PERAN PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA DALAM...
Transcript of PERAN PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA DALAM...
PERAN PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA DALAM
MENGEMBANGKAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KOTA
DEPOK, JAWA BARAT
Skripsi
diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Ahmad Khoirul Huda
1112032100029
PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
v
ABSTRAK
Ahmad Khoirul Huda
1112032100029
Peran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dalam Mengembangkan
Kerukunan Umat Beragama di Kota Depok, Jawa Barat”.
Kerukunan merupakan sebuah keadaan tentang adanya pemahaman dan
kesatuan masyarakat untuk bertujuan bersama menciptakan kenyamanan,
kedamaian dan tidak saling mengganggu satu sama lain di suatu wilayah tersebut.
Dalam melakukan kerukunan sendiri tidak terlepas dari kemauan masyarakat.
Untuk membangun kerukunan itu harus dijalankan bersama dari masyarakat,
pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama itu sendiri.
PCNU Kota Depok merupakan salah satu organisasi terbesar di Kota
Depok. Organisasi ini merupakan perwakilan Nahdlatul Ulama yang ada di kota
ini. Organisasi ini berada di kota perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan DKI
Jakarta. Sehingga kota ini dijuluki kota megapolitan di Selatan Jakarta. Kota
Depok mempunyai beragam masyarakat terdiri dari beberapa unsur agama, ras
dan suku. Di kota ini terdapat juga lembaga agama yang saling bekerja sesama
satu dengan lainnya.
Kajian pokok dari skripsi ini adalah menganalisis Peran Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Depok dalam Mengembangkan Kerukunan Umat
Beragama yang berada di Kota Depok dengan menganalisis peran yang dilakukan
PCNU Kota Depok untuk mengatasi kerukunan yang bersumber dari agama-
agama yang ada di kota ini. Dalam melakukan penelitian ini. Untuk menjelaskan
masalah di atas penulis menggunakan metode kualitatif, deskriptif dan
menggunakan pendekatan sosiologis.
Bedasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan peran yang dilakukan
PCNU Kota Depok sudah tepat dan benar. PCNU Kota Depok melihat masyarakat
yang ada di kota ini adalah sama dengan hukum yang berlaku di Kota Depok.
Dalam perannya PCNU Kota Depok tidak keluar dari koridor hukum dan ikut
bersama-sama membantu pemerintah. PCNU ikut terlibat dalam membuat
Basolia Kota depok, yang merupakan sebuah organisasi masyarakat berlatar
belakang agama yang bergerak di bidang sosial.
Kata kunci: Peran, Kerukunan, PCNU Kota Depok, Basolia Kota Depok
vi
KATA PENGATAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas anugrah yang di
berikan kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya. Walaupun cukup banyak rintangan yang penulis hadapi. Adanya
maunah dan ridha dari Allah SWT yang begitu dahsyat sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini. Teriring Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahan kepada jujungan Nabi Besar Muhamad SAW yang membawa kita dari
kegelapan dunia kepada kemilau cahaya yang saat ini terhunjam dalam kalbu dan
insya Allah akan terus tertanam dalam dekapan kalbu yang terdalam.
Dengan adanya skripsi di hadapan pembaca yang berjudul “Peran
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Dalam Mengembangkan Kerukunan
Umat Beragama Di Kota Depok, Jawa Barat”. Tugas Ini untuk melengkapi
gelar Sarjana Agama (S.Ag) di Jurusan Studi Agama-Agama, Fakultas
Ushuluddin, Univeritas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyelesaian ini, penulis menyadari kelemahan dan kekurangan serta
kendala pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, mengingat jasa baik
yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini, baik moril maupun materiel, maka penulis menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan kepada Prof. Dr. Masri Mansoer, MA dan jajaran di Dekanat Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. Yang telah memberi kesempatan
penulis untuk belajar di Fakultas ini sehingga penulis sampai pada akhir
perjuangan sebagai mahasiswa.
2. Dr. Media Zainul Bahri, MA dan Dra. Halimah SM, M.Ag selaku ketua dan
sekretaris jurusan Studi Agam-Agama Fakultas Ushuluddin, yang membagi
waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, dalam
urusan mencari judul dan administrasi berupa tanda tangan dan mencari judul
skripsi.
vii
3. Dosen penasihat akademik Dr. Ahmad Ridho, DESA yang telah memberikan
waktu untuk berdiskusi tentang judul yang akan diteliti oleh penulis dalam
skripsi.
4. Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, MA yang telah memberi waktu dan pikirannya
sebagai dosen pembibing skripsi ini. Dengan sabar memberi arahan, motivasi,
dan bimbingan yang sabar, sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.
Semoga amal dan kebaikan beliau selalu bermanfaat di dunia maupun di
Akhirat.
5. Terimakasih kepada seluruh dosen dan staf jurusan Studi Agama-Agama
Fakultas Ushuluddin, dari awal perkuliahan hingga bisa menyelesaikan tugas
akhir ini. Mudah-mudahan para Dosen ini menjadi dosen terbaik.
6. Kedua orang tuaku Ayahanda K.H. Drs. A. Mahfudz anwar dan Ibunda Hj. R.
Zulfatul lailah, SHI yang telah memberikan dorongan dan perjuangan yang
tidak bisa dihitung apapun baik moril dan materiel dan mendorong penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.Semoga amal dan perbuatan keduanya
mendapat barakah dari Allah SWT.
7. Kepada kakak tercinta Khoirotul Awwaliyah, S.Psi. dan Adinda Ahmad Ma’ruf
yang telah memberikan motivasi yang tinggi dan mau direpotkan oleh penulis,
sehingga berkat kebaikan ini, penulis bisa selesai dengan mudah dalam
melaksanakanya.
8. Kepada kakak sepupuku Aan Khumaidi, yang telah memberi kelongaran
waktunya yang amat rumit untuk berdiskusi tentang penelitian ini. Hingga
penelitian ini berjalan dengan mudah.
9. Kepada keluarga besar Bani K.H. Abdul Qadir Nur (Pasuruan) Dan keluarga
besar Bani Moch. Anwar (Jombang) yang telah membantu penulis dengan doa-
doa mereka. Sehingga penulis menerima suplay yang sangat luar biasa dari
mereka. Sehingga penulis bisa mempersembahkan untuk mereka semua.
10. Terimakasih juga Kepada Guru-Guru di NaunganYayasan Hifdzul Huda yang
saling pengertian bagi penulis, untuk selalu memberi izin dalam melakukan
penelitian ini. Sehingga mendapat hasil yang baik.
viii
11. Kepada pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi data-data sehingga penulis dengan
mudah menyelesaikan penelitian ini. Khususnya K. H. Raden Salamun
Adiningrat selaku ketua PCNU Kota Depok. Mudah-mudahan penelitian di
sini dapat menjadi bahan rujukan untuk pengurus-pengurus di kota lain.
12. Kepada Pengurus Badan Lintas Sosial Agama (Basolia) yang telah
meluangkan waktunya, sehingga penulis dapat meneliti di sini dengan mudah.
Terutama Bpk. Nasyhun Syahroni,SE selaku ketua dari kelompok ini.
13. Kepada sahabatku Ahmad Alwy, Ardiansyah, Ainut, Hujazi, Agus Khoirul
Ikhsan dan Zamiludin dari awal hingga sekarang kita bisa berkumpul,
sehingga berkat para sahabat penulis dapat menempuh pendidikan di Fakultas
ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan penilitian ini dengan baik.
14. Kepada teman seperjuangan Jurusan Studi Agama-Agama angkatan 2012.
An’im, Aris, Asep, Jarkasih, Samsul, Riswandi, Handoko, Rahman, Ubad,
Samarkondi, Eki, Malihah, Dita, A’i Fauziah, Abdel, Pipit, dan semuanya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu tapi mereka memberikan warna
kepada penulis.
15. Kepada keluarga kelompok KKN Selaras 2015 Desa Cikande Lutfi, Ayif,
Aditiya, Fahmi, Kholis, Rudi, Budi, Dimas, Natsir, Ayi, lia, Tikoh, Ivony,
kokoy, Avisa dan Fasya. Yang telah memberikan semangat yang luar biasa
untuk penulis, walaupun kita hanya sebulan dalam kebersamaan tapi berkesan
amat dalam untuk penulis. Mudah-mudahan kita bisa berkumpul selamanya.
16. Kepala dan jajaran staf Perpustakan Utama UIN Jarkata, Perpustakaan
Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, dan Perpustkaan Kota Depok. Yang telah
membantu penulis untuk memijam buku dan meminjam tempat untuk
menulis penelitian ini.
Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis hanya dapat
mengembalikan segalanya kepada Allah SWT, untuk membalas kebaikan mereka.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa
tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan tersebut, maka kritik dan saran yang
ix
bersifat membangun untuk kemajuan yang penulis harapkan. Demikian pengantar
dari penulis, walaupun masih terdapat kekurangan namun penulis sangatlah
berharap semoga ini bermanfaat. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi
diri penulis maupun pembaca pada umumnya.
Jakarta, 24 Januari 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ....................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 9
D. Metode Penulisan dan Penelitian ...................................... 9
E. Sistematika Penulisan ....................................................... 12
BAB II PENGERTIAN PERAN DAN KERUKUNAN
A. Konsep Peran .................................................................... 14
1. Konsep Peran Menurut Psikologi................................ 14
2. Konsep Peran Menurut Sosiologi................................ 16
B. Konsep Kerukunan ............................................................ 21
1. Pengertian Kerukunan. ................................................ 21
2. Pengertian Kerukunan Menurut Para Ahli .................. 28
3. Landasan Kerukunan di Indonesia .............................. 34
BAB III PROFIL PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
DALAM MENGEMBANGKAN KERUKUNAN UMAT
BERAGAMA DI KOTA DEPOK
A. Profil Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU)
Kota Depok ....................................................................... 42
xi
B. Progam Kerukunan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
(PCNU) Kota Depok......................................................... 50
C. Kesetaraan Umat Beragama dalam Perspektif Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok............... 52
D. Hubungan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
Kota Depok dengan FKUB................................................ 54
E. Perbandingan Kegiatan PCNU, Basolia dan FKUB
Kota Depok........................................................................ 56
BAB IV PERAN KERUKUNAN MENURUT PCNU KOTA DEPOK.
A. Peran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota
Depok dalam Mengembangkan Kerukunan Umat
Beragama........................................................................... 60
B. Analisis Program Berjalan PCNU Kota Depok ................ 67
C. Analisis Atas Hambatan-hambatan Terhadap Program
PCNU Kota Depok ........................................................... 77
D. Peluang dan Tantangan Kerukunan di Kota Depok .......... 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 88
B. Saran. ................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang sangat luas, terbentang dari Sabang sampai
Merauke, dan terdapat pula beragam agama, ras, suku, budaya dan adat
istiadat. Wilayah yang terdiri dari pulau pulau besar dan kecil, dengan kontur
yang berbeda-beda ada yang di pegunungan, hutan dan lautan sehinga
Indonesia mempunyai banyak suku dan ras yang berbeda-beda tergantung dari
wilayahnya tersebut. Terdapat juga agama-agama yang berkembang di
Indonesia, sehingga menambah keunikan citra Indonesia.
Di Indonesia sendiri dapat timbul masalah besar menyangkut masalah
penafsiran ketuhanan. Bila semuanya tidak diakomodir dengan baik, maka
akan terjadi konflik yang besar. Sebagai contoh konflik yang terkandung isu
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) ini salah satu bentuk
ancaman yang bisa berakibat panjang bagi keutuhan negeri ini. Di samping itu
terdapat pula sikap terbuka dari negara terhadap gagasan dari luar. Dalam
sejarahnya di Indonesia memakai sistem politik “BEBAS AKTIF” di mana
Indonesia bisa berperan serta mengakomodir atau tidak mengakomodir
pendapat yang datang dari luar termasuk agama di dalamnya.
“Namun seiring dengan arus globalisasi, sering kali nilai-nilai agama,
budaya, dan adat mulai tergerus dengan nilai-nilai global, yang pada akhirnya
tidak menjamin eksistensi kearifan lokal bisa mempertahankan kehidupan
harmoni untuk jangka waktu yang panjang. Terlebih dalam tatanan kehidupan
2
bernegara kearifan lokal tidak memiliki alat kontrol yang kuat seperti halnya
undang-undang.”1
Negara Indonesia sendiri mempunyai aturan di mana setiap warga negara
memiliki hak boleh memilih, didalam padal 28J ayat 1 UUD 1945 yang
berbunyi:“setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara”,2
terkandung di pasal ini bahwa Warga Negara Indonesia harus saling menjaga
kertertiban bangsa dan masyarakat. Dalam hal ini warga Indonesia harus
menghormati kewajibannya menjaga hak asasi manusia agar masyarakat
menghargai nya pula. Dengan itu maka Indonesia akan terasa damai.
Masyarakat harus mempunyai tenggang rasa agar umat bisa menjaga
perdamaian. Jadi ini merupakan amanat yang dipegang penuh oleh rakyat
Indonesia.
Maka perlu adanya timbal balik antara agama dengan agama lain untuk
saling berkomunikasi untuk menemukan ide-ide yang cemerlang untuk
memajukan bangsa Indonesia. Hal ini juga terdapat di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke-empat menyimpulkan ada lima
poin dan salah satunya Ketuhanan Yang Maha Esa.3 Maka dari itu seharusnya
warga Negara harus saling menjaga kerukunan yang merata dalam seluruh
elemen masyarakat.
Kerukunan beragama adalah pola hubungan antar berbagai kelompok umat
beragama yang rukun, saling menghormati, saling menghargai dan damai, tidak
1 Mubarok, Kompendium Regulasi Kerukunan Umat Beragama (Jakarta: Pusat
Kerukunan Umat Beragama (PKUB) , Sekretariat Jenderal Kementerian Agama), h. 10. 2 Tim M2S Bandung, UUD 1945 Hasil Amandemen Dan Proses Amandemen UUD 1945
lengkap ( Bandung: M2S, 2004), h. 97. 3. Tim M2S Bandung, UUD 1945 Hasil Amandemen Dan Proses Amandemen. h. 12.
3
bertengkar dan semua persoalan dapat diselesaikan sebaik-baiknya dan
tidak mengganggu kerukunan hubungan antar umat beragama pada suatu
daerah tertentu.4 Di dalam hal ini kerukunan merupakan salah satu praktek agar
kehidupan itu saling menghargai. Dan saling menjunjung tinggi perdamaian.
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan
“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran.
Menurut Ghozali sebagaimana yang dikutip dalam buku Azzumardi Azra,
kerukunan hidup antar agama, dan konsekwensinya berkaitan dengan dua hal.
Pertama berkaitan dengan doktrin Islam tentang hubungan antar sesama
manusia dan hubungan antara Islam dengan agama lain, dan kedua, berkaitan
dengan pengalaman historis manusia sendiri dalam hubunganya dengan
agama-agama yang dianut oleh manusia.5
Di dalam Islam terdapat ajaran menghargai orang lain dan saling tolong
menolong dalam segala hal. Karena manusia merupakan makhluk sosial dan
saling menghargai satu sama lain, hal itu sebagaimana terdapat dalam Al-
Qur’an
“ dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
4. Mursid Ali, Pemetaan kerukunan Kehidupan Beragama di Berbagi Daerah di Indonesia
(Jakarta: Departemen Agama RI Badan litbang dan Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2009), h.6. 5 Adeng Muchtar Ghazali, ”Teologi kerukunan beragama dalam islam (studi kasus
kerukunan beragama di Indonesia) di dalam Analisis vol. XIII, Nomor 2 Desember 2013, h 283
4
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.
(Qs.Al-Maidah (05):2)6
Manusia adalah makhluk sosial sehingga sangat diharapkan untuk bisa
saling membantu antara satu sama lain. Karena itu manusia tidak bisa hidup
sendiri, melainkan membutuhkan kerjasama dengan orang banyak dalam
menjalani kehidupannya sehari-hari.
Islam sendiri mengajarkan kerukunan intra dan antar pemeluk agama.
Islam juga memiliki tiga aspek yang harus dimiliki umat Islam yaitu,
kesadaran adanya tuhan, persaudaran, dan sikap hidup saling rukun.7 Dalam
terminologi Islam, istilah yang dekat dengan toleransi adalah “tasamuh”.
Sekalipun tidak secara utuh menunjukkan pengertian yang sama, tetapi secara
essensial mengandung tujuan yang diinginkan, yaitu saling memahami, saling
menghormati, dan saling menghargai sebagai sesama manusia.8
Di Indonesia telah diatur Kerukunan antar umat beragama. Dan hal ini
telah berlaku di semua wilayah negeri ini. Sehingga kerukunan antara umat
beragama sangat mendukung keberlangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh kepala Badan Litbang
Diklat Kementerian Agama (Abd. Rahman Mas’ud), dikatakan bahwa rata-rata
nasional Kerukunan umat beragama pada poin 75,36 dalam retang 0-100.
Bahkan ada tiga daerah yang memperoleh nilai tertingi dalam kerukunan
melebihi angka rata-rata nilai nasional. Yaitu Nusa Tenggara Timur (83,3
6 Tim Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Jakarta: Kementerian Agama
RI, 2012). H, 142. 7Adeng Muchtar Gojali, “Teologi kerukunan beragama dalam islam (studi kasus
kerukunan beragama di indonesia. h.300 8Adeng Muchtar Ghazali, “Membangun Kerukunan Lewat Madrasah”Disampaikan pada
acara Workshop Pendidikan Toleransi Bergama, Yayasan Serikat Masyarakat Untuk Toleransi
Beragama (SEMESTA), (Tasikmalaya,20 Januari 2014,Graha Asia Plaza)
5
persen ), Bali (81,6 persen) dan Maluku (81,3 persen)9. Hal ini diutarakan oleh
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama pada tahun 2015.
Kota Depok merupakan sebuah kota yang sangat strategis, yaitu diapit
oleh Kota Jakarta dan Bogor. Kota ini merupakan daerah rendah–perbukitan
lembah, dan kemiringan lerengnya lebih dari 15 persen.10
Pada tangal 7 Mei
1999 membawa perubahan dalam susunan pemerintahan di daerah yang
sebelumnya diatur oleh UU No 5/1974. Dengan berlakunya UU No 22 /1999
maka sebutan administratif kota madya berubah menjadi Kota Depok.
Perubahan ini didasarkan pasal 2 ayat 1 UU No 22/1999.11
Dengan mempunyai
luas 20.504,54 hektar.Dan mempunyai 11 kecamatan yang ada di Kota Depok
ini.
Penduduk Kota Depok memiliki keberagaman suku dan agama, sehingga
di daerah ini terdapat organisasi yang mempunyai peran yang sangat tinggi.
Organisasi Keagamaan ini mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjalankan fungsi kerukunan terutama di lembaga-lembaga masyarakat.
Dalam kamus KBBI peran diartikan “perngkat tingkah yang diharapkan
dimiliki orang yang yang kedudukan dimasyarakat” Sedangkan menurut
sosiologi peran mempunyai aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang
melaksanakan hak-hak kewajibanya.12
Menjadikan setiap individu mempunyai
peran yang sangat menonjol dan mempunyai tangung jawab. Sedangkan
9 Nabila Tashandra, Survai Kemenag : tingkat kerukunan Umat Beragama di Indonesia
Tinggi” Kompas.com, Rabu 10 Feburari 2006. Diakses tanggal 20 Agustus 2016 jam 11.11 WIB. 10
Badan Pusat Stasitics (bps) kota depok, Kota Depok dalam angka 2013/2014, (Depok,
BPS, 2014) h. 3 11
Mumuh muhsin Z, dkk, Penulusuran Arsip Berbatas Waktu Depok dari masa
pendukukanJepang hinga Orde Baru, (Depok, Pemerintah Kota Depok Kantor Arsip Dan Per
pustakaan, 2015) h 197 12
Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu Pengatar ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014),
h,217
6
pengertian peran menurut Barbara dalam Fedli (2008:12) peran adalah
seperangkat tingkah laku yang bersystem. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk
dari perilaku yang di harapkan dari seseorang pada situasi tertentu13
.
Di Depok juga terdapat organisasi keislaman yang bernama Nahdlatul
Ulama (NU) Kota Depok. Organisasi ini merupkan cabang dari organisasi
yang berkedudukan di ibukota Jakarta dalam sebutannya Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU). Peran PCNU ini sangat berhasil dalam menjaga
kerukunan karena organisasi ini telah mendirikan Badan Sosial Lintas Agama
(BASOLIA) di Kota Depok, yang bertujuan untuk menjaga kerukunan.
Sebagaimana dikatakan oleh Ketua Basolia Depok Nasihun Syahroni “Kita
hanya mengambil peran sosial”14
. Misi yang diemban dari Badan Sosial Lintas
Agama (BASOLIA) adalah tidak memandang status sosial dan bertindak tidak
diskriminasi terhadap suku, agama, ras dan golongan, dan tetap
mengedepankan pendekatan persaudaraan demi terwujudnya persatuan dan
kesatuan serta hidup saling rukun, bekerjasama dalam membangun kehidupan
yang lebih layak dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Basolia merupakan organisasi sosial kemasyarakatan, non pemerintah, non
politik. Sesuai visi misinya, kehadiran Basolia ingin melaksanakan kegiatan
kemanusiaan yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan sosial
tanpa membedakan suku, agama, ras, maupun golongan. “Niat kita adalah baik
yaitu bekerja dan bekerja untuk membantu pengobatan massal, pembagian
13
Bayu Azwari, Peran Para Medis Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat di
Pukesmas Pembantu Kampung Kasai Kecanatan Pulau Deerawan Kabupaten Berau, Dalam
Jurnal Kimonologi Indonesia Vol. 4 No. 1 Setember 2005 : 14-27. h. 14. 14
Wawancara pribadi dengan Nasihun Syahroni SE. 11 November 2015
7
sembako, melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat dan
menghilangkan sekat-sekat perbedaan”.15
PCNU Depok berjasa dalam peranya sebagai organisasi myarakat islam
yang menegakan kerukunan dan menjaga NKRI di Kota Depok. Dari paparan
diatas penulis mengambil judul “Peran Pengurus Cabang Nahdlahtul Ulama
Dalam Mengembangkan Kerukunan Umat Beragama Di Kota Depok,
Jawa Barat”. Dalam hal ini penulis mengambil peran PCNU Kota Depok
dalam melihat konsep kerukunan dan sejauh mana peran yang di kembangkan
dan masalah yang di hadapi dalam kehidupan beragama di Indonesia
khususnya di Kota Depok. Penulis melihat PCNU dan Ormas Agama-agama
bersatu, maka itu penulis akan melihat kekompakan yang terjadi antara ormas
Agama dan NU.
Dari sini penulis mencari informasi yang sebanyak-banyaknya untuk bisa
melakukan penelitian ini. Penulis juga mencari judul-judul yang sama dalam
penelitian ini. Maka dengan ini penulis mencantumkan judul skripsi yang sama
tetapi beda dalam pandangnya. Tulisan yang serupa diantara:
Skripsi karya Muchamad Arief Sigit Muttaqin mahasiswa UIN Jakarta
tahun 2009 yang berjudul Komunikasi Budaya (study pola komunikasi
masyakat` Muhamadiyah dan NU di desa Pringapus, Semarang Jawa
Tengah). Skripsi ini menjelaskan pola komunikasi yang dilakukan oleh
masyarakat NU dan Muhammadiyah dalam perilaku kehidupan sehari-
sehari. Dalam skripsi diatas juga melihat faktor-faktor yang
menghambat dan pendukung dikalangan masyarakat NU dan
15
http://basoliakotadepok.blogspot.co.id/diakses, Tanggal 16 November 2015.
.
8
Muhammadiyah. Penelitian yang lalu menggunakan masyarakat NU
dan Muhamadiyah sebagai bahannya. Sedangkan penulis menggunakan
Instansinya atau organisasinya yaitu NU Kota Depok dalam melihat
toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Demikian juga beberapa buku pustaka yang terkait dengan organisasi
Nahdlatul Ulama Baik secara Nasional Maupun lokal sebagi bahan rujukan.
Program-progam NU, Angaran dasar dan rumah tangga NU dan lain-lain
B. Pembatasan dan Perumusan masalah
1. Pembatasan masalah
Untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan dan mempertajam
permasalahan di atas, maka penulis membatasi dengan :
a. Peran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Depok dalam
mengembangkan program kerukunan.
b. Melihat sejauh mana Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Depok
dalam melakukan kerukunan.
c. Makna kerukunan menurut Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota
Depok.
2. Perumusan masalah
Dari batasan di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
Bagaimana peran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Depok
dalam meningkatkan Kerukunan umat beragama di Kota Depok ?
9
C. Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh gambaran implementasi kerukunan umat beragama yang
dilakukan PCNU Kota Depok.
2. Memperoleh pengetahuan agenda apa saja yang dilakukan PCNU Kota
Depok dalam mengembangkan kerukunan.
D. Metode Penelitian
Dalam mempermudah penyelesaian skripsi, penulis menyusun langkah-langkah
metode penelitian sebagaimana yang akan dijelaskan pada bagian ini
1. Tempat penelitian
Penelitain ini bertempat di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
(PCNU) Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
2. Metodologi penilitian
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis akan mengunakan
Metode Penelitian kualitatif' adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan
fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian16
.
16
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif , Diaskes pada tanggal 23 April 2016.
Pukul 10:31wib.
10
Dalam penulisan ini penulis mengunakan pendekatan sosiologis.
Dalam melakukan mengunakan pendekatan sosiologis dalam study agama
berfokus kepada pengaruh masyarakat yang memahami dan mempraktikan
agama; bagaimana pengaruh masyarakat terhadap agama dan pengaruh
agama terhadap masyarakat.17
Bertujuan melihat bagaimana peran social
terhadap masyarakat atau kelompok untuk mengetahui agama dan social.
Dalam pendekatan ini dapat disimpulkan berapa aspek yang dapat
dikaji dari motode pendekatan sosiologis ini, misalnya:
a. Pengaruh kehidupan masyarakat dan perubahan-perubahan terhadap
terhadap pengalaman agama dan organisasi-organisasinya.
b. Pengaruh masyarakat terhadap ajaran-ajaran agama, praktek-praktek
agama, golongan-golongan agama, dan jenis-jenis kepemimpinan
agama
c. Pengaruh agama terhadap perubahan-perubahan sosial, stuktur-
stuktur sosial, pemenuhan atau frustasi kebutuhan kepribadian.
d. Pengaruh timbal balik antara masyarakat dengan struktur internal
persekutuan agama, hal ini bisa saja dari segi keluar-masuknya jadi
anggota, segi kepemimpinan, toleransinya, kharismanya, dan
sebagianya.
e. Pengaruh gejala-gejala kemasyarakatan yang meliputi mekanisasi,
industrialisasi, dan lain sebagainya terhadap agama.18
17
Media Zainul Bahri. Wajah Study Agama-agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-1940)
Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), h.44. 18
Muhamad Adib Fuadi Nuriz, M.A. M. Phil. Ilmu Perbandingan Agama Melacak Sejarah,
Metode, dan Tokoh-Tokoh Muslim Klasik dan Moderen Dalam Studi Agama Agama ( Yogyakarta:
Spprit For Eduation and Develoment, 2012), h. 68.
11
Dalam penilitian ini penulis menggunakan pola Deskriptif
(descriptive research), yang biasa disebut juga penelitian taksonomic
(taxconomic research), adalah penelitian eksplorasi dan klasifikasi
mengenai fenomena atau kenyataan sosial”.19
Di sini penulis akan
menggambarkan tentang PCNU Kota Depok dalam melihat kerukunan
dan prespektifnya.
3. Metode Pengumpulan Data
Teknis pengumpulan data di sini penulis akan menggunakan beberapa cara
untuk mengambil data-data di antaranya:
a. Wawancara
Metode ini adalah metode mewawancarai nara sumber dengan pertanyaan
yang diajukan secara lisan (pengumpulan data secara tatap muka dengan
responden). Dalam wawancara ini alat pengumpulannya disebut pedoman
wawancara. Pedoman ini harus dimengerti oleh si pengumpul data, sebab dia akan
menanyakan dan menjelaskan kepada responden20
. Disini penulis mewawancarai
langsung kepada Pengurus PCNU Kota Depok.
b. Analisis dokumen
Teknik ini melengkapi data (secunder file) dengan cara melihat dokumen-
dokumen dan arsip yang ada, baik di Perpustakaan (library research) maupun
instansi yang lain yang terkait objek penelitian. Dokumen merupakan bahan
tertulis atau benda-benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas
tertentu. Juga bisa rekaman atau dokumentasi tertulis atau arsip data base surat-
19
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2010), h.20. 20
Faisal, Format-format Penelitian Sosial, h. 25.
12
surat, rekaman, gambar, benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan
sejarah”.21
E. Sistematika Penulisan
Agar penilitian ini bisa mengarah dan teratur pada tujuan yang diinginkan
maka akan disusun sistematika penulisan. Sistematika ini terdiri dari lima bab dan
mempunyai sub-sub yang berbeda-beda namun saling berkaitan satu dengan
lainya. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang membuat gambaran yang akan diteliti dalam penulis ini
secara ringkas dan padat. Yang memuat pembahasan Latar Belakang
Masalah, Tinjauan pustaka, Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II Terdiri dari pengertian Peran dan kerukunan. Dalan hal ini penulis
mengambarkan: konsep peran dan konsep kerukunan. Konsep peran
mempunyai dua aspek yaitu, konsep peran menurut psikologi dan konsep
peran menurut sosiologi. Sedangkan konsep kerukunan digambarkan
antara lain pengertian kerukunan, pengertian menurut para Ahli, dan
landasan kerukunan di Indonesia.
BAB III Menjelaskan tentang Peran PCNU Kota Depok dalam mengembangkan
Kerukunan Umat Beragama di Kota Depok dam menggambarkan profil
PCNU Kota Depok, Arti kerukunan menurut PCNU Kota Depok,
Program kerukunan yang di emban PCNU Kota Depok. Terakhir
21
Dina Fitriyah, Peran forum kerunan beragama (FKUB) mengatasi kristenisasi yang terjadi
di kalangan muslim Kota Depok, (Sekeripsi SI Fakultas Ushulddin dan Filsafat. Universitas Islam
Negeri Jakarta,2009)h. 7.
13
menjelaskan kesetaraan umat beragama dalam prespektif Pengurus
Cabang Nadlatul Ulama (PCNU).
BAB IV Berbicara tentang Analisis Peran Kerukunan menurut Pengurus Cabang
Nadlatul Ulama (PCNU) Kota Depok. peran PCNU dalam
mengembangkan kerukunan umat Beragama. Dalam hal ini penulis
menganalisis progam-progam yang sudah dilakukan PCNU. Dan
menjaga kerukunan, hambatan-hambatan terhadap progam PCNU.
Terakhir peluang dan tantangan dalam menjalani program kerukunan di
Kota Depok, dan peluang Kerukunan di kota Depok.
BAB V Berisi tentang Penutup, dalam bab ini peneliti menyimpulkan dari
penelitian ini, yang dapat menjadi kesimpulan dan saran.
14
BAB II
PENGERTIAN PERAN DAN KERUKUNAN
A. Konsep Peran
Pengertian Peran dalam kamus KBBI Peran mempunyai arti“perangkat
tingkah yang diharapkan dimililiki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat”. 1 peran merupakan sebuah tindakan yang sangat diharapkan oleh
masyarakat, organisasi, pemerintahan dan lain-lain untuk membuat gerakan-
gerakan yang ada di lingkungan tersebut untuk bertujuan mengalami perubahan
pada masyarakat tersebut.
1. Konsep Peran menurut Psikologi
Peran menurut Psikologi merupakan tingkah laku yang dibuat oleh individu
dalam suatu kelompok atau masyarakat. Dalam hal ini psikologi menganggap
bahwa peran merupakan perilaku yang dijalankan oleh individu di tengah
kelompok. Menurut buku psikologi sosial diungkapkan oleh Baron
“..serangkaian perilaku yang diharapkan untuk dilakukan oleh individu
(atau kelompok individu) yang menempati posisi tertentu di dalam grup”.
Sedangkan menurut Vaughan dan Hogg mengatakan “...dirancang dengan
spesifik untuk membedakan di antara orang – orang dalam grup untuk
kebaikan grup itu secara keseluruhan ... membantu untuk menjelaskan
tanggung jawab dan kewajiban anggota grup”.2
Peran dalam konsep ini adalah serangkaian tingkah laku yang dijalankan
atau diharapkan dijalankan oleh anggota kelompok yang memiliki posisi tertentu
1 Hasan Alwi, dkk . Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), h.
854 2 Tim Penulis Fakultas Psikologi UI, Sarlito W.Sarwono dan Eko A. Meinaro,ed.
Psikologi sosial (Jakarta : Salemba Humanika, 2001), h. 171.
15
dalam kelompok sehingga dapat memiliki posisi yang berbeda3. Yang
mengakibatkan sikap dan tingkah laku yang berbeda menurut peran yang
dimainkan untuk kepentingannya dalam kelompok.
Sedangkan Dougherty & Pritchard (1985) dalam Bauer (2003: 55), teori
peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam
organisasi. Mereka menyatakan bahwa peran itu “melibatkan pola penciptaan
produk sebagai lawan dari perilaku atau tindakan.”4 Untuk menciptakan sebuah
perilaku yang sangat diharapkan dan mempunyai suatu produk yang dihasilkan
maka individu membangun kepercayaan dengan membentuk sebuah kelompok
atau organisasi untuk dapat melihat hasilnya.
Dalam hal ini peran sangat penting untuk melihat bagaimana sikap yang
diambil untuk memilih dalam mengambil keputusan. Menurut G.W. Allport,
“Sikap merupakan kesiapan mental yaitu suatu proses yang berlangsung dalam
diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing
mengarahkan dan menentukan respons terhadap berbagai objek dan situasi”.5
Untuk bisa beradaptasi dengan peran yang dimainkan olehnya.
Secara umum peran dapat didefinisikan sebagai “expectations about
appropriate behavior in a job position (leader, subordinate)”. Sebuah harapan
tetang prilaku yang tepat dalam posisi pekerjaan (pemipin ke bawahan) Sehinga
Ada dua jenis perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, yaitu:
3 Tim penulis Fakultas Psikologi UI, psikologi sosial. h. 171.
4 Hermansyah, Peran Kepala Desa Dalam Pelaksaksanan Pembangunan Kecamatan Tana
Lia Kabupaten Tana Tidung (Studi Kasus di Desa Tanah Merah dan Desa Sambungan), di dalam
e Journal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 2. H. 354. 5 Psikologi Tim penulis Fakultas Psikologi UI,psikologi sosial. h.81
16
a. Role Perception: yaitu persepsi seseorang mengenai cara orang itu
diharapkan berperilaku; atau dengan kata lain adalah pemahaman atau
kesadaran mengenai pola perilaku atau fungsiyang diharapkan dari orang
tersebut,
b. Role Expectation: yaitu cara orang lain menerima perilaku seseorang
dalam situasi tertentu.6
Peran sendiri merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan pada
seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal
maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan
harapan peran yang menerangkan apa yang individu harus lakukan dalam suatu
situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau
harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.7
Dari sinilah peran merupakan perilaku yang ditunjukkan individu untuk
melakukan peran melalui pikiran yang ada dalam dirinya, untuk melakukan
baik individu maupun kelompok di masyarakat.
2. Konsep Peran menurut Sosiologi.
Dalam bahasa sosiologi peran merupakan teori yang sangat menonjol di
dalam teori tersebut. Teori peran (role) yang merupakan aspek dinamis dari
kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya.
6 Hermansyah, Peran Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan TANA
LIA Kabupaten TANA TIDUNG (Studi Kasus di Desa Tanah Merah dan Desa Sambungan).
Didalam eJournal Pemerintahan Integratif, 3 (2), 2015: 351-362, h. 353. 7 Hermansyah, Peran Kepala Desa Dalam Pelaksaksanan Pembangunan Kecamatan Tana
Lia Kabupaten Tana Tidung (Studi Kasus di Desa Tanah Merah dan Desa Sambungan). Didalam
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 3 (2), 2015. h. 354.
17
Menjadikan setiap individu mempunyai peran yang sangat menonjol dan
mempunyai tanggung jawab.8 Sedangkan pengertian peran menurut Barbara
dalam Fadly, peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Sedangkan menurut sosiolog Glen Elder memperluas penggunaan teori
peran. Pendekatannya yang dinamakan “life-course” memaknakan bahwa
setiap masyarakat mempunyai harapan kepada setiap anggotanya untuk
mempunyai perilaku tertentu sesuai dengan kategori-kategori usia yang berlaku
dalam masyarakat tersebut.9 Dalam masyarakat kontemporer kehidupan kita
dibagi ke dalam masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua,
di mana setiap masa mempunyai bermacam-macam pembagian lagi. Dari
sinilah peran mendapat aturan yang pas sesuai perkembangan jiwa oleh pribadi
dan mempunyai perilaku yang tidak sama dengan sesuai kondisi sesuai umur
dan perkembangananya.
Sebenarnya peran merupakan harapan yang sangat besar untuk
melakukan perubahan dalam dirinya. Peran yang dimainkan adalah orang yang
melakukan sesuatu pekerjaan atau permainan yang dihadapi oleh orang
tersebut untuk mencapai keberhasilan dari permainan tersebut. Orang yang
melakukan permainan atau pekerjaan ini mempunyai tanggung jawab yang
besar terhadap yang memberi permainan.
8 Soerjono Seokanto, Sosiologi Suatu Pengatar (Jakarta : PT Raja Grafindo persada,
2014), h. 217. 9 Hasan Mustafa, Perspektif Dalam Psikologi Sosial, Di dalam jurnal Administrasi
Bisnis, Volume 7, Nomor 2. 2012.
18
Peran juga mempunyai dua aspek sosial menurut Linton, aspek
“posisional” yang statis (yang secara menyesatkan disebutnya sebagai
“status”) dan aspek dinamis perilaku peran itu sendiri.10
Aspek posisional
merupakan orang yang ingin melakukan permainan hanya untuk meliliki status
dari kedukukan11
yang ada di masyarakat. Dalam artian orang ini
mendefinisikan peran adalah orang yang melakukan pekerjaan yang
mempunyai label seperti satpam, guru, dosen dan seterusnya.
Sedangkan menurut Kahn (1964) teori peran (Role Theory) merupakan
penekanan sifat individual sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku
yang sesuai dengan posisi yang ditempati di masyarakat. Peran adalah konsep
sentral dari teori peran dari Shaw & Constanzo. Dengan demikian kajian
mengenai teori peran tidak lepas dari definisi peran dan berbagai istilah
perilaku di dalamnya.12
Dalam pandangan perspektif interaksionis (sosiologis), peran dalah
bersifat adaptif. Artinya, peran tidak dilihat sebagai sesuatu yang telah
dilakukan dalam pribadinya, melainkan sesuatu yang secara konstan
dinegosiasikan oleh individu dengan cara-cara yang tentatif dan kreatif.13
Peran
sendiri juga merupakan pola perilaku normatif yang diharapkan pada status
10
John Scrott, Sosiolgi The Key Concepts. Penerjemah Tim penerjemeh Labsos FISIP
UNSOED (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 228. 11
Kedudukan merupakan adalah status yang diberikan masyarakat yang mempunyai
kedudukan dimasyarakat dan hanya ingin mempunyayi setatus saja. Lihat Sosilogi Suatu pengatar
Prof.Soerjono Suekanto. 12
Lidya Agustina, Pengaruh Konflik Peran, Ketidak jelasan Peran, dan Kelebihan Peran
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik yang
Bermitra Dengan Kantor Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI Jakarta), di dalam Jurnal
Akuntansi Vol.1 No.1 Mei 2009: 4. h. 42. 13
Juneman, Teori-Teori Transorientasional dalam Psikologi Sosial, Di dalam jurnal
HUMANIORA Vol.2 No.2 Oktober 2011, h. 1360.
19
tertentu.14
Peran juga akan menimbulkan suatu permainan yang bersifat
dinamis dan mudah berubah dalam melakukan permainan yang dilakukanya.
Jika dilakukan dengan individu dan kelompok dengan baik, maka akan mudah
mendapatkan suatu yang diharapkan dalam melakukan permainan yang di
lakukanya.
Peran melekat pada diri seseorang yang harus dibedakan dengan posisi atau
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (sosial-
position) hal ini untuk menujukkan tempat atau peran yang dilakukan oleh
masyarakat untuk mengatur jalannya kelembagaan masyarakat. Peran sendiri
mengarah pada fungsi artinya seseorang menduduki suatu posisi tertentu dalam
masyarakat dan menjalankan suatu peran.15
Peran juga mempunyai norma yang bisa dijadikan alat untuk melihat
seseorang dalam melakukan permainanya:
a) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seorang yang ditempati oleh masyarakat.
b) Peran merupakan salah satu konsep perihal yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu penting bagi
struktur sosial.16
Di sini bahwa peran sangat terpengaruh jika orang yang melakukan
permainan yang dianggap oleh masyarakat, orang yang mendapatkan suatu
14
Drs. M.Amin Nurdin, dan Ahmad Absori,Msi, Mengerti Sosiologi Pengantar Untuk
Memahami Konsep-Konsep Dasar (Jakarta: UIN Jakarta Pres UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2006), h .47. 15
Dina Fitriyah, Peran Forum kerukunan beragama (FKUB) mengatasi kristenisasi yang
terjadi di kalangan muslim Kota Depok, h. 13. 16
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengatar. h. 217.
20
permainan yang dilakukan olehnya dan diutus oleh masyarakat atau organisasi
maka orang tersebut melakukan dengan sunguh-sunguh untuk memberikan
harapan kepada masyarakat. Peran juga dapat mempengaruhi seseorang untuk
melakukan perubahan-perubahan kepada masyarakat itu sendiri.
Dalam peran juga terdapat Pemain peran (Role Players), setidaknya untuk
sementara waktu, apa yang diharapkan oleh orang lain melalui pengambilan peran
(role taking).17
Jadi Peran juga mencerminkan posisi seseorang dalam sistem
sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang
menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang-orang memerlukan
cara tertentu untuk mengantisipasi perilaku orang lain. Peran sudah melakukan
fungsi ini dalam sistem sosial. Seseorang memiliki peran, baik dalam pekerjaan
maupun di luar itu. Masing–masing peran menghendaki perilaku yang berbeda–
beda. Dalam lingkungan pekerjaan itu sendiri seorang karyawan mungkin
memiliki lebih dari satu peran, seorang karyawan bisa berperan sebagai bawahan,
penyelia, anggota serikat pekerja, dan wakil dalam panitia keselamatan kerja.18
Peran merupakan sebuah konsep yang mengkaji perilaku dari segi komunikasinya
terhadap masyarakat. Peran yang ada di masyarakat dapat diklasifikasikan
bermacam-macam menurut cara pandang yang berbeda-beda. Menurut Dina
Fitriyah (2009) peran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
17
Juneman, Teori-Teori Transorientasional dalam Psikologi Sosial, h. 1360. 18
Lidya Agustina, Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor(Penelitian pada Kantor Akuntan Publik yang
Bermitra Dengan Kantor Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI Jakarta). h. 42.
21
a. Peran yang diharapkan (expected roles) : merupakan cara ideal dalam
pelaksanaan peran menurut penilaian dari masyarakat. Peran ini merupakan
peran yang sudah ada peraturannya, artinya permainan yang tidak boleh
melanggar dari peraturan yang sudah ada. Seperti peran hakim, protokoler
diplomatik dan dokter.
b. Peran yang disesuaikan (actual roles). Yaitu cara bagaimana sebenarnya
peran itu dijalankan. Peran ini muncul seketika sehingga peran ini muncul
dengan cepat. Ini biasanya ketika ada suatu fenomena di daerah tersebut.
Dari pembahasan konsep peran ini, kita dapat mengetahui bahwa
setiap individu atau kelompok bisa memiliki lebih dari satu peran. Maka
kalau kita kaitkan dengan peran PCNU Kota Depok dapat dipastikan bahwa
PCNU memiliki peran yang banyak. Salah satunya peran dalam
mengembangkan kerukunan umat beragama.
B. Konsep kerukunan
1. Pengertian kerukunan menurut bahasa
Kerukunan menurut istilah KBBI diartikan sebagai “hidup bersama
dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak
menciptakan perselisihan dan pertengkaran.19
Sedangkan pengertian kata
Rukun menurut (a-ajektiva) berarti: (1) baik dan damai, tidak bertentangan:
kita hendaknya hidup rukun dengan tetangga: (2) bersatu hati, bersepakat:
penduduk kampung itu rukun sekali. Merukunkan berarti: (1) mendamaikan;
19
Adeng Muchtar Ghazali,“Teologi kerukunan beragama dalam islam (studi kasus
kerukunan beragama di Indonesia) di dalam Analisis vol. XIII, Nomor 2 Desember 2013, h. 283.
22
(2) menjadikan bersatu hati. Kerukunan: (1) perihal hidup rukun; (2) rasa
rukun; kesepakatan: kerukunan hidup bersama.20
Sedangkan Dalam bahasa
Yunani toleransi disebut dengan istilah “sphorosyne” adalah moderasi
(moderation) atau mengambil jalan tengah. Sedangkan toleransi berasal dari
bahasa latin “Tolentaria”, yang artinya menahan.21
Dapat dipahami bahwa kata kerukunan dapat disimpulkan menjadi
masyarakat yang damai dan tidak saling bermusuhan kepada siapapun,
untuk kepentingan negara dan martabat di masyarkat. Sehingga masyarakat
dapat menjaga nama baik yang ada di dalam tubuh masyakat itu sendiri,
sehingga dapat menimbulkan perdamaian yang ada dan tidak saling
mengolok-ngolok, mengejek dan menimbulkan masalah yang ada.
Sedangkan menurut FKUB, Kerukunan beragama adalah pola
hubungan antar berbagai kelompok umat beragama yang rukun, saling
menghormati, saling menghargai dan damai, tidak bertengkar dan semua
persoalan dapat diselesaikan sebaik-baiknya dan tidak mengganggu
kerukunan hubungan antar umat beragama pada suatu daerah tertentu.22
Di
dalam hal ini kerukunan merupakan salah satu praktek agar kehidupan itu
saling menghargai. Dan saling menjunjung tinggi perdamaian. Kerukunan
adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”.
20
Imam Syaukani, Kompilasi Kebijakan Dan Peraturan Perundang-Undangan
Kerukunan Umat Beragama (Jakarta, Puslitbang kementerian Agama RI, 2008), h. 5. 21
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerunan Umat Bersama (Bandung,:
PT.Mizan Pustaka, 2011), h. 7. 22
Mursid Ali, Pemetaan kerukunan Kehidupan Beragama di Berbagi Daerah di
Indonesia (Jakarta : Departemen Agama RI Badan litbang dan Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
2009), h. 6.
23
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran.
Yang dimaksud dengan kerukunan dalam hal ini merupakan
kerukunan umat beragama. Yaitu keadaan hubungan sesama umat beragama
yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai
kesetaraan dalam pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam kesatuan
Replublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik indonesia tahun 1945.23
Jadi kerukunan adalah menjaga
dan memelihara dalam konteks Pancasila dan di bawah naungan Republik
Indonesia.
Kerukunan sendiri akan mengakibatkan integrasi sosial yaitu
kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi ke dalam
kehidupan sosial yang lebih luas.24
Dan menjadikan masyakakat yang lebih
berfikir kepada adanya perkembangan zaman yang membuka jalannya
cakrawala dan dapat meyakinkan masyarakat untuk mengetahui dunia luar
dan memahami adanya perbedaan yang terjadi di dalam masyarakat luas dan
akan terjadinya integrasi atau menyatunya masyakat dalam pandangan luas.
23
Didalam Buku FKUB Depok dinyatakan: “Peraturan Bersama Menteri Agama Dan
Menteri Dalam Negri Nomor 9 Tahun 2006. Tetang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah
/Wakil Kepala Daeah Dalam Pemiliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum
Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah ibadat” Lihat FKUB Depok, Peraturan
Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri (Depok : FKUB Depok,2012), h. 49. 24
Irfan Abu Bakar dan Aelia Fauziah,ed., Modul Pelatiahan Advokasi Kebijakan Publik
Keagaman Non Driskiminatif ( Ciputat : center for the study of religion nd cluture (CSRC), UIN
Jakarta .2010), h. 13.
24
Sehingga masyarakat akan memahami perbedaan yang terjadi di
masyarakat luas dan tidak akan terjadi saling mengejek satu sama lain.
Masyarakat harus melihat perbedaan ini dengan seksama, dalam
menghadapi ini masyarakat harus mengetahui hakikat kebebasan hak asasi
manusia, terutama kebebasan beragama. Masyarakat harus memahami
setiap individu itu mempunyai hak masing-masing yang harus saling
dihormati. Karena manusia memang diciptakan oleh Allah swt sebagai
makhluk yang berbeda-beda, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.
Islam telah mengajarkan kerukunan intra dan antar pemeluk Agama.
Dalam hal itulah dapat dipahami alasan Islam mengharuskan umatnya
memiliki tiga aspek yang harus dimiliki umat Islam yaitu kesadaran adanya
Tuhan, persaudaraan, dan sikap hidup saling rukun.25
Dalam terminologi
Islam, istilah yang dekat dengan toleransi adalah “tasamuh”. Sekalipun
tidak secara utuh menunjukkan pengertian yang sama, tetapi secara
essensial mengandung tujuan yang diinginkan, yaitu saling memahami,
saling menghormati, dan saling menghargai sebagai sesama manusia.26
Dalam segi kerukunan menjadi bermacam–macam menurut
fungsinya. Toleransi dibagi dua bentuk menurut Said Agil Husin Al
Munawar yaitu, Toleransi Dinamis adalah toleransi aktif melahirkan
kerjasama untuk bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama bukan
dalam bentuk teoritis, tetapi secara refleksi dari kebersamaan umat
25
Adeng Mutchar Ghozali,Teologi kerukunan beragama dalam Islam (studi kasus
kerukunan beragama di indonesia), h. 300. 26
Adeng Muchtar Ghozali,“Membangun Kerukunan Lewat Madrasah” Disampaikan
pada acara Workshop Pendidikan Toleransi Bergama, Yayasan Serikat Masyarakat Untuk
Toleransi Beragama (SEMESTA),Tasikmalaya 20 Januari 2014, Graha Asia Plaza.
25
beragama.27
Toleransi Positif adalah torelansi yang ditumbuhkan oleh
kesadaran yang bebas dari segala macam bentuk tekanan atau pengaruh
serta terhindar dari hiprokrisi.28
Jadi yang disebut dengan toreransi ini ialah
pengakuan adanya kebebasan setiap warga negara untuk memeluk
agamanya sendiri dengan keyakinanya.
Konsep kerukunan yang ideal itu mengacu kepada dua aspek yang
saling terkait. Aspek pertama meyakini secara absolut kebenaran ajaran
agama yang dianutnya dan tidak membuka diri untuk mencari-cari
kebenaran lain. Tuhan telah menganugerahkan kesempatan kepada manusia
untuk mengelola (ri‟âyah) jalan hidupnya sesuai dengan keyakinan yang
dianutnya. Oleh karena itu, sudah selayaknya potensi itu mendorong
manusia untuk semakin meyakini ajaran yang dianutnya. Penggunaan fungsi
ri‟ayah tersebut akan mengakibatkan setiap manusia akan dimintai
pertanggungjawaban (masûliyyah) di akhirat didasarkan kreativitasnya
mengelola keyakinannya29
. Maka muncullah konsep Kerukunan Insklusif
dan Kerukunan Esklusif. Dalam segi kerukunan inklusif yaitu perilaku
keberagamaan yang dilandasi penuh menghormati, menghargai dan bahkan
mendukung orang lain dengan cara ikut menikmati suasana kekhusyu‟an
ketika orang tersebut sedang mengamalkan ajarannya.
27
Prof.H.Said Husin Al Munawar. Fikih Hubungan Antar Umat Beragama (Jakarta:
Ciputat, 2003), h. 16. 28
Prof.H.Said Husin Al Munawar. Fikih Hubungan Antar Umat Beragama. h. 17. 29
H.Ridwan Lubis, Agama dalam Dsikrusus Intelektual dan Pergumulan kehidupan
Beragama di Indonesia (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, Pusat Kerukunan Umat
Beragama (PKUB), 2015), h. 31.
26
Kerukunan ini adalah mengajak kepada semua masyarakat atau umat untuk
menjaga persaudaraan sesama umat manusia dan saling menghargai perbedaan
yang ia anut untuk menjaga perdamaiannya di daerah tersebut. Dalam hal adat
istiadat ini menjadikan sebagai ritual dan keyakinannya sebagai budaya. Sehingga
di dalam daerah tersebut bisa saling menghargai satu sama lain.
Sedangkan kerukunan eksklusif adalah meyakini secara absolut ajaran
agama yang dianutnya dan tidak membuka diri mencari kebenaran yang lain30
.
Kerukunan ini juga bermakna tidak ada kebenaran lain dalam dirinya kecuali
agama yang dianutnya31
. Karena yang menganut ini bahwa setiap agama yang
dianut manusia dan klaim yaitu klaim kebenaran dan keselamatan. Menurut
tinjauan masalah kerukunan umat beragama Nurcholis Madjid mengatakan bila
kerukunan lengkap dan sempurna jika dilakukan dua segi, yang pertama segi
ajaran agama yang merupakan pangkal keharusan–keharusan; yang kedua tinjauan
sosial historis yang merupakan wadah kenyataan-kenyataan.32
Dalam al-Qur‟an terdapat anjuran agar kita menjaga kerukunan antar umat
beragama. Selama mereka non muslim itu tidak memerangi kita, maka kita harus
menjaga kerukunan dengan mereka. Sebagaimana terdapat pada Q.S. Al-
mumtahanah, ayat 8-9:
30
Drs. H. Ahsanul Kholikin, MA dan Fathuri, S.Sos.I, ed. Toleransi Di Daerah Rawan
Konflik (Jakarta : Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan
Keagamaan, 2016), h. vii. 31
H.Ridwan Lubis, Agama dalam Dsikrusus Intelektual dan Pergumulan kehidupan
Beragama di Indonesia. h. 35 32
Maellis Ulama, Kerukunan Beragama dari prespektif Negara ham dan agama-agama
(Jakarta: MUI Jakarta, 1996), h. 47.
27
Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku
adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang Berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu
menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama
dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk
mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka
mereka Itulah orang-orang yang zalim.” ( QS. Al-muntahanah: 8-9 (60))33
.
Allah menjelaskan bahwa umat Islam harus saling tolong menolong dalam
perbuatan sosial yang menyangkut masalah yang berhubungan dengan duniawi,
misalnya menolong dengan donor darah dan pengobatan massal. Dijelaskan pula
Allah tidak melarang kamu untuk berteman baik kepada orang yang tidak
memusuhi kamu.
Penjelasan tafsir Q.S. Al-mumtahanah, ayat 8-9, Allah tidak melarang
kamu berbuat ihsan kepada orang kafir yang tidak memerangimu karena agama
dan mengusirmu dari kampung halamanmu serta tidak bantu pula orang yang
mengusirmu, yaitu golongan khuz‟ah dan lain-lain yang telah berbuat perjanjian
damai dengan Rasulullah.34
Dalam pandangan Quraish Syihab dalam tafsir Al
Misbah mengatakan Allah swt. tidak melarang kamu untuk berbuat baik dalam
33
Tim Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemhanya (Jakarta: Kementerian
Agama RI, 2012), h. 803. 34
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-qur’anul Majid An-Nuur
(Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2003), h. 4193.
28
bentuk apapun bagi mereka dan berlaku adil kepada mereka. Dengan demikian,
jika dalam interaksi sosial mereka berada di pihak yang benar, sedangkan salah
seorang dari pihak kamu berada di pihak salah, maka kamu membela dan
memenangkan mereka.35
Tafsir di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‟an menyatakan Bahwa
peran hubungan sesama manusia harus dijunjung tinggi. Misalnya ketika ada yang
membutuhkan pertolongan, maka kita harus bantu. Ketika kita meminta bantuan
orang lain akan membantu. Sehingga kehidupan saling rukun dan terjaga satu
sama lain di bawah naungan NKRI.
2. Pengertian menurut para Ahli
Pengertian kerukunan telah dilahirkan dari zaman bangsa Yunani kuno,
sarjana moderen, filusuf muslim hingga para sarjana di dunia yang
mengungkapakn kerukunan, pendapat para pemikir tentang toleransi
sebagaimana berikut:
Socrates, dalam hal ini membahas toleransi di dalam charmides, sebuah
karya mengekspresikan mimpinya tentang negara ideal yang di dalamnya semua
warga negara harus tahu tugas masing-masing sehingga tidak mengganggu orang
lain. Toleransi menurut Socrates adalah posisi moderat antara dogmatis dan
realitisme skeptis. Toleransi selalu menghadapi kekuatan dogmatis, fanatik dan
intoleran. Socrates menunjukkan contoh bahaya yang di hadapi toleransi, yakni
arogansi politik dan dogmatis agama yang mengklaim kebenaran absolut.36
35
M.Quraish syihab, Tafsir Al-misbah ( Ciputat: Lentera hati, cet V 1434H/2012M), h.
597 36
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama, h. 8.
29
Andrew Fiala, merupakan seorang Profesor filsafat di Universitas
California State, ia membedakan sebuah perumpamaan yang sangat indah seorang
toleran yang dogmatis menolak mengakui bayangan dan keraguan yang
menghantui hidup kita, tetapi secara ironis membiarkan dirinya hidup secara
kegelapan. Sementara secara relativis sengaja memilih tinggal dalam bayangan
dan menolak melihat keluar untuk menyaksikan cahaya. Tetapi filusuf ingin
keluar dari dalam bayangan agar menyaksikan cahaya kebenaran, sementara
keraguan filsolofis ada sarana mengaksesnya,37
Plato, juga memberikan pendapatnya tentang toleransi. Dalam hal ini
Plato berpendapat bahwa harmoni, persatuan dan keadilan masyarakat hanya di
tentukan seorang filusuf yang menjabat sebagai pejabat sebagai pemimpin negara.
Ia mengklaim bahwa kebijaksanaan dan kebenaran seorang versi filusuf harus
dianut oleh seluruh lapisan masyrakat.38
Jhon Stuart Mill, dalam On Liberty, meneguhkan kembali kebebasan
berpendapat. Pendapat minoritas yang dihubungkan belum tentu salah. Jika kita
menganggap bahwa pendapat minoritas pasti salah, maka secara absolut kita
mengasumsikan diri kita selalu benar, pendapat yang dihubungkan memang bisa
salah, tetapi pendapat yang salah pun mengandung poin pertentangan.39
Josiah royce, filusuf kelahiran Califonia. Dalam bukunya yang berjudul
The Philosophy of loyality, dia menekankan pentingnya loyalitas komitmen
personal dan keyakinan tulus (sincere belief). Toleransi menurutnya harus
dijunjung tinggi dengan menghormati loyalitas dan ketulusan orang-orang dalam
37
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama h. 9. 38
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama, h. 12. 39
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama h. 15.
30
memeluk keyakinan. Toleransi harus dijaga terus selama loyalitas tidak berusaha
merusak loyalitas dan kemanusiaan orang lain dengan paksaan dan kekerasan.40
Al–Kindi. merupakan seorang filusuf islam ia mengungkapkan ada lima
poin tentang prinsip-prinsip toleran; pertama, mencari kebenaran adalah tugas
penting manusia; kedua, manusia tidak bisa menguasai kebenaran; ketiga, semua
orang bisa terpleset dalam kesalahan; keempat, mengahargai orang lain dan
pendahulu yang telah bersusah payah mencari kebenaran; kelima, toleransi
diperukan guna menyikapi perbedaan dan membangun masa depan. Ia pun
mengatakan “seyogianya tidak malu untuk mengambil kebenaran dari manapun
datangnya walaupun dari umat yang berbeda agama. Sesungguhnya tidak ada
yang lebih utama bagi pencari kebenaran selain kebenaran itu sendiri.41
Abdurrahman wahid yang populer dipangil Gus Dur, beliau adalah tokoh
toleran yang semasa hidupnya di Indonesia. Beliau adalah mantan presiden ketiga.
Ia berpendapat “bukankah dengan saling pengertian mendasar antaragama,
masing–masing agama akan memperkaya diri dalam mencari bekal perjuangan
menegakkan moralitas, keadilan dan kasih sayang?” Dalam hal ini terbukti
dengan pahamnya pluralisme kesadaran yang mengakui keragaman manusia; ada
yang muslim dan non muslim. Prinsip inilah yang seharusnya ditanamkan di
benak genersai bangsa demi menyongsong perdamaian hidup berdampingan antar
pemeluk agama.42 Gus Dur menjelaskan bahwa Agama hendaknya kita lihat dari
dua arah. Pada satu sisi, agama dipandan sebagai ajaran yang baku seperi rukun
Islam, rukun iman dan sebagainaya. Tetapi agama bisa juga dilihat dari sudut
40
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama, h. 14. 41
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama, h. 31. 42
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama, h. 131.
31
yang maksimal, yaitu ajaran Islam yang serba meliputi berbagai segi, termasuk
moralitas atau akhlak. Semua itu bisa di jalankan oleh masyarakt sendiri, bukan
Negara. Sebab Negara ini milik bersama. 43
Muhammmed Abed Al-Jabiri, bependapat tidak ada artinya meneriakkan
toleransi jika tidak dibarengi dengan keadilan yang berpijak pada upaya
menghormati hak orang lain. Al-jabri melihat konsep toleransi Eropa yang dinilai
dengan baik dan sarat dengan tujuan idiologis dan politik. Untuk itu tantangan
kontemporer kita adalah bagaimana cara untuk merekonsrtuksi konsep toleransi
yang lebih bersikap etis ketimbang ideologis politis.44
KH. Said Aqiel Siradj, Ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) beliau mengatakan bahwa, semangat toleransi, saling menghargai,
semangat pluralis antar umat beragama harus diperjuangkan dan dipupuk. Bukan
hanya bersikap toleran, saya kira, tapi kita harus memahami budaya mereka.
Artinya, multikulturalisme itu pun dijaga bukan hanya tasamuh dan toleran, tapi
kita ikut menjadi bagian dari keragaman budaya. 45
Azzumardi Azzra, Profesor sejarah dan mantan Direktur Pascasarjana UIN
Jakarta, mengatakan unuk dapat melindungi Negara atau Civil liberties maka ada
dua hal yang harus dilakukan segera. Pertama penguatan demokrasi. Pada tingkat
ini demokrasi harus dipahami betul, baik sebagai system politik dan demokrasi
43
Budhy Munawar -Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama (Jakarta : Lembaga study
Agama dan Filsafat (LSAF), dan PUSAD Paramadina,2015), h. 133. 44
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan Umat Beragama. h. 57. 45
Budhy Munawar-Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama. h. 1399.
32
sebagai prosedur; kedua, perlunya state building, memperkuat kembali kapasitas
Negara.46
K.H. Ma‟ruf Amin, beliau merupakan ketua MUI Pusat dan Rais „Am
Suriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), ia mengatakan, bahwa
yang disebut kebebasan dalam islam hanyalah pada waktu memilih pada suatu
Agama. Pada saat itu tidak ada paksaan dalam memilih Agama. Tapi kalau orang
itu sudah masuk kedalam suatu Agama, sama halnya dengan masuk suatu
Organisasi, dia tidak menjadi bebas lagi. Penganutnya harus mematuhi seluruh
garis yang telah ditentukan Agamanya, tanpa terkecuali.47
Ahmad Syafii Maarif, beliau adalah advisor PP Muhamadiyah dan pendiri
Ma‟arif Institut. Dalam islam sebenarnya, semua umat, apapun agamanya, berhak
mendapatkan keadilan, bahkan orang-orang atheis pun dilindungi selama tidak
berniat untuk saling membinasakan. Untuk itu orang-orang atheis juga harus
tunduk pada hukum positif. 48
Siti Musdah Mulia, beliau adalah sekjen Indonesia Conference on Religion
and pace (ICRP). Ia mengatakan Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang
religius, taat mengamalkan ajaran agama mereka berdasarkan ajaran kesadaran
yang mendalam yang tertanam dalam lubuk hati; bukan takut pada aturan
penguasa. Karena itu, kewajiban mengajarkan nilai-nilai agama terpulang kepada
instusi keluarga dan masyarakat. Negara dan pemerintah cukup memberikan
46
Budhy Munawar-Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama. h. 199. 47
Budhy Munawar-Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama. h. 7. 48
Budhy Munawar-Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama. h. 184.
33
fasilitas dan kepastian hukum agar masyarakat bebas menjalankan ajaran agamaya
dengan seksama. 49
Fachri Ali, beliau adalah direktur Lembaga Studi dan Pengembangan
Etika Usaha Indonesia (LSPEUI) beliau mengatakan: Substansi dari gagsan
keagamaan yang baru harus, seperti islam Liberal atau apapun namanya, itu harus
janagn terjebak pada kecendrungan kelas dimana kita berada. Hal ini yang juga
yang harus dperhatikaan adalah jangan energi kita untuk melayani pertetengan-
pertetangan pemikiran, sementara tidak memperhatikan dan mencurahkan energi
kita untuk pemberantasan kemiskinan, penegakan keadilan dan lain
sebagainya,yang lebih ensesial.50
M. Quraish shihab, Direktur Pusat Studi al-Qur‟an dan mantan
Menteri Agama RI. Beliau menjelaskan bahwa Pancasila sudah menjadi
kesepakatan bersama, tinggal bagaimana kita implementasikan sila-sila yang
ada di dalamnya. Bagaimana kita implementasikan ketuhanan, kemanusiaan
yang adil dan beradap dan lain sebagainya. Yang harus diimplementasikan
bukan cuma kemanusiaan, tetapi juga harus adil, bukan cuma adil, tetapi
juga harus beradab. Implementasi nilai-nilai dasar, demikian bukan hanya
sesuai dengan masyarakat Indonesia, tetapi juga sudah sesuai dengan ajaran
agama.51
Prof. Mukti Ali, Bapak Perbandingan Agama Indonesia dan mantan
Menteri Agama RI, beliau bependapat bahwa perbedaan pemikiran agama, ras
suku, bahasa, dan budaya harus dijadikan sebagai pedoman kebersamaan dalam
49
Budhy Munawar-Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama. h. 1475. 50
Budhy Munawar-Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama. h. 417. 51
Budhy Munawar Rahman, ed. Membela Kebebasan Agama. h. 1055.
34
kehidupan bermasyarakat, di tengah perberbedaan tersebut, semua kalangan
harus menghargai dan menerima pluralitas sebagai kenyataan sosial.52
Dengan uraian tersebut di atas penulis berkesimpulan bahwa kerukunan
antar umat beragama itu bisa tercapai dengan baik, manakala ada saling
pengertian di antara pemeluk agama. Dengan saling memahami keberadaannya,
maka akan terpupuk rasa saling mengasihi. Dan ini juga harus dilandasi rasa
keadilan yang dibangun oleh semua warga bangsa. Sebab kalau sudah merasa
diperlakukan secara adil, maka tidak ada lagi niatan untuk saling menjatuhkan.
3. Landasan kerukunan di Indonesia
Indonesia merupakan negara majemuk, dan bermacam-macam suku dan
adat istiadat. Maka dari itu negara ini mengambil langkah- langkah strategis
untuk mendukung kerukunan di negri ini. Dalam pratiknya negeri ini sudah
bertoleransi kepada golongan, suku dan agama yang ada di Indonesia.
Semenjak pada masa penyusunan UUD 19945 oleh BPUPKI. Hal ini yang
dikatakan Ir. Soekarno dalam gagasan pidatonya:
“Kita tidak mendirikan negara untuk satu orang, satu golongan, tetapi
satu untuk semua, satu buat semua, semua buat satu, dan agar Negara
menjadi kuat perlu permusyawaratan perwakilan. Untuk pihak Islam,
inilah tempat terbaik untuk memelihara agama. Dengan cara mufakat
kita peperbaiki semua hal yang bersangkut paut agama. Golongan
agama dapat memanfaatkan dasar ini untuk memperjuangkan
kepentingannya”.53
52
Toguan Rambe, Pemikran A. Mukti Ali Dan Kronstribusinya Terhadap Kerukunan
Antarumat Beragama, di dalam Al-Lub Vol 1,No 1,2016. h. 30. 53
Agoes Djazaoeli, Dkk., Buku Pemoman Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Hak
Beragama Atau Keyakinan (Jakarta: Direktoral Jenderal HAM, kementerian Hukum dan Ham Ri
dan Puast Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementrian Agama RI dan Human Right working
grup (HWRG),2015), h. 33.
35
Hal inilah yang tercipta dengan adanya pasal tentang kebebasan beragama yang
termaktub di pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi:
“Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa”
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaan”.54
Dalam pandangan pasal ini dijelaskan bahwa filosofis, bangsa Indonesia
merupakan negara yang menempatkan aspek ketuhanan sebagai pertimbangan
utama. Sedangkan kata “Ketuhanan Yang Maha Esa” bahkan ditempatkan
menjadi norma hukum positif bagi negara Indonesia, Sehinga wajib dijadikan
acuan dalam aksi yang dilakukan oleh negara. Sedangkan kata “menjamin harus
diartikan memberikan hak dan melindungi dari kebebasan yang diberikan agama.
55
Tertuang juga di dalam pasal 28J ayat 1 yang tertuang di dalam UUD
1945 yang berbunyi “setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia”.56
Pasal ini juga yang menjadi benteng pendekatan negara untuk melakukan hak
asasi manusia, yang sangat-sangat tidak bisa dikurangi sedikit pun oleh negara
maupun oleh aktor-aktor Negara-negara lain. Hal itu terbukti dengan adanya UU
No 12 Tahun 2015. Tentang Konvenan Hak sipil dan politik yang berbunyi:
1. Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keyakinan beragama. Hak ini
mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atau kepercayaan atas
pilihanya sendiri, dan kebebasan, baik sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain, baik di tempat umum ataupun tertutup, untuk
54
Tim M2S Bandung, UUD 1945 Hasil Amademen Dan Proses Amademen UUD 1945
Lengkap ( Bandung : M2S, 2004), h. 45. 55
Mubarok, Kompendium Regulasi Kerukunan Umat Beragama, (Jakarta : Pusat
Kerukunan Umat Beragama (PKUB) , Sekretariat Jenderal Kementerian Agama), h. 34. 56
Tim M2S Bandung, UUD 1945 Hasil Amademen, h. 44.
36
menjalankan agama dan kepercayaan dalam kegiatan ibadah, penataan,
pengalaman dan pengajaran.
2. Tidak seorangpun dapat dipaksa sehingga terganggu kebebasannya untuk
menganut atau menetapkan agama atau kepercayaan sesuai dengan
pilihanya,
3. Kebebasan menjalankan dan menentukan agama atau kepercayaan
sesorang hanya dibatasi oleh ketentuan bedasarkan hukum, dan di perlukan
untuk melindungi keamanan, ketertiban, kesehatan, atau moral msyarakat,
atau hak-hak dan kebebasan mendasar orang lain.
4. Negara pihak dalam konvenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan
orang tua dan apabila diakui, wali hukum yang sah, untuk memastikan
bahwa pendidikan agama dan moral-moral bagi anak-anak mereka sesuai
dengan keyakinan mereka sendiri.57
Dalam hal ini kerukunan sangat diperlukan oleh bangsa ini untuk
menjunjung tinggi kepercayaan dalam menjaga keharmonisan agama. Sehingga
muncullah pasal ini untuk mengakomodir para masyarakat beragama yang ada di
Indonesia. Pasal 29 ini merupakan pasal yang original dalam pembentukannya
sejak disahkannya UUD 1945. Sehingga dapat dikatakan dalam pasal ini
merupakan prinsip–prinsip dasar kebebasan beragama (freedom of religion) sejak
awal telah dianut oleh pemeintah Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan
kebebasan beragama. Pasal ini juga merupakan wujud dari cita-cita pendiri
NKRI. Pasal inilah yang menjadi dasar bagi pemerintah di Indonesia untuk
melakukan pembinaan terhadap umat beragama.
Pendiri negara ini juga mendasari negara ini dengan Pancasila, sehingga
negara ini bukannya negara agama melainkan negara yang menjamin kebebasan
57
Agoes Djazaoeli, Dkk,. Buku Pemoman Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Hak
Beragama Atau Keyakinan . h. 41.
37
beragama bagi warga negaranya. Negara Pancasila juga merupakan sebuah
negara hukum dan bukan negara kekuasaan, sehingga di Indonesia bukan negara
totaliter dan autokrasi.58
Sehingga Indonesia adalah negara yang berdaulat sendiri,
dengan ini status hukumnya adalah negara hukum yang berbasis agama.
Merujuk adanya UUD 1945 dan Pancasila, maka diketahui lima landasan
fisolofis pembangunan negara melalui agama:
1. Agama sebagai sumber spiritual, moral, dan etik bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara.
2. Penghormatan dan perlindungan atas hak kebebasan beragama merupakan
hak asasi setiap warga negara.
3. Menjadi landasan kerukunan umat beragama dan tata kelola kehidupan
beragama, yang seiring dengan semangat kontemporer dalam demokrasi,
toleransi, kebebasan beragama dan sebagainya.
4. Landasan pembangunan karakter dan jati diri bangsa yang di antaranya
diwujudkan dalam pengembangan sistem pendidikan yang berbasis agama-
agama.
5. Penyediaan fasilitas dan pelayanan bagi umat beragama berdasarkan prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik, dengan memaksimalkan peran dan
partisipasi Pemerintah.59
Dunia juga telah mengeluarkan undang-undang hak asasi manusia yang disebut
The Universal Declaration Of Human Rights ( Deklarasi Universal hak asasi
manusia) sehingga pemerintah harus mengikutinya, dalam hal ini di dalam pasal
29 ayat (2) yang berbunyi:
58
Pdt. Weinata Sairin, M.Th, ed., Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan
Berbangsa: Butir-butir Pemikiran (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2011 ), h. 77. 59
Agoes Djazaoeli, Dkk., Buku Pemoman Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Hak
Beragama Atau Keyakinan.h. 40.
38
“In the exersies of hits right and freedoms, everyone shall be subject only
to such limitations as are determined by law solely for the purpose of
securing due recognition and respect for the right and freedoms of ohters
and of meeting the just requiments of morality, public order and the
general welfarein a democratic society”.
Artinya:
“dalam menjalankan hak-hak kebebasan–kebasanya, setiap orang harus
tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang–
undang yang tujuannya semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan yang tepat terhadap hak–hak dan kebebasan orang lain, dan
untuk memenuhi syarat-syarat yang adil dalam kesusilaan, ketertiban dan
kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis”.60
Negara harus bisa menjaga hak asasi manusia agar tidak terjadinya adanya
diskriminasi sosial dalam masyarakat yang ada. Sehingga negara harus bisa
memaknai kebebasan hak asasi manusia melalui kerukunan beragama. Dunia telah
mengikuti adanya undang-undang ini untuk menjaga kedamaian dunia dengan
melakukan pemberian hak-hak kepada masyarakat seluruh dunia. Negara ini
mempunyai hak kebebasan dalam 28 a, b, c, d, e, dan f, untuk mengatur
kebebasan mayasakat di Indonesia. Dalam hal ini kebebasan sendiri sangat
penting dan harus dimaknai dengan sebenarnya, sehngga Negara dengang
mmembatasi agama dengan ranah hak utuk mengatur agama yang ada di Negara
ini.61
Dalam hal ini dalam kebebasan beragama dibagi menjadi dua yaitu
Kebebasan internal (Forum Internum) dan Kebebasan Eskternal (Forum
Eksternum).62
Yang dimaksud Kebebasan internal (Forum Internum) yakni kebebasan
internal yang berisi kebebasan hati nurani untuk meyakini, menganut dan
60
Mubarok, Kompendium Regulasi Kerukunan Umat Beragama. h. 52. 61
Tim Penyusun The Whahid Instute, Laporan Akhir Tahun Kebebasan Beragama dan
Intoleransi 2012 The Whahid Instute, (Jakarta : The Whahid Instute dan Yayasn TIFA, 2012), h. 3. 62
Tim Penyusun The Whahid Instute, Laporan Akhir Tahun Kebebasan Beragama dan
Intoleransi 2012 The Whahid Instute, h. 3.
39
berpindah agama dan keyakinan serta hak untuk mempertahankan menganut atau
berpindah dari suatu agama atau keyakinan.63
Dengan demikian kebebasan
individu tidak dilandasi oleh golongan apapun, sehingga secara pribadi bisa
mengeksperikan keyakinan dan beribadahnya secara bebas ununtuk memilih
agamanya menurut keyakinanya itu sendiri, seperi beribadah menurut
kepercayaan, berziarah ke tempat suci dan melakukan seperti yang dikerjakan
sesuai ajaranya yang dianutnya.
Kedua adalah Kebebasan Eskternal (Forum Eksternum) yakni kebebasan
baik sendiri atau bersama-sama dengan orang lain, ditempat umum atau diwilayah
pribadi untuk memanifestasikan agama dan keyakinan dalam bentuk pengajaran,
pengamalan, ibadah dan penataannya.64
Yang dimaksud ini adalah kebebasan
beragama sepajang tidak bertetengan dengan kebebasan sesama orang lain.
Sehinga seseorang bisa memiliki kebebasasanya unuk bergaul dan mengikuti
kegiatan agama yang bersifat terbuka. Sehinga masyarakat diberi kebebasan untuk
mendirikan tempat ibadah, kebebasan untuk menggunakan simbol-simbol agama,
hak kebebasan untuk merayakan hari besar agama, hak kebebasan untuk
menetapkan pemimpin agama, hak untuk mengajarkan dan menyebarkan ajaran
agama, hak orang tua untuk mendidik agama kepada anaknya, hak untuk
mendirikan dan mengelola organisasi keagamaan.
Dari sinilah maka terbentuk UU dan regulasi-regulasi adanya peraturan
kerukunan antar umat beragama. Dan sesungguhnya kerukunan umat beragama
63
Tim Penyusun The Whahid Instute, Laporan Akhir Tahun Kebebasan Beragama dan
Intoleransi 2012 The Whahid Instute, h. 3. 64
Tim Penyusun The Whahid Instute, Laporan Akhir Tahun Kebebasan Beragama dan
Intoleransi 2012 The Whahid Instute. h. 5.
40
sudah diperankan oleh Kementerian Agama RI untuk mengakomodir agama-
agama di Indonesia tersebut, dengan keluarnya peraturan Pemerintah Nomor
1/PNPS/1965.
Undang-Undang ini adalah peraturan penting bagi Negara Indonesia
karena UU ini membahas tentang pedoman hidup agama-agama di negara ini.
Sehingga Indonesia bisa melindungi Agama yang ada di Indonesia. Dengan
terbitnya UU ini maka banyak regulasi dikeluarkan antara lain:
a. UU NO. 1/PNPS/1965 Tentang No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama..
b. Intruksi Menteri Agama RI NO. 3 Tahun 1984 tentang pelaksanaan kerukunan
hidup umat beragama di Daerah sehubungan dengan telah terbentuknya wadah
musyawarah antar umat beragama
c. Keputusan Menteri Agama NO. 35 Tahun 1980 Tentang wadah musyawarah
Antar Umat Beragama.
d. Peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negri NO. 9 dan 8
tahun 2006 tentang Pedoman pelaksanaan Tugas Kepala Daerah / Wakil
Kepala Daerah dalam pemeliharaan kerukunan Umat beragama, Hubungan
Forum Kerukunan Umat Beragama dan pendirian rumah ibadah.
e. Keputusan Menteri Agama RI No. 84 Tahun 1996 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penanggulangan Kerukunan Hidup Umat Beragama .
41
f. Edaran Menteri Dalam Negri No. 450/2576/SJ perihal pembentukan Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Dewan Penasihat FKUB.65
Dari sinilah kerukunan umat Beragama di Indonesia berjalan, sehingga
banyak ormas-ormas yang menghendaki tentang adanya kerukunan umat
beragama. Demikian juga Ormas-ormas yang ada di Kota Depok sangat
menginginkan adanya kerukunan tersebut. Dan salah satu Ormas keagamaan yang
gencar melakukan usaha-usaha yang mengarah pada terciptanya kerukunan antar
pemeluk agama adalah Ormas NU. Di mana PCNU kota Depok giat melakukan
kegiatan-kegiatan sosial bersama ormas lain. Dan ini sangat memungkinkan
dilakukan karena Kota Depok merupakan salah satu kota yang berpenduduk
beranekaragam. Baik latar belakang pendidikannya, suku, ras dan agamanya.
Sehingga mereka bisa hidup berdampingan dengan damai sekalipun berbeda
keyakinan.
65
Tim Penyusun Puslitbang Kehidupan Beragama, Kompilasi Kebijakan Dan Peraturan
perundangan kerukunan Umat Beragama ( Jakarta : puslitbang keagamaan RI. cet,10, 2008), h. x
42
BAB III
PROFIL PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA DALAM
MENGEMBANGKAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KOTA
DEPOK
A. Profil Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan sebuah organisasi terbesar di
Indonesia yang mengangkat tradisinya dan mengembangkan ajaran Ahlus
sunah wal Jama’ah (Aswaja). Nahdlatul Ulama‟ (NU) didirikan pada 16
Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M di Kota
Surabya, Jawa Timur. Berdirinya organisasi ini diprakarsai oleh K.H. Hasyim
Asy’ari (Pengasuh Pondok Pesantren Tubuireng, Jombang) dan K. H. Abdul
Wahab Hasbullah (Pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang)
dan mendapat pengesahan sebagai organisasi yang sah dari Pemerintah
Belanda pada tanggal 6 Februari 1930 melalui beslit Gubernur Jendral yang
ditandatangani oleh De Algemeene secretaris, G. R. Erdbink. 1
Nahdlatul Ulama juga merupakan sebuah organisasi sosial dan
keagamaan yang dipelopori oleh para ulama yang merasa peduli untuk
mengarahkan perjalanan Indonesia. Bukan suatu kebetulan jika nama yang
diambil adalah Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan Ulama.
Sebelumnya melalui ijtihad panjang sudah dinominasikan beberapa nama
yang pada akhirnya nama Nahdlatul Ulama menjadi pilihan terbaik. Sebagai
1 K. H. Drs. A. Mahfudz Anwar. NU dan Ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah ( Depok :
2001, RIMA Depok ), h. 11.
43
suatu organisasi sosial keagamaan yang dipelopori oleh kalangan Ulama.2
Sebagai organisasi (Jam’iyah Diniyah), NU memilih beberapa bidang utama
kegiatannya sebagai ikhtiar mewujudkan cita-cita dan tujuan berdirinya yang
bersifat keagamaan maupun kemasyarakatan.3. Hal ini terbukti di dalam
Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) NU yang disahkan
didalam muktamar NU 2015 yang bertempat di Kabupaten Jombang Jawa
Timur , yang berbunyi:
BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 8
(1) Nahdlatul Ulama adalah perkumpulan/jam’iyyah diniyyah islamiyyah
ijtima’iyyah (organisasi sosial keagamaan Islam) untuk menciptakan
kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat dan
martabat manusia.
(2) TujuanNahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut
faham Ahlusunnah wal Jama‟ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat
yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi
terciptanya rahmat bagi semesta.
Pasal 9
Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana Pasal 8 di atas, maka
NahdlatulUlama melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
(1) Di bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang
menganut faham Ahlusunnah wal Jama’ah.
(2) Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan
terwujud nya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta
pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk
membina umat agar menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur,
berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, bangsa
dan negara.
(3) Di bidang sosial, mengupayakan dan mendorong pemberdayaan di
bidang kesehatan, kemaslahatan dan ketahanan keluarga, dan
pendampingan masyarakat yang terpinggirkan (mustadl’afin).
2Zubair Hamzah, M.Ag, dkk., Sejarah Berdiri Dan Perjalanan PCNU Kota Pasuruan (
Pasuruan : 2004 M /1425 H, Forum Pendiri PCNU Kota Pasuruan), h. 19. 3K. H. Drs. A. Mahfudz Anwar. NU dan Ajaran Ahlulssunah Wal Jama’ah . h. 20.
44
(4) Di bidang ekonomi, mengupayakan peningkatan pendapatan
masyarakat dan lapangan kerja/usaha untuk kemak muran yang merata.
(5) Mengembangkan usaha-usaha lain melalui kerjasama dengan pihak
dalam mau pun luar negeri yang bermanfaat bagi masyarakat banyak
guna terwujud nya Khairu Ummah.4
Dalam hal ini terlihat dalam beberapa kegiatan dan hasil-hasil yang didapat
dalam Muktamar, Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Kronfrensi Besar yang
selalu diadakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama‟ (PBNU) untuk
memberikan keputusan-keputusan yang selalu menjunjung tinggi peran dari
organisasi ini untuk meciptakan ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunnah
wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi
kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.
Sehingga dalam mengambil keputusan yang ada didalam organisasi ini selalu
mengunakan landasan Al-Qur‟an, Assunah, Ijma‟ dan Qiyas. NU sendiri memakai
ijtihad para Ulama salafus shalih. Yaitu dengan mengakui dan mengamalkan
pemikiran-pemikiran para iman-imam yang ahli dalam bidangnya, misalnya:
dalam bidang fikih kita ini berpedoman kepada imam Hanafi, Maliki, Syafi‟i,
Hanbali. Dalam bidang tasawuf berpedoman kepada ajaranya Syekh Juned Al-
Baghdadi dan Imam Ghozali. Dalam bidang teologi kita berpedoman kepada
pemikiranya Abu Hasan al-Asy „ari dan imam Al-Maturidi.5
Dapat diartikan paham Ahlusunnah waljama'ah sebagai "para pengikut
tradisi Nabi Muhammad dan ijma‟ (kesepakatan) Ulama". Sementara itu, watak
4Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
5Lembaga Ta‟lif wan Nasyr PBNU. Anggaran Dasar&Anggaran Rumah
TanggaNahdlatul Ulama HasilKeputusan MuktamarKe-33NU( Jakarta : LembagaTa‟lif wan
Nasyr PBNU, 2015), h. 40.
45
moderat (tawassuth) merupakan ciri Ahlussunah waljamaah yang paling
menonjol, di samping juga i'tidal (bersikap adil), tawazun (bersikap seimbang),
dan tasamuh (bersikap toleran), sehingga ia menolak segala bentuk tindakan dan
pemikiran yang ekstrim (tatharruf) yang dapat melahirkan penyimpangan dan
penyelewengan dari ajaran Islam. Dalam pemikiran keagamaan, juga
dikembangkan keseimbangan (jalan tengah) antara penggunaan wahyu (naqliyah)
dan rasio ('aqliyah) sehingga dimungkinkan dapat terjadi akomodatif terhadap
perubahan-perubahan di masyarakat sepanjang tidak melawan doktrin-doktrin
yang dogmatis.6
Islam moderat merupakan konter narasi Islam itu sendiri, yaitu gerakan
Islam intoleran. Dari semua mayoritas Kalangan NU menyebut Islam moderat
sebagai Islam Nusantara, atau Islam lokal wisdom, jadi yang dinamakan Islam
moderat itu adalah Islam yang lembut, tidak keras dan tidak kasar, tidak exclusive
dan mau berdialog. Jadi diskursus di lapangan menunjukkan bahwa jama‟ah NU
hampir bisa dipastikan memiliki wawasan pemikiran keagamaan yang moderat.7
Dalam perjalananya terhadap sikap moderat NU mendinamiskan
perkembangan di kalangan masyarakat, dalam kalangan NU selalu menghargai
budaya dan tradisi lokal. Metode mereka sesuai dengan ajaran Islam yang lebih
toleran pada budaya lokal. Hal yang sama merupakan cara-cara persuasif yang
dikembangkan Walisongo dalam meng-Islam-kan pulau Jawa dan menggantikan
kekuatan Hindu-Budha pada abad XVI dan XVII. Apa yang terjadi bukanlah
6Miftahuddin Islam Moderat Konteks Indonesia dalam Perspektif Historis, didalam
Jurnal MOZAIK,Volume V Nomor 1, Januari 2010. H. 51. 7M. Sidi Ritaudin, Promosi Islam Moderat Menurut Ketum (MUI)Lampung
DanRektorUniversitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung,didalam Jurnal TAPIs Vo. 13
No.02 Juli-Desember 2017. h. 56.
46
sebuah intervensi, tetapi lebih merupakan sebuah akulturasi hidup berdampingan
secara damai. Ini merupakan sebuah ekspresi dari “Islam kultural” atau “Islam
moderat” yang di dalamnya ulama berperan sebagai agen perubahan sosial yang
dipahami secara luas telah memelihara dan menghargai tradisi lokal dengan cara
mensubordinasi budaya tersebut ke dalam nilai-nilai Islam.8 Maka sampai
sekarang NU selalu menjunjung islam yang baik dan santun terhadap semua umat
manusia baik agama dan adat istiadat yang ada di Indonesia.
Dalam perjalanan-nya Nahdlatul Ulama‟ (NU) memeliki organisasi dari
pusat hingga sampai tinggkat Ranting yang terbesar di Indonesia.NU sendiri
mempunyai organisasi Otonom, Lembaga dan Badan Khusus. Sehingga NU di
Indonesia bisa berkembang di seluruh penjurunya negeri ini dengan mudah dan
cepat.
Dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama juga mempunyai tingkat berdasarkan
wilayah yang ada di negri ini. Maka didalam Anggaran Rumah Tangga (ART)
NU dalam BAB IV yang berjudul Tingkatan Kepengurusan, yang disahkan
didalam muktamar NU 2015 menyebutkan.
Pasal 12
Tingkatan kepengurusan dalam organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari:
a. Pengurus Besar (PB) untuk tingkat Nasional dan berkedudukan di
Jakarta, Ibukota Negara.
b. pengurus Wilayah (PW) untuk tingkat Propinsi dan berkedudukan di
wilayahnya.
c. Pengurus Cabang (PC) untuk tingkat Kabupaten/Kota dan
berkedudukan di wilayahnya.
8Miftahuddin,Islam Moderat Konteks Indonesia dalam Perspektif Historis, didalam jurnal
MOZAIK,h. 52.
47
d. Pengurus Cabang Istimewa (PCI) untuk Luar Negeri dan
berkedudukan di wilayah negara yang bersangkutan.
e. Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) untuk tingkat Kecamatan
dan berkedudukan di wilayahnya.
f. Pengurus Ranting (PR) untuk tingkat Kelurahan/desa.
g. Pengurus Anak Ranting (PAR) untuk kelompok dan/atau suatu
komunitas.9
Dalam pasal 12 AD/ART menyebutkan bahwa pengurus cabang merupakan
sebuah wilayah yang terletak disebuah Kabupaten atau Kota. PCNU Kota Depok
ini merupakan sebuah keniscayaan, karena memang dalam Jam‟iyah Nahdlatul
Ulama kepengurusan dibentuk bedasarkan wilayah. Hal ini juga terdampak pada
Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Disitu terdapat sebuah kepengurusan Nahdlatul
Ulama‟ Kota Depok yang di sebut pengurus cabang. Kepengurusan NU dari Pusat
sampai Kabupaten/Kota,di antara Pengurus Cabang itu adalah PCNU Kota
Depok ini kan sebuah keniscayaan, karena memang dalam Jam‟iyah Nahdlatul
Ulama kepengurusan dibentuk berdasarkan wilayah.10
Hal ini juga berdampak
pada Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Di situ terdapat sebuah kepengurusan
Nahdlatul ulama Kota Depok yang disebut Pengurus Cabang.
Dalam sejarahnya, yang membawa dan mengembangkan NU, khususnya di
Kota Depok merupakan tokoh yang tidak asing lagi di dalam organisasi Nahdlatul
ulama‟, yaitu K. H. Achmad Sjaichu, sehingga tokoh kyai ini menjadi sentral.
Dalam perjalanannya munculah tokoh-tokoh muda yang sangat gigih membantu
perjuangannya, seperti K.H. Drs. Selamet Suryanto, K.H. Drs. Ahmad Mahfudz
Anwar, ini merupakan tokoh yang datang ke Depok. Sedangkan untuk tokoh-
9Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU. Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama Hasil Keputusan Muktamar Ke-33 NU. h. 43. 10
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
48
tokoh yang asli orang Depok yang turut membantu adalah, K.H. Abdul Rozaq,
K.H.Ahmad Ridwan, K.H. Jundan Suwarman, Selamet Riyadi, merupakan orang-
orang asli yang ikut membidani awal sejarah berdirinya NU Kota Depok.11
Kota Depok kepengurusan sudah dibentuk pada waktu Depok dijadikan
Kota Adiministratif dengan tiga kecamatan waktu itu yaitu Pancoran mas, Beji
dan Sukmajaya. Maka dibentuklah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota
Depok. Sehingga terbentuknya PC NU itu bersamaan dengan terbentuknya Kota
Administratif Depok.12
Pada kenyataanya diakui pula secara resmi atau sah Sebagai Pengurus
Cabang (PC) pada saat menjelangmuktamar NU 1994, yaitu Muktamar di
Jogjakarta. Ketika menjelang muktamar 1994 di Jogjakarta, kepengurusan PCNU
Kota Depok sudah ada. Waktu itu ketua Tanfidziyahnya K.H. Jundan Suwarman
dan Rais Syuriahnya K.H. Abdul Rozaq.13
Pada saat ini kepengurusan PCNU
Kota Depok sudah mempunyai tiga ketua tanfidiyah dari tahun 1994 hingga tahun
2018 di antaranya K.H. Jundan Suwarman, K.H, Drs. A. Mahfudz Anwar, K.H.
Drs. Burhanuddin Marzuki dan H.Raden Salamun Adiningrat, S,Sos.I, S.Pd.
Dalam sejarahnya PCNU di Kota Depok mulai mendapatkan hak suara dalam
kegiatan Muktamar, dan acara besar lainnya dalam menentukan nasib Nahdlatul
Ulama. Karena itu, PCNU Kota Depok kini sudah mengikuti muktamar 6 kali. 1.
Jogjakarta, 2. Cipasung, Jawa Barat, 3. Lirboyo, Kediri, 4. Solo, Jawa Tengah, 5.
Makasar, Sulawesi, 6. Jombang, Jawa Timur.14
11
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 12
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 13
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 14
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
49
Dalam perjalanannya Pada tahun 2014 PCNU Kota Depok memasuki masa
khidmat ke 5. Yang ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Dengan Nomor:
337/A.II.04.d/02/2014 tertanggal 20 Rabi‟utsani 1435H/20 Febuari 2014 tentang
Pengesahan PC NU Kota Depok masa Khidmat 2013-2018. Yang dikeluarkan
oleh PBNU yang diketuai Dr.K.H. Said Aqiel Sirodj MA dengan Rais
Syuriahnya15
K.H. Zainuddin Ma‟shum Ali dan ketua Tanfidziyah16
Raden
Salamun Adiningrat, S.Sos.I, Spd. Dalam peraturanya pengurus Nahdlatul Ulama‟
baik pengurus Pusat dan Cabang Mempunyai kewajiban dan hak dalam
menjalakan roda organisasasi. Hal ini terlihat dalam Angaran Rumah Tangga,
yang berbunyi.
Pasal 71
(1) Pengurus Nahdlatul Ulama berkewajiban:
a. Menjaga dan menjalankan amanat dan
b. ketentuan-ketentuan organisasi.
c. Menjaga keutuhan organisasi kedalam
d. maupun keluar.
e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban
f. secara tertulis dalam permusyawaratan
g. sesuai dengan tingkat
h. kepengurusannya.
(2) Pengurus Nahdlatul Ulama berhak:
15
Rais Syuriyah bertugas dan berwenang membina dan mengawasi pelaksanaan
keputusan-keputusan organisasi sesuai tingkatannya. Lihat Lembaga Ta‟lif wan Nasyr PBNU,
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama Dan Hasil Keputusan Muktamar
ke 33 di Jombang, h. 48. 16
Tanfidziyah mempunyai tugas dan wewenang menjalankan pelaksanaan keputusan-
keputusan organisasi sesuai tingkatannya. Lihat Lembaga Ta‟lif wan Nasyr PBNU, Anggaran
Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama Dan Hasil Keputusan Muktamar ke 33 di
Jombang, h. 48
50
a. Menetapkan kebijakan, keputusan dan peraturan organisasi
sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Memberikan arahan dan dukungan teknis kepada Lembaga,
Badan Khusus dan Badan Otonom untuk meningkatkan
kinerjanya.17
Dalam perkembangannya Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama mempunyai
masalah terhadap beberapa personil pengurusnya. Maka pada tahun 2016
Pengurus Cabang NU Kota Depok melakukan revisi kepengurusan, dan PBNU
mengabulkan revisi yang dibuat oleh Pengurus Cabang Kota Depok tersebut.
Maka keluarlah SK. Kepengurusan dengan Nomor: 337, a/A. II . 04. d/09/2016
Tentang Pengesahan PCNU Kota Depok Antar Waktu. Maka ini adalah SK yang
sah untuk kepengurusan sekarang. PCNU Kota Depok telah melakukan begitu
banyak kegiatan yang dilakukan dalam bentuk program-program, yang bertujuan
keagamaan dan yang bersifat sosial. Untuk menciptakan kedamaian dan ketertiban
dalam bernegara dan beragama dalam menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
B. Program Kerukunan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota
Depok
Program yang dilakukan PCNU dalam menciptakan kerukunan umat
beragama khususnya di Kota Depok mempunyai Progam yang menyangkut
masalah kerukunan dalam menjaga kerukunan yang terjadi di Kota Depok. Dalam
hal ini progam kerukunan ada yang internal ke dalam Islam dan ada yang
17
Lembaga Ta‟lif wan Nasyr PBNU. Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama Hasil Keputusan Muktamar Ke-33 NU. h.121.
51
eksternal keluar agama Islam. Dalam melakukan progam ini PCNU
menggandeng lembaga-lembaga yang mumpuni dalam bidangnya.
1. Program ke dalam Islam, di antaranya:
a. Melalui lembaga dakwah LDNU, PCNU Kota Depok menciptakan
kader da‟i yang mampu memberikan pendidikan atau penerangan
kepada umat islam tentang Islam Rahmatan lil ‘aalamiin.
b. Lewat pendidikan Ma‟arif PCNU Kota Depok menciptakan kader-
kader atau santri yang memang sejak dini kita didik secara Islam yang
damai, Islam santun, Islam yang Hanafiyatus Samhah.
c. Lewat LPNU PCNU Kota Depok membentukt suatu wadah bersama
berupa usaha tani bersama da‟i-da‟i untuk membantu perekonomian.
d. lewat Jam‟iyah Thoriqoh PCNU kota Depok membiasakan dzikir
bersama. Karena dengan dzikir bersama itu sesesorang yang tadinya
cenderung untuk bergeser akan kembali ke jalan yang lurus.18
2. Program keluar umat Islam, sebagaimana berikut:
a. Dialog antar Umat Beragama.
b. Membuat Badan Sosial lintas Agama.
c. PCNU Kota Depok dan ormas agama Islam lainnya memelopori
kerjasama lintas Agama.
d. Kerjasama dengan Polisi Resort Kota Depok. 19
C. Kesetaraan Umat Beragama dalam Perspektif Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok.
Dalam kesetaraan umat beragama PCNU Depok mengakui
keberadaan Pancasila. Ketika itu menjadi rujukan, maka semua orang dalam
negara Indonesia sama dalam hukum dan pemerintahan, tidak dilihat lagi
18
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017. 19
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017.
52
agamanya apa.20
Termasuk juga semua agama yang diakui oleh Pemerintah
dan yang tidak diakui Pemerintah. Dalam perjalanannya PCNU mengakui
asas tunggal Pancasila yang diputuskan dalam Muktamar 1984 yang di situ
NU mengakui azas tunggal Pancasila.
Dalam bersikap PCNU kota Depok mengikuti sikap NU yang tertuang
pada Khittah Nahdlatul Ulama yang berbunyi:
1. Sikap tawassuth dan i’tidal. Sikap tengah yang berintikan pada prinsip
hidup yang menjunjung tinnggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah
kehidupan bersama. Dengan ini Nahdlatul Ulama‟ dengan sikap dasar ini
akan menjadi kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan
selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan
yang bersifat tatharruf (ekstrim).
2. Sikap tasamuh. Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan, baik dalam
keagamaan, terutama hal-hal yang menyangkut bersifat furu’ atau menjadi
masalah khilafiyah, serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.
3. Sikap tawâzun sikap seimbang dalam berkhidmat. Menyerasikan khidmat
kepada Allah, khidmat kepada sesama manusia, serta pada lingkungan
hidupnya. Menyelaraskan kepetingan masa lalu, masa kini, dan masa
mendatang.
4. Sikap amar ma’rûf nahî munkar. Selalu memiliki kepekaan untuk
mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan
bersama, serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat
menjerumuskan merendahkan nilai-nilai kehidupan.21
Dalam hal ini PCNU Kota Depok selalu memakai aspek yang
disepakati oleh para Alim Ulama untuk berkehidupan di masyarakat maupun
di dalam organisasi. Untuk bertujuan membangun kehidupan bernegara di
Indonesia dan menghargai pendapat orang.
20
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017. 21
Nur Khalik Ridwan. NU Dan Bangsa 1914-2010 Pergulatan Politik & Kekuasaan, (Jogjakarta :
Ar- Ruzz Media, 2010),h. 463.
53
Dalam prateknya PCNU Depok selalu menghormati dan membantu
pendirian rumah ibadah yang ada di Kota Depok. PCNU Kota Depok selalu
membantu hubungan antar agama ini. Karena di Kota Depok ini terjadi
konflik ketika ada pesoalan penolakan rumah ibadah. Dalam pratek sehari-
harinya di Kota Depok, yang menjadi sumber konflik adalah membangun
kebaktian atau rumah ibadah. Padahal di situ masyarakat Islam, tidak
nyembah nuwun (tidak permisi dulu), tidak berpamitan kepada masyarakat
sekitar dan tidak sosialisasi. Tiba-tiba mereka mendirikan Gereja untuk Misa
Kebaktian, dan tidak ada penjelasan tentang kebutuhan untuk mendirikan
Tempat Ibadah. Oleh karena itu tidak berdasarkan Peraturan Bersama Dua
Menteri No. 9 Dan 8 Tahun 2006.22
Kasus yang mengganggu kerukunan dapat diartikan sebagian pihak
merugikan Pemerintah, sehingga PCNU Kota Depok berperan dalam hal
hubungan agama selain Islam. Seperti membantu penyelesaian kasus
pendirian rumah ibadah yang ada di Kota Depok dan membantu dalam proses
pendirian rumah ibadah. Misalnya ada kelompok Kristen mendirikan gereja,
PCNU Kota Depok akan membantu dan melakukan kegiatan mendukung
ketika kembali melihat kepada undang-undang dan konstitusi yang berlaku.
Kalau Pendirian rumah ibadah harus sesuai dengan surat keputusan bersama
SKB Menteri agama dan Menteri Dalam Negeri. Maka sepanjang dalam
prosesnya seperti itu, maka PCNU akan menbantu. Tapi manakala pendirian
rumah ibadah bertentangan, maka PCNU menghalangi juga. Ada juga gereja
22
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-Attas, 5 April 2017.
54
yang mau didirikan di tengah tanah kosong yang jauh dari penduduk, kalau
memang tidak sesuai, PCNU Depok juga ikut dalam posisinya melarang.23
PCNU Kota Depok menyatakan bahwa NKRI ini sudah final
yaitu Pancasila sebagai dasar Negara. Maka apapun bentuk gerak dakwahnya
selalu mengacu pada kepentingan besar ini. Jika kepentingan besar ini tidak
terganggu, maka bisa berjalan bersama, kalau tidak juga tidak bisa berbuat
apa-apa.24
Dalam melaksanakan tugas untuk menjaga kerukunan di Indonesia
dan khususnya di Kota Depok maka diperlukan wadah kerukunan.
Dalam hal yang sifatnya pemikiran baik sesama Islam, maka
hendaklah saling menhormati cara berfikir syari‟ah amaliyah misalnya dalam
hubungan dengan kelompok Muhamadiyah dan Persis sekalipun mereka
menganggap qunut subuh tidak ada. NU mempunyai prinsip-prinsip yang
harus dijalankan. Dalam tradisi NU khususnya PCNU Kota Depok
mempunyai dua prinsip dalam hablum minan naas, untuk sesama muslim
kita “Lanaa a’maaluna walakum a’maalukum” dan untuk orang di luar
agama Islam “lakum diinukum waliya diin”. Ini prinsip-prinsip yang selalu
dijaga orang NU untuk kepetingan negara dan bangsa.
D. Hubungan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dengan FKUB
Dalam menjalankan hubungan PCNU Kota Depok selalu melakukan
kerjasama baik pemerintahan dan maupun organisasi di luar pemerintahan.
Salah satu organisasi pemerintah dalam membidangi kerukunan umat
beragama adalah FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Dalam rangka
23 Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-Attas, 5 April 2017.
24 Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017.
55
menjalankan kerukunan NU dan FKUB bekerja sama dengan baik. Menurut
Habib Muhsin Al-Attas mengatakan “Ya selama ini hubungan baik-baik saja.
Karena NU juga mempunyai perwakilan di FKUB melalui MUI. Sehingga
komunikasi FKUB dengan PC NU tidak ada masalahyang dipandang serius”.25
Dalam hal ini PCNU ikut membantu FKUB dari perwakilan ormas Islam,
karena FKUB adalah organisasi semi pemerintahan yang membidangi urusan
kerukunan umat beragama di Indondenesia khusunya di Kota Depok.
Sedangkan Basolia yang didirikan Majelis-majelis Agama dan NU di Kota
Depok, Basolia tidak sama dengan FKUB karena Basolia pada dasarnya adalah
kepanjangan tangan dari program FKUB. Akan tetapi Basolia didirikan oleh
seorang, yang ada di antara angota FKUB. Mereka mendirikan badan sendiri,
padahal kita sedang bentuk di bawah FKUB.26
Dari sini terlihat bahwa Basolia
adalah murni bentukan warga masyarakat, tanpa ada campur tangan
Pemerintah Kota Depok.
Sedangkan dalam pandangan pendiri Basolia, FKUB itu berdirinya atas
nama pemerintah dan yang mendirikannya adalah pemerintah. FKUB
anggotanya juga majelis-majelis Agama yang ada. Namum berbeda dengan
Badan Sosial Lintas Agama meskipun lahir dari majelis-majelis Agama yang
ada. Kami lahir tidak difasilitasi oleh pemerintah. Kami lahir murni dilahirkan
oleh masyarakat, dari masyarakat yang latar belakang masyarakat Agama. 27
25
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-attas,5 April 20017. 26
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-attas,5 April 20017. 27
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni, 25 Maret 20017.
56
Dalam hal inilah perbedaan antara FKUB dan Basolia, dan juga Basolia
sudah berjalan. Selama ini tidak ada komunikasi dan karena mereka
mendirikan sendiri, itu artinya sudah tidak ada kewajiban melapor kepada
FKUB. Karena dianggap Basolia berada diluar dari FKUB yang sebelumnya
tidak didahului oleh adanya proses komunikasi, tidak ada koordinasi”.28
Dalam
hubungan ini komunikasi hanya berlangsung dengan Pemerintahan saja. Untuk
kegiatan-kegiatan masing-masing berjalan sesuai dengan ketentuan dan aturan
masing-masing organisasi. FKUB menjalankan perannya sebagai wadah
kerukunan bentukan Pemerintah dan selalu berkoordinasi dengan Pemerintah,
sementara Basolia menjalankan kegiatannya secara mandiri.
E. Perbandingan Kegiatan PCNU, Basolia dan FKUB Kota Depok
Dalam menyikapi progam yang dilalui oleh PCNU, Basolia dan
FKUB merupakan sebuah organisasi di Kota Depok. Mereka sama-sama
mempunyai progam tetang kerukunan yang hampir sama, mereka
merupakaan organasasi mengedepankan kerukunan umat beragama
khususnya di kota Depok. Untuk mengetahui beberapa perbedaan yang
dilakukan organisasi tersebut maka mari kita lihat perbedan yang dilakukan
organisasi PCNU, Basolia dan FKUB, mari kita lihat di bawah ini:
NO Organisasi Dasar
pembentukan Kegiatan Manfaat Dari kegiatan
1
FKUB
didirikan oleh
pemerintah
Sk Walikota
Mediasi dan
Menyelesaikan
jika ada
FKUB berperan untuk
menyelesaikan konflik
yang terjadi di
28
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-attas,5 April 20017.
57
pada tahun
2006
masalah antar
Agama
lapangan. Dan
membantu pemerintah
untuk menyelesaikan
dengan Melakukan
Diskusi.
Sosialisasi
Bertujuan untuk
memahami kepada
masyarakat dengan
adanya peraturan PBM
tersebut. Kepada tokoh-
tokoh masyarakat dan
aparatur Pemeritahan
kecamatan.
Rekomendasi
Memberikan
rekomendasi kepada
tempat beribadah yang
sesuai dengan
Administrasi yang
berlaku
Menjalin
komununikasi
Dalam bekerjasama
FKUB menjalin
komunikasi antara
pemerintahan dengan
masyakat agama
termasuk tokoh-tokoh
Agama, tokoh
masyarakat Agar
terciptanya komunikasi
yang baik dan
harmonis
2
PC NU Kota
Depok
Sebuah
organisasi
keislamana
yang
dibentuk di
depok tahun
1988
SK
dikeluarkan
oleh Pengurus
Besar NU
Mendirikan
Basolia
Bertujuan untuk
memelihara kerukunan
yang ada di kota
Depok. Untuk menjadi
wadah kebersamaan
yang ada di kota
Depok.
Dialog antar
Umat
Beragama.
Bertujuan untuk
memelihara kerukunan
agama. Untuk menjaga
kondusif itas kota
Depok dengan dialog
umat Beragama, agar
komunikasi antara
agama satu dan yang
58
lain sama dalam
pandangan.
PC NU Kota
Depok dan
ormas agama
Islam lainnya
memelopori
kerjasama
lintas Agama.
Untuk berkerjasama
dalam melakukan
sinergi bareng antara
ormas lain untuk
memakmurkan Negara
Indoesia dan
khususnya Kota
Depok. Dalam misi
menyebarkan ajaran
Islam yang dilandasi
Bhineka Tunggal Ika.
Kerjasama
dengan Polisi
Resort Kota
Depok
Melakukan pelatihan
tentang agama yang
intensif untuk para
polisi yang akan terjun
ke masayarakat. Untuk
memberikan
pemahaman agama
islam dan Negara yang
benar,
3
Basolia
Didirikan
oleh lembaga
Agama-
agama dan
PCNU Kota
Depok ikut
mendirikan.
Pada tahun
2015
Bekerjasama
dengan
lembaga-
lembaga
Baksos
Memberikan fasilitas
kesehatan gratis
kepada masyarakat
yang tidak mampu.
Dalam ini
mengenalkan
pemberian dari mana
walaupun beda agama
kita dapat menerima
dengan baik.
Sosialisasi
Memberikan
pemahaman kepada
masyarakat tentang
adanya Basolia yang
ada di Kota Depok
.dan memberikan
pemahaman kepada
masyarakat tentang
kerukunan agama.
59
Seminar
Bertujuan untuk
merekatkan Basolia
dengan agama –agama
di Kota Depok. Dan
meningkatkan peran
agama untuk NKRI
60
BAB IV
PERAN KERUKUNAN MENURUT PCNU KOTA DEPOK
A. Peran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Dalam mengembangkan
Kerukunan Umat Beragama.
Nahdlatul Ulama (NU) meyakini bahwa negara ini adalah Negara
kesatuan. Dalam perjalananya kita bersepakat bahwa dasar Negara kita bukan
Islam. Itu dasar negara Pancasila, sehingga dalam pandangan PCNU Kota
Depok, semua rakyat Indonesia, semua penduduk Kota Depok apapun agamanya
itu sama dalam hukum, sehingga untuk menciptakan kenyamanan, sebaiknya di
antara para pengikut agama harus ada kesepakatan dalam kerukunan. 1
Dalam konteks kerukunan PCNU Kota Depok ikut terlibat dan ikut
mengawal NKRI. PCNU Kota Depok merupakan bagian dari Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama’ yang berkedudukan di Kota atau Kabupaten. karena Kota ini
merupakan wilayah dari Negara Indonesia. Juga merupakan amanat dari hasil
keputusan muktamar.
Menurut PCNU Kota Depok yang terjadi di Kota ini kerukunan “Asalnya
kita ini biasa saja, rukun-rukun saja.2 Dalam pandangan FKUB juga senada
bahwa dalam kerukunan Kota Depok, damai cukup dewasa umat beragama.3
Dalam melihat kerukunan di Kota Depok menurut PCNU Kota Depok ada
beberapa faktor yang menyebabkan rukun adalah, faktor pertamanya semuanya
butuh suasana rukun dan damai. Faktor yang kedua sebetulnya berislam ala
1 Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017
2 Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
3 Wawancara Pribadi dengang Habib Muhsin Ahmad Al-attas. 5 April 20017.
61
Nahdlatul Ulama’ adalah berislam yang mengajarkan Islam kedamaian. Karena
Islam Yang diajarkan dan yang dikembangkan oleh Nahdlatul Ulama yang
merupakan warisan ajaran para Wali Songo4 dan merupakan inti ajaran Nabi
Muhammad saw. Ini yang dipakai di Kota Depok, sehingga cenderung lebih
mudah untuk rukun. Karena dalam Islam, Nahdlatul Ulama’ itu mengajakan
toleransi, orang diajarkan tidak reaktif apabila ada pihak lain yang berbeda.5
Dalam perjalanannya kerukunan beragama di Kota Depok sekarang ini
sedang dinodai oleh beberapa hal, misalnya munculnya aliran sempalan.
Contohnya ajaran Hanafiah Ibrahim, Ajaran Musaddeq dan sebagainya. Sampai
hari ini yang menjadi halangan dan sampai sekarang belum tuntas adalah
Ahmadiyah. Dalam konteks Kota Depok adalah Ahmadiyah, hal ini dibenarkan
juga oleh ketua FKUB “Yang menonjol itu penodaan Agama, misalnya
Ahmadiyah dan aliran sesat itu sangat menonjol di Kota Depok. Maka
kerukunan di Kota Depok menjadi tercoreng.6
Dalam kasus Ahmadiyah, PCNU Kota Depok berpedoman pada status
Ahmadiyah berupa fatwa atau keputusan bahwa Ahmadiyah itu sekarang
setatusnya tidak boleh mengajarkan ajarannya kepada siapapun. Dalam hasil
keputusan ini PCNU Kota Depok melihat sepanjang Ahmadiyah itu tidak
mengajarkan pahamnya kepada orang lain, misalnya kepada orang yang
4Dalam hal ini walisongo mengajarkan tradisi agamaan yang transfronatif (tahawuli
wataghyiri). Adalah proses islimisasi bukan hanya mengajak masuk Islam, tetapi juga mengubah
stuktur sosial masyarakat menuju tahta sosial yang lebih adil, manusia juga berakar pada tradisi
mayarakat setempat. Lihat Ahmad Baso, NU Studies Pergolakan Pemikiran Antara
Fundamentalisme Islam Dan Fudamentalisme Neo-Liberal, (Penerbit Erlanga: 2006, Jakarta) h.
387. 5 Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
6 Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-Attas, 5 April 2017.
62
beragama Islam atau warga negara lain. PCNU Kota Depok harus berupaya ikut
melindungi Ahmadiyah. 7
Dalam prakteknya, di Kota Depok ada orang yang tidak paham seakan-
akan orang yang ikut dalam Ahmadiyah dilarang. Ada ormas atau sekolompok
massa yang ingin tempat ibadah Ahmadiyah ditutup paksa. Mengapa ini terjadi,
mereka berpikir orang Ahmadiyah tidak boleh beribadah. Menurut fatwanya
yang dijelaskan oleh ketua PCNU Kota Depok yang dilarang Ahmadiyah itu
mengajarkan, kalau sudah masuk ke dalam Ahmadiyah dan menjalankan
keyakinannya itu harus dihargai. Dalam hal ini PCNU berperan memberikan
jembatan antara Ahmadiyah dan kelompok-kolompok yang lain yang ingin
Ahmadiyah tidak ada sama sekali di Kota Depok. Dalam pemikiran NU itu sah-
sah saja, asal Ahmadiyah sukarela kembali kepada ajaran Islam yang
sebenarnya. Tapi kalau mereka ikut dan tidak mau melepas ajaran Ahmadiyah
maka NU akan menghormati mereka. Berlaku kepada kelompok dan
keluarganya untuk mengajarkannya. Tapi kalau dalam prakteknya, Ahmadiyah
mengajarkan kepada orang lain, NU juga akan memberikan semacam teguran.
Karena Ahmadiyah berarti tidak menjaga konsensus bagi warga negara
Indonesia”. 8
PCNU Kota Depok memiliki potensi dalam menjaga kerukunan adalah
dengan melakukan dialog-dialog lintas agama, untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan. Seperti, PCNU Kota Depok menghadiri diskusi kebangsaan di
7 Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017.
8 Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017.
63
sebuah Gereja. Di kesempatan lain kita ajak para pimpinan Gereja diskusi
keagamaan di sebuah majelis taklim. Dengan cara ini ketika melihat para pucuk
pimpinannya rukun mudah-mudahan umat ikut rukun”. 9
Dalam perkembangannya di Kota Depok ini, yang terjadi mencegah
munculnya salah satu faktor pecahnya kerukunan adalah munculnya radikalis.
Dalam mencegah radikalis PCNU Kota Depok bekerjasama dengan Polisi Resort
Kota Depok dan TNI dalam menjaga hal keamanan. Dalam hal ini PCNU Kota
Depok melatih para petugas kepolisian tentang pengetahuan agama yang intensif
sebagai bekal mereka terjun di masyarat. Karena memang di kepolisian
kurikulum keagamaanya itu tidak memadahi. Ketika situasinya membutuhkan
polisi-polisi yang tahu agama yang lebih intensif. 10
Menurut ketua PCNU Kota Depok yang menghalangi kerukunan di
Kota Depok mempunyai beberapa faktor di antaranya:
1. Masuknya orang yang menginginkan dan menyebarkan paham pendirian
Negara Islam.
2. Faktor ekonomi, karena ini banyak yang dilanggar. Hal ini terkait dengan
strata ekonomi. Orang yang hidupnya dalam kategori miskin (pra
sejahtera) umumnya mudah dimobilisasi melakukan gerakan2 atau aksi-
aksi. Termasuk aksi yang bermotif intoleransi. Sehingga menjadi
penghambat munculnya kerukunan.
3. Munculnya paham radikalis. 11
9 Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017
10 Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017
11 Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017
64
Menurut ketua FKUB Kota Depok yang menghalangi Kerukunan di Kota
Depok mempunyai beberapa faktor di antaranya masalah etika dan masalah
hukum yang dilanggar. 12
Dalam perkembanganya PCNU Kota Depok membuahkan hasil dalam
program kerukunan umat Beragama. Dalam rangka menjaga kerukunan agama
di Indonesia khususnya di Kota Depok. Dan untuk meminimalisir adanya
kesenjangan sosial yang terjadi di Kota Depok dan mengurangi faktor-faktor
yang membuat tidak rukun, maka PCNU Kota Depok mempunyai peran yang
begitu berarti dalam menjaga kerukunan di Kota Depok. Dalam hal ini terlihat
peran PCNU Kota Depok di masyarakat dari segi sosial maupun dari segi
keagamaannya. Dalam segi sosialnya PCNU Kota Depok seperti bakti sosial,
santunan dan sebagainya, PCNU Kota Depok bersama-sama dengan semua
ormas agama-agama di Kota Depok dengan Agama Kristen, Katolik, Hindu,
Konghucu dan Budha membuat sebuah lembaga sosial yang namanya Basolia
yang berarti Badan Sosial Lintas Agama. 13
Basolia yang didirikan dan
dideklarasikan di Depok, pada tanggal 28 oktober 2015, ini mempunyai tujuan
untuk mewujudkan kerukunan. Dengan menjalankan kegiatan–kegiatan secara
bersama di Majelis agama-agama yang ada di Kota Depok dengan landasan visi
dan misi sebagai berikut:
VISI
“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan sosial tanpa
membedakan suku, agama, ras, maupun golongan”.
12
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-attas. 5 April 2017. 13
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017
65
MISI
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap sesama.
2. Membangun silaturahim antar umat beragama.
3. Mengembangkan keberagaman sosial dan budaya.
4. Menumbuh kembangkan nilai-nilai kemanusiaan. 14
Sedangkan menurut Ketua BASOLIA menjelaskan “Basolia sebuah
organisasi yang didirikan oleh masyarakat, masyarakat Agama. Tentunya itu
mempunyai tujuan bahwa terbinanya atau terbentuknya masyarakat dalam
kebersamaan tanpa memandang asal-usul Agama, maka terciptanya kerukunan
umat itu tanpa memandang asal-usul Agama. Jadi tidak ada alasan karena
berbeda-beda agama, kemudian kita tidak rukun. Maka kita pikirkan ke depan
oleh Basolia, yang kita wujudkan dengan berbagai macam cara dan upaya,
terwujudnya kerukunan tanpa melihat agamanya” 15
Dalam struktural memang Basolia dan Nahdlatul Ulama tidak ada
hubungan apa-apa. Tapi karena yang mendirikan adalah PCNU yakni ketua
PCNU baik ketua Tanfidziyah maupun Rais Syuriyah bersama dengan
Pimpinan majelis-majelis Agama di Kota Depok maka kehadiran BASOLIA
lebih dilihat sebagai hasil dari peran Jam’iyah NU. Terkait pendirinya adalah
bagian dari NU. Setiap melakukan kegiatan BASOLIA selalu mencantumkan
NU sebagai perwakilan islam dan agama-agama lain. Dalam struktural PCNU
Kota Depok tidak ada secara struktural maupun tidak ada hubungannya. Hanya
hubungan personal saja”. 16
Sebenarnya dalam merumuskan Basolia NU ikut terlibat dalam
mendirikan organisasi ini. Karena yang dianggap besar itu kelompok Islam,
kelompok Islam diwakili NU. “Jadi sebenarnya PCNU bukan membikin, Basolia
14
Visi Dan Misi Basolia Diambil dari. http://BasoliakotaDepok.blogspot.co.id/p/visi-dan-
misi-Basolia.html. diakses pada 22 Mei 2017, pukul 15:54 WIB. 15
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni. 25 Maret 20017. 16
Wawancara Pribadi dengang Nasihun Syahroni,25 Maret 20017.
66
itu keinginan bersama. Hanya saja kalau PCNU tidak terlibat, bisa bubar. Karena
yang dianggap besar itu kelompok Islam, kelompok Islam diwakili PCNU Kota
Depok. Basolia itu sebenarnya keinginan bersama dari para Pimpinan agama
yang ada di Kota Depok, agar supaya ada wadah kebersamaan untuk menunjang
program Basolia tersebut”. 17
Dalam susunan organisasi Basolia untuk mengisi struktur Badan Sosial
Lintas Agama diambil dari Majelis-Majelis Agama yang ikut mendeklarasikan.
Dari Islam, Katolik dan agama-agama lainnya. Sedangkan dari Islam itu diwakili
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ Kota Depok, dan organisasi Islam yang lain
juga ikut serta dalam gerakan Basolia ini. PCNU Kota Depok (Perwakilan dari
Islam) ditunjuk menjadi ketua Badan Sosial Lintas Agama dan sekretarisnya
diambil dari Agama Kristen, dan Bendaharanya diambil dari Agama Katolik,
dan dari perwakilan Majelis Agama yang lain turut melengkapi struktur Basolia
Kota Depok. Untuk Dewan Pembina dan Dewan Penasihat diberikan kepada
K.H.Drs.Zainuddin Maksum Ali yang menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama’ Kota Depok dan didampingi oleh Pimpinan Majelis
Agama-Agama yang ada di Kota Depok. 18
Dalam kedudukannya Basolia Kota
Depok menjadi cabang dari Basolia Kabupaten Bogor. Karena Basolia
Kabupaten Bogor yang mendeklarasikan duluan. Dan sebelumnya Basolia Kota
Depok ini terlebih dahulu dideklarasikan di Kabupaten Bogor. Dalam acara
deklarasinya yang mendeklarasikan lansung ketua umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama’, K.H. Dr. Said Agil Siradj. Kemudian yang di Kabupaten
17
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat, 25 Maret 20017. 18
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni, 25 Maret 20017.
67
Bogor menjadi pusat dan yang di Depok dianggap sebagai cabang, Basolia
cabang Kota Depok. 19
Dalam program-program yang menunjang kerukunan umat beragama,
Basolia fokus betul-betul kegiatan sosial di sektor kesehatan dan bantuan sosial
lainnya.20
Berupa kegiatan bakti sosial dan kegiatan pengobatan gratis terhadap
masyarakat tidak mampu dan memberi sosialisasi-sosialisasi ke masyarakat
langsung dan dunia pendidikan. Dengan tujuan Basolia mudah dikenal, mereka
bisa merasakan bagaimana kita menciptakan kerukunan.21
B. Analisis Program Berjalan PCNU Kota Depok
Kerukunan Umat Bergama bertujuan untuk mepererat tali persaudaraan
yang harmonis dan damai. Sehingga terciptanya harmonisasi, saling perngertian
dan saling menghargai di masyarakat. Sebagaimana yang dituangkan dalam
buku peraturan FKUB, Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan
sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengalaman ajaran agamanya dan
kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam
kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.22
19
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni, 25 Maret 20017. 20
Wawancara Pribadi dengang Nasihun Syahroni. 25 Maret 20017. 21
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni. 25 Maret 20017. 22
Didalam Buku FKUB Depok dinyatakan: “Peraturan Bersama Menteri Agama Dan
Menteri Dalam Negri Nomor 9 Tahun 2006. Tetang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah
/Wakil Kepala Daeah Dalam Pemiliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum
Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah ibadat” Lihat FKUB Depok, Peraturan
Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri (Depok: FKUB Depok, 2012), h. 49.
68
Kota yang di jelaskan dalam Kamus Besar Indonesia online merupakan
daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan
kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat; daerah pemusatan
penduduk dengan kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan sebagian besar
penduduknya bekerja di luar pertanian.23
Termasuk juga didalam Kota Depok
yang sekarang telah berkembang pesat dengan adanya tempat pembelanjaan
modern dan hotel. Dalam infrasuktur dikota ini semakin memikau dengan
keindahan taman-taman yang di buat oleh pemerintah Kota Depok, Dan
mayoritas penduduk di kota ini berpenghasilan sebagai karyawan atau pegawai.
Dalam menjaga kerukunan di Kota Depok semua penduduk yang berada
di kota ini selalu menjunjung tinggi nilai kesatuan Negara melalui Pancasila. Hal
ini terbukti dengan tidak adanya kasus menonjol yang sangat berat, tetapi hanya
sebagian kasus yang menonjol. Seperti kasus-kasus pendirian gereja dan
pernikahan beda Agama. Hal ini yang disampaikan ketua FKUB Kota Depok,
mengatakan bahwa Perkawinan pernah ada masalah, yaitu Yohanes (Yones) dan
Asmiranda itu sempat mencuat di Kota Depok. Karena perkawinan itu di
palsukan, dia mengatakan kepada keluarga bahwa dia sudah masuk Islam,
Yohanes (Yones) tapi berbicara kepada masyarakat belum pernah masuk Islam,
sehingga menjadi masalah. Akhirnya keluarganya merasa ditipu, KUA-nya
merasa ditipu. Dan Ini pernah menjadi kasus yang mencuat di Kota Depok. Dan
23
https://kbbi.web.id/kota Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi
online/daring (dalam jaringan). Diaskes pada tangal 29-12-2017 pukul10:20.
69
sekarang sudah tidak ada lagi.24
Dalam perkembangan yang ada perkawinan
beda agama di sini sudah tidak ada lagi.
Sedangkan menurut Ketua PCNU Kota Depok “yang ada di kota ini
adalah masalah pendirian rumah ibadah yang paling sering menonjol, karena
merasa bikin gereja dipersulit masih ada. Tapi kita kembali kepada SKB dua
mentri. Jika itu dijalankan, maka NU dalam pihak mendukung. Tapi Kalau tidak
ada persyaratan yang memadai, NU tidak bisa memberikan hak advokasi
terhadap keutuhan agama lainnya di kota Depok. Dan jika peraturan itu sudah
dijalaninya dengan jujur, maka PCNU Kota Depok tidak ada alasan lagi, kita
harus membantu”.25
Dalam membantu ini PCNU Kota Depok menyesuaikan
dengan Peraturan Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri Nomor :
9 Tahun 2006 Dan Nomor: 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanan Tugas
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat
Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, Dan Pendirian
Rumah Ibadat. Terdapat Pada pasal 14 sampai pasal 17.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kota ini aman dari segala perselisihan
yang ditimbulkan oleh masalah agama. Menurut Habib Muhsin bahwa yang
dikatakan jika masalah yang tidak diangkat publik, maka tidak ada masalah.
Ketika sudah masalah hukum yang diangkat di tengah-tengah masyarakat dan
dijadikan berita, itu baru menjadi masalah”.26
Hal inilah factor yang
24
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-attas. 5 April 2017. 25
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 2017. 26
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-attas. 5 April 2017.
70
menyebutkan bahwa dikota ini masih tentram dan aman dalam kehidupan
beragama di Kota ini.
Dalam melihat situasi yang berkembang di Kota Depok maka PCNU
Kota Depok begerak mengedepankan kerukunan umat beragama. Karena PCNU
Kota Depok berpandangan bahwa “Semua rakyat Indonesia, semua penduduk
Kota Depok apapun agamanya itu sama dalam hukum”.27
Sehingga dalam
pandangan yang dimaknai oleh PCNU Kota Depok semua masyarakat yang
tinggal di Kota Depok sama dimata hukum, semua rakyat Kota Depok yang
beragama Islam, Kristen, Khonghucu, Budha dan Hindu. Bekerja atau tidak
bekerja, miskin dan kaya, itu semuanya rakyat Kota Depok mempunyai hak
yang sama sebagai warganya.
Dalam menjalankan tugas organisasi PCNU Kota Depok selalu
berpedoman kepada AD/ART dan mengikuti aturan yang berlaku di Negara
Indonesia. Organisasi ini mengakui Pancasila yang diungkapakan oleh ketua
PCNU Kota Depok. “Pancasila sebagai dasar negara. Maka apapun bentuk
Gerak dakwahnya kita selalu mengacu pada kepentingan besar ini.”28
dalam
menjalankan Program yang dipakai selalu mengunakan aturan dasar ini.
Dikatakan bahwa peran PCNU Kota Depok selalu memperhatikan peran–
peranya organisasi untuk meningkatkan tujuan kerukunan yang berlandaskan
UUD dan Pancasila. Karena bangsa Negara Indonesia merupakan Negara
Pancasila dan bukan Negara Agama.
27
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 2017. 28
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 2017.
71
Dalam perjalananya PCNU Kota Depok, selalu mengedepankan ajaran
kebaikan-kebaikan Islam kepada semua lapisan masyarakat yang ada. Dalam
perannya PCNU ikut membantu pemerintah dalam ikut menjaga perdamaian
Agama di Kota Depok, berupa ikut berperan dalam mengenai kasus pendirian
rumah ibadah, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan
peraturan yang ada. Hal ini diungkapkan oleh Ketua PCNU Kota Depok.“Ketika
ada persoalan penolakan rumah ibadah itu kan ada masalah kerukunan. Jika ini
terjadi, NU kembali kepada konstitusi. Kalau Pendirian rumah ibadah harus
sesuai dengan surat keputusan bersama SKB Menteri agama dan Menteri Dalam
Negeri. Maka sepanjang dalam prosesnya seperti itu, maka NU akan membantu,
Tapi kalau pendirian rumah ibadah bertentangan, maka NU menghalangi
juga”.29
Agar pendirian rumah ibadah tidak salah pilih dimasyarat. Maka PCNU
Kota Depok ikut membantu pemerintahan disini dan ikut bersama menertibkan
masyarakat yang ada dikota ini.
Maka banyak pemuka-pemuka Agama yang ikut dan mengakui PCNU
Kota Depok Sebagai mitra untuk menjaga kerukunan umat beragama di Kota
Depok. PCNU Kota Depok juga ikut terlibat dalam kemajuan Kota Depok,
dalam konteks sesama Agama Islam, PCNU Kota Depok bersatu dalam wadah
MUI. Dalam sisi lain PCNU Kota Depok bekerjasama dengan Kepolisian dan
Tentara dalam menjaga hal keamanan. PCNU Kota Depok dipercayai oleh
kepolisian Polisi Resort Kota dengan tujuan, karena hari ini mencegah
munculnya salah satu faktor pecahnya kerukunan adalah munculnya radikalis.
29
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 2017.
72
Dalam kesempatan ini PCNU Kota Depok harus tidak lain bekerja sama dengan
aparat, bahkan PCNU Kota Depok diminta melatih para petugas kepolisian
tentang pengetahuan agama yang intensif sebagai bekal mereka terjun di
masyarat. Agar para polisi harus siap Ketika situasinya membutuhkan polisi-
polisi ini tahu agama yang lebih intensif.30
Agar polisi dapat ikut membantu
keamanan, bersosialisasi kepada masyarakat tentang arti Agama dan Negara.
PCNU Kota Depok juga ikut berperan dalam meprakarsai terbentuknya
Basolia (Badan Sosial Lintas Agama) yang berkerja sama dengan lintas agama
yang ada. Berkerja sama antara Islam dengan Kristen, Khonghucu, Budha dan
Hindu. Agar PCNU Kota Depok mempunyai suatu wadah yang bisa bertukar
pikiran dan melaksanakan bidang sosial. Seperti bakti sosial santunan dan
sebagainya.31
dengan wadah ini PCNU Kota Depok bisa ikut bertukar pikiran
keada agama lain dan ikut .membantu pemerintah dari segi sosoail.
Maka dari itu, PCNU Kota Depok ikut terlibat dalam pendirian Basolia.
PCNU bukanlah membuat Basolia, tetapi Basolia itu keinginan bersama. Hanya
saja kalau NU tidak terlibat, Basolia kurang berjalan. Karena yang dianggap
besar kelompok Islam, kelompok Islam diwakili NU. Basolia itu sebenarnya
keinginan bersama dari para Pimpinan agama yang ada di Kota Depok, agar
supaya ada wadah kebersamaan untuk menunjang program Basolia tersebut”32
.
Islam yang ada di kota ini mayoritas pendukduknya islam ala NU. Sehinga
PCNU Kota Depok ikut beperan disini.
30
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 31
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 32
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
73
Dalam kaitanya PCNU bersama-sama dengan agama lain, menciptakan
sebuah wadah ini untuk mengisi dan memelihara kerukunan di Kota Depok.
Dalam peranya PCNU Kota Depok bisa ikut terlibat dalam aksi social dan
agama Untuk mencitakan keharmonisan. Sehingga terciptanya kerukunan yang
damai di Kota Depok itu sendiri.
Dalam Peran membangun kerukunan Umat beragama, PCNU Kota
Depok selalu bersama-sama dengan umat agama lain, selalu aktif dalam peranya
sebagai Organisasi yang mendukung pemerintah. Hal ini terbukti dengan
mengikuti acara yang diadakan pemerintah maupun non pemerintah. Dalam
menyikapi sikap PCNU Kota Depok berprinsip Tasamuh yang dimaknai, sikap
toleran terhadap perbedaan pandangan, baik dalam keagamaan, terutama hal-hal
yang menyangkut bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah, serta dalam
masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.33
PCNU Kota Depok ikut mengatasi
khilafiyah dan meyakini bahwa Indonesia kita adalah Negara pancasila dan
bukan Negara Agama.
Dalam pandangan PCNU Kota Depok, dalam meliahat sikap umat yang
terjadi di Kota Depok mempunyai prinsip, sebagaimana yang di sampaikan oleh
ketua PCNU Kota Depok mengatakan “Kalau yang Bersifat pemikiran kita
menghormati cara berfikir syari’ah amaliyah misalnya Muhammadiyah dan
Persis menganggap qunut subuh tidak ada silakan saja, tidak ada persoalan.
Kalau sudah pandangan keyakinan NU maka kita sesama muslim dilarang ikut
33 Nurr Khalid Ridwan. NU Dan Bangsa 1914-2010 pergualatan dan kekuasaan.
(Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010), h. 463.
74
dalam urusan mereka kita hanya mengingatkan saja”.34
Menurut PCNU Kota
Depok berkeyakinan kita boleh berbeda-beda pendapat, karena PCNU Kota
Depok memiliki dua prinsip yaitu hablum minan naas, “Lanaa a’maaluna
walakum a’maalukum” sesama Muslim. Kalau dengan orang di luar Islam lakum
diinukum waliya diin.35
Dalam pandangan PCNU Kota Depok kita harus
mengakui hubungan kepada manusia siapapun tanpa terkecuali termasuk
manusia yang beda agama dan beda pemikiran dalam pandangan Islam. Karena
mnusia diciptakan untuk menjadi saudara dan bukan di musuhi.
Peran yang terpenting lagi bagi PCNU Kota Depok dalam rangka
menjaga kerukunan khususnya di Kota Depok, khususnya warga NU harus
sekuat tenaga mengajarkan Islam Rahmatan lil’aalamin.36
yaitu mengajarkan
islam yang santun dan sopan terhadap semua makhluk hidup, menurut KH.
Abdul Muchith Muzadi dengan Islam Rahmatan lil Alamin mampu membuat
membawakan Islam dengan penuh keramahan, kedamaian dan kebijaksanaan,
mudah diterima oleh masyarakat dengan sukarela tanpa perlawananan dan
kekerasan.37
Sedangkan menurut Perspektif Nahdlatul Ulama, yang dibawakan
KH. Hasyim Muzadi, merujuk kepada sumber primer, yakni IslamRahmatan lil
Alamin menuju Keadilan dan Perdamaian Dunia.38
Bahwa islam ala NU
ngajarkan kita agar kepada semua masyarakat agar saling mengajarkan islam
tanpa kekerasan dan tidak saling memaksa kepada lawanya. Dari sini ajaran NU
34
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 35
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 36
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 37
Muhammad Makmun Rasyid, Islam Rahmatan Lil Alamin Perspektif KH. Hasyim
Muzadi Di dalam Jurnal Epistemé, Vol. 11, No. 1, Juni 2016. h. 99. 38
Muhammad Makmun Rasyid, Islam Rahmatan Lil Alamin Perspektif KH. Hasyim
Muzadi. h. 104.
75
bahwa islam itu ajaran damai dan tidak suka pada kekerasan terhadap sesama
Manusia, sesama alam dan kepada tuhan, maka dapat dikatan bahwa NU
mengajarkan kebaikan dengan lemah lembut tanpa adanya kekearasan,
mengajarkan islam denggan kekerasan inilah yang membuat orang salah paham
dengan ajaran islam..
Dalam terkaitanya FKUB selaku dari pemerintah mempunyai program
yang sangat bagus untuk menciptakan kerukunan yang ada di Kota Depok,
FKUB sendiri melakukan programnya yang pertama, mengadakan dialog umat
beragama, memfasilitasi dialog antara Tokoh Agama, dan Umat beragama.
Antara Umat beragama, Tokoh Agama dengan Pemerintah muemberikan
sosialiasi dan semacam penyuluhan kerukunan umat beragama,39
dalam
mengadakan program ini sudah sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh
pemerintah dan menjalankan sesuai dengan apa yang harus dilakukan FKUB
Perturan FKUB sendiri tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri
Agama Dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 9 Tahun 2006 Dan Nomor: 8 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pelaksanan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum
Kerukunan Umat Beragama, Dan Pendirian Rumah Ibadat. Yang tertuang
didalam Pasal 8 Dan Pasal 9 yang berbunyi.
Pasal 8
1) FKUB dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota.
39
Wawancara Pribadi dengang Habib Muhsin Ahmad Al-Attas. 5 April 20017.
76
2) Pembentukan FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah daerah.
3) FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki hubungan yang
bersifat konsultatif.
Pasal 9
1) FKUB provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
mempunyai tugas:
a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh
masyarakat;
b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi
masyarakat;
c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat
dalam bentukrekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur;
dan
d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan
kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan
kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.
2) FKUB kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
mempunyai tugas:
a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh
masyarakat;
b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi
masyarakat;
c. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat
dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan
bupati/walikota;
d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan
kebijakan di bidang keagamaanyang berkaitan dengan
kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat;
dan
e. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan
pendirian rumah ibadat.40
`
40 Didalam Buku FKUB Depok dinyatakan: “Peraturan Bersama Menteri Agama Dan
Menteri Dalam Negri Nomor 9 Tahun 2006. Tetang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah
/Wakil Kepala Daeah Dalam Pemiliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum
Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah ibadat” Lihat FKUB Depok, Peraturan
Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri (Depok: FKUB Depok, 2012), h. 38.
77
Penulis melihat bahwa, PCNU Kota Depok memiliki hubungan yang
kuat terhadap pemerintah untuk kemajuan Negara ini khususnya diKota Depok.
Apa yang dicitakan oleh prndiri NU (Nahdlatul Ulama) berjalan baik. Terlebih
lagi PCNU Kota Depok membantu peran pemerintahan yang ada untuk
membangun kota yang damai dari semua ganguan yang berlandasan agama dan
ras. PCNU Kota Depok juga ikut bergabung dengan MUI suatu wadah yang di
bentuk pemerintah untuk Agama Islam di Indonesia. Karena PCNU Kota Depok
memiliki salah satu perwakilanya untuk masuk di jajaran MUI Kota Depok.
C. Analisis Atas hambatan-hambatan terhadap program PCNU Kota Depok.
Dalam sebuah organisasi ada kalanya program–program yang telah
disusun dengan baik dan rapi. Sehingga dalam menetukan kebijakan-kebijakan
dalam sebuah instusi berjalan baik. Sehingga program dapat terencana dalam
melakukan kegiatan. Manakala program yang telah disusun dengan baik,
teararah dan tersusun dengan baik kadang tidak dapat dijalankan dengang baik
dengan alasan–alasan yang tertentu. Sehingga program-program yang telah
disusun dengan rapi dan rencana tidak dapat terlaksakna dengan maksimal,
terkadang program yang menjadi besar diantara program yang ada, menjadi
tidak ada, ini bisa menjadi terkendala.
Hal ini yang dialami oleh PCNU Kota Depok sendiri dalam melakukan
kegiatan selalu ada halagan yang diembannya. Terlihat dari Forum Basolia yang
di wadahi PCNU Kota Depok pengamatan penulis. Penulis melihat para Angota
ini belum mengerjakan secara sempurna dan teasa mempunyai. Hal ini diutarkan
78
oleh ketua Basolia: “Kalau sosial itu sebagian pengurusnya atau pengelolanya
memang bagian dari sisa-sisa waktu yang ada dan tidak ada satupun yang fokus
untuk menjalankan kegiatan sosial. Sehingga program Basolia yang baik ini
kadangkala karena waktu dan keterbatasan sumber daya manusianya yang sering
kali tidak bisa optimal. Yang menjadi kendala adalah alasan mencari waktu, para
Angota disibukan dengan kesibukan pekerjaannya masing-masing anggota yang
ada didalam Basolia.41
Dalam menjalankan tugas Basolia para pengurus selalau mengandalkan
perkerjaan terlebih dahulu dibanding Basolia. Sehingga forum ini selalu
dikesampingkan oleh kepengurusan yang ada. Hal ini juga tercemin dari FKUB
Kota Depok, FKUB sendiri mengagap Basolia itu bukan wilayah FKUB.
Sehingga Basolia dan FKUB tidak ada saling ketemu. Hal ini yang di utarakan
oleh FKUB “Selama ini tidak ada komunikasi dan karena mereka mendirikan
sendiri, tidak ada kewajiban melapor kepada FKUB. Karena dianggap Basolia
ini diluar dari FKUB. Jadi tidak ada komunikasi, tidak ada koordinasi”.42
Sehingga untuk Basolia dan FKUB tidak ada kesepakatan dan tidak ada
penyatuan antara FKUB dan Basolia, dalam perjalanya mereka jalan sendiri-
sendiri. FKUB menjalakan tugas sebagai pembantu pemerintahan untuk
melakukan pendekatan dan pemahamaan arti kerukukunan di Negara Indonesia.
Sedangkan Basolia membantu pemerintah dengan tugas dan berkewajiban
berbeda. Mereka membantu pemerintahan dengan cara mengadakan BAKSOS
(Bakti Sosial). Adakalanya program utama ini berjalan dengang berjalan
41
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni, 25 Maret 20017. 42
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-Attas,5 April 20017
79
terlaksana. Menurut ketua Basolia pendanaan Basolia betul-betul murni dari
angota sendiri, karena dari pemerintah Kota Depok belum dapat dukungan dari
pemerintah baik mensupport maupun pendanan, 43
memang Basolia sendiri
belum meminta dukungan dari pemerintahan Kota Depok.
Dari sini penulis melihat Basolia dengan FKUB dan pemerintahan Kota
Depok tidak berhubungan baik dengan keduanya. Basolia yang didirikan oleh
PCNU Kota Depok, dengan Agama Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu dan
Budha. Saat melakukan pendirian Basolia, tidak melakukan kerjasama antara
FKUB dan kepemerintahan. Hal ini yang mengakibatkan komunikasi terputus
antara pemerintah dan Basolia.
D. Peluang dan Tantangan Kerukunan di Kota Depok.
Kota Depok merupakan kota perbatasan antara Provinsi Jakarta Dan
Jawa Barat. Kota ini dijuluki kota megapolitan di selatan Jakarta dan mempunya
suku budaya, Agama dan adat istiadat yang berbeda-beda. Dalam menyikapi
kerukunan umat Bergama dikota ini cukup harmonis dan selalu berpegang
kepada UUD 1945 dan Pancasila, karena di kota ini masyarakat diajak melihat
dunia,44
melihat masarakat Negara ini yang beragam dari Sabang sampai
Maruke. Bermacam suku-suku, agama dan adat istidat. Di Negara Indonesia
bukan hanya Agama Islam saja, tetapi banyak agama yang ada di negeri ini.
Menyikapi kerukunan yang terjadi di kota ini, dalam pengamatan penulis
melihat dikota ini kondusif, walaupun sebagian masih ada kasus yang terjadi di
43
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni. 25 Maret 20017 44
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
80
kota ini. Sehingga di kota ini mempunyai peluang dan tantangan kerukunan yang
sangat menarik. Maka penulis membedakan antara peluang dan tangan
kerukunan yang terjadi di kota ini:
1. Peluang kerukunan.
Dalam peluang Kota Depok yang terjadi di daerah ini cukup kondusif dan bisa
terkendali oleh pemerintah maupun komponen masarakat itu sendiri. Karena di
kota ini saling pengertian antara pemerintah dan masyarakat. Didalam peluang
kerukunan dikota ini cukup Bagus dan terkendali, karena kerukunan sendiri harus
dari latar belakang keingingingan masyarakat itu sendiri, Kerukuan itu sebetulnya
kebutuhan orang itu butuh situasi rukun dan damai. Jadi ketika kerukunan itu
terjadi di bumi Kota Depok, karena semua orang yang tinggal di Kota Depok
sadar kalau hidup mereka tidak rukun, jangankan membangun, mempertahankan
saja susah, kalau rusuh. Maka kerukunan ini faktor pertamanya semuanya butuh
suasana rukun dan damai. Hal ini yang diungkapan Ketua PCNU Kota Depok.45
Hal ini karena masyarakat sudah tahu adanya perbedaan yang ada di Indonesia.
Menurut Ketua Basolia mengutarakan
“Bahwa adanya perbedaan agama itu biasa. Agama lahir di dunia
sudah bermacam-macam dan penganutnya banyak. Apa faktor-faktor
terjadinya kerukunan kita harus diberikan pemahaman agar perbedaan
itu memang kenisacayan adanya. Kita di Agama Islam itu sudah
Tuhan yang memberikan kita, orang lain di Budha, Kristen atau
sebagianya, semua harus kita yakini bahwa perbedaan adalah
kehendak Allah. Kita tidak bisa meyakini, bahwa mereka yang
berbeda itu lebih sesat atau salah. Karena mereka itu menjadi agama
Budha, menjadi agama Kristen, menjadi agama Islam sekalipun itu
semua sudah kehendak Allah, kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa,
dan kita sudah mengikuti saja sambil kewajiban kita menghormati
45
Wawancara Pribadi dengan H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
81
terhadap pemeluk Agama-Agama yang lain. kita sedang meyakini
masyarakat, bahwa perbedaan hal itu tidak dipersoalkan tapi saling
hormat-menghormati. Jangankan berbeda Agama, yang satu Agama
juga berbeda. Kalo ada perbedaan itu harus saling menghormati dan
menghargai. Dan itu harus kita sampaikan kepada umat, bahwa
perbedaan tidak harus tidak rukun dalam beragama dan kita harus
rukun dalam perbedaan”.46
Dalam pandangangan ini bahwa Basolia mengerti akan hadirnya agama
yang ada di dunia ini. Kita sebagai mahluk yang ada di muka bumi, khususnya
Negara kita tercinta ini harus mau mengakui keberagaman yang terjadi di Negara
ini.
Dalam memaksimalkan kerukunan di kota ini harus ada penyelesaian yang
ada diKota Depok sendiri. Agar kota ini aman dari kejahatan yang mengamakan
kerukunan di kota ini. Dalam ini penlis melihat yang terjadi di Kota Depok, para
tokoh-Tokoh agama. Saling berkomukasi antara agama satu dan agama lainya.
Antara pemerintahan dengan para tokoh agama. Hal ini terbukti dengan apa yang
di lakukan oleh PCNU Kota Depok merka membikin suatu Wadah yang mereka
memberinama Basolia, dengan adanya Bsaolia ini untuk memberikan dalam
rangka agar masyarakat bisa mengenal apa itu kebersamaan dan tanpa harus
membeda-bedakan asal usul Agamanya. Dalam hal tindakan sosial dan dalam hal
kebaikan tidak mengenal apa Agamanya dan berbuat baik tidak pilih terhadap
Agama siapa yang perlu ditolong, siapa perlu dibantu. Dalam hal ini tidak dilihat
apa Agamnya, hal ini seperti terus kami kembangkan dan mudah-mudahan pada
waktunya Basolia bisa lebih berperan di masyarakat”.47
46
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni. 25 Maret 20017 47
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni. 25 Maret 20017
82
Sehingga peluang kerukunan diKota Depok akan terbuka lebar, jika
Basolia ini aktif dan beperan untuk melakuan tugasnya untuk menjaga kerukunan
umat antar agama. Sehingga peluang kerukunan yang ada di Kota Depok akan
terbuka dan tidak ada konflik antar umat beragama.
2. Tantangan kerukunan
Tantangan kerukunan di Kota Depok tergantung dari pemahaman yang
ada di Negara Indonesia, khususnya dikota ini. Semua aparat pemerintahan
maupun mayarakat yang ada di kota ini harus saling memberi pemahaman
yang ada. Dalam penglihatan penulis bahwa dikota ini, mendapat tantangan
yang sangat menghawatirkan yang ada di kota ini. Menurut pandangan ketua
PCNU Kota Depok bahwa yang menjadi masalah situasi keamanan, ketertiban
kita digoda. Digoda oleh beberapa kelompok yang kemudian tanpa filter
menerima ide-ide. Berupa pendirian Negara Islam. 48
Dalam kaitanya bahwa mereka mempunyai pandangan Indonesia yang
berlandasan Pancasila itu namanya musyrik. Dalam perkembanganya hari ini
sudah mulai ada pengikutnya di Kota Depok dan menurut informasi dari pihak
kepolisian sebetulnya mereka bukan orang Depok, bahkan sebenarnya mereka
numpang hidup di Depok. Tantangan yang terjadi kota ini sangat bahaya jika
mereka kemudian menyebarkan pahamnya kalau negara Indonesia bukan
negara Islam berarti Negara kafir dan musyrik, maka boleh diganti dan harus
48
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017
83
jihad. Ada sebagian orang menerima paham radikalis ini”.49
Ujar ketua PCNU
Kota Depok menambahkan.
Menutut Ketua FKUB mengatakan bahwa ada sebagian kecil yang
berpotensi menjadi konflik umat beragama. Menjadi konflik apabila tidak
ditangani dengan bijak dan baik oleh pemerintah maupun oleh tokoh-tokoh
Agama, dan Tokoh Masyarakat. Yang perlu harus diingat bahwa semua
konflik umat beragama, baik di Kota Depok maupun di tempat lain, tidak
akan lari dalam dua hal, pertama masalah etika, yaitu terjadinya pelanggaran
etika. Dan yang kedua ketentuan hukum yang dilanggar. Jadi kalau tidak ada
dua hal tersebut yang dilanggar, tidak ada konfik. Tidak ada satu konfik
agama yang dikarenakan agamanya mengajarkan untuk membenci agama
yang lain, tidak ada. Misalnya, Agama Islam mengajarkan umatnya
membenci agama lain atau menolak keberadaan agama lain, itu tidak ada.
Atau Agama Kristen mengajarkan itu tidak ada. 50
Dalam pengamatan di kota ini dapat dikatakan pula tantangan yang
menjamur di kota ini dengan timbulnya masalah pendrian Rumah Ibadah
yang menjamur di Kota Depok. Sebagian masyarakat kurang tau adanya
peraturan tetang pendirian rumah ibadah. Hal ini yang di sampaikan oleh
ketua FKUB Kota Depok menyebutkan. “Sudah tahu di situ masyarakat
Islam ia tidak pakai etika, tidak permisi, dan tidak sosialisasi. Tiba-tiba
mendirikan Gereja untuk Misa Kebaktian, itukan etika. Atau memang tidak
ada kebutuhan untuk mendirikan tempat ibadah, tidak melalui Undang-
49
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017. 50
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-Attas, 5 April 2017.
84
undang Peraturan Dua Menteri ini tidak boleh. Peraturannya untuk dirikan
tempat ibadah atau sebagai kebaktian itu dipakai melanggar hukum itu saja.
Jadi ada terjadinya penolakan, penolakan kebaktian atau apa, 51
Terdapat tantangan kerukunan di kota ini, adanya kemajuan teknologi
yang sangat mampu utuk meng hujat-hujat suatu agama. Sehingga dapat
membuat orang terprovokasi dengan masalah yang timbul dari media internet.
Dalam perjalanan Ketua PCNU menghimbau dan melihat media internet
sebagai dakwahnaya. Kemudian strategi dakwahnya NU tidak boleh
ketinggalan. Harus bisa berdakwah kepada Umat Islam Kota Depok ataupun
di tempat lainnya melalui media sosial, karena media paling rawan yang
menimbulkan kekerasan hati orang”.52
Karena dengan internet masyarakat
banyak termakan dengan kabar yang membawa maslahah jika warga NU
tidak mengunakan internet sebagai dakwahnya, maka masyarakat NU tidak
mengikuti perkembangan zaman yang ada.
Dalam memaksimalkan terjadiya tidak rukun maka warga NU yang
ada di Kota Depok dan warga yang lain harus bisa menjaga kondisi
mmasyarakat. Dalam hal ini masyarakat dan aparat pemerintahan harus bisa
berjalan demi kelancaran masayarakat di daerah tersebut. Jika terjadi
51
Wawancara Pribadi dengang Habib Muhsin Ahmad Al-Attas. 5 April 20017. 52
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
85
keributan antar agama yang terjadi di Kota ini maka penulis melihat tidak ada
kekompakan yang terjadi antara aparaat pemerintahan, aparat keamanan dan
masyarakat itu sendiri. Misalnya dalam konflik sesama Islam Semua harus
mengambil peran segera mendamaikan, termasuk ormas Islam, kepolisi,
pemerintahn. Karena tidak bisa diselesaikan sendiri jika ada konflik semua
harus berperan. Dari unsur Ormas umum dan ormas agama berperan. Yang
sangat lebih berperan itu Pemerintah dan Aparat Keamanan lebih jauh harus
lebih berperan. Dalam menghadapi konfik antar umat Bergama, semua unsur
juga harus ikut menyelesaikan dengan cara saling ketemu dan bertatap muka
dengan para pemuka agama-agama. Hal ini yang disampaikan oleh Ketua
PCNU Kota Depok bahwa “Kalau antar umat beragama, konflik itu semakin
hilang manakala kesepakatan dialog antar umat beragama ini semakin intensif
dijalankan”.53
Untuk melakuan dialog antar agama ini PCNU Kota Depok
melakukan dialog lewat Basolia yang sedang dijalankan oleh PCNU Kota
Depok dan pemuka Agama yang ada Di kota Depok.
Menurut FKUB sendiri, untuk memakimalkan adanya tantangan
kerukunan umat begama di Kota Depok FKUB mempunyai pandangan yang
53
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017.
86
harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya tantangan kerukunan diKota
Depok. Diantanya:
a. Pertama, kita Harus merevitalisasi dan pendewasaan diri kepada tokoh-
tokoh agama dan umat beragama di dalam memahami dan menjalani
agamanya. Merevitalisasi pemahaman dan pendewasaan berfikir di dalam
beragama dan menjalankan agama.
b. Kedua, harus diciptakan komunikasi dari kedua pihak, semua arah dalam
menciptakan kerukunan umat beragama dalam bingkai kebangsaan ada
komunikasi. Kalau tidak ada komunikasi, menimbulkan saling curiga satu
sama lain.
c. Ketiga, setiap permasalahan harus segera dimusyawarahkan, dibicarakan
secara kekeluargaan Dan meng-intensif-kan dialog antar umat
beragama”.54
Penulis melihat pemerintah mempunyai kekekuasaan yang sangat
istimewa dalam mengerjakan semua aspek kehidupan masyarakat dari di
Negara Indonesia Khususnya Di Kota Depok mulai unsur keamanan dan
unsur agama. Karena Negara kita bukan Negara Agama. Artinya bahwa
Negara kita tidak bisa memcampuri urusan Agama. Agama juga tidak bisa
memcampuri urusan Negara.55
Dalam rangka menertibkan Negara maka
permerintahan bebas menetukan kebijakan yang diambil, tapi untuk
mendaptkan manfaat untuk kebaikan masyarakat itu sendiri.
Sedangkan untuk ormas islam maupun pemuka Agama yang ada harus
saling berkomunikasi dengan seluruh aspek masyarakat dan pemerintahan.
Sehingga untuk menciptakan kerukunan yang baik dan tidak ada masalah
yang mengamankan agama maka ormas, tokoh masyarakat, tokoh agama,
54 Wawancara Pribadi dengang Habib Muhsin Ahmad Al-attas. 5 April 20017.
55 Pdt. Weinata Sairin, M.Th, ed., Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan
Berbangsa: Butir-butir Pemikiran ( Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2011 ), h. 39.
87
aparat pemerintah dan aparat keamanan harus sering duduk bersama. Untuk
bertujuan mencari informasi dan mengetahui adanya masalah sekitar di
masyarakat.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paparan yang ditulis oleh penulis pada bab-bab sebelumnya, dalam
skripsi “Peran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dalam Mengembangkan
Kerukunan Umat Beragama Di Kota Depok, Jawa Barat”. Penulis mencoba
melihat sejauh mana peran yang dijalankan oleh PCNU Kota Depok.
Kerukunan sendiri adalah sebuah keadaan tentang adanya pemahaman dan
kesatuan masyarakat untuk bertujuan bersama menciptakan kenyamanan,
kedaimanan dan tidak saling mengganggu satu sama lain di suatu wilayah
tersebut.
PCNU Kota Depok dalam melakukan peran untuk meningkatkan
Kerukunan umat beragama di Kota Depok. PCNU Kota Depok telah
melakukan kerja sama antara instansi-instansi terkait, untuk meningkatkan
kerukunan yang ada di Kota Depok. PCNU Kota Depok dalam
mengembangkan dalam bidang keamanan PCNU Kota Depok berkeja sama
dengan kepolisian Resort Kota Depok dalam bidang mencegah radikalisme
dalam pandangan agama. PCNU Kota Depok mengutus dan mewakili salah
satu pengurusnya untuk duduk di MUI Kota Depok dan FKUB Kota Depok.
Penulis melihat dalam PCNU Kota Depok mempunyai sikap kepada semua
masyarakat, kepada sikap tawassuth dan i’tidal, tasamuh, tawâzun dan amar
ma’rûf nahî munkar, dan dalam pandangan PCNU Kota Depok memiliki dua
prinsip ke sesama manusia, “Lanaa a’maaluna walakum a’maalukum” untuk
89
sesama muslim. Kalau dengan orang di luar islam „lakum diinukum waliya
diin”. Inilah yang menjadi landasan PCNU Kota Depok dalam berpandangan
kepada semua masyarakat Indonesia khusnya Kota Depok .
Dalam melakukan dakwah yang dilakukan oleh PCNU Kota Depok selalu
mengedepankan Islam Rahmatan lil’aalamin, yaitu mengajarkan islam yang
rahmah tanpa adanya kekerasan terhadap semua mahluk di muka bumi
sekalipun. Sehingga PCNU Kota Depok selalu di hargai oleh semua kalangan.
PCNU Kota Depok mengagap semua pendududuk Warga Negara Indonesia
Sama dalam pandangan hukum tanpa terkecuali.
Dalam melakukan peran PCNU tidak segan-segan berdampingan
kepada para tokoh-tokoh umat beragama di Kota Depok, untuk melakukan
dialog-dialog antar umat umat beragama di Kota Depok. Serta ikut membantu
dalam menertibkan rumah ibadah yang sesuai dengan peraturan yang ada.
PCNU Kota Depok selalu menghadiri undangan yang datang dari majlis agama
maka PCNU datang untuk menghormati undangan tersebut.
Dalam melihat kerukunan yang ada di kota ini PCNU Kota Depok
memprakarsai membuat sebuah badan yang disebut Basolia (Badan Sosial
Lintas Agama). Berkerja sama dengan tokoh lintas agama yang ada. Berkerja
sama dengan Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu dan Budha. Agar PCNU Kota
Depok mempunyai suatu wadah yang bisa bertukar pikiran dan melaksanakan
bidang sosial. Seperti bakti sosial santunan dan sebagainya. dengan wadah ini
90
PCNU Kota Depok bisa ikut bertukar pikiran kepadapenganut agama lain dan
ikut .membantu pemerintah dari segi sosial.
Berkembangnya zaman teknologi yang berkembang pesat di dunia,
terutama media social. Maka PCNU Kota Depok menganjurkan kepada semua
Warga NU untuk memakai media social harus bersikap ramah kepada semua
pengguna sehingga akan terciptanya kerukunan agama yang sangat tentram.
penulis melihat Peran Basolia yang sangat bagus untuk dikembangkan dan
dibina oleh pemerintah Kota Depok. Dan terutama lagi Basolia tidak dapat
dukungan dari pemerintah baik moril dan dari material sehingga apa yang
dijalankan masih belum sempurna. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
lainya.
B. Saran
Berdasarkan hasil skripsi ini. Penulis memberi saran sebagai berikut :
1. Kerukunan sendiri merupakan sebuah konsep yang bagus untuk
masyarakat di Indonesia yang sangat beragam. Terutama di wilayah-
wilayah yang beragam budaya. Karena mengerti tentang kerukunan maka
kita akan tahu nikmatnya kerukunan disuatu wilayah tersebut.
2. Perlu adanya peran pemerintah kepada kerukunan umat beragama,
Dengan sosialisasi untuk masyarakat dan ormas untuk meningkatkan
kerukunan umat Bergama. Dan meningkatkan bantuan materi dan
imateril kepada ormas-ormas yang menciptakan kerukunan.
91
Daftar Pustaka
Ali, Mursid, Pemetaan kerukunan Kehidupan Beragama di Berbagai Daerah di Indonesia.
Jakarta: Departemen Agama RI Badan litbang dan Puslitbang Kehidupan
Keagamaan, 2009.
Adib , Muhamad Fuadi Nuriz, Ilmu Perbandingan Agama Melacak Sejarah, Metode, dan
Tokoh-Tokoh Muslim Klasik dan Moderen Dalam Studi Agama-Agama
Yogyakarta: Spprit For Eduation and Develoment, 2012.
Anwar, A. Mahfudz. NU dan Ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah. Depok : 2001, RIMA Depok
Alwi, Hasan, dkk . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2007.
Abu Bakar,Irfan dan Fauziah ,Aelia, ed., Modul Pelatihan Advokasi Kebijakan Publik
Keagaman Non Driskiminatif . Ciputat : center for the study of religion and
culture (CSRC), UIN Jakarta .2010.
Badan Pusat Stasitics (BPS) kota depok,. Kota Depok dalam angka 2013/2014. Depok: BPS,
2014.
Baso, Ahmad. NU Studies Pergolakan Pemikiran Antara Fundamentalisme Islam Dan
Fudamentalisme Neo-Liberal. Penerbit Erlanga : Jakarta, 2006.
Bahri, Media Zainul. Wajah Study teosofAgama-agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-
1940) Hingga Masa Reformasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015
Djazaoeli, Agoes. Dkk, Buku Pemoman Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Hak
Beragama Atau Keyakinan. Jakarta: Direktoral Jenderal HAM, kementerian
Hukum dan Ham RI dan Puast Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementrian
Agama RI dan Human Right working grup (HWRG),2015.
Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010.
Fitriyah, Dina, “Peran forum kerunan beragama (FKUB) mengatasi kristenisasi yang terjadi
di kalangan muslim Kota Depok”,Sekeripsi SI Fakultas Ushulddin dan Filsafat.
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
.Ghazali, Adeng Muchtar “Teologi kerukunan beragama dalam islam (studi kasus kerukunan
beragama di Indonesia). Didalam jurnal Analisis vol. XIII, Nomor 2 Desember
2013.
Ghozali, Adeng Muchtar. “Membangun Kerukunan Lewat Madrasah” Disampaikan pada
acara Workshop Pendidikan Toleransi Bergama, Yayasan Serikat Masyarakat
Untuk Toleransi Beragama (SEMESTA),Tasikmalaya 20 Januari 2014, Graha
Asia Plaza.
92
.Hasbi Ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad. Tafsir Al-qur’anul Majid An-Nuur. Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra, 2003.
Hamzah, Zubair, dkk., Sejarah Berdiri Dan Perjalanan PCNU Kota Pasuruan. Pasuruan :,
Forum Pendiri PCNU Kota Pasuruan, 2004 M /1425 H.
Hermansyah, Peran Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan TANA LIA
Kabupaten TANA TIDUNG (Studi Kasus di Desa Tanah Merah dan Desa
Sambungan). Didalam eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 3 (2), 2015.
Juneman, Teori-Teori Transorientasional dalam Psikologi Sosial, Dalam jurnal
HUMANIORA Vol.2 No.2 Oktober 2011.
Kholikin, Ahsanul dan Fathuri, ed. Toleransi Di Daerah Rawan Konflik. Jakarta:
Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan
Keagamaan, 2016.
Lidya, Agustina, Pengaruh Konflik Peran, Ketidak jelasan Peran, dan Kelebihan Peran
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan
Publik yang Bermitra Dengan Kantor Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI
Jakarta). Didalam Jurnal Akuntansi Vol.1 No.1 Mei 2009: 4.
Lubis, Ridwan. Agama dalam Dsikrusus Intelektual dan Pergumulan kehidupan Beragama di
Indonesia. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, Pusat Kerukunan
Umat Beragama (PKUB), 2015.
Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU. Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul
Ulama Hasil Keputusan Muktamar Ke-33 NU. Jakarta: Lembaga Ta’lif wan
Nasyr PBNU, 2015.
Mustafa. Hasan, Perspektif Dalam Psikologi Sosial. Didalam Jurnal Adrimitasi Binis,Volume
7, Nomor 2, 2011.
Masduqi, Irwan, Berislam Secara Toleran Teologi Kerunan Umat Bersama. Bandung:
PT.Mizan Pustaka, 2011.
Maellis Ulama. Kerukunan Beragama dari prespektif Negara Ham dan Agama-Agama.
Jakarta: MUI Jakarta, 1996.
Mursid, Ali. Pemetaan kerukunan Kehidupan Beragama di Berbagi Daerah di Indonesia.
Jakarta: Departemen Agama RI Badan litbang dan Puslitbang Kehidupan
Keagamaan, 2009.
Muhsin, Mumuh Z, dkk. Penulusuran Arsip Berbatas Waktu Depok dari masa
pendukukanJepang hinga Orde Baru. Depok: Pemerintah Kota Depok Kantor
Arsip Dan Perpustakaan, 2015.
Mubarok, Kompendium Regulasi Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Pusat Kerukunan
Umat Beragama (PKUB). Sekretariat Jenderal Kementerian Agama.
93
Nurdin, M.Amin dan Absori Ahmadi, Mengerti Sosiologi Pengantar Untuk Memahami
Konsep-Konsep Dasar. Jakarta:UIN Jakarta Pres UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2006.
Peraturan Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri Depok,
Depok : FKUB Depok, 2012.
Rahman, Budhy Munawar ed. Membela Kebebasan Agama. Jakarta: Lembaga study Agama
dan Filsafat (LSAF), dan PUSAD Paramadina, 2015.
Rasyid, Muhammad Makmun. Islam Rahmatan Lil Alamin Perspektif KH. Hasyim Muzadi.
Didalam Jurnal Epistemé, Vol. 11, No. 1, Juni 2016.
Ridwan, Nurr Khalid. NU Dan Bangsa 1914-2010 pergualatan dan kekuasaan. Jogjakarta:
Ar-Ruzz media, 2010.
Syaukani, Imam. Kompilasi Kebijakan Dan Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan
Umat Beragama. Jakarta: Puslitbang kementerian Agama RI, 2008.
Sairin, Weinata ed., Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan Berbangsa: Butir-
butir Pemikiran. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2011.
Scrott, John. Sosiolgi. The Key Concepts. Penerjemah Tim penerjemeh Labsos FISIP
UNSOED. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Seokanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2014.
Toguan Rambe, Pemikran A. Mukti Ali Dan Kronstribusinya Terhadap Kerukunan
Antarumat Beragama. Didalam Al-Lub. Vol 1, No 1, 2016.
Tim M2S Bandung, UUD 1945 Hasil Amademen Dan Proses Amademen UUD 1945
Lengkap. Bandung : M2S, 2004.
Tim Penyusun The Whahid Instute. Laporan Akhir Tahun Kebebasan Beragama dan
Intoleransi 2012 The Whahid Instute. Jakarta: The Whahid Instute dan Yayasan
TIFA, 2012.
Tim Penyusun Puslitbang Kehidupan Beragama, Kompilasi Kebijakan Dan Peraturan
perundangan kerukunan Umat Beragama. Jakarta : puslitbang keagamaan RI.
cet,10, 2008.
Tashandra, Nabila. Survai Kemenag : tingkat kerunan Umat Beragama di Indonesia Tinggi”
Kompas. Com, Rabu 10 Feburari 2006. Diakses 20 Agutus jam 11.11 WIB.
Tim Kementerian Agama RI, 2012, Al-Qur’an dan Terjemahanya. Jakarta: Kementerian
Agama RI.
http://basoliakotadepok.blogspot.co.id/. Diaskes pada tangal Tanggal 16 November 2015.
Pukul 13:00 wib.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif, Diaskes pada tanggal 23 April 2016. Pukul
10:31wib.
94
https://kbbi.web.id/kota Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Kamus versi online/daring
(dalam jaringan). Diaskes pada tangal 29-12-2017 pukul10:20.
Teori Peran, Pengertian, dan Definisi Peran. https://jodenmot.wordpress.com. Diaskes pada
tanggal 19 -12-2016 pukul 12.23.
Visi Dan Misi Basolia Diambail dari. http://basoliakotadepok.blogspot.co.id/p/visi-dan-misi-
basolia.html. diakses pada tanggal 22 Mei 2017, pukul 15:54 WIB.
Wawancara Pribadi dengang H. Raden Salamun Adiningrat. 25 Maret 20017
Wawancara Pribadi dengan Habib Muhsin Ahmad Al-attas. 5 April 2017.
Wawancara pribadi dengan Nasihun Syahroni SE. 11 November 2015.
Wawancara Pribadi dengan Nasihun Syahroni SE. 25 Maret 20017.
Hasil wawancara
Nama : H. Raden Salamun Adiningrat
Jabatan : Ketua PCNU Kota Depok
Tanggal Wawancara : 25 Maret 20017
1.Apa landasan ajaran NU?
“NU itu sebagaimana yang dirusmuskan oleh para pendirinya landasanya adalah Al-
Quran, Assunah, Ijma‟ dan Qiyas. Jadi NU sampai hari ini berbeda dengan ormas-ormas
lain yang kebanyakan tidak mau mengakui Pemikiran-pemikiran para iman-imam yang
sangat mumpuni dalam bidangnya, misalnya: dalam bidang fikih kita ini berpedoman
kepada imam Hanafi, Maliki, Syafi‟i, Hanbali. Dalam bidang tasawuf kita berpedoman
kepada ajaranya Syekh Juned Al-Baghdadi dan Imam Ghozali. Dalam bidang teologi kita
berpedoman kepada pemikiranya Abu Hasan al-Asy „ari dan imam Al-Maturidi. Ini adalah
hak NU yang tidak dimiliki oleh kelompok lain yang ada di Indonesia. Misalnya,
Muhammadiyah adalah kelompok yang tidak memakai madzhab, artinya keberagamaan
mereka murni -menurut mereka- hasil itjihad sendiri. Sedangkan dalam Nahdlatul „Ulama‟
kita menggunakan ijtihad para Ulama salafus sholih yang benar. Manakala ada sebuah
masalah yang tidak ada keputusan para Ulama salafus shalih,maka baru kita berijtihad atau
ijtihad jama„i untuk mengambil keputusan, itulah NU”.
2.Bagaimana sejarah PC NU dibentuk ? Dan mengapa dibentuk ?
“PCNU Kota Depok ini kan sebuah keniscayaan, karena memang dalam Jam‟iyah
Nahdlatul Ulama kepengurusan dibentuk bedasarkan wilayah.Dulu PCNU kota Depok
belum ada, karena dulu kota Depok bagian dari Kabupaten Bogor. Ketika Depok
dijadikan kota Adiministratif dengan tiga kecamatan waktu itu yaitu Pancoranmas, Beji
dan Sukmajaya. Maka dibentuklah Pengrurus Cabang Nahdlatul Ulama. Sehingga ketika
menjelang muktamar 1994 di Jogjakarta,kepengurusan PCNU Kota Depok sudah ada,
karena 1994 Depok sudah menjadi kota administratif. Waktu itu ketua Tanfidziyahnya
K.H. Jundan Suwarman dan Rais Syuriahnya K.H. Abdul Rozaq. Jadi sejarah
dibentuknya karena semata-mata memang aturan jam‟iyah sebuah kota/kabupaten harus
ada kepengurusan tingkat Cabang”.
3.Siapa tokoh yang membentuk? Khususnya di Kota Depok ?
“Di antara yang berjasa dalampembentukan PCNU di Kota Depok adalah dari
Ulama yang datang ke Kota Depok, misalnya K. H. Achmad Sjaichu. Kemudaian K.H.
Achmad Sjaichu ini menjadi sentral yang nanti dibawahnya ada tokoh-tokoh muda seperti
K.H. Drs. Selamet Suryanto, K.H. Drs. Ahmad Mahfudz Anwar ini tokoh yang datang ke
Depok. Nah untuk tokoh tokoh yang asli orang Depok kita bisa sebut misalnya K.H.
Abdul Rozaq, K.H.Ahmad Ridlwan, K.H. Jundan Suwarman, Selamet Riyadi, itu adalah
yang di antaranya orang asli yang ikut membidani awal sejarah NU Kota Depok”.
4. Di Kota ini kepengurusan PC NU dibentuk sejak kapan?
“Kalau dibentuknya PC NU itu bareng dengan terbentuknya kota administratif
Depok. Hanya saja diakui secara resmi Sebagai PC pada saat menjelang muktamar 1994,
yaitu Muktamar di Jogjakarta. Jadi PC NU Kota Depok ini sudah mengikuti muktamar
6 kali. 1. Jogjakarta,2. Cipasung, Jawa Barat, 3. Lirboyo, Kediri,4. Solo, Jawa Tengah, 5.
Makasar, Sulawesi, 6. Jombang, Jawa Timur. Makanya saya sebagai ketua PCNU Depok
sudah kelima kali, saya ketua NU masa khidmat ke 5. Satu,K.H. Jundan Suwarman.
Nah K.H. Jundan dan K.H, A. Mahfudz Anwar, dipertengahan K.H.Jundan S.
K.H.A. Mahfudz A. Jadi ketua gak genap. Lalu K.H.A. Mahfudz genap sendiri. Jadi
antara priode 10 tahun itu ketuanya dua. K.H. Jundan, tapi tidak selesai digantikan K.H.
A. Mahfudz kemudian masanya habis K.H. A. Mahfudz terpilih lagi, nah itu baru dua
periode. Kemudian K.H. Burhanudin Marzuki dua periode. Kemudian saya satu periode.
Jadi sejarah yang paling lama jadi ketua PCNU di Kota Depok baru K.H. Burhanuddin,
karena dua periode full, kalau K.H.A. Mahfudz satu periode lebih, kalau saya sekarang
sedang menjalani kepengurusan, saya belum selesai”.
5. Bagaimana NU mengamalkan asas Pancasila tentang kerukunan Umat Beragama?
“Jadi ketika muktamar 1984 di situ hasil keputusan NU mengakui azas tunggal
artinya lima sila dalam Pancasila secara murni dan konsekwen dilaksanakan oleh orang
NU. Nah kerukunan merupakan bagian dari sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
Umat Nahdlatul Ulama berupaya di setiap tempat temasuk di dalamnya Depok. Kita
menjaga kerukunan karena memang kita bersepakat bahwa dasar Negara kita bukan
Islam. Itu dasar negara Pancasila, sehingga pandangan NU, semua rakyat indonesia,
semua penduduk Depok apapun agamanya itu sama dalam hukum sehingga untuk
mnciptakan kenyamanan, maka diantara para pengikut agama harus ada kesepakatan
dalam kerukunan. Hanya saja dalam konteks di Kota Depok kerukunan beragama ini
dinodai oleh beberapa hal misalnya munculnya aliran sempalan. Misalnya ajaran
Hanafiah Ibrahim, ada ajaran Musaddeq dan sebagainya. Ini bagian dari yang menjadi
racun kerukunan, karena bagaimana mereka itu mengakui bagian dari Islam tapi tidak
sepakat dengan Islam, sehingga menjadi halangan. Misalnya lagi, hari ini yang menjadi
halangan belum tuntas adalah Ahmadiyah. Ahmadiyah itu secara asal muasal mengakui
muslim, sampai sekarang menyebut dirinya Islam. Hanya saja persoalannya melanggar
kesepakatan tawadlu‟ a‟dzam, bahwa Nabi Muhammad Rasulullah SAW adalah Rasul
terakhir. Dan mereka memaksakan adanya nabi setelah Nabi terakhir. Ini kemudian
kerukunan menjadi tercoreng.
Nahdlatul Ulama‟ dalam melihat Ahmadiyah berpedoman kepada status
Ahmadiyah menurut Repubulk Indonesia, misalnya ada fatwa keputusan bahwa
Ahmadiyah itu sekarang setatusnya tidak boleh mengajarkan ajaran siapapun. Artinya
sepanjang Ahmadiyah itu tidak mengajarkan pahamnya kepada orang lain ,agama Islam
atau warga negara lain. Nahdlatul Ulama‟ harus berupaya ikut melindungi Ahmadiyah,
karena hari ini ada orang yang tidak paham seakan-akan orang yang ikut dalam
Ahmadiyah dilarang. Makanya ada penutupan tempat ibadah Ahmadiyah. Karena mereka
berpikir orang Ahmadiyah tidak boleh beribadah. Padahal yang dilarang Ahmadiyah itu
mengajarkan kalau sudah kadung Ahmadiyah dan menjalankan keyakinannya itu harus
dihargai. NU disini beperan memberikan jembatan antara Ahmadiyah dan kelompok-
kolompok yang lain yang memang Ahmadiyah tidak ada sama sekali di Kota Depok.
Dalam pemkiran NU itu sah-sah saja, asal Ahmadiyah sukarela kembali kepada ajaran
Islam yang sebenarnya. Tapi kalau mereka ngotot dengan ke-Ahmadiyahanya NU akan
menghormati mereka. Hanya sepanjang berlaku kepada kelompok dan keluarganya. Kalau
sudah mengajarkan kepada orang lain NU juga akan meberikan semacam teguran.
Karena berarti tidak menjaga konsensus bagi warga negara Indonesia”.
6. Dan Bagaimana sikap NU menghadapi orang di luar NU /sesama muslim dan di luar
muslim?
“Ini kan ada persoalan, misalnya kerukunan menjadi bias atau tidak ketika berjalan
baik atau tidak. Ketika ada pesoalan penolakan rumah ibadah itu kan ada masalah
kerukunan. Jika ini terjadi, NU kembali kepada konstitusi. Kalau Pendirian rumah ibadah
harus sesuai dengan surat keputusan bersama SKB Menteri agama dan Menteri Dalam
Negeri. Maka sepanjang dalam prosesnya seperti itu, maka NU akan menbantu. Tapi kalau
pendirian rumah ibadah bertentangan, maka NU menghalangi juga. Seperti itu
prinsipnya.Hanya memang kemudian ketika sebuah rumah ibadah sesuai SKB dua
Menteri, ketika itu NU mengatensi dibaca lain oleh kelompok ormas Islam lainnya
terhadap sikap NU. Bagi kami itu tidak penting, yang penting Nahdlatul Ulama, karena
menganggap NKRI ini sudah final. Pancasila sebagai dasar negara. Maka apapun bentuk
Gerak dakwahnya kita selalu mengacu pada kepentingan besar ini.Jika kepentingan besar
ini tidak terganggu maka kita bisa berjalan bersama, kalau tidak, kita juga tidak bisa
berbuat apa-apa.
Saya tadi sudah sampaikan bahwa ketika ada persoalan yang menyangkut
kerukunan ditengarai menurut sebagian pihak merugikan Pemerintah. Misalnya ada
kelompok Kristen mendirikan gereja di pemukiman Islam, nah buat NU itu jadi persoalan
atau tidak. Kalau prosesnya sesuai dengan aturan sesuai SKB dua mentri atau tidak.Tapi
kalau dibangun nya di kampung muslim, tapi SKB dua menterinya berjalan baik, maka
NU akan mendukung.Tapi kalau tidak, walaupun itu gereja didirikan ditengah tanah
kosong yang jauh dari penduduk, kalau memang tidak sesuai, kita juga ikut dalam
posisinya melarang.
Kalau yang Bersifat pemikiran kita menhormati cara berfikir syari‟ah amaliyah
misalnya Muhamdiyah dan Persis menganggap qunut subuh tidak ada silakan saja, tidak
ada persoalan. Kalau sudah pandangan keyakinan NU dilarang ngurusin, nah gitu. Nah
kalau misalnya gini ada sebuah persoalan baru misalnya Ahmadiyah. Misalnya dalam
pandangan Muhammadiyah dan dalam pandangan Persis keberadaan Ahmadiyah itu
dilarang atau tidak boleh. Sedangkan dalam pandangan NU tadi, karena yang dilarang
Ahmadiyah tadi itu mengajarkan ajaranyan, tapi kalau sudah kadung ke Ahmadiyah
dihormati. Dalam segi ini kita berbeda, tapi tidak ada persoalan apa-apa. Jadi kita ada dua
prinsip dalam hablum minan naas, “Lanaa a’maaluna walakum a’maalukum” sesama
muslim. Kalau dengan orang diluar islam lakum diinukum waliyadiin itusaja, selama itu
dijaga tidak ada persoalan apa-apa buat orang NU”.
7. Apakah organisasi ini bekerja sama dengan organisasi yang lain?
“Ya, saya sebutkan bahwa Untuk melaksanakan bidang sosial. Seperti bakti sosial
santunan dan sebagainya, NU dengan Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu dan Buda bikin
sebuah lembaga sosial yang namanya BASOLIA. Sedangkan sesama islam, NU bersatu
dalam wadah MUI. itu artinya kita bekerja sama dengan yang lain. Dalam steckholder lain
NU bekerjasama dengan Kepolisian dan Tentara dalam menjaga hal keamanan. Karena
hari ini mencegah munculnya salah satu faktor pecahnya kerukunan adalah munculnya
radikalis. NU tidak lain bekerja sama dengan aparat, bahkan di bulan besok kita akan
melatih para petugas kepolisian tentang pengetahuan agama yang intensif sebagai bekal
mereka terjun di masyarat. Karena memang di kepolisian kurikulum keagamaanyakan
tidak memadahi. Ketika situasinya membutuhkan polisi-polisi ini tahu agama yang lebih
intensif, mereka meminta kita untuk melatih. Ya kita terima”.
8. Bagaimna pandangan NU tentang kerukunan yang terjadi di sini ?
“Asalnya kita ini biasa saja, rukun-rukun saja. Hanya hari ini kerukunan dan
situasi keamanan, ketertiban kita digoda. Digoda oleh beberapa kelompok yang
kemudian tanpa filter menerima ide-ide. Misalnya, pendirian Negara Islam. Pokoknya
Indonesia Pancasila itu namanya musyrik. Nah paham seperti ini,hari ini sudah mulai ada
pengikutnya di Kota Depok dan bahkan menurut informasi dari pihak keamanan
sebetulnya mereka bukan orang Depok, bahkan sebetulnya mereka numpang hidup di
Depok. Nah yang bahaya kalo mereka kemudian menyebarkan pahamnya kalau negara
Indonesia bukan negara Islam berarti Negara kafir dan musyrik, maka boleh diganti dan
harus jihad. Kalau paham ini muncul kemudian diterima oleh masyarakat, ini adalah faktor
utama kerukunan hidup menjadi persoalan faktor utamanya itu. Di sisi lain pelanggaran
atau tindakan menyimpang yang dilakukan sesorang baik beragama Islam maupun tidak.
Biasanya di faktor ekonomi. Jadi ketika seseorang melakukan tindakan-tindakan yang
tidak dikehendaki oleh norma hukum dan agama. Jadi kesimpulannya kerukunan agama
dalam keadaan sedang diuji, walaupun secara umum masih dikatakan biasa setatusnya.
Tapi ada ekstra-ekstalasi meningkat mulai orang menerima paham radikalis ini”.
9. Apa faktor penyebabnya?
“Karena orang tidak belajar agama dari awal dan dasar. Tiba-tiba mendapatkan
doktrin dan dia meyakini doktrin itu benar. Jadi orang–orang Indonesia kemudian
pengikutnya Darwis itu tadinya orang Indonesia yang belum belajar agama yang benar,
tiba-tiba ketemu sama orang kelompok garis keras dan kemudian di indokrinasi dan
masuk. Terakhir faktor ekonomi bisa menyebabkan orang tidak stabil, yang pada suatu
saat akan mengalahkan kerukunan”.
10. Bagaimana pandangan PCNU melihat kehidupan beragama di Kota Depok?
“Karena masih nampak betul, nyata betul,ini yang ditunjukkan oleh Pemerintah.
Beragama itu cenderung kepada agama yang bersifat pesta. Artinya orang ingin sekali
menampakkan bahwa ia beragama. Misalnya gerakan subuh berjama„ah, padahal dari
dulu para ulama‟ kita mengajarkan sholat subuh ya berjama‟ah tidak usah gerakan-
gerakan. Orang itu sudah biasa kok, ini artinya apa. Nampak bahwa kita ini seakan-akan
beragama seneng dimensi bersifat aktraktif. Maulid dibesar-besarkan menghabiskan dana,
tapi tidak edukatif dengan pemikiran. Dampaknya setelah maulid apa. Okelah maulid
banyak besar-besaran, itu suatu yang baik. Tapi manakala orang terjebak pada ritual
akraktif, maka maulid berapa kali pun tidak berubah paradigma beragama. Ini persoalan.
Nah ini nampaknya hal umum di kota Depokini. Jadi substansi apa beragama itudikaji
yang penting maulid itu ngundang Kiai,makan bersama, ada tumpeng, baca maulid selesai
sudah bubar. Lalu apa tidak dipikirkan atau belum dipikirkan, sehingga kita bahasakan
keberagamaan di kota Depok ini walaupun Pemerintahan ingin religius, tapi religius
permukaan saja, belum mendalam, belum internal menjadi landasan perilaku.Mudah
mudahan semakin hari semakin baik”.
11.Menurut Bapak apakah yang mendorong terjadinya kerukunan di sini?
“Kerukuan itu sebetulnya kebutuhan orang itu butuh situasi rukun dan damai. Jadi
ketika kerukunan itu terjadi di bumi kota Depok,karena semua orang yang tinggal di kota
Depok sadar kalau hidup mereka tidak rukun, jangankan membangun,mempertahankan
saja susah, kalau rusuh. Maka kerukunan ini faktor pertamanya semuanya butuh suasana
rukun dan damai. Faktor yang kedua sebetulnya berislam ala Nahdlatul Ulama adalah
berislam yang mengajarkan Islam kedamaian. Nah ketika ajaran inidiamalkan oleh
sebagian orang Depok, maka Depok ini cenderung rukun asalnya. Jadi ada dua hal Islam
Ahlus sunnah wal jama‟ah. Yang diajarkan oleh Nahdlatul Ulama dan yang
dikembangkan NU yang merupakan warisan ajaran para Wali Songo dan merupakan inti
ajaran NabiMuhammad saw. Ini yang dipakai dikota Depok, sehingga cenderung lebih
mudah untuk rukun. Karena dalam Islam, Nahdlatul Ulama‟ itu orang diajarkan
toleransi,orang diajarkan tidak reaktif apa bila ada pihak lain yang berbeda. Karena
berbeda itu bukan kiamat. Ya berbeda saja. Nah ini dua faktor tadi. Faktor yang pertama
memang sesuai kebutuhan. Nah semua sadar, tapi kalau agama yang mengelilinginya
kekerasan, kerukunan tidak ada. Nah di kota Depok mulai dari Depok Kotif sampai hari
ini nyatanya Islam ala ahlus sunnah waljama‟ah NU inilah yang jadi perekat berkembang
di masyarakat makanya ini yang menjadi perekat orang yang menjadi rukun”.
12.Bagaimana menurut Bapak, prospek ke depan dalam menjaga kerukunan di Kota
Depok ini?
“Kerukunan beragama dikota Depok kedepan akan seperti apa, ya kembali pada
kemauan masyrakat. Kemauan masyarakat didorong oleh berbagai dinamika kehidupan,
kemajuan teknologi informasi dan teknologi digital internet itupun bagian yang
menentukan seperti apa bentuk pola kerukunan di kota Depok. Karena kita mendapat
tantangan baru dari dunia medsos. Dimana orang hari ini sangat mudah diarahkan untuk
membenci seseorang atau membenci sesuatu. Menghasut-hasut dimunculkan dalam
medsos, itu adalah sebuah tantangan. Oleh karena itu kedepan organisasi seperti
organisasi Nahdlatul Ulama‟ harus ambil bagian dakwah di dunia itu. Supaya orang tidak
hanya membaca Agama yang merujuk pada kekerasan. Tapi juga Agama yang
lembut,agama santun, agama damai, agama yang melihat kerukuan ala Nahdlatul Ulama‟
tidak menjadi ekstrim. Jadi dalam rangka menjaga kerukunan di kota Depok, ini yang pasti
setiap orang dengan harus sekuat tenaga mengajarkan Islam Rahmatan lil’aalamin ala
NU. Kemudian strategi dakwahnya NU tidak boleh ketinggalan. Harus bisa berdakwah
kepada umat islam kota Depok ataupun ditempat lainnya melalui mediasosial, karena itu
paling rawan yang menimbulkan kekerasan hati orang”.
13.Program apa saja yang disusun PC NU untuk memelihara kerukunan?
“NU itu kan mempunyai beberapa lembaga yang disitu bersentuhan langsung
dengan masayararakt. Tapi kan saya telah mengambil tesis bahwa kerukunan itu godaanya
dua. Ada vertikal dan ekonomi penyimpangan. Oleh karena itu setrategi NU lewat
LDNU, MA„ARIF, dan Lembaga Perekonomian kita berdakwah. Kita memperkenalkan,
meningkatkan, mengembangkan Islam rahmatan lil ‘aalamiin. Lewat lembaga-lembaga
tadi, lewat lembaga dakwah kita ciptakan kader da‟i yang mampu memberikan pendidikan
atau penerangan kepada umat islam tentang Islam Rahmatan lil „aalamiin. Lewat
pendidikan Ma‟arif kita ciptakan kader-kader atau santri yang memang sejak dini kita
didik secara Islam yang dami, Islam santun, Islam yang Hanafiyatus samhah. Yang dari
lembaga perekonomian hari ini tantangannya adalah bagaiman rakyat supaya tidak
terjebak melakukan perbuatan yang melanggar hanya karena lapar. Maka lembaga
perekonomian NU melakukan beberapa advokasi, melakuan beberapa terobosan
membantu beberapa kawasan yang memang di situ bisa dikembangkan ekonomi.
Misalnya di Mampang, kita melalui LPNU bekerja sama dengan da‟i-da‟i Mampang
membentuk Badan Usaha bersama. Kelompok usaha bersama yang menanam singkong
dan membuat jamur dan sebagainya. Di daerah Pengasinan LPNU iu -karena disana
potensi pariswisatanya ada, maka menginisiasi warga setempat agar ketika Situ
Pengasinan dibuka untuk objek wisata yang memanfa‟atkan masyarakat sekitar. Itu dari
sisi dakwah ekonominya.
Sedangkan untuk yang sudah rutin dilakukan lewat Jam’iyah Thoriqoh kita juga
mebiasakan dzikir bersama. Karenadengan dzikir bersama itu sesesorang yang tadinya
cenderung untuk bergeser akan kembali ke jalan yang lurus. Itu beberapa hal yang
dilakukan NU program-program yang menunjang kerukunan. Disamping itu NU dan
ormas agama Islam lainnya memelopori kerjasama lintas agama. Ini penting, diskusi
lintas agama penting. Misalnya kemarin kita menghadiri diskusi kebangsaan di sebuah
gereja. Dikesempatan lain kita ajak para pimpinan gereja diskusi keagamaan di sebuah
majelis taklim, begitu caranya. Dengan cara ini ketika melihat para pucuk pimpinannya
rukun mudah-mudahan umat ikut rukun”.
14.Bagaimana asal mula PC NU membikin Basolia?
“Basolia adalah bagian dari strategi NU untuk memelihara kerukunan.Jadi memang
bentuknya bakti sosial yang berdimensi mebantu orang yang tidak mampu”.
15.Tujuan mendirikan Basolia ?
“Jadi sebenarnya NU bukan membikin, Basolia itu keinginan bersama. Hanya
kalau NU tidak terlibat, bubar. Karena yang dianggap besar itu kelompok Islam,
kelompok Islam diwakili NU. Basolia itu sebenarnya keinginan bersama dari para
Pimpinan agama yang ada di kota Depok, agar supaya ada wadah kebersamaan untuk
menunjang program Basolia tersebut”.
16.Bagaimana seharusnya jika ada konflik antar sesama muslim?
“Semua konflik mungkin saja terjadi. Itu juga terjadi sesama muslim. Semua harus
mengambil peran segera mendamaikan, ya ormas islamnya, ya polisinya, pemerintahnya.
karena tidak bisa diselesaikan sendiri. Misalnya konflik dengan Ahmadiyah yang bergerak
ormas saja, itu tidak bisa. Kalau ada konflik semua harus berperan. Ormas umum dan
ormas agama berperan. Tapi yang lebih berperan itu Pemerintah dan Aparat Keamanan
lebih jauh harus lebih berperan. Jangan terlalu lama dan jangan dibiarkan menjadi bibit-
bibit permusuhan”.
17. Bagaimana seharusnya jika ada konflik antar umat beragama?
“Kalau antar umat beragama, konflik itu semakin hilang manakala kesepakatan
dialog antar umat beragama ini semakin intensif dijalankan. Dan lewat Basolia ini
dijalankan”.
18. Bagaimana kesetaraan umat beragama dalam pandangan PC NU?
“Di atas tadi sudah saya sampaikan bahwa Nahdlatul Ulama‟ itu sudah tidak
ragu dengan pasal Negara Pancasila. Ketika itu menjadi rujukan, maka semua orang
dalam negara Indonesia sama dalam hukum dan pemerintahan, tidak dilihat lagi
agamanya apa. Tetapi manakala ada kasus pemilihan Kepala Daerah yang kemudian
sekelompok agama yang dinyatakan tidak berhak, karenadiaminoritas. Itu sebetulnya
bukan berati kita tidak memandang kelompok agama lain, itu warga kelas
dua,bukan,sebetulnya itu upaya dakwah masing agama-agama. Karena apa dan pada
akhirnya semua sama.ketika orang islam menjadi pemimpin umat islam bangga dan
ketika orang kristen menjadi pemimpin, orang kristen bangga. Jadi sebetulnya wacana
itu lebih kepada internalagama.
Masing-masing agama boleh ngomong untuk menjagokan calon yang seagama,
tapi sebetulnya tidak dalam ruang publik, tapi diruang privat.Karenaapa, karena
memang kita sepakat ini adalah negara kesatuan Indonesia yang berdasarkan negara
Pancasila. IniManakala ketika munculnya sentimen agama dalam sebuah kontekstasi
memilih pemimpin ini akan menjai persoalan”.
19. Apa kasus yang paling menonjol di kota Depok ini: Pendirian rumah ibadah,
Penyiaran Agamaatau Perkawinan Beda Agama?
“Kasus yang paling menonjol dari tiga kasus ini adalah pendirian rumah ibadah.
Tadi Pendirian rumah ibadah ini harus bedasarkan SKB dua Menteri. Dalam
pelaksanaanya terkadang ada yang sudah sesuai dengan SKB dua Menteri, tetapi tidak
bisa dimunculkan karena ada provokasi dari pihak tertentu. Adakalanya juga SKB nya
tidak dihiraukan, tapi orang main bangun saja, main berdiri saja. Penyiaran agama di
kota Depok hari ini kondusif. Hanya saja ada sebagian kecil yang membesar-besarkan
khilafiyah, tetapi sekarang sudah banyak yang ngerti. Karena aksi-aksi itu semua,
sekarang yang tadinya gak suka shalawatan akhirnya jadi ikut shalawatan. Jadi semua
ikut sholawatan dan pada akhinya jadi orang NU semua. Jadi penyiaran agama di kota
Depok tidak ada masalah. Perkawinan beda agama di Depok jarang terjadi. Hanya
pendirian rumah ibadah saja yang paling menonjol, yang merasa bikin gereja dipersulit
masih ada. Tapi kembali kepada tadi SKB dua mentri. Jika dijalankan, maka NU dalam
pihak mendukung. Tapi Kalau tidak ada, NU tidak bisa memberikan hak advokasi
terhadap keutuhan agama lainnya di kota Depok.Kalau itu sudah jujur dijalaninya, tidak
ada alasan kita tidak membantu”.
Hasil wawancara
Nama : Nasihun Syahroni
Jabatan : Sekretaris PCNU Kota Depok dan Ketua Basolia
Tanggal Wawancara : 25 Maret 20017
1.Mohon diceritakan, bagaimana proses pembentukan Basolia ?
“Basolia ini sebuah organisasi masyarakat yang memang dibentuk oleh para
pinpinan majlis agama yang ada di kota Depok. Dan sebelumnya Basolia ini pernah
dideklarasikan di kabupaten Bogor. Kebetulan yang mendeklarasikan lansung ketua
umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama‟, K.H.Dr. Said Agil Siradj. Itu sebelum di
Depok berdiri, Bogor sudah lebih dulu mendeklarasikan. Kemudian yang di Bogor
menjadi pusat dan yang di Depok dianggap sebagai cabang,Basolia cabang kota Depok.
Proses pendirianya pertama kali ada permintaan dari Basolia yang telah didekrasikan
di Kabupaten Bogor agar Depok bisa bediri Basolia. Nah kemudian Basolia Kabupaten
Bogor yang notabenenya pusat itu kemudian berkomunikasi dengan pengurus cabang
Nahdlatul Ulama‟ dan kemudian teman-teman pimpinan Majelis Agama di kota
Depok. Ada Hindu, Buda, Katolik dan Protestan itu berkumpul. Kemudain
merumuskan akan dideklarasikan Basolia di kota Depok. Yaitu proses mula-mula
pendirianBasolia. Dan kemudian bersepakat dideklarasikan Basolia kota Depok. Dan
tanggalnya 28 oktober sekitar 3 tahun lalu, Sekitar 2015, dideklarasikan di Depok, itu
prosesnya.
Untuk mengisi struktur di Badan Sosial Lintas Agama itu diambil dari Majelis-
Majelis Agama yang ikut mendeklarasikan. Dari Islam, Katolik dan kalau Islam itu
diwakili Nahdlatul Ulama‟,dan organisasi Islam yang lain boleh ikut serta dalam gerakan
Basolia ini. Untuk ketua diambil dari NU dan ditunjuk menjadi ketua Badan Sosial
Lintas Agama dan sekretarisnya diambil dari Agama Kristen, dan Bendaharanya diambil
dari Agama Katolik, dan dari perwakilan Majelis Agama yang lain turut melengkapi
srtuktur basolia kota Depok. Dan untuk Dewan Pembina dan Dewan Penasihat diberikan
kepada K.H. Zainuddin Maksum Ali yang notabene Rais Suriyah Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama‟ kota Depok dan didampingi oleh pimpinan Majelis Agama-Agama
yang ada di kota Depok.
Prosenya, semula ada permintaan dari Bogor yang lebih dulu mendeklarasikan
terlebih dulu. Kemudian kita rapat dari wakil-wakil pimpinan Majelis agama yang
dimotori oleh NU dan Agama yang lain berkumpul membahas bagaimana agar
organisasi Badan Sosial Lintas Agama itu di kota Depok bisa berdiri, kemudian
disepakati di dalam rapat itu berdiri sekaligus rencana deklarasi dan penyusunan
sertuktur organisasinya”.
2. Bagaimana Basolia dalam mengembangkan kerukunan di Kota Depok ini?
“Upaya yang dilakukan oleh Basolia dalam mewujudkan kerukunan adalah
dengan menjalankan kegiatan –kegiatan secara bersama di Majelis agama-agama yang
ada di kota Depok. Disamping itu kita juga terjun disekolah dalam rangka memberikan
pencerahan kepada para siswa bahwa keberagaman adalah sebuah sunnatullah. Karena
itu sesuai dengan ajaran agama. Meskipun berbeda agama dan keyakinan, tapi tetap
harus bisa hidup rukun. Kemudian Basolia fokus betul-betul kepada kegiatan sosial di
sektor kesehatan dan bantuan sosial lainya. Bentuk sosilal itu atau kesehatan itu sudah
dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan bakti sosial pengobatan gratis. Nah
pengobatan gratis itu selama sejak bediri itu kita sudah mengadakan kurang lebih tiga
kali. Yang pertama kita adakan di DTC itu dengan peserta masyarakat yang kita coba
berikan pengobatan secara gratis. Dan juga kitamembagikan 100 kacamata, 500 peserta
yang mengikuti. Dan alhamdulillah, acara itu sukses diikuti bersama-sama anggota
Basolia lain yaitu Islam, Kristen,Katolik,Hindu,Budha dan Khonghucu. Ini semua terjun
ikut serta. Yang kedua dilaksanakan dikantor PCNU, di PCNU kurang lebih diikuti oleh
200 orang, kesehatan atau pengobatan yang kita berikan. Juga disamping itu juga
memberikan pelayanan dan pengobatan penyakit umum dan juga penyakit spesialisyaitu
pengobatan gigi yang kita berikan, alhamdulillah berhasil. Kemudian disamping
pengobatan gratis dan pembagian kacamata ada juga kita memberikan Baksos dalam
bentuk bingkisan sembako dan itu dilaksanakan hampir setiap tahun terutama di
menjelang bulan suci Ramadlan, kita berikan dalam bentuk pembagian sembako kepada
kaum Dhu‟afa. Semua kegiatan itu tentu dalam rangka agar masyarakat bisa mengenal
apa itu kebersamaan dan tanpa harus membeda-bedakan asal usul Agamanya. Dalam hal
tindakan sosial dan dalam hal kebaikan tidak mengenal apa Agamanya dan berbuat
baik tidak pilih terhadap Agama siapa yang perlu ditolong, siapa perlu dibantu. Dalam
hal ini tidak dilihat apa Agamnya, hal ini seperti terus kami kembangkan dan mudah-
mudahan pada waktunya Basolia bisa lebih berperan di masyarakat”.
3.Apa kaitan PC NU dengan Basolia?
“Jadi secara struktural memang Basolia dan Nahdlatul Ulama tidak ada
hubungan apa-apa. Tapi karena yang mendirikan adalah Sekjen dari NU. Yakni ketua
NU baik ketua Tanfidziyah maupun Rais Suriyah bersama dengan pimpinan majelis-
majelis Agama di kota Depok. Terkaitannya pendirinya adalah bagian dari NU, tidak
bisa kalo NU saja pendirinya tapi didirikan oleh majelis-majelis Agama yang lain.
Keterkaitannya dalam kegiatan, setiap melakuan kegiatan Basolia lakukan kegiatan
selalu mencantumkan NU sebagai Muslim dan agam-agama lain. Tidak ada secara
suktural maupun tidak ada hubungnya. Hanya hubungan personal saja”.
4.Apa Visi dan Misi Basolia?
“Basolia sebagai sebuah organisasi yang didirikan oleh masyarakat, masyarakat
Agama. Tentunya itu mempunyai tujuan bahwa terbinanya atau terbentuknya
masyarakat dalam kebersamaan tanpa memandang asal-usul Agama, maka terciptanya
kerukunan umat itu tanpa memandang asal-usul Agama. Jadi tidak ada alasan karena
berber-beda agama, kemudian kita tidak rukun. Maka kita pikirkan kedepan oleh
basolia,yang kita wujudkan dengan berbagai macam cara dan upaya, terwujudnya
kerukunan tanpa melihat agamanya”.
5.Bagaimana susunan Organisasi ini?
“Dalam struktur itu tentu kota Depok dianggap bagian cabang dan kabupaten
Bogor sebagai pusat,satu Dewan Pembina dan Dewan Penasehat, kemudianKetua
Harian. Baik Dewan Pembina dan Dewan Penasehat maupun Ketua Harian semuanya
diisi oleh orang-orang yang berasal dari enam Agama yang ada di kota Depok”.
6. Apakah organisasi ini bekerja sama dengan organisasi lain?
“Kami dalam menjalankan progam kegiatan dan untuk mencapai cita-cita
organisasi itu bekerjasama dengan beberapa organisasi, kami pernah bekerjasama
dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)dalam rangka melakukanBakti Sosial Kesehatan,
dan kemudian Lembaga dari “saya lupa namanya” itu. Kemudian pada waktu pengobatan
gratis di DTC bekerjasama dengan pengelola DTC dan Yayasan Obor Berkat Indonesia
(OBI), kemudian dengan beberapa perusahaan kita lakukan pemberian kacamata gratis.
Dan juga bekerjasama dengan beberapa organisasi pengusaha” .
7. Apakah ada yang mendukung gerakan ini? Siapa saja ? mohon dijelaskan !
“Terutama sebagai pen-support yang utama adalah Nahdlatul Ulama‟.
Kemudian organisasi dari majelis agama yang enam itu jadi support utama dalam
kegiatan. Disamping itu ada beberapa personal-personal dari luar yang tidak mengatas-
namakan organisasijuga memberikan support pada kegiatan kita ini. Ada dari DTC juga
pernah memberikan dukungan pada kegiatan Basolia. Kadang-kadang support yang
kami terima semua,diterima tanpa ada syarat-syarat tertentu untuk men-support kami
dalam menjalankan kegiatan”.
8.Apakah faktor terjadinya kerukunan beragama di kota Depok?
“Jadi memang masyarakat di Depok ini, sebuah keniscayaan adanya perbedaan
agama itu biasa. Agama lahir di dunia sudah bermacam-macam dan penganutnya
banyak. Apa faktor-faktor terjadinya kerukunan kita harus diberikan pemahaman agar
perbedaan itu memang kenisacayan adanya. Kita di Agama Islam itu sudah Tuhan yang
memberikan kita, orang lain di Budha, Kristen atau sebagianya, semua harus kita yakini
bahwa perbedaan adalah kehendak Allah. Kita tidak bisa meyakini, bahwa mereka yang
berbeda itu lebih sesat atau salah. Karena mereka itu menjadi agama Budha, menjadi
agama Kristen, menjadi agama Islam sekalipun itu semua sudah kehendak Allah,
kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kita sudah mengikuti saja sambil kewajiban
kita menghormati terhadap pemeluk Agama-Agama yang lain. Itu yang harus kita
kembangkan kepada teman-teman, bahwa perbedaan hal itu tidak dipersoalkan tapi
saling hormat-menghormati. Jangankan berbeda Agama, yang satu Agama juga
berbeda. Kalo ada perbedaan itu harus saling menghormati dan menghargai. Dan itu
harus kita sampaikan kepada umat, bahwa perbedaan tidak harus tidak rukun dalam
beragama dan kita harus rukun dalam perbedaan”.
9.Apakah ada kendala yang dialami? Kalau ada, Kendala apa saja yang dihadapi?
“Memang ini adalah organisasi sosial yang notabene tidak ada apa-apanya atau
belum dikelola secara satu keuntungan. Kalo sosial itu sebagian pengurusnya atau
pengolanya memang bagian dari sisa-sisa waktu yang ada dan tidak ada satupun yang
fokus untuk menjalankan kegiatan sosial. Sehingga program Basolia yang baik ini
kadangkala karena waktu dan keterbatasa sumber daya manusiannya yang sering kali
tidak bisa optimal. Yang menjadi kendala adalah alasan mencari waktu, masing-masing
dibelakangya ada kegiatan karena ada pekerjaan. Sehingga organisasi Basolia ini
dianggap kegiatan sekedarnya dan itu dirasakan oleh hampir semua pengurus. Tentu
kedepan berharap bahwa Basolia ini sebenarnya organisasi yang penting. Mengapa saya
menganggap penting, karenabertujuan mendukung progam pemerintah yang tujuannya
untuk menciptakan kerukunan agama. Memang dari pemerintah kami belum pernah
mendapat dukungan dan men-support apa-apa. Memang kita belum minta, apa yang kita
bisa lakukan kita lakukan dan kami belum minta secara khusus dukungan dan minta
bantuan kepada pemerintah. Meskipun berjalannya seperti ini, dibilang terseyot-terseyot
juga tidak, tapi memang usaha kita juga belum bisa dikatakan maksimal”.
10.Apa saja program Basolia dalam kerukunan?
“Dari awal tadi disampaikan, karena sosial itu cakupannya memang banyak,
sosial itu cabangnya banyak. Sebenarnya kami ingin mensosialisasikan tentang
organisasi Basolia ini kepada seluruh kalangan masyarakat.Tentu yang menjadi target
dari awal semula kami berencana untuk terjun ke beberapa Lembaga Pendidikan,ke
sekolah-sekolah dalam rangka mensosialisasikan Badan Sosial Lintas Agama dan
program-programnya. Namun sampai pada hari ini baru ada 2-3 sekolah yang kita
sempatkan pada waktu itu, bersamaan dengan aksi baksos yang ada di kecamatan
Pancoranmas. Ke depan, terus kita sosialisasikan kepada masyarakat, bahwa Basolia
dengan tujuanya menciptakan kerukunan itu harus tersampaikan dan harus terlihat pada
masyarakat. Disamping baksos-baksos yang kita lakukan, dan memberi sosialisasi-
sosialisasi kemasyarakat langsung dan dunia pendidikan. Biar Basolia itu dikenal,
mereka bisa merasakan bagaimana kita menciptakan kerukunan”.
11. Adakah gangguan yang dihadapi Basolia tentang organisasi ini?
“Untuk selama ini Basolia tidak ada masalah dengan siapapun dalam menjalankan
kegiatannya”.
12.BagaimanaBasolia memandang kekerasan agama-agama lain?
“Kekerasan yang terjadi dalam Agama itu karena tidak adanya pemahaman yang
utuh diantara pemeluk Agama mengenai perbedaan, dan menjadi tugas kita semua untuk
memberikan pencerahan kepada pemeluk Agama mengenai kerukunan”.
13.Bagaimana hubungan Basolia dengan FKUB dalam rangka kegiatan maupun
pemerintahan Kota Depok ?
“Begini berdirinya Basolia dengan FKUB juga tentunya berbeda, latar belakangnya
juga berbeda. Kalo FKUB itu berdirinya atas nama pemerintah dan yang mendirikannya
adalah pemerintah.FKUB anggotanya juga majelis-majelis Agama yang ada. Namum
berbeda dengan Badan Sosial Lintas Agama meskipun lahir dari majelis-majelis Agama
yang ada. Kami lahir tidak di fasilitasi oleh pemerintah. Kami lahir murni dilahirkan oleh
masyarakat,dari masyarakat yang latar belakang masyarakat Agama. Hubunganya apa,
secara sruktural tidak ada, tapi yang pasti dalam beberapa kegiatan pasti ketemu. Kami
bekerja untuk masyarakat dalam menciptakan kerukuanan dan kebersamaan. FKUB juga
melakukan hal yang sama, meskipun peran fisiknya barang kali mungkin berbeda pasti
bisa ketemu, di masyarakat. Hubungan dibilang tidak ada sama sekali. Meskipun
sebagian orangnya yang ada di Basoliaitu sama dengan ada di FKUB. Kami sendiri
belum pernah secara formal maupun non formal antara Basolia dengan FKUB. Saya
pernah mendengar keinginan dari FKUB, bahwa Basolia mau diambil dan menjadi
bagian dari FKUB. Kelahirannya sendiri bukan FKUB yang melahirkan, itu perlu diskusi
panjang. Sebenarnya itu tidak jadi masalah FKUB dengan Basolia mau berhubungan
baik atau berkolaborasi bahkan Basolia mau diadopsi bagian dari FKUB kami tidak
berpikir itu. Tapi dari kami, baik FKUB maupun Basolia itu bisa bekerja untuk
masyarakat, bersama-sama meciptakan kerukunan dan kebersamaan.
Saya tidak tahu persis di benak FKUB melihat Basolia, tapi yang saya harapkan
tentu FKUBmemandang baik pada kami. Dan kami tidak pernah membuat suatu yang
merugikan FKUB dan saya yakin FKUB tidak melakukan hal-hal yang tidak baik
terhadap Basolia. Karena memang bukan kepada lembaganya, memang fokusnya pada
tindakan kita di masyarakat. Ada atau tidak kalau ada lembaganya FKUB dan Basolia
sama-sama tidak melakukan apa-apa di masyarakat buat apa. Berharap Basolia dan
FKUB kedepan sama-sama konsen menciptakan kerukunan di masyarakat”.
Hasil wawancara
Nama : Habib Muhsin Ahmad Al-attas
Jabatan : Ketua FKUB Kota Depok
Tanggal Wawancara : 5 April 20017
1.ApaVisi dan Misi FKUB?
“Visi sudah jelas bahwa dalam prespektif kebangsaan, visi FKUB adalah
menciptakan suasana keberagamaan yang kondusif, rukun dan saling menghargai antar
umat beragama yang ada di Indonesia (agama-agama yang resmi di Indonesia).Sehingga
terciptalah negara yang maju, modern, bermartabat, diwarnai oleh moralitas dan susila
keberagamaan”.
2.Apa peran FKUB di Kota Depok?
“Ya Alhamdulillah FKUB kota Depok ini sudah sesuai dengan apa domainnya
menjalin komunikasi dengan Pemerintah, dengan Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Agama.
Agar tercipta sebuah keharmonisan kehidupan beragama. Kemudian memberikan
sosialisasi tentang PBM (Peraturan Bersama Dua Menteri) kepada Tokoh-tokoh
Masyarakat dan Aparatur Pemerintahan di kecamatan dan Kelurahan. Kemudian
menyelesaikan dan mediasii konflik umat beragama, sehingga tidak menjadi kasus
kekerasan di masyarakat. Dan memberikan rekomendasi pendirian tempat-tempat Ibadah
yang sudah sesuai dengan kebutuhan umat beragama,yang sudah melengkapi dan
memenuhi syarat secara administrasisebagaimana yang diminta oleh PBM”.
3.Bagaimana hubungan FKUB dengan PC NU Kota Depok.?
“Ya selama ini hubungan baik-baik saja. Artinya, karena NU juga mempunyai
perwakilan di FKUB melalui Majelis Agama MUI,melalui majelis Agama Islam dalam
hal ini MUI. Sehingga komunikasi FKUB dengan PC NU baik-baik saja tanpa ada
masalah”.
4.Bagaimana hubungan FKUB dengan Basolia ?
“Basolia itu sebetulnya adalahprogram FKUB. Telah didirikan oleh seseorang, di
antara angota FKUB. Yang diiniasiasi oleh perwakilan Agama Kristen Protestan Pak
Sinaga dengan K.H. Zainuddin Maksum Ali. Mereka mendirikan badan sendiri, padahal
kita sedang bentuk dibawah FKUB, sudah berjalan. Selama ini tidak ada komunikasi dan
karena mereka mendirikan sendiri, tidak ada kewajiban melapor kepada FKUB.Karena
dianggap Basolia ini diluar dari FKUB. Jadi tidak ada komunikasi, tidak ada
koordinasi”.
5.Bagaiman konteks FKUB melihat kehidupan beragama di Kota Depok ini ?
“Sebetulnya kehidupan beragama di Kota Depok cukup harmonis, cukup apa
namannya cukup dewasa umat bergama.Hanya saja memang sudah dimana-mana ada
ria-ria kecil yang berpotensi menjadi konflik umat beragama.Menjadi konflik apabila
tidak ditangani dengan bijak danbaik oleh pemerintah maupun oleh Tokoh-tokoh Agama,
dan Tokoh Masyarakat. Yang perlu kita ingat bahwa semua konflik umat beragama, baik
khususnya di kota Depok maupun ditempat lain, tidak akan lari dalam dua hal.Yang
pertama adalah masalah etika,sebabnya karena etika yang dilanggar.Dan yang kedua
adalah masalah hukum yang dilanggar, itu saja. Jadi Kalau tidak ada dua hal tersebut
yang dilanggar, tidak ada konfik, masalah etika saja.Jaditidak ada satu konfik agama
yang dikarenakan agamanya yang mengajarkan untuk membenci agamayang lain, tidak
ada. Misalnya, Agama Islam mengajarkan umatnya membenci agama lain atau menolak
keberadaan agama lain, itu tidak ada. Atau Agama Kristen mengajarkan itu tidak ada.
Yang menjadi sumber konflik itu biasanya akar permasalahannya adalah masalah
etika. Sudah tahu disitu masyarakat Islam ia tidak pakai etika, tidak nyembah nuwun, dan
tidak sosialisasi. Tiba-tiba mendirikan Gereja untuk Misa Kebaktian, itu kan etika. Atau
memang tidak ada kebutuhan untuk mendirikan tempat ibadah, tidak melalui Undang-
undang Peraturan Dua Menteri ini tidak boleh. Peraturannya untuk dirikan tempat
ibadah atau sebagai kebaktian itu dipakai melanggar hukum itu saja. Jadi ada terjadinya
penolakan, penolakan kebaktian atau apa, bukan karena ajaran agama lainnya, bukan
karena membenci agama. Tapi karena ada pelanggaran hukum dan etika seperti itu”.
6. Bagaimana prospek kedepan dalam menjaga kerukunan?
“Pertama, kita Harus merevitalisasi dan pendewasaan diri kepada tokoh-tokoh agama
dan umat beragama didalam memahami dan menjalani agamanya. Merevitalisasi
pemahaman dan pendewasaan berfikir didalam beragama dan menjalankan
agama.Kedua,harus diciptakan komunikasi dari kedua pihak, semua arah dalam
menciptakan kerukunan umat beragama dalam bingkai kebangsaan ada komunikasi.
Kalau tidak ada komunikasi ya saling curiga.Ketiga, setiap permasalahan harus segera
dimusyawarahkan, dibicarakan secara kekeluargaan Dan meng-intensif-kan dialog antar
umat beragama”.
7. Program apa yang disusun FKUB untuk memelihara kerukunan di Kota Depok ini?
“Progamnya yang pertama, tadi itu, mengadakan dialog umat beragama, memfasilitasi
dialog antaraTokoh Agama, dan Umat beragama. Antara Umat beragama, Tokoh Agama
dengan Pemerintah memberikan sosialiasi dan semacam penyuluhan kerukunan umat
beragama,sudah itu”.
8. Apa ada kasus yang menyulut konflik umat beragama di Kota Depok ? Mohon
dijelaskan.
“Kasus masalah tempat ibadah yang tidak sesuai dengan peraturan PBM. Kemudian
yang tidak beretika, melanggar etika. Lalu kemudian penodaan Agama”.
9. Apa kasus yang paling menonjol di kota Depok ini :
Pendirian Rumah Ibadah, Penyiaran Agama dan Perkawinan Beda Agama
“Yang menonjol itu penodaan Agama. Ahmadiyah dan aliran sesat itu sangat
menonjol. Sama ini, penyelenggaraan kebaktian berkaitan tempat beribadah.Penggunaan
tempat ibadah yang tidak sesuai hukum dan peraturan, itu memicu banyak kasus.
Perkawinan pernah ada masalah,Yohanes (Yones) dan sama Asmiranda itu sempat
mencuat di kota Depok. Masalah perkawinan itu juga terjadi pemalsuan, katanya, dia
mengatakan sudah masuk Islam, tapi ia berbicara belum pernah masuk Islam, jadi
masalah. Akhirnya keluarganya merasa ditipu, KUA-nya merasa ditipu. Ini pernah
menjadi kasus, tapi tidak banyak. Pernah terjadi perkawinan lintas Agama, tapi tidak
mencuat, tidak diangkat publik, tidak ada masalah. Ketika sudah masalah hukum atau
diangkat dimasyarakat jadi berita, itu baru menjadi masalah”.
Wassalam,
Depok, Rabu, 5 April 2017.