Peran Teknik Kimia dalam mereduksi CO2 Penyebab GHG (Autosaved).docx
-
Upload
puput-trisnayanti-inanto-putri -
Category
Documents
-
view
35 -
download
8
description
Transcript of Peran Teknik Kimia dalam mereduksi CO2 Penyebab GHG (Autosaved).docx
Peran Teknik Kimia dalam mereduksi
CO2 Penyebab GHG
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber Daya Alam dan
Lingkungan
Disusun Oleh :
Cindy Mardhita NIM 125061107111001
Puput Trisnayanti Inanto Putri NIM 125061100111041
Rochmatullaili Nurhakiki NIM 125061101111007
Maret 2013
Meningkatnya populasi manusia di dunia ini, berarti meningkat pula kebutuhan energi
dunia. Pertumbuhan manusia tak bisa lepas dari kebutuhan energi, dimana seperti kita tahu
bahwa pembakaran dari suatu bahan bakar akan menghasilkan karbon dioksida. Peningkatan
karbon dioksida di atmosfer diklaim menjadi salah satu kontributor untuk gas rumah kaca dan
menyebabkan isu pemanasan global (Li, 2010).
Level karbon dioksida di atmosfer telah meningkat sejak revolusi industri dan akan
terus naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Perubahan iklim juga erat kaitannya dengan
peningkatan gas-gas yang ada di atmosfer, terutama karbon dioksida (ASME, 2009).
Peningkatan konsentrasi karbon dioksida memberikan efek berbahaya,
jikaudarayangdihiruptercemardengangasCO,CO2,danNOxmakaudaratersebutdapatmeracunit
ubuh.GasCObisamembuatsesaknafas,halinidikarenakanoksigenyangseharusnyadialirkan oleh
hemoglobin ke seluruh tubuh tidak dapatdialirkankarenahemoglobinyangseharusnya
mengikat oksigen dan dialirkan ke seluruh tubuh menjadi mengikat CO karena zat
hemoglobin lebih mudah mengikat CO dari pada oksigen (Wicaksono,2003).
Karbondioksidaadalahgasyangtidakberwarnadantidakberbau.Karbondioksidaberacunk
epadajantungdanmenyebabkanmenurunnyagayakontratil.Padakonsentrasitigapersenberdasark
anvolume di udara, ia bersifat
narkotikringandanmenyebabkanpeningkatantekanandarahdandenyutnadianmenyebabkanpenu
runandayadengar.Padakonsentrasisekitarlimapersenberdasarkanvolume,iamenyebabkanstimul
asipusatpernapasan,pusingpusing,kebingungan,dankesulitanpernapasanyangdiikutisakitkepala
dansesaknapas.Padakonsentrasidelapan persen, ia menyebabkan sakit kepala,keringatan,
penglihatan buram dan tremor.
Beberapa penelitian telah menemukan beberapa cara untuk mereduksi karbon
dioksida, di antaranya:
1. Reduksi Elektrokatalitik dari Karbon Dioksida
2. Electricity for a Carbon Constrained World
3. Revolutionizing the Carbon Footprint of Fossil Power
4. Realizing the Potential of Renewable Electric Power
5. Reviving Nuclear Power
6. Reinventing Transportation
7. Manufacturing for a Green Future
8. Buildings for the 22nd Century
9. Infrastructure Enabling GHG Reductions
10. Empowering Innovation
Carbon Footprint adalah jejak karbon atau gas rumah kaca (green house gases)
yang dihasilkan oleh suatu aktifitas. Hal ini terkait dengan jumlah gas rumah kaca yang
dihasilkan dalam kehidupan kita sehari-hari melalui pembakaran bahan bakar fosil
untuk listrik, pemanasan, transportasi dan lain-lain. Karbon footprint sendiri terbagi 2
yaitu karbon footprint primer dan karbon footprint sekunder. Karbon footprint primer
merupakan ukuran dari emisi CO2 dari pembakaran secara langsung. Contoh dari
karbon footprint primer ini adalah pembakaran bahan bakar fosil. Karbon footprint
sekunder adalah ukuran jumlah emisi CO2 secara tidak langsung contohnya pemakaian
listrik. Fakta dan hasil-hasil penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa ada
kecenderungan jumlah kadar gas rumah kaca seperti CO2 di atmosfer telah melampaui
batas yang seharusnya. Gas CO2 ini semakin hari jumlah dan konsentrasinya terus naik
dan ternyata sangat berkorelasi positif dengan semakin tingginya aktivitas manusia di
Bumi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan antara lain rumah tangga (termasuk
institusi/kantor/rumah sakit/sekolah/kampus), industri, transportasi, dan lain-lain. Akibat
dari jumlah CO2 yang berlebih antara lain dapat menyebabkan pemanasan global yang
dapat mengganggu iklim dan juga kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Perubahan
iklim adalah sebuah isu global yang mempengaruhi semua aspek masyarakat.
Karbondioksida sebagai kunci dari gas rumah kaca yang menimbulkan masalah ini.
Dengan menghitung emisi karbon atau karbon footprint, maka pemerintah atau pemilik
bisnis dapat mengkaji strategi untuk menangani perubahan iklim dan memberikan solusi
untuk mengurangi pemanasan global (Small Firms Assosiation, 2007).
Teknik Kimia sebagai salah satu program studi baru di Universitas Brawijaya
merupakan salah satu penyumbang terbesar berperan penting dalam menghasilkan emisi
CO2 yang berasal dari penggunaan listriknya. Penggunaan listrik ini berasal dari
kegiatan-kegiatan dalam hal menunjang proses belajar mengajar. Selain dari proses
industri yang menghasilkan gas CO2 di proses pembuangan gas, pada penggunaan listrik juga
menjadi sumber penyebab GHG. Penggunaan listrik ini harus direduksi agar emisi CO2 yang
dihasilkan tidak terlalu besar. Untuk dapat mengurangi karbon footprint dari pemakaian
listrik di UB, pertama-tama harus menghetahui jumlah pemakaian listrik yang ada di UB
kemudian setelah itu, menghitung karbon footprint dari pemakaian listrik tersebut.
Kemudian setelah mendapatkan karbon footprint, langkah selanjutnya dapat menentukan
strategi dalam mengurangi jumlah karbon footprint yang dihasilkan. Kita sebagai calon
problem solving seharusnya lebih berfikir sesuatu yang lebih baik terhadap lingkungan
khusunya sebagai penyelesai masalah tanpa masalah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
di lingkungan kampus Teknik Kimia Universitas Brawijaya dengan menghemat pemakain
listrik meskipun untuk kebutuhan proses belajar mengajar. Penghematan dapat dilakukan dari
setiap individu dengan memunculkan kesadaran bahwa pemakaian listrik berlebih dapat
menyumbang CO2 yang akan meningkatkan terjadinya GHG , sehingga kesadaran untuk
bersama-sama menjaga lingkungan terutama di udara. Menghemat penggunaan listrik,
mengganti lampu atau peralatan listrik lainnya dengan watt yang lebih rendah dan
ekonomis dan menggunakan listrik secara seperlunya saja telah membantu mengurangi
emisi CO2 yang dikeluarkan akibat penggunaan listrik dan tentu saja menghemat biaya
yang dikeluarkan UB untuk penggunaan listriknya.
Sedangkan untuk industri , kita sebagai chemichal engineering harus mengetahui
lebih banyak proses pengolahan gas CO2 sehingga pada waktu kita terjun langsung ke
industri kita dapat mendesain dengan baik pengolahan gas buang yang tidak mencemari
lingkungan terutama mharus sudah melewati proses pengolahan gas buang terlebih dahulu
sehingga sesuai standar gas buang di udara dan lingkungan.
Mari kita lakukan upaya bersama dalam menekan bahkan mengurangi mengurangi emisi
GHG dari kegiatan perindustrian serta belajar mengajar yang secara signifikan
emisi CH4, N2O, dan COemisi CH4, N2O, dan CO
yang ditimbulkan dan sekaligus
meningkatkan peranan pertanian
sebagai penyerap