PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA...

126
PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA DALAM PEMBERDAYAAN KAUM MUDA DEPOK Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.) Oleh Syachul Hamdi NIM : 1112054000022 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1439 H/2017 M

Transcript of PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA...

Page 1: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA

DALAM PEMBERDAYAAN KAUM MUDA DEPOK

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.)

Oleh

Syachul Hamdi

NIM : 1112054000022

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1439 H/2017 M

Page 2: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek
Page 3: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek
Page 4: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek
Page 5: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

i

ABSTRAK

Syachul Hamdi

Peran Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda Dalam Pemberdayaan

Kaum Muda Depok

Kota Depok, Jawa Barat, merupakan salah satu kota dengan tingkat

kriminalitas yang tinggi. Banyak dari para warganya tersangkut masalah

kriminalitas dari perjudian, narkoba, dan penyakit sosial lainnya. Oleh karenanya

pembinaan dan pemberdayaan terhadap warga yang tersangkut masalah sosial

tersebut perlu dilakukan untuk mengurangi angka kriminalitas di kota tersebut.

Untuk membantu para warga Depok yang tersangkut permasalahan sosial,

para pemuda yang tergabung dalam WARKOP membuat program-program

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk membina dan membimbing

masyarakat yang tersangkut permasalahan sosial agar mereka dapat berubah dan

menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik tersebut.

Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek studi kasus

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang

terdiri dari observasi (pengamatan), wawancara, dan penelaahan dokumen. Dari

sisi teori, penulis menggunakan beberapa teori yang relevan dan terkait dengan

tema pada penelitian ini, antara lain teori pemberdayaan masyarakat, tahapan

pemberdayaan, indikator keberdayaan, proses pemberdayaan, strategi

pemberdayaan, program pemberdayaan masyarakat, dan model pemberdayaan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya program-

program pemberdayaan masyarakat yang diadakan oleh WARKOP, warga sekitar

dapat merasakan dan mendapatkan manfaat dari berbagai macam kegiatan

tersebut. Hal ini dikarenakan program-program pemberdayaan yang dilakukan

oleh WARKOP yang terdiri dari program rawat jalan, motivasi, edukasi,

konsultasi, usaha ekonomi kreatif, dan program pencegahan dapat memberikan

dampak positif yang membuat para warga binaan/anggota WARKOP menjadi

mempunyai kehidupan yang jauh lebih baik.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Masalah Sosial, WARKOP.

Page 6: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur selalu panjatkan kehadirat Allah SWT atas

berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Peran

Warung Rehabilitasi Pemuda Dalam Pemberdayaan Kaum Muda

Depok”.dapat diselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Junjungan Nabi

Muhammad SAW, yang telah merubah zaman jahiliyah menjadi zaman penuh

ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi

tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada Bapak Dr.Tantan Hermansah M.Si selaku pembimbing yang

telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga

kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh sadar

dan ketulusan pula kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

Page 7: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

iii

2. Bapak Suparto M. Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Konumikasi, Ibu Dr. Hj. Roudhonah M. Ag

selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam dan sekaligus pembimbing akademik, serta Bapak Drs. M. Hudri.

M.Ag, selaku Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, terima

kasih atas segala ilmu dan motivasi yang telah diberikan selama masa studi di

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

4. Segenap dosen jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan seluruh Civitas

Akademik yang telah memberi wawasan keilmuan dan membimbing penulis

selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Mansur S.Sos yang telah memberi izin dan informasi. Semoga

kepemimpinan Ibu selalu diberkahi Allah SWT.

6. Orang Tua Tercinta Abi H.M.Muchtar Syarih, H.Sainan dan Umi.Hj.Rosida.

Spd.I. serta istri Tercinta Lusi Stani S.E yang selalu tulus ikhlas mendoakan

penulis sehingga lancar dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap doa

dan pengorbanan mendapat belasan berlipat dari Allah SWT. Amiin.

7. Seluruh Anggota Warkop (Warung Rehabilitasi Pemuuda). Terimakasih atas

semua pelayanan dan pertisipasinya kepada penulis selama melakukan

penelitian. Semoga semua amal kebaikan dilipatgandakan Allah SWT.

Page 8: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

iv

8. Kawan-kawan Seperjuangan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam angkatan 2012 dan Kakak serta Adik kelas semua yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti

perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

9. Kepada Kakak tersayang Ika Musyarofah ,Ahamad Humaidi, Adik Tercinta

Amelia Ulya Nisa Nulqolbiyah yang selalu memberi motivasi dan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran

dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 13 Oktober 2017

Syachul Hamdi

Page 9: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR ……………………………………………….ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….v

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………………… 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………… 9

D. Metodologi Penelitian ……………………………………….. 11

E. Tinjauan Pustaka ……………………………………………….. 17

F. Sistematika Penulisan ………………………………………... 19

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Peran ………………………………………………………………. 22

B. Pemberdayaan Masyarakat ……………………………………….. 23

C. Indikator Keberdayaan ……………………………………….. 28

D. Proses Pemberdayaan ……………………………………….. 33

E. Program Pemberdayaan Masyarakat ……………………….. 35

F. Model Pemberdayaan ………………………………………. 37

BAB III PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

A. Sejarah WARKOP ………………………………………………. 41

B. Alamat WARKOP ………………………………………………. 43

C. Visi dan Misi WARKOP ………………………………………. 43

D. Struktur Organisasi WARKOP ………………………………. 44

E. Pendanaan WARKOP ………………………………………. 44

F. Program-program Pemberdayaan dari WARKOP ……………….. 46

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Pemberdayaan Masyarakat oleh WARKOP ………. 64

B. Hasil Program Pemberdayaan WARKOP ………………………. 78

Page 10: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 87

B. Saran ……………………………………………………………… 89

Daftar Pustaka ……………………………………………………… 90

Lampiran - Lampiran

Page 11: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Narasumber ………………………………………………. 15

Tabel 2 Indikator Keberdayaan ………………………………………. 31

Page 12: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

viii

Page 13: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam kebersamaan. Sejak

kelahirannya, manusia tidak pernah sendiri, tetapi selalu dalam lingkungan

sosial yang saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain, yang

kemudian disebut masyarakat. Menurut fitrahnya, manusia yang tergabung

dalam kesatuan sosial di dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya selalu

mengalami perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik dan lebih

maju, tentunya melalui sebuah proses. Dalam hal usaha memenuhi kebutuahn

hidup, ada yang berlebihan dan ada yang kekurangan (baik materi maupun

spiritual), artinya dalam usaha tersebut manusia (masyarakat) menghadapi

banyak masalah dan tantangan yang membutuhkan pemecahan. Kaitannya

dengan hal ini, ada orang atau masyarakat yang mampu mengatasi sendiri dan

ada pula yang memerlukan bantuan orang lain. Disinilah dakwah dengan

segala macam bentuk dan wujudnya ikut ambil andil mengatasi dan menjawab

persoalan yang dihadapi masyarakat tersebut.1

Masalah umum yang seringkali muncul di masyarakat adalah

kemiskinan. Tingkat kemiskinan yang cukup tinggi rawan menimbulkan

kesenjangan sosial dan akhirnya menyebabkan timbulnya berbagai macam

penyakit sosial di masyarakat. Beberapa penyakit sosial yang sering terjadi di

1 Kamaludin, Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Islam (Konsep Dasar dan Arah

Pengembangan) (Jurnal Hikmah, Vol. Viii, No. 02, Juli 2014). h. 42.

Page 14: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

2

antaranya adalah penyalahgunaan narkoba, perjudian, pencurian, dan tindakan

asusila. Hal ini juga terjadi di Depok yang merupakan salah satu kota yang

berpenduduk padat di Provinsi Jawa Barat.

Depok merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai

catatan buruk tentang berbagai penyakit sosial di masyarakat seperti kasus

narkoba, perjudian, dan tindakan asusila. Hal ini dapat dilihat dari maraknya

pemberitaan media baik cetak maupun elektronik yang memberitakan

pengungkapan kasus-kasus narkoba, perjudian, dan tindakan asusila yang ada

di wilayah Depok Jawa Barat. Berikut adalah beberapa kasus tentang narkoba,

perjudian, dan tindakan asusila yang sempat di muat di berbagai media di

Indonesia:

1. Harian Poskota News pada Minggu, 24 Januari 2016 memberitakan

tentang penangkapan enam pengedar sabu di Depok oleh Aparat

Satresnarkoba Polresta Depok yang dipimpin oleh Kapolresta Depok,

Kombes Dwiyono. Dalam penangkapan ini, petugas menyita delapan

paket sabu senilai jutaan rupiah.2

2. Harian Republika Nasional pada Jumat, 2 September 2016 memberitakan

bahwa Polres Depok mengungkap 44 kasus narkoba dengan 49 orang yang

dijadikan sebagai tersangka.3

3. Koran Tempo pada Rabu, 31 Agustus 2016 memberitakan tentang Polisi

yang menangkap mahasiswa di Depok yang menjadi bandar narkoba.4

2Poskota News:http://poskotanews.com/2016/01/24/polres-depok-gulung-enam-pengedar-

narkoba/. Diakses pada Minggu 6 November 2016 3Republika Nasional :http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-

nasional/16/09/02/ocuvy3365-polres-depok-ungkap-44-kasus-narkoba-dengan-49-tersangka.

Diakses pada Minggu 6 November 2016

Page 15: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

3

4. Viva News pada Rabu, 30 Desember 2015 memberitakan tentang TNI dan

Polri yang menghancurkan surga judi yang sekaligus menjadi arena judi

terbesar di Depok.5

5. Detik News pada Kamis 26 Juni 2014 memberitakan tentang Satuan Polisi

Pamong Praja (Sat Pol PP) yang melakukan razia pada pasangan mesum

dan cabe-cabean di Depok.6

Dari beberapa contoh tersebut dapat dilihat bahwa kota Depok sebagai

salah satu kota dengan penduduk yang padat di Provinsi Jawa Barat telah

menjadi kota yang rawan akan bahaya narkoba, perjudian, dan tindakan

asusila. Dan hal ini telah berlangsung cukup lama di kota Depok.

Menanggapi keadaan yang kurang menyenangkan tersebut,

sekelompok pemuda yang tergabung dalam sebuah organisasi dengan nama

Warung Rehabilitasi Komunikasi Pemuda (selanjutnya disingkat:

“WARKOP”) yang berlokasi di Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan

kota Depok WARKOP sendiri membuat program-program pemberdayaan

masyarakat dalam upaya untuk memberdayakan warga yang terlanjur menjadi

pelaku kriminalitas seperti pengguna narkoba, penjudi, dan pelaku asusila

untuk kembali menjadi masyarakat yang baik, mandiri, serta berpegang teguh

terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam.

4Tempo:https://m.tempo.co/read/news/2016/08/31/064800503/polisi-tangkap-mahasiswa-

depok-yang-jadi-bandar-narkoba. Diakses pada Minggu 6 November 2016 5VivaNews:http://metro.news.viva.co.id/news/read/716952-menghancurkan-surga-judi-

di-depok. Diakses pada Minggu 6 November 2016 6Detik News:http://news.detik.com/berita/2619999/pasangan-mesum-dan-cabe-cabean-

dijaring-sat-pol-pp-depok. Diakses pada Minggu 6 November 2016

Page 16: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

4

Pengembangan Masyarakat (community development) secara umum

dapat diartikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang sistematis,

terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna

mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik

apabila dibandingkan dengan pembangunan sebelumnya.7

Pengembangan masyarakat Islam merupakan salah satu wujud dari

dakwah bil-hal. Dakwah bil-hal, menurut Sahal Mahfudh (1984), mempunyai

implikasi terhadap pengembangan masyarakat itu sendiri yang meliputi:

1. Masyarakat yang menjadi sasaran dakwah, pendapatannya bertambah

untuk membiayai pendidikan keluarga atau memperbaiki kesehatan.

2. Dapat menarik partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sebab

masyarakat terlibat sejak perencanaan sampai pelaksanaan usaha dakwah

bil-hal.

3. Menumbuhkan atau mengembangkan swadaya masyarakat dan dalam

proses jangka panjang bisa menumbuhkan kemandirian.

4. Mengembangkan kepemimpinan daerah setempat dan terkelolanya sumber

daya manusia yang ada, sebab anggota kelompok sasaran tidak saja jadi

objek penelitian, tetapi juga menjadi subjek kegiatan.8

Dalam kegiatan dakwahnya dalam memberdayakan masyarakat yang

menjadi sasaran pemberdayaan, WARKOP berusaha untuk melibatkan mereka

ke dalam aktivitas-aktivitas pemberdayaan yang mereka lakukan, baik

aktivitas yang bersifat sosial maupun keagamaan. Dengan melakukan hal ini,

7 Tantan Hermansah dan Muhtadi, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam (Jakarta :

UIN Jakarta Press, 2013), Cet. Ke-1, h. 6 8 Ibid. h. 9

Page 17: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

5

WARKOP berharap bahwa nantinya para masyarakat binaan WARKOP dapat

tumbuh dan berkembang menjadi masyarakat yang mandiri, religius, dan

bebas dari hal-hal yang berhubungan dengan kemaksiatan seperti berjudi,

penyalahgunaan narkoba, melakukan tindakan asusila dan perbuatan tercela

lainnya.

Perjudian, penyalahgunaan narkoba, tindakan asusila, dan tindakan-

tindakan tercela lainnya merupakan beberapa masalah sosial yang sering

terjadi di masyarakat. Sebagaimana diketahui, masalah sosial merupakan

kondisi yang tidak diinginkan karena mengandung unsur-unsur yang dianggap

merugikan baik dari segi fisik maupun non fisik bagi kehidupan

bermasyarakat. Lebih dari itu, dalam kondisi yang disebut masalah sosial

tersebut juga sering terkandung unsur yang dianggap merupakan pelanggaran

dan penyimpangan terhadap nilai, norma, dan standar tertentu. Oleh sebab

itulah dari kondisi semacam itu kemudian menampilkan kebutuhan akan

pemecahan, perubahan, dan perbaikan. Di lain pihak, dalam pengertian

pembangunan masyarakat pada dasarnya selalu terkandung unsur perubahan,

khususnya perubahan menuju kepada suatu tingkat dan kondisi yang lebih

baik. Tanpa menunjukan adanya unsur perubahan ini, sulit untuk dapat

mengatakan bahwa suatu aktivitas atau suatu proses sebagai pembangunan

masyarakat.9

Berusaha mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik juga menjadi

salah satu tujuan utama WARKOP dalam kegiatan dakwahnya dalam

9 Soetomo. Masalah Sosial dan Pembangunan. (Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya, 1995).

Cet. Pertama. h. 110

Page 18: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

6

memberdayakan para masyarakat yang mempunyai masa lalu yang kurang

baik. Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh WARKOP ini tidak lepas dari

semangat dakwah yang diajarkakan oleh agama Islam. Salah satu ayat di

dalam Al-qur’an yang memerintahkan tentang ajakan dakwah terdapat pada

Surat At-Taubah ayat 71. Di dalam ayat tersebut Allah SWT telah berfirman:

هون بالمعروف يأمرون ات ب عضهم أولياء ب عض والمؤمنون والمؤمن عن وي ن سي رحهم أولئك ورسوله الله ويطيعون الزكاة وي ؤتون الصلة ويقيمون المنكر

زيز حكيم ع الله إن الله

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-

Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S At-Taubah : 71).10

Dari ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa semua orang mukmin

adalah saudara dan penolong bagi umat mukmin yang lain. Oleh karena itu,

hendaknya sesama mukmin saling mengingatkan di dalam kebaikan dan

mencegah dari kemungkaran.

Berangkat dari ayat tersebut, maka perintah dakwah untuk mengajak

sesama mukmin adalah hal yang harus dilakukan guna mendapatkan rahmat

dari Allah SWT. Hal tersebutlah yang sedang dicoba untuk dilakukan oleh

10

Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan Terjemah, (Jakarta: Depag RI,

1980), Cet. Ke-1

Page 19: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

7

para pengurus dan anggota WARKOP dalam mengajak masyarakat yang

mempunyai kisah hidup yang kurang baik seperti para pecandu narkoba, para

pemain judi, dan para pelaku asusila untuk kembali ke jalan kebaikan yang

diridhoi oleh Allah SWT.

Para pengurus dan anggota WARKOP berpandangan bahwa dakwah

yang mereka lakukan harus dilakukan secara menyeluruh. Tindakan turun

tangan secara langsung dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang

membutuhkan dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat perlu

dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga akan membuat tujuan

yang diinginkan tercapai. Hal ini didasari oleh hadits Nabi Muhammad SAW

yang berbunyi :

يقول: عليو وسلى من »عن أيب سعيد اخلدري ريض هللا عنو قال: سعت رسول هللا صلى اللى

ن لم يس تطع فبقلبو وذل أ ن لم يس تطع فبلسانو، فا

ه بيده، فا ضع رأ ى منك منكرا فليغي

ميا رواه مسل.« ن الإ

“Barangsiapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya,

jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka

(tolaklah) dengan hatinya, dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman”

(HR. Muslim).11

Dalam hal untuk merubah dan memberdayakan masyarakat yang sudah

terlanjur melakuakn tindakan yang tidak baik bahkan dosa. Para pengurus dan

anggota WARKOP berpendapat bahwa mereka harus merubah kemaksiatan

11

A/W Publisher. Hadits Arbain An-Nawawiyah, Terjemah Bahasa Indonesia, (Surabaya

: A/W Publisher, 2005), Edisi 01. h. 39

Page 20: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

8

dan kemungkaran yang terjadi di sekitar mereka dengan tangan mereka

melalui tindakan nyata untuk merubah para pelaku kemaksiatan itu dengan

program-program pemberdayaan yang mampu membuat mereka menjadi

manusia yang berbudi pekerti yang baik serta menjadi penganut agama Islam

yang baik. Karena itu, para pengurus dan anggota WARKOP membuat

program-program nyata dalam memberdayakan masyarakat yang terlanjur

mempunyai penyakit sosial yang mungkin dipandang hina oleh sebagaian

masyarakat yang lain agar mereka dapat kembali menjadi masyarakat yang

baik.

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan sebuah penelitian terkait program-program

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh WARKOP di daerah Depok,

Jawa Barat yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiah

berbentuk Skripsi dengan judul “Peran Warung Rehabilitasi Dan

Komunikasi Pemuda Dalam Pemberdayaan Kaum Muda Depok”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalah masalah

hanya pada program pemberdayaan yang dilakukan oleh WARKOP Depok,

Jawa Barat.

Kemudian agar dalam penulisan Skripsi ini menjadi lebih fokus dan

terarah, juga agar pembahasan yang dilakukan di dalam Skripsi ini tidak

melebar, maka penulis merumuskan masalah pada penulisan Skripsi ini

sebagai berikut:

Page 21: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

9

1. Bagaimana bentuk program-program pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan oleh Warung Rehabilitasi dan Komunikasi Pemuda di Depok,

Jawa Barat?

2. Bagaimana pelaksanaan dari program-program pemberdayaan masyarakat

yang dilakukan oleh Warung Rehabilitasi dan Komunikasi Pemuda di

Depok, Jawa Barat?

3. Bagaimana hasil dari program-program pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan oleh Warung Rehabilitasi dan Komunikasi Pemuda di Depok,

Jawa Barat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

a. Untuk mengetahui alasan, dasar-dasar pemikiran serta konsep dari

program-program yang dibuat oleh WARKOP di Depok, Jawa Barat.

b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk program yang dilakukan oleh

WARKOP di Depok, Jawa Barat serta bagaimana pelaksanaan dan

hasil (output) dari program-pogram tersebut dalam upayanya untuk

membentuk kaum muda yang mandiri dan religius.

2. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain:

a. Manfaat Akademis

Page 22: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

10

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan studi bagi

penelitian selanjutnya yang melakukan penelitian dengan pokok

bahasan yang serupa.

b. Manfaat Umum

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

para pembacanya mengenai program pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan oleh salah satu organisasi kemasyarakatan yang berada di

Depok, Jawa Barat dalam upayanya untuk membentuk kaum muda

yang mandiri dan religius sehingga dapat membantu membentuk

masyarakat yang sejahtera serta berpegang teguh pada ajaran-ajaran

agama Islam.

c. Manfaat Khusus

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi

WARKOP di Depok, Jawa Barat agar dalam menjalankan

program-programnya dapat lebih optimal dan lebih baik lagi

sehingga manfaat yang didapat oleh masyarakat akan lebih besar.

2) Penelitian ini juga ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi

penulis untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang penulis

dapatkan sewaktu di bangku kuliah sehingga kedepannya penulis

dapat menjadi peneliti yang lebih baik lagi.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dalam penulisan tesis ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Page 23: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

11

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuanlitatif. Yaitu

penelitian yang dilakukan melalui pengamatan, wawancara, atau

penelaahan dokumen. Penelitian kualitatif dilakukan dengan prosedur

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.12

Zuriah (2007) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang memerlukan ketajaman analisis, objektifitas, sistematis

dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi, sebab

hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif

adalah totalitas atau Gestalt.13

Dalam melakukan pendekatan kualitatif, penelitian ini secara

spesifik mengarah pada penggunaan metodi studi kasus. Penelitian ini

dilakukan secara mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan subyek penelitian, dimana penelitian dilakukan

secara detail dan mendalam mengenai program-program yang dilakukan

oleh WARKOP di Depok, Jawa Barat.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan bedahan

Kecamatan Sawangan Kota Depok.

12

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2008). Cet. Ke-25, h. 9-10 13

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi

(Jakarta:Bumi Aksara, 2007). Cetakan kedua, h. 92

Page 24: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

12

b. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini terhitung sejak November 2016 -

Juni 2017.

3. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber data,

yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai, sumber data utama dicatat melalui catatan

tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto,

atau film.14

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan metode

wawancara yang penulis lakukan dengan para narasumber dalam

penelitian ini.

b. Sumber Tertulis

Sumber tertulis dapat disebut sebagai bahan tambahan yang

dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,

dokumen pribadi, dan dokumen resmi.15

Sumber tertulis dalam

penelitian ini merupakan data-data yang sudah dipublikasikan yang

berhubungan dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

14 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2008). Cet. Ke-25, h. 157 15

Ibid, h. 159

Page 25: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

13

Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan dengan 3

cara, yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.16

Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan

mengamati WARKOP dalam menjalan program-program

pemberdayaan masyarakat yang mereka dilakukan.

Peneliti melakukan wawancara dengan para narasumber yang

berlokasi di Kantor WARKOP yang beralamat lengkap di Komplek

BNI Jalur Utama No.62 Rt/Rw 02/09, Kelurahan Bedahan, sebuah

kelurahan di daerah Kecamatan Sawangan, kota Depok Jawa Barat.17

Peneliti melakukan 6 kali kunjungan ke kantor WARKOP sesuai

dengan kesediaan waktu dari para narasumber. Dalam kunjungan

peneliti, peneliti juga melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar

WARKOP. Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 4 November

2016 pada pukul 14.00 WIB. Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal

4 Januari 2017 pada pukul 16.00 WIB. Kunjungan ketiga dilakukan

pada tanggal 17 Februari 2017 pada pukul 15.00 WIB. Kemudian

kunjungan keempat dan kelima dilakukan pada tanggal 23 dan 27

Februari 2017 pada pukul 18.00 dan 17.00 WIB. Dan kunjungan yang

keenam dilakukan pada tanggal 4 April 2017 pada pukul 16.00 WIB.

16 Nurul Zuriah,Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi

(Jakarta:Bumi Aksara, 2007). Cetakan kedua, h. 173 17

Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 7 November 2016

Page 26: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

14

Dalam observasi yang penulis lakukan di kantor WARKOP, penulis

menemukan bahwa di WARKOP terdapat beberapa ruangan yang

biasanya digunakan untuk melakukan program-program WARKOP

antara lain ruangan diskusi, ruangan konsultasi, ruangan pengajian,

dan ruangan latihan musik.

Hasil obsevasi yang peneliti lakukan terhadap WARKOP

menunjukan bahwa WARKOP sangat baik dalam menjalankan

program-programnya. Hal ini dibuktikan dengan keadaan tempat

pelatihan dan pelaksanaan program-program yang tertata dengan rapi.

Selain itu, modul-modul pelatihan dan juga modul-modul yang lain

juga tersedia di kantor WARKOP yang dapat digunakan oleh para

warga binaan atau anggota WARKOP yang memerlukan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul informasi yang

dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk

dijawab secara lisan pula. Ciri utama wawancara adalah adanya

kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi

(interviewer) dan sumber informasi (interview).

Dalam penelitian ini, wancara terhadap para informan

dilakukan dengan anggapan bahwa mereka dapat memberikan

gambaran dan penjelasan tentang WARKOP dan program-program

secara menyeluruh. Berikut adalah data mengenai informan yang

sudah diwawancarai:

Page 27: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

15

Tabel 1

Data Narasumber No Informan Status Keterangan Data Metode

1 M Direktur

Warkop

1. Sejarah lembaga

2. Pengelolaan

program

3. Keputusan

organisasi

Wawancara

2 R Alumni dan

Koordinator

Bidang

Wirausaha

1. Bentuk kegiatan

program wirausaha

2. Pelaksanaan

program wirausaha

3. Hasil program

wirausaha

Wawancara

3 N Alumni dan

Koordinator

Bidang

Musik

1. Bentuk kegiatan

program musik

2. Pelaksanaan

program musik

3. Hasil program

music

Wawancara

4 J Koordinator

Bidang

Pengajian

1. Bentuk kegiatan

program pengajian

2. Pelaksanaan

program pengajian

3. Hasil program

pengajian

Wawancara

5 S Koordinator

IKMD

1. Bentuk kegiatan

program IKMD

2. Pelaksanaan

program IKMD

3. Hasil program

IKMD

Wawancara

6 B Anggota

Aktif

1. Alasan bergabung

dengan Warkop

2. Tanggapan tentang

program Warkop

3. Manfaat yang

didapat setelah

bergabung dengan

Warkop

Wawancara

7 A Alumni

Warkop

1. Alasan bergabung

dengan Warkop

2. Tanggapan tentang

program Warkop

3. Manfaat yang

didapat setelah

bergabung dengan

Warkop

Wawancara

Sumber : Data diolah

Page 28: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

16

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data-

data atau informasi yang diperoleh dari pihak WARKOP terkait

program-program pemberdayaan masyarakat yang mereka lakukan.

Data atau informasi yang diperoleh dapat berupa buku, foto, atau

dokumen lain yang memuat informasi yang diperlukan dalam

penelitian ini.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data. Analisis data bermaksud untuk

mengorganisasikan data, diantarnya dengan mengatur, mengurutkan,

mengelompokan, memberi kode, dan mengkategorikannya.18

Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis deskriptif yaitu dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber dengan hasil yang diperoleh melalui pengamatan

peneliti di lapangan.

6. Pedoman Penulisan

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang diterbitkan oleh

18

Adang Rukhiyat, dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta : CV. Tumaritis,

2003), Edisi 3, h. 55

Page 29: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

17

CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini terdapat 3 karya ilmiah berbentuk Skripsi yang

penulis jadikan sebagai bahan dalam peninjauan pustaka. Ketiga Skripsi

tersebut penulis jadikan sebagai referensi karena mempunyai topik bahasan

yang berhubungan dengan topik bahasan yang penulis angkat dalam penulisan

Skripsi ini. Ketiga Skripsi tersebut yaitu:

1. Skripsi dengan judul : “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid :

Studi Kasus di Masjid Al-Ikhlas Jati Padang Pasar Minggu, Jakarta

Selatan oleh Ahmad Rifa’i”.

Skripsi ini ditulis oleh mahasiswa Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid yang dilakukan di Masjid Al-

Ikhlas Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa dengan adanya

program pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid yang dilakukan oleh

DKM Masjid Al-Ikhlas Jatipadang, Jamaah Masjid, masyarakat sekitar

Masjid dan juga umat Islam pada umumnya, dapat merasakan dampak

positif dari kegiatan tersebut. Pasalnya, kegiatan pemberdayaan yang

dilakukan oleh Masjid Al-Ikhlas Jatipadang dilkakukan dalam hampir

semua aspek, terutama aspek yang mampu memandirikan,

Page 30: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

18

memberdayakan, serta dapat merubah jama’ah dan atau masyarakat di

sekitar Masjid pada umumnya menuju ke arah yang lebih baik.

2. Skripsi dengan Judul : “Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Program 1000 Posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di

Kelurahan Karawaci Baru oleh Ulfah Latifah”.

Skripsi ini ditulis oleh mahasiswi Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat melalui program 1000 Posyandu yang

dilakukan oleh pemerintah kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru.

Penelitian ini menjelaskan tentang pelaksanaan 1000 Posyandu

yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait, diantaranya Dinas Kesehatan,

Dinas Tata Kota, BPMKB, pihak kelurahan sampai pada partisipasi

masyarakat secara langsung. Disamping itu juga tentang konsep

pemberdayaan masyarakat yang ada pada program ini melalui berbagai

kegiatan posyandu yang ada.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dengan melakukan

program 1000 Posyandu seperti yang dicanangkan oleh pemerintah Kota

Tangerang setidaknya memiliki kontribusi terhadap kegiatan Posyandu

yang telah ada sebelumnya, terutama dari segi pembangunan sarana dan

prasarana.

3. Sripsi dengan judul : “Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program

Sekolah Otonom Oleh Sanggar Anak Akar di Gudang Seng Jakarta

Timur oleh Fenny Oktaviany”.

Page 31: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

19

Skripsi ini ditulis oleh mahasiswi Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap

pemberdayaan anak jalanan melalui Program Sekolah Otonom di Sanggar

Anak Akar, Gudang Seng, Cipinang Melayu, Jakarta Timur.

Penelitian ini menunjukan bahwa hasil dari pelaksanaan program

Sekolah Otonom ini pun dapat dilihat dari segi peningkatan kreatifitas dan

ketrampilan anak-anak. Meskipun Sekolah Otonom ini baru berjalan satu

tahun akan tetapi perubahan anak-anak pun sudah dapat dilihat oleh para

staf sanggar maupun dirasakan sendiri oleh anak-anak tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan pembahasan, maka

penulis membagi sistematika penulisan pada penulisan skripsi ini menjadi 5

bab. Kelima bab tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab Pendahuluan. Bab ini berisi tentang Latar

Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan

Sistematika Penulisan.

Bab II TINJAUAN TEORITIS

Page 32: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

20

Bab ini merupakan bab penjelasan tentang tinjauan terori yang

digunakan dalam penelitian ini. Bab ini berisi tentang

Pemberdayaan Masyarakat, Konsep Pemberdayaan (Model &

Tahapan Pemberdayaan), dan Program Pemberdayaan Masyarakat.

Bab III PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

Bab ini berisi tentang gambaran umum dan profil organisasi

WARKOP di Depok, Jawa Barat yang meliputi Gambaran Umum,

Struktur Organisasi, serta Program-program pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan oleh WARKOP di Depok, Jawa Barat.

Bab IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab yang berisi tentang pembahasan Analisis

Data dan Temuan di lapangan dalam penelitian ini, yang berisi

tentang Konsep Pemberdayaan WARKOP , Program-program

Pemberdayaan Masyarakat yang dicanangkan oleh WARKOP,

Pelaksanaan dari Program-program Pemberdayaan Masyarakat

yang dicanangkan oleh WARKOP, serta hasil (output) dari

Program-program Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan oleh

WARKOP.

Bab V PENUTUP

Page 33: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

21

Bab ini merupakan bab yang berisi tentang Kesimpulan dari

penelitian ini serta Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan

hasil dari temuan pada penelitian ini.

Page 34: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

22

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran

Peran menurut Soekanto (2009)1 adalah proses dinamis kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara

kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang

lain dan sebaliknya.

Sedangkan Merton (dalam Raho : 2007)2 mengatakan bahwa peranan

didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang

yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran

(role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-

hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-

status sosial khusus.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa peran

dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku atau perilaku maupun perbuatan yang

dilakukan oleh seseorang yang meliputi norma-norma yang ada dan berlaku

dalam posisi tertentu dalam suatu masyarakat.

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru. Jakarta : PT Rajawali Pers

Jakarta, 2009. Cetakan Pertama, h. 212-213 2 Raho, Bernard, Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2007. h.67.

Page 35: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

23

B. Pemberdayaan Masyarakat

Pengertian pemberdayaan telah cukup banyak dikemukakan oleh para ahli

dalam bidang tersebut. Salah satu pengertian pemberdayaan masyarakat

dikemukakan oleh Edi Suharto (2005)3, secara konseptual, pemberdayaan atau

pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan atau

keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep

mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita

untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari

keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa

kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Pengertian ini mengasumsikan

bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak dapat berubah atau tidak dapat

dirubah.4

Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok

rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam:

1. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan

(freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan

bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan;

3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Bandung : PT Rafika

Aditama, 2005. Cet Pertama, h. 275 4 Ibid, h. 58

Page 36: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

24

2. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat

meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-

jasa yang mereka perlukan; dan

3. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.5

Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai

tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun

sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,

mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan

mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.6

Pengertian lain tentang pemberdayaan dikemukakan oleh Totok

Mardikanto dan Poerwoko Soebiato (2013),7 yang mengatakan bahwa istilah

pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang

diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka

memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol

5 Ibid, h. 58

6 Ibid. h. 59-60

7 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. Ke-2, h.340-341

Page 37: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

25

lingkungannya agar dapat memenuhi keinginan-keinginannya, termasuk

aksesibilitasnya terhadap sumber daya yang terkait dengan pekerjaannya,

aktivitas sosialnya, dan lain-lain.8

Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya

peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk

menyampaikan pendapat dan atau kebutuhan, pilihan-pilihannya,

berpartisipasi, bernegoisasi, mempengaruhi dan mengelola kelembagaan

masyarakatnya serta bertanggung jawab (accountable) demi perbaikan

kehidupannya.9

Dalam pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti perbaikan

mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat antara lain

dalam arti :

1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan

2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan)

3. Kemerdekaan dalam segala bentuk penindasan

4. Terjaminnya keamanan

5. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan

kekhawatiran.10

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak

mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

8 Ibid. h.28 9 Ibid. h.28

10 Ibid. h.28

Page 38: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

26

keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat.11

Dalam upaya memberdayakan masyarakat tersebut dapat dilihat dari

tiga sisi, yaitu :

1. Menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa

setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa

daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah

upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan,

dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta

berupaya untuk mengembangkannya.

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).

Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari

hanya menciptakan iklim dan suasana. Penguatan ini meliputi langkah-

langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input),

serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang

akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Dalam rangka pemberdayaan

ini, upaya yang amat pokok adalah taraf peningkatan pendidikan, derajat

kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti

modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan berupa

pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar

fisik seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan

11 Ibid. h.30

Page 39: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

27

fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada

lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan,

pelatihan, dan pemasaran di pedesaan, dimana terkonsentrasi penduduk

yang keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus

bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum

yang berlaku tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.

3. Memperdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses

pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh

karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,

perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya

dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti

mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan

mengkerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi

harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang

tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin

tergantung pada berbagai program pemberian.12

C. Indikator Keberdayaan

Mardikanto dan Soebiato berpendapat bahwa agar para fasilitator

mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan, maka perlu diketahui berbagai

indikator yang dapat menunjukan seseorang itu berdaya atau tidak, sehingga

ketika pendampingan sosial diberikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan

12 Ibid. h.32

Page 40: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

28

pada aspek-aspek apa saja dari penerima manfaat perubahan (keluarga miskin)

yang perlu dioptimalkan.13

Lebih lanjut Mardikanto mengemukakan beberapa indikator

keberhasilan yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program

pemberdayaan masyarakat mencakup beberapa hal berikut:14

1. Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir dalam tiap kegiatan

yang dilaksanakan

2. Frekuensi kehadiran tiap-tiap warga pada pelaksanaan tiap jenis kegiatan

3. Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk memperoleh

persetujuan warga atas ide baru yang dikemukakan

4. Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat yang ditujukan

untuk kelancaran pelaksanaan program pengendalian

5. Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat untuk menunjang

pelaksanaan program kegiatan

6. Intensitas kegiatan petugas dalam pengendalian masalah

7. Meningkatkan kapasitas skala partisipasi masyarakat dalam bidang

kesehatan

8. Berkurangnya masyarakat yang menderita sakit malaria

9. Meningkatnya kepedulian dan respon terhadap perlunya peningkatan

kehidupan kesehatan

10. Meningkatnya kemandirian kesehatan masyarakat

13

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. Ke-2, h.289 14

Ibid, h.291-292

Page 41: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

29

Sedangkan menurut Suharto, keberhasilan pemberdayaan masyarakat

dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan

ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan

kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimensi

kekuasaan, yaitu : kekuasaan di dalam (power within), kekuasaan untuk

(power to), kekuasaan atas (power over) , dan kekuasaan dengan (power with).

1. Kebebasan mobilitas : kemampuan individu untuk keluar rumah atau

wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis, bioskop,

rumah ibadah, ke rumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi

jika individu mampu pergi sendirian.

2. Kemampuan membeli komoditas kecil : kemampuan individu untuk

membeli barang-barang keluarga sehari-hari (beras, tanah, minyak goreng,

bumbu); kebutuhan dirinya (minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak,

sampo). Individu dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia

dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta izin pasangannya;

terlebih jika dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan

uangnya sendiri.

3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk

membeli barang-barang , seperti lemari pakaian, TV, koran, majalah,

pakaian keluarga. Seperti halnya indikator diatas, poin tinggi ini diberikan

terhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta

izin pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut

dengan menggunakan uangnya sendiri.

Page 42: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

30

4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga mampu

membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri mengenai

keputusan-keputusan keluarga, misalnya mengenai renovasi rumah,

pembelian kambing untuk diternak, memperoleh kredit usaha.

5. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya mengenai

apakah dalam satu tahun terakhir ada seseorang (suami, istri, anak-anak,

mertua) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa izinnya;

yang melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja di luar rumah.

6. Kesadaran hukum dan politik : mengetahui nama salah seorang pegawai

pemerintah desa/kelurahan; seorang anggota DPRD setempat; nama

presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-hukum

waris.

7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes : seseorang dianggap

berdaya jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain

melakukan protes, misalnya, terhadap suami yang memukul istri; istri

yang mengabaikan suami dan keluarganya; gaji yang tidak adil;

penyalahgunaan bantuan sosial; atau penyalahgunaan kekuasaan polisi dan

pegawai pemerintah.

8. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga; memiliki rumah,

tanah, aset produktif, tabungan. Seseorang dianggap memiliki poin tinggi

jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari

pasangannya.15

15

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Bandung : PT

Rafika Aditama, 2005. Cet Pertama, h. 63-66

Page 43: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

31

Untuk lebih memahami tentang indikator keberdayaan, berikut ini

disajikan penjelasan indikator keberdayaan menurut Suhato:16

Tabel 2

Indikator Keberdayaan

Jenis hubungan

kekuasaan

Kemampuan ekonomi Kemampuan

mengakses manfaat

kesejahteraan

Kemampuan kulturan

dan politis

Kekuasaan di

dalam :

meningkatkan

kesadaran dan

keinginan untuk

berubah

Evaluasi positif

terhadap kontribusi

ekonomi dirinya

Keinginan memiliki

kesempatan yang

setara

Keinginan memiliki

kesamaan hak

terhadap sumber

yang ada pada

rumah tangga dan

masyarakat

Kepercayaan diri

dan kebahagiaan

Keinginan memiliki

kesejahteraan yang

setara

Keinginan membuat

keputusan mengenai

diri dan orang lain

Keinginan untuk

mengontrol jumlah

anak

Assertiveness dan

otonomi

Keinginan untuk

menghadapi

subordinasi gender

termasuk tradisi

budaya, diskriminasi

hukum dan

pengucilan politik

Kekuasaan

untuk :

meningkatkan

kemampuan

individu untuk

berubah;

meningkatkan

kesempatan

untuk

memperoleh

akses

Akses terhadap

pelayanan keuangan

mikro

Akses terhadap

pendapatan

Akses terhadap aset-

aset produktif dan

kepemilikan rumah

tangga

Akses terhadap

pasar

Penurunan beban

dalam pekerjaan

domestic, termasuk

perawatan anak

Ketrampilan,

termasuk kemelekan

huruf

Status kesehatan dan

gizi

Kesadaran mengenai

dan akses terhadap

pelayanan kesehatan

reproduksi

Ketersediaan

pelayanan

kesejahteraan publik

Mobilitas dan kses

terhadap dunia di

luar rumah

Pengetahuan

mengenai proses

hukum, politik dan

kebudayaan

Kemampuan

menghilangkan

hambatan formal

yang merintangi

akses terhadap

proses hukum,

politik dan

kebudayaan

Jenis hubungan

kekuasaan

Kemampuan ekonomi Kemampuan

mengakses manfaat

kesejahteraan

Kemampuan kulturan

dan politis

Kekuatan atas :

perubahan pada

hambatan-

hambatan

sumber dan

kekuasaan pada

tingkat rumah

tangga,

masayarakat dan

makro;

kekuasaan atau

Kontrol atas

penggunaan

pinjaman dan

tabungan serta

keuntungan yang

dihasilkannya

Kontrol atas

pendapatan

produktif keluarga

yang lainnya

Kontrol atas aset

Kontrol atas ukuran

konsumsi keluarga

dan aspek bernilai

lainnya dari

pembuatan

keputusan keluarga

termasuk keputusan

keluarga berencana

Aksi individu untuk

mempertahankan diri

dari kekerasan

Aksi individu dalam

menghadapi dan

mengubah persepsi

budaya kapasitas

dan hak wanita pada

tingkat keluarga dan

masyarakat

Keterlibatan

individu dan

pengambilan peran

dalam proses

16

Ibid, h.65

Page 44: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

32

tindakan

individu untuk

menghadapi

hambatan-

hambatan

tersebut

produktif dan

kepemilikan

keluarga

Kontrol atas alokasi

tenaga kerja

keluarga

Tindakan individu

menghadapi

diskriminasi atas

akses terhadap

sumber dan pasar

keluarga dan

masyarakat

budaya, hukum dan

politik

Kekuasaan

dengan :

meningkatnya

solidaritas atau

tindakan

bersama dengan

orang lain untuk

menghadapi

hambatan-

hambatan

sumber dan

kekuasaan pada

tingkat rumah

tangga,

masyarakat, dan

makro

Bertindak sebagai

model peranan bagi

orang lain terutama

dalam pekerjaan

publik dan modern

Mampu memberi

gaji terhadap orang

lain

Tindakan bersama

menghadapi

diskriminasi pada

akses terhadap

sumber (termasuk

hak atas tanah),

pasar dan

diskriminasi gender

pada konteks makro

ekonomi

Penghargaan tinggi

terhadap dan

peningkatan

pengeluaran untuk

anggota keluarga

Tindakan bersama

untuk meningkatkan

kesejahteraan publik

Peningkatan

jaringan untuk

memperoleh

dukungan pada saat

krisis

Tingakan bersama

untuk membela

orang lain

menghadapi

perlakuan salah

dalam keluarga dan

masyarakat

Pertisipasi dalam

gerakan-gerakan

menghadapi

subordinasi gender

yang bersifat

kultural, politis,

hukum pada tingkat

masyarakat dan

makro

Sumber : Suharto (2005:65

D. Proses Pemberdayaan

Dalam proses pemberdayaan, penulis mengacu pada beberapa

pendapat. Pendapat pertama berasal dari Totok Mardikanto dan Poerwoko

Soebiato (2013) yang menjelaskan bahwa sebagai proses, pemberdayaan

adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat dan atau mengoptimalkan

keberdayaan (dalam arti kemampuan dan atau keunggulan bersaing) kelompok

lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

masalah kemiskinan. Sebagai proses, pemberdayaan merujuk pada

kemampuan untuk berpartisipasi memperoleh kesempatan dan atau mengakses

Page 45: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

33

sumberdaya dan layanan yang diperlukan guna memperbaiki mutu hidupnya

(baik secara individual, kelompok, dan masyarakatnya dalam arti luas).

Dengan pemahaman seperti itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses

terencana guna meningkatkan skala / upgrade kualitas dari obyek yang

diberdayakan.17

Pendapat lain dikemukan oleh Nanih Mahendrawaty dan Agus Ahmad

Safei (2001),18

yang menjelaskan bahwa kalau merujuk pada apa yang

dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika membangun masyarakat, setidaknya

harus ditempuh dengan tiga tahap atau proses permberdayaan masyarakat.

Ketiga tahap atau proses tersebut adalah sebagai berikut:

1. Proses Takwin, yaitu tahap pembentukan masyarakat. Kegiatan pokok

pada tahap ini adalah proses sosialisasi dari unit terkecil dan terdekat

sampai perwujudan-perwujudan kesepakatan.

2. Proses Tanzim, yaitu tahap pembinaan dan penataan masyarakat. Pada

fase ini internalisasi dan eksternalisasi isu-isu muncul dalam bentuk

institusionalisasi secara komprehensif dalam realitas sosial.

3. Proses Taudi’, yaitu tahap keterlepasan dan kemandirian. Pada tahap ini

masyarakat telah siap menjadi masyarakat mandiri terutama secara

manajerial.19

17

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. Ke-2, h.61 18 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Saefi. Pengembangan Masyarakat Islam dari

Ideologi, Strategi sampai Tradisi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), h.285 19

Ibid, h.31-34

Page 46: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

34

Sementara itu, menurut Edi Suharto, pelaksanaan proses dan

pencapaian tujuan pemberdayaan dapat dicapai melalui penerapan pendekatan

pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu :

1. Pemungkinan; menciptakan suasanan atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang secara optimal.

2. Penguatan; memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya.

3. Perlindungan; melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok

lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya

persaingan tidak seimbang dan mencegah eksploitasi terhadap kelompok

lemah.

4. Penyokongan; memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.

5. Pemeliharaan; memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antar berbagai kelompok dalam

masyarakat.20

E. Program Pemberdayaan Masyarakat

1. Penyusunan dan Pengembangan Rencana Program

Menurut Edi Suharto, program dapat dirumuskan sebagai suatu

perangkat kegiatan yang saling tergantung dan diarahkan pada pencapaian

satu atau beberapa tujuan khusus (objectives). Penyusunan program dalam

20

Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat, Cetakan 1

(Bandung : PT. Refika Aditama, 2005), h.67-68

Page 47: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

35

proses perencanaan sosial mencakup keputusan tentang apa yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam proses perumusan program, antara lain :

a. Identifikasi program alternatif. Penyusunan program merupakan tahap

yang membutuhkan kreativitas. Karenanya sebelum satu program

dipilih ada baiknya jika diidentifikasi beberapa program alternatif.

b. Penentuan hasil program. Bagian dari identifikasi program alternatif

adalah penentuan hasil apa yang akan diperoleh dari setiap program

alternatif. Hasil tersebut menunjukan pada keluaran atau output yang

akan terukur. Hasil ini dapat dinyatakan dalam tiga tingkatan, yaitu :

pelaksanaan tugas, unit pelayanan dan jumlah konsumen.

c. Penentuan biaya. Informasi tentang biaya mencakup keseluruhan biaya

program maupun biaya perhasil. Ada beberapa macam biaya, antara

lain biaya tetap (fixed cost), biaya variabel, biaya marginal, biaya rata-

rata dan sunk cost. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan satu kali

kali saja dalam satu program, tetapi bisa berulangkali jika program

berikutnya dilanjutkan atau dikembangkan. Misalnya biaya untuk

pembangunan jalan di desa tertinggal. Biaya variable adalah biaya

yang dikeluarkan setiap kurun waktu tertentu (misalnya setiap bulan)

sehingga jumlahnya dapat berbeda-beda sesuai dengan tingkat

kebutuhan atau produksi pada tahapan program. Biaya marginal adalah

biaya yang dikeluarkan untuk tambahan pelayanan. Biaya rata-rata

adalah biaya yang dikeluarkan untuk jumlah seluruh unit pelayanan.

Sunk cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan sebelumnya.

Page 48: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

36

d. Kriteria pemilihan program. Setelah program-program alternatif

diidentifikasi, maka harus dilakukan pilihan diantara mereka.

Pemilihan dapat dilakukan atas dasar rasional, yakni bersandar pada

kriteria tertentu. Kriteria yang tergolong rasional adalah menyangkut

pentingnya, efisiensi, efektivitas, fisibiliatas (feasibility), keadilan dan

hasil-hasil tertentu. Misalnya, mana yang lebih penting antara jumlah

penurunan orang miskin atau jumlah pengangguran.

2. Pelaksanaan Program

Tahap implementasi program intinya menunjuk pada perubahan

proses perencanaan pada tingkat abstraksi yang lebih rendah. Penerapan

kebijakan atau pemberian pelayanan merupakan tujuan, sedangkan operasi

atau kegiatan-kegiatan untuk mencapainya adalah alat pencapaian tujuan.

Ada dua prosedur dalam melaksanakan program, yaitu:

a. Merinci prosedur operasional untuk melaksanakan program.

b. Merinci prosedur agar kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana.

3. Evaluasi Program

Dalam tahap evaluasi program, analisis kembali kepada permulaan

proses perencanaan untuk menentukan apakah tujuan yang telah

ditetapkan dapat dicapai. Evaluasi menjadikan perencanaan sebagai suatu

proses yang berkesinambungan. Evaluasi baru dapat dilaksanakan kalau

rencana sudah dilaksanakan. Namun demikian, perencanaan yang baik

harus sudah dapat menggambarkan proses evaluasi yang akan

dilaksanakan.21

21

Ibid, h.78-80

Page 49: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

37

F. Model Pemberdayan

Jack Rothman (1968 dalam Suharto : 2005) mengembangkan tiga

model yang berguna dalam memahami konsepsi tentang model-model

pengembangan masyarakat yaitu pengembangan masyarakat lokal (locality

development), perencanaan sosial (social planning), dan aksi sosial (social

action).

1. Pengembangan masyarakat lokal

Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan

untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui

partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota

masyarakat dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah

melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi, hanya saja

potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.

Pengembangan masyarakat lokal pada dasarnya merupakan proses

interaksi antara anggota masyarakat setempat yang difasilitasi oleh pekerja

sosial. Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan

mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang

diharapkan. Pengembangan masyarakat lokal lebih berorientasi pada

tujuan proses (process goal) dari pada tujuan tugas atau tujuan hasil (task

or product goal). Setiap anggota masyarakat bertanggung jawab untuk

menentukan tujuan dan memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan

tersebut. Pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi

kemandirian, peningkatan informasi, komunikasi, relasi dan keterlibatan

Page 50: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

38

anggota masyarakat merupakan inti dari proses pengembangan masyarakat

lokal yang bernuansa bottom-up ini.

2. Perencanaan Sosial

Perencaan sosial disini menunjuk pada proses pragmatis untuk

menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan

masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan

remaja, kebodohan (buta huruf), kesehatan masyarakat yang buruk

(rendahnya usia harapan hidup, tingginya tingkat kematian bayi,

kekurangan gizi) dll. Berbeda dengan pengembangan masyarakat local,

perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas (task goal). Sistem

klien perencanaan sosial umumnya adalah kelompok-kelompok yang

kurang beruntung (disadvantaged groups) atau kelompok seperti para

lanjut usia, orang cacat, janda, yatim piatu, wanita tuna sosial. Pekerja

sosial berperan sebagai perencana sosial yang memandang mereka sebagai

konsumen atau penerima pelayanan (beneficiaries). Keterlibatan para

penerima pelayanan dalam proses pembuatan kebijakan, penentuan tujuan,

dan pemecahan masalah bukan merupakan prioritas, karena pengambilan

keputusan dilakukan oleh para pekerja sosial di lembaga-lembaga formal,

semisal lembaga kesejahteraan sosial pemerintah (Depsos) atau swasta

(LSM). Para perencana social dipandang sebagai ahli (expert) dalam

melakukan penelitian, menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat,

serta dalam mengidentifikasi, melaksanakan dan mengevaluasi program-

program pelayanan kemanusiaan.

Page 51: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

39

3. Aksi sosial

Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan

fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses

pendistribusian kekuasaan (distribution of power), sumber (distribution of

resources), dan pengambilan keputusan (distribution of decision making).

Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah

sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidak adilan struktur.

Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan

tidak berdaya karena tidak diberdayakan oleh kelompok elit masyarakat

yang menguasai sumber-sumber ekonomi, politik dan kemasyarakatan.

Aksi sosial berorientasi baik pada tujuan proses dan tujuan hasil.

Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan, dan

tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih

memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan (equality), dan keadilan

(equity).22

22 Ibid, h.42-45

Page 52: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

37

BAB III

PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

A. Sejarah WARKOP

Sejarah WARKOP dimulai dari tahun 2001 dengan berdirinya LKIS

(Lintas Kreasi Insan Seni). Organisasi ini mempunyai program-program dan

kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan hal seni dan kreatif

masyarakat. Organisasi ini digagas dan didirikan oleh para pemuda yang ada

di kota Depok. Beberapa produk kerajinan telah dihasilkan dari kegiatan-

kegiatan yang diadakan oleh organisasi ini seperti kerajinan tangan dari kain

perca, kerajinan tangan menggunakan tumbuhan enceng gondok dan beberapa

produk kerajinan tangan yang lain yang mempunyai nilai ekonomi. Banyak

warga masyarakat yang mengikuti program-program dari organisasi ini

merasa sangat terbantu dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh LKIS dalam

hal ekonomi. Sayangnya organisasi ini bubar pada tahun 2004 karena

kesibukan dari para pengurusnya.1

Beberapa tahun kemudian, tepatnya tanggal 17 April 2010, beberapa

pemuda yang dulu pernah bergabung dengan LKIS kemudian kembali

berkumpul dan mendirikan sebuah organisasi baru yang diberi nama Warung

Rehabilitasi Komunikasi Pemuda atau yang disingkat dengan WARKOP,

sebagai upaya dalam berkontribusi untuk memberdayakan para masyarakat,

khususnya yang berada di daerah sekitar Depok, untuk dapat sembuh dari

1 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi, Depok, 4

November 2016.

Page 53: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

38

ketergantungan mereka akan narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya.

Tanggal 17 April 2010 kemudian ditetapkan sebagai tanggal resmi berdirinya

WARKOP.2

Beberapa tahun menjalankan program-program pemberdayaan

masyarakat sendiri, WARKOP mengalami berbagai macam kesulitan dan

hambatan. Hambatan dan kesulitan utama yang dihadapi oleh WARKOP

berupa kesulitan keuangan dan akses legalitas. Oleh karena itu, pada tahun

2013, WARKOP secara resmi bergabung dan bermitra dibawah naungan

Madani Mental Health Care Foundation tahun 2013. Dengan bergabung

dengan Madani Mental Health Care Foundation, program-program

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh WARKOP dapat menjadi

lebih mudah dijalankan karena program-program tersebut dibantu oleh pihak

Madani Mental Health Care Foundation.3

Sampai saat ini WARKOP telah memberikan bantuan rehabilitasi

terhadap lebih dari 300 orang yang telah menjadi warga binaan. Ke 300 orang

tersebut adalah orang-orang yang terlanjur menjadi pelaku kriminalitas seperti

pemakai narkoba, pelaku perjudian, dan pelaku tindakan asusila. Kini, para

alumni warga binaan dari WARKOP telah menjalani kehidupan yang normal

layaknya orang biasa tanpa ketergantungan terhadap obat-obatan tertentu dan

terbebas dari kebiasaan melakukan perjudian dan tindakan asusila.4

2 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

3 Dokumentasi Warkop

4 Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 7 November 2016

Page 54: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

39

B. Alamat WARKOP

WARKOP beralamat lengkap di Komplek BNI Jalur Utama No.62

Rt/Rw 02/09, Kelurahan Bedahan, sebuah kelurahan di daerah Kecamatan

Sawangan, kota Depok Jawa Barat.5

C. Visi dan Misi WARKOP

Menurut Gaspersz, visi adalah suatu pernyataan menyeluruh mengenai

gambaran ide yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang.

Sedangkan misi merupakan suatu pernyataan mengenai konsep dan tujuan-

tujuan yang bersifat strategis.6

Dalam usahanya untuk memberdayakan masyarakat, WARKOP

mempunyai visi dan misi seperti berikut ini:7

1. Visi

Visi WARKOP adalah terciptanya lingkungan yang aman dari narkoba,

terbentuknya lingkungan nyaman seperti keluarga, serta terciptanya

lingkungan produktif dengan adanya komunitas-komunitas produktif.

2. Misi

Misi WARKOP adalah sebagai berikut :

a. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengawal potensi anak

muda.

b. Menciptakan program-program kreatif bagi masyarakat.

5 Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 7 November 2016

6 Vincent Gaspersz, Manajemen Bisnis Total – Total Quality Management (Jakarta :

Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet-Ke-1, h.14 7 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 55: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

40

c. Menciptakan program-program penanggulangan terhadap narkoba.

d. Menciptakan program-program rehabilitasi terhadap para pecandu

narkoba.

D. Struktur Organisasi WARKOP

Menurut Hasibuan, struktur organisasi adalah suatu gambar yang

menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan

jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan

tanggung jawab, rentang kendali dan system pimpinan organisasi.8

E. Pendanaan WARKOP

Pengertian dana menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah uang yang

disediakan untuk suatu keperluan tertentu. Pendanaan dapat diartikan sebagai

cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan dana.9 Dalam melaksanakan

program-program pemberdayaannya, WARKOP tentu saja memerlukan dana

yang jumlahnya tidak sedikit, apalagi WARKOP membebaskan semua warga

binaannya dari biaya apapun. Dan untuk itu WARKOP berusaha untuk

memaksimalkan peluang dan kemungkinan yang ada dalam mengumpulkan

dana guna membiayai program-program pemberdayaan mereka. Beberapa

sumber pendanaan WARKOP antara lain:10

8 H. Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas

(Jakarta : Bumi Aksara, 2010) Cet.Ke-1, h.128. 9 Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2008), h.314. 10 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi, Depok 3

Maret 2017.

Page 56: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

41

1. Sumbangan dari Madani Home and Health Care Foundation

Salah satu pendanaan utama WARKOP datang dari sumbangan

yang diberikan oleh Madani Home and Health Care Foundation.

Sumbangan yang mereka berikan utamanya digunakan untuk kegiatan

rutin yang dilakukan oleh WARKOP selama program pembinaan

berlangsung. Selain sumbangan berupa dana, pihak Madani Home and

Health Care Foundation juga memberikan bantuan lain seperti relawan dan

pemateri di program-program yang dilakukan oleh WARKOP.

2. Program fundraising dari pengurus WARKOP

Sumber pendanaan yang kedua berasal dari pengurus internal

WARKOP Para pengurus ini melakukan pengumpulan dana dengan cara

menjual berbagai macam produk seperti kaos, stiker, dan kalender. Mereka

menjual produk-produk mereka baik melalui pasar online maupun offline

dengan membuka gerai ketika ada bazar dan juga membuka gerai di

tempat keramaian lainnya. Hasil keuntungan yang diperoleh 100 persen

akan digunakan untuk kepentingan program-program pemberdayaan

WARKOP.

3. Sumbangan dari Donatur

Pendanaan WARKOP yang lain datang dari para donatur yang

ingin berpartisipasi dalam pembiayaan program-program pemberdayaan

yang dilakukan oleh WARKOP. Mereka biasanya memberi sejumlah dana

untuk keperluan program pemberdayaan. Selain dana, para donatur juga

kadang memberikan bantuan dalam bentuk lain seperti konsumsi,

peralatan, dan lain-lain. Para donatur ini bisa berasal dari individu,

Page 57: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

42

organisasi, lembaga maupun institusi tertentu yang mempunyai kepedulian

terhadap masyarakat yang terkena dampak buruk dalam penyalahgunaan

narkoba.11

4. Sumbangan dari para mantan warga binaan WARKOP

Selain donatur, bantuan dana juga datang dari para mantan warga

binaan WARKOP. Mereka yang dulu menjadi Warga binaan WARKOP

dan telah selesai menjalani program-program yang diberikan oleh

WARKOP merasa bahwa mereka sedikit banyak berhutang budi kepada

WARKOP. Oleh karena itu setelah mereka dapat memulai kehidupan baru

dan mampu untuk hidup dengan mandiri, mereka kemudian merasa

terpanggil untuk memberikan sumbangsih kepada WARKOP. Selain dana,

para mantan warga binaan ini juga biasanya ikut menjadi relawan dan

pengisi acara pada program-program yang dilakukan oleh WARKOP.

F. Program-program Pemberdayaan dari WARKOP

Menurut Herman (dalam Farida), sebuah program merupakan sesuatu

yang coba dilakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.

Suatu program mungkin saja sesuatu yang berbentuk nyata (tangible) seperti

kurikulum, atau yang abstarak (intangible) seperti prosedur, misalnya

distribusi biaya hidup atau sederetan kegiatan untuk meningkatkan sikap.12

Dalam usahanya untuk memberdayakan masyarakat, WARKOP

Depok mempunyai beberapa program utama, antara lain:13

11 Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 7 November 2016 12

Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000), Cet.

Ke-1, h.9. 13 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 58: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

43

1. Rehabilitasi Rawat Jalan

Reahabilitasi dapat diartikan sebagai pemulihan pada kedudukan

semula atau perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya terhadap

individu supaya menjadi manusia yang berguna14

. Rehabilitasi menurut

kamus ilmiah populer , merupakan pemulihan (perbaikan atau

pembentulan).: seperti kesedia kala; pengembalian nama baik secara

hukum,pembaruan kembali.15

Pengertian rehabililitasi menurut Prof.

Dadang Hawari seorang psikiater, adalah, upaya memulihkan dan

mengembalikan kondisi mantan penyalahguna/ketergantungan narkoba

kembali sehat dan psikologik, sosial, dan spritual/agama (keimanan)

dengan kondisi tersebut diharapkan meraka akan kembali berfungsi secara

wajar dalam kehidupanya sehari-hari baik dirumah, sekolah/kampus,

ditempat kerja dan dilingkungan sosialnya.16

Rehabilitasi yang dilakukan

oleh WARKOP merupakan bertujuan untuk membuat para warga

binaannya terlepas dan sembuh dari ketergantungan mereka akan obat-

obatan terlarang dan juga tindakan yang kurang baik dengan menanamkan

nilai-nilai moral dan spiritual kepada para warga binaan sehingga mereka

bisa memperbaiki diri mereka sendiri. Program rehabilitasi yang dilakukan

oleh WARKOP bersifat rawat jalan yang berarti bahwa para warga binaan

tidak perlu menginap dan tinggal di tempat rehabilitasi sehingga mereka

juga tetap bisa melakukan kegiatan mereka sehari-hari. Program

14

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.1186. 15

Tim Prina Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press,2006) h.404

16

Dadang Hawari, Penyalahguna dan ketergantungan NAZA (Narkotika,Alkohol dan zat

adiktif) (jakarta :Penerbit FAUI,2006), edisi ke-2, cetakan-1,h.132

Page 59: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

44

rehabilitasi rawat jalan ini mendapatkan dukungan dari Madani Mental

Health Care Foundation. Pihak Madani Mental Health Care Foundation

membantu WARKOP dalam menyediakan dana, mentor, dan materi

pelatihan. Ini merupakan salah satu subsidi silang yang diberikan oleh

Madani Mental Health Care Foundation. Bersama-sama dengan pengurus

WARKOP, para pemateri dari Madani Mental Health Care Foundation

berusaha memberdayakan masyarakat warga di sekitar Depok yang

menjadi warga binaan WARKOP. Program rehabilitasi rawat jalan dari

WARKOP dilakukan dengan konsep : Berobat, Bertobat, dan Bersahabat.

Bentuk dari program rawat jalan ini adalah :

a. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang

secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu.17

Program motivasi berisi tentang kegiatan-kegiatan yang

dapat memberikan motivasi dan semangat kepada para warga binaan

WARKOP agar dapat hidup dengan sehat dan nyaman berada di

tengah-tengah masyarakat. Secara lebih rinci, program motivasi yang

dilakukan oleh WARKOP dapat dijabarkan sebagai berikut:18

1) Bentuk kegiatan

Kegiatan motivasi biasanya dilakukan seperti kegiatan

belajar di kelas. Para warga binaan akan menerima materi tentang

motivasi dari para motivator yang menjadi pengisi acara.

Kemudian para warga binaan dapat memberikan pertanyaan

17

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.314. 18 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 60: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

45

kepada para pemateri sehingga tercipta sebuah diskusi di dalam

kelas motivasi antara pemateri dan para waga binaan WARKOP.

2) Alasan

Alasan dilakukannya pemberian motivasi ini adalah karena

banyak warga binaan WARKOP yang menjadi kurang

bersemangat dalam menjalani kehidupan mereka sehingga mereka

perlu diberikan dorongan positif yang berupa motivasi.

3) Tujuan

Tujuan dari pemberian kelas motivasi kepada warga binaan

adalah agar warga binaan dapat lebih bersemangat lagi untuk

menjalani hidup dengan cara yang sehat dan lebih baik. Setelah

mendapatkan materi motivasi dari para motivator, para warga

binaan diharapkan dapat mempunyai cara pandang dan perspektif

yang berbeda dan lebih baik tentang bagaimana untuk menjalani

kehidupan.

4) Jadwal

Jadwal untuk kegiatan motivasi yang diadakan oleh

WARKOP dilakukan dalam 2 minggu sekali. Setiap hari minggu di

pertengahan dan akhir bulan, para warga binaan WARKOP akan

berkumpul untuk mendapatkan materi motivasi dari para motivator

yang disediakan oleh WARKOP.

5) Materi

Materi yang diberikan dalam motivasi sangat beragam

disesuaikan dengan tujuan dan tema acara motivasi. Biasanya para

Page 61: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

46

warga binaan akan diberi materi tentang rahmat hidup, mensyukuri

nikmat Tuhan, menggunakan anugerah Tuhan dengan sebaik-

baiknya, indahnya hidup sehat tanpa narkoba dan lain-lain.

Setelah menerima materi motivasi, para warga binaan

diminta untuk mengingat baik-baik apa yang telah disampaikan

oleh para motivator dan mengamalkan ilmu yang mereka dapat

dalam kehidupan sehari-hari. Para warga binaan juga diminta

untuk dapat memberikan motivasi kepada sesama warga binaan

WARKOP agar ikatan persahabatan dan kekeluargaan di antara

mereka dapat terjalin dengan baik.19

6) Pemateri

Pemateri dalam acara-acara yang bertujuan untuk

memotivasi para warga binaan WARKOP biasanya adalah para

Motivator dari Madani Home and Health Care Foundation. Selain

itu ada juga motivator dari luar yang sengaja didatangkan untuk

memberi motivasi kepada para warga binaan WARKOP. Para

pemateri yang lain adalah para relawan WARKOP yang juga

punya keahlian untuk memberikan semangat hidup yang benar

kepada para warga binaan WARKOP.

b. Edukasi

Edukasi merupakan hal yang bersifat mendidik atau hal yang

berkenaan dengan pendidikan.20

Program edukasi berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan pendidikan kepada para

19 Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 7 November 2016 20

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.374.

Page 62: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

47

warga binaan WARKOP, baik pendidikan dari sisi agama (rohani)

yang berupa pengajian, juga pendidikan dalam hidup bermasyarakat.

Selain itu, dalam program edukasi juga diberikan pendidikan musik

bagi para warga binaan/anggota.

Secara lebih rinci, program edukasi yang dilakukan oleh

WARKOP dapat dijabarkan sebagai berikut:21

1) Pengajian

a) Bentuk Kegiatan

Program pengajian dilakukan seperti halnya pengajian

pada umumnya. Pemateri dalam pengajian akan mengajak para

warga binaan untuk berdzikir bersama dan memuji Tuhan

sebelum memberikan materi ceramah keagamaan kepada para

warga binaan.

b) Alasan

Alasan dilakukannya kegiatan pengajian ini karena

banyak warga binaan WARKOP yang kurang memahami

agama dengan baik sehingga perlu diberi pemahaman agama

yang cukup sebagai bekal hidup mereka. Pengajian dipercaya

dapat membuat para warga binaan WARKOP menjadi manusia

yang lebih soleh dan solehah.

c) Tujuan

21

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 63: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

48

Tujuan dilakukannya program pengajian ini adalah

untuk memberikan pemahaman agama yang lebih baik kepada

para warga binaan sehingga dapat meningkatkan tingkat

keimanan dan ketakwaan para warga binaan WARKOP.

Dengan pemahaman agama yang baik dan tingkat keimanan

yang baik pula, para warga binaan WARKOP diharapkan dapat

menjalani hidup dengan lebih baik dan jauh dari kemaksiatan.

Mereka diharapkan dapat berfikir ulang dan takut kepada

Tuhan apabila hendak melakukan tindakan yang berdosa.22

d) Jadwal

Jadwal pengajian ini dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Pada hari kamis sore selama masa pembinaan dan juga setelah

masa pembinaan selesai, para warga binaan WARKOP akan

berkumpul bersama untuk mendapatkan ceramah keagamaan

dari para ustadz dan penceramah yang disediakan oleh

WARKOP.

e) Materi

Materi yang disampaikan dalam program pengajian

lebih dititik beratkan terhadap pengembangan akhlakul

karimah, peningkatan keimanan dan ketakwaan, dan bagaimana

caranya menjadi umat muslim yang baik. Materi disesuaikan

dengan kemampuan para warga binaan. Materi yang

22

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 64: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

49

disampaikan disusun dari materi dasar sampai ke materi yang

lebih tinggi.23

f) Pemateri

Pemateri dalam program pengajian adalah para Ustadz

dan penceramah yang sengaja dihadirkan untuk membekali

ilmu pengetahuan agama kepada para warga binaan. Para

pemateri ini dikoordinir oleh koordinator bidang pengajian

WARKOP yaitu ustadz Junaidi, S.pd yang juga bertindak

sebagai pemateri tetap dalam program pengajian yang

dilakukan oleh WARKOP.

2) Pendidikan Musik

Selain pelatihan tentang pengajian, warga binaan

WARKOP juga akan mendapat pelatihan musik. Musik merupakan

ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dari urutan, kombinasi,

dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang

mempunyai kesatuan dan kesinambungan.24

Pelatihan musik ini diberikan kepada warga binaan yang

mempunyai minat dan bakat terhadap musik. Secara lebih rinci,

program musik yang dilakukan oleh WARKOP dapat dijabarkan

sebagai berikut25

:

a) Bentuk kegiatan

23

Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 3 Maret 2017 di Depok. 24

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.987. 25 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 65: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

50

Pelatihan musik dilakukan antara lain dengan

mengadakan latihan musik bersama. Kegiatan ini dilakukan di

kantor WARKOP. Para warga binaan yang tertarik untuk

mempelajari musik, akan diajarkan cara bermusik yang baik

oleh para pemateri. Mereka akan diajari cara memainkan alat

instrumen musik, bernyanyi, dan juga bersikap di atas

panggung. Alat musik yang diajarkan antara lain : gitar, bass,

drum, dan organ.

b) Alasan

Alasan dilakukannya pemberian program musik ini

adalah bahwa musik dianggap dapat menjadi alat yang dapat

digunakan oleh para warga binaan WARKOP sebagai hiburan

dan pelarian dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Selain

itu musik dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam

mencari nafkah yang halal bagi orang-orang yang dapat

memainkannya dengan baik.

c) Tujuan

Alasan program musik diadakan oleh WARKOP

sebagai sebuah wadah untuk memberikan kesempatan bagi

para warga binaan untuk mengekspresikan diri mereka lewat

musik. Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan

para warga binaan akan persoalan hidup mereka dan

Page 66: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

51

mengalihkannya dengan musik. Program ini juga dilakukan

untuk mencari bakat bermusik dari para warga binaan. Para

warga binaan yang ternyata mempunyai bakat di bidang musik

dapat dikembangkan lebih lanjut dengan dibuatkan grup band

atau difasilitasi dalam pembuatan album.

Beberapa warga binaan WARKOP yang kini serius

mendalami musik telah membuat sebuah grup band indie

dengan nama Prologue Band. Band ini telah mengeluarkan

beberapa album indie dan sering diundang untuk acara pentas,

baik untuk acara kesenian, formal, hajatan, dan lain-lain.26

d) Jadwal

Jadwal untuk kegiatan musik adalah setiap 2 minggu

sekali pada Minggu sore.

e) Materi

Materi yang diberikan dalam program ini berisi tentang

tata cara bermusik, tata cara memainkan alat musik, tata cara

bernyanyi, cara bersikap di atas panggung, dan cara membuat

album. Materi bermain musik disusun dari yang tingkat paling

mudah sampai ke tingkat yang paling sulit.

f) Pemateri

Para pemateri dalam bidang musik adalah para

volunteer dari WARKOP yang mempunyai pengetahuan

tentang bermusik. Beberapa dari para pemateri yang biasanya

26 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 67: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

52

mengisi program ini adalah Danan (Manajer Ten2Five),

Prologue Band, dan para pemateri yang lain.27

c. Konsultasi

Konsultasi merupakan pertukaran pikiran untuk mendapatkan

kesimpulan yang sebaaik-baiknya. Kesimpulan yang didapatkan dari

konsultasi dapat berupa nasihat, saran, dan lain-lain.28

Program

konsultasi berisi tentang kegiatan-kegiatan untuk memberi konsultasi

kepada para warga binaan WARKOP untuk dapat menumpahkan

unek-unek dan hal-hal yang mengganggu pikiran mereka dan

kemudian dapat mendapatkan feedback dan solusi atas permasalahan

yang mereka hadapi.

Secara lebih rinci, program konsultasi yang dilakukan oleh

WARKOP dapat dijabarkan sebagai berikut:29

1) Bentuk kegiatan

Kegiatan konsultasi diberikan kepada para warga binaan

dengan cara konseling dimana para warga binaan akan

berkonsultasi secara pribadi dengan para psikiater yang dihadirkan

oleh WARKOP. Mereka dapat mencurahkan kegundahan dan

kegelisahan mereka kepada para psikiater dengan rasa aman. Para

psikiater kemudian akan merespon keluhan dari para warga binaan

dengan solusi-solusi terbaik yang dapat dilakukan oleh para warga

binaan untuk mengatasi masalah mereka. Kegiatan konseling

27

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi. 28

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.750. 29

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 68: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

53

dilakukan dengan santai dan kekeluargaan sehingga para warga

binaan akan merasa nyaman.

2) Alasan

Alasan dilakukannya program konsultasi ini adalah karena

pengurus WARKOP melihat bahwa banyak warga binaan

WARKOP yang memerlukan tempat yang dapat mereka percaya

untuk mencurahkan keluh kesah mereka. Program konsultasi ini

dipercaya dapat meringankan beban pikiran warga binaan dan

mencari solusi yang tepat untuk permasalahan hidup mereka.

3) Tujuan

Tujuan diberikannya program konsultasi ini kepada para

warga binaan oleh WARKOP adalah untuk menyediakan sebuah

wadah kepada para warga binaan dimana mereka bisa

menumpahkan keluh kesah mereka dan mendapatkan jawaban dan

solusi terbaik atas persoalan-persoalan yang mereka hadapi.

Program konsultasi ini juga diharapkan mampu mengurangi beban

pikiran dan beban hidup para warga binaan karena dengan

menyediakan program ini, para warga binaan akan merasa lebih

dihargai, diperhatikan dan dimengerti oleh orang lain sehingga

mereka akan merasa bahwa mereka mempunyai orang-orang yang

mau membantu dan bersama mereka dalam permasalahan hidup

yang mereka hadapi.30

4) Jadwal

30 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 69: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

54

Jadwal program konsultasi adalah 2 minggu sekali.

Program ini dilakukan dihari yang sama dengan program motivasi.

Setelah kelas motivasi selesai, maka akan dilanjutkan dengan kelas

konsultasi untuk para warga binaan WARKOP.

5) Materi

Materi yang diberikan dalam program konsultasi adalah

materi-materi praktis yang dapat memberikan pemecahan masalah

dan solusi atas persoalan-pesoalan hidup yang dihadapi oleh para

warga binaan.

6) Pemateri

Pemateri dalam program konsultasi adalah para psikiater

yang dihadirkan oleh WARKOP. Para psikiater ini biasanya

berasal dari Madani Home and Health Mental Care Foundation

yang telah berpengalaman dalam bidang konseling.

Secara umum, program rehabilitasi rawat jalan ini dilakukan dalam

waktu 3 bulan dengan intensitas pertemuan sebanyak 2 kali dalam satu

minggu. Jika dibandingkan dengan program rehabilitasi yang ditawarkan

oleh instansi atau organisasi lain, maka program rehabilitasi dari

WARKOP sangat membantu dan memberi kemudahan kepada para warga

binaannya, terutama masalah biaya. Program rawat inap yang ada di

Madani Mental Health Care misalnya, di rumah sakit yang khusus

memberikan rehabilitasi kepada para penderita gangguan jiwa, pecandu

narkoba dan obat-obatan lainnya itu biaya yang diperlukan untuk

perawatan selama satu bulan dapat mencapai puluhan juta rupiah. Akan

Page 70: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

55

tetapi di WARKOP, semua warga binaan dapat mendapatkan perawatan

rehabilitasi secara gratis tanpa harus membayar sedikitpun.31

2. Program UEP (Usaha Ekonomi Produktif)

Setelah melewati program rehabilitasi, para warga binaan

WARKOP diharapkan sudah dapat terbebas dari perilaku buruk mereka di

masa lalu. Dalam tahapan program UEP (Usaha Ekonomi Produktif) ini,

para warga binaan WARKOP akan dibelaki dengan berbagai macam skill

dan kemampuan yang dapat digunakan dalam kehidupan mereka.

Beberapa materi yang dilakukan WARKOP dalam program ini

adalah:32

a. Kewirausahaan

Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal

30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan

Membudayakan Kewirausahaan, bahwasanya ; kewirausahaan adalah

semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani

usaha dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,

menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang

lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.33

Program kewirausahaan dilakukan untuk meningkatkan skill,

kemampuan, serta daya saing masyarakat untuk dapat menjadi

31

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi. 32

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi. 33

Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan (Bandung : CV Alfabeta,

2008), Cet.ke-1, h.6-7.

Page 71: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

56

masyarakat yang mandiri. Dalam program kewirausahaan dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1) Bentuk kegiatan

Dalam materi kewirausahaan, warga binaan WARKOP

akan diberi pengetahuan tentang kewirausahaan dari para

wirausahawan yang sudah berhasil. Mereka akan dibekali dengan

kemampuan dalam berwirausaha. Mereka juga akan dibekali

dengan kemampuan dan keterampilan untuk dapat mendirikan

usaha, seperti keterampilan dalam bidang otomotif. Dalam bidang

otomotif, para peserta akan dididik langsung di bengkel. Mereka

akan diajari bagaimana seluk beluk tentang dunia otomotif,

utamanya yang berkenaan dengan perbaikan mesin dan spare part

motor dan mobil. Para warga binaan yang tertarik untuk belajar

tentang otomotif akan langsung diikutsertakan dalam kegiatan di

bengkel dari mulai menerima keluhan pelanggan sampai

memperbaiki kendaraan pelanggan. Selain itu mereka juga akan

diajarkan tentang manajemen bengkel dan bagaimana cara

memaksimalkan keuntungan dari usaha membuka bengkel.34

2) Alasan

Alasan dilakukannya program kewirausahaan ini adalah

karena para pengurus WARKOP melihat bahwa banyak dari warga

binaan WARKOP yang tidak memiliki kemampuan yang cukup

yang dapat mereka gunakan sebagai bekal mereka untuk mencari

34 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 72: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

57

penghidupan yang baik dan layak. Kewirausahaan dipercaya

sebagai salah satu kemampuan yang penting dan berguna bagi

siapa saja, termasuk para warga binaan WARKOP.

3) Tujuan

Tujuan dari pemberian kewirausahaan adalah untuk

memberikan bekal kemampuan wirausaha kepada para warga

binaan agar nanti setelah lulus dari program rehabilitasi dan

pendidikan dari WARKOP dapat mengembangkan usaha sendiri

dan hidup dengan mandiri.35

4) Jadwal

Jadwal untuk kewirausahaan adalah setiap 2 minggu sekali

setelah selesai program rehabilitasi.

5) Materi

Materi yang diberikan dalam program kewirausahaan

adalah materi tentang usaha yang umum berkembang di

masyarakat seperti bidang otomotif.

6) Pemateri

Para pemateri biasanya adalah para pelaku usaha yang ada

di daerah Depok yang telah menjadi volunteer dalam kegiatan

WARKOP. Selain itu juga ada beberapa alumni WARKOP yang

telah berhasil dalam usaha mereka yang juga ikut memberikan

pendidikan kewirausahaan terhadap para warga binaan WARKOP.

35 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 73: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

58

3. Program Pencegahan

Dalam hal pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan

masyarakat dari narkoba, WARKOP juga melakukan tindakan-tindakan

pencegahan yang dilakukan utamanya dalam menjauhkan generasi muda

dari narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya. Dalam hal ini program

pencegahan WARKOP dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Depok atau yang

lebih dikenal dengan IKMD.36

IKMD merupakan sebuah organisasi

kemasyarakatan yang beranggotakan para pelajar mahasiswa yang berasal

dari kota Depok.

Secara lebih rinci, program pencegahan yang dilakukan oleh Ikatan

Mahasiswa Depok di bawah naungan WARKOP dilakukan dengan

berbagai macam cara, antara lain:

a. Menggelar Seminar

Seminar merupakan sebuah pertemuan atau persidangan untuk

membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli seperti guru besar,

pakar, dan lain-lain37

. Seminar dilakukan di berbagai instansi sekolah

dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Universitas. Materi tentang seminar

biasanya berkisar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, korban-

korban penyalahgunaan narkoba dan bagaimana cara mengatasi dan

menanggulangi dampak buruk yang ditimbulkan narkoba baik pada

orang-orang yang belum menggunakan narkoba maupun terhadap

orang-orang yang sudah terlanjut menjadi pengguna narkoba. Para

pemateri dalam seminar biasanya adalah para profesional yang sudah

36

Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 3 Maret 2017 di Depok. 37

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.1305.

Page 74: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

59

berkecimpung dalam bidang perawatan narkoba. Mereka biasanya

adalah para psikiater dari Madani Home and Health Care Foundation

atau profesional dari luar yang punya pengetahuan tentang bidang

yang disampaikan. Atau dapat pula para profesional dari Badan

Narkotika Nasional.38

b. Diskusi Bersama

Selain seminar, diskusi bulanan juga dilakukan untuk memberi

kesadaran para peserta diskusi tentang bahaya penyalahgunaan

narkoba. Diskusi merupakan sebuah perundingan untuk bertukar

pikiran mengenai suatu masalah.39

Diskusi biasanya dilakukan di

kantor sekretariat WARKOP maupun kantor sekretariat IKMD. Peserta

diskusi tidak dibatasi. Tidak hanya para mahasiswa dan pelajar,

siapapun yang berminat untuk berpartisipasi dalam diskusi

dipersilahkan untuk hadir. Sama seperti pemateri pada acara seminar,

para pemateri dalam diskusi juga biasanya adalah para profesional

yang sudah berkecimpung dalam bidang perawatan narkoba. Mereka

biasanya adalah para psikiater dari Madani Home and Health Care

Foundation atau profesional dari luar yang punya pengetahuan tentang

bidang yang disampaikan.40

c. Pembagian Pamflet dan Selebaran

38

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi. 39

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.358. 40

Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 75: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

60

Pembagian pamflet dan selebaran tentang bahaya narkoba serta

waspada narkoba dilakukan pada hari-hari nasional tertentu seperti hari

AIDS, hari pahlawan, dan hari-hari lainnya. Pembagian pamflet dan

selebaran ini dilakukan di jalan raya kepada pengguna jalan yang lewat

dan juga di pusat-pusat keramaian seperti pasar, mall, tempat

pariwisata dan tempat-tempat keramaian lainnya.41

41 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

Page 76: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

60

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Pemberdayaan Masyarakat oleh WARKOP

Konsep pemberdayaan yang dijalankan oleh Warung Rehabilitasi dan

Komunikasi Pemuda atau disingkat WARKOP memiliki tagline : berobat,

bertobat dan bersahabat.1 Hal ini diwujudkan dengan program-program

rehabilitasi dan pendidikan serta pelatihan yang gratis untuk para warga

binaan agar mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan

meninggalkan prilaku dan sikap-sikap negatif mereka dan mempunyai

keterampilan untuk bekerja atau berwirausaha.

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang mereka lakukan,

WARKOP tidak membebani biaya kepada para anggota atau para warga

binaan yang bergabung dan belajar di WARKOP. WARKOP bertujuan untuk

dapat memberikan manfaat kepada para anggota/warga binaannya sehingga

mereka dapat hidup dengan jauh lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Totok Mardikanto dan Poermoko Soebiato bahwa

pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan

masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan pendapat

dan atau kebutuhan, pilihan-pilihannya, berpartisipasi, bernegoisasi,

mempengaruhi

1 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi, Depok, 4

November 2016.

Page 77: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

62

dan mengelola kelembagaan masyarakatnya serta bertanggung jawab

(accountable) demi perbaikan kehidupannya.2

Adapun target atau sasaran dari program-program yang dilakukan oleh

WARKOP adalah para warga yang mengalami gangguan penyakit sosial

seperti ketergantungan terhadap obat-obatan tertentu, suka melakukan

perjudian, dan juga suka melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang terpuji

lainnya. Sejak WARKOP didirikan sampai saat ini, jumlah dari warga binaan

yang telah mengikuti program-program dari WARKOP adalah sekitar 130

orang.3

Berdasarakan kegiatan observasi yang penulis lakukan terhadap

kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh WARKOP, melalui pengamatan

dan wawancara, maka hasil dari observasi tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Rehabilitasi Rawat Jalan

Rehabilitasi dapat diartikan sebagai pemulihan pada kedudukan

semula atau perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya terhadap

individu supaya menjadi manusia yang berguna.4 Program rehabilitasi

yang dilakukan oleh WARKOP terdiri dari program motivasi, edukasi, dan

konsultasi seperti yang dikemukakan oleh Direktur WARKOP:

Latar belakang pemikiran didasarkan pada keadaan di depok,

tawuran tinggi, free sex tinggi, lah WARKOP itu muncul sebagai

komunitas alternatif untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

Awalnya di tahun 1999 LKIS dulu (Lintas Kreasi Insan Seni) tahun

2 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. Ke-2, h.28 3 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi.

4 Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2008), h.1186.

Page 78: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

63

2009 berubah menjadi WARKOP. Disini juga ada program

rehabilitasinya, yang terdiri dari pemberian motivasi, edukasi, dan

konsultasi. Setelah itu nanti ada ekonomi produktif. 5

Program-program WARKOP dinilai sebagai program-program

yang menarik. Alasan inilah yang membuat Alimudin tertarik untuk

bergabung dan menjadi anggota WARKOP.6 Selain menarik, program-

program WARKOP juga dinilai sangat bermanfaat bagi para anggotanya,

dan hal inilah yang membuat Bayu terkesan dan ahirnya memutuskan

untuk bergabung di WARKOP.7 Dan berikut adalah analisis dan

pembahasan dari pelaksanaan program-program tersebut:

2. Motivasi

Program motivasi berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dapat

memberikan motivasi dan semangat kepada para warga binaan WARKOP

agar dapat hidup dengan sehat dan nyaman berada di tengah-tengah

masyarakat

Program motivasi bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri

dari para warga binaan sehingga warga binaan mempunyai semangat yang

lebih baik dalam menjalani kehidupan mereka. Hal ini sesuai dengan

tujuan pemberdayaan yang dikemukakan oleh Edi Suharto dimana

menurutnya, sebagai tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu

5 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi 6 Wawancara Pribadi dengan Alumni WARKOP, Alimudin, Ciputat, 12 Juni 2017

7 Wawancara Pribadi dengan Anggota WARKOP, Bayu, Depok, 4 April 2017.

Page 79: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

64

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya.8

Sejauh ini program konsultasi telah membuat para warga

binaannya menjadi jauh lebih percaya diri dan dapat menjadi orang yang

lebih bersyukur atas kehidupan dan karunia yang mereka dapatkan di

kehidupan mereka seperti yang dikemukakan oleh Alimudin, salah satu

mantan anggota WARKOP yang telah merasakan manfaat dari program

motivasi yang dilakukan oleh WARKOP. 9

3. Edukasi

Program edukasi berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dapat

memberikan pendidikan kepada para warga binaan WARKOP, baik

pendidikan dari sisi agama (rohani) yang berupa pengajian, juga

pendidikan dalam hidup bermasyarakat. Selain itu program edukasi juga

berisi tentang pelatihan musik, dimana para anggota WARKOP akan

diajarkan tentang materi musik sebagai bagian dari pendidikan mereka di

WARKOP.

a. Pengajian

8 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Bandung : PT

Rafika Aditama, 2005. Cet Pertama, h. 58 9 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi

Page 80: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

65

Sebagaimana prinsip pemberdayaan dengan aras Mezzo,

dimana salah satu kegiatan pemberdayaannya difokuskan pada bidang

pendidikan dan pelatihan, maka WARKOP juga menjadikan

pendidikan dan pelatihan sebagai salah satu program yang

dijalankannya.10

Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dijalankan WARKOP

yang pertama dilakukan dalam bentuk pengajian, dimana para warga

binaan yang ada di WARKOP akan diberikan pengajaran yang berisi

tentang materi seputar baca-tulis Al Qur’an, ibadah sholat,

pengetahuan tentang fiqih, dan pengetahuan tentang tauhid. Hal ini

berdasarkan keterangan dari narasumber:

“Belajar iqro’ kaya tadi anak-anak binaan yang terjerumus,

karena banyak juga yang belum bisa baca iqro’, karena itu

dimulai dengan belajar alif-alifan. Terus juga dengan

pengajian setiap minggunya. Lebih gampangnya sih belajar

baca tulis Al-qur’an karena itu sifatnya personal, ada yang

bisa ada yang enggak, terus ke muamalah kita, dari fiqih,

tauhid, tergantung kepada kondisinya juga.”11

Metode yang dipakai dalam pengajian disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan para peserta didik. Sejauh ini metode yang

dipakai adalah metode mustami’ (mendengarkan) dimana metode ini

dianggap sebagai metode yang paling cocok untuk diterapkan pada

pengajian di WARKOP untuk saat ini, hal ini seperti dijelaskan oleh

Narasumber :

10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat, Cetakan 1

(Bandung : PT. Refika Aditama, 2005), h.66. 11 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Pengajian WARKOP, Bapak Junaidi,

Depok, 4 Januari 2017.

Page 81: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

66

“Metodenya masih sebatas mengaji denger. Karena kan kita

tidak bisa langsung kepada warga binaan itu, dicekokin fiqih,

wah kita harus ini itu, ya kita harus kekinian juga.”12

Perkembangan yang dicapai dalam program pengajian cukup

bagus. Hal ini bisa dilihat dengan kemajuan yang ditunjukan oleh para

warga binaan yang kini menjadi semakin memahami ilmu agama, hal

ini seperti penuturan narasumber berikut ini:

“Ya sedkit banyaknya ada harapan, dengan adanya ini bisa

memberikan pengetahuan tentang keagamaan. Sedikit

banyaknya mereka mengerti tentang fiqih, tauhid itu. Sejauh

ini, ya meskipun tidak signifikan, tapi adalah yang tadinya

hanya sekedar tahu, sekarang bisa sholat, jadi mereka sedikit

ada perubahan di bidang agama, terutama di bidang fiqihnya,

dalam beragama. Ya tadi, walaupun tidak sempurna yang kita

inginkan, tapi setidaknya ada perubahan lah sedikitnya.”13

Adapun respon masyarakat dalam menyikapi program

pengajian yang dilakukan oleh WARKOP sangat positif. Sejauh ini

mereka mendukung aksi dan kegiatan positif yang dilakukan oleh

WARKOP seperti yang dijelaskan oleh narasumber:

“Ya tadi ada yang masih sedikit ragu, bisa ga sih ini, masih

ada masyarakat yang pingin tahu bagaimana program ini di

masyarakat. Ada juga yang dari awal itu support, ada yang

nyediain tempat, makanan dan lain-lain., ya Alhamdulillah ada

aja yang respon.”14

Selain itu, evaluasi terhadap program ini dilakukan untuk

mengetahui kekurangan dan kelebihan program ini. Dan dalam

program pengajian yang dilakukan oleh WARKOP ini, program

evaluasi dilakukan selama satu bulan sekali.

“Evaluasinya itu bisa seminggu sekali atau sebulan sekali, itu

mentor-mentornya yang mengevaluasi, biar temen-temen ini

12 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Pengajian WARKOP, Bapak Junaidi 13 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Pengajian WARKOP, Bapak Junaidi 14

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Pengajian WARKOP, Bapak Junaidi

Page 82: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

67

biar aktivitasnya sama. Ya tadi ada pengajian, terus sekalian

kita evaluasi.”15

Kedepan, WARKOP mempunyai rencana pengembangan

dalam program pengajian yang berbentuk variasi pengajaran sehingga

warga binaan tidak merasa bosan dengan program dan kegiatan

pengajian yang dilakukan:

“Kalau dari pengajian sebenarnya lebih kearah metode sama

materi yang disampaikan supaya tidak terlalu monoton, karena

warga binaan ini kan bukan orang biasa dalam lingkup

pergaulan. Jadi harus, jangan sampai mereka bosan, jadi

gimana orang yang kita ini bisa bina orang.”16

Selain pelatihan membaca Al Qur’an, para warga binaan juga

diajarkan tentang Ilmu Fiqih terutama bagaimana melaksanakan

ibadah sholat dengan benar.

Seperti program pada umumnya, program pengajian juga punya

target tertentu yang ingin dicapai. Adapun target dari diadakannya

program pengajian ini adalah untuk membuat para warga binaan dapat

memahami ilmu agama dengan lebih baik sehingga mereka dapat

meninggalkan kebiasaan buruk atau perilaku negatif mereka. Hal ini

berdasarkan penjelasan dari narasumber seperti berikut ini:

“Targetnya sih mereka bisa meninggalkan hal-hal yang negatif

gitu, terutama ya itu tadi, ya kalau perubahan total ya belum,

tapi ya dengan adanya perubahan ini, ya diharapkan bisa

berubah total, ya sejauh ini sih belum 100%, tapi

Alhamdulillah sih sudah berjalan.”17

15

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Pengajian WARKOP, Bapak Junaidi 16 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Pengajian WARKOP, Bapak Junaidi 17 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Pengajian WARKOP, Bapak Junaidi

Page 83: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

68

Dari penjelasan yang disampaikan oleh narasumber, dapat

disimpulkan bahwa program edukasi yang berisi pemberian materi

keagamaan berupa pembelajaran membaca Al Qur’an, pembekalan

ilmu tauhid dan pelajaran Ilmu Fiqih terutama dalam hal sholat di

WARKOP berjalan dengan baik dengan hasil yang cukup baik pula.

Hal ini dibuktikan dengan kemajuan yang dicapai oleh para warga

binaan/anggota WARKOP dimana mereka sudah mulai dapat

membaca Al-qur’an dan melaksanakan sholat dengan baik dan benar.18

b. Musik

Selain pengajian, warga binaan WARKOP juga akan mendapat

pelatihan musik. Musik merupakan ilmu atau seni penyusunan nada

atau suara dari urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk

menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan

kesinambungan.19

Pelatihan musik ini diberikan kepada para warga

binaan yang mempunyai ketertarikan, minat dan bakat terhadap seni

musik. Selain itu, dalam bidang musik, WARKOP berusaha untuk

memberikan program yang dapat menghibur bagi para warga binaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Totok

Mardikanto dan Poerwoko Soebiato bahwa salah satu upaya

memberdayakan masyarakat adalah dengan menciptakan suasana dan

iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang

(enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap

manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat

18 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi 19

Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h.987.

Page 84: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

69

dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa

daya, karena jika demikian akan sudah punah.

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu,

dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran

akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya.20

Adapun materi yang diberikan dalam program musik adalah

materi praktek langsung sedangkan teori hanya diberikan ketika itu

dirasa perlu oleh para warga binaan, seperti yang dikemukakan oleh

narasumber:

“Tidak secara resmi menyampaikan materi, hanya sesekali

memberikan pendapat pribadi tentang musik sesuai dengan

yang ditanyakan.”21

Metode pembelajaran yang dilakukan dalam program musik

berbentuk informal sehingga suasana keakraban dan kekeluargaan

dapat dirasakan oleh semua anggota WARKOP seperti yang dituturkan

oleh narasumber :

“Tidak ada warga binaan, saya pribadi menganggap semua

teman-teman yang aktif di WARKOP, khususnya di bidang

musik secara sama rata, walaupun pada prakteknya saya

seringkali bertindak seperti leader di bidang musik. Tentang

metode pembelajaran musik, tidak pernah berbentuk formal,

biasanya hanya melalui obrolan santai.”22

20 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. Ke-2, h.30 21

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Musik WARKOP, Bapak Nur

Fadhilah, Depok, 23 Februari 2017 22

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Musik WARKOP, Bapak Nur

Fadhilah

Page 85: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

70

Program musik dirasa sangat bermanfaat karena program ini

selain dapat memberikan keterampilan bermusik kepada para warga

binaan, program ini juga dapat memberikan hiburan tersendiri kepada

para warga binaan, hal ini seperti yang dituturkan oleh narasumber:

“Menurut saya, hal ini sangat bermanfaat, karena setiap

bidang keahlian, baik itu bidang musik atau bidang-bidang

lain, pasti bermanfaat, tidak ada yang tidak bermanfaat, hanya

kadar atau porsinya saya yang berbeda, tergantung seberapa

maksimal tiap individu mendedikasikan keahlian kepada

masyarakat.”23

Program musik mempunyai pengaruh yang baik bagi warga

binaan. Hal ini dapat dilihat dari ketertarikan mereka terhadap program

ini:

“Pengaruhnya terhadap anggota WARKOP lumayan besar,

karena bidang musik bersifat terbuka kepada siapapun.”24

Menanggapi adanya program musik di WARKOP, masyarakat

sekitar memberikan tanggapan yang positif tentang program ini. selain

itu mereka juga memberikan dukungan terhadap program-program

positif yang dijalankan oleh WARKOP :

“Sejauh ini tidak pernah mendapatkan respon yang kurang

baik, Alhamdulillah responnya selalu positif.”25

23

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Musik WARKOP, Bapak Nur

Fadhilah 24

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Musik WARKOP, Bapak Nur

Fadhilah 25

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Musik WARKOP, Bapak Nur

Fadhilah

Page 86: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

71

Sejauh ini program musik telah memberikan hasil yang cukup

menggembirakan karena telah dapat menjadi perekat bagi para warga

binaan:

“Bidang musik berjalan tanpa konsep yang baku, lebih bersifat

menyesuaikan. Hasil pencapaiannya tidak pernah berbentuk

symbol/piala/trophy, lebih kepada kepuasan individu atau

bersama.”26

Pengurus WARKOP juga melakukan evaluasi terhadap

program ini agar program ini dapat terus memberikan dampak positif

terhadap para warga binaannya. Dalam hal ini evaluasi dilakukan

melalui diskusi yang serius tapi santai antar para pengurus WARKOP

dan juga para warga binaan.

Meskipun program ini dinilai cukup berhasil, tetapi tetap saja

ada hambatan yang menyertai dalam pelaksanaannya. Beberapa

hambatan yang ada antara lain perbedaan visi/misi/pendapat individu,

waktu tiap-tiap anggota yang seringkali berbenturan dengan

urusan/kebutuhan pribadi. Kedepan WARKOP berencana untuk tetap

memberikan pelatihan musik kepada para warga binaan dan anggota

WARKOP yang membutuhkan.27

4. Konsultasi

Program konsultasi berisi tentang kegiatan-kegiatan untuk

memberi konsultasi kepada para warga binaan WARKOP untuk dapat

menumpahkan unek-unek dan hal-hal yang mengganggu pikiran mereka

26

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Musik WARKOP, Bapak Nur

Fadhilah 27

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Musik WARKOP, Bapak Nur

Fadhilah

Page 87: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

72

dan kemudian dapat mendapatkan feedback dan solusi atas permasalahan

yang mereka hadapi.

Program konsultasi yang dijalankan oleh WARKOP ini sesuai

dengan aras mikro dimana dalam aras mikro, pemberdayaan dilakukan

terhadap klien secara individual melalui bimbingan, konseling, stress

management, dan crisis intervension. Tujuan utamanya adalah

membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas

kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat

pada tugas (task centered approach).28

Sejauh ini program konsultasi dapat memberikan jalan bagi para

anggota/warga binaan WARKOP untuk menyampaikan keluh kesah

mereka dan mendapatkan masukan yang positif dari para ahli yang

didatangkan untuk memberikan layanan konsultasi kepada mereka.

Hasilnya, mereka merasa beban mereka berkurang seiring dengan

berkurangnya permasalahan yang mereka hadapi.29

Secara umum program rehabilitasi rawat jalan dirasa sangat

membantu para warga binaan/anggota. Hal ini dikemukakan oleh Wahyu,

salah satu anggota WARKOP yang masih aktif. Menurut Bayu, WARKOP

telah banyak membantu dirinya dan juga para anggota lain untuk

28 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat, Cetakan 1

(Bandung : PT. Refika Aditama, 2005), h.66. 29 Wawancara Pribadi dengan Direktur WARKOP, Bapak Mansur Alfarisi

Page 88: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

73

memperbaiki keadaan hidupnya. Kini ia menjadi orang yang optimis dan

lebih bersemangat dalam menyongsong hari-hari depannya.30

5. Program UEP (Usaha Ekonomi Kreatif)

a. Kewirausahaan dalam Bentuk Pelatihan Otomotif

Program kewirausahaan dilakukan untuk meningkatkan skill,

kemampuan, serta daya saing masyarakat untuk dapat menjadi

masyarakat yang mandiri. Program kewirausahaan ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan berwirausaha para anggota WARKOP

sehingga mereka dapat memperbaiki tingkat ekonomi mereka. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato

bahwa pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup dan

kesejahteraan setiap individu dan masyarakat yang salah satunya

adalah perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan.31

Program kewirausahaan yang saat ini dijalankan oleh

WARKOP adalah program kewirausahaan berbentuk pelatihan

otomotif dimana para warga binaan dikenalkan dan diajarkan tentang

dunia otomotif langsung di bengkel, seperti yang dikemukakan oleh

narasumber:

“Pertama tentang pentingnya wirausaha, jadi siapkan wadah

buat mereka untuk berwirausaha, terus yang kedua sekitar

tentang otomotif, mesin, karena main custom juga jadi tentang

body motor. Metode praktek langsung, jadi ada 2 bengkel, ada

bengkel induk itu di Pablo itu semua jenis mobil, motor, terus

ada bengkel custom yang khusus, yaitu mereka setiap hari

30

Wawancara Pribadi dengan Anggota WARKOP, Bayu 31 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. Ke-2, h.28

Page 89: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

74

belajar di bengkel, jadi bukan kelas formal, jadi kalau teorinya

mungkin sekitar 30%, praktenya yang 70%.”32

Pengaruh program ini terhadap waraga binaan dirasa sangat

positif. Para warga binaan yang mengikuit program ini menjadi

mengerti dan mempunyai keahlian tentang otomotif seperti yang

dikemukakan oleh narasumber :

“Dengan adanya otomotif ya itu bisa berefek pribadi, pribadi

itu yang udah kita jalanin mereka itu jadi ngerti mesin, terus

dampak positif dari mereka ngerti otomotif itu jadi mereka

ngurangin mereka nongkrong di hal-hal yang negative karena

di otomotif itu ternyata mereka lebih banyak jadi ngarahinnya

hobi jadi rejeki. Karena segmen kita kan anak tongkrongan,

jadi dengan adanya ini ya kita bisa memenuhi kebutuhan

mereka untuk berwirausaha di bengkel.”33

Menanggapi adanya program pendidikan tentang otomotif,

warga sekitar memberikan respon yang positif. Hal ini dapat dilihat

dari dukungan yang diberikan oleh masyarakat terhadap pelaksanaan

program ini, seperti yang dituturkan oleh narasumber:

“Ya masyarakat sekitar jadi ikut seneng juga, yang tadinya itu

nongkrong terus ada bau minuman atau balap liar, sekarang

dengan adanya otomotif jadi nggak, karena mereka di arahin

ke bengkel yang menghasilkan, dan balap liar juga udah nggak

karena mereka di arahinnya bikin klub-klub motor yang

mengurangi dampok buruk di masyarakat, jadi masyarakat

apresiasi sih.”34

32

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP, Bapak Rizal

Bule, Depok, 17 Februari 2017 33

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP, Bapak Rizal

Bule 34 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP, Bapak Rizal

Bule

Page 90: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

75

Untuk membuat program ini berjalan lebih baik di waktu

mendatang, maka dilakukan evaluasi,

“Kalau evaluasi itu sejauh mana program-program ini

produktif dan mampu memberikan ruang sebanyak-banyaknya.

Ya untuk saat ini evaluasinya tentang daya tampung

program.”35

Meskipun program ini cukup berhasil, tetapi program ini juga

mempunyai hambatan dalam pelaksanaannya:

“Kita masih banyak orang, sementara puteran modal yang ada

belum mampu menghidupkan semua orang, jadi hambatannya

masih di modal, modal untuk pengembangan wirausaha

lainnya untuk dapat mengcover semua anggota itu belum.

Terus yang kedua, hambatannya itu lebih ke enggak semua itu

berfikir, bahwa ketika mereka masuk ke bidang kerja misalnya

bengkel ini masih dianggap sebagai ruang pertemanan bukan

ruang professional, jadi agak gampangin kerja.”36

Kedepan pengurus WARKOP berencan untuk membuat

program pelatihan otomotif ini semakin berkembang dan meluas,

“Ke depan, yang pasti bengkel otomotif makin meluas, dengan

konsep komunitas. Selama ini kan kita masih di titik Sawangan

Bojongsari, masih belum meluas. Kita pingin bisa ada yang

mewakili semua kecamatan. Kalau sekarang kan efeknya masih

berimbas ke dua 2 kecamatan, belum meluas ke Depok. Ya itu

kan batas kemampuan kita, ga bisa kita paksain, jadi ya baru

sebatas itu. Jadi harapan ke depannya itu kita pingin ini bisa

meluas.”37

Hasil yang diperoleh sejauh ini menunjukan bahwa setelah

mengikuti program ini, warga binaan pun mengalami perkembangan

yang bagus. Program ini dapat mengakomodir minat mereka dalam

35 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP, Bapak Rizal

Bule 36

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP, Bapak Rizal

Bule 37

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP, Bapak Rizal

Bule

Page 91: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

76

bidang otomotif dan bahkan memberikan mereka peluang untuk

bekerja, hal ini dijelaskan oleh narasumber seperti berikut:

“Ada beberapa yang memang kita mampu mengakomodir, ada

beberapa yang sudah bekerja di bengkel kita maupun bengkel

luar, jadi efeknya kita udah bisa memberikan ruang buat

mereka. Terbentuknya ruang-ruang usaha berbentuk bengkel,

dulu cuma cita-cita kalau sekarang ada. Itu kan beberapa

program yang terealisasi. Dulu kita Cuma pingin bikin sekedar

bengkel aja, sekarang kita udah bikin buat cat open juga, ada

spesialis knalpot, ada spesialisasi body, ada yang di mobil

juga.”38

Dalam pelaksanaan program ini beberapa hasil yang dicapai

antara lain munculnya ruang usaha baru yang tentunya sangat

bermanfaat bagi para warga binaan/anggota Warkoop.

6. Program Pencegahan

Program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan

masyarakat dari narkoba yang dilakukan oleh WARKOP dilakukan

dengan tindakan-tindakan pencegahan yang dilakukan utamanya dalam

menjauhkan generasi muda dari narkoba dan obat-obatan terlarang

lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Totok Mardikanto dan

Poerwoko Soebiato bahwa memperdayakan mengandung arti melindungi.

Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi

bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi

yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang

lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat.

Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena

38

Wawancara Pribadi dengan Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP, Bapak Rizal

Bule

Page 92: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

77

hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah.

Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya

persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang

lemah.39

Dalam hal ini, program pencegahan dilakukan oleh Ikatan

Mahasiswa Depok atau yang lebih dikenal dengan IKMD.40

IKMD

merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan para

pelajar mahasiswa yang berasal dari kota Depok.

Sejauh ini pengaruh program pencegahan mendapatkan tanggapan

yang baik dari masyarakat seperti yang dituturkan oleh narasumber:

“IKMD sendiri tugasnya memberi pembelajaran ke warga binaan

ada juga terjun ke masyarakat untuk melakukan advocasi tentang

kenakalan remaja dan sebagainya dengan mengadakan sekali

waktu seminar, pernah waktu itu ada kegiatan bahaya

penyalahguanaan narkoba di radio ZFM, kita mengundang warga

sekitar radio ZFM itu untuk mengikuti acara tersebut. di buka buat

umum dengan di support BNN, BNN yang memberikan materi, jadi

mudah-mudahan IKMD berpengaruh positif terhadap masyarakat,

karena tujuannya juga penyadaran terhadap masyarakat, karena

banyak juga orang tua yang belum paham anaknya sendiri, jadi

meskipun kita belum jadi orang tua, tapi pada posisi tertentu

dengan sedikit pengetahuan yang dimiliki tentang narkoba, itu kita

melakukan advokasi terhadap orang tua, bagaimana mendidik

anak ketika beranjak remaja, bagaimana mencegah anak-anak ini

dari terjerumus kenakalan remaja. Alhamdulillah, mereka juga

apresiasi dengan adanya IKMD, karena yang tadinya mereka

belum tahu efek bahaya dari narkoba mereka jadi tahu, karena

binaan ini kebanyakan mereka usia sekolah, kalau yang di pegang

IKMD sendiri.”41

39 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. Ke-2, h.32 40

Hasil Observasi di WARKOP pada tanggal 3 Maret 2017 di Depok. 41

Wawancara Pribadi dengan Koordinator IKMD WARKOP, Bapak Syahril Hidayat,

Depok, 27 Februari 2017

Page 93: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

78

Untuk membuat program yang dilaksanakan dapat menjadi lebih

baik di masa yang akan datang, maka kegiatan evaluasi juga dilakukan.

Dalam hal ini program evaluasi dilakukan setiap satu minggu sekali.

“Setiap minggu kita ada evaluasi. Jadi ada warga binaan kita ada

kelompok dengan mentornya masing-masing. Jadi mentor ini tahu

perkembangan, terus apa yang harus dilakukan, jadi program

evaluasi ada bisa 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali. Jadi

mentor yang tahu, jadi apa yang dibutuhkan oleh mereka nanti kita

fasilitasi bersama mentor.”42

Dalam pelaksanaannya, terkadang para pengurus dan penggerak

IKMD mendapat hambatan-hambatan yang membuat mereka perlu untuk

kerja lebih giat lagi.

“Banyak, yang paling susah itu, mengajak mereka yang sudah

tekena kenakalan remaja itu susah untuk bergabung bersama kita,

terus dukungan dari warga masyarakat yang support, memberikan

pemahaman yang kolot itu susah.”43

Kedepan, IKMD berencana untuk membuka cabang-cabang baru di

kota-kota lain sehingga program-program IKMD yang positif dapat

disebarluaskan ke tempat yang lebih banyak.

“Kemarin kita ada deklarasi IKMD cabang Bandung. Karena ada

banyak mahasiswa Depok yang kuliah di luar Depok, itu kita

akomodir, kita bentuk IKMD cabang, nah kemarin udah Bandung,

nanti yang di Bandung itu kita programnya ada beberapa yang

kita adopsi dari sini terutama yang tentang kenakalan remaja.”44

42

Wawancara Pribadi dengan Koordinator IKMD WARKOP, Bapak Syahril Hidayat 43

Wawancara Pribadi dengan Koordinator IKMD WARKOP, Bapak Syahril Hidayat 44

Wawancara Pribadi dengan Koordinator IKMD WARKOP, Bapak Syahril Hidayat

Page 94: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

79

. Selain program-program rutin seperti diskusi, IKMD juga

melakukan program-program lain seperti menyediakan taman baca untuk

masyarakat, dan pendampingan terhadap para remaja.

“Kita ada taman baca masyarakat, jadi kita bikin perpus, ya itu

gerakan gemar membaca, terus juga pendampingan terhadap

anak-anak yang memang sudah terlibat dalam kenakalan

remaja.”45

Sejauh ini, program diskusi telah memberikan manfaat kepada para

anggota IKMD dan WARKOP dimana mereka mendapatkan banyak

pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.46

Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Alimudin, salah satu alumni

yang pernah menjadi anggota WARKOP yang menyatakan bahwa dirinya

mendapatkan banyak manfaat dari program-program WARKOP termasuk

diskusi rutin yang diadakan oleh WARKOP dan IKMD.47

B. Hasil Program (output) Pemberdayaan yang dilakukan oleh WARKOP

Berikut adalah ringkasan hasil analisis/output dari program

pemberdayaan yang dilakukan oleh WARKOP yang peneliti gambarkan

seperti berikut ini:

1. Hasil Program Rawat Jalan

Dalam program rawat jalan, para warga binaan dapat memperoleh

pembinaan rehabilitasi rawat jalan dari WARKOP secara gratis.

Sedangkan perubahan yang terjadi antara lain bahwa para warga binaan

menjadi lebih mudah memperoleh kemudahan dalam pengobatan mereka.

45

Wawancara Pribadi dengan Koordinator IKMD WARKOP, Bapak Syahril Hidayat 46

Wawancara Pribadi dengan Koordinator IKMD WARKOP, Bapak Syahril Hidayat 47

Wawancara Pribadi dengan Alumni WARKOP, Alimudin

Page 95: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

80

Selain itu, para warga binaan juga mendapatkan kesembuhan atas keluhan

yang mereka alami.

Hasil dari kegiatan ini adalah para warga binaan WARKOP

menjadi manusia yang lebih baik. Mereka yang tadinya mengkonsumsi

obat-obatan terlarang atau sering mabuk-mabukan dapat perlahan-lahan

meninggalkan kebiasaan buruk mereka itu. Meskipun tidak semua warga

binaan yang bergabung dengan WARKOP dan menjadi anggota dapat

sembuh total 100 % dari kebiasaan buruk mereka dalam mengkonsumsi

obat-obatan terlarang dan mabuk-mabukan, tetapi paling tidak mereka

dapat mengurangi perilaku buruk mereka dan berusaha untuk sembuh dari

perilaku buruk mereka itu.

Adapun partisispasinya berupa para warga binaan WARKOP

mengikuti kegiatan-kegiatan terapi dan pengobatan dari ahli pengobatan

yang didatangkan oleh pengurus WARKOP dari Madani Mental Healt

Care. Para warga binaan menjalan program terapi dan penyembuhan

secara bertahap sesuai dengan rekomendasi dari para ahli program

pengobatan ini.

Kelebihan dari kegiatan ini adalah bahwa kegiatan ini dilakukan

secara gratis. Para warga binaan mendapatkan pengobatan dan terapi itu

secara cuma-cuma sehingga mereka tidak perlu khawatir terhadap biaya

yang diperlukan. Selain itu obat-obatan yang diperlukan untuk terapi dan

pengobatan mereka juga disediakan secara gratis.

Adapun kekurangan dari kegiatan ini adalah karena program ini

bersifat rawat jalan sehingga para warga binaan tidak tinggal di kantor

Page 96: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

81

WARKOP membuat para warga binaan terkadang tidak maksimal dalam

mengikuti program-program penyembuhan dan terapi yang dilakukan.

Mereka terkadang hanya mengikuti beberapa kali dan kemudian berhenti

di tengah jalan sebelum mereka sembuh. Hal ini yang menjadikan tidak

semua warga binaan WARKOP dapat memperoleh manfaat maksimal dari

program ini.

2. Motivasi

Dalam program motivasi yang dilakukan oleh WARKOP, para

warga binaan/anggota mendapatkan motivasi sehingga mereka dapat lebih

bersemangat dalam menjalani kehidupan. Selain itu mereka juga

termotivasi untuk meninggalkan perbuatan buruk mereka.

Hasil dari program ini dapat dilihat dari perubahan yang terjadi

pada warga binaan/anggota WARKOP dimana mereka menjadi lebih

bersemangat untuk melanjutkan hidup mereka dalam keadaan dan

lingkungan yang lebih baik. Selain itu, mereka juga menjadi lebih mudah

untuk meninggalkan kebiasaan buruk mereka.

Adapun partisispasinya berupa para warga warga binaan mengikuti

kelas-kelas motivasi yang diadakan oleh para pengurus WARKOP.

Mereka mendapatkan semangat untuk menjadi manusia yang lebih baik

dari hari-hari mereka sebelumnya. Mereka juga diminta untuk dapat

memberikan motivasi kepada sesama warga binaan WARKOP sehingga

ikatan persaudaraan antara sesama anggota WARKOP menjadi lebih kuat.

Kelebihan dari kegiatan ini adalah para warga bisa mendapatkan

pelajaran dan ilmu serta pengalaman dari para pemateri yang didatangkan

Page 97: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

82

oleh WARKOP secara langsung. Mereka dapat belajar dari berbagai kisah

inspiratif yang sering diceritakan oleh para pemateri yang dapat mereka

jadikan sebagai bahan renungan untuk membuat hidup mereka menjadi

lebih baik.

Adapun kekurangan dari kegiatan ini adalah kurangnya intensitas

pertemuan yang hanya dilakukan dalam dua minggu sekali. Hal ini dirasa

kurang memberikan manfaat maksimal kepada para warga binaan.

3. Edukasi

Dalam program edukasi, ada dua kegiatan utama yang dilakukan

oleh WARKOP, yaitu kegiatan pengajian dan kegiatan bermusik.

a. Pengajian

Dalam kegiatan pengajian, Para warga binaan/anggota

WARKOP memperoleh pengetahuan dan pelatihan tentang membaca

Al-qur’an. Selain itu, mereka juga mendapatkan pembelajaran ilmu

tauhid dan pengajaran tentang ilmu fiqih terutama tentang pokok

bahasan sholat.

Hasil dari kegiatan ini adalah perubahan dari para warga binaan

yang dapat dilihat dari warga binaan/anggota yang menjadi mampu

membaca Al Qur’an secara baik dan benar. Mereka juga menjadi

mengerti tentang ilmu ketauhidan dan memahami bagaimana tata cara

ibadah keseharian terutama ibadah sholat secara benar.

Adapun partisispasinya berupa warga binaan mengikuti

pelatihan belajar sholat dan membaca Al-qur’an. Pelatihan ini

langsung mereka praktekan dalam sholat jamaah yang sering mereka

Page 98: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

83

lakukan bersama-sama baik sebelum atau setelah kegiatan belajar

dilakukan. Selain itu para warga binaan juga mendapatkan kelas yang

berisi tentang ilmu fiqih dan tauhid yang akan menambah pengetahuan

agama mereka menjadi lebih baik.

Kelebihan dari kegiatan ini adalah adanya praktek langsung

kegiatan belajar yang dilakukan. Untuk pelatihan sholat, mereka akan

diminta untuk mempraktekan sholat bersama secara bersama-sama.

Untuk program pelatihan membaca Al-qur’an, mereka juga akan

diminta untuk mempraktekannya di depan para pangajar.

Adapun kekurangan dari kegiatan ini adalah intensitas belajar

yang hanya dua minggu sekali membuat para warga binaan kurang

maksimal dalam mendapatkan ilmu yang diberikan.

b. Musik

Dalam kegiatan bermusik, para anggota/warga binaan

WARKOP mendapatkan pelajaran musik yang dapat mengembangkan

bakat mereka di bidang musik. Selain itu mereka juga dapat

menjadikan program musik ini sebagai sarana hiburan.

Hasil dari kegiatan ini dari kegiatan bermusik ini dapat dilihat

dari para warga binaan yang menjadi mampu memainkan alat musik

yang dapat mereka gunakan untuk berkreasi. Selain itu, para warga

binaan juga dapat menjadikan musik sebagai alternatif hiburan dan

meninggalkan hiburan lain yang sifatnya tidak baik.

Adapun partisispasinya berupa para anggota mengikuti

kegiatan pelatihan musik yang dilakukan bersama di tempat yang

Page 99: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

84

disediakan. Mereka dapat melatih kemampuan bermusik mereka

dengan dibimbing oleh mentor yang memang mempunyai keahlian di

bidang ini. Mereka juga diajak untuk berdiskusi untuk mencari tahu

kekurangan dan kelebihan mereka dalam bermusik sehingga mereka

dapat meningkatkan kemampuan bermusik mereka secara lebih baik.

Kelebihan dari kegiatan ini adalah adanya praktek langsung di

tempat musik yang menyediakan alat musik untuk dimainkan tidak

hanya sekedar teori. Hal ini membuat belajar musik menjadi lebih

nyata. Para warga binaan menjadi lebih terwadahi kebutuhan mereka

akan musik.

Adapun kekurangan dari kegiatan ini adalah kurangnya

kesempatan untuk tampil di depan umum. Kesempatan untuk tampil di

depan umum akan membuat mental para warga binaan menjadi lebih

kuat ketika berada di hadapan orang banyak. Sementara ini mereka

hanya bisa tampil di tempat latihan dan sekali-sekali tampil di hajatan

orang sebagai penghibur tamu undangan.

4. Konsultasi

Dalam program konsultasi, para warga binaan/anggota WARKOP

dapat mencurahkan permasalahan mereka kepada para psikolog yang

didatangkan oleh WARKOP untuk mereka. Selain itu, para warga

binaan/anggota mendapatkan respon dan feedback serta nasihat atas

permasalahan mereka.

Hasil dari kegiatan ini adalah perubahan dalam program ini dapat

dilihat dari para warga binaan yang mendapatkan jawaban atas

Page 100: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

85

permasalahan mereka. Selain itu, mereka juga menjadi mendapatkan solusi

dan alternatif untuk bekal kehidupan mereka yang lebih baik.

Adapun partisispasinya berupa para warga binaan menghadiri kelas

konsultasi yang diadakan oleh WARKOP. Mereka kemudian mencurahkan

permasalahan yang mereka hadapi terhadap para konsultan yang

dihadirkan. Para konsultan dapat berasal dari pengurus WARKOP sendiri

maupun para psikiater dari pihak Madani Mental Health Care.

Kelebihan dari kegiatan ini adalah bahwa para warga binaan dapat

berkonsultasi tentang masalah apa saja yang mereka hadapi dalam

kehidupan mereka. Para konsultan akan berdiskusi dengan mereka dan

memberikan jawaban dan solusi yang terbaik untuk permasalahan

kehidupan para warga binaan. Para warga binaan menjadi lebih

bersemangat dalam menjalani hidup mereka karena selain mendapatkan

solusi dari permasalah hidup mereka, mereka juga mendapatkan dorongan

semangat dari para konsultan pada saat sesi konsultasi berlangsung.

Adapun kekurangan dari kegiatan ini adalah kurangnya waktu

konsultasi karena program ini hanya dilakukan dalam dua minggu sekali.

Hal ini terkadang membuat para warga binaan kurang maksimal dalam

mendapatkan manfaat dari program ini.

5. UEP (Usaha Ekonomi Kreatif)

Page 101: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

86

Dalam program usaha ekonomi kreatif yang diadakan oleh

WARKOP, para warga binaan/anggota untuk saat ini mendapatkan

pelatihan tentang kewirausahaan yang berbentuk pelatihan di bidang

otomotif. Hasil dari kegiatan pelatihan adalah menjadikan para

anggota/warga binaan WARKOP dapat bekerja di bengkel atau

mendirikan bengkel sendiri dengan keahlian yang mereka dapatkan.

Adapun partisipasinya berupa kehadiran para anggota WARKOP

untuk belajar di bengkel-bengkel yang telah disediakan oleh WARKOP

sebagai wadah untuk mereka belajar. Bengkel-bengkel yang dijadikan

tempat mereka belajar adalah bengkel-bengkel yang dimiliki oleh para

alumni WARKOP atau bengkel-bengkel yang telah bekerja sama dengan

WARKOP dalam melakukan kegiatan pelatihan otomotif ini.

Kelebihan dari kegiatan ini adalah bahwa semua kegiatan yang

berkenaan dengan otomotif dilakukan langsung pada objek pelatihan yang

dalam hal ini berupa otomotif sehingga pelatihannya dilakukan di bengkel

sehingga para anggota dapat langsung mempraktekan ilmu yang mereka

dapatkan.

Sedangkan kekurangan dari kegiatan ini adalah minimnya modal

yang dapat dipakai untuk mengembangkan program ini. Kekurangan

modal menjadikan para anggota yang telah mendapatkan ilmu dan

keahlian dalam bidang otomotif tidak bisa leluasa untuk menyalurkan

ketertarikan mereka dalam bidang ini. Mereka tidak bisa langsung

mendapatkan modal untuk mendirikan bengkel sendiri.

Page 102: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Warung Rehabiltasi dan Komunikasi Pemuda Depok (WARKOP)

merupakan wadah pemberdayaan bagi masyarakat sekitar khususnya warga

Depok. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap Warung

Rehabiltasi dan Komunikasi Pemuda Depok (WARKOP), maka penulis dapat

menyusun beberapa kesimpulan antara lain:

1. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan warkop melalui rehabilitas rawat

jalan, edukasi, motivasi, konsultasi, dan program UEP. Program motivasi

berisi kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan motivasi dan semangat

kepada para warga binaan Program edukasi ini berisi pendidikan agama

(rohani) yang berupa pengajian pelatihan musik. Selanjutnya bentuk

pemberdayaan yang dilakukan oleh WARKOP adalah program

konsultasi yang berisi tentang kegiatan-kegiatan untuk memberi

konsultasi seputar masalah kehidupan; dan terakhir adalah program

kewirausahaan dilakukan untuk meningkatkan skill, kemampuan, serta

daya saing masyarakat untuk dapat menjadi masyarakat yang mandiri.

2. Bentuk pemberdayaan yang terwujud dalam program-program yang

dilakukan oleh WARKOP sejauh ini berjalan cukup berhasil. Hal ini

dapat dilihat dari antusiasme warga binaan dalam mengikuti program-

program yang dilakukan oleh WARKOP. Dukungan dan respon yang

positif dari warga sekitar terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

Page 103: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

88

WARKOP memberikan motivasi dan semangat tersendiri kepada para

pengurus WARKOP dalam melakukan program-programnya. Hasil yang

dicapai oleh WARKOP sejauh ini sangat menggembirakan. Hal ini

terlihat dari perubahan positif yang terjadi pada warga binaan dan

anggota WARKOP dimana mereka mendapatkan banyak manfaat bagi

dari segi pemahaman ilmu agama dan ketrampilan berwirausaha

sehingga mereka tidak terjerumus lagi untuk melakukan hal-hal yang

negatif dan sebaliknya dapat menjalani hidup mereka dengan lebih baik.

Page 104: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

89

89

B. Saran

Dengan telah dilakukannya penelitian terhadap WARKOP, maka

peneliti mencoba memberikan saran kepada para pengurus dan relawan

WARKOP serta pihak-pihak yang terkait dan terhubung dengan WARKOP

agar program-program WARKOP di masa mendatang dapat berjalan dengan

lebih baik. Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain:

1. Agar WARKOP dapat menjalankan program-programnya di daerah yang

lebih luas tidak hanya di Depok agar lebih banyak lagi masyarakat yang

dapat merasakan manfaat dari program-program WARKOP.

2. Agar masyarakat sekitar juga mendukung dengan lebih nyata program-

program yang diadakan oleh WARKOP tidak hanya sekedar dukungan

motivasi tetapi juga dukungan riil seperti ikut berpartisipasi dalam

program-program WARKOP sehingga program-program WARKOP

menjadi lebih baik.

3. Untuk pemerintah, khususnya Dinas Sosial dan Dinas terkait agar lebih

memberikan bantuan kepada organisasi-organisasi seperti WARKOP baik

secara moril maupun materiil untuk mendukung upaya-upaya yang

dilakukan WARKOP dalam melakukan pemberdayaan terhadap

masyarakat sekitar.

4. Agar WARKOP juga memberikan perlindungan kepada UMKM yang

didirikan oleh para anggotanya dengan memberikan bantuan akta bersifat

hukum.

Page 105: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

90

DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi, Imam. Hadits Arbain An-Nawawiyah, Terjemah Bahasa Indonesia.

Edisi 01. Surabaya : A/W Publisher, 2005.

Bernard, Raho. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2007.

Departemen Agama Republik Indonesia. Alqur’an dan Terjemah. Cetakan Ke-1.

Jakarta : Depag RI, 1980.

Gaspersz, Vincent. Manajemen Bisnis Total – Total Quality Management. Cetakan

Ke-1. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hasibuan, H. Malayu S.P. Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan

Produktivitas. Cetakan Ke-1. Jakarta : Bumi Aksara, 2010.

Hermansyah, Tantan dan Muhtadi. Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam.

Cetakan Ke-1. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2013.

Kamaludin. Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Islam (Konsep Dasar dan Arah

Pengembangan). Vol VIII, No. 02, Jurnal Hikmah, Juli 2014.

Latifah, Ulfah. Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000

Posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru.

Skripsi UIN Jakarta, 2013.

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik. Cetakan Ke-2. Bandung : Penerbit Alfabeta,

2013.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Ke-25. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2008.

Oktaviany, Fenny. Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Sekolah Otonomi

oleh Sanggar Anak Akar di Gudang Seng Jakarta Timur. Skripsi UIN

Jakarta, 2010.

Rifa’i, Ahmad. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid Studi Kasus di Masjid

Al-Ikhlas Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Skripsi UIN Jakarta,

2014.

Rukhiyat, Adang dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja. Edisi 3. Jakarta : CV.

Tumaritis, 2003.

Soetomo. Masalah Sosial dan Pembangunan. Cetakan Pertama. Jakarta : PT Dunia

Pustaka Jaya, 1995.

Page 106: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

91

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru. Jakarta : PT Rajawali

Pers, 2009.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Cetakan

Pertama. Bandung : PT Rafika Aditama, 2005.

Suherman, Eman. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Cetakan Ke-1. Bandung :

CV Alfabeta, 2008.

Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program. Cetakan Ke-1. Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2000.

Tim Penulis. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi).

Cetakan 1. Jakarta : CeQDA UIN Jakarta, 2007.

Tim Redaksi. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. Cetakan

Kedua. Jakarta : Bumi Aksara, 2007.

Wawancara Pibadi dengan Narasumber Terkait

Wawancara pribadi dengan Bapak Mansur Alfarisi. Depok, Pada tanggal 4 November

2016.

Wawancara pribadi dengan Bapak Mansur Alfarisi. Depok, Pada tanggal 3 Maret

2017.

Wawancara pribadi dengan Bapak Junaidi. Depok, Pada tanggal 4 Januari 2017.

Wawancara pribadi dengan Bapak Nur Fadhilah. Depok, Pada tanggal 23 Februari

2017.

Wawancara pribadi dengan Bapak Rizal Bule. Depok, Pada tanggal 7 Februari 2017.

Wawancara pribadi dengan Bapak Syahril Hidayat. Depok, Pada tanggal 27 Februari

2017.

Wawancara pribadi dengan Bayu. Depok, Pada tanggal 4 April 2017.

Wawancara pribadi dengan Alimudin. Ciputat, Pada tanggal 12 Juni 2017.

Page 107: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

92

Sumber dari Internet

Detik News : http://news.detik.com/berita/2619999/pasangan-mesum-dan-cabe-

cabean-dijaring-sat-pol-pp-depok. Diakses pada Minggu 6 November 2016.

Poskota News : http://poskotanews.com/2016/01/24/polres-depok-gulung-enam-

pengedar-narkoba/. Diakses pada Minggu 6 November 2016.

Republika Nasional : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-

nasional/16/09/02/ocuvy3365-polres-depok-ungkap-44-kasus-narkoba-

dengan-49-tersangka. Diakses pada Minggu 6 November 2016.

Tempo : https://m.tempo.co/read/news/2016/08/31/064800503/polisi-tangkap-

mahasiswa-depok-yang-jadi-bandar-narkoba. Diakses pada Minggu 6

November 2016.

Viva News : http://metro.news.viva.co.id/news/read/716952-menghancurkan-surga-

judi-di-depok. Diakses pada Minggu 6 November 2016.

Page 108: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

90

LAMPIRAN

Gambar 1

Struktur Organisasi WARKOP

Sumber : Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda Depok

Pembina

Prof. Dadang Hawari

Madani Mental Health Care Foundation

Direktur

Mansyur Alfarisi, S.Sos

Bidang

Kewirausahaan

Rizal Antonio Bule

Bidang IKMD

Syahril Hidayat,

S.TI.

Bidang Pengajian

Junaidi, S.pd

Bidang Musik

Nur Fadilah

Koordinator Bidang

Anggota

Page 109: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

91

Gambar 2

Pemberian Materi Motivasi

Sumber : Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda

Gambar Ke-3

Pelatihan Membaca Al-Qur’an

Sumber : Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda

Page 110: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

92

Gambar Ke-4

Pemberian Materi Tentang Sholat

Sumber : Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda

Gambar Ke-5

Pelatihan Belajar Musik

Sumber : Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda

Page 111: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

93

Gambar 6

Program Konsultasi

Sumber : Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda

Gambar 7

Kegiatan Diskusi

Sumber : Warung Rehabilitasi Dan Komunikasi Pemuda

Page 112: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

94

LAMPIRAN

Petikan Wawancara dengan Narasumber

1. Nama : Bapak Mansur Alfarisi

Jabatan : Direktur Warkop

(S) Bagaimana sejarah berdirinya Warkop?

(M)

Waktu itu kita para anak muda berkumpul dan mendirikan

sebuah organisasi atau lembaga yang ingin berkontribusi

untuk memberdayakan para masyarakat, khususnya yang

berada di sekitar wilayah Depok untuk dapat sembuh dari

ketergantungan mereka akan narkoba dan obat-obatan

terlarang lainnya. Jadi berdirilah WARKOP, singkatan dari

Warung Rehabilitasi Komunikasi Pemuda pada tanggal 17

April 2010.

(S)

Bagaimana respon masyarakat sekitar tentang adanya

Warkop?

(M) Kalau masyarakat sih menyambut baik ya dengan program-

program yang kita lakukan. Mereka memberikan support sih.

(S) Dari mana sumber dana Warkop?

(M)

Sumber dana warkop antara lain dari madani home and health

care foundation, mereka salah satu penyandang dana utama.

Selain itu juga ada program fundraising dari para pengurus

warkop. Ada juga sumbangan dari donator dan juga dari para

mantan warga binaan warkop

(S) Berapa jumlah peserta rehabilitasi warkop sejauh ini?

(M) Sejauh ini mungkin kalau dihitung mungkin ada lebih dari

100 orang

Page 113: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

95

(S) Berapa jumlah tutor/pendamping?

(M) Kalau dihitung semua termasuk para relawan sekitar 20 orang

(S) Apa visi dan misi Warkop?

(M)

Visi WARKOP adalah terciptanya lingkungan yang aman dari

narkoba, terbentuknya lingkungan nyaman seperti keluarga,

serta terciptanya lingkungan produktif dengan adanya

komunitas-komunitas produktif. Sedangkan Misi WARKOP

adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk

mengawal potensi anak muda.

2. Menciptakan program-program kreatif bagi

masyarakat.

3. Menciptakan program-program penanggulangan

terhadap narkoba.

4. Menciptakan program-program rehabilitasi

terhadap para pecandu narkoba.

(S) Apa saja program dan kegiatan warkop?

(M)

Kita ada program ranjal atau rawat jalan, kita juga ada

program kewirausahaan, musik, pengajian, motivasi,

konsultasi, da nada program pencegahan lewat IKMD

(S) Apa yang mendasari dibentuknya program-program tersebut?

(M) Ya kita melihat itu yang yang dibutuhkan oleh masyarakat

saat ini.

(S) Siapa saja yang menjadi sasaran program-program tersebut?

(M)

Sasarannya siapa saja yang membutuhkan sih sebenarnya.

Tapi lebih ke anak muda sebenarnya, karena mereka yang

biasanya terkena penyakit seperti mabuk, judi dan narkoba.

(S) Bagaimana peran warkop dalam pemberdayaan masyarakat di

lingkungan sekitar?

Page 114: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

96

(M)

Warkop berperan untuk membantu warga sekitar

memberdayakan mereka yang butuh bantuan, dalam hal ini

adalah para pecandu narkoba dan masyarakat yang terkena

penyakit sosial seperti juga dan sex bebas. Mereka kami ajak

untuk kumpul bersama dan kita beri pelatihan sehingga ada

dampak positif yang dapat mereka peroleh.

(S) Apa hasil yang telah dicapai oleh program-program tersebut

sejauh ini?

(M)

Sejauh ini hasil yang dicapai cukup bagus ya. Ada banyak

para alumni warkop yang telah mampu membuka usaha

sendiri. Ada pula alumni yang sudah tidak terjerat narkoba

dan sex bebas, mereka jadi bisa mengaji dan sholat. Jadi itu

sih sudah bagus menurut kami.

(S) Apa saja faktor penghambat bagi warkop dalam menjalankan

program-programnya?

(M)

Yang pertama tentu masalah dana ya, itu hal sering membuat

kita harus berfikir keras bagaimana caranya mendapatkan

dana agar program-program kita dapat berjalan dengan baik

(S) Apa rencana warkop dalam beberapa tahun ke depan?

(M)

Ke depan Warkop tentu ingin dapat memberdayakan lebih

banyak orang lagi. Kita ada rencana untuk memaksimalkan

peran IKMD di daerah lain dengan begitu program-program

WARKOP akan banyak dijalankan. Kalau untuk saat ini kita

ingin menguatkan para anggota yang sudah ada.

Page 115: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

97

Waktu Wawancara : Tanggal 4 November 2016 Pukul 14.00 - 15.00 WIB

2. Nama : Bapak Junaidi

Jabatan : Koordinator Bidang Pengajian WARKOP

Waktu Wawancara : Tanggal 4 Januari 2017 Pukul 18.00 - 19.00 WIB

(S) Materi apa yang biasanya Bapak sampaikan?

(J)

Belajar iqro’ kaya tadi anak-anak binaan yang terjerumus,

karena banyak juga yang belum bisa baca iqro’, karena itu

dimulai dengan belajar alif-alifan. Terus juga dengan

pengajian setiap minggunya. Lebih gampangnya sih belajar

baca tulis Al-qur’an karena itu sifatnya personal, ada yang

bisa ada yang enggak, terus ke muamalah kita, dari fiqih,

tauhid, tergantung kepada kondisinya juga.

(S) Bagaimana metode pembelajaran yang Bapak berikan kepada

warga binaan Warkop?

(J)

Jaringan alumni santri, metodenya masih sebatas mengaji

denger. Karena kan kita tidak bisa langsung kepada warga

binaan itu, dicekokin fiqih, wah kita harus ini itu, ya kita

harus kekinian juga.

(S) Bagaimana menurut Bapak dengan adanya pelatihan bidang

pengajian di Warkop ini?

(J)

Ya sedkit banyaknya ada harapan, dengan adanya ini bisa

memberikan pengetahuan tentang keagamaan. Sedikit

banyaknya mereka mengerti tentang fiqih, tauhid itu

(S) Bagaiama pengaruh program pengajian bagi warga binaan

Warkop?

(J)

Sejauh ini, ya meskipun tidak signifikan, tapi adalah yang

tadinya hanya sekedar tahu, sekarang bisa sholat, jadi mereka

sedikit ada perubahan di bidang agama, terutama di bidang

fiqihnya, dalam beragama

(S) Bagaiamana respon masyarakat terhadap program ini?

Page 116: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

98

(J)

Ya tadi ada yang masih sedikit ragu, bisa ga sih ini, masih ada

masyarakat yang pingin tahu bagaimana program ini di

masyarakat. Ada juga yang dari awal itu support, ada yang

nyediain tempat, makanan dan lain-lain., ya Alhamdulillah

ada aja yang respon

(S) Bagaimana perkembangan warga binaan setelah mendapatkan

pendidikan dari program ini?

(J) Ya tadi, walaupun tidak sesempurnya yang kita inginkan, tapi

setidaknya ada perubahan lah sedikitnya.

(S) Hasil apa yang telah dicapai dari program ini?

(J)

Targetnya sih mereka bisa meninggalkan hal-hal yang negatif

gitu, terutama ya itu tadi, ya kalau perubahan total ya belum,

tapi ya dengan adanya perubahan ini, ya diharapkan bisa

berubah total, ya sejauh ini sih belum 100%, tapi

Alhamdulillah sih sudah berjalan

(S) Bagaimana cara mengevaluasi program ini?

(J)

Evaluasinya itu bisa seminggu sekali atau sebulan sekali, itu

mentor-mentornya yang mengevaluasi, biar temen-temen ini

biar aktivitasnya sama. Ya tadi ada pengajian, terus sekalian

kita evaluasi.

(S) Apa hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program

ini?

(J) Dari personal yang ngajaknya sama dari masyarakatnya

(S) Apakah ada rencana untuk mengembangkan program ini

dalam beberapa waktu ke depan?

(J)

Kalau dari pengajian sebenarnya lebih kearah metode sama

materi yang disampaikan supaya tidak terlalu monoton,

karena warga binaan ini kan bukan orang biasa dalam lingkup

pergaulan. Jadi harus, jangan sampai mereka bosan, jadi

Page 117: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

99

gimana orang yang kita ini bisa bina orang.

3. Nama : Bapak Nur Fadhilah

Jabatan : Koordinator Bidang Musik Warkop

Waktu Wawancara : Tanggal 23 Februari 2017 Pukul 19.00 - 20.00 WIB

(S) Sudah berapa lama Bapak menjadi koordinator bidang Musik

Warkop?

(F)

Tidak ada peresmian jabatan yang sah sebagai koordinator,

hanya saja pada prakteknya saya sering bertindak seperti

motor penggerak group, kurang lebih sekitar 15 tahun.

(S) Materi apa yang biasanya Bapak sampaikan?

(F)

Tidak pernah secara resmi menyampaikan materi, hanya

sesekali memberikan pendapat pribadi (tentang musik) sesuai

dengan yang ditanyakan.

(S) Bagaimana metode pembelajaran yang Bapak berikan kepada

warga binaan Warkop?

(F)

Tidak ada warga binaan, saya pribadi menganggap semua

teman-teman yang aktif di Warkop (khususnya di bidang

musik) secara sama rata, walaupun pada prakteknya saya

seringkali bertindak seperti Leader (di bidang musik).

Tentang metode pembelajaran (musik), tidak pernah

berbentuk formal, biasanya hanya melalui obrolan santai.

(S) Bagaimana menurut Bapak dengan adanya pelatihan bidang

musik di Warkop ini?

(F)

Menurut saya, hal ini sangat bermanfaat, karena setiap bidang

keahlian, baik itu bidang musik atau bidang-bidang lain, pasti

bermanfaat, tidak ada yang tidak bermanfaat, hanya kadar

atau porsinya saja yang berbeda, tergantung seberapa

maksimal tiap individu mendedikasikan keahliannya kepada

masyarakat sekitar.

Page 118: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

100

(S) Bagaimana pengaruh program musik bagi warga binaan

Warkop?

(F) Pengaruhnya terhadap anggota Warkop lumayan besar,

karena bidang musik bersifat terbuka kepada siapapun.

(S) Bagaiamana respon masyarakat terhadap program ini?

(F)

Sejauh ini tidak pernah mendapatkan respon yang kurang

baik, alhamdulillah responnya selalu positif.

(S) Bagaimana perkembangan warga binaan setelah mendapatkan

pendidikan dari program ini?

(F)

Tidak pernah ada kata-kata atau predikat warga binaan

(khususnya di bidang musik), semuanya adalah

kawan/sahabat/teman, dan tidak pernah ada program

pendidikan khusus di bidang musik, kalaupun ada diskusi

tentang musik, biasanya hanya diskusi-diskusi ringan yang

tidak formal dan tidak terjadwal

(S) Hasil apa yang telah dicapai dari program ini?

(F)

Bidang musik berjalan tanpa konsep yang baku, lebih bersifat

menyesuaikan. Hasil pencapaiannya tidak pernah berbentuk

simbol/piala/trophy, lebih kepada kepuasan individu/bersama

(S) Bagaimana cara mengevaluasi program ini?

(F) Evaluasi melalui diskusi serius tapi santai

(S) Apa hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program

ini?

(F)

Perbedaan visi/misi/pendapat individu, waktu tiap-tiap

anggota yang seringkali berbenturan dengan

urusan/kebutuhan pribadi

(S) Apakah ada rencana untuk mengembangkan program ini

dalam beberapa waktu ke depan?

Page 119: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

101

(F) Untuk saat ini tidak ada rencana

4. Nama : Bapak Rizal Bule

Jabatan : Koordinator Bidang Wirausaha WARKOP

Waktu Wawancara : Tanggal 7 Februari 2017 Pukul 17.00 - 18.00 WIB

(S)

Sudah berapa lama Bapak menjadi koordinator bidang

wirausaha Warkop?

(R) Kalau jadi coordinator sudah 4 tahun, tapi kalau aktif di

warkop sudah 6 tahun

(S) Materi apa yang biasanya Bapak sampaikan?

(R)

Pertama tentang pentingnya wirausaha, jadi siapkan wadah

buat mereka untuk berwirausaha, terus yang kedua sekitar

tentang otomotif, mesin, karena main custom juga jadi

tentang body motor

(S) Bagaimana metode pembelajaran yang Bapak berikan kepada

warga binaan Warkop?

(R)

Metode praktek langsung, jadi ada 2 bengkel, ada bengkel

induk itu di Pablo itu semua jenis mobil, motor, terus ada

bengkel custom yang khusus, yaitu mereka setiap hari belajar

di bengkel, jadi bukan kelas formal, jadi kalau teorinya

mungkin sekitar 30%, praktenya yang 70%

(S) Bagaimana menurut Bapak dengan adanya pelatihan bidang

automotif di Warkop ini?

(R)

Karena segmen kita kan anak tongkrongan, jadi dengan

adanya ini ya kita bisa memenuhi kebutuhan mereka untuk

berwirausaha di bengkel

(S) Bagaiama pengaruh program otomotif bagi warga binaan

Warkop?

Page 120: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

102

(R)

Dengan adanya otomotif ya itu bisa berefek pribadi, pribadi

itu yang udah kita jalanin mereka itu jadi ngerti mesin, terus

dampak positif dari mereka ngerti otomotif itu jadi mereka

ngurangin mereka nongkrong di hal-hal yang negative karena

di otomotif itu ternyata mereka lebih banyak jadi ngarahinnya

hobi jadi rejeki

(S) Bagaiamana respon masyarakat terhadap program ini?

(R)

Ya masyarakat sekitar jadi ikut seneng juga, yang tadinya itu

nongkrong terus ada bau minuman atau balap liar, sekarang

dengan adanya otomotif jadi nggak, karena mereka di arahin

ke bengkel yang menghasilkan, dan balap liar juga udah

nggak karena mereka di arahinnya bikin klub-klub motor

yang mengurangi dampok buruk di masyarakat, jadi

masyarakat apresiasi sih

(S) Bagaimana perkembangan warga binaan setelah mendapatkan

pendidikan dari program ini?

(R)

Ada beberapa yang memang kita mampu mengakomodir, ada

beberapa yang sudah bekerja di bengkel kita maupun bengkel

luar, jadi efeknya kita udah bisa memberikan ruang buat

mereka

(S) Hasil apa yang telah dicapai dari program ini?

(R)

Terbentuknya ruang-ruang usaha berbentuk bengkel, dulu

Cuma cita-cita kalau sekarang ada. Itu kan beberapa program

yang terealisasi. Dulu kita Cuma pingin bikin sekedar bengkel

aja, sekarang kita udah bikin buat cat open juga, ada spesialis

knalpot, ada spesialisasi body, ada yang di mobil juga

(S) Bagaimana cara mengevaluasi program ini?

(R) Kalau evaluasi itu sejauh mana program-program ini

produktif dan mampu memberikan ruang sebanyak-

Page 121: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

103

banyaknya. Ya untuk saat ini evaluasinya tentang daya

tampung program.

(S) Apa hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program

ini?

(R)

Kita masih banyak orang, sementara puteran modal yang ada

belum mampu menghidupkan semua orang, jadi hambatannya

masih di modal, modal untuk pengembangan wirausaha

lainnya untuk dapat mengcover semua anggota itu belum.

Terus yang kedua, hambatannya itu lebih ke enggak semua

itu berfikir, bahwa ketika mereka masuk ke bidang kerja

misalnya bengkel ini masih dianggap sebagai ruang

pertemanan bukan ruang professional, jadi agak gampangin

kerja.

(S) Apakah ada rencana untuk mengembangkan program ini

dalam beberapa waktu ke depan?

(R)

Ke depan, yang pasti bengkel otomotif makin meluas, dengan

konsep komunitas. Selama ini kan kita masih di titik

Sawangan Bojongsari, masih belum meluas. Kita pingin bisa

ada yang mewakili semua kecamatan. Kalau sekarang kan

efeknya masih berimbas ke dua 2 kecamatan, belum meluas

ke Depok. Ya itu kan batas kemampuan kita, ga bisa kita

paksain, jadi ya baru sebatas itu. Jadi harapan ke depannya itu

kita pingin ini bisa meluas.

5. Nama : Bapak Syahril Hidayat

Jabatan : Koordinator Bidang IKMD

Waktu Wawancara : Tanggal 27Februari 2017 Pukul 15.30 - 16.00 WIB

(S) Bagaiama pengaruh IKMD kepada masyarakat?

(SR) IKMD sendiri tugasnya memberi pembelajaran ke warga

binaan ada juga terjun ke masyarakat untuk melakukan

Page 122: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

104

advocasi tentang kenakalan remaja dan sebagainya dengan

mengadakan sekali waktu seminar, pernah waktu itu ada

kegiatan bahaya penyalahguanaan narkoba di radio ZFM, kita

mengundang warga sekitar radio ZFM itu untuk mengikuti

acara tersebut. Jadi buka buat umum dengan di support BNN,

BNN yang memberikan materi, jadi mudah-mudahan IKMD

berpengaruh positif terhadap masyarakat, karena tujuannya

juga penyadaran terhadap masyarakat, karena banyak juga

orang tua yang belum paham anaknya sendiri, jadi meskipun

kita belum jadi orang tua, tapi pada posisi tertentu dengan

sedikit pengetahuan yang dimiliki tentang narkoba, itu kita

melakukan advokasi terhadap orang tua, bagaimana mendidik

anak ketika beranjak remaja, bagaimana mencegah anak-anak

ini dari terjerumus kenakalan remaja.

(S) Bagaimana perkembangan anggota IKMD?

(SR)

Alhamdulillah, mereka juga apresiasi dengan adanya IKMD,

karena yang tadinya mereka belum tahu efek bahaya dari

narkoba mereka jadi tahu, karena binaan ini kebanyakan

mereka usia sekolah, kalau yang di pegang IKMD sendiri.

(S) Pogram-program apa saja yang dilakukan oleh IKMD?

(SR)

Kita ada taman baca masyarakat, jadi kita bikin perpus, ya itu

gerakan gemar membaca, terus juga pendampingan terhadap

anak-anak yang memang sudah terlibat dalam kenakalan

remaja

(S) Bagaimana cara mengevaluasi program-program yang

dijalankan oleh IKMD?

(SR)

Setiap minggu kita ada evaluasi. Jadi ada warga binaan kita

ada kelompok dengan mentornya masing-masing. Jadi mentor

ini tahu perkembangan, terus apa yang harus dilakukan, jadi

program evaluasi ada bisa 1 minggu sekali atau 2 minggu

sekali. Jadi mentor yang tahu, jadi apa yang dibutuhkan oleh

Page 123: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

105

mereka nanti kita fasilitasi bersama mentor.

(S) Apa hambatan yang dihadapi oleh IKMD dalam menjalankan

program-programnya?

(SR)

Banyak, yang paling susah itu, mengajak mereka yang sudah

tekena kenakalan remaja itu susah untuk bergabung bersama

kita, terus 2 dukungan dari warga masyarakat yang support,

memberikan pemahaman yang kolot itu susah

(S) Apakah ada rencana untuk mengembangkan program-

program IKMD dalam beberapa waktu ke depan?

(SR)

Kemarin kita ada deklarasi IKMD cabang Bandung. Karena

ada banyak mahasiswa Depok yang kuliah di luar Depok, itu

kita akomodir, kita bentuk IKMD cabang, nah kemarin udah

Bandung, lah nanti yang di Bandung itu kita programnya ada

beberapa yang kita adopsi dari sini terutama yang tentang

kenakalan remaja.

6. Nama : Bayu

Jabatan : Anggota WARKOP

Waktu Wawancara : Tanggal 4 April 2017 Pukul 17.00 – 17.30 WIB

(S) Sudah berapa lama menjadi warga binaan Warkop?

(B) Kurang lebih sekitar 2 tahun, semenjak abang saya berobat

disini, abang saya itu dari madani terus kesini

(S) Darimana Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang

Warkop?

(B)

Dari abang saya itu, terus ketemu bang Mansur, terus dia

nawarin buat gabung. Terus lihat konsepnya, bagus jadi saya

tertarik untuk gabung

(S) Apa kegiatan Bapak/Ibu sebelum bergabung di Warkop?

(B) Sebelumnya saya di Bandung, setelah itu saya pindah kesini

Page 124: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

106

(S) Mengapa mau bergabung dengan Warkop?

(B) Untuk nambah pengetahuan, untuk edukasi, untuk belajar

tentang hal-hal yang negative seperti Narkoba

(S) Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Warop?

(B) Penting, perkumpulan yang seperti ini, karena banyak

komunitas lain yang aktivitasnya gak jelas

(S) Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang program di Warkop?

(B) Ya ada program tentang Narkoba, penganggulangannya, terus

ada materi tentang Free-sex juga ada

(S) Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang para

tutor/pendamping di Warkop?

(B) Asik-asik sih, mengayomi, kita jadi gak kaku ketika

berinteraksi dengan mereka

(S) Perubahan apa yang Bapak/Ibu rasakan sekarang setelah

bergabung dengan Warkop?

(B)

Saya jadi tahu tentang bahaya Narkoba, terus efek-efeknya,

terus kita disitu banyak anak-anak yang berkecimpung di

musik, saya juga nambah pengetahuan juga disitu tentang

musik

(S) Apa hambatan dalam mengikuti program dari Warkop?

(B) Hambatan biasa, pas saat kumpul, ya ada yang gak datang

karena kesibukan masing-masing

(S) Apa aktivitas Bapak/Ibu sekarang?

(B) Utamanya buat nemenin abang saya disini terhadap penyakit

yang dihidapnya, terus mulai belajar usaha

(S) Apa rencana Bapak/Ibu dalam waktu dekat ini dan juga di

masa mendatang?

(B)

Saya pingin lebih mengembangkan buat Warkop biar lebih

aktif lagi dalam fokus buat ngebahas tentang dunia narkoba,

dunia-dunia negatif lah

Page 125: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

107

7. Nama : Alimudin

Jabatan : Mantan Anggota IKMD dan WARKOP

Waktu Wawancara : Tanggal 12 Juni 2017 Pukul 18.00 - 18.30 WIB

(S) Sudah berapa lama menjadi warga binaan Warkop?

(A) Waktu itu 3 tahun

(S) Darimana Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang

Warkop?

(A) Dari teman-teman IKMD

(S) Apa kegiatan Bapak/Ibu sebelum bergabung di Warkop?

(A) Waktu itu kuliah

(S) Mengapa mau bergabung dengan Warkop?

(A) Karena tertarik dengan program-program Warkop terutama

dalam bidang music dan wirausaha

(S) Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Warop?

(A) Prospektif tapi harus didukung dengan sumber daya manusia

yang kompeten

(S) Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang program di Warkop?

(A) Keren kaya anak muda, sesuai jiwa anak muda karena ada

musik dan wirausaha

(S) Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang para

tutor/pendamping di Warkop?

(A) Mampu menggali inspirasi dan memotivasi para warga binaan

untuk berkarya

(S) Perubahan apa yang Bapak/Ibu rasakan sekarang setelah

bergabung dengan Warkop?

Page 126: PERAN WARUNG REHABILITASI DAN KOMUNIKASI PEMUDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36938/1/SYACHUL... · Dalam penelitian yang menggunakan WARKOP sebagai objek

108

(A) Perubahan drastis, terutama dalam hal semangat berwirausaha

(S) Apa hambatan dalam mengikuti program dari Warkop?

(A) Sarana dan modal yang kurang memadai

(S) Apa aktivitas Bapak/Ibu sekarang?

(S) Bekerja di UIN Jakarta

(S) Apa rencana Bapak/Ibu dalam waktu dekat ini dan juga di

masa mendatang?

(A) Buka usaha dan meneruskan kuliah