PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB...

53
PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES METRO DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENGGELAPAN MOBIL RENTAL ( SKRIPSI ) Oleh: JIMI ERDA PERWIRA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES METRO

DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA

PENGGELAPAN MOBIL RENTAL

( SKRIPSI )

Oleh:

JIMI ERDA PERWIRA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

ABSTRAK

PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES METRO

DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA

PENGGELAPAN MOBIL RENTAL

Oleh

JIMI ERDA PERWIRA

Kasus penggelapan mobil rental di Kota Metro akhir-akhir ini semakin marak

terjadi, hal ini dapat dilihat berdasarkan kasus yang tercatat di Polres Metro yang

mencatat bahwa penggelapan terhadap mobil rental semakin sering terjadi akhir-

akhir ini. Mobil rental masih menjadi sasaran aksi penggelapan karena

penyalahgunaan hak atau kepercayaan, dan mudahnya seseorang untuk bisa

melakukan penyewaan mobil kepada pihak rental mobil. Penggelapan mobil

rental ini sangat mengkhawatirkan pengusahanya oleh karena itu telah diatur

dalam ketentuan Undang-Undang Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) tentang penggelapan. Penulis melakukan pengumpulan data dari

Polres Metro, dan untuk memfokuskan pembahasan penulis merumuskan

permasalahan yang berhubungan dengan bagaimana peran Satuan Pembinaan

Masyarakat Polres Metro dalam menanggulangi tindak pidana pengelapan mobil

rental dan apakah yang menjadi faktor penghambat dari Satuan Pembinaan

Masyarakat Polres Metro dalam menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil

rental.

Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode

pendekatan normatif dan empiris. Pendekatan normatif dilakukan dengan melihat,

menelaah, dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang

menyangkut asas-asas hukum yang berupa konsepsi, peraturan perundang-

undangan, pandangan, doktrin hukum dan sistem hukum yang berkaitan,

sedangkan metode pendekatan empiris adalah dilakukan dengan penelitian

dilapangan dengan melihat fakta-fakta tentang kebijakan penanggulangan

kejahatan terhadap penggelapan mobil rental. Metode analisis secara kualitatif,

lokasi penelitian di Polres Metro dan menggunakan data primer maupun sekunder.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran Satuan Pembinaan

Masyarakat Polres Metro dalam menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil

rental, Satbinmas berperan dalam melaksanakan pembinaan masyarakat melalui

Page 3: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

jimi erda perwira

kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bagaimana upaya

penanggulangan penggelapan mobil rental. Upaya penanggulangan dilakukan

dengan 2 cara yaitu dengan upaya penal (represif) dan non penal (preventif).

Upaya penal dilakukan dengan penindakan secara tegas berdasarkan hukum

kepada para pelaku tindak pidana penggelapan. Sedangkan upaya non penal

adalah dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih

meningkatkan keamanan seperti melakukan pemasangan GPS, selektif kepada

konsumen dengan memeriksa keaslian identitas seperti KTP, SIM, STNK, dan

meminta jaminan kepada konsumen agar lebih meyakinkan. faktor penghambat

peran Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro dalam menanggulangi tindak

pidana penggelapan mobil rental yaitu berdasarkan penelitian ada beberapa faktor

yang menjadi hambatan Satbinmas Kota Metro dalam penanggulangan tindak

pidana penggelapan mobil rental yaitu: faktor penegak hukum, faktor kesadaran

hukum, dan faktor sarana dan prasarana.

Saran yang dianjurkan sebagai hasil dari penelitian adalah menghimbau kepada

seluruh pengusaha yang memiliki usaha mobil rental untuk memastikan keaslian

dari identitas konsumen dan juga memasang GPS Tracker supaya bila terjadi

tindak pidana penggelapan mobil rental dapat diketahui keberadaannya dan

kepada pihak penegak hukum agar lebih melengkapi sarana dan prasarananya

dalam menjalankan tugasnya, serta pihak Satuan Pembinaan Masyarakat Polres

Metro agar meningkatkan kualitas dan tingkat profesionalitas anggotanya dengan

cara pelatihan tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknologi untuk membantu

dan meningkatkan kinerja aparat penegak hukum guna menunjang dalam bekerja.

Kata kunci: Peran Satbinmas, Polres Metro, Penggelapan Mobil Rental.

Page 4: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES METRO

DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA

PENGGELAPAN MOBIL RENTAL

Oleh

JIMI ERDA PERWIRA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang
Page 6: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang
Page 7: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang
Page 8: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada tanggal 13 Juni

1992, dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari

Bapak Ami Martoni dan Ernawati.

Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom

Tanjung karang yang diselesaikan pada tahun 1998, penulis

melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Laut (Teladan) diselesaikan pada

tahun 2005, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ditempuh di SMP Negeri 5 Bandar

Lampung selama 1 tahun dan dilanjutkan di SMP Negeri 7 Kota Jambi

diselesaikan pada tahun 2007, dan SMA Negeri 5 Kota Jambi selama 2 tahun dan

dilanjutkan di SMA Negeri 1 Bandar Lampung hingga selesai pada tahun 2010.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung pada

tahun 2010.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif mengikuti organisasi

kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Lampung yaitu dalam Unit Kegiatan

Mahasiswa Fakultas (UKM-F) Pusat Studi Bantuan Hukum (PSBH) kemudian

diangkat sebagai Kepala Bidang Internal pada tahun 2012. Dalam kegiatan UKM-

F PSBH penulis pernah dikirim untuk mewakili Universitas Lampung untuk

mengikuti Kompetisi Peradilan Semu atau yang sering disebut National Moot

Court Competition (NMCC).

Page 9: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

Bismillahirrahmanirrahim

Atas Ridho Allah SWT dan dengan segala kerendahan hati

kupersembahkan skripsiku ini kepada:

Kedua orangtuaku tercinta Ami Martoni dan Ernawati,

Yang selama ini telah banyak berkorban, menyemangati, dan selalu berdoa dan

menantikan keberhasilanku

Kepada kakaku tersayang Tirta Ari Nurahmman dan

Adikku tersayang Mutiara Fitri Andiri.

Yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan mendoakanku

Almamater tercinta Universitas Lampung

Tempatku memperoleh ilmu dan merancang mimpi yang menjadi sebagian jejak

langkahku menuju kesuksesan.

Page 10: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

MOTO

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi

orang lain

(HR Ahmad, ath-Thabrani, ad-daruqutni)

Page 11: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, Tuhan semesta alam yang maha kuasa atas bumi, langit dan seluruh

isinya, dan apa yang ada diantara keduanya, serta hakim yang maha adil di yaumil

akhir kelak. Sebab, hanya dengan kehendak dan pertolongan-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PERAN SATUAN PEMBINA

MASYARAKAT POLRES METRO DALAM MENANGGULANGI

TINDAK PIDANA PENGGELAPAN MOBIL RENTAL” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Lampung dibawah bimbingan dari dosen pembimbing serta atas bantuan dari

berbagai pihak lain. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

yang Syafaatnya yang sangat kita nantikan di hari akhir kelak.

Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Maroni, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas

Hukum Universitas Lampung;

Page 12: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

3. Ibu Eko Raharjo, S.H, M.H., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahannya dalam penyelesaian skripsi ini dengan sebaik-

baiknya;

4. Ibu Rini Fathonah, S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahannya dalam penyelesaian skripsi ini dengan sebaik-

baiknya;

5. Bapak Dr. Nikmah, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah memberikan

kritik, saran, dan masukan yang sangat membangun terhadap skripsi ini;

6. Bapak Gunawan Sujatmiko, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah

memberikan kritik, saran, serta masukan yang membangun terhadap skripsi

ini;

7. Bapak Rinaldy Amrullah, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik, yang

telah banyak memberikan bantuan dalam menuntut ilmu pada Fakultas

Hukum Universitas Lampung;

8. Bapak Dr. Maroni, S.H., M.H. selaku dosen yang sudah banyak memberikan

masukan dan bantuan selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Seluruh dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta

segala bantuan secara teknis maupun administratif yang diberikan kepada

penulis selama menyelesaikan studi;

10. Teristimewa untuk kedua orangtuaku Papah dan Mamah yang menjadi

orangtua terhebat dalam hidupku, yang tiada hentinya memberikan dukungan

moril maupun materil juga memberikan kasih sayang, nasihat, semangat, dan

doa yang tak pernah putus untuk kebahagian dan kesuksesanku. Terimakasih

Page 13: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

atas segalanya semoga kelak dapat membahagiakan, membanggakan, dan

menjadi anak yang berbakti bagi kalian;

11. Untuk kakakku Tirta Ari Nurahman, dan adikku Mutiara Fitri Andini

terimakasih untuk motivasi juga dukungannya selama ini serta mendoakan

dan menyemangatiku. Semoga kita bisa terus membanggakan Papah dan

Mamah sampai akhir hayat;

12. Untuk segenap pimpinan, dan staf di Polres Metro yang telah sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini, terimakasih untuk semua kebaikan dan

bantuannya.

13. Sahabat-sahabatku terhebat Ahmada Basyara Z, Andi Kusnadi, Ni Putu Ratih

Ks, Marsellyna Atalanta, terimakasih untuk persahabatan selama ini semoga

kita bisa tetap saling membantu dan menyemangati satu sama lain dalam

menyelesaikan studi di Universitas Lampung ini;

14. Orang-orang terbaik yang sudah membantu dalam penulis dalam

menyelesaikan skripsi Shifra Janezca Parlindungan Nasution, Shafiratunnisa,

Nenny Dwi Ariani, Yudhy Van Arda yang selalu ada untukku dan menemani

hari-hariku serta senantiasa memberikan nasihat, semangat dan dukungannya

kalian sudah seperti keluarga bagiku. Semoga persahabatan kita untuk

selamanya;

15. Keluarga besar UKMF PSBH, Tim MCC UP dan UI. Kalian keluarga yang

luar biasa, terima kasih untuk kebersamaan, pengalaman serta ilmu yang

berharga yang tidak saya temukan dalam perkuliahan dan hanya saya temukan

di PSBH;

Page 14: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

16. Keluarga besar UKMF FOSSI. Terima kasih atas segala pembelajaran dan

inspirasi yang sudah diberikan.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

diberikan kepada penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang

sederhana ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi penulis

dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, Februari 2016

Penulis,

Jimi Erda Perwira

Page 15: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ...................................................6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................6

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ...................................................7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tugas dan Wewenang Kepolisian .....................................................14

B. Tugas dan Wewenang Satuan Pembinanaan Masyarakat ................17

C. Pengertian Tindak Pidana Penggelapan ...........................................21

D. Rental Mobil .....................................................................................25

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah..........................................................................28

B. Data dan Sumber Data .....................................................................29

C. Penentuan Narasumber .....................................................................30

D. Metode Pengumpulan dan Pengelolaan Data ...................................30

E. Analisis Data .....................................................................................32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Peran Satuan Pembinaan Masyarakat pada Kepolisian dalam

Penanggulangan Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental..............33

Page 16: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

B. Faktor Penghambat Satuan Pembinaan Masyarakat dalam

Penanggulangan Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental ............51

V. PENUTUP

A. Simpulan ...........................................................................................57

B. Saran .................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut masyarakat untuk terus

bergerak maju mengikuti berbagai perubahan yang terjadi di sekitarnya. Semakin

berkembangnya zaman maka semakin kompleks pula kebutuhan hidup

masyarakat, yang mana kebutuhan pokok manusia dahulu hanya sebatas sandang,

pangan dan papan namun belakangan ini selain tiga hal tersebut, ada beberapa hal

yang sudah menjadi kebutuhan pokok manusia seperti transportasi. Transportasi

merupakan salah satu kebutuhan yang sudah menjadi kebutuhan pokok

masyarakat karena setiap harinya masyarakat membutuhkan transportasi untuk

menunjang segala aktivitas mereka baik bekerja ataupun bersosialisasi. Tanpa

transportasi kegiatan masyarakat akan sangat terganggu karena tidak bisa

bermobilisasi dan akan terisolasi dari dunia luar.

Transportasi adalah alat pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

tempat yang lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakan oleh

manusia atau mesin1. Transportasi sendiri terbagi menjadi beberapa macam,

dilihat dari tempat nya seperti transportasi darat, laut maupun udara, dilihat dari

jenis nya baik transportasi publik ataupun pribadi.

1 Panca Triatmodjo, Peluang Bisnis Dunia Otomotif, Jakarta, Diva Press, 2013, hlm. 4.

Page 18: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

2

Salah satu jenis transportasi yang sangat diminati masyarakat adalah mobil karena

mobil dikenal sebagai kendaraan yang nyaman, efisien, bisa membawa lebih

banyak penumpang dan barang, lebih aman dari jenis kendaraan lainnya dan bisa

dipergunakan untuk menempuh perjalanan jauh. Mobil angkutan kota dan bus

dinilai sebagai alternatif pilihan berkendara dengan biaya murah namun memiliki

beberapa kekurangan seperti tingkat kenyamanan dan keamanan yang lebih

rendah, oleh karena itu banyak masyarakat lebih berminat memiliki mobil pribadi.

Tetapi tidak semua masyarakat mampu membeli mobil pribadi karena berbagai

alasan seperti mahalnya harga mobil, besarnya biaya perawatan dari kendaraan

roda empat tersebut, harga bahan bakar minyak seperti bensin ataupun solar yang

terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ketidakmampuan sebagian

masyarakat untuk membeli mobil pribadi inilah yang dilihat oleh pengusaha

sebagai peluang bisnis yang cukup besar, yaitu dengan membuka usaha rental

mobil.

Rental mobil adalah suatu jenis usaha penyediaan layanan penyewaan mobil yang

berdasarkan suatu perjanjian antara penyewa dan pemilik mobil, dimana mobil

tersebut bisa disewa harian atau sesuai kontrak, dan pada perjanjian itu terdapat

syarat dan ketentuan yang mengikat bagi kedua belah pihak.2 Usaha rental mobil

dinilai mempunyai peluang yang cukup besar dengan kentungan yang lumayan

besar pula. Sebagian besar alasan para pelanggan menyewa mobil rental seperti

ingin bepergian kesuatu tempat namun tidak mempunyai kendaraan, dan mobil

rental menjadi pilihan mereka. Selain keuntungan yang besar usaha rental mobil

juga memiliki resiko yang sangat besar. Tidak jarang pemilik usaha rental mobil

2 Panca Triatmodjo, Peluang Bisnis Dunia Otomotif, Jakarta, Diva Press, 2013, hlm. 56.

Page 19: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

3

menderita kerugian yang tidak sedikit baik itu mobilnya tergores, mengalami

kecelakaan atau bahkan hilang baik dicuri ataupun digelapkan oleh para penyewa.

Banyak terjadinya kasus penggelapan mobil rental ini biasanya diakibatkan

karena dengan mudahnya seseorang untuk bisa merental mobil hanya dengan

bermodal syarat yang tergolong mudah dipenuhi seperti fotokopi KTP (Kartu

Tanda Penduduk), fotokopi SIM (Surat Izin Mengemudi), pas poto, fotokopi kartu

keluarga dan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).3

Timbulnya tindak pidana yang dilakukan penyewa terhadap barang sewaan milik

pemilik rental dikarenakan terjadi penyalahgunaan hak atau penyalahgunaan

kepercayaan dimana tindak pidana penggelapan diatur dalam ketentuan Pasal 372

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Penggelapan adalah perbuatan

mengambil barang milik orang lain sebagian atau seluruhnya dimana penguasaan

atas barang itu sudah ada pada pelaku, tapi penguasaan itu terjadi secara sah.

Misalnya, penguasaan suatu barang oleh pelaku terjadi karena pemiliknya

menitipkan barang tersebut atau penguasaan barang oleh pelaku terjadi karena

tugas atau jabatannya, misalnya petugas penitipan barang. Tujuan dari

penggelapan adalah memiliki barang atau uang yang ada dalam penguasannya

yang mana barang/ uang tersebut pada dasarnya adalah milik orang lain.4 Dalam

hal penggelapan mobil rental ini pemilik dan penyewa telah berhadapan muka,

telah saling mengetahui identitas pribadi masing-masing namun ketika di tengah

perjanjian si penyewa dengan sengaja melarikan, menjual, atau

memindahtangankan mobil sewaannya pada pihak ketiga. Hal ini yang

3 Panca Triatmodjo, Peluang Bisnis Dunia Otomotif, Jakarta, Diva Press, 2013, hlm. 64.

4 http://www.hukumonline.com.

Penggelapan dan Penipuan di akses pada 17 November 2014 pukul 10.45

Page 20: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

4

menyebabkan pemilik usaha rental mobil mengalami kerugian karena mobil

miliknya telah hilang tanpa jejak dan sulit untuk ditemukan.

Penggelapan mobil rental ini sebagian besar terjadi karena ketidakwaspadaan

pemilik ketika menyewakan mobilnya. Ketidak telitian pemilik usaha menyelidiki

identitas penyewa apakah identitas yang digunakan adalah identitas sesungguhnya

atau identitas palsu, tidak memasang GPS (Global Positioning System) pada

mobilnya dan tidak meminta jaminan pada penyewa ketika menyewa mobilnya

inilah yang menyebabkan pelaku kejahatan tidak ragu untuk melarikan mobil

sewaan karena mereka yakin jejak mereka akan sulit untuk ditemukan. Hal ini

juga yang menyebabkan tindak penggelapan mobil rental semakin meningkat dari

tahun ke tahun dan hanya sedikit mobil rental curian yang berhasil ditemukan oleh

pihak kepolisian.

Salah satu kasus mengenai penggelapan mobil rental tersebut adalah pada tanggal

29 Januari 2014 telah terjadi laporan di kepolisian wilayah Kota Metro bahwa

mobil toyota Avanza milik Didik Apriyanto warga Purwosari, dengan terlapor

bernama Gusti Candra telah melakukan penggelapan terhadap mobil yang di

rentalnya dari saudara pelapor. Modusnya terlapor adalah merental mobil milik

korbannya kemudian tidak mengembalikannya.5

Tindak pidana penggelapan mobil rental ini menimbulkan kekhawatiran dari para

pelaku usaha rental mobil apabila tidak mendapatkan tanggapan yang serius dari

pihak penegak hukum. Jika dibiarkan maka akan berujung pada berkurangnya

kepercayaan pemilik rental mobil kepada masyarakat yang pada akhirnya akan

5 Rego Adiputra, Aksi Penipuan dan Penggelapan Kendaraan Roda Empat Kian Marak Terjadi di

Metro http://lampung.tribunnews.com. 18 November 2014 diakses 17.00 WIB.

Page 21: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

5

merugikan masyarakat itu sendiri sebagai pihak yang membutuhkan jasa rental

kendaraan.

Peran kepolisian dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan persoalan yang terjadi

juga agar dapat menanggulangi terjadinya tindak pidana penggelapan terhadap

mobil rental sehingga para pengusaha rental dapat leluasa menjalankan bisnisnya

tanpa merasa khawatir dengan keamanan kendaraan mereka, terutama peran

Satuan Pembinaan Masyarakat Polres. Satuan Pembinaan Masyarakat Polres

adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf sebagai pengemban tugas

dalam menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan masyarakat dan

pembinaan kemitraan serta melaksanakan kerjasama dalam rangka mewujudkan

kondisi kamtibmas yang kondusif.6 Satuan Pembinaan Masyarakat Polres

bertugas membina dan dalam batas kewenangan menyelenggarakan pembinaan

masyarakat dan pembinaan kemitraan dalam lingkungan polres kota.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

mengenai Peran Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro Dalam

Menanggulangi Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental Di wilayah Kota Metro.

6 Laporan bulanan Direktorat Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro tahun 2013.

Page 22: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

6

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

a) Bagaimanakah peran Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro dalam

menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil rental?

b) Apakah faktor penghambat peran Satuan Pembinaan Masyarakat Polres

Metro dalam menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil rental?

2. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup penelitian ini termasuk ke dalam kajian Ilmu Hukum Pidana,

khususnya mengenai peran Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Ruang lingkup lokasi penelitian terbatas

pada Polres Metro.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui peran dari Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro

dalam menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil rental.

b) Untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan bagi Satuan Pembinaan

Masyarakat Polres Metro dalam menanggulangi tindak pidana penggelapan

mobil rental.

2. Manfaat penelitian

a) Secara teoritis untuk menambah pengetahuan dan pikiran dalam

mengembangkan ilmu hukum pada umumnya dan khususnya Peran Satuan

Pembinaan Masyarakat Polres Metro dalam menanggulangi tindak pidana

penggelapan mobil rental

Page 23: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

7

b) Secara prakis, penulisan ini dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya

dan aparatur penegak hukum pada khususnya dalam memperluas serta

memperdalam ilmu hukum khususnya ilmu hukum pidana dan untuk

menambah wawasan dalam berfikir yang dapat dijadikan sebagai masukan

dalam rangka meminimalisir penggelapan mobil rental.

Penulisan ini dapat berguna bagi para rekan-rekan fakultas hukum baik dalam

menambah pengetahuan maupun bagi rekan-rekan yang ingin melakukan

penelitian lanjutan dibidang yang sama dan pengusaha mobil rental.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah kerangka acuan yang pada dasarnya mengadakan

identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti

dan merupakan abstraksi-abstraksi dan hasil pemikiran.7

Sesuai dengan judul yang diteliti yakni “Peran Satuan Pembinaan Masyarakat

Kepolisian Metro dalam Menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil rental”

maka yang akan digunakan adalah teori yang berhubungan dengan upaya

penanggulangan tindak pidana penggelapan mobil rental.

Peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisi patokan perilaku pada

kedudukan-kedudukan tertentu di dalam masyarakat, kedudukan mana dapat

dipunyai oleh pribadi / kelompok8. Lebih lanjut Soerjono Soekanto mengatakan

bahwa suatu peranan dapat diuraikan ke dalam unsur-unsur sebagai berikut:

7 Soerjono Seokanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI, hlm. 24.

8 Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Bandung: Bina Cipta, 1980, hlm. 122.

Page 24: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

8

A. Peranan Ideal (Ideal Role);

B. Peranan yang seharusnya (Expected Role);

C. Peranan yang dianggap oleh dirinya sendiri (Precived Role);

D. Peranan yang sebenarnya (Actual Role);

Syarat peran mencakupi tiga hal yaitu:

A. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat, peran dalam pengertian ini

merupakan rangkaian-rangkaian peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan kemasyarakatan.

B. Peran adalah merupakan suatu konsep perihal atas apa yang dapat

dilakukan oleh individi dalam masyarakat sebagai organisasi.

C. Peran adalah merupakan suatu perilaku dari suatu yang penting bagi

sosial masyarakat.

Polisi atau Kepolisian Republik Indonesia adalah segala hal-ihwal yang berkaitan

dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan Undang-Undangan

Republik Indonesia menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 dan menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa kepolisian bertujuan

untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya

keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum. Sedangkan

Satuan Pembinaan Masyarakat (satbinmas) adalah unsur pelaksana pada tingkat

polres yang bertugas membina dalam batas kewenangannya menyelenggarakan

bimbingan masyarakat dan pembinaan kemitraan dalam lingkungan polres sesuai

dengan tugas kepolisian menurut undang-undang.

Page 25: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

9

Penanggulangan adalah usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan suatu

persoalan, dan mencari jalan keluar melalui proses menanggulangi.

Penanggulangan tindak pidana disebut juga dengan kebijakan kriminal atau penal

policy atau criminal policy adalah suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan

melalui penegakan hukum pidana, yang rasional yaitu dengan memenuhi rasa

keadilan dan daya guna.

Menurut Soerjono Soekanto permasalahan penegakan hukum dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:

1. Faktor hukumnya sendiri yaitu berupa undang-undang;

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun yang

menerapkan hukum;

3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungandimana hukum tersebut berlaku dan

diterapkan;

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 9

Barda Nawawi Arief menyarankan dalam upaya penanggulangan kejahatan perlu

ditempuh dengan pendekatan kebijakan, dalam arti ada keterpaduan antara politik

kriminal dan politik sosial, serta ada keterpaduan antara upaya penanggulangan

kejahatan dengan penal dan non penal.10

9 Soerjono Seokanto, faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, Jakarta: PT.

Rajagrfindo Persada, hlm. 8. 10

Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 1996, hlm. 4.

Page 26: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

10

Menurut Marc Ancel penanggulangan tindak pidana atau kebijakan kriminal

adalah suatu usaha yang rasional dari masyarakat dalam menanggulangi

kejahatan. Secara garis besar kebijakan kriminal dapat ditempuh melalui dua cara

yaitu Upaya Penal dan Upaya Non-penal.

Menurut Bambang Poernomo, tindak pidana adalah suatu perbuatan yang oleh

suatu aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana dengan bagi

barang siapa yang melanggar larangan tersebut11

. Tindak pidana merupakan suatu

dasar yang pokok dalam menjatuhi pidana pada seseorang yang telah melakukan

perbuatan pidana atas dasar tanggung jawab seseorang atas perbuatan yang telah

dilakukannya, tapi sebelum itu mengenai dilarang dan diancamnya suatu

perbuatan harus didasarkan azas legalitas (Principle of legality) asas yang

menentukan bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana

jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-undangan, atau yang lebih

dikenal dalam bahasa latinya adalah Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia

Lege Poenali.

Definisi dari tindak pindana penggelapan menurut Wirjono Prodjodikoro adalah

suatu tindakan dengan sengaja memiliki dengan melanggar hukum suatu barang

yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dan yang ada dibawah

kekuasaanya secara lain daripada melakukan suatu kejahatan.

11

Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992, hlm.130.

Page 27: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

11

2. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara

konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang

berkaitan dengan istilah yg ingin diketahui.12

a. Peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan patokan-

patokan perikelakuan, pada kedudukan-kedudukan tertentu di dalam

masyarakat, kedudukan mana dapat dipunyai pribadi ataupun

kelompok-kelompok pribadi berperannya pemegang peranan tadi,

dapat sesuai atau mungkin berlawanan dengan apa yang ditentukan di

dalam kaidah-kaidah.13

b. Bimbingan Masyarakat Kepolisian Resort Kota adalah unsur

pelaksana pada tingkat polres yang bertugas membina dalam batas

kewenangannya menyelenggarakan bimbingan masyarakat dan

pembinaan kemitraan dalam lingkungan polres.14

c. Kepolisan adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan

lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.15

d. Penanggulangan adalah usaha-usaha rasional untuk mencegah

kejahatan, yang dilakukan melalu sarana penal dan non penal.16

12

Soerjono Soekanto, Loc.Cit, Jakarta: UI, hlm. 232. 13

Soerjono Soekanto, Loc. Cit, Jakarta: UI, hlm. 139. 14

http://polresjambi.com

Jabatan dan tugas kasat Satuan Pembinaan. di akses pada 17 November 2014 15

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 16

Sharifudin, Politik Hukum Pidana, Bandar Lampung, Universitas Lampung, 1998, hlm 75

Page 28: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

12

e. Tindak Pidana adalah suatu kelakuan/hendeling yang diancam pidana,

bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan dan

yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab. 17

f. Penggelapan adalah barangsiapa dengan sengaja memiliki dengan

melawan hak sesuatu barang yang sama sekali atau sebagiannya

termasuk kepunyaan orang lain dan barang yang sama sekali atau

sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan barang itu ada dalam

tangannya, bukan karena kejahatan, dihukum karena penggelapan.18

g. Rental mobil adalah suatu jenis usaha penyediaan layanan penyewaan

mobil yang berdasarkan suatu perjanjian antara penyewa dan pemilik

mobil, dimana mobil tersebut bisa disewa harian atau sesuai kontrak,

dan pada perjanjian itu terdapat syarat dan ketentuan yang mengikat

bagi kedua belah pihak.19

3. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini memuat uraian secara keseluruhan yang akan

disajikan dengan tujuan agar pembaca dapat dengan mudah memahami dan

memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang skripsi ini. Sistematika

penulisan ini tediri dari:

17

Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bandung: Rineka Cipta, 1983, hlm. 56. 18

R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Politea: Bogor, 1996, hlm. 258. 19

http://Forum.kompas.com

Kerjasama Rental Mobil Surabaya di akses pada 17 November 2014

Page 29: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

13

I. PENDAHULUAN

Bab yang memuat latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup,

tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, serta

sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab Tinjauan Pustaka berisikan kajian yang akan dijadikan bahan

analisis terhadap permasalahan penelitian yang meliputi kajian tentang

penggelapan, penanggulangan, tindak pidana, rental mobil dan

pengertian kendaraan bermotor.

III. METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan metode penelitian yang menguraikan langkah-

langkah atau cara yang dilakukan dalam penelitian, yang meliputi

pendekatan masalah, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan

dan pengolahan data, serta analisis data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan

uraian tentang peran Satuan Pembinaan Masyarakat Kepolisian Polres

Metro dalam menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil rental.

V. PENUTUP

Bab ini merupakan bagian penutup yang merupakan kesimpulan

tentang hal-hal yang telah di uraikan dalam bab-bab terdahulu guna

menjawab permasalahan yang telah diajukan. Dalam bab ini diberikan

juga sumbangan pemikiran serta saran-saran terhadap dalam penulisan

ini.

Page 30: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tugas dan Wewenang Kepolisian

Polisi merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberi perlindungan, pengayoman

dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam

negeri. Pada akhirnya polisi yang akan menentukan secara konkrit apa yang

disebut sebagai penegakan ketertiban.20

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (1) dijelaskan bahwa Kepolisian adalah segala

hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Istilah kepolisian dalam undang-undang ini

mengandung dua pengertian, yakni fungsi polisi dan lembaga polisi. Dalam Pasal 2

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,

fungsi kepolisian sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pelindung,

pengayom dan pelayan kepada masyarakat. Sedangkan lembaga kepolisian adalah

20

Sutjipto Raharjo, Hukum Progresif, Sebuah Sintesa Hukum Indonesia, Yogyakarta: Genta

Publishing, 2009, hlm. 171.

Page 31: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

15

organ pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu lembaga dan diberikan

kewenangan menjalankan fungsinya berdasarkan undang-undang.

Tugas polisi secara umum sebagaimana tercantum dalam Pasal 13 Undang-

Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,

menyebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

1. Memberikan keamanan dan ketertiban masyarakat;

2. Menegakkan hukum; dan

3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk mendukung tugas pokok tersebut di atas, polisi juga memiliki tugas-tugas

tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 Ayat (1) Undang–Undang No. 2

Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan, dan patroli

terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,

ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan;

c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,

kesadaran hukum masyarakat, serta ketaatan warga masyarakat

terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum: melakukan

koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus,

penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;

f. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap

kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk

pengamanan swakarsa;

g. Melakukan penyelidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan

hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;

h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas

kepolisian;

i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan

hidup dari gangguan ketertiban dan / atau bencana termasuk

Page 32: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

16

memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak

asasi manusia;

j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum

ditangani oleh instansi/ atau pihak berwenang;

k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan

dalam lingkup tugas kepolisian;

l. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. (Pasal 14 Ayat (1) Undang–Undang No. 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia).

Tugas-tugas polisi tersebut dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya tugas polisi ada

dua yaitu tugas untuk memelihara keamanan, ketertiban, menjamin dan memelihara

keselamatan negara, orang, benda dan masyarakat serta mengusahakan ketaatan

warga negara dan masyarakat terhadap peraturan negara. Tugas ini

dikategorikan sebagai tugas preventif dan tugas yang kedua adalah tugas represif.

Tugas ini untuk menindak segala hal yang dapat mengacaukan keamanan

masyarakat, bangsa, dan negara.

Polisi memiliki wewenang secara umum yang diatur dalam Pasal 15 Ayat (1)

Undang– Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,

yaitu sebagai berikut:

a. Menerima laporan dan/atau pengaduan;

b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum;

c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau

mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;

e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan

administratif kepolisian;

f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan

kepolisian dalam rangka pencegahan;

g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;

i. Mencari keterangan dan barang bukti;

j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;

Page 33: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

17

k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan

dalam rangka pelayanan masyarakat;

l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan

putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu (Pasal

15 Ayat (1) Undang–Undang No. 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia).

Adapun wewenang yang dimiliki kepolisian untuk menyelenggarakan tugas di

bidang proses pidana menurut Pasal 16 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;

b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian

perkara untuk kepentingan penyidikan;

c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka

penyidikan;

d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta

memeriksa tanda pengenal diri;

e. Melakukan pemeriksaan – pemeriksaan surat;

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara;

h. Mengadakan penghentian penyidikan;

i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;

j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang

berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau

mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan

tindak pidana;

k. Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai

negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum;

l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

B. Tugas dan Wewenang Satuan Pembinaan Masyarakat

Untuk melaksanakan salah satu tugas polisi sesuai dengan Pasal 14 Undang–Undang

No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu

membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran

Page 34: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

18

hukum masyarakat, serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan

peraturan perundang-undangan. Maka dibentuk Satuan Pembinaan Masyarakat,

Satuan Pembinaan Masyarakat Polres adalah unsur pembantu pimpinan dan

pelaksana staf sebagai pengemban tugas dalam menyelenggarakan bimbingan dan

penyuluhan masyarakat dan pembinaan kemitraan serta melaksanakan kerjasama

dalam rangka mewujudkan kondisi kamtibmas yang kondusif.21

Satuan Pembinaan

Masyarakat polresta bertugas membina dan dalam batas kewenangan

menyelenggarakan Binaan masyarakat dan pembinaan kemitraan dalam lingkungan

polres kota.

Sat Binmas bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan

penyuluhan masyarakat, pemberdayaan Perpolisian Masyarakat (Polmas),

melaksanakan koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap bentuk-bentuk

pengamanan swakarsa (pam swakarsa), Kepolisian Khusus (Polsus), serta kegiatan

kerja sama dengan organisasi, lembaga, instansi, dan/atau tokoh masyarakat guna

peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan

peraturan perundang-undangan serta terpeliharanya keamanan dan ketertiban

masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya Satbinmas menyelenggarakan fungsi:

1. Pembinaan dan pengembangan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam

rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

21

Laporan bulanan Direktorat Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro tahun 2013

Page 35: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

19

2. Pengembangan peran serta masyarakat dalam pembinaan keamanan, ketertiban,

dan perwujudan kerja sama Polres dengan masyarakat;

3. Pembinaan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat

antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak;

4. Pembinaan teknis, pengkoordinasian, dan pengawasan Polsus serta Satuan

Pengamanan (Satpam); dan

5. Pemberdayaan kegiatan Polmas yang meliputi pengembangan kemitraan dan kerja

sama antara Polres dengan masyarakat, organisasi, lembaga, instansi, dan/atau

tokoh masyarakat.

Satbinmas dipimpin oleh Kasat Binmas yang bertanggung jawab kepada Kapolres

dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres. Khusus pada

Polres Tipe Metropolitan, Polrestabes dan Polresta, Kasatbinmas dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakil Kepala Satuan Binmas (Wakasatbinmas).

Satbinmas dalam melaksanakan tugas dibantu oleh:

a. Urusan Pembinaan Operasional (Urbinopsnal), yang bertugas melakukan

pembinaan administasi di bidang operasional kegiatan pembinaan keamanan,

ketertiban masyarakat, pam swakarsa dan Polmas serta melaksanakan anev

atas pelaksanaan tugas pembinaan masyarakat di lingkungan Polres;

b. Urusan Administrasi dan Ketatausahaan (Urmintu), yang bertugas

menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan;

c. Unit Pembinaan Perpolisian Masyarakat (Unitbinpolmas), yang bertugas

membina dan mengembangkan kemampuan peran serta masyarakat melalui

Page 36: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

20

Polmas dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat; dan

d. Unit Pembinaan Ketertiban Masyarakat (Unitbintibmas), yang bertugas

melakukan pembinaan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen

masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak.

Unit Pembinaan Keamanan Swakarsa (Unitbinkamsa), yang bertugas melakukan

pembinaan dan mengembangkan bentuk-bentuk pamswakarsa dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan

peraturan perundang-undangan serta melakukan pembinaan teknis, pengkoordinasian

dan pengawasan Polsus dan Satpam.22

Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-

faktor sebagai berikut:

1. Peraturan perundang-undangan, substansi hukum.

Bahwa semakin baik suatu peraturan akan semakin memungkinkan

penegakannya, sebaliknya semakin tidak baik suatu peraturan hukum akan

semakin sukar penegakannya. Secara umum bahwa peraturan hukum yang

baik adalah peraturan hukum yang berlaku secara yuridis, sosiologis dan

filosofis.

22

http://www.polresdharmasraya.com

Satuan Pembinaan Masyarakat diakses pada 06 Februari 2015 Pukul 13:00 WIB.

Page 37: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

21

2. Faktor penegak hukum.

Bahwa faktor penegak hukum ini menentukan proses penegakan hukum yaitu

pihak-pihak yang menerapkan hukum tersebut. Adapun pihak-pihak yang

langsung terkait disini adalalah Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro.

3. Faktor sarana dan fasilitas pendukung penegakan hukum.

Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin penegakan

hukum akan berjalan lancar.

4. Faktor masyarakat.

Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai

kedamaian dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu

maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut.

Bagaimana masyarakat turut berperan aktif, peduli dan menumbuhkan

kesadaran akan hukum.

5. Faktor budaya.

Kebudayaan pada hukum pada dasaranya mencakup nilai-nilai yang

mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi abstrak

mengenai apa yang akan dianggap dan apa yang dianggap tidak baik.

C. Pengertian Tindak Pidana Penggelapan

Tindak Pidana adalah suatu kelakuan/hendeling yang diancam pidana, bersifat

melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang

yang mampu bertanggung jawab.23

Dan untuk mengetahui suatu tindakan adalah

23

Moeljatno, Loc.Cit, hlm. 56.

Page 38: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

22

tindak pidana atau bukan maka harus mengetahui secara jelas unsur-unsur tindak

pidana, unsur unsur dalam tindak pidana terbagi menjadi 2, yaitu unsur subjektif dan

unsur objektif.

Unsur subjektif dari tindak pidana adalah:

1) Kesengajaan atau ketidaksengajaan ( dolus atau culpa );

2) Maksud atau Voornemen pada suatu percobaan atau Pogging;

3) macam-macam maksud atau oogmerk;

4) merencanakan terlebih dahulu atau Voorbedachte raad; dan

5) perasaan takut.

Unsur Objektif dari suatu tindak pidana adalah:

1) Sifat melanggar hukum atau wedderrchtelicjkheid;

2) Kwalitas dari si pelaku;

3) Kausalitas sebagai penyebab.

Unsur tindak pidana menurut Ahli, Simons yaitu:

1) Diancam dengan pidana oleh hukum;

2) Bertentangan dengan hukum;

3) Dilakukan oleh orang yang bersalah; dan

4) Orang itu dipandang bertanggungjawab atas perbuatannya yang terjadi adalah

suatu keharusan.

Beberapa tindak pidana yang terjadi harus diketahui makna dan definisinya

termasuk tindak pidana penggelapan. Penggelapan berarti memiliki barang atau

Page 39: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

23

sesuatu yang dimiliki oleh orang lain tetapi tindakannya tersebut bukan

suatu kejahatan.

Penggelapan adalah kejahatan yang hampir sama dengan pencurian dalam Pasal 362

KUHP. Bedanya ialah pada pencurian barang yang dimiliki itu belum berada di

tangan pencuri dan masih harus “diambilnya” sedangkan pada penggelapan waktu

dimilikinya barang itu adalah sudah ada ditangan si pembuat tidak dengan

kejahatan.24

Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan

mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, barang siapa melanggar

larangan tersebut.25

Perbuatan memiliki adalah berupa perbuatan menguasai suatu benda seolah- olah ia

pemilik benda itu. Dengan pengertian ini dapat diterangkan demikian, bahwa pelaku

dengan melakukan perbuatan memiliki atas suatu benda yang berada dalam

kekuasaannya, adalah ia melakukan suatu perbuatan sebagaimana pemilik

melakukan perbuatan terhadap benda itu. Oleh karena sebagai unsur tindak pidana

“penggelapan” unsur ini mempunyai kedudukan yang berbeda dengan unsur yang

sama dalam tindak pidana “pencurian” sekalipun dengan pengertian yang sama.26

Penjelasannya mengenai unsur mengakui sebagai milik sendiri adalah dalam tindak

pidana pencurian unsur menguasai ini merupakan unsur subjektif, tetapi dalam tindak

24

R. Soesilo, Loc.Cit, hlm. 258. 25

Moeljatno, Op.Cit, hlm. 54. 26

Adami Chazawi, Hukum Pidana Stelsel Pidana, Tindak Pidana Teori-teori Pemidanaan dan Batas

Berlakunya Hukum Pidana, Jakarta: PT. Raja Grafindo Pers, 2008, hlm. 72.

Page 40: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

24

pidana penggelapan unsur tersebut merupakan unsur objektif. Tindak pidana

pencurian mengenai menguasai merupakan tujuan dari tindak pidana pencurian.

dalam hal ini unsur tersebut tidak perlu terlaksana pada saat perbuatan yang

dilarang (yaitu mengambil barang itu) selesai. Dalam hal itu hanya harus dibuktikan,

bahwa pelaku mempunyai maksud untuk menguasai barang itu untuk dirinya sendiri,

tanpa perlu terbukti barang itu benar benar menjadi miliknya. Sementara dalam tindak

pidana penggelapan, perbuatan menguasai tersebut merupakan perbuatan yang

dilarang. Karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dilarang, maka tidak

ada penggelapan apabila perbuatan menguasai tersebut belum selesai.27

Dapat disimpulkan, bahwa dalam tindak pidana penggelapan dipersyaratkan, bahwa

perbuatan menguasai itu harus sudah terlaksana atau selesai. Misalnya, barang

tersebut telah dijual, dipakai sendiri, ditukar, dan sebagainya.

Perbuatan menguasai suatu barang yang berada dalam kekuasaannya sebagaimana

yang telah diterangkan di atas, tidak mungkin dapat dilakukan pada barang-barang

yang sifat kebendaannya tidak berwujud. Karena objek penggelapan hanya dapat

ditafsirkan sebagai barang yang sifat kebendaannya berwujud dan atau bergerak

Pengertian barang yang berada dalam kekuasaannya sebagai adanya suatu hubungan

langsung dan sangat erat dengan barang itu, yang menjadi indikatornya ialah,

apabila ia hendak melakukan perbuatan terhadap benda itu, dia dapat

melakukannya secara langsung tanpa harus melakukan perbuatan lain terlebih

27

Tongat, Hukum Pidana Materiil, Malang: UMM Press, 2006, hlm. 59.

Page 41: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

25

dahulu, adalah hanya terhadap benda-benda yang berwujud dan bergerak saja, dan

tidak mungkin terjadi terhadap benda-benda tidak berwujud dan tetap.28

Tindak pidana penggelapan, perbuatan menguasai bukan karena kejahatan, bukan

merupakan ciri pokok. Unsur ini merupakan pembeda dengan pidana pencurian.

Sebagaimana diketahui bahwa suatu barang dapat berada dalam kekuasaan orang,

tidaklah harus terkena tindak pidana. Penguasaan barang oleh seseorang dapat terjadi

karena perjanjian sewa-menyewa, jual beli, pinjam meminjam dan sebagainya.

Suatu perbuatan dikatakan sebagai tindak pidana penggelapan tidah hanya terbatas

pada menguasai benda-benda secara nyata dan melawan hukum, tetapi juga

mencakup menguasai suatu benda melwan hukum yang benda tersebut tidak dikuasai

secara nyata oleh orang tersebut. Dapat saja orang mendapat penguasaan atas benda

melalui orang lain. Barang siapa harus menyimpan suatu benda, ia dapat

menyerahkan kepada orang lain untuk menyimpan untuk benda tersebut. Jika ia

kemudian telah memerintahkan orang lain untuk menjual, maka ia telah melakukan

suatu penggelapan.29

D. Rental Mobil

Mobilitas yang tinggi merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh

masyarakat untuk melaksanakan berbagai aktivitas, baik untuk kepentingan bisnis,

pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Untuk menunjang mobilitas tersebut diperlukan

kendaraan yang efisien, mobil menjadi salah satu kendaraan yang menjadi favorit

28

Adami Chazawi, Op. Cit, hlm. 77. 29

P.A.F. Lamintang. Dasar-dasar Hukum Pidana Di indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997,

hlm. 131.

Page 42: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

26

masyarakat untuk melakukan mobilitas karena dapat menampung lebih banyak orang

serta dapat membawa lebih banyak barang daripada motor.

Harga mobil yang mahal membuat tidak semua orang mampu memiliki sendiri

kendaraan roda empat tersebut, hal itu pula yang melatarbelakangi banyak nya usaha

mobil rental yang berdiri saat ini. Setiap usaha mempunyai resiko yang harus

ditanggung sekecil apapun, rental mobil mempunyai resiko yang cukup tinggi

mengingat modal yang harus dikeluarkan dari membeli kendaraan tersebut serta dari

resiko yang akan dialami seperti kerusakan mulai dari tergores ataupun kecelakaan,

sampai kehilangan mobil rentalnya baik dicuri atau digelapkan.

Untuk menyewa sebuah mobil tidak diperlukan syarat yang susah, hanya perlu

menyiapkan identitas diri seperti fotocopy KTP, fotocopy SIM, pas poto, fotocopy

kartu keluarga. Syarat-syarat tersebut mudah dipenuhi dan rawan untuk dipalsukan

Menjadi sebuah kemudahan untuk bisa menyewa mobil rental dinilai sebagian orang

menjadi peluang untuk melancarkan aksi jahatnya, salah satu contoh tindak kejahatan

yang sering terjadi adalah penggelapan mobil rental.

Beberapa macam-macam modus operandi kejahatan penggelapan mobil rental yang

sering terjadi:30

1. Membius supir, biasanya pelaku kejahatan berpura-pura menyewa mobil

rental dengan tujuan yang jauh, lalu di tengah perjalanan pelaku mengajak

sang supir untuk beristirahat dan makan di jalan, dan secara diam-diam

30

http://sewakendaraan.com

Modus Penggelapan Mobil. di akes pada 17 November 2014 pukul 10.45.

Page 43: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

27

mencampurkan obat bius / obat tidur ke dalam makanan sang supir, setelah

sang supir tidak sadarkan diri pelaku lalu membawa kabur mobil rental dan

meninggalkan sang supir tersebut sendirian.

2. Melamar menjadi supir, modus ini biasanya pelaku berpura-pura melamar

menjadi supir untuk bisa memudahkan membawa mobil rental, setelah

diterima menjadi supir, pelaku lantas membawa kabur kendaraan mobil rental

tersebut.

Untuk meminimalisir resiko yang bisa terjadi, pengusaha mobil rental dapat

mengantisipasinya dengan cara:31

1. Sebelum melakukan transaksi sewa menyewa, kita harus mengetahui alasan

dan latar belakang konsumen dalam menyewa mobil rental;

2. Meminta jaminan terhadap konsumen berupa KTP, SIM, Kartu Keluarga atau

surat berharga lainnya yang membuat kita dapat menghubungi konsumen

secara langsung dan mudah;

3. Memeriksa kondisi kendaraan yang akan disewakan sebelum digunakan oleh

konsumen;

4. Menggunakan supir kita sendiri sebagai control langsung terhadap kendaraan

mobil rental milik kita; dan

5. Membuat kontrak perjanjian yang point-pointnya berisi peraturan persewaan

yang lebih menguntungkan penyedia jasa usaha rental mobil.

31

Ibid

Page 44: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

III. METODE PENELITIAN

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

menganalisisnya. Untuk itu, diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta

hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas

permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan.32

Menurut Sutrisno Hadi, Penelitian adalah usaha untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana

dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.33

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan yuridis

normatif dan yuridis empiris. pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang

dilakukan dan ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis atau bahan-bahan

lainnya. Dan pendekatan masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang normatif

meliputi asas-asas hukum, sistematika hukum, sinkronisasin hukum, perbandingan

32

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 39. 33

Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, ANDI: Yogyakarta, 2000. hlm. 4.

Page 45: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

29

hukum atau sejarah hukum.34

Sedangkan yuridis empiris adalah pendekatan

masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan

kenyataan yang hidup dalam masyarakat harus dilakukan di lapangan dengan

menggunakan metode dan teknik penelitian lapangan, mengadakan kunjugan

kepada masyarakat dan berkomunikasi dengan para anggota masyarakat.35

B. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari dua sumber

yaitu data lapangan dan data kepustakaan, sedangkan jenis datanya yaitu:

A. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, yaitu

semua data yang diperoleh dari informasi yang diberikan oleh para

narasumber ketika melakukan penelitian di lokasi penelitian.36

B. Data Sekunder yaitu semua data yang diperoleh dari hasil penelitian

kepustakaan, meliputi: (a) bahan hukum primer; (b) bahan hukum sekunder,

dan (c) bahan hukum tersier.

a) Bahan Hukum Primer, yaitu:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP).

2. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP).

3. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2010 Tentang Peraturan

Pelaksana KUHAP.

34

Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung:

Mandara Maju, 2013, hlm. 60. 35

Ibid, hlm 61. 36

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 156.

Page 46: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

30

4. Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor

34/KP/1980 Tentang Izin Kegiatan Usaha Sewa Beli.

b) Bahan Hukum sekunder, yakni Bahan-bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer seperti literatur-literatur, makalah-makalah

dan lain-lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

c) Bahan Hukum Tersier yakni, bahan hukum penunjang yang mencakup

bahan-bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan

hukum primer dan sekunder seperti: kamus, kamus hukum, media, website

dan pendapat para sarjana.

C. Penentuan Narasumber

Penulisan pada skripsi ini yaitu dengan penentuan narasumber. Narasumber pada

penelitian ini adalah :

1. Petugas Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro : 1 orang

2. Pengusaha Mobil rental : 1 orang

3. Akademisi Dosen Hukum

bagian Pidana Universitas Lampung : 1 orang

Jumlah : 3 orang

D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

a. Studi Kepustakaan ( Library research)

Pengumpulan data dilakukan dengan serangkaian kegiatan meliputi:

membaca, mencatat, mengutip buku-buku literatur hukum dan non-hukum

yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, serta menelaah undang-

Page 47: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

31

undang dan informasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan;

b. Studi Lapangan (Field Research)

dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap para narasumber.

Wawancara ini dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang

telah disiapkan terlebih dahulu, namun dalam pelaksanaannya di lokasi

penelitian, substansi pertanyaan dapat saja berkembang di luar daftar

pertanyaan yang ada.

2. Pengolahan Data

a. Editing, yakni seleksi data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan sudah mencakup atau belum dan data tersebut berhubungan

atau tidak berhubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas.

b. Sistematisasi data, yakni penyusunan data dimaksudkan untuk

mendapatkan data dalam susunan yang sistematis dan logis serta

berdasarkan kerangka pikir. Dalam tiap tahap ini data dapat dimaksudkan

ke dalam tabel apabila diperhatikan.

c. Interprestasi, yakni menghubungkan, membandingkan dan menguraikan

data serta mendeskripsikan data dalam bentukn uraian, untuk kemudian

ditarik kesimpulan.

E. Analisis data

pada kegiatan penulisan skripsi, data yang telah diperoleh kemudian di

analisis secara kualitatif dengan mendeskripsikan data yang dihasilkan dari

penelitian di lapangan kedalam bentuk penjelasan secara sistematis tersebut

dapat disimpulkan secara induktif yaitu cara berfikir yang didasarkan pada

Page 48: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

32

fakta-fakta yang bersifat umum dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan

yang bersifat khusus dan selanjutnya dari berbagai kesimpulan tersebut dapat

diajukan saran-saran.

Page 49: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan dari uraian hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka penulis

menarik kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peran dari Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro dalam

menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil rental adalah melakukan

penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat khususnya para pengusaha

mobil rental untuk agar lebih waspada terhadap ancaman tindak

penggelapan serta dapat meningkatkan keamanan kendaraannya sehingga

bisa mengurangi resiko terjadinya penggelapaan.

2. Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh satbinmas adalah upaya non

penal atau upaya pencegahan sebelum terjadinya tindak pidana yaitu

a. melakukan pendataan terhadap usaha mobil rental

b. merazia tempat yang sering menjadi tempat penahadan mobil hasil

penggelapan

c. penyuluhan kepada para masyarakat khususnya para pengusaha

mobil rental agar meningkatkan keamanan kendaraanya dengan

memasang Global Positioning System (GPS), memberikan stiker

pengenal agar mobil mudah dikenali jika terjadi penggelapan, serta

Page 50: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

58

para pengusaha mobil rental agar dapat selektif dalam memilih

konsumen ataupun dalam merekrut supir.

3. Faktor penghambat peran Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Metro

dalam menanggulangi tindak pidana penggelapan mobil rental yaitu:

a. Faktor penegak hukum, kurangnya anggota dari satbinmas itu

sendiri sehingga membatasi ruang gerak dari satbinmas, dengan

terbatasnya jumlah anggota membuat tidak efektif pergerakan yang

bisa dilakukan oleh satbinmas. Kurangnya pemahaman anggota

satbinmas mengenai perkembangan jaman masih jauh tertinggal

dibandingkan dengan para pelaku penggelapan yang sudah canggih

sehingga informasi yang dimiliki kurang efektif dalam

menanggulangi terjadinya tindak pidana penggelapan mobil rental.

b. Faktor Kesadaran Hukum Masyarakat, dengan masih minimnya

kesadaran hukum masyarakat sehingga besar kemungkinan

terjadinya tindak pidana khususnya tindak pidana penggelapan

mobil rental. Masyarakat kurang waspada terhadap ancaman

terjadinya penggelapan, serta kurangnya ketakukan para pelaku

penggelapan akan ancaman hukum membuat mereka berani untuk

melakukan tindak pidana penggelapan.

c. Faktor sarana dan prasarana, dengan terbatasnya sarana tempat

untuk melakukan penyuluhan sehingga membatasi ruang gerak dari

satbinmas. Terbatasnya dana akomodasi yang tersedia juga

menjadi salah satu faktor penghambat yang cukup terasa.

Page 51: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

59

a. Saran

1. Penambahan jumlah anggota yang ditempatkan dibagian satuan pembinaan

masyarakat sehingga diharapkan dengan bertambahnya jumlah anggota

memperluas ruang gerak dari satbinmas. Memberikan pelatihan dan

pendidikan kepada anggota dari satbinmas untuk lebih meningkatkan

kualitas SDM sehingga lebih tanggap dalam mengikuti perkembangan

jaman mengingat modus operandi yang dilakukan oleh pelaku sangat

beraneka ragam dan mengalami perkembangan di setiap zamannya agar

tidak kalah tertinggal dari para pelaku penggelapan mobil rental yang

kebanyakan sudah terorganisir.

2. Penambahan dana akomodasi serta transportasi dari satbinmas untuk bisa

memudahkan mobilitas untuk melakukan pendekatan dan penyuluhan

kepada masyarakat.

Page 52: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

DAFTAR PUSTAKA

Buku/Literatur

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta.

Airef, Barda Nawawi. 2000, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana,

Bandung:PT. Citra Aditya Bhakti.

Chazawi, Adami, 2008, Hukum Pidana Stelsel Pidana, Tindak Pidana Teori-teori

Pemidanaan dan Batas Berlakunya Hukum Pidana, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta.

Hadikusuma, Hilman, 2013, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu

Hukum, Mandara Maju Bandung.

Mulyadi, Mahmud. 2008. Criminal Policy. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muladi. 2002. Hak asasi manusia, Politik, dan sistem peradilan pidana.

Semarang: BP Universitas Diponegoro

Moeljatno, 1983, Asas-Asas Hukum Pidana. Bandung : Rineka Cipta.

P.A.F. Lamintang. 1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Di indonesia. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Poernomo, Bambang, 1992, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prastowo, Panca, 2013, Peluang Bisnis Dunia Otomotif, Jakarta, Diva Press.

R. Soesilo, 1996, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bogor, Politea.

Raharjo, Sutjipto, 2009, Hukum Progresif, Sebuah Sintesa Hukum Indonesia.

Yogyakarta: Genta Publishing.

Page 53: PERAN SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES …digilib.unila.ac.id/21707/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis mengawali pendidikan di TK. Sandi Putra Telkom Tanjung karang yang

-----------, 1987, Asas-asas Hukum Pidana, jakarta, Bina Aksara.

Sharifudin, 1998, Politik Hukum Pidana, Bandar Lampung, Universitas Lampung

Sunggono, Bambang, 1997, Metode Penelitian Hukum, jakarta: Raja Grafindo

Persada.

------------, 2011, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

Soekanto, Soerjono, Pengantar penelitian Hukum, UI, Jakarta: Bina Aksara

Soekanto. Soerjono. 1983. Faktor-faktor Penegakan Hukum. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

----------, 1980, Penegakan hukum, Bandung, Bina Cipta.

Tongat, 2006, Hukum Pidana Materiil, Malang: UMM Press.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia

Lain-Lain

Admin sewakendaraan.com. modus penggelapan mobil. di akes pada 17

November 2014 pukul 10.45

Hukumonline.com. Penggelapan dan Penipuan. di akses pada 17 November 2014

pukul 10.45

polrestajambi.com. Kompol Chairul Anam, S.Ik. Jabatan dan tugas kasat Binmas

diakses pada pada 20 November 2014 pukul 15.45 Wib

Laporan bulanan Direktorat Binmas Polres Metro tahun 2013.

Wikipedia.org. Pengertian Transportasi. di akses pada 14 November 2014 pukul

10.45

Forumkompas.com. Okka Pratama. Kerjasama Rental Mobil Surabaya. di akses

pada 14 November 2014 pukul 10.45

rentalmobilmurah.net. Sahifa Febi. Syarat menyewa mobil bagi individu. di akses

pada 17 November 2014 pukul 10.45

Tribun.lampung.news.com: Aksi penipuan dan penggelapan kendaraan

roda empat marak di wilayah hukum Polres Kota Metro. diakses 18

November 2014 diakses 17.00 WIB.

www.polresdharmasraya.com. Satuan Pembinaan Masyarakat. diakses pada 26

Mei 2015 Pukul 13:54 WIB