Peran Konselor Dan Keterbatasan Konseling Eksistensialisme

2
KONSELING EKSISTENSIAL Peran Konselor Para penganut eksistensialisme mengganggap bahwa setiap klien itu unik. Oleh karena itu, konselor peka terhadap semua aspek karakter klien, seperti suara, postur, ekspresi wajah, pakaian dan gerakan tubuh yang tidak disengaja. Dalam proses konseling, seorang konselor seyogyanya tetap berkonsentrasi untuk bersikap autentik terhadap klien dan masuk ke dalam hubungan yang lebih dalam dan personal dengannya. Konselor seyogyanya terus berusaha untuk selalu bersama klien dan memahami serta merasakan kondisi emosi dan mental kliennya. Untuk melakukan hal tersebut, konselor perlu untuk mengekspresikan perasaannya sendiri. Dalam proses konseling, konselor eksistensial juga diminta untuk berbagi pengalaman pribadi dengan klien, hal ini dilakukan untuk memperdalam hubungan dan membantu klien untuk menyadari perjuangan dan sisi kemanusiaannya. Konselor memusatkan diri pada hubungan orang dengan oran yang menekankan pada aspek kebersamaan, kesatuan, dan pertumbuhan. Konselor eksistensial berfungsi sebagai model bagaimana mencapai potensi individual dan membuat keputusan. Berkonsentrasi membantu klien mengalami perasaan subjektif, mendapatkan pemahaman diri yang lebih jelas, dan bergerak maju ke arah penetapan cara baru dalam hidup di dunia. Fokusnya adalah hidup secara produktif di masa kini, bukan mencari masa lalu pribadi. Juga berfokus pada masalah manusia yang paling pokok, seperti kematian, kebebasan, isolasi, dan ketidakberartian.

description

counseling

Transcript of Peran Konselor Dan Keterbatasan Konseling Eksistensialisme

Page 1: Peran Konselor Dan Keterbatasan Konseling Eksistensialisme

KONSELING EKSISTENSIAL

Peran Konselor

Para penganut eksistensialisme mengganggap bahwa setiap klien itu unik. Oleh karena itu,

konselor peka terhadap semua aspek karakter klien, seperti suara, postur, ekspresi wajah,

pakaian dan gerakan tubuh yang tidak disengaja. Dalam proses konseling, seorang konselor

seyogyanya tetap berkonsentrasi untuk bersikap autentik terhadap klien dan masuk ke dalam

hubungan yang lebih dalam dan personal dengannya. Konselor seyogyanya terus berusaha

untuk selalu bersama klien dan memahami serta merasakan kondisi emosi dan mental kliennya.

Untuk melakukan hal tersebut, konselor perlu untuk mengekspresikan perasaannya sendiri.

Dalam proses konseling, konselor eksistensial juga diminta untuk berbagi pengalaman pribadi

dengan klien, hal ini dilakukan untuk memperdalam hubungan dan membantu klien untuk

menyadari perjuangan dan sisi kemanusiaannya. Konselor memusatkan diri pada hubungan

orang dengan oran yang menekankan pada aspek kebersamaan, kesatuan, dan pertumbuhan.

Konselor eksistensial berfungsi sebagai model bagaimana mencapai potensi individual dan

membuat keputusan. Berkonsentrasi membantu klien mengalami perasaan subjektif,

mendapatkan pemahaman diri yang lebih jelas, dan bergerak maju ke arah penetapan cara

baru dalam hidup di dunia. Fokusnya adalah hidup secara produktif di masa kini, bukan mencari

masa lalu pribadi. Juga berfokus pada masalah manusia yang paling pokok, seperti kematian,

kebebasan, isolasi, dan ketidakberartian.

Keterbatasan

1. Pendekatan ini belum menghasilkan model konseling yang berkembang secara penuh.

Para ahli yang menekankan tahap- tahap perkembangan pada konseling sangat setuju

dengan kritik ini.

2. Pendekatan ini kekurangan program pelatihan dan pendidikan. Setiap praktisi adalah

unik. Meskipun keunikan berharga, hal ini menghambat teori pengajaran sistemik.

3. Pendekatan ini sulit diterapkan di luar tingkatan individual karena sifatnya yang subjektif.

Pendekatan ini kurang memiliki keseragaman yang dapat dipahami dengan mudah oleh

konselor pemula.

4. Pendekatan ini lebih dekat pada filosofi eksistensial daripada teori konseling lain.

pendekatan ini membatasi kegunaannya dalam beberapa kasus.