PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING...

14
PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING) MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP PEMAHAMAN SISWA TENTANG MITIGASI BENCANA BANJIR PADA MATA PELAJARAN IPS-GEOGRAFI SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana S- 1 Program Studi Pendidikan Geografi Disusun Oleh: BEKTI ROMADHANINGSIH A 610 100 035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING...

1

PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING)

MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MITIGASI BENCANA BANJIR

PADA MATA PELAJARAN IPS-GEOGRAFI SISWA KELAS VII

DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna Mencapai derajat Sarjana S- 1

Program Studi Pendidikan Geografi

Disusun Oleh:

BEKTI ROMADHANINGSIH

A 610 100 035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

3

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Bekti Romadhaningsih

Nim : A 610100035

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Geografi

Jenis : Skripsi

Judul : Peran Pembelajaran Otentik (Authentic Learning) melalui

Lubang Resapan Biopori terhadap Pemahaman Siswa

tentang Mitigasi Bencana Banjir pada Mata Pelajaran

IPS-Geografi Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4

Surakarta

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan

karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan,

serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum

yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

dipergunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, 15 Juli 2014

Yang Menyatakan

Bekti Romadhaningsih

4

PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING)

MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MITIGASI BENCANA BANJIR

PADA MATA PELAJARAN IPS-GEOGRAFI

SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

Oleh

Bekti Romadhaningsih

A 610100035

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat pemahaman siswa

mengenai mitigasi bencana banjir sebelum adanya pembelajaran otentik

(authentic learning) melalui lubang resapan biopori pada mata pelajaran IPS-

Geografi (2) perbedaan pemahaman siswa tentang mitigasi bencana banjir sesudah

adanya peran pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan

biopori di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 4 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Kelas yang digunakan

dalam penelitian sebanyak 3 kelas menggunakan purposive sampling. Kelas VII

A, VII B dan VII C menerapkan pembelajaran otentik (authentic learning). Data

diperoleh melalui angket tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) mitigasi

bencana banjir, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan uji

validitas, reliabilitas, persentase dan uji beda menggunakan paired sample t test

dengan bantuan SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan: adanya peningkatan

rata-rata pemahaman siswa pada masing-masing kelas mengenai mitigasi bencana

banjir pada test awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Hal ini dapat dilihat dari

rata-rata persentase pemahaman siswa pada masing-masing kelas yaitu kelas A,

rata-rata pemahaman pada saat test awal (pretest) sebanyak 89.17%, sesudah

diberikan pembelajaran pada tes akhir (posttest) rata-rata pemahaman siswa

meningkat 94.00%. Pada kelas B, rata-rata pemahaman pada saat test awal

(pretest) sebanyak 89.83%, sesudah diberikan pembelajaran pada tes akhir

(posttest) rata-rata pemahaman siswa meningkat 92.42%. Pada kelas C, rata-rata

pemahaman pada saat test awal (pretest) sebanyak 88,53%, sesudah diberikan

pembelajaran pada tes akhir (posttest) rata-rata pemahaman siswa meningkat

92.64%. Hasil analisis statistik uji perbedaan pemahaman siswa tentang mitigasi

bencana banjir sesudah adanya pembelajaran otentik (authentic learning) melalui

lubang resapan biopori pada masing-masing kelas diantaranya; kelas VII A dan

VII C terdapat perbedaan pemahaman mitigasi bencana banjir, sedangkan pada

kelas VII B tidak terdapat perbedaan pemahaman mitigasi bencana banjir.

Kata kunci : Pembelajaran Otentik (Authentic Learning), Mitigasi, Banjir.

1

PENDAHULUAN

Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo (2006) menyebutkan

Kota Surakarta memiliki pengalaman

banjir pada Tahun 2009 yang tersebar

di wilayah Solo utara. Cakupan banjir

meliputi Kadipiro, Banyuanyar,

Sumber, Nusukan dan Gilingan yang

masuk wilayah Banjarsari. Banjir yang

melanda Sumber utara yang berdekatan

dengan Jembatan Komplang dan di

RW IX Nusukan, sebelah utara Kali

Anyar menyebabkan ruas Jalan

Mangunsarkoro tergenang, sehingga

arus lalu lintas melambat.

Banjir merupakan salah satu

bentuk daya rusak air dan merupakan

fenomena alam yang terjadi akibat

tingginya curah hujan dan tidak

cukupnya kapasitas badan air (sungai

atau saluran drainase ) untuk

menampung dan mengalirkan air.

Pertumbuhan penduduk yang semakin

meningkat dan perkembangan kota

yang tidak seimbang dengan daya

dukung lingkungan menyebabkan

daerah-daerah yang sebenarnya

berfungsi sebagai daerah resapan

menjadi hilang dan hampir seluruh

volume air hujan menjadi aliran

permukaan yang menimbulkan banjir

(Robert J. Kodoatie, 2013).

Belajar dari pengalaman

tentang kejadian bencana alam yang

besar dan berbagai bahaya yang ada

maka dipandang perlu untuk

mengajarkan kepada peserta didik

tentang pengurangan resiko bencana di

sekolah. Melalui pendidikan di sekolah

siswa dapat meningkatkan penguasaan

konsep dan sikap terhadap ancaman

bencana di sekitar. Pendidikan

kebencanaan dapat dilakukan dengan

memadukan antara kompetensi dasar

dalam kegiatan pembelajaran dengan

pembelajaran di luar kelas seperti

melakukan praktek.

Pembelajaran mitigasi

bencana alam dapat diwujudkan

melalui pendidikan kebencanaan di

sekolah.

Pembelajaran otentik

(authentic learning) adalah sebuah

pendekatan pembelajaran yang

memungkinkan siswa menggali,

mendiskusikan, dan membangun secara

bermakna konsep-konsep dan

hubungan-hubungan, yang melibatkan

masalah nyata dan proyek yang relevan

dengan siswa (Donovan, Bransford &

Pallegrino, 1999). Pembelajaran otentik

dapat diintegrasikan dalam

pembelajaran IPS-Geografi dan

disesuaikan dengan materi pelajaran

yang ada, dilakukan di luar kelas

dengan membahas solusi-solusi

masalah lingkungan yang berkaitan

dengan kebencanaan seperti mitigasi

bencana banjir dengan menggunakan

lubang resapan biopori.

Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan salah satu mata ajar di

dunia pendidikan. Pengetahuan,

pemahaman dan keterampilan

berprilaku dalam mencegah,

mendeteksi, mengantisipasi bencana

secara efektif dapat ditransformasikan,

disosialisasikan melalui pendidikan

IPS-Geografi yang secara khusus

membahas mengenai isu-isu masalah

lingkungan dan kebencanaan.

SMP Muhammadiyah 4

Surakarta berada di Desa Sumber, Kota

Surakarta. Sekolah tersebut pernah

mengalami banjir pada tahun 2007

akibat hujan yang deras dan bambu

yang masuk ke tanggul menyumbat

aliran di tanggul, air menjadi tertahan

di bantaran tanggul Kali Anyar, air

tidak bisa mengalir mengakibatkan

tanggul jebol, air kemudian masuk ke

1

2

perkampungan dan sekolah serta akibat

luapan air dari anak sungai Kali Pepe

dan menyebabkan jebolnya tanggul

Kali Anyar yang berada di sekitar

sekolah. Sekolah tersebut berada di

daerah cekungan sehingga ketika hujan

datang dengan intensitas tinggi maupun

rendah sebagian wilayah tergenang air.

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa

mengenai mitigasi bencana banjir

sebelum adanya pembelajaran otentik

(authentic learning) melalui lubang

resapan biopori pada mata pelajaran

IPS-Geografi dan mengetahui

perbedaan pemahaman siswa tentang

mitigasi bencana banjir sesudah adanya

peran pembelajaran otentik (authentic

learning) melalui lubang resapan

biopori di SMP Muhammadiyah 4

Surakarta.

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Sekolah yang digunakan

dalam penelitian ini adalah SMP

Muhammadiyah 4 Surakarta

dengan alamat Jalan Ahmad Yani

Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan

Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota

Surakarta, Jawa Tengah. Terhitung

mulai bulan Oktober sampai

dengan bulan Februari 2014.

2. Populasi, Sampel dan Sampling

a. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono

(2006:80), populasi adalah

wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam

penelitian ini mencakup seluruh

siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 4 Surakarta

yang berjumlah 150 siswa.

b. Sampel

Menurut Sugiyono

(2006:81), sampel adalah

bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Sampel dalam

penelitian ini terdiri dari 3

kelas, yaitu kelas VII A, VII B,

dan VII C.

c. Sampling

Pengambilan sampel

dalam penelitian ini

menggunakan nonprobability

sampling yaitu purposive

sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Sampel

pada penelitian ini berjumlah 97

responden. Responden

dikelompokkan dari 5 rombel

yang ada di kelas VII kemudian

diambil 3 kelas yang diwakili

oleh satuan kelas yaitu VII A,

VII B, VII C yang akan

dijadikan sampel penelitian.

Pertimbangan

pengambilan sampel tersebut

adalah karena anak-anak

memerlukan perhatian khusus

dan mereka sering diidentifikasi

sebagai orang yang harus lebih

diprioritaskan baik sebelum,

saat dan sesudah terjadinya

bencana. Rentang usia anak-

anak di bawah 18 tahun

memerlukan proteksi terhadap

bencana. Kelas VII merupakan

2

3

kelompok yang paling rentan di

sekolah, karena peserta didik

tersebut memiliki pengetahuan

yang masih terbatas, fisik yang

lemah dan psikis yang masih

labil.

3. Variabel Penelitian a. Variabel bebas (independent)

dalam penelitian ini adalah

peran pembelajaran otentik

(uuthentic learning).

b. Variabel terpengaruh

(dependent) dalam penelitian ini

adalah pemahaman siswa

mengenai mitigasi bencana

banjir. Mitigasi bencana banjir

dalam penelitian ini difokuskan

pada tujuh indikator menurut

Pribadi, Krishna S, dkk (2008)

yaitu :

a) Penyebab banjir non manusia

Curah hujan

Jebolnya tanggul

Tersumbatnya saluran

pembuangan air hujan

(drainase)

b) Penyebab banjir akibat ulah

manusia

Menempati dataran banjir

Perubahan lahan terbuka

menjadi bangunan

Penggundulan hutan yang

menyebabkan hilangnya

perakaran

Pendangkalan/sedimentasi

Langkah yang digunakan yaitu

dengan menggunakan kuesioner

mitigasi bencana banjir yang akan

diberikan kepada siswa kelas VII A,

VII B dan VII C. Soal kuesioner akan

diberikan pada awal pembelajaran

(pretest) dan akhir pembelajaran

(posttest).

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian

ini sebagai Berikut :

a. Tinjauan Pustaka

Pengetahuan dalam studi

kepustakaan ini digunakan

untuk melengkapi data

sekunder. Data sekunder adalah

data yang diperoleh dari

instansi-instansi tertentu. Data

diperoleh dari membaca buku,

jurnal, surat kabar, artikel atau

bentuk tulisan lainnya yang

secara umum berkaitan dengan

topik penelitian mitigasi

bencana.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data

dengan cara memberi

seperangkat instrumen

pertanyaan yang harus dijawab

responden. Teknik kuesioner

dianggap teknik yang cocok

digunakan apabila jumlah

respondennya cukup besar.

Dalam penelitian ini, kuesioner

diberikan kepada siswa kelas

VII SMP Muhammadiyah 4

Surakarta untuk mengetahui

peran pembelajaran otentik

(authentic learning) lubang

resapan biopori terhadap

pemahaman siswa mengenai

mitigasi bencana banjir.

c. Dokumentasi

Dokumentasi peng-

ambilan gambar maupun data

secara berkala yang digunakan

untuk memperkuat hasil dari

observasi dan kuesioner.

Dokumentasi pada penelitian

ini bertujuan untuk

mendapatkan data sekunder

berupa foto arsip sekolah yang

3

4

rusak akibat banjir, proses

pembelajaran di kelas.

d. Wawancara

Wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan

data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan

menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-

hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Sumber informasi adalah

guru yang ada di daerah

penelitian. Wawancara dengan

narasumber dilakukan dengan

tatap muka secara langsung.

Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan informasi data

penelitian yang kaitannya

dengan peristiwa banjir yang

pernah terjadi di daerah

penelitian.

5. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan

untuk menguji hipotesis dalam

rangka menentukan kesimpulan

untuk mencapai tujuan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan

pemahaman siswa mengenai

mitigasi bencana banjir setelah

adanya penerapan pembelajaran

otentik (authentic learning) melalui

lubang resapan biopori pada mata

pelajaran IPS-Geografi siswa kelas

VII SMP Muhammadiyah 4

Surakarta.

Analisis data penelitian ini

dilakukan melalu uji secara

kuantitatif dengan menggunakan

metode statistik. Hal ini dilakukan

untuk menyajikan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca

dan diinterprestasikan. Metode

statistik digunakan untuk

mengumpulkan data, menyajikan

dan menganalisa serta memberi

kesimpulan. Teknik analisa data

menggunakan presentase rata-rata

pemahaman siswa pada tes awal

(pretest) dan tes akhir (posttest),

serta uji paired sample t test untuk

melihat perbedaan pemahaman

mitigasi bencana siswa setelah

adanya peran pembelajaran otentik

(authentic learning) melalui

lubang resapan biopori pada mata

pelajaran IPS-Geografi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pembelajaran yang

dilakukan pada kelas VII A, VII B

dan VII C menggunakan

pembelajaran otentik (authentic

learning) di masing-masing kelas

pada mata pelajaran IPS-Geografi.

Kompetensi dasar yang digunakan

di dalam pembelajaran yaitu 4.3

mendeskripsikan kondisi geografis

dan penduduk Indonesia. Pada

pembelajaran otentik (authentic

learning) siswa mencoba untuk

membangun sebuah jawaban

mereka sendiri dan memverifikasi

ketika guru mengungkapkannya.

Pembelajaran otentik

(authentic learning) pada siswa

kelas VII A, VII B dan VII C

dilakukan di dalam dan di luar

lingkungan kelas, sehingga siswa

dapat mengeksplorasi pelajaran

yang terkait dengan lingkungan

dan kebencanaan khususnya

bencana banjir.

Berdasarkan hasil tes awal

(pretest) sebelum adanya materi

mitigasi bencana pada kelas VII A,

rata-rata pemahaman dari 31 siswa 4

5

adalah sebanyak 89.17%,

sementara setelah adanya peran

pembelajaran otentik (authentic

learning) melalui lubang resapan

biopori jumlah rata-rata

pemahaman siswa mengenai

mitigasi bencana banjir meningkat

sebesar 94.00%. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat

pemahaman siswa kelas VII A

mengenai mitigasi bencana banjir

yang terdiri dari 7 parameter

termasuk di dalam kategori baik

dengan peningkatan rata-rata

sebesar 4.83%. Peningkatan rata-

rata pemahaman siswa setelah

adanya peran pembelajaran otentik

(authentic learning) melalui

lubang resapan biopori dapat

terjadi dikarenakan pada proses

pembelajaran siswa terlibat aktif

seperti mencari bahan / materi di

dalam buku pelajaran maupun

internet, beberapa siswa memiliki

rasa ingin tahu dan aktif bertanya.

Hasil statistik menunjukkan

bahwa nilai t hitung adalah sebesar

-3.08 dengan sig 0.004. Karena sig

< 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak, artinya rata-rata

pemahaman siswa pada tes awal

(pretest) dan tes akhir (posttest)

adalah berbeda. Artinya: ada

perbedaan pemahaman antara test

awal (pretest) dan tes akhir

(posttest) pada siswa kelas VII A.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan

pada pembelajaran otentik ini

menekankan kegiatan otentik

dimana siswa aktif mengeksplorasi

pembelajaran berdasarkan

pengalaman, adanya rasa ingin

tahu mereka terhadap hal-hal baru

yang belum pernah mereka

terapkan di dalam pembelajaran.

Siswa aktif bertanya dan mampu

memberikan penjelasan mengenai

materi yang mereka pelajari serta

mampu membantu teman sebaya

yang belum mengerti materi

pembelajaran melalui diskusi kelas

dan di luar kelas (praktek).

Perbedaan pemahaman siswa

terjadi setelah adanya

pembelajaran otentik mengenai

mitigasi bencana banjir melalui

pembuatan lubang resapan biopori,

dimana siswa tidak hanya

mempelajari mengenai pengaruh

dari letak astronomis dan geografis

tetapi juga mengidentifikasi

bencana yang dapat terjadi akibat

dari pengaruh letak astronomis dan

geografis khususnya bencana

banjir yang dapat di atasi melalui

pembuatan lubang resapan biopori.

Pemahaman peserta didik tidak

hanya mengenai teori-teori solusi

untuk mencegah banjir tetapi

mereka juga melakukan praktek

pembuatan lubang resapan biopori

di lingkungan sekolah. Peserta

didik mencatat hal-hal yang sudah

mereka dapatlam saat proses

pembelajaran di luar kelas

(praktek), sehingga peserta didik

dapat memahami tindakan serta

solusi di dalam mengurangi resiko

bencana banjir yang ada di sekitar

dan peserta didik mendapat

pengetahuan serta pemahaman

sehingga mereka mampu

mengaplikasikannya di luar

lingkungan sekolah. Berdasarkan

hasil tes awal (pretest) sebelum

materi mitigasi bencana banjir

diberikan pada siswa kelas VII B

yang berjumlah 33 siswa,

diperoleh data nilai rata-rata tes

awal (pretest) berkenaan dengan

mitigasi bencana banjir adalah

sebesar 89.83%. Setelah adanya 5

6

materi mitigasi bencana banjir

dengan menggunakan

pembelajaran otentik (authentic

learning), diketahui tes akhir

(posttest) tingkat pemahaman

mitigasi bencana banjir pada siswa

kelas VII B meningkat menjadi

92.42%. Hal ini menunjukkan

bahwa adanya peningkatan rata-

rata pemahaman siswa mengenai

mitigasi bencana banjir setelah

adanya peran pembelajaran otentik

(authentic learning) melalui

pembuatan lubang resapan biopori

sebesar 2.59%. Menunjukkan

bahwa tingkat pemahaman siswa

kelas VII B mengenai mitigasi

bencana banjir yang terdiri dari 7

parameter termasuk di dalam

kategori baik. Peningkatan

pemahaman mitigasi bencana

dapat terjadi karena siswa aktif di

dalam pembelajaran, siswa mampu

menerapkan pembelajaran

berdasarkan pengalaman dan

bertanya kepada peneliti mengenai

hal-hal yang kurang dimengerti.

Berdasarkan hasil analisis

statistik diketahui bahwa nilai t

hitung adalah sebesar -1.50 degan

sig 0.142 Karena sig > 0.05 maka

dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima, artinya rata-rata

pengetahuan siswa pada tes awal

(pretest) dan tes akhir (posttest)

adalah sama (tidak berbeda).

Artinya: tidak ada perbedaan

pemahaman antara test awal

(pretest) dan tes akhir (posttest).

Hal ini dapat terjadi karena peserta

didik sejak awal sudah memiliki

pemahaman yang baik sebelum

adanya pembelajaran otentik

melalui lubang resapan biopori dan

pada pembelajaran otentik

menekankan kepada kegiatan

otentik dimana peserta didik

terlibat membangun jawaban

mereka sendiri berdasarkan

pengalaman, pengetahuan yang

pernah mereka dapatkan di luar

proses pembelajaran sehingga

ketika membahas mengenai teori

maupun hal yang berkaitan dengan

keadaan lingkungan khususnya

kebencanaan peserta didik sudah

mampu mengidentifikasi dan

memahami tindakan sebelum, saat

dan sesudah terjadinya bencana

serta potensi bencana yang ada di

daerah mereka. Pembelajaran

otentik sudah berhasil memberikan

kenaikan nilai pemahaman siswa

mengenai mitigasi bencana banjir,

hal ini terlihat dari adanya

peningkatan hasil jawaban

kuesioner setelah adanya

pembelajaran otentik melalui

lubang resapan biopori dan sudah

mencapai kategori pemahaman

yang diharapkan.

Berdasarkan hasil tes awal

(pretest) sebelum adanya materi

mitigasi bencana pada kelas VII C,

rata-rata pemahaman dari 33 siswa

adalah sebanyak 88.53%,

sementara setelah adanya peran

pembelajaran otentik (authentic

learning) melalui lubang resapan

biopori jumlah rata-rata

pemahaman siswa mengenai

mitigasi bencana banjir meningkat

sebesar 92.64%. Sehingga

mengalami peningkatan rata-rata

pemahaman sebesar 4.12%. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat

pemahaman siswa kelas VII C

mengenai mitigasi bencana banjir

yang terdiri dari 7 parameter

termasuk di dalam kategori baik.

Peningkatan rata-rata pemahaman

siswa setelah adanya peran 6

7

pembelajaran otentik (authentic

learning) melalui lubang resapan

biopori dapat terjadi dikarenakan

pada proses pembelajaran siswa

terlibat aktif seperti mencari bahan

/ materi di dalam buku pelajaran

maupun internet, siswa aktif

bertanya dengan teman sebaya dan

peneliti jika ada hal yang kurang

dimengerti. Berdasarkan hasil

analisis statistik diketahui

bahwa nilai t hitung adalah

sebesar -2,75 dengan sig 0.010.

Karena sig < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak,

artinya rata-rata pemahaman

siswa pada tes awal (pretest)

dan tes akhir (posttest) adalah

berbeda (tidak sama). Artinya:

ada perbedaan pemahaman

antara test awal (pretest) dan tes

akhir (posttest). Hal ini dapat

terjadi dikarenakan sebelum

pembelajaran dimulai siswa

mengeksplorasi pengalaman

yang pernah mereka dapatkan di

luar pembelajaran seperti di

media televisi maupun buku

atau internet, pada saat proses

pembelajaran siswa dengan

aktif menjawab dan bertanya

kepada peneliti mengenai hal-

hal yang belum dimengerti,

siswa mampu menemukan

fakta-fakta atau isu yang sedang

terjadi di sekitar lingkungan

seperti kebencanaan yang sering

melanda daerah sekitar, siswa

mampu berinteraksi dengan

sesama dan mengklarifikasi /

memverifikasi jawaban yang di

berikan oleh teman sebaya di

saat proses pembelajaran.

Adanya perbedaan pemahaman

mengenai mitigasi bencana

banjir menunjukkan bahwa

peserta didik dapat memahami

materi pembelajaran yang sudah

di dapatkan di kelas maupun di

luar kelas dengan adanya

pembelajaran otentik dimana

siswa tidak hanya mendapatkan

teori saat proses pembelajaran

berlangsung, tetapi siswa telah

mengaplikasikannya di luar

pembelajaran (praktek)

khususnya materi mengenai

mitigasi bencana banjir melalui

pembuatan lubang resapan

biopori di lingkungan sekolah

serta peserta didik menjadi lebih

memahami materi pembelajaran

hal ini juga ditunjukkan dengan

adanya peningkatan dan

perbedaan pemahaman setelah

adanya pembelajaran otentik

dan melakukan praktek

pembuatan lubang resapan

biopori.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan analisis data statistik tentang

peran pembelajaran otentik (authentic

learning) melalui lubang resapan

biopori terhadap pemahaman siswa

tentang mitigasi bencana banjir pada

mata pelajaran IPS-Geografi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan

pemahaman siswa mengenai

mitigasi bencana banjir sebelum

adanya pembelajaran otentik

(authentic learning) lubang

biopori pada mata pelajaran

IPS-Geografi pada masing-

masing kelas yaitu VII A, VII B

dan VII C.

2. Terdapat perbedaan pemahaman

siswa pada kelas VII A dan VII

C mengenai mitigasi bencana

7

8

banjir sebelum dan sesudah

adanya pembelajaran otentik

melalui lubang resapan biopori,

sedangkan pada siswa kelas VII

B tidak terdapat perbedaan

pemahaman mengenai mitigasi

bencana banjir sebelum dan

sesudah adanya pembelajaran

otentik melalui lubang resapan

biopori di SMP Muhammadiyah

4 Surakarta.

8

9

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung : Yrama Widya.

Baar, Sarth and Shermis. 1978. The Nature of the Social Studies. Palm Spring

California : ETC Publications.

Beale, R. and Jackson, T. 1990. Neural Computing : An Introduction.

Philadelphia : Institute of Physics Publishing.

Daldjoeni, N. 1981. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Alumni.

Deumert, A, & Spratt, C. 2005. “Authentic Teaching as the Context for Language

Learning”. Educational Technology & Society. 8, 83-93.

Donovan, M. S, Bransford, J. D, dan Pellegrino, J. W. (Eds.). 1999. How people

learn: Bridging Research and Practice. Washington, DC : National

Academy.

Dufty, D. G .1970. Designing Integrated Course, in Teaching About Society.

Sydney: Rigby.

Herrington, J., Reeves, T., Oliver, R. and Woo, Y. 2004. Designing authentic

activities for web-based courses. Journal of Computing in Higher

Education : 16 (1) : 3-29.

Joyce, B dan Weil Marsha. 1980. Models of Teaching. Englewood Cliffs, New

Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Kodoatie, Robert J. 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta :

Andi.

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar pendidikan : sebuah studi awal tentang

dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mims, Clif. 2003. Authentic Learning: A Practical Introduction & Guide for

Implementation. Middle School Computer Technologies Journal a

service of NC State University : 6 (1) : 1-3.

10

Pribadi, S. Krishna. 2008. Buku Pegangan Guru : Pendidikan Siaga Bencana.

Bandung: Pusat Mitigasi Bencana – Institut Teknologi Bandung.

Pristanto, Adhitya Irvan. 2010. Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat

Tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Tirtomartani

Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta (Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Geografi). Yogyakarta :

FISE Universitas Negeri Yogyakarta.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

R. Brata Kamir dan Nelistya Anne. 2008. Lubang Resapan Biopori. Jakarta :

Penebar Swadaya

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : PT

Refika Aditama.

Suyanto, Bagong. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta : Prenada Media

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta : Ar-Ruzz

S. Robert Timothy. 2004. Online Collaborative Learning: Theory and Practice.

United States of America : Idea Group Inc.

Watagodakumbura, Chandana. 2013. “Authentic Learning Experience: Subtle But

Useful Ways To Provide It In Practice”. Contemporary Issues In

Education Research. 6, 299-303.