dan Otak Kiri Anak, Jogjakarta: Diva Press, 2013
Hariyanto, Profesi dan Etika Keguruan, Padang: The Zaki
Press, 2009.
Helena Olii, Public Speaking. Jakarta:PT Macanan Jaya
Cemerlang, 2007.
al- Qurtubi, Tafsir Al Qurthubi. 17, Jakarta: Pusaka Azzam,
2009
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan. Padang: The Zaki
Press.2, 2009.
158
Rugaiyah, dan Ariek Sismiati, Profesi Keguruan, Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2011.
Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Raja Grafindo
Persada, 2012.
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2012
Samana, Profesionalisme Keguruan (Yogyakarta: PENERBIT
KANISIUS, 1994.
Satori, Djam’an dkk, Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010
Sudarma, Maman. Profei Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Sudrajat, Subawa M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
Bandung: Cv Pustaka setia, 2005
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 1999
159
Sukmadinata, Nana Syaodikh, Motode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007
Surya, Muhammad dalam Ramayulis, Dasar-dasar
Kependidikan. Padang : The Zaky Press, 2009.
Susanti, M Nur Indah, Statistik Deskriptif dan Induktif,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014
Tashakkori, Abbas dan Charles Teddie, Mixed Methodology
(Menggabungkan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif)
terj. Budi uspa Priadi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Tim Penulis, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahsa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka, 1990
Tubagus Wahyudi, The Secret of Public Speaking Era
Konseptual. 2013 Jakarta:P.U.B.L.I.S.H.E.R
Usman, Husaini, dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial,
PT Bumi Aksara : Jakarta, 2008
160
W.Gede Merta, Metode Penelitian, Fakultas Ekonomi Unwar,
2004
Yamin, Martinis.Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,
Jakarta: Tim Gunung Persada Press, 2007
Yanggo, Khuzaemah T, Pedoman Penulis Skripsi, Tesis,
Disertasi. Tanggerang: IIQ Press, 2011
Zuhriah, Nurul. Methodology Penelitian Sosial dan
Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksar, 2009.
Lampiran
CATATAN LAPANGAN (Field Notes)
Pertemuan ke 1
1. Pada hari sabtu, tanggal 12 Agustus pukul 18.00
peneliti sampai di tempat penelitian yakni di Kahfi
BBC Motivtor School Bintaro
2. Peneliti bertemu dengan kepala sekolah meminta izin
untuk melakukan wawancara dan izin untuk menyebar
angket kuisioner kepada responden (mahasiswa Kahfi
yang berprofesi sebagai guru)
3. Membuat jadwal wawancara dengan kepala sekolah.
4. Menyebar angket kuisioner dan mendapatkan 21
responden
5. Peneliti mengikuti kuliah umum kahfi bersama Prof .
Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA
6. Pukul 23.30 peneliti pulang
Pertemuan ke 2
1. Pada hari Minggu, tanggal 13 Agustus pukul 14.00
peneliti datang ke Kahfi BBC Motivator School untuk
mengumpulkan data responden.
2. Pada pukul 16.00 peneliti pulang
Pertemuan ke 3
1. Pada hari Senin, tanggal 14 Agustus pukul 18.00
peneliti datang ke kahfi untuk melakukan wawancara
dengan salah satu dosen pengajar public speaking yaitu
Ka Shofi di Kahfi BBC Motivator School Bintaro.
2. Wawancara dimulai perkiraan pada jam 19.30 sampai
20.30
Pertemuan ke 4
1. Pada hari selasa, tanggal 15 Agustus pukul 09.00
melakukan wawancara dengan kepala sekolah Kahfi
BBC Motivator School di Sekolah Dasar Islam At
Taqwa Pamulang.
2. Wawancara dimulai perkiraan pukul 09.30 sampai
11.00
PEDOMAN WAWANCARA
Pertanyaan yang akan diajukan kepada Kepala Sekolah Kahfi
BBC Motivator School.
1. Bagaimana sejarah awal mulanya Kahfi BBC Motivator
school didirikan?
2. Siapa saja yang bisa menjadi mahasiswa Kahfi BBC
Motivator School?
3. Apa saja mata kuliah yang ada di sekolah ini di Kahfi BBC
Motivator School?
4. Mengapa di Kahfi BBC Motivator School, untuk menjadi
Motivator mahasiswa dituntut untuk memiliki ilmu public
speaking?
5. Berkaitan dengan dikenalnya pembelajaran public speaking
era konseptual, menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud
dengan pubic speaking era konseptual tersebut?
6. Apakah ada kegiatan lain yang mendukung pembelajaran
public speaking di kahfi, seperti ekstrakulikuler, dsb?
7. Menurut Bapak/ Ibu, Apakah perlu/tidak seseorang belajar
public speaking? Berkaitan dengan banyak sekali diantara
kita yang tanpa belajar public speaking pun seseorang dapat
berbicara dengan baik di depan umum?
Pertanyaan yang diajukan kepada Pengajar Public Speaking di
Kahfi BBC Motivator School.
1. Seperti apa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran
public speaking era konseptual di Kahfi BBC Motivator
School?
2. Bagaimana teknik pembelajaran public speaking era
konseptual yang digunakan di Kahfi BBC Motivator
School?
3. Apa saja aspek yang dibutuhkan dalam public speaking?
4. Apa tujuan pembelajaran public speaking di Kahfi BBC
Motivator School bagi seorang motivator khususnya guru?
5. Apa perbedaan antara pembelajaran public speaking di
Kahfi BBC Motivator School dengan pembelajaran public
speaking lainnya?
6. Apakah ada kegiatan lain yang mendukung pembelajaran
public speaking di kahfi, seperti ekstrakulikuler, dsb?
7. Apakah ada kendala dalam mengajarkan tentang public
speaking tersebut?
8. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah dalam pembelajaran
public speaking seseorang yang berbakatlah yang bisa
mempelajarinya dengan baik? Apakah ada syarat tertentu
bagi seseorang untuk belajar public speaking?
Lampiran
Hasil wawancara dengan Informan
Hari/Tanggal : Senin, 14 Agustus 2017
Lokasi : SMP Islam Attaqwa Pamulang
Narasumber : M, Mamduh Nuruddin, S. S.I, M. Pd,
CHc, M. CHt (Kepala Sekolah Kahfi BBC Motivator School)
1. Bagaimana sejarah awal mulanya Kahfi BBC Motivator
school didirikan?
Awalnya Om Bagus (Founder Kahfi BBC
Motivator School berencana mengumpulkan remaja untuk
memakmurkan masjid dengan mengajak remaja sekitar
masjid untuk belajar bersama, dan dimulai dengan
mengajarkan bagaimana ilmu berbicara yaitu public
speaking, dengan syarat sholat lima waktu. Seiring
berjalannya pembelajaran tersebut semakin banyak pula
yang berminat dan Om Bagus pun mengajarkan ilmu- ilmu
yang beliau pahami, sehingga bukan hanya public speaking
yang diajarkan tetapi lebih luas lagi. Kemudian Om bagus
memutuskan perkumpulan tersebut menjadi sebuah kampus.
2. Siapa saja yang bisa menjadi mahasiswa Kahfi BBC
Motivator School?
Yang bisa menjadi mahasiswa kahfi adalah
siapapun yang mempunyai niat dan keinginan belajar di
Kahfi, Kahfi terbuka untuk setiap kalangan tanpa dipungut
biaya apapun selama perkuliahan. Namun siapapun yang
menjadi mahasiswa Kahfi maka harus mengikuti aturan
yang ada di Kahfi. Bahkan seluruh masyarakat pun sangat
boleh untuk mengikuti perkuliahan Kahfi, namun
dikarenakan tempat Kahfi itu sendiri tidak mampu
menampung banyak mahasiswa, oleh karena itu diaakannya
pengetestan atau penyeleksian.
3. Apa saja mata kuliah yang ada di sekolah ini di Kahfi BBC
Motivator School?
Peminat mahasiswa untuk kuliah di Kahfi semakin
banyak dikarenakan lengkapnya ilmu komunikasi yang
diajarkan. Antara teori dan praktik diajarkan dengan porsi
yang sama. Tiga tahun menempuh pendidikan di Kahfi, para
mahasiswa mendapatkan pelajaran kurang lebih sebanyak
30 mata kuliah. Termasuk mata kuliah magang dan tugas
akhir seperti halnya mata kuliah di universitas formal. Pada
semester pertama mereka belajar Psycho Fundamental,
semester dua belajar Ilmu Pikir, semester tiga Public
Speaking, semester empat Media, semester lima Hypnosis,
dan semester enam Hypnosis Al-Qur’an.
4. Berkaitan dengan dikenalnya pembelajaran public speaking
era konseptual, menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud
dengan pubic speaking era konseptual tersebut?
Public Speaking Era Konseptual itu dalam
praktiknya mempelajari bagaimana seorang pembicara itu
bukan hanya asal berbicara, tapi hal yang dibicarakan
tersebut haruslah hal yang baik, mengenal era konseptual di
mana pada era ini seorang yang memiliki konseplah yang
banyak didengar, berbeda dengan era Informasi sebelumnya
di mana orang yang berpendidikan yang didengar, ya, tentu
sampai saat ini pun orang yang memiliki ilmu atau
informasilah yang didengar, tetapi perlu di ketahui bahwa di
era konseptual, manusia memiliki oktan entertaintyang
sagat tinggi, apalagi sekarang ini sudah mulai masuk kepada
era digital dimana manusia terbiasa dengan hiburan yang
menyenangkan sehingga konsentrasi yang dimiliki manusia
akan terhabiskan atau manusia tersebut terbawa oleh gaya
hidup yang mengasyikan, maka seorang pembicara, salah
satunya yaitu guru, harus mampu memberikan entartaint
yang tinggi pula agar mampu mendapatkan perhatian dari
muridnya.
Dalam public speaking era konseptual tersebut saya
mengamati ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh
seorang public speaker yaitu:
a. Senang, seseorang dalam kondisi inilah dia mampu
menjadi pendengar yang baik, maka dalam public
speaking era konseptual dikenal dengan bagaimana
mempelajari simpati.
b. Selaras, seseorang yang mampu diperlakukan dengan
selaraslah yang mampu menerima informasi dari luar,
seseorang akan mendengarkan yang menurut mereka
selaras dengan apa yang diinginkannya. Oleh karena itu
diajarkan pula di Kahfi mengenai Instan Persuation
sebelum mempelajari public speaking era konseptual.
c. Analogi. Atau dapat disebut juga manualnya manusia. Di
mana dalam menangkap informasi yang didapatkannya
ketika manusia itu mendengar, manusia akan cenderung
mudah memahami ketika memiliki permisalan atau
contoh nyata yang masuk di akal. Namun untuk konteks
ini tidak bagi analogi qur’an.
d. Kekeluargaan. Hal tersebut juga dicontohkan oleh
Rasulullah, bagaiamana seseorang dalam menyampaikan
suatu pesan maka disesuaikan dengan kaum tersebut.
Oleh karena itu di Kahfi BBC Motivator School para
mahasiswa diajarkan dan ditumbuhkan sikap
kekeluargaan.
5. Apakah ada kegiatan lain yang mendukung pembelajaran
public speaking di kahfi, seperti ekstrakulikuler, dsb?
Ya, di Kahfi mahasiswa bahkan diwajibkan untuk
dapat mengikuti eksatrakulikuler, karena seorang motivator
yang akan menyampaikan banyak hal, maka harus memiliki
pula banyak keahlian dan seorang public speaker harus
memiliki banyak wawasan yang akan membantu seseorang
mampu berkomunikasi dengan baik.
6. Menurut Bapak/ Ibu, Apakah perlu/tidak seseorang belajar
public speaking? Berkaitan dengan banyak sekali diantara
kita yang tanpa belajar public speaking pun seseorang dapat
berbicara dengan baik di depan umum?
Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari
sangat dipengaruhi oleh kekuatan bawah sadarnya sehingga
dia lebih banyak ngomong daripada berbicara. Karena setiap
hari manusia melakukan berbagai aktivitasnya dengan
bawah sadar, lebih dari 80% dikuasai oleh bawah sadarnya,
sedangkan 20% oleh sadarnya. Itulah yang harus disadari,
dan untuk berbicara dengan baik, hal tersebut perlu diasah.
Sehingga jika kita katakan banyak orang yang dapat
berbicara di depan umum, ya, itu benar. Tetapi untuk
berbicara yang mampu memberikan pengaruh positif dalam
pembicaraannya itulah yang belum tentu orang dapat
lakukan.
Lampiran
Hasil wawancara dengan Informan
Hari/Tanggal : Senin, 14 Agustus 2017
Lokasi : Kahfi BBC Motivator School
Narasumber : Ka Shofi (Dosen Pengajar Public
Speaking di Kahfi BBC Motivator School)
Pertanyaan yang diajukan kepada Pengajar Public Speaking di
Kahfi BBC Motivator School.
1. Seperti apa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran
public speaking era konseptual di Kahfi BBC Motivator
School?
Kurukulum yang di gunakan dalam pembelajaran
public spekaing di Kahfi langsung dibuat oleh pendiri Kahfi
yaitu Om Bagus, beliau membuat kurukulum tersebut
dengan pembagian yaitu: yang pertama,public speaking
fundamental mempelajari bagaimana dasar-dasar teknik
yang dibutuhkan dalam public speaking, yang kedua yaitu
public speaking motivasi di mana seorang pembicara bukan
lagi hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mampu
menyampaikan hal yang dapat mebermanfaat bagi
kehidupan masyarakat.
2. Bagaimana teknik pembelajaran public speaking era
konseptual yang digunakan di Kahfi BBC Motivator
School?
Di Kahfi BBC Motivator School, sebelum mahasiswa
diajarkan public speaking bagaimana berbicara di depan
umum, mahasiswa kahfi terlebih dahulu mempelajari pshyco
fundamental, mempelajari bagaimana manusia itu mengenal
dirinya sendiri, sehingga terbentuklah mental yang baik.
Karena seorang pembicara yang baik harus memiliki jiwa
yang baik, bagaimana seseorang mampu mempengaruhi
orang lain pada hal yang positif jika dalam dirinya pun
seseorang tersebut berpikiran yang negatif. Setelah
mempelajari pshyco fundamntal memahami jiwa manusia
itu sendiri, mahasiswa kahfi sebelum menjadi seorang
pembicara harus mengetahui terlebih dahulu mengenai ilmu
pikir. Karena seorang pembicara berbicara kepada manusia
yang di mana manusia itu berpikir, maka tidak boleh asal
bicara, sebelum bebicara harus terlebih dahulu memikirkan
apa yang akan di bicarakannya. Jangan sampai pembicaraan
menjadi sia-sia karena dalam Islam pun manusia
diperintahkan untuk tidak berbicara sesuatu yang tidak
diketahuinya.
3. Apa tujuan pembelajaran public speaking di Kahfi BBC
Motivator School bagi seorang motivator khususnya guru?
Dalam Public speaking ada 3 hal yang menjadi
tujuan utama, yaitu pertama, to inform (untuk memberikan
informasi), kedua, to persued (untuk mempengaruhi) dan
yang ketiga, to entertaint (untuk menghibur/memberikan
kesan). Seorang guru harus mampu dalam menyampaikan
pelajaran di sekolah memenuhi hal-hal tersebut. Dan ketika
seorang guru mampu memenuhi hal tersebut maka menurut
saya guru tersebut berhasil dalam mengajar. Dan dapat
dikatakan profesional dalam konteks keberhasilan kelas.
Bahkan ketika seseorang yang tidak mengenyam bangku
perkuliahan namun dia mampu ketika berbicara di depan
memenuhi 3 tujuan public speaking tersebut maka tidak
ubahnya dia telah menjadi guru yang berhasil. Karena salah
satu syarat untuk menjadi seseorang yang profesional dalam
menjalankan jabatannya yaitu mampu melakukan konteks
public speaking yang baik. Setiap dia berbicara selalu
menyenangkan, memberikan motivasi, selalu ada solusi,
selalu ada pola pikir yang baik yang disampaikannya.
4. Apakah ada kendala dalam mengajarkan tentang public
speaking tersebut?
Pembelajaran public speaking itu sendiri sebenarnya
kaitannya dengan ilmu praktik. Beda dengan belajar
matematika atau belajar sejarah yang bisa diselesaikan
dengan rumus dan didapatkan hasilnya pada saat itu juga,
atau dengan menghafalnya sudah cukup. Belajar public
speaking sangat ditentukan keberhasilannya dengan
sebarapa sering melakukan praktik. Semakin sering dilatih
maka semakin baik pula kemampuan public speaking
tersebut, begitupun tidak akan ada perubahan yang besar
jika tidak melatih dirinya untuk public speaking.
5. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah dalam pembelajaran
public speaking seseorang yang berbakatlah yang bisa
mempelajarinya dengan baik? Apakah ada syarat tertentu
bagi seseorang untuk belajar public speaking?
Menurut saya, siapapun bisa mempelajari public speaking
dan siapapun dapat menjadi pembicara atau public speaker
yang handal. Sebelumnya, jujur. Saya termasuk orang yang
tidak ahli dalam berbicara, dan setelah saya belajar banyak
di Kahfi, kualitas dan kemampuan berbicara saya di depan
umum sangat meningkat, saya mulai pede dan nyaman
ketika berbicara di depan umum. Saya yakin bahwa
siapapun yang memiliki keinginan kuat untuk belajar dan
memiliki niat yang baik akan Allah permudah dalam belajar.
Apalagi pada dasarnya manusia sudah mampu berbicara,
namun terkadang banyak yang belum menyadari bahwa
manusia butuh memahami caranya, agar apa yang
disampaikan dapat mempengaruhi orang lain ke dalam hal
yang baik.
ANGKET RESPONDEN
KAHFI BBC MOTIVATOR SCHOOL BINTARO
Nama Mahasiswa : ...........................................................
Alamat Asal : ............................................................
Profesi : ............................................................
Petunjuk Pengisian
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
No Aspek yang dinilai Ya Tidak Kadang-
kadang
1 Apakah Anda merasa senang
belajar bersama guru di Kahfi
BBC Motivator School?
2 Apakah Anda merasa semangat
untuk belajar di Kahfi BBC
Motivator School?
3 Apakah Anda sering termotivasi
setelah mendengar penjelasan
guru di Kahfi BBC Motivator
School?
4 Apakah Anda merasa mudah
memahami penjelasan dari guru
di Kahfi BBC Motivator School
?
5 Apakah materi yang
disampaikan berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari Anda?
6 Menurutmu, apakah
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru yang telah belajar
public speaking begitu
mengesankan dan tidak mudah
mengantuk?
7 Apakah Anda sering mengikuti
apa yang diperintahkan guru?
8 Apakah Anda menghormati guru
dan menjalin hubungan
berkualitas dengan guru di Kahfi
BBC Motivator School?
9 Apakah guru di Kahfi BBC
Motivator School mengajar
dengan ekspresif?
10 Apakah guru di Kahfi BBC
Motivator School dalam
menyampaikan materi membuat
jenuh?
11 Apakah Guru di Kahfi sering
mengajarkan tentang nilai-nilai
kehidupan?
12 Apakah dengan adanya ice
breaker dan energizer Anda
lebih bersemangat untuk
memperhatikan guru?
13 Apakah dengan closing power
penjelasan guru menjadi lebih
jelas dan mudah diingat?
14 Apakah Anda fokus kepada guru
yang sedang menjelaskan?
15 Apakah selama pembelajaran
berlangsung guru dapat
menjadikan suasana kelas
komunikatif?
16 Apakah menurutmu acting
membantu guru dalam
menyampaikan materi?
17 Apakah dengan memainkan
voice (suara) penyampaian
materi menjadi lebih menarik?
18 Apakah mimik dan gesture
membantu memudahkan
pemahaman ketika materi
disampaikan?
19 Apakah ada perbedaan antara
guru telah belajar public
speaking dengan yang tidak
belajar public speaking?
20 Apakah guru diakhir perkuliahan
menanyakan materi yang belum
dipahami oleh Anda?
Jazaakumullah khairan katsiraa, semoga Allah Swt
memberikan balasan pahala atas setiap kebaikan yang telah
diberikan. 😊
Tanda Tangan
Responden