PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA...

60
PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah, MA. Alfianti Saut Tehuayo PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) A M B O N 2017

Transcript of PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA...

Page 1: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR

AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEMESTER III FITK IAIN AMBON

Hasil Penelitian

Ditulis Oleh:

Maimunah, MA.

Alfianti Saut Tehuayo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

A M B O N

2017

Page 2: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

xii

ABSTRAK

Ajaran Islam memberikan penghargaan yang luar biasa terhadap mereka

yang belajar membaca al-Qur’an. Belajar membaca al-Qur’an merupakan tamu

Allah Swt. Forum, majelis, atau halaqah-nya akan selalu dkerumun para malaikat

dalam rangka menurunkan rahmat dan kesentosaan. Berbicara mengenai akhlak

maka tidak akan terlepas dari perilaku-perilaku manusia baik itu baik yang dikenal

dengan akhlak baik maupun perilaku buruk yaitu ahklak yang buruk. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui peranan Ma’had al-Jam’ah dalam bimbingan

belajar al-Qur’an mahasiswa pelajaran pendidikan agama Islam Semester III pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon. Serta untuk mengetahui

faktor pendukung dan penghambat kegiatan Ma’had al-Jam’ah dalam bimbingan

belajar al-Qur’an mahasiswa pelajaran pendidikan agama Islam Semester III pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.

Tipe penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan

data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan instrumen penelitian

adalah peneliti sendiri dalam memperoleh data-data lapangan. yaitu penelitian

yang menggambarkan tentang bimbingan belajar al-Qur’an dalam pembentukan

akhlak mahasiswa pelajaran pendidikan agama Islam semester II pada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon. Subjek dalam penelitian ini adalah 3

orang pengajar serta mahasiswa PAI sebanyak 12 orang yang diambil dari

semester III.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peranan Ma’had al-Jamiah melalui

bimbingan belajar al-Qur’an di Ma’had al-Jamiah IAIN Ambon yaitu untuk

menjadikan mahasiswa mampu dan lancar membaca al-Qur’an dengan baik dan

benar, serta mahasiswa mamppu berkepribadian secara Islami sehingga karakter

mahasiswa IAIN Ambon dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan peran Ma’had al-Jam’ah

dalam pembentukan akhlak mahasiswa PAI melalui bimbingan belajar al-Qur’an

berupa ilmu-ilmu agama yang harus dimiliki oleh mahasiswa, adanya aturan

yang jelas dari pihak lembaga untuk mengakomodir permasalahan terkait

dengan akhlak tersebut berupa bimbingan dan pengarahan yang baik kepada

mahasiswa. Sedangkan mengenai faktor penghambat adalah merasa kesulitan

dalam membimbing para mahasiswa karena kurangnya para pengajar, kurangnya

perhatian pemimpin dalam menajadikan mahasiswa merasa acau serta tidak

memperhatikan kegiatan tersebut, serta mahasiswa yang kurang memiliki minat

untuk belajar di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon.

Kata Kunci : Bimbingan Belajar Al-Qur’an

Page 3: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................

Halaman Persetujuan ............................................................................................

Pernyataan Keaslian Skripsi .................................................................................

Motto dan Dedikasi ............................................................................................

Kata Pengantar ....................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................

Daftar Tabel .........................................................................................................

Daftar Lampiran ..................................................................................................

Abstrak ..................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................

E. Defenisi Operasional ........................................................................

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Tadarus Al-Qur’an Al-Karim ............................................................

1. Pengertian Belajar Al-Qur’an Al-Karim ......................................

2. Keutamaan Belajar Al-Qur’an .......………………………………

3. Adab Atau Etika Belajar Al-Qur’an ..........……….........................

4. Pengaruh Belajar Al-Qur’an Terhadap Jiwa Manusia ...……....

B. Konsep Dasar Akhlak ...............................………………….....……

1. Pengertian Akhlak ........................................………..………..

2. Sumber, Macam dan Tujuan Akhlak ......................................

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian........................................................................................

B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................

C. Subjek Penelitian .................................................................................

i

ii

iii

iv

v

viii

x

xi

xii

1

7

8

8

9

11

11

12

14

17

19

19

23

27

27

28

Page 4: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

ix

D. Instrumen Penelitian .............................................................................

E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................

F. Teknik Analisis Data...............................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Mahad al-Jamiah IAIN Ambon ..................................................

B. Hasil Penelitian .......................................................................................

C. Pembahasan .............................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................

B. Saran .......................................................................................................

Daftar Pustaka ..........................................................................................................

Lampiran-Lampiran ..................................................................................................

24

25

25

25

27

28

30

30

31

32

33

34

35

40

45

46

47

49

24

25

25

25

27

28

30

30

31

32

33

34

35

40

45

46

47

49

24

25

25

25

27

28

30

30

31

32

33

34

35

40

45

46

47

49

27

27

28

31

36

45

52

53

54

56

Page 5: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat manusia diciptakan oleh Allah swt di muka bumi ini adalah sebagai

khalifah. Keberadaannya di dunia ini disertai dengan aturan-aturan, dan Islam

sebagai agama terakhr umat manusia telah mengajarkan hal itu. Kehadiran agama

Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad Saw, diyakini dapat menjamin

terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya

terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi

hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya.1

Aturan-atauran tersebut dalam Islam terkandung di dalam sebuah kitab suci,

yaitu al-Qur’an, dan juga dalam Sunnah Rasul. Al-Qur’an merupakan kitab suci

umat Islam yang menjadi sumber pokok ajaran Islam.

Sebagai sumber utama ajaran Islam, al-Qur’an diyakini dari Allah dan

mutlak benar.2 Keberadaan al-Qur’an sangat dibutuhkan oleh manusia. Di

dalamnya terdapat petunjuk mengenai segala sesuatu, namun petunjuk tersebut

terkadang datang dalam bentuk global, sehingga diperlukan pengolahan dan

penalaran akal manusia (penafsiran).3

Agama Islam merupakan agama yang diridhai Allah Swt. Ajaran bersifat

universal, dikatakan demikian karena Islam merupakan agama yang ajarannya

1Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 2001), hlm. 1.

2Katakan roh suci (Jibril) membawakannya turun dengan kebenaran dari Tuhanmu untuk

meneguhkan hati orang yang percaya dan untuk menjadi petunjuk serta kabar gembara bagi

orang-orang yang bersukur. Lihat Al-Qur’an Surat al-Nahl, 16:102). 3Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, h. 71.

Page 6: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

2

mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik itu kehidupan di dunia maupun

kehidupan di akhirat nantinya. Semua ajaran Islam terhimpun di daalam al-Qur’an

sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat muslim. al-Qur’an adalah kalam

Allah dan merupakan mukjizat (bukti kebenaran ajaran Islam), yang barang siapa

membacanya akan bernilai ibadah.4 Sebagaimana Allah swt berfirman dalam Q.S.

al-A’raaf, 7:204.

Terjemahnya: Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, Maka dengarkanlah baik-baik,

dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.5

Penjelasan ayat di atas, bahwa jika dibacakan al-Qur’an kita diwajibkan

mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang

maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum boleh

membaca al-Fatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat al-Qur’an.

Secara mutlak, al-Qur’an merupakan perkataan yang paling agung dan

paling mulia.6 Segala perintah dan larangan Allah Swt tersurat didalamnya.

Membaca, menulis, mengkaji serta memahami makna yang terkandung dalam al-

Qur’an dinilai sebagai suatu ibadah.

Pembelajaran al-Qur’an telah dimulai sejak zaman Nabi. Setiap kali Nabi

mendapatkan wahyu, maka Nabi mengumpulkan para sahabat untuk

menyampaikan wahyu tersebut dan mengajarkan isinya. Pada zaman dikenal

4Ajat Sudrajat, Din Al-Islam, (Yogyakarta: UPP IKIP, 1998), hlm. 238.

5Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Kathoda, 2005), hlm. 238.

6Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 18.

Page 7: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

3

istilah Majelis al-Rasul.7 Di tempat dan pada waktu inilah, Nabi menyampaikan

wahyu kepada para sahabat, dan kemudian para sahabat mengajarkan kepada para

tabi’in sampai di luar kota Mekkah. Hal itu berlanjut sering dengan berkembang

Islam ke negara-negara lain. Dengan demikian, mulai saat itu pembelajaran al-

Qur’an berlangsung di setiap wilayah di mana umat Islam tinggal.

Al-Qur’an dengan bahasa Arabnya memiliki keistimewaan tersendiri bagi

umat Islam di Indonesia harus belajar dan mengenal huruf-huruf Hijaiyah.

Dengan demikian diperlukan program pendidikan yang dirancang secara

sistematik untuk memberikan kemampuan membaca al-Qur’an bagi umat Islam di

Indonesia.

Pembelajaran al-Qur’an di Indonesia telah dimulai bersamaan dengan

masuknya agama Islam di Indonesia. Bahkan pendidikan ini merupakan

pendidikan non formal yang pertama dan lebih tua dari sistem pendidikan pondok

pasantren. Pembelajaran al-Qur’an pada saat itu merupakan embrio yang pada

gilirannya melahirkan pondok pasantren. Hal ini dapat dilihat dari kebiasan umat

Islam di sebagian daerah di Indonesia yang memisahkan anak laki-laki berumu 7

tahun atau lebih dari ibunya. Mereka mulai bermalam di masjid atau di surau

untuk belajar al-Qur’an pada guru yang ada di surau tersebut.8 Adapun materi

yang diajarkan tidak hanya membaca al-Qur’an saja tetapi juga ibadah (seperti

latihan shalat, wudhu dan sebagainya), keimanan dan juga akhlak.9

7“Majelis al-Rasul” merupakan suatu majelis atau tempit yang digunakan oleh Nabi untuk

menyampaikan wahyu kepada para sahabat. Setiap kali Nabi menerima wahyu, beliau

menyampaikan kepada para sahabat melalui majelis-majelis tersebut. 8Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1979),

hlm. 34. 9Ibid., hlm 35.

Page 8: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

4

Perkembangan selanjutnya, lembaga pendidikan non formal banyak

mengalami hambatan sering munculnya lembaga-lembaga pendidikan formal,

sehingga keadaannya sangat memperhatikan dan banyak umat Islam menglami

buta huruf al-Qur’an.

Al-Qur’an juga memilki hikmah-hikmah tersendiri ketika seseorang

membaca atau bahkan mendengarkan ayat al-Qur’an dibacakan. Hal ini

menunjukan bahwa al-Qur’an mempunyai keagungan dan kemuliaan tersendiri.

Dengan demikian, aktivitas tadarus tersebut hendaklah dijadikan sebuah rutinitas

yang sangat diutamakan. al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang sangat

pokok. Di dalamnya dijelaskan segala sesuatu tentang Islam dan ajarannya,

termasuk amalan-amalan keagamaan tidak terkecuali aktifitas bimbingan belajar

al-Qur’an yang sering dilakukan umat muslim.

Pengertian yang lebih luas, pemaknaan tadarus tidak hanya sebatas

membaca al-Qur’an saja, tetapi mempelajari makna ayat, mendengarkan serta

menyimak bacaan ayat al-Qur’an pun dapat dikategorikan sebagai aktivitas

bimbingan belajar al-Qur’an. Pembiasaan bimbingan belajar al-Qur’an memiliki

banyak manfaat bagi yang mengamalkannya. Membaca al-Qur’an bukan saja

amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat penawar rasa gelisah, pikiran kusut,

murani tidak tentram dan sebagainya.

Membaca al-Qur’an diibaratkan komunikasi dengan Allah Swt. Otomatis,

dengan komunikasi itu, orang yang membaca al-Qur’an jiwanya akan tenang dan

Page 9: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

5

tentram.10

Maka oleh karena itu, apabila seseorang ingin merasakan jiwa yang

tenang dan tentram, hendaknya memperbanyak membaca al-Qur’an. Al-Qur’an

secar harfiah merupakan “bacaan sempurnaan” merupakan suatu nama pilihan

Allah Swt yang paling tepat. Dikatakan demikian karena al-Qur’an merupakan

sumber bacaan yang paling agung, mulia, dan tidak ada yang dapat menandingi

kalamullah (firman Allah Swt) tersebut.

Ajaran Islam memberikan penghargaan yang luar biasa terhadap aktivitas

bimbingan belajar al-Qur’an dan semaan al-Qur’an. Peserta bimbingan belajar al-

Qur’an dan semaan al-Qur’an merupakan tamu Allah Swt. Forum, majelis, atau

halaqah-nya akan selalu dikerumun para malaikat dalam rangka menurunkan

rahmat dan kesentosaan.11

Berbicara mengenai akhlak maka tidak akan terlepas dari perilaku-perilaku

manusia baik itu baik yang dikenal dengan akhlak baik maupun perilaku buruk

yaitu ahklak yang buruk. Dimana kita sering melihat bagaiman perilaku kaum

muda bukan saja di Indonesia tetapi di seluruh dunia ini sudah terangsang oleh

kegemaran berfoya-foya dan bersenang-senang. Sebagai akibatnya sangat

melemahkan rasa hormat terhadap kewajiban dan tradisi serta rasa hormat

terhadap orang tua. Kemorosatan akhlak semacam itu banyak terjadi dikalangan

generasi mudah terpelajar, terutama mereka yang menghabiskan masa remaja dan

kepemudahannya di sekolah-sekolah asing. Untuk menjadi guru pembimbing al-

Qur’an yang berkelayakan dituntut persyaratan formal juga harus mempunyai

10

Abu Laila dan Thohir, Al-Qur’an dan Pembelajarannya, (Bandung Al-Ma’arif, 1983),

hlm. 87. 11

M. Quraish Sihab, Mukjizat Al-Qur’an ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmia dan

Pemberitahuan Gaib, Bandung: Mizan, 2001), hlm 21.

Page 10: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

6

kepribadian dan perilaku yang baik. Sebab tugas guru pembimbing adalah

memberikan bantuan dan contoh kepada sang pembimbing untuk dapat

mengatasi dan memecahkan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi

mahasiswa. Oleh sebab itu, seorang sosok guru pendidikan agama Islam yang

merupakan panutan akan ditiru harus memiliki perilaku dan dedikasi yang tinggi

dan terpuji, maka di sini pula seorang guru pembimbing tidak hanya profesional

tetapi juga harus profesional dalam menjalankan tugasnya. Karena seorang guru

bimbingan konseling akan diperhadapkan dengan berbagai keadaan mahasiswa

dengan latar belakang kehidupan sosial, psikologi dan kepribadian serta perilaku

dan karakteristik yang beraneka ragam.

Pendidikan agama Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia

dalam rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam

kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Menurut Ahmad

Dadang Marimba, pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani

berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya

kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain

seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah

kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam,

memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan

bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.”12

12

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet.II; Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999),

hlm. 9.

Page 11: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

7

Bimbingan belajar al-Qur’an hendaknya dijadikan suatu aktivitas rutin umat

muslim sebagai bentuk aktualisas dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

Swt. Erat kaitannya dengan uraian-uraian tentang pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di kampus IAIN Ambon dalam hal ini pada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian kaitannya

dengan masalah di atas dengan mengangkat judul: “Peranan Ma’had al-Jam’ah

dalam Bimbingan Belajar al-Qur’an Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam

Semester III pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.”

B. Rumusan Masalah

Melalui latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam

permasalahan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan Ma’had al-Jam’ah dalam bimbingan belajar al-Qur’an

mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Semester III pada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon ?

2. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat Ma’had al-Jam’ah

dalam bimbingan belajar al-Qur’an mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama

Islam Semester III pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN

Ambon ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui :

Page 12: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

8

1. Peranan Ma’had al-Jam’ah dalam bimbingan belajar al-Qur’an

mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Semester III pada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kegiatan Ma’had al-Jam’ah

dalam bimbingan belajar al-Qur’an mahasiswa Jurusan Pendidikan

Agama Islam Semester III pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

IAIN Ambon.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pembaca

yaitu sebagai berikut:

1. Secara teoritik ilmiah

a) Untuk digunakan sebagai dasar memecahkan masalah yang timbul

yang berhubungan dengan aktivitas bimbingan belajar al-Qur’an dalam

pembentukan akhlak mahasiswa pendidikan agama Islam siswa

semester III pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.

b) Sebagai dasar untuk menjadikan bimbingan belajar al-Qur’an sebagai

salah satu cara untuk membentuk akhlak mahasiswa.

c) Memberikan bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada instansi

terkait dalam pengambilan kebijakan selanjutnya.

2. Secara teoritik praktis

Sebagai bahan acuan bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut,

dalam tahap hal yang sama guna untuk menjadikannya sebagai referensi.

Page 13: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

9

E. Defenisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dan membatasi masalah

yang akan diteliti, maka perlu ditegaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Peran

Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses

ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan, keikutsertaan secara aktif maupun

mengikuti partisipasi.

2. Kegiatan

Kegiatan menurut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah suatu perbandingan yang menunjukan hasil bagian produksi yang

dilanggar dan yang senyataan telah diselesaikan.

3. Bimbingan Belajar Al-Qur’an

Bimbingan Belajar Al-Qur’an adalah suatu proses kegiatan belajar

dan membaca al-Qur’an yang dilakukan bersama-sama.13

4. Akhlak

Akhlak di sini yang penulis maksudkan adalah sikap maupun

perilaku mahasiswa yang terpuji, yang menjadi secara spontan sehingga

mahasiswa tersebut dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh

agama Islam.14

Yang dimaksud peneliti dalam judul ini adalah proses pengarahan

dan bimbingan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik untuk

membaca Al-Qur’an Al-Karim bersama-sama dengan para mahasiswa

13

Sulcan Yasin, Kamus Lengakap Bahasa Indinesia, (Surabaya: Amanah, 1997), hlm. 447. 14

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia hlm. 666.

Page 14: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

10

maupun guru sehingga kebersamaan dalam melakukan bimbingan belajar

al-Qur’an tersebut dapat membentuk peribadi mahasiswa yang baik guna

mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam hal pembentukan

akhlak mahasiswa agar lebih baik sesuai dengan harapan guru, orang tua

lebih-lebih adalah Allah Swt yang sesuai dengan ajaran Islam yang ada

dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Page 15: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Pengertian Akhlak Secara Etimologi, perkataan "akhlak" berasal dari

bahasa Arab jamak dari bentuk mufradnya "Khuluqun" yang menurut

bahasa diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

"khalkun" yang berarti kejadian, serta erat hubungan" Khaliq”

Yang berarti Pencipta dan "Makhluk" yang berarti yang diciptakan.1 baik

kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai di dalam Q.S. Al-Qalam,

(68): 4. sebagai berikut:

Terjemahnya: ”Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi

pekerti yang agung.2

Sedangkan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar mengemukakan

pengertian akhlak sebagai berikut :

a. Menurut Ahmad Amin, mengatakan bahwa orang mengetahui bahwa yang

disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila

membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak. Menurut saya,

1Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, hlm. 1.

2Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemah, (Semarang, : CV.Toha

Putra, 1989), hlm. 960.

Page 16: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

12

kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah

imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang

sehingga mudah melakukannya, Masing-masing dari kehendak dan

kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu

menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan besar inilah yang

bernama akhlak.3

b. Ibnu Miskawaih dalam Zahruddin A.R., mengatakan bahwa akhlak

adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu.”4

c. Imam Al-Ghazali dalam Zahruddin A.R., mengatakan bahwa akhlak adalah

suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai

perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran

dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik

dan terpuji, baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang

baik. Dan jika lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut

akhlak yang buruk.”5

Diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak

sebagaimana tersebut di atas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling

melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam

perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran

lagi dan sudah menjadi kebiasaan.

3Zahruddin A.R, Pengantar Ilmu Akhlak, (Cet.I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2004),

hlm. 4-5. 4Zahruddin A.R., Pengantar Ilmu Akhlak, hlm. 4.

5Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf,., hlm. 29.

Page 17: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

13

Dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islam, secara

sederhana akhlak Islami diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam

atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlak

menempati posisi sebagai sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan

yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sumbernya

berdasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka

akhlak Islam juga bersifat universal.6

Definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa; akhlak Islam bersifat

mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan

mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental, serta tujuan berakhlak yang

baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan

akhlak lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan

manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan dengan

Allah swt, manusia dan alam raya.

2. Sumber, Macam dan Tujuan Akhlak

a. Sumber Akhlak

Persoalan "akhlak" di dalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat

dalam al-Hadits. Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah

merupakan sistem moral atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni

bertitik tolak dari aqidah yang diwahyukan Allah kepada Nabi atau

Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya. Akhlak

6H.A. Mustofa, AkhlakTasawuf, (Cet.I; Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 147.

Page 18: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

14

Islam, karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepada

kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari

pada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok dari

pada akhlak adalah al-Qur'an dan al-Hadits yang merupakan sumber utama

dari agama itu sendiri.7

Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk

dijadikan teladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-

sahabat Beliau yang selalu berpedoman kepada al-Qur'an dan as-Sunah

dalam kesehariannya.

b. Macam-macam Akhlak

1) Akhlak Al-Karimah / Mahmudah

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat banyak

jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan

Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu: akhlak terhadap Allah; b) akhlak

terhadap diri sendiri; dan c) akhlak terhadap sesama manusia.8

2) Akhlak Al-Mazmumah

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai

lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut

di atas. Dalam ajaran Islam dijelaskan secara terperinci dengan

tujuan, agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui

cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam

7Ibid., hlm.149.

8H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf,. hlm. 49-57.

Page 19: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

15

dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

berbohong, takabur (sombong), dengki, bakhil atau kikir.

Dalam tugas tesis yang dikarang oleh Mokhsin kaliky menjelaskan

macam-macam akhlak, akhlak terdiri dari dua macam, yaitu:9

1) Akhlamk baik

Akhlak yang baik sering pula diartikan dengan kebiasaan-

kebiasaan yang terpuji yang dinampakkan oleh setiap indivu dalam

interaksi sosial tampa direncanakan dan tampa persiapan yang

disengaja sehingga dinamakan dengan; أخآلق الكريمة .

2) Akhlak tercela

Adapun yang dimaksud dengan akhlak tercela yaitu kebiasaan-

kebiasaan yang mewarnai aktifitas suatu individu dalam interaksi

sosial dengan suatu tindakan-tindakan yang melanggar aturan-aturan

atau norma baik dalam norma agama, norma kesusilaan, norma

kesopanan, dan norma hukum yang tanpa disadari dan direncanakan

akan timbul dengan sendirinya yang melekat pada diri individu,

akhlak ini disebut dengan أخآلق السيءة .

Dari kedua sifat di atas sebagaimana yang penulis uraikan maka

dapatlah diambil kesimpulan bahwa akhlak ada dua yaitu akhlak baik

dan akhlak yang tercela, pada kedua akhlak yang tersebut di atas

memiliki ciri-ciri masing-masing yaitu sebagai berikut :

9Mokhsin Kaliky, Pendidikan Akhlak, (Makalah, Program Studi Pascasarjana IAIN Ambon,

2013), hlm 15.

Page 20: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

16

1) Ciri-ciri akhlak baik

a) Setiap individu selalu menampakkan kegiatan-kegiatan atau

aktivitas yang berdasarkan akal sehat, ilmu yang baik, dan

pendidikan yang baik pula

b) Setiap individu yang memiliki akhlak yang baik pada dirinya

timbul ide-ide yang baik pula berdasarkan pemikiran yang

mantap. Contoh, sering melaksanakn shalat dan lemah lembut

dalam bertutur kata, selalu menghargai orang lain sebagai

penghormatan kepada sesama makhluk ciptaan Allah SWT. 10

2) Ciri-ciri akhlak tercela

a) Setiap individu senantiasa menampakkan kegiatan-kegiatan

atau aktivitas yang melanggar aturan-aturan atau norma yang

berlaku.

b) Hampir semua kegiatan menjurus pada hal-hal yang negatif

menurut aturan yang berlaku. Contoh, kebiasaan mencuri milik

orang lain dianggap hal yang wajar, mudah mencaci dan

memaki orang lain, serta tidak terpengaruh oleh nasehat-

nasehat yang datang dari berbagai pihak.11

Dari sinilah dapat kita ketahui bahwa dalam suatu kelompok

masyarakat hanya ada dua tingkatan yang membedakan antara

yang satu dengan yang lain yaitu melalui kenampakan-

kenampakan akhlak yang dimiliki oleh masing-masing individu,

10

Ibid., hlm. 18. 11

Ibid. hlm. 20.

Page 21: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

17

ada yang berperangai sopan dan beriman sehingga disebut orang

yang memiliki akhlak yang baik, dan ada pula yang berperangai

kasar dan congkak sehingga disebut orang yang memiliki akhlak

tercela.

c. Tujuan Akhlak

Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk

manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan

perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana,

sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain

pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki

keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat,

keadaan, pelajaran, aktivitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan

setiap pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di

atas segala-galanya.12

Tujuan utama dari pendidikan Islam ialah, pembentukan akhlak

dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral

bukan hanya sekedar memenuhi otak siswa dengan ilmu pengetahuan

tetapi tujuannya ialah, mendidik akhlak dengan memperhatikan segi-segi

kesehatan, pendidikan fisik dan mental, perasaan dan praktek serta

mempersiapkan anak-anak menjadi anggota masyarakat.

Adapun tujuan pendidikan akhlak secara umum yang dikemukakan

oleh para pakar pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

12

H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,. hlm. 115.

Page 22: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

18

1. Tujuan pendidikan akhlak menurut Muhammad Sidiq, “Tujuan

tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan kebahagiaan dua

kampung (dunia dan akhirat), kesempurnaan jiwa bagi individu, dan

menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan dan keteguhan bagi

masyarakat”. Pada dasarnya apa yang akan dicapai dalam pendidikan

akhlak tidak berbeda dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri.

2. Tujuan pendidikan akhlak menurut Muhammad Dubhay, “Tujuan

pendidikan budi pekerti adalah membentuk manusia yang berakhlak

(baik laki-laki maupun wanita) agar mempunyai kehendak yang kuat,

perbuatan-perbuatan yang baik, meresapkan fadhilah (ke dalam

jiwanya) dengan meresapkan cinta kepada fadhilah (ke dalam jiwanya)

dengan perasaan cinta kepada fadhilah dan menjauhi kekejian (dengan

keyakinan bahwa perbuatan itu benar-benar keji).

3. Tujuan pendidikan akhlak menurut Mahmud Yunus “Tujuan

pendidikan akhlak adalah membentuk putra-putri yang berakhlak

mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, berkemauan keras, beradab,

sopan santun, baik tingkah lakunya, manis tutur bahasanya, jujur

dalam segala perbuatannya, suci murni hatinya”.

4. Barmawie Umary dalam bukunya materi akhlak menyebutkan bahwa;

tujuan berakhlak adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan

sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.13

13

Barnawie Umary, Materi Akhlak, (Surakarta : CV. Ramadhani Solo, 1988), hlm. 2

Page 23: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

19

Tujuan di atas selaras dengan tujuan pendidikan Nasional yang

tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003, bab II, Pasal 3 dinyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka

mencerdaskan anak bangsa, bertujuan untuk berkembangkannya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.14

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut mengisyaratkan

bahwa fungsi dan tujuan pendidikan adalah sebagai usaha mengembangkan

kemampuan serta meningkatkan mutu pendidikan dan martabat manusia

baik secara jasmaniah maupun rohaniah.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa; tujuan akhlak pada

prinsipnya adalah untuk mencapai kebahagian dan keharmonisan dalam

berhubungan dengan Allah SWT, di samping berhubungan dengan sesama

makhluk dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai

makhluk yang tinggi dan sempurna serta lebih dari makhluk lainnya.

Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, tidak

berlebihan apabila dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian

Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama.

Sehingga nilai-nilai akhlak, keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam

adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama. Sebagaimana

14

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Surabaya, PT Kesindo Utama), hlm. 18.

Page 24: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

20

yang telah diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw, kepada kita

sebaigaimana tercanum dalam sebuah hadis yaitu sebagai berikut :

Artinya:

Abdullah telah menceritakan kepada kami, telah menceritakan kepadaku

ayahku, telah menceritakan kepada kami Said bin Mansur, berkata telah

menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Muhammad

bin Ajlan dari Alqa’qa bin Hakim, dari Abi Shalih, dari Abi Hurairah

berkata Rasulullah Saw Bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk

menyempurnakan kesalihan ahlak. (H.R. Ahmad).15

Membahas persoalan akhlak, yang melintas dalam fikiran adalah sederetan

tingkah yang cenderung dipahami sebagai bersifat lahiriah semata. Namun,

cakupan makna yang dikandung oleh akhlak itu tidak sesempit itu. Makna akhlak

dalam kerangka yang luas ini dapat dikaitkan dengan ajaran profetik Rasulullah

yang memfokuskan misinya pada aspek akhlak. Dengan demikian, hadits tersebut

tidak bertentangan dengan kenyataan sejarah bahwa misi pertama Rasulullah

adalah meluruskan kidah umat yang telah lama mengalami proses pembengkokan.

Akhlak yang merupakan bentuk plural dari kata hulq, secara etimologi

sering diartikan sebagai tabi’at, kabiasaan, perangi atau bahkan agama.

Mmengacu pada batasan etimologi pertama, akhlak lebih dipahami sebagai

15

Umi Sumbulah, Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis, (Cet.I, Malang, PT UIN

Malang Press 2008), hlm 49.

Page 25: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

21

tingkah laku dan kelakuan, sementara jika dipahami dalam batasan bahasa yang

kedua, akhlak tidak hanya mencakup kelakuan, namun juga menyangkut seluruh

muatan agama, baik aqidah, ibadah maupun akhlak yang dipahami sebagai cabang

dari Islam itu.16

Berdasarkan kedua batasan etimologi di atas, penulis memahami akhlak

dalam kerangka yang lebih umum, yakni; bahwa cakupan akhlak itu tidak hanya

pada perilaku seseorang dalam hubungan dengan sesamanya, melainkan

mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada

sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak

bernyawa).

B. Bimbingan Belajar Al-Qur’an

1. Pengertian Bimbingan Belajar Al-Qur’an

Bimbingan belajar al-Qur’an adalah suatu kegiatan belajar membaca al-

Qur’an yang dilakukan bersama-sama.17

Kata al-Qur’an berasal dari bahasa Arab

yang berarti membaca, belajar.18

Setiap mukmin mempercayai al-Qur’an mempunyai kewajiban dan

tanggung jawab itu ialah membacanya dan mengajrkannya. Rasulullah Saw, telah

mengatakan “yang sebaik-baik kamu ialah orang mempelajari al-Qur’an dan

mengajarkannya”.19

Jadi belajar al-Qur’an itu merupakan kewajban yang utama

bagi setiap mukmin, bagitu juga mengajarkannya. Belajar al-Qur’an itu dapat

16

Ibid., hlm 50. 17

Sulcen Yunus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hlm. 447. 18

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hildakarya Agung, 1989), hlm.126. 19

Abil Husen Muslim bin Al-Hajaj Al-Imam, Sholeh Muslim Juz I, (Maktahul Darlan

Indonesia 1997), hlm. 550.

Page 26: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

22

dibagi kepada beberapa tingkat, yaitu belajar membaca dengan baik, belajar arti

maksudnya dan terakhir belajar menghafal diluar kepala.

Pada tingkat belajar mempelajari dan membaca al-Qur’an dengan baik,

hendaklah sudah merat dilaksanakan, sehngga tidak ada lagi orang yang buta

huruf al-Qur’an dikalangan masyarakat Islam.20

2. Keutamaan Beajar Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kita suci yang diturunkan Allah kepada Nabi muhammad

Saw sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di

dalamnya terkumpul wahyu Allah Swt, yang menjadi petunjuk, pedoman dan

pelajaran bagi siapa yang mempercayainya serta mengamalkan.

Setiap mukmin membaca al-Qur’an saja sudah termasuk amal yang sangat

mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu

adalah kitab suci Illahi. Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin,

baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira ataupun dikala sedih.

Malahan membaca al-Qur’an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga

menjadi obat dan penawar orang yang gelisah jiwanya.21

Al-Qur’an sangat baik dibaca di sekolah, di tempat-tempat pertemuan,

surau, mesjid, di rumah dan sebagainya. Sebagaimana dalam sebuah keterangan:

“perbanyaklah membaca al-Qur’an di rumah, yang tidak ada orang membaca al-

Qur’an akan sedikit sekali dijumpai kebaikan dirumah itu dan akan banyak sekali

kejahatan serta penghuninya merasa sempit dan susah”.22

Membaca al-Qur’an itu,

20

Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 150. 21

Ibid., hlm. 153. 22

Abil Husen Muslim bin Al-Hajaj Al-Imam, Shahih Muslim Juz I,(Hadist riwayat Daru

Page 27: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

23

baik mengetahui artinya ataupun tidak adalah termasuk ibadah, amal sholeh dan

memberi rahmat serta manfaat bagi yang melakukannya, memberi cahaya ke

dalam hati yang membacanya sehingga terang benderang.23

3. Adab atau Etika Belajar Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai kitab suci, wahyu Illahi, mempunyai adab-adab tersendiri

bagi orang-orang yang membacanya. Adab-adab itu sudah diatur dengan sangat

baik, untuk penghormatan dan keagungan al-Qur’an. Dan berikut ini adalah aturan

formal yang bukan merupakan akan dapat membangkitkan gairah untuk

memahami kandungan al-Qur’an yang dibaca, yang pada gilirannya akan

mendorong manusia untuk mampu menafsirkan secara lebih itu.

Diantara adab-adab membaca al-Qur’an yang terpenting ialah sebagai

berikut :

a. Disunnahkan membaca al-Qur’an sesudah berwudhu, dalam keadaan

bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah. Kemudian mengambil al-

Qur’an hendaknya dengan tangan kanan, dan sebaiknya memegang al-

Qur’an dengan kedua belah tangannya.

b. Disunahkan membaca al-Qur’an ditempat yang bersih, seperti: di rumah,

di surau, di mushollah dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih.

c. Disunahkan membaca al-Qur’an menghadap ke kiblat, membacanya

dengan khusyu’ dan tenang, sebaiknya dengan berpakaian yang pantas.

d. Ketika membaca al-Qur’an mulut hendaknya besih, tidak berisi makanan,

sebaiknya sebelum membaca al-Qur’an mulut dan gigi dibersihkan lebih

Quthri dari Anas R,A). 23

Hadi Fajar, Psikologi Nabi, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2005), hlm. 56.

Page 28: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

24

dahulu.

e. Sebelum membaca al-Qur’an disunahkan membaca ta’awwudz.

f. Disunahkan membaca al-Qur’an dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang

pelan dan tenang. Sesuai dengan firman Allah swt, dalam Q.S. al-

Muzzammil 73:4.

Terjemahnya:

Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-

lahan.24

g. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat al-Qur’an

disunahkan membaca dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-

ayat yang dibacaannya itu dan maksudnya.

h. Dalam membaca al-Qur’an hendaknya benar-benar direspon arti dan

maksudnya.

i. Disunatkan membaca al-Qur’an dengan suara yang bagus lagi merdu.

j. Hendaklah membaca al-Qur’an janganlah diputuskan hanya karena hendak

berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan sampai ke

batas yang telah dtentukan barulah disudah.25

Itulah diantara adab-adab yang terpenting yang harus dijaga dan

diperhatikan, sehingga dengan demikian kesucian al-Qur’an dapat terpelihara

menurut arti yang sebenarnya.

24

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 1238. 25

Zanal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an, hlm. 145.

Page 29: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

25

4. Pengaruh Belajar Bimbingan Al-Qur’an Terhadap Jiwa Manusia

Allah Swt, menurunkan al-Qur’an untuk umat manusia dengan sejumlah

maksud dan tujuan. Semuanya itu adalah untuk membahagiakan ketika hidup

dalam dunia dan juga kelak di alam akhirat. Secara umum, mendasar dan

menentukan, maksud penurunan al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia,

mendapat kelapangan, mendapat jaminan surga yang penuh kenikmatan bagi

mereka yang beramal shaleh. Dan tidak dapat disangkal bahwa ayat-ayat al-

Qur’an mempunyai pengaruh psikologis terhadap orang yang beriman.26

Hal ini

secara tegas telah dinyatakan al-Qur’an ketika berbicara tentang sifat-sifat orang

mukmin yakni sebagaimana Allah Swt, berfirman dalam Q.S. al-Anfaal (7): 2.

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut

nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya

bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah

mereka bertawakkal.27

Membaca al-Qur’an dengan baik, dapat menghibur perasaan yang sedih,

menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakan hati yang keras, serta

mendatangkan petunjuk. Itulah yang dimaksud dengan rahmat Allah Swt, yang

diberikan kepada orang yang membaca al-Qur’an sebagai wahyu Illahi, yang tak

26

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau Dari Aspek Kebahasaanm Isyarat Ilmia

dan Pemberian Gaib, (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 234. 27

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 38.

Page 30: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

26

bosan-bosan orang membacanya. Bahkan semakin sering orang membaca,

semakin terpikat hatinya kepada al-Qur’an itu. Bila al-Qur’an itu dibaca dengan

lidah yang fasih, dengan suara yang baik dan merdu akan lebih baik memberi

pengaruh kepada jiwa orang yang membacanya.28

28

Zanal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an, hlm. 156.

Page 31: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatf, yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan

peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa sekarang berdasarkan fakta di

lapangan. Dalam hal ini peneliti akan mendeskripsikan bagaimana peran Mahad

al-Jamiah dalam pengembangan akhlak mahasiswa pada FITK melalui bimbingan

belajar al-Qur’an.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan satu bulan terhitung sejak tanggal 03

September 2015 sampai dengan 03 Oktober 2015.

2. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Kampus IAIN Ambon.

Jln Dr. Tarmizi Taher Kabun Cengkeh batu Merah Atas.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah, dosen Ma’had IAIN Ambon

sebanyak 3 orang selaku guru bimbingan belajar al-Qur’an kepada mahasiswa

di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon dengan mahasiswa PAI

sebanyak 12 orang yang diambil dari semester III.

Page 32: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

28

D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti sendiri.1

Untuk dapat dimengerti bahwa peneliti memaparkan instrumen utama, maka

seorang peneliti harus memiliki syarat-syarat. Lincolin dan Cuba dalam

Moleong, merincikan syarat-syarat tersebut antara lain: 1), responsif dapat

disesuaikan, menekan keutuhan, mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan,

proses data secepatnya dan memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon

yang tidak lazim, 2), kualitas yang diharapkan dan 3), meningkatkan

kemampuan peneliti sebagai instrumen.2

Dalam penelitian kualitatif, penelti merupakan instrumen dalam hal

pengumpulan data dengan cara mengamati langsung baik berupa dokumen

yang ada atau aktivitas para dosen dan mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan (field

reseach). Penelitian lapangan yaitu; peneliti secara langsung terjun kelapangan

sebagai instrument pengumpulan data.

1. Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan langsung

keobyek yang diteliti guna memperoleh gambaran yang sebenarnya

terhadap permasalahan yang diteliti.

1Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R d D,

(Cet.XIV; Bandung, 2012), hlm 400. 2Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2000), hlm 121-124.

Page 33: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

29

2. Wawancara, metode ini digunakan agar mengetahui dan mendapatkan

informasi secara langsung dari obyek penelitian terkait dengan

permaslahan yang dikaji.

3. Dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan jalan

mencatat secara langsung dokumen yang terdapat pada lokasi

penelitian.3

F. Teknik Analisis Data

Bafadal dalam Masykuri Bakri mengemukakan bahwa analisis data dapat

disefinisikan sebagai proses penguatan dan pengelompokan data dengan tujuan

untuk menyusun hipotesis kerja dan mengangkatnya menjadi kesimpulan atau

teori sebagai temuan.4 Data dalam penelitian kualitatf terdiri dari deskripsi yang

dirinci tentang situasi, interaksi, peristiwa orang dan peristiwa yang teramati,

pikiran, sikap, dan keyakinan, atau pertikan-pertikan dokumen.

Pendapat lain mengatakan bahwa analisis data adalah upaya mencari dan

menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan

sejenisnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang ditelit

dan menjelaskannya sebagai temuan yang dilanjutkan dengan upaya mencari

makna.

1. Tahap Reduksi Data

Pada tahap ini peneliti membaca, mempelajari dan menelaah data yang

telah diperoleh dari wawancara yang kemudian direduksi. Reduksi data adalah

3Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja

Rosdkarya, 2005), hlm 219. 4Masykuri Bakri, Metode Penelitian Kualitatif Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Malang:

Unisma-Visi Press, 2002), hlm 73-174.

Page 34: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

30

suatu bentuk analisis yang mengacu pada proses menajamkan,

menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan menggorganisasikan data

mentah yang diperoleh dari lapangan. Semua data yang diperoleh sesuai

dengan kebutuhan untuk menjawab pertanyan penelitian.5

2. Penyajian data

Tahap ini dilakukan dengan mengorganisasikan data yang merupakan

sekumpulan informasi yang terorganisir, memberikan makna, dan

terkategorikan serta menarik kesimpulan tentang proses berfikir masyarakat

dalam hal ini persoalan yang peneliti kaji di lapangan.

3. Menarik kesimpulan

Pada tahap ini peneliti berusaha menarik kesimpulan tentang subyek

berdasarkan proses berfikir msyarakat dalam menanggapi pertanyaan dalam

bentuk wawancara yang ditanyakan oleh peneliti.6

5Lexy J. Moleong, Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 66.

6Ibid., h. 67.

Page 35: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Ma'had al-Jamiah IAIN Ambon

1. Sejarah Singkat Ma,had al-Jamiah IAINAmbon

Ma'had al-Jamiah IAIN Ambon adalah lembaga pesentren mahasiswa yang

bernaung di bawah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon. Lembaga ini

resmi di bentuk sejak tanggal 12 November 2012 dengan diterbitkannya SK

Rektor Nomor 62 tahun 2012 tentang Pembentukan Pengurusan Pesentren

Mahasiswa "Ma’had al-Jamiah IAIN Ambon" periode 2012-2016.1

Secara kronologis, lahirnya Ma’had al-Jamiah IAIN Ambon telah melalui

perjuangan cukup panjang. Itu dimulai ketika pembagunan asrama putra sedang

berlansung tepatnya pada bulan Juni 2011 terjadi diskusi antara H. Dedi Djubaedi,

M.ag (Rektor IAIN Ambon Periode 2008-2012), Much. Mu'alim (dosen pengasuh

Ma'had al-Jamiah periode pertama) dan Pardianto (Dosen Fakultas Ushuluddin

Dakwah) tentang rencana sistem pembelajaran yang akan diterapkan di asrama

putra.2

Diskusi tersebut menghasilkan sebuah gagasan tentang penerapan sistem

pesentren pada asrama mahasiswa IAIN Ambon, yang akan memfokuskan pada

pembinaan empat kompetensi pokok; (l) pembinaan mental spiritual, (2)

pembinaan baca tulis Al-Qur'an, (3) pengenalan kitab kuning atau turas, dan (4)

penerapan bahasa arab-inggris. Dengan adanya gagasan tersebut, maka segera

1Sumber Data Dokumentasi Ma’had al-Jam’ah IAIN Ambon, Tanggal 18 Oktober 2015.

2Sumber Data Dokumentasi Ma’had al-Jam’ah IAIN Ambon, Tanggal 18 Oktober 2015.

Page 36: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

32

disiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan mulai dari rancangan sistem

pembelajaran, rencana kerja sama dengan lembaga-lembaga lain di luar kampus,

baik pemerintah maupun swasta, termasuk dengan pesentren-pesantren di jawa,

serta rekrukmen mahasiswa calon pembina asrama.3

Periode selanjutnya, jabatan rektor dipegang oleh Hasbollah Toisuta, M.Ag

pada masa kepemimpinannya rencana tersebut di lanjutkan dengan mejalin

kerjasama pembinaan dengan Pesantren Tebuireng Jombang. Rektor menyerahkan

sepenuhnya pengasuh Ma'had al-Jamiah untuk melakukan pengelolaan bersama

dengan tim pembina pesantren yang akan di datangkan dari Tebuireng Jombang

asalkan semua upaya tersebut dilakukan untuk mendukung dan meningkatkan

kualitas akademik para mahasiswa IAIN Ambon.

Pada tanggal 25 November 2012, enam orang pembina asrama didatangkan

dari pesantren Tebuireng. Berdasarkan MOU yang telah ditandatangai oleh rektor

IAIN Ambon; Hasbollah Toisuta dan pengusaha pesantren Tebuireng, KH

Salahuddin Wahid. Enam orang pembina tersebut direncanakan akan melakukan

pembinaan selama satu tahun, dan kontraknya akan diperpanjang jika dianggap

perlu, setelah dilakukan evaluasi terhadap kinerja yang dicapai. Di samping itu,

terdapat beberapa orang dosen IAIN Ambon yang bersedia bergabung dengan

pengurus Ma'had al-Jami'ah IAIN Ambon untuk bersama-sama melakukan

pembinaan para santri.

Para santri putra Ma'had al-Jamiah resmi menempati asrama pesantren sejak

tanggal 12 Januari 2013 dan pada tahun pertama ini asrama Ma,had al-Jamiah

3Sejarah Ma’had al-Jam’ah IAIN Ambon, Data Administrasi Ma’had al-Jam’ah IAIN

Ambon.

Page 37: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

33

hanya diperuntukkan bagi para mahasiswa calon pembina asrama yang telah lulus

tes seleksi PPSM (Pengkaderan Pembina Santri mahasiswa) yang diadakan pada

bulan Desember 2012. Mereka pada awalnya berjumlah 26 orang, namun karena

ada beberapa orang yang belum siap untuk tinggal di asrama sehinga jumlah

mereka pada saat ini adalah 19 orang.

Pada pertengahan tahun 2014, sebuah rusunawa berkapasitas sekitar 300

penghuni telah dibangun di dalam lingkungan kampus IAIN Ambon, dan saat ini

dipergunakan menjadi tempat baca tulis al-Qur'an bagi mahasantri Ma'had al-

Jami'ah olehnya itu pada tahun 2013 kepengurusan ma,had al-Jami,ah

IAINAmbon masih terfokus pada pembinaan asrama putera dengan kepengurusan

Ma’had al-Jami'ah sebagai beriut:

Tabel 1. Daftar Nama Pengajar Mahadal-Jamiah IAIN Ambon

No Jabatan Nama

1.

2.

Dewan pengasuh Ma'had

Kepala pengasuh:

Sekretaris pengasuh:

Much, Mu'alim M. HI

Farid Naya. M Si

Dewan Pembina (Mudabbir)

1. Koordinator pembina:

2. Kabag. Peinb. Al-Qur,an

bandongan;

3. Kabag. Tahfiz (Putra) &

koperasi:

4. Kabag. Bahasa Arab & Wk.

Kamtib:

5. Kabag. Bahasa inggirs dan

Keorganisasia:

6. Kabag. Niniayah & sorogan:

7. Kabag. Pendampingan &

Kebersihan:

8. Kabag. Kamtib & konseling:

9. Kabag. Tataboga &. tahfiz

(Putri);

Ahsyahri. S. Arif khuzaini, SA

S. Pd.I

M. Sub,khi, SA S. Pd.I

Mukhlisin, S4 S.Pd.I

Nakip Pelu, MA.

Agung Mulyono, SA. S. Pd. I

Nurhadi, SA. S. Pd. I

Haman Asy'ari, SA. S. Pd.I

Abd. Khoir Wattimena, MH.

Lailatul Munawwaroh, S. Pd. I

Page 38: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

34

2. Visi Misi Ma,had al-Jami’ah IAINAmbon

a. Visi

Sebagai lembaga pencetak mahasiswa yang urggul dalam keilmuan

Islam akhlak dan prestasi.

b. Misi

1) Mecetak mahasiswa yang menguasai baca tulis al-Qur'an

2) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan khazanah

Keilmuan lslam

3) Membentuk kepribadian mahasiswa yang berakhlaq al-karimah dan

berkarakter unggul

4) Menyiapkan mahasiswa kader da,i.4

3. Tujuan Ma'had al-Jami,ah IAIN Ambon

Adapun tujuan didirikannya Ma'had al-Jami'ah IAIN Ambon adalah selaras

dengan tujuan Institut Agama Islam Negeri Ambon khususnya dalam peningkatan

kualitas mahasiswa pada bidang keagamaan. Tujuan tersebut masih bersifat umum

dan tampak abstrak, maka setelah merumuskan masalah itu selanljutnya

dliabarkan dalam uraian tujuan Ma'had al-Jami'ah yang difokuskan pada empat

bidang pokok:

a. Pembinaan akidah dan akhlak kelslaman

b. Pembinaan baca tulis al-Qur'an

c. Pengenalan khazanah keislaman

d. Pendamping praktek bahasa Arab lnggris secara aktif.5

4Sejarah Ma’had al-Jam’ah IAIN Ambon, Data Administrasi Ma’had al-Jam’ah IAIN

Ambon.

Page 39: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

35

4. Sistem Pembinaan pada Ma,had al-Jami'ah IAIN Ambon

Ada dua macam sistem pembinaan yang ditangani oleh Ma'had al-Jami’ah

IAIN Ambo yaitu:

a. Sistem Pembinaan Keasramaan.

Asrama Ma'had al-Jami'ah banyak diperuntukkan bagi para santri

mahasiswa, baik mahasiswa kader pembina maupun mahasiswa umum

Mahasiswa Kader Pembina adalah mahasiswa yang tehh lulus seleksi PPSM

(Pengkderan Pembina Santri mahasiswa) yang dilaksanakan pada bulan Desember

2012. Mereka selanjutnya dibina untuk menjadi pembina santi asrama Ma'had al-

Jami'ah IAIN Ambon.

b. Sistem Pembinaan Non Asrama.

Pembinaan ini terbagi kepada dua yaitu pembinaan yang diperuntukkan bagi

seluru mahasiswa semester I dan II dan pembinaan bagi mahasiswa semester atas

yang gagal melewati tes baca tulis al-Qur'an sebagai prasyarat mengukuti

Munaqasyah (ujian skripsi). Adapun program-program yang dilaksanakan oleh

Ma,had al-Jami,ah IAIN Ambon dalam sistem pembinaan santri asrama,

dibedakan tiga kategori:

c. Prograni Internal Ma'had al-Jami,ah (program Asrama)

Program ini berisi berbagai agenda kegiatan yang dilaksanakan oleh para

santri Ma'had al-Jami'ah IAIN Ambon, baik yang bersifat harian, mingguan,

bulanan, tahunan, maupun yang dilaksanakan secara eksidentil.

5Sejarah Ma’had al-Jam’ah IAIN Ambon, Data Administrasi Ma’had al-Jam’ah IAIN

Ambon.

Page 40: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

36

5. Pembinaan Bahasa Arab (adapun Bahasa Inggris masih dalam tahap

persiapan)

a. Program Internal Kampus (program No Asrama)

Program ini berupa pembinaan baca tulis al-Qur,an bagi seluru mahasiswa

semester I dan II dan juga bagi para mahasiswa pada semester atas yang gagal

melewati tes baca tulis al-qur'an sebagai prasyarat mengukuti munaqasyah (ujian

skripsi).

b. Program pengabdian Kepada Masyarakat

Program ini dilaksanakan dalam tiga bentuk kegiatan: (l). Dakwa Lingkaran

Kampus ceramah dan khutbah; (2). pendamping masyarakat binaan Beberapa

kegiatan tersebut akan dikembangkan dengan menjalani kerja saura dengan

beberapa pihah baik instansi pemerintah maupun masyarakat.

6. Mahasantri Ma’had al-Jamirah IAINAmbon

Mahasantri Ma'had al-Jami'ah adalah mahasiswa aktif pada fakuftas-

fakultas di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon yang telah

diterima sebagai mahasantri Ma'had al-Jami,ah dan terbagi atas dua kategori

yaitu:

a. Mahasantri asrama adarah mahasiswa/i yang tinggal di asrama dan wajib

mengukuti pembinaan asrama, mahasiswa/i wajib melakukan regestrasi

dan lulus seleksi serta membayar administrasi sewa kamar dan kegiatan

pembinaan arama yang bersamanya ditentukan KS Rektor.

b. mahasiswa non asrama adalah mahasiswa/i yang mengikuti pembinaan al-

Qur'an maupun pembinaan lainnya, namun tidak tinggal di asrama. Untuk

menjadi mahasantri non asrma, mahasiswa/i harus mengikuti tes

Page 41: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

37

konpetensi baca tulis al-Qur'an yang diserengarakan oleh Ma,had al-

Jami,ah pada setiap awal tahun akademik bagi semua mahasiswa/i baru,

atau pada waktu lain begi mahasiswa yang terlambat pendaftaran, sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Perencanaan pengkaderan pembinaan santri, hanya memerlukan waktu satu

semester, selanjutnya mereka akan membina santri yang direncanakan atau masuk

asrama pada semester berikutnya. Namun rencana tersebut belurn dapat

direlisasikan. oleh karena itu pengurus ma'had jami'ah mengalihkan

konsentrasinnya pada pembina baca tulis al-Qur'an pada mahasiswa semester

bawah dan semester atas. Dan program tersebut pelaksanaannya masa aktif

sampai pada saat sekarang ini.

B. Hasil Penelitian

Belajar membaca al-Qur’an diibaratkan komunikasi dengan Allah Swt,

otomatis, dengan komunikasi itu, orang yang belajar membaca al-Qur’an jiwanya

akan tenang dan tentram. Oleh karena itu, apabila seseorang ingin merasakan jiwa

yang tenang dan tentram, hendaknya memperbanyak belajar membaca al-Qur’an.

al-Qur’an secar harfiah merupakn “bacaan sempurnaan” merupakan suatu nama

pilihan Allah Swt yang paling tepat. Dikatakan demikian karena al-Qur’an

merupakan sumber bacaan yang paling agung, mulia, dan tidak ada yang dapat

menandingi kalamullah (firman Allah Swt) tersebut.

Ajaran Islam memberikan penghargaan yang luar biasa terhadap aktivitas

belajar membaca al-Qur’an. Peserta tadarus merupakan tamu Allah Swt, forum,

majelis, atau halaqah-Nya akan selalu dikerumun para malaikat dalam rangka

Page 42: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

38

menurunkan rahmat dan kesentosaan. Berbicara mengenai akhlak maka tidak

akan terlepas dari perilaku-perilaku manusia baik itu baik yang dikenal dengan

akhlak baik maupun perilaku buruk yaitu ahklak yang buruk. perilaku dapat

dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain

sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik

maupun non fisik. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang

terhadap lingkungannya.6

Akhlak atau perilaku sangat penting, karena akhlak adalah kepribadian yang

mempunyai tiga komponen, yaitu tahu (pengetahuan), sikap, dan perilaku. Hal

tersebut menjadi penanda bahwa seseorang layak atau tidak layak disebut

manusia. Perilaku adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar

yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri

seseorang dan sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai.7

Pandangan Islam bahwa pendidikan karakter dalam Islam yang memiliki

keunikan dan perbedaan dengan pendidikan karakter di dunia Barat. Perbedaan-

perbedaan tersebut mencakup penekanan terhadap prinsip-prinsip agama yang

abadi, aturan dan hukum dalam memperkuat moralitas, perbedaan pemahaman

tentang kebenaran, penolakan terhadap otonomi moral sebagai tujuan pendidikan

moral, dan penekanan pahala di akhirat sebagai motivasi perilaku bermoral.8

Sehingga akhlak dalam Islam sangat mulia dan agung bagi orang mampu

melakukannya. Sehingga untuk mengetahui proses kegiatan belajar membaca al-

6M. Quraish Sihab, Mukjizat Al-Qur’an ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmia dan

Pemberitahuan Gaib, Bandung: Mizan, 2001), hlm 21. 7Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet.II; Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999),

hlm. 9. 8Ibid., hlm. 10.

Page 43: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

39

Qur’an dalam membentuk perilaku mahasiswa dapat dilihat pada pembahasan

berikut :

1. Kegiatan Belajar Membaca Al-Qur’an dalam pembentukan akhlak

mahasiswa

Kegiatan ini sangat membantu pendidik dalam membentuk perilaku atau

akhlak mahasiswa karena dengan kegiatan belajar membaca al-Qur’an diharapkan

mahasiswa mampu memahami apa yang mereka baca, dimana dengan adanya

kegiatan ini mahasiswa dituntut agar bisa belajar membaca al-Qur’an dengan baik

sesuai dengan hukum tajwid itu sendiri. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah agar

mahasiswa mampu belajar membaca al-Qur’an dan mempersiapkan generasi

muda yang Qur’ani, dimana di era yang modern ini banyak generasi muda Islam

jauh dari tuntunan al-Qur’an dan as-sunnah.

Namun apa yang ditemukan penulis walaupun sudah diadakan kegiatan

belajar membaca al-Qur’an, tetapi masih terdapat sebagian besar mahasiswa yang

belum mampu membentuk akhlak atau perilaku mereka dengan baik. Akhlak atau

karakter sangat penting, karena akhlak adalah kepribadian yang mempunyai tiga

komponen, yaitu tahu (pengetahuan), sikap, dan perilaku. Hal tersebut menjadi

penanda bahwa seseorang layak atau tidak layak disebut manusia. Perilaku

merupakan watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada

pada diri mereka (seseorang). Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri

seseorang dan sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Oleh karena

itu, pelaksanaan tadarus mempunyai peran yang sangat signifikan dalam

membentuk akhlak mahasiswa dalam aktifitasnya sehari-hari, sebagaimana yang

disampaikan oleh salah seorang pengajar di Mahad al-Jamiah bahwa :

Page 44: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

40

“Belajar membaca al-Qur’an bagi para pelajar merupakan hal yang

sangat penting bagi mereka, karena dengan kegiatan belajar membaca al-

Qur’an, menjadikan mereka menjadi pandai menganal al-Qur’an menjadi

lebih baik, selain itu juga kegiatan belajar membaca al-Qur’an ini yang

kami lakukan tidak lain agar para mahasiswa mampu dan pandai

membaca al-Qur’an dengan baik, kerena apabila mereka bersungguh-

sungguh membaca al-Qur’an ini perilaku atau akhlak mereka akan

tercermin disini, sebab apabila mereka memahami apa yang mereka baca

dengan sendirinya akan menuntun akhlak mereka dengan baik, maka

kegiatan belajar membaca al-Qur’an sangan baik untuk membentuk

perilaku mahasiswa di IAIN Ambon”.9

Hal ini juga dibenarkan oleh Alfin salah satu pengajar al-Qur’an di Mahad

al-Jamiah bahwa :

“peranan kegiatan belajar membaca al-Qur’an sangat penting bagi

mahasiswa, karena dengan adanya kegiatan tadarus mahasiswa telah

menghidupkan al-Qur’an, kemudian apabila mereka sudah

menghidupkan al-Qur’an terebut mereka dengan sendirinya mampu

memahami apa yang mereka baca, dengan sendirinya ada kesadaran yang

baik”.10

Namun penjelasan ini sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan oleh

Nurhadi bahwa :

“Peranan kegiatan belajar membaca al-Qur’an merupakan hal yang

sangat terpenting bagi mahasiswa karenadan ini sangat baik bagi mereka,

namun apabila dikaitkan dengan pembentukan akhlak maka tergantung

dari siapa yang membacanya, karena banyak yang melakukan belajar

membaca al-Qur’an di sini tetapi niat mereka untuk belajar itu berbeda,

makanya ada sedikit paksaan dalam diri mereka untuk datang belajar di

sini, sehingga kurang membekas dalam diri para mahasiswa, khususnya

dalam membentuk kahlak mereka, jadi itu kembali kepada diri kita

masing-masing para mahasiswa itu sendiri’.11

Namun hasil penelitian yang peneliti temukan dari mahasiswa dari hasil

wawancara yang ternyata beragam jawaban mereka, tetapi semuanya menjurus

9Muslimin, Salah Seorang Pengajar Di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”,

Pada Tanggal 09 September 2015. 10

Alfin, Salah Seorang Pengajar Di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada

Tanggal 09 September 2015. 11

Nurhadi, Salah Seorang Pengajar Di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada

Tanggal 12 September 2015.

Page 45: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

41

pada kebaikan hal ini karena mereka sangat berterima kasih dengan adanya

kegiatan belajar membaca al-Qur’an yang dijalankan oleh Mahad al-Jamiah ini,

karena dengan kegiatan ini mereka bisa diajarkan membaca al-Qur’an dengan

baik sebagaimana yang disampaikan oleh Siti Burdah Sangdji bahwa :

“Kegiatan belajar membaca al-Qur’an sangat penting bagi mahasiswa

dan mahasiswi, karena selain kita bisa membaca, tapi kita juga diajarkan

untuk menulis, dan juga diajarkan bagaimana belajar membaca al-Qur’an

dengan baik beserta hukum-hukum bacaannya, sehingga al-Qur’an bisa

dibaca dengan baik dan benar sesuai dengan makhorijil huruf dan

maknanya, dan juga tidak keluar dari kaidah-kaidah belajar membaca al-

Qur’an. Insya Allah, dengan kegiatan belajar membaca al-Qur’an terus-

menerus perlahan-lahan akan membentuk akhlakul karimah yang baik

para mahasiswa/i, karena dengan cara sendirinya dia akan merasa bahwa

belajar membaca al-Qur’an itu penting, mempelajari itu penting, apalagi

kalo kebetulan dia membaca al-Qur’an yang terjemahannya membaca

tentang akhlak, maka dia akan tersadar bahwa, “Oh akhlak yang itu

seperti ini”.12

Hal ini juga dibenarkan oleh Juliyanti Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan pada Progra Studi Pendidikan Agama Islam semester tiga bahwa:

“Ia sangat penting karena belajar membaca al-Qur’an adalah sebagai

pedoman hidup, lembaga kita adalah lembaga IAIN sehingga sangat

diwajibkan untuk bisa belajar dan mengajarkannya. Ia dengan

mempelajari al-Qur’an dengan sungguh-sungguh dan tekun akan

merubah akhlak seseorang, karena kita lebih mengetahui makna dari

ayat-ayat al-Qur’an”.13

Kemudian senada dengan yang disampaikan oleh Lilinurinda Daud bahwa:

“Iya, karena tidak semua mahasiswa yang ada di IAIN Ambon ini bisa

mengaji dengan baik dan benar. Bisa iya dan bisa tidak. Karena tidak

semua yang mampu menerapkan belajar membaca al-Qur’an kehidupan

sehari-harinya. Hanya orang-orang yang mempunyai keinginan dan tekad

yang kuat untuk berubah yang bisa melakukannya”.14

12

Siti Burdah Sangadji, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-

Qur’an di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 08 September 2015. 13

Julianti, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an di Mahad

al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 12 September 2015. 14

Lilinurinda Daud, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an

di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 15 September 2015.

Page 46: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

42

Dan juga dibenarkan oleh Yurni Hanafi bahwa :

“Kegiatan belajar membaca al-Qur’an itu sangat penting bagi para

mahasiswa apalagi untuk mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Karena

dengan adanya belajar membaca al-Qur’an ini para mahasiswa bisa

belajar membaca al-Qur’an dengan baik. Ya, belajar membaca al-Qur’an

dapat membantu untuk membentuk akhlak yang baik. Karena dijamin

bahwa selain belajar membaca al-Qur’an pasti ada nasehat-nsehat atau

ceramah-ceramah yang di sampaikan bagi para mahasiswa sehingga

dengan sendirinya mahasiswa bisa memperbaiki akhlaknya”.15

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar Membaca Al-

Qur’an dalam Pembentukan Akhlak Mahasiswa.

Allah Swt, menurunkan al-Qur’an untuk umat manusia dengan sejumlah

maksud dan tujuan. Semuanya itu adalah untuk membahagiakan ketika hidup

dalam dunia dan juga kelak di alam akhirat. Secara umum, mendasar dan

menentukan, maksud penurunan al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia,

mendapat kelapangan, mendapat jaminan surga yang penuh kenikmatan bagi

mereka yang beramal shaleh, sehingga ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kegiatan belajar membaca al-Qur’an di kalangan mahasiswa yaitu sebagai berikut:

a. Faktor pendukung

Adapun faktor-faktor pendukung dari kegiatan belajar membaca al-Qur’an

dalam membentuk akhlak mahasiswa, yang peneliti dapatkan berupa hal yang

pokok guna menunjang proses kelancaran dari belajar membaca al-Qur’an ini

sekaligus untuk membentuk akhlak mahasiswa menjadi lebih baik, yaitu berupa

ilmu-ilmu agama yang harus dimiliki oleh mahasiswa sehingga akhlak yang

mereka miliki menjadi akhlak yang baik, selain itu perlu adanya aturan yang

jelas dari pihak lembaga untuk mengakomodir permasalahan terkait dengan

15

Yurni Hanafi, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an di

Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 15 September 2015.

Page 47: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

43

akhlak tersebut berupa bimbingan dan pengarahan yang baik kepada mahasiswa.

Sebagaimana yyang disampaikan oleh Muslimin bahwa :

“faktor pendukung proses kelancaran kegiatan belajar membaca al-

Qur’an ini adalah dari pihak petinggi lembaga kampus berupa aturan

yang mengikat kampus dan pihak ma’had, sehingga terhubung satu

dengan yang lain, sehingga mampu membentu akhlak mahasiswa yang

lebih baik”.16

Hal ini juga dibenarkan oleh Alfin salah seorang pengajar al-Qur’an di

Mahad al-Jamiah IAIN Ambon bahwa :

“Mengharapkan pengurus rektorat untuk mengawasi dengan ketat.

Adanya kerja sama dalam pembentukan karakter siswa baik dengan dua

dosen. Sehingga bisa belajar membaca al-Qur’an dengan baik pahaman

dalam al-Qur’an dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari”.17

Hal ini juga dibenarkan oleh para mahasiswa yang belajar ilmu di Ma’had

al-Jam’iah IAIN Ambon bahwa pantor pendukung proses berjalannya kegiatan

belajar membaca al-Qur’an ini dengan baik, serta membentuk akhlak mahasiswa

ini harusnya mempunyai kerja sama yang baik antara pemimin Fakultas maupun

pemimpin Institut dengan Mahad al-Jamiah IAIN Ambon guna untuk menjaga

serta membantuk kepribadian yang baik dalam beraktifitasnya baik itu di kampus

lebih-lebih di lingkungan tempat mereka tinggal. Sebagaimana yang disampaikan

oleh Siti Burdah Sangadji bahwa :

“Menurut saya, solusi yang baik untuk membentuk akhlak di FITK ini

adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan akhlak,

karena mempelajari atau belajar membaca al-Qur’an tapi tidak

mendalaminya dalam artian hanya membaca, itu saya rasa tidak akan

membawa perubahan besar terhadap akhlak seseorang, karena itu harus

diperdalam dengan membaca artinya dan mendalami makna dari ayat

16

Muslimin, Salah Seorang Pengajar Di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”,

Pada Tanggal 09 September 2015. 17

Alfin, Salah Seorang Pengajar Di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada

Tanggal 09 September 2015.

Page 48: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

44

tersebut, jika tidak cukup dengan membaca tapi harus diperdalam dengan

tafsir”.18

Hal ini juga dibenarkan oleh Juliyanti Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam semester tiga bahwa:

“Membudayakan sistem membimbing bagi mahasiswa agar membentuk

karakter yang jauh lebih baik. Dan membuat satu aturan agar hal tersebut

dapat merubah karakter mereka. Sehingga bisa mungkin kita realisasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Karena apa yang disampaikan bisa

berkaitan langsung dengan keseharian, sperti akhlak yang baik dan lain-

lain”.19

Kemudian senada dengan yang disampaikan oleh Lilinurinda Daud bahwa:

“Menjaga pergaulan apabila kita bergaul dengan orang akhlaknya kurang

bagus kita pun pasti akan mempengaruh olehnya, begitu pun sebaliknya.

Karena peranan seorang teman sangat berpengaruh dalam membentuk

karakter kita”.20

Dan juga dibenarkan oleh Yurni Hanafi bahwa :

“Membudayakan sistem bimbingan bagi para mahasiswa oleh para

bimbingannya atau membuat satu aturan yang mengikat para mahasiswa

dalam pembentukan akhlak yang baik. Menerapkan sistem bimbingan

dari para dosen yang mengajarkan mata kuliah Islam setiap bulan. Serta

selalu mempelajari dan melestarikan apa yang telah diajarkan meskipun

terkadang ada yang di lupkan tetapi selalu berusaha untuk bisa

melestarikan”.21

b. Faktor Penghambat

Pada dasarnya berbicara mengenai faktor penghambat adalah kebalikan

dari faktor pendukung yang dijelaskan di atas, sehingga faktor penghambat

inilah yang membuat kita merasa kesulitan dalam membimbing para mahasiswa.

18

Siti Burdah Sangadji, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-

Qur’an di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 08 September 2015. 19

Julianti, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an di Mahad

al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 12 September 2015. 20

Lilinurinda Daud, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an

di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 15 September 2015. 21

Yurni Hanafi, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an di

Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 15 September 2015.

Page 49: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

45

Faktor-faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan belajar membaca al-Qur’an

dalam membentuk akhlak mahasiswa sehingga mereka tidak merasa ada

peningkatan baik itu pada kegiataan belajar membaca al-Qur’an maupun pada

perkembangan akhlak tersebut. Selain itu juga ada kurangnya perhatian baik itu

dosen atau pemimpin dalam pemegang kegiatan ini sehingga menajadikan

mahasiswa merasa acau serta tidak memperhatikan kegiatan tersebut.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Alfin bahwa :

“yaitu kurangnya perhatian yang baik dari fakultas maupun para petinggi

kampus, sehingga para mahasiswa masih merasa tidak memperdulikan

kegiatan belajar membaca al-Qur’an ini, hal ini yang menjadi masalah

dalam kampus dimana para mahasiswa masih banyak yang sudah di sini

mereka kurang lancar membaca al-Qur’an, berkaitan dengan akhlak para

mahasiswa masih minim pemahaman mereka terkait dengan perilaku

mereka masih menanamkan streotif-streotif pada mahasiswa yang lain

sehingga akhlak tersebut kurang tercermin dalam kehidupan mereka di

kampus”.22

Hal ini juga dibenarkan oleh mahasiswa yaitu Siti Burdah Sangadji bahwa :

“Permasalahannya adalah banyak diantara kita yang mempelajari al-

Qur’an tapi tidak memperdalam dengan tafsir, akhirnya masih banyak

diantara kita yang akhlaknya masih kurang bagus”.23

Hal ini juga dibenarkan oleh Juliyanti Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam semester tiga bahwa:

“Problematika yang dihadapi adalah banyak sekali mahasiswa yang tidak

mengikuti kegiatan belajar membaca al-Qur’an, padahal kegiatan

tersebut sebenarnya untuk memperbaiki mahrojnya hurup menjadi

baik”.24

22

Alfin, Salah Seorang Pengajar Di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada

Tanggal 09 September 2015. 23

Siti Burdah Sangadji, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-

Qur’an di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 08 September 2015. 24

Julianti, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an di Mahad

al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 12 September 2015.

Page 50: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

46

Kemudian senada dengan yang disampaikan oleh Nadira Attamimi bahwa:

“Mahasiswa banyak yang sering tidak masuk saat mengikuti belajar

membaca al-Qur’an”.25

Dan juga dibenarkan oleh Yurni Hanafi bahwa :

“Para mahasiswa yang cukup banyak yang tidak ikut belajar membaca al-

Qur’an ini, sehingga mereka sulit untuk mau memperbaiki akhlak”.26

C. Pembahasan

Al-Qur’an merupakan kumpulan firman Allah Swt, yang di turungkan

kepada Nabi Muhammad Saw, melalui malaikat Jibril dan diteruskan kepada umat

manusia dengan tujuan utama diturunkan al-Qur’an adalah sebagai petunjuk dan

pedoman bagi manusia yang mencapai kebahagiaan dan ketentraman hidup di

dunia dan di akhirat. dimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 2 yang

berbunyi:

Terjemahnya:

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya: petunjuk bagi

mereka yang bertakwa”.27

Untuk menggali petunjuk dan pedoman yang terdapat di dalam al-Qur’an

tersebut, maka umat Islam harus berupaya mempelajarinya, mulai dari

25

Nadira Attamimi, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an

di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 12 September 2015. 26

Yurni Hanafi, Salah Seorang Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan Tadarus al-Qur’an di

Mahad al-Jamiah IAIN Ambon, “Wawancara”, Pada Tanggal 15 September 2015. 27

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Semarang: PT. Karya Toha Putra

1996), hlm. 8.

Page 51: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

47

membacanya, menterjemahkannya, menafsirkannya, dan mengaktualisasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. Ini pula hakekat dari tujuan pendidikan al-Qur’an.28

Hakikat pembelajaran al-Qur’an adalah menyampaikan pengetahuan

mengenai cara membaca al-Qur’an sebagai kalam Allah Swt, mulai dari cara

membaca huruf, kata, dan kalimatnya. Secara prinsip kegiatan belajar membaca

al-Qur’an mempunyai tujuan agar umat Islam menjadikan al-Qur’an sebagai

pegangan hidupnya. Karena dengan adanya kegiatan belajar membaca al-Qur’an

adalah merupakan kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran

Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang dituangkan kepada Nabi

Muhammad Swt sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam

semesta.

Selain itu, para ulama mengemukakan bahwa kegiatan belajar membaca al-

Qur’an bertujuan untuk memberikan bakal dasar pada anak untuk mencintai al-

Qur’an sehingga al-Qur’an menjadi bacaan dan pandangan hidupnya. Secara lebih

khusus pengajaran al-Qur’an bertujuan sebagai dasar dalam belajar membaca al-

Qur’an.29

Membaca merupakan bagian dari mempelajari al-Qur’an, karena umat

Islam yang ingin menggali isi al-Qur’an sendiri, secara etimologi berarti bacaan,

sebagaimana dijumpai dalam Q.S. Al-Qiyamah (75):17-18.

28

Abd. Al-Rahman al-Nahlawiy, Ushul al-Tarbuyah al-Islamiyah wa Asalbuha,

Diterjemakan Oleh Hery Noer Ali dengan judul prinsip-prinsip dan metode pendidikan islam, cet.

II, (Bandung:CV. Diponegoro, 1992), hlm. 184. 29

Syamsudin Nur dan M. Karman, Al-Kuningani Metodologi Studi Islam, (Bandung:

Fakultas Tarbiyah, 2001), hlm. 95

Page 52: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

48

Terjemahnya:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dalam)

dan (membuatmu) pandai membacanya. Maka, apabila kami telah selesai

membacannya, maka ikutilah bacaanya itu”.30

Al-Qur’an juga memilki hikmah-hikmah tersendiri ketika seseorang

membaca atau bahkan mendengarkan ayat al-Qur’an dibacakan. Hal ini

menunjukan bahwa al-Qur’an mempunyai keagungan dan kemuliaan tersendiri.

Dengan demikian, aktivitas tadarus tersebut hendaklah dijadikan sebuah rutinitas

yang sangat diutamakan. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang sangat

pokok. Di dalamnya dijelaskan segala sesuatu tentang Islam dan ajarannya,

termasuk amalan-amalan keagamaan tidak terkecuali aktifitas tadarus yang sering

dilakukan umat muslim. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang

secara integral, dalam arti fungsi–fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara

organik.

Akibatnya dari kegiatan belajar membaca al-Qur’an sebagai landasan bagi

pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat dipertanyakan.

Dengan demikian jika pengembangan akhlak yang dijadikan landasan

pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat

akan lebih baik. Juga sebagaimana diketahui, bahwa inti ajaran Islam meliputi:

masalah keimanan (akidah), masalah keislaman (syari’ah), dan masalah ikhsan

(akhlak).31

30

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 999. 31

Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang dengan UM Press, 2004), hlm. 48.

Page 53: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

49

Sehingga ruang lingkup dari akhlak meliputi tiga bidang yaitu akhlak

kepada Allah Swt, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak terhadap alam

lingkungan. Dengan demikian, akhlak mencakup jasmani dan rohani, lahir dan

batin, dunia dan akhirat, bersifat universal, berlaku sepanjang zaman dan

mencakup hubungan dengan Allah, manusia dan alam lingkungan.

Sehingga apabila kegiatan belajar membaca al-Qur’an ini diterapkan dengan

baik oleh para pelaksana aturan dan kemudian diikuti dengan baik oleh para

mahasiswa maka dengan sendirinya kegiatan belajar membaca al-Qur’an yang

dilaksanakan di Ma’had al-Jam’iah IAIN Ambon mampu membentuk akhlak pada

mahasiswa Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan.

Hal ini apabila aturan yang ditetapkan oleh pihak kampus dilakukan dengan baik,

karena al-Qur’an merupakan saran untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Karena Allah Swt, menurunkan al-Qur’an untuk umat manusia dengan

sejumlah maksud dan tujuan. Semuanya itu adalah untuk membahagiakan ketika

hidup dalam dunia dan juga kelak di alam akhirat. Secara umum, mendasar dan

menentukan, maksud penurunan al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia,

mendapat kelapangan, mendapat jaminan surga yang penuh kenikmatan bagi

mereka yang beramal shaleh. Dan tidak dapat disangkal bahwa ayat-ayat al-

Qur’an mempunyai pengaruh psikologis terhadap orang yang beriman.32

Hal ini secara tegas telah dinyatakan al-Qur’an ketika berbicara tentang

sifat-sifat orang mukmin yakni sebagaimana Allah swt, berfirman dalam Q.S. al-

Anfaal (7): 2.

32

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau Dari Aspek Kebahasaanm Isyarat Ilmia

dan Pemberian Gaib, (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 234.

Page 54: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

50

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut

nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya

bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah

mereka bertawakkal.33

Belajar membaca al-Qur’an dengan baik, dapat menghibur perasaan yang

sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakan hati yang keras, serta

mendatangkan petunjuk. Itulah yang dimaksud dengan rahmat Allah Swt, yang

diberikan kepada orang yang belajar membaca al-Qur’an sebagai wahyu Illahi,

yang tak bosan-bosan orang membacanya. Bahkan semakin sering orang

membaca, semakin terpikat hatinya kepada al-Qur’an itu. Bila al-Qur’an itu

dibaca dengan lidah yang fasih, dengan suara yang baik dan merdu akan lebih

baik memberi pengaruh kepada jiwa orang yang membacanya.34

Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, tidak

berlebihan apabila dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam

adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sehingga nilai-

nilai akhlak, keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan

keutamaan yang diajarkan oleh agama.

Membahas persoalan akhlak, yang melintas dalam fikiran adalah sederetan

tingkah yang cenderung dipahami sebagai bersifat lahiriah semata. Namun,

33

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 38. 34

Zanal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an, hlm. 156.

Page 55: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

51

cakupan makna yang dikandung oleh akhlak itu tidak sesempit itu. Makna akhlak

dalam kerangka yang luas ini dapat dikaitkan dengan ajaran profetik Rasulullah

yang memfokuskan misinya pada aspek akhlak. Dengan demikian, hadits tersebut

tidak bertentangan dengan kenyataan sejarah bahwa misi pertama Rasulullah Saw

adalah meluruskan kidah umat yang telah lama mengalami proses pembengkokan.

Akhlak yang merupakan bentuk plural dari kata hulq, berupa tabi’at, kabiasaan,

perangi atau bahkan agama.

Memengacu pada akhlak lebih dipahami sebagai tingkah laku dan kelakuan,

sementara jika dipahami dalam batasan bahasa yang kedua, akhlak tidak hanya

mencakup kelakuan, namun juga menyangkut seluruh muatan agama, baik aqidah,

ibadah maupun akhlak yang dipahami sebagai cabang dari Islam itu.35

Sehinga

faktor yang mempengaruhi proses kegiatan belajar membaca al-Qur’an ini dalam

membentuk akhlak mahasiswa yaitu berupa faktor pendukungnya adalah guna

menunjang proses kelancaran dari belajar membaca al-Qur’an ini sekaligus untuk

membentuk akhlak mahasiswa menjadi lebih baik, yaitu berupa ilmu-ilmu

agama yang harus dimiliki oleh mahasiswa sehingga akhlak yang mereka miliki

menjadi akhlak yang baik, selain itu perlu adanya aturan yang jelas dari pihak

lembaga untuk mengakomodir permasalahan terkait dengan akhlak tersebut

berupa bimbingan dan pengarahan yang baik kepada mahasiswa.

Sedangkan mengenai faktor penghambat adalah kebalikan dari faktor

pendukung yang dijelaskan di atas, sehingga faktor penghambat inilah yang

membuat kita merasa kesulitan dalam membimbing para mahasiswa. Faktor-

35

Ibid., hlm. 50.

Page 56: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

52

faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan belajar membaca al-Qur’an dalam

membentuk akhlak mahasiswa sehingga mereka tidak merasa ada peningkatan

baik itu pada kegiataan tadarus maupun pada perkembangan akhlak tersebut.

Selain itu juga ada kurangnya perhatian baik itu dosen atau pemimpin dalam

pemegang kegiatan ini sehingga menajadikan mahasiswa merasa acau serta tidak

memperhatikan kegiatan tersebut.

Hal ini senada dengan pendapat Nur Uhbiyati bahwa pendidikan agama

Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek

kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka meningkatkan

penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama,

berbangsa dan bernegara. Menurut Ahmad Dadang Marimba, pendidikan agama

Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian

utama tersebut dengan istilah kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang

memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat

berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai

Islam.”36

Belajar membaca al-Qur’an hendaknya dijadikan suatu aktivitas rutin

umat muslim sebagai bentuk aktualisas dari keimanan dan ketaqwaan kepada

Allah Swt.

36

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet.II; Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999),

hlm. 9.

Page 57: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai beriku :

1. Peran Ma’had al-Jam’ah melalui bimbingan belajar al-Qur’an di Ma’had al-

Jam’ah IAIN Ambon yaitu untuk menjadikan mahasiswa mampu dan lancar

membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, serta mahasiswa mamppu

berkepribadian secara Islami sehingga karakter mahasiswa IAIN Ambon dapat

diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan peran Ma’had al-Jam’ah dalam

pembentukan akhlak mahasiswa PAI melalui bimbingan belajar al-Qur’an

berupa ilmu-ilmu agama yang harus dimiliki oleh mahasiswa, adanya aturan

yang jelas dari pihak lembaga untuk mengakomodir permasalahan terkait

dengan akhlak tersebut berupa bimbingan dan pengarahan yang baik kepada

mahasiswa. Sedangkan mengenai faktor penghambat adalah merasa kesulitan

dalam membimbing para mahasiswa karena kurangnya para pengajar,

kurangnya perhatian pemimpin dalam menajadikan mahasiswa merasa acau

serta tidak memperhatikan kegiatan tersebut, serta mahasiswa yang kurang

memiliki minat untuk belajar di Mahad al-Jamiah IAIN Ambon.

53

Page 58: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

54

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran

terkait dengan penelitian ini, yakni:

1. Diharapkan kepada Lembaga pendidikan dalam hal ini Ma’had al-Jam’iah,

dalam menyusun program bimbingan dan langkah-langkah teknik harus

merujuk kepada kebutuhan Ma’had al-Jam’iah dan evaluasi program untuk

menelaah atau menganalisis program yang telah dan sedang berjalan serta

melibatkan pihak terkait (stakeholders).

2. Dengan adanya kegiatan bimbingan belajar al-Qur’an diharapkan mahasiswa

memiliki keinginan yang kuat dan mampu keluar dari masalah-masalah yang

berkaitan dengan al-Qur’an.

3. Diharapkan kepada pimpinan baik pimpinan Institut, pimpinan fakultas,

pimpinan Jurusan dan Ma’had al-Jam’iah agar lebih dapat memperhatikan

kondisi mahasiswa dalam hal kegiatan bimbingan belajar al-Qur’an.

4. Diharapkan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan sarjana, dalam sebuah

penelitian agar lebih paham tentang fenomena dari masalah yang diteliti

sehingga mampu dipertanggungjawabkan untuk menjadi seorang sarjana.

Page 59: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

A.R. Zahruddin, Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2004.

Bakri. Masykuri, Metode Penelitian Kualitatif Tinjauan Teoritis dan Praktis,

Malang: Unisma-Visi Press, 2002.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemah, Semarang, :

CV.Toha Putra, 1989.

Laila. Abu, dan Thohir, Al-Qur’an dan Pembelajarannya, Bandung Al-Ma’arif,

1983.

Moleong. Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

Muslim bin Al-Hajaj Al-Imam. Abil Husen, Sholeh Muslim Juz I, Maktahul

Darlan Indonesia 1997.

Mustofa. H.A., AkhlakTasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.

Nata. Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 2001.

Pidato dari Menteri Penerangan RI, Bapak Harmoko pada Munas LPTQ Nasional

di pekan Baru, Riau Tahun 1994. Lihat juga Majalah Hidayah, (edisi

XXVII, Tahun 2007).

Shihab. M. Quraish, Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau Dari Aspek Kebahasaanm

Isyarat Ilmia dan Pemberian Gaib, Bandung: Mizan, 2001

Sihab. M. Qurais, Mukjizat Al-Qur’an ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat

Ilmia dan Pemberitahuan Gaib, Bandung: Mizan, 2001.

Sudrajat. Ajat, Din Al-Islam, Yogyakarta: UPP IKIP, 1998.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

d D, Bandung, 2012.

Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, PT. Remaja

Rosdkarya, 2005.

Sumbulah. Umi, Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis, Malang, PT UIN

Malang Press 2008.

Uhbiyati. Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999.

Umary. Barnawie, Materi Akhlak, Surakarta : CV. Ramadhani Solo, 1988.

Page 60: PERANAN MA'HAD AL-JAMIAH DALAM BIMBINGAN BELAJAR AL- MAHASISWA … · AL-QUR’AN MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III FITK IAIN AMBON Hasil Penelitian Ditulis Oleh: Maimunah,

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Surabaya, PT Kesindo Utama.

Yasin. Sulcan, Kamus Lengakap Bahasa Indinesia, Surabaya: Amanah, 1997.

Yunus. Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hildakarya Agung, 1989

----------------, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Mutiara, 1979.

“Surat Masjid” No. 175 April 1989, hlm 11.