Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

6
Peran Pendidikan Karakter Menuju Indonesia Siap MEA 2015 Oleh : Nugraha Putra MEA adalah kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi Asean. Ini merupakan suatu kesepakatan sebagai bentuk penguatan di berbagai sektor, terutama demi pertahanan guncangan global. Implementasi dari kebijakan ini mirip seperti FTA yakni Free Trade Area, tetapi masih dalam ASEAN. Kebijakan ini rencananya masih jauh- jauh hari dilaksanakan, namun karena semakin dibutuhkannya kerja sama bilateral dalam penguatan negara-negara ASEAN dari serangan produk luar negeri maka diajukanlah MEA hingga tahun 2015. Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah pasar terbesar karena jumlah konsumsi yang besar. Tetapi dengan melihat data tingkat persaingan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia masih terlihat di kelas bawah. Artinya kita bisa saja diserang oleh produk-produk luar. Tidak hanya produk luar, tetapi juga oleh serbuan Tenaga Kerja (Skilled Labour) yang bisa menggeser mata pencaharian kita. Oleh karena itu, penguatan di sektor pendidikan menjadi sangat fundamental dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing dan memiliki intelektualitas yang mumpuni. Oleh karenanya perlu pendidikan berkarakter yang berlandaskan akan nilai-nilai ketuhanan sebagai pondasi untuk menyaring arus globalisasi ini. Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan maka selayaknya pendidikan yang berwibawa, fokus pada penguatan tata nilai normatif harus dikembangkan semenjak dini. Dan guru atau pengajar menjadi motivator bagi peserta didiknya dan dapat mengerti akan kebutuhan dari peserta didiknya tersebut. Pendidikan berkarakter ini tentunya berprinsip kepada tata nilai tertinggi, yakni Al-Quran dan Sunnah. Kita harus mencontoh Nabi Muhammad SAW, karena Beliau merupakan “Sang Guru Teladan” yang telah berhasil mendidik para sahabat menjadi manusia-manusia “langit”, yang berkarakter luar biasa, yang tentunya patut menjadi inspirasi maupun teladan bagi dunia pendidikan di Indonesia khususnya. Dimana Rasulullah berhasil membawa sebuah perubahan dimasa jahiliyah dengan kebodohan

description

artikel

Transcript of Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

Page 1: Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

Peran Pendidikan Karakter Menuju Indonesia Siap MEA 2015

Oleh : Nugraha Putra

MEA adalah kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi Asean. Ini merupakan

suatu kesepakatan sebagai bentuk penguatan di berbagai sektor, terutama demi

pertahanan guncangan global. Implementasi dari kebijakan ini mirip seperti FTA yakni

Free Trade Area, tetapi masih dalam ASEAN. Kebijakan ini rencananya masih jauh-

jauh hari dilaksanakan, namun karena semakin dibutuhkannya kerja sama bilateral

dalam penguatan negara-negara ASEAN dari serangan produk luar negeri maka

diajukanlah MEA hingga tahun 2015.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah pasar terbesar karena jumlah

konsumsi yang besar. Tetapi dengan melihat data tingkat persaingan Indonesia

dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia masih terlihat di kelas bawah.

Artinya kita bisa saja diserang oleh produk-produk luar. Tidak hanya produk luar, tetapi

juga oleh serbuan Tenaga Kerja (Skilled Labour) yang bisa menggeser mata

pencaharian kita. Oleh karena itu, penguatan di sektor pendidikan menjadi sangat

fundamental dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing dan

memiliki intelektualitas yang mumpuni. Oleh karenanya perlu pendidikan berkarakter

yang berlandaskan akan nilai-nilai ketuhanan sebagai pondasi untuk menyaring arus

globalisasi ini.

Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan maka selayaknya

pendidikan yang berwibawa, fokus pada penguatan tata nilai normatif harus

dikembangkan semenjak dini. Dan guru atau pengajar menjadi motivator bagi peserta

didiknya dan dapat mengerti akan kebutuhan dari peserta didiknya tersebut.

Pendidikan berkarakter ini tentunya berprinsip kepada tata nilai tertinggi, yakni

Al-Quran dan Sunnah. Kita harus mencontoh Nabi Muhammad SAW, karena Beliau

merupakan “Sang Guru Teladan” yang telah berhasil mendidik para sahabat menjadi

manusia-manusia “langit”, yang berkarakter luar biasa, yang tentunya patut menjadi

inspirasi maupun teladan bagi dunia pendidikan di Indonesia khususnya. Dimana

Rasulullah berhasil membawa sebuah perubahan dimasa jahiliyah dengan kebodohan

Page 2: Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

dan keburukan akhlak masyarakat di masa itu, kemudian dengan didikan dan bimbingan

dari Rasulullah dengan konsep maupun metode yang jelas, masyarakatnya dapat

berubah menjadi manusia yang beriman, beradap maupun berkarakter.

Islam sebagai petunjuk bagi semua umat manusia tidak lah mendapatkan

kedudukannya dengan pedang, tetapi didapatkan dengan kesederhanaan seorang Rasul

yang disertai dengan keyakinannya yang mutlak kepada Tuhan dan Risalahnya. Ini lah

karakter-karakter yang telah menyiapkan jalan dan melompati semua kesulitan yang ada,

bukannya dengan pedang atau pun kekerasan.

Ironis melihat kondisi rakyat di negeri ini, kondisi umat Islam benar-benar

terpuruk. Penduduk yang mayoritas muslim ini sekarang telah terpuruk dalam berbagai

krisis multi dimensi. Mulai dari krisis ekonomi sampai krisis aqidah dan krisis moral.

Banyak pejabat di Negri ini yang kita dengar melakukan korupsi. Hukum dan keadilan

belum bisa ditegakkan. Yang jadi pedagang berbuat curang dan menipu konsumen. Tak

terlepas juga di kalangan Pelajar, banyak kita mendengar tawuran ataupun kenakalan

lainnya dari para pelajar. Alhasil, karakter anak bangsa ini tengah dalam kondisi yang

memprihatinkan. Kejujuran telah menjadi barang langka. Keadilan semakin jauh

dirasakan. Kezaliman semakin menggurita. Kemaksiatan semakin merajalela.

Kondisi-kondisi seperti ini merupakan kondisi pelemah bagi Sumber Daya

Manusia Negri ini. Disamping memang secara skill, keterampilan masyarakat Indonesia

dirasa kurang bersaing. Tentunya masalah-masalah di atas merupakan akar dari

permasalahan, bila masyarakat dengan nilai-nilai positif hadir, maka akan memiliki

daya saing yang baik. Seorang guru tentunya harus memiliki jiwa pendidik,

memberikan semangat dan motivasi serta dapat mengerti akan kondisi-kondisi peserta

didiknya. Sehingga tidak hanya menjadi orang yang hanya “membacakan buku”, yang

sebenarnya bisa dilakukan oleh semua siswanya di rumah, tapi bagaimana seorang guru

bisa menumbuhkan semangat membaca dan menjadikan membaca sebagai kewajiban

bagi muridnya tanpa paksaan dengan perasaan senang dan ikhlas. Tentunya guru yang

seperti itu datang dari kualitas diri yang baik pula, bekerja dengan penuh tanggung

Page 3: Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

jawab dan mengerti akan arti pentingnya ilmu pengetahuan. Nilai-nilai positif tersebut

tentunya muncul dengan pendidikan karakter.

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sangatlah penting. Kalau dari definisi, karakter dapat

diartikan sebagai sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan yang melekat

pada setiap diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan.(munir abdullah).

Menurut Fatchul Muin, karakter dibentuk dari pengalaman dan pergumulan hidup.

Dimana pada akhirnya, tatanan dan situasi kehidupanlah yang menentukan terbentuknya

karakter masyarakat. Pendidikan karakter sendiri memiliki esensi dan makna yang sama

dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk

pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik.

Individu yang berkarakter baik atau unggul tentunya akan berusaha melakukan

hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara

bahkan di dunia Internasional dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya

dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasi perasaanya. Hal ini juga senada

dengan makna kata Tarbiyah (pendidikan) dalam Bahasa Arab yang dimaknai sebagai

sampainya sesuatu ke tahap sempurna secara berangsur-angsur.

Makna pendidikan secara umum bisa dikatakan telah include ke dalam

pendidikan karakter sendiri. Karena pendidikan sendiri merupakan sebuah proses yang

tujuannya membangun intelektual, moral, keterampilan bahkan fisik dari peserta didik.

Jadi sasaran pendidikan itu lazimnya membangun pribadi manusia secara komprehensif,

yaitu : olah fikir, olah hati, olah raga, olah karsa dan olah keterampilan. Dengan kata

lain pendidikan itu membangun kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan

kecerdasan sosial.

Kondisi terkini Sumber Daya Manusia Indonesia

Dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN, tentunya penduduk

Indonesia tidak mau menjadi budak di rumahnya sendiri. Para pelajar dan mahasiswa

Page 4: Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

selayaknya harus sudah siap dengan kondisi yang akan dihadapi ke depan. Tantangan

yang paling ringan mungkin dari penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa inggris.

Pelajar di tingkat SMA dan mahasiswa diharapkan sudah fasih dalam berbahasa inggris.

Hal ini akan terwujud bilamana lingkungan sekitar kita juga mendukung untuk

terciptanya suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dalam Bahasa Inggris tersebut.

Pendidikan tentunya tidak hanya semata menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis, tapi

lebih dari itu pendidikan merupakan proses yang yang berkesinambungan yang akan

memberikan semangat juang bagi anak bangsa ini untuk terus meningkatkan

kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya.

Pendidikan sejatinya dimulai sejak di dalam kandungan. Orang tua harus

menguasai terlebih dahulu prinsip dasar akan ilmu yang menjadi pegangan dalam

mendidik anak-anaknya kelak. Terkadang dalam sistem pendidikan di negara kita,

terdapat banyak konflik kepentingan dengan pendidikan moral itu sendiri. Itulah

sebabnya pendidikan di Negri ini lebih terlihat sekuler, karena para pengajar sendiri

tidak mendapatkan pendidikan yang baik secara akhlak sehingga jauh dari nilai-nilai

positif. Hal ini tentunya berpengaruh bagi peserta didik yang menjalani proses belajar-

mengajar tersebut. Sehingga nilai-nilai positif tersebut menjadi terpisah dari proses

belajar-mengajar itu sendiri.

Pendidikan anak harus mendapatkan perhatian yang sangat besar semenjak dini.

Karena bila proses in terlewat, maka akan menimbulkan hilangnya karakter itu sendiri

yang akan berakibat fatal, diantaranya rusaknya timbangan, goncangan pemahaman,

berbenturan dengan fitrah manusia, hilangnya keutamaan, idealisme serta nilai-nilai

luhur yang Islami, serta melahirkan materialisme dan sekularisme. Termasuk disini

dalam mendidik anak di waktu kecil adalah dengan mengajari dan membiasakan

akhlak-akhlak yang baik tersebut. Seperti berkata jujur, sopan santun, menghormati

yang tua dan menyayangi yang muda, tanggung jawab dan sebagainya. Hal ini tentunya

disertai teladan dari orang tua atau pendidik itu sendiri.

Anak-anak akan selalu memperhatikan dan meneladani sikap dan perilaku orang

dewasa. Apabila mereka melihat kedua orang tuanya berperilaku jujur, mereka akan

Page 5: Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

tumbuh dalam kejujuran. Oleh karena itu, jangan sekali-kali orang tua berbohong

terhadap anaknya dengan cara apapun. Maka dengan pendidikan yang benar sejak dini

ini, diharapkan benar-benar bisa melahirkan generasi yang shaleh, yang memiliki akidah

yang benar takwa kepada Allah dan memiliki karakter yang baik dan berakhlak mulia.

Dengan diberlakukannya MEA ini, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi

para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai

kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar

negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa

ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para

wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakerjaan bagi Indonesia. Tentunya

dengan proses pendidikan yang baik tadi akan memberikan pengaruh terhadap

terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.

Saat ini, dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah

bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta

fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat

keempat di ASEAN (Republika Online, 2013). Tentunya ini bukan pelemah semangat

bagi kita. Memang sangat banyak hal yang harus dibenahi dalam proses pendidikan kita

tadi. Butuh kerjasama semua pihak untuk bisa menjalankan proses pendidikan yang

berorientasi kepada Al-Quran dan Sunnah tersebut. Semua komponen yang ada di

dalamnya, haruslah lebih paham dahulu akan makna dan maksud dari proses yang akan

dijalani tersebut. Oleh karena itu perlu pendalaman dan keteguhan hati dalam memulai

proses yang baik ini.

Dengan kokohnnya pondasi yang ada dalam membangun sebuah peradaban,

yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah maka tentunya akan terbentuk Sumber Daya

Manusia yang baik, bermartabat dan memiliki integritas serta mampu bersaing dalam

kondisi apapun. Sehingga ke depan, Bangsa ini tidak lagi dipandang dengan sebelah

mata oleh Negara lain, dan mampu mewujudkan masyarakat yang Madani tentunya dan

mampu bersaing dalam menghadapi MEA tahun 2015 ini.

Page 6: Peran Pendidikan Menuju Indonesia Siap MEA 2015

Daftar Pustaka

1. N.n. (2013). Indonesia Hanya Menduduki Peringkat Empat di ASEAN2. Association of Southeast ASIAN Nations (2008). ASEAN ECONOMIC

COMMUNITY BLUEPRINT. Jakarta: ASEAN Secretariat.

3. Abdullah Munir, Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak

dari Rumah, Yogyakarta: Pedagogia, 2010

4. Ansor Mujib, Pendidikan Karakter Berbasis Sunnah Nabi. Malang: Pustaka

Al-Umm,2013