Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

72
Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam Menegakkan Nilai-Nilai Etika Bagi Anggota Dewan SKRIPSI Diajukan Untuk Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah Oleh : HENDRA SP.120245 PEMBIMBING: Dr.FUAD RAHMAN, S.Ag. M.Ag JUHARMEN, SHI, M.SI KOSENTRASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

Page 1: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

1

Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam

Menegakkan Nilai-Nilai Etika Bagi Anggota Dewan

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Pada Fakultas Syariah

Oleh :

HENDRA

SP.120245

PEMBIMBING:

Dr.FUAD RAHMAN, S.Ag. M.Ag

JUHARMEN, SHI, M.SI

KOSENTRASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

2

Page 3: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

3

Page 4: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

4

Page 5: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

5

MOTTO

يا أيها الذين آمنوا ل تخونوا الل والرسول وتخونوا أماناتكم وأنتم تعلمون

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati

Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu

mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,

sedang kamu mengetahui.

Page 6: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

6

Abstrak

Badan Kehormatan sebagai salah satu Alat Kelengakapan DPRD adalah

lembaga yang berhubungan dengan masalah kehormatan para wakil rakyat baikdi

DPR RI maupun di DPRD, lembaga ini dalam keberadaannya untuk

menjawabkebutuhan dari adanya arus reformasi yang menuntut adanya

perubahan,keberadaan lembaga ini sangat penting dan strategis dalam

melaksanakan tugasdan fungsinya guna mewujudkan pemerintahan yang bersih

(good and cleangovernance). Berdasarkan latar belakang dirumuskan

permasalahannya yaitubagaimanakah tugas dan wewenang badan kehormatan

dalam menjagamartabat dan kehormatan anggota DPRD, dan kendala dan upaya

badankehormatan sebagai salah satu alat kelengkapan DPRD dalam

penyelesaianpelanggaran kode etik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

tugas danwewenang badan kehormatan DPRD dalam menjaga martabat dan

kehormatananggota DPRD dan untuk mengetahui kendala dan upaya yang

dilakukan badankehormatan sebagai alat kelengkapan dalam penyelesaian

pelanggaran kodeetik pada DPRD Provinsi Jambi.

Penelitian ini, bersifat yuridis normatif, Penelitian yuridis normative

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang

meliputibahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum

tertier.Kemudian data tersebut dianalisis secara yuridis kualitataif, artinya

tanpamenggunakan rumus akan tetapi disajikan dalam bentuk uraian dan

konsep.Hasil penelitian adalah tugas dan wewenang badan kehormatan dalam

menjaga martabat dan kehormatan Anggota DPRD dilaksanakan

berdasarkanUndang-undang Nomor 22 tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan

MPR,DPR, DPD dan DPRD dan berdasarkan undang-undang Nomor 32 tahun

2004tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun

2005tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2004

tentangPedoman dan Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD kemudian untuk

lebihefektif dalam pelaksanaan tugas dan wewenang sedangkan kendala

badankehormatan dalam menjalankan tugas dan fungsinnya memiliki dua

hambatanyaitu hambatan internal dan externalsedangkan upaya badan kehormatan

dalammengatasi kendala tersebut adalah meningkatkan pengawasan yang

berbasisetika baik secara internal maupu exsternal terhadap anggota DPRD,

proaktifterhadap laporan-laporan yang dapat dibertanggungjawabkan dan tidak

melakuan intervensi proses peradilan karena tindakan badan kehormatan

beradapada wilayah moralitas.

Kata Kunci: Badan Kehormatan DPRD, Tugas dan wewenang, Kode etik

Page 7: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

7

PERSEMBAHAN

ٱلرهحمن ٱلرهحيم بسم ٱلله Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan khusus untuk ibunda tercinta

Hakimah dan ayahanda tersayang Ayub (Almarhum) yang telah bersabar, tulus

dan iklas membesarkan, membimbing, mendidik hingga dewasa, serta

menyekolahkan ananda sampai keperguruan tinggi ini. Kalianlah kekuatan

untukku, yang menjadi penyemangat di setiap langkah kakiku, yang rela

membanting tulang tidak pernah mengenal kata lelah demi sebuah cita-cita dan

masa depan ananda. Tiada kata yang seindah yang paling bermakna untuk

disampaikan kecuali permohonan yang amat sangat kepada Allah SWT agar

mereka diberi balasan yang setimpal atas segala pengorbanan mereka berikan untuk

mendidik anak-anaknya sampai saat ini.

Karya ilmiah ini juga penulis persembahkan kepadaisrti tercinta Maimunah

dan sang buah hati anak tersayang Zafran Aqsha Mahendra,dan juga saya

persembahkan keapada pamanNurhadi, dan kakak-kakak yang saya sayangi

Anita,saiful, Superman, Hudri, Cik Majid dan juga kepada sahabat seperjuangan

Abdul Majid, M.Rais, Mulyadi, yang telah memberikan dan dukungan dan

motivasi dalam perjalanan kuliah ini. Terima kasih kepada teman-teman yang telah

banyak membatu saya dalam pembutan karya ilmiah ini, semoga kita semua

menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Aamiin.

Dengan mengucapkan alhamdulilah atas nikmat yang telah diberikan Allah

SWT. Selangkah menuju rasa syukur. Saya berharap skripsi yang tersaji menemani

pembaca ini juga adalah rasa syukur saya kepada Allah SWT atas nikmat iman, ruh,

nikmat ilmu, akal sehat dan nikmat jasmani dan rohani semoga Allah SWT

memberikan taufik dan hidayahnya selalu. Aamiin.

Page 8: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

8

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر حيم

Assalamu’alaikum, Wr,Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam

penulisan skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu tidak lupa pula

sholawat serta salam penulis sampaikan pada junjungan Nabi Muhammad SAW

yang telah memberi kita petunjuk dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang

terang benderang, sebagaimana yang kita rasakan saat ini, yang disinari iman dan

islam.

Skripsi ini berjudul“ Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi

Dalam Menegakkan Nilai-Nilai Etika Bagi Anggota Dewan ”merupakan kajian

mengenai peran badan kehormatan DPRD provinsi jambi dalam menegakkan nilai

etika anggota dewan, dandalam hal ini penulis ingin mengunggkapkan peran BK

dalam mendisiplinkan anggota dewan, dengan tujuan yang mulia supaya

terciptanya wakil rakyat yang amanah dan semata-mata ingin menyalurkan aspirasi

rakyat buakn untuk mementingkan kepentingan pribadi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan

yang dilalui namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan. Penulis berharap semoga dapat bermanfaat khususnya bagi diri

penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca serta memberikan kontribusi positif

bagi dunia pendidikan, pemerintahan serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan

negara.

Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini, dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc. M. HI,. Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas

Syariah bidang Akademik dan Kelembagaan. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, M.HI

selaku Wakil Dekan II Fakultas Syariah bidang Administrasi Umum,

Keuangan dan Perencanaan. Ibu Dr. Yuliatin, M. HI selaku Wakil Dekan III

Fakultas Syariah bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama.

4. Ibu Mustiah RH, S. Ag., M. Sy dan ibu Tri Endah Karya Lestiani, S. IP., M. IP

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Sayariah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. BapakDr.Fuad Rahman, S.Ag. M.Ag selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini

Page 9: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

9

Page 10: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR ........................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan masalah ..................................................................... 3

C. Batasan Masalah ....................................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5

E. Metode Penelitian ..................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 5

BAB II PROFIL DPRD PROVINSI JAMBI ........................................... 6

A. Sejarah Perkembangan DPRD Provinsi Jambi ......................... 6

B. Gambaran Umum DPRD Provinsi Jambi ................................. 8

C. Tugas dan Fungsi DPRD .......................................................... 14

BAB III TINJAUAN UMUM BADAN KEHORMATAN DPRD

PROVINSI JAMBI ........................................................................ 23

A. Sejarah Pembentukan BK ......................................................... 23

B. Badan kehormatan DPRD ProvinsiJambi ................................ 26

1. Struktur Keanggotaan ........................................................... 26

2. Tugas dan Wewenang ........................................................... 30

Page 11: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

11

BAB IV PERANAN BK DALAM PENEGAKKAN NILAI-NILAI ETIKA

ANGGOTA DPRD PROVINSI JAMBI

A. Pengertian Etika, Moral, dan Kode Etik ................................... 41

B. Tindakan Badan kehormatan Terhadap Anggota Dewan yang

Melanggar Tata tertib dan Kode Etik. ...................................... 47

C. Kendala dan Upaya Badan Kehormatan DPRD dalam

Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik pada DPRD Provinsi

Jambi ......................................................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 55

B. Saran ......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinamika politik Indonesia tidak pernah sepi dari isu-isu negatif dan

kontroversial. Salah satu persoalan yang menjadi momok dalam masyarakat

adalah degradasi moral yang melanda para elit politik (oknum). Situasi ini

menjadi kondisi yang meresahkan banyak kalangan, baik dari akademisi,

pengamat politik hingga masyarakat biasa yang tidak pernah lepas dari

perbincangan krisis moral yang dihadapi oleh kalangan elit tersebut. meskipun

patut diakui tidak semua elit politik bisa menjalankan fungsinya berdasarkan

aturan dan tatanan yang berlaku. dalam artian sesuai dengan etika sebagai

legislatif .1

Untuk menjawab persoalan etika dalam lembaga legislator, dibentuklah

salah satu alat kelengkapan tetap yang disebut dengan Badan kehormatan (BK)

berdasarkan UU No. 22 tahun 2003 yang kemudian direvisi kembali pada UU

No. 27 tahun 2009 yang bertugas menegakkan kode etik di lingkungan para

wakil rakyat, sebagai jawaban atas stigma masyarakat terhadap degradasi moral

dan etika wakil rakyat. Dimana proses pelembagaan etika dalam lembaga publik

dianggap penting untuk mendukung prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi,

maupun partisipasi. Bertujuan untuk mengontrol kinerja dan mengawasi etika

anggota dewan. Karena lembaga ini menyangkut masalah kehormatan para

wakil rakyat di DPR/DPRD, maka keberadaan BK DPR/DPRD menjadi sangat

penting dibandingkan dengan kelengkapan lainnya.2

Selain pelembagaan etika dalam pemerintahan, perumusan etikapun

juga sangat dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip

penyelenggaraan negara dan tata pemerintahan yang baik (good governance),

1 Untuk lebih lengkapnya lihat Sheldon S. Steinberg dan David T. Austern, Government, Ethics

and Manager, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 35-36. 2 Markus Gunawan, Buku Pintar Calon Anggota dan Anggota legislatif (DPR,DPRD,DPD),

(Jakarta; Visi Media Pustaka), 2008. hlm 48.

Page 13: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

2

bersih, bertanggung jawab, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat

terhadap peran, kewenangan dan wibawa aparatur negara ataupun pemerintah

dalam menjalankan kehidupan bernegara.3 Diharapkan dengan adanya

pelembagaan etika dan perumusan etika dalam lembaga pemerintahan, akan

menghasilkan sinergi antara keduanya dalam menunjang peran elit dalam

masyarakat.

Seperti pada kasus “ketok palu” RAPBD provinsi Jambi yang

melibatkan beberapa wakil rakyat di DPRD kota jambi yang menjadi tersangka

atas kasus suap dana pengesahan APBD pada tahun 2017/2018. ini tentu saja

sangat-sangat mencoreng lembaga legislatif tersebut. Hal ini mengingat bahwa

perbuatan tersebut sangat bertentangan dengan posisinya sebagai anggota

dewan. Di samping sebagai penyampai aspirasi masyarakat, anggota dewan

dituntut untuk bertingkah laku semestinya dan memberi contoh yang baik pada

masyarakat.

Tidak hanya sekali ini saja terjadinya kasus-kasus kriminal yang

melibatkan anggota dewan. Ada beberapa kasus lain yang terjadi seperti

kurangnya disiplin waktu, tidak hadir pada saat rapat, tidak berada di kantor

pada saat jam kerja. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai etika bagi

anggota dewan. Untuk itu diperlukannya suatu badan kehormatan yang

berfungsi untuk mengawasi para anggota dewan, terkait dengan posisinya

sebagai penyampai aspirasi masyarakat

Kehadiran Badan Kehormatan di DPRD tentunya tidak dapat dikatakan

tanpa tantangan dalam menyelesaikan permasalahan etika dalam DPR/DPRD

itu sendiri, selain BK di satu sisi memiliki peran yang signifikan dalam lembaga

legislatif, namun disatu sisi BK akan berhadapan dengan persoalan citra

kelembagaan, sebagaimana BK merupakan bagian dari lembaga DPR/DPRD,

begitu juga dengan persoalan citra partai politik. Sebab keanggotaan BK juga

3 Perumusan etika bertujuan untuk menformulasikan nilai-nilai moral/etika, dalam sebuah

lembaga pemerintahan dan tentunya akan mempertegas tanggung jawab moral terhadap perannya

sebagai penyelenggara negara. Mengatur tata hubungan dan tanggung jawab antar pejaba ataupun

lembaga, sebagai acuan ataupun panduan terhadap standar nilai dalam bersikap dan bertindak. Untuk

lebih jelasnya lihat Wahyudi Kumorotomo, Akuntabilitas Birokrasi Publik: Sketsa pada masa

transisi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), cet 2. 2008. Hlm 13.

Page 14: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

3

berasal dari partai politik. Artinya, BK mempunyai dua permasalahan mendasar

selain tugas utama sebagai penegak etika.

Dari latar belakang yang telah diuraikan penulis ingin melakukan

penelitian mengenai “ Peranan Badan Kehormatan Dewan Perwakilan

Rakyat Dalam Menegakkan Nilai-Nilai Etika Bagi Anggota Dewan ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa tugas dan wewenang Badan Kehormatan DPRD dalam menjaga

Martabat dan kehormatan anggota DPRD ?

2. Bagaimana cara yang di lakukan Badan Kehormatan DPRD provinsi jambi

dalam menegakkan pelanggaran kode etik yang di lakukan anggota dewan?

3. Apa Kendala Badan Kehormatan DPRD sebagai salah satu alat kelengkapan

DPRD dalam penyelesaian pelanggaran kode etik pada DPRD Provinsi

Jambi?

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tugas dan wewenang Badan Kehormatan DPRD dalam

menjaga martabat dan kehormatan anggota DPRD.

2. Untuk mengetahui cara yang dilakukan BK dalam menegakkan kode etik

anggota dewan

3. Untuk mengetahui apa saja kendala BK sebagai salah satu alat kelengkapan

DPRD dalam penyelesaian pelanggaran kode etik pada DPRD Provinsi

Jambi ?

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menambah khazanah

pengetahuan bagi penulis sendiri dan bagi siapa saja yang nantinya membaca

hasil penelitian ini. Selain itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini akan

mempermudah bagi siapa saja nantinya yang ingin mengkaji atau meneliti

Badan Kehormatan selaku lembaga yang berfungsi untuk menegakkan etika

dalam legislatif.

C. Batasan Masalah

Page 15: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

4

Guna menghindari terjadinya perluasan masalah pada pokok pembahasan

ini maka penulis akan menitik beratkan penelitian pada peran BK di DPRD

Provinsi Jambi.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam pengamatan peneliti, meskipun banyak penelitian-penelitian

yang membahas tentang DPR ataupun DPRD yang cakupan penelitiannya lebih

besar. Namun tidak diketemukan penelitian yang khusus membahas tentang

Badan Kehormatan (BK) khususnya penelitian tentang Badan Kehormatan

Kota jambi.

Terdapat beberapa literatur dan penelitian yang membahas tentang

tentang DPRD ataupun tentang Etika, antara lain buku yang ditulis oleh A Bacir

Ihsan.4 Dalam bukunya ia berbicara tentang dinamika etika dalam berpolitik.

Karya lain yang ditulis oleh Markus Gunawan,5 yang berbicara tentang

fungsi dari lembaga-lembaga pemerintah. Dalam tulisannya tersebut dia lebih

banyak berbicara tentang fungsi masing-lembaga pemerintahan yang sudah ada,

baik itu fungsi legislatif, eksekutif maupun fungsi dari yudikatif. Dalam

bukunya Markus Manan tidak ditemukan peranan BK seperti judul penelitian

ini.

Buku yang ditulis oleh Bambang Cipto,6 berbicara tentang fungsi-fungsi

DPR namun tidak ada yang berkaitan dengan Badan Kehormatan ataupun

tentang etika. Bambang Cipto mencoba untuk mengeksplorasi fungsi dari

lembaga legislatif tersebut. Baik itu fungsi sebagai pembuat undang-undang dan

peraturan pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan presiden demi

kepentingan rakyat banyak. Namun, dalam penelitian tersebut belum

menyentuh sama sekali tentang etika politik Badan Kehormatan DPRD

4 A Bachir Ihsan, Wacana kritis atas Etika Politik, Kekuasaan dan Demokrasi, (Bandung; PT

Remaja Rosdakarya 2009). 5 Markus Gunawan, Buku Pintar Calon Anggota dan Anggota legislatif (DPR,DPRD,DPD),

(Jakarta; Visimedia Pustaka 2008). 6 Bambang Cipto, Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Pemerintahan Modern-Industrial,

(Jakarta; PT RajaGrafindo Persada 1995).

Page 16: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

5

Berdasarkan penelitian-penelitian yang yang telah disebutkan diatas

tidak diketemukan penelitian yang khusus membahas tentang Badan

Kehormatan Kota Jambi dalam pelaksanaan tugasnya sebagai sebuah lembaga

penegakan etika di legislatif. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penelitian

ini adalah orisinil dan bukan sebuah penelitian yang menduplikasi penelitian

sebelumnya.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library Research)7 yang

sumber datanya berasal dari data pustaka.Sedangkan metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis.

F. Sistematika Pembahasan

Rencana penelitian ini terdiri dari lima bab, yang pertama adalah

pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

Bab dua berbicara tentang profil DPRD Provinsi jambi secara umum

termasuk struktur ataupun fungsi dari lembaga tersebut. Sedangkan pada bab

tiga merupakan analisis yang berkaitan langsung dengan Badan Kehormatan

Provinsi jambi. Selanjutnya pada bab empat akan berbicara seputar

permasalahan-permasalahan baik itu yang bersifat insider ataupun outsider

yang merupakan isi dari penelitian. Sedangkan bagian akhir dari penelitian ini

adalah penutup merupakan kesimpulan dari penelitian.

7 Dudung Abdurrahman, Pengantar Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah,

(Yogyakarta; IFKA PRESS, 1998), hlm. 20.

Page 17: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

6

BAB II

PROFIL DPRD PROVINSI JAMBI

A. Sejarah Perkembangan DPRD Provinsi Jambi

Keberadaan DPRD sebagai lembaga penyalur aspirasi masyarakat di

daerah. Semenjak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal

17 Agustus 1945, secara konstitusional penyelenggaraan pemerintahan daerah

telah diatur eksistensinya. 8Hal ini dapat dilihat dari isi pasal 18 UUD 1945,

dimana ketentuan ini menghendaki dibentuknya Undang-Undang yang

mengatur tentang Pemerintahan di Daerah. Apabila dilihat dari segi hukum

maupun praktek, badan legislatif daerah (DPRD) telah mengalami 8 (delapan)

kali perubahan kedudukan hukum sesuai dengan pergeseran politik dan

perubahan konstitusi, yang selalu dikaitkan dengan perundang-undangan yang

mengatur tentang pemerintahan di Daerah. Praktek ini sejalan dengan ide dasar

pasal 18 UUD 1945 dan penjelasannya, yakni pembentukan Pemerintah Daerah

berikut badan permusyawaratan yang mendampinginya.

Adapun pertumbuhan dan perkembangan dimaksud adalah sebagai

berikut:

1. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945, tentang pembentukan

Komite Nasional Daerah menjadi Badan Perwakilan Rakyat Daerah, yang

bersama-sama dengan dan dipimpin oleh Kepala Daerah menjalankan

pekerjaan mengatur rumah tangga daerahnya, asal tidak bertentangan

dengan peraturan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang lebih luas

dari padanya.

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam Undang-Undang ini, susunan Pemerintah Daerah terdiri dari Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Pemerintah Daerah (DPD). Keadaan

DPRD semakin kuat, DPRD berwenang membuat pedoman untuk DPD

guna mengatur menjalankan kekuasaan, kebijaksanaan dan kewajibannya.

8 Siswanto sunarto, hukum pemerintahan Daerah di Indonesia, cet IV ( Jakarta sinar

Grafika 2012) hal.116

Page 18: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

7

Dengan kata lain, ruang gerak DPD ditentukan oleh DPRD, semantara itu

Kepala Daerah hanya merupakan organ Pemerintah Pusat yang bertugas

mengawasi pekerjaan DPRD dan DPD.

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan

Daerah. Menurut Undang-Undang ini, Pemerintah Daerah terdiri dari

DPRD dan DPD, sedangkan Kepala Daerah bukan merupakan organ

tersendiri dari Pemerintah Daerah, akan tetapi hanya menjadi Ketua dan

anggota DPD karena jabatannya. Hak-hak dan kewajiban DPRD semakin

luas, dimana DPRD mengatur dan mengurus segala urusan rumah tangga

daerahnya, kecuali urusan yang oleh Undang-Undang ini diserahkan kepada

pengusaha lain.

4. Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1959, tentang

Pemerintah Daerah. Dalam Penetapan Presiden ini, Pemerintah Daerah

terdiri dari Kepala Daerah dan DPRD. Sedangkan DPD diganti dengan

Badan Pemerintah Harian yang bertanggungjawab kepada Kepala Daerah.

Selanjutnya disusul dengan penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor

5 Tahun 1960, yang mengatur tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Gotong Royong (DPRGR) dan Sekretariat Daerah.

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan Daerah. Menurut Undang-Undang ini, DPRD merupakan

unsur Pemerintah Daerah, yang tanggung jawabnya adalah membuat dan

menetapkan Peraturan Daerah, mencalonkan Wakil Kepala Daerah serta

mengajukan calon Kepala Daerah.

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan di Daerah. Dalam Undang-Undang ini, yang menempatkan

DPRD sebagai unsur Pemerintah Daerah, guna menjamin kerja sama dan

keserasian antara Kepala Daerah dan DPRD untuk mencapai tertib

pemerintahan di daerah.

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah.

Dalam Undang-Undang ini, DPRD dipisahkan dari Pemerintah Daerah

Page 19: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

8

dengan maksud untuk lebih memberdayakan DPRD dan peningkatan

pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada rakyat.

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang

mengalami Amandemen Undang-undang Pemerintahan Daerah tahun 2008

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Undang-Undang 32 Tahun

2004 lahir sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang

dianggap tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan dan

tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, Pembagian wilayah Indonesia

adalah atas darah provinsi, kabupaten dan kota. Daerah yang ada dapat

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi

dan tugas pembantuan. 9Pemerintahan provinsi dan DPRD serta

pemerintahan kabupaten dan kota yang terdiri atas pemerintah daerah

kabupaten, kota dan DPRD. Pemerintah daerah terdiri atas kepala daerah

dan perangkat daerah.10

B. Gambaran Umum DPRD Provinsi Jambi

1. Anggota DPRD Provinsi Jambi Periode 2014-2019

Berdasarkan hasil pemilihan Umum Tahun 20014 di Provinsi Jambi

yang terpilih dan diangkat sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi untuk

Periode 20014-20019 sebanyak 55 (Lima puluh lima) orang yang berasal

dari 12 (dua belas) Partai Politik yang terdiri dari :

a. Partai PDIP sebanyak 9 orang

b. Partai Golkar sebanyak 7 orang

c. Partai Gerindra sebanyak 7 orang

d. Partai Demokrat sebanyak 7 orang

e. Partai PAN sebanyak 7 orang

f. Partai PKS sebanyak 5 orang

9 Lihat Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 dalam Agussalim Andi

Gadjong, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Ghalia Indonesia, Bogor 2007. Hal.

168 10 Ibid Pasal 3.

Page 20: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

9

g. Partai PKB sebanyak 5 orang

h. Partai PPP sebanyak 3 orang

i. Partai Nasdem sebanyak 2 orang

j. Partai Hanura sebanyak 1 orang

k. Partai Perindo 1 orang

l. Partai Berkarya 1 orang

Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003

tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, diatur bahwa sebelum Pimpinan DPRD Provinsi Terbentuk, DPRD

Provinsi dipimpin oleh Pimpinan Sementara sebanyak 2(dua) orang yang terdiri

atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang berasal dari dua partai politik

yang memperoleh kursi terbanyak pertama dan kedua di DPRD Provinsi.11

2. Struktur anggota DPRD Provinsi Jambi

Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Jambi pada tanggal 12

mei 2014 telah dilaksanakan Pemilihan calon Pimpinan defenitif DPRD

Provinsi Jambi masa jabatan 2014-2019, dan terpilih Pimpinan sebagai berikut:

• Ir. H. Cornelis Buston (Ketua)12

• H. Zorman Manap (Wakil Ketua)

• Edi Purwanto (Wakil Ketua)

• Drs. AR.Syahbandar (Wakil Ketua)

Anggota DPRD Provinsi Jambi Masa Jabatan 2014-2019 adalah keadaan

sampai dengan Tahun 2019 sebagai berikut :

a. Dapil kota Jambi

1. Cornelis Buston (Demokrat),

2. Zainal Abidin (Demokrat),

11 harian Jambi: [harianjambi.com/berita-inilah-namanama-anggota-dprd-provinsi-jambi-

20142019.html, diakses 20 Juni 2016 12 ZAILANI, Akhmad. Wajah Parlemen Daerah di Indonesia. Jakarta: Metro, 2015. ISBN

219-42-5470-8

Page 21: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

10

3. Effendi Hatta (Demokrat),

4. Chumaidi Zaidi (PDIP),

5. Budiyako (Gerindra),

6. Wiwid Iswara (PAN),

7. Cek Man (Hanura),

8. Zoerman Manap (Golkar),

9. Sofyan Ali (PKB),

10. Parlagutan (PPP)

b. Dapil Muaro Jambi-Batang Hari

1. Suliyanti (Demokrat),

2. Sofia Fattah (Demokrat),

3. Edi Purwanto (PDIP),

4. Masnah Busro (Golkar),

5. Syahirsah (Golkar),

6. Syahbandar (Gerindra),

7. Bambang Bayu Suseno (PAN),

8. Rahmad Eka Putra (PKS),

9. Tajudin Hasan (PKB),

10. Mauli Pulungan (PPP)

c. Dapil Sarolangun-Merangin

1. Hilalatil Badri (PDIP),

2. Zainul Asfan (PDIP),

3. Sufardi Nurzaim (Golkar),

4. Nasri Umar (Demokrat),

5. Fachrul Rozi (PKB),

6. Salam (Hanura),

7. M Khairil (Gerindra),

8. Kusnidar (Nasdem),

9. Sofyan (PPP),

10. Supriyanto (PKS)

Page 22: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

11

d. Dapil Tanjabbar-Tanjabtim

1. Agus Rama (PAN),

2. Supriyono (PAN),

3. Juber (Golkar),

4. Zainuddin (PKB),

5. Nurhayati (Demokrat),

6. Muhammadiyah (Gerindra),

7. Luhut Silaban (PDIP),

8. Nasrullah Hamka (PBB),

9. Isroni (Nasdem)

e. Dapil Kerinci-Sungai Penuh

1. Gusrizal (Golkar),

2. Yanti Maria (Gerindra),

3. Irmanto (Demokrat),

4. Jamaludin (Hanura),

5. Edmon (Nasdem),

6. Muntalia (PKB)

f. Dapil Bungo-Tebo

1. Rahimah (Demokrat),

2. Popriyanto (Golkar),

3. Maeludin (Golkar),

4. M Helwi (PDIP),

5. Misran (PDIP),

6. Eka Madjid (PKB),

7. Rudi Wijaya (PKS),

8. Hasyim Ayub (PAN),

9. Hasan Ibrahim (PPP),

10. Bustami Yahya (Gerindra)13

3. Alat Kelengkapan DPRD

13 Info Bungo: [ttp://www.infobungo.com/2014/05/inilah-nama-nama-anggota-dprd-

provinsi.html], diakses 20 Juni 2019

Page 23: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

12

Mengacu kepada Peraturan Tata Tertib DPRD Provinsi Jambi Nomor 6

Tahun 2006, adapun Alat Kelengkapan Dewan yang terdapat pada DPRD

Provinsi Jambi :

a. Badan Kehormatan

b. Badan Anggaran

c. Badan Musyawarah

d. Badan Legislasi

e. Komisi-komisi. 14

4. Kelompok tenaga Ahli Tahun 2014

Guna membantu dan menunjang kelancaran kegiatan-kegiatan

DPRD dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya, ditunjuk

kelompok Tenaga Ahli DPRD Provinsi Jambi ditunjuk kelompok Tenaga

Ahli DPRD Provinsi Jambi. Pada pasal 34 PP No.16/2010 dinyatakan

bahwa setiap fraksi di DPRD dibantu oleh 1 orang tenaga ahli, yang paling

sedikit memenuhi persyaratan seperti :

1. Berpendidikan serendah-rendahnya minimal (S1) dengan pengalaman

kerja paling singkat 5 tahun, S2 dengan pengalaman kerja paling singkat

minimal 3 tahun, S3 dengan pegalam kerja minimal 1 tahun.

2. Menguasai bidan pemerintahan

3. Menguasai tugas dan fungsi DPRD15

Dalam Masa Pembentukan Khususnya Alat Kelengkapan DPRD

dalam hal ini adalah Badan Kehormatan, di DPRD Provinsi Jambi dimulai

pada Tahun 2006 yang dituangkan pada Keputusan DPRD Provinsi Jambi

Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pembentukan Badan Kehormatan DPRD

Provinsi Jambi yang susunan anggotanya terdiri dari :

Ketua : H.A. Rahman Albani, S.Ag

Wakil Ketua : H. Syafri Sofyan, SH

Anggota : 1. H. Abdul Halim, SE

14 http://www.Parlemen.net/site/idetails.php?docid=kelengkapan, diakses tgl2 8 Junii 2019

15 http//syukriy.wordpress.com/2019/04/01/tenaga-ahli-kelompok-pakar-atau tim –ahli/

Page 24: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

13

2. K.H. M. Nadjmi Qadir

3. Samsul Anwar, SE

Keputusan DPRD Nomor 4 Tahun 2006 tersebut berlaku 1 tahun

yaitu dari tanggal 20 Pebruari 2006 berakhir sampai tanggal 20 Pebruari

2007 kemudian pada tanggal 26 Pebruari ditetapkan surat Keputusan DPRD

Provinsi Jambi Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Memperpanjang Masa

Jabatan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi dengan susunan

keanggotaanya sama dengan tercantum diatas. Pada Tanggal 2 April 2007

ditebitkan surat Keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor 5 Tahun 2007

tentang Pembentukan Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Derah

Provinsi Jambi dengan susunan anggota sebagai berikut :

Ketua : H. Syafri Sofyan, SH

Wakil Ketua : Drs. H. Harris Fadillah

Anggota : 1. Umardhani Usman, BA.

2. Dra. Lili Piorita

3. K.H.M. Nadjmi Qadir

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal 2 April 2007 sampai

dengan 2 Maret 2008 kemudian pada tanggal 21 Januari 2008 ditetapkan

Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi Nomor 3

Tahun 2008 tentang perubahan Keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor 31

Tahun 2007 tentang Pembentukan Badan Kehormatan DPRD Provinsi

Jambi dengan susunan anggota sebagai berikut :

Ketua : Drs. H. Haris Fadillah

Wakil Ketua : Drs. H. Yusri Yusuf

Anggota : 1. Dra. Lili Piorita

2. Saipul Azwar, S.Pt

3. Mirza Ansyori, SH

Page 25: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

14

C. Tugas dan Fungsi DPRD

1. Sekretaris Dewan

Kedudukan Sekretariat DPRD menurut Peraturan Gubernur Jambi

Nomor 33 tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi, Serta Tata Kerja, Sekretariat DPRD Provinsi Jambi. Jumlah Pejabat

Struktural dilingkungan Sekretariat DPRD Provinsi Jambi sebanyak 13

pejabat yang terdiri dari 1 orang Sekretaris, 3 Kepala Bagian dan 9 Kepala

Sub Bagian

Tugas

Sekwan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam rangka

menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan,

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta

mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah.

Fungsi

1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan;

2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;

3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;

4. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan DPRD.

2. Bagian Umum

Tugas

membantu Sekwan dalam rangka melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan

administrasi kepegawaian, kearsipan, rumah tangga dan aset, serta

kehumasan dan keprotokolan.

Fungsi:

a. Pelaksanaan tata usaha DPRD dan sekretariat DPRD;

b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian Sekretariat DPRD;

c. Penyiapan sarana dan prasarana kegiatan DPRD dan Sekretariat DPRD;

d. Pelaksanaan pengaturan, pemeliharaan dan pemanfaatan aset, barang-

barang inventaris dan kendaraan dinas;

Page 26: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

15

e. Pelaksanaan urusan rumah tangga, keamanan/ketertiban lingkungan

kantor/gedung dan rumah dinas pimpinan DPRD;

f. Pelaksanaan tugas kehumasan dalam rangka publikasi melalui media

cetak dan elektronik atas kegiatan DPRD;

g. Pelaksanaan tugas keprotokolan dan menyiapkan bahan - bahari

ekspose, makalah serta susunan acara pada setiap pertemuan;

h. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;

Sub bagian yang berada di bawah Bagian Umum adalah sebagai berikut

1. Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian

Tugas

Membantu Sekwan dalam rangka melakukan penyiapan bahan pelaksanaan

dan pelayanan administrasi di bidang tata usaha dan kepegawaian, meliputi

pengelolaan administrasi surat menyurat, kepegawaian dan kearsipan serta

pengaturan ATK.

Fungsi :

a. Pelaksanaan pencatatan surat masuk dan keluar;

b. Penyiapan surat dinas dan undangan rapat-rapat;

c. Pendistribusian surat-surat dinas dan undangan rapat-rapat dan

penggandaan bahan kelengkapan Setwan;

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian, analisa jabatan, ketatalaksanaan

dan kelembagaan Setwan;

e. Penataan kearsipan;

f. Pengelolaan alat tulis kantor;

.

Page 27: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

16

2. Subbagian Rumah Tangga dan Aset

Tugas

Membantu Sekwan dalam rangka melakukan penyiapan bahan pelaksanaan

dan pelayanan administrasi di bidang rumah tangga, pemeliharaan,

perawatan gedung/kantor dan rumah dinas, keamanan lingkungan

gedung/kantor dan rumah dinas, melakukan penyiapan bahan analisis

kebutuhan dan pengadaan, inventarisasi, perlengkapan, pemeliharaan

kendaraan dinas, melakukan pengolahan data, penyusunan laporan,

pemanfaatan dan pemeliharaan aset lingkup Setwan.

Fungsi :

a. Pelaksanaan urusan teknik, keamanan, ketertiban, kebersihan dan

keindahan lingkungan kantor/gedung dan rumah dinas pimpinan DPRD;

b. Penyiapan/pengaturan sarana dan prasaran pada acara rapat-rapat dan

penerimaan tamu- tamu resmi DPRD dan sekretariat DPRD;

c. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk keperluan DPRD dan

sekretariat DPRD;

d. Pengelolaan administrasi, penyimpanan, pemeliharaan dan

pendistribusian barang milik daerah;

e. Penginventarisasian sarana dan prasarana inventaris, serta usulan

penghapusan aset yang dikelola sekretariat DPRD;

f. Pengolahan data, penyusunan laporan, pemanfaatan dan pemeliharaan

aset lingkup Setwan;

g. Penyiapan bahan penyelesaian sengketa tuntutan ganti rugi yang

menyangkut barang milik daerah (aset);

Page 28: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

17

3. Sub Bagian Humas dan Protokol

Tugas

Membantu Sekwan dalam rangka memberikan pelayanan administrasi,

dokumentasi dan fasilitasi kepada Pimpinan dan Anggota DPRD,

khususnya dalam bidang hubungan masyarakat dan keprotokolan.

Fungsi :

a. Peliputan dan pendokumentasian kegiatan DPRD;

b. Penyediaan dan pendistribusian surat kabar harian kepada DPRD

dan pejabat Sekretariat DPRD;

c. Pengumpulan bahan tulisan untuk penerbitan buletin legislatif dari

berbagai narasumber;

d. Pempublikasian kegiatan DPRD melalui media cetak dan

elektronik;

e. Pengaturan dan pendampingan wartawan media cetak dan

elektronik dalam rangka peliputan kegiatan DPRD yang bersifat

terbuka untuk umum;

f. Pengaturan acara dan penempatan tamu pada rapat paripurna dan

pertemuan khusus kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial

masyarakat yang dilaksanakan DPRD;

g. Pemfasilitasian hak dan kedudukan protokoler pimpinan dan

anggota DPRD dalam melaksanakan tugas kedinasan;

h. Pemfasilitasian tamu dari luar daerah yang melakukan kunjungan ke

DPRD

3. Bagian Persidangan dan Produk Hukum

Tugas

Membantu sekretaris dalam rangka penyiapan bahan pelaksanaan dan

pelayanan administrasi di bidang alat kelengkapan dewan, rapat dan risalah

serta produk hukum;

Fungsi:

a. Penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang alat

kelengkapan dewan;

Page 29: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

18

b. Penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang rapat dan

risalah.

c. Penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang produk

hukum..

Sub bagian yang berada di bawah Bagian Persidangan dan Produk

Hukum adalah sebagai berikut:

1. Subbagian Alat Kelengkapan Dewan

Tugas

Membantu bagian dalam rangka mengelola administrasi dan fasilitasi

penunjang kegiatan alat kelengkapan dewan.

Fungsi:

a. Pengelolaan administrasi / pencatatan surat menyurat dan fasilitasi

penunjang pelaksanaan kegiatan alat kelengkapan dewan.

b. Penyiapan permohonan dan bahan rapat serta kunjungan kerja / studi

banding / peninjauan lapangan alat kelengkapan dewan;

c. Penyusunan notulen/catatan rapat dan kunjungan kerja/studi

banding/peninjauan lapangan alat kelengkapan dewan;

d. Penyiapan bahan koordinasi dan bahan-bahan dari pihak-pihak terkait

dalam menunjang pelaksanaan kegiatan alat kelengkapan dewan;

e. Penyampaian laporan hasil kegiatan rapat-rapat dan kunjungan

kerja/studi banding/peninjauan lapangan alat kelengkapan dewan;

f. Penyediaan tenaga ahli/kelompok pakar untuk DPRD;

2. Sub Bagian Rapat dan Risalah

Tugas

Membantu bagian dalam rangka menyiapkan bahan pelaksanaan dan

pelayanan administrasi dibidang rapat dan risalah, meliputi menyiapkan

bahan dan pelaksanaan rapat-rapat, serta menyusun risalah untuk

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.

Page 30: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

19

Fungsi :

a. Penyusunan rancangan jadwal rapat-rapat DPRD;

b. Penyiapan bahan-bahan rapat atau sidang termasuk daftar hadir;

c. Penggandaan dan pendistribusian bahan-bahan rapat;

d. Penyiapan bahan/naskah sidang jalannya rapat paripurna untuk

Pimpinan DPRD;

e. Penyusunan dan penggandaan notulen rapat DPRD dan risalah rapat

Paripurna DPRD;

f. Pemeliharaan dokumentasi atau rekaman dan arsip hasil rapat DPRD;

g. Pengelolaan administrasi pada masing-masing fraksi;

h. Menyusun memori Akhir Masa Jabatan DPRD;

i. Penyediaan perpustakaan sebagai sumber bahan referensi dalam rangka

penyusunan draft rancangan peraturan daerah hak prakarsa DPRD.

3. Sub bagian Produk Hukum

Tugas

Membantu bagian dalam rangka melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang penyusunan rancangan

peraturan daerah dan produk hukum DPRD, meliputi menyiapkan bahan

peraturan perundang-undangan, menyusun rancangan keputusan pimpinan

DPRD dan rancangan peraturan daerah, menyiapkan bahan kajian Peraturan

Daerah.

Fungsi :

a. Penyiapan bahan kajian, penyusunan dan pembahasan Peraturan daerah

dan produk hukum DPRD serta keputusan sekretariat DPRD;

b. Pengumpulan bahan dan data peraturan perundang-undangan;

c. Pengkoordinasian penyusunan rancangan peraturan daerah dan produk

hukum DPRD;

d. Penyimpanan, pengelolaan dan pemeliharaan data, Informasi dan

dokumentasi mengenai produk hukum dan kegiatan DPRD;

Page 31: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

20

e. Pelaksanaan fasilitasi layanan aspirasi masyarakat secara tidak langsung

untuk disampaikan kepada Pimpinan dan anggota DPRD;

f. Penghimpunan informasi, mengolah dan mendistribusikan berkas surat-

surat pengaduan masyarakat terhadap semua kebijakan DPRD;

g. Penghimpunan dan pemfasilitasian aspirai masyarakat yang telah diolah

DPRD yang akan ditindaklanjuti oleh instansi terkait;

4. Bagian Keuangan

Tugas

Membantu Sekwan dalam rangka menyiapkan bahan dokumen

perencanaan program dan kegiatan serta pelaporan, dokumen penyusunan

anggaran, dokumen pengelolaan keuangan DPRD dan sekretariat DPRD

serta melakukan penerimaan dan pembayaran terhadap kegiatan DPRD dan

sekretariat DPRD.

Fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan renstra, renja dan RKA;

b. Penyiapan bahan penyusunan anggaran program dan kegiatan DPRD

serta sekretariat DPRD;

c. Penyelenggaran penatausahaan dan administrasi keuangan DPRD serta

sekretariat DPRD;

d. Pelaksanaan pengujian keabsahan penagihan dan penerbitan SPM;

e. Penyelenggaraan administrasi perjalanan dinas DPRD dan sekretariat

DPRD;

f. Penerimaan dan pemeriksaan surat pertanggung jawaban (SPJ);

g. Pelaksanaan program dan kegiatan belanja DPRD dan sekretariat

DPRD;

h. Penyiapan bahan laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan

pemerintah, akuntabilitas kinerja serta evaluasi pelaksanaan program

dan kegiatan;

Page 32: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

21

Sub bagian yang berada di bawah Bagian Keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Subbagian Administrasi dan Penatausahaan Keuangan

Tugas

membantu bagian dalam rangka penyiapan administrasi dan

pendokumentasian surat pertanggung jawaban pelaksanaan program dan

kegiatan keuangan DPRD dan Sekretariat DPRD serta administrasi

perjalanan dinas DPRD dan sekretariat DPRD, penyiapan pembuatan

laporan keuangan DPRD dan sekretariat DPRD.

Fungsi:

a. Pengelolaan kegiatan administrasi surat menyurat bagian keuangan.

b. Pengarsipan dokumen pelaksanaan program dan kegiatan keuangan

DPRD dan sekretariat DPRD.

c. Penyiapan administrasi perjalanan dinas DPRD dan sekretariat DPRD.

d. Penyiapan dan menyusun kendali, rekapitulasi serta pertanggung

jawaban administrasi keuangan perjalanan dinas DPRD dan sekretariat

DPRD.Penyiapan dan menyusun laporan keuangan sekretariat DPRD.

2. Sub bagian Program dan Pelaporan

Tugas

membantu bagian dalam rangka melakukan penyusunan Renstra, Renja,

Anggaran Program dan Kegiatan DPRD dan Sekretariat DPRD,

penyusunan laporan pelaksanaan dan evaluasi program dan kegiatan.

Fungsi

a. Penyusunan renstra, renja dan rencana kegiatan dan anggaran;

b. Penyusunan daftar pelaksanaan anggaran serta kerangka acuan

kegiatan;

c. Penyusunan laporan pelaksanaan dan evaluasi program dan kegiatan;

d. Penyusunan laporan penyelenggaran pemerintah daerah dan laporan

akuntabiliitas kinerja, menyusun bahan LKPJ kepala daerah;

Page 33: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

22

3. Subbagian Perbendaharaan dan Verifikasi

Tugas

membantu bagian dalam rangka penyiapan surat persetujuan dan perintah

pembayaran untuk kegiatan DPRD dan sekretariat DPRD; pelaksanaan

penelitian serta verifikasi terhadap tagihan belanja DPRD dan sekretariat

DPRD; pelaksanaan penerimaan, pemungutan, pengeluaran serta

penyetoran dan pertanggungjawaban keuangan DPRD dan sekretariat

DPRD;

Fungsi:

a. Penyiapan dan pelaksanaan pembayaran gaji serta tunjangan lainnya;

b. Pelaksanaan Pemungutan dan penyetoran pajak;

c. Pencatatan penerirnaan, pengeluaran terhadap belanja barang dan jasa

serta belanja modal;

d. Pembuatan dan penelitian kelengkapan surat persetujuan pembayaran

yang diajukan oleh bendahara pengeluaran dan menyiapkan surat

perintah membayar;

e. Pembuatan kendali dan registrasi terhadap tagihan dan pengeluaran

belanja barang dan jasa serta belanja modal;

f. Pembuatan dan penyusunan pengesahan surat pertanggung] awaban

terhadap pembayaran pelaksanaan kegiatan belanja barang dan jasa

serta belanja modal;

g. Pembuatan dan penyusunan laporan pelaksanaan perkembangan

kegiatan dan pertanggung jawaban bendahara pengeluaran;

Page 34: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

23

BAB III

TINJAUAN UMUM BADAN KEHORMATAN DPRD PROVINSI JAMBI

A. Sejarah Pembentukan BK

Agenda reformasi yang dilaksanakan secara bertahap oleh Pemerintah

beberapa waktu yang lalu telah dan akan terus membuahkan banyak perubahan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan tersebut

menyangkut segi-segi substansi pada tataran structural dan fungsional yang

diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia bergerak menuju ke arah

kehidupan yang lebih baik di segala bidang kehidupan .16

Timbulnya ide dan pemikiran dasar yang menumbuhkan reformasi total

dalam segala aspek kehidupan bernegara dan berbangsa telah memunculkan ide

yang fokus utama mewujudkan terciptanya masyarakat madani dalam proses

pemerintahan, bermasyarakat, bernegara yang memiliki nilai demokrasi dan

sikap keterbukaan, kejujuran, keadilan yang berorintasi pada kepentingan

rakyat.

Ditinjau dari dimensi pemerintahan, bangsa Indonesia sedang memasuki

masa transisi dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralistik menuju sistem

pemerintahan desentralistik dan demokratik dengan memberikan keleluasaan

kepada daerah dalam mewujudkan otonomi daerah yang luas dan

bertanggungjawab untuk mengatur kepentingan masyarakat menurut inisiatif

dan prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan potensi dan

peraturan perundangundangan yang berlaku serta memberikan peranan dan

fungsi kepada DPRD lebih luas.

Penguatan peran DPRD dimulai dengan intensifikasi dan ekstensifikasi

pelaksanaan Trifungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yakni lembaga

Legislasi, lembaga Pengawasan dan lembaga Repsentasi. Implementasi ketiga

fungsi itu selanjutnya dioperasionalkan dalam bentuk hak dan kewajiban

anggota dalam lembaga DPRD yang kesemuanya harus diatur jelas dalam

16 Ni’matul Huda, Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah dan Perkembangan dan Problamatika.

PustakaPelajar, Yogyakarta, 2005., hal. 123.

Page 35: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

24

Peraturan Tata Tertib DPRD. Pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai

pengejawantahan dari fungsi tri fungsinya itu harus dapat

dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, masyarakat, lingkungan dan terutama

konstituen yang telah memberikan kepercayaan penuh padanya untuk

memperbaiki sistem pemerintah ke arah yang diinginkan seluruh elemen bangsa

dan negara, dengan demikian baik sebagai pribadi, anggota maupun sebagai

lembaga DPRD diharapkan mampu mempertanggung jawabkan setiap sikap,

tutur kata dan perilakunya baik kepada publik maupun Tuhan Yang Maha Esa.

Pembentukan Badan Kehormatan adalah merupakan efek dari gagasan

Reformasi Etik, Rezim Etik dan kode etik dan kode perilaku yang bersifat

mengikat dan wajib ditaati oleh setiap anggota DPRD. 17

Dasar Hukum pembentukan Badan Kehormatan DPR RI dibentuk

berdasarkan Pasal 98 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan

dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD harus mempunyai alat

kelengkapan salah satunya adalah badan kehormatan, terbentuknya badan

Kehormatan DPR-RI berdasarkan Keputusan DPR-RI Nomor. 08/ DPR

RI/2005-2006 tentang Peraturan Tata Tertib DPR-RI yang ditetapkan pada

tanggal 27 September 2005. sedangkan dasar hukum pembentukan Badan

Kehormatan DPRD dibentuk berdasarkan Pasal 98 Undang-undang Nomor 22

Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD

harus mempunyai alat kelengkapan dan Pasal 46 ayat (1) huruf e Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 47 ayat

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dinyatakan bahwa :

(1) Badan Kehormatan DPRD dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan

DPRD.

(2) Anggota Badan Kehormatan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipilih dari dan oleh anggota DPRD dengan ketentuan.

17 Ni’matul Huda, Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah dan Perkembangan dan Problamatika.

Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2005., hal. 123.

Page 36: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

25

a. untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan sampai dengan 34 (tiga

puluh empat), berjumlah 3 (tiga) orang, dan untuk DPRD yang

beranggotakan 35 (tiga puluh lima) sampai dengan 45 (empat puluh lima)

berjumlah 5 (lima) orang.

b. Untuk DPRD provinsi yang beranggotakan sampai dengan 74 (tujuh

puluh empat) berjumlah 5 (lima) orang dan untuk DPRD yang

beranggotakan 75 (tujuh puluh lima) sampai dengan 100 (seratus)

berjumlah 7 (tujuh) orang.

(3) Pimpinan Badan Kehormatan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang dipilih dari dan

oleh anggota Badan Kehormatan

Dasar hukum pembentukan badan kehormatan diatur pula pada

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan

Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pasal 50 yang dinyatakan

bahwa:

(1) Badan Kehormatan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap

yang dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan DPRD.

(2) Substansinya sama dengan Pasal 47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

(3) Substansinya sama dengan Pasal 47 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

(4) Anggota Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1),

ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD berdasrkan usul dari

masingmasing Fraksi.

(5) Anggota DPRD pengganti antar waktu menduduki tempat anggota Badan

Kehormatan yang digantikan.

(6) Masa tugas anggota Badan Kehormatan paling lama dua setengah tahun.

Sedangkan dalam Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2006 tentang Peraturan Tata Tertib

Page 37: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

26

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi, pembentukan badan

kehormatan DPRD yaitu pada pasal 54 yaitu :

1) Badan kehormatan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap

yang dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan DPRD.

2) Anggota Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berjumlah 5 (lima) orang.

3) Pimpinan Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas seorang Ketua dan seorang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh

anggota Badan Kehormatan.

4) Sebelum Ketua dan Wakil ketua Badan Kehormatan terpilih sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), rapat dipimpin oleh anggota Badan kehormatan

yang termuda usiannya sebagai pimpinan rapat sementara.

5) Anggota Badan kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD berdasarkan usul dari

masingmasing fraksi.

6) Apabila anngota Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

diusulkan lebih dari 5 (lima) orang, maka harus diadakan pemilihan dengan

ketentuan 1 (satu) orang anggota DPRD memiliki 5 (lima ) hak suara.

7) Anggota DPRD pengganti antar waktu menduduki tempat anggota Badan

Kehormatan yang digantikan.

8) Masa Tugas Badan Kehormatan ditetapkan selama 1 (satu) tahun.

B. Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi

1. Struktur Keanggotaan

a. Nama-nama anggota Badan Kehormatan provinsi Jambi

Nama : RUDI WIJAYA SSI APT

Tempat/Tanggal Lahir : - , -

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Anggota DPRD

Page 38: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

27

Alamat : Kantor Jl. A Yani No.02 Telanaipura Jambi 36122.

Islam : ISLAM

Dapil : Jambi V - Kab.Bungo-Kab.Tebo

Fraksi : Ketua Fraksi Bintang Keadilan

Alat Kelengkapan

Komisi : Anggota Komisi II

Badan Musyawarah : -

Badan Anggaran : Anggota Badan Anggaran

Badan Kehormatan : Ketua Badan Kehormatan

Bapemperda : -

Pendidikan :

Organisasi

Nama : ZAINAL ABIDIN

Tempat/Tanggal Lahir : - , -

Jenis Kelamin : laki-laki

Jabatan : Anggota DPRD

Alamat : Kantor Jl. A Yani No.02 Telanaipura Jambi 36122.

Islam : ISLAM

Dapil : Jambi V - Kab.Bungo-Kab.Tebo

Fraksi : Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat

Alat Kelengkapan

Komisi : Anggota Komisi IV

Badan Musyawarah : -

Badan Anggaran : -

Badan Kehormatan : Wakil Ketua Badan Kehormatan

Bapemperda : -

Pendidikan :

Organisasi :

Nama : H ISMET KAHAR SE

Page 39: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

28

Tempat/Tanggal Lahir : - , -

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Anggota DPRD

Alamat : Kantor Jl. A Yani No.02 Telanaipura Jambi 36122.

Islam : ISLAM

Dapil : Jambi II - Kab.Batanghari-Kab.Muaro Jambi

Fraksi : Anggota Fraksi Partai Golkar

Alat Kelengkapan

Komisi : Anggota Komisi II

Badan Musyawarah : -

Badan Anggaran : -

Badan Kehormatan : Anggota Badan Kehormatan

Bapemperda : -

Pendidikan :

Organisasi :

Nama : Ir. MAS UNTUNG

Tempat/Tanggal Lahir : - , -

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Anggota DPRD

Alamat : Kantor Jl. A Yani No.02 Telanaipura Jambi 36122.

Islam : ISLAM

Dapil : Jambi V - Kab.Bungo-Kab.Tebo

Fraksi : Wakil Ketua Fraksi PDI-Perjuangan

Alat Kelengkapan

Komisi : Sekretaris Komisi III

Badan Musyawarah : Anggota Badan Musyawarah

Badan Anggaran : -

Badan Kehormatan : Anggota Badan Kehormatan

Bapemperda : -

Pendidikan :

Page 40: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

29

Organisasi :

Nama : KUSNINDAR

Tempat/Tanggal Lahir : - , -

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Anggota DPRD

Alamat : Kantor Jl. A Yani No.02 Telanaipura Jambi 36122.

Islam : ISLAM

Dapil : Jambi III - Kab.Sarolangun-Kab.Merangin

Fraksi : Ketua Fraksi Restorasi Nurani

Alat Kelengkapan

Komisi : Anggota Komisi IV

Badan Musyawarah : -

Badan Anggaran : -

Badan Kehormatan : Anggota Badan Kehormatan

Bapemperda : -

Pendidikan :

Organisasi :

Nama : AZWAN ZAHARI SPD

Tempat/Tanggal Lahir : - , -

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Anggota DPRD

Alamat : Kantor Jl. A Yani No.02 Telanaipura Jambi 36122

Islam : ISLAM

Dapil : Jambi V - Kab.Bungo-Kab.Tebo

Fraksi : Anggota Fraksi Partai Demokrat

Alat Kelengkapan

Komisi : Anggota Komisi IV

Badan Musyawarah : -

Badan Anggaran : -

Page 41: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

30

Badan Kehormatan : Anggota Badan Kehormatan

Bapemperda : -

Pendidikan :

Organisasi :

Nama : Dra. Hj. Emi Nopisah MM

NIP : 196201121983032003

Pangkat/Golongan : PEMBINA UTAMA MADYA - IV/d

Tempat/Tanggal Lahir : - , -

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl A. Yani No.02 Telanaipura Jambi

Pendidikan :

Tahun Lulus : 0000

Masa Kerja : - Tahun – Bulan

Keterangan

2. Tugas dan Wewenang BK

a. Tugas Badan Kehormatan

Adapun tugas dari alat kelengkapan dewan dalam hal ini Badan

Kehormatan tercantum pada Pasal 48 Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 yaitu :

1) mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota DPRD

dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan Kode

Etik DPRD;

2) meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap

Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD serta sumpah/janji;

3) melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas pengaduan

Pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih

Page 42: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

31

Tugas dan Wewenang Badan Kehormatan DPR RI tercantum dalam

Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 08/DPR

RI/2005.2006 dalam Pasal 59. Tugas Badan Kehormatan adalah:

a. melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap

Anggota karena:

1. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau

berhalangan tetap sebagai Anggota;

2. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat calon Anggota sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemilihan Umum

3. Melanggar sumpah/janji, Kode Etik, dan/atau tidak melaksanakan

kewajiban sebagai Anggota; atau

4. Melanggar peraturan larangan rangkap jabatan sebagaimana diatur

dalam ketentuan perundang-undangan.

b. Menetapkan keputusan hasil penyelidikan dan verifikasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a;

c. Menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

kepada Pimpinan DPR

d. Badan Kehormatan menyusun rancangan anggaran dalam rangka

pelaksanaan tugasnya untuk selanjutnya disampaikan kepada BURT

e. Rapat-rapat Badan Kehormatan bersifat tertutup

f. Rapat Badan Kehormatan untuk mengambil keputusan harus memenuhi

kuorum sebagaimana diatur dalam Bab XXVII

Mengenai Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan

Kehormatan Pasal 60 yaitu : Sedangkan tugas Badan Kehormatan DPRD

Provinsi Jambi berdasarkan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2006 tentang Peraturan Tata Tertib

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi bahwa tugas Badan

Kehormatan tercantum pada Pasal 55 yaitu :

a. mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota DPRD

dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan Kode Etik

DPRD;

Page 43: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

32

b. meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap

Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD serta sumpah/janji;

c. melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas pengaduan

Pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih;

d. menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi dan

klarifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c sebaga rekomendasi untuk

ditindaklanjuti oleh DPRD.

e. Menyampaikan rekomendasi kepada Pimpinan DPRD berupa rehabilitasi

nama baik apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan

anggota DPRD atas pengaduan Pimpinan DPRD, masyarakat dan atau

pemilih.18

Sedangkan tentang Tata cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan

Kehormatan diatur dalam Pasal 60 Peratuan Tata Tertib Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia Nomor :08/DPR RI/I/2005.2006 yaitu :

1. Pengaduan tentang dugaan adanya pelanggaran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 58 ayat (1) huruf a diajukan secara tertulis oleh Pimpinan DPR,

masyarakat dan/atau pemilih dilengkapi dengan identitas pengadu Badan

Kehormatan

2. Identitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijamin

kerahasiaannya.

3. Badan Kehormatan menyampaikan tembusan/foto copy surat pengaduan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Anggota yang bersangkutan

selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dengan surat resmi.

4. Badan Kehormatan menyampaikan panggilan kepada Anggota yang

diadukan setelah lewat 14 (empat belas) hari sejak surat sebagimana

dimaksud pada ayat (3) disampaikan.

5. Panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus diterima oleh yang

bersangkutan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum siding Badan Kehormatan

yang telah ditentukan untuk itu.

18 Dewan Perwakilan Rakyat; http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat

Page 44: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

33

6. Dalam hal Anggota yang diadukan tidak memenuhi panggilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) sampai 3 (tiga) kali, Badan Kehormatan dapat

segera membahas dan menetapkan keputusan tanpa kehadiran Anggota

yang bersangkutan.

7. Anggota yang diadukan harus datang sendiri dan tidak dapat menguasakan

kepada orang lain.

8. Pengadu dan Anggota yang diadukan dapat menghadirkan saksisaksi dalam

sidang Badan Kehormatan.

9. Dihadapan sidang Badan Kehormatan, pengadu atau Anggota yang

diadukan diminta mengemukakan alasan-alasan pengaduan atau

pembelaan, sedangkan saksi-saksi dan/atau pihak-pihak lain yang terkait

diminta keterangan, termasuk untuk diminta dokumen atau bukti lainya.

10. Badan Kehormatan setelah melakukan penyelidikan dan/atau verifikasi

terhadap pengaduan tersebut, pembelaan, bukti-bukti serta saksi-saksi,

mengambil keputusan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata beracara pelaksanaan tugas dan

wewenang Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 diatur

tersendiri dengan Keputusan DPR, Tata beracara pelksanaan Tugas dan Wewenang

Badan Kehormatan DPR RI dapat dibagi beberapa bagian yaitu :

1. Tahap Pengaduan

a. Pengaduan tentang adanya dugaan pelanggaran diajukan secara tertulis oleh

Pimpinan DPR, Masyarakat dan/atau pemilih dilengkapi dengan identitas

Pengadu kepada Badan Kejormatan DPR RI, dan identitas Pengadu tersebut

harus dijamin kerahasiannya oleh Badan Kehormatan DPR RI dari pihak

yang tidak berkepentingan.

b. Badan Kehormatan DPR RI menyampaikan tembusan/fotocopy surat

pengaduan kepada Anggota yang diadukan selambat-lambatnya dalam

waktu 14 (Empat belas) hari dengat surat resmi;

Page 45: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

34

c. Badan Kehormatan DPR RI menyampaikan panggilan kepada Anggota

yang diadukan setelah lewat 14 (empat belas) hari sejak surat sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) disampaikan;

2. Tahap Pemanggilan

a. Panggilan atau surat pemanggilan dari Badan Kehormatan DPR RI harus

diterima oleh Anggota yang diadukan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum

sidang Badan Kehormatan DPR RI yang telah ditentukan untuk itu;

b. Apabila Anggota yang diadukan tidak memenuhi panggilan Badan

Kehormatan sampai 3 (tiga) kali, Badan Kehormatan dapat segera

membahas dan menetapkan keputusan tanpa kehadiran Anggota yang

bersangkutan.

3. Tahap Persidangan

a. Anggota yang diadukan harus datang sendiri dan tidak dapat

menguasakan kepada orang lain;

b. Pengadu dan Anggota yang diadukan dapat menghadirkan saksisaksi

dalam sidang Badan Kehormatan;

c. Dihadapan sidang Badan Kehormatan, Pengadu atau Anggota yang

diadukan diminta menemukakan alasan-alasan pengaduan atau

pembelaan, sedangkan saksi-saksi dan atau pihak-pihak lain yang terkait

diminta keterangan, termasuk untuk diminta dokumen atau bukti lainnya.

4. Tahap Pengambilan Keputusan

a. Badan Kehormatan setelah melakukan penyelidikan dan atau verifikasi

terhadap pengaduan tersebut, pembelaan, bukti-bukti serta saksi-saksi,

mengambil Keputusan;

b. Keputusan harus memuat pertimbangan-pertimbangan yang menjadi

dasarnya dan menunjukan pasal-pasal peraturan yang dilanggar.

Sedangkan Pemberian Sanksi Badan Kehormatan DPR-RI diatur menurut

Peraturan Tata Tertib diatur dalam Pasal 62 yaitu :

Page 46: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

35

1. Setelah Badan Kehormatan melakukan penelitian dan mempertimbangkan

pengaduan, pembelaan, bukti-bukti serta saksi-saksi, badan kehormatan

dapat memutuskan sanksi berupa :

a. Teguran tertulis

b. Pemberhentian dari jabatan Pimpinan DPR atau pimpinan alat

Kelengkapan DPR

c. Pemberhentian sebagai anggota

2. Sanksi berupa teguran tertulis, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a, disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Anggota yang bersangkutan

3. Sanksi yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan

huruf c disampaikan kepada Pimpinan DPR untuk dibacakan Rapat

Paripurna

4. Pemberhentian sebagai Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,

oleh Pimpinan DPR disampaikan kepada Presiden untuk diresmikan

5. Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BK

BK dalam pelaksanaan Tugas dan wewenangnya tetap mengacu Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 dan dan Peraturan Pemrintah Nomor 53 Tahun

2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004

tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah di DPRD Provinsi Jambi.19 Pelaksanaan Tugas dan Wewenang diatur

dalam Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi

Nomor 6 Tahun 2006 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi Jambi yaitu dalam Pasal 57 dan Pasal 58 :

Pasal 57

1. Mekanisme pengaduan/pelaporan pelanggaran :

a. pengaduan/pelaporan tentang dugaan adanya pelanggaran diajukan

secara tertulis kepada Pimpinan DPRD disertai identitas pelapor yang

jelas dengan tembusan Badan Kehormatan;

19 http://badankehormatan.wordpress.com/page/4/

Page 47: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

36

b. pengaduan/pelaporan sebagaimana dimaksud pada huruf a,

dikesampingkan apabila tidak disertai dengan identitas pelapor yang

jelas;

c. pimpinan DPRD menyampaikan pengaduan /pelaporan kepada Badan

Kehormatn untuk ditindak lanjuti;

d. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterimanya

pengaduan/pelaporan sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak

disampaikan oleh Pimpinan DPRD, Badan Kehormatan dapat menindak

lanjuti.

2. Mekanisme penelitian dan pemeriksaan pengaduan /laporan:

a. Badan Kehormatan melakukan penelitian dan pemeriksaan

pengaduan/laporan melalui permintaan keterangan dan penjelasan

pelapor, saksi dan atau yang bersangkutan serta pemeriksaan dokumen

atau bukti lain.

b. Badan kehormatan membuat kesimpulan hasil penelitian dan

pemeriksaan dengan disertai berita acara penelitian dan pemeriksaan.

c. Badan kehoramatan menyampaikan kesimpulan hasil penelitian dan

pemeriksaan kepada Pimpinan DPRD untuk ditindak lanjuti dalam

Rapat Paripurna DPRD.

d. Rapat Paripurna DPRD dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari

setelah kesimpulan sebagaimana huruf b diterima oleh pimpinan DPRD.

e. Rapat Paripurna DPRD dapat menyetujui atau menolak kesimpulan

Badan Kehormatan.

f. Apabila Rapat Paripurna DPRD menolak kesimpulan Badan

Kehormatan dan menyatakan yang bersangkutan tidak bersalah, DPRD

berkewajiban merehabilitasi nama baik yang bersangkutan secara

tertulis dan disampaikan kepada yang bersangkutan, Pimpinan Fraksi

dan Pimpinan Partai Politik yang bersangkutan.

Pasal 58

Page 48: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

37

a. DPRD menetapkan sanksi atau rehabilitasi terhadap anggota yang

dilaporkan setelah mendengar pertimbangan dan penilaian dari Badan

Kehormatan.

b. Sanksi yang diberikan dapat berupa teguran lisan atau teguran tertulis

sampai dengan diberhentikan sebagai anggota sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan

c. Sanksi berupa teguran lisan dan teguran tertulis disampaikan oleh

Pimpinan DPRD kepada anggota yang bersangkutan dan disampaikan

kepada Pimpinan Fraksi dan Pimpinan Partai politik yang bersangkutan

secara tertulis.

d. Sanksi berupa pemberhentian sebagai anggota DPRD, diproses sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.20

Badan Kehormatan ini semula adalah untuk menjawab kebutuhan

mengingat era Reformasi berbeda dengan era sebelumnya di zaman Orde

Baru, banyak anggota dewan setelah terpilih menjadi anggota legislatif,

bekerja seenaknya tanpa ada orang lain yang memperdulikan, apalagi

mengawasinya, misalnya jarang berdinas sebagai anggota Dewan dan

jarang menghadiri sidang atau rapat-rapat, padahal masalah yang dibahas

dalam rapat-rapat itu berkaitan dengan kepentingan konstituennya, yang

dalam hal ini adalah rakyat. Kalau pun mereka masuk, palingpaling hanya

sekadar mengisi absen dan pergi lagi untuk melakukan kegiatan atau bisnis

di tempat lain. Keadaan ini tentu saja akan merusak citra lembaga legislatif

di mata publik.

Adapun tugas dari Badan Kehormatan adalah:

• Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota DPRD

dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan kode

etik DPRD

20 Ibrahim. Z Fahmy Badoh, Anggota Badan Pekerja ICW dan Anggota Koalisi Penegak

Citra DPR RI

Page 49: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

38

• Meneliti dugaan pelanggar yang dilakukan anggota DPRD terhadap

peraturan tata tertib dan kode etik DPRD serta sumpah/ janji.

• Melakukan penyelidikan, unifikasi, dan klarifikasi atas pengaduan

Pimpinan DPRD masyarakat atau pemilih.

• Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan

klarifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c sebagai rekomendasi

untuk ditindak lanjuti oleh DPRD.

• Menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan DPRD berupa

rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang

dilakukan anggota DPRD atas pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat

dan atau pemerintah

• Menyampaikan laporan atas keputusan Badan Kehormatan kepada

pimpinan DPRD.

• Dapat menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti

melanggar kode etik DPRD. Badan Kehormatan membuat laporan

dirinya pada akhir masa keanggotaan.

Untuk melaksanakan fungsinya, Badan Kehormatan berwenang:

1. Memanggil anggota yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan

pembelaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan.

2. Meminta keterangan pelapor, sanksi dan/atau pihak-pihak lain yang terkait,

termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain

Belakangan ini berbagai pelanggaran kode etik oleh anggota DPR RI

maupun anggota DPRD semakin banyak terungkap, mulai dari percaloan,

pemerasan, penyalahgunaan kewenangan, sampai permesuman. Untuk

menyikapi ini, kewenangan BK DPR dan khususnya BK DPRD perlu

diperbesar. Menurut peraturan dewan perwakilan Rakyat RI Nomor 01 Tahun

2011 tentang Kode Etik, pasal 3:

Page 50: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

39

• ayat (1) Anggota DPR RI harus menghindari perilaku tidak pantas yang

dapat merendahkan citra dan kehormatan, merusak tata cara dan susunan

persidangan, serta merusak martabat lembaga.

• Ayat (2) Anggota DPR sebagai wakil rakyat, harus menyadari adanya

pembatasan pribadi dalam bersikap, bertindak dan berperilaku.

Adapun Pasal 30 menyebutkan bahwa ayat:

• Pimpinan dan anggota Badan Kehormatan dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya harus mematuhi peraturan tata beracaraini.

• Apabila ada pengaduan tentang dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan

sidang sebagaimana diatur dalam tata beracara ini yang dilakukan oleh

pimpinan dan/atau anggota Badan kehormatan, Pengaduan ditindak lanjuti

oleh Badan kehormatan berdasarkan hasil rapat Badan Kehormatan.

Adapun Pasal 33 menyebutkan:

• Ayat (1) Keputusan Badan Kehormatan didasarkan atas: asas kepatutan,

oral dan etika; fakta dalam hasil sidang Badan Kehormatan; fakta dalam

pembuktian; fakta dalam pembelaan, dan tata tertib dan kode etik.

• Ayat (2) Anggota, pimpinan fraksi, dan/atau Pimpinan DPR RI tidak

dibenarkan melakukan upaya intervensi terhadap keputusan Badan

Kehormatan sebagaimana dimaksud ayat (2) merupakan pelanggaran kode

etik. Pasal 35:

• Ayat (1) Pengambilan keputusan dan rapat Badan kehormatan diambil

dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.

• Ayat (2) Dalam hal pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tidak terpenuhi, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

Menurut Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat RI Nomor 01 Tahun 2011

tentang Kode Etik, Pasal 3: ayat (1) Anggota DPR RI harus menghindari

perilaku tidak pantas yang dapat merendahkan citra dan kehormatan, merusak

tata cara dan suasana persidangan, serta merusak martabat lembaga. ayat (2)

Anggota DPR sebagai wakil rakyat, harus menyadari adnya pembatasan pribadi

dalam bersikap, bertindak dan berperilaku.

Page 51: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

40

Adapun Pasal 30 menyebutkan bahwa: ayat (1) Pimpinan dan Anggota

Dewan Kehormatan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus

mematuhi peraturan tata beracara ini. Ayat (2) Apabila ada pengaduan tentang

dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan sidang sebagaiman diatur dalam tata

beracara ini yang dilakukan oleh Pimpinan dan/atau Anggota Badan

Kehormatan, pengaduan ditindaklanjuti oleh Badan Kehormatan berdasarkan

hasil rapat Badan Kehormatan.

Badan Kehormatan DPR RI dan Badan Kehormatan DPRD perlu juga

mengubah mekanisme yang selama ini dilakukan dalam menanggapi dugaan

penyimpangan etika anggota DPR maupun DPRD dengan tidak lagi bersifat

pasif, tetapi bersifat proaktif, terhadap kasus seperti itu, BK DPR maupun BK

DPRD perlu bertindak cepat dalam merespons tindakan angota DPR dan DPRD

yang diduga menyimpang dari kode etik. Untuk bisa bertindak cepat, ketentuan

internalnya BK yang harus terlebih dahulu dirubah. Selama ini, BK baru

bertindak setelah menerima pengaduan dari masyarakat dan pimpinan DPR

maupun DPRD. Selain pasif, dengan posisi dan peran seperti itu membuat BK

tidak responsive. Sementara banyak kasus-kasus yang terjadi di sekitar DPR

dan DPRD yang publik mengetahui dengan sangat jelas.21

Di sisi lain, BK DPR dan BK DPRD juga belum berfungsi secara optimal

sehingga makin menambah beban citra DPR dan DPRD. Padahal, BK

diharapkan berperan tidak hanya sekadar menjadi penjaga moral dan integritas

anggota DPR dan DPRD, melainkan juga menjadi mekanisme internal untuk

menegakkan kode etik DPR.

21 http://badankehormatan.wordpress.com/page/4/

Page 52: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

41

BAB IV

PERANAN BK DALAM PENEGAKKAN NILAI-NILAI ETIKA

ANGGOTA DPRD PROVINSI JAMBI

A. Etika, Moral, dan Kode Etik

1. Pengertian Etika

Etika (dalam bahasa Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari

kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama

filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai

standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep

seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. 22

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan

sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam

melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai

suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.

Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah

laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika

melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Salah satu

tujuan etika adalah untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai

penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu

tertentu.23

Etika sendiri terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu meta-etika (studi

konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan

(studi penggunaan nilai-nilai etika).24

Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian etika secara umum adalah

suatu peraturan atau norma yang bisa digunakan sebagai acuan bagi perilaku

seseorang yang berkaitan dengan sifat yang baik dan buruk yang dilakukan

22 Abdul kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum ( Bandung : Citra Aditya Bakti, 2006)

hal: 13 23 Ibid 24 https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

Page 53: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

42

oleh seseorang serta merupakan suatu kewajiban dan tanggungan jawab

moral.25

Etika dalam perkembangannya sangat berpengaruh dalam kehidupan

manusia. Etika memberi orientasi kepada manusia tentang bagaimana ia

menjalani hidupnya melalui serangkaian tindakan sehari-hari. Secara tidak

langsung, etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak

secara tepat dalam menjalani kehidupn.

Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan

tentang tindakan apa yang perlu dan tidak perlu untuk dilakukan. Mana yang

baik serta mana yang tidak baik. Dengan begitu, etika ini dapat diterapkan

dalam segala aspek kehidupan kita.26

Etika Menurut Para Ahli

Menurut Aristoteles Ia mendefinisikan arti etika menjadi 2

pengertian yaitu: Terminius Technicus dan Manner and Cutom. Terminius

Technicus ialah sebuah etika yang dipelajari sebagai suatu ilmu

pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan manusia.

Sedangkan Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang

berhubungan dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri

manusia. Sangat terkait dengan “baik & buruknya” suatu perilaku, tingkah,

atau perbuatan manusia.27

Menurut Prof. Robert Salemon

Etika adalah : (1.) Karakter Individu, (2.) Hukum yang social

(mengatur, mengendalikan dan membahas prilaku manusia).

Menurut Fagothey

Pengertian Etika adalah studi tentang kehendak menusia yang

berhubungan dengan benar dan salah dalam bertindak.

25 https://www.zonareferensi.com/pengertian-etika/ 26 http//www.kamusbahasaindonesia.org/kode/etik/diakses pada 26 juni 2019 27 https://www.google.co.id/search?q=pengertian+etika&ie=utf-8

Page 54: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

43

Menurut K Bertens

• Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang

menjadi pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya.arti ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup

manusia perseorngan atau hidup bermasyrakat

• Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud

disi adalah kode etik

• Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti

sini sama dengan filsafat moral.

2. Pengertian Moral

Pengertian Moral itu sebenarnya berkaitan dengan Etika yaitu tentang

tingkah laku manusia. Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum

tingkah laku yang di terapkan kepada setiap individu untuk dapat

bersosialiasi dengan benar agar terjalin rasa hormat dan menghormati. Kata

moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan

manusia (akhlak).28

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke

manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.

Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak

bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga

moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses

sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses

sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena

banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang

yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan dan manusia harus

memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.

28 https://www.zonareferensi.com/pengertian-moral/

Page 55: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

44

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa moral adalah suatu

keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan

kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi, moral

sangat berhubungan dengan benar-salah, baik-buruk, keyakinan, diri

sendiri, dan lingkungan social.

Secara Etimologi pengertian Moral berasal dari bahasa Latin “mos”

(jamak: mores) yang berarti kebiasaan, adat. Kata “mos” (mores) dalam

bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani. Di dalam

bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan “aturan kesusilaan”

ataupun suatu istilah yang digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas

dari sifat peran lain, kehendak, pendapat atau batasan perbuatan yang secara

layak dapat dikatakan benar, salah, baik maupun buruk.29

Pengertian moral menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

bisa diartikan sebagai berikut,

• (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,

sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila:

• kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,

bergairah, berdisiplin, dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan

sebagaimana terungkap dalam perbuatan:

• ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.30

• Selain pengertian moral secara umum, etimologi dan menurut KBBI

seperti yang tercantum diatas, para ahli dan pakar memiliki pandangan

dan pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu moral.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini pengertian moral menurut para ahli

secara lengkap,

2. Pengertian Kode Etik

Kode etik merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum

yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika. Kode etik ini lebih

memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih

29 Lihat juga di Pengertian Moral Menurut Para Ahli dan Secara Umum 30 Lihat di Pengertian Observasi Menurut Para Ahli dan Secara Umum

Page 56: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

45

sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam

etika. Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam

masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.

Dengan demikian kode etik adalah sistem norma atau aturan yang ditulis

secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik,

apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan

dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.31

Fungsi dari kode etik adalah :

• Memberikan pedoman bagi setiap anggota tentang prinsip

profesionalitas yang digariskan.

• Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas yang bersangkutan.

• Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi tentang hubungan

etika dalam keanggotaan profesi.

Pengertian Kode Etik Menurut Para Ahli

apa saja pengertian kode etik menurut para ahli yang sekarang ini

masih diakui pengertian kode etik menurut para ahli yang tentunya cukup

terkenal.

-O.P. SIMORANGKIR menyampaikan bahwa etik atau etika merupakan

pandangan dari manusia di dalam berperilaku berdasarkan ukuran serta nilai

yang baik.

-Sidi Gajalba di dalam sistematika filsafat menyampaikan bahwa etika

merupakan sebuah teori mengenai tingkah laku dari perbuatan manusia

yang memiliki sudut pandang dari sisi yang buruk dan Sisi yang baik

tentunya sejauh yang bisa ditentukan oleh akal pikiran manusia.

-H. Burhanudin Salam memiliki pendapat bahwa etika merupakan salah

satu cabang filsafat yang membicarakan tentang norma dan nilai moral yang

bisa menentukan perilaku Setiap manusia di dalam kehidupan.32

Manfaat Kode Etik

31 https://www.jatikom.com/2018/01/pengertian-kode-etik-profesipelanggaran.html 32 Disebutkan dalam Mathews & Perrera (1991; 281-282) dalam Ludigdo (2007:54),

terdapat beberapa keuntungan dari adanya kode etik

Page 57: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

46

1. Para profesional akan lebih sadar tentang aspek moral dari

pekerjaannya. Dengan adanya kode etik para profesional akan bertindak

dengan kesadaran sebagaimana yang dituntut dalam kode etik.

Sekaligus akan terdapat kesadaran bahwa di dalam pekerjaannya

terdapat dimensi moralitas yang harus dipenuhinya.

2. Anggota sebagai suatu keseluruhan, akan bertindak dalam cara yang

lebih standar pada garis profesi. Keragaman pandangan atas nilai moral

yang didasari oleh berbagai latar belakang diri anggota akan tidak

menguntungkan bagi pencapaian kinerja tertinggi dari sebuah profesi.

3. Menjadi suatu standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan

kebijakan profesi. Kode etik sebagai pedoman perilaku profesional hadir

untuk ditaati. Dengan perangkat standar ini, bagi siapapun lebih mudah

untuk menilai berbagai perilaku anggota dan sekaligus kebijakan

asosiasi profesi.

4. Anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri.

Ini menunjukkan bahwa kode etik dapat sekaligus dijadikan bahan

instropeksi diri bagi kalangan anggota profesi, setidaknya sebelum

dinilai oleh pihak lain atas kinerja moral profesionalnya.

Penyebab Pelanggaran Kode Etik

Pelanggaran kode etik merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh

sekelompok yang tidak mencerminkan atau memberi petunjuk kepada

anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu

dimata masyarakat.

Tujuan Kode Etik adalah :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejakteraan para anggota

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota

4. Untuk meningkatkan mutu kinerja

5. Meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi

Page 58: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

47

Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat

Idealisme yang terkandung dalam kode etik tidak sejalan dengan fakta yang

terjadi di sekitar para profesional , sehingga harapan terkadang sangat jauh

dari kenyataan. Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada

kenyataan dan mengakibatkan idealisme kode etik profesi.

B. Tindakan Badan Kehormatan Terhadap Anggota Dewan yang Melanggar

Tata Tertib dan Kode Etik

1. Mekanisme Pengambilan Keputusan Badan Kehormatan DPRD

Pembuktian menjadi dasar pengambilan keputusan dalam sidang verifikasi.

Proses pengambilan keputusan adalah verifikasi terhadap risalah atau transkrip

rekaman rapat dan/atau sidang verifikasi, pendapat etik seluruh pimpinan dan

anggota Badan Kehormatan. Badan Kehormatan menetapkan keputusan hasil

penyelidikan dan verifikasi. Sebelum mengambil keputusan, seluruh hasil

siding rapat Badan Kehormatan diverifikasi dan hasilnya ditulis dalam lembar

keputusan.

1. Rapat pengambilan keputusan Badan Kehormatan didasarkan atas:

• Asas kepatutan;

• Fakta-fakta dalam hasil sidang verifikasi;

• Fakta-fakta dalam pembuktian;

• Fakta-fakta dalam pembelaan; dan

• Tata tertib dan kode etik.

Isi putusan terkait dengan terbukti atau tidaknya suatu pelanggaran,

disertai pemberian sanksi atau rehabilitasi. Selanjutnya hasil keputusan

Badan Kehormatan disampaikan kepada pimpinan DPR. Keputusan Badan

Kehormatan bersifat final dan mengikat.

2. Jenis Amar Putusan Badan Kehormatan :

· Menyatakan Teradu tidak terbukti melanggar; atau

· Menyatakan Teradu terbukti melanggar.

Page 59: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

48

C. Kendala dan Upaya Badan Kehormatan DPRD dalam Penyelesaian

Pelanggaran Kode Etik pada DPRD Provinsi Jambi

Praktek dan kinerja dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Badan

Kehormatan tidak hanya dengan norma-normanya yang kurang

memperhitungkan real politic. Kritik yang dilancarkan terhadap kinerja Badan

Kehormatan adalah sulitnya memisahkan politik dan moral. Karena,

pemahaman publik tentang politik masih belum didasari atas refleksi

pelaksanaan Kode Etik, sehingga seakan-akan etika politik menjadi kurang

relevan. Relevansi etika politik terletak pada kemampuannya untuk mengelola

kekuatan itu dan mengatur kepentingan-kepentingan kelompok dengan

membangun institusi-institusi politik yang lebih adil. Dalam hal ini, seorang

anggota Badan Kehormatan idealnya menguasai Filsafat Politik, Filsafat

Hukum dan Ilmu Hukum sebagai bentuk refleksi mendalam yang

memungkinkan kehidupan politik mengungkap struktur-struktur, makna, dan

nilainya secara etis. Sistem pengawasan berbasis etika yang dijalankan oleh

Badan Kehormatan merupakan hal yang baru dalam struktur politik di

Indonesia.

Dalam sistem demokrasi, sistem pengawasan berbasis etika ini akan

bersikap kritis terhadap manipulasi gagasan, nilai, dan opini yang membuat sulit

dibedakannya antara isu dengan fakta. Secara konsisten, Badan Kehormatan

berupaya untuk melaksanakan sistem pengawasan berbasis etika dengan

berpegang setidaknya pada 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Badan Kehormatan berusaha mengambil jarak dan kritis terhadap realitas

politik;

2. Badan Kehormatan senantiasa bekerja untuk melakukan pengujian terhadap

nilai-nilai, termasuk nilai-nilai moral dalam Kode Etik; dan

3. Badan Kehormatan tetap berada dalam suatu perspektif tentang tujuan Kode

Etik diterapkan di parlemen.

Dengan demikian, anggota partai politik yang telah dipilih melalui

mekanisme Pemilihan Umum dan masuk menjadi anggota parlemen dapat

tunduk serta bertindak kolektif berdasarkan Kode Etik dan Peraturan Tata

Page 60: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

49

Tertib. Kode etik merupakan perangkat aturan penting dalam menjamin

akuntabilitas seorang anggota Parlemen. Kode etik merupakan alat untuk

menjamin proses kinerja seorang anggota sudah mencapai standar etika politik

yang sehat, yang bebas dari campur aduk kepentingan pribadi, sikap tidak

disiplin, korupsi dan kolusi, dan penegasian terhadap peraturan yang berlaku.”

Di sisi lain, “Apakah Kode Etik merupakan alat untuk menjamin proses

kinerja seorang Anggota parlemen guna mencapai standar etika politik yang

sehat?” Ini merupakan pertanyaan etis yang mempunyai relevansi sosialpolitik,

mengikuti Teori Etika Deontologi (wajib tidaknya perbuatan atau keputusan

kita) atau Teori Etika Utilitarisme (berorientasi menyenangkan sebagian besar

orang). Tantangan untuk menciptakan aturan Kode Etik yang berfungsi sebagai

alat penjamin kinerja, dapat dilihat secara umum sebagai problema yang

senantiasa dihadapi oleh Badan Kehormatan Yaitu: 33

1. Problema pertama adalah terkait dengan kinerja Badan Kehormatan dengan

suatu misteri keilmuan “Etika dan Hukum” yang belum terbuka. “Badan

Kehormatan bergerak dalam wilayah Etika atau wilayah Hukum?” Pendapat

semacam ini seringkali dijumpai baik di dalam Dialog, Rapat, maupun

Sidang Badan Kehormatan, bahkan senantiasa on going debate di kalangan

Anggota Badan Kehormatan. Perdebatan produktif tentang “Etika atau

Hukum” berjalan dengan melihat sejumlah ketentuan “perilaku etis” dalam

Kode Etik yang berkaitan dengan hukum positif. Misalnya, perilaku

menerima imbalan atau hadiah dari mitra kerja yang diatur dalam Kode Etik

mempunyai hubungan normatif dengan hukum positif yang mengatur

tentang gratifikasi. Sejauh mana Badan Kehormatan akan memproses

pengaduan dugaan penerimaan imbalan atau hadiah dari mitra kerja, bila

dalam ketentuan Kode Etik itu sendiri juga merujuk kepada hukum pidana

mengenai gratifikasi? “Apakah Badan Kehormatan berwenang memutus

perkara tentang perilaku menerima imbalan atau hadiah dari mitra kerja,

sekaligus perihal gratifikasi?” Tantangan yang terbuka adalah di manakah

33 Anom Surya Putra, Op. Cit Hal 2-4

Page 61: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

50

batasan antara perkara Etik(a) dan perkara Hukum (Positif) itu sebenarnya?

Pertanyaan kritis dari dalam Badan Kehormatan sendiri mengisyaratkan

adanya problem epistemologis antara status keilmuan Etika dan Ilmu

Hukum, dengan batasan kinerja Badan Kehormatan itu sendiri. Untuk

sementara, dalam menjawab pertanyaan kritis itu maka diajukan suatu

pendekatan yang praktis, teknis, dan proseduralis dalam sistem hukum

Amerika Serikat. Melalui penelitian legislatif yang dilakukan National

Democratic Institute for International Affairs, dalam sub tema “Hukum

Pidana versus Peraturan Etik,”

2. Problema kedua adalah persoalan lanjutan dari persoalan “Etika atau

Hukum” pada problema pertama, yaitu kinerja Badan Kehormatan dalam

pengambilan keputusan yang bentuk formalnya terwujud dalam bentuk

sanksi. Hakikatnya, pengambilan keputusan etik apapun oleh Badan

Kehormatan disertai dengan unsur kebebasan. Dalam praktek pengambilan

keputusan berupa sanksi, Anggota Badan Kehormatan senantiasa dihimbau

oleh nuraninya sendiri untuk tidak berpihak atau tidak terikat pada

kepentingan Fraksi baik kepentingan ideologis, pragmatis, maupun praktis.

Bersamaan dengan praktek pengambilan keputusan itu, Anggota Badan

Kehormatan terlihat harus memanfaatkan seluruh akal budi, kemampuan,

dan keahliannya secara bebas dengan suatu rasa tanggung jawab yang luas.

Mengapa hal ini dikatakan “harus”? Ketentuan dalam Kode Etik hanya

mengatur perilaku dan ucapan tertentu tanpa mempunyai korelasi (hubungan

yang kuat). dengan sanksi. Misalnya, terdapat Anggota yang terlibat dalam

perilaku dan ucapan yang diskriminatif terhadap suku tertentu di Indonesia.

Dalam Kode Etik tidak diatur bahwa perbuatan tersebut merupakan perilaku

yang melanggar kewajiban dan dapat dijatuhi sanksi Teguran Tertulis.

Akibatnya, Anggota Badan Kehormatan harus bekerja keras untuk

menafsirkan seluruh ketentuan dalam Kode Etik berdasarkan data-data yang

terungkap dalam penyelidikan, verifikasi, dan Sidang Badan Kehormatan.

Seandainya nilai-nilai yang dianut oleh masingmasing Anggota Badan

Kehormatan itu tidaklah sama mengenai apa makna kewajiban dan

Page 62: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

51

diskriminasi itu, niscaya penjatuhan sanksi merupakan problem psikologis

dan sosial atau suatu aksi politik. Hal ini berarti membuat Anggota Badan

Kehormatan tidak memiliki kebebasan dalam menjatuhkan sanksi

sebagaimana peneliti pahami dalam sisi pandang Etika sebagai ilmu

pengetahuan. Padahal, unsur kebebasan dalam praktek pengambilan

keputusan etik lebih penting daripada sekedar unsur keharusan melalui

penjatuhan sanksi. Pendapat Immanuel Kant yang sebagian besar diapresiasi

oleh Filsafat Hukum yaitu tentang kewajiban, selayaknya dihayati sebagai

suatu keharusan tanpa syarat. Hal ini lazim disebut Imperatif Kategoris

sebagai dasar kehidupan moral manusia. Dalam konteks Imperatif Kategoris,

Anggota Badan Kehormatan menjatuhkan sanksi bukanlah untuk mencapai

tujuan tertentu (popularitas, misalnya), melainkan sebagai bentuk

penghayatan bahwa penjatuhan sanksi itu (juga) baik pada dirinya sendiri

sebagai Anggota Badan Kehormatan. Dengan demikian, dalam pengambilan

keputusan tersebut, Anggota Badan Kehormatan bebas dalam melakukan

penghayatan tentang normanorma kewajiban dalam Kode Etik. Berbeda

halnya dengan adanya unsur keharusan dalam membuat sanksi terhadap

Anggota yang dicontohkan di atas, maka seolah terdapat rumus: “Jika

menjatuhkan sanksi X, maka Saya harus melakukan Y”. Hal ini lazim disebut

Imperatif Hipotesis Problematis. Imperatif ini bukanlah imperatif moral.

Dalam contoh di atas, maka tindakan pemberian sanksi digunakan sebagai

sarana untuk tujuan tertentu (popularitas, misalnya), dengan syarat-syarat

tertentu pula seperti mencari pasal-pasal dalam Kode Etik agar bisa

menghukum Anggota parlemen seberat-beratnya. Hal ini kuranglah etis bila

dipandang dari sisi pendapat Etika Immanuel Kant. Namun demikian,

pendekatan Etika Immanuel Kant sebagaimana sedikit diuraikan di atas

belumlah cukup untuk menjernihkan problema rasionalitas pengambilan

keputusan terhadap perkara etik.

Page 63: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

52

Badan Kehormatan dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya sebagai

lembaga penjaga moral memiliki kendala yang cukup besar hal ini bisa terlihat

dari indicator rasional tentang.34

1. Tata Kerja, tata hubungan penyelenggaraan tugas dan kewenangannya

2. Sikap anggota DPRD dalam penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban

dan sanggahan

3. Sanksi dan rehabilitasi

Bertitik tolak dari apa yang telah disebutkan diatas maka menurut penulis

Kendala dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Badan kehormatan DPRD

disebabkan oleh :

1. Hambatan External yaitu peraturan Perundang-undangan. Salah satu contoh

terlihat dari kelemahan tekhnik penelitian pada Pasal 51 B Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa pemeriksaan

dokumen hanya dicukupkan pada bukti formil berupa dugaan tertulis dan

identitas pelapor dan juga badan kehormatan melakukan penelitian dan

pemeriksaan pengaduan/laporan melalui permintaan keterangan dan

penjelasan pelapor saksi dan atau yang bersangkutan serta pemeriksaan

dokumen atau bukti lain. Hal ini terlihat bias menimbulkan penafsiran yang

berbeda, putusan atau kesimpulan atau rekomendasi etik dari Badan

Kehormatan DPRD merupakan keputusan etik dan bukan keputusan politik

sehingga tidak perlu ditolak atau diterima dalam Rapat Paripurna DPRD.

2. Hambatan Internal Anggota badan Kehormatan hal ini tercermin dari

kelemahan para anggota Badan Kehormatan yang juga berasal dari internal

DPRD yang tentu saja memiliki kecenderungan subjektif dalam

penyelenggaraan tugas dan kewenangannya.

Upaya Badan Kehormatan DPRD dalam penyelesaian Pelanggaran Kode

Etik pada DPRD Provinsi Jambi. Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Ketua

Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi tahun 2019 Bapak Rudi wijaya, S.SI,

34 Mochamad Isnaeni Ramadhan, Peran BK-DPRD dalam Penegakan Etika, makalah

disampaikan pada Legislatif Confernce International Network for Regional Development, Jakarta

tanggal 8-9 September 2006

Hal. 4

Page 64: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

53

APT wawancara pada tanggal 3 Juni 2019 diperoleh keterangan bahwa DPRD

Provinsi Jambi telah melakukan upaya-upaya atau langkah-langkah untuk

mengatasi kendala yang terjadi dalam penyelesaian pelanggaran kode etik pada

DPRD Provinsi Jambi antara lain dengan melakukan rapat rutin koordinasi

dengan Sekretariat Badan Kehormatan dalam hal absensi kehadiran dewan,

proaktif terhadap laporan-laporan masyarakat terhadap anggota dewan yang

menyimpang dari Tata Tertib dan Kode Etik yang berlaku, Hal senada juga

dikatakan oleh Hj. Rosmeli. M.S.i selaku sekreatriat Badan Kehormatan yang

berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mendukung Badan kehormatan

dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Berdasarkan hasil wawancara dan

keterangan dari Ketua Badan Kehormatan dan sekretariat Badan Kehormatan

melakukan upaya-upaya untuk mengatasi penyelesaian pelanggaran Tata Tertib

dan Kode Etik yaitu antara lain:

1. meningkatkan pengawasan yang berbasis etika baik secara internal maupun

eksternal terhadap anggota DPRD.

2. proaktif terhadap laporan-laporan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. tidak melakukan intervensi proses peradilan karena tindakan badan

kehormatan berada pada wilayah moralitas dengan cara yaitu

a. meneliti syarat sahnya pengaduan.

b. meneliti perilaku tersebut apakah termasuk dalam perbuatan hukum atau

perilaku etik.

c. membuat keputusan seadil-adilnya terhadap Anggota yang sedang

berada dalam proses hukum, berdasarkan norma-norma Kode Etik.

Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi pada tahun 2006 pernah

memberikan peringatan keras terhadap salah satu Pimpinan DPRD (wakil

ketua) yang dianggap telah membuat Statmen di media massa atau surat kabar

yang dirasakan sangat merugikan dan merusak martabat, dan Citra Lembaga

DPRD Provinsi Jambi, dan menimbulkan polemik dan demo yang sangat besar

ke DPRD Provinsi Jambi. Pimpinan DPRD tersebut juga telah melakukan

perbuatan, tingkah laku dan ucapan seorang Pimpinan Dewan tehadap

Sekretaris Dewan maupun pegawai sekretariat DPRD pada khususnya dan

Page 65: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

54

Pegawai Pemerintah Daerah pada umumnya yang seharusnya tidak pantas

dilakukan oleh seorang pimpinan Dewan hal ini sangat bertentangan dengan

pelanggaran Tata Tertib dan Kode etik sebagai acuan dalam mengatur perilaku

dan ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang atau tidak pantas

dilakukan. Badan Kehormatan sendiri telah mengeluarkan memberikan

peringatan dan rekomendasi kepada Pimpinan DPRD Provinsi Jambi dalam hal

ini Ketua DPRD untuk mengadakan Rapat Paripurna Khusus tentang

Rekomendasi Badan kehormatan yang mengatakan bahwa Wakil ketua DPRD

yang pada saat adalah Suwarno Soerinta dianggap tidak layak lagi menduduki

jabatan unsur Pimpinan Dewan. dan pada saat itu hasil rapat Paripurna

memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk meminta maaf dan

tidak mengulangi perbuatan dan badan kehormatan pun akhirnya mengambil

keputusan musyawarah untuk mufakat dan memberikan kesempatan kepada

wakil ketua merahabiliatasi nama baiknya. Jika kita liat polemik yang ada di

DPRD Provinsi Jambi pada waktu itu terlihat sekali bahwa keputusan pimpinan

sangat punya kekuatan yang tetap. Padahal semestinya Badan Kehormatanlah

yang seharunsya sebagai alat kelengkapan penjaga moral Anggota DPRD

terhdap anggota yang telah melanggar Tata Tertib dan Kode etik memiliki

ketentuan aturan yang cukup tegas dan independen dari Pimpinan Dewan.

Page 66: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun

penelitian lapangan, secara analisis dan pembahasan yang telah penulis lakukan

pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban

terhadap permasalahan dalam penelitian sebagaiberikut :

1. Tugas dan Wewenang Badan Kehormatan dalam Menjaga Martabat

dan Kehormatan Anggota DPRD.

Badan Kehormatan adalah merupakan lembaga baru di parlemen di

Indonesia, awalnya Badan Kehormatan di DPR dan DPRD pada periode

sebelumnya diberi nama ”Dewan Kehormatan” yang tidak bersifat tetap dan

hanya dibentuk bila terdapat kasus dan disepakati untuk menuntaskan suatu

kasus yang menimpa anggota DPR dan DPRD. Tepat pada Periode 2004-

2009, Badan Kehormatan di Indonesia didisain sebagai alat kelengkapan

yang bersifat tetap, artinya Badan Kehormatan merupakan suatu keharusan

untuk segera dibentuk di seluruh parlemen di Indonesia, Argumentasi ini

didapatkan bila kita menafsirkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003

tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. DPRD

sendiri adalah merupakan Lembaga legislatif yang para anggotanya terpilih

melalui mekanisme Pemilihan Umum, sebagai sebuah Institusi, keberadaan

sangat penting dan strategis dalam melaksanakan perannya guna

mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean

governance) dalam menjalankan fungsinya perlu senantiasa

mengedepankan komitmen moral dan profesionalitas.

Badan Kehormatan sebagai salah satu alat kelengkapan DPRD baru

beberapa tahun belakangan ini muncul ke permukaan dan diberitakan media

massa, khususnya setelah era Reformasi bergulir. Karena lembaga ini

menyangkut masalah kehormatan para wakil rakyat di DPRD, Belakangan

Page 67: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

56

ini berbagai pelanggaran kode etik oleh anggota DPR RI maupun anggota

DPRD semakin banyak terungkap, mulai dari percaloan, pemerasan,

penyalahgunaan kewenangan, sampai permesuman. Untuk menyikapi ini,

kewenangan BK DPR dan khususnya BK DPRD perlu diperbesar.

Badan Kehormatan DPR RI dan BK DPRD perlu mengubah

mekanisme yang selama ini dilakukan dalam menanggapi dugaan

penyimpangan etika anggota DPR maupun DPRD dengan tidak lagi bersifat

pasif, tetapi bersifat proaktif, Pembentukan Badan Kehormatan adalah

merupakan efek dari gagasan Reformasi Etik, Rezim Etik dan kode etik dan

kode perilaku yang bersifat mengikat dan wajib ditaati oleh setiap anggota

DPRD. pelaksanaan Tugas dan wewenang Badan Kehormatan tetap

mengacu pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah yang dalam pelaksanaannya wajib menetapkan

Peraturan Tata Tertib dalam rangka pembentukan, susunan, tugas dan

wewenang serta memperjelas pelaksanaan tugas dan mekanisme kerja

anggota DPRD dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2005 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, di DPRD Provinsi Jambi Pelaksanaan Tugas dan Wewenang diatur

dalam Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

Jambi Nomor 6 Tahun 2006 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi. DPRD wajib menyusun kode

etik hal ini tercantum pada Undang- Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah DPRD dan Undang-undang Nomor 22 Tahun

2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.pada

untuk menjaga martabat dan kehormatan anggota DPRD dalam

menjalankan tugas dan wewenangnya. melayani fungsi internal dan juga

eksternal. Fungsi internal untuk meningkatkan standar etik dan kinerja

pejabat publik, dan fungsi eksternal untuk mendapatkan kembali

kepercayaan publik/rakyat.

Page 68: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

57

B. Saran

Dari penjelasan secara keseluruhan, skripsi ini menitik beratkan kepada cara

penanganan kasus yang terjadi di lingkungan DPRD Provinsi Jambi. Serta melihat

apakah BK dalam menyidangkan beberapa kasus tersebut mengalami

dilema.Penanganan beberapa kasus tersebut sudah benar merujuk pada

Peraturan DPRD No.2 tahun 2011 mengenai Skema Tata Beracara BK DPRD. BK

adalah alat kelengkapan DPRD. Alat kelengkapan memang merupakan

kepanjangan tangan dari fraksi, namun BK adalah alat kelengkapan yang

menegakkan kode etik. Dalam suatu penegakkan sudah seharusnya alat

kelengkapan ini bersifat independen. Meskipun tidak bisa sepenuhnya

independen, BK seharusnya memasukkan keanggotaannya dari pihak eksternal

seperti dewan etik KPU (Komisi Pemilihan Umum), PWI (Persatuan Wartawan

Indonesia) dll. Dengan masuknya pihak eksternal diharapkan penegakkan kode

etik tidak menjadi tebang pilih dan BK tidak mengalami dilema. Perubahan Badan

Kehormatan DPRD ke depan harus difokuskan pada penyingkiran hambatan

prosedural ataupun politik dalam pemrosesan indikasi pelanggaran tata tertib

dan kode etik DPRD.

Badan Kehormatan DPRD ke depan harus lebih proaktif lagi dalam

menyikapi isu yang berkembang di publik ataupun laporan masyarakat mengenai

indikasi pelanggaran kode etik anggota DPR. Karena itulah Badan Kehormatan

DPRD harus menyusun strategi dan sistem pengawasan yang efektif terhadap

pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD Penulis harap dimasa mendatang penanganan

kasus oleh BK menjadi jauh lebih baik dan kewenangan BK yang besar tidak

dibajak oleh kepentingan fraksi. BK DPRD juga diharapkan menjadi tulang

pungung penegakkan etik diberbagai lembaga lain. Penulisan skripsi ini memang

jauh dari kata sempurna, maka dari itu saran dan kritik terhadap penulisan skripsi

ini sangat penulis harapkan.

Page 69: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad. Etika Profesi Hukum. Citra Aditya Bhakti. Bandung.

1997.

Abdul Azis Thaba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Jakarta. Gema

Insani Press, 1996

Abdul Mukthie Fadjar, Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi, Kerjasama

Konstitusi Press Jakarta dan Citra Media Yokyakarta. 2006.

Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum,

Ghalia Indonesia, Bogor 2007.

Anom Surya Putra, Naskah Kode Etik DPR RI dan Tata Beracara, Bahan Project

Management Unit PROPER UNDP Bekerjasama dengan Sekretariat

Jenderal DPR RI 2007.

____, Mekanisme Kerja Badan Kehormatan, Makalah disampaikan untuk

pelatihan Badan Kehormatan oleh LSPPAD, Hotel Mercure Jakarta , 22

April 2006.

Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1985

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta : Sinar Grafika,

1991

Bahan Sosialisasi Badan Kehormatan DPR RI- DPRD, di DPRD Provinsi Jambi

tanggal 18 Februari 2008.

Cornelis Lay, Tantangan Domestik dan Internasional DPRD. Catatan Pengantar

“Orientasi Anggota DPRD Se-Eks Karesidenan Banyumas” Baturaden

19-22 Januari 2000.

Dahlan Thaib, Implementasi Sistem Ketatanegaraan Menurut UUD 1945.

Liberty. Yokyakarta 1998.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta 1995.

Dati Fatimah dan Mail Sukribo, DPR Uncensored, Mizan Media Utama,Bandung.

2008

____, Sejarah kebangkitan Nasional Daerah Jambi, Jakarta: Pusat Penelitian

Sejarah dan Budaya Depdikbud, 1978.

Page 70: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

59

http://badankehormatan.wordpress.com/category/badan-kehormatan-dprd/,

diakses pada tanggal 24 Desember 2008.

H. De Vos, Pengantar Etika, terjemahan Soejono Soemargono, Tiara Wacana

Yogya. Yokyakarta, 1987.

H. Gerge Frederickson & David K.Hart. “The Public Service and the Patriotism

of Benevolence”, Public Administration Review. September/ Oktober,

1985

Haris Jumadi, Saya Pegawai Rakyat Memaknai Profesi sebagai Anggota Dewan,

Harakatuna Publishing, Bandung. 2006

E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum, Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas

Aquinas. Kanisus, Yogyakrta, 1995

Firman Hariyanto, terjemahan Nizham Al-Islam, Al-Mulk wa Ad-Daulah

karangan Muhammad Al-Mubarak, Pustaka Pelajar, Yokyakarta. 2000.

Frans-Magnis-Suseno, Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral,

Cet. 3. Kanisus. Yokyakarta. 1991.

Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaan, Pt Kompas Media Nusantara. Jakarta,

2003.

Hendrikus Triwibawanto Dedeona ” Akuntabilitas Kelembagaan Eksekutif”.

Jurnal Ilmu Administrasi, STIA LAN, Bandung Vol. 4 Nomor 1 Maret

2007, Ichlasul Amal, Pemberdayaan DPR dalam Upaya Demokratis,

Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada, Yokyakarta,

Tahun 1995 dalam Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di

Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta. 2008

Ismail Sunny. Pembagian Kekuasaan Negara, Aksara Baru. Jakarta. 1986.

I.R. Podejawijatna, Etika: Filsafat Tingkah Laku,Rineka Cipta, 1990 Jakarta

Jimly Ashiddiqie. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan

Dalam UUD 1945, FH UII Press. Yokyakarta.

Kevin Raymond Evans, Sejarah Pemilu dan Partai Politik di Indonesia, Jakarta:

PT. Arise Consultancies, 2003.

Lili Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat Hukum, Rajawali Press, Jakarta 1988.

Lorens Bagus, Kamus Filsafat. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.1996

Makmur Amir dan Reni Dwi Purnomowati, Lembaga Perwakilan Rakyat, Pusat

Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia. Jakarta. 2005

Page 71: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

60

Markus Gunawan, 2008. Buku Pintar Calon Anggota dan Anggota Legislatif

(DPR, DPRD, DPD), Visimedia Pustaka, Jakarta

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

1992.

Anom Surya Putra, Naskah Kode Etik DPR RI dan Tata Beracara, Bahan Project

Management Unit PROPER UNDP Bekerjasama dengan Sekretariat Jenderal

DPR RI 2007.

Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1985

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta : Sinar Grafika, 1991

Joenarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara. Bina Aksara, Jakarta 1983.

Ni’matul Huda, Otonomi Daerah Filosofi sejarah dan Perkembangan dan

Problematika, Pustaka Pelajar, Yokyakarta. 2005

Page 72: Peranan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jambi Dalam ...

61

CURICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Hendra

Tempat & Tgl. Lahir : Sungai Ampar, 06 september 1993

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : JL.Arif Rahman Hakim, Kel, Simp. IV Sipin,

rt.23, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi

B. Riwayat Pendidikan

S1 UIN STS Jambi : 2012 - 2019

MAN Tabir : 2009 - 2012

MTS AL-Munawwaroh : 2006 - 2009

SDN 106/VI Pulau Tebakar : 2001 - 2006